PENGARUH REBRANDING TERHADAP BRAND IMAGE PRODUK …digilib.unila.ac.id/54398/3/SKRIPSI TANPA BAB...
-
Upload
nguyendieu -
Category
Documents
-
view
269 -
download
3
Transcript of PENGARUH REBRANDING TERHADAP BRAND IMAGE PRODUK …digilib.unila.ac.id/54398/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH REBRANDING TERHADAP BRAND IMAGEPRODUK INDOSAT OOREDOO
(Studi Pada Konsumen Indosat Ooredoo Di Lingkungan I KelurahanKampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh
RAHMA AYU KINANTI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
PENGARUH REBRANDING TERHADAP BRAND IMAGE PRODUK INDOSATOOREDOO
(Studi pada Konsumen Indosat Ooredoo di Lingkungan I Kelurahan Kampung BaruKecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung)
Oleh
RAHMA AYU KINANTI
Kemajuan teknologi mendorong seseorang berkeinginan untuk mengakses segala informasidengan instan dan cepat, sehingga dibutuhkan provider yang berkualitas. Maka semakinbanyak produk dari berbagai macam provider untuk bersaing agar digunakan oleh banyakmasyarakat melalui strategi berupa rebranding, salah satunya Indosat yang berubah namamenjadi Indosat Ooredoo. Dengan adanya rebranding yang kuat akan memengaruhi citraatau brand image Indosat Ooredoo itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisbesarnya pengaruh rebranding terhadap brand image produk Indosat Ooredoo denganmetode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif kemudian dianalisis menggunakan regresilinier sederhana. Teori yang digunakan adalah teori kemungkinan elaborasi. Hasil penelitianini menghasilkan adanya pengaruh rebranding terhadap brand image produk IndosatOoredoo sebesar 61,3%.
Kata kunci: Rebranding, Brand Image, produk, Indosat Ooredoo.
ABSTRACT
THE EFFECT OF REBRANDING ON INDOSAT OOREDOO PRODUCT BRANDIMAGE
(Study on Consumer Indosat Ooredoo in Lingkungan I, Kampung Baru Village, LabuhanRatu, Bandar Lampung City)
By
RAHMA AYU KINANTI
Technological advances encourage someone to be able to access all information instantlyand quickly, so the quality provider is really needed. Many products from various providerscompete to be used by many people through a rebranding strategy, for example Indosat thatchanged its name to Indosat Ooredoo. A strong rebranding would affect to the image orbrand image of Indosat Ooredoo itself. This study aims to analyze the magnitude of the effectof rebranding on the brand image of Indosat Ooredoo products with quantitative methodsand a descriptive approach then analyzed using simple linear regression. The theory used isthe theory of elaboration possibilities. The results of this study resulted in the influence ofrebranding on the brand image of Indosat Ooredoo products by 61,3%.
Keywords: Rebranding, Brand Image, Products, Indosat Ooredoo.
PENGARUH REBRANDING TERHADAP BRAND IMAGE PRODUKINDOSAT OOREDOO
(Studi Pada Konsumen Indosat Ooredoo Di Lingkungan I Kelurahan Kampung BaruKecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung)
Oleh
RAHMA AYU KINANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA ILMU KOMUNIKASI
Pada
Jurusan Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
JURUSAN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis mempunyai nama lengkap Rahma Ayu Kinanti.
Penulis dilahirkan di Gunung Madu pada tanggal 19
November 1994 dari pasangan H. Arifin Johan Soehaya
dan Hj. Sumiyati. Penulis merupakan anak keempat dari
empat bersaudara.
Penulis telah menyelesaikan pendidikan di TK SDIT
Bustanul Ulum pada tahun 2000, SDIT Bustanul Ulum Lampung Tengah pada
tahun 2006. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 3 Way
Pengubuan Lampung Tengah dan lulus pada tahun 2009. Lalu, penulis
meneruskan pendidikan di SMAN 2 Terusan Nunyai dan lulus pada tahun 2012.
Selanjutnya, di tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas Lampung.
Pada saat kuliah, penulis menjalankan kegiatan Praktek Kuliah Lapangan (PKL)
di Kupas Tuntas Bandar Lampung serta menjadi anggota Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi Bidang Journalistic selama tahun periode 2013-
2014. Penulis juga menyelesaikan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode
Juli 2015 di Desa Toto Mulyo Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang
Bawang Barat.
MOTTO
“Riset perlu dilakukan penulis bukan sebagai pengganti kekuatannya bercerita, melainkan
untuk memperkuat cerita yang ditulisnya.”
(Dewi “Dee” Lestari)
“Setiap orang berbakat di bidang tertentu.
Kita hanya harus menemukan apa bakatnya”
(Evelyn Blose Holman)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kelulusan ini untuk kedua orang tua ku,
Papa dan Mama
serta,
kakakku tercinta yang selalu bersama dalam suka dan duka...
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Rebranding Terhadap
Brand Image Produk Indosat Ooredoo (Studi Pada Konsumen Indosat
Ooredoo di Lingkungan 1 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Labuhan
Ratu Kota Bandar Lampung)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Lampung.
Penyelesaian skripsi ini tidak hanya berbekal pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki penulis. Tanpa adanya bantuan, motivasi, dukungan dan semangat dari
berbagai pihak tidak mungkin skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) Universitas Lampung.
2. Ibu Dhanik Sulistyarini, S.Sos., MComn&MediaSt selaku Ketua Jurusan
Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung
3. Bapak Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si. selaku dosen pembimbing yang
senantiasa sabar dalam memberikan bimbingan, motivasi, kritik dan saran
yang membangun serta berbagi ilmu dalam proses pengerjaan skripsi.
4. Bapak Drs. Sarwoko, M.Si. selaku dosen penguji yang senantiasa
memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun bagi perbaikan
skripsi.
5. Bapak Ahmad Rudy Fardiyan, S.Sos. M.Si. selaku dosen pembimbing
akademik penulis yang ramah dan memberikan nasihat selama masa
perkuliahan.
6. Seluruh jajaran dosen dan staf Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas
Lampung.
7. Kedua orang tuaku Bapak H. Arifin Johan Soehaya dan Ibu Hj. Sumiyati
yang selalu memberikan dukungan dalam berbagai bentuk. Semoga
penulis bisa menjadi anak yang berbakti dan membanggakan.
8. Ketiga Kakakku tercinta Bang Dadan, Bang Ditto dan Alm. Bang Dea
yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah, menjadi pelipur lara dan
selalu bersama saat senang maupun susah. Semoga kelak kalian akan jauh
lebih sukses dan membanggakan.
9. Sahabat-sahabatku Pujay, Muntia, Nana, Rika, Andita, Eli, Marsya, Ni
Ayu, Ebol, Ika, Naufal, Isma Yudi, Devy, Iva, Ratna, dan Putri. Terima
kasih sudah memberikanku banyak pelajaran dan pengalaman berharga
dalam hidupku.
10. Teman-teman Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung
khususnya angkatan 2012.
11. Teman-teman KKN 2015 di Desa Toto Mulyo Kecamatan Gunung Terang
Kabupaten Tulang Bawang Barat, Dwi, Kodoy (Edi), Ryan, Resti, Hanum
dan Nana.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL............................................................................................. iiDAFTAR GAMBAR........................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 11.1 Latar Belakang ................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 111.3 TujuanPenelitian................................................................................. 121.4 ManfaatPenelitian............................................................................... 12
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 132.1 Penelitian Terdahulu........................................................................... 142.2 Merek.................................................................................................. 15
2.2.1 Konsep Merek ........................................................................... 162.2.2 Manfaat Merek. ......................................................................... 172.2.3 Keputusan Kunci dalam Branding ............................................ 17
2.3 Perbedaan Logo dan Merek (Brand) ................................................. 192.4 Rebranding ......................................................................................... 20
2.4.1 Jenis Perubahan Merek (Rebranding)....................................... 202.4.2 Kriteria Pokok Rebranding ....................................................... 212.4.3 Bentuk-bentuk Rebranding ....................................................... 222.4.4 Strategi Rebranding .................................................................. 232.4.5 Proses Rebranding .................................................................... 24
2.5 Brand Image. ...................................................................................... 252.6 Konsumen............................................................................................ 26
2.6.1 Merek dan Emosi Konsumen .................................................... 262.7 Hubungan Rebranding dan Brand Image ........................................... 282.8 Tinjauan Tentang Komunikasi Pemasaran ......................................... 292.9 Tinjauan Tentang Proses Komunikasi Pemasaran.............................. 302.10 Teori Kemungkinan Elaborasi............................................................ 312.11 Kerangka Pikir.................................................................................... 322.12 Perumusan Hipotesis.......................................................................... 36
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 383.1 Tipe Penelitian.................................................................................... 383.2 Metode Penelitian ............................................................................... 383.3 Varibel Penelitian ............................................................................... 393.4 Definisi Konseptual ............................................................................ 393.5 Definisi Operasional ........................................................................... 403.6 Populasi dan Sampel........................................................................... 45
3.6.1 Populasi. .................................................................................... 463.6.2 Sampel. ...................................................................................... 47
3.7 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 483.8 Sumber Data ....................................................................................... 493.9 Teknik Pengolahan Data..................................................................... 503.10 Skala Data dan Teknik Penentuan Skor ............................................. 503.11 Teknik Pengujian Instrumen............................................................... 513.12 Teknik Analisa Data ........................................................................... 533.13 Pengujian Hipotesis ............................................................................ 54
BAB IV. GAMBARAN UMUM....................................................................... 564.1 Gambaran Lokasi Penelitian ............................................................... 56
4.1.1 Sejarah Kelurahan Kampung Baru Bandar Lampung ............ 564.2 Profil Indosat Ooredoo........................................................................ 58
4.2.1 Sejarah Indosat Ooredoo ........................................................... 584.2.3 Logo dan Produk Indosat Ooredoo............................................ 60
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 635.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 63
5.1.1 Identitas Responden.................................................................. 635.1.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................... 675.1.3 Hasil Respon Responden pada Pengaruh Rebranding pada
Brand Image Produk Indosat Ooredoo pada Konsumen........... 70A. Rebranding Produk Indosat Ooredoo.................................. 71B. Brand Image Produk Indosat Ooredoo ............................ .. 82C. Pengaruh Rebranding pada Brand Image Produk Indosat
Ooredoo pada Konsumen................................................. .. 905.1.4 Pengolahan dan Analisa Data .................................................. 90
5.1.4.1 Uji Normalitas dan Uji Hetroskedisitas ...................... 905.1.5 Analisis Hubungan Antar Variabel.......................................... 93
5.2 Pembahasan.......................................................................................... 97
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 1026.1 Kesimpulan .......................................................................................... 1026.2 Saran .................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................LAMPIRAN.......................................................................................................
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Daftar Produk Indosat Ooredoo .................................................... 5Tabel 2. Top Brand Index Produk Indosat Ooredoo ................................... 7Tabel 3. Penelitian Febriansyah (2013)....................................................... 14Tabel 4. Penelitian Novian Ardiansyah (2015) ........................................... 15Tabel 5. Definisi Operasional...................................................................... 42Tabel 6. Jumlah Populasi Penelitian............................................................ 47Tabel 7. Data Penduduk Lingkungan I dan Lingkungan II
Kelurahan Kampung Baru Kota Bandar Lampung..................... 58Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 63Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .................................. 64Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ..................... 65Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Produk Indosat
Ooredoo ...................................................................................... 65Tabel 12. Alasan Responden Tertarik Menggunakan Produk Indosat
Ooredoo ...................................................................................... 66Tabel 13. Kesamaan Produk Indosat Ooredoo dengan Provider Lain... ..... 67Tabel 14. Hasil Uji Validitas ...................................................................... 68Tabel 15. Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 70Tabel 16. Respon responden pada perubahan merek Indosat menjadi
Indosat Ooredoo.......................................................................... 72Tabel 17. Respon responden pada desain produk Indosat Ooredoo sangat
menarik ....................................................................................... 73Tabel 18. Respon responden mengenai desain produk Indosat Ooredoo
memiliki kekhasan ...................................................................... 75Tabel 19. Respon responden pada Indosat Ooredoo merupakan produk
yang unggul................................................................................. 76Tabel 20. Respon responden pada Indosat Ooredoo merupakan produk
yang dapat dipercaya dengan kualitasnya................................... 77Tabel 21. Respon responden pada informasi mengenai perubahan
merek Indosat Ooredoo melalui pemberitaan pada media.......... 79Tabel 22. Respon responden pada frekuensi iklan Indosat Ooredoo
yang dilihat pada media cetak maupun media elektronik........... 80Tabel 23. Respon responden pada perubahan merek Indosat menjadi
Indosat Ooredoo.......................................................................... 82
Tabel 24. Respon responden pada Indosat Ooredoo memiliki desainproduk yang eksklusif ................................................................. 83
Tabel 25. Respon responden pada Indosat Ooredoo memiliki desainproduk yang elegan..................................................................... 84
Tabel 26. Respon responden pada Indosat Ooredoo memiliki merek yangunik ............................................................................................. 86
Tabel 27. Respon responden pada Indosat Ooredoo memiliki spesifikasiproduk yang berkualitas tinggi. .................................................. 87
Tabel 28. Respon responden pada Indosat Ooredoo memiliki fitur produkyang inovatif ............................................................................... 89
Tabel 29. Hasil perhitungan rumus regresi linier sederhana ....................... 93
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Logo Indosat Versi Lama dan Baru. .............................................. 7Gamber 2. Hasil Pengamatan Pengguna Provider Telekomunikasi
di Lingkungan I Kelurahan Kampung Baru Kota BandarLampung....................................................................................... 9
Gambar 3. Bagan Komunikasi Pemasaran menurut Kotler dan Keller ........... 30Gambar 4. Bagan Kerangka Pikir .................................................................... 36Gambar 5. Logo Indosat Ooredoo.................................................................... 60Gambar 6. Produk Indosat Ooredoo IM3......................................................... 61Gambar 7. Produk Indosat Ooredoo Mentari ................................................... 61Gambar 8. Produk Indosat Ooredoo Matrix..................................................... 61Gambar 9. Merek Produk Indosat Ooredoo Terbaru ....................................... 62Gambar 10. Hasil Uji Normalitas..................................................................... 91Gambar 11. Hasil Uji Heteroskedisitas............................................................ 92
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin canggih seperti
sekarang ini, menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi
perusahaan yang beroperasi di Indonesia, keadaan tersebut memunculkan
persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik maupun
dengan perusahaan asing.Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut
adalah merek. Dalam era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha
dan bisnis terjadi sangat ketat, baik persaingan dalam industri jasa maupun
produk seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi. Menghadapi
persaingan tersebut, setiap perusahaan memiliki strategi tersendiri agar tetap
unggul dari pesaing-pesaing yang lain. Salah satu strategi yang dilakukan
perusahaan agar tetap unggul dan berkembang dilakukan dengan cara
mengubah merek pada perusahaan.
Menurut Aaker dan Joachimstahler (2000:51), Rebranding dalam suatu
organisasi dapat berlangsung pada tingkat korporasi, tingkat unit bisnis, dan
tingkat produk, yang paling kritis yang merupakan tingkat perusahaan yang
2
mewakili identitas perusahaan secara keseluruhan. Rebranding terdiri dari
tiga kategori utama: perubahan kecil, perubahan menengah, dan perubahan
lengkap. Lebih khusus lagi, rebranding dikategorikan ke dalam jenis yang
berbeda berdasarkan nama, logo dan slogan perubahan. Mungkin ada lima
jenis rebranding: nama baru dan logo, nama baru, logo baru dan slogan,
logo baru saja, dan hanya slogan baru. Rebranding adalah tindakan
perusahaan mencoba untuk melakukan penempatan posisi atau alokasi
secara berbeda dalam pasar. Rebranding sebagai sebuah perubahan merek,
seringkali identik dengan perubahan logo ataupun lambang sebuah merek.
Ketika melakukan perubahan merek (rebranding), maka yang berubah
adalah nilai-nilai dalam merek itu sendiri. Merek bermanfaat bagi produsen
dan konsumen.
Merek adalah nama, tanda, istilah, simbol, desain atau kombinasinya yang
ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan)
barang atau layanan satu penjual dari barang atau layanan penjual lain.
Merek memiliki karakteristik yang lebih luas daripada produk yaitu citra
pengguna produk, asosiasi perusahaan, brand personality, simbol-simbol
dan hubungan merek/pelanggan.
Aaker dan Joachimstahler (2000; 51), juga menyebutkan bahwa merek juga
dapat menghantarkan manfaat tambahan seperti manfaat ekspresi diri
pengguna dan manfaat emosional. Bagi produsen, merek berperan penting
sebagai sarana identifikasi produk dan perusahaan, bentuk proteksi hukum,
signal jaminan kualitas, sarana menciptakan asosiasi dan makna unik, sarana
3
keunggulan kompetetif, dan sumber financial returns. Sementara bagi
konsumen, merek berperan krusial sebagai identifikasi sumber produk,
penetapan tanggung jawab pada produsen atau distributor spesifik,
pengurang risiko, penekan biaya pencarian internal dan eskternal dan
sebagainya. (Tjiptono dan Chandra, 2012; 255).
Salah satu elemen merek yang mampu memberikan kontribusi yang positif
dalam penciptaan merek yang ideal yaitu logo dan simbol 1(Kotler, 2002;
460). Logo dan simbol merupakan seperangkat gambar atau huruf yang
diciptakan untuk mengindikasikan keorisinilan, kepemilikan ataupun
asosiasi. Walaupun kunci elemen dalam merek adalah nama merek, namun
logo dan simbol juga merupakan suatu elemen yang diingat dalam ingatan
seseorang. Dengan demikian, penciptaan logo dan simbol sangat penting
agar dapat dikaitkan dengan suatu nama merek didalam ingatan pelanggan.
Dalam perubahan nama atau rebranding pada brand image sebuah produk,
pastinya banyak melalui proses yang panjang. Saham Indosat sendiri
mayoritas dimiliki Ooredoo Group, perusahaan telekomunikasi yang
berbasis di Qatar. Ooredoo sendiri mempunyai makna yang sesuai dengan
kultur masyarakat Indonesia agar memiliki kemauan yang kuat. Ooredoo
diambil dari kata Arab “araada yuriidu” yang artinya ingin atau
berkeinginan. Kata ini memiliki semangat positif untuk berbuat sesuatu,
untuk memiliki mimpi dan cita-cita, lalu berusaha dan bekerja keras
mengejar apa yang sudah diinginkan.
1Dalam Jurnal (Pengaruh Perubahan Logo (Rebranding) Terhadap Citra Merek Pada PT Telkom tbkdi Bandar Lampung 2013; 2) Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe, Jakarta diakses pada tanggal 17Juni 2016 pukul 19.00 WIB
4
Indosat adalah salah satu perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki
Qtel Group. Presiden dan CEO Indosat Alexander Rusli mengakui merek
Indosat sudah punya kekuatan di Indonesia. Pelanggan dianggap telah
memiliki hubungan dengan merek tersebut. Perusahaan lain yang mayoritas
sahamnya dimiliki Qtel Group adalah Qtel di Qatar, Wataniya di Kuwait,
Nawras di Oman, Tunisiana di Tunisia, Nedjma di Algeria, dan Asiacell di
Irak. Semuanya akan menyandang nama Ooredoo. Ooredoo mengklaim,
pihaknya merupakan perusahaan telekomunikasi dengan pertumbuhan
tertinggi di dunia dari segi pendapatan sejak 2006 dan nilai perusahaan yang
telah meningkat tiga kali sejak 20052. Perusahaan ini memberi layanan
seluler, telekomunikasi tetap, internet broadband, dan layanan korporat di
berbagai negara operasionalnya. Ooredoo mengalami pertumbuhan
signifikan dalam enam tahun terakhir, bertransformasi dari operator di satu
negara, yaitu Qatar yang menjadi perusahaan internasional. Dikutip dari
www.cnnindonesia.com/ceritadibalikpergantiannamaindosatOoredoo.
Seperti diungkapkan oleh Presiden dan CEO Indosat Alexander Rusli,
perubahan ini untuk menuju perusahaan telekomunikasi digital terdepan.
Indosat membutuhkan waktu hingga dua tahun sampai akhirnya memilih
untuk mengganti nama perusahaan dan logo menjadi Indosat Ooredoo.
Merek baru ini memiliki tujuan yang kuat, yaitu meningkatkan dan
memperkaya kualitas hidup masyarakat dan menstimulasikan pertumbuhan
bagi berbagai komunitas. Indosat mengubah nama menjadi Indosat Ooredoo
2www.cnnindonesia.com/teknologi/20151119144444-213-92736/ceritadibalikpergantiannamaindosatOoredoo diakses pada tanggal 17 Juni 2016 pukul15.50 WIB
5
atau gampangnya menambahkan nama Ooredoo bukan tanpa alasan, sebab
nama Ooredoo di tingkat dunia sudah dikenal sebagai kekuatan
telekomunikasi raksasa di kancah global, sedangkan mempertahankan nama
Indosat karena brand tersebut masih melekat di masyarakat. Terakhir,
kendati saat ini Indosat Ooredoo sudah berubah nama, produk-produk
seperti IM3 atau Mentari tetap hadir dengan embel-embel Ooredoo di
depannya. Perubahan nama Indosat menjadi Indosat Ooredoo diresmikan
pada tanggal 19 November 2015.3
Tabel 1. Daftar Produk Indosat Ooredoo
Indosat Ooredoo
Produk
1. IM3 Ooredoo
2. Mentari Ooredoo
3. Matrix Ooredoo
Sumber :www.indosatOoredoo.com/2016
Indosat Ooredoo memiliki merek/brand yang paling dikenal oleh semua
masyarakat. Yaitu IM3 Ooredoo dan Mentari Ooredoo. IM3 Ooredoo dan
Mentari Ooredoo sama-sama simcard dengan memiliki jaringan internet
broadband dan untuk SMS/Telpon. Bedanya Matrix Ooredoo dengan IM3
Ooredoo dan Mentari Ooredoo adalah, Matrix merupakan kartu pascabayar.
Sedangkan IM3 dan Mentari adalah kartu prabayar. Dikutip dari
www.indosatOoredoo.com.
3www.indosatOoredoo.comdiakses pada tanggal 17 Juni 2016 pukul 15.55 WIB
6
Mengapa rebranding sangat berperngaruh terhadap brand image sebuah
produk? Dengan perubahan nama dan logo indosat atau rebranding,
nantinya akan berpengaruh atau tidak terhadap brand image produk.
Artinya, beberapa aspek yang membuat brand image menjadi begitu
bervariasi adalah, 1) letak citra/image. Apakah citra tersebut berada dalam
benak konsumen atau memang pada objeknya. 2) Sifat alaminya. Apakah
citra tersebut mengacu pada proses, bentuk atau sebuah transaksi. 3)
Jumlahnya. Berapa banyak dimensi yang nantinya dapat membentuk citra.
Indosat Ooredoo adalah brand dengan kebanggaan Indonesia dengan
kemitraan global. Secara komposisi, saham Indosat Ooredoo dimiliki
Ooredoo Asia Pte Ltd, saham publik 15,3 persen, negara Republik
Indonesia sebesar 14,29 persen, dan SKAGEN AS sebesar 5,41 persen.
Kelebihan Indosat Ooredoo adalah sudah meluncurkan layanan internet 4G-
LTE berkecepatan tinggi. Indosat Ooredoo mengklaim jaringan yang sudah
diluncurkan sejak 30 November 2015 ini memiliki konektivitas yang lebih
cepat dan kualitas suara yang lebih jernih. Kecepatan download yang
ditawarkan 4Gplus Indosat Ooredoo mencapai 185Mps. Dikutip dari
www.indosatOoredoo.com.
Adapun perubahan merek (rebranding) dan logo Indosat menjadi Indosat
Ooredoo adalah sebagai berikut:
7
Gambar1. Logo Indosat Versi Lama danLogo IndosatOoredoo Versi Baru
Pada gambar 1. bahwa operator telekomunikasi Indosat, kini nama logo
mereka telah berubah dari hanya “Indosat” menjadi “Indosat Ooredoo”.
Warna latar kuning dengan gabungan merah menjadi sesuatu yang baru dari
operator tersebut. Gambar Indosat yang pertama adalah dengan gambar
bintang dan tulisan saja. Setelah perubahan nama (rebranding) dan logo,
Indosat menambahkan tulisan Ooredoo dibelakangnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.topbrand-award.com,
diketahui bahwa Indosat mulai mendapatkan tempat di hati konsumen. Hal
ini dapat terlihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2.Top Brand Index Produk Indosat Ooredoo
MerekTop Brand Index
2015 2016
IM3 Ooredoo 14.0% 15.4%
Mentari Ooredoo - -
Matrix Ooredoo 10.8% 9.9%
Sumber : www.topbrand-award.com/2016
8
Berdasarkan tabel 2, terlihat bahwa pada tahun 2015 setelah terjadinya
perubahan nama dan logo (rebranding) pada Indosat Ooredoo, presentase
yang masuk kecil yaitu untuk IM3 Ooredoo 14.0%, Mentari Ooredoo
kosong, dan Matrix Ooredoo 10.8%. Namun untuk Mentari Ooredoo tidak
masuk dalam kategori topbrand-award karena masyarakat lebih banyak
menggunakan produk IM3 Ooredoo. Tetapi Mentari Ooredoo tetap saja
banyak yang menggunakannya.
Namun pada tahun 2016, melonjat naik karena Indosat Ooredoo semakin
banyak dikenal masyarakat dan masuk dalam topbrand-award. Tetapi untuk
Mentari Ooredoo tetap tidak masuk dalam topbrand-award, sedangkan
Matrix presentase nya menurun tidak banyak dari tahun 2015 lalu.
Terdapat tujuh provider telekomunikasi di Indonesia, seperti Telkomsel, XL
Axiata, Telkom, Hutchinson Tri (3), Smartfren dan Indosat Ooredoo.
Kemudian penulis melakukan pra-survey pada provider telekomunikasi di
Lingkungan 1 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung untuk mengetahui jumlah pengguna dari masing-masing
provider terutama pengguna Indosat Ooredoo.
9
Berikut hasil pra-survey tersebut :
(Sumber : Data Riset 2017)
Gambar 2. Hasil pengamatan pengguna provider telekomunikasi diLingkungan I Kel. Kampung Baru Kota Bandar Lampung
Berdasarkan Gambar. 2, di Lingkungan I Kelurahan Kampung Baru
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung terdapat 5 RT (rukun
tetangga). Diketahui bahwa secara dominan, penduduk Lingkungan I
Kelurahan Kampung Baru menggunakan provider telekomunikasi Indosat
Ooredoo. Penulis menentukannya dengan melakukan pra-survey di
Lingkungan 1 Kelurahan Kampung Baru Bandar Lampung
Berdasarkan data tersebut hasilnya di Lingkungan I Kelurahan Kampung
Baru Kota Bandar Lampung, sebanyak 200 pengguna provider
telekomunikasi Indosat Ooredoo sebagai nomor pribadi dan nomor jaringan
internet digunakan oleh penulis saat pra-survey. Pra-survey dilakukan pada
tanggal 6 Desember 2017. Segmentasi yang digunakan penulis disini adalah
umur 17 tahun keatas.
188 178
123
181200
0
50
100
150
200
250
Xl Axiata
Tri (3)
Smartfren
Telkomsel
Indosat Ooredoo
10
Peneliti menggunakan random sampling dan dipilih secara acak.
Berdasarkan pra-riset yang dilakukan oleh penulis, bahwa Indosat Ooredoo
dikalangan masyarakat Kelurahan Kampung Baru Bandar Lampung
menurut mereka bagus untuk digunakan. Karena provider ini sangat
kencang untuk berkomunikasi. Apalagi, sekarang masyarakat banyak
menggunakan internet. Indosat Ooredoo saat ini cukup memenuhi akan hal
tersebut dengan rebranding atau perubahan nama perusahaan dan logonya.
Pengguna nya pun meloncat naik, terutama di Lingkungan 1 Kelurahan
Kampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung.
Peneliti memilih konsumen di Lingkungan I Kelurahan Kampung Baru
Bandar lampung karena setelah pra-survey, penduduk disini banyak
memakai produk Indosat Ooredoo. Di wilayah Lingkungan I Kelurahan
Kampung Baru Kota Bandar Lampung ini sangat padat penduduknya,
sehingga banyak sekali outlet-outlet atau konter yang menjualkan provider-
provider telekomunikasi khususnya Indosat Ooredoo. Dalam stigma
masyarakat jika perubahan nama atau logo atau rebranding pada sebuah
produk, pasti masyarakat atau konsumen menganggap jaringan pada produk
tersebut makin melemah atau tetap sama saja dengan sebelumnya. Berbeda
dengan masyarakat yang sering dan mengerti akan internet dan produk ini,
mereka pasti akan tahu dengan rebranding yang dilakukan pastinya produk
yang diciptakan akan semakin membaik dan memberikan dampak yang
positif bagi konsumen. Penggunanya pun pasti banyak yang menggunakan.
Penciptaan nilai bagi pelanggan bukan semata-mata dihasilkan dari nama
merek, melainkan hasil aktivitas pemasaran dan komunikasi yang dilakukan
11
perusahaan. Konsumen tidak semata-mata membeli nama merek. Menurut
Kapferer (2008; 241), mereka membeli produk bermerek yang menjanjikan
dan memenuhi manfaat tangible dan intangible spesifik melalui upaya
pemasaran perusahaan.
Apakah dengan rebranding terhadap brand image produk akan memberikan
kepuasan dan citra merek bagi perusahaan di Indosat Ooredoo dan
konsumennya di Lingkungan 1 Kelurahan Kampung Baru Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung?
Pertanyaan yang akan peneliti coba urai dalam penelitian ini dengan judul:
“Pengaruh Rebranding Terhadap Brand Image Produk Indosat Ooredoo
Pada Konsumen di Kelurahan Kampung Baru Bandar Lampung” yang akan
dilakukan pada konsumen di Lingkungan I Kelurahan Kampung Baru
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui, perubahan logo bukan
hanya menyangkut identitas perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan citra
merek. Tidak sedikit perusahaan yang mengubah logo, namun mendapatkan
respon yang kurang baik dari konsumen.
Perusahaan memerlukan umpan balik dari konsumen untuk melihat
seberapa baik perubahan logo yang dilakukan, serta apa yang dipikirkan
konsumen ketika mereka melihat logo tersebut. Berdasarkan rumusan
masalah tersebut maka permasalahan yang akan dirumuskan, yaitu :
12
“Apakah Rebranding Berpengaruh Terhadap Brand Image Produk Indosat
Ooredoo Pada Konsumen Di Kelurahan Kampung Baru Bandar Lampung?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui rebranding Indosat Ooredoo.
2. Untuk mengetahui brand image Indosat Ooredoo.
3. Untuk mengetahui pengaruh rebranding terhadap brand image Indosat
Ooredoo.
1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pihak perusahaan tentang pengaruh rebranding terhadap brand image
produk pada konsumen.
2. Penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penilitian-penelitian
sejenis dimasa mendatang.
3. Penilitian ini berguna untuk memperdalam teori-teori yang telah
didapat dibangku perkuliahan dan menambah wawasan tentang
Pengaruh Rebranding Terhadap Brand Image Produk Indosat Ooredoo
Pada Konsumen Di Kelurahan Kampung Baru Bandar Lampung.
13
4. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk melengkapi dan
memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Ilmu
Komunikasi pada program studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas
Lampung.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai
tolak ukur dan acuan untuk menyelesaikannya, penelitian terdahulu
memudahkan penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis
untuk penyusunan dari segi teori maupun konsep. Berikut ini adalah tabel
penelitian terdahulu yang menjadi bahan refrensi yang menujang penulis
untuk melakukan penelitian terkait dengan pengaruh media :
Tabel 3. Penelitian Febriansyah (2013)
Judulpenelitian
Pengaruh Perubahan Logo (Rebranding) Terhadap CitraMerek Pada PT Telkom tbk Di Bandar Lampung.
Pengarang Febriansyah (Ilmu Komunikasi, Institut Teknologi danBisnis Kalbe, Jakarta).
Hasilpenelitian
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhanperubahan logo (rebranding) terhadap citra merek padaPT Telkom tbk di Bandar Lampung sudah dinilai baikdengan skor rata-rata untuk kedua variabel sebesar 390.Dapat dilihat bahwa perubahan logo dinilai baik denganskor 401 sedangkan citra merek dinilai baik olehresponden.
Persamaanpenelitan
Sama-sama mengkaji tentang pengaruh rebranding atauperubahan merek dan logo pada citra merek atau brandimage.
Perbedaanpenelitian
Perbedaan penelitian terletak pada objek penelitiannya.Jika dalam penelitian milik Febriansyah menggunakan
15
objek PT Telkom Indonesia dan tidak memakaikonsumen. Namun, jika penelitian ini menggunakanIndosat Ooredoo dan memakai konsumen.
Kontribusipadapenelitian
Menjadi referensi bagi penelitian penulis sertamembantu dalam proses penyusunan penelitian.
Tabel 4. Penelitian Novian Ardiansyah (2015)
Judulpenelitian
Pengaruh Brand Image OLX.co.id Terhadap Minat BeliKonsumen.
Pengarang Novian Ardiansyah (Ilmu Komunikasi, UniversitasLampung).
Hasilpenelitian
Kemampuan brand image OLX.co.id terhadap minat belikonsumen diketahui sebesar 44,6% atau dapatdikategorikan brand image tersebut dapat berpengaruhterhadap minat beli konsumen.
Persamaanpenelitan
Penggunaan brand image terhadap landasan teori.
Perbedaanpenelitian
Perbedaan penelitian terletak pada objek penelitiannya.Jika dalam penelitian milik Novian menggunakanOLX.co.id. Namun, jika penelitian ini menggunakanIndosat Ooredoo.
Kontribusipadapenelitian
Menjadi referensi bagi penelitian penulis sertamembantu dalam proses penyusunan penelitian.
2.2 Tinjauan Tentang Merek
Menurut Kotler dan Amstrong (1999:244) juga Keller (2001) berpendapat
bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi
keseluruhannya yang ditunjukkan untuk mengidentifikasikan barang atau
jasa yang ditawarkan perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk.
Sementara Keegan et al. (1995; 318) dalam buku Maxi Marketing,
berpendapat bahwa merek adalah sejumlah citra dan pengalaman dalam
benak konsumen yang mengkomunikasikan manfaat yang dijanjikan produk
yang diproduksi oleh perusahaan tertentu.
16
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai dua
unsur yaitu brand name yang terdiri dari dari huruf –huruf atau kata-kata
yang dapat terbaca. Serta brand mark yang berbentuk simbol, desain atau
warna tertentu yang spesifik. Kedua unsur dari merek tersebut, selain
berguna untuk membedakan satu produk dengan produk pesaingnya juga
berguna untuk mempermudah konsumen untuk mengenali dan
mengidentifikasi barang atau jasa yang hendak dibeli. Memilih nama merek
yang tepat untuk sebuah produk bukanlah perkara mudah. Sejumlah pakar
merek bahkan mengklaim bahwa memilih nama merek lebih sulit
dibandingkan memilih nama anak.
2.2.1 Konsep Merek
Konsep merek dan produk berbeda. Produk meliputi karakteristik
cakupan fungsi produk, atribut produk, kualitas atau nilai-nilai,
kegunaan serta manfaat fungsional.
Sedangkan merek memiliki karakteristik yang lebih luas daripada
produk yaitu citra pengguna produk, country of origin, asosiasi
perusahaan, brand personality, simbol-simbol dan hubungan
merek/pelanggan. Selain itu merek juga dapat menghantarkan manfaat
tambahan seperti manfaat ekspresi diri pengguna dan manfaat
emosional.
17
2.2.2 Manfaat Merek
Aaker dan Joachimstahler (2000:139) menyebutkan bahwa merek
menawarkan dua jenis manfaat yakni sebagai berikut:
1. Manfaat fungsional mengacu pada kemampuan fungsi
produk yang ditawarkan.
2. Manfaat emosional adalah kemampuan merek untuk
membuat penggunanya merasakan sesuatu selama proses
pembelian atau selama konsumsi.
Menurut Heggelson dan Suphelen (2004; 139), manfaat lain yang
ditawarkan merek kepada konsumen adalah manfaat simbolis.
Manfaat simbolis mengacu pada dampak psikologi yang akan
diperoleh konsumen ketika ia menggunakan merek tersebut artinya
merek akan mengkomunikasikan siapa dan apa konsumen pada
konsumen lain. Ketika konsumen menggunakan merek tertentu maka
ia akan terhubung dengan merek tersebut, artinya konsumen akan
membawa citra dari pengguna sekaligus karakteristik merek itu
sendiri.
2.2.3 Keputusan Kunci Dalam Branding
Elemen utama keputusan branding terdiri atas enam aspek. (Tjiptono
dan Chandra, 2012; 242), yaitu :
1. Keputusan Branding. Keputusan ini menyangkut apakah
akan menggunakan merek atau tidak untuk produk yang
dihasilkan. Yaitu dengan cara memberikan nama pada
18
produk dan menyertakan makna atau arti khusus
menyangkut apa yang ditawarkan produk bersangkutan dan
apa yang membedakannya dari produk-produk pesaing
(Keller, 2008; 242).
2. Keputusan Brand Sponsor. Keputusan ini berkenaan dengan
siapa yang harus mensponsori merek.
3. Keputusan Brand Hierarchy. Keputusan ini menyangkut
apakah setiap produk perlu diberi merek sendiri ataukah
menggunakan corporate brand.
4. Keputusan Brand Extension. Keputusan ini menyangkut
apakah nama merek spesifik perlu diperluas pada produk-
produk lain. Dalam brand extension, nama merek yang telah
terbukti sukses dipakai untuk meluncurkan produk baru atau
produk modifikasi dalam kategori produk baru.
5. Keputusan Multibrand. Keputusan ini menyangkut
pengembangan dua atau lebih merek dalam kategori produk
yang sama.
6. Keputusan Brand Repositioning. Keputusan ini menyangkut
perubahan produk dan citranya agar dapat lebih memenuhi
ekspetasi pelanggan.
Menurut Kotler (1987; 29), mutu dalam sebuah merek merupakan salah satu
alat terpenting bagi tokoh pemasaran untuk mengatur posisi itu.
19
Mutu ialah ukuran kemampuan sesuatu merek untuk melaksanakan fungsi-
fungsinya. Paling sedikit dapat dibedakan empat macam strategi nama
merek. (Kotler, 1987; 31) :
1) Nama merek tersendiri.
2) Nama kelompok tunggal untuk berbagai produk.
3) Nama kelompok tersendiri untuk berbagai produk.
4) Nama perusahaan dirangkap denngan nama setiap produk.
2.3 Perbedaan Logo dan Merek (Brand)
Brand atau merek merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam
suatu perusahaan. Apabila kita bicara soal brand atau merek, tidak terlepas
dari logo yang merupakan elemen utama dalam membentuk citra atau
identitas perusahaan itu sendiri. Logo tidak hanya sebagai suatu lambang
atau simbol formalitas dari suatu perusahaan, tapi logo merupakan lambang
atau simbol kepribadian suatu perusahaan.
Sebuah logo diperoleh maknanya dari suatu kualitas yang disimbolkan,
melalui corporate culture, positioning, historis atau aspirasi. Apa yang
diartikan atau dimaksudkan adalah lebih penting daripada seperti apa
rupanya. Penekanannya pada makna diluar atau dibalik wujud logo itu.
(Rustan, 2009:8)
Jika dilihat secara spesifik, logo bisa berupa rangkaian huruf, bentuk
gambar atau gabungan huruf dan gambar. Logo yang berupa olahan huruf
disebut logotype, sedangkan logo yang berupa gambar disebut logogram.
Logo yang berbentuk berupa gabungan huruf maupun gambar tidak
20
memiliki sebutan khusus. Secara lazim ketiga simbol tersebut disebut logo.
(Supriyono, 2010:101)
Sedangkan merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain atau
kombinasi keseluruhannya yang ditunjukkan untuk mengidentifikasikan
barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi
produk. (Kotler dan Amstrong,1999:244)
2.4 Tinjauan Tentang Rebranding
Istilah rebranding digunakan untuk menjelaskan tiga peristiwa penting,
yaitu perubahan nama, perubahan merek secara estetika baik warna maupun
logo ataupun repositioning merek. Berdasarkan definisi tersebut dapat
dinyatakan bahwa rebranding merupakan upaya yang dilakukan oleh
perusahaan dalam rangka mengubah citra perusahaan melalui perubahan
nama yang lebih representatif serta membedakannya dari pesaing.
2.4.1 Jenis Perubahan Merek (Rebranding)
Secara spesifik, perubahan merek (rebranding) dikelompokkan
berdasarkan tiga tipe yang berbeda, yaitu perubahan nama, logo dan
perubahan slogan. Namun perubahan merek (rebranding) juga dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis yaitu nama baru dan logo, nama
baru, logo dan slogan baru, logo baru dan hanya slogan saja yang
baru. (Stuart dan Muzellec, dalam jurnal Febriansyah 2013; 8).
(Tjiptono dan Chandra, 2012; 256) dalam bukunya yang berjudul
Pemasaran Strategik, bentuk spesifik rebranding bisa mencakup
21
perubahan nama dan citra (simbol visual, warna, auditory mnemonics
dan sebagainya) hingga re-definisi strategi dan positioning merek.
Secara garis besar, motivasi utama perusahaan melakukan rebranding
meliputi :
1. Menyegarkan kembali atau memperbaiki citra merek
(contohnya, Eurodisney diganti Disneyland Paris setelah
kinerja di awal berdirinya tergolong buruk),
2. Memulihkan citra setelah terjadinya krisis atau skandal,
3. Bagian dari merger atau akuisisi,
4. Bagian dari de-merger atau spin-off,
5. mengharmoniskan merek di pasar internasional,
6. merasionalisasi portofolio merek,
7. mendukung arah strategik baru perusahaan.
2.4.2 Kriteria Pokok Rebranding
Secara teoritis ada tiga kriteria pokok yang wajib dipenuhi dalam
upaya rebranding. (Tjiptono dan Chandra, 2012; 256) meliputi :
1. Rebranding tidak bisa digunakan sekedar sebagai kosmetik
untuk menutupi krisis reputasi, cacat produk/jasa, skandal,
dan sejenisnya tanpa dibarengi perubahan fundamental pada
aspek kunci yang melandasi perlunya perubahan merek.
2. Nama baru yang dipilih harus diseleksi secara ketat lewat
riset dan analisis intensif yang mencakup kajian mendalam
terhadap global trademarkdan ketersedian URL (Uniform
Resource Locators).
22
3. Nama baru tersebut harus singkat, mudah diingat, dan mudah
diucapkan di semua negara tempat perusahaan bersangkutan
beroperasi.
Sejumlah faktor melandasi keputusan berbagai perusahaan untuk mengganti
nama merek produk maupun perusahaannya, diantaranya merger dan
akuisisi, penjualan aset, keinginan mengubah citra, perubahan strategi
bisnis, dan tuntutan hukum. Demikian upaya rebranding tidak selalu
berlangsung mulus. Maka tak jarang penolakan publik membuat perusahaan
harus kembali pada nama lama. (Tjiptono dan Chandra, 2012; 262).
2.4.3 Bentuk-Bentuk Rebranding
Pada hakikatnya, rebranding berfokus pada upaya mentransformasi
citra organisasi dan produk. Pilihan kebijakan rebranding bisa dipilah
berdasarkan dua dimensi perubahan nama dan perubahan nilai/atribut
merek menjadi empat macam (Tjiptono dan Chandra, 2012; 258)
yaitu:
1. Re-iterating (nama dan nilai merek tidak diubah, karena
dipandang tetap sesuai dan relevan dengan kebutuhan
pelanggan).
2. Re-naming (nilai fundamental tidak berubah, namun nama baru
diperlukan untuk mengkomunikasikan perubahan struktur
kepemilikan atau mengubah persepsi eksternal).
3. Re-defining (nama merek tetap dipertahankan, hanya saja atribut
dasar merek diubah).
23
4. Re-starting (perubahan fundamental dilakukan terhadap nama
dan nilai merek).
2.4.4 Strategi Rebranding
Proses rebranding dapat ditempuh dengan menggabungkan sejumlah
strategi pokok : (Tjiptono,dalam Anggoro, 2013; 26)
1) Phase-in/phase out strategy. Strategi ini ditempuh dalam dua
tahap, yaitu phase in dan phase out. Pada saat phase in, merek
baru masih dilekatkan pada merek saat ini selama periode
introduksi tertentu. Setelah melewati masa transisi, merek
lama perlahan-lahan dihapus.
2) Umbrella branding strategy, yaitu menggunakan merek
tunggal sebagai paying bagi hamper semua lini produk
perusahaan di seluruh pasar yang dimasukinya.
3) Translucent warning strategy, yaitu mengingatkan para
pelanggan sebelum perubahan nama merek aktual (biasanya
melalui promosi intensif, pajangan dalam toko, dan kemasan
produk).
4) Sudden eradication strategy, yaitu secara serta merta
mengganti nama merek lama dengan nama baru tanpa periode
transisi. Strategi ini cocok dipilih apabila perusahaan
bermaksud segera melepaskan diri dari citra ‘lama’. Selain itu,
merek lemah yang tidak berpotensi untuk dijual atau
dibangkitkan kembali merupakan kandidat utama bagi strategi
ini.
24
5) Counter-takeover strategy, yaitu strategi paska akuisisi yang
mengabaikan nama merek sendiri dan menggantinya dengan
nama merek yang diakuisisi.
6) Retrobranding strategy, yaitu beralih kembali ke nama merek
lama yang sempat dicampakkan.
Meskipun perubahan nama atau logo bisa memberikan dampak
revitalisasi bagi perusahaan, efek positif ini hanya akan bisa terealisasi
dalam persepsi konsumen apabila strategi, komunikasi, produk dan
layanannya selaras.
2.4.5 Proses Rebranding
Proses dalam sebuah rebranding sendiri dapat terjadi dalam 4
tahapyaitu: repositioning, renaming, redesign, dan relaunching. Brand
Repositioning lebih dinamis, merupakan proses yang berkembang
sedikit demi sedikit secara teratur (inkremental) dimana harus selalu
diatur setiap waktu untuk selalu siap dengan perubahan market trend
dan tekanan kompetitif dalam eksternal event yang lebih luas. Untuk
brand renaming merupakan yang paling komprehensif dan paling
beresiko dalam proses rebranding. Untuk renaming sendiri dapat
dibedakan ke dalam beberapa kategori, yaitu Descriptive, Geographic,
Patronymic, Acronymic, Associative, dan Freestanding. Sedangkan
untuk Brand Redesign adalah sebuah inti dari filosofi perusahaan atau
atribut utama dari produk yang digambarkan ke dalam sebuah simbol.
25
Brand Relaunching adalah pemberitaan atau pemberitahuan brand
baru ke dalam internal dan eksternal perusahaan. Untuk internal dapat
dilakukan dengan brosur atau buletin, internal meeting, dan juga
melalui workshop atau intranet. Sedangkan untuk eksternal dapat
melalui press relase, advertising untuk menarik perhatian akan brand
baru tersebut dan juga dapat memfasilitasi proses adopsi dari nama
baru tersebut kepada para stakeholder (Muzellec et.al dalam jurnal
Anggoro, 2013; 27).
2.5 Tinjauan Tentang Brand Image
Brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi
memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut. (Keller, 1993;
165). Dapat dikatakan bahwa brand image merupakan konsep yang
diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya.
Oleh karena itu dalam konsep ini persepsi konsumen menjadi lebih penting
daripada keadaan sesungguhnya. (Dobni dan Zinkhan, 1990; 166) dalam
buku Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Citra merek merupakan hasil pandangan atau penilaian konsumen terhadap
suatu merek yang baik atau buruk. Hal ini berdasarkan pertimbangan atau
penyeleksian dengan membandingkan perbedaan yang terdapat pada
beberapa merek, sehingga penawarannya sesuai dengan kebutuhan
konsumen, maka konsumen akan memiliki penilaian yang lebih pada
merek tersebut.
26
Terdapat beberapa aspek yang membuat brand image menjadi begitu
bervariasi yaitu :
1. Dimana letak citra/image. Artinya apakah citra tersebut berada dalam
benak konsumen atau memang pada objeknya.
2. Berdasarkan sifat alaminya. Artinya apakah citra tersebut mengacu
pada proses, bentuk atau sebuah transaksi.
3. Berdasarkan jumlahnya. Artinya berapa banyak dimensi yang
membentuk citra.
Brand Image memiliki tiga komponen yaitu :
1. Karakteristik suatu merek yang dikenali konsumen.
2. Manfaat yang diterima oleh konsumen dari suatu merek.
3. Keyakinan konsumen mengenai kualitas produk/jasa dari suatu merek.
Citra merek yang terdefinisi dengan baik akan membentuk komunitas
merek. Umumnya hal ini dilakukan dengan strategi komunikasi pada pasar
yang ada.
2.6 Tinjauan Tentang Konsumen
2.6.1 Merek Dan Emosi Konsumen
Konsumen saat ini lebih bersifat menuntut. Mereka tidak lagi seperti
dulu cenderung hanya menerima semua perlakuan penjual. Bahkan
konsumen menginginkan sentuhan personal emosional yang tinggi.
Artinya konsumen ingin agar merek dapat mengerti mereka dan
bukan sebaliknya. Dalam buku Merek dan Psikologi Konsumen,
Pemasar perlu mengembangkan cara-cara yang cerdas untuk
27
menciptakan hubungan personal yang lebih mendalam antara merek
dengan konsumen. (Ferrinadewi, 2008; 141).
Kedua komponen kepercayaan merek bersandar pada penilaian konsumen
yang subyektif atau didasarkan pada beberapa persepsi, yaitu :
1) Persepsi konsumen terhadap manfaat yang dapat diberikan
produk/merek.
2) Persepsi konsumen akan reputasi merek, persepsi konsumen
akan kesamaan kepentingan dirinya dengan penjual dan persepsi
mereka sejauh mana konsumen dapat mengendalikan penjual dan
persepsi.
Pada level konsumen, brand equity secara garis besar dapat digambarkan
pada lima aspek yang membentuk hirarki atau rantai dimulai dari yang
terendah hingga level tertinggi, yaitu :
1) Awareness.
Daya ingat konsumen terhadap merek yang dimulai dari hanya
sekedar mengenal hingga sangat mengingat nama merek.
2) Associations.
Asosiasi meliputi produk-produk atau jasa yang sifatnya
berwujud maupun tidak berwujud. Bagaimana konsumen
menghubungkan dirinya dengan merek.
3) Attitude.
Sikap meliputi dari sekedar menerima merek hingga tertarik
terhadap merek.
28
4) Attachment.
Kedekatannya dengan merek bervariasi mulai dari sekedar setia
hingga menjadi konsumen yang kecanduan.
5) Activity.
Aktivitas meliputi frekuensi pembelian dan konsumsi atau tingkat
keterlibatan dengan program-program pemasaran perusahaan atau
melakukan word of mouth.
2.7 Hubungan Rebranding Dan Brand Image
Proses dalam sebuah rebranding sendiri dapat terjadi dalam 4 tahap yaitu:
repositioning, renaming, redesign, dan relaunching. Brand Repositioning
lebih dinamis, merupakan proses berkembang sedikit demi sedikit secara
teratur (inkremental) dimana harus selalu diatur setiap waktu untuk selalu
siap dengan perubahan market trend dan tekanan kompetitif dalam
eksternal event yang lebih luas.
Brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi
memori konsumen pada merek tersebut. Mengapa rebranding sangat
berperngaruh terhadap brand image sebuah produk? Dengan perubahan
nama dan logo indosat atau rebranding, nantinya akan berpengaruh atau
tidak terhadap brand image produk.
Artinya, beberapa aspek yang membuat brand image menjadi begitu
bervariasi yaitu :
1) Letak citra/image. Apakah citra tersebut berada dalam benak
konsumen atau memang pada objeknya.
29
2) Sifat alaminya. Apakah citra tersebut mengacu pada proses, bentuk
atau sebuah transaksi.
3) Jumlahnya. Berapa banyak dimensi yang nantinya dapat membentuk
citra.
2.8 Tinjauan Tentang Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan salah satu faktor terpenting dalam
suatu perusahaan. Dengan adanya komunikasi pemasaran, perusahaan
dapat lebih mudah mempromosikan dan membujuk khalayak untuk
menggunakan produk perusahaan tersebut. Selain itu, komunikasi
pemasaran digunakan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dengan
menjual produk melalui promosi atau pesan persuasi lainnya.
Menurut Kotler dan Keller (2008:172), komunikasi pemasaran adalah
sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang
produk dan merek yang dijual. Sedangkan menurut Prisgunanto (2006:8)
menyebutkan komunikasi pemasaran adalah semua-semua elemen promosi
dari marketing mix yang melibatkan komunikasi antar organisasi dan
target audience pada segala bentuknya dan ditujukan untuk performance
pemasaran.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat disimpulakn bahwa
komunikasi pemasaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan khalayak tentang produk
30
tersebut yang dijual dengan tujuan performance pemasaran dan
meningkatkan pendapatan perusahaan tersebut.
2.9 Tinjauan Tentang Proses Komunikasi Pemasaran
Kotler dan Keller (2008:177) menyebutkan bahwa terdapat elemen-elemen
dalam proses komunikasi pemasaran yang efektif terdiri dari sembilan
unsur. Diantaranya ada dua unsur pertama yakni pengirim dan penerima,
dua unsur selanjutnya adalah alat komunikasi utama, pesan dan media.
Sementara empat unsur lainnya merupakan fungsi komunikasi utama,
pengkodean (encoding), penguraian kode (decoding), tanggapan
(response), dan umpan balik (feedback). Unsur terakhir dalam sistem ini
adalah gangguan (noise) yakni pesan-pesan acak dan bertentangan yang
dapat mengganggu komunikasi yang diharapkan. Adapun bagan dari
proses komunikasi pemasaran tersebut yakni sebagai berikut:
Gambar 3. Bagan Komunikasi Pemasaran menurut Kotler dan Keller
(2008:177)
Pengirim PengkodeanPesan
Media
Penguraian
kodePenerima
Gangguan
TanggapanUmpan balik
31
Model tersebut menekankan faktor-faktor penting dalam komunikasi
pemasaran yang efektif. Pengirim harus mengetahui siapa yang ingin
dicapai dan tanggapan apa yang diinginkan. Pengirim juga harus
mengodekan pesan dalam suatu cara dengan mempertimbangkan
bagaimana khalayak sasaran biasanya menguraikan kode pesan. Selain itu,
pengirim harus mengirimkan pesan itu melalui media yang efisien untuk
mencapai khalayak sasaran dan membangun saluran umpan balik utnuk
memantau tanggapan penerima atas pesan tersebut.
Agar terwujud pesan yang efektif, proses pengodean dari pengirim harus
berhubungan dengan proses penguraian kode oleh penerima. Artinya,
pesan yang terbaik adalah pesan yang disampaikan dengan tanda-tanda
yang dikenali oleh penerima. Apabila pengirim memiliki persamaan
pengalaman dengan penerima pesan, maka komunikasi yang dilakukan
lebih efektif. Persyaratan itu akan menjadi beban bagi komunikator dari
lapisan sosial tertentu yang ingin berkomunikasi secara efektif dengan
lapisan sosial lain. (Kotler dan Keller, 2008:177)
2.10 Tinjauan Tentang Teori Kemungkinan Elaborasi
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kemungkinan
elaborasi (Elaboration Likelihood Theory) yang dikembangkan oleh
Richard E. Petty dan John Cacioppo pada tahun 1986. Teori ini merupakan
salah satu teori ganda yang menggambarkan perubahan bentuk sikap.
Teori ini bertujuan untuk menjelaskan berbagai acara dalam memproses
rangsangan, alasan penggunaannya, serta hasil pada perubahan sikap.
32
Kemungkinan elaborasi (elaboration likelihood) adalah suatu
kemungkinan bahwa individu akan mengevaluasi informasi secara kritis.
Kemungkinan elaborasi bergantung pada cara sesorang mengolah pesan.
Pesan ini diterima dan disalurkan melalui dua jalur yang berbeda yakni
central route dan peripheral route. (Morissan, 2015:84)
Ketika seseorang memperoses informasi melalui central route, maka
secara aktif dan kritis memikirkan dan menimbang-nimbang isi pesan
tersebut dengan menganalisis dan membandingkannya dengan
pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang. Sementara orang
yang berpendidikan rendah cenderung menggunakan jalur peripheral
dimana faktor-faktor di luar isi pesan atau non-argumentasi lebih
berpengaruh bagi yang bersangkutan dalam menentukan tindakan. Jika
seseorang secara sungguh-sungguh mengolah pesan-pesan persuasif yang
diterimanya dengan tidak semata-mata berfokus pada isi pesan yang
diterimanya melainkan lebih memperhatikan daya tarik pengirim pesan,
kemasan produk atau aspek peripheral lainnya maka ia dipandang
menggunakan jalur pinggiran (peripheral route). (Morissan, 2015:84-85)
2.11 Kerangka Pikir
Rebranding adalah tindakan perusahaan mencoba untuk melakukan
penempatan posisi atau alokasi secara berbeda dalam pasar. Rebranding
sebagai sebuah perubahan merekseringkali identik dengan perubahan logo
ataupun lambang sebuah merek.
33
Rebranding secara definisi berarti perubahan identitas, yang harus dilihat
sebagai sebuah keputusan strategis dengan rencana yang matang.
Rebranding atau perubahan merekmerupakan upaya yang dilakukan oleh
perusahaan atau lembaga untuk mengubah total atau memperbaharui
sebuah brand yang telah ada agar menjadi lebih baik, dengan tidak
mengabaikan tujuan awal perusahaan, yaitu berorientasi profit.
Rebranding sebagai sebuah perubahan merek, seringkali identik dengan
perubahan logo ataupun lambang sebuah merek. Dengan kata lain, ketika
melakukan Rebranding maka yang berubah ialah nilai-nilai dalam merek
itu sendiri.
Alasan Indosat melakukan rebranding adalah untuk meningkatkan
pertumbuhan keuntungan. Indosat ingin selalu terdepan dalam digital
telekomunikasi, maka dari itu Indosat mengganti logo nya mereknya.
Indosat juga ingin memperkuat pemasaran agar tampak lebih muda dan
lebih terlatih menghadapi era digitalisasi. Indosat juga membutuhkan
waktu sekitar dua tahun untuk melakukan riset hingga akhirnya
memutuskan mengganti brand identitas lamanya, menjadi perusahaan
fresh yakni Indosat Ooredoo.
Proses rebranding menunjukkan perubahan yang nyata pada bentuk logo,
nama merek, dan slogan. Berdasarkan tipe perubahan tersebut antara lain,
sebagai berikut :
1. Perubahan nama dan logo.
2. Perubahan nama, logo dan slogan.
34
3. Perubahan logo saja.
4. Perubahan logo dan slogan.
(Stuart dan Muzellec,dikutip dari Mary Lambkin and Muzzelec dalam
Anggoro, 2013; 13).4
Mengapa rebranding sangat berperngaruh terhadap brand image sebuah
produk? Dengan perubahan nama dan logo indosat atau rebranding,
nantinya akan berpengaruh atau tidak terhadap brand image produk.
Artinya, beberapa aspek yang membuat brand image menjadi begitu
bervariasi adalah :
1. Letak citra/image. Apakah citra tersebut berada dalam benak
konsumen atau memang pada objeknya.
2. Sifat alaminya. Apakah citra tersebut mengacu pada proses, bentuk
atau sebuah transaksi.
3. Jumlahnya. berapa banyak dimensi yang nantinya dapat membentuk
citra.
Perubahan merek (rebranding) berkaitan erat dengan brand image
perusahaan dan konsumennya. Apakah dengan rebranding, akan
berpengaruh terhadap kepuasan dan citra merek perusahaan tersebut dan
konsumennya. Karena dengan rebranding, citra merek (brand image)
perusahaan itu akan terlihat nantinya, apakah sama saja dengan
sebelumnya atau justru semakin berkelas dimata konsumennya. Hal ini
akan menguntungkan perusahaan dan konsumen.
4Dalam jurnal Aji Bayu Anggoro (Pengaruh Perubahan Merek (rebranding) Produk LarutanPenyegar Cap Kaki Tiga Menjadi Cap Badak Terhadap Loyalitas Pelanggan. 2013; 13)
35
Brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi
memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut (Keller, 1993;
165). Brand Image (Citra Merek) adalah seperangkat keyakinan konsumen
mengenai merek tertentu (Kotler dan Amstrong, 2001; 225). Dapat
dikatakan bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh
konsumen karena alesan subyektif dan emosi pribadinya. Oleh karena itu
dalam konsep ini persepsi konsumen menjadi lebih penting daripada
keadaan sesungguhnya (Dobni & Zinkhan, 1990; 165-166).
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Ajie Bayu Anggoro
(2013) mengenai, Pengaruh Perubahan Merek (Rebranding) Produk
Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga Menjadi Cap Badak Terhadap Loyalitas
Pelanggan peneliti menggunakan rebranding sebagai variabel bebas,
dengan sub variabel sebagai berikut :
1. Memilih ulang sebuah merek
2. Membuat ulang kesadaran merek
3. Memposisikan ulang merek
4. Menciptakan ulang citra merek
Selanjutnya, penelitian ini juga menggunakan brand image sebagai
variabel terikat.
36
Gambar 4. Bagan Kerangka Pikir
2.12 Perumusan Hipotesis
Secara etimologis, etimologis dibentuk dari dua kata, yaitu Hypo dan
Thesis. Hypo berarti kurang dan thesis berarti pendapat. Jadi, hipotesis
merupakan kesimpulan yang belum disempurnakan dengan membuktikan
kebenaran, dimana penguji hipotesis diperlukan data dari lapangan.
Hipotesis adalah suatu pertanyaan sementara mengenai sesuatu, yang
keandalan biasanya tidak diketahui. Dengan hipotesis, penelitian menjadi
Teori
Kemungkinan Elaborasi
Variabel X
Rebranding
1. Jenis perubahan merek
(Rebranding).
2. Kriteria Rebranding.
3. Bentuk-bentuk
Rebranding.
4. Strategi Rebranding.
5. Proses Rebranding.
Variabel Y
Brand Image
1. Karakteristik suatu merek
yang dikenali oleh
konsumen.
2. manfaat yang diterima oleh
konsumen dari suatu merek.
3. Keyakinan konsumen
mengenai kualitas
produk/jasa dari suatu
merek.
37
tidak mengambang karena dibimbing oleh hipotesis tersebut, dimana
hipotesis sebagai indikasi untuk menarik kesimpulan penelitian yang
berbentuk dalil atau generalisasi yang akan dibuktikan dan diteliti serta
diuji kebenarannya. Berdasarkan pernyataan diatas, maka hipotesis yang
dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah:
H0 : Tidak ada pengaruh rebranding terhadap brand image Indosat
Ooredoo pada konsumen.
H1 : Ada pengaruh rebranding terhadap brand image Indosat Ooredoo
pada konsumen.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian
kuantitatif, dengan menggunakan metode survei. Metode survei adalah
metode riset dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen
pengumpulan datanya, dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari
sejumlah responden yang dianggap mewakili sejumlah populasi tertentu.
1.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory
survey. Menurut Zikmund, Et.al (2009; 67) survey adalah teknik penelitian
dengan melakukan interview terhadap responden menggunakan
berbagaimacam bentuk instrumen penelitian yang dirancang untuk
mendapatkan informasi yang spesifik.5
5Dikutip Dalam Jurnal Hilmansyah, 2013 (Pengaruh Kinerja Rebranding Process Terhadap BrandImage Sony Xperia Smartphone) Universitas Pendidikan Indonesia, 2013; 46. Diakses padatanggal 17 Juni 2016.
39
1.3 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel penelitian yang digunakan, yaitu:
1. Variabel bebas (independent variabel) yaitu sejumlah gejala atau
faktor atau unsur yang menentukan dan mempengaruhi ada atau
munculnya gejala atau faktor atau unsur lain (Variabel Terikat).
Biasanya variabel bebas ditandai dengan simbol X. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Rebranding
Indosat Ooredoo.
2. Variabel Terikat (dependent variabel)yaitu sejumlah gejala atau
faktor/unsur yang ada atau muncul arena di pengaruhi oleh adanya
variabel bebas. Variabel terikat ini ditandai dengan simbol Y.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Brand Image Produk
Indosat Ooredoo pada konsumen.
1.4 Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan batas terhadap masalah-masalah variabel
yang dijadikan pedoman dalam penelitian, sehingga tujuan dan arahnya
tidak menyimpang. Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah:
1. Rebranding
Rebranding yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rebranding
digunakan untuk menjelaskan tiga peristiwa penting, yaitu
perubahan nama, perubahan merek secara estetika (warna, logo),
ataupun reposisioning merek.
40
Berdasarkan definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa re-branding
merupakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka
mengubah citraperusahaan melalui perubahan nama yang lebih
representatif serta membedakannya dari pesaing.
2. Brand Image Indosat Ooredoo Pada Konsumen.
Brand Image yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, brand
image merupakan persepsi tentang merek yang merupakan refleksi
memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut. (Keller,
1993; 165) dikutip dalam buku Merek dan Psikologi Konsumen.
Dengan perubahan nama dan logo indosat atau rebranding,
nantinya akan berpengaruh atau tidak terhadap brand image
produk. Artinya, beberapa aspek yang membuat brand image
menjadi begitu bervariasi adalah, 1) Dimana letak citra/image.
Apakah citra tersebut berada dalam benak konsumen atau memang
pada objeknya. 2) Sifat alaminya. Apakah citra tersebut mengacu
pada proses, bentuk atau sebuah transaksi. 3) Jumlahnya. Berapa
banyak dimensi yang nantinya dapat membentuk citra.
1.5 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur.
Dengan melihat definisi operasional variabel suatu penelitian, maka
seseorang peneliti akan mengetahui suatu variabel yang akan di teliti.
41
Untuk melihat operasionalisasi suatu variabel, maka variabel harus diukur
dengan menggunakan indikator-indikator yang dapat memperjelas
variabel yang dimaksud.
Adapun indikator-indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
42
Tabel 5. Definisi Operasional
Variable Konsep Indikator Skala
Rebranding(X)
Jenisperubahanmerek(rebranding)
Rebranding digunakan untukmenjelaskan tiga peristiwa penting,yaitu perubahan nama, perubahanmerek secara estetika (warna, logo),ataupun reposisioning merek. Secaraspesifik perubahan merek(rebranding) dikelompokkanberdasarkan 3 tipe yang berbeda,yaitu perubahan nama, logo danperubahan slogan. Namun juga dapatdikelompokkan menjadi lima jenisyaitu nama baru dan logo, namabaru, logo dan slogan baru, logobaru dan hanya slogan saja yangbaru.
- Perubahannama barudan logo
- Bisamencakupperubahannama dancitra(simbolvisual,warna,auditorymemonics)
Likert
Kriteria pokokrebranding
Rebranding tidak bisadigunakan sekedarsebagai kosmetik untukmenutupi krisis reputasi,cacat produk/jasa,skandal, dan sejenisnya
Nama baru yang dipilihharus diseleksi secaraketat lewat riset dananalisis intensif yangmencakup kajianmendalam terhadap globaltrademarkdan ketersedianURL (Uniform ResourceLocators).
Nama baru tersebut harussingkat, mudah diingat,dan mudah diucapkan disemua negara tempatperusahaan bersangkutanberoperasi.
- Kriteriaperubahanmerek
- Kriteriaperubahanlogo
Likert
42
43
Bentuk-bentukrebranding
Pada hakikatnya, rebrandingberfokus pada upayamentransformasi citraorganisasi dan produk.
- Re-naming(namafundamentaltidak berubah,namun namabarudiperlukan)
- Re-defining(nama merektetapdipertahankan,hanya sajaatribut dasarmerek diubah).
Likert
Strategirebranding
Proses rebranding dapatditempuh denganmenggabungkan sejumlahstrategi pokok :(Tjiptono,dalam Anggoro,2013; 26).
- Strategi padaperubahanmerek
- Translucentwarningstrategy, yaitumengingatkanpara pelanggansebelumperubahan namamerek aktual(biasanyamelalui promosiintensif,pajangan dalamtoko, dankemasanproduk).
- Suddeneradicationstrategy, yaitusecara sertamertamenggantinama mereklama dengannama barutanpa periodetransisi.
Likert
43
44
Prosesrebranding
Proses dalam sebuahrebranding sendiri dapatterjadi dalam 4 tahapyaitu:repositioning, renaming,redesign, danrelaunching.BrandRepositioning lebihdinamis, merupakan prosesinkremental dimana harusselalu di adjust setiapwaktu untuk selalu siapdengan perubahan markettrend dan tekanankompetitif dalam eksternalevent yang lebih luas.Untuk brand renamingmerupakan yang palingkomprehensif dan palingberesiko dalam prosesrebranding.
- Prosesperubahanmerek
- Prosesperubahan logo
- Prosesperubahankualitas
Likert
Brand Image(Y)
Karakteristiksuatu merekyang dikenalioleh konsumen.
Dimana suatu merek dapatdikenali langsung olehkonsumen agar citra mereksebuah perusahaan dapatdikenal baik olehmasyarakat.
- Karakteristikcitra merek
- Menciptakankarakteristikmerek padakonsumen
Likert
Manfaat yangditerima olehkonsumen darisuatu merek.
Suatu merek tertentu akanmemberikan manfaat bagikonsumen yangmenggunakan.
- Manfaat suatumerek padakonsumen
Likert
Keyakinankonsumenmengenaikualitasproduk/jasadari suatumerek.
Suatu merek yangmemberikan keyakinanpada konsumen mengenaikualitas suatu produk. Agarkonsumen percaya padaproduk yang dipakainya.
- Keyakinankonsumen padakualitas mereksuatu produk.
Likert
44
45
1.6 Populasi Dan Sampel
Dalam suatu penelitian, seringkali tidak dapat mengamati seluruh individu
dalam suatu populasi. Hal ini dapat dikarenakan jumlah populasi yang
amat besar, cakupan wilayah penelitian yang cukup luas, atau keterbatasan
biaya penelitian. Untuk itu, kebanyakan penelitian menggunakan sampel.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel
tersebut.
Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam metode pemilihan sampel.
Yakni probability sampling dan nonprobability sampling. Probability
samplingadalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi unsur sampel.
Dalam metode probability sampling, seluruh unsur (misalnya: orang,
rumah tangga) dalam suatu populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk dipilih dalam sampel. Dalam metode ini, cara pemilihan sampel
harus dilakukan secara acak (random). Demikian pula dengan jumlah
sampel minimum, harus dihitung secara matematis berdasarkan
probabilitas.
Sebaliknya, dalam metode nonprobability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Unsur
46
populasi yang dipilih sebagai sampel tidak memiliki kesempatan yang
sama, misalnya karena ketersediaan (contoh: orang yang sukarela sebagai
responden), atau karena dipilih peneliti secara subyektif. Sebagai
akibatnya, penelitian tersebut tidak dapat menggambarkan kondisi
populasi yang sesungguhnya. Pertanyaan yang seringkali diajukan dalam
metode pengambilan sampel adalah berapa jumlah sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang terlalu kecil dapat
menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi
yang sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat
mengakibatkan pemborosan biaya penelitian.
1.6.1 Populasi
Pengumpulan data penelitian merupakan salah satu langkah
penting untuk mengetahui karakteristik dari populasi yang
merupakan elemen dalam objek penelitian. Penentuan populasi
dimulai dengan menentukan secara jelas mengenai populasi yang
akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Dengan
menggunakan simple random sampling, peneliti dapat menentukan
populasi dan sampel dalam penelitian. Dalam penelitian ini
populasinya adalah konsumen Indosat Ooredoo yang merupakan
penduduk di Lingkungan I Kelurahan Kampung Baru Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung sebanyak 200 orang.
47
Dari jumlah penduduk Lingkungan I Kelurahan Kampung Baru,
didapatkan ada 200 konsumen yang telah menggunakan produk
Indosat Ooredoo, sebagai berikut:
Tabel 6. Jumlah Populasi Penelitian
Konsumen di LingkunganI Kelurahan Kampung
Baru
Jumlah
RT 001 15RT 002 30RT 003 57RT 004 48RT 005 50Total 200
Sumber : data Lingkungan I Kelurahan Kampung Baru
1.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (Sugiyono 2012: 81).
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah
sampel adalah menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut:
n = ( )Keterangan :
n: Jumlah sampel
N: Jumlah populasi
d2: Nilai Presisi 95% atau sig = 0,05
48
n = ( , )n = ,
n = 66,666 dibulatkan menjadi 67.
menurut ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara
30 sampai dengan 500. Dalam penelitian ini menggunakan simple
random sampling dimana teknik pengambilan sampel ini
memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota yang ada
dalam suatu populasi. Pengambilan sampel penelitian dilakukan
secara acak dari populasi yang telah menggunakan produk Indosat
Ooredoo tersebut.
1.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu teknik yang digunakan dalam penelitian
setelah sebelumnya melalui tahap yang diperoleh di lapangan. Adapaun
teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kuesioner
Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan
daftar pertanyaan berhubungan dengan penelitian, dengan
tekhnik ini diharapkan akan memperoleh data yang akurat,
sistematik, terarah, dan terperinci untuk dibahas lebih lanjut.
49
2. Observasi
Melakukan pengamatan dan peninjauan langsung terhadap
objek yang diteliti, dalam hal ini peneliti melakukan observasi
Rebranding Indosat Ooredoo.
3. Studi Literatur
Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan teori-teori
dan informasi yang berkaitan dengan variabel yang dibahas,
yaitu pengaruh rebranding dan brand image Indosat Ooredoo
melalui buku, jurnal, dan juga internet.
3.8 Sumber Data
Dalam penelitian ini jelas data yang digunakan dibedakan atas dua
kelompok yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah data yang di peroleh dari hasil pengamatan
dan pencatatan langsung di lapangan. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner yang disebarkan
kepada responden penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumentasi
yang terkait erat dengan penelitian.
50
3.9 Teknik Pengolahan Data
Analisa adalah kegiatan mengelompokan, membuat suatu urutan,
memanipulasi, serta menyingkatkan suatu data sehingga mudah dibaca.
Setelah data dari hasil penelitian dikumpulkan, tahap berikutnya adalah:
1. Tahap Editing
Editing adalah pemerikasaan data yang diperoleh dari lapangan
guna menghindari kekeliruan dan kesalahan. Data yang
diperoleh tersebut kemudian dan diperiksa mencakup
kelengkapan jawaban yang diperoleh di lapangan sehingga
kesempurnaan data dapat dijamin.
2. Tahap Coding
Coding adalah cara untuk mengklafisikan jawaban-jawaban
dari informasi menunjuk kelompoknya. Hal ini dilakukan
dengan cara menandai masing-masing jawaban itu dengan
kode tertentu.
3. Tahap Tabulasi
Tabulasi yaitu menyusun data kedalam bentuk tabel yang telah
diproses dan disusun kedalam suatu pola tertentu agar sesuai
dengan tujuan penelitian yang telah terlibat agar tersusun
secara berurutan.
3.10 Skala Data Dan Teknik Penentuan Skor
Ir. Syofian Siregar, dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif (2013; 26)
skala data pengukuran yang digunakan peneliti adalah berdasarkan skala
51
likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi kelompok orang tentang fenomena sosial. Setiap jawaban dalam
penelitian ini akan diberikan penentuan skor sebagai berikut:
1) Untuk jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 5.
2) Untuk jawaban setuju (S) diberi nilai 4.
3) Untuk jawaban netral (N) diberi nilai 3
4) Untuk jawaban tidak setuju (TS) diberi nilai 2.
5) Untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1.
3.11 Teknik Pengujian Instrumen
Untuk mendapatkan kebenaran data, maka instrumen harus
memenuhipersyaratan tertentu. Instrumen yang baik dalam penelitian
harus memenuhi dua persyaratan yaitu vali dan reliabel. Maka, isntrumen
harus melalui tahap uji validitas dan realibilitas sebagai berikut:
1. Validitas
Dikutip dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D, Validitas adalah derajad ketetapan antara data yang
terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Sebaliknya, instrumen yang kurang
valid berarti memliki validitas yang rendah. Pengujian validitas
instrument penelitian dilakukan dengan rumus korelasi product
moment:
52
Keterangan :
rx ᵧ :Koefisiensi korelasi antara variabel antara variabel x dan
variabel y
XY:Hasil perkalian variabel x dan variabel y
X : Hasil skor angket variabel x
Y : Hasil skor angket variabel y
X²: Hasil perkalian kuadrat dari hasil angket x
y² : Hasil perkalian kuadrat dari hasil angket y
N : Jumlah sampel
Apabila nilai Rxy (r hitung) > r tabel, maka item pertanyaan
darikuesioner tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya apabila
nilai Rxy (r hitung) < r tabel, maka item pertanyaan dari
kuesioner tersebut dinyatakan tidak valid.
untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan
kriteria sebagai berikut:
0,81 - 1,00 = sangat tinggi
0,61 - 0,80 = tinggi
0,41 - 0,60 = cukup
0,21 - 0,40 = rendah
0,00 - 0,20 = sangat rendah
53
2. Realibilitas
Realibilitasmenunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang baik tidak akan mengarahkan responden untuk
memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah
dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai
dengan kenyataannya, maka berapa kali diambil pun data
tersebut akan sama. Reliabel artinya dapat dipercaya
Untuk mencari realibilitas untuk keseluruhan item adalah
dengan memasukan rumus alpha cronbach yaitu:
Keterangan
ɑ : Nilai realibilitas
ᴷ : Jumlah item pertanyaan
∑ɑ²ı : Nilai varian masing-masing item
∑ɑ¹ : Nilai varian total
3.12 Teknik Analisa Data
Dikutip dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D
bahwa dalam penelitian kuantitatif, teknik analisa data yang digunakan
sudah jelas yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau
menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Dalam analisa
54
data, peneliti menggunakan Regresi Linear Sederhana. Regresi linear
sederhana adalah metode statistik yang berfungsi untuk menguji sejauh
mana hubungan sebab akibat antara variabel faktor penyebab (x)
terhadap variabel akibatnya (y). Model persamaan regresi linear
sederhana adalah sebagai berikut:
Y = a + b.X
Y = Variabel Response atau Variabel Akibat
X = Variabel Predictor atau Variabel faktor penyebab
a dan b = Konstanta
3.13 Pengujian Hipotesis
Tahap pertama untuk menguji hipotesis adalah mengetahui besarnya nilai
T hitung.
(Thit) atau student test, adapun rumus statistik T adalah sebagai berikut:
Keterangan:
t : Nilai Uji T
r : Nilai korelasi
n : Besarnya sampel
Pengujian hipotesis ini dengan T hitung dengan T tabel pada taraf
signifikan 95%. Ketentuan yang dipakai dalam perbandingan ini
adalah:
55
1. Jika T hitung > T tabel pada taraf signifikan 95%, maka H0
dan H1 diterima. Berarti ada pengaruh rebranding terhadap
brand image Indosat Ooredoo pada konsumen.
2. Jika T hitung < T tabel pada taraf signifikan, maka H0
diterima dan H1 ditolak. Berarti tidak ada pengaruh
rebranding terhadap brand image Indosat Ooredoo pada
konsumen.
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian
4.1.1.Sejarah Kelurahan Kampung Baru Bandar Lampung
Sejarah berdiri nya Kampung Baru Bandar Lampung sejak tahun 1948.
Bermula dengan nama pengukuhan, yang dihuni oleh 18 kepala
keluarga (KK). Kampung Baru adalah pemekaran dari desa Gedong
Meneng. Pada tahun 1957, Kampung Baru menjadi desa yang bernama
Kampung Baru Sinar Banten. Pada tahun 1960, desa Kampung Baru
Sinar Banten berubah nama menjadi Kampung Baru dengan
menghilangkan Sinar Banten nya. Pada tahun 1991, desa Kampung
Baru menjadi Kelurahan dan ada sekitar sebelas kali dijabat oleh
Kepala Kelurahan. Pada tahun 1992, status Kepala Desa berubah
menjadi Kepala Lurah pada periode kepemimpinan Bpk. Edi Suherman,
sampai periode yang sekarang ini. Kelurahan Kampung Baru sering
juga disebut dengan “kampung mahasiswa” dikarenakan kelurahan
kampung baru terletak tepat dibelakang Kampus Universitas Lampung
dan mayoritas penduduk yang bermukim di kelurahan kampung baru ini
adalah mahasiswa.
57
Bila dilihat dari peta Kelurahan Kampung Baru, terlihat bahwa
Kelurahan Kampung Baru memanjang dari utara sampai keselatan
dengan luas wilayah ± 195 Ha, dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Gedong Meneng
Selatan: Berbatasan dengan Kelurahan Kampung Baru Raya
Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Rajabasa
Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Labuhan Ratu
Pada tahun 2012, Kelurahan Kampung Baru dimekarkan menjadi dua
kelurahan. Yaitu Kelurahan Kampung Baru dan Kelurahan Kampung
Baru Raya.
Kelurahan Kampung Baru Bandar Lampung, terdapat 7 RT (rukun
tetangga), dan 2 RK (rukun lingkungan). Kelurahan Kampung Baru
Bandar Lampung, memiliki jumlah penduduk sebanyak 4.627 jiwa.
Dengan KK (Kepala Keluarga) sebanyak 922 jiwa.
Berdasarkan usia, dari usia 0-17 Tahun ada sekitar 970 jiwa dan dari
usia 17-Tahun keatas, ada sekitar 2.735 jiwa. Jumlah penduduk tersebut
berdasarkan data kependudukan di wilayah Kampung Baru Bandar
Lampung. Mayoritas penduduk/masyarakat di Kampung Baru, adalah
PNS, ABRI, Buruh Harian Lepas, Wiraswasta, Pensiunan, Polisi dan
sisanya adalah Mahasiswa.
58
Kelurahan Kampung Baru terdiri dari dua Lingkungan, yakni
Lingkungan I dan Lingkungan II. Berikut adalah data penduduk
Kelurahan Kampung Baru:
Tabel 07. Data Penduduk Lingkungan I dan Lingkungan IIKelurahan Kampung Baru Kota Bandar Lampung
LINGKUNGAN RT JUMLAHKK
JENIS KELAMIN JUMLAHL P
LINGKUNGAN 1 001 118 222 219 441002 81 179 153 332003 101 219 186 405004 76 152 156 308005 37 71 79 138
JUMLAH 421 843 779 1622LINGKUNGAN II 001 89 170 155 325
002 160 233 343 576003 92 167 163 330004 146 287 271 558005 78 138 145 283
JUMLAH 565 985 1057 2024Sumber : data penduduk Kelurahan Kampung Baru
4.2. Profil Indosat Ooredoo
4.2.1.Sejarah Indosat Ooredoo
Pada tahun 1967, Indosat didirikan sebagai perusahaan penanaman
modal asing pertama di Indonesia yang menyediakan layanan
Telekomunikasi Internasional melalui satelit internasional. Pada tahun
1980, Indosat berkembang menjadi perusahaan telekomunikasi
internasional pertama yang dibeli dan dimiliki 100% oleh Pemerintah
Indonesia. Pada tahun 1994, Indosat menjadi perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan New York Stock Exchange.
Pemerintah Indonesia dan publik masing-masing memiliki 65% saham
dan 35% saham. Pada tahun 2001, Indosat mengambil alih saham
59
mayoritas Satelindo, operator selular dan SLI di Indonesia. Kemudian
mendirikan PT. Indosat Multimedia Mobile (IM3) sebagai pelopor
jaringan GPRS dan layanan multimedia di Indonesia.
Pada tahun 2003, Indosat bergabung dengan ketiga anak perusahaan
yaitu, Satelindo, IM3, dan Bimagraha untuk menjadi operator seluler
terkemuka di Indonesia. Pada tahun 2006, Indosat meraih lisensi
jaringan 3G dan memperkenalkan layanan 3,5G di Jakarta, Surabaya
dan beberapa kota lainnya. Pada tahun 2008, Qtel (Qatar Telecom)
membeli saham seri B sebanyak 24,19% dari publik sehingga menjadi
pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65%.
Selanjutnya, Indosat dimiliki oleh Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C (Qtel)
atas nama Ooredoo Asia Pte. Ltd. (dahulu Qtel Asia Pte. Ltd.) sebesar
65%, pemerintah Indonesia sebesar 14,29% dan publik sebesar 20,71%.
Kemudian Indosat memperoleh lisensi tambahan frekuensi 3G dari
Kementrian Komunikasi dan Informatika, dan anak perusahaan, IM2,
memenangkan tender untuk lisensi WiMAX yang diadakan oleh
pemerintah. Pada tahun 2009, Indosat mendapatkan 2nd carrier 3G
pada pita 2100MHz. Pada tahun 2010, Indosat memulai tranformasi
menyeluruh untuk menjadi perusahaan yang lebih fokus dan efisien
melalui restrukturasi organisasi, modernisasi, ekpsi jaringan seluler, dan
inisiatif-inisiatif mencapai keunggulan operasional. Pada tahun 2012,
momentum untuk maju sebagai organisasi berfokus pada pelanggan
yang mencapai 58,5 juta yang didukung oleh peningkatan jaringan serta
inovasi produk yang berkelanjutan. Pada tahun 2013, komersialisasi
60
jaringan 3G Indosat di frekuensi 900MHz. Pada tahun 2014, peluncuran
dan komersialisasi layanan 4G di frekuensi 900MHz dengan kecepatan
hingga 42 Mbps di beberapa kota besar di Indonesia. Kemudian pada
tanggal 19 November 2015, Indosat resmi berganti nama menjadi
Indosat Ooredoo.
Perusahaan ini menawarkan saluran komunikasi untuk pengguna
telepon genggam dengan pilihan pra bayar maupun pascabayar dengan
merek jual Matrix Ooredoo, Mentari Ooredoo dan IM3 Ooredoo. Jasa
lainnya yang disediakan adalah saluran komunikasi via suara untuk
telepon tetap (fixed) termasuk sambungan langsung internasional IDD
(International Direct Dialing). Indosat Ooredoo juga menyediakan
layanan multimedia, internet dan komunikasi data (MIDI= Multimedia,
Internet & Data Communication Services).
4.2.2. Logo dan Produk Indosat Ooredoo
Berikut adalah logo Indosat Ooredoo yang terbaru :
Gambar 5. Logo Indosat Ooredoo
61
Berikut adalah produk Indosat Ooredoo yang terbaru :
Gambar 6. Produk Indosat Ooredoo IM3
Gambar 7. Produk Indosat Ooredoo Mentari
Gambar 8. Produk Indosat Ooredoo Matrix
62
Gambar 8. Merek Produk Indosat Ooredoo Terbaru
1. Alamat Perusahaan
Kantor pusat Indosat Ooredoo berada di Jalan Medan Merdeka
Barat 21 Jakarta, Indonesia.
2. Visi dan Misi Indosat Ooredoo
Visi : Menjadi Perusahaan Telekomunikasi Digital terdepan di
Indonesia.
Misi : a. Layanan dan produk yang membebaskan.
b. Jaringan data yang unggul.
c. Memperlakukan pelanggan sebagai sahabat.
d. Transformasi digital.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data yang dperoleh pada penelitian yang
dilakukan pada konsumen produk Indosat Ooredoo di Lingkungan I Kelurahan
Kampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung mengenai pengaruh
rebranding terhadap brand image produk Indosat Ooredoo, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Berdasarkan hasil data, ada pengaruh rebranding (variabel X) terhadap brand
image produk Indosat Ooredoo (variabel Y) adalah sebesar 0,783 pada r
(correlation). Sedangkan nilai koefsiien determinasi (r²) sebesar 0,613 maka
persentase pengaruh rebranding terhadap brand image produk Indosat Ooredoo
adalah sebesar 61,3% yang artinya pengaruh rebranding terhadap brand image
produk Indosat Ooredoo berada dalam kategori kuat.
2. Brand image produk Indosat Ooredoo memiliki peran penting untuk mencerminkan
nilai kualitas layanan produk yang baik melalui karakteristik suatu merek yang
dikenali oleh konsumen, manfaat yang diterima oleh konsumen dan keyakinan
konsumen mengenai kualitas produk itu sendiri. Hal ini memiliki tujuan
memberikan manfaat kepada konsumen yang menyediakan layanan untuk bertukar
informasi melalui smartphone atau handphone, dan juga memberikan manfaat
kepada produsen Indosat Ooredoo yang memiliki peningkatan nilai atau tingkat
103
kepercayaan konsumen sehingga semakin banyak masyarakat tertarik menggunakan
produk Indosat Ooredoo. Selain itu, dalam pembentukan brand image dibutuhkan
salah satu upaya rebranding dengan memperhatikan jenis perubahan merek, kriteria
rebranding, bentuk-bentuk rebranding, strategi rebranding dan juga proses
rebranding itu sendiri. Terlebih dengan citra yang sudah ada dan melekat
sebelumnya yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia dan memiliki ciri khas
warna dan desain logo yang dulu dikenal dengan nama Indosat, saat ini Indosat
mengalami perubahan nama dan juga merek yang bernama Indosat Ooredoo
memiliki kredibilitas yang semakin meningkat daripada produk sebelumnya
(Indosat) dan didukung pula dengan berbagai inovasi tidak hanya dalam perubahan
nama, logo dan desain produk tetapi juga mampu berinovasi dalam menyediakan
layanan bertukar informasi pada penggunanya dengan kualitas layanan dan sinyal
yang baik, desain dan logo menarik yang mengikuti perkembangan zaman masa
kini memunculkan citra yang dirasakan masyarakat terlihat keren atau tidak
ketinggalan zaman, sehingga masyarakat tidak ragu-ragu bahkan percaya diri untuk
menggunakan produk Indosat Ooredoo.
3. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini, terdapat satu kelemahan yaitu
mengenai Indosat Ooredoo memiliki desain produk yang elegan adalah perolehan
hasil setuju yang dihitung dari jumlah responden yang menjawab setuju jika Indosat
Ooredoo memiliki desain produk yang elegan sebesar 43,283%.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang diperoleh pada penelitian ini yang
dilaksanakan pada konsumen produk Indosat Ooredoo di Lingkungan I Kelurahan
Kampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung mengenai pengaruh
104
rebranding terhadap brand image produk Indosat Ooredoo, maka peneliti mengajukan
saran diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk perusahaan, Indosat yang saat ini berkembang menjadi Indosat Ooredoo
telah menunjukan inovasi dengan pelayanan yang memudahkan konsumen dalam
bertukar informasi serta layanan sinyal yang cenderung baik, sehingga menarik
banyak perhatian dan minat masyarakat untuk bergabung menjadi konsumen
Indosat Ooredoo yang memiliki harga terjangkau. Namun untuk perkembangan
kedepan demi meningkatkan kualitas pelayanan, Indosat Ooredoo dapat lebih
mengembangkan inovasi lagi dalam membuat desain supaya terlihat yang lebih
elegan. Dengan desain yang lebih elegan, pengguna Indosat Ooredoo telah
memiliki perkembangan citra yang lebih baik lagi dan juga akan ternilai berkelas
(istimewa) yang berarti bukanlah merek yang memiliki nilai yang biasa saja.
Terlebih Indosat Ooredoo dapat lebih berinovasi lagi dalam mempersuasi kalangan
masyarakat yang berpendidikan lebih tinggi, misalnya pendidikan S2. Karena
mereka memiliki pertimbangan yang lebih kritis dan matang dalam menentukan
produk yang ingin dikonsumsi.
2. Untuk pengguna atau konsumen Indosat Ooredoo supaya lebih terbuka untuk
menyampaikan masukan ataupun saran untuk peningkatan kualitas dan juga layanan
Indosat Ooredoo.
3. Untuk penelitian selanjutnya, bagi yang ingin melanjutkan pembahasan mengenai
rebranding Indosat Ooredoo, sebaiknya memilih variabel yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Karena asumsi yang didapat dari penelitian ini melalui constanta
intercept sebesar -19,336. Berdasarkan asumsi tersebut menunjukan bahwa Indosat
Ooredoo sudah memiliki brand image yang dapat dipengaruhi oleh variabel
lainnya, seperti pengaruh layanan ataupun pengaruh iklan.
DAFTAR PUSTAKA
Brannan, Tom. 1998. Komunikasi Pemasaran terpadu.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta :Graha Ilmu.
Ghozaeli, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Jakarta : PT Gramedia
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1.Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2008. Manajemen Pemasaran Jilid 1.Jakarta : Erlangga
Kotler. 1987. Manajemen Pemasaran (Marketing Management) AnalisisPerencanaan dan Pengendalian Edisi 4 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Morissan. 2015. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta : KencanaPrenadamedia Group.
Rapp, Stan dan Collins, Tom. 1995. Maxi Marketing. Jakarta : Erlangga.
Shimp A. Terence. 2003. Periklanan Promosi (Komunikasi Pemasaran Terpadu)Edisi Kelima Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :Alfabeta.
Tjiptono, Fandi dan Chandra, Gregorius. 2012. Pemasaran Strategik. Yogyakarta :Andi Offset.
JURNAL & SKRIPSI
Ajie Bayu Anggoro. 2013. Pengaruh perubahan merek (Rebranding)produk larutan penyegar cap kaki tiga menjadi cap badak terhadap loyalitaspelanggan. (Skripsi). Univeritas lampung. Bandar lampung. Diakses padatanggal 19/11/2016
Febriyansyah. 2013. Pengaruh Perubahan Logo (Rebranding) TerhadapCitra Merek Pada PT Telkom tbk Di Bandar Lampung. (Skripsi). InstitutTeknologi dan Bisnis Kalbe. Jakarta. Diakses pada tanggal 19/11/2016
Hilmansyah, Risman. 2013. Pengaruh Kinerja Rebranding ProcessTerhadap Brand Image Sony Xperia Smartphone. (Skripsi). UniversitasPendidikan Indonesia. Bandung. Diakses pada tanggal 20/12/2016
INTERNET
www.cnnindonesia.com(Indosat ganti nama menjadi Indosat Ooredoo) 19/11/2015, diakses padatanggal 17/6/2016.
www.cnnindonesia.com(Cerita di balik pergantian nama indosat ooredoo) 19/11/2015, diakses padatanggal 17/6/2016.
www.indosatooredoo.com(Indosat ganti nama merek), diakses pada tanggal 17/6/2016
www.topbrand-award.com(Penghargaan Top Brand), diakses pada tanggal 17/6/2016
SUMBER LAIN
Data Kependudukan Kelurahan Kampung Baru Bandar Lampung,diakses pada 09/07/2018