PENGARUH PRAKTEK INDUSTRI, BIMBINGAN · 2017-12-18 · Prose s penulisan skripsi ini tak lepas dari...
Transcript of PENGARUH PRAKTEK INDUSTRI, BIMBINGAN · 2017-12-18 · Prose s penulisan skripsi ini tak lepas dari...
PENGARUH PRAKTEK INDUSTRI, BIMBINGAN
KARIR DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP
KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA Studi Kasus Kelas III SMK Putra Tama
Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
ELISABET TATIK WIDIYARTI
011334132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Halaman Motto
Tetapi aku, kepadaMu aku percaya, ya Tuhan, Aku berkata, “Engkaulah Allahku”.
Cinta adalah suatu keputusan., Keputusan untuk tetap setia ketika jauh, keputusan
untuk tetap setia ketika godaan datang.
Butuh semenit untuk menghancurkan seseorang, butuh satu jam untuk menyukai
seseorang, butuh sehari untuk mencintai & butuh seumur hidup untuk melupakan
seseorang
Dan yang paling hakiki dari kesabaran adalah kerelaan untuk menerima suatu hal
yang pait dan menyakitkan sekalipun sebagai suatu kenyataan hidup.
Tuhan menjadikan sesuatu indah pada waktunya ..............karena untuk segala hal
dan sesuatu ada waktunya.
Mencintai seseorang membutuhkan suatu pengorbanan, ketika pengorbanan itu
tidak dihargai maka timbul kekecewaan yang mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Halaman Persembahan
Kupersembahkan kepada :
1. Tuhan Yesus Kritus dan Bunda Maria disurga.
2. Bapak Yohanes Debrito Wiyono Hadi dan Ibunda tercita Martha
Marjilah yang menjaga dan mencitaiku.
3. Yohanes Ardi Cahyono kakakku, Elizabeth Rita Widiyastuti saudara
kembarku dan Lusia Supiah bulekku yang selalu mendukung dan
mencintaiku.
4. Albertus S., Keajaiban terbesar dan terindah kekasihku seorang yang ku
miliki.
5. Temen – temen dan sahabat – sahabat PAK’ 01.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Hubungan Praktek Industri, Bimbingan Karir, dan Prestasi Belajar dengan Kesiapan Mental Kerja Siswa
Oleh:
Elisabet TatikWidiyarti Universitas Sanata Dharma
2007
Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat (1) Hubungan praktek industri dengan kesiapan mental kerja siswa.(2) Hubungan bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa. (3) Hubungan prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMK PUTRA TAMA Jln.Mgr.Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta pada bulan Maret 2006. Jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 88 siswa dari populasi sebanyak 94 siswa kelas III. Sedang teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang dilengkapi dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang dinggunakan adalah teknik analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara implementasi praktek industri dengan kesiapan mental kerja siswa )05.0(004.0 α<=p . (2) terdapat hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara implementasi bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa )05.0(089.0 α>=p . (3) terdapat hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara implementasi prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa )05.0(141.0 α>=p . Hasil penelitian menunjukkan nilai 395.0=r dan
156,02 =r . Hal tersebut menunjukkan bahwa varaiabel kesiapan mental kerja siswa dapat dijelaskan oleh variabel praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar sebesar %6,15 . Sedangkan sisanya sebesar %4,84 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain selain variabel praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
The Influence of Industrial Practice, Carreer Guidance, Learning Achievement To ward Student’s Work-Mental
Readiness
By : Elisabet Tatik Widiyarti
Sanata Dharma University Yogyakarta
2007
This research was aimed to know whether or not there were an influence of( 1) industrial practice toward student’s work-mental readiness, (2) career guidance toward student’s work-mental readiness, (3) learning achievement toward student’s work-mental readiness.
This research was located at “SMK PUTRA TAMA” Jln.Mgr.Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta in March 2006. It consisted of 88 from 94 thrid grade students on that school. The sample taken techniques used was proportional sampling random. The data collecting techniques used were questionnaire and documentary study. Multiple regression analysis method was used to analyze the obtained data.
The results of this research showed that: (1) there was a positive, significant influence of industrial practice toward student’s work-mental readiness )05.0(004.0 α<=p . (2) There was a positive, not significant influence of carrer guidance toward student’s work -mental readiness )05.0(089.0 α>=p . (3) There was a possitive, not significant influence of learning achievement torward student’s work-mental readiness )05.0(141.0 α>=p .The results of this research
showed that the value of 395.0=r and 156,02 =r . It means that the variable of the readiness of student’s work-mental could be explained by the variables of industrial practice, career guidance and learning achievement as much as %6,15 . Meanwhile, the rest as much as %4,84 could by explained by other variables.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih atas
berkat dan rahmat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
lancar. Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah sebagai tugas akhir yang diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Proses penulisan skripsi ini tak lepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan
dari banyak pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih dengan tulus kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo JR. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi sekaligus dosen pembibing I yang telah berkenan memberikan
bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Bambang P.,SE., M. Si. Selaku dosen pembibing II dan Bapak selaku
tim penguji.
5. Segenap dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah
memberikan bantuan penulis selama penulis duduk dibangku kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Bapak Simon Suharyanto selaku kepala sekolah SMK Putra Tama Bantul
Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk penelitian sehingga penulis
memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak Yohanes Debrito Wiyono Hadi dan Ibu Martha Marjilah, yang selalu
memberikan doa restu, kasih sayang, dukungan, perhatian yang melimpah serta
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Sanata
Dharma.
8. Albertus S. Yang berarti dalam hidupku, yang telah mendoakan, memberikan
harapan, memberi motivasi, dan menyayangi serta mengasihiku.
9. Teman-teman seperjuangan PAK’01 yang terkasih.
Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Penulis
Elisabet Tatik Widiyarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. iii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA….……………………………………... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT…………………………………………………………………….. viii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. xiv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Batasan Masalah ........................................................................... 5
C. Rumusan Masalah......................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian.......................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian........................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesiapan Mental Kerja.................................................................. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
B. Praktek Industri............................................................................. 13
C. Bimbingan Karir ........................................................................... 18
D. Prestasi Belajar Kejuruan.............................................................. 23
E. Sekolah Menengah Kejuruan........................................................ 29
F. Penelitian-Penelitian Sebelumnya................................................. 30
G. Kerangka Berpikir ......................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian............................................................................. 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 39
C. Subyek dan Obyek Penelitian...................................................... 39
D. Populasi dan Sampel.................................................................... 40
E. Teknik Pengambilan Sampel ....................................................... 41
F. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 41
G. Variabel dan Pengukurannya ....................................................... 42
H. Pengujian Instrumen Penelitian ................................................... 46
I. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................... 50
J. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 55
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Data Kelembagaan Sekolah......................................................... 59
B. Sejarah Singkat Sekolah............................................................... 59
C. Visi, Misi dan Tujuan Program SMK Putra Tama ...................... 60
D. Sistem Pendidikan SMK Putra Tama .......................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
E. Kurikulum SMK Putra Tama ....................................................... 64
F. Organisasi SMK Putra Tama ....................................................... 68
G. Sumber Daya Manusia SMK Putra Tama.................................... 68
H. Siswa SMK Putra Tama ............................................................... 73
I. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK Putra Tama ........................ 75
J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan................................................. 76
K. Dewan Sekolah ............................................................................ 77
L. Hubungan Antar SMK dengan Dunia Industri ............................ 77
M. Usaha-usaha Penempatan Lulusan............................................... 78
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data.............................................................................. 81
B. Pengujian Prasyarat...................................................................... 81
C. Uji Hipotesis ................................................................................ 89
D. Pembahasan.................................................................................. 93
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................. 102
B. Keterbatasan Penelitian................................................................ 103
C. Saran............................................................................................. 103
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 105
LAMPIRAN…………………………………………………………………….. 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 : Kisi – kisi kuesioner kesiapan mental kerja siswa.......................... 43
Tabel 3.2 : Kisi – kisi kuesioner pelaksanaan praktek industri......................... 44
Tabel 3.3 : Kisi – kisi kuesioner pelaksanaan bimbingan karir......................... 45
Tabel 3.4 : Hasil uji validitas............................................................................. 47
Tabel 4.1 : Susunan program pendidikan dan pelatihan.................................... 66
Tabel 4.2 : Rincian siswa SMK Putra Tama...................................................... 74
Tabel 5.1 : Data penyebaran kuesioner.............................................................. 81
Tabel 5.2 : Ditribusi frekruensi berdasarkan kesipan mental kerja.................... 82
Tabel 5.3 : Ditribusi frekruensi berdasarkan pelaksanaan praktek industri....... 82
Tabel 5.4 : Ditribusi frekruensi berdasarkan pelaksanaan bimbingan karir....... 83
Tabel 5.6 : Hasil perhitungan one sample kolmogorov-smirnov....................... 84
Tabel 5.7 : Hasil uji heteroskedastisitas............................................................. 86
Tabel 5.8 : Hasil nilai VIF.................................................................................. 87
Tabel 5.9 : Keputusan pengambilan uji Durbin-watson..................................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Kuesioner............................................................................. 108
Lampiran 2 : Tabel r; Tabel t.................................................................... 113
Lampiran 3 : Tabel menentukan sampel................................................... 115
Lampiran 4 : Tabel F................................................................................. 116
Lampiran 5 : Tabel Durbin-watson........................................................... 119
Lamp iran 6 : Diskripsi data frequencies....................................................120
Lampiran 7 : Uji Validitas......................................................................... 123
Lampiran 8 : Uji Reliabilitas..................................................................... 127
Lampiran 9 : Hasil perhitugan regresi linier berganda.............................. 130
Lampiran 10 : Uji Normalitas..................................................................... 132
Lampiran 11 : Uji Heteroskedastisitas........................................................ 133
Lampiran 12 : Surat Ijin Penelitian............................................................ 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyiapan tenaga kerja yang terdidik, terlatih dan terampil merupakan
salah satu aspek yang sangat menentukan dalam pengembangan sumber daya
manusia untuk memenuhi dunia kerja. Dalam kaitan ini maka peranan sektor
pendidikan kejuruan menengah menjadi sangat penting dalam menyiapkan tenaga
kerja sebagai pelaksana langsung proses pembangunan. Sekolah kejuruan sebagai
salah satu jalur pendidikan formal tingkat menengah mempunyai tujuan
menyediakan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang sesuai dengan sifat spesialisasi kejuruan untuk dapat memenuhi permintaan
dan persyaratan dunia industri dan usaha.
Keberadaan SMK saat ini bukan hanya dituntut untuk meningkatkan
kuantitasnya, melainkan yang lebih penting adalah kualitasnya. Pemerintah
melalui pendidikan menengah kejuruan melakukan upaya perbaikan untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusannya, berbagai usaha untuk
meningkatkan kualitas sekolah kejuruan antara lain: meningkatkan daya
tampung sekolah kejuruan, pengembangan kurikulum, peningkatan jumlah dan
mutu guru, perbaikan dan penambahan gedung sekolah termasuk pengadaan
sarana dan prasarana praktek, serta penambahan jumlah dan jenis buku, baik
buku teks, buku pegangan guru maupun buku perpustakaan, termasuk sistem
pendidikan yang dijalankan di SMK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Adapun tujuan Pendidikan yang diterapkan di SMK adalah
mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja dengan mengembangkan
sikap profesional dan teknis, dengan demikian lulusan SMK diharapkan dapat
memenuhi standar mutu tenaga kerja di bidang ekonomi pada tingkat menengah.
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 1993 Pasal 2
tujuan Pendidikan Sistem Ganda di SMK adalah:
Ayat (1)
1. Menyiapkan siswa untuk melanjutkan kejenjangan pendidikan yang lebih tinggi dan atau meluaskan pendidikan dasar.
2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkugan sosial budaya dan atau sekitar.
3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan IPTEK dan kesenian.
4. Menyiapkan kemampuan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.
Ayat (2)
Untuk mencapai tujuan sebagai dimaksud dalam ayat (1) penyelenggaraan pendidikan di SMK berpedoman pada tujuan pendidikan nasional.
Keberhasilan lembaga pendidikan kejuruan dapat ditunjkukkan melalui
pengakuan dunia industri dan masyarakat terhadap kualitas lulusannya yaitu
dengan kemampuan dan keterampilan lulusan dalam menghadapi pekerjaan yang
diberikan industri atau dapat dikatakan baik apabila siswa memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan kompetensi yang dituntut
industri.
Dunia usaha dan industri sebagai salah satu tempat untuk menampung
lulusan sekolah kejuruan dalam menerima tenaga kerja yang terampil dan siap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bekerja tanpa harus mengadakan pelatihan, pembekalan atau penataran. Untuk
memenuhi tuntutan tersebut, SMK disamping berusaha meningkatkan prestasi
belajar siswa melalui peningkatan mutu sistem penga jaran, juga menjalin
kerjasama mengupayakan peningkatan kualitas lulusan. Kerjasama tersebut
dalam bentuk Program Pendidikan Sistem Ganda. Cara ini dimaksudkan untuk
memperkenalkan kepada siswa SMK tentang dunia kerja, sehingga setelah lulus
siswa memiliki gambaran jelas dan terarah mengenai masalah-masalah dalam
dunia kerja.
Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri dalam mempengaruhi terhadap
kesiapan kerja, akan tetapi saling terkait antara satu dengan lainnya.
Bagi siswa SMK pencapaian cita-cita belajar termasuk juga kesiapan
mental untuk bekerja yang sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan pendidikan
sistem ganda, bimbingan karir dan prestasi belajarnya. Hal tersebut berdasarkan
pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999: 106 -108) mengatakan bahwa :
Sejak enam tahun siswa memperoleh kesempatan belajar di sekolah. Dengan belajar membaca, menulis dan matematika di kelas rendah SD, siswa memuaskan rasa ingin tahunya dengan membaca, mengamati, dan bernalar. Perolehan pengetahuan awal ini menimbulkan rasa percaya diri bertambah kuat kemauan, dan siswa mencoba keinginan atau khayalannya menjadi sejenis cita-cita hidup yang akan menambah kesiapan mentalnya untuk bekerja.
Dari sisi motivasi perlu dihidupkan terus untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan dijadikan dampak pengiring, yang selanjutnya menimbulkan programbelajar sepanjang hayat, sebagai perwujudkan dalam cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kemampuan siswa untuk mengatasi kondisi lingkungan negatif, dan dinamika siswa dalam belajar.
Perolehan pengetahuan awal bagi siswa SMK yaitu tentang PSG, baru pertama kali diterima siswa pada saat memasuki SMK. Di jenjang pendidikan sebelumnya (TK, SD, SMP), SPG belum diperoleh siswa. Sedangkan bimbingan karir merupakan program-program belajar yang dilaksanakan untuk mendorong keberanian siswa dalam mencapai cita-cita yang juga kesiapan mental kerja. Dalam rangka pengembangan pencapaian kesiapan mental tersebut guru dan pendidik lain dapat membuat program-program belajar. Prestasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
merupakan bentuk keberhasilan siswa dalam belajar dan pengembangkan pencapaian kesiapan mental kerja tersebut ditempuh dengan jalan membuat kegiatan belajar sesuatu. Penguat berupa hadiah diberikan pada setiap siswa yang berhasil Dimyati dan Mudjiono (1999).
Terhambatnya pencapaian kesiapan mental kerja siswa dikarenakan masih
banyaknya dijumpai para lulusan SMK yang mencapai kesiapan mental kerja
yaitu masih banyak pengangguran atau belum bekerja. Masih banyaknya para
lulusan SMK yang belum memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha
yang ditandai dengan kemampuan tamatan SMK dewasa ini belum banyak diakui
oleh dunia kerja dan sikap kemandiriannya dinilai masih rendah. Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) merupakan wujud bahwa belum seimbangnya antara
banyaknya para lulusan SMK yang belum memnuhi kompetensi dengan dunia
usaha yang ada. Siswa dalam praktek industri tidak ditempatkan sesuai dengan
keahlian yang dimilikinya.
Sikap mental siswa secara langsung atau tidak langsung, baik disadari
atau tidak, dipengaruhi oleh kepercayaan diri siswa sendiri. Gagasan, inisiatif,
kreatifitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras dan kegairahan kerja
sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan
pengetahuan, prestasi, keterampilan serta kewaspadaannya.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan
akan tertuang dalam skripsi ini dengan judul “PENGARUH PRAKTEK
INDUSTRI, BIMBINGAN KARIR DAN PRESTASI BELAJAR
TERHADAP KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Batasan Masalah
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi terhadap kesiapan kerja, dalam
penelitian ini hanya akan dikaji faktor yang mempengaruhi di sekolah, khususnya
tentang pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri, bimbingan karir
dan prestasi belajar kejuruan terhadap kesiapan mental kerja.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas, masalah yang akan
dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Praktek Industri dengan kesiapan mental kerja siswa
kelas III SMK Putra Tama?
2. Bagaimana pengaruh bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa
kelas III SMK Putra Tama?
3. Bagaimana pengaruh prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan mental kerja
siswa kelas III SMK Putra Tama?
4. Bagaimana pengaruh secara bersama-sama antara Praktek Industri,
Bimbingan Karir dan dan prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa
kelas III SMK Putra Tama?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh praktek industri dengan kesiapan mental kerja
siswa kelas III SMK Putra Tama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja
siswa kelas III SMK Putra Tama
3. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan
mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama.
4. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara praktek industri,
bimbingan karir dan prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan mental kerja
siswa kelas III SMK Putra Tama.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi SMK Putra Tama
Penelitian tentang kesiapan mental kerja siswa SMK ini dapat
digunakan sebagai eva luasi hasil pendidikan dan pengajaran di SMK Putra
Tama khususnya evaluasi tentang hasil penelitian mengenai sumbangan
variabel-variabel pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri,
bimbingan karir dan prestasi belajar mata pelajaran kejuruan terhadap
kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama. Diharapkan dapat
dimanfaatkan oleh pihak pengelola sekolah sebagai pertimbangan untuk
meningkatkan keefektifan pendidikan di SMK Putra Tama khususnya di
dalam meningkatkan kesiapan mental kerja, sehingga kesiapan memasuki
pasar kerja yang didasarkan pada kemampuan yang dimiliki dan pengetahuan
serta cara memasuki dunia kerja juga meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan
memberi manfaat bagi pembaca.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran yang nyata
tentang aplikasi teori- teori yang diberikan di bangku kuliah dalam praktek
yang sebenarnya, menambah wawasan serta belajar sebagai praktisi dengan
menganalisis suatu masalah, kemudian mengambil kesimpulan dan
keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesiapan Mental Kerja
1. Pengertian Kesiapan Mental Kerja
Kesiapan (Readiness) menurut kamus psikologi adalah suatu titik
kematangan untuk menerima dan mempraktikkan tingkah laku tertentu (Daligulo dan
Kartini Kartono, 1983).
Kesiapan mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan
akan memulai gerakan atau gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk
kesiapan jasmani dan mental (Winkel 1987:153).
Kondisi mental kondisi ini merupakan akibat dari keadaan psikis siswa seperti ketegangan atau kegelisahan batin, stabilitas atau labilitas mental. Siswa yang menikmati ketenangan batin, karena kehidupan keuangannya harmonis dan pergaulan sosialnya dengan teman-teman sebayanya lancar, akan jauh lebih mudah dan berkonsentrasi dalam belajar. Sebaiknya, siswa yang pikirannya kalut dan mudah menjadi bingung, cendrung kerap mempertanyakan diri sendiri dengan; demikian, daya psiskis kurang terpusat pada tugas-tugas belajar. Maka siswa yang diketahui berkondisi mental yang kurang menguntungkan bagi belajar perlu dibantu supaya kondisinya menjadi lebih baik, misalnya melalui wawancara dengan konselor atau konsultasi dengan seorang ahli jiwa. (Winkel 1987:107).
Mental adalah berkenaan dengan jiwa, batin, rohaniah: dalam pengertian
aslinya menyinggung masalah pikiran, akal dan ingatan. Sekarang ini digunakan
untuk menunjukkan penyesuaian organisme terhadap lingkungan, dengan cara
khusus menunjukkan penyesuaian yang mencakup fungsi- fungsi simbolis yang
disadari oleh individu. Kartini Kartono (1985).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Mental adalah hal yang menyangkut batin dan watak manusia yang bukan
bersifat badan atau tenaga, bukan hanya pembangunan fisik yang diperhatikan,
melainkan juga pembangunan. Purwadarminto (1984). Mentalitas adalah keadaan
dan aktifitas jiwa (batin), cara berfikir dan berperasaan. Faktor-faktor ini penentu
dalam pembangunan.
Kesiapan kerja adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk memenuhi tuntutan kerja yang sesuai
dengan profesinya, hal tersebut didukung dengan aspek-aspek biaya dan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan SMK dan efektivitas SMK. Jadi siswa yang
didukung biaya yang tercukupi dan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap
maka kesiapan mental dalam diri siswa akan tercapai
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan mental kerja
Siswa agar mempunyai kesiapan mental kerja dipengaruhi beberapa faktor yaitu (Zahara Idris dan Lisma Jamal 1992):
a. Pembawaan (yang merupakan potensi-potensi tertentu), seperti bakat, minat, kecerdasan, dan perasaan.
b. Linkungan, yaitu lingkungan fisik, seperti iklim, makanan, pakaian, rumah, lingkungan belajar, lingkungan sosial. Dalam hal ini, pendidikan, situasi umum (politik ekonomi, sosial, dan budaya), suasana kekeluargaan, masyarakat, adat istiadat (dimana pendidikan merupakan unsur yang paling penting) diperoleh melalui rumah tangga, sekolah, dan masyarakat.
c. Kemauan dan partisipasi aktif peserta didik dalam proses interaksi yang berlangsung.
d. Kematangan atau kesiapan merupakan motivasi dalam diri peserta didik untuk berperan serta dalam suatu aktivitas. Kekuatan dari dalam diri dalam ini akan menimbulkan reaksi yang reponsif, sekaligus akan menerima pendekatan yang persuasif.
e. Belajar dan latihan akan membantu perkembangan peserta didik dalam menunjukan kesiapan/kematangannya.
f. Peranan/belajar/latihan, kemudian akan diikuti oleh pengalaman, akhirnya mengembangkan kematangan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
membentuk anak didik. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam menumbuhkan kepribadiannya dipengaruhi oleh kematangan, belajar atau latihan, dan pengalaman.
