PENGARUH PENYALURAN DANA KOPERASI...
-
Upload
trinhthien -
Category
Documents
-
view
222 -
download
1
Transcript of PENGARUH PENYALURAN DANA KOPERASI...
PENGARUH PENYALURAN DANA KOPERASI TERHADAP
KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA DI KOPERASI PONDOK
PESANTREN (KOPONTREN) AL-IKHLAS PONDOK PESANTREN
NU PARINGGONAN SUMATERA UTARA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
AZIZAH ULFAH HASIBUAN
NIM. 108046100119
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H/2012 M
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisispengaruh penyaluran dana koperasi
terhadap kesejahteraan ekonomi anggota di koperasi pondok pesantren (kopontren) Al-
Ikhlas pondok pesantren NUParinggonan - Sumatera Utara.Jenis penelitiaan yang
digunakan adalah penelitian bersifat kuantitatif, dengan pendekatan penelitian yang
digunakan adalah pendekatan deskriptif dan metode analisis data dengan menggunakan
statistik inferensial non-parametric.
Kesimpulan penelitian ini secara singkat adalah bahwa terdapat hubungan yang
rendah antara penyaluran dana koperasi dan kesejahteraan ekonomi anggota, hal
tersebut dibuktikan karena setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan
komputerisasi (SPSS 16.0) didapat hasil korelasi Product Moment dari Pearson sebesar
0.267, yang artinya pengaruh penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi
anggota rendah. Kemudian pengujian lebih lanjut dengan menggunakan uji t dengan
tingkat signifikansi (0.05) dan df (N-2), diperoleh t hitung = 1.707 sedangkan t tabel =
2.042, karena t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara penyaluran dana koperasi terhadap
kesejahteraan ekonomi anggota.
Kata kunci:VariabelPenyaluran Dana Koperasi, Variabel Kesejahteraan Ekonomi
Anggota, Product Momen dari Pearson
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta shalawat dan
salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW,
karena dengan risalah yang dibawanya penulis memperoleh pedoman hidup ini.
Skripsi ini berjudul“PENGARUH PENYALURAN DANA KOPERASI
TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA DI KOPERASI PONDOK
PESANTREN (KOPONTREN) AL-IKHLAS PONDOK PESANTREN NU
PARINGGONAN - SUMATERA UTARA”. Namun penulis menyadari bahwa
keseluruhan skripsi ini masih banyak mempunyai kekurangan dan kelemahan
disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan serta pengalaman. Oleh karena itu
dengan rendah hati penulis menerima kritikan serta saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan bimbingan dan perhatian dari
berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) yang telah
memberikan masukan dan nasehat kepada penulis.
3. Bapak Dr. Abdurrahman Dahlan, M.A selaku pembimbing I dan Bapak Djaka
Badranaya, M.E selaku pembimbing II, yang banyak membantu dan selalu
membimbing, memberi petunjuk, serta saran sampai selesainya skripsi ini.
vi
4. Pengurus Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ikhlas Paringgonan, serta
para Staffnya yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di
tempat tersebut.
5. Ketua Yayasan Pondok Pesantren NU Paringgonan yang telah bersedia memberikan
bantuan materil untuk penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan
Allah SWT.
7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas
Syariah dan Hukum atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk
mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.
8. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang istimewa buat kedua orang tuaku,
Ayahanda Goloman Hasibuan B.A, dan Ibunda Yanti Erlinda Pulungan, yang
senantiasa di setiap hembusan napasnya selalu berdoa untuk keselamatan serta
kebahagiaan anak-anaknya, semoga amal ibadah mereka diterima oleh Allah SWT
dan selalu dalam lindungan-Nya.
9. Buat saudara-saudaraku, Fazrin Usman Hasibuan, S.Pd.I, Khairani Hasibuan, Affan
Ridwan Hasibuan, Zulhan Mukmin Hasibuan, Yazid Hidayat Hasibuan, Akmal
Lutfi Hasibuan, Anisah Husna Hasibuan, Fikhar Alwan Hasibuan, serta seluruh
keluarga yang telah memberikan motivasai kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan studi pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Kepada tanteku, Sri Ade Hertati Pulungan dan om Istiqnan Helmi serta sepupuku
Asha Mustika Putri dan Sulthan Rafly, yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil kepada penulis untuk dapat menyelasaikan skripsi ini.
vii
11. Syaiful Asmi Hasibuan, S.H, yang selalu memotivasi serta membantu penulis baik
tenaga maupun ide-idenya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
12. Buat sahabat-sahabatku, Kurniawati, Eva Rosdiana Dewi, Istiqomah Amalia, dan
Fahrini Dwi Hayati, teman saat susah dan senang, terima kasih untuk kesabarannya
mendengarkan keluh kesah penulis dan kebersamaan dalam penyusunan skripsi.
13. Rekan-rekan Perbankan Syariah D 2008 yang telah memberikan kecerian dan
kebersamaan yang menyenangkan selama kuliah.
14. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak
atas bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Atas bantuan dan dukungan yang penulis dapatkan dari semua pihak, semoga
amal baik mereka dibalas dengan berlipat ganda oleh Allah SWT. Mudah-mudahan isi
skripsi ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya ekonomi islam dan
bermanfaat bagi mereka yang menggunakannya.
Kiranya Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya disetiap
langkah perjuangan kita semua.
Amin Ya Robbal Alamin
Ciputat, 23 Juli 2012
Penulis
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta
shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, karena dengan risalah yang dibawanya penulis memperoleh
pedoman hidup ini.
Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENYALURAN DANA KOPERASI
TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA DI KOPERASI
PONDOK PESANTREN (KOPONTREN) AL-IKHLAS PONDOK
PESANTREN NU PARINGGONAN - SUMATERA UTARA”. Namun penulis
menyadari bahwa keseluruhan skripsi ini masih banyak mempunyai kekurangan
dan kelemahan disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan serta
pengalaman. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis menerima kritikan serta
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan bimbingan dan perhatian
dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) yang telah
memberikan masukan dan nasehat kepada penulis.
3. Bapak Dr. Abdurrahman Dahlan, M.A selaku pembimbing I dan Bapak Djaka
Badranaya, M.E selaku pembimbing II, yang banyak membantu dan selalu
membimbing, memberi petunjuk, serta saran sampai selesainya skripsi ini
vi
4. Pengurus Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ikhlas Paringgonan,
serta para Staffnya yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan
penelitian di tempat tersebut.
5. Ketua Yayasan Pondok Pesantren NU Paringgonan yang telah bersedia
memberikan bantuan materil untuk penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat
dan lindungan Allah SWT.
7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan
Fakultas Syariah dan Hukum atas segala kemudahan yang diberikan kepada
penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi
ini.
8. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang istimewa buat kedua orang
tuaku, Ayahanda Goloman Hasibuan B.A, dan Ibunda Yanti Erlinda
Pulungan, yang senantiasa di setiap hembusan napasnya selalu berdoa untuk
keselamatan serta kebahagiaan anak-anaknya, semoga amal ibadah mereka
diterima oleh Allah SWT dan selalu dalam lindungan-Nya.
9. Buat saudara-saudaraku, Fazrin Usman Hasibuan, S.Pd.I, Khairani Hasibuan,
Affan Ridwan Hasibuan, Zulhan Mukmin Hasibuan, Yazid Hidayat Hasibuan,
Akmal Lutfi Hasibuan, Anisah Husna Hasibuan, Fikhar Alwan Hasibuan,
serta seluruh keluarga yang telah memberikan motivasai kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan studi pada Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Kepada tanteku, Sri Ade Hertati Pulungan dan om Istiqnan Helmi serta
sepupuku Asha Mustika Putri dan Sulthan Rafly, yang telah memberikan
dukungan baik moril maupun materil kepada penulis untuk dapat
menyelasaikan skripsi ini.
vii
11. Syaiful Asmi Hasibuan, S.H, yang selalu memotivasi serta membantu penulis
baik tenaga maupun ide-idenya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
12. Buat sahabat-sahabatku, Kurniawati, Eva Rosdiana Dewi, Istiqomah Amalia,
dan Fahrini Dwi Hayati, teman saat susah dan senang, terima kasih untuk
kesabarannya mendengarkan keluh kesah penulis dan kebersamaan dalam
penyusunan skripsi.
13. Rekan-rekan Perbankan Syariah D 2008 yang telah memberikan kecerian dan
kebersamaan yang menyenangkan selama kuliah.
14. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
banyak atas bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Atas bantuan dan dukungan yang penulis dapatkan dari semua pihak,
semoga amal baik mereka dibalas dengan berlipat ganda oleh Allah SWT. Mudah-
mudahan isi skripsi ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya
ekonomi islam dan bermanfaat bagi mereka yang menggunakannya.
Kiranya Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
disetiap langkah perjuangan kita semua.
Amin Ya Robbal Alamin
Ciputat, 23 Juli 2012
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 7
E. Metode Penelitian .................................................................................. 8
F. Review Studi Terdahulu ........................................................................ 13
G. Kerangka Teori ...................................................................................... 16
H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 21
I. Teknik Penulisan .................................................................................. 23
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI DAN
KESEJAHTERAAN EKONOMI
A. Teori Koperasi
ix
1. Pengertian Koperasi .......................................................................... 24
2. Landasan Hukum Koperasi Syariah .................................................. 27
3. Partisipasi Anggota dalam Koperasi ................................................. 29
4. Koperasi di Lingkungan Pesantren ................................................... 33
5. Penyaluran dana pada Koperasi ........................................................ 36
B. Teori Permodalan Koperasi
1. Arti Modal Bagi Koperasi ................................................................. 40
2. Sumber Permodalan Koperasi ........................................................... 43
C. Teori Kesejahteraan Ekonomi
1. Pengertian Kesejahteraan .................................................................. 47
2. Indikator Kesejahteraan .................................................................... 48
3. Pengertian Ekonomi .......................................................................... 50
4. Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Anggota ................................. 51
BAB III GAMBARAN KOPONTREN AL-IKHLAS DAN MASYARAKAT
DESA PARINGGONAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Paringgonan ................. 55
B. Visi dan Misi Pondok Pesantren Paringgonan ...................................... 57
C. Profil Pondok Pesantren Paringgonan ................................................... 58
D. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Paringgonan ....................... 59
E. Profil Kopontren Al-Ikhlas .................................................................... 60
F. Struktur Organisasi Kopontren Al-Ikhlas .............................................. 61
G. Gambaran Umum Perekonomian Masyarakat Paringgonan ................. 62
H. Gambaran Umum Responden ................................................................ 64
x
BAB IV HUBUNGAN PENYALURAN DANA KOPERASI TERHADAP
KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA
A. Gambaran Umum Responden ................................................................ 66
B. Uji Validitas dan Reliabilitas................................................................. 70
C. Statistik Deskriptif ................................................................................. 74
D. Perhitungan Pengaruh Penyaluran Dana Koperasi Terhadap
Kesejahteraan Ekonomi Anggota .......................................................... 89
E. Hasil Penelitian ...................................................................................... 94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 96
B. Saran ...................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil uji reliabilitas variabel penyaluran dana koperasi ........................ 71
Tabel 4.2 Hasil uji validitas variabel penyaluran dana koperasi............................ 71
Tabel 4.3 Kaidah Reliabilitas Guilford .................................................................. 72
Tabel 4.4 Hasil uji reliabilitas variabel kesejahteraan ekonomi anggota ............... 72
Tabel 4.5 Hasil uji validitas variabel kesejahteraan ekonomi anggota .................. 73
Tabel 4.6 Berapa kali anda memperoleh dana koperasi tersebut ........................... 74
Tabel 4.7 Bagaimana perasaan anda setelah menerima dana tersebut ................... 75
Tabel 4.8 Berapa besarnya dana yang anda peroleh .............................................. 76
Tabel 4.9 Menurut anda, cukupkah dana yang disalurkan koperasi tersebut ........ 76
Tabel 4.10 Apakah dana tersebut anda gunakan untuk usaha ................................ 77
Tabel 4.11 Apakah anda memperhatikan jumlah dana yang diperoleh pada
saat penyaluran dana ............................................................................ 77
Tabel 4.12 Menurut anda, seberapa baik penyaluran dana yang dilakukan
oleh pihak pengurus kopontren ............................................................ 78
Tabel 4.13 Pihak kopontren melakukan pembinaan kepada anggotanya .............. 79
Tabel 4.14 Pengurus kopontren memberikan arahan-arahan tentang
pembinaan usaha .................................................................................. 79
Tabel 4.15 Pengurus kopontren memberikan saran-saran tentang
sebaiknya kemana anda gunakan dana tersebut ................................... 80
Tabel 4.16 Jumlah dana yang disalurkan pihak koperasi bervariasi
xii
Kepada setiap anggota ......................................................................... 80
Tabel 4.17 Keluarga anda selalu mengutamakan gizi makanan ............................ 81
Tabel 4.18 Lauk di rumah anda selalu mempunyai nilai gizi yang tinggi ............. 81
Tabel 4.19 Harga kebutuhan sandang anda sesuai dengan keuangan anda ........... 82
Tabel 4.20 Anda dan keluarga selalu memperhatikan masalah kesehatan ............ 82
Tabel 4.21 Anda dan keluarga selalu memperhatikan asupan gizi
bagi kesehatan ...................................................................................... 83
Tabel 4.22 Anda sangat memperhatikan masalah pendidikan ............................... 83
Tabel 4.23 Anda lebih mengutamakan pendidikan bagi anda dan keluarga .......... 84
Tabel 4.24 Dana yang anda peroleh digunakan untuk membeli kenderaan........... 84
Tabel 4.25 Penghasilan rata-rata anda setiap bulan sekarang ................................ 85
Tabel 4.26 Penghasilan anda tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan anda ... 86
Tabel 4.27 Anda menyisihkan penghasilan untuk ditabung .................................. 86
Tabel 4.28 Jika ya, berapa banyak anda sisihkan untuk ditabung ......................... 87
Tabel 4.29 Sekarang perekonomian anda semakin membaik ................................ 87
Tabel 4.30 Sekarang perkembangan usaha anda semakin membaik ..................... 88
Tabel 4.31 Sekarang kesejahteraan ekonomi anda semakin membaik .................. 88
Tabel 4.32 Correlations ...................................................................................... 89
Tabel 4.33Model Summary.................................................................................... 91
Tabel 4.34 Pedoman untuk memberi interpretasi koefisien korelasi ..................... 91
Tabel 4.35 Coefficients ...................................................................................... 92
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Responden berdasarkan jenis kelamin .................................................. 66
Grafik 4.2 Responden berdasarkan umur ............................................................... 67
Grafik 4.3 Responden berdasarkan status pernikahan ........................................... 67
Grafik 4.4 Responden berdasarkan kepemilikan anak ........................................... 68
Grafik 4.5 Responden berdasarkan tingkat pendidikan ......................................... 69
Grafik 4.6 Responden berdasarkan penghasilan sebelum adanya dana ................. 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia kebijakan pemerintah terhadap pengembangan Usaha Kecil
Menengah (UKM) dan kelembagaan koperasi saat ini terfokus di Kementrian Negara
Koperasi dan UKM, meskipun program-program terkait juga dikembangkan oleh
instansi pemerintah lainnya.1
Pengembangan koperasi dan UKM perlu mendapatkan perhatian lebih, baik dari
pemerintah maupun dari masyarakatnya sendiri. Sekarang ini sudah mulai banyak
terlihat peran-peran ataupun ketertarikan pemerintah maupun masyarakat terhadap
sektor koperasi maupun UKM ini. Hal ini bisa dilihat dari program-program yang
dikeluarkan pemerintah untuk pengelolaan bidang ini.
Pemberdayaan UMKM menjadi sesuatu yang niscaya dan perlu dilakukan. Usaha
kecil sendiri, pada dasarnya sebagian besar bersifat informal dan karena itu relatif
lebih mudah untuk dimasuki oleh pelaku-pelaku usaha baru. Meski demikian, ada
juga pendapat yang mengatakan bahwa sektor informal tidak memberikan perbaikan
secara berarti bagi taraf hidup para pekerjanya.2
Permasalahan koperasi dan UKM sebenarnya bukanlah hal atau persoalan yang
baru lagi dalam masyarakat. Koperasi merupakan badan usaha yang didirikan untuk
1Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 236 2Ibid, h. 8
2
mensejahterakan ekonomi anggotanya. Latar belakang kelahirannya telah
memberikan ciri yang khas bagi koperasi, yaitu berbeda dengan bentuk usaha lain.
Koperasi yang lahir kira-kira satu setengah abad yang lalu, awalnya merupakan suatu
sistem ekonomi kapitalis liberal yang cenderung selalu menekan dan merupakan
penghisapan dari yang kuat terhadap yang lemah. Ini merupakan sesuatu yang tidak
manusiawi dan tidak berkeadilan. Oleh karenanya, koperasi saat ini lebih
menampakkan wataknya yang selalu cenderung untuk membela diri, lebih
bermanusiawi dan menanamkan nilai-nilai keadilan dan pemerataan.3
Fokus kepada koperasi menjadi penting, karena seperti yang tertera dalam
pembukaan UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 dan 4 UUD 1945. Yaitu bunyi ayat
satu (1) adalah: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Sedangkan ayat empat (4) adalah: “Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi, kebersamaan, efisiensi keadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.4
Ciri utama dari usaha koperasi adalah kerja sama anggota. Kerja sama itu
dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan hidup bersama. Sebenarnya
falsafah atau etik yang mendasari gagasan koperasi adalah kerjasama, gotong royong
dan demokrasi ekonomi, menuju kesejahteraan umum. Dilihat dari segi falsafah yang
3 Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Edisi Pertama, h. 1 4Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, h. 243-244
3
mendasari gagasan koperasi banyak yang mendukung persamaan dan diberi rujukan
dari segi ajaran Islam. 5
Kesesuaian koperasi dengan ajaran Islam dapat terlihat dari mekanisme
operasional, dimana pada sistem imbalan (keuntungan atau fasilitas) yang diterima
anggota sesuai dengan peran serta dan kontribusinya. Hal ini sesuai dengan prinsip
balas jasa dalam Islam, yaitu seseorang hanya menerima apa yang ia usahakan.
