Penyelenggaraan Praktikum {MA}

32
ARTI DAN TUJUAN Dalam merancang sistem pembelajaran, menyusun kurikulum atau dosen dapat memasukan kegiatan praktikum/latihan/responsi dalam perencanaannya jika ada dukungan kuat bahwa materi mata kuliah hanya dapat dipahami kalau disertai praktikum/responsi/latihan. Suatu mata kuliah dapat semata-mata berupa praktikum. Hal ini dapat terjadi karena dua alasan. Pertama, mata kuliah itu merupakan mata kuliah yang selain diperlukan oleh jurusan yang bersangkutan, juga diperlukan oleh jurusan lain (mata kuliah layanan) yang tidak memerlukan praktikum. Kedua, praktikum itu sendiri mempunyai bobot kredit yang cukup banyak sehingga memerlukan penanganan tersendiri walaupun materinya tetap tidak terpisah dari mata kuliah yang menyelenggarakan tatap muka teorinya saja. 1 Praktikum adalah subsistem dari perkuliahan yang merupakan kegiatan terstruktur dan terjadwal yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang teori atau agar mahasiswa menguasai keterampilan tertentu yang

Transcript of Penyelenggaraan Praktikum {MA}

Page 1: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

ARTI DAN TUJUAN

Dalam merancang sistem pembelajaran, menyusun kurikulum atau dosen

dapat memasukan kegiatan praktikum/latihan/responsi dalam perencanaannya

jika ada dukungan kuat bahwa materi mata kuliah hanya dapat dipahami

kalau disertai praktikum/responsi/latihan.

Suatu mata kuliah dapat semata-mata berupa praktikum. Hal ini dapat terjadi

karena dua alasan. Pertama, mata kuliah itu merupakan mata kuliah yang

selain diperlukan oleh jurusan yang bersangkutan, juga diperlukan oleh

jurusan lain (mata kuliah layanan) yang tidak memerlukan praktikum. Kedua,

praktikum itu sendiri mempunyai bobot kredit yang cukup banyak sehingga

memerlukan penanganan tersendiri walaupun materinya tetap tidak terpisah

dari mata kuliah yang menyelenggarakan tatap muka teorinya saja.

Kata praktikum berasal dari kata practiqu / pratique (Prancis), practicus

(Latin), atau praktikos (Yunani) yang secara harfiah berarti “aktif” atau

prattein / prassein (Yunani) yang berarti “ mengerjakan”.

Dalam bahasa Inggris, praktikum bermakna sama dengan excersice (exercice)

[Prancis], exercitium / execere [Latin] yang secara harfiah berarti “tetap

aktif/sibuk” yang juga bermakna sama dengan “latihan” atau “responsi”.

1

Praktikum adalah subsistem dari perkuliahan yang merupakan kegiatan terstruktur dan terjadwal yang memberi kesempatan kepada mahasiswa

untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang teori atau agar mahasiswa

menguasai keterampilan tertentu yang berkaitan dengan suatu pengetahuan atau suatu mata kuliah.

Page 2: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

Responsi ( responsum / responsio [Latin], jawaban) merupakan istilah

untuk kegiatan tanya/jawab yang umumnya dipakai dalam bidang matematika

dan statistika untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap teori.

Dalam sistem kredit semester (SKS) yang berlaku di Indonesia, mata

kuliah yang disertai kegiatan praktikum mempunyai simbol ABC IJK (X [Y-

Z)]).

1. ABC digunakan sebagai kode jurusan yang menawarkan mata kuliah itu.

2. X menyimbolkan tingkat keilmuan, Y dan Z adalah nomer mata kuliah itu

di jurusan yang bersangkutan.

3. X merupakan bobot keseluruhan sks untuk teori.

4. Y merupakan bobot sks untuk teori.

5. Z adalah bobot sks untuk praktikum.

Sebagai contoh, Matematika II berkode PAM 231 dan berbobot 3(2-1) satuan

kredit semester (sks):

PAM = Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam

2 = tingkatan keilmuan lebih tinggi satu tingkat dari Metematika I

(PAM 131) di jurusan itu.

31= nomor mata kuliah di jurusan itu pada tingkatan keilmuan tertentu

3 (2-1) = mata kuliah ini berbobot tiga sks yang terdiri atas dua sks untuk

teori dan satu sks untuk praktikum/responsi/latihan.

Satu sks praktekum/responsi/latihan memerlukan masing-masing 2--3 jam per

minggu per semester untuk pelaksanaan tatap muka, perencanaan dan

penilaian laporan praktikum oleh dosen, penyusunan laoporan oleh

mahasiswa, pengembangan materi oleh dosen, dan belajar mandiri yang

dilakukan mahasiswa. Dengan demikian, jika setiap praktikum memerlukan

waktu 4 jam, maka per semester hanya diperlukan 8 kali tatap muka. Jika

setiap semester pelaksanaan tatap muka praktikum kurang dari 16 jam, mata

kuliah tersebut tidak diselenggarakan secara baik dan mahasiswa tidak

memenuhi kredit seperti yang seharusnya tertulis dalam kurikulum.

