STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH...

100
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang maju dan berhasil sangat penting bagi kehidupan manusia, karenanya tinggi derajat seseorang tergantung taraf pendidikannya, hal ini sebagai mana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Mujadalah ayat 11 sebagai berikut: ِ عَ فْ رَ ي له ل اَ نْ يِ ذَ ّ ال اْ وُ نَ م اْ مُ كْ نِ مَ نْ يِ ذَ ّ الَ وَ مْ لِ ع لْ واُ $ تْ وُ & اْ $ اتَ ) جَ رَ دُ له ل اَ و اَ مِ ) بَ نْ و0 ُ لَ مْ عَ $ تَ رْ يِ 6 بَ جDemikian juga dalam surah Az-Zumar ayat 9, Allah SWT berfirman. ْ لُ $ ق.... ْ لَ ه ىِ وَ $ نْ سَ يَ نْ يِ ذَ ّ الَ نْ وُ مَ لْ عَ تَ نْ يِ ذَ ّ الَ وَ لاَ نْ وُ مَ لْ عَ ت.....

description

STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH ALIYAH IZHARIL ULUM MARTAPURA TIMUR) KABUPATEN BANJAR

Transcript of STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH...

Page 1: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang maju dan berhasil sangat penting bagi kehidupan

manusia, karenanya tinggi derajat seseorang tergantung taraf pendidikannya, hal

ini sebagai mana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Mujadalah ayat

11 sebagai berikut:

ع� ف�� �ر� �ن� الل�ه ي ذ�ي و�ا ال�� �م� ام�ن�� �ك �ن� م�ن ذ�ي �م� و�ال�� �لع�ل وا و�ت��� ات� أ ج�� د�ر�

�م�ا و�الله� �و�ن� ب �ع�م�ل �ر� ت �ي ب خ�

Demikian juga dalam surah Az-Zumar ayat 9, Allah SWT berfirman.

�و�ى ه�ل� .... ق�ل� ت �س� �ن� ي �ذ�ي �م�و�ن� ال �ع�ل �ن� ي �ذ�ي � و�ال �م�و�ن� ال �ع�ل .....ي

Berdasarkan ayat-ayat di atas jelaslah perbedaan antara orang yang

berilmu pengetahuan dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan, terutama

dalam menghadapi kemajuan zaman yang penuh dengan pertentangan dan

cobaan, untuk menghadapi semua itu maka media pendidikanlah yang dianggap

salah satu media yang ampuh, selain keimanandan ketaqwaan tentunya.

Berkenaan dengan maksud di atas salah satu cara untuk mencerdaskan

bangsa, hal ini senada degan tujuan pendidikan nasional yang terutama dalam

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

1

1

Page 2: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Karakteristik kurikulum yang mencakup didalamnya penuyusunan

kurikulum, pembinaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum seperti pembagian

tugas mengajar pada guru-guru, penyusunan program atau rencana pengajaran

tahunan, persiapan harian dan mingguan, dan sebagainya memerlukan

manajemen yang terorganisir.

Guru adalah pendidikan profesional dan ilmuan dengan tugas utama

mentranformasika, mengembanmgakn, dan menyeberluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengambdian kepada

masyarakat.

Dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

pasal 1 ayat 1 tersebut di atas jelaslah terlihat adanya pemikiran yang dapat

mengembangkan suatu iklim belajar mengajar dimana iklim itu dapat

menumbuhkan kondisi yang bersikap dan berprilaku terampil.

Pengembangan sporadis di beberapa pesantren utama telah mengambil

bentuk kegiatan pokok, Pertama, pengembangan yang mengambil bentuk

berdirinya beberapa sekolah non-agama (seperti SMP dan SMA) disamping

sekolah-sekolah agama tradisional yang telah ada di pesantren. Bentuk yang

kedua adalah kegiatan pokok berupa penyempurnaan kurikulum campuran

“Agama dan Umum” yang telah berada beberapa puluh tahun dan kemudian

1 Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidkan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.7.

2

Page 3: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

dikembangkan dalam lembaga-lembaga kependidikan tingkat tinggi yang berupa

fakultas-fakultas agama.2

Dalam kegiatan belajar mengajar tentu hasil mengajar tentu hasil yang

ingin dicapai adalah sebuah keberhasilan. Keberhasilan dalam pembelajaran

tidak terlepas dari peran aktif seorang guru, yang menyumbangkan kemampuan

dan ilmunya dalam mencerdaskan anak didik, karena guru merupakan faktor

penting dalam keberhasilan pendidikan sesuai yang diterangkan dalam Undang-

Undang tentang Sistem Pendidikan nasional bahwa: ”Pendidikan merupakan

tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbing dan

pelatihan”.3

Adapun karakteristik yang ada di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid

Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar pembelajaran dengan

menggunakan kitab kuning dan buku paket umum. Dalam pelaksanaan

pembelajaran guru membaca kitab dan menterjemahkan kedalam bahasa

Indonesia dan menjelaskan, sedangkan siswa mendengarkan dan menyimak

serta mencatat apa yang telah dijelaskan oleh guru.

Dalam upaya ini guru sangat menentukan sejauh mana kurikulum itu

akan berhasil pelaksanaannya di sekolah. Karena itu dapat dilihat bahwa

perwujudan kurikulum di sekolah dapat dikaitkan sebagai kurikulum tidak resmi.

Maka dapat dipahami bahwa membina kurikulum bukan pekerjaan yang

mudah, semua yang terkait dengan pembinaan terhadap diri siswa harus

2 Abdurrahman Wahid. Bunga Rampai Pesantren, (CV. Dharma Bhakti, 1989), h.158-159.

3 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang Sisdiknas, (Jakarta: Ditjend Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003), h. 51.

3

Page 4: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

dipikirkan matang-matang agar hasil ang diperoleh dapat bermanfaat dalam

kehidupan anak didik.4

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang karakteristik

kurikulum pesantren, dengan judul Karakteristik Pengajaran Agama Islam

Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran

Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

B. Penegasan Judul

Untuk menghindari kesalah pahaman dan untuk memudahkan dalam

memahami maksud dari judul diatas. Berikut ini dijelaskan beberapa istilah

yang terdapat dalam judul diatas, yakni :

1. Karakteristik

Karakteristik adalah ciri-ciri khusus, mempunyai sifat khas sesuai

dengan perwatakan tertentu.5 Jadi yang dimakusud dengan krakteritis

disini adalah ciri-ciri khusus pengajaran agama Islam Kurikulum

Pesantren, seperti menggunakan kitab kuning, kurikulum lebih banyak

pendidikan agama, siswa dituntut untuk melaksanakan ibadah.

2. Pengajaran

Pengajaran berasal dari kata ajar yang berarti nasehat, cara-cara

atau petunjuk yang disampaikan kepada orang agar diketahui atau

dituruti.6 Jadi yang dimaksud dengan Pengajaran adalah proses belajar

mengajar untuk menyampaikan materi kepada siswa.

4 Ahmad, dkk, Pegembangan Kurikulum (Bandung: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke.11, h. 161-162.

5 Daryanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997), h.327.6 Santoso, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: CV.Pustaka Agung, tth), h.21

4

Page 5: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

3. Kurikulum

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada

lembaga pedidikan.7

4. Pesantren

Pesantren adalah asrama tempat para santri memperdalam ilmu/

mengaji.8

5. Guru

Guru adalah orang yang kerjanya mengajar, perguruan, sekolah,

gedung tempat belajar, perguruan tinggi , universitas.9 Guru adalah

pendidik profesioal dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah.10

6. Madrasah

Madarasah adalah sekolah atau perguruan berdasarkan agama

Islam.11

Jadi yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah ciri khusus

kurikulum Pondok Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran

Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar

C. Rumusan Masalah

7 Aditya Nagara, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 1998), h.358

8 Ibid. h.446.9 Dese Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2003), h. 161.10 Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosesn, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2008)., h..311 Ibid. h.380.

5

Page 6: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Beranjak dari latar belakang masalah dan penegasan judul diatas maka

penulis dapat merumuskan permaslahan yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di

Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul

Kabupaten Banjar?

2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran

Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid

Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas maka tujuan pendidikan yang akan

dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Karakteristik Pengajaran Agama Islam

Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran

Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik

Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah

Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

E. Signifikansi Penelitian

Hasil dari penelitian ini berguna :

1. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi usaha meningkatkan karakteritik

kurikulum pesantren di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran

Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

6

Page 7: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

2. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis, khususnya

dalam masalah yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

3. Sebagai bahan bacaan dan memperkaya khazanah perpustakaan STAI

Darussalam Martapura.

4. Sebagai bahan study dan perbandiangan untuk penelitian lebih lanjut.

F. Alasan Memilih Judul

Ada beberapa alasan yang melatar belakangi penulisan untuk menulis

judul diatas:

1. Pelaksanan karakterisik kurikulum pesantren pada Di Madrasah

Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar

di perlukan, karena Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran

Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar menggunakan pesantren.

2. Karakteritik kurikulum pesantren adalah cara yang efektif digunakan pada

Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul

Kabupaten Banjar yang menggabungkan antara kurikulum umum dengan

kurikulum pesantren.

3. sistem karakteritik kurikulum pesantren adalah strategi meningkatkan belajar

mengajar di sekolah, maka terlaksana atau tidaknya sistem ini sangat

tergantung pada pihak guru sebagai orang yang memegang kendali dalam

proses belajar mengajar di sekolah.

G. Sistematika Penulisan

7

Page 8: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Dalam penulisan skripsi ini, penulis bagi kedalam lima bab

pembahasan dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, terdiri atas latar belakang, penegasan judul,

perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian,

signifikasi penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II Tinjauan teoritis berisi tentang Pengertian Pondok Pesantren,

Dasar dan Tujuan Pendidikan di Pesantren, Kurikulum

Pesantren Sebagai Kebutuhan Maysarakat

BAB III Metode penelitian, yang terdiri dari populasi dan sampel

penelitian, sumber data, teknik pengolahan data dan analisa

data.