Sementara menurut Sunaryo (1996) kesiapan kerja dapat dilihat dari
konsep Link and Match yang melibatkan dua lembaga, yaitu sekolah dan dunia usaha yang harus bekerja sama secara baik sehingga sekolah dapat menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dan dunia usaha dapat membantu sekolah untuk memperoleh calon tenaga kerja yang dihasilkan sekolah dengan mutu yang baik.
Kesiapan mental dibentuk dan dipengaruhi oleh pengalaman.
Pengalaman-pengalaman tertentu yang ada dalam diri anak ikut membentuk kesiapan terhadap suatu pengalaman yang didapat anak berkaitan keadaan lingkungan dan dipengaruhi dari luar yang disengaja seperti pendidikan dan pengajaran. Karena pengalaman-pengalaman yang ada pada diri anak ikut membantu kesiapan, maka kesiapan ini dapat direncanakan sebelumnya dengan memberikan pengalaman yang diperlukan kepada anak. Pengalaman praktek industri merupakan salah satu pengalaman yang dapat menumbuhkan kesiapan mental kerja. Dengan demikian kesiapan terhadap suatu dapat dipercepat/diperlambat ( Eko S. 1996 ).
Kesiapan mental kerja seorang siswa yang terpenting tidak lain
dipengaruhi oleh keadaan siswa sendiri yang didukung oleh pengalaman-
pengalaman yang mereka dapat selama ia mempersiapkan diri untuk
mendapat pengalaman tersebut. Untuk mendapat pengalaman yang lebih
sekolah menerapkan sistem pendidikan yang siswa bekerja di lapangan
langsung, diharapkan mental siswa dapat dipersiapkan disitu.
3. Aspek-aspek kesiapan mental
Adapun kesiapan kerja ditinjau dari keadaan mental dan emosi yang
mempengaruhi dalam bekerja menurut Eko S. (1996) antara lain :
a. Mempunyai minat dan kemampuan untuk bekerja sama dan bertanggung jawab.
b. Mempunyai motivasi untuk maju dalam bekerja. c. Mempunyai pertimbangan yang logis dan obyektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
d. Mempunyai sikap kritis. e. Mempunyai kemampuan untuk mengenali emosi dan lingkungan
kerja.
Kesiapan kerja siswa intinya adalah kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu sesuai dengan bidang keahliannya, dengan kata lain kesiapan kerja merupakan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, psikomotorik dan afektif (Eko S. 1996).
a. Aspek kognitif yaitu tingkat penguasaan teori yang menyangkut pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.
b. Aspek psikomotorik yaitu tingkat kemampuan siswa dalam praktik.
c. Aspek afektif yaitu suatu kondisi keadaan mental dan emosi yang serasi dalam diri individu calon tenaga kerja.
Sedangkan (Dimyanti dan Mudjiono 1999) kemampuan siswa dalam persiapan mental kerja dibagi dalam bidang:
a. Ranah kognif 1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang
telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah teori, prinsip, atau metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misal menggunakan prinsip.
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
5) Sintesis, mencakup kemampuan menyusun suatu program kerja.
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan keriteria tertentu. Misalnya, menilai hasil karangan.
b. Ranah afektif
1) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misal mengakui adanya perbedaan-perbedaan.
2) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya menerima pendapat orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab.
5) Pembekalan pola hidup, yang mencakup kemampuan menhayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya kemampuan mempertimbangkan dan menunjukan tindakan yang disiplin.
c. Ranah Psikomotor 1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan
(mendekriminasikan) hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. Misal perbedaan warna.
2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani.
3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakuan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan.
4) Gerakan yang biasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.
5) Gerakan kompleks, yang mencakup gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisian, dan tepat. Misalnya, bonkar-pasang peralatan secara tepat.
6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya kemampuan bertanding.
7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas dasar prakasa sendiri.
Syarat Perkembangan mental dapat terjadi bila Mempunyai minat dan
kemampuan untuk bekerja sama dan bertanggung jawab (Dimyanti dan Mudjiono 1999).
a. Pertumbuhan jasmani telah siap. b. Individu belajar, baik atas dorongan sendiri ataupun dorongan
dari lingkungan sekitar. Dari sisi perkembangan individu, perkembangan mental dengan belajar bersifat mendorong.
Pendidikan sangat berpengaruh terhadap kesiapan mental kerja siswa,
karena dalam pendidikan tersebut diprogram untuk memperkaya
pengetahuan, ketrampilan dan wawasan siswa dalam menghadapi tuntutan
kerja. Dengan demikian diharapkan siswa siap kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
B. Praktek Industri
a) Praktek Industri
Praktek industri merupakan cara untuk menambah pengetahuan kerja, belajar sikap kerja yang dituntut dunia kerja dan menambah keterampilan kerja. Program ini paling banyak dilaksanakan oleh sekolah kejuruan di Indonesia dalam usahanya mengenalkan siswanya dengan dunia kerja (Poerwadarminto, 1984).
Praktek industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematis dan sinkron pendidikan disekolah dan program keahlian yang diperoleh melalui bekerja secara langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian tertentu (Moedjiarto, 1997)
Menurut Samani 1993 (dalam Moedjiarto, 1997), Praktek industri
merupakan suatu bentuk pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dengan penguasaan keahlian atau keterampilan yang di peroleh melaui kegiatan bekerja secara langsung di lembaga industri atau dunia usaha. Praktek industri ini adalah suatu teknik pengembangan pendidikan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan peserta didik pada sekolah menengah kejuruan sebagai bekal untuk terjun di dunia usaha.
Evan dan Edwin 1978 (dalam Sutrisno dan Paryono 1997),
berpendapat bahwa keberhasilan pelaksanaan Praktek industri sangat tergantung kepada kemampuan instruktur. Ini tidak lain karena keberhasilan praktek industri sangat tergantung kepada instruktur dalam memilih materi, metode penyampaian, dan evaluasi yang dapat menunjukkan tingkat penguasaan materi peserta pelatihan.
Moss 1984 (dalam Sutrisno dan Paryono 1997), Dalam Praktek
industri sekolah memiliki tugas untuk mendidik, sedangkan lembaga industri bertugas untuk melakukan pelatihan. Sekolah melakukan proses belajar nengajar di kelas untuk mewujudkan tugasnya, sedang lembaga industri melaksanakan pelatihan dalam bentuk magang. Dangan melaksanakan praktek di tempat kerja, keterampilan yang rumit sekalipun dapat dikuasai oleh siswa. Moore dan bay menyatakan bahwa dengan praktek industri kerja pada pekerjaan yang sangat kompleks dapat dilaksanakan secara efektif oleh siswa.
Praktek industri adalah Pendidikan yang diterapkan di SMK yang
didalamnya menerapkan sistem yang mengacu siswa untuk praktik belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
secara langsung di lapangan sesuai dengan ketrampilan yang dipelajari di
bangku sekolah. Siswa diharapkan setelah lulus mendapat pengalaman yang
cukup untuk memenuhi tuntuntan kerja. Dengan siswa mengetahui secara
langsung di lapangan akan membangun kesiapan mental kerja bagi siswa
tersebut.
Menurut Jusuf dan Pakpahan 1994 (dalam Isnandar 1997), Praktek industri memiliki karakteristik; (1) Standar profesi; (2) Standar pendidikan dan pelatihan; (3) Kerja sama dengan dunia usaha dan industri; (4) Pengujian dan sertifikasi; (5) Peraturan pendukung; (6) Nilai tambah; dan (7) Kelembagaan.
Konsep dasar Praktek industri, Menurut Wardiman Djojonegoro
(dalam Isnandar 1997), memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: (1) merupakan program bersama, dan tanggungjawab bersama; (2) dunia usaha dan industri ikut serta dalam totalitas kegiatan SMK; (3) pengintegrasian kegiatan belajar di sekolah dengan kegiatan praktek di industri akan menghilangkan perbedaan standar nilai di sekolah; (4) Paktek Industri mengacu kepada pencapaian mutu tamatan yang terstandar, diukur melalui proses uji keterampilan; dan (5) kerjasama dalam pelaksanaan praktek industri menganut prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi untuk kepentingan bersama.
2. Tujuan Praktek Industri
Menurut Wardiman Djojonegoro 1994 (dalam Moedjiarto, 1997)
pelaksanaan praktek industri adalah perwujudan dari konsep Link and Match,.
Tujuan praktek industri adalah sebagai berikut :
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
b. Memperkokoh Link and Match antara SMK dengan dunia kerja. c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga
kerja yang berkualitas profesional. d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman
kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Pendapat tersebut juga dipertegas oleh Suhardjo (2000) bahwa secara
konseptual dan empiris perlu adanya uji kopentensi pelaksanaan praktek
industri bagi siswa SMK agar :
a. Meningkatkan kualitas tamatan SMK sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja.
b. Mendukung terwujudnya standar kompetensi daerah yang akan dikembangkan ke tingkat nasional.
c. Mengupayakan pengakuan dunia kerja terhadap kemampuan tamatan SMK.
d. Meningkatkan hubungan kerja sama antara SMK dengan dunia kerja, khususnya dengan motivasi pasangan.
3. Materi Pendidikan dan Pelatihan
Khusus untuk praktek industri pada SMK, isi atau materi program
pendidikan dan pelatihan itu tidak lepas dari pertimbangan isi materi
kurikulum yang berlaku secara utuh. Isi pendidikan dan pelatihan menurut
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Depdikbud, 1993:2) meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a. Komponen Pendidikan Umum (Normatif) dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki karakter sebagai warga negara dan bangsa Indonesia. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah PPKN, Sejarah, dan Bahasa Indonesia.
b. Komponen Pendidikan Dasar Penunjang (Adaptif) dimaksudkan untuk memberi bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi, bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah Matematika, Bahasa Inggris, Ekonomi, Komputer, dan kewirausahaan.
c. Komponen Teori kejuruan dimaksudkan untuk membekali pengetahuan tentang teknis dasar keahlian kejuruan. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah Pelayanan Prima, Membuka Usaha Kecil, Siklus Akuntansi, Surat Niaga dan Kearsipan, Akuntansi Keuangan, dan Akuntansi Perbankan.
d. Komponen Praktik Dasar Profesi yaitu berupa latihan kerja untuk menguasai teknik bekerja secara baik dan benar sesuai dengan tuntutan persyaratan keahlian profesi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
e. Komponen Praktek Keahlian Profesi yaitu berupa kegiatan bekerja secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai keahlian dan sikap kerja professional.
4. Standar Profesi Praktek Industri
Siswa peserta praktek industri telah bekerja seperti karyawan di industri
atau instansi tersebut, maka siswa dituntut menjadi seorang yang professional
(Depdikbud:1993) yang ditandai dengan kinerja sebagai berikut:
a. Disiplin Disiplin yaitu kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan suatu yang ditaati, dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku dalam melaksanakan tugas.
b. Kerjasama Kerja sama yaitu kesanggupan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas yang ditentukan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna.
c. Inisiatif Inisiatif yaitu kesanggupan untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari pembimbing.
d. Kerajinan Kerajinan yaitu kesanggupan untuk menyumbang tenaga dan pikiran secara ikhlas dangan mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
e. Tanggung Jawab Tanggung Jawab yaitu kesanggupan menyelesaikan pekerjaan yang di serahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukan.
f. Sikap Sikap yaitu ketulusan hati melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.
g. Prestasi Prestasi yaitu hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Prestasi ini dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesungguhan siswa yang bersangkutan.
4. Fungsi Praktek Industri Fungsi praktek industri(Depdikbud, 1993):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a. Memperdalam dan memperluas penguasaan kemampuan profesional kejuruan
b. Menhhayati suasana (iklim) kerja dalam situasi yang sesungguhnya, c. Menginternalisasi etos kerja secara positif. d. Untuk mengoptimalisasi kegiatan praktek industri sebagai wahana belajar
siswa.
5. Keuntungan Praktek Industri Keuntungan praktek industri (Depdikbud 1993): a. Bagi Institusi
1) Dapat mengenal dan mengamati keahlian siswa peserta praktek industri di tempat tersebut.
2) Dapat merekrut siswa jika dibutuhkan menjadi karyawan. 3) Karena peserta didik telah mengikuti proses produksi secara aktif,
dalam pengertian tertentu peserta didik adalah tenaga kerja yang menguntungkan.
4) Memberi kepuasan institusi tersebut karena diakui turut memajukan bidang pendidikan.
5) peserta didik dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas tertentu perusahaan.
b. Bagi Siswa 1) Hasil belajar siswa akan lebih bermakna, karena setelah selesai
sekolah akan benar-benar memiliki kemampuan atau keahlian profesional sebagai modal kerja.
2) Siswa tidak perlu terlalu lama mencari tingkat keahlian siap kerja karena siswa merasa siap memasuki dunia kerja.
3) Menambah kemampuan dan keterampilan praktis. 4) Mengembangkan kepribadian menjadi mantap dan mandiri. 5) Memupuk rasa tanggung jawab. 6) Memenuhi persyaratan sekolah yang diwajibkan mengenai
praktik kerja. 7) Meningkatkan rasa percaya diri pada pribadi siswa. 8) Tujuan pribadi siswa dapat terpenuhi. 9) Siswa bangga akan hasil kerjanya. 10) Kemampuan profesional akan bertambah.
C. Bimbingan Karir
1. Pengertian Bimbingan Karir
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang agar
dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki dirinya, mengatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
persoalan-persoalan sehingga dapat menemukan jalan hidupnya secara
bertanggungjawab tanpa tergantung pada orang lain (Winkel 1981).
Bimbingan adalah pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang
telah dipersiapkan (dengan pengetahuan, pemahaman, keterampilan-
keterampilan tertentu yang diperlukan dalam menolong) kepada orang lain
yang memerlukan pertolongan (Kartini dan Kartono 1985).
Bimbingan adalah suatu proses bantuan khusus yang diberikan kepada
para siswa dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembangannya yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan diri dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat (Depdikbud 1993).
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang
(individu) atau kelompok orang agar mereka dapat berkembang menjadi
pribadi yang mandiri (Aryatmi 1983).
Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya
sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar
memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Book Of Education
1955 (dalam Prayitno:1976)
“Guidence is assistance made availale by personally and qualified and adequately trained man or woman to an individual of any age to help him manage his own life activities, developed his own points of view, make his own decisions, and carry his burdens”
Menurut Crow and Crow (dalam Djumhur dan Surya:1975:21)
Guidance dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pandangnya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri.
“Guidence is assistance given to individuals in making intelegent
choiseces and anjustments. It is based on the democratic principle that it is the duty and the right of every individual to choose his own way in life insofar as his choice does not interfere with the rigt for others. The ablity to make suck choices is not innate but, like other ablities, must be developed” Jones, Stefflre, and steawart,1970” (dalam Winkel 1981)
Bimbingan merupakan bantuan oleh seseorang kepada seorang dalam
menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan masalah dan bertujuan membantu si penerima agar bertambah kemampuan bertanggung jawab atas dirinya Jones, Stefflre, and steawart,1970” (dalam Winkel 1981)
“guidence may be definet as that part of the total educationnal
program that helps provide the personal opportunities and sepcializet staff services by wich each individual can develop to the fullest of his abilites in term, of the domestic idea” .Motenson,and schmuller,1976 (dalam Gunarso Singgih, 1979)
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa untuk
mengembangkan bakat dan kemampuan, mempersiapkan diri dalam
menghadapi perkembangan dan dapat menjadi pribadi yang mandiri. Dengan
kemandiriannya, diharapkan menambah percaya diri bagi siswa tersebut
untuk melakukan kerja di lapangan.
Dari definisi-definisi diatas dapat dipetik beberapa pengertian bahwa:
a. Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan. b. Bimbingan diberikan pada orang-orang dari berbagai
usia. c. Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli. d. Bimbingan bertujuan untuk perbaikan kehidupan orang
yang dibimbing . e. Bimbingan diselenggarakan berdasarkan prinsip
demokrasi. f. Bimbingan merupakan bagian dari pendidikan secara
keseluruhan.
2. Fungsi Bimbingan Karir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Fungsi bimbingan karir(Depdikbud, 1993): a) Fungsi penyaluran
Memberikan layanan bimbibingan agar siawa memperoleh progaram pendidikan yang benar-benar sesuai sehingga dapat berkembang secara optimal, serta melayani tamatan agar dapat memanfaatkan hasil belajarnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kebahagiannya.
b) Fungsi penyesuaian Memberikan layanan bimbingan agar siswa dan tamatan dapat melakukan penyesusian secara kreatif-positif (wealladjusted) terhadap situasi dan kondisi tertentu, baik dalam rangka belajar maupun bekerja.
c) Fungsi pencegahan Memberikan layanan bimbingan agar siswa dapat mengantisipasi dan mengatasi kondisi dan situasi intern dan ekstern yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
3. Tujuan Bimbingan Karir
Bimbingan (guidance) menunjukan pada dua hal yang masing-masing
berdiri sendiri yaitu memberikan informasi dan menuntun/mengarahkan kearah satu tujuan. Tujuan bimbingan dapat dibedakan dalam tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara adalah supaya orang bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini. Tujuan akhir adalah supaya orang-orang mampu mengatur kehidupannya sendiri, mengambil sikap sendiri, mempunyai pandangan dan menanggung sendiri (konsekuensi/resiko) dari tindakan-tindakannya (Winkel 1981).
Bimbingan, pada satu pihak, tidak diragukan lagi penting kehadiran
dan perkembangannya dalam menyediakan pelayanan bantuan bagi individu dalam kondisi tertentu sifat pencegahan dan pengembangan bimbingan membantu individu terutama dalam memperoleh keterampilan dan kemampuan optimal yang dituntut oleh pekerjaan (Drs. Andi Mappiare 1984).
Bimbingan berusaha agar setiap individu mengenal dengan baik
berbagai informasi tentang dirinya sendiri, minat-minatnya, kemampuannya,
perkembangannya pada saat ini dalam berbagai bidang kehidupan dan
rencana-rencananya atau ambisi-ambisinya untuk masa depan (Alberty: 1957,
dalam Prayitno:1976)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Bimbingan hendaknya ialah untuk membantu individu melalui
penyuluhan guna dapat membantu pilihan yang bijaksana, penyesuaian diri,
dan penafsiran terhadap situasi yang kritis dalam hidupnya sedemikian rupa
untuk menjamin perkembangan kemampuan pengarahan diri sendiri (Kelly,
1969,dalam prayitno:1976)
Bimbingan itu adalah bagian dari pendidikan di mana proses bantuan diberikan secara terus menerus dan sistematis dari seseorang baik petugas khusus maupun orang yang diberi wewenang kepada individu/kelompok agar individu/kelompok dapat memahami dirinya, membuat pilihan, menyesuaikan diri dalam memecahkan masalah sehingga terhindar dan dapat mengatasi kesulitan pada akhirnya tercapai kebahagiaan hidupnya (Fitri A.:2004).
Sedangkan tujuan itu sendiri untuk membawa anak didik yang
dibimbing dapat mengembangkan hidupnya, dapat membuat pilihannya dan dapat bertanggungjawab atas pilihannya. Dengan kata lain tujuan bimbingan merupakan bantuan kepada individu agar individu tersebut dengan kemampuan sendiri dapat mengarahkan dirinya, mengatasi kesulitan-kesulitannya, membuat keputusan dalam menentukan pilihannya serta mendapatkan kehidupan yang layak dalam hidupnya (Fitri A.:2004).
Tujuan bimbingan karier dibagi menjadi dua:
a. Bimbingan dalam sekolah menurut Yusuf G. (1992:100)
1) Siswa dapat membedakan lebih terinci sifat-sifat kepribadiannya (kemampuan, bakat khusus, minat, nilai dan sifat-sifat kepribadiannya) dan mampu melihat perbedaannya dengan orang lain. Selanjutnya ia dapat mengidentifisikan daerah dan tingkat pekerjaan yang mungkin sesuai dengan dirinya.
2) Siswa dapat membedakan antara beberapa daerah pekerjaan yang luas dalam pengertian:
a) Yang mungkin memberikan kepuasan potensinya, b) Sifat pekerjaan dan tugas-tugas pekerjaan yang harus
dilakukan, c) Dampak masa depan dari perkembangan teknologi
terhadap daerah pekerjaan tertentu, d) Sumbangan yang berarti dari suatu daerah pekerjaan
tertentu terhadap perkembangan masyarakat sekitarnya, e) Tuntutan masa depan terhadap para pekerja dalam dunia
pekerjaan tertentu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
f) Siswa dapat membedakan bermacam-macam dunia pendidikan yang tersedia, yang dapat memberikan latihan persiapan untuk pekerjaan mendatang,
g) Siswa mampu mengidentifikasikan keputusan mendatang yang ia harus putuskan dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang berbeda,
h) Siswa dapat memilih pekerjan dari lingkup pekerjan yang luas dan mempelajarinya secara mendalam,
i) Siswa dapat membedakan di antara banyak pekerjan dalam pengertian:
I. Sejumlah jenis pendidikan yang dibutuhkan untuk persiapan memasuki dunia pekerjan,
II. Isi, alat, letak, produksi atau pelayanan pekerjaan-pekerjaan itu,
III. Nilai pekerjaan itu bagi masyarakat. j) Siswa dapat memilih atau menyelesaikan pendidikan
atau latihan dengan dasar pilihan kariernya.
b. Tujuan bimbingan karir di luar sekolah Menurut Roosdi A.S.(1988) Tujuan intervensi dalam proses
bimbingan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu penyembuhan, pencegahan, rehabilitasi.
