PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

92
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PEKERJAAN LAPANGAN AUDIT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Putrama Buntoro Nasution NIM: 104082002663 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M

Transcript of PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Page 1: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR

AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PEKERJAAN

LAPANGAN AUDIT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Putrama Buntoro Nasution

NIM: 104082002663

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 2: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN

PUBLIK TERHADAP PEKERJAAN LAPANGAN AUDIT

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh : Putrama Buntoro Nasution

NIM: 104082002663

Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II DR. Yahya Hamja, MM Abdul Hamid Cebba, SE, Ak, MBA NIP. 130 676 334 NIP. 132 055 044

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 3: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Hari ini Kamis Tanggal Dua Belas Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah

dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Putrama Buntoro Nasution NIM:

104082002663 dengan judul Skripsi “PENGARUH SISTEM

PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP

PEKERJAAN LAPANGAN AUDIT”. Memperhatikan penampilan mahasiswa

tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universtas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Juni 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif Amilin, SE, M.Si, Ak Rahmawati, SE, MM Ketua Sekretaris Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Penguji Ahli

Page 4: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Hari ini Kamis, Tanggal 19 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan

Ujian Skripsi atas nama Putrama Buntoro Nasution, NIM: 104082002663 dengan

judul Skripsi “PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR

AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PEKERJAAN LAPANGAN AUDIT”.

Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka

skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 Juni 2008

Tim Penguji Ujian Skripsi DR. Yahya Hamja, MM Abdul Hamid Cebba, SE, Ak, MBA Ketua Sekretaris Afif Sulfa, SE, Ak, M.Si Penguji Ahli

Page 5: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Putrama Buntoro Nasution

Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 8 Juli 1986

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Alamat : Jl. Bumidaya VIII Kav.193 Blok-D

Cinere, Depok (16514)

Telepon : 081315035538 / 021-94248112

E – mail : [email protected]

Ayah : Yuliar Murad Nasution

Ibu : Endang Saptorini

IPK : 3,40

Pendidikan Formal

1. SD Muhammadiyah 5 Jakarta : Tahun 1992 - 1998

2. SLTP N 11 Jakarta : Tahun 1998 – 2001

3. SMA N 6 Jakarta : Tahun 2001 – 2004

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2004 - 2008

Pendidikan Non Formal

1. Pelatihan ESQ : Tahun

2006

2. Pelatihan Kepemimpinan (Malaysia) : Tahun

2007

3. Pelatihan Brevet Perpajakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) : Tahun

2008

Organisasi

Page 6: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

1. UKM FORSA UIN Divisi Basket tahun 2004

2. Staf ahli Departemen Olahraga, Seni dan Budaya BEM Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial periode 2005 – 2006.

3. Wakil Ketua Propesa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial tahun 2006.

4. Menteri Departemen Olahraga, Seni dan Budaya BEM Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial periode 2006 – 2007.

5. Manager Tim Basket Libama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

6. Staff Program Indonesian Bureau Of International Affairs (IBIA) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008.

Page 7: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Abstract

Putrama Buntoro Nasution. Thesis title,”Influence of Quality Control System in Accountant Public Office on Audit Field Work”. Stratum one (S1) Accounting Major in Economic and Social Science Faculty, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

The purpose of this research is to know the influence of supervision, consultation and inspection on audit field work by using simple random sampling in respondent selection.

The result of the research shows that there is significant influence of independent variable upon dependent variable as shown in “F test” for 87,146. The value of “F table” is 2,44. This means that “F test” (87,146) is bigger than “F table” (2,44). It shows that the independent variables influence the dependent variable simultaneously. This research acceptable the H1 for the hypothesis, because all of independent variable influence the dependent variable significantly. The adjusted R square value is 0,662, this shows that dependent variable can be explained by independent variables for 66,2 % and the rest of it is explained by other variables. Key words : Supervision, Consultation, Inspection, Audit Field Work.

Page 8: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Abstrak

Putrama Buntoro Nasution. Judul Skripsi, “Pengaruh Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik Terhadap Pekerjaan Lapangan Audit”. Skripsi, strata satu (S1) Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hdiayatullah Jakarta, 2008.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi, konsultasi dan inspeksi dalam pekerjaan lapangan audit dengan menggunakan metode simple random sampling dalam pemilihan responden.

Dari hasil penelitian dapat diketahui adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara signifikan seperti ditunjukkan dalam ”uji F” sebesar 87,146. Nilai ”F tabel” adalah sebesar 2,44, berarti ”F hitung” (87,146) lebih besar dari ”F tabel” (2,44). Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam perumusan hipotesis, maka penelitian ini menerima H1, karena semua variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Nilai determinasi yang telah disesuaikan (adjusted R Square) adalah sebesar 0.662, berarti variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 66,2 % dan selebihnya dijelaskan oleh variabel lain. Kata Kunci : Supervisi, Konsultasi, Inspeksi, Pekerjaan Lapangan Audit.

Page 9: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil‘alamiin dengan segala kerendahan hati, puji dan

syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan taufiq

dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam semoga tercurah kepada baginda Rosulullah SAW keluarga dan para

sahabatnya yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh

keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang benar.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi tugas akhir untuk

memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi jenjang pendidikan

Strata Satu Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses pembuatan skripsi ini, berbagai hambatan dan kesulitan

telah penulis hadapi. Namun, berkat petunjuk dan hidayah Allah SWT, seta

dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu

diantaranya:

1. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan baik moril, spirituil dan

material yang tak terhingga.

2. Bapak DR. Yahya Hamja MM, sebagai pembimbing I, yang telah

memberikan perhatian dan waktunya bagi penulis dengan segala

profesionalitas dan kesabaran, semoga segala kebaikan dan ketulusan yang

bapak berikan menjadi amal shaleh.

Page 10: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

3. Bapak Abdul Hamid Cebba, SE, Ak, MBA,sebagai Ketua Jurusan

Akuntansi dan sebagai pembimbing II , atas waktu yang telah diluangkan

untuk membimbing dan memberi motivasi dan bantuan dalam

penyempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. M. Faisal Badroen, MBA, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial.

5. Semua jajaran Dekanat, Akademik, dan Dosen di Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial beserta staf.

6. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang telah membantu penulis

dalam menyebarkan kuesioner penelitian.

7. Semua sahabat dan teman-teman di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial,

BEM FEIS, FORSA, BEM J (Akuntansi, Manajemen, HI, IESP) semoga

silaturahmi kita terus terjaga selamanya. Lebarkan terus koneksi jaringan

”FE UIN” di dunia kerja. Hubungan relasi yang baik, kelak menjadi

penting dalam menghadapi persaingan dunia kerja. Untuk teman-teman

junior FEIS, tetap pertahankan juara rektor cup basket kita!!, regenerasi

terus anggota tim futsal dan basket ekonomi untuk menjadi yang terbaik

diantara yang baik, jalankan terus semua kegiatan yang telah kita lakukan

(DEKAN CUP, FUSHION, SAMAN, FACTORY, FEUI CUP, REKTOR

CUP, dan lainnya).Ukir terus prestasi untuk ekonomi kita yang tercinta.

Namun, disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu saran dan kritik sangat penulis harapkan guna

penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini

Page 11: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

bermanfaat bagi pembaca, khususnya untuk menambah wawasan,

pengetahuan serta informasi.

Wassalam

Penulis,

Putrama Buntoro Nasution

Page 12: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ................................................... i

Lembar Pengesahan Sidang Komprehensif ........................... ii

Lembar Pengesahan Sidang Skripsi ....................................... iii

Daftar Riwayat Hidup ............................................................... iv

Abstract ............................................................... v

Abstrak ............................................................... vi

Kata Pengantar ............................................................... vii

Daftar Isi ............................................................... ix

Daftar Gambar ............................................................... xi

Daftar Tabel ............................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ……………...... 1

B. Perumusan Masalah ………….......... 10

C. Tujuan dan Manfaat .......................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Auditing .............................................................. 13

1. Pengertian Auditing ...................................... 13

2. Jenis Audit .................................................. 16

B. Sistem Pengendalian Mutu .......................... 17

1. Pengertian Sistem Pengendalian Mutu ... 17

2. Pengertian Peer Review ........................... 18

3. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Mutu ... 19

4. Supervisi ................................................... 26

5. Konsultasi ................................................... 30

6. Inspeksi .................................................... 32

Page 13: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

C. Pekerjaan Lapangan Audit ............................ 33

D. Kerangka Pemikiran ........................................ 38

E. Perumusan Hipotesis ........................................ 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................ 41

B. Metode Penentuan Sampel ……………......... 42

C. Metode Pengumpulan Data …………………. 42

D. Metode Analisis ..........................…. 43

E. Operasional Variabel Penelitian ………………….... 50

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........... 54

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ....................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ............................................. 70

B. Implikasi dan Saran ................................. 71

Daftar Pustaka ........................................................... xiv

Lampiran ........................................................... xvi

Page 14: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1, Gambaran umum proses pekerjaan lapangan audit ............ 36

Gambar 2.2, Kerangka Pemikiran .......................................... 39

Gambar 4.1, Hasil Uji Normalitas ........................................... 61

Gambar 4.2, Hasil Uji Normalitas ........................................... 62

Gambar 4.3, Hasil Uji Heterokedastisitas ........................................... 63

Page 15: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1, Skala Likert Variabel Dependen ........................... 50

Tabel 3.2, Skala Likert Variabel Independen ............................ 52

Tabel 3.3, Operasional Variabel ............................ 53

Tabel 4.1, Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner .... 55

Tabel 4.2, Karakteristik Responden ......................................... 55

Tabel 4.3, Hasil Uji Validitas Data Try Out .......................................... 57

Tabel 4.4, Hasil Uji Reliabilitas Data Try Out …………………... 60

Tabel 4.5, Hasil Uji Multikolinieritas …………………………… 62

Tabel 4.6, Hasil Uji Regresi Linier Berganda …………………………… 65

Tabel 4.7, Hasil Uji Statistik T ........................................................ 66

Tabel 4.8, Hasil Uji Statistik F ......................................................... 68

Tabel 4.9, Hasil Uji R2 ......................................................... 69

Page 16: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ke – 1 Kuesioner Penelitian ……………………………

74

Lampiran ke – 2 Hasil Try Out Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

data Try Out ……………………………………

81

Lampiran ke – 3 Tabulasi data Try Out ……………………………

83

Lampiran ke – 4 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

data Non Try Out …………………………………

84

Lampiran ke – 5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda …………………

86

Lampiran ke – 6 Tabulasi data Non Try Out …………………………

91

Lampiran ke – 7 Tabel “t” dan Tabel “r” .......................................

94

Lampiran ke – 8 Tabel “F” …………………………………………

95

Page 17: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Lampiran ke – 9 Daftar KAP yang diberikan kuesioner ………....

96

Page 18: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Saat ini lingkungan dan ukuran bisnis entitas suatu perusahaan telah

menjadi kompleks dan rumit. Keanekaragaman jenis entitas bisnis tersebut

harus diikuti dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan, sehingga tidak

terjadi kesalahpahaman informasi terhadap suatu entitas bisnis tertentu.

Keanekaragaman entitas bisnis tentunya diikuti juga dengan keanekaragaman

cara dalam menjalankan bisnis yang bisa menimbulkan keanekaragaman

kualitas dari suatu entitas perusahaan.

Salah satu tolak ukur untuk melihat sehat atau tidaknya kualitas suatu

entitas perusahaan, publik biasanya melihat dari opini audit. Opini audit ini

dibuat oleh auditor yang tergabung dalam suatu kantor akuntan publik. Dalam

pembuatan opini terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan, sehingga

bisa menghasilkan opini yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Auditor dalam menjalankan profesinya, harus memahami segala bentuk

perubahan dan perkembangan terhadap entitas bisnis saat ini, maka dalam

menyikapi hal tersebut, auditor dituntut untuk terus belajar dan menggali

informasi berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan

yang diadakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ataupun oleh lembaga lainnya

yang terkait.

Page 19: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Dalam menjalankan profesinya, auditor memiliki pedoman standar yaitu

Standar Profesional Akuntan Publik yang merupakan ketentuan dan pedoman

audit yang harus dipatuhi oleh auditor. Dalam standar ini terdapat standar

audit yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar

pelaporan. Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan

seorang auditor . Standar pekerjaan lapangan memuat hal-hal yang harus ada

dan dikerjakan dalam suatu aktivitas audit. Standar pelaporan memuat hal-hal

yang harus dipenuhi dalam penyusunan dan penyajian laporan hasil audit.

Auditor sebagai praktisi yang professional dapat memberikan jasa

atestasi yang terdiri dari jasa audit, pemeriksaan (examination), penelaahan

(review) dan jasa atestasi lainnya, maupun jasa non atestasi, yang terdiri dari

jasa perpajakan, konsultasi manajemen dan jasa akuntansi atau pembukuan.

Atestasi ialah suatu pernyataan tertulis atau pertimbangan tentang apakah

asersi atau pernyataan tertulis suatu usaha sesuai dalam semua hal yang

material dengan kriteria yang telah ditetapkan, menurut (Lilis Maryasih,

2002).

Auditor dengan jasa profesionalnya dapat membantu pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap laporan keuangan (investor, maupun calon investor,

pemegang saham, kreditur maupun calon kreditur, badan pemerintah,

manajemen dan pihak-pihak lain) dengan memberikan tingkat keyakinan yang

tinggi dalam rangka digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi ialah

laporan keuangan yang berkualitas (memenuhi kriteria relevansi dan

Page 20: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

reliabilitas). Kriteria relevansi dipenuhi bila laporan keuangan tersebut

memiliki nilai prediktif dan disajikan tepat pada waktunya. Kriteria reliabilitas

dipenuhi bila laporan keuangan dapat diuji netral dan dapat dipercaya.

Berdasarkan hasil pekerjaan auditor yang dituangkan dalam opini audit, para

pemakai laporan keuangan memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan

yang diaudit telah memenuhi kedua kriteria tersebut. Mereka menjadi lebih

yakin terhadap kualitas laporan keuangan suatu perusahaan yang telah diaudit.

Kantor akuntan publik dalam menjaga kualitas auditor dan staff audit

menerapkan sistem pengendalian mutu, agar hasil kerja para auditor tersebut

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Menurut (SPAP, 2001), dalam

SPM seksi 100 no. 03 menyatakan bahwa “sistem pengendalian mutu KAP

mencakup struktur organisasi, kebijakan dan prosedur yang diterapkan KAP

untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan

profesional dengan (SPAP, 2001). Sistem pengendalian mutu harus

komprehensif dan harus dirancang selaras dengan struktur organisasi,

kebijakan, dan sifat praktik KAP.”

Dari pernyataan dalam (SPAP, 2001) tersebut, maka sistem

pengendalian mutu ini mengendalikan terhadap tiap unsur yang terdapat

dalam kantor akuntan publik. Namun yang masih belum diketahui adalah

unsur apa yang sangat berpengaruh dari adanya sistem pengendalian mutu ini.

Menurut (SPAP, 2001) dalam SPM seksi 100 no 07 terdapat sembilan unsur

prosedur dalam penerapan pengendalian mutu di suatu kantor akuntan publik.

Page 21: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Kesembilan unsur tersebut adalah :

1. Independensi

2. Penugasan personel

3. Konsultasi

4. Supervisi

5. Pemekerjaan

6. Pengembangan profesional

7. Promosi

8. Penerimaan dan keberlanjutan klien

9. Inspeksi

Dalam penerapan sistem pengendalian mutu, kesembilan unsur tersebut

saling mempengaruhi. Kantor Akuntan Publik dalam meyakinkan bahwa

sistem pengendalian mutunya telah sesuai atau tidak dengan standar audit

yang ditetapkan, maka diterapkanlah prosedur pengendalian mutu mengenai

supervisi yang mana dipengaruhi oleh faktor kerumitan masalah, kualifikasi

staf pelaksana perikatan dan lingkup konsultasi yang digunakan. Prosedur

pengendalian mengenai konsultasi juga digunakan agar staf pelaksana atau

personel audit dapat memperoleh informasi memadai sesuai yang dibutuhkan

dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan dan

wewenang memadai.

Prosedur supervisi dan konsultasi digunakan secara berkesinambungan

untuk mendukung jalannya prosedur pengendalian mutu kantor akuntan

publik. Dalam meyakinkan lebih lanjut mengenai kelengkapan elemen dalam

Page 22: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

prosedur pengendalian mutu, inspeksi merupakan langkah yang dilakukan

supaya keefektifan dari prosedur pengendalian mutu tetap terjaga.

1. Penelitian Terdahulu

a. Parwanto (1999)

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Parwanto (1999), yaitu

meneliti dengan menganalisa terhadap penerapan sistem pengendalian

mutu pada KAP Djaka Surasa dan rekan. Di dalam penelitiannya

tersebut, dijelaskan secara deskriptif mengenai penerapan sistem

pengendalian mutu pada KAP Djaka Surasa dan rekan. Masing-masing

unsur sistem pengendalian mutu tersebut dipaparkan bagaimana

penerapan sistem tersebut di dalam KAP Djaka Surasa dan rekan.

Selain memaparkan secara deskriptif terhadap pengaplikasian sistem

pengendalian mutu, penelitian ini juga menganalisis terhadap penerapan

sistem pengendalian mutu pada KAP Djaka Surasa dan rekan. Dalam

analisa tersebut, dilakukan beberapa cara penelitian yakni seperti secara

langsung ke lapangan dengan menanyakan atau mewawancara pihak

klien dan pihak KAP, membandingkan hasil pemeriksaan audit terhadap

beberapa contoh kertas kerja audit dan laporan hasil audit, kemudian

menganalisa sistem pengendalian mutu dengan penerapannya.

b. Wahyudiono (2000)

Penelitian ini melakukan penelitian dengan mengevaluasi atas

penerapan sistem pengendalian mutu pada KAP H dan M. Di dalam

Page 23: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

penelitiannya, penulis mengevaluasi terhadap penerapan yang dilakukan

oleh KAP H dan M terhadap sistem pengendalian mutu. Pengevaluasian

tersebut dipaparkan berdasarkan masing-masing unsur yang terkandung

dalam sistem pengendalian mutu. Proses pengevaluasian diikuti penulis

sesuai dengan prosedur penerapan sistem pengendalian mutu yang

diterapkan oleh KAP H dan M. Sehingga hasil dari penelitian ini

terdapat suatu penilaian tersendiri dari penulis terhadap hasil penerapan

sistem pengendalian mutu yang dilakukan oleh KAP H dan M.

c. Meldasari (2002)

Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengevaluasi atas penerapan

standar pekerjaan lapangan pada KAP Husnul Mucharam dan Rosidi.

Didalam penelitiannya, Meldasari mengevaluasi terhadap standar

pekerjaan lapangan yang telah dilakukan oleh KAP Husnul Mucharam

dan Rosidi. Penulis lebih memperhatikan bagaimana penerapan tahap

pekerjaan lapangan audit yang dilakukan oleh KAP Husnul Mucharam

dan Rosidi. Tahap pekerjaan lapangan audit yang diperhatikan ialah

mengenai perencanaan audit, supervisi audit, pemahaman terhadap SPI

(Sistem Pengendalian Internal) dan terhadap bukti audit.

d. Rahmawati (2004)

Dalam penelitiannya dibahas mengenai analisis faktor penentu

kualitas audit. Penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan memberikan

gambaran mengenai faktor-faktor yang menentukan kualitas audit

auditor independen di Indonesia. Sehingga terdapat dua golongan

Page 24: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

variabel dalam penelitian ini, yaitu kualitas audit sebagai variabel terikat

dan kedelapan faktor yang menentukan kualitas audit, yaitu (1)

pengalaman audit, (2) pemahaman terhadap industri klien, (3) responsif

terhadap kebutuhan klien, (4) ketaatan terhadap standar umum audit, (5)

keterlibatan pimpinan KAP, (6) keterlibatan komite audit, (7)

Independensi anggota tim audit, (8) komunikasi tim audit dan

manajemen klien, sebagai variabel bebas.

Dari penelitian tersebut maka terdapat beberapa kesimpulan yang

dihasilkan, diantaranya mengenai faktor pengalaman audit dan faktor

keterlibatan pimpinan KAP mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kualitas audit dengan faktor keterlibatan pimpinan KAP yang

berpengaruh paling signifikan terhadap kualitas audit.

e. Murtanto (2005)

Dalam penelitian ini dibahas mengenai tindakan supervisi, budaya

organisasi, dan kinerja akuntan publik. Tujuan dari penelitian ini ialah

untuk mendapatkan bukti empiris hubungan tindakan supervisi yang

disarankan AECC (Accounting Education Change Commision) dalam

Issues Statement No.4 dengan kepuasan kerja akuntan pemula di

Indonesia dan apakah terdapat perbedaan pelaksanaan tindakan supervisi

terhadap akuntan pemula dan perbedaan kepuasan kerja akuntan pemula

di KAP besar dan KAP kecil.

Page 25: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Variabel Independen dari penelitian ini ialah Tindakan supervisi dan

Budaya Organisasi. Untuk Variabel Intervening ialah Kepuasan Kerja.

Lalu untuk Variabel Independen ialah Kinerja Individual. Sehingga

dalam penelitian ini dibahas secara rinci bagaimana pengaruh supervisi

dan dibahas juga mengenai hal budaya organisasi.

f. Christiawan (2005)

Dalam penelitian ini dibahas mengenai aktivitas pengendalian mutu

jasa audit dalam laporan keuangan historis. Secara lebih ringkas saat ini

mutu jasa audit lebih biasa dikenal dengan istilah mutu audit. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam dan

menyeluruh tentang aktivitas pengendalian mutu jasa audit yang terjadi

di beberapa kantor akuntan publik di Surabaya. Sehingga hasil

kesimpulan dari peneltian ini menunjukkan lima fenomena yaitu (1)

sulitnya menetapkan suatu standar / ukuran independensi in fact, (2)

penggunaan aturan-aturan yang ditetapkan oleh organisasi profesi

sebagai dasar penetapan standar independensi in appearance, (3)

digunakan prinsip dalam manajemen sumber daya manusia untuk

menjamin adanya kompetensi pendidikan personel, (4) digunakan

perencanaan, supervisi dan evaluasi kinerja untuk dipenuhinya

kompetensi pengalaman personel dan (5) diberikannya sanksi tegas atas

pelanggaran independensi dan kompetensi.

Page 26: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Dari beberapa peneltian sebelumnya tersebut, penulis tertarik untuk

mengembangkan penelitian-penelitian sebelumnya yakni dengan meneliti

pengaruh sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik terhadap pekerjaan

lapangan audit yang akan dilakukan oleh auditor.

Di dalam sistem pengendalian mutu terdapat sembilan unsur yang

mempengaruhinya. Tanpa mengabaikan kesembilan unsur tersebut, penulis

tertarik terhadap tiga unsur dari kesembilam unsur tersebut, yaitu terhadap

supervisi, konsultasi dan inspeksi. Penulis tertarik terhadap ketiga hal tersebut

karena dalam pelaksanaan kerja audit ketiga hal tersebut biasanya sering

dilakukan oleh auditor. Dan tidak hanya terhadap auditor saja, ketiga hal

tersebut juga sangat umum digunakan terhadap proses pekerjaan di bidang

lainnya seperti bidang hukum, kedokteran, teknik dan berbagai macam bidang

lainnya.

Dalam standar pekerjaan lapangan, terdapat banyak faktor penentu

dalam pelaksanaan pekerjaan lapangan audit. Pekerjaan lapangan audit ini

merupakan hal-hal yang harus terdapat dalam proses pekerjaan audit. Faktor

penentu merupakan hal yang sangat mempengaruhi terhadap hasil audit yang

akan disampaikan kepada klien. Tanpa mengabaikan kembali kesembilan

unsur dalam sistem pengendalian mutu, penulis ingin meneliti mengenai

pengaruh ketiga unsur pengendalian mutu tersebut terhadap pekerjaan

lapangan yang akan dilakukan oleh auditor.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik ingin mengetahui lebih

dalam bagaimana pengaruh supervisi, konsultasi dan inspeksi dalam sistem

Page 27: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

pengendalian mutu kantor akuntan publik terhadap pekerjaan lapangan audit.

Untuk itu penelitian ini diberi judul:

“Pengaruh Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik

Terhadap Pekerjaan Lapangan Audit”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka variabel yang digunakan peneliti

dibatasi pada supervisi, konsultasi dan inspeksi sebagai variabel independen

dan pekerjaan lapangan audit sebagai variabel dependen. Untuk pertanyaan

penelitian dalam rumusan masalah ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh supervisi dalam sistem pengendalian mutu kantor

akuntan publik terhadap pekerjaan lapangan audit?

2. Bagaimana pengaruh konsultasi dalam sistem pengendalian mutu kantor

akuntan publik terhadap pekerjaan lapangan audit?

3. Bagaimana pengaruh inspeksi dalam sistem pengendalian mutu kantor

akuntan publik terhadap pekerjaan lapangan audit?

4. Bagaimana pengaruh supervisi, konsultasi, dan inspeksi secara

keseluruhan dalam sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik

terhadap pekerjaan lapangan audit?

Page 28: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

C. Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui apakah supervisi dalam sistem pengendalian mutu

kantor akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap

pekerjaan lapangan audit.

2. Untuk mengetahui apakah konsultasi dalam sistem pengendalian mutu

kantor akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap

pekerjaan lapangan audit.

3. Untuk mengetahui apakah inspeksi dalam sistem pengendalian mutu

kantor akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap

pekerjaan lapangan audit.

4. Untuk mengetahui apakah supervisi, konsultasi, dan inspeksi dalam

sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik berpengaruh secara

keseluruhan terhadap pekerjaan lapangan audit.

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Auditor

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi auditor dalam

penerapan sistem pengendalian mutu di kantor akuntan publik.

Page 29: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

2. Bagi Peneliti

Mendapatkan gambaran mengenai pentingnya penerapan sistem

pengendalian mutu kantor akuntan publik dalam pelaksanaan

pekerjaan lapangan audit yang dilakukan.

3. Bagi Mahasiswa dan Pembaca

Memberikan informasi dan gambaran mengenai pentingnya penerapan

sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik dalam pekerjaan

lapangan audit serta sebagai salah satu sarana bahan bacaan dan

pengembangan ilmu pengetahuan.

Page 30: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Auditing

1. Pengertian Auditing

Menurut Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the

American Accounting Association”(Accounting Review, Vol.47), definisi

audit ialah “suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi

bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa

ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-

asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta

penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak yang berkepentingan”.

Dari pengertian tersebut dapat diambil beberapa unsur penting yakni

proses sistematis, bukti yang objektif, peristiwa ekonomi, derajat

kesesuaian, dan penyampaian hasil kepada pihak yang berkepentingan.

Orang yang melakukan tindakan audit disebut sebagai auditor yang

pada umumnya diklasifikasikan menjadi tiga yaitu auditor internal, auditor

eksternal (auditor independen), dan auditor pemerintah. Auditor internal

ialah auditor yang bekerja di dalam suatu perusahaan yang dimana posisi

auditor dibawah pihak dan pengaruh manajemen perusahaan. Auditor

eksternal (auditor independen) ialah auditor yang bekerja secara

independen atau biasa sebagai praktisi audit yang bekerja pada kantor

akuntan publik, atau partner dari kantor akuntan publik dalam memberikan

Page 31: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

jasa profesinya secara professional. Sedangkan auditor pemerintah ialah

auditor yang melakukan pekerjaan audit terhadap lembaga-lembaga yang

dimiliki oleh negara. Walaupun terdapat perbedaan posisi dalam proses

kerja audit yang dilakukan, ketiga klasifikasi auditor harus tetap menjaga

tingkat independensi dan profesionalitas dalam melakukan profesinya

sebagai auditor.

Dalam auditing, terdapat banyak tahap pekerjaan yang harus dilalui

oleh auditor untuk memperoleh hasil akhir yang maksimal dengan

melaksanakan pekerjaan audit secara sistematis. Proses sistematis yang

diterapkan dalam mengaudit tergantung terhadap jenis audit atau bidang

jasa yang dilakukan, karena hal ini dipengaruhi oleh jenis klien yang

sedang diaudit oleh auditor.

Dari proses yang sistematis diharapkan auditor dapat memperoleh dan

mengevaluasi bukti yang kompeten berupa bukti material. Maksud dari

material disini ialah bahwa jumlah nominal dari bukti tersebut sangatlah

mempengaruhi dari total asset yang dimiliki oleh klien. Bukti-bukti dalam

audit ini bisa berupa lembar kuitansi pembayaran, rekening koran

perusahaan, buku kas perusahaan, catatan aset perusahaan dan bukti

lainnya yang mendukung terhadap proses audit.

Peristiwa ekonomi yang dimaksud dari definisi audit tersebut

merupakan segala jenis informasi yang terkandung dalam laporan

keuangan, laporan operasi intern, dan laporan biaya maupun pendapatan

berbagai pusat pertanggung jawaban pada suatu perusahaan.

Page 32: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Dalam mengaudit, auditor menentukan tingkat kesesuaian laporan

klien dengan kriteria standar yang telah dtetapkan dalam Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP, 2001). Namun standar yang dilihat

tidak hanya dari segi akuntan publik, melainkan juga harus tetap

memperhatikan terhadap aturan dasar dari akuntansi yang terdapat dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Ketika proses audit sudah selesai dilakukan, auditor menyampaikan

hasil auditnya kepada pihak yang membutuhkan dengan mengeluarkan

opini audit berdasarkan keadaan yang sebenarnya dari klien yang

ditangani oleh auditor. Apabila diketahui auditor eksternal mengeluarkan

opini audit yang tidak sesuai dengan keadaan klien, maka auditor eksternal

akan dicabut nomor izin usaha auditnya oleh departemen keuangan.

Memang tidak mudah untuk menjaga tingkat independensi yang tinggi

ketika dalam memberikan opini audit kepada klien. Disatu sisi auditor

merupakan suatu profesi yang harus tetap menjaga nilai-nilai integritas,

professional dan independensi profesi. Disisi lain, klien merupakan

pemberi kerja bagi auditor. Auditor mendapatkan pekerjaan dan

pendapatan bagi kantor akuntan publiknya dari klien. Untuk mengatasi

masalah seperti ini, auditor terus mengkomunikasikan segala sesuatunya

kepada klien, sehingga kejadian salah paham yang fatal bisa dihindari.

Page 33: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

2. Jenis audit

a. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan mencakup penghimpunan dan

pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas dengan

tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan yang

disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

b. Audit Operasional

Audit operasional berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan

mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan

operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.

Menurut Gondodiyoto (2003: 90), audit operasional memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1) Terhadap operasionalisasi entitas atau segmen atau divisi tertentu

2) Lebih berorientasi pemeriksaan kinerja

3) Pelaksanaan dan frekuensi tergantung kebutuhan atau kemauan

pimpinan organisasi

4) Data potensial atau kecenderungan kedepan yang mungkin terjadi.

c. Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah kegiatan

finansial maupun operasi tertentu dari suatu entitas sesuai dengan

kondisi, aturan, dan regulasi yang telah ditentukan. Kriteria yang

Page 34: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

ditentukan tersebut dapat berasal dari berbagai sumber seperti

manajemen, kreditor, maupun lembaga pemerintah. (Halim, 2003: 5).

B. Sistem Pengendalian Mutu

Sistem pengendalian mutu biasa terdapat dalam tiap elemen organisasi

atau perusahaan tertentu yang bertujuan menghasilkan sesuatu yang sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian mutu merupakan

tindakan peninjauan terhadap pelaksanaan kegiatan untuk disesuaikan dengan

standarnya agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam

penelitian ini, sistem pengendalian mutu yang dimaksud ialah sistem

pengendalian mutu kantor akuntan publik.

1. Pengertian Sistem Pengendalian Mutu

Terdapat banyak definisi yang diberikan untuk pengendalian mutu

yang dalam banyak literatur bahasa Inggris dikenal dengan istilah quality

control. Definisi quality control dijelaskan oleh J.M. Juran dan Frank M.

Gryna sebagai berikut: “This process is used by operating forces as an aid

to meeting the product and process goals. It is based on the feedback loop,

and consist of the following steps: (1) evaluate actual operating

performance, (2) compare actual performance to goals, (3) act on the

difference”.

Definisi lain tentang quality control dikemukakan oleh Harrison M.

Wadsworth, Jr., Kenneth S. Stephens, dan A. Blanton Godfrey sebagai

berikut: “Quality control is the operational technique and the activities

Page 35: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

which sustain a quality of product or service that will satisfy given needs;

also the use of such techniques and activities”.

Menurut (Wahyudiono,2000) “quality control atau sistem

pengendalian mutu merupakan suatu proses yang dilakukan untuk

memastikan bahwa suatu output dapat memenuhi tujuan dan spesifikasi

yang telah ditetapkan sebelumnya yang diwujudkan dengan mengunakan

pedoman atau standar yang telah ditetapkan”.

Menurut (Meldasari, 2002) “sistem pengendalian mutu yang baik

harus memiliki rencana standar mutu, pelaksanaan dari rencana tersebut,

pembandingan antara pelaksanaan dengan rencana, dan perbaikan, apabila

dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan dari rencana”.

Definisi sistem pengendalian mutu KAP menurut Standar Profesional

Akuntan Publik SPM 100 no.03 ialah “sistem pengendalian mutu KAP

mencakup struktur organisasi, kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

KAP untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan

professional dengan (SPAP, 2001)”.

Tujuan pengendalian mutu bagi kantor akuntan publik adalah untuk

meningkatkan kemampuan individu dan organisasi dan memastikan

kepatuhan terhadap standar teknis dan kode etik yang telah ditetapkan.

2. Pengertian Peer Review

Dari pelaksanaan sistem pengendalian mutu, terdapat kemungkinan

bahwa sistem tersebut tidak berjalan sebagaimana semestinya. Untuk

mengatasi hal tersebut maka kantor akuntan publik biasa mengenal dengan

Page 36: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

istilah peer review. Evaluasi atas penerapan sistem pengendalian mutu

kantor akuntan publik umumnya dinamakan peer review.

Pengertian peer review menurut (Sukrisno, 1999: 10) ialah: “suatu penelahaan yang dilakukan terhadap kantor akuntan publik untuk menilai apakah kantor akuntan tersebut telah mengembangkan secara memadai kebijakan dan prosedur pengendalian mutu sebagaimana yang diisyaratkan dalam (SPAP, 2001) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia”.

Peer review dapat dilakukan oleh kantor akuntan publik lain atau oleh

suatu tim yang anggotanya dipilih oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia.

Selain dilakukan oleh profesi, penelahaan mutu terhadap kantor akuntan

publik juga dilakukan oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan).

Menurut (SPAP, 2001) dalam SPM seksi 300 no.01 dinyatakan bahwa

tujuan program review mutu IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) adalah untuk

meningkatkan mutu kinerja anggota IAI dalam perikatan audit, atestasi,

akuntansi dan konsultasi. Tujuan program ini dicapai melalui tindakan

pendidikan dan perbaikan, serta tindakan koreksi.

Jadi dalam menjaga terhadap berjalannya suatu sistem pengendalian

mutu kantor akuntan publik, peer review menjadi penting dalam

mengevaluasi sistem pengendalian mutu suatu kantor akuntan publik.

3. Unsur-unsur sistem pengendalian mutu

Dalam pelaksanaan jasa professional, kantor akuntan publik

bertanggung jawab untuk mematuhi terhadap Standar Profesional Akuntan

Publik (SPAP). Dalam pemenuhan tanggung jawab tersebut, KAP wajib

mempertimbangkan intregritas stafnya dalam menentukan hubungan

Page 37: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

profesionalnya, yakni seperti tingkat independensi, kompetensi,

objektivitas, dan kesungguhan untuk menggunakan kemahiran

profesionalnya dengan cermat dan tepat. Untuk mempertimbangkan hal

tersebut, maka setiap kantor akuntan publik wajib memiliki sistem

pengendalian mutu dan menjelaskan unsur pengendalian mutu dan yang

terkait dengan implementasi secara efektif dalam sistem.

Dalam merumuskan suatu kebijakan dan prosedur pengendalian mutu,

KAP harus memperhatikan terhadap beberapa faktor penting yaitu

mengenai ukuran kantor yang dimiliki, tingkat otonomi yang diberikan

kepada personel dan kantor-kantor cabangnya, sifat praktik yang

dijalankan, struktur organisasi kantor, dan pertimbangan atas biaya dengan

manfaat yang akan diperoleh olen kantor akuntan publik.

Untuk dapat memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Ikatan

Akuntan Indonesia tentang sistem pengendalian mutu KAP, maka terdapat

unsur-unsur dari sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik yang

tercantum dalam (SPAP, 2001) SPM seksi 100 no.07, sebagai berikut:

a. Independensi

Unsur independensi memberikan keyakinan memadai bahwa, pada

setiap lapis organisasi, semua staf professional mempertahankan

indepedensi sebagaimana diatur dalam Aturan Etika Kompartemen

Akuntan Publik secara rinci, Aturan Etika No.1, Integritas, objektivitas

dan independensi, memuat contoh-contoh penerapan yang berlaku untuk

akuntan publik.

Page 38: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

b. Penugasan Personel

Dalam unsur ini mempunyai peran untuk memberikan keyakinan

memadai bahwa penugasan akan dilaksanakan oleh staf professional

yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk penugasan

tersebut. Dalam proses penugasan personel, sifat dan lingkup supervisi

harus dipertimbangkan. Umumnya, apabila personel yang ditugaskan

semakin cakap dan berpengalaman, maka supervisi secara langsung

terhadap personel tersebut, semakin tidak diperlukan.

c. Konsultasi

Unsur konsultasi memberikan keyakinan memadai bahwa personel

akan memperoleh informasi yang memadai sesuai yang dibutuhkan dari

orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan

(judgement) yang memadai. Sifat konsultasi akan tergantung atas

beberapa faktor, antara lain ukuran KAP dan tingkat pengetahuan,

kompetensi dan pertimbangan yang dimiliki oleh staf pelaksana

perikatan.

d. Supervisi

Unsur supervisi memberikan keyakinan memadai bahwa

pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh

KAP. Lingkup supervisi dan review yang sesuai pada suatu kondisi

tertentu, tergantung atas beberapa faktor, antara lain kerumitan masalah,

kualifikasi staf pelaksana perikatan, dan lingkup konsultasi yang

tersedia dan yang telah digunakan. Tanggung jawab KAP untuk

Page 39: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

menetapkan prosedur mengenai supervisi berbeda dengan tanggung

jawab staf secara individual untuk merencanakan dan melakukan

supervisi secara memadai atas perikatan tertentu.

e. Pemekerjaan

Unsur pemekerjaan memberikan keyakinan memadai bahwa semua

staf profesionalnya memiliki karakteristik yang tepat sehingga

memungkinkan mereka melakukan perikatan secara kompeten.

Akhirnya, mutu pekerjaan KAP tergantung kepada integritas,

kompetensi, dan motivasi personel yang melaksanakan dan melakukan

supervisi atas pekerjaan. Oleh karena itu, program pemekerjaan KAP

manjadi salah satu unsur penentu untuk mempertahankan mutu

pekerjaan KAP.

f. Pengembangan peofesional

Unsur ini memberikan keyakinan memadai bahwa personel memiliki

pengetahuan yang memadai sehingga memenuhi mereka untuk

memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan profesional dan

berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk

memberikan kepada personelnya pengetahuan memadai untuk

memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di

KAP.

g. Promosi

Unsur ini memberikan keyakinan memadai bahwa semua personel

terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang diisyaratkan

Page 40: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

untuk lapis tanggung jawab yang lebih tinggi. Praktik promosi personel

akan berakibat terhadap mutu pekerjaan KAP. Kualifikasi personel

terseleksi untuk promosi harus mencakup, tetapi tidak terbatas kepada

karakter, intelegensi, pertimbangan dan motivasi.

h. Penerimaan dan keberlanjutan klien

Dalam penerimaan dan keberlanjutan klien bahwa perikatan dari

klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan hubungan

dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas. Adanya

keharusan bagi KAP untuk menetapkan prosedur dengan tujuan seperti

tersebut, tidak berarti bahwa KAP bertugas untuk menentukan integritas

atau keandalan klien, dan tidak juga berarti bahwa KAP berkewajiban

kepada siapa pun, kecuali kepada dirinya, untuk menerima, menolak

atau mempertahankan kliennya. Namun, dengan berdasarkan pada

prinsip pertimbangan hati-hati, KAP disarankan selektif dalam

menentukan hubungan profesionalnya.

i. Inspeksi

Unsur inspeksi memberikan keyakinan memadai bahwa prosedur

yang berhubungan dengan unsur-unsur pengendalian mutu, seperti

tersebut pada butir a sampai dengan butir h, telah diterapkan secara

efektif. Prosedur inspeksi dapat dirancang dan dilaksanakan oleh

individu yang bertindak untuk mewakili kepentingan manajemen KAP.

Jenis prosedur inspeksi yang akan digunakan tergantung kepada

pengendalian yang ditetapkan oleh KAP dan penetapan tanggung jawab

Page 41: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

di KAP untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian

mutunya.

Dari kesembilan unsur yang terdapat dalam sistem pengendalian mutu

kantor akuntan publik, penulis akan memfokuskan lebih kepada tiga

bagian dari kesembilan unsur tersebut, yakni terhadap supervsi, konsultasi

dan inspeksi.

Dalam menerapkan berbagai kebijakan dan prosedur pengendalian

mutu, maka kantor akuntan publik memperhatikan kepada penetapan

tangung jawab, komunikasi dan pemantauan. Berikut penjelasan yang

terdapat dalam (SPAP, 2001) SPM seksi 100 No.08 – No 10, sebagai

berikut:

a. Penetapan Tanggung Jawab

Penetapan tangung jawab ditetapkan kepada personil KAP agar

dapat melaksanakan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya

secara efektif. Hal-hal yang harus mendapatkan pertimbangan memadai,

dalam penetapan tanggung jawab, ialah kompetensi individu, penetapan

wewenang, dan lingkup supervisi yang diberikan.

b. Komunikasi

Mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

kepada personilnya dengan suatu cara yang memberikan keyakinan

memadai bahwa kebijakan dan prosedur tersebut dapat dipahami ialah

wajib bagi KAP. Bentuk dan lingkup komunikasi tersebut dapat

Page 42: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

menyampaikan kepada personel KAP, informasi mengenai kebijakan

dan prosedur pengendalian mutu yang berhubungan dengan mereka.

c. Pemantauan

KAP harus memantau keefektifan sistem pengendalian mutunya

secara rutin, kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya penetapan

tanggung jawabannya dan komunikasi kebijakan dan prosedurnya.

Ukuran struktur dan sifat praktik KAP mempengaruhi keterbatasan dan

persyaratan yang harus dipenuhi oleh fungsi pemantauan KAP.

Selain pertimbangan unsur-unsur sistem pengendalian mutu diatas,

kantor akuntan publik juga harus mempertimbangkan kondisi dan

kemampuan para personelnya. Oleh karena itu agar kebijakan dan

prosedur pengendalian mutu yang telah dirancang dan ditetapkan dapat

berjalan secara efektif, maka harus disertai tindakan yang dapat menjamin

kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kebijakan dan prosedur.

Tindakan tersebut antara lain meliputi penetapan tanggung jawab

langsung kepada beberapa staf dan personel untuk melaksanakan suatu

prosedur tertentu, melakukan komunikasi atas kebijakan dan prosedur

pengendalian mutu yang telah ditetapkan kepada semua staf dan personel

kantor akuntan publik, dan mewajibkan semua personel pada setiap tingkat

organisasi untuk mematuhi kebijakan tersebut, serta melakukan

pemantauan terhadap efektifitas pelaksanaan sistem pengendalian mutu

yang telah ditetapkan.

Page 43: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

4. Supervisi

Dalam setiap aktivitas organisasi atau perusahaan, tindakan supervisi

biasa dilakukan oleh atasan terhadap bawahan untuk memeriksa dan

memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan telah

dilakukan sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan.

Dalam profesi akuntan publik, supervisi merupakan hal yang penting.

Dalam bidang pemeriksaan akuntan, supervisi diatur dalam Standar

Profesional Akuntansi Publik. Seksi ini berisi panduan bagi auditor yang

melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Pengertian supervisi berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik

(2001:311) ialah sebagai berikut:

Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervisi adalah memberikan instruksi kepada asisten, tetap menjaga penyampaian informasi masalah-masalah penting yang dijumpai dalam audit, me-review

pekerjaan yang dilaksanakan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat diantara staf audit kantor akuntan. Luasnya supervisi memadai dalam suatu keadaan tergantung atas banyak faktor, termasuk kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang melaksanakan audit.

Supervisi merupakan cara atasan mentransfer pengalamannya kepada

bawahan berdasarkan permasalahan yang sedang dihadapi di lapangan.

Penggunaan kertas kerja sebagai salah satu media mendokumentasikan

pekerjaan lapangan memudahkan dan membantu di dalam mengarahkan

personel dalam melakukan pekerjaan lapangan, sehingga bawahan akan

mendapatkan pengalaman yang terarah. Untuk itu dalam pelaksanaan

Page 44: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik, supervisi harus

dilakukan untuk memastikan bahwa bawahan telah mengerti terhadap

pekerjaan lapangan audit yang akan dilakukan.

Menurut Mulianto dkk (2006), supervisor memiliki peran ganda yaitu:

a. Suatu saat ia mewakili perusahaan menyampaikan instruksi kerja,

perintah atau informasi lain kepada bawahan serta harus menjaga

kepentingan perusahaan.

b. Di saat lain, ia harus menyampaikan keluhan karyawan kepada atasan,

memperjuangkan kebutuhan karyawan, dan membela nasib karyawan

sesuai dengan norma-norma, peraturan dan perundang-undangan yang

berlaku.

Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP, 2001) unsur supervisi

ialah sebagai berikut:

a. Memberikan instruksi kepada asisten

Para asisten harus diberitahu tanggung jawab mereka dan tujuan

prosedur yang mereka laksanakan. Mereka harus diberitahu hal-hal

yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, lingkup, dan saat

prosedur yang harus dilaksanakan, seperti sifat bisnis entitas yang

bersangkutan dengan penugasan dan masalah akuntan dan audit.

b. Menjaga penyampaian informasi masalah-masalah penting yang

dijumpai dalam audit.

Auditor yang bertanggung jawab akhir untuk setiap audit harus

mengarahkan asisten untuk mengemukakan pertanyaan akuntansi.

Page 45: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Signifikan yang muncul dalam audit sehingga auditor dapat

menetapkan seberapa signifikan masalah tersebut.

c. Memeriksa kembali pekerjaan yang dilaksanakan.

Pekerjaan yang dilaksanakan oleh asisten harus di review untuk

menentukan apakah pekerjaan tersebut telah dilaksanakan secara

memadai dan auditor harus menilainya apakah hasilnya sejalan

dengan kesimpulan yang disajikan dalam laporan auditor.

d. Menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf audit kantor akuntan.

Auditor yang bertanggung jawab akhir mengenai auditnya dan

asistennya harus menyadari prosedur yang harus diikuti jika terdapat

perbedaan pendapat mengenai masalah akuntansi di antara personel

Kantor Akuntan Publik yang terlibat dalam audit. Prosedur tersebut

harus memungkinkan asisten mendokumentasikan ketidaksetujuan di

antara mereka, dan kesimpulan yang diambil jika setelah konsultasi

memadai, ia berkeyakinan bahwa perlu baginya untuk tidak

sependapat dengan penyelesaian masalah tersebut. Dalam hal ini,

dasar penyelesaian akhir masalah harus juga didokumentasikan.

Menurut (Lidyawati, 2007) terdapat berbagai kebijakan dan prosedur

untuk mengimplementasikan tindakan supervisi yaitu :

a. Sediakan prosedur untuk perencanaan perikatan. Langkah yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 46: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

1) Bebankan tanggung jawab fungsi perencanaan suatu perikatan

kepada satu atau lebih personel dengan tingkat wewenang yang

memadai. Ikut sertakan personel yang semestinya ditugasi ke

perikatan tertentu dalam proses perencanaan.

2) Kembangkan informasi tentang latar belakang atau informasi

review yang dikumpulkan dari perikatan sebelumnya dan lakukan

pemutakhiran sesuai dengan kondisi yang telah berubah.

3) Jelaskan hal-hal yang harus dicakup dalam proses perencanaan

penugasan.

b. Sediakan prosedur untuk mempertahankan standar mutu KAP untuk

pekerjaan yang dilaksanakan. Langkah yang dapat dilakukan adalah

sebagai berikut:

1) Lakukan supervisi memadai pada semua tingkat organisasi, dengan

mempertimbangkan pelatihan, kemampuan, dan pengalaman

personel yang ditugasi.

2) Kembangkan pedoman mengenai bentuk dan isi kertas kerja.

3) Manfaatkan lembar isian, daftar pemeriksaan, dan kuesioner

standar, sejauh sesiau dengan kondisi, untuk membantu

pelaksanaan perikatan.

4) Sediakan prosedur untuk menyelesaikan perbedaan pertimbangan

profesional di antara tim pelaksana perikatan.

5) Sediakan prosedur untuk me-review kertas kerja dan laporan

perikatan.

Page 47: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

5. Konsultasi

Kebijakan konsultasi yang ada dalam kantor akuntan publik

merupakan alat untuk memberikan pengalaman kepada personel.

Konsultasi ditetapkan agar kantor akuntan publik memperoleh keyakinan

yang layak bahwa auditor pada kantor akuntan publik akan meminta

bantuan sepanjang diperlukan dari orang yang mempunyai pertimbangan

yang lebih matang ataupun otoritas.

Tindakan konsultasi ini diharapkan agar para pekerja lapangan audit

dapat meminta bantuan saran atau solusi kepada atasan audit dengan tidak

kaku, sehingga segala pekerjaan lapangan audit yang dilakukan tetap

dalam koridor yang telah ditetapkan.

Menurut (Lidyawati, 2007) terdapat berbagai kebijakan dan prosedur

untuk mengimplementasikan tindakan konsultasi yaitu :

a. Menganalisa masalah dan situasi khusus, sehingga personel harus

berkonsultasi dengan sumber atau pihak yang berwenang mengenai

masalah yang tidak biasa. Langkah yang dapat dilakukan adalah

sebagai berikut:

1) Informasikan kebijakan dan prosedur konsultasi KAP kepada

personel

2) Tentukan bidang atau situasi khusus yang mengharuskan personel

untuk berkonsultasi

3) Selenggarakan atau sediakan akses ke perpustakaan referensi dan

sumber yang berwenang lainnya.

Page 48: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

4) Bentuk fungsi riset untuk membantu personel dalam hal masalah

praktik.

b. Terdapat satu individu sebagai spesialis yang bertindak sebagai pihak

yang berwenang, dan tetapkan wewenang tersebut dalam koridor

konsultasi. Buat prosedur untuk menyelesaikan perbedaan pendapat

antara personel pelaksana perikatan dengan para spesialis.

c. Tentukan lingkup dokumentasi yang harus dilakukan terhadap hasil

konsultasi mengenai masalah atau situasi khusus yang mengharuskan

adanya konsultasi khusus. Langkah yang dapat dilakukan adalah

sebagai berikut:

1) Jelaskan lingkup dokumentasi yang perlu disiapkan dan tanggung

jawab penyiapannya kepada personel

2) Tunjukkan kondisi yang mengharuskan dilakukannya dokumentasi

konsultasi.

3) Buat arsip, berdasarkan subjek, yang memuat hasil konsultasi

untuk referensi dan riset pada masa mendatang.

Pekerjaan lapangan audit akan menjadi lebih cepat dengan adanya

konsultasi, sehingga kesulitan dalam mengaudit, bisa lebih cepat

terselesaikan bila dibandingkan dengan tidak adanya tindakan konsultasi.

Konsultasi merupakan lanjutan tindakan dari adanya supervisi audit,

sehingga konsultasi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap hasil

pekerjaan lapangan audit.

Page 49: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

6. Inspeksi

Inspeksi merupakan tindakan untuk memeriksa kembali terhadap

pekerjaan lapangan audit yang telah dilakukan oleh auditor. Maksud dari

pemeriksaan kembali ialah apakah segala tahapan dalam pekerjaan

lapangan audit yang ditentukan telah dijalankan dengan baik atau tidak,

karena jika tindakan inspeksi tidak dilakukan, resiko mutu audit yang

dihasilkan akan semakin tinggi dan tentunya akan berpengaruh terhadap

kinerja dari kantor akuntan publik.

Dalam pelaksanaan tindakan inspeksi, kantor akuntan publik tentunya

harus menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu seperti

menetapkan program inspeksi dan menyajikan pelaporan temuan inspeksi

kepada tingkat manajemen yang semestinya.

Menurut (Lidyawati, 2007) terdapat berbagai kebijakan dan prosedur

untuk mengimplementasikan tindakan inspeksi yaitu :

a. Tetapkan batas lingkup dan isi program inspeksi KAP. Langkah yang

dapat dilakukan ialah:

1) Tetapkan prosedur inspeksi yang diperlukan untuk memberikan

keyakinan yang memadai bahwa kebijakan dan prosedur

pengendalian mutu KAP diterapkan dengan efektif.

2) Tetapkan kualifikasi staf pelaksana inspeksi dan metode

pemilihannya.

3) Laksanakan inspeksi terhadap unit, fungsi atau departemen praktik.

Page 50: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

b. Sajikan pelaporan temuan inspeksi dan tindakan pemantauan yang

dilaksanakan atau direncanakan, kepada tingkat manajemen yang

semestinya. Langkah yang dapat dilakukan ialah:

1) Lakukan pembahasan temuan review inspeksi terhadap perikatan

yang di-review, dengan staf pelaksana perikatan.

2) Lakukan pembahasan temuan inspeksi mengenai unit, fungsi,

departemen yang di-review, dengan personal manajemen yang

bersangkutan.

3) Laporkan temuan dan rekomendasikan inspeksi, bersama dengan

tindakan perbaikan yang diambil atau direncanakan, kepada

manajemen KAP.

4) Pastikan bahwa tindakan perbaikan yang direncanakan telah

dilaksanakan.

Dari hasil tindakan inspeksi, hasil pekerjaan lapangan audit akan dapat

terlihat baik atau buruk, sehingga inspeksi memiliki pengaruh yang cukup

signifikan terhadap pekerjaan lapangan audit.

C. Pekerjaan Lapangan Audit

Dalam melakukan pekerjaan audit, tentunya terdapat berbagai macam

tahap yang harus dilewati yang dimana tahapan tersebut disesuaikan terhadap

jenis klien yang auditor hadapi. Sebelum melakukan tahapan tersebut, auditor

harus tetap mengacu kepada aturan profesional auditing, yakni mengacu

kepada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP, 2001). Pekerjaan

Page 51: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

lapangan audit termasuk di dalam standar auditing dalam bagian standar

pekerjaan lapangan.

Standar pekerjaan lapangan menurut (SPAP, 2001) SA seksi 150 No.2 b.

ialah:

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian

yang akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Dalam pekerjaan lapangan audit terdapat beberapa langkah umum yang

diperlukan. Berikut tujuh langkah pokok yang diperlukan dalam perencanaan

dan pelaksanaan audit laporan keuangan menurut (Boynton, 2004: 190) yaitu:

1. Memahami terlebih dahulu terhadap jenis bisnis dari klien.

2. Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan.

3. Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna

laporan keuangan.

4. Membuat keputusan tentang komponen resiko audit.

Page 52: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

5. Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk

memahami pengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian,

dan melaksanakan pengujian substantif.

6. Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu

pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah.

7. Mengkomunikasikan temuan-temuan.

Page 53: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Gambar 2.1.

Pengujian bertujuan ganda

Gambaran umum proses pekerjaan lapangan audit menurut (Boynton, 2004: 191)

Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri

Membuat keputusan tentang komponen resiko audit

Menetapkan bagaimana menggunakan bukti

Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan

Membuat keputusan tentang materialitas

Memperoleh bukti melalui prosedur audit

Pengujian substantif: prosedur analitis, rincian transaksi,

rincian saldo

Pengujian Pengendalian

Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas

pengendalian klien

Komunikasi kepada para pengguna laporan keuangan melalui

pendapat audit

Komunikasi lain yang diperlukan kepada komite

audit

Komunikasi temuan yang

berkaitan dengan jasa bernilai tambah lain

Page 54: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Gambar 2.1 merupakan gambaran umum proses pekerjaan lapangan

audit. Auditor harus mengembangkan pemahaman tentang bisnis dan industri

agar dapat memahami substansi ekonomi suatu transaksi entitas serta untuk

mengembangkan harapan tentang laporan keuangan entitas. Auditor harus

membagi audit berdasarkan fungsinya tersendiri seperti audit atas saldo akun

utama, penggolongan transaksi dan audit atas asersi laporan keuangan untuk

setiap saldo akun dan golongan transaksi.

Kemudian auditor membuat keputusan perencanaan penting tentang apa

yang dianggap material bagi laporan keuangan (materialitas), dan tentang

resiko salah saji yang material dalam laporan keuangan (risiko audit).

Keputusan pendahuluan ini akan membimbing kinerja prosedur audit untuk

mengumpulkan bukti tentang asersi laporan keuangan dan secara keseluruhan,

kewajaran penyajian laporan keuangan.

Ketika auditor mengumpulkan bukti tentang kewajaran penyajian

laporan keuangan, ia juga menggunakan pengetahuan yang diperoleh dalam

proses audit untuk menentukan apakah terdapat jasa bernilai tambah lain yang

mungkin bermanfaat bagi manajemen dan dewan direksi. Akhirnya, audit

akan berakhir pada komunikasi temuan audit, pernyataan pendapat atas

laporan keuangan, komunikasi dengan komite audit, serta komunikasi lain

dengan dewan direksi dan manajemen berkaitan dengan jasa bernilai tambah.

Dari penjelasan mengenai tahapan pekerjaan lapangan audit, tentunya

terdapat banyak hal yang mempengaruhi pekerjaan lapangan audit. Untuk

menjaga agar pekerjaan lapangan audit berjalan sesuai dengan aturan yang

Page 55: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

berlaku, maka kantor akuntan publik harus menerapkan sistem pengendalian

mutu secara terus menerus.

Tindakan yang sering dilakukan oleh auditor ketika sedang mengaudit

dilapangan yaitu supervisi, konsultasi dan inspeksi. Untuk supervisi dilakukan

terhadap pekerjaan lapangan agar auditor mendapat pengarahan yang tepat

ketika dalam mengaudit. Untuk konsultasi, auditor dapat mengkomunikasikan

kesulitan pekerjaan lapangan auditnya kepada pihak yang mengerti terhadap

masalah pekerjaan tersebut. Untuk Inspeksi, dilakukan agar segala bentuk

pekerjaan lapangan audit itu telah dipastikan sesuai dengan aturan pekerjaan

lapangan audit yang berlaku, sehingga inspeksi bersifat untuk meninjau

kembali terhadap pekerjaan lapangan audit yang telah dilakukan.

D. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mengkaji pengaruh sistem pengendalian mutu kantor

akuntan publik, yang dimana supervisi sebagai (X1), konsultasi sebagai (X2),

dan inspeksi sebagai (X3) terhadap pekerjaan lapangan audit sebagai (Y).

Maka kerangka pemikiran atas variabel – variabel tersebut adalah

sebagai berikut:

Page 56: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Gambar 2.2.

Kerangka Pemikiran

E. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Karena jawaban yang diberikan masih didasarkan pada teori yang

relevan, tidak berdasar pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data (Sugiyono, 2005), dengan kata lain rumusan hipotesis

merupakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,

karena masih perlu dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.

Berdasarkan dari rumusan masalah penelitian, maka penulis akan

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh antara tindakan supervisi auditor terhadap pekerjaan

lapangan audit.

SUPERVISI (X1)

INSPEKSI (X3)

KONSULTASI (X2)

PEKERJAAN LAPANGAN AUDIT (Y)

Page 57: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

2. Terdapat pengaruh antara tindakan konsultasi auditor terhadap pekerjaan

lapangan audit.

3. Terdapat pengaruh antara tindakan inspeksi auditor terhadap pekerjaan

lapangan audit.

4. Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara tindakan supervisi,

konsultasi, dan inspeksi terhadap pekerjaan lapangan audit.

Page 58: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan dirancang untuk meneliti pengaruh

sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik, yakni supervisi, konsultasi,

dan inspeksi terhadap pekerjaan lapangan audit. Untuk penelitian ini, data

diambil dari sejumlah sampel yang ada dalam populasi.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 1999:73), sedangkan populasi merupakan keseluruhan

kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah kantor akuntan publik yang berada

di Jakarta. Penulis mengambil hanya sekitar Jakarta dikarenakan penulis ingin

meneliti dari ruang lingkup yang kecil terlebih dahulu. Sehingga pada

penelitian berikutnya dapat menggunakan ruang lingkup yang lebih besar lagi.

Selain itu juga, diharapkan dapat lebih efektif dan efisien dalam pengumpulan

datanya. Sampel dari penelitian ini adalah auditor eksternal, baik itu tingkatan

senior, junior ataupun staf audit yang berada di kantor akuntan publik di

sekitar Jakarta.

Page 59: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam melakukan penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang akan

digunakan oleh penulis ialah teknik simple random sampling. Metode simple

random sampling memberikan kesempatan yang sama bersifat tidak terbatas

pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel (Indriantoro dan

Supomo, 1999: 124).

Alasan penulis menggunakan metode tersebut karena sampel dari

penelitian ini ialah auditor eksternal yang terdapat dalam kantor akuntan

publik, yang dimana auditor eksternal ini bisa mencakup auditor senior,

auditor junior maupun staf auditor, sehingga pada saat penelitian dilakukan,

sampel yang telah diberikan daftar pertanyaan (kuesioner) memiliki tingkatan

dan kesempatan yang sama dalam menjawab.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer merupakan sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2004:129). Dalam

data primer, peneliti memperoleh langsung data dari sumber. Data

sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak

lain) (Indriantoro dan Supomo, 2002: 147).

Page 60: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

2. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam data primer, pengumpulan data dilakukan dengan memberikan

daftar pertanyaan (kuesioner) langsung kepada sampel. Sumber data

diperoleh langsung dari para auditor eksternal yang terdapat dalam kantor

akuntan publik, baik itu tingkatan senior, junior maupun staf auditor.

Dalam data sekunder, pengumpulan data dilakukan dengan memperoleh

data dari buku, literatur, jurnal, skripsi, (SPAP, 2001) dan referensi

lainnya yang terkait dengan penelitian ini. Sumber data diperoleh dari

perpustakaan-perpustakaan, baik universitas negeri maupun swasta, dan

dari internet.

D. Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS

(Statistical Product and Service Solution) versi 11.5. Analisis ini bertujuan

untuk menentukan keeratan hubungan antara variabel supervisi (X1),

konsultasi (X2), dan inspeksi (X3) dengan pekerjaan lapangan audit (Y).

1. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data

yang terdapat di kuesioner dapat mengukur apa yang seharusnya

diukur. Suatu instrument pengukur dikatakan valid jika instrument

tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur, sehingga instrument

Page 61: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

dapat mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti

(Indriantoro dan Supomo, 1999: 181). Pengujian validitas ini

menggunakan metode Pearson Correlation yang dapat dilihat dari

hasil korelasi bivariate dengan melihat output kolom Corrected Item-

Total Correlation adalah identik karena keduanya mengukur hal yang

sama (Ghozali, 2004;46). Metode ini akan menunjukkan korelasi

antara masing-masing butir pernyataan terhadap skor butir-butir

pernyataan tiap variabel. Suatu instrumen dikatakan valid bila angka

korelasional yang diperoleh dari perhitungan yaitu nilai r hitung lebih

besar daripada r tabel. Kriteria dalam pengambilan keputusan untuk

menentukan valid yakni jika nilai r hitung lebih besar daripada r tabel

pada taraf signifikan 5% (Ghozali, 2005;45).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan keterandalan suatu indikator.

Informasi yang ada pada indikator ini tidak berubah-ubah, atau bisa

disebut dengan konsisten. Maksudnya, bila suatu pengamatan

dilakukan dengan perangkat ukur yang sama lebih dari satu kali, hasil

pengamatan itu sama. Jadi, jika hasil tersebut tidak sama, maka

perangkat ukur tersebut tidak reliabel. Dalam pengukuran reliabilitas

ini, peneliti mengunakan SPSS versi 11.5. Uji reliabilitas dapat

dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan validitasnya. Teknik

yang digunakan ialah dengan mengukur koefisien Cronbach’s Alpha.

Data dapat dikatakan reliable jika memiliki nilai alpha diatas 0,6.

Page 62: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

c. Uji Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen

mempunyai distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. (Santoso,

2002;212). Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2002;74).

2) Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ini

terdapat korelasi antar variabel bebas (independen). Jika ternyata

ditemukan hubungan korelasi, maka model regresi ini terjadi

multikolinieritas. Untuk model regresi yang baik ialah regresi yang

tidak terjadinya multikolinieritas. Cara mengetahuinya ialah

dengan melihat pada VIF (Variance Inflation Factor) dan angka

tolerance. Jika VIF tersebut kurang dari 10 dan angka tolerance

dibawah 0,9 maka instrumen seperti ini dikatakan tidak terjadi

multikoliniearitas.

Hipotesis:

H0 : Model regresi tidak terjadi multikolinieritas

H1 : Model regresi terjadi multikolinieritas

Page 63: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Jika nilai variannya tetap, maka disebut

Homokedastisitas. Jika variannya berbeda disebut dengan

heterokedastisitas. Model regresi yang baik ialah terjadinya

homokedastisitas yang berarti tidak terjadinya heterokedastisitas.

Dasar pengambilan keputusannya, jika ada pola tertentu,

seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah

terjadi Heterokedastisitas. Apabila terdapat pola yang menyebar,

yang dimana titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi Heterokedastisitas (Santoso, 2002;

210).

Hipotesis:

H0 : Model regresi tidak terjadi Heterokedastisitas.

H1 : Model regresi terjadi Heterokedastisitas.

2. Analisis Data

a. Analisis Regresi Berganda

Peneliti menggunakan analisis regresi berganda karena ingin

mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui

variabel independen atau predictor, secara individual. Untuk

Page 64: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara tiga variabel bebas

(X1,X2, dan X3) dengan variabel terikat (Y) dipergunakan analisis

regresi linier dengan persamaan matematik sebagai berikut:

Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + e

Dimana:

Y = Pekerjaan lapangan audit (Variabel Terikat)

a = Konstanta, harga Y bila X = 0

b = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel terikat (Y) yang didasarkan

pada variabel bebas (X). Bila b (+) maka naik, dan bila b (-)

maka terjadi penurunan,

X1 = Supervisi

X2 = Konsultasi

X3 = Inspeksi

e = Standart Error

Nilai koefisien regresi atau b diperoleh dengan menggunakan SPSS

versi 11.5. Sedangkan hipotesis yang digunakan adalah:

Ho = Koefisien model regresi tidak signifikan

H1 = Koefisien model regresi signifikan

Dengan kriteria sebagai berikut:

Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima

Page 65: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

b. Pengujian Hipotesis

1) Uji T

Analisis regresi secara univariate dengan menggunakan t-test

dengan taraf signifikansi 5% untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen secara parsial terhadap variabel

dependen. Uji ini dilakukan dengan melihat nilai probabilitas.

Jika nilai probabilitas > 0,05 dan nilai t table lebih besar dari

pada t hitung maka H0 diterima dan H alternative ditolak, yang

berarti tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Sedangkan jika terjadi sebaliknya, jika nilai probabilitas

< 0,05 dan nilai t table lebih kecil dari t hitung maka H0 ditolak dan

H alternatif diterima, yang berarti bahwa variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Uji F

Analisis regresi secara multivariate dengan menggunakan

metode uji f dengan taraf signifikansi 5% untuk mengetahui

pengaruh seluruh variabel independen secara serentak atau

simultan terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan melihat nilai probabilitas, jika nilai

probabilitas > 0,05 dan nilai f tabel lebih besar dari nilai f hitung

maka H0 diterima dan H alternatif ditolak, yang berarti tidak ada

pengaruh signifikan secara serentak variabel independen terhadap

variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas < 0,05 dan

Page 66: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

nilai f tabel lebih kecil dari nilai f hitung maka H0 ditolak dan H

alternatif diterima, yang berarti terdapat pengaruh signifikan secara

serentak variabel independen terhadap variabel dependen

3) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur persentase

variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh semua variabel

bebasnya. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas,

digunakan adjusted R2 sebagai koefisien determinasi. (Santoso,

2004: 365). Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 (0 <

R2 < 1), dimana semakin tinggi nilai R2 suatu regresi atau semakin

mendekati 1, maka hasil regresi tersebut semakin baik. Hal ini

berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

terikat.

Pada intinya koefisien determinasi mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai R2 yang mendekati 1 berarti variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variabel dependen (Ghozali, 2005:83).

Page 67: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

E. Operasional Variabel Penelitian

Definisi dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu

variabel pekerjaan lapangan audit, variabel supervisi, variabel konsultasi, dan

variabel inspeksi. Perincian dari masing-masing variabel tersebut adalah:

1. Variabel Dependen : Pekerjaan Lapangan Audit (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pekerjaan lapangan

audit. Yang dimaksud dalam pekerjaan lapangan audit ini adalah segala

jenis dan tahapan pekerjaan audit yang akan dilakukan oleh auditor ketika

dalam proses mengaudit.

Pekerjaan lapangan audit ini diukur dengan menggunakan tingkat

efektif dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan lapangan audit yang dilakukan

oleh auditor eksternal. Dalam pengukurannya tersebut digunakan skala

likert dengan ukuran ordinal.

Tabel 3.1.

Skala Likert Variabel Dependen (Y)

Pernyataan Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Tidak Berpendapat 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Page 68: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

2. Variabel Independen (X)

a. Supervisi (X1)

Supervisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu bentuk

pengarahan yang dilakukan oleh auditor terhadap tim pelaksana audit,

sehingga meyakinkan bahwa tim pelaksana audit memahami terhadap

pekerjaan audit yang akan dilakukan. Supervisi dapat diukur dari

kualifikasi personel yang melakukan supervisi, kerumitan masalah,

dan lingkup konsultasi yang tersedia. Pengukuran tindakan supervisi

ini dengan menggunakan instrumen dengan lima point skala likert.

b. Konsultasi (X2)

Konsultasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu

aktivitas untuk memberikan keyakinan memadai bahwa semua

personel akan memperoleh informasi sesuai yang dibutuhkan dari

orang yang memiliki pengetahuan, dan kompetensi yang memadai.

Konsultasi disini dilakukan oleh orang yang melakukan audit.

Konsultasi dapat diukur dari kualifikasi personel yang memberikan

konsultasi, ukuran besarnya KAP, lalu dapat juga diukur dari tingkat

pertimbangan yang dimiliki oleh staf pelaksana pekerjaan audit.

Pengukuran tindakan konsultasi ini dengan menggunakan instrumen

dengan lima point skala likert.

c. Inspeksi (X3)

Inspeksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu tindakan

yang dilakukan oleh auditor terhadap tim pelaksana audit, yang dimana

Page 69: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

untuk mengendalikan dan memeriksa pekerjaan yang telah dilakukan

tim pelaksana audit telah sesuai dengan tujuan awal pekerjaan audit

yang ditetapkan. Inspeksi dalam penelitian ini dapat diukur dengan

melihat kebijakan dan prosedur inspeksi, memantau kepatuhan

personel terhadap pekerjaan audit yang dilakukan, tingkat dokumentasi

terhadap inspeksi yang telah dilakukan. Pengukuran tindakan inspeksi

ini dengan menggunakan instrumen dengan lima point skala likert.

Tabel 3.2.

Skala Likert Variabel Independen (X)

Pernyataan Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Tidak Berpendapat 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Page 70: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Tabel 3.3.

Operasional Variabel

Variabel Indikator Ukuran Skala

Pekerjaan Lapangan

Audit (Y)

Penelahaan kembali terhadap kejadian ekonomi tertentu.

Langkah kerja audit yang ditetapkan. Situasi pekerjaan lapangan audit Efektifitas dari perencanaan audit. Pemahaman terhadap pengendalian intern klien. Bukti audit yang kompeten. Komunikasi antara auditor eksternal dengan klien. Efektif dan efisiensi pekerjaan lapangan. Ketepatan dalam bekerja. Ketelitian dalam menganalisa.

Ordinal Likert

Supervisi (X1)

Pendelegasian tanggung jawab dari supervisor. Tindakan terhadap adanya ketidakpuasan bawahan. Saling terbuka, jujur dan interaktif. Pengawasan secara berkala. Pujian terhadap kinerja yang baik serta bantuan untuk

mendapat peluang kerja. Kepedulian terhadap minat bawahannya. Adanya review program audit. Kompetensi yang memadai. Kelengkapan data permanen sebagai bahan bukti audit Waktu dalam mereview.

Ordinal Likert

Konsultasi (X2)

Ruang lingkup dalam konsultasi Tersedianya ruang perpustakaan literatur Kesempatan dalam berkonsultasi. Identifikasi masalah dalam konsultasi. Standar dalam konsultasi. Pendokumentasian hasil konsultasi. Adanya panduan teknis audit. Dorongan atasan untuk menggunakan perpustakaan

KAP. Adanya prosedur dalam konsultasi.

Ordinal Likert

Inspeksi (X3)

Adanya prosedur inspeksi KAP. Ruang lingkup program inspeksi KAP. Standar pelaksana inspeksi. Kompetensi dalam inspeksi. Review terhadap prosedur pengendalian mutu KAP. Evaluasi pengendalian mutu secara berkala. Pelaporan hasil inspeksi kepada atasan. Pembahasan hasil inspeksi dalam tingkatan atasan.

Ordinal Likert

Page 71: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor eksternal yang bekerja di

Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta, yang dimana data primer

diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner secara langsung oleh

penulis sebanyak 160 buah kepada 30 KAP dan kepada Institut Akuntan

Publik Indonesia (IAPI) dalam seminar yang diadakan di Hotel Acasia

tentang “Laporan Audit Independen”, yang dimana dalam seminar

tersebut saya menitipkan kuesioner kepada panitia IAPI untuk diisi oleh

peserta seminar yaitu auditor atau partner KAP. Pembagian sebanyak 160

kuesioner mulai dilakukan pada tanggal 2 April 2008 dan selesai diperoleh

kembali sekitar 83 % dari 160 kuesioner yang disebar yaitu sebanyak 133

kuesioner pada tanggal 21 April 2008. Total kuesioner yang kembali

sekitar 83 %, maka dari total ini menunjukkan tingkat response rate yang

cukup tinggi, yang berarti kuesioner yang diberikan cukup menarik bagi

auditor untuk mengisinya.

Page 72: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Tabel 4.1.

Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner

Keterangan Jumlah

Pembagian Kuesioner 160

(Kuesioner yang tidak kembali) (27)

Kuesioner yang kembali 133

Tingkat pengembalian

(Response Rate) 83 %

Sumber : data primer yang diolah

2. Karakteristik Responden

Berikut ini adalah karakteristik dari responden yang disajikan dalam

bentuk tabel:

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden

Frekuensi Keterangan

Absolut Persentase

Jumlah Responden 133 100 %

Jenis Kelamin

Pria 85 64 %

Wanita 48 36 %

Posisi Jabatan

Partner 26 20 %

Manager Audit 11 8 %

Supervisor Audit 12 9 %

Page 73: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Auditor Senior 29 21 %

Auditor Junior 55 42 %

Pendidikan Terakhir

S 3 2 1,5 %

S 2 11 8, 5 %

S 1 100 75 %

D 3 20 15 %

Lama Bekerja

> 5 tahun 52 40 %

3 – 5 tahun 18 13 %

< 3 tahun 63 47 %

Sumber : data primer yang diolah

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden penelitian 64% pria dari 133

auditor dan sisanya wanita ( 36 %). Dari kelompok jabatan sebanyak 42 %

merupakan auditor junior, lalu auditor senior sebanyak 21%, diikuti

dengan peringkat ketiga terbanyak yaitu partner sebanyak 20%, dan

sisanya merupakan manager audit dan supervisor audit yang masing-

masing sebanyak 8% dan 9%. Dilihat dari jenis pendidikan, sebagian besar

merupakan berpendidikan S1 yaitu sebanyak 75%, lalu terdapat juga yang

berpendidikan S2 yaitu sebanyak 8,5%, S3 sebanyak 1,5% dan sisanya

berlatar pendidikan D3 sebanyak 15%. Responden sebagian besar

memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 tahun, yaitu sebanyak 47%,

namun sebagian kuesioner juga diisi oleh responden yang memiliki

Page 74: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

pengalaman lebih dari 5 tahun yaitu sebanyak 40%, dan selebihnya diisi

oleh responden yang memiliki pengalaman audit antara 3 sampai dengan 5

tahun yaitu sebesar 13%.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran kuesioner

kepada para auditor yang bekerja di 30 Kantor Akuntan Publik di wilayah

DKI Jakarta sebanyak 160 kuesioner. Sebelum kuesioner disebar ke 160

responden, peneliti melakukan Try Out terlebih dahulu terhadap 20 responden

dengan memberikan 48 butir pertanyaan untuk menguji tingkat validitas dan

reabilitas instrumen penelitian yang digunakan.

1. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Tabel 4.3.

Hasil Uji Validitas Data Try Out

No. Variabel r hitung r tabel Kesimpulan

1 Pekerjaan Lapangan Audit 0, 9156 0,3783 Valid

2 Pekerjaan Lapangan Audit 0, 8361 0,3783 Valid

3 Pekerjaan Lapangan Audit 0, 7556 0,3783 Valid

4 Pekerjaan Lapangan Audit 0, 7520 0,3783 Valid

Page 75: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

5 Pekerjaan Lapangan Audit 0, 6157 0,3783 Valid

6 Pekerjaan Lapangan Audit 0, 7777 0,3783 Valid

7 Pekerjaan Lapangan Audit 0, 7635 0,3783 Valid

8 Pekerjaan Lapangan Audit 0, 7765 0,3783 Valid

9 Pekerjaan Lapangan Audit 0, 7048 0,3783 Valid

10 Pekerjaan Lapangan Audit 0, 6313 0,3783 Valid

11 Pekerjaan Lapangan Audit 0, 6202 0,3783 Valid

12 Pekerjaan Lapangan Audit 0, 6912 0,3783 Valid

13 Pekerjaan Lapangan Audit 0,7107 0,3783 Valid

14 Pekerjaan Lapangan Audit 0,7846 0,3783 Valid

15 Supervisi 0, 5465 0,3783 Valid

16 Supervisi 0, 5834 0,3783 Valid

17 Supervisi 0, 5847 0,3783 Valid

18 Supervisi 0, 5036 0,3783 Valid

19 Supervisi 0,8378 0,3783 Valid

20 Supervisi 0, 5342 0,3783 Valid

21 Supervisi 0,4767 0,3783 Valid

22 Supervisi 0, 8032 0,3783 Valid

23 Supervisi 0,8152 0,3783 Valid

24 Supervisi 0, 5625 0,3783 Valid

25 Supervisi 0, 6752 0,3783 Valid

26 Supervisi 0, 6145 0,3783 Valid

Page 76: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

27 Konsultasi 0, 6805 0,3783 Valid

28 Konsultasi 0, 6234 0,3783 Valid

29 Konsultasi 0, 6578 0,3783 Valid

30 Konsultasi 0, 7477 0,3783 Valid

31 Konsultasi 0, 6380 0,3783 Valid

32 Konsultasi 0,8324 0,3783 Valid

33 Konsultasi 0, 6288 0,3783 Valid

34 Konsultasi 0, 8059 0,3783 Valid

35 Konsultasi 0,6459 0,3783 Valid

36 Konsultasi 0,5949 0,3783 Valid

37 Inspeksi 0, 6261 0,3783 Valid

38 Inspeksi 0,7760 0,3783 Valid

39 Inspeksi 0,6168 0,3783 Valid

40 Inspeksi 0,8078 0,3783 Valid

41 Inspeksi 0,7670 0,3783 Valid

42 Inspeksi 0,5808 0,3783 Valid

43 Inspeksi 0,6563 0,3783 Valid

44 Inspeksi 0,6925 0,3783 Valid

45 Inspeksi 0,7072 0,3783 Valid

46 Inspeksi 0,5977 0,3783 Valid

47 Inspeksi 0,6727 0,3783 Valid

48 Inspeksi 0,7152 0,3783 Valid

Page 77: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Berdasarkan hasil uji validitas data try out pada tabel 4.3, data

instrumen yang diperoleh merupakan valid secara keseluruhan. Karena

dari 20 responden yang diteliti, diperoleh r hitung diatas r tabel yaitu r

hitung diatas 0,3783. Sehingga korelasi item dinyatakan semuanya

valid.

b. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik

jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Nugroho, 2005: 72).

Tabel 4.4.

Hasil Uji Reliabilitas Data Try Out

No Variabel α hitung Kesimpulan

1 Pekerjaan Lapangan Audit 0, 9407 Reliabel

2 Supervisi 0, 8892 Reliabel

3 Konsultasi 0, 9210 Reliabel

4 Inspeksi 0, 9203 Reliabel

Sumber : data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa instrumen untuk setiap

variabel penelitian adalah reliabel, karena nilai α hitung > 0,60. Pada

variabel pekerjaan lapangan audit memiliki α hitung 0,9407 > 0,60,

Page 78: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

variabel supervisi memiliki α hitung 0,8892 > 0,60 , variabel

konsultasi memiliki α hitung 0,9210 > 0,60 , dan variabel inspeksi

memiliki α hitung 0,9203 > 0,60 . Hasil tersebut mengindikasikan

bahwa instrumen penelitian ini akan menghasilkan data yang sama

walaupun digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama.

c. Uji Klasik

1) Uji Normalitas

Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas

Regression Standardized Residual

3.753.25

2.752.25

1.751.25

.75.25-.25-.75

-1.25-1.75

-2.25

Histogram

Dependent Variable: PEK.LPNG

Freq

uenc

y

20

10

0

Std. Dev = .99 Mean = 0.00

N = 133.00

Sumber : data primer yang diolah

Page 79: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas

Sumber : data primer yang diolah

Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal

Plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola

distribusi yang normal. Sedangkan pada grafik normal Plot terlihat

titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya

mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa

model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji Multikolinieritas

Tabel 4.5.

Hasil Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics Model

Tolerance VIF 1 (Constant) SUPERVISI .369 2.710 KONSULTASI .342 2.923 INSPEKSI .361 2.770

a Dependent Variable: PEKERJAAN LAPANGAN Sumber : data primer yang diolah

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: PEK.LPNG

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Exp

ecte

d C

um P

rob

1.00

.75

.50

.25

0.00

Page 80: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam

pengujian ini jika model regresi yang bebas multiko adalah

mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 sampai dengan 9 dan

mempunyai angka tolerance dibawah 0,9.

Berdasarkan tabel 4.5, nilai tolerance untuk variabel supervisi

ialah 0,369, variabel konsultasi ialah 0,342, dan variabel inspeksi

ialah 0,361. Lalu untuk nilai VIF dari variabel supervisi ialah 2,71,

variabel konsultasi ialah 2,923, dan variabel inspeksi ialah 2,770.

Dari hasil nilai tolerance dan nilai VIF, maka hasil uji regresi ini

tidak terjadi korelasi antar variabel yang berarti tidak terjadi

multikolinieritas, dan model regresi ini menerima H0 dan menolak

H1 , karena untuk semua nilai tolerance masih dibawah 0,9 dan

untuk nilai VIF juga masih dibawah 10.

3) Uji Heterokedastisitas

Gambar 4.3. Hasil Uji Heterokedastisitas

Scatterplot

Dependent Variable: PEK.LPNG

Regression Standardized Predicted Value

3210-1-2

Reg

ress

ion

Stu

dent

ized

Res

idua

l

4

3

2

1

0

-1

-2

-3

Page 81: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Sumber : data primer yang diolah

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi kesamaan varian residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Untuk mendeteksi ada

tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot, jika

dari grafik tersebut bersifat pola menyebar yang dimana titik-titik

menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak

terjadi heterokedastisitas dalam model.

Berdasarkan hasil pengujian heterokedastisitas, dalam gambar

4.3 terlihat bahwa pola titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu y, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam

model regresi penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas dan

dalam model regresi ini berarti juga menerima H0 dan menolak H1

2. Analisis Data

a. Persamaan Regresi Berganda

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara tiga variabel

bebas (X1,X2, dan X3) dengan variabel terikat (Y) dipergunakan

analisis regresi linier dengan persamaan matematik sebagai berikut:

Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + e

Dimana:

Y = Pekerjaan lapangan audit (Variabel Terikat)

a = Konstanta, harga Y bila X = 0

Page 82: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

b = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel terikat (Y) yang didasarkan

pada variabel bebas (X). Bila b (+) maka naik, dan bila b (-)

maka terjadi penurunan,

X1 = Supervisi

X2 = Konsultasi

X3 = Inspeksi

e = Standart Error

Tabel 4.6. Hasil Uji Regresi linier berganda

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta

1 (Constant) 11.480 2.970 SUPERVISI .328 .088 .311 KONSULTASI .509 .113 .391 INSPEKSI .202 .090 .190

a Dependent Variable: PEKERJAAN LAPANGAN Sumber : data primer yang diolah

Dari tabel 4.6, maka persamaan regresi linier bergandanya ialah

sebagai berikut:

Y = 11,480 + 0, 328 X1 + 0,509 X2 + 0,202 X3 + e

Persamaan regresi linier berganda diatas menjelaskan bahwa jika

variabel X1 ditambah satu variabel terhadap variabel Y maka akan

mempengaruhi varibel Y sebanyak 0,328. Begitu juga untuk variabel

X2 dan variabel X3, jika masing-masing ditambah 1 variabel terhadap

variabel Y maka akan mempengaruhi variabel Y sebanyak 0,509 dari

variabel X2 dan sebanyak 0,202 dari variabel X3.

Page 83: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji T

Uji t statistik digunakan untuk mengetahui hubungan masing-

masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen.

Tabel 4.7. Hasil Uji Statistik T

t Sig. Model

1 (Constant) 3.865 .000 SUPERVISI 3.736 .000 KONSULTASI 4.522 .000 INSPEKSI 2.257 .026

a Dependent Variable: PEKERJAAN LAPANGAN Sumber : data primer yang diolah

1) Pengaruh supervisi terhadap pekerjaan lapangan audit

Berdasarkan uji signifikansi dengan menggunakan uji t, untuk

variabel supervisi maka koefisien persamaan regresi dapat

diperoleh t hitung sebesar 3,736 dengan nilai signifikansi sebesar

0,000. Nilai t tabel untuk pengujian signifikansi diperoleh dengan

nilai alpha 0,05 dengan df sebesar 133 – 3 = 130 maka diperoleh t

tabel 1,6567. Maka untuk variabel supervisi, nilai t hitung lebih

besar daripada nilai t tabel ( 3,376 > 1,6567) dan nilai

signifikansinya lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05), yang dapat

diartikan bahwa variabel supervisi memiliki pengaruh yang

Page 84: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

signifikan terhadap pekerjaan lapangan audit dan H1 diterima

dalam pengujian ini.

2) Pengaruh konsultasi terhadap pekerjaan lapangan audit

Berdasarkan uji signifikansi dengan menggunakan uji t, untuk

variabel konsultasi maka koefisien persamaan regresi dapat

diperoleh t hitung sebesar 4,522 dengan nilai signifikansi sebesar

0,000. Nilai t tabel untuk pengujian signifikansi diperoleh dengan

nilai alpha 0,05 dengan df sebesar 133 – 3 = 130 maka diperoleh t

tabel 1,6567. Maka untuk variabel konsultasi, nilai t hitung lebih

besar daripada nilai t tabel ( 4,522 > 1,6567) dan nilai

signifikansinya lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05), yang dapat

diartikan bahwa variabel konsultasi memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap pekerjaan lapangan audit dan H1 diterima

dalam pengujian ini.

3) Pengaruh inspeksi terhadap pekerjaan lapangan audit

Berdasarkan uji signifikansi dengan menggunakan uji t, untuk

variabel inspeksi maka koefisien persamaan regresi dapat diperoleh

t hitung sebesar 2,257 dengan nilai signifikansi sebesar 0,026. Nilai

t tabel untuk pengujian signifikansi diperoleh dengan nilai alpha

0,05 dengan df sebesar 133 – 3 = 130 maka diperoleh t tabel

1,6567. Maka untuk variabel supervisi, nilai t hitung lebih besar

daripada nilai t tabel ( 2,257 > 1,6567) dan nilai signifikansinya

lebih kecil dari alpha (0,026 < 0,05), yang dapat diartikan bahwa

Page 85: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

variabel supervisi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pekerjaan lapangan audit dan H1 diterima dalam pengujian ini.

b. Uji F

Uji statistik f dlakukan untuk mengetahui hubungan variabel

independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel

dependen.

Tabel 4.8. Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1846.624 3 615.541 87.146 .000(a) Residual 911.166 129 7.063 Total 2757.789 132

a Predictors: (Constant), INSPEKSI, SUPERVISI, KONSULTASI b Dependent Variable: PEKERJAAN LAPANGAN Sumber : data primer yang diolah

Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji f dengan hasil f hitung sebesar

87,146 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 dimana besarnya

signifikansi dari hasil uji F tersebut lebih kecil dari 0,05 dan jumlah f

hitung lebih besar dari pada f tabel (87,146 > 2,44). Hal ini berarti

penelitian ini menerima H1 (H0 ditolak) yang berarti variabel supervisi,

konsultasi dan inspeksi memiliki pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama terhadap pekerjaan lapangan audit.

c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur persentase

variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh semua variabel bebasnya.

Page 86: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Tabel 4.9. Hasil Uji R2

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .818(a) .670 .662 2.658

a Predictors: (Constant), INSPEKSI, SUPERVISI, KONSULTASI b Dependent Variable: PEKERJAAN LAPANGAN Sumber : data primer yang diolah

Besarnya korfisien determinasi pada tabel 4.9 adalah sebesar 0,662

atau 66,2 % yang berarti bahwa variabel (Y) pekerjaan lapangan audit

dapat dijelaskan oleh variabel supervisi, konsultasi dan inspeksi

sebesar 66,2 %, sedangkan selebihnya sebesar 33,8% dijelaskan oleh

faktor-faktor lain.

Page 87: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh variabel independen

yaitu supervisi, konsultasi dan inspeksi terhadap variabel dependen yaitu

pekerjaan lapangan audit. Hasil pengujian yang dilakukan terhadap 133

responden auditor ialah sebagai berikut:

1. Tindakan supervisi dalam pekerjaan lapangan audit memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan dalam pekerjaan lapangan audit. Hal ini dapat

dijelaskan dari hasil signifikansi uji t sebesar 0,000. Karena signifikansi

uji t hitung lebih kecil daripada 0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak.

2. Tindakan konsultasi dalam pekerjaan lapangan audit mempunyai hasil

signifikansi uji t sebesar 0.000, karena hasil uji t signifikansinya

dibawah 0.05 maka hipotesisnya menolak Ho dan menerima H1 yang

artinya tindakan konsultasi mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap pekerjaan lapangan audit.

3. Tindakan inspeksi dalam pekerjaan lapangan audit mempunyai hasil

signifikansi uji t sebesar 0.026, karena hasil uji t signifikansinya

dibawah 0.05 maka hipotesisnya menolak Ho dan menerima H1 yang

artinya tindakan inspeksi mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap pekerjaan lapangan audit.

Page 88: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

4. Hasil uji f (simultan) menunjukkan f hitung sebesar 87,146 dengan

tingkat signifikan pada alpha 0,000. Hal ini berarti variabel independen

yaitu supervisi, konsultasi dan inspeksi secara bersama-sama

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependen

(pekerjaan lapangan audit).

5. Hasil uji t (parsial), menunjukkan bahwa seluruh variabel independen

yaitu supervisi, konsultasi, dan inspeksi berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen (pekerjaan lapangan audit) pada pengujian

individu atau parsial.

6. Hasil uji regresi linier berganda antara variabel independen (supervisi,

konsultasi dan inspeksi) terhadap variabel dependen (pekerjaan lapangan

audit) menunjukkan Adjusted R Square sebesar 0,662 atau 66,2%. Hal

ini berarti bahwa pekerjaan lapangan audit dapat dijelaskan oleh

supervisi, konsultasi dan inspeksi sebesar 66,2 % dan selebihnya

dijelaskan oleh variabel lain.

B. Implikasi dan Saran

1. Implikasi

Pekerjaan lapangan audit mampu dijelaskan oleh supervisi, konsultasi

dan inspeksi sebesar 66,2% yang artinya ketiga variabel independen dapat

menilai dan mempengaruhi pekerjaan lapangan audit. Jika dilihat dari

masing – masing koefisien, hasil regresi memperlihatkan nilai koefisien

supervisi sebesar 0,328 dengan tingkat signifikansi 0.000, koefisien

Page 89: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

konsultasi sebesar 0,509 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan koefisien

inspeksi sebesar 0,202 dengan tingkat signifikansi 0,026. Ketiga variabel

independen tersebut signifikan, hal ini menjelaskan bahwa:

a. Variabel supervisi mempunyai pengaruh positif dan signifikan yang

berarti pekerjaan lapangan audit yang dilakukan oleh auditor akan

berjalan lebih efektif dan efisien jika tindakan supervisi diterapkan

dalam kantor akuntan publik.

b. Variabel konsultasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan yang

paling besar dibandingkan dari variabel supervisi dan inspeksi. Hal ini

berarti tindakan konsultasi dalam kantor akuntan publik sangat

dibutuhkan oleh auditor dalam mempermudah dan mempercepat

proses pekerjaan lapangan audit.

c. Variabel inspeksi mempunyai pengaruh positif dan signifikan yang

berarti pekerjaan lapangan audit yang dilakukan oleh auditor akan

berjalan lebih efektif dan efisien jika tindakan inspeksi diterapkan

dalam kantor akuntan publik.

2. Saran

Sebagai hasil dari penelitian dan analisisn pada bab sebelumnya, maka

dapat diajukan beberapa saran yaitu:

a. Tindakan supervisi, konsultasi, dan inspeksi harus selalu diterapkan

oleh kantor akuntan publik dalam melakukan pekerjaan lapangan

audit, agar ketepatan, efisien dan keefektifan dalam bekerja dapat

dicapai oleh auditor.

Page 90: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

b. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan variabel

lain yang terdapat dalam sistem pengendalian mutu kantor akuntan

publik yaitu independensi, penugasan personel, pemekerjaan,

pengembangan profesional, promosi, dan penerimaan keberlanjutan

klien. Misalnya menguji pengaruh ke enam variabel diatas terhadap

pekerjaan lapangan audit yang dilakukan oleh auditor.

DAFTAR PUSTAKA

Christiawan, Jogi, Yulius. “Aktivitas Pengendalian Mutu Jasa Audit Laporan

Keuangan Historis (Studi Kasus pada Beberapa Kantor Akuntan Publik di Surabaya)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Surabaya, 2005.

Ghozali, Imam. ”Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Badan

Penerbit Universitas Dipenogoro, Jakarta, 2001. Gondodiyoto, Sanyoto. “Audit Sistem Informasi : pendekatan konsep”. PT media

Global Edukasi, Jakarta, 2003. Halim, Abdul. “Auditing : Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”. Edisi Ketiga,

Cetakan pertama, Unit Penerbit, Yogyakarta, 2003. Harrison M. Wadsworth, Jr., Kenneth S. Stephens, and A Blanton Godfrey.

“Modern Methods for Quality Control and Improvement”. USA, John Wiley & Sons, 1986.

J.M. Juran and Frank M. Gryna, Juran’s. “Quality Control Handbook”, edisi ke-4,

USA, McGraw-Hill Book Company, 1988. Kell. Johnson. Boynton. “Modern Auditing”, Eight Edition, John Wiley & Sons,

United State of America, 2006.

Page 91: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …

Kosasih, Ruchiat. “Gebyar Pendidikan Profesi Berkelanjutan : Strategi Pengendalian dan Review Mutu Jasa Profesional”. Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta 1998.

Lidyawati. “Kajian Empiris Persepsi dan Implementasi Sistem Pengendalian

Mutu Kantor Akuntan Publik di Jakarta”. Skripsi Program Strata Satu Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.

Meldasari, Yunita. “Evaluasi Atas Penerapan Standar Pekerjaan Lapangan pada

KAP Husnul Mucharam dan Rosidi”. Tesis Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jakarta, 2002.

Murtanto. “Analisa Hubungan Tindakan Supervisi dan Budaya Organisasi

Terhadap Kinerja Individual Akuntan Yunior di Kantor Akuntan Publik dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Jakarta, 2005.

Parwanto. “Analisis Terhadap Penerapan Sistem Pengendalian Mutu KAP Djaka

Surasa dan Rekan”. Tesis Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jakarta, 1999.

Rachmati, Wiwin. Nurchasanah, Rizmah. “Analisis Faktor-Faktor Penentu

Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Jakarta, 2004. Sawyer. Mortimer dan James. “Sawyer Internal Auditing”. Salemba Empat,

Jakarta, 2006. Sugiyono. “ Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 1999. Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pulik. “Standar Profesional

Akuntan Publik”. Salemba Empat, Jakarta, 2001. Umar, Sekaran. “Research Methods For Business: Metodologi Penelitian untuk

Bisnis.” Edisi ke empat, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Wahyudiono, Bambang. “Evaluasi Atas Penerapan Sistem Pengendalian Mutu

pada KAP H dan M”. Tesis Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jakarta, 2000.

Page 92: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN …