Pengelolaan Pasien Impaksi Dengan Penyakit Hipertensi

13
TUGAS UJIAN MATA KULIAH INFEKSI ODONTOGENIK PENGELOLAAN PASIEN IMPAKSI DENGAN HIPERTENSI drg. EDMOND APRIZA 12/342367/PKG/777

Transcript of Pengelolaan Pasien Impaksi Dengan Penyakit Hipertensi

Page 1: Pengelolaan Pasien Impaksi Dengan Penyakit Hipertensi

TUGAS UJIAN

MATA KULIAH INFEKSI ODONTOGENIK

PENGELOLAAN PASIEN IMPAKSI

DENGAN HIPERTENSI

drg. EDMOND APRIZA12/342367/PKG/777

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2013

Page 2: Pengelolaan Pasien Impaksi Dengan Penyakit Hipertensi

PENGELOLAAN PASIEN IMPAKSI DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI

Secara umum, tujuan pengobatan dan penglolaan hipertensi adalah untuk menurunkan

resiko morbiditas dan mortalitas. Secara khusus dalam perawatan bidang kedokteran gigi

adalah untuk mengembangkan dan memberikan perawatan yang sesuai dengan kondisi fisik

dan emosi pasien.Pengelolaan pasien hipertensi memerlukan rencana perawatan atau strategi

tertentu untuk menjaga kestabilan tekanan darah ketika tindakan terutama tindakan yang

memerlukan anestesi lokal yang mngandung vasokonstriktor. Dua strategi yang dapat

diterapkan yaitu, strategi preventif dan kuratif. 1

A. Strategi Preventif

Strategi ini meliputi semua tindakan untuk mengontrol tekanan darah pasien selama

perawatan maupun selama tindakan preventif kedokteran gigi seperti kontrol plak, flouridasi,

dll. Tindakan preventif yang efektif yaitu dengan menghilangkan penyebab meningkatnya

tekanan darah pasien seperti pemilihan anestesi, bahan anestesi, dan kontrol kecemasan.

Tindakan preventif lainnya, antara lain: 1

1) Prosedur dental yang lama dan stressful sebaiknya dihindarkan

2) Pemberian sedatif peroral membantu mengurangi kecemasan. Sedatif peroral yang

digunakan adalah benzodiazepine 5 mg, diminum malam sebelum tidur dan 1 jam

sebelum tindakan.

3) Penggunaan sedasi Nitrous oxide menurunkan tekanan darah sistol-diastole hingga 5-

10 mmHg.

4) Pemilihan waktu perawatan gigi. Kenaikan tekanan darah pada pasien hipertensi

sering terjadi saat bangun pagi, mencapai puncak pada tengah hari, kemudian

menurun di sore hari, sehingga waktu yang dianjurkan untuk melakukan perawatan

adalah sore hari.

5) Penggunaan anestesi lokal akan lebih baik dibandingkan anestesi umum.

6) Pemberian anestesi harus pelan dan hindari penyuntikan intravascular.

Dalam hubungan pasien hipertensi dengan tindakan perawatan menggunakan anestesi

lokal yang mengandung vasokonstriktor, harus diingat bahwa bahan vasokonstriktor pada

anestesi lokal bermacam- macam. Noradrenalin dan levonordefrin merupakan kontraindikasi

untuk pasien hipertensi. Sedangkan adrenalin lebih aman digunakan karena tidak akan

meningkatkan tekanan darah secara dramatis. 1

Page 3: Pengelolaan Pasien Impaksi Dengan Penyakit Hipertensi

B. Strategi Kuratif

Penerapan strategi ini disesuaikan dengan kondisi kondisi fisik dan kemampuan emosi

pasien untuk menerima dan merespon terhadap perawatan yang diberikan. Keadaan pasien ini

diklasifikasikan menurut status resiko pasien menjadi ASA I, II, III, IV, dan V.1

CARA DIAGNOSIS HIPERTENSI (TIPE –TIPENYA)

Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5 menit. Angka

140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis tidak dapat

ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran. Jika pada pengukuran pertama

memberikan hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur

sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil

pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetepi juga digunakan

untuk menggolongkan beratnya hipertensi. 2

Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama

pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal. Retina (selaput peka cahaya pada permukaan

dalam bagian belakang mata) merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung

bisa menunjukkan adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). 2

Dengan anggapan bahwa perubahan yang terjadi di dalam retina mirip dengan

perubahan yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam tubuh, seperti ginjal.

