Net Profit Farming Rice (Quis)

27
NET PROFIT FARMING RICE Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi Dosen Pengampu: Setiyo Yuli Handono, SP, MSc. Disusun Oleh: Novita S. Simanullang 135040100111066 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

description

Ms. Excel

Transcript of Net Profit Farming Rice (Quis)

NET PROFIT FARMING RICEUntuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Informasi dan KomunikasiDosen Pengampu: Setiyo Yuli Handono, SP, MSc.

Disusun Oleh:Novita S. Simanullang135040100111066

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015i

KATA PENGANTARSegala Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas rahmat dan berkat-Nya, makalah yang berjudul Net Profit Rice Farming dapat diselesaikan sesuai pada waktunya. Pelaksanaan penulisan makalah ini merupakan tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi yang bertujuan untuk membantu penulis dalam mengerjakan makalah yang baik dan benar. Topik penulisan Net Profit Rice Farming ini membahas tentang persentase petani padi yang memiliki laba bersih tergolong besar, sedang atau kecil berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya.Dalam penulisan ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, dan masih ada penulisan yang masih perlu diperbaiki. Namun dengan bentuan Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi dan teman-teman yang mendukung, maka penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.Harapan penulis, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tulisan ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan pesan dan kritik dari pembaca yang dapat menyempurnakan tulisan ini.

Malang, 25 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISICOVERKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiDAFTAR TABEL iiiDAFTAR GAMBAR ivBAB I PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah2BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN32.1 Metode Penelitian 32.2 Kategori Petani Berdasarkan Luas Lahan42.3 Kategori Petani Berdasarkan Total Revenue (TR)52.4 Kategori Petani Berdasarkan Berdasarkan Net-Profit7BAB III PENUTUP103.1 Kesimpulan103.2 Saran10DAFTAR PUSTAKARIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABELTabel 1.Hasil Kategori Petani Berdasarkan Luas Lahan4Tabel 2. Hasil Kategori Petani Berdasarkan Total Penerimaan6Tabel 3. Hasil Kategori Petani Berdasarkan Net-Profit8

DAFTAR GAMBARGambar 1.Tabel Kategori Petani Berdasarkan Luas Kepemilikan Lahan5Gambar 2. Diagram Lingkaran Kategori Petani Berdasarkan Total Revenue (TR)7Gambar 3. Diagram Batang Kategori Petani Berdasarkan Net-Profit9

1

iv

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMayoritas penduduk Indonesia adalah bekerja dan menghidupi keluarganya dari sektor pertanian. Hal tersebut juga didukung dengan kondisi Indonesia yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) sehingga merupakan negara Agraria. Karena mayoritas penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian, salah satu sumber penyumbang GDP (Gross Domestic Produk) terbesar adalah sektor pertanian. Meskipun sektor pertanian merupakan salah satu penyumbang GDP terbesar bagi perekonomian Indonesia, kesejahteraan petani juga perlu diperhatikan.Pertumbuhan penduduk yang semakin besar setiap periode memiliki dampak besar bagi kondisi masyarakat Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang semakin besar mengacu pada pembangunan-pembangunan seperti perumahan, industri, perusahaan dan lain-lain. Kepemilikan lahan yang sempit merupakan pokok permasalahan yang dimiliki oleh petani saat ini (Kurniati dalam Ramadhan, 2010). Akibat pertumbuhan penduduk, lahan yang digunakan petani untuk bekerja di sektor pertanian terpaksa harus dialihkn untuk sektor non-pertanian dan lahan produktif yang selalu digunakan petani untuk melaksanakan aktivitas dan mencari uang akan semakin sedikit. Rata-rata kepemilikan lahan oleh petani di Indonesia adalah 0.3-0.4 ha (BPS, 2014).Penulisan ini bertujuan menganalisa kepemilikan lahan dari sekian banyak petani, serta bagaimana petani dapat memanfaatkan lahannya untuk menghasilkan hasil pertanian yang produktif jika dilihat dari segi penerimaan dan net-profit. Dan akhirnya kita akan mengetahui persentase petani yang memiliki laba bersih tergolong besar, sedang atau kecil.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana persentase petani yang tergolong ke petani besar, sedang atau kecil berdasarkan kepemilikan lahan?2. Bagaimana persentase petani yang tergolong ke petani besar, sedang atau kecil berdasarkan penerimaan petani?3. Bagaimana persentase petani yang tergolong ke petani besar, sedang atau kecil berdasarkan net-profit?

