PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

88
PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR DAN BUDAYA ORGANISASI AUDITEE TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS AUDITOR Oleh Nama: Benedictus Adiatama NIM: 232013240 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 201

Transcript of PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

Page 1: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR DAN BUDAYA

ORGANISASI AUDITEE TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS

AUDITOR

Oleh

Nama: Benedictus Adiatama

NIM: 232013240

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

201

Page 2: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

ii

PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR DAN BUDAYA

ORGANISASI AUDITEE TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS

AUDITOR

Oleh

Nama: Benedictus Adiatama

NIM: 232013240

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

Disetujui oleh :

Dr. Suzy Noviyanti, SE., MM, Akt., CA., CPA

Pembimbing

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERISTAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 3: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

iii

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Jl. Diponegoro 52-60

: (0298) 321212, 311881

Telex 322364 ukswsaia

Salatiga 50711-Indonesia

Fax. (0298)-321433

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Benedictus Adiatama

NIM : 232013240

Program Studi : Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,

Judul : Pengaruh Skeptisisme Profesional, Rotasi Auditor dan Budaya

Organisasi Auditee terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Auditor

Pembimbing : Dr. Suzy Noviyanti, SE., MM, Akt., CA., CPA

Tanggal diuji : …………..

adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat

atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan

pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau

meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima

sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, ………………..

Yang memberi pernyataan,

Benedictus Adiatama

Page 4: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

iv

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Page 5: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES

Page 6: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

vi

MOTTO

“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang”

-Amsal 23:18-

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

-Filipi 4:13-

“Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi

usahamu!”

-2 Tawarikh 15:7-

“kalau anda tidak bisa menjadi orang yg pintar dan cerdas, jadilah orang yg rajin dan pekerja

keras. Sebab org yg pintar sering dikalahkan oleh mereka yg rajin

dan org yg cerdas sering dikalahkan oleh mereka yg pekerja keras”

- firman nofeki –

“Set your strong intention, work hard, and pray, slowly but surely, what you strive for will

come to be. This is God’s law.”

- Ahmad Fuadi –

“ SEKALI ANDA MENGERJAKAN SESUATU, JANGAN TAKUT GAGAL DAN

JANGAN TINGGALKAN ITU. ORANG-ORANG YANG BEKERJA DENGAN

KETULUSAN HATI ADALAH MEREKA YANG PALING BAHAGIA.”

- Chanakya –

Page 7: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Skeptisisme Profesional, Rotasi Auditor dan Budaya Organisasi Auditee

terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Auditor” guna memperoleh gelar sarjana

ekonomi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh skeptisisme

profesional, rotasi auditor dan budaya organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat

materialitas auditor. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

dunia pendidikan ,kantor akuntan publik dan pemerintah ataupun publik mengenai apakah

skeptisisme profesional, rotasi auditor dan budaya organisasi auditee dapat mempengaruhi

pertimbangan tingkat materialitas auditor.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian masih banyak kekurangan dan keterbatasan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna

menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat

sebaik-baiknya kepada semua pihak.

Salatiga, ..................2018

Benedictus Adiatama

Page 8: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME atas segala berkat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Skeptisisme

Profesional, Rotasi Auditor dan Budaya Organisasi Auditee terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas Auditor” guna memperoleh gelar sarjana ekonomi.

Selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari doa, dukungan, bantuan bimbingan dan

pendamping dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan segala hormat dan kerendahan

hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua saya, papa Endro dan mama Ning, serta adik saya Lidwina yang selalu

memberikan saya masukan, semangat, dukungan ataupun motivasi.

2. Keluarga besar yang ada di Salatiga, khususnya Eyang kakung dan Eyang ti, yang juga

memberikan motivasi, dukungan selama perkuliahan.

3. Ibu Suzy Noviyanti selaku pembimbing saya yang telah memberikan ruang dan waktu

untuk membimbing, mengarahkan dan mendukung proses penelitian ini.

4. Ibu Supatmi dan Bapak Paskah Ika Nugroho yang telah menjadi wali studi selama

perkuliahan di FEB UKSW.

5. Ibu Roos Kities selaku Dekan FEB UKSW

6. Ibu Theresia Woro Damayanti selaku Kaprodi Akuntansi FEB UKSW

7. Teman – teman terdekat saya (Krisma Yoga, Djaja, Wawan, Reza, Dika, Boma, Rizki,

Alfian, Ipal, Chrisno, Yogi, Vincent, eko) yang telah memberikan waktu untuk berbagi

pengalaman, cerita, semangat, motivasi yang berkaitan dengan proses penyusunan

skripsi.

8. Teman –teman satu bimbingan (Ardi, Gog, Anton, Gea, Gamal) yang telah berjuang

bersama – sama dan saling memberi masukan satu sama lain untuk menyelesaikan

penelitian ini.

9. Teman – teman dari HMPA Mitra Gahana dari angkatan 18, 19, 20, 21 dan 23 yang

memberikan semangat, dukungan selama perkuliahan dari awal hingga tahap

penyusunan skripsi ini .

10. Seluruh teman FEB angkatan 2013 baik itu kelompok makrab fakultas maupun jurusan

yang mendukung saya dalam penyusunan skripsi.

11. Teman – teman dari KMK dan koor / paduan suara Salatiga yang mendukung dan

memberi semangat dalam penyusunan skripsi

Page 9: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

ix

12. Teman – teman terdekat SMA Don Bosco 2 Pulomas terutama Paskibraka angkatan 15

yang telah memberikan semangat, motivasi dalam penyusunan skripsi

13. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam membantu penulis,

saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya.

Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan penelitian sebagai tugas akhir ini.

Salatiga, ..................2018

Benedictus Adiatama

Page 10: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

x

ABSTRACT

This study is aims to obtain empirical evidence of the influence of skepticism

profesional, audit rotation, and organizational culture of auditee on the consideration of the

level of materiality on auditor. This study uses primary data obtained by distributing

questionnaires. The sample of this research is auditor working in Public Accounting Firm

(KAP) in Semarang, Yogyakrta, and Solo with convinience sampling technique. From 65

distributed questionnaires that can be processed as many as 54 questionnaires. Data analysis

was done using multiple linear regression. Based on the result of examination of this research

data, the independence variable, skepticism profesional, audit rotation, and organizational

culture of auditee have a significant and positive influence on the materiality level of the

financial statement (partially), and all the independent variables simultaneously affect the

materiality level of the Auditor.

Keywords: skepticism profesional, audit rotation, organizational cultur of auditee, and

Consideration of materiality level on auditor

Page 11: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

xi

SARIPATI

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh skeptisisme

profesional, rotasi auditor dan budaya organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat

materialitas auditor. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan

penyebaran kuesioner. Sampel penelitian adalah auditor senior yang bekerja di Kantor Akuntan

Publik (KAP) di wilayah Semarang, Yogyakarta dan Solo dengan teknik convinience

sampling. Dari 65 kuesioner yang disebar yang dapat diolah sebanyak 54 kuesioner. Analisis

data dilakukan menggunakan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengujian data

penelitian ini, variabel skeptisisme profesional, rotasi auditor, dan budaya organisasi auditee

berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor, dan

semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat

materialitas auditor.

Kata kunci : Skeptisisme profesional, Rotasi auditor, Budaya organisasi auditee, dan

Pertimbangan tingkat materialitas

Page 12: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................................................... i

Halaman Pengesahan ............................................................................................................................. ii

Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ................................................................................................. iii

Pernyataan Tidak Plagiat ........................................................................................................................ iv

Pernyataan Persetujuan Akses ............................................................................................................... v

Motto ..................................................................................................................................................... vi

Kata Pengantar ...................................................................................................................................... vii

Ucapan Terima Kasih............................................................................................................................ viii

Abstract ................................................................................................................................................... x

Saripati ................................................................................................................................................... xi

Daftar Isi ................................................................................................................................................ xii

Daftar Tabel ..........................................................................................................................................xiv

Daftar Gambar ...................................................................................................................................... xv

Pendahuluan ........................................................................................................................................... 1

Telaah Pustaka ........................................................................................................................................ 7

Landasan Teori .................................................................................................................................... 7

Pertimbangan Tingkat Materialitas .................................................................................................... 7

Skeptisisme Profesional ...................................................................................................................... 8

Rotasi Auditor ................................................................................................................................... 10

Budaya Organisasi Auditee ............................................................................................................... 11

Pengembangan Hipotesis ................................................................................................................. 12

Pengaruh skeptisisme profesional terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor ........... 12

Pengaruh rotasi auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor ............................ 14

Pengaruh budaya organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor ....... 15

Model Penelitian ............................................................................................................................... 17

Metode Penelitian ................................................................................................................................ 18

Populasi dan Sampel ......................................................................................................................... 18

Definisi Operasional Variabel ............................................................................................................ 18

Teknik Analisis Data ...................................................................................................................... 20

Uji Hipotesis ...................................................................................................................................... 20

Koefisien Determinasi ................................................................................................................... 20

Page 13: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

xiii

Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial ................................................................................ 21

Uji F (Goodneess of Fit) atau uji koefisien regresi secara bersama - sama ................................... 21

Hasil dan Pembahasan .......................................................................................................................... 22

Gambaran Umum Objek penelitian .................................................................................................. 22

Karakteristik Responden dan Analisis Deskriptif .............................................................................. 23

Pengujian Kualitas Data .................................................................................................................... 25

Hasil Uji Validitas ........................................................................................................................... 25

Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................................................................... 25

Hasil Uji Regresi Linear Berganda ..................................................................................................... 26

Uji Hipotesis ...................................................................................................................................... 27

Uji Koefisien Determinasi .............................................................................................................. 27

Uji t (Pengujian Secara Parsial) ..................................................................................................... 28

Hasil Uji F (pengujian secara simultan) ......................................................................................... 30

Penutup ................................................................................................................................................. 31

Kesimpulan ........................................................................................................................................ 31

Keterbatasan ..................................................................................................................................... 31

Saran ................................................................................................................................................. 31

Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 32

Lampiran ............................................................................................................................................... 36

Page 14: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

xiv

DAFTAR TABEL

Gambar 2.1 ............................................................................................................................... 17

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................................................... 19

Tabel 4.1 Sample dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ........................................................ 22

Tabel 4.2 Karakteristik Responden .......................................................................................... 23

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ................................................................................................... 24

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................................ 25

Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Berganda ..................................................................................... 26

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................................. 27

Tabel 4.7 Hasil Uji t ................................................................................................................. 28

Tabel 4.8 Hasil Uji F ................................................................................................................ 30

Page 15: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir .............................................................................................. 17

Page 16: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

1

PENDAHULUAN

Perusahaan yang baik yaitu perusahaan yang menyediakan segala jenis informasi yang

disajikan secara baik dan lengkap. Informasi tersebut dapat berupa laporan laporan seperti

contohnya laporan keuangan. Pada laporan keuangan yang dibuat perusahaan harus

lengkap, rinci, dan bebas dari salah saji. Untuk menjamin hal tersebut, perusahaan tidak

hanya sekedar mengandalkan akuntan sebagai perancang laporan keuangan tetapi

melibatkan juga peran dari auditor. Maka dari itu, peran auditor sangat diperlukan dalam

berbagai aspek yang mempengaruhi kinerja perusahaan (Winadi dan Mertha 2017).

Terkadang, perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan secara keliru baik

disengaja maupun tidak disengaja. Kekeliruan salah saji dapat dikategorikan sebagai salah

satu bentuk materialitas. Materialitas dapat diukur berdasarkan tingkatan. Tingkatan dalam

materialitas biasanya ditentukan oleh auditor dan dinyatakan dalam laporan audit, material

atau tidaknya informasi. Kedua hal tersebut mempengaruhi pendapat yang akan diberikan

oleh auditor. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Winadi dan Mertha

(2017) yang mengatakan bahwa sebaiknya laporan yang tidak material diabaikan dan

dianggap tidak pernah ada, tetapi jika laporan tersebut melampaui tingkat materialitas maka

harus dianggap ada karena laporan tersebut mempengaruhi pendapat yang dikeluarkan

auditor.

Fokus utama auditor yaitu pada informasi material yang disampaikan oleh auditee

dalam proses audit. Ketika informasi yang ditemukan oleh auditor berupa informasi yang

tidak material atau tidak penting, maka biasanya auditor akan mengabaikan informasi

tersebut dan bahkan mengganggap tidak pernah ada. Menurut penelitian yang dilakukan

oleh Murwanto (2008) mengatakan bahwa informasi yang ditemukan oleh auditor yaitu

informasi yang berada sebagian pada laporan keuangan yang tentunya jika terdapat salah

saji atau tidak disajikan maka akan mempengaruhi keputusan ekonomis.

Pandangan Auditor mengenai pertimbangan tingkat materialitas sudah menjadi

kebijakan dalam profesi auditor tersebut dan dipengaruhi oleh persepsi auditor akan

kebutuhan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Untuk memenuhi

kebutuhan akan informasi tersebut, Auditor dapat merencanakan pengumpulan bukti audit

yang sesuai untuk digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi laporan keuangan dan

memberikan pernyataan atau opini audit. Bukti yang dikumpulkan sesuai dengan tinggi

atau rendahnya tingkat materialitas, semakin rendah tingkat materialitas yang ditetapkan

Page 17: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

2

semakin banyak bukti audit yang diperlukan, begitupula sebaliknya (Jusup 2014). Maka

dari itu, pertimbangan materialitas merupakan salah satu faktor dalam menentukan opini

yang akan diberikan oleh auditor.

Pada sisi lainnya, tingkat materialitas juga secara tidak langsung dapat dititikberatkan

pada aspek kondisi budaya organisasinya dan situasi auditee nya. Mengenai pembahasan

budaya organisasi, pada penelitian yang dilakukan oleh Jusmatang (2016) yang

mengatakan bahwa budaya organisasi klien mengambil peranan penting dalam menunjang

proses audit. dikarenakan di dalam organisasi mengandung unsur-unsur seperti pola sikap,

keyakinan. Budaya organisasi klien yang baik yaitu budaya yang tercermin dari terciptanya

hubungan yang baik antara klien dengan auditor dan juga mendukung terlaksananya proses

audit yang baik juga (Jusmatang 2016). Budaya yang baik juga ditunjang oleh sistem

pengendalian yang diterapkan oleh auditee tersebut. Semakin tinggi sistem pengendalian

organisasi tersebut maka risiko yang dihadapi semakin rendah, potensi salah saji kecil dan

pertimbangan tingkat materialitas juga besar (Arens 2014).

Selain kondisi budaya organisasi klien, pada penelitian yang dilakukan oleh Singgih

dan Bawono (2010) yang mengatakan bahwa auditor harus mengembangkan dan

memenuhi serta menghasilkan produk audit yang sesuai dengan kepentingan pihak tertentu.

Adapun dua kemungkinan terjadinya rotasi auditor yaitu ketika auditee tidak puas dengan

kinerja auditor dan ketentuan yang mengatur dalam pergantian auditor. Menurut Singgih

dan Bawono (2010) mengatakan bahwa rotasi auditor akan mengancam independensi

auditor tersebut karena adanya keinginan dari auditee akan opini atau pendapat dalam

laporan auditnya Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Menurut Divianto (2011) mengatakan

bahwa selain opini audit dan independensi, rotasi auditor juga mengancam dari kualitas

audit karena ketika terjadi pergantian auditor yang baru, maka pengetahuan auditor yang

lama akan sia – sia. Dengan pergantian auditor yang baru juga akan memulai

pengetahuannya dari awal.

Auditor harus dapat menemukan dan memperoleh keyakinan akan informasi laporan

keuangan yang disajikan oleh auditee dari segala aspek baik dari kelengkapan penyajian,

kemungkinan kesalahan penyajian material maupun non material yang disengaja maupun

tidak disengaja yang ditimbulkan dari pembuatan laporan keuangan tersebut. Maka dari itu,

Auditor memiliki kewajiban untuk memeriksa kembali dan bertanggungjawab atas

materialitas yang ditimbulkan atas pemeriksaan laporan keuangan auditeenya (Jusup 2014).

Agar dapat menemukan kecurangan tersebut, auditor dapat menentukan sikap

nya.Salah satunya yaitu sikap skeptisisme profesional yang dapat mempertimbangkan

Page 18: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

3

kecurangan yang akan terjadi. Sikap skeptisisme profesional merupakan sebuah sikap akan

keraguan akan informasi ataupun bukti audit. Hal ini didukung oleh pernyataan Gusti dan

Ali (2008) yang mengatakan bahwa auditor dituntut untuk menggunakan skeptisisme

profesional nya untuk mengembangkan kemahirannya secara cermat dan seksama. Karena

kemahirannya tersebut memberikan gambaran mengenai pengumpulan dan evaluasi bukti

atas kemungkinan salah saji yang dilakukan oleh auditee (Winadi dan Mertha 2017).

Penggunaan sikap skeptis juga tidak hanya digunakan untuk menemukan kecurangan tetapi

juga untuk menentukan batas salah saji dalam laporan keuangan auditee. Auditor juga dapat

meningkatkan sikap kecurigaan atas data maupun informasi yang diperoleh dari auditee.

Nantinya, auditor dapat mengungkap suatu kesalahan maupun kecurangan dalam penyajian

laporan keuangan secara satu persatu.

Secara garis besar, saat ini belum ada standar akuntansi ataupun standar auditing yang

berisi pedoman tentang materialitas secara kuantitatif. Pada kenyataannya dalam

menentukan tingkat materialitas antar auditor berbeda-beda sesuai dengan aspek

situasionalnya, sehingga penentuan materialitas terkesan bersifat subjektif (Yunitasari dan

Adiputra 2014). Maka dari itu, penelitian ini memiliki ketertarikan tersendiri kepada

peneliti untuk meneliti sebuah pengaruh skeptisisme profesional, rotasi auditor dan budaya

organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi

permasalahan dalam penelitian yang paling utama bahwa penentuan tingkat materialitas

bergantung pada situasi dan kondisi dari sisi auditor maupun akuntan perusahaan. Dari sisi

auditor, situasi yang memungkinkan seperti ada beberapa auditor yang tidak mematuhi

standar audit dan kurangnya ketelitian sebagai pelaksanaan audit mempengaruhi tingkat

materialitas (Singgih dan Bawono 2010). Pertimbangan tingkat materialitas yang berbeda

– beda ketika terjadi pergantian auditor yang sulit menentukan salah saji yang dapat

diterima karena masing – masing auditor memiliki pengetahuan tersendiri mengenai

materialitas. Pengetahuan yang didapat dari auditor lama akan terhenti akibat dari

pergantian auditor, maka berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitasnya juga

(Divianto 2011). Serta sikap skeptis yang profesional auditor yang sesuai dengan kondisi

dari kliennya tersebut dimana hal tersebut mempengaruhi auditor dalam memberikan

pertimbangan tingkat materialitasnya (Widiarini dan Saputra 2017). Dari sisi akuntan,

situasi yang memungkinkan seperti perekayasaan laporan keuangan oleh akuntan tentunya

akan mempengaruhi tingkat materialitas (Singgih dan Bawono 2010). Kondisi dari budaya

organisasi yang bergantung pada sistem pengendalian yang dimiliki oleh perusahaan yang

Page 19: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

4

dapat mengubah pertimbangan tingkat materialitas (Arens 2014) dan tingkat kredibilitas

auditee selama proses pelaksanaan audit (Jusmatang 2016).

Permasalahan dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam sebuah kasus RS Sumber

Waras dimana kasus ini berawal dari temuan Badan Pemeriksa Keuangan DKI Jakarta yang

menyatakan terdapat pelanggaran prosedur dan kerugian negara dalam pembelian lahan

rumah sakit seluas 36.410 meter persegi itu. Kerugian mencapai Rp 191,3 miliar. Sejumlah

pihak melapor ke KPK. Kemudian KPK meminta BPK RI melakukan audit investigatif.

Hasilnya sama dengan temuan BPK DKI, pembelian rumah sakit melanggar prosedur

pengadaan tanah dan mengakibatkan kerugian negara Rp 191,3 miliar. Namun, sejumlah

pihak salah satunya Koalisi Masyarakat Sipil menyampaikan sejumlah masukan atas audit

BPK itu. BPK Jakarta dinilai mengabaikan pasal penting dalam prosedur pengadaan, yakni

aspek luas tanah yang akan dibeli. Pasal 121 Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014

tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 menyatakan

proses pengadaan tanah di bawah 5 hektar dapat dilakukan langsung oleh instansi yang

memerlukan dan pemilik tanah.

Kemudian, di pasal 121 juga berkaitan dengan soal penetapan lokasi tanah. Jika lokasi

tanah telah ditetapkan dalam anggaran, instansi tersebut tidak lagi harus menetapkan lokasi

tanah yang akan dibeli. Lokasi tanah telah ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran-

Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD Perubahan 2014. KUA-PPAS

ini juga telah disetujui oleh Gubernur dan pimpinan DPRD DKI. Selain itu BPK Jakarta

dinilai hanya menghitung kerugian negara berdasarkan nilai kontrak pembelian antara

Yayasan dan PT Ciputra pada 2013 dengan harga tanah Rp 15,5 juta per meter persegi.

Atas hitung-hitungan itu, nilai total pembelian lahan Sumber Waras oleh DKI seharusnya

adalah Rp 564,3 miliar. Karena itu, kerugian negara ditulis menjadi Rp 191,3 miliar. BPK

disebutkan dalam audit tidak berpatokan menggunakan nilai jual obyek pajak (NJOP) 2014

sebesar Rp 20,7 juta permeter persegi sebagai dasar penghitungan kerugian negara. NJOP

ditetapkan pada Juni tiap tahun, sementara transaksi pembelian Sumber Waras yang

dilakukan pada Desember 2014. (dikutip dari detik.com)

Berdasarkan fenomena diatas, dapat dikatakan bahwa auditor BPK tidak

mempertimbangkan aspek lain seperti tidak menggunakan nilai jual objek pajak.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor memberikan pertimbangan mengenai keputusan.

Maka dari itu, perlu nya sikap skeptis dalam melakukan pengumpulan bukti audit karena

akan berpengaruh ketika auditor melakukan judgment.

Page 20: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

5

Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wibowo (2013) mengatakan bahwa

skeptisisme profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat

materialitas. Hal ini dibuktikan dalam perencanaan audit, untuk menentukan tingkat

materialitas awal secara tepat, seorang auditor menggunakan kemahiran skeptisisme

profesionalnya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pratitis (2012) mengatakan bahwa

rotasi auditor memiliki pengaruh terhadap independensi. Rotasi auditor dapat dilakukan

dikarenakan 2 hal yaitu jika klien yang meminta dan pembatasan audit tenure 5 tahun.

Dengan adanya pengaruh terhadap independensi, maka pertimbangan tingkat materialitas

juga akan terpengaruh. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Svanberg dan

Ohman (2013) mengatakan bahwa budaya organisasi klien yang beretika memiliki

pengaruh terhadap kualitas audit. Perilaku etis pada suatu organisasi dinilai dapat

membantu auditor dalam menentukan judgment. Maka dari itu, ketika auditor dapat

menentukan judgment dengan baik dapat meningkatkan kualitas audit suatu organisasi.

Penelitian ini menggunakan pertimbangan tingkat materialitas sebagai variabel

dependennya dan skeptisisme profesional, rotasi auditor dan budaya organisasi auditee

sebagai variabel independennya. Skeptisisme profesional memiliki hubungan yang

signifikan dengan pertimbangan tingkat materialitas yang salah satunya telah dibuktikan

melalui penelitian Winadi dan Mertha (2017) melalui teori disonansi kognitif dan teori

atribusi. Untuk rotasi auditor tidak memiliki hubungan secara langsung dengan

pertimbangan tingkat materialitas. Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui hubungan

secara langsung dengan menghubungkan antara rotasi auditor dengan pertimbangan tingkat

materialitas. Terlebih dahulu, penulis ingin menghubungkan antara rotasi auditor dengan

kualitas audit yang salah satunya sudah diteliti oleh Ferdinand (2010) yang menunjukkan

hasil positif dengan diikuti variabel independen lainnya seperti Reputasi dan tenure suatu

KAP. Selanjutnya menghubungkannya antara kualitas audit dengan pertimbangan tingkat

materialitas yang sudah dilakukan pada penelitian Afriska (2015) menunjukkan hubungan

yang negatif karena ada salah satu variabel pada kualitas audit, kompetensi anggota tim

audit dapat mempengaruhi dalam memberikan pertimbangan tingkat materialitas. Maka

juga akan mempengaruhi tingkat keyakinan laporan keuangan yang disajikan oleh

perusahaan. Selanjutnya, budaya organisasi auditee tidak memiliki hubungan secara

langsung dengan pertimbangan tingkat materialitas, melainkan memiliki hubungan dengan

audit judgement pada penelitian yang dilakukan oleh Jusmatang (2016) yang menunjukkan

hasil positif karena proses auditnya dalam pembuatan judgement nya atas bukti kredibilitas

auditee sebagai narasumber dalam proses pelaksanaan audit. Judgement merupakan

Page 21: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

6

perilaku yang paling berpengaruh dalam mempersepsikan situasi dan utama yang

memengaruhinya adalah materialitas tentang apa yang diyakini sebagai kebenaran. Maka

dari itu, penulis ingin menguji pengaruh skeptisisme profesional, rotasi auditor dan budaya

organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk membuktikan pengujian dan

memberikan bukti empiris mengenai pengaruh skeptisisme profesional, rotasi auditor dan

budaya organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat materialitas oleh auditor.

Dengan adanya penelitian ini, manfaat yang dapat diperoleh sekaligus dirasakan oleh

beberapa pihak, seperti Mahasiswa, KAP dan Pemerintah ataupun publik. Bagi mahasiswa,

diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi mengenai pertimbangan tingkat

materialitas dan mekanisme yang mempengaruhinya dari sisi yang berbeda, seperti sikap

profesional, skeptis, pergantian auditor, maupun dari kondisi budaya organisasi tersebut.

Sedangkan bagi KAP Sebagai bentuk pengambilan keputusan ataupun kebijakan untuk

kedepannya agar lebih memperhatikan kondisi budaya kliennya dan dapat meningkatkan

efektivitas dalam memberikan pertimbangan materialitas yang baik. Dan bagi Pemerintah

maupun publik, penelitian ini bertujuan memberikan gambaran suatu laporan keuangan

yang bebas atau minim dari salah saji material ketika auditor yakin dengan berbagai hasil

pengujian salah satunya pengujian materialitas ini.

Page 22: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

7

TELAAH PUSTAKA

Landasan Teori

Pertimbangan Tingkat Materialitas

Menurut Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) SA seksi 312 mendefinisikan

materialitas sebagai besaran suatu informasi akuntansi yang apabila terjadi

penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaaan yang melingkupinya, dapat

mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan

terhadap informasi tersebut.

Materialitas dalam akuntansi memiliki nilai kuantitatif yang relatif dari

beberapa informasi dalam pembuatan keputusan. Selain itu, Materialitas memiliki

konsep untuk mempengaruhi kualitas maupun kuantitas suatu informasi akuntansi

yang berkenaan dengan pembuatan maupun pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan bukti (Hastuti 2003). Konsep Materialitas sangat diperlukan dalam pencarian

informasi, baik informasi yang material maupun yang tidak material. Informasi

material harus disajikan, sedangkan informasi tidak material sebaiknya diabaikan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi (2010) mengatakan bahwa karakteristik

informasi yang material dibagi menjadi dua yaitu informasi yang kurang material dan

informasi yang material. Informasi yang kurang material berisi mengenai penjelasan

laporan audit yang berisi pendapat / opini auditor sedangkan informasi yang sangat

material berisi mengenai pendapat auditor atas laporan keuangan auditee.

Pertimbangan informasi yang material lainnya dapat berupa sifat dan jumlah

informasi, ketidakpastian yang melekat dalam informasi, dampak informasi, dan

kemungkinan kesalahan yang diakibatkan oleh informasi.

Materialitas dapat ditentukan menurut laporan keuangannya ataupun saldo

akunnya. Pada laporan keuangan, terdapat dua cara dalam menerapkan materialitas,

yaitu dengan perencanaan audit dan pelaksanaan audit. Pada perencanaan audit,

tentunya auditor menentukan jumlah bukti yang akan dikumpulkan. Bukti tersebut

dapat dikatakan material ketika terdapat unsur pertimbangan – pertimbangan seperti

pertimbangan profesional. Pertimbangan ini masih dapat berubah jika sepanjang

proses audit ditemukan perkembangan yang baru. Dan dalam penerapannya, auditor

menetapkan lebih dari satu tingkat lebih tinggi dikarenakan kenyataan laporan

keuangan auditee memiliki lebih dari satu tingkat materialitas, misal laporan neraca,

materialitas dapat didasarkan pada total aktiva, total modal dan total pasiva nya. Hal

Page 23: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

8

ini juga ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Aulia (2012) dimana mengatakan

bahwa Pertimbangan awal auditor tentang materialitas seringkali dibuat enam sampai

sembilan bulan sebelum tanggal neraca dan data laporan keuangan yang dibuat

tahunan.

Sedangkan untuk mengukur materialitas berdasarkan saldo akun dilakukan

dengan menaksir materialitas yang dibuat ada perencanaan audit yang masuk ke dalam

akun – akun laporan keuangan secara terpisah, semisal akun dalam laporan neraca.

Menurut Mulyadi (2010) mengatakan bahwa materialitas pada tingkat saldo akun

merupakan salah saji minimum yang dapat terjadi pada saldo akun yang dilihat sebagai

salah saji material. Saldo akun tersebut yang tercatat dapat mempengaruhi keputusan.

Dalam mempertimbangkan materialitas pada saldo akun auditor perlu melihat pada

tingkat laporan keuangan auditeenya .

Pertimbangan tingkat materialitas tentunya memiliki suatu tujuan yaitu sebagai

bentuk perencanaan akan pengumpulan bahan bukti yang cukup yang dilakukan

auditor. Bahan bukti yang terkumpul harus disesuaikan dengan jumlah yang diaudit

dan lebih baik lagi jika pengumpulan bukti dikumpulkan dengan jumlah yang banyak

(Winadi dan Mertha 2017).

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pertimbangan tingkat materialitas

merupakan suatu pertimbangan auditor dalam mencari bukti – bukti berupa informasi

laporan keuangan yang dapat mempengaruhi pertimbangan yang didasarkan pada

pengaruh pentingnya tingkat materialitas, pengetahuan tentang tingkat materialitas,

kecukupan bukti, Penyesuaian pengukuran bukti, urutan tingkat materialitas dalam

audit, materialitas pada tingkat laporan keuangan, materialitas pada tingkat saldo akun

dan alokasi materialitas laporan keuangan pada saldo akunnya.

Skeptisisme Profesional

Skeptisisme profesional dapat diartikan sebagai sebuah sikap yang meliputi

sebuah pemikiran yang selalu mempertanyakan maupun waspada terhadap kondisi

yang mengindikasikan kepada kemungkinan kesalahan penyajian ataupun kecurangan

yang penilaiannya diukur atas suatu bukti audit (IAPI 2014). Seorang auditor yang

skeptis harus memiliki sikap ketidakpercayaan pada penjelasan suatu bukti yang

diperoleh langsung dari auditee melainkan auditor harus mengajukan pertanyaan untuk

memperoleh alasan, bukti dan konfirmasi atas temuan yang diperoleh. Menurut Ajeng

Page 24: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

9

(2014) juga mengatakan bahwa skeptisisime juga berawal kecurigaan yang tertuang

dalam bentuk pertanyaan yang kemudian mengarahkan pada penemuan sebuah

jawaban.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2014) juga mengatakan bahwa sikap

skeptisisme profesional seorang auditor dapat diuji ketika ia dapat melaksanakan

tugasnya sesuai standar yang sebelumnaya telah ditetapkan dan menjaga kaidah serta

norma agar kualitas dan profesi auditor tetap baik.

Sebenarnya, skeptisisme profesional banyak dibahas pada profesi lainnya.

Profesi yang membutuhkan kemampuan ini adalah profesi yang memiliki hubungan

dengan pengumpulan dan penilaian bukti – bukti, seperti penyelidik, polisi, hakim,

pengacara dan auditor. Dari banyaknya profesi tersebut, skeptisisme profesional lebih

diutamakan penggunaanya pada profesi auditor (Hurtt, Eining dan Plumlee 2003).

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia

IAPI (2014) menekankan bahwa skeptisisme profesional sangat penting dan auditor

perlu merencanakan serta melaksanakan proses audit yang berlandaskan skeptisisme

profesional dengan menduga kemungkinan terjadinya kesalahan material ataupun non

material dalam laporan keuangan dan dapat memperkirakan jumlah bukti atau asersi

audit yang diperlukan, baik itu material maupun non material.

Penerapan skeptisisme sangat penting dan mendasar karena dapat

mempengaruhi efektivitas dan efisiensi audit. Skeptisisme yang rendah akan

mengurangi efektivitas audit, dan kalau terlalu tinggi akan meningkatkan biaya yang

harus dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh IAPI

(2014) bahwa biaya atas penerapan skeptisisme profesional yang tinggi terjadi karena

meliputi pengumpulan bukti audit, Sifat dan luas prosedur audit yang akan

dilaksanakan serta pengevaluasian mengenai pertimbangan manajemen dalam

menerapkan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku bagi entitas. Selain itu,

auditor juga dapat memperkirakan kemungkinan informasi keuangan tersebut

memiliki salah saji material atau kecurangan yang disengaja melalui skeptisisme

profesional ini. Selain itu penerapan lainnya seperti yang dikatakan oleh Quadackers

(2009) bahwa skeptisisme profesional mengandung unsur seperti syarat yang harus

dimiliki auditor yang tercantum di dalam standar audit (SPAP). Selain itu Kantor

Akuntan Publik (KAP) mensyaratkan untuk penerapan akan skeptisisme profesional

Page 25: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

10

dalam metodologi audit mereka sebagai bagian dari pendidikan dan pelatihan auditor

dan literatur akademik serta profesional di bidang auditing yang menekankan akan

pentingnya skeptisisme profesional (Quadackers, Groot dan Wright 2009).

Maka dari itu, pada penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa skeptisisme

profesional merupakan alternatif dari sikap kritis seorang auditor yang handal atas

bukti yang diperoleh dalam serangkaian proses audit dan auditor juga memiliki

keyakinan untuk mencukupi atau menambah bukti yang diperoleh. Tambahan dari

penelitian yang dilakukan oleh Anggriawan (2014) bahwa komponen skeptisisme

profesional didasarkan pada sikap kehati-hatian, pemikiran yang selalu

mempertanyakan, evaluasi kritis atas bukti audit, pemahaman terhadap bukti audit,

tingkat keraguan auditor, penggunaan kemahiran professional dan banyaknya

pemeriksaan tambahan.

Rotasi Auditor

Rotasi Auditor merupakan pergantian penggunaan jasa auditor yang dapat

dilakukan dalam kurun waktu tertentu, dengan kondisi tertentu dan dengan maksud

tertentu agar dapat memberikan jaminan akan keakuratan dan relevansi maupun

independensi informasi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan seluruh pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan (Singgih dan Bawono 2010). Di Indonesia,

ketentuan rotasi auditor sudah diatur dalam PP (Peraturan Pemerintah) No.20 tahun

2015 tentang “Praktik Akuntan Publik” yang berisi mengenai Pemberian jasa audit atas

informasi keuangan historis terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik

dibatasi paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut. Dengan adanya

pembatasan tersebut, diharapkan pergantian auditor dapat dilakukan untuk menjaga

independensi auditor melalui serangkaian ketentuan dalam profesi auditor, menjaga

kepercayaan publik dalam fungsi audit dan menghindari konflik kepentingan yang

potensial (Andra dan Prastiwi 2012).

Pentingnya rotasi auditor perlu dilakukan karena auditor bekerja dengan jangka

waktu perikatan yang panjang yang dapat menyebabkan auditor menjalin hubungan

dengan auditee yang berlebihan. Hubungan ini bisa mengancam penurunan kualitas dan

kompetensi auditor saat mengevaluasi bukti audit (Nasser 2006).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Said dan Khasharmeh (2014)

menjelaskan bahwa pergantian auditor suatu keharusan yang dapat dilakukan dengan

Page 26: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

11

secara sukarela yang dapat dibedakan atas dasar pihak yang menjadi fokus perhatian

dari isu independensi auditor. Apabila pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka

perhatian utama adalah pada sisi auditee nya. Begitu sebaliknya, jika pergantian terjadi

secara wajib, perhatian utama beralih kepada auditor.

Dalam pergantian auditor atau biasa disebut rotasi auditor, auditee dapat

mengganti pihak auditornya sekalipun tidak ada peraturan atau ketentuan yang

mengharuskan pergantian tersebut yang terjadi adalah salah satu dari dua hal yaitu

auditor mengundurkan diri atau auditor diberhentikan oleh klien. Di antara Pilihan

keduanya tersebut yang menjadi pusat perhatian yaitu pada alasan mengapa peristiwa

itu terjadi dan ke mana auditee tersebut akan berpindah. Jika alasan pergantian tersebut

adalah karena ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka diekspektasi

auditee akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan auditee nya.

Budaya Organisasi Auditee

Budaya organisasi merupakan nilai – nilai sebuah sistem yang diyakini oleh

semua anggota dibawah suatu organisasi dimana nilai tersebut diperlajari, diterapkan

dan dikembangkan secara berkseinambungan (Moeljono 2003). Sistem – sistem

tersebut memiliki peranan sebagai penyatu dan dijadikan acuan perilaku setiap individu

dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan (Fanani dan

Jalil 2016).

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jusmatang (2016) juga

mengatakan bahwa organisasi memiliki lingkup berupa sebuah pola sikap, keyakinan,

dan perasaan tertentu yang mendasari, mengarahkan, dan memberi arti kepada tingkah

laku dan proses dalam sebuah sistem.

Selain itu, didukung pula dari penelitian Robbins (2003) yang menyatakan

bahwa budaya organisasi memiliki nilai nilai yang dapat diyakini untuk diterapkan dan

dikembangkan secara bersama oleh anggota organisasi serta dapat dijadikan acuan

untuk perilaku yang sesuai dengan tujuan organisasi tersebut.

Tujuan organisasi memiliki fungsi untuk mewujudkan sasaran organisasi pada

setiap individu dan pada struktur organisasi di berbagai tingkatan dari yang paling

bawah sampai atas. Ketika individu dalam organisasi terseut dapat melakukan

Page 27: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

12

pekerjaan secara baik dengan langkah – langkah yang dicapai secara konsisten serta

dapat meningkatkan produktivitas baik individu maupun kelompok.

Secara umum, dalam perkembangan saat ini, organisasi memiliki tujuan khusus

yaitu untuk mengatasi terbatasnya kemandirian, kemampuan, serta sumber daya yang

dimilikinya untuk mencapai sebuah tujuan, sebagai tempat untuk mencapai tujuan

dengan efisien serta selektif karena dilakukan secara bersama-sama dan tempat dalam

mendapatkan pembagian kerja maupun jabatan (Herawaty 2008). Selain itu, organisasi

juga sebagai tempat untuk mencari keuntungan dan pendapatan bersama-sama,

mengelola lingkungan secara bersama-sama, mendapatkan penghargaan dan

mendapatkan pengawasan serta kekuasaan dan untuk menambat pergaulan dalam

pekerjaan.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan sebuah

kondisi akan organisasi tersebut yang melibatkan ekspektasi, nilai, dan sikap bersama,

hal tersebut memberikan pengaruh pada individu, kelompok, proses organisasi

(Ivanevic 2006). Faktor – faktor yang dapat membentuk suatu budaya pada organisasi

tertentu yaitu pada budaya yang berorientasi pada individu, kelompok, dan

pekerjaannya, pola komunikasi, kedisiplinan organisasi terhadap perilaku tidak etis,

anggapan perilaku tidak etis tetap mendapatkan imbalan atau penghargaan, hukuman

yang ketat untuk perilaku tidak etis, organisasi menghukum setiap perilaku tidak etis,

manajer sebagai standar etika yang tinggi, integritas dalam organisasi yang lebih

dihargai, manajer yang peduli terhadap lingkungan etika, manajer sebagai model

perilaku tidak etis, perilaku etis merupakan norma dari organisasi, manajer sebagai

panduan dalam pengambilan keputusan dan Etika organisasi dihargai dalam organisasi.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh skeptisisme profesional terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor

Sikap Skeptis meliputi pemikiran yang selalu mempertanyakan dalam

mengevaluasi bukti secara kritis agar dapat memberikan opini secara tepat (IAPI 2014).

Sikap skeptis yang profesional timbul ketika auditor berhadapan langsung dengan bukti

yang disajikan oleh klien. Terdapat keterkaitannya dengan pertimbangan tingkat

materialitas, ketika seorang auditor memiliki sikap skeptis dapat menemukan salah saji

yang material dalam laporan keuangan maupun saldo akun karena auditor tersebut

Page 28: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

13

dapat mencari dan menemukan bukti – bukti yang memadai dalam menemukan salah

saji dalam laporan keuangan ataupun dalam saldo akun tersebut.

Untuk meningkatkan efektivitas dalam menemukan salah saji tersebut, baik

salah saji sangat material dan non material, seorang auditor dituntut untuk

melaksanakan tugasnya dengan cermat, seksama dan sesuai dengan standar umum yang

ketiga pada standar auditing (Arens 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2003) mengatakan bahwa semakin

tinggi tingkat skeptisisme profesional auditor maka semakin tepat pertimbangan tingkat

materialitas auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan. Dalam perencanaan audit,

auditor menentukan tingkat materialitas awal, maka untuk menentukannya diperlukan

skeptisisme profesional nya yang dimana hal tersebut dilakukan agar auditor dapat

mempertimbangkan tingkat materialitas dengan tepat (Wibowo 2013)

Selain hal diatas, hubungan antara skeptisisme profesional dengan

pertimbangan tingkat materialitas dapat dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan

oleh Zuraida (2005) yang mengatakan bahwa terdapat beberapa variabel yang dapat

mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas, tetapi yang paling berpengaruh yaitu

pada variabel skeptisisme profesional. Menurut Oktania dan Suryono (2013) juga

mengatakan hal demikian mengenai keterkaitannya dengan risiko audit bahwa risiko

tersebut dinilai atas kelengkapan bukti audit dan kecurigaan atas bukti – bukti yag

tersedia dapat ditingkatkan dengan skeptisisme profesional.

Setelah diperkuat oleh penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan sebagai hipotesis

mengenai pengaruh antara skeptisisme profesional dengan pertimbangan tingkat

materialitas auditor yaitu sebagai berikut:

H1: Skeptisisme profesional berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas

auditor

Page 29: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

14

Pengaruh rotasi auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor

Rotasi Auditor merupakan perpindahan auditor atau KAP yang dilakukan oleh

perusahaan auditee. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor auditee dan faktor auditornya

(Divianto 2011). Dua faktor yang dapat mempengaruhi klien mengganti auditornya,

yaitu: faktor auditor karena kualitas dan fee, sedangkan faktor auditeenya karena

perubahan lingkungan perusahaan, kesulitan keuangan, dan manajemen yang gagal

(Mardiyah 2002). Auditee juga dapat mengganti auditornya sewaktu waktu walau tidak

diwajibkan oleh peraturan, atau auditor dapat mengundurkan diri maupun auditor

diberhentikan oleh auditeenya (Divianto 2011). Ketika auditee mencari auditor baru,

maka akan terjadi informasi yang asimetri antara auditor dan auditee. Hal tersebut

wajar karena informasi yang perusahaan miliki lebih banyak daripada auditor dan

auditor perlu memahami ulang mengenai informasi yang disediakan auditeenya

(Divianto 2011).

Rotasi auditor juga diupayakan untuk meningkatkan kualitas audit, ketentuan

yang mengatur mengenai kewajiban rotasi auditor perlu diuji efektivitasnya. Salah satu

dampak yang dirasakan yaitu biaya audit yang timbul karena auditor terus menerus

mengmpelajari sifat bisnis dari auditee dan pelatihan kepada auditor baru. Tentunya,

Pelatihan tersebut akan mengeluarkan biaya sebagai manfaat untuk meningkatkan

independensi auditor dan menimumkan kesalahan – kesalahan yang terjadi yang

berimplikasi atas kualitas audit yang baik (Sen 2001 dalam Fitryani 2015).

Salah satu komponen untuk menciptakan audit yang berkualitas yaitu

independensi, baik secara individu maupun tim yang telah diteliti oleh Afriska (2015)

yang menghasilkan 12 faktor penentu kualitas audit. Sikap independen yang dimiliki

oleh auditor diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan pekerjaannya yang bertujuan

untuk kepentingan umum (IAPI 2014) dan juga atas penentuan salah saji material pada

laporan keuangan auditee dan mereka wajib untuk memberitahukan kepada klien atas

salah saji tersebut sehingga dapat dilakukan koreksi (Timur 2017). Maka dari itu, dapat

disimpulkan bahwa rotasi auditor memiliki pengaruh positif terhadap independensi

auditor.

Diperkuat melalui penelitian yang dilakukan oleh putu (2014) yang

menjelaskan bahwa independensi auditor berpengaruh positif terhadap petimbangan

tingkat materialitas. Selain itu, didukung juga dari penelitian yang dilakukan oleh

Page 30: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

15

Roswita (2016) yang membuktikan bahwa terdapat hubungan antara independensi

terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Maka dapat disimpulkan, independensi

dapat berpengaruh pada pertimbangan tingkat materialitas pada saat pemeriksaan

laporan keuangan auditee.

Setelah diperkuat oleh penelitian terdahulu dan diduga bahwa rotasi auditor

dapat berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas, maka dapat dirumuskan

sebagai hipotesis yaitu sebagai berikut:

H2: Rotasi auditor berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor

Pengaruh budaya organisasi auditee terhadap pertimbangan tingkat materialitas

auditor

Organisasi yang baik yaitu organisasi yang dapat menyesuaikan antara sistem

dengan budaya / kebiasaan dimana sistem tersebut diterapkan karena idealnya tiap

organisasi memiliki budaya yang berbeda – beda yang dapat dinilai dari penggunaan

sistem tersebut (Jusmatang 2016). Budaya yang baik dapat digambarkan melalui cara

bekerja dan unsur – unsur lainnya, seperti dedikasi, loyalitas, tanggungjawab dan

kepribadian. Penerapan unsur – unsur tersebut dinilai dapat menimbulkan efek pada

kredibilitas organisasi tersebut.

Pertimbangan auditor dipengaruhi oleh pendidikan, budaya dan pengalaman

(Suartana 2010). Untuk menjadi auditor yang mampu melaksanakan tanggung

jawabnya dengan menjunjung tinggi etika profesinya, kecerdasan intelektual hanya

menyumbang 20%, sedangkan 80% dipengaruhi oleh bentuk-bentuk kecerdasan yang

lain, salah satunya adalah kecerdasan emosional (Goleman 2007 dalam Jusmatang

2016). Adanya kecerdasan emosional seorang auditor diharapkan mampu memotivasi

diri sendiri, fleksibel dalam situasi dan kondisi yang sering berubah, sehingga akal sehat

mampu berpikir positif dalam menghadapi tekanan dan gangguan yang mempengaruhi

independensinya. Dengan demikian, hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak

memihak manapun.

Selain itu, pengukuran independensi auditor dapat bergantung pada penerapan

sebuah sistem yang diterapkan oleh organisasi nya. Setiap budaya organisasi

menerapkan sebuah sistem yang merupakan hasil kesepakatan semua yang terlibat

Page 31: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

16

dalam organisasi. Ketika penerapan sistem yang sudah baik dinilai dari suatu bentuk

kompetensi dan integritas organisasi yang dapat dikatakan bahwa hasil akhir nya dapat

menghasilkan sumber yang dipercaya dan dapat diuji kebenarannya.

Hasil akhir tersebut dapat membantu auditor ketika melakukan proses audit dan

memudahkan auditor ketika ingin mencari dan menemukan bukti – bukti audit yang

sesuai dengan kebutuhan auditor agar dapat yakin dalam menentukan judgment

terutama dalam menentukan pertimbangan tingkat materialitas dari organisasi auditee

nya tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan dan diduga bahwa budaya

organisasi memiliki hubungan terhadap pertimbangan tingkat materialitas yang dapat

dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:

H3: Budaya organisasi berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas

auditor

Page 32: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

17

Model Penelitian

Sesuai dengan uraian diatas maka penelitian ini berfokus pada pengaruh

skeptisisme profesional, rotasi auditor, dan budaya organisasi auditee terhadap

pertimbangan tingkat materialitas Auditor. Dari hal tersebut maka dalam penelitian ini

mengunakan model hipotesis parsial yaitu untuk melihat pengaruh dari setiap variabel

dan model hipotesis simultan yaitu untuk melihat pengaruh secara keseluruhan

variabel. Sehingga hepotesis penelitian dapat dirumuskan:

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

H1

H2

H3

Skeptisisme

Profesional

(X1)

Rotasi Auditor

(X2)

Budaya

Organisasi

Auditee

(X3)

Pertimbangan

Tingkat

Materialitas

(Y)

Page 33: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

18

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini, populasinya yaitu beberapa Auditor yang bekerja di KAP

di wilayah kota Semarang, Solo dan Yogyakarta. Sedangkan untuk pengambilan

sampel nya yaitu beberapa auditor senior yang sedang bertugas di KAP tersebut.

Alasannya yaitu karena pemberian pertimbangan tingkat materialitas dilakukan oleh

auditor senior.

Untuk metode pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan

cara survei yang berupa pertanyaan tertulis (kuesioner), berupa nilai atau skor atas

jawaban yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada

dalam kuesioner.

Untuk metode penentuan sampelnya dilakukan dengan cara Convinience

Sampling. Metode ini merupakan cara pengambilan sampel yang mengambil elemen

termudah yang sepenuhnya bergantung pada kebutuhan peneliti.

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian yaitu variabel dependen dan

independen.Variabel dependen nya yaitu Pertimbangan tingkat materialitas

auditor.Variabel independen nya yaitu Skeptisisme Profesional, Rotasi Auditor dan

Budaya Organisasi Auditee. Untuk definisi operasional variabel nya dapat dilihat pada

tabel berikut:

Page 34: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

19

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Indikator Variabel Pengukuran

Pertimbangan

tingkat

materialitas

auditor

(Winadi dan

Mertha 2017)

Pertimbangan auditor

dalam menentukan

informasi salah saji

yang dapat

mempengaruhi

pertimbangan dalam

pengambilan

keputusan.

1. Pertimbangan awal

materialitas

2. Materialitas pada tingkat

laporan keuangan

3. Materialitas pada tingkat

rekening

4. Alokasi materialitas laporan

keuangan ke rekening

Diukur menggunakan skala

likert dengan pembagian

skala sebagai berikut: skor

1 (Sangat Tidak Setuju)

sampai dengan 5 (Sangat

Setuju) dari pernyataan-

pernyataan dalam kuesioner

yang disajikan untuk

mewakili variabel ini.

Kuesioner tersebut dibuat

sendiri oleh peneliti.

Skeptisisme

profesional

(Prasetya dan

Sari 2014)

Sikap kecurigaan dan

keraguan akan bukti

informasi yang

diterima oleh auditor.

1. Sikap kehati-hatian

2. Pemikiran yang selalu

mempertanyakan

3. Evaluasi kritis atas bukti

audit

4. Pemahaman terhadap bukti

audit

5. Tingkat keraguan auditor

6. Penggunaan kemahiran

Profesional

7. Intensitas pemeriksaan

Diukur menggunakan skala

likert dengan pembagian

skala sebagai berikut:

skor 1 (Sangat Tidak

Setuju) sampai dengan 5

(Sangat Setuju) dari

pernyataan-pernyataan

dalam kuesioner yang

disajikan untuk mewakili

variable ini. Kuesioner

tersebut dibuat sendiri oleh

peneliti.

Rotasi auditor

(Juliantari dan

Rasmini 2013)

Pergantian

penggunaan jasa

auditor yang perlu

dilakukan dalam kurun

waktu tertentu dengan

tujuan untuk

memberikan informasi

yang akurat,

independen dan

relevan.

1. Mekanisme tingkat rotasi

auditor berkala

2. Laporan keuangan yang

telah diaudit

3. Lamanya auditor tersebut

melakukan audit terhadap

suatu klien

4. Jenis perusahaan yang

diaudit

5. Pertimbangan klien dalam

menggunakan jasa auditor

tersebut.

Diukur menggunakan skala

likert dengan pembagian

skala sebagai berikut: skor

1 (Sangat Tidak Setuju)

sampai dengan 5 (Sangat

Setuju) dari pernyataan-

pernyataan dalam kuesioner

yang disajikan untuk

mewakili variable ini.

Kuesioner tersebut dibuat

sendiri oleh peneliti.

Budaya

Organisasi

Auditee

(Jusmatang

2016)

Sebuah keadaan

maupun kondisi yang

diciptakan dan

dibentuk dari sebuah

pola sikap, tingkah

laku, keyakinan dan

perasaan di dalam

organisasi klien

tersebut

1. Orientasi organisasi yang di

audit

2. Pola Komunikasi antar

auditor dan klien

3. Tindakan organisasi

terhadap perilaku tidak etis

4. Manajer tiap tingkat

menerapkan prinsip etika

dalam bekerja

5. Integritas dalam organisasi

yang lebih dihargai

Diukur menggunakan skala

likert dengan pembagian

skala sebagai berikut: skor

1 (Sangat Tidak Setuju)

sampai dengan 5 (Sangat

Setuju) dari pernyataan-

pernyataan dalam kuesioner

yang disajikan untuk

mewakili variable ini.

Kuesioner tersebut dibuat

sendiri oleh peneliti.

Page 35: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

20

Teknik Analisis Data

Data dianalisis menggunakan regresi liner berganda. Teknik ini

menggabungkan variabel independen nya lebih dari satu variabel, diantaranya yaitu

Skeptisisme Profesional, Rotasi Auditor, dan Budaya Organisasi. Teknik ini juga

menggunakan pengukuran variabel dengan skala likert dengan skala 1 sampai dengan

5 sesuai dengan kuesionernya. Analisis regresi linier berganda memerlukan pengujian

secara bersamaan dengan menggunakan koefisien determinasi.

Uji Hipotesis

Tujuannya yaitu untuk menguji pengaruh variabel independen yang lebih dari

satu terhadap variabel dependennya. Variabel independen yang digunakan pada

penelitian ini yaitu skeptisisme profesional, rotasi auditor dan budaya organisasi.

Sedangkan untuk variabel dependennya yaitu pertimbangan tingkat materialitas.

Perumusannya dapat dilakukan sebagai berikut:

Keterangan :

Y = Pertimbangan Tingkat Materialitas

a = Konstanta

b1 = Koefisien Skeptisisme Profesional

x1 = Variabel Skeptisisme Profesional

b2 = Koefisien Rotasi Auditor

x2 = Variabel Rotasi Auditor

b3 = Koefisien Budaya Organisasi Auditee

x3 = Koefisien Budaya Organisasi Auditee

e = error

Berikut merupakan komponen dari uji hipotesis adalah sebagai berikut:

Koefisien Determinasi

Koefisien ini dapat diartikan sebagai ukuran sebiah kemampuan setiap

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya. Singkatnya,

Y = a +b1X1+ b2X2+ b3X3+e

Page 36: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

21

koefisien determinasi dapat dihitung dengan mengkuadratkan Koefisien

Korelasi (R). Contohnya yaitu, jika nilai R adalah sebesar 0,50 maka koefisien

determinasi (R2) nya adalah 0,50 x 0,50 = 0,25.

Penggunakan R2 sering menciptakan permasalahan yaitu nilainya akan

selalu bertambah dengan adanya penambahan variabel independen dalam suatu

model.

Maka dari itu, disarankan untuk menggunakan adjusted R2.

Penerapannya sama seperti R2, namun nilai Adjusted R2 dapat fluktuatif

tergantung pada penambahan variabel baru dan tergantung dari korelasi antara

variabel independen tambahan tersebut dengan variabel dependennya.

Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial

uji t dikenal dengan model parsial yang merupakan pengujian untuk

melihat pengaruh masing – masing variabel independen nya secara terpisah

(parsial) terhadap variabel dependen nya. Pengujian ini dilakukan dengan

melihat perbedaan antara t hitung dengan t tabel atau kolom signifikasi pada

masing-masing t hitung . proses uji t memiliki kesamaan dengan uji F.

Uji F (Goodneess of Fit) atau uji koefisien regresi secara bersama - sama

Uji ini juga dikenal dengan model Anova yang merupakan uji untuk

melihat suatu pengaruh semua variabel independen nya secara bersama – sama

terhadap variabel dependen nya.Pengujian ini juga digunakan untuk menguji

analisis regresi berganda yang siginigfikan. Uji F dilakukan dengan melihat

perbandingan antara F hitung dengan tabel F (dalam excel).

Page 37: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

22

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek penelitian

Responden penelitian ini adalah auditor senior yang bekerja pada Kantor

Akuntan Publik (KAP) di wilayah Semarang, Yogyakarta dan Solo dengan cara

penyebaran kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara datang langsung

ke Kantor Akuntan Publik.

Penyebaran kuesioner dilakukan pada 13 Kantor Akuntan Publik dengan

dengan jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 65 kuesioner. Penyebaran

kuesioner dilaksanakan pada tanggal 2017 sedangkan pengambilan kuesioner

dilaksanakan pada tanggal 16 November 2017 sebanyak 54 kuesioner kembali dan

dapat diolah seluruhnya. Hal tersebut disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1

Sample dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

Lokasi NAMA KAP Jumlah kuesioner

yang dibagikan

Jumlah kuesioner

yang kembali

Persentase

Pengembalian

Semarang Ahmad, Rasyid, dan rekan 6 responden 5 responden 83,33% Bayudi, Yohana, dan

rekan

5 responden 5 responden 100,00%

Riza, adi, syahril, rekan 5 responden 5 responden 100,00% Sodikin dan harijanto 5 responden 5 responden 100,00% Tri bowo yulianti 5 responden 5 responden 100,00% Benny, Tony, dan rekan 5 responden 4 responden 80,00% Total 31 responden 29 responden 93,55%

Yogyakarta Hadori, sugiarto dan

rekan

5 responden 5 responden 100,00%

Drs. Hadiono 4 responden 4 responden 100,00% Indarto waluyo 5 responden 3 responden 60,00% Kumalahadi , kuncara &

rekan

5 responden 3 responden 60,00%

Drs. Soeroso

Donosapoetro

5 responden 3 responden 60,00%

Total 24 responden 18 responden 75,00%

Solo Dr. Payamta, CPA 5 responden 5 responden 100,00% Wartono dan rekan 5 responden 2 responden 40,00% Total 10 responden 7 responden 70,00% Total Keseluruhan 65 responden 54 responden 83,08%

Sumber: hasil penelitian yang diolah tahun 2018

Page 38: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

23

Dilihat dari data tabel 4.1, tingkat pengembalian kuesioner menunjukan hasil

yang cukup tinggi yaitu sebesar 83.08%, dari 65 kuesioner yang disebar dapat

terkumpul kembali sebanyak 54 kuesioner.

Karakteristik Responden dan Analisis Deskriptif

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara penyebaran

kuesioner pada KAP di wilayah Semarang, Yogyakarta, dan Solo dan pada kuesioner

terdapat pertanyaan untuk menunjukan karakteristik responden yang terdiri dari 3 bulir

pertanyaan yaitu jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja dan

jabatan dalam KAP. Karakteristik responden disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden

Keterangan Jumlah Persentase

Jenis Kelamin

Pria

Wanita

24

30

44.4%

55.6%

TOTAL 54 100%

Usia

25 – 30 tahun

31 – 35 tahun

36 – 40 tahun

> 40 tahun

28

16

8

2

51.9%

29.7%

14.9%

3.8%

TOTAL 54 100%

Pendidikan Terakhir

S1

S2

S3

37

16

1

68.5%

29.6%

1.9%

TOTAL 54 100%

Pengalaman Kerja

5 tahun

> 5 tahun

19

35

35.2%

64.8%

TOTAL 54 100%

Sumber : penelitian yang dilakukan pada tahun 2018

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dengan jenis kelamin

wanita sebesar 55.6% lebih banyak dibandingkan responden dengan jenis kelamin pria

yang hanya sebesar 44.4%. Berdasarkan karakteristik umur, dapat diketahui bahwa

responden terbanyak adalah responden dengan rentang umur antara 25-30 tahun sebesar

51.9%, responden dengan rentang umur 31-35 tahun sebesar 29.7%, responden dengan

Page 39: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

24

umur lebih dari 36-40 tahun sebesar 14.9% dan responden dengan umur lebih dari 40

tahun sebesar 3.8% . Sementara karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir dengan

pendidikan terakhir S1 menjadi yang terbanyak yaitu sebesar 68.5%, S2 yaitu sebesar

29.6% dan S3 yaitu sebesar 1.9%. karakteristik responden yang memiliki pengalaman

kerja 5 tahun yaitu sebesar 35.% dan yang melebihi 5 tahun yaitu sebesar 64.8%.

Selain karakteristik responden, untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), nilai

maksimum, nilai minimum dan standar devisiasi dari variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian ini maka dilakukan analisis deskriptif dengan SPSS. Hasil analisis

deskriptif disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Skeptisisme Profesional 54 32 50 39,41 2,632

Rotasi Auditor 54 15 32 25,52 2,886

Budaya Organisasi

Auditee

54 21 35 27,72 3,200

Pertimbangan Tingkat

Materialitas

54 24 40 31,20 2,609

Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2018

Dari data tabel 4.3, dapat diketahui bahwa variabel Skeptisisme Profesional

memiki nilai minimum sebesar 32,00 dan nilai maksimum sebesar 50,00 maka

diperoleh nilai rata-rata sebesar 39,41, serta standar deviasi sebesar 2,632. variabel

Rotasi Auditor memiliki nilai minimum sebesar 15,00 dan nilai maksimum sebesar

32,00 maka diperoleh nilai rata-rata sebesar 25,52, serta standar deviasi sebesar 2,886.

variabel Budaya Organisasi Auditee memiliki nilai minimum sebesar 21,00 dan nilai

maksimum sebesar 35,00 maka diperoleh nilai rata-rata sebesar 27,72, serta standar

deviasi sebesar 3,200. Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas memiliki nilai

minimum sebesar 24,00 dan nilai maksimum sebesar 40,00 maka diperoleh nilai rata-

rata sebesar 31,20, serta standar devisiasi sebesar 2,609.

Page 40: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

25

Pengujian Kualitas Data

Penelitian ini mengunakan kuesioner untuk mengumpulkan data sehingga perlu

dilakukan pengujian terhadap instrumen dalam kuesioner yang terkumpul untuk

mengetahui keandalan instrumen tersebut dengan cara melakukan uji validitas dan uji

reabilitas. Uji validitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen-

instrumen dalam kuesioner yang di bagikan kepada responden benar-benar valid atau

dapat dipercaya. Sementara itu uji reabilitas dilakukan dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui konsistensi kuesioner.

Hasil Uji Validitas

Hasil uji validitas diperoleh dengan cara membandingkan r hitung

dengan r tabel. Perbandingan r tabel diperoleh dari jumlah responden dalam

penelitian yaitu sebanyak 54 (N = 54), selanjutnya di telusuri kedalam tabel

distribusi nilai r dengan tingkat signifikan sebesar 5% sehingga diperoleh r tabel

sebesar 0,268. Dari hasil uji validitas menunjukan hasil bahwa semua instrumen

pertanyaan dalam semua variabel independen dan variabel dependen memiliki

nilai korelasi lebih besar dari 0,268. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

instrumen pertanyaan pada semua variabel dimyatakan valid dan dapat

dilakukan analisis data selanjutnya.

Hasil Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang disajikan dalam Tabel dibawah

ini, dapat disimpulkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel

yang dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha pada masing-masing variabel

lebih besar dari 0,60, sehingga layak digunakan untuk menjadi alat ukur

instrumen kuesioner dalam penelitian ini.

Tabel 4.4

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Skeptisisme Profesional 0,671 Reliabel

Rotasi Auditor 0,673 Reliabel

Budaya Organisasi Auditee 0,877 Reliabel

Pertimbangan Tingkat Materialitas 0,716 Reliabel

Sumber : Penelitian yang diolah tahun 2018

Page 41: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

26

Dilihat dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa semua instrumen pada

setiap variabel penelitian menunjukan hasil yang reliabel, hal ini dikarenakan α

hitung pada setiap variabel yaitu skeptisisme profesional sebesar 0,671, rotasi

auditor sebesar 0,673, budaya organisasi auditee sebesar 0,877 dan

pertimbangan tingkat materialitas sebesar 0,716 lebih besar dari α tabel yaitu

sebesar 0,60.

Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Analisis liner berganda bertujuan untuk mengetahui hubungan 1 atau lebih

variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil pengolahan data

menggunakan SPSS. Hasil uji regresi berganda disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Regresi Berganda

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 8,310 4,428 1,877 ,066

Skeptisisme Profesional 0,531 0,146 0,536 3,631 ,001

Rotasi Auditor 0,342 0,113 0,378 3,028 ,004

Budaya Organisasi Auditee 0,243 0,120 0,299 2,028 ,048

Sumber: Hasil Penelitian yang diolah tahun 2018

Berdasarkan tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linier

berganda dapat diketahui nilai constantnya sebesar 8,310. Koefisien regresi pada

variabel skeptisisme profesional sebesar 0,531. Hal ini mengindikasikan bahwa jika

variabel skeptisisme profesional bertambah satu satuan maka variabel pertimbangan

tingkat materialitas akan bertambah sebesar 0,531. Koefisien regresi pada variabel

rotasi auditor sebesar 0,342. Hal ini mengindikasikan jika variabel rotasi auditor

bertambah satu satuan maka variabel pertimbangan tingkat materialitas akan bertambah

sebesar 0,342. Koefisien regresi pada variabel budaya organisasi auditee sebesar 0,243.

Hal ini mengindikasikan jika variabel budaya organisasi auditee bertambah satu satuan

maka variabel pertimbangan tingkat materialitas akan bertambah sebesar 0,243.

Page 42: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

27

Uji Hipotesis

Setelah melakukan pengujian kualitas data, maka data dalam penelitian ini telah

memenuhi syarat dan dapat dilanjutkan ke tahap pengujian hipotesis untuk memuktikan

kebenaran hipotesis penelitian. Pengujian ini membutuhkan pengujian koefisien,

pengujian secara parsial, dan pengujian secara simultan.

Uji Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan

variabel independen yaitu skeptisisme profesional, rotasi auditor, dan budaya

organisasi auditee secara bersama-sama dapat menjelaskan variabel dependen yaitu

pertimbangan tingkat materialitas. Hasil uji koefisien determinasi disajikan pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 0,625 0,390 0,354 2,09700

Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2018

Hasil pengujian koefisien determinasi pada tabel diatas menunjukan nilai R

Square yang di hasilkan oleh variabel-variabel independen sebesar 0,390, hal ini berarti

variabel pertimbangan tingkat materialitas yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel

independen yaitu Skeptisisme Profesional, Rotasi Auditor dan Budaya Organisasi

Auditee adalah sebesar 39%, dan sisanya yaitu sebesar 61% dijelaskan oleh variabel

lain diluar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 43: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

28

Uji t (Pengujian Secara Parsial)

Uji t secara parsial dimaksudkan untuk menguji pengaruh dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari

0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho dan sebaliknya jika nilai probabilitas lebih

besar daari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Hasil uji t disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji t

Model Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficient

s

T Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) 8,310 4,428 1,877 0,066

Skeptisisme Profesional 0,531 0,146 0,536 3,631 0,001

Rotasi Auditor 0,342 0,113 0,378 3,028 0,004

Budaya Organisasi Auditee 0,243 0,120 0,299 2,028 0,048

Sumber: Hasil Penelitian yang diolah tahun 2018

Hasil Uji Hipotesis I (Pengaruh Skeptisisme Profesional terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas Auditor) dan Pembahasannya

Hasil pengujian Uji t pada tabel diatas menunjukan bahwa variabel skeptisisme

profesional memiliki nilai t sebesar 3,631 dengan nilai signifikan sebesar 0,001,

sehingga Ha1 diterima. Skeptisisme profesional berpengaruh positif terhadap

pertimbangan tingkat materialitas karena memiliki nilai t hitung lebih besar dari t tabel

sebesar 2,009 dan nilai signifikan kurang dari 0,05

Dalam melaksanakan tugas, sikap skeptisisme profesional seorang auditor dapat

meningkatkan pertimbangan tingkat materialitas. Dengan demikian hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2003), Wibowo (2013), Zuraida

(2005) dan Oktania (2013) yang menyatakan bahwa skeptisisme profesional

berpengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor. Auditor yang

memiliki sikap kehati – hatian dan selalu mempertanyakan bukti – bukti audit melalui

proses auditnya akan menentukan pertimbangan tingkat materialitas secara baik.

Page 44: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

29

Dengan begitu, auditor dapat meminimalisir terjadi nya kesalahan ataupun konflik dan

lebih objektif dalam mempertimbangkan tingkat materialitasnya.

Hasil Uji Hipotesis II (Pengaruh Rotasi Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas Auditor) dan Pembahasannya

Hasil pengujian Uji t pada tabel diatas menunjukan bahwa variabel rotasi

auditor memiliki nilai t sebesar 3,028 dengan nilai signifikan sebesar 0,004, sehingga

Ha1 diterima. Rotasi auditor berpengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat

materialitas karena memiliki nilai t hitung lebih besar dari t tabel sebesar 2,009 dan

nilai signifikan kurang dari 0,05.

Dalam melaksanakan tugas, pergantian atau rotasi seorang auditor perlu

dilakukan karena dapat meningkatkan pertimbangan tingkat materialitas. Dengan

demikian hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Timur

(2017), Putu (2014), dan Roswita (2016) yang menyatakan bahwa rotasi auditor

berpengaruh positif terhadap independensi auditor yang berdampak juga pada

pertimbangan tingkat materialitas suatu auditor. Pergantian auditor secara berkala

setiap 5 tahun meningkatkan independensi suatu auditor pada saat melaksanakan proses

audit. Hal ini juga berdampak pada pemberian pertimbangan mengenai tingkatan

materialitas bagi auditor tersebut.

Hasil Uji Hipotesis III (Pengaruh Budaya Organisasi Auditee terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas Auditor) dan Pembahasannya

Hasil pengujian Uji t pada tabel diatas menunjukan bahwa variabel budaya

organisasi auditee memiliki nilai t sebesar 2,028 dengan nilai signifikan sebesar 0,048,

sehingga Ha1 diterima. budaya organisasi auditee berpengaruh positif terhadap

pertimbangan tingkat materialitas karena memiliki nilai t hitung lebih besar dari t tabel

sebesar 2,009 dan nilai signifikan kurang dari 0,05.

Dalam melaksanakan tugas, budaya organisasi suatu auditee yang baik dapat

meningkatkan pertimbangan tingkat materialitas. Dengan demikian hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jusmatang (2016), Peecher (1996) dan

Suartana (2010) yang menyatakan bahwa budaya organisasi auditee berpengaruh

positif terhadap audit judgement khususnya pertimbangan tingkat materialitas. Budaya

/ sikap / perilaku yang diperlakukan oleh suatu organisasi / perusahaan yang dilakukan

Page 45: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

30

secara baik, transparan dan mendukung adanya proses audit yang baik dapat membantu

auditor dalam memberi pertimbangan mengenai materialitas organisasi / perusahaan

tersebut.

Hasil Uji F (pengujian secara simultan)

Uji F bertujuan untuk menguji apakah semua variabel independen yaitu

skeptisisme profesional, rotasi auditor dan budaya organisasi auditee secara simultan

atau secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen yaitu pertimbangan

tingkat materialitas. Analisis uji F dilakukan dengan cara membandingkan F tabel

dengan F hitung, jika F hitung lebih besar dari F tabel dan nilai signifikan kurang dari

0,05 maka Uji F diterima. F tabel dalam penelitian ini adalah sebesar, yang di diperoleh

dari tabel distribusi F 0,05. Hasil uji F disajikan pada sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji F

ANOVA

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1 Regressi

on

140,874 3 46,958 10,678 ,000

Residual 219,886 50 4,398

Total 360,759 53

Sumber: Hasil penelitian yang diolah tahun 2018

Dilihat dari hasil pengujian pada tabel diatas menunjukan bahwa F hitung

sebesar 10,678 lebih besar dari F tabel yaitu sebesar 2,80 dan memiliki nilai signifikan

0,000 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil pengujian tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa variabel independen yaitu skeptisisme profesional, rotasi auditor, dan budaya

organisasi auditee secara simultan atau secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Page 46: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

31

PENUTUP

Kesimpulan

Skeptisisme profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertimbangan

tingkat materialitas auditor. Rotasi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertimbangan tingkat materialitas auditor. Budaya organisasi auditee berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas auditor. Skeptisisme profesional, rotasi

auditor, dan budaya organisasi auditee secara simultan atau secara bersama-sama berpengaruh

positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Keterbatasan

Kuesioner disebar pada Kantor Akuntan Publik (KAP) tidak dapat ditunggu sehingga

pengambilan kembali dilakukan beberapa selang waktu kemudian sehingga ada indikasi

auditor bias dalam mengisi kuisioner tersebut. Selain itu, waktu dalam melakukan penyebaran

kuesioner yang kurang sesuai dikarenakan pada akhir tahun auditor sedang melakukan audit

terutama untuk auditor senior.

Saran

Adapun saran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil penelitian,yaitu pada

penelitian selanjutnya, pengumpulan data dapat dilakukan secara eksperimen. Penelitian

selanjutnya juga dapat menambah indikator berupa gaya kepemimpinan, budaya etika klien

keterkaitan mengenai hubungan kredibilitas klien dengan pertimbangan tingkat materialitas

pada variabel Budaya Organisasi Auditee maupun Good Corporate Governance klien dalam

menentukan proses pergantian auditor ataupun Kantor Akuntan Publik (KAP) agar

menghasilkan kualitas laporan audit yang memadai. Serta lebih memahami waktu penyebaran

kuesioner agar dapat memperoleh responden dengan cukup banyak dan meminimalisir

terjadinya penolakan.

Page 47: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

32

DAFTAR PUSTAKA

Afriska, Ariyanni, Rizal Effendi, dan Cherry Dhia Wenny. 2015. “Pengaruh Profesionalisme

Auditor dan Kualitas Audit terhadap Tingkat Materialitas atas Laporan Keuangan

(Studi Kasus pada KAP di kota Palembang).” Jurnal STIE Palembang.

Ajeng, Wind. 2014. Forensic Accounting. Jakarta: Dunia Cerdas .

Andra, Ichlasia Nurul, dan Andri Prastiwi. 2012. “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Auditor

Switching Setelah ada Kewajiban Rotasi Audit di Indonesia.” Disertasi.

Anggriawan, Eko Ferry. 2014. “Pengaruh Pengalaman Kerja, Skeptisme Profesional dan

Tekanan Waktu terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud.” Jurnal

Nominal : Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen.

Arens, Alvin A. 2014. Auditing dan Jasa Assurance (terjemahan). Edisi kelimabelas. Jakarta:

Erlangga.

Aulia, Fauzan. 2012. “Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan.” Disertasi.

Divianto. 2011. “Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan Auditor

Switching.” Jurnal Akuntansi dan Informasi Akuntansi 1-21.

Fanani, B., dan M. Jalil. 2016. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Peran Audit Intern terhadap

Kualitas Pelaporan Keuangan.” Jurnal Prosiding SNaPP : Sosial, Ekonomi dan

Humaniora.

Ferdinand , Efraim Giri. 2010. “Pengaruh Tenure KAP dan Reputasi KAP terhadap Kualitas

Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia.” Simposium Nasional Akuntansi ke

XIII.

Fitriany. 2015. “Pengaruh Tenure Rotasi dan Spesialisasi Kantor Akuntan Publik terhadap

Kualitas Audit.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan .

Gusti, Magfirah, dan Syahril Ali. 2008. “Hubungan Skeptisisme Profesional Auditor dan

Situasi Audit, Etika, Pengalaman Serta Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian

Opini Auditor oleh Akuntan Publik.” Simposium Nasional Akuntansi XI 1-22.

Page 48: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

33

Hastuti, Theresia Dwi. 2003. “Hubungan Antara Profesionalisme Auditor dengan

Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan.”

Simposium Nasional AKuntansi VI .

Herawaty, Arleen. 2008. “Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik dalam Mendeteksi

Kekeliruan, Etika Profesi dan Pertimbangan Tingkat Materialitas.” Jurnal The 2nd

National Conference UKWMS, Surabaya.

Hurtt, K., M. Eining, dan Plumlee. 2003. “Professional Scepticism: A Model with Implication

for Research, Practice, and Education.” Working Paper, University of Wisconsin.

Ivanevic, John M. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi Terjemahan. Jakarta: Salemba

Empat.

Juliantari, Ni Wayan Ari, dan Ni Ketut Rasmini. 2013. “Auditor Switching dan Faktor - Faktor

yang Mempengaruhinya.” E-Jurnal Akuntansi.

Jusmatang, A. 2016. “Pengaruh Budaya Organisasi Klien dan Kompetensi Auditor terhadap

Audit Judgement.” Skripsi.

Jusup , Al. Haryono . 2014. Auditing (Pengauditan berbasis ISA) edisi 2. Yogyakarta: Bagian

Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Mardiyah, A.A. 2002. “Pengaruh Perubahan Kontrak, Keefektifan Auditor, Reputasi Klien,

Biaya Audit, Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadap Auditor Changes: Sebuah

Pendekatan dengan Model Kontinjensi RPA.” SNA V.

Moeljono. 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta: Penerbit Elex Media

Komputindo - Kelompok Gramedia.

Mulyadi. 2010. Auditing. edisi ketujuh. Jakarta: Salemba Empat.

Murwanto, R. A. Budiarso, dan Ramadhana F.H. 2008. “Audit Sektor Publik: Suatu Pengantar

Bagi Pembangunan Akuntabilitas Instansi Pemerintah.” Lembaga Pengkajian

Keuangan Publik dan Akuntansi Pemerintah, BPPK - Departemen Keuangan RI.

Nasser, Thahir Abdul. 2006. “Auditor - Client Relationship: The Case of Audit Tenure and

Auditor Switching.” Managerial Auditing Journal.

Oktania, Rina, dan Bambang Suryono. 2013. “Faktor - Faktor yang Berpengaruh Terhadap

Skeptisme Profesional.” Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol. 2 no 9.

Page 49: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

34

Peecher, M.E. 1996. “The Influence of Auditors Justification Processes on their Decisions .”

Accounting Research .

Prasetya, I Wayan Ari, dan Maria M. Ratna Sari. 2014. “Independensi, Profesionalisme dan

Skeptisme Profesional Auditor sebagai Prediktor Ketepatan Pemberian Opini Auditor.”

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Pratitis, Yanwar Titi. 2012. “Auditor Switching: Analisis Berdasar Ukuran KAP, Ukuran Klien

dan FInancial Distress.” E-jurnal.

Putu, Indira Yunitasari. 2014. “Pengaruh Professional Judgment Auditor, Independensi dan

Pengalaman Kerja terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Audit

Laporan Keuangan.” E-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 2

No.1.

Quadackers, L., T. Groot, dan A. Wright. 2009. “Auditors' Skeptical Characteristics and Their

Relationship to Skeptical Judgments and Decisions.” Journal of Auditing .

Robbins, Stephen P. 2003. Organizational Behavior (Perilaku - perilaku dalam Organisasi)

edisi 12 terjemahan. Jakarta: Gramedia.

Roswita, Eveline. 2016. “Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan Profesionalisme Auditor

terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan.”

Jurnal Akuntansi STEI Vol 20.

Said, Kousay, dan Hussein Khasharmeh. 2014. “Auditors' Perception on Impact of Mandatory

Audit Firm Rotation on Auditor Independence-Evidence.” Journal of Accounting and

Taxation Vol.6(1) 1018.

Singgih, E. M., dan I. R. Bawono. 2010. “Pengaruh Independensi, Due Profesional Care dan

Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit.” Simposium Nasional Akuntansi XIII.

Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keprilakuan Teori dan Implementasinya. Yogyakarta:

ANDI.

Svanberg, Jan, dan Peter Ohman. 2013. “Auditors' Time Pressure: Does Ethical Culture

Support Audit Quality?” Managerial Auditing Journal Vol 28 issue 7.

Page 50: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

35

Timur, Rudi Prasetya. 2017. “Pengaruh Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, Struktur

Audit dan Kualitas Audit terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas pada Proses

Pengauditan Laporan Keuangan.” E-Jurnal akuntansi UNY.

Wahyudi, Dwi Putra, Emrinaldi Nur D.P., dan Julita Saidi. 2014. “Hubungan Etika Profesi,

Keahlian, Pengalaman, dan Situasi Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini dalam

Audit Laporan Keuangan melalui Pertimbangan Materialitas dan Skeptisisme

Profesional Auditor.” Jurnal Ilmiah STIE MDP 116-132.

Wibowo, Basuki. 2013. “Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor, Kompetensi Auditor dan

Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Pelaksanaan Audit.”

Tesis.

Widiarini, Kadek Yulia, dan I. Dharma Saputra. 2017. “Pengaruh Skeptisisme Profesional

Auditor, Etika Profesi, Komitmen Profesional Auditor dan Keahlian Audit terhadap

Pemberian Opini.” E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol 18.1.

Winadi, Ni Gusti Ayu Ratih Ary, dan I. Mertha. 2017. “Pengaruh Independensi, Skeptisisme

dan Gender pada Pertimbangan Materialitas dan Implikasinya pada Ketepatan

Pemberian Opini Auditor.” E-Journal Akuntansi.

Yunitasari, Putu Indira, dan I Made Pradana Adiputra. 2014. “Pengaruh Profesional Judgement

Auditor, Independensi dan Pengalaman Kerja terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas dalam Proses Audit Laporan Keuangan.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Akuntansi S1.

Page 51: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

36

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

Identitas Responden

1. Nama :

2. Nama KAP :

3. Jenis Kelamin : L / P

4. Usia :

5. Latar Belakang Pendidikan :

6. Jabatan : Auditor Senior

7. Pengalaman Kerja :

o

o

o

Cara Pengisian Kuesioner :

1. Bapak / Ibu responden cukup memberikan tanda (√) pada pilihan jawaban yang

tersedia mulai dari:

Untuk tiap pernyataan nya, pilihan jawaban berupa :

STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), TT (Tidak Tahu), S (Setuju), SS

(Sangat Setuju).

STS: Apabila anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

TS : Apabila anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

TT : Apabila anda Belum Pernah Mengalami pernyataan tersebut

S : Apabila anda Setuju dengan pernyataan tersebut

SS : Apabila anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut

2. Setiap pertanyaan hanya mengharap satu jawaban dari bapak / ibu dan diharapkan untuk

menjawab pertanyaan sesuai dengan kondisi yang di alami pada pekerjaan saat ini

Page 52: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

37

Daftar Pernyataan

1. Pertimbangan Tingkat Materialitas

No. Pernyataan STS TS TT S SS

Pertimbangan awal materialitas

1. Dalam melaksanakan audit, saya selalu membuat

pertimbangan awal mengenai materialitas

sementara serta merencanakan perikatan untuk

membuat keputusan penting tentang lingkup audit.

1 2 3 4 5

2. Dalam melaksanakan audit, saya selalu

menggunakan konsep penting materialitas yang

nantinya akan menjadi pedoman dalam penetapan

lingkup pekerjaan audit.

1 2 3 4 5

3. Dalam melaksanakan audit, saya selalu menyusun

dan merencanakan konsep materialitas dengan

pertimbangan yang akan digunakan pada

penyelesaian audit dalam mengevaluasi temuan

audit

1 2 3 4 5

Materialitas pada tingkat laporan keuangan

4. Dalam perencanaan suatu audit, saya harus menilai

materialitas pada tingkat laporan keuangan.

1 2 3 4 5

Materialitas pada tingkat saldo akun

5. Dalam perencanaan suatu audit, saya harus menilai

materialitas pada tingkat saldo akun.

1 2 3 4 5

Alokasi materialitas laporan keuangan ke rekening

6. Dalam perencanaan audit, saya selalu mendapatkan

lebih dari satu tingkat materialitas yang

berhubungan dengan laporan keuangan

1 2 3 4 5

7. Dalam membuat alokasi, baik pada akun – akun

neraca maupun akun – aku laba rugi, saya harus

mempertimbangkan kemungkinan salah sajinya.

1 2 3 4 5

8. Dalam melaksanakan audit, saya pernah keliru

dalam mengambil keputusan yang diakibatkan oleh

materialitas

1 2 3 4 5

Page 53: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

38

2. Skeptisisme Profesional

No. Pernyataan STS TS TT S SS

Evaluasi kritis atas bukti audit

1. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara

kritis terhadap bukti audit dalam situasi dan

kondisi tertentu.

1 2 3 4 5

2. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya selalu

memperoleh bukti yang ingin dicari

1 2 3 4 5

Penggunaan kemahiran profesional

3. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya

memiliki kemahiran profesional yang cermat

dalam mengaudit laporan keuangan.

1 2 3 4 5

4. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya

memiliki independensi dan kompetensi dalam

melaksanakan audit.

1 2 3 4 5

Sikap kehati – hatian

5. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya selalu

memiliki asumsi yang baik terhadap auditeenya

1 2 3 4 5

Pemahaman terhadap prosedur dan bukti audit

6. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya harus

merencanakan dan melaksanakan audit dengan

mengakui bahwa ada kemungkinan terjadinya

salah saji dalam laporan keuangan.

1 2 3 4 5

7. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya

membuat penaksiran yang kritis terhadap validitas

dari bukti audit yang diperoleh.

1 2 3 4 5

Tingkat keraguan auditor

8. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya dapat

menerapkan sikap skeptisme profesional dengan

tidak cepat puas dengan bukti audit yang ada.

1 2 3 4 5

Pemikiran yang selalu mempertanyakan

9. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya harus

waspada terhadap bukti audit yang bersifat

kontradiksi.

1 2 3 4 5

Page 54: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

39

Intensitas pemeriksaan

10. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya selalu

memiliki kepercayaan diri yang tinggi ketika

melaksanakan audit.

1 2 3 4 5

3. Rotasi Auditor

No. Pernyataan STS TS TT S SS

Lamanya auditor tersebut melakukan audit terhadap suatu klien

1. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya memiliki

hubungan dengan klien sebelumnya lebih dari 5

tahun

1 2 3 4 5

2. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya memiliki

hubungan dengan klien sebelumnya kurang dari 5

tahun

1 2 3 4 5

Mekanisme tingkat rotasi auditor berkala

3. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya

mengaudit perusahaan klien yang tidak

mempengaruhi prosedur audit yang dilakukan

karena sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.

1 2 3 4 5

Jenis perusahaan yang diaudit

4. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya memiliki

kualitas audit yang mumpuni dalam mengaudit

laporan keuangan klien apapun jenis perusahaan

yang diaudit.

1 2 3 4 5

Laporan keuangan yang telah diaudit

5. Selama saya bekerja sebagai auditor, saya

mengaudit perusahaan klien yang tidak

mempengaruhi pelaporan ketika saya menemukan

kesalahan dalam prosedur audit.

1 2 3 4 5

Pertimbangan klien dalam menggunakan jasa auditor

6. Semakin banyak jumlah klien yang saya audit,

semakin baik proses audit yang saya lakukan

1 2 3 4 5

7. Semakin lama saya bekerja pada klien tertentu,

semakin membuat saya teliti dalam melakukan

audit

1 2 3 4 5

Page 55: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

40

4. Budaya Organisasi Auditee

No. Pernyataan STS TS TT S SS

Orientasi organisasi yang diaudit

1. Selama proses audit, pihak managemen klien

selalu menciptakan iklim kerja yang berorientasi

terhadap kelancaran pelaksanaan audit serta

memberikan informasi yang memadai untuk

pelaksanaan audit sangat dibutuhkan.

1 2 3 4 5

Pola komunikasi antar auditor dan klien

2. Selama proses audit berlangsung, karyawan

perusahaan klien dengan saya memiliki kerjasama

yang baik dalam menyediakan informasi dan

kebutuhan saya dalam selama proses audit

sehingga bukti-bukti yang diperlukan tersedia

dengan lengkap

1 2 3 4 5

3. Perusahaan klien telah memberikan pengarahan

dan pemahaman yang memadai mengenai bisnis

perusahaan dan industrinya.

1 2 3 4 5

Integritas dalam organisasi yang lebih dihargai

4. Perusahaan klien telah merumuskan kebijakan

kebijakan yang mengatur tentang sistem imbalan

selama pelaksanaan audit sesuai dengan kinerja

auditor bukan berdasarkan keinginan perusahaan

semata

1 2 3 4 5

5. Pola komunikasi yang dibangun perusahaan klien

selama proses audit mendukung tersedianya bukti

audit yang diperlukan auditor serta jika dimintai

keterangan karyawan selalu memberikan diberikan

feedback (umpan balik) yang baik

1 2 3 4 5

Tindakan organisasi terhadap perilaku tidak etis

6. Selama saya mengaudit, klien selalu memberikan

informasi benar, jujur dan tepat yang sesuai

dengan yang saya minta.

1 2 3 4 5

Manajer tiap tingkat menerapkan prinsip etika dalam bekerja

7. Manajer klien selalu membantu saya ketika

melakukan proses audit dalam hal mencari bukti

dan informasi yang dibutuhkan.

1 2 3 4 5

Page 56: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

41

LAMPIRAN II

HASIL UJI VALIDITAS

Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisisme Profesional

Variabel Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan

Skeptisisme

Profesional

1 0,520

R tabel =

0,268

Valid

2 0,558 Valid

3 0,646 Valid

4 0,550 Valid

5 0,366 Valid

6 0,582 Valid

7 0,629 Valid

8 0,535 Valid

9 0,390 Valid

10 0,409 Valid

Page 57: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

42

Hasil Uji Validitas Variabel Rotasi Auditor

Variabel Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan

Rotasi

Auditor

1 0,480

R tabel =

0,268

Valid

2 0,666 Valid

3 0,572 Valid

4 0,617 Valid

5 0,616 Valid

6 0,548 Valid

7 0,675 Valid

Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi Auditee

Variabel Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan

Budaya

Organisasi

Auditee

1 0,826

R tabel =

0,268

Valid

2 0,735 Valid

3 0,830 Valid

4 0,744 Valid

5 0,805 Valid

6 0,563 Valid

7 0,830 Valid

Page 58: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

43

Hasil Uji Validitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas

Variabel Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan

Pertimbangan

Tingkat

Materialitas

1 0,556

R tabel =

0,268

Valid

2 0,704 Valid

3 0,396 Valid

4 0,680 Valid

5 0,662 Valid

6 0,766 Valid

7 0,600 Valid

8 0,580 Valid

Page 59: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

44

HASIL UJI REALIABILITAS

TABEL 4.4

Hasil uji Realiabilitas Variabel Skeptisisme Profesional

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 54 100.0

Excludeda 0 .0

Total 54 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.671 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

X1,1 35,4074 5,831 ,334 ,646

X1,2 35,7778 5,308 ,318 ,658

X1,3 35,3519 5,704 ,541 ,617

X1,4 35,3889 5,903 ,427 ,634

X1,5 35,6111 6,091 ,125 ,697

X1,6 35,4259 5,834 ,464 ,628

X1,7 35,6111 5,186 ,439 ,623

X1,8 35,4074 5,680 ,360 ,641

X1,9 35,3333 6,453 ,300 ,659

X1,10 35,3519 6,157 ,251 ,661

Page 60: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

45

Hasil Uji Realiabilitas Variabel Rotasi Auditor

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 54 100.0

Excludeda 0 .0

Total 54 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.673 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

X2,1 22,8148 6,644 ,187 ,711

X2,2 22,0926 5,633 ,421 ,631

X2,3 21,7593 6,564 ,383 ,638

X2,4 21,6481 6,761 ,486 ,622

X2,5 21,7222 6,431 ,442 ,622

X2,6 21,4815 6,971 ,405 ,638

X2,7 21,5926 6,171 ,515 ,601

X2,8 22,8148 6,644 ,187 ,711

X2,9 22,0926 5,633 ,421 ,631

X2,10 21,7593 6,564 ,383 ,638

Page 61: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

46

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budaya Organisasi Auditee

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 54 100.0

Excludeda 0 .0

Total 54 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.877 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

X3,1 23,7037 7,571 ,755 ,848

X3,2 23,8704 7,587 ,616 ,866

X3,3 23,7222 7,487 ,757 ,847

X3,4 23,8519 7,487 ,623 ,865

X3,5 23,7593 7,582 ,725 ,851

X3,6 23,6852 8,484 ,419 ,888

X7,7 23,7407 7,554 ,761 ,847

Page 62: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

47

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 54 100.0

Excludeda 0 .0

Total 54 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.716 8

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Y,1 27,1111 5,912 ,452 ,690

Y,2 27,2222 5,233 ,587 ,655

Y,3 27,1111 6,138 ,255 ,715

Y,4 27,1481 5,525 ,581 ,666

Y,5 27,1481 5,449 ,546 ,667

Y,6 27,5741 4,287 ,587 ,643

Y,7 27,1667 6,028 ,527 ,689

Y,8 27,9444 4,808 ,245 ,781

Page 63: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

48

LAMPIRAN III

HASIL UJI MULTIKOLINERITAS

TABEL 4.5

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 8,310 4,428 1,877 ,066

Skeptisisme

Profesional

,531 ,146 ,536 3,631 ,001 ,560 1,785

Rotasi

Auditor

,342 ,113 ,378 3,028 ,004 ,783 1,277

Budaya

Organisasi

Auditee

,243 ,120 ,299 2,028 ,048 ,562 1,779

a. Dependent Variable:

Pertimbangan_Tingkat_Materialitas

Page 64: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

49

LAMPIRAN IV

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS (UJI GLEJSER)

TABEL 4.6

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1,157 3,087 -,375 ,709

Skeptisisme

Profesional

,030 ,102 ,054 ,294 ,770

Rotasi

Auditor

-,080 ,079 -,156 -1,012 ,316

Budaya

Organisasi

Auditee

,123 ,084 ,266 1,464 ,149

a. Dependent Variable: RES2

Page 65: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

50

LAMPIRAN V

HASIL UJI NORMALITAS

TABEL 4.7

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 54

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2,03685672

Most Extreme

Differences

Absolute .114

Positive .111

Negative -.114

Kolmogorov-Smirnov Z .114

Asymp. Sig. (2-tailed) .079

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data

c. Lilliefors Significance Correction

Page 66: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

51

LAMPIRAN VI

HASIL UJI REGRESI

TABEL 4.8 – 4.11

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .625 .390 .354 2.097

a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi Auditee,

Rotasi Auditor, Skeptisisme Profesional

b. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas

ANOVA

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 140.874 3 46.958 10.678 .000

Residual 219.886 50 4.398

Total 360.759 53

a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi Auditee, Rotasi Auditor,

Skeptisisme Profesional

b. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas

Coefficients

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 8,310 4,428 1,877 ,066

Skeptisisme

Profesional

,531 ,146 ,536 3,631 ,001

Rotasi

Auditor

,342 ,113 ,378 3,028 ,004

Budaya

Organisasi

Auditee

,243 ,120 ,299 2,028 ,048

a. Dependent Variable: Pertimbangan Tingkat Materialitas

Page 67: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

52

LAMPIRAN V11

JAWABAN RESPONDEN

Jawaban Responden Variabel Skeptisisme Profesional

No

Resp.

Nomor Bulir Pernyataan Total

score 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 4 5 4 4 4 3 3 4 4 37

2 4 4 4 4 3 3 4 4 5 3 38

3 4 2 4 5 5 4 2 4 5 4 39

4 4 3 4 4 5 4 2 2 4 5 37

5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 39

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

11 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 38

12 4 4 5 4 2 4 4 5 4 5 41

13 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39

14 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

19 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 36

20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

21 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39

22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

23 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 39

24 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37

Page 68: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

53

25 4 2 3 3 2 4 3 4 4 3 32

26 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 42

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

28 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41

29 2 2 4 4 5 4 5 4 4 5 39

30 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

31 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

34 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39

35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

41 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 38

42 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 38

43 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 38

44 5 3 4 4 3 5 5 5 4 4 42

45 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 45

46 5 4 5 5 4 3 4 5 4 3 42

47 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 46

48 4 3 4 4 4 4 3 3 4 5 38

49 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 38

50 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 36

51 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 38

52 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 34

Page 69: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

54

53 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 39

54 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 37

Jawaban Responden Variabel Rotasi Auditor

No

Resp.

Nomor Bulir Pernyataan Total

Score 1 2 3 4 5 6 7

1 2 2 4 3 4 5 2 22

2 2 4 4 4 3 4 4 25

3 1 2 3 4 4 5 4 23

4 2 1 3 4 4 5 4 23

5 1 4 4 4 3 4 3 23

6 3 4 4 4 5 5 5 30

7 3 5 4 4 4 4 4 28

8 4 4 4 4 4 4 4 28

9 4 4 4 4 4 4 4 28

10 4 4 4 4 4 4 4 28

11 2 4 4 4 2 4 4 24

12 2 4 3 4 4 5 5 27

13 2 4 3 4 4 4 2 23

14 3 4 4 4 3 4 3 25

15 2 4 4 2 4 4 4 24

16 2 3 4 4 4 4 4 25

17 3 3 4 4 4 4 4 26

18 3 3 3 3 3 3 3 21

19 3 4 4 4 3 4 4 26

20 2 3 4 4 3 3 4 23

21 3 3 4 3 4 4 4 25

22 2 2 4 4 3 4 4 23

23 2 4 3 4 4 4 4 25

Page 70: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

55

24 3 3 4 3 4 4 4 25

25 2 2 3 3 3 4 3 20

26 3 2 2 2 2 2 2 15

27 2 2 4 4 4 4 4 24

28 4 4 4 4 4 4 4 28

29 1 2 4 4 5 4 5 25

30 3 3 3 4 4 4 4 25

31 3 3 3 4 4 4 4 25

32 4 4 4 4 4 4 4 28

33 4 4 4 4 4 4 4 28

34 3 3 4 4 4 4 4 26

35 4 3 4 4 4 4 4 27

36 3 4 4 4 4 4 4 27

37 4 3 4 4 4 4 4 27

38 4 4 4 4 4 4 4 28

39 4 3 4 4 4 4 4 27

40 1 4 5 4 3 4 5 26

41 2 4 4 4 4 4 4 26

42 3 4 4 4 4 4 4 27

43 2 4 4 4 4 4 4 26

44 2 4 5 4 5 4 4 28

45 3 5 4 5 5 5 4 31

46 3 5 5 4 5 5 5 32

47 3 4 5 5 4 4 5 30

48 3 4 3 4 3 4 5 26

49 3 4 3 4 3 4 4 25

50 2 4 2 4 4 4 4 24

51 3 4 2 4 3 4 4 24

Page 71: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

56

52 1 1 4 4 4 3 3 20

53 4 3 4 4 4 4 4 27

54 3 3 4 4 4 4 4 26

Jawaban Responden Variabel Budaya Organisasi Auditee

No

Resp

Nomor Bulir Pernyataan Total

Score 1 2 3 4 5 6 7

1 5 4 5 4 5 3 5 31

2 3 4 3 4 3 4 3 24

3 4 4 5 5 4 5 4 31

4 5 3 5 3 5 4 5 30

5 4 3 4 3 4 4 4 26

6 4 4 4 4 4 4 4 28

7 4 4 4 4 4 4 4 28

8 4 4 4 4 4 3 4 27

9 4 4 4 4 3 4 4 27

10 4 4 4 4 4 4 3 27

11 4 3 4 3 4 4 4 26

12 4 4 4 4 4 5 4 29

13 4 2 4 2 4 4 4 24

14 4 4 4 4 4 4 4 28

15 4 4 4 4 4 4 4 28

16 4 3 4 3 4 4 4 26

17 3 3 3 3 3 4 3 22

18 5 4 3 4 3 5 4 28

19 4 3 4 3 4 3 4 25

20 4 3 4 3 4 3 4 25

21 4 4 4 4 4 4 4 28

22 4 4 4 4 4 4 4 28

Page 72: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

57

23 4 4 4 4 4 4 4 28

24 4 4 4 4 4 4 4 28

25 3 3 3 3 3 4 3 22

26 4 4 4 4 4 4 4 28

27 4 4 4 4 4 4 4 28

28 4 4 4 4 4 4 4 28

29 4 4 4 4 4 5 4 29

30 3 3 3 3 3 3 3 21

31 3 3 3 3 3 3 3 21

32 4 4 4 4 4 4 4 28

33 4 4 4 4 4 4 4 28

34 4 4 4 4 4 4 4 28

35 4 4 4 4 4 4 4 28

36 4 4 4 4 4 4 4 28

37 4 4 4 4 4 4 4 28

38 4 4 4 4 4 4 4 28

39 4 4 4 4 4 4 4 28

40 5 5 5 5 5 5 5 35

41 4 4 4 4 4 4 4 28

42 5 3 5 3 5 3 5 29

43 4 3 4 3 4 4 4 26

44 5 5 5 5 5 4 5 34

45 5 5 5 5 5 5 5 35

46 5 5 5 5 5 5 5 35

47 5 5 5 5 5 5 5 35

48 4 4 4 4 4 4 4 28

49 4 4 4 4 4 4 4 28

50 4 4 4 4 4 4 4 28

51 4 4 4 4 4 4 4 28

Page 73: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

58

52 3 3 3 3 3 3 3 21

53 3 5 3 5 3 5 3 27

54 3 5 3 5 3 5 3 27

Jawaban Responden Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas

No

Resp

Nomor Bulir Pernyataan Total

Score 1 2 3 4 5 6 7 8

1 3 4 4 3 4 2 4 3 27

2 4 5 4 4 4 3 4 2 30

3 4 2 4 3 4 2 4 1 24

4 4 3 5 4 3 2 4 1 26

5 4 3 4 4 4 2 4 2 27

6 4 4 4 4 4 4 4 4 32

7 4 4 4 5 5 4 4 4 34

8 5 5 5 5 5 5 5 5 40

9 4 4 4 4 4 4 4 4 32

10 4 4 4 4 4 4 4 4 32

11 4 4 4 4 4 4 4 4 32

12 4 4 5 4 4 3 4 2 30

13 4 4 4 4 4 3 4 3 30

14 4 4 4 4 4 2 4 2 28

15 4 4 4 4 4 4 4 3 31

16 4 4 4 4 4 3 4 2 29

17 4 4 4 4 4 4 4 4 32

18 4 4 4 4 4 4 4 2 30

19 4 4 4 4 4 4 4 3 31

20 4 4 4 4 4 4 4 2 30

21 4 3 4 4 4 4 4 4 31

22 4 4 4 4 4 4 4 2 30

Page 74: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

59

23 5 4 5 5 5 4 4 2 34

24 4 3 4 4 4 3 3 3 28

25 4 4 4 3 3 4 4 2 28

26 4 4 4 4 4 4 4 3 31

27 4 4 4 4 4 4 4 4 32

28 4 4 4 4 4 4 4 4 32

29 4 4 5 4 5 4 5 4 35

30 4 4 4 4 4 4 4 4 32

31 4 4 4 4 4 4 4 4 32

32 4 4 4 4 4 4 4 4 32

33 4 4 4 4 4 4 4 4 32

34 4 4 4 4 4 4 4 4 32

35 4 4 4 4 4 4 4 4 32

36 4 4 4 4 4 4 4 4 32

37 4 4 4 4 4 4 4 4 32

38 4 4 4 4 4 4 4 4 32

39 4 4 4 4 4 4 4 4 32

40 5 5 5 5 5 5 5 3 38

41 4 4 4 4 4 3 4 4 31

42 4 4 4 4 4 4 4 4 32

43 4 4 4 4 4 4 4 3 31

44 5 4 4 4 4 4 4 4 33

45 5 4 3 4 4 4 4 2 30

46 5 5 4 4 5 5 4 3 35

47 4 5 5 5 5 4 4 2 34

48 4 4 4 4 4 3 4 5 32

49 4 4 4 4 4 2 4 4 30

50 4 4 4 4 4 2 4 4 30

51 4 4 4 4 4 3 4 4 31

Page 75: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

60

52 4 4 3 4 4 3 4 3 29

53 4 4 4 5 3 4 4 3 31

54 4 4 4 4 3 4 4 3 30

Page 76: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

61

LAMPIRAN VIII

SURAT BUKTI PENELITIAN

Page 77: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

62

Page 78: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

63

Page 79: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

64

Page 80: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

65

Page 81: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

66

Page 82: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

67

Page 83: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

68

Page 84: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

69

Page 85: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

70

Page 86: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

71

Page 87: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

72

Page 88: PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, ROTASI AUDITOR …

73