Mempersiapkan akreditasi

37
iii KATA PENGANTAR Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar, Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara merupakan indikasi yang sangat nyata upaya Pemerintah Indonesia dalam peningkatan mutu sumberdaya manusia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi. Di lingkungan Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen, Kementerian Pendidikan Nasional, diantara dampak realisasi dari peraturan-peraturan perundangan tersebut dapat diukur dari Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Sederajat pada akhir tahun 2009 mencapai 98,11%. Angka ini melebihi target yang diharapkan dapat dicapai akhir tahun 2008, yaitu 95.0%. Dengan telah tercapainya target APK di atas, maka orientasi pembinaan pendidikan pada jenjang SMP lebih ditekankan pada peningkatan mutu pendidikan. Dalam rangka peningkatan mutu tersebut, Direktorat Pembinaan SMP telah menyusun berbagai kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi. Dengan kebijakan dan program tersebut, diharapkan misi 5 K Kementerian Pendidikan Nasional terkait dengan Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian juga diharapkan dapat terpenuhi. Agar program dan/atau kegiatan tersebut dapat mencapai target yang telah ditetapkan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada, Direktorat Pembinaan SMP menerbitkan berbagai Buku Panduan Pelaksanaan untuk masing-masing program dan/atau kegiatan, baik yang pengelolaannya di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun yang dilaksanakan langsung oleh sekolah. Dengan buku panduan ini diharapkan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan program di semua tingkatan dapat memahami dan melaksanakan dengan amanah, efektif dan efisien seluruh proses kegiatan mulai dari penyiapan rencana, pelaksanaan, sampai dengan monitoring, evaluasi dan pelaporannya. Akhirnya, kami mengharapkan agar semua pihak terkait mempelajari dengan seksama dan menjadikannya sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan seluruh program atau kegiatan pembangunan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama tahun anggaran 2010. Jakarta, Januari 2010 Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Didik Suhardi, SH., M.Si NIP. 196312031983031004

description

Mempersiapkan Akreditasi

Transcript of Mempersiapkan akreditasi

Page 1: Mempersiapkan akreditasi

iii

KATA PENGANTAR

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang

Wajib Belajar, Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional

Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan

Pemberantasan Buta Aksara merupakan indikasi yang sangat nyata upaya

Pemerintah Indonesia dalam peningkatan mutu sumberdaya manusia agar mampu

bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi.

Di lingkungan Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen, Kementerian

Pendidikan Nasional, diantara dampak realisasi dari peraturan-peraturan

perundangan tersebut dapat diukur dari Angka Partisipasi Kasar (APK)

SMP/MTs/Sederajat pada akhir tahun 2009 mencapai 98,11%. Angka ini melebihi

target yang diharapkan dapat dicapai akhir tahun 2008, yaitu 95.0%. Dengan telah

tercapainya target APK di atas, maka orientasi pembinaan pendidikan pada jenjang

SMP lebih ditekankan pada peningkatan mutu pendidikan.

Dalam rangka peningkatan mutu tersebut, Direktorat Pembinaan SMP telah

menyusun berbagai kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk

program dan kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi. Dengan

kebijakan dan program tersebut, diharapkan misi 5 K Kementerian Pendidikan

Nasional terkait dengan Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan

Kepastian juga diharapkan dapat terpenuhi.

Agar program dan/atau kegiatan tersebut dapat mencapai target yang telah

ditetapkan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada, Direktorat Pembinaan

SMP menerbitkan berbagai Buku Panduan Pelaksanaan untuk masing-masing

program dan/atau kegiatan, baik yang pengelolaannya di tingkat pusat, provinsi,

kabupaten/kota, maupun yang dilaksanakan langsung oleh sekolah.

Dengan buku panduan ini diharapkan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan

program di semua tingkatan dapat memahami dan melaksanakan dengan amanah,

efektif dan efisien seluruh proses kegiatan mulai dari penyiapan rencana,

pelaksanaan, sampai dengan monitoring, evaluasi dan pelaporannya.

Akhirnya, kami mengharapkan agar semua pihak terkait mempelajari dengan

seksama dan menjadikannya sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan

seluruh program atau kegiatan pembangunan pendidikan pada jenjang Sekolah

Menengah Pertama tahun anggaran 2010.

Jakarta, Januari 2010

Direktur Pembinaan

Sekolah Menengah Pertama,

Didik Suhardi, SH., M.Si

NIP. 196312031983031004

Page 2: Mempersiapkan akreditasi
Page 3: Mempersiapkan akreditasi

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Tujuan Penyusunan Panduan...................................................................................2

C. Sasaran ....................................................................................................................2

BAB II PEMAHAMAN SEKOLAH TERHADAP KONSEP DAN

PELAKSANAAN AKREDITASI...........................................................................................3

A. Pengertian................................................................................................................3

B. Tujuan......................................................................................................................4

C. Manfaat....................................................................................................................4

D. Fungsi Akreditasi Sekolah.......................................................................................5

E. Lembaga Pelaksana Akreditasi ................................................................................5

F. Komponen Utama....................................................................................................6

G. Persyaratan Sekolah yang Diakreditasi.................................................................6

BAB III PERSIAPAN SEKOLAH UNTUK AKREDITASI .................................................7

A. Pemantapan Rencana Kerja/Kegiatan dan Anggaran Sekolah dan

Komponen Akreditasi..............................................................................................7

B. Pembentukan/Pemantapan Tim Penjamin Mutu Sekolah ...................................18

C. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen.......................................................19

D. Pra-Evaluasi diri untuk mengetahui kesiapan sekolah......................................21

E. Pengembangan dan Pemantapan Komponen Sekolah ...........................................22

F. Evaluasi Diri dan Penyiapan Aplikasi Akreditasi ..................................................23

BAB IV STRATEGI SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN AKREDITASI.................25

A. Penyiapan Warga Sekolah .....................................................................................25

B. Penyiapan Dokumen dan Komponen Akreditasi ...................................................25

C. Pendampingan dan Penjelasan selama Visitasi......................................................27

D. Klarifikasi Temuan ................................................................................................29

BAB V HASIL AKREDITASI DAN TINDAK LANJUT...................................................31

A. Hasil ......................................................................................................................31

B. Tindak Lanjut ........................................................................................................31

BAB VI PENUTUP...............................................................................................................33

Page 4: Mempersiapkan akreditasi
Page 5: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah

Menengah Pertama (SMP), Direktorat Pembinaan SMP telah

melakukan berbagai program pengembangan, antara lain program yang

terkait dengan kesiswaan, kurikulum, pembelajaran, penilaian,

manajemen, ketenagaan, sarana dan prasarana sekolah. Melalui

program-program tersebut diharapkan setiap sekolah dapat

menyelenggarakan kegiatan atau proses pendidikan secara sistematis

dan mencapai hasil yang bermutu seperti yang diharapkan.

Agar mutu pendidikan itu sesuai dengan yang seharusnya dan yang

diharapkan oleh masyarakat, maka perlu ada standar yang dijadikan

acuan (benchmark). Setiap sekolah secara bertahap dikembangkan

untuk menuju kepada pencapaian standar yang dijadikan acuan

tersebut. Acuan ini seharusnya bersifat nasional, baik dilihat dari aspek

masukan, proses, maupun lulusannya. Apabila suatu sekolah, misalnya,

telah mampu mencapai standar mutu yang bersifat nasional, diharapkan

sekolah tersebut secara bertahap mampu mencapai mutu yang

kompetitif secara internasional. Dengan demikian, acuan mutu

pendidikan nasional pada dasarnya merupakan acuan minimal yang

harus dicapai oleh setiap sekolah.

Berangkat dari pemikiran tersebut dan untuk dapat membandingkan

serta memetakan mutu dari setiap sekolah pada jenjang Sekolah

Menengah Pertama, perlu dilakukan akreditasi bagi setiap sekolah

tersebut. Proses akreditasi ini dilakukan secara berkala dan terbuka

dengan tujuan membantu dan memberdayakan satuan pendidikan agar

mampu mengembangkan sumberdayanya dalam mencapai tujuan

pendidikan nasional. Dengan menggunakan instrumen akreditasi yang

komprehensif dan dikembangkan berdasarkan standar mutu yang

ditetapkan, diharapkan profil mutu sekolah dapat dipetakan untuk

kepentingan peningkatan mutu sekolah oleh berbagai pihak yang

berkepentingan.

Setiap sekolah diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk

menghadapi akreditasi agar dapat memperoleh hasil optimal. Berkaitan

dengan hal tersebut dipandang perlu untuk mengembangkan buku

panduan yang dapat digunakan sekolah untuk mempersiapkan diri

menghadapi akreditasi.

Page 6: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 2

B. Tujuan Penyusunan Panduan

Melalui buku panduan ini diharapkan para pembaca, terutama

pimpinan sekolah dan para guru dapat memperoleh pemahaman secara

memadai mengenai akreditasi sekolah dan bagaimana mempersiapkan

sekolah untuk menghadapi akreditasi, sehingga diperoleh hasil yang

optimal.

C. Sasaran

Sasaran buku panduan ini adalah warga sekolah, terutama pimpinan

dan para guru serta komite sekolah. Mereka diharapkan dapat

mencermati buku pedoman ini dan menggunakannya sebagai salah satu

acuan guna mempersiapkan sekolah untuk akreditasi sesuai tugas dan

tanggungjawab masing-masing.

Page 7: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 3

BAB II

PEMAHAMAN SEKOLAH TERHADAP KONSEP DAN

PELAKSANAAN AKREDITASI

Langkah awal bagi sekolah untuk menyiapkan diri menghadapi akreditasi

adalah memahami secara seksama tentang apa yang dimaksud akreditasi,

apa tujuan dan fungsinya, siapa yang akan melakukan akreditasi, dan

komponen apa saja yang akan dinilai dalam akreditasi, serta persyaratan apa

saja yang harus dipenuhi sekolah untuk dapat diakreditasi. Sekolah, dalam

hal ini pimpinan dan para guru serta komite sekolah diharapkan menguasai

tentang akreditasi.

Setiap warga sekolah diharapkan memahami tentang peran dan fungsinya

sehingga secara sinergis dapat berkontribusi kepada sekolah, baik selama

dalam persiapan maupun pelaksanaan akreditasi. Dengan demikian, hasil

akreditasi dapat dicapai secara optimal seperti yang diharapkan. Untuk

mencapai hal ini sekolah sebaiknya melakukan sosialisasi tentang akreditasi

kepada warga sekolah dan komite. Hal ini dapat dilakukan melalui: rapat,

workshop, pemberian dokumen tentang akreditasi, dan lain-lainnya yang

memungkinkan warga sekolah dapat memahami akreditasi dengan baik dan

memotivasi untuk berkontribusi optimal sesuai peran dan fungsinya.

Berikut ini disajikan uraian singkat tentang pengertian, tujuan, manfaat,

fungsi, lembaga pelaksana, komponen-komponen utama, dan persyaratan

yang harus dipenuhi sekolah untuk dapat diakreditasi.

A. Pengertian

Akreditasi sekolah adalah proses penilaian secara komprehensif

terhadap kelayakan dan kinerja satuan dan/atau program pendidikan,

yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas publik.

Di dalam proses akreditasi, sebuah sekolah dievaluasi dalam kaitannya

dengan arah dan tujuannya, serta didasarkan kepada keseluruhan

kondisi sekolah sebagai sebuah institusi belajar. Walaupun beragam

perbedaan dimungkinkan terjadi antar sekolah, tetapi sekolah dievaluasi

berdasarkan mutu tertentu. Standar diharapkan dapat mendorong dan

menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan pendidikan dan

memberikan arahan untuk evaluasi diri yang berkelanjutan, serta

menyediakan perangsang untuk terus berusaha mencapai mutu yang

diharapkan.

Akreditasi merupakan alat regulasi (self-regulation) agar sekolah

mengenal kekuatan dan kelemahan serta melakukan upaya yang terus-

Page 8: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 4

menerus untuk meningkatkan kekuatan dan memperbaiki

kelemahannya. Dalam hal ini akreditasi memiliki makna proses

pendidikan. Di samping itu, akreditasi juga merupakan penilaian hasil

dalam bentuk sertifikasi formal terhadap kondisi suatu sekolah yang

telah memenuhi standar layanan tertentu yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa proses akreditasi

dalam makna proses adalah penilaian dan pengembangan mutu suatu

sekolah secara berkelanjutan. Akreditasi dalam makna hasil

menyatakan pengakuan, bahwa suatu sekolah telah memenuhi standar

kelayakan pendidikan yang telah ditentukan.

B. Tujuan

Akreditasi dilaksanakan dalam rangka:

1. Memberi informasi bahwa sekolah atau sebuah program dalam

suatu sekolah telah atau belum memenuhi standar kelayakan dan

kinerja yang telah ditentukan.

2. Membantu sekolah melakukan evaluasi diri dan menentukan

kebijakan sendiri dalam upaya peningkatan mutu.

3. Membimbing calon peserta didik, orang tua, dan masyarakat untuk

mengidentifikasi sekolah bermutu yang dapat memenuhi

kebutuhan individual terhadap pendidikan termasuk

mengidentifikasi sekolah memiliki prestasi dalam suatu bidang

tertentu yang mendapat pengakuan masyarakat.

4. Membantu sekolah dalam menentukan dan mempermudah

kepindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain,

pertukaran guru, dan kerjasama yang saling menguntungkan.

5. Membantu mengidentifikasi sekolah dan program dalam rangka

pemberian bantuan pemerintah, investasi dana swasta, donator atau

bantuan lainnya.

C. Manfaat

Untuk sekolah sebagai institusi, hasil akreditasi memiliki makna yang

penting, karena ia dapat digunakan sebagai:

1. Acuan dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan rencana

pengembangan sekolah.

2. Umpan balik untuk usaha pemberdayaan dan pengembangan

kinerja warga sekolah dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan,

sasaran, strategi dan program sekolah.

Page 9: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 5

3. Pendorong motivasi untuk sekolah agar terus meningkatkan mutu

sekolahnya secara bertahap, terencana, dan kompetitif di tingkat

kabupaten/kota, provinsi, nasional bahkan regional dan

internasional.

4. Informasi bagi sekolah sebagai masyarakat belajar untuk

meningkatkan dukungan dari pemerintah, masyarakat, maupun

sektor swasta dalam hal profesionalisme, moral, tenaga dan dana.

D. Fungsi Akreditasi Sekolah

Dengan menggunakan instrumen yang komprehensif dan

dikembangkan berdasarkan pada standar mutu yang ditetapkan, hasil

akrediatasi diharapkan dapat memetakan secara utuh profil sekolah.

Proses akreditasi sekolah berfungsi untuk:

1. Pengetahuan, yakni sebagai informasi bagi semua pihak tentang

kelayakan dan kinerja sekolah dilihat dari berbagai unsur yang

terkait, mengacu pada standar yang ditetapkan beserta indikator-

indikatornya.

2. Akuntabilitas, yakni sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah

kepada publik, apakah layanan yang dilaksanakan dan diberikan

oleh sekolah telah memenuhi harapan atau keinginan masyarakat.

3. Pembinaan dan pengembangan, yakni sebagai dasar bagi sekolah,

pemerintah, dan masyarakat dalam upaya peningkatan mutu

sekolah.

E. Lembaga Pelaksana Akreditasi

Lembaga atau badan akreditasi Sekolah/Madrasah yang ada di tingkat

kabupaten/kota berwenang untuk melakukan akreditasi terhadap SMP.

Secara umum, badan tersebut mempunyai fungsi untuk:

1. melaksanakan sosialisasi kebijakan tentang akreditasi TK, SD, dan

SMP.

2. melaksanakan akreditasi TK, SD, dan SMP.

3. menetapkan peringkat akreditasi, penerbitan sertifikat, dan

publikasi hasil akreditasi TK, SD, dan SMP.

4. melaporkan hasil akreditasi sekolah tingkat Kabupaten/Kota.

5. Membangun basis data akreditasi untuk TK, SD, dan SMP.

Page 10: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 6

F. Komponen Utama

Akreditasi dilakukan melalui tindakan membandingkan kondisi sekolah

dalam kenyataan dengan kriteria (standar) yang telah ditetapkan.

Mengingat sekolah sebagai sistem yang tersusun dari komponen-

komponen yang saling terkait untuk mencapai tujuan sekolah, maka

standar yang dimaksud harus disusun berdasarkan komponen-

komponen sekolah.

Komponen-komponen sekolah yang menjadi bahan penilaian dalam

akreditasi meliputi delapan Standar Nasional Pendidikan, yaitu:

1. Standar Isi;

2. Standar Proses;

3. Standar Kompetensi Lulusan;

4. Standar Tenaga Kependidikan;

5. Standar Sarana dan Prasarana;

6. Standar Pengelolaan;

7. Standar Pembiayaan;dan

8. Standar Penilaian Pendidikan.

Setiap standar tersebut terdiri atas beberapa komponen, dan lebih lanjut

dijabarkan kedalam berbagai aspek dan indikator. Selanjutnya

indikator-indikator yang dikembangkan tersebut dijadikan acuan dalam

pengembangan instrumen akreditasi dan penilaian yang digunakan

dalam proses akreditasi sekolah.

G. Persyaratan Sekolah yang Diakreditasi

Berdasarkan SK Mendiknas No.87/U/2002, sekolah yang akan

diakreditasi harus memiliki persyaratan sebagai berikut:

1. Memiliki surat keputusan kelembagaan unit pelaksana teknis

(UPT) sekolah

2. Memiliki siswa pada semua tingkatan kelas

3. Memiliki sarana dan prasarana pendidikan

4. Memiliki tenaga kependidikan

5. Melaksanakan kurikulum nasional

6. Telah menamatkan peserta didik.

Page 11: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 7

BAB III

PERSIAPAN SEKOLAH UNTUK AKREDITASI

Sekolah harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi

akreditasi. Setiap komponen yang akan menjadi fokus penilaian harus

dikembangkan sedemikian rupa sehingga pada saat akreditasi dilakukan

telah mencapai pada suatu kondisi atau mutu sesuai tataran yang ditentukan

(benchmark). Tentu saja hal ini tidak dapat dicapai secara mendadak,

melainkan melalui proses pengembangan yang relatif lama.

Terdapat beberapa langkah yang sebaiknya dilakukan sekolah untuk

persiapan akreditasi. Mengingat keragaman kondisi dan prestasi sekolah

yang saat ini telah dicapai, maka langkah-langkah yang akan dibahas juga

bersifat alternatif. Demikian juga, langkah-langkah tersebut tidak harus

berurutan dalam implementasinya di sekolah.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh sekolah dalam persiapan

akreditasi adalah sebagai berikut:

1. Pemantapan rencana kerja/kegiatan dan anggaran sekolah dan

komponen akreditasi,

2. Pembentukan/pemantapan tim penjamin mutu sekolah,

3. Pengembangan sistem informasi manajemen,

4. Pra-evaluasi diri untuk mengetahui kesiapan sekolah,

5. Pengembangan dan pemantapan komponen sekolah,

6. Evaluasi diri dan penyiapan aplikasi akreditasi.

A. Pemantapan Rencana Kerja/Kegiatan dan Anggaran Sekolah dan

Komponen Akreditasi

1. Rencana Kerja/Kegiatan dan Anggaran Pengembangan

Sekolah

Di dalam akreditasi sekolah, terdapat delapan komponen utama

sekolah yang secara cermat akan dikaji dan dinilai. Tentu saja

sekolah berharap agar kedelapan komponen utama tersebut dalam

keadaan yang terbaik sehingga dapat memperoleh nilai akreditasi

maksimal, bila mungkin memperoleh nilai akreditasi A. Hal ini

tidak mungkin diperoleh dalam waktu yang singkat dan mendadak.

Diperlukan waktu dan proses yang cukup panjang untuk

Page 12: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 8

menyiapkan komponen-komponen sekolah tersebut dalam kondisi

terbaik.

Sebagaimana yang telah dikembangkan selama ini, dalam

mengelola sekolah melalui manajemen berbasis sekolah (MBS),

sekolah setiap tahun melakukan perencanaan sekolah yang

kemudian difomulasikan dalam bentuk Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah (RKAS). Perencanaan sekolah adalah suatu

proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat,

melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang

tersedia. RKAS adalah dokumen tentang gambaran kegiatan

sekolah di masa depan untuk mencapai perubahan/tujuan sekolah

yang telah ditetapkan.

RKAS disusun dengan tujuan untuk:

a. menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan

dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko

yang kecil;

b. mendukung koordinasi antar pelaku sekolah;

c. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik

antar pelaku sekolah, antar sekolah dan dinas pendidikan

kabupaten/kota, dan antar waktu;

d. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

e. mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat;

dan

f. menjamin tercapainya penggunaan sumber-daya secara efisien,

efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

Secara garis besar, isi RKAS antara lain: Visi (dengan indikator-

indikator), misi, dan tujuan; Program-program strategis (untuk

mencapai tujuan, misi, visi); Strategi pelaksanaan; Output yang

diharapkan (apa, kapan, dan dibuat tahapan per tahunnya); Rencana

biaya (alokasi dana); Rencana pemantauan dan evaluasi.

2. Komponen Akreditasi

Beberapa program yang seharusnya dikembangkan oleh sekolah

berkaitan dengan persiapan akreditasi setidaknya mencakup

delapan komponen sesuai standar nasional pendidikan.

Delapan komponen utama sebagaimana dijabarkan di atas perlu

dikembangkan oleh sekolah secara berkelanjutan. Isi RKAS

Page 13: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 9

setidaknya mencakup komponen-komponen tersebut, terutama

yang kondisi atau mutunya belum sesuai dengan acuan yang

ditentukan.

Garis besar komponen yang dinilai dalam akreditasi antara lain

meliputi sebagai berikut:

a. Standar Isi

1. Sekolah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. Sekolah mengembangkan kurikulum bersama-sama pihak terkait berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP.

3. Sekolah mengembangkan kurikulum melalui mekanisme penyusunan KTSP.

4. Sekolah melaksanakan kurikulum dalam bentuk pengajaran berdasarkan prinsip pelaksanaan kurikulum.

5. Sekolah memiliki kurikulum muatan lokal yang penyusunannya melibatkan beberapa pihak.

6. Sekolah memiliki program pengembangan diri dalam bentuk kegiatan layanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.

7. Sekolah memiliki dokumen Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk setiap mata pelajaran.

8. Sekolah menerapkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan ketentuan beban belajar yang tertuang pada lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006.

9. Guru pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada siswa.

10. Guru pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur untuk mencapai kompetensi tertentu

11. Pengembangan KTSP telah disahkan oleh Dinas Pendidikan yang bersangkutan atau Kanwil Depag/Kandepag.

12. Dalam mengembangkan KTSP, guru menyusun Silabus sendiri.

13. Dalam mengembangkan KTSP, guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Page 14: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 10

14. Sekolah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran.

15. Sekolah menjadwalkan awal tahun pelajaran, minggu efektif, pembelajaran efektif, dan hari libur pada kalender pendidikan yang dimiliki.

b. Standar Proses

16. Sekolah mengembangkan silabus secara mandiri atau cara lainnya berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP.

17. Setiap mata pelajaran memiliki RPP yang dijabarkan dari silabus.

18. Dokumen RPP disusun oleh guru berdasarkan prinsip keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber bahan.

19. Sekolah melaksanakan proses pembelajaran dengan memenuhi persyaratan yang ditentukan yaitu rombongan belajar maksimal 32 siswa dan beban kerja minimal guru 24 jam tatap muka per mingggu.

20. Proses pembelajaran di Sekolah dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

21. Sekolah melakukan penilaian hasil belajar untuk memperbaiki proses pembelajaran.

22. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah/ madrasah mencakup tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian hasil pembelajaran.

23 Supervisi proses pembelajaran dilakukan oleh kepala Sekolah dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi.

24. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan oleh kepala Sekolah.

25. Kepala Sekolah melaporkan pengawasan proses pembelajaran kepada pemangku kepentingan.

26. Kepala Sekolah melakukan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan proses pembelajaran.

Page 15: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 11

c. Standar Kompetensi Lulusan

27. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan.

28. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat menganalisis gejala alam dan sosial.

29. Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui program pembiasaan untuk mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar.

30. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang mampu memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.

31. Siswa memperoleh pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.

32. Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui jenis kegiatan pada kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

33. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab.

34. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.

35. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang mampu menumbuhkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik

36. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang dapat melibatkan partisipasi siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah NKRI.

37. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk membentuk karakter siswa, menumbuhkan rasa sportivitas, dan kebersihan lingkungan.

38. Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia yang bersifat afektif.

39. Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global.

Page 16: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 12

40. Siswa memperoleh pengalaman belajar dalam pembentukan akhlak mulia melalui pembiasaan dan pengamalan.

41. Siswa memperoleh pengalaman belajar melalui program pembiasaan untuk menghargai perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain.

42. Siswa memperoleh pengalaman dalam menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok.

43. Siswa memperoleh keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis.

44. Siswa memperoleh pengalaman ketrampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris.

d. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

47. Guru memiliki kualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1).

48. Guru pelajaran mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

49. Guru sehat jasmani dan rohani untuk menjalankan tugas mengajar.

50. Guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran.

51. Guru memiliki integritas kepribadian dan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, serta peraturan dan ketentuan yang berlaku.

52. Guru berkomunikasi secara efektif dan santun dengan sesama guru, tenaga kependidikan, dan orangtua siswa.

53. Guru menguasai materi pelajaran yang diampu serta mengembangkannya dengan metode ilmiah.

54. Kepala Sekolah memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV).

55. Kepala Sekolah berstatus sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik, dan Surat Keputusan (SK) sebagai kepala Sekolah.

56 Kepala Sekolah memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun.

Page 17: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 13

57. Kepala Sekolah memiliki kemampuan manajerial yang ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola siswa.

58. Kepala Sekolah memiliki kemampuan kewirausahaan yang ditunjukkan adanya kegiatan kewirausahaan sebagai sumber belajar siswa diantaranya: koperasi siswa, peternakan/perikanan, pertanian/ perkebunan, kantin sekolah, unit produksi dan lain-lain.

59. Kepala Sekolah melakukan supervisi dan monitoring.

60. Kepala Tenaga Administrasi memiliki kualifikasi akademik minimal D-III.

61. Masa kerja minimal pada waktu diangkat menjadi Kepala Tenaga Administrasi 4 (empat) tahun.

62. Tenaga Administrasi memiliki kualifikasi akademik minimal Pendidikan Menengah atau yang sederajat.

63. Tenaga Administrasi memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya.

64. Kepala Perpustakaan memiliki kualifikasi akademik minimal D-IV atau S1 dari jalur pendidikan atau minimal (D-II) Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

65. Masa kerja minimal pada waktu diangkat menjadi Kepala Perpustakaan 3 (tiga) tahun dari jalur pendidik dan 4 (empat) tahun dari jalur tenaga kependidikan.

66. Tenaga perpustakaan memiliki kesesuaian latar belakang pendidikan dengan tugasnya sebagai tenaga perpustakaan.

67. Kepala Laboratorium memiliki kualifikasi akademik minimal D-IV atau S1 dari jalur guru atau minimal (D-III) dari jalur laboran/teknisi.

68. Masa kerja minimal pada waktu diangkat menjadi Kepala Laboratorium 3 (tiga) tahun dari jalur guru, 5 (lima) tahun atau lebih dari jalur laboran/ teknisi

69. Kepala laboratorium minimal memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya.

70. Teknisi laboratorium memiliki kualifikasi akademik minimal D-II yang relevan dengan peralatan laboratorium.

71. Laboran memiliki kualifikasi akademik minimal D-I

72. Sekolah memiliki tenaga layanan khusus

Page 18: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 14

e. Standar Sarana dan Prasarana

73. Lahan Sekolah memenuhi ketentuan luas minimal.

74. Lahan Sekolah berada di lokasi yang aman, terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat.

75. Lahan Sekolah berada di lokasi yang nyaman, terhindar dari gangguan pencemaran air, kebisingan, dan pencemaran udara serta memiliki sarana untuk meningkatkan kenyamanan.

76. Sekolah berada di lokasi yang sesuai dengan peruntukannya, memiliki status hak atas tanah dan ijin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah.

77. Lantai Sekolah memenuhi ketentuan luas minimal.

78. Bangunan Sekolah memiliki struktur yang stabil dan kokoh serta dilengkapi dengan sistem pencegahan bahaya kebakaran dan petir

79. Bangunan Sekolah memiliki sanitasi sebagai persyaratan kesehatan.

80. Bangunan Sekolah memiliki ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai.

81. Bangunan Sekolah memiliki instalasi listrik dengan daya minimum 1300 Watt.

82. Sekolah memiliki izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan bangunan sesuai dengan peruntukannya.

83. Sekolah melakukan pemeliharaan terhadap bangunan secara berkala.

84. Sekolah memiliki prasarana yang lengkap.

85. Sekolah memiliki ruang kelas dengan jumlah, ukuran, dan sarana sesuai ketentuan.

86. Sekolah memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan.

87. Sekolah memiliki ruang laboratorium IPA yang dapat menampung minimum satu rombongan belajar dengan luas dan sarana sesuai ketentuan.

88. Sekolah memiliki ruang pimpinan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan.

89. Sekolah memiliki ruang guru dengan luas dan sarana sesuai ketentuan.

Page 19: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 15

90. Sekolah memiliki ruang tata usaha dengan luas dan sarana sesuai ketentuan.

91. Sekolah memiliki tempat beribadah bagi warga sekolah/ madrasah dengan luas dan perlengkapan sesuai ketentuan.

92. Sekolah memiliki ruang konseling dengan luas dan sarana sesuai ketentuan.

93. Sekolah memiliki ruang UKS/M dengan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan.

94. Sekolah memiliki ruang organisasi kesiswaan dengan luas dan sarana sesuai ketentuan.

95. Sekolah memiliki jamban dengan jumlah, ukuran, dan sarana sesuai ketentuan.

96. Sekolah memiliki gudang dengan luas dan sarana sesuai ketentuan.

97. Sekolah memiliki ruang sirkulasi dengan luas dan kualitas sesuai ketentuan.

98. Sekolah memiliki tempat bermain/berolahraga dengan luas dan sarana sesuai ketentuan.

f. Standar Pengelolaan

99. Sekolah telah merumuskan dan menetapkan visi lembaga.

100. Sekolah telah merumuskan dan menetapkan misi lembaga yang sesuai dengan perkembangan jaman dan tuntutan masyarakat.

101. Sekolah telah merumuskan dan menetapkan tujuan lembaga.

102. Sekolah memiliki rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) dan rencana kerja tahunan.

103 Sekolah memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dipahami oleh pihak-pihak terkait.

104. Sekolah memiliki struktur organisasi dengan kejelasan uraian tugas.

105. Sekolah melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana kerja tahunan.

106. Sekolah melaksanakan kegiatan kesiswaan.

Page 20: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 16

107. Sekolah melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum dan pembelajaran.

108. Sekolah melaksanakan pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan.

109. Sekolah mengelola sarana dan prasarana pembelajaran.

110. Sekolah mengelola pembiayaan pendidikan.

111. Sekolah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pembelajaran yang kondusif.

112. Sekolah melibatkan masyarakat pendukung dan membangun kemitraan dengan lembaga lain yang relevan dalam pengelolaan pendidikan.

113. Sekolah memiliki program pengawasan yang disosialisasikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan.

114. Sekolah melaksanakan kegiatan evaluasi diri.

115. Sekolah melaksanakan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan.

116. Sekolah mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk akreditasi.

117. Sekolah memiliki struktur kepemimpinan sesuai standar pendidik dan tenaga kependidikan.

118. Sekolah memiliki sistem informasi manajemen untuk mendukung administrasi pendidikan.

g. Standar Pembiayaan

119. Sekolah menyusun RAPBS dengan melibatkan stakeholders sekolah

120. Sekolah memiliki catatan tahunan berupa dokumen nilai aset sarana dan prasarana secara menyeluruh.

121. Sekolah membelanjakan biaya untuk pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKA-S/M atau RAPBS).

122. Sekolah mengalokasikan biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Page 21: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 17

123. Sekolah mengalokasikan dana untuk kegiatan kesiswaan.

124. Sekolah mengalokasikan biaya kegiatan rapat

125. Sekolah mengalokasikan biaya penggandaan soal-soal ulangan/ujian

126. Sekolah mengalokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan operasional tidak langsung.

127. Sekolah memiliki pedoman pengelolaan keuangan sebagai dasar dalam penyusunan RKA-S/M.

128. Sekolah memiliki pembukuan biaya operasional.

129. Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan menyampaikannya kepada pemerintah atau yayasan.

h. Standar Penilaian Pendidikan

130. Guru menginformasikan rancangan dan kriteria penilaian yang ada dalam silabus mata pelajaran kepada siswa pada awal semester.

131. Silabus mata pelajaran dilengkapi dengan indikator pencapaian kompetensi dasar (KD) dan teknik penilaian.

132. Guru mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian.

133. Guru menggunakan teknik penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan, dan atau bentuk lain dalam menilai siswa.

134. Guru mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar siswa.

135. Guru mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa disertai balikan/komentar yang mendidik.

136. Guru memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.

137. Guru melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada kepala Sekolah dalam bentuk laporan prestasi belajar siswa.

138. Guru melaporkan hasil penilaian akhlak siswa kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian siswa kepada guru Pendidikan

Page 22: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 18

Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester.

139. Sekolah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran melalui rapat dewan guru

140. Sekolah mengkoordinasikan evaluasi tengah semester dan evaluasi akhir semester.

141. Sekolah menentukan kriteria kenaikan kelas atau kriteria program pembelajaran (beban Sistem Kredit Semester/SKS) melalui rapat.

142. Sekolah menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, iptek, estetika, serta jasmani, olahraga, dan kesehatan.

143. Sekolah menyelenggarakan ujian Sekolah dan menentukan nilai kelulusan siswa sesuai dengan kriteria yang berlaku.

144. Sekolah melaporkan hasil penilaian setiap akhir semester kepada orang tua/wali siswa dalam bentuk buku laporan hasil belajar siswa.

145. Sekolah melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

146. Sekolah menentukan kelulusan siswa melalui rapat dewan guru sesuai kriteria kelulusan.

147. Sekolah menerbitkan dan menyerahkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap siswa yang mengikuti Ujian Nasional (UN).

148. Sekolah menerbitkan dan menyerahkan ijazah kepada setiap siswa yang telah lulus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

149. Sekolah menggunakan hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional SD/MI/ atau hasil ujian Paket A sebagai salah satu penentu penerimaan siswa baru

B. Pembentukan/Pemantapan Tim Penjamin Mutu Sekolah

Untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sekolah, baik yang bersifat

rutin maupun pengembangan, sekolah hendaknya mengacu pada RKAS

yang telah disusun. Memang tidak tertutup kemungkinan untuk

melakukan perubahan-perubahan terhadap rencana tersebut, sejauh

untuk penyempurnaan. Agar apa yang dilakukan sekolah selaras dengan

Page 23: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 19

RKAS dan menuju kearah peningkatan pencapaian hasil, maka

diperlukan pemantauan, pendampingan dan pengarahan. Untuk

merealisasikan hal tersebut, salah satu alternatifnya dilakukan melalui

pembentukan tim penjamin mutu. Tim tersebut terdiri atas unsur guru,

wakil kepala sekolah dan anggota komite sekolah. Jika memungkinkan

ada unsur ahli dari luar sekolah (misalnya dari perguruan tinggi).

Tim penjamin mutu bertugas antara lain; membantu sekolah dalam

merancang RKAS, memantau dan mengarahkan serta memberi

masukan-masukan dalam melaksanakan program-program sekolah.

Tim penjamin mutu membantu sekolah dalam pencapaian mutu

penyelenggaraan sekolah dan hasil-hasil yang semestinya dicapai,

termasuk keberhasilan akreditasi sekolah.

Berkaitan dengan akreditasi sekolah, tim penjamin mutu harus

mencermati delapan komponen utama sekolah yang menjadi fokus

akreditasi dan rincian indikatornya. Setiap indikator harus dapat

diketahui sejauhmana kondisinya dan bagaimana perkembangannya,

serta apakah sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam akreditasi.

C. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

Sebagai upaya untuk menjamin mutu pendidikan nasional, pemerintah

menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan. Pada

Pasal 35 (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional disebutkan, bahwa standar nasional pendidikan

terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga

kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian

penidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

Penyelenggaraan pendidikan di sekolah, termasuk di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) diharapkan dapat memenuhi kedelapan

standar nasional tersebut.

Salah satu standar yang sangat besar pengaruhnya terhadap mutu

pendidikan adalah standar pengelolaan. Pengembangan standar

pengelolaan pada jenjang Pendidikan Dasar Menengah, termasuk pada

SMP, dilakukan melalui penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS) yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,

keterbukaan, dan akuntabilitas. Standar pengelolaan terkait dengan

pemanfaatan sumber daya sekolah secara efisien untuk dapat mencapai

tujuan sekolah secara optimal. Hal tersebut terkait erat dengan

pengelolaan berbagai data sekolah, seperti: Kesiswaan, Ketenagaan,

Sarana-Prasarana, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

Page 24: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 20

Pembelajaran, Penilaian, Kelulusan, dan Keuangan serta data terkait

lainnya. Penyediaan dan pengolahan data secara lengkap, sistematis dan

akurat merupakan syarat mutlak untuk dapat melakukan pengelolaan

sekolah dengan MBS secara memadai.

Selama ini aktivitas manajemen sekolah yang antara lain dalam

menyediakan, mengelola, dan menyampaikan berbagai informasi yang

berkaitan tentang sekolah dilakukan secara konvensional. Cara tersebut

membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya yang tinggi serta kurang efektif

karena kesulitan dalam pencarian dan penyampaian data. Selain itu,

penyimpanan arsip untuk jangka waktu yang lama mengalami banyak

kesulitan, di antaranya tidak tahan lama karena dalam bentuk kertas,

membutuhkan ruang yang luas untuk penyimpanan, sukar dalam

pembaharuan, dan lain-lain. Pengembangan perangkat lunak teknologi

informasi yang menangani manajemen informasi sekolah merupakan

alternatif solusi permasalahan di atas. Oleh karena itu, setiap sekolah

diharapkan dapat mengembangkan Sistem Informasi Manajemen

(SIM).

SIM sekolah adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang

dirancang khusus untuk mengelola informasi sekolah, yang dapat

diakses secara cepat dan akurat. SIM mencakup berbagai informasi

sekolah, antara lain: Kesiswaan, Ketenagaan, Sarana-Prasarana,

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pembelajaran, Penilaian,

Keuangan, Kelulusan & Alumni, serta informasi terkait lainnya.

Melalui sistem informasi ini dapat mempermudah dalam melakukan

proses pemantauan dan pengendalian setiap aktivitas sekolah. Hal ini

sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan atau kebijakan

strategis sekolah. Di samping itu, melalui SIM berbasis komputer,

sekolah dapat mengkomunikasikan berbagai potensi dan

keunggulannya secara lebih luas kepada masyarakat, orang tua siswa,

dunia usaha, lembaga pendidikan, dan stakeholders lainnya.

Tujuan dan manfaat SIM Sekolah

1. Menyediakan informasi secara akurat, cepat, tepat, dan murah.

2. Meningkatkan mutu pelayanan kepada siswa dan orang tua/wali

serta stakeholders lainnya dengan mengedepankan teknologi

informasi.

3. Menjaring berbagai informasi sehingga tercipta interaksi yang erat

antar warga sekolah, antara sekolah dengan komite sekolah, orang

tua/wali, dan stakeholders lainnya

4. Membentuk image positif sekolah yang kuat dimasyarakat luas.

Page 25: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 21

Apabila saat ini belum memiliki SIM yang memadai, sekolah

seyogyanya segera mengembangkannya.

D. Pra-Evaluasi diri untuk mengetahui kesiapan sekolah

1. Pengertian

Pada dasarnya, pra-evaluasi diri sangat terkait dengan kegiatan

M&E sekolah. Secara khusus, pra-evaluasi diri perlu dilaksanakan

sebelum kegiatan akreditasi dilakukan.

Evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan,

menganalisis, dan menginterpretasikan informasi yang umumnya

diperoleh melalui pengukuran, untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dan efisiensi suatu program pendidikan atau kinerja

sekolah. Evaluasi cenderung bersifat kualitatif, dilaksanakan untuk

menguji objek atau kegiatan dengan kriteria tertentu untuk

keperluan pembuatan keputusan.

Evaluasi diri merupakan suatu upaya sistematis untuk

menghimpun, mengolah dan menyusun informasi sebagai aspek

kegiatan akademis profesional untuk dapat menyimpulkan kinerja

dari suatu lembaga pendidikan atau sekolah. Melalui evaluasi diri

akan diperoleh umpan balik guna meningkatkan kinerja sehingga

kualitas sekolah akan terus menjadi lebih baik.

Pada dasarnya, evaluasi diri dapat juga dianggap sebagai suatu

analisis tentang kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman atau

SWOT analysis (strength, weakness, opportunity, threat). Evaluasi

diri merupakan langkah awal proses akreditasi, yaitu evaluasi

eksternal, dapat berupa validasi sejawat yang sifatnya voluntary,

tetapi dapat juga berupa akreditasi mandataris.

2. Tujuan

Pra-evaluasi diri bertujuan untuk menilai berbagai kelemahan dan

hambatan yang dihadapi sekolah dalam mencapai tingkat

perkembangannya untuk dipakai sebagai bahan pertimbangan

dalam menentukan strategi pengembangan selanjutnya.

Pra-evaluasi diri merupakan upaya pengenalan diri dan kesadaran

diri. Melalui kegiatan ini, sekolah akan mengetahui secara pasti

mengenai keadaan sekolah yang sebenarnya, baik kelemahan

maupun keunggulannya. Setelah mengenali kondisi sekolahnya,

maka akan timbul kesadarannya untuk terus melakukan berbagai

pembenahan ke arah peningkatan mutu secara berkelanjutan.

Page 26: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 22

3. Komponen dan Indikator Pra-evaluasi Diri

Pra-evaluasi diri dilakukan untuk mengetahui kondisi semua aspek

sekolah secara komprehensif. Hasilnya disusun ke dalam laporan

yang umumnya disebut sebagai Profil Lembaga atau Profil

Sekolah. Komponen dan indikator yang digunakan untuk pra-

evaluasi diri sekolah sama dengan komponen dan indikator yang

akan dinilai dalam akreditasi.

Pada tahap ini setiap sekolah yang berencana mengajukan

akreditasi sebaiknya lebih dahulu melakukan pra-evaluasi diri dan

menyusun suatu laporan mengenai keadaan sekolah, kegiatan

operasional yang menunjang tujuan sekolah. Hal-hal yang

dituliskan dalam laporan hendaknya akurat, apa adanya dan

objektif. Mengingat sifatnya yang spesifik dan berisi keadaan

lembaga, maka buku laporan ini disebut “Profil Lembaga”.

Hasil pra-evaluasi diri perlu diinformasikan kepada semua warga

sekolah. Komponen sekolah yang masih kurang baik perlu segera

dibenahi dan disempurnakan. Pembenahan hendaknya dilakukan

secara sistematis, dilakukan melalui pembagian tugas. Misalnya,

wakil kepala sekolah bidang kurikulum membenahi masalah

kurikulum, pembenahan bidang kesiswaan diserahkan kepada guru

yang terbiasa menangani hal tersebut, dan seterusnya.

E. Pengembangan dan Pemantapan Komponen Sekolah

Setiap sekolah hendaknya memiliki target atau benchmark tentang

keadaan setiap komponen dan indikator yang akan dikreditasi. Rincian

target komponen tersebut harus tersusun secara jelas, terukur dan

didokumentasikan secara sistematis. Hasil pra-evaluasi diri yang

mencakup komponen-komponen tersebut kemudian dibandingkan

dengan target yang telah ditetapkan. Kemudian dibuat semacam matrik

untuk mengetahui indikator mana yang telah sesuai target dan mana

yang belum.

Apabila masih terdapat banyak komponen atau indikator yang

kondisinya di bawah target, maka perlu dikaji lebih lanjut tentang

faktor-faktor penyebabnya. Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan

menyusun program-program sekolah untuk memperbaiki indikator

tersebut. Perlu juga dicermati, program apa yang perlu dikembangkan,

siapa penanggungjawabnya, di mana dilaksanakan, dan berapa lama

tujuan program dapat dicapai. Apabila masih banyak komponen dan

Page 27: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 23

indikator yang belum memenuhi harapan, maka sebaiknya rencana

akreditasi ditunda lebih dahulu. Hasil pra-evaluasi diri yang

menyangkut berbagai komponen dan indikator yang masih kurang

hendaknya dikomunikasikan ke warga sekolah, terutama ke pihak-

pihak yang terkait langsung dengan komponen tersebut.

Sekolah dapat melakukan evaluasi diri untuk mengajukan aplikasi

akreditasi sekolah jika pembenahan terhadap komponen atau indikator

tersebut selesai dilakukan dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

F. Evaluasi Diri dan Penyiapan Aplikasi Akreditasi

Evaluasi diri secara menyeluruh perlu dilakukan lagi setelah program-

program pembenahan dilaksanakan sesuai rancangan dan hasilnya telah

mencapai target. Evaluasi ini tidak terbatas pada program-program

pembenahan saja, melainkan semua komponen sekolah yang menjadi

target akreditasi. Tim penjamin mutu secara profesional dan jujur harus

dapat tegas melakukan evaluasi dan menyampaikan hasilnya ke

sekolah. Instrumen dan mekanisme evaluasi diri menggunakan

pedoman yang dikeluarkan Basda atau Lembaga Pelaksana Akreditasi

Kab/Kota. Hasil evaluasi diri hendaknya tidak hanya berupa dokumen

instrumen dan format penilaianya saja, tetapi juga semua dokumen

yang menjadi dasar dan mendukung penilaian tiap-tiap komponen

tersebut. Dokumen pendukung perlu disiapkan, baik dalam bentuk hard

copy maupun soft copynya. Jika sekolah telah memiliki SIM yang

berbasis komputer, maka hendaknya ada satu folder sendiri untuk

tempat pengelolaan file akreditasi. Hal ini akan memudahkan dalam

mengakses dan memperbarui informasi atau dokumen.

Aplikasi untuk akreditasi ke Basda atau Lembaga Pelaksana Akreditasi

Kabupaten/Kota perlu disampaikan sesuai mekanisme yang telah

ditentukan.

Page 28: Mempersiapkan akreditasi
Page 29: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 25

BAB IV

STRATEGI SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN

AKREDITASI

A. Penyiapan Warga Sekolah

Sesuai dengan prinsip keterbukaan dalam MBS, kondisi sekolah yang

diperoleh melalui evaluasi diri sebaiknya diinformasikan ke seluruh

warga sekolah. Demikian juga, setelah hasil evaluasi diri dianggap

memenuhi syarat sehingga sekolah mengajukan aplikasi akreditasi ke

Basda atau Lembaga Pelaksana Akreditasi Kabupaten/Kota, maka

langkah berikutnya adalah menyiapkan warga sekolah. Warga sekolah,

meliputi pimpinan, para guru, karyawan, siswa dan komite sekolah

perlu diberi penjelasan tentang aplikasi akreditasi dan kemungkinan

akan dilakukan visitasi oleh asesor dari Basda atau Lembaga Pelaksana

Akreditasi Kabuapten/Kota.

Warga sekolah perlu dijelaskan tentang kondisi setiap komponen dan

indikator hasil evaluasi diri, serta apa yang perlu mereka lakukan pada

saat pelaksanaan visitasi. Diharapkan warga sekolah dapat

melaksanakan tugas sebagaimana mestinya dan bila diperlukan siap

untuk memberikan penjelasan kepada asesor sesuai hasil evaluasi diri.

Perlu dilakukan pembagian tugas secara jelas kepada warga sekolah

mengenai pelaksanaan visitasi.

B. Penyiapan Dokumen dan Komponen Akreditasi

Salah satu hal esensial selama visitasi adalah kelengkapan dokumen

yang terkait dengan delapan komponen utama yang akan dinilai dalam

akreditasi. Sekolah perlu menyiapkan dokumen secara lengkap,

sebaiknya dalam bentuk hard copy maupun soft copy. Apabila SIM

sekolah sudah dikembangkan dengan baik, maka perlu disusun file

tersendiri untuk akreditasi. Upayakan file tersebut disusun dengan

tampilan yang sangat baik.

Beberapa dokumen yang perlu disiapkan antara lain:

1. Pelaksanaan Kurikulum

a. Kepmendiknas No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

b. Permendiknas No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

Page 30: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 26

c. Permendiknas No 22, 23 dan 24 Tahun 2006 tentang SI, SKL,

dan Pelaksanaannya

d. Permendiknas No 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian

Pendidikan

e. KTSP sekolah atau Kurikulum yang berlaku

1) Perangkat Silabus, RPP, bahan ajar, media

2) Kalender Pendidikan dan Jadwal pembelajaran

2. Proses Pembelajaran

a. Jadwal pembelajaran dan presensi pembelajaran

b. Buku-buku dan bahan ajar yang digunakan sebagai referensi

c. Media dan alat bantu pembelajaran

d. Hasil-hasil penelitian tindakan kelas

e. Laporan praktikum dan tugas-tugas siswa

f. Laporan Hasil Penilaian

3. Penilaian

a. Rancangan penilaian hasil belajar

b. Instrumen/soal-soal penilaian

c. Dokumen nilai dari sistem penilaian kelas

d. Prestasi akademik dan non-akademik

4. Manajemen Sekolah

a. Permendiknas No 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

b. Rencana pengembangan kompetensi tenaga kependidikan

c. Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah

d. Peraturan dan tata tertib sekolah

e. Jadwal dan pelaksanaan rapat sekolah

f. Program supervisi internal

g. Arsip surat masuk dan keluar

h. Buku penghubung, catatan kasus dan sejenisnya

i. Daftar inventaris sarana dan prasarana sekolah

j. Buku administrasi keuangan dan ketenagaan

k. Akta pendirian/kelembagaan

Page 31: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 27

l. Bagan atau struktur organisasi

m. Peraturan tentang efektivitas pembelajaran

n. Kerjasama dengan lembaga lain

5. Sarana dan Prasarana

a. Daftar inventaris sarana dan prasarana

b. Peta sekolah

c. Daftar bahan dan alat setiap lab atau ruang praktik

d. Daftar buku perpustakaan

6. Ketenagaan

a. Daftar guru dan karyawan

b. Dokumen pengangkatan staf (guru dan karyawan)

c. Daftar beban tugas guru dan karyawan

d. Daftar Latar belakang pendidikan guru dan karyawan

7. Pembiayaan dan pendanaan

a. RKAS

b. Laporan keuangan

c. Bukti-bukti pembayaran

d. Rekening sekolah

e.

C. Pendampingan dan Penjelasan selama Visitasi

Visitasi adalah kunjungan ke sekolah yang dilakukan oleh tim Asesor

yang diberi tugas oleh Badan Akreditasi Sekolah. Mereka

melaksanakan klarifikasi, verifikasi dan validasi terhadap data dan

informasi yang telah disampaikan oleh sekolah melalui pengisian

instrumen evaluasi diri.

Dengan menggunakan instrumen visitasi, tim Asesor (yang terdiri dari

beberapa orang) melakukan kunjungan ke sekolah. Kegiatan-kegiatan

tersebut dapat dilaksanakan melalui pengamatan lapangan, wawancara

dengan warga sekolah, verifikasi atau pencermatan ulang berbagai data

pendukung, serta pendalaman hal-hal khusus yang berkaitan dengan

komponen dan aspek akreditasi. Visitasi ini dilakukan untuk

meningkatkan kecermatan, keabsahan, serta kesesuaian antara fakta

dengan data yang diperoleh melalui pengisian instrumen evaluasi diri.

Di samping itu, dengan visitasi ini diharapkan dapat diperoleh data dan

Page 32: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 28

informasi tambahan mengenai keadaan yang sesungguhnya dari sekolah

yang diakreditasi.

Asesor akan melakukan visitasi ke sekolah yang akan diakreditasi.

Asesor akan datang ke sekolah menemui kepala sekolah dan warga

sekolah dan menyampaikan tujuan dari visitasi, melakukan klarifikasi,

verifikasi dan validasi atau cek ulang terhadap data dan informasi

kuantitatif maupun kualitatif yang terjaring melalui instrumen evaluasi

diri. Kegiatan klarifikasi, verifikasi dan validasi tersebut dilakukan

dengan cara membandingkan data dan informasi yang diperoleh

melalui instrumen evaluasi diri dengan kondisi nyata sekolah melalui

pengamatan lapangan, observasi kelas, wawancara dengan warga

sekolah, dan pencermatan ulang data pendukung.

Tim asesor juga dimungkinkan untuk melakukan pencarian data dan

informasi tambahan yang esensial tentang sekolah, termasuk

pendalaman hal-hal khusus untuk memperkuat hasil klarifikasi,

verifikasi dan validasi yang dilakukannya. Selain itu, asesor juga harus

memberikan catatan verikasi pada lembar format instrumen visitasi

untuk setiap komponen dan aspek. Dengan demikian, hasil visitasi akan

menjadi masukan yang akurat dan valid bagi Basda atau Lembaga

Pelaksana Akreditasi Kabupaten/Kota untuk menetapkan peringkat

akreditasi sekolah.

Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa hal yang perlu dilakukan

sekolah selama visitasi, antara lain:

1. Selama visitasi, setiap warga sekolah hadir sesuai jam belajar/kerja

di sekolah, meskipun pada saat itu tidak ada tugas mengajar (bagi

guru)

2. Setiap warga sekolah tetap melakukan aktivitas sesuai tugas

masing-masing

3. Tim penjamin mutu hadir lebih awal dan mempersiapkan

dokumen-dokumen dan perangkat kelengkapan untuk akreditasi

4. Pihak pimpinan dan tim penjamin mutu, sesuai kesepakatan jadwal

kegiatan akreditasi, menyampaikan secara ringkas dan

komprehensif tentang kondisi sekolah dan berbagai hal terkait

dengan hasil evaluasi diri

5. Setiap pertanyaan dari tim asesor hendaknya dijawab dengan

tuntas dan jujur sesuai apa adanya

Page 33: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 29

D. Klarifikasi Temuan

Setelah melakukan verifikasi, validasi terhadap data dan informasi yang

terjaring dan instrumen evaluasi diri, serta pencarian dan pendalaman

terhadap data dan informasi tambahan, tim asesor melakukan

pertemuan dengan warga sekolah. Pertemuan ini dimaksudkan untuk

mengklarifikasi berbagai temuan penting atau ketidaksesuaian yang

sangat signifikan antara fakta lapangan dengan data dan informasi yang

terjaring dalam instrumen evaluasi diri.

Pada tahap klarifikasi temuan ini, sekolah memiliki hak jawab untuk

mengklarifikasi berbagai temuan tersebut. Klarifikasi dimaksudkan

untuk menyampaikan secara umum gambaran yang diperoleh asesor

untuk setiap komponen dan aspek untuk dijadikan bahan perbaikan bagi

sekolah di masa mendatang. Klarifikasi ini bukan merupakan langkah

kompromi antara tim asesor dengan sekolah untuk memperoleh

peringkat akreditasi secara tidak benar.

Hasil temuan dan rekomendasi dari pelaksanaan akreditasi sangat

bermanfaat bagi sekolah. Sekolah perlu mencermati setiap temuan dan

mempertimbangkan rekomendasi yang diberikan tim akreditasi. Dalam

hal ini, perlu diadakan semacam rapat khusus untuk membahas temuan

tersebut.

Page 34: Mempersiapkan akreditasi
Page 35: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 31

BAB V

HASIL AKREDITASI DAN TINDAK LANJUT

A. Hasil

Setelah menyelesaikan visitasi ke sekolah, tim asesor memberikan

penilaian disertai berita acara visitasi. Hasil penilaian oleh tim asesor

juga disertai saran-saran untuk pengembangan dan peningkatan kinerja

sekolah. Hasil visitasi oleh tim asesor diserahkan ke lembaga/badan

yang menangani akreditasi Sekolah di Kabupaten/Kota untuk diolah.

Lembaga tersebut sesuai dengan kewenangannya melakukan sidang

pleno untuk menetapkan hasil akhir akreditasi. Selanjutnya, lembaga

tersebut menerbitkan hasil akreditasi berupa sertifikat akreditasi dan

laporan hasil akreditasi untuk sekolah.

Hasil akreditasi sekolah dinyatakan dalam peringkat akreditasi sekolah.

Peringkat tersebut terdiri atas tiga klasifikasi berdasarkan skor

keseluruhan komponen yang diperoleh, yaitu: A (Amat Baik); B (Baik);

C (Cukup). Bagi sekolah yang hasil akreditasinya kurang dari C

(Cukup), dinyatakan tidak terakreditasi.

B. Tindak Lanjut

Setelah menerima hasil akreditasi dan saran-sarannya, sekolah perlu

mencermati dan melakukan refleksi terhadap hasil akreditasi dan saran-

sarannya. Apabila memperoleh akreditasi A (Amat Baik) atau B (Baik),

sekolah patut bersyukur meskipun harus tetap mencermati hasil

penilaian dan saran pada setiap komponen. Seringkali,

mempertahankan hasil yang sudah dicapai merupakan hal yang lebih

sulit dibanding upaya untuk meraihnya. Pada komponen-komponen

yang masih belum optimal hasilnya, sekolah perlu mengkaji apa

penyebabnya dan bagaimana strategi untuk mengoptimalkan. Hal ini

kemudian dikembangkan menjadi salah satu program pada RKAS

tahun atau periode berikutnya.

Hasil C (Cukup) pada dasarnya belum menunjukkan kinerja sekolah

yang memuaskan. Apalagi kalau hasilnya tidak terakreditasi. Beberapa

atau bahkan pada setiap komponen masih terdapat indikator-indikator

yang kondisi/mutunya kurang baik. Sekolah, termasuk tim penjamin

mutu perlu melakukan pengkajian secara sistematis. Komponen apa

saja yang kurang baik dan apa penyebabnya serta upaya apa yang perlu

Page 36: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

Direktorat PSMP - QEC24711 32

dilakukan untuk memperbaikinya. Hasil ini juga perlu disampaikan ke

seluruh warga sekolah agar menjadi bahan untuk instropeksi.

Namun demikian, sekolah tidak perlu putus asa. Sekolah diberi

kesempatan dua tahun untuk meningkatkan kinerjanya, kemudian bisa

mengajukan akreditasi lagi ke lembaga/badan yang menangani

akreditasi sekolah/madarasah di tingkat Kabupaten/Kota.

Page 37: Mempersiapkan akreditasi

Belajar Untuk Masa Depanku

QEC24711 - Panduan Pelaksanaan untuk Sekolah dalam Mempersiapkan Akreditasi 33

BAB VI

PENUTUP

Akreditasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sekolah.

Setiap sekolah secara bertahap diharapkan dapat berkembang menuju

kepada pencapaian mutu berstandar nasional, dan bahkan ke bertaraf

internasional. Melalui akreditasi, yang didahului dengan evaluasi diri,

sekolah dapat mengetahui kelemahan dan keunggulan setiap komponen

yang ada di sekolahnya. Selanjutnya, sekolah dapat membenahi

kelemahan-kelemahan yang ada dan meningkatkan prestasi yang

dicapainya.

Melalui pedoman ini diharapkan para pimpinan sekolah dan warga sekolah

lainnya dapat menguasai tentang akreditasi, dan menyiapkan diri dengan

sebaik-baiknya sesuai tugas dan fungsinya, serta secara sinergis

menyiapkan sekolah untuk menghadapi akreditasi sehingga diperoleh hasil

yang optimal.