Hershenson dan Power 1987 (dalam Roosdi A.S.;1988). mengemukakan bimbingan meliputi: pencegahan, pemberian fasilitas, penyembuhan, rehabilitasi dan peningkatan. Lebih jauh dikemukakan bahwa pada lima macam tujuan intervensi bimbingan itu melibatkan:
1) Menggerakan dan menerapkan modal-modal yang telah dimiliki klien untuk mengatasi masalah yang dihadapinya,
2) Mengembangkan keterampilan-keterampilan lain klien yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang ia hadapi itu,
3) Merubah lingkungan klien untuk mengurangi masalah yang dihadapi dan/atau memberikan kemudahan-kemudahan dalam memecahkan masalah
Siswa-siswa SMK agak berbeda dengan siswa-siswa lainnya di sekolah
umum seperti SMU. Siswa SMK sudah terarah pada suatu jenis pekerjaan
tertentu sesuai dengan jurusan yang dipilihnya. Dengan demikian bimbingan
yang telah dikemukakan di atas harus membutuhkan pengkajian lebih lanjut
sesuai dengan keadaan dan tuntutan bimbingan karir di SMK dewasa ini. Tujuan
bimbingan karir adalah menekankan tentang pentingnya informasi dunia kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
terhadap perkembangan dewasa ini, sehingga siswa dapat mengembangkan
kemampuan sesuai dengan tuntutan pekerjaan, dapat menentukan pekerjaan serta
dapat bekerja secara produktif.
Bagi SMK sebaga i lembaga pendidikan yang mempersiapkan anak didik
sebagai calon tenaga kerja untuk bekerja pada bidang tertentu sangat diperlukan
adanya bimbingan karir, walaupun bimbingan individu dan bimbingan akademik
yang dikemas dalam bentuk bimbingan dan penyuluhan masih mutlak
diperlukan.
Bertolak dari uraian di atas maka bimbingan karir dalam penelitian ini
dibatasi seberapa efektif bimbingan karir yang dilakukan oleh sekolah ditinjau
dari pendapat siswa.
D. Prestasi Belajar Kejuruan
1. Pengertian Prestasi Belajar Kejuruan
Prestasi Belajar adalah penguasaan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran lazimnya ditunjukkan dari nilai test atau hasil test, hasil belajar
(Winkel, 1985)
Hasil test hasil belajar siswa/prestasi siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi belajarnya. Evaluasi adalah usaha penelitian terhadap suatu hal, bisa dari tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja, metode pemecahan (Nana Sudjana, 1990:28) usaha mengevaluasi hasil bagi siswa biasanya dilakukan dengan suatu pengukuran dalam letak ujian tertulis, lisan maupun praktek yang diberi skor, dan skor tersebut nampak dalam rapor siswa yang diterima setiap akhir semester.
Prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang
yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan. Proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan, yang hasilnya dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur menggunakan alat ukur yaitu test. Hasil yang diperoleh itu merupakan itu merupakan bentuk aktualisasi diri (Winkel, 1985:16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dari pendapat Winkel dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar
adalah dari proses belajar yang dapat dicapai oleh siswa yang dilakukan
dengan cara evaluasi terhadap hasil belajar digunakan untuk mengetahui
sejauh mana tujuan pengajaran dan proses belajar dicapai.
Menurut Nana Sudjana (1990:13) penilaian itu suatu tindakan atau
kegiatan yang melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang diperhatikan setelah mereka menempuh pengalaman belajar.
Sumardi Suryabrata (1998) berpendapat ada hal-hal pokok dalam
belajar yaitu :
a) Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral change, actual maupun potensial).
b) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.
c) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Roestiyah N.K faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar digolongkan menjadi dua (Roestiyah,1982;159)
a. Faktor Internal
Yang dimaksud faktor Internal adalah faktor-faktor yang terjadi
dari dalam itu sendiri. Faktor internal ini diantaranya sebagai berikut:
1) Tujuan belajar yang jelas Siswa yang menganggap dirinya masuk sekolah bukan
kemauan diri sendiri tetapi memenuhi anjuran orang tua, atau hanya sekedar juga gengsi melanjutkan sekolah karena memperoleh hadiah sepeda bagus. Bila kondisi demikian bukan kemajuan yang diperolehnya, melainkan kegagalan atau kekecewaan yang akan didapat. Jadi seseorang yang akan belajar harus mempunyai tujuan yang jelas jika ingin prestasi baik. Minat terhadap bahan mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Minat menentukan sukses atau gagalnya kegiatan seorang siswa. Dalam mengikuti pelajaran di sekolah lanjutan setiap siswa hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran yang sedang diikutinya. Kurangnya minat belajar berpengaruh terhadap prestasinya.
2) Kesehatan Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap
orang. Dengan badan yang sering sakit-sakitan dan kurang tenaga merupakan faktor yang menghambat kemajuan belajar seseorang. Adanya gangguan emosional, rasa tidak tenang, khawatir, mudah tersinggung, gangguan dalam proses berfikir, semuanya mengakibatkan kegiatan belajar terganggu.
3) Kecakapan mengikuti pelajaran Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang
disiarkan kemudian merangsangnya menambah pengetahuan yang lebih luas. Untuk bisa memahami dan mengerti isi pelajaran diperlukan perhatian yang terkonsentrasi, senantiasa bertanya dan mengajukan masalah-masalah dalam dirinya, menanggapi secara kritis apa yang diajarkan, sebelum mengikuti pelajaraan lebih dulu mempelajari pokok-pokok yang akan diajarkan. Kegagalan atau hambatan dalam kemajuan pelajaran seringkali disebabkan karena siswa kurang cakap mengikuti pelajaran dengan baik. Karena itu menguasai teknik mengikuti pelajaran adalah perjuangan.
b. Faktor Eksternal
Yang dimaksud dengan factor ini adalah faktor- faktor yang datang dari luar antara lain(Roestiyah,1982):
1) Faktor yang datang dari lingkungan keluarga
Kita ketahui sebagian besar waktu belajar dilaksanakan dirumah karena aspek-aspek kehidupan dalam keluarga turut mempengaruhi kemajuan belajar, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor untuk suksesnya belajar anak.
2) Faktor yang datang dari masyarakat Pada umumnya masyarakat tidak akan menghalangi kemajuan
belajar siswa, sebaliknya mereka membutuhkan tenaganya setelah anak atau siswa tamat belajar kelak.
3) Faktor yang datang dari lingkungan sekolah Faktor yang mempengaruhi kemajuan belajar tidak saja
bersumber dari diri siswa dan keluarga, akan tetapi dapat bersumber dari sekolah. Sebab-sebab hambatan yang timbul terhadap kemajuan belajar siswa menjadi tanggung jawab sekolah untuk memperbaikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor (Nagalim Purwanto, 1992):
a) Faktor eksterna l
Faktor eksternal yang terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumen. Faktor lingkungan meliputi alam dan lingkungan sekitar. Sedang faktor instrument meliputi kurikulum atau bahan pelajaran, guru, sarana dan prasarana serta administrasi.
b) Faktor internal
Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis. Faktor psiologis meliputi kondisi fisik dan kondisi panca indra. Sedang faktor psikologis meliputi bakat, motivasi, minat, kemampuan kognitif, kecerdasan dll.
Dari pendapat di atas, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
dalah faktor yang berasal dari dalam individu (internal) yang meliputi faktor
fisiologis, faktor lingkungan dan faktor instrumen. Namun yang paling
berpengaruh adalah faktor dari dalam individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang akhirnya juga
berpengaruh terhadap prestasi belajar (Depdikbud 1993) adalah:
a. Keadaan khusus seseorang (sifat pribadi)
1) Kemampuan Manusia berbeda dari manusia lain. Salah satu perbedaannya adalah dalam hal kemampuan. Dalam kenyatannya ada yang dikaruniai kemampuan tinggi, sehingga mudah mempelajari sesuatu. Kebalikannya ada orang yang kemampuannya kurang sehingga ia mengalami kesulitan mempelajari sesuatu.
2) Kehendak dan Kemauan Kehendak sangat mempengaruhi corak yang akan diperlihatkan seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bilamana ia tidak mampu atau tidak ada kehendak atau kemauan erat pula hubungannya dengan minat (interest) yang dimiliki, karena minat mengarah timbulnya kehendak seseorang.
3) Umur Pada umumnya diakui semakin tua seseorang, maka proses perkembangan mentalnya makin bertambah baik. Akan tetapi pada unsur-unsur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental tidak seperti ketika ia berumur belasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tahun.bukan pada usia yang sangat lanjut, proses-proses perkembangan ini sangat lanjut, proses-proses ini akan menurun.
b. Keadaan bahan yang dipelajari Usaha untuk mempelajari sesuatu tertentu tergantung akan apa
yang dipelajari. Ada bahan yang sukar, ada bahan yang mudah. Bahan-bahan yang mengandung makna mempunyai kecendrungan yang mudah diingat dari pada bahan yang tidak bermakna sama sekali (Depdikbud 1993) c. Faktor-faktor yang berhubungan dengan metode belajar
Apakah kita belajar dengan global (whole method) yaitu belajar secara keseluruhan terlebih dahulu baru kemudian menuju kedetailnya, atau secara bagian perbagian (part method) yaitu mempelajari bagian perbagian dulu kemudian melihat keseluruhan. Apabila cara mempelajari dengan suara/sambil mendengarkan musik atau cara mempelajari tidak dengan suara dan harus tenang (Depdikbud 1993).
Menurut Winkel (1985), banyak faktor yang bisa mempengaruhi
proses belajar pada diri seseorang khususnya siswa.
a. Faktor-faktor dari pihak siswa 1) Faktor intelektual: taraf intelegensi; kemampuan belajar,
cara belajar. 2) Faktor nonintelektual; motivasi belajar, sikap, perasaan,
minat, kondisi akibat sosial dan lain sebagainya.
b. faktor fisik: kondisi fisik. c. Faktor di luar siswa
1. Faktor-faktor pengatur proses belajar di sekolah a) Kurikulum pengajaran b) Disiplin sekolah c) Fasilitas belajar d) Pengelompokan siswa
2. Faktor-faktor sosial disekolah e) Sistem sosial f) Status sosial siswa g) Interaksi guru-siswa
3) Faktor-faktor situasional a) Keadaan politik-ekonomi b) Keadaan waktu dan tempat c) Keadaan musim-iklim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Fungsi prestasi belajar kejuruan
Oleh karena itu perlu penilaian dalam proses belajar yang berfungsi
antara lain untuk mengetahui akan kemajuan yang telah dicapai, yang pada
umumnya berpengaruh baik terhadap pekerjaan-pekerjaan selanjutnya,
artinya menyebabkan prestasi selanjutnya lebih baik. Manfaat penilaian
(Sumardi Suryabrata 1998) antara lain :
a. Memberikan data untuk dapat menentukan status anak didik di dalam kelasnya.
b. Memberikan ikhtisar mengenai segala hasil usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan.
c. Merupakan inti laporan tentang kemajuan dan murid-murid kepada orang tua/pejabat pemerintah yang berwenang, guru-guru dan juga murid-muridnya
Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa akan
mempengaruhi konsekuensi terhadap penyelesaian studinya, yang pada
akhirnya akan menunjukkan proses apa yang terjadi selama siswa menjalani
pengalaman edukatif untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah pola perubahan tingkah laku selama pengalaman
berlangsung, prestasi belajar juga dapat mencerminkan fungsi yang dapat
ditunjukkan sebagai aspek-aspek yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan tingkah laku di dalam pengalaman edukatif.
Berdasarkan batasan di atas dimaksudkan prestasi belajar di dalam
penelitian ini adalah kecakapan nyata yang dapat diukur berupa pengetahuan,
sikap dan keterampilan sebagai hasil interaktif antara subyek belajar dengan
obyek belajar selama berlangsung proses belajar mengajar edukatif untuk
mencapai suatu tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Berdasarkan batasan di atas yang dimaksud prestasi belajar di dalam
penelitian ini adalah kecakapan nyata yang dapat diukur berupa pengetahuan,
sikap dan keterampilan sebagai hasil interaktif antara subyek belajar dengan
obyek belajar selama berlangsung proses belajar mengajar.
E. Sekolah Menengah Kejuruan
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jalur pendidikan sekolah atau
pendidikan formal dalam sistem pendidikan di Indonesia. Sebagai lembaga
pendidikan formal, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No.080/U/1993 tentang kurikulum SMK, SMK diselenggarakan
dengan tujuan sebagai berikut:
a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional.
b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi serta mampu mengembangkan diri.
c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia kerja dan industri pada saat ini dan masa yang akan datang.
d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif.
Program Pendidikan Sekolah Menengah kejuruan dikelompokkan
menjadi 6 kelompok, yaitu:
a. Kelompok pertanian dan kehutanan, antara lain: agrobisnis, agronomi, peternakan, perikanan, pengelolaan hasil pertanian.
b. Kelompok teknologi dan industri, antara lain: Permesinan, otomotif, kelistrikan, elektronika, kontruksi bangunan gedung dan bangunan air, pertambangan, perkapalan, kemaritiman, grafika, kimia, tekstil, penerbangan, informatika, dan intrumentasi industri.
c. Kelompok bisnis manajemen, antara lain: andministrasi perkantoran, akuntansi, keuangan dan perbankan, kesekretarisan, perdagangan, usaha penjualan, dan perkoperasian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
d. Kelompok kesejahteraan masyarakat, antara lain: pelayanan masyarakat dan pengembangan masyarakat.
e. Kelompok pariwisata, antara lain: perhotelan, boga, busana, dan kecantikan.
f. Kelompok seni dan kerajinan, antara lain: seni rupa, industri, kerajinan dan seni pertunjukan.
Kemudian setiap kelompok program tersebut masih dibagi menjadi
beberapa jurusan, dan selanjutnya setiap jurusan dipecah lagi menjadi beberapa
program studi.
Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan dalam jangka waktu
pendidikannya ada yang tiga tahun dan ada pula yang empat tahun.
F. Penelitian-Penelitian Sebelumnya.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Cicilia Sari Wahyuni (2004).
Dengan judul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru, Motivasi Belajar dan Kegiatan Belajar Dengan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Tarakanita Kalasan Sleman”.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi
dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman?
2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan atara motivasi belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman?
3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan atara kegiatan belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman?
4. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi, motivasi belajar dan kegiatan belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman?
Penelitian ini menggunakan metode ekspos facto dengan pendekatan korelasional yaitu mengetahui sejauh mana hubungan yang ada antara variabel bebas (Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru, Motivasi Belajar dan Kegiatan Belajar Akuntansi Siswa) dan variabel terikat adalah (hasil belajar akuntansi).
Disebut ekspos facto Karena terjadinya data sudah berlangsung dan sudah terjadi di mana peneliti tidak perlu memberi perlakuan lagi. Pendekatan korelasional digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Dengan hasil penelitian: a. Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang
kompetensi guru dengan hasil belajar akuntansi keuangan siswa kelas II akuntansi SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2.
b. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2.
c. Ada hubungan positif dan signifikan antara kegiatan belajar dengan hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2.
d. Persepsi siswa tentang kompetensi guru, motivasi belajar dan kegiatan belajar mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Andayani (2004).
Dengan judul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Bimbingan Karir, Dan Prestasi Belajar Siswa Degan Cita-Cita Siswa Setelah Lulus Sekolah Menengah Kejuruan Studi Kasus Siswa Kelas III Tahun Ajaran 2003/2004 SMK YPKK I Sleman”
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi
siswa terhadap pelaksanaan PSG dengan cita-cita siswa SMK YPKK I Sleman?
2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karir dengan cita-cita siswa SMK YPKK I Sleman?
3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan cita-cita siswa SMK YPKK I Sleman?
Dalam penelitian yang dilaksanakan, jenis penelitian menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkap suatu masalah dan keadan sebagaimana adanya, sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta.
Studi Kasus (Case Study) yaitu penelitian yang mengambil suatu permasalahan yang terjadi pada obyek penelitian tertentu, maka kesimpulan yang akan diambil bersifat khusus yaitu hanya tentang obyek penelitian tersebut.
Dengan hasil penelitian: a. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG mempunyai hubungan yang
positif dan signifikan dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah. Hal ini dapat dibuktikan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan df (degree of freedom / derajat kebebasan) = (2-1) (3-1) = 2 tampak bahwa dalam tabel 991,52 =X . Nilai hitung 2X hitung sebesar 6,02. >
2X tabel. Nilai koefisien kontingensi ( C ) = 0,24 menunjukkan bahwa faktor persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG mempunyai hubungan positif dengan cita-cita siswa setelah sekolah menengah sebesar 24 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karir mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah. Hal ini dapat dibuktikan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan df (degree of freedom / derajat kebebasan) = (2-1) (3-1) = 2 tampak bahwa dalam tabel 991,52 =X . Nilai hitung 2X hitung sebesar 1,35 < 2X tabel. menunjukkan bahwa faktor persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karir tidak mempunyai hubungan positif dengan cita-cita siswa setelah sekolah menengah.
c. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah. Hal ini dapat dibuktikan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan df (degree of freedom / derajat kebebasan) = (2-1) (3-1) = 2 tampak bahwa dalam tabel 991,52 =X . Nilai hitung 2X hitung sebesar 11,47 > 2X tabel. Nilai koefisien kontingensi ( C ) = 0,32 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa mempunyai hubungan positif dengan cita-cita siswa setelah sekolah menengah sebesar 32 %.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Caesilia Yusti Setya Rini (2004).
Dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Berprestasi, Pembimbingan dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Keberhasilan Pendidikan Sistem Ganda Studi Kasus Siswa-Siswi Kelas III Jurusan Akuntansi SMK Tarakanita Kalasan”
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
motivasi berprestasi dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda? 2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
pembimbingan dengan keberhasilan pend idikan sistem ganda? 3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi
belajar siswa dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda? Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, yaitu suatu jenis penelitian
yang mendalam mengenai unit sosial tertentu, karena pengumpulan data dan analisis data dalam jangka waktu tertentu. Maka kesimpulan dari hasil penelitian hanya dapat dipakai pada tempat di mana dilakukan penelitian.
Dengan hasil penelitian: 1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi
dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda pada kelas III jurusan akuntansi SMK Tarakanita Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004. Dari hasil analisis Chi kuadrat hitung didapat X2: 15,266 dan Nilai Koefisien kontingensi C : 0,63 ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi yang ada pada diri siswa, maka akan semakin tinggi pula keberhasilan pendidikan sisrtem ganda.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pembimbingan dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda pada kelas III jurusan akuntansi SMK Tarakanita Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2003/2004. Dari hasil analisis Chi kuadrat hitung didapat X2 : 8,991 dan Nilai Koefisien kontingensi C : 0,50 ini berarti bahwa semakin tinggi kegiatan pembimbingan yang dilakukan siswa, maka akan semakin tinggi pula keberhasilan pendidikan sisrtem ganda.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda pada kelas III jurusan akuntansi SMK Tarakanita Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004. Dari hasil analisis Chi kuadrat hitung didapat X2 : 18,866 dan Nilai Koefisien kontingensi C : 0,67 ini berarti bahwa semakin tinggi prestasi belajar siswa, maka akan semakin tinggi pula keberhasilan pendidikan sisrtem ganda.
Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa faktor motivasi berprestasi, pembimbingan, prestasi belajar siswa mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pendidikan sistem ganda. Pembimbingan sangat perlu dilakukan sehingga siswa selalu termotivasi untuk berprestasi karena siswa yang memiliki motivasi tinggi biasanya mempunyai semangat belajar tinggi, sehingga prestasi belajar tinggi. Hal ini menjadi salah satu syarat untuk menjadi peserta praktek. Siswa yang sedang melakukan kegiatan PSG tetap memerlukan pembimbingan agar dapat melaksanakan program pelatihan di DU/DI. Sehingga dapat tercapai apa yang menjadi tujuan dari program PSG dan ada manfaat yang didapat. Hal ini karena keberhasilan PSG pada lembaga pendidikan kejuruan merupakan langkah yang sangat penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas lulusan yang siap kerja sesuai dengan tuntutan kebutuhan ketenagakerjaan.
G. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang diajukan sebagai berikut :
1. Pengaruh antara pelaksanaan Praktek Industri terhadap Kesiapan Mental Kerja
Siswa.
Dalam implementasi program praktek industri di dunia kerja banyak
pengalaman yang diperoleh siswa. Para siswa dapat memahami karakteristik
suatu pekerjaan dan mengerti kemampuan apa yang diperlukan untuk dapat
menyesuaikan pekerjaan tersebut dengan baik. SMK merupakan suatu
lembaga sekolah yang menyiapkan siswanya untuk terjun ke lapangan kerja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
sehinga implementasi praktek industri di dunia kerja banyak pengalaman
yang diperoleh siswa. Para siswa dapat memahami karakteristik suatu
pekerjaan dan mengerti kemampuan apa yang diperlukan untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.
H1: Berdasarkan uraian di atas diduga ada pengaruh yang positif
antara implementasi Praktek Industri terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa
SMK.
2. Pengaruh pelaksanaan Bimbingan Karir terhadap Kesiapan Mental Kerja
Siswa.
Bimbingan karir yang dikemukakan pada kajian teoritis di muka,
banyak berisikan informasi jenis pekerjaan, menyesuaikan serta
mengembangkan karir dalam pekerjaan.
Semakin banyak dan semakin sering orang mendapat informasi
tentang berbagai bidang pekerjaan yang sesuai dengan bidang studinya dan
banyak mendapatkan bimbingan dalam pemenuhan aspek-aspek yang
dibutuhkan dalam pekerjaan, maka siswa tersebut mempunyai kesiapan diri
dalam memasuki dunia kerja.
H2: Berdasarkan uraian di atas diduga ada pengaruh yang positif
antara implementasi Bimbigan Karir terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa
SMK.
3. Pengaruh antara Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan terhadap Kesiapan
Mental Kerja Siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Siswa SMK memang dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja, jadi
prestasi belajar mempunyai hubungan dengan kesiapan mental kerja siswa.
Semakin tinggi prestasi belajarnya kemungkinan besar akan semakin mampu
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dalam belajar. Dengan
demikian dalam meraih tujuan mereka semakin bisa membangun kesiapan
mental siswa seperti yang mereka harapkan.
Kesiapan kerja seseorang dapat diketahui dengan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam bekerja.
H3: Berdasarkan uraian di atas diduga ada pengaruh yang positif
antara implementasi Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa.
4. Pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri, Bimbingan Karir dan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan terhadap Kesiapan Mental Kerja
Siswa.
Kesempatan untuk mendapatkan suatu pekerjaan terbuka bagi orang
yang mendapatkan layanan bimbingan karir seperti informasi adanya
lowongan kerja, mengetahui persyaratan yang diperlukan oleh pekerjaan
ataupun mengerti cara memasuki dunia kerja yang didukung dengan prestasi
belajar yang tinggi sebagai aspek yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan tingkah laku di dalam pengalaman edukatif dan kemampuan serta
pengalaman mengenai dunia kerja yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya. Dengan demikian diduga bahwa siswa yang mempunyai
prestasi belajar yang tinggi, implementasi praktek industri yang tinggi dan
banyak bimbingan karirnya akan semakin tinggi kesiapan kerjanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
H4: Dari uraian di atas prngaruh antara variable bebas yaitu
pelaksanaan praktek industri, Bimbingan Karir, Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Kejuruan terhadap variable terikatnya yaitu Kesiapan Mental Kerja
Siswa SMK dapat digambarkan sebagai berikut:
H3
H4
H1
H2
Terhadap Kesiapan mental Kerja Siswa SMK
Pengaruh pelaksanaan praktek industri
Pengaruh Bimbingan Karir.
Pengaruh Prestasi Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITAN
Jenis Penelitian
Menurut Sukardi (2003:3) Penelitian adalah suatu cara pengamatan
atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau
proses penemuan, baik itu hasil temuan yang memang sudah sebetulnya
sudah ada (discovery) maupun penemuan hasil penelitian yang betul-betul
baru dengan dukungan fakta (invention). Sesuai dengan tujuan penelitian dan
variabel bebas yang dipilih dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan atau
manipulasi pada variabel penelitian, melainkan hanya mengungkap fakta
berdasarkan pengukuran yang telah ada pada diri responden sebelum
penelitian ini dilakukan, oleh karena itu penelitian ini termasuk penelitian
Expost facto artinya penelitian sesudah kejadian atau sesudah fakta dan ada
pula peneliti yang menyebutnya sebagai retrospective study atau studi
penelusuran kembali.
Dalam penelitian ini termasuk pendekatan kuantitatif artinya semua
informasi atau data disusun dan wujudkan dalam bentuk angka. Analisisnya
bardasarkan angka dengan analisis statistik. Pendekatan kuantitatif dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang bersifat koreksional, karena
penelitian ini berusaha menelaah pengaruh antara satu variabel terhadap
variabel yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengambil tempat penelitian SMK
PUTRA TAMA Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul
Yogyakarta. Tahun ajaran 2005/ 2006
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret 2006.
Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Semua siswa kelas tiga jurusan Akuntansi dan Penjualan SMK
PUTRA TAMA Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul
Yogyakarta.
2. Obyek penelitian
a. Pengaruh pelaksanaan Praktek Industri terhadap Kesiapan
Mental Kerja Siswa .
b. Pengaruh pelaksanaan Bimbingan Karir terhadap Kesiapan
Mental Kerja Siswa .
c. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Mental Kerja
Siswa .
d. Pengaruh pelaksanaan Praktek Industri, Bimbingan Karir, dan
Pengaruh Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan terhadap
Kesiapan mental kerja siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
D. Populasi dan Sampel Penelitian.
1. Populasi.
Populasi (Babbie dalam Sukardi 2003). adalah elemen penelitian
penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi
target hasil penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
siswa kelas III SMK PUTRA TAMA Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2
Bantul Yogyakarta.
2. Sampel
Sampel menurut vockell 1983 (dalam Consuelo 1993:161)., adalah
berkenaan dengan strategi-strategi yang memungkinkan untuk mengambil
suatu subkelompok dari kelompok yang lebih besar, lalu kelompok kecil ini
di gunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan tentang kelompok besar
tersebut
Di SMK PUTRA TAMA Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul
Yogyakarta, populasi yang akan diambil sampelnya adalah seluruh siswa
kelas III. Dari keseluruhan populasi sample sebanyak 94 siswa. Sebagai
pertimbangan Sukardi (2003:54) Menyatakan populasi target dengan
populasi akses yang paling baik adalah sama besar. Tetapi peneliti dapat
mencapai hasil baik, jika misalnya akses yang dicari mencapai 80% sampai
100% dari populasi target.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Teknik Pengambilan Sampel
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini mengunukan tehnik
menurut Isaac dan Michael 1981 (dalam Sukardi 2003:55) formula empiris dan
dapat ditulis sebagai berikut (Tabel jumlah sampel terdapat dilampiran 115):
( ))1()1( 22
2
PPXNdpPPNX
S−+−
−⋅⋅=
Keterangan
S = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi akses
P = Proporsi populasi sebagai dasar asumsi pembuatan tabel . Harga ini
diambil P = 0,05
d = Derajat ketetapan yang direfleksikan untuk kesalahan yang dapat
ditoleransikan dalam fluktuasi proporsi sampel P,d umumnya diambil 0,05.
2X = Nilai tabel Chi-square untuk satu derajat kebebasan relatif level konfiden
yang diinginkan. 941,32 =X tingkat kepercayaan 0,95
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya
maupun hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,1998). Teknik
kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel terikat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dan variabel bebas, yaitu pengaruh Praktek Industri dan Bimbingan Karir
terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa.
2. Dokumen
Dokumen adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, dan sebagainya (Suharsimi Arikuto 1998). Metode
dokumentasi ini akan digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar
siswa. Prestasi belajar adalah berupa nilai rata-rata siswa kelas III dari kelas I
semester I, II dan III.
G. Variabel dan Pengukurannya.
1. Variabel penelitian
Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ada dua variabel yang menjadi
obyek penelitian adalah:
a. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya akan
diramalkan (Y) dan harus diregresikan terhadap variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah kesiapan mental kerja siswa.
b. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
bebas adalah: Pengaruh Pelaksanaan Praktek Industri,
Bimbingan Karir dan Prestasi Belajar Siswa.
2. Definisi dan Pengukuran Variabel
a. Kesiapan Mental Kerja Siswa
Kesiapan Mental Kerja Siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa
yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk memenuhi
tuntutan kerja yang sesuai dengan profesinya.
Keseluruhan Instrumen yang akan diperoleh dari kuesioner tersebut
diberi skor dengan menggunakan skala likert dimana terdapat pernyataan
positif (mendukung) dan pertanyaan negatif (tidak mendukung). Alternatif
jawaban memiliki skor dengan kategori (Konsuelo 1993:226). Untuk
pertanyaan dengan pernyatan positif dengan jawaban diberi skor Sangat
Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Tidak Setuju Sekali = 1 atau
sebaliknya. Hal ini disajikan untuk menghindari jawaban yang asal dari
responden.
Tabel 1 Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Indikator No Kuesioner Jumlah
Kesiapan Mental Kerja Siswa
1. Mempunyai pertimbangan logis dan obyektif
2. Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan orang lain serta mampu mengendalikan emosi
3. Bersikap kritis 4. Mempunyai keberanian untuk
menerima tanggung ajawab secara individual
1,2,3,4
5,6,7,8
9,10,11,12,13,14 15,16,17,18
4
4
6 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
5. Berambisi untuk maju 19,20 2
b. Pengaruh Pelaksanaan Praktek Industri terhadap Kesiapan Mental Kerja
Siswa
Untuk data mengenai pengaruh siswa terhadap pelaksanaan Praktek
Industri diperoleh melalui jawaban kuesioner yang disusun berdasarkan
kajian teoritis yang telah diuraikan pada BAB II. Variabel pengaruh siswa
terhadap pelaksanaan praktek industri yang dikembangkan menjadi instrumen
penelitian meliputi instrumen pemahaman tentang praktek industri, relevansi
dan kejelasan materi program, Pembinaan siswa dalam praktek, kreativitas
dan keterampilan kerja dalam praktek, pengetahuan kerja saat praktek.
Untuk pertanyaan dengan pernyatan positif dengan jawaban diberi
skor Selalu = 4, Sering = 3, Kadang-kadang = 2, Tidak Pernah = 1
Tabel 2
Kisi-kisi koesioner
Variabel Indikator No Kuesioner Jumlah Pelaksanaan Praktek Industri
1. Pemahaman tentang praktek industri
2. Relevansi dan kejelasan materi program
3. Pembinaan siswa dalam praktek 4. Kreativitas dan keterampilan
kerja dalam praktek 5. Pengetahuan kerja saat praktek
1,3 2 4,5,6,7,8,9,10 11 12,13
2 1 7 1 2
c. Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan Karir terhadap Kesiapan Mental Kerja
Siswa
Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data varuabel
pengaruh siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karir dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menjadi instrumen penelitian, meliputi: bantuan kepada siswa dalam
memahami dirinya, memahami lingkungan kerja, mengenal informasi
pekerjaan, memasuki pekerjaan, pengarahan untuk meningkatkan karir di
dunia kerja.
Untuk pertanyaan dengan pernyatan positif dengan jawaban diberi
skor: Sangat Membantu = 4, Membantu = 3, Kurang Membantu = 2, Tidak
membantu =1.
Tabel 3
Kisi-kisi kuisioner
Variabel Indikator No Kuesioner Jumlah pelaksanaan bimbingan karir
1. Bantuan kepada siswa dalam memahami dirinya.
2. Bantuan kepada siswa dalam memahami lingkungan kerja
3. Bantuan kepada siswa mengenal informasi pekerjaan
4. Bantuan kepada siswa dalam memasuki lowongan pekerjaan
5. Pengarahan untuk meningkatkan karir di dunia kerja.
1,2,3,4,5,6 7,8,9,10,11 12, 13 14,15 16,17
6 5 2 2 2
d. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah hasil dari perubahan karena belajar yang
dinyatakan dalam bentuk angka yang diberikan oleh guru melalui tes
baik tertulis maupun lisan yang tercantum dalam rapor. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan nilai rata-rata rapor siswa kelas III
dari kelas 1, kelas 2, kelas 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
H. Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen penelitian yang akan dilakukan
a. Uji Validitas
Validitas suatu tes adalah taraf sampai dimanan suatu tes mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995). Kevalidan atau
sesahihan alat ukur tersebut akan diuji dengan menggunakan perhitungan
korelasi product-Moment dengan angka kasar sebagai berikut (Masidjo,
1995)
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑ −−
ΣΣ−Σ=
2222
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
Selanjutnya mengoreksi korelasi momen tangkar menjadi korelasi bagian
total sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 2000)
{ )})()((2)()(
))((22
yxxyyx
pqSBSBrSBSB
YXXYNr
−+
ΣΣ−Σ=
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
rpq = Koefisien koelasi bagian total
X = Total dari setiap item
X2 = Total kuadrat dari setiap item
Y = Total dari total item
Y2 = Total kuadrat dari total item
N = Total responden
SBy = Simpangan baku skor faktor
SBx = Simpangan baku skor butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Setelah koefisien korelasi diperokeh, perlu dilakukan uji signifikasi
dengan taraf signifikasi 5 %. Butir soal dikatakan valid jika rpq > r tabel.
Untuk proses perhitungan validitas, penulis menggunakan bantuan komputer
program SPSS 11.5 (Ghozali,2004).
Untuk menguji validitas instrument, penulis menggunakan korelasi
product moment dengan bantuan program SPSS 11.5. Koesioner disebarkan
disebarkan kepada 48 responden dengan jumlah 50 butir. Untuk mengetahui
nilai rtabel menggunakan rumus dk = n-2 dengan taraf nyata 5%, sehingga
diperoleh rtabel (dk = 48-2 = 46, signifikasi 5%) sebesar 0,1883. Kriteria
pengujian adalah apabila rhitung > rtabel maka butir instrumen valid.
Sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka butir instrumen tidak valid.
Berdasarkan uji validitas tersebut terdapat 11 butir yang tidak valid, yaitu
butir 1,2,3,7,18,21,22,24,31,34,35,dan butir lainnya dinyatakan valid. Butir
instrumen yang tidak valid dapat diperbaiki atau dibuang (Sugiyono 2003 :
116). Dalam hal ini tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah membuang
butir yang tidak valid. Hasil dari uji va liditas dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
No Item Koef Valid
Nilai rxy (tabel)
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.3521 0.3135 0.3260 0.2621 0.4204 0.4254 0.4166 0.2396 0.2348 0.3218
0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
0.4515 0.5206 0.3480 0.2903 0.3429 0.2280 0.2698 0.2220 0.5909 0.5473 0.4629 0.5591 0.3839 0.3833 0.3651 0.3821 0.5673 0.3406 0.4536 0.5078 0.5540 0.5477 0.4622 0.5700 0.5548 0.4157 0.4393 0.7043 0.3849
0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas koefisien suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes
mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan
dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995). Untuk mencari
reabilitas terlebih dahulu dicari koefisien belahan I dan II (rbb) dengan
rumus:
{ })(}{)(
))((2222 YYNXXN
YXXYNrbb
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Cara mencari reliabilitas menggunakan metode belah dua dari Spearman
Brown atau split-half method (Masidjo, 1995)
bb
bbu r
xrr
+=
12
Keterangan :
N = Total responden
X = Skor belahan I
Y = Skor belahan II
rrr = Koefisien reliabilitas
rbb = Koefisien belahan I dan II
Setelah ru diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel pada
taraf signifikasi 5 %. Instrumen handal jika ru > rtabel. Untuk proses
perhitungan reliabilitas, penulis menggunakan bantuan komputer program
SPSS 11.5 (Ghozali,2004).
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
koefisien alpha ( ∂ ) dari Cronbach dengan program SPSS 11.5. Rumus yang
digunakan untuk mencari rtabel yaitu dk = n-2 dengan taraf nyata 5%,
sehingga diperoleh rtabel (dk = n-2, signifikansi 5%) sebesar 0.1883.
Berdasarkan uji reliabilitas diperoleh rhitung sebesar 0.8991. Hal ini
menunjukan bahwa butir-butir pernyataan yang diuji reliabel dan handal
karena rhitung > rtabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
I. Pengujian Persyaratan Analisis
Dalam penelitian ini digunakan analisis data statistik korelasi
Product-Moment dan regresi ganda. Ada 2 tahap yang perlu dilakukan dalam
uji analistik statistik ini, yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalisasi dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang
diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Uji
normalitas menggunakan tes satu sampel Kolmogorowv-Smirnov, yaitu yang
diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga
sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Tes
ini menetapkan suatu titik dimana yang teoritis dan terobservasi memiliki
perbedaan terbesar. Harga Fo (X) – SN (X) terbesar dinamakan deviasi
maksimum. Rumus uji Kolmogorov-Smirnov adalah (Sidney Siegel, 1985):
D = maksimun )()(0 XSXF N−
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Fo = Fungsi distribusi frekuensi komulatif yang ditentukan
SN(X) = Distribusi frekuensi komulatif yang diobservasi
Selanjutnya untuk mengetahui apakah dis tribusi frekuensi normal atau
tidak dengan ketentuan, jika nilai asymtot signifikasinya lebih besar dari α =
0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal dan jika asymtot signifikasi
lebih kecil dari α = 0,05 berarti distribusi tersebut tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Untuk proses perhitungan normalitas, penulis menggunakan bantuan
komputer program SPSS 11.5 (Ghozali,2004).
Perumusan Hipotesis:
Ho : Distribusi data mengikuti distribusi normal
H1 : Distribusi data tidak mengikuti distribusi normal
2. Uji linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel terikat linier atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan
menggunakan analisis varians terhadap garis regresi yang diperoleh dari harga F
dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi , 2000)
res
reg
RK
RKF =
Keterangan :
F = Koefisien regresi
RKreg = Rerata kuadrat regresi
RKres = Rerata kuadrat garis residu
Harga F yang dihasilkan dikonsultasikan dengan harga F tabel
pada taraf signifikasi 5%. Jika F hitung lebih besar daripada F tabel
mkahubungan antara kedua variabel sifatnya tidak linier dan sebaliknya jika
F hitung lebih kecil daripada F tabel maka kedua variabel mempunyai
pengaruh bersifat linier. Untuk proses perhitungan linieritas, penulis
menggunakan bantuan komputer program SPSS 11.5 (Ghozali,2004).
Perumusan hipotesis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Ho = Pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat
linier
H1 = Pengaruh antara variaebel bebas terhadap variabel terikat
tidak Linier.
3. Uji Asumsi klasik
a. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dari
kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu nilai variabel
bebas (Supranto, 2004:68). Untuk mendeteksi ada tidaknya
masalah heteroskedastisitas digunakan uji korelasi rank dari
Spearman. Rumus korelasi dari Spearman didefinisikan sebagai
berikut:
rs= 1- 6 ( )
−∑
12
21
nn
d
Dimana :
1d = Perbedaan pada rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari
individu atau fenomena ke-1
n = Banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank
Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk menentukan
terjadi atau tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan ketentuan
sebagai berikut:
- Jika sr hitung > sr tabel, maka terjadi heteroskedastisitas
- Jika sr hitung < sr tabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya hubungan
variabel–variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya. Dalam
hal ini disebut variabel– variabel bebas tidak ortogonal. Variabel
yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang nilai
korelasinya sama dengan nol. Apabila terdapat korelasi yang
sempurna di antara sesama variabel–variabel bebas ini sama
dengan satu, maka koefisien regresinya tidak dapat ditaksir dan
nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tidak
terhingga.Untuk mendeteksi multikolinieritas digunakan rumus
korelasi. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
2222 )(()((
))((
YYnXXn
YXXYnrxy
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS
diadakan analisis Collinearity Statistics. Dari analisis Collinearity
Statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor).Untuk
mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan
ketentuan sebagai berikut:
- Jika VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas
- Jika VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
c. Outokorelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Outokorelasi adalah suatu keadaan di mana kesalahan
pengganggu dari satu observasi terhadap observasi selanjutnya
yang berturutan tidak berpengaruh atau tidak terjadi
korelasi.Untuk mendeteksi ada tidaknya outokorelasi dapat diuji
dengan jalan menghitung “The Durbin – Watson, d” dengan
rumus sebagai berikut (Supranto, 2004):
∑
∑
=
=−−
= n
tt
n
ttt
e
eed
1
2
21)(
Keterangan:
D = Statistik Durbin-Watson
et = Gangguan estimasi
t = Observasi terakhir
t-1 = Observasi sebelumnya
Untuk memperoleh kesimpulan apakah ada masalah
otokorelasi atau tidak, hasil hitungan statistik d harus dibandingkan
dengan tabel statistik d. Pemilihan angka dari tabel d harus
memperhatikan banyaknya parameter (=k), dan jumlah observasi (=n),
pada tingkat signifikasi (=a) tertentu.
J. Pengujian Hipotesis
a. Apabila Normal
Untuk menuji hipotesis pertama, kedua dan ketiga digunakan analisis
regresi linier dengan langkah- langkah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
1) Perumusan Hipotesis
Ho : ? = 0, Praktek Industri tidak berpengaruh positif terhadap
kesipan mental kerja siswa.
Ho : ? # 0, Praktek Industri berpengaruh positif terhadap kesipan
mental kerja siswa.
2) Menentukan koefisien korelasi antara variabel bebas terhadap
variabel terikat, dengan rumus sebagai berikut (Suharsimi Arikunto,
1998)
))(()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
Keterangan:
r = koefisien korelasi
N = banyaknya sampel
X = variabel Praktek Industi/Bimbingan Karir /Prestasi Belajar Siswa
Y = variabel kesiapan Mental Kerja Siswa
3) Menguji kesignifikanan koefisien korelasi dengan membandingkan
thitung dengan ttabel pada taraf signifikan a = 0,05 dengan db = 2.
4) Menarik kesimpulan yaitu jika t hitung < t tabel maka Ho diterima
dan jika thitung > ttabel maka Ho ditolak.
Pengujian hipotesis kedua dan ketiga dilakukan dengan langkah yang sama
dengan pengujian hipotesis pertama.
b. Apabila Tidak Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Apabila data berdistribusi tidak normal maka digunakan korelasi
Spearman Rank (Sugiono, 1999:284) dengan rumus:
)1(
61
2
21
−−= ∑
nn
bp
=p Koefisien korelasi Spearma Rank
=1b Perbedaan setiap pasangan Rank
=n Jumlah pasangan Rank
Bila koefisien korelasi hitung lebih besar dari koefisien korelasi tabel
pada taraf signifikan 5% maka Hipotesis nol ditolak dan hipotesis
alternatif diterima.