Oleh karenanya, pelaksanaan nilai-nilai ekonomi syariah merupakan kebutuhan
secara teknis, mengingat kegagalan ekonomi konvensional baik secara teoritis
maupun praktis dalam pembangunan Indonesia termasuk dalam membangun
koperasi. Ekonomi syariah memiliki substansi mengenai berbagai paradigma dan
pandangan dunia yang amat cocok di abad ini dalam meningkatkan moralitas serta
daya saing lembaga-lembaga ekonomi termasuk koperasi.6
Tentunya peran Koperasi dengan basis Syariah Islam ini sangat dibutuhkan oleh
masyarakat sekarang ini, walau demikian model Koperasi Syariah di lingkungan
masyarakat masih dinilai kurang. Padahal ekonomi Islam dengan model koperasi ini
tentunya memberi prioritas pada kesejahteraan rakyat bersama yang merupakan
kepentingan masyarakat.
Pesantren merupakan sistem pendidikan tertua saat ini. Pendidikan ini merupakan
pendidikan agama Islam sejak munculnya masyarakat Islam pada abad ke-13.
Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin teratur dengan
5 Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi: Telaah Peran Serta Umat Islam dalam Pengembangan
Koperasi, (Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989), h. 70-71 6Sayuti Hasibuan, “Koperasi Indonesia Abad Ke 21”, Buletin Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar
Indonesia, Vol 1, 23 November 2011, h. 3
4
munculnya tempat-tempat pengajian dan sebagai tempat menginap bagi para santri.7
Kehadiran pondok pesantren salah satunya dapat meningkatkan perekonomian
melalui kegiatan-kegiatan yang menguntungkan, seperti salah satunya dengan
mendirikan kopontren.
Kehadiran koperasi di lingkungan pondok pesantren pada dewasa ini bukan
merupakan barang baru. Populer dengan sebutan KOPONTREN, sebagai singkatan
dari Koperasi Pondok Pesantren. Kopontren bukan saja menandai memasyarakatnya
koperasi di Indonesia, melainkan juga menandai pengembangan peranan fungsi dan
dinamika pesantren itu sendiri di satu pihak serta potensinya sebagai detonator bagi
pengembangan koperasi selanjutnya di masyarakat di pihak lain.8
Permodalan koperasi dalam pasal 41 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian disebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari simpanan pokok,
simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. Akan tetapi meskipun begitu, permodalan
tersebut masih kurang untuk memenuhi kebutuhan anggotanya, baik itu yang
bergerak diberbagai bidang produktif. Oleh karenanya, pemerintah memiliki
kebijakan unuk memberikan bantuan dana bergulir yang sudah dianggarkan bagi
koperasi syariah yang dinilai layak menerimanya.9
Dalam hal penguatan permodalan dan pendanaan ini pemerintah sudah
mengeluarkan kebijakan, yaitu yang sering disebut dengan dana bergulir berpola
syariah. Kebijakan ini dikeluarkan dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
7 M Sulthon Masyhud dan Moh Khusnurdilo, ManajemenPondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2005),
h. 1 8 Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 145 9 Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, h. 260
5
UKM RI No. 06/Per/M.KUKM/I/2007 tentang Petunjuk Teknis Program Pembiayaan
Produktif Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM) Pola Syariah yang sering disebut
dengan Dana Bergulir Syariah (DBS). Kebijakan ini tidak lain bertujuan untuk
memberdayakan pengusaha mikro yang termasuk di dalamnya yaitu anggota koperasi
untuk pengembangan usahanya yang bergerak diberbagai bidang produktif. 10
Sejak
tahun 2008 hingga 8 Agustus 2011, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) telah mencairkan dana
pinjaman atau pembiayaan sebesar Rp 1.24 triliun.11
Akan tetapi sekarang ini kejadian yang sering terlihat adalah seringnya
pembiayaan ataupun pemberian pinjaman yang walaupun sudah diberikan atau
dikucurkan kepada anggotanya ataupun penggunanya, tetapi hal itu sama saja tidak
memberikan efek bagi perekonomiannya.
Pondok Pesantren NU Paringgonan Kabupaten Padang Lawas – Sumatera Utara
memiliki kopontren yang bernama Kopontren Al-Ikhlas. Kopontern Al-Ikhlas
merupakan salah satu Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di daerah tersebut
yang menyalurkan pembiayaan kepada anggotanya. Dana koperasi disalurkan dengan
baik kepada para anggota, akan tetapi yang menjadi masalah adalah bagaimana dana
itu dikelola oleh anggota dan sejauh mana dampaknya terhadap pengembangan usaha
dan peningkatan kondisi perekonomian mereka belum diketahui secara akurat dan
komprehensif. Karena seharusnya dengan adanya penyaluran pembiayaan ini
10Ibid, h. 265 11http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/08/20175843/Dana.Bergulir.LPDB-
KUMKM.Rp.1.24.Triliun, diakses pada hari minggu, tanggal 27 November 2011.
6
semestinya kesejahteraan dan kondisi perekonomian anggotanya akan meningkat dan
pengembangan usaha anggotanya juga semakin meningkat.
Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian di koperasi pondok pesantren
tersebut dan menganalisis lebih lanjut permasalahan yang terjadi dan selanjutnya
akan disajikan pada sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penyaluran Dana Koperasi Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Anggota di
Koperasi Pondok Pesantren(Kopontren) Al-Ikhlas Pondok Pesantren NU
Paringgonan – Sumatera Utara”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi berbagai masalah,
seperti:
a. Perlunya perhatian yang lebih intensif dari pemerintah terhadap
pengembangan koperasi dan UKM.
b. Peran pemerintah dan masyarakat dalam keikutsertaan mengelola koperasi
dan UKM.
c. Peran sektor informal bagi perbaikan taraf hidup pekerjanya.
d. Tindakan yang terjadi pada masa awal kemunculan koperasi yang hanya
melakukan penindasan terhadap yang lemah.
e. Ketidaksesuaian tujuan pembiayaan terhadap sebagian anggota koperasi.
f. Pengelolaan dari pemanfaatan penyaluran pembiayaan oleh anggota koperasi.
7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah,
sehingga penelitian tidak terlalu meluas dan dapat terarah. Untuk itu penulis
membatasi masalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan dana dibatasi hanya pada bentuk-bentuk pengelolaan dana
pembiayaan oleh anggota
b. Objek penelitian dibatasi hanya pada anggota kopontren Al-ikhlas.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah
pokok dalam penelitian ini, yaitu: Apakah ada pengaruh yang signifikan antara
penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi anggota?
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka terlebih dahulu perlu
disebutkan beberapa pertanyaan penelitian (research question) yang akan dijawab
pada bab-bab selanjutnya. Pertanyaan tersebut sebagai berikut:
a. Bagaimana gambaran umum kopontren dan masyarakat Paringgonan?
b. Bagaimana pengaruh penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan
ekonomi anggota?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis
pengaruh penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi anggota.
8
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari penulisan skripsi ini adalah:
a. Bagi akademisi yaitu dapat dijadikan pedoman atau referensi untuk bahan
perkuliahan atau sebagai perbandingan dengan penelitan selanjutnya.
b. Secara praktis, merupakan saran, informasi dan referensi bagi Kopontren
dalam menentukan langkah selanjutnya ke arah yang lebih baik.
c. Penelitan ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam memperluas khazanah
keilmuan khususnya dibidang ekonomi Islam.
E. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Adapun jenis dari penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis, yaitu penulis menggambarkan
permasalahan dengan didasari data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut dan
kemudian ditarik kesimpulan. Dengan mengarah pada pendekatan studi, penulis
mengadakan penelitian dengan melihat, menggambarkan tentang pengaruh
penyaluran dana koperasi terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota.
2. Objek.
Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas Paringgonan mempunyai anggota sebanyak
40 anggota, dalam penelitian ini peneliti akan mengambil semua anggota tersebut
sebagai responden.
3. Data dan Teknik Pengumpulan Data
9
a. Sumber Data, yang digunakan ada dua jenis sumber, yaitu:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden atau dari
hasil penelitian lapangan. untuk mendapatkan data primer ini, penulis
melakukan penyebaran kuesioner kepada semua anggota koperasi pondok
pesantren Al-Ikhlas. Kemudian mewawancarai pengurus untuk
mendapatkan jawaban seputar pertanyaan yang tidak disebutkan di dalam
angket, seperti latar belakang pendirian, dan lain-lain.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan sudah
diolah oleh orang lain. Yang menjadi data sekunder adalah literatur-
literatur kepustakaan seperti buku-buku, artikel, serta sumber lainnya yang
berhubungan dengan materi penulisan ini.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dengan melakukan kunjungan ke lokasi Kopontren Al-Ikhlas
serta ke lokasi para anggotanya. Untuk mengamati dan melihat lebih dekat
dalam penyaluran dana koperasi tersebut kepada para anggota serta untuk
mengamati maju tidaknya perekonomian para anggotanya.
2. Studi Dokumenter
Dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen kopontren
tersebut sehubungan dengan aktifitas yang telah dilakukan oleh kopontren
Al-Ikhlas.
10
3. Wawancara
Wawancara yang dilakukan bersifat informal kepada para pengurus
kopontren Al-Ikhlas. Adapun penggunaan wawancara ini adalah untuk
menjawab pertanyaan yang tidak terdapat dalam angket/kuesioner.
4. Kuesioner
Dilakukan dengan cara membuat kuesioner dan meminta para anggota
kopontren Al-Ikhlas untuk menjawab dengan sebenar-benarnya. Dengan
teknik kuesioner ini diharapkan dapat memberikan keterangan yang lebih
jelas tentang proses dan penggunaan dana koperasi yang diterima oleh
para anggotanya.
5. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan buku-buku, artikel-
artikel, dan lainnya yang terkait dengan penelitian. Studi pustaka
ditujukan untuk mendapatkan data tentang pengertian, landasan hukum,
dan lainnya yang diperlukan untuk penelitian ini.
c. Teknik Uji Instrumen Penelitian
Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data-data
penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang valid
dan reliable. Salah satu ciri instrument yang baik adalah apabila instrument itu
dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur secara valid. Teknik yang
digunakan untuk uji validitas adalah teknik korelasi product moment dari
Pearson.
11
Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan
digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil dan konsisten. Teknik
yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach.
4. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan mengenai apa saja
yang sedang diamati dalam usaha untuk memahaminya. Hipotesis merupakan
kebenaran sementara yang masih harus diuji. Hipotesis dalam penelitian ini adalah
“terdapat pengaruh antara penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi
anggota”. Hipotesis bisa saja salah, oleh karena itu akan diuji oleh peneliti sehingga
akan didapat suatu kesimpulan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak.
Penelitian ini akan menguji dan membuktikan kebenaran hipotesis tersebut sebagai
berikut:
H0: Tidak ada pengaruh antara penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan
ekonomi anggota.
H1: Ada pengaruh antara penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi
anggota.
5. Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini Teknik Pengolahan Data adalah dengan menggunakan
komputer, yaitu dengan program SPSS16 for Windows.
6. Teknik Analisis Data
12
Analisis kuantitatif statistik yaitu metode analisis regresi dengan menggunakan
data-data yang sudah ada. Alasan menggunakan regresi linear sederhana adalah untuk
mendapatkan tingkat akurasi dan dapat mengetahui apakah terdapat pengaruh yang
signifikansi antara variabel independen (penyaluran dana koperasi) terhadap variabel
dependen (kesejahteraan ekonomi anggota).
a. Regresi Linear Sederhana
Metode regresi linear sederhana adalah suatu metode analisis yang
dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Dengan persamaan umum sebagai berikut:
Y = a + bX
Keterangan:
X = Variabel independen yaitu penyaluran dana koperasi
Y = Variabel dependen yaitu kesejahteraan ekonomi anggota
a = Konstanta yaitu nilai Y bila X = 0
b = Koefisien regresi yaitu perubahan pada Y jika X berubah satu satuan
b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dibuat untuk menguji kredibilitas H0. Hal ini berarti
bahwa dalam pengujian hipotesis yang diuji adalah H0 bukan H1,walaupun
hipotesis yang dikembangkan melalui kajian teoritis adalah H1.Oleh karena
13
itu,jika H0 ternyata terbukti kebenarannya, maka H1ditolak. Sebaliknya, apabila
ternyata H0 tidak terbukti kebenarannya, maka H1diterima.12
Uji t
Pengujian t statistik adalah pengujian terhadap masing-masing variabel
independen. Uji t akan dapat menunjukkan pengaruh masing-masing (secara
parsial) variabel independen (penyaluran dana koperasi) terhadap variabel
dependen (kesejahteraan ekonomi anggota).
Jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak, berarti variabel independen secara
individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Jika thitung< ttabel, maka H0 diterima, berarti variabel independen secara
individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
F. Review Studi Terdahulu
Untuk menghindari penelitian terhadap objek yang sama terhadap suatu penelitian
yang sama, maka perlu dilakukan review terhadap kajian yang pernah ada, yaitu:
Pertama, skripsi yang disusun oleh Eva Fauziah yang berjudul “Strategi dan
Sistem Penghimpunan Dana Kopontren Bagi Upaya Kesejahteraan Ekonomi
Masyarakat (Studi pada Kopontren Darunnajah Jakarta)”, tahun 2010. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan analisis kualitatif. Hasil dari
penelitian tersebut adalah: 1. Strategi dalam menghimpun dana adalah: a.
12Agus Irianto, Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2007), h. 98
14
Memberikan modal kepada anggota yang membutuhkan agar dapat membuka
peluang lapangan kerja; b. Dalam menghimpun dana digunakan sistem syariah
dengan tujuan terciptanya kesejahteraan; c. Dengan adanya penghimpunan dana,
maka pengurus dapat mensosialisasikan dalam bentuk penggajian. 2. Berdasarkan
sistem operasional, kopontren Darunnajah dalam menghimpun dana menggunakan
akad mudharabah, akan tetapi pihak koperasi masih kurang optimal dalam
menjalankan sistem syariah tersebut. 3. Kopontren Darunnajah tidak mengalami
banyak kendala dalam menghimpun dana masyarakat, hanya saja dana yang
dikumpulkan kecil sehingga koperasi harus bekerja sama dengan bank syariah.13
Kedua, skripsi yang disusun oleh Aryo Agung Saputra yang berjudul ”Strategi
Pelayanan Pembiayaan UKM pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah
Cinere”, tahun 2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
dan analisis kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah: 1. Strategi penerapan
yang dilakukan oleh KJKS Arrahmah Cinere sangat teratur, mulai dari analisa pasar
dan juga kunjungan rutin. 2. Alur proses pelayanan system jemput bola pada KJKS
tersebut, yang terlibat di dalamnya antara lain: a. Account Officer (SO); b. Financing
Officer (FIO); c. Unit Manager (UM); d. Operation Officer (OO); e. Teller; f.
Financing Processing Centre; g. Assistant. 3. Yang dirasakan oleh KJKS tersebut
13Eva Fauziah, Strategi dan Sistem Penghimpunan Dana Kopontren Bagi Upaya Kesejahteraan Ekonomi
Masyarakat (Studi pada Kopontren Darunnajah Jakarta), (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010)
15
banyaknya penyaluran pembiayaan yang dijalani tentunya banyak pula margin
(keuntungan) yang diperoleh.14
Ketiga, tesis yang disusun oleh Euis Amalia yang berjudul “Keadilan Distributif
dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia”, tahun 2009.
Kemudian tesis ini dijadikan buku oleh penulis. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Analisis SWOT dan Matriks Dampak Silang. Pada tesis ini
dibahas tentang analisis mengenai kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
LKMS, potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh LKMS. Serta menjelaskan
bagaimana konsep keadilan distributif dalam Islam.15
Keempat, buku yang ditulis oleh Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto
yang berjudul “Perkoperasian: Sejarah, Teori, & Praktek”, yang diterbitkan oleh
Ghalia Indonesia tahun 2004. Pada buku ini dibahas tentang awal mula gerakan
koperasi, landasan hukumnya, serta penjelasan tentang teori-teori koperasi dan cara
untuk mendirikan sebuah koperasi.16
Kelima, buku yang ditulis oleh Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman
Soejoedono yang berjudul “Ekonomi Skala Kecil/Menengah & Koperasi”, yang
diterbitkan oleh Ghalia Indonesia tahun 2004. Pada buku ini dibahas tentang peran-
peran UKM dalam perekonomian Indonesia dan juga bagaimana perkembangan dan
14Aryo Agung Syafutra, Strategi Pelayanan Pembiayaan UKM pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Arrahmah Cinere, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2010)
15Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2009) 16Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, (Ciawi: Ghalia
Indonesia, 2004)
16
pembianaan UKM di Indonesia. Selain itu juga dibahas tentang perintisan koperasi,
manajemen koperasi, organisasi koperasi serta peran koperasi dalam pembangunan
social dan ekonomi.17
Keenam, buku yang ditulis oleh Ahmad Dimyanti, dkk yang berjudul “Islam dan
Koperasi: Telaah Peran Serta Umat Islam dalam Pengembangan Koperasi”, yang
diterbitkan oleh Koperasi Jasa Informasi tahun 1989. Pada buku dibahas tentang
koperasi dalam ruang lingkup ekonomi dan nasional dan sistem Islam. Selain itu juga
dibahas mengenai pengembangan koperasi oleh lembaga-lembaga umat Islam
termasuk di dalamnya kopontren, dan juga pembahasan mengenai pembinaan dan
pengembangan koperasi dengan kelembagaan umat Islam.18
Berdasarkan pemaparan studi terdahulu di atas, skripsi yang ditulis oleh penulis
memiliki perbedaan dengan tulisan-tulisan terdahulu. Pada skripsi ini penulis fokus
membahas tentang Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Dana Koperasi Terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Anggota di Kopontren Al-Ikhlas Pondok
Pesantren Paringgonan - Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif dengan jenis data kuantitatif dan menggunakan analisis regresi linear
sederhana dengan responden sebanyak 40 responden.
