PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER...

51
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN KABUPATEN SUKABUMI PERIODE APRIL – JULI TAHUN 2010 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan Disusun oleh : KRISTIN RATNA MURTI NIM. 4004070023 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG 2010

description

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUANWANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINIKANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGANKABUPATEN SUKABUMIPERIODE APRIL – JULITAHUN 2010

Transcript of PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER...

Page 1: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI

KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN KABUPATEN SUKABUMI PERIODE APRIL – JULI

TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan

Disusun oleh : KRISTIN RATNA MURTI

NIM. 4004070023

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA

BANDUNG 2010

Page 2: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah hak setiap warga negara yang merupakan investasi di

masa depan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan visi pembangunan

kesehatan, yaitu “Indonesia Sehat 2010”, harapannya agar masyarakat

Indonesia dapat hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup sehat

dan dapat mengakses pelayanan kesehatan secara adil dan merata.

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

setinggi-tingginya. Ini akan terwujud jika seluruh komponen diharapkan bahu

membahu mewujudkan masyarakat yang sehat melalui berbagai partisipasi

sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Saat ini di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab

kematian utama yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular.

Kecenderungan transisi ini dipengaruhi oleh adanya perubahan gaya hidup,

urbanisasi dan globalisasi. Penyakit yang tergolong dalam penyakit tidak

menular yaitu kanker, diabetes mellitus, gangguan mental, penyakit jantung,

pembuluh darah, dan lain-lain. Kanker adalah tumor ganas yang ditandai

dengan pertumbuhan abnormal sel-sel tubuh. Keberadaan makanan instant,

Page 3: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

rokok, alkohol, makanan banyak lemak, makanan yang diawetkan, dan

kegemukan merupakan faktor resiko tinggi penyebab terjadinya penyakit

kanker.

Menurut dr. Sutjipto, Sp.B.Onk (2008) dalam Jurnal Kesehatan RS

Kanker Dharmais, kanker payudara merupakan kanker yang sering dijumpai

dalam masyarakat Indonesia dan menempati tempat ke dua terbanyak setelah

kanker leher rahim. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) melaporkan, pada

tahun 2005 terdapat 1,2 juta penderita baru setiap tahun. Di Indonesia

masalah kanker payudara menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70%

penderita datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut (SUSEDA 2006)

sehingga diperkirakan setiap tahun terdapat 100 penderita baru / 100.000

penduduk. Di Jawa Barat sendiri angka kejadian kanker payudara ini

26/100.000 wanita (SURKESDAS 2007).

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh didalam jaringan

payudara, dimana kanker ini bisa tumbuh didalam kelenjar susu, saluran susu,

jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara. Kebanyakan pasien

yang datang berobat ternyata setelah penyakitnya stadium akhir, padahal

keberadaan kanker ini bisa dideteksi secara dini. Keterlambatan diteksi dini

ini kemungkinan kurangnya pengetahuan wanita tentang diteksi dini kanker

payudara. Salah satu deteksi dini kanker payudara yaitu pemeriksaan payudara

sendiri dan pemeriksaan payudara klinis.

Penyuluhan pada masyarakat mengenai deteksi dini kanker payudara

Page 4: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

dilakukan dengan melakukan periksa payudara sendiri (Sadari) dan

pemeriksaan payudara klinis (Saranis). Pemeriksaan payudara sendiri

dilakukan dengan meraba seluruh bagian payudara dan daerah tepi sampai

kedaerah sentral dan kedaerah aksila.

Promosi kesehatan sangat penting untuk menambah pengetahuan, salah

satu promosi kesehatan yang paling sederhana adalah dengan penyuluhan.

Penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

masyarakat tentang kebiasaan diteksi dini dan perilaku hidup sehat, sehingga

dengan diteksi dini kanker payudara dapat ditemukan dan diobati dengan

cepat dan tepat, serta kemungkinan untuk sembuh lebih besar.

Rendahnya kesadaran untuk memeriksakan diri ketenaga kesehatan

berkaitan dengan paradigma sehat yang melekat pada masyarakat dimana

mereka akan pergi ketenaga kesehatan jika mereka merasakan sakit.

Pandangan ini sangat berpengaruh terhadap temuan-temuan dini terhadap

suatu penyakit terutama temuan dini kanker payudara. Berdasarkan penelitian

terdahulu tentang pengertahuan Sadari, ternyata baik di daerah perkotaan

maupun pedesaan masih banyak wanita yang tidak mengetahui pentingnya

Sadari ( Sari, 2008 ). Di desa Cijalingan saja hampir seluruh wanita tidak

mengetahui apa yang dimaksud Sadari, untuk apa dan bagaimana cara

melakukan Sadari, sehingga berdasarkan latar belakang tersebut peneliti

tertarik untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan

pengetahuan wanita tentang Sadari di desa Cijalingan kabupaten Sukabumi.

Page 5: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan

masalah “ apakah penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan ibu mengenai

cara pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi dini kanker payudara ? “

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh penyuluhan tehadap peningkatan pengatahuan

wanita tentang cara pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi dini

kanker payudara di desa Cijalingan kabupaten Sukabumi.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui pengetahuan wanita tentang Sadari sebelum dilakukan

penyuluhan.

b. Mengetahui pengetahuan wanita tentang Sadari setelah dilakukan

penyuluhan

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi responden

Dari hasil penelitian ini diharapkan masyarakat khususnya ibu-ibu

mengetahui cara mendeteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan

payudara sendiri sehingga kanker payudara pun akan teratasi sejak dini.

