PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi...

133
PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA (Studi Kasus Desa Modayag Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara) OLEH FREDIE A. OCHOTAN A. 14202316 FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Transcript of PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi...

Page 1: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA

(Studi Kasus Desa Modayag Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow,

Provinsi Sulawesi Utara)

OLEH

FREDIE A. OCHOTAN A. 14202316

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

Page 2: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.1.1. Perubahan Orientasi Pembangunan Desa

Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 19 Tahun 2006 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004 – 2009

menyatakan meskipun terdapat kemajuan dalam penegakan hukum dan reformasi

birokrasi, kapasitas kelembagaan baik pada Lembaga Kepolisian, Lembaga

Kejaksaan, Lembaga Peradilan mulai dari struktur organisasi, mekanisme kerja,

koordinasi, antara lembaga penegakan hukum satu dengan yang lainnya serta

dukungan sarana dan prasarana untuk mempercepat pemberantasan korupsi

belum optimal.

Dijelaskan pula bahwa belum tuntasnya pembenahan kelembagaan

penegakan hukum untuk mempercepat pemberantasan korupsi, kendala aparat

penegakan hukum untuk bertindak cepat, tepat, dan akurat dalam melakukan

penyelidikan dan penyidikan kasus korupsi terlihat dari kemampuan,

profesionalisme dan kualitas yang masih jauh dari yang diharapkan, selain

itu pula permasalahan yang mengemuka adalah masih lemahnya sistem

pengawasan.

Kondisi demikian mendorong terjadinya praktek-praktek penyalahgunaan

wewenang di berbagai tingkatan kekuasaan lembaga – lembaga pemerintah mulai

dari tingkat terendah ya itu desa sampai pada tingkat yang lebih tinggi. Pada ruang

lingkup birokrasi hal ini juga terjadi dari jajaran pemerintahan terendah sampai

pada tingkat eksekutif pemerintahan. Mekanisme hubungan pusat dan daerah

Page 3: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

2

pun cenderung menganut sentralisasi kekuasaan yang dapat menghambat

penciptaan keadilan dan pemerataan hasil pembangunan.

Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa,

pemerintah sangat dominan dalam mengatur pemerintahan desa, dengan

penyeragaman sistim pemerintahan desa secara nasional (social engineering).

Peran masyarakat dalam menentukan pembangunan desanya dibatasi atau sangat

kurang. Sementara di aras desa, kekuasaan kepala desa juga mendominasi,

peran serta masyarakat tidak diperhatikan. Kepala desa sebagai penanggung

jawab pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan memiliki

rangkapan jabatan yang cukup banyak baik sebagai perencana, pelaksana dan juga

pengawas atau pengendali pembangunan desa. Disamping itu jabatan kepala desa

secara ex-officio menjadi ketua LMD dan Ketua Umum LKMD.

Lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 tentang

Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1979 tentang Pemerintahan Desa, menyebutkan bahwa Pemerintahan Desa

adalah Kepala Desa dan Perangkatnya. Badan Permusyawaratan Desa (BPD),

merupakan Parlemen atau Badan Legislatif di tingkat desa yang bersama-sama

kepala desa membuat peraturan desa. Pelaksanaan dan penjabaran Undang -

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tersebut secara Nasional telah diberlakukan,

di desa lokasi penelitian pemberlakuannya secara otomatis pada tahun 2004.

Kedudukan kepala desa sejajar dengan BPD (Badan Perwakilan Desa) dan

keduanya merupakan mitra kerja. Badan Permusyawaratan Desa mempunyai

Page 4: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

3

fungsi sebagai pengayom adat- istiadat dan pengemban tugas menerima,

menampung, mengolah dan menyalurkan/menyampaikan aspirasi masyarakat

yang disampaikan, serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan desa. Dari beberapa tugas dan fungsi

(BPD) tersebut, di desa penelitian pelaksanaannya telah dilakukan dengan

diterbitkannya beberapa Surat Keputusan Desa menyangkut pelaksanaan kegiatan

perkawinan, pemanfaatan fasilitas desa seperti lapangan sepak bola, balai desa

bagi kepentingan umum. Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 5

tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah dan Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, yang dikenal dengan

kebijakan otonomi daerah memuat berbagai klausul penting, memperlihatkan

dan memberikan penilaian atas kebijakan masa lalu, khususnya mengenai desa.

Terlaksananya proses penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan di desa, berhubungan langsung dengan masyarakat. Pengawasan

masyarakat (social control) mempunyai peranan penting demi terlaksananya

kegiatan dimaksud. Dalam proses pelaksanaannya pengawasan masyarakat

(social control) dapat berlangsung pada tataran dan ruang lingkup tertentu sesuai

dengan obyek dan subyek tertentu pula. Kasus–kasus yang nampak dari proses

pengawasan masyarakat (social control) yang dilakukan warga desa pada desa

penelitian kebanyakan menyangkut permasalahan-permasalahan yang bersifat

pelayanan umum (public service) antara lain penyelesaian ganti rugi tanah warga

oleh perusahan pertambangan emas, penyaluran beras bagi warga kurang mampu

Page 5: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

4

(raskin), diduga warga masyarakat kepala desa melakukan penyimpangan dalam

pelaksanaannya.

Sejalan dengan tumbuhnya optimisme yang menyertai usaha-usaha

tersebut, berbagai hasil studi menemukan bahwa masih ada masalah mendasar

yang dapat mempengaruhi kelanjutan dan keberhasilan upaya pemerataan hasil-

hasil pembangunan di waktu-waktu mendatang. Masalah dimaksud berkenaan

dengan praktek kehidupan pada institusi- institusi formal desa yang gejalanya

cenderung masih memarginalkan dan mengesampingkan partisipasi warga

masyarakat desa.

Kenyataan ini berlangsung di setiap bidang kehidupan masyarakat, yaitu

kurang terakomodasikannya aspirasi mereka dalam dinamika yang bekerja

dalam kelembagaan yang bersangkutan, baik pada tahap gagasan, penetapan

memutuskan maupun pelaksanaannya dan evaluasi. Kondisi dinamika seperti ini

dapat diduga merupakan faktor terpenting yang mendorong dan memberikan

ruang pada kinerja institusi formal desa yang terpolakan mengikuti model pada

tingkat di atasnya yang terbangun, dan membentuk sebuah korporasi.

Kuatnya pengaruh kelompok (korporasi) dalam memperlakukan institusi-

institusi formal di desa menjadikannya sebagai unit perwakilan kepentingan

pemerintah tertentu di atasnya sesuai dengan kepentingannya. Lapera (2001)

menyatakan di mana pada masa Orde Baru penempatan pemerintahan desa

sebagai badan kekuasaan di tingkat lokal, yang berlangsung di bawah Camat dan

kekuasaan yang merupakan sub ordinat dari kekuasaan kabupaten, pada dasarnya

adalah menempatkan pemerintah desa tidak lebih sebagai perpanjangan tangan

dari negara.

Page 6: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

5

Pengawasan masyarakat (social control) penyampaiannya dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung melalui media cetak dan media elektronik dan

media lainnya.Kenyataan selama ini menunjukkan bahwa pengawasan masya rakat

(social control) terhadap pemerintah desa dalam hal ini kepala desa dan

perangkatnya di bidang pembangunan meliputi :

1. Adanya pengaduan masyarakat di bidang pembangunan, di antaranya

penyalahgunaan wewenang oleh Kepala Desa.

2. Kasus-kasus yang dilaporkan di antaranya penyimpangan atas pelaksanaan

pembangunan.

3. Kurangnya disiplin aparatur Desa dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya.

4. Masalah pelayanan aparatur Desa yang kurang baik terhadap pelaksanaan

pembangunan.

Kasus-kasus dan permasalahan di maksud disampaikan dengan berbagai

cara seperti pengaduan langsung kepada perangkat atau pimpinan di tingkat

atasnya (Camat, Bupati, DPRD dan Kejaksaan Negeri serta Pengadilan Negeri),

melalui pemanfaatan media masa baik cetak maupun elektronik dan bahkan

tidak jarang dilakukan dengan demontrasi massa.

1.1.2. Pengawasan Masyarakat

Pengawasan adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan atau

diadakan untuk penyempurnaan dan penilaian sehingga dapat mencapai tujuan

seperti yang direncanakan. Sangat penting untuk mengetahui sampai di mana

pekerjaan sudah dilaksanakan, mengevaluasi dan menentukan tindakan korektif

Page 7: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

6

atau tindak lanjut, sehingga pengembangan pekerjaan dapat ditingkatkan

pelaksanaannya. Dengan demikian pengawasan merupakan segala usaha, kegiatan

atau tindakan untuk mengetahui dan menilai pelaksanaan tugas atau kegiatan yang

dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Adanya suatu proses perbandingan antara rencana dan pelaksanaan, maka

pengawasan dapat disebut sebagai bagian dari manajemen. Hal mana disebut

demikian karena dalam proses manajemen yang lengkap dan sempurna

dilakukannya fungsi- fungsi manajemen, antara lain menurut. Terry sebagaimana

dikutip Panglaikim dan Kansil (1960) dalam Supriatna (1997) yaitu meliputi

empat fungsi manajemen masing-masing Planning, Organizing, Actuiting, and

Controlling.

Nawawi (2003) menyatakan pengawasan masyarakat (social control)

disingkat dalam bahasa Indonesia (Wasmas) adalah setiap pengaduan, kritik,

saran, pertanyaan dan lain- lain yang disampaikan anggota masyarakat mengenai

pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang

pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan pelayanan umum

(public service) dan pembangunan untuk kepentingan kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Zainum (2004) menyatakan masyarakat pun melakukan pengawasan

terhadap manajemen sumber daya manusia berupa pengawasan masyarakat

(Wasmas) yang dapat dilakukan melalui media massa, termasuk surat

pembaca, melalui kotak pos 5000, melalui surat ke instansi masing-masing,

melalui petisi atau resolusi melalui demonstrasi, melalui lembaga perwakilan,

melalui delegasi dan melalui pengaduan ke Pengadilan Umum dan/atau

Page 8: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

7

Pengadilan Tata Usaha Negara yang secara khusus menampung pengaduan

masyarakat bila mana terdapat tindakan melanggar hukum dari pejabat maupun

pegawai pemerintah.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001

tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, pasal 9

ayat (1) menyatakan masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten / Kota; pasal (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan secara perorangan, kelompok maupun organisasi masyarakat.

Secara nyata dapat dikatakan bahwa pengawasan masyarakat (social

control) dapat diartikan sebagai pengawasan yang dilakukan oleh warga

masyarakat baik perorangan maupun kelompok, baik secara lisan atau tertulis

yang ditujukan kepada organ pemerintah yang berkompoten dalam melaksanakan

pelayanan umum (public service) dalam bentuk pikiran, ide/gagasan, maupun

keluhan pengaduan yang bersifat positif atau membangun secara langsung

maupun melalui medium/sarana lain (media massa).

Dalam pelaksanaan pengawasan masyarakat (social control) tidak terlepas

dari norma umum pengawasan sehingga tujuannya tidak berorientasi

subyektivitas akan tetapi berorientasi obyektivitas. Pengawasan masyarakat

(social control) yang dilakukan masyarakat di desa penelitian, ditujukan kepada

pemerintah desa (Kepala Desa dan perangkatnya) sebagai suatu reaksi yang

timbul akibat kinerja pemerintah desa yang tidak maksimal dalam pelaksanaan

kegiatan pembangunan secara umum. Dari beberapa permasalahan yang terjadi,

Page 9: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

8

bermula dari kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan pemerintah desa yang tidak

melibatkan atau mengikutsertakan warga dalam pengambilan keputusan.

Adapun beberapa kasus yang menonjol di desa penelitian antara lain

proses ganti rugi tanah warga oleh perusahan pertambangan emas, tindakan

kepala desa mengganti beberapa nama anggota masyarakat yang berhak

menerima ganti rugi dengan nama orang lain. Berkaitan dengan kasus yang sama

pula kepala desa melakukan pemotongan uang biaya ganti rugi tanah warga

dengan alasan untuk partisipasi pembangunan sarana ibadah (Masjid dan Gereja).

Atas tindakan ini masyarakat melakukan protes dalam bentuk demonstrasi ke

kantor desa dan kecamatan akan tetapi tidak mendapatkan tanggapan positif dari

pihak Kepala Desa Modayag dan Camat Modayag, maka oleh masyarakat

melaporkan kepada instansi yang berwenang lainnya yaitu Bupati Bolaang

Mongondow, DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow, Polisi Resort Bolaang

Mongondow, dan Kepolisian Daerah Sulawesi Utara untuk menuntut pertanggung

jawaban keuangan hasil pemotongan biaya ganti rugi tanah tersebut. Akhirnya

kejadian-kejadian tersebut muncul terekspose pada beberapa media masa lokal,

Manado Pos.

Mengacu pada permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka

kejadian di atas menunjukkan bahwa pengawasan masyarakat yang dilakukan

oleh warga mengandung arti sebagai suatu bentuk peran serta masyarakat dalam

pembangunan desa berbentuk non fisik. Perwujudan pengawasan masyarakat

(social control) dimaksud untuk merubah sistim perencanaan pembangunan gaya

Orde Baru yang (top down) menuju pada bentuk perencanaan pembangunan yang

partisipatif (bottom up).

Page 10: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

9

1.1.3. Pembangunan Desa

Rahardjo (2002) menyatakan, bahwa pembangunan desa memiliki arti

pembangunan nasional yang ditujukan pada usaha meningkatkan taraf hidup

masyarakat desa, menumbuhkan partisipasi aktif setiap anggota masyarakat

desa dan menciptakan hubungan yang selaras antara masyarakat dengan

lingkungannya. Pembangunan desa berarti membangun swadaya masyarakat dan

rasa percaya diri sendiri. Departemen Sosial Republik Indonesia (1998)

menyimpulkan bahwa pembangunan desa adalah keseluruhan kegiatan

pembangunan yang berlangsung di desa dan meliputi seluruh aspek kehidupan

masyarakat dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya

gotong royong.

Beratha (1982) dalam Supriatna (1997) menyatakan pembangunan

masyarakat adalah suatu proses yang meliputi seluruh aspek kehidupan

masyarakat, tetapi pada permulaan terutama mengembangkan ekonomi.

Keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara langsung pada setiap tahapan

pembangunan di desa, pelaksanaannya dimulai dari proses perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan. Tahapan-tahapan tersebut merupakan siklus yang

saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya dan menggambarkan suatu

sinergis dinamika yang berkelanjutan. Kesempurnaan siklus ini akan menentukan

hasil seperti apa yang diharapkan oleh masyarakat.

Batten sebaga imana dikutip Supriatna (1997) menjelaskan bahwa

pembangunan masyarakat desa adalah aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat,

dimana mereka mendiskusikan kebutuhan dan masalahnya secara bersama, serta

Page 11: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

10

merencanakan masalah yang mereka hadapi secara bersama pula. Umalele

sebagaimana dikutip Supriatna (1997) pembangunan masyarakat desa sebagai

upaya perbaikan standar kehidupan bagi sebagian besar penduduk yang

berpenghasilan rendah yang tinggal di daerah pedesaan seraya menciptakan

pembangunan yang berkelanjutan.

Pembangunan masyarakat menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

sebagaimana dikutip Supriatna (1997) ialah bahwa pembangunan masyarakat

merupakan suatu proses, baik usaha masyarakat sendiri yang berdasarkan

prakarsa, inisiatif, kreativitas, dan kemandiriannya bersama dengan pemerintah

memperbaiki kondisi sosial, budaya, dan ekonomi komunitas yang bersangkutan

menjadi integritas bangsa dalam memberikan dukungan bagi kemajuan bangsa

dan negara.

Pembangunan desa merupakan bagian dari pembangunan masyarakat yang

secara khusus dilakukan di desa. Pembangunan desa adalah proses kegiatan

pembangunan yang berlangsung di desa/kelurahan dan merupakan bagian yang

utuh dan tak terpisahkan dari pembangunan nasional yang mencakup seluruh

aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat dimana dilaksanakan secara

terpadu, terintegrasi dengan mengembangkan potensi sumberdaya alam,

manusia, dan kelembagaannya. Keikutsertaan masyarakat secara langsung pada

setiap tahapan pembangunan di desa mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan

dan pengawasan serta tindak lanjutnya adalah merupakan kunci keberhasilan

pembangunan itu sendiri.

Page 12: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

11

Atas berbagai kebutuhan masyarakat, perencanaan, pelaksanaan

pembangunan di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow secara umum dan

lebih khusus yakni di desa Modayag kegiatan pembangunan dimaksud dilakukan

dalam bentuk fisik dan non-fisik. Kegiatan fisik seperti pelaksanaan

pembangunan sarana transportasi jalan desa, pembangunan sarana gedung

peribadatan (Masjid, Gereja), sarana irigasi desa, pembangunan sarana

pendidikan, sedangkan bentuk non fisik yakni penyusunan keputusan desa,

pelayanan administrasi umum lainnya yang didanai oleh swadaya murni

masyarakat melalui penerimaan anggaran pendapatan dan belanja desa dan

bantuan dari pemerintah atas desa serta bantuan dari lembaga lainnya.

Pemerintah desa dalam merancang dan menyusun program kegiatan

pembangunan serta pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan Perwakilan Desa

(BPD) yang mempunyai fungsi dan tugas pokok menggerakkan, menumbuhkan

dan meningkatkan partisipasi anggota masyarakatnya untuk bersama-sama turut

serta melaksanakan pembangunan desa secara terpadu baik yang berasal dari

kegiatan pemerintah atas desa maupun kegiatan yang didanai dari swadaya murni

masyarakat. Hasil musyawarah tentang rencana pembangunan disusun sesuai

dengan skala prioritas dan kemampuan masyarakat desa dan selanjutnya

dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan Desa.

Adapun untuk kegiatan pembangunan lainnya yang tidak dapat dibiayai

atau didanai oleh masyarakat melalui swadayanya, hal ini diajukan ke tingkat

pemerintah lebih tinggi melalui forum diskusi Unit Daerah Kerja Pembangunan

(UDKP) dan Temu karya LKMD tingkat kecamatan dan kelanjutan proses

Page 13: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

12

tersebut diajukan melalui Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakorbang)

Kabupaten dan Provinsi.

Dalam penyusunan rencana pembangunan diperlukan adanya kesepakatan

dan komitmen bersama tentang apa yang perlu dan akan dibangun atau diperbaiki

atau ditingkatkan. Konsep rencana pembangunan tersebut tidak lain memuat hal-

hal yang dapat menjawab berbagai kebutuhan masyarakat antara lain :

1. Tujuan yang diinginkan masyarakat

2. Kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan.

3. Waktu bilamana kegiatan dilaksanakan.

4. Pelaksana dan penanggung jawabnya.

5. Dari mana sumber dana dan jumlah dana yang diperlukan.

Adapun hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan musyawarah

pembangunan desa adalah dalam bentuk konsep; (a) rencana pembangunan yang

dibiayai dengan swadaya murni masyarakat, (b) rencana pembangunan yang

dibiayai dengan bantuan pemerintah atas, (c) gabungan dari kedua rencana

pembangunan yang dibiayai dari swadaya dan program pemerintah atas,

(d) rencana pembangunan yang diusulkan kepada pemerintah atas.

Pelaksanaan musyawarah pembangunan desa dilakukan setiap tahun, yang

berperan di dalamnya adalah pengurus LKMD dan kepala desa. Pejabat

pemerintah atas yang diundang adalah Camat, Kepala Seksi PMD,

Dinas/instansi/UPT di tingkat Kecamatan, pengurus BPD, tokoh masyarakat,

kepala seksi pembangunan desa, RT/RW. Dalam musyawarah tersebut dihasilkan

konsep Rencana Pembangunan Tahunan Desa ( RPTD) dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD).

Page 14: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

13

1.1.4. Dampak Pembangunan Desa

Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu

aktivitas, Sumarwoto sebagaimana dikutip Amirudin (1997). Sedangkan menurut

Suratmo dalam Amirudin (1997), dampak atau impak diartikan sebagai adanya

suatu benturan antara dua kepentingan yakni kepentingan pembangunan proyek

dengan kepentingan usaha melestarikan lingkungan sosial.

Dengan kata lain dampak adalah setiap fakta perubahan yang terjadi

dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. (Chadwick, Bahr, dan

Albrecht, 1991) dalam Amirudin (1997) dampak juga dapat didefinisikan

sebagai perubahan dalam kondisi ekonomi, sosial dan kependudukan yang sudah

mapan atau sedang berkembang, yang disebabkan oleh pengenalan suatu proyek

baru. Dampak dari suatu aktivitas (pembangunan) dapat bersifat biofisik, sosial-

ekonomi, dan budaya. Dampak primer biofisik – sosial – ekonomi dan budaya

secara langsung dapat mempengaruhi sasaran kesejahteraan yang ingin dicapai.

Akan tetapi dapat juga terjadi dampak primer itu menimbulkan dampak sekunder,

tersier, dan seterusnya (Sumarwoto sebagaimana dikutip Amirudin 1997).

Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 yang dimaksud

dengan dampak lingkungan adalah perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh

suatu kegiatan. Sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993

menyatakan perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh

suatu usaha atau kegiatan.

Page 15: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

14

Secara skematis terjadinya dampak dapat digambarkan seperti

pada Gambar 2.

Gambar 2. Terjadinya Dampak Akibat Suatu Kegiatan.

Sumarwoto dalam Amirudin (1997).

Pada kasus-kasus yang terjadi di desa penelitian, dampak timbul oleh

suatu kegiatan pembangunan, yakni pada komponen kegiatan pembangunan

sarana peribadatan, pembangunan jalan lorong, pembangunan satu unit menara /

tower transmisi gelombang serat optik, proses ganti rugi tanah perkebunan warga

untuk kepentingan investasi pembangunan industri pertambangan.

1.2. Perumusan Masalah

Berbagai kekurangan-kekurangan yang merupakan kelemahan pelaksanaan

pemerintahan desa pada masa yang lalu pada dasarnya disebabkan oleh (1)

kontrol masyarakat yang lemah terhadap pemerintah desa (Kepala desa dan

perangkatnya), (2) adanya dominasi Kepala Desa pada jabatan-jabatan strategis

PEMBANGUNAN

DAMPAK SOSIAL -

EKONOMI- DAN BUDAYA

DAMPAK BIOFISIK

TUJUAN : KENAIKAN

KESEJAHTERAAN

DAMPAK BIOFISIK

DAMPAK SOSIAL -

EKONOMI- BUDAYA

Page 16: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

15

pemerintahan desa sehingga terjadinya perangkapan jabatan, secara ex-offisio

sebagai Ketua Umum LKMD dan Ketua LMD, (3) dimana kondisi ini di satu

pihak kepala desa sebagai pelaksana juga sebagai lembaga perencana dan

pengawas (4) desa dijadikan sasaran program pemerintah tingkat atas dimana

program yang dilaksanakan tidak menyentuh kebutuhan strategis masyarakat

desa, (5) masyarakat tidak diberikan akses dan ruang yang cukup untuk

menyalurkan aspirasinya (bergainning position) dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan.

Bergulirnya reformasi di berbagai bidang kehidupan bernegara,

bermasyarakat memberikan ruang dan kesempatan bagi warga masyarakat untuk

mengakses berbagai kepentingannya. Dengan adanya reformasi terjadi perubahan

yang diharapkan mampu dan dapat mengakomodasikan berbagai tuntutan akan

kepentingan masyarakat desa.

Kiranya pengawasan masyarakat (social control) dalam pelaksanaannya

dapat mencerminkan wujud hubungan dua arah antara pemerintah sebagai aktor

pelaku pengendali masyarakat (social engineering) dan masyarakat sebagai aktor

pelaku pengawasan masyarakat (social control), dan diharapkan masyarakat dapat

berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan pembangunan mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Dengan keinginannya masyarakat

kiranya memberikan respon terhadap pelaksanaan pembangunan, sedangkan

pemerintah desa (Kepala Desa dan perangkat) diharapkan dengan kearifannya

dapat menangkap, memahami keinginan masyarakatnya.

Page 17: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

16

Berkaitan dengan beberapa hal tersebut, peneliti mencoba merumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah mekanisme pengawasan masyarakat (social control) dalam

pelaksanaan pembangunan sesuai dengan Undang-Undang 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah.

2. Bagaimanakah tanggapan dan respons pemerintah desa (kepala desa dan

perangkatnya) terhadap pengawasan yang dilakukan masyarakat.

3. Bagaimanakah penekanan pengawasan masyarakat dapat memperbarui

pelaksanaan kegiatan pembangunan desa.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah bagaimana mendapatkan gambaran

dan mengetahui tentang pengawasan masyarakat terhadap pelaksanaan

pembangunan desa di desa Modayag.

Secara khusus tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Menganalisis pemahaman masyarakat tentang pengertian pembangunan desa.

2. Menganalisis keikutsertaan / keterlibatan masyarakat dalam kegiatan

pembangunan.

3. Menganalisis pengawasan masyarakat (social control) dalam pelaksanaan

pembangunan desa.

4. Menganalisis respons pemerintah desa (kepala desa dan perangkat) terhadap

pengawasan masyarakat di bidang pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan.

Page 18: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

17

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian tentang pengawasan masyarakat (social control) terhadap

pelaksanaan pembangunan dan pemerintah di desa Modayag diharapkan dapat

memberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh pemahaman tentang penerapan teori-teori pengawasan

pembangunan pada kehidupan masyarakat desa.

2. Memberikan masukan kepada pemerintah daerah dalam upaya

penyempurnaan kebijaksanaan operasional pengawasan terhadap pelaksanaan

pembangunan daerah dan pembangunan desa khususnya.

Page 19: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Metode Kualitatif

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif, menggunakan strategi studi kasus dengan menerapkan

multi metode dalam pengumpulan data berupa wawancara, pengamatan langsung

dan studi dokumen Crewell dan Yin sebagaimana dikutip Agusta, (1998).

Menurut Denzim dan Lincoln dalam Agusta (1998) kata ”kualitatif”

menekankan kepada proses dan makna dengan menganalisis dan memahami

pola dan proses sosial masyarakat, yang diakui tidak dapat di ukur dan diuji

secara tepat (rigorously examined) dalam konteks kuantitas, jumlah, intensitas,

dan frekwensi. Dalam penelitian ini akan diteliti proses pengawasan

masyarakat (social control) dalam pelaksanaan pembangunan desa.

Menurut Yin sebagaimana dikutip Agusta (1998), studi kasus memadai

sebagai pilihan strategi penelitian untuk menjawab ”bagaimana” atau ”mengapa”,

bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-

peristiwa yang akan diteliti, serta fokus penelitian terletak pada fenomena

kontemporer dalam konteks kehidupan nyata. Pertanyaan tersebut menekankan

pada usaha memahami, menganalisis dan menafsirkan gejala dan proses

pengawasan dari golongan masyarakat /warga terhadap elit pemerintah (Kepala

Desa dan perangkatnya) pada suatu komunitas tertentu.

Page 20: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

19

2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Modayag, Kecamatan Modayag

Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara, (Gambar 1, 2 dan 3),

yang dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Desa Modayag adalah ibu kota Kecamatan Modayag, dengan latar belakang

penduduk dari beragam etnis, masing-masing etnis Mongondow, etnis

Minahasa, etnis Jawa, etnis Sangihe dan Talaut, etnis Gorontalo, etnis Batak,

etnis Toraja, dan etnis keturunan Cina. Dari beberapa etnis tersebut etnis

Mongondow merupakan etnis yang paling banyak jumlahnya dan

mendominasi posisi struktur pemerintahan dan kelembagaan di desa.

Hal ini menimbulkan kontravensi dengan etnis lain, seperti pada kasus ganti

rugi tanah warga, dalam daftar nama-nama penerima dana ganti rugi, Kepala

Desa menggantikan atau menukarkan nama warga dari etnis lain dengan etnis

Mongondow. Kontravensi ini terjadi pada pertemuan-pertemuan warga

seperti pada acara syukuran/selamatan, pertemuan rukun keluarga,

pernikahan. Hal serupa terjadi pula pada pendaftaran nama-nama warga

penerima beras Raskin, dimana yang terdaftar dan menerima beras raskin

terbanyak adalah etnis Mongondow atau yang dekat hubungannya dengan

Kepala Desa dan keluarganya.

2. Peneliti bertempat tinggal di desa tersebut. Sepengetahuan peneliti dari ke

tiga kepala desa terakhir (saat ini) pernah dilaporkan oleh masyarakat kepada

pejabat tingkat atasnya yang berwenang (Bupati, DPRD, Camat). Hal ini

menunjukkan berjalannya proses pengawasan masyarakat (social control)

terhadap pemerintah desa dimana warga masih tetap menuntut pertanggung

Page 21: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

20

jawaban Kepala Desa atas penggantian nama-nama mereka dengan nama

orang lain pada proses ganti rugi tanah pertambangan emas.

3. Studi lapangan dalam penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu

bulan yaitu terhitung mulai tanggal 1 Agustus sampai dengan tanggal

1 September tahun 2005.

Dalam periode waktu tersebut bentuk-bentuk pengawasan masyarakat

(social control) masih muncul dalam bentuk gugatan hukum dan pertanggung

jawaban berkaitan dengan ganti rugi tanah untuk pertambangan, Raskin, dan

rencana pemilihan kepala desa. Akhir penelitian ini pada bulan September 2005.

(Tabel 1.).

Tabel 1. Jadwal Penelitian.

No Kegiatan Juli Agustus September Lokasi 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan Proposal Kampus IPB

2 Kolokium Proposal Kampus IPB

3 Perbaikan Proposal Kampus IPB

4 Pengumpulan Data Lapangan Lokasi penelitian

5 Analisis Data Lapangan Lokasi penelitian, Kampus IPB.

6 Penyusunan Draf Laporan Lokasi penelitian/ Kampus IPB

7 Seminar Hasil Penelitian Kampus IPB

8 Perbaikan Draf Laporan Kampus IPB

9 Ujian Kampus IPB

Page 22: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

GAMBAR 1. PETA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW DAN KECAMATAN DI DALAMNYA

PROPINSI GORONTALO

LAUT SULAWESI

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Bolaang Mongondow.

21

Page 23: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

GAMBAR 2. PETA DESA MODAYAG DAN DESA-DESA LAIN DI KECAMATAN MODAYAG

KEC. PASSI

KEC. KOTAMOAGU

KEC. KOTABUNAN

KEC. NUANGAN

PETA DESA MODAYAG

Sumber : Kantor Camat Modayag

22

Page 24: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

23

GAMBAR 3 . SKETSA DESA MODAYAG

Page 25: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

24

2.3. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan hipotesis, maka metode yang digunakan pada penelitian ini

adalah kualitatif dengan strategi studi kasus. Tahap pertama dalam pengumpulan

data ini adalah pemilihan responden dan informan. Responden dan informan

dipilih secara sengaja (purposive) menurut hal, peristiwa, struktur masyarakat

dan situasi yang ada kaitannya dengan topik penelitian (Tabel 2.) menunjukkan

dalam penelitian ini, responden yang diambil berjumlah 6 (enam) orang yang

terdiri dari unsur Badan Perwakilan Desa (BPD) elit ekonomi, elit politik dan

unsur pemerintah desa (Kepala Desa dan perangkatnya) warga masyarakat serta

sumber lain yang dapat memberikan informasi sesuai dengan topik penelitian.

(Tabel 3).

Tabel 2. Topik Wawancara TOPIK

SUB TOPIK

SUMBER INFORMASI

METODE

1 2 3 4 1. PEMBANGUNAN DESA

2. DAMPAK PEMBANGUNAN DESA

3. PENGAWASAN MASYARAKAT

4. RESPON PEMERINTAH DESA

1. Mekanisme Perencanaan kegiatan pembangunan. 2. Mekanisme pelaksanaan pembangunan 3. Mekanisme evaluasi 4. Manfaat dan kegunaan Pembangunan.

1. Dampak fisik. 2. Dampak non fisik

1. Maksud dan Tujuan pengawasan. 2. Bentuk–bentuk pengawasan. 3. Sasaran Pengawasan 4. Bila mana pengawasan dilakukan. 5. Kapan pengawasan dilakukan. 1. Tanggapan Pemerintah atas

pengawasan yang dilakukan warga.

2. Perubahan apa yang terjadi /konkrit atas pengawasan masyarakat.

3. Bentuk-bentuk respon apa yang muncul dari pemerintah.

1.Pemerintah Desa, Tokoh

Masyarakat, (BPD)Badan Perwakilan Desa, Masyarakat.

1. Aparat Desa, Badan

Perwakilan Desa (BPD), Masyarakat : - Pro Aparat - Kontra Aparat

2. Masyarakat : - Pro Aparat - Kontra Aparat

1.Aparat Desa, Badan

Perwakilan Desa (BPD).

1.Aparat Desa, Badan

Perwakilan Desa (BPD),

- Wawancara - Pengamatan

- Pengamatan - Wawancara - Pengamatan - Wawancara - Wawancara - Pengamatan

- Wawancara - Pengamatan

Page 26: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

25

Tabel 3. Responden Penelitian

Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap pengumpulan data. Data

diperoleh melalui teknik bola salju (Snow Ball), yaitu proses pengumpulan data

secara bertahap dan berlapis, dimana setiap ketambahan data akan

menambah kelengkapan dan kedalaman data yang diperoleh. Data diperoleh

dengan melakukan wawancara mendalam (in-depth interviewing) dengan

pedoman pertanyaan selain dari pada itu pula dilakukan juga pengamatan

(observation).

Data primer diperoleh dari subyek penelitian dan informan yang bekerja

sama dalam menggali informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan

topik penelitian. Bila data yang diperoleh sudah sesuai dengan yang diperlukan,

maka dilanjutkan dengan metode triangulasi (metode yang berfungsi untuk

melakukan cross check) yang berkaitan dengan topik penelitian.

Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti kantor Desa,

Kecamatan, kantor Bupati, Badan Pengawas Kabupaten, media massa cetak dan

arsip atau dokumen yang berkaitan dan sesuai dengan topik penelitian (Tabel 3.)

Dari semua data yang diperoleh, dicatat dalam catatan harian peneliti

(Lampiran 2. ), isi catatan harian peneliti memuat seluruh catatan fakta-fakta,

teori/konsep yang diperoleh di lapangan dan catatan metodologi.

LAPISAN MASYA RAKAT JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Pemerintah Desa Aparat Desa 1 BPD 2

Masyarakat Desa Pro Aparat Desa 3 4 Kontra Aparat Desa 5 6

Page 27: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

26

Pembangunan Desa - Fisik - Non Fisik

Dampak - Fisik dan - Non Fisik

Respon Aparat - Koreksi Kinerja - Memberikan

Penjelasan

Pengawasan Masyarakat - Nilai dan Norma Adat - Hukum dan Sanksi Adat

- Pengetahuan / kearifan lokal

(indigenous knowledge).

2.4. Analisis Data

Analisis data dengan cara kualitatif melalui telaan data primer dan

sekunder, kemudian disusun dan dikategorikan sesuai dengan masing-masing unit

analisis. Analisis kualitatif ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara

bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi data. Reduksi data adalah merupakan kegiatan pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, mengabstraksikan, dan mentransformasikan data

kasar yang terdapat pada catatan-catatan lapangan.

Gambar 4. Pengawasan Masyarakat Dalam Pembangunan Desa

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa pembangunan desa yang

dilakukan oleh pemerintah desa yang berwujud fisik dan non fisik akan

memberikan dampak kepada masyarakat atau warganya. Dampak tersebut dapat

Page 28: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

27

berupa dampak positif ataupun dampak negatif. Dari dampak negatif

pembangunan fisik dan non fisik ini, maka secara langsung akan mendorong

warga untuk melakukan pengawasan masyarakat (social control) terhadap

pemerintah. Dengan pengawasan masyarakat (social control) maka akan

merespon pemerintah desa dalam pelaksanaan kinerjanya sebagai lembaga

pemerintah ataupun subyek pribadinya sebagai oknum.

Adanya perubahan kinerja aparat sebagai respon terhadap pengawasan

masyarakat (social control) akan memberikan pengaruh yang positif pada

pelaksanaan pembangunan berikutnya. Proses tersebut merupakan suatu dinamika

yang berlangsung terus menerus dari waktu ke waktu secara siklikal.

Page 29: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan
Page 30: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

GAMBAR. 2. PETA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW DAN KECAMATAN DI DALAMNYA

PROPINSI GORONTALO

LAUT SULAWESI

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Bolaang Mongondow.

25

Page 31: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

GAMBAR 3. PETA DESA MODAYAG DAN DESA-DESA LAIN DI KECAMATAN MODAYAG

KEC. PASSI

KEC. KOTAMOAGU

KEC. KOTABUNAN

KEC. NUANGAN

PETA DESA MODAYAG

Sumber : Kantor Camat Modayag

Page 32: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

27

GAMBAR . 4 . SKETSA DESA MODAYAG

Page 33: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

28

BAB III

KONTEKS LOKASI

3.1. Pengawasan Di Kabupaten Bolaang Mongondow

Pengawasan menurut Undang-Undang Dasar 1945 (Sugandha dalam

Alamsyah 1998), dilakukan oleh Lembaga Tinggi dan Tertinggi Negara terhadap

eksekutif yang bertindak sebagai penyelenggara Negara. Pengawasan keuangan

(financial control) dilakukan oleh badan pemeriksa keuangan (BPK).

Pengawasan legislatif (legislative control) dilakukan oleh DPR. Pengawasan

hukum (yudicial control) dilakukan oleh Mahkamah Agung (MA) dan

pengawasan pertimbangan (advisory control) dilakukan oleh DPA.

Pengawasan berdasarkan Instruksi Presiden nomor 15 tahun 1983,

(Sujamto dalam Alamsyah 1998) dilakukan oleh (1) Badan pengawas keuangan

dan pembangunan (BPKP), (2) Inspektorat jenderal departemen dalam negeri

dan aparat pengawas lembaga pemerintah non departemen/instansi pemerintah

lainnya, (3) Badan pengawas provinsi dan badan pengawas kabupaten/kota.

Dengan demikian secara struktural pengawasan di Indonesia mencakup

pengawasan pada tingkat lembaga tinggi negara, dan pengawasan pada tingkat

penyelenggaraan pemerintahan negara. Secara operasional dikenal berbagai

macam pengawasan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di daerah,

yang menurut LANRI (1992) dapat dibedakan sebagai berikut :

1). Berdasarkan subyek yang melakukan pengawasan dalam administrasi Negara

Indonesia dikembangkan empat macam pengawasan, yaitu ;

- Pengawasan Melekat, pengawasan yang dilakukan setiap pimpinan terhadap

bawahan dalam satuan kerja yang dipimpinannya.

Page 34: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

29

- Pengawasan Fungsional, pengawasan yang dilakukan oleh aparat yang

tugas pokoknya melakukan pengawasan seperti badan pengawas propinsi,

inspektorat jenderal, BPKP, serta deputi-deputi pengawasan pada lembaga

non departemen atau badan lainnya.

- Pengawasan legislatif, pengawasan yang dilakukan oleh lembaga

perwakilan rakyat baik dipusat (DPR) maupun di daerah (DPRD).

- Pengawasan masyarakat, pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat baik

secara langsung, maupun melalui media massa.

2). Berdasarkan cara pelaksanaannya dibedakan :

- Pengawasan langsung, yaitu pengawasan yang dilaksanakan di tempat

kegiatan berlangsung dengan membedakan inspeksi dan pemeriksaan.

- Pengawasan tidak langsung , yaitu pengawasan yang dilaksanakan dengan

membedakan pemantauan dan pengkajian laporan dari pejabat satuan kerja

yang bersangkutan, aparat pengawasan fungsional, pengawasan legislatif,

dan pengawasan masyarakat.

3). Berdasarkan waktu pelaksanaan pengawasan dibedakan ;

- Pengawasan sebelum kegiatan.

- Pengawasan selama kegiatan.

- Pengawasan sesudah kegiatan.

Menurut Instruksi Presiden Nomor 15 tahun 1983, pengawasan

bertujuan mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan pembangunan dan

pemerintahan dengan sasaran sebagai berikut :

(1). Agar pelaksanaan tugas umum pemerintahan dilakukan secara tertib

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta berdasarkan

Page 35: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

30

sendi-sendi kewajaran penyelenggaraan pemerintahan agar tercapai daya

guna, hasil guna, dan tepat guna yang sebaik-baiknya.

(2). Agar pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai dengan rencana program

pemerintah serta peraturan perundangan yang berlaku sehingga tercapai

sasaran yang ditetapkan.

(3). Agar hasil pembangunan dapat dinilai seberapa jauh tercapai untuk

memberikan umpan balik berupa pendapat, kesimpulan dan saran terhadap

kebijaksanaan, perencanaan, pembinaan, dan pelaksanaan tugas umum

pemerintahan dan pembangunan.

(4). Agar sejauh mungkin mencegah terjadinya pemborosan, kebocoran, dan

penyimpangan dalam penggunaan wewenang, tenaga, uang, dan

perlengkapan milik Negara, sehingga dapat terbina aparatur yang tertib,

bersih, berwibawa, berhasil guna, dan berdaya guna.

Badan Pengawas Kabupaten Bolaang Mongondow dalam menjalankan

tugas dan fungsinya sebagai badan yang dibentuk dan didasarkan pada Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

dan Peraturan Daerah Nomor 38 tahun 2000 tentang Struktur Organisasi dan

Tata Kerja Badan Pengawas Kabupaten Bolaang Mongondow tanggal 30

Desember 2000, Peraturan Menteri Dalam Negeri 16 Tahun 2003 tentang

Pedoman Penanganan Pengaduan di Lingkungan Departemen Dalam Negeri

tanggal 7 Mei 2003.

Menyadari akan pentingnya peranan pengawasan masyarakat (social

control), pemerintah daerah Kabupaten Bolaang Mongondow mengajak warga

masyarakat untuk ikut serta dalam melakukan pengawasan pembangunan melalui

Page 36: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

31

saluran-saluran yang tersedia baik formal dan informal untuk menampung atau

mewadahi berbagai aspirasi dan tanggapan atas penyelenggaraan proses

pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Bolaang Mongondow. Masukan-

masukan dari masyarakat tersebut direspons secara positif dan ditindak lanjuti

untuk kepentingan penyelenggaran proses pemerintahan itu, untuk dan demi

masyarakat itu sendiri, sesuai Peraturan Daerah Nomor 25 tahun 2003 tentang

Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan di daerah Kabupaten

Bolaang Mongondow. Untuk mengetahui laporan pengaduan masyarakat di

Kabupaten Bolaang Mongondow dapat dilihat pada Gambar 5.

Ket : Garis laporan masyarakat.

Garis koordinasi antar Pimpinan Daerah, Dinas terkait.

Gambar 5. Alur Laporan Pengaduan Masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow.

Laporan masyarakat baik perorangan, kelompok dan lembaga,

disampaikan atau ditujukan kepada pemerintah dan jajarannya di daerah.

Berdasarkan laporan masyarakat tersebut maka badan pengawas daerah, dinas

teknis, lembaga legislatif dan yudikatif sesuai dengan kewenangannya, merespons

BUPATI

KEJAKSAAN KEPOLISIAN

BADAN PENGAWAS

DINAS TEKNIS

D P R D)

PENGADILAN

M A S Y A R A K A T

Page 37: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

32

laporan masyarakat dan mengambil langkah penyelesaian permasalahan

dimaksud.

Adapun masing-masing instansi dalam menanggapi dan menyelesaikan

laporan masyarakat yang diterima, dalam prosesnya berbeda satu dengan yang

lainnya sesuai dengan dasar ketentuan-ketentuan, peraturan masing-masing

institusi dan tata cara, mekanisme dan prosedur pada masing-masing instansi.

Akan tetapi di antara instansi ini secara bersama melakukan koordinasi antar

institusi dalam proses penyelesaian setiap permasalahan/laporan masyarakat, agar

di dalam pencapaian hasil akhir dari penyelesaian permasalahannya benar-benar

dilakukan secara obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum

kepada masyarakat. Adapun bentuk koordinasi yang dilakukan yakni apabila ada

pejabat atau oknum pejabat yang terkait dalam suatu kasus tindak pidana baik

pidana umum maupun pidana khusus (korupsi), oleh pihak Kepolisian, Kejaksaan

dan Pengadilan Negeri, dalam proses pengusutannya akan memohon kepada

Bupati untuk menerbitkan Surat Ijin Pemeriksaan (SIP) sebagai atasan langsung

yang bersangkutan.

3.1.1. Badan Pengawas Kabupaten Bolaang Mongondow

Badan Pengawas Kabupaten Bolaang Mongondow menjalankan tugas dan

fungsinya sebagai badan yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

Tentang Otonomi Pemerintahan Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten

Bolaang Mongondow nomor 38 Tahun 2000 tentang Struktur Organisasi

Badan Pengawas Kabupaten Bolaang Mongondow tanggal 30 Desember 2000.

Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 74 Tahun 2000 tentang Tata Cara

Penyelesaian Kasus Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Lembaga Departemen

Page 38: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

33

Dalam Negeri, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2003

tentang Pedoman Penanganan Pengaduan di Lingkungan Departemen Dalam

Negeri tanggal 7 Mei 2003, sebagai dasar hukum pelaksanaan tugas-tugas

pengawasan di daerah.

Badan Pengawas Kabupaten Bolaang Mongondow menerima laporan

pengaduan masyarakat yang disampaikan langsung maupun tidak langsung dalam

bentuk tertulis (surat) ataupun lisan (tatap muka, demonstrasi massa, perorangan

atau kelompok) ataupun laporan yang disampaikan melalui media masa cetak

(harian, mingguan, tabloi dan lain- lain). Oleh bagian tata usaha laporan dimaksud

dicatat atau dibukukan dalam buku agenda surat masuk dan buku agenda

inventaris laporan pengaduan masyarakat. Adapun tata cara pelaksanaan

penanganan kasus pengaduan masyarakat pada instansi badan pengawas

Kabupaten Bolaang Mongondow adalah sebagai berikut :

I. Penatausahaan Pengaduan

Pada tahap proses ini, berkas surat-surat pengaduan, informasi langsung

yang diterima badan pengawas kabupaten meliputi tahapan kegiatan sebagai

berikut :

A. Penerimaan :

1. Sumber Pengaduan, Lembaga tertinggi / tinggi Negara, Departemen /

lembaga non departemen, Badan/lembag/Instansi daerah , Badan hukum,

Mass media, Organisasi masyarkat, Partai politik, Perorangan.

2 Surat-surat pengaduan yang sifatnya penting dan strategis serta

penanganannya perlu segera dilakukan, setelah diagendakan di bagian

administrasi, disampaikan kepada kepala badan pengawas untuk

Page 39: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

34

mendapatkan petunjuk lebih lanjut copy surat pengaduan disampaikan

kepada kepala bagian evaluasi dan pelaporan.

3 Surat pengaduan yang dimaksud meliputi surat-surat sebagai berikut :

Surat pengaduan masyarakat / lembaga / instansi yang disampaikan

langsung kepada Menteri Dalam Negeri dan atau Inspektur Jenderal

yang mempunyai muatan informasi tentang adanya penyimpangan dan

tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh pejabat/pegawai negeri sipil di

Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

4 Surat penyaluran pengaduan dari kantor Menpan atau Tromol Pos 5000

dan pelimpahan dari lembaga pemerintah lainnya yang oleh instansi

tersebut ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri.

5 Tembusan surat pengaduan, dan tembusan surat pengaduan dari Menpan

/Tromol Pos 5000 dan lembaga pemerintah lainnya yang oleh instansi

tersebut ditujukan (antara lain) kepada Inspektur Jenderal dan atau

Menteri Dalam Negeri.

B. Inventarisasi Surat Pengaduan

Proses inventaris surat-surat dilaksanakan oleh bagian evaluasi dan pelaporan

meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Pencatatan Data surat pengaduan oleh bagian administrasi mencakup

data-data sebagai berikut :

a. Nomor agenda, tanggal agenda, tanggal surat masuk, katagori surat

perihal surat.

b. Data pelapor ; nama, alamat, kab/kota /provinsi, katagori pelapor.

Page 40: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

35

c. Data terlapor; Nama, Nip/Nrp, jabatan , instansi terlapor, katagori

instansi.

d. Lokasi kasus, meliputi Kabupaten/kota, provinsi, negara,

e. Materi pokok pengaduan

2. Klasifikasi, adalah proses pengelompokan surat-surat pengaduan sesuai

kaidah dan standart yang ditetapkan.

a. Berkadar pengawasan, pengaduan yang mempunyai identitas

pengiriman yang jelas, isinya mengadung informasi adanya dugaan

atau indikasi terjadi penyimpangan/penyalahgunaan wewenang

terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

b. Tidak berkadar pengawasan, isi surat mengandung informasi,

himbauan, permintaan sumbangan pikiran, saran, dan kritik terhadap

penyelenggaraan pemerintah.

c. Pengelompokan surat pengaduan menurut masalah; kasus yang

merugikan negara/daerah, kewajiban penyetoran kepada negara/

daerah, pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku, pelanggaran

terhadap prosedur dan tata kerja yang ditetapkan, penyimpangan

ketentuan anggaran, hambatan terhadap kelancaran pelaksanaan

proyek dan tugas pokok, kelemahan adminstrasi, pelanggaran

terhadap pelayanan masyarakat, lingkungan hidup.

II. Pengkajian, konfirmasi, dan pelaporan surat pengaduan

A. Pengkajian

Pengkajian pengaduan adalah proses mempelajari materi surat

pengaduan yang diterima. Hasil pengajian berupa rekomendasi atau usul

Page 41: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

36

penanganan dalam bentuk surat nota dinas. Rekomendasi disampaikan

kepada kepala badan berupa usulan sebagai kegiatan sebagai berikut:

1. Bahan pemantauan, apabila surat pengaduan yang diterima sesuai

ketentuan yang berlaku merupakan kewenangan pejabat sesuai hirarkhis,

atau instansi lain tetapi loksi kejadian berada dalam wilayah kerja badan

pengawas bersangkutan.

2. Bahan klarifikasi, apabila pengaduan yang diterima, berkadar pengawasan

namun menurut pengkajian terdapat hal yang meragukan, tidak jelas atau

sumir.

3. Konfirmasi, apabila surat pengaduan yang diterima berkadar pengawasan

dengan identifikasi jelas, tetapi materi yang diadukan diragukan

kebenarannya dan dipandang perlu memberikan penjelasan mengenai

permasalahan yang diadukan.

4. Pemeriksaan, apabila surat pengaduan yang diterima berkadar

pengawasan dan menurut pengkajian dan konfirmasi perlu dilakukan

pemeriksaan.

B. Pemeriksa dan Penelitian

Badan Pengawas Kabupaten Bolaang Mongondow, pada tahap proses

pembentukan tim pemeriksa dan penelitian ini, kegiatan yang dilaksanakan yaitu

berdasarkan isi disposisi kepala Badan Pengawas Kabupaten, Sekretaris kantor

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya antara lain membentuk tim pemeriksa

/peneliti untuk melakukan penelitian dan pemeriksaan di lapangan. Adapun proses

pembentukan tim pemeriksa dan penelitian di lapangan dilakukan berdasarkan

pada struktur organisasi dan tata kerja Badan Pengawas Kabupaten Bolaang

Page 42: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

37

Mongondow. Struktur organisasi dan tata kerja badan pengawas Kabupaten

Bolaang Mongondow terdiri dari kepala badan, kepala tata usaha (sekretaris),

kepala bidang pemerintahan dan pertanahan, kepala bidang ekonomi dan

pembangunan, kepala bidang kesejahteraan sosial, kepala bidang keuangan dan

perlengkapan, kepala bidang kesatuan bangsa, perlindungan masyarakatan dan

kepegawaian, serta seksi-seksi sesuai pada bidang-bidang masing-masing.

Penunjukan anggota personil tim dilakukan berdasarkan pada latar

belakang pendidikan dan keahlian yang telah diperoleh selama dalam pendidikan

internal pengawasan. Dari hasil kegiatan penyusunan tim pemeriksa dan peneliti

maka terbentuklah struktur susunan tim yang terdiri dari ketua, sekretaris,

pengendali tim dan anggota. Kegiatan tim tersebut sebelum turun ke lapangan

untuk melakukan pemeriksaan dan penelitian atas laporan pengaduan masyarakat

melakukan identifikasi atas isi laporan pengaduan masyarakat.

Sebelum tim pemeriksa/peneliti turun ke lapangan, tim berkewajiban

mengindentifikasi isi laporan pengaduan masyarakat tersebut. Adapun proses

identifikasi ini bertujuan untuk menganalisis isi laporan, serta untuk

mendapatkan indikator- indikator yang terkandung dalam laporan.

Dengan diketahuinya indikator-indikator yang terkandung dalam laporan

maka dapat pula diketahui oleh tim hal-hal apa yang berhubungan dalam

pelaksanaan pemeriksaan dan penelitian nanti di lapangan. Yang dimaksud

dengan hal-hal yang berhubungan dalam pemeriksaan dan penelitian di lapangan

adalah obyek, subyek, data dan fakta tertulis dan lisan (hasil wawancara) yang

diperlukan untuk dijadikan alat periksa serta bahan analisa tim dalam penyusunan

laporan hasil pemeriksaan dan penelitian. Pelaksanaan pemeriksaan dan penelitian

atas laporan pengaduan masyarakat yang dilakukan tim pemeriksa dan peneliti

Page 43: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

38

di lapangan. Berdasarkan surat perintah tugas yang diterbitkan atau yang

dikeluarkan oleh kepala badan pengawas atas nama Bupati atau pejabat yang

berwenang (Bupati, Wakil Bupati) sebagai dasar hukum perintah melaksanakan

pemeriksaan dan penelitian atas laporan yang disampaikan masyarakat

di lokasi, instansi atau di wilayah (desa, kelurahan, kecamatan). Adapun laporan

masyarakat yang diterima oleh Badan Pengawas Kabupaten Bolaang Mongondow

selang enam tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel. 4. Laporan Masyarakat pada Kantor Badan Pengawas Kabupaten Bolaang Mongondow selang tahun 2000 s/d 2005.

