PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus,...

155
PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN AUDIT TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERATING SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Amna Suresti NIM: 1111082000085 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H / 2015M

Transcript of PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus,...

Page 1: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN

AUDIT TENURE TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN KOMITE

AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERATING

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Amna Suresti

NIM: 1111082000085

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1436H / 2015M

Page 2: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Page 3: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Page 4: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 5: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Page 6: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Amna Suresti

2. Tempat, Tanggal Lahir : DKI Jakarta, 8 Oktober 1993

3. Alamat : RSN Cipinang Besar Selatan

No.401B Rt.016 Rw.005

Kelurahan : Cipinang Besar Selatan

Kecamatan: Jatinegara

Kotamadya: Jakarta Timur

Kode pos :13410

4. Telepon : 081288193206

5. Email : [email protected]

[email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 04 Bidaracina Jakarta (1999 – 2005)

2. SMP Negeri 36 Jakarta (2005 – 2008)

3. SMK Negeri 22 Jakarta – Akuntansi (2008 – 2011)

4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

– S1 Akuntansi

(2011 – 2015)

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Generasi Baru Bank Indonesia (GENBI)

2. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

3. OSIS SMP Negeri 36 Jakarta

Page 7: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

vii

IV. PENGALAMAN KERJA

1. PT. Indomilk, Tbk – Praktek Kerja Industri : September – Oktober 2010

2. PT. Astra International, Tbk – Praktek

Kerja Industri

: Maret – April 2011

3. The Ritz Carlton Pasiffic Place – Greeter in

Catering and Conference Sales Department

: Juli 2011 – Agustus 2012

4. Kementerian Agama RI – Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

: Januari 2015 – Sekarang

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di

Negeri Bahari” (2012)

2. Seminar Biannual Foreign Language Association National Competition

“Pengaruh Bahasa Asing Dalam Pengembangan SDM Untuk Menghadapi

Era Globalisasi” (2013)

3. Seminar dan Workshop Roadshow “Kompas Saba Kampus” Universitas

Indonesia. (2014)

4. Workshop “Industri Syariah Pada Era Persaingan Global” (2014)

5. Workshop Simulasi Pasar Modal “Take Your Chance, Get Knowledge,

Grab Your Gain”. (2014)

6. Seminar Nasional Accounting Fair “Kredibilitas Akuntan Dalam

Menghadapi Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia” (2014)

7. Pelatihan Penulisan Komunitas Generasi Baru Bank Indonesia (2015)

Page 8: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

viii

ABSTRACT

This research aims to find empirical evidences regarding the impact of

workload, auditor industry specialization and audit tenure on audit quality. This

research also examine whether the audit committee can strengthen or weaken the

impact of workload, auditor industry specialization and audit tenure on audit

quality.

This research used sample of manufacturing industry which is listed in

Indonesia Stock Exchange during 2011-2013 period. The number of

manufacturing industry that had became in this study were consisted of 70

companies with 3 years observation. This research based on purposive sampling

method. The total of research samples are 210 financial statements. Hypothesis in

this research were tested by multiple regression analysis and MRA (Moderated

Regression Analysis).

The results of this research indicate that workload and audit committee give

impact on audit quality significantly. Auditor industry specialization and audit

tenure do not impact on audit quality significantly. This research find evidence

that interaction between workload and audit committee give impact on audit

quality significantly. The interaction between the audit tenure and audit committee

also give impact on audit quality significantly.

Keywords: Audit Quality, Workload, Auditor Industry Specialization, Audit

Tenure, Audit Committee, Earnings Management.

Page 9: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

workload, auditor spesialisasi industri, dan audit tenure terhadap kualitas audit.

Penelitian ini juga akan menguji apakah komite audit dapat memperkuat atau

memperlemah pengaruh workload, auditor spesialisasi industri, dan audit tenure

terhadap kualitas audit.

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013. Jumlah perusahaan

manufaktur yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 70 perusahaan dengan

pengamatan selama 3 tahun. Penelitian ini berdasarkan metode purposive

sampling. Total sampel penelitian ini adalah 210 laporan keuangan. Pengujian

hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dan

MRA (Moderated Regression Analysis).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa workload dan komite audit

berpengaruh terhadap kualitas audit secara signifikan, sedangkan auditor

spesialisasi industri dan audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Penelitian ini menemukan bukti bahwa interaksi antara workload dengan komite

audit berpengaruh terhadap kualitas audit secara signifikan. Interaksi antara audit

tenure dengan komite audit juga terbukti berpengaruh signifikan terhadap kualitas

audit.

Kata kunci: Kualitas Audit, Beban Kerja, Auditor Spesialisasi Industri, Audit

Tenure, Masa Perikatan Audit, Komite Audit, Manajemen Laba.

Page 10: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

x

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillaahirabbil‟aalamiin.

Tiada kata yang patut saya sampaikan kecuali rasa syukur yang sedalam-

dalamnya ke hadirat Allah SWT Sang Pencipta Alam Raya, Yang Maha Agung,

Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Workload, Auditor Spesialisasi Industri Dan Audit Tenure Terhadap Kualitas

Audit Dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderating”. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi

Muhammad SAW, rahmatan lil „alamiin yang telah mengubah kegelapan menjadi

terang benderang bagi kehidupan ummat manusia di dunia maupun akhirat.

Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih terdapat banyak kekurangan. Kesuksesan dan keberhasilan saya dalam

menyusun skripsi ini tak luput dari bantuan berbagai pihak, baik dari dosen,

keluarga maupun rekan-rekan seperjuangan. Dengan segenap kerendahan dan

ketulusan hati yang paling dalam, saya menyampaikan untaian beribu ucapan

terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-setingginya kepada :

1. Mama tercinta Farida Hanum. Terima kasih atas untaian doa, cinta, kasih

sayang, pengorbanan dan dukungannya baik moril maupun material yang

telah diberikan selama ini, sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan khusus untuk mama. Untuk ayah,

Yulianus, terima kasih doanya. Semoga lekas sembuh.

2. Kedua kakak tercinta, Dewi Laras dan Mutia Sarah serta kedua adik tercinta,

Resti Nurmala dan Rama Gala Dewa, yang senantiasa mendoakan dan

memberikan dukungan untuk kesuksesan saya. Semoga kakak dan adik

semua juga dapat secepatnya menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. Yahya Hamja, selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat, semangat, motivasi

dan bimbingan terbaiknya selama penulisan skripsi ini. Terima kasih atas

ilmu yang telah Bapak berikan.

Page 11: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

xi

6. Ibu Soliyah Wulandari, SE., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing II yang

senantiasa meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi kritik dan saran,

serta bimbingan terbaiknya selama penulisan skripsi ini. Terima kasih atas

saran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya

sidang skripsi.

7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya

selama menempuh masa studi.

8. Rekan-rekan di Kementerian Keuangan RI, khususnya Bapak Taufiq

Sukmawan dari Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP), yang

telah berkenan memberikan data berupa laporan tahunan KAP.

9. Rekan-rekan Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah yang telah memberikan saran, dukungan, motivasi dan

bimbingannya selama skripsi ini.

10. Yayasan Beasiswa Jakarta (YBJ), Beasiswa Generasi Bank Indonesia

(GENBI), Social Trust Fund UIN. Terima kasih atas bantuan dana beasiswa

sehingga saya dapat menyelesaikan perkuliahan.

11. Ody Faisal, terimakasih atas partisipasi, doa, dukungan dan segala bantuan

selama penyusunan skripsi.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan Selviani Fauzi, Mustika Dewi, Junita

Muhayati, Tri Wahyuni, Rista Wahyuni, Anissa Rabani Mansy , Rahma

Helmi, Wandayani Nurfadillah, dan seluruh keluarga besar akuntansi kelas C

(akukece), terimakasih atas support kalian, sukses untuk kita semua.

13. Rekan-rekan seperjuangan Akuntansi 2011. Terima kasih telah menjadi

teman terbaik dalam menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Sukses untuk kita semua.

14. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima

kasih telah banyak membantu, mendukung dan mendoakan saya dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Sehubungan dengan keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang

dimiliki, saya benar-benar menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

dari berbagai pihak.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, April 2015

Amna Suresti

Page 12: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vi

ABSTRACT ............................................................................................................... viii

ABSTRAK .................................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .................................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 13

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ........................... 13

1. Teori Keagenan (Agency Theory) ..................................................... 13

2. Kualitas Audit ................................................................................... 17

Page 13: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

xiii

3. Beban Kerja (Workload) ................................................................... 21

4. Auditor Spesialisasi Industri ............................................................ 22

5. Audit Tenure ..................................................................................... 24

6. Komite Audit .................................................................................... 26

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ........................... 31

1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit ................................. 31

2. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Kualitas Audit .... 33

3. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit ............................. 35

4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ............................ 36

5. Pengaruh Interaksi Antara Workload Dengan Komite Audit

Terhadap Kualitas Audit ................................................................... 38

6. Pengaruh Interaksi Antara Auditor Spesialisasi Industri Dengan

Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ............................................ 39

7. Pengaruh Interaksi Antara Audit Tenure Dengan Komite Audit

Terhadap Kualitas Audit ................................................................... 40

C. Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 41

D. Kerangka Berpikir .................................................................................. 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 46

A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 46

B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................... 47

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 48

D. Metode Analisis Data ............................................................................. 48

1. Statistik Deskriptif............................................................................ 48

2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 49

3. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 52

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 56

Page 14: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

xiv

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................... 63

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 63

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................... 65

1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................. 65

2. Analisis Uji Asumsi Klasik .............................................................. 68

3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 74

C. Pembahasan ............................................................................................ 88

1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit .................................. 88

2. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Kualitas Audit .... 91

3. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit ............................. 93

4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ............................ 95

5. Pengaruh Interaksi Antara Workload Dengan Komite Audit

Terhadap Kualitas Audit ................................................................... 97

6. Pengaruh Interaksi Antara Auditor Spesialisasi Industri Dengan

Komite Audit Terhadap Kualitas Audit ............................................ 98

7. Pengaruh Interaksi Antara Audit Tenure Dengan Komite Audit

Terhadap Kualitas Audit ................................................................. 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 102

A. Kesimpulan .......................................................................................... 102

B. Saran ..................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 104

LAMPIRAN ............................................................................................................. 107

Page 15: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Akuntan Publik Berdasarkan Status Tahun 2014 ................ 3

Tabel 1.2 Jumlah Akuntan Publik di Kawasan ASEAN .................................. 4

Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................... 41

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian .................................................... 62

Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ............................................ 64

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ......................................................................... 65

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov .............. 68

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah

Transformasi .................................................................................. 69

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Glejser ............................... 71

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Dengan Uji Lagrange Multiplier .............. 73

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Uji VIF .................................. 74

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 75

Tabel 4.9 Hasil Uji F ..................................................................................... 76

Tabel 4.10 Hasil Uji t ...................................................................................... 77

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi H5 .............................................. 79

Tabel 4.12 Hasil Uji F H5 ................................................................................ 80

Tabel 4.13 Hasil Uji t H5 ................................................................................. 80

Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi H6 .............................................. 82

Tabel 4.15 Hasil Uji F H6 ................................................................................ 83

Tabel 4.16 Hasil Uji t H6 ................................................................................. 83

Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi H7 .............................................. 85

Tabel 4.18 Hasil Uji F H7 ................................................................................ 86

Tabel 4.19 Hasil Uji t H7 ................................................................................. 86

Page 16: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

Gambar 1.1 Struktur Usia Akuntan Publik .......................................................... 3

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Histogram ........................... 70

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot ........................ 70

Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Scatterplot ................... 72

Page 17: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ................... 108

Lampiran 2 Data yang Diolah .......................................................................... 111

Lampiran 3 Hasil Output SPSS 20 .................................................................. 132

Lampiran 4 Surat Penelitian ke PPAJP ........................................................... 138

Page 18: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

1

1BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Di era globalisasi, dunia bisnis terus menerus berkembang. Begitu pula

dengan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal tersebut mengakibatkan

peran Akuntan Publik semakin berat dan menantang. Salah satu peran

Akuntan Publik yaitu auditing memainkan peranan penting tidak hanya dalam

dunia bisnis saja, tapi juga dalam pemerintahan dan ekonomi di setiap Negara.

Auditing sebagai lapangan pekerjaan menawarkan peluang untuk suatu karir

yang menantang dan dihargai dalam bidang Akuntan Publik, industri, serta

pemerintahan (Boynton, et. al., 2006:3).

Di Indonesia, profesi Akuntan Publik merupakan salah satu jenis

profesi yang mampu memberikan peluang yang besar dalam dunia kerja.

Perkembangan yang dialami oleh perusahaan-perusahaan go-public maupun

non go-public mengakibatkan peningkatan permintaan atas jasa audit.

Perusahaan non go-public dihadapkan oleh beberapa peraturan pemerintah

seperti Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(UUPT), yakni dalam pasal 68 ayat 1 diatur bahwa laporan keuangan bagi

Perseroan dengan aset di atas 50 milyar rupiah wajib diaudit.

Peraturan serupa diterapkan pada Peraturan Bank Indonesia

No.7/2/PBI/2005 yang mengatur peraturan internal kepada setiap bank yang

mengharuskan setiap debiturnya yang memiliki pinjaman minimal sebesar 5

Page 19: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

2

milyar rupiah wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah

diaudit kepada bank tersebut. Peraturan Bank Indonesia No. 8/20/PBI/2006

pasal 4 juga mewajibkan bagi BPR yang mempunyai total aset 10 milyar

rupiah atau lebih menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit.

Di samping itu, perusahaan-perusahaan go-public juga diwajibkan

diaudit oleh Akuntan Publik. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

“Peraturan Pasar Modal” mengatur semua perusahaan yang terdaftar dalam

pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan dan laporan auditor

independen secara berkala kepada BAPEPAM dan mengumumkan kepada

masyarakat. Apabila perusahaan terlambat menyampaikan laporan maka

dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

dalam undang-undang.

Beberapa regulasi pemerintah tersebut itulah yang mendasari

kebutuhan wajib atas jasa audit. Jadi, ketika perkembangan industri semakin

pesat maka semakin besar pula permintaan akan jasa audit. Namun kondisi

yang terjadi saat ini, permintaan akan jasa audit yang semakin besar tidak

sepadan dengan pertumbuhan jumlah Akuntan Publik yang relatif lamban.

Berdasarkan informasi dari website Sekretariat Jendral Kementerian

Keuangan RI, jumlah Akuntan Publik di Indonesia pada Juni 2010 berjumlah

918 orang Akuntan Publik dengan struktur usia sebesar 37% berusia di atas 60

tahun, atau secara keseluruhan sebesar 64% berusia di atas 50 tahun. Kondisi

ini sangat memprihatinkan sebab jumlah Akuntan Publik yang didominasi

Page 20: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

3

oleh kalangan lanjut usia tidak sebanding dengan jumlah Akuntan Publik

muda sebagai generasi penerus Akuntan Publik yang pensiun.

Gambar 1.1

Struktur Usia Akuntan Publik

Sampai dengan Februari 2014, data Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa

Penilai (PPAJP) menunjukan bahwa Akuntan Publik yang aktif di Indonesia

berjumlah 944 orang dari 1075 yang terdaftar. Selain itu tercatat pula hanya

terdapat 383 KAP yang aktif dari 961 KAP yang terdaftar. Hal ini

menggambarkan bahwa pertumbuhan jumlah Akuntan Publik di Indonesia

sangat lambat yaitu meningkat hanya sebanyak 157 orang saja selama 5 tahun

dengan struktur usia dibawah 30 tahun hanya sebesar 1%.

Tabel 1.1

Jumlah Akuntan Publik Berdasarkan Status Tahun 2014

Status Akuntan Publik Jumlah

Aktif 944 AP

Cuti 55 AP

Mengundurkan Diri 16 AP

Tidak Aktif 5 AP

Sanksi Pembekuan 1 AP

Izin Akuntan Publik yang tidak berlaku lagi 25 AP

Meninggal Dunia 29 AP

Total 1075 AP

Sumber : PPAJP (2014)

Page 21: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

4

Apabila membandingkan jumlah Akuntan Publik di Indonesia dengan

jumlah Akuntan Publik di Negara tetangga di kawasan ASEAN, maka akan

semakin jelas sekali bahwa jumlah Akuntan Publik di Indonesia yang kurang

dari 1.000 orang untuk Negara yang berpenduduk 230 juta jiwa relatif sedikit

dan kurang memadai untuk memenuhi tingginya permintaan jasa Akuntan.

Tabel 1.2

Jumlah Akuntan Publik di Kawasan ASEAN

No Negara Jumlah Penduduk Jumlah Akuntan Publik

1 Singapura 5 juta jiwa 15.000 orang

2 Filipina 88 juta jiwa 15.000 orang

3 Thailand 66 juta jiwa 6.000 orang

4 Malaysia 25 juta jiwa 2.500 orang

5 Vietnam 85 juta jiwa 1.500 orang

6 Indonesia 230 juta jiwa 929 orang

Sumber: Okezone Economy (2010)

Dengan demikian wajar saja apabila jumlah akuntan publik yang

terdaftar di BAPEPAM untuk mengaudit emiten-emiten pasar modal tidak

seimbang dengan jumlah emiten yang terdaftar. Sampai dengan November

2014, Akuntan Publik yang aktif tercatat hanya 456 orang untuk mengaudit

laporan keuangan 503 emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kondisi dimana jumlah Akuntan Publik yang tidak sebanding dengan

jumlah permintaan jasa audit ini memunculkan kemungkinan bahwa sebuah

KAP akan menangani klien yang sangat banyak. Hal tersebut mengakibatkan

munculnya beban kerja yang berat bagi auditor. Beban kerja (workload)

seorang auditor dapat muncul akibat jumlah klien yang harus ditangani oleh

auditor tidak seimbang dengan terbatasnya waktu yang tersedia dalam

melaksanakan proses audit (Setiawan dan Fitriany, 2011:38).

Page 22: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

5

Menurut Lopez dan Peters (2012:358), workload merupakan “busy

season” yang terjadi pada awal tahun karena umumnya perusahaan memiliki

fiscal years yang berakhir pada bulan Desember. Maka Akuntan Publik

memiliki tanggung jawab tidak hanya memperhatikan banyaknya klien,

namun juga perlu memperhatikan terbatasnya waktu untuk menyelesaikan

proses audit. Keputusan BAPEPAM No.36/PM/2003 telah mengatur

kewajiban tiap emiten menyampaikan laporan keuangan auditan (yang telah

diaudit) selambat lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal

laporan keuangan.

Hasil pengolahan data dari laporan KAP ke PPAJP dalam Setiawan dan

Fitriany (2011:47) mengemukakan bahwa terdapat beberapa KAP memiliki

rasio perikatan per-partner yang sangat tinggi yaitu menangani 191 perikatan

per tahun. Rata-rata partner menangani 44 klien dalam satu tahun dengan rata-

rata revenue 21,2 juta dan rata-rata setiap klien ditangani oleh 2 orang staff

auditor. Apabila partner dan staf auditor memiliki beban kerja yang

berlebihan, maka mereka tidak mungkin memiliki waktu yang cukup untuk

melaksanakan dan atau mengawasi serta meninjau prosedur audit yang tepat,

sehingga akibatnya akan merusak kualitas audit (PCAOB, 2013:17 dalam

Buchheit dan Buslepp, 2014:3).

Adityasih (2010:3) juga berpendapat bahwa jumlah klien (audit

capacity) yang ditangani oleh auditor akan mempengaruhi kualitas audit yang

dihasilkan. Banyaknya jumlah klien ini menimbulkan workload yang tinggi

bagi auditor dan ketatnya time budgets dapat menurunkan kemampuan auditor

Page 23: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

6

untuk menemukan kesalahan material dan melaporkan pelanggaran dalam

sistem akuntansi klien. Menurut Lopez dan Peters (2012:140) kondisi tersebut

meningkatkan peluang bagi manajer untuk memanipulasi proses keuangan.

Hal ini mengindikasikan bahwa workload ditambah dengan terbatasnya waktu

audit dapat menurunkan kualitas audit.

Namun, tidak terbatasnya waktu audit pun terbukti juga menurunkan

kualitas audit. Kasus yang dialami oleh perusahaan Enron merupakan salah

satu skandal akuntansi terbesar di dunia yang telah runtuh dan diduga akibat

perikatan audit yang panjang dengan Kantor Akuntan Publik Internasional

Arthur Anderson. Kasus Enron ini melibatkan Chief Executive Officier (CEO),

Dewan Komisaris, Komite Audit, Auditor Internal sampai Auditor Eksternal

dan menempatkan auditor sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas

kegagalan audit. Kegagalan audit tersebut diduga diakibatkan karena KAP

Arthur Anderson menjalin perikatan audit dengan perusahaan Enron selama

lebih dari 20 tahun (Siregar et. al., 2012:1).

Masa perikatan audit yang panjang antara Enron dengan KAP Arthur

Anderson memunculkan persepsi bahwa masa perikatan audit atau audit

tenure yang panjang meningkatkan kedekatan emosional. Kedekatan

emosional antara auditor dengan klien menjadi ancaman yang diyakini

berdampak negatif terhadap independensi auditor dalam mendeteksi dan

melaporkan kesalahan material pada laporan keuangan yang memunculkan

skandal-skandal pelanggaran keuangan yang merugikan banyak pihak.

Page 24: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

7

Kasus Enron memotivasi munculnya Sarbanes Oxley (SOX) Act

sebagai perubahan regulasi di Amerika pada tahun 2002. Profesi Akuntan

Publik dilakukan secara direct-regulation oleh pihak independen yaitu

PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) dan berlakunya

kewajiban melakukan pergantian atau rotasi Akuntan Publik setiap 5 tahun

(Adityasih, 2010:1). Peraturan rotasi wajib secara berfrekuensi ini menurut

Catanach & Walker (1999) dalam Siregar et. al., (2012:2) diharapkan dapat

memperkuat independensi auditor dan mengurangi kejadian pelanggaran

audit.

Rotasi audit tidak hanya bermanfaat sebagai solusi dalam mengatasi

masalah independensi auditor akibat hubungan tenure yang panjang tetapi

juga bermanfaat untuk meningkatkan pengalaman auditor. Rotasi wajib audit

membuka kesempatan bagi auditor untuk mengembangkan kompetensi dan

pengetahuannya dalam menangani banyak klien dalam industri yang sama

sehingga pengalaman auditor dapat meningkatkan pemahaman auditor

mengenai kondisi perusahaan seperti internal kontrol, risiko bisnis dan risiko

audit perusahaan pada industri tersebut. Strategi spesialisasi industri yang

dilakukan auditor ini dapat meningkatkan pengetahuan spesifik pada industri

tertentu dengan lebih komprehensif.

Hasil penelitian dari Rusmin (2010) dalam Rachmawati dan Fuad

(2013:2) menemukan bahwa KAP spesialisasi industri memberikan jasa lebih

dan kredibel dengan memiliki kemampuan mendeteksi dan mengatasi praktik

manajemen laba daripada KAP non spesialisasi industri. Menurut Setiawan

Page 25: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

8

dan Fitriany (2011:39) auditor yang menangani banyak klien dalam industri

yang sama memiliki pengetahuan serta pemahaman tentang kondisi

perusahaan seperti internal kontrol, risiko bisnis dan risiko audit perusahaan

pada industri tersebut. Sehingga auditor spesialisasi industri lebih memiliki

pengalaman, kemampuan dan pengetahuan yang memadai.

Hasil penelitian dari Libby dan Frederick (1990) dalam Hutabarat

(2012:2) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman lebih mampu

menghasilkan berbagai dugaan kesalahan dalam menjelaskan temuan audit.

Dalam hal ini auditor yang berpengalaman lebih mampu memberi penjelasan

yang masuk akal atas dugaan kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat

mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari

sistem akuntansi yang mendasari. Tubbs (1990) dalam Adityasih (2011:21)

menunjukkan secara konsisten semakin berpengalaman seorang auditor maka

akan mampu menemukan kesalahan material yang lebih banyak dan sedikit

kesalahan dalam melakukan proses audit. Dengan demikian, auditor yang

berpengalaman serta didukung dengan independensi yang kuat dapat

meningkatkan kualitas audit.

Dari uraian di atas saya tertarik untuk meneliti mengenai workload

auditor yang masih jarang diteliti di Indonesia. Penelitian ini penting untuk

dilakukan sebab pertumbuhan Akuntan Publik yang lambat menjadi hal

penting yang harus diperhatikan mengingat pertumbuhan ekonomi yang

semakin berkembang berdampak pada meningkatnya permintaan jasa Akuntan

Publik. Meningkatnya permintaan jasa Akuntan Publik dan terbatasnya waktu

Page 26: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

9

yang telah diatur oleh undang-undang akan memunculkan workload. Namun,

apakah jumlah auditor yang tersedia dan tidak sebanding dengan banyaknya

klien yang harus ditangani oleh auditor akan berdampak buruk terhadap hasil

kerja auditor, membutuhkan kajian lebih lanjut. Kemudian apakah terdapatnya

batasan waktu dan spesialisasi auditor dapat meningkatkan kualitas audit, juga

layak dipertanyakan. Selain itu untuk menguji apakah keberadaan dan peran

komite audit di perusahaan akan mempengaruhi kualitas audit dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh workload, auditor

spesialisasi industri dan audit tenure terhadap kualitas audit dengan

menambahkan Komite Audit sebagai variabel moderating. Komite Audit

berperan membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan

internal dan penghubung antara perusahaan dengan auditor eksternal untuk

membatasi hubungan antara manajemen dan auditor eksternal. Pengawasan

tersebut bertujuan untuk meningkatkan efektivitas terciptanya keterbukaan

penyusunan laporan keuangan dan pelaksanaan audit eksternal.

Silver et. al., (2008) dalam Hartadi (2009:94) menyatakan bahwa

tanggung jawab Komite Audit akan membantu menjaga kualitas audit

eksternal dimasa yang akan datang. Komite Audit diharapkan dapat berperan

untuk mengurangi perilaku oportunistik manajer sehingga dapat memelihara

kredibilitas dalam proses penyusunan laporan keuangan dan mendeteksi

kesalahan penyajian laporan keuangan yang material.

Page 27: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

10

Berdasarkan uraian di atas mengenai latar belakang dan fenomena

yang terjadi maka saya tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul;

“Pengaruh Workload, Auditor Spesialisasi Industri dan Audit Tenure

Terhadap Kualitas Audit Dengan Komite Audit Sebagai Variabel

Moderating” dengan sampel Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2011 – 2013.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Fitriany (2011). Namun ada yang

berbeda dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu sebagai

berikut:

1. Terdapat penambahan variabel independen berupa masa perikatan audit

atau audit tenure sesuai dengan rekomendasi penelitian sebelumnya.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan pada

penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan non-keuangan.

3. Periode pada penelitian ini dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013,

sedangkan periode pada penelitian sebelumnya dari tahun 2006 sampai

dengan tahun 2008.

Page 28: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

11

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah workload berpengaruh terhadap kualitas audit?

2. Apakah auditor spesialisasi industri berpengaruh terhadap kualitas audit?

3. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit?

4. Apakah komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit?

5. Apakah interaksi antara workload dengan komite audit berpengaruh

terhadap kualitas audit?

6. Apakah interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit

berpengaruh terhadap kualitas audit?

7. Apakah interaksi antara audit tenure dengan komite audit berpengaruh

terhadap kualitas audit?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh workload terhadap kualitas audit.

2. Menganalisis pengaruh auditor spesialisasi industri terhadap kualitas audit.

3. Menganalisis pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit.

4. Menganalisis pengaruh komite audit terhadap kualitas audit.

5. Menganalisis pengaruh interaksi antara workload dengan komite audit

terhadap kualitas audit.

Page 29: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

12

6. Menganalisis pengaruh interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan

komite audit terhadap kualitas audit.

7. Menganalisis pengaruh interaksi antara audit tenure dengan komite audit

terhadap kualitas audit.

D. Manfaat Penelitian

1. Kontribusi Teoritis

a. Bagi Mahasiswa. Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah studi

literatur terkait dengan workload, auditor spesialisasi industri, audit

tenure, komite audit dan kualitas audit.

b. Bagi peneliti berikutnya. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian

lebih lanjut mengenai topik kualitas audit ini.

2. Manfaat Bagi Praktisi

a. Dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui sejauh mana peran

langsung dan tidak langsung komite audit yang terdapat pada

perusahaan terhadap kualitas audit.

b. Dapat digunakan oleh Akuntan Publik sebagai dukungan untuk

senantiasa melakukan tugasnya secara professional dengan menjaga

independensi sehingga dapat meningkatkan kualitas audit, serta

memperhatikan dampak dari workload seorang auditor yang mungkin

dapat mempengaruhi kinerja audit serta kualitas audit yang dihasilkan.

Page 30: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

13

2BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Penjelasan mengenai konsep manajemen laba dan kualitas audit

tidak terlepas dari teori keagenan. Teori keagenan memberikan penjelasan

mengenai hubungan agensi yaitu hubungan antara pemilik (principal)

dengan manajemen (agent). Berikut beberapa pandangan mengenai teori

keagenan menurut beberapa ahli ekonomi:

Jansen dan Meckling (1976) dalam Adityasih (2010:13)

menyatakan teori keagenan merupakan hubungan kontrak antara pemilik

(principal) dengan manajemen (agent) untuk melakukan beberapa jasa

bagi pemilik berdasarkan pendelegasian wewenang dari pemilik kepada

agen untuk mengambil keputusan bisnis bagi kepentingan pemilik. Hal

tersebut memunculkan konflik sebab terdapat kecenderungan masing-

masing pihak mementingkan kepentingannya.

Menurut Belkaoui (2007:186) hubungan agensi dikatakan telah

terjadi apabila suatu kontrak antara prinsipal dengan agen untuk

memberikan jasa demi kepentingan principal termasuk pemberian

kekuasaan kepada agen untuk pengambilan keputusan. Masing-masing

pihak baik principal maupun agen termotivasi hanya untuk

memaksimalkan kepentingan dirinya sendiri.

Page 31: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

14

Terdapat dua alasan yang dapat mengarah pada terjadinya

divergensi antara kepentingan sendiri dengan perilaku yang kooperatif

menurut Belkaoui (2007:186) yaitu:

a. Seleksi yang merugikan, sebagai salah satu masalah informasi, timbul

ketika agen menggunakan informasi khusus yang tidak dapat

diverifikasi langsung oleh prinsipal yang menyebabkan prinsipal tidak

mampu menentukan apakah agen membuat keputusan yang tepat

dalam mengimplementasikan aturan input-tindakan yang berbeda

dengan apa yang prinsipal inginkan.

b. Risiko normal, sebagai salah satu masalah informasi, timbul ketika

terdapat masalah motivasional dan konflik sebagai akibat dari kontrak

kesepakatan oleh para pelaku pengganti yang tidak sempurna.

Eisenhardt (1989) dalam Ujiyantho dan Bambang (2007:5)

menyatakan bahwa terdapat tiga asumsi sifat manusia dalam teori

keagenan yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri

(self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi

masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu

menghindari risiko (risk averse).

Menurut Adityasih (2010:13) principal dan agen diasumsikan

sebagai aktor ekonomi yang berfikir rasional dan bertindak berdasarkan

motivasi dari kepentingan pribadi (self interest). Hal tersebut disebabkan

oleh moral hazard yaitu adanya keinginan manajer mementingkan

kepentingan pribadi sehingga tidak selaras dengan kepentingan pemilik

Page 32: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

15

dan kontrak keagenan yang telah disepakati. Ketidakkeselarasan

kepentingan antara kepentingan pemilik dan manajemen dalam persoalan

keagenan memunculkan masalah manajemen laba.

Manajemen laba dalam perspektif informasi merupakan kebijakan

manajerial untuk mengungkapkan harapan pribadi manajer tentang arus

kas perusahaan. Manajemen laba yang terjadi merupakan upaya oportunis

manajemen untuk mempengaruhi informasi yang disajikannya dengan

memanfaatkan ketidaktahuan orang lain mengenai informasi keuangan

yang sebenarnya (Sulistyanto, 2008:10).

Menurut Sulistyanto (2008:10) untuk mempengaruhi informasi

keuangan tersebut, manajerial memanfaatkan kebebasan manajer

memberikan judgement untuk memilih, menggunakan dan mengubah

berbagai metode, nilai estimasi dan prosedur yang ada. Oleh sebab itu,

manajemen laba bisa dikatakan sebagai accounting games terutama

melihat rekayasa tersebut merupakan upaya manajerial untuk

menyembunyikan dan mengubah informasi saat mencatat dan menyusun

informasi tersebut dengan mempermainkan besar kecilnya angka-angka

komponen laporan keuangan.

Hal tersebut yang membuat pemilik dan publik mempertanyakan

kembali kelayakan informasi keuangan yang tersaji dalam laporan

keuangan yang telah disusun manajemen. Dalam hal ini dibutuhkan pihak

ketiga yang independen yaitu auditor independen sebagai mediator antara

Page 33: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

16

principal dengan agent. Auditor independen dianggap mampu

menjembatani kepentingan pihak principal dengan pihak agent.

Jadi, inti dari Agency Theory atau teori keagenan adalah

penyelarasan antara kepentingan pihak pemilik (principal) dengan

kepentingan pihak manajemen (agent) dalam sebuah kontrak yang tepat

sesuai proporsi hak dan kewajiban serta keuntungan setiap pihak secara

keseluruhan untuk menghindari terjadinya konflik akibat kepentingan

masing-masing pihak yang cenderung menginginkan keuntungan dan

menghindari kerugian. Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak

mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis

memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan

pemberian insentif/imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal ke

agen.

Dalam hal ini dibutuhkan pihak ketiga yang independen yaitu

auditor sebagai mediator antara principal dengan agent sebab auditor

dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak principal dengan pihak

agent. Peran auditor sebagai mediator yaitu dalam hal memberikan opini

atas kewajaran laporan keuangan yang bebas dari salah saji material secara

independen. Kualitas audit ditentukan dari sejauh mana kemampuan

auditor dalam menemukan salah saji material pada laporan keuangan dan

kemauan auditor untuk mengungkapkannya.

Page 34: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

17

2. Kualitas Audit

Audit atas laporan keuangan bertujuan untuk memastikan apakah

laporan keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku

umum dan telah bebas dari salah saji material sehingga pada akhirnya hasil

audit atas laporan keuangan tidak merugikan pihak pihak yang

berkepentingan terhadap perusahaan dan para pengguna laporan keuangan.

De Angelo (1981:186) mendefinisikan kualitas audit merupakan

probabilitas dimana seorang auditor mengidentifikasi dan melaporkan

adanya sebuah kesalahan material dan pelanggaran dalam sistem akuntansi

kliennya. Dua hal utama yang menentukan kualitas jasa audit menurut

Watts dan Zimmerman (1986) dalam Adityasih (2010:17) yaitu

kemampuan auditor dalam menemukan penyimpangan dan kemauan

auditor untuk mengungkapkannya. Berdasarkan argument tersebut maka

kualitas audit cenderung ditentukan oleh kemampuan auditor dan

independensi auditor.

Penelitian Deis dan Giroux (1992) dalam Alim et. al., (2007:4)

menyatakan bahwa terdapat empat hal yang memiliki hubungan dengan

kualitas audit yaitu:

a. Lamanya waktu auditor melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan

(tenure). Semakin lama auditor melakukan pemeriksaan terhadap klien

maka kualitas audit yang dihasilkan semakin rendah.

b. Jumlah klien. Semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan

semakin baik karena auditor cenderung akan menjaga reputasinya.

Page 35: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

18

c. Kesehatan keuangan klien. Semakin sehat kondisi keuangan klien maka

kualitas audit semakin turun karena kecenderungan klien menekan

auditor agar tidak mengikuti standar audit.

d. Review oleh pihak ketiga. Kualitas audit akan meningkat apabila

auditor mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak

ketiga.

Kualitas audit bagi para pengguna laporan keuangan adalah ketika

auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang

material atau kecurangan dalam laporan keuangan dan diungkapkan secara

independen dan tidak berpihak. Sedangkan kualitas audit bagi auditor

adalah ketika auditor bekerja sesuai dengan Standar Profesional Akuntan

Publik (SPAP) dan mampu menilai risiko bisnis klien untuk meminimalisir

turunnya reputasi auditor akibat ketidakpuasan klien.

Tujuan dari kualitas audit ini yaitu meningkatkan hasil kinerja

audit pelaporan keuangan klien yang dapat digunakan oleh para pemakai

laporan keuangan auditan dengan sikap independensi auditor dalam

menjalankan tugasnya memeriksa salah saji material yang terkandung

laporan keuangan dan melaporkan secara transparan beserta bukti-bukti

yang diperoleh. Karena disatu sisi manajemen perusahaan menginginkan

audit yang berkualitas tinggi agar investor mempunyai keyakinan terhadap

realibilitas angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan.

Page 36: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

19

Jadi, jika kualitas audit buruk maka laba yang disajikan cenderung tidak

menggambarkan hasil operasi serta kondisi perusahaan sebenarnya (Chen,

et. al., 2004 dalam Siregar, et. al., 2005:3).

Kualitas audit sering dikaitkan dengan kualitas laba yang tersaji

dalam laporan keuangan. Johnson et al. (2002) dalam Siregar, et. al.,

2005:4) menilai kualitas laba dengan besaran akrual diskresioner yang

terkandung dalam angka laba. Nilai angka laba yang dilaporkan dapat

dikelola sesuai dengan tujuan manajemen, sehingga nilai akrual

diskresioner yang semakin besar mengindikasikan kualitas laba yang lebih

rendah.

Akrual merupakan selisih dari laba dengan kas sedangkan

diskresioner adalah kebijakan, sehingga akrual diskresioner merupakan

akrual yang timbul akibat diskresi/kebijakan dari manajemen. Fleksibilitas

manajemen memilih kebijakan akuntansi dalam pelaporan laba membuka

kesempatan manajemen memilih kebijakan akuntansi sesuai dengan

kepentingan pribadinya. Menurut Belkaoui (2007:201) penggunaan

manajemen akrual dengan tujuan memperoleh kepentingan pribadi

merupakan potensi terjadinya manajemen laba. Akrual yang telah terbukti

digunakan dalam manajemen laba yaitu antara lain:

a. Estimasi penyusutan dan provisi piutang tak tertagih

b. Cadangan kerugian pinjaman bank.

c. Cadangan kerugian klaim asuransi.

d. Cadangan penilaian pajak tangguhan.

Page 37: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

20

Menurut Siregar (2005:479), untuk mendekomposisi total akrual

menjadi komponen diskresioner dan non diskresioner terdapat beberapa

model sebagai berikut:

a. Jones (1991)

ACCRit = α0 + α1 ∆REVit + α2 PPEit + εit

Dimana: ACCR = total akrual

∆REV = perubahan pendapatan dari tahun t-1 ke tahun t

b. Dechow dkk (1995):

ACCRit = α0 + α1 [∆REVit - ∆RECit] + α2 PPEit + εit

Dimana: ∆REC = perubahan nilai bersih piutang dari tahunt-1 ke tahun t

c. Kasznik (1999):

ACCRit = α0 + α1 [∆REVit - ∆RECit] + α2 PPEit + α3 ∆CFOit + εit

Dimana: ∆CFO = perubahan arus kas operasi dari tahun t-1 ke tahun t

d. Dechow dkk (2002):

ACCRit = α0 + α1 [∆REVit - (1-k) ∆RECit] + α2 PPEit + α3ACCRit-1+

α5∆REVit+1 + εit

Dimana: k = koefisien slope dari regresi ∆REC terhadap ∆REV

ACCRt-1 = total akrual t-1 dibagi dengan total asset t-2

REVt+1 = perubahan dalam pendapatan perusahaan dari

tahun t ke t+1, dibagi dengan pendapatan tahun t

((REVt+1 – REVt)/REVt).

Page 38: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

21

3. Beban Kerja (Workload)

Beban kerja merupakan seberapa besar kapasitas individu yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang harus

dikerjakan dengan batasan waktu tertentu. Profesi Akuntan Publik juga

tidak luput dari beban kerja yang harus dihadapi. Kondisi jumlah Akuntan

Publik yang relatif sedikit dengan pertumbuhan yang lamban tidak

sebanding dengan jumlah permintaan kebutuhan pengguna jasa audit yang

relatif pesat perkembangannya. Dengan demikian terdapat kemungkinan

bahwa sebuah KAP akan menangani klien yang sangat banyak.

Menurut Setiawan dan Fitriany (2011:38) workload seorang

auditor merupakan beban kerja yang muncul akibat jumlah klien yang

harus ditangani oleh auditor tidak seimbang dengan terbatasnya waktu

yang tersedia dalam melaksanakan proses audit. Apabila partner dan staf

memiliki beban kerja yang berlebihan, mereka tidak mungkin memiliki

waktu yang cukup untuk melaksanakan dan atau mengawasi dan meninjau

prosedur audit yang tepat, sehingga merusak kualitas audit (PCAOB

2013:17 dalam Buchheit dan Buslepp, 2014:3).

Workload terjadi akibat “busy season” yang terjadi pada awal

tahun karena umumnya perusahaan memiliki fiscal years yang berakhir

pada bulan Desember (Lopez dan Peters, 2012:358). Busy season tersebut

terjadi karena perusahaan memiliki kewajiban untuk melaporkan hasil

kinerja dan aktivitas keuangan selama setahun ke dalam bentuk laporan

keuangan.

Page 39: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

22

Keputusan BAPEPAM No.36/PM/2003 mengatur kewajiban tiap

emiten menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit secara berkala

kepada BAPEPAM selambat lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari)

setelah tanggal laporan keuangan. Dengan demikian Akuntan Publik

memiliki tanggung jawab yang besar untuk memperhatikan terbatasnya

waktu untuk menyelesaikan proses audit.

4. Auditor Spesialisasi Industri

Auditor memiliki fungsi sebagai pihak ketiga independen yang

bertugas memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka yang

disajikan dalam laporan keuangan. Pengetahuan yang harus dimiliki

seorang auditor tidak sebatas pengetahuan mengenai audit dan akuntansi

saja, namun juga harus memiliki pengetahuan mengenai jenis industri

klien. Besar kemungkinan setiap industri memiliki perbedaan sifat bisnis,

prinsip akuntansi, sistem akuntansi, dan peraturan perpajakan yang

berbeda satu sama lain.

Auditor spesialisasi industri adalah auditor yang memiliki

pengalaman dan pengetahuan mengaudit klien dengan industri yang sama.

Auditor dengan klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman

yang lebih mengenai risiko audit khusus pada industri sehingga dapat

memahami karakteristik perusahaan dengan lebih komprehensif.

Tujuan auditor spesialisasi industri menurut Dunn dan Mayhew

(2004) dalam Setiawan dan Fitriany (2011:39) adalah untuk diferensiasi

produk dengan memberikan audit yang berkualitas pada industri tertentu.

Page 40: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

23

Terdapat empat faktor penentu tingkat auditor spesialisasi industri

menurut Bonner dan Lewis (1990) dalam Primadita (2012:27) yaitu:

b. Pemahaman atas pengetahuan umum mengenai akuntansi dan audit

yang diperoleh dari pelatihan secara formal maupun pengalaman

auditor.

c. Pemahaman yang lebih detil atas klien dan industri tempat klien

beroperasi berupa karakteristik perusahaan-perusahaan dalam industri

tersebut.

d. Pemahaman atas bisnis mengenai sifat dasar, kondisi, tren ataupun

siklus yang berlaku dalam lingkungan bisnis secara umum.

e. Kemampuan memecahkan masalah dengan memahami hubungan

timbal balik dan kemampuan analitis.

Profesi auditor berfungsi sebagai pihak ketiga yang independen

dalam memberikan kepastian berupa opini terhadap integritas angka-angka

akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Ketika

auditor menangani perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama maka

pengetahuan dan pemahaman auditor bertambah dan jauh lebih baik

mengenai internal kontrol perusahaan, risiko bisnis dan risiko audit pada

perusahaan tersebut. Dengan demikian, auditor spesialisasi industri dalam

industri tertentu membuat auditor tersebut memiliki kemampuan dan

pengetahuan yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak memiliki

spesialisasi (Setiawan dan Fitriany, 2011:39).

Page 41: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

24

5. Audit Tenure

Audit tenure merupakan jangka waktu perikatan atau kontrak yang

terjalin antara KAP dengan auditee yang sama dalam memberikan jasa

audit yang telah disepakati kedua belah pihak sebelumnya. Jangka waktu

perikatan audit diukur dalam jumlah tahun.

Di Indonesia, ketentuan mengenai audit tenure telah diatur dalam

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia (KMK) No.

423/KMK.06/2002 mengenai pembatasan praktik Akuntan Publik, yang

kemudian diubah menjadi 359/KMK.06/2003 mengenai “Jasa Akuntan

Publik”, berisi tentang aturan lamanya pemberian jasa audit umum oleh

KAP atas laporan keuangan dari suatu entitas paling lama adalah 5 (lima)

tahun buku berturut-turut dan oleh Akuntan Publik paling lama adalah 3

(tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan tersebut diperbaharui kembali

dalam Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 dengan

mengubah batas lamanya pemberian jasa audit oleh KAP dari 5 (lima)

tahun menjadi 6 (enam) tahun buku berturut-turut.

Keputusan tersebut dilatarbelakangi oleh skandal akuntansi yang

diduga terjadi akibat dampak negatif masa perikatan audit yang panjang.

Melemahnya independensi auditor diduga menjadi dampak negatif dari

audit tenure. Semakin panjang tenure maka semakin erat hubungan

kekerabatan antara auditor dengan klien sehingga independensi auditor

lemah dalam mendeteksi dan melaporkan temuan penyimpangan.

Page 42: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

25

Hal ini tentu akan mengakibatkan menurunnya kualitas informasi pada

laporan audit sehingga akan merugikan para pengguna laporan keuangan.

Peraturan rotasi wajib auditor dan KAP menimbulkan pro dan

kontra. Menurut Chang et. al., (2014:269), pihak yang memegang

pandangan negatif atau kontra berpendapat bahwa peraturan rotasi wajib

auditor setiap lima tahun akan menyebabkan biaya audit yang tinggi dan

risiko memilih auditor yang tidak memadai untuk audit perusahaan,

sehingga mengarah ke kemungkinan terjadinya kegagalan audit yang

disebabkan oleh kurangnya pemahaman auditor pada awal tahun terhadap

kondisi internal klien.

Pihak yang pro berpandangan bahwa rotasi audit merupakan solusi

dalam mengatasi masalah independensi auditor dalam hubungan tenure

yang panjang yang diindikasi menjadi penyebab terjadinya skandal

akuntansi. Chi dan Huang (2005) dalam Chang et. al., (2014:269)

menerangkan bahwa semakin lama audit (tenure) antara auditor dengan

klien yang sama maka semakin besar auditor tersebut familiar dengan

operasional perusahaan dan semakin kuat hubungan keakraban di antara

mereka. Hubungan keakraban ini dikhawatirkan membuat auditor semakin

lama bertindak menyesuaikan berbagai keinginan dari klien sehingga

independensinya semakin lemah dan mengakibatkan menurunnya kualitas

audit. AlThuneibat et., al., (2011:330) menemukan terdapat hubungan

negatif antara masa perikatan auditor-klien terhadap kualitas audit.

Page 43: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

26

6. Komite Audit

Pengertian Komite Audit menurut Komite Nasional Kebijakan

Governance dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance

Indonesia 2006 yaitu sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang

lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan

tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan

klien yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam

mempertahankan independensinya dari manajemen.

Kerangka dasar hukum di Indonesia telah mengatur ketentuan dan

peraturan mengenai Komite Audit dalam rangka penerapan good corporate

governance. Berikut ketentuan dan peraturan mengenai Komite Audit

sebagai berikut:

a. Surat Edaran BAPEPAM No.SE-03/PM/2000 tentang pelaksanaan

pembentukan Komite Audit bagi perusahaan go-public.

b. Keputusan Direksi BEJ No.Kep-339/BEJ/07-2001 tentang aturan

jumlah dan kualifikasi keanggotaan Komite Audit.

c. Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No.Kep-412/PM/2003 mengenai

pedoman pembentukan Komite Audit.

d. Kep-117/M-MBU/2002 mewajibkan BUMN memiliki Komite Audit.

e. Peraturan No.IX.1.5 mengenai pembentukan dan pedoman

Pelaksanaan Kerja Komite Audit dalam Lampiran Keputusan Ketua

BAPEPAM No.29/PM/2004.

Page 44: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

27

Dewan Komisaris umumnya membentuk komite-komite di

bawahnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan peraturan

perundangan yang berlaku untuk membantu Dewan Komisaris dalam

melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya secara efektif. Komite

yang dibentuk oleh dewan komisaris tersebut adalah Komite Audit,

Komite Kebijakan Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Komite

Kebijakan Corporate Governance. Namun, menurut peraturan BEJ Nomor

KEP-339/BEJ/07-2001, yang sifatnya wajib dimiliki oleh perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek hanya Komite Audit.

Peran dan tanggung jawab Komite Audit menurut Komite Nasional

Good Corporate Governance (KNGCG, 2002) yaitu:

a. Pelaporan Keuangan

Peran dan tanggung jawab Komite Audit dalam pelaporan keuangan:

1) Pengawasan atas proses pelaporan keuangan dengan menekankan

agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi.

2) Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan

standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten

dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota Komite Audit.

3) Mengawasi audit laporan keuangan eksternal dan menilai mutu

pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal.

b. Manajemen Risiko dan Kontrol

Dalam hal manajemen risiko dan kontrol, peran dan tanggung jawab

Komite Audit adalah:

Page 45: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

28

1) Mengawasi proses manajemen risiko dan kontrol, termasuk

identifikasi risiko dan evaluasi kontrol untuk mengecilkan risiko.

2) Mengawasi laporan auditor internal dan auditor eksternal untuk

memastikan bahwa semua bidang kunci risiko dan kontrol

diperhatikan.

3) Menjamin bahwa pihak manajemen melaksanakan semua

rekomendasi yang terkait dengan risiko dan kontrol, yang dibuat

oleh auditor internal dan auditor eksternal.

c. Corporate Governance

Tanggung jawab Komite Audit di bidang corporate governance adalah

memberikan kepastian bahwa perusahaan tunduk pada undang-undang

dan peraturan yang berlaku, dan mempertahankan kontrol yang efektif

terhadap benturan kepentingan pegawai. Peran dan tanggung jawab

Komite Audit harus termasuk juga:

1) Mengawasi proses corporate governance

2) Memastikan bahwa manajemen senior membudayakan GCG

3) Mengerti semua pokok persoalan yang mungkin dapat

mempengaruhi kinerja finansial atau non-finansial perusahaan

4) Memonitor bahwa perusahaan tunduk pada tiap undang-undang dan

peraturan yang berlaku

5) Mengharuskan auditor internal melaporkan secara tertulis hasil

pemeriksaan corporate governance dan temuan lainnya

Page 46: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

29

Struktur Komite Audit di Indonesia diatur dalam Keputusan

Ketua BAPEPAM Nomor Kep-41/PM/2003 tentang Peraturan Nomor

IX.I.5: Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit

adalah sebagai berikut:

a. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan

Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

b. Anggota Komite Audit yang merupakan komisaris independen

bertindak sebagai ketua Komite Audit. Dalam hal ini komisaris

independen yang menjadi anggota Komite Audit lebih dari satu

orang maka salah satunya bertindak sebagai ketua Komite Audit.

Rekomendasi yang dibentuk oleh Forum for Corporate

Governance in Indonesia 2002 adalah penting bahwa perusahaan harus

memperhatikan karakteristik yang dimiliki oleh setiap anggota komite

auditnya. Hal ini disebabkan karakteristik komite akan berpengaruh

pada peran Komite Audit dalam pemberian bantuan kepada Dewan

Komisaris dalam melaksanakan tugasnya tentang pengendalian internal

dan pelaporan keuangan dan manajemen.

Persyaratan keanggotaan Komite Audit sesuai dengan

Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004 adalah sebagai

berikut:

a. Memiliki intregitas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan dan

pengalaman yang memadai sesuai dengan latar belakang

pendidikannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik.

Page 47: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

30

b. Salah seorang dari anggota Komite Audit memiliki latar belakang

pendidikan akuntansi atau keuangan.

c. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundang-

undangan di bidang pasar modal dan di bidang lainnya.

d. Bukan merupakan orang dari KAP, kantor konsultan hukum, atau

pihak lain yang memberikan jasa audit, jasa non-audit, atau jasa

konsultasi lain kepada perusahaan dalam enam bulan terakhir.

e. Bukan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab

dalam merencanakan, memimpin, atau mengendalikan kegiatan

perusahaan dalam waktu enam bulan terakhir.

f. Tidak memiliki saham di perusahaan.

g. Tidak memiliki hubungan keluarga karena perkawinan dan

keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun

vertikal dengan komisaris, direksi atau pemegang saham utama

perusahaan.

h. Tidak memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak

langsung, yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan.

Page 48: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

31

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit

Beban kerja merupakan seberapa besar kapasitas individu yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang harus

dikerjakan dengan batasan waktu tertentu. Profesi Akuntan Publik juga

tidak luput dari beban kerja yang harus dihadapi. Kondisi jumlah Akuntan

Publik yang relatif sedikit dengan pertumbuhan yang lamban tidak

sebanding dengan jumlah permintaan kebutuhan pengguna jasa audit yang

relatif pesat perkembangannya. Dengan demikian terdapat kemungkinan

bahwa sebuah KAP akan menangani klien yang sangat banyak. Menurut

Setiawan dan Fitriany (2011:38) workload seorang auditor dapat muncul

akibat jumlah klien yang harus ditangani oleh auditor tidak seimbang

dengan terbatasnya waktu yang tersedia dalam melaksanakan proses audit.

Hansen et. al., (2008:6) menyatakan bahwa workload berkaitan

dengan bertambahnya klien pada beberapa KAP di Amerika setelah

Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Anderson (AA) dibubarkan akibat

kasus Enron terungkap. Banyaknya jumlah klien ini menimbulkan

workload yang tinggi bagi auditor dan ketatnya time budgets dapat

menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan material

dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Hal tersebut

dibuktikan dalam hasil penelitiannya yang menemukan pengaruh negatif

antara workload terhadap kualitas audit. Artinya semakin tinggi audit

capacity stress auditor dapat menurunkan kualitas audit

Page 49: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

32

Menurut Lopez dan Peters (2012:358) workload terjadi akibat

“busy season” yang terjadi pada awal tahun karena umumnya perusahaan

memiliki fiscal years yang berakhir pada bulan Desember. Busy season

tersebut terjadi karena perusahaan memiliki kewajiban untuk melaporkan

hasil kinerja dan aktivitas keuangan selama setahun ke dalam bentuk

laporan keuangan. Dalam penelitiannya, Lopez dan Peters (2012)

menemukan bahwa pada masa busy season tingkat akrual diskresioner

meningkat sehingga menyebabkan kualitas audit menurun. Hal tersebut

konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hansen et., al., (2008).

Adityasih (2010:3) juga berpendapat bahwa jumlah klien (audit

capacity) yang ditangani oleh auditor akan mempengaruhi kualitas audit

yang dihasilkan. Banyaknya jumlah klien ini menimbulkan workload yang

tinggi bagi auditor dan ketatnya time budgets dapat menurunkan

kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan material dan melaporkan

pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Menurut Lopez dan Peters

(2012:140) kondisi tersebut meningkatkan peluang bagi manajer untuk

memanipulasi proses keuangan. Hal ini mengindikasikan bahwa workload

dapat menurunkan kualitas audit.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H1: Workload berpengaruh terhadap kualitas audit.

Page 50: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

33

2. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Kualitas Audit

Auditor spesialisasi industri adalah auditor yang memiliki

pengalaman dan pengetahuan mengaudit klien dengan industri yang sama.

Auditor dengan klien dalam industri yang sama akan memiliki

pemahaman yang lebih mengenai risiko audit khusus pada industri

sehingga dapat memahami karakteristik perusahaan dengan lebih

komprehensif. Besar kemungkinan setiap industri memiliki perbedaan sifat

bisnis, prinsip akuntansi, sistem akuntansi, dan peraturan perpajakan yang

berbeda satu sama lain.

Penelitian mengenai kualitas audit telah sering dikaitkan dengan

reputasi KAP dan ukuran KAP. Namun, menurut Craswell (1995) dalam

Luhgiatno (2010:5) menyatakan bahwa reputasi KAP kurang bernilai

dalam suatu industri yang juga terdapat KAP spesialisasi industri. KAP

spesialisasi industri tertentu memiliki pemahaman dan pengetahuan yang

lebih baik mengenai kondisi lingkungan tertentu.

Setiawan dan Fitriany (2011:39) menyatakan auditor yang spesialis

dalam suatu industri tertentu memiliki kemampuan dan pengetahuan yang

memadai dibanding dengan auditor yang tidak spesialis. Hasil penelitian

Rachmawati dan Fuad (2013:8) menemukan bahwa KAP spesialisasi

industri memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap akrual diskresioner

atau sama dengan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Artinya

perusahaan dengan auditor spesialisasi industri memiliki kualitas audit

yang baik sebab dapat menurunkan tingkat akrual diskresioner.

Page 51: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

34

Rusmin Rusmin (2010:632) menyatakan bahwa perusahaan yang

melibatkan jasa auditor spesialisasi industri secara signifikan lebih rendah

manajemen labanya daripada perusahaan yang melibatkan jasa non

spesialis. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Rusmin (2010)

dalam Rachmawati dan Fuad (2013:2) yang menemukan bahwa KAP

spesialisasi industri lebih memiliki kemampuan dalam mendeteksi adanya

praktik manajemen laba dibandingkan KAP non spesialisasi industri.

Hasil penelitian dari Libby dan Frederick (1990) dalam Hutabarat

(2012:2) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman lebih mampu

menghasilkan berbagai dugaan kesalahan dalam menjelaskan temuan

audit. Dalam hal ini auditor yang berpengalaman lebih mampu memberi

penjelasan yang masuk akal atas dugaan kesalahan dalam laporan

keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan

audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari.

Tubbs (1990) dalam Adityasih (2011:21) menunjukkan secara

konsisten semakin berpengalaman seorang auditor maka akan mampu

menemukan kesalahan material yang lebih banyak dan sedikit kesalahan

dalam melakukan proses audit. Dengan demikian auditor yang

berpengalaman serta didukung dengan independensi yang kuat dapat

meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H2: Auditor spesialisasi industri berpengaruh terhadap kualitas audit.

Page 52: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

35

3. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit

Pengaruh tenure terhadap kualitas audit telah lama menjadi

perdebatan sebab tenure selalu dikaitkan dengan independensi auditor.

Tenure selalu disebut menjadi faktor utama terjadinya skandal akuntansi

yang dialami perusahaan raksasa seperti Enron. Tenure yang panjang

antara Enron dan KAP Arthur Andersen mempererat hubungan

kekerabatan mereka sehingga pada akhirnya menyebabkan keterlibatan

KAP Arthur Andersen sebagai auditor eksternal dalam skandal akuntansi

yang dialami Enron. Sementara sebagian peneliti berpendapat bahwa

semakin lama masa perikatan auditor dengan klien maka akan

memperdalam pengetahuan auditor mengenai bisnis klien sehingga dapat

meningkatkan kualitas audit.

Hasil penelitian Giri (2010:16) menemukan bahwa terdapat

pengaruh negatif signifikan antara tenure terhadap diskresioner akrual.

Artinya semakin lama tenur audit maka semakin tinggi kemampuan

auditor membatasi tindakan akrual manajemen sehingga akan

meningkatkan kualitas audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian Geigher and Raghunandhan (2002), Johnshon et. al. (2002),

Myers et. al. (2002), Nagy (2005), dan Manry et.al. (2008) dalam

Hardiningsih dan Oktaviani (2012:3) yang menemukan bahwa ternure

berhubungan negatif dengan kualitas audit yang diukur dengan akrual.

Page 53: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

36

Namun, skandal Enron yang terjadi dan KAP Arthur Andersen

mematahkan argument yang menyatakan bahwa semakin lama tenure

semakin meningkatkan kualitas audit. Chi dan Huang (2005) dalam

Chang et. al., (2014:269) menerangkan bahwa semakin lama tenure maka

semakin besar auditor tersebut familiar dengan operasional perusahaan dan

semakin kuat hubungan keakraban di antara mereka.

Hubungan keakraban ini dikhawatirkan membuat auditor semakin

lama bertindak menyesuaikan berbagai keinginan dari klien sehingga

independensinya semakin lemah dan mengakibatkan menurunnya kualitas

audit. AlThuneibat et., al., (2011:330) menemukan terdapat hubungan

negatif antara masa perikatan auditor-klien terhadap kualitas audit.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H3: Audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit.

4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Audit

Peranan Komite Audit dalam organisasi bertugas untuk membantu

Dewan Komisaris dalam rangka peningkatan efektivitas auditor internal

dan auditor eksternal serta membantu auditor dalam mempertahankan

independensinya dari manajemen dengan tujuan meningkatkan kualitas

laporan keuangan. Sehingga keberadaan Komite Audit bermanfaat untuk

menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan serta

pengungkapan semua informasi oleh manajemen meski ada konflik

kepentingan.

Page 54: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

37

Komite audit bertanggung jawab melakukan pengawasan dan

pengendalian untuk menciptakan prinsip-prinsip dari good corporate

governance yaitu keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas.

Keempat faktor inilah yang membuat laporan keuangan menjadi lebih

berkualitas. Menerapkan rotasi auditor merupakan salah satu bentuk

pengawasan yang dilakukan Komite Audit sebagai salah satu solusi dalam

menjaga independensi auditor sehingga dapat diasumsikan bahwa rotasi

auditor berpengaruh positif terhadap independensi auditor sehingga

berpengaruh positif juga terhadap kualitas audit. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa komite audit dapat berpengaruh positif terhadap

kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan Yasin dan Nelson (2012) menunjukan

bahwa perusahaan dengan jumlah anggota komite audit yang lebih tinggi

dengan kualifikasi pascasarjana dan frekuensi pertemuan Komite Audit

berhubungan dengan biaya audit eksternal yang lebih tinggi dan

menunjukkan kualitas audit yang lebih tinggi. Penelitian Yasin dan Nelson

(2014) didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Gajevszky (2014)

yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara salah satu

mekanisme corporate governance yaitu Audit Committee Existence

terhadap kualitas audit.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H4: Komite Audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

Page 55: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

38

5. Pengaruh Interaksi Antara Workload Dengan Komite Audit Terhadap

Kualitas Audit

Keberadaan komite audit dengan jumlah anggota komite audit

yang berada di atas standar yaitu tiga orang serta memiliki kompetensi

akuntansi dan keuangan diharapkan akan mampu berkomunikasi dan

memberi informasi yang dibutuhkan oleh auditor. Hal tersebut akan sangat

membantu auditor dalam melakukan proses audit sehingga ketika auditor

mengalami beban kerja (workload) di masa busy season akibat banyaknya

klien yang harus ditangani, maka komite audit yang berkompeten dan

independen dapat berperan membantu mengurangi beban kerja auditor.

Komite audit dalam memenuhi tanggung jawabnya untuk

melakukan pengawasan dan pengendalian menciptakan prinsip-prinsip

dari good corporate governance yaitu keadilan, transparansi, akuntabilitas,

dan responsibilitas terhadap laporan keuangan, dengan maksud membuat

laporan keuangan menjadi berkualitas. Dengan demikian diharapkan

kesalahan salah saji material dapat diminimalisir.

Hasil penelitian Setiawan dan Fitriany (2011) menemukan bahwa

keberadaan komite audit berperan mengurangi pengaruh negatif workload

terhadap kualitas audit dan hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Fitriany (2011). Berdasarkan analisis dan

penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H5: Interaksi antara workload dengan komite audit berpengaruh

terhadap kualitas audit.

Page 56: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

39

6. Pengaruh Interaksi Antara Auditor Spesialisasi Industri Dengan

Komite Audit Terhadap Kualitas Audit

Auditor spesialisasi industri memiliki pengalaman dan

pengetahuan mengaudit klien dengan industri yang sama sehingga

memiliki pemahaman yang lebih mengenai risiko audit khusus pada

industri dengan lebih komprehensif. Ketika perusahaan memiliki komite

audit yang berkompeten maka saat auditor menemukan permasalahan

audit ataupun risiko perusahaan dalam industri yang mengancam

kelangsungan usaha perusahaan, auditor dapat berkomunikasi dengan

komite audit untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Komite audit juga berperan memonitor pekerjaan auditor

spesialisasi industri dengan menilai seberapa jauh pengalaman,

pengetahuan dan pemahaman auditor mengenai risiko bisnis dan risiko

audit pada industri perusahaan tersebut. Hasil penelitian Rachmawati dan

Fuad (2013:8) menemukan bahwa KAP spesialisasi industri memiliki

pengaruh negatif signifikan terhadap akrual diskresioner atau sama dengan

berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Artinya perusahaan dengan

auditor spesialisasi industri memiliki kualitas audit yang baik sebab tingkat

akrual diskresionernya yang rendah.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H6: Interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit

berpengaruh terhadap kualitas audit.

Page 57: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

40

7. Pengaruh Interaksi Antara Audit Tenure Dengan Komite Audit

Terhadap Kualitas Audit

Keberadaan komite audit di suatu perusahaan berperan membantu

auditor menjaga independensinya dengan menerapkan peraturan rotasi

wajib auditor. Apabila komite audit patuh dan aktif menjalankan perannya

untuk menerapkan peraturan rotasi wajib auditor di perusahaan, maka

kekhawatiran akan lemahnya independensi auditor akibat masa perikatan

yang panjang dapat teratasi. Lemahnya independensi akibat tenure yang

panjang dapat menimbulkan hubungan kekerabatan antara auditor

sehingga dapat menurunkan kualitas laporan keuangan yang disajikan.

Hasil penelitian yang dilakukan Putri dan Wiratmaja (2015:583)

menemukan bahwa semakin tingginya kualitas komite audit akan

berpengaruh pada semakin pendeknya masa perikatan antara KAP dengan

kliennya. Hal ini disebabkan karena komite audit yang berkualitas akan

menjalankan tugasnya dengan efektif saat mengawasi auditor eksternal.

Komite audit yang berkualitas akan cenderung memperpendek masa

perikatan audit antara auditor dengan kliennya untuk mempertahankan

independensi auditor. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian

Nuratama (2011:72) yang menemukan bahwa komite audit berperan

mengurangi pengaruh tenure terhadap kualitas audit. Berdasarkan analisis

tersebut, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H7: Interaksi antara audit tenure dengan komite audit berpengaruh

terhadap kualitas audit.

Page 58: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

41

C. Penelitian Sebelumnya

Berikut Tabel 2.1 menunjukkan hasil penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini.

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya

No.

Peneliti

Terdahulu

(Judul &

Tahun)

Variabel dan Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Hansen, et. al.

(2008)

“Auditor

Capacity Stress

and Audit

Quality:Evidence

from Andersen‟s

Indictment”

Variabel

dependen:

Kualitas

Audit

Variabel

independen:

Workload

Sampel:

KAP Arthur

Andersen dan

KAP BIG4

Periode 1999-

2003

Penelitian ini

menunjukkan tingkat

audit capacity stress

yang tinggi pada

suatu KAP dapat

menurunkan kualitas

audit.

2. Wahyuni dan

Fitriany (2009)

“Pengaruh

Client

Importance,

Tenure, dan

Spesialisasi

Audit terhadap

Kualitas Audit”

Variabel

dependen:

Kualitas

Audit

Variabel

independen:

Tenure,

Spesialisasi

auditor

Variabel

independen:

Client

Importance

Penelitian ini

menunjukkan bahwa

adanya regulasi rotasi

telah menghilangkan

pengaruh tenure AP

terhadap kualitas

audit. Spesialisasi

audit tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

kualitas audit.