BAB IV Laporan hasil penelitian, mencakup gambaran umum

lokasi penelitian penyajian data, dan analisis data.

BAB V Penutup, mencakup tentang kesimpulan dan saran.

BAB II

8

Page 9: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pengajaran

Siapapun tidak akan pernah menyangkal bahwa kegiatan belajar

mengajar tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dengan penuh makna. Di

dalamnya terdapat sejumlah norma untuk ditanamkan ke dalam ciri setiap

pribadi anak didik.

Pengajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan.

Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang

megajar dan anak yangbelajar. Perpaduan dari kedua unsur manusia ini lah

terjadi interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya.

Di sana semua komponen tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum

pegajaran dilaksanakan.12

Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaliknya dilakukan untuk

menciptakan kondisi belajar megajar yang dapat mengantarkan anak didik ke

tujuan. Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar

yang menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih

banyak mendatangkan kegiatan pengajaran yang kurang harmonis. Anak

didik gelisah duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing. Kondisi

ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran.

B. Macam-macam Komponen Pengajaran

Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan pengajaran megandung

12 Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Banjarmasin: Rineka Cipta, 1995), h.37.

9

9

Page 10: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegaitan

belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi.

1. Tujuan

Tujuan adalah cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan

suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa

tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian

dalam menentukan kearah mana kegiatan pengajaran itu akan dibawa.

Tujuan dalam pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai

normative. Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai

yang harus ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu nantinya akan

mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan

sosialnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah.13

Ny. Dr. Roestiyah. N.K mengatakan bahwa suatu tujuan

pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance)

murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan

pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu

hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekdar suatu

proses dari pengajaran itu sendiri.14

2. Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam

proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar

tidak akan berjalan. Karena itu guru yang akan megajar pasti memiliki

dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak

13 Ibid. h.4214 Ibid. H.42-43.

10

Page 11: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

didik.15

3. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar megajar adalah initi kegiatan dalam pendidikan.

Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam

proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan

melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan

menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. 16

4. Metode

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru

tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu

pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli

psikologis dan pendidikan.17

5. Alat

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka

mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesutu yang dapat

digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi,

yaitu alat sebagai perlengkap, alat sebagai pembantu mempermudah

usaha untuk mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.18

6. Sumber Pelajaran 15 Ibid. h.43.16 Ibid. h.4417 Ibid. h.46.18 Abu Ahmad dan Widodo Supriyono, Psikologi Beljaar, (jakarta: Rinek Cipta, 1991),

h.47.

11

Page 12: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Yang dimaksud dengan sumber-sumber bahan dan belajar adalah

sebagai sesuatu yang dapat diperguanakan sebagai tempat di mana bahan

pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Dengan

demikian, sumber belajar itu merupakan bahan/materi untuk menambah

ilmu pengertahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Sebab

pada hakikatnyabelajar adalah untuk mendpaatkan hal-hal baru

(perubahan).19

7. Evaluasi

Roestiyah N.K mengatakan bahwa evaluasi kegiatan

mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang

bersagkutan degan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan

hasil eblajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan

kemampuan belajar.20

C. Karakteritik Pengajaran

Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan pengajaran tidak terlepas

dari karakteristik tetrentu, yang menurut Edi Suardi sebagai berikut:

1. Pengajaran memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam

suatu perkembangan tertentu.

2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Kegiatan belajar mengajar ditandai degan suatu penggarapan materi yang

khusus.

19 Syaiful Bahri Djamrah, op.cit, h.48.20 Ibid, h.50.

12

Page 13: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

4. Ditandai dalam aktivitas anak didik

5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing

6. Dalam kegiatan belajar megajarmembutuhkan disiplin

7. Ada batas waktu

8. Evaluasi, dari seluruh kegiatan di atas, masalah evaluasi bagian penting

yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melaksananakn kegaitan

pengajaran.21

D Pengertian Pondok Pesantren

Keberadaan pondok pesantren dan masyarakat merupakan dua sisi

yang tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling mempengaruhi.

Sebagian besar pesantren berkembang dari adanya dukungan masyarakat,

dan secara sederhana muncul atau berdirinya pesantren merupakan inisiatif

masyarakat baik secara individual maupun kolektif. Begitu pula sebaliknya

perubahan sosial dalam masyarakat merupakan dinamika kegiatan pondok

pesantren dalam pendidikan dan kemasyarakatan.

Berdasarkan kondisi pesantren yang sedemikian rupa, maka konsep

pesantren menjadi cerminan pemikiran masyarakat dalam mendidik dan

melakukan perubahan sosial terhadap masyarakat. Dampak yang jelas adalah

terjadi adalah terjadi perubahan orientasi kegiatan pesantren sesuai dengan

perkembangan masyarakat. Dengan demikian pondok pesantren berubah

tampil sebagai lembaga pendidikan yang bergerak dibidang pendidikan dan

sosial. Bahkan lebih jauh dari itu pesantren menjadi konsep pendidikan

21 Ibid.h.39-41.

13

Page 14: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

sosial dalam masyarakat Muslim baik di desa maupun di kota.22

Keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam

tertua di Indonesia, telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyebaran

slam dan telah banyak berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat.

Sejarah perkembangan pondok pesantren menunjukan bahwa lembaga ini

tetap eksis dan konsisten menunaikan fungsinya sebagai pengajaran ilmu-

ilmu agama Islam (tafaqquh fiddin) sehingga dari pesantren lahir para kader

ulama, guru agama, mubaligh yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Pondok adalah rumah untuk sementara waktu; untuk merendahkan

diri; Madrasah atau asrama (tempat mengaji, belajar agama Islam dsb).

Pondok berasal dari bahasa Arab Funduq yang berarti hotel, asrama, rumah,

dan tempat tinggal sederhana. Setiap pesantren pada umumnya memiliki

pondokan. Pondok dalam pesantren pada dasarnya merupakan dua kata yang

sering penyebutannya tidak dipisahkan menjadi "Pondok Pesantren", yang

berarti keberadaan pondok dalam pesantren merupakan wadah

penggemblengan, pembinaan dan pendidikan serta pengajaran ilmu

pengetahuan.23

Pengertian Pondok Pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan

pe- dan akhiran -an berarti tempat tinggal santri.

Pesantren adalah lembaga pendidikan yang bercirikan adanya kyai,

pondokan dan santri yang mukmin.

Menurut kamus umum bahasa Indonesia "pesantren adalah sebagai

22 M. Bahri Ghazali, MA, Pesantren Berwawasan Lingkungan. (Jakarta: Prasati, 2002), hal. 13

23 Ibid. h.19.

14

Page 15: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

asrama dan tempat murid-murid belajar mengaji".

Drs. H. Amal Fathullah Zarkasyi, MA. Dilihat dari katanya pesantren

berasal dari kata "santri" mendapatkan awalan pe dan akhiran an, yang

berarti tempat untuk tempat tinggal. Sedangkan kata pondok dalam bahasa

Indonesia berarti kamar dengan bangunan yang sederhana. Pondok dalam

bahasa Arab bisa berarti funduq yang berarti kamar tidur atau tempat untuk

tempat tinggal yang terbuat dari bambu.

Santri adalah model manusia yang terbaik dalam umat Rasulullah

SAW, sebagaimana yang disyariatkan dalam sebuah Hadits: "Sebaik-baik

kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan yang mengajarkan nya.

Menurut Nurcholish Madjid ada dua pendapat berkaitan dengan

istilah pesantren. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa "santri"

berasal dari kata sastri, sebuah kata dari bahasa Sanskerta yang artinya

melek huruf, kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri

sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa dari kata cantrik, berarti seseorang

yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru itu pergi menetap.24

Melihat pengertian di atas penulis mengartikan pesantren sebagai

tempat pendidikan Islam baik formal ataupun non-formal, sebagaimana

tempat untuk beribadah dan mencari ilmu kepada guru atau kyai yang

dijadikan sebagai figur dan moral force bagi seluruh penghuni pondok dan

juga kepada masyarakat di sekelilingnya.

E. Dasar dan Tujuan Pendidikan di Pesantren

24 Anonim, “Apa Itu ondok Pesantren” http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/01

15

Page 16: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Setiap bangunan yang kokoh dan kuat haruslah mempunyai dasar

pijakan yang kokoh dan kuat pula, agar bangunan tersebut dapat berdiri

tegak. Demikian pula suatu usaha, kegiatan dan tindakan sadar dan disengaja

harus mempunyai dasar sebagai tempat berpijak yang kokoh. Oleh sebab itu

pendidikan Islam sebagai pendidikan yang berusaha membentuk manusia-

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau

lebih jauh lagi menciptakan "insanul kamil", tentunya harus mempunyai

landasan yang kokoh pula, agar semua kegiatan yang tercakup dalam

dimensi pendidikan Islam selalu terjalin dan tetap tegak di dunia ini.

