PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKANdisdik.semarangkota.go.id/v15/content/image/files/Perkadik...
Transcript of PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKANdisdik.semarangkota.go.id/v15/content/image/files/Perkadik...
1
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Wahidin No. 118, Telp. (024) 8412180, Fax. (024) 8317752
Semarang – 50254 website: www.disdik.semarangkota.go.id, e-mail: [email protected]
PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG
NOMOR 04 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS)
PADA SATUAN PENDIDIKAN NEGERI
DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG,
Menimbang :
a. bahwa guna mewujudkan penyelenggaraan, pengelolaan dan
pendanaan satuan pendidikan yang terarah, terpadu, tertib
aturan, tertib administrasi keuangan dan transparansi
anggaran, maka diperlukan pedoman penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah untuk 1 (satu) tahun
pelajaran;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di
atas, perlu menetapkan Peraturan Kepala Dinas Pendidikan
Kota Semarang tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah pada Satuan Pendidikan
Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa
Barat dan dalam Daerah Istimewa Jogjakarta;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negera Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
2
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4410);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
3
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II
Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3079);
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah
Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap,
Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan Kecamatan di
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam
wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89);
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2005)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4585);
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan Pengendalian
4
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);
23. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4863);
24. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4941);
25. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5157);
26. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149);
27. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5305);
28. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5272);
29. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Kota Semarang Nomor 1), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang
Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2013 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 83);
30. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 1 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Kota Semarang
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2007 Nomor 5
Seri E);
5
31. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2008
tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Kota Semarang Nomor 16);
32. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah
Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Semarang Nomor 43);
33. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang
Tahun 2011–2021 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun
2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang
Nomor 61);
34. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kota Semarang Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Kota
Semarang Tahun 2015 Nomor 9);
35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
36. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
37. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi
Nonpersonalia Tahun 2009 untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama
Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB);
38. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota;
39. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
6
40. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah;
41. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 161 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana
Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2015, berikut
Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Sekolah
Menengah Atas (SMA) Tahun 2015 dan Petunjuk Teknis
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Tahun 2015;
42. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 52
Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;
43. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;
44. Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang
Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan,
Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan
Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Daerah Kota
Semarang Tahun 2012 Nomor 20), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Semarang Nomor
20 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan
dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan Serta
Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2013 Nomor 13);
45. Peraturan Walikota Semarang Nomor 33 Tahun 2015 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kota Semarang Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Tahun
2015 Nomor 33) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 10
Tahun 2016 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan
Walikota Semarang Nomor 33 Tahun 2015 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota
Semarang Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Tahun 2016
Nomor 10);
46. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Nomor 02
Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Penganggaran Dana Kegiatan Pendampingan Bantuan
7
Operasional Sekolah (P-BOS) untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah Negeri dan Operasional UPTD Pendidikan
Kecamatan di Kota Semarang Tahun Anggaran 2016;
47. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Nomor 03
Tahun 2016 tentang Honorarium Guru Non Pegawai Negeri
Sipil Dan Tenaga Kependidikan Non Pegawai Negeri Sipil Pada
Kegiatan Pendampingan Bantuan Operasional Sekolah (P-
BOS) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Negeri
dan Operasional UPTD Pendidikan Kecamatan di Kota
Semarang Tahun Anggaran 2016.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA SEKOLAH (APBS) PADA SATUAN PENDIDIKAN
NEGERI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017.
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Dinas ini yang dimaksud dengan:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN,
adalah anggaran pendapatan dan belanja keuangan tahunan negara yang
dibahas dan disetujui bersama oleh Presiden dan DPR RI dan ditetapkan dengan
undang-undang.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD,
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
peraturan daerah.
3. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah yang selanjutnya disingkat
RAPBS, adalah rencana anggaran pendapatan dan belanja keuangan tahunan
sekolah yang dibahas dan disetujui bersama oleh sekolah dan komite sekolah
yang kemudian disahkan Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah.
4. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Perubahan yang selanjutnya
disingkat RAPBS-P, adalah rencana anggaran pendapatan dan belanja keuangan
tahunan sekolah perubahan yang dibahas dan disetujui bersama oleh sekolah
dan komite sekolah yang kemudian disahkan Kepala Sekolah dan Ketua Komite
Sekolah.
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah yang selanjutnya disingkat APBS,
adalah anggaran pendapatan dan belanja keuangan tahunan sekolah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh sekolah, komite sekolah dan orang tua
dan/atau wali siswa yang kemudian disahkan Kepala Sekolah dan Ketua Komite
Sekolah yang diketahui oleh Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan atau Kepala
Dinas.
6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Perubahan yang selanjutnya
disingkat APBS-P, adalah anggaran pendapatan dan belanja keuangan tahunan
sekolah perubahan yang dibahas dan disetujui bersama oleh sekolah, komite
sekolah dan orang tua dan/atau wali siswa yang kemudian disahkan Kepala
Sekolah dan Ketua Komite Sekolah yang diketahui oleh Kepala UPTD Pendidikan
Kecamatan atau Kepala Dinas.
8
7. Pedoman Penyusunan APBS adalah pokok-pokok kebijakan sebagai petunjuk
dan arah bagi sekolah dalam penyusunan, pembahasan dan pengesahan APBS.
8. Daerah adalah Kota Semarang.
9. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
10. Walikota adalah Walikota Semarang.
11. Dinas adalah Dinas Pendidikan Kota Semarang.
12. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang.
13. Unit Pengelola Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah Unit
Pengelola Teknis Pendidikan Kecamatan Kota Semarang.
14. Kepala Sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin
suatu sekolah yang menyelenggarakan proses belajar-mengajar atau tempat
terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.
15. Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali
peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli
pendidikan.
16. Tim Asistensi dan Verifikasi adalah Tim Asistensi dan Verifikasi Penyusunan
RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P yang memiliki tugas pokok dan fungsi
melakukan asistensi dan verifikasi penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P
secara on-line.
17. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal.
18. Taman Kanak-kanak, yang selanjutnya disingkat TK, adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia 4 (empat) tahun
sampai dengan 6 (enam) tahun.
19. Sekolah Dasar, yang selanjutnya disingkat SD, adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan dasar.
20. Sekolah Menengah Pertama, yang selanjutnya disingkat SMP, adalah salah satu
bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum
pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD/MI (Madrasah
Ibtidaíyah), atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang
diakui sama atau setara SD/MI.
21. Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya disingkat SMA, adalah salah satu
bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum
pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs (Madrasah
Tsanawiyah), atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar
yang diakui sama atau setara SMP/MTs.
22. Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu
bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan
pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs, atau bentuk
lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara
SMP/MTs.
9
Pasal 2
(1) Pedoman Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P, meliputi:
a. Pendahuluan;
b. Prinsip Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P;
c. Kebijakan Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P;
d. Tugas Pokok dan Fungsi;
e. Susunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P;
f. Tahapan Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P;
g. Teknis Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P;
h. Hal-hal Khusus Lainnya; dan
i. Penutup.
(2) Uraian Pedoman Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P sebagaimana
dimaksud ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dengan
Peraturan Kepala Dinas ini.
(3) Form Susunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P sebagaimana dimaksud ayat (1)
huruf e. tercantum dalam Lampiran Form yang tidak terpisahkan dengan Peraturan
Kepala Dinas ini.
Pasal 3
Peraturan Kepala Dinas ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Semarang
Pada Tanggal : 13 Juni 2016
KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG
Drs. BUNYAMIN, M.Pd. Pembina Utama Muda
NIP. 19620206 198703 1 013
SALINAN Peraturan ini Disampaikan Kepada Yth.:
1. Walikota Semarang;
2. Ketua DPRD Kota Semarang; 3. Sekretaris Daerah Kota Semarang;
4. Ketua Dewan Pendidikan Kota Semarang; 5. Kepala Sekolah Negeri di Kota Semarang;
6. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan se-Kota Semarang; dan 7. Pertinggal.
