PENGARUH UPAH DAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PELABUHAN...
Transcript of PENGARUH UPAH DAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PELABUHAN...
PENGARUH UPAH DAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA II
RINGKASAN SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Studi Manajemen
Disusun Oleh:
Wa Ode Nur Hasana Rezeki
211427456
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN
KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2018
i
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh upah dan hubungan kerja terhadap
kinerja karyawan pada PT. PELINDO II. Penelitian ini merupakan penelitian survei
dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumennya. Sampel yang digunakan adalah
karyawan PT. PELINDO II dengan menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu
sebuah teknik pemilihan sampel dimana seorang individu memilih sampel berdasarkan
penilaian pribadi mengenai beberapa karakteristik yang sesuai dari anggota sampel.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Upah berpengaruh terhadap kinerja
karyawan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,021 < 0,05 dan nilai koefisien sebesar
0,584. (2) Hubungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,033 < 0,05 dan nilai koefisien sebesar 0,347. (3) Upah dan
hubungan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan
nilai F hitung sebesar 9,383 > F tabel yaitu sebesar 3,07 dan tingkat signifikansi sebesar
0,000 < 0,05. (4) Besarnya pengaruh upah dan hubungan kerja terhadap kinerja
karyawan adjusted R2 adalah sebesar 14%.
Kata Kunci: Upah, hubungan kerja, kinerja karyawan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, dunia industri dan ekonomi berkembang begitu pesat.
Sehingga keinginan untuk maju dan berkembang menjadi sebuah keharusan. Hal
ini memicu perusahaan untuk melakukan peningkatan terhadap kualitas sumber
daya yang tersedia dalam perusahaannya.
Perkembangan sumber daya manusia di Indonesia saat ini semakin menuntut
kita untuk berpikir kreatif dan inovatif. Sumber daya manusia menurut Byars dan
Rue (2004) adalah “Activities design to provide for and coordinate the human
resources of an organizations”. Desain aktivitas yang mencakup pengadaan dan
pengkoordinasian sumber daya manusia pada sebuah organisasi.
Kinerja menurut Prawirosentono dalam Hertanto (2011) adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya
mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral dan etika. Peran upah terhadap kinerja karyawan dalam perusahaan sangat
penting, karena manusia bekerja pada suatu perusahaan mempunyai tujuan untuk
mendapatkan upah guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Definisi upah menurut
Rivai dalam Khoiriyah (2009), “Upah adalah sebagai balas jasa yang adil dan
layak diberikan kepada para pekerja atas jasa-jasanya dalam mencapai tujuan
organisasi”.
Pada perusahaan, hubungan kerja sangat penting karena, apabila hubungan
kerja yang tercipta di dalam peusahaan baik maka akan memberikan pengaruh bagi
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
2
karyawan dalam meningkatkan kinerjanya, begitu pula sebaliknya. Menurut
Struthers et al. dalam Biggs (2016), mengatakan hubungan kerja adalah interaksi
antara sesama rekan kerja, karyawan dengan atasan dan karyawan dengan
organisasinya. Seorang atasan (pimpinan) diharapkan mempunyai kemampuan
memimpin, memotivasi, mempengaruhi dan berkomunikasi dengan bawahannya
dengan baik agar tujuan organisasi dapat tercapai.
PT. Pelabuhan Indonesia II atau sering dikenal dengan Pelindo II adalah
Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang logistik, secara spesifik pada
pengelolaan dan pengembangan pelabuhan. PT. Pelabuhan Indonesia II memiliki
target untuk menjadi World Class Modern Port, Excellent in Operation and
Service. Proses untuk mencapai target ini dibagi menjadi 5 (lima) tahapan, yaitu
Fit In Infrastructure (2016), Enhancement (2017), Establishment (2018),
Sustainable (2019), and World Class (2020). Masing-masing tahapan ini
direncanakan dapat tercapai selama satu tahun.
Dari data Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) tahun 2017,
disebutkan bahwa Pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 10,91 Triliun atau naik
sebesar 21,9 % dari pendapatan sebelumnya yaitu Rp 371,93 Miliar. Dari data
tersebut salah satu tujuan perusahan untuk meningkatkan profitabilitas tercapai.
Hal tersebut membuktikan bahwa kinerja karyawan berperan penting bagi
kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Upah dan Hubungan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada PT. Pelabuhan Indonesia II”.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja Karyawan
2.1.1 Definisi Kinerja
Menurut (Borman & Mowidlo, 1993; Campbell et al., 1993; Roe, 1999)
dalam Pradhan dan Jena (2017). “Performance is a multicomponent concept and on
the fundamental level one can distinguish the process aspect of performance, that is,
behavior engagements from an expected outcome”. Kinerja adalah konsep
multikomponen dan pada tingkat dasar yang dapat membedakan aspek proses kinerja,
yaitu keterlibatan perilaku dari hasil yang diharapkan.
2.1.2 Dimensi Kinerja
Berikut ini beberapa hasil penelitian tentang dimensi kinerja, yaitu:
Pradhan dan Jena (2017) dalam penelitiannya membagi dimensi kinerja karyawan
menjadi tiga aspek, yaitu:
a) Kinerja tugas (task performance), dalam konteks organisasi, kinerja tugas
adalah pemahaman kontraktual antara manajer dan bawahan untuk mencapai
suatu tugas yang diberikan.
b) Kinerja adaptif (adaptive performance) adalah kemampuan karyawan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan dalam lingkungan kerja yang dinamis
(Hesketh & Neal, 1999).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4
c) Kinerja kontekstual (contextual performance) adalah perilaku karyawan seperti
relawan yang bekerja ekstra, membantu orang lain dalam menyelesaikan tugas
yang sulit, menjunjung tinggi semangat bekerja, bekerjasama dengan karyawan
lain pada saat dibutuhkan, berbagi sumber daya dan informasi penting untuk
perkembangan organisasi, mematuhi aturan dan peraturan yang ditentukan,
dan mendukung keputusan organisasi untuk perubahan yang lebih baik.
(Coleman & Borman, 2000; Motowidlo & Schmit, 1999).
2.1.3 Sistem Kinerja
Menurut Poister dalam Boipono et al. (2014), “ is a system used to enhance
employees productivity through managing their performance”. Sistem digunakan
untuk meningkatkan produktivitas karyawan melalui pengelolaan kinerja. Kemudian,
menurut Bacal dalam Dharma, sistem ialah seperangkat komponen yang bekerja
bersama-bersama secara interdependen untuk mencapai sesuatu.
2.2 Upah
2.2.1 Definisi Upah
Menurut Edwin B. Flippo dalam Ranupandojo dan Husnan (1990: 138), upah ialah
harga untuk jasa-jasa yang telah diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Manfaat
lain yang diperoleh dari upah juga merupakan alat untuk mengikat serta membentuk
loyalitas tenaga kerja untuk bekerja.
2.3.1 Definisi Hubungan Kerja
Struthers. et.al (2005), mengatakan beberapa hubungan paling penting yang dapat
dimiliki seorang karyawan dengan rekan kerjannya dan hubungan kerja dapat
diartikan sebagai interaksi antara sesama rekan kerja, karyawan dengan atasan dan
karyawan dengan organisasinya.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
5
2.3.2 Hubungan antara atasan dan bawahan
Menurut Nelson dan Quick (1997), atasan adalah ”The process of guiding and
directing the behaviour of followership in organizations”. Proses membimbing dan
mengarahkan perilaku bawahan dalam organisasi. Sedangkan bawahan adalah ”The
proces of being guided and directed by a leader. Proses yang diarahkan dan
dibimbing oleh atasan. Hal ini menjelaskan bahwa seorang atasan memiliki tanggung
jawab besar dalam mengarahkan bawahannya guna mencapai tujuan perusahaan.
2.3.3 Hubungan sesama rekan kerja
Di dalam lingkungan kerja hubungan antar sesama rekan kerja sangat penting karena
karyawan akan membentuk sebuah tim. Tim sangat berguna dalam menyelesaikan
tugas yang rumit dan kompleks daripada hanya dikerjakan oleh satu orang karyawan
saja (Nelson dan Quick, 1997).
2.3 Pengaruh Upah dan Hubungan Kerja pada Kinerja Karyawan
Peran upah dan hubungan kerja tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja
karyawan karena seorang karyawan yang mempunyai upah tinggi atau sesuai
dengan yang diharapkan serta hubungan kerjanya menyenangkan maka akan
tercapai maksud dan tujuan perusahaan.
2.4 Kerangka Pemikiran
Untuk memperjelas pelaksanaan penelitian dan sekaligus untuk mempermudah
dalam pemahaman, maka perlu dijelaskan suatu kerangka pemikiran sebagai
landasan dalam pemahaman. Adapun kerangka pemikiran dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
H1
Upah (X1)
Kinerja Karyawan (Y)
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
6
H2
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian terhadap masalah-
masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap PT. Pelabuhan
Indonesia II. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Sampel dalam penelitian ini yaitu khusus
karyawan tetap PT. Pelabuhan Indonesia II sebanyak 118.
3.3 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang akan di teliti meliputi:
a. Variabel Terikat (Dependent), adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Termaksud variabel ini adalah
kinerja karyawan.
b. Variabel Bebas ( Independent)
Adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat, yang termaksud variabel ini adalah upah dan hubungan
kerja.
Hubungan Kerja (X2)
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
7
3.4 Definisi Operasional
1. Upah adalah pembayaran dalam bentuk secara tunai. Upah merupakan balas
jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya.
2. Hubungan kerja adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam
situasi kerja dan dalam arti luas adalah interaksi antara seseorang dengan orang
lain menuju pada satu situasi kerja yang memotivasikan mereka untuk
bekerjasama secara produktif dengan perasaan puas, baik ekonomi, psiokologi
dan sosial di dalam mencapai tujuan organisasi.
3. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan
misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis organisasi.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden. Peneliti mengunakan teknik ini untuk
mendapatkan data tentang upah, hubungan kerja, dan kinerja karyawan.
2. Studi Kepustakaan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner dalam bentuk fisik
dan online. Untuk online menggunakan google forms. Kuesioner terbagi
menjadi dua bagian yakni tentang data diri reponden dan pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan upah, hubungan kerja, dan kinerja
karyawan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
8
3.6 Pengukuran variabel
Penulis melakukan pengukuran data kuesioner dengan teknik skala likert. Skala
likert merupakan skala yang berisi lima tingkatan jawaban mengenai kesetujuan
responden terhadap statement/pertanyaan yang dikemukakan melalui opsi yang
tersedia. Sutrisno Hadi (1999).
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif yang pada dasarnya
merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah
dipahami dan interpretasikan. Ukuran yang digunakan dalam deskriptif antara lain
berupa: frekuensi, tendensi sentral (rata-rata, median, dan modus), disperse (deviasi
standard dan varian) (Indriantoro dan Bambang, 2016).
3.7.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.7.2.1 Uji Validitas
Uji Validitas adalah uji yang digunakan untuk menentukan sejauh mana alat ukur
yang digunakandalam mengukur apa yang di ukur. Uji validitas di gunakan
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2009).
a. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka variabel tersebut valid.
b. Jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.
3.7.2.2 Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukn dengan menggunakan Cronbach Alpha.
Suatu kuesioner dinyatakan reliable jika koefisien reliabilitas minimal 0.6
(Sugiyono, 2017).
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
9
Variabel Cronbach’s Alpha Kategori
Upah 0,888 Reliabilitas diterima
Hubungan Kerja 0.814 Reliabilitas diterima
Kinerja Karyawan 0.892 Reliabilitas diterima
Sumber: Data Primer 2018
3.7.3 Analisis Korelasi Berganda
Korelasi berganda merupakan alat ukur untuk mengetahui tingkat keereatan
hubungan antara variabel terikat (variabel Y) dengan beberapa variabel bebas
(variabel X1 dan X2) secara serempak (Subagyo (1998).
3.7.4 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel
dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata
populasi atau nilai rata-rata variabel independen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk
masing-masing variabel independen (Gujarati, 2003).
3.8.5 Uji Hipotesis
Uji Hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah ada tidaknya pengaruh yang
signifikan antara variabel independen (upah dan hubungan kerja) terhadap variabel
dependen (kinerja karyawan) baik secara parsial maupun simultan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
10
3.8.5.1 Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan unuk menguji signifikan konstanta dari setiap variabel
independen, apakah upah (X1) dan hubungan kerja (X2) benar-benar berpengaruh
secara parsial (terpisah) terhadap variabel dependennya yaitu kinerja karyawan
(Y).
1. Uji F (simultan)
Uji F yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu upah (X1), hubungan
kerja (X2), secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
terikat yaitu kinerja karyawan (Y).
3. Analisis Koefisien Determinan
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
berkisar antara nol sampai satu (0 < R2 < 1). Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
11
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
diperoleh dengan cara menyebar kuesioner pada karyawan PT. Pelabuhan
Indonesia II yang berlokasi di Jakarta Utara yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan. Kuesioner terkait dengan variabel upah, hubungan kerja, dan kinerja
karyawan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 118 responden.
4.2 Analisis Statistika Deskriptif
4.2.1 Analisis Karakteristik Responden
Karakteristik dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, pendidikan terakhir, usia,
masa kerja, dan level. Karakteristik responden dijelaskan sebagai berikut:
a) Jenis Kelamin
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki 61 51,7
Perempuan 57 48,3
Jumlah 118 100,00 Sumber : Data Primer 2018
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
12
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 61 orang (51,7%) dan responden dengan jenis kelamin perempuan
sebanyak 57 orang (48,3%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan yang
menjadi responden berjenis kelamin laki-laki (51,7%%).
b) Pendidikan
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pendidikan disajikan pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Pendididkan Frekuensi Presentase%
SMA 4 3,4 Diploma 11 9,3 S1 88 74,6 S2/S3 15 12,7 Jumlah 118 100,00
Sumber: Data Primer 2018
Tabel di atas menunjukan bahwa responden dengan tingkat pendidikan SMA yakni
sebanyak 4 orang (3,4%), responden dengan tingkat pendidikan Diploma yakni
sebanyak 11 orang (9,3%), responden dengan tingkan pendidikan S1 yakni
sebanyak 88 orang (74,6%), responden dengan tingkat pendidikan S2/S3 yakni
sebanyak 15 orang (12,7%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas karyawan yang
menjadi responden dengan tingkat pendidikan S1 (74,6%).
c) Usia
Hasil uji karakteristik responden berdasarkan usia disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Karakeristik responden berdasarkan usia
Usia Frekuensi Presentase %
20 – 25 tahun 36 30,5 25 – 30 tahun 62 52,5 30 - 35 tahun 16 13,6 35 – 40 tahun 2 1,7 40 – 45 tahun 1 0,8
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
13
45 tahun 1 0,8 Jumlah 118 100,00
Sumber: Data Primer 2018
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang berusia antara 20 – 25 tahun
yakni sebanyak 36 orang (30,5%), responden yang berusia lebih dari 25 – 30 tahun
yakni sebanyak 62 orang (52,5%), responden yang berusia lebih dari 30 – 35 tahun
yakni sebanyak 16 orang (13,6%), responden yang berusia lebih dari 35 – 40 tahun
yakni sebanyak 2 orang (1,7%), responden yang berusia lebih dari 40 – 45 tahun
yakni sebanyak 1 orang (0,8%), responden yang berusia lebih dari 45 tahun yakni
sebanyak 1 orang (0,8%). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas karyawan yang
menjadi responden berusia lebih dari 25 – 30 tahun (52,5%).
d) Masa Kerja
Hasil uji karakteristik responden berdasarkan masa kerja karyawan PT. Pelindo II
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Karakeristik responden berdasarkan masa kerja
Masa Kerja Frekuensi Presentase %
1 – 5 tahun 73 61,9 5 – 10 tahun 41 34,7 10 – 15 tahun 4 3,4 15 tahun 0 0 Jumlah 118 100,00 Sumber: Data Primer 2018
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden dengan masa kerja antara 1 – 5 tahun
yakni sebanyak 73 orang (61,9%), responden dengan masa kerja lebih dari 5 – 10
tahun yakni sebanyak 41 orang (34,7%), responden dengan masa kerja lebih dari
10 – 15 tahun (3,4%), responden dengan masa kerja lebih dari 15 tahun tidak ada.
Hal ini menunjukan bahwa mayoritas karyawan yang menjadi responden dengan
masa kerja 1 – 5 tahun (61,9%).
e) Level
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
14
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan level disajikan pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.5 Karakeristik responden berdasarkan level
Level Frekuensi Presentasi %
Staf 104 88,1 Supervisor (Manager Tingkat 1) 8 6,80 Manager Menengah 6 5,1 Manager Puncak 0 0 Jumlah 118 100,00 Sumber: Data Primer 2018
Tabel di atas menunjukan bahwa responden dengan level jabatan staf yakni
sebanyak 104 orang (88,1%), responden dengan level jabatan supervisor (manager
tingkat 1) yakni sebanyak 8 orang (6,8%), responden dengan level jabatan manager
menengah yakni sebanyak 6 orang (5,1%), reponden dengan level jabatan manager
puncak yakni tdak ada. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas karyawan yang
menjadi responden dengan level jabatan staf.
4.3 Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi Berganda berguna untuk mengetahui hubungan antara upah (X1)
dan hubungan kerja (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan (Y).
Dari hasil analisis ini diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai
koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,654, dimana nilai korelasi ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara upah dan
hubungan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan.
4.4 Analisis Regresi Berganda
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel Independen
Koefisien Regresi
t- hitung t- tabel Sig.
Upah (X1) 0,584 2,344 1,980 0,021 Hubungan Kerja (X2)
0,347 2,164 1,980 0,033
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
15
Konstanta = 62,895
Adjusted R2
= 0,140
F- hitung = 9,383
Sig. 0,000 Sumber: Data Primer 2018
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji t (Uji Parsial)
1) Upah
Upah memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.021. Dari hasil uji t pada variabel
upah menyatakan bahwa signifikansi uji t lebih kecil dari 0,05 dan koefisien
regresi memiliki nilai positif sebesar 0,584. Sedangkan nilai t-hitung yang di
peroleh yaitu 2,344 lebih besar dari nilai t-tabel yaitu 1,980. Berdasarkan hasil
tersebut maka hipotesis yang menyatakan “upah berpengaruh positif terhadap
kinerja karyawan pada PT. Pelabuhan Indonesia II” dinyatakan diterima.
2) Hubungan Kerja
Hubungan kerja memiliki tingkat signifikan sebesar 0,033. Dari hasil uji t pada
variabel hubungan kerja menyatakan bahwa signifikansi uji t lebih kecil dari
0,05 dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,347. Sedangkan
nilai t- hitung yang diperoleh yaitu 2,164 lebih besar dari nilai t- tabel yaitu
1,980. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang menyatakan “hubungan
kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada PT. Pelabuhan
Indonesia II” dinyatakan diterima.
4.5.2 Uji F
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
16
Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 9,383 dengan signifikansi
F sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 <
0,05), dan nilai F hitung > F tabel (9,383 > 3,07). Maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis yang menyatakan “upah dan hubungan kerja secara bersama-
sama berpengaruh positif terhadap kinerja karyawa pada PT. Pelabuhan
Indonesia II” diterima.
4.5.3 Koefisien determinasi (adjusted R2)
Hasil uji adjusted R2 pada penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,140 yang
berarti bahwa besarnya pengaruh variabel upah dan hubungan kerja terhadap
kinerja karyawan adalah 14%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
4.6 Pembahasan
1) Upah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa upah
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,021. Dari hasil uji t pada variabel upah
menyatakan bahwa signifikansi uji t lebih kecil dari 0,05 dan koefisien regresi
memiliki nilai positif sebesar 0,584. Sedangkan nilai t- hitung yang di peroleh
yaitu 2,344 lebih besar dari nilai t- tabel yaitu 1,980. Berdasarkan hasil tersebut
maka hipotesis yang menyatakan “upah berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan pada PT. Pelabuhan Indonesia II” dinyatakan diterima.
2) Hubungan Kerja
Hubungan kerja memiliki tingkat signifikan sebesar 0,033. Dari hasil uji t pada
variabel hubungan kerja menyatakan bahwa signifikansi uji t lebih kecil dari
0,05 dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,347. Sedangkan
nilai t- hitung yang diperoleh yaitu 2,164 lebih besar dari nilai t- tabel yaitu
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
17
1,980. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang menyatakan “hubungan
kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada PT. Pelabuhan
Indonesia II” dinyatakan diterima.
3) Upah dan Hubungan Kerja
Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 9,383 dengan signifikansi
F sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 <
0,05), dan nilai F hitung > F tabel (9,393 > 3,07). Maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis yang menyatakan “upah dan hubungan kerja secara bersama-
sama berpengaruh positif terhadap kinerja karyawa pada PT. Pelabuhan
Indonesia II” diterima.
Hasil uji adjusted R2 pada penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,140
yang berarti bahwa besarnya pengaruh variabel upah dan hubungan kerja
terhadap kinerja karyawan adalah 14%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
18
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Upah secara parsial berpengaruh positif dan signifikikan terhadap kinerja
karyawan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,021 < 0,05 dan
koefisien regresi sebesar 0,584. Hubungan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan 0,033 < 0,05
dan koefisien regresi sebesar 0,347. Upah dan hubungan kerja secara bersama-
sama berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi F sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05).
Nilai F hitung yang diperoleh yaitu 9,383 lebih besar dari F tabel yaitu 3,07 (9,383
> 3,07). Besarnya adjusted R2 pada penelitian ini diperoleh nilai adjusted R2
sebesar 0,140 yang berarti bahwa besarnya pengaruh variabel upah dan hubungan
kerja terhadap kinerja karyawan adalah 14%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
5.2 Saran
1. Bagi karyawan
Upah terbukti memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Karyawan hendaknya selalu mempertahankan atau bahkan
meningkatkan motivasi kerjanya untuk memperoleh upah yang lebih besar.
2. Bagi pemimpin dan perusahaan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
19
Hubungan kerja terbukti memberikan pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, pimpinan dan perusahaan sebaiknya
selalu berusaha menjaga hubungan kerja di dalam lingkungan kerja, sehingga
tercipta suasana kerja yang nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Alex S, Nitisemito. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghaila Indonesia.
Al Fajar, Siti dan Tri Heru. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Dasar
Meraih Keunggulan Bersaing. Edisi Pertama. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN.
Byars, Lloyd L., and Leslie W. Rue. 2004. Human Resource Management. 7th edition.
Singapore: The McGraw – Hill Companies.
Boipono, M., Tsomele GT, and Mogadime R. 2014. Implementation Of Performance
Management System (PMS) In School: Success Factors. International Journal
of Research in Applied, Natural and Social Sciences (IMPACT: IJRANSS),
Vol. 2, 189-194.
Biggs, David Michael, Stephen Swailes, and Steven Baker. 2016. The Measurement of
Worker Relations: The Development of A Three-component Scale, Leadership
& Organization Development Journal, Vol. 37 Issue: 1, pp.2-12
Charbonnier-Voirin, Audrey, and Roussel P. 2012. Adaptive Performance: A New Scale
to Measure Individual Performance in Organizations. Canadian Journal of
Administrative Science. 29: 280-293.
Ernawati. 2010. Pengaruh Hubungan Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Slamet Riyadi: Surakarta.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
20
Fauzi, Moh Pamor. 2012. Pengaruh Upah dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Coca-cola Bottling Indonesia Central Java Ungaran
Semarang. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS, Edisi 4.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id