G. Kerangka Teori
17Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi,
(Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004) 18
Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi: Telaah Peran Serta Umat Islam dalam Pengembangan
Koperasi, (Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989)
17
Secara etimologi, kata koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu cooperatives;
merupakan gabungan dua kata co dan operation. Dalam bahasa Indonesia dilafalkan
dan dikenal dengan istilah koperasi.19
Secara umum koperasi adalah suatu badan
usaha di bidang perekonomian, beranggotakan secara suka rela, atas dasar persamaan
hak, bekerjasama melakukan sesuatu usaha dengan bertujuan memenuhi kebutuhan
para anggotanya khususnya dan masyarakat pada umumnya.20
Definisi koperasi dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian disebutkan bahwa koperasi Indonesia badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan.21
Koperasi yang lahir sebagai protes dan sarana untuk melindungi diri terhadap
pemerasan dan penindasan oleh sistem ekonomi yang tidak adil, akhirnya
berkembang sebagai suatu gerakan dan bahkan menjadi sistem ekonomi disamping
sistem yang ada.22
Sama halnya seperti yang dijelaskan Casselman, bahwa koperasi
merupakan suatu sistem dan sebagaimana kita ketahui sistem itu merupakan
himpunan komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling berkaitan yang
bersama-sama berfungsi mencapai suatu tujuan.23
19 Andjar Pachta W., et al, Hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan, dan Modal
Usaha, Edisi 1, Cet ke 2, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 15 20Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 11 21 Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, Edisi 4, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),
h. 29 22Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 13 23Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, Edisi 4, h. 25
18
Landasan hukum tentang koperasi sesuai dengan ketentuan Pasal 2 UU No. 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang berbunyi:“Koperasi berlandaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan”.24
Sedangkan landasan hukum dalam Al-qur’an dan Hadis yaitu dalam surah Al-
Maidah ayat: 2, yang artinya sebagai berikut:
“Bertolong-tolonglah kamu pada jalan kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu
tolong-menolong dalam melakukan dosa dan permusuhan”.
Dan dalam Hadis Nabi SAW yang artinya:
“Dari Abi Hurairah Ra, Bahwasanya Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya Allah
berfirman: Aku adalah orang yang ketiga dari dua orang yang berserikat, selama
salah seorang diantaranya tiada mengkhianati yang lain. Maka apabila berkhianat
salah seorang diantara keduanya, saya keluar dari perserikatan keduanya”.
Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Yang
dapat menjadi anggota koperasi ialah setiap orang / individu yang mampu melakukan
tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan
dalam anggaran dasar koperasi.25
Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi,
anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Sekali pun demikian, sepanjang
tidak merugikan kepentingannya, koperasi dapat pula memberikan pelayanan kepada
bukan anggota sesuai dengan sifat kegiatan usahanya, dengan maksud untuk menarik
24Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, h. 263 25Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi,
(Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004), h. 58
19
yang bukan anggota menjadi anggota koperasi.26
Keanggotaan kopontren sangat
bervariasi dan sangat bergantung pada kondisi podok pesantren tersebut.
Tujuan mendirikan sebuah koperasi adalah untuk membangun sebuah organisasi
usaha dalam memnuhi kepentingan bersama, dari para pendiri dan anggotanya di
bidang ekonomi. Sedangkan tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan
ekonomi para anggota, ini yang menjadi kekhususan koperasi di mana kesejahteraan
ekonomi para anggota yang menjadi tujuan utama.27
Sumber modal dalam koperasi terdiri dari modal sendiri, modal pinjaman, dan
modal penyertaan. Modal sendiri tersebut adalah modal yang berasal dari dana
pendiri atau anggota koperasi yang disetorkan pertama kali. Modal sendiri terdiri
dari: (a) Simpanan pokok (b) Simpanan wajib (c) Dana cadangan.28
Konsep sejahtera menurut BKKBN, dirumuskan lebih luas daripada sekedar
definisi kemakmuran ataupun kebahagiaan. Konsep sejahtera tidak hanya mengacu
pada pemenuhan kebutuhan fisik orang ataupun keluarga sebagai entitas, tetapi juga
kebutuhan psikologisnya. Ada tiga kelompok kebutuhan yang harus terpenuhi, yaitu:
kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, dan kebutuhan pengembangan. Apabila hanya
satu kebutuhan saja yang dapat dipenuhi oleh keluarga, misalnya kebutuhan dasar,
maka keluarga tersebut belum dapat dikatakan sejahtera menurut konsep ini.
26Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, (Ciawi: Ghalia
Indonesia, 2004), h. 55
27Andjar Pachta W., et al, Hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan, dan Modal Usaha,
h. 81 28Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, h.
78-79
20
Pembangunan kesejahteraan keluarga mencakup 13 variabel, seperti: pangan,
sandang, papan, kesehatan, pendidikan, agama, keluarga berencana, interaksi dalam
keluarga, interaksi dengan lingkungan, transportasi, tabungan, informasi dan peranan
dalam masyarakat. Selain itu, BKKBN menetapkan 5 (lima) tahapan Keluarga
Sejahtera menurut pemenuhan kebutuhan, yaitu: Pra Sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera
II, Sejahtera III, dan Sejahtera III Plus.29
Untuk mendapatkan kesejahteraan itu memang tidak mudah, tetapi bukan berarti
mustahil didapatkan. Perlu diperhatikan indikator kesejahteraan itu. Adapun indikator
tersebut diantaranya adalah: Pertama, jumlah dan pemerataan pendapatan. Hal ini
berhubungan dengan masalah ekonomi. Pendapatan berhubungan dengan lapangan
kerja, kondisi usaha, dan faktor ekonomi lainnya. Kedua, pendidikan yang semakin
mudah untuk dijangkau. Pengertian mudah disini dalam arti jarak dan nilai yang
harus dibayarkan oleh masyarakat. Pendidikan disini, baik yang bersifat formal
maupun non formal. Kedua jalur pendidikan ini harus memiliki kesempatan dan
perlakuan yang sama dari pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan kepada
masyarakat. Kesejahteraan manusia dapat dilihat dari kemampuan mereka untuk
mengakses pendidikan, serta mampu menggunakan pendidikan itu untuk
mendapatkan kebutuhan hidupnya. Ketiga, kualitas kesehatan yang semakin
meningkat dan merata. Kesehatan merupakan faktor untuk mendapatkan pendapatan
29
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/ASPIRASI%20SOSIAL%20BUDAYA%20MASYARAKAT%20PEDE
SAAN.pdfdiakses pada hari senin, tanggal 06 Februari 2012
21
dan pendidikan. Karena itu, faktor kesehatan ini harus ditempatkan sebagai hal yang
utama.30
Pengembangan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan agar lebih sempurna dari pada sebelumnya. Jadi, pengembangan usaha
adalah kegiatan yang dilakukan oleh anggota koperasi untuk memberdayakan usaha
dan perekonomiannya.
H. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi yang akan dijadikan laporan penelitian ini, peneliti menyusun
menjadi 5 bab dan sistematika pembahasan dalam skripsi ini akan diuraikan bab per
bab sebagai berikut:
BAB I Skripsi ini diawali dengan membahas apa yang menjadi landasan
pemikiran dalam penulisan skripsi ini yang dituangkan dalam latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, review
studi terdahulu, sistematika penulisan, kerangka teori, dan teknik
penulisan. Kemudian bab I ini diberi judul Pendahuluan.
BAB II Bab ini merupakan uraian hasil kajian pustaka atau penelusuran
literature yang dilakukan oleh penulis yang relevan dengan
pembahasan penelitian ini dan diharapkan dapat membantu penulis
30
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/03/17/indikator-kesejahteraan/ diakses pada hari senin,
tanggal 06 Februari 2012
22
dalam memahami dan menafsirkan data.Dalam bab ini terdapat
cakupan-cakupan teori, yaitu tentang teori koperasi dan kesejahteraan
ekonomi anggota koperasi. Pada bagian ini meliputi: pengertian
koperasi, partisipasi anggota di dalam koperasi, koperasi di lingkungan
pesantren, pengertian kesejahteraan, asas kesejahteraan, pengertian
ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota.
Selanjutnya bab II ini diberi judul Tinjauan Umum Tentang
Koperasi dan Kesejahteraan Ekonomi.
BAB III Bab ini merupakan bab penyajian data. Oleh karena penulis akan
melakukan penelitian pada Kopontren Al-Ikhlas Kec. Ulu Barumun
Kab. Padang Lawas Sumatera Utara, maka pada bab ini penulis akan
memaparkan gambaran secara umum koperasi pesantren Al-ikhlas dan
masyarakat Paringgonan. Hal ini dianggap penting karena kopontren
tersebut yang menjadi objek dan sasaran dalam penelitian ini. Dalam
bab ini akan di paparkan tentang sejarah singkat pondok pesantren
paringgonan, gambaran umum kopontren al-ikhlas, gambaran umum
masyarakat paringgonan, dan gambaran umum responden. Selanjutnya
penulis akan memberi judul bab III ini sebagai Gambaran
Kopontren dan Masyarakat Paringgonan.
BAB IV Dalam bab ini penulis akan mengolah atau menganalisa data yang
terkumpul yang disajikan dalam bab II dan bab III yang berguna untuk
menjawab masalah penelitian. Penulis akan menganalisis data-data
23
tersebut dengan menggunakan metode regresi linear sederhana yang
nantinya akan diketahui pengaruh penyaluran dana koperasi terhadap
peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota pada kopontren Al-Ikhlas
Paringgonan. Dalam bab ini akan dicantumkan analisis data yang
digunakan, pengujian hipotesis, dan hasil dari penelitian. Selanjutnya
penulis akan memberi judul bab IV ini sebagai Hubungan
Penyaluran Dana Koperasi Terhadap Kesejahteraan Ekonomi
Anggota.
BAB V Sebagai penutup dari penulisan skripsi ini, penulis akan merumuskan
kesimpulan dari uraian yang telah disebutkan pada bab-bab
sebelumnya. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari masalah
berdasarkan data yang diperoleh dan akan disajikan secara ringkas dan
jelas. Selain itu dalam bab V ini juga diuraikan saran-saran dari
penulis. Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan, saran-saran, daftar
pustaka, dan lampiran-lampiran. Selanjutnya penulis akan memberi
judul bab V ini sebagai Penutup.
I. Teknik Penulisan
Penulisan skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang
diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun
2007.
24
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI DAN KESEJAHTERAAN
EKONOMI
A. Teori Koperasi
1. Pengertian Koperasi
Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya “kerja
sama”. Enriques memberikan pengertian koperasi yaitu menolong satu sama lain (to
help another) atau saling bergandengan tangan (hand in hand).1
Secara umum koperasi adalah suatu badan usaha dibidang perekonomian,
beranggotakan suka rela, atas dasar persamaan hak, bekerjasama melakukan suatu
usaha dengan bertujuan memenuhi kebutuhan para anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya.2
Berdasarkan Undang-Undang Koperasi Nomor 25 tahun 1992, dalam Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 dijelaskan tentang definisi dan landasan umum
koperasi, yaitu: “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan”.3
1 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 13 2 Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi: Telaah Peran Serta Umat Islam dalam Pengembangan
Koperasi, (Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989), h. 11 3 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 242
25
Demikian juga dijelaskan dalam Pasal 1 Bab II Undang-Undang Nomor 25 tahun
1992 bahwa: “Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
serta berdasar atas asas kekeluargaan”.4
Arifinal Chaniago (1984) mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan
kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan
menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.5
Definisi Moh. Hatta, “Bapak Koperasi Indonesia” tentang koperasi adalah usaha
bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-
menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi
jasa kepada kawan berdasarkan “seorang buat semua dan semua buat seorang”.6
Menurut Dr. Fay (1908) koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan
berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu
semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikan rupa, sehingga masing-masing
sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan
sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.7
Sedangkan menurut Paul Hubert Casselman koperasi adalah suatu sistem,
ekonomi yang mengandung unsur sosial. Maksudnya, koperasi mengandung dua
unsur, yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial. Koperasi merupakan suatu sistem yang
4 Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, h. 243 5 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 17 6 Ibid 7 Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, (Ciawi: Ghalia
Indonesia, 2004), h. 38
26
saling berkaitan yang secara bersama-sama berfungsi mencapai tujuan. Tujuan yang
dimaksud adalah tujuan ekonomi atau dengan kata lain bahwa koperasi harus
berdasarkan motif ekonomi/mencari keuntungan.8
Selain itu prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut:9
a. Koperasi adalah organisasi suka rela, terbuka kepada semua orang untuk dapat
menggunakan pelayanan yang diberikannya dan mau menerima tanggung
jawab keanggotaan, tanpa membedakan jenis kelamin, sosial, suku, politik,
atau agama.
b. Organisasi demokaratis yang dikontrol oleh anggotanya, yang aktif
berpartisipasi dalam merumuskan kebijakan dan membuat keputusan
c. Anggota berkontribusi secara adil dan pengawasan secara demokrasi atas
modal koperasi.
d. Oganisasi mandiri yang dikendalikan oleh anggota-anggotanya. Walaupun
koperasi membuat perjanjian dengan organisasi lainnya termasuk pemerintah
atau penambah modal dari sumber luar, koperasi harus tetap dikendalikan
secara demokrasi oleh anggota dan mempertahankan otonomi koperasi.
e. Menyediakan pendidikan dan pelatihan untuk anggota, wakil-wakil yang
dipilih, manager, dan karyawan-karyawan sehingga mereka dapat
berkontribusi secara efektif untuk perkembangan koperasi.
8 Ibid, h. 39
9 Andjar Pachta W, dkk, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 23-25
27
f. Melayani anggota-anggotanya dan memperkuat gerakan koperasi melalui
kerja sama dengan struktur koperasi local, nasional, dan internasional.
g. Bekerja untuk perkembangan yang berkesinambungan atas komunitasnya.
2. Landasan Hukum Koperasi Syariah
Landasan hukum koperasi syariah adalah sebagaimana lembaga ekonomi Islam
lainnya yaitu mengacu pada sistem ekonomi Islam itu sendiri, seperti yang terdapat
dalam al-Qur’an dan Al-Hadis.10
Landasan koperasi syariah tersebut seperti yang
disebutkan di bawah ini:
1. Koperasi melalui pendekatan sistem syariah
Merupakan sistem ekonomi yang integral dan merupakan suatu kumpulan dari
barang-barang atau bagian-bagian yang bekerja sama sebagai suatu keseluruhan.
QS. Al-Baqarah: 208
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208)
2. Tujuan sistem koperasi syariah
Mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral Islam:
QS. A-Baqarah : 168
10 Nur S Buchori, Koperasi Syariah, (tt: Masmedia Buana Pustaka, 2009), h.
28
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah:
106)
3. Menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota
QS. Al-Hujurat: 13
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat:
13)
3. Partisipasi Anggota Dalam Koperasi
Sebagai sebuah perkumpulan, koperasi tidak akan mungkin terbentuk tanpa
adanya anggota sebagai tulang punggungnya. Apalagi, koperasi merupakan kumpulan
orang bukan kumpulan modal, sehingga jumlah anggota sangat menentukan besarnya
29
modal yang dimiliki. Semakin banyak jumlah anggota, maka semakin kokoh
kedudukan koperasi sebagai suatu badan usaha, baik ditinjau dari segi organisasi
maupun dari segi ekonomis. Sebab badan usaha koperasi dikelola dan dibiayai oleh
para anggota, bertambahnya anggota berarti bertambahnya pemasukan modal yang
bersumber dari simpanan-simpanan para anggota.11
Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan untuk
mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi sebagai business
entity dan social entity dibentuk oleh anggota-anggota untuk menggapai manfaat
tertentu melalui partisipasi. Koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk
menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama, ketika
berbagai manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para anggota. Oleh karena
itu, diharapkan manfaat tersebut dapat didistribusikan secara adil dan merata sesuai
dengan kontrbusi mereka kepada koperasi dalam aneka kegiatan-kegiatan koperasi.
Partisipasi anggota dalam koperasi diibaratkan darah dalam tubuh manusia.12
Pada pasal 17 ayat (1) UU No 25/1992 dinyatakan bahwa “anggota koperasi
adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi”. Sebagai pengguna dan pemilik
koperasi, anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Sekalipun demikian,
sepanjang tidak merugikan kepentingannya, koperasi dapat memberikan pelayanan
kepada bukan anggota sesuai dengan sifat kegiatan usahanya, dengan maksud untuk
11 Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h. 55 12 Thoby Mutis, Pengembangan Koperasi, (Jakarta: Grasindo, 1992), h. 93
30
menarik yang bukan anggota menjadi anggota koperasi.13
Sebagai pemilik, kewajiban
anggota adalah melakukan investasi atau menanam modal di koperasinya. Sedangkan
sebagai pemakai, anggota harus menggunakan secara maksimum pelayanan usaha
yang diselenggarakan oleh koperasi.14
Sesuai dengan peran ganda yang ditandai oleh prinsip identitas, maka partisipasi
anggota dapat dibagi sebagai berikut:
1. Dalam kedudukannya sebagai pemilik:
1. Memberikan kontribusinya dalam bentuk keuangan terhadap pembentukan
dan pertumbuhan perusahaan koperasinya dan melalui usaha-usaha
pribadinya;
2. Mengambil bagian dalam penetapan tujuan pembuatan keputusan dan dalam
proses pengawasan terhadap tata kehidupan koperasinya.