10
LAMPIRAN:
PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN
KOTA SEMARANG
NOMOR : 04 TAHUN 2016
TANGGAL : 13 Juni 2016
URAIAN
PEDOMAN PENYUSUNAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS)
PADA SATUAN PENDIDIKAN NEGERI
DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia yang dijamin
Undang-Undang (UU), untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak
memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang
dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama,
dan gender, sehingga pemerintah berkewajiban untuk memberikan layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga negara tanpa diskriminasi.
Penyelenggaraan pembangunan pendidikan dilakukan secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
(HAM), nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa, selain itu
pembangunan pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat mulai peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan pendidikan.
Pembangunan pendidikan diarahkan untuk mempercepat peningkatan taraf
pendidikan seluruh masyarakat, melanjutkan upaya untuk memenuhi hak
seluruh penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar berkualitas,
meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan menengah
dan tinggi, menurunkan kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok
sosial ekonomi, antar wilayah dan antar jenis kelamin, yang berpihak pada
seluruh anak dari terutama anak dari keluarga kurang mampu, meningkatkan
kualitas pembelajaran untuk peningkatan pendidikan karakter, dan
meningkatkan profesionalitas guru, pengelolaan, serta pendistribusiannya.
Di era otonomi daerah, pendidikan dituntut untuk mewujudkan
penyelenggaraan pembangunan pendidikan yang menjamin ketersediaan layanan
pendidikan, memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, meningkatkan
kualitas dan relevansi pendidikan, mewujudkan kesetaraan bagi semua warga
negara dalam layanan pendidikan dan menjamin kepastian layanan pendidikan.
Kondisi ini menuntut suatu perencanaan penyelenggaraan pembangunan
pendidikan yang akurat, transparan dan akuntabel, sehinggan diharapkan
kebijakan, strategi, program maupun kegiatan pembangunan dapat
mengakomodir kebutuhan pemangku kepentingan pendidikan di daerah.
Tuntutan masyarakat untuk mewujudkan penyelenggaraan pembangunan
pendidikan yang transparan dan akuntabel mengharuskan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan pendidikan berorientasi pada pemecahan masalah.
11
Oleh karena itu kecermatan dan ketelitian mengidentifikasi permasalahan/isu-isu
strategis di bidang pendidikan menjadi faktor penting dalam proses tahapan
perencanaan pembangunan pendidikan dalam menyusun RAPBS/APBS/RAPBS-
P/APBS-P di satuan pendidikan.
RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P disusun dengan pendekatan teknokratik,
partisipatif, atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up). Pendekatan
teknokratik adalah sebuah pendekatan perencanaan-penganggaran yang
menggunakan metoda dan kerangka pikir ilmiah, pendekatan partisipatif adalah
sebuah pendekatan perencanaan-penganggaran yang melibatkan semua
pemangku kepentingan, sementara pendekatan atas-bawah (top-down) dan
bawah-atas (bottom-up) adalah sebuah pendekatan perencanaan-penganggaran
yang diselaraskan melalui musyawarah sekolah yang melibatkan komite sekolah
dan orang tua/wali murid. Melalui pendekatan ini, satuan pendidikan diharapkan
melibatkan dan mengakomodasi saran dan masukan dari seluruh pemangku
kepentingan satuan pendidikan berdasarkan peran dan kewenangannya masing-
masing. Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P ini merupakan satu
kesatuan dalam perencanaan pembangunan pendidikan daerah berdasarkan
kondisi dan potensi yang dimiliki satuan pendidikan sesuai dinamika
perkembangan daerah, nasional, regional dan internasional.
RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P dalam tahapan penyusunannya didasari
atas analisis terhadap lingkungan satuan pendidikan, baik internal maupun
eksternal, dengan memperhatikan kekuatan dan potensi sumber daya, kelemahan
yang dimiliki, serta peluang dan tantangan yang dihadapi berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman penyusunan APBS ini adalah RAPBS, APBS, RAPBS-P,
dan APBS-P pada Satuan Pendidikan TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Negeri di
lingkungan Dinas.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P disusun dengan maksud menjabarkan Visi, Misi,
Tujuan dan Program Kegiatan satuan pendidikan ke dalam perencanaan 1 (satu)
tahun pelajaran guna memberikan arah dalam melaksanakan program kegiatan
satuan pendidikan dan keterkaitannya dengan pembangunan pendidikan daerah.
Tujuan penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P adalah:
1. sebagai dasar dalam menjalankan program dan kegiatan satuan
pendidikan;
2. sebagai alat evaluasi dan pengukuran kinerja bagi keberhasilan dalam
mencapai visi, misi dan tujuan satuan pendidikan; dan
3. sebagai dasar bagi orang tua, wali murid, masyarakat dan stakeholders
lainnya untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan
pemberdayaan satuan pendidikan.
12
II. PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P
Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P didasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pendidikan berdasarkan
rencana strategis dan skala prioritas satuan pendidikan;
2. sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan;
3. tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan;
4. transparan, untuk memudahkan orang tua, wali murid dan
masyarakat guna mengetahui dan mendapatkan akses informasi
seluas-luasnya tentang RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P;
5. partisipatif, dengan melibatkan orang tua dan/atau wali murid;
6. memperhatikan asas keadilan dan kepatutan; serta
7. tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih
tinggi dan peraturan lainnya.
III. KEBIJAKAN PENYUSUNAN RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P
Kebijakan yang perlu mendapat perhatian satuan pendidikan dalam penyusunan
RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P, diantaranya: (i) sisa anggaran tahun pelajaran
sebelumnya; (ii) sumber dana; (iii) Belanja Tidak Langsung (BTL); (iv) Belanja
Langsung (BL); (v) Rekapitulasi RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P; dan (vi) rincian
alokasi RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P.
Rincian alokasi RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P adalah sebagai berikut:
1. SISA ANGGARAN TAHUN PELAJARAN SEBELUMNYA
Sisa Anggaran Tahun Pelajaran Sebelumnya merupakan Sisa Lebih Pagu
Anggaran (SILPA) satuan pendidikan tahun pelajaran sebelumnya.
2. SUMBER DANA
Sumber Dana RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P berasal dari:
a. SILPA;
b. APBN, yaitu: Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),
dekonsentrasi, tugas pembantuan, Biaya Operasional Sekolah (BOS),
block grant, dan dana APBN lainnya;
c. APBD Provinsi Jawa Tengah, yaitu: BOS Provinsi, Bantuan Keuangan
(Bankeu), Hibah, Bantuan Sosial, dan dana APBD Provinsi lainnya;
d. APBD Kota, yaitu: Dana Operasional Sekolah, Pendampingan BOS (P-
BOS) atau BOS Kota, Biaya Bahan Praktek, dan dana APBD Kota
Lainnya;
e. Partisipasi Masyarakat, yaitu: Sumbangan Sukarela Tidak Mengikat,
Sumbangan Dunia Usaha/Industri, dan Sumbangan Lainnya;
f. Pendapatan Lain yang Sah: Jasa Produksi, Hasil Sewa, Kerjasama
dengan Pihak Ketiga, dan Pendapatan Lainnya; serta
g. Bantuan Pihak Ketiga, yaitu: Bantuan Luar Negeri dan Bantuan
Lainnya.