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN2.1 Metode PenelitianPenelitian dilaksanakan di Desa Oro-oro Ombo dengan tiga (3) dusun, yaitu Dusun Krajal, Dusun Dresel dan Dusun Gondorejo. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive. Menurut Antara (2009) purposive adalah suatu teknik penentuan lokasi penelitian secara sengaja berdasarkan atas pertimbangan pertimbangan tertentu. Pemilihan lokasi ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa mayoritas masyarakat desa Oro-oro Ombo adalah petani padi. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulam Februari 2015. Metode penelitian dilakukan dengan pengisian kuisoner oleh petani yang ditentukan. Data yang dikumpulkan dengan metode:a. Dengan kuisoner terstruktur yang telah disiapkan mendatangi petani.b. Melakukan observasi langsung ke lapang (lahan petani).Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah analisis data kuisoner. Analisis data dilakukan dengan cara menghitung Total Revenue petani dan Net-Profit petani, kemudian menyimpulkan persentase petani yang tergolong besar, medium dan kecil. Rumus yang dapat digunakan yaitu:a) b) c) d)

2.2 Kategori Petani Berdasarkan Luas LahanLahan merupakan modal utama seorang petani untuk dapat memulai aktivitas pertaniannya. Di bawah ini kita akan melihat kondisi luas kepemilikan lahan yang dimiliki oleh beberapa petani: Productivity Total Cost (Riil) Konversi Total CostKategori Petani (Luas Lahan)

NoCodeNameLuas (Ha)B>1.5; S>0.7;K

1KS1Sutikno0,25 1.630 2.576.133 10.304.532 K

2KS2Saniman0,5 4.350 4.744.500 9.489.000 S

3KS3Busiri1,25 7.700 9.353.667 7.482.934 S

4KS4Jalil1,5 6.340 13.610.000 9.073.333 K

5KS5Rowi0,5 3.700 4.291.667 8.583.334 K

6KS6Riyanto0,25 2.500 3.100.833 12.403.332 S

7KS7Bunari1,25 10.350 16.246.500 12.997.200 K

8KS8Rusman0,25 2.200 2.415.333 9.661.332 K

9KS9Bakrie0,3 1.900 2.805.000 9.350.000 S

10KS10Bisri0,75 7.325 8.066.000 10.754.667 K

Tabel 1. Hasil Kategori Petani Berdasarkan Luas LahanDari tabel diatas kita juga dapat melihat bahwa petani yang memiliki luas lahan terbesar adalah petani dengan kode KS4 dan petani yang memiliki luas lahan terkecil adalah petani dengan kode KS1, KS6 dan KS8.Semakin luas lahan garapan yang diusahakan petani, maka akan semakin besar produksi yang dihasilkan dan pendapatan yang akan diperoleh bila disertai dengan pengolahan lahan yang baik (Soekartawi, 1990). Pernyataan tersebut terbukti dari produktivitas lahan yang dimiliki oleh petani dengan C2 sebagai petani yang memiliki produksi tertinggi dengan produksi sebesar 4.400 kg.Berdasarkan tabel 1, diketahui kategori petani berdasarkan luas kepemilikan lahan yang dimiliki. Pada gambar 1 di bawah ini akan diketahui persentase petani yang termasuk ke dalam kategori besar, sedang dan kecil berdasarkan luas kepemilikan lahan yang dimiliki:KategoriOrangPersentase (%)