Pesantren memiliki tujuan yang secara esensial, adalah tujuan

pendidikan Islam itu sendiri, yaitu mewujudkan manusia-manusia yang

mampu merealisasikan 'ubudiyah kepada Allah dalam kehidupan pribadi dan

bermasyarakat serta agar menjadi manusia yang mampu menjalankan fungsi

dan perannya sebagai kholifah dimuka bumi. Tujuan pendidikan pesantren

tersebut dapat diperinci dalam sasaran umum dan khusus. Secara umum

tujuan pendidikan di pesantren adalah :

1. Pembentukan kepribadian Muslim

2. Mencetak da'i yang handal

Adapun sasaran khususnya adalah membentuk santri yang memiliki

karakteristik:

1. Bersih aqidahnya (salimu al-Aqidah)

2. Shohih ibadahnya (Shohu al-Ibadah)

3. Kokoh kepribadian / akhlaqnya (Matinu al-Khuluq)

4. Kuat fisiknya (Qowiyu al-Jism)

16

Page 17: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

5. Tajam / terdidik pemikirannya (Mutsaqol fikr)

6. Efisien mengatur waktunya (Haris 'Ala Waqtihi)

7. Mampu berusaha dan mandiri (Qodir 'Ala al-Kasb)

8. Bermanfaat bagi sesama (Nafi' Li Ghoirih).

Tujuan pendidikan pesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan

kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka

bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan pengabdian kepada

Tuhan.25

Dengan sasaran seperti yang tercantum yang di atas, di harapkan

setelah menyelesaikan tugas belajarnya di pesantren, santri memiliki sifat

Tafaqqohu fi al-Dien yakni memiliki pemahaman aqidah yang benar dan

menyeluruh sehingga mampu menjadi lambang kekuatan dan mampu

mereformasikan diri dan lingkungannya melalui gerakan da'wah yang

terorganisasi menuju ke pembaharuan Islam yang memiliki target:

1. Membentuk kepemimpinan Islam

2. Membentuk opini publik yang Islami

3. Mempersiapkan iklim yang kondusif di dunia Islam agar da'wah subur

Tujuan dan sasaran pendidikan Pesantren tersebut dapat

direalisasikan sesuai dengan orientasi pendidikan di Pesantren. Pesantren

adalah lembaga strategis bagi kaderisasi Sumber Daya Manusia (SDM).

Dengan kata lain merupakan suatu lembaga untuk mewujudkan manusia

yang solih menurut pandangan Islam dengan dua bentuk spesialisasi ulama

dalam bidang syari'at dan ulama dalam bidang ilmu kauniyah.

25 Zamakhsari Dhofier. Tradisi Pesantren Studi tentang pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), 1984), hal. 21

17

Page 18: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Karakteristik kurikulum dalam pesantren yang terfokus pada ilmu

agama seperti di atas, tidak lepas dari tujuan pondok pesantren itu sendiri.

Adapun tujuan pondok pesantren dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut.

Tujuan umum pesantren adalah membimbing anak didik untuk

menjadi manusia yang berkepribadian Islami yang dengan ilmu agamanya ia

sanggup menjadi muballigh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu

dan amalnya.

Tujuan khusus pesentren adalah mempersiapkan para santri untuk

menjadi orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kiai yang

bersangkutan, serta mengamalkannya dalam masyarakat. Dewasa ini,

kalangan pesantren (termasuk pesantren salaf) mulai menerapkan sistem

Madrasah. Kelas-kelas dibentuk secara berjenjang dengan tetap memakai

kurikulum dan materi pelajaran dari kitab-kitab kuning, dilengkapi pelatihan

ketrampilan seperti menjahit, mengetik, dan bertukang. Sistem ini

kurikulumnya masih sangat umum tidak secara jelas dan terperinci. Tetapi,

yang jelas semua pelajaran tersebut telah mencakup segala aspek kebutuhan

santri dalam sehari semalam.20 Kurikulum yang berkaitan dengan materi

pengajian berkisar pada ilmu-ilmu agama dengan segala bidangnya seperti

disebut sebelumnya. Kendati demikian, tidak berarti ilmu-ilmu keislaman

yang diajarkan di pesantren-pesantren sama dan seragam. Pada umumnya,

setiap pesantren mempunyai penekanan atau ciri tersendiri dalam hal-hal

ilmu yang diberikan. Oleh karena itu, sulit bahkan mustahil menyamaratakan

sistem dan kurikulum pesantren seperti yang pernah diusulkan.26

26 Anonim, op.cit.

18

Page 19: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

F. Kurikulum Pesantren Sebagai Kebutuhan Maysarakat

Kurikulum sebagai bagian dari kebutuhan pendidikan masyarakat

merupakan rancangan pendidikan yang diarahkan untuk keberhasilan belajar

mengajar guru dan peserta didik, sehingga keberadaan kurikulum dapat

mempengaruhi tujuan sosial budaya yang sedang dibangun dalam

lingkungan masyarakat. Masyarakat juga mampu mengevaluasi jalannya

pendidikan yang berkembang dalam sebuah lembaga pendidikan seperti

madrasah, sekolah atau pesantren.

Realitas pendidikan yang telah ada mengacu kepada pendidikan

Islam sebagai sumber munculnya pengetahuan (wawasan), sehingga

pendidikan Islam mampu mengangkat citra moral dan membangkitkan

semangat juang masyarakat dari pra-kemerdekaan sampai pasca-

kemerdekaan. Abad terdahulu muncul sebuah pesantren sebagai lembaga

pendidikan tertua di Indonesia yang membina dan mengembangkan ajaran

agama Islam. Hal ini dapat kita lihat pada lulusan dari pesantren yang

banyak berkecimpung dalam masyarakat sebagai abdi-abdi agama, banyak

mereka menjadi Kyai/ Ulama, intelektual muslim, asatidz, ilmuwan dan

sebagainya.

Meskipun pada Konggres Pesantren pada th. 1970 di Solo telah

terungkap daftar panjang keluhan yang semuanya berhubungan dengan

kurangnya penilaian terhadap pesantren, bahwa pesantren tidak lain hanya

merupakan penampungan dari anak-anak yang gagal dalam melanjutkan

pendidikan di sekolah umum, sehingga terkesan terpaksa memasuki

19

Page 20: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

pendidikan di pesantren. Masyarakatpun jarang memasukkan anak-anaknya

kepesantren dengan tulus ikhlas supaya dapat dibentuk menjadi masyarakat

yang taat beribadah atau untuk dididik menjadi seorang kyai/ ulama. Oleh

karena itu dunia pesantren dianggap hanya dapat memberikan konsumsi

kehidupan akherat saja

Untuk dapat menanggulangi keluhan masyarakat tersebut lalu

pesantren memberikan jalur-jalur kegiatan dalam pesantren melalui berbagai

pendidikan di bidang keagamaan, berbangsa dan bermasyarakat yang

diharapkan dapat mendidik para santri sesuai dengan kebutuhan masyarakat

lingkungan santri serta dengan cara pengembangan kurikulum pesantren

yang benar-benar diminati masyarakat. Untuk dapat membuat kurikulum

yang tepat dan serasi dengan tujuan pendidikan maka harus dimulai dari

menganalisa tujuan pendidikan itu.Tujuan pendidikan senantiasa berupaya

mengungkapkan corak diri bernilai tinggi. Tujuan umum pendidikan sering

dirumuskan untuk menyiapkan generasi muda menjadi orang dewasa

anggota masyarakat yang mandiri dan produktif.27

Maka bagaimana masyarakat dapat diberdayakan demi kelangsungan

hidup yang bahagia, sejahtera dan selamat. Disebabkan masyarakat bersifat

dinamis sehingga akan dapat mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan

adanya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dengan demikian, segala

perubahan itu sedikit banyak mempengaruhi cara hidup dan cara berpikir

manusia.28

27 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 59

28 S. Nasution, M.A., Asas-asas Kurikulum, Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hlm.161

20

Page 21: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Pendidikan Islam sangat mewarnai dunia Islam pada umumnya dalam

segala bentuk kehidupan manusia, terlebih dalam lingkungan masyarakat

tertentu, yaitu pendidikan yang terarah dan usaha sadar dalam rangka

pengembangan potensi manusia kepada nilai-nilai Islam. Demikian menurut

Mukti Ali, ”bahwa agama mempengaruhi jalannya masyarakat dan

pertumbuhan masyarakat mempengaruhi pemikiran terhadap agama”.29

Dengan demikian pendidikan Islam mengembangkan da’wah Islam

terhadap masyarakat atau kepada umat Islam. Hal ini dapat kita tinjau di

pondok pesantren Miftahussholihin Brayut. Kurikulum yang dikembangkan

oleh pesantren ini dapat menelorkan kualifikasi lulusan yang lebih unggul di

mata masyarakat. Pesantren ini telah mendapat dukungan dari masyarakat

dalam mencetak santri berkualitas terutama bagi sarana dakwah dan

peningkatan kader Da’i dan keuntungan lain yang diperoleh alumnusnya.

Dari sinilah pendidikan Islam ditanamkan oleh Pondok Pesantren

Miftahussholihin yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan spiritual

mereka. Maka dari pada itu maju mundurnya pendidikan pesantren ini

ditentukan oleh besar kecilnya animo dan motivasi dari masyarakat yang

mau berinteraksi kepadanya dengan baik.

Madrasah yang berada di Pondok Pesantren Miftahussholihin

mengelola sistem yang berlaku di sekolah-sekolah umum, tetapi

pelajarannya ditekankan kepada pelajaran agama dimana perkembangannya

menunjukkan signal yang signifikan dari tahun ke tahun, baik dari faktor

manusia maupun faktor pendidikan atau dari sarana-prasarana yang

29 Mukti Ali dalam Imam Bawani., Tradisionalisme Pendidikan Islam, Al-Ikhlas, Surabaya,1993, hlm. 36

21

Page 22: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

memadai.

Pesantren-pesantren yang berkembang pada masa pra kemerdekaan

sebagian besar bersifat tradisional, artinya sistem pendidikan menggunakan

sistem sorogan dan terbatas pada materi-materi kitab-kitab klasik dan

santrinya tidak dibedakan berdasarkan kelas. Hanya ada beberapa pesantren

yang melakukan perubahan dengan sistem modern, yaitu santri-santri

dikelompokkan dalam kelas dengan materi yang bervariasi termasuk ada

tambahan materi ketrampilan.30

Keberadaan Pondok Pesantren Miftahussholihin berarti telah

memberikan sumbangan dalam pembangunan pendidikan di bidang agama.