Untuk memeriksa retina, digunakan suatu oftalmoskop. Dengan menentukan derajat

kerusakan retina (retinopati), maka bisa ditentukan beratnya hipertensi. Perubahan di dalam

jantung, terutama pembesaran jantung, bisa ditemukan pada elektrokardiografi (EKG) dan

foto rontgen dada.Pada stadium awal, perubahan tersebut bisa ditemukan melalui

pemeriksaan ekokardiografi (pemeriksaan dengan gelombang ultrasonik untuk

menggambarkan keadaan jantung). Bunyi jantung yang abnormal (disebut bunyi jantung

keempat), bisa didengar melalui stetoskop dan merupakan perubahan jantung paling awal

yang terjadi akibat tekanan darah tinggi. 2

Page 4: Pengelolaan Pasien Impaksi Dengan Penyakit Hipertensi

TIPE TIPE HIPERTENSI

1. Hipertensi Primer (Primary Hypertension)

Tipe ini merupakan tipe yang paling banyak ditemui pada penderita hipertensi. Hipertensi

primer adalah suatu kondisi dimana penyebab meningkatnya tekanan darah tidak diketahui,

namun dapat dikenali dari beberapa faktor antara lain: 1,3

Jika tekanan menunjukan angka diatas : sistolik > 140 mm Hg, diastolik > 90 m Hg

Peningkatan kadar kolesterol diatas 240 mg/dl)

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui.

Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti

bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita

hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. 1,3

Pada orang dewasa atau orang tua, penyebab hipertensi terkadang samar, karena penyakit

ini memang akan muncul seiring bertambahnya usia. Maka dari itu, sejak pertama kali

didiagnosa hipertensi, seseorang harus segera mengkonsumsi obat darah tinggi seperti Jelly

Gamat Gold G

2. Hipertensi Sekunder (Secondary Hypertension)

Hipertensi sekunder disebabkan oleh suatu kelainan spesifik dari organ tertentu

seperti ginjal, kelenjar adrenal, atau arteri aorta. Pemeriksaan hipertensi dilakukan dengan

pengukuran tekanan darah. Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh

arteri ketika darah di pompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia. Dari

pemeriksaan tekanan darah, dapat diketahui tekanan darah termasuk rendah, normal atau

tinggi. 1,3

Untuk mengobati hipertensi sekunder, tidak hanya dengan obat darah tinggi, namun

juga harus dibarengi dengan menjalankan pola hidup sehat. 1,3

Page 5: Pengelolaan Pasien Impaksi Dengan Penyakit Hipertensi

SYARAT SYARAT DAPAT DILAKUKAN TINDAKAN OPERASI

Penderita Hipertensi yang masuk dalam stage I dan stage II masih memungkinkan

untuk dilakukan tindakan odontektomi karena resiko perdarahan yang terjadi pasca tindakan

relatif masih dapat terkontrol (Little, 1997). Pada penderita hipertensi dengan stage II

sebaiknya di rujuk terlebih dahulu ke bagian penyakit dalam agar pasien dapat dipersiapkan

sebelum tindakan. Pengobatan pada pasien hipertensi biasanya digunakan lebih dari satu

macam golongan obat, misalnya: golongan obat anti hipertensi (mis: captopril) dan golongan

obat diuretik. 4

Pasien dengan kontra indikasi yang bersifat sistemik seperti hipertensi memerlukan

pertimbangan khusus untuk dilakukan tindakan odontektomi. Faktor-faktor ini meliputi

pasien-pasien yang memiliki riwayat penyakit khusus. Dengan kondisi riwayat penyakit

tersebut, tindakan bisa dilakukan dengan persyaratan bahwa pasien sudah berada dalam

pengawasan dokter ahli dan penyakit yang menyertainya bisa dikontrol dengan baik. Hal

tersebut penting untuk menghindari terjadinya komplikasi sebelum tindakan, saat, maupun

setelah tindakan odontektomi dilakukan. 4,5

MEDIKASI DAN KOMPLIKASI

Pemberian obat – obatan

Pengobatan secara non farmakologis dapat menggunakan beberapa cara yaitu diantaranya:

Diat rendah garam, hindari obesittas atau menurunkan berat badan. hindari faktor resiko

(merokok, minum alcohol, stress, hyperlipidemia), rileksasi atau meditasi dan olah raga

teratur. Pengobatan secara farmatologis adalah dengan menggunakan obat anti hipertensi

misalnya : obat diuretik, B blocker, vasodilator. 2,6

1. Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati

hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi

volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga

menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Diuretik menyebabkan hilangnya kalium

melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium.

Diuretik sangat efektif pada : 2

Orang kulit hitam.

Page 6: Pengelolaan Pasien Impaksi Dengan Penyakit Hipertensi

Lanjut usia.

Kegemukan.

Penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun

2. Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfablocker, beta

blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis.

Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon

terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah. Yang paling sering digunakan

adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada : 2

Penderita usia muda.

Penderita yang pernah mengalami serangan jantung.

Penderita dengan denyut jantung yang cepat.

Angina pektoris (nyeri dada).

Sakit kepala migren.

3. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan

tekanan 2

darah dengan cara melebarkan arteri.Obat ini efektif diberikan kepada :

Orang kulit putih.

Usia muda

4. Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme

yang mirip dengan ACE-inhibitor.

5. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang

benar-benar berbeda. Sangat efektif diberikan kepada : 2

Orang kulit hitam.

Lanjut usia.

Penderita angina pektoris (nyeri dada).

Denyut jantung yang cepat.