N0

TAHUN

U R A I A N B I D A N G

JML

STATUS PENANGANAN

% SELESAI PEMERINTA

HAN

PEMBANGU

NAN

KEMASYARA

KATAN

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2000 5 4 3 12 Selesai 100 % 2 2001 7 3 3 13 Selesai 100 % 3 2002 5 6 4 15 Selesai 100 % 4 2003 6 8 2 16 Selesai 100 % 5 2004 8 7 5 20 Selesai 100 % 6 2005 9 5 6 20 Selesai 100 %

Jumlah 40 33 23 86 Selesai 100 % Sumber : Kantor Badan Pengawas Kab. Bolaang Mongondow

Selama enam tahun terakhir, 86 kasus pengaduan masyarakat yang

dilaporkan kepada Badan Pengawas Kabupaten Bolaang Mongondow, mencakup

bidang pemerintahan terdapat (40 kasus), bidang pembangunan berjumlah (33

kasus) dan bidang kemasyarakatan (23 kasus). Dari ketiga bidang masalah

tersebut dapat dikategorikan pula laporan yang berasal masyarakat, yakni

penyalahgunaan wewenang, pelayanan masyarakat, korupsi/pungutan liar, aparat,

pertanahan / perumahan, hukum / peradilan, kewaspadaan nasional, tata laksana

birokrasi, dan lingkungan hidup. Badan Pengawas menyelesaikannya secara

tuntas dengan status penanganan selesai.

Page 44: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

39

Kasus-kasus yang dilaporkan warga kepada instansi/dinas dan lembaga

pemerintah yang lain (DPRD, Pengadilan Negeri, dan Kejaksaan Negeri)

di Kabupaten Bolaang Mongondow antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2005

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kegiatan DPRD Menerima Delegasi/Demonstrasi Kelompok Massa Masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow tahun 1999 s/d 2005

NO. TAHUN BENTUK KUNJUNGAN

JUMLAH DEMONTRASI TATAP MUKA

1 2 3 4 5 1 2000 42 22 64 2 2001 23 25 48 3 2002 48 32 80 4 2003 31 18 49 5 2004 37 26 63 6 2005 35 32 67

JUMLAH 216 155 371 Sumber : Kantor DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow

Laporan masyarakat yang dilakukan secara tatap muka langsung maupun

dengan cara melakukan demonstrasi di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

berjumlah 371 kasus. Dari jumlah kasus sebanyak ini hampir mencapai rata-rata

50 - 65 persen pengaduan masyarakat di kantor Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah dilakukan dengan cara demonstrasi massa. Sedangkan tatap muka

langsung tanpa melakukan demonstrasi sebesar 40 – 42 persen.

Tabel 6. Jumlah Laporan Tindak Pidana Khusus Pada Kantor Kejaksaan Negeri Kotamobagu Tahun 2000 s/d 2005.

NO. TAHUN EKONOMI PEMBANGUNAN JUMLAH 1 2 3 4 5 1 2000 3 7 10 2 2001 4 9 13 3 2002 2 11 13 4 2003 6 5 11 5 2004 5 7 12 6 2005 5 10 15

JUMLAH 25 47 72 Sumber : Kantor Kejaksaan Negeri Kotamobagu.

Page 45: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

40

Dari Tabel 6. tersebut secara keseluruhan ada kecenderungan peningkatan

jumlah kasus yang dilaporkan masyarakat di kantor Kejaksaan Negeri

Kotamobagu. Pada tahun 2003 khusus untuk bidang pembangunan laporan

masyarakat mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu rata-rata setiap

tahun antara 2 hingga 3 kasus laporan yang disampaikan. Kasus – kasus pada

bidang pembanguan ini terjadi pada proses-proses kegiatan pelaksanaan

perencanaan, proses tenderisasi proyek pada dinas-dinas daerah, pelaksanaan

kegiatan fisik dan non fisik, pada penyaluran dana KUT tahun-tahun sebelumnya,

serta pada laporan atas kegiatan ilegal loging di wilayah Kabupaten Bolaang

Mongondow. Dari sekian kasus yang masuk, beberapa diantaranya telah

disidangkan di Pengadilan Negeri Kotamobagu dan telah mendapatkan putusan

hukum tetap, sedangkan yang lainnya masih dalam tahap perampungan berkas

penuntutan.Gambar 6. menunjukan bentuk pengawasan masyarakat yang dilaku-

kan melalui demonstrasi massa dibawah ini.

3.1.2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam menjalankan fungsinya

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Gambar 6. Demonstrasi massa di kantor DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow

Page 46: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

41

Daerah tanggal 15 Oktober 2004, Bab XI Bagian Ketiga Pasal 209

menyatakan bahwa Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berfungsi menetapkan

peraturan desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi

masyarakat.

Dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 64 Tahun 1999

tanggal 6 September 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai

Desa, Bab III Bagian Kelima pasal 36 ayat (1) menyatakan BPD mempunyai

fungsi : (a). Mengayomi yaitu menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan

berkembang di Desa yang bersangkutan sepanjang menunjang kelangsungan

pembangunan, (b). Legislasi yaitu merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa

bersama-sama Pemerintah Desa, (c). Pengawasan yaitu meliputi pengawasan

terhadap pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa serta Keputusan Kepala Desa, (d). Menampung aspirasi masyarakat yaitu

menangani dan menyalurkan aspirasi diterima dari masyarakat kepada pejabat

dan instansi yang berwenang.

Jumlah anggota BPD ditentukan berdasarkan jumlah penduduk desa.

Anggota BPD dari calon-calon yang diajukan oleh kalangan Adat, Agama,

Organisasi sosial politik, golongan profesi, dan unsur pemuka masyarakat, yang

lamanya memenuhi persyaratan. Hasil pemilihan BPD tahun 2002, terpilih

jumlah anggota BPD di desa penelitian berjumlah 16 orang. Untuk mengisi

struktur Ketua, Bendahara, Sekretaris, dan Komisi.

Komisi A diketuai J. Mamonto, yang membidangi hukum dan

pemerintahan; Komisi B diketuai R. Wowor, membidangi ekonomi dan

pembangunan; Komisi C diketuai Hi. J. Suadu membidangi kesejahteraan sosial;

Page 47: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

42

Komisi D diketuai Sumaryono Mokoginta membidangi Adat dan Agama.

Masing-masing komisi dibantu oleh tiga orang anggota.

3.1.3. Guhanga Lipu

Di Bolaang Mongondow perorangan adalah subyek hukum yang tersendiri

sesuai status dalam masyarakat. Dalam (Wetbook 1930) Bolaang Mongondow

(Undang-Undang Bolaang Mongondow) masyarakat berpegang pada sistim

pemisahan/penggolongan yaitu: (1). Kaum bangsawan (Ninggrat), (2). Simpal

(Pembesar raja atau pegawai kerajaan, kaum terpelajar), (3). Nonow (Keluarga

kaya, Saudagar), (4). Tompunu (Pejabat pemerintah tingkat Kecamatan, Desa),

(5). Taling (Bala rakyat, petani, buruh tani), (6). Yobuat (Para budak atau orang

belian).

Sebagai masyarakat hukum terkecil, adalah keluarga – keluarga (kaum).

Dalam setiap kaum terdapat seorang yang disebut Guhanga atau tua-tua negeri,

atau tua-tua kampung. Guhanga adalah seorang yang dianggap cakap, trampil

dan mampu dalam kapasitasnya untuk memimpin keluarga atau kaumnya

sesuai hukum adat. Sedangkan fungsi Guhanga yaitu membantu pemerintah

desa dalam penyelesaian permasalahan di desa atau kampung/lipu seperti sengketa

pertanahan, pertunangan/peminangan dan pernikahan, serta permasalahan

pembangunan lainnya. (Beschrijving Van het Adatrecht In Bolaang Mongondow).

Dengan adanya fungsi- fungsi yang berkaitan dengan kegiatan

pemerintahan desa, maka oleh masyarakat atau warga kampung atau Lipu

menyebutnya Guhanga Lipu, disamping melaksanakan fungsinya di tengah

keluarga masing-masing secara internal.

Page 48: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

43

3.2. Kecamatan Modayag

3.2.1. Letak Gografis

Kecamatan Modayag adalah hasil pemekaran dari Kecamatan Passi yang

dilakukan pada tahun 1960. Kecamatan Modayag diapit oleh Gunung Ambang

dan Gunung Tobongon. Sebagian besar areal merupakan daerah hutan dan

perkebunan. Bentuk topografi permukaan yaitu dataran tinggi yang berbukit.

Jarak pusat pemerintahan wilayah Kecamatan dengan ibu kota provinsi berjarak

198 kilometer. Sedangkan jarak pusat pemerintahan daerah Kabupaten Bolaang

Mongondow 10 kilometer. Pusat pemerintahan Kecamatan Modayag berada

pada ketinggian 650 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata 16 °C

hingga 20 ºC serta suhu minimum 10 ºC.

Sebelah Utara Kecamatan ini dengan wilayah Kecamatan Kotamobagu

Timur, sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Kotabunan,

sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Modoinding Kabupaten

Minahasa Selatan, sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Lolayan.

Luas wilayah Kecamatan Modayag berjumlah 1.786.600 Ha, di wilayah

ini berjumlah 13 desa yaitu Desa Moyongkota, Desa Bangunan Wuwuk, Desa

Bongkudai, Desa Modayag, Desa Purworejo, Desa Liberia, Desa Tobongon,

Desa Bongkudai Baru, Desa Mo’at, Desa Guaan, Desa Badaro, Desa Lanut,

Desa Buyandi. Ibu kota kecamatan terletak di Desa Modayag. Letak Desa

Modayag sangat strategis dan dapat dijangkau oleh masyarakat dari desa-desa

tetangga se Kecamatan Modayag.

3.2.2. Penduduk

Penduduk Kecamatan Modayag berjumlah 27.086 jiwa, dengan kepala

keluarga (KK) berjumlah 8.171, dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata

sebesar 1.47 % pertahun. Penduduk terdiri dari beberapa suku yaitu suku

Mongondow, Minahasa, Sanger Talaut, Gorontalo, sedangkan suku pendatang

Page 49: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

44

adalah suku Bugis Makasar, Jawa, Sunda, Batak, di samping terdapat pula warga

keturunan seperti Belanda, Cina Taiwan, Jepang, Pakistan lihat Tabel 7.

Tabel 7. Penduduk Kecamatan Modayag Dirinci menurut Desa Tahun 2005.

NO

NAMA DESA

JENIS KELAMIN JUMLAH JIWA L P

1 2 3 4 5 1 Moyongkota 1986 2114 4100 2 Bangunan wuwuk 502 645 1147 3 Bongkudai 1887 1914 3801 4 Modayag 2198 2883 5081 5 Purworedjo 1192 1333 2525 6 Liberia 996 989 1985 7 Moat 419 542 961 8 Guaan 742 767 1509 9 Bongkuday baru 779 880 1659 10 Tobongon 519 608 1127 11 Badaro 381 410 791 12 Lanut 598 680 1278 13 Buyandi 544 578 1122

JUMLAH 12743 14343 27086 Sumber : Kecamatan dalam angka tahun 2005.

Jumlah penduduk di Desa Modayag terbanyak dari desa lainnya yaitu

5.081 jiwa (18,75 %). Sedangkan desa yang menempati urutan kedua adalah

Desa Moyongkota dengan jumlah penduduk 4.100 Jiwa (15,13 %), Desa

Bongkudai adalah desa yang berada pada urutan ketiga dengan jumlah penduduk

3.801 jiwa (14,03 %). Ketiga desa ini mengalami pertambahan penduduk yang

sangat cepat karena memiliki keunggulan dari desa yang lain, antara lain dahulu

merupakan desa lama atau induk. Kedua desa yang paling sedikit jumlah

penduduknya adalah Desa Badaro dengan jumlah 791 jiwa. Desa ini berada di

bagian Selatan Kecamatan Modayag. Desa ini baru karena adanya proyek

tranmigrasi lokal pada tahun 1985, Desa Badaro merupakan desa penghasil gula

Page 50: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

45

aren di Kecamatan Modayag. Selain usaha tani aren, penduduk Desa Badaro juga

melakukan usaha tani perkebunan cengkih, hasil hutan lainnya kayu dan rotan.

Desa Moat dengan jumlah penduduk 971 jiwa, terletak di bagian Timur di

bawah kaki / lereng gunung Ambang bersama dua desa lainnya yaitu Guaan, dan

Bongkudai Baru. Penduduk di desa ini adalah petani yang berasal dari desa

Bongkudai Lama yang telah menetap di lahan perkebunannya, dengan usaha tani

holtikultura. Lokasi desa ini merupakan dataran tinggi berbukit dan berada pada

ketinggian ± 800 - 850 meter di atas pemukaan laut. Desa Moat, Guaan dan desa

Bongkudai Baru adalah sentra penghasil sayur mayur di Kabupaten Bolaang

Mongondow, dan Purworejo di Kecamatan Modayag. Luas wilayah Kecamatan

Modayag 1.589.469 Ha. Kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Penduduk, Luas dan Kepadatan Dirinci menurut Desa di Kecamatan Modayag Tahun 2005.

NO.

NAMA DESA

JUMLAH PENDUDUK

(JIWA)

LUAS (KM²)

KEPADATAN / (JIWA/KM²)

1 2 3 4 5 1 Moyongkota 4100 19,76 207,48 2 Bangunan Wuwuk 1147 5,95 192,77 3 Bongkudai 3801 19,76 191,02 4 Modayag 5081 22,75 239,95 5 Purworedjo 2525 17,50 144,28 6 Liberia 1985 18,76 100,45 7 Moat 961 13,21 36,03 8 Guaan 1509 11,71 128,86 9 Bongkudai Baru 1659 10,56 157,10 10 Tobongon 1127 7,22 156,09 11 Badaro 791 17,50 21,25 12 Lanut 1278 13,34 112,69 13 Buyandi 1122 2,11 225,11

JUMLAH 27086 178,66 151,61 Sumber : Kecamatan dalam angka tahun 2005

Terdapat tiga desa yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu

Desa Modayag, dengan jumlah penduduk 5.081 jiwa dalam kepadatan penduduk

Page 51: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

46

per kilometer 239,95. Desa Moyongkota jumlah penduduk 4.100 dengan

kepadatan per kilometer 207,48 jiwa, dan di Desa Buyandi jumlah pend uduk

1.122 jiwa dengan kepadatan 225,11 jiwa per kilometer. Secara keseluruhan

penduduk Kecamatan Modayag berjumlah 27.086 jiwa dengan kepadatan rata-

rata 151,61 jiwa per kilometer.

Kerukunan antar umat beragama, di Kecamatan Modayag sejak masa

pemerintahan kerajaan raja Cornelis Manoppo sudah terbina dengan baik. Lebih

dari 67 persen penduduk di Kecamatan Modayag menganut agama Islam.

Adapun penduduk Kecamatan Modayag menurut golongan agama dapat dilihat

pada Tabel 9.

Tabel 9. Penduduk Menurut Golongan Agama di Kecamatan Modayag tahun 2005.

No. DESA / KEL

A G A M A

JUMLAH JIWA

ISLAM

KRISTEN

KHATOLIK HINDU BUDHA

1 2 3 4 5 6 7 8 1 Moyongkota 4.053 47 - - - 4.100 2 Bangunan Wuwuk 5 1.115 27 - - 1.147 3 Bongkudai 3.715 86 - - - 3.801 4 Modayag 3.046 1.968 67 - - 5.081 5 Purworedjo 2.454 60 - 11 - 2.525 6 Liberia 1.965 20 - - - 1.985 7 Moat 422 539 - - - 961 8 Guaan - 723 786 - - 1.509 9 Bongkudai Baru - 1.634 25 - - 1.659 10 Tobongon 623 504 - - - 1.127 11 Badaro 338 453 - - - 791 12 Lanut 525 707 46 - - 1.278 13 Buyandi 1.025 97 - - - 1.122 JUMLAH 18.171 7.953 951 11 - 27.086

Sumber : Kecamatan dalam angka tahun 2005.

Sebanyak 67.08 % penduduk mayoritas menganut atau beragama Islam.

Sedangkan golongan lain seperti Kristen Protestan dan Katholik 32,87 %,

beragama Hindu 0,04 % sedangkan agama Budha 0%. Tiga desa yang dihuni

mayoritas non Muslim yakni Desa Guaan, Bongkudai Baru dan Bangunan

Page 52: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

47

Wuwuk. Dilihat dari sisi etnis ketiga desa ini mayoritas suku/etnis Minahasa.

Selain itu ketiga desa ini menjadi pintu masuk ke Kabupaten Bolaang

Mongondow bagian Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten

Minahasa Selatan.

Tabel 10. Sarana Pendidikan Berdasarkan Jenjang, Status, Jumlah Murid dan Guru di Kecamatan Modayag Tahun 2005.

NO JENJANG

STATUS

GEDUNG KELAS MURID GURU RASIO

MURID & GURU NEGERI

SWASTA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 TK - v 10 10 328 4 10,36 2 SD v - 30 191 3882 254 15,28 3 SMP v - 4 12 1071 85 12,60 4 SMU v - 1 6 248 18 13,78

Sumber data statistik diknas kecamatan modayag tahun 2005

Berdasarkan Tabel 10. sarana pendidikan di Kecamatan Modayag

secara umum terjadi meningkat, dibangunnya 1 unit Sekolah Menengah Umum

(SMU) yang berlokasi di Desa Modayag. Unit sekolah ini pada tahun 2005 telah

menerima murid baru angkatan pertama sebanyak 248 murid.

Gambar. 6. Sarana Pendidikan Menengah Atas di Kecamatan Modayag

Page 53: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

48

Rasio murid terhadap guru pada semua jenjang pend idikan yaitu rata-

rata berada pada rentang angka 10,36 sampai dengan 15,28. Setiap satu orang

guru pada semua jenjang pendidikan menangani kira-kira 10 sampai dengan 15

murid.

Mata pencaharian utama warga masyakarakat di Kecamatan Modayag

pada umumnya pertanian. Jenis usaha tani dalam rangka untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Usahatani tanaman pangan yaitu padi, jagung, sayur mayur,

(holtikultura) dan tanaman umbi-umbian serta jenis palagung dan berbagai

sumber pangan lainnya. Tanaman pangan dan holtikultura untuk kebutuhan

keluarga dan dapat diperdagangkan / dijualbelikan.

Tabel 11. Luas panen, Produksi Padi Sawah dirinci Menurut Desa di Kecamatan Modayag tahun 2005.

NO.

DESA

LUAS (HA)

PRODUKSI (TON)

RATA-RATA

1 2 3 4 5 1 Moyongkota 75 420,0 5,6 2 Bangunan Wuwuk 55 302,5 5,5 3 Bongkudai 30 168,0 5,6 4 Modayag 30 159,0 5,3 5 Purworedjo 50 270,0 5,4 6 Liberia 40 220,0 5,5 7 Moat - - - 8 Guaan - - - 9 Bongkudai Baru - - - 10 Tobongon 35 192,5 5,5 11 Badaro - - - 12 Lanut - - - 13 Buyandi - - -

JUMLAH 315 1732 5,5 Sumber : Kecamatan dalam angka tahun 2005.

Tabel 11. menggambarkan bahwa jumlah areal lahan khusus jenis usaha

tani padi sawah, berjumlah 315 Ha dengan produksi sebesar 1.732 ton per tahun

dengan rata-rata tingkat produksi 5,5 ton per Ha. Produksi pada sawah pada

Page 54: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

49

kondisi demikian masih dibawah rata-rata produksi padi dengan pola intensifikasi

secara nasional 6 – 8 ton per Ha gabah.

Kondisi ini disebabkan sumber air irigasi yang dipergunakan adalah

irigasi non teknis pada wilayah/lokasi persawahan tertentu, sedangkan yang

bersifat semi teknis hanya beberapa desa yakni Desa Purworejo, Tobongon, dan

Moyongkota. Terdapat enam desa yang sama sekali tidak menghasilkan padi

sawah yaitu Desa Badaro, Buyandi, Lanut, Moat, Bongkudai Baru dan Guaan.

Secara goegrafis terdapat 3 desa (Moat, Guaan, Bongkudai baru) yang terletak di

bagian Timur, berada pada ketinggian ± 600 - 750 di permukaan laut.

Sedangkan tiga desa lainnya di bagian Selatan yaitu Badaro, Lanut dan Buyandi

adalah daerah pegunungan berbukit, sehingga tidak memungkinkan diadakannya

budidaya tanaman padi. Maka warga masyarakat di tiga desa ini memanfaatkan

lahan dengan menanam tanaman perkebunan (cengkih, kopi, kakao, kayu, pala,

aren,vanilli).

Tabel 12. Luas Perkebunan Rakyat Dirinci menurut Jenis, Desa di Kecamatan Modayag tahun 2005.

No.

D e s a

Kelapa (Ha)

Cengkih (Ha)

Pala (Ha)

Kopi (Ha)

Kakao (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 1 Moyongkota 100,50 7,25 6,50 37,00 25,50 2 Bangunan Wuwuk 56,50 2,25 2,25 6,25 8,50 3 Bongkudai 245,00 38,50 4,00 154,00 38,50 4 Modayag 22,75 114,50 2,75 175,00 13,75 5 Purworedjo 8,25 28,00 - 389,75 9,25 6 Liberia 16,25 7,25 - 357,75 - 7 Moat - 2,25 - 103,00 - 8 Guaan - 2,75 - 6,25 - 9 Bongkudai Baru - 3,25 - 41,50 - 10 Tobongon 14,50 198,25 1,75 338,50 9,25 12 Badaro 19,50 139,00 1,50 96,25 25,25 13 Lanut 20,50 235,50 2,25 45,50 15,50 14 Buyandi 25,06 254,50 1,75 17,25 13,75

JUMLAH 529,31 913,25 22,75 1.768,00 149,25

Sumber : Kecamatan dalam angka tahun 2005.

Page 55: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

50

Tabel 12. menggambarkan bahwa produksi tanaman perkebunan di

wilayah Kecamatan Modayag, setiap desa memiliki andalan produksi komoditas

tanaman perkebunan, sesuai dengan luas lahan perkebunan yang ada di desa

masing-masing. Tanaman kelapa di Desa Bongkudai memiliki luas areal 245

Ha atau (46,38 %) dari 529,31 Ha luas tanaman kelapa di Kecamatan Modayag

sedangkan urutan kedua Desa Moyongkota yakni 100,50 atau 18,99 %. Untuk

komoditas cengkih Desa Buyandi menduduki urutan pertama luas areal 254,50

Ha atau 27,87 % tanaman Cengkih di Kecamatan Modayag, urutan kedua Desa

Lanut 235,50 Ha atau 25,78 %, urutan ke tiga Desa Tobongon 198,25 Ha atau

21,71 %. Perkebunan Kopi terluas berada di Desa Purworejo 387,75 Ha atau

22,04 % luas areal tanaman Kopi di Kecamatan Modayag, urutan kedua Desa

Liberia 357,75 Ha atau 20,23 %, urutan ketiga Desa Tobongon 338,50 Ha atau

19,15 %. Untuk komoditas Pala dan Kakao merupakan komuditas perkebunan

yang baru dikembangkan di Kecamatan Modayag sejak tahun 1999, sehingga

jumlah areal kedua komoditi ini masih sangat kecil. Untuk mengetahui jumlah

produksi komoditas perkebunan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat dirinci menurut Desa di Kecamatan Modayag tahun 2005.

NO

D E S A

KELAPA

(TON)

CENGKIH

(TON)

PAL A

(TON)

K O P I

(TON)

CACAO

(TON) 1 2 3 4 5 6 7 1 Moyongkota 150,000 7,250 7,500 25,900 30,900 2 Bangunan Wuwuk 84,750 2,250 1,125 4,375 4,200 3 Bongkudai 375,500 38,500 4,500 107,800 38,700 4 Modayag 34,115 107,00 0,375 109,900 11,700 5 Purworedjo 12,375 22,250 - 250,425 3,600 6 Liberia 24,370 4,750 - 272,825 2,100 7 Moat - 2,250 - 72,100 - 8 Guaan - 2,750 - 4,200 - 9 Bongkudai Baru - 3,000 - 29,050 - 10 Tobongon 21,750 185,250 - 236,950 9,300 12 Badaro 28,500 109,750 - 66,850 15,600 13 Lanut 30,750 209,750 - 25,375 10,500 14 Buyandi 37,500 247,500 - 11,900 5,400

JUMLAH 1.252,99 957,500 13,500 1.160,75 132,000 Sumber : Kecamatan dalam angka tahun 2005

Page 56: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

51

Tabel 14. Sarana Angkutan Menurut Jenis di Kecamatan Modayag Tahun 2005

NO

D E S A

RODA DUA

RODA TIGA

RODA EMPAT

KETERANGAN

1 2 3 4 5 6 1 Moyongkota 22 9 5 Jenis angkutan roda tiga dikenal

dengan nama Bentor (bendi-motor)digunakan warga sejak tahun 2000.

2 Bangunan Wuwuk 11 4 3 3 Bongkudai 25 6 6 4 Modayag 73 9 14 5 Purworedjo 26 4 9 6 Liberia 15 2 3 7 Moat 9 - 3 8 Guaan 18 - 4 9 Bongkudai Baru 19 - 6 10 Tobongon 15 - 2 12 Badaro 5 - - 13 Lanut 11 - 2 14 Buyandi 9 - 3

JUMLAH 258 34 58 Sumber : Kecamatan dalam angka tahun 2005

Dari Tabel 14. tergambar bahwa terdapat beberapa desa yang tidak bisa

diakses dengan kendaraan roda tiga (bentor). Hal ini sesuai dengan topografi

lokasi desa yang berbukit dengan tanjakan yang melebihi dari 45 derajat,

sehingga tidak memungkinkan kendaraan roda tiga (bentor) untuk beroperasi atau

dapat digunakan. Sebaliknya desa-desa yang memiliki roda tiga adalah desa-desa

dengan kondisi topografi wilayah datar atau landai, dengan sarana jalan yang

baik dan telah memenuhi sya rat teknis (hotmix). Gambar 7. menunjukkan sarana

angkutan masyarakat desa di dalam desa.

Gambar 7. Sarana Transportasi di Desa Modayag.

Page 57: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

52

3.3. Desa Modayag

3.3.1. Konteks Fisik Dan Ekonomi

Desa Modayag merupakan perkembangan dari Desa Moyag, kurang

lebih tahun 1800. Pada saat itu sebagian besar masih berupa hutan, sedangkan

wilayah perkebunan masyarakat sangat kecil. Kondisi sangatlah rawan dengan

adanya binatang buas, sapi hutan Sulawesi (anoa) dan ular. Di wilayah timur desa

ini dikelilingi hutan lebat dan pegunungan, yaitu Gunung Ambang, gunung yang

berstatus gunung berapi aktif, sedangkan pada bagian Barat adalah jajaran

Gunung Mata Guma.

Keadaan Vulkanis pegunungan ini memberikan kesuburan tanah

di wilayah ini, sehingga memungkinkan untuk tumbuhnya tanaman yang

memberikan sumber pangan bagi masyarakat pada waktu itu. Daya tarik semakin

memikat penduduk di lereng pegunungan ini, sehingga semakin luaslah areal

perkebunan ke arah Timur, berkembang sampai pada ujung pegunungan yang

bernama Gunung Tobongon. Pendudukpun semakin bertambah oleh karena

tersedianya kebutuhan pokok pangan untuk hidup. Kira-kira pada awal tahun

1850-an wilayah ini sudah menjadi lokasi perkebunan masyarakat yang tetap

dengan berbagai jenis usaha taninya. Pada tahun 1900, pada masa pemerintahan

Kerajaan Mongondow, Raja Cornelius Lourens Adrian Manoppo, menyetujui dan

meresmikan Tobongon menjadi desa baru dan terdaftar pada daftar inventaris

kerajaan sebagai sebuah Lipu (bahasa Mongondow) atau Kampung. Di bawah

kekuasaan seorang Mayor Kadato, setingkat pejabat camat pada saat ini, yang

bernama Gereths Bronthjie Mokoagow sekaligus sebagai Sangadi.

Page 58: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

53

Pada tahun 1910 terjadi musibah serangan hama tikus yang sangat

merugikan petani di lokasi desa baru tersebut. Berbagai usaha dilakukan akan

tetapi keadaan ini tidak berubah. Serangan tikus makin meningkat. Bukan hanya

jagung, padi ladang/gogo akan tetapi tikus menyerang tanaman pangan lainnya

seperti ketela pohon, ubi jalar, pisang. Pada waktu itu belum ada racun anti

hama tikus.

Sangadi memerintahkan warganya meninggalkan wilayah desa ini

sementara waktu untuk menghindari bencana kelaparan akibat hama tikus ini.

Atas perintah Sangadi, yang menjadi tujuan lokasi perkebunan adalah Modayag

yang merupakan lokasi lama. Di lokasi lama ini warga menetap. Dengan tingkat

kesuburuan tanah yang tinggi pula, masyarakat bercocok tanam tanaman pangan

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Desa Modayag berkembang menjadi desa

yang maju seperti sekarang ini. Desa diresmikan sekitar tahun 1912. Sangadi

masa itu masih ditunjuk oleh Raja Gereths Bronthjie Mokoagow, sangadi

yang memerintah Desa Modayag sejak tahun 1912 dapat dilihat pada lihat

Tabel 15. di bawah ini.

Tabel 15. Kepala Desa Modayag Tahun 1912 Sampai Sekarang.

NO. NAMA PEJABAT SELANG TAHUN 1 2 3 1 Gereths B. Mokoagow 1912 s/d 1912 2 Pasikin 1912 s/d 1913 3 Lamuda 1913 s/d 1915 4 Antang Mamonto 1915 s/d 1918 5 Sambe Gan 1918 s/d 1919 6 Lamuda 1919 s/d 1920 7 Kodja Mamonto 1921 s/d 1922 8 Gereths B. Mokoagow 1923 s/d 1926 9 Leppy mamonto 1926 s/d 1951

10 Ansah B. Mamonto 1951 s/d 1955 11 Majampa Mamonto 1955 s/d 1957 12 A. Kairupan 1957 s/d 1959 13 Uju . J. Mamonto 1959 s/d 1961 14 Ahmad Mokodompit 1962 s/d 1963 15 J.U. Mamonto 1964 s/d 1979 16 Hajir Pasambuna 1980 s/d 1988 17 Majai Mamonto 1988 s/d 1996 18 Umar Mokoapa 1996 s/d sekarang

Sumber : Data Primer.

Page 59: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

54

Sejak tahun 1912 sampai tahun 2005, kepala desa yang menjabat

berjumlah 16 (enam belas) pejabat dari delapan belas periode peralihan/

pergantian pimpinan kepala desa. Kepala Desa yang menjabat sebanyak dua kali

adalah Gereths Bronthjie Mokoagow, pada pada tahun 1912 dan pada tahun

1923 sampai 1926, selama ± 3 (tiga) tahun masa kekuasaan raja Cornelius

Lourens Adrian Manoppo. Pejabat lainnya yaitu Lamuda pada tahun 1913

sampai tahun 1915 ± 3 (tiga), dan pada tahun 1919 sampai 1920. Sedangkan

seorang pejabat yang paling lama memerintah desa Modayag yaitu Leppy

Mamonto pada tahun 1926 sampai tahun 1951, selama 25 (dua puluh lima)

tahun, mengalami dua masa pemerintahan, yakni sebelum dan sesudah

kemerdekaan Republik Indonesia.

Desa Modayag terdiri dari enam dusun, yaitu dusun I (Kampung Bawah),

Dusun II (Kampung Tengah), Dusun III (Kampung Baru), Dusun IV (Dusun

Maesan), Dusun V (kompleks pasar/terminal) dan Dusun VI (Kampung

Kaliputih). Nama dusun menunjukkan keadaan lokasi dan etnis. Kampung

Maesan, berasal dari bahasa Minahasa berarti persatuan, Dusun ini dihuni oleh

etnis Minahasa. Dusun III (Kampung Baru) adalah lahan perkebunan lama yang

dijadikan perluasan pemukiman penduduk, dihuni oleh etnis Mongondow. Dusun

VI Kampung Kaliputih dihuni oleh etnis Gorontalo. Batas wilayah desa Modayag

adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan desa Liberia.

Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Tobongon.

Sebelah Timur berbatasan dengan desa Purworedjo.

Sebelah Barat berbatasan dengan desa Bongkudai dan desa Motoboy.

Page 60: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

55

Luas wilayah Desa Modayag sebesar 22,75 Km² dengan tingkat kepadatan

penduduk 239,93 per kilometer persegi. Penduduk Desa Modayag pada tahun

2005 berjumlah 5.081 jiwa, dengan komposisi 2.198 laki- laki dan 2.883 jiwa

perempuan. Adapun rasio jenis kelamin 76,24, menggambarkan jumlah

perempuan di Desa Modayag lebih banyak dari pada jumlah laki- laki. Kepala

keluarga di Desa Modayag berjumlah 1.369 KK, dengan anggota rumah tangga

3 – 4 jiwa. Tabel 16. menunjukkan penduduk menurut kelompok umur.

Tabel 16. Penduduk Desa Modayag menurut Kelompok Umur Tahun 2005.

Sumber : Data Statistik Desa Modayag tahun 2005.

Jumlah golongan umur produktif umur 14 tahun sampai umur 64 tahun

berjumlah 4.161 jiwa atau 81,81 %. Sedangkan umur tidak/non produktif

berjumlah 926 jiwa atau 18,20 %, dari total jumlah penduduk.

Mata pencaharian utama warga adalah sektor pertanian. Jenis usahatani

yang diusahakan yaitu padi, jagung, sayur mayur (holtikultura) dan perkebunan

NO. KELOMPOK UMUR

J U M L A H JUMLAH SEX RATIO L

P

1 2 3 4 5 6 2 0-4 130 167 297 77,84 3 5-9 197 234 431 84,18 4 10-14 251 281 532 89,96 5 15-19 220 311 541 70,41 6 20-24 295 384 679 76,82 7 25-29 271 327 598 82,87 8 30-34 206 348 554 59,19 9 35-39 146 175 321 83,42 10 40-44 101 150 251 67,33 11 45-49 89 112 201 76,78 12 50-44 83 111 194 74,77 13 55-59 71 93 164 76,34 14 60-64 60 71 131 84,50 14 65+ 78 119 190 65,54

JUMLAH 2.198 2.883 5.081 76,24

Page 61: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

56

(Kelapa, Cengkih, Pala, Kopi, Kakao, komuditas lain seperti vanili, Kayu manis,

Lada). Usaha pertanian dan perkebunan warga dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel .17. Produksi Pangan dan Komoditas Perkebunan Desa Modayag tahun 2001 s/d 2005.

No.

Tahun

Kelapa (Ton)

Cengkih

(Ton)

P a l a (Ton)

Kopi (Ton)

Kakao

(Ton)

Padi (Ton)

Jagung (Ton)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2001 34,115 137,00 0,375 109,900 11,700 159,00 15,75 2 2002 30,735 158,00 0,395 119,900 14,100 153,00 18,25 3 2003 32,125 147,00 0,285 106,900 12,600 149,00 14,95 4 2004 33,415 132,00 0,295 138,800 15,200 157,00 16,15 5 2005 31,235 125,00 0,305 143,900 16,500 152,00 15,25 JUMLAH 161,625 797,00 1,655 619,400 70.100 770,00 70,35

Sumber : Data Potensi Desa Modayag tahun 2005.

Produksi padi sawah rata-rata 154,5 ton per tahun atau sebesar 5,5 ton

per hektar. Jagung dengan luas 3.0 hektar memiliki nilai produksi per tahun

sebesar 9,1 ton. Tanaman perkebunan yakni kopi, kelapa, cengkih, kakao menjadi

komoditas penopang ekonomi warga masyarakat dalam memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari. Luas pemanfaatan lahan di Desa Modayag, dapat dilihat pada

Tabel 18.

Tabel 18. Penggunaan Lahan di Desa Modayag tahun 2005

NO. PERUNTUKAN PENGGUNAAN

LAHAN

LUAS (HA)

PERSENTASE %

1 2 3 4 1 Sawah 30,00 1,32 2 Ladang 25,00 1,1 3 Perkebunan 961,25 42,25 4 Hutan 1.247,50 54,83 5 Sarana umum 3,50 0,15 6 Jalan 7,75 0,35

JUMLAH 2.275,00 100 Sumber : Data monografi desa tahun 2005.

Mata pencaharian sebagai petani, penambang, pedagang, pegawai

negeri sipil, karyawan swasta, tukang, dan buruh tani lihat Tabel 19.

Page 62: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

57

Tabel 19. Pekerjaan dan Mata Pencaharian Warga Masyarakat Desa Modayag tahun 2005.

NO. PEKERJAAN JUMLAH

JIWA PERSENTASE

% 1 2 3 3 1 Tani Pemilik 1.283 64,18 2 Tani Penggarap 585 29,26 3 Tukang 147 7,35 4 Penambang 302 15,11 5 Pegawai Negeri/ABRI/Sipil 48 2,40 6 Karyawan Perusahan Swasta 71 3,55 7 Sopir Taksi 21 1,05 8 Sopir Ojek 42 2,10

JUMLAH 1.999 100 Sumber : Data monografi desa tahun 2005.

3.3.2. Sosial

Berdasarkan Tabel 20. dapat tergambar bahwa jumlah sarana pendidikan

untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah dengan jumlah murid di Desa

Modayag masih rasional. Dari 1.239 jiwa anak didik terdapat sarana, tenaga

pengajar/guru berada pada angka 19,32. Dapat diartikan bahwa satu orang guru

pada semua tingkatan pendidikan menangani rata-rata 19,32 jumlah anak/murid.

Tabel 20. Sarana Pendidikan, Murid, Kelas, dan Guru di Desa Modayag Tahun 2005.

No Jenjang Status

Gedung (Unit)

Kelas (Ruang)

Murid (Jiwa)

Guru (Jiwa)

Rasio Murid

& Guru Negeri Swasta

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 TK - 1 1 1 30 3 10,00 2 SD 2 1 3 24 691 35 19,74 3 SMP - 1 1 6 270 8 33,75 4 SMU 1 - 1 6 248 18 13,78 JUMLAH 3 3 6 26 1.239 64 19,32

Sumber : Data monografi desa tahun 2005.

Tabel. 21. menyajikan penduduk Desa Modayag berdasarkan jenjang

dan tingkat pendidikan tahun 2005.

Page 63: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

58

Tabel 21. Penduduk Yang Menempuh Pendidikan dirinci menurut Jenjang Pendidikan di Desa Modayag Tahun 2005.

NO. TINGKAT PENDIDIKAN JURUSAN JUMLAH ORANG %

1 2 3 4 5 1. TK - 30 2,33 2. SD - 691 50,61 3. SMP - 270 20,95 4. SMU sederajat - 248 19,24 5. D1 Ekonomi 3 0,23 6. D2 Ekonomi 3 0,23 7. D3 Ekonomi 1 0,08

8.

Sarjana (S1)

Teknik 7 0,54 Kedokteran 1 0,08 Ekonomi 5 0,39 Kehutanan 2 1,06 Hukum 6 3,17 Social 6 3,17 Pendidikan 3 0,23 Pertanian 4 0,31 Theologia 9 0,70

JUMLAH 1.289 100 Sumber : Data monografi Desa Modayag tahun 2005

Sarana kesehatan di Desa Modayag adalah sebagai berikut: BKIA 1

unit, poliklinik 1 buah, Posyandu 1 buah. Sedangkan tenaga kesehatan yakni

dokter 2 orang, paramedis/perawat 7 orang, bidan 6 orang, mantri 2 orang,

dukun terlatih 3 orang. Desa Modayag menjadi ibu kota kecamatan, maka

terdapat 1 unit pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), yang berstatus

puskesmas rawat inap. Terdapat tenaga dokter 2 orang dan 4 orang tenaga medis

yang setiap hari selama 24 jam merawat dan melayani masyarakat di desa

Modayag maupun dari desa tetangga. Lihat Tabel 22.

Tabel 22. Sarana, Tenaga Kesehatan di Desa Modayag Tahun 2005

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH TENAGA

KESEHATAN JUMLAH ORANG

PERSENTASE %

1 2 3 4 5 6 1 RSU - Dokter 2 10 2 BKIA 1 Perawat 7 35 3 PUSKESMAS 1 Bidan 6 30 4 POLIKLINIK 1 Mantri 2 10 5 POSYANDU 1 Dukun 3 15

JUMLAH 4 20 100 Sumber : Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Modayag Tahun 2005

Page 64: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

59

Pada tahun 2000 Desa Modayag dipilih dan ditunjuk untuk menjadi

lokasi/tempat dilaksanakannya kegiatan yang berskala nasional di bidang agama,

yakni kegiatan pertemuan Dialog Kerukunan Antar Umat Beragama se Asia

Pasifik. Pada masa kejayaan raja Mongondow, raja dan sebagian dari anggota

keluarganya yakni anak-anaknya menganut agama Islam dan yang lainnya ada

juga menganut agama non Islam, sedangkan warganya masyarakat pada waktu itu

sebagian menganut agama Islam dan lainnya menganut agama non Islam.

Kerukunan antar umat beragama ini diwujudkan dalam kehidupan seha ri-

hari warga Desa Modayag dalam pembangunan fisik sarana ibadah yakni masjid

dan gereja. Telah terjadi pula perkawinan antar suku. Tabel 23 menyajikan

keadaan penduduk menurut agama di Desa Modayag.

Tabel .23. Penduduk menurut Agama dan Sarana Ibadah di Desa Modayag Tahun 2005.

NO

AGAMA

SARANA IBADAH JUMLAH

PEMELUK PERSENTASE

%

1 2 3 4 5 1 Islam 3 3330 65,54 2 Kristen Protestan 4 1712 33,82 3 Katolik 1 137 2,70 4 Hindu - - - 5 Budha - 2 0,04

JUMLAH 8 5081 100 Sumber : Data Kecamatan Dalam Angka tahun 2005.

Sebanyak 3.330 jiwa menganut agama Islam (65,53 %) dan yang menganut

agama Kristen Protestan berjumlah 1.712 jiwa (33,82 %) sedangkan penganut

ketiga agama yang lain yakni Katholik, Hindu dan Budha hanya 139 jiwa atau

0,767 %.

Page 65: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

60

3.3.3. Budaya

Sistem adat masih perpedoman pada struktur dan pemerintahan (Lipu)

atau kampung. Walaupun masih terkesan feodalisme karena keputusan diambil

dari lapisan atas, pengambil keputusan adalah orang yang dianggap yang teruji

kepemimpinannya dan kemampuannya, yang disebut Guhanga lipu, sehingga

masyarakat masih mematuhi mekanisme yang terlahir dari kepemimpinan

kampung lipu.

Pada suku Mongondow, dikenal perjanjian Dodandian I Paloko Bo I

Kinalang. Dodandian berasal dari bahasa daerah/suku Mongondow tua atau

lama yang berarti Janji Leluhur. Perjanjian Paloko dan Kinalang ini, diuraikan

sebagai berikut, Paloko = berarti Rakyat , dan Kinalang = berarti Pemerintah.

Kutipan Perjanjian luhur dalam bahasa daerah suku/etnis Mongondow; “Kai

Kinalang; Baba in akuoy, ba bibitonku Iko. Dalam bahasa Indonesia

diterjemahkan sebagai berikut “Kata Kinalang; Dukung aku, supaya Engkau

(Paloko) Ku angkat, dan kemudian dijawab oleh Paloko “O’ o, Kuntungonku

in Iko tonga?, bibit in Akuoy. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai

berikut ; “ Iya, jawab Paloko, engkau aku dukung tapi angkat pula aku.

Gambar 8. Sarana peribadatan di Desa Modayag.

Page 66: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

61

Dalam kehidupan masyarakat suku Mongondow perjanjian ini

dipraktekkan dalam semua bidang kehidupan masyarakat. Perjanjian ini adalah

landasan dan tercermin sosial-budaya masyarakat suku Mongondow dalam proses

interaksinya antara warga masyarakat dengan pemerintah. Tergambar di dalamnya

suatu sistem kerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan.

Ketika seseorang didukung, ditolong, diangkat derajatnya, di kemudian hari, ia

harus juga berbuat demikian kepada orang lain sesamanya, untuk mengangkat

harkat dan martabat sesamanya. Dalam praktek pemerintahan, jelas bahwa

pemerintah dan semua kemampuannya diarahkan untuk kepentingan masyarakat

warga.

Ketika pemerintah membutuhkan dukungan rakyat dalam pelaksanaan

kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, ketika itu pula secara

langsung pemerintah harus dapat memahami apa yang dibutuhkan rakyat saat itu.

Tersirat juga di dalamnya sikap mental dan moral yang baik, jujur, adil, dan

berani mengambil keputusan, serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan kepada manusia. Gambar 9. menunjukkan pertemuan tokoh agama dan

dewan adat di tingkat desa.

Gambar 9. Kegiatan Pertemuan Tokoh Agama dan Dewan Adat di Desa Modayag.

Page 67: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

62

Page 68: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

63

Tabel.......Jumlah Perkara Pidana dan Gugatan pada Pengadilan Negeri Kotamobagu selang tahun 2000 s/d bulan Oktober 2005.

N OMO R

T A H U N

PIDANA J U M L A H

PERDATA J U M L A H

KET BIASA SING

KAT CEPAT /LALIN

GUGAT

AN

PERMO HONAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2000 77 59 1119 1255 50 16 66

2 2001 70 61 1668 1799 60 16 76

2 2002 68 101 4323 4492 58 17 75

3 2003 168 58 7812 8038 39 16 55

4 2004 159 42 4736 4937 37 14 51 5 2005 171 70 5671 5917 213 24 237

Jumlah 713 391 25329 27537 457 103 560

Sumber Kantor Pengadilan Negeri Kotamobagu

Page 69: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

64

Tabel .......Perkara pada Kejaksaan Negeri Kotamobagu selang tahun 2003 s/d Nopember 2005

NO

JENIS PERKARA

TAHUN

PASAL

JLH

KET 2003 2004 2005

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Penganiayaan 67 52 68 351 187

2 Pembunuhan 24 3 4 338 / 340 31

3 Pencurian 49 29 21 362 / 363 148

4 Mengakibatkan orang mati 33 26 20 359 79

5 Mengakibatkan org lain luka berat - - 14 359 / 360 14

6 Penggelapan 11 17 26 378 43

7 Penghinaan - 7 8 310 15

8 Perbuatan cabul 12 27 27 293 / 284 61

Jumlah 196 161 188 - 538

Sumber Kantor Kejaksaan Negeri Kotamobagu

Tabel.......Laporan /gugatan Perdata pada Pengadilan Negeri Kotamobagu selang tahun 2000 s/d 2005

NO

T A H U N

JENIS GUGATAN

HASIL PENANGANAN

K E T

PERTA NAHAN

PERCERAIAN

HUTANG PIUTANG DLL

BELUM

DALAM PROSES

SELESAI

PRESENTASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2000 31 11 8 - - 50 100 2 2001 43 17 - - 60 100 3 2002 36 20 2 - - 58 100 4 2003 31 6 5 - - 42 100

Page 70: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

65

5 2004 30 7 - - - 37 100 6 2005 40 13 2 - 25 30 54,54 JUMLAH 211 74 17 - 25 277

Sumber Pengadilan Negeri Kotamobagu

Page 71: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

62

BAB IV

KASUS PEMBANGUNAN DESA MODAYAG Reformasi memberi peluang kepada masyarakat untuk mewujudkan

kepercayaan, nilai dan pengharapan sehingga masyarakat semakin kritis dan

peka terhadap penyimpangan dan penyelewengan (Alamsyah 1998). Masyarakat

dapat melihat dan menilai kinerja pemerintah yang telah dilakukan dahulu dan

sekarang baik fisik maupun non fisik. Kegiatan yang dilakukan pemerintah di

tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa, ada kalanya tidak sesuai dengan

keinginan dan harapan sebagian atau bahkan keseluruhan masyarakat. Kondisi

ini mendorong masyarakat melakukan tindakan pengawasan (social control)

terhadap berbagai penyimpangan yang terjadi dalam lingkup kekuasaan dan

kewenangannya.

Sujamto dalam Alamsyah (1998) mengemukakan beberapa faktor

pendorong terjadinya penyalahgunaan wewenang, meliputi : (1) faktor- faktor

subyektif, yaitu faktor- faktor yang melekat pada diri subjek pekerjaan yang

bersangkutan, (2) faktor- faktor obyektif, yaitu faktor-faktor yang melekat pada

pekerjaan atau standar pekerjaan yang bersangkutan, (3). faktor-faktor ekologis,

yaitu faktor- faktor yang berasal dari lingkungan kerja yang bersangkutan.

4.1. Pembangunan Fisik.

Pembangunan desa di Kabupaten Bolaang Mongondow berdasarkan

pada Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional 0259/M.PPN/I/2005 Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor : 050/166/SJ

tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2005 tanggal 20

Januari 2005.

Page 72: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

63

Berdasarkan ketentuan-ketentuan dan peraturan tersebut di atas

mekanisme pembangunan desa dari perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi/pengawasan, sistim perencanaan dilakukan secara (bottom up) atau

perencanaan pembangunan dari bawah. Mekanisme perencanaannya di tingkat

desa dengan nama Musrenbang Desa / Kelurahan.

4.1.1. Pembangunan Sarana Peribadatan

Masjid adalah sarana ibadah yang dibutuhkan oleh jamaah atau umat

muslim di Desa Modayag. Dalam perencanaan dusun I sampai dusun IV diwakili

oleh kepala dusun masing-masing dalam suatu rapat di desa, tahun 1998.

Hasil rapat yakni untuk membangun kembali masjid lama yang telah

dibangun pada tahun 1964. Hal ini ditindaklanjuti dengan hasil musyawarah

kepala desa dengan LKMD dan LMD tanggal 18 Agustus 1998 tentang rencana

pembangunan masjid Baiturrahman Desa Modayag. Dibentuklah panitia

pembangunan.

Saat ini masjid telah terbangun dengan kemajuan fisik mencapai ± 60 %

selesai. Masyarakat menyumbang berupa materi maupun non materi, sesuai

dengan kategori keadaan ekonomi masing-masing keluarga. Kategori I adalah

Pegawai Negeri (Sipil, ABRI dan Polri, Pensiunan) dan karyawan Swasta,

dengan beban tanggungan sebesar Rp. 7.500 per bulan. Kategori II petani pemilik

lahan dengan beban tanggungan sebesar Rp. 5000 per bulan dan Kategori III

yakni petani penggarap, buruh tani, buruh tambang, buruh harian lepas dengan

beban tanggungan sebesar Rp. 2500 per bulan.

Ketiga kategori ini menjadi dasar dalam penagihan, namun ada keluarga

yang menyumbang lebih dari nilai yang telah ditentukan. Kewajiban ini disepakati

Page 73: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

64

bersama, dan realisasi penagihannya disampaikan kepada panitia seksi dana setiap

bulan berdasarkan jadwal penagihan oleh masing-masing kepala dusun. Kegiatan

pengumpulan dana juga dilakukan berupa penjualan makanan oleh wanita di

dusun masing-masing sesuai jadwal mingguan.

Dibangun pos penghimbau untuk menghimpun dana dari donatur yang

tidak terikat setiap hari, yang dilakukan oleh pemuda masjid. Jadwal pelaksanaan

dilakukan dalam seminggu yakni pada hari Senin sampai Kamis secara bergulir

pemuda masjid dusun I sampai dusun VI, rata-rata pendapatan berjumlah Rp.

200.000 – 300.000 per minggu. Penerimaan dana melalui pos penghimbau sejak

tahun 2002 sampai dengan tahun 2004 berjumlah Rp. 7. 920.000.

Dana pembangunan juga diperoleh dari sumbangan pemerintah lewat

dana bantun desa Tahun Anggaran 2000 sampai dengan 2001 berjumlah Rp.

5.000.000 dan bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten Bolaang Mongondow tahun

2001 berjumlah Rp. 3.500.000. Akan tetapi untuk sekarang ini bantuan

pemerintah tidak dapat lagi diarahkan pada pembangunan fisik namun pada

kegiatan ekonomi produktif di desa.

Pelaksanaan pembangunan fisik masjid kegiatan dilakukan dengan

secara Bobakid (kerja bakti) baik yang beragama Islam maupun Kristen dan

agama lain. Perencanaan teknis disusun oleh bapak Arsad Mamonto. Kelompok

kerja ini diawasi oleh kepala tukang sebagai pembantu kepala teknis. Akan tetapi

saat ini pembangunan menurut. Masyarakat curiga terhadap panitia dan kepala

desa dalam pengelolaan anggaran pembangunan.

Hasil pengumpulan dana dari kegiatan sepak bola pada tahun 2001

berjumlah ± 70 juta, namun setelah diadakan evaluasi oleh badan pemeriksa

Page 74: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

65

panitia pembangunan masjid terdapat selisih kurang sejumlah Rp. 4.275.000.

Kekurangan tersebut menjadi topik perbincangan di tengah jamaah. Setelah

diklarifikasi melalui rapat panitia ternyata ada beberapa orang oknum panitia

masing-masing sekretaris pelaksana berinisial (YN) mengunakan dana

pembangunan sebesar Rp. 2.500.000 untuk kepentingan pribadi untuk penambah

modal usaha dagang (warung).

Ketua seksi pengadaan dana berinisial (SM) sebesar Rp. 1.125.000 dari

perolehan penjualan kalender sebanyak 150 eksemplar x @ Rp. 7500, dan

partisipasi donatur dari kartu kawan Rp. 650.000 digunakan untuk belanja bahan

bangunan rumah tinggalnya. Dana yang diperoleh dari warga hasil ganti rugi

lahan perkebunan oleh perusahaan tambang emas Rp. 1.000.000– 1.5000.000

setiap orang. Dari dana berjumlah Rp. 15.000.000 ini tidak jelas berapa yang

disetor Sangadi kepada bendahara pembangunan masjid. Dana ini menjadi

perbincangan di antara warga jamaah, karena menurut pandangan mereka

ketambahan dana ganti akan mempercepat penyelesaian masjid.

Pengawasan BPD sangat lemah atau BPD kurang berfungsi. Hal ini

terbukti BPD tidak mendesak kepada Sangadi untuk memperingatkan bahkan

mengganti mereka dengan orang lain dalam jabatannya secara resmi dan segera

mengembalikan dana pembangunan yang telah digunakan untuk kepentingan

pribadi.

Pembangunan masjid saat ini bukan lagi dilaksanakan oleh panitia akan

tetapi sudah di bawah kendali Sangadi atau kasarnya Sangadi sudah berfungsi

ganda sebagai ketua pembangunan dan sebagai kepala desa. Hal ini terbukti dari

tindakannya, dimana dalam pengadaan belanja barang/bahan material dilakukan

Page 75: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

66

langsung oleh Sangadi. Begitu pula dengan pembuatan/penyusunan proposal

permohonan bantuan dana dilakukan oleh Sangadi tanpa melalui

rapat/musyawarah dengan BPD dan panitia pembangunan. Proposal tersebut

dikirim kepada warga masyarakat desa Modayag yang bekerja di luar daerah

(Jakarta, Makasar, Manado) dan pemerintah Propinsi, serta pimpinan partai

politik. Ada tidaknya realisasi dari proposal tersebut sampai saat ini tidak

dipertanggung jawabkan atau disampaikan kepada panitia pembangunan dan

masyarakat. Partisipasi warga dalam bentuk Gotong royong dapat dilihat pada

Gambar 10.

4.1.2. Proyek Pembangunan Lorong Desa

Pembangunan fisik di antaranya proyek pelebaran lorong. Perencanaan

kegiatan ini, telah dimusyawarahkan oleh warga masyarakat bersama kepala

dusun IV dan ketua-RT 1 /RW.1. Inisiatif warga tersebut disampaikan kepala

dusun kepada Sangadi, Kepala Desa memusyawarahkan dengan BPD. BPD

menyetujuinya. BPD merekomendasikan kepada Sangadi untuk menguatkan

Gambar. 10. Partisipasi Warga Dalam Bentuk Gotong Royong Pembangunan Majid Baitulrahman Desa Modayag .

Page 76: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

67

usulan warga tersebut dengan Surat Keputusan Desa. Surat Keputusan tersebut

menjadi usulan desa ke tingkat kecamatan. Atas proposal kegiatan pembangunan

tersebut Camat mengajukannya ke tingkat kabupaten. Setelah mendapat

persetujuan dari Bupati, usulan tersebut resmi untuk dilaksanakan di desa.

Ketika proyek ini akan dilaksanakan di desa, terdapat permasalahan

baru. Di lokasi kegiatan 18 Kepala Keluarga (KK) warga masyarakat tinggal di

depan jalan utama desa dan tidak merelakan halaman rumahnya dikurangi 1

meter untuk pelebaran lorong. Mereka beralasan, bahwa pada saat rapat

musyawarah di tingkat dusun tidak diundang hadir pada pertemuan membahas

perencanaan pelebaran. Pagar halamannya terbuat dari beton secara permanen

sehingga sayang untuk dibongkat. Dirk Supit menyatakan sebagai berikut:

“Torang nin tau kalu di kampong ada pembangunan jalan/pelebaran lorong. Selama ini sangadi nda perna kasih tau pa torang tentang proyek ini, probis lei deng kepala dusun (Papa Nie) lewat-lewat ndak pernah babilang pa torang apa-apa.

Makanya, sapa nyanda mo’kage,, torang pe pagar kintal/halaman rumah dorang ada kerja bakti/mapalus somo bongkar. Kalu jadi panggulu jang burako, pake kua torang pe adat mongondow biar jo cuma itu bobahasaan atau oaeran, kalu itu pemerintah jadikan pegangan, samua tu pekerjaan atau oaid pasti nyada ada hambatan, samua pekerjaan akan mo jadi lancar deng mobagus bo mogaga mollapad. Selama ini torang tau, cuma dorang jo yang salalu sangadi deng probis ja undang kalu ada rapat.” Terjemahannya sebagai berikut :

Kami tidak mengatahui bila di desa ini ada kegiatan proyek pembangunan pelebaran jalan/lorong. Selama ini kepala desa tidak memberitahukan kepada kami. Kepala dusunpun sering lewat melalui jalan ini tapi tidak juga menginformasikan kepada kami tentang kegiatan proyek ini.

Kami terkejut ketika melihat warga yang sedang gotong-royong kerja bakti akan membongkar pagar/tembok halaman depan rumah kami. Bila menjadi pejabat atau pemerintah jangan bersikap dan bertindak sewenang-wenang atau arogan. Tolong pakai adat istiadat orang Mongondow. Walaupun hanya berupa salam yang didasari dengan ketulusan hati dan menghargai, menghormati sesama. Sebelumnya informasikanlah. Bila ini yang dijadikan dasar pegangan maka semua pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa hambatan dengan hasil baik dan memuaskan. Selama ini bila ada rapat atau musyawarah kampung hanya mereka saja (oknum-oknum yang dekat dengan pemerintah) yang diundang.

Page 77: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

68

Kejadian ini dilaporkan kepala dusun kepada sangadi. Sangadi secara

kekeluargaan mengunjungi dan menemui warga yang tidak merelakan halaman

rumahnya selebar 1 meter untuk pelebaran lorong. Sangadi menjelaskan dan

memohon persetujuan serta kerelaannya mengikhlaskan tanahnya kepada

pemerintah desa demi kepentingan umum. Upaya sangadi tersebut tidak

membuahkan hasil, karena warga tetap pada pendiriannya untuk tidak

menyerahkan tanah bagi kepentingan tersebut. Sepengetahuan Sangadi saat ia

masih menjabat sebagai kepala urusan pembangunan, lorong desa tersebut

semulan sangat lebar. Akan tetapi saat ini sudah menyempit di beberapa sisi

bagian ruas lorong. Warga memperlebar, menambah, mengambil, sepanjang satu

meter dan menjadikannya halaman rumah. Di bagian depan jalan masuk

menyempit. Pada tahun 2005 Desa Modayag mendapat alokasi dana sebesar Rp

85.000.000. dari pemerintah kabupaten khusus proyek peningkatan jalan

kabupaten (PPJK). Berdasarkan petunjuk Dinas Kimpraswil Kabupaten Bolaang

Mongondow bahwa untuk penentuan lokasi proyek, harus dimusyawarahakan

terlebih dahulu dengan warga desa agar dalam pelaksanaan kegiatan proyek nanti

tidak menemui permasalahan. Sangadi dan BPD, Kepala Dusun serta warga yang

berada di depan jalan utama melaksanakan rapat membahas alokasi dana tersebut.

Hasil musyawarah Sangadi dan BPD, Kepala Dusun I sampai dengan Dusun VI

dan warga, sepakat menunjuk lokasi proyek di Dusun IV. Kesepakatan ini

didasarkan atas pertimbangan lorong di dusun IV merupakan ruas jalan alternatif

yang menghubungkan dusun V dan lokasi terminal, Pasar Modayag.

Page 78: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

69

Selanjutnya kegiatan pembuatan parit/saluran atau got air menimbulkan

masalah baru. Penyimpangan terjadi atas penyaluran/distribusi bahan semen oleh

bendahara bernama (MN). Biasanya semen didistribusikan atau disalurkan oleh

kepala teknik bernama bapak Herson Tuela, yang bersangkutan adalah seorang

tukang di desa yang telah berpengalaman, sehingga pemakaian semen dapat

dilakukan sesuai dengan persyaratan teknis untuk menghindari pemborosan

material. Akan tetapi semen disalurkan oleh (JW) yang ditunjuk langsung oleh

Sangadi. Warga tetap semangat mengerjakan parit, mengejar waktu dan cuaca

sebelum musin penghujan yang nantinya menghambat penyelesaian. Beberapa

hari kemudian (JW) mengurangi stok semen dan komposisi campuran antara

semen dan pasir. (JW) mengatakan sebagai berikut :

“Depe campuran semen deng paser kase robah akang karna sangadi ada kase tau pa kita torang mo ba hemat semen, kalu ada lebe itu semen mopake di kerja laeng. Skarang depe campuran 1 kantong semen di campor deng 5 kantong paser, torang mo robah beking jadi 1 kantong semen campur jo deng 7 kantong paser. Kalu ngoni mo perlu semen harus kase tau pa kita jang sambarangan pi ba ambe pa bendahara karna bendahara so tau lai ini kabar dari sangadi tadi pagi. Terjemahannya :

Campuran komposisi semen dan pasir tolong harus dirubah,

karena sesuai informasi dari sangadi, kita semua harus menghemat material semen. Kelebihan atau sisa semen dalam pekerjaan ini sisanya akan dipergunakan pada pekerjaan lain atau kegiatan lain. Sekarang komposisi satu kantong semen dicampur dengan 5 kantong pasir, harus dirubah menjadi 1 kantong semen dicampur dengan 7 kantong pasir. Bila kalian nanti butuh semen beritahu saya, jangan langsung minta kepada bendahara karena bendaharapun sudah mengetahui informasi ini langsung dari sangadi pagi tadi.

Empat hari kemudian (JW) menginformasikan kepada warga yang

bergotong royong bahwa bahan semen telah habis. Pekerjaan untuk sementara

dihentikan karena dana yang dicairkan dari bank pada rekening desa saat ini baru

sebesar 70 persen. Pekerjaan akan dilaksanakan lagi bila dana telah disalurkan

seluruhnya seratus persen. Warga heran atas informasi ini karena merasa realisasi

Page 79: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

70

pekerjaan belum sesuai target yang ada dalam bestek gambar proyek. Dalam

bestek tertera volume pekerjaan fisik sepanjang 100 meter, sedangkan hasil

capaian yang dikerjakan saat ini hanya mencapai volume 45 meter.

Sepengetahuan warga biasanya pada tahun-tahun yang lalu dana bantuan

desa untuk kegiatan fisik sebesar 70 persen dari total anggaran itu diperuntukan

khusus mendanai fisik proyek, sedangkan sisanya 30 persen untuk membiayai

administrasi atau non fisik kegiatan operasional desa. Beberapa waktu kemudian

diketahui warga bahwa material semen dimanfaatkan oleh seorang oknum aparat

desa yang dekat dengan Sangadi (MN) untuk membuat kolam ikan pribadi di

belakang halaman rumahnya. Kejadian ini dilaporkan oleh warga kepada Camat

Modayag. Akan tetapi permasalahannya hanya didiamkan.

Atas kejadian ini masyarakat resah, dimana masyarakat mengambilan

kembali material (batu, pasir) yang dipersiapkan sebelumnya di lokasi proyek.

Kegiatan proyek pembangunan jalan ini danai dari dana alokasi umum (DAU)

Kabupaten Bolaang Mongondow untuk Subsektor Pembangunan Desa, dan

swadaya masyarakat baik materil (Dana, batu, pasir, peralatan, transportasi)

maupun non materil (tenaga kerja, waktu).

4.1.3. Pembangunan Pabrik Pengolahan Material Batuan Logam Mulia dan Pengolahan Kayu

Warga desa mengadukan pencemaran limbah lingkungan perusahaan

pengolahan kayu (sawmill) PT Rocky, milik warga Desa Modayag (RW).

Kasus ini disebabkan tercemarnya udara, air, dengan debu gergajian dan unit

pengeringan kayu ( dryer ) di lingkungan pemukiman warga sekitar pabrik.

Kasus ini mengakibatkan gangguan pernafasan, batuk serta air sumur warga kotor

Page 80: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

71

terkontaminasi debu, berbau, berwarna. Seorang warga, ibu korban pencemaran

lingkungan ini yang bernama (AD) memprotes pemilik perusahaan,

“ Om (RW tolong do akang patorang, torang nyanda larang itu perusahaan kayu ada, malahan torang senang karena torang pe warga lain ada dapa karja di perusahaan. Cuma itu depe abu dan arang yang angin tiup so masok pa torang pe rumah, parigi, mengotori itu jemuran deng yang lebe para torang sering kena penyakit kokehe”. Terjemahannya sebagai berikut:

“ Om (RW) tolonglah kepada kami (warga), warga sekitar pabrik tidak

melarang atau protes perusahan dibangun disekitar lokasi ini, malahan kami menerima dan senang karena warga sekitar mendapatkan pekerjaan diperusahaan. Akan tetapi debu dan arang yang ditiup angin sudah masuk ke rumah kami, sumur, juga mengenai jemuran pakaian, dan lebih parah lagi kami sering terkena penyakit batuk dan sesak nafas”.

Jawaban dari pemilik perusahaan “ Io kwa kita tau tapi tolong jangan

lapor pa pemerintah. Saya suka torang selesaikan ini masalah deng cara musyawah jo. Kalo ada parlu kase tau pa kita misalnya ngoni perlu aliran listrik kita mo Bantu pasang akang atau parlu air bersih kita mosambung akang. Samua depe ongkos pasang dengan biaya rekening nanti kita yang tanggung jawab. Yang penting jang lapor neh.” Terjemahannya sebagai berikut :

Jawaban dari pemilik perusahaan “. Iya saya mengerti dan saya tahu tapi jangan laporkan kepada pemerintah. Saya suka permasalahan ini kita selesaikan bersama secara musyawarah saja. Jika kalian perlu atau memerlukan bantuan saya bersedia, misalnya butuh air bersih atau listrik saya akan membantu pasang. Semua rekening dan ongkosnya saya yang bertanggung jawab.”

Debu tetap terbawa angin ke dalam rumah warga di sekitar pabrik,

sehingga kantor AMDAL Kabupaten memberikan sanksi. Direkomendasikan

kepada perusahaan untuk memberikan dana kompensasi kepada masyarakat yang

dirugikan. Besarnya dana kompensasi dimusyawarahkan dengan warga setempat

secara rasional dan wajar, serta layak. Perusahaan juga harus merehabilitasi unit-

unit produksi pengolahan kayu sesuai persyaratan teknis.

Kasus pencemaran lingkungan yang lain disebabkan lumpur beracun, oleh

perusahaan pengolah bahan material pertambangan emas, PT. Rocky yang juga

dimiliki (RW). Kasus ini disebabkan pipa penyalur limbah tambang (tailling)

patah dan bocor dan dam/pond penampung limbah lumpur bocor. Lumpur

Page 81: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

72

limbah ini mengalir masuk perkebunan warga (AS) serta mencemari sungai.

Kejadian ini mengakibatkan beberapa jenis tanaman perkebunan dan pangan,

buah-buahan mati. (DN) memprotes pengawas perusahaan bapak bernama (JP)

sebagai berikut :

“ Om (JP) tolong pergi lia akang itu bak/pond penampungan pece, karna so penuh, torang kuatir kalo ta buang meluap ke kebong pa torang, dengan mo masuk ke sungai. Itu air sungai torang ada pake untuk kolam ikan, deng tetangga kobong yang laeng, pake disawah. Terjemahnya sebagai berikut : Bapak (JP) tolong lihat itu bak penampungan lumpur karena sudah penuh. Saya kuatir bila terbuang atau meluber ke kebun kami, dan juga nanti masuk ke sungai. Air sungai dipakai warga untuk mengairi sawah, tambak kolam ikan, serta tetangga kebun lainnya Jawab Bapak (JP) saat itu “ (DN) ngana jang kuatir kita tau kwa karna itu volume limbah pece yang ke bak penampung torang lebe tau deng ngana, depe jumlah yang ada skarang belum apa-apa”. Terjemahnya sebagai berikut : Jawab Bapak (JP) “ (DN) anda jangan kuatir. Saya tahu volume limbah lumpur yang berada dan masuk kedalam bak penampungan. Saya lebih tahu dari pada anda. Jumlah lumpur yang ada sekarang ini belum banyak.”

Menurut (DN) memang saat itu masih musim kemarau, namun jika

musim hujan bak penampungan tidak akan cukup menampung masuknya air

hujan. (AS) melaporkan kejadian ini kapada kepala desa dan Camat Modayag.

Tuntutannnya sebagai berikut : (1). bahwa limbah / material lumpur CV Rocky

telah mencemari lokasi ladang/kebun, (2). bahwa dengan adanya pencemaran

akibat limbah lumpur yang mengadung bahan kimia beracun asam sianida

(NaCN) telah merusak kebun / ladang, baik kondisi fisik, keseimbangan kimia

tanah dan tanaman perkebunan dan pangan yang tumbuh (kopi, kelapa, matoa,

alpukat, rambutan, lengkeng, singkong, ubi talas, nenas dll). Beberapa daun

tanaman mulai kuning, layu, gugur bahkan sudah ada yang mati, (3) bahwa

limbah lumpur telah mengalir mencapai sungai air tawar, di mana air sungai

Page 82: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

73

digunakan untuk kegiatan pertanian, peternakan, perikanan darat, (4) pencemaran

limbah/material lumpur tersebut disebabkan bocornya bak/pond limbah pada sisi

bagian barat dan patah / pecahnya pipa saluran limbah lumpur yang

dibenam/ditanam pada sisi kanan jalan kebun/lorong, (5) pembuatan bak limbah

lumpur dan saluran pipa limbah lumpur tidak sesuai syarat teknis. (6). akibat

aliran limbah lumpur yang menggerus, secara fisik telah mengakibatkan

longsornya bagian tebing lahan/kebun yang berbatasan dengan sungai (Moayat),

limbah lumpur mengalir masuk sungai (Moayat) (7). bahwa jarak bak/pond

limbah lumpur hanya kurang lebih satu meter dengan batas lahan/kebun ladang

milik kami sebagai korban.

Camat meminta kepada korban agar tidak mengirim surat serupa ke

Kabupaten, karena Camat menyelesaikan kasus ini secepatnya. Dengan kejadian

ini pemilik lahan/tanah menuntut ganti rugi. Atas musyawarah yang dimediasi

oleh Camat Modayag maka disepakati biaya ganti rugi sebesar Rp 6.500.000,00.

Perusahan juga diwajibkan melakukan reklamasi lokasi yang tercemar milik

warga. (Gambar 11).

Gambar 11. Kasus Pencemaran Lingkungan Akibat Penambangan Mineral Emas di Desa Modayag.

Page 83: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

74

4.1.4. Pembangunan Tower Transmisi Gelombang Optik PT Satelindo

Kasus pembangunan lainnya yaitu kasus pembangunan tower satelindo di

Lorong Maesaan. Kasus ini disebabkan tidak direalisasikannya janji perusahaan

kepada masyarakat. Untuk memberikan penerangan lampu di lokasi tower dan

persimpangan tiga lokasi lorong masuk. Kasus ini mengakibatkan diputuskannya

aliran listrik yang dimanfaatkan untuk unit tower sehingga tower tidak dapat

berfungsi sebagimana mestinya.

Hal ini juga mengakibatkan signal handphone di wilayah itu hilang

beberapa minggu. Kondisi ini merugikan masyarakat umum penggunan

handphone di wilayah Kecamatan Modayag dan kecamatan lain yang

menggunakan fasilitas tower Satelindo.

Atas kejadian ini perusahaan melalui bagian humasnya datang menemui

pemerintah desa dan warga di sekitar lokasi tower untuk memusyawarahkan

perjanjian antara perusahaan dengan masyarakat. Hasil rapat disepakati bersama

bahwa perusahaan akan merealisasikan janjinya seminggu kemudian dengan

mamasang tiang dan lampu mercuri, setiap tiang dipasang satu buah lampu.

4.2. Pembangunan Non Fisik

4.2.1. Ganti Rugi Lahan Perkebunan Warga untuk Industri Pertambangan Emas

Kasus-kasus pembangunan khusus non fisik yang terjadi di Desa

Modayag, menyangkut proses ganti rugi tanah warga oleh salah satu perusahaan

pertambangan emas di wilayah perkebunan masyarakat di lokasi Gogagoman dan

Talugon. Kasus ini disebabkan tidak transparannya pemerintah desa dan

kecamatan. Pemerintah desa dan kecamatan tidak mensosialisasikan kepada warga

Page 84: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

75

masyarakat sejelas-jelasnya menyangkut ganti rugi lahan/tanah oleh perusahaan

kepada warga pemilik lahan.

Pada pertengahan tahun 2002 sebuah perusahaan pertambangan emas

bernama PT Avocet Minning berkedudukan di Inggris menandatangani kuasa

usaha pertambangan dengan pemerintah Indonesia di Jakarta, dengan konsesi

usaha lahan pertambangan seluas ± 1300 Ha lokasinya di wilayah Desa Lanut

Kecamatan Modayag.

Ketika proses ganti rugi tanah warga, sesuai tahapannya yakni tahap

pertama pemetaan / pengukuran, tahap dua kelengkapan administrasi ke PPAT-an

dan tahap ketiga transaksi pembayaran untuk keperluan kegiatan penambangan

emas oleh PT Avocet Minning Bolaang Mongondow di Kecamatan Modayag

pada September 2005, terjadi sengketa lahan perkebunan antara warga Desa

Modayag dan warga Desa Tobongon. Sengketa ini terjadi disebabkan tumpang

tindih peta lokasi perkebunan kedua kelompok tani dimaksud. (DK) anggota

kelompok tani masyarakat Desa Modayag melaporkan permasalahan ini ke

DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow, serta melalui media massa Manado Pos

mengekspos permasalahan ini.

Masing-masing warga kedua desa saling mengklaim dan

mempertahankan wilayah yang akan diganti rugi oleh perusahaan sebagai

milik mereka. Warga Desa Modayag dipimpin ketua kelompok tani bapak (RA),

sedangkan dari warga Desa Tobongon Sangadi sendiri bapak (AI). Sebenarnya

permasalahan ini sudah lama dilaporkan (RA) kepada Sangadi Desa Modayag.

Sangadi Desa Modayag menyatakan akan menyelesaikan permasalahan dengan

Camat Modayag.

Page 85: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

76

Pada bulan Januari 2005 kepala desa bersama kelompok tani

mengadakan rapat membahas pemasalahan tanah perkebunan ini. Akan tetapi

Sangadi tidak dapat memutuskan karena menyangkut hak kepemilikan,

sedangkan yang bersengketa bukan warga se desa akan tetapi warga antar desa.

Mengkhawatirkan hal-hal yang terjadi, Sangadi melaporkan kepada Camat

Modayag. Seminggu kemudian Camat mengundang kedua Sangadi dan warga

dari kelompok tani masing-masing di kantor Camat dalam rangka penyelesaian

sengketa dimaksud.

Camat mengatakan bahwa apabila kedua kelompok tidak mendapatkan

kesepakatan maka disarankan untuk mengajukan gugatan ke pengadilan untuk

mendapatkan kepastian hukum yang tetap. Atas pernyataan Camat demikian,

kelompok tani dari Desa Modayag beranggapan tidak mendapatkan pelayanan

semestinya dari pejabat pemerintah kecamatan. Kelompok dari Desa Modayag

menyatakan bahwa Camat Modayag ”plinplan” dalam menyelesaikan

permasalahan ini, Camat bersikap tidak netral.

Penyebab permasalahan tersebut yakni ; (1) adanya tarik ulur tanda batas

lokasi perkebunan antara warga Desa Modayag dengan warga Desa

Tobongon dan Liberia. (2) terjadi perebutan lahan antara warga se Desa

Modayag, (3) terjadi pelanggaran atas Surat Keputusan Bupati Nomor.

521.52/238/PEM/II/84 tanggal 15 Pebruari 1984, tentang Izin Penetapan Lokasi

Perkebunan Gogagoman dan Talugon, (4) terjadi manipulasi nama warga, tidak

sesuai lagi dengan SK Bupati. (5) terjadi perampasan hak warga oleh oknum

pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten.

”Data bocoran” yang di temukan salah satu anggota kelompok tani Desa

Modayag bernama (DK) bahwa oknum Camat dan beberapa anggota DPRD

Page 86: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

77

namanya terdaftar sebagai penerima ganti rugi tanah pada kelompok tani Desa

Tobongon. Sedangkan oknum-oknum pejabat tersebut namanya tidak terdaftar

dalam lampiran Surat Keputusan Bupati Bolaang Mongondow Nomor

521.52/238/PEM/II/84 tanggal 15 Pebruari 1984. Pada tanggal 25 September

2005 kasus ini diselesaikan lewat dengar pendapat (hearing) kelompok tani

dengan instansi terkait. Instansi yang berkompeten dalam hearing tersebut yakni

assisten I dan II Setda Bolaang Mongondow, Dinas Pertambangan dan Energi

Kabupaten Bolaang Mongondow, Badan Pertanahan, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan, Camat Modayag, Sangadi Modayag dan Tobongon. Hearing

dipimpin oleh ketua DPRD dengan anggota komisi A yang membidangi

hukum dan pertanahan.

Dalam hearing kedua kelompok menyampaikan bukti-bukti kepemilikan

sebagai alas hak masing-masing berupa berkas yang terdiri dari peta lahan, surat

keputusan dari pejabat yang berwenang, dan saksi ahli serta alasan-alasan dan

argumentasi. Kedua kelompok saling berdebat untuk meyakinkan pimpinan

DPRD dan pemerintah kabupaten agar mereka dapat memperoleh pengakuan serta

legalitas atas kepemilikan tanah dimaksud. Permasalahan ini tidak selesai pada

hari itu, dan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan/lokasi oleh tim yang

dipimpin oleh ketua komisi A.

Pada tanggal 1 Oktober 2005 kelompok tani dari kedua desa ini

diundang oleh DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow, instansi/dinas dan badan

Setda Kabupaten Bolaang Mongondow, tim berkesimpulan bahwa tanah yang

disengketakan adalah sah secara hukum menjadi milik masyarakat Desa

Page 87: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

78

Modayag. Gambar 12. menunjukkan kunjungan Bupati Bolaang Mongondow,

DPRD pada acara peresmian perusahaan tambang.

4.2.2. “Pernikahan di Bawah Tangan” oleh Aparat Desa

Kasus tindakan amoral oleh oknum aparat pemerintah Desa Modayag

(UM) dengan seorang wanita yang sudah bersuami. UM sengaja melarikan

WM ke luar desa dan mengawininya secara agama (”di bawah tangan”) tanpa

seij in istri pertama. Kasus ini dilaporkan oleh suami korban kepada BPD, akan

tetapi BPD tidak dapat mengatasi karena pelaksana adat berada di bawah

pengaruh kuat Sangadi.

Kasus ini mengakibatkan cerainya pernikahan yang sah AM dengan

wanita berinisial WM. Kasus inipun menjadi topik perbincangan warga pada

saat itu. Seorang kepala desa sebagai pemimpin adat berbuat dan berperilaku

amoral, merusak hubungan keluarga suami- istri. Kepercayaan masyarakat

kepada pemerintah desa menurun.

Gambar 12. Bupati, DPRD dan Pimpinan perusahaan pada acara pengresmian perusahaan pertambangan.

Page 88: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

79

4.2.3. Pemilihan Kepala Desa Modayag

Pada bulan Juli 2004 Desa Modayag mengadakan proses pemilihan

kepala desa (Pilkades), karena memang saat itu jabatan kepala desa lama sudah

berakhir. Camat pada waktu itu (Drs.SM), memerintahkan Kepala Desa untuk

membentuk panitia pemilihan Kepala Desa Modayag. Berdasarkan perintah

kecamatan maka dibentuklah panitia pilkades, dengan susunan panitia sebagai

berikut ketua (CL), sekretaris (MN) dan bendahara (JM). Pada bulan Agustus

2004 diadakanlah pendaftaran bakal calon kades, secara bersamaan dilakukan

pendaftaran wajib pilih. Pada saat itu terjaring 5 (lima) bakal calon Sangadi yaitu

(1) (UM), (2) (FJO), (3) (NM), (4) JM dan (5) ARM.

Berdasarkan hasil tes penjaringan di tingkat kabupaten semuanya

memenuhi syarat untuk ikut dalam pilkades menjadi calon kepala desa.

Sebetulnya terdapat satu sangadi yang tidak memenuhi syarat berijasah minimal

SMP. Bakal calon dimaksud, (UM) ternyata lolos ditingkat kecamatan dan

kabupaten. FJO berijasah sarjana lainnya berijasah setingkat SMU/SMA.

Pada proses pelaksanaan , sesuai daftar nama pemilih tetap jumlah pemilih

tercatan sebesar 3.814 wajib pilih. Ketika tiba saat hari pemilihan terjadi

kejanggalan, yaitu warga desa luar ikut melakukan pencoblosan kertas suara atau

ikut memilih. Namanya tidak terdaftar pada daftar pemilih tetap. Ia adalah adik

kandung (UM). Seorang pemilih lagi masih di bawah umur. Keadan ini diprotes

saksi calon di tempat pemungutan suara. Pilkades terhenti sekitar satu jam. Atas

kesepakatan dan untuk menjaga tidak terjadi keributan yang memancing massa

calon masing-masing, maka pelaksanaan pilkades dilanjutkan kembali.

Page 89: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

80

Pada proses perhitungan kartu suara, terjadi perbedaan menyolok antara

jumlah wajib pilih dengan jumlah kartu suara yang masuk sebesar 32 suara.

Kejadian inipun diprotes oleh seorang saksi calon di TPS. Saksi calon (JR)

sempat berang. Aparat keamanan yang berada di lokasi langsung menetralkan

situasi dengan menenangkan saksi calon. Perhitungan suara dilanjutkan. Hasil

perhitungan suara menunjukan UM mendapat 2.027 suara, FJO mendapat 1.504

suara, NM mendapat 103 suara, ARM mendapat 67 Suara, JM mendapat 81

suara.

Sebagian warga heran, karena saat kampanye massa masing-masing

calon terlihat memungkinkan untuk menggantikan kepala desa lama UM, akan

tetapi di saat perhitungan suara semuanya berubah. Setelah dua hari lewat, muncul

kabar dari warga HM bahwa pada waktu persiapan pilkades tepatnya sehari

sebelum pemilihan, calon UM melakukan taktik politik dengan membagikan

uang (Money Politic) kepada wajib pilih di waktu pagi dini hari (serangan fajar)

yang disalurkan oleh JU tim suksesnya.

Setelah ditelusuri hal ini ternyata memang benar, kebenaran informasi ini

ditemukan pada saat informan menanyai dua orang warga Ela dan Fin dengan

tulus mengaku menerima uang masing-masing sejumlah Rp. 20.000. Hal lain

yang mempengaruhi pilkades yaitu bahwa beberapa anggota BPD, tokoh

masyarakat, pengusaha, dan tua-tua kampung (guranga lipu) termasuk sekretaris

panitia pilkades turut berkampanye mendukung UM, serta beberapa ketua-ketua

kerukunan keluarga. UM menyampaikan pernyataan sebuah istilah ” Inga-Inga

tu di Talugon dan Gogagoman” (Jangan lupa waktu di lokasi Talugon dan

Gogagoman). Lokasi talugon dan gogagoman adalah lokasi perkebunan warga

Page 90: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

81

yang pada tahun 2002 yang lalu oleh perusahan pertambangan telah melakukan

ganti rugi tahap pertama. Gambar 13. menunjukan pemilihan Kepala Desa

Modayag tahun 2004.

Hal ini terbukti dengan diloloskannya yang bersangkutan pada proses

(pilkades) pemilihan kepala desa. Sedangkan menyangkut pemilih dari luar desa

panitia menyatakan bahwa yang bersangkutan adalah warga Desa Modayag,

karena yang bersangkutan adalah adik kandung dari UM. Akan tetapi warga

mengetahui identitas dan tempat tinggal yang bersangkutan dengan jelas,

walaupun ia adalah adik kandung calon.

4.2.4. Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin di Desa Modayag Laporan warga kepada Bupati Bolang Mongondow, Polres Bolaang

Mongondow, Camat Modayag, atas penyimpangan beras keluarga miskin

(Raskin) di Desa Modayag, dilakukan oleh seorang penyalur (TM). Kasus ini

disebabkan ; (1). Pendataan dan inventarisasi keluarga miskin di desa tidak akurat.

(2). Pemotongan volume fisik beras sebesar 2 – 3 kilogram terhadap setiap

Gambar 13 . Pelaksanaan Pilkades Desa Modayag tahun 2004.

Page 91: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

82

keluarga penerima raskin.; (3). Penyalur menaikkan harga beras Rp 250,00

rupiah per kilogram sehingga menjadi Rp1250,00 per kilogram dan pengambilan

kartu keluarga miskin dikenakan biaya sebesar Rp. 2000,00 untuk setiap

keluarga miskin. Jatah volume beras yang diterima warga keluarga miskin

berkurang dan terjadi pembebanan uang kepada warga keluarga miskin.

Kegiatan distribusi beras untuk keluarga miskin dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Distribusi Raskin di Kantor Dolog Bolaang Mongondow.

Page 92: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

83

BAB V

DAMPAK PEMBANGUNAN DESA

5.1. Pembangunan Sarana Peribadatan

Pelaksanaan pembangunan sarana peribadatan yang dilakukan oleh

warga bersama pemerintah desa yakni pembangunan satu unit rumah ibadah

(masjid) Baitulrahman Desa Modayag. Masjid adalah sarana ibadah yang

memang sangat dibutuhkan oleh jamaah muslim. Sebelum dibangunnya

masjid baru ini, masyarakat menggunakan/memanfatkan gedung lama masjid

Baitulrahman. Bangunan masjid lama secara fisik sudah tidak layak lagi untuk

dipergunakan. Masjid lama dibangun pada tahun 1975 dengan ukuran 16 meter x

20 meter semi permanen. Atap masjid dari seng. Rangka atap terbuat dari kayu

lokal kelas 3 (tiga) Kayu Cempaka, rehab bagian atap masjid terakhir tahun

1988.

Kondisi alam Desa Modayag yang sangat dekat dengan gunung

Ambang, yang merupakan gunung berapi aktif. Gunung Ambang setiap saat

mengeluarkan asap yang mengandung zat asam belerang. Bila hujan hari atau

kabut asap turun menutupi wilayah desa-desa yang berada di bawah kaki gunung.

Desa Modayag berada dekat kaki gunung kurang lebih tiga kilometer, sehingga

bangunan yang menggunakan atap seng akan mudah berkarat dan cepat bocor.

Kebocoran atap berakibat rusaknya rangka atap dan pada bagian lain,

tiang, dinding dan lantai. Kondisi masjid, kapasitasnya tidak lagi sesuai dengan

jumlah Jama’ah dan kualitas struktur fisik sudah memprihatinkan bahkan

berbahaya bila terjadi bencana alam gempa bumi. Warga mengkuatirkan keadaan

Page 93: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

84

fisik masjid sehingga setiap pelaksanaan ibadah sholat Jum’at, ada warga yang

duduk di luar, di masjid.

Setelah masjid dibangun, masyarakat sudah merasakan manfaatnya,

tidak lagi beribadah diluar gedung, karena daya tampung gedung baru berukuran

lebih besar yakni lebar 18 meter x panjang 22 meter. Sedangkan kualitas gedung

sudah baik terutama lantai sudah dipasang ubin/tegel sehingga warga sudah dapat

melakukan ibadah di dalam ruangan masjid, walaupun belum 100 % selesai.

Warga tidak lagi merasa kuatir dengan keadaan cuaca dan bencana alam gempa

bumi.

Dengan adanya pembangunan fisik sarana peribadatan diatas beberapa

manfaat langsung yang dirasakan warga yakni (1). Secara phsikologis timbul

kebanggaan warga, karena walaupun bertahap selangkah demi selangkah

sudah dapat membangun masjid kondisi permanen. (2). Masyarakat merasa

nyaman dalam beribadah, tidak ada rasa kuatir bila terjadi hujan, dan keadaan

panas pada siang hari. (3). Tumbuh dan berkembang, kebersamaan diantara

warga jamaah, dan antar umat beragama, karena dalam pelaksanaan dilakukan

secara bersama pula bergotong royong (Bobakid).

Ketika pembangunan fisik dilaksanakan dan dilakukan bersama warga

muncul beberapa permasalahan yakni; (1) adanya pembebanan biaya berupa target

dalam bentuk uang kepada setiap keluarga. (2) adanya korbanan waktu ,tenaga

saat setiap pelaksanaan kegiatan setiap hari jum’at. (3). Pembuangan talang air

hujan yang menggenangi halaman rumah warga, karena talang pembuangan air

sudah bersinggungan dengan tanah warga.

Dampak negatif non fisik yang muncul yakni secara psikologis adalah

(1). Adanya kecurigaan warga masyarakat terhadap pemerintah desa dan panitia

Page 94: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

85

pelaksana dalam pengelolaan anggaran pembangunan yang tidak transparan

kepada masyarakat, (2). Menurunnya partisipasi baik materil dan non materi

warga masyarakat dalam menunjang pelaksanaan pembangunan, (3).Menurunnya

kepercayaan warga masyarakat kepada pemerintah dan panitia pelaksana

pembangunan,(4) memunculkan rasa apatis warga masyarakat terhadap

pelaksanaan kegiatan, (5). Menimbulkan pengawasan masyarakat terhadap

pemerintah dan aparaturnya. Seorang warga (MS) menuturkan :

Saat ini torang perhatikan pembangunan masjid ini so nyanda dilaksanakan oleh panitia tapi so Sagadi langsung kasarnya Sangadi So berfungsi ganda sebagai ketua pembangunan masjid dan sebagai kepala desa. Contohnya blanja pengadaan barang/materia,l so Sangadi langsung yang blanja di toko. Torong duga dana pembangunan masjid dorang so pake untuk kepentingan pribadi. Tetapi setelah torang tanya pa dorang(Panitia pembangunan dan sangadi) dorang jawab bahwa kekurangan yang terjadi pada buku kas hanya disebabkan kesalahan administrasi pembukuan. Yang lebe parah lagi bahwa ketua BPD ta iko-iko pa sangadi. Sampe skarang torang masih mempertanyakan itu beberapa kekurangan yang terjadi pada keuangan pembangunan masjid, tetapi dorang (panitia pembangunan dan sangadi) badiang nyanda perhatikan lagi seolah-olah nyanda terjadi apa-apa. Diterjemahkan : Saat ini setelah saya perhatikan pembangunan masjid ini bukan lagi dilaksanakan oleh panitia tetapi sudah dibawah kendali kepala desa atau kasarnya kepala desa sudah berfungsi ganda sebagai ketua pembangunan masjid dan sebagai kepala desa. Contohnya banyak pengadaan barang/material yang dilakukan langsung oleh kepala desa. Pernah juga ada dugaan bahwa dana pembangunan masjid telah dimanfaatkan oleh sekretaris panitia pembangunan. Tetapi setelah dipertanyakan masyarakat, panitia dan kepala desa menjawab bahwa kekurangan yang terjadi pada buku kas hanya disebabkan kesalahan administrasi pembukuan. Yang sangat parah lagi bahwa ketua BPD dibawah kendali kepala desa. Sampai saat ini kami masih mempertanyakan beberapa kekurangan yang terjadi pada keuangan pembangunan masjid, panitia dan Sangadi hanya diam tidak memperhatikan lagi seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Page 95: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

86

5.2. Pembangunan Lorong Desa

Pembangunan sarana transportasi di wilayah desa memungkinkan

tumbuhnya kesempatan untuk serangkaian tingkah laku inovatif, menyangkut

lebih banyak individu yang melakukan perjalanan, teknologi baru usaha tani,

bentuk baru lapangan kerja, pelayanan baru, kegiatan waktu senggang yang baru,

pola konsumsi baru, dan peningkatan partisipasi warga dalam pembangunan,

(Cook dalam Agusta 2004).

Pelaksanaan pembangunan sarana transportasi yang dilakukan oleh warga

bersama pemerintah desa yakni pembangunan jalan lorong (pelebaran dan saluran

air) desa Modayag. Pembangunan sarana transportasi ini memang sangat

dibutuhkan oleh warga masyarakat di desa Modayag khususnya yang bermukim

di lorong menuju ke BPU desa Modayag. Sebelum dibangunnya sarana

transportasi ini, kondisi jalan lorong tersebut kurang baik, keadaannya becek dan

dibeberapa bagian berlobang tidak rata, juga terdapat bebatuan yang nampak di

permukaan jalan. Bila melalui jalan lorong tersebut pada malam hari sangat jika

tidak hati-hati bisa jatuh atau terantuk batu. Namun setelah dibangun atau di

tingkatkan kondisinya sudah lebih baik, dan masyarakat telah dapat

menggunakan/memanfaatkan, walaupun belum 100 % selesai. Warga yang

bertempat tinggal dan bermukim di lorong tersebut merasa legah.

Ada beberapa dampak yang nyata setelah dibangunnya jalan lorong dan

saluran airnya yakni (1). Kemudahan jangkauan pelayanan kendaraan yang

masuk di lorong tersebut, sebelum dibangun/di tingkatkan kualitas jalannya

mobil taksi/angkot tidak mau masuk melalui lorong tersebut (2). Lorong sudah

Page 96: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

87

dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan baik roda empat maupun roda dua,

lebih cepat, nyaman, (3). Bertambahnya bangunan rumah tinggal penduduk di

lokasi lorong tersebut, sekarang lorong sudah mulai ramai atas ketambahan

warga di dusun tetangga yang membeli dan tinggal di jalan lorong tersebut, (4).

Adanya kenyamanan warga berjalan kaki, tidak kuatir lagi jatuh terantuk batu

atau licin karena becek. Dituturkan warga (RS).

Bila torang bandingkan itu kondisi jalan yang lalu sangat besae , oto-oto taksi umum nimau maso di lorong ini, tapi sekarang so ada peningkatan. Torang warga merasa senang, dengan berbagai kemudahan transportasi ini. Waktu lalu, torang pigi ke Kotamobagu beli bahan / material bangunan, oto taksi so suka antar sampe dirumah. Belum lagi kepentingan laeng, seperti anak skolah so dapa naik oto langsung di depan rumah masing-masing,dan ibu-ibu ke pasar. Diterjemahkan : Bila dibandingkan dengan kondisi jalan yang lalu sangat jelek, kendaraan umum tidak dapat melalui lorong ini, tapi sekarang sudah ada peningkatan. Kami warga pun merasa senang, dengan berbagai kemudahan transportasi. Waktu yang lalu, saya ke kotamobagu membeli bahan / material bangunan, kendaraan angkutan mengantar sampai kerumah. Belum lagi kepentingan lainnya, seperti anak sekolah sudah dapat naik mobil langsung di depan rumah masing-masing dan ibu-ibu ke pasar.

Selain dampak positif fisik yang dirasakan langsung oleh warga

masyarakat ada juga positif non fisik, yakni ; (1). Adanya suasana baru bagi

warga yang bertempat tinggal di lorong tersebut, jalan lorong terasa luas/lebar,

rata, tidak becek, berlobang, (2). Waktu terasa lebih cepat untuk ke sekolah bagi

anak-anak, pasar, ke puskesmas, ke kantor desa, dll, berbeda sebelum dibangun

harus jalan kaki ke sekolah, ke kantor dan ke pasar serta berbagai kepentingan

lain, (3). Warga merasa tidak terisolasi atau minder untuk tinggal di lorong yang

menjorok masuk ke dalam areal pemukiman, (4). Kesehatan sanitasi, peningkatan

Page 97: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

88

kesehatan lingkungan, saluran air sudah baik, bila hujan sampah tidak berserakan

di jalan, tidak becek mengotori pakaian, sandal, dan sepatu.

Selama ini yang menjadi keluhan warga dengan adanya pembangunan

jalan/lorong tersebut menimbulkan dampak negatif yakni ; (1). Terjadi

peningkatan jumlah kendaran roda dua dan roda empat, karena lorong tersebut

dijadikan jalan alternatif, mudah terjadi kecelakaan lalu lintas bila jalan

induk ditutup untuk kepentingan umum masyarakat dan pemerintah, (2). Bila

musim kemarau terjadi polusi udara debu beterbangan masuk kerumah warga dan

polusi suara saat mobil atau motor masuk keluar lorong tersebut.

Dampak negatif non fisik muncul kemudian setelah dibangunnya jalan

tersebut yakni disebabkan oleh ; (1). Saat kegiatan pelaksanaan pembangunan,

terjadi penyelewengan/penyimpangan atas penggunaan material yang dilakukan

oleh oknum aparat desa, (2). Terjadi kecurigaan dan menurunnya tingkat

kepercayaan warga masyarakat yang tinggal dilorong tersebut kepada pemerintah

desa, (3). Menurunkan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan desanya.

5.3. Tower Transmisi Gelombang Optik PT Satelindo

Tower satelindo dibangun pada tahun 2004 dengan lokasi pembangunan

di Desa Modayag dengan tinggi kurang lebih 75 meter dan lebar bagian ukuran

pondasi bawah 9 meter x 9 meter. Pelaksanaan pembagunan tower ini

melibatkan masyarakat sekitar lokasi tower. Dengan dibangunnya bangunan

tower oleh PT Satelindo, beberapa dampak muncul yakni :

Dampak positif fisik dibangunnya tower PT. Satelindo dilokasi dusun

IV lorong Maesaan adalah yaitu ; (1) bertambahnya jumlah bangunan permanen

Page 98: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

89

di dusun IV Maesaan, (2) Berubahnya kondisi lingkungan sekitar tower. (3)

Bertambahnya pengguna Handphone di Desa Modayag, karena kualitas signal

telah menjangkau wilayah Kecamatan Modayag dan beberapa kecamatan

tetangga.

Dampak positif non fisik dengan dibangunnya bangunan tower PT.

Satelindo yakni ; (1). Saat dimulainya pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik,

warga masyarakat selama kurang lebih empat bulan mendapatkan pekerjaan

sebagai buruh, tukang, pada kegiatan tersebut, bertambahnya pendapatan keluarga

pekerja, (2). Dengan beroperasinya tower, dua orang warga mendapatkan

pekerjaan tetap untuk menjadi operator tower dan penjaga bangunan tower, (3)

Bertambahnya nilai dan jumlah pajak (PBB) di desa, (4). Secara teknis,

meningkatnya kualitas signal handphone (HP) di wilayah Kecamatan Modayag

secara khusus dan meningkatnya hubungan komunikasi antar warga se Kecamatan

Modayag dan kecamatan tetangga secara umum. Sebelum di bangunnya tower

signal, handphone di Desa Modayag kurang baik sering putus-putus, tetapi

dengan adanya tower, sekarang sudah baik. (5). Pemanfatan uang hasil penjualan

tanah warga yang menjual tanahnya untuk kepentingan pembangunan tower,

mendapatkan harga jual yang tinggi, dari perusahaan dan digunakan untuk

membeli rumah dan tanah yang lebih luas. Dituturkan warga (JA).

So bagus itu signal, setelah ada beking to tower, dua taong lalu itu signal di Kecamatan Modayag putus-putus nyanda bagus. Torang kalu mo aktifkan itu Handphone musti cari tampa tinggi baru dapa depe signal. Skarang biar di kamar itu signal pe kuat sebab tu tower perusahaan so beking.

Page 99: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

90

Diterjemahkan : Signal sudah bagus setelah perusahaan membangun tower, dua tahun yang lalu signal handphone di Kecamatan Modayag sering hilang atau putus tiba-tiba. Bila kami mengaktifkan Handphone, harus mencari tempat yang lebih tinggi untuk mendapatkan kualitas signal yang baik. Sekarang walaupun di dalam kamar, signal sudah kuat/baik sebab perusahan telah membangun tower. Selain dampak positif baik fisik mupun non fisik pembangunan tower

transmisi signal PT Satelindo berdampak negatif fisik dan non fisik, untuk

dampak negatif fisik yaitu ; (1). Rusakanya jalan dan gorong-gorong (leput) yang

dibangun pemerintah di dusun IV lorong Maesaan, disebabkan transportasi alat

berat saat mendistribusikan material pembangunan tower, sebelum dibangunnya

tower ini jalan masuk lorong kondisinya aspal sangat baik akan tetapi ketika

dimulainya pembangunan tower kendaraan yang mengangkut material bahan

bangunan dan besi membuat lapisan aspal pecah/retak dan ketika hujan, aspal

jalan mulai terangkat, turunnya permukaaan jalan, (2). Meningkatnya frekuensi

terjadi petir di lokasi lingkungan sekitar bangunan tower lorong pada radius 250

meter, (3). Meningkatnya kerusakan peralatan elektronik Televisi, Telepon

rumah, CD Player, dan Radio.

Adapun dampak negatif non fisik yang ditimbulkan atas dibangunnya

tower transmisi signal PT Satelindo di dusun IV lorong Maesaan adalah ; (1)

Kekuatiran warga di lingkungan tower saat terjadi hujan yang disertai kilat/petir.

Sebelum dibangunnya tower dilokasi tersebut jarang terjadi petir yang kuat,

namun setelah dibangunnya tower sekarang ini intensitas petir semakin

tinggi, (2). Sengketa warga dengan PT Satelindo atas pemutusan aliran listrik

yang digunakan pada penerangan lampu tower oleh warga, (3). Kepercayaan

Page 100: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

91

warga terhadap perusahaan menurun, (4). Berkurangnya kepemilikan tanah

warga, karena beralih kepada pihak swasta atau investor, (5)..Memicu warga

untuk melakukan tuntutan dan melaporkan permasalahan ini kepada pemerintah

daerah, untuk membongkar tower yang sudah dibangun. Ditutur seorang warga

(RP) :

Setelah tower dorang beking, warga torang yang tinggal disekitar lingkungan tower sering menjadi sasaran kilat/petir. Torang pe barang-barang elektronik (Televisi, telephon, VCD, tape recorder) slalu rusak sebab sambaran kilat/petir. Selain itu torang tako kalu ada gempa bumi, torang rasa kuatir kalu nanti tower runtuh kong tatindis pa torang pe rumah, torang pe keselamatan jiwa terancam. Diterjemahkan : Setelah tower dibangun, kami yang tinggal disekitar lingkungan tower menjadi sasaran kilat/petir. Barang-barang elektronik (Televisi, telephon, VCD, tape recorder) sering rusak akibat sambaran petir. Selain itu kami juga ketika terjadi gempa bumi merasa kuatir jika nanti tower runtuh dan menimpa warga sekitar, keselamatan jiwa kami terancam.

5.4. Pembangunan Pabrik Pengolahan Emas dan Pengolahan Kayu (Sawmill)

Pembangunan pabrik pengolahan material batuan logam mulia (emas)

dan Pengolahan kayu (sawmill) menimbulkan berbagai dampak baik dampak

positif fisik maupun non fisik dan dampak negatif fisik dan non fisik.

Dampak positif fisik yakni; (1). Jalan menuju ke pabrik/perusahaan

sepanjang satu kilometer dibangun perusahan dengan kondisi yang baik terbuat

dari aspal hotmix, (2). Memberikan daya tarik kepada masyarakat, untuk

membangun rumah tempat tinggal dan usaha di sepanjang jalan menuju

pabrik, (3) Adanya lampu penerangan jalan yang dipasang oleh perusahaan

sepanjang satu kilometer, menambah keindahan dan meningkatkan keamanan

lingkungan sekitar pabrik. (4). Adanya kelancaran transportasi bagi warga yang

bermukim di sekitar pabrik, karena kendaran umum roda empat, roda dua dan

Page 101: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

92

sepeda dapat menjangkau kebutuhan warga seperti ibu- ibu ke pasar untuk belanja

keperluan sehari-hari, anak-anak ke sekolah, ke Puskesmas, ke kantor pemerintah

kecamatan, karena sebelum perusahaan membangun jalan ini kondisinya kurang

baik, berbatu, tidak rata, berlobang. Bila hujan becek, sebaliknya saat kemarau

berdebu. Kendaraan umum tidak dapat melalui lorong tersebut, sekarang berbagai

kepentingan transportasi warga dengan cepat diperoleh.

Dampak positif non fisik yang ditimbulkan dengan adanya

pembangunan pabrik tersebut yakni ; (1). Adanya lapangan usaha baru dan

terbukanya peluang kerja didalam lingkungan perusahaan dan diluar bagi warga

sekitar pabrik dan di desa pada umumnya, warga masyarakat dapat bekerja

dipabrik pengolahan kayu dan pengolahan bantuan material logam mulia (emas),

(2). Adanya kontribusi berupa partisipasi perusahaan kepada pemerintah desa

secara materil, (3). Adanya kontribusi materil dari perusahan kepada warga

berupa penyediaan air bersih dan energi listrik bagi warga yang belum mampu

membayar biaya administrasi sambungan instalasi listrik dirumah tinggalnya (4).

Adanya pengetahuan alih teknologi pengolahan dengan bahan kimia yang berbeda

dari yang terdahulu kepada warga.

Dampak positif fisik dan non fisik pembangunan pabrik pengolahan

kayu dan logam mulia, terdapat juga dampak negatif fisik yakni ; (1). Terjadi

pencemaran lingkungan polusi ( air, udara, tanah dan suara) bagi warga yang

bermukin disekitar pabrik. (2). Berkurangnya lahan pertanian warga yang

disebabkan terjadinya peralihan hak atas tanah melalui proses transaksi jual beli

Page 102: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

93

antara warga dan perusahaan, (3). Meningkatnya arus transportasi dilingkungan

pabrik karena aktivitas perusahaan.

Selain adanya dampak positif fisik dan positif non fisik, adanya

pembangunan pabrik pengolahan kayu dan logam mulia ini terdapat juga

dampak negatif non fisik yakni ; (1). Adanya gugatan warga atas pencemaran

lingkungan yang disebabkan limbah pabrik yang berbentuk lumpur, debu,

gas/asap, (2). Menimbulkan gangguan kesehatan bagi warga yang bermukim

disekitar pabrik, (3). Hilangnya rasa nyamanan hidup warga yang tinggal di

lingkungan sekitar pabrik, (4). Menimbulkan ketidakharmonisan warga di sekitar

lingkungan pabrik dengan pihak perusahaan.

5.5. Ganti Rugi Tanah Lahan Perkebunan Warga untuk Industri

Pertambangan Emas

Dampak dari pada pembangunan industri pertambangan di wilayah

Kecamatan Modayag, terkait langsung dengan warga desa modayag yakni pada

proses ganti rugi tanah perkebunan warga masyarakat Modayag yang berlokasi di

Desa Lanut. Akan tetapi di Desa Modayag dimana warga pemilik adalah warga

Desa Modayag, maka dampak positif yang terjadi di Desa Modayag adalah

sebagai berikut; (1). Dari dana ganti rugi lahan perkebunan yang diterima warga,

dimanfaatkan untuk membangun rumah, biaya pendidikan anak, membeli

kendaraan roda dua, roda empat, serta membeli lahan pengganti di lokasi lain,

(2). Dengan dibangunnya jalan menuju kelokasi perusahaan, masyarakat yang

lahannya tidak masuk pada kawasan eksplorasi dan ekploitasi atau kawasan

hijau (green belt) dapat memanfatkan jalan tersebut, serta ke kebun sudah

Page 103: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

94

menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua, (3). Warga membangun rumah

dengan dana ganti rugi, karena sebelumnya kondisi bangunan rumah warga tidak

sesuai dengan standar rumah sehat, masih menggunakan atap (rumbia), atap yang

dibuat dari susunan daun sagu, dan berdinding terbuat dari anyaman batang

bambu. Tetapi sekarang terjadi peningkatan, sudah semi permanen bahkan beratap

genteng, lantai ubin, berdinding bata plesteran semen. (4). Bertambahnya

kepemilikan kendaraan roda empat dan roda dua, (5). Meningkatnya sarana

transportasi desa.

Dampak positif non fisik dari pada proses ganti rugi tanah perkebunan

warga masyarakat modayag yang berlokasi di Desa Modayag yakni, (1). Adanya

perbaikan dan peningkatan taraf hidup khusus bagi warga penerima dana ganti

rugi, (2). Terbukanya lapangan pekerjaan dan usaha ekonomi warga di desa,

bahkan secara umum di Kecamatan Modayag, sebab dana ganti rugi oleh sebagian

warga dimanfaatkan untuk modal usaha (3). Meningkatnya kesadaran masyarakat

dalam partisipasi terhadap pembangunan di desa, (4). Meningkatnya status

sosial warga penerima dana ganti rugi.

Dampak negatif fisik proses ganti rugi tanah perkebunan warga

masyarakat modayag (1). Terjadinya penambahan unit kendaran roda empat dan

roda dua, hal ini disebabkan warga yang menerima dana ganti rugi sebagian

membeli kendaraan roda empat dan roda dua, (2). Terjadinya peningkatan polusi,

suara dan gas emisi buangan kendaraan, ( 3). Terjadinya peningkatan kepadatan

lalulintas di ruas jalan utama desa, yang disebabkan adanya penambahan armada

Page 104: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

95

kendaraan roda empat dan roda dua di desa yang mengakibatkan kecelakaan

lalulintas.

Dampak negatif non fisik dari pada proses ganti rugi tanah

perkebunan warga masyarakat modayag yang berlokasi di desa penelitian

yakni ; (1). Muncul kecemburuan sosial diantara warga yang disebabkan karena

beberapa warga yang namanya terdaftar dan berhak menerima sesuai surat

keputusan bupati nomor. 521.52/238/PEM/II/84 tanggal 15 pebruari 1984,

tidak menerima ganti rugi, (2). Terjadi manipulasi nama warga, perampasan hak

warga oleh oknum pemerintah desa, (3). Terjadi sengketa lahan (perebutan)

antara warga Desa Modayag dengan desa tetangga, yang disebabkan oleh

tumpang tindih (overlapping) peta lahan, tidak jelasnya tanda batas yang

mengakibatkan tarik ulur tanda batas lokasi perkebunan antara warga Desa

Modayag dengan warga dua desa tetangga, (4). Menurunya kredibilitas dan

kepercayaan sebagian warga kepada pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten,

yang disebabkan oleh tindakan kesewenangan aparat pemerintah, dan

mengakibatkan mereka kehilangan sebagian atau keseluruhan hak

miliknya, (5). Memicu warga melakukan tekanan atau protes kepada pemerintah

melalui pengawasan masyarakat

Dari beberapa kasus kejadian mengenai pelaksanaan kegiatan

pembangunan, terdapat tiga kasus pembangunan desa di Desa Modayag yang

hanya berdampak negatif non fisik yakni seperti dibawah ini.

5.6. Pernikahan di ”Bawah Tangan” oknum Aparat Desa

Dari kejadian permasalahan pernikahan dibawah tangan yang dilakukan

oleh seorang oknum aparat desa ini, secara fisik tidak ditemukan, sedangkan yang

Page 105: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

96

ditemukan hanyalah dampak negatif non fisik yakni (1). Terjadi pelanggaran

hukum adat yang berlaku di dalam desa dan Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang

Mongondow Nomor 29 Tahun 2000 tanggal 30 Desember 2000 Tentang

Pemerintahan Desa, oleh seorang oknum pemerintah desa, (2). Rusaknya

hubungan keluarga (suami istri) yang berakibat cerainya pernikahan yang sah

(AM) dengan (WM), (3). Menimbulkan keresahan warga, karena seorang oknum

pemerintah desa sebagai panutan di desa, pengayom adat berbuat dan berprilaku

amoral, (4).Menurunya kredibilitas dan kepercayaan masyarakat kepada

pemerintah desa.

5.7. Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Modayag

Pelaksanakan pesta demokrasi di desa yakni pemilihan kepala desa.

Masyarakat menyambut dengan baik kegiatan tersebut karena masyarakat

berpendapat bahwa sudah seharusnya Desa Modayag melaksanakannya, karena

masa jabatan kepala desa sekarang ini sudah waktunya berakhir. Adanya

pimpinan formal di desa akan dapat membantu masyarakat dalam hal melayani

kepentingan masyarakat. Secara umum dalam bentuk kegiatan pemerintah untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pemilihan Kepala Desa adalah sarana untuk menyampaikan aspirasi

masyarakat dan memberikan ruang kepada masyarakat untuk berpartisipasi pada

proses politik demokrasi di aras desa. Keikutsertaan warga adalah mutlak mulai

pada tingkat perumusan hingga pada tingkat memutuskan. Sebagai pemimpin

nanti ia harus mendapatkan dukungan politik dari berbagai komponen masyarakat

desa untuk mengkukuhkan kekuasaannya dalam rangka mendukung

kepemimpinannya kemudian. Proses pemilihan Kepala Desa diletakkan pada

Page 106: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

97

dasar ketentuan dan aturan yang baku dan berlaku di wilayah sesuai dengan

situasi dan kondisi sosial masyarakat. Kondisi sosial politik di aras desa akan

kondusif baik jika pimpinan pemerintah desa memiliki dukungan politik yang

besar. Integritas seorang pimpinan pemerintah di desa yang baik akan

menggambarkan keadaaan dan kondisi sosial politik di wilayah desa, dan warga

masyarakatnya.

Proses pelaksanaan kegiatan pemilihan Kepala Desa/Sangadi di desa

penelitian menimbulkan dampak positif non fisik yakni ; (1). Memberikan ruang

bagi partisipasi dalam pembangunan politik di aras desa, (2). Memberikan

pendidikan politik kepada warga masyarakat, (3). Memberikan kesempatan

kepada warga dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan politik di aras

desa.

Sedangkan dampak negatif non fisik yang muncul pada proses pemilihan

Kepala Desa (pilkades) yakni; (1). Munculnya kegiatan yang dilakukan kandidat

calon, menggunakan segala cara yang bertentangan dengan norma-norma hukum

yang berlaku, (2). Pelanggaran terhadap aturan dan perundang-undangan yang

berlaku, (3). Adanya cara mengeksploitasi potensi politik warga untuk

kepentingan pribadi oknum kandidat calon tertentu, (4). Adanya kegiatan

pembodohan politik warga. Pernyataan calon Sangadi (UM) kepada warga

(massa) saat melaksanakan kampanye pemilihan Kepala Desa ” Inga-Inga tu di

Talugon dan Gogagoman” Diterjemahkan “Jangan lupa waktu di lokasi Talugon

dan Gogagoman”. Lokasi Talugon dan Gogagoman adalah lokasi perkebunan

warga yang diganti rugi oleh perusahaan tambang pada tahun 2002. Pernyataan

Page 107: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

98

warga masyarakat saat proses pemilihan Kepala Desa Modayag (ARM) sebagai

berikut :

Kami heran, karena saat kampanye, massa salah satu calon Sangadi (FJO) sangat mendominasi sehingga memungkinkan Ia menggantikan kepala desa lama (UM), akan tetapi disaat perhitungan suara semuanya berubah. Setelah dua hari kemudian, ditemukan informasi, dari masyarakat bahwa waktu persiapan pilkades sehari sebelum pemilihan, calon Sangadi (UM) melakukan kecurangan dengan membagikan uang (money politic) kepada masyarakat di waktu pagi dini hari (serangan fajar) dengan manfaatkan beberapa orang tim suksesnya.

5.8. Penyaluran Beras untuk Keluarga Miskin di Desa Modayag

Kasus lain yang dilaporan warga kepada Bupati Bolang Mongondow,

Polres Bolaang Mongondow, Camat Modayag, yakni penyimpangan beras

keluarga miskin (Raskin), yang dilakukan oleh seorang penyalur warga desa

berinisial (TM). Kasus ini disebabkan; (1). Pendataan dan inventarisir

terhadap jumlah keluarga miskin di desa tidak jelas. (2). Pemotongan volume fisik

beras sebesar 2 – 3 kilogram terhadap setiap keluarga penerima raskin; (3)

Penyalur menaikan harga beras setiap kilogram sejumlah Rp. 250 rupiah

sehingga menjadi Rp.1250, dan pengambilan kartu keluarga miskin dikenakan

biaya sebesar Rp. 2.000 setiap keluarga miskin. Atas tindakan penyalur

mengakibatkan berkurangnya jatah volume beras yang diterima warga keluarga

miskin dan terjadi pembebanan sejumlah uang kepada warga keluarga miskin.

Kasus penyimpangan atas penyaluran beras untuk keluarga miskin (raskin)

berdampak non fisik yakni : (1). Menurunnya kepercayaan warga terhadap

kredibilitas pemerintah, (2). Adanya kecemburuan sosial di antara warga desa,

yang menerima dan yang tidak menerima sedangkan kondisi kehidupan mereka

Page 108: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

99

juga sama keluarga miskin, (3). Adanya pembebanan biaya tambahan kepada

warga miskin, (4). Adanya pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.

Seorang warga (IM) memprotes penyaluran raskin sebagai berikut :

Papa mantan porobis (kepala Dusun), brenti dari tugas karena usia tua, deng so saki-saki. Papa saki, karna dulu nyada brenti karja siang malang bantu pa sangadi, skarang papa saki nyanda pernah Sangadi datang lia. Lia jo torang pe keadaan hidup. Masakan petugas nyada daftar Papa pe nama sedangkan yang bantu papa Cuma saya anak perempuan satu-satunya. Diterjemahkan : Ayah saya adalah mantan porobis (kepala Dusun) yang berhenti dari tugasnya karena usia lanjut dan kondisi fisik dalam keadaan sakit. Dahulu ayah rajin bantu sangadi siang maupun malam. Sekarang ayah sakit sangadi tidak pernah menjenguk. Beginilah keadaan kami Petugas desa juga tidak mendaftarkan nama ayah sebagai penerima Raskin. Saya anak perempuan satu-satunya yang merawat papa.

Page 109: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

100

BAB VI

ETIKA PENGAWASAN MASYARAKAT DESA

Sebagaimana suku dan masyarakat lokal yang lain, Suku Mongondow

juga memiliki adat istiadat dan sosial budaya (pengetahuan lokal) yang dijadikan

sebagai penuntun perilaku masyarakatnya. Babcock, (1999) sebagaimana dikutip

Arafah (2000) menyatakan pengetahuan lokal adalah kumpulan pengetahuan dan

cara berfikir yang berakar dalam kebudayaan suatu kelompok manusia, yang

merupakan hasil pengamatan selama kurun waktu yang lama. Menurut Zakaria

sebagaimana dikutip Arafah (2002), pengetahuan lokal (local knowledge) atau

kearifan tradisional dapat didefinisikan sebagai pengetahuan kebudayaan yang

dimiliki oleh suatu masyarakat tertentu yang mencakup sejumlah pengetahuan

kebudayaan yang berkenan dengan model-model pengelolaan dan pemanfaatan

sumber daya alam secara lestari. Pada suku Mongondow dikenal semboyan ”tiga

moto” dan sebutan Tule Molantud.

Ketiga moto ini disebut juga sebagai pesan leluhur (Singog Ing

Mogoguyang) nenek moyang suku Mongondow yang berisikan janji (Dodandian)

yang dalam praktek kehidupan berguna sebagai pedoman/penuntun kepada

keturunnya suku/etnik Mongondow sebagai satu keturunan yang memiliki sifat

geneologis atau yang berhubungan darah. Sedangkan Tule Molantud adalah

merupakan sebutan kepada seseorang (warga) yang memiliki kapasitas dan

kualitas intelektual yang handal serta status yang tinggi dalam komunitas suku

Mongondow.

Page 110: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

101

6.1. Tiga Moto (Singog Ing Mogoguyang)

6.1.1. Mototompia’an

Tompia, berarti membangun, sehat, baik, atau kondisi baik, bagus,

terbangun tidak dalam keadaan sakit. Kata mototompia’an telah diberi awalan

”moto” dan akhiran ”an”, yang mengandung arti saling membangun, saling

memperbaiki. Harapan leluhur ialah bahwa bila mototompia’an dipraktekkan

dalam kehidupan sehari-hari oleh keturunannya akan tercipta keluarga yang damai

dan sejahtera, terhindar dari berbagai pertikaian yang akan menghancurkan

hubungan kekeluargaan. Dalam kehidupan nyata mototompia’an secara fisik

dipraktekkan atau diwujudkan dalam bentuk gotong royong dalam berbagai

bidang kehidupan masyarakat.

Dalam kaitan dengan pengawasan masyarakat, mototompiaan

mengandung maksud untuk mengaplikasikan hakekat yang benar, yakni untuk

saling bahu-membahu, bersama menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul

di tengah warga masyarakat, makna lainnya menunjukan rasa kepedulian sebagai

sesama warga, atau terhadap anggota, pimpinan dengan tujuan untuk membangun

baik fisik, dan mental. Hal ini bisa dilakukan dalam bentuk kritik membangun

yang mengoreksi suatu hal atau kondisi menjadi lebih baik dan menuju pada

kesempurnaan yang hakiki dan dapat di pertanggungjawabkan.

Kasus yang dapat menggambarkan adanya nilai-nilai pengetahuan lokal di

desa penelitian yakni ketika warga desa mengetahui adanya penyimpangan

terhadap pengelolaan dana pembangunan masjid yang lakukan oleh beberapa

oknum panitia pelaksana (Ketua, Sekretaris, Bendahara) dan pemerintah desa

Page 111: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

102

(Sangadi). Dilandasi nilai-nilai adat tersebut warga merasa bertanggung jawab

untuk mengoreksi, mempertanyakan kepada panitia pembangunan masjid dan

pemerintah desa (Sangadi) menyangkut pengelolaan dana pembangunan masjid

serta meminta tanggung jawabannya, sehingga pengelolaan dana pembangunan

masjid dapat dilakukan sesuai dengan nilai-nilai adat dan ketentuan yang berlaku.

Hal ini bermaksud pula untuk menghindarkan oknum pemerintah dan panitia

terhindar dari perbuatan tercelah dan bertentangan dengan adat- istiadat dan

ketentuan formal lainnya serta akibat lain yang dapat merugikan semua pihak.

6.1.2. Mototabian

Kata kotabi, berarti sayang / rasa sayang, kasih/rasa mengasihi. Kata

kotabi telah diberi awalan ”moto” dan akhiran ”an” sehingga mengandung arti

saling sayang. Saling sayang – menyayangi dapat juga berarti baku-baku

sayang (saling menyayangi satu dengan lainnya) bergandengan tangan

mengangkat derajat hidup sesama warga. Mototabian menunjukan hubungan

kasih persaudaraan antara satu suku, keluarga, warga, di daerah Bolaang

Mongondow.

Berkaitan dengan pengawasan masyarakat, bahwa ketika pelaksanaan

pembangunan, khususnya kegiatan ganti rugi lahan perkebunan warga untuk

kepentingan industri pertambangan, warga merasakan ada ketidakadilan yang

dilakukan oknum pemerintah desa mengganti nama warga yang berhak menerima

dengan warga lain yang tidak berhak. Di tingkat Kecamatan dan Kabupaten

terjadi pula hal yang sama, oknum Camat Modayag dan beberapa anggota DPRD

Page 112: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

103

Kabupaten Bolang Mongondow namanya terdaftar sebagai penerima ganti rugi.

Oknum-oknum pejabat tersebut namanya tidak terdaftar dalam lampiran Surat

Keputusan Bupati Bolaang Mongondow Nomor 521.52/238/PEM/II/84 tanggal

15 Pebruari 1984. Pada tanggal 25 September 2005. Masyarakat menilai

telah terjadi perampasan atas hak mereka. Oleh masyarakat beranggapan bahwa

hal tersebut telah menyimpang dari adat istiadat dan ketentuan hukum lainnya.

Pemerintah telah menyimpang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

sesuai norma-norma adat dan ketentuan formal Negara, untuk menjamin hak dan

kewajiban warga sebagai wujud kasih sayangnya dan tidak membeda-bedakan

status warga satu dengan yang lainnya.

6.1.3. Mototanoban

Kata tanoban, berarti ingat, rasa mengingat, tidak melupakan. Kata

tanoban telah diberi awalan ”moto” menjadi mototanoban yang mengandung

arti saling mengingatkan (baku-baku inga). Mototanoban menunjukan hubungan

dua arah antara warga suku, keluarga, warga, daerah Bolaang Mongondow.

Dalam kehidupan nyata masyarakat Mongondow sebagai warga, individu,

pemerintah di daerah (lipu) kampung, bila kehidupannya telah berhasil atau

melebihi dari warga yang lain baik materil (harta) maupun non materil (jabatan),

harus mengingat, membantu, menolong, tidak sewenang-wenang terhadap

saudaranya atau warga yang lain.

Kasus yang dapat menggambarkan adanya nilai-nilai pengetahuan lokal

berkaitan dengan pengawasan masyarakat di desa penelitian yakni masyarakat

Page 113: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

104

mengharapkan pemerintah desa memberikan perlindungan terhadap hak-hak

warga sebagai bentuk pengabdiannya. Pada kasus ganti rugi lahan perkebunan

warga untuk kepentingan industri pertambangan, warga yang berhak menerima

ganti rugi tidak mendapatkan perlindungan dari pemerintah, nama mereka diganti

dengan nama warga lain yang tidak berhak. Sebaliknya, terjadi tindakan

sewenang-wenang berupa perampasan hak warga dari oknum pemerintah.

Kondisi ini mendorong warga untuk melakukan protes, karena warga

beranggapan pemerintah telah menyimpang dari adat - istiadat yang berlaku serta

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

6.2. Tule Molantud

Tule Molantud berasal dari dua kata yakni kata Tule, yang berarti teman,

rekan yang setia, dan kata Molantud yang mengadung arti tertinggi, pandai,

unggul, berani, jujur dan trampil. (Lasabuda, 2006). Jadi Tule Molantud dapat

diartikan sebagai teman yang setia, yang mempunyai keunggulan dalam hal

intelektual, jujur dan pemberani, pengayom Ia bukan menjadi seorang penguasa,

sebaliknya adalah menjadi pelindung, berlaku adil, mendahulukan kepentingan

umum atau bersama. Seorang tule molantud tidak akan dan pernah melakukan

hal-hal yang tidak terpuji seperti memperkosa hak rakyat, mementingkan diri

sendiri, dan keluargannya saja, berlaku tidak adil dalam memutuskan perkara

dalam komunitasnya, egoistis, serakah, korup, dan penindas rakyat.

Warga Mongondow, yang diberi gelar dan kedudukan dalam masyarakat

sebagai Tule Molantud dipandang benar-benar memiliki komitmen yang kuat

Page 114: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

105

terhadap Dodandian Paloko Bo Kinallang, serta mampu mempratekkan dalam

kehidupan sosial ketiga moto yakni mototabian, mototompiaan dan mototanoban.

Pengawasan masyarakat yang dilakukan, berkaitan dengan pengetahuan

lokal (local knowledge) di daerah penelitian yakni adanya benturan nilai yang

dianut warga komunitas dan nilai baru yang mengintervensi perilaku dan

kebiasaan warga masyarakat. Berbagai kegiatan pembangunan yang dilakukan di

aras desa, merupakan bentuk pengendalian masyarakat di dalamnya membawa

nilai-nilai baru. Nilai-nilai baru tersebut di dalamnya terdapat keselarasan dengan

nilai yang ada dalam masyarakat. Hal ini ditemukan di desa penelitian yaitu ketika

pelaksanaan proyek pembangunan jalan lorong yang dibiayai dari dana APBD-

DAU Kabupaten Bolaang Mongondow masyarakat menerima, buktinya dengan

partisipasi yang diberikan warga berbentuk bahan material (batu, pasir, tenaga dll)

proyek dilaksanakan bersama warga dalam bentuk gotong royong (Bobakid).

Proyek ini bertujuan membuka keterisolasian warga, serta meningkatkan

aksesibilitas kebutuhan warga. Akan tetapi nilai-nilai baru inipun terkadang

bahkan bertentangan atau tidak selaras dengan nilai-nilai yang ada di dalam

masyarakat di sisi lain. Akumulasi dari pada ketidakselarasan ini secara psikologis

mempengaruhi ruang kesadaran warga, sehingga menimbulkan dampak,

terjadinya penolakan yang diwujudkan dengan bentuk perlawanan.

Bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan baik kelompok masa, individu

oleh warga kebanyakan, bahkan boleh dikatakan hampir semua bersumber pada

kekecewaan mereka terhadap perlakukan yang tidak adil atau ketidakpuasan

Page 115: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

106

terhadap kebijaksanaan pemerintah, baik tingkat Kabupaten, Kecamatan maupun

Desa. Sebagian menampakan aktivitas protes secara langsung melalui aksi masa,

seperti demonstrasi dan unjuk rasa, sebagian menulis surat ke beberapa lembaga

atau instansi yang mempunyai fungsi pengawasan (DPRD, Badan Pengawas,

Kejaksaan, Pengadilan maupun ke Kepolisian di daerah. (Suyanto, et all 1995).

Di desa penelitian perlawanan yang dilakukan oleh warga yakni dengan

melakukan tindakan protes massa, seperti pada kasus ganti rugi lahan perkebunan

warga , proyek subsidi beras keluarga miskin (raskin), pelaksanaan kegiatan

pemilihan kepala desa (pilkades), pencemaran lingkungan oleh perusahaan

tambang dan pengolahan kayu (sawmill). Sedangkan kasus yang dilaporkan

langsung kepada pejabat pemerintah di tingkat kecamatan maupun desa yakni

seperti kasus pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana transportasi pelebaran

jalan dan saluran air, pernikahan di bawah tangan oleh oknum pemerintah desa.

6.3. Guhanga Lipu

Di Bolaang Mongondow perorangan adalah subyek hukum yang tersendiri

sesuai status dalam masyarakat. Dalam (Wetbook 1930) Bolaang Mongondow

(Undang-Undang Bolaang Mongondow Tahun 1930) masyarakat berpegang pada

sistim pemisahan/penggolongan yaitu: (1). Kaum bangsawan (Ninggrat), (2).

Simpal (Pembesar raja atau pegawai kerajaan, kaum terpelajar), (3). Nonow

(Keluarga kaya, saudagar), (4). Tompunu (Pejabat pemerintah tingkat Kecamatan,

Desa), (5). Taling (Bala rakyat, petani, buruh tani), (6). Yobuat (Para budak atau

orang belian).

Page 116: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

107

Masyarakat hukum terkecil adalah keluarga – keluarga (kaum). Dalam

setiap kaum terdapat seorang yang disebut Guhanga atau tua-tua negeri, atau tua-

tua kampung. Guhanga adalah seorang yang dianggap cakap, trampil dan

mampu kapasitasnya memimpin keluarga atau kaumnya sesuai hukum adat.

Sedangkan fungsi Guhanga yaitu membantu pemerintah desa dalam

penyelesaian permasalahan di desa atau kampung/lipu seperti sengketa

pertanahan, pertunangan/peminangan dan pernikahan, serta permasalahan

pembangunan lainnya. (Beschrijving Van het Adatrecht In Bolaang Mongondow).

Dengan fungsi–fungsi yang berkaitan dengan kegiatan pemerintahan desa, maka

oleh warga kampung menyebutnya Guhanga Lipu.

Guhanga Lipu dalam melaksanakan fungsinya di tengah keluarga masing-

masing secara internal, juga melaksanakan tugas lain yang berhubungan dengan

kegiatan pemerintah desa. Berbagai permasalahan yang terjadi di desa penelitian

antara lain yakni kasus tindakan amoral oknum pemerintah desa yang melarikan

perempuan bersuami warga desa dan menikahinya di ”bawah tangan” di luar

desa.

Kasus ini dilaporkan warga ke pemerintah kabupaten dengan tembusan

surat yang sama kepada Camat Modayag dan BPD, karena warga beranggapan

bahwa oknum pemerintah desa (UM) telah melakukan pelanggaran Hukum

Adat dan Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Nomor 29 Tahun

2000 tanggal 30 Desember 2000 Tentang Pemerintahan Desa. Adapun warga

yang melaporkan kasus tersebut terdiri dari keluarga pihak laki- laki (AM) dan

keluarga pihak perempuan (WM), dan warga yang lain (kaum bapak dan ibu

Page 117: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

108

rumah tangga), yang bersimpati kepada kedua belah pihak keluarga (AM) dan

(WM).

Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan menyerahkan kembali penanganan

dan penyelesaian kasus tersebut ke tingkat desa untuk diselesaikan secara adat.

Ketika kasus ini dikembalikan oleh pemerintah Kecamatan ke tingkat Desa, maka

otomatis menjadi tanggung jawab pemerintah desa dalam hal ini Guhanga

Lipu, BPD dan dewan Adat. Berkaitan dengan kasus tersebut Guhanga Lipu,

BPD dan dewan Adat dalam penyelesaiannya dilakukan melalui musyawarah

kampung yang bertempat di rumah ketua BPD (TM) di Dusun I Desa Modayag.

Pada musyawarah tersebut, hadir ke dua pihak keluarga perempuan (WM),

keluarga pihak laki- laki (AM), Ketua BPD dan tiga anggota, dewan adat,

Guhanga Lipu, serta disaksikan oleh masyarakat desa. Pada pertemuan ini pelaku

(UM) oknum pemerintah desa tidak menghadiri pertemuan tersebut. Rapat

dipimpin oleh ketua BPD bapak (T.M).

Kesempatan pertama untuk menanggapi kasus tersebut diberikan kepada

Guhanga Lipu bernama (AM), selanjutnya kepada dewan adat kampung dan

berturut-turut kepada kedua belah pihak keluarga laki- laki dan perempuan.

Setelah mendengar tanggapan dari kedua pihak keluarga dengan tuntutannya

masing-masing, suasana musyawarah mulai menghangat dimana tuntutan

keluarga pihak laki- laki (AM) meminta, melalui BPD dan dewan adat, serta

Guhanga Lipu kiranya : (1). Kepada oknum pemerintah desa (UM) diturunkan

dari jabatannya sebagai Kepala Desa, (2). Kepada oknum pemerintah desa (UM)

dikenakan sangsi adat berupa denda uang sejumlah Rp. 1.500.000. sesuai

ketentuan adat kampung yang berlaku. Dipihak keluarga perempuan (WM), yang

Page 118: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

109

menjadi tuntutan mereka yakni (1). Oknum pemerintah desa (UM) harus

bertanggung jawab atas masa depan dua orang anak hasil pernikahan dari (AM)

dengan (WM), (2). Oknum pemerintah desa (UM) harus menceraikan istri

pertama.

Tanggapan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atas kasus tersebut

adalah jika permasalahan ini tidak terselesaikan hingga tuntas di tingkat desa

maka BPD akan melanjutkannya atau menyerahkan kasus ini ketingkat Kabupaten

melalui Camat Modayag. Sedangkan menurut dewan adat bahwa secara agama

hal tersebut dapat diterima, asalkan yang bersangkutan (UM) dapat menafkahi

kedua istrinya, namun menyangkut ketentuan adat sudah jelas (UM) telah

melakukan pelanggaran dan sanksi adat dikenakan kepadanya, karena

menyangkut pelaksanaan hukum adat di desa tidak ada warga yang dikecualikan.

Pada musyawarah penyelesaian kasus tersebut, tuntutan keluarga pihak

laki- laki (AM) menyangkut pencopotan jabatan Kepala Desa tidak dapat diterima

dengan alasan bahwa menyangkut penggantian jabatan seorang Kepala Desa

adalah merupakan kewenangan Bupati atas usul Camat, bukan kewenangan BPD,

sedangkan tuntutan-tuntutan yang lainnya dapat dipertimbangkan.