Di samping kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan bakat

anak didik, agar keterampilan dalam segala bidang yang relevan dengan

tugas kehidupan bermasyarakat dapat berhasil bahkan mampu berdakwah

dengannya yang hasilnya lebih efektif dari pada hanya dengan berkhutbah

saja. Pendidikannya-pun tidak bersifat dikotomis, dimana mengajarkan

pengetahuan agama seperti; Tafsir, Qur’an-Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, juga

menambahkan kurikulum lembaga pendidikannya pengetahuan umum,

seperti; ilmu alam, ilmu hayat, ilmu pasti, sejarah, tata negara, ilmu bumi,

ilmu pendidikan, ilmu jiwa dan sebagainya.

Khususnya pengajaran bahasa ditempuh dengan metode langsung

(Direct Method) yang diarahkan kepada penguasaan bahasa secara aktif

dengan cara memperbanyak latihan (drill), baik lisan maupun tulisan pada

hari-hari tertentu.

30 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia : Lintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangannya, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm. 156

22

Page 23: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

G. Karakteristik Pondok Pesantren

Pondok pesantren atau pesantren dalam sejarah Indonesia, khususnya

dalam bidang pendidikan Islam, memiliki peran yang amat signifikan.

Pesantren merupakan institusi pembentuk kebudayaan Islam di Indonesia.

Keberadaannya cukup mengakar di tengah masyarakat Indonesia. Selain

sebagai agen pencerahan iman bagi santri dan umat Islam di lingkungannya

masing-masing, pesantren juga berperan sebagai agen transformasi kultural

yang dapat membawa pesan-pesan solidaritas dan perdamaian.

Pengajaran alif-ba-ta-tsa yang menjadi tradisi di pesantren, misalnya,

merupakan gerbang untuk memasuki budaya yang berbeda dengan budaya

masyarakat yang ada. Lantaran itu, masyarakat Indonesia pada masa lalu

secara tidak langsung terdorong untuk menguasai bahasa Arab yang menjadi

salah satu lingua franca atau bahasa komunikasi di berbagai kota pelabuhan

Nusantara dan kawasan kerajaan-kerajaan di sepanjang pantai Samudera

Hindia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia dapat berkiprah dan

berinteraksi dengan masyarakat dari bangsa lain. Dengan dasar alif-ba-ta-tsa

tadi interaksi ulama dan masyarakat Nusantara pada umumnya menjadi

semakin luas. Dampaknya, banyak anggota masyarakat yang melakukan

ibadah haji ke Mekah, Arab Saudi. Melalui "interaksi internasional" itu

pulalah para ulama semakin memiliki kedalaman pandangan dan pemikiran

keagamaan dalam kacamata nasional maupun dunia.

Pesantren atau pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan

keagamaan Islam. Istilah pondok diperkirakan berasal dari bahasa Arab,

23

Page 24: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

yaitu tunduk yang berarti rumah penginapan atau hotel. Dalam konteks

masyarakat Jawa, pemahaman tentang pesantren serupa dengan padepokan

yang di dalam lingkungannya terdapat komplek perumahan untuk tempat

tinggal para santri (murid). Perumahan itu biasanya berupa petak-petak

kamar selayaknya asrama. Pada umumnya komplek pesantren terdiri dari

rumah kiai, masjid, pondok tempat tinggal santri, dan ruangan belajar.

Zamakhsyari Dhofier menjelaskan bahwa pesantren berasal dari kata santri.

Awalan pe- dan akhiran -an pada kata pesantren bermakna "tempat tinggal

para santri". Sementara itu, istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang

berarti guru mengaji. Pengertian lain tentang istilah santri berasal dari

bahasa India, yaitu shastri yang mengacu pada orang yang tahu buku-buku

suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-

buku suci, buku-buku agama, atau buku-buku ilmu dan pengetahuan. Dua

pengertian tentang pesantren dari bahasa Tamil dan India itu berasal dari

ilmuwan asing, yaitu Profesor Johns dan C.C. Berg.31

Dalam pandangan Abdurrahman Wahid, pesantren merupakan

lingkungan kehidupan yang unik secara lahiriah. Di lingkungan pesantren

biasanya berdiri beberapa buah bangunan, yaitu rumah pengasuh, surau atau

masjid, tempat belajar-mengajar atau madrasah yang berkonotasi sekolah,

dan asrama tempat tinggal santri. Istilah pengasuh di Jawa disebut kiai; di

Sunda disebut ajengan; di Madura disebut nun atau bendara yang disingkat

ra; di Aceh disebut tengku, di Sumatera Utara atau Tapanuli disebut syaikh,

di Minangkabau disebut buya, di Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan,

31 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren. Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES, 1982), h.18.

24

Page 25: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Kalimantan Timur, atau Kalimantan Tengah disebut tuan guru, dan beragam

sebutan lagi di berbagai daerah di Nusantara. Sementara itu, kata santri

dipinjam dari bahasa Sansekarta dengan perubahan pengertian. Berdasar

pola kehidupannya sehari-hari yang sangat berbeda dengan pola hidup

masyarakat di luarnya, pesantren dapat dikatakan sebagai subkultur.

Misalnya, komunitas pesantren menandai waktu tidak dengan istilah pagi,

siang, sore atau malam seperti dipakai masyarakat umum, tetapi dengan

istilah berdasarkan siklus shalat lima waktu seperti subuh, dhuhur, ashar, dan

maghrib.32 Simpulnya, keunikan pesantren sebagai subkultur yang dimaksud

Abdurrahman Wahid tersebut menyangkut tata nilai, cara dan pandangan

hidup, serta hirarki kekuasaan tertentu di antara santri (murid) dan pengasuh

(kiai/guru) serta masyarakat sekitarnya. Namun, tidak berarti komunitas

pesantren terpisah atau memisahkan diri dari lingkungan masyarakat di

sekitarnya. Pesantren merupakan sumber penting bagi pendidikan humaniora

di perdesaan. Sebagaimana istana, pesantren dapat menjadi pusat kegiatan

atau kreatifitas masyarakat. Tradisi pesantren di Jawa, misalnya, yang

memiliki bentuk tersendiri merupakan sebuah subkultur dalam kebudayaan

Jawa. Pola ini tentunya tidak jauh berbeda dengan tradisi pesantren di luar

Jawa. Apalagi, usia tradisi pesantren setara dengan usia masuknya Islam ke

Indonesia. Oleh sebab itu, pesantren menjadi bagian dari mata rantai

pendidikan Islam universal. Selain dari sumber-sumber lokal, pesantren juga

mendapat pasokan ilmu dan pengetahuan dari sumber-sumber asing.33

32 Abdurrahman Wahid, 1985, "Pesantren sebagai Subkultur," (Jakarta: LP3ES, 1985), h.39-40.

33 Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat. Edisi Paripurna, (Yogyakarta: Tiara

25

Page 26: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Istilah pondok, pesantren, dan santri sendiri masih banyak

diperdebatkan oleh kalangan peneliti pesantren, tetapi polemik itu berkisar

masalah definisi dan asal-usul kata. Substansi pesantren sebagai lembaga

pendidikan Islam di Nusantara yang bersifat konsentrasi atau spesial tidak

menjadi keraguan.

Pesantren dengan segala kemajemukan sistem pendidikan dan

institusionalisasinya telah membuka ruang belajar yang luas bagi rakyat saat

pendidikan hanya dapat dinikmati kalangan elit. Eksistensi pesantren

terbukti dalam rentang sejarah yang cukup panjang. Sebagai lembaga

pendidikan, pesantren dapat menembus ruang-masa yang berat, yaitu zaman

penjajahan yang kejam dan zaman kemerdekaan yang penuh konflik.

Pengalaman itulah yang membentuk karakter atau ciri khas pesantren yang

tidak dimiliki lembaga pendidikan nonpesantren. Dalam sepanjang masa

perjalanannya pesantren tetap diminati dan menjadi pilihan utama bagi

generasi muda muslim. Pesantren telah membentuk citra tersendiri karena

ketahanan karakternya.

Karakteristik pesantren menurut Zamakhsyari Dhofier34 dapat dilihat

dari pola umum pendidikan Islam tradisional, tradisi rihlah (perjalanan

mencari ilmu), dan sistem pengajaran. Karakter yang lain dari pesantren

yang disebut sebagai great traditions atau tradisi yang agung, seperti barokah

dan pahala-pahala. Fenomena lain dari pesantren yang menjadi khas adalah

jiwanya, yaitu ruh yang mendasari dan meresapi seluruh kegiatan yang

Wacana, 2006), h.55-56.

34 Zamakhsyari Dhofier, op. cit., hlm. 18-43.

26

Page 27: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

dilakukan oleh segenap civitas akademika pesantren. Ruh tersebut terumus

dalam prinsip yang disebut panca jiwa35 pesantren, yaitu 1) keikhlasan; 2)

kesederhanaan; 3) persaudaraan; 4) mandiri; dan 5) merdeka atau otonom.

