PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA...

58
PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA NYERI PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH TIDAK SPESIFIK DI RUMAH SEHAT AFIAT TAHUN 2012 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : PRADIPTA SUARSYAF NIM : 109103000026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/2012 M

Transcript of PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA...

Page 1: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA NYERI PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH TIDAK SPESIFIK DI RUMAH

SEHAT AFIAT TAHUN 2012

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH : PRADIPTA SUARSYAF

NIM : 109103000026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1433 H/2012 M

Page 2: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.
Page 3: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.
Page 4: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.
Page 5: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

v

KATA PENGANTAR

ÉO ó¡Î0«! $#Ç`» uH ÷q§ç9 $# ÉOä Ïm §ç9 $#

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat sehingga penelitian ini dapat Saya selesaikan. Tiada kata yang pantas terucap selain selalu bershalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Keberadaannya membuat hati pengikutnya tenang walau belum pernah bertemu dengannya. Bekam yang merupakan terapi kesehatan yang dianjurkan oleh beliau menjadi bukti akan kebenaran perkataannya.

Alhamdulillah atas kehendak dan karunia Allah SWT, Saya akhirnya dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul "Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Pasien dengan Nyeri Punggung Bawah Tidak Spesifik di Rumah Sehat Afiat Tahun 2012". Dalam prosesnya Saya menemui banyak kendala, namun kendala itu seakan sirna ketika membayangkan penelitian ini bisa meyakinkan masyarakat akan mukjizat terapi bekam seperti apa yang dijanjikan dalam hadist Nabi Muhammad. Cita-cita Saya ketika memutuskan meneliti bekam adalah kembali mengangkat kejayaan kedokteran Islam.

Saya meyakini bahwa penelitian ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari banyak kalangan. Maka dengan ini Saya sampaikan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr(HC). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu menjadi inspirator bagi Saya dan juga keluarga besar Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah.

2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter dan juga sebagai dosen pembimbing penelitian yang telah banyak memberikan motivasi dan masukannya terhadap penelitian ini.

3. dr. Fika Ekayanti, M.Med.Ed selaku dosen pembimbing yang telah meyakinkan Saya untuk mengambil tema bekam karena masih sedikit yang menelitinya dan juga atas bimbingan, dukungan, saran, serta masukannya sehingga penelitian bekam ini terselesaikan.

4. dr. Mohammad Ali Toha Assegaf, MARS (Penasihat Asosiasi Bekam Indonesia, Pengkaji Kedokteran Nabi, Direktur Keuangan RSCM) selaku pemilik Rumah Sehat Afiat yang telah memberikan dukungan atas penelitian ini, motivasi agar penelitian ini kelak bisa bermanfaat bagi umat Islam, dan juga atas izinnya untuk melakukan penelitian di Rumah Sehat Afiat.

5. dr. Suarsyaf Adnanur dan Elita Andi selaku orangtua peneliti atas do'a, dukungan, motivasi, dan masukannya. Semoga hasil penelitian ini bisa

Page 6: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

vi

menjadi ilmu yang bermanfaat sehingga pahala bisa terus mengalir kepada mereka berdua.

6. Husnita Thamrin, Rahmatul Fithri Yanti, Dian Pratiwi dan Khoirun M. Putra sebagai tim riset yang selalu saling mendukung, membantu, dan mengingatkan akan pentingnya penelitian ini.

Semoga laporan penelitian ini bisa memperkaya khazanah pengetahuan kita mengenai salah satu Thibbun Nabawi yaitu bekam. Wassalamu'alaikum wr.wb.

Ciputat, 17 September 2012

Penulis

Page 7: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

vii

ABSTRAK Pradipta Suarsyaf. Program Studi Pendidikan Dokter. Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada Pasien dengan Nyeri Punggung Bawah di Rumah Sehat Afiat Tahun 2012 Nyeri punggung bawah (NPB) sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan hampir ditemui diseluruh dunia begitupun di Indonesia. Bekam hadir sebagai pengobatan alternatif yang dianjurkan oleh Rasulullah dipercaya dapat menangani nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi bekam terhadap skala nyeri pada pasien dengan nyeri punggung bawah tidak spesifik. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan Skala Analog Visual pasien nyeri punggung bawah tidak spesifik sebelum dan sesudah dibekam. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling. Pasien berjumlah 35 orang dengan 28 orang laki-laki (80%) dan 7 orang perempuan (20%). Usia pasien berkisar pada rentang usia 20-69 tahun. Berdasarkan hasil penelitian, rerata skala nyeri pasien sebelum dibekam adalah 5.66 ± 1.765 dan turun menjadi 3 ± 1.515 sesudah dibekam dengan nilai yang bermakna secara statistik menggunakan Uji Wilcoxon (p = 0.000). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perubahan skala nyeri yang bermakna pada pasien dengan nyeri punggung bawah tidak spesifik setelah dibekam. Kata Kunci : Bekam, Skala Analog Visual

ABSTRACT

Pradipta Suarsyaf. Medicine Study Program. Effect of Cupping Therapy on Pain Scale Changes in Patients with Non Spesific Low Back Pain in Afiat Clinic 2012

Low back pain (LBP) is often encountered in everyday life, throughout the world and also in Indonesia. Cupping is an alternative treatment that is recommended by the Prophet and is believed to treat pain. The objective of this study is to know the effect of cupping therapy on pain scale in non-specific low back pain patients. The research was conducted by comparing the Visual Analog Scale pre-and post-intervention. This study used a cross-sectional study design. The method of sampling is consecutive sampling. 35 patients aged 20-69 years, 28 men (80%) and 7 women (20%), were participated in this study. The result showed that the rate of patient's pain scale before cupping therapy was 5.66 ± 1.765 and decreased to 3 ± 1.515 after cupping therapy. This was statistically significant using the Wilcoxon test (p = 0.000). The conclusion is that there is a significant change in non specific low back pain patient’s pain scale after cupping therapy. Keywords: Cupping, Visual Analogue Scale

Page 8: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................iii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... v ABSTRAK .......................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................ vii DAFTAR ISI ........................................................................................... ........... viii DAFTAR TABEL .................................................................................................x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... .. xi DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2 1.3 Hipotesis Penelitian................................................................................2 1.4 Tujuan Penelitian…............................................................................... 2 1.5 Manfaat Penelitian................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4 2.1 Landasan Teori .......................................................................... ........... 4

2.1.1 Bekam .............................................................. ..................... 4 2.1.2 Nyeri Punggung Bawah........................................................12

2.2 Kerangka Teori.................................................................................... 21 2.3 KerangkaKonsep ………………………………………………...…..21 2.4 Definisi Operasional........ ................................................................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 23 3.1 Desain Penelitian..................................................................................23 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 23 3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................... 24

3.4 Kriteria Inklusi & Eksklusi ................................................................. 24 3.5 Variabel Penelitian .............................................................................. 25 3.6 Managemen Data ................................................................................ 25

3.5.1 Pengolahan Data ........................................................................ 25 3.5.2 Analisa Data .............................................................................. 25

3.7 Alur Penelitian…………………………………………………...…..26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 27

4.1 Distribusi Sampel ................................................................................ 27 4.1.1 Distribusi Sampel……………………………..………..............27 4.1.2 Perbandingan Rerata Level Nyeri berdasarkan Jenis Kelamin...29

4.1.3 Perbandingan Rerata Level Nyeri berdasarkan Pengalaman Bekam………………………………………………………….30

4.1.4 Hasil Uji Normalitas pada Kelompok Sebelum Bekam…….....30 4.1.5 Hasil Uji Normalitas pada Kelompok Sesudah Bekam……......31 4.1.6 Hasil Uji Normalitas pada Data Selisih Skala Analog Visual Sebelum dan Sesudah Bekam…………………………………31 4.1.7 Perbandingan Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Bekam

Page 9: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

ix

Berdasarkan Jenis Kelamin…………………………………….32 4.1.8 Hasil Uji 2 Kelompok Berpasangan (Uji Wilcoxon)………......33 4.2 Pembahasan ......................................................................................... 34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 35 5.1 Simpulan ............................................................................................. 35 5.2 Saran.................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 36 LAMPIRAN ......................................................................................................... 39

Page 10: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Rincian Waktu Penelitian...............................................................23 Tabel 4.2. Rerata Level Nyeri Berdasarkan Jenis Kelamin............................29 Tabel 4.3. Rerata Level Nyeri Berdasarkan Pengalaman Bekam...................30 Tabel 4.4. Uji Normalitas Kelompok Sebelum Bekam...................................30 Tabel 4.5. Uji Normalitas Kelompok Sesudah Bekam...................................31 Tabel 4.6. Uji Normalitas VAS Kelompok Sesudah Bekam………………..31 Tabel 4.7. Perbandingan Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Bekam

Berdasarkan Jenis Kelamin………………………………………32 Tabel 4.7.1. Hasil Uji Wilcoxon (Ranks)...........................................................33 Tabel 4.7.2. Hasil Uji Wilcoxon (Test Statistics) …………………………….33

Page 11: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

xi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Hand Pump (Asosiasi Bekam Indonesia – ABI).............................. 8 Gambar 2.2. Cup berbagai ukuran, Lancet dan Lancet Device…………………..9 Gambar 2.3. Handskun, masker dan Antiseptic......................................................9 Gambar 2.4. Baskom stainless, tissue, minyak zaitun dan larutan pembersih...... 10 Gambar 2.5. Praktik Bekam Basah …………………………………………….. 11 Gambar 2.6. Titik-titik Bekam untuk Nyeri Punggung Bawah………………… 12 Gambar 2.7. Struktur Tulang Belakang…………………………………...……..14 Gambar 2.8. Jaras Nyeri Substansi P ……………………………………………15 Gambar 2.9. Jaras Nyeri………………………………………………………….16 Gambar 2.10. Pemeriksaan Laseque……………………...…………………...…18 Gambar 2.11. Pemeriksaan Patrick & Kontra Patrick…………………………... 19 Gambar 2.12. Jaras Analgesik (Endogenous opiate)……………………...…… 20 Gambar 3.1. Skala Analog Visual………………………………………………..26 Gambar 4.1. Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….27 Gambar 4.2. Diagram Distribusi Responden berdasarkan Kelompok Usia….......28 Gambar 4.3. Diagram Distribusi Pengalaman Bekam Pasien NPB TS……….....28 Gambar 4.4. Diagram Distribusi Selisih Skala Analog Visual Sebelum dan

Sesudah Bekam…………………...………………………….…….29 Gambar 4.5. Jaras Analgesik (Endogenous opiate)…………………………..… 34

Page 12: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

xii

DAFTAR SINGKATAN

NPB : Nyeri Punggung Bawah

NPB TS : Nyeri Punggung Bawah Tidak Spesifik

SAV : Skala Analog Visual

Page 13: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

xiii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner........................................................................................39 Lampiran 2 Data Hasil Uji Statistik...................................................................42 Lampiran 3 Identitas Penulis.............................................................................45

Page 14: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nyeri punggung bawah (NPB) sering dijumpai dalam kehidupan sehari-

hari dan hampir ditemui diseluruh dunia. NPB selain bisa terjadi secara

langsung akibat cedera pada daerah punggung dan proses patologis, juga

berhubungan dengan pekerjaan.1 NPB yang berhubungan dengan pekerjaan

dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain faktor demografi pekerja, posisi

tubuh saat bekerja, lingkungan kerja, dan jenis pekerjaan.1,2,3

Laporan WHO menunjukan bahwa lebih dari 80% populasi dunia pernah

mengalami NBP selama hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-

45%, dengan point prevalence rata-rata 30%.4

Di AS nyeri ini merupakan urutan pertama yang paling sering

menyebabkan terhambatnya aktivitas kerja pada kelompok usia <45 tahun,

urutan ke 2 yang menjadi alasan datangnya pasien ke dokter, urutan ke 5

alasan perawatan pasien di rumah sakit, dan penyebab yang paling sering

untuk tindakan operasi.5

Penelitian prevalensi NPB di Indonesia yang dilakukan Fredy Christianto

pada 2011 menyatakan bahwa 41,5% dari perajin kramik di Kecamatan Plered

Purwakarta mengalami NBP.6 Hal ini berkaitan dengan sikap tubuh saat

bekerja. Kemudian penelitian Hardiono pada 2007 menyatakan bahwa 79,7%

petugas ambulans Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengalami NPB.7

Bekam yang dianjurkan dalam Islam diyakini sebagai pengobatan

komplemen dalam penanganan nyeri.8 Hal ini dikarenakan proses dari bekam

yang merangsang pelepasan endogenous opioid peptides seperti endorphin

yang pada akhirnya akan mengurangi rasa nyeri. Selain itu menurut hasil

penelitian Khosro Farhadi dari Pain Research Center, Kermanshah University

of Medical Sciences Iran pada 2009 bekam mampu secara efektif mengurangi

NPB.9

1

Page 15: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

2

Berdasarkan uraian di atas dan dilatarbelakangi keterbatasan penelitian

mengenai bekam di Indonesia peneliti bermaksud melakukan penelitian

mengenai pengaruh terapi bekam basah terhadap perubahan skala analog

visual (SAV) pada pasien NPB yang datang ke Rumah Sehat Afiat Cinere.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh bekam terhadap perubahan skala nyeri pada pasien

NPB di Rumah Sehat Afiat tahun 2012 ?

1.3. Hipotesa Penelitian

Terdapat perubahan bermakna dari skala nyeri pada pasien nyeri punggung

bawah setelah diterapi bekam basah di Rumah Sehat Afiat tahun 2012.

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh bekam basah terhadap perubahan skala nyeri SAV pada pasien

NPB.

1.4.2. Tujuan Khusus

• Mengetahui adanya perubahan kualitas nyeri pada pasien NPB

setelah dibekam basah

• Mengetahui adannya perubahan skala nyeri SAV dengan

membandingkan skala nyeri sebelum dan sesudah dibekam basah

• Mengetahui cara dan proses bekam basah pada pasien NPB

Page 16: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

3

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi pasien dengan NPB

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pasien

mengenai dampak dari terapi bekam basah yang dia terima. Sehingga bisa

menjadi dasar keyakinan bagi pasien NPB untuk menjadikan bekam

sebagai salah satu pilihan mengatasi keluhannya.

1.5.2. Bagi praktisi kesehatan

Hasil penelitian ini bisa dijadikan referensi bagi praktisi kesehatan

jika pasien yang ditangani menginginkan terapi alternatif selain terapi

konvensional.

1.5.3. Bagi penyelenggara terapi bekam (Rumah Sehat Afiat)

Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan bagi

penyelenggara terapi bekam baik di Rumah Sehat Afiat maupun

penyelenggara lainnya dalam mengedukasi pasien mengenai efek terapi

bekam terhadap nyeri, khususnya NPB.

1.5.4. Bagi peneliti

• Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan

memanfaatkan ilmu yang didapat selama menempuh pendidikan.

• Menambah pengetahuan peneliti mengenai menfaat terapi bekam

untuk penanganan NPB.

• Membuktikan kebenaran hadist Nabi Muhammad akan manfaat

dari terapi bekam sehingga keimanan peneliti semakin bertambah.

• Sebagai prasyarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Page 17: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Bekam

2.1.1.1. Definisi Bekam

Bekam atau hijamah, secara bahasa berasal dari kata al-hajmu yang

artinya ‘mengisap’. Hajama asy-syai’a artinya ‘mengisap sesuatu’. Al-

hajim dan al-hajjam artinya ‘mengisap’. Karena itu praktik pengisapan

darah disebut al-hijamah. Sedangkan secara istilah bekam berarti peristiwa

penghisapan kulit, penyayatan dan mengeluarkan darahnya dari

permukaan kulit, yang kemudian ditampung di dalam gelas.8,10

Bekam dalam kitab-kitab arab adalah mengeluarkan darah dari

kulit dengan cara menghisap, kemudian penyayatan ringan pada

permukaan kulit, kemudian dilakukan penghisapan lagi agar darah bisa

keluar dan menimbulkan kesembuhan dengan izin Allah ta’ala.10

Bekam juga didefinisikan sfebagai terapi kuno dengan

menggunakan sebuah gelas pada daerah tertentu pada kulit yang disayat

ataupun tidak untuk menghisapnya sehingga keluarlah darah pada daerah

spesifik tersebut akibat perbedaan tekanan udara didalamnya.11

Sedangkan dalam perspekif kedokteran barat, bekam didefinisikan

sebagai sebuah terapi ekstraksi darah dari titik-titik spesifik pada kulit

yang diinsisi selebar 1 cm dan sedalam 4 mm, menembus lapisan

epidermis kulit, kemudian darah keluar dari pembuluh darah perifer

sebanyak 50-300 ml selama 5 menit, dan akan meninggalkan ruam

kemerahan atau kehitaman yang akan menghilang dalam waktu 1-2

minggu.12

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bekam adalah sebuah terapi

yang disunnahkan oleh Rasulullah dimana terjadi ekstraksi darah dengan

menggunakan gelas dan alat penghisap pada daerah kulit yang diinsisi

selebar 1 cm dan sedalam 4 mm, sehingga menembus lapisan epidermis

4

Page 18: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

5

kulit, dan karena perbedaan tekanan maka darah tertarik keluar dari

pembuluh darah perifer sebanyak 50-300 ml dalam 5 menit serta akan

menimbulkan ruam kemerahan atau kehitaman. Rangkaian terapi ini pada

akhirnya akan menimbulkan kesembuhan seperti yang diwasiatkan Nabi

Muhammad dalam hadistnya dengan izin Allah ta’ala.

2.1.1.2. Sejarah Bekam

Bekam sudah dikenal sejak 1550 sebelum masehi sebagai

pengobatan tradisional yang sangat populer dan vital oleh masyarakat

Mesir. Hal ini terbukti dari dokumentasi teknik bekam pada lembar

papirus yang ditemukan dekat Sungai Nil. Kemudian terapi bekam secara

tradisi berkembang dan menyebar sampai ke Yunani dan Roma. Bahkan

Hippocrates yang dikenal sebagai bapak kedokteran modern telah

mengelompokannya menjadi bekam basah dan kering.

Bekam juga dikenal dalam tradisi kesehatan di wilayah Asia.

Bekam sudah digunakan di Cina sejak tahun 2 sebelum masehi. Bekam

juga tertulis dalam sebuah buku tua tulisan Bo Shu yang hidup pada

zaman Dinasti Han pada 1973.

Bekam kemudian berkembang sampai ke barat dan benua amerika

sekitar abad 18-19 masehi. Dokter saat itu menggunakan bekam untuk

terapi berbagai kondisi pasien sampai dengan tahun 1860. Setelah tahun

1860, popularitas bekam mulai menurun tapi tak hilang sama sekali.

Bekam juga menyebar sampai ke timur tengah hingga sampai pada

disyari’atkannya bekam 14 abad yang lalu. Nabi Muhammad bersabda,

“Pengobatan terbaik bagimu adalah bekam dan fashdu (venasection)”

(HR. Bukhari Muslim).13

Demikianlah risalah bekam yang kemudian menyebar seiring

dengan menyebarnya ajaran Islam ke seluruh dunia hingga saat ini.

Perkembangan bekam saat ini sangat pesat karena berbagai penelitian yang

Page 19: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

6

dilakukan oleh ilmuwan. Sehingga bekam semakin diyakini manfaatnya.

8,11,14,15

2.1.1.3. Bekam dalam Islam

Kedudukan bekam dalam Islam adalah sunnah. Hal ini sesuai dengan

berbagai hadist Nabi berikut ini :

• Dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda:

“Kesembuhan itu ada dalam tiga hal, Yaitu minum madu, sayatan dengan

alat bekam, dan kay. Namun, aku melarang umatku melakukan kay”16

• Dari Shohihul Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah Saw bersabda :

“Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah bekam” 17

• Rasulullah bersabda :

“Aku diberitahu malaikat jibril, bahwa bekam adalah pengobatan yang

paling bermanfaat bagi manusia.” (Tercantum dalam shohihul Jami’)

• Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda :

“Lima hal termasuk sunnah para Rasulullah : malu, pemaaf, bekam,

siwak dan wewangian” (HR. Tobroni dan Ibnu Jarir)

Prinsip Islam dalam menyikapi orang yang sedang sakit adalah

wajib bagi yang sakit tersebut untuk memeriksakan keadaannya pada

dokter atau pada yang ahli terhadap penyakit yang sedang diderita.

Melaksanakan petunjuk dokter pun merupakan sebuah kewajiban jika hal

itu dapat memperbaiki keadaan dari pasien tersebut. Oleh karena itu ketika

bekam diindikasikan oleh dokter pada seorang pasien maka bekam itu

sendiri menjadi halal dan wajib dilakukan.18

Bekam dalam Islam tergantung pada kondisi dari pasien yang akan

dibekam. Penetapan hukum dalam Islam berkaitan dengan permasalahan

yang dialami pasien, apakah itu dalam kondisi keterpaksaan (dlaruriyat),

kebutuhan (hajiyat) dan kelengkapan untuk memperoleh keindahan

(tahsiniyat). Keadaan pasien yang darurat dan dalam suasana

keterpakasaan menyebabkan bekam tidak boleh dilakukan (haram).

Misalnya, pasien adalah penderita hemofilia sehingga dengan keadaannya

dikontraindikasikan untuk dilakukan bekam yang mengakibatkan

perdarahan hebat walau dengan luka yang kecil.19

Page 20: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

7

Namun jika dengan kondisi pasien yang memang diindikasikan

oleh dokter dapat dibekam maka bekam dianjurkan dan hukumnya bisa

menjadi halal. Usahanya untuk dibekam adalah salah satu bentuk ikhtiar

dan juga sekaligus bermakna sikap tawakal. Sebab tawakal itu sendiri

bermakna hati berpegang teguh kepada Allah swt dalam menghasilkan

manfaat bagi hamba dalam masalah agama ataupun dunianya, dan

menolak bahaya dalam masalah agama atau pun dunia. Oleh karena usaha

pasien untuk bekam menjadi syarat dari sifat tawakal pada Allah swt. 20

Namun bukan berarti bekam adalah satu-satunya pengobatan.

Dalam hadist “Kesembuhan itu ada dalam tiga hal, Yaitu minum madu,

sayatan dengan alat bekam, dan kay. Namun, aku melarang umatku

melakukan kay” disebutkan bahwa pengobatan dapat dilakukan bertahap

sesuai dengan kondisi pasien. Bertahap dari pengobatan dengan 'madu' lalu

bekam dan terakhir dengan penusukan besi panas. Madu hanya sebagai

perumpamaan bahwa pengobatan bisa diusahakan dari yang paling mudah

yaitu dengan minum obat yang dianjurkan oleh dokter. Jika memang

dengan minum obat belum terselesaikan masalah penyakitnya maka dapat

dilakukan bekam (atau dalam kedokteran bisa diwakilkan dengan

pembedahan). Demikianlah Islam mengatur umatnya dalam tatacara

berobat dan pada intinya mempermudah ummatnya dan tidak

mempersulit.21

Page 21: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

8

2.1.1.4. Jenis Bekam

Bekam yang dikenal saat ini ada dua, yaitu : 8,10,11,12

• Bekam Kering

Bekam kering adalah bekam yang tidak diikuti dengan pengeluaran darah.

Bekam hanya dilakukan pada kulit yang intak tanpa diinsisi oleh jarum

atau pisau bekam sebelumnya.

• Bekam Basah

Sedangkan bekam basah adalah bekam yang diawali dengan bekam

kering, lalu kulit diinsisi dengan menggunakan lancet sedalam 4 mm dan

dilanjutkan dengan penghisapan darah dengan hand pump. Pada penelitian

ini peneliti mengambil sampel pasien dengan NPB yang dibekam dengan

jenis terapi bekam basah.

2.1.1.5. Peralatan Bekam

Alat bekam pada dasarnya terdiri dari tiga macam alat, yaitu : 10

• Alat untuk menghisap kulit, jaringan kulit, dan darah

• Hand pump

Gambar 2.1. Hand Pump (Asosiasi Bekam Indonesia - ABI)22

Page 22: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

9

• Alat untuk mengeluarkan darah

- Gelas bekam, lancing device dan jarum lancet steril

Gambar 2.2. Cup berbagai ukuran, Lancet dan Lancet Device 22

• Peralatan medis dan penunjang lainnya

- Handskun, cawan/bengkok, betadin, minyak zaitun.

Gambar 2.3. Handschoen, masker dan Antiseptic 22

Page 23: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

10

Gambar 2.4. Baskom stainless, tissue, minyak zaitun dan larutan pembersih22

2.1.1.6. Tata Cara Terapi Bekam pada Pasien NPB

Berikut adalah tata cara terapi bekam sesuai dengan standar yang

disepakati Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) dan juga yang dilakukan di

Rumah Sehat Afiat :22,23

1. Mengisi identitas pasien

2. Melakukan diagnosa terhadap penyakit pasien dengan anamnesis terhadap

nyeri (Skala Analog Visual) yang dirasakan dan juga pemeriksaan fisik

yang khas untuk NPB dengan melakukan Laseque, Patrick dan kontra

Patrick

3. Identitas dan data penyakit pasien ditulis dalam rekam medik

4. Menyiapkan peralatan yang telah disebutkan sebelumnya dan sudah

disterilkan, dan meminta pasien menyiapkan diri berbaring di matras

bekam yang disediakan.

5. Melakukan antiseptik dengan betadin pada bagian yang akan dibekam dan

diikuti dengan relaksasi oleh terapis bekam pada pasien.

6. Melakukan pembekaman kering terhadap pasien pada titik spesifik untuk

menangani NPB lalu menunggu selama 5 menit

Page 24: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

11

7. Melakukan insisi dengan lancet device dengan jarum yang sudah disiapkan

dan disesuaikan pada titik NPB sebanyak 11-17 kali untuk satu titik. Lalu

menunggu selama 5 menit

8. Melakukan pembersihan pada darah yang keluar. Kemudian melakukan

bekam kembali tanpa insisi untuk memastikan tidak ada lagi darah yang

keluar. Dilanjutkan dengan pemberian betadin pada titik-titik yang diinsisi

oleh lancet.

9. Melakukan anamesis lanjutan untuk menilai SAV pada NPB yang

dirasakan pasien setelah dibekam basah.

Gambar 2.5. Praktik Bekam Basah22

2.1.1.7. Titik Bekam untuk Nyeri Punggung Bawah

Berikut ini adalah titik-titik bekam yang spesifik untuk terapi Nyeri

Punggung Bawah (NPB) :9,23

1. First wet-cupping area : 5 titik meliputi leher (2 titik), pundak (2 titik),

dan 1 titik di medial tubuh setinggi Cervical VII (titik akhda’ain)

2. Second wet-cupping area : 5 titik meliputi pinggang (2 titik), titik ginjal

(2 titik), dan 1 titik tengah setinggi lumbo-sacral

3. Third wet-cupping area : 2 titik meliputi 1 titik yang letaknya 3 jari

dibawah lipatan belakang tungkai kaki kanan dan kiri.

Page 25: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

12

Gambar 2.6. Titik-titik bekam untuk Nyeri Punggung Bawah9

Titik-titik NPB pada Gambar 2.6 didasarkan pada hadist Nabi yang

menganjurkan ummatnya berbekam pada titik sunnah (first wet-cupping

area)

Dari Anas, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah dibekam tiga kali

pada akhda’ain (dua titik kanan dan kiri leher) dan kahil (bahu)” (HR

Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah).24

Sedangkan dua area lainnya merupakan titik-titik bekam yang

merujuk pada titik-titik dalam metode bekam akupuntur.

2.1.2. Nyeri Punggung Bawah

2.1.2.1. Definisi Nyeri

Nyeri adalah suatu rasa sensorik dan pengalaman emosional yang

tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan atau berpotensi

untuk terjadi kerusakan jaringan atau dideskripsikan berdasarkan

kerusakan tersebut.25,26 Jaringan tersebut dapat berupa jaringan kulit,

Page 26: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

13

jaringan saraf, pembuluh darah, fascia, otot, tendon, kartilago, ligamen,

intra artikuler meniskus, bursa, dan lainnya.1

Nyeri punggung bawah (NPB) adalah segala jenis sensasi nyeri

yang dirasakan pada daerah punggung bawah, yaitu daerah lumbal dan

lumbo sakral. NPB bisa timbul akibat penyakit seperti artritis tulang

belakang, herniasi diskus intervertebra atau kelainan anatomis di

punggung bawah, bisa juga karena sprain atau strain.27 Sprain adalah

cedera pada ligamen, akibat regangan ligamen yang berlebihan, sedangkan

strain adalah cedera pada otot atau tendon, akibat regangan otot yang

berlebihan.

Nyeri punggung bawah yang timbul akibat penyakit/kelainan

anatomis umumnya berupa nyeri radikuler yang sering disertai penjalaran

nyeri ke tungkai dan kaki.27 Sedangkan NPB karena sprain atau strain

umumnya bersifat lokal yang bisa berkurang rasa nyerinya dengan

berbaring dan bertambah jika menegakkan punggung. NPB jenis ini

biasanya karena posisi kerja yang tidak ergonomis dan akan timbul jika

penderita istirahat ataupun tidak kerja.

2.1.2.2. Anatomi Tulang Belakang

Tulang belakang adalah salah satu organ tubuh yang berfungsi

untuk menopang tubuh agar dapat berdiri tegak dan melindungi batang

otak (spinal cord). Tulang belakang (vertebrae) terbagi atas tiga

bagian/elemen. Elemen anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus

intervertebralis, serta ditopang oleh ligamentum longitudinale anterior dan

posterior. Elemen posterior tersusun atas lamina, kanalis vertebralis, serta

prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot penyokong dan

pelindung kolumna vertebrae. Elemen posterior vertebra antara satu dan

lain dihubungkan dengan sendi apofisial (faset). Sedangkan bagian tengah

terdiri dari pedikel. Pedikel ini menghubungkan elemen posterior dan

anterior, memindahkan kekuatan yang mengontrol dari elemen posterior

ke anterior.1,28

Page 27: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

14

Gambar 2.7. Struktur Tulang Belakang

Sumber :

A.D.A.M Interactive Anatomy & http://en.wikipedia.org/wiki/Vertebral_column

Stabilitas tulang bergantung pada sistem korpus vertebra dan

diskus intervertebralis serta kedua jaringan penyokong yaitu ligamentum

dan otot. Stabilitas daerah pinggang sangat bergantung pada gerak

kontraksi volunter dan refleks otot-otot sakrospinalis, abdominal, gluteus

maksimus, dan hamstring. Integrasi semua komponen ini diperlukan untuk

menjaga sistem di daerah tulang belakang bekerja dengan baik.1

Beberapa jenis otot seperti muskulus psoas mayor, muskulus psoas

minor, muskulus semispinalis, muskulus kuadratus lumborum, dan

sebagainya berfungsi untuk kestabilan tulang belakang dan berhubungan

dengan gerakan tulang belakang. Otot-otot sekitar tulang belakang ini

mudah mengalami kerusakan akibat beban dan regangan berlebih pada

daerah lumbal.

Page 28: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

15

2.1.2.3. Patofisiologi Nyeri

Gambar 2.8. Jaras Nyeri Substansi P 29

Sumber : Fisiologi Sherwood Edisi 7

Stimulasi nyeri yang menyebabkan kerusakan pada jaringan akan

ditangkap sebagai suatu impuls oleh nociceptor. Kemudian impuls tersebut

akan dihantarkan oleh serabut saraf aferen (serabut saraf delta A dan

serabut C). Kemudian impuls ini akan menyebabkan keluarnya substansi P

(neurotransmitter nyeri) dari ujung saraf aferen di kornu posterior. Lalu

impuls diteruskan melalui ascending pain path ways hingga mencapai

talamus dan korteks serebri untuk kemudian diubah sebagai persepsi nyeri

dan lokalisasi nyeri.29,30

Letak nosiseptor terdapat di seluruh bagain tubuh. Pada daerah

punggung bawah terdapat nosiseptor di berbagai bangunan peka nyeri.

Bangunan peka nyeri tersebut adalah periosteum, 1/3 bangunan luar anulus

fibrosus, ligamentum, kapsula artikularis, fasia dan otot.28

Page 29: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

16

Gambar 2.9. Jaras Nyeri

Sumber : http://www.ncbi.nlm.nih.gov

Impuls akan diterima oleh nosiseptor kemudian akan dibawa ke

orde I neuron (badan selnya ada dibagian serabut dorsal dari ganglion

spinal). Impuls kemudian akan masuk ke spinal cord dan naik 1-3 segmen

spinal cord yang biasa disebut traktus dorsolateral Lissauer. Traktus ini

akan berakhir di cornu posterior substansia grisea yang kemudian impuls

akan bersinaps di orde II neuron, menyebrang melewati bagian medial

spinal cord lalu naik melalui traktus spinotalamikus yang ada di kolumna

lateral substansia alba dan berakhir di talamus (di nukleus ventral

Page 30: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

17

posterolateral). Kemudian impuls bersinaps ke orde III neuron dan

selanjutnya akan diproyeksikan di korteks serebral.31

2.1.2.4. Jenis Nyeri Punggung Bawah

Keadaan yang dapat menimbulkan nyeri punggung bawah dapat

dikelompokan menjadi :1

• Nyeri spondilogenik

• Nyeri neurogenik

• Nyeri viscerogenik

• Nyeri punggung vaskular

• Nyeri punggung psikogenik

Sedangkan pasien NPB yang dimasukan sebagai sampel dalam

penelitian ini adalah pasien dengan nyeri punggung bawah yang tidak

spesifik pada keadaan-keadaan diatas.

Nyeri punggung bawah tidak spesifik adalah nyeri yang mencakup

“intermiten, rekurens, dan episodik” dan termasuk juga empat tipe nyeri :

lokal, alih, radikular dan nyeri yang timbul akibat spasme otot.

2.1.2.5. Faktor Resiko NPB

Beberapa faktor yang berhubungan dengan NPB ada beberapa

yaitu : 1,2,3

• Faktor ergonomis (posisi tubuh janggal, posisi stasis, dan sebagainya)

• Faktor psikososial (gangguan psikis, stress, dan sebagainya)

• Kondisi patologik (penyakit pada tulang belakang)

• Kelainan kongenital

• Kelainan sosiodemografi (jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status

gizi, dan lama kerja)

• Faktor kebiasaan (merokok, olahraga)

Page 31: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

18

2.1.2.6. Pemeriksaan NPB

• Anamnesis 32

1. Onset, termasuk waktu mulainya, durasi, dan frekuensinya

2. Pencetus dan hal yang meredakan atau memperparahnya

3. Gambaran nyerinya

4. Daerah yang mengalami nyeri dan penyebarannya / penjalarannya

5. Derajat nyeri dengan menggunakan Skala Analog Visual (SAV). SAV bisa

dilakukan setelah melakukan pemeriksaan fisik.

6. Pengobatan yang sudah pernah dilakukan

• Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik neurologis yang dilakukan untuk mendeteksi nyeri

punggung bawah adalah pemeriksaan Laseque, pemeriksaan Patrick dan

Kontra Patrick.1,28,32

1. Pemeriksaan Laseque

Pasien diminta tidur terlentang, kemudian salah satu tungkai

diangkat ke atas dalam keadaan lurus, sedangkan tungkai lainnya

dalam keadaan lurus tidak terangkat. Bila ditemukan respon nyeri

saat tungkai dinaikkan sebelum 70 maka tes dinyatakan positif.

Hasil positif menunjukkan adanya rangsangan pada nervus

ischiadicus.

Gambar 2.10. Pemeriksaan Laseque

Sumber : http://intranet.tdmu.edu.ua

Page 32: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

19

2. Pemeriksaan Patrick dan Kontra Patrick

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan nyeri yang berasal

dari daerah sakro-iliaka. Pada pemeriksaan Patrick, pasien diminta

tidur terlentang kemudian dilakukan tindakan fleksi, abduksi, dan

eksorotasi pada kedua tungkainya. Gabungan gerakan ini akan

menyebabkan regangan pada sendi panggul. Apabila ada tanda

patologis di daerah ipsilateral, akan timbul nyeri pada daerah

bokong atau penjalaran nervus ischiadicus. Hasil disebut positif

bila ditemukan respon nyeri saat dilakukan pemeriksaan tersebut.

Sedangkan pada pemeriksaan kontra Patrick, pasien masih

terlentang kemudian dilakukan tindakan fleksi, abduksi, dan

endorotasi. Bila ada tanda patologis pada sakro-iliaka, akan timbul

nyeri pada daerah bokong atau penjalaran nervus ischiadicus. Hasil

disebut positif bila timbul nyeri.

Gambar 2.11. Pemeriksaan Patrick & Kontra Patrick

Sumber : http://ars.els-cdn.com

Page 33: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

20

2.1.2.7. Pengaruh Bekam terhadap Nyeri

Ketika bekam dilakukan dan terjadi insisi yang berulang pada

daerah yang dibekam dan menembus jaringan epidermis. Kerusakan

jaringan ini akan merangsang nosiseptor yang ada didaerah tersebut

sampai kemudian diteruskan hingga menjadi persepsi nyeri dan lokalisasi

nyeri.

Gambar 2.12. Jaras Analgesik (Endogenous opiate)29

Sumber : Fisiologi Sherwood Edisi 7

Seperti yang sudah dijelaskan pada gambar 2.7, pada gambar 2.12

impuls yang sampai di ujung saraf eferen akan menstimulasi keluarnya

substansi P. Hanya tubuh punya mekanisme tersendiri untuk menghambat

impuls nyeri tersebut. dengan mengeluarkan endogeneus opiate (endorfin,

enkefalin) yang dapat menduduki reseptor opiat sehingga substansi P tidak

bisa diteruskan ke otak. Sehingga tidak akan ada persepsi dan lokalisasi nyeri

pada tubuh yang dirangsang nyeri tersebut.29

Page 34: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

21

2.2. Kerangka Teori

2.3. Kerangka Konsep

Page 35: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

22

2.3. Definisi Operasional

No. Variabel Pengukur

an Alat Ukur Cara Pengukuran

Skala

pengukura

n

1 Skala

Nyeri

Peneliti Skala

Analog

Visual

Skala Analog Visual

ditanyakan langsung

kepada pasien sebelum dan

sesudah dibekam. Dalam

skala 1-10.

Numerik

2. Bekam Terapis

Bekam

Sepaket

alat bekam

Bekam yang dilakukan

adalah bekam basah.

Bekam yang menggunakan

lancet untuk mengeluarkan

darah.

3 Nyeri

Punggung

Bawah

Tidak

Spesifik

Peneliti Anamnesis

dan

pemeriksaa

n fisik

(Laseque,

Patrick, &

kontra

Patrick)

Nyeri punggung bawah yang mencakup :

• nyeri “intermiten, rekurens, dan episodik”

• empat tipe nyeri : lokal, alih, radikular, dan nyeri yang timbul akibat spasme otot.

Positif/neg

atif

Page 36: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional (potong lintang)

analitik dengan menggunakan uji statistik numerik berpasangan.33 Variabel

penelitian akan diamati pada periode yang sama. Analisis ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh terapi bekam terhadap penanganan nyeri punggung bawah

(NPB) tidak spesifik berdasarkan Skala Analog Visual.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan, yakni mulai bulan Januari 2012

hingga September 2012 dan bertempat Rumah Sehat Afiat, yang beralamat di

Ruko Griya Cinere II - Jl. Limo Raya No.3.

Tabel 3.1. Rincian Waktu Penelitian

No Bulan Kegiatan Output/Hasil

1 Januari 2012 Pembuatan Proposal Proposal

2 Februari 2012 Pengurusan izin

- Surat Izin Fakultas

Surat Izin Fakultas

- Pembuatan questionnaires questionnaires

- Pembuatan Inform consent Inform consent

4 Maret 2012 –

Juli 2012

- Penyebaran questionnaires

- Pengumpulan data

Data

Agustus –

September

2012

- Pengecekkan data

- Pengolahan data

- Pembuatan laporan

Laporan Hasil

Penelitian

23

Page 37: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

24

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi terjangkau penelitian ini adalah seluruh pasien dengan Nyeri

Punggung Bawah Tidak Spesifik yang berobat di Rumah Sehat Afiat pada Maret

2012 - Juli 2012. Sedangkan sampel penelitian ini adalah para pasien dengan

Nyeri Punggung Bawah Tidak Spesifik yang berobat di Rumah Sehat Afiat saat

pengambilan data dilakukan.

Jumlah sampel diambil dari kelompok kondisi sebelum di bekam dan

kelompok kondisi setelah di bekam. Sehingga terdapat 2 kelompok berpasangan

yaitu kelompok sample sebelum dibekam dan setelah dibekam. (34) (33)

Rumus : � 1 = � 2 = �(� � � � � )�

� � � � ��

Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah, sehinga Z � = 1,64

Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10%, maka Z� =1,28

Selisih minimal yang dianggap bermakna (x1-x2) = 3

Standar deviasi = 3 (dari kepustakaan)

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel minimal yang diperlukan

adalah 35 untuk masing-masing kelompok.

3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi :

• Subyek dengan NPB yang datang ke Rumah Sehat Afiat untuk

dibekam dan setuju untuk dijadikan responden.

• Subyek berusia 17 – 70 tahun

• Subyek sudah menderita NPB minimal sejak 2 minggu sebelum

pengambilan data.

Kriteria Eksklusi :

• Subyek yang tidak mampu berkomunikasi dengan baik (sangat

kesakitan, gangguan mental, dan sebagainya)

Page 38: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

25

• Subyek yang diberikan terapi lain selain bekam (baik farmako

maupun non farmako) oleh terapis sesaat sebelum proses

pembekaman

• Subyek yang kemungkinan mengalami patologi spinal (seperti

carcinoma), kelainan perdarahan (seperti hemofilia), atau kelemahan

gerak yang progresif dan buruk.

3.5. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini meliputi :

1. Variabel bebas : Bekam

2. Variabel terikat : Skala Analog Visual

3.6. Managemen Data

3.6.1. Pengolahan Data

Data responden yang masuk diolah berdasarkan usia, jenis

kelamin, pengalaman bekam, dan juga selisih skala sebelum dan sesudah

bekam. Pengolahan data selanjutnya dilakukan dengan memasukkan data

ke dalam program komputer IBM Statistical Package for Social Science

(SPSS) v.20, lalu diolah lebih lanjut dengan melakukan editing dan coding

sebelumnya.

Pertama dilakukan uji normalitas untuk menilai distribusi data

yang didapatkan normal atau tidak. Hasilnya berguna untuk menentukan

uji pada SPSS pada analisis data yang ada.

Data Skala Analog Visual sebelum dan sesudah dibekam termasuk

data numerik yang berpasangan. Sehingga diindikasikan untuk dilakukan

Uji T Berpasangan. Jika ternyata distribusi data tidak normal maka akan

dilakukan Uji Wilcoxon.

3.6.2. Analisa Data

Skala Analog Visual (SAV)

Tingkatan nyeri yang dirasakan pasien dihitung dengan menggunakan

Skala Analog Visual untuk nyeri. Pengukuran tingkatan ini dilakukan

Page 39: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

26

sebelum dan sesudah dlakukan terapi bekam pada pasien. Skor nya

tergantung jawaban dari pasien mengenai nyeri nya yakni 0-10 dengan

deskripsi :

Gambar 3.1. Skala Analog Visual25

3.7. Alur Penelitian

Page 40: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Distribusi Sampel

4.1.1. Distribusi Sampel

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan Skala Analog

Visual pasien dengan nyeri punggung bawah tidak spesifik sebelum dan sesudah

dibekam di Rumah Sehat Afiat antara bulan Maret – Juli 2012. Total sampel yang

terkumpul sebanyak 35 sampel/responden.

Gambar 4.1. Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 35 responden terdiri dari 28 responden laki-laki dan 7 orang

responden perempuan. Ketimpangan responden antara laki-laki dan perempuan ini

disebabkan karena sangat jarang pasien perempuan yang datang ke Rumah Sehat

Afiat mengeluh nyeri punggung bawah. Selain itu data kunjungan bekam di

Rumah Sehat Afiat memang lebih didominasi oleh laki-laki dari pada perempuan.

Alasan lain yang lebih bersifat pribadi seperti merasa tidak nyaman untuk

membuka baju, untuk kemudian dibekam walaupun sudah disediakan ruangan

khusus untuk bekam wanita yang tertutup, takut jikalau bekas luka bekam tidak

hilang, dan takut dengan tusukan atau insisi jarum bekam akan menimbulkan

nyeri yang tidak nyaman.

80%

20% Laki-Laki (28responden)

Perempuan (7responden)

Jumlah Responden : 35

27

Page 41: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

28

Gambar 4.2. Diagram Distribusi Responden berdasarkan Kelompok Usia

Berdasarkan Gambar 4.2 responden didominasi oleh kelompok usia 34-40

tahun (26%) diikuti kelompok usia 20-26 tahun (24%) dan kelompok usia 41-47

tahun (17%). Memang ada kecenderungan pasien NPB dengan usia muda lebih

bersedia untuk dibekam dengan titik-titik NPB dan dijadikan sampel penelitian.

Ada beberapa pasien NPB yang menolak untuk dibekam karena alasan-alasan

pribadi.

Gambar 4.3. Diagram Distribusi Pengalaman Bekam Pasien NPB Tidak Spesifik

Responden yang dibekam karena NPB tidak spesifik kebanyakan baru

pertama kali dibekam (88,6%). Sehingga ada beberapa responden yang merasa

88%

9%

0% 3%

1x (31 responden) 2x (3 responden)

3x (0 responden) ≥4x (1 responden)

24%

15%

26%

17%

0%

3%

15%

20-26 th

27-33 th

34-40 th

41-47 th

48-54 th

55-61 th

62-69 th

Page 42: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

29

senang sekali ketika awalnya dia nyeri punggung bawah, setelah dibekam

nyerinya berkurang bahkan ada yang sampai hilang (SAV sesudah skala 0 (2%)).

Gambar 4.4.

Diagram Distribusi Selisih Skala Analog Visual Sebelum dan Sesudah Bekam

Walaupun pada Gambar 4.4 diketahui bahwa penurunan skala nyeri rata-

rata 2-3 skala, secara umum bekam berhasil mengurangi rasa nyeri pada seluruh

responden. Hal ini terbukti bahwa semua responden 100% merasakan adanya

pengurangan skala analog visual.

4.1.2. Perbandingan Rerata Level Nyeri Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2. Rerata Level Nyeri Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan

Me

an

Medi

an

Std.

Deviasi

Min

.

Ma

ks.

Me

an

Medi

an

Std.

Deviasi

Min

.

Ma

ks

SAV sebelum 5.54 5 1.503 2 9 6.14 6 2.673 2 10

SAV sesudah 3 3 1.388 0 5 3 3 2.082 1 7

Selisih Penurunan

SAV

2.54 2.5 1.071 1 5 3.14 2 2.116 1 7

1 skala (6 responden)

19%

2 skala (12 responden)

38%

3 skala (10 responden)

31%

4 skala (4 responden)

12%

5 skala (2 responden)

6%

7 skala (1 responden)

3%

Page 43: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

30

Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan bahwa secara rata-rata penurunan skala

analog visual responden perempuan lebih besar dari pada rata-rata penurunan

skala analog visual responden laki-laki.

4.1.3. Perbandingan Rerata Level Nyeri Berdasarkan Pengalaman Bekam

Tabel 4.3. Rerata Level Nyeri Berdasarkan Pengalaman Bekam

Jumlah

Bekam

Penurunan SAV (SAV sebelum – SAV sesudah) Jumlah

Mean Median Std. Deviasi Min. Maks.

1x 2.55 2 1.312 1 7 31

2x 3 3 1 2 4 3

3x 0 0 0 0 0 0

≥4x 5 - - 5 5 1

Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan bahwa secara rata-rata penuruan skala

analog visual bagi responden yang baru pertama kali dibekam jauh lebih kecil dari

pada rata-rata penurunan skala analog visual responden yang sudah pernah bekam

lebih dari 4 kali.

4.1.4 Hasil Uji Normalitas pada Kelompok Sebelum Bekam

Tabel 4.4. Uji Normalitas VAS Kelompok Sebelum Bekam

Shapiro-Wilk

Statistik df Sig.

SAV sebelum 0.929 35 0.027

Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan hasil uji normalitas secara analitis

dengan menggunakan Uji Shapiro-Wilk ( N < 50) berupa nilai p = 0.027. Karena

nilai p < 0.05 maka dapat disimpulkan distribusi data VAS kelompok sebelum

bekam tidak normal. Karena distribusi yang tidak normal ini maka diusahakan

dengan transformasi variabel SAV sebelum dengan menggunakan SPSS namun

tidak ada perubahan.

Page 44: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

31

4.1.5 Hasil Uji Normalitas pada Kelompok Sesudah Bekam

Tabel 4.5. Uji Normalitas VAS Kelompok Sesudah Bekam

Shapiro-Wilk

Statistik df Sig.

SAV sesudah 0.948 35 0.096

Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan hasil uji normalitas secara analitis

dengan menggunakan Uji Shapiro-Wilk (N < 50) berupa nilai p = 0.096. Karena

nilai p > 0.05 maka dapat disimpulkan distribusi data VAS kelompok setelah

bekam normal.

4.1.6. Hasil Uji Normalitas pada Data Selisih Skala Analog Visual Sebelum

dan Sesudah Bekam

Tabel 4.6. Uji Normalitas VAS Kelompok Sesudah Bekam

Shapiro-Wilk

Statistik df Sig.

SAV sesudah 0.878 35 0.001

Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan hasil uji normalitas secara analitis

dengan menggunakan Uji Shapiro-Wilk ( N < 50) berupa nilai p = 0.001. Karena

nilai p < 0.05 maka dapat disimpulkan distribusi data selisih VAS sebelum dan

sesudah bekam tidak normal. Karena distribusi yang tidak normal ini maka

diusahakan dengan transformasi variabel selisih VAS tersebut dengan

menggunakan SPSS namun tidak ada perubahan.

Page 45: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

32

4.1.7. Perbandingan Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Bekam Berdasarkan

Jenis Kelamin

Tabel 4.7. Perbandingan Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Bekam Berdasarkan

Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan p

SAV sebelum* 5 (2-9) 6 (2-10) 0.579

SAV sesudah** 3±1.388 3±2.082 1.000

Selisih SAV* 2.5 (1-5) 2 (1-7) 0.765

* Uji Mann-Whitney | ** Uji T tidak berpasangan

Median Skala Analog Visual sebelum terapi bekam pada laki-laki adalah 5

(2-9) dan pada perempuan adalah 6 (2-10). Berdasarkan statistik menggunakan

Uji Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan bermakna antara keduanya (p =

0.579).

Rata-rata Skala Analog Visual sesudah dibekam pada laki-laki adalah

3±1.388 sedangkan pada perempuan adalah 3±2.082. Terdapat selisih yang kecil

diantara keduanya, namun sacara statistik dengan Uji T tidak berpasangan

didapatkan hasil tidak bermakna (p = 1.000)

Median data selisih Skala Analog Visual pada laki-laki adalah 2.5 (1-5)

sedangkan pada perempuan adalah 2 (1-7). Berdasarkan statistik menggunakan

Uji Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan bermakna antara keduanya (p =

0.765).

Page 46: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

33

4.1.8. Hasil Uji 2 Kelompok Berpasangan (Uji Wilcoxon)

Berdasarkan uji normalitas pada kedua kelompok yang berpasangan,

kelompok VAS sebelum tidak memenuhi syarat untuk diuji statistik menggunakan

Uji T-Berpasangan. Oleh karena sudah diusahakan untuk transformasi data namun

hasilnya tetap distribusi data kelompok VAS sebelum tidak normal, maka kedua

kelompok berpasangan dengan distribusi tidak normal ini diuji dengan Uji

Wilcoxon.35 Berikut adalah hasil Uji Wilcoxon.

Tabel 4.7.1. Hasil Uji Wilcoxon (Ranks)

N Mean

Rank

Sum of

Ranks

SAV sesudah - SAV

sebelum

Negative

Ranks

35a 18.00 630.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 0c

Total 35

a. SAV sesudah < SAV sebelum

b. SAV sesudah > SAV sebelum

c. SAV sesudah = SAV sebelum

Berdasarkan Tabel 4.7.1 didapatkan bahwa terdapat 35 orang dengan nilai

VAS sesudah lebih rendah dari pada VAS sebelum, tidak terdapat nilai VAS

sesudah lebih tiggi dari pada VAS sebelum, dan tidak ada nilai VAS yang sama

antara sebelum dan sesudah bekam.

Tabel 4.7.2. Hasil Uji Wilcoxon (Test Statistics)

SAV sesudah

- SAV

sebelum

Asymp. Sig. (2-

tailed)

.000

Berdasarkan Tabel 4.7.2 didapatkan bahwa nilai p = 0.000. Oleh karena

nilai p < 0.05, maka dapat disimpulkan terdapat perubahan SAV yang signifikan

antara sebelum bekam dan sesudah bekam.

Page 47: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

34

4.2. Pembahasan

Gambar 4.5. Jaras Analgesik (Endogenous opiate)29

Sumber : Fisiologi Sherwood Edisi 7

Perubahan Skala Analog Visual yang signifikan ini disebabkan oleh

banyaknya opiat endogen dalam tubuh yang pengeluarannya distimulasi oleh

bekam. Seperti yang telah dibahas bahwa nyeri punggung bawah yang diderita

pasien sebenarnya sudah ditangani oleh tubuh, hanya telah melewati batas ambang

nyeri. Dengan terapi bekam yang menimbulkan stimulasi nyeri yang baru maka

akan meningkatkan produksi opiat endogen.

Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.5 diatas opiat endogen

merupakan hasil dari stimulasi nyeri pada bagian periaqueductal gray matter,

spesific nuclei di medulla, dan reticular formation. Ketiga regio inilah yang

membentuk sistem analgetik dalam tubuh atau dikenal sebagai descending

analgetic pathway. Stimulasi pada periaqueductal gray matter akan direspon oleh

spesific nuclei di medulla dan reticular formation. Kemudian impuls akan

dilanjutkan melalui inhibitory interneurons di kornu dorsalis medula spinalis.

Dibagian inilah dihasilkan opiat endogen seperti endorfin, enkefalin, dan dinorfin

yang akhirnya akan dilepas ke ujung saraf aferen. Opiat endogen ini akan

berikatan dengan reseptor opiat dan akan menghambat pengeluaran substansi P

sehingga hal ini akan menghambat transmisi impuls nyeri sepanjang ascending

pain pathways. Sehingga dapat disimpulkan nyeri punggung bawah tidak spesifik

pada pasien ditekan oleh adanya opiat endogen seperti endorfin.29

Page 48: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

35

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pasien dengan nyeri punggung bawah tidak spesifik merasakan adanya

penurunan rasa nyeri setelah diterapi bekam.

2. Terdapat penurunan Skala Analog Visual yang signifikan sebelum dan

sesudah bekam. Penurunan berkisar 2-3 skala pada Skala Analog Visual.

3. Penurunan skala nyeri kemungkinan disebabkan oleh pengeluaran endorfin

atau enkefalin (opioid endogen) yang distimulasi oleh bekam.

4. Walaupun bekam efektif mengurangi rasa nyeri pada pasien NPB TS,

namun biaya bekam yang cukup mahal menjadi kendala tersendiri bagi

pasien. Pasien cenderung akan menggunakan obat-obatan konvensional

untuk mengatasi nyerinya.

5. Bekam belum bisa dijadikan terapi definitif oleh praktisi kesehatan karena

belum banyak penelitian spesifik terkait penyakit yang diderita oleh

pasien.

5.2. Saran

• Pada penelitian ini jumlah subjek yang ada tidak cukup seimbang antara

subjek penelitian laki-laki (28 orang) dan perempuan (7 orang). Sehingga

analisis yang dilakukan berkaitan dengan jenis kelamin tidak representatif.

Oleh karena itu diharapkan pada penelitian selanjutnya jumlah subjek bisa

diseimbangkan dan ditambah agar lebih representatif.

• Penelitian ini menggunakan pasien yang menderita nyeri punggung bawah

yang tidak spesifik penyebabnya. Oleh karena itu penelitian ini bisa

dikembangkan dengan menggunakan subjek penelitian dengan nyeri

punggung bawah yang spesifik penyebabnya.

• Penelitian ini hanya menggunakan instrumen pengukuran nyeri Skala

Analog Visual. Ada banyak instrumen lain yang bisa dimanfaatkan untuk

penelitian selanjutnya, seperti McGill Pain Questionnaires, Medication

Quantification Scale (MQS), dan Oswestry Pain Disability Index (ODI).

35

Page 49: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

36

DAFTAR PUSTAKA

1. Wong DA, et al. Macnab's Backache, 4th ed. Colorado : Lippincott Williams

& Wilkins, 2007.

2. Waldron HA, Edling C. Occupational Health Practice, 4th ed. New York :

Oxford University Press Inc, 2004.

3. Snashall D, Patel D. ABC of Occupational and Environmental Medicine, 2nd

ed. London : BMJ Publishing Group, 2003.

4. World Health Organization. Chronic Rheumatic Conditions. Geneva : WHO,

2005.

5. Anderson, GBJ. Epidemiological Features of Chronic Low Back Pain.

London : Lancet, 1999.

6. Christianto, Fredy. (Tesis) Prevalensi Nyeri Punggung Bawah Serta

Hubungannya dengan Kesesuaian Cara Kerja, Lingkungan Kerja, dan

Faktor Lain yang Mempengaruhinya pada Perajin Keramik. Jakarta :

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011.

7. Saputra, Hardiono Teddy. (Tesis) Prevalensi Nyeri Punggung Bawah dan

Faktor-Faktor yang Berhubungan Pada Petugas Laki-Laki Ambulans Gawat

Darurat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.

8. Sharaf, Ahmad Razak. Penyakit dan Terapi Bekamnya : Dasar-Dasar Ilmiah

Terapi Bekam. Surakarta : Thibbia, 2012.

9. Farhad, K, Schwebel, DC, Saeb, M. Elsevier : Complementary Therapies in

Medicine. The effectiveness of wet-cupping for nonspecific low back pain in

Iran: A randomized controlled trial. [Online] Januari 2009. [Cited: Agustus

7, 2012.] http://www.complementarytherapiesinmedicine.com/article/S0965-

2299%2808%2900063-0/abstract.

10. Umar, Wadda' A. Sembuh dengan Satu Titik. Solo : Al-Qowwam, 2008.

11. Bondok, Sahbaa M. Cupping : The Great Missing Therapy. Cairo : Dar Al-

Salam Publishing, 2006.

12. Manz, Hedwig. The Art of Cupping. Germany : Thieme, 2009.

13. Al-Bukhari. No. 5371.

Page 50: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

37

14. Alu Nashr, Muhammad Musa. Bekam : Cara Pengobatan Menurut Sunnah

Nabi. Jakarta : Pustaka Imam Asy-Syafi'i, 2005.

15. Gray, Jerry D. Rasulullah is My Doctor. Jakarta : Sinergi Publishing, 2010.

16. Al-Bukhari. No. 5280 dan 5681.

17. —. Ath-Thibb No.5696 bab XII : Al-Hijamah minad Da’i.

18. Uddin, Jurnalis. Islam untuk Disiplin Ilmu Kedokteran dan Kesehatan I.

Jakarta : Departemen Agama RI, 2002. pp. 129-35.

19. Lubis, Ridwan. Dokter Muslim : Kedokteran Islam : Sejarah, Hukum, dan

Etika. Jakarta : FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. pp. 124-25.

20. Qayyim Al-Jauziyyah, Ibnu. Tata Cara Pengobatan Ala Nabi. Jakarta :

Syaifa Pressindo, 2010. p. 5.

21. Kamali. (Skripsi) Konsep Kesehatan dan Pengobatan Rasulullah : Studi

Analisis Terhadap Matan Hadist. Jakarta : FUF UIN Syarif Hidayatullah,

2005.

22. Anonim. Bekam Mukjizat Nabi. Jakarta : Asosiasi Bekam Indonesia (ABI),

2011.

23. Assegaf, Muhammad Ali Toha. BEKAM. Jakarta : Rumah Sehat Afiat.

24. Imam, Ahmad, Dawud, Abu. Majah, Ibnu. Musnad Imam Ahmad (IV/12192),

Abu Dawud (At-Thibb : 3860), Ibnu Majah (3483).

25. Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit. Jakarta : EGC, 2006.

26. Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jakarta : Pusat Penerbitan

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.

27. Levy BS, Wegman D. Occupational Health : Recognizing and Preventing

Work Related Disease and Injury, 4th ed. Boston : Lippincott Williams and

Wilkins, 2000.

28. Suryamiharja, Andradi, Sadeli, Henny A and Meliala, K.T.R Lucas. Nyeri

Punggung Bawah. Jakarta : PERDOSSI, 2003.

29. Sherwood, Lauralee. Human Physiology : From Cells to Systems 7th Ed.

USA : Brooks/Cole, Cengage Learning, 2010.

30. I, Mas'ud. Fisiologi Nyeri dan Pengaruh Penggunaan Analgetik Spesifik.

Malang : Majalah Kedokteran UNIBRAW, 1993. Vol. IX.

Page 51: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

38

31. Budiman, Gregory. Basic Neuroanatomical Pathways. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI, 2008.

32. Pain Management Series : Pathophysiology of Pain and Pain Assessment.

[Online] 2010. [Cited: September 10, 2012.] http://www.ama-

cmeonline.com/pain_mgmt/printversion/ama_painmgmt_m1.pdf.

33. Sastroasmoro, Sudigdo. Ismael, Sofyan. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian

Klinis Edisi Ke-3. Jakarta : Sagung Seto, 2010.

34. Dahlan, Sopiyudin. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Dalam

Penelitian Kedokteran & Kesehatan Ed.2. Jakarta : Penerbit Salemba

Medika, 2009.

35. —. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Penerbit Salemba

Medika, 2009.

Page 52: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

39

Lampiran 1 Kuesioner

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA NYERI PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH TIDAK SPESIFIK

DI RUMAH SEHAT AFIAT TAHUN 2012

LEMBARAN PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : L / P

Alamat :

No Hp :

Pengalaman menggunakan bekam : pertama / lebih

Menyatakan bahwa saya bersedia turut serta (untuk bekam dan mengisi kuisioner sesuai ketentuan) dalam penelitian mengenai :

Pengaruh terapi bekam terhadap perubahan skala nyeri pada pasien dengan nyeri punggung bawah tidak spesifik di Rumah Sehat Afiat 2012

Keikutsertaan saya dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Demikianlah pernyataan ini saya sampaikan

Tempat :

Hari/tanggal :

Pasien yang diteliti Mahasiswa yang meneliti

( ) ( Pradipta Suarsyaf )

Page 53: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

40

DAFTAR KUISIONER

Tanggal pengisian kuisioner : .................................................................... Nama :..................................................................... Tempat, tanggal lahir :..................................................................... Jenis kelamin : laki laki / perempuan Alamat :.....................................................................

......................................................................

......................................................................

.....................................................................

...................................................................... 1. Apakah anda sedang mengalami nyeri kepala/sakit kepala?

A. Ya B. Tidak

2. Jika ya, berapa level nyeri yang anda rasakan sebelum dibekam ? (DI ISI SEBELUM DIBEKAM, tuliskan dalam bentuk angka. level nyeri bisa dilihat pada gambar di halaman terakhir) Level nyeri saya = .......................................

3. Sudah berapa lama anda mengalami nyeri kepala tersebut? A. 1 jam yang lalu B. 1 Hari yang lalu C. 1 Bulan yang lalu D. 1 Tahun yang lalu E. Lainnya (.................................)

4. Sejak awal anda mengalami nyeri kepala hingga sekarang, sudah berapa kali anda

mendapatkan terapi bekam? A. 1x B. 2x C. 3x D. 4x E. Lainnya (...................................)

5. Apakah anda rutin mendapatkan terapi bekam walaupun tidak sedang mengalami

nyeri kepala? A. Ya B. Tidak

6. Jika ya, seberapa sering anda mendapatkan terapi bekam tersebut secara rutin?

A. 1 x sehari B. 1 x seminggu C. 1 x sebulan D. 1 x setahun E. Lainnya (........................................)

7. Mengapa anda rutin dibekam?

A. Untuk menjaga kesehatan B. Mengobati penyakit lain (sebutkan penyakitnya : .....................................) C. Lainnya (.......................................................................................)

Page 54: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

41

8. Setelah dibekam, berapa level nyeri yang anda rasakan? (DI ISI SETELAH DIBEKAM, tuliskan dalam bentuk angka. level nyeri bisa dilihat pada gambar di halaman terakhir) Level nyeri saya = .......................................

Skala Keterangan

0 tidak terasa nyeri sama sekali 1 - 3 nyeri ringan (masih bisa berkomunikasi dengan baik)

4 - 6 nyeri sedang; (bisa berkomunikasi namun menyeringai, mendesis, bisa menunjukan lokasi nyeri dan mendeskripsikannya)

7 - 8 nyeri berat yang masih bisa di kontrol; (tidak dapat mengikuti perintah tapi bisa merespon tindakan, bisa menunjukan lokasi nyeri, tidak bisa mendskripsikannya, tidak bisa diatasi dengan berganti posisi, menarik nafas yang dalam)

9 - 10 nyeri berat yang tidak bisa di kontrol; (sudah tidak mampu berkomunikasi dan memukul mukul)

Terima kasih atas partisipasi Anda untuk mengisi kuisioner yang saya berikan. Karena

dengan mengisi kuisioner ini berarti Anda telah membantu saya untuk menyelesaikan

tugas prasyarat penelitian ini. Saya menghargai Anda dengan menjamin kerahasiaan dari

data dan informasi yang anda telah berikan dengan sebaik-baiknya.

Page 55: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

42

Lampiran 2 Data Hasil Uji Statistik

1. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

2. Distribusi Responden

Variabel Jumlah Presentase Min. Maks. Mean Std.

Deviasi

Usia 20 th 69 th 38.43 th 14.376

20-26 th 8 22.9%

27-33 th 5 14.3%

34-40 th 9 25.7%

41-47 th 7 17%

48-54 th 0 0%

55-61 th 1 2.9%

62-69 th 5 14.3%

Pengalaman Bekam 1x 4x 1.17 x 0.568

1x 31 88.6%

2x 3 8.6%

3x 0 0%

≥4x 1 2.9%

SAV sebelum 2 10 5.66 1.765

2 2 5.7%

3 2 5.7%

4 1 2.9%

5 13 37.1%

6 8 22.9%

7 5 14.3%

8 1 2.9%

9 2 5.7%

10 1 2.9%

SAV sesudah 0 7 3 1.515

0 1 2.9%

Page 56: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

43

1 4 11.4%

2 10 28.6%

3 7 20%

4 7 20%

5 5 14.3%

6 0 0%

7 1 2.9%

Selisih Penurunan SAV 1 7 2.66 1.327

1 6 17.1%

2 12 34.3%

3 10 28.6%

4 4 11.4%

5 2 5.7%

7 1 2.9%

3. Perbandingan Rerata Level Nyeri Berdasarkan Usia

SAV

sebelum SAV

sesudah

Selisih Penurunan Nilai SAV

Jenis Kelamin

Laki-Laki Total N 28 28 28

Mean 5.54 3.00 2.54

Median 5 3 2.5

Std. Deviation

1.503 1.388 1.071

Minimum 2 0 1

Maximum 9 5 5

Perempuan Total N 7 7 7

Mean 6.14 3.00 3.14

Median 6 3 2

Std. Deviation

2.673 2.082 2.116

Minimum 2 1 1

Maximum 10 7 7

Page 57: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

44

4. Perbandingan Rerata Level Nyeri Berdasarkan Pengalaman Bekam

Pengalaman dibekam

Selisih Penurunan Nilai SAV 1x Total N 31

Mean 2.55

Std. Deviation

1.312

Minimum 1

Maximum 7

2x Total N 3

Mean 3.00

Std. Deviation

1.000

Minimum 2

Maximum 4

>4x Total N 1

Mean 5.00

Std. Deviation

Minimum 5

Maximum 5

5. Uji Normalitas pada Kelompok Sebelum & Sesudah Bekam

6. Hasil Uji 2 Kelompok Berpasangan (Uji Wilcoxon)

Page 58: PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25665/1/Pradipta... · intervention. This study used a cross-sectional study design.

45

Lampiran 3 Identitas Penulis

Nama : Pradipta Suarsyaf

NIM : 109103000026

Tempat Tgl Lahir : Sukabumi, 6 September 1990

Jenis Kelamin : Laki-laki

Handphone : 08578 234 0 567

E-mail : [email protected]

Alamat Domisili : Wisma Sakina (R.2.22) – Jl. SD Inpres Rt.02/09 – 15419

Pisangan Barat Ciputat Tangerang Selatan

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK Persatuan Islam (PERSIS) Cianjur, 1994-1996

2. SD Negeri Ibu Jenab I Cianjur, 1996-2002

3. SMP Islam Terpadu Al-Hikmah Jakarta, 2002-2005

4. SMA Negeri 28 Jakarta, 2005-2008

5. S-1 Fisika - FMIPA Institut Teknologi Bandung (ITB), 2008-2009

6. S-1 Pendidikan Dokter – FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009-

Sekarang