13
Penganggaran pendapatan satuan pendidikan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. penganggaran yang bersumber dari SILPA, dialokasikan sesuai dengan
syarat dan ketentuan berdasarkan peraturan per-UU-an dan/atau
pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat c.q. kementerian terkait dan/atau
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
b. penganggaran yang bersumber dari APBN, yaitu: Dana DAU, DAK,
dekonsentrasi, tugas pembantuan, BOS, block grant, dan dana APBN
lainnya dialokasikan sesuai dengan syarat dan ketentuan berdasarkan
peraturan per-UU-an dan/atau pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan
petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat c.q.
kementerian terkait dan/atau oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
c. penganggaran yang bersumber dari APBD Provinsi, yaitu: Dana BOS
Provinsi, Bantuan Keuangan, Hibah, Bantuan Sosial, dan dana APBD
Provinsi lainnya dialokasikan sesuai dengan syarat dan ketentuan
berdasarkan peraturan per-UU-an dan/atau pedoman, petunjuk
pelaksanaan, dan petunjuk tenik yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Provinsi dan/atau oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah;
d. penganggaran yang bersumber dari APBD Kota, yaitu: Dana
Operasional Sekolah, Pendampingan BOS (P-BOS) atau BOS Kota,
Biaya Bahan Praktek, dan dana APBD Kota Lainnya dialokasikan
sesuai dengan syarat dan ketentuan berdasarkan peraturan per-UU-an
dan/atau pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk tenik yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Kota dan/atau oleh Dinas;
e. penganggaran yang bersumber dari partisipasi masyarakat, yaitu:
Sumbangan Sukarela Tidak Mengikat, Sumbangan Dunia
Usaha/Industri, dan Sumbangan Lainnya dialokasikan sesuai dengan
syarat dan ketentuan berdasarkan peraturan per-UU-an dan/atau
ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Pemerintah Provinsi, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah, Pemerintah Daerah dan/atau oleh Dinas;
f. penganggaran yang bersumber dari pendapatan lain yang sah, yaitu:
jasa produksi, hasil sewa, kerjasama dengan pihak ketiga, dan
pendapatan lainnya dialokasikan sesuai dengan syarat dan ketentuan
berdasarkan peraturan per-UU-an dan/atau ketentuan yang
dikeluarkan oleh kementerian terkait, Pemerintah Provinsi, Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Daerah dan/atau oleh
Dinas;
g. penganggaran yang bersumber dari bantuan pihak ketiga, yaitu:
bantuan luar negeri dan bantuan lainnya dialokasikan sesuai dengan
syarat dan ketentuan berdasarkan peraturan per-UU-an dan/atau
ketentuan yang dikeluarkan oleh kementerian terkait, Pemerintah
Provinsi, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Daerah
dan/atau oleh Dinas.
14
3. BELANJA TIDAK LANGSUNG (BTL)
BTL terdiri dari Belanja Pegawai, yakni: Gaji Pokok, Tunjangan Keluarga,
Tunjangan Beras, Tunjangan PPh, Tunjangan Struktural, Tunjangan Fungsional,
Tunjangan Pendidikan, Kesejahteraan Pegawai, Lain-lain, dan Pembulatan.
Penganggaran untuk Gaji Pokok, Tunjangan Keluarga, Tunjangan Beras,
Tunjangan PPh, Tunjangan Struktural, Tunjangan Fungsional, Tunjangan
Pendidikan, Kesejahteraan Pegawai, Lain-lain, dan Pembulatan untuk Pegawai
Negeri Sipil Daerah (PNSD) dimasukkan dalam RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P
yang disesuaikan dengan ketentuan peraturan per-UU-an serta
memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD serta
pemberian gaji ketiga belas.
4. BELANJA LANGSUNG (BL)
BL terdiri dari: (i) Operasional UPTD TU; (ii) Program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun; dan (iii) Program Pendidikan Menengah, dengan Jenis
Belanja: (i) Belanja Pegawai; (ii) Belanja Barang dan Jasa; serta (iii) Belanja
Modal.
Penganggaran BL dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan di satuan
pendidikan digunakan untuk melaksanakan urusan wajib bidang pendidikan.
Penganggaran BL dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang manfaat
capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka
peningkatan kualitas mutu pendidikan dan keberpihakan pemerintah daerah
terhadap pelayanan pendidikan. Penyusunan anggaran belanja pada
RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P untuk setiap program dan kegiatan
memperhatikan dan berpedoman pada: (i) Standar Nasional Pendidikan (SNP); (ii)
Standar Pelayanan Minimal (SPM); (iii) Analisis Standar Belanja (ASB); (iv)
Standar Satuan Harga (SSH); dan (v) Kode Rekening Belanja. ASB dan SSH
digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran dan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (RKA-DPA) dan Rencana Kerja Anggaran dan Dokumen
Pelaksanaan Perubahan Anggaran (RKA-DPPA).
Keterangan:
Khusus untuk Tahun Anggaran 2017, sesuai dengan Surat Edaran Sekretaris
Daerah Kota Semarang Nomor 050/2179 Perihal Revisi Renja SKPD 2017 tanggal
9 Mei 2016, terdapat ketentuan sebagai berikut:
i. Honorarium PNS pada SKPD Kota Semarang ditiadakan, kecuali
Honorarium PA, KPA/PPKom, PPTK, PPK/Kasubag Keuangan, Bendahara
Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, Bendahara Barang, Bendahara
Pengeluaran Pembantu, Pengurus Barang, Pembuku, Bendahara Penerima
Pembantu, Bendahara Gaji, Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa,
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan; dan
ii. anggaran perjalanan dinas hanya boleh dianggarkan di sekretariat Dinas
(terpusat/tersentral).
a. Belanja Pegawai
Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah, penganggaran
honorarium bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan asas kepatutan,
kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan
sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka
mencapai target kinerja kegiatan dimaksud. Berkaitan dengan hal tersebut,
pemberian honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dibatasi dan hanya
15
didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non PNSD
dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap
efektifitas pelaksanaan kegiatan dimaksud. Suatu kegiatan tidak
diperkenankan diuraikan hanya ke dalam jenis belanja pegawai, obyek
belanja honorarium dan rincian obyek belanja honorarium PNSD dan Non
PNSD. Besaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan
ditetapkan sesuai dengan SSH dan ASB.
b. Belanja Barang dan Jasa
1) Penganggaran belanja barang agar mengutamakan produksi dalam
negeri dan melibatkan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi
tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem
dan kualitas kemampuan teknis.
2) Pemberian jasa narasumber/tenaga ahli/pakar/penceramah/-
pengajar/instruktur/pelatih/pengawas PNSD dan Non PNSD dalam
kegiatan dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa dengan
menambahkan obyek dan rincian obyek belanja baru serta besarannya
ditetapkan sesuai SSH dan ASB.
3) Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat
hanya diperkenankan dalam rangka pemberian hadiah pada kegiatan
yang bersifat perlombaan dan/atau penghargaan atas suatu prestasi.
Alokasi belanja tersebut dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan
Jasa sesuai kode rekening berkenaan.
4) Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan
kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi
satuan pendidikan, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta
memperhitungkan estimasi sisa persediaan barang.
5) Penganggaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) milik pemerintah daerah dialokasikan
sesuai amanat Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan besarannya sesuai
dengan masing-masing peraturan daerah.
6) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja
dan studi banding, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun
perjalanan dinas luar negeri, dilakukan secara selektif, frekuensi dan
jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari
perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi
kebijakan peningkatan mutu pendidikan. Hasil kunjungan kerja dan
studi banding dilaporkan sesuai peraturan per-UU-an. Khusus
penganggaran perjalanan dinas luar negeri berpedoman pada Instruksi
Presiden Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri
dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri bagi Pejabat/Pegawai di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan
Pimpinan serta Anggota DPRD.