3. Adityasih

(2010)

“Analisa

Pengaruh

Pendidikan

Profesi,

Pengalaman

Auditor, Jumlah

Klien dan

Ukuran KAP

Terhadap

Kualitas Audit”

Variabel

dependen:

Kualitas

Audit

Variabel

independen:

Audit

capacity

Variabel

independen:

Pendidikan

Profesi,

Pengalaman

Auditor, Ukuran

KAP

Sampel: hasil

pemeriksaan

PPAJP terhadap

KAP 2008-2009

Penelitian ini

menunjukan bahwa

jumlah klien (audit

capacity) mempunyai

pengaruh positif yang

signifikan terhadap

kualitas audit.

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 59: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

42

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No.

Peneliti

Terdahulu

(Judul &

Tahun)

Variabel dan Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

4. AlThuneibat, et.

al. (2011)

“Do Audit

Tenure and Firm

Size Contribute

to Audit

Quality?”.

Variabel

dependen:

Kualitas

Audit

Variabel

independen:

Masa

perikatan

auditor-klien

Variabel

independen:

ukuran KAP

Sampel:

Jordanian

Companies listed

for trading 2002-

2006

Penelitian ini

menemukan bahwa

masa perikatan

auditor-klien

berhubungan negatif

terhadap kualitas

audit.

5. Setiawan dan

Fitriany (2011)

“Pengaruh

Workload dan

Auditor

spesialisasi

Terhadap

Kualitas Audit

Sebagai Variabel

Pemoderasi”

Variabel

dependen:

Kualitas

Audit

Variabel

independen:

Workload,

Auditor

spesialisasi

industri

Metode:

Analisis

Regresi

Berganda

dan analisis

MRA

Sampel:

perusahaan Non

Keuangan yang

terdaftar di BEI

periode 2006-

2008

Penelitian ini

menemukan bahwa

workload

berpengaruh negatif

terhadap kualitas

audit. Auditor

spesialisasi industri

berpengaruh positif

terhadap kualitas

audit namun semakin

berkualitas Komite

Audit tidak

memperkuat

hubungan positif

antara spesialisasi

dengan kualitas audit

6. Fatimah Mat

Yasin dan

Sherliza Puat

Nelson (2012)

“Audit

Committee and

Internal Audit:

Implications on

Audit Quality”

Variabel

dependen:

Audit

Quality

Variabel

independen:

Komite

Audit

Variabel

independen:

Fee auditor

eksternal dan

karakteristik

auditor internal

Sampel:

perusahaan

publik di

Malaysia 2009-

2010

Penelitian ini

menemukan bahwa

terdapat hubungan

positif antara kualitas

audit dengan dua

karakteristik Komite

Audit yaitu Komite

Audit kualifikasi

sarjana dan frekuensi

pertemuan Komite

Audit.

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 60: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

43

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No.

Peneliti

Terdahulu

(Judul &

Tahun)

Variabel dan Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

7. Dennis M.

Lopez dan Gary

F. Peters. (2012)

“The Effect of

Workload

Compression on

Audit Quality”

Variabel

dependen :

Audit

Quality

Variabel

independen :

Workload

Sampel:

perusahaan

publik di US

tahun 2004-2007

Penelitian ini

menemukan bahwa

dengan pada saat

“busy season”

perusahaan relative

menurunkan kualitas

audit.

8. Arum

Ardianingsih

(2013)

“Pengaruh

Komite Audit,

Lama Perikatan

Audit dan Audit

Capacity Stress

Terhadap

Kualitas Audit”

Variabel

dependen :

Kualitas

Audit

Variabel

independen :

Tenure, dan

Audit

Capacity

Stress

Variabel

independen :

Komite Audit

Sampel:

perusahaan

perbankan yang

terdaftar di BEI

tahun 2008-2012

Penelitian ini

menemukan bahwa

semua variabel

independen yaitu

Komite Audit, Lama

Perikatan Audit, dan

Audit Capacity Stress

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

variabel dependen

yaitu kualitas audit

9. Steve Buchheit

dan William L.

Buslepp (2014)

“Workload

Ratios As Audit

Quality

Indicator”

Variabel

dependen :

Audit

Quality

Variabel

independen :

Workload

Variabel

independen :

audit fees

Metode: Regresi

Logistik

Proxy

menggunakan

Abnormal

current accruals

Penelitian ini

menemukan bahwa

workload

memberikan

kenaikan terhadap

nilai restatement

klien dan klien

abnormal akrual.

10. Yu-Shan

Chang, Li-Ling

(Sunny) Liu,

dan Dana A.

Forgione (2014)

“The Effect of

Mandatory

Auditor Rotation

on Audit

Quality”.

Variabel

dependen :

Audit

Quality

Variabel

independen :

Audit Firm

Tenure

Variabel

independen :

rotasi wajib

auditor

Sampel:

Perusahaan

publik Taiwan

tahun 2000-2001

Penelitian ini

menemukan bahwa

perbandingan antara

pelaksanaan

peraturan rotasi wajib

auditor sebelum dan

sesudah

menunjukkan

kualitas audit KAP

meningkat setelah

pelaksanaan rotasi.

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 61: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

44

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No.

Peneliti

Terdahulu

(Judul &

Tahun)

Variabel dan Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

11. Andra

Gajevszky

(2014)

“Audit Quality

and Corporate

Governance:

Evidence from

the Bucharest

Stock

Exchange”.

Variabel

dependen :

Audit

Quality

Variabel

independen :

Audit

Committee

Existence,

Variabel

independen :

Board

Independence,

CEO duality,

Institutional

Investors,

Managerial

Ownership

Penelitian ini

menemukan bahwa

terdapat hubungan

positif antara Audit

Committee Existence

terhadap kualitas

audit.

12. Putri dan

Wiratmaja

(2015)

“Pengarauh

Tenur dan

Reputasi Kantor

Akuntan Publik

pada Kualitas

Audit dengan

Komite Audit

sebagai Variabel

Moderasi”

Variabel

dependen:

Kualitas

Audit

Variabel

independen:

Tenure,

Auditor

spesialisasi

industri,

Variabel

moderating:

Komite

audit

Metode:

Analisis

Regresi

Berganda

dan analisis

MRA

Sampel:

Basic Industry

and Chemicals

Penelitian ini

menemukan bahwa

terdapat hubungan

positif antara audit

tenure terhadap

kualitas audit.

terdapat pula

hubungan negatif

antara spesialisasi

auditor terhadap

kualitas audit.

variabel komite audit

terbukti

memperlemah

pengaruh spesialisasi

auditor dan tenure

terhadap kualitas

audit.

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 62: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

45

D. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1.

Skema Kerangka Berpikir

Pengaruh Workload, Auditor Spesialisasi Industri, dan Audit Tenure Terhadap

Kualitas Audit dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderating

Basis Teori : Teori Agensi

Kualitas Audit

(Y)

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Workload (X1)

Auditor Spesialisasi Industri

(X2)

VARIABEL MODERATING

Komite Audit (X4)

Audit Tenure (X3)

Metode Analisis:

(1) Analisis Regesi Berganda

(2) Moderated Regression Analysis (MRA)

H1

H2

H3

H4 H5 H6 H7

Page 63: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

46

3BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian

dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua

variabel atau lebih. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang

merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel

penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dan mengolah data

tersebut dengan menggunakan prosedur statistik. Pengolahan data pada

penelitian ini menggunakan softwere SPSS 22.

Penelitian ini meneliti kualitas audit pada semua perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 sampai

dengan tahun 2013. Sektor manufaktur dipilih karena sektor ini memiliki

jumlah perusahaan yang terdaftar paling banyak dibandingkan dengan sektor

lain serta dipilih untuk menghindari industrial effect yaitu risiko industri yang

berbeda antara industri yang satu dengan yang lain. Metodologi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis untuk mengetahui

pengaruh workload, auditor spesialisasi industri, dan audit tenure serta komite

audit terhadap kualitas audit.

Page 64: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

47

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi merupakan kumpulan data pengamatan yang dilakukan

terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel yaitu sebagian dari

populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan bagian

dari populasi. Metode penelitian sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dengan

mempertimbangkan persyaratan atau kriteria tertentu sesuai dengan tujuan

penelitian.

Kriteria yang diperlukan dalam penentuan sampel adalah:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara konsisten di Bursa Efek

Indonesia selama periode pengamatan 3 tahun berturut-turut, yakni dari

tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan yang telah di

audit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir 31 Desember selama

periode pengamatan tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

3. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam mata

uang rupiah.

4. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dengan data

keuangan yang tersedia lengkap dan dibutuhkan mengenai variabel

penelitian yang akan diteliti.

5. Kantor Akuntan Publik yang konsisten mengirimkan laporan KAP tahunan

ke PPAJP Kementerian Keuangan RI selama periode pengamatan 3 tahun

berturut-turut, yakni dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

Page 65: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

48

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data berupa:

1. Laporan keuangan tahunan (annual report) dan laporan keuangan auditan

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011

sampai dengan tahun 2013.

2. Laporan tahunan KAP yang dikirim ke PPAJP Kementerian Keuangan RI

tahun 2011 sampai dengan tahun 2013

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi

klasik dan uji hipotesis yang perhitungannya dilakukan menggunakan software

SPSS 22. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

antara variabel workload (X1), auditor spesialisasi industri (X2), dan audit

tenure (X3) terhadap kualitas audit (Y) dengan komite audit sebagai variabel

moderasi (X4).

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian

untuk menjelaskan gambaran suatu objek yang diteliti melalui data sampel

atau populasi dengan tujuan memudahkan dalam memahami variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai rata–rata (mean), nilai

median, nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi. Sedangkan

metode analisis data dilakukan dengan bantuan softwere SPSS 22.

Page 66: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

49

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda terhadap data

yang diperoleh dalam penelitian, maka terlebih dahulu harus dilakukan uji

asumsi klasik untuk mendeteksi apakah data dalam penelitian ini terjadi

penyimpangan. Berikut ini ada beberapa uji asumsi klasik yang digunakan:

a. Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2013:160), uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Terdapat dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu

dengan analisis grafik dan uji statistik.

Menurut (Ghozali, 2013:163), pengujian normalitas dengan

menggunakan analisis grafik, baik menggunakan histogram maupun

Normal Probability Plot dapat menyesatkan jika tidak hati-hati. Sebab

terdapat kemungkinan analisis grafik yang secara visual terlihat normal

belum tentu normal secara uji statistik atau sebaliknya. Artinya, antara

orang yang satu dengan yang lain dapat berbeda dalam

menginterpretasikannya. Maka sangat dianjurkan melakukan uji

statistik untuk melengkapi analisis grafik.

Uji statistik untuk memperkuat uji normalitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-

Smirnov. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai

Asymp. Sig. > Alpha.

Page 67: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

50

b. Uji Heterokedastisitas

Menurut (Ghozali, 2013:139), uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedasitas.

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini

menggunakan uji glejser untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya

heterokedasitas. Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara

variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai

signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih

dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedasitas (Ghozali,

2013:142).

c. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013:110), uji autokorelasi bertujuan untuk

menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi

yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah

ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari

satu observasi ke observasi lainnya.

Page 68: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

51

Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji

Lagrange Multiplier (Uji LM) sebab sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah lebih dari 100 sampel penelitian. Menurut

Ghozali (2013:111), uji LM ini memang lebih tepat digunakan

dibanding uji DW terutama bila sampel yang digunakan relatif besar

dan derajat autokorelasi lebih dari satu. Uji LM dalam SPSS dilakukan

dengan cara mentransformasi nilai residual ke dalam bentuk lag

residual kemudian regresikan variabel independen dan variabel lag

residual ke variable residual. Apabila variable lag residual menunjukan

signifikan atau lebih kecil dari 0,05 maka diindikasi terjadi

autokorelasi.

d. Uji Multikolinearitas

Menurut (Ghozali, 2013:105), uji multikolinieritas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Salah

satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di

dalam model regresi adalah dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya

Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, terjadi multikolinearitas.

2) Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, tidak terjadi

multikolinearitas.

Page 69: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

52

3. Pengujian Hipotesis

Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel

dependen dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk

mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata

variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui

(Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2013:95). Analisis regresi yang dilakukan

dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda dan dengan

model MRA (Moderated Regression Analysis) untuk mengetahui pengaruh

workload compression, auditor spesialisasi industri, dan masa perikatan

audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

a. Pengujian Regresi Tanpa Interaksi Hipotesis 1 Sampai Dengan

Hipotesis 4

Menurut Ghozali (2013:7) regresi berganda (multiple

regression) digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel

bebas (metrik) terhadap satu variabel terikat (metrik).

ABS_DACCit = α0 + β1WL1 + β2SPEC2 + β3TEN3 + β4KMTE4

+ ε

Keterangan :

ABS_DACCit

= Kualitas audit diukur dengan model Kasznik

(1999)

α = Konstanta

WL1

= Tingkat Workload diukur dengan model

Hansen (2008)

SPEC2

= Auditor spesialisasi diukur dengan model

Siregar (2009)

TEN3

= Audit Tenure (Jumlah tahun perikatan audit)

KMTE4

= Komite Audit (Jumlah anggota komite audit)

ε = Error

Page 70: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

53

b. Pengujian Regresi Dengan Interaksi Hipotesis 5 Sampai Dengan

Hipotesis 7

Penelitian hipotesis 5 sampai dengan hipotesis 7 diuji dengan

menggunakan model regresi dengan interaksi atau sering disebut

dengan Moderated Regression Analysis (MRA) yang merupakan

analisis yang menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan

integritas sampel den memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh

variabel moderator (Ghozali, 2013:229).

Variabel moderator dalam penelitian ini adalah Komite Audit.

Rumus persamaannya sebagai berikut:

1.) H5: Interaksi antara workload dan komite audit terhadap kualitas

audit

ABS_DACCit = α0 + β1 WL1 + β4 KMTE4 + αWL1*KMTE4

+ ε

2.) H6: Interaksi antara auditor spesialisasi industri dan komite audit

terhadap kualitas audit

ABS_DACCit = α0 + β2 SPEC2 + β4 KMTE4 +

αSPEC2*KMTE4 + ε

3.) H7: Interaksi antara audit tenure dan komite audit terhadap kualitas

audit

ABS_DACCit = α0 + β3 TEN3 + β4 KMTE4 + αTEN3*KMTE4

+ ε

Page 71: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

54

Keterangan :

LNABS_DACCit = Kualitas audit diukur dengan model Kasznik

(1999)

α = Konstanta

WL1

= Tingkat Workload diukur dengan model

Hansen (2008)

SPEC2

= Auditor spesialisasi diukur dengan model

Siregar (2009)

TEN3

= Audit Tenure (Jumlah tahun perikatan audit)

KMTE4

= Komite Audit (Jumlah anggota komite audit)

WL1* KMTE4

= Interaksi antara workload dengan komite

audit

SPEC2* KMTE4 = Interaksi antara auditor spesialisasi industri

dengan komite audit

TEN3* KMTE4 = Interaksi antara tenure dengan komite audit

ε = Error

Dalam uji hipotesis dapat dilakukan melalui Pengujian Goodness of Fit:

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1

(satu). Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).

Page 72: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

55

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Pengujian pengaruh simultan atau uji F ini bertujuan untuk

menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Pengujian dilakukan dengan

menggunakan significance level 0.05 (α=5%).

Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan

F tabel, jika F hitung > dari F tabel maka H0 di tolak atau Ha diterima.

Hal ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha.

Artinya semua variabel independen mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya jika F

hitung < F tabel maka H0 di terima atau Ha ditolak. Hal ini juga

ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih besar dari alpha. Artinya

semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen.

c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)

Pengujian Parsial atau uji t ini bertujuan untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%) (Ghozali,

2013:98).

Page 73: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

56

Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t

tabel, jika t hitung > dari t tabel maka H0 di tolak atau Ha diterima. Hal

ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha.

Artinya variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya jika t hitung < t tabel

maka H0 di terima atau Ha ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom

signifikansi akan lebih besar dari alpha. Artinya variabel independen

tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan

variabel independen.

1. Variabel Dependen: Kualitas Audit

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pokok perhatian

utama peneliti. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kualitas audit yang diproksikan dengan cara mengukur tingkat

akrual diskresioner yang merupakan proksi dari manajemen laba. Akrual

merupakan selisih dari laba dengan kas sedangkan diskresioner adalah

kebijakan, sehingga akrual diskresioner merupakan akrual yang timbul

akibat diskresi/kebijakan dari manajemen.

Page 74: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

57

Fleksibilitas manajemen memilih kebijakan akuntansi dalam

pelaporan laba membuka kesempatan manajemen memilih kebijakan

akuntansi sesuai dengan kepentingan pribadinya. Menurut Belkaoui

(2007:201) penggunaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh

kepentingan pribadi merupakan potensi terjadinya manajemen laba.

Menurutnya berikut akrual yang telah terbukti digunakan dalam

manajemen laba yaitu antara lain:

a. Estimasi penyusutan dan provisi piutang tak tertagih yang meliputi

penawaran saham perdana.

b. Cadangan kerugian pinjaman bank.

c. Cadangan kerugian klaim asuransi.

d. Cadangan penilaian pajak tangguhan.

Total akrual terdiri dari akrual diskresioner dan juga non akrual

diskresioner. Non akrual nondiskresioner adalah akrual yang terjadi

seiring berubahnya aktivitas operasional perusahaan yang variasinya dapat

dijelaskan oleh variasi fenomena ekonomik perusahaan. Dalam model

Jones (1991) terdapat 3 fenomena ekonomik yang dianggap berpengaruh

pada akrual nondiskresioner yaitu aset, perubahan pendapatan, dan

property, plant, and equipment (PPE).

Kualitas audit merupakan tingkatan mutu kualitas dari hasil kerja

auditor yaitu mengungkapkan dan melaporkan kesalahan yang terkandung

dalam laporan keuangan perusahaan termasuk juga menemukan tindak

akrual diskresioner yang abnormal atau tidak wajar. Kualitas audit yang

Page 75: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

58

baik dapat menurunkan tingkat manajemen laba. Kualitas audit dalam

penelitian ini menggunakan proksi absolute discretionary accruals yang

diukur dengan model Kazsnik (1999) yang merupakan modifikasi dari

model Jones (1991). Model Kazsnik (1999) ini merujuk pada penelitian

yang dilakukan oleh Siregar et. al., (2012). Siregar et. al., (2005:479)

menemukan bahwa model Kaznik (1999) lebih baik karena memiliki

adjusted R2 lebih besar dibandingkan model Jones (1991), Dechow et. al.,

(1995), dan Kothari (2005).

ABS_TACCit/TAi,t-1 = α1(1/TAi,t-1) + α2(ΔREVit–ΔRECit)/TAi,t-1 +

α3PPEi,t/TAi,t-1 + α3 ΔCFOi,t/TAi,t-1 + εit

Keterangan:

TACCit = Total akrual perusahaan untuk periode t didapat

dari selisih net income dengan arus kas dari

aktivitas operasi

TAi,t-1 = Total aset perusahaan di awal tahun t dan t-1

ΔREVit = Perubahan pendapatan dari tahun t ke tahun t-1

(REVt - REVt-1)

ΔRECit = Perubahan nilai bersih piutang dari tahun t-1 ke

tahun t (RECt - RECt-1)

PPEi,t = Nilai kotor property, plant, and equipment

perusahaan i dalam periode t

ΔCFOi,t = Perubahan dalam arus kas operasi dari tahun t-1 ke

tahun t (CFOt - CFOt-1)

ε = Akrual diskresioner

Akrual diskresioner merupakan nilai residual dari persamaan

model regresi di atas (Siregar et. al., 2005:479). Kualitas audit adalah nilai

negatif dari nilai diskresioner akrual. Artinya apabila nilai akrual

diskresioner rendah maka manajemen laba juga rendah, artinya kualitas

audit tinggi. Sebaliknya, apabila nilai akrual diskresioner tinggi maka

manajemen laba juga tinggi, artinya kualitas audit rendah.

Page 76: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

59

2. Variabel Independen

Terdapat empat variabel independen dalam penelitian ini yang akan

diuji sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas audit:

a. Workload Compression

Dalam penelitian ini workload diukur berdasarkan pengukuran

audit capacity stress (ACS) yang dilakukan oleh Hansen et. al., (2008)

dan Setiawan dan Fitriany (2011) dengan rumus sebagai berikut:

b. Auditor Spesialisasi Industri

Menurut Setiawan dan Fitriany (2011:43) auditor spesialis dan

non spesialis dikategorikan berdasarkan data persentase klien

perusahaan publik yang diaudit oleh KAP pada industri tertentu,

kemudian dilakukan pembobotan (weighting) berdasarkan total asset

perusahaan dengan rumus yang dikembangkan oleh Siregar et. al.,

(2009) sebagai berikut:

Suatu KAP dikatakan spesialis jika KAP tersebut menguasai

10% market share. Variabel Auditor spesialisasi industri diukur

dengan menggunakan dummy variabel. Jika suatu KAP tertentu

menguasai ≥ 10% market share maka diberikan nilai 1 (spesialis), dan

0 jika tidak.

WL= ∑ jumlah klien audit KAPit

∑ Jumlah partner di KAPit

SPEC = ∑ klien KAP di industri

x ∆ aset klien KAP di industri

∑ emiten di industri ∆ aset seluruh emiten di industri

Page 77: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

60

Pengelompokan perusahaan manufaktur menurut BEI meliputi:

(1) Sektor Industri Dasar Dan Kimia, terdiri dari: Sektor Semen,

Sektor Keramik, Porselen dan Kaca, Sektor Logam dan

Sejenisnya, Sektor Kimia, Sektor Plasik dan Kemasan, Sektor

Pakan Ternak, Sektor Kayu dan Pengolahannya, Sektor Pulp dan

Kertas

(2) Sektor Aneka Industri, terdiri dari: Sektor Mesin dan Alat Berat,

Sektor Otomotif dan Komponen, Sektor Tekstil dan Garment,

Sektor Alas Kaki, Sektor Kabel, Sektor Elektronika

(3) Sektor Industri Barang dan Konsumsi, terdiri dari: Sektor

Makanan dan Minuman, Sektor Rokok, Sektor Farmasi, Sektor

Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga, Sektor Peralatan

Rumah Tangga

c. Audit Tenure

Masa perikatan audit atau audit tenure merupakan jangka

waktu penugasan auditor di suatu perusahaan. Pengukuran pada

variabel masa perikatan audit ini menggunakan tenure KAP. Tenure

diukur berdasarkan pengukuran dalam penelitian

AlThuneibat et., al., (2011) dengan menghitung jangka waktu

penugasan KAP di suatu perusahaan yang sama (dalam satuan tahun).

TEN = ∑ Jumlah tahun KAP mengaudit perusahaan yang

sama

Page 78: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

61

3. Variabel Moderasi ( Komite Audit )

Kebijakan mengenai kewajiban adanya komite audit telah

ditetapkan berdasarkan Keputusan BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004.

Di Indonesia, keanggotaan Komite Audit telah diatur bahwa anggota

Komite Audit sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang.

Hasil penelitian Lin et. al., (2006) menunjukan bahwa jumlah

komite audit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

laba yang dilaporkan perusahaan. Proksi yang digunakan untuk mengukur

komite audit sebagai variabel moderating yaitu:

KMTE = ∑ Jumlah komite audit di perusahaan

Page 79: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

62

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Indikator Skala

1 Kualitas Audit (Y)

(Kasznik, 1999)

Besaran absolute akrual

diskresioner

Rasio

2 Workload (X1)

(Setiawan dan Fitriany,

2011)

Jumlah klien audit yang ditangani

suatu KAP dibagi dengan jumlah

partner di KAP pada tahun tersebut

Rasio

3 Spesialisasi audit (X2)

(Siregar et. al., 2009)

Variabel dummy, yaitu jika KAP

tersebut spesialis menguasai market

share ≥ 10% di industri manufaktur

maka memiliki nilai 1 dan 0 jika

sebaliknya.

Dihitung dengan presentase jumlah

klien yang diaudit KAP di industri

manufaktur lalu dilakukan

pembobotan berdasarkan total aset

perusahaan

Nominal

4 Audit Tenure (X3)

(AlThuneibat et. al,

2011)

Jumlah tahun KAP mengaudit

perusahaan yang sama

Rasio

5 Komite Audit (X4)

(Lin et. al., 2006)

Jumlah anggota Komite Audit Rasio

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 80: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

63

4BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersumber dari laporan keuangan auditan emiten dengan menggunakan

populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang diperoleh melalui situs

resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id. Selain itu

data yang digunakan dalam penelitian ini juga bersumber dari laporan tahunan

KAP yang dikirim ke PPAJP Kementerian Keuangan RI untuk mengetahui

jumlah partner dan jumlah klien setiap KAP.

Pemilihan industri manufaktur sebagai populasi dalam penelitian ini

karena sektor ini memiliki jumlah perusahaan yang terdaftar paling banyak

dibandingkan dengan sektor lain serta dipilih untuk menghindari industrial

effect yaitu risiko industri yang berbeda antara industri yang satu dengan yang

lain. Pengelompokan perusahaan manufaktur menurut BEI meliputi sektor

industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor industri barang dan

konsumsi.

Sampel yang digunakan di penelitian ini dipilih secara purposive

sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Berikut Tabel

4.1 menyajikan perolehan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan sesuai

dengan kebutuhan penelitian.

Page 81: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

64

Tabel 4.1

Rincian Perolehan Sampel Penelitian

No. Kriteria Jumlah

Perusahaan

Jumlah

Sampel

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar

secara konsisten di Bursa Efek Indonesia

selama periode pengamatan 3 tahun

berturut-turut, yakni dari tahun 2011

sampai dengan tahun 2013 124 372

2. Perusahaan manufaktur yang

menerbitkan laporan keuangan auditan

dengan menggunakan tahun buku yang

berakhir sebelum 31 Desember selama

periode pengamatan tahun 2011 sampai

dengan tahun 2013

(2) (6)

3. Perusahaan manufaktur yang menyajikan

laporan keuangan bukan dalam mata

uang rupiah (mata uang asing) (26) (78)

4. Perusahaan manufaktur yang menyajikan

laporan keuangan dengan data keuangan

yang tidak lengkap yang dibutuhkan

mengenai variabel penelitian yang akan

diteliti. (21) (63)

5. Kantor Akuntan Publik yang tidak

konsisten mengirimkan laporan KAP

tahunan ke PPAJP Kementerian

Keuangan RI. (5) (15)

Perusahaan manufaktur yang menjadi sampel 70 210

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 210 perusahaan. Sampel tersebut

dipilih karena telah memenuhi kriteria yang ditentukan sesuai dengan

kebutuhan analisis penelitian. Daftar nama perusahaan manufaktur yang

digunakan dalam penelitian ini terlampir dalam lampiran 1.

Page 82: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

65

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode dimana semua data yang

berhubungan dengan penelitian dikumpulkan dan dikelompokkan untuk

kemudian dianalisis dan diinterprestasikan secara objektif dengan

membandingkan nilai minimum, nilai maksimum dan rata-rata dari

sampel.

Berikut Tabel 4.2 merupakan analisis deskriptif untuk variabel

yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LNDACC 210 -4,820 -0,040 -2,803 0,874

WL 210 0,790 99 50,950 24,692

SPEC 210 0 1 0,370 0,484

TEN 210 1 5 2,800 1,252

KMTE 210 2 4 3,070 0,332

Valid N

(listwise) 210

Sumber: Output SPSS yang diolah

Variabel dependen yang digunakan adalah kualitas audit yakni

probabilitas seorang auditor mengidentifikasi dan melaporkan adanya

sebuah kesalahan material dan pelanggaran dalam proses audit yang

dilakukannya. Pengukuran kualitas audit diukur menggunakan proxy

diskresioner akrual. Pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa rata-rata nilai

akrual diskrisioner (LNDACC) sebesar -2,803 dari total aset tahun

sebelumnya dengan nilai minimum sebesar -4,820 dan nilai maksimum

sebesar -0,040.

Page 83: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

66

Variabel independen X1 yaitu beban kerja auditor atau workload

dengan proksi jumlah klien KAP dibagi dengan jumlah partner KAP. Dari

Tabel 4.2 variabel workload (WL) menunjukan rata-rata sebesar 50,950

dengan nilai minimum sebesar 0,790 dan nilai maksimum sebesar 99,000.

Hal ini menunjukan bahwa rata-rata seorang partner menangani 50,950

atau 51 klien dalam satu tahun. Seorang partner audit paling sedikit

menangani 0,790 atau 1 klien dan paling banyak menangani hingga 99

klien dalam satu tahun.

Variabel independen X2 yaitu auditor spesialisasi industri (SPEC)

yang diukur berdasarkan data presentase klien atau perusahaan yang

diaudit oleh KAP. Variabel SPEC merupakan variabel dummy sehingga

nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. Hal tersebut

menunjukan bahwa nilai minimum mewakili perusahaan manufaktur yang

memakai auditor tidak spesialisasi industri dan nilai maksimum mewakili

perusahaan manufaktur yang memakai auditor spesialisasi industri. Tabel

4.2 menunjukan bahwa rata-rata variabel SPEC sebesar 0,370 yang

artinya bahwa perusahaan manufaktur yang diaudit oleh seorang

spesialisasi auditor sebesar 37% dari semua perusahaan manufaktur yang

menjadi sampel penelitian.

Variabel independen X3 (TEN) yaitu masa perikatan audit antara

KAP dengan klien atau disebut tenure audit. Tabel 4.2 menunjukan bahwa

variabel (TEN) memiliki rata-rata sebesar 2,800 dengan nilai minimum

Page 84: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

67

sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 5. Artinya rata-rata sebuah KAP

mengaudit perusahaan maufaktur yang sama selama 3 tahun dan paling

lama KAP mengaudit perusahaan manufaktur yang sama selama 5 tahun.

Hal ini menunjukan bahwa perusahaan manufaktur yang ada di BEI telah

mematuhi Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

17/PMK.01/2008 mengenai jangka waktu maksimal KAP dan Auditor

dalam pemberian jasa umum audit atas laporan keuangan yaitu dilakukan

paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut.

Variabel moderating X4 (KMTE) yaitu komite audit yang diukur

dari jumlah komite audit yang ada di perusahaan. Pada Tabel 4.2

menunjukan bahwa variabel KMTE memiliki rata-rata sebesar 3,070

dengan nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 4. Artinya

rata-rata jumlah komite audit di seluruh perusahaan yang menjadi sampel

perusahaan berjumlah 3 orang dan beberapa perusahaan manufaktur

memiliki komite audit paling sedikit 2 orang dan paling banyak 4 orang.

Hal ini menunjukan implementasi Keputusan Ketua BAPEPAM dalam

Kep-29/PM/2004 yang mengatur bahwa anggota Komite Audit sekurang-

kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang sudah merata diimplementasikan

oleh seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, namun di

beberapa perusahaan masih belum mengimplementasikannya.

Page 85: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

68

2. Analisis Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Sebab model regresi yang baik

memiliki data yang berditribusi normal. Ada 2 cara untuk mendeteksi

normalitas data yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk

menguji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji

statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Nilai

residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. >

0.05.

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4.3 menunjukan hasil dari pengujian uji Kolmogorov-

Smirnov menunjukan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai

tersebut di bawah nilai signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal.

Unstandardized Residual

N 210

Normal

Parametersa,b

Mean 0,000

Std. Deviation 0,095

Most Extreme

Differences

Absolute 0,190

Positive 0,190

Negatif -0,146

Test Statistic Kolmgorov-Smirnov Z 0,190

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Output SPSS yang diolah

Page 86: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

69

Menurut Ghozali (2013:35), data yang tidak berdistribusi

normal dapat dilakukan transformasi data agar menjadi normal.

Transformasi data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode

logaritma natural (Ln) sebagai pengobatan. Metode logaritma natural

yang dilakukan adalah dalam bentuk semi-log dengan model log-lin.

Sehingga model regresi berubah menjadi:

LN_ABSDACCit = α0 + β1WL1 + β2SPEC2 + β3TEN3 +

β4KMTE4 + ε

Berikut Tabel 4.4 menunjukan hasil dari uji Kolmogorov-

Smirnov setelah transformasi dengan logaritma natural.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah

Transformasi

Asymp. Sig (2-tailed) pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov

sebesar 0,200. Nilai tersebut di atas nilai signifikan yaitu 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal,

maka model regresi dapat digunakan untuk pengujian berikutnya.

Unstandardized Residual

N 210

Normal

Parametersa,b

Mean 0,000

Std. Deviation 0,845

Most Extreme

Differences

Absolute 0,049

Positive 0,024

Negatif -0,049

Test Statistic Kolmgorov-Smirnov Z 0,049

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Output SPSS yang diolah

Page 87: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

70

Hasil uji normalitas data yang ditunjukan Kolmogorov-

Smirnov tersebut konsisten dengan hasil analisis grafik histogram dan

grafik normal P-Plot berikut ini:

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Histogram

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot

Page 88: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

71

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa grafik histogram

maupun grafik normal P-Plot memberikan pola distribusi data yang

normal. Dapat dilihat pada grafik histogram yang menggambarkan

lonceng serta pada grafik normal P-Plot titik-titik yang mewakili

jumlah sampel dalam penelitian ini mendekati garis diagonal.

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada

ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah

data yang homoskedastisitas atau data yang memiliki kesamaan

varians dalam fungsi regresi. Uji heterokedastisitas dalam penelitian

ini menggunakan uji glejser yang dilakukan dengan cara

meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut

residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan

absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah

heterokedasitas.

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Glejser

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,824 0,346 2,382 0,018

WL 0,001 0,002 0,044 0,585 0,559

SPEC -0,124 0,080 -0,117 -1,555 0,122

TEN -0,017 0,029 -0,042 -0,579 0,564

KMTE -0,034 0,110 -0,022 -0,309 0,758

a. Dependent Variable: ABS.RES1.GLJSER

Sumber: Output SPSS yang diolah

Page 89: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

72

Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai signifikansi antara semua

variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai

kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskedastisitas atau

tidak terjadi heterokedastisitas.

Hasil uji glejser ini konsisten dengan hasil uji grafik scatterplot

berikut ini:

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Scatterplot

Grafik scatterplot menunjukan bahwa data tersebar di atas dan

dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola

yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini mengindikasikan

bahwa penyebaran titik-titik yang mewakili sampel pada Scatterplot di

atas mengemukakan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai

kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskedastisitas.

Page 90: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

73

c. Hasil Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013:110), uji autokorelasi bertujuan untuk

menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya).

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual

tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.

Untuk menguji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan

uji Lagrange Multiplier (LM Test) sebab menurut (Ghozali, 2013:113)

uji LM Test ini paling tepat digunakan untuk sampel besar di atas 100

sampel. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.5:

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi Dengan Uji Lagrange Multiplier

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -0,032 0,577 -0,056 0,956

WL -0,000 0,003 -0,001 -0,017 0,987

SPEC -0,007 0,133 -0,004 -0,051 0,959

TEN 0,008 0,049 0,013 0,171 0,864

KMTE 0,004 0,184 0,002 0,022 0,982

LM 0,100 0,070 0,100 1,418 0,158

Sumber: Output SPSS yang diolah

Tabel 4.5 menunjukan bahwa koefisien parameter LM

memberikan probabilitas signifikan sebesar 0,158 (>0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi.

Page 91: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

74

d. Hasil Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi

korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika nilai

Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi

multikolinieritas antar variabel bebas. Berikut Tabel 4.6 menunjukan

hasil dari uji Multikolinieritas.

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Uji VIF

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

WL 0,843 1,186

SPEC 0,844 1,184

TEN 0,923 1,084

KMTE 0,930 1,075

Sumber: Output SPSS yang diolah

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas di atas dapat dilihat

bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi,

karena memiliki nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10. Maka dapat

dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel.

3. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan model analisis regresi berganda (tanpa interaksi) dan

analisis regresi dengan interaksi atau MRA (Moderated Regression

Analysis). Uji hipotesis dilakukan melalui pengujian Goodness of Fit yaitu

uji koefisien determinasi, uji statistik F dan uji statistik t.

Page 92: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

75

a. Hasil Pengujian Regesi Tanpa Interaksi Hipotesis 1 Sampai

Dengan Hipotesis 4

Pengujian hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 4 dalam

penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (tanpa interaksi).

Menurut Ghozali (2013:7) regresi berganda digunakan untuk menguji

pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat.

1) Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur

kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat

dilihat dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

1 0,255a 0,065 0,047 0,853

a. Predictors: (Constant), KMTE, TEN, SPEC, WL

b. Dependent Variable: LNDACC

Sumber: Output SPSS yang diolah

Tabel 4.7 menunjukan nilai adjusted R2

sebesar 0,047. Hal

ini menandakan bahwa variasi variabel workload, auditor

spesialisasi industri, tenure, dan komite audit hanya bisa

menjelaskan 4,7% variasi variabel kualitas audit. Sedangkan

sisanya, sebesar 95,3% dijelaskan oleh sebab lain di luar model

seperti ukuran KAP, fee audit, reputasi auditor, kompetensi auditor,

peer review, dll.

Page 93: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

76

2) Hasil Uji F

Pengujian pengaruh simultan atau uji F tujuannya adalah

untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang

dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau tidak (Ghozali, 2013:98).

Tabel 4.9

Hasil Uji F

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 10,349 4 2,58 3,552 0,008b

Residual 149,335 205 0,728

Total 159,684 209

a. Dependent Variable: LNDACC

b. Predictors: (Constant), KMTE, TEN, SPEC, WL

Sumber: Output SPSS yang diolah

Tabel 4.8 menunjukan hasil uji F dengan nilai Fhitung

sebesar 3,552 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008. Tingkat

signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang dapat disimpulkan

bahwa semua variabel independen yaitu workload (WL), auditor

spesialisasi industri (SPEC), tenure (TEN), dan komite audit

(KMTE) berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen

yaitu kualitas audit (LNDACC).

3) Hasil Uji t

Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menunjukan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen yang diuji pada

Page 94: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

77

tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t ditunjukan dalam Tabel 4.9.

Tabel 4.10

Hasil Uji t

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -1,383 0,577 -2,398 0,017

WL -0,006 0,003 -0,176 -2,391 0,018

SPEC -0,092 0,133 -0,051 -0,694 0,489

TEN 0,047 0,049 0,067 0,952 0,342

KMTE -0,391 0,184 -0,149 -2,123 0,035

a. Dependent Variable: LNDACC

Sumber: Output SPSS yang diolah

Tabel 4.9 di atas menunjukan hasil uji t antara variabel

independen dengan variabel dependen. Variabel workload (WL)

memiliki thitung negatif sebesar -2,391 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,018 (<0,05). Dengan demikian H1 diterima sehingga

dapat dikatakan bahwa workload berpengaruh terhadap kualitas

audit.

Hasil uji t untuk variabel auditor spesialisasi industri

(SPEC) memiliki thitung negatif sebesar -0,694 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,489 (>0,05). Artinya H2 ditolak sehingga

dapat dikatakan bahwa auditor spesialisasi industri tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit.

Hasil uji t untuk variabel tenure (TEN) memiliki thitung

positif sebesar 0,952 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,342

(>0,05). Artinya H3 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa audit

Page 95: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

78

tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Hasil uji t untuk variabel komite audit (KMTE) memiliki

thitung negatif sebesar -2,123 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,035 (<0,05). Artinya H4 diterima sehingga dapat dikatakan

bahwa komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, maka dapat diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

LNABS_DACCit = -1,383 - 0,006 WL1 - 0,092 SPEC2 +

0,047TEN3 - 0,391 KMTE4 + ε

Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar

negatif 1,383 menyatakan bahwa jika keempat variabel independen

tersebut dianggap konstan atau tidak ada penambahan, maka rata-

rata akrual diskresioner sebesar -13%. Nilai koefisien variabel

workload sebesar negatif 0,006 menunjukan bahwa setiap

penambahan beban kerja auditor sebesar 1% akan menurunkan

diskresioner akrual sebesar 0,6%.

Nilai koefisien variabel auditor spesialisasi industri sebesar

negatif 0,092 menunjukan bahwa setiap penambahan auditor

spesialisasi industri sebesar 1% akan menurunkan diskresioner

akrual atau sama dengan meningkatkan kualitas audit sebesar

9,2%.

Nilai koefisien variabel audit tenure sebesar positif 0,047

menunjukan bahwa setiap penambahan audit tenure sebesar 1%

Page 96: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

79

akan meningkatkan akrual diskresioner atau sama dengan

menurunkan kualitas audit sebesar 4,7%.

Nilai koefisien variabel komite audit sebesar negatif 0,391

menunjukan bahwa setiap penambahan jumlah anggota komite

audit sebesar 1% akan menurunkan akrual diskresioner atau sama

dengan meningkatkan kualitas audit sebesar 39%.

b. Hasil Pengujian Regresi Dengan Interaksi Hipotesis 5 Sampai

Dengan Hipotesis 7

1) H5: Interaksi antara workload dan komite audit terhadap kualitas

audit

a) Hasil Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi H5

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 0,276a 0,076 0,063 0,846

a. Predictors: (Constant), WL*KMTE, KMTE, WL

b. Dependent Variable: LNDACC

Sumber: Output SPSS yang diolah

Tabel 4.10 menunjukan nilai adjusted R2

sebesar 0,063.

Hal ini menandakan bahwa variasi variabel workload, komite

audit dan interaksi antara workload dengan komite audit hanya

bisa menjelaskan 6,3% variasi variabel kualitas audit.

Sedangkan sisanya, sebesar 93,7% dijelaskan oleh sebab-sebab

lain di luar model.

Page 97: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

80

b) Hasil Uji F

Tabel 4.12

Hasil Uji F H5

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 12,202 3 4,067 5,681 0,001b

Residual 147,482 206 0,716

Total 159,684 209

a. Dependent Variable: LNDACC

b. Predictors: (Constant), WL*KMTE, KMTE, WL

Sumber: Output SPSS yang diolah

Tabel 4.11 menunjukan hasil uji F dengan nilai Fhitung

sebesar 5,681 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001.

Tingkat signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang dapat

disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu workload

(WL), komite audit (KMTE) dan interaksi antara workload

dengan komite audit (WL*KMTE) berpengaruh secara

simultan terhadap kualitas audit (LNDACC).

c) Hasil Uji t

Tabel 4.13

Hasil Uji t H5

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 0,817 1,157 0,707 0,481

WL -0,043 0,019 -1,228 -2,303 0,022

KMTE -1,083 0,377 -0,411 -2,869 0,005

WL*KMTE 0,012 0,006 1,110 1,995 0,047

a. Dependent Variable: LNDACC

Sumber: Output SPSS yang diolah

Page 98: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

81

Tabel 4.12 di atas menunjukan hasil uji t antara variabel

independen dengan variabel dependen. Variabel workload

(WL) memiliki thitung negatif sebesar -2,303 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,022 (<0,05) dan variabel moderating

yaitu komite audit (KMTE) memiliki thitung negatif sebesar -

2,869 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005 (<0,05)

sehingga dapat dikatakan workload dan juga komite

berpengaruh terhadap kualitas audit.

Variabel WL*KMTE yang merupakan interaksi antara

variabel workload dengan komite audit memiliki thitung positif

sebesar 1,995 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,047 (<0,05)

sehingga dapat dikatakan variabel komite merupakan variabel

moderating. Artinya interaksi antara workload dengan komite

audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, maka dapat diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

LNABS_DACCit = 0,817 - 0,043 WL1 - 1,083 KMTE4 +

0,012 WL1*KMTE4

Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta

sebesar positif 0,817 menyatakan bahwa jika variabel

independen tersebut dianggap konstan atau tidak ada

penambahan, maka rata-rata akrual diskresioner sebesar 81%.

Nilai koefisien variabel workload sebesar negatif -0,043

Page 99: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

82

menunjukan bahwa setiap penambahan beban kerja auditor

sebesar 1% akan menurunkan diskresioner akrual sebesar 4%.

Sedangkan nilai koefisien variabel komite audit sebesar

negatif -1,083 menunjukan bahwa setiap penambahan jumlah

anggota komite audit sebesar 1% akan menurunkan

diskresioner akrual sebesar atau sama dengan meningkatkan

kualitas audit 108%.

2) H6: Interaksi antara auditor spesialisasi industri dan komite audit

terhadap kualitas audit

a) Hasil Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.14

Hasil Uji Koefisien Determinasi H6

Tabel 4.13 menunjukan nilai adjusted R2

sebesar 0,027.

Hal ini menandakan bahwa variasi variabel auditor spesialisasi

industri, komite audit dan interaksi antara auditor spesialisasi

industri dengan komite audit hanya bisa menjelaskan 2,7%

variasi variabel kualitas audit. Sedangkan sisanya, sebesar

97.3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 0,202a 0,041 0,027 0,862

a. Predictors: (Constant), SPEC*KMTE, KMTE, SPEC

b. Dependent Variable: LNDACC

Sumber: Output SPSS yang diolah

Page 100: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

83

b) Hasil Uji F

Tabel 4.15

Hasil Uji F H6

Tabel 4.14 menunjukan hasil uji F dengan nilai Fhitung

sebesar 2,922 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,035.

Tingkat signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang dapat

disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu auditor

spesialisasi industri (SPEC), komite audit (KMTE) dan

interaksi antara auditor spesialisasi industri (SPEC*KMTE)

berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit

(LNDACC).

c) Hasil Uji t

Tabel 4.16

Hasil Uji t H6

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 6,517 3 2,172 2,922 0,035b

Residual 153,167 206 0,744

Total 159,684 209

a. Dependent Variable: LNDACC

b. Predictors: (Constant), SPEC*KMTE, KMTE, SPEC

Sumber: Output SPSS yang diolah

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

(Constant) -0,901 1,059 -0,851 0,396

SPEC -1,132 1,271 -0,627 -0,891 0,374

KMTE -0,603 0,352 -0,229 -1,714 0,088

SPEC*KMTE 0,312 0,415 0,558 0,753 0,453

a. Dependent Variable: LNDACC

Sumber: Output SPSS yang diolah

Page 101: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

84

Tabel 4.15 di atas menunjukan hasil uji t antara variabel

independen dengan variabel dependen. Variabel auditor

spesialisasi industri (SPEC) memiliki thitung negatif sebesar -

1,132 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,374 (>0,05) dan

variabel KMTE memiliki thitung negatif sebesar -0,603 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,088 (>0,05) sehingga dapat

dikatakan auditor spesialisasi industri dan komite audit secara

parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Variabel SPEC*KMTE merupakan interaksi antara

variabel auditor spesialisasi industri dengan komite audit

memiliki thitung positif sebesar 0,312 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,453 (>0,05) sehingga dapat dikatakan

variabel komite bukan merupakan variabel moderating.

Artinya interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan

komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Berdasarkan Tabel 4.15 di atas, maka dapat diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

LNABS_DACCit = -0,901 - 1,132 SPEC2 - 0,603 KMTE4 +

0,312 SPEC2*KMTE4

Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta

sebesar negatif 0,901 menyatakan bahwa jika variabel

independen tersebut dianggap konstan atau tidak ada

penambahan, maka rata-rata akrual diskresioner sebesar 90%.

Page 102: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

85

Nilai koefisien variabel auditor spesialisasi industri sebesar

negatif -1,132 menunjukan bahwa setiap penambahan beban

kerja auditor sebesar 1% akan menurunkan diskresioner akrual

atau sama dengan meningkatkan kualitas audit sebesar 113%.

Sedangkan nilai koefisien variabel komite audit sebesar

negatif -0,603 menunjukan bahwa setiap penambahan jumlah

anggota komite audit sebesar 1% akan menurunkan

diskresioner akrual atau sama dengan meningkatkan kualitas

audit sebesar 60%.

3) H7: Interaksi antara audit tenure dan komite audit terhadap kualitas

audit

a) Hasil Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.17

Hasil Uji Koefisien Determinasi H7

Tabel 4.16 menunjukan nilai adjusted R2

sebesar 0,033.

Hal ini menandakan bahwa variasi variabel audit tenure,

komite audit dan interaksi antara audit tenure dengan komite

audit hanya bisa menjelaskan 3,3% variasi variabel kualitas

audit. Sedangkan sisanya, sebesar 96,7% dijelaskan oleh sebab-

sebab lain di luar model.

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 0,218a 0,047 0,033 0,859

Sumber: Output SPSS yang diolah

Page 103: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

86

b) Hasil Uji F

Tabel 4.18

Hasil Uji F H7

Tabel 4.17 menunjukan hasil uji F dengan nilai Fhitung

sebesar 3,412 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,018 (<0,05)

yang dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen

yaitu tenure (TEN), komite audit (KMTE) dan interaksi antara

audit tenure dan komite audit (TEN*KMTE) berpengaruh

secara simultan terhadap kualitas audit (LNDACC).

c) Hasil Uji t

Tabel 4.19

Hasil Uji t H7

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 7,559 3 2,520 3,412 0,018b

Residual 152,125 206 0,738

Total 159,684 209

a. Dependent Variable: LNDACC

b. Predictors: (Constant), TEN*KMTE, KMTE, TEN

Sumber: Output SPSS yang diolah

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -4,049 1,422 -2,847 0,005

TEN 0,937 0,469 1,342 1,998 0,047

KMTE 0,400 0,463 0,152 0,863 0,389

TEN,KMT

E -0,302 0,152 -1,390 -1,986 0,048

a, Dependent Variable: LNDACC

Sumber: Output SPSS yang diolah

Page 104: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

87

Tabel 4.18 di atas menunjukan hasil uji t antara variabel

independen dengan variabel dependen. Variabel audit tenure

(TEN) memiliki thitung positif sebesar 0,937 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,047 (<0,05) sehingga dapat dikatakan

audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan

variabel KMTE memiliki thitung positif sebesar 0,400 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,389 (>0,05) sehingga dapat

dikatakan komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit.

Variabel TEN*KMTE yang merupakan interaksi antara

variabel audit tenure dengan komite audit memiliki thitung

negatif sebesar -0,302 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,048 (<0,05) sehingga dapat dikatakan variabel komite

merupakan variabel moderating. Artinya interaksi antara audit

tenure dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas

audit.

Berdasarkan Tabel 4.18 di atas, maka dapat diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

LN_ABSDACCit = -4,049 + 0,937 TEN3 + 0,400 KMTE4 -

0,302 SPEC2*KMTE4

Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta

sebesar negatif 4,049 menyatakan bahwa jika variabel

independen tersebut dianggap konstan atau tidak ada

penambahan, maka rata-rata akrual diskresioner sebesar 404%.

Page 105: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

88

Nilai koefisien variabel audit tenure sebesar positif 0,937

menunjukan bahwa setiap penambahan tenure sebesar 1% akan

menaikan diskresioner akrual atau sama dengan

menurunkankan kualitas audit sebesar 93%.

Sedangkan nilai koefisien variabel komite audit sebesar

positif 0,400 menunjukan bahwa setiap penambahan jumlah

anggota komite audit sebesar 1% akan menaikan diskresioner

akrual atau sama dengan menurunkan kualitas audit sebesar

40%.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Workload Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini

menunjukan bahwa variabel workload (WL) memiliki thitung negatif

sebesar -2,391 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,018 (< 0,05). Dengan

demikian hipotesis pertama (H1) diterima, artinya workload berpengaruh

terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ardianingsih (2013) yang menemukan

bahwa workload tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurutnya,

banyaknya penugasan di masa sibuk awal tahun tidak menjadikan auditor

memberikan jasa audit yang tidak optimal sebab auditor senantiasa

berpegang pada kode etik dan standar audit yang mensyaratkan auditor

untuk professional dalam menjalankan penugasan.

Page 106: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

89

Namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Adityasih

(2010), Setiawan dan Fitriany (2011), Hansen et. al. (2011), Lopez dan

Peters (2012) yang menemukan bahwa workload berpengaruh terhadap

kualitas audit. Beban kerja akibat banyaknya klien yang harus ditangani

serta terbatasnya waktu audit dapat mempengaruhi kualitas audit yang

dihasilkan.

Hasil penelitian menunjukan terdapat arah negatif pada hubungan

antara workload dengan akrual diskresioner atau sama dengan memiliki

hubungan positif dengan kualitas audit. Hal ini menunjukan bahwa

semakin besar workload maka semakin tinggi kualitas audit. Hal serupa

juga ditemukan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Adityasih

(2010), Setiawan dan Fitriany (2011), dan Lopez (2012).

Peneliti menduga hal tersebut dapat terjadi sebab variabel

workload dalam penelitian ini diukur dengan proksi jumlah klien. Jadi,

bisa dikatakan bahwa semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit

akan semakin meningkat. Dengan demikian, paradigma mengenai

workload akibat banyaknya klien yang harus ditangani auditor dapat

menurunkan kualitas audit belum terbukti benar. Banyaknya klien justru

lebih berdampak positif meningkatkan pengalaman auditor dan

pemahaman auditor terhadap berbagai macam lingkungan bisnis dengan

jenis bisnis, risiko, dan masalah yang berbeda. Meningkatnya pengalaman

auditor tersebut akan meningkatkan pula keahlian teknik yang dapat

meningkatkan kualitas audit.

Page 107: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

90

Selain itu, menurut Adityasih (2010:43), penugasan audit yang

banyak menyebabkan auditor semakin memahami karakteristik bisnis

klien dan mampu mengurangi manajemen laba akrual. Dengan kata lain

penugasan audit yang banyak akan meningkatkan kualitas audit akibat

menurunnya tingkat manajemen laba akrual. Menurut Ehlan et., al. (2000)

dalam Adityasih (2010:22), seluruh KAP di Indonesia memiliki strategi

untuk mengatasi peak season audit sebagai berikut:

a. Menggunakan sistem mentoring dari staf senior ke staf junior agar

masing-masing staf dapat saling berbagi dan memecahkan masalah.

b. Menetapkan sistem bonus untuk setiap jam kerja tambahan.

c. Menetapkan sistem karir berbeda sesuai tujuan masing-masing staf.

d. Membolehkan auditor memiliki sistem jam kerja fleksibel.

e. Mengupah pekerja temporer selama masa-masa sibuk di awal tahun.

Disamping itu, peneliti menduga auditor yang memiliki banyak

klien mengindikasikan pula bahwa reputasi auditor tersebut sangat baik,

sebab klien akan memilih menggunakan auditor yang bereputasi baik

untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangannya. Hal tersebut

menyebabkan auditor berusaha menjaga reputasinya dengan lebih berhati-

hati dalam melakukan audit sehingga akan berpengaruh kepada semakin

meningkatnya kualitas audit. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Deis

dan Giroux (1992) dalam Alim et. al., (2007:4) bahwa auditor yang

memiliki klien yang banyak cenderung akan menjaga reputasinya sehingga

kualitas audit meningkat.

Page 108: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

91

2. Pengaruh Auditor Spesialisasi Industri Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini

menunjukan bahwa variabel auditor spesialisasi industri (SPEC) memiliki

thitung negatif sebesar -0,092 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,489

(>0,05). Dengan demikian hipotesis kedua (H2) ditolak, artinya auditor

spesialisasi industri tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rusmin (2010), Adityasih (2010) dan Rachmawati dan

Fuad (2013). Adityasih (2010:21) menemukan bahwa terdapat pengaruh

auditor spesialisasi industri terhadap manajemen laba akrual atau sama

dengan berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun, hasil penelitian ini

yang menemukan bahwa tidak ada pengaruh auditor spesialisasi industri

terhadap kualitas audit, konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Chen (2005) Wahyuni dan Fitriany (2009), Luhgiatno (2010),

Setiawan dan Fitriany (2011).

Peneliti menduga tidak berpengaruhnya auditor spesialisasi industri

terhadap kualitas audit menunjukan bahwa tidak ada perbedaan kualitas

audit antara perusahaan yang diaudit oleh KAP yang spesialis dengan

perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tidak spesialis. Hal ini diindikasi

disebabkan adanya peraturan wajib rotasi audit yang memungkinkan setiap

KAP mengaudit berbagai macam perusahaan dengan jenis industri yang

berbeda-beda, sehingga KAP memiliki pengalaman di berbagai industri.

Page 109: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

92

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Wahyuni dan Fitriany

(2009) yang menemukan bahwa setelah adanya regulasi rotasi wajib

auditor tidak ditemukan pengaruh auditor spesialisasi industri namun telah

mengubah arah negatif menjadi positif terhadap kualitas audit. Artinya

regulasi rotasi audit mampu mengubah pengaruh negatif auditor spesialis

menjadi positif meskipun belum terbukti dapat meningkatkan kualitas

audit.

Hasil penelitian juga menunjukan terdapat arah negatif pada

hubungan antara auditor spesialisasi industri dengan akrual diskresioner

atau sama dengan memiliki hubungan positif dengan kualitas audit.

Artinya perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri kualitas

audit yang dihasilkan lebih baik dibandingkan perusahaan yang diaudit

oleh auditor non spesialis. Namun auditor spesialisasi industri terbukti

belum bisa dijadikan sebagai pengendali terjadinya praktik manajemen

laba yang dapat mempengaruhi kualitas audit.

Tidak berpengaruhnya auditor spesialisasi diindikasi disebabkan

juga oleh lingkungan hukum Indonesia yang lemah. Menurut Ettredge et

al. (2009) dalam Adityasih (2010:25), negara dengan lingkungan hukum

yang kuat mendukung auditor untuk mengembangkan kemampuan

spesialisasi industri mereka. Menurutnya, dari 29 Negara, Indonesia

memiliki skor penegakan hukum terendah. Negara dengan lingkungan

hukum yang lemah seperti Indonesia bukanlah tempat yang baik bagi

auditor spesialis untuk mengembangkan kemampuan spesialisasi industri.

Page 110: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

93

3. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini

menunjukan bahwa variabel tenure (TEN) memiliki thitung positif sebesar

0,952 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,342 (>0,05). Dengan demikian

hipotesis ketiga (H3) ditolak, artinya audit tenure tidak berpengaruh

terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Giri (2010), AlThuneibat, et. al. (2011), Siregar, et. al.

(2012), Melya dan Rudiawarni (2014), dan Chang, et. al. (2014) yang

menemukan bahwa audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit.

Menurut Melya dan Rudiawarni (2014:14), tenure memiliki pengaruh

positif terhadap kualitas audit. Menurutnya, hal tersebut mengindikasikan

bahwa adanya kemungkinan perusahaan mempertahankan KAP yang sama

dengan pertimbangan bahwa pengetahuan yang diperoleh auditor dengan

masa perikatan yang panjang akan meningkatkan kualitas audit terhadap

laporan keuangan.

Namun, hasil penelitian ini yang menemukan bahwa tidak ada

pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit, konsisten dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Fitriany (2009), Hardiningsih

dan Oktaviani (2012), Ardianingsih (2013). Peneliti menduga hal tersebut

mengindikasikan bahwa lamanya perikatan audit antara auditor dengan

klien tidak berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan.

Page 111: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

94

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Fitriany (2009)

menunjukan pada periode pasca regulasi rotasi wajib auditor dan KAP

tidak menemukan tenure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kualitas audit. Tidak berpengaruhnya tenure terhadap kualitas audit diduga

disebabkan karena terdapat dua faktor yang mempengaruhi kualitas audit

yaitu kompetensi dan independensi yang memiliki pengaruh yang sama

kuat terhadap kualitas audit sehingga menghilangkan pengaruh dari tenure

terhadap kualitas audit.

Menurut Wahyuni dan Fitriany (2009:11) pengaruh independensi

dan kompetensi terhadap kualitas audit memiliki pengaruh yang saling

bertolak belakang. Semakin lama masa penugasan akan meningkatkan

kompetensi yang dapat meningkatkan kualitas audit. Sedangkan semakin

lama masa penugasan juga akan menurunkan independensi yang dapat

menurunkan kualitas audit. Jika peningkatan kompetensi dan penurunan

independensi sama kuat maka menyebabkan tidak terjadinya hubungan

signifikan antara tenure terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian ini juga menunjukan terdapat arah positif pada

hubungan antara tenure terhadap akrual diskresioner yang menunjukan

bahwa semakin lama perikatan antara auditor dengan klien dapat menaikan

akrual diskresioner atau sama dengan menurunkan kualitas audit. Tenure

yang panjang menyebabkan melemahnya independensi auditor akibat

sikap auditor yang semakin loyal dengan klien, sehingga tidak semua

kesalahan salah saji material yang ditemukan auditor akan dilaporkan.

Page 112: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

95

4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini

menunjukan bahwa variabel komite audit (KMTE) memiliki thitung negatif

sebesar -0,391 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,035 (<0,05). Dengan

demikian hipotesis keempat (H4) diterima, artinya komite audit

berpengaruh terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ardianingsih (2013) yang menemukan bahwa komite audit

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun, hasil penelitian ini

konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lin et. al. (2006),

Yasin dan Nelson (2012), Gajevszky (2014) yang menemukan bahwa

jumlah anggota komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian yang dilakukan Yasin dan Nelson (2012)

menunjukan bahwa perusahaan dengan jumlah anggota komite audit yang

lebih tinggi dengan kualifikasi pascasarjana dan frekuensi pertemuan

komite audit berhubungan dengan biaya audit eksternal yang lebih tinggi

dan menunjukkan kualitas audit yang lebih tinggi. Penelitian Yasin dan

Nelson (2014) didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Gajevszky (2014) yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif

antara salah satu mekanisme corporate governance yaitu audit committee

existence terhadap kualitas audit.

Page 113: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

96

Komite audit bertanggung jawab melakukan pengawasan dan

pengendalian untuk menciptakan prinsip-prinsip dari good corporate

governance yaitu keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas.

Pengawasan tersebut bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dalam

menciptakan keterbukaan pelaporan laporan keuangan serta pengawasan

secara independen dalam proses penyusunan laporan keuangan sehingga

laporan keuangan yang disajikan berkualitas.

Komite Audit berperan membantu Dewan Komisaris dalam rangka

peningkatan efektivitas auditor internal dan auditor eksternal serta

membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari

manajemen dengan tujuan meningkatkan kualitas laporan keuangan.

Sehingga keberadaan Komite Audit bermanfaat untuk menjamin

transparansi dan keterbukaan laporan keuangan serta pengungkapan semua

informasi oleh manajemen meski terdapat konflik kepentingan.

Hasil penelitian juga menunjukan terdapat hubungan negatif antara

komite audit dengan akrual deskresioner atau sama dengan berpengaruh

positif dengan kualitas audit. Artinya semakin banyak jumlah anggota

komite audit di sebuah perusahaan dapat meningkatkan kualitas audit.

Dengan demikian menurut peneliti Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor

Kep-29/PM/2004 yang mengatur jumlah anggota komite audit sekurang-

kurangnya terdiri dari 3 orang sudah mampu untuk mengurangi tingkat

akrual diskresioner dalam laporan keuangan.

Page 114: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

97

5. Pengaruh Interaksi Antara Workload Dengan Komite Audit Terhadap

Kualitas Audit

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini

menunjukan bahwa variabel WL*KMTE yang merupakan interaksi antara

variabel workload dengan komite audit memiliki thitung positif sebesar

1,995 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,047 (<0,05). Dengan demikian

hipotesis kelima (H5) diterima, artinya interaksi antara workload dengan

komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini

konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan

Fitriany (2011).

Peneliti menduga keberadaan komite audit dengan jumlah anggota

komite audit yang berada di atas standar yaitu tiga orang serta memiliki

kompetensi akuntansi dan keuangan diharapkan akan mampu

berkomunikasi dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh auditor

serta melakukan pengawasan dan pengendalian menciptakan prinsip-

prinsip dari good corporate governance terhadap laporan keuangan,

dengan maksud membuat laporan keuangan menjadi berkualitas. Dengan

demikian diharapkan kesalahan salah saji material dapat diminimalisir.

Hal tersebut akan membantu auditor dalam melakukan proses audit

sehingga ketika auditor mengalami beban kerja di masa busy season akibat

banyaknya klien yang harus ditangani, maka komite audit dapat berperan

membantu mengurangi beban kerja auditor.

Page 115: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

98

Hasil penelitian juga menunjukan terdapat hubungan positif antara

interaksi workload dengan komite audit terhadap akrual deskresioner atau

sama dengan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Hal ini

menunjukan bahwa keberadaan komite audit di perusahaan berperan

memperlemah hubungan antara workload terhadap kualitas audit. Peran

komite audit dapat mengurangi beban kerja auditor yang mungkin dapat

berpengaruh kepada penurunan kualitas audit. Setiawan dan Fitriany

(2011) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa keberadaan komite

audit berperan mengurangi pengaruh negatif workload terhadap kualitas

audit dan hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Fitriany (2011).

6. Pengaruh Interaksi Antara Auditor Spesialisasi Industri Dengan

Komite Audit Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian

menunjukan bahwa variabel SPEC*KMTE yang merupakan interaksi

antara variabel auditor spesialisasi industri dengan komite audit memiliki

thitung positif sebesar 1,753 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,453

(>0,05) sehingga dapat dikatakan variabel komite bukan merupakan

variabel moderating. Dengan demikian hipotesis keenam (H6) ditolak,

artinya interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal tersebut menunjukan bahwa

ketika perusahaan menggunakan jasa auditor spesialisasi industri maka

komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Page 116: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

99

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Setiawan dan Fitriany (2011) yang menemukan bahwa interaksi antara

auditor spesialisasi industri dengan komite audit tidak berpengaruh

terhadap kualitas audit.

Peneliti menduga tidak berpengaruhnya interaksi antara auditor

spesialisasi industri dengan komite audit terhadap kualitas audit

disebabkan karena perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi

industri telah berpengalaman dan memiliki pengetahuan mengaudit klien

dengan industri yang sama sehingga memiliki pemahaman yang lebih

mengenai risiko audit khusus pada industri tertentu. Dengan demikian

perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri memiliki kualitas

audit yang lebih baik. Kondisi tersebut menyebabkan interaksi antara

komite audit dengan auditor spesialisasi industri di perusahaan tersebut

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Setiawan dan Fitriany

(2011:49) jika perusahaan telah diaudit oleh auditor yang spesialis maka

komite audit tidak berpengaruh meningkatkan kualitas audit.

Hasil uji statistik deskriptif menunjukan bahwa rata-rata

perusahaan memiliki 3 orang komite audit. Komite audit dengan jumlah 3

orang terbukti belum mampu mempengaruhi hubungan antara auditor

spesialisasi industri terhadap kualitas audit. Komite audit yang

beranggotakan terlalu sedikit cenderung menyimpan kelemahan yaitu

ragam pengalaman anggota yang masih minim mengenai pembuatan

laporan keuangan dan prinsip-prinsip pengawasan internal.

Page 117: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

100

Sarbanes-Oxley act dalam Sutojo dan Aldridge (2005:132)

mengharuskan jumlah anggota komite audit beranggotakan lima orang dan

diangkat untuk masa jabatan lima tahun. Komite audit harus memiliki

pengetahuan dasar tentang manajemen keuangan. Dua diantara lima orang

anggota komite audit tersebut pernah menjadi akuntan publik. Hal ini

menunjukan bahwa Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-

29/PM/2004 yang mengatur jumlah anggota komite audit sekurang-

kurangnya terdiri dari 3 orang masih harus diperbaharui lagi sebab belum

mampu mempengaruhi hubungan antara komite audit dengan auditor yang

lebih memiliki pengetahuan secara spesifik di industri tersebut terhadap

kualitas audit.

Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Putri dan Wiratmaja (2015). Menurutnya komite audit

yang memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan akan memunculkan

komunikasi yang baik dengan auditor dalam mengkomunikasikan

mengenai permasalahan audit serta menemukan jalan keluar sehingga akan

mendorong dihasilkannya audit yang lebih berkualitas.

7. Pengaruh Interaksi Antara Audit Tenure Dengan Komite Audit

Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini

menunjukan bahwa variabel TEN*KMTE yang merupakan interaksi antara

variabel audit tenure dengan komite audit memiliki thitung negatif sebesar -

0,302 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,048 (<0,05) sehingga dapat

Page 118: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

101

dikatakan variabel komite merupakan variabel moderating. Dengan

demikian hipotesis ketujuh (H7) diterima, artinya interaksi antara audit

tenure dengan komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Nuratama (2011) dan Putri dan Wiratmaja (2015).

Hasil penelitian juga menunjukan terdapat hubungan positif antara

interaksi audit tenure dengan komite audit terhadap kualitas audit artinya

interaksi komite dengan audit tenure memperkuat pengaruh terhadap

kualitas audit. Peneliti menduga hal tersebut disebabkan oleh komite audit

yang telah berperan dalam mengawasi dan menerapkan peraturan rotasi

wajib auditor di perusahaan dalam rangka membantu auditor menjaga

independensinya dengan manajemen. Penerapan peraturan rotasi audit ini

dapat membantu mengatasi kekhawatiran akan hubungan erat antara

auditor dengan manajemen yang membuat lemahnya independensi auditor

akibat masa perikatan yang panjang. Sehingga hubungan kekerabatan

antara auditor dengan manajemen yang dapat merusak kualitas audit dapat

dibatasi dengan peranan komite audit di sebuah perusahaan.

Hasil penelitian Putri dan Wiratmaja (2015:583) menemukan

bahwa semakin tingginya kualitas komite audit akan berpengaruh pada

semakin pendeknya masa perikatan antara KAP dengan kliennya. Hal ini

disebabkan karena komite audit yang berkualitas akan menjalankan

tugasnya dengan efektif saat mengawasi auditor eksternal dengan cara

memperpendek masa perikatan audit.

Page 119: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

102

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian

yang telah dilakukan dengan model regresi, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Workload berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini

konsisten dengan Adityasih (2010), Setiawan dan Fitriany (2011), Hansen

et. al., (2011), Lopez dan Peters et. al., (2012).

2. Auditor spesialisasi industri tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian ini konsisten dengan Chen et. al., (2005) Wahyuni dan

Fitriany (2009), Luhgiatno (2010), Setiawan dan Fitriany (2011).

3. Audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini

konsisten dengan Wahyuni dan Fitriany (2009), Hardiningsih dan

Oktaviani (2012), Ardianingsih (2013).

4. Komite audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini

konsisten dengan Lin et. al. (2006), Yasin dan Nelson (2012), Gajevszky

(2014).

5. Interaksi antara workload dengan komite audit berpengaruh terhadap

kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan Setiawan dan Fitriany

(2011).

Page 120: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

103

6. Interaksi antara auditor spesialisasi industri dengan komite audit tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan

Setiawan dan Fitriany (2011).

7. Interaksi antara audit tenure dengan komite audit berpengaruh terhadap

kualitas audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan Nuratama (2011) dan

Putri dan Wiratmaja (2015).

B. Saran

Berikut saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya,

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya disarankan agar menambah variabel yang akan

digunakan seperti rotasi audit, fee audit, client importance, ukuran KAP,

dll sehingga hasilnya dapat memperkaya pembahasan mengenai kualitas

audit.

2. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan proksi kualitas audit

dengan model lain seperti model Jones (1991), model Dechow et. al.,

(1995), dan model Kothari (2005), sehingga hasilnya dapat dibandingkan

dengan model Kaznik (1999) yang digunakan dalam penelitian ini.

3. Penelitian selanjutnya disarankan memperpanjang periode pengamatan.

4. Penelitian selanjutnya disarankan agar memperluas wilayah sampel

penelitian dengan menambah perusahaan atau industri lain seperti industri

keuangan sehingga dapat dibandingkan kualitas industri mana yang lebih

baik.

Page 121: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

104

DAFTAR PUSTAKA

Adityasih, Tia. “Analisa Pengaruh Pendidikan Profesi, Pengalaman Auditor,

Jumlah Klien (Audit Capacity) dan Ukuran Kantor Akuntan Publik

Terhadap Kualitas Audit”. Tesis Universitas Indonesia. 2010.

Alim, M. Nizarul; Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti. “Pengaruh Kompetensi

dan IndependensiTerhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor

Sebagai Variabel Moderasi”. Simposium Nasional Akuntansi X.

Makassar. 2007.

AlThuneibat, Ali Abedalqader; Ream Tawfiq Ibrahim Al Issa dan Rana Ahmad

Ata Baker. “Do Audit Tenure and Firm Size Contribute to Audit

Quality?”. Managerial Auditing Journal. Vol.26, No.4, pp. 317-334,

2011.

Ardianingsih, Arum. “Pengaruh Komite Audit, Lama Perikatan Audit dan Audit

Capacity Stress Terhadap Kualitas Audit”. 2013.

Belkaoui, Ahmed Riahi. “Teori Akuntansi” Buku Dua Edisi Lima. Salemba

Empat. Jakarta. 2007.

Boynton, William C. Raymond N, Jhonson dan Walter G. Kell. “Modern

Auditing”. Erlangga. Jakarta. 2006.

Buchheit, Steve dan William L. Buslepp. “Workload Ratios As Audit Quality

Indicators: An Emperical AnalysisUsing PCAOB Headcount

Disclousures”. 2014.

Chang, Yu-Shan; Li Lin (Sunny) Liu dan Dana A. Forgione. “The Effects of

Mandatory Auditor Rotation on Audit Quality in Taiwan: A

Hierarchical Linear Modeling Analysis”. Global Conference on

Business and Finance Proceedings. Vol.9, No.2, 2014.

Chen, Ken Y.; Kuen-Lin Lin; dan Jian Zhou. “Audit Quality and Earnings

Management for Taiwan IPO Firms”. Managerial Auditing Journal.

Vol. 20, No. 1, pp. 86-104. 2005.

DeAngelo, L.“Auditor Independence, „Low Balling‟ and Disclosure Regulation”.

Journal of Accounting and Economics. Vol.3, pp. 113-27, 1981.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). “Seri Tata Kelola

Perusahaan (Corporate Governance)”. Jakarta. 2006. www.fcgi.or.id

Gajevszky, Andra. “Audit Quality and Corporate Governance: Evidence from the

Bucharest Stock Exchange”. 6th

International Scientific Conference on

Economic and Social Development and 3 Eastern European ESD

Conference: Business Continuity. Vienna. 2014.

Page 122: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

105

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Salemba

Empat. Jakarta. 2013.

Giri, Efraim Ferdinan. “Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik dan Reputasi

KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di

Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. 2010.

Hansen, Stephen C; Krishna R. Kumar; Marry W. Sullivan. “Auditor Capacity

Stress and Audit Quality: Market-Based Evidence from Andersen‟s

Indictment. Journal of Accounting and Economics. pp. 10-49. 2008.

Hartadi, Bambang. “Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor

Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ekonomi

dan Keuangan. 2012.

Hutabarat, Goodman. “Pengaruh Pengalaman, Time Budget Pressure dan Etika

Auditor Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Ilmiah ESAI. Vol.6, No.1,

2012.

Lin, J.W., J.F. Li dan J.S. Yang. “The effect of audit committee performance on

earnings quality”. Managerial Auditing Journal. Vol. 21, No. 9, pp.

921-933. 2006.

Lopez, Dennis M. dan Gary F Peters. “Auditor Workload Compression and Busy

Season Auditor Switching”. Accounting Horizons. Vol.25, No.2,

pp.357-380. 2011.

________“The Effect of Workload Compression on Audit Quality”. Auditing: A

Journal of Practice and Theory. Vol.31. No.4. pp. 139-165. 2012.

Luhgiatno. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Studi

Pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Indonesia”. Tesis

Universitas Diponegoro. 2008.

Melya dan Feliza Arnu Rudiawarni. “Pengaruh Audit Tenure dan Ukuran Audit

Firm Terhadap Kualitas Audit Pada Badan Usaha Yang Go-Publik di

BEI Periode 2010-2012”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas

Surabaya, Vol.3, No.1. 2014.

Nuratama, I Putu. “Pengarauh Tenur dan Reputasi Kantor Akuntan Publik pada

Kualitas Audit dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi”.

Tesis Universitas Udayana. 2011.

Purwanto, Anang. 2010. “IAPI Tolak Materi RUU Akuntan Publik”. Okezone.

Minggu, 22 Agustus 2010. Artikel diakses tanggal 18 Januari 2015.

http://www.economy.okezone.com/read/2010/08/22/20/365431/iapi-

tolak-materi-ruu-akuntan-publik.

Page 123: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

106

Putri, Desak Dyah Eka dan I Dewa Nyoman Wiratmaja. “Kualitas Komite Audit

Memoderasi Pengaruh Masa Perikatan Audit Dan Spesialisasi

Auditor Pada Kualitas Audit”. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana. 2015.

Rachmawati, Yulia dan Fuad. “Pengaruh Kualitas Auditor terhadap Manajemen

Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Non- Keuangan yang terdaftar

di BEI tahun 2009-2011)”. Diponegoro Journal of Accounting.Vol.2,

No.3, pp.1-9. 2013.

Rusmin, Rusmin. “Auditor Quality and Earnings Management: Singaporean

Evidence”. Managerial Auditing Journal. Vol.25, No,7, pp.618-638,

2010.

Setiawan, Liswan. “Pengaruh Workload dan Spesialisasi Auditor Terhadap

Kualitas Audit Dengan Kualitas Komite Audit Sebagai Variabel

Pemoderasi”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia (JAKI).

Vol.8, No.1, 2011.

Siregar, Sylvia Veronica dan Siddharta Utama. “Pengaruh Struktur Kepemilikan,

Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap

Pengelolaan Laba (Earnings Management)”. Simposium Nasional

Akuntansi VIII. Solo. 2005.

Siregar, Sylvia Veronica; Fitriany Amarullah; Arie Wibowo dan Viska Anggraita.

“Audit Tenure. Audit Rotation. and Audit Quality: The Case of

Indonesia”. Asian Journal of Business and Accounting. 2012.

Siswanto Sutojo dan E. John Aldridge. “Good Corporate Governance. Tata

Kelola Perusahaan yang Sehat”. Damar Mulia Pustaka. 2008.

Sulistyanto, H. Sri. “Manajemen Laba. Teori dan Model Empiris”. Grasindo.

Jakarta, 2008.

Ujiyantho, Moh. Arief dan Bambang Agus P. “Mekanisme Corporate

Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Simposium

Nasional Akuntansi X. Makassar. 2007.

Wahyuni, Nur dan Fitriany. “Pengaruh Client Importance, Tenure, dan

Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit”. Jurnal akuntansi.

Universitas Indonesia. 2009.

Yasin, Fatimah Mat dan Sherliza Puat Nelson. “Audit Commite and Internal

Audit: Implications on Audit Quality”. International Journal of

Economics. Management and Accounting. Vol.20, No.2. 2012.

Page 124: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

107

LAMPIRAN

Page 125: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

108

LAMPIRAN 1: Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan Industri IPO DELISTING USDTIDAK

LENGKAPSAMPEL

1 ADES Akasha Wira International Tbk Industri Barang

2 ADMG Polychem Indonesia Tbk Aneka Industri

3 AISA T iga Pilar Sejahtera Food Tbk Industri Barang

4 AKKU Alam Karya Unggul Tbk Industri Dasar Kimia

5 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk Industri Dasar Kimia

6 ALDO Alkindo Naratama Tbk Industri Dasar Kimia

7 ALKA Alakasa Industrindo Tbk Industri Dasar Kimia

8 ALMI Alumindo Light MetalTbk Industri Dasar Kimia

9 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk Industri Barang

10 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk Industri Dasar Kimia

11 APLI Asiaplast Industries Tbk Industri Dasar Kimia

12 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk*) Industri Barang

13 ARGO Argo Pantes Tbk Aneka Industri

14 ARNA Arwana Citramulia Tbk Industri Dasar Kimia

15 ASII Astra International Tbk Aneka Industri

16 AUTO Astra Otoparts Tbk Aneka Industri

17 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk Industri Dasar Kimia

18 BATA Sepatu Bata Tbk Aneka Industri

19 BIMA Primarindo Asia Tbk Aneka Industri

20 BRAM Indo Kordsa Tbk Aneka Industri

21 BRNA Berlina Tbk Industri Dasar Kimia

22 BRPT Barito Pacific Tbk Industri Dasar Kimia

23 BTON Betonjaya Manunggal Tbk Industri Dasar Kimia

24 BUDI Budi Acid Jaya Tbk Industri Dasar Kimia

25 CEKA Cahaya Kalbar Tbk Industri Barang

26 CNTX Century Textile Tbk Aneka Industri

27 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk Industri Dasar Kimia

28 CTBN Citra Tubindo Tbk Industri Dasar Kimia

29 DAVO Davomas Abadi Tbk Industri Barang

30 DLTA Delta Djakarta Tbk Industri Barang

31 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk Industri Dasar Kimia

32 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk Industri Barang

33 DYNA Dynaplast Tbk*) Industri Barang

34 EKAD Ekadharma International Tbk Industri Dasar Kimia

35 ERTX Eratex Djaja Tbk Aneka Industri

36 ESTI Ever Shine Tex Tbk Aneka Industri

37 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk Industri Dasar Kimia

38 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk Industri Dasar Kimia

39 FPNI T itan Kimia Nusantara Tbk Industri Dasar Kimia

40 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk Industri Dasar Kimia

41 GDYR Goodyear Indonesia Tbk Aneka Industri

42 GGRM Gudang Garam Tbk Industri Barang

43 GJTL Gajah Tunggal Tbk Aneka Industri

44 HDTX Panasia Indo Resources Tbk Aneka Industri

45 HMSP H.M. Sampoerna Tbk Industri Barang

46 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Industri Barang

47 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk Industri Dasar Kimia

48 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk Industri Dasar Kimia

49 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk Aneka Industri

50 IMAS Indomobil Sukses Tbk Aneka Industri

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 126: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

109

No. Kode Nama Perusahaan Industri IPO DELISTING USDTIDAK

LENGKAPSAMPEL

51 INAF Indofarma Tbk Industri Barang

52 INAI Indal Aluminium Industry Tbk Industri Dasar Kimia

53 INCI Intanwijaya Internasional Tbk Industri Dasar Kimia

54 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Industri Barang

55 INDR Indo Rama Synthetics Tbk Aneka Industri

56 INDS Indospring Tbk Aneka Industri

57 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Industri Dasar Kimia

58 INRU Toba Pulp Lestari Tbk Industri Dasar Kimia

59 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk Industri Dasar Kimia

60 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk Industri Dasar Kimia

61 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia TbkIndustri Dasar Kimia

62 JECC Jembo Cable Company Tbk Aneka Industri

63 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Industri Dasar Kimia

64 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Industri Dasar Kimia

65 JPRS Jaya Pari Steel Tbk Industri Dasar Kimia

66 KAEF Kimia Farma Tbk Industri Barang

67 KARW Karwell Indonesia Tbk Aneka Industri

68 KARW ICTSI Jasa Prima Tbk Aneka Industri

69 KBLI KMI Wire & Cable Tbk Aneka Industri

70 KBLM Kabelindo Murni Tbk Aneka Industri

71 KBRI Kertas Basuki Rachmat Tbk Industri Dasar Kimia

72 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk Industri Barang

73 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Industri Dasar Kimia

74 KICI Kedaung Indah Can Tbk Industri Barang

75 KLBF Kalbe Farma Tbk Industri Barang

76 KRAH Grand Kartech Tbk Aneka Industri

77 KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk Industri Dasar Kimia

78 LION Lion Metal Works Tbk Industri Dasar Kimia

79 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk Industri Barang

80 LMSH Lionmesh Prima Tbk Industri Dasar Kimia

81 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk Aneka Industri

82 MAIN Malindo Feedmill Tbk Industri Dasar Kimia

83 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk Aneka Industri

84 MBTO Martina Berto Tbk Industri Barang

85 MERK Merck Indonesia Tbk Industri Barang

86 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk Industri Barang

87 MLIA Mulia Industrindo Tbk Industri Dasar Kimia

88 MRAT Mustika Ratu Tbk Industri Barang

89 MYOR Mayora Indah Tbk Industri Barang

90 MYRX Hanson International Tbk Industri Dasar Kimia

91 MYTX Apac Citra Centertex Tbk Aneka Industri

92 NIKL Pelat T imah Nusantara Tbk Industri Dasar Kimia

93 NIPS Nipress Tbk Aneka Industri

94 PAFI Pan Brothers Tbk Aneka Industri

95 PBRX Panasia Filament Inti Tbk Aneka Industri

96 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk Industri Dasar Kimia

97 POLY Asia Pacific Fibers Tbk Aneka Industri

98 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk Aneka Industri

99 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk Industri Barang

100 PTSN Sat Nusapersada Tbk Aneka Industri

Lampiran 1 (Lanjutan)

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 127: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

110

No. Kode Nama Perusahaan Industri IPO DELISTING USDTIDAK

LENGKAPSAMPEL

101 PYFA Pyridam Farma Tbk Industri Barang

102 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk Aneka Industri

103 RMBA Bentoel Internasional Investama TbkIndustri Barang

104 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk Industri Barang

105 SAIP Surabaya Agung Industri Tbk Industri Dasar Kimia

106 SCCO Supreme Cable Tbk Aneka Industri

107 SIAP Sekawan Intipratama Tbk Industri Dasar Kimia

108 SIDO Industri Jamu Sido Muncul Tbk Industri Barang

109 SIMA Siwani Makmur Tbk Industri Dasar Kimia

110 SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk Aneka Industri

111 SIPD Sierad Produce Tbk Industri Dasar Kimia

112 SKLT Sekar Laut Tbk Industri Barang

113 SMBR Semen Baturaja Tbk Industri Dasar Kimia

114 SMCB Holcim Indonesia Tbk Industri Dasar Kimia

115 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk Industri Dasar Kimia

116 SMSM Selamat Sempurna Tbk Aneka Industri

117 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Industri Dasar Kimia

118 SPMA Suparma Tbk Industri Dasar Kimia

119 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia TbkIndustri Barang

120 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk Aneka Industri

121 SRSN Indo Acidatama Tbk Industri Dasar Kimia

122 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk Aneka Industri

123 STAR Star Petrochem Tbk Aneka Industri

124 STTP Siantar Top Tbk Industri Barang

125 SULI SLJ Global Tbk Industri Dasar Kimia

126 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk Industri Dasar Kimia

127 TCID Mandom Indonesia Tbk Industri Barang

128 TFCO T ifico Fiber Indonesia Tbk Aneka Industri

129 TIRT T irta Mahakam Resources Tbk Industri Dasar Kimia

130 TKIM Pabrik Kertas T jiwi Kimia Tbk Industri Dasar Kimia

131 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk Industri Dasar Kimia

132 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk Industri Dasar Kimia

133 TRIS Trisula International Tbk Aneka Industri

134 TRST Trias Sentosa Tbk Industri Dasar Kimia

135 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk Industri Barang

136 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk Industri Barang

137 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk Industri Dasar Kimia

138 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk Aneka Industri

139 UNTX Unitex Tbk Aneka Industri

140 UNVR Unilever Indonesia Tbk Industri Barang

141 VOKS Voksel Electric Tbk Aneka Industri

142 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk Industri Barang

143 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk Industri Dasar Kimia

12 7 26 28 70Total

Sumber: Data sekunder yang diolah

Lampiran 1 (Lanjutan)

Page 128: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

111

LAMPIRAN 2 : Data yang Diolah

No. Sampel Tahun LN DACC WL SPEC TEN KMTE

1 2011 -2,50 31,56 0 2 3

2 2012 -3,14 32,94 0 3 3

3 2013 -2,66 27,53 0 4 3

4 2011 -4,08 46,80 1 3 3

5 2012 -4,70 48,13 1 4 3

6 2013 -2,66 46,78 1 5 3

7 2011 -0,04 35,43 0 2 3

8 2012 -3,18 40,17 0 1 3

9 2013 -3,84 77,67 0 1 2

10 2011 -3,79 62,25 1 2 3

11 2012 -2,89 95,63 1 3 3

12 2013 -3,19 86,95 1 4 3

13 2011 -1,31 43,50 1 1 3

14 2012 -1,88 37,17 1 2 3

15 2013 -3,35 42,00 1 3 3

16 2011 -3,26 35,43 0 3 3

17 2012 -2,16 47,27 0 4 3

18 2013 -2,83 50,67 0 5 3

19 2011 -3,35 42,36 1 3 4

20 2012 -4,77 42,58 1 4 4

21 2013 -3,51 50,91 1 5 4

22 2011 -2,07 54,29 0 2 3

23 2012 -3,07 95,63 1 1 2

24 2013 -2,84 86,95 1 2 3

25 2011 -2,96 62,25 1 2 3

26 2012 -3,02 95,63 1 3 4

27 2013 -2,17 86,95 1 4 3

28 2011 -3,06 44,45 1 2 4

29 2012 -3,03 48,46 1 3 4

30 2013 -3,00 50,17 1 4 4

31 2011 -2,80 44,45 1 2 3

32 2012 -2,52 48,46 1 3 3

33 2013 -2,68 50,17 1 4 2

34 2011 -0,99 4,33 0 3 2

35 2012 -4,36 4,00 0 1 3

36 2013 -0,99 14,00 0 2 3

37 2011 -2,80 0,95 0 1 3

38 2012 -2,92 25,73 0 2 3

39 2013 -2,31 27,76 0 3 3

40 2011 -0,99 46,80 0 3 3

41 2012 -3,27 48,13 0 4 3

42 2013 -4,27 46,78 0 5 3

43 2011 -1,47 41,70 0 3 3

44 2012 -1,65 0,79 0 1 3

45 2013 -1,92 54,00 0 2 3

46 2011 -3,07 62,25 1 2 3

47 2012 -2,48 95,63 1 3 3

48 2013 -3,63 86,95 0 4 4

49 2011 -2,26 1,00 0 1 3

50 2012 -2,44 34,40 0 2 3

51 2013 -2,55 43,80 0 3 3

52 2011 -1,81 46,80 0 3 3

53 2012 -1,70 47,14 0 1 3

54 2013 -3,83 71,08 0 1 3

55 2011 -2,82 41,70 1 3 3

56 2012 -1,16 0,79 1 1 3

57 2013 -2,79 54,00 1 2 3

58 2011 -3,78 58,62 0 3 3

59 2012 -2,41 34,85 0 4 3

60 2013 -1,54 99,00 0 5 3

Bersambung pada halaman berikutnya

BRNA

BTON

DLTA

DVLA

EKAD

ETWA

FASW

GDST

BIMA

ADES

AISA

AKKU

AKPI

ALKA

ALMI

AMFG

APLI

ARNA

ASII

AUTO

Page 129: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

112

No. Sampel Tahun LN DACC WL SPEC TEN KMTE

61 2011 -2,30 42,36 1 3 3

62 2012 -2,81 42,58 1 4 3

63 2013 -3,34 50,91 1 5 3

64 2011 -3,63 41,70 0 3 3

65 2012 -2,83 0,79 0 1 3

66 2013 -2,11 54,00 0 2 3

67 2011 -2,63 18,18 0 3 3

68 2012 -4,43 51,00 0 1 3

69 2013 -1,33 59,00 0 2 3

70 2011 -2,88 44,45 1 3 3

71 2012 -3,45 48,46 1 4 3

72 2013 -1,11 50,17 0 5 3

73 2011 -2,36 62,25 1 2 4

74 2012 -3,90 95,63 1 3 4

75 2013 -3,83 86,95 0 4 3

76 2011 -2,28 46,80 0 3 3

77 2012 -3,70 48,13 0 4 3

78 2013 -3,92 44,83 0 1 3

79 2011 -2,54 10,00 0 2 3

80 2012 -2,70 55,76 0 1 3

81 2013 -2,71 40,95 0 2 3

82 2011 -1,67 62,25 0 2 3

83 2012 -2,14 95,63 0 3 3

84 2013 -1,92 86,95 0 4 3

85 2011 -2,40 35,43 0 3 3

86 2012 -4,52 47,27 0 4 3

87 2013 -2,38 50,67 0 5 3

91 2011 -2,43 62,25 1 2 4

92 2012 -2,67 95,63 1 3 4

93 2013 -2,64 86,95 0 4 3

94 2011 -2,88 32,75 0 1 3

95 2012 -3,57 69,62 0 1 3

96 2013 -3,03 66,44 0 2 3

97 2011 -2,27 54,29 0 2 3

98 2012 -3,98 69,62 0 3 3

99 2013 -3,11 66,44 0 4 3

100 2011 -1,60 18,40 0 4 3

101 2012 -2,29 3,00 0 1 3

102 2013 -3,71 16,80 0 1 3

103 2011 -4,34 46,80 0 3 3

104 2012 -2,51 48,13 0 4 3

105 2013 -3,36 46,78 0 5 3

106 2011 -2,55 41,70 0 3 3

107 2012 -3,85 0,79 0 1 3

108 2013 -2,68 54,00 0 2 3

109 2011 -3,55 18,18 0 3 3

110 2012 -3,28 59,67 0 1 3

111 2013 -2,11 71,08 0 2 3

112 2011 -3,22 62,25 1 2 3

113 2012 -3,16 95,63 1 3 3

114 2013 -1,55 86,95 0 4 3

115 2011 -2,17 58,62 0 3 3

116 2012 -3,70 34,85 0 4 3

117 2013 -4,10 99,00 0 5 3

118 2011 -1,25 45,25 0 3 3

119 2012 -0,99 59,67 0 4 3

120 2013 -3,09 71,08 0 5 3

121 2011 -2,34 42,36 1 3 3

122 2012 -2,47 42,58 1 4 3

123 2013 -1,79 50,91 1 5 3

124 2011 -1,69 41,70 1 3 3

125 2012 -3,21 0,79 1 1 3

126 2013 -2,22 54,00 1 2 3

HMSP

Lampiran 2 (Lanjutan)

GGRM

GJTL

HDTX

KBLI

ICBP

IGAR

IKAI

IMAS

INAI

INDF

INDS

JECC

JKSW

JPRS

KBLM

KLBF

LMPI

LMSH

MERK

MLIA

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 130: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

113

No. Sampel Tahun LN DACC WL SPEC TEN KMTE

127 2011 -2,23 45,25 0 3 3

128 2012 -3,21 59,67 0 4 3

129 2013 -2,37 71,08 0 5 3

130 2011 -1,55 40,36 0 1 3

131 2012 -1,80 63,27 0 2 3

132 2013 -3,13 69,00 0 3 3

133 2011 -0,86 18,40 0 2 2

134 2012 -1,97 25,73 0 1 3

135 2013 -4,72 86,95 1 1 3

139 2011 -1,54 35,00 0 2 3

140 2012 -2,34 40,17 0 1 3

141 2013 -2,36 53,00 0 2 3

142 2011 -2,42 18,18 0 4 3

143 2012 -3,43 5,67 0 1 3

144 2013 -3,04 12,00 0 2 3

145 2011 -2,40 62,25 1 2 3

146 2012 -2,75 95,63 1 3 3

147 2013 -3,62 86,95 0 4 3

148 2011 -1,48 44,45 1 2 3

149 2012 -3,02 48,46 1 3 3

150 2013 -2,59 50,17 0 4 3

151 2011 -3,08 62,25 1 2 3

152 2012 -2,72 95,63 1 3 3

153 2013 -2,73 86,95 0 4 3

154 2011 -2,62 18,18 0 2 3

155 2012 -4,58 59,67 0 1 3

156 2013 -3,73 40,95 0 1 3

157 2011 -1,63 40,67 0 2 3

158 2012 -3,81 70,75 0 3 3

159 2013 -2,50 72,25 0 4 3

160 2011 -1,77 35,43 0 3 3

161 2012 -2,78 47,27 0 4 3

162 2013 -3,78 50,67 1 5 3

163 2011 -3,56 62,25 1 3 3

164 2012 -4,52 95,63 1 4 3

165 2013 -3,76 86,95 1 5 3

166 2011 -2,95 62,25 1 2 3

167 2012 -2,44 95,63 1 3 4

168 2013 -2,60 54,00 1 1 4

169 2011 -3,04 45,50 0 4 3

170 2012 -4,64 34,40 0 1 3

171 2013 -4,82 86,95 0 1 3

172 2011 -3,94 58,62 0 3 3

173 2012 -3,37 34,85 0 4 3

174 2013 -3,11 99,00 0 5 3

175 2011 -1,93 46,80 0 3 3

176 2012 -2,97 48,13 0 4 3

177 2013 -2,87 46,78 0 5 3

178 2011 -2,30 5,33 0 1 3

179 2012 -2,08 8,67 0 2 3

180 2013 -2,70 4,67 0 3 3

181 2011 -2,95 46,80 0 2 3

182 2012 -3,73 48,13 0 3 3

183 2013 -2,19 46,78 1 4 3

184 2011 -2,56 62,25 1 2 3

185 2012 -2,31 95,63 1 3 3

186 2013 -1,61 86,95 1 4 3

187 2011 -3,81 62,25 1 2 3

188 2012 -3,48 95,63 1 3 3

189 2013 -2,85 86,95 1 4 3

190 2011 -3,22 62,25 1 2 3

191 2012 -2,74 95,63 1 3 3

192 2013 -3,25 86,95 1 4 3

Lampiran 2 (Lanjutan)

PICO

MRAT

MYOR

MYRX

NIPS

Bersambung pada halaman berikutnya

SSTM

PSDN

RMBA

ROTI

SCCO

SIAP

SKLT

STTP

SULI

TOTO

TRST

SMCB

SMGR

SMSM

SPMA

SRSN

Page 131: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

114

No. Sampel Tahun LN DACC WL SPEC TEN KMTE

193 2011 -2,48 54,29 1 3 3

194 2012 -3,86 69,62 1 4 3

195 2013 -4,18 66,44 1 5 3

196 2011 -2,77 5,33 1 6 4

197 2012 -4,47 16,00 1 1 3

198 2013 -4,17 66,44 1 1 3

199 2011 -2,50 17,00 0 2 3

200 2012 -3,40 31,00 0 1 3

201 2013 -3,15 20,00 0 2 3

202 2011 -3,00 44,45 1 2 3

203 2012 -3,09 48,46 1 3 3

204 2013 -1,81 50,17 1 4 3

205 2011 -2,01 46,80 0 1 3

206 2012 -3,07 47,14 0 1 3

207 2013 -2,38 42,86 0 1 3

208 2011 -1,95 45,50 0 3 3

209 2012 -2,69 34,40 0 1 3

210 2013 -2,21 43,80 0 2 3

ULTJ

Lampiran 2 (Lanjutan)

TSPC

Sumber : Data Sekunder yang Dioleh

UNIT

UNVR

VOKS

YPAS

Page 132: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

115

Perhitungan Diskresioner Akrual (DACC)

Sampel Thn NIit CFOit TACCit TAit-1

TAC 1

REVit REVit-1 ∆REV RECit RECit-1 ∆REC

(∆REV-REC)

PPEit

PPEi

CFOit CFOit-1 ∆CFO

CFO

RES ABS(DAC

C)

LN(ABSDAC

C) TAit-1

TAit

-1 TAit-1 TAit-1 TAit-1

ADES

2011 29,627 57,228 (27,601) 324,493 (0.09) 0.00 299,409 218,748 80,661 71,797 95,929 (24,132) 0.32 102,574 0.32 57,228 (29,748) 86,976 0.27 0.03 0.03 (3.56)

2012 76,631 87,274 (10,643) 316,048 (0.03) 0.00 476,638 299,409 177,229 71,787 71,797 (10) 0.56 109,553 0.35 87,274 57,228 30,046 0.10 0.01 0.01 (4.52)

2013 59,194 40,102 19,092 389,094 0.05 0.00 502,524 476,638 25,886 79,179 71,787 7,392 0.05 141,558 0.36 40,102 87,274 (47,172) (0.12) 0.02 0.02 (3.76)

AISA

2011 185,179 29,662 155,517 1,936,950 0.08 0.00 1,752,802 705,220 1,047,582 474,549 163,025 311,524 0.38 933,668 0.48 29,662 (23,125) 52,787 0.03 0.05 0.05 (2.95)

2012 324,465 128,335 196,130 3,590,309 0.05 0.00 2,747,623 1,752,802 994,821 560,046 474,549 85,497 0.25 1,233,721 0.34 128,335 29,662 98,673 0.03 0.09 0.09 (2.44)

2013 449,586 78,729 370,857 3,867,576 0.10 0.00 4,056,735 2,747,623 1,309,112 904,695 560,046 344,649 0.25 1,302,328 0.34 78,729 128,335 (49,606) (0.01) 0.07 0.07 (2.60)

AKKU

2011 (2,647) 9,764 (12,411) 28,380 (0.44) 0.00 2,568 2,949 (381) 530 834 (304) (0.00) 9,251 0.33 9,764 (1,494) 11,258 0.40 0.04 0.04 (3.35)

2012 (6,458) (768) (5,690) 7,840 (0.73) 0.00 1,603 2,568 (965) 446 530 (84) (0.11) 7,840 1.00 (768) 9,764 (10,532) (1.34) 0.01 0.01 (4.77)

2013 (2,686) 2,886 (5,572) 10,583 (0.53) 0.00 2,697 1,603 1,094 18,567 446 18,121 (1.61) 21,709 2.05 2,886 (768) 3,654 0.35 0.03 0.03 (3.51)

AKPI

2011 78,579 134,955 (56,376) 1,297,898 (0.04) 0.00 1,505,559 1,099,386 406,173 255,873 167,059 88,814 0.24 776,846 0.60 134,955 (3,721) 138,676 0.11 0.05 0.05 (2.96)

2012 58,038 12,203 45,835 1,556,601 0.03 0.00 1,509,185 1,505,559 3,626 298,445 255,873 42,572 (0.03) 808,101 0.52 12,203 134,955 (122,752) (0.08) 0.05 0.05 (3.02)

2013 66,417 (24,262) 90,679 1,714,834 0.05 0.00 1,663,385 1,509,185 154,200 415,418 298,445 116,973 0.02 996,051 0.58 (24,262) 12,203 (36,465) (0.02) 0.11 0.11 (2.17)

ALKA

2011 12,432 27,922 (15,490) 159,196 (0.10) 0.00 873,024 845,070 27,954 200,448 117,374 83,074 (0.35) 2,687 0.02 27,922 38 27,884 0.18 0.08 0.08 (2.54)

2012 6,232 (4,757) 10,989 258,484 0.04 0.00 836,887 873,024 (36,137) 111,838 200,448 (88,610) 0.20 3,177 0.01 (4,757) 27,922 (32,680) (0.13) 0.07 0.07 (2.70)

2013 (577) (508) (69) 147,882 (0.00) 0.00 1,099,620 836,887 262,733 152,247 111,838 40,409 1.50 9,530 0.06 (508) (4,757) 4,250 0.03 0.07 0.07 (2.71)

ALMI

2011 45,302 212,460 (167,158) 1,504,154 (0.11) 0.00 3,609,867 3,019,070 590,797 199,366 160,280 39,086 0.37 546,453 0.36 212,460 (73,946) 286,406 0.19 0.18 0.18 (1.69)

2012 2,617 (28,929) 31,546 1,791,523 0.02 0.00 3,221,635 3,609,867 (388,232) 108,995 199,366 (90,371) (0.17) 684,846 0.38 (28,929) 212,460 (241,389) (0.13) 0.04 0.04 (3.21)

2013 22,939 (713,749) 736,688 1,881,569 0.39 0.00 2,871,313 3,221,635 (350,322) 201,166 108,995 92,171 (0.24) 816,552 0.43 (713,749) (28,929) (684,820) (0.36) 0.11 0.11 (2.22)

AMFG

2011 446,661 335,387 111,274 2,372,657 0.05 0.00 2,596,271 2,426,138 170,133 268,609 240,013 28,596 0.06 1,152,779 0.49 335,387 481,895 (146,508) (0.06) 0.02 0.02 (3.81)

2012 463,812 512,281 (48,469) 2,690,595 (0.02) 0.00 2,857,310 2,596,271 261,039 310,118 268,609 41,509 0.08 1,384,995 0.51 512,281 335,387 176,894 0.07 0.03 0.03 (3.48)

2013 450,753 634,012 (183,259) 3,115,421 (0.06) 0.00 3,216,480 2,857,310 359,170 400,446 310,118 90,328 0.09 1,478,147 0.47 634,012 512,281 121,731 0.04 0.06 0.06 (2.85)

APLI

2011 18,889 17,654 1,235 334,951 0.00 0.00 308,434 283,739 24,695 55,371 44,035 11,336 0.04 184,400 0.55 17,654 30,870 (13,217) (0.04) 0.27 0.27 (1.31)

2012 5,961 14,312 (8,351) 334,702 (0.02) 0.00 343,678 308,434 35,244 68,305 55,371 12,934 0.07 187,612 0.56 14,312 17,654 (3,342) (0.01) 0.15 0.15 (1.88)

2013 2,742 62,415 (59,673) 333,867 (0.18) 0.00 281,551 343,678 (62,127) 44,108 68,305 (24,197) (0.11) 171,881 0.51 62,415 14,312 48,103 0.14 0.04 0.04 (3.35)

ARNA

2011 129,918 143,853 (13,935) 873,154 (0.02) 0.00 922,685 830,184 92,501 199,687 196,501 3,186 0.10 564,891 0.65 143,853 115,491 28,361 0.03 0.04 0.04 (3.26)

2012 212,272 237,696 (25,424) 831,508 (0.03) 0.00 1,113,664 922,685 190,979 219,607 199,687 19,920 0.21 598,525 0.72 237,696 143,853 93,843 0.11 0.12 0.12 (2.16)

2013 316,350 278,878 37,472 937,360 0.04 0.00 1,417,640 1,113,664 303,976 306,381 219,607 86,774 0.23 705,761 0.75 278,878 237,696 41,182 0.04 0.06 0.06 (2.83)

ASII

2011 25,772,0 9,330,000 16,442,0 112,857,00 0.15 0.00 162,564,00 129,038,00 33,526,00 37,405,00 23,919,00 13,486,00 0.18 28,604,00 0.25 9,330,000 2,907,00 6,423,000 0.06 0.37 0.37 (0.99)

2012 27,898, 8,930,000 18,968,0 153,521,00 0.12 0.00 188,053,00 162,564,00 25,489,00 38,608,00 37,405,00 1,203,000 0.16 34,326,00 0.22 8,930,000 9,330,00 (400,000) (0.00) 0.04 0.04 (3.27)

2013 27,523,0 21,250,00 6,273,00 182,274,00 0.03 0.00 193,880,00 188,053,00 5,827,000 51,645,00 38,608,00 13,037,00 (0.04) 37,862,00 0.21 21,250,00 8,930,00 12,320,00 0.07 0.01 0.01 (4.27)

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 133: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

116

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

Sampel Thn NIit CFOit TACCit TAit-1 TACC 1

REVit REVit-1 ∆REV RECit RECit-1 ∆REC (REV-REC)

PPEit PPEit

CFOit CFOit-1 ∆CFO ∆CFO

RES_1 ABS(DACC) LN(ABSDAC) TAit-1 TAit- TAit-1 TAit-1 TAit-1

AUTO

2011 1,255,083 258,576 996,507 5,585,852 0.18 0.00 7,363,659 6,255,109 1,108,550 1,017,494 849,087 168,407 0.17 1,547,831 0.28 258,576 399,127 (140,551) (0.03) 0.02 0.02 (3.78)

2012 1,263,368 537,785 725,583 6,964,227 0.10 0.00 8,277,485 7,363,659 913,826 1,187,967 1,017,494 170,473 0.11 2,084,184 0.30 537,785 258,576 279,209 0.04 0.09 0.09 (2.41)

2013 1,268,604 551,756 716,848 8,881,642 0.08 0.00 10,701,988 8,277,485 2,424,503 1,650,635 1,187,967 462,668 0.22 3,182,962 0.36 551,756 537,785 13,971 0.00 0.21 0.21 (1.54)

BIMA

2011 4,713 539 4,174 87,275 0.05 0.00 184,387 321,452 (137,065) 10,526 8,942 1,584 (1.59) 15,192 0.17 539 4,194 (3,655) (0.04) 0.09 0.09 (2.40)

2012 9,138 14,231 (5,093) 91,526 (0.06) 0.00 243,531 184,387 59,144 13,054 10,526 2,528 0.62 15,034 0.16 14,231 539 13,691 0.15 0.01 0.01 (4.52)

2013 (21,513) 10,672 (32,185) 100,101 (0.32) 0.00 279,150 243,531 35,619 17,771 13,054 4,717 0.31 14,251 0.14 10,672 14,231 (3,559) (0.04) 0.09 0.09 (2.38)

BRNA

2011 58,174 96,771 (38,597) 550,907 (0.07) 0.00 679,335 568,328 (111,007) 143,447 141,818 1,629 (0.20) 335,848 0.61 96,771 60,380 36,390 0.07 0.20 0.20 (1.60)

2012 80,032 101,096 (21,064) 643,964 (0.03) 0.00 836,986 679,335 (157,651) 146,026 143,447 2,579 (0.25) 427,232 0.66 101,096 96,771 4,325 0.01 0.10 0.10 (2.29)

2013 (8,132) 103,087 (111,219) 770,384 (0.14) 0.00 961,000 836,986 (124,014) 159,996 146,026 13,970 (0.18) 639,298 0.83 103,087 101,096 1,991 0.00 0.02 0.02 (3.71)

BTON

2011 24,486 33,565 (9,079) 89,781 (0.10) 0.00 153,646 127,919 25,728 19,026 13,708 5,318 0.23 9,849 0.11 33,565 21,402 12,163 0.14 0.01 0.01 (4.34)

2012 32,391 25,856 6,535 118,716 0.06 0.00 155,006 153,646 1,360 14,361 19,026 (4,665) 0.05 14,720 0.12 25,856 33,565 (7,710) (0.06) 0.08 0.08 (2.51)

2013 33,272 11,078 22,194 145,101 0.15 0.00 113,548 155,006 (41,458) 10,853 14,361 (3,508) (0.26) 14,894 0.10 11,078 25,856 (14,778) (0.10) 0.03 0.03 (3.36)

DLTA

2011 204,871 177,328 27,543 708,584 0.04 0.00 564,051 547,816 16,235 208,192 205,980 2,212 0.02 98,160 0.14 177,328 31,743 145,585 0.21 0.29 0.29 (1.25)

2012 287,505 248,441 39,064 696,167 0.06 0.00 1,719,815 564,051 1,155,764 197,570 208,192 (10,622) 1.68 95,121 0.14 248,441 177,328 71,114 0.10 0.37 0.37 (0.99)

2013 250,720 348,712 (97,992) 745,307 (0.13) 0.00 2,001,359 1,719,815 281,544 120,892 197,570 (76,678) 0.48 93,079 0.12 348,712 248,441 100,271 0.13 0.05 0.05 (3.09)

DVLA

2011 166,325 72,518 93,807 854,110 0.11 0.00 972,297 929,197 43,100 312,167 293,173 18,994 0.03 199,878 0.23 72,518 122,855 (50,337) (0.06) 0.42 0.42 (0.86)

2012 204,477 106,931 97,546 928,291 0.11 0.00 1,087,380 972,297 115,083 390,003 312,167 77,836 0.04 218,295 0.24 106,931 72,518 34,413 0.04 0.14 0.14 (1.97)

2013 175,757 119,207 56,549 1,074,691 0.05 0.00 1,101,684 1,087,380 14,304 377,105 390,003 (12,898) 0.03 243,055 0.23 119,207 106,931 12,276 0.01 0.01 0.01 (4.72)

EKAD

2011 35,219 14,468 20,751 204,470 0.10 0.00 328,460 254,276 74,184 41,747 31,040 10,707 0.31 74,432 0.36 14,468 13,961 507 0.00 0.09 0.09 (2.42)

2012 47,930 28,583 19,347 237,592 0.08 0.00 385,037 328,460 56,577 49,704 41,747 7,957 0.20 85,361 0.36 28,583 14,468 14,115 0.06 0.03 0.03 (3.43)

2013 51,988 23,212 28,776 273,893 0.11 0.00 418,669 385,037 33,632 62,633 49,704 12,929 0.08 104,498 0.38 23,212 28,583 (5,371) (0.02) 0.05 0.05 (3.04)

ETWA

2011 89,969 (72,595) 162,564 533,380 0.30 0.00 904,236 810,859 93,377 156,054 184,722 (28,668) 0.23 64,535 0.12 (72,595) (150,767) 78,172 0.15 0.10 0.10 (2.26)

2012 36,279 50,076 (13,797) 620,709 (0.02) 0.00 601,772 904,236 (302,464) 206,523 156,054 50,469 (0.57) 240,978 0.39 50,076 (72,595) 122,671 0.20 0.09 0.09 (2.44)

2013 31,386 (26,070) 57,456 960,957 0.06 0.00 1,206,066 601,772 604,294 272,145 206,523 65,622 0.56 227,662 0.24 (26,070) 50,076 (76,145) (0.08) 0.08 0.08 (2.55)

FASW

2011 182,076 1,911,187 (1,729,111) 4,495,022 (0.38) 0.00 4,123,728 3,385,973 737,755 338,244 528,273 (190,029) 0.21 3,734,449 0.83 1,911,187 1,164,935 746,253 0.17 0.16 0.16 (1.81)

2012 11,029 126,706 (115,677) 4,936,094 (0.02) 0.00 3,987,783 4,123,728 (135,945) 882,910 338,244 544,666 (0.14) 3,860,973 0.78 126,706 1,911,187 (1,784,481) (0.36) 0.18 0.18 (1.70)

2013 (329,410) 209,911 (539,321) 5,578,334 (0.10) 0.00 4,960,826 3,987,783 973,043 1,053,613 882,910 170,703 0.14 3,795,093 0.68 209,911 126,706 83,204 0.01 0.02 0.02 (3.83)

GDST

2011 139,855 20,586 119,269 1,074,570 0.11 0.00 2,093,545 1,710,132 383,413 119,123 94,078 25,046 0.33 253,004 0.24 20,586 (34,995) 55,581 0.05 0.35 0.35 (1.06)

2012 61,789 370,215 (308,426) 977,457 (0.32) 0.00 1,647,928 2,093,545 (445,617) 180,915 119,123 61,791 (0.52) 320,878 0.33 370,215 20,586 349,629 0.36 0.04 0.04 (3.26)

2013 121,585 192,925 (71,339) 1,163,971 (0.06) 0.00 1,410,117 1,647,928 (237,811) 141,979 180,915 (38,935) (0.17) 309,820 0.27 192,925 370,215 (177,290) (0.15) 0.04 0.04 (3.21)

GGRM

2011 6,614,971 (90,307) 6,705,278 30,741,679 0.22 0.00 41,884,352 37,691,997 4,192,355 937,987 915,004 22,983 0.14 8,189,881 0.27 (90,307) 2,872,598 (2,962,905) (0.10) 0.14 0.14 (1.93)

2012 5,530,646 3,953,574 1,577,072 39,088,705 0.04 0.00 49,028,696 41,884,352 7,144,344 1,382,539 937,987 444,552 0.17 10,389,32 0.27 3,953,574 (90,307) 4,043,881 0.10 0.05 0.05 (2.97)

2013 5,936,204 2,472,971 3,463,233 41,509,325 0.08 0.00 55,436,954 49,028,696 6,408,258 2,196,086 1,382,539 813,547 0.13 14,788,91 0.36 2,472,971 3,953,574 (1,480,603) (0.04) 0.06 0.06 (2.87)

GJTL

2011 855,681 304,312 551,369 10,371,567 0.05 0.00 11,841,396 9,853,904 1,987,492 1,860,955 1,549,461 311,494 0.16 4,588,389 0.44 304,312 1,010,980 (706,668) (0.07) 0.96 0.96 (0.04)

2012 1,457,400 1,707,135 (249,735) 11,554,143 (0.02) 0.00 12,578,596 11,841,396 737,200 2,226,538 1,860,955 365,583 0.03 6,121,783 0.53 1,707,135 304,312 1,402,823 0.12 0.04 0.04 (3.18)

2013 166,473 1,299,132 (1,132,65) 12,869,793 (0.09) 0.00 12,352,917 12,578,596 (225,679) 2,282,868 2,226,538 56,330 (0.02) 6,415,815 0.50 1,299,132 1,707,135 (408,003) (0.03) 0.02 0.02 (3.84)

HDTX

2011 20,255 8,016 12,239 1,017,613 0.01 0.00 1,016,881 661,992 354,889 110,314 66,195 44,119 0.31 502,092 0.49 8,016 30,468 (22,452) (0.02) 0.02 0.02 (3.79)

2012 1,486 48,589 (47,103) 1,013,575 (0.05) 0.00 861,164 1,016,881 (155,717) 172,251 110,314 61,937 (0.21) 684,299 0.68 48,589 8,016 40,573 0.04 0.06 0.06 (2.89)

2013 (299,184) 393,543 (692,726) 1,362,557 (0.51) 0.00 1,057,343 861,164 196,179 168,498 172,251 (3,753) 0.15 962,536 0.71 393,543 48,589 344,954 0.25 0.04 0.04 (3.19)

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 134: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

117

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

Sampel Thn NIit CFOit TACCit TAit-1 TACC 1

REVit REVit-1 ∆REV RECit RECit-1 ∆REC (REV-REC)

PPEit PPEit

CFOit CFOit-1 ∆CFO ∆CFO

RES_1 ABS(DACC) LN(ABSDAC) TAit-1 TAit- TAit-1 TAit-1 TAit-1

HMSP

2011 10,911,082 11,088,270 (177,188) 20,525,123 (0.01) 0.00 52,856,708 43,381,658 9,475,050 1,092,906 1,000,282 92,624 0.46 3,850,665 0.19 11,088,270 7,059,975 4,028,295 0.20 0.13 0.13 (2.07)

2012 13,383,257 4,087,495 9,295,762 19,376,343 0.48 0.00 66,626,123 52,856,708 13,769,415 1,372,754 1,092,906 279,848 0.70 4,115,078 0.21 4,087,495 11,088,270 (7,000,775) (0.36) 0.05 0.05 (3.07)

2013 14,509,710 10,802,179 3,707,531 26,247,527 0.14 0.00 75,025,207 66,626,123 8,399,084 1,449,427 1,372,754 76,673 0.32 4,708,669 0.18 10,802,179 4,087,495 6,714,684 0.26 0.06 0.06 (2.84)

ICBP

2011 2,744,910 2,174,427 570,483 13,361,313 0.04 0.00 19,367,155 17,960,120 1,407,035 2,378,402 2,026,249 352,153 0.08 2,590,036 0.19 2,174,427 2,252,042 (77,615) (0.01) 0.06 0.06 (2.80)

2012 3,027,190 3,053,526 (26,336) 15,222,857 (0.00) 0.00 21,574,792 19,367,155 2,207,637 2,328,181 2,378,402 (50,221) 0.15 3,839,756 0.25 3,053,526 2,174,427 879,099 0.06 0.05 0.05 (2.92)

2013 2,966,990 1,993,496 973,494 17,753,480 0.05 0.00 25,094,681 21,574,792 3,519,889 2,549,415 2,328,181 221,234 0.19 4,844,407 0.27 1,993,496 3,053,526 (1,060,030) (0.06) 0.10 0.10 (2.31)

IGAR

2011 71,768 26,839 44,929 347,473 0.13 0.00 512,774 536,166 (23,392) 98,609 84,656 13,953 (0.11) 28,003 0.08 26,839 84,926 (58,087) (0.17) 0.10 0.10 (2.28)

2012 58,882 32,192 26,690 355,580 0.08 0.00 556,446 512,774 43,672 115,112 98,609 16,503 0.08 43,057 0.12 32,192 26,839 5,353 0.02 0.02 0.02 (3.70)

2013 48,442 31,572 16,870 312,343 0.05 0.00 643,403 556,446 86,957 128,470 115,112 13,358 0.24 48,895 0.16 31,572 32,192 (620) (0.00) 0.02 0.02 (3.92)

IKAI

2011 (43,358) (978) (42,380) 643,788 (0.07) 0.00 210,970 228,717 (17,747) 39,051 59,780 (20,729) 0.00 407,871 0.63 (978) (44) (934) (0.00) 0.20 0.20 (1.63)

2012 (40,206) 4,586 (44,792) 548,790 (0.08) 0.00 201,204 210,970 (9,766) 50,660 39,051 11,609 (0.04) 362,450 0.66 4,586 (978) 5,564 0.01 0.02 0.02 (3.81)

2013 (43,931) (11,912) (32,019) 507,425 (0.06) 0.00 211,523 201,204 10,319 1,248 50,660 (49,412) 0.12 344,358 0.68 (11,912) 4,586 (16,498) (0.03) 0.08 0.08 (2.50)

IMAS

2011 1,188,362 (1,215,20) 2,403,569 7,985,020 0.30 0.00 15,776,580 10,935,335 4,841,245 2,916,348 2,101,779 814,569 0.50 1,876,846 0.24 (1,215,20) (1,196,411) (18,797) (0.00) 0.04 0.04 (3.22)

2012 1,073,071 (2,876,08) 3,949,159 12,913,942 0.31 0.00 19,780,838 15,776,580 4,004,258 4,287,257 2,916,348 1,370,909 0.20 2,951,054 0.23 (2,876,08) (1,215,20) (1,660,881) (0.13) 0.06 0.06 (2.74)

2013 595,522 (2,354,54) 2,950,067 17,577,664 0.17 0.00 20,094,736 19,780,838 313,898 7,475,893 4,287,257 3,188,636 (0.16) 3,774,428 0.21 (2,354,54) (2,876,08) 521,543 0.03 0.04 0.04 (3.25)

INAI

2011 24,471 19,866 4,605 389,007 0.01 0.00 555,887 461,421 94,465 108,888 64,369 44,519 0.13 70,717 0.18 19,866 (90,023) 109,890 0.28 0.14 0.14 (1.95)

2012 30,344 (99,407) 129,751 544,282 0.24 0.00 582,654 555,887 26,768 114,237 108,888 5,349 0.04 82,994 0.15 (99,407) 19,866 (119,273) (0.22) 0.07 0.07 (2.69)

2013 11,362 77,755 (66,393) 612,224 (0.11) 0.00 640,703 582,654 58,048 162,209 114,237 47,972 0.02 84,098 0.14 77,755 (99,407) 177,161 0.29 0.11 0.11 (2.21)

INCI

2011 (17,613) (6,234) (11,379) 134,028 (0.08) 0.00 50,278 48,454 1,824 26,499 33,557 (7,058) 0.07 6,735 0.05 (6,234) 6,015 (12,249) (0.09) 0.08 0.08 (2.56)

2012 4,578 3,341 1,237 125,185 0.01 0.00 64,628 50,278 14,350 27,951 26,499 1,452 0.10 23,344 0.19 3,341 (6,234) 9,575 0.08 0.10 0.10 (2.31)

2013 10,691 10,276 415 132,279 0.00 0.00 81,244 64,628 16,616 15,685 27,951 (12,266) 0.22 40,639 0.31 10,276 3,341 6,935 0.05 0.20 0.20 (1.61)

INDF

2011 6,309,756 4,976,035 1,333,721 47,275,955 0.03 0.00 45,332,256 38,403,360 6,928,896 3,669,305 2,686,273 983,032 0.13 12,921,01 0.27 4,976,035 6,989,734 (2,013,699) (0.04) 0.06 0.06 (2.82)

2012 4,666,958 7,419,046 (2,752,08) 53,585,933 (0.05) 0.00 50,059,427 45,332,256 4,727,171 3,485,461 3,669,305 (183,844) 0.09 15,775,74 0.29 7,419,046 4,976,035 2,443,011 0.05 0.31 0.31 (1.16)

2013 3,999,856 6,233,946 (2,234,09) 59,324,207 (0.04) 0.00 57,731,998 50,059,427 7,672,571 4,959,416 3,485,461 1,473,955 0.10 23,027,91 0.39 6,233,946 7,419,046 (1,185,100) (0.02) 0.06 0.06 (2.79)

INDS

2011 160,680 121,349 39,331 769,816 0.05 0.00 1,234,986 1,027,120 207,866 226,969 165,606 61,363 0.19 340,926 0.44 121,349 130,914 (9,566) (0.01) 0.02 0.02 (3.94)

2012 180,798 110,147 70,651 1,139,715 0.06 0.00 1,476,988 1,234,986 242,002 239,654 226,969 12,685 0.20 756,098 0.66 110,147 121,349 (11,202) (0.01) 0.03 0.03 (3.37)

2013 184,580 255,756 (71,176) 1,664,779 (0.04) 0.00 1,702,447 1,476,988 225,459 309,563 239,654 69,909 0.09 1,061,635 0.64 255,756 110,147 145,609 0.09 0.04 0.04 (3.11)

JECC

2011 41,273 10,550 30,723 561,999 0.05 0.00 1,267,418 830,723 436,695 167,840 203,203 (35,363) 0.84 79,980 0.14 10,550 7,766 2,784 0.00 0.05 0.05 (3.06)

2012 48,929 (803) 49,732 627,038 0.08 0.00 1,234,828 1,267,418 (32,590) 219,878 167,840 52,038 (0.13) 72,164 0.12 (803) 10,550 (11,353) (0.02) 0.05 0.05 (3.03)

2013 43,436 (119,084) 162,520 708,955 0.23 0.00 1,490,073 1,234,828 255,245 513,750 219,878 293,872 (0.05) 136,292 0.19 (119,084) (803) (118,281) (0.17) 0.05 0.05 (3.00)

JKSW

2011 (2,651) 4,778 (7,429) 289,988 (0.03) 0.00 142,107 181,159 (39,052) 82,575 93,828 (11,253) (0.10) 47,080 0.16 4,778 (16,848) 21,626 0.07 0.06 0.06 (2.80)

2012 (16,452) 733 (17,185) 287,132 (0.06) 0.00 86,198 142,107 (55,909) 79,280 82,575 (3,295) (0.18) 39,282 0.14 733 4,778 (4,045) (0.01) 0.08 0.08 (2.52)

2013 (7,969) 90 (8,059) 278,719 (0.03) 0.00 91,708 86,198 5,510 77,604 79,280 (1,676) 0.03 262,386 0.94 90 733 (643) (0.00) 0.07 0.07 (2.68)

JPRS

2011 48,322 (36,795) 85,117 411,282 0.21 0.00 641,375 427,793 213,582 191,892 93,614 98,278 0.28 14,977 0.04 (36,795) 48,826 (85,622) (0.21) 0.03 0.03 (3.63)

2012 12,283 (10,271) 22,554 437,849 0.05 0.00 461,125 641,375 (180,250) 179,058 191,892 (12,834) (0.38) 15,425 0.04 (10,271) (36,795) 26,524 0.06 0.06 0.06 (2.83)

2013 18,338 78,623 (60,285) 398,607 (0.15) 0.00 195,247 461,125 (265,878) 84,867 179,058 (94,191) (0.43) 14,146 0.04 78,623 (10,271) 88,894 0.22 0.12 0.12 (2.11)

KBLI

2011 94,128 79,075 15,053 958,737 0.02 0.00 1,841,939 1,228,092 613,847 265,298 211,552 53,746 0.58 388,023 0.40 79,075 77,255 1,820 0.00 0.19 0.19 (1.67)

2012 172,555 9,505 163,050 1,083,524 0.15 0.00 2,273,197 1,841,939 431,258 337,294 265,298 71,996 0.33 390,545 0.36 9,505 79,075 (69,570) (0.06) 0.12 0.12 (2.14)

2013 105,179 (27,123) 132,303 1,161,698 0.11 0.00 2,572,350 2,273,197 299,153 486,997 337,294 149,703 0.13 393,273 0.34 (27,123) 9,505 (36,628) (0.03) 0.15 0.15 (1.92)

KBLM

2011 25,452 47,220 (21,768) 403,195 (0.05) 0.00 864,753 542,618 322,135 184,796 107,420 77,376 0.61 282,193 0.70 47,220 5,655 41,565 0.10 0.06 0.06 (2.88)

2012 32,006 (80,179) 112,185 642,955 0.17 0.00 1,020,197 864,753 155,444 242,991 184,796 58,195 0.15 289,798 0.45 (80,179) 47,220 (127,399) (0.20) 0.03 0.03 (3.57)

2013 12,193 (106,551) 118,744 722,941 0.16 0.00 1,032,787 1,020,197 12,590 222,905 242,991 (20,086) 0.05 299,487 0.41 (106,551) (80,179) (26,372) (0.04) 0.05 0.05 (3.03)

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 135: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

118

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

Sampel Thn NIit CFOit TACCit TAit-1 TACC 1

REVit REVit-1 ∆REV RECit RECit-1 ∆REC (REV-REC)

PPEit PPEit

CFOit CFOit-1 ∆CFO ∆CFO

RES_1 ABS(DACC) LN(ABSDAC) TAit-1 TAit- TAit-1 TAit-1 TAit-1

KLBF

2011 1,987,259 1,473,495 513,764 7,032,497 0.07 0.00 10,911,860 10,226,789 685,071 1,635,311 1,363,957 271,354 0.06 1,860,288 0.26 1,473,495 1,253,908 219,587 0.03 0.21 0.21 (1.54)

2012 2,308,017 (3,385) 2,311,402 8,274,554 0.28 0.00 13,636,405 10,911,860 2,724,545 1,938,156 1,635,311 302,845 0.29 2,254,763 0.27 (3,385) 1,473,495 (1,476,880) (0.18) 0.10 0.10 (2.34)

2013 2,308,017 927,164 1,380,853 9,417,957 0.15 0.00 16,002,131 13,636,405 2,365,726 2,273,379 1,938,156 335,223 0.22 2,925,547 0.31 927,164 (3,385) 930,549 0.10 0.09 0.09 (2.36)

LMPI

2011 7,745 (3,528) 11,273 608,920 0.02 0.00 502,187 401,594 100,593 166,810 135,208 31,602 0.11 229,800 0.38 (3,528) 19,786 (23,314) (0.04) 0.09 0.09 (2.40)

2012 5,081 (14,435) 19,516 685,896 0.03 0.00 598,260 502,187 96,073 202,722 166,810 35,912 0.09 274,267 0.40 (14,435) (3,528) (10,907) (0.02) 0.06 0.06 (2.75)

2013 (14,019) (28,721) 14,702 815,153 0.02 0.00 676,111 598,260 77,851 229,487 202,722 26,765 0.06 280,320 0.34 (28,721) (14,435) (14,286) (0.02) 0.03 0.03 (3.62)

LMSH

2011 15,148 5,100 10,048 78,200 0.13 0.00 207,523 161,012 46,511 27,649 17,521 10,128 0.47 20,218 0.26 5,100 9,648 (4,548) (0.06) 0.05 0.05 (3.04)

2012 45,071 10,589 34,482 98,019 0.35 0.00 223,079 207,523 15,556 28,242 27,649 593 0.15 23,737 0.24 10,589 5,100 5,489 0.06 0.01 0.01 (4.64)

2013 19,438 13,815 5,623 128,548 0.04 0.00 256,211 223,079 33,132 24,300 28,242 (3,942) 0.29 23,306 0.18 13,815 10,589 3,226 0.03 0.01 0.01 (4.82)

MERK

2011 283,227 199,630 83,597 434,768 0.19 0.00 918,532 795,689 122,843 108,103 89,552 18,551 0.24 61,536 0.14 199,630 213,747 (14,117) (0.03) 0.07 0.07 (2.63)

2012 145,915 138,968 6,947 584,389 0.01 0.00 929,877 918,532 11,345 68,546 108,103 (39,557) 0.09 63,318 0.11 138,968 199,630 (60,662) (0.10) 0.01 0.01 (4.43)

2013 234,708 185,661 49,047 569,431 0.09 0.00 1,193,952 929,877 264,075 137,784 68,546 69,238 0.34 61,627 0.11 185,661 138,968 46,693 0.08 0.27 0.27 (1.33)

MLIA

2011 20,210 180,066 (159,856) 4,532,300 (0.04) 0.00 3,883,572 3,380,767 502,805 415,700 28,815 386,885 0.03 4,669 0.00 180,066 519,766 (339,700) (0.07) 0.03 0.03 (3.38)

2012 (23,517) 518,303 (541,820) 6,119,186 (0.09) 0.00 4,580,710 3,883,572 697,138 439,732 415,700 24,032 0.11 5,070,281 0.83 518,303 180,066 338,237 0.06 0.05 0.05 (2.92)

2013 (443,725) 638,447 (1,082,17) 6,558,955 (0.16) 0.00 5,197,010 4,580,710 616,300 517,172 439,732 77,440 0.08 5,556,239 0.85 638,447 518,303 120,144 0.02 0.04 0.04 (3.10)

MRAT

2011 36,720 1,143 35,577 386,352 0.09 0.00 406,316 369,366 36,950 174,603 147,865 26,738 0.03 74,624 0.19 1,143 4,614 (3,471) (0.01) 0.10 0.10 (2.30)

2012 42,552 12,709 29,843 422,493 0.07 0.00 458,197 406,316 51,881 207,372 174,603 32,769 0.05 79,717 0.19 12,709 1,143 11,566 0.03 0.12 0.12 (2.08)

2013 (10,017) 8,222 (18,239) 455,473 (0.04) 0.00 358,128 458,197 (100,069) 161,305 207,372 (46,067) (0.12) 82,094 0.18 8,222 12,709 (4,487) (0.01) 0.07 0.07 (2.70)

MYOR

2011 626,441 (607,940) 1,234,381 4,399,191 0.28 0.00 9,453,866 7,224,165 2,229,701 1,707,355 1,328,534 378,821 0.42 2,038,407 0.46 (607,940) 238,254 (846,193) (0.19) 0.08 0.08 (2.50)

2012 959,815 830,244 129,571 6,599,846 0.02 0.00 10,510,626 9,453,866 1,056,760 2,051,347 1,707,355 343,992 0.11 2,857,933 0.43 830,244 (607,940) 1,438,184 0.22 0.03 0.03 (3.40)

2013 1,356,073 987,023 369,050 8,302,506 0.04 0.00 12,017,837 10,510,626 1,507,211 2,813,146 2,051,347 761,799 0.09 3,114,329 0.38 987,023 830,244 156,779 0.02 0.04 0.04 (3.15)

MYRX

2011 107,945 94,966 12,979 133,216 0.10 0.00 183,463 109,046 74,417 20,007 41,044 (21,038) 0.72 276,458 2.08 94,966 14,244 80,722 0.61 0.37 0.37 (0.99)

2012 (21,912) (44,082) 22,170 877,925 0.03 0.00 117,924 183,463 (65,539) 48,982 20,007 28,975 (0.11) 279,138 0.32 (44,082) 94,966 (139,048) (0.16) 0.01 0.01 (4.36)

2013 245 (23,502) 23,746 1,058,983 0.02 0.00 170,002 117,924 52,077 18,446 48,982 (30,536) 0.08 272,367 0.26 (23,502) (44,082) 20,580 0.02 0.37 0.37 (0.99)

MYTX

2011 (141,494) (4,445) (137,049) 1,882,934 (0.07) 0.00 1,957,035 1,723,963 233,072 145,687 152,533 (6,846) 0.13 1,329,031 0.71 (4,445) 53,503 (57,948) (0.03) 0.10 0.10 (2.27)

2012 (156,063) (39,342) (116,721) 1,848,395 (0.06) 0.00 1,519,059 1,957,035 (437,976) 132,524 145,687 (13,163) (0.23) 1,280,337 0.69 (39,342) (4,445) (34,897) (0.02) 0.02 0.02 (3.98)

2013 (22,623) 28,131 (50,754) 1,803,323 (0.03) 0.00 1,900,302 1,519,059 381,243 147,737 132,524 15,213 0.20 1,458,413 0.81 28,131 (39,342) 67,473 0.04 0.04 0.04 (3.11)

NIPS

2011 24,780 44,904 (20,124) 337,606 (0.06) 0.00 579,224 400,895 178,330 136,036 99,944 36,092 0.42 1,139 0.00 44,904 25,105 19,799 0.06 0.08 0.08 (2.55)

2012 29,363 107,401 (78,038) 446,688 (0.17) 0.00 702,719 579,224 123,495 160,150 136,036 24,114 0.22 213,872 0.48 107,401 44,904 62,498 0.14 0.02 0.02 (3.85)

2013 45,584 39,283 6,301 524,694 0.01 0.00 911,064 702,719 208,345 255,668 160,150 95,517 0.22 256,657 0.49 39,283 107,401 (68,118) (0.13) 0.07 0.07 (2.68)

PICO

2011 16,747 (13,821) 30,568 570,360 0.05 0.00 621,234 586,318 34,916 92,871 74,073 18,798 0.03 185,384 0.33 (13,821) (26,732) 12,911 0.02 0.03 0.03 (3.55)

2012 15,153 (25,484) 40,637 561,840 0.07 0.00 593,267 621,234 (27,967) 133,341 92,871 40,470 (0.12) 185,384 0.33 (25,484) (13,821) (11,664) (0.02) 0.04 0.04 (3.28)

2013 20,990 (5,968) 26,958 594,616 0.05 0.00 684,449 593,267 91,182 153,848 133,341 20,507 0.12 161,999 0.27 (5,968) (25,484) 19,516 0.03 0.12 0.12 (2.11)

PSDN

2011 6,435 20,133 (13,698) 461,969 (0.03) 0.00 330,447 287,200 43,247 104,606 85,191 19,415 0.05 222,467 0.48 20,133 113,774 (93,641) (0.20) 0.07 0.07 (2.62)

2012 9,977 47,968 (37,991) 481,912 (0.08) 0.00 310,224 330,447 (20,223) 65,873 104,606 (38,733) 0.04 352,671 0.73 47,968 20,133 27,836 0.06 0.01 0.01 (4.58)

2013 5,605 10,729 (5,124) 577,350 (0.01) 0.00 316,175 310,224 5,951 88,887 65,873 23,014 (0.03) 446,146 0.77 10,729 47,968 (37,239) (0.06) 0.02 0.02 (3.73)

RMBA

2011 485,237 (1,079,29) 1,564,535 4,902,597 0.32 0.00 10,070,175 8,904,568 1,165,607 280,345 189,843 90,502 0.22 1,921,194 0.39 (1,079,29) (878,657) (200,641) (0.04) 0.13 0.13 (2.01)

2012 (428,369) (344,108) (84,261) 6,333,957 (0.01) 0.00 9,850,010 10,070,175 (220,165) 187,619 280,345 (92,726) (0.02) 2,191,488 0.35 (344,108) (1,079,29) 735,190 0.12 0.05 0.05 (3.07)

2013 (840,910) (1,119,248) 278,338 6,935,601 0.04 0.00 8,756,964 9,850,010 (1,093,046) 271,884 187,619 84,265 (0.17) 2,992,509 0.43 (1,119,248) (344,108) (775,140) (0.11) 0.09 0.09 (2.38)

ROTI

2011 154,948 147,562 7,386 568,265 0.01 0.00 813,342 612,192 201,150 103,650 75,642 28,008 0.30 546,099 0.96 147,562 90,306 57,256 0.10 0.08 0.08 (2.50)

2012 199,793 189,549 10,244 759,137 0.01 0.00 1,190,826 813,342 377,484 136,625 103,650 32,975 0.45 893,898 1.18 189,549 147,562 41,987 0.06 0.04 0.04 (3.14)

2013 210,805 314,588 (103,783) 1,204,945 (0.09) 0.00 1,505,520 1,190,826 314,694 182,707 136,625 46,082 0.22 1,175,251 0.98 314,588 189,549 125,039 0.10 0.07 0.07 (2.66)

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 136: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

119

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

Sampel Thn NIit CFOit TACCit TAit-1 TACC 1

REVit REVit-1 ∆REV RECit RECit-1 ∆REC (REV-REC)

PPEit PPEit

CFOit CFOit-1 ∆CFO ∆CFO

RES_1 ABS(DACC) LN(ABSDAC) TAit-1 TAit- TAit-1 TAit-1 TAit-1

SCCO

2011 145,106 134,184 10,922 1,157,613 0.01 0.00 3,363,728 2,198,397 1,165,331 697,402 506,478 190,924 0.84 203,108 0.18 134,184 (29,979) 164,163 0.14 0.02 0.02 (4.08)

2012 224,676 137,154 87,522 1,455,621 0.06 0.00 3,542,885 3,363,728 179,157 718,378 697,402 20,976 0.11 224,806 0.15 137,154 134,184 2,970 0.00 0.01 0.01 (4.70)

2013 145,159 20,805 124,354 1,486,921 0.08 0.00 3,751,042 3,542,885 208,157 798,937 718,378 80,559 0.09 254,394 0.17 20,805 137,154 (116,349) (0.08) 0.07 0.07 (2.66)

SIAP

2011 4,569 (3,919) 8,488 150,913 0.06 0.00 208,052 171,108 36,944 34,368 33,085 1,283 0.24 54,263 0.36 (3,919) 7,631 (11,550) (0.08) 0.23 0.23 (1.47)

2012 4,798 20,310 (15,512) 163,233 (0.10) 0.00 216,731 208,052 8,679 36,007 34,368 1,639 0.04 70,446 0.43 20,310 (3,919) 24,229 0.15 0.19 0.19 (1.65)

2013 (7,488) (37,057) 29,569 184,367 0.16 0.00 245,690 216,731 28,959 42,604 36,007 6,597 0.12 114,850 0.62 (37,057) 20,310 (57,367) (0.31) 0.15 0.15 (1.92)

SKLT

2011 8,017 17,709 (9,692) 199,375 (0.05) 0.00 344,436 314,146 30,290 46,606 37,550 9,056 0.11 100,332 0.50 17,709 8,089 9,619 0.05 0.09 0.09 (2.36)

2012 11,664 15,260 (3,596) 214,238 (0.02) 0.00 401,724 344,436 57,288 51,957 46,606 5,351 0.24 101,729 0.47 15,260 17,709 (2,449) (0.01) 0.02 0.02 (3.90)

2013 16,598 26,894 (10,296) 249,746 (0.04) 0.00 567,049 401,724 165,325 73,311 51,957 21,354 0.58 126,032 0.50 26,894 15,260 11,634 0.05 0.02 0.02 (3.83)

SMCB

2011 1,533,257 2,086,236 (552,979) 10,437,249 (0.05) 0.00 7,523,964 5,960,589 1,563,375 705,019 643,190 61,829 0.14 8,238,252 0.79 2,086,236 1,061,726 1,024,510 0.10 0.09 0.09 (2.43)

2012 1,872,712 1,692,112 180,600 10,950,501 0.02 0.00 9,011,076 7,523,964 1,487,112 845,484 705,019 140,465 0.12 9,588,783 0.88 1,692,112 2,086,236 (394,124) (0.04) 0.07 0.07 (2.67)

2013 1,336,548 2,262,247 (925,699) 12,168,517 (0.08) 0.00 9,686,262 9,011,076 675,186 1,019,127 845,484 173,643 0.04 12,367,32 1.02 2,262,247 1,692,112 570,135 0.05 0.07 0.07 (2.64)

SMGR

2011 5,089,952 4,415,753 674,199 15,562,999 0.04 0.00 16,378,794 14,344,189 2,034,605 1,864,177 1,764,284 99,893 0.12 11,640,692 0.75 4,415,753 3,378,416 1,037,337 0.07 0.21 0.21 (1.55)

2012 6,287,454 5,591,865 695,589 19,661,603 0.04 0.00 19,598,248 16,378,794 3,219,454 2,522,529 1,864,177 658,352 0.13 16,794,115 0.85 5,591,865 4,415,753 1,176,111 0.06 0.16 0.16 (1.80)

2013 6,920,400 6,047,147 873,253 26,579,084 0.03 0.00 24,501,241 19,598,248 4,902,993 2,916,062 2,522,529 393,533 0.17 18,862,51 0.71 6,047,147 5,591,865 455,283 0.02 0.04 0.04 (3.13)

SMSM

2011 279,598 229,766 49,832 1,067,103 0.05 0.00 1,807,891 1,561,787 246,104 682,410 314,123 368,287 (0.11) 397,702 0.37 229,766 145,095 84,672 0.08 0.05 0.05 (3.08)

2012 344,721 411,045 (66,324) 1,136,858 (0.06) 0.00 2,163,842 1,807,891 355,951 430,808 682,410 (251,602) 0.53 488,863 0.43 411,045 229,766 181,279 0.16 0.07 0.07 (2.72)

2013 458,595 449,577 9,019 1,441,204 0.01 0.00 2,372,983 2,163,842 209,141 558,147 430,808 127,339 0.06 492,165 0.34 449,577 411,045 38,532 0.03 0.07 0.07 (2.73)

SPMA

2011 44,417 112,527 (68,110) 1,490,034 (0.05) 0.00 1,189,508 1,162,609 26,899 183,853 144,788 39,065 (0.01) 1,172,990 0.79 112,527 89,856 22,671 0.02 0.17 0.17 (1.77)

2012 53,663 78,540 (24,877) 1,551,777 (0.02) 0.00 1,274,793 1,189,508 85,285 184,117 183,853 264 0.05 1,173,193 0.76 78,540 112,527 (33,987) (0.02) 0.06 0.06 (2.78)

2013 (31,506) 124,478 (155,984) 1,664,353 (0.09) 0.00 1,395,838 1,274,793 121,045 195,404 184,117 11,287 0.07 1,201,431 0.72 124,478 78,540 45,938 0.03 0.02 0.02 (3.78)

SRSN

2011 33,811 29,714 4,097 364,005 0.01 0.00 387,354 342,870 44,484 105,021 236,721 (131,700) 0.48 85,640 0.24 29,714 7,790 21,924 0.06 0.05 0.05 (2.95)

2012 25,761 (7,454) 33,215 361,182 0.09 0.00 384,145 387,354 (3,209) 67,312 105,021 (37,709) 0.10 80,471 0.22 (7,454) 29,714 (37,168) (0.10) 0.02 0.02 (3.73)

2013 32,667 37,889 (5,222) 402,109 (0.01) 0.00 392,316 384,145 8,171 81,706 67,312 14,394 (0.02) 118,273 0.29 37,889 (7,454) 45,343 0.11 0.11 0.11 (2.19)

SSTM

2011 (29,660) 42,940 (72,600) 872,459 (0.08) 0.00 403,182 446,625 (43,443) 76,186 218,419 (142,233) 0.11 373,272 0.43 42,940 16,827 26,113 0.03 0.06 0.06 (2.77)

2012 (18,316) 54,294 (72,610) 843,450 (0.09) 0.00 554,471 403,182 151,289 37,327 76,186 (38,859) 0.23 380,895 0.45 54,294 42,940 11,354 0.01 0.01 0.01 (4.47)

2013 9,153 83,498 (74,345) 810,276 (0.09) 0.00 573,749 554,471 19,278 67,217 37,327 29,890 (0.01) 385,912 0.48 83,498 54,294 29,205 0.04 0.02 0.02 (4.17)

STTP

2011 60,382 109,423 (49,041) 649,274 (0.08) 0.00 1,027,684 762,613 265,071 114,417 112,961 1,456 0.41 579,813 0.89 109,423 (4,203) 113,625 0.18 0.10 0.10 (2.30)

2012 93,117 24,461 68,656 934,766 0.07 0.00 1,283,736 1,027,684 256,052 200,754 114,417 86,337 0.18 651,322 0.70 24,461 109,423 (84,962) (0.09) 0.06 0.06 (2.81)

2013 142,799 58,656 84,143 1,249,841 0.07 0.00 1,694,935 1,283,736 411,199 217,472 200,754 16,718 0.32 757,396 0.61 58,656 24,461 34,195 0.03 0.04 0.04 (3.34)

SULI

2011 (306,357) 24,330 (330,687) 1,955,536 (0.17) 0.00 408,729 592,238 (183,509) 49,385 54,868 (5,483) (0.09) 863,580 0.44 24,330 (83,741) 108,071 0.06 0.06 0.06 (2.88)

2012 (116,954) (20,566) (96,388) 1,695,019 (0.06) 0.00 303,056 408,729 (105,673) 104,676 49,385 55,291 (0.09) 724,786 0.43 (20,566) 24,330 (44,896) (0.03) 0.03 0.03 (3.45)

2013 (290,995) (183,639) (107,356) 1,428,779 (0.08) 0.00 177,698 303,056 (125,358) 54,084 104,676 (50,592) (0.05) 459,264 0.32 (183,639) (20,566) (163,073) (0.11) 0.33 0.33 (1.11)

TOTO

2011 293,027 235,997 57,030 1,091,583 0.05 0.00 1,341,927 1,121,499 220,428 326,991 280,713 46,278 0.16 476,327 0.44 235,997 156,058 79,939 0.07 0.23 0.23 (1.48)

2012 336,282 188,137 148,145 1,339,570 0.11 0.00 1,576,763 1,341,927 234,836 418,581 326,991 91,590 0.11 461,182 0.34 188,137 235,997 (47,860) (0.04) 0.05 0.05 (3.02)

2013 323,205 320,627 2,578 1,522,664 0.00 0.00 1,711,307 1,576,763 134,544 462,106 418,581 43,525 0.06 558,783 0.37 320,627 188,137 132,490 0.09 0.08 0.08 (2.59)

TRST

2011 180,429 219,766 (39,337) 2,029,558 (0.02) 0.00 2,025,867 1,745,511 280,356 345,419 356,079 (10,660) 0.14 1,232,156 0.61 219,766 135,166 84,600 0.04 0.05 0.05 (3.07)

2012 80,749 76,504 4,245 2,132,450 0.00 0.00 1,949,153 2,025,867 (76,714) 339,193 345,419 (6,226) (0.03) 1,266,887 0.59 76,504 219,766 (143,262) (0.07) 0.08 0.08 (2.48)

2013 72,554 135,467 (62,913) 2,188,129 (0.03) 0.00 2,033,149 1,949,153 83,996 466,494 339,193 127,301 (0.02) 1,991,932 0.91 135,467 76,504 58,963 0.03 0.03 0.03 (3.63)

TSPC

2011 740,100 587,800 152,300 3,589,596 0.04 0.00 5,780,664 5,134,242 646,422 636,537 554,769 81,768 0.16 886,135 0.25 587,800 578,089 9,710 0.00 0.04 0.04 (3.22)

2012 812,380 635,029 177,351 4,250,374 0.04 0.00 6,630,810 5,780,664 850,146 745,771 636,537 109,234 0.17 1,000,822 0.24 635,029 587,800 47,229 0.01 0.04 0.04 (3.16)

2013 829,935 448,669 381,266 4,632,985 0.08 0.00 6,854,889 6,630,810 224,079 808,788 745,771 63,017 0.03 1,203,852 0.26 448,669 635,029 (186,359) (0.04) 0.21 0.21 (1.55)

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 137: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

120

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

Sampel Thn NIit CFOit TACCit TAit-1 TACC 1

REVit REVit-1 ∆REV RECit RECit-1 ∆REC (REV-REC)

PPEit PPEit

CFOit CFOit-1 ∆CFO ∆CFO

RES_1 ABS(DACC) LN(ABSDAC) TAit-1 TAit- TAit-1 TAit-1 TAit-1

ULTJ

2011 156,818 322,963 (166,145) 2,006,596 (0.08) 0.00 2,102,384 1,880,411 221,973 260,489 193,511 66,978 0.08 1,069,736 0.53 322,963 262,487 60,476 0.03 0.10 0.10 (2.34)

2012 457,970 500,334 (42,364) 2,179,182 (0.02) 0.00 2,809,851 2,102,384 707,467 308,799 260,489 48,310 0.30 979,512 0.45 500,334 322,963 177,371 0.08 0.08 0.08 (2.47)

2013 436,720 195,989 240,731 2,420,793 0.10 0.00 3,460,231 2,809,851 650,380 375,217 308,799 66,418 0.24 965,975 0.40 195,989 500,334 (304,345) (0.13) 0.17 0.17 (1.79)

UNIT

2011 3,212 28,348 (25,136) 309,792 (0.08) 0.00 103,226 113,353 (10,127) 26,167 9,153 17,014 (0.09) 229,530 0.74 28,348 15,213 13,135 0.04 0.08 0.08 (2.48)

2012 2,491 10,862 (8,371) 304,803 (0.03) 0.00 88,466 103,226 (14,760) 18,066 26,167 (8,101) (0.02) 294,967 0.97 10,862 28,348 (17,485) (0.06) 0.02 0.02 (3.86)

2013 4,369 2,051 2,318 379,901 0.01 0.00 101,886 88,466 13,420 23,722 18,066 5,656 0.02 367,119 0.97 2,051 10,862 (8,811) (0.02) 0.02 0.02 (4.18)

UNVR

2011 5,574,799 5,461,876 112,923 8,701,262 0.01 0.00 23,469,218 19,690,239 3,778,979 2,188,280 1,752,633 435,647 0.38 5,314,311 0.61 5,461,876 3,619,189 1,842,687 0.21 0.11 0.11 (2.23)

2012 6,466,765 5,191,646 1,275,119 10,482,312 0.12 0.00 27,303,248 23,469,218 3,834,030 2,261,941 2,188,280 73,661 0.36 6,283,479 0.60 5,191,646 5,461,876 (270,230) (0.03) 0.04 0.04 (3.21)

2013 7,158,808 6,241,679 917,129 11,984,979 0.08 0.00 30,757,435 27,303,248 3,454,187 3,269,694 2,261,941 1,007,753 0.20 6,874,177 0.57 6,241,679 5,191,646 1,050,033 0.09 0.09 0.09 (2.37)

VOKS

2011 140,896 138,014 2,882 1,126,481 0.00 0.00 2,014,608 1,309,570 705,038 668,011 553,977 114,034 0.52 193,289 0.17 138,014 114,922 23,093 0.02 0.05 0.05 (3.00)

2012 184,655 104,784 79,871 1,573,039 0.05 0.00 2,484,173 2,014,608 469,565 886,360 668,011 218,349 0.16 232,745 0.15 104,784 138,014 (33,231) (0.02) 0.05 0.05 (3.09)

2013 51,602 308,725 (257,123) 1,698,078 (0.15) 0.00 2,510,818 2,484,173 26,645 888,289 886,360 1,929 0.01 293,146 0.17 308,725 104,784 203,942 0.12 0.16 0.16 (1.81)

YPAS

2011 22,643 16,053 6,590 200,856 0.03 0.00 373,048 348,359 24,689 55,141 44,608 10,533 0.07 112,513 0.56 16,053 22,425 (6,372) (0.03) 0.11 0.11 (2.17)

2012 22,570 (28,152) 50,722 223,509 0.23 0.00 413,822 373,048 40,774 72,752 55,141 17,611 0.10 171,946 0.77 (28,152) 16,053 (44,205) (0.20) 0.02 0.02 (3.70)

2013 8,433 (14,059) 22,492 349,438 0.06 0.00 439,681 413,822 25,859 56,823 72,752 (15,929) 0.12 192,525 0.55 (14,059) (28,152) 14,093 0.04 0.02 0.02 (4.10)

Page 138: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

121

Perhitungan Workload

No. Sampel Tahun Nama KAP Jumlah

Partner

Jumlah

Klien WL

1

ADES

2011 Johan Malonda Mustika & Rekan 18 568 31.56

2 2012 Johan Malonda Mustika & Rekan 18 593 32.94

3 2013 Johan Malonda Mustika & Rekan 19 523 27.53

4

AISA

2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80

5 2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 16 770 48.13

6 2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 18 842 46.78

7

AKKU

2011 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 14 496 35.43

8 2012 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 6 241 40.17

9 2013 Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan 3 233 77.67

10

AKPI

2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25

11 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

12 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

13

ALKA

2011 Johannes Patricia Juara & Rekan 6 261 43.50

14 2012 Johannes Patricia Juara & Rekan 6 223 37.17

15 2013 Johannes Patricia Juara & Rekan 6 252 42.00

16

ALMI

2011 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 14 496 35.43

17 2012 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 709 47.27

18 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 760 50.67

19

AMFG

2011 Siddharta & Widjaja 11 466 42.36

20 2012 Siddharta & Widjaja 12 511 42.58

21 2013 Siddharta & Widjaja 11 560 50.91

22

APLI

2011 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 14 760 54.29

23 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

24 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

25

ARNA

2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25

26 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

27 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

28

ASII

2011 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 22 978 44.45

29 2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1163 48.46

30 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1204 50.17

31

AUTO

2011 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 22 978 44.45

32 2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1163 48.46

33 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1204 50.17

34

BIMA

2011 Sanusi, Supardi & Soegiharto 3 13 4.33

35 2012 AF. Rachman dan Soetjipto WS. 2 8 4.00

36 2013 AF. Rachman dan Soetjipto WS. 2 28 14.00

37

BRNA

2011 Hendrawinata Eddy & Siddharta 21 20 0.95

38 2012 Hendrawinata Eddy & Siddharta 22 566 25.73

39 2013 Hendrawinata Eddy & Siddharta 21 583 27.76

40

BTON

2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80

41 2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 16 770 48.13

42 2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 18 842 46.78

43

DLTA

2011 Osman Bing Satrio & Rekan 23 959 41.70

44 2012 Osman Bing Satrio & Eny 19 15 0.79

45 2013 Osman Bing Satrio & Eny 19 1026 54.00

46

DVLA

2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25

47 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

48 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

49

EKAD

2011 Teramihardja, Pradhono & Chandra 5 5 1.00

50 2012 Teramihardja, Pradhono & Chandra 5 172 34.40

51 2013 Teramihardja, Pradhono & Chandra 5 219 43.80

52

ETWA

2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80

53 2012 Gani Mulyadi & Handayani 7 330 47.14

54 2013 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 853 71.08

55

FASW

2011 Osman Bing Satrio & Rekan 23 959 41.70

56 2012 Osman Bing Satrio & Eny 19 15 0.79

57 2013 Osman Bing Satrio & Eny 19 1026 54.00

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 139: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

122

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

No. Sampel Tahun Nama KAP Jumlah

Partner

Jumlah

Klien WL

58

GDST

2011 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 13 762 58.62

59 2012 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 13 453 34.85

60 2013 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 14 1386 99.00

61

GGRM

2011 Siddharta & Widjaja 11 466 42.36

62 2012 Siddharta & Widjaja 12 511 42.58

63 2013 Siddharta & Widjaja 11 560 50.91

64

GJTL

2011 Osman Bing Satrio & Rekan 23 959 41.70

65 2012 Osman Bing Satrio & Eny 19 15 0.79

66 2013 Osman Bing Satrio & Eny 19 1026 54.00

67

HDTX

2011 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 17 309 18.18

68 2012 Bambang Sudaryono & Rekan 2 102 51.00

69 2013 Bambang Sudaryono & Rekan 2 118 59.00

70

HMSP

2011 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 22 978 44.45

71 2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1163 48.46

72 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1204 50.17

73

ICBP

2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25

74 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

75 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

76

IGAR

2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80

77 2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 16 770 48.13

78 2013 Hertanto, Sidik & Indra 6 269 44.83

79

IKAI

2011 Griselda, Wisnu & Arum 3 30 10.00

80 2012 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 17 948 55.76

81 2013 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 21 860 40.95

82

IMAS

2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25

83 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

84 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

85

INAI

2011 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 14 496 35.43

86 2012 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 709 47.27

87 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 760 50.67

88

INCI

2011 Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 5 92 18.40

89 2012 Hananta Budianto & Rekan 4 129 32.25

90 2013 Hananta Budianto & Rekan 4 116 29.00

91

INDF

2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25

92 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

93 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

94

INDS

2011 Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan 4 131 32.75

95 2012 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 13 905 69.62

96 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 16 1063 66.44

97

JECC

2011 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 14 760 54.29

98 2012 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 13 905 69.62

99 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 16 1063 66.44

100

JKSW

2011 Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 5 92 18.40

101 2012 Gideon Ikhwan Sofwan 4 12 3.00

102 2013 S. Mannan, Ardiansyah & Rekan 5 84 16.80

103

JPRS

2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80

104 2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 16 770 48.13

105 2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 18 842 46.78

106

KBLI

2011 Osman Bing Satrio & Rekan 23 959 41.70

107 2012 Osman Bing Satrio & Eny 19 15 0.79

108 2013 Osman Bing Satrio & Eny 19 1026 54.00

109

KBLM

2011 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 17 309 18.18

110 2012 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 716 59.67

111 2013 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 853 71.08

112

KLBF

2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25

113 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

114 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 140: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

123

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

No. Sampel Tahun Nama KAP Jumlah

Partner

Jumlah

Klien WL

115

LMPI

2011 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 543 45.25

116 2012 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 716 59.67

117 2013 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 853 71.08

118

LMSH

2011 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 543 45.25

119 2012 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 716 59.67

120 2013 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 853 71.08

121

MERK

2011 Siddharta & Widjaja 11 466 42.36

122 2012 Siddharta & Widjaja 12 511 42.58

123 2013 Siddharta & Widjaja 11 560 50.91

124

MLIA

2011 Osman Bing Satrio & Rekan 23 959 41.70

125 2012 Osman Bing Satrio & Eny 19 15 0.79

126 2013 Osman Bing Satrio & Eny 19 1026 54.00

127

MRAT

2011 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 543 45.25

128 2012 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 716 59.67

129 2013 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 853 71.08

130

MYOR

2011 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 11 444 40.36

131 2012 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 11 696 63.27

132 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 11 759 69.00

133

MYRX

2011 Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 5 92 18.40

134 2012 Hendrawinata Eddy & Siddharta 22 566 25.73

135 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

136

MYTX

2011 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 11 444 40.36

137 2012 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 11 696 63.27

138 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 11 759 69.00

139

NIPS

2011 Muhaemin 1 35 35.00

140 2012 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 6 241 40.17

141 2013 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 6 318 53.00

142

PICO

2011 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 17 309 18.18

143 2012 Griselda, Wisnu & Arum 6 34 5.67

144 2013 Griselda, Wisnu & Arum 4 48 12.00

145

PSDN

2011 Bismar, Muntalib & Yunus 2 358 179.00

146 2012 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 709 47.27

147 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 760 50.67

148

RMBA

2011 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 22 978 44.45

149 2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1163 48.46

150 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1204 50.17

151

ROTI

2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25

152 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

153 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

154

SCCO

2011 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 17 309 18.18

155 2012 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 12 716 59.67

156 2013 Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 21 860 40.95

157

SIAP

2011 Basri Hardjosumarto & Rekan 3 122 40.67

158 2012 Basri Hardjosumarto & Rekan 4 283 70.75

159 2013 Basri Hardjosumarto & Rekan 4 289 72.25

160

SKLT

2011 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 14 496 35.43

161 2012 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 709 47.27

162 2013 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 15 760 50.67

163

SMCB

2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25

164 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

165 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

166

SMGR

2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25

167 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

168 2013 Osman Bing Satrio & Eny 19 1026 54.00

169

SMSM

2011 Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja 8 364 45.50

170 2012 Teramihardja, Pradhono & Chandra 5 172 34.40

171 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

172

SPMA

2011 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 13 762 58.62

173 2012 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 13 453 34.85

174 2013 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 14 1386 99.00

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 141: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

124

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

No. Sampel Tahun Nama KAP Jumlah

Partner

Jumlah

Klien WL

175

SRSN

2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80

176 2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 16 770 48.13

177 2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 18 842 46.78

178

SSTM

2011 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 3 16 5.33

179 2012 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 3 26 8.67

180 2013 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 3 14 4.67

181

STTP

2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80

182 2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 16 770 48.13

183 2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 18 842 46.78

184

SULI

2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25

185 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

186 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

187

TOTO

2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25

188 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

189 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

190

TRST

2011 Purwantono, Suherman & Surja 16 996 62.25

191 2012 Purwantono, Suherman & Surja 16 1530 95.63

192 2013 Purwantono, Suherman & Surja 20 1739 86.95

193

TSPC

2011 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 14 760 54.29

194 2012 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 13 905 69.62

195 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 16 1063 66.44

196

ULTJ

2011 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 3 16 5.33

197 2012 Bambang Budi Tresno 1 16 16.00

198 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 16 1063 66.44

199

UNIT

2011 Muhammad Sofyan & Rekan 3 51 17.00

200 2012 Imam Syafei dan Rekan 1 31 31.00

201 2013 Imam Syafei dan Rekan 4 48 12.00

202

UNVR

2011 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 22 978 44.45

203 2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1163 48.46

204 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 24 1204 50.17

205

VOKS

2011 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 15 702 46.80

206 2012 Gani Mulyadi & Handayani 7 330 47.14

207 2013 Gani Sigiro & Handayani 7 300 42.86

208

YPAS

2011 Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja 8 364 45.50

209 2012 Teramihardja, Pradhono & Chandra 5 172 34.40

210 2013 Teramihardja, Pradhono & Chandra 5 219 43.80

Page 142: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

125

Perhitungan Spesialisasi Auditor

No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset

(Dlm Jutaan)

JUMLAH

KLIEN KAP

JUMLAH ASET

KLIEN KAP

∆ ASET

KLIEN KAP

JUMLAH

EMITEN DI

INDUSTRI

JUMLAH ASET

SELURUH EMITEN

∆ RATARATA

ASET EMITEN

%

SPEC

SPEC

≥10

1

ADES

2011 IBK - Makanan minuman Johan Malonda Mustika & Rekan 316048.00 1 316048.00 316048.00 20 174525797.00 8726289.85 0% 0

2 2012 IBK - Makanan minuman Johan Malonda Mustika & Rekan 389094.00 1 389094.00 389094.00 20 199150617.00 9957530.85 0% 0

3 2013 IBK - Makanan minuman Johan Malonda Mustika & Rekan 441064.00 1 441064.00 441064.00 20 242432226.40 12121611.32 0% 0

4

AISA

2011 IBK - Makanan minuman Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 3590309.00 2 4525075.00 2262537.50 20 174525797.00 8726289.85 13% 1

5 2012 IBK - Makanan minuman Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 3867576.00 2 5117417.00 2558708.50 20 199150617.00 9957530.85 13% 1

6 2013 IBK - Makanan minuman Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 5020824.00 2 6490883.39 3245441.70 20 242432226.40 12121611.32 13% 1

7

AKKU

2011 IDK – Plastik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 7840.00 3 2343645.44 781215.15 32 63040417.44 1970013.05 4% 0

8 2012 IDK – Plastik Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 10583.00 1 10583.00 10583.00 32 74104294.58 2315759.21 0% 0

9 2013 IDK – Plastik Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan 49233.00 1 49233.00 49233.00 32 89841900.53 2807559.39 0% 0

10

AKPI

2011 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 1556601.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1

11 2012 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 1714834.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1

12 2013 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 2084567.19 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1

13

ALKA

2011 IDK – Logam Johannes Patricia Juara & Rekan 258484.00 1 258484.00 258484.00 32 63040417.44 1970013.05 11% 1

14 2012 IDK – Logam Johannes Patricia Juara & Rekan 147882.00 1 147882.00 147882.00 32 74104294.58 2315759.21 11% 1

15 2013 IDK – Logam Johannes Patricia Juara & Rekan 241913.00 1 241913.00 241913.00 32 89841900.53 2807559.39 11% 1

16

ALMI

2011 IDK – Logam Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 1791523.00 3 2343645.44 781215.15 32 63040417.44 1970013.05 4% 0

17 2012 IDK – Logam Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 1881569.00 2 2493793.22 1246896.61 32 74104294.58 2315759.21 3% 0

18 2013 IDK – Logam Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 2752078.00 2 3517959.41 1758979.70 32 89841900.53 2807559.39 4% 0

19

AMFG

2011 IDK - Keramik Porselen Kaca Siddharta & Widjaja 2690595.00 1 2690595.00 2690595.00 32 63040417.44 1970013.05 14% 1

20 2012 IDK - Keramik Porselen Kaca Siddharta & Widjaja 3115421.00 1 3115421.00 3115421.00 32 74104294.58 2315759.21 14% 1

21 2013 IDK - Keramik Porselen Kaca Siddharta & Widjaja 3539393.00 1 3539393.00 3539393.00 32 89841900.53 2807559.39 14% 1

22

APLI

2011 IDK – Plastik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 334702.00 1 334702.00 334702.00 32 63040417.44 1970013.05 1% 0

23 2012 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 333867.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1

24 2013 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 303594.49 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1

25

ARNA

2011 IDK - Keramik Porselen Kaca Purwantono, Suherman & Surja 831508.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1

26 2012 IDK - Keramik Porselen Kaca Purwantono, Suherman & Surja 937360.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1

27 2013 IDK - Keramik Porselen Kaca Purwantono, Suherman & Surja 1135245.00 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 143: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

126

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset (Dlm

Jutaan)

JUMLAH

KLIEN KAP

JUMLAH ASET

KLIEN KAP

∆ ASET

KLIEN KAP

JUMLAH

EMITEN DI

INDUSTRI

JUMLAH ASET

SELURUH

EMITEN

∆ RATARATA

ASET EMITEN

%

SPEC

SPEC

≥10

28

ASII

2011 AI – Otomotif Tanudiredja, Wibisana & Rekan 153521000.00 2 160485227.00 80242613.50 18 197642411.46 10980133.97 81% 1

29 2012 AI – Otomotif Tanudiredja, Wibisana & Rekan 182274000.00 2 191155642.00 95577821.00 18 236045876.87 13113659.83 81% 1

30 2013 AI – Otomotif Tanudiredja, Wibisana & Rekan 213994000.00 2 226611678.00 113305839.00 18 282239449.37 15679969.41 80% 1

31

AUTO

2011 AI – Otomotif Tanudiredja, Wibisana & Rekan 69642278.00 2 18518370.00 9259185.00 18 197642411.46 10980133.97 81% 1

32 2012 AI – Otomotif Tanudiredja, Wibisana & Rekan 8881642.00 2 191155642.00 95577821.00 18 236045876.87 13113659.83 81% 1

33 2013 AI – Otomotif Tanudiredja, Wibisana & Rekan 12617678.00 2 226611678.00 113305839.00 18 282239449.37 15679969.41 80% 1

34

BIMA

2011 AI - Alas Kaki Sanusi, Supardi & Soegiharto 91526.00 1 91526.00 91526.00 18 197642411.46 10980133.97 0% 0

35 2012 AI - Alas Kaki AF. Rachman dan Soetjipto WS. 100101.00 1 100101.00 100101.00 18 236045876.87 13113659.83 0% 0

36 2013 AI - Alas Kaki AF. Rachman dan Soetjipto WS. 118007.06 1 118007.06 118007.06 18 282239449.37 15679969.41 0% 0

37

BRNA

2011 IDK - Plastik Hendrawinata Eddy & Siddharta 643964.00 1 643964.00 643964.00 32 63040417.44 1970013.05 1% 0

38 2012 IDK - Plastik Hendrawinata Eddy & Siddharta 770384.00 2 1829366.77 914683.39 32 74104294.58 2315759.21 2% 0

39 2013 IDK - Plastik Hendrawinata Eddy & Siddharta 1125133.00 1 1125133.00 1125133.00 32 89841900.53 2807559.39 1% 0

40

BTON

2011 IDK - Logam Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 118715.56 5 1894035.22 378807.04 32 63040417.44 1970013.05 3% 0

41 2012 IDK - Logam Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 145100.53 4 1258159.53 314539.88 32 74104294.58 2315759.21 2% 0

42 2013 IDK - Logam Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 176136.30 3 973459.84 324486.61 32 89841900.53 2807559.39 1% 0

43

DLTA

2011 IBK - Makanan minuman Osman Bing Satrio & Rekan 696167.00 1 696167.00 696167.00 20 174525797.00 8726289.85 0% 0

44 2012 IBK - Makanan minuman Osman Bing Satrio & Eny 745307.00 1 745307.00 745307.00 20 199150617.00 9957530.85 0% 0

45 2013 IBK - Makanan minuman Osman Bing Satrio & Eny 867040.80 1 867040.80 867040.80 20 242432226.40 12121611.32 0% 0

46

DVLA

2011 IBK - Farmasi Purwantono, Suherman & Surja 928291.00 5 78770772.00 15754154.40 20 174525797.00 8726289.85 45% 1

47 2012 IBK - Farmasi Purwantono, Suherman & Surja 1074691.00 5 88775280.00 17755056.00 20 199150617.00 9957530.85 45% 1

48 2013 IBK - Farmasi Purwantono, Suherman & Surja 1190054.29 5 113688063.34 22737612.67 20 242432226.40 12121611.32 7% 0

49

EKAD

2011 IDK - Kimia Teramihardja, Pradhono & Chandra 237592.00 1 237592.00 237592.00 32 63040417.44 1970013.05 0% 0

50 2012 IDK - Kimia Teramihardja, Pradhono & Chandra 273893.00 2 623331.00 311665.50 32 74104294.58 2315759.21 1% 0

51 2013 IDK - Kimia Teramihardja, Pradhono & Chandra 343601.50 2 536126.67 268063.34 32 89841900.53 2807559.39 1% 0

52

ETWA

2011 IDK - Kimia Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 620709.00 5 1894035.22 378807.04 32 63040417.44 1970013.05 3% 0

53 2012 IDK - Kimia Gani Mulyadi & Handayani 960957.00 1 960957.00 960957.00 32 74104294.58 2315759.21 1% 0

54 2013 IDK - Kimia Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 1291711.27 2 1433409.27 716704.64 32 89841900.53 2807559.39 2% 0

55

FASW

2011 IDK - Kertas Osman Bing Satrio & Rekan 4936094.00 2 11055280.00 5527640.00 32 63040417.44 1970013.05 18% 1

56 2012 IDK - Kertas Osman Bing Satrio & Eny 5578334.00 2 12137289.00 6068644.50 32 74104294.58 2315759.21 16% 1

57 2013 IDK - Kertas Osman Bing Satrio & Eny 5692060.00 3 43674843.00 14558281.00 32 89841900.53 2807559.39 49% 1

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 144: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

127

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset (Dlm

Jutaan)

JUMLAH

KLIEN KAP

JUMLAH ASET

KLIEN KAP

∆ ASET

KLIEN KAP

JUMLAH

EMITEN DI

INDUSTRI

JUMLAH ASET

SELURUH

EMITEN

∆ RATARATA

ASET EMITEN

%

SPEC

SPEC

≥10

58

GDST

2011 IDK - Logam Hadori Sugiarto Adi & Rekan 977457.49 2 2529234.49 1264617.24 32 63040417.44 1970013.05 4% 0

59 2012 IDK - Logam Hadori Sugiarto Adi & Rekan 1163971.06 2 2828324.06 1414162.03 32 74104294.58 2315759.21 4% 0

60 2013 IDK - Logam Hadori Sugiarto Adi & Rekan 1191496.62 2 2958602.44 1479301.22 32 89841900.53 2807559.39 3% 0

61

GGRM

2011 IBK - Rokok Siddharta & Widjaja 39088705.00 2 39673094.00 19836547.00 20 174525797.00 8726289.85 23% 1

62 2012 IBK - Rokok Siddharta & Widjaja 41509325.00 2 42078756.00 21039378.00 20 199150617.00 9957530.85 21% 1

63 2013 IBK - Rokok Siddharta & Widjaja 50770251.00 2 51467197.00 25733598.50 20 242432226.40 12121611.32 21% 1

64

GJTL

2011 AI - Otomotif Osman Bing Satrio & Rekan 11554143.00 2 12637667.00 6318833.50 18 197642411.46 10980133.97 6% 0

65 2012 AI - Otomotif Osman Bing Satrio & Eny 12869793.00 2 14031491.00 7015745.50 18 236045876.87 13113659.83 6% 0

66 2013 AI - Otomotif Osman Bing Satrio & Eny 15350754.00 2 16687776.29 8343888.15 18 282239449.37 15679969.41 6% 0

67

HDTX

2011 AI - Tekstil Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 1013575.00 3 3112151.00 1037383.67 18 197642411.46 10980133.97 2% 0

68 2012 AI - Tekstil Bambang Sudaryono & Rekan 1362557.00 1 1362557.00 1362557.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0

69 2013 AI - Tekstil Bambang Sudaryono & Rekan 2378728.27 1 2378728.27 2378728.27 18 282239449.37 15679969.41 1% 0

70

HMSP

2011 IBK - Rokok Tanudiredja, Wibisana & Rekan 19376343.00 3 36192612.00 12064204.00 20 174525797.00 8726289.85 21% 1

71 2012 IBK - Rokok Tanudiredja, Wibisana & Rekan 26247527.00 3 45168107.00 15056035.67 20 199150617.00 9957530.85 23% 1

72 2013 IBK - Rokok Tanudiredja, Wibisana & Rekan 27404594.00 3 49984798.00 16661599.33 20 242432226.40 12121611.32 9% 0

73

ICBP

2011 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 15222857.00 5 78770772.00 15754154.40 20 174525797.00 8726289.85 45% 1

74 2012 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 17753480.00 5 88775280.00 17755056.00 20 199150617.00 9957530.85 45% 1

75 2013 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 21267470.00 5 113688063.34 22737612.67 20 242432226.40 12121611.32 7% 0

76

IGAR

2011 IDK - Plastik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 355580.00 5 1894035.22 378807.04 32 63040417.44 1970013.05 3% 0

77 2012 IDK - Plastik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 312343.00 4 1258159.53 314539.88 32 74104294.58 2315759.21 2% 0

78 2013 IDK - Plastik Hertanto, Sidik & Indra 314747.00 1 314747.00 314747.00 32 89841900.53 2807559.39 0% 0

79

IKAI

2011 IDK - Keramik Porselen Kaca Griselda, Wisnu & Arum 548790.00 1 548790.00 548790.00 32 63040417.44 1970013.05 1% 0

80 2012 IDK - Keramik Porselen Kaca Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 507425.00 1 507425.00 507425.00 32 74104294.58 2315759.21 1% 0

81 2013 IDK - Keramik Porselen Kaca Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 482057.00 1 482057.00 482057.00 32 89841900.53 2807559.39 1% 0

82

IMAS

2011 AI - Otomotif Purwantono, Suherman & Surja 12913942.00 1 12913942.00 12913942.00 18 197642411.46 10980133.97 7% 0

83 2012 AI - Otomotif Purwantono, Suherman & Surja 17577664.00 1 17577664.00 17577664.00 18 236045876.87 13113659.83 7% 0

84 2013 AI - Otomotif Purwantono, Suherman & Surja 22315022.51 2 24016125.75 12008062.88 18 282239449.37 15679969.41 9% 0

85

INAI

2011 IDK - Logam Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 544282.44 3 2343645.44 781215.15 32 63040417.44 1970013.05 4% 0

86 2012 IDK - Logam Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 612224.22 2 2493793.22 1246896.61 32 74104294.58 2315759.21 3% 0

87 2013 IDK - Logam Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 765881.41 2 3517959.41 1758979.70 32 89841900.53 2807559.39 4% 0

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 145: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

128

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset (Dlm

Jutaan)

JUMLAH

KLIEN KAP

JUMLAH ASET

KLIEN KAP

∆ ASET

KLIEN KAP

JUMLAH

EMITEN DI

INDUSTRI

JUMLAH ASET

SELURUH

EMITEN

∆ RATARATA

ASET EMITEN

%

SPEC

SPEC

≥10

88

INCI

2011 IDK – Kimia Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 125185.00 3 1290242.29 430080.76 32 63040417.44 1970013.05 2% 0

89 2012 IDK – Kimia Hananta Budianto & Rekan 132279.00 1 132279.00 132279.00 32 74104294.58 2315759.21 0% 0

90 2013 IDK – Kimia Hananta Budianto & Rekan 136142.00 1 136142.00 136142.00 32 89841900.53 2807559.39 0% 0

91

INDF

2011 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 53585933.00 5 78770772.00 15754154.40 20 174525797.00 8726289.85 45% 1

92 2012 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 59324207.00 5 88775280.00 17755056.00 20 199150617.00 9957530.85 45% 1

93 2013 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 78092789.00 5 113688063.34 22737612.67 20 242432226.40 12121611.32 7% 0

94

INDS

2011 AI - Otomotif Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan 1139715.00 1 1139715.00 1139715.00 18 197642411.46 10980133.97 1% 0

95 2012 AI - Otomotif Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 1664779.00 2 2373734.00 1186867.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0

96 2013 AI - Otomotif Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 2196518.36 2 3436340.08 1718170.04 18 282239449.37 15679969.41 1% 0

97

JECC

2011 AI – Kabel Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 627038.00 1 627038.00 627038.00 18 197642411.46 10980133.97 0% 0

98 2012 AI – Kabel Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 708955.00 2 2373734.00 1186867.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0

99 2013 AI – Kabel Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 1239821.72 2 3436340.08 1718170.04 18 282239449.37 15679969.41 1% 0

100

JKSW

2011 IDK – Logam Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 287132.00 3 1290242.29 430080.76 32 63040417.44 1970013.05 2% 0

101 2012 IDK – Logam Gideon Ikhwan Sofwan 278719.00 1 278719.00 278719.00 32 74104294.58 2315759.21 0% 0

102 2013 IDK – Logam S. Mannan, Ardiansyah & Rekan 262386.00 1 262386.00 262386.00 32 89841900.53 2807559.39 0% 0

103

JPRS

2011 IDK – Logam Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 437848.66 5 1894035.22 378807.04 32 63040417.44 1970013.05 3% 0

104 2012 IDK – Logam Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 398607.00 4 1258159.53 314539.88 32 74104294.58 2315759.21 2% 0

105 2013 IDK – Logam Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 376541.00 3 973459.84 324486.61 32 89841900.53 2807559.39 1% 0

106

KBLI

2011 AI – Kabel Osman Bing Satrio & Rekan 1083524.00 2 12637667.00 6318833.50 18 197642411.46 10980133.97 6% 0

107 2012 AI – Kabel Osman Bing Satrio & Eny 1161698.00 2 14031491.00 7015745.50 18 236045876.87 13113659.83 6% 0

108 2013 AI – Kabel Osman Bing Satrio & Eny 1337022.29 2 16687776.29 8343888.15 18 282239449.37 15679969.41 6% 0

109

KBLM

2011 AI – Kabel Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 642955.00 3 3112151.00 1037383.67 18 197642411.46 10980133.97 2% 0

110 2012 AI – Kabel Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 722941.00 2 2209862.00 1104931.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0

111 2013 AI – Kabel Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 654296.26 1 654296.26 654296.26 18 282239449.37 15679969.41 0% 0

112

KLBF

2011 IBK - Farmasi Purwantono, Suherman & Surja 8274554.00 5 78770772.00 15754154.40 20 174525797.00 8726289.85 45% 1

113 2012 IBK - Farmasi Purwantono, Suherman & Surja 9417957.00 5 88775280.00 17755056.00 20 199150617.00 9957530.85 45% 1

114 2013 IBK - Farmasi Purwantono, Suherman & Surja 11315061.00 5 113688063.34 22737612.67 20 242432226.40 12121611.32 7% 0

115

LMPI

2011 IBK – PRT Hadori Sugiarto Adi & Rekan 685896.00 1 685896.00 685896.00 20 174525797.00 8726289.85 0% 0

116 2012 IBK – PRT Hadori Sugiarto Adi & Rekan 815153.00 1 815153.00 815153.00 20 199150617.00 9957530.85 0% 0

117 2013 IBK – PRT Hadori Sugiarto Adi & Rekan 822189.51 1 822189.51 822189.51 20 242432226.40 12121611.32 0% 0

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 146: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

129

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset (Dlm

Jutaan)

JUMLAH

KLIEN KAP

JUMLAH ASET

KLIEN KAP

∆ ASET

KLIEN KAP

JUMLAH

EMITEN DI

INDUSTRI

JUMLAH ASET

SELURUH

EMITEN

∆ RATARATA

ASET EMITEN

%

SPEC

SPEC

≥10

148

RMBA

2011 IBK – Rokok Tanudiredja, Wibisana & Rekan 6333957.00 3 36192612.00 12064204.00 20 174525797.00 8726289.85 21% 1

149 2012 IBK – Rokok Tanudiredja, Wibisana & Rekan 6935601.00 3 45168107.00 15056035.67 20 199150617.00 9957530.85 23% 1

150 2013 IBK – Rokok Tanudiredja, Wibisana & Rekan 9232016.00 3 49984798.00 16661599.33 20 242432226.40 12121611.32 9% 0

151

ROTI

2011 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 759137.00 5 78770772.00 15754154.40 20 174525797.00 8726289.85 45% 1

152 2012 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 1204945.00 5 88775280.00 17755056.00 20 199150617.00 9957530.85 45% 1

153 2013 IBK - Makanan minuman Purwantono, Suherman & Surja 1822689.05 5 113688063.34 22737612.67 20 242432226.40 12121611.32 7% 0

154

SCCO

2011 AI – Kabel Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 1455621.00 3 3112151.00 1037383.67 18 197642411.46 10980133.97 2% 0

155 2012 AI – Kabel Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 1486921.00 2 2209862.00 1104931.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0

156 2013 AI – Kabel Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 1762032.30 1 1762032.30 1762032.30 18 282239449.37 15679969.41 1% 0

157

SIAP

2011 IDK – Plastik Basri Hardjosumarto & Rekan 163233.00 1 163233.00 163233.00 32 63040417.44 1970013.05 0% 0

158 2012 IDK – Plastik Basri Hardjosumarto & Rekan 184367.00 1 184367.00 184367.00 32 74104294.58 2315759.21 0% 0

159 2013 IDK – Plastik Basri Hardjosumarto & Rekan 272597.82 1 272597.82 272597.82 32 89841900.53 2807559.39 0% 0

160

SKLT

2011 IBK - Makanan minuman Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 214238.00 1 214238.00 214238.00 20 174525797.00 8726289.85 0% 0

161 2012 IBK - Makanan minuman Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 249746.00 1 249746.00 249746.00 20 199150617.00 9957530.85 0% 0

162 2013 IBK - Makanan minuman Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 301989.49 1 301989.49 301989.49 20 242432226.40 12121611.32 11% 1

163

SMCB

2011 IDK – Semen Purwantono, Suherman & Surja 10950501.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1

164 2012 IDK – Semen Purwantono, Suherman & Surja 12168517.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1

165 2013 IDK – Semen Purwantono, Suherman & Surja 14894990.00 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1

166

SMGR

2011 IDK – Semen Purwantono, Suherman & Surja 19661603.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1

167 2012 IDK – Semen Purwantono, Suherman & Surja 26579084.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1

168 2013 IDK – Semen Osman Bing Satrio & Eny 30792884.00 3 43674843.00 14558281.00 32 89841900.53 2807559.39 49% 1

169

SMSM

2011 AI - Otomotif Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja 1136858.00 1 1136858.00 1136858.00 18 197642411.46 10980133.97 1% 0

170 2012 AI - Otomotif Teramihardja, Pradhono & Chandra 1441204.00 1 1441204.00 1441204.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0

171 2013 AI - Otomotif Purwantono, Suherman & Surja 1701103.25 2 24016125.75 12008062.88 18 282239449.37 15679969.41 9% 0

118

LMSH

2011 IDK – Logam Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 98019.00 1 98019.00 98019.00 32 63040417.44 1970013.05 0% 0

119 2012 IDK – Logam Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 128548.00 1 128548.00 128548.00 32 74104294.58 2315759.21 0% 0

120 2013 IDK – Logam Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 141698.00 2 1433409.27 716704.64 32 89841900.53 2807559.39 2% 0

121

MERK

2011 IBK - Farmasi Siddharta & Widjaja 584389.00 2 39673094.00 19836547.00 20 174525797.00 8726289.85 23% 1

122 2012 IBK - Farmasi Siddharta & Widjaja 569431.00 2 42078756.00 21039378.00 20 199150617.00 9957530.85 21% 1

123 2013 IBK - Farmasi Siddharta & Widjaja 696946.00 2 51467197.00 25733598.50 20 242432226.40 12121611.32 21% 1

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 147: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

130

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset (Dlm

Jutaan)

JUMLAH

KLIEN KAP

JUMLAH ASET

KLIEN KAP

∆ ASET

KLIEN KAP

JUMLAH

EMITEN DI

INDUSTRI

JUMLAH ASET

SELURUH

EMITEN

∆ RATARATA

ASET EMITEN

%

SPEC

SPEC

≥10

124

MLIA

2011 IDK - Keramik Porselen Kaca Osman Bing Satrio & Rekan 6119186.00 2 11055280.00 5527640.00 32 63040417.44 1970013.05 18% 1

125 2012 IDK - Keramik Porselen Kaca Osman Bing Satrio & Eny 6558955.00 2 12137289.00 6068644.50 32 74104294.58 2315759.21 16% 1

126 2013 IDK - Keramik Porselen Kaca Osman Bing Satrio & Eny 7189899.00 3 43674843.00 14558281.00 32 89841900.53 2807559.39 49% 1

127

MRAT

2011 IBK - Kosmetik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 422493.00 1 422493.00 422493.00 20 174525797.00 8726289.85 0% 0

128 2012 IBK - Kosmetik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 455473.00 1 455473.00 455473.00 20 199150617.00 9957530.85 0% 0

129 2013 IBK - Kosmetik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 439583.73 1 439583.73 439583.73 20 242432226.40 12121611.32 0% 0

130

MYOR

2011 IBK - Makanan minuman Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 6599846.00 1 6599846.00 6599846.00 20 174525797.00 8726289.85 4% 0

131 2012 IBK - Makanan minuman Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 8302506.00 1 8302506.00 8302506.00 20 199150617.00 9957530.85 4% 0

132 2013 IBK - Makanan minuman Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 9709838.25 1 9709838.25 9709838.25 20 242432226.40 12121611.32 4% 0

133

MYRX

2011 IDK - Logam Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 877925.29 3 1290242.29 430080.76 32 63040417.44 1970013.05 2% 0

134 2012 IDK - Logam Hendrawinata Eddy & Siddharta 1058982.77 2 1829366.77 914683.39 32 74104294.58 2315759.21 2% 0

135 2013 IDK - Logam Purwantono, Suherman & Surja 5335862.89 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1

136

MYTX

2011 AI - Tekstil Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 1848395.00 1 1848395.00 1848395.00 18 197642411.46 10980133.97 1% 0

137 2012 AI - Tekstil Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 1803323.00 1 1803323.00 1803323.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0

138 2013 AI - Tekstil Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 2095467.42 1 2095467.42 2095467.42 18 282239449.37 15679969.41 1% 0

139

NIPS

2011 AI - Otomotif Muhaemin 446688.46 1 446688.46 446688.46 18 197642411.46 10980133.97 0% 0

140 2012 AI - Otomotif Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 524693.87 1 524693.87 524693.87 18 236045876.87 13113659.83 0% 0

141 2013 AI - Otomotif Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 798407.63 1 798407.63 798407.63 18 282239449.37 15679969.41 0% 0

142

PICO

2011 IDK - Logam Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 561840.00 1 561840.00 561840.00 32 63040417.44 1970013.05 1% 0

143 2012 IDK - Logam Griselda, Wisnu & Arum 594616.00 1 594616.00 594616.00 32 74104294.58 2315759.21 1% 0

144 2013 IDK - Logam Griselda, Wisnu & Arum 621400.00 1 621400.00 621400.00 32 89841900.53 2807559.39 1% 0

145

PSDN

2011 AI - Otomotif Bismar, Muntalib & Yunus 481912.00 1 481912.00 481912.00 18 197642411.46 10980133.97 11% 1

146 2012 AI - Otomotif Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 577350.00 1 577350.00 577350.00 18 236045876.87 13113659.83 11% 1

147 2013 AI - Otomotif Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan 463774.65 1 463774.65 463774.65 18 282239449.37 15679969.41 0% 0

172

SPMA

2011 IDK - Kertas Hadori Sugiarto Adi & Rekan 1551777.00 2 2529234.49 1264617.24 32 63040417.44 1970013.05 4% 0

173 2012 IDK - Kertas Hadori Sugiarto Adi & Rekan 1664353.00 2 2828324.06 1414162.03 32 74104294.58 2315759.21 4% 0

174 2013 IDK - Kertas Hadori Sugiarto Adi & Rekan 1767105.82 2 2958602.44 1479301.22 32 89841900.53 2807559.39 3% 0

175

SRSN

2011 IDK - Kimia Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 361182.00 5 1894035.22 378807.04 32 63040417.44 1970013.05 3% 0

176 2012 IDK - Kimia Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 402109.00 4 1258159.53 314539.88 32 74104294.58 2315759.21 2% 0

177 2013 IDK - Kimia Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 420782.55 3 973459.84 324486.61 32 89841900.53 2807559.39 1% 0

178

SSTM

2011 AI - Tekstil Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 843450.00 1 843450.00 843450.00 18 197642411.46 10980133.97 0% 0

179 2012 AI - Tekstil Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 810276.00 1 810276.00 810276.00 18 236045876.87 13113659.83 0% 0

180 2013 AI - Tekstil Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 801866.40 1 801866.40 801866.40 18 282239449.37 15679969.41 0% 0

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 148: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

131

LAMPIRAN 2 (Lanjutan)

No. Sampel Tahun Industri Nama KAP Total Asset (Dlm

Jutaan)

JUMLAH

KLIEN KAP

JUMLAH ASET

KLIEN KAP

∆ ASET

KLIEN KAP

JUMLAH

EMITEN DI

INDUSTRI

JUMLAH ASET

SELURUH

EMITEN

∆ RATARATA

ASET EMITEN

%

SPEC

SPEC

≥10

181

STTP

2011 IBK - Makanan minuman Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 934766.00 2 4525075.00 2262537.50 20 174525797.00 8726289.85 3% 0

182 2012 IBK - Makanan minuman Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 1249841.00 2 5117417.00 2558708.50 20 199150617.00 9957530.85 3% 0

183 2013 IBK - Makanan minuman Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 1470059.39 2 6490883.39 3245441.70 20 242432226.40 12121611.32 13% 1

184

SULI

2011 IDK - Kayu Purwantono, Suherman & Surja 1695019.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1

185 2012 IDK - Kayu Purwantono, Suherman & Surja 1428779.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1

186 2013 IDK - Kayu Purwantono, Suherman & Surja 941141.00 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1

187

TOTO

2011 IDK - Keramik Porselen Kaca Purwantono, Suherman & Surja 1339570.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1

188 2012 IDK - Keramik Porselen Kaca Purwantono, Suherman & Surja 1522664.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1

189 2013 IDK - Keramik Porselen Kaca Purwantono, Suherman & Surja 1746178.00 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1

190

TRST

2011 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 2132450.00 7 38167252.00 5452464.57 32 63040417.44 1970013.05 61% 1

191 2012 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 2188129.00 8 46873234.00 5859154.25 32 74104294.58 2315759.21 63% 1

192 2013 IDK – Plastik Purwantono, Suherman & Surja 3260919.51 8 29702498.08 3712812.26 32 89841900.53 2807559.39 33% 1

193

TSPC

2011 IBK – Farmasi Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 4250374.00 1 4250374.00 4250374.00 20 174525797.00 8726289.85 12% 1

194 2012 IBK – Farmasi Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 4632985.00 1 4632985.00 4632985.00 20 199150617.00 9957530.85 12% 1

195 2013 IBK – Farmasi Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 5407957.92 2 8219578.90 4109789.45 20 242432226.40 12121611.32 13% 1

196

ULTJ

2011 IBK - Makanan minuman Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 2179182.00 1 2179182.00 2179182.00 20 174525797.00 8726289.85 11% 1

197 2012 IBK - Makanan minuman Bambang Budi Tresno 2420793.00 1 2420793.00 2420793.00 20 199150617.00 9957530.85 11% 1

198 2013 IBK - Makanan minuman Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 2811620.98 2 8219578.90 4109789.45 20 242432226.40 12121611.32 13% 1

199

UNIT

2011 AI – Tekstil Muhammad Sofyan & Rekan 304803.00 1 304803.00 304803.00 18 197642411.46 10980133.97 0% 0

200 2012 AI – Tekstil Imam Syafei dan Rekan 379901.00 1 379901.00 379901.00 18 236045876.87 13113659.83 0% 0

201 2013 AI – Tekstil Imam Syafei dan Rekan 459118.94 1 459118.94 459118.94 18 282239449.37 15679969.41 0% 0

202

UNVR

2011 IBK – Kosmetik Tanudiredja, Wibisana & Rekan 10482312.00 3 36192612.00 12064204.00 20 174525797.00 8726289.85 21% 1

203 2012 IBK – Kosmetik Tanudiredja, Wibisana & Rekan 11984979.00 3 45168107.00 15056035.67 20 199150617.00 9957530.85 23% 1

204 2013 IBK – Kosmetik Tanudiredja, Wibisana & Rekan 13348188.00 3 49984798.00 16661599.33 20 242432226.40 12121611.32 21% 1

205

VOKS

2011 AI – Kabel Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 1573039.00 1 1573039.00 1573039.00 18 197642411.46 10980133.97 1% 0

206 2012 AI – Kabel Gani Mulyadi & Handayani 1698078.00 1 1698078.00 1698078.00 18 236045876.87 13113659.83 1% 0

207 2013 AI – Kabel Gani Sigiro & Handayani 1955830.32 1 1955830.32 1955830.32 18 282239449.37 15679969.41 1% 0

208

YPAS

2011 IDK – Plastik Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja 223509.00 1 223509.00 223509.00 32 63040417.44 1970013.05 0% 0

209 2012 IDK – Plastik Teramihardja, Pradhono & Chandra 349438.00 2 623331.00 311665.50 32 74104294.58 2315759.21 1% 0

210 2013 IDK – Plastik Teramihardja, Pradhono & Chandra 192525.17 2 536126.67 268063.34 32 89841900.53 2807559.39 1% 0

Page 149: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

132

LAMPIRAN 3: Hasil Output SPSS 20

Regression Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

LNDACC -2,8032 ,87409 210 WL 50,9501 24,69184 210 SPEC ,37 ,484 210 TEN 2,80 1,252 210 KMTE 3,07 ,332 210

Correlations

LNDACC WL SPEC TEN KMTE

Pearson Correlation LNDACC 1,000 -,183 -,138 ,005 -,170

WL -,183 1,000 ,312 ,275 ,066

SPEC -,138 ,312 1,000 ,107 ,262

TEN ,005 ,275 ,107 1,000 ,055

KMTE -,170 ,066 ,262 ,055 1,000

Sig. (1-tailed) LNDACC . ,004 ,023 ,472 ,007

WL ,004 . ,000 ,000 ,170

SPEC ,023 ,000 . ,061 ,000

TEN ,472 ,000 ,061 . ,213

KMTE ,007 ,170 ,000 ,213 .

N LNDACC 210 210 210 210 210

WL 210 210 210 210 210

SPEC 210 210 210 210 210

TEN 210 210 210 210 210

KMTE 210 210 210 210 210

Variables Entered/Removed

a

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 KMTE, TEN, SPEC, WL

b

. Enter

a. Dependent Variable: LNDACC b. All requested variables entered.

Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,255a ,065 ,047 ,85350 1,802

a. Predictors: (Constant), KMTE, TEN, SPEC, WL b. Dependent Variable: LNDACC

ANOVA

a

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 10,349 4 2,587 3,552 ,008b

Residual 149,335 205 ,728

Total 159,684 209

a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), KMTE, TEN, SPEC, WL

Page 150: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

133

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1,383 ,577 -2,398 ,017

WL -,006 ,003 -,176 -2,391 ,018

SPEC -,092 ,133 -,051 -,694 ,489

TEN ,047 ,049 ,067 ,952 ,342

KMTE -,391 ,184 -,149 -2,123 ,035

Coefficients

a

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

WL ,843 1,186

SPEC ,844 1,184

TEN ,923 1,084

KMTE ,930 1,075

a. Dependent Variable: LNDACC

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) WL SPEC TEN

1 1 4,224 1,000 ,00 ,01 ,02 ,01

2 ,528 2,827 ,00 ,00 ,86 ,01

3 ,128 5,752 ,00 ,98 ,06 ,09

4 ,115 6,061 ,01 ,00 ,00 ,88

5 ,005 27,956 ,98 ,01 ,06 ,00

Residuals Statistics

a

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -3,4949 -2,0523 -2,8032 ,22252 210 Std. Predicted Value -3,108 3,375 ,000 1,000 210 Standard Error of Predicted Value

,076 ,261 ,126 ,039 210

Adjusted Predicted Value -3,5578 -2,1354 -2,8026 ,22341 210

Residual -1,96529 2,64376 ,00000 ,84529 210

Std. Residual -2,303 3,098 ,000 ,990 210

Stud. Residual -2,342 3,112 ,000 1,003 210 Deleted Residual -2,03378 2,66896 -,00065 ,86683 210

Stud. Deleted Residual -2,369 3,181 ,000 1,007 210 Mahal. Distance ,648 18,604 3,981 3,393 210

Cook's Distance ,000 ,043 ,005 ,008 210 Centered Leverage Value ,003 ,089 ,019 ,016 210

a. Dependent Variable: LNDACC

Page 151: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

134

Charts

Page 152: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

135

NPar Tests Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea ,00041

Cases < Test Value 105 Cases >= Test Value 105

Total Cases 210

Number of Runs 105

Z -,138

Asymp. Sig. (2-tailed) ,890

a. Median NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 210 Normal Parameters

a,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,84529344

Most Extreme Differences Absolute ,049

Positive ,024

Negative -,049

Test Statistic ,049 Asymp. Sig. (2-tailed) ,200

c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,824 ,346 2,382 ,018

WL ,001 ,002 ,044 ,585 ,559

SPEC -,124 ,080 -,117 -1,555 ,122

TEN -,017 ,029 -,042 -,579 ,564

KMTE -,034 ,110 -,022 -,309 ,758

a. Dependent Variable: ABSRE1GLJSR Uji Lagrange Multiplier

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -,032 ,577 -,056 ,956

WL -4,335E-5 ,003 -,001 -,017 ,987

SPEC -,007 ,133 -,004 -,051 ,959

TEN ,008 ,049 ,013 ,171 ,864

KMTE ,004 ,184 ,002 ,022 ,982

LAGRES1LM ,100 ,070 ,100 1,418 ,158

a. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Page 153: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

136

Moderated Regression Analysis Variables Entered/Removed

a

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 WL.KMTE, KMTE, WL

b

. Enter

a. Dependent Variable: LNDACC b. All requested variables entered.

Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,276a ,076 ,063 ,84613 1,834

a. Predictors: (Constant), WL.KMTE, KMTE, WL b. Dependent Variable: LNDACC

ANOVA

a

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 12,202 3 4,067 5,681 ,001b

Residual 147,482 206 ,716

Total 159,684 209

a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), WL.KMTE, KMTE, WL

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,817 1,157 ,707 ,481

WL -,043 ,019 -1,228 -2,303 ,022

KMTE -1,083 ,377 -,411 -2,869 ,005

WL.KMTE ,012 ,006 1,110 1,995 ,047

Variables Entered/Removed

a

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 SPEC.KMTE, KMTE, SPEC

b

. Enter

a. Dependent Variable: LNDACC b. All requested variables entered.

Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,202a ,041 ,027 ,86228 1,823

a. Predictors: (Constant), SPEC.KMTE, KMTE, SPEC b. Dependent Variable: LNDACC

ANOVA

a

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 6,517 3 2,172 2,922 ,035b

Residual 153,167 206 ,744

Total 159,684 209

a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), SPEC.KMTE, KMTE, SPEC

Page 154: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

137

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -,901 1,059 -,851 ,396

SPEC -1,132 1,271 -,627 -,891 ,374

KMTE -,603 ,352 -,229 -1,714 ,088

SPEC.KMTE ,312 ,415 ,558 ,753 ,453

Variables Entered/Removed

a

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 TEN.KMTE, KMTE, TEN

b

. Enter

a. Dependent Variable: LNDACC b. All requested variables entered.

Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,218a ,047 ,033 ,85934 1,888

a. Predictors: (Constant), TEN.KMTE, KMTE, TEN b. Dependent Variable: LNDACC

ANOVA

a

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 7,559 3 2,520 3,412 ,018b

Residual 152,125 206 ,738

Total 159,684 209

a. Dependent Variable: LNDACC b. Predictors: (Constant), TEN.KMTE, KMTE, TEN

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4,049 1,422 -2,847 ,005

TEN ,937 ,469 1,342 1,998 ,047

KMTE ,400 ,463 ,152 ,863 ,389

TEN.KMTE -,302 ,152 -1,390 -1,986 ,048

Page 155: PENGARUH WORKLOAD, AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI DAN · Seminar Seri IMI Goes to Campus, “Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari” (2012) 2. Seminar Biannual Foreign Language

138

LAMPIRAN 4: Surat Penelitian ke PPAJP