PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY...

153
PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Oleh : RIZKY ARISKA NIM : 53153010 PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2019

Transcript of PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY...

Page 1: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

i

PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI

TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA

PT BANK SYARIAH MANDIRI

SKRIPSI

Oleh :

RIZKY ARISKA

NIM : 53153010

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Page 2: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

ii

PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI

TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA

PT BANK SYARIAH MANDIRI

SKRIPSI

Dapat Disetujui Sebagai Salah Satu Persyaratan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Pada Program Studi S1 Perbankan Syariah

Oleh

RIZKY ARISKA

NIM : 53153010

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Page 3: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

iii

i

Page 4: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

ii

Page 5: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

iii

Page 6: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

iv

ABSTRAK

Rizky Ariska (2019), NIM : 53153010, Judul Skripsi “PENGARUH

VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI”. Dengan Pembimbing I: Dr. Andri

Soemitra M.A dan Pembimbing II: Rahmi Syahriza, S.Th.I, M.A.

Untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan termasuk bank, biasanya

manajemen akan melihat dan menganalisa laporan keuangan perusahaan yang

bersangkutan. Alat ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan

tersebut adalah kinerja keuangan. Untuk menilai dan menganalisis kinerja suatu

bank dalam penelitian ini digunakan rasio pofitabilitas. Rasio profitabilitas

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.

Tujuan penelitian mengenai analisis kinerja keuangan bank ini adalah untuk

memberikan penjelasan tentang kekuatan pengaruh antara variabel makro

ekonomi: inflasi, suku bunga dan kurs sebagai variabel bebas dengan variabel

tergantung Return on Equity (ROE) pada PT Bank Syariah Mandiri. Penelitian ini

merupakan studi analisis kuantitatif yang menggunakan alat analisis program

komputer statistik (SPSS 21 for Windows). Penelitian ini menggunakan data

kuantitatif yang diukur dalam suatu skala numerik yang dikumpulkan dengan

teknik pengambilan berbasis data kemudian disusun secara pooling. Adapun

periode penelitian ini adalah antara Januari 2012 sampai Juni 2019, namun data

yang diambil ialah pertriwulan selama 8 tahun sehingga data sampelnya

berjumlah 30. Berdasarkan hasil pengujian statistik dan analisa pembahasan

diketahui bahwa variabel makro ekonomi yakni inflasi, suku bunga dan kurs

secara bersama-sama berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) PT Bank

Syariah Mandiri. Dan ini juga diperkuat dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 <

0,05 (angka diambil dari ANOVA) yang berarti ada pengaruh yang signifikan

secara statistik antara inflasi, suku bunga dan kurs terhadap Return on Assets

(ROE). Artinya adalah naiknya inflasi, suku bunga dan kurs akan meningkatkan

nilai Return on Assets (ROE) bank.

Kata Kunci : Inflasi, suku bunga, kurs dan ROE.

Page 7: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah

membimbing dan memberi kemampuan kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam atas Baginda Rasulullah SAW beserta keluarga,

sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.

Adapun judul skripsi ini ialah “PENGARUH VARIABEL MAKRO

EKONOMI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK

SYARIAH MANDIRI”. Dalam usaha menyelesaikan skripsi ini penulis

menyadari bahwa banyak kesulitan yang dihadapi namun akhirnya usaha

penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan walaupun jauh dari kemampuan dan

kesempurnaan. Tentunya ini semua tidak terlepas dari pertolongan Allah SWT

dan bantuan berbagai pihak. Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu syarat

tugas akhir dalam menyelesaikan perkuliahan pada program S1 untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan S1 Perbankan Syariah, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam.

Dalam kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini, adapun pihak-pihak tersebut adalah :

1. Bapak Prof. Dr. Saidurrahman, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Andri Soemitra, M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah banyak

memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. H. Muhammad Yafiz M.A, selaku Pembimbing Akademik

selama penulis menjadi mahasiswa di kelas PS-D Universitas Islam

Negeri Sumatera Utara.

4. Bapak Zuhrinal M. Nawawi, M.A, selaku Ketua Prodi Perbankan

Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah banyak

memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

Page 8: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

vi

5. Ibu Tuti Anggraini, M.A, selaku Sekretaris Prodi Perbankan Syariah,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah banyak memberikan

arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Rahmi Syahriza, S.Th.I, M.A, selaku Pembimbing II yang telah

banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh staff pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah

memberikan ilmu dan bimbingan selama penulis belajar di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam.

8. Ayahanda Suwandi dan Ibunda Pristiwani selaku orang tua penulis serta

abangda Rizky Prananta, adik-adik Ahmad Tri Wahyudi dan Nur

Hidayati beserta saudara-saudara penulis semua yang telah memberikan

dorongan, doa dan segala pengorbanan yang tiada terkira dan semoga

dicatat sebagai amal sholeh oleh Allah SWT dan penulis berterima kasih

sebanyak-banyaknya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Manajemen dan seluruh Staff PT Bank Syariah Mandiri Kabanjahe yang

telah membantu penulis dalam pengumpulan data dan membimbing

penulis dalam penyusunan skripsi ini sehingga skripsi penulis dapat

terselesaikan.

10. Seluruh teman-teman dan keluarga penulis di kelas S1 Perbankan Syariah

D yakni Ayu Lestari, Ayu Wulandari, Dewi Masitoh, Erlanda Harefa,

Fitra Annisa, Frisa Silwy Sitorus, Humairah Aziz SP, Heldania Putri

Hasyim, Irma Suryani Tanjung, Lara Ari Ayumi, Luthfi Abrari, M. Rizka

Alfanani, M. Rizky Pratama, M. Yusuf Afandi Nst, M. Syarif Hasan, M.

Syafri Mardhatillah, M. Tamsil Mabrur, Nursaadah Harahap, Nurul

Hartati Sagala, Nurul Hidayah Rambe, Nurul Ishlah Sitorus, Nyimas

Putri Sekar Sari, Putri Indah Sari Daulay, Putri Khairani Safira Zen,

Rizky Annisa Mardhiyah, Rukiyah Siregar, Rudi Sinaga, Sofia

Wandasari, Solichin Ahmad El Pasha, Yuli Anasari Siregar dan Widya

Aulia yang telah membantu dan memberi motivasi serta semangat kepada

penulis sampai skripsi ini selesai.

Page 9: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

vii

Page 10: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ............................................................................................ i

PERSETUJUAN ........................................................................................... ii

PENGESAHAN ............................................................................................ iii

ABSTRAKSI ................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 16

C. Batasan Masalah ....................................................................... 17

D. Perumusan Masalah .................................................................. 18

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 18

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Landasan Teori ......................................................................... 20

1. Kinerja Keuangan .............................................................. 20

2. Rasio Keuangan ................................................................. 24

3. Variabel Makro Ekonomi .................................................. 27

a. Inflasi .......................................................................... 27

1) Pengertian Inflasi ................................................. 27

2) Teori Inflasi ......................................................... 28

3) Jenis-jenis Inflasi ................................................. 29

4) Indikator Inflasi ................................................... 32

5) Inflasi dalam Perspektif Islam ............................. 34

6) Hubungan Inflasi terhadap Kinerja Keuangan .... 37

Page 11: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

ix

b. Suku Bunga ................................................................. 38

1) Pengertian Suku bunga ........................................ 38

2) Teori Suku Bunga ................................................ 41

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga . 44

4) Suku Bunga dalam Perspektif Islam .................... 46

5) Hubungan Suku Bunga dan Nisbah Bagi Hasil ... 48

6) Hubungan Suku Bunga terhadap Kinerja

Keuangan ............................................................. 49

c. Nilai Tukar Mata Uang (Kurs) .................................... 50

1) Pengertian Kurs ................................................... 50

2) Pasar Valuta Asing .............................................. 52

3) Keterlibatan Perbankan Syariah dalam Pasar Valuta

Asing .................................................................... 52

4) Hubungan Kurs terhadap Kinerja Keuangan ....... 55

B. Penelitian Terdahulu ................................................................. 55

C. Kerangka Teoritis ..................................................................... 58

D. Hipotesa .................................................................................... 60

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 62

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 62

C. Populasi dan Sampel ................................................................. 62

D. Data Penelitian .......................................................................... 63

E. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................ 63

F. Definisi Operasional ................................................................. 63

G. Tehnik Analisa Data ................................................................. 65

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas ............................................................ 66

b. Uji Multikolinearitas ................................................... 68

c. Uji Heteroskedastisitas ............................................... 68

d. Autokorelasi ................................................................ 69

Page 12: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

x

2. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2)......................................... 70

b. Uji F (Uji Simultan) .................................................... 71

c. Uji t (Uji Signifikan Parsial) ....................................... 71

3. Uji Regresi Linier Berganda .............................................. 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT Bank Syariah Mandiri ........................... 73

1. Sejarah Berdirinya PT Bank Syariah Mandiri ................... 73

2. Visi dan Misi PT Bank Syariah Mandiri ........................... 75

3. Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri .................. 75

4. Ruang Lingkup Bidang Usaha ........................................... 77

5. Jenis-jenis Produk .............................................................. 80

B. Deskripsi Data ........................................................................... 83

1. Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Syariah Mandiri

dalam Menghasilkan Keuntungan ..................................... 83

2. Rasio Profitabilitas PT Bank Syariah Mandiri .................. 85

3. Variabel Makro Ekonomi .................................................. 87

a. Inflasi .......................................................................... 87

b. Suku Bunga ................................................................. 89

c. Kurs............................................................................. 91

C. Analisis Data ............................................................................. 93

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas ............................................................ 93

b. Uji Multikolinearitas .................................................. 96

c. Uji Heteroskedastisitas ............................................... 97

d. Uji Autokorelasi ......................................................... 99

2. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2)......................................... 101

b. Uji F ............................................................................ 102

c. Uji t ............................................................................. 103

Page 13: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

xi

3. Uji Regresi Linier Berganda .............................................. 105

4. Pembahasan ....................................................................... 107

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 112

B. Saran ......................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 114

LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1 Tingkat Inflasi Periode 2012-2019 ........................................... 5

2 Tingkat Suku Bunga Periode 2012-2019 ................................. 8

3 Kurs Periode 2012-2019 ........................................................... 10

4 Return on Equity (ROE) pada PT BSM Periode 2012-2019 .... 14

5 Penelitian Terdahulu ................................................................. 56

6 Kesimpulan DW Test ............................................................... 70

7 Laba Rugi Bersih PT BSM (dalam Jutaan Rupiah) .................. 84

8 Return on Equity (ROE) pada PT BSM Periode 2012-2019 .... 86

9 Tingkat Inflasi Periode 2012-2019 ........................................... 87

10 Tingkat Suku Bunga Periode 2012-2019 ................................. 90

11 Kurs Periode 2012-2019 ........................................................... 92

12 Hasil Uji Normalitas atas Residual ........................................... 95

13 Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................... 97

14 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser .......................... 99

15 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson ........................ 100

16 Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test .................................. 100

17 Hasil Uji R2 ............................................................................... 101

18 Hasil Uji F ................................................................................ 102

19 Hasil Uji t ................................................................................. 103

20 Hasil Uji Regresi Berganda ...................................................... 106

Page 15: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1 Grafik Tingkat Inflasi Periode 2012-2019 ............................... 5

2 Grafik Tingkat Suku Bunga Periode 2012-2019 ...................... 8

3 Grafik Kurs Periode 2012-2019 ............................................... 10

4 Grafik Return on Equity (ROE) ................................................ 14

5 Kurva Penawaran dan Permintaan terhadap Uang ................... 40

6 Kurva Penawaran dan Permintaan dari Loanable Funds ......... 42

7 Keseimbangan Pasar Uang Keynes .......................................... 43

8 Kerangka Konseptual ............................................................... 60

9 Logo PT Bank Syariah Mandiri................................................ 74

10 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri ......................... 77

11 Hasil Uji Normal Probability Plot............................................ 94

12 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram .................................. 96

13 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot ..................... 98

Page 16: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998

membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah Sistem Perbankan Syariah di

Indonesia. Di saat bank-bank konvensional terkena imbas dari krisis ekonomi,

saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep yang dapat

menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang berkepanjangan.

Di sisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global,

pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger) 4

(empat) Bank milik pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya,

Bank Exim dan Bapindo menjadi satu, yaitu satu Bank yang kokoh dengan nama

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan

penggabungan tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai

pemilik mayoritas PT Bank Susila Bakti (BSB). PT Bank Susila Bakti merupakan

salah satu bank konvensional yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai

(YKP), PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi. Untuk keluar dari

krisis ekonomi, PT Bank Susila Bakti juga melakukan upaya merger dengan

beberapa bank lain serta mengundang investor asing.

Sebagai tindak lanjut dari pemikiran Pengembangan Sistem Ekonomi

Syariah, pemerintah memberlakukan UU No.10 Tahun 1998 yang memberi

peluang bagi Bank Umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking

system). Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan konsolidasi

serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah, yang bertujuan untuk

mengembangkan Layanan Perbankan Syariah di kelompok perusahaan PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk. Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang

bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari Bank Konvensional menjadi Bank

Syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera

mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha Bank Susila

1

Page 17: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

2

Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana

tercantum dalam Akta Notaris : Sutjipto, SH, No.23 tanggal 08 September 1999.1

Berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan

menjelaskan bahwa pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan/atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat. Sedangkan bank umum adalah bank

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.2

Berdasarkan Undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah menjelaskan bahwa Bank Syariah adalah bank yang menjalankan

usahanya berdasarkan prinsip syariah. Sedangkan Perbankan Syariah adalah

segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya.3

Bank syariah pada prinsipnya berfungsi sebagai lembaga perantara

(intermediaries) antara pihak-pihak kelebihan dana kepada masyarakat yang

kekurangan dana. Perbedaan pokok antara perbankan syariah dengan perbankan

konvensional terletak pada larangan sistem bunga (riba). Dalam operasionalnya,

perbankan syariah menggunakan instrumen bagi hasil (profit sharing) dan

instrumen ini sebagai pengganti mekanisme bunga dalam pembiayaan masyarakat.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara, bank

mendasarkan kegiatan usahanya pada kepercayaan masyarakat. Maka bank juga

disebut sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trust). Selain

berfungsi sebagai agent of trust bank juga berfungsi bagi pembangunan nasional

(agent of development) dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan

1 Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2016, h.63.

2 Undang-undang Republik Indonesia, No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

3 Undang-undang Republik Indonesia, No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Page 18: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

3

ekonomi dan stabilitas nasional. Bank berperan penting dalam mendorong

perekonomian nasional karena bank merupakan pengumpul dana dari surplus unit

dan penyalur kredit kepada deficit unit, tempat menabung yang efektif dan

produktif bagi masyarakat, serta memperlancar lalu lintas pembayaran bagi semua

sektor.4

Kondisi ekonomi yang semakin terkendali akan meningkatkan

kepercayaan masyarakat dan investor terhadap perbankan sehingga pada akhirnya

memacu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemantauan

berkelanjutan terhadap indikator-indikator makro dapat memberikan informasi

awal adanya permasalahan pada perbankan sehingga dapat secara tepat

mengantisipasi dampak negatif dan memanfaatkan dampak positif yang muncul

guna menunjang kinerja perbankan secara keseluruhan.

Makro ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku pelaku

ekonomi secara keseluruhan atau hubungan variabel-variabel ekonomi yang

bersifat agregatif, seperti pendapatan nasional, pengeluaran rumah tangga,

investasi nasional, jumlah uang yang beredar, tingkat pengangguran, tingkat suku

bunga SBI, inflasi, nilai tukar rupiah dan variabel-variabel yang bersifat agregatif

lainnya.5

Menurut Budiono, teori ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari

tentang pokok ekonomi, baik jangka pendek maupun jangka panjang meliputi

stabilitas dan pertumbuhan perekonomian sebuah negara. Menurut Sadono

Sukirno, pengertian ekonomi makro adalah sebuah cabang ilmu ekonomi yang

mempelajari tentang kegiatan utama perekonomian secara komprehensif terhadap

berbagai masalah pertumbuhan ekonomi. Sedangkan menurut Samuelson dan

Nordhaus pengertian ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi yang

mempelajari dan mengamati kinerja perekonomian secara keseluruhan dan

komprehensif.

4 Dhika Rahma Dewi, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di

Indonesia”, (Skripsi: Universitas Diponegoro Semarang, 2010), h.1.

5 Ahmad Jamli, Teori Ekonomi Makro, Ed.1, (Yogyakarta : BPFE, 2001), h.2.

Page 19: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

4

Ekonomi Makro Islam adalah ilmu yang membahas permasalahan

kebijakan ekonomi secara makro, berupa pengelolaan dan pengendalian sesuai

dengan ajaran Islam. Berikut beberapa pengertian tentang ekonomi makro Islam

yang dikemukakan oleh tokoh Islam, yakni menurut M. Akram Khan bahwa ilmu

ekonomi makro Islam dapat bertujuan untuk melakukan kajian tentang

kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya

alam atas dasar bekerjasama dan partisipasi.

Menurut Muhammad Abdul Manan bahwa ilmu ekonomi makro ekonomi

Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah

ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Sedangkan menurut M.

Umer Chapra ekonomi makro Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu

upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya

yang terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam

tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yang

berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan.6

Di level makro ekonomi, perbankan syariah melakukan disiplin ilmu yang

hampir sama dengan bank umum konvensional. Sedangkan di tingkat mikro,

efektifitas pengawasan yang penuh kehati-hatian (prudential) merupakan elemen

penting dalam sistem keuangan perbankan syariah karena menyangkut penilaian

dan pengawasan kinerja keuangan bank yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini, penulis membatasi variabel independen yang

merupakan variabel makro yaitu inflasi, suku bunga dan kurs. Dalam banyak

literatur disebutkan bahwa inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga umum

secara terus-menerus dari suatu perekonomian. Sedangkan menurut Rahardja dan

Manurung mengatakan bahwa inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang

yang bersifat umum dan terus-menerus. Sedangkan menurut Sukirno inflasi yaitu

kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah

lebih besar dibandingkan dengan penawaran di pasar. Dengan kata lain, terlalu

banyak uang yang memburu barang yang terlalu sedikit.

6 Muhammad Syahbudi, Ekonomi Makro Perspektif Islam, (Medan : UINSU, 2018), h.9.

Page 20: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

5

Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi

yang berlaku berada pada tingkat sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen

bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena sukar untuk dicapai. Yang

paling penting untuk diusahakan adalah menjaga inflasi agar tetap rendah.

Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat

suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspektasi pemerintah, misalnya efek

dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang) yang sangat besar.7

Berikut merupakan data perkembangan inflasi periode 2012-2019 di

Indonesia, antara lain:

Tabel 1.1

Tingkat Inflasi Periode 2012-2019

Tahun Tingkat Inflasi Tahun Tingkat Inflasi

2012 4,30% 2016 3,02%

2013 8,38% 2017 3,61%

2014 8,36% 2018 3,13%

2015 3,35% 2019 3,28% Sumber : Bank Indonesia.

Berikut grafik perkembangan inflasi periode 2012-2019, yakni :

Gambar 1.1

Tingkat Inflasi Periode 2012-2019

7 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, Ed.3, cet. ke-22, (Jakarta : Rajawali

Pers, 2013), h.333.

Page 21: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

6

Pada Gambar 1.1 menunjukkan bahwa inflasi mengalami peningkatan dan

penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2012 tingkat inflasi mencapai 4,30% dan

mengalami peningkatan yang sangat pesat hingga mencapai 8,38% di tahun 2013.

Pada tahun 2014 tingkat inflasi mencapai 8,36%, namun pada tahun 2015 tingkat

inflasi menurun cukup pesat hingga mencapai 3,35%. Pada tahun 2016 tingkat

inflasi juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yakni mencapai 3,02%.

Pada tahun 2017 tingkat inflasi mengalami peningkatan 3,61% dan pada tahun

2018 tingkat inflasi mengalami penurunan kembali sebesar 3,13%. Pada tahun

2019 inflasi mengalami sedikit peningkatan dari tahun sebelumnya yakni

mencapai 3,28%.

Salah satu langkah yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk

mengendalikan laju inflasi adalah dengan menaikkan tingkat suku bunga.

Kebijakan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga oleh Bank Indonesia

ini dikenal dengan istilah politik diskonto yang merupakan salah satu instrumen

dari kebijakan moneter. Eksistensi lembaga keuangan khususnya sektor perbankan

menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja

dan investasi di sektor riil dengan pemilik dana. Dengan demikian, fungsi utama

sektor perbankan dalam infrastruktur kebijakan makro ekonomi memang

diarahkan dalam konteks bagaimana menjadikan uang efektif untuk meningkatkan

nilai tambah ekonomi.

Bank merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan

kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang dalam

masyarakat. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu dikaitkan dengan masalah

uang yang merupakan barang dagangan utama. Dalam melaksanakan fungsinya,

bank membeli uang dari masyarakat dengan harga tertentu yang lazim disebut

bunga kredit. Sebaliknya, bank akan menjual uang dalam bentuk pemberian uang

pinjaman dengan harga tertentu yang lazim disebut bunga debet. Dengan

demikian, bank akan mendapatkan keuntungan dari selisih antara harga jual

dengan harga beli uang tersebut. Padahal para ulama berpendapat bahwa dalam

syariat Islam bunga tersebut dinilai sebagai riba yang dilarang oleh agama.

Page 22: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

7

Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga, Islam

memperkenalkan prinsip-prinsip muamalat sebagai alternatif perbankan dalam

bentuk kegiatan usaha bank syariah. Sehingga dapat dikatakan bahwa Bank

Syariah adalah sistem perbankan yang sesuai dengan syariat Islam. Adanya

kenaikan tingkat suku bunga pada bank-bank umum akan mempengaruhi peran

intermediasi dunia perbankan dalam perekonomian Indonesia. Bank-bank umum

(konvensional) dalam operasionalnya sangat tergantung pada tingkat suku bunga

yang berlaku, karena keuntungan bank konvensional berasal dari selisih antara

bunga pinjam dengan bunga simpan. Sedangkan dalam bank syariah tidak

mengenal sistem bunga, yang ada adalah prinsip bagi hasil (profit sharing) antara

bank dengan nasabah dalam pengelolaan dananya. Walaupun demikian, dengan

adanya kenaikan tingkat suku bunga pada bank-bank umum baik langsung

maupun tidak langsung akan membawa dampak terhadap kinerja bank syariah.

Dengan naiknya tingkat suku bunga maka akan diikuti oleh naiknya suku

bunga simpanan dan suku bunga pinjaman pada bank konvensional. Sehingga

orang akan cenderung untuk menyimpan dananya di bank konvensional daripada

di bank syariah karena bunga simpanan di bank konvensional naik yang pada

akhirnya tingkat pengembalian yang akan diperoleh oleh nasabah penyimpan dana

akan mengalami peningkatan. Kenaikan tingkat suku bunga inilah yang menjadi

dilema dunia perbankan syariah saat ini, karena dikhawatirkan akan ada

perpindahan dana dari bank syariah ke bank konvensional. Tetapi ada juga

keuntungan yang diperoleh bank syariah dengan naiknya suku bunga yakni

permohonan pembiayaan (kredit) di bank syariah oleh nasabah yang diperkirakan

akan mengalami peningkatan seiring dengan naiknya bunga pinjaman pada bank

konvensional atau bank umum.

Bank konvensional seperti Bank Mandiri menetapkan bunga dengan

mengacu pada suku bunga (BI Rate) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,

sedangkan Bank Syariah seperti Bank Syariah Mandiri tidak menggunakan acuan

BI Rate karena penetapan bunga tidak dibolehkan pada bank syariah, namun suku

bunga Bank Indonesia tetap memiliki dampak bagi Bank Syariah. Bank Indonesia

menaikkan bunga acuan dengan tujuan mengarahkan perbankan untuk

Page 23: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

8

menyesuaikan bunga deposito dan kredit. Dengan kata lain masyarakat akan

dianjurkan untuk menabung daripada menghabiskan uangnya untuk dibelanjakan.

Dengan kenaikan BI Rate uang yang beredar di masyarakat akan terkumpul di

perbankan.

Berikut merupakan data perkembangan suku bunga periode 2012-2019 di

Indonesia, antara lain:

Tabel 1.2

Tingkat Suku Bunga Periode 2012-2019

Tahun Tingkat Suku

Bunga Tahun

Tingkat Suku

Bunga

2012 5,75% 2016 4,75%

2013 7,50% 2017 4,25%

2014 7,75% 2018 6,00%

2015 7,50% 2019 6,00% Sumber : Bank Indonesia.

Berikut grafik perkembangan suku bunga periode 2012-2019, yakni :

Gambar 1.2

Tingkat Suku Bunga Periode 2012-2019

Pada Gambar 1.2 menunjukkan peningkatan dan penurunan di setiap

tahunnya. Pada tahun 2012 tingkat suku bunga berada di posisi 5,75%. Pada tahun

2013 tingkat suku bunga mengalami peningkatan hingga mencapai 7,50%. Pada

tauhn 2014 tingkat suku bunga meningkat mencapai 7,75% dan mengalami

Page 24: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

9

penurunan di tahun 2015 mencapai 7,50%. Pada tahun 2016 tingkat suku bunga

juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya hingga mencapai 4,75%. Pada

tahun 2017 tingkat suku bunga mengalami penurunan hingga 4,25%, namun pada

tahun 2018 tingkat suku bunga mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya

hingga mencapai 6,00%. Dan pada tahun 2019 posisi tingkat suku bunga bertahan

dengan berada di 6,00%.

Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai

mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valas

dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu

banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.

Kurs valuta di antara dua negara kerapkali berbeda di antara satu masa dengan

masa lainnya.8 Kurs erat kaitannya dengan tukar-menukar uang asing yang ada di

bank atau yang ada di tempat penukaran uang (money changer).

Kurs terbagi ke dalam 3 (tiga) bagian yakni pertama, kurs jual (rupiah

uang asing) merupakan kurs yang dipakai apabila bank (money changer) ingin

menjual uang asing kepada kita atau dengan kata lain ketika kita ingin menukar

rupiah dengan uang asing. Kedua, Kurs beli (rupiah uang asing) merupakan

kurs yang dipakai apabila bank (money changer) ingin membeli uang asing dari

kita atau dengan kata lain ketika kita ingin menukarkan uang asing dengan rupiah.

Ketiga, kurs tengah adalah kurs antara kurs jual dan kurs beli (penjumlahan dari

kurs jual dan kurs beli yang dibagi dua).

Apabila nilai tukar meningkat maka berarti Rupiah mengalami depresiasi,

sedangkan apabila nilai tukar menurun maka Rupiah mengalami apresiasi.

Sementara untuk sesuatu negara menerapkan sistem nilai tukar tetap, perubahan

nilai tukar dilakukan secara resmi oleh pemerintah. Kebijakan suatu negara secara

resmi menaikkan nilai mata uangnya terhadap mata uang asing disebut dengan

revaluasi, sementara kebijakan menurunkan nilai mata uang terhadap mata uang

asing disebut devaluasi.

Berikut merupakan data perkembangan kurs di Indonesia dengan mata

uang USD periode 2012-2019, antara lain:

8 Ibid., h.397.

Page 25: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

10

Tabel 1.3

Kurs (USD-IDR) Periode 2012-2019

Tahun Tingkat Kurs Tahun Tingkat Kurs

2012 Rp 9.670,00 2016 Rp13.436,00

2013 Rp12.189,00 2017 Rp13.548,00

2014 Rp12.440,00 2018 Rp14.481,00

2015 Rp13.795,00 2019 Rp14.141,00 Sumber : Bank Indonesia.

Berikut grafik perkembangan kurs periode 2012-2019, yakni :

Gambar 1.3

Kurs (USD-IDR) Periode 2012-2019

Pada Gambar 1.3 menunjukkan bahwa tingkat kurs atau nilai tukar mata

uang terhadap U$ Dollar mengalami penguatan dan pelemahan. Pada tahun 2012

tingkat kurs berada di posisi Rp9.670,00 dan mengalami pelemahan hingga

mencapai Rp12.189,00 pada tahun 2013. Pada tahun 2014 tingkat nilai tukar

terhadap U$ Dollar juga melemah dari tahun sebelumnya mencapai Rp12.440,00.

Pada tahun 2015 tingkat nilai tukar terhadap U$ Dollar mengalami pelemahan

hingga Rp13.795,00, namun pada tahun 2016 tingkat nilai tukar terhadap U$

Dollar mengalami penguatan sebesar Rp13.436,00. Pada tahun 2017 tingkat nilai

tukar terhadap U$ Dollar melemah dari tahun sebelumnya sebesar Rp13.548,00

dan pada tahun 2018 juga melemah hingga mencapai Rp14.481,00. Pada tahun

2019 tingkat kurs mengalami penguatan mencapai Rp14.141,00.

Page 26: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

11

Badan Pusat Statistik menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada

tahun 2012 berada pada posisi 6,5% dan mengalami penurunan pada tahun 2013

yakni mencapai 5,78%. Pada 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah

5,01%. Angka pada 2014 bahkan sempat anjlok setahun setelahnya ke level

4,88% pada 2015. Setelah itu, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia terus

membaik menuju 5,03% pada 2016. Tren pertumbuhan ekonomi terus membaik

setelah menjejak 5,07% pada 2017 dan mencapai 5,17% pada 2018. Pada tahun

2019 tepatnya pada triwulan II pertumbuhan ekonomi menurun dari tahun

sebelumnya yakni berada pada posisi 5,06%.

Keberadaan bank syariah di tengah-tengah perbankan konvensional adalah

menawarkan sistem perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan layanan jasa

perbankan tanpa harus khawatir terhadap persoalan bunga (riba). Tujuan

didirikannya bank syariah adalah untuk mempromosikan dan mengembangkan

penerapan prinsip-prinsip Islam. Prinsip utama yang diikuti oleh bank syariah

adalah larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk tradisi, melakukan kegiatan

usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan pendapatan dan keuntungan yang

sah (revenue sharing/profit sharing), memberikan zakat sebagai salah satu

instrumen dalam perhitungan pembagian keuntungan dan laporan kauangan.9

Untuk mengetahui peningkatan nilai perusahaan, digunakan ukuran kinerja

keuangan dengan berbagai macam rasio keuangan, misalnya rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Rasio likuiditas untuk

mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan finansialnya

dalam jangka pendek. Rasio solvabilitas untuk mengukur seberapa besar

kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban financial jangka panjang.

Rasio aktivitas untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan

sumber daya yang dimilikinya. Sementara rasio profitabilitas untuk mengukur

seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya

dengan nilai penjualan, aktiva dan modal sendiri.10

9 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta : Alfabeta, 2002), h.3.

10 Nur Ahmadi Bi Rahmani, et.al., Manajemen Keuangan, (Medan : FEBI Press, 2016),

h.27-32.

Page 27: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

12

Analisis kinerja keuangan merupakan interprestasi laporan keuangan yang

terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan data numerik lainnya yang dihasilkan

oleh perusahaan. Tujuan dari analisis kinerja keuangan adalah untuk mengetahui

kinerja keuangan pada saat tertentu, baik perkembangan dari tahun-tahun

sebelumnya sampai saat penilaian, hingga membuat suatu prediksi mengenai

keadaan perusahaan pada masa yang akan datang dengan melakukan analisis data

keuangan dari tahun-tahun sebelumnya guna mengevaluasi program kearah

sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan, hingga diketahui

kelebihan dan kekurangan bank yang bersangkutan. Pada akhirnya pihak

manajemen perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat sasaran

guna memperkuat bidang yang lemah dan mempertahankan kinerja pada bidang

yang lebih kuat.

Salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk membuat analisis

keuangan oleh suatu perusahaan termasuk bank adalah analisis rasio keuangan.

Hasil perhitungan rasio, nantinya dapat memberikan informasi mengenai kondisi

keuangan, penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan masalah-masalah yang

akan dihadapi bank pada masa yang akan datang. Sebagai lembaga yang penting

dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh

regulator perbankan. Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu

bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya, ialah dengan menggunakan Return

on Equity (ROE). Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik

pula kinerja bank tersebut.11

Return on Equity (ROE) ialah mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dari investasi pemegang saham di perusahaan. Adapun rumus

untuk mencari Return on Equity (ROE) yaitu :

11

Aris Fadzar, et.al., “Analisis Faktor Internal dan Eksternal Bank yang Mempengaruhi

Profitabilitas Bank Umum di Indonesia”, (Jurnal : Institut Perbanas, 2013), h.64.

𝑅𝑂𝐸 =Laba Bersih Setelah Pajak

Ekuitas Pemegang Saham

Page 28: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

13

Rasio ini menghitung berapa banyak uang yang dapat dihasilkan oleh

perusahaan bersangkutan berdasarkan uang yang diinvestasikan pemegang saham.

Setiap investor atau pemegang saham menginginkan tingkat pengembalian ekuitas

yang tinggi. Karena Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity) yang tinggi

mengindikasikan bahwa perusahaan menggunakan dana investor secara efektif.

Sebaiknya Return on Equity (ROE) ini tidak dibandingkan dengan industri

yang berbeda karena setiap jenis industri memiliki investasi dan pendapatan yang

berbeda-beda. Jika tidak membandingkan dengan perusahaan lainnya, Return on

Equity (ROE) ini sebenarnya dapat digunakan untuk membandingkan antara satu

periode dengan periode lainnya. Sebagian investor akan menghitung dan

membandingkannya pada awal periode dengan akhir periode untuk melihat

perubahan pada pengembalian ekuitasnya. Dengan perbandingan per periode ini,

investor dapat melacak dan mengetahui perkembangan dan kemampuan

perusahaan untuk mempertahankan tren pendapatan yang positif.

Alasan peneliti memilih Return On Equity (ROE), karena Return On

Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan

modal sendiri, rasio ini dianggap paling tepat diantara rasio profitabilitas lainnya

dalam hubungannya dengan return saham karena di bagian akun modal terdapat

juga akun modal saham, yang merupakan modal pemegang saham. Return On

Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba bersih suatu emiten dengan

modal sendiri yang dimiliki. Return On Equity (ROE) yang tinggi mencerminkan

bahwa perusahaan berhasil menghasilkan keuntungan dari modalnya sendiri.

Peningkatan Return On Equity (ROE) akan ikut mendongkrak nilai jual

perusahaan yang berimbas pada harga saham, sehingga hal ini berkorelasi dengan

peningkatan return saham.

Return On Equity (ROE) mengkaji sejauh mana suatu perusahaan

mempergunakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mampu

memberikan laba atas ekuitas. Return On Equity (ROE) suatu perhitungan yang

sangat penting pada suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan memperlihatkan

suatu Return On Equity (ROE) yang tinggi dan konsisten, berarti perusahaan

tersebut mengindikasikan mempunyai suatu keunggulan yang tahan lama dalam

Page 29: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

14

persaingan. Jika perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi, maka

permintaan saham akan meningkat dan selanjutnya akan berdampak pada

meningkatnya harga saham perusahaan. Ketika harga saham semakin meningkat

maka return saham juga akan meningkat.

Berikut merupakan data perkembangan profitabilitas pada PT Bank

Syariah Mandiri periode 2012-2019, antara lain :

Tabel 1.4

Return On Equity (ROE) pada PT Bank Syariah Mandiri

Periode 2012-2019

Tahun Return on Equity

(ROE) Tahun

Return on Equity

(ROE)

2012 68,09% 2016 5,81%

2013 44,58% 2017 5,71%

2014 4,82% 2018 8,21%

2015 5,92% 2019 14,01% Sumber : Laporan Keuangan PT BSM.

Berikut grafik perkembangan Return on Equity (ROE) periode 2012-2019,

yakni :

Gambar 1.4

Return on Equity (ROE) Periode 2012-2019

Pada Tabel 1.4 menunjukkan bahwa tingkat Return On Equity (ROE) pada

PT Bank Syariah Mandiri mengalami peningkatan dan penurunan di setiap

tahunnya. Pada tahun 2012 tingkat Return On Equity (ROE) berada pada posisi

Page 30: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

15

68,09% dan mengalami penurunan pada tahun 2013 hingga mencapai 44,58%.

Pada tahun 2014 tingkat Return On Equity (ROE) mengalami penurunan yang

sangat pesat hingga mencapai 4,82%. Pada tahun 2015 tingkat Return On Equity

(ROE) mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni mencapai 5,92%.

Pada tahun 2016 dan 2017 tingkat Return On Equity (ROE) mengalami penurunan

mencapai 5,81% dan 5,71%. Namun pada tahun 2018 tingkat Return On Equity

(ROE) mengalami peningkatan yang pesat hingga mencapai 8,21%. Pada tahun

2019 tingkat Return On Equity (ROE) mengalami peningkatan mencapai 14,01%.

Peneliti Ekonomi Syariah SEBI School of Islamic Economics menyatakan

bank syariah perlu memperkuat permodalan untuk meningkatkan daya saing

dengan bank-bank besar lainnya. Salah satu caranya dengan melepas saham ke

publik melalui IPO (Initial Public Offering). Bank syariah sangat potensial

melakukan IPO. Sebab, secara umum potensi market dari industri keuangan

syariah masih besar. Kebutuhan ekspansi bank-bank untuk pembiayaan syariah

cukup besar. Sehingga perbankan syariah harus menambah kapasitas. IPO adalah

kondisi dimana perusahaan menjual sahamnya kepada masyarakat dengan tujuan

memperoleh dana tambahan serta mempercepat ekspansi perusahaan. Dengan kata

lain, saham perusahaan pertama kali dilepas untuk ditawarkan atau dijual kepada

masyarakat publik yang dimana posisi saham bukan lagi milik perorangan tetapi

sudah go public.

Menyusul beberapa bank syariah yang sudah go public, Bank Syariah

Mandiri berencana mencatatkan saham perdana IPO di PT Bursa Efek Indonesia.

Rencananya akan go public pada awal 2020, mundur dari target sebelumnya pada

akhir 2019. Salah satu faktor yang membuat rencana IPO mundur ialah agenda

Pemilu Legislatif dan Pemilu Pilpres 2019. Rencana IPO saat ini masih menunggu

keputusan dari induk perusahaan dan pemegang saham pengendali yakni Bank

Mandiri (BMRI). 12

Di sisi lain, PT Bank Mandiri Syariah juga ingin memperbaiki

kinerja terlebih dahulu terutama dengan target perolehan laba dijaga pada kisaran

50% alias konsisten dan untuk dapat melantai di bursa terdapat ketentuan bahwa

12

Eka Setiyaningsih, Bank Syariah Mandiri Rancang IPO Usai Pemilu 2019, http://www.

alinea.id/bisnis/bank-syariah-mandiri-rancang-ipo-usai-pemilu-2019-b1U8Q9fik, diakses pada

Sabtu 23 Maret 2019, pukul 20.50 WIB.

Page 31: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

16

perbankan harus memiliki Return On Equity (ROE) minimal di level 10%. Sampai

akhir tahun 2018, PT Bank Syariah Mandiri memprediksi laba mampu mencapai

Rp500 Miliar hingga Rp550 Miliar. Salah satunya didorong dari pembiayaan yang

diproyeksi tumbuh 12%. Selain itu, Return on Equity (ROE) bakal sedikit

bergerak ke posisi 8% di akhir tahun 2018.

Selain IPO, PT Bank Syariah Mandiri mempunyai opsi lain yaitu partner

strategis. Pada tahun 2018 PT Bank Syariah Mandiri berencana untuk

meningkatkan kinerja dengan menggenjot produktivitas. Apalagi potensi bisnis

bank syariah masih cukup besar ke depan. Perseroan tengah mengejar target unutk

dapat naik kelas menjadi Bank Umum Kelas Usaha (BUKU) IV. Bank BUKU IV

merupakan bank dengan modal inti di atas Rp30 Triliun. Saat ini PT Bank Syariah

Mandiri memiliki ekuitas di level Rp7,31 Triliun dengan total asset Rp90 Triliun.

Saat ini PT Bank Syariah Mandiri masuk ke kategori Bank BUKU III. Untuk

mengejar target tersebut salah satu upaya yang akan dilakukan PT Bank Syariah

Mandiri adalah dengan meningkatkan produktivitas. Saat ini, dengan total cabang

sekitar 765 cabang di seluruh Indonesia, Bank Syariah memiliki 16 ribu lebih

karyawan yang akan didorong untuk terus meningkatkan produkivitas bank.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu diteliti lebih

jauh mengenai pengaruh variabel makro ekonomi terhadap kinerja keuangan pada

PT Bank Syariah Mandiri. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan

sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Variabel Makro Ekonomi terhadap

Kinerja Keuangan pada PT Bank Syariah Mandiri”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan di

atas, maka pokok masalah yang menjadi objek kajian dalam skripsi ini,

dirumuskan sebagai berikut :

1. Kenaikan pada inflasi membuat masyarakat enggan untuk

menginvestasikan dananya ke bank syariah karena nilai uang tidak stabil.

2. Naiknya tingkat suku bunga akan diikuti oleh naiknya suku bunga

simpanan dan suku bunga pinjaman pada bank konvensional sehingga

Page 32: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

17

orang akan cenderung menyimpan dananya di bank konvensional

daripada di bank syariah karena tingkat pengembalian yang akan

diperoleh oleh nasabah penyimpan akan mengalami peningkatan.

3. Kenaikan nilai Produk Domestik Bruto suatu negara menunjukkan

peningkatan kesejahteraan masyarakatnya dan ini tentunya akan

berdampak pada permintaan agregat dan sudah seharusnya diimbangi

dengan pertumbuhan ekonomi di sektor riil, peningkatan kesejahteraan

masyarakat tentu akan diikuti dengan peningkatan tabungan masyarakat

pada bank-bank dan ini akan berpengaruh positif terhadap pendapatan

bank yang akan meningkatkan profit pada bank.

4. Harga barang impor menurun apabila mata uang dalam negeri lebih

tinggi dari nilai mata uang asing (kurs). Menurunnya harga barang akan

meningkatkan produktivitas pada sektor riil sehingga pengembalian dana

sektor riil kepada bank meningkat yang juga akan menaikkan tingkat

profitabilitas bank.

5. Laba yang tinggi akan meningkatkan permintaan saham yang berdampak

pada meningkatnya harga saham. Semakin meningkat harga saham maka

return saham juga akan meningkat.

6. Pengaruh kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan turunnya suku

bunga. Penurunan suku bunga ini mengindikasikan bahwa tingkat

investasi mengalami kenaikan. Dengan naiknya investasi, permintaan

pembiayaan pada bank syariah juga akan meningkat sehingga pendapatan

dan profit bank ikut meningkat.

7. Profitabilitas merupakan salah satu rasio untuk menilai kinerja keuangan

suatu bank. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik

pula kinerja bank tersebut.

C. Batasan Masalah

Untuk mengetahui peningkatan nilai perusahaan, digunakan ukuran kinerja

keuangan dengan berbagai macam rasio keuangan, misalnya rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio investasi. Adapun batasan

Page 33: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

18

masalah dalam penelitian ini adalah yang terkait dengan pengaruh variabel makro

ekonomi terhadap kinerja keuangan pada PT Bank Syariah Mandiri dengan

menggunakan rasio profitabilitas, variabel dependen yang merupakan kinerja

keuangan diwakili dengan Return on Equity yang disingkat dengan ROE (y).

Makro ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku pelaku

ekonomi secara keseluruhan atau hubungan variabel-variabel ekonomi yang

bersifat agregatif, seperti pendapatan nasional, pengeluaran rumah tangga,

investasi nasional, jumlah uang yang beredar, tingkat pengangguran, tingkat suku

bunga SBI, inflasi, nilai tukar rupiah dan variabel-variabel yang bersifat agregatif

lainnya. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah yang terkait dengan

pengaruh variabel makro ekonomi terhadap kinerja keuangan pada PT Bank

Syariah Mandiri, variabel independen yang merupakan variabel makro meliputi

inflasi (x1), suku bunga (x2) dan kurs (x3).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka rumusan

masalah pada skripsi ini adalah :

1. Apakah inflasi berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) PT Bank

Syariah Mandiri?

2. Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap Return on Equity

(ROE) PT Bank Syariah Mandiri?

3. Apakah kurs berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) PT Bank

Syariah Mandiri?

4. Apakah inflasi, suku bunga dan kurs berpengaruh terhadap Return on

Equity (ROE) PT Bank Syariah Mandiri?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Menjelaskan pengaruh inflasi terhadap Return on Equity (ROE) PT

Bank Syariah Mandiri.

Page 34: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

19

b. Menjelaskan pengaruh tingkat suku bunga terhadap Return on

Equity (ROE) PT Bank Syariah Mandiri.

c. Menjelaskan pengaruh kurs terhadap Return on Equity (ROE) PT

Bank Syariah Mandiri.

2. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran

keilmuan ekonomi Islam khusunya tentang pengaruh variabel makro

ekonomi terhadap kinerja keuangan perbankan syariah.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memperluas

wawasan pengetahuan penulis, memberikan stimulus bagi para

peneliti pemula untuk mengkaji lebih dalam tentang pentingnya

peranan analisis kinerja keuangan dalam mengontrol perekonomian

suatu unit usaha.

c. Menambah wawasan kepustakaan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan tentang pengukuran kinerja keuangan Bank Syariah.

d. Berguna sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi peneliti

lain terkait dengan penelitian ini.

e. Sebagai penelitian terapan, pada dasarnya penelitian ini lebih tertuju

pada bidang praktis. Dalam hal ini, manajemen keuangan perbankan

khususnya perbankan syariah. Penelitian ini, diharapkan mampu

memberikan informasi mengenai pengaruh pergerakan variabel

makro ekonomi terhadap kinerja keuangan perbankan syariah dan

dapat digunakan sebagai dasar bahan evaluasi serta pertimbangan

dalam pengambilan keputusan perusahaan pada masa yang akan

datang.

Page 35: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Landasan Teori

1. Kinerja Keuangan

Secara garis besar, pengertian kinerja keuangan adalah hasil kerja

berbagai bagian dalam suatu perusahaan yang bisa dilihat pada kondisi

keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu terkait aspek penghimpunan

dan penyaluran dana yang dinilai berdasarkan indikator kecukupan modal,

likuiditas, dan profitabilitas perusahaan. Kinerja keuangan juga diartikan

sebagai gambaran pencapaian perusahaan berupa hasil yang telah dicapai

melalui berbagai aktivitas untuk meninjau sejauh mana suatu perusahaan

telah melaksanakan standar akuntansi keuangan secara baik dan benar.

Beberapa pengertian kinerja keuangan menurut para ahli, di antaranya:

a. Agnes Sawir

Kinerja keuangan adalah penilaian kondisi keuangan yang menjadi

prestasi perusahaan yang memerlukan analisis dengan beberapa tolak

ukur seperti rasio dan indeks sehingga dua data keuangan bisa

terhubung antara satu dengan yang lain.

b. Barlian

Kinerja keuangan adalah prospek atau masa depan, pertumbuhan,

dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Kinerja

keuangan diperlukan informasinya untuk menilai perubahan

potensial sumber daya ekonomi yang dikendalikan untuk

memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang tersedia.

c. Fahmi

Kinerja keuangan adalah gambaran tentang keberhasilan perusahaan

berupa hasil yang telah dicapai berkat berbagai aktivitas yang telah

dilakukan. Kinerja keuangan merupakan suatu analisis untuk menilai

sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan aktivitas sesuai

aturan-aturan pelaksanaan keuangan.

20

Page 36: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

21

d. Jumingan

Kinerja keuangan adalah penjelasan kondisi keuangan perusahan

pada suatu periode tertentu terkait berbagai aspek seperti

penghimpunan dan penyaluran dana berdasarkan indikator

kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas.

e. Mulyadi

Kinerja keuangan adalah penentuan efektifitas operasional suatu

organisasi dan karyawan secara periodik berdasarkan sasaran,

standar, dan kriteria yang telah ditetapkan.

Dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan adalah

gambaran hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh

manajemen untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien serta

untuk melihat kemampuan atau prestasi yang dicapai dalam melaksanakan

suatu kegiatan tertentu dalam kurun waktu tertentu.

Analisis kinerja keuangan adalah seni untuk menginterpretasikan

laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi serta data

numerik lainnya yang dihasilkan oleh suatu badan usaha. Tujuan dari analisis

kinerja keuangan perusahaan termasuk bank adalah untuk mengetahui kinerja

keuangan pada suatu saat tertentu, baik perkembangan dari tahun-tahun

sebelumnya sampai saat penilaian hingga membuat suatu prediksi mengenai

keadaan perusahaan di masa yang akan datang dengan melakukan analisis

data keuangan dari tahun-tahun sebelumnya, selain itu digunakan untuk

mengevaluasi program kearah sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh

manajemen perusahaan sehingga diketahui kelebihan dan kekurangan bank

yang akan dinilai.

Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan

kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu

instansi dihubungkan dengan misi yang diemban suatu organisasi serta

mengetahui dampak positif dan negatif suatu kebijakan operasional yang

diambil. Dengan adanya informasi mengenai kinerja perusahaan, akan dapat

Page 37: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

22

diambil tindakan yang diperlukan seperti koreksi atau kebijakan, meluruskan

kegiatan-kegiatan utama dan tugas pokok perusahaan, bahan untuk

perencanaan, menentukan tingkat keberhasilan perusahaan untuk

memutuskan suatu kebijaksanaan dan lainnya.1

Menurut Munawir faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan, yaitu:

a. Likuiditas, yang mampu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera

dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya pada saat ditagih.

b. Solvabilitas, yang mampu menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan

tersebut dilikuidasi baik keuangan jangka pendek maupun jangka

panjang.

c. Rentabilitas atau profitabilitas, yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.

d. Stabilitas ekonomi, yang menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan

mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban

bunga dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara

teratur tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

Alat ukur yang digunakan untuk membuat analisis keuangan suatu

perusahaan termasuk bank adalah rasio keuangan. Analisis rasio ini

merupakan alat untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan suatu

perusahaan. Hasil perhitungan rasio dapat memberikan informasi mengenai

kondisi keuangan, penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, serta masalah

potensial yang dihadapi bank.

Dimensi utama pengukur kinerja keuangan bank adalah profitabilitas.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.

1 Jhoni Kurniawan, “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Food and Beverage yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, (Skripsi, IAIN Surakarta, 2017), h.11.

Page 38: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

23

Kemampuan perusahaan tersebut dapat ditunjukkan dengan dua cara yaitu

pertama, semakin besar perbandingan laba bersih terhadap semua harta

perusahaan, menunjukkan prestasi bank semakin baik. Kedua, semakin besar

perbandingan laba bersih terhadap modal perusahaan menunjukkan

perusahaan memperoleh keuntungan. Rasio profitabilitas merupakan

perbandingan laba investasi atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh

laba perusahaan. Ada beberapa rasio yang digunakan dalam pengukuran

tingkat profitabilitas yakni dengan menggunakan laporan laba rugi dalam

bentuk persentase, maka secara langsung dapat dilihat gross profit margin,

operating profit margin dan net profit margin.2 Semakin tinggi risiko,

biasanya diikuti dengan semakin tingginya tingkat return atau imbal hasilnya.

Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on Equity (ROE).

Analisis profitabilitas merupakan alat ukur yang digunakan untuk

menilai efektifitas menajemen perusahaan dalam menghasilkan laba

perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan hasil dari kebijaksanaan dan

keputusan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. Nisbah Pengembalian

Modal atau istilah ekonomi disebut Return on Equity (ROE) digunakan untuk

mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber-sumber fisik

maupun non-fisik yang dimiliki maupun yang potensial dimiliki oleh

perusahaan atau seberapa efektif perusahaan memanfaatkan kontribusi

pemilik perusahaan/pemegang saham untuk meningkatkan kemakmuran

pemilik perusahaan yang diukur dalam satuan moneter.

Menurut Eduardus Tandelilin faktor-faktor yang mempengaruhi

Return On Equity (ROE) ada 3 faktor, yaitu :

a. Margin Laba Bersih (Profit Margin)

Besarnya keuntungan yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah

penjualan bersih. Profit Margin ini mengukur tingkat keuntungan

yang dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualan.

2 Lukman Syamsudin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2000), h.77.

Page 39: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

24

b. Perputaran Total Aktiva (Turn Over dari Operating Assets)

Jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan terhadap

jumlah penjualan yang diperoleh selama periode.

c. Rasio Hutang (Debt Ratio)

Rasio yang memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki

dan total kekayaan yang dimiliki.

2. Rasio Keuangan

Dalam mengelola perusahaan, akan jauh lebih baik jika kita

mengetahui keadaan factual (sebenarnya) perusahaan tersebut. Keadaan yang

dimaksud mencakup kesehatan keuangan perusahaan, masalah-masalah yang

sedang dihadapi dan penyebab-penyebabnya, serta hal-hal lain yang

berhubungan dengan perusahaan. Pengetahuan yang baik tentang hal tersebut

akan dapat meningkatkan mutu atau efektivitas manajemen, baik pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengarahan, maupun pengendalian. Salah satu cara

untuk mendeteksi kesehatan suatu perusahaan dan masalah-masalah yang

sedang dihadapinya adalah melalui analisis rasio-rasio keuangannya.

Analisis rasio-rasio keuangan memudahkan kita mengetahui dalam

hal-hal atau bidang-bidang apa saja perusahaan sedang menghadapi masalah-

masalah serius, bahkan kritis (jika ada), sehingga dapat dilakukan perbaikan-

perbaikan yang serius untuk mencegah semakin memburuknya kondisi atau

kesehatan perusahaan. Jika itu tidak dilakukan, akan mengganggu bahkan

membuat terhentinya aktivitas perusahaan pada masa-masa berikutnya.

Analisis rasio-rasio keuangan juga membantu kita mengetahui kinerja

perusahaan baik secara keseluruhan maupun mendetail dari waktu ke waktu,

termasuk sumber daya manusianya. Misalnya analisis terhadap hasil

penjualan, biaya dan beban, pengadaan barang, produksi, pergudangan,

distribusi, dan bidang-bidang lainnya, termasuk melakukan evaluasi dan

pengukuran produktivitas atau kinerja pimpinan dan para karyawannya.3

3 Kuswadi, Memahami Rasio-rasio Keuangan Bagi Orang Awam, cet. ke-2, (Jakarta :

Elex Media Kompu-tindo, 2008), h.2.

Page 40: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

25

Beberapa pengertian dan definisi rasio keuangan, yaitu :

a. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan

dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang

mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan misalnya antara

hutang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok

produksi dengan total penjualan dan sebagainya.

b. Rasio keuangan merupakan salah satu alat untuk menilai kinerja dan

kondisi keuangan perusahaan.4

Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja

keuangan ialah dengan rasio keuangan. Salah satu diantaranya adalah rasio

profitabilitas yang merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio Profitabilitas adalah rasio atau

perbandingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan

laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas

berdasarkan dasar pengukuran tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas dipakai

untuk memperlihatkan seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh

dari kinerja suatu perusahaan yang mempengaruhi catatan atas laporan

keuangan yang harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Rasio-rasio profitabilitas diperlukan untuk pencatatan transaksi

keuangan biasanya dinilai oleh investor dan kreditur (bank) untuk menilai

jumlah laba investasi yang akan diperoleh oleh investor dan besaran laba

perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utang kepada

kreditur berdasarkan tingkat pemakaian aset dan sumber daya lainnya

sehingga terlihat tingkat efisiensi perusahaan.

Rasio Profitabilitas dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu Rasio

Tingkat Pengembalian atau Investasi dan Rasio Kinerja Operasi yakni sebagai

berikut:

4 Hantono, Konsep Analisa Laporan Keuangan dengan Pendekatan Rasio dan SPSS,

Ed.1, cet. ke-1, (Yogyakarta : Deepublish, 2018), h.9.

Page 41: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

26

a) Rasio Tingkat Pengembalian atau Investasi

Rasio Tingkat Pengembalian atau Investasi adalah rasio yang

digunakan untuk menilai kompensasi financial atas penggunaan asset

atau ekuitas terhadap laba bersih (laba setelah bunga dan pajak). Rasio

ini terdiri atas :

1) Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Assets), merupakan

rasio yang menunjukkan hasil (return) atas penggunaan asset

perusahaan dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,

rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba

bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang

tertanam dalam total asset.

2) Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity), merupakan

rasio yang menunjukkan hasil (return) atas penggunaan ekuitas

perusahaan dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,

rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba

bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang

tertanam dalam total ekuitas.

b) Rasio Kinerja Operasional

Rasio Kinerja Operasional adalah rasio yang digunakan untuk

mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi (penjualan). Rasio ini

terdiri atas :

1) Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor

atas penjualan bersih.

ROA = Laba Bersih : Total Aset

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang Saham

Page 42: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

27

2) Margin Laba Operasional (Operating Profit Margin),

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya

persentase laba operasional atas penjualan bersih.

3) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin), merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba bersih atas

penjualan bersih.5

3. Variabel Makro Ekonomi

a. Inflasi

1) Pengertian Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga yang menaik

secara umum dan terus-menerus.6 Dalam pengertian lain menyatakan

bahwa inflasi merupakan penambahan banyak uang yang diperedarkan

(terutama uang kertas) hingga melampaui dari jaminan logam (emas),

akibatnya ialah menyebabkan harga barang-barang menjadi naik. Namun

dalam pengertian yang lebih kontemporer, inflasi diartikan sebagai

kenaikan harga barang-barang yang disebabkan nilai mata uang karena

banyaknya uang yang beredar.

5 Hery, Analisis Kinerja Manajemen, (Jakarta : Grasindo, 2015), h.143.

6 Budiono, Ekonomi Makro, Ed.4, (Yogyakarta : BPFE, 2001), h.155.

Gross Profit Margin = (Laba Kotor : Total Pendapatan) x 100%

Operating Profit Margin = (Laba Sebelum Pajak dan Bunga :

Penjualan) x 100%

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan

Page 43: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

28

Beberapa pengertian inflasi menurut para ahli, antara lain :

a) Parkin dan Bade

Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga.

Secara mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa

juga disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk

memperoleh barang tersebut.

b) Nopirin

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang

secara terus menerus selama peride tertentu.

c) Sadono Sukirno

Inflasi merupakan suatu proses ketika terjadinya suatu kenaikan

harga yang berlaku terhadap perekonomian.

d) Bambang dan Aristanti

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-

menerus. Kejadian inflasi akan mengakibatkan menurunnya

daya beli masyarakat. Hal ini terjadi dikarenakan dalam inflasi

akan terjadi penurunan tingkat pendapatan.

2) Teori Inflasi

Dalam hal ini ada 3 teori inflasi yang sangat mendasar, yaitu:

a) Teori Kuantitas

Teori ini mengatakan bahwa penyebab utama dari inflasi adalah

pertambahan jumlah uang yang beredar di tengah-tengah

masyarakat dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-

harga di masa mendatang.7

b) Teori Keynes

Teori ini menyoroti tentang bagaimana masyarakat mempere-

butkan harta antara golongan-golongan masyarakat yang dapat

menimbulkan permintaan agregat yang lebih besar daripada

jumlah barang yang tersedia. Hal inilah yang selanjutnya disebut

7 Ibid., hlm. 161.

Page 44: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

29

dengan Inflantory Gap. Inflantory Gap terjadi apabila jumlah

dari permintaan-permintaan efektif dari semua golongan

tersebut, pada tingkat harga yang berlaku melebihi jumlah

maksimum dari barang-barang yang dihasilkan oleh masyarakat.

Harga-harga akan naik karena permintaan total selalu melebihi

jumlah barang-barang yang tersedia.8

c) Teori Strukturalis

Teori strukturalis sering juga disebut “teori jangka panjang”

karena teori ini menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari

kekakuan struktur ekonomi, khususnya ketegaran supply bahan

makanan dan bahan-bahan ekspor. Karena sebab-sebab struktur

pertambahan barang-barang produksi terlalu lamban dibanding

dengan pertumbuhan kebutuhannya, sehingga menaikkan harga

bahan-bahan makanan dan kelangkaan devisa. Akibat

selanjutnya adalah kenaikan harga-harga lain sehingga

menyebabkan terjadinya inflasi.9

3) Jenis-jenis Inflasi

a) Inflasi Berdasarkan Sifatnya

Adapun jenis-jenis inflasi berdasarkan sifatnya, antara lain:

1) Inflasi Rendah (Creeping Inflation)

Inflasi Rendah (Creeping Inflation) yaitu inflasi yang

besarnya kurang dari 10% per tahun. Inflasi ini dibutuhkan

dalam ekonomi karena akan mendorong produsen untuk

memproduksi lebih banyak barang dan jasa.

2) Inflasi Menengah (Galloping Inflation)

Inflasi Menengah (Galloping Inflation) yaitu inflasi yang

besarnya antara 10-30% per tahun. Inflasi ini biasa ditandai

oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar.

8 Ibid., hlm.176.

9 Ibid., hlm.177.

Page 45: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

30

Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2

digit, misalnya 15%, 20%, dan 30%.

3) Inflasi Berat (High Inflation)

Inflasi Berat (High Inflation) yaitu inflasi yang besarnya

antara 30-100% per tahun, misalnya inflasi yang terjadi

pada pertengahan dekade 1960’an yang mencapai 600%.

4) Inflasi Sangat Tinggi (Hyper Inflation)

Inflasi Sangat Tinggi (Hyper Inflation) yaitu inflasi yang

ditandai oleh naiknya harga secara drastis hingga mencapai

4 digit (di atas 100%). Pada kondisi ini, masyarakat tidak

lagi ingin menyimpan uang karena nilainya turun sangat

tajam sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.

b) Inflasi Berdasarkan Sebabnya

Adapun jenis-jenis inflasi berdasarkan sebabnya, antara lain:

1) Demand Pull Inflation

Inflasi ini terjadi sebagai akibat pengaruh permintaan yang

tidak diimbangi oleh peningkatan jumlah penawaran

produksi. Akibatnya, sesuai dengan hukum permintaan, jika

pemintaan banyak sementara penawaran tetap, harga akan

naik. Jika hal ini berlangsung secara terus-menerus, akan

mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena

itu, untuk mengatasinya diperlukan adanya pembukaan

kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja.

2) Cost Push Inflation

Inflasi ini disebabkan karena kenaikan biaya produksi yang

disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor

produksi. Akibat naiknya biaya produksi, dua hal yang

dapat dilakukan oleh produsen, yaitu langsung menaikkan

harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama atau

harga produknya naik karena penurunan jumlah produksi.

Page 46: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

31

3) Bottle Neck Inflation

Inflasi ini dipicu oleh faktor penawaran (supply) atau faktor

permintaan (demand). Jika dikarenakan faktor penawaran

maka persoalannya adalah sekalipun kapasitas yang ada

sudah terpakai tetapi pemintaannya masih banyak sehingga

menimbulkan inflasli. Adapun inflasi karena faktor

permintaan disebabkan adanya likuiditas yang lebih banyak,

baik itu berasal dari sisi keuangan (monetary) atau akibat

tingginya ekspektasi terhadap permintaan baru.

c) Inflasi Berdasarkan Asalnya

Adapun jenis-jenis inflasi berdasarkan asalnya, antara lain:

1) Inflasi yang Berasal dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)

Inflasi ini timbul karena terjadinya defisit dalam

pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran

belanja negara. Untuk mengatasinya, biasanya pemerintah

melakukan kebijakan mencetak uang baru.

2) Inflasi yang Berasal dari Luar Negeri (Imported Inflation)

Inflasi ini timbul karena negara-negara yang menjadi mitra

dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi.

Kenaikan harga-harga di luar negeri atau di negara-negara

dagang utama (antara lain disebabkan melemahnya nilai

tukar) yang secara langsung maupun tidak langsung akan

menimbulkan kenaikan biaya produksi di dalam negeri.

Kenaikan biaya produksi akan disertai kenaikan harga-harga

barang.10

10

Bambang Widjajanta dan Aristanti Widyaningsih, Mengasah Kemampuan Ekonomi,

(Bandung : Citra Praya, 2001), h.112-113.

Page 47: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

32

4) Indikator Inflasi

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi

adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke

waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang

dikonsumsi masyarakat. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK

dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor

perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di

beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis

barang/jasa di setiap kota.11

Rumus untuk menghitung inflasi menggunakan IHK adalah

sebagai berikut :

Keterangan :

IHK = Indeks Harga Konsumen

IHK-1 = Indeks Harga Konsumen Periode Sebelumnya

Indikator lainnya berdasarkan International Best Practice yakni:

a) Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)

Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga

transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan

pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar

pertama atas suatu komoditas.

Rumus untuk menghitung inflasi menggunakan IHPB yaitu :

11

Bank Indonesia, “Pengenalan Inflasi”, https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/pengena

lan/Contents/Defa ult.aspx, diakses pada Senin 25 Maret 2019, pukul 15.26 WIB.

%100

1

1

IHK

IHKIHKInflasi

%100

1

1

IHPB

IHPBIHPBInflasi

Page 48: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

33

Keterangan :

IHPB = Indeks Harga Perdagangan Besar

IHPB-1 = Indeks Harga Perdagangan Besar Periode Sebelumnya

b) Indeks Harga Produsen (IHP)

Indikator ini mengukur perubahan rata-rata harga yang

diterima produsen domestik untuk barang yang mereka hasilkan.

Rumus untuk menghitung inflasi menggunakan IHP yaitu :

Keterangan :

IHPB = Indeks Harga Produsen

IHPB-1 = Indeks Harga Produsen Periode Sebelumnya

c) Deflator Produk Domestik Bruto (PDB)

Menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang

baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa. Deflator PDB

dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan

PDB atas dasar harga konstan.

Rumus untuk menghitung inflasi menggunakan PDB yaitu :

Keterangan :

C = Pengeluaran Rumah Tangga

G = Pengeluaran Pemerintah

I = Pengeluaran Investasi

X = Ekspor

M = Impor

%100

1

1

IHP

IHPIHPInflasi

MXIGCPDB

Page 49: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

34

d) Indeks Harga Aset

Indeks ini mengukur pergerakan harga aset antara lain

properti dan saham yang dapat dijadikan indikator adanya tekanan

terhadap harga secara keseluruhan.

Rumus untuk menghitung inflasi menggunakan IHA yaitu :

Keterangan :

Ht = Harga pada Waktu Berlaku

H0 = Harga pada Waktu Dasar

5) Inflasi dalam Perspektif Islam

Dalam Islam tidak mengenal inflasi karena Islam menganjurkan

menggunakan mata uang yang lebih stabil yakni mata uang dinar dan

dirham. Meskipun penurunan nilai terhadap dinar dan dirham masih

mungkin terjadi yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal

dinar itu mengalami penurunan, diantaranya akibat ditemukannya emas

dalam jumlah yang besar, tetapi keadaan ini kecil sekali kemungkinannya

karena emas sendiri merupakan logam mulia yang berasal dari dalam

perut bumi yang jumlahnya cukup terbatas.

Menurut M. Umer Chapra inflasi adalah gejala ketidakseim-

bangan dan ekuilibrium. Menerima inflasi sama dengan menerima

penyakit dan membiarkan hilangnya kemampuan perekonomian untuk

bergerak secara reflek.12

Sedangkan menurut Adiwarman Karim inflasi

adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-

menerus dalam jangka waktu yang lama dan saling mempengaruhi.

12

Muhammad Yafiz, Inflasi Berdasarkan Pandangan M. Umer Chapra, (Jurnal : UIN

SU, 2019), h.129.

%1000

H

HInflasi t

Page 50: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

35

Ekonom muslim, Taqiuddin Ahmad bin Al-Maqrizi

menggolongkan inflasi ke dalam dua golongan, yaitu :

a) Natural Inflation

Inflasi ini disebabkan oleh sebab-sebab alamiah yang tidak

mampu dikendalikan orang. Menurut Al-Maqrizi inflasi ini

diakibatkan karena turunnya penawaran agregatif atau naiknya

permintaan agregatif. Sehingga berdasarkan penyebabnya, Natural

Inflation dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Inflasi yang timbul akibat uang yang masuk dari luar terlalu

banyak. Ekspor yang meningkat sedangkan impor menurun,

sehingga nilai net export sangat besar, menyebabkan

naiknya permintaan agregatif. Naiknya permintaan agregatif

ini akan meningkatkan harga.

2) Inflasi akibat turunnya tingkat produksi, paceklik, perang,

ataupun embargo dan boikot.

Atau dengan kata lain dapat dilihat berdasarkan rumus di bawah ini :

Keterangan :

M : Jumlah Uang Beredar

V : Kecepatan Perdaran Uang

P : Tingkat Harga

T : Jumlah Barang dan Jasa

Y : Tingkat Pendapatan Nasional (GDP)

Maka Natural Inflation dapat diartikan sebagai berikut :

Gangguan terhadapa jumlah barang dan jasa (T) yang

diproduksikan dalam suatu perekonomian. Misal jumlah barang dan

jasa (T) turun, sedangkan jumlah uang beredar (M) dan kecepatan

uang beredar (V) tetap, maka konsekuensinya tingkat harga (P) akan

MV = PT = Y

Page 51: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

36

naik. Naiknya daya beli masyarakat secara riil, misalnya nilai ekspor

lebih besar dari nilai impor sehingga secara netto terjadi impor uang

yang mengakibatkan jumlah uang beredar (M) naik, sehingga jika

kecepatan peredaran uang (V) dan jumlah barang dan jasa (T) tetap,

maka tingkat harga (P) akan naik.13

b) Human Error Inflation

Human Error Inflation atau False Inflation adalah inflasi

yang diakibatkan oleh kesalahan manusia, sebagaimana telah

disinggung dalam firman Allah QS. Ar-Rum (30) : 41 sebagai

berikut :

Artinya : Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan

karena perbuatan manusia ; Allah menghendaki agar

mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan

mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).14

Adapun penyebab Human Error Inflation ada tiga hal antara

lain, yaitu :

1) Korupsi dan administrasi yang buruk (corruption and bad

administration).

2) Pajak yang berlebihan (axcessive tax).

3) Pencetakan uang dengan maksud menarik keuntungan

secara berlebih (axcessive seignorage).

13

Ridwan, et.al., Ekonomi Pengantar Mikro dan Makro Islam, Cet.1, (Medan : Cita

Pustaka Media, 2013), h.186.

14 Enang Sudrajad, et.al., Alquran Terjemah, (Bandung : Sygma Examedia Arkanleema,

2007), h.408.

Page 52: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

37

Menurut ekonom muslim, inflasi berakibat buruk terhadap

perekonomian karena 4 (empat) hal berikut :

1) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama

terhadap fungsi tabungan, fungsi pembayaran di muka dan

fungsi unit penghitungan.

2) Melemahkan semangat masyarakat untuk menabung

(turunnya marginal propensity to save).

3) Meningkatkan kecenderungan berbelanja, terutama untuk

barang-barang non-primer dan mewah (naiknya marginal

propensity to consume).

4) Mengarahkan investasi kepada hal-hal yang tidak produktif,

seperti penumpukan kekayaan berupa tanah, bangunan,

logam mulia dan uang asing serta mengorbankan investasi

produktif seperti pertanian, industri, perdagangan dan

transportasi. 15

6) Hubungan Inflasi terhadap Kinerja Keuangan

Persoalan inflasi membawa dampak bagi buruknya kondisi

perekonomian suatu bangsa, selain itu akan mempengaruhi perilaku

masyarakat dalam aktivitas ekonominya. Bagi mereka yang memiliki

pendapatan tetap maka secara otomatis pendapatan mereka berkurang

seiring dengan naiknya harga-harga yang berlaku di masyarakat. Secara

langsung maupun tidak langsung, inflasi yang terjadi akan memberikan

pengaruh terhadap aktivitas ekonomi masyarakat.16

Peristiwa inflasi ini mengakibatkan sebuah ketidakpastian bagi

masyarakat, oleh karena itu banyak dari mereka mengambil tindakan dari

dirinya agar dapat keluar dari persoalan ini salah satunya yaitu dengan

15

Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Islam : Suatu Kajian Ekonomi Makro, Ed.1, cet.

ke-1, (Jakarta : IIIT Indonesia, 2002), h.67.

16 Neni Noviarita, “Analisis Inflasi di Indonesia (Pendekatan Model Dinamis)”, (Tesis :

Fakultas Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan UGM, 2003), h.36.

Page 53: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

38

cara mengubah asset yang dimilikinya menjadi asset riil, atau asset yang

nilainya cenderung tidak mengalami penurunan yang tajam seperti emas,

tanah dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar nilai kekayaan yang

mereka miliki tidak ikut turun seperti turunnya nilai mata uang. Mereka

enggan untuk mengakumulasikan kekayaannya dalam bentuk uang

karena nilainya yang tidak stabil. Dalam sebuah penelitian empiris yang

dilakukan oleh Branson dan Klevorick menemukan fakta adanya dampak

negatif dari inflasi terhadap tabungan di Amerika Serikat. Penelitian lain

yang dilakukan Howard menemukan bahwa meskipun inflasi membawa

peningkatan tabungan di Kanada, Inggris dan Amerika, namun inflasi

ekspektasian (expected inflation) menurunkan tabungan di Jepang.

Dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa kecenderungan

harga barang-barang yang semakin meningkat (inflasi), akan

berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada sektor perbankan.

b. Suku Bunga

1) Pengertian Suku Bunga

Secara sederhana bunga dapat diartikan sebagai biaya modal (cost

of capital). Dari sudut pandang lain, Samuelson menjelaskan bunga

dalam arti penerimaan sebagai imbalan atas uang yang dipinjamkan.

Sedangkan suku bunga ialah persentase dari pokok utang yang

dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu.

Teori bunga tidak terlepas dari prinsip time value of money. Menurut

prinsip ini uang mempunyai nilai waktu. Dengan demikian uang dapat

digunakan sebagai konsumsi saat ini atau untuk konsumsi di masa yang

akan datang (investasi). Dalam pengertian secara bebas bunga diartikan

sebagai bentuk dari pertambahan atau pertumbuhan.

Namun dalam pengertian selanjutnya pengertian suku bunga

terbagi menjadi beberapa istilah yaitu :

Page 54: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

39

a) Suku bunga efektif : suku bunga yang sesungguhnya dibebankan

dalam setahun.17

b) Suku bunga padanan : suku bunga yang dibebankan per hari, per

minggu, per bulan atau per tahun untuk sejumlah pinjaman atau

investasi selama jangka waktu tertentu yang jika dihitung secara

bunga per bunga akan memberikan hasil bunga yang sama.

c) Suku bunga primer : suku bunga atas pinjaman bank jangka

pendek dengan risiko kredit sekecil-kecilnya.18

Menurut pandangan konservatif riba memiliki arti yang sama

dengan pengertian bunga (interest), bahwa sebenarnya setiap imbalan

yang telah ditentukan sebelumnya atas suatu pinjaman sebagai imbalan

untuk sebuah pembayaran tertunda atas pinjaman adalah riba,19

dan

setiap riba dilarang oleh Islam. Sedangkan menurut teori klasik, tabungan

merupakan fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga maka

semakin tinggi keinginan seseorang untuk menabung, sehingga jumlah

tabungan meningkat.

Teori klasik juga berpandangan bahwa investasi juga merupakan

fungsi dari bunga. Semakin tinggi tingkat bunga maka keinginan untuk

investasi semakin kecil. Dengan demikian bunga merupakan harga

keseimbangan antara tabungan dan investasi.20

Hal ini dapat dijelaskan

dengan menggunakan kurva penawaran dan permintaan terhadap uang

berikut ini :

17

Johar Arifin dan Muhammad Fakhruddin, Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi,

Keuangan dan Perbankan, (Jakarta : Elex Media Komputindo, 1999), h.335.

18 Ibid., hlm.336.

19 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia, (Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1999), h.13.

20 Nopirin, Ekonomi Moneter, Buku I, Ed.4, cet. ke-7, (Yogyakarta : BPFE, 2000), h.71.

Page 55: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

40

Gambar 2.1

Kurva Penawaran dan Permintaan terhadap Uang

Keterangan :

MS : Money Supply (Penawaran Uang)

MD : Money Demand (Permintaan Uang)

i : Interest (Tingkat Suku Bunga)

q : Quatity (Jumlah Uang)

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa pada posisi keseimbangan

pertama (E1), kuantitas uang yang beredar sebesar q1 dan tingkat suku

bunga berada pada tingkat i1. Apabila jumlah penawaran uang dikurangi,

maka keseimbangan akan bergerak menuju keseimbangan yang baru,

yaitu pada titik keseimbangan kedua (E2). Pada titik keseimbangan kedua

ini (E2), tingkat suku bunga berubah menjadi i2. Artinya pada saat

penawaran (jumlah uang beredar) berkurang, sedangkan permintaannya

tetap, maka akan menyebabkan tingkat suku bunga naik. Selanjutnya,

dari posisi keseimbangan pertama (E1), jika terjadi peningkatan

permintaan uang dari posisi q1 menjadi q3, maka akan menyebabkan

tingkat suku bunga naik dari posisi i1 ke posisi i3, dan akan terbentuk titik

keseimbangan yang baru, yaitu pada titik keseimbangan ketiga (E3).

Page 56: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

41

2) Teori Suku Bunga

Berikut ini merupakan 3 (tiga) teori suku bunga antara lain, yaitu :

a) Teori Klasik

Tabungan, simpanan menurut teori klasik adalah fungsi

tingkat bunga, makin tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi pada

keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank. Artinya

pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong

untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk

berkonsumsi guna menambah tabungan. Sedangkan bunga adalah

“harga” dari (penggunaan) loanable funds, atau dapat diartikan

sebagai dana yang tersedia untuk di pinjamkan atau dana investasi,

karena menurut teori klasik, bunga adalah “harga” yang terjadi di

pasar investasi. Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat bunga.

Semakin tinggi tingkat bunga, maka keinginan untuk

melakukan investasi juga semakin kecil, alasannya adalah seorang

pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila

keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari

tingkat bunga yang harus di bayarkan untuk dana investasi tersebut

sebagai ongkos untuk penggunaan dana (cost of capital). Makin

rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan terdorong untuk

melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga semakin

kecil, tingkat bunga dalam keadaan seimbang (artinya tidak ada

dorongan naik turun) akan tercapai apabila keinginan menabung

masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan

investasi.

b) Teori Loanable Funds

Teori suku bunga dengan pendekatan loanable funds

meramalkan dan menganalisis perubahan suku bunga dengan

menggunakan penawaran dan permintaan dana sebagai dasarnya.

Page 57: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

42

Gambar 2.3

Kurva Permintaan dan Penawaran dari Loanable Funds

Kurva penawaran menunjukkan tabungan atau keinginan

pemilik dana untuk meminjamkan dana kepada investor. Suku bunga

dalam hal ini menunjukkan harga dari loanable funds. Slope kurva

penawaran positif menunjukkan semakin tinggi tingkat suku bunga

akan mempengaruhi pemilik dana untuk menyediakan dana dengan

volume lebih besar. Kurva permintaan menunjukkan investasi atau

permintaan peminjaman dana baik secara langsung ke publik atau

melalui bank. Suku bunga bagi peminjam menunjukkan biaya dari

peminjaman. Slope kurva permintaan negatif yang menunjukkan

bahwa semakin tinggi biaya maka semakin rendah dana yang

diinginkan peminjam dan sebaliknya.

c) Teori Tingkat Bunga Keynes

Menurut Keynes tingkat bunga merupakan fenomena

moneter yang artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan

permintaan akan uang. Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi

(GNP) sepanjang uang itu mempengaruhi tingkat bunga. Keynes

menjabarkan pandangannya tentang bagaimana tingkat bunga

ditentukan dalam jangka pendek. Penjelasan itu disebut teori

Page 58: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

43

preferensi likuiditas, dimana teori ini menyatakan bahwa tingkat

bunga ditentukan oleh keseimbangan dari penawaran dan permintaan

uang. Teori preferensi likuiditas adalah kerangka untuk kurva LM.

Teori ini memiliki asumsi adanya penawaran uang riil tetap

dan biasanya tidak tergantung oleh tingkat bunga, yaitu:

Teori preferensi likuiditas menegaskan pula bahwa tingkat

bunga adalah sebuah determinan dari berapa banyak uang yang ingin

dipegang oleh individu. Ketika tingkat bunga naik, maka individu-

individu hanya ingin memegang lebih sedikit uang, sehingga:

Dimana fungsi L(r) menunjukkan bahwa jumlah uang yang

diminta tergantung pada tingkat bunga.

Gambar 2.2

Keseimbangan Pasar Uang Keynes

Menurut teori preferensi likuiditas, tingkat bunga

menyesuaikan untuk menyeimbangkan pasar uang. Pada tingkat

bunga keseimbangan, jumlah uang riil yang diminta sama dengan

jumlah penawarannya. Penurunan dan peningkatan penawaran uang

(M/P)s = M/P

(M/P)d = L(r)

Page 59: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

44

dalam teori preferensi likuiditas akan berpengaruh terhadap jumlah

penawaran uang riil dan tingkat bunga keseimbangan . Jika tingkat

harga tetap, penurunan dalam penawaran uang dari M1 ke M2 akan

mengurangi penawaran uang riil. Karena itu, tingkat bunga

keseimbangan akan naik dari r1 ke r2. Sebaliknya, peningkatan dalam

penawaran uang yang dilakukan oleh bank sentral akan

meningkatkan penawaran uang riil, sehingga tingkat bunga

keseimbangan akan turun dari r2 ke r1. Jadi, menurut teori preferensi

likuiditas, penurunan dalam penawaran uang akan menaikkan tingkat

bunga, dan peningkatan dalam penawaran uang akan menurunkan

tingkat bunga.

3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga

Menurut Kasmir, faktor–faktor yang mempengaruhi besar

kecilnya penetapan tingkat suku bunga (pinjaman dan simpanan) adalah

sebagai berikut:

a) Kebutuhan Dana

Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu

seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank

kekurangan dana sementara permohonan pinjaman meningkat,

maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat

terpenuhi dengan meningkat kan suku bunga simpanan. Namun,

peningkatan suku bunga simpanan akan pula meningkatkan suku

bunga pinjaman.

b) Target Laba

Yang diinginkan faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman.

Sebaliknya apabila dana yang ada dalam simpanan di bank

banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit, maka bunga

simpanan akan turun karena hal ini merupakan beban.

Page 60: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

45

c) Kualitas Jaminan

Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga pinjaman.

Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga

kredit yang dibebankan dan sebaliknya.

d) Kebijaksanaan Pemerintah

Dalam menentukan baik bunga simpanan maupun bunga

pinjaman bank tidak boleh melebihi batasan yang sudah

ditetapkan oleh pemerintah.

e) Jangka Waktu

Faktor jangka waktu sangat menentukan. Semakin panjang

jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini

disebabkan besarnya kemungkinan resiko macet di masa

mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika pinjaman berjangka

pendek, bunganya relatif rendah.

f) Reputasi Perusahaan

Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga

terutama untuk bunga pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan

yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku

bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya

perusahaan yang bonafit kemungkinan risiko kredit macet di

masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya.

g) Produk yang Kompetitif

Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan

relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang

kompetitif. Hal ini disebabkan produk yang kompetitif tingkat

perputaran produknya tinggi sehingga pembayarannya

diharapkan lancar.

h) Hubungan Baik

Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan

kepada seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya, bank

menggolongkan nasabah antara nasabah utama dan nasabah

Page 61: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

46

biasa. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta

loyalitas nasabah yang bersangkutan kepada bank. Nasabah

yang memiliki hubungan baik dengan bank tentu penentuan

suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.

i) Persaingan

Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana,

sementara tingkat persaingan dalam memperebutkan dana

simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing keras dengan

bank lainnya. Untuk bunga pinjaman, harus berada di bawah

bunga pesaing agar dana yang menumpuk dapat tersalurkan,

meskipun margin laba mengecil.

j) Jaminan Pihak Ketiga

Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank

untuk menanggung segala resiko yang dibebankan kepada

penerima kredit. Biasanya apabila pihak yang memberikan

jaminan bonafit, baik dari segi kemampuan membayar , nama

baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang

dibebankan pun berbeda. 21

4) Suku Bunga dalam Perspektif Islam

Islam menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Hal ini

sekaligus menunjukkan dengan tegas bahwa jual beli tidak sama dengan

riba. Sebagaimana Allah dengan tegas mengharamkan riba dalam

firmanNya QS. Ali-Imran (3) : 130 sebagai berikut :

21

Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h.137-140.

Page 62: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

47

Artinya : Wahai orang-orang yang Beriman ! Janganlah kamu

memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada

Allah agar kamu beruntung.22

Dalam hal tersebut di atas tidak ada perbedaan pendapat diantara

para ulama. Akan tetapi, dalam masalah keterkaitan riba dan bunga, para

ulama berbeda pendapat. Perbedaan pendapat tersebut terbagi ke dalam 3

(tiga) kelompok, yaitu :

a) Kelompok ulama yang menganggap bahwa bunga itu sama

dengan riba sehingga hukumnya haram.

b) Kelompok ulama yang berpendapat bahwa bunga tidak sama

dengan riba, sehingga hukum bunga (bank) boleh-boleh saja.

c) Kelompok ulama yang menganggap bunga (bank) itu subhat

(belum jelas), diantara halal dan haram.

Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa masih belum adanya

kesepahaman mengenai bunga ini, ada sebagian ulama menganggap

bahwa bunga bukanlah riba, mereka beranggapan bahwa bunga

merupakan pusat dari berputarnya sistem dalam sebuah perbankan, tanpa

adanya bunga suatu bank tidak dapat berjalan karena pendapatan utama

yang diperoleh bank dari situ, bahkan kaum kapitalis mengemukakan

tanpa adanya bunga sebuah bank akan kehilangan nyawa.

Pandangan lain mengatakan bahwa pada dasarnya tidak ada

perbedaan antara bunga dengan riba.23

Sebagai paham konservatif, M.

Umar Chapra berpendapat bahwa bunga termasuk dalam golongan riba

An-Nasi’ah dan tidak ada perbedaan apakah imbalan ditetapkan secara

pasti atau persentase terhadap pokok, atau ditetapkan suatu jumlah yang

mutlak yang harus dibayar di muka atau pada waktu jatuh temponya, atau

22

Enang Sudrajat, et.al., Alquran Terjemah, h.66.

23 M. Abdul Manan, Ekonomi Islam Teori dan Praktek, (Yogyakarta : PT. Dana Bakti

Wakaf, 1997), h.165.

Page 63: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

48

yang ditetapkan suatu pemberian atau jasa yang diterima sebagai suatu

syarat bagi pinjaman itu, yang menjadi persoalan di sini adalah penetapan

sebelum atas imbalan itu. Agama Islam adalah agama yang memiliki

kekuatan yang progresif dan dinamis, hal ini dapat dibuktikan konsep

Islam tentang suatu sistem perbankan tanpa menggunakan sistem bunga

tetap dapat berjalan dengan baik.

5) Hubungan Suku Bunga dan Nisbah Bagi Hasil

Salah satu perbedaan yang mendasar antara bank konvensional

dengan bank syariah adalah pembayaran imbalan kepada pemilik dana

(investor). Dalam Bank konvensional memberikan imbalan dalam bentuk

bunga yang besarnya telah ditetapkan di depan saat akad, sedangkan

dalam bank syariah imbalan yang diberikan kepada investor didasarkan

hasil usaha yang diterima. Jadi dalam bank syariah sebagian pendapatan

merupakan hak pemilik dana (investor). Perhitungan pembagian hasil

usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dengan mudharib (pengelola

dana), atas hasil usaha yang diperoleh dengan akad mudharabah.

Perhitungan selalu dilakukan mudharib, kerena dalam prinsip

mudharabah mutlaqah dijelaskan pekerjaan sepenuhnya hak pengelola

(mudharib), kerena pekerjaan sepenuhnya hak pengelola maka pengelola

yang mengetahui hasil usahanya, sehingga pengelola pula yang

melakukan perhitungan pembagian hasil usaha. Oleh kerena itu siapapun

yang kedudukannya sebagai pengelola dana, baik bank syariah maupun

nasabah debitur, hendaknya dapat meneladani sifat rasul, khususnya

amanah, jujur dan transparan.24

Nisbah adalah bagian keuntungan usaha bagi masing-masing

pihak yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Nisbah bagi

hasil merupakan faktor penting dalam menentukan bagi hasil dibank

syariah. Sebab aspek nisbah merupakan aspek yang disepakati bersama

antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi. Untuk menentukan

24

Wiroso, Produk Perbankan Syariah, (Jakarta : LPFE IBFI Trisakti, 2009), h.379.

Page 64: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

49

nisbah bagi hasil perlu diperhatikan aspek-aspek : data usaha,

kemampuan angsuran , hasil usaha yang dijalankan, nisbah pembiayaan

dan distribusi pembagian hasil.25

Tingkat suku bunga merupakan landasan atau ukuran bagi layak

atau tidak layaknya suatu usaha. Tingkat suku bunga juga merupakan

indikator penentuan tingkat pengembalian modal atas resiko yang

ditanggung oleh pemilik modal dipasar keuangan dan pasar modal.

Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank

yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli

atau menjual produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai

harga yang harus dibayar kepada nasabah ( yang memiliki simpanan)

dengan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank Secara

historis suku bunga hampir setua peradaban manusia.

Semakin tinggi nilai nisbah, pembiayaan bagi hasil akan semakin

meningkat kerena kebijakan bank syariah yang menyisihkan sebagian

keuntungannya untuk ekspansi bisnis dalam bentuk pembiayaan bagi

hasil di bank syariah. Dalam pembiayaan, bank syariah masih mengacu

pada suku bunga bank konvensional untuk meningkatkan kinerja bank

syariah. Suku bunga rata-rata kredit modal kerja berpengaruh terhadap

jumlah pembiayaan bagi hasil. Hal ini menyiratkan bahwa nisbah dan

tingkat suku bunga mengikuti mempengaruhi peningkatan dan penurunan

permintaan pembiayaan bagi hasil pada bank syariah. Dimana dalam

pembiayaan bagi hasil sangat berpengaruh terhadap nisbah maupun suku

bunga di dalam kinerja bank syariah.

6) Hubungan Suku Bunga terhadap Kinerja Keuangan

Pengaruh perubahan tingkat suku bunga terhadap pengeluaran

investasi lebih besar daripada pengaruhnya atas pengeluaran konsumsi

karena besarnya serta jangka waktu yang panjang menyangkut pembelian

25

Muhammad, Tehnik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah,

(Yogyakarta : UII Press, 2004), h.86.

Page 65: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

50

barang-barang modal untuk investasi. Pembelian peralatan capital berupa

mesin-mesin produksi, peralatan lain, bangunan perusahaan dan lain-lain

merupakan pengeluaran yang sangat besar. Biaya bunga atas capital yang

dipinjam untuk membeli barang capital sangat besar. Kenaikan tingkat

suku bunga dapat menggeser pengeluaran investasi dari pembelian

peralatan capital ke penanaman dana deposito, karena hal tersebut lebih

menguntungkan. Jadi dapat dikatakan bahwa perubahan tingkat suku

bunga akan mempengaruhi pengeluaran investasi dan selanjutnya pada

tingkat output kesempatan kerja dan tingkat harga. Perubahan tingkat

suku bunga akan mempengaruhi keputusan pengeluaran perusahaan

terutama pengeluaran investasi yang selanjutnya akan mempengaruhi

tingkat output, kesempatan kerja dan pendapatan.26

Suku bunga yang tinggi mengakibatkan biaya modal tinggi

kepada para pengusaha pada sektor riil, yang pada akhirnya berdampak

pada produktifitas yang rendah. Hal ini dikarenakan sistem perbankan

dibebani dengan biaya pendanaan yang tinggi. Produktifitas yang rendah

serta investasi yang beresiko tinggi telah mencegah bank-bank untuk

menginvestasikan dananya ke sektor riil. Akibatnya, sistem perbankan

kehilangan fungsi intermediasinya.27

c. Nilai Tukar Mata Uang (Kurs)

1) Pengertian Kurs

Kurs merupakan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata

uang asing. Dengan kata lain, kurs adalah harga mata uang suatu negara

yang dinilai dengan mata uang negara lain.28

Adanya kurs sebagai akibat

dari adanya hubungan antarnegara yang mempunyai mata uang yang

26

Faried Wijaya, Perkreditan & Bank dan Lembaga-lembaga Keuangan Kita, Ed.1,

(Yogyakarta : BPFE, 1991), h.150.

27 Adiwarman Azwar Karim, et. al., Bangunan Ekonomi yang Berkeadilan : Teori,

Praktek dan Realitas Ekonomi Islam, (Yogyakarta : Magistra Insania Press, 2004), h.108.

28 Mudrajat Kuncoro, Manajemen Keuangan Internasional : Suatu Pengantar Ekonomi

dan Bisnis, Ed.2, cet. ke-1, (Yogyakarta : BPFE, 2001), h.24.

Page 66: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

51

berbeda. Kurs berperan sebagai harga dari mata uang yang berbeda

dalam perdagangan internasional.

Dalam beberapa kamus bahasa Arab transaksi valuta asing

diistilahkan dengan kata al-sharf yang berarti jual beli valuta asing atau

dalam bahasa Inggris adalah money changer. Menurut Taqiyuddin an-

Nabhani mendefinisikan al-sharf dengan pemerolehan harta dengan harta

lain, dalam bentuk emas dan perak, yang sejenis dengan saling

menyamakan antara emas yang satu dengan emas yang lain, atau antara

perak yang satu dengan perak yang lain (atau berbeda jenisnya) semisal

emas dengan perak, dengan menyamakan atau melebihkan antara jenis

yang satu dengan jenis yang lain.

Berdasarkan pengertian al-sharf di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa al-sharf merupakan suatu perjanjian jual beli suatu

valuta dengan valuta lainnya, transaksi jual beli mata uang asing yang

sejenis (misalnya rupiah dengan rupiah) maupun yang tidak sejenis

(misalnya rupiah dengan dolar atau sebaliknya). Dalam literatur klasik,

ditemukan dalam bentuk jual beli dinar dengan dinar, dirham dengan

dirham, atau dinar dengan dirham. Tukar menukar seperti ini dalam

hukum Islam termasuk salah satu cara jual beli, dan dalam hukum

Perdata Barat disebut dengan barter.

Kurs dapat dituliskan dalam dua bentuk, yaitu kutipan langsung

dan kutipan tidak langsung.29

Pertama, bentuk kutipan langsung (direct

quote) yaitu pengutipan kurs yang menunjukkan satu unit mata uang

asing yang dinilai dalam mata uang domestik. Seperti contoh

US$1=Rp9.500,- artinya mata uang US dollar dihargai rupiah sebanyak

Rp9.500,-. Kedua, bentuk kutipan tidak langsung (indirect quote), yaitu

pengutipan kurs yang menunjukkan satu unit mata uang domestik yang

dinilai dengan mata uang asing. Menggunakan contoh yang sama seperti

yang di atas, maka bentuk kutipan tidak langsungnya dapat ditulis

29

Ibid., hlm.125.

Page 67: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

52

sebagai berikut, Rp1= US$0.000105. Artinya mata uang 1 rupiah senilai

dengan mata uang US dollar sebesar 0.000105 (yaitu 1/9500=0.000105).

2) Pasar Valuta Asing

Pasar valuta asing (foreign exchange market) adalah pasar yang

memfasilitasi pertukaran valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi

perdagangan dan keuangan.30

Pasar valuta asing (valas) mempunyai

beberapa fungsi pokok dalam membantu kelancaran pembayaran

internasional, yaitu :

a) Mempermudah penukaran valas serta pemindahan dana dari satu

negara ke negara lain.

b) Memermudah pelaksanaan jual beli secara kredit.

c) Memungkinkan dilakukan hedging.

Sebagaimana pengertian pasar pada umumnya, pada pasar valas

juga terdapat sumber permintaan dan penawaran terhadap valas.

Permintaan valas dilakukan guna melakukan transaksi pembayaran ke

luar negeri (impor). Oleh karena itu permintaan valas diturunkan dari

transaksi debet dalam neraca pembayaran internasional. Sedangkan

penawaran valas berasal dari ekspor, yakni berasal dari transaksi kredit

neraca pembayaran internasional.

3) Keterlibatan Perbankan Syariah dalam Pasar Valuta Asing

Sebagai lembaga yang memfasilitasi perdagangan internasional,

perbankan syariah tidak dapat menghindarkan dari keterlibatannya pada

pasar valuta asing. Perbankan syariah harus menyusun pedoman kerja

operasionalnya agar mempunyai akses yang luas ke pasar valas tanpa

harus terlibat pada mekanisme perdagangan yang tidak disetujui dan

bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

30

Jeff Madura, Manajemen Keuangan Internasional, Jilid I, Ed.IV, (Jakarta : Erlangga,

1997), h.57.

Page 68: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

53

Perdagangan valuta asing dapat diibaratkan dengan pertukaran

antara emas dengan perak (sharf). Harga atas pertukaran itu dapat

ditentukan berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Diriwayatkan oleh Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda :

ثن يي بن أب إسحاق ث نا صدقة بن الفضل أخب رن إساعيل بن علية قال حد حد عنه قال رسول الل صلى ث نا عبد الرحن بن أب بكرة قال قال أبو بكرة رضي الل حد

هب إل سواء بسواء والفضة بلفضة إل سواء هب بلذ عليه وسلم ل تبيعوا الذ اللتم هب كيف شئ هب بلفضة والفضة بلذ بسواء وبيعوا الذ

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Al Fadhal

telah mengabarkan kepada kami Isma'il bin 'Ulayyah berkata,

telah menceritakan kepada saya Yahya bin Abu Ishaq telah

menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Abu Bakrah

berkata, Abu Bakrah radliallahu 'anhu berkata; Telah

bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Janganlah

kalian berjual beli emas dengan emas kecuali dengan jumlah

yang sama, perak dengan perak kecuali dengan jumlah yang

sama dan berjual belilah emas dengan perak atau perak

dengan emas sesuai keinginan kalian". (HR. Bukhari)31

Berdasarkan hadis di atas, para ulama menyepakati bahwa emas

dan perak masuk ke dalam komoditi ribawi. Sehingga boleh diperjualbe-

likan dengan cara barter asal memenuhi syarat. Bila barter dilakukan

antara komoditi yang sama yakni antara emas dengan emas dan perak

dengan perak harus memenuhi dua persyaratan yaitu harus dilakukan

secara tunai dan barang yang menjadi objek barter harus sama jumlah

dan takarannya, walaupun terjadi perbedaan mutu antara kedua barang.

Perdagangan valuta asing harus terbebas dari unsur riba, maisir

dan gharar. Dalam pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa

batasan, sebagai berikut :32

31

Muhammad Vandestra, Kitab Hadis Shahih Bukhari Ultimate, (Bukit Tinggi : Dragon

Promedia, 2017), h.894.

32 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, cet. ke-3, (Jakarta : Alfabet,

2005), h.182.

Page 69: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

54

a) Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (bai’ naqd)

artinya masing-masing pihak harus menerima/menyerahkan

mata uang pada saat yang bersamaan.

b) Motif pertukaran adalah dalam rangka mendukung transaksi

komersial, yaitu transaksi perdagangan barang dan jasa antar

bangsa. Bukan dalam rangka spekulasi.

c) Harus dihindarkan jual beli bersyarat, seperti A setuju membeli

barang dari B hari ini, dengan syarat B harus membelinya

kembali pada tanggal tertentu pada masa mendatang.

d) Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang

diyakini mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.

e) Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai, atau

dengan kata lain tidak dibenarkan jual-beli tanpa hal

kepemilikan (bai’ ainaih).

Risiko nilai tukar mata uang asing timbul apabila bank

mengambil posisi terbuka. Artinya disaat bank berada pada posisi beli,

kerugian akan terjadi apabila nilai tukar mata uang domestik cenderung

naik (menguat). Sebaliknya, pada saat bank berada pada posisi jual

kerugian akan terajdi jika mata uang domestic cenderung menurun

(melemah).33

Perbankan syariah biasanya lebih mampu menghindarkan

diri dari risiko nilai tukar valuta asing, karena dituntut untuk memenuhi

norma-norma syariah, antara lain :

a) Bank syariah hanya melakukan transaksi komersial dan tidak

melakukan transaksi arbitrage.

b) Bank syariah hanya akan melakukan pertukaran valuta asing

secara tunai.

c) Bank syariah tidak melakukan short selling.

d) Bank syariah tidak akan melakukan transaksi tanpa penyerahan.

33

Ibid., hlm.211.

Page 70: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

55

4) Hubungan Kurs terhadap Kinerja Keuangan

Nilai mata uang asing atau valuta asing adalah jenis-jenis mata

uang yang digunakan di negara lain. Di Malaysia dinamakan ringgit

Malaysia dan di Amerika dinamakan dollar Amerika. Seseorang yang

mengimpor barang dari Amerika harus membeli dollar Amerika, begitu

pula dengan orang yang mengimpor barang dari Malaysia harus membeli

ringgit Malaysia. Dengan kata lain untuk membiayai impor dan transaksi

lainnya diperlukan mata uang asing. Nilai berbagai mata uang asing

berbeda dalam suatu waktu tertentu, dan suatu mata uang asing nilainya

akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Apabila harga barang-barang semakin mahal (naik) maka nilai

mata uang asing semakin meningkat. Semakin mahalnya nilai mata uang

asing maka akan menurunkan permintaan mata uang asing tersebut, dan

semakin mahal mata uang asing maka penawarannya akan semakin

meningkat.34

Sebaliknya, apabila harga barang-barang murah maka nilai

mata uang asing akan menurun. Menurunnya nilai mata uang asing maka

akan mengakibatkan permintaan mata uang asing meningkat. Semakin

murah harga mata uang asing maka penawarannya akan menurun.

Dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa apabila nilai mata

uang dalam negeri terhadap nilai mata uang asing (kurs) mengalami

penguatan maka harga barang-barang akan menurun. Menurunnya harga

barang-barang akan meningkatkan perekonomian pada sektor riil,

sehingga meningkatnya perekonomian pada sektor riil akan

meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh makro ekonomi terhadap kinerja

keuangan perbankan sudah pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya, tidak

hanya di perbankan syariah, tetapi juga di bank konvensional. Berikut beberapa

34

Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi, Ed.2, (Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2003), h.358-360.

Page 71: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

56

penelitian yang pernah dilakukan yang terangkum pada tabel di bawah ini. Hal ini

juga sekaligus pembeda antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan

dilakukan sehingga menjadi jelas bagaimana posisi penelitian ini.

Tabel 2

Penelitian Terdahulu

No Nama, Tahun dan

Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

1 Dimas Purwaning-

tyas Kusuma(2016)

“Analisis Pengaruh

Suku Bunga, Infla-

si, CAR, BOPO,

NPF dan FDR Ter-

hadap Profitabilitas

Bank Umum Sya-

riah (Periode 2011-

2015)”

- Suku

bunga

- Inflasi

- CAR

- BOPO

- NPF

- FDR

- ROA

- CAR berpengaruh po-

sitif signifikan terha-

dap ROA.

- BOPO berpengaruh

negatif signifikan ter-

hadap ROA.

- NPF, FDR, inflasi dan

suku bunga tidak ber-

pengaruh signifikan

terhadap ROA.35

2 Amalia Nuril Hida-

yati (2014)

“Pengaruh Inflasi, BI

Rate dan Kurs ter-

hadap Profitabilitas

Bank Syariah di In-

donesia”

- Inflasi

- Suku

Bunga

- Kurs

- ROA - Inflasi mempunyai pe

ngaruh signifikan ter-

hadap ROA.

- Suku bunga tidak

mempunyai pengaruh

signifikan terhadap

ROA.

- Kurs mempunyai pe-

ngaruh signifikan ter-

hadap ROA.36

3 Edhi Satriyo Wibo-

wo (2012)

“Analisis Pengaruh

Suku Bunga, Infla-

si, CAR, BOPO,

NPF terhadap Pro-

- Suku

Bunga

- Inflasi

- CAR

- BOPO

- NPF

- ROA

- Suku bunga berpenga-

ruh negatif terhadap

ROA.

- Inflasi berpengaruh ne

gatif terhadap ROA.

- CAR dan BOPO ber-

pengaruh negatif ter-

35

Dimas Purwaningtyas Kusuma, “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO,

NPF dan FDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)”, (Skripsi, UIN

Sunan Kalijaga, 2016), h.74-75.

36 Amalia Nuril Hidayati, “Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Kurs Terhadap Profitabilitas

Bank Syariah di Indonesia”, (Jurnal, IAIN Tulungagung, 2014), h.94.

Page 72: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

57

fitabilitas Bank Sya-

riah”

hadap ROA.

- NPF berpengaruh ne-

gatif terhadap ROA.37

4 Puguh Roni Prasto-

wo (2017)

“Analisis Pengaruh

Inflasi, Suku Bunga

dan Nilai Tukar Ter-

hadap Profitabilitas.

- Inflasi

- Suku

Bunga

- Nilai

Tukar

- ROA

- Inflasi tidak berpenga

ruh terhadap ROA.

- Suku bunga tidak ber

pengaruh terhadap

ROA.

- Nilai tukar tidak ber-

pengaruh terhadap

ROA.38

5 Zafirah Assegaf

(2014)

“Analisis Pengaruh

Variabel Makro

Ekonomi Terhadap

Kinerja Keuangan

Bank Syariah di

Indonesia (Periode

Tahun 2007-2013)”

- Inflasi

- Suku

Bunga

- ROE

- ROA

- NPF

- Jumlah

Uang

Beredar

- Inflasi, suku bunga

dan jumlah uang

beredar berpengaruh

signifikan terhadap

ROA.

- Inflasi, suku bunga

dan jumlah uang

beredar berpengaruh

signifikan terhadap

ROE.

- Inflasi, suku bunga

dan jumlah uang

beredar berpengaruh

signifikan terhadap

NPF.39

6 Leilia Nur Latifah

(2016)

“Pengaruh Variabel

Makro Ekonomi ter-

hadap Profitabilitas

Bank Umum Syariah

di Indonesia (Perio-

de 2011-2015)”

- Inflasi

- Suku

Bunga

- Kurs

- ROE

- GDP

- Jumlah

Uang

Beredar

- Inflasi tidak berpe-

ngaruh terhadap ROE.

- Pendapatan Nasional

(GDP) tidak berpe-

ngaruh terhadap ROE.

- Suku bunga memiliki

pengaruh negatif dan

signifikan terhadap

ROE.

- Jumlah uang beredar

berpengaruh negatif

37

Edi Satriyo Wibowo, “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF

Terhadap Profitabili-tas Bank Syariah”, (Jurnal, Universitas Diponegoro, 2012), h.9.

38 Puguh Rono Prastowo, “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar

Terhadap Profitabili-tas”, (Jurnal, Universitas Islam Malang, 2017), h.39.

39 Zafirah Assegaf, “Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Kinerja

Keuangan Bank Syariah di Indonesia (Periode Tahun 2007-2013)”, (Jurnal, Indonesian Business

School, 2014), h.17.

Page 73: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

58

terhadap ROE.

- Kurs tidak berpenga-

ruh terhadap ROE.40

7 Aris Munandar

(2015)

“Pengaruh Suku Bu-

nga dan Inflasi Ter-

hadap Profitabilitas

Perbankan Syariah”

- Inflasi

- Suku

Bunga

- ROE

- - Inflasi berpengaruh

positif terhadap ROE.

- Suku Bunga berpe-

ngaruh negatif terha-

dap ROE.41

C. Kerangka Teoritis

Analisis kinerja keuangan pada dasarnya merupakan interprestasi laporan

keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan data numerik lainnya

yang dihasilkan oleh perusahaan. Alat ukur yang digunakan untuk menilai dan

menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan termasuk bank adalah rasio

profitabilitas. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Rasio profitabilitas

merupakan perbandingan laba investasi atau ekuitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah rasio pengembalian modal atau sering disebut Return on

Equity (ROE). Rasio ini merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang

saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang

perusahaan, apabila porsi hutang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin

besar.42

Beberapa faktor yang memiliki hubungan kinerja keuangan Return on

Equity (ROE) perbankan adalah variabel makro ekonomi. Salah satu aspek

penting dari ciri kegiatan perekonomian yang menjadi titik tolak analisis dalam

40

Leilia Nur Latifah, “Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Profitabilitas Bank

Umum Syariah di Indonesia (Periode 2011-2015), (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2016), h.102-

105.

41 Aris Munandar, “Pengaruh Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Perbankan

Syariah”, (Jurnal, UIN Sunan Kalijaga, 2015), h.14.

42 Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Ed.4, (Yogyakarta : BPFE

UGM, 2001), h.124.

Page 74: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

59

teori makro ekonomi adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak mampu

mewujudkan tenaga kerja penuh, kestabilan harga-harga dan kestabilan

pertumbuhan perekonomian. Hal ini, akan mendorong timbulnya masalah-

masalah dalam perekonomian seperi masalah pertumbuhan ekonomi,

pengangguran, inflasi, kenaikan harga-harga, ketidakstabilan kegiatan ekonomi,

serta neraca perdagangan dan pembayaran. Adapun variabel makro ekonomi yang

berhubungan terhadap kinerja ROE pada PT Bank Syariah Mandiri adalah inflasi,

suku bunga dan kurs.

Jika suku bunga perbankan tinggi, maka masyarakat pemodal akan

cenderung lebih suka menyimpan dananya di bank, maka produktifitas pada

sektor riil menjadi rendah. Akibatnya bank kesulitan mengalihkan dana ke sektor

riil, akibatnya produktifitas bank menurun karena perbankan dibebani dengan

biaya pendanaan yang tinggi. Produktivitas yang rendah serta investasi yang

beresiko tinggi telah mencegah bank-bank untuk menginvestasikan dananya ke

sektor riil. Akibatnya, sistem perbankan kehilangan fungsi intermediasinya.43

Meningkatnya inflasi dan nilai mata uang asing (kurs) yang semakin

tinggi, mengakibatkan harga-harga barang semakin mahal (tinggi). Semakin tinggi

nilai kurs, akan menurunkan permintaan mata uang asing tersebut dan semakin

mahal mata uang asing maka penawarannya akan semakin meningkat, begitu pula

sebaliknya. Semakin banyaknya mata uang asing yang beredar di pasaran,

mengakibatkan tingginya harga-harga barang, sehingga produktivitas pada sektor

riil kepada bank menjadi rendah. Rendahnya tingkat pengembalian sektor riil

kepada bank, akan menurunkan tingkat profitabilitas bank.

Apabila mata uang dalam negeri lebih tinggi dari nilai mata uang asing

(kurs), maka harga-harga barang impor menurun. Menurunnya harga-harga

barang akan meningkatkan produktifitas pada sektor riil. Akibatnya,

meningkatkan perekonomian pada sektor rii, sehingga tingkat pengembalian dana

sektor riil kepada bank meningkat, akibatnya akan menaikkan tingkat

profitabilitas bank.

43

Karim, et,al., Bangunan Ekonomi yang Berkeadilan : Teori, Praktek dan Realitas

Ekonomi Islam, h.108.

Page 75: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

60

Berikut merupakan kerangka konseptual variabel makro ekonomi (inflasi,

suku bunga, dan kurs) terhadap kinerja keuangan (Return on Equity), antara lain:

Gambar 2.4

Kerangka Konseptual

D. Hipotesa

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hipotesis yang

dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh inflasi terhadap kinerja keuangan pada PT Bank Syariah Mandiri.

Ho1 : Inflasi tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) pada PT

Bank Syariah Mandiri.

Ha1 : Inflasi berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) pada PT Bank

Syariah Mandiri.

2. Pengaruh suku bunga terhadap kinerja keuangan pada PT Bank Syariah

Mandiri.

Ho2 : Suku bunga tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) pada

PT Bank Syariah Mandiri.

Ha2 : Suku bunga berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) pada PT

Bank Syariah Mandiri.

Inflasi

(x1)

Suku Bunga

(x2)

Return on Equity (ROE)

(y)

Kurs

(x3)

Page 76: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

61

3. Pengaruh kurs terhadap kinerja keuangan pada PT Bank Syariah Mandiri.

Ho3 : Kurs tidak berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) pada PT

Bank Syariah Mandiri.

Ha3 : Kurs berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) pada PT Bank

Syariah Mandiri.

4. Pengaruh inflasi, suku bunga dan kurs terhadap kinerja keuangan pada PT

Bank Syariah Mandiri.

Ho4 : Inflasi, suku bunga dan kurs tidak berpengaruh terhadap Return on

Equity (ROE) pada PT Bank Syariah Mandiri.

Ha4 : Inflasi, suku bunga dan kurs berpengaruh terhadap Return on Equity

(ROE) pada PT Bank Syariah Mandiri.

Page 77: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Berhubungan dengan judul yang dikemukakan, maka penelitian ini

dilakukan dengan metode penelitian lapangan (field research), karena

menggunakan data laporan keuangan bank. Data dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif. Analisis kuantitatif ini dimaksudkan untuk memperhitungkan besarnya

pengaruh secara kuantitatif dari perubahan satu atau beberapa kejadian lainnya

dengan menggunakan alat analisis statistik. Untuk mengetahui pengaruh dan

menjelaskan pengaruh antara dua atau lebih variabel independen (inflasi, suku

bunga dan kurs) dengan dua atau lebih variabel dependen (Return on Equity

(ROE)) PT Bank Syariah Mandiri, alat analisis yang digunakan adalah dengan

program komputer statistik (SPSS 21 for Windows).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini tidak menggunakan objek lokasi, karena data yang

digunakan adalah data publikasi berupa laporan keuangan Bank Syariah Mandiri

yang diakses melalui website. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2019.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada suatu

wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan diamati dan

diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah laporan

keuangan PT Bank Syariah Mandiri.

2. Sampel

Sampel didefinisikan sebagai bagian atau keseluruhan populasi

dengan metode tertentu sebagai bagian atau keseluruhan populasi dengan

metode tertentu sebagai bagian representatif dari populasi. Cara pengambilan

62

Page 78: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

63

sampel dalam penelitian ini yaitu non-probability sampling, yaitu

pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang

sama bagi semua unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.1

Adapun sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah laporan

keuangan PT Bank Syariah Mandiri per triwulan periode Januari 2012 sampai

Juni 2019, n=30 sehingga sampelnya sebanyak 30.

D. Jenis Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (data

publikasi) laporan keuangan triwulan yang diperoleh dari website resmi PT Bank

Syariah Mandiri yaitu www.syariahmandiri.co.id. Data sekunder adalah data yang

diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa

lalu. Data sekunder dapat diperoleh oleh peneliti dari jurnal, majalah, buku,

maupun dari internet.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode studi

pustaka dan metode dokumentasi. Metode studi pustaka dilakukan dengan

mengumpulkan data informasi dari artikel, jurnal, literatur, dan hasil penelitian

terdahulu yang digunakan untuk mempelajari dan memahami literatur yang

memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian. Metode dokumentasi

adalah proses pengumpulan data yang diperoleh dari laporan keuangan bank yang

menjadi sampel penelitian ini. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder

yaitu data publikasi perusahaan yang merupakan laporan keuangan per triwulan

PT Bank Syariah Mandiri periode 2012-2019.

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan batasan penelitian dalam memudahkan penafsiran

mengenai variabel-variabel yang digunakan, maka diperlukan penjabaran definisi

operasional variabel, yakni sebagai berikut :

1 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung : Alfabeta, 2003), h.77.

Page 79: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

64

1. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).2

Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (eksogen)

yaitu:

a) Inflasi (x1)

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga yang menaik secara

umum dan terus-menerus. Namun dalam pengertian yang lebih

kontemporer, inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang-barang

yang disebabkan nilai mata uang karena banyaknya uang yang

beredar.

b) Suku Bunga (x2)

Bunga dapat diartikan sebagai penerimaan sebagai imbalan atas uang

yang dipinjamkan. Namun, dalam Islam tidak dikenal dengan istilah

suku bunga, melainkan dengan Nisbah Bagi Hasil yaitu bagian

keuntungan usaha bagi masing-masing pihak yang besarnya

ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

c) Kurs (x3)

Kurs adalah harga mata uang suatu negara yang dinilai dengan mata

uang negara lain. Adanya kurs sebagai akibat dari adanya hubungan

antarnegara yang mempunyai mata uang yang berbeda.

2. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas.3 Maka dalam penelitian ini

yang menjadi variabel dependen (endogen) yakni :

Return on Equity (ROE) (y)

Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan

dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.

2 Azhari Akmal Tarigan, et.al., Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Medan : La Tansa

Press, 2011), h.57.

3 Ibid., hlm.57.

Page 80: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

65

G. Tehnik Analisa Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya

ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.4 Kemudian, untuk

memudahkan estimasi yang lebih efisien serta menghindari risiko terkena

multikolinearitas, maka model penelitian ditransformasikan ke dalam model

Logaritma Natural (Ln). Analisis data yang digunakan untuk menjawab masalah-

masalah dalam penelitian ini menggunakan beberapa uji statistik. Tehnik analisa

data yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis) adalah

analisis yang mempunyai lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi

linear berganda pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai satu

variabel (variabel independen) terhadap satu variabel yang lain (variabel

dependen). Penggunaan analisis regresi semakin meluas hampir di setiap bidang

ilmu pengetahuan dan dunia bisnis. Analisis regresi saat ini tidak hanya terdiri

dari satu variabel independen saja, tetapi terdapat lebih dari satu variabel

independen.5

Bentuk deskriptif yang umum dari persamaan linear berganda ditunjukkan

pada rumus. Kita menggunakan k untuk mewakili jumlah dari variabel bebas. Jadi

k adalah bilangan bulat positif.

Di mana :

a adalah titik potong sumbu Y , yaitu nilai dari Y ketika semua X -nya adalah

nol.

jb adalah jumlah perubahan Y ketika nilai dari jX tertentu bertambah satu dan

nilai dari semua variabel bebas lainnya dijaga konstan. Huruf j dimaksudkan

hanya sebagai label untuk membantu dalam mengidentifikasi setiap variabel

bebas dan tidak digunakan dalam perhitungan. Biasanya huruf yang dipakai

4 Ibid., hlm.90.

5 Yudhy Wicaksono, Seri Solusi Bisnis Berbasis TI : Aplikasi Excel dalam Menganalisis

Data, (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2005), h.114.

kk XbXbXbXbaY ...332211

Page 81: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

66

adalah nilai bilangan bulat antara 1 dan k, yang juga merupakan jumlah dari

variabel bebas. Namun, huruf ini juga dapat berupa label yang pendek atau

disingkat.6

Sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda terlebih dahulu

dilakukan pengujian-pengujian sebagai berikut :

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk memperoleh model regresi yang

menghasilkan estimator linear yang terbaik. Pengujian ini dimaksudkan untuk

mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik pada persamaan regresi

linear berganda. Pemenuhan asumsi klasik ini dimaksudkan agar variabel

bebas sebagai estimator atas variabel terikat tidak bias. Uji asumsi klasik

terdiri dari :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu jenis uji statistik untuk menentukan

apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini sangat

penting dilakukan mengingat seringnya penelitian yang menganggap atau

berasumsi bahwa sampel yang diteliti berdistribusi normal sebelum

melakukan pengolahan data pada suatu pengamatan sampel. Uji

normalitas data dilakukan dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya

dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan

membentuk garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan

dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.7

Uji ini dilakukan dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal atau grafik. Apabila data menyebar di sekitar diagonal

6 Douglas A. Lind, et.al., Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi

Menggunakan Kelompok Data Global , Buku 2, Ed.13, (Jakarta : Salemba Empat, 2008), h.120.

7 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang : BP

UNDIP, 2005), h.26.

Page 82: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

67

dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas. Apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau

tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas. Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui

analisis grafik dan analisis statistik.8

Selain dengan melihat kurva p-plot, uji normalitas dapat juga

dilakukan dengan metode kolmogorov smirnov atas residualnya. Uji

kolmogorov smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitanya

dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di

bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan dan jika

signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan.

Penerapan pada uji kolmogorov smirnov adalah jika signifikansi di bawah

0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan

dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.

Selain dengan menggunakan kurva p-plot dan uji kolmogorov

smirnov, uji normalitas dapat digunakan dengan menggunakan grafik

histogram. Grafik histogram digunakan untuk membandingkan antara

data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Jika

bentuk grafik tidak melenceng ke kiri dan ke kanan, maka menunjukkan

bahwa variabel berdistribusi normal. Sebaliknya, jika bentuk grafik

melenceng ke kiri atau ke kanan menunjukkan bahwa variabel tidak

berdistribusi normal.9 Dasar pengambilan keputusan :

1) Jika probabilitas lebih besar dari 0.05 (> 0,05) maka Ho

diterima, yaitu variabel residual terdistribusi normal.

2) Jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 (< 0,05) maka Ho ditolak,

yaitu variabel residual tidak terdistribusi normal.10

8 Ibid., hlm.27.

9 Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi, (Jakarta : Fajar

Interpratama Mandiri, 2016), h.277.

10 Sugiono, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang : BP

UNDIP, 2008), h.151-152.

Page 83: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

68

b. Uji Multikolinearitas

Multikolonieritas adalah situasi di mana terdapat kolerasi

variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini

dapat disebut variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel yang

bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai kolerasi antara

sesamanya sama dengan nol. Masalah multikolonieritas biasanya muncul

pada data time series, yang apabila masalah multikolonieritas ini serius

dapat mengakibatkan berubahnya tanda dari parameter estimasi

(Bawono, 2006: 115). Jika variabel independent saling berkolerasi, maka

variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah

variabel independen yang nilai kolerasi antar sesamam variabel

independen sama dengan nol.

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah ada

keterkaitan atau korelasi antara sesame variabel independen. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat

dari nilai tolerance dan Value Inflation Faktor (VIF). Untuk melihat nilai

tolerance, apabila nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi

multikolinearitas. Sebaliknya, jika nilai tolerance < 0,10 maka terjadi

multikolinearitas. Sedangkan untuk melihat VIF, apabila nilai VIF > 10,

terjadi multikolinea-ritas. Sebaliknya, jika nilai VIF < 10, tidak terjadi

multikolinearitas.11

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas yaitu suatu pengujian yang digunakan untuk

menguji terjadinya perbedaan variant residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik tidak terjadi

heteroskedastisitas. Jika Scatterplot membentuk pola tertentu, hal itu

menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas pada model regresi

11

Anton Bawono, Multivariate Analysis dengan SPSS, (Salatiga : STAIN Salatiga Press,

2006). h.90.

Page 84: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

69

yang dibentuk. Sedangkan jika Scatterplot menyebar secara acak di atas

dan di bawah 0 pada sumbu Y maka hal menunjukkan tidak terjadinya

masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk jelas, serta

titik-titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedastisitas.12

Selain dengan melihat gambar Scatterplot, uji heteroskedastisitas

dapat dilakukan juga dengan uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk

meregresikan nilai absolute residual yang diperoleh atas variabel bebas.

Adapun prosedur pengujiannya adalah dengan cara meregresi nilai

absolute residual terhadap variabel dependen undstandardized residual

sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independennya adalah

variabel X1, X2, X3. Sedangkan dasar pengambilan keputusan adalah jika

ttest > ttabel, maka Ho ditolak artinya dalam persamaan regresi tersebut

terdapat heteroskedastisitas dan jika ttest < ttabel, maka Ho diterima artinya

dalam persamaan regresi tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas.13

Dasar pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas yakni :

1) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka terjadi heteroskedastisitas.

d. Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi. Untuk mendeteksi dapat

dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (d). Uji Durbin

Watson adalah uji autokorelasi yang menilai adanya autokorelasi pada

residual. Uji ini dilakukan dengan asumsi atau syarat sebagai berikut :

1) Model regresi harus menyertakan konstanta.

2) Autokorelasi harus diasumsikan sebagai autokorelasi first order.

3) Variabel dependen bukan merupakan variabel Lag.

12

Suliyanto, Ekonometrika Terapan, (Yogyakarta : ANDI, 2003), h.95.

13 Bawono, Multivariate Analysis dengan SPSS, h.141.

Page 85: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

70

Hasil perhitungan Durbin Watson (d) dibandingkan dengan nilai

dtabel pada a 0,05. Table d memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas (dU)

dan nilai batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k.14

Tabel 3.1

Kesimpulan DW Test

Nilai DW Test Kesimpulan

d < dL Ada Autokorelasi Positif

dL < d < dU Tanpa Kesimpulan

dU < d < 4-dU Tidak ada Autokorelasi

4-dU < d < 4-dL Tanpa Kesimpulan

d > 4-dL Ada Autokorelasi Negatif

Sumber : Anwar Sanusi, 2011.

2. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen

dengan Return on Equity (ROE) maka dilakukan pengujian-pengujian

hipotesis penelitian terhadap variabel-variabel dengan pengujian di bawah ini.

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (Goodness of fit) yang dinotasikan dengan

R2 merupakan ikhtisar yang menyatakan bahwa seberapa baik garis

regresi sampel mencocokkan data. Koefisien determinasi bertujuan untuk

mengukur proposi variasi dalam variabel tidak bebas yang dijelaskan

oleh regresi. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, bila R

2 = 0 berarti tidak

ada hubungan yang sempurna. Sedangkan apabila R2 = 1 maka ada

hubungan antara variasi Y dan X atau variasi dapat diterangkan oleh X

secara keseluruhan. Maka persentase sumbangan pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen adalah sempurna.15

14

Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta : Salemba Empat, 2011), h.142.

15 Duwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS “Statistical Product and Service Solution”,

(Yogyakarta : MediaKom, 2008), h.79.

Page 86: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

71

b. Uji F (Uji Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara

simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan tingkat signifikansi 0,05 ( a 5%). Signifikan berarti

hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (digeneralisa-

sikan).16

Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai

berikut :

1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien

regresi tidak signifikansi). Hal ini berarti bahwa secara simultan

ketiga variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh

yang signifikansi terhadap variabel dependen.

2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien

regresi signifikan). Hal ini berarti secara simultan ketiga

variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen.

c. Uji t (Uji Signifikan Parsial)

Uji t digunakan untuk mempengaruhi kemampuan masing-masing

variabel independen secara individu (parsial) dalam menjelaskan perilaku

variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikansi 0,05 ( a 5%). Uji t merupakan jenis pengujian untuk

melihat kemampuan dari setiap variabel bebas mempengaruhi variabel

terikat. Penolakan dan penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria

sebagai berikut :

H0 = Variabel bebas secara parsial tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Return on Equity (ROE).

Ha = Variabel bebas secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap Return on Equity (ROE).

16

Ibid., h.81.

Page 87: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

72

Dalam uji t dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dan

ttabel dengan ketentuan :

1) Ha diterima dan Ho ditolak jika thitung > ttabel

2) Ha ditolak dan Ho diterima jika thitung < ttabel17

3. Uji Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier berganda (Multiple Linear Regression) dengan alasan bahwa variabel

independennya lebih dari satu. Analisis ini digunakan untuk menentukan

hubungan antara Return on Equity (ROE) dengan variabel-variabel

independennya (inflasi, suku bunga dan kurs). Maka model persamaannya

adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Y : Logaritma Natural Return on Equity (ROE)

a : Constanta

b : Koefisien Regresi

LnX1 : Logaritma Natural Inflasi

LnX2 : Logaritma Natural Suku bunga

LnX3 : Logaritma Natural Kurs

AR : Auto Regressive

e : Error Term

17

Supriyatno, Metode Riset Bisnis, (Jakarta : Indeks, 2009), h.226.

LnY = a + b LnX1 + b LnX2 + b LnX3 + AR + e

Page 88: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT Bank Syariah Mandiri

1. Sejarah Berdirinya PT Bank Syariah Mandiri

Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998

membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah Sistem Perbankan Syariah

di Indonesia. Di saat bank-bank konvensional terkena imbas dari krisis

ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep yang

dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang

berkepanjangan.

Di sisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global,

pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger) 4

(empat) Bank milik pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi

Daya, Bank Exim dan Bapindo menjadi satu, yaitu satu Bank yang kokoh

dengan nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tanggal 31 Juli 1999.

Kebijakan penggabungan tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk sebagai pemilik mayoritas PT Bank Susila Bakti (BSB). PT

Bank Susila Bakti merupakan salah satu bank konvensional yang dimiliki

oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

Mahkota Prestasi. Untuk keluar dari krisis ekonomi, PT Bank Susila Bakti

juga melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang

investor asing.

Sebagai tindak lanjut dari pemikiran Pengembangan Sistem Ekonomi

Syariah, pemerintah memberlakukan UU No.10 Tahun 1998 yang member

peluang bagi Bank Umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking

system). Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah, yang

bertujuan untuk mengembangkan Layanan Perbankan Syariah di kelompok

perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tim Pengembangan Perbankan

Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan

73

Page 89: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

74

momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari

Bank Konvensional menjadi Bank Syariah. Oleh karenanya, Tim

Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan

infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB bertransformasi dari Bank

Konvensional menjadi Bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah

dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta

Notaris : Sutjipto, SH, No.23 tanggal 08 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi Bank Umum Syariah

dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI

No.1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat

Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.1/1/KEP.DGS/1999,

BI menyetujui perubahan nama menjadi Bank Syariah Mandiri (BSM).

Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT. Bank Syariah

Mandiri secara resmi beroperasi sebagai bank syariah sejak Senin tanggal 25

Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir dan tampil dengan harmonisasi

idealisme usaha dengan nilai-nilai spiritual. Bank Syariah Mandiri tumbuh

sebagai bank yang mampu memadukan keduanya, yang melandasi kegiatan

operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai spiritual inilah

yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya

di Perbankan Indonesia.1

Gambar 4.1

Logo PT. Bank Syariah Mandiri

1 Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2016, h.63.

Page 90: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

75

2. Visi dan Misi PT Bank Syariah Mandiri

a. Visi PT Bank Syariah Mandiri

1) Untuk Nasabah

Bank pilihan memberikan manfaat, menenteramkan dan

memakmurkan.

2) Untuk Pegawai

Bank yang menyediakan kesempatan untuk beramanah

sekaligus berkarir professional.

3) Untuk Investor

Institusi Keuangan Syariah Indonesia paling terpercaya yang

terus memberikan value berkesinambungan.

b. Misi PT Bank Syariah Mandiri

1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata

industry yang berkesinambungan.

2) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi

yang melampaui harapan nasabah.

3) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran

pembiayaan pada segmen ritel.

4) Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.

5) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang

sehat.

6) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.2

3. Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak

pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati

bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai PT Bank Syariah Mandiri

yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank

2 Bank Syariah Mandiri, Sustainability Report 2015, h.50.

Page 91: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

76

Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”, adapun penjelasannya adalah sebagai

berikut :

a. Exellence

Berupaya mencapai kesempurnaan nilai perbaikan yang terpadu dan

berkesinambungan.

b. Teamwork

Menimbulkan lingkungan kerja yang saling bersinergi dengan cara

mewujudkan iklim lalu lintas pesan yang lancar dan sehat,

menghargai pendapat dan kontribusi orang lain, serta memiliki

orientasi pada hasil dan nilai tambah bagi stakeholders.

c. Humanity

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religious dan

meluruskan niat untuk mendapatkan ridha Allah.

d. Integrity

Menaati kode etik profesi dan berfikir serta berperilaku terpuji

dengan cara menerima tugas dan kewajiban sebagai amanah dan

menjalankannya dengan penuh tanggung jawab sesuai ketentuan dan

tuntutan perusahaan.

e. Customer Focus

Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan

PT Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan

menguntungkan dengan cara proaktif dalam menggali dan

mengimplementasikan ide-ide baru untuk memberikan layanan yang

lebih baik dan lebih cepat dibandingkan competitor.

Nilai-ilai dari Shared Values Bank Syariah Mandiri tersebut selalu

diupayakan untuk ditanamkan dalam organisasi PT Bank Syariah Mandiri.3

Adapun struktur organisasi dari PT Bank Syariah Mandiri adalah sebagai

berikut:

3 Bank Syariah Mandiri, Shared Value, www.syariahmandiri.co.id, diakses pada Jumat 5

Juli 2019, pukul 06.34 WIB.

Page 92: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

77

Gambar 4.2

Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri

4. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Bidang usaha PT Bank Syariah Mandiri berdasarkan Akta Perubahan

terakhir Nomor 9 Tanggal 07 Desember 2016 persetujuan Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Surat Keputusan No.AHU-

01.03.0106588 tanggal 08 Desember 2016, Anggaran Dasar PT Bank Syariah

Mandiri adalah :4

a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa Giro, Tabungan

atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad

wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah.

b. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa Deposito,

Tabungan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah.

4 Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2016, h.66.

Page 93: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

78

c. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah,

akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah.

d. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad

salam, akad istishna, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah.

e. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain

yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

f. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak

bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah muntahiya bit

tamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

g. Melakukan pengambil alihan hutang berdasarkan akad hawalah atau

akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

h. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan

prinsip syariah.

i. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga

pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan

prinsip syariah, antara lain seperti akad ijarah, musyarakah,

mudharabah, murabahah, kafalah atau hawalah.

j. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan

oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia.

k. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan

melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga

berdasarkan prinsip syariah.

l. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan

suatu akad yang berdasarkan prinsip syariah.

m. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat

berdasarkan prinsip syariah.

n. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maunpun untuk

kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah.

o. Melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan akad wakalah.

Page 94: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

79

p. Memberikan fasilitas letter of credit atau Bank Garansi berdasarkan

prinsip syariah.

q. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan

dan bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

r. Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip syariah.

s. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah

atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah.

t. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi

akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan

syarat harus menarik kembali penyertaannya.

u. Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pension berdasarkan

prinsip syariah.

v. Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang pasar modal.

w. Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan

prinsip syariah dengan menggunakan sarana elektronik.

x. Menerbitkan, menawarkan dan memperdagangkan surat berharga

jangka pendek berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung

maupun tidak langsung melalui pasar uang.

y. Menerbitkan, menawarkan dan memperdagangkan surat berharga

jangka panjang berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung

maupun tidak langsung melalui pasar uang.

z. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Umum

Syariah lainnya yang berdasarkan prinsip syariah.

Page 95: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

80

5. Jenis-jenis Produk

a. Produk Pendanaan(Funding)

1) Tabungan Syariah Mandiri

a) Tabungan BSM

b) BSM Tabungan Investa Cendekia (TIC)

c) BSM Tabungan Dollar

d) BSM Tabungan Berencana

e) BSM Tabungan Perusahaan

f) BSM Tabungan Simpatik

g) BSM Tabungan Kurban

h) BSM Tabungan Mabrur

i) BSM Tabungan Pensiun

j) BSM Tabungan Mabrur Junior

k) BSM Tabunganku

2) Giro Syariah Mandiri

a) BSM Giro

b) BSM Giro Singapore Dollar

c) BSM Giro Valas

d) BSM Giro Euro

3) Deposito Syariah Mandiri

a) BSM Deposito

b) BSM Deposito Valas5

b. Produk Pembiayaan (Financing)

1) BSM Pembiayaan Mudharabah

2) BSM Pembiayaan Musyarakah

3) BSM Pembiayaan Murabahah

4) BSM Pembiayaan Talangan Haji

5 Ibid., h.68.

Page 96: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

81

5) BSM Pembiayaan Istishna

6) Pembiayaan dengan Skema IMBT

7) Pemb. Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet

8) BSM Customer Network Financing

9) BSM Pembiayaan Resi Gudang

10) PKPA (Koperasi Karyawan untuk Para Anggota)

11) BSM Implan

12) BSM Pembiayaan Griya BSM

13) BSM Pemb. Griya BSM Bersubsidi

14) BSM Pensiun

15) BSM Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera Syariah Tapak

16) BSM Pembiayaan Griya PUMP-KB

17) BSM Optima Pemb. Pemilikan Rumah

18) Pembiayaan Umrah

19) BSM Alat Kedokteran

20) BSM Oto

21) BSM Eduka

22) Pembiayaan Dana Berputar

23) Pembiayaan dengan Agunan Investasi Terikat Syariah Mandiri

24) BSM Pembiayaan Kendaraan Bermotor

25) Cicil Emas BSM

26) Gadai Emas BSM6

c. Produk Jasa/Layanan

1) BSM Card

2) BSM ATM

3) BSM Call 14040

4) BSM Mobile Banking

5) BSM Mobile Banking Multiplatform

6) BSM Net Banking

6 Ibid., h.69-70.

Page 97: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

82

7) BSM Notifikasi

8) MBP (Multi Bank Payment)

9) BPI (BSM Pembayaran Institusi)

10) BPR Host to Host

11) BSM E-Money

12) BSM Payment Point

13) PPBA (Pembayaran melalui menu Pemindahbukuan di ATM)

14) BSM Pooling Fund

15) BSM Jual Beli Valas

16) BSM Bank Garansi

17) BSM Electronic Payroll

18) BSM SKBDN

19) BSM Letter of Credit

20) BSM Transfer Western Union

21) BSM Kliring

22) BSM Inkaso

23) BSM Intercity Clearing

24) BSM RTGS (Real Time Gross Settlement)

25) Transfer Dalam Kota (LLG)

26) Transfer D.U.I.T (Dana Untuk Indonesia Tercinta)

27) BSM Pajak Online

28) BSM Referensi Bank

29) BSM Standing Order

30) BSM Transfer Valas

31) BAM Sistem Pembayaran Offline

32) Sukuk Negara Ritel

33) Reksadana

34) BSM Pajak Impor7

7 Ibid., h.70-73.

Page 98: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

83

B. Deskripsi Data

Pada bagian ini akan diuraikan hasil analisis data. Variabel makro yang

digunakan adalah inflasi, suku bunga dan kurs. Untuk mengukur kinerja keuangan

pada PT Bank Syariah Mandiri menggunakan rasio profitabilitas yakni Return on

Equity (ROE). Data yang digunakan dalam analisis ini diperoleh dari berbagai

laporan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan PT Bank Syariah Mandiri pada

periode Januari 2012 hingga Juni 2019 pertriwulan, sehingga total data yang

diperoleh terdiri dari 30 bulan. Dengan begitu, diharapkan dapat diketahui dengan

jelas apa pengaruh variabel makro ekonomi terhadap kinerja keuangan pada PT

Bank Syariah Mandiri.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis

berganda. Metode ini dipilih karena variabel independen yang digunakan lebih

dari satu variabel yaitu variabel makro ekonomi yang meliputi inflasi, suku bunga

dan kurs. Prosedur analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan statistical

software yaitu SPSS 21, untuk mengolah data serta memperoleh hasil dari

variabel-variabel yang akan diteliti.

1. Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Syariah Mandiri dalam

Menghasilkan Keuntungan

Ukuran keberhasilan suatu unit usaha atau bisnis diukur dengan satuan

moneter. Ukuran moneter ini, dapat dipakai sebagai suatu ukuran

keberhasilan manajemen suatu perusahaan dalam mengelola aktivitas

kegiatan bisnisnya. Hal ini dikarenakan satuan moneter biasanya relatif

mudah digunakan untuk menghitung, menganalisa dan menginterpretasikan

kegiatan bisnis suatu perusahaan baik perusahaan yang bentuknya industri,

manufaktur maupun jasa perbankan. Di samping itu, alat ukur yang lain

seperti tingkat kepuasan kerja (job satisfication) juga bisa digunakan. Oleh

sebab itu, alat ukur kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri yang

digunakan pada penelitian ini adalah total keuntungan (profitabilitas) yang

akan dibandingkan dengan total dana yang ditanamkan oleh pemilik

perusahaan yakni Return on Equity (ROE).

Page 99: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

84

Pada tabel di bawah ini memperlihatkan kinerja keuangan PT Bank

Syariah Mandiri dalam menghasilkan keuntungan perusahaan baik dari

keuntungan pendapatan operasional utama, maupun keuntungan yang berasal

dari pendapatan operasional yang lain selama periode Januari 2012 - Juni

2019.

Tabel 4.1

Laba Bersih PT Bank Syariah Mandiri

(dalam Jutaan Rupiah)

Bulan Tahun

2012 2013 2014 2015

Maret Rp192.854,- Rp255.614,- Rp201.065,- Rp 96.517,-

Juni Rp394.396,- Rp366.034,- Rp151.237,- Rp135.883,-

September Rp599.180,- Rp474.926,- Rp276.656,- Rp148.773,-

Desember Rp806.426,- Rp650.530,- Rp 74.979,- Rp289.576,-

Bulan Tahun

2016 2017 2018 2019

Maret Rp 75.715,- Rp 90.261,- Rp120,682,- Rp181.709,-

Juni Rp167.638,- Rp181.030,- Rp260.836,- Rp488.690,-

September Rp246.157,- Rp261.024,- Rp435.308,- -

Desember Rp325.414,- Rp365.166,- Rp605.213,- - Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri.

Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa keuntungan atau pendapatan bersih

yang diperoleh manajemen perusahaan PT Bank Syariah Mandiri secara

keseluruhan cenderung mengalami peningkatan. Selama periode 2012 hingga

2019, PT Bank Syariah Mandiri mengalami keuntungan berturut-turut

meskipun dengan nilai yang berfluktuatif. Pada periode 2012-2019,

keuntungan dengan nilai terendah ada pada triwulan IV tahun 2014 dengan

penurunan laba sebesar 88,96%. Dari sebelumnya Rp650 Miliar di tahun

2013, menjadi hanya Rp74 Miliar di akhir tahun 2014.

Dalam laporan tahunan PT Bank Syariah Mandiri, tahun 2014

merupakan tahun yang menantang bagi PT Bank Syariah Mandiri. Kondisi

makro ekonomi Indonesia yang kurang kondusif berdampak pada bisnis

nasabah pembiayaan sehingga kondisi keuangan nasabah menurun. Hal

Page 100: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

85

tersebut mempengaruhi kualitas aktiva produktif PT Bank Syariah Mandiri.

Per Desember 2014 rasio pembiayaan non performing sebesar 4,23%, naik

dari posisi 2013 sebesar 2,29%. Penurunan kualitas aktiva produktif tersebut

mendorong PT Bank Syariah Mandiri meningkatkan pencadangan

penghapusan aktiva, sehingga laba tahun 2014 mengalami tekanan. Selain

biaya pencadangan, laba PT Bank Syariah Mandiri juga terpengaruh

pembiayaan yang tumbuh negatif sekitar 2,63% dan penurunan Fee Based

Income (FBI) akibat adanya efek pemberlakuan Peraturan Pemerintah

mengenai pembiayaan haji.

Pada periode 2012-2019, keuntungan dengan nilai tertinggi ada pada

triwulan IV tahun 2012 dengan kenaikan laba 46%. Bank Syariah Mandiri

mencatatkan laba bersih Rp806 Miliar per 31 Desember 2012. Laba tersebut

naik 46,28% dibanding laba pada 31 Desember 2011 sebesar Rp511 Miliar.

Penyumbang terbesar terhadap kenaikan laba bersih adalah pendapatan

margin dan bagi hasil sebesar Rp4,68 Triliun atau naik 24,14% dibanding

posisi Desember sebesar Rp3,77 Triliun. Pendapatan margin dan bagi hasil

tersebut bersumber dari pembiayaan Bank Syariah Mandiri sepanjang tahun

2012 mencapai Rp44,76 Triliun.

2. Rasio Profitabilitas pada PT Bank Syariah Mandiri

Return on Equity (ROE) merupakan kemampuan suatu perusahaan

dalam menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin

tinggi pula laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam penelitian ini

Return on Equity (ROE) digunakan sebagai pengukur tingkat laba bersih PT

Bank Syariah Mandiri yaitu dihitung dengan membagi laba bersih terhadap

ekuitas yang dimiliki PT Bank Syariah Mandiri.

Return On Equity (ROE) yang tinggi mencerminkan bahwa

perusahaan berhasil menghasilkan keuntungan dari modalnya sendiri.

Peningkatan Return On Equity (ROE) akan ikut mendongkrak nilai jual

perusahaan yang berimbas pada harga saham, sehingga hal ini berkorelasi

dengan peningkatan return saham. Return On Equity (ROE) mengkaji sejauh

Page 101: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

86

mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Return On Equity

(ROE) suatu perhitungan yang sangat penting pada suatu perusahaan. Apabila

suatu perusahaan memperlihatkan suatu Return On Equity (ROE) yang tinggi

dan konsisten, berarti perusahaan tersebut mengindikasikan mempunyai suatu

keunggulan yang tahan lama dalam persaingan. Jika perusahaan dapat

menghasilkan laba yang tinggi, maka permintaan saham akan meningkat dan

selanjutnya akan berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan.

Ketika harga saham semakin meningkat maka return saham juga akan

meningkat. Pada tabel di bawah ini memperlihatkan perkembangan Return on

Equity (ROE) pada PT Bank Syariah Mandiri selama periode Januari 2012 -

Juni 2019, yakni sebagai berikut :

Tabel 4.2

Return on Equity (ROE) pada PT Bank Syariah Mandiri

Periode 2012-2019

Bulan Tahun

2012 2013 2014 2015

Maret 66,56% 70,11% 53,86% 25,61%

Juni 68,52% 50,30% 20,17% 5,48%

September 68,43% 43,49% 24,64% 4,10%

Desember 68,09% 44,58% 4,82% 5,92%

Bulan Tahun

2016 2017 2018 2019

Maret 5,61% 5,83% 6,85% 12,59%

Juni 6,14% 5,80% 7,31% 14,01%

September 5,98% 5,53% 7,98% -

Desember 5,81% 5,71% 8,21% - Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri.

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa Return on Equity (ROE) PT Bank

Syariah Mandiri dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2019 berubah-ubah

(fluktuatif). Return on Equity (ROE) tertinggi pada triwulan I tahun 2013

yakni sebesar 70,11% dengan laba bersih sebesar Rp255 Miliar dengan total

ekuitas sebesar Rp1,5 Triliun. Return on Equity (ROE) terendah pada

Page 102: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

87

triwulan III tahun 2015 yakni sebesar 4,10% dengan laba bersih sebesar

Rp148 Miliar dan total ekuitas Rp5 Triliun.

3. Variabel Makro Ekonomi

a. Inflasi

Tingkat inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga yang

naik secara umum dan terus-menerus. Pertumbuhan ekonomi yang

diakibatkan oleh inflasi ini disebabkan beberapa faktor salah satunya

tingkat suku bunga dan mengurangi investasi, dimana melemahkan

semangat dan sikap menabung dari masyarakat. Tingkat inflasi ini bisa

merubah keinginan para pelaku pembiayaan saat ingin melakukan

pembiayaan.

Data inflasi merupakan perhitungan dari pengamatan peneliti

berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), sehingga diketahui laju

kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam periode

tertentu. Berikut merupakan data inflasi yang diperoleh selama periode

Januari 2012 - Juni 2019, yakni :

Tabel 4.3

Tingkat Inflasi Periode 2012-2019

Bulan Tahun

2012 2013 2014 2015

Maret 3,97% 5,90% 7,32% 6,38%

Juni 4,53% 5,90% 6,70% 7,26%

September 4,31% 8,40% 4,53% 6,83%

Desember 4,30% 8,38% 8,36% 3,35%

Bulan Tahun

2016 2017 2018 2019

Maret 4,45% 3,61% 3,40% 2,48%

Juni 3,45% 4,37% 3,12% 3,28%

September 3,07% 3,72% 2,88% -

Desember 3,02% 3,61% 3,13% - Sumber : Bank Indonesia.

Page 103: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

88

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa inflasi berfluktuatif namun

mengalami penurunan selama periode 2012-2019. Inflasi tertinggi ada

pada triwulan III tahun 2013 yakni 8,40%. Setelah mengalami inflasi

sepanjang tahun 2012 hingga Agustus 2013, pada bulan September 2013

untuk pertama kalinya terjadi sejak Oktober 2011, Indonesia mengalami

deflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan telah terjadi deflasi

sebesar 0,35% pada bulan September 2013. Deflasi ini dipicu oleh

turunnya beberapa harga komoditas seperti bawang merah, cabai rawit,

sawi hijau dan telur. Meskipun demikian inflasi masih terjadi di beberapa

kota.

Dari 66 kota, 53 kota mengalami deflasi dan 13 kota masih

mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Sorong, deflasi terendah

terjadi di Surabaya. Sementara inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pinang

karena harga beras masih sedikit mengalami kenaikan kemudian juga

makanan jadi. Pemerintah dan Bank Indonesia terus berupaya menekan

inflasi meski terjadi beberapa kali revisi. Semula pemerintah

menargetkan inflasi tahun 2013 sekitar 5%. Namun sejak Januari terjadi

gejolak harga berbagai komoditas akibat wacana kenaikan harga bahan

bakar minyak atau BBM bersubsidi. Pemerintah dan BI merevisi inflasi

2013 menjadi sekitar 7%. Angka tersebut kembali direvisi menjadi

sekitar 9% ketika pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM

bersubsidi pada Juli 2013. Kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut

memicu tingginya inflasi pada Juli 2013 sebesar 3,29%. Angka tersebut

tertinggi sejak Januari 2013.

Inflasi terendah ada pada triwulan I pada tahun 2019. Badan Pusat

Statistik (BPS) merilis inflasi Maret 2019 secara tahunan atau year or

year (YoY) sebesar 2,48%. Sedangkan inflasi pada Maret 2019 tercatat

sebesar 0,11% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 135,87.

Dari 82 kota IHK, 51 kota mengalami inflasi dan 31 kota mengalami

deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 0,86% dengan IHK

sebesar 132,17 dan terendah terjadi di Bekasi dan Tangerang masing-

Page 104: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

89

masing sebesar 0,01% dengan IHK masing-masing sebesar 133,26 dan

143,56. Sementara deflasi tertinggi terajdi di Tual sebesar 3,03% dengan

IHK sebesar 154,56 dan terendah terjadi di Palembang, Batam, dan

Sampit masing-masing sebesar 0,01% dengan IHK masing-masing

sebesar 131,94, 173,48 dan 138,61.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan

oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu:

kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesae 0,21%;

kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,11%;

kelompok sandang sebesar 0,23%; kelompok kesehatan sebesar 0,24%;

kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,06%; dan

kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,10%.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan

indeks,yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,01%.

b. Suku Bunga

Suku bunga mencerminkan sikap dari kebijakan moneter yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia. Suku bunga diumumkan kepada publik

oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap bulannya. Perubahan suku

bunga BI mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit

bank. Apabila perekonomian sedang mengalami kelesuan, Bank

Indonesia dapat menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui

penurunan suku bunga untuk mendorong aktifitas ekonomi.

Hubungan suku bunga Indonesia dengan perbankan diambil dari

sisi pembiayaan, penurunan suku bunga menurunkan suku bunga kredit

sehingga permintaan akan kredit dari perusahaan dan rumah tangga akan

meningkat. Dampaknya dimana saat suku bunga Indonesia naik maka

perusahaan pembiayaan mendapatkan pinjaman dari bank dengan suku

bunga yang baru. Suku bunga yang rendah akan memicu suku bunga

bank, sehingga margin bank syariah akan semakin kompetitif.

Page 105: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

90

Berikut merupakan data perkembangan tingkat suku bunga yang

diperoleh selama periode Januari 2012 - Juni 2019, yakni :

Tabel 4.4

Tingkat Suku Bunga Periode 2012-2019

Bulan Tahun

2012 2013 2014 2015

Maret 5,75% 5,75% 7,50% 7,50%

Juni 5,75% 6,00% 7,50% 7,50%

September 5,75% 7,25% 7,50% 7,50%

Desember 5,75% 7,50% 7,75% 7,50%

Bulan Tahun

2016 2017 2018 2019

Maret 6,75% 4,75% 4,25% 6,00%

Juni 6,50% 4,75% 5,25% 6,00%

September 5,00% 4,25% 5,75% -

Desember 4,75% 4,25% 6,00% - Sumber : Bank Indonesia.

Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa tingkat suku bunga berfluktuatif

selama periode 2012-2019. Suku bunga tertinggi ada pada triwulan IV

tahun 2014. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 11

Desember 2014 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga BI

sebesar 7,75% dengan suku bunga Lending Facility 8,00% dan suku

bunga Deposit Facility 5,75%. Tingkat suku bunga tersebut masih

konsisten untuk memastikan tekanan inflasi jangka pendek pasca

kebijakan realokasi subsidi BBM yang ditempuh pemerintah akan tetap

terkendali dan temporer sehingga akan kembali menuju ke sasaran 4±1%

pada 2015. Kebijakan tersebut juga sejalan dengan langkah-langkah

stabilisasi yang ditempuh selama ini untuk mengendalikan defisit

transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat. Bank Indonesia terus

memperkuat bauran kebijakan untuk memastikan stabilitas

makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga.

Suku bunga terendah ada pada triwulan III dan IV tahun 2017

serta triwulan I tahun 2018 yakni mencapai 4,25%. Pada bulan

Page 106: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

91

September dan Desember 2017 serta Januari 2018, suku bunga acuan BI

turun menjadi 4,25%. Sementara itu, suku bunga Deposit Facility turun

25 basis poin menjadi 3,5% dan suku bunga Lending Facility turun 25

basis poin menjadi 5%. Bank Sentral memandang defisit transaksi

berjalan masih terkendali dan dalam batas aman. Risiko eksternal berupa

kenaikan suku bunga acuan AS Fed Fund Rate (FFR) dan normalisasi

neraca Bank Sentral AS telah masuk dalam hitungan BI. Kebijakan suku

bunga ini diharapkan dapat mendukung intermediasi perbankan dan

pemulihan ekonomi domestik.

Gambaran suku bunga ini menunjukkan bahwa nilai tersebut

kurang stabil di periode tertentu. Namun, pada periode tertentu nilai suku

bunga kembali stabil. Hal ini berarti membuat suku bunga bank baik

dalam konvensional dan syariah harus mengkondisikan pembiayaan yang

ada. Hal ini akan mempengaruhi tingkat pembiayaan yang diminati oleh

masyarakat.

c. Kurs

Kurs valuta asing merupakan jumlah uang domestik yang

dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh

satu unit mata uang asing. Bagi yang sering mengadakan perjalanan ke

luar negeri atau yang memiliki bisnis di bidang perdagangan

internasional pasti sudah fasih dengan istilah kurs. Kurs sangat penting

diketahui saat ingin mengambil keputusan, misalnya untuk berbelanja di

luar negeri atau menjual barang ke luar negeri.

Nilai tukar yang berdasarkan pada kekuatan pasar akan selalu

berubah disetiap kali nilai-nilai salah satu dari dua komponen mata uang

berubah. Sebuah mata uang akan cenderung menjadi lebih berharga bila

permintaan menjadi lebih besar dari pasokan yang tersedia. Nilai akan

menjadi berkurang bila permintaan kurang dari supply yang tersedia.

Tingkat kurs yang digunakan adalah nilai kurs tengah, yaitu jumlah kurs

jual dan kurs beli bagi 2 setiap harinya. Setelah itu dirata-rata untuk

Page 107: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

92

menemukan tingkat kurs bulanan. Nilai kurs tengah digunakan untuk

membukukan transaksi dengan mata uang asing, perusahaan Indonesia

diharuskan menggunakan kurs mata uang rupiah secara konsisten dalam

penyajian laporan keuangan. Berikut merupakan data historis pergerakan

kurs transaksi tengah periode Januari 2012 - Juni 2019, yakni sebagai

berikut :

Tabel 4.5

Kurs Periode 2014-2018

USD-IDR

Bulan Tahun

2012 2013 2014 2015

Maret Rp9.180,00 Rp 9.719,00 Rp11.404,00 Rp13.084,00

Juni Rp9.480,00 Rp 9.929,00 Rp11.969,00 Rp13.332,00

September Rp9.588,00 Rp11.613,00 Rp12.212,00 Rp14.657,00

Desember Rp9.670,00 Rp12.189,00 Rp12.440,00 Rp13.795,00

Bulan Tahun

2016 2017 2018 2019

Maret Rp13.276,00 Rp13.321,00 Rp13.756,00 Rp14.244,00

Juni Rp13.180,00 Rp13.319,00 Rp14.404,00 Rp14.141,00

September Rp12.998,00 Rp13.492,00 Rp14.929,00 -

Desember Rp13.436,00 Rp13.548,00 Rp14.481,00 - Sumber : Bank Indonesia.

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa tingkat kurs berfluktuatif

selama periode 2012-2019. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS

terlemah ada pada triwulan III tahun 2018 yakni sebesar Rp14.929,00.

Ada 5 hal yang menyebabkan melemahnya nilai mata uang Rupiah pada

bulan September 2018, yakni :

1) Neraca perdagangan yang defisit sebanyak 1,02 Miliar Dollar

Amerika Serikat.

2) Perdagangan di dalam negeri yang kurang optimal.

3) Adanya Yield Spread antara US Tresury atau Surat Berharga

Pemerintah AS dan Surat Berharga Negara tenor 10 tahun yang

Page 108: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

93

semakin lebar, semakin lebar Yield Spread maka investor asing

akan cenderung menjual Surat Utang Indonesia.

4) Infrastruktur sistem perbankan yang kurang memadai dan trade

war atau perang dagang yang disinyalir memperburuk kondisi

keuangan global.

5) Adanya krisis di Argentina yang mendapat suntikan dana 50

Miliar Dollar AS dari badan PBB yakni International Monetary

Fund (IMF). Namun arus modal keluar Argentina masih sekarat

sehingga bunganya dinaikkan sampai ke level 60%. Oleh sebab

itu semua kurs mata uang di Asia Tenggara ikut melemah.

Sedangkan nilai Rupiah terkuat ada pada triwulan I pada tahun

2012 yakni sebesar Rp9.180,00. Ada 5 hal yang menyebabkan

menguatnya nilai mata uang Rupiah pada bulan Maret 2012, yakni :

1) Faktor pemberlakuan pasar valas berjangka Domestic Non-

Deliverable Forward (DNDF).

2) Pertumbuhan ekonomi yang mampu tumbuh di atas 5%.

3) Optimisme pelaku pasar terkait dengan perang dagang.

4) Keringanan kepada 8 negara untuk tetap bisa membeli minyak

dari Iran, akibatnya harga minyak turun sehingga muncul

optimisme bahwa neraca perdagangan membaik.

5) Aliran masuk dana asing ke pasar obligasi maupun saham.

Pertumbuhan ekonomi yang tetap bagus, inflasi terjaga serta

prospek ekonomi yang masih relatif bagus, membuat investor

asing kembali melirik pasar modal Indonesia.

C. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan dengan melihat normal probability

plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang

Page 109: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

94

sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal dan ploting data

akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah

normal, maka data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Pengujian normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Gambar 4.3

Hasil Uji Normal Probability Plot

Dari grafik di atas, hasil uji normalitas dapat disimpulkan bahwa

variabel ini memenuhi asumsi normalitas karena sebaran titik-titiknya

bergerak mengikuti garis diagonal.

Selain dengan melihat kurva p-plot, uji normalitas dapat juga

dilakukan dengan metode kolmogorov smirnov atas residualnya. Uji

kolmogorov smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitanya

dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di

bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan dan jika

Page 110: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

95

signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan.

Penerapan pada uji kolmogorov smirnov adalah jika signifikansi di bawah

0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan

dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Pengujian

normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas atas Residual

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 30

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .50285587

Most Extreme Differences

Absolute .067

Positive .055

Negative -.067

Kolmogorov-Smirnov Z .366

Asymp. Sig. (2-tailed) .999

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Karena nilai sig (signifikasi) pada Residual > 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan model regresi telah

memenuhi asumsi normalitas.

Selain dengan menggunakan kurva p-plot dan uji kolmogorov

smirnov, uji normalitas dapat digunakan dengan menggunakan grafik

histogram. Grafik histogram digunakan untuk membandingkan antara

data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Jika

bentuk grafik tidak melenceng ke kiri dan ke kanan, maka menunjukkan

bahwa variabel berdistribusi normal. Sebaliknya, jika bentuk grafik

melenceng ke kiri atau ke kanan menunjukkan bahwa variabel tidak

Page 111: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

96

berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Gambar 4.4

Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

Dengan melihat tampilan grafik histogram, pada Gambar 4.4

menunjukkan pola data berdistribusi normal, karena bentuk kurva pada

histogram memiliki bentuk seperti lonceng. Namun, bila dilihat grafik

histogram memberikan pola yang sedikit melenceng ke kiri, sehingga

variabel pengganggu atau residual dikatakan mendekati distribusi

normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel

independen lain dalam satu model. Model regresi yang baik adalah tidak

terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya

multikolinearitas yaitu jika Variance Inflation Factor (VIP) tidak lebih

dari 10 maka model terbebas dari multikolinearitas. Nilai VIP dapat

dilihat dalam tabel berikut :

Page 112: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

97

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 58.531 6.893 8.492 .000

Inflasi -.233 .387 -.081 -.602 .553 .492 2.034

Suku_Bunga 1.192 .687 .220 1.734 .095 .555 1.801

Kurs -6.116 .726 -.867 -8.421 .000 .844 1.184

a. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Dengan menggunakan VIP (Variance Inflation Factor) diperoleh

sebagai berikut : inflasi sebesar 2,034 ; suku bunga sebesar 1,801 dan

kurs sebesar 1,184 menunjukkan bahwa nilai VIP < 10 dan nilai

Tolerance > 0,10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas yang berarti bahwa dapat dilakukan analisis lebih lanjut

dengan menggunakan analisis regresi berganda.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas yaitu suatu pengujian yang digunakan untuk

menguji terjadinya perbedaan variant residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik tidak terjadi

heteroskedastisitas. Jika Scatterplot membentuk pola tertentu, hal itu

menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas pada model regresi

yang dibentuk. Sedangkan jika Scatterplot menyebar secara acak di atas

dan di bawah 0 pada sumbu Y maka hal menunjukkan tidak terjadinya

masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk jelas, serta

titik-titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil olahan data dengan menggunakan metode

grafik, maka didapatkan hasil uji heteroskedastisitas, yakni :

Page 113: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

98

Gambar 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

mempunyai masalah ketidaksamaan varian dari residual atau pengamatan

lainnya, dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas karena titik-titik

tersebut menyebar dan tidak membentuk pola tertentu serta sebarannya

berada di atas dan di bawah titik 0.

Selain dengan melihat gambar Scatterplot, uji heteroskedastisitas

dapat dilakukan juga dengan uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk

meregresikan nilai absolute residual yang diperoleh atas variabel bebas.

Adapun prosedur pengujiannya adalah dengan cara meregresi nilai

absolute residual terhadap variabel dependen undstandardized residual

sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independennya adalah

variabel X1, X2, X3. Sedangkan dasar pengambilan keputusan adalah jika

nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dan jika

nilai signifikansi < 0,05, maka terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian heteroskedastisitas dengan uji Glejser dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Page 114: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

99

Tabel 4.8

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -9.206 2.958 -3.113 .004

Inflasi .115 .166 .138 .692 .495

Suku_Bunga .838 .295 .533 2.840 .009

Kurs .841 .312 .410 2.697 .012

a. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai signifikan dari

variabel inflasi sebesar 4,95 ; suku bunga sebesar 0,09 dan kurs sebesar

0,12. Dapat dikatakan bahwa nilai signifikan dari ketiga variabel tersebut

> 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji

autkorelasi akan dilakukan dengan menggunakan pengujian Durbin-

Watson dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL), maka

hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima,

yang berarti tidak ada autokorelasi.

3. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL),

maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Page 115: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

100

Tabel 4.9

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .876a .767 .740 .53107 1.314

a. Predictors: (Constant), Kurs, Suku_Bunga, Inflasi

b. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Dari tabel dapat dilihat bahwa d (Durbin Watson) sebesar 1,314 ;

dU sebesar 1,6498 dan dL sebesar 1,2138 sehingga dL < d < dU. Dapat

disimpulkan bahwa tidak ada kesimpulan apakah terjadi autokorelasi atau

tidak. Dengan demikian, untuk memastikan apakah terjadi autokorelasi

atau tidak, maka dilakukan uji Run Test. Dasar pengambilan keputusan

dalam uji run test yakni jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka

terdapat gejala autokorelasi dan jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05

maka tidak terdapat gejala autokorelasi. Pengujian run test dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.10

Hasil Uji Autokorelasi dengan Runs Test

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.00442

Cases < Test Value 15

Cases >= Test Value 15

Total Cases 30

Number of Runs 17

Z .186

Asymp. Sig. (2-tailed) .853

a. Median

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Page 116: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

101

Berdasarkan output di atas, diketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

sebesar 0,853 dan > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

gejala atau masalah autokorelasi sehingga analisis regresi linier dapat

dilanjutkan.

2. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (Goodness of fit) yang dinotasikan dengan

R2 merupakan ikhtisar yang menyatakan bahwa seberapa baik garis

regresi sampel mencocokkan data. Koefisien determinasi bertujuan untuk

mengukur proposi variasi dalam variabel tidak bebas yang dijelaskan

oleh regresi. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, bila R

2 = 0 berarti tidak

ada hubungan yang sempurna. Sedangkan apabila R2 = 1 maka ada

hubungan antara variasi Y dan X atau variasi dapat diterangkan oleh X

secara keseluruhan. Maka persentase sumbangan pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen adalah sempurna. Maka hasil Uji

R2 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.11

Hasil Uji R2

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .876a .767 .740 .53107 1.314

a. Predictors: (Constant), Kurs, Suku_Bunga, Inflasi

b. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Berdasarkan hasil regresi di atas, diperoleh koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,767. Ini menunjukkan bahwa model yang diteliti untuk

memprediksi pengaruh inflasi (X1), suku bunga (X2) dan kurs (X3)

mampu menjelaskan Return on Equity (ROE) di PT Bank Syariah

Page 117: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

102

Mandiri sebesar 76,7%, sedangkan sisanya sebesar 23,3% dijelaskan oleh

variabel di luar model.

b. Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara

simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan tingkat signifikansi 0,05 ( a 5%). Signifikan berarti

hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (digeneralisasikan).

Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :

(1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien

regresi tidak signifikansi), (2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka

hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan). Maka hasil uji F dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.12

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 24.147 3 8.049 28.538 .000b

Residual 7.333 26 .282

Total 31.480 29

a. Dependent Variable: ROE

b. Predictors: (Constant), Kurs, Suku_Bunga, Inflasi

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Dari uji ANOVA yang dilakukan di atas, Fhitung sebesar 28,538

sedangkan nilai Ftabel dengan tingkat signifikansi 0,05 ( a 5%) adalah

2,98. Maka dapat dilihat Fhitung (28,538) > Ftabel (2,98). Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa inflasi (X1), suku bunga (X2) dan kurs

(X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE)

PT Bank Syariah Mandiri. Dan ini juga diperkuat dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti regresi ini bisa dipakai

Page 118: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

103

untuk penetapan pengaruh, dengan kata lain ada pengaruh yang

signifikan secara statistik antara inflasi, suku bunga dan kurs terhadap

ROE.

c. Uji t

Uji t digunakan untuk mempengaruhi kemampuan masing-masing

variabel independen secara individu (parsial) dalam menjelaskan perilaku

variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikansi 0,05 (α = 5%). Uji t merupakan jenis pengujian untuk

melihat kemampuan dari setiap variabel bebas mempengaruhi variabel

terikat. Penolakan dan penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria

sebagai berikut : (1) Ha diterima dan Ho ditolak jika thitung > ttabel dan (2)

Ha ditolak dan Ho diterima jika thitung < ttabel. Maka hasil uji t dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.13

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 58.531 6.893 8.492 .000

Inflasi -.233 .387 -.081 -.602 .553

Suku_Bunga 1.192 .687 .220 1.734 .095

Kurs -6.116 .726 -.867 -8.421 .000

a. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21

Dari hasil uji t di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi,

suku bunga dan kurs tidak semuanya berpengaruh secara signifikan

terhadap Return on Equity (ROE) di PT. Bank Syariah Mandiri. Untuk

melihat pengaruh inflasi, suku bunga dan kurs terhadap Return on Equity

Page 119: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

104

(ROE) di PT Bank Syariah Mandiri dapat dilihat dengan interpretasi t

tabel untuk df = 26 dan α = 2,06 sebagai berikut :

1) Untuk melihat secara parsial, pengaruh inflasi terhadap Return

on Equity (ROE) di PT Bank Syariah Mandiri maka analisisnya

sebagai berikut :

a) Menentukan Hipotesis

Ho Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Return

on Equity (ROE) di PT Bank Syariah Mandiri.

Ha Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Return on

Equity (ROE) di PT Bank Syariah Mandiri.

b) Membandingkan thitung dengan ttabel

thitung untuk variabel inflasi sebesar 0,602 < ttabel yakni

sebesar 2,06. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan

Ha ditolak, yaitu inflasi tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Return on Equity (ROE) di PT Bank

Syariah Mandiri. Hal ini diperkuat dengan taraf signifikansi

inflasi sebesar 0,553 dan itu > 0,05.

2) Untuk melihat secara parsial, pengaruh suku bunga terhadap

Return on Equity (ROE) di PT Bank Syariah Mandiri maka

analisisnya sebagai berikut :

a) Menentukan Hipotesis

Ho Suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap

Return on Equity (ROE) di PT Bank Syariah Mandiri.

Ha Suku bunga berpengaruh signifikan terhadap Return

on Equity (ROE) di PT Bank Syariah Mandiri.

b) Membandingkan thitung dengan ttabel

thitung untuk variabel suku bunga sebesar 1,734 < ttabel yakni

sebesar 2,06. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan

Ha ditolak, yaitu suku bunga tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap Return on Equity (ROE) di PT

Page 120: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

105

Bank Syariah Mandiri. Hal ini diperkuat dengan taraf

signifikansi suku bunga sebesar 0,095 dan itu > 0,05.

3) Untuk melihat secara parsial, pengaruh kurs terhadap Return on

Equity (ROE) di PT Bank Syariah Mandiri maka analisisnya

sebagai berikut :

a) Menentukan Hipotesis

Ho Kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on

Equity (ROE) di PT Bank Syariah Mandiri.

Ha Kurs berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity

(ROE) di PT Bank Syariah Mandiri.

b) Membandingkan thitung dengan ttabel

thitung untuk variabel suku bunga sebesar 8,421 > ttabel yakni

sebesar 2,06. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan

Ha diterima, yaitu suku bunga mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Return on Equity (ROE) di PT Bank

Syariah Mandiri. Hal ini diperkuat dengan taraf signifikansi

kurs sebesar 0,000 dan itu < 0,05.

3. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi merupakan suatu metode atau teknik analisis hipotesis

penelitian untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel satu dengan

variabel lain yang dinyatakan dalam bentuk matematik (regresi). Analisis

regresi linier berganda berfungsi untuk mencari pengaruh dari dua atau lebih

variabel independen (variabel bebas atau X) dan variabel dependen (variabel

terikat atau Y).

Regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui pengaruh inflasi, suku bunga dan kurs terhadap kinerja keuangan

yakni Return on Equity (ROE). Analisis regresi berganda dapat dijelaskan

pada tabel berikut :

Page 121: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

106

Tabel 4.14

Hasil Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 58.531 6.893 8.492 .000

Inflasi -.233 .387 -.081 -.602 .553

Suku_Bunga 1.192 .687 .220 1.734 .095

Kurs -6.116 .726 -.867 -8.421 .000

a. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21

Untuk mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel

independen, maka digunakan model regresi berganda dengan persamaan

sebagai berikut :

LnY = a + b LnX1 + b LnX2 + b LnX3 + AR + e

LnY = 58,531 – 0,233 + 1,192 – 6,116

Dari fungsi regresi di atas, maka dapat diinterpretasikan bahwa :

a. Jika perubahan inflasi, suku bunga dan kurs bersifat konstan atau

bernilai 0 (nol) maka variabel ROE yang ditetapkan oleh bank

sebesar 58,531%.

b. Inflasi memiliki pengaruh yang negatif terhadap ROE yaitu 0,233%,

jika inflasi mengalami kenaikan 1% maka ROE akan turun sebesar

0,233%.

c. Suku bunga memiliki pengaruh yang positif terhadap ROE yaitu

1,192%, jika suku bunga mengalami kenaikan 1% maka ROE akan

naik sebesar 1,192%.

d. Kurs memiliki pengaruh yang negatif terhadap ROE yaitu 6,116%,

jika kurs mengalami kenaikan 1% maka ROE akan turun sebesar

6,116%.

Page 122: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

107

4. Pembahasan

a. Analisis Pengaruh Inflasi terhadap Return on Equity (ROE)

Pergerakan variabel inflasi yang cenderung negatif,

mengindikasikan bahwa menurunnya tingkat inflasi berpotensi

meningkatkan kinerja Return on Equity (ROE) di PT Bank Syariah

Mandiri. Inflasi timbul karena uang yang masuk terlalu banyak. Hal ini

diakibatkan oleh tingkat ekspor yang tinggi sedangkan tingkat impornya

rendah sehingga nilai net ekspor sangat besar mengakibatkan naiknya

permintaan agregat, maka produktivitas pada sektor riil akan melemah.

Selain itu, masyarakat enggan mendepositokan dananya ke bank dan

lebih suka membelanjakan dananya.

Akibatnya pihak perbankan syariah harus meningkatkan

pembiayaan (funding) untuk mengoptimalkan kinerjanya dengan

meminjamkan (landing) dananya ke sektor riil yang lebih potensial untuk

menghasilkan keuntungan atau bagi hasil yang diharapkan. Semakin

tinggi rasio likuiditas bank, maka akan meningkatkan profitabilitas

Return on Equity (ROE) bank. Peningkatan Return on Equity (ROE)

mengindikasikan membaiknya kinerja keuangan perbankan.

Dalam tabel 4.14 coefficient diperoleh nilai Sig. sebesar 0,553

dibandingkan dengan taraf signifikansi (α = 5%) 0,05 maka :

Sig. α

0,553 > 0,05

Karena nilai Sig. > α maka disimpulkan untuk menerima Ho dan

menolak Ha, yang berarti bahwa pengaruh inflasi terhadap Return on

Equity (ROE) tidak signifikan secara statistik. Jadi hipotesis 1 tidak

teruji.

Atau dalam tabel coefficient diperoleh nilai thitung sebesar 0,602

dibandingkan dengan ttabel yang memiliki taraf signifikansi (α = 5%) 0,05

maka :

thitung ttabel

0,602 < 2,06

Page 123: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

108

Karena nilai thitung < ttabel maka disimpulkan untuk menerima Ho

dan menolak Ha yang berarti pengaruh inflasi terhadap Return on Equity

(ROE) tidak signifikan secara statistik. Jadi hipotesis 1 tidak teruji.

b. Analisis Pengaruh Suku Bunga terhadap Return on Equity

(ROE)

Suku bunga tinggi mengakibatkan biaya modal tinggi kepada para

pengusaha, akan berimbas pada sektor riil dan akhirnya mengalami

produktifitas rendah. Tingginya tingkat suku bunga mengakibatkan

masyarakat lebih suka menyimpan dananya di bank daripada berinvestasi

pada sektor riil, akibatnya bank kesulitan melempar dananya ke sektor

riil, akibatnya produktivitas bank rendah. Produktifitas yang rendah serta

investasi yang beresiko tinggi akan menghambat bank-bank untuk

menginvestasikan dananya ke sektor riil.

Secara teori, jika suku bunga tinggi maka masyarakat akan lebih

suka menyimpan dananya di bank daripada berinvestasi ke sektor riil,

akibatnya produktifitas sektor riil menjadi rendah. Hal ini, akan

berdampak pada rendahnya produktifitas bank. Berbeda dengan sistem

perbankan syariah, yang tidak membenarkan adanya tingkat bunga (riba).

Meskipun tingkat suku bunga cukup tinggi, akan tetapi kinerja keuangan

Return on Equity (ROE) PT Bank Syariah Mandiri tetap meningkat. Hal

ini, dikarenakan sistem perbankan tidak mengakui adanya riba sehingga

bank tetap bisa menginvestasikan dananya ke sektor riil. Meningkatnya

investasi ke sektor riil mengakibatkan tingkat profitabilitas bank

meningkat. Itulah kenapa tingkat Return on Equity (ROE) PT Bank

Syariah Mandiri tetap meningkat.

Dalam tabel 4.14 coefficient diperoleh nilai Sig. sebesar 0,095

dibandingkan dengan taraf signifikansi (α = 5%) 0,05 maka :

Sig. α

0,095 > 0,05

Page 124: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

109

Karena nilai Sig. > α maka disimpulkan untuk menerima Ho dan

menolak Ha, yang berarti bahwa pengaruh suku bunga terhadap Return

on Equity (ROE) tidak signifikan secara statistik. Jadi hipotesis 2 tidak

teruji.

Atau dalam tabel coefficient diperoleh nilai thitung sebesar 1,734

dibandingkan dengan ttabel yang memiliki taraf signifikansi (α = 5%) 0,05

maka :

thitung ttabel

1,734 < 2,06

Karena nilai thitung < ttabel maka disimpulkan untuk menerima Ho

dan menolak Ha yang berarti pengaruh suku bunga terhadap Return on

Equity (ROE) tidak signifikan secara statistik. Hipotesis 2 tidak teruji.

c. Analisis Pengaruh Kurs terhadap Return on Equity (ROE)

Menguatnya nilai kurs Rupiah terhadap Dollar akan

meningkatkan kinerja Return n Equity (ROE) PT Bank Syariah Mandiri.

Jika nilai mata uang domestik lebih tinggi daripada nilai mata uang asing,

maka akan menurunkan harga-harga barang impor. Menurunnya harga

akan berpotensi meningkatkan perekonomian pada sektor riil.

Meningkatnya perekonomian pada sektor riil mendorong masyarakat

untuk berinvestasi pada sektor tersebut, akibatnya likuiditas bank rendah.

Rendahnya tingkat likuiditas bank akan meningkatkan tingkat

profitabilitas (ROE) perbankan.

Semakin tinggi tingkat kurs menjadi tolak ukur tingkat

pembiayaan produktif di PT Bank Syariah Mandiri. Dengan data yang

ada pada penelitian, jika kurs Rupiah menguat terhadap mata uang Dollar

Amerika maka masyarakat akan menukarkan Rupiah yang dimiliki

dengan Dollar Amerika. Dengan banyaknya Rupiah yang ditukar,

mengakibatkan jumlah uang Rupiah yang beredar bertambah, oleh karena

itu bank meningkatkan tingkat bagi hasil agar jumlah uang yang beredar

dapat berkurang.

Page 125: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

110

Dalam tabel 4.14 coefficient diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000

dibandingkan dengan taraf signifikansi (α = 5%) 0,05 maka :

Sig. α

0,000 < 0,05

Karena nilai Sig. < α maka disimpulkan untuk menerima Ha dan

menolak Ho, yang berarti bahwa pengaruh kurs terhadap Return on

Equity (ROE) berpengaruh signifikan secara statistik. Jadi hipotesis 3

teruji.

Atau dalam tabel coefficient diperoleh nilai thitung sebesar 8,421

dibandingkan dengan ttabel yang memiliki taraf signifikansi (α = 5%) 0,05

maka :

thitung ttabel

8,421 > 2,06

Karena nilai thitung > ttabel maka disimpulkan untuk menerima Ha

dan menolak Ho yang berarti pengaruh kurs terhadap Return on Equity

(ROE) berpengaruh signifikan secara statistik. Jadi hipotesis 3 teruji.

d. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Kurs terhadap

Return on Equity (ROE)

Salah satu aspek penting dari ciri kegiatan perekonomian yang

menjadi titik tolak analisis dalam teori makro ekonomi adalah pandangan

bahwa sistem pasar bebas tidak mampu mewujudkan tenaga kerja penuh,

kestabilan harga-harga dan kestabilan pertumbuhan perekonomian. Hal

ini, akan mendorong timbulnya masalah-masalah dalam perekonomian

seperi masalah pertumbuhan ekonomi, pengangguran, inflasi, kenaikan

harga-harga, ketidakstabilan kegiatan ekonomi, serta neraca perdagangan

dan pembayaran. Adapun variabel makro ekonomi yang berpengaruh

terhadap ROE pada PT Bank Syariah Mandiri adalah inflasi, suku bunga

dan kurs.

Jika suku bunga perbankan tinggi, maka masyarakat pemodal

akan cenderung lebih suka menyimpan dananya di bank, maka

Page 126: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

111

produktifitas pada sektor riil menjadi rendah. Akibatnya bank kesulitan

mengalihkan dana ke sektor riil, akibatnya produktifitas bank menurun

karena perbankan dibebani dengan biaya pendanaan yang tinggi.

Produktivitas yang rendah serta investasi yang beresiko tinggi telah

mencegah bank-bank untuk menginvestasikan dananya ke sektor riil.

Akibatnya, sistem perbankan kehilangan fungsi intermediasinya.

Meningkatnya inflasi dan nilai mata uang asing (kurs) yang

semakin tinggi, mengakibatkan harga-harga barang semakin mahal

(tinggi). Semakin tinggi nilai kurs, akan menurunkan permintaan mata

uang asing tersebut dan semakin mahal mata uang asing maka

penawarannya akan semakin meningkat, begitu pula sebaliknya. Semakin

banyaknya mata uang asing yang beredar di pasaran, mengakibatkan

tingginya harga-harga barang, sehingga produktifitas pada sektor riil

kepada bank menjadi rendah. Rendahnya tingkat pengembalian sektor riil

kepada bank, akan menurunkan tingkat profitabilitas bank.

Apabila mata uang dalam negeri lebih tinggi dari nilai mata uang

asing (kurs), maka harga-harga barang impor menurun. Menurunnya

harga-harga barang akan meningkatkan produktifitas pada sektor riil.

Akibatnya, meningkatkan perekonomian pada sektor rii, sehingga tingkat

pengembalian dana sektor riil kepada bank meningkat, akibatnya akan

menaikkan tingkat profitabilitas bank.

Dalam tabel 4.12 ANOVA diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000

dibandingkan dengan taraf signifikansi (α = 5%) 0,05 maka dari uji

ANOVA yang dilakukan, Fhitung sebesar 28,538 sedangkan nilai Ftabel

sebesar 2,98. Maka dapat dilihat Fhitung (28,538) > Ftabel (2,98). Dengan

demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa inflasi (X1), suku bunga (X2)

dan kurs (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Return on

Equity (ROE) PT Bank Syariah Mandiri. Dan ini juga diperkuat dengan

nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti ada pengaruh yang

signifikan secara statistik antara inflasi, suku bunga dan kurs terhadap

Return on Equity ROE.

Page 127: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :

1. Variabel inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan

terhadap Return on Assets (ROE), artinya apabila variabel inflasi

mengalami penurunan, maka akan berpotensi meningkatkan kinerja

Return on Assets (ROE) PT Bank Syariah Mandiri. Peningkatan Return

on Assets (ROE) mengindikasikan membaiknya kinerja keuangan

perbankan.

2. Variabel tingkat suku bunga SBI memiliki pengaruh yang positif dan

tidak signifikan terhadap tingkat Return on Assets (ROE), artinya jika

tingkat suku bunga SBI naik maka kinerja keuangan Return on Assets

(ROE) juga akan naik. Meningkatnya tingkat suku bunga SBI berpotensi

meningkatkan kinerja Return on Assets (ROE) PT Bank Syariah Mandiri.

Peningkatan Return on Assets (ROE) mengindikasikan membaiknya

kinerja keuangan perbankan.

3. Variabel kurs memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

Return on Assets (ROE), artinya jika variabel kurs naik maka akan

meningkatkan kinerja Return on Assets (ROE) PT Bank Syariah Mandiri.

Dapat disimpulkan bahwa menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar Amerika (kurs) akan meningkatkam kinerja keuangan Return on

Assets (ROE) PT Bank Syariah Mandiri.

4. Inflasi, suku bunga dan kurs secara bersama-sama berpengaruh terhadap

Return on Equity (ROE) PT Bank Syariah Mandiri. Dan ini juga

diperkuat dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 (angka diambil

dari ANOVA) yang berarti ada pengaruh yang signifikan secara statistik

antara inflasi, suku bunga dan kurs terhadap Return on Assets (ROE).

Artinya adalah naiknya inflasi, suku bunga dan kurs akan meningkatkan

nilai Return on Assets (ROE) bank.

112

Page 128: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

113

B. Saran

1. Pihak manajemen PT Bank Syariah Mandiri disarankan untuk lebih

bijaksana dalam menggunakan dana funding dari masyarakat sehingga

dana yang diperoleh dari pihak ketiga dapat dialokasikan untuk keperluan

penambahan asset dan dapat meningkatkan nilai Return on Assets (ROE).

Hal ini disebabkan adanya hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen, yaitu jika variabel independen (inflasi, suku bunga

dan kurs) memiliki nilai yang tinggi maka akan diimbangi dengan nilai

Return on Assets (ROE) yang semakin meningkat.

2. Pihak manajemen PT Bank Syariah Mandiri perlu mempertimbangkan

risiko yang mungkin muncul untuk setiap pembiayaan yang diberikan,

karena kinerja keuangan bank sangat rentan terkena imbas dari

pergerakan variabel makro ekonomi seperti pergerakan inflasi, suku

bunga dan kurs.

Page 129: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

114

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Johar dan Fakhruddin, Muhammad, Kamus Istilah Pasar Modal,

Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Jakarta : Elex Media Komputindo,

1999.

Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta : Alfabeta, 2002.

Assegaf, Zafirah, “Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Kinerja

Keuangan Bank Syariah di Indonesia (Periode Tahun 2007-2013)”,

Jurnal, Indonesian Business School, 2014.

Bank Syariah Mandiri, Laporan Tahunan 2016.

_________________, Sustainability Report 2015.

Bawono, Anton, Multivariate Analysis dengan SPSS, Salatiga : STAIN Salatiga

Press, 2006.

Budiono, Ekonomi Makro, Ed.4, Yogyakarta : BPFE, 2001.

Dewi, Dhika Rahma, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank

Syariah di Indonesia”, Skripsi: Universitas Diponegoro Semarang, 2010.

Fadzar, Aris, et.al., “Analisis Faktor Internal dan Eksternal Bank yang

Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum di Indonesia”, Jurnal : Institut

Perbanas, 2013.

Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang :

BP UNDIP, 2005.

Hantono, Konsep Analisa Laporan Keuangan dengan Pendekatan Rasio dan

SPSS, Ed.1, cet. ke-1, Yogyakarta : Deepublish, 2018.

Hery, Analisis Kinerja Manajemen, Jakarta : Grasindo, 2015.

Hidayati, Amalia Nuril, “Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Kurs Terhadap

Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia”, Jurnal, IAIN Tulungagung,

2014.

Jamli, Ahmad, Teori Ekonomi Makro, Ed.1, Yogyakarta : BPFE, 2001.

Karim, Adiwarman Azwar, Ekonomi Islam : Suatu Kajian Ekonomi Makro, Ed.1,

cet. ke-1, Jakarta : IIIT Indonesia, 2002.

Page 130: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

115

_____________________, et. al., Bangunan Ekonomi yang Berkeadilan : Teori,

Praktek dan Realitas Ekonomi Islam, Yogyakarta : Magistra Insania Press,

2004.

Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta : Rajawali Pers, 2010.

Kuncoro, Mudrajat, Manajemen Keuangan Internasional : Suatu Pengantar

Ekonomi dan Bisnis, Ed.2, cet. ke-1, Yogyakarta : BPFE, 2001.

Kurniawan, Jhoni, “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Food and Beverage

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, IAIN Surakarta, 2017.

Kusuma, Dimas Purwaningtyas, “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR,

BOPO, NPF dan FDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah

(Periode 2011-2015)”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2016.

Kuswadi, Memahami Rasio-rasio Keuangan Bagi Orang Awam, cet. ke-2,

Jakarta : Elex Media Komputindo, 2008.

Latifah, Leilia Nur, “Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Profitabilitas

Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2011-2015), Skripsi, UIN

Sunan Kalijaga, 2016.

Lind, Douglas A., et.al., Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi

Menggunakan Kelompok Data Global , Buku 2, Ed.13, Jakarta : Salemba

Empat, 2008.

Madura, Jeff, Manajemen Keuangan Internasional, Jilid I, Ed.IV, Jakarta :

Erlangga, 1997.

Manan, M. Abdul, Ekonomi Islam Teori dan Praktek, Yogyakarta : PT. Dana

Bakti Wakaf, 1997.

Muhammad, Tehnik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank

Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2004.

Munandar, Aris, “Pengaruh Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Profitabilitas

Perbankan Syariah”, Jurnal, UIN Sunan Kalijaga, 2015.

Nopirin, Ekonomi Moneter, Buku I, Ed.4, cet. ke-7, Yogyakarta : BPFE, 2000.

Noviarita, Neni, “Analisis Inflasi di Indonesia (Pendekatan Model Dinamis)”,

Tesis : Fakultas Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan UGM, 2003.

Prastowo, Puguh Rono, “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar

Terhadap Profitabilitas”, Jurnal, Universitas Islam Malang, 2017.

Page 131: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

116

Priyanto, Duwi, Mandiri Belajar SPSS “Statistical Product and Service

Solution”, Yogyakarta : MediaKom, 2008.

Rahmani, Nur Ahmadi Bi, et.al., Manajemen Keuangan, Medan : FEBI Press,

2016.

Sanusi, Anwar, Metodologi Penelitian Bisnis, Jakarta : Salemba Empat, 2011.

Sartono, Agus, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Ed.4, Yogyakarta :

BPFE UGM, 2001.

Ridwan, et.al., Ekonomi Pengantar Mikro dan Makro Islam, Cet.1, Medan : Cita

Pustaka Media, 2013.

Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1999.

Sudrajad, Enang, et.al., Alquran Terjemah, Bandung : Sygma Examedia

Arkanleema, 2007.

Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta, 2003.

______, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang : BP

UNDIP, 2008.

Sukirno, Sadono, Makroekonomi Teori Pengantar, Ed.3, cet. ke-22, Jakarta :

Rajawali Pers, 2013.

______, Pengantar Teori Makro Ekonomi, Ed.2, Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2003.

Suliyanto, Ekonometrika Terapan, Yogyakarta : ANDI, 2003.

Supriyatno, Metode Riset Bisnis, Jakarta : Indeks, 2009.

Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi, Jakarta :

Fajar Interpratama Mandiri, 2016.

Syahbudi, Muhammad, Ekonomi Makro Perspektif Islam, Medan : UINSU, 2018.

Syamsudin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2000.

Tarigan, Azhari Akmal, et.al., Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Medan : La

Tansa Press, 2011.

Undang-undang Republik Indonesia, No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

Page 132: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

117

____________________________, No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah.

Vandestra, Muhammad, Kitab Hadis Shahih Bukhari Ultimate, Bukit Tinggi :

Dragon Promedia, 2017.

Wibowo, Edi Satriyo, “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF

Terhadap Profitabili-tas Bank Syariah”, Jurnal, Universitas Diponegoro,

2012.

Wicaksono, Yudhy, Seri Solusi Bisnis Berbasis TI : Aplikasi Excel dalam

Menganalisis Data, Jakarta : Elex Media Komputindo, 2005.

Widjajanta, Bambang dan Widyaningsih, Aristanti, Mengasah Kemampuan

Ekonomi, Bandung : Citra Praya, 2001.

Wijaya, Faried, Perkreditan & Bank dan Lembaga-lembaga Keuangan Kita, Ed.1,

Yogyakarta : BPFE, 1991.

Wiroso, Produk Perbankan Syariah, Jakarta : LPFE IBFI Trisakti, 2009.

Yafiz, Muhammad, Inflasi Berdasarkan Pandangan M. Umer Chapra, Jurnal :

UIN SU, 2019.

Website :

Bank Indonesia, “Pengenalan Inflasi”, https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/

pengenalan/Contents/Defa ult.aspx, diakses pada Senin 25 Maret 2019,

pukul 15.26 WIB.

Bank Syariah Mandiri, Shared Value, www.syariahmandiri.co.id, diakses pada

Jumat 5 Juli 2019, pukul 06.34 WIB.

Setiyaningsih, Eka, Bank Syariah Mandiri Rancang IPO Usai Pemilu 2019,

http://www.alinea.id/bisnis/bank-syariah-mandiri-rancang-ipo-usai-pemilu

-2019-b1U8Q9fik, diakses pada Sabtu 23 Maret 2019, pukul 20.50 WIB.

Page 133: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

118

Lampiran 1

LAMPIRAN TERJEMAHAN

No. HAL SURAT (AYAT) /

TERJEMAH HADIS

1 36 QS. Ar-Rum(30) :

41

Telah tampak kerusakan di darat dan di

laut disebabkan karena perbuatan

manusia. Allah menghendaki agar mereka

merasakan sebagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali

(ke jalan yang benar).

2 46 QS. Ali-Imran (3) :

130

Wahai orang-orang yang Beriman !

Janganlah kamu memakan riba dengan

berlipat ganda dan bertakwalah kepada

Allah agar kamu beruntung.

3 53 HR. Bukhari Telah menceritakan kepada kami Shadaqah

bin Al Fadhal telah mengabarkan kepada

kami Isma'il bin 'Ulayyah berkata, telah

menceritakan kepada saya Yahya bin Abu

Ishaq telah menceritakan kepada kami

'Abdurrahman bin Abu Bakrah berkata,

Abu Bakrah radliallahu 'anhu berkata;

Telah bersabda Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam: "Janganlah kalian

berjual beli emas dengan emas kecuali

dengan jumlah yang sama, perak dengan

perak kecuali dengan jumlah yang sama

dan berjual belilah emas dengan perak

atau perak dengan emas sesuai keinginan

kalian".

Page 134: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

119

Lampiran 2

LABA DAN PROFITABILITAS

PT BANK SYARIAH MANDIRI

Laba Bersih PT Bank Syariah Mandiri

(dalam Jutaan Rupiah)

Bulan Tahun

2012 2013 2014 2015

Maret Rp192.854,- Rp255.614,- Rp201.065,- Rp 96.517,-

Juni Rp394.396,- Rp366.034,- Rp151.237,- Rp135.883,-

September Rp599.180,- Rp474.926,- Rp276.656,- Rp148.773,-

Desember Rp806.426,- Rp650.530,- Rp 74.979,- Rp289.576,-

Bulan Tahun

2016 2017 2018 2019

Maret Rp 75.715,- Rp 90.261,- Rp120,682,- Rp181.709,-

Juni Rp167.638,- Rp181.030,- Rp260.836,- Rp488.690,-

September Rp246.157,- Rp261.024,- Rp435.308,- -

Desember Rp325.414,- Rp365.166,- Rp605.213,- - Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri.

Return on Equity (ROE)

pada PT Bank Syariah Mandiri

Bulan Tahun

2012 2013 2014 2015

Maret 66,56% 70,11% 53,86% 25,61%

Juni 68,52% 50,30% 20,17% 5,48%

September 68,43% 43,49% 24,64% 4,10%

Desember 68,09% 44,58% 4,82% 5,92%

Bulan Tahun

2016 2017 2018 2019

Maret 5,61% 5,83% 6,85% 12,59%

Juni 6,14% 5,80% 7,31% 14,01%

September 5,98% 5,53% 7,98% -

Desember 5,81% 5,71% 8,21% - Sumber : Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri.

Page 135: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

120

Lampiran 3

DATA VARIABEL MAKRO EKONOMI

Tingkat Inflasi Periode 2012-2019

Bulan Tahun

2012 2013 2014 2015

Maret 3,97% 5,90% 7,32% 6,38%

Juni 4,53% 5,90% 6,70% 7,26%

September 4,31% 8,40% 4,53% 6,83%

Desember 4,30% 8,38% 8,36% 3,35%

Bulan Tahun

2016 2017 2018 2019

Maret 4,45% 3,61% 3,40% 2,48%

Juni 3,45% 4,37% 3,12% 3,28%

September 3,07% 3,72% 2,88% -

Desember 3,02% 3,61% 3,13% - Sumber : Bank Indonesia.

Tingkat Suku Bunga Periode 2012-2019

Bulan Tahun

2012 2013 2014 2015

Maret 5,75% 5,75% 7,50% 7,50%

Juni 5,75% 6,00% 7,50% 7,50%

September 5,75% 7,25% 7,50% 7,50%

Desember 5,75% 7,50% 7,75% 7,50%

Bulan Tahun

2016 2017 2018 2019

Maret 6,75% 4,75% 4,25% 6,00%

Juni 6,50% 4,75% 5,25% 6,00%

September 5,00% 4,25% 5,75% -

Desember 4,75% 4,25% 6,00% - Sumber : Bank Indonesia.

Page 136: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

121

Kurs (USD-IDR) Periode 2012-2019

Bulan Tahun

2012 2013 2014 2015

Maret Rp9.180,00 Rp 9.719,00 Rp11.404,00 Rp13.084,00

Juni Rp9.480,00 Rp 9.929,00 Rp11.969,00 Rp13.332,00

September Rp9.588,00 Rp11.613,00 Rp12.212,00 Rp14.657,00

Desember Rp9.670,00 Rp12.189,00 Rp12.440,00 Rp13.795,00

Bulan Tahun

2016 2017 2018 2019

Maret Rp13.276,00 Rp13.321,00 Rp13.756,00 Rp14.244,00

Juni Rp13.180,00 Rp13.319,00 Rp14.404,00 Rp14.141,00

September Rp12.998,00 Rp13.492,00 Rp14.929,00 -

Desember Rp13.436,00 Rp13.548,00 Rp14.481,00 - Sumber : Bank Indonesia.

Page 137: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

122

Lampiran 4

DATA LOGARITMA NATURAL (Ln)

INFLASI Ln_INFLASI Inflasi SUKU

BUNGA Ln_SUKUBUNGA

Suku

Bunga

3.97% 1.378766095 1.38 5.75% 1.749199855 1.75

4.53% 1.510721939 1.51 5.75% 1.749199855 1.75

4.31% 1.460937904 1.46 5.75% 1.749199855 1.75

4.30% 1.458615023 1.46 5.75% 1.749199855 1.75

5.90% 1.774952351 1.77 5.75% 1.749199855 1.75

5.90% 1.774952351 1.77 6,00% 1.791759469 1.79

8.40% 2.128231706 2.13 7.25% 1.981001469 1.98

8.38% 2.125847914 2.13 7.50% 2.014903021 2.01

7.32% 1.990610328 1.99 7.50% 2.014903021 2.01

6.70% 1.902107526 1.9 7.50% 2.014903021 2.01

4.53% 1.510721939 1.51 7.50% 2.014903021 2.01

8.36% 2.123458427 2.12 7.75% 2.047692843 2.05

6.38% 1.853168097 1.85 7.50% 2.014903021 2.01

7.26% 1.982379829 1.98 7.50% 2.014903021 2.01

6.83% 1.921324674 1.92 7.50% 2.014903021 2.01

3.35% 1.208960346 1.21 7.50% 2.014903021 2.01

4.45% 1.492904096 1.49 6.75% 1.909542505 1.91

3.45% 1.238374231 1.24 6.50% 1.871802177 1.87

3.07% 1.121677562 1.12 5,00% 1.609437912 1.61

3.02% 1.105256831 1.11 4.75% 1.558144618 1.56

3.61% 1.283707772 1.28 4.75% 1.558144618 1.56

4.37% 1.474763009 1.47 4.75% 1.558144618 1.56

3.72% 1.313723668 1.31 4.25% 1.446918983 1.45

3.61% 1.283707772 1.28 4.25% 1.446918983 1.45

3.40% 1.223775432 1.22 4.25% 1.446918983 1.45

3.12% 1.137833002 1.14 5.25% 1.658228077 1.66

2.88% 1.057790294 1.06 5.75% 1.749199855 1.75

3.13% 1.141033005 1.14 6,00% 1.791759469 1.79

2.48% 0.90825856 0.91 6,00% 1.791759469 1.79

3.28% 1.187843422 1.19 6,00% 1.791759469 1.79 Sumber : Data diolah Mc. Excel 2007.

Page 138: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

123

KURS Ln_KURS Kurs ROE Ln_ROE ROE

Rp 9.180,00 9.124782484 9.12 66.56% 4.198103797 4.2

Rp 9.480,00 9.156939595 9.16 68.52% 4.227125673 4.22

Rp 9.588,00 9.168267596 9.17 68.43% 4.225811325 4.23

Rp 9.670,00 9.176783588 9.18 68.09% 4.220830359 4.22

Rp 9.719,00 9.181838012 9.18 70.11% 4.250065437 4.25

Rp 9.929,00 9.203215047 9.2 50.30% 3.918005077 3.91

Rp11.613,00 9.359880439 9.36 43.49% 3.772531027 3.77

Rp12.189,00 9.408289185 9.41 44.58% 3.797285328 3.8

Rp11.404,00 9.34171945 9.34 53.86% 3.986388087 3.99

Rp11.969,00 9.390075253 9.39 20.17% 3.004196352 3

Rp12.212,00 9.410174354 9.41 24.64% 3.204371139 3.2

Rp12.440,00 9.428672366 9.43 4.82% 1.572773928 1.57

Rp13.084,00 9.479145389 9.48 25.61% 3.2429829 3.24

Rp13.332,00 9.497922439 9.5 5.48% 1.701105101 1.7

Rp14.657,00 9.592673316 9.6 4.10% 1.410986974 1.41

Rp13.795,00 9.532061487 9.53 5.92% 1.778336449 1.78

Rp13.276,00 9.493713173 9.49 5.61% 1.72455072 1.72

Rp13.180,00 9.486455808 9.49 6.14% 1.814824742 1.81

Rp12.998,00 9.472550778 9.47 5.98% 1.788420568 1.79

Rp13.436,00 9.505692951 9.51 5.81% 1.759580571 1.76

Rp13.321,00 9.497097016 9.5 5.83% 1.763017 1.76

Rp13.319,00 9.496946866 9.5 5.80% 1.757857918 1.76

Rp13.492,00 9.509852196 9.51 5.53% 1.710187816 1.71

Rp13.548,00 9.513994214 9.51 5.71% 1.742219024 1.74

Rp13.756,00 9.529230372 9.52 6.85% 1.924248652 1.92

Rp14.404,00 9.575261225 9.58 7.31% 1.989243274 1.99

Rp14.929,00 9.611060909 9.61 7.98% 2.076938411 2.08

Rp14.481,00 9.580592724 9.58 8.21% 2.105352923 2.11

Rp14.244,00 9.564091044 9.56 12.59% 2.532902848 2.53

Rp14.141,00 9.556833658 9.56 14.01% 2.63977136 2.64 Sumber : Data diolah Mc. Excel 2007.

Page 139: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

124

Lampiran 5

GRAFIK VARIABEL MAKRO EKONOMI

DAN RETURN ON EQUITY (ROE)

INFLASI

SUKU BUNGA

Page 140: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

125

KURS

ROE

Page 141: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

126

Lampiran 6

DATA OUTPUT

HASIL UJI STATISTIK DENGAN PROGRAM SPSS 21

Hasil Uji Normal Probability Plot

Hasil Uji Normalitas atas Residual

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 30

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .50285587

Most Extreme Differences

Absolute .067

Positive .055

Negative -.067

Kolmogorov-Smirnov Z .366

Asymp. Sig. (2-tailed) .999

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Page 142: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

127

Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot

Page 143: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

128

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 58.531 6.893 8.492 .000

Inflasi -.233 .387 -.081 -.602 .553 .492 2.034

Suku_Bunga 1.192 .687 .220 1.734 .095 .555 1.801

Kurs -6.116 .726 -.867 -8.421 .000 .844 1.184

a. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -9.206 2.958 -3.113 .004

Inflasi .115 .166 .138 .692 .495

Suku_Bunga .838 .295 .533 2.840 .009

Kurs .841 .312 .410 2.697 .012

a. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .876a .767 .740 .53107 1.314

a. Predictors: (Constant), Kurs, Suku_Bunga, Inflasi

b. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Page 144: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

129

Hasil Uji Autokorelasi dengan Runs Test

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.00442

Cases < Test Value 15

Cases >= Test Value 15

Total Cases 30

Number of Runs 17

Z .186

Asymp. Sig. (2-tailed) .853

a. Median

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Hasil Uji R2

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .876a .767 .740 .53107 1.314

a. Predictors: (Constant), Kurs, Suku_Bunga, Inflasi

b. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 24.147 3 8.049 28.538 .000b

Residual 7.333 26 .282

Total 31.480 29

a. Dependent Variable: ROE

b. Predictors: (Constant), Kurs, Suku_Bunga, Inflasi

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21.

Page 145: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

130

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 58.531 6.893 8.492 .000

Inflasi -.233 .387 -.081 -.602 .553

Suku_Bunga 1.192 .687 .220 1.734 .095

Kurs -6.116 .726 -.867 -8.421 .000

a. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21

Hasil Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 58.531 6.893 8.492 .000

Inflasi -.233 .387 -.081 -.602 .553

Suku_Bunga 1.192 .687 .220 1.734 .095

Kurs -6.116 .726 -.867 -8.421 .000

a. Dependent Variable: ROE

Sumber : Data Sekunder Hasil Olahan dengan SPSS 21

Page 146: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

131

Lampiran 7

F TABEL

Page 147: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

132

Page 148: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

133

Lampiran 8

t TABEL

Page 149: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

134

Page 150: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

135

Lampiran 9

TABEL DURBIN WATSON

Page 151: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

136

Page 152: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

137

Lampiran 10

BIOGRAFI TOKOH

Adiwarman Azwar Karim

Lahir di Jakarta, 29 Juni 1963. Memperoleh gelar Insinyur pada tahun

1986 dari Institut Pertanian Bogor (ITB), memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada tahun 1989 dari Universitas Indonesia, memperoleh gelar M.B.A pada tahun

1988 dari European University, Belgia, memperoleh gelar M.A.E.P pada tahun

1992 dari Boston University, USA. Karir di Perbankan Syariah digeluti sejak

tahun 1992 di Bank Muamalat Bank Indonesia. Pernah menjadi Visiting Research

Associate pada Oxford Centre of Islamic Studies, Oxford, Inggris. Tahun 2001,

mendirikan Karim Business Consulting. Di antara karyanya adalah Ekonomi

Mikro Islami (IIIT, 2001), Ekonomi Islam : Suatu Kajian Ekonomi Makro (IIT,

2001) dan Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (IIIT, 2001).

Muhammad Syafi’I Antonio

Lahir pada 12 Mei 1967 dengan nama asli Nio Gwan dari pasangan Liem

Soen Nio dan Nio Sem Nyau. Mengucapkan syahadat di hadapan K.H Abdullah

bin Nuh di Bogor. Kemudian belajar di Pondok Pesantren An-Nizham Sukabumi.

Tahun 1990 lulus dari Fakultas Syariah dan Fakultas Ekonomi University of

Jordan serta mengikuti program Islamic Studies di Al-Azhar University Kairo.

Dia juga salah seorang perintis Bank Muamalat Indonesia dan Asuransi Takaful.

Menyelesaikan gelar Master of Economic dari International Islamic University

Malaysia. Saat ini aktif di Komite Ahli Bank Syariah pada Bank Indonesia,

Dewan Pengawas Bank Muamalat Indonesia, Auransi Takaful, RHB Asset

Management dan BNI Faysal Finance.

Page 153: PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP KINERJA …repository.uinsu.ac.id/7495/1/SKRIPSI RIZKY ARISKA.pdf · Bakti bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi Bank yang beroperasi

138

Lampiran 11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Rizky Ariska

2. NIM : 53153010

3. Tempat/Tgl. Lahir : Kabanjahe, 15 Desember 1995

4. Pekerjaan : Mahasiswa

5. Alamat : Jl. Purnawirawan No.02, Lau Dendang

6. Tahun Masuk UIN : 2015

7. Pembimbing Akademik : Dr. H. Muhammad Yafiz, M.A

8. Pembimbing Skripsi I : Dr. Andri Soemitra, M.A

9. Pembimbing Skripsi II : Rahmi Syahriza, S.Th.I, M.A

10. Judul Skripsi : Pengaruh Variabel Makro Ekonomi

Terhadap Kinerja Keuangan pada

PT Bank Syariah Mandiri

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tamatan SD Negeri 03 Kabanjahe No.040445 Berijazah tahun 2009

2. Tamatan Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabanjahe Berijazah tahun 2012

3. Tamatan SMK Negeri 1 Kabanjahe Berijazah tahun 2015

4. Tamatan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Berijazah tahun 2019

III. RIWAYAT ORGANISASI

1. Ikatan Putra Putri Al-Washliyah (IPA 2007)

2. Sekretaris Umum Pelajar Islam Indonesia (PII 2010)

3. Sekretaris OSIS (2011)

4. Danton Paskibras (2014)

5. Staff Komunikasi dan Informasi UIE (2016)

6. Staff Media dan Promosi Billionaire Group Indonesia (2017)

7. Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi IQEB (2018)