Selain itu, terdapat elemen-elemen yang harus dimiliki sebuah

pesantren, yaitu pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, kiai

sebagai pendiri dan pimpinan, dan tentu saja santri sebagai siswa penuntut

ilmu. Khusus istilah kiai terdapat banyak makna, antara lain 1) sebutan

untuk alim ulama atau cerdik pandai dalam agama Islam; 2) sebutan untuk

guru ilmu ghaib atau dukun; 3) sebutan untuk kepala distrik di Kalimantan

Selatan; 4) sebutan untuk benda-benda bertuah, seperti senjata, gamelan,

kereta, dan lain-lain; dan 5) sebutan untuk hewan-hewan bertuah, seperti

harimau, buaya, dan lain-lain. Dalam bahasa Jawa, istilah kiai digunakan

sebagai gelar kehormatan untuk benda-benda keramat, untuk panggilan

hormat pada orangtua umumnya, dan gelar untuk orang yang ahli agama

Islam atau pemimpin pesantren. Namun, ada pula orang yang ahli dalam

agama Islam dan memiliki amalan-amalan ibadah yang kuat serta

berpengaruh di masyarakat juga disebut kiai, meski tidak memimpin

pesantren, seperti Kiai Ali Yafie, Kiai Abdul Muchith Muzadi, Kiai Yasin

Yusuf, atau Kiai Zainuddin MZ. Menurut Hanun Asrohah,36 karakter utama

pesantren Indonesia terletak pada pembelajaran kitab kuning yang

kebanyakan merupakan karya ulama Nusantara. Kecuali pembelajaran kitab

35 Wahib Wahab, "Pendidikan Pesantren: Antara Tantangan dan Harapan (Ikhtiar Pemberdayaan Pendidikan Pesanten)," (Pasuruan: PP. Ar-Raudloh, 2006),h-

36 Hanun Asrohah, Pelembagaan Pesantren: Asal-usul dan Perkembangan Pesantren di Jawa, (Jakarta: Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 2002), h.xii.

27

Page 28: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

kuning, keempat elemen yang terdapat di lingkungan pesantren di atas juga

terdapat di lembaga pendidikan sejenis di Timur Tengah. (Bersambung)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam peneliatian ini adalah

lapangan (Field Research).

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitain ini adalah 5 orang guru mata pelajaran PAI

28

Page 29: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Madrasah Tsanawiyah Sekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten

Banjar.

Kemudian, yang menjadi objek penelitian ini adalah Karakteristik

Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh

Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

C. Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data

Data yang akan digali dalam penelitian ini ada dua macam

yaitu data pokok dan data penunjang:

a. Data pokok

1) Data tentang Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum

Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran

Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, meliputi :

a) Tujuan Pengajaran

b) Prosedur pengajaran

c) Kegiatan belajar mengajar

d) Aktivitas anak didik

e) Bimbingan Guru dalam mengajar

f) Disiplin pengajaran

g) Batas waktu pengajaran

h) Evaluasi pengajaran

c. Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik

Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah

29

29

Page 30: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten

Banjar:

1) Faktor Latar Belakang Pendidikan guru

2) Faktor Pengalaman guru

3) Faktor Sarana dan Prasarana

4) Faktor Lingkungan

b. Data penunjang

Data ini merupakan data pelengkap yaitu yang bersifat

mendukung data pokok, meliputi:

1) Gambaran umum lokasi penelitian, letak geografis, sejarah singkat

berdirinya Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran

Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar

2) Keadaan sarana dan prasarana sekolah

3) Keadaan guru, keadaan staf tata usaha dan keadaan murid

2. Sumber Data

Untuk mendapatkan data tersebut diatas penulis menggalinya

melalui sumber data sebagai berikut:

a. Responden: guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah

Tsanawiyah Sekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten

Banjar

b. Informan : yaitu Siswa, Kepala Sekolah, dan staf tata usaha.

c. Dokumen, berupa catatan-catatan yang memuat Karakteristik

Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah

Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten

30

Page 31: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Banjar

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa

teknik, yaitu:

a. Wawancara

Teknik ini menggunakan sebagai teknik pokok untuk

memperoleh data Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum

Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan

Astambul Kabupaten Banjar.

b. Observasi

Teknik ini digunakan untuk memperkuat data yang telah di

gali melalui teknik wawancara, yakni dengan mengadakan

pengamatan langsung kelokasi penelitian meliputi penelitian

pengamatan Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum

Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan

Astambul Kabupaten Banjar

c. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang diperlukan

meliputi gambaran umum Madrasah Tsanawiyah Sekh Khalid Pingaran

Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

Untuk lebih ringkasnya mengenai data, sumber data dan

teknik pengumpulan data inidapat dilihat pada matriks berikut ini:

MATRIKSDATA, SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

31

Page 32: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

No DATA Sumber Data TPD

1. Data yanga berkenaan dengan Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.a) Tujuan Pengajaran b) Prosedur pengajaran c) Aktivitas belajar mengajar d) Aktivitas anak didik e) Bimbingan Guru dalam Mengajar f) Disiplin penganjaran g) Batas waktu pengajaran h) Evaluasi pengajaran

GuruGuruGuru

Guru, SiswaGuru

GuruGuruGuru

WawancaraWawancara, WawancaraWawancaraWawancara

WawancaraWawancaraWawancara

2. Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar: a. Faktor Latar Belakang

Pendidikan gurub. Faktor Pengalaman guruc. Faktor Sarana dan Prasaran

d. Faktor Lingkungan

GuruGuruGuru

Kepala Madrasah

Wawancara Wawancara Wawancara, Observasi

Wawancara, Observasi

3. Gambaran umum lokasi Kepala Sekolah Wawancara, Observasi,

DokomentasiD. Kerangka Dasar Penelitian

Dalam penelitian ini data yang digali adalah tentang Karakteristik

Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh

Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar yang disajikan

sebagai variabel terikat (dependent variable), dilambangkan dengan "Y",

sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama

Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran

Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar di jadikan variabel bebas

(endependent variable), yang di lambangkan dengan "X".

32

Page 33: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Hubungan antara kedua variable tersebut dapat digambarkan dalam

skema berikut ini :

SKEMA

Variabel bebas Variabel terikat(Independent Variabel) (Dependent Variabel)

X1

X2

X3

X4

Keterangan :

Y : Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di

Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul

Kabupaten Banjar.

X : Faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama

Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid

Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar:

X1 : Faktor Latar Belakang Pendidikan guru

X2 : Faktor Pengalaman guru

X3 : Faktor Sarana dan Prasarana

X4 : Faktor Lingkungan

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

33

Y

Page 34: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

a. Editing

Pada tahap ini dilakukan pengolahan kembali data yang

terkumpul baik melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi

untuk mengetahui apakah jawaban yang telah terisi lengkap atau

kurang dan apakah dapat di pergunakan atau tidak.

b. Interprestasi data

Dalam pengambilan kesimpulan akhir terhadap data yang telah

diperoleh.

2. Analisis data

Setelah data di sajikan diinterprestasikan, selanjutnya dilakukan

analisis data dengan menggunakan analisis deskriftif kualitatif,

kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode indukatif

yaitu pengambilan kesimpulan dari yang bersifat khusus kepada yang

bersifat umum.

F. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang penulis lakukan, yaitu

1. Tahap pendahuluan

a. Mengadakan penjajakan awal terhadap lokasi penelitian

b. Konsultasi dengan dosen pembimbing

c. Mengajukan desain proposal skripsi

2. Tahap persiapan

a. Melakukan seminar proposal

b. Mengkonsultasikan hasil seminar dengan dosen pembimbing

c. Membuat pedoman wawancara

34

Page 35: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

d. Mohon surat riset

3. Tahap pelaksanaan

a. Menyampaikan surat riset kepada pihak-pihak yang

bersangkutan

b. Mengadakan observasi dan wawancara dengan responden

informasi

c. mengumpulkan data

d. Mengolah data, menganalisis

4. Tahap penyusunan laporan

a. Melaksanakan penyusunan laporan hasil penelitian yang ditulis dalam

bentuk skripsi

b. Mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing.

c. Setelah skripsi di koreksi maka siap diajukan ke sidang munaqasah

skripsi

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah singkat berdirinya MTs. Syekh Khalid

Sekolah Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran berdiri atas

prakarsa Guru H. Anang Masyuni bersama guru H. Syarkawi. Madrasah

Tsanawiyah syekh Khalid terletak di Jl. Niaga RT. 01 RW. 01 Pingaran

Ilir Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. Madrasah Tsanawiyah

Syekh Khalid terdiri atas dua bangunan utama. Bangunan pertama bediri

35

Page 36: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

pada tahun 1983. Adapun latar belakang berdirinya Madrasah ini atas

swadaya masyarakat dan pemerintah pada tahun 1984 dibangun kembali

lokal baru, dengan tujuan untuk lebih meningkatkan ilmu pengetahuan

baik umum maupun Agama pada penerus-penerus (keturunan) dimasa

yang akan datang agar berguna bagi dirinya, orang lain dan orang yang

beraa disekitarnya, masyarakat agama bangsa maupun negara dengan

nomor statistik sekolah 2126 30306031 atau 303052 89.

Adapun batasan-batasan Madrasag Tsanawiyah syekh Khalid

Pingaran adalah:

a. Sebelah utara berbatasan dengan persawahan

b. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan beraspal (sungai Martapura)

c. Sebelah barat berbatasan dengan tanah masyarakat

d. Sebelah timur berbataan dengan rumah penduduk.

2. Keadaan Madrasah

Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid lokasi Jl. Niaga RT. 01 RW.

01 memiliki fasilitas yang cukup memadai seperti ruang belajar, lapangan

dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Keadaan sarana dan fasilitas MTs. Syekh Khalid Tahun Ajaran 2010/2011

No Sarana dan Fasilitas Jumlah (buah)1.2.3.4.5.6.7.

Ruang Kepala Sekolah Ruang Dewan Guru Ruang Tata Usaha Ruang Perpustakaan Ruang Belajar Mushalla Lapangan

1111611

36

36

Page 37: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

8. WC 1 Sumber data: Domumen tata usaha MTs. Syekh Khalid

3. Keadaan Guru dan Staf Administrasi

Adapun jumlah guru pada Madrasah Tsanwiyah Syekh Khalid

berjumlah 29 orang, yang terdiri dari 1 orang guru tetap (PNS) dan 28

orang guru tidak tetap (honorer).

Untuk lebih jelasnya mengenai data tentang keadaan guru dan

karyawan di MTs. Syekh Khalid Tahun ajaran 2010/2011. dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Keadaan guru MTs. Syekh Khalid Tahun Ajaran 2010/2011

No NamaPendidikan

TerkahirJabatan Mata Pelajaran

1. H. Ahmad Bijuri D2 Kamad B.Arab, Alquran

2. Asnawi Aliyah Wakamad/

Guru

Faraidh, Akhlak

3. M. Nawawi Aliyah Bendahara/

Guru

Nahwu, Sharaf,

Fiqh

4. H. Ag. Jumain Aliyah Guru Tafsir Alquran

5. H. Mahlan Aliyah Guru Tauhid, Mantik

6. Taberani Aliyah Guru Yshul Fiqh,

Ushul Hadis

7. Mu’minin Aliyah Guru Ushul Fiqh,

37

Page 38: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Ushul Hadis

8. Ag. Salman, S.Md D 3 Guru SKI, Tarikh,

Fiqih

9. H. Ag. Mulkan D3 Guru Nahwi

10. Abdurrahman Aliyah Guru Hadis, Ushul

Hadis

11. Rusnani Helmi, S.Ag S1 Guru MTK

12. Suryani, S.Pd S1 Guru MTK

13. H. Salman, Am.Pd S1 Guru MTK

14. Ahyani, S.Pd.I S1 Guru B. Arab

15. Pahruji, S.Ag S1 TU/guru Qur’an hadis,

Fiqih

16. Zainal Muttaqin, M.A S2 Guru SKI, Tarikh

17. Ahmad Munsyi Aliyah Guru B. Arab

18. Siti Hani, S.Pd S1 Guru B. Inggris

19. Munawarah, S.Pd S1 Guru IPS

20. Helmiah, S.Ag S1 Guru Fiqih

21. Ernawati, S.Ag S1 Guru Quran Hadis

22. Ikrimah, S.Ag S1 Guru PKN, Geografi

23. Maryati, S.Pd S1 Guru B. Indonesia

24. H. Rusda H.A.Ma S1 Guru B.Inggris

25. Rusnawati, S.HI S1 Guru Akidah Akhlak

26. Mardhiah H.S.Pd S1 Guru Biologi

27. Yayuk S, S.Pd S1 Guru Fisika

28. H. Ikmali Aliyah Guru Nahwu Wadhih

29. A’Nawawi S1 TU/Guru IPS

Sumber Data: Dokumen Tata Usaha MTs. Syekh Khalid

4. Keadaan Tata Usaha dan Staf Administrasi

Tata usaha dan stafnya sangat berperan dalam membantu jalannya

sebuah lembaga pendidikan atau sekolah, sehinga proses belajar mengajar

akan berjalan dengan lancar. Tata usaha pada Madrasah Tsanawiyah

Syekh Khalid yang berlokasi di Jalan Niaga RT. 01 RW. 01 Pingaran Ilir

38

Page 39: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

berjumlah 4 orang terdiri dari satu orang kepala tata usaha dan 3 orang

stafnya serta 1 orang penjaga sekolah.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel:

Tabel 4.3 Keadaan Tata Usaha dan Staf Administrasi

No Nama Jabatan

1.

2.

3.

4.

5.

Fahruji, S.Ag

A. Mawati

Munawarah, S.Pd.I

Masrah

Abd. Wahab

Kepala TU

Sekretaris

Bendahara I

Bendahara II

Penjaga Sekolah

5. Keadaan Ruang Kelas dan Siswa

Madrasah Tsanwiyah Syekh Khalid Pingaran lokasi l. Niaga

RT.01/01 mempunyai ruang kelas sebanyak 6 buah lokal terdiri dari kelas

1 sebanyak 2 buah, dengan jumlah siswa 51 orang, kelas II sebanyak 2

ruang dengan jumlah siswa 64 orang, dan kelas III sebanyak 2 ruang

dengan jumlah siswa 55 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Keadaan Ruang Kelas dan Siswa MTs. Syekh Khalid tahun Ajaran 2010/2011

No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1

2

3

VII

VIII

IX

24

26

20

27

38

35

51

64

55

Sumber data: Dokumen tata usaha MTs. Syekh Khalid

39

Page 40: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

B. Penyajian Data

1. Data tentang Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren

Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul

Kabupaten Banjar, meliputi :

a. Tujuan Pengajaran

Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam

diperoleh data bahwa tujuan pengajaran adalah untuk menyiapkan

generasi yang berilmu, cerdas dan kreatif serta menjunjung tinggi

nilai-nilai agama Islam.

b. Prosedur Pengajaran

Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam

diperoleh data bahwa prosedur pengajaran yang dilaksanakan dengan

cara pengkajian terlabih dahulu materi yang akan diajarkan,

menyiapkan RPP, dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang

ditutup dengan evaluasi.

c. Aktivitas Belajar Mengajar

Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam

diperoleh data bahwa aktivitas belajar menggunakan strategi

pengajaran dengan cara menjelaskan menulis, memberi makna dan

memanggil siswa untuk mengerjakan soal di muka kelas dan PR

dirumah.

d. Aktivitas Anak didik

Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam

40

Page 41: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

diperoleh data bahwa aktivitas anak didik dalam belajar adalah

membarisi, memaknai, mencatat dan membaca materi yang diajarkan

oleh guru.

e. Bimbingan Guru dalam Mengajar

Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam

diperoleh data bahwa guru selalu memberikan bimbingan kepada

siswa dalam belajar.

f. Disiplin Pengajaran

Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam

diperoleh data bahwa guru pengajar Agama Islam selalu disiplin

dalam memberikan pengajaran.

g. Batas waktu Pengajaran

Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam

diperoleh data bahwa batas waktu pengajaran dalam satu minggu

sekitar 32 jam.

h. Evaluasi Pengajaran

Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam

diperoleh data bahwa evaluasi pengajaran yang dilaksanakan berupa

ulangan-ulangan, penjelasan-penjelasan kembali kepada siswa.

2. Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran

Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid

Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar:

a. Faktor Latar Belakang Pendidikan guru

Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam

41

Page 42: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

adalah data bahwa latar belakang pendidikan SDN, MIS, MTs dan

Aliyah PP Darussalam Martapura. Dengan latar belakang Pendidikan

dari lembaga pendidikan Islam, berarti guru memiliki konsep dan

pengalaman mengenai materi pengajaran Agama Islam sehingga

dalam pelaksanaan pembelajaran tidak terjadi kesulitan baik dari

konsep maupun dalam pelaksanaan praktik ibadah.

b. Faktor Pengalaman guru

Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam di

peroleh data bahwa pengalaman guru dalam mengajar selama 20

tahun. Pengalaman yang sangat lama ini menjadi guru telah memiliki

keterampilan yang sangat baik dalam memberikan pembelajaran

dikelas, guru telah mampu menggunakan strategi pembelajaran sesuai

dengan kondisi kelas dan psikologi siswa. Sehingga siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran terlihat lebih fokus dan

mendengarkan penjelasan guru dan melaksanakan tugas dengan

sebaik-baiknya.

c. Faktor Sarana dan Prasarana

Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam di

peroleh data bahwa sarana dan prasaran cukup memadai untuk

berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Dari hasil observasi diketahui bahwa saran dan prasarana

sekolah cukup memadai untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran

ahama Islam, adapun sarana tersebut antara lain ruang belajar yang

tersedia sebanyak 6 ruang yang digunakan untuk kegiatan belajaran

42

Page 43: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

megajar untuk siswa dari kelas 1 sampai kelas 3, ruang perpustakaan

yang digunakan siswa untuk menambah pegetahuan khususnya mata

pelajaran fiqih dan tersedianya mushalla untuk kegiatan Ibadah atau

praktek materi pelajaran fiqih seperti wudhu dan shalat.

d. Faktor Lingkungan

Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam di

peroleh data bahwa lingkungan sangat mendukung, karena suasana

lingkungan lebih religius dan aktivitas keagamaan sering

dilaksanakan.

C. Analisis Data

1. Data tentang Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren

Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul

Kabupaten Banjar, meliputi:

a. Tujuan Pengajaran

Dari penyajian data diketahui bahwa tujuan pengajaran adalah

untuk menyiapkan generasi yang berilmu, cerdas dan kreatif serta

menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam. Dengan adanya tujuan ini

diharapkan guru dapat meningkatkan aktivitas mengajarnya dan

menggunakan strategi dalam rangka meningkatkan kecerdasan siswa.

b. Prosedur Pengajaran

Dari penyajian data diketahui bahwa prosedur pengajaran yang

dilaksanakan dengan cara pengkajian terlabih dahulu materi yang akan

diajarkan, menyiapkan RPP, dan melaksanakan kegiatan belajar

43

Page 44: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

mengajar yang ditutup dengan evaluasi. Adanya prosedur yang

seperti secara tidak langsung akan mempermudah guru dalam

memberikan pengajaran, dimana guru telah mempunyai persiapan

dalam memberikan pengajaran di kelas.

c. Aktivitas Belajar Mengajar

Dari penyajian data diketahui bahwa aktivitas belajar

menggunakan strategi pengajaran dengan cara menjelaskan menulis,

memberi makna dan memanggil siswa untuk mengerjakan soal di

muka kelas dan PR dirumah. Adanya aktivitas belajar megajar yang

seperti ini akan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada

siswa bagaimana menulis, memberi maksana dan menjawab soal dari

materi yang guru berikan.

d. Aktivitas Anak didik

Dari penyajian data diketahui bahwa aktivitas anak didik

dalam belajar adalah meberisi, memaknai, mencatat dan membaca

materi yang diajarkan oleh guru. Akativitas siswa yang seperni ini

dilakukan karena siswa semuanyamemiliki Kitab/buku yang diajarkan

oleh guru. Sehingga setiap guru membaca dan memberikan makna

maka siswa akan memperhatikan dan menyimaknya dan kemuadian

mencatat hal-hal yang penting.

e. Bimbingan Guru dalam Mengajar

Dari penyajian data diketahui bahwa guru selalu memberikan

bimbingan kepada siswa dalam belajar. Dengan adanya bimbingan ini

maka siswa yang kurang memahami materi pelajaran akan termotivasi

44

Page 45: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

dalam memperbaiki kekuarangan dalam memahami materi pelajaran.

f. Disiplin Pengajaran

Dari penyajian data diketahui bahwa guru pengajar Agama

sialm selalu disiplin dalam memberikan pengajaran. Adanya

kedisiplinan ini akan memberikan taladan kepada untuk selalu

disiplin dalam mengikuti pelajaran, dan siswa akan selalu beruha

untuk siap dikelas sebelum guru datang ke kelas.

g. Batas waktu Pengajaran

Dari penyajian data diketahui bahwa batas waktu pengajaran

dalam satu minggu sekitar 32 jam. Adanya jumlah waktu sebanyak

32 jam per minggu, maka dirasa telah cukup memadai untuk

menyampaikan materi pengajaran Agama Islam pada satu mata

pelajaran seperti fiqih.

h. Evaluasi Pengajaran

Dari penyajian data diketahui bahwa evaluasi pengajaran yang

dilaksanakan berupa ulangan-ulangan, penjelasan-penjelasan kembali

kepada siswa. Adanya pelaksanaan ulangan maka secara tidak

langsung guru mengetahui sejauhmana prestasi siswa dalam

memahami materi pelajaran.

2. Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran

Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid

Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar:

a. Faktor Latar Belakang Pendidikan guru

Dari penyajian data diketahui bahwa latar belakang pendidikan

45

Page 46: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

SDN, MIS, MTs dan Aliyah PP Darussalam Martapura. Dengan latar

belakang Pendidikan dari lembaga pendidikan Islam, berarti guru

memiliki konsep dan pengalaman mengenai materi pengajaran Agama

Islam sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak terjadi

kesulitan baik dari konsep maupun dalam pelaksanaan praktik ibadah.

Seperti guru mampu menjelaskan dengan rinci menganai tata cara

berwudhu, tayamum dan sembahnyang serta bagaimana cara

mempraktekkannya dalam kehidupan sehari hari.

b. Faktor Pengalaman guru

Dari penyajian data diketahui bahwa pengalaman guru dalam

mengajar selama 20 tahun. Pengalaman yang sangat lama ini menjadi

guru telah memiliki keterampilan yang sangat baik dalam memberikan

pembelajaran dikelas, guru telah mampu menggunakan strategi

pembelajaran sesuai dengan kondisi kelas dan psikologi siswa.

Sehingga siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran terlihat lebih

fokus dan mendengarkan penjelasan guru dan melaksanakan tugas

dengan sebaik-baiknya. Pengalaman guru ini juga mempermudah guru

dalam mengatasi permasalahan-peramalahan yang dihadapi guru pada

saat pelaksanaan pembelajaran, karena guru memiliki banyak

alternatif pemacahan masalah dan mampu menentukan alternatif

pemacahan masalah belajar yang paling tepat.

c. Faktor Sarana dan Prasarana

Dari penyajian data diketahui bahwa sarana dan prasaran cukup

memadai untuk berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Saran dan

46

Page 47: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

prasarana sekolah cukup memadai untuk pelaksanaan kegiatan

pembelajaran ahama Islam, adapun sarana tersebut antara lain ruang

belajar yang tersedia sebanyak 6 ruang yang digunakan untuk kegiatan

belajaran megajar untuk siswa dari kelas 1 sampai kelas 3, ruang

perpustakaan yang digunakan siswa untuk menambah pegetahuan

khususnya mata pelajaran fiqih dan tersedianya mushallaa untuk

kegiatan Ibadah atau praktek materi pelajaran fiqih seperti wudhu dan

shalat.

d. Faktor Lingkungan

Dari penyajian data diketahui bahwa lingkungan sangat

mendukung, karena suasana lingkungan lebih religius dan aktivitas

keagamaan sering dilaksanakan. Adanya dukungan lingkungan ini

akan lebih mengiatkan siswa untuk mengikuti pelajaran.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Karakteristik pengajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Syekh

Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, yaitu dalam

memiliki tujuan untuk meningkatkan meningkatkan pengetahuan dan

mencerdaskan siswa, menggunakan persiapan sebelum memberikan

pengajaran dengan menggunakan pengkajian terlebih dahulu, menggunakan

strategi pengajaran berupa membaca, memberikan makna, dan menjelaskan

47

Page 48: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

materi yang ada di kitab, melakukan evaluasi dalam bentuk ulangan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik pengajaran Agama Islam

di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul

Kabupaten Banjar, yaitu Faktor Latar Belakang Pendidikan guru, yaitu

Aliyah Pondok Pesantren Darussalam, Faktor Pengalaman guru, yaitu

selama 20 tahun, Faktor Sarana dan Prasarana, cukup memadai dan

Faktor lingkungan, yaitu religius dan aktivitas keagaamaan sering

dilaksanakan.

B. Saran-Saran

1. Diharapkan kepada kepala sekolah agar dapat melangkapi media

pembelajaran, agar guru dapat memberikan pelajaran yang lebih kreatif

kepada siswa.

2. Daiharapkan kepada guru agar meningkatkan kembali kompetensi afektif

dan pasikomotrik agar kreativitas dalam pembelajaran dapat terlaksana

dengan baik.

3. Diharapkan kepada para pembaca dapat menjadi skripsi ini sebagai salah

pengetahuan dalam menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan

48

48

Page 49: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Wahid. Bunga Rampai Pesantren, (CV. Dharma Bhakti, 1989),

Abdurrahman Wahid, "Pesantren sebagai Subkultur," (Jakarta: LP3ES, 1985),

Aditya Nagara, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 1998)

Ahmad, dkk, Pegembangan Kurikulum (Bandung: Pustaka Setia, 1998)

Anonim, “Apa Itu ondok Pesantren” http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/01

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang Sisdiknas, (Jakarta: Ditjend Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003),

49

Page 50: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Daryanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997),

Dese Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2003),

Hanun Asrohah, Pelembagaan Pesantren: Asal-usul dan Perkembangan Pesantren di Jawa, (Jakarta: Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 2002), h.xii

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia : Lintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangannya, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1995

Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat. Edisi Paripurna, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006),

M. Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan. (Jakarta: Prasati, 2002),

Mukti Ali dalam Imam Bawani, Tradisionalisme Pendidikan Islam, Al-Ikhlas, Surabaya,1993,

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000

S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, Bumi Aksara, Jakarta, 2001

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosesn, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008).,

Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidkan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003),

Wahib Wahab, "Pendidikan Pesantren: Antara Tantangan dan Harapan (Ikhtiar Pemberdayaan Pendidikan Pesanten)," (Pasuruan: PP. Ar-Raudloh, 2006)

Zamakhsari Dhofier. Tradisi Pesantren Studi tentang pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), 1984),

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren. Studi tentang Pandangan Hidup Kyai , (Jakarta: LP3ES, 1982),

50

50

Page 51: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

OLEH

RAIHANAH

51

KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH KHALID PINGARAN

KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR

Page 52: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUSSALAM MARTAPURA 2011 M / 1432 H

KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH KHALID PINGARAN

KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR

Diajukan kepada Jurusan Tarbiyah Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjanadalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

52

Page 53: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Oleh

RAIHANAHNPM. 06.12.0791

NIMKO. 06.11.11.0101.1131

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUSSALAM

JURUSAN TARBIYAHPROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MARTAPURA2011 M / 1432H

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Raihanah

NPM : 06.12.0791

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Jika dikemudian hari terbukti ia merupakan duplikat, plagiat datau dibuat oleh

53

Page 54: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

orang lain secara keseluruhan atau sebagian besar, maka skripsi/makalah dan gelar

sarjana yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Martapura, Januari 2011

Yang membuat pernyataan,

RAIHANAH

TANDA PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul : KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH KHALID PINGARAN KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR

Oleh : RaihanahNIM : 06.12.0791NIMKO : 06.11.11.0101.1131Mahasiswa : STAI Darussalam Martapura Program : Strata Satu (S-1) Jurusan : Tarbiyah Pendidikan Agama IslamTahun akademik : 2010 / 2011Tempat, tanggal lahir : Pingaran Ulu, 23 Januari 1985Alamat : Pingaran Ulu Rt.02 Rw.04 Kecamatan Astambul

Kabupaten Banjar

Setelah di teliti dan diadakan perbaikan seperlunya saya dapat menyetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan sidang Tim Penguji Skripsi Jurusan

54

ii

Page 55: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darussalam Martapura untuk memenuhi sebagian dari tugas-tugas dan syarat-syarat guna mencapai gelar sarjana Pendidikan Islam.

Martapura, Safar 1432 H Januari 2011 M

PENGESAHAN

Skripsi ini berjudul “KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM

KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH

KHALID PINGARAN KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN

BANJAR”, telah diujikan dalam Tim penguji skripsi Jurusan Tarbiyah Program

Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAI Darussalam Martapura pada:

Hari :

Tanggal :

Dan dinayatakan Lulus dengan predikat:

Ketua STAI Darussalam Martapura

55

Pembimbing II

Drs. AbdussalamNIP. 161 191 017

Mengetahui : Ketua Jurusan Tarbiyah

Dra. Hj. Nurul Aini, M.PdNIK. 161 193 019

Pembimbing I

Drs. H.A.Hamdaini, BANIK. 161 200 024

iii

Page 56: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Drs. H.A.Fauzan Saleh, M.AgNIK: 161 187 003

TIM PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. ......................................... 1. ................(Ketua)

2. ......................................... 2. ………….(Sekretaris)

3. ......................................... 3. ………….(Anggota)

4. ......................................... 4. ………….(Anggota)

ABSTRAK

Raihanah, 2011, Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar,. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Jurusan Tarbiyah. Pembimbing Drs. H. A. Hamdaini, BA (I) Drs. Abdussalam (II)

Karakteritik, Pengajaran Agama Islam, Kurikulum Pesantren

Pengajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang megajar dan anak yangbelajar. Perpaduan dari kedua unsur manusia ini lah terjadi interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Di sana semua komponen tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pegajaran dilaksanakan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar? 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk

56

iv

Page 57: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

mengetahui Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, 2) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara dan dokumenter. Teknik pengolahan data dan interprestasi data. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan dalam mengambil kesimpulan menggunakan metode indukatif.

