PENGARUH SARANA PRASARANA BELAJAR DAN...

130
i PENGARUH SARANA PRASARANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM SUDIRMAN KECAMATAN TEMBARAK KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Disusun Oleh : RISALATUL MAZAYAH NIM.111-12-100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA TAHUN 2019

Transcript of PENGARUH SARANA PRASARANA BELAJAR DAN...

  • i

    PENGARUH SARANA PRASARANA BELAJAR DAN

    MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

    MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM SUDIRMAN

    KECAMATAN TEMBARAK KABUPATEN TEMANGGUNG

    TAHUN PELAJARAN 2019/2020

    SKRIPSI

    Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

    Disusun Oleh :

    RISALATUL MAZAYAH

    NIM.111-12-100

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    TAHUN 2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO

    “Berdiam diri tanpa melakukan tindakan hari ini,

    maka akan semakin menambah pekerjaan berikutnya.

    Selesaikanlah satu persatu agar ringan”

    (Arief Fatkhurrohman, Alumni IAIN Salatiga Tahun 2018)

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Ayah dan ibu Mat Syamhudi dan Narsionah yang telah memberikan cinta

    kasihnya sepanjang masa.

    2. Suamiku tersayang Muizun Abdillah dan Putraku Arvino Faeyza Abdillah

    yang selalu menyayangi ku dan memberikan dorongan untuk selalu

    bangkit.

    3. Spesial Bapak Dr. Winarno, S.Si. M.Pd selaku dosen pembimbingku yang

    dengan sabar membimbing dan mengarahkan sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    4. Teman-teman Jurusan Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

    angkatan 2012 yang selalu memberi motivasi.

    5. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi dan banyak

    membantu dalam penyusunan skripsi ini.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, taufik

    dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan atas junjungan Nabi

    Muhammad Saw, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Sarana

    Prasarana Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran

    Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kecamatan

    Tembarak Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020” Dapat

    diselesaikan dengan baik.

    Dalam penyusunan skripsi ini, ditujukan sebagai syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Pendidikan di IAIN Salatiga.Dengan kerendahan hati dan kesadaran

    penuh, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa

    adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun

    tidak langsung.Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak

    yang telah membantu. Untuk itu penulis sampaikan terimakasih sedalam-

    dalamnya kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Salatiga

    2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    (FTIK)

    3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Ag selaku Ketua Program PAI

    4. Bapak Dr. Winarno, S.Si. M.Pdselaku Dosen Pembimbing yang telah

    meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, dengan penuh kesabaran dan

  • viii

  • ix

    ABSTRAK

    Mazayah, Risalatul 2019.Pengaruh Sarana Prasarana Belajar dan Motivasi Belajar

    Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

    pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kecamatan Tembarak

    Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020.Dr. Winarno, S.Si.

    M.Pd.

    Kata kunci: Sarana Prasarana Belajar, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar Mata

    Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

    Tujuan penelitian ini adalah1). Untuk mengetahui siswa Kelas XI tentang

    Sarana Prasarana Belajar di SMA Islam Sudirman Kec. Tembarak Kab.

    Temanggung, 2) Untuk mengetahui tingkat Motivasi Belajar siswa Kelas XI di

    SMA Islam Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung, 3) Untuk mengetahui

    tingkat Prestasi Belajar siswa Kelas XI di SMA Islam Sudirman Kec. Tembarak

    Kab. Temanggung. 4) Untuk mengetahui pengaruh antara Sarana Prasarana

    Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa Kelas XI SMA Islam

    Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020.

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

    kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data berupa

    angka yang kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi

    ilmiah dibalik angka-angka tersebut dan metode pengumpulan data menggunakan

    Angket, Wawancara dan Dokumentasi sedangkan analisis datanya menggunakan

    rumus Product Moment dengan taraf signifikan (α) = 0,05 05 jika T hitung > T

    table, maka kuesioner sebagai alat ukur dikatan valid atau ada korelasi yang nyata

    antara kedua variabel.

    Hasil penelitian menunjukkan tingkat Sarana Prasarana siswa-siswi SMA

    Islam Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung tahun ajaran 2019/2020

    tersebut terletak pada kualifikasi sangat tinggi dengan mean 82, berada pada

    interval 82-100, tingkat Motivasi Belajar siswa-siswi SMA Islam Sudirman Kec.

    Tembarak Kab. Temanggung tahun ajaran 2019/2020 tersebut terletak pada

    kualifikasi tinggi dengan mean 83, berada pada interval 82-100 dan Terdapat

    pengaruh antara Sarana Prasarana dan Motivasi Belajar secara bersama-sama

    Terhadap Prestasi Belajar siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Kec.

    Tembarak Kab. Temanggung sebesar 0,874 > 0,386. Setelah dihitung, besar F

    hitung adalah 16,500. Jadi F hitung > F tabel (16,500 > 3,28) terdapat hubungan

    yang signifikan antara Sarana Prasarana dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi

    Belajar siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Kec. Tembarak Kab.

    Temanggung tahun ajaran 2019/2020.

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ...........................................................................

    HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

    LEMBAR BERLOGO ........................................................................... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. v

    MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi

    KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

    ABSTRAKSI .......................................................................................... x

    DAFTAR ISI .......................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LatarBelakangMasalah ........................................................... 1 B. RumusanMasalah.................................................................... 6 C. TujuanPenelitian ..................................................................... 6 D. ManfaatPenelitian ................................................................... 7 E. Definisi Operasional ............................................................... 8 F. Sistematika Penulisan ............................................................. 9

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Deskripsi Sarana Prasarana Belajar ......................................... 11 B. Motivasi Belajar ...................................................................... 19 C. Prestasi Belajar ....................................................................... 25 D. Pendidikan Agama Islam Jenjang SMA .................................. 46 E. Kajian pustaka (Kajian penelitian terdahulu) .......................... 55 F. Hipotesis penelitian ................................................................. 59

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ...................................................................... . 61 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 61 C. Populasi dan Sampel .............................................................. 62 D. Variabel Penelitian ................................................................. 63 E. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 63 F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 64 G. Uji kelayakan Instrumen ........................................................ 66 H. Definisi Operasioanal ............................................................. 73

    BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ..................................... 75

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................. 98 B. Saran ...................................................................................... 99

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang

    sangat penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses

    pembelajaran, dalam kaitannya dengan pendidikan yang membutuhkan sarana

    danprasarana dan juga pemanfaatannya baik dari segi intensitas maupun

    kreatifitasdalam penggunaannya oleh guru maupun oleh siswa dalam kegiatan

    belajarmengajar. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan

    dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar

    pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan

    efisien (Arikunto. etall, 2008:273).

    Dalam perkembangan dunia pendidikan saat ini setiap lembaga

    pendidikan baik formal maupun nonformal berusaha untuk memberikan dan

    melengkapi fasilitas yang ada di lembagannya untuk memenuhi kebutuhan

    semua warga sekolah baik itu guru, staf-staf, peserta didik dan orang tua murid.

    Dalam upaya melengkapi fasilitas yang ada sebuah lembaga pendidikan

    dikatakan maju apabila ketersediaan sarana dan prasarananya memadai

    berkaitan dengan proses belajar peserta didik. Proses belajar mengajar dapat

    meningkat dengan didukung adanya sarana dan prasarana yang memadai.

    Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar

    mengajar. Hal ini merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh sebuah

  • 2

    lembaga pendidikan karena mempengaruhi kelangsungan proses belajar

    mengajar di sekolah. Adanya sarana dan prasarana banyak membantu

    kelangsungan belajar mengajar di sekolah. Sarana dan prasarana sangat

    diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar, agar siswa lebih

    berminat dan mudah menerima penjelasan dari guru. Apabila sarana dan

    prasarana yang disediakan kurang, maka dapat mempengaruhi minat siswa

    untuk mengikuti proses belajar mengajar. Jika siswa memiliki minat dalam

    mengikuti proses belajar mengajar maka dapat meningkatkan prestasi belajar

    siswa.

    Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok di

    lembaga pendidikan, ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan

    pembelajaran tergantung pada proses belajar yang dialami siswa sebagai

    peserta didik. Dalam proses belajar mengajar Peserta didik juga harus

    mencapai kecakapan yang dinyatakan dengan prestasi belajar berdasarkan hasil

    tes. Prestasi yang dicapai individu merupakan gabungan dari faktor yang

    mempengaruhi proses belajar baik faktor dari dalam diri peserta didik (faktor

    internal) dan faktor dari luar diripeserta didik (faktor eksternal). Pada

    umumnya prestasi belajar adalah keinginan yang dicapai oleh individu, dalam

    hal ini peserta didik atas proses belajar yang telah dilakukannya. Prestasi

    belajar juga merupakan implementasi dari suatu keberhasilan siswa setelah

    melakukan proses belajar. Di dalam proses pendidikan terutama pada system

    pembelajaran siswa diharapkan meningkatkan prestasi belajar yang baik dan

    bermutu, agar siswa menjadi lulusan yang berintelektual, kreatif serta menjadi

  • 3

    calon-calon tenaga pendidik yang profesional maupun pribadi yang

    bertanggungjawab (Syaifudi, 2009:2).

    Salah satu yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa

    adalah kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah tersebut. Sarana

    merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan dan

    menunjang proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar. Seperti:

    gedung, kelas, meja, kursi serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun

    prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya

    proses pendidikan atau pengajaran. Seperti: halaman, taman, kebun, jalan

    menuju sekolah. Tetapi apabila digunakan secara langsung seperti taman

    sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah untuk lapangan olahraga

    maka itu termasuk prasarana pendidikan.

    Sarana dan prasarana belajar memiliki fungsi yang sangat besar dalam

    kaitannya dengan proses pendidikan. Keberadaannya mutlak dibutuhkan dalam

    proses pendidikan, sehingga sarana dan prasarana belajar termasuk dalam

    komponen-komponen yang harus ada dan dipenuhi dalam melaksanakan proses

    pendidikan. Tanpa sarana dan prasarana tersebut, proses pendidikan akan

    mengalami kesulitan yang sangat serius, bahkan bisa menggagalkan suatu

    proses pendidikan. Selain sarana dan prasarana belajar yang ada di sekolah

    adalah motivasi belajar yang disuguhkan untuk siswa. Fungsi motivasi tersebut

    sangat membantu anak dalam bersikap optimisme dan tidak bisa dipungkiri

    bahwa keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) sedikit banyak

    dipengaruhi kondisi dan pemanfaatan sarana prasarana pendidikan yang

    tersedia dan motivasi belajar yang kuat dari pendidik. Jika sekolah memiliki

  • 4

    sarana prasarana pendidikan yang memadai, maka guru dapat memanfaatkan

    sarana dan prasarana tersebut dengan baik, sehingga proses pembelajaraan

    dapat berjalan secara optimal dan siswa dapat belajar secara maksimal. Sarana

    dan prasarana sekolah merupakan faktor penunjang yang tidak bisa diabaikan

    jika menginginkan layanan pendidikan yang berkualitas. Menurut Sardiman

    (2001:23), Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri

    siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

    kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan

    yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

    SMA Islam Sudirman adalah Sekolah Menengah Atas yang terletak di

    pedesaan, tepatnya berada di lereng Gunung Sumbing Kecamatan Tembarak

    Kabupaten Temanggung. Sekolah ini termasuk dalam sekolah swasta yang

    bersumber dana dari yayasan. Dilihat dari status sekolah, dana operasional

    sekolah sangat berperan dalam tersedianya sarana-prasarana belajar. Semakin

    lengkap dan memadai sarana pembelajaran yang dimiliki sebuah sekolah akan

    memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga

    pendidikan. Guru juga senantiasa memberikan dorongan kepada setiap siswa

    agar siswa mampu meningkatkan kemampuan belajarnya.Dorongan untuk

    melakukan sesuatu disebut motivasi.

    Situasi sarana prasarana dan motivasi belajar semacam ini memiliki

    pengaruh kuat terhadap dinamika kehidupan siswa.Apalagi mereka tengah

    berada pada masa pencarian jati diri.Sehingga pengaruh kompleksitas

    kehidupan dewasa ini dapat kita temukan pada fenomena kehidupan siswa

    masa kini seperti perkelahian antar-siswa, budaya instan, penyalahgunaan obat

  • 5

    terlarang dan alkohol, dan berbagai perilaku yang mengarah pada tindak

    kriminal dan anarkis. Hal–hal seperti itu akan mempengaruhi siswa dalam

    proses belajar yang nantinya berefek pada nilai pelajaran yang turun. Mereka

    akan cenderung kurang mandiri dalam belajar, yang berakibat pada mentalitas

    siswa. Kebiasaan cara belajar yang kurang baik, yakni konsentrasi belajar

    menurun, kurang persiapan menjelang ujian, membolos, menyontek, dan

    mencari bocoran soal ujian. Siswa yang kurang mampu memotivasi dirinya

    sendiri akan banyak memerlukan pertolongan dari guru untuk merangsang

    minat mereka dalam belajar.

    Ketersediaan sarana-prasaran dan motivasi belajar merupakan faktor

    yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, misalnya pada mata pelajaran

    Pendidikan Agama Islam (PAI).Mata pelajaran PAI adalah mata pelajaran yang

    paling erat dalam kehidupan sehari-hari dan paling sering diamalkan.Agama

    digunakan untuk pedoman hidup, baik aspek individu maupun kolektif

    kemasyarakatan.

    Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, mengilhami penulis

    mengambil judul penelitian:

    “Pengaruh Sarana Prasarana Belajar dan Motivasi Belajar

    Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada

    Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kecamatan Tembarak Kabupaten

    Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dalam penelitian ini

    mengambil pokok-pokok masalah sebagai berikut:

  • 6

    1. Bagaimanakah tingkat siswa Kelas XI tentang Sarana Prasarana Belajar di

    SMA Islam Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran

    2019/2020?

    2. Bagaimanakah tingkat Motivasi Belajar siswa Kelas XI di SMA Islam

    Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020?

    3. Bagaimanakah tingkat Prestasi Belajar siswa Kelas XI di SMA Islam

    Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020?

    4. Apakah ada pengaruh antara Sarana Prasarana Belajar dan Motivasi Belajar

    terhadap Prestasi Belajar siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kec.

    Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020?

    C. Tujuan Penelitian

    Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui siswa Kelas XI tentang Sarana Prasarana Belajar di SMA

    Islam Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran

    2019/2020.

    2. Untuk mengetahui tingkat Motivasi Belajar siswa Kelas XI di SMA Islam

    Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020.

    3. Untuk mengetahui tingkat Prestasi Belajar siswa Kelas XI di SMA Islam

    Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020.

    4. Untuk mengetahui pengaruh antara Sarana Prasarana Belajar dan Motivasi

    Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kec.

    Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diupayakan mempunyai manfaat sebagai berikut:

  • 7

    1. Secara teoritis

    Penelitian ini mendukung teori yang sudah ada dan dapat

    membantu mengetahui Pengaruh Sarana Prasarana Belajar dan Motivasi

    Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

    pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kecamatan Tembarak

    Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020.

    2. Secara praktis

    Hasil penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

    a. Bagi penulis

    Penelitian ini sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang telah

    diperoleh di bangku kuliah dalam dunia pendidikan dilembaga sekolah

    yang sesungguhnya.

    b. Bagi Sekolah atau Lembaga

    Penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi

    lembaga atau sekolah dalam pengelolaan sarana prasarana belajar beserta

    peningkatan kegiatan belajar mengajar yang berkaitan langsung dengan

    aspek-aspek kebutuhan siswa.

    c. Bagi almamater

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi

    dan referensi bacaan bagi semua pihak yang membutuhkannya.

    E. Definisi Operasional

    Guna menghindari penafsiran yang berbeda-beda di antara pembaca,

    maka diperlukan adanya batasan pengertian dari variabel-variabel yang

  • 8

    digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Sarana belajar

    Sarana pendidikan adalah semua perlengkapan yang diperlukan

    dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak

    bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dan berjalan dengan lancar,

    teratur, efektif dan efisien. Meliputi perabot, peralatan pendidikan,

    mediapendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan

    komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah.

    2. Prasaranabelajar

    Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung

    menunjang jalannya proses pendidikan, seperti yang terdiri dari lahan,

    bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa.

    3. Motivasi belajar

    Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri

    siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan

    dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga

    tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

    4. Prestasi belajar

    Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah

    mengikuti kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan

    dengan nilai.Dalam penelitian ini, prestasi belajar mata pelajaran

    Pendidikan Agama Islam (PAI) dilihat pada nilai ujian akhir semester I

  • 9

    siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Tembarak Tahun Pelajaran

    2019/2020.

    F. Sitematika Penulisan

    Sistematikapenulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang terkandung

    dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi ini. Skripsi ini

    disajikan dengan sistematika sebagai berikut :

    Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah penelitian, kemudian

    dilanjutkan rumusan masalah sebagai inti penelitian. Tujuan dan kegunaan

    penelitian digunakan untuk menjawab rumusan masalah, definisi operasional

    ,selanjutnya sistematika pembahasan yang bertujuan untuk menggambarkan

    alur pemikiran peneliti.

    Bab II Landasan Teori berisi : Tinjauan Sarana prasarana belajar,

    Motivasi belajar, Prestasi belajar, Ruang lingkup pelajaran PAI, Kajian pustaka

    (Kajian penelitian terdahulu) dan Hipotesis penelitian.

    Bab III Metode Penelitian berisi Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu

    Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Instrumen Penelitian,

    Uji Coba Instrumen Penelitian, Metode Pengumpulan Data dan Teknik

    Analisis Data.

    Bab IV Analisis data dan pembahasan. Bab ini berisi tentang hasil

    analisis dari pengolahan data, baik analisis data secara deskriptif mapun

    analisis hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Analisis tersebut

    diinterpretasikan terhadap hasil pengolahan data dengan menggunakan teori.

  • 10

    Bab V Penutup dari penelitian yang telah dilakukan. Bab ini

    memaparkan kesimpulan, dan saran dari hasil analisis data yang

    berkaitan dengan penelitian.

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Deskripsi Sarana Prasarana Belajar

    1. Pengertian Sarana dan Prasarana

    Mulyasa (2004:17) menyatakan, Sarana pendidikan adalah peralatan

    dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang

    proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti gedung,ruang

    kelas,meja kursi,serta alat-alat dan media pembelajaran, adapun yang

    dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas belajar yang secara

    tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran

    seperti halaman,kebun,taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi jika

    dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar seperti taman

    sekolah yang digunakan sekolah untuk pengajaran Pendidikan Lingkungan

    Hidup, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut

    merupakan tersebut merupakan prasarana pendidikan.

    Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sarana dan

    prasarana belajaradalah fasilitas yang baik secara langsung maupun tidak

    langsung menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar

    baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan belajar

    dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.

    2. Fungsi Sarana dan Prasarana Belajar

    Menurut Sanjaya (2010:18), Sarana belajar adalah segala sesuatu

    yang mendukung terhadap kelancaran proses pembelajaran “. Dapat

  • 12

    disimpulkan bahwa sarana dan prasarana belajar sekolah sangat penting

    dalam proses pembelajaran untuk mendukungjalannya proses pembelajaran.

    Dengan berbagai macam sarana dan prasarana belajar sekolah yang tersedia

    dan pemanfaatan yang dapat menunjang kegiatan belajar tentunya akan

    membantu siswa dalam belajar baik di rumah maupun sekolah.

    3. Manfaat Sarana dan Prasarana Belajar

    Menurut Subroto (2014:44) menyatakan, “Sarana dan prasarana

    adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar

    pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda “.

    Berdasarkan pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa dalam kegiatan

    belajar guru pastinya memerlukan sarana yang dapat mendukung kinerjanya

    sehingga pembelajaran dapat berjalan menarik. Dengan dukungan sarana

    pembelajaran yang memadai, guru tidak hanya menyampaikan secara lisan

    tetapi juga dengan cara tulis dan penggunaan alat belajar sesuai dengan

    sarana dan prasarana belajar yang disediakan sekolah.

    4. Macam-macam Sarana dan Prasarana Belajar

    Menurut Mulyani (2009:122) menyatakan, Perpustakaan sekolah

    merupakan suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga

    pendidikan sekolah yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka

    yang diatur secara sistematik dengan cara tertentu dan digunakan siswa dan

    guru sebagai suatu sumber informasi dalam rangka menunjang program

    belajar dan mengajar.

    Berdasarkan paparan serta pendapat yang dikemukakan para ahli,

    dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai macam-macam sarana dan

  • 13

    prasarana belajar yang secara umum dapat mempengaruhi kegiatan belajar

    serta dapat membantu proses kelancaran belajar, diantaranya adalah:

    a. Gedung Sekolah

    Gedung sekolah menjadi sentral perhatian dan pertimbangan

    bagi setiap pelajar yang ingin memasuki suatu lembaga sekolah

    tertentu.Karena mereka beranggapan kalau suatu sekolah mempunyai

    bangunan fisik yang memadai tentunya para siswa dapat belajar dengan

    nyaman dan menganggap sekolah tersebut termasuk sekolah yang

    ideal.Terkadang perhatian mereka berlebihan dan terjadi salah pandang.

    Sekolah dianggap sebagai sarana untuk mencari sensasi dan persaingan,

    sehingga tujuan utama untuk mencari sekolah yang benar-benar memadai

    dalam proses belajar mengajar terlupakan dan hanya tertarik pada

    bangunan fisik yang indah, tanpa memperhatikan apakah sekolah tersebut

    sudah sesuai dengan syarat pendidikan. Ini tidak berarti bahwa gedung

    sekolah yang indah dan memenuhi syarat untuk belajar tidak penting,

    karena keadaan gedung sekolah yang ada berpengaruh terhadap suatu

    kegiatan belajar mengajar. Mulyasa (2004:76).

    b. Ruang Belajar (Kelas)

    Menurut Mulyasa (2004:80) “Kelas adalah suatu ruangan

    sebagai tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar”. Kelas yang

    baik dan serasi adalah kelas yang dapat menciptakan kondisi yang

    kondusif, karena ruangan belajar merupakan salah satu penunjang belajar

    yang nantinya berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar.

    Letak kelas sudah diperhatikan dan diperhitungkan terhadap

  • 14

    kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat proses belajar

    mengajar jika lingkungan belajar yang disediakan dalam ruangan cukup

    nyaman, maka akan mendorong peserta didik untuk lebih giat dan

    memperoleh hasil yang baik, namun sebaliknya, jika ruang belajar

    menyediakan lingkungan belajar yang kurang nyaman maka kegiatan

    belajar akan kurang terangsang dan hasilnya kurang memuaskan.

    Tempat belajar yang baik bisa dikatakan suatu tempat yang

    tenang,dan dalam ruangan jangan sampai ada hal yang yang dapat

    menggangu perhatian karena sebagian besar waktu siswa dan guru

    selama berada di sekolah dipergunakan di ruang belajar, dengan ruang

    belajar yang memenuhi persyaratan peserta didik akan betah didalam

    kelas karena suasana kelas yang kondusif.

    Secara ideal diharapkan ruang belajar itu memenuhi persyaratan

    yang mampu menunjang kegiatan belajar dengan mempertimbangkan

    hal-hal sebagai berikut:

    1) Ukuran Kelas

    Mengenai bentuk dan ukuran kelas hendaknya disesuaikan

    dengan rancangan pengembangan indtruksional yang sangat efektif

    untuk belajar dan mengajar sehingga daya serap peserta didik terhadap

    suara guru dapat didengar dengan baik.Luas kelas hendaknya

    memungkinkan murid yang duduk paling belakang sekalipun untuk

    membaca tulisan di papan tulis dan mendengarkan suara guru dengan

    baik dan jelas.

    2) Penerangan

  • 15

    Suatu tempat belajar yang baik bila memiliki penerangan

    yang cukup, sehingga seseorang akan dapat membaca dengan

    kapasitas yang lebih besar dan kelelahan mata yang lebih kecil apabila

    memanfaatkan penerangan alamiah.

    3) Sirkulasi udara

    Dengan adanya ventilasi maka udara yang kita hirup akan

    bersih dan ruangan yang kita pakai untuk belajar tidak pengap.

    4) Meja tulis dan kursi

    Sekolah harus menyediakan tempat untuk siswa belajar

    dilengkapi meja dan kursi, tentunya harus nyaman bagi siswa dan

    posisis diamana siswa akan bisa belajar dengan konsentrasi.

    Menurut Mulyasa (2004:98) “Untuk menciptakan suasana

    kelas yang kondusif diperlukan pengaturan kelas yang memadai

    dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, waktu, pengaturan ruang

    belajar dan pengelompokan peserta didik”.

    5) Perpustakaan

    Perpustakaan sekolah merupakan suatu unit kerja yang

    merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah yang

    menyimpan koleksi bahan pustaka. Perpustakaan diatur dan dikelola

    dengan suatu cara tertentu dan digunakan oleh siswa dan guru sebagai

    sumber penelitian, membantu perencanaan pendidikan, mendorong

    hasrat belajar, memudahkan cara mengajar dan memenuhi kehausan

    peserta didik atas suatu informasi tertentu.

  • 16

    Perpustakaan adalah sebuah bangunan gedung yang isinya

    berupa buku-buku dan bahan lainnya serta berbagai sumber

    pengetahuan yang disediakan untuk para pengguna.

    5. Sarana dan Prasarana Belajar yang Harus Dimiliki Sekolah

    Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional

    pendidikan, BAB VII standar sarana dan prasarana, pasal 42 menegaskan :

    (1) setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,

    peralatan pendidikan, media pendidikan,buku dan sumber belajar

    lainnya,bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk

    menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, (2) setiap

    satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang

    kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata

    usaha,ruang perpustakaan, ruang labotarium,ruang bengkel kerja,ruang unit

    produksi,ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga,tempat

    beribadah,tempat bermain,tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang

    diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan

    berkelanjutan.

    Setiap manusia yang sedang melakukan kegiatan belajar tentu tidak

    mungkin dapat lepas dari sarana dan prasarana atau alat penunjang

    kelancaran kegiatan belajar. Menyadari akan hal ini, maka disetiap sekolah

    sudah pasti harus memiliki sarana dan prasarana belajar yang memadai agar

    kelancaran dalam belajar mengajar dapat tercapai, hal itu pun juga berlaku

    untuk SMA Islam Sudirman Tembarak Temanggung dimana sekolah

    menyediakan sarana dan prasarana belajar untuk siswa seminimalnya

  • 17

    mempunyai perpustakaan, media untuk mempermudah proses pembelajaran,

    ruang kelas yang nyaman, dan wifi untuk mempermudah siswa dalam

    proses pembelajaran di sekolah.

    6. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana pada Pembelajaran

    Menurut Nana Syaodih (2009:49) “Fasilitas belajar merupakan

    semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak

    maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan berjalan lancar,

    teratur, efektif dan efisien”.

    Dalam pembelajaran Ekonomi pada materi ajar kerjasama

    internasional sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memudahkan

    siswa yang utama adalah buku sumber pelajaran Ekonomi dan sumber

    belajar yang berhubungan dengan materi kerjasama internasional, selain itu

    juga penggunaan media powerpoint yang ditampilkan melalui infocus akan

    dapat memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan. Kondisi

    ruang belajar juga diharapkan bisa membuat siswa nyaman sehingga tujuan

    utama pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik.

    B. Motivasi Belajar

    1. Pengertian Motivasi Belajar

    Motivasi berasal dari kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang

    mendorong seseorang melakukan sesuatu.Berawal dari kata motif, maka

    motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif

    (Sardiman, 2001:71).

    Mc. Donald mengatakan bahwa “motivation is a energy change with

    in the person characterized by effective arousal and anticipatory goal

  • 18

    reactions”. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi

    seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi

    untuk mencapai tujuan (Djamarah, 2002:114).

    Dalam berbuat sesuatu, dalam diri seseorang terdapat suatu daya

    penggerak, harus ada sesuatu yang mendorong kita untuk berbuat, dalam

    hubungannya dengan proses belajar dan dalam hubungannya dengan

    didaktik harus memperhatikan apa yang dapat mendorong anak untuk

    belajar dengan baik (Poerbakawatja, 1976:187).

    Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

    seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

    keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

    lingkungannya (Slameto, 1995:2).

    Dari beberapa definisi di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar

    adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk memperoleh suatu

    perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

    pengalaman dan berinteraksi dengan lingkungan.

    2. Bentuk-Bentuk Motivasi

    Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, karena dengan

    adanya motivasi, anak akan belajar dengan baik dan mencapai tujuannya. Di

    dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk

    mencapai tujuan itu perlu suatu perbuatan, dan yang menjadi penyebab

    perbuatan itu adalah motif sebagai daya penggerak atau pendorong

    (Slameto, 1995:58).

  • 19

    Sebagai orang tua yang baik harus memperlihatkan kegiatan atau

    proses belajar anaknya, karena tanpa dorongan atau motivasi dari orang tua,

    seorang anak tidak akan belajar dengan baik.

    Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan untuk

    mendorong anak untuk belajar, yaitu:

    a. Memberi Angka

    Angka yang dimaksud adalah sebagai symbol atau nilai dari

    hasil aktifitas belajar anak didik, angka yang diberikan bervariasi sesuai

    dengn hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian

    seorang guru.Angka merupakan alat motivasi yang dapat mendorong atau

    memotivasi anak didik untuk meningkatkan prestasi belajar (Djamarah,

    2002:125).

    b. Hadiah

    Cara ini dapat dilakukan oleh seorang guru dalam batas-batas

    tertentu.misalnya, pemberian hadiah pada akhir tahun kepada para siswa

    yang mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik (Hamalik,

    2007:167).

    c. Kompetensi

    Kompetensi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat

    motivasi untuk mendorong anak didik belajar.Persaingan, baik dalam

    bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan.

    Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaktif belajar

    mengajar yang kondusif (Djamarah, 2002:127).

    d. Ego-Involvemet

  • 20

    Bentuk motivasi ini dapat menumbuhkan kesadaran kepada

    anak didik agar merasakan pentingnya tugas dalam menerimanya sebagai

    suatu tantangan sehingga anak didik bekerja dengan mempertahankan

    harga diri (Djamarah, 2002:128).

    e. Memberi Ulangan atau Tugas

    Ulangan dan tugas merupakan salah satu strategi, agar anak

    termotivasi untuk belajar.Dengan memberikan ulangan atau tugas

    seorang pendidik dapat mengetahui sejauh mana hasil belajar yang

    dicapai oleh anak didik.Pemberian ulangan atau tugas ini harus sesuai

    dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

    f. Mengetahui Hasil

    Ingin mengetahui adalah sifat yang sudah melakat pada diri

    seseorang. Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha

    dengan cara apapun agar keinginannya menjadi kenyataan. Keinginan

    anak didik dapat dimanfaatkan oleh pendidik untuk kepentingan

    pengajaran.

    g. Pujian

    Pujian adalah alat motivasi yang positif.Setiap orang senang

    dipuji.Tidak peduli tua atau muda, bahkan anak-anak pun senang dipuji

    atas sesuatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakannya dengan baik.

    Orang yang dipuji merasa bangga karena hasil kerjanya mendapat pujian

    dari orang lain. Pujian harus betul-betul sesuai dnegan hasil kerja anak

    didik.Jangan memuji secara berlebihan.Pujian yang baik dimaksudkan

  • 21

    untuk memberikan penghargaan jerih payah anak didik dalam belajar

    (Djamarah, 2002:171-175).

    h. Hasrat untuk Belajar

    Seorang anak didik yang mempunyai hasrat untuk belajar,

    maka akan lebih baik dari pada orang yang tidak mempunyai hasrat

    untuk belajar. Karena anak yang mempunyai hasrat untuk belajar itu

    mempunyai motifasi untuk belajar. Hasil belajar akan lebih baik apabila

    pada anak ada hasrat atau tekad untuk mempelajari sesuatu (Nasution,

    2000:80).

    3. Prinsip-Prinsip Motivasi Belarjar

    Prinsip-prinsip belajar disusun atas dasar penelitian yang seksama

    dalam mendorong motivasi belajar anak baik disekolah maupun di rumah

    tempat tinggal, untuk menciptakan self motivation dan self discipline

    (Hamalik, 2007:163).

    Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktifitas belajar

    seseorang.Tidak ada peranan yang strategis dalam aktifitas belajar

    seseorang.Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi.Tidak ada

    motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih

    optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekadar

    diketahui, tetapi diterangkan dalam belajar, sebagai berikut:

    a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar

    b. Motivasi instrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrensik dalam

    belajar

  • 22

    c. Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman

    d. Motivasi berhubungan erat dalam belajar

    e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar

    f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar (Djamarah, 2002:118-121).

    Dalam memotivasi belajar anak, sebagai orang tua harus

    memperhatikan dan memepertimbangkan prinsip-prinsip tersebut.supaya

    keberhasilan belajar dapat dicapai sesuai dengan tujuannya.

    4. Fungsi Motivasi dalam Belajar

    Adanya motivasi sangat diperlukan dalam belajar.Motivation is an

    essential condition of learning. Hasil belajar menjadi lebih optimal kalau

    ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil

    pula pelajaran itu. Jadi motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha

    belajar bagi para siswa atau anak. Ada 3 fungsi motivasi, yaitu:

    a. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi sebagai penggerak motor yang

    melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak

    dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

    b. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai.

    Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiat an yang

    harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

    c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

    harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

    perbuatna-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

  • 23

    C. Prestasi Belajar

    1. Pengertian Prestasi Belajar

    Dalam KamusBesar Bahasa Indonesia Prestasi adalah hasil, kinerja

    (Eko Endarmoko, 2007:317). Adapunpengertian prestasi menurut WJS.

    Poerwadarminta adalah hasil yang telah dicapai(dilakukan, dikerjakan, dan

    sebagainya) dan menurut Mas’ud Khasan Abdul Qohar (2007, 65) dalam

    kamus ilmiah populer, prestasi adalah apa yang telah diciptakan,

    hasilpekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan

    keuletan kerja (W.J.S Poerwadarminta, 1982:768).

    Sedangkan Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

    menuntut ilmu, bersekolah, berlatih. Untuk menjelaskanmaksud tersebut

    disini dipaparkan pengertian belajar:

    a. Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku manusia sebagai hasil dari

    pengalaman, tingkah laku dapat bersifat jasmaniah (kelihatan) dapat juga

    bersifat intelektualatau merupakan suatu sikap sehingga tidak dapat

    dilihat.

    b. Belajar merupakan suatu proses timbulnya atau berubahnya tingkah laku

    melalui latihan (pendidikan) yang membedakan dari perubahan oleh

    faktor-faktor yang tidak dapat digolongkan dalam latihan (pendidikan).

    c. Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya

    sebagai akibat dari pengalaman (Muhaimin, 2001:37).

    Jadi belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

    pengalaman dan proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi

    dengan lingkungan (Hamalik, 2007:27-28).

  • 24

    Prestasi belajar merupakan simbol dari keberhasilan seorang siswa

    dalam studinya. Menurut Bloom salah satu tokoh Humanistik menyebutkan

    bahwa prestasi belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku meliputi tiga

    ranah yang disebut Taksonomi. Tiga ranah dalam Taksonomi Bloom adalah:

    a. Domain kognitif, terdiri atas enam tingkatan: Pengetahuan, Pemahaman,

    Aplikasi, Analisis, Sintesis, Evaluasi.

    b. Domain psikomotor, terdiri atas lima tingkatan: Peniruan, Penggunaan,

    Ketepatan, Perangkaian, Naturalisasi.

    c. Domain afektif terdiri atas lima tingkatan: Pengenalan, Merespon,

    Penghargaan, Pengorganisasian, Pengamalan (Budiningsih, 2005:75).

    Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha

    belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang

    menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode

    tertentu.Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat

    berbentuk ulangan harian, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester

    bahkan Ujian Akhir Nasional dan ujian-ujian masuk Perguruan Tinggi.

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

    adalah sebagai berikut:

    a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal), terdiri dari faktor

    fisiologis, psikologis dan kematangan.

    1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang

    diperoleh (kesehatan).

  • 25

    Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah

    cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari kurang

    dipahami.Untuk mempertahankan jasmani yang sehat maka siswa

    dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang

    bergizi.Selain itu siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan

    olah raga ringan yang berkesinambungan.

    Tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat

    juga mempengaruhi siswa dalam menyerap informasi dan

    pengetahuan. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah mata

    dan telinga, maka sebaiknya guru bekerjasama dengan sekolah untuk

    memperoleh bantuan pemeriksaan rutin dari dinas kesehatan. Kiat lain

    adalah menempatkan siswa yang penglihatan dan penglihatan dan

    pendengarannya kurang sempurna di deretan bangku terdepan secara

    bijaksana (Muhibbin Syah, 2005:145-146).

    2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh

    (intelegensi, perhatian, sikap siswa, bakat, minat, motivasi)

    a) Intelegensi

    Intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri

    kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir

    yang sesuai dengan tujuannya (Purwanto, 2007:52).Tingkat

    intelegensi siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar

    siswa.Semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin

    besar peluangnya meraih sukses, demikian pula sebaliknya.

  • 26

    b) Perhatian

    Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa

    itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau benda-benda

    atau sekumpulan objek.Untuk memperoleh hasil belajar yang baik

    maka guru harus mengusahakan bahan pelajaran yang menarik

    perhatian sesuai dengan hobi dan bakatnya. Proses timbulnya

    perhatian ada dua cara, yaitu perhatian yang timbul dari keinginan

    (volitional attention) dan bukan dari keinginan atau tanpa

    kesadaran kehendak (nonvolitional attention) (Tohirin, 2005:129-

    130).

    c) Sikap

    Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

    kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang

    relative tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya baik

    secara positif maupun negatif. Untuk mengantisipasi sikap negatif

    guru dituntut untuk lebih menunjukkan sikap positif terhadap

    dirinya sendiri dan mata pelajarannya. Selain menguasai bahan-

    bahan yang terdapat dalam bidang studinya, tetapi juga

    meyakinkan siswa akan manfaat bidang studi itu bagi kehidupan

    mereka. Sehingga siswa merasa membutuhkannya, dan muncullah

    sikap positif itu.

    d) Bakat

    Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

    untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

  • 27

    Hendaknya orangtua tidak memaksakan anaknya untuk

    menyekolahkan anaknya ke jurusan tertentu tanpa mengetahui

    bakat yang dimiliki anaknya. Siswa yang tidak mengetahui

    bakatnya, sehingga memilih jurusan yang bukan bakatnya akan

    berpengaruh buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi

    belajarnya (Syah, 2005:150).

    e) Minat

    Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

    atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa yang menaruh

    minat besar terhadap kesenian akan memusatkan perhatiannya

    lebih banyak daripada yang lain. Pemusatan perhatian itu

    memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan mencapai

    prestasi yang diinginkan (E. Mulyasa, 2004:194).

    f) Motivasi

    Motivasi belajar merupakan kekuatan, daya pendorong, atau

    alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri

    siswa untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan

    menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek

    kognitif, afektif, maupun psikomotor. Motivasi ada dua jenis,

    intrinsik dan ekstrinsik.Motivasi intrinsic adalah motivasi yang

    datang secara alamiah dari diri siswa itu sendiri sebagai wujud

    adanya kesadaran diri dari lubuk hati paling dalam.Motivasi

    ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya disebabkan faktor-faktor

    di luar diri peserta didik, seperti adanya pemberian nasihat dari

  • 28

    gurunya, hadiah, kompetisi sehat antarpeserta didik, hukuman dan

    sebagainya (Syah, 2005:26-27).

    3) Faktor kematangan fisik maupun psikis (kesiapan, kelelahan)

    a) Kematangan

    Kematangan merupakan suatu tingkatan atau fase dalam

    pertumbuhan seseorang, di mana seluruh organ-organ biologisnya

    sudah siap untuk melakukan kecakapan baru.Anak yang sudah siap

    (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum

    belajar. Belajar akan lebih berhasil apabila anak sudah siap

    (matang) untuk belajar. Dalam konteks proses pembelajaran

    kesiapan untuk belajar sangat menentukan aktivitas belajar siswa.

    b) Kesiapan

    Kesiapan atau readiness merupakan kesediaan untuk

    memberi respons atau bereaksi.Kesediaan itu datang dari dalam diri

    siswa dan juga berhubungan dengan kematangan. Kesiapan amat

    perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar

    dengan kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

    c) Kelelahan

    Kelelahan ada dua macam, yaitu kelelahan jasmani (fisik)

    dan kelelahan rohani (psikis).Kelelahan jasmani terlihat dengan

    lemah lunglainya tubuh dan muncul kecenderungan untuk

    membaringkan tubuh (beristirahat).Sedangkan kelelahan rohani

    dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga

  • 29

    minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu termasuk belajar

    menjadi hilang (Tohirin, 2005:135-137).

    b. Faktor yang berasal dari luar (eksternal) diantaranya:

    Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri anak

    didik.Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

    dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah,

    dan faktor masyarakat.

    1) Faktor keluarga

    Pengertian keluarga menurut Abu Ahmadi adalah Unit satuan

    masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan kelompok

    terkecil dalam masyarakat (Ahmadi, 2004:87).

    Keluarga akan memberikan pengaruh kepada siswa yang

    belajar berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

    suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang

    tua dan latar belakang kebudayaan.

    a) Cara orang tua mendidik

    Orang tua merupakan sumber pembentukan kepribadian

    anak, karena anak mulai mengenal pendidikan yang pertama kali

    adalah pendidikan keluarga oleh orang tuanya.

    b) Relasi antar anggota keluarga

    Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi

    orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan

    saudaranya atau dengan anggota keluarga lainpun turut

    mempengaruhi belajar anak (Ahmadi, 2004:89). Wujud relasi ini

  • 30

    misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan

    pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu

    keras, ataukan sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya.

    Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu

    diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut.

    Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan

    kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-

    hukuman untuk menyukseskan belajar anak sendiri.

    c) Suasana rumah tangga

    Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi-situasi atau

    kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana

    anak berada dan belajar.Suasana rumah juga merupakan faktor

    yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana

    rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi

    ketenangan kepada anak yang belajar.Suasana tersebut dapat terjadi

    pada keluarga yang besar dan terlalu banyak penghuninya. Suasana

    rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran

    antar anggota keluarga atau dengan keluarga lainnya menyebabkan

    anak menjadi bosan di rumah, akibatnya belajarnya menjadi kacau.

    d) Keadaan ekonomi keluarga

    Keadaan ekonomi keluarga sangat erat hubungannya

    dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus

    terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya: makan, pakaian,

    perlindungan, kesehatan dan lain-lainnya, juga membutuhkan

  • 31

    fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat

    tulis-menulis, buku-buku dan lain sebagainya. Fasilitas belajar itu

    hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang

    (Ahmadi, 2004:90).

    Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan

    pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu.

    Akibat yang lain anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak

    merasa minder dengan teman lain, hal ini pasti akan mengganggu

    belajar anak. Bahkan mungkin anak harus bekerja mencari nafkah

    untuk membantu orang tuanya walaupun sebenarnya anak belum

    saatnya untuk bekerja, hal yang seperti ini akan mengganggu

    belajar anak. Walaupun tidak dapat dipungkiri tentang adanya

    kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu menderita

    akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru keadaan yang begitu

    menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya

    sukses besar. Hal ini terjadi karena anak merasa bahwa nasibnya

    tidak akan berubah jika dia sendiri tidak berusaha mengubah

    nasibnya sendiri.

    Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering

    mempunyai kecenderungan untuk memanjakan anak.Anak hanya

    bersenang-senang dan berfoya-foya, akibatnya anak kurang dapat

    memusatkan perhatiannya kepada belajar.Hal tersebut juga dapat

    mengganggu belajar anak.

    2) Faktor sekolah

  • 32

    Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup

    metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

    dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

    pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Berikut

    ini akan penulis bahas faktor-faktor tersebut satu persatu.

    a) Metode Mengajar

    Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan

    alat untuk mencapai suatu tujuan (Surakhmad, 1980:75).

    Sebagaimana kita ketahui ada banyak sekali metode

    mengajar. Faktor-faktor penyebab adanya berbagai macam metode

    mengajar ini adalah:

    (1) Tujuan yang berbeda dari masing-masing mata pelajaran

    sesuai dengan jenis, sifat maupun isi mata pelajaran masing-

    masing.

    (2) Perbedaan latar belakang individual anak, baik latar belakang

    kehidupan, tingkat usia maupun tingkat kemampuan

    berfikirnya.

    (3) Perbedaan situasi dan kondisi di mana pendidikan berlangsung.

    (4) Perbedaan pribadi dan kemampuan dari pendidik masing-

    masing.

    (5) Karena adanya sarana/fasilitas yang berbeda baik dari segi

    kualitas maupun dari segi kuantitas (Surakhmad, 1980:80).

    Metode mengajar seorang guru akan mempengaruhi belajar

    siswa. Metode mengajar guru yang kurang baik akan

  • 33

    mempengaruhi belajar siswa menjadi tidak baik pula. Metode

    mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi karena guru kurang

    persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru

    tersebut menerangkannya tidak jelas. Akibatnya siswa malas untuk

    belajar.

    Guru yang lama biasaa mengajar dengan metode ceramah

    saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat

    saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang

    baru, yang dapatmembantu meningkatkan kegiatan belajar

    mengajar, danmeningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar

    siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus

    diusahakan yang setepat, seefisien, dan seefektif mungkin.

    b) Kurikulum

    Kurikulum dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran

    yang tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang

    harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah

    (Surakhmad, 1980:84).

    Kurikulum sangat mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum

    yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

    Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu

    padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat

    dan perhatian siswa. Sistem instruksional sekarang menghendaki

    proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa.

    Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai

  • 34

    perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani siswa belajar

    secara individual.

    c) Relasi Guru dengan Siswa

    Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.

    Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses

    itu sendiri. Jadi cara belajar juga dipengaruhi oleh relasinya dengan

    gurunya.

    Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan

    menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa

    berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi

    sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari

    mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak

    maju.

    Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab,

    menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Juga siswa

    merasa jauh dari guru, maka segan untuk berpartisipasi secara aktif

    dalam belajar.

    d) Relasi Siswa dengan Siswa

    Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana,

    tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling

    bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan

    hubungan masing-masing individu tidak tampak.

    Siswa yang mempunyai sifat-sifat dan tingkah laku yang

    kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau

  • 35

    sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari

    kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan

    mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia akan menjadi malas

    untuk masuksekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak karena

    di sekolahmengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari

    teman-temannya.

    e) Disiplin Sekolah

    Disiplin sekolah berarti adanya kesediaan untuk mematuhi

    peraturan-peraturan dan larangan-larangan. Hal-hal yang dapat

    dilakukan untuk menanamkan disiplin kepada anak antara lain

    adalah: dengan pembiasaaan, dengan contoh atau tauladan dan

    dengan penyadaran.

    Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan

    siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.Kedisiplinan sekolah

    mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan

    tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan

    administrasi dan kebersihan atau keteraturan kelas, gedung sekolah,

    halaman dan lain-lain.Kedisiplinan kepala sekolah dalam

    mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan

    team BP dalam pelayanannya kepada siswa.

    f) Alat Pelajaran

  • 36

    Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa,

    karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar

    dipakai oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat

    pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan

    bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah

    menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan

    menjadi lebih giat dan lebih maju.

    Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah

    perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat

    menerima pelajaran dengan baik pula.

    g) Waktu Sekolah

    Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar

    mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau

    malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar

    siswa.Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah, dan

    penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah

    siswa, banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah disore hari, hal

    yang sebenarnya kurang dapat dipertanggung jawabkan.Di mana

    siswa harus istirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, sehingga

    mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan lain

    sebagainya. Sebaliknya bagi siswa yang belajar dipagi hari, pikiran

    masih segar, jasmani dan rohani dalam keadaan yang baik. Jika

    siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah lelah,

    misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan di dalam

  • 37

    menerima pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa kurang

    berkonsentrasi dan berpikir pada kondisi badan yang sudah lemah

    tadi. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi

    pengaruh positif terhadap belajar.

    h) Standar Pelajaran

    Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya,

    perlu memberi pelajaran di atas standar akibatnya siswa merasa

    kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang

    tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru

    semacam itu merasa senang.Tetapi berdasarkan teori belajar, yang

    mengingat perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang

    berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi.Guru dalam menuntut

    penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan masing-

    masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

    i) Keadaan Gedung

    Dengan jumlah siswa yang luar biasaa banyaknya, keadaan

    gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di

    dalam setiap kelas.

    j) Metode Belajar

    Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah, dalam

    hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat

    akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian

    waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur,

    atau terus menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar

  • 38

    demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin jatuh

    sakit.

    k) Tugas Rumah

    Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah

    digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru

    jangan memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga

    anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan lainnya.

    3) Faktor Masyarakat

    Abu Ahmadi mendefinisikan masyarakat dengan suatu

    kelompok yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat

    istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya(Ahmadi,

    2004:97). Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga

    berpengaruh terhadap belajar siswa. Yang termasuk dalam faktor

    masyarakat ini antara lain adalah: kegiatan siswa dalam masyarakat,

    mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

    a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

    Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan

    terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian

    dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya

    berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain,

    belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam

    mengatur waktunya.

    Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam

    masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya.Jika

  • 39

    mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar.Kegiatan ini

    misalnya kursus bahasa Inggris, PKK remaja, kelompok diskusi

    dan lain sebagainya.

    b) Mass media

    Yang termasuk mass media adalah bioskop, radio, TV, surat

    kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan lain-lain. Semuanya

    itu ada dan beredar dalam masyarakat (Ahmadi, 2004:104).Mass

    media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan

    belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga memberi

    pengaruh yang jelek terhadap siswa. Sebagai contoh, siswa yang

    suka nonton film atau membaca cerita-cerita detektif, pergaulan

    bebas akan berkecenderungan untuk berbuat seperti tokoh yang

    dikagumi dalam cerita itu, karena pengaruh dari jalan ceritanya.

    Jika tidak ada kontrol dan pembinaan dari orang tua (bahkan

    pendidik), pastilah semangat belajarnya menurun bahkan mundur

    sama sekali.

    c) Teman bergaul

    Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat

    masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul

    yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga

    sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti berpengaruh jelek pula.

    Teman bergaul yang tidak baik misalnya yang suka bergadang,

    minum-minum dan lain sebagainya. Agar siswa dapat belajar

    dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman

  • 40

    bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta

    pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.

    d) Bentuk kehidupan masyarakat

    Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh

    terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang

    yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri, dan mempunyai

    kebiasaaan yang tidak baik akan berpengruh jelek terhadap anak

    (siswa) yang berada di situ.Masih banyak lagi faktor-faktor lain

    yang dapat berpengaruh pada prestasi belajar seseorang. Maka

    tugas orang tua, pendidik untuk memahami secara mendalam,

    sehingga dikemudian hari dapat membina anak secara individual

    dan efektif.

    3. Upaya Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

    Adapun bentuk upaya dalam meningkatkan proses belajar siswa

    antara lain yaitu :

    a. Tujuan

    Tujuan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah

    menunjukkan jalan yang harus ditempuh. Setiap kegiatan mempunyai

    tujuan tertentu karena berhasil tidaknya suatu kegiatan diukur sejauh

    mana kegiatan tersebut mencapai tujuannya.

    b. Metode dan alat

  • 41

    Dalam proses belajar mengajar, metode merupakan komponen

    yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya program pengajaran dan

    tujuan pendidikan. Adapun pengertian metode adalah suatu cara yang

    dilakukan dengan fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu

    tujuan.

    c. Bahan atau materi

    Dalam pemilihan materi atau bahan pengajaran yang akan

    diajarkan disesuaikan dengan kemampuan siswa yang selalu berpedoman

    pada tujuan yang ditetapkan. Karena dengan kegiatan belajar mengajar

    merumuskan tujuan, setelah tujuan dapat diketahui, kemudian baru

    menetapkan materi. Setelah materi ditetapkan guru dapat menentukan

    metode yang akan dipakai dalam menyampaikan materi tersebut.

    d. Evaluasi

    Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

    keberhasilan metode, alat dan bahan atau materi yang digunakan untuk

    mencapai tujuan yang diinginkan bisa tercapai semaksimal mungkin

    (Ahmadi, 2004:39-40).

    D. Pendidikan Agama Islam Jenjang SMA

    1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

    Pengertian pendidikan itu bermacam-macam, hal ini disebabkan

    karena perbedaan falsafah hidup yang dianut dan sudut pandang yang

    memberikan rumusan tentang pendidikan itu. Menurut Sahertian (2000 : 1)

    mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja

    dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Sedangkan Ihsan

  • 42

    mengatakan bahwa pendidikan merupakan usaha manusia untuk

    menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik

    jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam

    masyarakat dan kebudayaan. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan dapat

    diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas

    dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat)

    yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan

    pernyataan tujuan pendidikannya (Sahertian, 2000:26).

    Syariat Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya

    diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan nabi sesuai

    ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan dari satu segi kita

    lihat bahwa pendidikan islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan

    sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan baik bagi keperluan

    diri sendiri maupun orang lain. Dari segi lainnya, pendidikan islam tidak

    bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan

    antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu, pendidikan islam adalah

    sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal dan juga karena ajaran

    islam berisi tentang ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat

    menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan

    islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula yang

    bertugas mendidik adalah para Nabi dan Rasul selanjutnya para ulama, dan

    cerdik pandailah sebagai penerus tugas, dan kewajiban mereka.

    Pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk

    mengaktualkan sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh

  • 43

    Allah Swt kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa pamrih

    apapun kecuali untuk semata-mata beribadah kepada Allah (Bawono, 1993 :

    65). Dalam Jurnal Budiyono saputro (Vol. 12, No. 2, Agustus 2017:293)

    mengemukakan bahwa, “Pendidikan Agama Islam menekankan

    keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia

    dengan Allah SWT, sesama manusia, hubungan manusia dengan diri

    sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya sebagai bukti

    ketaatan pada Allah SWT”.

    Adapun pengertian lain pendidikan agama Islam secara alamiah

    adalah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai

    meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula kejadian

    alam semesta ini diciptakan Tuhan melalui proses setingkat demi setingkat,

    pola perkembangan manusia dan kejadian alam semesta yang berproses

    demikian adalah berlangsung di atas hukum alam yang ditetapkan oleh

    Allah sebagai sunnatullah. Pendidikan sebagai usaha membina dan

    mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmani

    juga harus berlangsung secara bertahap oleh karena suatu kematangan yang

    bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan dapat

    tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses ke arah tujuan

    akhir perkembangan atau pertumbuhannya.

    Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

    pendidikan agama Islam adalah usaha sadar atau kegiatan yang disengaja

    dilakukan untuk membimbing sekaligus mengarahkan anak didik menuju

    terbentuknya pribadi yang utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai etika

  • 44

    islam dengan tetap memelihara hubungan baik terhadap Allah Swt

    (Hablumminallah) sesama manusia (hablumminannas), dirinya sendiri dan

    alam sekitarnya.

    2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

    Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting, karena

    merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu.Demikian pula

    halnya dengan Pendidikan Agama Islam, yang tercakup mata pelajaran

    akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi

    manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

    berakhlak mulia.Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral

    sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

    Tujuan pendidikan secara formal diartikan sebagai rumusan

    kualifikasi, pengetahuan, kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh

    anak didik setelah selesai suatu pelajaran di sekolah, karena tujuan berfungsi

    mengarahkan, mengontrol dan memudahkan evaluasi suatu aktivitas sebab

    tujuan pendidikan itu adalah identik dengan tujuan hidup manusia. Dari

    uraian di atas tujuan Pendidikan Agama peneliti sesuaikan dengan tujuan

    Pendidikan Agama di lembaga-lembaga pendidikan formal dan peneliti

    membagi tujuan Pendidikan Agama itu menjadi dua bagian dengan uraian

    sebagai berikut :

    a. Tujuan Umum

  • 45

    Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai

    kwalitas yang disebutkan oleh Al-Qur'an dan hadits sedangkan fungsi

    pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan

    membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

    rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

    mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

    sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

    demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut

    pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang

    tercantum dalam Undang-Undang dasar No. 20 Tahun 2003 .

    Dari tujuan umum pendidikan di atas berarti Pendidikan Agama

    bertugas untuk membimbing dan mengarahkan anak didik supaya

    menjadi muslim yang beriman teguh sebagai refleksi dari keimanan yang

    telah dibina oleh penanaman pengetahuan agama yang harus dicerminkan

    dengan akhlak yang mulia sebagai sasaran akhir dari Pendidikan Agama

    itu.

    b. Tujuan Khusus

    Tujuan khusus Pendidikan Agama adalah tujuan yang

    disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan

    jenjang pendidikan yang dilaluinya, sehingga setiap tujuan Pendidikan

    Agama pada setiap jenjang sekolah mempunyai tujuan yang berbeda-

    beda, seperti tujuan Pendidikan Agama di sekolah dasar berbeda dengan

  • 46

    tujuan Pendidikan Agama di SMP, SMA dan berbeda pula dengan tujuan

    Pendidikan Agama di perguruan tinggi.

    Tujuan khusus pendidikan seperti di SMA adalah untuk

    meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,

    keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

    serta meningkatkan tata cara membaca Al-Qur’an dan tajwid sampai

    kepada tata cara menerapkan hukum bacaan mad dan wakaf.

    Membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan

    menjawukan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan

    namimah serta memahami dan meneladani tata cara mandi wajib dan

    shalat-shalat wajib maupun shalat sunat (Bawono, 1993: 160).

    Sedangkan tujuan lain untuk menjadikan anak didik agar

    menjadi pemeluk agama yang aktif dan menjadi masyarakat atau warga

    negara yang baik dimana keduanya itu terpadu untuk mewujudkan apa

    yang dicita-citakan merupakan suatu hakekat, sehingga setiap pemeluk

    agama yang aktif secara otomatis akan menjadi warga negara yang baik,

    terciptalah warga negara yang pancasila dengan sila Ketuhanan Yang

    Maha Esa.

    3. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    Ruang lingkup Pembelajaran Pendidikan agama Islam meliputi tiga

    bidang yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak

    a. Aqidah

    Aqidah arti bahasanya ikatan atau sangkutan.Bentuk jamaknya

    ialah aqa’id.Arti aqidah menurut istilah ialah keyakinan hidup atau lebih

  • 47

    khas lagi iman. Sesuai dengan maknanya ini yang disebut aqidah ialah

    bidang keimanan dalam islam dengan meliputi semua hal yang harus

    diyakini oleh seorang muslim. Terutama sekali yang termasuk bidang

    aqidah ialah rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, kepada

    malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya,

    kepada hari Akhir dan kepada qada’dan qadar.

    b. Syari’ah

    Syari’ah arti bahasanya jalan, sedang arti istilahnya ialah

    peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tiga pihak

    Tuhan, sesama manusia dan alam seluruhnya, peraturan Allah yang

    mengatur hubungan manusia dengan tuhan disebut ibadah, dan yang

    mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam

    seluruhnya disebut Muamalah. Rukun Islam yang lima yaitu syahadat,

    shalat, zakat, puasa dan haji termasuk ibadah, yaitu ibadah dalam artinya

    yang khusus yang materi dan tata caranya telah ditentukan secara

    parmanen dan rinci dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasululah SAW.

    Selanjutnya muamalah dapat dirinci lagi, sehingga terdiri dari:

    1) Munakahat (perkawinan), termasuk di dalamnya soal harta waris

    (faraidh) dan wasiat

    2) Tijarah (hukum niaga) termasuk di dalamnya soal sewa-menyewa,

    utang-piutang, wakaf.

    3) Hudud dan jinayat keduanya merupakan hukum pidana islam

    Hudud ialah hukum bagi tindak kejahatan zina, tuduhan zina,

    merampok, mencuri dan minum-minuman keras.Sedangkan jinayat

  • 48

    adalah hukum bagi tindakan kejahatan pembunuhan, melukai orang,

    memotong anggota dan menghilangkan manfaat badan, dalam tinayat

    berlaku qishas yaitu hukum balas.

    Akhlak adalah berasal dari bahasa Arab jamat dari “khuluq”

    yang artinya perangai atau tabiat. Sesuai dengan arti bahasa ini, maka

    akhlak adalah bagian ajaran islam yang mengatur tingkahlaku perangai

    manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan akhlak dengan keadaan jiwa

    seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tanpa

    melalui pertimbangan fikiran. Akhlak ini meliputi akhlak manusia

    kepada tuhan, kepada Nabi, kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada

    tetangga, kepada sesama muslim, kepada non muslim.

    Dalam Islam selain akhlak dikenal juga istilah etika. Etika

    adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan

    apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya,

    menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan

    mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus

    diperbuat (Bawono, 1993: 3).

    Jadi, etika adalah perbuatan baik yang timbul dari orang yang

    melakukannya dengan sengaja dan berdasarkan kesadarannya sendiri

    serta dalam melakukan perbuatan itu dia tau bahwa itu termasuk

    perbuatan baik atau buruk. Etika harus dibiasakan sejak dini, seperti anak

    kecil ketika makan dan minum dibiasakan bagaimana etika makan atau

    etika minum, pembiasaan etika makan dan minum sejak kecil akan

    berdampak setelah dewasa. Sama halnya dengan etika berpakaian, anak

  • 49

    perempuan dibiasakan menggunakan berpakaian berciri khas perempuan

    seperti jilbab sedangkan laki-laki memakai kopya dan sebagainya. Islam

    sangat memperhatikan etika berpakai sebagaimana yang tercantum dalam

    surat al-Ahsab di atas.

    E. Kajian pustaka (Kajian penelitian terdahulu)

    Beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini

    sebagai berikut:

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Elyanti (2013) mengenai “Pengaruh

    Sarana Prasarana dan Media terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama

    Islam (PAI) di SMP Negeri Se-Kecamatan Pasir Penyu.” Metode analisis

    yang digunakan adalah regresi berganda. Adapun variabel yang bebas yang

    digunakan dalam penelitian tersebut adalah sarana prasarana dan media

    pembelajaran.

    Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan: Y

    = 58,612 + 0,133X1+ 0,354X2. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel

    terikat secara simultan menggunakan uji F, diperolehFhitung = 49,567 dengan

    probabilitas 0,000 < 0,05, yang berarti ada pengaruh positif antara sarana

    prasarana dan media pembelajaran terhadap hasil belajar PAI. Besarnya

    pengaruh sarana prasarana, dan media pembelajaran terhadap hasil belajar

    PAI secara simultan adalah 40,8%.

    Hasil uji parsial untuk variabel sarana prasarana diperoleh thitung

    sebesar 3,130 dengan probabilitas 0,000 < 0,05, yang berarti ada pengaruh

    positif antara sarana-prasarana terhadap hasil belajar PAI. Hasil uji parsial

  • 50

    untuk variabel media pembelajaran diperoleh thitung sebesar 5,062 dengan

    probabilitas 0,000 < 0,05, yang berarti ada pengaruh positif antara media

    pembelajaran terhadap hasil belajar PAI.

    Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan ada pengaruh

    positif antara sarana prasarana dan media pembelajaran terhadap hasil

    belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri di kecamatan Pasir Penyu

    baik secara simultan maupun parsial dan variabel yang paling berpengaruh

    adalah media pembelajaran kemudian diikuti oleh sarana prasarana.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-

    sama menggunakan ketersediaan sarana dan prasaran sebagai salah satu

    variabel bebas dan prestasi belajar PAI sebagai variabel terikat serta

    menggunakan analisis regresi berganda.Perbedaan penelitian ini dengan

    penelitian sebelumya terletak pada variabel bebas. Penelitian sebelumnya

    menggunakan media pembelajaran sedangkan variabel bebas lain penelitian

    ini adalah motivasi belajar.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Fahmi Amri Harahap (2017) mengenai

    “Hubungan Sumber Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar

    Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Binjai.” Metode analisis yang

    digunakan adalah regresi berganda. Adapun variabel yang bebas yang

    digunakan dalam penelitian tersebut adalah sumber belajar dan motivasi

    belajar.

    Pengaruhvariabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan

    dengan nilai rhitung= 0.931 dan Fhitung = 24,67 adalah signifikan yang berarti

    ada pengaruh positif antara sumber belajar (X1) dan motivasi belajar (X2)

  • 51

    terhadap hasil belajar PAI. Nilai r2 =0,8667 berarti bahwa 86,67% variasi

    perubahan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Binjai

    dipengaruhi oleh sumber belajar (X1) dan motivasi belajar (X2).

    Hasil uji parsial untuk variabel sumber belajar diperoleh nilai rhitung =

    0,893 dan thitung = 38,832 adalah positif dan signifikan dengan probabilitas

    0,000 < 0,05, yang berarti ada pengaruh positif antara sumber belajar

    terhadap hasil belajar PAI. Hasil uji parsial untuk variabel motivasi belajar

    diperoleh rhitung = 0,847 dan thitung = 26 dengan probabilitas 0,000 < 0,05,

    yang berarti ada pengaruh positif antara motivasi belajar terhadap hasil

    belajar PAI.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-

    sama menggunakan motivasi belajar sebagai salah satu variabel bebas dan

    prestasi belajar PAI sebagai variabel terikat serta menggunakan analisis

    regresi berganda.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumya

    terletak pada variabel bebas. Penelitian sebelumnya menggunakan sumber

    belajar sedangkan variabel bebas lain penelitian ini adalah ketersediaan

    sarana prasarana.

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwin Mistiani (2013) mengenai “Analisis

    Korelasi Kedisiplinan dan Profesionalisme Guru PAI dengan Prestasi

    Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran PAI SDN Inpres Margapura

    Bolano Lambunu”. Metode analisis yang digunakan adalah regresi

    berganda. Adapun variabel yang bebas yang digunakan dalam penelitian

    tersebut adalah kedisiplinan dan profesionalisme guru.

  • 52

    Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan

    dengan nilai rhitung= 0.663 dan Fhitung = 14.543 adalah signifikan yang berarti

    ada pengaruh positif antara kedisiplinan (X1) dan profesionalisme guru (X2)

    terhadap hasil belajar PAI. Nilai r2 =0,410 berarti bahwa 41,00% variasi

    perubahan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SDN Inpres Margapura

    Bolano Lambunu dipengaruhi oleh kedisiplinan (X1) dan profesionalisme

    guru (X2).

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

    belajar PAI sebagai variabel terikat serta menggunakan analisis regresi

    berganda.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumya terletak

    pada variabel bebas.Penelitian sebelumnya menggunakan kedisiplinan (X1)

    dan profesionalisme guru (X2).Sedangkan variabel bebas penelitian ini

    adalah ketersediaan sarana prasaran dan motivasi belajar.

    F. Hipotesis penelitian

    Hipotesis penelitian merupakan dugaan awal atau kesimpulan

    sementara hubungan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

    dependen sebelum dilakukan penelitian dan harus di buktikan melalui

    penelitian. Hipotesis dipakai untuk menentukan apakah jawaban teoritis yang

    terkandung dalam pernyataan hipotesis didukung oleh fakta yang di kumpulkan

    dan di analisis dalam proses pengujian data (Supomo,2011:191).

    Berdasarkan tinjauan dan kajian terhadap penelitian dahulu yang

    relevan, maka hipotesis yang akan diujikan kebenarannya secara empiris

    adalah:

  • 53

    1. H1: Ada pengaruh antara Sarana Prasarana Belajar terhadap Prestasi

    Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas XI

    SMA Islam Sudirman Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung.

    2. H2: Ada pengaruh antara Motivasi Belajarterhadap Prestasi Belajar Mata

    Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas XI SMA Islam

    Sudirman Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung.

    3. H3: Ada pengaruh antara Sarana Prasarana Belajar dan Motivasi

    Belajarterhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

    pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kecamatan Tembarak

    Kabupaten Temanggung.

  • 54

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

    kuantitatif. Dalam penelitian ini ada tiga variabel yaitu variabel dependen, variabel

    independen dan variabel intervening. Menurut Martono (2011: 20) penelitian

    kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka

    yang kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah

    dibalik angka-angka tersebut.

    Desain penelitian atau jenis penelitian merupakan rancangan penelitian

    yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti memperoleh

    jawaban terhadap pertanyaan penelitian.Jenis penelitian ini adalah penelitian

    survey.Penelitian survey merupakan