KTI Sadari

30
KTI Sadari Gambaran tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen Tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kanker payudara saat ini masih menjadi masalah di Indonesia. Dimana, kanker payudara merupakan penyebab utama mortalitas (kematian) wanita. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang perlu mendapat perhatian tinggi dari setiap orang terutama wanita, karena kanker payudara merupakan kanker dengan angka kejadian tertinggi yang menyerang wanita di Indonesia. Kendati terjadi penurunan angka kematian, angka kejadiannya terus meningkat Bahkan jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. (Gigih Priyandoko, 2009). Hal itu, dikarenakan pengetahuan masyarakat akan kanker payudara masih sangat rendah dan juga masih kurangnya kesadaran wanita Indonesia untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum diderita kaum wanita. Satu diantara delapan wanita beresiko terkena kanker payudara (Admin, 2008). Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah kasus baru meningkat hampir 12% pertahun. Usia penderitapun semakin muda, bahkan diusia remaja. Di Indonesia, insiden kanker payudara masih belum diketahui secara pasti. Berdasarkan data dari IARC (International Agency for Research on Cancer) tahun 2002, insiden kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan. Diperkirakan angka kejadian minimal 20.000 kasus baru pertahun dan 50% ditemukan pada stadium lanjut. (Gigih Priyandoko, 2009). Sebagai perbandingan, angka kejadian kanker payudara di Amerika Serikat yaitu dari 100.000 wanita didapatkan 92 wanita menderita kanker payudara per tahun dengan angka kematian 27 orang dari 100.000 penderita.

description

kebidanan

Transcript of KTI Sadari

Page 1: KTI Sadari

KTI Sadari

Gambaran tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri

sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan

Kabupaten Kebumen Tahun 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

            Penyakit kanker payudara saat ini masih menjadi masalah di Indonesia. Dimana, kanker

payudara merupakan penyebab utama mortalitas (kematian) wanita. Kanker payudara merupakan

jenis kanker yang perlu mendapat perhatian tinggi dari setiap orang terutama wanita, karena kanker

payudara merupakan kanker dengan angka kejadian tertinggi yang menyerang wanita di Indonesia.

Kendati terjadi penurunan angka kematian, angka kejadiannya terus meningkat Bahkan jumlahnya

terus meningkat dari tahun ke tahun. (Gigih Priyandoko, 2009). Hal itu, dikarenakan pengetahuan

masyarakat akan kanker payudara masih sangat rendah dan juga masih kurangnya kesadaran wanita

Indonesia  untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara.

            Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum diderita kaum wanita. Satu

diantara delapan wanita beresiko terkena kanker payudara (Admin, 2008). Dalam sepuluh tahun

terakhir, jumlah kasus baru meningkat hampir 12% pertahun. Usia penderitapun semakin muda,

bahkan diusia remaja. Di Indonesia, insiden kanker payudara masih belum diketahui secara pasti.

Berdasarkan data dari IARC (International Agency for Research on Cancer) tahun 2002, insiden

kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan. Diperkirakan angka kejadian

minimal 20.000 kasus baru pertahun dan 50% ditemukan pada stadium lanjut. (Gigih Priyandoko,

2009).

            Sebagai perbandingan, angka kejadian kanker payudara di Amerika Serikat yaitu dari 100.000

wanita didapatkan 92 wanita menderita kanker payudara per tahun dengan angka kematian 27 orang

dari 100.000 penderita. Menurut Haryono (2008), kurve angka kejadian meningkat pada usia di atas

30 tahun dan yang paling tinggi pada kelompok usia 45-66 tahun. Mengingat separuh kasus baru

kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut, maka dianjurkan bagi para wanita Indonesia

terutama Wanita Usia Subur (WUS) yang berumur 15-45 tahun untuk melakukan deteksi dini kanker

payudara dengan pengobatan yang semakin maju dari tahun ke tahun.

            Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2005, jumlah penderita

kanker payudara terdaftar sebanyak 3884 orang. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Kebumen tahun 2008, jumlah penderita kanker payudara terdaftar sebanyak 88 orang (57%) yaitu

menempati urutan pertama. Selanjutnya untuk urutan kedua yaitu kanker leher rahim sebanyak 32

orang (21%), untuk urutan ketiga yaitu kanker hati sebanyak 23 orang (15%), dan untuk urutan

keempat yaitu kanker paru-paru sebanyak 11 orang (7%).