7) Dalam rangka memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan daerah,
penganggaran belanja perjalanan dinas harus memperhatikan aspek
pertanggungjawaban sesuai biaya riil atau lumpsum, khususnya untuk
hal-hal sebagai berikut:
a) Biaya transportasi dibayarkan sesuai dengan biaya riil;
16
b) Biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil;
c) Dalam hal pelaksana perjalanan dinas tidak menggunakan fasilitas
hotel atau tempat penginapan lainnya, kepada yang bersangkutan
diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari
tarif hotel di kota tempat tujuan sesuai dengan tingkatan pelaksana
perjalanan dinas dan dibayarkan secara lumpsum;
d) Uang harian dibayarkan secara lumpsum;
e) Perjalanan dinas dilaksanakan sesuai SSH;
f) Penyediaan anggaran untuk perjalanan dinas yang
mengikutsertakan non-PNSD diperhitungkan dalam belanja
perjalanan dinas. Tata cara penganggaran perjalanan dinas
dimaksud mengacu pada ketentuan perjalanan dinas yang
ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
8) Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan
teknis atau sejenisnya yang terkait dengan pengembangan sumber daya
manusia, yang tempat penyelenggaraannya di luar daerah harus
dilakukan sangat selektif dengan mempertimbangkan aspek-aspek
urgensi dan kompetensi serta manfaat yang akan diperoleh dari
kehadiran dalam pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau
sejenisnya guna pencapaian efektifitas penggunaan anggaran satuan
pendidikan.
9) Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat, pendidikan dan
pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya diprioritaskan untuk
menggunakan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang
sudah tersedia milik pemerintah daerah.
10) Penganggaran pemeliharaan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya mempedomani Pasal 46 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
dan Pasal 48 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.
c. BELANJA MODAL
1) Satuan pendidikan memprioritaskan alokasi belanja modal pada
RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P untuk pembangunan dan
pengembangan sarana dan prasarana yang terkait langsung dengan
kenyamanan proses kegiatan pembelajaran, peningkatan mutu kualitas
pendidikan dan peningkatan pelayanan dasar kepada masyarakat.
2) Penganggaran untuk barang milik daerah dilakukan sesuai dengan
kemampuan keuangan dan kebutuhan daerah berdasarkan prinsip
efisiensi, efektifitas, ekonomis dan transparansi dengan mengutamakan
produk-produk dalam negeri.
Penganggaran untuk pengadaan kebutuhan barang milik daerah dan
pemeliharaan barang milik daerah menggunakan dasar perencanaan
kebutuhan dan pemeliharaan barang milik daerah sebagaimana diatur
dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Pasal 7 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah. Selanjutnya, untuk pengadaan barang
milik daerah juga memperhatikan standar sarana dan prasarana kerja
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006
tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah,
17
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 11 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan
Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah. Khusus penganggaran untuk
pembangunan gedung dan bangunan milik daerah mempedomani
Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
3) Pengadaan barang yang akan dipinjamkan kepada pihak
ketiga/masyarakat/siswa pada tahun anggaran berkenaan, dianggarkan
pada jenis belanja modal sebesar harga beli barang yang akan
dipinjamkan kepada pihak ketiga/masyarakat ditambah seluruh belanja
yang terkait dengan pengadaan barang sampai siap dipinjamkan.
Pengadaan Barang ini menjadi dan dicatat dalam aset satuan
pendidikan. Contoh dalam pengadaan barang ini adalah pembelian alat
transportasi sederhana bagi peserta didik miskin (misalnya: sepeda, dll.).
4) Penganggaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum
mempedomani Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72
Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan Biaya Pendukung
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari APBD.
5) Penganggaran belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang
dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan aset tetap dan aset
lainnya (aset tak berwujud) yang mempunyai masa manfaat lebih dari
12 (dua belas) bulan, digunakan dalam kegiatan pemerintahan dan
memenuhi nilai batas minimal kapitalisasi aset (capitalization threshold).
Nilai aset tetap dan aset lainnya yang dianggarkan dalam belanja modal
tersebut adalah sebesar harga beli/bangun aset ditambah seluruh
belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset
tersebut siap digunakan, sesuai maksud Pasal 27 ayat (7) huruf c
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Pasal 53 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 dan Lampiran I Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) 01 dan PSAP 07, Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta Buletin
Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 17 tentang Akuntansi
Aset Tak Berwujud Berbasis Akrual.
5. REKAPITULASI RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P
Rekapitulasi RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P terdiri dari: (i) Penerimaan: Sisa
Aggaran Tahun Ajaran Sebelumnya, APBN, APBD Provinsi, APBD Kota,
Partisipasi Masyarakat, Pendapatan Lain yang Sah, dan Bantuan Pihak Ketiga;
serta (ii) Pengeluaran: BTL dan BL.
18
6. RINCIAN ALOKASI RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P
Rincian Alokasi RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P terdiri dari rincian uraian
kegiatan berikut rincian perhitungan dan sumber pendanaannya.
IV. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
1. Kepala Sekolah memiliki tugas pokok dan fungsi: (i) menyusun
RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P bersama-sama dengan tenaga pendidik,
tenaga kependidikan, Komite Sekolah dan orang tua dan/atau wali murid;
dan (ii) mengesahkan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P bersama dengan
Ketua Komite Sekolah.
2. Ketua Komite Sekolah memiliki tugas pokok dan fungsi: (i) membantu
menyusun RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P bersama-sama dengan Kepala
Sekolah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, anggota Komite Sekolah dan
orang tua dan/atau wali murid; dan (ii) mengesahkan RAPBS/APBS/RAPBS-
P/APBS-P bersama dengan Kepala Sekolah.
3. Orang tua dan/atau wali murid memiliki tugas pokok dan fungsi membantu
menyusun RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P bersama-sama dengan Kepala
Sekolah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan Komite Sekolah.
4. Tim Asistensi dan Verifikasi Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P
memiliki tugas pokok dan fungsi melakukan asistensi dan verifikasi
penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P secara on-line, terkait: (i)
halaman sampul; (ii) lembar pengesahan; (iii) visi-misi-tujuan sekolah; (iv)
struktur organisasi; (v) data umum sekolah; (vi) uraian kalender pendidikan;
(vii) Rekapitulasi RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P; (viii) rincian Belanja Tidak
Langsung (BTL); (ix) rincian Belanja Langsung (BL); (x) total pengeluaran per-
sumber dana Belanja Langsung (BL), dengan berpedoman pada SNP, SPM,
SSH dan Kode Rekening Belanja; serta (xi) Notulen Rapat; dan (xii) Daftar
hadir.
Keterangan:
- Tim Asistensi dan Verifikasi Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/-
APBS-P Dinas melakukan asistensi dan verifikasi satuan pendidikan
SMP, SMA, dan SMK.
- Tim Asistensi dan Verifikasi Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/-
APBS-P UPTD Pendidikan Kecamatan melakukan asistensi dan verifikasi
satuan pendidikan TK dan SD sesuai wilayahnya masing-masing.
5. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan memiliki tugas pokok dan fungsi
mengetahui pengesahan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P pada satuan
pendidikan TK/SD setelah diverifikasi oleh Tim Asistensi dan Verifikasi
Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P UPTD Pendidikan Kecamatan.
6. Kepala Dinas memiliki tugas pokok dan fungsi mengetahui pengesahan
RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P pada satuan pendidikan SMP/SMA/SMK
setelah diverifikasi oleh Tim Asistensi dan Verifikasi Penyusunan
RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P Dinas.
19
V. SUSUNAN RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P
Susunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P adalah sebagai berikut:
1. Halaman Sampul/Depan;
2. Lembar Pengesahan;
3. Visi – Misi – Tujuan;
4. Struktur Organisasi;
5. Data Umum Sekolah;
6. Uraian Kalender Pendidikan;
7. Rekapitulasi RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P;
8. Rincian Belanja Tidak Langsung (BTL);
9. Rincian Belanja Langsung (BL);
10. Total Pengeluaran per-Sumber Dana;
11. Notulen Rapat; dan
12. Daftar Hadir.
Keterangan:
- Sampul depan (halaman sampul depan) dan sampul belakang (halaman
sampul belakang) untuk RAPBS/APBS/-RAPBS-P/APBS-P dicetak di
atas kertas manila ukuran F4, dengan ketentuan warna sebagai berikut:
warna kuning (TK);
warna coklat (SD);
warna hijau (SMP);
warna merah (SMA); dan
warna biru (SMK).
