Penge Cap An
Click here to load reader
-
Upload
izkar-ramadhan -
Category
Documents
-
view
38 -
download
4
Transcript of Penge Cap An
PENGECAPAN
TUJUAN
Tujuan Instruksional Umum
Memahami dasar-dasar faal sensorik melalui faal pengecapan
Tujuan Perilaku Khusus
1. Mendemonstrasikan hukum Johannes Muller pada faal pengecapan
2. Mendemonstrasikan perbedaan ambang pengecapan untuk 4 modalitas pengecapan
3. Mendemonstrasikan kemampuan initensitas kecap untuk 1 modalitas pengecapan
ALAT YANG DIPERLUKAN
1. Larutan berbagai rasa :
a. Manis : gula 2 sdt + air 240 ml
b. Asam : cuka 10 ml + air 10 ml
c. Asin : garam 2 sdt + air 240 ml
d. Pahit : aspirin 2 butir + air 240 ml
2. Tabung ukur
3. Lidi kapas
4. Air
TATA KERJA
I. PEMERIKSAAN INDERA PENGECAPAN
Lakukan percobaan ini pada 2 orang percobaan (OP).
1. OP tidak boleh mengetahui larutan apa yang akan diletakkan pada lidahnya.
2. Buatlah kesepakatan dengan OP mengenai bahasa isyarat yang akan digunakan bila OP
dapat mengecap rasa pada lidi kapas (misalnya mengangkat tangan bila dapat mengecap
rasa), dan rasa apa yang ia kecap (misalnya mengangkat 1 jari untuk rasa manis, 2 jari
untuk rasa asam, 3 jari untuk rasa asin, 4 jari untuk rasa pahit). Selama percobaan
berlangsung, OP tidak diperkenankan berbicara atau menyentuhkan lidahnya ke langit-
langit mulut.
3. Celupkan sebuah lidi kapas ke larutan manis dan peras kelebihan larutan pada pinggir
gelas
4. Suruh OP untuk menjulurkan lidahnya dan letakkan lidi kapas tersebut pada semua area
pengecapan di lidah.
5. Setelah setiap peletakan, tanyakan pada OP apakah ia dapat mengecap rasa dari larutan
tersebut, dan apa rasa yang ia kecap.
6. Catatlah hasilnya di diagram lidah pada form hasil yang telah disediakan
7. Suruhlah OP berkumur dengan air
8. Buang lidi kapas yang telah digunakan
9. Ulangi langkah nomor 3-8 untuk larutan asam
10. Ulangi langkah nomor 3-8 untuk larutan asin
11. Ulangi langkah nomor 3-8 untuk larutan pahit
Diskusikan dengan kelompok anda pertanyaan berikut :
- Apakah lidah OP berespon terhadap keempat sensasi rasa pada lebih dari 1 area? Ya.
Jelaskan
Hasil Percobaan
Letak Nama OP
Cika Syara
Ujung lidah (manis) Terasa manis Terasa manis
Tepi depan lidah (asin) Terasa asin Terasa asin
Tepi lidah belakang lidah (asam) Terasa asam Terasa asam
Pangkal lidah (pahit) Tidak terasa Tidak terasa
Tinjauan Pustaka
Manusia memiliki lima alat indera, yaitu mata
adalah indera penglihatan, telinga adalah indera
pendengar, hidung adalah indera penciuman, kulit adalah indera peraba dan lidah adalah indera
pengecap. Lidah tersusun atas otot – otot rangka yang berbentuk longitudinal , transversal dan
sirkuler. Pada bagian dorsal lidah tertutup oleh selaput lendir sehingga selalu lembab dan tertutup
papila – papila yang mengandung kuncup pengecapan ( taste buds ).
Tiap-tiap kuntum pengecap terbentuk oleh 4 jenis sel, yaitu sel basal; sel tipe 1 dan 2,
yang merupakan sel suspentakularis; dan sel tipe 3, yang merupakan sel reseptor pengecap
(gustatorik) yang membuat hubungan sinaps dengan serat saraf sensorik. Leher dari sel-sel ini
berhubungan satu sama lain dan dengan sel epitel di sekitarnya melalui tight junction.
Pada manusia, kuntum pengecap terletak di mukosa epiglotidis, palatum, dan pharinx serta di
dinding papila fungiformis dan papila valata lidah. Papila fungiformis merupakan struktur bulat
yang paling banyak ditemukan dekat ujung lidah; papila valata adalah struktur menonjol yang
tersusun membentuk huruf V di belakang lidah. Papila filiformis yang kecil berbentuk kerucut,
dan menutupi badan dorsum lidah biasanya tidak mengandung kuntum pengecap. Serat-serat
saraf sensorik dari kuntum-kuntum pengecap di dua per tiga anterior lidah berjalan dalam cabang
korda timpani n. Fasialis, dan serat-serat dari sepertiga posterior lidah mencapai batang otak
melalui n. Glosofaringeus. Serat-serat dari daerah lain selain lidah mencapai batang otak melalui
n. Vagus. Serat-serat pengecap yang bermielin tetapi menghantarkan impuls relatif lambat di
ketiga saraf tersebut bersatu di nukleus traktus solitarius medula oblongata.
Manusia memiliki 4 macam pengecapan (rasa) dasar; manis, asam, pahit dan asin. Zat yang
pahit terutama di kecap di belakang lidah, yang asam di sepanjang tepi lidah, yang manis di
ujung lidah, dan yang asin di dorsum anterior lidah. Zat yang asam dan pahit juga terasa di
palatum yang juga agak peka terhadap manis dan asin.
Setelah melakukan percobaan, ternyata pada tiap OP tidak mempunyai tempat lokasi yang
sesuai dengan teori. Setiap orang memiliki waktu sensasi tercepat (sensitifitas) yang berbeda-
beda pada tiap lokasi reseptor. Dapat terlihat pada OP pertama yang kurang peka terhadap rasa
manis pada ujung lidahnya dan juga rasa asin pada tepi depan lidah. Begitu juga pada OP kedua
yang kurang peka terhadap rasa asam pada tepi belakang dan pahit pada pangkal lidahnya.
Ketidaksesuaian atau penyimpangan yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh kesalahan
prosedur kerja selama praktikum. Pada saat memberikan meletakkan larutan ke dalam lidah, OP
kami ternyata juga memasukkan lidah. Memasukkan lidah dapat merancukan catatan waktu
sehingga merancukan lokasi reseptor pengecap juga. Ketika lidah dimaksukkan maka dapat
tercampur dengan saliva sehingga rasa lebih cepat dikenali. Kelembaban pada permukaan lidah
dapat juga mempengaruhi kecepatan sensasi rasa yang diperoleh. Zat harus terlarut dalam
kelembaban mulut untuk dapat di indera oleh kuncup pengecap. Tingkat sensitivitas lidah
seseorang juga mempengaruhi kemampuannya mengecap suatu rasa. Sensitivitas yang berbeda
mungkin disebabkan struktur dari lidah itu sendiri yang rusak atau tidak baik akibat dari pola
makan seseorang yang berbeda pula. Cepat lambatnya seseorang dalam mengecap rasa dapat
dipengaruhi oleh kecepatan penghantaran rangsang yang diberikan jika dalam penyampaian
rangsang sehingga dapat mempengaruhi waktu sensasi yang dihasilkan.
Kesimpulan:
Pada dasarnya setiap orang memiliki persepsi terhadap manis pada ujung lidah, asin pada
tepi depan, asam pada tepi belakang, dan pahit pada pangkal lidah, tetapi akibat dari taste
bud yang berbeda-beda, tidak semua orang merasakan rasa tersebut di tempat yang sama.
Lokasi reseptor pengecap tidak sama pada tiap orang.
Waktu sensasi reseptor pengecap berbeda pada tiap orang.
II. PEMERIKSAAN AMBANG PENGECAPAN
Lakukan percobaan ini pada orang percobaan (OP) yang sama dengan percobaan pertama.
1. Berlawanan dengan percobaan pertama, OP harus mengetahui larutan apa yang akan
diletakkan pada lidahnya.
2. Buatlah kesepakatan dengan OP mengenai bahasa isyarat yang akan digunakan bila OP
dapat mengecap rasa pada lidi kapas (misalnya mengangkat tangan bila dapat mengecap
rasa). Selama percobaan berlangsung, OP tidak diperkenankan berbicara atau
menyentuhkan lidahnya ke langit-langit mulut.
3. Celupkan sebuah lidi kapas ke larutan manis dan peras kelebihan larutan pada pinggir
gelas.
4. Suruh OP untuk menjulurkan lidahnya dan letakkan lidi kapas tersebut pada area di lidah
yang mengecap rasa manis (Gunakan diagram lidah dari hasil percobaan pertana tadi).
5. Tanyakan pada OP apakah ia dapat mengecap rasa dari larutan tersebut. Bila OP dapat
mengecap rasa tersebut, berilah tanda positif (+) di tabel ambang pengecapan pada form
hasil yang telah disediakan.
6. Suruhlah OP berkumur dengan air.
7. Buang lidi kapas yang telah digunakan.
8. Encerkan larutan manis tersebut dengan cara menuangkan 10 ml dari larutan ke gelas
bersih dan tambahkan air sebanyak 10 ml.
9. Ulangi langkah nomor 3-7 dengan larutan yang baru saja diencerkan
10. Ulangi langkah nomor 8 dengan larutan yang sudah diencerkan (Anda akan
mengencerkan larutan yang sudah diencerkan)
11. Ulangi kembali langkah nomor 3-7
12. Ulangi terus prosedur ini dengan larutan yang terus diencerkan (10 ml larutan baru + 10
ml air ) hingga OP tidak dapat mengecap rasa yang diletakkan di lidahnya. Berilah tanda
negatif (-) di tabel ambang pengecapan pada form hasil yang telah disediakan pada saat
OP tidak dapat lagi mengecap rasa terssebut.