Page 6: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

2. Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan sebagai dasar, sumber dan bahan pemikiran

untuk perkembangan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pembaca

Diharapkan penelitian ini dapat memperluas pengetahuan dan

wawasan mengenai Sadari.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam mata kuliah Kesehatan Reproduksi,

penelitian dilakukan pada wanita di desa Cijalingan kabupaten Sukabumi,

dengan memggunakan rancangan penelitian Kuasi Eksperimen dengan sampel

wanita yang berusia 30-40 tahun yang memenuhi kriteria. Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive sampling, dengan

kuesioner sebagai instrumen penelitiannya.

Page 7: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kanker payudara

1. Pengetian kanker payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh didalam

jaringan payudara,dimana kanker ini bisa tumbuh didalam kelenjar

susu,saluran susu,jaringan lemak,maupun jaringan ikat pada payudara.

2. Gejala kanker payudara

Gejala klinis dari kanker payudara pada tahap awal biasanya

penderita tidak merasakan sakit dan tidak terdapat tanda-tanda sama

sekali,akan tetapi ketika tumor semakin membesar maka penderita

akan mendapat gejala-gejala sepeti

a. Benjolan pada payudara

Umumnya benjolan yang tidak terasa nyeri pada payudara,awalnya

benjolan ini berukuran kecil semakin lama semakin besar,

kemudian melekat pada kulit

b. Perubahan ukuran dan bentuk payudara

Perubahan ini seperti kulit atau puting susu akan tertarik kedalam

(retraksi), berwarna merah muda atau kecoklatan sampai menjadi

Page 8: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

oedema hingga kulit akan terlihat seperti kulit jeruk,mengkerut dan

kemudian akan timbul borok pada payudara.

3. Faktor penyebab kanker payudara

Faktor penyebab kanker payudara sampai saat ini belum diketahui

secara spesifik akan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya

kanker payudara seperti faktor reproduksi,penggunaan hormon, obesitas,

konsumsi lemak yang berlebih, serta riwayat keluarga dan faktor

genetik. (Tjindarbumi D,2004:79)

4. Pencegahan kanker payudara

Upaya pencegahan kanker payudara dikelompokan dalam 3 strategi

yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier.

a. Pencegahan primer

Pencegahan pada kanker payudara ini merupakan salah satu bentuk

promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat melalui

upaya menghindarkan diri dari terpaparnya faktor resiko dan

melaksanakan pola hidup sehat seperti berupa pemeriksaan Sadari

yang dilakukan secara rutin sehingga dapat memperkecil faktor

resiko terkena kanker payudara.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder ini dilakukan terhadap individu yang memiliki

resiko terkena kanker payudara seperti dengan melakukan skrining

melalui mamografi, USG payudara, termografi.

Page 9: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

c. Pencegahan tertier

Pencegahan ini diarahkan pada individu yang telah positif menderita

kanker payudara.Penanganan yang tepat pada penderita sesuai

dengan stadiumnya akan mengurangi kecacatan dan memperpanjang

harapan hidup penderita

B. Pemeriksaan Payudara Sendiri

1. Pengertian Sadari

Sadari adalah singkatan dari Pemeriksaan Payudara Sendiri.

Pemeriksaan berasal dari kata dasar periksa, yang dalam kamus besar

bahasa Indonesia berarti selidik. Pemeriksaan adalah proses, cara,

penyelidikan. Secara teknis payudara disebut kelenjar susu

(KerrienLee,2004). Menurut istilah kamus besar bahasa indonesia payudara

adalah buahdada, susu, tetek. Sendiri artinya seorang diri atu tidak dengan

orang lain ( mandiri ). Dari pengertian – pengertian tersebut maka Sadari

dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara memeriksakan payudara

secara mandiri ataupun seorang diri.

2. Pendidikan Sadari

Hingga saat ini tidak banyak wanita yang mengetahui pentingnya

Sadari, diperkirakan hanya 25% samapi 30% wanita yang melakukan

Sadari dengan baik dan teratur setiap bulannya. Sebagian besar lesi dapat

Page 10: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

terdeteksi secara mandiri, sehingga membuat Sadari menjadi bagian

penting dari promosi kesehatan untuk mendeteksi kanker atau penyakit

payudara lainnya secara dini. Karena banyaknya penyakit payudara

terdeteksi oleh wanita itu sendiri, maka penyuluhan pada wanita

diprioritaskan mengenai bagaimana dan kapan melakukan Sadari. Sadari

dapat diajarkan kepada semua wanita dan dipraktikkan oleh semua wanita.

Petugas kesehatan berperan dalan menginformasikan dan memberi

pengarahan pada wanita tentang keuntungan Sadari yang teratur dan

pentingnya mencari bantuan medis segera ketika ditemukan benjolan.

Mengajarkan wanita bagaimana melakukan Sadari adalah bagian yang

tidak terpisahkan dalam melaksanakan pemeriksaan bulanan secara

mandiri.Pendidikan Sadari sangat penting untuk diajarkan pada wanita

sehingga dapat diraba ada tidaknya kelainan pada payudara dan selanjutnya

dapat memeriksakan diri kepelayanan kesehatan jika ditemukan kelainan

tersebut. Wanita dapat diajarkan tentang Sadari dengan 2 cara yaitu :

a. Inspeksi (melihat sendiri didepan cermin)

Inpeksi dapat dilakukan dengan cara berdiri didepan cermin dan

perhatikan apakah ada kelainan pada payudara, biasanya kedua payudara

tidak sama, terdapat benjolan yang tidak terasa nyeri dan berukuran kecil

yang lama kelamaan benjolan itu semakin besar lalu melekat pada kulit,

sehingga menimbulkan perubahan pada kulit payudara dan puting

Page 11: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

payudara, puting akan tertarik kedalam, berwarna merah, sehinnga terlihat

seperti kulit jeruk,mengkerut dan pada akhirnya akan mengakibatkan

borok yang disertai pengeluaran cairan atau darah dari puting susu.