Sakit kepala migren. 2

6. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari golongan ini

hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi lainnya. 2

7. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang menurunkan

tekanan darah tinggi dengan segera. Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah

dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) : 2

Diazoxide.

Nitroprusside.

Page 7: Pengelolaan Pasien Impaksi Dengan Penyakit Hipertensi

Nitroglycerin.

Labetalol.

Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa

diberikan per-oral (ditelan), tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi, sehingga

pemberiannya harus diawasi secara ketat. Pengobatan hipertensi sekunder tergantung

kepada penyebabnya. Mengatasi penyakit ginjal kadang dapat mengembalikan tekanan

darah ke normal atau paling tidak menurunkan tekanan darah. Penyempitan arteri bisa

diatasi dengan memasukkan selang yang pada ujungnya terpasang balon dan

mengembangkan balon tersebut. Atau bisa dilakukan pembedahan untuk membuat jalan

pintas (operasi bypass). Tumor yang menyebabkan hipertensi (misalnya feokromositoma)

biasanya diangkat melalui pembedahan. 2,7

Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga

isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran

darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk

mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh

yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).2

KOMPLIKASI

Banyak komplikasi yang dapat terjadi pada pasien hipertensi. Oleh karena itu,

sebelum melakukan tindakan bedah, sebaiknya pasien konsultasi dahulu dengan dokter

penyakit dalam yang merawat penderita. Jika keadaan pasien memungkinkan untuk

dilakukan tindakan pembedahan, maka segala kondisi yang menimbulkan kecemasan atau

stress sebaiknya dihilangkan. Penggunaan obat penenang sehari sebelumnya dianjurkan. 4,8

Apabila keadaan pasien sudah lebih tenang, pembedahan dapat dilakukan. Perlu

diperhatikan bahwa tekanan darah pasien saat tindakan harus dalam keadaan tensi yang

terkontrol. Jika perlu, upaya pembedahan dilakukan dam bentuk tim karena selain ada

hipertensi esensial, kemungkinan pasien juga menderita hipertensi sekunder yang merupakan

komplikasi penyakit lain. 4

Resiko-resiko yang dapat terjadi pada pencabutan gigi penderita hipertensi, antara lain :

Page 8: Pengelolaan Pasien Impaksi Dengan Penyakit Hipertensi

1. Resiko akibat Anestesi lokal pada penderita hipertensi

Larutan anestesi lokal yang sering dipakai untuk pencabutan gigi adalah lidokain yang

dicampur dengan adrenalin dengan dosis 1:80.000 dalam setiap cc larutan. Konsentrasi

adrenalin tersebut dapat dikatakan relatif rendah, bila dibandingkan dengan jumlah adrenalin

endogen yang dihasilkan oleh tubuh saat terjadi stres atau timbul rasa nyeri akibat tindakan

invasif. Tetapi bila terjadi injeksi intravaskular maka akan menimbulkan efek yang berbahaya

karena dosis adrenalin tersebut menjadi relatif tinggi. Masuknya adrenalin ke dalam

pembuluh darah bisa menimbulkan: takikardi, stroke volume meningkat, sehingga tekanan

darah menjadi tinggi. Resiko yang lain adalah terjadinya ischemia otot jantung yang

menyebabkan angina pectoris, bila berat bisa berakibat fatal yaitu infark myocardium.

Adrenalin masih dapat digunakan pada penderita dengan hipertensi asal kandungannya tidak

lebih atau sama dengan 1:200.000. Dapat juga digunakan obat anestesi lokal yang lain, yaitu

Mepivacaine 3% karena dengan konsentrasi tersebut mepivacaine mempunyai efek

vasokonstriksi ringan, sehingga tidak perlu diberikan campuran vasokonstriktor. 4

2. Resiko akibat ekstraksi gigi pada penderita hipertensi

Komplikasi akibat pencabutan gigi adalah terjadinya perdarahan yang sulit

dihentikan. Perdarahan bisa terjadi dalam bentuk perdarahan hebat yang sulit berhenti saat

dilakukannya tindakan pencabutan gigi, atau bisa berupa oozing (rembesan darah) yang

membandel setelah tindakan pencabutan gigi selesai.4

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: Pengelolaan Pasien Impaksi Dengan Penyakit Hipertensi

1. http://takitikitik.wordpress.com/2012/09/29/pengelolaan-hipertensi-pada-tindakan-

kedokteran-gigi/

2. http://www.medicastore.com )

3. http://www.hi-lab.co.id/index.php/our-advice/166-hipertensi

4. http://ilmudoktergigi.blogspot.com/2009/02/pencabutan-gigi-pada-penderita.html?

m=1

5. http://rizkihadisoekarno.blogspot.com/2012/02/kedokteran-gigi-eksodonsia.html

6. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3d3keperawatanpdf/0910703013/bab2.pdf

7. http://obatherbalg.com/tag/tipe-hipertensi/

8. http://www.scribd.com/doc/45565487/Komplikasi-Peri-Dan-Pasca-Operative