2

Page 3: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

JENIS-JENIS PRAKTIKUM

Berdasarkan jumlah peserta per satuan kegiatan praktikum dapat dibagi atas

praktikum individual, beregu (berkelompok), dan demonstrasi.

Praktikum individual adalah praktikum yang mengharuskan setiap mahasiswa

secara individual mengikuti semua prosedur praktikum termasuk menyusun

laporan praktikum. Cara ini mempunyai kekuatan dalam hal memberi

kesempatan kepada setiap mahasiswa mendapat pengalaman belajar dan

berlatih bekerja mandiri baik dalam melaksanakan praktikum maupun dalam

menyusun laporan. Kelemahan cara ini adalah bahwa mahasiswa kurang

diberi kesempatan untuk berlatih bekerja dalam kelompok (teamwork) baik

sebagai pemimpin maupun sebagai anggota. Selain itu, untuk kegiatan serupa

ini diperlukan bahan dan peralatan dalam jumlah yang memadai. Jika

peralatan kurang, mahasiswa mungkin harus bergilir untuk menggunakan

alat-alat sehingga praktikum menjadi kurang efisien dan mengurangi bobot

kredit yang sesungguhnya.

Praktikum beregu memungkinkan mahasiswa untuk berlatih bekerja sama

dalam kelompok dalam situasi pemimpin dan terpimpin. Salah seorang dari

mereka berperan sebagai pemimpin yang mengamati dan membantu

mahasiswa yang sedang melakukan praktikum. Pemimpin akan beralih peran

menjadi terpimpin setelah mahasiswa yang berpraktikum selesai melakukan

tugasnya dengan baik. Yang seperti ini merupakan situasi yang sangat ideal.

Lebih baik lagi, kalau dosen dapat merencanakan agar penulisan laporan

3

Praktikum dapat diklasifikasi berdasarkan jumlah peserta per satuan kegiatan, cara pengendalian, tempat pelaksanaan, dan jenis kegiatan.

Page 4: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

dilakukan secara kelompok juga tanpa menguragi kemandirian para penulis.

Yang kurang baik adalah kalau praktikum beregu merupakan keterpaksaan

karena bahan dan peralatan yang kurang karena akan menurunkan efisiensi

dan efektivitas pembelajaran. Lebih-lebih, kalau anggota regu terlalu banyak

sehingga di antara mereka ada yang hanya berperan sebagai pengamat. Para

pengamat ini dirugikan karena pengalaman belajar mereka sangat sedikit.

Demonstrasi merupakan hal yang baik untuk melengkapi pertemuan tatap

muka teori di kelas atau untuk memulai suatu kegiatan praktikum yang harus

didahului dengan demontrasi namun bukan sebagai kegiatan praktikum

sendiri. Demonstrasi ini mungkin hanya dapat dilakukan kalau menyangkut

peralatan yang sangat “rawan” atau bahan yang sangat mahal.

Ditinjau dari segi pengendalian, praktikum dibagi menjadi dua kategori yaitu

praktikum mandiri dan praktikum terkendali.

Dalam praktikum mandiri, setiap mahasiswa/regu diberi kesempatan untuk

melaksanakan praktikum tanpa pengawasan yang ketat. Hal ini hanya

mungkin terjadi kalau prosedur cukup sederhana atau prosedur yang

kompleks namun mempunyai langkah-langkah yang sangat jelas. Idealnya,

setiap mahasiswa bahkan dapat menentukan sebagian dari ketentuan

praktikum sesuai dengan minatnya misalnya dalam penentuan kadar vitamin

C, mahasiswa dapat memilih bahan apa yang akan diukur. Lebih ideal lagi,

kalau dikerjakan secara beregu dengan jumlah anggota regu yang sedikkit

misalnya dua orang.

Praktikum terkendali diperlukan kalau prosedur yang kompleks tidak dapat

dilaksanakan tanpa bimbingan yang ketat atau kalau praktikum mengikutkan

alat yang rawan dan mahal sehingga harus dikelola dengan sangat hati-hati.

Praktikum yang seperti ini mungkin harus didahului dengan demonstrasi

untuk setiap langkahnya sebelum mahasiswa melaksanakan sendiri.

4

Page 5: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

Praktikum dapat dilakukan di laboratorium, lapangan, atau di dalam kelas.

Pada umumnya, praktikum sains dilakukan dalam laboratorium pengajaran

yaitu laboratorium yang dirancang untuk praktikum bukan untuk penelitian.

Namun, kalau praktikum itu melibatkan alat canggih atau rawan yang boleh

dioprasikan hanya oleh orang yang terlatih yang digunakan untuk penelitian

maka praktikum dapat dilakukan di laboratorium penelitian.

Praktikum lapangan diperlukan bagi bidang-bidang teknik, pertanian, sains

yang berhubungan dengan lapangan/lingkungan, humaniora, dan ilmu-ilmu

sosial. Praktikum inni dapat dilakukan secara individual atau beregu, mandiri

atau terkendali.

Praktikum di kelas dapat digunakan kalau praktikum tersebut berupa diskusi

atau pengajaran prosedur yang hanya berkaitan dengan alat-alat tulis dan

gambar yang tidak memerlukan studio gambar.