Pengujian dan penarikan kesimpulan hipotesis II dan III dilaksanakan
dengan cara yang sama dengan hipotesis I
c. Analisis Regresi Ganda
Untuk menguji hipotesis keempat digunakan analisis regresi ganda,
dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1) Perumusan Hipotesis
Ho : p = 0 Praktek Industri, Bimbingan Karir dan Prestasi Belajar
Siswa tidak berpengaruh positif terhadap Kesiapan Mental
Kerja Siswa
Ho : p # 0 , Praktek Industri, Bimbingan Karir dan Prestasi
Belajar Siswa berpengaruh positif terhadap Kesiapan Mental
Kerja Siswa
2). Mencari persamaan regresi linier ganda, dengan rumus sebagai
berikut (Sugiyono, 2004)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan:
Y = Kesiapan Mental Kerja Siswa
a = Konstanta
b1 = slope yang berhubungan dengan variabel X1
b2 = slope yang berhubungan dengan variabel X2
b3 = slope yang berhubungan dengan variabel X3
X1 = variabel Praktek Industri
X2 = variabel bimbingan karir
X3 = variabel Prestasi Belajar Siswa
3). Menentukan koefisien korelasi ganda dengan rumus sebagai berikut:
2332211
3,2,1, YYXbYXbYXb
ry ΣΣ+Σ+Σ
=
Keterangan:
ry,1,2,3 = koefisien antara variabel X1, X2, X3
b1 = koefisien predictorvariabel Praktek Industri
b2 = koefisien predictor variabel Bimbingan Karir
b3 = koefisien predictor variabel Prestasi Belajar Siswa
Σ X1 Y = koelasi antara variabel Bimbingan Karir dan Kesiapan Mental Kerja Siswa
Σ X2 Y = korelasi antara variabel Bimbingan Karir dan KesiapanMental Kerja Siswa
Σ X3 Y =korelasi antara variabel Prestasi Belajar Siswa dan Kesiapan Mental
Kerja Siswa
4). Melakukan uji F, dengan membandingkan F hitung dengan F tabel pada
taraf signifikasi a = 0,05 dengan db pembilang = k dan db penyebut = n-
k-1, hal ini digunakan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi
tersebut signifikan atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Rumus yang digunakan sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 2000)
)1(
)1(2
2
RmmNR
Freg −−−
=
Keterangan:
Freg = harga F garis regresi yang dicari
N = cacah kasus
M = cacah prediktor
R = koefisien korelasi antara X1, X2, X3 dengan Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Data Kelembagaan Sekolah
1. Nama Sekolah : SMK Putra Tama
2. Status Sekolah : Swasta Disamakan
3. Alamat Sekolah : Jln. Mgr. Alb. Sugiopranoto, No. 2, Bantul
4. Nomer Statistik Sekolah : 342040101002
5. Nomer Data Sekolah : D01014202
B. Sejarah Singkat Sekolah
Pada mulanya sekolah ini didirikan oleh para tokoh-tokoh pendiri dengan
nama Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP), kurang lebih pada tahun
1960 dan yang menjadi kepala sekolah untuk pertama kalinya adalah Bp. FX.
Suharyadi. Pada perkembangannya, tahun 1964/1965 Kepala sekolah dijabat oleh
Bp. FX. Sukendro, dan selanjutnya dilanjutkan digantikan oleh Bp. Yakobus
Sukarto, BA sampai dengan tahun 1996, mulai dari tahun 1996 sampai tahun
2001 digantikan oleh Bp. Antonius Sulistyo. Dengan adanya perubahan, maka
oleh pemerintah semua sekolah menengah kejuruan ditiadakan dan SMEP Putra
Tama diganti menjadi SMP Putra Tama hingga sekarang dan berstatus
Disamakan.
Pada tahun 1963, berdasarkan musyawarah bersama antar guru-guru di
SMEP muncullah kesepakatan untuk mendirikan SMEA di Bantul, sebab banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
lulusan SMEP yang ingin melanjutkan ke SMEA harus ke Yogyakarta, dengan
sarana yang belum memadai pada tanggal 1 Agustus 1963 yayasan Putra Tama
mendirikan sekolah kejuruan yaitu Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA)
dengan status swasta. Pada awalnya jumlah siswa sangat minim dan kepala
sekolah pertama kali dijabat oleh Bp. FX. Sukendro.
Berkat perjuangan yang gigih dari kepemimpinan Bp. Drs. Bambang
Soemantri selaku kepala sekolah, pada tahun 1964/1965 sekolah ini mengalami
perkembangan, yang dahulu berstatus swasta berubah menjadi berstatus
BERSUBSIDI. Tapi pada tahun 1976, Bp. Bambang Soemantri pindah kerja ke
Pemda dan kepala sekolah diganti oleh Bp. Bernadus Budi Susilo, Bp Bernadus
Budi Susilo berhasil meningkatkan status SMEA Putra Tama menjadi status
DISAMAKAN pada tahun 1986 (hasil penilaian akreditasi berlaku lima tahun
sekali). Terakhir akreditasi dilakukan pada tahun 1998, itu digantikan oleh Bp
Simon Suharyanto sampai sekarang.
C. Visi, Misi, dan Tujuan Program SMK Putra Tama
1. Visi SMK Putra Tama
SMK Putra Tama sebagai pusat pelayanan dan informasi pendidikan untuk
masyarakat dengan mendidik calon tenaga menengah yang terampil,
profesional, dan beriman.
2. Misi SMK Putra Tama
Menghasilkan tamatan yang memiliki:
a. Kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
b. Kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab
c. Kepedulian
3. Tujuan Program SMK Putra Tama
Adapun tujuan pendidikan untuk masing-masing jurusan di SMK Putra Tama
adalah sebagai berikut:
1. Program Keahlian Akuntansi
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
b. Mendidik peserta diklat agar menjadi warga Negara yang bertanggung
jawab
c. Mendidik peserta diklat agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki
wawasan pengetahuan dan seni
d. Mendidik peserta diklat dengan keahlian dan keterampilan dalam
bidang keahlian bisnis dan manajemen khususnya Program Keahlian
Akuntansi agar dapat bekerja dengan baik secara mandiri atau mengisi
lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah
e. Mendidik peserta diklat agar mampu memilih karir, berkompentensi
dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang Keahlian Bisnis
dan manajemen khususnya Program Keahlian Akuntansi
f. Membekali peserta diklat ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai
bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan
2. Program Keahlian Penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
a. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap
profesional dalam lingkup keahlian Bisnis Manajemen
b. Mampu memilih karir, mampu berkompetensi dan mampu
mengembangkan diri dalam lingkungan Bisnis Manajemen
c. Menjadi tenga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia
usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam
lingkup keahlian Bisnis Manajemen
d. Menjadi Warga Negara yang produktif, adaptif dan kreatif
3. Program Keahlian Radio Broadcast
Membekali para peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan
sikap agar kompeten dalam:
a. Announcing Skill, yaitu bertutur dalam kaidah announcing
b. Operating Skill, yaitu mengoperasikan peralatan peralatan studio
siaran radio
c. Musical Touch, yaitu keterampilan merangkai musik dalam tatanan
yang menyentuh emosi, bercitra rasa dan harmonis
D. Sistem Pendidikan SMK Putra Tama
Sistem Pendidikan di SMK adalah PSG (Pendidikan Sistem Ganda) di
mana di dalamnya terdapat program pendidikan di sekolah dengan penguasaan
keahlian kerja yang diperoleh melalui pengenalan langsung dengan dunia kerja,
yaitu dengan melaksanakan PI (Praktek Industri) sehingga siswa dapat terarah
untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
1. Komponen-komponen PI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Isi sistem pendidikan ini mempunyai komponen-komponen yaitu:
a. Komponen Pendidikan Umum (normatif), dimaksudkan untuk
membentuk siswa menjadi warga negara yang baik, yang memiliki
karakter sebagai warga negara dan bangsa Indonesia.
b. Komponen Pendidikan Dasar Penunjang (Adaptif), dimaksudkan untuk
memberikan bekal penunjang keahlian profesi dan bekal kemampuan
untuk mengikuti perkembangan IPTEK.
c. Komponen Produktif
1) Komponen teori kejuruan, dimaksudkan untuk membekali
pengetahuan teknis dasar keahlian kejuruan.
2) Komponen praktek dasar profesi, yaitu berupa latihan kerja untuk
menguasai teknik bekerja secara baik dan benar sesuai tuntutan
persyaratan keahlian dan sikap kerja professional.
3) Komponen praktek keahlian profesi, yaitu berupa kegiatan bekerja
secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat
keahlian dan sikap kerja professional.
2. Keuntungan PI
Bagi Dunia Usaha atau Dunia Industri
a. Mengenal dan mengamati keahlian siswa PI di tempat tersebut.
b. Dapat merekrut siswa jika dibutuhkan sebagai karyawan.
c. Ikut serta dalam memajukan bidang pendidikan.
d. Siswa dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas tertentu perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
e. Bagi siswa hasil belajar siswa akan lebih bermakna karena setelah selesai
sekolah akan benar-benar memiliki kemampuan professional sebagai
modal kerja.
f. Siswa tidak terlalu lama untuk mencari tingkat keahlian siap kerja,
karena sudah siap memasuki dunia kerja.
g. Menambah kemampuan dan keterampilan praktis.
h. Mengembangkan kepribadian menjadi mantap dan mandiri.
i. Memupuk rasa tanggung jawab.
j. Meningkatkan rasa percaya diri siswa.
k. Kemampuan profesionalnya bertambah.
E. Kurikulum SMK Putra Tama
Kurikulum SMK 1994 diberlakukan dengan keputusan Mendikbud
Nomer 080/u/1993 tanggal 27 Februari 1993, diantaranya berisi Landasan,
Program dan Pengembangan Kurikulum SMK. Pada landasan tersebut secara
tegas dikemukakan bahwa kurikulum SMK dirancang dan disusun secara dinamis
dan fleksibel, agar mampu mengantisipasi dan sekaligus mengikuti berbagai
perkembangan yang terjadi.
Sejak awal diimplementasikan, kurikulum SMK selalu terbuka terhadap
berbagai upaya penyempurnaan yang selain menekankan pada pemberian bekal
kemampuan daya sesuai dan pengembangan diri tamatan. Lebih berorientasi
kepada kebutuhan pemakai tamatan (demand driven) terutama dengan
diterapkannya pola penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pengalaman di lapangan sejak tahun pelajaran 1994/1995 menunjukan
bahwa jika kurikulum SMK 1994, yang dirancang dan dikembangkan sebelum
lahirnya kebijakan dan kesepadanan dituntun untuk dapat mewadahi wawasan
dan misi yang terkandung dalam kebijakan tersebut, ternyata masih memerlukan
beberapa penyempurnaan. Atas dasar itulah, dengan tetap mengacu pada
kebijakan yang tertuang pada keputusan Mendikbud tersebut diatas disusun buku
“Garis-garis besar Program Pendidikan dan Pelatihan (GBPP) kurikulum SMK”
serta buku pedoman pelaksanaan Kurikulum SMK Edisi 1999 menganut prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Berbasis luas, kuat dan mendasar Broad Based Curriculum ( BBC)
2. Berbasis Kompetensi (Competency Based Curriculum)
3. Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
4. Berbasis Ganda (Dual Based Program), dilaksanakan di sekolah dan dunia
usaha/industri
5. Peningkatan kemampuan daya serap dan kemandirian pengembangan diri
tamatan
Garis-garis Besar Program Pendidikan dan pelatihan (GBPP) dan
Pedoman pelaksanaan kurikulum SMK edisi 1999 ini diterbitkan karena didorong
oleh tuntutan kebutuhan lapangan, terutama SMK dan institusi pasangannya,
yang memerlukan adanya dokumen kurikulum yang benar-benar telah dirancang
untuk mengoperasikan PSG. Di samping itu SMK dituntut untuk menerapkan
kegiatan ekstrakurikuler yang berfungsi untuk meningkatkan kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
emosional (Emotional Quality) peserta didik, dimana pelaksanaannya merupakan
bagian integral dari seluruh kegiatan PSG.
1. Program Keahlian di SMK Putra Tama
Program yang ditawarkan di SMK Putra Tama pada saat ini adalah Penjualan
dan Akuntansi untuk kelas II dan kelas III dengan menggunakan kurikulum
1999. Nantinya akan masuk pada program keahlian Akuntansi dan Penjualan.
2. Struktur Program Diklat Mata Pelajaran atau Susunan Program Pendidikan
dan Pelatihan
a. Program Normatif
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama, Bahasa
dan Sastra Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Sejarah
Nasional dan Sejarah Umum.
b. Program Adaptif
Matematika, Bahasa Inggris, Ekonomi, Komputer, Kewirausahaan.
c. Program Produktif
1) Program Keahlian Akuntans i
Akuntansi Keuangan, Akuntansi Perbankan, Paket Keahlian
Akuntansi.
2) Program keahlian Penjualan
Pemasaran Barang dan Jasa, Mesin-mesin Khusus, Paket Keahlian
Penjualan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
A. 1. Susunan Program Pendidikan dan Pelatihan
C. Jam pembelajaran
B. Program Pendidikan dan
Pelatihan Tk I D. Tk II Tk III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Program Normatif
1. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
2. Pendidikan Agama
3. Bahasa dan Sastra Indonesia
4. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum
5. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
80 jam
80 jam
80 jam
80 jam
80 jam
80 jam
80 jam
80 jam
80 jam
80 jam
32 jam
32 jam
32 jam
32 jam
32 jam
Program Adaptif
1. Matematika
2. Bahasa Inggris
3. Ekonomi
4. Komputer
5. Kewirausahaan
240 jam
240 jam
160 jam
120 jam
40 jam
240 jam
240 jam
160 jam
-
40 jam
64 jam
64 jam
48 jam
-
32 jam
Program Produktif
1. Pelayanan Prima
2. Membuka Usaha Kecil
3. Siklus Akuntansi
4. Mengetik
5. Surat Niaga dan Kearsipan
6. Akuntansi Keuangan
7. Akuntansi Perbankan
8. Paket Keahlian :
80 jam
80 jam
200jam
200 jam
240 jam
-
-
-
-
-
-
-
-
460 jam
460 jam
-
-
-
-
-
-
-
-
1432 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
• Akuntansi
Jumlah Jam Pelajaran 2000 jam 2000 jam 1800 jam
Catatan : 1 jam pelajaran = 45 menit dan proram keahlian Akuntansi,
Penjualan dan Radio Broadcast Sama.
F. Organisasi Sekolah SMK Putra Tama
SMK Putra Tama dipimpin oleh Kepala Sekolah yang bertanggung jawab
kepada Yayasan dan Dewan Sekolah/Komite Sekolah. Kepala dalam
menjalankan tugasnya di bantu oleh waka-waka yang ada dibawahnya, yang
meliputi:
1. Waka Urusan Kurikulum, yang mengurusi masalah perpustakaan, penerimaan
siswa baru, kelompok kerja praktek industri, dan wali kelas. Waka urusan
kurikulum juga berperan sebagai Kepala Program Keahlian AK/PJ.
2. Waka Urusan Humas, yang mengurusi masalah kelompok kerja praktek
industri, bursa kerja sekolah, dunia usaha industri, dana sosial, dan orang tua
siswa serta mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan pihak luar sekolah.
3. Waka Urusan Kesiswaan, yang mengurusi OSIS, BP, Unit Kesehatan Siswa,
dan piket.
4. Waka Urusan Sarana/Prasarana, yang mengurusi masalah Laboraturium
komputer, laboraturium penjualan, laboraturium koperasi dan laboraturium
ketik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
G. Sumber Daya Manusia SMK Putra Tama
1. Yayasan
Yayasan yang dimiliki adalah Yayasan Putra Tama dan merupakan
yayasan tunggal. Yayasan Putra Tama memiliki dua instansi pendidikan,
yaitu:
a. SLTP Putra Tama yang berstatus “Disamakan”.
b. SMK Putra Tama yang berstatus “Disamakan”.
Yayasan Putra Tama berdiri di atas tanah milik Yayasan Papa Miskin
dengan suatu misi boleh mendirikan bangunan akan tetapi hanya hak pakai
saja bukan hak milik. Luas Yayasan Putra Tama kurang lebih 700 meter
persegi.
Adapun susunan pengurus yayasan yang baru pada saat ini adalah:
a. Penasehat : M. Minarto, Pr
(Pastur kepala paroki St. Yacobus Bantul)
b. Ketua : Drs. Bambang Soemantri
c. Sekertaris : F. Pranyono
d. Bendahara : P. Suharjiman
2. Kepala Sekolah
Sejak berdiri sampai sekarang SMK Putra Tama sudah mengalami
empat kali pergantian kepala sekolah. Kepala sekolah untuk saat ini dipegang
oleh Bapak Simon Suharyanto yang baru saja diangkat per 1 November 2002
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
menggantikan Bp. Bernadus Susilo. Kepala Sekolah sebagai pimpinan di
SMK Putra Tama kedudukannya di bawah Yayasan Putra Tama dan
Departemen Pendidikan Nasional menurut UU otonomi daerah yang terdapat
dalam PP No. 22 dan 25 tahun 2000 dan di bawah PEMDA, maka di SMK
Putra Tama Kepala Sekolahnya dibantu oleh para wakil kepala sekolah.
Tugas Kepala Sekolah:
a. Merencanakan dan mengatur pelaksanaan program sekolah dan
pengajaran tahunan dengan membagi dan memberikan kepada guru-guru
yang mengajar.
b. Mendukung dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas guru, karyawan dan
para pegawai lainnya.
c. Mengawasi dan menjaga kelancaran tugas-tugas di bidang ketatausahaan.
d. Memimpin rapat guru
e. Menjalin hubungan dengan lembaga lain di luar sekolah.
3. Wakil Kepala Sekolah
Dalam menjalankan tugasnya seorang Kepala Sekolah dibantu oleh
wakil-wakil Kepala Sekolah yang terbagi dalam:
a. Wakasek Kurikulum : Drs. Bambang Sutarto
b. Wakasek : P. Suyadi, B.A.
c. Wakasek Humas : Drs. A Djuwarno
d. Pembimbing Osis : - Drs. P Agus Sumantri -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
- A. Eko Edi Santoso
- Bambang Sudaryanto
- Mulyoto Bekti Nugroho
4. Guru
Secara keseluruhan SMK Putra Tama memiliki 32 orang guru 1
kepala sekolah. Gurunya terdiri dari 10 guru negeri dan 21 guru tidak tetap
yang dibayar oleh yayasan.
Menurut fungsinya, guru di SMK Putra Tama dapat dibedakan menjadi:
a. Guru Wali
Tugas seorang guru wali adalah mengelola kegiatan akademik
belajar mengajar di kelas dan memberikan bimbingan baik akademik
maupun non akademik. Tanggung jawab seorang guru wali yaitu
mengarahkan dan membina sikap dan nilai dalam diri siswa. Selain itu
peran guru wali kelas juga sebagai pengganti orang tua siswa di sekolah.
Tugas wali dalam membantu kepala sekolah adalah sebagai berikut:
1) Pengelola kelas
2) Penyelenggara administrasi kelas
3) Pengisian daftar nilai siswa
4) Pembuatan catatan khusus tentang siswa
5) Pencatatan mutasi siswa
6) Pengisian buku laporan pendidikan (rapor)
7) Pembagian buku rapor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b. Guru Bidang Studi/Diklat
Guru bidang studi merupakan guru yang memberikan program
bidang studi tertentu disekolah.
c. Guru Piket
Guru piket adalah guru yang mendapat tugas dan tanggung jawab
atas pelaksanaan proses belajar mengajar dan kegiatan sekolah pada
hari/jam sekolah. Dalam satu minggu di SMK Putra Tama guru piket
berjumlah 12 orang karena satu hari ada 2 orang guru piket.
Data guru di SMK Putra Tama terdiri dari:
1) Guru tetap dari pemerintah (DPK)/guru dipekerjakan.
- Drs. Simon Suharyanto - Dra. Y. Rini Prastuti
- Drs. Bambang Sutarto - P. Suyadi, B.A
- R. Wudjijono, BA - A. Bambang. S
- Dra. ZitaTri Murdani - A. Pardiono, S.Pd
- Dra. L. Tri Camaradini - Dra. M. Septi Yudanti
2) Guru tidak tetap yang gajinya dari yayasan atau sekolah itu sendiri
termasuk guru BP-nya.
- Drs. Suryadi Sukarno - Elfi Setyorini
- G. Rusbagyo - A. Ifan Triwidayanto
- Tutik Sulistyowati, BA - A. Takarianto
- Ngadimun, BA - FA. Didik Suprianto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
- Drs. P. Agus Sumantri - L. Setiawanto Nugroho
- Dra. IG. Suwarsi - Tri Susilowati
- Kristina Nuryani, BA - Dra. Y. Purwantiningsih
- Dra. Ambar Astuti Probowati - Dra. Y. Ida Riyanti
- Cicilia Kusumastuti, S.Pd - Drs. Tri Waluyo
- D. Dalidjo Ismantoro, B. Sc - D. Dalijo Ismantoro
- Drs. Ig Waluyo
5. Karyawan
SMK Putra Tama memiliki 14 orang karyawan yang bekerja untuk
membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah. Empat belas
karyawan ini terbagi menjadi beberapa bagian pekerajaan, yaitu bagian tata
usaha, UKS, Perpustakaan, Keamanan (Satpam) dan pesuruh. Daftar
karyawan dan tugasnya terlampir.
Untuk perekrutan sumber daya manusia di SMK Putra Tama ada dua
macam yaitu:
- Untuk guru DPK sesuai dengan peraturan pemerintah.
- Untuk guru GTT dan karyawan sesuai dengan kebijakan Kepala Sekolah
menurut kebutuhan SMK.
Sedangkan untuk pengembangan sumberdaya manusianya, guru-guru
SMK Putra Tama mengikuti dan diikutsertakan oleh sekolah dalam penataran
dan diklat-diklat yang diselenggarakan oleh DEPDIKNAS atau instansi lain
yang berhubungan dengan dunia pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
H. Siswa SMK Putra Tama
Total keseluruhan siswa sampai bulan Maret adalah 276 orang (belum
termasuk siswa yang keluar / pindah sekolah) dengan rincian sebagai berikut:
Kelas Laki- laki Perempuan Jumlah
IA 14 13 27
IB 12 14 27
1 C 10 12 22
II AK 11 28 39
II PJ 20 19 39
II BC 12 16 28
III AK 19 47 66
III PJ 20 8 28
TOTAL 118 158 276
Jumlah kelas setiap tingkatan berbeda-beda. Kelas III ada 3 kelas (2 kelas
akuntansi dan 1 kelas penjualan), kelas II ada tiga kelas (2 kelas akuntansi dan 1
kelas penjualan), dan kelas I ada empat kelas (kelas A, B, C dan BC (Broat
Casting).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Pada umumnya siswa SMK Putra Tama berasal dari daerah Bantul dan
sekitarnya. Biasanya dari daerah pedesaan walaupun ada beberapa siswa yang
berasal dari kota Yogyakarta. Karena kebanyakan tinggal di pedesaan maka
sebagian besar pekerjaan orang tuanya adalah petani. Dan kondisi sosial ekonomi
keluarga siswa pada umumnya adalah golongan ekonomi menengah ke bawah.
I. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK Putra Tama
SMK Putra Tama terletak di tempat yang strategis yang biasa dilalui oleh
jalur bus. Berdiri di atas tanah seluas 700 m2. Gedung mula-mula terdiri dari 6
kelas induk, sekarang berkembang menjadi 13 ruang kelas. Selain itu ada 5 ruang
praktek yaitu:
- Ruang Praktek Komputer
- Ruang Praktek Mengetik
- Ruang Praktek Penjualan
- Ruang Praktek Menjahit
- Ruang Praktek Siaran untuk kelas BC
Untuk memperlancar aktivitasnya, SMK Putra Tama juga mempunyai
beberapa ruangan sebagai berikut:
- Kantor Yayasan
- Kantor Dewan Sekolah/Komite Sekolah
- Kantor Kepala sekolah
- Ruang Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
- Ruang Perpustakaan
- Ruang UKS
- Ruang BP
- Ruang Koperasi
- Ruang OSIS SMK
- Aula
- Kantin
SMK Putra Tama mempunyai lingkungan seluas 700 M 2 sehingga dapat
memungkinkan untuk mempunyai halaman yang berfungsi sebagai lapangan
serba guna untuk upacara atau kegiatan olah raga.
J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan
1. Papan Presensi
Papan presensi ada di setiap kelas, sehingga siswa yang tidak masuk dicatat
di papan presensi yang kemudian oleh guru piket dipindahkan ke buku hadir
yang ada di meja piket.
2. Jadwal pelajaran
Jadwal pelajaran dibuat dan dipasang di ruang guru dengan maksud untuk
memudahkan atau memperlancar pelaksanaan proses belajar mengajar.
3. Papan Tulis
Papan tulis yang dimiliki SMK Putra Tama cukup memadai untuk menulis
hal-hal yang penting selama proses belajar mengajar di dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4. Meja Kursi
Meja dan kursi memadai, bahkan ada kelas yang kelebihan meja dan kursi.
Keadaan meja dan kursi cukup baik, satu meja dan satu kursi diduduki oleh
dua orang siswa.
5. Papan Pengumuman
Papan Pengumuman yang dimiliki SMK Putra Tama cukup memadai sebab
papan pengumuman tersebut dapat digunakan untuk majalah dinding, papan
khusus brosur-brosur dari perguruan tinggi atau lowongan pekerjaan, dan
digunakan untuk menempel hal-hal penting tentang sekolah. Papan
pengumuman ini diletakan di tempat yang mudah terlihat oleh seluruh siswa,
yaitu Aula Sekolah.
K. Dewan Sekolah
Menurut instruksi Dikmenjur bahwa suatu sekolah menengah harus
membentuk susunan majelis sekolah, maka SMK Putra Tama membentuk majelis
sekolah yang berkedudukan di SMK Putra Tama dengan statusnya Majelis
Sekolah Unit SMK Putra Tama.
Namun mulai tahun ajaran 2003/2004 sekolah menengah dianjurkan
untuk membentuk Komite Sekolah/Dewan Sekolah. Bagi sekolah swasta yang
mempunyai yayasan sendiri diperbolehkan untuk tidak membentuk Komite
Sekolah dan SMK Putra Tama sebagai sekolah swasta beryayasan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
membentuk majelis sekolah. Tetapi bagi Sekolah Negeri diharuskan untuk
membentuk Dewan sekolah/Komite Sekolah.
L. Hubungan Antar SMK dengan Dunia Industri
Hubungan yang dibina SMK Putra Tama dengan dunia industri/usaha
atau instansi lain terjalin dengan baik. Ini dapat dilihat dari daftar lokasi praktek
industri yang ada di beberapa tempat. Hubungan di sini bersifat saling
menguntungkan, sebab secara tidak langsung instansi atau dunia industri / usaha
dapat terbantu dengan siswa yang praktek industri. Sedangkan pihak
sekolah/siswa dapat langsung terjun pada dunia kerja.
Berikut ini daftar dunia industri yang berpasangan dengan SMK Putra Tama:
1. KUD “Tani Bantul”
2. PD. Percetakan Anindiya
3. KUD “Tani Harjo Pandak”
4. Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Bantul
5. Toko “Ramai”Yogyakarta
6. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
7. Toko “Tomi Rahayu” Imogiri
8. Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Bantul
9. KUD “Tani Mulyo” Bambanglipuro
10. Kantor Kecamatan Bantul
11. Kantor Kecamatan Sewon
12. Kantor Pos dan Giro Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
13. Kantor Depnaker Bantul
14. Kantor Koperasi “Kompag” Kandepdiknas
15. Kantor Koperasi Pegawai dan Pensiunan “Bina Usaha” Pabrik Madu Baru
16. Badan Pusat Statistik Bantul
17. Bagian Umum Pemda Bantul (Perpustakaan Pemda)
M. Usaha-usaha Penempatan Lulusan
Untuk Usaha penempatan para lulusannya, SMK Putra Tama Menjalin
hubungan kerjasama dengan industri di Semarang, Toko Ramai, Malioboro Mall,
dan lain- lain, yang mana perusahaan tersebut mau menampung para lulusan dari
SMK Putra Tama. Selain itu, ada kerjasama dengan DEPNAKER lewat PJTKI
untuk menyalurkan para lulusan yang ingin bekerja di luar daerah atau luar
negeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dalam bab ini akan disajikan
analisis data. Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh praktek industri, bimbingan
karir, dan prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK
PUTRA TAMA di Bantul.
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik,
yaitu teknik instrumen dan teknik dokumentasi. Teknik instrumen yaitu
menggunakan angket yang diisi oleh responden. Kuesioner didistribusikan kepada
semua siswa kelas III SMK Putra Tama pada bulan Maret 2006. Instrumen dalam
bentuk kuesioner dibuat untuk mendapatkan data yang berkaitan terhadap variabel
kesiapan mental kerja, variabel praktek industri, dan variabel bimbingan karir.
Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan
terhadap variabel prestasi belajar.
Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sejumlah 94 set yang ditujukan
kepada 94 siswa. Dari jumlah tersebut yang dikembalikan sebanyak 88 set yang
menunjukkan bahwa penelitian ini memiliki response rate sebesar 93,62%. Setelah
dilakukan verifikasi kelengkapan dalam mengisi data, disimpulkan seluruh kuesioner
yang dinyatakan layak untuk diikutsertakan dalam analisis sebanyak 88 set (93,62%).
Informasi lebih lanjut mengenai penyebaran kuesioner dapat dilihat pada
Tabel 5.1 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 5.1 Penyebaran Kuesioner
Keterangan Jumlah Kuesioner yang disebar 94 Kuesioner yang kembali 88 Response Rate 93,62% Kuesioner yang tidak kembali 6 Kuesioner yang kembali tetapi tidak lengkap pengisiannya
0
Total kuesioner yang layak 88 Sumber : Data Primer, Tahun 2005
Untuk menguji hipotesis yang digunakan analisis. Dalam perhitungan ini
digunakan bantuan komputer program SPSS dan Microsof Excel. Analisis
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Setelah semua data di analisis, selanjutnya
akan dibahas masing-masing permasalahan tersebut.
A. Deskripsi Data
Hasil yang diperoleh dari rekapitulasi data yang terkumpul selanjutnya
dilakukan perhitungan secara statistik untuk melihat gambaran dari masing-
masing variabel. Untuk mendapatkan gambaran tentang kesiapan mental kerja,
praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi belajar siswa kelas III pada SMK
Putra Tama Bantul Yogyakarta disajikan data dalam bentuk distribusi frekwensi.
a. Kesiapan mental kerja
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket pada siswa
kelas III pada SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta, maka data untuk variabel
kesiapan mental kerja terbagi dalam lima tingkatan. Tingkatan tersebut dibuat
berdasarkan PAP tipe II, yaitu (Masidjo, 1995:157):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 5.2 Distribusi Frekruensi Berdasarkan Kesiapan Mental Kerja Pada Siswa Kelas III SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta
No Kriteria
Rentang skor Frekwensi Persentase
(%)
1 Sangat Tinggi 49 - 60 37 42,0
2 Tinggi 40 - 48 35 39,8
3 Sedang 34 - 39 10 11,4
4 Rendah 28 - 33 5 5,7
5 Sangat Rendah 15 - 27 1 1,1
Sumber : Data Primer yang diolah, Tahun 2006 (Lampiran hal 120)
Berdasarkan tabel 5.2 di atas, dari 88 responden yang masuk dalam
kriteria memiliki kesiapan mental kerja yang sangat tinggi sebanyak 37 siswa
(42,0%) dalam kriteria memiliki kesiapan mental kerja yang tinggi sebanyak
35 siswa (39,8%), dalam kriteria sedang sebanyak 10 siswa (11,4%), dalam
kriteria rendah sebanyak 5 siswa (5,7%), dan dalam kriteria sangat rendah
sebanyak 1 siswa (1,1%).
b. Praktek industri
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket pada siswa
kelas III pada SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta, maka data untuk variabel
praktek industri kerja terbagi dalam lima tingkatan yaitu:
Tabel 5.3 Distribusi Frekruensi Berdasarkan Pemahaman terhadap Praktek Industri
Pada Siswa Kelas III SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta No Kriteria
Rentang skor Frekwensi Persentase
(%)
1 Sangat Tinggi 29 - 36 24 27.3
2 Tinggi 24 - 28 40 45.5
3 Sedang 20 - 23 17 19.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
4 Rendah 17 - 19 3 3.4
5 Sangat Rendah 9 - 16 4 4.5
Sumber : Data Primer yang diolah, Tahun 2006 (Lampiran hal 121)
Berdasarkan tabel 5.3 di atas, dari 88 responden yang masuk dalam
kriteria memiliki pemahaman yang sangat tinggi terhadap praktek industri
sebanyak 24 siswa (27,3%), dalam kriteria yang tinggi sebanyak 40 siswa
(45,5%), dalam kriteria sedang sebanyak 17 siswa (19,3%), dalam kriteria
rendah sebanyak 3 siswa (3,4%), dan kriteria sangat rendah sebanyak 4 siswa
(4,5%).
c. Bimbingan karir
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket pada siswa
kelas III pada SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta, maka data untuk variabel
bimbingan karir terbagi dalam empat tingkatan yaitu:
Tabel 5.4 Distribusi Frekruensi Berdasarkan Bimbingan Karir
Pada Siswa Kelas III SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta No Kriteria
Rentang skor Frekwensi Persentase
(%)
1 Sangat Tinggi 49 – 60 5 5.7
2 Tinggi 40 – 48 32 36.3
3 Sedang 34 – 39 41 46.6
4 Rendah 28 – 33 10 11.4
5 Sangat Rendah 15 – 27 0 0
Sumber : Data Primer yang diolah, Tahun 2006 (Lampiran hal 122)
Berdasarkan tabel 5.4 di atas, dari 88 responden yang mendapatkan
bimbingan karir dalam kriteria sangat tinggi sebanyak 5 siswa (4,7%), kriteria
tinggi sebanyak 32 siswa (36,3%), kriteria sedang sebanyak 41 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(46,6%), dalam kriteria rendah sebanyak 10 siswa (11,4%) dan tidak ada
siswa yang masuk dalam kriteria sangat rendah.
B. Pengujian Prasyarat
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam gejala-gajala yang
diteliti mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang digunakan
dalam uji One Sample Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
Ho = Distribusi data mengikuti berdistribusi normal
H1 = Distribusi data mengikuti tidak berdistribusi normal
Adapun kriteria yang digunakan dalam uji One Sample Kolmogorov-
Smirnov adalah sebagai berikut (Ghozali, 2004:31):
Jika nilai dari Asymp Sig (2-tailed) > a, maka Ho diterima, sebaliknya
Jika nilai dari Asymp Sig (2-tailed) < a, maka Ho ditolak.
Untuk mempermudah perhitungan data dan untuk mendapatkan hasil
perhitungan yang lebih akurat maka perhitungan dilakukan terhadap
menggunakan program SPSS. Adapun nilai sig dari masing-masing variabel
dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 5.7 Hasil Perhitungan One Sample Kolmogorov-Smirnov
Variabel Asymp (2-
tailed)
Keterangan Ho
Kesiapan mental kerja .087 P > a = 0,05 Ho diterima
Praktek industri .381 P > a = 0,05 Ho diterima
Bimbingan karir .287 P > a = 0,05 Ho diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Prestasi belajar .693 P > a = 0,05 Ho diterima
Sumber : Data Primer yang diolah, Tahun 2006 (Lampiran hal 132)
Berdasarkan tabel tersebut di atas terlihat bahwa Asymp Sig (2-tailed)
dari masing-masing variabel bernilai lebih dari taraf signifikansi a = 0,05 atau
berlaku Asymp Sig (2-tailed) < a. Berdasarkan kriteria yang ada maka keempat
variabel yaitu, variabel kesiapan mental kerja, variabel praktek industri, variabel
bimbingan karir, dan variabel prestasi belajar berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap menggunakan
analisis varians terhadap garis regresi yang diperoleh dari uji F. Harga F hitung
yang dihasilkan kemudian harga F tabel sebesar 3.95.
Adapun perumusan hipotesis adalah sebagai berikut:
Ho = Pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat linear
H1 = Pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat tidak linear
Untuk mempermudah perhitungan data dan untuk mendapatkan hasil
perhitungan yang lebih akurat maka perhitungan dilakukan terhadap
menggunakan program SPSS. Adapun nilai F hitung dari model pengaruh variabel
Praktek Industri, Bimbingan Karir, dan Prestasi Kerja Terhadap Kesiapan Mental
Kerja adalah sebesar 5,181 (Lampiran hal.130).
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa harga F hitung dari model regresi
linear bernilai lebih dari F tabel. Berdasarkan kriteria yang ada maka ketiga
variabel bebas yaitu, variabel praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi
belajar secara serentak memiliki pengaruh linear terhadap variabel terikat
kesiapan mental kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Uji Heteroskedatisitas pada penelitian ini
dilakukan terhadap menggunakan rumus korelasi dari Spearman.
Untuk mengetahui apakah terjadi masalah heteroskedastisitas
digunakan ketentuan sebagai berikut:
Jika Sig (2-tailed) > a = 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas
Jika Sig (2-tailed) < a = 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas
Dari hasil perhitungan terhadap menggunakan program SPSS for
windows, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig (2-tailed) Signifikansi Kesimpulan
Praktek Industri Bimbingan Karir Prestasi Belajar
0,801 0,889 0,529
0,05 0,05 0,05
Homogen Homogen Homogen
Sumber : Data Primer yang diolah, Tahun 2006 (Lampiran hal 133)
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap menggunakan SPSS yang
tersaji pada Tabel 5.6 di atas, maka terlihat bahwa tidak terjadi
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi antar va riabel independent dalam sebuah model regresi berganda.
Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinieritas. Sebuah model
regresi yang baik, seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel. Untuk
dapat mendeteksi ada tidaknya problem multikolinieritas pada sebuah model
regresi, dapat dilakukan terhadap melihat nilai Variance Inflation Factor
(VIF). Apabila VIF tidak melebihi 10 maka tidak terjadi gejala
multikolinearitas, tetapi jika VIF melebihi 10 maka terjadi multikolinearitas.
Tabel 5.7 Hasil nilai VIF (Variance Inflation Factor)
Variabel Nilai VIF Kesimpulan Variabel praktek industri 1,013 Tidak Multikolinearitas Variabel bimbingan karir 1,036 Tidak Multikolinearitas Variabel prestasi belajar 1,031 Tidak Multikolinearitas
Sumber : Data Primer yang diolah, Tahun 2006 (Lampiran hal 130 pada Tabel Coefficients pada kolom collinearity statistic)
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap menggunakan SPSS, maka
diperoleh besarnya nilai dari VIF dari semua variabel bebas tidak memiliki
nilai VIF lebih besar dari 10. Nilai VIF dari variabel praktek industri sebesar
1,013, variabel bimbingan karir sebesar 1,036, dan variabel prestasi belajar
sebesar 1,031. Ini menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar
variabel bebas dalam model.
c. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan untuk mengetahui terdapat tidaknya
korelasi berantai diantara faktor-faktor yang mengganggu secara berurutan.
Autokorelasi merupakan suatu kondisi dimana variabel gangguan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
periode tertentu berkorelasi terhadap variabel gangguan pada periode yang
lain. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu terhadap yang lain (Ghozali, 2004).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu autokorelasi, maka dapat
dilakukan terhadap uji statistik Durbin-Watson. Hipotesis yang digunakan
dalam uji statistik Durbin-Watson adalah:
H0 = tidak ada autokorelasi
H1 = ada autokorelasi
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai
berikut:
Tabel 5.8 Keputusan Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson Hipotesis nol Keputusan Syarat
Tolak 0 < d = dl Tidak ada autokorelasi positif
Tanpa keputusan dl = d = du
Tolak 4-dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi negatif
Tanpa keputusan 4-du = d = 4-dl
Tidak ada autokorelasi positif
atau negatif Tidak ditolak
du < d < 4-du
Sumber : Ghozali, 2004 Lampiran 130
Dari hasil perhitungan terhadap menggunakan SPSS diperoleh nilai
Durbin-Watson sebesar 1,997. Nilai Durbin-Watson tersebut selanjutnya akan
dibandingkan terhadap nilai tabel terhadap menggunakan nilai signifikansi
5%, terhadap jumlah sampel 88 (n) dan terhadap jumlah variabel independen
3 (k=3). Maka di tabel Durbin-Watson akan didapatkan nilai du dan dl yang
mendekati dl = 1,589 dan du =1,726.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Terhadap demikian berlaku du < d < 4 – du, dimana du = 1,726, d =
1,997, dan 4 – du = 2,274. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho yang
menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif tidak bisa
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
C. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian, maka digunakan perhitungan secara
statistik terhadap analisis regresi linear berganda. Analisis linear berganda yang
digunakan adalah untuk melihat pengaruh variabel praktek industri, bimbingan
karir, dan prestasi kerja terhadap kesiapan mental kerja. Dari hasil perhitungan
terhadap SPSS diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 2,384 + 0,470 X1 + 0,247 X2 + 0,632 X3
Dimana:
Y = Kesiapan mental
X1 = Praktek industri
X2 = Bimbingan karir
X3 = Prestasi belajar
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Untuk menguji hipotesis pertama yang menyatakan “ada pengaruh yang
positif terhadap implementasi praktek industri terhadap kesiapan mental kerja
siswa SMK”, digunakan uji t pada analisis regresi linear berganda. Adapun
kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
- Jika nilai probabilitas (p value) lebih besar atau sama terhadap nilai
alpha (5%) maka tidak terdapat pengaruh implementasi praktek industri
terhadap variabel kesiapan mental.
- Jika nilai probabilitas (p value) lebih kecil dari alpha (5%) maka terdapat
pengaruh implementasi praktek industri terhadap variabel kesiapan
mental.
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai probabilitas (p value) adalah
sebesar 0,004. Karena nilai p value lebih besar dari alpha (5%) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh implementasi praktek industri terhadap
variabel kesiapan mental.
Hal ini berarti hipotesis pertama diterima. Terhadap kata lain “ada
pengaruh yang positif antara implementasi praktek industri terhadap kesiapan
mental kerja siswa SMK”.
2. Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis kedua yang menyatakan “ada pengaruh yang
positif antara implementasi bimbingan karir terhadap kesiapan mental kerja
siswa SMK”, digunakan uji t pada analisis regresi linear berganda. Adapun
kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Jika nilai probabilitas (p value) lebih besar atau sama terhadap nilai
alpha (5%) maka tidak terdapat pengaruh implementasi bimbingan karir
terhadap variabel kesiapan mental.
- Jika nilai probabilitas (p value) lebih kecil dari alpha (5%) maka terdapat
pengaruh implementasi bimbingan karir terhadap variabel kesiapan
mental.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai probabilitas (p value) adalah
sebesar 0,089. Karena nilai p value lebih besar dari alpha (5%) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh implementasi bimbingan karir terhadap
variabel kesiapan mental tetapi tidak signifikan pada taraf 5%.
Hal ini berarti hipotesis kedua ditolak. Terhadap kata lain “ada pengaruh
yang positif tetapi tidak signifikan pada taraf 5% antara implementasi bimbingan
karir terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK”. pengaruh antara implementasi
bimbingan karir terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK pada taraf 10%.
3. Hipotesis Ketiga
Untuk menguji hipotesis ketiga yang menyatakan “ada pengaruh yang
positif antara prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK”,
digunakan uji t pada analisis regresi linear berganda. Adapun kriteria yang
digunakan adalah sebagai berikut:
- Jika nilai probabilitas (p value) lebih besar atau sama terhadap nilai
alpha (5%) maka tidak terdapat pengaruh prestasi belajar terhadap
variabel kesiapan mental.
- Jika nilai probabilitas (p value) lebih kecil dari alpha (5%) maka terdapat
hubumgan prestasi belajar terhadap variabel kesiapan mental.
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai probabilitas (p value) adalah
sebesar 0,141. Karena nilai p value lebih besar dari alpha (5%) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh prestasi belajar terhadap variabel kesiapan
mental tetapi tidak signifikan pada taraf 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Hal ini berarti hipotesis ketiga diterima. Terhadap kata lain “ada
pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan pada taraf 5% antara implementasi
prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK”.
4. Hipotesis Keempat
Untuk menguji hipotesis keempat yang menyatakan “ada pengaruh yang
positif antara praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi belajar terhadap
kesiapan mental kerja siswa SMK”, digunakan uji F pada analisis regresi linear
berganda. Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Jika nilai probabilitas (p value) lebih besar atau sama terhadap nilai
alpha (5%) maka tidak terdapat pengaruh implementasi praktek industri,
bimbingan karir, dan prestasi belajar terhadap variabel kesiapan mental.
- Jika nilai probabilitas (p value) lebih kecil dari alpha (5%) maka terdapat
pengaruh implementasi praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi
belajar terhadap variabel kesiapan mental.
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai probabilitas (p value) adalah
sebesar 0,002. Karena nilai p value lebih kecil dari alpha (5%) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara implementasi praktek
industri, bimbingan karir, dan prestasi belajar terhadap variabel kesiapan mental.
Hal ini berarti hipotesis keempat diterima. Terhadap kata lain “terdapat
pengaruh positif antara implementasi praktek industri, bimbingan karir, dan
prestasi belajar terhadap variabel kesiapan mental”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
D. Pembahasan
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada sub-bab terdahulu terlihat bahwa
empat hipotesis penelitian, yaitu (1) ada pengaruh yang positif antara implementasi
praktek industri terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK, (2) ada pengaruh yang
positif antara implementasi bimbingan karir terhadap kesiapan mental kerja siswa
SMK, (3) ada pengaruh yang positif antara implementasi prestasi belajar terhadap
kesiapan mental kerja siswa SMK, dan (4) ada pengaruh yang positif antara
implementasi praktek industri, kegiatan bimbingan karir dan prestasi belajar terhadap
kesiapan mental kerja siswa SMK, kesemuanya terpenuhi.
1. Pengaruh yang positif antara implementasi praktek industri terhadap
kesiapan mental kerja siswa SMK
Selanjutnya dari hasil perhitungan terlihat bahwa sumbangan variabel
kegiatan praktek industri terhadap kesiapan mental kerja mempunyai sumbangan
relatif dan sumbangan efektif yang paling besar dibandingkan terhadap variabel
bebas lainnya. Kegiatan praktek industri pada dasarnya merupakan suatu pelatihan
keterampilan bagi siswa terhadap menghadapi permasalahan-permasalahan langsung
di suatu industri. Terhadap pengalaman secara langsung tersebut maka siswa pada
dasarnya dapat menilai keyakinan dan harapannya berkaitan terhadap kapasitas
dirinya dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Dalam melakukan kegiatan praktek industri, pada dasarnya siswa sedang
melakukan interaksi yang positif terhadap orang-orang lain dilingkungan kerja dalam
upaya peningkatan kapasitas dirinya. Pengalaman kerja dan interaksinya merupakan
hal yang penting bagi pembentukan sikap mental kerja siswa. Hal tersebut sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
terhadap pendapat Chen (1997) dalam Wahyono (2001:6) bahwa integrasi antara diri
dan lingkungan sosial memberikan kesempatan bagi individu untuk meningkatkan
kekuatan kontrol perilaku karir serta harapan efikasi diri terhadap karir. Yang
dimaksud efikasi diri terhadap karir adalah keyakinan atau harapan seseorang tentang
kapasitas dirinya dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu atau perilakunya saat ini
terhadap sukses. Harapan tersebut pada akihrnya akan menentukan
perilaku/performansi, jumlah usaha yang dilakukan dan lama perilaku tersebut
dipertahankan jika hambatan-hambatan ditemui.
Arti penting pengalaman kerja tersebut dapat terlihat ketika seseorang telah
memasuki masa percobaan kerja. Maksud utama masa percobaan itu ialah untuk
melihat apakah pegawai yang bersangkutan: (1) benar-benar memiliki pengetahuan
atau keterampilan yang diperlukan atau tidak dan (2) mampu tidaknya calon pekerja
melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan, misalnya dalam hal
penerimaan terhadap kultur organisasi yang berlaku, kerja sama dan interaksi positif
terhadap orang-orang lain dalam organisasi (Siagian, 1995:204).
Itulah mengapa tidak jarang para pencari tenaga kerja baru mensyaratkan
pengalaman kerja sebagai kondisi pengajuan lamaran (Siagian, 1995:198).
Persyaratan tersebut dibuat apabila lowongan yang ada harus diisi segera oleh
tenaga yang tidak lagi memerlukan pendidikan atau latihan khusus, tetapi langsung
dapat bekerja.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka pembelajaran berbasis komunitas
(community based learning) mendapat prioritas penting bagi siswa yang disiapkan
langsung masuk ke dunia kerja. Pembelajaran berdasarkan komunitas merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
pengembangan dari pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual proses
berpikir dibentuk oleh perpaduan antara individu dan peralatan, oleh karenanya
pembelajaran diatur sesuai objek dan kejadian serta dilakukan dalam situasi yang
spesifik. Aplikasi dari hal tersebut adalah pemberian pengetahuan dan keterampilan
dalam konteks pengalaman kehidupan nyata, disesuaikan terhadap permasalahan dan
kejadian dalam dunia kerja. Pembelajaran terjadi saat siswa berusaha mencoba untuk
berpikir dan memahami situasi yang ditampilkan, mengembangkan strategi untuk
mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui dan menguji tingkat keberhasilannya.
Berbeda terhadap pembelajaran kontekstual, pembelajaran berbasis
komunitas berisi praktek kerja/magang yang menghubungkan sekolah ke dunia kerja
dan tujuan-tujuan karir siswa terhadap melibatkan masalah di dunia bisnis nyata.
Brophy (1998) dalam Wahyono (2001:8) menyarankan enam strategi pembelajaran
menurut model ini, yaitu :
1. Penetapan tujuan-tujuan dilakukan melalui persetujuan antara siswa, guru
dan supervisor di dunia bisnis.
2. Program-program yang dijalankan difokuskan pada masalah-masalah di
dunia kerja nyata, yang menunjukkan relevansi antara dua pendidikan dan
bisnis serta dilakukan melalui usaha yang terus menerus.
3. Siswa menerima pembinaan dan saran-saran dari guru, karyawan, dan
supervisor di dunia bisnis. Mereka menggunakan peralatan-peralatan dan
latihan-latihan berkelanjutan agar trampil di bidangnya.
4. Siswa mengembangkan kesadaran tentang persyaratan-persyaratan untuk
memasuki dunia kerja dan kesempatan karir di dunia kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
5. Pembelajaran dilakukan secara interdisipliner, melalui proses bertanya,
menyelidiki, menduga, berbicara terhadap jelas (artikulasi), kolaborasi,
negosiasi, latihan, dan refleksi
6. Prestasi ditunjukkan melalui berbagai jenis penilaian dan penilai.
Kegiatan praktek industri tersebut pada dasarnya ditunjukan untuk memenuhi
salah satu kebutuhan yang diungkapkan oleh Jourard (1963) dalam Mappiare
(2002:83-84), yaitu varied experience, yaitu kebutuhan akan pengalaman yang
beragam. Kebutuhan akan pengalaman yang beragam tersebut menuntut stimulasi
pribadi dan gerak ke arah kehidupan yang semakin penuh gaya guna. Kebutuhan
akan pengalaman tersebut dapat dipenuhi terhadap pemberian praktek industri
kepada siswa. Pemberian praktek industri tersebut akan menjadi pengalaman yang
berharga dalam memantapkan mental kerja di masa datang.
Kegiatan praktek industri tersebut akan membiasakan siswa untuk mampu
melakukan adaptabilitas dan belajar hidup terhadap dunia industri. Pada satu segi, ini
berarti siswa belajar menyesuaikan diri terhadap lingkungan organisasi di dunia
kerja/binis. Pada segi lain, ini berarti anak menghadapi realita.
2. Pengaruh yang positif antara implementasi bimbingan karir terhadap
kesiapan mental kerja siswa SMK
Selain arti pentingnya kegiatan praktek industri, Stitt – Gohdes (1997) dalam
Wahyono (2001:6) menyatakan bahwa ada interaksi antara perilaku pengambilan
keputusan karir dan efikasi diri. Hal tersebut menunjukkan bahwa mental kerja
seseorang akan dipengaruhi oleh proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Menurut Hansen (1977) dalam Sukardi (1989:33) mengemukakan bahwa bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
karir bertujuan untuk membantu individu agar memiliki kecakapan atau pemahaman
yang jelas tentang alternatif kerja dan membantu penyediaan implementasi pemilihan
karir untuk memperoleh kepuasan dan produktivitas dalam lapangan atau kehidupan
kerja.
Menurut Mappiare (2002:46-47) pemeliharaan atau mendapatkan mental
sehat merupakan salah tujuan konselng. Jika mental sehat dicapai maka individu
memiliki integrasi, penyesuaian dan identifikasi positif terhadap orang lain. Di sini
individu belajar menerima tanggung jawab, jadi mandiri, dan mencapai integrasi
tingkah laku.
Salah satu faktor penting yang berkaitan terhadap pemilihan karir adalah
pengetahuan diri dan pemahaman diri. Pemahaman diri dapat diartikan sebagai suatu
situasi di mana individu secara mandiri mengenal dan mengerti berbagai segi
mengenai dirinya sendiri terhadap jelas dan logis. Pengertian mandiri di sini
diartikan bahwa individu memahami dirinya secara sadar dan diterima oleh dirinya
sendiri. Oleh karenanya sikap mental yang sehat tersebut dapat diperoleh siswa
terhadap melakukan pemahaman terhadap dirinya sendiri. Pemahaman diri dalam
satu sisi mencakup suatu kesadaran akan beberapa kemampuan, sikap, keterbatasan,
pilihan, karakteristik kepribadian, minat, kekuatan, dan dari sisi yang lainnya
ditujukan kepada suatu aspirasi, bimbingan, tujuan-tujuan, gaya hidup, dan kepuasan
(Sukardi, 1989:34).
Terhadap demikian kegiatan bimbingan konseling diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan yang dari siswa berupa : (1) cognitive needs, yaitu kebutuhan
ketegasan kognitif dan (2) physical and mental health needs, yaitu kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
kesehatan mental dan fisik. Kebutuhan kesehatan mental dan fisik, berkenan
terhadap rasa atau kesan nyaman dalam perasaan dan tubuh. Jika kebutuhan tersebut
tidak terpenuhi dapat mendatangkan kesakitan fisik maupun psikis. Sedangkan
kebutuhan ketegasan kognitif, diperlukan untuk membantu memantapkan keyakinan
yang goyah atau saling bertentangan. Biasanya siswa yang akan menghadapi
pertentangan pilihan-pilihan pekerjaan yang akan dilakukan nantinya. Untuk itu,
siswa perlu mendapat arahan dan bimbingan agar memiliki keyakinan yang kuat
dalam menentukan pilihan karirnya.
Menurut Blocher (1966) dalam Mappiare (2002:48) tujuan yang agak
condong ke orientasi kognitif tersebut adalah keefektifan pribadi. Perkembangan
pribadi sebagai kecondongan tujuan ini pada konseling orientasi kognitif dapat
dijelaskan bahwa konseling merupakan suatu pengalaman perkembangan dalam
mana pemecahan masalah dan pengambilan keputusan memelihara pertumbuhan
pribadi.
Dalam proses kegiatan bimbingan karir agar siswa mendapatkan pemahaman
diri yang sehat, maka konselor peran sebagai sebagai baik sebagai guru, monitor,
konselor, penghubung, maupun sebagai sumber-sumber referal. Sebagai guru, maka
konselor dituntut untuk terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar pada
bidang karir. Pokok-pokok persoalan yang relavan yang perlu dipahami siswa
diantaranya keterampilan mengambil keputusan bagi siswa.
Sebagai seorang monitor, konselor pada intinya bertanggung jawab
menafsirkan kebutuhan siswa dan menilai program bimbingan karir. Penilaian
tersebut memiliki arti penting untuk meningkatkan kualitas program bimbingan karir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
yang sudah ada. Sebagai konsultan, maka konselor harus bertindak sebagai orang
sumber atau nara sumber yang menyediakan dan mengintegrasikan bahan-bahan atau
materi karir yang relevan dalam program pengajaran dan menginterpretasikan
sasaran dan tujuan program.
Sebagai seorang penghubung, konselor bertanggung jawab penting karena
program bimbingan karir memerlukan partisipasi dan kerja sama dari masyarakat.
Misalnya kemampuan untuk memperoleh tempat yang akan dikunjui pada industri
setempat dalam rangka kerjasama. Peran konselor sebagai sumber-sumber referal
maka kadangkala konselor diperlukan untuk mereferal atau merujuk siswa dalam
masalah-masalah yang bersifat individual kepada orang lain. Ini berarti konselor
berperan melimpahkan atau merujuk orang lain untuk membantu memecahkan
masalah bagi siswa. Kelima peran tersebut harus dilakikan secara komprehensif
untuk mendapatkan hasil bimbingan karir yang efektif.
3. Pengaruh yang positif antara implementasi prestasi belajar terhadap
kesiapan mental kerja siswa SMK
Adapun pengaruh antara prestasi belajar terhadap kesiapan mental ternyata
memberikan sumbangan rela tif dan sumbangan efektif yang paling rendah
dibandingkan terhadap variabel yang lain. Hal tersebut menurut penulis disebabkan
karena prestasi belajar yang tinggi tanpa disertai terhadap pengalaman-pengalaman
kerja tidak dapat berguna secara efektif dalam pembentukan mental. Prestasi belajar
seseorang akan menjadi lebih berguna dalam pembentukan pribadi efektif setelah
diberikan kegiatan praktek industri secara langsung dan bimbingan karir mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menurut Nolker dan Schoenfeldt (1983:6) pelaksanaan perilaku dalam
praktek pengajaran yang mengkukuhkan perilaku belajar tidak mudah untuk
terwujud. Hal tersebut dapat dilakukan terhadap memberikan dorongan, pujian, janji
adanya konsekuensi positif, dan penghargaan sebagai elemen-elemen pembentuk
iklim belajar yang positif. Pembentukan iklim belajar yang positif tersebut didukung
pula oleh teknik motivasi yang efektif pada siswa kejuruan, yaitu:
a. Tujuan belajar yang jelas
b. Pengpengaruh materi terhadap minat siswa, serta adanya penjelasan cara-
cara memanfaatkan hasil-hasil belajar dalam praktek nanti
c. Pemberian tugas-tugas terhadap taraf kesulitan sedang serta lingkup
kesulitan yang fleksibel
d. Perumusan pernyataan-pernyataan yang menarik dan merangsang
e. Merangsang aktivitas belajar secara mandiri
f. Umpan balik mengenai keberhasilan belajar
Terhadap adanya teknik motivasi yang efektif, maka diharapkan siswa akan
memiliki dasar yang kuat dalam pelaksanaan praktek di tempat kerja baik dalam
bentuk pelaksanaan pekerjaan maupun masih dalam bentuk magang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Pada Bab VI dibahas tentang kesimpulan dan saran dari penelitian ini.
Kesimpulan berisi tentang inti dari penelitian, yaitu berupa ringkasan inti dari
seluruh penelitian. Bagian saran-saran berisi tentang masukan berdasarkan hasil
penelitian yang diberikan untuk pihak-pihak terkait.
A. Kesimpulan
1. Pada deskripsi, terlihat bahwa siswa yang masuk dalam kriteria memiliki
kesiapan mental kerja yang sangat tinggi sebanyak 47 siswa (53,4%), siswa yang
memiliki pemahaman yang sangat tinggi terhadap praktek industri sebanyak 24
siswa (27,3%), siswa yang mendapatkan bimbingan karir dalam kriteria sangat
tinggi sebanyak 5 siswa (4,7%).
2. Pengaruh antara implementasi praktek industri terhadap kesiapan mental kerja
siswa SMK terbukti secara signifikan pada taraf signifikansi 5%.
3. Pengaruh antara implementasi bimbingan karir terhadap kesiapan mental kerja
siswa SMK terbukti tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%.
4. Pengaruh antara implementasi prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja
siswa SMK terbukti tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%.
5. Pengaruh antara implementasi praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi
belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK terbukti signifikan pada taraf
signifikansi 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
B. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya:
1. Pengukuran ketiga variabel hanya dilakukan pada siswa kelas III dalam satu
sekolah, yaitu SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta.
2. Terdapat variabel-variabel bebas selain pengaruh praktek industri, bimbingan
karir, dan prestasi belajar yang dapat berpengaruh terhadap kesiapan mental
kerja, namun tidak digunakan dalam penelitian.
3. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan terhadap menggunakan
kuesioner yang diisi oleh siswa. Kuesioner tersebut berisi pengukuran terhadap
masing-masing individu, dimana tiap-tiap individu dimungkinkan kurang dapat
mengukur diri mereka sendiri.
C. Saran
1. Bagi pihak sekolah
a. Memberikan perhatian lebih besar kepada kegiatan praktek industri
mengingat kegiatan tersebut memberikan manfaat yang besar kepada siswa.
Hal tersebut dapat dilakukan terhadap melakukan kerjasama yang lebih erat
terhadap dunia industri dalam kegiatan transfer teknologi sehingga
pembelajaran di sekolah dapat menghasilkan lulusan yang sesuai terhadap
kebutuhan industri. Terhadap adanya kesesuaian antara pembelajaran
terhadap kegiatan riil di dunia industri maka siswa akan merasa lebih siap
untuk memasuki dunia industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
b. Praktek bimbingan karir berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
kesiapan mental siswa, oleh karenanya bimbingan karir hendaknya
dilakukan secara kontinu sampai siswa merasa yakin dan mantap terhadap
pilihan karir yang ingin dicapainya.
c. Karena prestasi belajar berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
kesiapan mental siswa, maka pihak sekolah menggunakan raport bukan
sekedar untuk pencapaian nilai akademik saja, namun juga dapat digunakan
untuk memacu kesiapan mental dari para siswa.
2. Bagi Siswa
Siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan dan pelatihan secara
mandiri dan tidak hanya mengandalkan kegiatan-kegiatan pembelajaran di
sekolah.
3. Bagi Peneliti lain
a. Meninjau kembali kuesioner yang digunakan dalam penelitian. Peninjauan
tesebut dilakukan terhadap harapan agar kuesioner yang digunakan oleh
peneliti mendapat pembaharuan dan memenuhi persyaratan sebagai alat
penelitian yang bermutu
b. Subyek penelitian hendaknya tidak hanya siswa kelas III saja, tetapi dapat
juga mencakup siswa yang telah lulus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
DARTAR PUSTAKA
Andi M. (1984). Pengantar Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Usaha Nasional. Surabaya.
Arif Furchan (1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya Usaha
Nasional. Aryatmi S.Ma. (1983).Gema Bimbingan. Pusat Bimbingan Universitas Kristen Setya
Wacana. B. Subroto (1990). Tata laksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. Caesilia S.(2004). Hubungan Persepsi SiswaTentang kompentei Guru, Motivasi
Belajar Dan Kegiatan Belajar Dengan Hasil Belajar Akuntansi. Skripsi USD Yogyakarta.
Caesilia Y. (2004).Hubungan Antara Motivasi Berprestasi, Pembibingan dan
Prestasi Belajar Siswa Dengan Keberhasilan Pendidikan Sistem Ganda. Skripsi USD Yogyakarta.
Consuelo(1993). Pengantar Metode Penelitian. Universitas Indonesia. Daligulo dan Kartini Kartono.(1983). Kamus Psikologi. Bandung: Tonis Depdikbud.(1993).Pedoman Pelaksanaan. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Dimyanti dan Kartini Kartono.(1983). Kamus Psikologi. Bandung. Tonis. Djumhur dan Surya m.(1975). Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah. CV Ilmu.
Bandung. Eko S. (1996).Hubungan Pendidikan Sistem Ganda dengan Kesiapan Mental Kerja
Siswa. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Fitri A.(2004). Hubungan Persepsi Terhadap PSG, Prestasi Belajar terhadap cita-
cita siswa. Skripsi USD Yogyakarta. Gunarso Singgih (1979). Psikologi Untuk Membimbing. BPK Gunung Mulia
Kwitang 22, Jakarta Pusat. Imam Ghozali (2004). Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS Edisi3.
Universitas Diponegoro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Isnandar (1997). Kerjasama Sekolah Teknologi Menengah dengan Industri melalui Pendidikan Sistem Ganda Jurnal Ilmu Pendidikan. Sanata Dharma Yogyakarta.
Kartini Kartono (1985). Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya. CV
Rajawali. Jakarta. Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI (1993). BP Bina Dhama Pemuda Masidjo (1995). Penelitian Hasil Belajar Siswa Disekolah. Kanisius Nana S.(1997).Penilaian Hasil Belajar Mengajar.PT Remaja Rosdakarya. Ngalim P. (1992). Psikologi Pendidikan.Remadja Karya CV Bandung. Poewadarminta.(1985). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Prayino (1976). Pelayanan Bimbingan Di Sekolah. Ghalia Indonesia. Yogyakarta. Roestiayah N.K. (1982). Masalah-Masalah ilmu Keguruan IKIP. Jakarta. Roosdi Achmad Syuhada (1988). Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan
Pendidikan Luar Sekolah. Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidik, Jakarta. Sidney Siegel (1985).Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. PT Gramedia
Jakarta. Sudjana (1992). Teknik Analisis Regresi dan korelasi. Bandung: Tarsito.
Sugiono.(2004). Statistik Untuk Penelitian. CV Afabeta Bandung. Suharjo Dwidjosumarto.(2000).”Presepsi Guru Terhadap Implementasi PSG di
SMEA”. Jurnal Ilmu Pendidikan . Malang. LPTK dan IPSI. Sharrsimi A.(1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi V. Rineka
Cipta. __________.(1998). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Sukardi (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Sumadi Suryabrata. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sunaryo. (1996). “ Tanggapan Dunia Usaha Terhadap Link and Match”. Jurnal
Kependidikan Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Sutrino dan Paryono(1997). Pelaksanan Pembelajaran Pendidikan Sistem Ganda di Lembaga Pasangan Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan. Sanata Dharma Yogyakarta.
Sukardi.(2000). Analisis Regresi. Yogyakarta. Andi Offset. Supranto.(2004). Ekonomimetrik. Universitas Indonesia. W.S Winkel (1981). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta: PT
Gramedia. ___________(1985). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. PT
Gramedia. ___________(1998). Psikologi Pengajaran. Jakarta. PT Gramedia. Yusuf Gunawan. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta. Zahra I. Dan Lisma J.(1992) Pengantar Pendidikan. ). Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
KUESIONER
1. Nama : 2. Kelas : 3. Jenis Kelamin : 4. Jurusan/ Prodi di SMK :
A. Petunjuk:
a) Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai sengan keadaan yang sebenarnya.
b) Tulis jawaban dengan memberi tanda silang ( X ) pada alternatif jawaban yang tersedia.
c) Dengan alternatif jawaban: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju i(STS)
Kesiapan Mental Kerja Siswa No Pertanyaan Alternatif jawaban
1. Setelah lulus saya harus bekerja [SS] [S] [TS] [STS] 2. Setelah lulus saya akan bekarja untuk memenuhi
kebutuhan hidup [SS] [S] [TS] [STS]
3. Setelah lulus saya akan bekarja untuk meningkatkan keterampilan yang saya miliki.
[SS] [S] [TS] [STS]
4. Saya akan bekerja untuk mendapatkan balas jasa [SS] [S] [TS] [STS] 5.
Bila saya bekerja akan menjalin hubungan komunikasi dengan atasan.
[SS] [S] [TS] [STS]
6. Bila saya bekerja akan menjalin kerja sama antar sesama pekerja
[SS] [S] [TS] [STS]
7. Bila saya bekerja akan mendekati teman yang tidak senang dengan keberhasilan kerja saya.
[SS] [S] [TS] [STS]
8.
Bila saya bekerja akan mendekati teman yang tidak senang terhadap peningkatan jabatan saya
[SS] [S] [TS] [STS]
9.
Sebelum memulai bekerja saya harus tahu tugas/pekerjaan apa yang harus saya kerjakan
[SS] [S] [TS] [STS]
10.
Sebelum memulai bekerja saya harus tahu menggunakan peralatan yang akan saya gunakan untuk bekerja
[SS] [S] [TS] [STS]
11.
Sebelum memulai bekerja saya harus tahu perlengkapan apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada saya
[SS] [S] [TS] [STS]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
12. Bila bekerja saya harus tetap menambah pengetahuan dengan membaca buku
[SS] [S] [TS] [STS]
13. Bila bekerja saya akan menghindari kesalahan sedikit mungkin dengan bekerja secara hati-hati
[SS] [S] [TS] [STS]
14. Bila bekerja trjadi kesalahan saya akan segera mengoreksinya dan berusaha untuk tidak mengulanginya
[SS] [S] [TS] [STS]
15. Bila bekerja saya akan mempertanggungjawabkan hasil kerja saya
[SS] [S] [T][SS] [S]
16. Bila bekerja saya akan berusaha mengerjakan tugas yang diberikan atasan dengan sebaik-baiknya
[SS] [S] [TS] [STS]
17. Dalam menyelesaikan pekerjaan harus dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh
[SS] [S] [TS] [STS]
18. Melakukan suatu pekerjaan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya tanpa memperhatikan siapa pemiliknya
[SS] [S] [TS] [STS]
19. Bila bekerja saya akan mengikuti kursus agar keterampilan saya bertambah
[SS] [S] [TS] [STS]
20. Bila bekerja saya akan tetap rajin membaca [SS] [S] [TS] [STS]
B. Petunjuk: a) Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai sengan keadaan yang
sebenarnya. b) Tulis jawaban dengan memberi tanda silang ( X ) pada alternatif jawaban yang
tersedia. c) Dengan alternatif jawaban: Selalu (SL), Sering (S), Kadang-Kadang (KK), Tidak
Pernah (TP) Pelaksanaan Praktek Industri. No Pertanyaan Alternatif jawaban
1. 2.
3.
4.
Pada awal kegiatan praktek industri peserta mendapat penjelasan tentang tujuan dan materi progaram yang akan dilaksanakan selama praktek. Dalam pelaksanaan praktek industri , kegiatan yang Anda laksanakan sesuai dengan materi program dan teori yang diperoleh di sekolah.
Anda membaca makalah-makalah, surat kabar tentang praktek industri . Siswa diberi kesempatan untuk melakukan observasi ke dunia usaha sebelum pelaksanaan praktek industri .
[SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Pembimbing melakukan pembimbingan secara intensisif terhadap kegiatan praktek industri . Sekolah memberikan buku jurnal harian untuk mencatat kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam pelaksanaan praktek industri. Anda memanfaatkan kehadiran pembimbing di dunia usaha untuk mengenai praktek yang anda jalani. Selama praktek, pembimbing melaksanakan evaluasi untuk memecahkan masalah yang dialami pada waktu praktek. Anda mengerjakan tugas-tugas praktek yang diberikan dunia usaha. Selama pelaksanaan praktek industri anda mendapatkan cara menyelesaikan masalah yang timbul dalam praktek. Tugas yang diberikan pembimbing sebelum anda kerjakan perlu anda pahami dan dicermati terlebih dahulu. Pada saat pelaksanaan praktek industri , anda diberi penjelasan tentang semua jenis pekerjaan yang ada di instansi tersebut.
[SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP]
13. Selama melaksanakan praktek industri anda pernah mendapatkan tambahan pengetahuan yang tidak didapat di sekolah.
[SL] [S] [KK] [TP]
C. Petunjuk: a) Jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesui dengan keadaan yang
sebenarnya. b) Tulis jawaban dengan memberi tanda silang ( X ) pada alternatif
jawaban yang tersedia. c) Dengan alternatif jawaban: Sangat Membantu (SM), Membantu (M),
Kurang Membantu (KM), Tidak Membantu (TM)
Pelaksanaan Bimbingan Karir. No Pertanyaan Alternatif Jawaban
1.
2.
3.
Sehubungan dengan bimbingan karir di sekolah dalam mempersiapkan diri memasiki dunia kerja, bagaimana sekolah memberikan hal tersebut kepada anda. Sejauh mana materi bimbingan karir di sekolah bermanfaat dalam memahami arti penting kemampuan yang anda dapat kembangkan sesuai dengan jurusan anda. Sejauh mana materi bimbingan karir di sekolah membantu dalam memahami kelemahan-kelemahan diri
[SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
anda yang dapat menghambat dalam memasuki dunia kerja. Sejauh mana materi bimbingan karir di sekolah dapat membantu memperbaiki masalah yang timbul dari kelemahan-kelemahan yang anda miliki. Sejauh mana materi bimbingan karir di sekolah membantu dalam memahami minat anda pada jurusan anda. Sejauh mana materi bimbingan karir di sekolah membantu dalam memahami arti penting kesipan mental kerja anda. Sejauh mana informasi tentang kondisi dunia kerja dalam mempersiapkan anda memasuki dunia kerja di sekolah anda melalui bimbingan karir. Informasi tentang situasi kerja untuk lulusan SMK di sekolah anda melalui bimbingan karir. Sejauh mana bimbingan karir di sekolah membantu dalam memahami kondisi lingkungan dunia kerja dan memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha. Informasi tentang jenis-jenis lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki lulusan SMK di sekolah anda melalui bimbingan karir. Sejauh mana bimbingan karir di sekolah dapat membantu memahami perkembangan dunia kerja yang relevan dengan jurusan anda. Sejauh mana bimbingan karir di sekolah bermanfaat dalam mempersiapkan anda sebagai lulusan SMK untuk dapat memasuki dunia kerja. Pengarahan dan penjelasan dalam bimbingan karir di sekolah mengenai kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas dalam memasiki dunia kerja. Adanya bimbingan dan latihan disiplin dalam memasiki dunia kerja. Adanya bimbingan dan latihan untuk bertanggung jawab pada kewajiban di sekolah. Adanya bimbingan dan latihan keseriusan dan ketelitian dalam mengerjakan tugas disekolah. Sejauh mana materi bimbingan di sekolah membantu anda dalam memilih dan menetapkan jenis pekerjaan yang akan anda tekuni.
[SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran Deskripsi Data Frequencies
Statistics
88 88 88 880 0 0 0
ValidMissing
Nmental kerja
praktekindustri
bimbingankarir
prestasibelajar
Frequency Table
mental kerja
1 1.1 1.1 1.12 2.3 2.3 3.43 3.4 3.4 6.84 4.5 4.5 11.41 1.1 1.1 12.51 1.1 1.1 13.63 3.4 3.4 17.01 1.1 1.1 18.23 3.4 3.4 21.63 3.4 3.4 25.01 1.1 1.1 26.13 3.4 3.4 29.5
10 11.4 11.4 40.95 5.7 5.7 46.64 4.5 4.5 51.16 6.8 6.8 58.05 5.7 5.7 63.64 4.5 4.5 68.26 6.8 6.8 75.06 6.8 6.8 81.84 4.5 4.5 86.44 4.5 4.5 90.92 2.3 2.3 93.21 1.1 1.1 94.32 2.3 2.3 96.62 2.3 2.3 98.91 1.1 1.1 100.0
88 100.0 100.0
243233343536383940424344454647484950515253545556585960Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran Deskripsi Data (Lanjutan)
praktek industri
1 1.1 1.1 1.12 2.3 2.3 3.41 1.1 1.1 4.52 2.3 2.3 6.81 1.1 1.1 8.06 6.8 6.8 14.83 3.4 3.4 18.21 1.1 1.1 19.37 8.0 8.0 27.36 6.8 6.8 34.1
10 11.4 11.4 45.512 13.6 13.6 59.1
7 8.0 8.0 67.05 5.7 5.7 72.77 8.0 8.0 80.76 6.8 6.8 87.51 1.1 1.1 88.63 3.4 3.4 92.03 3.4 3.4 95.51 1.1 1.1 96.62 2.3 2.3 98.91 1.1 1.1 100.0
88 100.0 100.0
13151618192021222324252627282930313233343536Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran Deskripsi Data (Lanjutan)
bimbingan karir
1 1.1 1.1 1.13 3.4 3.4 4.55 5.7 5.7 10.21 1.1 1.1 11.46 6.8 6.8 18.26 6.8 6.8 25.05 5.7 5.7 30.76 6.8 6.8 37.5
11 12.5 12.5 50.07 8.0 8.0 58.04 4.5 4.5 62.52 2.3 2.3 64.85 5.7 5.7 70.56 6.8 6.8 77.36 6.8 6.8 84.14 4.5 4.5 88.65 5.7 5.7 94.32 2.3 2.3 96.61 1.1 1.1 97.71 1.1 1.1 98.91 1.1 1.1 100.0
88 100.0 100.0
293132333435363738394041424344454649505156Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran Uji Validitas Correlations
Correlations
1 .503** .504** .526** .632** .679**.000 .000 .000 .000 .000
88 88 88 88 88 88.503** 1 .351** .266* .343** .183.000 .001 .012 .001 .089
88 88 88 88 88 88.504** .351** 1 .206 .181 .165.000 .001 .054 .091 .124
88 88 88 88 88 88.526** .266* .206 1 .415** .205.000 .012 .054 .000 .055
88 88 88 88 88 88.632** .343** .181 .415** 1 .466**.000 .001 .091 .000 .000
88 88 88 88 88 88.679** .183 .165 .205 .466** 1.000 .089 .124 .055 .000
88 88 88 88 88 88
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
mental kerja
mkerj4
mkerj5
mkerj6
mkerj8
mkerj9
mental kerja mkerj4 mkerj5 mkerj6 mkerj8 mkerj9
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlations
Correlations
1 .744** .790** .674** .787** .749**.000 .000 .000 .000 .000
88 88 88 88 88 88.744** 1 .630** .570** .591** .553**.000 .000 .000 .000 .000
88 88 88 88 88 88.790** .630** 1 .449** .643** .504**.000 .000 .000 .000 .000
88 88 88 88 88 88.674** .570** .449** 1 .442** .480**.000 .000 .000 .000 .000
88 88 88 88 88 88.787** .591** .643** .442** 1 .574**.000 .000 .000 .000 .000
88 88 88 88 88 88.749** .553** .504** .480** .574** 1.000 .000 .000 .000 .000
88 88 88 88 88 88
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
mental kerja
mkjer10
mkerj11
mkerj12
mkerj13
mkerj14
mental kerja mkjer10 mkerj11 mkerj12 mkerj13 mkerj14
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran Uji Validitas Correlations
Correlations
1 .718** .628** .657** .671** .631**.000 .000 .000 .000 .000
88 88 88 88 88 88.718** 1 .322** .344** .462** .580**.000 .002 .001 .000 .000
88 88 88 88 88 88.628** .322** 1 .659** .525** .307**.000 .002 .000 .000 .004
88 88 88 88 88 88.657** .344** .659** 1 .542** .396**.000 .001 .000 .000 .000
88 88 88 88 88 88.671** .462** .525** .542** 1 .486**.000 .000 .000 .000 .000
88 88 88 88 88 88.631** .580** .307** .396** .486** 1.000 .000 .004 .000 .000
88 88 88 88 88 88
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
mental kerja
mkerj15
mkerj16
mkerj17
mkerj19
mkerj20
mental kerja mkerj15 mkerj16 mkerj17 mkerj19 mkerj20
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlations
Correlations
1 .426** .520** .316** .601** .647**.000 .000 .003 .000 .000
88 88 88 88 88 88.426** 1 .359** .065 .098 .035.000 .001 .547 .362 .745
88 88 88 88 88 88.520** .359** 1 .081 .237* .320**.000 .001 .454 .026 .002
88 88 88 88 88 88.316** .065 .081 1 .061 .019.003 .547 .454 .572 .861
88 88 88 88 88 88.601** .098 .237* .061 1 .625**.000 .362 .026 .572 .000
88 88 88 88 88 88.647** .035 .320** .019 .625** 1.000 .745 .002 .861 .000
88 88 88 88 88 88
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
praktek industri
prInd23
prInd25
prInd26
prInd27
prInd28
praktekindustri prInd23 prInd25 prInd26 prInd27 prInd28
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran Uji Validitas Correlations
Correlations
1 .682** .650** .596** .501**.000 .000 .000 .000
88 88 88 88 88.682** 1 .475** .276** .145.000 .000 .009 .178
88 88 88 88 88.650** .475** 1 .401** .291**.000 .000 .000 .006
88 88 88 88 88.596** .276** .401** 1 .391**.000 .009 .000 .000
88 88 88 88 88.501** .145 .291** .391** 1.000 .178 .006 .000
88 88 88 88 88
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
praktek industri
prInd29
prInd30
prInd32
prInd33
praktekindustri prInd29 prInd30 prInd32 prInd33
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlations
Correlations
1 .322** .523** .576** .488** .497**.002 .000 .000 .000 .000
88 88 88 88 88 88
.322** 1 .150 .176 .207 -.047
.002 .164 .101 .053 .663
88 88 88 88 88 88.523** .150 1 .452** .300** .180
.000 .164 .000 .005 .09288 88 88 88 88 88
.576** .176 .452** 1 .419** .391**
.000 .101 .000 .000 .00088 88 88 88 88 88
.488** .207 .300** .419** 1 .233*
.000 .053 .005 .000 .029
88 88 88 88 88 88.497** -.047 .180 .391** .233* 1
.000 .663 .092 .000 .02988 88 88 88 88 88
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)
NPearson Correlation
Sig. (2-tailed)NPearson Correlation
Sig. (2-tailed)N
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)
NPearson Correlation
Sig. (2-tailed)NPearson Correlation
Sig. (2-tailed)N
bimbingan karir
bbKarir36
bbKarir37
bbKarir38
bbKarir39
bbKarir40
bimbingankarir bbKarir36 bbKarir37 bbKarir38 bbKarir39 bbKarir40
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran Uji Validitas Correlations
Correlations
1 .672** .688** .519** .541** .660**.000 .000 .000 .000 .000
88 88 88 88 88 88.672** 1 .622** .261* .247* .417**.000 .000 .014 .020 .000
88 88 88 88 88 88.688** .622** 1 .379** .327** .437**.000 .000 .000 .002 .000
88 88 88 88 88 88.519** .261* .379** 1 .267* .313**.000 .014 .000 .012 .003
88 88 88 88 88 88.541** .247* .327** .267* 1 .367**.000 .020 .002 .012 .000
88 88 88 88 88 88.660** .417** .437** .313** .367** 1.000 .000 .000 .003 .000
88 88 88 88 88 88
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
bimbingan karir
bbKarir41
bbKarir42
bbKarir43
bbKarir44
bbKarir45
bimbingankarir bbKarir41 bbKarir42 bbKarir43 bbKarir44 bbKarir45
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlations
Correlations
1 .699** .699** .515** .434** .396**.000 .000 .000 .000 .000
88 88 88 88 88 88
.699** 1 .590** .402** .256* .221*
.000 .000 .000 .016 .039
88 88 88 88 88 88.699** .590** 1 .470** .273* .194
.000 .000 .000 .010 .07088 88 88 88 88 88
.515** .402** .470** 1 .413** .351**
.000 .000 .000 .000 .001
88 88 88 88 88 88.434** .256* .273* .413** 1 .202.000 .016 .010 .000 .060
88 88 88 88 88 88.396** .221* .194 .351** .202 1
.000 .039 .070 .001 .06088 88 88 88 88 88
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)
NPearson Correlation
Sig. (2-tailed)N
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)N
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)
NPearson Correlation
Sig. (2-tailed)N
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)
N
bimbingan karir
bbKarir46
bbKarir47
bbKarir48
bbKarir49
bbKarir50
bimbingankarir bbKarir46 bbKarir47 bbKarir48 bbKarir49 bbKarir50
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran Uji Reliabilitas Variabel Kesiapan Mental Kerja Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated orused in the analysis.
Case Processing Summary
88 100.00 .0
88 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.907 15
Cronbach'sAlpha N of Items
Scale Statistics
46.31 53.319 7.302 15Mean Variance Std. Deviation N of Items
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran Uji Reliabilitas Variabel Praktek Industri Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated orused in the analysis.
Case Processing Summary
88 100.00 .0
88 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.716 9
Cronbach'sAlpha N of Items
Scale Statistics
25.73 21.580 4.645 9Mean Variance Std. Deviation N of Items
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran Uji Reliabilitas Variabel Bimbingan Karir Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated orused in the analysis.
Case Processing Summary
88 100.00 .0
88 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.825 15
Cronbach'sAlpha N of Items
Scale Statistics
39.33 26.844 5.181 15Mean Variance Std. Deviation N of Items
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda Pada Model : Pengaruh Variabel Praktek Industri, Bimbingan Karir, dan Prestasi Kerja Terhadap Kesiapan Mental Kerja Regression
Variables Entered/Removedb
prestasibelajar,praktekindustri,bimbingankarir
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: mental kerjab.
Model Summaryb
,395a ,156 ,126 6,826 1,997Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), prestasi belajar, praktek industri, bimbingan karira.
Dependent Variable: mental kerjab.
ANOVAb
724,256 3 241,419 5,181 ,002a
3914,460 84 46,601
4638,716 87
Regression
ResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), prestasi belajar, praktek industri, bimbingan karira.
Dependent Variable: mental kerjab.
Coefficientsa
2,384 15,700 ,152 ,880,470 ,159 ,299 2,963 ,004 ,987 1,013,247 ,144 ,176 1,720 ,089 ,965 1,036,632 ,425 ,151 1,486 ,141 ,970 1,031
(Constant)praktek industribimbingan karirprestasi belajar
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: mental kerjaa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Coefficient Correlationsa
1,000 ,069 -,164,069 1,000 -,101
-,164 -,101 1,000,181 ,005 -,010,005 ,025 -,002
-,010 -,002 ,021
prestasi belajarpraktek industri
bimbingan karirprestasi belajar
praktek industribimbingan karir
Correlations
Covariances
Model1
prestasibelajar
praktekindustri
bimbingankarir
Dependent Variable: mental kerjaa.
Collinearity Diagnosticsa
3,963 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00,025 12,632 ,00 ,91 ,11 ,01,011 19,248 ,04 ,05 ,89 ,05,001 57,838 ,96 ,04 ,00 ,95
Dimension1234
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant)praktekindustri
bimbingankarir
prestasibelajar
Variance Proportions
Dependent Variable: mental kerjaa.
Residuals Statisticsa
37,73 52,74 46,31 2,885 88-19,539 13,681 ,000 6,708 88
-2,973 2,229 ,000 1,000 88-2,862 2,004 ,000 ,983 88
Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: mental kerjaa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um P
rob
Dependent Variable: mental kerja
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Lampiran Uji Normalitas NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
88 88 88 88
46.31 25.73 39.33 34.97257.302 4.645 5.181 1.74722.134 .097 .105 .076
.068 .068 .105 .055-.134 -.097 -.056 -.0761.253 .909 .984 .711.087 .381 .287 .693
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
Absolute
PositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
mental kerjapraktekindustri
bimbingankarir
prestasibelajar
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran Uji Heteroskedastisitas Nonparametric Correlations
Correlations
1.000 .108 -.058 .027. .318 .590 .801
88 88 88 88.108 1.000 .159 -.015.318 . .140 .889
88 88 88 88-.058 .159 1.000 -.068.590 .140 . .529
88 88 88 88.027 -.015 -.068 1.000.801 .889 .529 .
88 88 88 88
Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N
praktek industri
bimbingan karir
prestasi belajar
E error term
Spearman's rho
praktekindustri
bimbingankarir
prestasibelajar E error term
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI