PENGARUH PROFITABILITAS, CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/2027/1/DEWI...
Transcript of PENGARUH PROFITABILITAS, CAPITAL INTENSITY, …repository.umrah.ac.id/2027/1/DEWI...
1
PENGARUH PROFITABILITAS, CAPITAL INTENSITY, INVENTORY
INTENSITY, LEVERAGE DAN RISK MANAGEMENT COMITTEE
TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2016
Dewi Yanti1, Fatahurrazak
2
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
TanjungPinang
Gmail : [email protected]
ABSTRACT
Tax avoidance is the company's arrangements to minimize or eliminate the
tax burden of the tax due consideration thereof . This study aims to test and
provide empirical evidence of the influence of profitability , capital intensity,
inventory intensity, leverage and Risk Management Committee (RMC) to Tax
Avoidance.
The population in this study is the Registered Manufacturing companies in
Indonesia Stock Exchange in 2013 until 2016 . Election samples by purposive
sampling method . The data used in this research is a secondary data obtained
from www.idx.co.id. Data collection techniques with engineering documentation .
Data were analyzed using multiple regression analysis with SPSS IBM 20
The results show that : 1) profitability (X1) has a significant negative
effect on Tax avoidance (Y), 2) Capital intensity (X2) has a significant positive
effect on Tax avoidance (Y), 3) Inventory Intensity has no significant positive
effect on Tax avoidance (Y), 3) Leverage (X4) has no significant positive effect on
Tax avoidance (Y), 5) Risk Management Committee (RMC) (X5) has no
significant negative effect on Tax avoidance (Y).
Keywords: Tax Avoidance, Profitability,Capital Intensity, Inventory Intensity,
Leverage And Risk Management Committee (RMC)
PENDAHULUAN
Perpajakan selalu dianggap sebagai penghambat dalam pertumbuhan
sebuah perusahaan. Saat ini dalam persaingan usaha baik secara nasional dan
internasional posisi perpajakan berada pada posisi yang penting bagi manajemen
dalam hal pengambilan keputusan – keputusan strategis, khususnya dalam
penentuan lokasi dan besarnya investasi yang dikeluarkan , selain itu pajak juga
menjadi faktor penting untuk mengurangi persaingan dalam dunia usaha. Lokasi
dan investasi juga menjadi faktor penting untuk mengurangi kompetisi dalam
lingkungan yang kompetitif. Pada saat ini pajak telah menjadi perhatian utama
setiap perusahaan. Tren baru ini mendorong perusahaan untuk beradaptasi lebih
aktif dan dinamis dalam menyikapi manajemen perjakannya, dan melalui ini
praktek penghindaran pajak yang berkonstitusi bagi perusahaan untuk
kesuksessan perusahaan dan kinerja keuangannya (Anouar and Houria, 2017).
2
Pajak merupakan unsur penting bahkan paling penting dalam rangka untuk
menopang anggaran penerimaan negara. Oleh karena itu pemerintah negara-
negara di dunia ini begitu besar menaruh perhatian terhadap sektor pajak. Pajak
merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar. Setiap wajib
pajak diwajibkan untuk ikut berpartisipasi agar laju pertumbuhan dan pelaksanaan
pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik demi kesejahteraan negara.
Namun bagi masyarakat, pajak adalah beban karena mengurangi penghasilan
mereka, terlebih lagi tidak mendapatkan imbalan langsung ketika membayar
pajak. Hal inilah yang menyebabkan banyak dari masyarakat bahkan perusahaan
juga melakukan penghindaran pajak (tax avoidance).
Penghindaran pajak (tax avoidance) adalah salah satu cara untuk
menghindari pajak secara legal yang tidak melanggar peraturan perpajakan.
Penghindaran pajak merupakan persoalan yang rumit dan unik di satu sisi
penghindaran pajak diperbolehkan, namun di sisi yang lain penghindaran pajak
tidak diinginkan. Dalam kontek pemerintah Indonesia, telah dibuat berbagai
aturan guna mencegah adanya penghindaran pajak. Salah satu aturan tersebut
misalnya terkait transfer pricing, yakni tentang penerapan prinsip kewajaran dan
kelaziman usaha dalam transaksi antara wajib pajak dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa Khoirunnisa (2015).
Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kesehatan terafiliasi
perusahaan di Singapura, yakni Pt RNI kini tengah mengalami proses
pemeriksaaan oleh kantor wilayah Direktorat Jendral Pajak (DJP) Jakarta khusus.
Dalam laporan keuangan PT RNI 2014 tercatat utang sebesar Rp. 20,4 miliar.
Sementara omzet perusahaanya hanya Rp. 2,178 miliar. Belum lagi ada kerugian
ditahan dalam laporan tahunan yang sama senilai Rp. 26,12 miliar. Modus yang
dilakukan PT RNI yaitu memanfaatkan Peraturan Pemerintah 46/2013 tentang
Pajak Penghasilan khusus UMKM, dengan tarif PPh final 1 persen. Terakhir dua
pemegang saham PT RNI berkewarganegaraan Indonesia tidak melaporkan SPT
pajak secara benar sejak 2007-2015 dan dua pemegang saham yang merupaka
orang Singapura tidak membayarkan pajak penghasilan padahal memiliki usaha di
Indonesia.
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro memastikan perusahaan-
perusahaan nakal dan tidak tertib kewajiban pajak, seperti PT RNI ini akan
dikenakan sanksi hukum “ 2016 ini adalah tahun penegakan hukum, artinya kita
tidak akan segan-segan melakukan law enforcment terhadap wajib pajak yang
dianggap belum patuh atau melakukan kesalahan,” kata Bambang dalam
konferensi pers, Jakarta (06/4/2016) (Kompas.Com).
Peraturan-peraturan pajak yang dibuat adalah upaya pemerintah untuk
membuat atau memperbaiki sistem perpajakan agar lebih baik. Penghindaran
pajak ini merupakan kendala dan sekaligus menjadi tantangan pemerintah dalam
melaksanakan programnya untuk meningkatkan pendapatan negara dari pajak.
Pajak yang dibayar oleh wajib pajak badan dihitung berdasarkan perolehan laba
perusahaan itu sendiri yang secara langsung mengurangi laba bersih perusahaan.
Hal ini tidak sejalan dengan pemerintah yang bertujuan memaksimalkan
pendapatan pajak (Dwilopa, 2014).
Profitabilitas merupakan pengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari
seberapa besar perusahaan menggunakan aset. Semakin tinggi nilai Profitabilitas,
semakin tinggi keuntungan perusahaan sehingga semakin baik pengelolaan aset
3
suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai Profitabilitas, maka semakin besar juga
laba yang diperoleh perusahaan. Hasil penelitian Dewinta dan Setiawan (2016),
Agusti (2014) serta penelitian menurut Novriyanti (2016), menunjukkan bahwa
Profitabiltas berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan hasil penelitian
yang dilakukan Siregar dan Widyawanti (2016) menunjukkan Profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance.
Capital Intensity adalah tingkat dimana besaran investasi aset perusahaan
pada aset tetapnya. Aset tetap sebagai salah satu kekayaan perusahaan memiliki
dampak yang dapat mengurangi penghasilan perusahaan yang dimana hampir
semua aset tetap dapat mengalami penyusutan atau depresiasi yang dimana akan
menjadi biaya bagi perusahaan itu sendiri. Maka semakin besar biaya yang
dikeluarkan akibat depresiasi dari aset tetap maka akan semakin kecil tingkat
pajak yang harus dibayarkan atau dikeluarkan oleh perusahaan. Hasil penelitian
yang dilakukan Dwilopa (2014) serta Muzakki (2015) menunjukkan bahwa
capital intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Siregar dan Widyawanti (2016)
menunjukkan Capital intensity berpengruh Negatif terhadap tax avoidance.
Untuk mengurangi beban pajak yang harus dibayar, perusahaan melakukan
manajemen pajak didalam perusahaan.
Sehubungan dengan kebijakan investasi perusahaan yang mempengaruhi
pajak efektif, hal tersebut dimungkinkan karena ada kebijkan pajak yang
memperbolehkan perusahaan menyusutkan nilai asetnya dengan umur yang lebih
pendek dari pada umur ekonomis yang sebenarnya. Semakin besar tarif pajak
efektif perusahaan, maka kemungkinan adanya penghindaran pajak yang
dilakukan oleh perusahaan pun akan semakin kecil. Hasil penelitian Surbakti
(2012) menunjukkan bahwa inventory intensity berpengaruh terhadap
penghindaran pajak (tax avoidance)..Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan
Lestari (2015) Siregar dan Widyawati (2016) Inventory intensity tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).
Menurut Fahmi (2012), mengenai debt to equity ratio sebagai ukuran
yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan
besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. (DAR) merupakan salah satu rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan dimana rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aset perusahaan dibiayai
dengan total utang. DAR digunakan karena dapat mengukur seberapa besar
jumlah aset perusahaan dibiayai dengan total utang Dewinta dan Setiawan
(2016).
Hasil penelitian yang dilakukan Siregar dan widyawati (2016)
menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap tax avoidance.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Agusti (2014), Surbakti (2012),
Dewinta dan Setiawan (2016) serta Novriyanti (2016) menunjukkan bahwa
Leverage tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Dewan Komisaris melalui RMC yang dibentuknya bersama-bersama
melakukan fungsi pengawasan dan menentukan strategi kebijakan jangka panjang
dan jangka pendek yang menguntungkan bagi perusahaa, tapi tidak melanggar
hukum termasuk penentuan strategi terkait perpajakan. Pengawasan yang
dilakukan oleh RMC dilakukan agar tidak terjadi asimetri informasi antara
manajemen dengan para stakeholder. Dengan adanya RMC baik terpisah atau
4
berada di dalam Komite Audit, maka dalam setiap perumusan strategi perusahaan
yang dilakukan oleh Dewan Komisaris beserta manajemen dan para stakeholder
akan menjamin hasil yang efektif dan efisien termasuk pada kebijakan manajemen
pajak yang tidak agresif. Hasil penelitian penelitian yang dilakukan Kurniasari
(2015) menunjukkan risk management comitte (RMC) berpengaruh terhadap
agresivitas pajak. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Noviani, et al
(2018) tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Penelitian-penelitian sebelumnya sudah banyak yang mengangkat tema ini,
namun terdapat ketidak konsistenan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya,
Penelitian ini juga memiliki objek penelitian dan perusahaan yang berbeda.
Maka pada penelitian ini ingin meneliti kembali dan mengkaji lebih lanjut
tentang faktor-faktor yag mempengaruhi tax avoidance, khususnya pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode waktu yang
digunakan pada penelitian ini yaitu tahun 2013-2016.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis
mengambil judul Pengaruh Profitabilitas, Capital Intensity, Inventory Intensity,
Leverage dan Risk Management Comittee Terhadap Tax Avoidance Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-
2016.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISI
Tax Avoidance
Penghindaran pajak (tax avoidance) adalah upaya tindakan perusahaan
untuk mengurangi atau meminimalisir beban pajak perusahaan. Pajak merupakan
salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat melalui
pemerintah. Dana hasil pembayaran pajak akan digunakan oleh pemerintah untuk
melaksanakan tugas Negara di berbagai sektor kehidupan untuk mencapai
kesejahteraan umum (Yoehana, 2013).
Profitabilitas
Menurut Kasmir (2015:196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan
oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah
penggunaan rasio ini menunjukkan efesiensi perusahaan.
Capital Intensity
Capital intensity ratio dapat di definisikan sebagai perusahaan
menginvestasikan asetnya pada aset tetap dan persediaan. Dalam penelitian ini
capital intensity diproksikan menggunakan rasio intensitas aset tetap. Intensitas
aset tetap adalah seberapa besar proporsi aset tetap perusahaan dalam total aset
yang dimiliki perusahaan. Aset tetap sebagai salah satu kekayaan perusahaan yang
memiliki dampak pada perusahaan dimana dapat mengurangi penghasilan, karena
aset tetap akan mengalami penyusutan yang akan menjadi biaya atau beban bagi
perusahaan tersebut (Dwilopa, 2014).
5
Inventory Intensity
Struktur aset merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
keputusan pendanaan dan investasi pada perusahaan. Inventory intensity
didefenisikan sebagai rasio inventori terhadap total aset (dalam nilai buku).
Pemilihan investasi dalam bentuk aset ataupun modal terkait perpajakan adalah
dalam hal depresiasi. Perusahaan yang memutuskan untuk berinvestasi aset tetap
diperbolehkan menghitung depresiasi yang dapat dijadikan pengurang
penghasilan kena pajak. Sedangkan perusahaan yang berinvestasi dalam bentuk
inventori tidak dapat melakukan hal serupa yaitu depresiasi yang dapat dijadikan
pengurang penghasilan kena pajak. (Surbakti, 2012)
Leverage
Leverage merupakan tingkat hutang yang digunakan perusahaan dalam
melakukan pembiayaan. Leverage menggambarkan tingkat resiko dari perusahaan
yang diukur dengan membandingkan total kewajiban perusahaan dengan total aset
yang dimiliki perusahaan. Maka dari itu, semakin besar tingkat hutang yang
dimiliki perusahaan maka semakin besar resiko yang ditanggung (Surbakti,
2012).
Risk Management Comite (RMC)
Komisaris membentuk suatu Komite Manajemen Risiko sebagai
pelaksanana sistem manajemen risiko dan pengendalian internal, baik terpisah
ataupun bekerjasama di dalam Komite Audit. Dengan adanya Komite Manajemen
Risiko ataupun Komite Pengawas Risiko maka diharapkan perusahaan tidak akan
melakukan aktivitas pajak agresif karena hal tersebut dinilai akan secara potensial
merugikan perusahaan (Kurniasari, (2015).
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
H5
H
Capital intensity (X2)
Tax avoidance
( Y )
Profitabilitas (X1)
Inventory intensity (X3)
Leverage (X4)
Risk management
comitee(RMC) (X5)
6
Pengembangan Hipotesis
H1 : Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance
Profitabilitas adalah salah satu faktor paling dasar untuk beban pajak
karena perusahaan dengan pendapatan lebih tinggi memiliki keuntungan lebih
besar dan membayar pajak setiap tahunnya. Perusahaan dengan keuntungan yang
lebih rendah jarang membayar pajak profitabilitas berpengaruh terhadap tax
avoidance apabila kemampuan perusahaan menghasilkan laba meningkat maka
laba operasional perusahaan juga akan meningkat dan nilai pajak juga meningkat
oleh karena inilah profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance , tapi apabila
laba meningkat penghindaran pajak menurun hal ini disebabkan oleh perusahaan
tidak melakukan tindakan efisiensi dalam pembayaran pajaknya. Perusahaan yang
mampu mengelola asetnya dengan baik akan memperoleh keuntungan dari
insentif pajak dan kelonggaran pajak lainnya sehingga perusahaan tersebut akan
terlihat untuk melakukan tax avoidance.
H2 : Pengaruh Capital Intensity Terhadap Tax Avoidance
Capital Intensity adalah seberapa besar perusahaan menginvestasikan
asetnya dalam bentuk aset tetap dan persediaan. Capital intensity berpengaruh
terhadap penghindaran pajak (tax avoidance). Hal ini dimungkinkan karena
perlakuan perpajakan yang memperbolehkan perusahaan untuk menyusutkan aset
tetapnya dengan periode yang lebih pendek dari umur ekonomisnya dengan begitu
tarif pajak efektif perusahaan akan turun, dan tujuan perusahaan melakukan
penghindaran pajak dengan memperhatikan posisi aset tetap tercapai.
menunjukkan hasil yang signifikan terhadap tax avoidance
H3 : Pengaruh Inventory Intensity Terhadap Tax Avoidance
Semakin besar total ending inventory, cost off gold sold (harga pokok
persediaan), maka penghasilan kena pajak perusahaan akan semakin besar karena
cost off gold sold merupakan salah satu komponen pengurang dalam penghitung
PKP. Hal tersebut menggambarkan inventory intensity berpengaruh terhadap
tingkat penghindaran pajak perusahaan.
H4 : Pengaruh Leverage Terhadap Tax Avoidance
Perusahaan yang memiliki beban pajak tinggi dapat melakukan
penghematan pajak dengan cara menambah hutang perusahaan. Dengan
menambah hutang guna memperoleh insentif pajak yang besar maka dapat
dikatakan bahwa perusahaan tersebut melakukan penghindaran terhadap pajak
bahwa leverage berpengaruh terhadap tax avoidance.
H5 : Pengaruh Risk Management Comittte (RMC) Terhadap Tax Avoidance
Komisaris berfungsi mengawasi jalannya perusahaan jalannya cukup berat,
maka komisaris dapat dibantu oleh beberapa komite yaitu komite audit, komite
remuneras, komite nominasi, komite manajemen risiko dan lain-lain. Pengawasan
7
yang dilakukan oleh RMC dilakukan agar tidak terjadi asimetri informasi antara
manajemen dengan para stakeholder. Dengan adanya RMC baik terpisah atau
berada di dalam Komite Audit, maka dalam setiap perumusan strategi perusahaan
yang dilakukan oleh Dewan Komisaris beserta manajemen dan para stakeholder
akan menjamin hasil yang efektif dan efisien termasuk pada kebijakan manajemen
pajak yang tidak agresif. RMC berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.
METODOLOGI PENELITIAN
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dependen
Tax Avoidance Penghindaran pajak adalah upaya tindakan perusahaan untuk mengurangi
atau meminimalisir beban pajak perusahaan. Penghindaran pajak dalam penelitian
ini dproksikan menggunakan rasio effective tax rate (ETR).
ETR menjelaskan persentase atau rasio antara beban pajak penghasilan
perusahaan yang harus dibayarkan kepada pemerintah dari total pendapatan
perusahaan sebelum pajak.
Profitabilitas
Dalam penelitian ini variabel profitabilitas diukur dengan menggunakan
ROA (Return on Aset) membandingkan laba bersih dengan total aset (Hery,
2016).
ROA=
Capital Intensity
Proporsi plant, property and equipment terhadap total aset (capital
intensity) adalah sebuah rasio yang dikukur dengan membandingkan nilai buku
total aset perusahaan . Variabel ini merupakan salah satu proksi untuk mengukur
bauran aset perusahaan yang menjelaskan keputusan investasi perusahaan
(Surbakti, 2012).
Inventory Intensity
Proporsi inventori terhadap total aset (inventory intensity) diukur dengan
membandingkan jumlah inventori dengan total aset perusahaan keduanya dalam
nilai buku Surbakti (2012).
Leverage
Leverage dapat diukur menggunakan debt to total aset ratio dengan
membandingkan (DAR) karena dapat mengukur seberapa besar jumlah aset
perusahaan dibiayai dengan total utang Dewinta dan Setiawan (2016).
8
Risk Management Comite (RMC)
Risk management comittee diproksikan dengan dummy. Nilai 1 jika
perusahaan memiliki dan mengungkapkan bagaimana pembentukan komite
manajemen risiko baik berdiri sendiri terpisah dari Komite Audit atau termasuk di
dalam Komite Audit, jika tidak nilai 0 Kurniasari (2015).
Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2016. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 132.
Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut Ghozali (2008:73). Metode penentuan sampel dalam penelitian
ini adalah purposive sampling. Purpose sampling adalah pemilihan sampel secara
tidak acak yang informasinya diperoleh menggunakan pertimbangan tertentu
umumnya disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2013 sampai dengan 2016
2. Menerbitkan Laporan keuangan dan tahunan dari tahun 2013 sampai
dengan 2016
3. Laporan keuangan perusahaan diterbitkan menggunakan mata uang rupiah
4. Perusahaan menghasilkan laba setiap tahunnya
Berdasarkan kriteria diatas, maka didapat jumlah sampel sebanyuak 49
perusahaan selama periode 2013-2016 yang telah memenuhi kriteria yang
ditetapkan penulis.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Statistik Deskriptif
2. Uji Asumsi Klasik yaitu uji normalitas data, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Park dan uji autokorelasi dengan
menggunakan uji durbin-watson. Untuk mengetahui pengaruh setiap variabel
yaitu profitabilitas, capital intensity, inventory intensity, leverage dan risk
management comittee terhadap tax avoidance dapat digunakan metode analisis
regresi berganda dengan persamaan regresi sebagai berikut : +
+ + + +e
Dimana:
Y = Tax Avoidance
α = Kostanta
= Profitabilitas
= Capital intensity
= Inventory intensity
= Leverage
= Risk Management Comittee
e = eror
9
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan metode
purposive sampling maka didapat sampel sebanyak 49 perusahaan. Jumlah
observasi adalah sebanyak 196 yang diperoleh dari 49x4 (perkalian antara jumlah
perusahaan dengan periode pengamatan).
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang smemberikan gambaran atau
deskripsi yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), satandart deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewnes dari variabel-variabel
independen dan variabel dependen yang menggunakan SPSS versi 20.0.
Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SQRTY TA 148 .26 .77 .5144 .08390 SQRTX1 ROA 148 .08 .61 .2893 .12519 SQRTX2 CAPINT 148 .28 .81 .5571 .12927 SQRTX3 INVINT 148 .24 .77 .4445 .10427 SQRTX4 DAR 148 .30 .90 .6167 .13488 SQRTX5 RMC 148 .00 1.00 .0135 .11585
Valid N (listwise) 148
Uji Asumsi Klasi
Uji Normalitas
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 148
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation .07667244
Most Extreme Differences Absolute .107 Positive .090 Negative -.107
Kolmogorov-Smirnov Z 1.298 Asymp. Sig. (2-tailed) .069
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil analisis metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov
terlihat pada tabel diatas Hasil uji normlitas menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) 0,069 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
10
Uji Multikolinieritas
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .443 .069
6.444 .000
SQRTX1 ROA -.192 .061 -.286 -3.157 .002 .715 1.398
SQRTX2 CAPINT .121 .059 .186 2.049 .042 .711 1.406
SQRTX3 INVINT .123 .067 .153 1.846 .067 .861 1.162
SQRTX4 DAR .009 .054 .014 .161 .872 .786 1.272
SQRTX5 RMC -.033 .056 -.045 -.582 .561 .976 1.025 a. Dependent Variable: SQRTY
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai tolerence variabel
profitabilitas, capital intensity, inventory intensity, leverage dan risk management
comitee lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF dari semua variabel independen lebih
kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas atau tidak
terjdi hubungan antar variabel bebas.
Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -6.827 2.460 -2.776 .006
SQRTX1 ROA -3.925 2.174 -.176 -1.805 .073
SQRTX2 CAPINT 1.078 2.112 .050 .511 .610
SQRTX3 INVINT 1.439 2.380 .054 .605 .546
SQRTX4 DAR -.491 1.925 -.024 -.255 .799
SQRTX5 RMC -1.136 2.011 -.047 -.565 .573
Dependent Variabel :LNU2T
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dari
kelima variabel bebas tidak ada gejala heteroskedastisitas atau bersifat
homoskedastisitaskarena nilai dignifikansi lebih besar dari 0,05 ( 0,073, 0,610,
0,546, 0,799 dan 0,573 > 0,05.
11
Uji Autokorelasi
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .406a .165 .136 .07801 2.163
a. Predictors: (Constant), SQRTX5, SQRTX4, SQRTX3, SQRTX1, SQRTX2
b. Dependent Variable: SQRTY
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Duebin Watson 2,163, dimana
nilai Durbin Watson terletak antara nilai Du sebesar 1,8016. Nilai 4-DU = 2,1984.
Maka DU < DW < 4-DU atau 1,8016 < 2,1984, sehingga persamaan regresi ini
memenuhi syarat bebas dari autokorelasi. Dapat disimpulkan dari penjelasan
diatas bahwa persamaan regresi terbebas dari autokorelasi.
Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi Linier Berganda
Model regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen (profitabilitas, capital intensity, inventory intensity, leverage dan risk
management comittee terhadap variabel dependen (tax avoidance).
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .443 .069 6.444 .000
SQRTX1 ROA -.192 .061 -.286 -3.157 .002
SQRTX2 CAPINT .121 .059 .186 2.049 .042
SQRTX3 INVINT .123 .067 .153 1.846 .067
SQRTX4 DAR .009 .054 .014 .161 .872
SQRTX5 RMC -.033 .056 -.045 -.582 .561
a.Dependent Variabel : SQRTY
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dijelaskan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien regrsesi semua variabel
memiliki koefisien dengan arah positif dan negatif. Hasil ini mendukung arah
hubungan yang dihipotesiskan.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui kontribusi dari variabel indepenen terhadap
variabel dependen dapat dilihat dari Adjusted R Square. Uji determinasi
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi varoiabel dependen.
12
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .406a .165 .136 .07801 2.163
a. Predictors: (Constant), SQRTX5, SQRTX4, SQRTX3, SQRTX1, SQRTX2 b. Dependent Variable: SQRTY
Berdasarkan hasil pengujian dari tab el diatas menghasilkan nilai Adjusted
R Square 0,136. Adjusted R Square ini menunjukkan bahwa besarnya kontribusi
variabel independen terhadap dependen adalah 13,6% sedangkan sisanya sebesar
86,4% sipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamaan
terhadap variabel dependen/terikat.
Hasil Uji Simultan (Uji F) ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression .171 5 .034 5.610 .000b
Residual .864 142 .006
Total 1.035 147 a. Dependent Variable: SQRTY b. Predictors: (Constant), SQRTX5, SQRTX4, SQRTX3, SQRTX1, SQRTX2
Dari tabel diatas hasil uji f tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan fhitung 5,610 > 2,28, maka Ha diterima
han H0 ditolak. Dengan ini dapat dikatakan bahwa kelima variabel
indepanden yaitu profitabilitas, capital intensity, inventory inteensity,
leverage dan risk management committee secara simultan mempengaruhi
variabel dependen yaitu tax avoidance.
Uji Parsial (Uji T)
Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .443 .069
6.444 .000
SQRTX1 ROA -.192 .061 -.286 -3.157 .002
SQRTX2 CAPINT .121 .059 .186 2.049 .042
SQRTX3 INVINT .123 .067 .153 1.846 .067
SQRTX4 DAR .009 .054 .014 .161 .872
SQRTX5 RMC -.033 .056 -.045 -.582 .561
a.Dependent Variabel : SQRTY
a) Profitabilitas (SQRTX1) menunjukkan thitung sebesar -3157 < ttabel-1.97612
dan signifikan (p value = 0,002 < α = 0,05), maka H0 ditolak dan H1
13
diterima.yang berarti variabel profitabilitas secara parsial berpengaruh
terhadap tax avoidance.
b) Capital Intensity ((SQRTX2) menunjukkan thitung sebesar 2,049 > ttabel
1.97612 dan signifikan (p value = 0,042 < α = 0,05), maka H0 ditolak dan
H1 diterima. yang berarti variabel capital intensity secara parsial
berpengaruh terhadap tax avoidance.
c) Inventory Intensity ((SQRT X3) menunjukkan thitung sebesar1,846 < ttabel
1.97612 dan signifikan (p value = 0,067 > α = 0,05), maka H0 diterima
dan H1 ditolak. Yang berarti variabel inventory intensity secara parsial
tidak berpengaruh terrhadap tax avoidance.
d) Leveerage ((SQRT X4) menunjukkan thitung sebesar 0,161< ttabel 1.97612
dan signifikan (p value = 0,872 > α = 0,05), maka H0 diterima dan H1
ditolak. Yang berarti variabel leverage secara parsial tidak berpengaruh
terrhadap tax avoidance.
e) Risk management committee (SQRT X5) menunjukkan thitung sebesar -
0,582 < ttabel -1.97612 dan signifikan (p value = 0,561> α = 0,05), maka
H0 diterima dan H1 ditolak. Yang berarti variabel risk management comitee
secara parsial tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Pembahasan
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance
Profitabilitas mempunyai pengaruh negatif namun signifikan terhadap Tax
Avoidance. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilaakukan oleh
Dewinta dan Setiawan (2016), Agusti (2014), Novriyanti (2016). Semakin tinggi
Profitabilitas maka penghindaran pajak perusahaan akan semakin rendah. Hal ini
menunjukkan apabila kemampuan perusahaan menghasilkan laba menigkat maka
laba operasional perusahaan juga akan meningkat dan nilai pajak juga meningkat
oleh karena inilah profitabilitas berpengaruh terhadap Tax Avoidance, maka
perusahaan akan mencoba beban pajaknya agar tidak terlalu mengurangi laba
bersih perusahaan. Dan bisa diketahui bahwa perusahaan yang mempunyai
tingkat profitabilitas yang tinggi akan selalu menaati pembayaran pajak. Sedangkan untuk perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah akan tidak taat pada pembayaran pajak guna mempertahankan aset perusahaan dari pada harus membayar pajak.
Pengaruh Capital Intensity Terhadap Tax Avoidance
Capital intensity mempunyai pengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance.
Semakin tinggi capital intensity perusahaan maka semakin tinggi penghindaran
pajak perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Surbakti ( 2012)
Hal tersebut dimungkinkan karena perusahaan yang lebih menekankan Capital
Intensity atau cenderung memilih lebih banyak berinvenstasi modal akan memiliki
tarif pajak dan hal tersebut juga mengindikasikan naiknya tingkat penghindaran
pajak. Hal ini dikarenakan beban depresiasi dari aset tersebut lebih besar sehingga
beban perusahaan juga akan besar. Dengan kata lain laba yang diperoleh semakin
kecil, begitu juga dengan pendapatan kena pajak perusahaan tersebut.
14
Pengaruh Inventory Intensity Terhadap Tax Avoidance Inventory intensity tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance. Hasil
penelitian ini sejalan dengan Lestari (2015), Banyak sedikitnya intensitas
persediaan yang dimiliki perusahaan bukan merupakan faktor untuk menentukan
besar kecilnya jumlah pajak yang dibayar perusahaan.intensitas persediaan tidak
dapat memberikan dampak yang baik untuk perencanaan pajak yang dilakukan
perusahaan hal tersebut di dukung adanya political cost theory yang mengartikan
bahwa ketika perusahaan mampu mencapai laba yang tinggi yang berarti nilai
perusahaan baik maka menjadi sorotan dari pemerintah untuk mengambil
keputusan seperti halnya mengenakan pajak atas perusahaan tersebut. Intensitas
persediaan menyebabkan bertambahnya pajak yang dibayar, yang berarti
intensitas persediaan tidak dapat dikaitkan untuk melakukan manajemen pajak
karena perusahaan akan lebih memilih berinvestasi pada aset tetap yang mana ada
beban penyusutan yang dapat dikurangkan.
Pengaruh Leverge Terhadap Tax Avoidance
Leverage tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance. Hasil penelitian ini
sejalan dengan Novriyanti (2016), Surbakti (2012), Agusti (2014), Dewinta dan
Setiawan (2016), Semakin tinggi leverage tidak akan mempengaruhi aktivitas Tax
Avoidance di perusahaan yang disebabkan karena semakin tinggi tingkat utang
suatu perusahaan, maka pihak manajemen akan lebih konservatif dalam
melakukan pelaporan keuangan atas operasional perusahaan karena suatu
perusahaan yang memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk melakukan Tax
planning. Dengan adanya tax planning biasanya membuat perusahaan dapat
melakukan aktivitas penghindaran pajak (Tax Avoidance), dan dapat disimpulkan
perusahaan tersebut terindikasi melakukan penghindaran pajak (Tax Avoidance).
Leverage tidak mempengaruhi penghindaran pajak yang dilakukan
perusahaan, hal ini dikarenakan kebanyakan perusahaan yang menjadi sampel
memiliki nilai hutang jangka panjang yang kecil, hal ini sesuai dengan hasil
peneliti yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
Pengaruh Risk Management Committee Terhadap Tax Avoidance
Risk Management Comittee tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Noviani, et al (2018) keberadaan
komite audit dalam mekanisme tata kelola perusahaan kurang berperan aktif
dalam penetapan kebijakan terkait besaran tarif pajak efektif perusahaan dan lebih
cenderung untuk menjalankan tugasnya secara netral dan tepat berdasarkan
regulasi yang ditetapkan, komite audit yang beranggotakan sedikit cenderung
dapat bertindak efektif, namun juga memiliki kelemahan yakni minimnya
pengalaman anggota.
Pengaruh Profitabilitas, Capiital Intensity, Inventory Intensity, Leverage dan
Risk Management Committee Terhadap Tax Avoidance
adalah Profitabilitas, Capital Intensity, Inventory Intensity, Leverage dan
Risk Management Committee terhadap Tax Avoidance, berdasarkan uji f diperoleh
nilai fhitung sebesar 5,610 dan ftabel 2,28 dengan signifikn sebesar 0,000. Dengan
demikian dapat diketahi fhitung > ftabel (5,610 > 2,28) dengan signifikansi 0,000 <
15
0,05 yang menunjukkan secara serentak varaibel Profitabilitas, Capital Intensity,
Inventory Intensity, Leverage dan Risk Management Committee terhadap Tax
Avoidance pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016.
PENUTUP DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun hasil kessimpulan penelitian ini sebagai berikiut:
1. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Tax Avoidance pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2016
2. Capital Intensity berpengaruh terhadap Tax Avoidance pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016
3. Inventory Intensity tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance pada
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016
4. Leverage tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance pada pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2016
5. Risk Management Committee tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance
pada pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016
6. Profitabilitas, Capital Intensity, Inventory Intensity, Leverage dan Risk
Management Committee berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
Saran
Adapun saran yang dapat peneliti ajukan untuk penelitian-penelitian
selanjutnya dibidang perpajakan, terutama untuk melihat tingkat penghindaran
pajak disuatu perusahaan adalah :
1. Bagi Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode
penelitian untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel penelitian lainnya
dengan pengukuran yang lebih baik agar hasil yang diperoleh akan
menjadi lebih baik.
3. Populasi penelitian selanjutnya tidak hanya perusahaan manufaktur
4. Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan Effective
Tax Rates (ETR) sebagai pengukuran dalam mencari penghindaran pajak,
perlu ditambahkan dengan pengukuran lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agusti, Wirna Yola. 2014. Pengaruh Profitabilitas,Leverage dan Corporate
Governance terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012. Skripsi:
Universitas Negeri Padang.
Ana. Ribeiro., Antonio Cerqueria and Elisio Brandao. 2015. The Determinants Of
Effective Tax Rate: Firms Characteristics and Corporate Governance.
16
University of Porto, School of Economics and Management. ISSN: 0870-
8541
Anour, DayDay., and Zamm Houria. 2017. The Detereminants Of Tax Avoidance
Within Corporate Groups: Evidence From Moroccan Groups.
International Journal Of Economics, Finance and Management. Sciences.
Vol. 5 No. 1.
Dewinta, Ida Ayu Rosa., dan Putu Ery Setiawan. 2016. Pngaruh Ukuran
Perusahaan,Umur Perusahaan,Profitabilitas,Leverage dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Manufaktur
yabg terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Skripsi:
Universitas Udayana.
Dwilopa, Dio Erlangga. 2014. Pengaruh Corporate Social Responsibility,Capital
Intensity dan Perencanaan Pajak terhadap Penghindaran Pajak pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2014. Skripsi: Universitas Muhammadiyah.
Fahmi, Irham.2014. Analisis Laporan Keuangan. Bandung. Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multavariate dengan Program IBM SPSS
21. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Pt. Grasindo.
Jogiyanto. 2008. Metode Penelitian: Sistem Informasi. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada.
Khoirunnisa. 2015. Pengaruh Corpoorate Governance terhadap Tas Avoidance
pada Perusahaan Manfaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2013. Skripsi: Universitas Lampung.
Kurniasari, Wahyu Indah. 2015. Pengaruh Luas Pengungkapan Corporate Social
Responsibility dan Keberadaan Risk Management Comittee (RMC)
terhadap Agresivitas Pajak pada Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode. Skripsi: Universitas
Diponegoro.
Lestari, Diana. 2015. Pengaruh Corporate Governance Dan Intensitas
Persediaan Terhadap Manajemen Pajak (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2011-2013). Jom FEKON Vol.2 No.2 Oktober 2015. Universitas Riau.
Muzakki, Muadz Rizki. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan
Capital Intensity terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan
17
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013.
Skripsi: Universitas Diponegoro.
Mourikis, Ioannis. 2016. Faktor Penentu Variabilitas Tarif Pajak Efektif
Perusahaan. School of Business Administration Department of Economics.
University off Patras.
Noviana,Lita, et.al. 2018. Pengaruh Karakteristik Eksekutif, Komite Audit,
Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia . Jurnal Riset
Akuntansi Vol 7, No .1.
Novriyanti. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas,
Komisaris Independen dan Komte Auditterhadap Penghindaran Pajak
(Tax Avoidance) pada Perusahaan Sektor Industri Barang dan Konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Skripsi:
Universitas Marititm Raja Ali Haji.
Oktofian, Muhammad. 2015. Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax
Avoidance pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2009-2013. Skripsi: Universitas Islam Negeri
Sharif Hidayatullah.
Putri, Lucy Tania Yolanda. 2014. Pengaruh Likuiditas,Manajemen Laba dan
Corporate Governance terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2008-2012. Skripsi: Universitas Padang Panjang.
Siregar, Rifka.,dan Dini Widyawati. 2016. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sekolah Tingg Ekonomi Indonesia,
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol 5, No. 2.
Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Surbakti, Theresa Adelina Victoria. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
dan Reformasi Perpajakan terhadap Penghindaran Pajak pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2008-2010. Skripsi: Universitas Indonesia.
Terkuak Modus Penghindaran Pajak Perusahaan Jasa Kesehatan Asal
Singapura. (Jakarta, 06/4/2016.Kompas.Com)
Yoehana, Maretta. 2013. Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap Agresivitas Pajak pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011. Skripsi: Universitas
Diponegoro.
www.idx.co.id