b. Palpasi (perabaan)

Apakah ada tumor pada payudara akan disertai dengan nyeri tekan, dapat

digerakan, menekan puting susu apakah terdapat pengeluaran cairan atau

darah, kemudian memeriksa ketiak apakah terdapat benjolan atau

tidak.Pemeriksaan payudara secara komplit dan menyeluruh

membutuhkan waktu setidaknya 5 menit atau lebih. Pemeriksaan dimulai

dengan inspeksi yaitu wanita telanjang dari kepala sampai sebatas

pinggang dan duduk dalam posisi yang nyaman menghadap cermin,

payudara diinspeksi terhadap ukuran dan kesimetrisannya, pemeriksaan

puting susu, ada tidaknya pembengkakan, serta perubahan warna.

3. Cara melakukan Sadari

Untuk mendeteksi benjolan, perubahan warna kulit, puting susu yang

bersisik, pengeluaran cairan dari puting susu atau kejanggalan-kejanggalan

lain, dapat dilakukan dengan cara memperhatikan bentuk payudara dari

depan, sisi kiri, dan sisi kanan.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan Sadari

a. Langkah 1 :

Page 12: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

1. Berdiri atau duduk yang nyaman menghadap cermin, tangan lurus

kebawah

2. Memeriksa payudara terhadap segala sesuatu yang tidak seperti

biasa

3. Memperhatikan adanya pengeluaran cairan dari puting susu,

kriput, dimpling atau kulit mengelupas

b. Langkah 2

1. Memperhatiakan dengan baik didepan cermin ketika melipat

tangan dibelakang kepala dan menekan tangan kearah depan

2. Memperhatikan setiap perubahan bentuk payudara

c. Langkah 3

1. Kemudian tekan tangan dengan kuat pada pinngang, agak

membungkuk kearah cermin menarik bahu dan siku kearah depan

2. Memperhatikan setiap perubahan bentuk payudara

Beberapa wanita melakukan pemerikasaan langkah 4 dan 5 ketika

sedang mandi karena jari-jari akan meluncur dengan mudah diatas

kulit yang bersabun sehinnga dapat berkonsentrasi dan merasakan

terhadap setiap perubahan didalam payudara.

d. Langkah 4

1. Mengangkat lengan kiri

2. Menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan untuk meraba payudara

kiri dengan lembut, kuat, hati-hati, dan menyeluruh

Page 13: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

3. Mulailah pada tepi terluar, tekan bagian datar dengan jari tangan

dalam lingkaran kecil, bergerak melingkar dengan lambat

disekitar payudara

4. Secara bertahap lakukan kearah puting susu

5. Memastikan dilakukan pada seluruh payudara

6. Memberi perhatian khusus pada area diantara payudara dan

dibawah lengan, termasuk bagian dibawah lengan itu sendiri

7. Merasakan adanya benjolan atau massa yang tidak lazim dibawah

kulit

e. Langkah 5

1. Dengan perlahan, remas puting susu, perhatikan adanya benjolan

2. Jika terdapat benjolan selama sebulan yang terjadi ketika sedang

atau tidak melakukan Sadari segera konsultasi ke dokter

3. Ulangi pemeriksaan pada payudara kanan

f. Langkah 6

1. Langkah 4 dan 5 diulangi dalam keadaan berbaring

2. Berbaringlah mendatar terlentang dengan lengan kiri dibawah

kepala dan sebuah bantal atau handuk yang dilipat dibawah bahu

kiri (posisi ini akan mendatarkan payudara dan memudahkan

untuk memeriksanya)

Page 14: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

3. Gunakan gerakan silkuler yang sama seperti yang diuraikan pada

langkah 4 dan 5

4. Ulangi pada payudara kanan

4. Waktu yang tepat melakukan Sadari

Agar Sadari menjadi alat skrining yang efektif untuk mengetahui lessi

kanker, penting bagi wanita untuk melakukannya setiap bulan, kebanyakan

wanita memperhatikan peningkatan nyeri dan gumpalan sebelum periode

menstruasi, oleh karena itu Sadari disarankan setelah menstruasi.

5. Manfaat Sadari

Sadari terdapat dalam garis depan pendeteksian kanker payudara dini.

Kanker payudara termasuk penyebab kematian yang cukup tinggi pada

wanita usia lebih dari 50 tahun. Oleh karena itu, diagnosis dini sangat

penting artinya karena menyangkut jiwa penderita. Dengan melakukan

Sadari secara teratur, dapat menghasilkan temuan dini dan pengobatan dini

, bermanfaat dalam penurunan angka kematian tersebut. Karena penurunan

secara dini adalah kunci untuk menyelamatkan hidup, penting bagi wanita

untuk meluangkan waktu beberapa menit setiap bulannya untuk melakukan

Sadari. Maka dari itu dengan melakukan Sadari, wanita dapat lebih

mengenali payudaranya sendiri hingga dapt menditeksi setiap perubahan

awal yang mungkin merupakan awal terjadinya kanker payudara.

(Tambunan M.W,2006 : 84).

Page 15: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

C. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang

melakukan penginderaan melalui kelima inderanya, tetapi sebagian besar

memilih suatu proses yaitu proses belajar dan membutuhkan suatu bantuan

misalnya bantuan seseorang yang lebih menguasai suatu hal, bantuan alat

misalnya buku dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005 : 3).

2. Sumber Pengetahuan

Sumber pengetahuan biasanya diperoleh dari buku bacaan, media

seperti koran, televisi radio, promosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah

upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan

mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri

(Piagam Ottawa Charter, 1986). Batasan promosi kesehatan menurut

(Victorian Health Fondation, Australia, 1997) adalah bukan hanya

perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungannya, sehingga

menekankan bahwa promosi kesehatan adalah suatu program perubahan

perilaku masyarakat yang menyeluruh dalam konteks masyarakatnya.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007 :10), dari berbagai macam cara yang

telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang

sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

Page 16: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

a. Cara Tradisional atau Non Ilmiah

Cara kuno atau cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan ini

dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum

ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik

dan logis. Cara cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain:

1) Cara coba salah

Cara yang paling tradisional yang pernah digunakan oleh manusia

dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba coba atau

yang lebih dikenal dengan kata “Trial and Error”. Cara coba-coba ini

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan

masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka

dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua gagal

pula maka dicoba kembali dengan kemungkinan yang ketiga, dan

apabila kemungkinan ketika gagal dicoba kemungkinan keempat dan

seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah

sebabnya maka cara ini disebut metode Trial (coba) and Error (gagal

atau salah) atau metode coba salah atau coba coba.Contoh refleks

dari metode ini adalah ditemukannya kina sebagai obat malaria

secara coba coba oleh seorang penderita malaria.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari banyak sekali kebiasaan

Page 17: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukannya tersebut baik atau tidak.

Kebiasaan kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari

generasi ke generasi misalnya mengapa harus ada acara selapanan

dan turun tanah pada bayi? Mengapa ibu yang sedang menyusui

harus minum jamu? Mengapa anak tidak boleh makan telur?.

Pendapat itu diterima oleh masyarakat pada waktu itu sampai

jangka waktu yang lama tanpa melalui pembuktian empiris.

Demikian pula pendapat yang dikeluarkan oleh tokoh tokoh ilmu

pengetahuan atau filsafat yang selalu digunakan sebagai referensi

dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi.

Dibidang kesehatan otoritas pengetahuan tersebut bukan saja

berasal dari ahli ahli kesehatan atau kedokteran tetapi juga berasal

dari para dukun.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu

cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan oleh sebab itu

pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengenang kembali pengalaman yang diperoleh dalam rangka

memecahkan permasalahan yang dihadapai pada masa lalu apabila

Page 18: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan

masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang

sama orang dapat pula menggunakan cara tersebut, tetapi bila gagal

menggunakan cara tersebut ia tidak akan mengulangi cara itu dan

berusaha mencari cara yang lain sehingga dapat berhasil

memecahkannya.

4) Melalui jalan pikiran.

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia cara

berpikir manusiapun berkembang dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya

dengan kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan

manusia telah menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi

maupun deduksi. Induksi maupun pada dasarnya cara melahirkan

pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan pernyataan

yang dikemukakan kemudian dicari hubungannya sehingga dapat

dibuat suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu

melalui pernyataan pernyataan khusus kepada yang umum

dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan

kesimpulan dari pernyataan pernyataan umum kepada yang khusus.

b. Cara Modern atau cara Ilmiah

Cara modern dalam memperoleh pengetahuan adalah cara baru dalam

Page 19: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

memperoleh pengetahuan yang lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini

disebut “Metode Penelitian Ilmiah” atau lebih populer disebut Metodologi

Penelitian atau (Research Metodology). Cara ini mula mula dikembangkan

oleh Francis Bacon (1561-1626). Dia adalah seorang tokoh yang

mengembangkan Metode berpikir Induktif, mula mula ia mengadakan

pengamatan langsung terhadap gejala gejala alam atau kemasyarakatan

yang kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan di

klasifikasikan yang akhirnya diambil kesimpulan umum, kemudian metode

berpikir induktif yang dikembangkan oleh Bacon ini dilanjutkan oleh

Deobold Van Dallen dia mengatakan bahwa dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan

membuat pencatatan pencatatan terhadap semua fakta yang berhubungan

dengan obyek yang diamatinya.

4. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, 2007 : 3 tingkat pengetahuan memiliki enam

tingkatan diantaranya, yaitu :

a. Tahu/mengenal (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

Page 20: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu

Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah memahami obyek atau materi

harus dapat menjelaskan, meramalkan, menyebutkan. Contoh

menyimpulkan terhadap obyek yang telah dipelajarinya.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi nyata dan dapat menerapkan dalam

kehidupan sehari hari.

d. Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

obyek kedalam komponen komponen tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan antara yang satu

dengan yang lainnya.

e. Sintesis (Syntesis)

Page 21: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian bagian didalam suatu bentuk yang baru dan

formasi yang ada. Misalnya merumuskan, menyusun, merencanakan.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan judifikasi atau

penelitian terhadap materi atau obyek. Penilaian ini berdasarkan pada

suatu kriteria yang ada.

D. Penyuluhan

1. Pengertian penyuluhan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan

yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,

dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan

ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa

dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta

pertolongan. Penyuluhan dapat diartikan dalam beberapa pengertian

diantaranya ( Notoamodjo : 2007) :

Page 22: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

a. Penyuluhan sebagai penyebarluasan informasi

Sebagai terjemahan dari kata “extension”, penyuluhan dapat diartikan

sebagai proses peyebarluasan informasi tentang ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang dihasilkan oleh perguruan tinggi ke dalam

praktek atau kegiatan praktis.

b. Penyuluhan sebagai proses penerangan dan pemberi penjelasan

Penyuluhan yang berasal dari kata dasar “suluh” atau obor, sekaligus

sebagai terjemahan dari kata “voorlichting” dapat diartikan sebagai

kegiatan penerangan atau memberikan terang bagi yang dalam

kegelapan. Sehingga, penyuluhan juga sering diartikan sebagai kegiatan

penerangan.

Sebagai proses penerangan, kegiatan penyuluhan tidak saja terbatas

pada memberikan penerangan, tetapi juga menjelaskan mengenai segala

informasi yang ingin disampaikan kepada kelompok sasaran yang akan

menerima manfaat penyuluhan, sehingga mereka benar-benar

memahami seperti yang dimaksudkan oleh penyuluh atau juru

penerangnya.

Penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh tidak boleh hanya bersifat

“searah” melainkan harus diupayakan berlangsungnya komunikasi

“timbal-balik” yang memusat sehingga penyuluh dapat memahami

aspirasi masyarakat, manakala mereka menolak atau belum siap

Page 23: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

menerima informasi yang diberikan, hal ini penting, agar penyuluhan

yang dilakukan tidak bersifat “pemaksaan kehendak” melainkan tetap

menjamin hubungan yang harmonis antara penyuluh dan kliennya

secara berkelanjutan.

c. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku

pengertian tentang penyuluhan tidak hanya diartikan sebagai kegiatan

penerangan, yang bersifat searah (one way) dan pasif. Tetapi, penyuluhan

adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang

disuluh agar terbangun proses perubahan “perilaku” (behaviour) yang

merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang

yang dapat diamati oleh orang atau pihak lain, baik secara langsung berupa

ucapan, tindakan, bahasa-tubuh, maupun tidak langsung melalui kinerja dan

atau hasil kerjanya.

Dengan kata lain, kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada penyebar-luasan

informasi dan memberikan penerangan, tetapi merupakan proses yang

dilakukan secara terus-menerus, sekuat-tenaga dan pikiran, memakan waktu

dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh

penerima manfaat penyuluhan (beneficiaries) yang menjadi klien penyuluhan.

d. Penyuluhan sebagai proses belajar

Penyuluhan sebagai proses pendidikan atau proses belajar diartikan

bahwa, kegiatan penyebarluasan informasi dan penjelasan yang diberikan

Page 24: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

dapat merangsang terjadinya proses perubahan perilaku yang dilakukan

melalui proses pendidikan atau kegiatan belajar. Artinya, perubahan

perilaku yang terjadi dan dilakukan oleh sasaran tersebut berlangsung

melalui proses belajar. Hal ini penting untuk dipahami, karena perubahan

perilaku dapat dilakukan melalui beragam cara, seperti pembujukan,

pemberian hadiah, atau bahkan melalui kegiatan-kegiatan pemaksaan baik

melalui penciptaan kondisi lingkungan fisik maupun sosial ekonomi,

maupun pemaksaan melalui aturan dan ancaman-ancaman.

2. Tujuan penyuluhan

a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat

dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan

sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal.

b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental

dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

c. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah

perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

3. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam

keberhasilan penyuluhan kesehatan

Page 25: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

1. Tingkat Pendidikan.

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap

informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang

menerima informasi yang didapatnya

2. Tingkat Sosial Ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula

dalam menerima informasi baru.

3. Adat Istiadat

Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan

hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat

menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

4. Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh

orang – orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul

kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

5. Ketersediaan Waktu di Masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas

Page 26: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam

penyuluhan.

4. Metode yang dapat digunakan dalam melakukan penyuluhan

( Notoatmodjo : 2005) :

1. Metode Ceramah

Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,

pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran

sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.

2. Metode Diskusi kelompok

Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang

suatu topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran) dengan

seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

3. Metode Curah pendapat

Adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota

mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang

terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-

pendapat tadi dilakukan kemudian.

4. Metode Panel

Adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung

atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih

panelis dengan seorang pemimpin.

Page 27: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

5. Metode Bermain peran

Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan

tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk

dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

6. Metode Demonstrasi

Adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur

tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk

memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan

dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap

kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

7. Metode Simposium

Adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang

dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

8. Metode Seminar

Adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk

membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang

menguasai bidangnya.

5. Langkah - langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan

penyuluhan yaitu :

1. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat

Page 28: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

2. Menetapkan masalah kesehatan

3. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui

penyuluhan kesehatan masyarakat.

4. Menyusun perencanaan penyuluhan

5. Menetapkan tujuan

6. Penentuan sasaran

7. Menyusun materi / isi penyuluhan

8. Memilih metoda yang tepat

9. Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan

10. Penentuan kriteria evaluasi.

11. Pelaksanaan penyuluhan

12. Penilaian hasil penyuluhan

13. Tindak lanjut dari penyuluhan

Page 29: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL ,DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka konsepsional

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang

melakukan penginderaan melalui kelima inderanya, tetapi sebagian besar

memilih suatu proses yaitu proses belajar dan membutuhkan suatu bantuan

misalnya bantuan seseorang yang lebih menguasai suatu hal (Notoatmodjo,

2007:3). Pengetahuan dalam penelitian ini yaitu pengetahuan wanita tentang

Sadari sebagai deteksi dini kanker payudara. Berdasarkan teori Notoatmodjo

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu adanya

promosi kesehatan. Penyuluhan adalah salah satu upaya promosi kesehatan

dalam memberikan informasi atau nasehat yang ditujukan kepada individu,

kelompok ataupun masyarakat. Adanya penyuluhan mengenai Sadari

diharapkan seluruh wanita di desa Cijalingan dapat memperoleh pengetahuan

baru mengenai Sadari. Berdasarkan uraian diatas, dapat digambarkan kerangka

konsep dalam skema berikut

Page 30: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

Variabel indefenden variabel difenden Faktor predisposisis

Gambar 3.1

Bagan kerangka konsep

Penyuluhan

Pengetahuan wanita tentang Sadari

Umur Pendidikan Pekerjaan

Page 31: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi operasional

N

o

Variabel Jenis

variabel

Definisi operasional Kategori

( hasil ukur )

Skala

ukur

1

.

Penyulahan

Kesehatan

tentang

Sadari

Variabel

bebas

kegiatan pendidikan

yang bertujuan

memberikan informasi

kesehatan mengenai

pemeriksaan payudara

sendiri

- -

2

.

Pengetahuan

wanita

Variabel

terikat

Perbedaan

pengetahuan sebelum

dan sesudah diberikan

penyuluhan yang

diukur dari bagaimana

Relata nilai

kuesioner

Rasio

Page 32: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

wanita tersebut

mengisi kuesioner

tentang Sadari sebelum

diberi penyuluhan

C. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan antara penyuluhan dengan peningkatkan pengetahuan tentang

Sadari sebagai deteksi dini kanker payudara.

Page 33: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian rancangan semu eksperimen

atau Kuasi Eksperimen yaitu suatu penelitian yang dipandang sebagai

eksperimen yang tidak sebenarnya karena masih terdapat variabel luar yang

ikut berpengaruh terhadap terbentuknya varibael dipenden (Arikunto: 2010).

Intervensi dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penyuluhan untuk

membandingkan pengetahuan wanita pada saat sebelum penyuluhan dan

pengetahuan wanita setelah penyuluhan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia 30-40 tahun di

desa Cijalingan kabupaten Sukabumi tahun 2010.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian wanita usia 30-40 tahun di desa

Cijalingan Kabupaten Sukabumi. Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan consecutive sampling yaitu cara pengambilan

Page 34: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

sampel yang dilakukan dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria

penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi.

(Alimul Hidayat, 2009 : 83).

Sampel pada penelitian eksperimen bersifat homogen oleh karena

itu terdapat kriteria dalam pemilihan sampel yaitu:

1. Wanita dengan rentan usia produktif 30-40 tahun

2. Wanita dengan pendidikan terakhir Sekolah Dasar

3. Wanita yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu variabel bebas

(indipendent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel), variabel

bebas pada penelitian ini adalah penyuluhan sedangkan yang menjadi

variabel terikatnya adalah pengetahuan wanita.

D. Instrument Penelitian

Instrument didefinisikan sebagai alat pengumpulan data yang telah baik

atau memiliki standar validitas dan reliabilitas. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam

arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui, dalam 1

pertanyaan kuesioner diberi bobot nilai 5, sehingga jika pertanyaan 20 maka

bobot nilai yang akan dicapai adalah 100. Dalam penelitian ini kuesioner

diberikan pada saat sebelum eksperimen (01) disebut pre-test.kemudian

Page 35: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

dilakukan penyuluhan dan setelah itu kuesioner diberikan kembali sesudah

eksperimen (02) disebut post-test.Perbedaan antara 01 dan 0 2 diasumsikan

merupakan efek dari eksperimen.

E. Uji Validitas Pengetahuan

Apabila bentuk item adalah dichotomous (correct/incorrect, true/false). Rumus

untuk korelasi point-biserial pada item ke-i adalah :

pp

SDXXr

X

iPB

1

dimana : X Rata-rata pada test untuk semua orang

iX Rata-rata pada test hanya untuk orang-orang yang menjawab benar

pada item ke-i

p = Proporsi dari orang yang menjawab benar pada item ke-i.

1- p = Proporsi dari orang yang menjawab salah pada item ke-i.

XSD Standar deviasi pada test untuk semua orang

Menurut Friedenberg (1995) biasanya dalam pengembangan dan penyusunan

skala-skala psikologi, digunakan harga koefisien korelasi yang minimal sama dengan

0,30. Dengan demikian, semua item yang memiliki korelasi kurang dari 0,30 dapat

disisihkan, dan item-item yang akan dimasukkan dalam alat test adalah item-item

Page 36: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

yang memiliki korelasi diatas 0,30 dengan pengertian semakin tinggi korelasi itu

mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik pula konsistensinya (validitasnya).

2. Uji Reliabilitas

Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan

menggunakan Koefisien Reliabilitas Kuder-Richardson (KR-20), metode ini

merupakan koefisien reliabilitas yang dapat menggambarkan variasi dari item-item

untuk jawaban benar/salah yang diberi skor 1 atau 0 (Guilford and Benjamin, 1978).

Koefisien Reliabilitas Kuder-Richardson (KR-20) dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

dimana : n = jumlah item

St2 = Varians total

p = Proporsi dari orang yang menjawab benar pada item ke-i.

1- p = Proporsi dari orang yang menjawab salah pada item ke-i = q

Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan

hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956), yaitu :

1. Kurang dari 0,20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan

2

2

120

t

t

SpqS

nnKR

Page 37: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

2. 0,20 - < 0,40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)

3. 0,40 - < 0,70 : Hubungan yang cukup erat

4. 0,70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)

5. 0,90 - < 1,00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)

6. 1,00 : Hubungan yang sempurna

F. Proses Pengambilan Data

Setelah sampel terpilih, sampel dikumpulkan pada satu waktu yang

kemudian diberi informed consent untuk persetujuan untuk bersedia menjadi

responden, setelah itu peneliti menyebarkan kuesioner pada setiap wanita

yang berusia 30-40 tahun sebelum melakukan penyuluhan, responden diberi

penjelasan tentang tujuan penelitian yang dilakukan, dan kemudian responden

diminta untuk mengisi lembaran kuesioner yang telah disediakan. Kuesioner

yang digunakan berbentuk pertanyaan, responden tinggal memilih jawaban

sesuai yang dilakukan responden. kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

Page 38: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

langsung. kuesioner yang diberikan langsung kepada orang yang diminta

informasinya tentang dirinya sendiri. Lembaran kuesioner yang telah di isi

responden kemudian dikumpulkan dan selanjutnya diolah. Setelah itu

dilakukan penyuluhan sebagai sumber informasi yang dapat merubah

pengetahuan, dan kemudian kuesioner

disebarkan kembali pada responden yang sama untuk mengetahui pengaruh

penyuluhan terhadap pengetahuan mereka.

G. Pengolahan Data

Data yang terkumpul belum merupakan hasil yang tepat, karena belum

dapat di baca dan hasil merupakan data yang mentah. Oleh karena itu untuk

memperoleh hasil yang diinginkan diperlukan pengolahan dan analisis.

Langkah yang dilakukan dalam pengolahan dan penganalisaan data sebagai

berikut:

1. Editing data

Dilakukan untuk memeriksa kelengkapan kuisioner apakah masih ada yang kurang

lengkap atau jawaban yang kurang konsisten.

2. Coding data

Yaitu mengubah jawaban yang berbentuk huruf kedalam bentuk angka sehingga

memudahkan mengentry data.

3. Tabulating data

Page 39: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

Yaitu pengorganisasian data agar dapat dengan mudah dijumlahkan, disusun dan

ditata untuk disajikan serta dianalisis.

4. Entry data

Yaitu memasukkan data kedalam komputer untuk diolah dengan menggunakan

software khusus.

H. Analisis Data

Analisis yang dipergunakan penulis dalam pengolahan data penelitian ini

adalah :

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui rata-rata pengetahuan

sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Rata-rata hitung arithmatic

mean atau yang lebih dikenal dengna mean adalah nilai yang baik mewakili

satu data. Nilai ini sering dipakai dan bahkan paling banyak dikenal dalah

Page 40: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

menyimpulkan sekelompok data. Adapun sifat dari mean yaitu mean

merupakan wakil dari keseluruhan nilai.

Rumus dari mean adalah

Keterangan :

= Mean atau rata-rata

Xn = Data ke n

n = Jumlah data

I. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan dari masing-

masing variabel bebas yaitu penyuluhan dengan variabel terikat yaitu

pengetahuan wanita tentang Sadari.

Untuk membuktikan hipotesis, uji T ( t test) digunakan untuk

mengetahui perbedaan mean dua kelompok data yaitu mengetahui

perbedaan pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah

diberikan penyuluhan.

Rumus uji t dua variable adalah sebagai berikut:

1 2

1 2 1 2

1 2 1 2

2hitung

x xtS S s srn n n n

Page 41: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

Dimana:

r : Nilai korelasi X1 dengan X2

n: Jumlah sampel

1x : Rata-rata sampel ke-1

2x : Rata-rata sampel ke-2

1s : Standar deviasi sampel ke-1

2s : Standar deviasi sampel ke-2

1S : Standar deviasi populasi ke-1

2S : Standar deviasi populasi ke-2

(Riduwan,2009:126)

H. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di desa Cijalingan kabupaten Sukabumi,

dengan waktu penelitian dilakukan pada periode April sampai dengan juli

2010.

Page 42: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

pada penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh penyuluhan terhadap

pengetahuan wanita tentang sadari sebagai deteksi dini kanker payudara di Desa

Cijalingan Kabupaten Sukabumi.

A. Analisis univariat

Pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara

dapat dilihat kenaikan rata-ratanya dari rata-rata sebelum dan sesudah penyuluhan,

yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 5.1 Pengetahuan Wanita Tentang SADARI sebagai Deteksi Dini

Kanker Payudara Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan di Desa Cijalingan Kabupaten Sukabumi

No. Responden Pengetahuan Tentang SADARI

Jumlah Item Pertanyaan = 20 Sebelum Sesudah

1 9 17 2 15 19 3 16 19 4 19 20 5 10 16

Page 43: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

6 8 15 7 9 10 8 18 19 9 9 13 10 18 19 11 15 13 12 18 20 13 13 18 14 14 18 15 14 18 16 13 15 17 10 13 18 10 13 19 7 13 20 10 11 21 16 15 22 16 15 23 13 15 24 13 15 25 10 12 26 5 9 27 5 10 28 5 10 29 5 11 30 12 16

Rata-rata 11.83 14.90

No. Responden

Pengetahuan Tentang SADARI sebagai Deteksi Dini kanker Payudara

Jumlah Item Pertanyaan = 20 Sebelum Sesudah

1 9 17 2 15 19 3 16 19 4 19 20 5 10 16

Page 44: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

6 8 15 7 9 10 8 18 19 9 9 13

10 18 19 11 15 13 12 18 20 13 13 18 14 14 18 15 14 18 16 13 15 17 10 13 18 10 13 19 7 13 20 10 11 21 16 15 22 16 15 23 13 15 24 13 15 25 10 12 26 5 9 27 5 10 28 5 10 29 5 11 30 12 16

Rata-rata 11.83 14.90

Berdasarkan tabel 5.1, dapat dilihat bahwa dari 30 responden sebelum

diberikan penyuluhan, dari 20 item pertanyaan rata-rata pengetahuan responden

mengetahui SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara sebesar 11.83, dan

Page 45: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

setelah diberikan penyuluhan, rata-rata pengetahuan responden mengetahui SADARI

sebagai deteksi dini kanker payudara sebesar 14.90.

Dilihat dari kenaikan nilai rata-rata pengetahuan remaja tentang sadari sebagai

deteksi dini kanker payudara, dapat ditarik kesimpulan pengetahuan remaja lebih baik

setelah dilakukan penyuluhan dibandingkan dengan sebelum penyuluhan.

Untuk melihat ada tidaknya pengaruh penyuluhan yang dilakukan terhadap

pengetahuan remaja tentang sadari sebagai deteksi dini kanker payudara dapat

dilakukan dengan menggunakan paired t-test (uji t berpasangan) yang akan dibahas

pada analisis bivariat.

B. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Wanita Tentang Sadari

Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Desa Cijalingan Kabupaten

Sukabumi

Sebelum melakukan uji rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi

normalitas terhadap data sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang sadari

sebagai deteksi dini kanker payudara.

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-wilks, dimana hasilnya nilai

p-value (0.155) > α (0,05), maka variabel pengetahuan remaja sebelum penyuluhan

berdistribusi normal dan hasil dari uji normalitas untuk variabel pengetahuan remaja

Page 46: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

sesudah penyuluhan adalah nilai p-value (0,105) > α (0,05), maka variabel

pengetahuan remaja sesudah penyuluhan berdistribusi normal

Karena asumsi normalitas telah terpenuhi, peneliti menggunakan statistik uji t

untuk uji beda rata-rata.

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Wanita Tentang SADARI

Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara

Untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan

wanita tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara, pada penelitian ini

analisis yang digunakan adalah uji t berpasangan (paired t test).

Tabel 5.2

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Wanita Tentang SADARI

Sebagai Deteksi Kanker Dini

Uji t Berpasangan

Mean Std. Deviation Varians P-value

Sebelum 11.8 2.41 5.79 0.00 Sesudah 14.9

Page 47: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa p-value (sig) bernilai 0,000.

Karena nilainya lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak. Selain itu pun, nilai t hitung (-

6.981) < t tabel (-2,045), maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan tingkat pengetahuan wanita sebelum dan setelah penyuluhan

tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara. Hal ini pun dapat dilihat dari

hasil perbandingan nilai rata-ratanya.

Dari hasil perhitungan diperoleh rata-rata tingkat pengetahuan wanita sebelum

penyuluhan tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara bernilai 11.83.

Sedangkan rata-rata tingkat pengetahuan wanita setelah penyuluhan tentang SADARI

sebagai deteksi dini kanker payudara bernilai 14.90. Perbedaan yang signifikan

tersebut mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan tingkat pengetahuan wanita

sebelum dan setelah penyuluhan tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker

payudara

HASIL MANUAL PAIRED T TEST

Pengaruh penyuluhan Terhadap Pengetahuan Wanita Tentang Sadari Sebagai

Deteksi Dini Kanker Payudara Di Desa Cijalingan Kabupaten Sukabumi

No. Responden

Pengetahuan Tentang SADARI sebagai Deteksi Dini kanker Payudara Jumlah Item Pertanyaan = 20 Sebelum Sesudah

1 9 17 2 15 19

Page 48: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

3 16 19 4 19 20 5 10 16 6 8 15 7 9 10 8 18 19 9 9 13

10 18 19 11 15 13 12 18 20 13 13 18 14 14 18 15 14 18 16 13 15 17 10 13 18 10 13 19 7 13 20 10 11 21 16 15 22 16 15 23 13 15 24 13 15 25 10 12 26 5 9 27 5 10 28 5 10 29 5 11 30 12 16

Rata-rata 11.83 14.90 Simpangan Baku 4.227 3.315

varians 17.868 10.990 Korelasi 0.823

Satistuk Uji:

Page 49: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

1 2

1 2 1 2

1 2 1 2

2hitung

x xtS S s srn n n n

11.83 14.9017.868 10.990 4.227 3.3152(0.823)

30 30 30 303.07

0.4396.98

hitung

hitung

hitung

t

t

t

Kriteria Uji:

Tolak Ho jika , dan terima Ho jika

1 2 2 30 30 2 58dk n n , dengan α=5%

Jadi,

Kesimpulan:

Karena =-2.045, maka Ho ditolak, artinya penyuluhan

merupakan pengaruh terhadap pengetahuan wanita tentang sadari sebagai deteksi

dini kanker payudara di desa cijalingan kabupaten sukabumi.

Page 50: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

LAMPIRAN OUTPUT SPSS

Paired Samples Statistics

11.8333 30 4.22703 .7717514.9000 30 3.31506 .60525

SebelumSesudah

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Tests of Normality

.134 30 .176 .949 30 .155

.125 30 .200* .942 30 .105SebelumSesudah

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Paired Samples Correlations

30 .823 .000Sebelum & SesudahPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-3.06667 2.40593 .43926 -3.96506 -2.16828 -6.981 29 .000Sebelum - SesudahPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Page 51: PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN  WANITA TENTANG SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI  KANKER PAYUDARA DI DESA CIJALINGAN  KABUPATEN SUKABUMI

LAMPIRAN HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

No Item

Koef Validitas

Titik Kritis Kesimpulan Koef

Reliabilitas Titik Kritis Kesimpulan

Pretest Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Wanita Tentang SADARI Sebagai Deteksi Dini Kangker Payudara

P_1 0.403 0.3 Valid

0.806 0.7 Reliabel

P_2 0.403 0.3 Valid P_3 0.352 0.3 Valid P_4 0.430 0.3 Valid P_5 0.554 0.3 Valid P_6 0.470 0.3 Valid P_7 0.379 0.3 Valid P_8 0.456 0.3 Valid P_9 0.330 0.3 Valid P_10 0.368 0.3 Valid P_11 0.451 0.3 Valid P_12 0.439 0.3 Valid P_13 0.376 0.3 Valid P_14 0.660 0.3 Valid P_15 0.688 0.3 Valid P_16 0.509 0.3 Valid P_17 0.419 0.3 Valid P_18 0.419 0.3 Valid P_19 0.419 0.3 Valid P_20 0.419 0.3 Valid