2. Dalam kedudukan sebagai pelanggan/pemakai memanfaatkan berbagai
kesempatan yang bersifat menunjang kepentingan-kepentingan yang disediakan
perusahaan koperasinya.15
Partisipasi dalam koperasi ditujukan untuk menempatkan para anggota menjadi
subyek dari pengembangan koperasi, anggota harus terlibat di dalam setiap langkah
proses pengembangan koperasi dari tingkat penetapan tujuan, sasaran atau
penyusunan strategi, serta pelaksanaan untuk merealisasikan dan pengendalian sosial
sesuai kepentingan anggota. Partisipasi sebagaimana telah dipertimbangkan
13 Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h. 55 14 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 79 15 Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi,
(Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004), h. 59
31
hendaklah memasukkan rasa memiliki dan rasa bertanggung jawab dengan tekanan
tertentu pada pentingnya pendapat bersama yang dihasilkan oleh para anggota.16
Berpegang pada prinsip/pengertian koperasi, maka ada beberapa prinsip, yaitu:17
1. Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam
lingkup usaha koperasi
2. Keanggotaan koperasi tidak dapat dipindahtangankan
3. Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.
Keanggotaan koperasi pada dasarnya tidak dapat dipindahtangankan karena
persyaratan untuk menjadi anggota koperasi adalah kepentingan ekonomi yang
melekat pada anggota yang bersangkutan. Dalam hal anggota meninggal dunia,
keanggotaannya dapat diteruskan oleh ahli waris yang memenuhi kepentingan ahli
waris dan mempermudah proses mereka menjadi anggota. Dalam Pasal 19 dan 20 UU
No 25 /1992 disebutkan hak dan kewajiban anggota di dalam koperasi, yang
dimaksudkan untuk menghindari adanya kecenderungan anggota hanya akan
mementingkan pribadinya sendiri, isi pasal tersebut lebih rincinya disebutkan di
bawah ini:18
Setiap anggota mempunyai kewajiban:
a. Mematuhi AD dan ART serta keputusan yang telah disepakati dalam rapat
anggota;
16 Thoby Mutis, Pengembangan Koperasi, (Jakarta: Grasindo, 1992), h. 94 17 Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, h.
58 18 Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h. 56
32
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang telah diselenggarakan oleh koperasi;
c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Sedangkan hak anggota adalah sebagai berikut:
1. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat
anggota;
2. Memilih dan/dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas;
3. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam AD;
4. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota
baik diminta maupun tidak diminta;
5. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antarsesama
anggota;
6. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut
ketentuan dalam AD.
Didahulukannya kewajiban daripada hak sepintas terlihat tidak ada artinya.
Namun jika dikaji lebih dalam, pengaturan yang demikian mengandung makna bahwa
anggota koperasi harus mempunyai kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan
kewajibannya. Setelah kewajibannya tersebut dilaksanakan barulah mereka boleh
menuntut hak sebagai anggota koperasi. Hal ini merupakan pencerminan dari
koperasi Indonesia yang berciri khas kekeluargaan, sehingga tidak pantas anggota
menuntut hak terlebih dahulu sebelum menunaikan kewajibannya. Jadi, anggota
33
merupakan faktor penentu dalam kehidupan koperasi, oleh karena itu penting bagi
anggota untuk mengembangkan dan memelihara kebersamaan.19
4. Koperasi di Lingkungan Pesantren
1. Pesantren dan Peranannya di Indonesia
Memberikan gambaran yang akurat dan lengkap tentang kegiatan-kegiatan di
pesantren saat ini memang sukar sekali. Hal ini dimungkinkan karena fakta
memperlihatkan betapa sedikitnya perubahan yang terjadi dalam pesantren dewasa
ini. Pada umumnya kegiatan-kegiatan di pesantren dapat dikelompokkan pada 3 jenis
kegiatan yaitu, dakwah, pendidikan, dan sosial.20
Selain kegiatan dakwah dan
pendidikan, kegiatan sosial merupakan bagian dari gaya hidupnya. Dalam segi ini
terdapat kecenderungan untuk diangkat ke tingkat formal, seperti yang terjadi pada
beberapa pesantren saat ini, bahkan dengan kualitas cukup tinggi diukur dengan
kapasitas dan potensi sarana yang ada.21
Terdapat beberapa peran pesantren di lingkungannya, yaitu: Pertama, pesantren
telah mampu menjalankan peran keagamaan. Kedua, pesantren menjalankan peran
pendidikan. Ketiga, pesantren menjalankan peran kulturalnya. Keempat, pesantren
menjalankan peran sosial-ekonomi. Kelima, pesantren menjalankan peran
pengembangan masyarakat.22
2. Kelayakan Koperasi Pondok Pesantren
19 Ibid 20 Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 140 21 Ibid, h. 142 22 Ibid, h. 143
34
Kehadiran koperasi di lingkungan pondok pesantren pada dewasa ini bukan
merupakan barang baru. Kopontren bukan saja menandai memasyarakatnya koperasi
di Indonesia, melainkan juga menandai pengembangan peranan fungsi dan dinamika
pesantren itu sendiri di satu pihak serta potensinya sebagai detonator bagi
pengembangan koperasi selanjutnya di masyarakat di pihak lain. Meningkatnya
perhatian terhadap kopontren didukung oleh kesadaran akan nilai dan potensinya.23
Keanggotaan kopontren sangat bervariasi dan sangat bergantung pada kondisi
pondok pesantren tersebut. Pada umumnya sistem keanggotaannya dapat
dikelompokkan dalam tiga macam, sebagai berikut:
1. Anggotanya terdiri dari santri yunior dan santri beserta guru-guru/ustadz
2. Anggotanya terdiri dari santri, guru/ustadz, kyai, dan anggota majlis taklim
termasuk masyarakat sekitarnya.
3. Anggotanya terdiri dari guru/ustadz, kyai, dan anggota majlis taklim termasuk
masyarakat sekitarnya.
Kopontren adalah human investment dalam arti luas. Melalui kpontren santri
dapat berpraktek organisasi khususnya dalam menyusun program dan digunakan
tempat melaksanakan prinsip-prinsip demokrasi. Pada saat bersamaan kopontren
berarti meningkatkan kesejahteraan warga pesantren khususnya dan masyarakat
sekitarnya pada umumnya. Dalam hal kopontren telah berkembang dengan
23 Ibid, h. 145
35
profesionalitas pengelolaan, maka ia merupakan lapangan pekerjaan baru yang
menampung tenaga kerja dari lingkungan sendiri.24
Dukungan bagi pesantren untuk berkoperasi secara cultural ada pada tata nilai.
Ada beberapa nilai koperasi yang terdapat dalam tradisi pesantren. Menurut Arif
Mudatsir nilai-nilai itu antara lain, kemandirian, kegotong-royongan, dan sama-sama
memerhatikan kaum lemah.25
3. Prospek Pesantren dalam Pengembangan Koperasi
Upaya pengembangan koperasi di pesantren hanya dapat diupayakan jika koperasi
yang telah didirikan itu dianggap bermanfaat atau memiliki keuntungan-keuntungan
yang dapat dirasakan oleh para anggotanya dan masyarakat sekitarnya. Hal ini
ditandai dengan keuntungan finansial yang meningkat dari tahun ke tahun, kesan
positif dari para penghuni pesantren dan masyarakat sekitarnya, dan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan dari para santri yang pernah mengelola koperasi.
Adanya potensi yang mendukung, memungkinkan koperasi dapat dikelola secara baik
oleh pesantren dengan menambah pengetahuan-pengetahuan teknis operasional
perkoperasian, pengetahuan prinsip-prinsip dasar koperasi, dan latihan-latihan
keterampilannya kepada para pengelolanya. Akan tetapi pengembangan pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan tersebut juga menjadi bertambah. Dengan kata
lain, pengetahuan dan keterampilan para pengurus koperasi harus sudah sampai pada
24 Ibid, h. 146-147 25 Ibid,, h. 147
36
pengetahuan dan keterampilan pemasaran, studi kelayakan, manajemen, dan
sebagainya.26
Kopontren sebagai lembaga usaha dan ekonomi dituntut kemampuannya untuk
dapat menunjang gerak laju program anggotanya, maupun program pokok
pesantrennya itu sendiri sebagai lembaga induknya. Hubungan timbal balik antara
kopontren dan pesantrennya secara kelembagaan sangat diperlukan. Sebagai
pembinaaan manajemen dan teknik-teknik usaha, kopontren bersama-sama pihak
pimpinan pesantren perlu berhubungan dengan instansi terkait atau departemen teknis
yang sesuai dengan bidang usahanya. Tingkat pendidikan banyak berpengaruh,
kesempatan mengikuti latihan-latihan. Hal ini tidak hanya untuk fungsionaris, tetapi
juga bagi anggota pada umumnya karena hal ini berkaitan dengan tingkat partisipasi
anggota dan kaderisasi.27
5. Penyaluran dana pada Koperasi
Modal yang diperoleh koperasi hendaknya didayagunakan untuk memenuhi
kebutuhan para anggota koperasi sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan
koperasinya. Pada berbagai jenis koperasi, pendayagunaan modal dibedakan oleh
kebutuhan, kemanfaatan dan kegunaannya bagi para anggotanya.28
a. Pada koperasi-koperasi yang bergerak di bidang jasa, seperti koperasi simpan
pinjam, koperasi angkutan, dan lain-lain, titik berat penggunaan modal yaitu
mempertinggi tingkat pelayanan jasa-jasa kepada anggota.
26 Ibid, h. 152-154 27 Ibid, h. 155-156 28G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991) h. 49
37
b. Pada koperasi-koperasi produksi, titik berat penggunaannya yaitu untuk
mempertinggi produktivitas para anggotanya.
c. Pada koperasi-koperasi yang bergerak di bidang pemasaran, titik berat
penggunaannya yaitu untuk mempertinggi kualitas hasil/produk para anggota
agar para anggota memperoleh harga layak dari jerih payahnya.
d. Pada koperasi-koperasi konsumsi, titik berat penggunaan modal tertuju pada
pemenuhan kebutuhan para anggotanya, terutama kebutuhan sehari-hari.
e. Pada koperasi-koperasi aneka usaha (multi purpose) modal koperasi
didayagunakan untuk berbagai kegiatan dengan titik berat pada kebutuhan
utama para anggotanya, bukan pada yang paling menguntungkan koperasi.
Pengurus dalam mendayagunakan modal koperasinya harus bertitikberat pada
usaha-usaha pemuasan kebutuhan/kepentingan para anggotanya. Jadi berbeda dengan
badan-badan usaha lain yang penggunaan modalnya dititikberatkan pada usaha yang
paling menguntungkan, tidak peduli apakah usahanya itu sesuai dengan kehendak
para pembentuk modalnya. Dengan demikian jelas bahwa dalam pendayagunaan
modal koperasi para pengurusnya dituntut untuk lebih mengerahkan kecerdasan,
kejelian, dan fleksibilitas mengutamakan usaha-usaha yang dapat memuaskan
pemenuhan kebutuhan/kepentingan para anggota, yang mana usaha-usaha tersebut
dapat pula mendatangkan pendapatan yang wajar/layak.29
Dalam pendayagunaan modal ini pihak pengurus terlebih dahulu harus melakukan
pertimbangan-pertimbangan, modal mana yang dapat digunakan dengan aman,
29 Ibid
38
seperti modal yang diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan suka
rela dalm wujud simpanan secara deposito, cadangan dari sisa hasil usaha, pinjaman
dari Bank, bantuan/pinjaman dari pemerintah,dan modal mana yang mungkin kurang
aman dalam pemakaiannya seperti, simpanan suka rela dalam bentuk simpanan
secara giro, dan perolehan uang muka dari para pelanggan. Dengan pertimbangan
yang matang, modal yang aman sebagian dapat dijadikan modal investasi dan
sebagian dapat dijadikan modal kerja.30
1. Modal Investasi, Pihak pengurus harus memikirkan baik-baik
pembelian/pengadaan sarana-sarana penunjang usahanya, seperti alat-alat
pelayanan, mesin-mesin/alat-alat pengolahan, gudang tempat penyimpanan
produk, dan lain-lain.
2. Modal Kerja, Yaitu modal/uang yang diperlukan untuk membelanjai operasi
sehari-hari, seperti untuk pembelian barang-barang bagi koperasi konsumsi,
pemberian pinjaman bagi koperasi simpan pinjam, pembelian bahan-bahan
mentah dan lain-lain bagi koperasi produksi, dan sebagainya. Uang yang masuk
dari hasil usaha segera dikeluarkan kembali utuk melangsungkan usahanya,
sehingga modal/dana tersebut akan terus berputar setiap periodenya selama
berlangsungnya usaha koperasi.
Adapun lapangan usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan
kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota.
Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi
30 Ibid, h. 50
39
kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi atau satu-satunya kegiatan usaha
koperasi.31
Dalam pendayagunaan modal kerja terdapat tiga (3) konsep yang sebaiknya
diketahui oleh para pengurus, yaitu:32
a. Konsep Kuantitatif, yaitu mendasar pada kuantitas dari pada dan yang
tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancer di mana aktiva tersebut merupakan
aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau akan terbebas
lagi dalam waktu yang pendek;
b. Konsep Kualitatif, modal kerja di sini dikaitkan dengan besarnya jumlah
utang lancar / yang segera harus dikembalikan, dengan demikian maka setelah
satu putaran usaha maka utang-utang itu sera harus disisihkan untuk
dipersiapkan pengembaliannya bila ditagih oleh sipemberi pinjaman, dengan
demikian maka usaha selanjutnya akan dibiayai dengan aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan tanpa mengganggu likuiditasnya;
c. Konsep Fungsional, yaitu mendasarkan pada fungsi dari pada dana dalam
menhasilkan sesuatu (pelayanan, produk, pemasaran, dan lain-lain) yang
memuaskan pemenuhan kepentingan para anggota sambil mendatangkan
pendapatan yang wajar.
B. Teori Permodalan Koperasi
31 Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, h. 250 32 Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, h. 51
40
1. Arti Modal Bagi Koperasi
Semakin berkembangnya kegiatan usaha koperasi dewasa ini serta semakin
besarnya dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha koperasi, baik yang
berasal dari dana intern (modal sendiri) maupun modal ekstern (modal
luar/pinjaman), maka semakin berat pula tanggung jawab manajemennya.
Pengendalian penggunaan dan pengawasannya akan berjalan baik apabila koperasi
menerapkan sistem perencanaan anggaran yang sesuai dan memadai.33
Pimpinan koperasi yang baik, selain secara teratur meneliti kemajuan koperasi,
juga harus membuat rencana kegiatan usaha untuk masa mendatang. Rencana
kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran koperasi dikenal
sebagai Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPB). Dalam
penganggaran dikenal dua macam penyusunan anggaran yaitu Anggaran Belanja
Operasional dan Anggaran Keuangan.34
a. Anggaran Belanja Koperasi (ABK)
ABK adalah suatu perencanaan dalam bentuk uang(rupiah) atas kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datangdan digambarkan
dalam bentuk angka untuk suatu periode tertentu (biasa satu tahhun). Perencanaan
tersebut meliputi perkiraan jumlah penjualan, jumlah biaya, jumlah pendapatan,
dan jumlah keuntungan yang diharapkan.
b. Anggaran Keuangan (Cash Budget)
33 Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, h.
76 34 Ibid, h. 76-77
41
Anggaran Pendapatan Koperasi jika dilihat dari keluar masuknya uang kas
bisa disebut Anggaran Keuangan. Pada anggaran keuangan ini diperkirakan
keluar masuknya uang pada waktu-wakttu tertentu di masa yang akan datang.
Perhitungan ini diperlukan untuk uang tunai yang harus ada di dalam kas dan
bank dalam suatu wakttu.
Jumlah modal yang diperlukan oleh suatu koperasi sudah harus bisa ditentukan
dalam proses pengorganisasian atau pada waktu pendiriannya dengan rinciannya
berapa untuk modal tetap atau yang disebut juga sebagai modal jangka panjang dan
berapa untuk modal kerja yang disebut sebagai modal jangka pendek. Disamping itu
juga masih diperlukan sejumlah dana yang akan digunakan untuk membiayai
pengeluaran selama dalam proses pendiriannya itu, yang disebut dana
pengorganisasian (organizational funds).35
Modal jangka panjang diperlukan untuk penyediaan fasilitas fisik bagi koperasi,
seperti untuk pembelian tanah, gedung, mesin-mesin dan kenderaan-kenderaan yang
diperlukan oleh koperasi.36
Modal jangka pendek diperlukan oleh koperasi untuk membiyai kegiatan
operasional koperasi, seperti gaji, pembelian, bahan baku, pembayaran pajak dan
asuransi, biaya penelitian dan sebagainya. Dalam hal koperasi tersebut adalah
35 Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010), h. 189-190 36 Ibid
42
koperasi simpan pinjam modal ini diperlukan untuk pemberian pinjaman kepada
anggota-anggota, modal kerja ini disebut juga circulating capital.37
Dana pendirian/pengorganisasian digunakan untuk membiayai pengeluaran
koperasi selama dalam proses pendirian atau pengorganisasian, sebelum organisasi
bisa beroperasi seperti untuk izin pendirian, izin usaha, pembuatan anggaran dasar
dan rencana kerja, dan sebagainya.38
Modal adalah merupakan salah satu faktor produksi, tetapi hingga sekarang
diantara para ahli ekonomi sendiri belum terdapat kesamaan pendapat tentang apa
yang disebut dengan modal dan tampaknya dalam sejarahnya, pengertian dari modal
itu berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu.39
Menurut klasik, modal diartikan sebagai hasil produksi yang digunakan untuk
memprodusir lebih lanjut. Dalam perkembangannya, pengertian modal mengarah
pada sifat non-physical, dalam arti modal ditekankan pada nilai, daya beli atau
kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang modal.40
Ada beberapa prinsip yang harus dipatuhi oleh koperasi dalam kaitannya dengan
permodalan, yaitu sebagai berikut:41
1. Pengendalian dan pengelolaan koperasi harus tetap berada di tangan anggota
dan tidak perlu dikaitkan dengan jumlah modal yang dapat ditanam oleh
37 Ibid 38 Ibid 39 Ibid, h. 190-191 40 Ibid, h. 191 41 Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h.70-71
43
seseorang anggoa dalam koperasi dan berlaku ketentuan satu anggota satu
suara.
2. Modal harus dimanfaatkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat dan
meningkatkan kesejahteraan bagi anggota.
3. Kepada modal hanya diberikan balas jasa yang terbatas.
4. Koperasi pada dasarnya memerlukan modal yang cukup untuk membiayai
usahanya secara efisien.
5. Usaha-usaha dari koperasi harus dapat membantu pembentukan modal baru
6. Kepada saham koperasi (di Indonesia ekuivalen dengan simpanan pokok)
tidak bisa diberikan suatu premi di atas nilai nominalnya, meski seandainya
nilai bukunya bisa bertambah.
2. Sumber Permodalan Koperasi
Koperasi mempunyai prinsip member based oriented activity, bukan capital
based oriented activity, sehingga pembentukan modal sendiri tergantung pada
besarnya simpanan-simpanan para anggotanya dan jumlah anggota koperasi
tersebut.42
Modal koperasi dibutuhkan untuk membiayai usaha dan organisasi koperasi.
Modal usaha terdiri dari dua macam: pertama, modal investasi, yaitu sejumlah uang
yang ditanam atau dipergunakan untuk pengadaan sarana operasional suatu
perusahaan, yang bersifat tidak mudah diuangkan seperti tanah, mesin, bangunan, dan
42 Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, h.
78
44
lain-lain. Kedua, modal kerja yaitu sejumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar
perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek
perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, biaya listrik, pajak dan lain-
lain.43
Ditinjau dari perspektif manajemen, modal kerja selalu dibutuhkan selama usaha
berjalan. Oleh sebab itu, para pengelola usaha pada umumnya menaruh perhatian
khusus pada penanganan modal kerja ini karena modal ini akan berputar terus
menerus di dalam perusahaan. Salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan oleh
manajemen dalam perputaran modal kerja adalah periode (lama waktu yang
dibutuhkan) dalam setiap perputaran. Semakin pendek periode perputaran akan
menyebabkan semakin kecil kebutuhan modal kerja. Sebaliknya, semakin lama atau
panjang waktu periode maka semakin besar modal kerja yang dibutuhkan.44
Menurut UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian pasal 41 dinyatakan bahwa
modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.45
a. Modal sendiri yaitu modal yang menanggung resiko atau yang disebut modal
equity. Modal ini diperoleh dari beberapa simpanan, yaitu sebagai berikut:46
1. Simpanan pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan
masih menjadi angota.
43 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 82 44 Ibid, h. 83 45 Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h.71 46 Ibid, h. 71-72
45
2. Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama
yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama
yang bersangkutan masih menjadi anggota.
3. Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Dana cadangan tidak boleh
dibagikan kepada anggota, meskipun terjadi pembubaran koperasi.
4. Hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa hidupnya.
Modal koperasi yang merupakan hibah ini adalah pemberian harta kekayaan
dari seseorang yang berupa kebendaan, baik benda bergerak atau benda tetap.
b. Modal pinjaman, yaitu modal yang berasal dari para anggota sendiri atau dari
koperasi lain atau dari lembaga-lembaga keuangan/bank. Modal pinjaman
bersumber dari:47
1. Anggota, yaitu suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota termasuk calon
anggota yang memenuhi syarat.
2. Kopersi lain atau anggotanya, pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya
didasari dengan perjanjian kerja sama antar koperasi.
3. Bank dan lembaga keuangan lainnya, pinjaman dari bank dan lembaga
keuangan lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
47 Ibid, h. 72-73
46
4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya dalam rangka mencari tambahan
modal, koperasi dapat mengeluarkan obligasi (surat pernyataan hutang) yang
dapat dijual ke masyarakat.
5. Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan anggota yang dilakukan
tidak melalui penawaran secara hukum.
c. Teori Kesejahteraan Ekonomi
1. Pengertian Kesejahteraan
Secara harfiah yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah keamananan dan
keselamatan hidup. Kesejahteraan telah termasuk kemakmuran hidup, yaitu keadaaan
yang menunjukkan keadaan orang hidup aman dan tenteram serta dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.48
Kesejahteraan sosial dapat didefenisikan sebagai suatu kondisi kehidupan
individu dan masyarakat yang sesuai dengan standar kelayakan hidup yang dipersepsi
masyarakat. Tingkat kelayakan hidup dipahami secara relatif oleh berbagai kalangan
dan latar belakang budaya, mengingat tingkat kelayakan ditentukan oleh persepsi
normatif suatu masyarakat atas kondisi sosial, material, dan psikologis tertentu.49
Kesejahteraan sosial dapat diperoleh dengan berbagai cara. Midgley (1997)
mengulas beberapa usaha yang dilakukan masyarakat guna mencapai taraf
kesejahteraan, antara lain pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja,
48 Muhammad Daud, Lembaga-Lembaga Islam di Idonenesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h.
275 49 Kusmana, Bunga Rampai: Islam & Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project,
2006), h. 32
47
pembangunan bidang pendidikan kesehatan dan penciptaan kebijakan-kebijakan
sosial yang memberi jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan taraf kesejahteraan
masyarakat.50
Selain itu sejahtera juga dapat dipahami sebagai keadaan lahiriyah yang diperoleh
dalam kehidupan duniawi yang meliputi kesehatan, sandang, pangan, papan,
perlindungan hak asasi dan sebagainya.
Kesejahteraan dipahami sebagai hak dasar manusia yang bersifat universal,
sehingga setiap orang secara inclusive berhak atas suatu tingkat kesejahteraan yang
sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh sebab itu, usaha-usaha pemeliharaan
tingkat kesejahteraan dapat dipandang sebagai usaha pemenuhan hak-hak asasi
manusia.51
2. Indikator Kesejahteraan
Para pakar ilmu sosial yang telah mencoba untuk mengembangkan ukuran-ukuran
kuantitatif dalam kesejahteraan sosial dalam usaha memahami konsep ini dengan
menggunakan berbagai teknik. Satu teknik membandingkan indikasi kunci juga
statistik dilakukan untuk mengukur kondisi sosial. Ukuran statistik ini diketahui
sebagai indikator karena sumbangannya dalam memberikan indikator tentang kondisi
sosial pada suatu masyarakat.
Contoh yang seringkali digunakan adalah tingkat pengangguran, angka kematian
bayi, angka kriminalitas, tingkat buta huruf, dan angka statistik tentang ekspektasi
50 Ibid 51 Ibid, h. 33
48
hidup, pendaftaran murid pada sekolah, kemiskinan dan kondisi sosial yang lain.
Tingginya angka kriminalitas, pengangguran, kemiskinan, dan masalah serupa
menjadi indikasi rendahnya tingkat kesejahteraan sosial. Sebaliknya, masyarakat
yang memiliki angka pengangguran, kemiskinan dan kriminalitas yang rendah, serta
angka ekpektasi hidup dan tingginya orang yang dapat membaca dapat dikatakan
memiliki taraf kesejahteraan sosial yang tinggi.52
Konsep sejahtera menurut BKKBN, dirumuskan lebih luas daripada sekedar
definisi kemakmuran ataupun kebahagiaan. Konsep sejahtera tidak hanya mengacu
pada pemenuhan kebutuhan fisik orang ataupun keluarga sebagai entitas, tetapi juga
kebutuhan psikologisnya. Ada tiga kelompok kebutuhan yang harus terpenuhi, yaitu:
kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, dan kebutuhan pengembangan. Apabila hanya
satu kebutuhan saja yang dapat dipenuhi oleh keluarga, misalnya kebutuhan dasar,
maka keluarga tersebut belum dapat dikatakan sejahtera menurut konsep ini.
Pembangunan kesejahteraan keluarga mencakup 13 variabel, seperti: pangan,
sandang, papan, kesehatan, pendidikan, agama, keluarga berencana, interaksi dalam
keluarga, interaksi dengan lingkungan, transportasi, tabungan, informasi dan peranan
dalam masyarakat. Selain itu, BKKBN menetapkan 5 (lima) tahapan Keluarga
Sejahtera menurut pemenuhan kebutuhan, yaitu: Pra Sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera
II, Sejahtera III, dan Sejahtera III Plus.53
52 James Midgley, Pembangunan Sosial: Perspektif Pembangunan dalam Kesejahteraan Sosial, (Jakarta:
Ditperta Islam Depag RI, 2005), h. 19-20 53
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/ASPIRASI%20SOSIAL%20BUDAYA%20MASYARAKAT%20PEDE
SAAN.pdf diakses pada hari senin, tanggal 06 Februari 2012
49
Islam sesungguhnya mengajarkan prinsip-prinsip „adalah yang sangat kuat.
Prinsip dasarnya adalah bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup dan
berkembang dengan sejahtera dalam masyarakatnya. Tidak diperkenankan dalam
masyarakat terjadi ketimpangan, di mana oorang lapar dan lemah, orang miskin atau
yatim dan orang cacat dan buta huruf dibiarkan dalam kesulitan sementara sebagian
lainnya sejahtera dan berkecukupan. Prinsip-prinsip dasar tentang diturunkannya
syari’at Islam sesungguhnya juga berorientasi pada penciptaan kesejahteraan dan
perlindungan kaum dhu’afa.54
3. Pengertian Ekonomi
Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomos. Pada mulanya kata
ini berarti pengaturan urusan-urusan rumah tangga. Selanjutnya kata ekonomi diberi
pengertian yang dikhususkan pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan
kebendaan atau kekayaan saja. Ilmu ekonomi, secara popular sering didefinisikan
sebagai ilmu tentang kekayaan atau ilmu tentang bagaimana menciptakan
kesejahteraan material. Dalam bahasa Arab, ekonomi disebut al-iqtishad dan ilmu
ekonomi disebut ilm al-iqtishad dengan arti melakukan sesuatu atau mengatur sesuatu
sesuai dengan ketentuan dan aturan-aturannya, tidak lebih dan tidak kurang. Seperti
yang termuat dalam Al-qur’an surat Al-furqan ayat 67, yaitu:55
54 Kusmana, Bunga Rampai: Islam & Kesejahteraan Sosial, h. 39 55 Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 43-44
50
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan,
dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara
yang demikian. (QS. Al-Furqaan: 67)
Selain itu, ekonomi juga diartikan sebagai pengelolaan rumah tangga, maksudnya
adalah suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya yang
berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya rumah tangga yang terbatas diantara
berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan
masing-masing.56
4. Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Anggota
Dalam UU No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa,
koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional,
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan tersebut mengandung makna
bahwa meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama koperasi
melalui pelayanan usaha. Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas utama
dibandingkan dengan masyarakat umum.57
Dan apabila nantinya mempunyai
kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat di sekitarnya.
56 Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 9-10 57 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 19
51
Karena para anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota masyarakat,
maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf
hidup masyarakat.58
Karena di samping itu juga tujuan utama ekonomi kerakyatan
pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengendalikan jalannya roda perekonomian.
Tujuan mendirikan sebuah koperasi adalah untuk membangun sebuah organisasi
usaha dalam memenuhi kepentingan bersama, dari para pendiri dan anggotanya di
bidang ekonomi. Sebagai organisasi usaha, penerapan asas ekonomi dan asas hukum
menjadi jelas, asas ekonomi adalah memenuhi kebutuhan ekonomi dengan
menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dalam berusaha, sedangkan asas hukum adalah
memenuhi semua prinsip-prinsip hukum dalam usaha yang berbadan hukum.
Dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya, koperasi tidak hanya dituntut
mempromosikan usaha-usaha ekonomi anggota, tetapi juga mengembangkan sumber
daya anggota melalui pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara terus menerus
dan berkelanjutan sehingga anggota semakin professional dapat melakukan usaha-
usaha sebagaimana usaha badan usaha lain, seperti sektor perdagangan, industri
manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, dan lain-lain. Maksud dan tujuan
pendirian koperasi juga merupakan ketentuan yang harus dimasukkan ke dalam AD.
Maksud dan tujuan pendirian koperasi tersebut secara formal dan umum dapat
58 Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h. 43
52
dirumuskan untuk mewujudkan kesejahteraan para angota pada khususnya dan
masyarakat non-anggota pada umumnya.59
Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur dari peningkatan
kesejahteraan anggota. Kesejahteraan bermakna sangat luas dan juga bersifat relatif,
karena ukuran sejahtera bagi seseorang dapat berbeda satu sama lain. Manusia pada
dasarnya adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas, karena itu kesejahteraan
akan terus dikejar tanpa batas. Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya akan lebih mudah diukur, apabila aktivitas
ekonomi yang dilakukan oleh anggota dilakukan melalui koperasi. Dalam pengertian
ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya
pendapatan riil. Apabila pendapatan riil seseorang atau masyarakat meningkat, maka
kesejahteraan ekonomi seseorang atau masyarakat tersebut meningkat pula. Sejalan
dengan hal itu, maka apabila tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan
anggotanya, maka berarti pula tujuan koperasi tersebut diwujudkan dalam bentuk
meningkatnya pendapatan riil para anggotanya.60
Dalam pengertian ekonomi, pendapatan dapat berbentuk pendapatan nominal dan
pendapatan riil. Pendapatan nominal adalah pendapatan seseorang yang diukur dalam
jumlah satuan uang yang diperoleh. Sedangkan pendapatan riil adalah pendapatan
seseorang yang diukur dalam jumlah barang dan jasa pemenuh kebutuhan yang dapat
dibeli, dengan membelanjakan pendapatan nominalnya (uangnya). Apabila
59 Andjar Pachta W, dkk, Hukum Koperasi Indonesia, h. 82-83 60 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 19
53
pendapatan nominal seseorang meningkat, sementara harga-harga barang/jasa tetap
(tidak naik), maka orang tersebut akan lebih mampu membeli barang/jasa untuk
memenuhi kebutuhannya, yang berarti tingkat kesejahteraannya meningkat pula.61
Selanjutnya, fungsi koperasi tertuang dalam pasal 4 UU No 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian yaitu:62
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
Begitu juga dalam Islam, kedudukan ekonomi penting karena ekonomi
merupakan faktor penting yang membawa kepada kesejaheraan umat. Ismail al Faruqi
bahkan berpendapat bahwa “Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah penyataan dari
semangat ajaran Islam” (economic is action is the expression of Islam‟s spirituality),
karena ekonomi masyarakat dan kemakmurannya adalah cita-cita yang ingin dicapai
61 Ibid 62 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 20
54
oleh umat Islam (the economy of ummah and its good health are of the assence of
Islam).63
63 Ahmad Dimyanti, dkk, Islam dan Koperasi, h. 47-48
55
BAB III
GAMBARAN KOPONTREN AL-IKHLAS DAN MASYARAKAT DESA
PARINGGONAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Nahdatul Ulama
(NU)Paringgonan
Yayasan Pendidikan Islam Usmaniyah Pondok PesantrenNahdatul Ulama (NU)
Paringgonan bertempat di Desa Paringggonan, Kecamatan Ulu Barumun, Kabupaten
Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Pesantren iniberdiri sejak tahun 1938, yang
didirikan seorang ulama besar alumni dari Mekkah bernama Syekh KH. Usman
Ridwan Hasibuan (w 1962).Beliau lahir pada tahun 1915, di Desa Paringgonan,
Kecamatan Barumun, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara.
Ayahnya bernama Mangaraja Diaceh Hasibuan dan ibunya bernama Siti Maryam.1
Pada awalnya beliau melakukan kegiatan belajar mengajar bertempat di rumah
beliau sendiri dengan menggunakanpola mengajaryang masih sistem halaqah yakni
murid-murid masih mengelilingi guru dengan menggunakan satu papan tulis, namun
2 (dua) tahun kemudian tepatnya pada tahun 1940, berdasarkan banyaknya animo
masyarakat untuk belajar maka sistem itu berubah menjadi sistem klasikal.Disamping
beliau terus mengajar di sekolah, beliau juga memberikan pengajian bagi orang-
orang tua di desa Paringgonan, beliau juga aktif membina dan mengembangkan
perjuangan organisasi Nahdhatul Ulama (NU). Beliau adalah ketua dalam
1Wawancara dengan Goloman Hasibuan(Ketua Yayasan), Paringgonan, Kec. Ulu Barumun, Kab. Padang
Lawas, Prov. Sumatera Utara, 03 April 2012
56
kepengurusan Nahdatul Ulama (NU) di Kecamatan Barumun dan Sosa, disamping itu
beliau juga memiliki peran yang cukup banyak dalam kepengurusan Nahdatul Ulama
(NU), Sehingga sekolah yang didirikannya akhirnya diberi embel-embel dengan
nama Madrasah Nahdhatul Ulama (NU) Paringgonan.2
Yayasan Pendidikan Islam Usmaniyah Pondok PesantrenNahdatul Ulama (NU)
Paringgonan bertujuan untuk membentuk manusia yang memiliki ilmu pengetahuan
agama yang bertaqwa kepada Allah SWT, dan bertanggungjawab untuk menyebarkan
ilmu yang dimilikinya agar dengan demikian ajaran agama tetap lestari dalam
kehidupan manusia, sehingga para abituren menjadi panutan masyarakat, dan
menjadikan suasana kehidupan beragama mewarnai kehidupan bermasyarakat.3
Gedung Pondok PesantrenNahdatul Ulama (NU) Paringgonanpada awalnya
didirikan bersama oleh masyarakat secara bergotong-royong dengan kondisi
bangunan yang sangat sederhanayang beratap lalang, berdindingkan kayu, dan
berlantaikan tanah.Sekitar tahun 60-an kondisi bangunansedikit mengalami
perubahan dalam peningkatan dengan lantai semen dan sebagian bangunan
beratapkan seng. Seiring berjalannya waktu kemudian antusias masyarakat semakin
meningkat, sehingga pada tahun 70-an terjadi pembaharuan bangunan menjadi semi
permanen berlantai 2 (dua).4
Pendirian pondok pesantren ini dilakukan secara gotong-royong, melihat
kronologi yang ada ini menandakan masih kuatnya semangat kebersamaan antar
2Ibid 3Ibid 4Ibid
57
warga masyarakat di Desa Paringgonan, Kecamatan Ulu Barumun, Kabupaten
Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara tersebut.
