UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

download UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

of 105

Transcript of UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    1/105

    i

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN

    MENGGUNAKAN MEDIA SECARA SISTEMATIS UNTUK

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DALAM

    TEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS II SDN 1 JATIPURWO

    WONOGIRI

    2011/2012

    Oleh :

    UMI AZIZAH FAUZANA

    K7108022

    SKRIPSI

    Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

    Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Jurusan Ilmu Pendidikan

    FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2012

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    2/105

    ii

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN

    MENGGUNAKAN MEDIA SECARA SISTEMATIS UNTUK

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DALAM

    TEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS II SDN 1 JATIPURWO

    WONOGIRI

    2011/2012

    Oleh :

    UMI AZIZAH FAUZANA

    K7108022

    SKRIPSI

    Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

    Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Jurusan Ilmu Pendidikan

    FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2012

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    3/105

    iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini

    Nama : Umi Azizah Fauzana

    NIM : K7108022

    Jurusan/Program Studi : PMIPS/Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PENERAPAN MODEL

    PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

    SECARA SISTEMATIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

    BAHASA INDONESIA DALAM TEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

    KELAS II SDN 1 JATIPURWO WONOGIRI 2011/2012 ini benar-benar

    merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari

    penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

    Apabila dalam kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

    jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

    Surakarta, April 2012Yang membuat pernyataan

    Umi Azizah Fauzana

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    4/105

    iv

    PERSETUJUAN

    Skripsi dengan judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

    TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SECARA SISTEMATIS

    UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

    DALAM TEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS II SDN 1

    JATIPURWO WONOGIRI 2011/2012

    Oleh :

    Nama : UMI AZIZAH FAUZANA

    NIM : K7108022

    Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi

    Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Hari : Rabu

    Tanggal : 4 April 2012

    Persetujuan Pembimbing

    Pembimbing I Pembimbing II

    Drs. Chumdari, M.Pd Drs. M. Ismail Sriyanto, M.Pd

    NIP. 195605424984444004 NIP.195806221986031004

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    5/105

    v

    PENGESAHAN

    Skripsi dengan judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

    TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SECARA SISTEMATIS

    UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

    DALAM TEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS II SDN 1

    JATIPURWO WONOGIRI 2011/2012

    Nama : UMI AZIZAH FAUZANANIM : K7108022

    Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan

    Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan

    mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar.

    Hari : Selasa

    Tanggal : 17 April 2012

    Tim Penguji Skripsi

    Nama Terang Tanda Tangan

    Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd ........................

    Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd .........................

    Anggota I : Drs. Chumdari, M.Pd .........................

    Anggota II : Drs. Ismail Sriyanto, M.Pd .........................

    Disahkan oleh

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sebelas Maret Surakarta

    Dekan

    Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

    NIP 19600727 198702 1 001

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    6/105

    vi

    ABSTRAK

    Umi Azizah Fauzana. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK

    DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SECARA SISTEMATIS UNTUK

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DALAM

    TEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS II SDN 1 JATIPURWO

    WONOGIRI 2011/2012.

    Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

    Maret Surakarta. April 2012.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa

    Indonesia dalam tema lingkungan pada siswa kelas II SD Negeri 1 JatipurwoWonogiri tahun ajaran 2011/2012 melalui penerapan model pembelajaran tematikdengan menggunakan media secara sistematis.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

    dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian ini terdiri daridua siklus setiap siklus mempunyai empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,

    observasi atau pengamatan kemudian refleksi dan masing masing siklusnya ada

    dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan pada setiap

    pertemuan diadakan pengamatan serta post tes sehingga dapat diketahui adatidaknya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam

    tema lingkungan dengan melibatkan penggunaan media pembelajaran secara

    sistematis. Sebagai subjek adalah guru kelas dan siswa kelas II SD Negeri 1Jatipurwo Jatipurno Wonogiri yang berjumlah 26 anak. Teknik pengumpulan data

    digunakan teknik wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis

    data yang digunakan adalah model analisis deskriptif komparatif.

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa ada peningkatanhasil belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam tema lingkungan

    setelah dilaksanakan tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran

    tematik serta menggunakan media secara sistematis. Hal ini dapat ditunjukkandengan meningkatnya hasil nilai dari tes yang dilakukan pada siswa sebelum dan

    sesudah dilaksanakannya tindakan. Siklus I ada peningkatan hasil belajar Bahasa

    Indonesia dalam lingkungan pada siswa dari nilai rata-rata 66,7 menjadi 74,4 dan

    dari pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 42,3% menjadi 69,2%.Siklus II ada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia dari nilai rata-rata siklus

    I yaitu 74,4 menjadi 80,4 dan dari pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal

    (KKM) 69,2% menjadi 92,3%. Dengan demikian, dapat diajukan suaturekomendasi bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia pada tema lingkungan dapat

    ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran tematik menggunakan

    media secara sistematis pada siswa kelas II SD Negeri 1 Jatipurwo Jatipurno

    Wonogiri Tahun Ajaran 2011/ 2012.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    7/105

    vii

    ABSTRACT

    Umi Azizah Fauzana. IMPLEMENTATION OF THEMATIC

    LEARNING MODEL INVOLVING THE USE OF MEDIA

    SYSTEMATICALLY TO IMPROVE INDONESIAN LEARNING

    OUTCOMES IN ENVIRONMENT THEME FOR THE SECOND

    GRADERS ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS OF JATIPURWO 1

    WONOGIRI 2011/2012. Skripsi, Surakarta, TeacherTraining and Education Faculty. Sebelas Maret University. April 2012.

    The purpose of this study is to improve the Indonesian learning outcomes

    in environment theme for the second graders of SD Negeri 1 Jatipurwo Wonogiri

    academic year 2011/2012 through the implementation of thematic learning modelinvolves the use of media systematically.

    The method used in this research is a qualitative research with this type

    of classroom action research (CAR). The procedure of this research consisted of

    two cycles, each cycle has four steps, planning, implementation, observation, and

    reflection, and each cycle consists of two meetings. The research was conducted

    in two cycles and in every meetings are held the observation and post test to know

    the increase of Indonesian learning in environment theme that involves the use of

    media systematically. As the subjects were the teacher and the second graders of

    SD Negeri 1 Jatipurwo, Wonogiri consist of twenty six students. The techniques

    of collecting data are interview, observation, test and documentation. Data

    analysis technique used is descriptive analysis of comparative models.

    Based on this research result, can be concluded that there is an increase

    in Indonesian learning outcomes in environment theme after execution classaction by the implementation of thematic learning model involving the use of

    media systematically. This can be shown by increasing the value of the tests

    conducted on the students before and after implementation of the action. The first

    cycle indicates the improvement in the Indonesian learning outcomes inenvironment theme from the average value of 66.7 becomes 74.4 and based on the

    achievement of minimum completeness criteria 42.3% becomes 69.2%. The

    second cycle indicates the improvement in the Indonesian learning outcomes inenvironment theme from the average value of the first cycle 74.4 becomes 80.4

    and on the achievement of minimum completeness criteria 69.2% becomes

    92.3%. Thus, it can be put forward a recommendation that the Indonesian learning

    outcomes in environment theme, can be improved by implementation of thematic

    learning model involving the systematically use of media in second graders SDNegeri 1 Jatipurwo Wonogiri Academic Year 2011/2012.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    8/105

    viii

    MOTTO

    Setiap karya adalah potret diri pembuatnya. Maka tandai karya itu dengan

    kecemerlangan

    (Anies Baswedan)

    Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat -

    keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan .Dan pengetahuan adalah

    hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak

    disertai cinta

    (Kahlil Gibran)

    Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang

    ilmuwan besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya

    (Albert Einstein)

    Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah buta, agama tanpa ilmu pengetahuan

    adalah lumpuh

    (Albert Einstein)

    Hidup adalah proses pembelajaran yang tidak akan berhenti sampai akhir

    hayat

    (Penulis)

    Jangan pernah menyerah pada kegagalan, karena setiap kegagalan memberikansebuah pelajaran untuk bisa lebih baik lagi

    (Penulis)

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    9/105

    ix

    PERSEMBAHAN

    Karya ini saya persembahkan untuk:

    Kedua orang tuaku (Maryati dan Wahyatmo) tersayang

    yang selalu memberi dukungan, semangat, bantuan, serta doa

    yang tiada henti demi lancarnya tugas skripsi ini.

    Kakak dan Saudara Kembarku (Anni, Dwi dan Zani) tersayang yang selalu

    memberi semangat dan doa.

    Keponakanku (Sabrina dan Felix) tercinta yang selalu menularkan

    keceriaan serta semangatnya.

    Yang terkasih (Havid), yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan.

    Sahabatku (Erna dan Anik) yang memberikan semangat,

    dorongan dan motivasi.

    Semua teman-teman mahasiswa S1 PGSD kelas Aangkatan 2008 yang selalu membantu dan

    memberikan semangat kepada peneliti.

    Keluarga Besar Kampus PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta,

    almamaterku tercinta tempatku menimba ilmu.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    10/105

    x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat,

    rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

    judul Penerapan Model Pembelajaran Tematik Dengan Menggunakan Media

    Pembelajaran Secara Sistematis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa

    Indonesia dalam Tema Lingkungan pada Siswa Kelas II SDN 1 Jatipurwo

    Jatipurno Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

    semua pihak yang telah bayak membantu dalam penyusunan skripsi ini. Dalam

    kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    3. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

    Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

    Maret Surakarta.

    4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    5. Drs. Chumdari, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat

    membantu dalam penulisan skripsi ini.

    6. Drs. Ismail Sriyanto, selaku pembimbing II yang telah memberikan

    bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangatmembantu dalam penulisan skripsi ini.

    7. Bapak Wahyatmo, S.Pd, selaku kepala sekolah SD Negeri 1 Jatipurwo

    Jatipurno Wonogiri yang telah mengijinkan mengadakan penelitian di SD

    tersebut.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    11/105

    xi

    8. Bapak Eko Wahyudi, Ama, selaku guru kelas II SD Negeri 1 Jatipurwo

    Jatipurno Wonogiri yang telah membantu pelaksanaan penelitian di kelas

    tersebut.

    9. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 1 Jatipurwo Jatipurno Wonogiri yang banyak

    memberikan bantuan dan dorongan.

    10. Teman-temanku se-almamater yang telah memberikan semangat dan

    kerjasamannya.

    Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari harapan

    dan kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh

    karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

    Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan bagi

    para pembaca umumnya.

    Surakarta, April 2012

    Umi Azizah Fauzana

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    12/105

    xii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

    HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii

    HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

    HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v

    HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. vi

    HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

    DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

    A. Latar Belakang ........................................................................ 1

    B. Identifikasi Masalah . ............................................................... 4

    C. Pembatasan Masalah ............................................................... 4

    D. Rumusan Masalah ................................................................... 5

    E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

    F. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

    BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 7

    A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 71. Tinjauan Tentang Hasil Belajar ......................................... 7

    2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Tematik ............... 17

    3. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ............................ 32

    B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 40

    C. Kerangka Berpikir ................................................................... 41

    D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 43

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    13/105

    xiii

    BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 44

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 44

    B. Subjek Penelitian .................................................................... 45

    C. Data dan Sumber Data Penelitian ........................................... 46

    D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 46

    E. Teknik Analisis Data .............................................................. 48

    F. Validasi Data .......................................................................... 49

    G. Prosedur Penelitian ................................................................. 47

    H. Indikator Keberhasilan ............................................................ 52

    BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 54

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 54

    B. Deskripsi Kondisi Awal .......................................................... 55

    C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ......................................... 57

    D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 80

    BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN .................................. 84

    A. Simpulan ................................................................................. 84

    B. Implikasi .................................................................................. 84

    C. Saran ........................................................................................ 86

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 88

    LAMPIRAN ................................................................................................... 91

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    14/105

    xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel halaman

    1. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik................................................ 30

    2. Jadwal Penelitian .................................................................................... 45

    3. Data Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Kondisi Awal ............. 55

    4. Perbandingan Nilai Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 ................................ 64

    5. Data Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siklus I ...................... 65

    6. Perbandingan Hasil Belajar Sebelum Tindakan dan Siklus I ................. 67

    7. Perbandingan Nilai Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 ................................ 76

    8. Data Nilai Hasil Belajar pada Siklus II ................................................... 77

    9. Perkembangan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ................................ 78

    10. Data Nilai Hasil Belajar sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ....... 80

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    15/105

    xv

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik halaman

    1. Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Kondisi Awal ...................... 56

    2. Perbandingan Nilai Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 ................................ 65

    3. Nilai Bahasa Indonesia pada Siklus I ..................................................... 66

    4. Hasil Perkembangan Nilai Sebelum Tindakan dan Siklus I ................... 68

    5. Perbandingan Nilai Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 ................................ 76

    6. Nilai Bahasa Indonesia pada Siklus II .................................................... 77

    7. Hasil Pekembangan Nilai Siklus I dan Siklus II ..................................... 79

    8. Perkembangan Nilai Sebelum Tindakan, Siklus I, danSiklus II ............. 81

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    16/105

    xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran halaman

    1. Silabus Siklus I ................................................................................... 91

    2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...................................... 93

    3. Kisi-Kisi LKS Siklus I ......................................................................... 104

    4. LKS Siklus I Pertemuan 1.................................................................... 106

    5. Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 1 .......................................... 107

    6. LKS Siklus I Pertemuan 2.................................................................... 108

    7. Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 2 .......................................... 109

    8. Silabus Siklus II ................................................................................... 110

    9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II................................................. 112

    10. Kisi-Kisi LKS Siklus II ........................................................................ 123

    11. LKS Siklus II Pertemuan 1 .................................................................. 124

    12. Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 1 ......................................... 125

    13. LKS Siklus II Pertemuan 2 . ................................................................ 126

    14. Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 2 ........................................ 127

    15. Kisi-Kisi Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 .............................................. 128

    16. Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ............................................................ 129

    17. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 .................................... 130

    18. Kriteria Penilaian Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ................................ 131

    19. Kisi-Kisi Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 .............................................. 132

    20. Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ............................................................ 133

    21. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 .................................... 13422. Kriteria Penilaian Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ............................... 135

    23. Kisi-Kisi Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ........................................... 136

    24. Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ........................................................... 137

    25. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 .................................. 138

    26. Kriteria Penilaian Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 .............................. 139

    27. Kisi-Kisi Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ........................................... 140

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    17/105

    xvii

    28. Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ........................................................... 141

    29. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 .................................. 142

    30. Kriteria Penilaian Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 .............................. 143

    31. Daftar Nilai Sebelum Tindakan .......................................................... 144

    32. Daftar Nilai Siklus I ............................................................................ 145

    33. Daftar Nilai Siklus II ........................................................................... 146

    34. Daftar Nilai Awal, Siklus I, dan Siklus II ........................................... 147

    35. Pedoman Penilaian Kemampuan Guru ............................................... 148

    36. APKG Siklus I Pertemuan 1 ............................................................... 157

    37. APKG Siklus I Pertemuan 2 ............................................................... 159

    38. APKG Siklus II Pertemuan 1 .............................................................. 161

    39. APKG Siklus II Pertemuan 2 .............................................................. 163

    40. Pedoman Pengamatan Aspek Psikomotorik ....................................... 165

    41. Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus I Pertemuan 1 ....... 167

    42. Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus I Pertemuan 2 ....... 169

    43. Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus II Pertemuan 1 ...... 171

    44. Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus II Pertemuan 2 ...... 173

    45. Pedoman Pengamatan Aspek Afektif ................................................. 175

    46. Lembar Pengamatan Aspek Afektif Siklus I Pertemuan 1 ................. 178

    47. Lembar Pengamatan Aspek Afektif Siklus I Pertemuan 2 ................. 180

    48. Lembar Pengamatan Aspek Afektif Siklus II Pertemuan 1 ................ 182

    49. Lembar Pengamatan Aspek Afektif Siklus II Pertemuan 2 ................ 184

    50. Hasil Rekapitulasi Nilai Psikomotorik Siklus I .................................. 186

    51. Hasil Rekapitulasi Nilai Psikomotorik Siklus II ................................. 187

    52. Hasil Rekapitulasi Nilai Afektif Siklus I ............................................ 18853. Hasil Rekapitulasi Nilai Afektif Siklus I ............................................ 189

    54. Hasil Wawancara Sebelum Penelitian ................................................ 190

    55. Hasil Wawancara Setelah Penelitian ................................................... 192

    56. Hasil Wawancara Siswa Sebelum Penelitian ...................................... 194

    57. Hasil Wawancara Siswa Setelah Penelitian ........................................ 195

    58. Rencana Penggunaan Media ............................................................... 196

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    18/105

    xviii

    59. Jadwal Penelitian ................................................................................. 200

    60. Foto Kegiatan Pembelajaran ................................................................ 201

    61. Surat Perijinan ..................................................................................... 206

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    19/105

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Usia dini merupakan usia keemasan bagi seorang individu, pada masa ini

    anak-anak mengalami perkembangan otak yang luar biasa. Peserta didik Sekolah

    Dasar yang duduk di kelas satu, dua dan tiga masih berada pada rentangan usia

    dini, dalam usia tersebut pada umumnya anak-anak masih melihat dan

    mempelajari segala sesuatu sebagai satu keutuhan, serta memiliki pemikiran yang

    sederhana dalam memahami hubungan antar konsep, sehingga pembelajarannya

    masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialaminya.

    Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas satu sampai kelas tiga

    yang terpisah untuk setiap mata pelajaran, akan menyebabkan kurang

    mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta

    didik dalam menerima pembelajaran. Atas dasar tersebut maka pembelajaran pada

    kelas rendah di Sekolah Dasar yaitu kelas satu, dua dan tiga dikelola dalam

    pembelajaran dengan model tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran

    terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

    sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.

    Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar telah berjalan cukup

    lama. Tepatnya pada tahun 2006, bersamaan dengan diterapkannya Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah dasar. KTSP merupakan

    kurikulum yang penyusunan serta pelaksanaannya dilaksanakan oleh masing-

    masing sekolah. Penerapan pembelajaran tematik untuk kelas 1 3 Sekolah Dasar

    mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

    Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan

    Menengah. Lampiran Peraturan Menteri tersebut Bab II, Bagian B tentang

    Struktur Kurikulum Pendidikan Umum, butir 1.c. dinyatakan bahwa pembelajaran

    kelas 1 3 SD dilaksanakan melalui pendekatan tematik. Namun pada

    kenyataannya, ketika peneliti melakukan pengamatan secara langsung di SD N 01

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    20/105

    2

    Jatipurwo pada hari Selasa tanggal 3 Januari 2012, peneliti melihat bahwa

    pembelajaran tematik yang telah dilaksanakan berjalan kurang optimal. Proses

    pembelajaran yang kurang optimal ini juga menyebabkan hasil belajar yang

    kurang maksimal bagi siswa, sehingga tujuan yang ingin dicapai dari proses

    pembelajaran tidak bisa dicapai dengan maksimal. Kurang optimalnya

    pembelajaran tematik di sekolah dasar dapat dilihat dari:

    1. Kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran. Melalui pengamatan yang telah

    dilakukan oleh peneliti, selama proses pembelajaran berlangsung siswa

    cenderung pasif. Siswa kurang aktif dalam merespon rangsangan belajar yang

    diberikan oleh guru. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa didominasi

    dengan mendengarkan penjelasan guru lalu mencatatnya, bahkan lebih

    buruknya ada beberapa siswa yang tidak menghiraukan materi yang diberikan

    guru.

    2. Hasil belajar siswa yang tidak optimal. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa

    yang tidak optimal sebenarnya sudah dapat diprediksi begitu kita melihat

    proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa. Kepasifan siswa selama

    proses pembelajaran akan berdampak pada kurang optimalnya hasil belajar

    siswa, karena siswa yang pasif dalam pembelajaran cenderung lebih sedikit

    menyerap materi Berdasarkan tes yang dilakukan sebelum tindakan, nilai

    Bahasa Indonesia dalam tema lingkungan memperoleh hasil yang paling

    rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Dari 26 siswa, terdapat

    57.7% yang memperoleh nilai di bawah KKM. Ini artinya terdapat kurang dari

    50% siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh

    peneliti, yaitu hanya 42.3% dari jumlah siswa (lampiran 31 halaman 144).

    Pembelajaran yang kurang optimal ini terjadi di semua kelas rendah,yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Kurang optimalnya pembelajaran tematik di SD

    Negeri 1 Jatipurwo tersebut dikarenakan oleh adanya beberapa faktor yang

    menghambat pengoptimalan pelaksanaan pembelajaran tematik, antara lain:

    1. Guru belum melaksanakan langkah-langkah pembelajaran tematik sesuai

    dengan prosedur yang tepat.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    21/105

    3

    2. Guru menggunakan media pembelajaran yang belum sistematis, sehingga

    tujuan belajar tidak tercapai dengan maksimal dan kurang menarik minat siswa

    untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

    3. Metode pembelajaran yang diterapkan guru masih bersifat konvensional

    sehingga siswa mudah jenuh.

    Adanya permasalahan yang timbul pada pelaksanaan pembelajaran

    tematik ini harus segera diselesaikan. Sebab hal tersebut sangat mempengaruhi

    perkembangan anak dalam belajar. Penggunaan media pembelajaran yang

    sistematis dan disertai dengan perencanaan pembelajaran yang tepat, dirasa cocok

    untuk mengatasi permasalahan kurang optimalnya pembelajaran tematik dan hasil

    belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas 2 di SD Negeri 1 Jatipurwo.

    Pelibatan media pembelajaran dalam setiap kegiatan belajar merupakan

    salah satu cara untuk mengoptimalkan pembelajaran tematik pada siswa kelas

    rendah. Sadiman, dkk (2002: 16) mengemukakan kegunaan media dalam proses

    pembelajaran secara umum sebagai berikut:

    1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

    bentuk kata-kata atau tulisan belaka).

    2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

    3. Dengan menggunakan media secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap

    pasif anak didik.

    4. Media pendidikan mampu memberikan perangsang yang sama,

    mepersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama untuk

    mengatasi perbedaan dalam setiap individu siswa.

    Dari uraian di atas maka dapat diketahui bahwa pembuatan media

    pembelajaran diperlukan untuk proses pelaksanaan pembelajaran dan prosesberpikir siswa. Dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai untuk

    setiap materi pembelajaran maka dapat meningkatkan minat dan keaktifan siswa.

    Namun penggunaan media saja tentu belum cukup apabila tidak diimbangi dengan

    perencanaan pembelajaran yang tepat dari guru.

    Berdasarkan uraian di atas muncul pertanyaan dalam diri penulis,

    berkenaan dengan cara terbaik yang dapat dilakukan guru dalam membantu

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    22/105

    4

    kegiatan belajar siswa, sehingga diharapkan dapat meningkatkan penerapan model

    pembelajaran tematik. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian di SD Negeri

    1 Jatipurwo, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri dengan judul Penerapan

    Model Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Media Secara Sistematis

    untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dalam Tema Lingkungan

    pada Siswa Kelas II SD Negeri 1 Jatipurwo Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012

    Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis mengidentifikasikan

    permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:

    1. Pembelajaran tematik di kelas 2 SD Negeri 1 Jatipurwo belum terlaksana

    dengan optimal.

    2. Siswa kelas II SD Negeri 1 Jatipurwo kurang aktif selama proses

    pembelajaran.

    3. Hasil belajar Bahasa Indonesia dalam tema lingkungan belum mencapai

    tujuan pembelajaran dengan maksimal.

    4. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru belum sesuai dengan

    kebutuhan belajar siswa.

    5. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional.

    Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan oleh peneliti,

    ternyata terdapat banyak kekurangan dalam proses pembelajaran. Untuk

    menghindari terjadinya perluasan masalah yang diteliti, maka dalam penelitian ini

    peneliti memberi batasan pada masalah yang akan diprioritaskan untuk diperbaiki

    sebagai berikut:

    1. Pembelajaran tematik pada kelas 2 SDN 1 Jatipurwo akan ditingkatkan

    dengan menggunakan media pembelajaran yang sistematik.

    2. Media pembelajaran yang digunakan selama penelitian berlangsung ialahmedia yang sistematis. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan

    media audiovisual dan media outbond dalam pembelajaran.

    3. Hasil dan proses belajar yang diteliti dan akan ditingkatkan yaitu pada aspek

    kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan fokus pembelajaran Bahasa

    Indonesia, tema Lingkungan yang dinyatakan dalam bentuk angka.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    23/105

    5

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis dapat

    merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penerapan model pembelajaran

    tematik dengan menggunakan media secara sistematis dapat meningkatkan hasil

    belajar Bahasa Indonesia dalam tema lingkungan pada siswa kelas II SD Negeri 1

    Jatipurwo, Jatipurno, Wonogiri tahun ajaran 2011/2012?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah: Untuk

    meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam tema lingkungan pada siswa

    kelas II SD Negeri 1 Jatipurwo Jatipurno Wonogiri tahun ajaran 2011/2012

    melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan menggunakan media

    secara sistematis.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi manfaat dua, yaitu manfaat

    teoritis dan manfaat praktis. Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian

    ini adalah:

    1. Manfaat Teoritis

    Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini secara teoritis yaitu sebagai

    berikut :

    a. Penelitian ini dapat memperkaya khasanah keilmuan, khususnya dalam hal

    pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.

    b. Proses dan hasil belajar siswa kelas rendah lebih optimal.

    2. Manfaat PraktisSelain manfaat teoritis dalam penelitian ini terdapat juga manfaat praktis,

    yaitu sebagai berikut :

    a. Bagi Siswa.

    1) Meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia.

    2) Meningkatkan keterampilan berfikir.

    3) Mengembangkan daya nalar siswa.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    24/105

    6

    4) Menumbuhkan minat siswa.

    5) Siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti pembelajaran tematik.

    6) Memberikan pengalaman belajar yang menarik dan berkesan pada

    siswa.

    b. Bagi Guru

    1) Terbiasa menyiapkan dan menggunakan media pembelajaran dalam

    mengajar.

    2) Mendapatkan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan

    pembelajaran tematik.

    3) Meningkatkan kinerja guru.

    c. Bagi Sekolah

    1) Menumbuhkan budaya meneliti di SD 1 Jatipurwo, Jatipurno,

    Wonogiri yang dilakukan oleh siapapun.

    2) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pembelajaran tematik.

    3) Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang

    aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    25/105

    7

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka

    1. Hasil Belajar Bahasa Indonesia

    a. Hakikat Belajar

    Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia

    dalam kesehariannya. Banyak ahli yang telah memberikan pengertian

    mengenai kata belajar berdasarkan pada teori dan pandangannya masing-

    masing. Teori Belajar Psikologi Asosiasi dengan tokoh John Locke dalam

    Samuel Soeitoe (1982: 90), mengemukakan bahwa belajar adalah dengan

    cara mengulang-ngulang, mengasosiasikan tanggapan-tanggapan, sehingga

    reproduksi yang satu dapat mengakibatkan reproduksi yang lain dalam

    ingatan kita. Jadi yang dimaksud dengan belajar menurut teori ini adalah

    suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dan menautkan

    tanggapan-tanggapan yang diperoleh sehingga dapat menghasilkan

    gabungan tanggapan dalam ingatan secara cepat dan dapat dipercaya.

    Berikut beberapa tokoh yang memiliki pemikiran yang sama

    dengan teori Psikologi Asosiasi, yang menekankan adanya perubahan pada

    tingkah laku setelah mengalami proses belajar. (1) Cornbach dalam

    Sumadi Suryabrata (1993: 247), dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002: 13)

    berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of

    experience. Artinya belajar ditunjukan dari adanya perubahan dalam

    tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. (2) Oemar Hamalik (1986: 43)mengemukakan teori belajar menurut psikologi Gestalt. Menurut aliran ini,

    jiwa manusia adalah suatu keseluruhan yang berstruktur yang terdiri dari

    beberapa unsur-unsur yang berinteraksi. Misalnya individu yang

    berinteraksi dengan lingkungan sehingga menimbulkan atau menghasilkan

    perilaku tertentu. (3) Burton dalam Aunurrahman (2010: 35) merumuskan

    pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    26/105

    8

    berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu

    dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan

    lingkungannya. (4) Soemanto (1998: 104) berpendapat bahwa belajar

    merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar

    manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga

    tingkah lakunya berkembang. (5) Muhibbin Syah (2010: 90)

    menyimpulkan secara umum belajar dapat difahami sebagai tahapan

    perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

    pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

    kognitif. Dalam hal ini, Suharsimi Arikunto (1993: 19) juga sependapat

    dengan Syah, dan menyatakan secara sederhana belajar diartikan sebagai

    suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan

    perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud

    memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan,

    keterampilan atau pun sikap.

    Teori Belajar Behavioristik dengan tokoh Thorndike dalam Asri

    Budiningsih (2005: 20) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan

    tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan

    respon. Dengan kata lain yang dimaksud dengan belajar menurut teori

    belajar Behavior istik yaitu adanya suatu bentuk perubahan tingkah laku

    yang dihasilkan dari adanya interaksi antara stimulus atau rangsangan

    dengan respon. Seseorang akan dianggap telah belajar apabila ia mampu

    menunjukan perubahan pada tingkah lakunya sesuai dengan stimulus dan

    respon yang diterimanya.

    Teori Belajar Konstruktivistik dalam Asri Budiningsih (2005: 58)menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses pembentukan

    pengetahuan yang dilakukan oleh siswa. Dengan kata lain, belajar menurut

    pandangan konstuktivitik ialah adanya suatu proses untuk membentuk

    suatu pengetahuan dengan peranan siswa yang aktif dalam pembelajaran.

    Dalam hal ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran

    serta aktif dalam berpikir.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    27/105

    9

    Crow dan Crow (1984: 321) menyatakan belajar adalah suatu

    proses yang aktif yang memerlukan dorongan dan bimbingan ke arah

    tercapainya tujuan yang dikehendaki. Selain itu belajar juga merupakan

    perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai

    sikap. Selanjutnya H.C. Witherington dalam Sukmadinata (2003: 155)

    juga mengemukakan bahwa, belajar adalah perubahan dalam kepribadian,

    yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru, yang berbentuk

    keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.

    Sumadi Suryabrata (1993: 249) mengemukakan hal-hal pokok

    yang berhubungan dengan belajar sebagai berikut:

    1) Belajar itu membawa perubahan.

    Artinya seseorang dikatakan telah belajar apabila ia menunjukkan

    adanya perubahan dalam tingkah lakunya.

    2) Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan

    baru.

    Artinya perubahan yang ditunjukan berhubungan dengan

    meningkatnya kemampuan tertentu atau adanya kemampuan baru

    dalam diri seseorang tersebut.

    3) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha.

    Artinya perubahan yang terjadi setelah adanya proses belajar ini

    terjadi karena adanya usaha-usaha yang dilakukan secara sengaja

    untuk mendapatkan perubahan dan kemampuan yang baru.

    Dari beberapa penjelasan mengenai pengertian belajar yang telah

    dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

    suatu proses aktif yang dilakukan untuk membentuk suatu pengetahuan,secara terus menerus dan secara sengaja dilakukan dalam usaha untuk

    memperoleh perubahan yang berkaitan dengan kemampuan tertentu pada

    diri manusia. Perubahan perilaku ini bisa disebabkan dari adanya interaksi

    antara stimulus atau rangsangan dengan respon, maupun interaksi antara

    individu dengan individu dan lingkungan.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    28/105

    10

    b. Hakikat Pembelajaran

    Istilah pembelajaran sering digunakan untuk menyebutkan suatu

    proses belajar yang dilakukan oleh seseorang. Pembelajaran memiliki

    pengertian yang berbeda-beda menurut para ahli. Gagne, Briggs, dan

    Wager (1992: 6) berpendapat: learning is process that makes such change

    in the behavior of human beings, in their capabilities of particular

    behaviors take place following their experience within certain identifiable

    situations. Artinya pembelajaran adalah proses yang bisa menghasilkan

    beberapa perubahan tingkah laku manusia dalam pembawaannya, terutama

    pada tingkah laku yang berdasarkan pada pengalaman dalam identifikasi

    siatuasi yang nyata.

    Stephen N. Elliot (2000: 20) berpendapat: learning is the outcome

    of an interaction between a teacher and student, two or more students, a

    student and a computer, a student and a parent, and so on. Artinya

    pembelajaran adalah hasil dari adanya interaksi antara guru dengan siswa,

    dua siswa atau lebih, siswa dengan komputer, siswa dengan orang tuanya,

    dan lain sebagainya. Pembelajaran akan terwujud apabila terjadi interaksi

    dan menghasilkan suatu perubahan dalam diri seseorang. Interaksi dalam

    pembelajaran umumnya terjadi di dalam kelas. Namun juga tidak menutup

    kemungkinan, interaksi pembelajaran terjadi di luar kelas.

    Thomas L. Good & Jere E.Brophy (1990: 125) berpendapat:

    learning is a relatively permanent change in capacity for performance

    acquaired experience. Artinya adalah pembelajaran adalah perubahan

    yang bersifat relatif permanen/tetap, dalam hal perbuatan yang diperoleh

    melalui pengalaman. Sejalan dengan pendapat tersebut Burns dalam

    Sudarwan dan Khairil (2010: 106) juga menyatakan bahwa pembelajaran

    merupakan perubahan perilaku yang relatif permanen. Kegiatan

    pembelajaran melibatkan perilaku atau aktifitas yang dapat diamati dan

    proses internal seperti berpikir, sikap, dan emosi. Ormrod (2009: 269)

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    29/105

    11

    menyatakan bahwa pembelajaran utamanya adalah sebuah fenomena

    mental yang tampaknya berbasis di dalam otak. Ia juga mendefinisikan

    pembelajaran sebagai perubahan jangka panjang dalam representasi atau

    asosiasi mental sebagai hasil dari pengalaman.

    Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, maka dapat

    disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang menunjukan

    adanya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa

    dengan orang tua, dan siswa dengan benda tertentu, yang membawa

    perubahan terhadap tingkah laku individu yang sifatnya permanen.

    Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 14) menyatakan

    bahwa pembelajaran terdiri dari 4 langkah berikut:

    1) Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. Artinya

    siswa memiliki peran yang penting dalam penentuan topik yang

    akan dipelajari. Topik pembelajaran harus sesuai dengan karakter

    dan kemampuan siswa secara keseluruhan.

    2) Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik

    tersebut. Topik pembelajaran yang dipilih kemudian

    dikembangkan, sehingga terwujud suatu aktivitas pembelajaran

    atau proses pembelajaran yang sesuai dengan topik yang telah

    ditentukan.

    3) Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan

    pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah. Selama

    proses pembelajaran berlangsung, guru memiliki kesempatan untuk

    memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang aktivitas

    berpikir siswa serta mempermudah siswa dalam memecahkan

    permasalahan.

    4) Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan,

    dan melakukan revisi. Pada akhir proses pembelajaran, guru

    melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa, kemudian

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    30/105

    12

    memperhatikan keberhasilan yang telah dicapai siswa, apabila

    terdapat kekurangan lalu diadakan kegiatan revisi untuk

    memperbaiki hasil belajar.

    c. Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan suatu perubahan yang diperoleh setelah

    seseorang melakukan aktivitas belajar. beberapa ahli mengemukakakan

    pengertian hasil belajar berdasarkan pada pemikirannya masing-masing.

    Gagne dalam Purwanto (2009: 42) menyatakan bahwa hasil belajar adalah

    terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang

    ada di lingkungan, yang menyediakan tema yang terorganisasi untuk

    mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam

    dan diantara kategori-kategori. Selanjutnya Gagne dalam Deni Kurniawan

    (2011: 16) mengemukakan lima kategori hasil belajar, yaitu (1)

    Keterampilan intelektual, (2) Strategi kognitif, (3) Informasi verbal, (4)

    Keterampilan gerak, (5) sikap.

    Bloom dalam Deni Kurniawan (2011: 13) menggolongkan hasil

    belajar menjadi 3, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Berikut

    penjelasannya:

    1) Hasil belajar kognitif adalah suatu hasil dari proses belajar yang

    berkaitan dengan kemampuan berpikir dan ingatan seseorang.

    Ranah kognitif ini terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

    analisis, sintesis, evaluasi, dam kreativitas.

    2) Hasil belajar afektif adalah perubahan perilaku dari proses belajar

    yang berkaitan dengan kepekaan rasa atau emosi.3) Hasil belajar psikomotor perubahan tingkah laku setelah

    mengalami proses belajar yang berkaitan dengan kemampuan gerak

    tertentu.

    Sudjana (1990: 3) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada

    hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diperlihatkan oleh siswa

    setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya atau proses belajar

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    31/105

    13

    mengajar. Artinya hasil belajar ditunjukkan dari dari adanya perubahan

    tingkah laku peserta didik setelah mereka melakukan pembelajaran.

    Pendapat yang sama dikemukakan oleh Purwanto (2009: 43). Ia

    mengemukakan pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan

    akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan input

    secara fungsional. Artinya hasil belajar adalah suatu perolehan atau

    perubahan yang diakibatkan oleh adanya suatu aktivitas atau proses

    belajar. Sedangkan Suyono dan Hariyanto (2011: 127) menyatakan bahwa

    hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebagai hasil interaksi

    dengan dunia fisik dan lingkungan.

    Dari pendapat para ahli di atas peneliti mengambil kesimpulan

    bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang merupakan

    suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan (mengalami)

    proses kegiatan belajar. Hasil belajar ini mencakup ranah kognitif, afektif,

    dan psikomotor, serta 5 kategori yaitu katerampilan intelektual, strategi

    kognitif, informasi verbal, keterampilan gerak, dan juga sikap.

    Hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh beberapa

    faktor yang saling berkaitan. Faktor-Faktor yang menentukan hasil belajar

    ada dua, yaitu faktor dari dalam diri atau faktor internal dan faktor dari

    luar atau faktor eksternal. Berikut penjelasan mengenai faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar.

    1) Faktor Internal

    Suharsimi Arikunto (1993: 21) mengemukakan faktor-faktor yang

    bersumber dari dalam diri manusia diklasifikasikan menjadi dua, yakni

    faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis yaitu faktor yangberkaitan dengan keadaan dan sifat makhluk hidup antara lain, usia,

    kematangan dan kesehatan. Sedangkan faktor psikologis adalah faktor

    yang berkaitan dengan proses mental dan bersifat kejiwaan antara lain,

    kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar.

    2) Faktor Eksternal

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    32/105

    14

    Menurut Muhibbin Syah (2010: 135) faktor eksternal siswa terdiri

    dari dua macam yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non

    sosial. Kedua faktor lingkungan sosial dan non sosial tersebut, merujuk

    dari Petterson dan Loeber, Syah secara ringkas menjelaskan sebagai

    berikut:

    a) Lingkungan sosial, artinya keadaan sekitar yang berhubungan

    dengan masyarakat. Lingkungan sosial terdiri dari: Lingkungan

    sosial sekolah seperti guru, staf administrasi dan teman-teman

    sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.

    Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga, teman-teman

    sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Dari berbagai

    lingkungan sosial tersebut, yang lebih banyak mempengaruhi

    kegiatan belajar anak adalah orang tua dan keluarga siswa itu

    sendiri.

    b) Lingkungan non sosial, artinya keadaan sekitar siswa yang tidak

    berhubungan dengan masyarakat. Faktor-faktor yang termasuk

    lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah

    tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar,

    keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-

    faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar

    siswa. Misalnya gedung sekolah yang tidak layak pakai, hal ini

    akan menghambat keberhasilan pembelajaran karena siswa maupun

    guru cenderung kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran.

    Dijelaskan secara umum faktor yang mempengaruhi hasil belajar

    dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor satu dengan yang lainnya cenderung saling mempengaruhi dalam

    proses belajar individu, sehingga berperan dalam menentukan kualitas dan

    keberhasilan belajar siswa.

    Selanjutnya, secara singkat dan rinci faktor internal dan eksternal

    yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    33/105

    15

    a) Faktor internal, terdiri dari faktor fosiologis dan faktor psikologis.

    Faktor fisiologis merupakan kondisi fisik atau jasmani siswa yang

    bersangkutan, termasuk fungsi dari jasmani tersebut. Misalnya

    individu dengan fungsi jasmani yang kurang lengkap akan lebih

    sulit dalam mengikuti proses pembelajaran dibandingkan dengan

    individu yang lebih lengkap fungsi jasmaninya. Sedangkan faktor

    psikologis adalah kondisi yang berhubungan dengan proses mental

    yang bersifat kejiwaan, yang dapat mempengaruhi hasil belajar.

    Faktor psikologi yang utama dapat mempengaruhi hasil belajar

    siswa adalah kecerdasan siswa, motivasi yang dimiliki siswa, minat

    untuk belajar, sikap dan bakat siswa.

    b) Faktor eksternal, atau faktor dari luar dibagi menjadi dua yaitu

    faktor lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan

    sosial lebih merujuk pada hubungan individu dengan orang lain

    disekitarnya meliputi: lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial

    masyarakat, dan lingkungan sosial keluarga. Sedangkan lingkungan

    non sosial lebih merujuk pada hubungan individu dengan keadaan

    disekitarnya selain faktor sosial, yang meliputi: lingkungan

    alamiah, lingkungan instrumental, dan lingkungan materi pelajaran.

    d Hasil Belajar Bahasa Indonesia

    Sesuai dengan penjelasan sebelumnya mengenai hasil belajar,

    dapat diketahui bahwa hasil belajar ialah suatu perubahan tingkah laku

    yang merupakan suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah

    melakukan (mengalami) proses kegiatan belajar. Kaitannya denganpembelajaran Bahasa Indonesia, maka yang dimaksud dengan hasil belajar

    Bahasa Indonesia ialah perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu

    setelah mengalami proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

    Perubahan perilaku yang terjadi sesuai dengan aspek-aspek

    keterampilan Bahasa Indonesia, meliputi keterampilan mendengarkan,

    keterampilan berbicara, keterampilan menulis, keterampilan membaca dan

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    34/105

    16

    sastra. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada setiap kelas selalu mencakup

    berbagai keterampilan tersebut, yang berbeda hanyalah tingkatannya.

    2. Model Pembelajaran Tematik

    a. Hakikat Model Pembelajaran

    Joyce dan Weil (1978: 2) menyatakan bahwa a model of teaching

    consist of guidline for designing educational activities and environments.

    Its specifies ways of teaching and learning that are intended to achieve

    certain kinds of goals. Artinya suatu model pembelajaran terdiri dari

    petunjuk atau pedoman untuk merencanakan aktivitas pendidikan dan

    sekitarnya. Model pembelajaran juga merupakan cara-cara khusus dari

    belajar mengajar yang bermaksud untuk mencapai jenis tujuan tertentu.

    Dalam hal ini tujuan yang ingin dicapai ialah tujuan pembelajaran. Untuk

    mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, suatu model pembelajaran

    telah memiliki suatu perencanaan atau pola atau prosedur pembelajaran

    yang akan digunakan sebagai pedoman guru untuk melaksanakan

    pembelajaran. Sejalan dengan pemikiran di atas, Arends (dalam Trianto,

    2010: 74) menyatakan istilah model pengajaran mengarah pada suatu

    pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya,

    lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.

    Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis dapat

    meyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau

    pola atau konsep yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

    pembelajaran yang bertujuan untuk membantu guru dan siswa dalam untuk

    mencapai tujuan belajar.Model pembelajaran memiliki beberapa ciri-ciri khusus. Trianto

    (2010: 74) mengemukakan empat ciri-ciri khusus dari model

    pembelajaran, yakni:

    1) Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau

    pengembangnya. Artinya suatu model pembelajaran muncul karena

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    35/105

    17

    adanya landasan teori yang logis yang disusun dan dirancang oleh

    ahlinya masing-masing.

    2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.

    Suatu model pembelajaran berisi tentang teori atau landasan

    pemikiran mengenai prosedur pembelajaran serta tujuan

    pembelajaran yang akan dicapai.

    3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

    dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mengatur

    tingkah laku atau tata cara guru dalam pembelajaran agar

    pelaksanaan model pembelajaran dapat berhasil.

    4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu

    dapat tercapai. Suatu model pembelajaran membutuhkan

    lingkungan belajar yang kondusif sehingga dapat menunjang

    keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

    Huiit dalam Anurrahaman (2010: 143) mengatakan meskipun

    keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas merupakan hal yang

    sangat penting, akan tetapi guru harus tetap dapat mengontrol aktivitas

    perilaku siswa di kelas (classroom management activities), mencermati

    perbedaan-perbedaan antar siswa serta karakteristik masing-masing

    individu.

    b. Hakikat Model Pembelajaran Tematik

    1) Istilah dan Pengertian

    Model pembelajaran tematik wajib atau sangat dianjurkan

    diterapkan pada siswa kelas 1, 2, dan 3. Model pembelajaran tematik miripdengan model pembelajaran terpadu, kemiripannya terletak pada

    pendekatan pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran

    ke dalam suatu konsep pembelajaran. Sri Anitah (2009: 62) menyatakan,

    bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep yang menggunakan

    pendekatan pembelajaran yang melibatkan konsep-konsep secara

    terkoneksi baik secara inter maupun antar mata pelajaran. Terjalinnya

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    36/105

    18

    hubungan antar setiap konsep secara terpadu, akan memfasilitasi siswa

    untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan mendorong siswa untuk

    memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung

    dan menghubungkannya dengan pengalaman-pengalaman nyata. Deni

    Kurniawan (2011: 77) menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah

    suatu bentuk atau model dari pembelajaran terpadu, yaitu model terjala

    (webbed). Inti dari model model pembelajaran ini ditekankan pada pola

    pengorganisaisan materi yang saling berhubungan ke dalam suatu tema

    untuk pembelajaran. Sedangkan Trianto (2010: 78) mengemukakan

    pendapat yang hampir sama dengan beberapa pendapat di atas dan

    menyatakan bahwa pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran

    yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu Sebagai contoh, tema

    Hewan dapat ditinjau dari mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa, Matematika,

    PKn, serta Seni Budaya dan Keterampilan.

    Pandangan yang sama juga dikemukakan oleh Rusman (2011:

    254) yang menyatakan model pembelajaran tematik adalah adalah model

    pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang

    melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman

    bermakna kepada siswa. Lebih lanjut lagi Rusman (2011: 255)

    menyatakan landasan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar meliputi

    landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan yuridis. Secara

    filosofis kemunculan pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga

    aliran filsafat berikut: (1) progesivisme, (2) konstruktivisme, dan (3)

    humanisme. Aliran progesivisme memandang proses pembelajaran perlu

    ditekankan pada pembentukan kreativitas siswa, pemberian sejumlahkegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memerhatikan pengalaman

    siswa. Sehingga siswa dapat memiliki perubahan ke arah yang lebih baik

    (kemajuan). Landasan Psikologis berkaitan dengan adanya kontribusi

    dalam hal bagaimana materi pembelajaran tematik tersebut membawa

    perubahan perilaku siswa menuju kedewasaan, baik fisik,

    mental/intelektual, moral maupun sosial. Landasan yuridis berkaitan

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    37/105

    19

    dengan kebijakan dan peraturan yang mendukung pelaksanaan

    pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Dalam UU No. 23 Tahun 2002

    tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak

    memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan

    pribadinya dan tingkat kecerdasannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003

    tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap peserta didik

    pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan

    sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V pasal 1-b).

    Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat penulis simpulkan

    bahwa model pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang

    dirancang berdasarkan tema tertentu yang melibatkan beberapa mata

    pelajaran yang saling terkait untuk memberikan pengalaman bermakna

    pada siswa.

    2) Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik

    Sebagai sebuah model pembelajaran, pembelajaran tematik

    memiliki beberapa prinsip dasar. Trianto (2010: 85) mengemukakan secara

    umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan

    menjadi: (1) prinsip penggalian tema, (2) prinsip pengelolaan

    pembelajaran, (3) prinsip evaluasi, dan (4) prinsip reaksi.

    a) Prinsip Penggalian Tema

    Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam

    pembelajaran tematik. Tema yang digunakan dalam pembelajaran

    hendaknya sesuai dengan karkater dan keadaan peseta didik.

    b) Prinsip Pengelolaan PembelajaranPrabowo dalam Trianto (2010: 85) menyatakan bahwa dalam

    pengelolaan pembelajaran hendaklah guru dapat berlaku sebagai

    berikut:

    (1) Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang

    mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar.

    Sebab apabila pembelajaran didominasi oleh guru maka

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    38/105

    20

    siswa akan menjadi pasif dan tidak dapat menerima

    pembelajaran dengan baik.

    (2) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus

    jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja

    kelompok. Artinya ketika guru memberikan tugas kepada

    siswa baik secara individu maupun kelompok, harus

    disampaikan secara jelas agar mudah dicerna oleh siswa

    sehingga tidak terjadi kesalah pahaman.

    (3) Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang

    terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.

    Artinya guru harus dapat membantu siswa untuk

    memunculkan ide-ide atau gagasan baru dalam proses

    pembelajaran.

    c) Prinsip Evaluasi

    Beberapa langkah positif pelaksanaan evaluasi dalam

    pembelajaran tematik antara lain:

    (1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan

    evaluasi diri (self evaluation/self assessment) di samping

    bentuk evaluasi lainnya. Hal ini dapat membantu siswa

    untuk mengetahui bagian mana yang belum mereka kuasai.

    Sehingga mereka dapat memperbaikinya.

    (2) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi

    perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria

    keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai. Hal ini

    bertujuan untuk membantu siswa lebih memahamikompetensi yang telah diajarkan.

    d) Prinsip Reaksi

    Prinsip reaksi berkaitan dengan dampak pengiring (nurturant

    effect) dalam pembelajaran. Dampak pengiring sangat penting

    bagi siswa, karena bila dampak pengiring dalam suatu

    pembelajaran dapat terpenuhi maka akan memberikan perubahan

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    39/105

    21

    perilaku pada siswa. Oleh karena itu guru dituntut agar mampu

    merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai

    secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran.

    Selain prinsip-prinsip yang telah dikemukakan di atas, Deni

    Kurniawan (2011: 78) juga mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran

    tematik. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

    a) Berpusat pada anak, artinya pembelajaran tematik dirancang

    dengan memposisikan anak sebagai pusat dalam pembelajaran.

    Proses dan tujuan pembelajaran dirumuskan dengan

    menggunakan anak sebagai aspek utama yang harus diperhatikan.

    b) Pengalaman langsung, artinya pembelajaran yang bersifat verbal

    harus dihindari dengan semaksimal mungkin, hal itu dapat

    dilakukan dengan cara memberikan informasi kepada siswa

    melalui sumber pertama.

    c) Pemisahan mata pelajaran yang tidak jelas, artinya dalam

    pembelajaran tematik materi yang dipelajari disajikan melalui

    sebuah tema. Tema dipelajari berdasarkan informasi dari

    sejumlah bidang studi.

    d) Penyajian beberapa mata pelajaran dalam satu proses

    pembelajaran, artinya penyajian materi pembelajaran berisi lebih

    dari satu mata pelajaran, namun dalam penyampaiannya identitas

    masing-masing mata palajaran sudah tidak kelihatan.

    e) Fleksibel, artinya tidak terfokus pada satu mata pelajaran,

    kegiatan belajar bisa lebih divariasi tergantung dengan kebutuhan.f) Bermakna dan utuh, artinya model pembelajaran tematik sangat

    mempertimbangkan proses pembelajaran dan isi materi yang

    disampaikan agar memiliki hubungan atau kaitan dengan sifat

    anak didik. Hal tersebut akan membuat pembelajaran lebih mudah

    dipahami dan sesuai dengan kebutuham siswa sehingga menjadi

    lebih bermakna.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    40/105

    22

    g) Mepertimbangkan waktu dan ketersediaan sumber, artinya

    pembelajaran tematik membutuhkan waktu yang relatif lebih

    lama dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya. Guru

    harus mempertimbangkan alokasi waktu dan sumber belajar yang

    akan digunakan.

    h) Tema terdekat dengan anak, artinya dalam penentuan tema

    diusahakan memilih tema yang dekat dengan keseharian anak,

    sehingga siswa bisa lebih memaknai pembelajaran yang

    diterimanya.

    i) Pencapaian kompetensi dasar bukan tema, artinya seluruh

    pembelajaran yang sistematis selalu berorientasi pada pencapain

    tujuan yang jelas. Jadi walaupun proses pembelajaran tematik

    menggunakan tema, tetapi tolok ukur keberhasilan pembelajaran

    diukur menggunakan suatu s tandar kompetensi.

    3) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

    Trianto (2010: 89) meninjau keuntungan pembelajaran tematik

    dari aspek guru dan peserta didik. Keuntungan pembelajaran tematik bagi

    guru antara lain adalah sebagai berikut:

    a) Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Hal tersebut

    dikarenakan materi yang dipelajari mencakup beberapa mata

    pelajaran dan tidak dibatasi oleh jam pelajaran, jadi apabila materi

    belum selesai bisa dilanjutkan pada jam berikutnya.

    b) Hubungan setiap mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara

    logis dan alami. Karena materi pembelajaran tidak dipisah-pisahmenurut bidang studi, maka siswa bisa menerimanya secara alamiah

    dan logis sebab topik yang digunakan berhubungan dengan

    kehidupan siswa sehari-hari.

    c) Dapat ditujukan bahwa belajar merupakan kegiatan yang

    berkesinambungan, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran,

    atau bahkan empat dinding kelas. Dengan begitu guru dapat

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    41/105

    23

    membantu siswa untuk memperluas pengetahuan dan kesempatan

    belajar ke berbagai aspek kehidupan.

    d) Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik

    dari berbagai sudut pandang. Karena tidak semua siswa memiliki

    kemampuan yang sama dalam menerima pembelajaran.

    e) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Siswa benar-benar

    fokus pada apa yang mereka pelajari. Sehingga penekanan pada

    kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan

    kolaborasi.

    Sedangkan keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara

    lain adalah sebagai berikut:

    a) Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil

    belajar. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan kualitas dalam

    proses pembelajaran.

    b) Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan

    menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif. Sehingga

    siswa lebih memaknai pembelajaran yang diterimanya.

    c) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan

    dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan mereka didorong untuk

    membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada

    keberhasilan belajar. Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan

    lebih menarik dan akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

    d) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di

    luar kelas. Sehingga akan meningkatkan keaktifan siswa dalam

    belajar.e) Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide,

    sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman. Siswa akan

    terlatih untuk aktif dalam pembelajaran, baik dalam hal keaktifan

    dalam berpikir maupun keaktifan dalam aspek psikomotoriknya.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    42/105

    24

    Pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan. Trianto (2010:

    90) mengemukakan beberapa kekurangan yang dimilki oleh model

    pembelajaran tematik, antara lain:

    (1) Aspek guru

    Pada kenyataan di lapangan guru kurang memiliki kesadaran diri

    untuk terus memperluas pengetahuannya. Pembelajaran tematik

    akan sulit terwujud apabila guru kurang memiliki semangat untuk

    terus belajar. Guru seharusnya senantiasa menggali informasi ilmu

    pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan

    banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus

    pada bidang kajian tertentu saja. Guru juga dituntut untuk memiliki

    wawasan luas, memiliki kreativitas yang terus berkembang, rasa

    percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas serta

    mengembangkan materi.

    (2) Aspek peser ta didik

    Pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik

    yang relatif baik, baik dalam kemampuan akademik maupun

    kreativitasnya. Apabila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan

    model pembelajaran tematik akan sangat sulit dilaksanakan. Guru

    harus menuntun peserta didik untuk terus mengembangkan diri dan

    berusaha untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.

    (3) Aspek sarana dan sumber pembelajaran

    Sarana serta sumber pembelajaran sangat penting untuk menunjang

    kualitas pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik memerlukan

    bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak danbervariasi, juga fasilitas internet. Sarana dan sumber belajar yang

    lengkap akan menunjang, memperkaya dan mempermudah

    pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka

    penerapan pembelajaran ini akan terhambat.

    (4) Aspek kurikulum

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    43/105

    25

    Kurikulum harus luwes atau mudah disesuaikan dengan kondisi

    peserta didik, dan berorientasi pada pencapaian ketuntasan

    pemahaman peserta. Dalam hal ini guru memiliki kewenangan

    penuh dalam mengembangkan materi, metode, penilaian

    keberhasilan pembelajaran peserta didik.

    (5) Aspek penilaian

    Sistem penilaian pembelajaran tematik membutuhkan cara yang

    menyeluruh, yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik

    dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam hal ini,

    guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur

    pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga

    dituntut untuk aktif dalam berkoordinasi dengan guru lain, bila

    materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.

    (6) Aspek suasana pembelajaran

    Kenyataan yang ditemui di lapangan, pembelajaran tematik

    cenderung mengutamakan salah satu bidang kajian dan

    tenggelamnnya bidang kajian yang lain. Hal tersebut tidak

    dibenarkan dalam penerapan pembelajaran tematik, sebab mata

    pelajaran yang tercakup dalam satu tema harus memiliki bobot

    yang sama.

    4) Karakteristik Pembelajaran Tematik

    Sebagai model pembelajaran di Sekolah Dasar, pembelajaran

    tematik memiliki beberapa karakter yang mencerminkan kekhususannya

    sebagai suatu model pembelajaran. Deni Kurniawan (2011: 74) danTrianto (2009: 91) mengemukakan karakteristik pembelajaran tematik

    sebagai berikut:

    a) Berpusat pada siswa. Dalam proses pembelajaran siswa

    merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    44/105

    26

    b) Memberikan pengalaman secara langsung. Semaksimal mungkin

    diusahakan siswa mendapatkan pengalaman secara langsung dari

    materi yang dipelajarinya.

    c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Adanya beberapa

    mata pelajaran yang saling berpadu atau bergabung ke dalam

    sebuah tema.

    d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Karena

    pembelajaran berdasarkan sebuah tema maka akan terjadi

    penyajian konsep dari setiap mata pelajaran secara bersamaan.

    e) Bersifat fleksibel. Artinya model pembelajaran ini tidak

    mengikuti pola suatu mata pelajaran, menggunakan tema yang

    bervariasi dalam pembelajaran, dan pemilihan media serta metode

    pembelajaran disesuaikan dengan materi pembelajaran.

    f) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

    Model pembelajaran tematik diterapkan pada siswa kelas rendah

    sehingga proses pembelajaran harus menyenangkan dan sesuai

    dengan karakter siswa.

    g) Hasil belajar dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan

    siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang berpusat pada

    siswa sehingga proses pembelajaranpun harus disesuaikan dengan

    karakteristik siswa.

    5) Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik

    Model pembelajaran tematik tidak bisa begitu saja diterapkan

    dalam pembelajaran, terdapat beberapa aturan yang menjadi rambu-rambudalam penerapan model pembelajaran tematik. Rusman (2011: 260)

    mengemukakan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang harus

    diperhatikan guru adalah sebagai berikut:

    a) Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan. Guru harus pandai

    dalam memilih mata pelajaran yang memiliki keterkaitan dengan

    tema yang akan dipelajari.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    45/105

    27

    b) Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas

    semester. Materi pembelajaran bersifat fleksibel, sehingga sangat

    dimungkin terjadinya perpaduan antara mata pelajaran semester 1

    dengan mata pelajaran semester 2 bila keduanya benar-benar

    terkait dalam satu tema.

    c) Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan

    untuk dipadukan. Guru tidak boleh memaksa untuk memadukan

    kompetensi dasar yang tidak memiliki keterkaitan satu sama lain.

    Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara

    tersendiri.

    d) Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus

    tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara

    tersendiri. Guru tidak boleh menghilang atau tidak mengajarkan

    salah satu kompetensi dasar hanya karena kompetensi dasar

    tersebut tidak tercakup dalam tema.

    e) Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca,

    menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral. Karena

    hal-hal tersebut merupakan akar dari kegiatan belajar di sekolah.

    f) Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa,

    minat, lingkungan, dan daerah setempat. Hal ini agar siswa bisa

    mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna.

    6) Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik

    Prabowo dalam Trianto (2010: 95) mengemukakan langkah-

    langkah pembelajaran tematik pada dasarnya mengikuti langkah-langkahpembelajaran terpadu . Secara umum langkah-langkah tersebut mengikuti

    tahap-tahap yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi 3

    tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

    a) Tahap Perencanaan

    Sebelum melaksanakan pembelajaran guru wajib membuat

    perencanaannya terlebih dahulu. Tahap perencanaan

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    46/105

    28

    pembelajaran tematik meliputi: (1) Menentukan jenis mata

    pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan. (2) Memilih

    kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan

    indikator. (3) Menentukan sub keterampilan yang dipadukan. (4)

    Merumuskan indikator hasil belajar. (5) Menentukan langkah-

    langkah pembelajaran.

    b) Tahap Pelaksanaan

    Prinsip-prinsip utama pelaksanaan pembelajaran tematik meliputi:

    (1) Guru tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam

    kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam

    pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa menjadi pembelajar

    yang aktif dan mandiri. (2) Pemberian tanggung jawab individu

    dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut

    adanya kerja sama kelompok. Sehingga tidak terjadi

    kesalahpahaman dalam proses pembelajaran. (3) Guru perlu

    akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak

    terpikirkan dalam proses perencanaan.

    c) Tahap Evaluasi

    Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan

    evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi harus dilaksanakan

    dengan sebaik-baiknya, karena hasil evaluasi tersebut akan

    menjadi tolok ukur keberhasilan pembelajaran yang telah

    dilaksanakan.

    Tabel 1

    Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik dalam SettingPembelajaran Langsungdan Pembelajaran Kooperatif

    Tahap Tingkah Laku Guru

    Fase 1

    Pendahuluan

    1. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran

    sebelumnya

    2. Memotivasi siswa

    3. Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    47/105

    29

    mengetahui konsep-konsep prasyarat yang sudah

    dikuasai oleh siswa

    4. Menjelaskan tujuan pembelajaran (kompetensi dasar

    dan indikator)

    Fase 2

    Presentasi Materi

    1. Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh

    siswa melalui demonstrasi dan bahan bacaan

    2. Presentasi keterampilan proses yang dikembangkan

    3. Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan melalui

    bagan

    4. Memodelkan penggunaan peralatan melalui bagan

    Fase 3

    Membimbing

    Pelatihan

    1. Menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok

    belajar

    2. Mengingatkan cara siswa bekerja dan berdiskusi

    secara kelompok sesuai komposisi kelompok

    3. Membagi buku siswa dan LKS

    4. Mengingatkan cara menyusun laporan hasil kegiatan

    5. Memberikan bimbingan seperlunya

    6. Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas

    waktu yang ditentukan

    Fase 4

    Menelaah

    Pemahaman dan

    Memberikan

    Umpan Balik

    1. Mempersiapkan kelompok belajar untuk diskusi kelas

    2. Meminta salah satu anggota kelompok untuk

    mempresentasikan hasil kegiatan sesuai dengan LKS

    yang telah dikerjakan

    3. Meminta anggota kelompok lain menanggapi hasil

    presentasi4. Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi

    Fase 5

    Mengembangkan

    dengan

    Memberikan

    1. Mengecek dan memberikan umpan balik terhadap

    tugas yang dilakukan

    2. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi

    pembelajaran yang baru saja dipelajari

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    48/105

    30

    Kesempatan untuk

    Pelatihan Lanjutan

    dan Penerapan

    3. Memberikan tugas rumah

    Fase 6

    Menganalisis dan

    Mengevaluasi

    Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau

    evaluasi terhadap kinerja mereka

    (Sumber: Trianto, 2010: 99)

    Tabel di atas menunjukkan langkah-langkah pembelajaran

    tematik dari segi pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif.

    Langkah-langkah pembelajaran langsung maupun pembelajaran

    kooperatif dimulai dari fase pendahuluan, dilanjutkan dengan presentasi

    materi pembelajaran, kemudian guru membimbing siswa dalam proses

    belajar. Fase selanjutnya ialah guru merangsang siswa untuk

    memperdalam pemahamannya pada materi pembelajaran dan

    memberikan umpan balik kepada siswa. Kemudian guru membantu siswa

    untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.

    Fase terakhir adalah guru membantu siswa untuk merefleksi

    pembelajaran kemudian memberikan evaluasi individu untuk mengukur

    keberhasilan belajar siswa.

    3. Media Pembelajaran Sistematis

    a. Hakekat Media PembelajaranMedia adalah alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari

    bahasa Latin, medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara,

    atau pengantar (Arsyad, 2007: 3). Secara harfiah, media berarti

    perantara, yaitu perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima

    pesan (a receiver). Gagne dan Briggs dalam Sadiman (2002: 23), Arsyad

    (2007: 4), Dina Indriana (2011: 14) menyatakan bahwa media

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    49/105

    31

    pembelajaran adalah alat-ala t fisik untuk menyampaikan materi pelajaran

    dalam bentuk buku, film, rekaman video, dan lain sebagainya. Briggs juga

    berpendapat bahwa media merupakan alat untuk memberikan perangsang

    bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar . Heinich dalam Arsyad

    (2007: 4) memperjelas pengertian media dengan mengemukakan istilah

    medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan

    penerima. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang

    bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran

    maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan pernyataan di

    atas, Sadiman (2002: 6) juga mengemukakan bahwa media pembelajaran

    adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

    pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

    perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga

    proses belajar terjadi. Begitu pula dengan Oemar Hamalik (1986: 23) yang

    juga menyatakan bahwa media pendidikan atau media pembelajaran

    adalah, alat, metode dan tehnik yang digunakan dalam rangka lebih

    mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam

    proses pendidikan atau pengajaran di sekolah.

    Dari berbagai pengertian tersebut, kita memahami bahwa media

    merupakan alat bantu atau alat komunikasi yang memiliki banyak manfaat

    untuk siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Penggunaan media

    pembelajaran sangat membantu guru dalam menyampaikan materi

    pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

    maksimal. Sedangkan bagi siswa, penggunaan media pembelajaran dapat

    mempermudah mereka dalam mencerna materi yang diperoleh dari guru.

    b. Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran

    Media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas belajar dan juga

    hasil belajar siswa. Alasan penggunaan media dalam pembelajaran ialah

    terdapat banyak manfaat yang bisa diperoleh guru maupun siswa. Berikut

    beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran menurut beberapa ahli:

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    50/105

    32

    Sadiman, dkk (2002: 16) mengemukakan kegunaan media dalam

    proses pembelajaran secara umum sebagai berikut:

    1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.

    Karena penyampaian materi yang bersifat verbal tidak akan

    bertahan lama dalam ingatan anak.

    2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. Media

    pembelajaran dapat menjadi solusi untuk memecahkan

    permasalahan guru, misalnya guru menampilkan gambar-gambar

    binatang buas dalam pembelajaran.

    3) Dengan menggunakan media secara tepat dan bervariasi dapat

    diatasi sikap pasif anak didik. Media yang menarik minat dan

    motivasi siswa akan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam

    pembelajaran.

    4) Media pendidikan mampu memberikan perangsang yang sama,

    mepersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama

    untuk mengatasi perbedaan dalam setiap individu siswa.

    Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 2) mengemukakan

    beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar

    mengajar, antara lain:

    1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

    menumbuhkan motivasi belajar.

    2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

    dipahami oleh siswa, dan memugkinkan siswa menguasai tujuan

    pengajaran lebih baik.

    3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

    komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga

    siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila

    guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

  • 7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf

    51/105

    33

    4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

    mendengarkan uraian guru