Pengawasan APBS

18
Pengawasan APBS Inspektorat Kabupaten Sleman

description

Pengawasan APBS. Inspektorat Kabupaten Sleman. Dasar hukum pengawasan. Perbup No: 41 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi, Dan Tata Kerja Inspektorat Kabupaten. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Pengawasan APBS

Page 1: Pengawasan APBS

Pengawasan APBS

Inspektorat Kabupaten Sleman

Page 2: Pengawasan APBS

Dasar hukum pengawasan Perbup No: 41 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas,

Fungsi, Dan Tata Kerja Inspektorat Kabupaten. Tugas: Melakukan pengawasan terhadap

penyelenggaraan pemerintahan daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

Fungsi: Perumusan kebijakan teknis pengawasan, perencanaan program pengawasan, penyelenggaraan pemeriksaan dan evaluasi hasil pengawasan, penyelenggaraan pengusutan terhadap indikasi tindak penyimpangan, fasilitasi pengawasan.

Page 3: Pengawasan APBS

Peraturan Perundangan

Peraturan Bupati Sleman Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah

Page 4: Pengawasan APBS

Permasalahan Umum

Sisa kas komite tahun xx tidak dimasukkan dalam APBS tahun berikutnya.

APBS tidak disahkan oleh Kepala Dikpora. Belum dibuat Buku Kas Umum yang mencerminkan seluruh

pendapatan dan belanja sekolah, tetapi masih buku kas secara parsial.

Rekening disimpan atas nama pribadi bendahara, bukan atas nama sekolah.

Format kuitansi yang kurang tepat. Belum didukung oleh bukti pendukung yang lengkap dan

sah. Sekolah belum menyusun laporan realisasi APBS.

Page 5: Pengawasan APBS

APBS tidak disahkan oleh Kepala Dikpora.

Pasal 15 Ayat (1) Sekolah menyampaikan APBS

yang telah ditetapkan kepada Kepala Dinas untuk memperoleh pengesahan.

Ayat (2) Pengesahan APBS diberikan paling lama 14 hari setelah diterimanya dokumen APBS dengan lengkap dan benar.

Page 6: Pengawasan APBS

Surplus anggaran tidak dimasukkan dalam APBS tahun berikutnya.

Pasal 12 ayat (3):Surplus anggaran sekolah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diperlakukan sebagai sisa lebih anggaran dan dimasukkan pada APBS tahun ajaran berikutnya kecuali sisa lebih anggaran yang berasal dari dana APBD dan APBN harus dikembalikan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 7: Pengawasan APBS

Pasal 14

Ayat (2)RAPBS disusun sesuai dengan rencana

kegiatan dan anggaran, standar harga barang dan jasa yang berlaku, serta tugas pokok dan fungsi sekolah.

Ayat (5)Sekolah bersama Komite Sekolah

menetapkan RAPBS menjadi APBS.

Page 8: Pengawasan APBS

Pasal 17Ayat (1)Bendahara sekolah wajib memungut

pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, serta wajib menyetorkan ke rekening kas negara sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ayat (2)Semua pendapatan sekolah disimpan

dalam rekening atas nama sekolah.

Page 9: Pengawasan APBS

Pasal 18

Sekolah dapat menyimpan uang tunai di sekolah paling banyak Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah), selebihnya disimpan dalam rekening sekolah.

Page 10: Pengawasan APBS

Penata usahaan APBS Pasal 19Ayat (2)Kepala Sekolah tiap 3 (tiga) bulan melakukan

pemeriksaan terhadap penatausahaan keuangan sekolah.

Ayat (3)Dokumen yang berkaitan dengan surat bukti

yang menjadi dasar penerimaan dan pengeluaran atas pelaksanaan APBS ditandatangani oleh bendahara dan disetujui oleh kepala sekolah.

Page 11: Pengawasan APBS

Lanjutan.....

Ayat (4)Penata usahaan pendapatan dan

belanja APBS menggunakan:a. Buku kas umumb. Buku pembantuc. Bukti penerimaand. Bukti pengeluaran

Page 12: Pengawasan APBS

Lanjutan....

Ayat (5)Buku kas umum sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) huruf a adalah buku yang dipergunakan untuk mencatat semua penerimaan dan pengeluaran sekolah.

Ayat (6)Buku pembantu sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) huruf b adalah buku yang dipergunakan untuk mencatat rincian semua penerimaan dan pengeluaran sekolah sesuai dengan jenis dan sumber dananya.

Page 13: Pengawasan APBS

Pasal 20Ayat (1)Bendahara sekolah wajib menutup

buku kas umum setiap akhir bulan dan diketahui oleh kepala sekolah.

Page 14: Pengawasan APBS

Perubahan APBS Pasal 21Ayat (1)Sekolah dapat melakukan perubahan APBS paling banyak

2 (dua) kali.

Ayat (2) perubahan APBS dilakukan sesuai dengan mekanisme penyusunan APBS.

Ayat (3) perubahan APBS dapat dilakkukan apabila:(a). terjadi penambahan dan atau pengurangan anggaran (b). Terjadi penambahan dan atau pengurangan kegiatan.

Page 15: Pengawasan APBS

Sekolah tidak menyusun laporan realisasi APBS

Pasal 22(1) Kepala Sekolah wajib menyusun

laporan realisasi APBS setiap semester.

Page 16: Pengawasan APBS

Permasalahan barang daerah

terdapat barang-barang yang berasal dari bantuan pihak III belum disertai dengan berita acara serah terima, belum dicatat dalam Kartu Inventaris Barang beserta nilai perolehannya.

Terdapat perbedaan antara riil barang yang dibeli dengan pertanggungjawaban dalam SPJ yang mengakibatkan kesulitan pembantu pengurus barang unit dalam pencatatan maupun pelaporannya.

Page 17: Pengawasan APBS

Pencatatan barang dalam Kartu Inventaris Barang belum sesuai ketentuan:

1. Tanah Kas Desa dicatat dalam KIB A.2. Yang dicatat dalam KIB tidak hanya

barang Inventaris, tetapi termasuk barang pakai habis.

3. KIB belum dimutakhirkan.4. Laporan mutasi barang belum dibuat.

Page 18: Pengawasan APBS

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007, tanggal 21 Maret 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah

Romawi X angka 3 poin a ” Apabila harga barang hasil pembelian, pembuatan dan berasal dari sumbangan /hibah tidak diketahui nilainya, maka dapat dilakukan penilaian oleh Tim Penaksir atau oleh pengurus barang; poin b,”dalam menentukan nilai taksiran dilakukan dengan membandingkan barang yang sejenis dan tahun yang sama.” Poin e menyebutkan ”apabila harga barang pembelian, pembuatan atau harga barang yang diterima berasal dari sumbangan/hibah dan sebagainya tidak diketahui karena tiadanya dokumen yang bersangkutan menunjukkan nilai yang tidak wajar, nilainya supaya ditaksir oleh Tim/pengurus barang;”