Berdasarkan jenis kegiatan, peningkatan pemahaman teori melalui kegiatan yang

terstruktur dan terjadwal sebagai subsistem dari pembelajaran suatu mata kuliah

dapat berupa “praktikum” dalam arti sempit, latihan/responsi, diskusi, atau

diskusi yang berupa seminar (kalau kuliah menyangkut teori tentang seminar).

Praktikum dalam arti sempit merupakan kegiatan pembelajaran terstruktur

dan terjadwal sebagai pelengkap tatap muka teori yang dilakukan di

laboratorium. Kegiatan ini dapat berupa pelaksanaan prosedur yang bersifat

baku (misalnya penentuan kadar protein, daya tekan bahan, titrasi,

pengukuran elevasi, proses pengendalian) atau yang berupa percobaan yang

bukan penelitian (misalnya membandingkan perbedaan antara pengaruh

auksin dan giberelin, mengukur produksi CO2 pada tanaman yang diberi

cahaya dan tidak diberi cahaya) atau dapat juga berupa kombinasi antara

keduanya.

5

Page 6: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

Responsi/latihan adalah kegiatan “tanya-jawab” di luar tatap muka teori.

Kegiatan ini berupa pelaksanaan tugas-tugas oleh mahasiswa dengan

mengikuti prosedur yang sudah disiapkan. Sebagai contoh, dalam

pemahaman tentang teori pengambilan contoh (statistika) mahasiswa diberi

tugas untuk melakukan berbagai jenis pengembalian contoh dengan

menggunakan berbagai cara misalnya dengan menggunakan tabel angka acak,

pelotrean, pelemparan dadu dan mata uang logam, dan menggunakan kartu

brij. Populasi yang digunakan dapat disiapkan oleh dosen atau mahasiswa

memilih sendiri yang tersedia di sekitar mereka misalnya “seluruh nilai tinggi

badan mahasiswa di kelas itu “atau” seluruh pendapatan orang tua mahasiswa

di kelas itu”. Responsi dalam bentuk lain dapat berupa mengerjakan tugas

tentang berbagai studi kasus yang dipersiapkan dosen. Dalam

pelaksanaannya, mahasiswa dapat bekerja masing-masing atau dalam

kelompok dengan bermain peran”pimpinan-terpimpin”.

Diskusi sebagai “praktikum” bukanlah diskusi kelas yang merupakan bagian

dari tatap muka teori. Karena itu, bahan yang disiapkan dosen harus lebih

“utuh” daripada bahan diskusi kelas yang merupakan bagian dari tatap muka

teori.

PERENCANAAN PRAKTIKUM

6

Prinsip-prinsip dalam proses perencanaan sistem pembelanjaran:

1. Sasaran dan sumber daya sistem harus ditentukan sebelum keputusan tentang rencana dilakukan.

2. Rancangan sistem harus memungkinkan adanya perbaikan yang terus-menerus.

3. Proses rancangan sistem bersifat iteratif dan interaktif.4. Suatu sistem pembelanjaran bekerja sangat efisien kalau semua

komponen saling mendukung dalam pencapaian tujuan/sasaran sistem.5. Suatu sistem pembelanjaran harus dirancang untuk bekerja secara baik

dengan sistem lain.6. Tidak ada komponen atau prosedur yang dapat dimodifikasi tanpa

mempengaruhi komponen dan prosedur yang lain.

Page 7: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

Kegiatan praktikum dimulai dengan perencanaan yang diikuti dengan

pelaksanaan dan diakhiri dengan evaluasi. Kegiatan perencanaan mengikuti

strategi rancangan sistem pembelajaran.

Perencanaan yang baik terdiri atas tiga fase: (1) menganalisis kebutuhan

sistem, (2) merancang sistem, dan (3) mengevaluasi keefektifan sistem.

Dalam menganalisis kebutuhan sistem, ada dua hal yang ditentukan : (a) apa

yang harus dicapai yang menunjukkan sasaran sistem dan (b) bagaimana

keadaan sistem sekarang yang menggambarkan sumber daya yang tersedia

dan hambatan yang mungkin dihadapi.

Dalam menggambarkan keadaan awal suatu sistem, informasi tentang semua

perubahan yang mungkin mempengaruhi kinerja sistem harus dikumpulkan:

(1) lingkungan sistem, (2) sumber daya yang tersedia, (3) hambatan yang

mungkin dihadapi, dan (4) ciri-ciri yang belajar.

ANALISIS KEBUTUHAN PRAKTIKUM

Lingkungan sistem

Setiap sistem beroprasi dalam lingkungan yang lebih besar. Informasi yang

diperlukan sebelum merancang praktikum antara lain tujuan kurikulum

program studi dan program studi lain yang dilayani, tujuan mata kuliah dan

tujuan-tujuan khusus pokok bahasan, dan harapan masyarakat.

Suatu program studi didirikan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan

harapan masyarakat. Karena itu, harapan masyarakat harus dikaji untuk

diinkorporasikan ke dalam kurikulum. Harapan masyarakat ini didapat

berdasarkan kajian khusus dengan meminta pandangan para pengguna

lulusan. Keluhan yang umum sekarang ini tentang para lulusan dalah

kurangnya keterampilan dalam bekerja, berbahasa Inggris, berbahasa

Indonesia, menulis laporan, mengatasi masalah, dan rendahnya etos kerja.

7

Page 8: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

Kurikulum merupakan subsistem dari suatu program studi. Karena itu,

kurikulum harus disusun untuk memenuhi tujuan program studi. Suatu mata

kuliah merupakan subsistem dari suatu kurikulum program studi dan program

studi lain. Dengan demikian, tujuan dan materi mata kuliah harus

diselaraskan dengan tujuan kurikulum program studi itu dan program studi

lain yang terkait kalau mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah layanan.

Praktikum merupakan subsistem dari suatu mata kuliah. Karena itu, tujuan

dan kegiatan praktikum harus diselaraskan dengan tujuan mata kuliah dan

pokok-pokok bahasan dalam tatap muka teori. Kalau semua sudah sesuai,

kegiatan akan selaras dengan kebutuhan lingkungannya.

Sumber Daya

Semua sumber daya harus diinventori untuk memilih bahan dan prosedur

yang sesuai.

Sumber daya terdiri atas manusia, bahan dan peralatan, serta fasilitas untuk

melaksanakan praktikum.

Sumber daya manusia meliputi dosen, dosen asisten, mahasiswa asisten,

teknisi, dan laboran.

Kalau satu mata kuliah diselenggarakan oleh lebih dari satu dosen (tim),

semua dosen yang terlibat harus sepakat dalam menetapkan tujuan-tujuan

praktikum dan menggunakan bahan, alat-alat, teknisi, dan laboran yang sama.

Penuntun praktikum harus disusun atau dipilih bersama kalau menggunakan

penuntun prak-tikum universitas lain atau yang dari suatu buku yang tertulis

orang lain.

Fungsi dosen, asisten, teknisi, dan laboran harus tertulis dengan jelas dan di

informasikan dengan baik kepada seluruh tim kerja agar semuanya betul-betul

memahami tujuan-tujuan praktikum sehingga fungsi mereka dapat terpenuhi

dengan baik.

Kalau fungsi masing-masing anggota tim kerja jelas, dosen penggung jawab

dapat memperkirakan keterampilan apa yang perlu mereka kuasai sehingga

dapat dilatih lebih dahulu sebelum praktikum dilaksanakan.

8

Page 9: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

Bahan-bahan perlu diinventori sebelum merancang praktikum. Inventori

barang-barang habis (zat kimia, media) bukan hanya dilakukan di lab yang

bersangkutan, melainkan juga di lab lain baik di universitas yang sama

maupun di universitas atau di institusi lain misalnya lembaga-lembaga

penelitian departemen lain dan perlu juga dicek ketersediaannya di pemasok

bahan-bahan tersebut.

Keperluan terhadap bahan-bahan mungkin berubah dengan kemajuan ilmu

dan teknologi.

Inventori peralatan sebaiknya dilakukan dengan cara yang sama dengan

inventori peralatan. Resource-sharing merupakan keharusan untuk

menciptakan suasana pembelanjaran yang efisien.

Keadaan semua peralatan perlu dicek agar dapat mengambil tindakan

secepatnya: membetulkan, meminjam, atau membeli yang baru.

Fasilitas fisik (gedung, air, listrik, gas, meja dan kursi lab, kursi pelatihan)

perlu dicek agar dapat melakukan perencanaan yang baik.

Kalau praktikum akan diselenggarakan di laboratorium yang tidak

dipimpinnya sendiri, penggunaan lab harus direncanakan bersama secara

baik.

MAHASISWA

Jumlah Mahasiswa merupakan informasi yang penting karena akan

menyangkut jumlah shift, bahan dan peralatan yang tersedia, dan dapat

megubah tujuan-tujuan praktikum.

Prasyarat keterlampilan yang dimiliki sangat diperlukan untuk

perencanaan. Sebagai contoh, untuk mampu mengikuti praktikum kimia

tanah, mahasiswa harus mampu menggunakan pipet dengan baik; untuk

mampu membuat tata letak percobaan dalam praktikum rancangan percobaan,

mahasiswa harus mampu menggunakan tabel angka acak dalam pengambilan

contoh acak. Kalau berbagai prasyarat keterampilan ini tidak dimiliki

mahasiswa, dosen harus memasukan fakta-fakta itu ke dalam perencanaan

praktikumnya dan memberitahu dosen yang terkait tentang masalah tersebut

9

Page 10: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

agar pada semester berikutnya dapat teratasi. Untuk keperluan itu, prauji

prasyarat keterampilan tampaknya perlu dilakukan.

Aspirasi dan latar belakang akademik antara lain bersangkutan dengan

bidang studi mahasiswa. Informasi ini terutama penting bagi mereka yang

menawarkan mata kuliah layanan sehingga praktikum dapat disesuaikan

dengan yang diperlukan oleh bidang ilmu mereka. Sebagai contoh, masalah

dalam merancang percobaan berbeda antarbidang ilmu terutama yang

menyangkut peralatan. Karena itu, seyogianya meteri responsi/praktikum

disesuaikan dengan bidang ilmu masing-masing.

Hiterogenitas kelas menyangkut kemampuan intelektual mahasiswa yang

sangat bervariasi dalam suatu kelas. Sering terjadi, mahasiswa yang

mengulang mata kuliah tidak mempunyai kinerja yang lebih baik dari

sebelumnya atau dari mahasiswa lainnya. Mungkin, mahasiswa-mahasiswa

yang bermotivasi rendah atau yang mengalami demotivasi harus diperlukan

khusus agar mereka pun dapat berhasil.

Hambatan

Hambatan adalah sebagai keterbatasan yang dihadapi dalam merancang

sistem dalam hal ini praktikum.

Hambatan yang dihadapi universitas yang sedang berkembang dengan yang

sudah mapan mungkin berbeda.

Hambatan yang umum dihadapi dalam merancang praktikum antara lain

(a) Para dosen kurang menyadari bahwa kita bekeja dalam suatu sistem

sehingga tidak biasa bekerja sama (tim kerja) dalam pengajaran antar

jurusan, antardosen dalam beberapa mata kuliah yang berkaitan, bahkan

antardosen yang menyelenggarakan mata kuliah yang sama. Dibanding

“kerajaan-kerajaan” tidak hanya antarjurusan tetapi juga

antarlaboratorium, antarmata kuliah, dan antarindividu dosen.

(b) Daya inovasi dan kreativitas para dosen (dan mungkin juga pimpinan

struktural) kurang sehingga mudah menyerah kepada keadaan yang

kurang menguntungkan dan bersikap outward-looking.

10

Page 11: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

(c) Para dosen belum bisa mengevaluasi diri (self-evalution) dan saling

mengevaluasi (peer-evalution) terhadap kinerja pembelajaran serta belum

biasa menerima kritik sebagai bahan untuk membangun diri.

Hambatan-hambatan itu mempersukar untuk membangun interaksi yang baik

antarjurusan, antardosen dalam mata kuliah yang saling terkait, dan

antardosen dalam mata kuliah yang sama. Akibatnya, penyelenggaraan

praktikum yang memenuhi kebutuhan lingkungan lebih sukar tercapai.

Karena itu, para dosen sebagai pimpinan dalam mata kuliah masing-masing

serta para pemimpin struktural seyogianya berusaha untuk memperkecil

hambatan-hambatan itu.

Dengan menyadari hambatan yang ada, dosen perancang praktikum harus

melakukan berbagai pendekatan kepada dosen-dosen yang terkait secara

baik.

MERANCANG PRAKTIKUM

Menulis tujuan-tujuan praktikum

Tujuan praktikum harus ditulis secara lugas, tepat, dan operasional.

Tujuan praktikum ditentukan dengan mempertimbangkan pandangan dan

kebutuhan mahasiswa akan pemahaman teori berdasarkan evaluasi kegiatan

perkuliahan sebelumnya. Penerapan manajemen mutu terpadu dalam

perkuliahan mensyaratkan keikutsertaan mahasiswa dalam pemahaman dan

penetapan tujuan-tujuan perkuliahan.

11

Proses perencanaan praktikum terdiri atas lima tahap:

1. Menulis tujuan-tujuan praktikum2. Memformulasikan rancangan evaluasi3. Merancang prosedur4. Menerapkan rancangan evaluasi5. Merancang kembali

Page 12: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

Tujuan berperan dalam

1. Menetapkan isi dan prosedur praktikum agar dapat membantu mahasiswa

dalam pencapaian tujuan-tujuan itu.

2. Memberikan landasan untuk evaluasi dan menyediakan kriteria primer

untuk menilai keberhasilan baik untuk mahasiswa maupun untuk dosen.

3. Menghilangkan kesenjangan dan tumpangtindih dalam kurikulum dengan

menggunakan tujuan sebagai alat komunikasi antardosen.

4. Menentukan mahasiswa untuk mengarahkan pembelajaran mereka dan

mengevaluasi kemajuan belajar mereka sendiri.

Contoh penulisan tujuan praktikum dengan

1. Menggunakan prasyarat keterlampilan.

2. Memperkirakan kegiatan itu dapat dilakukan mahasiswa selama satu jam.

3. Memperkirakan dalam satu jam itu, mahasiswa dapat memenuhi tujuan

akhir dan enabling objectives.

Memformulasikan rencana evaluasi

Evaluasi sistem direncanakan berdasarkan semua komponen yang

berinteraksi dalam arti apakah bahan dan prosedur yang dipilih akan

membantu mahasiswa dalam mencapai tujuan-tujuan praktikum.

12

Tujuan akhir : Mahasiswa akan mamapu mengukur tekanan darah manusia dengan ketelitian ± 10% dengan menggunakan stetoskop dan sfigmomanometer.

Enabling objectives : Mahasiswa akan mendemontrasikan bahwa dia dapat1. Menjelaskan setiap langkah dalam prosedur

pengukuran dengan menggunakan stetoskop dan sfigmomanometer.

2. memasang sfigmomanometer,3. menjelaskan cara bekerja sfigmomanometer dalam

mengukur tekanan darah manusia,4. mengidentifikasikan bagian-bagian

stigmomanometer,5. dst.

Kerlampilan : Mahasiswa akan mendefinisikan1. tekanan darah2. tekanan darah sistonik dan diastolik3. diastol dan sistol ventrikular

Page 13: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

Interaksi antarkomponen dapat dievaluasi berdasarkan lima faktor:

1. Apakah terjadi duplikasi kegiatan dan kalau terjadi apakah dapat

dibenarkan kalua dilihat dari pencapaian tujuan. Misalnya penggunaan uji

tetrazolium dilakukan dua kali; yang pertama untuk pengujian daya

berkecambah, yang kedua untuk pengujian kekuatan tumbuh. Karena

tujuan kedua kegiatan itu berbeda, duplikasi kegiatan dapat dibenarkan.

2. Apakah semua instruksi sudah memadai misalnya kejelasan prospektus

praktikum, kejelasan tugas asisten dan teknisi serta laboran.

3. Apakah semua informasi (penentuan praktikum, borang untuk mencatat

hasil praktikum, pedoman penulisan laporan) tersedia agar mereka bisa

bekerja sama dengan baik.

4. Apakah penelitian penggunaan peralatan sudah direncanakan dengan

baik.

5. Apakah informasi tentang keterampilan prasyarat telah dimasukan dalam

kegiatan.

Merancang prosedur praktikum

Setelah tujuan-tujuan praktikum diformulasikan, langkah berikutnya adalah

1. Menulis prosedur praktikum dengan memperhitungkan semua komponen

yang berinteraksi (bahan, alat, dosen, asisten, teknisi, dan laboran) dan

berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan. Penulisan ini idealnya

dilakukan oleh tim dosen termasuk mahasiswa asisten dan teknisi. Pandangan

mahasiswa asisten sangat penting yang merupakan “alumni” lab karena dapat

mewakili aspirasi mahasiswa.

2. Menulis prosedur untuk menjamin ketersediaannya semua bahan dan alat

serta dalam keadaan layak-pakai. Penulisan prosedur dilakukan oleh tim

bahkan dapat mengikutsertakan laboran.

3. Menulis fungsi dan tugas dosen, dosen asisten, mahasiswa asisten, teknisi,

dan laboran. Semua personel lab diikutsertakan agar mereka sangat

memahami apa yang harus mereka lakukan, bagaimana cara melakukannya,

dan apa yang diharapkan dari mereka.

13

Page 14: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

4. Menulis prosedur pelatihan yang diperlukan misalnya penggunaan alat

dan prosedur baru dalam praktikum.

5. Menulis jadwal praktikum. Penjadwalan praktikum dapat dilakukan

sendiri oleh lab dengan mempertimbangkan semua komponen dan informasi

yang telah dikumpulkan misalnya jumlah mahasiswanya sendiri dan jumlah

mahasiswa mata kuliah lain yang menggunakan lab pendidikan yang sama

agar tidak menimbulkan konflik waktu penggunaan lab.

Mengimplementasikan rencana evalusi

Kegiatan ini dilakukan setelah prosedur selesai direncanakan. Implementasi

evaluasi ini merupakan kegiatan evaluasi pada tahap perencanaan. Dalam

penerapan MMT, kegiatan evaluasi dilakukan terus-menerus dan pada setiap

tahap tanpa harus menunggu sampai satu siklus pembelanjaran selesai (satu

semester).

Merancang kembali

Kalau setelah dievaluasi berdasarkan lima faktor yang telah dikemukakan itu

terdapat hal-hal yang akan mengganggu pencapaian tujuan praktikum misalnya

ada duplikasi kegaitan atau informasi keterampilan prasyarat belum dimasukan

ke dalam perencanaan, kegiatan praktikum itu perlu dirancang kembali. Setelah

perencanaan praktikum selesai, bahan rancangan praktium bersama rancangan

mata kuliah induknya diserahkan kepada ketua jurusan untuk dievaluasi.

Rancangan kemudian diubah atau tidak diubah sesuai dengan komentar dan hasil

diskusi dengan ketua jurusan.

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Langkah-langkah dalam pelaksanaan praktikum

14

Page 15: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

1. Sebelum semester dimulai, setelah rapat jurusan tentang penugasan

mengajar, tim kerja (dosen, asisten, teknisi, laboran) berapat untuk membahas

kembali fungsi dan tugas masing-masing dan hasil evaluasi penyelenggaraan

praktikum yang lalu.

2. Berdasarkan pedoman tentang fungsi dan tugas, seluruh tim kerja untuk

menyiapkan semua keperluan praktikum yang disesuaikan dengan informasi

yang sudah didapat. Kegiatan ini menyangkut (1) penggandaan penentuan

praktikum, prospektus praktikum, pedoman penulisan laporan, borang untuk

hasil praktikum, borang evaluasi, dan tata tertib praktikum; (2) penyiapan

jadwal, daftar kehadiran per kelompok (shift), dan daftar nilai; serta (3)

penyiapan bahan-bahan dan alat-alat praktikum (mungkin ada alat yang perlu

dikalibrasi).

3. Jadwal praktikum diumumkan.

4. setelah mahasiswa menanggapi, jadwal dan daftar kehadiran dapat diubah

sesuai dengan permintaan mahasiswa yang mungkin mendapatkan konflik

waktu dengan perkuliahan yang lain. Kalau tidak ada perubahan, jadwal

diperbanyak.

5. Pada praktikum ke-1, sebelum kuliah pengantar praktikum dilakukan, tim

kerja membagikan tata tertib praktikum, prospektus, penuntun praktikum,

borang hasil praktikum, jadwal, dan pedomen penulisan laporan serta

membacakan tata tertib praktikum.

6. Selama praktikum berjalan, tim kerja keliling untuk mengawasi dan

membantu mahasiswa yang mendapat kesulitan sambil mencatat berbagai hal

yang dapat dijadikan bahan evaluasi misalnya jumlah mahasiswa yang

terlambat, kerusakan alat, prosedur yang kurang jelas bagi mahasiswa,

suasana lab, dan kehadiran mahasiswa serta anggota tim kerja. Teknisi dan

laboran harus selalu berada di ruang praktikum untuk berjaga-jaga seandainya

ada masalah teknis yang bisa mereka langsung atasi.

7. Pada praktikum ke-2, tim kerja menerima laporan mahasiswa yang harus

sudah diperiksa dan dinilai sebelum praktikum berikutnya. Kesalahan laporan

dan nilai dicatat dalam daftar nilai.

15

Page 16: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

8. Laporan mahsiswa dikembalikan pada waktu praktikum berikutnya dan

kesalahan dibahas. Idealnya, mahasiswa diberi kesempatan untuk

memperbaiki laporannya sekaligus memperbaiki nilai mereka. Juga, agar

mereka mau memperbaiki mungkin ada baiknya laporan tidak dinilai sebelum

mereka perbaiki. Hal ini dapat memberikan kesempatan belajar yang lebih

banyak kepada mahasiswa.

9. Pada waktu praktikum terakhir, borang evaluasi tentang praktikum

dibagikan dan diminta diisi mahasiswa saat itu juga (sebaiknya sebelum

praktikum dimulai agar mahasiswa belum merasa lelah dan dapat lebih serius

mengisi borang evaluasi).

10. Setelah kegiatan praktikum selesai, semua nilai dijumlahkan dan dirata-

ratakan. Bobot nilai laporan praktikum per mahasiswa lalu dihitung

berdasarkan persentase yang telah ditulis dalam prospektus perkuliahan.

11. Nilai praktikum diumumkan.

12. Setelah menerima tanggapan mahasiswa, nilai praktikum digabungkan

dengan nilai-nilai lainnya dan diumumkan.

13. Setelah nilai gabungan disetujui mahasiswa, ketua tim melapor kepada

ketua jurusan sambil menyerahkan rangkuman nilai.

EVALUASI

Evaluasi yang baik bukan hanya yang dapat menjawab pertanyaan,

“Bagaimana keberhasilan mahasiswa dalam belajar” melainkan juga yang

menjawab pertanyaan, “Apakah dosen berhasil mengajar?”atau”Apakah

sistem pembelajaran telah dirancang dengan baik?”

Definisi evaluasi mengandung tiga implikasi penting:

16

Evaluasi adalah proses pengumpulan dan interpretasi informasi yang terus-menerus dalam rangka untuk menilai keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran.

Page 17: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

(1) Evaluasi merupakan proses yang sedang berlangsung bukan sesuatu yang

dilakukan pada akhir semester.

(2) Evaluasi langsung diarahkan kepada sasaran khusus yaitu bagaimana

memperbaiki proses pembelajaran.

(3) Evaluasi memerlukan instrumen yang akurat dan layak untuk

mengumpulkan informasi yang akan digunakan dalam pengambilan

keputusan.

Rencana evaluasi seyogianya disusun segera setelah tujuan dibuat.

Perencanaan dini mempunyai tiga keuntungan:

(1) Rencana evaluasi membantu kita untuk menilai apakah pernyataan tujuan

telah ditulis dengan baik. Jika kurang baik, kita akan mendapat kesukaran

untuk merancang keberhasilan mahasiswa.

(2) Evaluasi dini memungkinkan kita untuk siap mengumpulkan informasi

yang diperlukan pada saat informasi itu tersedia.

(3) Evaluasi dini memberikan kita banyak waktu untuk menyusun rancangan

uji.

Evaluasi dilakukan pada tiga tahap sistem pembelajaran: kondisi awal,

prosedur instruksional, dan tujuan akhir. Kondisi awal merujuk kepada

keadaan mahasiswa pada saat mereka memulai praktikum, tujuan merujuk

kepada keberhasilan mahasiswa pada akhir semester, dan prosedur

instruksional merujuk kepada segala sesuatu antara awal dan akhir.

Pertanyaan evaluasi yang diturunkan dari kondisi awal anatara lain:

(1) Berapa proporsi mahasiswa yang memiliki keterampilan prasyarat ?

(2) Siapa yang tidak memiliki keterampilan prasyarat ?

(3) Keterampilan prasyarat yang mana yang tidak dimiliki ?

(4) Modifikasi seperti apa yang diperlukan untuk rancangan praktikum ?

Pengujian terhadap prasyarat keterampilan penting karena dua hal :

(1) Dengan melakukan ini kita memeriksa (memverifikasi) asumsi rancangan.

Suatu rancangan pembelajaran dirancang untuk mengangkat mahasiswa

dari suatu tingkat keberhasilan (achievement) ke tingkat yang lain. Waktu

satuan-satuan praktikum dirancang, kita berasumsi bahwa mahasiswa

17

Page 18: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

memiliki keterampilan prasyarat. Bila ternyata tidak, kita harus

merancang kembali satuan tersebut dengan memperhitungkan fakta ini.

(2) Uji keterampilan prasyarat memberikan rona awal untuk menentukan

kecukupan pengajaran. Kalau banyak mahasiswa tidak mencapai tujuan

akhir, indikasi prasyarat keberhasilan dapat membantu dalam

pengambilan keputusan apakah hal itu karena pengajaran yang jelek atau

karena persiapan mahasiswa yang kurang (penguasaan keterampilan

prasyarat yang kurang).

Informasi tentang keterampilan prasyarat dapat digunakan untuk (1)

memodifikasi perencanaan, (2) mengetahui kebutuhan untuk pengajaran

remedial, dan (3) menyediakan umpan balik kepada mahasiswa.

Pertanyaan evaluasi yang diturunkan dari prosedur praktikum:

(1) Apakah mahasiswa sudah mencapai enabling objectives? Apakah mereka

mengetahui hal-hal yang mereka perlu ketahui untuk mencapai tujuan

akhir?

(2) Masalah apa yang dihadapi mahasiswa dalam mempelajari materi

praktikum?

Pertanyaan evaluasi yang diturunkan dari tujuan akhir:

(1) Berapa tujuan akhir yang dapat dicapai setiap mahasiswa?

(2) Berapa proporsi mahasiswa yang mencapai setiap tujuan akhir?

(3) Prosedur praktikum yang mana yang harus direvisi?

(4) Bagaimana sistem pembelajaran ini dibandingkan dengan sistem lain

untuk mencapai tujuan yang sama?

Kegunaan evaluasi sangat tergantung dari kualitas pengujian yang

digunakan untuk mendapatkan informasi tersebut.

Instrumen pengujian yang baik harus terpercaya (reliabel) dan sahih

(valid).

Suatu uji disebut sahih (valid) kalau uji itu mensyaratkan mahasiswa

untuk menampilkan tingkah-laku yang sama di bawah kondisi yang sama

sebagai mana yang ditentukan dalam tujuan praktikum.

Uji yang handal menyediakan pengukuran yang konsisten terhadap

kemampuan mahasiswa untuk mendemonstrasikan keberhasilan suatu tujuan.

18

Page 19: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

Evaluasi berkesinambungan merujuk kepada prosedur untuk

mengumpulkan informasi tentang praktikum yang sedang berjalan. Informasi

ini penting bagi mahasiswa agar dapat memotivasi dirinya dan bagi dosen

sebagai umpan balik yang berkenaan dengan tingkah laku kelas dan yang

berkenaan dengan sistem pembelajaran baru yang dalam proses

pengembangan. Kuesioner yang menyediakan informasi tentang pendapat

mahasiswa merupakan sumber umpan balik yang sangat baik untuk kedua

tujuan itu.

Keluaran instruksional dapat dievaluasi dengan mengukur keberhasilan

mahasiswa dalam mencapai tujuan dan dengan mengukur keefektifan

pengajaran. keberhasilan mahasiswa diukur dengan suatu uji yang meliputi

tujuan-tujuan akhir untuk seluruh perkuliahan dan untuk setiap pokok

bahasan.

Keefektifan pengajaran dapat diukur dengan (a) proporsi mahasiswa yang

mencapai tujuan-tujuan terminal dan (b) informasi yang dikumpulkan dari

mahasiswa tentang pendapat mereka tentang mata kuliah.

Berbagai alat MMT dapat digunakan untuk menganalisis semua informasi

yang didapat untuk tujuan-tujuan peningkatan mutu pembelajaran.

Ketidakberhasilan mahasiswa mencapai tujuan-tujuan praktikum mungkin

karena (1) pengorganisasian materi praktikum yang kurang baik, (2) prosedur

praktikum yang tidak efektif, (3) ketidaksiapan mahasiswa.

Dua sistem pembelajaran dapat dibandingkan dengan mengukur

keberhasilan mahasiswa dengan ketrampilan prasyarat yang setara pada

kedua sistem pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

19

Page 20: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

Cornesky, Robert A. 1993. The Quality Professor. Implementing TQM in the Classroom. Ed. by Jennifer Lind. Magna Publication, Inc. Madison.

Davis, R.H., L. T. Alexander, and S. T. Yelon. 1974. Learning System Design: An Approach to the Improvment of Instruction. McGraw-Hill. New York.

Seymour, Daniel, ed. 1994. Total Quality Management on Campus: Is It Worth Doing? Jossey-Bass Publishers. San Fransisco.

PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM

Mintarsih AdimihardjaUniversitas Lampung

20

Page 21: Penyelenggaraan Praktikum {MA}

LOKAKARYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN HIGHER EDUCATION DEVELOPMENT SUPPORT

21