Pengelolaan Keuangan Desa

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang,termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut.Keuangan desa berasal dari pendapatan asli desa,APBD dan APBN. Anggaran belanja dan pendapatan desa adalah rencana keuangan desa dalam satu tahun yang memuat perkiraan pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan, dan rencana pambiayaan yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa. Pemerintahan desa setiap tahun wajib menyusun APBDesa merupakan pembiayaan terhadap program pembangunan tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa. Program pembangunan tahunan desa diturunkan dari program pembangunan jangka menengah desa (lima tahun), yang disebut rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDesa). 1

description

Pengelolaan Keuangan Desa

Transcript of Pengelolaan Keuangan Desa

Page 1: Pengelolaan Keuangan Desa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang,termasuk didalamnya segala bentuk

kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut.Keuangan desa berasal

dari pendapatan asli desa,APBD dan APBN. Anggaran belanja  dan pendapatan desa adalah

rencana keuangan desa dalam satu tahun yang memuat perkiraan pendapatan, rencana belanja

program dan kegiatan, dan rencana pambiayaan yang dibahas dan disetujui bersama oleh

pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa.

Pemerintahan desa setiap tahun wajib menyusun APBDesa merupakan pembiayaan

terhadap program pembangunan tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa.

Program pembangunan tahunan desa diturunkan dari program pembangunan jangka

menengah desa (lima tahun), yang disebut rencana pembangunan jangka menengah desa

(RPJMDesa).

1

Page 2: Pengelolaan Keuangan Desa

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya

disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang

serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak

dan kewajiban Desa.

Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.

2.2 ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

a Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif

serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

b Pengelolaan keuangan desa dikelola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yakni

mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

2.3 KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili

pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan. Kepala desa

sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa mempunyai kewenangan:

1. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;

2. menetapkan Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD);

3. menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa;

4. menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBDesa;

5. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBDesa.

Kepala desa dalam pengelolaan keuangan desa, dibantu oleh PTPKD. PTPKD berasal

dari unsur perangkat desa, terdiri dari: sekretaris desa, kepala seksi, dan bendahara.

PTPKD ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

2

Page 3: Pengelolaan Keuangan Desa

Sekretaris desa bertindak selaku koordinator PTPKD. Sekretaris desa selaku

koordinator PTPKD mempunyai tugas:

1. menyusun dan melaksanakan Kebijakan Pengelolaan APBDesa;

2. menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa, perubahan APBD PTPKD

dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa;

3. melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam

APBDesa;

4. menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa;

5. melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran APBDesa.

Kepala seksi bertindak sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya. Kepala

seksi mempunyai tugas:

1. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya;

2. melaksanakan kegiatan dan/atau bersama Lembaga Kemasyarakatan Desa yang telah

ditetapkan di dalam APBDesa;

3. melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja

kegiatan;

4. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;

5. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada kepala desa;

6. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

Bendahara dijabat oleh staf pada urusan keuangan. Bendahara mempunyai tugas:

menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar, menatausahakan, dan

mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan

desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa.

2.4 APBDesa

APBDesa terdiri dari

1. Pendapatan Desa yang diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis

2. Belanja Desa yang diklasifikasikan menurut kelompok, kegiatan, dan jenis

3. Pembiayaan Desa, yang diklasifikasikan menurut kelompok dan Jenis

3

Page 4: Pengelolaan Keuangan Desa

Pendapatan Desa

Pendapatan Desa adalah semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan

hak desa dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayarkembali oleh desa.

Pendapatan Desa dibagi menjadi:

1. Pendapatan Asli Desa

a. Hasil Usaha

b. Hasil Aset

c. Swadaya, partisipasi, dan gotong royong

d. Lain-lain

2. Transfer

a. Dana Desa

b. Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

c. Alokasi Dana Desa

d. Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi

e. Bantuan Keuangan dari APBD Kabupaten/Kota

3. Pendapatan Lain-lain

a. Hibah dan Sumbangan Dari Pihak Ketiga

b. Lain-Lain

Belanja Desa

Belanja desa meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban

desa dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh kembali pembayarannya oleh

desa. Belanja desa terdiri atas kelompok:

1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

2. Pelaksanaan Pembangunan Desa

3. Pembinaan Kemasyarakatan Desa

4. Pemberdayaan Masyarakat Desa

5. Belanja Tak Terduga

Jika berdasarkan jenis kegiatannya, belanja desa dibagi menjadi

1. Belanja pegawai

2. Belanja barang dan jasa

3. Belanja modal

4

Page 5: Pengelolaan Keuangan Desa

Dalam keadaan darurat/keadaan luar biasa (KLB), Pemerintah Desa dapat melakukan

belanja yang belum tersedia anggarannya.