Menyangkut hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak, oleh dewan adat

akan dilaksanakan sesuai dengan ketetapan hukum adat. Karena tidak merasa

puas, keluarga pihak laki- laki tidak menerima hasil musyawarah tersebut sehingga

mereka melaporkan permasalahan tersebut ke tingkat Kabupaten dengan

tembusan surat kepada Camat Modayag, akan tetapi laporan masyarakat tersebut

tidak ditindaklanjuti oleh Camat Modayag pada waktu itu (Drs.S.M).

Page 119: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

110

Tabel 24, menunjukan kasus-kasus yang terjadi di desa penelitian dan

lembaga pengawasan masyarakat desa yang terlibat dalam penanganan dan

penyelesaiannya.

Tabel 24. Kasus dan Lembaga Pengawasan Masyarakat dalam Penanganan dan penyelesaiannya.

NO.

URAIAN KASUS

TAHUN

LEMBAGA

PENGAWASAN

R E S O L U S I

1

2

3

4

5

1

Kasus Pembangunan Pabrik Pengolahan Material Batuan Logam Mulia dan Pengolahan Kayu

2005

BPD, Guhanga Lipu, Polsek, Pemkab.

- Kompensasi Ganti rugi tanaman - Reklamsi lokasi Limbah. - Pembenahan unit produksi sesuai -

persyaratan Amdal.

2

Kasus Pembangunan Tower Transmisi Gelombang Optik PT Satelindo

2005

BPD, Guhanga, Lipu, Polisi, Pemkab.

- Realisasi pemasangan lampu jalan Sesuai sepakatan dengan warga. - Warga menjamin keamanan tower.

3

Kaus Pembangunan Sarana Peribadatan

2003

BPD, Guhanga Lipu Lembaga Agama, Pemerintah Desa.

- Pengembalian dana pembagunan. - Penggantian anggota panitia.

4

Kaus Ganti Rugi lahan Perke- bunan Warga Untuk Industri Pertambangan Emas.

2003

BPD, Guhanga lipu, Polisi DPRD, Pemkab, LSM, Media Massa.

- Dilaksanakan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

- Ganti rugi oleh perusahaan kepada yang berhak sesuai harga yang layak.

5

Kasus Pernikahan di Bawah Tangan oleh Aparat Desa

2004

BPD, Guhanga Lipu, Lembaga Adat

- Tidak ada realisasi konkrit atas

kasus tersebut.

6

Kasus Pemilihan Kepala Desa Modayag

2004

BPD, Guhanga Lipu Pemkab.

- Dilaksanaklan sesuai ketentuan yang

berlaku. - Hasil pemilihan dinyatakan sah oleh

pemerintah Kabupaten.

7 Kasus Proyek Pembangunan Lorong Desa

2004

BPD, Guhanga Lipu Pemkab.

- Warga menyerahkan satu meter

halaman depan untuk pembangunan jalan.

- Warga dilibatkan dalam proses pelaksanaannya.

8

Kasus Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin di Desa Modayag

2004

BPD, Guranga lipu Polres, Pemkab, Media Massa.

- Sanksi Ganti Rugi kepada Petugas

penyalur. - Membebaskan yang bersangkutan

dari jabatannya.

Sumber : Data Primer.

Page 120: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

111

BAB VII

RESPONS APARAT DESA TERHADAP PENGAWASAN MASYARAKAT

Respons (response) merupakan istilah yang digunakan menggantikan kata

”tanggapan” sebagai reaksi atau sambutan terhadap masalah atau berita yang

datang, atau reaksi tingkah laku yang merupakan akibat dari kejadian sebelumnya

(Reading sebagaimana dikutip Sapja 1998). Menurut Anwar (1988) sikap dapat

nyatakan sebagai respons. Dijelaskan lebih lanjut bahwa respons hanya timbul

ketika individu diperhadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki timbulnya

reaksi individual. Respons evaluatif itu didasari oleh proses evaluasi dalam

diri individu, yang memberikan kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk

baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan,

suka atau tidak suka, kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap

obyek sikap.

Kleden sebagaimana dikutip Agusta (1997) menyatakan, dalam

merespons rangsangan-rangsangan dari luar, suatu institusi sosial dalam

komunitas berperan meringankan proses pelajar, dengan cara menciptakan

rujukan bagi respons-respons tersebut. Dijelaskan pula bahwa institusi juga

menjaga stabilitas hubungan anggota komunitas melalui pembinaan kebiasaan-

kebiasaan, yang mencakup respons fisik. Respons sosial tidak dikonsepkan

secara formal dalam sosiologi, meskipun sering digunakan oleh para ahli sosial.

Respons dalam arti umum berarti jawaban atau reaksi terhadap kesempatan.

Dalam kajian skripsi ini, pemberi aksi adalah institusi pemerintah, adapun

Page 121: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

112

yang menjadi media pemberi aksi yakni suatu aktivitas terencana atau kegiatan

proyek pembangunan pada ruang tertentu yang menimbulkan dampak. Ini

dikategorikan sebagai penyebab atau sebab. Dampak adalah suatu keadaan

(kondisi) yang tercipta sebagai hasil dari aktivitas pemberi aksi yakni kegiatan

pembangunan pada suatu ruang biotik fisik (komunitas, lingkungan) dan abiotik

non fisik (sosial dan ekonomi) ini dikategorikan sebagai (kondisi). Sedangkan

perespons yakni komunitas, merupakan salah satu komponen lingkungan yang

menjadi obyek dan subyek pemerintah atau pemberi aksi.

Tekanan pemberi aksi dalam bentuk aktivitas kegiatan pembangunan

kedalam lingkungan biotik (hidup) komunitas warga yang di dalamnya membawa

nilai-nilai positif maupun negatif tertentu. Dampak sebagai hasil aktivitas

pemberi aksi, selanjutnya diterima dan diartikulasikan atau di interpretasikan oleh

lingkungan biotik (komunitas) perespons. Reaksi atas dampak oleh perespon

(komunitas) berupa perubahan tingkah laku baru (control) atau pengawasan.

Pengawasan dilakukan dengan berbagai bentuk (pikiran, ide/gagasan,) pada

Bagan 3.

SEBAB KONDISI AKIBAT

Bagan 3. Proses respons Aparat Terhadap Pengawasan Masyarakat.

PEMBERI AKSI § Aktivitas Pembangunan (Aksi) pemerintah.

DAMPAK § Lingkungan Biotic,

(komunitas)Abiotik (Sosek & Sosbud)

PERESPONS § Pengawasan masyarakat

(Control Sosial) dalam bentuk ide/gagasan.

Koreksi kinerja dan memberikan penjelasan

Page 122: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

113

Respons organisasi pemerintahan desa atau institusi desa terhadap

pengawasan masyarakat (social control) akan menghasilkan kondisi atau keadaan

baru untuk menjawab kebutuhan komunitas warga. Proses ini akan terus menerus

terjadi dan sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan pemberi aksi dan

perespons. Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut

direspon warga, akan tetapi ketika terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh

pemerintah bersama sebagian warga yang memiliki kedekatan pribadi dengan

pemerintah, serta pelaksana kegiatan pembangunan lainnya (swasta) untuk

kepentingan yang tidak sejalan dengan kepentingan umum yang menimbulkan

dampak menjadi (akibat), maka respons yang muncul kemudian adalah

pengawasan masyarakat (social control).

Warga masyarakat merasa teralienasi dari hak asasi dan demokrasi,

dominasi kekuasaan dan kesewenang-wenangan serta ketidakadilan, biasanya

menyebabkan timbulnya bentuk perlawanan. Ketika proses pelaksanaan ganti

rugi lahan perkebunan warga bagi kepentingan pembangunan industri

pertambangan terjadi penyimpangan oleh oknum aparat pemerintah. Atas

kejadian ini warga beranggapan bahwa hak mereka di alihkan pemerintah kepada

orang lain yang tidak berhak, maka masyarakat melakukan perlawanan berupa

demonstrasi massa, melaporkan tindakan sewenang-wenang oknum pemerintah

desa, kecamatan kepada oleh lembaga penegak hukum.

Apa pun yang dilakukan warga untuk menuntut dipulihkannya hak dan

kewajibannya, malah justru sering menyebabkan semakin melemahnya kekuatan

tawar-menawar warga. Sementara disisi lain kekuatan mulai tumbuh karena

Page 123: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

114

didukung oleh warga terdidik dan media, tak pelak protes warga masyarakat pun

perlahan mulai tampil kepermukaan.

7.1. Koreksi Kinerja

Dalam kamus Inggris – Indonesia kata koreksi berasal dari kata correction.

Diterjemahkan ke dalam bahasan Indonesia koreksi, yang mengandung arti

pembetulan, perbaikan, hal-hal yang harus dibetulkan atau perbaikan dari

penyimpangan-penyimpangan yang ada (Echols dan Shadily 1996). Joko

sebagaimana dikutip Handaka (2004), mengemukakan bahwa kinerja diartikan

sebagai hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan dengan standard,

target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu.

Benardin dan Russel dalam Handaka (2004), menyatakan bahwa kinerja

(performance) adalah Peformance is defined the record of outcomes produced on

a specified job function or activity during a specified time period (Prestasi adalah

catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi- fungsi pekerjaan tertentu

selama kurun waktu tertentu). Sebagaimana difinisi yang dikemukakan di atas,

bahwa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang menekankan hasil atau apa

yang keluar (outcome) dari sebuah pekerjaan dan kontribusinya kepada organisasi,

sebagai satu kesatuan tak terpisahkan antara input, proses, hasil, dan dampak

sesuai dengan konteksnya.

Meningkatnya daya kritis masyarakat terhadap kinerja aparatur

pemerintah, seakan membuat masyarakat memiliki banyak mata dan telinga untuk

memantau kiprah para penyelenggara negara, tidak terkecuali pemerintah desa.

Tanggapan yang diberikan dapat berupa pujian terhadap capaian yang positif,

Page 124: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

115

namun yang lebih sering terdengar adalah berupa kecaman terhadap ”record”

buruk yang dicapai.

Aksi-aksi protes yang dilakukan warga masyarakat baik perorangan,

kelompok, organisasi profesi dan lain lain, kebanyakan – bahkan boleh dikatakan

hampir semua – bersumber pada kekecewaan mereka terhadap perlakuan yang

tidak adil atau ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah, baik pemerintah

daerah, kecamatan dan desa. Bentuk manifestasi protes yang dilakukan warga

masyarakat sangat beragam. Sebagian menampakan aktivitas protes secara

langsung melalui aksi massa, seperti unjuk rasa dan demonstrasi, sebagian

menulis surat ke beberapa lembaga atau instansi yang mempunyai fungsi

pengawasan, dan sebagian yang lain memanivestasikan protes mereka dengan

tidak mendukung berbagai kegiatan pemerintah atau bersikap apatis dan acuh tak

acuh.

Terlepas dari bentuk perlawanan yang dilakukan dan saluran yang

ditempuh, protes dikalangan masyarakat warga bermakna sama. Yakni, sebagai

reaksi dan bentuk perlawanan terhadap tekanan dari luar pemerintah atau negara

dan kekuatan swasta yang dinilai telah mengancam eksistensi dan melanggar

hak asasi warga. Berbagai tekanan dilakukan warga masyarakat melalui

pengawasan masyarakat (social control) terhadap pemerintah, sebagai respon

masyarakat terhadap dampak yang muncul di tengah-tengah kehidupan warga.

Atas tekanan-tekanan warga melalui berbagai kasus kejadian protes dan

pengawasan masyarakat, maka dengan arif dan bijaksana dengan tidak merasa

rendah diri pemerintah desa menerima dan mewujudkannya dalam bentuk

pelayanan yang lebih baik lagi kepada warga serta merekonstruksi kembali

Page 125: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

116

model-model dan cara pelayanannya sebagai bentuk respons atas pengawasan

masyarakat (social control).

7.1.1. Penggantian Aparat

Struktur pemerintahan Desa Modayag, berdasarkan ketentuan yang

berlaku yakni Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow nomor 27 tahun

2000 tanggal 31 Desember 2000, tentang Pemerintahan Desa. Struktur

pemerintahan sesuai perda tersebut terdiri dari Kepala desa (Sangadi),

Sekretaris desa (juru tulis), dan 4 (empat) kepala urusan (probis) yakni probis

pemerintahan, probis umum, probis pembangunan serta probis kemasyarakatan

dan sosial. Kepala dusun sebanyak enam kepala dusun yakni kepala dusun I

sampai dengan VI, serta dibantu oleh 18 (delapan belas) orang hansip desa dan

seorang penghubung (juru palakat). Sedangkan lembaga lain seperti BPD terdiri

dari 16 (enam belas) orang anggota.

A. Pengantian Ketua BPD Desa Modayag

Hasil pemilihan anggota BPD pada tahun 2001, dengan mekanisme

demokrasi desa yang murni, maka terpilihlah putra-putri desa yang dianggap

cakap dan trampil serta mampu mengemban tugas-tugas dalam pengabdiannya

kepada masyarakat di Desa Modayag, yang berjumlah 16 (enam belas) orang.

Pada pemilihan tersebut juga secara demokratis pula dipilih dari ke 16 (enam

belas) orang tersebut yang akan mengisi struktur BPD. Maka terpilihlah Th.O.

Mamonto sebagai ketua, wakil ketua A. Lambertus, dan bendahara yakni

Sumaryo Mamonto, serta sekretaris M. Nayoan.

Disamping itu pula dipilih dari antara anggota yang tidak terpilih pada

pengisian struktur pimpinan, sesuai keahlian dan latar belakang pendidikan

Page 126: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

117

masing-masing, untuk mengisi struktur komisi. Komisi yang ada yakni empat

komisi yakni komisi A yang diketuai J. Mamonto, yang membidangi hukum dan

pemerintahan; komisi B diketuai R. Wowor, membidangi ekonomi dan

pembangunan; komisi C diketuai Hi. J. Suadu membidangi kesos, pendidikan

dan kesehatan ; komisi D diketuai Sumaryono Mokoginta membidangi Adat dan

Agama. Masing-masing komisi dibantu oleh tiga sampai empat orang anggota.

Penggantian ketua BPD di Desa Modayag berpangkal dari berbagai kasus-

kasus permasalahan pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa yaitu (1).

Ganti rugi lahan perkebunan warga untuk industri pertambangan; (2).

Pembangunan sarana ibadah; (3). Pembangunan sarana transportasi jalan lorong

dan saluran air; (4). Pembangunan sarana komunikasi (tower satelindo); (5).

Pembangunan non fisik institusi pemerintahan (pilkades); (6). Distribusi subsidi

beras keluarga miskin(Raskin); (7). Pembangunan pabrik pengolahan material

logam mulia (emas) dan pengolahan kayu (sawmill) oleh pihak swasta; (8).

Tindakan amoral oknum pemerintah desa melarikan perempuan bersuami warga

desa dan menikahinya di bawah tangan diluar desa. Atas kejadian kasus-kasus

diatas menimbulkan protes warga dengan melakukan demonstrasi dirumah kepala

desa dan rumah ketua BPD. Desakan dan tekanan warga masyarakat maka ketua

BPD dengan sukarela meletakan jabatannya dan bersedia untuk diganti.

Pada tanggal 15 Januari 2005, BPD mengadakan rapat/musyawarah atas inisiatif

ketua BPD dan beberapa orang anggota. Pada rapat musyawarah tersebut dibahas

menyangkut masalah pernyataan sikap ketua untuk mengndurkan diri dari jabatan

sebagai ketua BPD.

Page 127: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

118

Ketika rapat musyawarah dimulai, ketua menyampaikan beberapa

penyampaiannya, yang di dalamnya terkandung maksud menyatakan pengunduran

diri dari jabatan. Pada proses penggantian ketua BPD ini terjadi permasalahan

baru, karena beberapa orang anggota BPD tidak menyetujui ketua mengundurkan

diri, hanya karena demonstrasi massa, anggota BPD yang menginginkan ketua

tetap berada pada posisinya adalah mereka yang dekat dengan kepala desa,

keluarga ketua BPD dan Sangadi. Akan tetapi di dalam tubuh BPD secara

internal, beberapa anggota BPD yang lain menginginkan ketua BPD untuk

mundur dari jabatannya dengan alasan karena sudah lanjut usia dan tidak

produktif lagi.

Tarik ulur pengunduran diri dari jabatan ketua BPD tersebut, maka

disepakati untuk diadakan votting dari semua anggota BPD. Dari hasil votting

ternyata bahwa dari ke 16 (enam belas) orang anggota BPD, 8 (delapan) orang

anggota menerima pengunduran diri ketua dan 6 (enam) orang menolak

sedangkan 2 (dua) orang menyatakan abstain. Secara kuorum maka dari hasil

votting tersebut dengan sendirinya ketua BPD harus meletakan jabatannya atau

mundur dengan sendirinya.

Untuk mengisi kekosongan jabatan ketua BPD karena pengunduran diri

dari ketua Th.O. Mamonto, maka pada rapat musyawarah malam itu juga

dilangsungkan pula pemilihan ketua yang baru. Berbaga i usul, saran, bahkan

kritikan muncul diantara para anggota BPD mengenai sistim yang akan

digunakan pada proses pemilihan ketua, ada yang mengusulkan bahwa secara

otomatis wakil ketua sudah dapat menduduki dan jabatan ketua untuk

Page 128: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

119

menggantikan pejabat lama, ada juga yang lain mengusulkan kiranya harus

diadakan pemilihan ketua melalui mekanisme secara demokrasi. Pada saat itu

disepakati bersama pemilihan dilakukan secara demokrasi.

Melalui mekanisme pemilihan, Anton Lambertus memperoleh 8 (delapan)

suara, S. Sumaryono 6 (enam) suara, dan J. Mamonto memperoleh 2 suara.

Dengan terpilihnya Anton Lambertus sebagai ketua yang baru maka secara

otomatis permasalahan-permasalahan yang ada saat ini menjadi tanggung

jawabnya.

Melihat kinerja yang dilakukan oleh BPD yang diketua oleh Anton

Lambertus saat ini, beberapa permasalahan yang terjadi di desa menyangkut

gugatan dan laporan masyarakat baik di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten

beberapa dintaranya telah terselesaikan dan tuntas. Adapun capaian kenerja atas

permasalahan-permasalahan di Desa Modayag dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Capaian Penyelesaian Penanganan Kasus-Kasus di Desa Modayag Tahun 2005.

NO. URAIAN PERMASALAHAN

STATUS PERMASALAHAN

DALAM PROSES SELESAI BELUM %

1 2 3 4 5 6 1 Pembangunan sarana ibadah v - - 75 %

2 Ganti rugi lahan perkebunan untuk industri pertambangan v - - 75 %

3 Pembangunan jalan lorong dan saluran air - v - 100 % 4 Pembangunan sarana komunikasi - v - 100 % 5 Pembangunan institusi pemerintahan (pilkades) - v - 100 % 6 Distribusi beras keluarga miskin (Raskin); - v - 100 %

7 Pencemaran Lingkungan lumpur logam mulia (emas) dan pengolahan kayu (sawmill). - v - 100 %

8 Tindakan amoral oknum pemerintah desa. v - - 50 %

Sumber : BPD Modayag, olahan data primer

Berdasarkan tabel. 25 diatas dari 8 (delapan) kasus yang terjadi didesa

penelitian sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 telah 5 (lima) kasus

yang diselesaikan atau yang telah ditangani penyelesaiannya dengan status selesai.

Sedangkan 3 (tiga) kasus yang lain masih berstatus dalam proses. Pada kasus

Page 129: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

120

pembangunan sarana ibadah telah ± 75 % selesai. Kasus ganti rugi tanah

perkebunan warga untuk kepentingan industri pertambangan, sampai saat

penelitian masih dalam proses melalui DPRD kabupaten, tinggal menanti proses

pencairan dana ganti rugi kepada warga yang berhak. Untuk kasus tindakan

amoral oknum pemerintah desa sampai saat penelitian, dalam proses yakni

melalui musyawarah keluarga korban dengan BPD dan dewan adat kampung.

B. Penggantian Kepala Urusan Pemerintahan

Tindakan penggantian kepala urusan pemerintahan desa modayag yang

dilakukan oleh kepala desa/sangadi berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh

BPD atas pelaksanaan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh kepala

desa/sangadi selama satu tahun. Adapun alasan penggantian aparat desa yang

dilakukan oleh kepala desa kepada aparat bawahannya atas nama berinisial (JK)

probis pemerintahan, kepada yang bersangkutan dinilai sudah tidak loyal atau

sering melalaikan tugas yang dipercayakan kepadanya, seperti melakukan

perjalanan keluar desa tanpa memberitahukan Sangadi dan menggunakan

kendaran dinas roda dua milik desa, membocorkan rahasia dinas atas kebijakan

Sangadi kepada pihak lain, melakukan kegiatan politik menjadi anggota partai

tertentu di tingkat kecamatan dan desa, atas kegiatan tersebut akan menggangu

tugas pokok dan fungsinya sebagai aparat desa.

7.2. Penjelasan Tindakan

Respons aparat terhadap pengawasan masyarakat tentang memberikan

penjelasan kepada masyarakat dilakukan atau disampaikan dalam bentuk forum

rapat, musyawarah, yang dilakukan di kantor desa, balai pertemuan umum (BPU)

desa, pertemuan yang bersifat rutin dinas pemerintahan desa yakni rapat bersama

Page 130: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

121

BPD yang dilakukan setiap 4 (empat) bulan sekali. Pertemuan hajatan/syukuran,

pesta nikah kampung dan keluarga. Rapat keluarga pogogutat (kaum), rapat

persekutuan ibu dan persekutuan bapak desa, baik di tingkat dusun masing-

masing maupun secara umum desa. Rapat di tingkat dusun, dilakukan dengan

cara bertemu langsung dengan masyarakat yang terlibat atau terkait. Adapun

tempat pelaksanaan dilakukan sesuai situasi. Pelaksanaan penyelesaian kasus –

kasus yang lakukan di tingkat desa dari delapan kasus yakni ; (1). Pembangunan

sarana ibadah; (2). Pembangunan sarana transportasi jalan lorong dan saluran

air; (3). Pembangunan sarana komunikasi (tower satelindo); (4). Tindakan amoral

oknum pemerintah desa melarikan perempuan bersuami warga desa dan

menikahinya dibawah tangan diluar desa; (5). Pembangunan non fisik institusi

pemerintahan desa (pilkades). Sedangkan yang dilakukan penyelesainnya

ditingkat kecamatan yakni kasus ; (1). ganti rugi lahan perkebunan warga untuk

industri pertambangan. (2). Pembangunan pabrik pengolahan material logam

mulia (emas) dan pengolahan kayu (sawmill) oleh pihak swasta.

Kasus yang di laporkan ke tingkat pemerintah kabupaten yakni kasus ganti

rugi tanah perkebunan warga untuk industri pertambangan yang dirujuk oleh

kecamatan, karena di tingkat kecamatan tidak memperoleh kesepakatan. Dua

kasus yang merupakan laporan langsung kepada Bupati Bolaang Mongondow

yakni kasus Penyimpangan distribusi subsidi beras keluarga miskin (Raskin).

Kasus penyimpangan distribusi beras keluarga miskin (Raskin) tersebut

penanganan penyelesaian masalahnya dilakukan di tingkat Kabupaten, melalui

Polres Bolaang Mongondow. Dan hasil penyidikan pihak Polres Bolaang

Mongondow bahwa tindakan penyimpangan ini ditemukan terbukti. Oleh karena

Page 131: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

122

itu yang bersangkutan bersedia untuk mengganti kekurangan beras keluarga

miskin yang telah digunakannya untuk kepentingan pribadi, maka yang

bersangkutan diberikan sangsi tuntutan ganti rugi (TGR) dan diberhentikan dari

tugasnya sebagai pelaksana penyalur beras keluarga miskin di desa.

Selanjutnya kasus tindakan amoral oknum pemerintah desa melarikan

perempuan bersuami warga desa dan menikahinya di ”bawah tangan” di luar

desa, kasus ini oleh pemerintah kabupaten menyerahkan kembali ke tingkat desa,

untuk diselesaikan penanganannya secara adat. Jika nanti secara adat telah

dilakukan namun tidak terselesaikan juga, maka pihak kabupaten akan

menyelesaikan secara struktural kedinasan, karena seorang oknum pemerintah

desa atasannya adalah Bupati dan Camat.

Page 132: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

123

BAB VIII

PENUTUP

8. 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemahaman masyarakat tentang pembangunan di desa adalah kegiatan

pemerintah desa dalam memenuhi kebutuhan sosial (pendidikan, ekonomi,

kesehatan) warga di desa. Warga menyadari dan memahami bahwa pembangunan

yang dilaksanakan pemerintah desa adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

warga, sehingga menjadi tanggung jawab bersama warga dan pemerintah

dalam pelaksanaanya mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi/pengawasannya. Pelaksanaan pembangunan di desa ditanggapi warga

bahwa pemerintah sangat dominan dalam pelaksanaan kegiatan mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi/pengawasannya. Kurang dipahami dan

diperhatikan partisipasi dan aspirasi warga. Program-program pembangunan

yang dilaksanakan di desa kurang disosialisasikan kepada warga.

Pengawasan masyarakat (social control) dalam pelaksanaan

pembangunan di desa melalui lembaga formal desa (BPD) tidak optimal sesuai

harapan warga. Warga melakukan pengawasan secara pribadi, kelompok dalam

bentuk demonstrasi massa, melaporkan kepada pemerintah atas desa dan lembaga

penegak hukum di tingkat Kecamatan, Kabupaten, bahkan ke tingkat Provinsi

dengan memanfaatkan sarana media massa lokal.

Pemerintah desa menerima, menyadari dan memahami (merespons)

bahwa pengawasan masyarakat (social control) yang dilakukan warga adalah

bentuk kepedulian warga dan ketidakpuasannya terhadap kinerja pemerintah desa

dan aparatnya pemerintah kabupaten.

Page 133: PENGAWASAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN ... - … · pelaksanaan pekerjaan oleh unit organisasi kerja non profit di bidang pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya memberikan

124

Atas tekanan warga melalui pengawasan masyarakat (social control)

pemerintah desa merespons dengan cara mereorganisasi institusi desa yakni

dengan adanya penggantian Ketua BPD Desa Modayag, Kepala Urusan

Pemerintahan, mengganti petugas penyalur/distribusi beras untuk keluarga miskin

(raskin) untuk menjawab kebutuhan dan keinginan warga.

Di tingkat kecamatan kasus ganti rugi lahan perkebunan warga untuk

kepentingan industri pertambangan, oleh kecamatan camat tidak dapat

memutuskannya dan merujuk ke tingkat kabupaten, karena menyangkut hal

yang prinsip.

8. 2. Rekomendasi

Berdasarkan data dan hasil analisa dapat direkomendasikan hal-hal

sebagai berikut :

1. Meningkatkan pembinaan dan penyuluhan aparatur, penegakkan hukum di

daerah dalam rangka menciptakan pemerintah yang bersih (clean governance)

dan berwibawa (good governance) untuk menekan korupsi dan meningkatkan

transparansi birokrasi.

2. Kiranya pemerintah daerah mengintensifkan penyuluhan, pembinaan dan

pemasyarakatan program-program pembangunan desa, supaya ada komunikasi

dua arah pemerintah dan masyarakat.

3. Meningkatkan pemasyarakatan pengawasan masyarakat (social control) dan

pengawasan fungsional secara luas di Kabupaten Bolaang Mongondow.

4. Menumbuhkembangkan pengetahuan lokal (indigenous knowledge)

masyarakat, sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka

meningkatkan program - program pembangunan desa, misalnya lewat aturan

adat.