Karakteritik guru pengajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, yaitu dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan meningkatkan pengetahuan dan mencerdaskan siswa, menggunakan persiapan sebelum memberikan pengajaran dengan menggunakan pengkajian terlebih dahulu, menggunakan strategi pengajaran berupa membaca, memberikan makna, dan menjelaskan materi yang ada di kitab, melakukan evaluasi dalam bentuk ulangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteritik guru pengajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, yaitu Faktor Latar Belakang Pendidikan guru, yaitu Aliyah Pondok Pesantren Darussalam, Faktor Pengalaman guru, yaitu selama 20 tahun, Faktor Sarana dan Prasarana, cukup memadai dan Faktor lingkungan, yaitu religius dan aktivitas keagaamaan sering dilaksanakan.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Raihanah

2. Tempat/ Tgl. Lahir : Pingaran Ulu, 23 Januari 1985

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Warga Negara : Indonesia

5. Agama : Islam

6. Status Perkawinan : Belum Kawin

7. Alamat : Pingaran Ulu RT. 2 RW. 4

8. Pendidikan : a. SDN Pingaran Ulu 2000b. MTs Syekh KHalid Pengaran 2003c. MAN 4 Sungai Tuan 2006 d. S.1 Jurusan Tarbiyah Program Studi PAI STAI

Darussalam Martapura

9. Oraganisasi : GMPP

57

v

Page 58: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

10. Orang Tua :

a. AyahNama lengkap : H. AbdanPekerjaan : TaniAlamat : Pingaran Ulu

b. IbuNama : Hj. RahiyahPekerjaan : DagangAlamat : Pengaran Ulu

11. Saudara : Tiga orang (3 orang)

Martapura, Januari 2011

Yang membuat pernyataan,

Raihanah

KATA PENGANTAR

الرحيم الرحمن الله بسم�ح�م�د� �ل ب0 لله ا �ن� ر� �م�ي �لع�ال �ة� ا �م� و�الص�ال ال ف� ع�لى� و�الس� ر� �ش� � ا �ال ا

�اء� �ي �ب �م�ر� ن �ن� و�ال �ي ل �ا س� 0د�ن ي �ا س� �ن �ه� م�ح�م�د<, و�ع�لى� و�م�و�ال �ل �ه� ا ب و�ص�ح�

�ن� �ج�م�ع�ي �م�ا ا �ع�د� . ا بDengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena

dengan limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya jualah akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Rasulullah

SAW beserta keluarga, sahabat, dan sekalian pengikutnya.

58

vi

Page 59: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

Skripsi ini berjudul " KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA

ISLAM KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH

KHALID PINGARAN KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR”.

ini dibuat untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd.I) pada STAI Darussalam Martapura.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, untuk penulis mengucapkan terima kasih terutama

kepada :

1. Bapak Drs. H. A. Fauzan Saleh, M. Ag selaku Ketua Umum STAI

Darussalam Martapura yang berkenan menerima dan mengesahkan skripsi ini.

2. Ibu Dra. Hj. Nurul Aini, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah yang telah

memberikan persetujuan dalam penelitian ini.

3. Ibu Drs. H.A. Hamdaini, M.Pd selaku Dosen Pembimbing dan Drs.

Abdussalam selaku asisten Pembimbing yang telah banyak memberikan

masukan, koreksi terhadap pembuatan skripsi, bimbingan serta motivasi.

4. Para Dosen STAI Darussalam Martapura khususnya Dosen Jurusan Tarbiyah

yang telah banyak memberikan pengetahuan dan wawasan.

5. Kepada Perpustakaan STAI Darussalam Martapura serta semua karyawan

yang telah banyak melayani penulis.

6. Kepada perpustakaan umum Kabupaten Banjar serta semua karyawan yang

banyak memberikan bantuan kepada penulis berupa literatur-literatur.

7. Kepala Madrasah, guru dan staf akademik Madrasah Tsanawiyah syekh

Khalid Pengaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar

59

vii

Page 60: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta motivasi

kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga amal baik dan pengorbanan mereka mendapat pahala di sisi Allah

SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, karena itu saran

atau kritik yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan. Semoga karya

tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.

Martapura, Januari 2011

Yang membuat pernyataan,

Raihanah

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................ iTANDA PERSETUJUAN .................................................................... iiTANDA PENGESAHAN ..................................................................... iiiABSTRAKS ..................................................................................... ivDAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. viKATA PENGANTAR .......................................................................... viiDAFTAR ISI ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1A. Latar Belakang Masalah............................................. 4B. Penegasan Judul ......................................................... 6C. Perumusan Masalah.................................................... 6D. Tujuan Penelitian ....................................................... 6E. Signifikasi Penelitian ................................................. 6F. Alasan Memilih Judul................................................. 7G. Sistematika Penulisan ................................................ 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................... 9A. Pengertian Pengajaran................................................ 9

60

viii

Page 61: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

B. Macam-macam Komponen......................................... 10C. Karakteritik Pengajaran ............................................. 12D. Pengertian Pondok Pesantren..................................... 13E. Dasar dan Tujuan Pendidikan di Pesantren .............. 16F. Kurikulum Pesantren Sebagai Kebutuhan

Masyarakat ........................................................19G. Krakteritik Pondok Pesantren..................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ................................................. 29.....................................................................................

A. Jenis Penelitian ........................................................... 29B. Subyek dan Obyek Penelitian ................................... 29C. Data, dan Sumber Data dan Teknik Pengumpulan

Data ............................................................................ 29D. Kerangka Dasar Penelitian ......................................... 33E. Tehnik Pengolahan Data............................................. 34F. Prosedur Penelitian .................................................... 35

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN .................................. 36A. Gambaran Umum Hasil Penelitian ............................ 36B. Penyajian Data ........................................................... 40C. Analisis Data............................................................... 43

BAB V PENUTUP .......................................................................... 48A. Kesimpulan ................................................................ 48B. Saran-saran ................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

61

Page 62: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

LAMPIRAN-LAMPIRAN

62

Page 63: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

PEDOMAN WAWANCARA

A. Kepada Kepala Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan

Astambul Kabupaten Banjar

1. Mohon dijelaskan mengenai sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah

Syekh Khalid Pingaran?

2. Bagaimana keadaan guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah Syekh

Khalid Pingaran?

3. Bagaimana keadaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid

Pingaran?

4. Apakah sarana dan prasarana di sini memang mencukupi untuk menunjang

proses belajar mengajar ?

63

Page 64: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

B. Untuk Dewan Guru

1. Pendidikan apa saja yang pernah Bapak Jalani ?

2. Mata Pelajaran Apa yang Bapak/Ibu pegang/ajarkan di Madrasah

Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran?

3. Sudah berapa lama Bapak/Ibu bertugas sebagai guru di Madrasah

Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran?

4. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan atau seminar yang

berhubuangan pendidikan?

5. Apakah Bapak/Ibu memiliki Tujuan Pengajaran?

6. Bagaimana Prosedur pengajaran yang Bapak/Ibu laksankaan ?

7. Bagaimana strategi Bapak/Ibu dalam pelaksanaan Kegiatan belajar

mengajar ?

8. Apa saja aktivitas Aktivitas anak didik pada saat kegiatan belajar megajar?

9. Apakah Bapak/Ibu melakukan bimbingan kepada dalam mengajar?

10. Apakah Bapak/Ibu selalu disiplin dalam megajar ?

11. Berapa waktu yang tersedia dalam memberikan pengajaran mata pelajaran

yang Bapak/Ibu ajarkan ?

12. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan evaluasi pengajaran ? dalam bentuk apa

saja evaluasi pengajaran yang bapak/ibu gunakan ?

C. Siswa

1. Apakah adik menyukai mata pelajaran Agama Islam di Madrasah

Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran?

2. Apakah adik memiliki kitab atau buku yang diajarkan di Madrasah

Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran?

3. Apakah adik sering bertangkar dan tidak disiplin ?

5. Apakah guru selalu memberikan motivasi kerpada siswa agar rajin belajar?

64

Page 65: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

PEDOMAN OBSERVASI

a. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di Madrasah Tsanawiyah Syekh

Khalid Pingaran

b. Bagaimana krakteristik guru dalam memberikan pengajaran mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam

c. Bagaimana aktivitas guru dan siswa

d. Bagaimana kondisi lingkungan Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran.

65

Page 66: STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN SISWA YANG BERLATAR BELAKANG MADRASAH TSANAWIYAH (PADA MADRASAH

DOKUMENTASI

a. Bagaimana sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran

b. Bagaimana keadaan guru Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran

c. Bagaimana keadaan siswa Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran

d. Bagaimana keadaan sarana prasarana Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid

Pingaran

DAFTAR TERJEMAH

No Halaman Terjemah Surah/Riwayat1. 1 Allah Akan meninggikan orang-orang yang

beriman diantaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan

Al-Mujaadilah Ayat 11

2. 1 Katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?

Az-Zumar Ayat 9

66