Page 2: KTI Sadari

            Sesungguhnya, kanker payudara bukanlah suatu penyakit yang sama sekali tidak bisa

disembuhkan. Menurut WHO, bila penyakit kanker payudara ini terdeteksi pada stadium dini, maka

sekitar 90-98% kanker ini dapat disembuhkan dengan sempurna. Deteksi dini merupakan upaya yang

penting dalam penanganan kanker payudara. Sebagian besar kanker payudara ditemukan oleh

penderita sendiri. Tetapi, sering temuan ini sudah bukan lagi pada stadium dini tetapi sudah pada

stadium lanjut. Oleh karena itu, diperlukan upaya masyarakat dan tenaga medis serta kesadaran dari

masyarakat khususnya wanita dalam meminimalkan dan mencegah penyakit kanker payudara

dengan mempelajari dan melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Namun demikian,

masih banyak wanita yang belum tertarik untuk melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

Hal ini kemungkinan terjadi akibat minimnya pengetahuan atau informasi tentang SADARI.

            Di Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen tingkat pengetahuan

masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) masih sangat kurang. Hal ini

dikarenakan kurangnya sosialisasi dari tenaga kesehatan tentang pentingnya SADARI, dan juga

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan wanita yang masih rendah. Oleh karena itu, sangatlah penting

memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran wanita dalam melakukan SADARI

sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.

            SADARI adalah upaya yang dilakukan oleh seorang wanita untuk mendeteksi dini kanker

payudara melalui beberapa tahapan. SADARI merupakan bagian penting dari perawatan kesehatan

yang dapat melindungi diri dari resiko kanker payudara. SADARI sangatlah penting dilakukan secara

rutin oleh wanita sejak dini. Dengan SADARI, wanita dapat lebih mengenal payudara sendiri sehingga

diharapkan dapat mendeteksi setiap perubahan awal yang mungkin merupakan gejala awal terjadinya

kanker payudara. Sehingga, bisa secepatnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dengan ini maka,

sebagaian besar lembaga yang berwenang merekomendasikan bahwa semua pasien wanita, lepas

dari tingkat usianya diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri.

            Dari studi pendahuluan yang dilaksanakan peneliti melalui metode wawancara dengan 10

wanita usia subur di Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen pada bulan

Februari 2009, diketahui bahwa 3 orang (30%) tamat SD, 3 orang (30%) tamat SMP, 2 orang (20%)

tamat SMA, dan 2 orang (20%) tamat PT.

            Dengan melihat permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri  Sebagai Upaya

Deteksi Dini Kanker Payudara Di Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen Tahun

2009.

B.  PERUMUSAN MASALAH

            Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu: Bagaimana

tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri sebagai upaya deteksi

dini kanker payudara di Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen Tahun 2009?

Page 3: KTI Sadari

C.  PERTANYAAN PENELITIAN

            Bagaimana tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri

sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen Tahun 2009?

D.  TUJUAN PENELITIAN

1.      Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri

sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen Tahun 2009.

2.      Tujuan Khusus

a.       Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pengertian SADARI

b.      Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang tujuan melakukan SADARI

c.       Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang waktu pelaksanaan SADARI

d.      Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang cara melakukan SADARI

E.  MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat diadakannya penelitian ini adalah:

1.      Bagi Institusi Pendidikan

a.       Sebagai pengetahuan dan menambah wawasan mengenai pemeriksaan payudara sendiri sebagai

deteksi dini kanker payudara dalam kegiatan pembelajaran.

b.      Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa kebidanan dalam menambah pengetahuan tentang

pemeriksaan payudara sendiri.

2.      Bagi Profesi Bidan

Menambah masukan bagi Bidan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan wanita

khususnya wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi dini kanker

payudara.

3.      Bagi Wanita Usia Subur

a.       Meningkatkan kesadaran wanita usia subur akan pentingnya pemeriksaan payudara sendiri sebagai

upaya deteksi dini kanker payudara.

b.      Meningkatkan kepedulian masyarakat khususnya wanita usia subur akan pentingnya merawat dan

menjaga kesehatan diri sendiri.

4.      Bagi Peneliti

a.       Mengetahui seberapa besar pengetahuan wanita usia subur terhadap pemeriksaan payudara sendiri

sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen Tahun 2009.

Page 4: KTI Sadari

b.      Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya pemeriksaan payudara sendiri sebagai

upaya deteksi dini kanker payudara.

5.      Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen

a.       Menambah masukan bagi para pengambil keputusan bidang kesehatan untuk menentukan upaya

yang tepat dalam rangka menekan angka kejadian kanker payudara di masyarakat.

b.      Membantu menemukan cara yang tepat dalam mendeteksi masalah kanker payudara secara dini.

F.   KEASLIAN PENELITIAN

            Penelitian mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ini sebelumnya telah dilakukan

oleh seorang peneliti yaitu:

1.      Desak Made Sri Rahayu (2008) melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Wanita

Usia Subur Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di

Dusun Kembangsari Desa Srimartani Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul”. Jenis penelitiannya

adalah deskriptif  dengan menggunakan pendekatan cross sectional dan variabelnya adalah variable

tunggal yaitu tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri sebagai

upaya deteksi dini kanker payudara. Penelitian tersebut menggunakan populasi sebanyak 125 wanita

usia subur dan besar sampelnya sebanyak 95 wanita usia subur. Dari penelitian tersebut didapatkan

hasil tingkat pengetahuan wanita usia subur di Dusun Kembangsari Desa Srimartani Kecamatan

Piyungan Kabupaten Bantul dalam kategori baik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan oleh Penulis adalah terletak pada populasi, sampel dan tempat penelitian. Penulis

menggunakan populasi sebanyak 832 wanita usia subur, besar sampelnya sebanyak 208 wanita usia

subur dan penulis melakukan penelitian di Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen Tahun 2009.

E. RUANG LINGKUP

1.      Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2009.

2.      Ruang Lingkup Tempat

Tempat yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan Kabupaten

Kebumen.

3.      Ruang Lingkup Materi

Materi dalam penelitian ini adalah Kesehatan Reproduksi Wanita Tentang Pemeriksaan Payudara

Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 5: KTI Sadari

A.    TINJAUAN  TEORI

1.      Pengetahuan

a.      Pengertian

1)        Pengetahuan

            Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan

terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang. (Notoatmodjo, 2003).

            Namun, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

2)        Pengetahuan

            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), pengetahuan adalah segala sesuatu yang

diketahui, kepandaian, berkenaan dengan suatu hal.

b.      Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2003) tingkat pengetahuan tercakup dalam domain kognitif yang

mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1)      Tahu (Know)

            Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnnya. Termasuk

dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain dengan cara menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.

2)      Memahami (Comprehension)

            Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi harus dapat mejelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan

meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

3)      Aplikasi (Aplication)

            Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dalam  konteks atau situasi yang lain.

4)      Analisis (Analysis)

            Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

Page 6: KTI Sadari

5)      Sintesis (Synthesis)

            Sintesis disini menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian dari dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6)      Evaluasi (Evaluation)

            Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap

suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c.       Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

            Menurut Soekanto (2002) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu

:

1)        Tingkat Pendidikan

            Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan

perilaku positif meningkat, sehingga diharapkan tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkat

pengembangan pengetahuan. Pendidikan akan menghasilkan banyak perubahan seperti

pengetahuan, sikap dan perbuatan.

2)        Sosial Ekonomi

            Semakin tinggi tingkat pendapatan manusia maka semakin tinggi keinginan manusia untuk

dapat memperoleh informasi melalui media yang lebih tinggi.

3)        Budaya

            Tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang meliputi sikap dan kepercayaan.

4)        Informasi

            Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih  banyak akan banyak akal,

mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

5)        Pekerjaan

            Pekerjaan merupakan variabel yang sulit digolongkan namun, berguna bukan saja sebagai

dasar demografi, tetapi juga sebagai suatu metode untuk menentukan sosial ekonomi.

6)        Pengalaman

            Pengalaman diartikan sebagai sumber belajar sekalipun banyak orang yang berpendapat

bahwa pengalaman itu lebih luas daripada sumber belajar. Pengalaman artinya berdasarkan pada

pikiran yang kritis akan tetapi pengalaman belum tentu teratur dan bertujuan. Pengalaman-

pengalaman yang disusun secara sistematis oleh otak maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan.

7)        Umur

            Umur berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan, karena kemampuan mental yang

diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi baru, seperti mengingat hal-hal

yang dulu pernah dipelajari, penalaran analog dan berfikir kretif, mencapai puncaknya dalam usia

20an.

8)        Paritas

Page 7: KTI Sadari

            Jumlah anak dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan individu / seseorang. Tingkat

pengetahuan dipengaruhi oleh informasi, budaya, dan pengalaman melakukan sesuatu.

d.      Pengukuran pengetahuan

            Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan dari subyek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003). Hasil pengolahan

data menggunakan angket dengan kategori sebagai berikut :

a.       Pengetahuan tinggi    : 76% - 100%

b.      Pengetahuan sedang  : 56% - 75%

c.       Pengetahuan rendah   : > 55%

(Arikunto, 2002)  

2.      Wanita usia subur

            Wanita usia subur adalah wanita yang berumur 15- 45 tahun pada masa atau periode

dimana dapat mengalami proses reproduksi yang ditandai dengan timbulnya menstruasi dan

diakhiri dengan menopouse.

            Pada usia 25 tahun wanita berada pada masa yang paling subur dan mulai menurun

fungsi reproduksinya atau menurun kesuburannya pada usia 35 tahun. Fungsi reproduksi

wanita yang normal secara berkala dikendalikan oleh hormon progesteron dan esterogen yang

berasal dari ovarium. Masa subur pada wanita ini ditandai dengan pematangan folikel,

ovulasi, dan pembentukan korpus luteum dimana fungsi reproduksinya mulai berjalan dengan

baik.

            Masa subur ini akan berakhir dengan hilangnya fungsi generatif dari ovarium.

Lamanya masa subur pada seorang wanita tergantung pada cadangan folikel yang masih

tersedia dalam ovarium (Prawirohardjo, 2002). Jadi, masa subur pada wanita itu tidak sama

antara wanita yang satu dengan yang lainnya. Wanita yang normal dan sehat, setiap bulannya

pasti akan mengalami gejala menstruasi atau haid. Hal itu merupakan peristiwa penting pada

masa subur yang menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual dimana wanita benar-

benar telah siap secara biologis menjalani fungsi kewanitaannya (Syaifuddin, 2006). Adapun

siklus itu sendiri dibedakan menjadi 3 masa utama, yaitu : (Prawirohardjo,2005)

a.       Masa haid, selama dua sampai delapan hari. Pada waktu ini endometrium dilepas, sedangkan

pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum).

b.      Masa proliferasi, sampai hari keempat belas. Pada waktu ini endometrium tumbuh kembali,

disebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari kedua belas dan keempat

belas dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.

Page 8: KTI Sadari

c.       Masa sekresi, hari keempat belas sampai hari kedua puluh delapan. Pada masa ini korpus

ribrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Sehingga, keadaan ini

memudahkan adanya nidasi (pembuahan).

3.      Kanker payudara

a.      Pengertian

            Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan

mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan

tidak terkendali.

            Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh pada jaringan payudara sebagai

akibat adanya pertumbuhan abnormal sel pada payudara.

b.      Anatomi Payudara

            Payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu.

Payudara terletak dalam fasia superfisialis di daerah antara sternum dan aksila, melebar iga

kedua sampai iga ketujuh. Bagian tengah terdapat puting susu yang dikelilingi oleh areola

mamae yang berwarna cokelat. Dekat dasar puting terdapat kelenjar montgomeri yang

mengeluarkan zat lemak supaya puting tetap lemas. Puting mempunyai lubang ± 15 – 20

untuk tempat saluran kelenjar susu. Payudara terdiri dari bahan-bahan kelenjar susu yang

tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak, setiap

lobus bermuara ke dalam duktus laktiferus (saluran air susu). Seringkali, awal kanker

payudara tumbuh pada kelenjar susu atau lobulus. (Syaifuddin, 2006).

            Payudara juga terdiri dari pembuluh darah dan aliran getah bening yang mengalirkan

cairan melalui tubuh menuju kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening yang letknya dekat

payudara mulai menyebar, lokasi penyebaran pertama yang paling umum adalah pada

kelenjar getah bening (terletakdi bagian bawah lengan). Jika sel kanker telah menyebar ke

bagian tersebut, akhirnya muncul benjolan (Admin, 2008).

c.       Etiologi

            Hingga kini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti tetapi payudara

merupakan alat seks sekunder yang selalu menerima rangsangan hormonal setiap siklus

menstruasi, pada saat hamil dan menyusui (laktasi). Sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan

hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas. Oleh karena

itu, bidan sedapat mungkin selalu melakukan pemeriksaan payudara sehingga keberadaan

kanker, perubahan warna, atau perubahan puting payudara dapat diketahui.

Page 9: KTI Sadari

            Faktor predisposisi kanker payudara diantaranya bersifat menurun (herediter) dan

kejadian kanker payudara lebih banyak pada wanita yang tidak memberikan ASI. Dengan

kelainan pada payudara, melihat perubahan atau dengan perabaan, bidan dapat merujuk

penderita sehingga mendapatkan pemeriksaan ataupun pengobatan lebih lanjut (Manuaba,

1998).

d.      Faktor Resiko

            Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, namun ada

beberapa resiko yang dapat menyebabkan kanker payudara (jaystein, 1998) antara lain :

1)      Hormon esterogen

            Pemaparan dalam jangka waktu lama terhadap esterogen berkaitan dengan terjadinya

kanker payudara. Penghentian atau pemendekan lamanya pajanan hormon (menarche yang

terlambat, menopouse dini dan kehamilan cukup bulan) menurunkan resiko kanker payudara.

2)      Diet

            Diet tinggi lemak pada masyarakat Barat berhubungan dengan resiko tinggi kanker

payudara. Diet rendah lemak pada masyarakat Timur mengakibatkan resiko kanker payudara

sangat rendah.

3)      Resiko lain

            Faktor-faktor yang harus dicari dalam riwayat pasien kanker payudara antara lain

adalah kanker payudara sebelumnya, kanker payudara pada kerabat wanita tingkat pertama

(anak perempuan, saudara perempuan, atau ibu), nuliparitas atau hamil pertama kali setelah

berumur 31 tahun dan umur yang lebih dari 40 tahun.

            Walaupun sampai saat ini penyebab spesifik kanker payudara belum diketahui, tetapi

ada beberapa faktor resiko menurut Moningkey dan Kodim mempunyai pengaruh terhadap

terjadinya kanker payudara, diantaranya :

1)      Usia

            Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia di atas 60 tahun. Resiko tersebar pada

wanita berusia diatas 75 tahun.

2)      Pernah menderita kanker payudara

            Wanita yang pernah menderita kanker in situ (kanker yang masih berada pada

tempatnya) atau invasif (kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan) memiliki resiko

tertinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena diangkat, maka

resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0-5-1%/ tahun.

3)      Pernah menderita penyakit payudara non-kanker

Page 10: KTI Sadari

            Resiko menderita kanker peyudara agak lebih tiggi pada wanita yang pernah

menderita penyakit non-kanker yang menyebabkan bertambahnya jumlah saluran air susu dan

terjadinya kelainan struktur jaringan payudara.

4)      Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan faktor genetik

            Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang

akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan resiko keganasan

pada wanita yang keluarganya menderita kanker  payudara. Pada studi genetik ditemukan

bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu yaitu BRCA 1 dan BRCA 2. Jika

seorang wanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker

payudara sangat besar.

5)      Menarche (menstruasi pertama)

            Sebelum usia 12 tahun, menopouse setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah

usia 30 tahun atau belum pernah hamil. Semakin dini menarche, semakin besar penderita

kanker payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita

yang mengalami menarche sebelum usia 12 tahun. Demikian juga pada wanita menopouse

ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat menopouse dan kehamilan pertama, semakin

besar resiko menderita kanker payudara.

6)      Pemakaian pil KB atau terapi sulih esterogen

            Pil KB bisa sedikit meningatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung

pada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil akan

tetap ada setelah pemakaian pil dihentikn. Terapi sulih esterogen yang dijalani selama lebih

dari 5 tahun tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya

meningkat jika pemakaiannya lebih lama.

7)      Obesitas pasca menopouse

            Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara yang masih diperdebatkan. Beberapa

penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan karena

tingginya kadar esterogen pada wanita obesitas.

8)      Pemakaian alkohol

            Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas / hari bisa meningkatkan resiko terjadinya

kakner payudara.

9)      Bahan kimia

Page 11: KTI Sadari

            Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia menyerupai

esterogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin

meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.         

10)  DES (Dietilstilbestrol)

            Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi

menderita kanker payudara.

e.       Tanda dan Gejala

            Kanker payudara meruakan penyakit yang dapat diketahui sejak dini. Untuk

mengetahui adanya penyakit kanker payudara, ada tanda-tanda dan gejala umum (Kompas,

25 Juli 2003), antara lain :

1)        Muncul benjolan dipayudara yang permanen, terdapat perubahan bentuk payudara, benjolan

di sekitar ketiak dan umumnya benjolan ini tidak menyebabkan nyeri. Benjolan ini mula-

mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit payudara atau pada puting susu.

2)        Kelainan kulit berupa ruam pada kulit di sekitar payudara, perubahan warna atau tekstur kulit

pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwarna cokelat tua disekeliling puting

susu), payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar puting susu bersisik, puting susu tertarik

ke dalam atau terasa gatal sampai menjadi oedem (bengkak) hingga kulit kelihatan seperti

kulit jeruk, mengkerut atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu maki lama makin

besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk,

dan mudah berdarah. 

f.       Diagnosis

            Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil

pemeriksaan berikut :

         Biopsi (pengambilan contoh jaringan payudara untuk diperiksa dengan mikroskop)

         Rontgen dada

         Mammografi

         USG payudara

         Pemeriksaan darah untuk menilai fungsi hati dan penyebaran kanker

         Skening tulang (dilakukan jika tumornya besar atau ditemukan pembesaran kelenjar getah

bening)

Namun, cara yang paling banyak dianut yaitu berdasarkan penentuan stadium kaknker

payudara yaitu :

1)        Stadium 1

Page 12: KTI Sadari

Pada stadium ini, benjolan kanker tidak lebih dari 2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar.

Perawatan yang sangat sitstematis akan diberikan pada kanker stadium ini, tujuannya adalah

agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada

stadium ini, kemungkinan sembuh total pada pasien adalah 70%.

2)        Stadium 2

Pada staium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30-40% tergantung dari luasnya

penyembuhan sel kanker. Biasanya besarnya benjolan kanker sudah lebih dari 2 cm bahkan

bisa sampai 5 cm dan tingkat penyebarannya pun sudah sampai daerah ketiak. Atau bisa juga

ukuran kanker sudah mencapai 5 cm tapi belum menyebar kemana-mana. Biasanya dilakukan

operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan

setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang

tertinggal.

3)        Stadium 3A

Menurut data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan ada stadium ini. Benjolan kanker

sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar limfa.

4)        Stadium 3B

Kanker sudah menyebar secara keseluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding

dada, tulang rusuk dan otot dada. Selain itu juga penyebarannya juga sudah menyerang secara

tuntas kelenjar limfa. Jika sudah demikian tidak ada alternatif lain selain pengangkatan

payudara.

5)        Stadium 4

Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru,

hati atau otak. Atau bisa juga menyerang kulit, kelenjar limfa yang ada si dalam batang leher.

Sama seperti stadium 3, tindakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara.

g.      Pencegahan

            Pada prinsipnya, pencegahan dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu pencegahan

primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit kanker

payudara adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Pencegahan-pencegahan ini antara lain :

1)      Pencegahan primer

            Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi

kesehatan karena dilakukan pada orang yang “sehat ” melalui upaya menghindarkan diri dari

keterpaparan pada berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.

2)      Pencegahan sekunder

Page 13: KTI Sadari

            Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk terkena

kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan

populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan

deteksi dini yaitu melalui mammografi dan SADARI.

3)      Pencegahan tersier

            Pada pencegahan ini biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita

kanker payudara. Penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara yaitu sesuai dengan

stadiumnya yang akan dapat mengurangi kecacatatan dan memperpanjang harapan hidup

penderita. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta

mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan berupa operasi.

4.      Deteksi dini kanker payudara

a.      Pengertian

            Deteksi dini adalah upaya penting untuk mewaspadai terhadap bahaya kanker

payudara. Deteksi dini merupakan suatu langkah yang sangat penting untuk menekan angka

kejadian kanker payudara pada wanita. Semakin cepat kita mendeteksi terjadinya kanker

payudara, semakin baik pula harapan kesembuhannya. Oleh karena itu, jangan segan untuk

melakukan pemeriksaan sedini mungkin. Karena, pendeteksian dini kanker payudara

sebenarnya mudah dan dapat dilakukan oleh setiap wanita.

b.      Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara

            Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan melalui beberapa pemeriksaan, antara

lain :

1)      Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

            SADARI merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada

payudara seorang wanita. SADARI dapat dilakukan mulai usia berapapun tetapi sangat

dianjurkan bila usianya sudah lebih dari 20 tahun. SADARI ini sebaiknya dilakukan sekali

setiap satu bulan secara teratur. Bagi wanita usia reproduksi, pemeriksaan dilakukan pada

hari ke 7 sampai ke 10 dari awal mula haid atau 2-3 hari setelah haid berhenti. Pada saat

itulah payudara dalam keadaan lunak. Bagi wanita pasca menopouse, SADARI dilakukan

secara rutin setiap awal bulan.

2)      Pemeriksaan Secara Klinis (SARANIS)

            Pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter spesialis, dokter umum maupun paramedis

yang terampil. Bagi wanita berusia 20-40 tahun, sebaiknya dilakukan pemeriksaan ini setiap

3 tahun.  Sedangkan bagi wanita berusia lebih 40 tahun, sebaiknya dilakukan setiap 1 tahun.

SARANIS ini sebaiknya dilakukan  secara sistematis dan berurutan sebagai berikut :

Page 14: KTI Sadari

a)      Pasien duduk di tempat tidur periksa. Baju dibuka setinggi pusat, tangan santai. Diamati

kesimetrisan dan perubahan bentuk payudara atau puting.

b)      Kedua tangan diangkat ke kepala. Diamati kesimetrisannya dan perubahan bentuk payudara

atau puting.

c)      Palpasi kelenjar getah bening aksila dengan lengan pasien diletakkan santai di tangan

pemeriksa.

d)     Pasien dalam posisi baring, dipalpasi mulai pinggir sampai puting searah jarum jam dengan

teliti, telapak jari dirapatkan, puting ditekan apakah keluar cairan atau tidak.

3)      Mammografi

            Memmografi adalah foto payudara dengan menggunakan peralatan radiologi khusus.

Tekniknya sederhana dan tidak sakit. Mammografi dapat mendeteksi kanker payudara yang

ukurannya kecil (lebih kecil dari 0,5 cm), bahkan kanker tidak teraba. Pemeriksaan dengan

mammografi ini dianjurkan dilakukan setiap 1 tahun sekali bagi wanita yang berusia diatas

40 tahun.

4)      USG (Ultra Sono Graphy)

            USG Payudara juga merupakan cara radiologi yang cukup efektif untuk deteksi dini

kanker payudara, terutama dilakukan pada pasien yang usianya relatif muda dan masih dalam

masa reproduksi. Sebab, payudaranya masih keras dan akan lebih sulit untuk dilakukan

mammografi.

5.      Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

a.      Pengertian

           SADARI merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada

payudara seorang wanita. SADARI dapat dilakukan mulai usia berapapun tetapi sangat

dianjurkan bila usianya sudah lebih dari 20 tahun. SADARI ini sebaiknya dilakukan sekali

setiap satu bulan secara teratur. Bagi wanita reproduksi, pemeriksaan dilakukan pada hari ke

7 sampai ke 10 dari awal mulai haid atau 2-3 hari setelah haid berhenti. Pada saat itulah

payudara dalam keadaan lunak. Bagi wanita pasca menopouse, SADARI dilakukan secara

rutin setiap awal bulan. SADARI sangat penting dilakukan secara rutin sejak awal oleh setiap

wanita, baik wanita usia reproduksi maupun wanita pasca menopause.Sebab, dengan

SADARI wanita dapat lebih mengenal payudara sendiri. Sehingga diharapkan dapat

mendeteksi setiap perubahan awal yang mungkin merupakan awal terjadinya kanker

payudara. Oleh karena itu, jika ditemukan adanya benjolan yang tidak biasa pada payudara

segera langsung hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Page 15: KTI Sadari

b.      Cara melakukan SADARI

Ada beberapa langkah untuk melakukan SADARI, antara lain:

1)        Langkah 1

Di depan cermin, perhatikan apakah kedua payudara simetris. Dan perhatikan apabila ada

sesuatu yang tidak biasa, seperti perubahan bentuk, perubahan warna atau bentuk yang lain

dari biasanya. Selanjutnya perhatikan apakah ada perubahan pada puting, adanya kerutan,

puting yang masuk ke dalam atau pengelupasan kulit. Lalu angkat kedua lengan ke atas

sambil memperhatikan apakah kedua payudara tetap simetris.

Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan dengan cara merabanya dan juga

sebaliknya. Angkat tangan kanan, gunakan tiga atau empat jari tangan kiri untuk merasakan

payudara kanan dengan teliti dan menyeluruh. Dimulai dari ujung bagian luar tekan dengan

bagian jari dalam gerakan melingkar kecil, bergerak perlahan disekitar payudara. Anda dapat

memulai pada bagian ujung payudara dan secara perlahan bergerak ke bagian puting atau

sebaliknya. Yang perlu diperhatikan adalah meraba seluruh bagian payudara, termasuk

daerah ketiak. Kemudian, tekan tangan anda erat pada pinggul dan sedikit menunduk ke

depan cermin ketika anda menarik punggung dan sikut ke depan.     

2)        Langkah 2

Rasakan adanya perubahan dengan cara berbaring, letakkan bantal kecil di bawah bahu

kanan, lengan kanan di bawah kepala. Periksa payudara kanan dengan tangan kiri dengan

meratakan jari-jari secara mendatar untuk merasakan adanya benjolan. Periksa pula lipatan

lengan, batas luar payudara, dan ke seluruh payudara.

3)        Langkah 3

Perhatikan tanda-tanda keluarnya cairan ataupun perdarahan dari puting susu. Caranya

dengan memencet puting susu dan melihat apakah ada cairan atau darah yang keluar.

4)        Langkah 4

Ulangi langkah-langkah diatas untuk memeriksa payudara kiri. Bila anda mendapati adanya

kejanggalan, segeralah periksakan diri ke dokter. Lakukan langkah-langkah SADARI dengan

rutin sekali sebulan. Dengan mengetahui gejalanya sedini mungkin, besar kemungkinan

kanker payudara dapat disembuhkan.

Page 16: KTI Sadari

             Selain dengan langkah-langkah diatas, cara pemeriksaan payudara juga dapat

dilakukan dengan pedoman “WASPADA” (Manuaba, 1998) yaitu :

W – aktu buang air besar atau kecil terjadi perubahan atau gangguan.

A – lat pencernaan terganggu dan sulit menelan

S – uara serak atau batuk yang sulit sembuh

P – ayudara atau tempat lain ada benjolan

A – ndeng-andeng yang berubah sifat, cepat besar, atau gatal

D – arah atau lendir abnormal keluar dari tubuh

A – da koreng atau borok yang sulit sembuh

Pedoman “WASPADA” ini, berlaku untuk semua kemungkinan tumor jinak atau degenerasi

ganas.

B.       KERANGKA TEORI

            Kerangka teori tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang Pmeriksaan Payudara

Sendiri (SADARI), sebagai upaya deteksi dini kanker payudara dapat digambarkan sebagai

berikut :

 

Page 17: KTI Sadari

                                                                      

Gambar 1. Kerangka teori penelitian menurut Notoatmodjo (2003)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.    Variabel Penelitian

            Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok

yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2002). Variabel yang

dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini hanya satu variabel yaitu tingkat pengetahuan

wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri sebagai upaya deteksi dini kanker

payudara.

B.     KERANGKA KONSEP

            Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

 

Page 18: KTI Sadari

Keterangan :

                   :Diteliti

                   : Tidak diteliti

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

C.    RANCANGAN PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

            Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti menggunakan metode deskriptif, yaitu

suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

tentang suatu keadaan secara objektif, yang digunakan untuk memecahkan atau menjawab

suatu permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2002

2. Desain Penelitian

            Desain penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu suatu penelitian

dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk

efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo,2002).

3. Metode Pengumpulan Data

a.       Jenis Data

1)      Data Primer

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diambil langsung dari

responden kuisioner (Notoatmojo, 2002).

2)      Data Sekunder

   Data sekunder yaitu berupa sumber informasi yang bukan dari tangan pertama dan bukan

yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi atau data tersebut

(Notoatmodjo, 2002).

   Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder berupa data wanita usia subur yang

berumur 15-45 tahun di Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen yang diperoleh

dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen dan Kader Desa Kedawung.

Page 19: KTI Sadari

b.      Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian yaitu dengan memberikan kuisioner kepada

responden yang berada di Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen. Untuk

mengisi kuisioner terlebih dahulu diberikan penjelasan kepada responden dan diminta kesediannya

untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Jenis pertanyaan kuisioner adalah pertanyaan tertutup,

dimana pada pertanyaan diberikan jawaban yang telah disediakan peneliti.

4. Populasi Penelitian

Adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti (Nursalam, 2001). Pada penelitian ini

populasinya adalah 832 wanita usia subur yang berumur 15-45 tahun dan bertempat tinggal di

wilayah Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen.

5. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang sedang diteliti atau objek penelitian

(Arikunto, 1998). Sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang berada di Desa

Kedawung, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen. Pada penelitian ini, besar sampel ditetapkan

berdasarkan pada pengambilan sampel yang dilakukan secara simple random sampling

(Notoatmodjo, 2002). Besar sampel dihitung 25 % dari jumlah populasi. Jadi, besar sampel yang

diambil pada penelitian ini sebanyak 208 wanita usia subur.

Adapun kriteria dalam pengambialn sampel adalah melalui :

a.       Kriteria Inklusi

Kriteria yang dijadikan karakteristik umum subjek penelitian sehingga subjek tersebut dapat diikutkan

dalam penelitian ini (Nursalam,2003).

1)      Wanita usia subur yang berusia 15-45 tahun pada tahun 2009.

2)      Bertempat tinggal di Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen.

3)      Wanita usia subur dapat menulis dan membaca.

b.      Kriteria Eksklusi

Adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria eksklusi menurut

Nursalam (2003) adalah sebagai berikut :

1)      Wanita usia subur yang sakit.

2)      Wanita usia subur yang tidak bersedia menjadi responden.

6. Definisi Operasional dan Skala Penelitian

Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang SADARI meliputi pengertian, tujuan, waktu

pelaksanaan dan cara melakukan merupakan hasil ”tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu yang dilakukan oleh wanita yang berumur antara 15-45

tahun yang berada dalam masa reproduksi dan ditandai dengan timbulnya haid pertama kali.

Page 20: KTI Sadari

Parameter

1.   Pengetahuan tinggi           = 76% - 100%

2.   Pengetahuan sedang         = 56% - 75%

3.   Pengetahuan rendah          = < 55%

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Ordinal.

7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data-data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dan lengkap.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar kuisioner yang berisikan

pertanyaan-pertanyaan yang bersifat tertutup. Pertanyaan dalam penelitian ini berhubungan dengan

tingkat pengetahuan WUS tentang SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.

8. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

a.       Pengolahan Data

Data yang diperoleh kemudian dilanjutkan dengan :

1)      Editing

Adalah pemeriksaan kuesioner, apakah masih ada yang kurang lengkap atau ada jawaban yang

kurang konsisten.

2)      Coding

Adalah mengubah jawaban yang berbentuk huruf ke dalam bentuk angka sehingga memudahkan

mengentry data.

3)      Tabulating

Adalah pengorganisasian data agar dapat dengan mudah dijumlahkan, disusun dan didata untuk

disajikan serta dianalisis.

4)      Entry Data

adalah memasukkan data ke dalam komputer.

b.      Analisis Data

         Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif analitik yaitu mendiskriptifkan atau

memaparkan hasil penelitian yang disajikan dengan frekuensi relatif (prosentase) menurut Arikunto

(1998) yaitu dengan rumus:

prosentase =  X 100%

keterangan :

F    = frekuensi

N   = Total seluruh Frekuensi

Setelah diperoleh hasil prosentase, kemudian dimasukan kedalam kriteria standar kualitatif menurut

Arikunto (2002) adalah sebagai berikut :

      Parameter

Page 21: KTI Sadari

a.       Pengetahuan tinggi     = 76% - 100%

b.      Pengetahuan sedang   = 56% - 75%

c.       Pengetahuan rendah    = < 55%