PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA...
Transcript of PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA...
Jurnal Akuntansi ISSN 2302-0164
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp. 142- 150
Volume 2, No. 1, November 2012 - 142
PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA
AUDITOR MELALUI MOTIVASI KERJA SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING STUDI PADA AUDITOR INTERN
DI PEMERINTAH PROVINSI ACEH
Zainuddinn Abdullah1, Darwanis
2, Basri Zein
2
1) Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: This study aims to look at factors that affect the performance of auditors. The factors that affect are work stress variabel and work motivation variabel as an intervening variable in the Governing of Aceh province. The study was conducted using census techniques in data collection. Data was obtained from 42 respondents in the Government of Aceh, And data processing using multiple linear regression analysis using SPSS 11. From the results of data processing to simultaneously work stress and work motivation budget significantly influence auditor performance in the Provincial Government of Aceh
Keywords: Work Stress, Work Motivation and Auditor Performance
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang mempengaruhi kinerja auditor. Faktor yang
mempengaruhi yakni variabel stres kerja dan motivasi kerja sebagai variabel intervening di
Pemerintahan Aceh. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sensus dalam pengambilan
data. Data di peroleh dari 42 responden di Pemerintah Aceh. Pengolahan data menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS 11. Dari hasil pengolahan data
secara simultan stres kerja dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor yang ada
di Pemerintah Aceh.
Kata Kunci: Stres kerja, Motivasi kerja dan Kinerja Auditor
PENDAHULUAN
Di era globalisasi, kebutuhan akan
adanya pemeriksaan laporan keuangan
oleh seorang auditor tidak dapat dielakkan
lagi, justru menjadi suatu kebutuhan utama
sebelum para pengambil kebijakan
mengambil keputusan. Auditor internal
pemerintahan menjadi profesi yang
diharapkan banyak orang untuk
meletakkan kepercayaan pada pemeriksaan
dan pengawasan internal yang diberikan.
Kinerja yang dihasilkan oleh auditor
inspektorat daerah menjadi syarat utama
bagi ukuran keberhasilan suatu organisasi
pemerintah.
Kinerja auditor merupakan
perwujudan kerja yang dilakukan dalam
mencapai hasil kerja yang lebih baik atau
lebih menonjol ke arah tercapainya tujuan
organisasi. Pencapaian kinerja auditor
yang lebih baik harus sesuai dengan
standar dan kurun waktu tertentu
(Goldwasser, 1993), yaitu: Pertama,
kualitas kerja yaitu mutu menyelesaikan
pekerjaan dengan bekerja berdasar pada
seluruh kemampuan dan keterampilan serta
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
143 - Volume 2, No. 1, November 2012
pengetahuan yang dimiliki oleh auditor.
Kedua, kuantitas kerja yaitu jumlah hasil
kerja yang dapat diselesaikan dengan
target yang menjadi tanggung jawab
pekerjaan auditor serta kemampuan untuk
memanfaatkan sarana dan prasarana
penunjang pekerjaan. Ketiga, ketepatan
waktu yaitu ketepatan waktu yang tersedia
untuk menyelesaikan pekerjaan.
Sebagai lembaga internal audit
pemerintah yang menghasilkan berbagai
produk pengawasan seperti General Audit,
Operational Audit dan Special Audit serta
mempunyai sumber daya manusia yang
berstatus sebagai tenaga fungsional audit.
Inspektorat seringkali menghadapi
berbagai masalah diantaranya adalah
tuntutan untuk selalu mengedepankan
sikap profesionalisme bagi auditornya
yang dalam hal ini banyak dipengaruhi
oleh stress kerja dan motivasi kerja yang
dimiliki dalam menjalankan tugas-
tugasnya (BPKP, 2008).
Tingkat dan kualitas kinerja auditor
ditentukan oleh beberapa faktor baik
perseorangan maupun lingkungan.
Menurut Gibson (Muchsin, 2003) terdapat
tiga faktor yang mempengaruhi kinerja
yaitu faktor individu yang berasal dari
dalam diri seseorang, faktor organisasi,
dan faktor psikologis. Faktor individu
dapat berupa motivasi, kemampuan
pengetahuan dan ketrampilan, pengalaman
dan sikap. Faktor organisasi dapat berupa
sturktur organisasi, pemimpin, rekan
sejawat, beban pekerjaan, rancangan kerja,
kondisi kerja. Faktor ini tidak dapat berdiri
sendiri namun merupakan suatu kesatuan
yang saling terkait satu dengan yang lain,
sehingga dapat dikatakan kinerja seorang
auditor tidak hanya dipengaruhi oleh satu
faktor saja. Dalam penelitian ini akan
memaparkan mengenai stres kerja dan
motivasi kerja yang mempengaruhi akan
kinerja auditor terutama di kinerja auditor
di Inspektorat Aceh.
Sebagai kumpulan individu, setiap
unit bisnis akan selalu berhadapan dengan
permasalahan di bidang sumber daya
manusia. Diantara permasalahan pada
bidang ini adalah tentang stres kerja,
motivasi kerja, dan kinerja karyawan.
Stres kerja secara umum merupakan
suatu fenomena yang dialami oleh
seseorang pada saat apa yang diharapkan
tidak menjadi suatu kenyataan dan kondisi
ini membuat suatu tekanan dalam
hidupnya (Newstrom dan Davis, 1997).
Kondisi stres ini selalu memiliki pengaruh
negatip, terutama pada kinerja individu
yang menjalaninya. Pada sisi lain, stres
yang berkelanjutan atau stres yang tidak
ditangani secara serius cenderung
melahirkan suatu bentuk traumatik yang
relatif sukar untuk dikembalikan (Cordes
dan Daugherty, 1993).
Kondisi stres kerja yang dapat
mengurangi pencapaian kinerja karyawan
dapat diantisipasi melalui variabel
intervening (Suprihanto J. et. al., 2003).
Hal ini bermakna bahwa pengaruh stres
kerja terhadap kinerja karyawan dapat
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, November 2012 - 144
tidak terjadi secara langsung tetapi melalui
motivasi kerja. Dengan demikian, apakah
hadirnya motivasi kerja dapat sebagai
penengah (intervening) antara stres kerja
dan kinerja auditor, masih menjadi
fenomena yang serius dari suatu unit
bisnis.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendapatkan bukti empiris
mengenai stres kerja mempengaruhi
kinerja auditor yang dimediasi motivasi
kerja sebagai variabel intervening pada
auditor Pemerintah Aceh.
Pembahasan hasil penelitian ini akan
dibagi menjadi beberapa sub bab. Sub bab
berikut akan membahas mengenai kajian
pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis,
sub bab ketiga mengenai metodologi
penelitian yang digunakan untuk menguji
hipotesis. Sub bab keempat membahas
mengenai hasil analisis dan pembahasan
dan sub bab terakhir mengenai kesimpulan,
keterbatasan dan saran.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Stres Kerja
Stres adalah keseimbangan antara
bagaimana seseorang memandang
tuntutan-tuntutan dan bagaimana seseorang
berpikir bahwa seseorang itu dapat
mengatasi semua tuntutan yang
menentukan apakah seseorang tidak
merasakan stres, merasakan eustres
(tanggapan positip) atau distress
(tanggapan negatip) (Looker dan Olga,
2005:44).
Tuntutan-tuntutan atau faktor-faktor
lingkungan yang menimbulkan stres
disebut stressor. Dengan kata lain, stressor
adalah suatu prasyarat untuk mengalami
respons stres. Respons stres adalah satu
langkah yang penting dan perlu dalam
upaya untuk mengatasi stres secara efektif.
Istilah respons stres menggambarkan
serangkaian respons yang berbeda dan
komplek yang dibuat oleh tubuh manusia
terhadap tuntutan atau tekanan yang
dihadapinya. Respon stres selalu aktif
sampai pada suatu tingkatan, yang bekerja
di dalam zona normal keseimbangan stres
agar mampu mengatasi perubahan-
perubahan harian dalam lingkungan.
Ketika tekanan-tekanan tidaklah biasa,
baru atau berlebihan, tantangan atau
ancaman yang muncul, maka respons
memastikan bahwa tubuh selalu berada
dalam keadaan siaga untuk mengatasi
stres. Oleh karena tekanan-tekanan dapat
mengancam hidup, fisik, emosional, maka
respons tubuh harus sesuai untuk
mengatasi tipe situasi yang dihadapinya
(Looker dan Olga, 2005:44).
Mengenali gejala-gejala dalam
respons stres dan mengidentifikasi stres
sangat penting dalam usaha untuk
mengurangi distress, menghindari stres
yang parah, serta membuat stres yang
berguna (eustress). Sebagian besar gejala-
gejala stres dijelaskan dengan melihat
tanda-tanda fisiologis respons stres dalam
tubuh.
Berdasarkan beberapa uraian diatas,
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
145 - Volume 2, No. 1, November 2012
penulis menyimpulkan bahwa stres
merupakan suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan
kondisi seseorang dimana ia terpaksa
memberikan tanggapan melebihi
kcmampuan penyesuaian dirinya terhadap
suatu tuntutan eksternal (lingkungan).
Stres yang terlalu besar dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk menghadapi
lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri
para karyawan berkembang berbagai
macam gejala stres yang dapat
mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Nimran (1999) stres kerja
dapat diukur dengan beberapa komponen
indikator, yaitu : a. Konflik peran, b.
Kelebihan beban kerja, c. Waktu kerja, d.
Ketidakjelasan peran, dan e. Pengaruh
pimpinan.
Motivasi Kerja
Motivasi kerja (Robbins, 2006: 214)
adalah proses yang berperan pada
intensitas, arah, dan lamanya berlangsung
upaya individu ke arah pencapaian sasaran.
Tiga unsur kunci dalam motivasi adalah
intensitas, arah, dan berlangsung lama.
Intensitas terkait dengan seberapa keras
seseorang berusaha. Akan tetapi, intensitas
yang tinggi, kemungkinan tidak akan
menghasilkan kinerja yang diinginkan jika
upaya itu tidak disalurkan ke arah yang
menguntungkan perusahaan. Pada
akhirnya, motivasi memiliki dimensi
berlangsung lama. Ini adalah ukuran
tentang berapa lama seseorang dapat
mempertahankan usahanya.
Dalam hubungannya dengan
lingkungan kerja, Mangkunegara
(2002:94) mengemukakan bahwa motivasi
kerja didefinisikan sebagai kondisi yang
berpengaruh membangkitkan,
mengarahkan, dan memelihara perilaku
yang berhubungan dengan lingkungan
kerja.
Kinerja Auditor
Kinerja pada dasarnya adalah apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan
karyawan. Kinerja adalah yang
mempengaruhi seberapa banyak mereka
memberi kontribusi kepada organisasi.
Perbaikan kinerja baik untuk individu
maupun kelompok menjadi pusat perhatian
dalam upaya meningkatkan kinerja
organisasi. Indikator kinerja auditor
Menurut (Robinson,2006), dapat diukur
dengan beberapa komponen indikator,
yaitu kompetensi, kepuasan kerja, iklim
organisasi, dan disiplin kerja.
Hipotesis Penelitian
Bertitik tolak dari permasalahan
yang diajukan dan tujuan penelitian
mengenai stres kerja, maka hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
1) Stres kerja mempengaruhi kinerja
auditor Pemerintah Aceh.
2) Stres kerja mempengaruhi motivasi
kerja auditor Pemerintah Aceh.
3) Motivasi kerja mempengaruhi kinerja
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, November 2012 - 146
auditor Pemerintah Aceh.
4) Stres kerja mempengaruhi kinerja
auditor Pemerintah Aceh melalui
motivasi kerja sebagai variabel
intervening.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian sensus
dimana populasi dalam penelitian ini
adalah semua auditor yang ada di
Inspektorat Pemerintah Aceh sebesar 42
orang auditor
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Independen
1. Stres Kerja (X)
Stres merupakan suatu keadaan
dimana seseorang mengalami ketegangan
karena adanya kondisi-kondisi yang
mempengaruhi dirinya. Indikator stres
kerja yang menjadi variabel penelitian
yakni konflik peran, kelebihan beban kerja,
waktu kerja, ketidakjelasan peran, dan
pengaruh kepemimpinan.
2. Motivasi Kerja(Z)
Motivasi menerangkan kekuatan-
kekuatan yang terdapat pada diri seseorang
individu, yang menjadi penyebab
timbulnya tingkat, arah dan persistensi
upaya yang dilaksanakan dalam hal
bekerja. Indikator motivasi kerja yang
digunakan dalam penelitian ini yakni
prestasi kerja, kompensasi, pelatihan,
komunikasi dan religiositas.
3. Kinerja Auditor (Y)
Kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.
Rancangan Pengujian Hipotesis
Teknik Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
regresi linier yaitu untuk mengetahui
dimensi stres kerja dan motivasi kerja
terhadap kinerja auditor. Pengolahan data
sesuai dengan pendekatan penelitian. Pada
bagian ini data diolah dengan
menggunakan rumus-rumus atau aturan
yang ada, sesuai dengan pendekatan
penelitian atau rancangan yang digunakan.
Dalam analisis ini dapat digunakan
pendekatan statisktik parametrik untuk
mengetahui pengaruh stres kerja terhadap
motivasi kerja dan kinerja auditor.
Pengujian hipotesis pertama dimaksudkan
untuk mengetahui besarnya pengaruh stres
kerja terhadap kinerja auditor (variabel
dependen), hipotesis kedua dimaksudkan
untuk mengetahui apakah stres kerja
mempengaruhi motivasi kerja, hipotesis
ketiga dimaksudkan untuk mengetahui
apakah motivasi kerja mempengaruhi
kinerja auditor, hipotesis keempat untuk
mengetahui apakah motivasi kerja
(variabel intervening) dipengaruhi stres
kerja (variabel independen) dan
mempengaruhi kinerja auditor (variabel
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
147 - Volume 2, No. 1, November 2012
dependen). Analisis statistik yang
digunakan untuk menguji hipotesis ketiga
(H3) menggunakan analisis regresi
sederhana (simple regression analysis),
sedangkan hipotesis pertama (H1),
hipotesis kedua (H2), hipotesis keempat
(H4) menggunakan analisis regresi
berganda (multiple regression analysis),
dengan model penelitian sebagai berikut:
H4 : Y = α + β 1 X + β 2 Z + β 3 X.Z + e (4)
dimana:
Y = kinerja auditor
Z = motivasi kerja
X1 = stres kerja
XZ = interaksi (intervening)
Α = Konstanta
β i = koefisien regresi.
E = Error
Pengaruh antar variabel diuji dengan
tingkat kepercayaan (confidence interval)
95% atau α = 0.05. Kriteria pengujian
hipotesis adalah:
H0: β 1 = β 2 = β 3 = 0;
Variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Ha: Minimal satu β i ≠ 0;
Variabel independen berpengaruh terhadap
i = 1, 2, 3, 4, 5, 6 variabel dependen.
Untuk menguji apakah hipotesis
yang diajukan diterima atau ditolak,
dengan menggunakan tingkat nilai β . Jika
dalam pengujian p < 0,05, berarti H0
ditolak dan Ha diterima, sedangkan jika p
> 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Pengujian-pengujian diatas dilakukan
dengan menggunakan software pengolahan
data Statistical Package for Social
Sciences (SPSS) dengan versi 11.
HASIL PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis
Tabel 1. Stress Kerja Berpengaruh terhadap
Kinerja Auditor
Nama Variabel B Standar
Error thitung Sig
Konstanta 0.578 1.501 0.385 .702
Stres kerja 0.767 0.040 19.212 .000
Koefisien Korelasi (R) = 0,950a
Koefisien Determinasi
(R2) = 0,902
Adjusted R square
= 0,900
Fhitung
= 369,089
Sig.F = 0,000 ª
Keterkaitan stres kerja sebagai fungsi dari
kinerja auditor dapat dituliskan dalam
persamaan Y = 0,578 + 0, 767X.
Tabel 2. Stres Kerja Berpengaruh Terhadap
Motivasi Kerja
Nama Variabel B Standar Error
thitung Sig
Konstanta 5.218 1.369 3.812 .000
Stres kerja 0.652 0.036 17.900 .000
Koefisien Korelasi
(R) = 0,943a
Koefisien
Determinasi
(R2) = 0,889
Adjusted R square
= 0,886
Fhitung
= 320,427
Sig.F = 0,000 ª
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, November 2012 - 148
Keterkaitan stres kerja, sebagai fungsi dari
motivasi kerja dapat dituliskan dalam
persamaan Z = 5,218 + 0, 652X.
Tabel 3. Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Auditor
Nama Variabel B Standar
Error thitung Sig
Konstanta -3.400 1.809 -1.880 .067
Stres kerja 1.103 0.061 18.095 .000
Koefisien Korelasi
(R) = 0,944a
Koefisien
Determinasi (R2) = 0,891
Adjusted R square = 0,888
Fhitung = 327,428
Sig.F = 0,000 ª
Keterkaitan Motivasi Kerja sebagai fungsi
dari kinerja auditor dapat dituliskan dalam
persamaan.Y = -3,400 + 1, 103Z.
Stress kerja dan motivasi kerja berpengaruh
terhadap Kinerja Auditor. Sebaliknya Stres
kerja berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Tabel 4. Stress kerja dan motivasi kerja
berpengaruh terhadap Kinerja
Auditor
Nama Variabel B Standar
Error thitung Sig
Konstanta 6.139 3.584 1.713 .095
Stres kerja 0.221 0.132 1.679 .101
Motivasi Kerja 0.105 0.217 0.483 .632
X.Z 0.010 0.004 2.516 .016
Koefisien Korelasi
(R) = 0,967a
Koefisien
Determinasi (R2) = 0,934
Adjusted R square = 0,929
Fhitung
= 180,063
Sig.F = 0,000 ª
Keterkaitan stres kerja dan motivasi kerja
sebagai fungsi dari kinerja auditor dapat
dituliskan dalam persamaan dibawah ini.
Y = 6,139 + 0, 221X + 0,105Z + 0,010X.Z
Pembahasan Hasil Penelitian
Stres Kerja Mempengaruhi Kinerja
Auditor Pemerintah Aceh
Nilai P value yang diperoleh
berdasarkan hasil pengolahan data
diperoleh nilai P value sebesar 0.00 atau
lebih besar dari 0.00 (β ≥ 0). Dengan
demikian hipotesis 1 Terdapat Pengaruh
stres kerja mempengaruhi kinerja auditor
Pemerintah Aceh diterima. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan terdapat
pengaruh Stres kerja terhadap kinerja
auditor, hal ini bisa terjadi diakibatkan
hasil stres kerja yang sedikit merupakan
bagian dari kemampuan dan sikap pribadi
auditor yang dapat mempengaruhi kinerja
auditor. Dengan stres kerja yang sedikit
akan meningkatkan kerja dari auditor
dalam menjalankan tugasnya yang hal ini
dapat meningkatkan kinerja auditor dalam
pelaksanaan kerjanya.
Stres Kerja Mempengaruhi Motivasi
Kerja Pemerintah Aceh
Nilai P value yang diperoleh
berdasarkan hasil pengolahan data
diperoleh nilai P value sebesar 0.000 atau
lebih besar dari 0.00 (β ≥ 0). Dengan
demikian hipotesis 2 Terdapat Pengaruh
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
149 - Volume 2, No. 1, November 2012
stres kerja mempengaruhi motivasi kerja
Pemerintah Aceh diterima. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan terdapat
hubungan stres kerja terhadap motivasi
kerja, hal ini bisa terjadi diakibatkan
terciptanya stres disebabkan iklim
organisasi, keterbukaan, komunikasi dan
partisipasi setiap individu dalam
pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
dalam menjalankan tugas auditor. Dengan
stres kerja yang sedikit memberikan
semangat dan motivasi yang tinggi bagi
auditor dalam menjalankan tugasnya dan
bila stres kerja yang tinggi akan
menurunkan motivasi kerja auditor dalam
menjalankan tugasnya karena adanya rasa
lelah dan jemu terhadap pekerjaan yang
dilaksanakannya.
Motivasi Kerja Mempengaruhi Kinerja
Auditor Pemerintah Aceh
Nilai P value yang diperoleh
berdasarkan hasil pengolahan data
diperoleh nilai P value sebesar 0.00 atau
lebih besar dari 0.00 (β ≥ 0). Dengan
demikian hipotesis 3 Terdapat Pengaruh
variabel motivasi kerja mempengaruhi
kinerja auditor Pemerintah Provinsi
Naggroe Aceh Darussalam diterima. Hal
sesuai dengan teori yang menyatakan
terdapat hubungan motivasi kerja terhadap
kinerja auditor, hal ini bisa terjadi
diakibatkan motivasi yang dimiliki oleh
setiap pribadi sangat menentukan hasil
yang dijalankan dalam proses audit.
Dimana motivasi yang besar sangat
mempengaruhi hasil audit yang merupakan
kinerja auditor tersebut. Dengan motivasi
yang tinggi menyebabkan auditor dalam
menjalankan tugasnya merasa nyaman dan
bersemangat dalam menjalankan tugas
yang memberikan pengaruh terhadap
kinerja keseluruhan.
Stres Kerja Mempengaruhi Kinerja
Auditor Pemerintah Aceh Melalui
Motivasi Kerja Sebagai Variabel
Intervening
Nilai P value yang diperoleh
berdasarkan hasil pengolahan data
diperoleh nilai P value sebesar 0.00 atau
lebih besar dari 0.00 (β ≥ 0). Dengan
demikian hipotesis 4 Terdapat Pengaruh
stres kerja mempengaruhi kinerja auditor
Pemerintah Aceh melalui motivasi kerja
sebagai variabel intervening diterima. Hal
ini sesuai dengan teori yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya yang
menyatakan kedua variabel Stres kerja
motivasi kerja mempunyai pengaruh
terhadap kinerja auditor. Penelitian ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya
karena peneliti menambahkan variabel
Motivasi Kerja sebagai variabel
intervening dalam penelitian maka
penelitian ini tidak dapat dibandingkan
dengan penelitian sebelumnya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Stres kerja mempengaruhi kinerja
auditor Pemerintah Aceh.
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, November 2012 - 150
2. Stres kerja mempengaruhi motivasi
kerja auditor Pemerintah Aceh.
3. Motivasi kerja mempengaruhi
kinerja auditor Pemerintah Aceh.
4. Stres kerja mempengaruhi kinerja
auditor Pemerintah Aceh melalui
motivasi kerja sebagai variabel
intervening.
Saran
Adapun saran yang diberikan
penulis bagi penelitian selanjutnya adalah:
1. Sesuai dengan hasil penelitian ini,
disarankan untuk penelitian yang
akan dilakukan berikutnya perlu
menambah variabel lain yaitu
Prestasi Kerja, Kepuasan Kerja,
Perilaku, Sikap dan Budaya
Organisasi untuk menilai kinerja
auditor sehingga hasil yang dicapai
dapat lebih baik.
2. Sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, 2008. Kode Etik dan
Standar Audit. Diklat pembentukan
auditor ahli.
Cordes A. dan Dougherty M., 1993. Human
Resource Management, Concept and
Practices. Canada: John Willy and Sons,
Inc.
Goldwasser, 1993. The Plaintiffs’ Bar
Discusses Auditor Performance. Journal
of CPA.
Looker T., dan Olga G., 2005. Managing
Stress. Terjemahan: Haris Setiawati.
Yogyakarta : Baca.
Mangkunegara A.P., 2002. Manajemen Sumber
Daya Manusia Perusahaan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Muchsin, 2003. Pengaruh Karakteristik
Individu dan Organiasi terhadap Kinerja.
Jurnal Program Ekonomi. Fakultas
Ekonomi Universitas Surabaya.
Newstrom dan Davis S., 1997. The Essence of
Personnel Management and Industrial
Relations. Yogyakarta: Andi.
Nimran, U., 1999. Perilaku Organisasi.
Surabaya : Citra Media.
Robinson, J.P., 2006. What Are Employability
Skills?. Community Workforce
Development Specialist. Alabama
Cooperative Extension System.
Robbins, S.P., 2006. Perilaku Organisasi.
Terjemahan: Benyamin Molan. Jakarta:
Prenhallindo.
Suprihanto, J. et al., 2003. Perilaku
Organisasional. Yogyakarta: BP STIE
YKPN.