Besar00

Sedang440

Kecil660

Gambar 1. Tabel Kategori Petani Berdasarkan Luas Kepemilikan LahanDari gambar diatas, dihasilkan persentase ketegori petani yang tergolong besar (B) adalah 0%, kategori petani tergolong sedang (S) adalah 40% dan kategori petani tergolong kecil (K) adalah 60%, sehingga dapat disimpulkan bahwa kategori petani tergolong besar memiliki persentase paling kecil dan kategori petani yang tergolong rendah memiliki persentase paling besar jika dilihat dari segi kepemilikan lahan. 2.3 Kategori Petani Berdasarkan Total Revenue (TR)Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual (Rahim dan Diah, 2008). Penerimaan yang dihasilkan merupakan pendapatan petani dalam bentuk uang (material) yang dihasilkan dari imbalan kegiatan usaha tani yang dilakukan atau total hasil produksi dikalikan dengan harga setiap produk dalam suatu periode. Di bawah ini kita akan melihat kondisi luas kepemilikan lahan yang dimiliki oleh beberapa petani:

Productivity Total Cost (Riil) Konversi Total CostKonversi ProduksiTotal Revenue (P=6500) Kategori Petani (TR)

NoCodeNameLuas (Ha)

1KS1Sutikno0,25 1.630 2.576.133 10.304.532 6.520 42.380.000 S

2KS2Saniman0,5 4.350 4.744.500 9.489.000 8.700 56.550.000 S

3KS3Busiri1,25 7.700 9.353.667 7.482.934 6.160 40.040.000 K

4KS4Jalil1,5 6.340 13.610.000 9.073.333 4.227 27.473.333 S

5KS5Rowi0,5 3.700 4.291.667 8.583.334 7.400 48.100.000 B

6KS6Riyanto0,25 2.500 3.100.833 12.403.332 10.000 65.000.000 S

7KS7Bunari1,25 10.350 16.246.500 12.997.200 8.280 53.820.000 S

8KS8Rusman0,25 2.200 2.415.333 9.661.332 8.800 57.200.000 S

9KS9Bakrie0,3 1.900 2.805.000 9.350.000 6.333 41.166.667 B

10KS10Bisri0,75 7.325 8.066.000 10.754.667 9.767 63.483.333 K

Tabel 2. Hasil Kategori Petani Berdasarkan Total PenerimaanBerdasarkan tabel total penerimaan diatas, rata-rata penerimaan petani adalah sebesar Rp.32,169,100.53,-. Dari tabel diatas dapat diketahui penerimaan petani terbesar adalah Rp.81,428,571,- yang dimiliki oleh petani dengan kode C11 dan penerimaan terkecil adalah Rp.15,625,000,- yang dimiliki oleh petani dengan kode C26. Penerimaan total yang dimiliki oleh petani diatas tidak merupakan berdasarkan hasil produksi per luas lahan asli yang dimiliki petani, melainkan telah dikonversikan menjadi 1 (satu) ha. Adapun faktor yang paling mempengaruhi total penerimaan petani adalah produktivitas dari luas lahan yang dimiliki petani, karena semakin berbeda besar produktivitas dari lahan yang sama akan menghasilkan total penerimaan yang berbeda pula. Dampak yang dapat dilihat adalah petani dengan luas lahan lebig sedikit akan semakin kurang mampu dalam menghidupi keluarga.Setelah total penerimaan dari setiap petani diketahui, selanjutnya persentase yang termasuk kedalam kategori besar, sedang dan kecil berdasarkan total penerimaan yang diperoleh akan dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2. Diagram Lingkaran Kategori Petani Berdasarkan Total Revenue (TR)Dari gambar diatas dapat diketahui jumlah persentase petani yang termasuk kategori besar (B) berdasarkan total penerimaannya adalah 50%, kategori sedang (S) adalah 30% dan kategori kecil adalah 20%. Jika dilihat perbandingan ketiga kategori tersebut maka dari 30 petani yang diteliti, mayoritasnya termasuk kedalam kategori petani kecil. Berdasarkan persentase tersebut membuktikan bahwa masih banyak petani Indonesia yang masih belum sejahtera.

