UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
-
Upload
seftian-eko -
Category
Documents
-
view
242 -
download
0
Transcript of UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
1/105
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA SECARA SISTEMATIS UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DALAM
TEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS II SDN 1 JATIPURWO
WONOGIRI
2011/2012
Oleh :
UMI AZIZAH FAUZANA
K7108022
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
2/105
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA SECARA SISTEMATIS UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DALAM
TEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS II SDN 1 JATIPURWO
WONOGIRI
2011/2012
Oleh :
UMI AZIZAH FAUZANA
K7108022
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
3/105
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Umi Azizah Fauzana
NIM : K7108022
Jurusan/Program Studi : PMIPS/Pendidikan Guru Sekolah Dasar
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
SECARA SISTEMATIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
BAHASA INDONESIA DALAM TEMA LINGKUNGAN PADA SISWA
KELAS II SDN 1 JATIPURWO WONOGIRI 2011/2012 ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila dalam kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, April 2012Yang membuat pernyataan
Umi Azizah Fauzana
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
4/105
iv
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SECARA SISTEMATIS
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
DALAM TEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS II SDN 1
JATIPURWO WONOGIRI 2011/2012
Oleh :
Nama : UMI AZIZAH FAUZANA
NIM : K7108022
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari : Rabu
Tanggal : 4 April 2012
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Chumdari, M.Pd Drs. M. Ismail Sriyanto, M.Pd
NIP. 195605424984444004 NIP.195806221986031004
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
5/105
v
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SECARA SISTEMATIS
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
DALAM TEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS II SDN 1
JATIPURWO WONOGIRI 2011/2012
Nama : UMI AZIZAH FAUZANANIM : K7108022
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar.
Hari : Selasa
Tanggal : 17 April 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd ........................
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd .........................
Anggota I : Drs. Chumdari, M.Pd .........................
Anggota II : Drs. Ismail Sriyanto, M.Pd .........................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP 19600727 198702 1 001
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
6/105
vi
ABSTRAK
Umi Azizah Fauzana. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SECARA SISTEMATIS UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DALAM
TEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS II SDN 1 JATIPURWO
WONOGIRI 2011/2012.
Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. April 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia dalam tema lingkungan pada siswa kelas II SD Negeri 1 JatipurwoWonogiri tahun ajaran 2011/2012 melalui penerapan model pembelajaran tematikdengan menggunakan media secara sistematis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian ini terdiri daridua siklus setiap siklus mempunyai empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi atau pengamatan kemudian refleksi dan masing masing siklusnya ada
dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan pada setiap
pertemuan diadakan pengamatan serta post tes sehingga dapat diketahui adatidaknya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam
tema lingkungan dengan melibatkan penggunaan media pembelajaran secara
sistematis. Sebagai subjek adalah guru kelas dan siswa kelas II SD Negeri 1Jatipurwo Jatipurno Wonogiri yang berjumlah 26 anak. Teknik pengumpulan data
digunakan teknik wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah model analisis deskriptif komparatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa ada peningkatanhasil belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam tema lingkungan
setelah dilaksanakan tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran
tematik serta menggunakan media secara sistematis. Hal ini dapat ditunjukkandengan meningkatnya hasil nilai dari tes yang dilakukan pada siswa sebelum dan
sesudah dilaksanakannya tindakan. Siklus I ada peningkatan hasil belajar Bahasa
Indonesia dalam lingkungan pada siswa dari nilai rata-rata 66,7 menjadi 74,4 dan
dari pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 42,3% menjadi 69,2%.Siklus II ada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia dari nilai rata-rata siklus
I yaitu 74,4 menjadi 80,4 dan dari pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) 69,2% menjadi 92,3%. Dengan demikian, dapat diajukan suaturekomendasi bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia pada tema lingkungan dapat
ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran tematik menggunakan
media secara sistematis pada siswa kelas II SD Negeri 1 Jatipurwo Jatipurno
Wonogiri Tahun Ajaran 2011/ 2012.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
7/105
vii
ABSTRACT
Umi Azizah Fauzana. IMPLEMENTATION OF THEMATIC
LEARNING MODEL INVOLVING THE USE OF MEDIA
SYSTEMATICALLY TO IMPROVE INDONESIAN LEARNING
OUTCOMES IN ENVIRONMENT THEME FOR THE SECOND
GRADERS ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS OF JATIPURWO 1
WONOGIRI 2011/2012. Skripsi, Surakarta, TeacherTraining and Education Faculty. Sebelas Maret University. April 2012.
The purpose of this study is to improve the Indonesian learning outcomes
in environment theme for the second graders of SD Negeri 1 Jatipurwo Wonogiri
academic year 2011/2012 through the implementation of thematic learning modelinvolves the use of media systematically.
The method used in this research is a qualitative research with this type
of classroom action research (CAR). The procedure of this research consisted of
two cycles, each cycle has four steps, planning, implementation, observation, and
reflection, and each cycle consists of two meetings. The research was conducted
in two cycles and in every meetings are held the observation and post test to know
the increase of Indonesian learning in environment theme that involves the use of
media systematically. As the subjects were the teacher and the second graders of
SD Negeri 1 Jatipurwo, Wonogiri consist of twenty six students. The techniques
of collecting data are interview, observation, test and documentation. Data
analysis technique used is descriptive analysis of comparative models.
Based on this research result, can be concluded that there is an increase
in Indonesian learning outcomes in environment theme after execution classaction by the implementation of thematic learning model involving the use of
media systematically. This can be shown by increasing the value of the tests
conducted on the students before and after implementation of the action. The first
cycle indicates the improvement in the Indonesian learning outcomes inenvironment theme from the average value of 66.7 becomes 74.4 and based on the
achievement of minimum completeness criteria 42.3% becomes 69.2%. The
second cycle indicates the improvement in the Indonesian learning outcomes inenvironment theme from the average value of the first cycle 74.4 becomes 80.4
and on the achievement of minimum completeness criteria 69.2% becomes
92.3%. Thus, it can be put forward a recommendation that the Indonesian learning
outcomes in environment theme, can be improved by implementation of thematic
learning model involving the systematically use of media in second graders SDNegeri 1 Jatipurwo Wonogiri Academic Year 2011/2012.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
8/105
viii
MOTTO
Setiap karya adalah potret diri pembuatnya. Maka tandai karya itu dengan
kecemerlangan
(Anies Baswedan)
Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat -
keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan .Dan pengetahuan adalah
hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak
disertai cinta
(Kahlil Gibran)
Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang
ilmuwan besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya
(Albert Einstein)
Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah buta, agama tanpa ilmu pengetahuan
adalah lumpuh
(Albert Einstein)
Hidup adalah proses pembelajaran yang tidak akan berhenti sampai akhir
hayat
(Penulis)
Jangan pernah menyerah pada kegagalan, karena setiap kegagalan memberikansebuah pelajaran untuk bisa lebih baik lagi
(Penulis)
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
9/105
ix
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk:
Kedua orang tuaku (Maryati dan Wahyatmo) tersayang
yang selalu memberi dukungan, semangat, bantuan, serta doa
yang tiada henti demi lancarnya tugas skripsi ini.
Kakak dan Saudara Kembarku (Anni, Dwi dan Zani) tersayang yang selalu
memberi semangat dan doa.
Keponakanku (Sabrina dan Felix) tercinta yang selalu menularkan
keceriaan serta semangatnya.
Yang terkasih (Havid), yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan.
Sahabatku (Erna dan Anik) yang memberikan semangat,
dorongan dan motivasi.
Semua teman-teman mahasiswa S1 PGSD kelas Aangkatan 2008 yang selalu membantu dan
memberikan semangat kepada peneliti.