B. Visi dan MisiPondok Pesantren Nahdatul Ulama (NU) Paringgonan
Untuk lebih mengefektifkan jalannya roda operasional Pondok Pesantren NU
Paringgonan, maka pesantren ini mengacu kepada visi dan misi yang telah disepakati
dan ditetapkan serta berlaku di lingkungan pesantren. Visi Pondok Pesantren ini
adalah terwujudnya yayasan sebagai lembaga pendidikan yang mampu melahirkan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, bertaqwa, berilmu pengetahuan dan
menguasai teknologi.5
Berdasarkan visi dari Pondok Pesantren Nahdatul Ulama (NU) Paringgonan ini
maka bisa disimpulkan bahwa pondok pesantren ini tidak hanya berperan untuk
melahirkan generasi penerus yang hanya menguasai ilmu dalam bidang keagamaan,
akan tetapi juga ilmu-ilmu bidang umum. Meskipun Pondok Pesantren Nahdatul
Ulama (NU) Paringgonan adalah sekolah yang berorientasi pada ilmu agama, akan
tetapi tidak melarang para muridnya untuk belajar teknologi bahkan menganjurkan
untuk dapat menguasai keduanya.
Sedangkan misi dari Pondok Pesantren ini adalah melaksanakan prosespendidikan
secara profesional dan ramah lingkungan;Menerapkan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi; dan
5Ibid
58
Melahirkan lulusan yang siap pakai dan mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.6
Berdasarkan misi yang ada maka dapat disimpulkan bahwa Pondok Pesantren
Nahdatul Ulama (NU) Paringgonan lebih mengutamakan keprofesionalan dalam
kegiatan proses belajar mengajar dan ramah terhadap setiap orang. Disamping itu
juga dalam menetapkan kurikulum untuk proses kegiatan belajar mengajar Pondok
Pesantren Nahdatul Ulama (NU) Paringgonan ini selalu mengikuti perkembangan
zaman dengan tujuan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan
dan tekhnologi yang yang ada.Selain kedua misi yang ada Pondok Pesantren
Nahdatul Ulama (NU) Paringgonan juga memiliki misi untuk melahirkan generasi
penerus yang menguasai ilmu baik ilmu keaagamaan maupun ilmu dalam bidang
umum yang berkualitas yang dapat dijadikan panutan dalam kehidupan
bermasyarakat.
C. ProfilPondok Pesantren
Pondok Pesantren Nahdatul Ulama (NU) Paringgonan bernama lengkap Yayasan
Pendidikan IslamUsmaniyah Pondok Pesantren Nahdatul Ulama (NU) Paringgonan.
Sesuai dengan namanya sudah jelas diketahui bahwa pesantren ini merupakan salah
satu pesantren yang berada di bawah naungan Nahdhatul Ulama (NU). Nama
Usmaniyah itu sendiri diambil dari nama pendirinya yaitu Syekh KH. Usman
6Ibid
59
RidwanHasibuan. Selain itu nama Paringgonan juga disebutkan karena tempat
domisili pesantren tersebut adalah di desa Paringgonan.7
Alamat lengkap Pondok Pesantren Nahdatul Ulama (NU) Paringgonan adalah di
Jalan Lintas Sibuhuan-Aek Godang km.7 Paringgonan, Kecamatan Ulu Barumun,
Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara. Status kepemilikan tanahnya
merupakan tanah wakaf dengan luas tanah 2.000 m2. Pesantren ini secara resmi
berdiri pada tahun 1940.8
D. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Nahdatul Ulama
(NU)Paringgonan
Berbicara tentang organisasi maka tidak akan pernah lepas dari struktur karena
struktur ini adalah suatu susunan kepengurusan yang berhubungan antara tiap-tiap
bagian posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalin kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Sama halnya dengan organisasi
lainnya, pondok pesantren nahdatul ulama (NU) Paringgonan juga memiliki susunan
organisasi yang terdiri dari:
Dewan pembina9
Dewan pembina adalah forum yang terdiri atas tokoh-tokoh masyarakat yang
menaruh perhatian terhadap pengembangan Pondok Pesantren Nahdhatul Ulama
(NU) Paringgonan. Dewan Pembina terdiri atas, ketua H. Maratahan Hasibuan, S.Ag,
7Ibid 8Ibid 9Ibid
60
anggota H. Mahmud Aziz Siregar, dengan tugas atau tanggungjawab untuk memberi
saran dan/atau bantuan bagi pengembangan dan kemajuan pondok pesantren ini.
Pengurus10
Pengurus yayasan adalah unsur pimpinan Pondok Pesantren Nahdatul Ulama
(NU) Paringgonan. Pengurus yayasan meliputi ketua Goloman Hasibuan, BA, wakil
ketua Fazrin Usman Hasibuan S.Pd.I, sekertaris Rudi Irawan Hasibuan Amd, wakil
sekretaris Sofyan Adli Hasibuan, SE, serta Bendahara Yanti Erlinda.
E. Profil Kopontren Al-Ikhlas
Nama lengkap koperasi pondok pesantren ini adalah KOPONTREN AL-
IKHLAS. Koperasi ini bertempat di pondok pesantren Nahdatul Ulama (NU)
Paringgonan. Kopontren ini didirikan melalui rapat pembentukan pada tanggal 28
Maret 2001 dengan anggota awal sebanyak 30 orang. Kopontren ini bertempat di
Desa Paringgonan, Kecamatan Ulu Barumun, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi
Sumatera Utara.11
Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas telah memiliki badan hukum dengan nomor
643/BH/KDK.2.9/IV/2001, sesuai dengan pengesahan Kepala Kantor Departemen
Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Kabupaten Tapanuli Selatan pada tanggal
12 April 2001. Nomor NPWP 21.001.216.7.118.000.12
Kopontren Al-Ikhlas ini
10Ibid 11Wawancara dengan Fazrin Usman Hasibuan (Penanggungjawab usaha Kopontren), Paringgonan, Kec. Ulu
Barumun, Kab. Padang Lawas, Prov. Sumatera Utara, 04 April 2012 12Ibid
61
didirikan pertama kali dengan modal hanya diperoleh dari simpanan pokok dan
simpanan wajib saja.
F. Struktur Organisasi Kopontren Al-Ikhlas
Kopontren Al-Ikhlas secara struktur tidak terpisah dengan uni-unit organisasi
koperasi lainnya. Struktur organisasi yang ada pada kopontren Al-Ikhlas telah
memenuhi standar berdirinya sebuah institusi yang bergerak dalam pelayanan
masyarakat serta didukung pula oleh sumber daya insan yang sangat unggul dan
profesional. Sama halnya dengan organisasi lain, organisasi kopontren Al-Ikhlas ini
juga memiliki susunan organisasi yang terdiri dari:
Dewan Pengawas13
Dewan Pengawas adalah forum yang terdiri dari ketua Sofyan Adli Hasibuan,
SE,dan beranggotakan Uba Sari, serta Nur Lohot. Dewan Pengawas bertugas
memberi saran bagi pengembangan dan kemajuan kopontren Al-Ikhlas.
Pengurus14
Pengurus adalah unsur pimpinan kopontren Al-Ikhlas. Pengurus terdiri dari ketua
Goloman Hasibuan, BA, dan dibantu sekretaris Ali Hasbi Hasibuan, serta Bendahara
Yanti Erlinda, dengan tugas pokoknya sebagai berikut.
1. Merumuskan kebijakan dan pengembangan usaha kopontren;
2. Merumuskan kebijakan penilaian prestasi Usaha Kopontren;
3. Merumuskan norma dan tolak ukur penyelenggaraan Usaha Kopontren;
13Ibid 14Ibid
62
4. Menegakkan norma-norma yang berlaku bagi Kopontren.
Penanggungjawab Usaha Kopontren15
Penanggungjawab Usaha Kopontren adalah badan normatif dan perwakilan di
kopontren Al-ikhlas, yang terdiri dari ketua Fazrin Usman Hasibuan, S.Pd.I,
sekretaris Ahmad Zaki Daulay, dan bendahara Yanti Erlinda, mananger produksi M.
Ja’far Daulay, yang dibantu bidang pengadaan bahan Sarpina Gulo, dan bidang
operasi Esli Zuraida, serta manager pemasaran yang diketuai oleh Ali Hasbi Hasibuan
yang beranggotakan Ahmad Fauzi dan Dra. Syamharida.
Penanggungjawab Usaha Kopontren bertugas melaksanakan, mengkordinasikan, dan
mengembangkan pelaksanaan kegiatan usaha kopontren serta mengendalikan
administrasi dan sumber daya yang diperlukan.
Jumlah anggota koperasi pondok pesantren ini pada awalnya (pada saat pendirian)
adalah sebanyak 30 orang, kemudian bertambah dan sekarang anggotanya menjadi 40
orang. Unit usaha yang ada pada kopontren Al-Ikhlas adalah TPKU (Tempat Praktik
Kegiatan Usaha) yang bergerak dalam bidang konveksi. Jumlah karyawan pada unit
usaha kopontren ini adalah sebanyak 3 (tiga) orang.
G. Gambaran Umum Perekonomian Masyarakat Paringgonan
Sudah menjadi kodrat manusia sebagai makhluk yang senantiasa ingin mencapai
kesejahteraan dalam hidupnya. Begitu besar keinginan manusia untuk memperoleh
kesejahteraan dalam kehidupan, semua kebutuhan harus dibutuhi yang menjadikan
15Ibid
63
orang berani melakukan pekerjaan bahkan kadang-kadang ada yang menyimpang dari
jalur normatif atau ada yang rela menempuh pekerjaan yang besar resikonya dan
bahayanya.
Sehubungan dengan penjelasan diatas, maka masyarakat Paringgonan tentu pula
menginginkan kesejahteraan hidup dan bekerja menurut kemampuan masing-masing.
Keadaan penduduk yang banyak sulit untuk menentukan pekerjaan mereka secara
perorangan. Oleh karena itu, dalam penulisan ini dikemukan keadaan pekerjaan
masyarakat Paringgonan yang dapat dibagi kepada beberapa kelompok seperti petani,
pedagang, pegawai negeri, buruh, dan lain-lain.
Penyebutan perekonomian masyarakat Paringgonan pada penelitian ini perlu
karena tempat penelitian penulis adalah pada Kopontren Al-Ikhlas yang bertempat di
Desa Paringgonan, Kecamatan Ulu Barumun, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi
Sumatera Utara. Selain itu juga anggota kopontren yang menjadi responden pada
penelitian ini merupakan penduduk masyarakat dari desa Paringgonan tersebut.
Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan sekretaris desa Paringgonan, data
penduduk masyarakat Paringgonan menurut pekerjaannya terbagi menjadi 3 (tiga)
kelompok, yakni: Petani sebanyak 2262 (dua ribu dua ratus enam pulum dua) orang
(70%), Pegawai Negeri dan Guru sebanyak 485 (empat ratus delapan puluh lima)
orang (15%), dan lain-lain sebanyak 485 (empat ratus delapan puluh lima) orang
64
(15%). Sedangkan jumlah penduduk masyarakat Paringgonan adalah sebanyak 3232
jiwa.16
Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa penduduk masyarakat
Paringgonan dari segi mata pencahariannya adalah mayoritas petani, dalam arti luas
mencakup perkebunan, perikanan, peternakan, pertanian sawah ladang. Kemudian
pegawai negeri yang memperoleh penghasilan dari berbagai instansi pemerintah.
Sedangkan lain-lain adalah yang termasuk ke dalam buruh angkutan jasa, buruh
bangunan dan lain-lain.
H. Gambaran Umum Responden
Anggota pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas terdiri dari 40 anggota.
Sebagian besar dari anggota kopontren ini merupakan pengurus dan staff
pengajar(ustaz/ustazah) pada pondok pesantren Nahdatul Ulama (NU) Paringgonan
yang merupakan penduduk masyarakat desa Paringgonan.Sebagian lagimerupakan
masyarakat desa Paringgonan tersebut.
Apabila pengklasifikasian anggota kopontren berdasarkan jenis kelamin,maka
anggota kopontren yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 (empat belas) orang,
sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 26 (dua puluh enam)
orang.17
Selanjutnya apabila pengelompokan anggota koperasi berdasarkan
pekerjaannya, maka anggota kopontren yang bekerja sebagai guru sebanyak 29 (dua
16Wawancara dengan Ali Hasbi Hasibuan (sekertasis Desa Paringgonan, Kec. Ulu Barumun, Kab. Padang
Lawas, Prov. Sumatera Utara). Paringgonan, 05 April 2012 17Buku Laporan Kopontren Al-Ikhlas Paringgonan
65
puluh sembilan) orang, petani sebanyak 1 (satu) orang, dan pedagang sebanyak 10
(sepuluh) orang. Dari data ini jelas bahwa sebagian besar yang menjadi anggota
kopontren Al-Ikhlas adalah staff pengajar (ustaz/ustazah) di pondok pesantren
Nahdatul Ulama (NU) Paringgonan tersebut.
Pendapatan para anggota kopontren berdasarkan pekerjaannya sebelum mendapat
dana dari kopontren itu berkisar antara Rp 500.000 s.d Rp 3.000.000yang bekerja
sebagai guru (ustaz/ustazah), petani Rp 500.000 s.d Rp 1.000.000, sedangkan
pedagang Rp 300.000 s.d Rp 1.500.000 / (per) bulannya.18
Berdasarkan data tersebut
sudah dapat dilihat bagaimana penghasilan dari tiap-tiap anggota koperasi, dan
berdasarkan itu juga dapat digambarkan bagaimana kondisi perekonomian anggota
sebelum mendapat saluran dana dari Kopontren Al-Ikhlas ini.
Penyaluran dana oleh kopontren Al-Ikhlas kepada anggotanyaberbeda antara
anggota yang satu dengan yang lainnya, penyaluran dana ini mulain dari Rp 500.000
s.d Rp 2.000.000.19
Tingkat keberagaman ini didasarkan pada kelancaran
pengembalian oleh masing-masing anggota yang dilihat dari besarnya pendapatan
mereka. Tingkat kelancaran pengembalian ini perlu diperhatikan karena dana tersebut
tiap bulannya akan diputarkan kembali.
18Ibid 19Ibid
66
BAB IV
HUBUNGAN PENYALURAN DANA KOPERASI TERHADAP
KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA
A. Gambaran Umum Responden
Anggota Koperasi Pondok Pesantren Al-Ikhlas Paringgonan yang menjadi
responden adalah N=40 merupakan keseluruhan anggota dan di bawah ini akan
disebutkan profil responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,
status pernikahan, dan kepemilikan anak.
1. Grafik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Grafik 4.1
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa responden terdiri dari sebagian
besar 65% didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 26 orang, dan sisanya yaitu
35% terdiri dari 14 laki-laki.
2. Grafik Responden Berdasarkan Umur
67
Grafik 4.2
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa responden sebagian besar 35%
berumur 31 tahun sampai 39 tahun yaitu sebanyak 14 orang, sedangkan urutan
kedua 27,5% adalah usia di bawah 30 tahun sebanyak 11 orang, urutan ketiga
22,5% adalah usia 40 tahun sampai 49 tahun sebanyak 9 orang, dan yang terakhir
15% adalah yang berumur 50 tahun sampai 60 tahun sebanyak 6 orang.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anggota
kopontren Al-ikhlas merupakan usia produktif.
3. Grafik Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Grafik 4.3
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
68
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa responden sebagian besar 75%
status pernikahannya sudah menikah yaitu sebanyak 30 orang, urutan yang kedua
sebanyak 15% status pernikahannya belum menikah yaitu sebanyak 6 orang, dan
yang terakhir 10% status pernikahannya bercerai mati sebanyak 4 orang.
4. Grafik Responden Berdasarkan Kepemilikan Anak
Grafik 4.4
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Dari diagram di atas di sebutkan bahwa sebagian besar responden 77,5%
sebanyak 31 orang statusnya sudah memiliki anak, sedangkan 22,5% sebanyak 9
orang statusnya belum mempunyai anak.
5. Grafik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
69
Grafik 4.5
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
62,5% atau sebanyak 25 orang pendidikan terakhirnya adalah perguruan tinggi,
yang kedua sebesar 35% atau sebanyak 14 orang pendidikan terakhirnya adalah
SMA, sedangkan yang terakhir sebesar 2,5% atau hanya 1 responden yang
pendidikan terakhirnya SMP.
6. Grafik Responden Berdasarkan Penghasilan Sebelum Adanya Dana
Grafik 4.6
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
70
Dari diagram di atas ditunjukkan bahwa penghasilan responden sebelum
mendapat dana dari kopontren adalah sebagian besar 47,5% atau sebanyak 19
orang penghasilannya sebesar Rp 500.001 – Rp 1.000.000, yang kedua yaitu
17,5% atau sebanyak 7 orang penghasilannya sebesar Rp 1.500.001 – Rp
2.000.000 dan 17,5% juga penghasilannya kurang dari Rp 500.000, yang ketiga
yaitu 12,5% atau sebanyak 5 orang penghasilannya sebesar Rp 1.000.001 – Rp
1.500.000, yang terakhir yaitu 5% atau sebanyak 2 orang penghasilannya lebih
dari Rp 2.000.000.
B. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian ini kuesioner harus diuji validitas dan reliabilitasnya
terlebih dahulu. Uji validitas bertujuan untuk mencari pertanyaan-pertanyaan
yang tidak layak (valid) sehingga harus dihilangkan. Sementara uji reliabilitas
untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika dipakai berulang-ulang. Kuesioner yang disebar untuk uji validitas
dan reliabilitas berjumlah 30 kuesioner.
Di bawah ini adalah hasil uji validitas dan reliabilitas variabel penyaluran
dana koperasi dan kesejahteraan ekonomi anggota dengan menggunakan program
SPSS 16.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid
2. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.
71
a. Variabel penyaluran dana koperasi
Tabel 4.1
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Penyaluran Dana Koperasi
Cronbach's Alpha N of Items
.962 14
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Penyaluran Dana Koperasi
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
(pertanyaan 1) 49.60 44.869 .774 .961
(pertanyaan 2) 48.43 46.668 .902 .957
(pertanyaan 3) 49.47 47.085 .945 .956
(pertanyaan 4) 48.47 47.085 .945 .956
(pertanyaan 5) 48.40 46.455 .930 .956
(pertanyaan 6) 47.47 48.257 .895 .958
(pertanyaan 7) 48.43 46.668 .902 .957
(pertanyaan 8) 48.40 46.455 .930 .956
(pertanyaan 9) 48.37 46.033 .904 .957
(pertanyaan 10) 48.37 46.033 .904 .957
(pertanyaan 11) 47.47 48.257 .895 .958
(pertanyaan 12) 47.40 50.179 .433 .967
(pertanyaan 13) 47.40 50.179 .433 .967
(pertanyaan 14) 47.47 49.499 .507 .966
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
72
Tabel 4.3
Kaidah Reliabilitas Guilford
Koefisien Kriteria
< 0.2 Tidak Reliabel
0.2 – 0.39 Kurang Reliabel
0.4 – 0.69 Cukup Reliabel
0.7 – 0.89 Reliabel
>0.9 Sangat Reliabel
Dari hasil uji validitas di atas tampak bahwa hasil uji validitas variabel
penyaluran dana koperasi keseluruhan item pertanyaannya valid, karena nilai-nilai
korelasi (corrected item total correlation) berada di atas standar. Menurut tabel r
untuk n sebesar 30 dan alpha 5% dengan derajat kebebasan (df) = n-2 = 30-2= 28,
maka r tabel adalah sebesar 0,361. Pada uji validitas variabel penyaluran dana
koperasi di atas semua item valid karena rhitung> rtabel, yaitu rhitung > 0,361.
Untuk uji reliabilitas variabel penyaluran dana, dari tabel dapat dilihat
koefisien Alpha Cronbach adalah sebesar 0,962. Menurut kaidah reliabilitas
Guilford instrumen dapat dikatakan reliabel jika memiliki koefisien reliabilitas
sebesar 0,7 atau lebih. Oleh karena itu variabel ini adalah reliable karena
0,962>0,7.
b. Variabel kesejahteraan ekonomi anggota
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Kesejahteraan Ekonomi Anggota
Cronbach's Alpha N of Items
.953 18
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
73
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Kesejahteraan Ekonomi Anggota
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
(pertanyaan 2) 58.20 90.717 .724 .950
(pertanyaan 3) 58.43 96.185 .523 .954
(pertanyaan 4) 60.20 90.717 .724 .950
(pertanyaan 6) 58.07 91.099 .858 .949
(pertanyaan 7) 58.10 96.093 .363 .955
(pertanyaan 8) 58.23 97.013 .366 .955
(pertanyaan 10) 58.10 91.955 .812 .950
(pertanyaan 11) 58.47 85.637 .944 .946
(pertanyaan 13) 59.83 91.247 .397 .960
(pertanyaan 14) 60.47 85.637 .944 .946
(pertanyaan 15) 58.47 85.637 .944 .946
(pertanyaan 17) 59.43 79.082 .955 .947
(pertanyaan 18) 58.07 91.099 .858 .949
(pertanyaan 20) 58.47 85.637 .944 .946
(pertanyaan 21) 60.47 85.637 .944 .946
(pertanyaan 22) 58.23 88.530 .868 .948
(pertanyaan 23) 58.10 95.128 .446 .954
(pertanyaan 24) 58.07 95.582 .391 .955
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Dari hasil uji validitas di atas tampak bahwa hasil uji validitas variabel
penyaluran dana koperasi keseluruhan item pertanyaannya valid, karena nilai-nilai
korelasi (corrected item total correlation) berada di atas standar. Menurut tabel r
untuk n sebesar 30 dan alpha 5% dengan derajat kebebasan (df) = n-2 = 30-2= 28,
74
maka r tabel adalah sebesar 0,361. Pada uji validitas variabel penyaluran dana
koperasi di atas semua item valid karena rhitung> rtabel, yaitu rhitung > 0,361.
Untuk uji reliabilitas variabel penyaluran dana, dari tabel dapat dilihat
koefisien Alpha Cronbach adalah sebesar 0,953. Instrumen dapat dikatakan
reliabel menurut kaidah Guilford jika memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,7
atau lebih. Oleh karena itu variabel ini adalah reliabel karena 0,953>0,7.
C. Statistik Deskriptif
Output dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden menyatakan
pengaruh penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi anggota
sebagai berikut:
1. Penyaluran Dana Koperasi
Untuk melihat dan mengetahui penyaluran dana koperasi oleh Kopontren
Al-Ikhlas Paringgonan maka ditampilkan hasil kuesioner penyaluran dana
koperasi untuk melihat jawaban dari 40 responden terhadap 11 pertanyaan.
Jawaban masing-masing pertanyaan sebagai berikut:
Tabel 4.6
Berapa kali anda memperoleh dana koperasi tersebut
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 kali 6 15.0 15.0 15.0
2 kali 20 50.0 50.0 65.0
3 kali 12 30.0 30.0 95.0
4 kali 1 2.5 2.5 97.5
>4 kali 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
75
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Berdasarkan tabel di atas angket yang berisi pertanyaan berapa kali anda
memperoleh dana koperasi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar
responden yaitu 20 orang (50%) menyatakan 2 kali memperoleh dana koperasi
tersebut.
Selanjutnya 12 orang (30%) menyatakan 3 kali memperoleh dana tersebut,
6 orang (15%) menyatakan 1 kali, 1 orang (2,5%) menyatakan 5 kali, dan
sebanyak 1 orang (2,5%) menyatakan lebih dari 4 kali memperoleh dana koperasi
tersebut.
Tabel 4.7
bagaimana perasaan anda setelah menerima dana tersebut
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid biasa-biasa saja 22 55.0 55.0 55.0
senang 15 37.5 37.5 92.5
sangat senang 3 7.5 7.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 22 orang (55%) menyatakan biasa-biasa saja atas pertanyaan bagaimana
perasaan anda setelah menerima dana tersebut, selanjutnya sebanyak 14
responden (37,5%) menjawab senang, dan sebanyak 3 responden (7,5%)
menjawab sangat senang.
76
Tabel 4.8
berapa besarnya dana yg anda peroleh
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 500.001 - 1.000.000 21 52.5 52.5 52.5
1.000.001 - 2.000.000 18 45.0 45.0 97.5
2.000.001 - 3.000.000 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Berdasarkan tabel di atas angket yang berisi pertanyaan berapa besarnya
dana yang anda peroleh. Responden yang menjawab Rp 500.001-Rp 1.000.000
sebanyak 21 orang (52,5%), sebanyak 18 orang (45%) menjawab Rp 1.000.001-
Rp 2.000.000, dan selanjutnya 1 orang (2,5%) menjawab Rp 2.000.001 - Rp
3.000.000.
Tabel 4.9
menurut anda, cukupkah dana yg disalurkan koperasi tersebut
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 21 52.5 52.5 52.5
ckp 18 45.0 45.0 97.5
sgt ckp 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Berdasarkan tabel di atas angket yang berisi pertanyaan menurut anda
cukupkah dana yang disalurkan koperasi tersebut. Responden menjawab ragu-
ragu sebanyak 21 orang (52,5%) disebabkan mereka kurang yakin akan jumlah
dana yang disalurkan kepada mereka bisa memenuhi kebutuhan mereka atau
tidak. Sedangkan 18 orang (45%) menjawab merasa cukup atas besarnya dana
77
yang diperoleh, dan yang terakhir sebanyak 1 responden (2,5%) menjawab sangat
cukup yang berarti responden merasa dana yang diperoleh tersebut cukup untuk
memenuhi kebutuhannya.
Tabel 4.10
apakah dana tersebut anda gunakan untuk usaha
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu-ragu 17 42.5 42.5 42.5
stju 18 45.0 45.0 87.5
sgt stju 5 12.5 12.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 17 responden (42,5%) menyatakan ragu-ragu atas pertanyaan apakah
dana tersebut anda gunakan untuk usaha karena mereka masih kurang yakin untuk
menggunakan dana tersebut untuk usaha. Selanjutnya sebanyak 18 responden
(45%) menjawab setuju, dan sebanyak 5 responden (12,5%) menjawab sangat
setuju untuk menggunakan dana tersebut untuk modal usaha.
Tabel 4.11
apakah anda memperhatikan jumlah dana yg diperoleh pada saat
penyaluran dana
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid stju 22 55.0 55.0 55.0
sgt stju 18 45.0 45.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
78
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 22 orang (55%) menyatakan setuju atas pertanyaan apakah anda
memperhatikan jumlah dana yang diperoleh pada saat penyaluran dana,
selanjutnya sebanyak 18 responden (45%) menjawab sangat setuju bahwa pada
saat penyaluran dana koperasi mereka memperhatikan besarnya jumlah dana
tersebut.
Tabel 4.12
menurut anda, seberapa baik penyaluran dana yg dilakukan oleh pihak
pengurus kopontren
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu2 19 47.5 47.5 47.5
baik 17 42.5 42.5 90.0
sgt baik 4 10.0 10.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 19 responden (47,5%) menyatakan ragu-ragu atas pertanyaan menurut
anda, seberapa baik penyaluran dana yang dilakukan oleh pihak pengurus
kopontrentanpa memberikan alasan. Selanjutnya sebanyak 17 responden (42,5%)
menjawab baik, dan sebanyak 4 responden (10%) menjawab sangat baik atas
penyaluran dana yang dilakukan oleh pihak kopontren.
79
Tabel 4.13
pihak kopontren melakukan pembinaan kpd anggotanya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu2 19 47.5 47.5 47.5
stju 19 47.5 47.5 95.0
sgt stju 2 5.0 5.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Berdasarkan tabel di atas angket yang berisi pertanyaan pihak kopontren
melakukan pembinaan kepada anggotanya. Responden yang menjawab ragu-ragu
sebanyak 19 orang (47,5%), sebanyak 19 orang (47,5%) menjawab setuju, dan
selanjutnya 2 orang (5%) menjawab sangat setuju.
Tabel 4.14
pngurus kopontren mmberikan arahan2 ttg pembinaan usaha
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu2 19 47.5 47.5 47.5
stju 17 42.5 42.5 90.0
sgt stju 4 10.0 10.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Berdasarkan tabel di atas angket yang berisi pertanyaan pihak kopontren
memberikan arahan-arahan tentang pembinaan usaha. Responden yang menjawab
ragu-ragu sebanyak 19 orang (47,5%), sebanyak 17 orang (42,5%) menjawab
setuju, dan selanjutnya 4 orang (10%) menjawab sangat setuju bahwa pihak
kopontren memberikan arahan-arahan tentang pembinaan usaha kepada
anggotanya.
80
Tabel 4.15
pengurus kopontren mmberikan saran2 ttg sebaiknya kemana anda
gunakan dana tersebut
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu2 19 47.5 47.5 47.5
stju 16 40.0 40.0 87.5
sgt stju 5 12.5 12.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Berdasarkan tabel di atas angket yang berisi pertanyaan pihak kopontren
memberikan saran-saran tentang kemana sebaiknya anda gunakan dana tersebut.
Responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 19 orang (47,5%), sebanyak 16
orang (40%) menjawab setuju, dan selanjutnya 5 orang (12,5%) menjawab sangat
setuju bahwa pihak kopontren memberikan arahan-arahan tentang kemana
seharusnya anggota kopontren menggunakan dana tersebut.
Tabel 4.16
jlh dana yg disalurkan pihak koperasi bervariasi kpd setiap anggota
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid stju 20 50.0 50.0 50.0
sgt stju 20 50.0 50.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 20 orang (50%) menyatakan setuju atas pertanyaan jumlah dana yang
disalurkan pihak koperasi bervariasi kepada setiap anggota, selanjutnya sebanyak
81
20 responden (50%) menjawab sangat setuju bahwa pihak koperasi bervariasi
dalam memberikan jumlah dana kepada masing-masing anggota.
2. Kesejahteraan Ekonomi Anggota
Untuk melihat kesejahteraaan ekonomi anggota pada Kopontren Al-Ikhlas
Paringgonan maka ditampilkan hasil kuesioner kesejahteraan ekonomi anggota
untuk melihat jawaban dari 40 responden terhadap 15 pertanyaan. Jawaban
masing-masing pertanyaan sebagai berikut:
Tabel 4.17
keluarga anda selalu mengutamakan gizi makanan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu2 9 22.5 22.5 22.5
stju 27 67.5 67.5 90.0
sgt stju 4 10.0 10.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 27 orang (67,5%) menyatakan setuju atas pertanyaan keluarga anda
selalu mengutamakan gizi makanan, selanjutnya sebanyak 9 responden (22,5%)
menjawab ragu-raguuntuk lebih memilih gizi makanan dari pada harganya yang
mahal, dan yang terakhir sebanyak 4 responden (10%) menjawab sangat setuju.
Tabel 4.18
lauk di rumah anda selalu mempunyai nilai gizi yang tinggi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sgt tdk stju 11 27.5 27.5 27.5
tdk stju 21 52.5 52.5 80.0
ragu2 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
82
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 21 orang (22,5%) menyatakan tidak setuju atas pernyataan lauk di
rumah anda selalu mempunyai nilai gizi yang tinggi, selanjutnya sebanyak 11
responden (27,5%) menjawab sangat tidak setuju, dan 8 responden (20%) juga
menjawab ragu-ragu. Hal ini disebabkan karena menurut responden di rumahnya
tidak selalu terdapat lauk yang nilai gizinya tinggi, dan responden yang menjawab
ragu-ragu alasannya karena terkadang lauk di rumah mereka juga mempunyai
nilai gizi yang tinggi.
Tabel 4.19
Harga kebutuhan sandang anda sesuai dengan keuangan anda
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu2 3 7.5 7.5 7.5
stju 24 60.0 60.0 67.5
sgt stju 13 32.5 32.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 24 orang (60%) menyatakan setuju atas pernyataan anda dapat membeli
kebutuhan sandang setiap minggu, selanjutnya sebanyak 13 responden (32,5%)
menjawab sangat setuju, dan yang terakhir 3 orang (7,5%) menjawab ragu-ragu
bahwa tidak selalu mereka membeli kebutuhan sandang setiap minggu.
Tabel 4.20
anda dan keluarga selalu memperhatikan masalah kesehatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu2 5 12.5 12.5 12.5
stju 23 57.5 57.5 70.0
83
sgt stju 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 23orang (57,5%) menyatakan setuju atas pernyataananda dan keluarga
selalu memperhatikan masalah kesehatan, selanjutnya sebanyak 12 responden
(30%) menjawab sangat setuju, dan yang terakhir sebanyak 5 responden (12,5%)
menyatakan ragu-ragudalam memperhatikan masalah kesehatan.
Tabel 4.21
anda dan keluarga selalu memperhatikan asupan gizi bagi kesehatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu2 4 10.0 10.0 10.0
stju 29 72.5 72.5 82.5
sgt stju 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 29 orang (72,5%) menyatakan setuju atas pernyataananda dan keluarga
selalu memperhatikan asupan gizi bagi kesehatan, selanjutnya sebanyak 7
responden (17,5%) menjawab sangat setuju, dan terakhir sebanyak 4 responden
(10%) menyatakan ragu-ragu tentang asupan gizi bagi kesehatan.
Tabel 4.22
anda sangat memperhatikan masalah pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ragu2 3 7.5 7.5 7.5
stju 28 70.0 70.0 77.5
sgt stju 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
84
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 28 orang (70%) menyatakan setuju atas pernyataan anda sangat
memperhatikan masalah pendidikan, sebanyak9 responden (22,5%) menjawab
sangat setuju, dan selanjutnya 3 responden (7,5%) menyatakan ragu-ragu. Hal ini
di sebabkan karena menurut responden pendidikan sangat penting bagi mereka.
Tabel 4.23
anda lebih mengutamakan pendidikan bagi anda dan keluarga anda
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu2 16 40.0 40.0 40.0
stju 13 32.5 32.5 72.5
sgt stju 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 16 orang (40%) menyatakan ragu-ragu atas pernyataan anda lebih
mengutamakan pendidikan bagi anda dan keluarga anda, sebanyak13 responden
(32,5%) menjawab setuju, dan selanjutnya 11 responden (27,5%) menyatakan
sangat setuju. Hal ini di sebabkan karena menurut responden pendidikan harus
lebih diutamakan.
Tabel 4.24
Dana yang anda peroleh digunakan untuk membeli kenderaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sgt tdk stju 7 17.5 17.5 17.5
tdk stju 20 50.0 50.0 67.5
ragu2 3 7.5 7.5 75.0
85
stju 7 17.5 17.5 92.5
sgt stju 3 7.5 7.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 20 orang (50%) menyatakan tidak setuju atas pernyataan anda
mempunyai lebih dari 1 kenderaan, sebanyak 7 responden (17,5%) menjawab
sangat tidak setuju, sebanyak 7 responden (17,5%) juga menjawab setuju,
sebanyak 3 responden (7,5%) menjawab sangat setuju, dan selanjutnya 3
responden (7,5%) menjawabragu-ragu.
Tabel 4.25
penghasilan rata2 anda setiap bln sekarang
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <500.000 3 7.5 7.5 7.5
500.001-1.000.000 14 35.0 35.0 42.5
1.000.001-1.500.000 16 40.0 40.0 82.5
1.500.001-2.000.000 3 7.5 7.5 90.0
>2.000.000 4 10.0 10.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Berdasarkan tabel di atas angket yang berisi pernyataan penghasilan rata-
rata anda setiap bulan sekarang. Responden yang menjawab sebanyak 16 orang
(40%) menjawab Rp 1.000.001-Rp 1.500.000, selanjutnya Rp 500.001-Rp
1.000.000 sebanyak 14 orang (35%), sebanyak 4 responden (10%) menjawab >Rp
2.000.000, sebanyak 3 responden (7,5%) menjawab < Rp 500.000, dan terakhir
sebanyak 3 responden (7,5%) menjawab Rp 1.500.001 – Rp 2.000.000.
86
Tabel 4.26
pnghasilan anda tersebut cukup utk mmnuhi kebutuhan sehari2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu2 3 7.5 7.5 7.5
ckp 27 67.5 67.5 75.0
sgt ckp 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 27 orang (77,5%) menyatakan cukup atas pernyataan penghasilan anda
tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, selanjutnya sebanyak 10
responden (25%) menjawab sangat cukup, dan terakhir sebanyak 3 responden
(7,5%) menjawab ragu-ragu.
Tabel 4.27
anda menyisihkan penghasilan utk ditabung
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ragu2 15 37.5 37.5 37.5
stju 16 40.0 40.0 77.5
sgt stju 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 16 orang (40%) menyatakan setuju atas pernyataan anda menyisihkan
penghasilan untuk ditabung, selanjutnya sebanyak 15 responden (37,5%)
menjawabragu-ragu, dan terakhir sebanyak 9 responden (22,5%)menjawab sangat
setuju untuk menabung sebagian dari penghasilan mereka.
87
Tabel 4.28
jika ya, brp bnyak anda sisihkan utk ditabung
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <100.000 17 42.5 42.5 42.5
100.001-200.000 16 40.0 40.0 82.5
200.001-300.000 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Berdasarkan tabel di atas angket yang berisi pernyataan jika ya, berapa
banyak yang anda tabung. Responden yang menjawab < Rp 100.00sebanyak 17
orang (42,5%), sebanyak 16 orang (40%) menjawab Rp 100.001-Rp 200.000, dan
selanjutnya sebanyak 7 orang (17,5%) menjawab Rp 200.00 - Rp 300.000.
Tabel 4.29
sekarang perekonomian anda semakin membaik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu2 9 22.5 22.5 22.5
stju 20 50.0 50.0 72.5
sgt stju 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 20 orang (50%) menyatakan setuju atas pernyataan anda merasa
sekarang perekonomian anda semakin membaik, selanjutnya sebanyak
11responden (27,5%) menjawab sangat setuju, dan sebanyak 9 responden (22,5%)
menjawab ragu-ragu.Responden yang menjawab ragu-ragu alasannya adalah
88
karena mereka tidak yakin hanya karena dana tersebut saja yang membuat
perekonomian mereka membaik.
Tabel 4.30
sekarang perkembangan usaha anda semakin membaik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ragu2 7 17.5 17.5 17.5
stju 23 57.5 57.5 75.0
sgt stju 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 23 orang (57,5%) menyatakan setuju atas pernyataan anda merasa
sekarang perkembangan usaha anda membaik, selanjutnya sebanyak 10 responden
(25%) menjawab sangat setuju, dan sebanyak 7 responden (17,5%) menjawab
ragu-ragu.
Tabel 4.31 sekarang kesejahteraan ekonomi anda semaakin membaik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ragu2 4 10.0 10.0 10.0
stju 22 55.0 55.0 65.0
sgt stju 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 22 orang (55%) menyatakan setuju atas pernyataan anda merasa
sekarang kesejahteraan ekonomi anda membaik, selanjutnya sebanyak 14
responden (35%) menjawab sangat setuju, dan sebanyak 4 responden (10%)
menjawab ragu-ragu.
89
D. Perhitungan Pengaruh Penyaluran Dana Koperasi Terhadap
Kesejahteraan Ekonomi Anggota di Kopontren Al-Ikhlas
1. Uji Hipotesis
Rumusan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson
dengan Two Tail Technical. Hal ini karena data penelitian ini berupa data
skala dengan menggunakan uji statistik parametrik serta teknik penelitian
korelasional, perhitungannya dengan menggunakan program SPSS 16 for
Windows. Adapun hasil uji hipotesis yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4.32 Correlations
Penyaluran
Dana Koperasi
Kesejahteraan
Ekonomi Anggota
Penyaluran Dana Koperasi Pearson Correlation 1 .267
Sig. (2-tailed) .085
N 40 40
Kesejahteraan Ekonomi
Anggota
Pearson Correlation .267 1
Sig. (2-tailed) .085
N 40 40
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah dari kuesioner)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai korelasi sebesar 0.267.
Hal ini menunjukkan adanya korelasi/hubungan yang rendah antara variabel
kesejahteraan ekonomi anggota dengan variabel penyaluran dana koperasi.
Angka koefisien korelasi bertanda positif menunjukkan bahwa hubungan
antara kedua variabel tersebut bersifat berbanding lurus, artinya peningkatan
satu variabel akan diikuti oleh peningkatan variabel lain, sehingga semakin
90
tinggi variabel penyaluran dana koperasi akan membuat keputusan variabel
kesejahteraan ekonomi anggota meningkat juga.
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis:
H0: Tidak ada korelasi dua variabel
H1: Ada korelasi antara dua variabel
Pengujian berdasarkan uji probabilitas:
Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak
Berdasarkan tabel diatas pada bagian output kolom sig.(2 tailed) untuk
korelasi variabel kesejahteraan ekonomi anggota dengan variabel penyaluran
dana koperasi didapatkan angka probabilitas sebesar 0.085 atau probabilitas
di atas 0.05 (0.085>0.05). Dengan demikian H0 diterima atau hal ini berarti
tidak ada hubungan variabel penyaluran dana koperasi dengan kesejahteraan
ekonomi anggota.
Nilai korelasi rhitung antara variabel independen dengan variabel
dependen adalah sebesar 0.267 sementara itu rtabel (N=40; α= 5%) adalah
sebesar 0.312, oleh karena rhitung< rtabel (0.267<0.312) maka H0 diterima dan
H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi (hubungan)
yang sifnifikan antara variabel penyaluran dana koperasi dengan variabel
kesejahteraan ekonomi anggota.
91
2. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.33 Model Summary
b
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .267a .076 .052 7.005
a. Predictors: (Constant), Penyaluran Dana Koperasi
b. Dependent Variable: Kesejahteraan Ekonomi Anggota
Berdasarkan tabel 4.33 Model Summarydi atas didapat satu model
regresi dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.267.Untuk dapat memberi
interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman
seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.34 Pedoman untuk memberi interpretasi Koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,119 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,00 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2002 : 183)
Berdasarkan tabel pedoman untuk memberi interpretasi koefisien
korelasi, maka koefisien yang ditemukan sebesar 0.267 termasuk pada
kategori rendah. Jadi terdapat hubungan yang rendah antara variabel
penyaluran dana koperasi dengan variabel kesejahteraan ekonomi anggota.
Hasil pada tabel Model Summary juga menunjukkan nilai koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0.076 artinya bahwa variabel penyaluran dana
92
koperasi berpengaruh terhadap kesejahteraan ekonomi anggota sebesar 7,6%,
sedangkan sisanya 92,4% dipengaruhi oleh variabel lain.
3. Uji t
Tabel 4.35
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 40.488 7.567 5.351 .000
Penyaluran Dana Koperasi .340 .192 .267 1.768 .085
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Ekonomi Anggota
a. Persamaan Regresi Linear Sederhana
Pada output ini, disebutkan nilai koefisien dari persamaan regresi.
Dalam hal ini, persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah:
Y = a + bX
di mana:
X = Variabel independen yaitu penyaluran dana koperasi
Y = Variabel dependen yaitu kesejahteraan ekonomi anggota
a = Konstanta yaitu nilai Y bila X = 0
b = Koefisien regresi yaitu perubahan pada Y jika X berubah satu satuan
Dari hasil pengolahan didapat model persamaan regresi:
Y = 40,488 + 0,340X
Dari model regresi di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:
93
1. Nilai konstanta sebesar 40,488 menyatakan bahwa jika tidak ada
nilai penyaluran dana koperasi, maka besarnya kesejahteraan
ekonomi anggota sebesar 40,488.
2. Nilai koefisien regresi X (penyaluran dana koperasi) sebesar 0,340
menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 satuan variabel penyaluran
dana koperasi, maka nilai Y (kesejahteraan ekonomi anggota) akan
bertambah sebesar 0,340.
b. Pengujian Signifikansi Koefisien Regresi
Dari persamaan regresi yang didapat akan dilakukan pengujian apakah
nilai koefisien memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap nilai
Y. Pengujian ini bisa dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan uji t
yaitu dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel dan yang kedua dengan
uji signifikansi.
Berikut adalah hipotesis yang diajukan:
H0 : α = 0 (koefisien b (Penyaluran Dana Koperasi))
Hα : α ≠ 0 (koefisien b (Penyaluran Dana Koperasi))
1. Uji t
Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel dimana µ1 = µ2
Jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak
Jika thitung< ttabel, maka H0 diterima
Terlihat bahwa thitung untuk koefisien penyaluran dana koperasi adalah
1.768, sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena
94
digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel nilai α dibagi dua menjadi
0.025 dan df = 38 (didapat dari rumus n-2, di mana n adalah jumlah data, 40-
2=38). Didapat ttabel sebesar 2.042.
Oleh karena thitung< ttabel (1.768 < 2.042), maka H0 diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa koefisien penyaluran dana koperasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan ekonomi anggota.
2. Uji Signifikansi
Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0.05:
Jika probabilitas > 0.05, maka Hα diterima
Jika probabilitas < 0.05, maka Hα ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom sig adalah 0.085 atau
probabilitas di atas 0.05 (0.085 > 0.05). Dengan demikian H0 diterima,
sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu koefisien
penyaluran dana koperasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan
ekonomi anggota.
E. Hasil dan Interpretasi Penelitian
Dari hasil perhitungan regresi sederhana dan korelasi di atas maka diperoleh
hasil sebagai berikut:
Berdasarkan hasil uji korelasi antara penyaluran dana koperasi dengan
kesejahteraan ekonomi anggota diperoleh nilai R sebesar 0,267, artinya kedua
variabel tersebut memiliki pengaruh yang rendah. Persentasi besarnya pengaruh
95
tersebut ditunjukkan oleh nilai R Square sebesar 0,076 yang berarti besarnya
signifikansi pengaruh penyaluran dana koperasi terhadap kesejahteraan ekonomi
anggota hanya sebesar 7,6%.
Dengan melihat hasil perhitungan uji regresi di atas, pada tabel coefficient
diperoleh persamaan regresi Y = 40,488 + 0,340X. Maksud dari persamaan
tersebut apabila variabel kesejahteraan ekonomi anggota tetap (konstan) maka
penyaluran dana koperasi nilainya konstap (tetap) maka kesejahteraan ekonomi
anggota mengalami peningkatan sebesar 0,340.
96
BAB V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari analisis maupun pembahasan yang telah dilakukan penulis
sebelumnya, maka kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian yang berdasarkan pada hipotesis menunjukkan bahwa
pada perhitungan uji t, thitung< ttabel (1.768 < 2.042) dan juga pada uji
signifikansi probabilitas di atas 0.05 (0.085 > 0.05). Oleh karena itu H0
diterima, artinya koefisien penyaluran dana koperasi tidak berpengaruh
secara terhadap kesejahteraan ekonomi anggota.
2. Hasil uji regresi linear dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.267 atau
26.7%. Hal ini menunjukkan bahwa antara variabel penyaluran dana
koperasi dengan kesejahteraan ekonomi anggota mempunyai hubungan
dengan korelasi rendah. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R Square)
sebesar 0.076 atau 7.6%. Artinya, 7.6% variabel penyaluran dana koperasi
berpengaruh terhadap variabel kesejahteraan ekonomi anggota, sedangkan
sisanya (92.4%) dijelaskan oleh variabel lain. Persamaan regresi Y =
40,488 + 0,340X. Maksud dari persamaan tersebut jika tidak ada
tambahan pada variabel penyaluran dana koperasi, maka kesejahteraan
ekonomi anggota tetap (konstan). Angka koefisien regresi sebesar
97
+0,340. Artinya bahwa setiap penambahan 1 penyaluran dana koperasi,
maka kesejahteraan ekonomi anggota akan meningkat sebesar 0.340.
Sebaliknya jika angka ini negatif, maka kesejahteraan ekonomi anggota
akan menurun sebesar angka tersebut.
3. Penyebab variabel penyaluran dana koperasi tidak berpengaruh terhadap
kesejahteraan ekonomi anggota adalah karena: Pertama, jumlah dana yang
disalurkan terlalu sedikit sehingga kurang mencukupi kebutuhan
anggotanya, selain itu juga waktu pengembaliannya yang terlalu cepat
sehingga dana tersebut tidak dapat digunakan semaksimal mungkin.
Kedua kebanyakan dana tersebut digunakan oleh anggotanya untuk
kebutuhan konsumtif bukan produktif, karena jika dana tersebut
digunakan untuk produktif dimungkinkan dana tersebut dapat berpengaruh
terhadap kesejahtreaan ekonomi anggotanya.
B. Saran
1. Agar kesejahteraan ekonomi anggota dapat lebih meningkat lagi dengan
adanya penyaluran dana koperasi ini disarankan kepada pengurus koperasi
pondok pesantren Al-ikhlas agar lebih memperhatikan penyaluran dana,
seperti menambah jumlah dana yang disalurkan, memberikan arahan-
arahan pembinaan usaha bagi anggotanya, dan lain-lain.
98
2. Disarankan kepada pengurus kopontren agar menambah unit usaha agar
pendapatan koperasi semakin banyak, sehingga nantinya dapat
memberikan tambahan dana pada saat penyaluran kepada anggota.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Peran LKM dan UKM di
Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Damsar.Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009
Daud, Muhammad.Lembaga-Lembaga Islam di Idonenesia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1995
Dimyati, Ahmad, dkk. Islam dan Koperasi: Telaah dan Peran Serta Umat Islam
dalam Pengembangan Koperasi. Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989
Firdaus, Muhammad dan Agus Edhi Susanto. Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan
Praktek. Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004)
Fakultas Syariah & Hukum. Buku Pedoman Penulisan Skripsi, cet.1. Jakarta:
Fakultas Syariah & Hukum, 2007
Hasibuan, Sayuti. “Koperasi Indonesia Abad Ke 21”. Bulletin Fakultas Ekonomi
Univesitas Al-Azhar Indonesia, Vol. 1, 2011
Hendrojogi.Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, Edisi 4. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/ASPIRASI%20SOSIAL%20BUDAYA%20MASY
ARAKAT%20PEDESAAN.pdf diakses pada hari senin, tanggal 06 Februari
2012
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/03/17/indikator-kesejahteraan/diakses
pada hari senin, tanggal 06 Februari 2012
Midgley, James.Pembangunan Sosial: Perspektif Pembangunan dalam
Kesejahteraan Sosial.Jakarta: Ditperta Islam Depag RI, 2005
Kartasapoetra, G.Praktek Pengelolaan Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta, 1991
Kementrian Koperasi dan UKM RI. Petujuk Teknis Program Perkuatan KSP/USP
Koperasi Pola Syariah Untuk Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil,. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2009.
Kusmana.Bunga Rampai: Islam & Kesejahteraan Sosial.Jakarta: IAIN Indonesia
Social Equity Project, 2006
Masyhud, Sulthon dan Khusnurdilo. Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva
Pustaka, 2005
Muthis, Thoby. Pengembangan Koperasi: Kumpulan Karangan, cet. 1. Jakarta:
Gramedia Widia Sarana Indonesia, 1992
Buchori,Nur S.Koperasi Syariah. tt: Masmedia Buana Pustaka, 2009
Pachta W, Andjar., et al.Hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi,
Pendidikan, dan Modal Usaha, Edisi 1, Cet ke 2. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2007
Partomo, Tiktik Sartika dan Abd. Rachman Soejoedono. Ekonomi Skala
Kecil/Menengah dan Koperasi. Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004
Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul.Metode Penelitian Kuantitatif Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2005
Rochaety, Eti, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, Edisi
Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009
Sitio, Arifin dan Tamba, Halomoan. Koperasi Teori dan Praktik.Jakarta: Erlangga,
2001
Soehartono, Irawan.Metode Penelitian Sosial.Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Triswanto, Sugeng D. Trik Menulis Skripsi & Menghadapi Presentasi Bebas Stres,
cet. 1. Yogyakarta: Tugu Publisher, 2010
www.bisniskeuangan.kompas.com. “Dana Bergulir LPDB-KUMKM Rp 1,24
Triliun. Diakses Minggu, 27 November 2011
www.smecda.com. “UU Peraturan Menteri Tentang Petunujuk Teknis P3KUM Pola
Syariah”. Diakses pada Minggu, 27 November 2011
Widiyanti, Ninik. Manajemen Koperasi, edisi 1. Jakarta: Rineka Cipta, 2002