Pembiayaan Desa

Pembiayaan Desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan

maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Penerimaan pembiayan meliputi:

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya

2. Pencairan Dana Cadangan

3. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan

Pengeluaran pembiayaan meliputi:

1. Pembentukan Dana Cadangan

2. Penyertaan Modal Desa

2.5 PENGELOLAAN KEUANGAN

Perencanaan

• Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan

RKPDesa tahun berkenaan dan menyampaikan kepada Kepala Desa.

• Rancangan peraturan Desa tentang APBDesa disampaikan oleh Kepala Desa kepada

Badan Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan disepakati bersama.

• Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disepakati bersama paling lambat bulan

Oktober tahun berjalan.

• Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disepakati bersama

disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui camat paling lambat

3 hari sejak disepakati untuk dievaluasi.

• Bupati/Walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan APBDesa paling lama 20 hari

kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa.

• Dalam hal Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu yg

ditentukan Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya.

• Dalam hal Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi Rancangan Peraturan Desa

tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan

perundangundangan yang lebih tinggi, Kepala Desa melakukan penyempurnaan

paling lama 7 hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

5

Page 6: Pengelolaan Keuangan Desa

• Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan Kepala Desa tetap

menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa,

Bupati/Walikota membatalkan Peraturan Desa dengan Keputusan Bupati/Walikota,

sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBDesa tahun anggaran sebelumnya.

• Dalam hal Pembatalan Kepala Desa hanya dapat melakukan pengeluaran terhadap

operasional penyelenggaraan Pemerintah Desa.

• Kepala Desa memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa Paling lama 7 hari kerja

setelah pembatalan dan selanjutnya Kepala Desa bersama BPD mencabut peraturan

desa dimaksud.

• Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDesa kepada camat atau sebutan lain.

• Ketentuan lebih lanjut mengenai pendelegasian evaluasi Rancangan Peraturan Desa

tentang APBDesa kepada Camat diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota.

Pelaksanaan

• Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa

dilaksanakan melalui rekening kas desa.

• Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka

pengaturannya ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

• Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan

sah.

• Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain yang

ditetapkan dalam peraturan desa.

• Bendahara dapat menyimpan uang dalam Kas Desa pada jumlah tertentu dalam

rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa.

• Pengaturan jlh uang dalam kas desa ditetapkan dalam Per Bupati/Wakota.

• Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat dilakukan

sebelum rancangan peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan menjadi peraturan

desa.

• Pengeluaran desa tidak termasuk untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan

operasional perkantoran yang ditetapkan dalam Perkades.

• Penggunaan biaya tak terduga terlebih dulu harus dibuat Rincian Anggaran Biaya

yang telah disahkan oleh Kepala Desa.

6

Page 7: Pengelolaan Keuangan Desa

• Pelaksana Kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan harus

disertai dengan dokumen antara lain Rencana Anggaran Biaya.

• Rencana Anggaran Biaya di verifikasi oleh Sekretaris Desa dan di sahkan oleh Kepala

Desa.

• Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran yang

menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku

pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan didesa.

• Berdasarkan rencana anggaran biaya pelaksana kegiatan mengajukan SPP kepada

Kepala Desa.

• SPP tidak boleh dilakukan sebelum barang dan atau jasa diterima.

• Pengajuan SPP terdiri atas:

• Surat Permintaan Pembayaran (SPP);

• Pernyataan tanggungjawab belanja; dan

• Lampiran bukti transaksi

• Dalam pengajuan pelaksanaan pembayaran, Sekretaris Desa berkewajiban untuk:

• meneliti kelengkapan permintaan pembayaran di ajukan oleh pelaksana kegiatan;

• menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBdes yang tercantum dalam

permintaan pembayaran;

• menguji ketersedian dana untuk kegiatan dimaksud; dan

• menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh pelaksana kegiatan apabila tidak

memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

• Berdasarkan SPP yang telah di verifikasi Sekretaris Desa, Kepala Desa menyetujui

permintaan pembayaran dan bendahara melakukan pembayaran.

• Pembayaran yang telah dilakukan, selanjutnya bendahara melakukan pencatatan

pengeluaran.

• Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya,

wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke

rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

• Pengadaan barang dan/atau jasa di Desa diatur dengan peraturan bupati/walikota

dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundangundangan.

• Perubahan Peraturan Desa tentang dapat dilakukan apabila terjadi:

• keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja;

7

Page 8: Pengelolaan Keuangan Desa

• keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SilPA) tahun

sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;

• terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun

berjalan; dan/atau

• terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau

kerusuhan sosial yang berkepanjangan;

• perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

• Perubahan APBDesa hanya dapat dilakukan 1 kali dalam 1 tahun anggaran.

• Tata cara pengajuan perubahan APBDesa adalah sama dengan tata cara penetapan

APBDesa.

• Dalam hal Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota serta

hibah dan bantuan pihak ketiga yang tidak mengikat ke desa disalurkan setelah

ditetapkannya Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa, perubahan diatur dengan

Peraturan Kepala Desa tentang perubahan APBDesa.

• Perubahan APBDesa diinformasikan kepada BPD.

Penatausahaan

• Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa.

• Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran

serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib.

• Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan

pertanggungjawaban.

• Laporan pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa dan

paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

• Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran, menggunakan:

– buku kas umum;

– buku Kas Pembantu Pajak; dan

– buku Bank.

Pelaporan

• Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada

Bupati/Walikota berupa:

– laporan semester pertama; dan

– laporan semester akhir tahun.

• Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APBDesa.

8

Page 9: Pengelolaan Keuangan Desa

• Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat pada akhir bulan

Juli tahun berjalan.

• Laporan semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari

tahun berikutnya.

• Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

APBDesa kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran.

• Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa, terdiri dari pendapatan,

belanja, dan pembiayaan.

• Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa ditetapkan dengan

Peraturan Desa.

• Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

dilampiri:

– format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun

Anggaran berkenaan;

– format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran

berkenaan; dan

– format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke

desa.

• Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa merupakan bagian

tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

• Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang

mudah diakses oleh masyarakat.

• Media informasi antara lain papan pengumuman, radio komunitas, dan media

informasi lainnya.

• Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan lain.

• Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa, disampaikan paling

lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan.

• Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengelolaan Keuangan Desa diatur dalam Peraturan

Bupati/Walikota.

9

Page 10: Pengelolaan Keuangan Desa

2.6 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

• Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi pemberian dan penyaluran Dana

Desa, Alokasi Dana Desa, dan Bagi hasil Pajak dan Retribusi Daerah dari

Kabupaten/Kota kepada Desa.

• Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan

keuangan desa.

10

Page 11: Pengelolaan Keuangan Desa

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk

kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa, APBD,dan APBN.

Pemerintah desa wajib mengelola keuangan desa secara transparan,akuntabel,partisipatif

serta dilakukan dengan tertib dan disiplin. Transparan artinya dikelola secara terbuka ;

akuntabel artinya dipertanggung jawabkan secara legal; dan partisiptif artinya melibatkan

masyarakat dalam penyusunannya.

Pemerintah desa wajib membuat APBDesa. Melalui APBDesa kebijakan desa yang

dijabarkan dalam berbagai program dan kegiatan  sudah ditentukan anggrannya. Dengan

demikian, kegiatan pemerintah desa berupa pemberian pelayanan, pembangunan,dan

perlindungan kepada warga dalam tahun berjalan sudah dirancang anggarannya sehingga

sudah dipastikan  dapat dilaksanakan. Tanpa APBDesa, pemerintah tidak dapat

melaksanakan program dan kegiatan pelayanan publik.

11

Page 12: Pengelolaan Keuangan Desa

Daftar Pustaka

Permendagri 113 tahun 2014 Pengelolaan Keuangan Desa

12