Catatan : Larutan awal dianggap berkekuatan 100 %. Setiap pengenceran akan menghasilkan
larutan berkekuatan setengah dari pengecapan sebelumnya. Maka, pengenceran pertama akan
menghasilkan larutan berkekuatan 50%, pengenceran kedua 25%, dst.
13. Ulangi seluruh tahap percobaan ini dengan tiga larutan rasa yang lain.
Diskusikan dengan kelompok anda pertanyaan berikut :
- Apakah ambang pengecapan untuk setiap rasa sama? Berbeda .
- Jelaskan.
Hasil Percobaan
Rasa Nama OP
Cika ( pengenceran ...x) Syara ( pengenceran ...x)
Asin 8x 8x
Asam 7x 7x
Manis 9x 8x
Pahit 0x 0x
Tinjauan Pustaka
Praktikum ini diawali dengan pembersihan rongga mulut dengan air tawar (berkumur), hal
tersebut dilakukan agar bahan uji yang telah diuji cobakan sebelumnya dapat ternetralisir,
sehingga tidak mengganggu percobaan dengan bahan uji lainnya, agar rasa yang dirasakan oleh
reseptor pengecap lebih spesifik. Kemudian cotton bud yang telah dicelupkan pada salah satu
dari keempat bahan uji disentuhkan ke lidah bagian ujung, tepi depan, tepi samping (kiri dan
kanan), tengah serta pangkal. Kemudian dicatat rasa yang dirasakan oleh lidah yang paling peka
terhadap bahan uji tersebut.
Rangsangan penyebab timbulnya kesan terhadap berbeda rasa dapat dikategorikan dalam
beberapa tingkatan, yang disebut ambang rangsangan (threshold). Dikenal beberapa ambang
rangsangan, yaitu ambang mutlak/absolute threshold (jumlah benda perangsang terkecil yang
dapat menghasilkan kesan atau tanggapan), ambang pengenalan/recognition threshold (bila
sampel sudah bisa diidentifikasi), ambang pembedaan/difference threshold (perbedaan terkecil
dari rangsangan yang masih dapat dikenali dan mampu membedakan sampel dengan konsentrasi
yang berbeda) dan ambang batas/terminal threshold (rangsangan terbesar yang jika kenaikan
tingkat rangsangan dapat menaikan intensitas kesan).
Ambang mutlak (detection threshold ) yaitu stimulus terendah yang mampu menghasilkan kesan
tertentu. Dalam hal rasa atau bau adalah konsentrasi terendah dimana kesan tersebut mulai
dapat dirasakan ataudideteksi. Dalam metode frekuensi ambang mutlak biasanya ditentukan
ketika 50% dari populasi sudah dapat merasakan stimulus yang diberikan. Ambang
pengena l an ( r e cogn i t i on t h r e sho ld ) ya i t u l eve l da r i s t imu lus spesifik yang
dapat dikenali dan diidentifikasi. Konsentrasi ambang pengenalan biasanya lebih tinggi dari
konsentrasi ambang mutlak. Ambang pembedaan (different threshold) yaitu besarnya perbedaan
stimulus yang diperlukan untuk menghasilkan perbedaan kesan. Ambang batas (terminal
threshold) yaitu besarnya stimulus terendah yang mulai menghasilkan kesan yang maksimum
sehingga jika konsentrasi dinaikkan lagi maka tidak terjadi lagi peningkatan intensitas kesan.
Dengan kata lain indera manusia sudah mencapai tingkat jenuh pada konsentrasi di atas ambang
batas.
Kondisi fisiologis indera pengecap dapat mempengaruhi OP dalam mendeteksi rasa.
Pemilihan awal sampel yang kurang tepat dapat mencampuri rasa dari sampel lain, apabila OP
mengambil sampel awal dengan konsetrasi tinggi, kemungkinan sampel yang tidak mempunyai
rasa akan memilki rasa akibat konsentrasi tinggi masih meninggalkan rasa (after taste). Waktu
yang disediakan untuk OP dalam melakukan pengujain secara tidak langsung akan
mempengaruhi hasil penilaian. Waktu yang terbatas akan memberikan beban pikiran kepada OP
untuk lebih cepat mendeteksi rasa. Keadaan akan berbeda jika diberikan waktu yang lebih lama
atau tidak terbatas, OP akan lebih tenang tanpa beban pikiran sehingga lebih teliti dan cermat
dalam mendeteksi rasa.
Kesimpulan
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepekaan indera pengecap adalah suhu, tidur,
tingkat lapar, umur , dan jenis kelamin. Selain itu juga terdapat faktor internal dan eksternal .
Faktor-faktor internal yaitu faktor-faktor yang dapat mencampuri fungsi indera terutama perasa
dan pembauan OP, kondisi fisiologis.
Kemampuan OP dalam membedakan rasa asam, asin, dan manis memiliki hasil yang
berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan dan kepekaan indera pengecap dari tiap
orang berbeda-beda. Rasa asam lebih mudah dikenali karena dengan konsetrasi yang rendah
dibandingkan rasa asin, dan manis oleh OP. Hal ini menunjukkan bahwa indera pengecap
memiliki kepekaan yang berbeda-beda terhadap rasa yang ditimbulkan.