PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD …
Transcript of PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD …
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH
TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X
SMK BHAKTI NUSANTARA SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017
JURNAL
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Puput Diaz Kartika
202010075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH
TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X
SMK BHAKTI NUSANTARASALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017
Puput Diaz Kartika1 , Kriswandani
2
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 1Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: [email protected]
2Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: [email protected]
ABSTRAK Jenis penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui 1) ada atau tidaknya
pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe ICM terhadap minat belajar bagiSiswa Kelas X
SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga dan 2) ada atau tidaknya pengaruh strategi
pembelajaran aktif tipe ICM terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas X SMK
BHAKTI NUSANTARA Salatiga.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga semester 2 tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari
4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling kemudian
diperoleh Kelas X Farmasi sebagai kelas kontrol (15 siswa) dan Kelas X Keperawatan (32
siswa) sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data menggunakan metode angket minat
belajar dan metode tes. Desain dalam penelitian ini menggunakanthe randomized control
grouppretest-posttest. Pengujian dari data yang sudah diperoleh menggunakan uji beda rerata
dan Uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,017< 0,050yang berarti penerapan strategi pembelajaran aktif tipe ICM bepengaruh
terhadap minat belajar matematika siswa kelasX SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga.
Berdasarikan hasil uji beda rerata diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,005 < 0,050 yang
artinya penerapan strategi pembelajaran aktif tipe ICM berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga.
Kata Kunci:Minat BelajarHasil Belajar Matematika, Strategi pembelajaran aktif tipe ICM
(Index Card Match).
PENDAHULUAN
Matematika merupakan obyek studi yang membutuhkan pemikiran, artinya dalam
mempelajari matematika diperlukan kemampuan berpikir matematik yaitu kemampuan untuk
melaksanakan kegiatan dan proses matematik. Pembelajaran matematika bersifat abstrak
maka diperlukan suatu cara untuk mengelola proses belajar mengajar sehingga matematika
mudah dipahami oleh siswa dengan baik dan lebih berarti serta bermanfaat dalam kehidupan
mereka. Pembelajaran matematika pada umumnya masih merupakan hal yang ditakuti oleh
banyak siswa. Hal ini dapat terlihat langsung dari pencapaian matematika siswa yang relatif
buruk dibandingkan dengan mata pelajaran lain (Tambunan, 2006).
Pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang diselengarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa guna memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan matematika,
yang bertujuan membentuk kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui
kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat obyektif, jujur, disiplin dalam
memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam
kehidupan sehari-hari (Wawan, 2010).
Pentingnya pelajaran matematika bagi siswa, diharapkan dapat memacu guruuntuk
membimbing siswa secara optimal guna mencapai tujuan pembelajaran. Siswa juga
diharapkan berperan aktif dalam proses pembelajaran matematika demi tercapainya suatu
keseimbangan dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas dan kewajiban, tidak
hanya mengajar, mendidik dan membimbing siswa tetapi juga patut sebagai model dalam
pembelajaran sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan
(Kompas tanggal 8 Februari 2014).Namun pada kenyataannya proses pembelajaran
matematika yang digunakan masih didominasi oleh guruyang mengakibatkan siswa merasa
bosan dan tidak antusias setiap mengikuti pelajaran matematika. Siswa cenderung berkata
bahwa dirinya memahami materi yang dijelaskan guru, namun ketika diadakan ulangan nilai
mereka tidak sesuai dengan yang diharapkan guru. Tidak adanya kesinambungan antara guru
dan perilaku siswa yang tidak ingin berubah, dapat berakibat pada minat siswa yaitu tidak
bersemangat untuk belajar matematika dan hasil belajar siswa yang tidak maksimal.
ICM diharapkan mampu menumbuhkan minat belajar matematika pada
siswa.Baharudin dan Wahyuni (2007: 24) mengemukakan, minat berarti kecenderungan dan
gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya dengan
kecerdasan dan motivasi karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Jika seseorang
tidak memiliki minat untuk belajar, ia tidak akan bersemangat bahkan tidak mau belajar.
Slameto (2010: 54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
siswa yaitu: 1) Faktor Intern: faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh;
faktor psikologi, seperti intelegensi, perhatian, bakat, kematangan dan kesiapan. 2) Faktor
Ekstern: faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan; faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian
diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah.
Menurut Nasution (2006:36), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru, tes tersebut
dapat berupa ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama
pembelajaran berlangsung, tes akhir semester, dan sebagainya. Faktor yang mempengaruhi
hasil belajar oleh Rusman (2012:124) diklasifikasikan menjadi 2, yaitu faktor internal (faktor
yang berasal dari diri siswa) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa).
Salah satu faktor eksternal adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Berdasarkan hasil observai yang dilaksanakan di SMK BHAKTI NUSANTARA
Salatiga, terlihat bahwa minat dan hasil belajar siswa SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga
masih belum maksimal. kecenderungan siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran
di kelas masih kurang, banyak siswa yang kurang fokus ketika guru sedang menjelaskan dan
asyik dengan kegitannya sendiri.Pembelajaran yang berpusat pada guru mengakibatkan siswa
belum memahami materi yang disampaikan oleh guru dan siswa tidak berusaha bertanya atau
mempelajari sendiri materi yang belum dimengerti. Pembelajaran seperti ini sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.Hasil belajar matematika siswa rendah dikarenakan
siswa mengalami kesulitan saat belajar matematika diantaranya kesulitan untuk
mengaplikasikan rumus-rumus matematika dalam kehidupan sehari-hari dan tekanan yang
berlebihan pada hafalan rumus serta kecepatan berhitung. Hal ini didukung oleh nilai rerata
matematika yang dicapai oleh siswa masih dibawah nilai KKM.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dibutuhkan suatu strategi pembelajaran
untuk menciptakan suasana belajar yang dapat melibatkan siswa secara aktif baik fisik
maupun mental agar tercipta suasana belajar yang kondusif. Strategi pembelajaran aktif
merupakan suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk berperan aktif dalam suatu proses
pembelajaran. Siswa diharapkan dapat membangun pemahamannya sendiri tentang materi
pelajaran (Zaini, dkk, 2007).
Salah satu strategi pembelajaran aktif yang dapat digunakan oleh seorang guru adalah
strategi pembelajaran aktif tipe index card match. Suprijono (2013: 120) menjelaskan index
card match (mencari pasangan kartu) adalah suatu strategi yang cukup menyenangkan
digunakan untuk memantapkan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari. Index
card match merupakan salah satu strategi yang menyenangkan yang akan mengajak siswa
untuk aktif dalam proses pembelajaran. Index card match adalah salah satu teknik
instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi
pengulangan). Tipe index card match ini berhubungan dengan cara-cara belajar agar siswa
lebih lama mengingat materi pelajaran yang dipelajari dengan teknik mencari pasangan kartu
yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana menyenangkan (Silberman, 2006: 250).Strategi ini memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada teman sekelas. Hamruni (2011:
162) menyatakan bahwa index card match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk
meninjau ulang materi pelajaran.
Menurut Suprijono (2013: 120), metode “mencari pasangan kartu” atau index card
match cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah
diberikan sebelumnya. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:1)buatlah
potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas dan bagilah kertas-kertas
tersebut menjadi dua bagian yang sama; 2)pada separuh bagian kertas, tulis pertanyaan
tentang materi yang akan di belajarkan;3)pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat kemudian kocoklah semua kertas sehingga akan
tercampur antara soal dan jawaban;4)setiap siswa diberi satu kertas dan siswa bekerja secara
berpasangan dimanaseparuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan
mendapatkan jawaban; 5)mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika
ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan.
Jelaskan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka dapatkan kepada teman
yang lain; 6)setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah
kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan
keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh
pasangannya. 7) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirancang suatu penelitian yang mempunyai 2 tujuan
yakni untuk mengetahui 1) ada atau tidaknya pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe ICM
terhadap minat belajar bagiSiswa Kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga dan 2) ada
atau tidaknya pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe ICM terhadap hasil belajar
matematika pada siswa kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen,
jenis penelitian ini adalah Quasi eksperimen (Quasi Experimental Design). Penelitian ini
dilakukan di SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga semester 2 Tahun Ajaran
2016/2017 yang terdiri dari empat kelas yaitu kelas Xpertanian, Xkeperawatan, Xfarmasi,
dan Xteknik sepeda motor. Sampel yang digunakan adalah 2 kelas. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah Simple Random Sampling karena pengambilan anggota
sampel dari polulasi dilakukan secara acak tanpa memperlihatkan strata yang ada dalam
populasi itu. Sampel yang digunakan yaitu kelas X-keperawatan SMK BHAKTI
NUSANTARA Salatiga sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 32 siswa dan kelas X-
farmasi SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 15
siswa. Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan bentuk design Pretest- Posttest
Control Group Design (Sugiyono, 2011).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan: 1) Observasi digunakan
untuk mendapatkan data tentang pencapaian guru dalam memberikan perlakuan didalam
kelas, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi proses
yang diharapkan; 2) Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang digunakan
untuk mengukur pencapaian siswa sebelum diberi perlakuan dengan pretest dan juga setelah
diberi perlakuan dengan posttest; dan 3) Dokumentasi digunakan untuk pengumpulan data
yang resmi dan terjamin keakuratannya (Budiyono, 2013:54). Instrumen pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket minat belajar siswa dan tes (Posttest). Uji
instrumen dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas,taraf kesukaraan butir soal,
dan daya pembeda. Instumen tes hasil belajar berupa tes pilihan ganda yang terdiri dari 20
butir soal. Instrumen angket minat belajar siswa terdiri dari 27 butir item.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskritif dan analisis
inferensial. Pengujian deskriptif dalam penelitian ini untuk mengetahui nilai rata-rata, nilai
maksimum, nilai minimum, standart deviasi, serta untuk mendeskripsikan selama proses
pembelajaran. Sedangkan pengujian inferensial dalam penelitian ini dengan menggunakan uji
normalitas, uji homogenitas, dan uji Independent Sample T-Testdan uji Mann-Whitney
dengan bantuan SPSS 22.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal (sebelum diberikan perlakuan)
Data dalam penelitian ini meliputi data hasil belajar dan data hasil pengisian angket
minat belajar. Data hasil belajar pada kondisi awal meliputi data nilaipretest siswa yang
diperoleh dari nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) matematika Semester 2 Tahun Pelajaran
2016/2017. Dataminat belajar awaldigunakan untuk melihat minat belajar siswa sebelum
dilakukan penelitian dan diberikan perlakuan. Nilai minat belajar awal diambil dari
pemberian angket awal sebelum perlakuan untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kedua
kelompok data awal tersebut digunakan untuk mengetahui keseimbangan kedua kelas yang
akan diberikan perlakuan yang berbeda.
Keseimbangan kedua kelas dapat dilihat dari hasil uji normalitas data dan uji
homogenitas data hasil belajar pada kondisi awal. Adapun hasil analisis statistik deskriptif
data nilai pretest dapat dilihat dalam Tabel 1, hasil uji normalitas data nilai pretest dapat
dilihat dalam Tabel 2, serta hasil uji homogenitas dan uji beda rerata nilai pretest dapat dilihat
Tabel 3.
Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif Data Nilai Pretest
Kelompok N
Maksi
mum
Mini
mum Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
nilai Kelas eksperimen 32 100 30 56,16 21,776 3,850
Kelas Kontrol 15 96 30 64,47 23,491 6,065
Hasil Tabel 1 menunjukkan data nilaipretest siswa SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga
menunjukan bahwa rata-rata nilai pretest dari kelas eksperimen adalah 56,16 dengan nilai
minimal 30 dan nilai maksimal 100. Rata-rata kelas kontrol adalah 64,47 dengan nilai
minimal 30 dan nilai maksimal 96.Rata-rata kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas
eksperimen tetapi perbedaanya tidak terlalu besar.
Tabel 2. Uji Normalitas Data Pretest
Berdasarkan Tabel 2 diatas diperoleh perhitungan uji normalitas data nilai pretest
menunjukkan nilai signifikansi data nilai pretest untuk kelas eksperimen sama dengan nilai
signifikansi kelas control yakni 0,200> 0,05yang berarti data nilai pretestkedua kelas berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Lebih lanjut, hasil perhitungan uji homogenitas dan
uji beda rerata nilai pretest dapat dilihat dalam Tabel 3.
Berdasarkan hasil analisis uji beda rerata data pretest diperoleh nilai signifikansi uji
homogenitas sebesar 0,637 > 0,05 yang berarti data pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol mempunyai variansi yang sama atau bersifat homogen. Oleh karena telah memenuhi
eksperimen kontrol
N 32 15
Normal Parametersa,b
Mean 56,16 64,47
Std.
Deviation 21,776 23,491
Most Extreme
Differences
Absolute ,123 ,118
Positive ,123 ,110
Negative -,115 -,118
Test Statistic ,123 ,118
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
,200c,d
persyaratan uji normalitas data dan uji homogenitas data maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelas tersebut dalam kondisi seimbang. Hal ini juga dapat didukung oleh hasil uji beda
rerata data pretest dimana nilai signifikansinya sebesar 0,240 > 0,05 yang berarti tidak ada
perbedaan nilai rerata data pretest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Tabel 3. Uji Homogenitas dan Uji Beda Rerata Data Pretest
Analisis statistika deskriptif minat belajar pada kondisi awal dapat dilihat dalam Tabel
4. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh kelas kontrol sebanyak 2 siswa
memiliki minat belajar yang tinggi, 8 siswa memiliki minat belajar sedang dan 5 siswa
memiliki minat belajar rendah. Kategori kelas eksperimen sebanyak 4 siswa memiliki minat
belajar yang tinggi, 18 siswa memiliki minat belajar sedang dan 10 anak memiliki minat
belajar rendah.
Tabel 4. Statistik Deskriptif Minat Belajar pada Kondisi Awal
Interval Kategori Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
96 – 107 Tinggi 4 12,5% 2 13,33%
84 - 95 Sedang 18 56,25% 8 53,33%
72 – 83 Rendah 10 31,25% 5 33,33%
Hasil pengujian perbedaan minat belajar antara kedua kelompok dapat dilihat dari hasil uji
Mann-Whitney seperti pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 tersebut tampaklah nilai
signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,784 > 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan minat
belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
nilai Equal
variances
assumed
,226 ,637 -1,190 45 ,240 -8,310 6,986 -22,380 5,759
Equal
variances
not
assumed
-1,157 25,669 ,258 -8,310 7,184 -23,086 6,466
Tabel 5. Uji Mann-Whitney Minat Belajar Pada Kondisi Awal
Berdasarkan hasil uji normalitas data pretest, uji homogenitas data pretest, uji beda rerata
data pretest, dan uji Mann-Whitney data awal minat belajar maka dapat disimpulkan bahwa
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam kondisi seimbang sehingga dapat diberi
perlakuan yang berbeda.
B. Kondisi Akhir (setelah diberi perlakuan)
Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, diakhir pertemuan diberikan tes akhir dan
pemberian angket minat belajar. Adapun hasil analisis statistik deskriptif untuk data minat
belajar akhir dapat dilihat dalam Tabel 6 berikut ini
Tabel 6. Statistik Deskriptif Minat Belajar pada Kondisi Akhir
Interval Kategori Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
96 - 107 Tinggi 19 59,38% 4 26,67%
84 - 95 Sedang 10 31,25% 6 40%
72 – 83 Rendah 3 9,38% 5 33,33%
Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat diihat bahwa pada kelas kontrol sebanyak 4 siswa memiliki
minat belajar yang tinggi, 6 siswa memiliki minat belajar sedang dan 5 siswa memiliki minat
belajar rendah. Untuk kelas eksperimen sebanyak 19 siswa memiliki minat belajar yang
tinggi, 10 siswa memiliki minat belajar sedang dan 3 anak memiliki minat belajar rendah. Hal
ini menunjukkan bahwa minat belajar matematika dikelas X Keperawatan sebagai kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan dengan Kelas X Farmasi sebagai kelas kontrol.
Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai signifikansi sebesar0,017< 0,05 yang berarti terdapat
pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe ICM terhadap minat belajar bagiSiswa Kelas X
SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga.
Nilai
Mann-Whitney U 228,000
Wilcoxon W 756,000
Z -,274
Asymp. Sig. (2-
tailed) ,784
a. Grouping Variable: kelompok
Tabel 7. Uji Mann-Whitney Minat Belajar pada Kondisi Akhir
Strategi pembelajaran aktif tipe ICM berpengaruh terhadap minat belajar matematika
siswa, juga berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Hasil analisis descriptive
statistic menggunakan bantuan SPSS 22 dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini
Tabel 8. Analisis Statistik Deskriptif Data Posttest
Kelompok N Maksimum Minimum Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Nilai Kelas eksperimen 32 100 35 79,06 20,018 3,539
Kelas Kontrol 15 90 25 60,67 19,074 4,925
BerdasarkanTabel 8 dapat dilihat bahwa untuk kelas kontrol, siswa SMK BHAKTI
NUSANTARA Salatiga kelas X Farmasi diperolehnilai terendah 25, nilai tertinggi 90
dannilai rata-rata sebesar 60,67. Sedangkan Hasil belajar posttest siswa SMK BHAKTI
NUSANTARA Salatiga kelas X Keperawatan yang digunakan sebagai kelas eksperimen
diperoleh bahwa dari 32 subjek penelitian, nilai terendah 35, nilai tertinggi 100 dan nilai rata-
rata siswa 79,06.
Hasil uji normalitas data posttestdapat dilihat dalam Tabel9 berikut ini
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Data Posttest
Test Statisticsa
Nilai
Mann-Whitney U 135,500
Wilcoxon W 255,500
Z -2,391
Asymp. Sig. (2-
tailed) ,017
a. Grouping Variable: kelompok
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
eksperimen kontrol
N 32 15
Normal Parametersa,b
Mean 79,06 60,67
Std.
Deviation 20,018 19,074
Most Extreme
Differences
Absolute ,148 ,174
Positive ,148 ,127
Negative -,148 -,174
Test Statistic ,148 ,174
Asymp. Sig. (2-tailed) ,073c ,200
c,d
Berdasarkan Tabel 9 diperoleh nilai signifikansi pada uji kolmogorov-smirnov untuk kelas
eksperimen 0,073 dan kelas kontrol 0,20, keduanya signifikan lebih besar dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Pengujian beda rata-rata hasil belajar dilakukan dengan analisis uji independent ttest
yang bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar antara siswa yang mendapat
perlakuan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match dengan siswa yang melakukan
pembelajaran secara konvensional. Pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Hasil Uji Beda Rerata Nilai Posttest
Pada Tabel 10diperoleh nilai signifikan yang diperoleh di kolom levene’s test for equality of
variances adalah sebesar 0,779 > 0,05 yang berarti kedua kelompok data mempunyai variansi
yang sama atau bersifat homogen. Pada t-tes equality of means yang digunakan adalah equal
variances assumed karena data homogen. Uji independent sample t-test dilihat dari nilai
signifikan equal variances assumed pada Tabel 10 adalah 0,005 < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada proses pembelajaran
matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match (ICM)
dapat disimpulkan bahwa 1) untuk nilai signifikansi sebesar 0,017< 0,050 yang berarti
penerapan strategi pembelajaran aktif tipe ICM bepengaruh terhadap minat belajar
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differ
ence
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
nilai Equal
variances
assumed
,080 ,779 2,980 45 ,005 18,396 6,173 5,962 30,830
Equal
variances
not
assumed
3,033 28,729 ,005 18,396 6,064 5,988 30,804
matematika siswa kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga serta 2) berdasarkan hasil
uji beda rerata diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,005 < 0,050 yang artinya penerapan
strategi pembelajaran aktif tipe ICM berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas X SMK BHAKTI NUSANTARA Salatiga.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiyono. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press
Budiyono. 2011. Penilaian Hasil Belajar. Surakarta: UNS Press
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Nur, dkk. 2013. Pengaruh penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match
Terhadap Pemahan Konsep Matematis Siswa Kelas XI.IS SMAN N Sijunjung. Jurnal
Pelangi, STKIP PGRI SUMBAR Vol.3 No.3. September 2013.
Silberman, M. 2009. Active Learning. Bandung: Nusamedia.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Supranto, J. 2008. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Suyatmi, Aan. 2008. Pengaruh Penggunaan Strategi Active Learning Dengan Metode Index
Card Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.
Widoyoko, Eko. 2013. Tenik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Zaini, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.