- Lembaran RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P mulai dari Lembar
Pengesahan s.d. Daftar Hadir menggunakan kertas warna putih ukuran
F4 70 gr.
- Notulen Rapat dan Daftar Hadir hanya dilampirkan pada APBS dan
APBS-P.
- Notulen Rapat dibuat secara on-line melalui Sistem Informasi
Manajemen (SIM) APBS Dinas.
- Daftar Hadir tidak dibuat secara on-line melalui Sistem Informasi
Manajemen (SIM) APBS on-line dikarenakan menyangkut nama dan
tanda tangan orang tua/wali murid. Oleh sebab itu, Daftar Hadir dibuat
sendiri oleh sekolah sesuai dengan form sebagaimana tersebut dalam
lampiran peraturan ini dan dilampirkan di halaman terakhir APBS
dan/atau APBS-P.
- Guna tertib administrasi Dinas, APBS dan/atau APBS-P dibuatkan
surat pengantar dari satuan pendidikan masing-masing yang ditujukan
kepada Kepala Dinas untuk SMP/SMA/SMK dan kepada Kepala UPTD
Pendidikan Kecamatan untuk TK/SD, melalui Sub Bag Umum dan
Kepegawaian untuk Dinas dan Tata Usaha untuk UPTD Pendidikan
Kecamatan.
20
VI. TAHAPAN PENYUSUNAN RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P
Tahapan penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan RAPBS;
2. Penyusunan APBS;
3. Penyusunan RAPBS-P; dan
4. Penyusunan APBS-P.
VII. TEKNIS PENYUSUNAN RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P
Satuan pendidikan dalam menyusun RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P dilaksanakan secara on-line
melalui Sistem Informasi Manajemen (SIM) APBS Dinas.
2. Penyusunan RAPBS harus tepat waktu, yaitu paling lambat tanggal 15
Agustus Tahun Pelajaran berkenaan. Sejalan dengan hal tersebut, satuan
pendidikan dan komite sekolah memenuhi jadwal proses penyusunan RAPBS
dimulai dari penyusunan RAPBS untuk dibahas dan disepakati bersama,
yang mencerminkan prioritas pembangunan sekolah dikaitkan dengan
sasaran yang ingin dicapai. Selanjutnya RAPBS yang telah disepakati
bersama antara satuan pendidikan dan komite sekolah mendapatkan
pengesahan oleh Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah, menjadi dasar
bagi satuan pendidikan dan komite sekolah untuk mengundang,
menyampaikan dan memaparkan RAPBS kepada orang tua dan/atau wali
murid sampai dengan tercapainya persetujuan bersama dalam musyawarah
untuk mufakat sebagai bahan penyusunan APBS.
3. Penyusunan APBS harus tepat waktu, yaitu paling lambat tanggal 31
Agustus Tahun Pelajaran berkenaan. Sejalan dengan hal tersebut, satuan
pendidikan dan komite sekolah memenuhi jadwal proses penyusunan APBS
dimulai dari penyusunan APBS untuk dibahas dan disepakati bersama, yang
mencerminkan prioritas pembangunan sekolah dikaitkan dengan sasaran
yang ingin dicapai. APBS yang telah disepakati bersama antara satuan
pendidikan dan komite sekolah setelah mendapatkan persetujuan dengan
orang tua dan/atau wali murid mendapatkan pengesahan oleh Kepala
Sekolah dan Ketua Komite Sekolah diketahui oleh Kepala Dinas bagi
SMP/SMA/SMK dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan bagi TK/SD
menjadi dasar bagi satuan pendidikan untuk melaksanakan program dan
kegiatannya.
4. Penyusunan RAPBS-P harus tepat waktu, yaitu paling lambat tanggal 30
Oktober Tahun Pelajaran berkenaan. Sejalan dengan hal tersebut, satuan
pendidikan dan komite sekolah memenuhi jadwal proses penyusunan
RAPBS-P dimulai dari penyusunan RAPBS-P untuk dibahas dan disepakati
bersama, yang mencerminkan prioritas pembangunan sekolah dikaitkan
dengan sasaran yang ingin dicapai. Selanjutnya RAPBS-P yang telah
disepakati bersama antara satuan pendidikan dan komite sekolah
mendapatkan pengesahan oleh Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah,
menjadi dasar bagi satuan pendidikan dan komite sekolah untuk
mengundang, menyampaikan dan memaparkan RAPBS-P kepada orang tua
dan/atau wali murid sampai dengan tercapainya persetujuan bersama dalam
musyawarah untuk mufakat sebagai bahan penyusunan APBS-P.
21
5. Penyusunan APBS-P harus tepat waktu, yaitu paling lambat tanggal 15
November Tahun Pelajaran berkenaan. Sejalan dengan hal tersebut, satuan
pendidikan dan komite sekolah memenuhi jadwal proses penyusunan APBS-P
dimulai dari penyusunan APBS-P untuk dibahas dan disepakati bersama,
yang mencerminkan prioritas pembangunan sekolah dikaitkan dengan
sasaran yang ingin dicapai. APBS-P yang telah disepakati bersama antara
satuan pendidikan dan komite sekolah setelah mendapatkan persetujuan
dengan orang tua dan/atau wali murid mendapatkan pengesahan oleh
Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah diketahui oleh Kepala Dinas bagi
SMP/SMA/SMK dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan bagi TK/SD
menjadi dasar bagi satuan pendidikan untuk melaksanakan program dan
kegiatannya.
6. Setiap proses tahapan penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P di
satuan pendidikan akan dilakukan asistensi dan verifikasi secara on-line oleh
Tim Asistensi dan Verifikasi Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P.
7. Dalam penyusunan RAPBS-P/APBS-P, satuan pendidikan dilarang untuk
menganggarkan kegiatan pada kelompok belanja langsung, apabila dari
aspek waktu dan tahapan pelaksanaan kegiatan tersebut diperkirakan tidak
cukup waktu penyelesaian kegiatan sampai dengan akhir tahun anggaran.
Tabel 1
Tahapan dan Jadwal
Proses Penyusunan RAPBS/APBS
No. TAHAPAN WAKTU URAIAN
1 Penyusunan RAPBS Bulan Juli-
Agustus
Dilaksanakan oleh satuan
pendidikan dan komite sekolah.
2 Penyampaian-Paparan
RAPBS
Bulan Agustus Dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
dan Ketua Komite Sekolah bersama-
sama dengan orang tua dan/atau
wali murid.
3 Pengesahan RAPBS Paling lambat
15 Agustus
Disahkan oleh Kepala Sekolah dan
Ketua Komite Sekolah.
4 Penyusunan APBS Bulan Agustus Dilaksanakan oleh satuan
pendidikan bersama dengan komite
sekolah.
5 Paparan APBS Bulan Agustus Dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
bersama-sama dengan Dinas
Pendidikan.
Dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
bersama-sama dengan UPTD
Pendidikan Kecamatan bagi TK/SD.
6 Pengesahan APBS Paling lambat
31 Agustus
Disahkan oleh Kepala Sekolah dan
Ketua Komite Sekolah, mengetahui
Kepala Dinas bagi SMP/SMA/SMK.
Disahkan oleh Kepala Sekolah dan
Ketua Komite Sekolah, mengetahui
Kepala UPTD Pendidikan
Kecamatan bagi TK/SD.
22
Tabel 2
Tahapan dan Jadwal
Proses Penyusunan RAPBS-P/APBS-P
No. TAHAPAN WAKTU URAIAN
1 Penyusunan RAPBS-P Bulan Oktober Dilaksanakan oleh satuan
pendidikan dan komite sekolah.
2 Penyampaian-Paparan
RAPBS-P
Bulan Oktober Dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
dan Ketua Komite Sekolah bersama-
sama dengan orang tua dan/atau
wali murid.