Keluarga Besar Kampus PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta,
almamaterku tercinta tempatku menimba ilmu.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
10/105
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul Penerapan Model Pembelajaran Tematik Dengan Menggunakan Media
Pembelajaran Secara Sistematis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia dalam Tema Lingkungan pada Siswa Kelas II SDN 1 Jatipurwo
Jatipurno Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah bayak membantu dalam penyusunan skripsi ini. Dalam
kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. Chumdari, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat
membantu dalam penulisan skripsi ini.
6. Drs. Ismail Sriyanto, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangatmembantu dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak Wahyatmo, S.Pd, selaku kepala sekolah SD Negeri 1 Jatipurwo
Jatipurno Wonogiri yang telah mengijinkan mengadakan penelitian di SD
tersebut.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
11/105
xi
8. Bapak Eko Wahyudi, Ama, selaku guru kelas II SD Negeri 1 Jatipurwo
Jatipurno Wonogiri yang telah membantu pelaksanaan penelitian di kelas
tersebut.
9. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 1 Jatipurwo Jatipurno Wonogiri yang banyak
memberikan bantuan dan dorongan.
10. Teman-temanku se-almamater yang telah memberikan semangat dan
kerjasamannya.
Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari harapan
dan kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan bagi
para pembaca umumnya.
Surakarta, April 2012
Umi Azizah Fauzana
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
12/105
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah . ............................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 4
D. Rumusan Masalah ................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 7
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 71. Tinjauan Tentang Hasil Belajar ......................................... 7
2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Tematik ............... 17
3. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ............................ 32
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 40
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 41
D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 43
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
13/105
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 44
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 44
B. Subjek Penelitian .................................................................... 45
C. Data dan Sumber Data Penelitian ........................................... 46
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 46
E. Teknik Analisis Data .............................................................. 48
F. Validasi Data .......................................................................... 49
G. Prosedur Penelitian ................................................................. 47
H. Indikator Keberhasilan ............................................................ 52
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 54
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 54
B. Deskripsi Kondisi Awal .......................................................... 55
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ......................................... 57
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 80
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN .................................. 84
A. Simpulan ................................................................................. 84
B. Implikasi .................................................................................. 84
C. Saran ........................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 88
LAMPIRAN ................................................................................................... 91
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
14/105
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik................................................ 30
2. Jadwal Penelitian .................................................................................... 45
3. Data Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Kondisi Awal ............. 55
4. Perbandingan Nilai Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 ................................ 64
5. Data Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siklus I ...................... 65
6. Perbandingan Hasil Belajar Sebelum Tindakan dan Siklus I ................. 67
7. Perbandingan Nilai Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 ................................ 76
8. Data Nilai Hasil Belajar pada Siklus II ................................................... 77
9. Perkembangan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ................................ 78
10. Data Nilai Hasil Belajar sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ....... 80
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
15/105
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik halaman
1. Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Kondisi Awal ...................... 56
2. Perbandingan Nilai Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 ................................ 65
3. Nilai Bahasa Indonesia pada Siklus I ..................................................... 66
4. Hasil Perkembangan Nilai Sebelum Tindakan dan Siklus I ................... 68
5. Perbandingan Nilai Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 ................................ 76
6. Nilai Bahasa Indonesia pada Siklus II .................................................... 77
7. Hasil Pekembangan Nilai Siklus I dan Siklus II ..................................... 79
8. Perkembangan Nilai Sebelum Tindakan, Siklus I, danSiklus II ............. 81
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
16/105
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Silabus Siklus I ................................................................................... 91
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...................................... 93
3. Kisi-Kisi LKS Siklus I ......................................................................... 104
4. LKS Siklus I Pertemuan 1.................................................................... 106
5. Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 1 .......................................... 107
6. LKS Siklus I Pertemuan 2.................................................................... 108
7. Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 2 .......................................... 109
8. Silabus Siklus II ................................................................................... 110
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II................................................. 112
10. Kisi-Kisi LKS Siklus II ........................................................................ 123
11. LKS Siklus II Pertemuan 1 .................................................................. 124
12. Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 1 ......................................... 125
13. LKS Siklus II Pertemuan 2 . ................................................................ 126
14. Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 2 ........................................ 127
15. Kisi-Kisi Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 .............................................. 128
16. Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ............................................................ 129
17. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 .................................... 130
18. Kriteria Penilaian Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ................................ 131
19. Kisi-Kisi Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 .............................................. 132
20. Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ............................................................ 133
21. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 .................................... 13422. Kriteria Penilaian Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ............................... 135
23. Kisi-Kisi Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ........................................... 136
24. Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ........................................................... 137
25. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 .................................. 138
26. Kriteria Penilaian Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 .............................. 139
27. Kisi-Kisi Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ........................................... 140
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
17/105
xvii
28. Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ........................................................... 141
29. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 .................................. 142
30. Kriteria Penilaian Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 .............................. 143
31. Daftar Nilai Sebelum Tindakan .......................................................... 144
32. Daftar Nilai Siklus I ............................................................................ 145
33. Daftar Nilai Siklus II ........................................................................... 146
34. Daftar Nilai Awal, Siklus I, dan Siklus II ........................................... 147
35. Pedoman Penilaian Kemampuan Guru ............................................... 148
36. APKG Siklus I Pertemuan 1 ............................................................... 157
37. APKG Siklus I Pertemuan 2 ............................................................... 159
38. APKG Siklus II Pertemuan 1 .............................................................. 161
39. APKG Siklus II Pertemuan 2 .............................................................. 163
40. Pedoman Pengamatan Aspek Psikomotorik ....................................... 165
41. Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus I Pertemuan 1 ....... 167
42. Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus I Pertemuan 2 ....... 169
43. Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus II Pertemuan 1 ...... 171
44. Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus II Pertemuan 2 ...... 173
45. Pedoman Pengamatan Aspek Afektif ................................................. 175
46. Lembar Pengamatan Aspek Afektif Siklus I Pertemuan 1 ................. 178
47. Lembar Pengamatan Aspek Afektif Siklus I Pertemuan 2 ................. 180
48. Lembar Pengamatan Aspek Afektif Siklus II Pertemuan 1 ................ 182
49. Lembar Pengamatan Aspek Afektif Siklus II Pertemuan 2 ................ 184
50. Hasil Rekapitulasi Nilai Psikomotorik Siklus I .................................. 186
51. Hasil Rekapitulasi Nilai Psikomotorik Siklus II ................................. 187
52. Hasil Rekapitulasi Nilai Afektif Siklus I ............................................ 18853. Hasil Rekapitulasi Nilai Afektif Siklus I ............................................ 189
54. Hasil Wawancara Sebelum Penelitian ................................................ 190
55. Hasil Wawancara Setelah Penelitian ................................................... 192
56. Hasil Wawancara Siswa Sebelum Penelitian ...................................... 194
57. Hasil Wawancara Siswa Setelah Penelitian ........................................ 195
58. Rencana Penggunaan Media ............................................................... 196
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
18/105
xviii
59. Jadwal Penelitian ................................................................................. 200
60. Foto Kegiatan Pembelajaran ................................................................ 201
61. Surat Perijinan ..................................................................................... 206
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
19/105
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usia dini merupakan usia keemasan bagi seorang individu, pada masa ini
anak-anak mengalami perkembangan otak yang luar biasa. Peserta didik Sekolah
Dasar yang duduk di kelas satu, dua dan tiga masih berada pada rentangan usia
dini, dalam usia tersebut pada umumnya anak-anak masih melihat dan
mempelajari segala sesuatu sebagai satu keutuhan, serta memiliki pemikiran yang
sederhana dalam memahami hubungan antar konsep, sehingga pembelajarannya
masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialaminya.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas satu sampai kelas tiga
yang terpisah untuk setiap mata pelajaran, akan menyebabkan kurang
mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta
didik dalam menerima pembelajaran. Atas dasar tersebut maka pembelajaran pada
kelas rendah di Sekolah Dasar yaitu kelas satu, dua dan tiga dikelola dalam
pembelajaran dengan model tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar telah berjalan cukup
lama. Tepatnya pada tahun 2006, bersamaan dengan diterapkannya Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah dasar. KTSP merupakan
kurikulum yang penyusunan serta pelaksanaannya dilaksanakan oleh masing-
masing sekolah. Penerapan pembelajaran tematik untuk kelas 1 3 Sekolah Dasar
mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Lampiran Peraturan Menteri tersebut Bab II, Bagian B tentang
Struktur Kurikulum Pendidikan Umum, butir 1.c. dinyatakan bahwa pembelajaran
kelas 1 3 SD dilaksanakan melalui pendekatan tematik. Namun pada
kenyataannya, ketika peneliti melakukan pengamatan secara langsung di SD N 01
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
20/105
2
Jatipurwo pada hari Selasa tanggal 3 Januari 2012, peneliti melihat bahwa
pembelajaran tematik yang telah dilaksanakan berjalan kurang optimal. Proses
pembelajaran yang kurang optimal ini juga menyebabkan hasil belajar yang
kurang maksimal bagi siswa, sehingga tujuan yang ingin dicapai dari proses
pembelajaran tidak bisa dicapai dengan maksimal. Kurang optimalnya
pembelajaran tematik di sekolah dasar dapat dilihat dari:
1. Kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran. Melalui pengamatan yang telah
dilakukan oleh peneliti, selama proses pembelajaran berlangsung siswa
cenderung pasif. Siswa kurang aktif dalam merespon rangsangan belajar yang
diberikan oleh guru. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa didominasi
dengan mendengarkan penjelasan guru lalu mencatatnya, bahkan lebih
buruknya ada beberapa siswa yang tidak menghiraukan materi yang diberikan
guru.