2.4 Kategori Petani Berdasarkan Berdasarkan Net-ProfitLaba bersih (net-profit) merupakan pendapatan bersih petani berupa materi (uang) yang merupakan hasil pengurangan antara total penerimaan (total hasil produksi dikali harga setiap produk) dengan total biaya (biaya variabel dan biaya tetap) yang dikeluarkan oleh petani dalam dalam kegiatan usaha tani. Semakin besar laba bersih yang dimiliki oleh petani akan mampu menghidupi Productivity Total Cost (Riil) Total Revenue (P=6500) Net ProfitKategori Petani (Net Profit)

NoCodeNameLuas (Ha)

1KS1Sutikno0,25 1.630 2.576.133 42.380.000 32.075.468 S

2KS2Saniman0,5 4.350 4.744.500 56.550.000 47.061.000 B

3KS3Busiri1,25 7.700 9.353.667 40.040.000 32.557.066 S

4KS4Jalil1,5 6.340 13.610.000 27.473.333 18.400.000 K

5KS5Rowi0,5 3.700 4.291.667 48.100.000 39.516.666 S

6KS6Riyanto0,25 2.500 3.100.833 65.000.000 52.596.668 B

7KS7Bunari1,25 10.350 16.246.500 53.820.000 40.822.800 S

8KS8Rusman0,25 2.200 2.415.333 57.200.000 47.538.668 B

9KS9Bakrie0,3 1.900 2.805.000 41.166.667 31.816.667 S

10KS10Bisri0,75 7.325 8.066.000 63.483.333 52.728.667 B

kebutuhan keluarga serta kesejahteraan petani akan semakin meningkat.

Tabel.3 Hasil Kategori Petani Berdasarkan Net-ProfitHasil net-profit ini merupakan hasil akhir net-profit setelah luas lahan petani dikonversikan menjadi satu ha setiap petaninya. Perbedaan dari net-profit setiap petani dalam pembahasan ini diakibatkan oleh produktivitas dan total biaya yang harus dibayar oleh petani.Angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih (net profit). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss) (Soemarso, 2002). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi net-profit (laba bersih) yaitu biaya, harga jual, volume penjualan dan produksi (Mulyadi, 2001).Berdasarkan hasil tabel, kepemilikan luas lahan yang besar tidak memungkinkan untuk menghasilkan laba bersih yang besar pula. Bagaimana petani dalam memanfaatkan lahan serta pemakaian total biaya sangat mempengaruhi laba bersih yang diperoleh. Dalam kegiatan perekonomian terdapat dua kondisi yaitu memaksimalkan profit/output dan meminimalkan biaya.Setelah net-profit dari setiap petani diketahui, selanjutnya persentase yang termasuk kedalam kategori besar, sedang dan kecil berdasarkan net-profit yang diperoleh petani akan dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3. Diagram Batang Kategori Petani Berdasarkan Net-ProfitDari gambar diatas dapat diketahui kategori petani berdasarkan jumlah persentase petani yang termasuk kedalam kategori petani besar (B) adalah 4 orang, kategori petani sedang (S) adalah 5 orang dan kategori petani kecil (K) adalah 23 orang. Hasil menunjukkan bahwa kategori petani dengan laba bersih terbesar memiliki presentase terkecil dibandingkan dengan kategori sedang dan kecil.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanBerdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:a. Persentase kepemilikan lahan kecil lebih besar dibandinkan dengan kepemilikan lahan besar.b. Persentase petani dengan Total Revenue (TR) dalam jumlah kecil lebih dominan dibandingkan dengan petani yang memiliki TR dalam jumlah besar.c. Persentase petani dengan Net Profit dalam jumlah kecil lebig dominan dibandingkan dengan petani yang memiliki Net Profit dalam jumlah besar.

3.2 SaranBagi petani dan masyarakat luas untuk tetap aktif dalam kegiatan produksi pertanian walaupun terdapat kendala-kendala yang menghambat faktor produksi seperti penurunan luas kepemilikan lahan untuk tetap mempertahankan serta meningkatkan total penerimaan dan laba bersi (net-profit) petani.

10

DAFTAR PUSTAKABadan Pusat Statistik. 2014. Diakses pada 24 Mei 2015 http://www.bps.go.id/int/index.php/site/search.Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi,Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Salemba Empat: Jakarta.Rahim, A. dan Diah R. D. H. 2008. Pengantar, Teori, dan Kasus Ekonomika Pertanian. Cetakan Kedua. Jakarta: Penebar SwadayaRamadhan, M. 2010. Hubungan Sosial Tengkulak dan Petani (Studi Kasus : Masyarakat Petani Di Desa Kampung Mesjid). USU.Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi, dengan pokok Bahasan Analisis Fingsi Cobb-Douglas. Rajawali Pers, Jakarta.Soemarso. 2002. Akuntansi Statu Pengantar, Buku 2. Edisi Lima. Jakarta: Salemba EmpatWikipedia. 2014. Diakses pada 24 Mei 2015 http://id.wikipedia.org/wiki/Lahan_pertanian

RIWAYAT HIDUPPenulis dilahirkan di Siatas, Tapanuli Utara pada tanggal 22 Januari 1996 yang bernama Novita Sulastri Simamanullang dari ayah yang bernama Sihar Panaili Simanullang dan ibu yang bernama Lamsihar Gultom. Penulis merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Penulis menyelesaikan Pendidikan Dasar di SDN 173442 Siatas Batunagodang pada tahun 2007, kemudian penulis menyelesaikan Pendidikan di SMP Sw. St. Yoseph Lintong Nihuta pada tahun 2010 dan menyelesaiakn Pendidikan di SMA RK BUDI MULIA Pematang Siatar pada tahun 2013. Setelah lulus SMA pada tahun 2013, penulis melanjutkan studi di Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya sampai sekarang.

LAMPIRAN Productivity Total Cost (Riil) Konversi Total CostKonversi ProduksiTotal Revenue (P=6500) Net ProfitKategori Petani (Luas Lahan)Kategori Petani (TR)Kategori Petani (Net Profit)

NoCodeNameLuas (Ha)B>1.5; S>0.7;K

1KS1Sutikno0,25 1.630 2.576.133 10.304.532 6.520 42.380.000 32.075.468 KBS

2KS2Saniman0,5 4.350 4.744.500 9.489.000 8.700 56.550.000 47.061.000 SSB

3KS3Busiri1,25 7.700 9.353.667 7.482.934 6.160 40.040.000 32.557.066 SKS

4KS4Jalil1,5 6.340 13.610.000 9.073.333 4.227 27.473.333 18.400.000 KSK

5KS5Rowi0,5 3.700 4.291.667 8.583.334 7.400 48.100.000 39.516.666 KBS

6KS6Riyanto0,25 2.500 3.100.833 12.403.332 10.000 65.000.000 52.596.668 SBB

7KS7Bunari1,25 10.350 16.246.500 12.997.200 8.280 53.820.000 40.822.800 KBS

8KS8Rusman0,25 2.200 2.415.333 9.661.332 8.800 57.200.000 47.538.668 KSB

9KS9Bakrie0,3 1.900 2.805.000 9.350.000 6.333 41.166.667 31.816.667 SBS

10KS10Bisri0,75 7.325 8.066.000 10.754.667 9.767 63.483.333 52.728.667 KKB