3 Pengesahan RAPBS-P Paling lambat
30 Oktober
Disahkan oleh Kepala Sekolah dan
Ketua Komite Sekolah.
4 Penyusunan APBS-P Bulan November Dilaksanakan oleh satuan
pendidikan bersama dengan komite
sekolah.
5 Paparan APBS-P Bulan November Dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
bersama-sama dengan Dinas
Pendidikan bagi SMP/SMA/SMK.
Dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
bersama-sama dengan UPTD
Pendidikan Kecamatan bagi TK/SD.
6 Pengesahan APBS-P Paling lambat
15 November
Disahkan oleh Kepala Sekolah dan
Ketua Komite Sekolah, mengetahui
Kepala Dinas bagi SMP/SMA/SMK.
Disahkan oleh Kepala Sekolah dan
Ketua Komite Sekolah, mengetahui
Kepala UPTD Pendidikan
Kecamatan bagi TK/SD.
VIII. HAL-HAL UMUM DAN KHUSUS LAINNYA
Satuan pendidikan dalam menyusun RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P, selain
memperhatikan kebijakan dan teknis penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-
P, juga memperhatikan hal-hal umum dan khusus, antara lain sebagai berikut:
HAL-HAL UMUM:
1. SILPA, Dana DAU, DAK, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, BOS, block grant,
dan dana APBN lainnya, Dana BOS Provinsi, Bantuan Keuangan, Hibah,
Bantuan Sosial, dan APBD Provinsi lainnya agar dipergunakan sesuai
peruntukan dan penggunaannya berdasarkan ketentuan yang telah diatur
menurut peraturan per-UU-an dan mengikuti Juklak-Juknis yang telah
ditetapkan;
2. Dana Operasional UPTD TU TK/SMA/SMK dipergunakan untuk operasional
sekolah (ex-rutin): langganan bulanan, jasa, dll.;
3. Dana P-BOS SD/SMP dipergunakan untuk: (i) operasional sekolah (ex-rutin):
langganan, jasa, dll.; (ii) belanja pegawai kegiatan sekolah dan kesiswaan guna
peningkatan mutu kualitas pendidikan dan karakter bangsa, seperti:
honorarium bulanan Tenaga Kependidikan Non-PNS (TKNP) sesuai dengan SPM
dan SNP, honorarium pengelola kegiatan, dll.; (iii) belanja barang dan jasa
kegiatan sekolah dan kesiswaan guna peningkatan mutu kualitas pendidikan
dan karakter bangsa, seperti: honorarium bulanan Guru Non-PNS (GNP) sesuai
dengan SPM dan SNP, bahan pakai habis, bahan/material, makanan dan
minuman, pemeliharaan, dll. yang menunjang pembelajaran baik intra maupun
23
ekstra kurikuler; dan (iii) belanja modal, diantaranya pengadaan barang,
seperti: komputer/laptop, LCD, printer, meubeleir, dll. Pengadaan barang ini
dianggarkan sebesar harga beli barang ditambah seluruh belanja yang terkait
dengan pengadaan barang (pejabat pengadaan, pejabat penerima hasil
pekerjaan, dll.).
4. Dana P-BOS SMA/SMK dipergunakan untuk: (i) belanja pegawai kegiatan
sekolah dan kesiswaan guna peningkatan mutu kualitas pendidikan dan
karakter bangsa, seperti: honorarium bulanan Tenaga Kependidikan Non-PNS
(TKNP) sesuai dengan SPM dan SNP, honorarium pengelola kegiatan, dll.; (ii)
belanja barang dan jasa kegiatan sekolah dan kesiswaan guna peningkatan
mutu kualitas pendidikan dan karakter bangsa, seperti: honorarium bulanan
Guru Non-PNS (GNP) sesuai dengan SPM, bahan pakai habis, bahan/material,
makanan dan minuman, pemeliharaan, dll. yang menunjang pembelajaran baik
intra maupun ekstra kurikuler; dan (iii) belanja modal, diantaranya pengadaan
barang, seperti: komputer/laptop, LCD, printer, meubeleir, dll. Pengadaan
barang ini dianggarkan sebesar harga beli barang ditambah seluruh belanja
yang terkait dengan pengadaan barang (pejabat pengadaan, pejabat penerima
hasil pekerjaan, dll.).
5. Kegiatan lainnya yang tidak termasuk Dana Operasional UPTD TU
TK/SMA/SMK, Dana P-BOS SD/SMP, dan Dana P-BOS SMA/SMK dianggarkan
sesuai dengan Nama Kegiatannya.
Contoh:
Pembangunan/Rehabilitasi/Pengadaan Sarana Prasarana Sekolah UPTD Pend. Kec./TK/SKB/SMP/SMA/SMK, dimasukkan ke dalam Jenis
Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Sekolah UPTD Pend. Kec./TK/SKB/-SMP/SMA/SMK;
Pembangunan/Rehabilitasi ini dianggarkan pada jenis belanja modal sebesar harga beli barang ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan barang sesuai dengan peraturan pengadaan barang/jasa,
diantaranya: pejabat/panitia pengadaan, pejabat/panitia penerima hasil pekerjaan, pengelolaan (perencanaan, pengawasan, dll.).
HAL-HAL KHUSUS:
1. Penyusunan RAPBS-P dan APBS-P dilakukan manakala terdapat perubahan
jenis dan/atau rincian belanja BL dan/atau BTL yang disebabkan perubahan:
(i) peruntukan; (ii) pergeseran anggaran; dan/atau (iii) penambahan anggaran
yang bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD Kota, partisipasi
masyarakat, pendapatan lain yang sah, maupun bantuan pihak ketiga;
2. Penganggaran yang bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD Kota,
pendapatan lain yang sah, maupun bantuan pihak ketiga dimasukkan ke dalam
RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P sesuai dengan peraturan per-UU-an yang
berlaku, sementara penganggaran yang bersumber dari dana partisipasi
masyarakat, yaitu: sumbangan sukarela tidak mengikat, sumbangan dunia
usaha/industri, dan sumbangan lainnya dimasukkan ke dalam RAPBS-P dan
APBS-P dipergunakan untuk: (i) peningkatan mutu dan/atau kualitas
pembelajaran; (ii) pendidikan karakter bangsa dan nasionalisme; dan/atau (iii)
kegiatan kesiswaan.
3. Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P untuk Tahun Anggaran 2016 dan
Tahun Anggaran 2017 agar dibedakan berdasarkan Tahun Anggaran
24
dikarenakan kebijakan yang berbeda terkait belanja pegawai, belanja barang
dan jasa, dan belanja modal, diantaranya:
a) Belanja Pegawai di P-BOS untuk Tahun Anggaran 2016 masih dapat
dipergunakan untuk Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan, sementara
untuk Tahun Anggaran 2017 tidak diperbolehkan untuk Honorarium
Panitia Pelaksana Kegiatan dan honor-honor lainnya kecuali yang telah
diatur berdasarkan Surat Edaran Sekretaris Daerah Kota Semarang
Nomor 050/2179 Perihal Revisi Renja SKPD 2017;
b) Belanja Modal di P-BOS untuk Tahun Anggaran 2016 masih dapat
dipergunakan untuk belanja modal dengan ketentuan maksimal belanja
Rp 50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah), kecuali ditentukan lain
dalam penganggaran, diantaranya belanja modal keperluan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Ujian Berbasis Komputer (UBK)
dan/atau Semarang Digital Class (SDC), sementara Belanja Modal di P-
BOS untuk Tahun Anggaran 2017 tidak dapat dipergunakan untuk
belanja modal, dikarenakan semua belanja modal di Tahun 2017
diwadahi di dalam Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi/Pengadaan
Sarana Prasarana Sekolah UPTD Pend. Kec./TK/SMP/SMA/SMK;
c) Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi/Pengadaan Sarana Prasarana
Sekolah UPTD Pend. Kec./TK/SMP/SMA/SMK, diperuntukkan dengan
sub kegiatan:
1) Pembangunan Ruang Kepala Sekolah/Ruang Guru/Ruang TU/-
Ruang Kelas Baru/Perpustakaan/Laboratorium/UKS/KM/WC/-
Pagar/Aula/Taman/Halaman Sekolah/Tempat Parkir/Gudang/-
Pintu Gerbang/Tempat Ibadah (Masjid/Mushalla)/Talut/-
Sanitasi/Bak Air/dll. yang berkenaan dengan pembangunan
baru di Sekolah UPTD Pend. Kec./TK/SMP/SMA/SMK;
Contoh:
Pembangunan Pagar SDN Jomblang 03;
Pavingisasi Halaman SMPN 12 Semarang;
Pembangunan KM/WC SMAN 10 Semarang; dll.
2) Rehabilitasi Ruang Kepala Sekolah/Ruang Guru/Ruang TU/-
Ruang Kelas Baru/Perpustakaan/Laboratorium/UKS/KM/WC/-
Pagar/Aula/Taman/Halaman Sekolah/Tempat Parkir/Gudang/-
Pintu Gerbang/Tempat Ibadah (Masjid/Mushalla)/Talut/-
Sanitasi/Bak Air/dll. yang berkenaan dengan rehabilitasi
(perbaikan) di Sekolah UPTD Pend. Kec./TK/SMP/SMA/SMK;
Contoh:
Rehabilitasi Atas Gedung SDN Wonolopo 02;
Rehabilitasi Tempat Ibadah SMPN 37 Semarang;
Rehabilitasi KM/WC SMKN 4 Semarang; dll.
3) Pengadaan Meubelair/Komputer/LCD/Printer/Buku/dll. yang
berkenaan dengan pengadaan barang yang memenuhi syarat dan
ketentuan belanja modal di Sekolah UPTD Pend.
Kec./TK/SMP/SMA/SMK.
Contoh:
25
Pengadaan Meubelair SDN Kemijen 04;
Pengadaan Komputer SMPN 17 Semarang;
Pengadaan Alat UKS/PMR/PKS/PRAMUKA/Dll SMAN 5
Semarang;
Pengadaan CD/VCD/DVD Pembelajaran SMPN 21
Semarang;
Pengadaan Buku/Kepustakaan SMKN 10 Semarang; dll.
IX. PENUTUP
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) pada
Satuan Pendidikan Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017 disusun sebagai dasar acuan dalam penyusunan
perencanaan dan penganggaran program kegiatan di satuan pendidikan.
Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini akan diatur kemudian.
Ditetapkan di : Semarang Pada Tanggal : 13 Juni 2016
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
KOTA SEMARANG
Drs. BUNYAMIN, M.Pd. Pembina Utama Muda
NIP. 19620206 198703 1 013
26
Form 1
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS) *) (TK/SD/SMP/SMA/SMK) NEGERI **)
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN
Keterangan: *) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) atau Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Perubahan (RAPBS-P) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Perubahan (APBS-P).
**) Contoh: SDN Pedurungan Tengah 01
Logo
Sekolah
27
Form 2
LEMBAR PENGESAHAN *)
Pada Hari ini, ...................... Tanggal ......................................... Bulan .................................... Tahun Dua Ribu Lima Belas (......../......../..........),
telah disetujui dan disahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) **)
Tahun Pelajaran 2016/2017
Ketua Komite ........................................................
NAMA LENGKAP
Kepala Sekolah ........................................................
NAMA LENGKAP
NIP. ................................................
Keterangan: *) untuk TK/SD/SMP/SMA/SMK. **) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Perubahan (RAPBS-P).
28
Form 3
LEMBAR PENGESAHAN *)
Pada Hari ini, ..................... Tanggal ......................................... Bulan .................................... Tahun Dua Ribu Lima Belas (......../......../..........),
setelah mendapatkan saran dan masukan dari orang tua dan/atau wali murid, telah disetujui dan disahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) **)
Tahun Pelajaran 2016/2017
Ketua Komite ........................................................
NAMA LENGKAP
Kepala Sekolah ........................................................
NAMA LENGKAP NIP. ................................................
Mengetahui:
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang
NAMA LENGKAP
NIP. ................................................
Keterangan: *) untuk satuan pendidikan SMP/SMA/SMK. **) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Perubahan (APBS-P).
29
Form 4
LEMBAR PENGESAHAN *)
Pada Hari ini, ...................... Tanggal ......................................... Bulan .................................... Tahun Dua Ribu Lima Belas (......../......../..........),
setelah mendapatkan saran dan masukan dari orang tua dan/atau wali murid, telah disetujui dan disahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) **)
Tahun Pelajaran 2016/2017
Ketua Komite ........................................................
NAMA LENGKAP
Kepala Sekolah ........................................................
NAMA LENGKAP
NIP. ................................................
Mengetahui: Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan .......................................
NAMA LENGKAP NIP. ................................................
Keterangan: *) untuk satuan pendidikan TK/SD.
**) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Perubahan (APBS-P).
30
Form 5
(TK/SD/SMP/SMA/SMK) NEGERI
Visi: ........................................................................................................................
Misi:
1. ................................................................................................................ 2. ................................................................................................................
3. ................................................................................................................
Tujuan: 1. ................................................................................................................
2. ................................................................................................................ 3. ................................................................................................................
Logo
Sekolah
31
Form 6
STRUKTUR ORGANISASI *)
Keterangan: *) Struktur Organisasi mengikuti Struktur Organisasi masing-masing Satuan Pendidikan dan dapat di-upload melalui sistem APBS on-line.
URS. KURIKULUM ..........................
URS. KESISWAAN
.......................... URS. PEMBIAYAAN
DAN PENGELOLAAN
..........................
URS. SARANA PRASARANA
..........................
PENANGGUNG JAWAB PKG
..........................
PENANGGUNG JAWAB DAPODIK
..........................
KEPALA SEKOLAH
..........................
KETUA KOMITE
.......................... KEPALA TATA USAHA
.......................... WAKIL KEPALA SEKOLAH
..........................
URS. ..................
..........................
32
Form 7
DATA UMUM SEKOLAH
1 IDENTITAS SEKOLAH
Nama Sekolah Alamat Lengkap
Telepon Fax.
E-mail Website
NSS NPSN
: :
: :
: :
: :
(TK/SD/SMP/SMA/SMK) NEGERI Jl. ....................................................................... Semarang
Kel. ............................................... Kec. ..............................................
024 .............................
024 .............................
.............................
.............................
.............................
.............................
2 JUMLAH KELAS Kelas ...
Kelas ... Kelas ...
... Dstnya
: :
: :
:
............................. ruang
............................. ruang
............................. ruang
............................. ruang
.............................
3 JUMLAH PESERTA DIDIK
Kelas ... Kelas ...
Kelas ... ... Dstnya
:
: :
: :
............................. orang
............................. orang
............................. orang
............................. orang
.............................
4 JUMLAH PESERTA DIDIK MISKIN Kelas ...
Kelas ... Kelas ...
... Dstnya
: :
: :
:
............................. orang
............................. orang
............................. orang
............................. orang
.............................
5 JUMLAH PENDIDIK Gol II
Gol III Gol IV
Non-PNS Tenaga Pendidik
: :
: :
:
............................. orang
............................. orang
............................. orang
............................. orang
............................. orang
33
6 JUMLAH TENAGA KEPENDIDIKAN Gol I
Gol II Gol III
Gol IV Non-PNS Tenaga Kependidikan
: :
: :
: :
............................. orang
............................. orang
............................. orang
............................. orang
............................. orang
............................. orang
7 ASET SEKOLAH Status Tanah
Luas Tanah Luas Bangunan
Listrik Internet
:
: :
: :
............................. (Negara/HM/HGB/Adat/Lainnya)
............................. M2
............................. M2
............................. Watt
............................. Mbps
34
Form 8
URAIAN KALENDER PENDIDIKAN (TK/SD/SMP/SMA/SMK) NEGERI **)
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
NO TANGGAL
URAIAN KEGIATAN
Mulai Selesai
1 Tanggal-Bulan-Tahun Tanggal-Bulan-Tahun
2 Tanggal-Bulan-Tahun Tanggal-Bulan-Tahun
3 Tanggal-Bulan-Tahun Tanggal-Bulan-Tahun
4 Tanggal-Bulan-Tahun Tanggal-Bulan-Tahun
5 Tanggal-Bulan-Tahun Tanggal-Bulan-Tahun
6 Tanggal-Bulan-Tahun Tanggal-Bulan-Tahun
7
...
Keterangan: **) Contoh: SDN Pedurungan Tengah 01
35
Form 9 REKAPITULASI APBS *)
PENERIMAAN PENGELUARAN
NO. KODE URAIAN JUMLAH
NO. KODE URAIAN JUMLAH
Rp Rp
I 00 Sisa Anggaran Tahun Ajaran Lalu
I 5.1 Belanja Tidak Langsung
II 01 APBN 5.1.1 Belanja Pegawai
01.01 DAU 5.2 Belanja Langsung
01.02 DAK 5.2.1 Belanja Pegawai
01.03 Dekonsentrasi 5.2.1.01 PNS
01.04 Tugas Pembantuan 5.2.1.02 Non-PNS
01.05 BOS 5.2.1.02.02 Tenaga Kependidikan Non-PNS (TKNP)
01.06 Block Grant 5.2.2 Belanja Barang dan Jasa
01.07 APBN Lainnya 5.2.2.48.02 Belanja Jasa Guru Non-PNS (GNP)
III 02 APBD Provinsi 5.2.3 Belanja Modal
02.01 BOS Provinsi
02.02 Bantuan Keuangan
02.03 Hibah
02.04 Bantuan Sosial
02.05 APBD Provinsi Lainnya
IV 03 APBD Kota
03.01 Dana Operasional Sekolah
03.02 Pendampingan BOS
03.03 Biaya Bahan Praktek
03.04 APBD Kota Lainnya
V 04 Partisipasi Masyarakat
04.01 Sumbangan Sukarela Tidak Mengikat
04.02 Sumbangan Operasional Sekolah
36
04.03 Sumbangan Investasi Sekolah
04.04 Sumbangan Dunia
Usaha/Industri
04.05 Sumbangan Lainnya
VI 05 Pendapatan Lain Yang Sah
05.01 Jasa Produksi
05.02 Hasil Sewa
05.03 Kerjasama dgn Pihak Ketiga
05.04 Pendapatan Lainnya
VII 06 Bantuan Pihak Ketiga
06.01 Bantuan Luar Negeri
06.02 Bantuan
Total Total
Keterangan: *) atau RAPBS/RAPBS-P/APBS-P.
37
Form 10
RINCIAN BELANJA TIDAK LANGSUNG (BTL)
KODE URAIAN KEGIATAN JUMLAH
KETERANGAN Rp
5.1.1 Belanja Pegawai
5.1.1.01 Gaji dan Tunjangan
01 Gaji Pokok PNS
02 Tunjangan Keluarga
03 Tunjangan Jabatan
04 Tunjangan Fungsional
05 Tunjangan Fungsional Umum
06 Tunjangan Beras
07 Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus
08 Pembulatan Gaji
09 Iuran Asuransi Kesehatan
5.1.1.02 Tambahan Penghasilan PNS
01 Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja
02 Tambahan Penghasilan Berdasarkan Tempat Bertugas
03 Tambahan Penghasilan Berdasarkan Kondisi Kerja
04 Tambahan Penghasilan Berdasarkan Kelangkaan Profesi
05 Tambahan Penghasilan Berdasarkan Prestasi Kerja
06 Tambahan Penghasilan Guru Non Sertifikasi
07 Tunjangan Profesi Guru
Total
38
Form 11
RINCIAN BELANJA LANGSUNG (BL)
KODE REK.
PROGRAM-KEGIATAN VOLUME SATUAN
SATUAN
HARGA JUMLAH
SUMBER DANA
APBN APBD PROV
APBD KOTA
PARTISIPASI MASY.
PENDAPATAN LAIN YG. SAH
BANTUAN PIHAK III
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
01 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Operasional UPTD TU TK/SMA/SMK
2016
5.2.1 Belanja Pegawai
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa
5.2.3 Belanja Modal
2017
5.2.1 Belanja Pegawai
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa
5.2.3 Belanja Modal
15 PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Pembangunan/Rehabilitasi Gedung TK
5.2.1 Belanja Pegawai
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa
5.2.3 Belanja Modal
16 PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN
BOS SD/SMP
5.2.1 Belanja Pegawai
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa
5.2.3 Belanja Modal
Pendampingan BOS SD/SMP
2016
5.2.1 Belanja Pegawai
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa
5.2.3 Belanja Modal
2017
5.2.1 Belanja Pegawai
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa
5.2.3 Belanja Modal
Pembangunan/Rehabilitasi/Pengadaan Sarpras SD/SMP
2016
5.2.3 Belanja Modal
39
2017
5.2.3 Belanja Modal
Dstnya ...
17 PROGRAM PENDIDIKAN MENENGAH
BOS SMA/SMK
5.2.1 Belanja Pegawai
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa
5.2.3 Belanja Modal
Pendampingan BOS SMA/SMK
2016
5.2.1 Belanja Pegawai
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa
5.2.3 Belanja Modal
2017
5.2.1 Belanja Pegawai
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa
5.2.3 Belanja Modal
Pembangunan/Rehabilitasi/Pengadaan Sarpras SMA/SMK
2016
5.2.3 Belanja Modal
2017
5.2.3 Belanja Modal
Dstnya ...
40
Form 12
TOTAL PENGELUARAN PER-SUMBER DANA
JENIS BELANJA
SUMBER DANA
JUMLAH % APBN APBD PROV APBD KOTA
PARTISIPASI MASY.
PENDAPATAN LAIN YG. SAH
BANTUAN PIHAK III
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Belanja Pegawai
- PNS
- Non-PNS
- Tenaga Kependidikan Non-PNS (TKNP)
Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Jasa Guru Non-PNS (GNP)
Belanja Modal
TOTAL
Ketua Komite
........................................................
NAMA LENGKAP
Kepala Sekolah
........................................................
NAMA LENGKAP NIP. ................................................
Bendahara
........................................................
NAMA LENGKAP
NIP. ................................................
41
Form 13
NOTULEN RAPAT
Hari, tanggal : ..........................., .................................................. Waktu : ........................ s.d. ....................... WIB
Tempat : ............................................................................. Agenda : RAPAT PENYAMPAIAN DAN PAPARAN
RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (RAPBS) *)
Pimpinan Rapat : .............................................................................
Peserta : sekolah, komite sekolah, orang tua dan/atau wali murid Hadir : ...................... orang
Tidak Hadir : ...................... orang Keterangan : Daftar Hadir terlampir.
Hasil Rapat :
NO URAIAN
1
2
3
4
5
...
Ketua Komite ....................................
NAMA LENGKAP
Kepala Sekolah .................................
NAMA LENGKAP
NIP. ...............................
Perwakilan Orang tua dan/atau
Wali murid
NAMA LENGKAP
Keterangan: *) atau RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH PERUBAHAN (RAPBS-P).
42
Form 14
DAFTAR HADIR RAPAT
Hari, tanggal : ..........................., .................................................. Waktu : ......................... s.d. ........................ WIB
Tempat : ............................................................................. Agenda : RAPAT PENYAMPAIAN DAN PAPARAN
RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (RAPBS) *)
NO NAMA TANDA TANGAN
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
... ...
Kepala Sekolah .................................
NAMA LENGKAP
NIP. ...............................
Keterangan: *) atau RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH PERUBAHAN (RAPBS-P).