2. Hasil belajar siswa yang tidak optimal. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa
yang tidak optimal sebenarnya sudah dapat diprediksi begitu kita melihat
proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa. Kepasifan siswa selama
proses pembelajaran akan berdampak pada kurang optimalnya hasil belajar
siswa, karena siswa yang pasif dalam pembelajaran cenderung lebih sedikit
menyerap materi Berdasarkan tes yang dilakukan sebelum tindakan, nilai
Bahasa Indonesia dalam tema lingkungan memperoleh hasil yang paling
rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Dari 26 siswa, terdapat
57.7% yang memperoleh nilai di bawah KKM. Ini artinya terdapat kurang dari
50% siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh
peneliti, yaitu hanya 42.3% dari jumlah siswa (lampiran 31 halaman 144).
Pembelajaran yang kurang optimal ini terjadi di semua kelas rendah,yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Kurang optimalnya pembelajaran tematik di SD
Negeri 1 Jatipurwo tersebut dikarenakan oleh adanya beberapa faktor yang
menghambat pengoptimalan pelaksanaan pembelajaran tematik, antara lain:
1. Guru belum melaksanakan langkah-langkah pembelajaran tematik sesuai
dengan prosedur yang tepat.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
21/105
3
2. Guru menggunakan media pembelajaran yang belum sistematis, sehingga
tujuan belajar tidak tercapai dengan maksimal dan kurang menarik minat siswa
untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
3. Metode pembelajaran yang diterapkan guru masih bersifat konvensional
sehingga siswa mudah jenuh.
Adanya permasalahan yang timbul pada pelaksanaan pembelajaran
tematik ini harus segera diselesaikan. Sebab hal tersebut sangat mempengaruhi
perkembangan anak dalam belajar. Penggunaan media pembelajaran yang
sistematis dan disertai dengan perencanaan pembelajaran yang tepat, dirasa cocok
untuk mengatasi permasalahan kurang optimalnya pembelajaran tematik dan hasil
belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas 2 di SD Negeri 1 Jatipurwo.
Pelibatan media pembelajaran dalam setiap kegiatan belajar merupakan
salah satu cara untuk mengoptimalkan pembelajaran tematik pada siswa kelas
rendah. Sadiman, dkk (2002: 16) mengemukakan kegunaan media dalam proses
pembelajaran secara umum sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata atau tulisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3. Dengan menggunakan media secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif anak didik.
4. Media pendidikan mampu memberikan perangsang yang sama,
mepersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama untuk
mengatasi perbedaan dalam setiap individu siswa.
Dari uraian di atas maka dapat diketahui bahwa pembuatan media
pembelajaran diperlukan untuk proses pelaksanaan pembelajaran dan prosesberpikir siswa. Dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai untuk
setiap materi pembelajaran maka dapat meningkatkan minat dan keaktifan siswa.
Namun penggunaan media saja tentu belum cukup apabila tidak diimbangi dengan
perencanaan pembelajaran yang tepat dari guru.
Berdasarkan uraian di atas muncul pertanyaan dalam diri penulis,
berkenaan dengan cara terbaik yang dapat dilakukan guru dalam membantu
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
22/105
4
kegiatan belajar siswa, sehingga diharapkan dapat meningkatkan penerapan model
pembelajaran tematik. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian di SD Negeri
1 Jatipurwo, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri dengan judul Penerapan
Model Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Media Secara Sistematis
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dalam Tema Lingkungan
pada Siswa Kelas II SD Negeri 1 Jatipurwo Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis mengidentifikasikan
permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:
1. Pembelajaran tematik di kelas 2 SD Negeri 1 Jatipurwo belum terlaksana
dengan optimal.
2. Siswa kelas II SD Negeri 1 Jatipurwo kurang aktif selama proses
pembelajaran.
3. Hasil belajar Bahasa Indonesia dalam tema lingkungan belum mencapai
tujuan pembelajaran dengan maksimal.
4. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru belum sesuai dengan
kebutuhan belajar siswa.
5. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan oleh peneliti,
ternyata terdapat banyak kekurangan dalam proses pembelajaran. Untuk
menghindari terjadinya perluasan masalah yang diteliti, maka dalam penelitian ini
peneliti memberi batasan pada masalah yang akan diprioritaskan untuk diperbaiki
sebagai berikut:
1. Pembelajaran tematik pada kelas 2 SDN 1 Jatipurwo akan ditingkatkan
dengan menggunakan media pembelajaran yang sistematik.
2. Media pembelajaran yang digunakan selama penelitian berlangsung ialahmedia yang sistematis. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan
media audiovisual dan media outbond dalam pembelajaran.
3. Hasil dan proses belajar yang diteliti dan akan ditingkatkan yaitu pada aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan fokus pembelajaran Bahasa
Indonesia, tema Lingkungan yang dinyatakan dalam bentuk angka.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
23/105
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penerapan model pembelajaran
tematik dengan menggunakan media secara sistematis dapat meningkatkan hasil
belajar Bahasa Indonesia dalam tema lingkungan pada siswa kelas II SD Negeri 1
Jatipurwo, Jatipurno, Wonogiri tahun ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah: Untuk
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam tema lingkungan pada siswa
kelas II SD Negeri 1 Jatipurwo Jatipurno Wonogiri tahun ajaran 2011/2012
melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan menggunakan media
secara sistematis.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi manfaat dua, yaitu manfaat
teoritis dan manfaat praktis. Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian
ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini secara teoritis yaitu sebagai
berikut :
a. Penelitian ini dapat memperkaya khasanah keilmuan, khususnya dalam hal
pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.
b. Proses dan hasil belajar siswa kelas rendah lebih optimal.
2. Manfaat PraktisSelain manfaat teoritis dalam penelitian ini terdapat juga manfaat praktis,
yaitu sebagai berikut :
a. Bagi Siswa.
1) Meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia.
2) Meningkatkan keterampilan berfikir.
3) Mengembangkan daya nalar siswa.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
24/105
6
4) Menumbuhkan minat siswa.
5) Siswa menjadi termotivasi dalam mengikuti pembelajaran tematik.
6) Memberikan pengalaman belajar yang menarik dan berkesan pada
siswa.
b. Bagi Guru
1) Terbiasa menyiapkan dan menggunakan media pembelajaran dalam
mengajar.
2) Mendapatkan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan
pembelajaran tematik.
3) Meningkatkan kinerja guru.
c. Bagi Sekolah
1) Menumbuhkan budaya meneliti di SD 1 Jatipurwo, Jatipurno,
Wonogiri yang dilakukan oleh siapapun.
2) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pembelajaran tematik.
3) Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
25/105
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar Bahasa Indonesia
a. Hakikat Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia
dalam kesehariannya. Banyak ahli yang telah memberikan pengertian
mengenai kata belajar berdasarkan pada teori dan pandangannya masing-
masing. Teori Belajar Psikologi Asosiasi dengan tokoh John Locke dalam
Samuel Soeitoe (1982: 90), mengemukakan bahwa belajar adalah dengan
cara mengulang-ngulang, mengasosiasikan tanggapan-tanggapan, sehingga
reproduksi yang satu dapat mengakibatkan reproduksi yang lain dalam
ingatan kita. Jadi yang dimaksud dengan belajar menurut teori ini adalah
suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dan menautkan
tanggapan-tanggapan yang diperoleh sehingga dapat menghasilkan
gabungan tanggapan dalam ingatan secara cepat dan dapat dipercaya.
Berikut beberapa tokoh yang memiliki pemikiran yang sama
dengan teori Psikologi Asosiasi, yang menekankan adanya perubahan pada
tingkah laku setelah mengalami proses belajar. (1) Cornbach dalam
Sumadi Suryabrata (1993: 247), dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002: 13)
berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of
experience. Artinya belajar ditunjukan dari adanya perubahan dalam
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. (2) Oemar Hamalik (1986: 43)mengemukakan teori belajar menurut psikologi Gestalt. Menurut aliran ini,
jiwa manusia adalah suatu keseluruhan yang berstruktur yang terdiri dari
beberapa unsur-unsur yang berinteraksi. Misalnya individu yang
berinteraksi dengan lingkungan sehingga menimbulkan atau menghasilkan
perilaku tertentu. (3) Burton dalam Aunurrahman (2010: 35) merumuskan
pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
26/105
8
berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu
dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan
lingkungannya. (4) Soemanto (1998: 104) berpendapat bahwa belajar
merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar
manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga
tingkah lakunya berkembang. (5) Muhibbin Syah (2010: 90)
menyimpulkan secara umum belajar dapat difahami sebagai tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Dalam hal ini, Suharsimi Arikunto (1993: 19) juga sependapat
dengan Syah, dan menyatakan secara sederhana belajar diartikan sebagai
suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan
perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud
memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan,
keterampilan atau pun sikap.
Teori Belajar Behavioristik dengan tokoh Thorndike dalam Asri
Budiningsih (2005: 20) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Dengan kata lain yang dimaksud dengan belajar menurut teori
belajar Behavior istik yaitu adanya suatu bentuk perubahan tingkah laku
yang dihasilkan dari adanya interaksi antara stimulus atau rangsangan
dengan respon. Seseorang akan dianggap telah belajar apabila ia mampu
menunjukan perubahan pada tingkah lakunya sesuai dengan stimulus dan
respon yang diterimanya.
Teori Belajar Konstruktivistik dalam Asri Budiningsih (2005: 58)menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses pembentukan
pengetahuan yang dilakukan oleh siswa. Dengan kata lain, belajar menurut
pandangan konstuktivitik ialah adanya suatu proses untuk membentuk
suatu pengetahuan dengan peranan siswa yang aktif dalam pembelajaran.
Dalam hal ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
serta aktif dalam berpikir.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
27/105
9
Crow dan Crow (1984: 321) menyatakan belajar adalah suatu
proses yang aktif yang memerlukan dorongan dan bimbingan ke arah
tercapainya tujuan yang dikehendaki. Selain itu belajar juga merupakan
perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai
sikap. Selanjutnya H.C. Witherington dalam Sukmadinata (2003: 155)
juga mengemukakan bahwa, belajar adalah perubahan dalam kepribadian,
yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru, yang berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
Sumadi Suryabrata (1993: 249) mengemukakan hal-hal pokok
yang berhubungan dengan belajar sebagai berikut:
1) Belajar itu membawa perubahan.
Artinya seseorang dikatakan telah belajar apabila ia menunjukkan
adanya perubahan dalam tingkah lakunya.
2) Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan
baru.
Artinya perubahan yang ditunjukan berhubungan dengan
meningkatnya kemampuan tertentu atau adanya kemampuan baru
dalam diri seseorang tersebut.
3) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha.
Artinya perubahan yang terjadi setelah adanya proses belajar ini
terjadi karena adanya usaha-usaha yang dilakukan secara sengaja
untuk mendapatkan perubahan dan kemampuan yang baru.
Dari beberapa penjelasan mengenai pengertian belajar yang telah
dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses aktif yang dilakukan untuk membentuk suatu pengetahuan,secara terus menerus dan secara sengaja dilakukan dalam usaha untuk
memperoleh perubahan yang berkaitan dengan kemampuan tertentu pada
diri manusia. Perubahan perilaku ini bisa disebabkan dari adanya interaksi
antara stimulus atau rangsangan dengan respon, maupun interaksi antara
individu dengan individu dan lingkungan.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
28/105
10
b. Hakikat Pembelajaran
Istilah pembelajaran sering digunakan untuk menyebutkan suatu
proses belajar yang dilakukan oleh seseorang. Pembelajaran memiliki
pengertian yang berbeda-beda menurut para ahli. Gagne, Briggs, dan
Wager (1992: 6) berpendapat: learning is process that makes such change
in the behavior of human beings, in their capabilities of particular
behaviors take place following their experience within certain identifiable
situations. Artinya pembelajaran adalah proses yang bisa menghasilkan
beberapa perubahan tingkah laku manusia dalam pembawaannya, terutama
pada tingkah laku yang berdasarkan pada pengalaman dalam identifikasi
siatuasi yang nyata.
Stephen N. Elliot (2000: 20) berpendapat: learning is the outcome
of an interaction between a teacher and student, two or more students, a
student and a computer, a student and a parent, and so on. Artinya
pembelajaran adalah hasil dari adanya interaksi antara guru dengan siswa,
dua siswa atau lebih, siswa dengan komputer, siswa dengan orang tuanya,
dan lain sebagainya. Pembelajaran akan terwujud apabila terjadi interaksi
dan menghasilkan suatu perubahan dalam diri seseorang. Interaksi dalam
pembelajaran umumnya terjadi di dalam kelas. Namun juga tidak menutup
kemungkinan, interaksi pembelajaran terjadi di luar kelas.
Thomas L. Good & Jere E.Brophy (1990: 125) berpendapat:
learning is a relatively permanent change in capacity for performance
acquaired experience. Artinya adalah pembelajaran adalah perubahan
yang bersifat relatif permanen/tetap, dalam hal perbuatan yang diperoleh
melalui pengalaman. Sejalan dengan pendapat tersebut Burns dalam
Sudarwan dan Khairil (2010: 106) juga menyatakan bahwa pembelajaran
merupakan perubahan perilaku yang relatif permanen. Kegiatan
pembelajaran melibatkan perilaku atau aktifitas yang dapat diamati dan
proses internal seperti berpikir, sikap, dan emosi. Ormrod (2009: 269)
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
29/105
11
menyatakan bahwa pembelajaran utamanya adalah sebuah fenomena
mental yang tampaknya berbasis di dalam otak. Ia juga mendefinisikan
pembelajaran sebagai perubahan jangka panjang dalam representasi atau
asosiasi mental sebagai hasil dari pengalaman.
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang menunjukan
adanya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa
dengan orang tua, dan siswa dengan benda tertentu, yang membawa
perubahan terhadap tingkah laku individu yang sifatnya permanen.
Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 14) menyatakan
bahwa pembelajaran terdiri dari 4 langkah berikut:
1) Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri. Artinya
siswa memiliki peran yang penting dalam penentuan topik yang
akan dipelajari. Topik pembelajaran harus sesuai dengan karakter
dan kemampuan siswa secara keseluruhan.
2) Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik
tersebut. Topik pembelajaran yang dipilih kemudian
dikembangkan, sehingga terwujud suatu aktivitas pembelajaran
atau proses pembelajaran yang sesuai dengan topik yang telah
ditentukan.
3) Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan
pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah. Selama
proses pembelajaran berlangsung, guru memiliki kesempatan untuk
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang aktivitas
berpikir siswa serta mempermudah siswa dalam memecahkan
permasalahan.
4) Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan,
dan melakukan revisi. Pada akhir proses pembelajaran, guru
melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa, kemudian
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
30/105
12
memperhatikan keberhasilan yang telah dicapai siswa, apabila
terdapat kekurangan lalu diadakan kegiatan revisi untuk
memperbaiki hasil belajar.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu perubahan yang diperoleh setelah
seseorang melakukan aktivitas belajar. beberapa ahli mengemukakakan
pengertian hasil belajar berdasarkan pada pemikirannya masing-masing.
Gagne dalam Purwanto (2009: 42) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang
ada di lingkungan, yang menyediakan tema yang terorganisasi untuk
mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam
dan diantara kategori-kategori. Selanjutnya Gagne dalam Deni Kurniawan
(2011: 16) mengemukakan lima kategori hasil belajar, yaitu (1)
Keterampilan intelektual, (2) Strategi kognitif, (3) Informasi verbal, (4)
Keterampilan gerak, (5) sikap.
Bloom dalam Deni Kurniawan (2011: 13) menggolongkan hasil
belajar menjadi 3, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Berikut
penjelasannya:
1) Hasil belajar kognitif adalah suatu hasil dari proses belajar yang
berkaitan dengan kemampuan berpikir dan ingatan seseorang.
Ranah kognitif ini terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, evaluasi, dam kreativitas.
2) Hasil belajar afektif adalah perubahan perilaku dari proses belajar
yang berkaitan dengan kepekaan rasa atau emosi.3) Hasil belajar psikomotor perubahan tingkah laku setelah
mengalami proses belajar yang berkaitan dengan kemampuan gerak
tertentu.
Sudjana (1990: 3) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diperlihatkan oleh siswa
setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya atau proses belajar
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
31/105
13
mengajar. Artinya hasil belajar ditunjukkan dari dari adanya perubahan
tingkah laku peserta didik setelah mereka melakukan pembelajaran.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Purwanto (2009: 43). Ia
mengemukakan pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan
akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan input
secara fungsional. Artinya hasil belajar adalah suatu perolehan atau
perubahan yang diakibatkan oleh adanya suatu aktivitas atau proses
belajar. Sedangkan Suyono dan Hariyanto (2011: 127) menyatakan bahwa
hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebagai hasil interaksi
dengan dunia fisik dan lingkungan.
Dari pendapat para ahli di atas peneliti mengambil kesimpulan
bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang merupakan
suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan (mengalami)
proses kegiatan belajar. Hasil belajar ini mencakup ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor, serta 5 kategori yaitu katerampilan intelektual, strategi
kognitif, informasi verbal, keterampilan gerak, dan juga sikap.
Hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang saling berkaitan. Faktor-Faktor yang menentukan hasil belajar
ada dua, yaitu faktor dari dalam diri atau faktor internal dan faktor dari
luar atau faktor eksternal. Berikut penjelasan mengenai faktor yang
mempengaruhi hasil belajar.
1) Faktor Internal
Suharsimi Arikunto (1993: 21) mengemukakan faktor-faktor yang
bersumber dari dalam diri manusia diklasifikasikan menjadi dua, yakni
faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis yaitu faktor yangberkaitan dengan keadaan dan sifat makhluk hidup antara lain, usia,
kematangan dan kesehatan. Sedangkan faktor psikologis adalah faktor
yang berkaitan dengan proses mental dan bersifat kejiwaan antara lain,
kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar.
2) Faktor Eksternal
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
32/105
14
Menurut Muhibbin Syah (2010: 135) faktor eksternal siswa terdiri
dari dua macam yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non
sosial. Kedua faktor lingkungan sosial dan non sosial tersebut, merujuk
dari Petterson dan Loeber, Syah secara ringkas menjelaskan sebagai
berikut:
a) Lingkungan sosial, artinya keadaan sekitar yang berhubungan
dengan masyarakat. Lingkungan sosial terdiri dari: Lingkungan
sosial sekolah seperti guru, staf administrasi dan teman-teman
sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga, teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Dari berbagai
lingkungan sosial tersebut, yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar anak adalah orang tua dan keluarga siswa itu
sendiri.
b) Lingkungan non sosial, artinya keadaan sekitar siswa yang tidak
berhubungan dengan masyarakat. Faktor-faktor yang termasuk
lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah
tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-
faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa. Misalnya gedung sekolah yang tidak layak pakai, hal ini
akan menghambat keberhasilan pembelajaran karena siswa maupun
guru cenderung kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran.
Dijelaskan secara umum faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor satu dengan yang lainnya cenderung saling mempengaruhi dalam
proses belajar individu, sehingga berperan dalam menentukan kualitas dan
keberhasilan belajar siswa.
Selanjutnya, secara singkat dan rinci faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
33/105
15
a) Faktor internal, terdiri dari faktor fosiologis dan faktor psikologis.
Faktor fisiologis merupakan kondisi fisik atau jasmani siswa yang
bersangkutan, termasuk fungsi dari jasmani tersebut. Misalnya
individu dengan fungsi jasmani yang kurang lengkap akan lebih
sulit dalam mengikuti proses pembelajaran dibandingkan dengan
individu yang lebih lengkap fungsi jasmaninya. Sedangkan faktor
psikologis adalah kondisi yang berhubungan dengan proses mental
yang bersifat kejiwaan, yang dapat mempengaruhi hasil belajar.
Faktor psikologi yang utama dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa adalah kecerdasan siswa, motivasi yang dimiliki siswa, minat
untuk belajar, sikap dan bakat siswa.
b) Faktor eksternal, atau faktor dari luar dibagi menjadi dua yaitu
faktor lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan
sosial lebih merujuk pada hubungan individu dengan orang lain
disekitarnya meliputi: lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial
masyarakat, dan lingkungan sosial keluarga. Sedangkan lingkungan
non sosial lebih merujuk pada hubungan individu dengan keadaan
disekitarnya selain faktor sosial, yang meliputi: lingkungan
alamiah, lingkungan instrumental, dan lingkungan materi pelajaran.
d Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya mengenai hasil belajar,
dapat diketahui bahwa hasil belajar ialah suatu perubahan tingkah laku
yang merupakan suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah
melakukan (mengalami) proses kegiatan belajar. Kaitannya denganpembelajaran Bahasa Indonesia, maka yang dimaksud dengan hasil belajar
Bahasa Indonesia ialah perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu
setelah mengalami proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
Perubahan perilaku yang terjadi sesuai dengan aspek-aspek
keterampilan Bahasa Indonesia, meliputi keterampilan mendengarkan,
keterampilan berbicara, keterampilan menulis, keterampilan membaca dan
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
34/105
16
sastra. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada setiap kelas selalu mencakup
berbagai keterampilan tersebut, yang berbeda hanyalah tingkatannya.
2. Model Pembelajaran Tematik
a. Hakikat Model Pembelajaran
Joyce dan Weil (1978: 2) menyatakan bahwa a model of teaching
consist of guidline for designing educational activities and environments.
Its specifies ways of teaching and learning that are intended to achieve
certain kinds of goals. Artinya suatu model pembelajaran terdiri dari
petunjuk atau pedoman untuk merencanakan aktivitas pendidikan dan
sekitarnya. Model pembelajaran juga merupakan cara-cara khusus dari
belajar mengajar yang bermaksud untuk mencapai jenis tujuan tertentu.
Dalam hal ini tujuan yang ingin dicapai ialah tujuan pembelajaran. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, suatu model pembelajaran
telah memiliki suatu perencanaan atau pola atau prosedur pembelajaran
yang akan digunakan sebagai pedoman guru untuk melaksanakan
pembelajaran. Sejalan dengan pemikiran di atas, Arends (dalam Trianto,
2010: 74) menyatakan istilah model pengajaran mengarah pada suatu
pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya,
lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis dapat
meyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
pola atau konsep yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran yang bertujuan untuk membantu guru dan siswa dalam untuk
mencapai tujuan belajar.Model pembelajaran memiliki beberapa ciri-ciri khusus. Trianto
(2010: 74) mengemukakan empat ciri-ciri khusus dari model
pembelajaran, yakni:
1) Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya. Artinya suatu model pembelajaran muncul karena
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
35/105
17
adanya landasan teori yang logis yang disusun dan dirancang oleh
ahlinya masing-masing.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
Suatu model pembelajaran berisi tentang teori atau landasan
pemikiran mengenai prosedur pembelajaran serta tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mengatur
tingkah laku atau tata cara guru dalam pembelajaran agar
pelaksanaan model pembelajaran dapat berhasil.
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai. Suatu model pembelajaran membutuhkan
lingkungan belajar yang kondusif sehingga dapat menunjang
keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Huiit dalam Anurrahaman (2010: 143) mengatakan meskipun
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas merupakan hal yang
sangat penting, akan tetapi guru harus tetap dapat mengontrol aktivitas
perilaku siswa di kelas (classroom management activities), mencermati
perbedaan-perbedaan antar siswa serta karakteristik masing-masing
individu.
b. Hakikat Model Pembelajaran Tematik
1) Istilah dan Pengertian
Model pembelajaran tematik wajib atau sangat dianjurkan
diterapkan pada siswa kelas 1, 2, dan 3. Model pembelajaran tematik miripdengan model pembelajaran terpadu, kemiripannya terletak pada
pendekatan pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran
ke dalam suatu konsep pembelajaran. Sri Anitah (2009: 62) menyatakan,
bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep yang menggunakan
pendekatan pembelajaran yang melibatkan konsep-konsep secara
terkoneksi baik secara inter maupun antar mata pelajaran. Terjalinnya
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
36/105
18
hubungan antar setiap konsep secara terpadu, akan memfasilitasi siswa
untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan mendorong siswa untuk
memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung
dan menghubungkannya dengan pengalaman-pengalaman nyata. Deni
Kurniawan (2011: 77) menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah
suatu bentuk atau model dari pembelajaran terpadu, yaitu model terjala
(webbed). Inti dari model model pembelajaran ini ditekankan pada pola
pengorganisaisan materi yang saling berhubungan ke dalam suatu tema
untuk pembelajaran. Sedangkan Trianto (2010: 78) mengemukakan
pendapat yang hampir sama dengan beberapa pendapat di atas dan
menyatakan bahwa pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran
yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu Sebagai contoh, tema
Hewan dapat ditinjau dari mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa, Matematika,
PKn, serta Seni Budaya dan Keterampilan.
Pandangan yang sama juga dikemukakan oleh Rusman (2011:
254) yang menyatakan model pembelajaran tematik adalah adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Lebih lanjut lagi Rusman (2011: 255)
menyatakan landasan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar meliputi
landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan yuridis. Secara
filosofis kemunculan pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga
aliran filsafat berikut: (1) progesivisme, (2) konstruktivisme, dan (3)
humanisme. Aliran progesivisme memandang proses pembelajaran perlu
ditekankan pada pembentukan kreativitas siswa, pemberian sejumlahkegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memerhatikan pengalaman
siswa. Sehingga siswa dapat memiliki perubahan ke arah yang lebih baik
(kemajuan). Landasan Psikologis berkaitan dengan adanya kontribusi
dalam hal bagaimana materi pembelajaran tematik tersebut membawa
perubahan perilaku siswa menuju kedewasaan, baik fisik,
mental/intelektual, moral maupun sosial. Landasan yuridis berkaitan
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
37/105
19
dengan kebijakan dan peraturan yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Dalam UU No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap peserta didik
pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V pasal 1-b).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat penulis simpulkan
bahwa model pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang
dirancang berdasarkan tema tertentu yang melibatkan beberapa mata
pelajaran yang saling terkait untuk memberikan pengalaman bermakna
pada siswa.
2) Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik
Sebagai sebuah model pembelajaran, pembelajaran tematik
memiliki beberapa prinsip dasar. Trianto (2010: 85) mengemukakan secara
umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan
menjadi: (1) prinsip penggalian tema, (2) prinsip pengelolaan
pembelajaran, (3) prinsip evaluasi, dan (4) prinsip reaksi.
a) Prinsip Penggalian Tema
Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam
pembelajaran tematik. Tema yang digunakan dalam pembelajaran
hendaknya sesuai dengan karkater dan keadaan peseta didik.
b) Prinsip Pengelolaan PembelajaranPrabowo dalam Trianto (2010: 85) menyatakan bahwa dalam
pengelolaan pembelajaran hendaklah guru dapat berlaku sebagai
berikut:
(1) Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang
mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar.
Sebab apabila pembelajaran didominasi oleh guru maka
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
38/105
20
siswa akan menjadi pasif dan tidak dapat menerima
pembelajaran dengan baik.
(2) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus
jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja
kelompok. Artinya ketika guru memberikan tugas kepada
siswa baik secara individu maupun kelompok, harus
disampaikan secara jelas agar mudah dicerna oleh siswa
sehingga tidak terjadi kesalah pahaman.
(3) Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang
terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
Artinya guru harus dapat membantu siswa untuk
memunculkan ide-ide atau gagasan baru dalam proses
pembelajaran.
c) Prinsip Evaluasi
Beberapa langkah positif pelaksanaan evaluasi dalam
pembelajaran tematik antara lain:
(1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
evaluasi diri (self evaluation/self assessment) di samping
bentuk evaluasi lainnya. Hal ini dapat membantu siswa
untuk mengetahui bagian mana yang belum mereka kuasai.
Sehingga mereka dapat memperbaikinya.
(2) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi
perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria
keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai. Hal ini
bertujuan untuk membantu siswa lebih memahamikompetensi yang telah diajarkan.
d) Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi berkaitan dengan dampak pengiring (nurturant
effect) dalam pembelajaran. Dampak pengiring sangat penting
bagi siswa, karena bila dampak pengiring dalam suatu
pembelajaran dapat terpenuhi maka akan memberikan perubahan
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
39/105
21
perilaku pada siswa. Oleh karena itu guru dituntut agar mampu
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai
secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran.
Selain prinsip-prinsip yang telah dikemukakan di atas, Deni
Kurniawan (2011: 78) juga mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran
tematik. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
a) Berpusat pada anak, artinya pembelajaran tematik dirancang
dengan memposisikan anak sebagai pusat dalam pembelajaran.
Proses dan tujuan pembelajaran dirumuskan dengan
menggunakan anak sebagai aspek utama yang harus diperhatikan.
b) Pengalaman langsung, artinya pembelajaran yang bersifat verbal
harus dihindari dengan semaksimal mungkin, hal itu dapat
dilakukan dengan cara memberikan informasi kepada siswa
melalui sumber pertama.
c) Pemisahan mata pelajaran yang tidak jelas, artinya dalam
pembelajaran tematik materi yang dipelajari disajikan melalui
sebuah tema. Tema dipelajari berdasarkan informasi dari
sejumlah bidang studi.
d) Penyajian beberapa mata pelajaran dalam satu proses
pembelajaran, artinya penyajian materi pembelajaran berisi lebih
dari satu mata pelajaran, namun dalam penyampaiannya identitas
masing-masing mata palajaran sudah tidak kelihatan.
e) Fleksibel, artinya tidak terfokus pada satu mata pelajaran,
kegiatan belajar bisa lebih divariasi tergantung dengan kebutuhan.f) Bermakna dan utuh, artinya model pembelajaran tematik sangat
mempertimbangkan proses pembelajaran dan isi materi yang
disampaikan agar memiliki hubungan atau kaitan dengan sifat
anak didik. Hal tersebut akan membuat pembelajaran lebih mudah
dipahami dan sesuai dengan kebutuham siswa sehingga menjadi
lebih bermakna.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
40/105
22
g) Mepertimbangkan waktu dan ketersediaan sumber, artinya
pembelajaran tematik membutuhkan waktu yang relatif lebih
lama dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya. Guru
harus mempertimbangkan alokasi waktu dan sumber belajar yang
akan digunakan.
h) Tema terdekat dengan anak, artinya dalam penentuan tema
diusahakan memilih tema yang dekat dengan keseharian anak,
sehingga siswa bisa lebih memaknai pembelajaran yang
diterimanya.
i) Pencapaian kompetensi dasar bukan tema, artinya seluruh
pembelajaran yang sistematis selalu berorientasi pada pencapain
tujuan yang jelas. Jadi walaupun proses pembelajaran tematik
menggunakan tema, tetapi tolok ukur keberhasilan pembelajaran
diukur menggunakan suatu s tandar kompetensi.
3) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Trianto (2010: 89) meninjau keuntungan pembelajaran tematik
dari aspek guru dan peserta didik. Keuntungan pembelajaran tematik bagi
guru antara lain adalah sebagai berikut:
a) Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Hal tersebut
dikarenakan materi yang dipelajari mencakup beberapa mata
pelajaran dan tidak dibatasi oleh jam pelajaran, jadi apabila materi
belum selesai bisa dilanjutkan pada jam berikutnya.
b) Hubungan setiap mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara
logis dan alami. Karena materi pembelajaran tidak dipisah-pisahmenurut bidang studi, maka siswa bisa menerimanya secara alamiah
dan logis sebab topik yang digunakan berhubungan dengan
kehidupan siswa sehari-hari.
c) Dapat ditujukan bahwa belajar merupakan kegiatan yang
berkesinambungan, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran,
atau bahkan empat dinding kelas. Dengan begitu guru dapat
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
41/105
23
membantu siswa untuk memperluas pengetahuan dan kesempatan
belajar ke berbagai aspek kehidupan.
d) Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik
dari berbagai sudut pandang. Karena tidak semua siswa memiliki
kemampuan yang sama dalam menerima pembelajaran.
e) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Siswa benar-benar
fokus pada apa yang mereka pelajari. Sehingga penekanan pada
kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan
kolaborasi.
Sedangkan keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara
lain adalah sebagai berikut:
a) Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil
belajar. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan kualitas dalam
proses pembelajaran.
b) Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan
menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif. Sehingga
siswa lebih memaknai pembelajaran yang diterimanya.
c) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan
dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan mereka didorong untuk
membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada
keberhasilan belajar. Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan
lebih menarik dan akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
d) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di
luar kelas. Sehingga akan meningkatkan keaktifan siswa dalam
belajar.e) Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide,
sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman. Siswa akan
terlatih untuk aktif dalam pembelajaran, baik dalam hal keaktifan
dalam berpikir maupun keaktifan dalam aspek psikomotoriknya.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
42/105
24
Pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan. Trianto (2010:
90) mengemukakan beberapa kekurangan yang dimilki oleh model
pembelajaran tematik, antara lain:
(1) Aspek guru
Pada kenyataan di lapangan guru kurang memiliki kesadaran diri
untuk terus memperluas pengetahuannya. Pembelajaran tematik
akan sulit terwujud apabila guru kurang memiliki semangat untuk
terus belajar. Guru seharusnya senantiasa menggali informasi ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan
banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus
pada bidang kajian tertentu saja. Guru juga dituntut untuk memiliki
wawasan luas, memiliki kreativitas yang terus berkembang, rasa
percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas serta
mengembangkan materi.
(2) Aspek peser ta didik
Pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik
yang relatif baik, baik dalam kemampuan akademik maupun
kreativitasnya. Apabila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan
model pembelajaran tematik akan sangat sulit dilaksanakan. Guru
harus menuntun peserta didik untuk terus mengembangkan diri dan
berusaha untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.
(3) Aspek sarana dan sumber pembelajaran
Sarana serta sumber pembelajaran sangat penting untuk menunjang
kualitas pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik memerlukan
bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak danbervariasi, juga fasilitas internet. Sarana dan sumber belajar yang
lengkap akan menunjang, memperkaya dan mempermudah
pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka
penerapan pembelajaran ini akan terhambat.
(4) Aspek kurikulum
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
43/105
25
Kurikulum harus luwes atau mudah disesuaikan dengan kondisi
peserta didik, dan berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta. Dalam hal ini guru memiliki kewenangan
penuh dalam mengembangkan materi, metode, penilaian
keberhasilan pembelajaran peserta didik.
(5) Aspek penilaian
Sistem penilaian pembelajaran tematik membutuhkan cara yang
menyeluruh, yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik
dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam hal ini,
guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur
pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga
dituntut untuk aktif dalam berkoordinasi dengan guru lain, bila
materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
(6) Aspek suasana pembelajaran
Kenyataan yang ditemui di lapangan, pembelajaran tematik
cenderung mengutamakan salah satu bidang kajian dan
tenggelamnnya bidang kajian yang lain. Hal tersebut tidak
dibenarkan dalam penerapan pembelajaran tematik, sebab mata
pelajaran yang tercakup dalam satu tema harus memiliki bobot
yang sama.
4) Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai model pembelajaran di Sekolah Dasar, pembelajaran
tematik memiliki beberapa karakter yang mencerminkan kekhususannya
sebagai suatu model pembelajaran. Deni Kurniawan (2011: 74) danTrianto (2009: 91) mengemukakan karakteristik pembelajaran tematik
sebagai berikut:
a) Berpusat pada siswa. Dalam proses pembelajaran siswa
merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
44/105
26
b) Memberikan pengalaman secara langsung. Semaksimal mungkin
diusahakan siswa mendapatkan pengalaman secara langsung dari
materi yang dipelajarinya.
c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Adanya beberapa
mata pelajaran yang saling berpadu atau bergabung ke dalam
sebuah tema.
d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Karena
pembelajaran berdasarkan sebuah tema maka akan terjadi
penyajian konsep dari setiap mata pelajaran secara bersamaan.
e) Bersifat fleksibel. Artinya model pembelajaran ini tidak
mengikuti pola suatu mata pelajaran, menggunakan tema yang
bervariasi dalam pembelajaran, dan pemilihan media serta metode
pembelajaran disesuaikan dengan materi pembelajaran.
f) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Model pembelajaran tematik diterapkan pada siswa kelas rendah
sehingga proses pembelajaran harus menyenangkan dan sesuai
dengan karakter siswa.
g) Hasil belajar dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan
siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang berpusat pada
siswa sehingga proses pembelajaranpun harus disesuaikan dengan
karakteristik siswa.
5) Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik
Model pembelajaran tematik tidak bisa begitu saja diterapkan
dalam pembelajaran, terdapat beberapa aturan yang menjadi rambu-rambudalam penerapan model pembelajaran tematik. Rusman (2011: 260)
mengemukakan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang harus
diperhatikan guru adalah sebagai berikut:
a) Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan. Guru harus pandai
dalam memilih mata pelajaran yang memiliki keterkaitan dengan
tema yang akan dipelajari.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
45/105
27
b) Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas
semester. Materi pembelajaran bersifat fleksibel, sehingga sangat
dimungkin terjadinya perpaduan antara mata pelajaran semester 1
dengan mata pelajaran semester 2 bila keduanya benar-benar
terkait dalam satu tema.
c) Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan
untuk dipadukan. Guru tidak boleh memaksa untuk memadukan
kompetensi dasar yang tidak memiliki keterkaitan satu sama lain.
Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara
tersendiri.
d) Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus
tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara
tersendiri. Guru tidak boleh menghilang atau tidak mengajarkan
salah satu kompetensi dasar hanya karena kompetensi dasar
tersebut tidak tercakup dalam tema.
e) Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral. Karena
hal-hal tersebut merupakan akar dari kegiatan belajar di sekolah.
f) Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa,
minat, lingkungan, dan daerah setempat. Hal ini agar siswa bisa
mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna.
6) Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik
Prabowo dalam Trianto (2010: 95) mengemukakan langkah-
langkah pembelajaran tematik pada dasarnya mengikuti langkah-langkahpembelajaran terpadu . Secara umum langkah-langkah tersebut mengikuti
tahap-tahap yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi 3
tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
a) Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan pembelajaran guru wajib membuat
perencanaannya terlebih dahulu. Tahap perencanaan
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
46/105
28
pembelajaran tematik meliputi: (1) Menentukan jenis mata
pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan. (2) Memilih
kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator. (3) Menentukan sub keterampilan yang dipadukan. (4)
Merumuskan indikator hasil belajar. (5) Menentukan langkah-
langkah pembelajaran.
b) Tahap Pelaksanaan
Prinsip-prinsip utama pelaksanaan pembelajaran tematik meliputi:
(1) Guru tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam
kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa menjadi pembelajar
yang aktif dan mandiri. (2) Pemberian tanggung jawab individu
dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut
adanya kerja sama kelompok. Sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman dalam proses pembelajaran. (3) Guru perlu
akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam proses perencanaan.
c) Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan
evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya, karena hasil evaluasi tersebut akan
menjadi tolok ukur keberhasilan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Tabel 1
Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik dalam SettingPembelajaran Langsungdan Pembelajaran Kooperatif
Tahap Tingkah Laku Guru
Fase 1
Pendahuluan
1. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran
sebelumnya
2. Memotivasi siswa
3. Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
47/105
29
mengetahui konsep-konsep prasyarat yang sudah
dikuasai oleh siswa
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran (kompetensi dasar
dan indikator)
Fase 2
Presentasi Materi
1. Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh
siswa melalui demonstrasi dan bahan bacaan
2. Presentasi keterampilan proses yang dikembangkan
3. Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan melalui
bagan
4. Memodelkan penggunaan peralatan melalui bagan
Fase 3
Membimbing
Pelatihan
1. Menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar
2. Mengingatkan cara siswa bekerja dan berdiskusi
secara kelompok sesuai komposisi kelompok
3. Membagi buku siswa dan LKS
4. Mengingatkan cara menyusun laporan hasil kegiatan
5. Memberikan bimbingan seperlunya
6. Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas
waktu yang ditentukan
Fase 4
Menelaah
Pemahaman dan
Memberikan
Umpan Balik
1. Mempersiapkan kelompok belajar untuk diskusi kelas
2. Meminta salah satu anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil kegiatan sesuai dengan LKS
yang telah dikerjakan
3. Meminta anggota kelompok lain menanggapi hasil
presentasi4. Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi
Fase 5
Mengembangkan
dengan
Memberikan
1. Mengecek dan memberikan umpan balik terhadap
tugas yang dilakukan
2. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi
pembelajaran yang baru saja dipelajari
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
48/105
30
Kesempatan untuk
Pelatihan Lanjutan
dan Penerapan
3. Memberikan tugas rumah
Fase 6
Menganalisis dan
Mengevaluasi
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap kinerja mereka
(Sumber: Trianto, 2010: 99)
Tabel di atas menunjukkan langkah-langkah pembelajaran
tematik dari segi pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif.
Langkah-langkah pembelajaran langsung maupun pembelajaran
kooperatif dimulai dari fase pendahuluan, dilanjutkan dengan presentasi
materi pembelajaran, kemudian guru membimbing siswa dalam proses
belajar. Fase selanjutnya ialah guru merangsang siswa untuk
memperdalam pemahamannya pada materi pembelajaran dan
memberikan umpan balik kepada siswa. Kemudian guru membantu siswa
untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Fase terakhir adalah guru membantu siswa untuk merefleksi
pembelajaran kemudian memberikan evaluasi individu untuk mengukur
keberhasilan belajar siswa.
3. Media Pembelajaran Sistematis
a. Hakekat Media PembelajaranMedia adalah alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari
bahasa Latin, medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara,
atau pengantar (Arsyad, 2007: 3). Secara harfiah, media berarti
perantara, yaitu perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima
pesan (a receiver). Gagne dan Briggs dalam Sadiman (2002: 23), Arsyad
(2007: 4), Dina Indriana (2011: 14) menyatakan bahwa media
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
49/105
31
pembelajaran adalah alat-ala t fisik untuk menyampaikan materi pelajaran
dalam bentuk buku, film, rekaman video, dan lain sebagainya. Briggs juga
berpendapat bahwa media merupakan alat untuk memberikan perangsang
bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar . Heinich dalam Arsyad
(2007: 4) memperjelas pengertian media dengan mengemukakan istilah
medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan
penerima. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran
maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan pernyataan di
atas, Sadiman (2002: 6) juga mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi. Begitu pula dengan Oemar Hamalik (1986: 23) yang
juga menyatakan bahwa media pendidikan atau media pembelajaran
adalah, alat, metode dan tehnik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam
proses pendidikan atau pengajaran di sekolah.
Dari berbagai pengertian tersebut, kita memahami bahwa media
merupakan alat bantu atau alat komunikasi yang memiliki banyak manfaat
untuk siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran sangat membantu guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
maksimal. Sedangkan bagi siswa, penggunaan media pembelajaran dapat
mempermudah mereka dalam mencerna materi yang diperoleh dari guru.
b. Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas belajar dan juga
hasil belajar siswa. Alasan penggunaan media dalam pembelajaran ialah
terdapat banyak manfaat yang bisa diperoleh guru maupun siswa. Berikut
beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran menurut beberapa ahli:
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
50/105
32
Sadiman, dkk (2002: 16) mengemukakan kegunaan media dalam
proses pembelajaran secara umum sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
Karena penyampaian materi yang bersifat verbal tidak akan
bertahan lama dalam ingatan anak.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. Media
pembelajaran dapat menjadi solusi untuk memecahkan
permasalahan guru, misalnya guru menampilkan gambar-gambar
binatang buas dalam pembelajaran.
3) Dengan menggunakan media secara tepat dan bervariasi dapat
diatasi sikap pasif anak didik. Media yang menarik minat dan
motivasi siswa akan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajaran.
4) Media pendidikan mampu memberikan perangsang yang sama,
mepersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama
untuk mengatasi perbedaan dalam setiap individu siswa.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 2) mengemukakan
beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar, antara lain:
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa, dan memugkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila
guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
-
7/24/2019 UMI AZIZAH FAUZANA-K7108022.pdf
51/105
33
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru