PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3,...

75
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA DI DEPAN UMUM MURID KELAS V SD NEGERI 22 PANDANGAN KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelas Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh HARTINA 105401103216 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3,...

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT

TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA DI DEPAN UMUM MURID

KELAS V SD NEGERI 22 PANDANGAN KABUPATEN PANGKAJENE

DAN KEPULAUAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelas Sarjana

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

HARTINA

105401103216

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi
Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi
Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi
Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi
Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

MOTO

Melibatkan Tuhan dalam bertindak

Berharap kepada do’a dan

Merealisasikan dengan usaha

InsyaAllah…

Tuhan maha baik selalu memberi kemudahan pada fase

sulit, maka yakinlah ketika ada kesulitan insyaAllah

akan ada kemudahan.

Allahummah Yassir Wala Tu’assir (QS. An-

Nisa: 78)

Dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur

kepada Allah Swt. Kupersembahkan buat orang

tuaku Ayahanda H. Nasir dan Ibundaku Hj. Hajesia

yang tercinta dan terkasih

Atas segala keringat, desah nafas, dan

lelahnya, untaian doa, serta jutaan pengorbanan

tak ternilai tuk mencari rezeki

Semua guru dan dosenku yang telah ikhlas

membagi ilmunya, teman-teman seperjuangan

pendidikan guru sekolah dasar angkatan 2016

vi

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

ABSTRAK

Hartina, 2020. “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Debat

Terhadap Keterampilan Berbicara di Depan Umum Murid Kelas V SD Negeri 22

Pandangan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Skripsi. Jurusan Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar. Di bimbing oleh Rosmini Madeamin, dan Ummu

Khaltsum.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya model

pembelajaran debat terhadap keterampilan berbicara di depan umum murid kelas

V SD Negeri 22 Pandangan Kab. Pangkep. Jenis penelitian ini adalah penelitian

eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini

digunakan Pre-Experimental Design dengan tipe Group Pretest-Posttest Design.

Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas V SD Negeri 22 Pandangan yang

berjumlah 21 orang. Penentuan sampel menggunakan teknik sampel jenuh yaitu

populasi sekaligus menjadi sampel sebanyak 21 orang. Data diperoleh dengan

menggunakan instrument tes hasil belajar keterampilan berbicara dengan jenis

pretest dan posttest. Pretest dilaksanakan sebelum menggunakan model debat,

sedangkan posttest dilaksanakan pada saat penggunaan model debat, tes lisan atau

tes berbicara yaitu dengan memberikan isi teks yang akan diperdebatkan

kemudian melakukan penilaian terhadap kemampuan berbicara murid dengan

menggunakan tes lisan atau tes berbicara.

Hasil analisis data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 25

memperlihatkan bahwa nilai rata-rata murid yang diajar tanpa menggunakan

model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang

diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi 89,2. Berdasarkan uji hipotesis

menggunakan Paired Samples Test diperoleh thitung =7,798, df = 20, dan

berdasarkan tabel distribusi diperoleh ttabel = 2,08596. Berdasarkan hasil yang

diperoleh Karena thitung > ttabel (thitung =7,798 > ttabel = 2,08596), dengan

demikian H0 ditolak dan H1 diterima.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh H0 ditolak dan H1 diterima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Debat

Terhadap Keterampilan Berbicara di Depan Umum Murid Kelas V SD Negeri 22

Pandangan terdapat pengaruh.

Kata Kunci : Model Debat, Keterampilan Berbicara

vii

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Assalamu Alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas segalah

berkah dan karunia-Nya sehingga peneliti masih selalu mendapatkan rahmat

berupa nikmat iman dan nikmat kesehatan. Salam dan shalawat kepada baginda

Nabi besar Muhammad shallalahu alaihi wassallam sebagai ustwatun hasanah

dalam menjalankan aktivitas keseharian kita.

Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Debat Terhadap Keterampilan Berbicara di Depan Umum Murid Kelas V SD

Negeri 22 Pandangan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan”. Setiap orang

dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu

terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang

semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat

indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati. Demikian juga tulisan ini,

kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam

keterbatasan. Segala daya dan upaya penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini

selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam

ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan

ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua

saya H. Nasir dan Hj. Hajesia yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,

viii

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya

memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada Dr. Hj.

Rosmini Madeamin, M.Pd. Selaku pembimbing I dan Ummu Khaltsum, S.Pd.,

M.Pd pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi

sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya proposal ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada; Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag.

Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib S.Pd., M.Pd., Ph.D.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar, dan Aliem Bahri, S.d., MPd. Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkup Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitad Muhammadiyah Makassar yang telah

membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat

bagi penulis.

Akhirnya, harapan dan doa penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan ibadah disisi-Nya serta dukungan,

motivasi dan doa mendapatkan rahmat dan balasan dari Allah Swt. Aamiin

Makassar, September 2020

HARTINA

ix

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ......................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ............................................................................................ v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

PENELITIAN ........................................................................................................... 8

A. Kajian Pustaka ................................................................................................. 8

1. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 8

2. Hakikat Model Debat ............................................................................... 8

B. Hakikat Keterampilan Berbicara ..................................................................... 16

a. Pengertian keterampilan berbicara ........................................................... 16

b. Tujuan berbicara....................................................................................... 18

c. Ragam seni keterampilan berbicara ......................................................... 19

d. Faktor penunjang dan penghambat keterampilan berbicara ..................... 20

e. Model pembelajaran berbicara ................................................................. 22

C. Kerangka Pikir ................................................................................................. 23

D. Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 27

A. Rancangan Penelitian ...................................................................................... 27

B. Populasi Dan Sampel ....................................................................................... 29

C. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 30

D. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 33

x

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 36

A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 36

1. Hasil analisis statistic deskriptif ............................................................... 36

2. Hasil analisis inferensial .......................................................................... 37

B. Pembehasan ..................................................................................................... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 43

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 43

B. Saran ................................................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 45

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xi

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Sampel .……………………………………………………………….………29

3.2 Pemnilaian Keterampilan Berbicara…………………………..……………..31

3.3 Variabel Penelitian .......... ……………………………………………………32

3.4 Kategori Penelitian .......... ……………………………………………………34

4.1 Hasil Uji Data Analisis Statistic Deskriptif…………………..……………...36

4.2 Hasil Uji Data Normalitas Pretest Dan Posttest……………………..……….37

4.3 Hasil Uji Data Homogenitas…………………………………..……………..38

4.4 Hasil Uji Data T-Test.………………………………………………………..39

xiii

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir……………...………………...………………………25

xiv

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia

dan salah satu proses yang dapat kemungkinan memberi perubahan baik dalam

hidup. Menyadari hal tersebut, pendidikan perlu mendapat perhatian baik dalam

usaha pengembangan maupun peningkatan mutu pendidikan, sebab dengan sistem

pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang

berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara. Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, maka diperlukan

berbagai terobosan, baik pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan

pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan.

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berdampingan dengan manusia

lainnya. Mereka selalu hidup berkelompok, seperti kelompok kecil seperti

keluarga, sampai pada kelompok besar seperti masyarakat. Dalam setiap

kelompok itu mereka selalu berinteraksi, dan interaksi antar kelompok itu

didukung oleh alat komunikasi vital (mulut) yang mereka miliki bersama, yaitu

adalah bahasa. Bahasa merupakan faktor yang hakiki yang membedakan manusia

dan makhluk ciptaan Allah Swt. Bahasa merupakan anugerah dari Allah Stw,

yang dengannya manusia dapat mengenal memahami dirinya, sesama manusia,

alam, dan penciptanya serta mampu memposisikan dirinya sebagai makhluk

sosial. Untuk berkomunikasi dengan baik, manusia dituntut untuk memiliki

1

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

2

keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa adalah hal yang penting

dalam pembelajaran bahasa, dan didalam keterampilan berbahasa terdapat empat

aspek yaitu meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,

keterampilan membaca, keterampilan menulis.

Keempat aspek ini pada dasarnnya memiliki hubungan yang erat dan

saling berkaitan satu sama lain. Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam

berkomnikasi, penggunaan bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin

jelas jalan pikiran seseorang, semakin terampil pula seseorang dalam berbahasa

keterampilan berbicara merupakan komponen terpenting dalam berkomunikasi.

Hal itu dikarenakan keterampilan berbicara merupakan satu-satunya keterampilan

yang memberikan komunikasi dua arah antara pembicara dan lawan bicara

dengan alat secara berbicara dengan langsung. Dalam kehidupan sehari-hari

seseorang lebih banyak berkomunikasi secara lisan dibanding dengan cara lain.

Lebih dari separuh waktu manusia dalam 24 jam digunakan untuk

berbicara dan mendengarkan,sisanya digunakan untuk menulis dan membaca.

Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan

tujuan.

Menurut Tarigan (2008: 31) tujuan umum berbicara adalah “untuk

berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka hendak

pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin disampaikan dan ia harus

mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para pendengarnya.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan membaca perlu

mendapatkan perhatian agar siswa mampu berkomunikasi dengan baik dan benar.

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

3

Hal ini dikarenakan murid merupakan sebagai bagian dari anggota masyarakat

dalam pendidikan di sekolah dituntut pula untuk terampil berbahasa, karena itu

bahasa merupakan media murid untuk mengespresikan dirinya. Tetapi, pada

kenyataan tidak banyak murid yang belum terampil dalam berbicara. Berdasarkan

wawancara guru kelas V SD Negeri 22 Pandangan Kab. Pangkajene dan

Kepulauan, terdapat masalah dalam keterampilan berbicara murid kelas V SD. Di

antaranya adalah yang pertama, kepercayaan berbicara murid masih rendah.

Ketika guru menyampaikan pertanyaan. Kepercayaan murid masih rendah ketika

guru menyampaikan pertanyaan, hanya segelintir yang menjawab. Demikian juga

ketika dipersilahkan untuk berbicara di depan kelas murid masih tidak berani untk

berbicara di depan. Bahkan diam saja ketika ketika guru bertanya mengenai

pelajaran atau materi yang belum dikuasai.

Keterampilan murid berbicara dari segi bahasa dan nonkebahasaan masih

rendah. Contoh adalah dari segi kebahasaan, ketika berbicara masih banyak murid

yang tidak memperhatikan ketepatan gaya bahasa, struktur kata, intonasi dan

pilihan kata. Banyak murid yang menggunakan bahasa ibu yang membuat

perbendaharaan kata yang dimiliki murid masih kurang. Sedikitnya kosa kata

yang dimiliki murid itu membuat murid menjadi ragu ketika mengucapkan kata

ketika berbicara. Bukan murid banyak mengucapkan kata secara berulang-ulang

karena keterbatasan kosa kata tersebut. Sehingga membuat para pendengar kurang

memahami apa yang disampaikan oleh pembicara. Sedangkan dari nonkebahasaan

ketika berbicara masih banyak murid gerak dan mimiknya kurang tepat,

pandangan matanya masih belum terarah dan sikapnya masih kaku, suaranya tidak

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

4

lantang dan cenderung seperti berbisik-bisik, dan belum menguasai topik yang

ingin dibicarakan.

Masalah selanjutnya adalah guru masih mengdominasi proses

pembelajaran dengan ceramah saja. Murid lebih terbiasa dengan pembelajaran

yang bersifat penjelasan, selanjutnya menugaskan yaitu mengerjakan tugas.

Sehingga guru kurang mengaktifkan murid untuk membiasakan melatih

keterampilan berbicaranya. Tentu hal ini menyebabkan murid kurang termotivasi

untuk berbicara depan umum. Metode-metode yang diterapkan oleh guru dalam

praktek pembelajaran berbicara pun masih belum bervariatif, hanya sekedar tanya

jawab, berdialog, dan berberita. Padahal, proses pembelajaran berbicara akan

lebih mudah jika peserta didik terlibat aktif dalam berkomunikasi.

Untuk memecahkan satu permasalahan pada keterampilan berbicara

murid, guru harus lebih kreatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,

karena peran guru dalam memilih metode pembelajaran sangat berpengaruh

terhadap kesuksesan dalam mencapai tujuan dalam kegiatan proses pembelajaran.

Guru yang kreatif akan memicu keberhasilan pencapaian tujuan proses pencapaian

murid, sehingga murid tidak akan mengalami yang namanya jenuh dalam proses

pembelajaran dan dapat membuat murid lebih aktif, dengan demikian salah sat

metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan

keterampilan berbicara adalah metode debat. Karena metode ini mengajak murid

untuk berinteraksi dalam memecahkan dalam satu masalah, berpikir kritis, dan

mampu mengungkapkan pendapatnya. Dalam hal ini, murid akan lebih banyak

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

5

mengungkapkan alasan-alasannya dan mampu berpikir secara logis. Tentunya

metode ini juga dapat melatih keterampilan murid berbicara di depan umum.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian eksperimen

guna mengetahui pengaruh penerapan metode debat atau (orang benar debat)

(OBAT) terhadap keterampilan berbicara murid kelas V SD Negeri 22 Pandangan.

Adapun judul penelitian ini yaitu “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Debat Terhadap Keterampilan Berbicara di Depan Umum Murid Kelas V

SD Negeri 22 Pandangan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka peneliti merumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran Debat terhadap

keterampilan berbicara di depan umum murid kelas V SD Negeri 22

Pandangan Kab. Pangkep ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka peneliti, tujuan yang akan dicapai dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran debat terhadap

keterampilan berbicara di depan umum murid kelas V di SD Negeri 22

Pandangan Kab. Pangkep.

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat secara teoretis dan

praktis.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu

pengetahuan dan menambah wawasan khusus mengenai penerapan model debat

terhadap keterampilan berbicara di depan umum.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mebawa manfaat praktis terutama kepada :

a. Guru dan Murid

Memberi wawasan kepada guru bahwa model pembelajaran debat

merupakan salah satu model untuk meningkatkan keterampilan berbicara murid di

depan umum sehingga nantinya dapat menjadi alternatif model keterampilan

berbicara yang dapat diterapkan di dalam kelas. Dapat menambah pengetahuan

dan melatih keterampilan murid dalam meningkatkan keterampilan berbicara di

depan umum dengan penggunaan model debat.

b. Sekolah dan Pemerintah

Meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang bersangkutan terkait

dengan perkembangan keterampilan berbahasa khususnya dalam keterampilan

berbicara murid di depan umum yang dapat diterapkan di dalam kelas.

c. Peneliti selanjutnya

Dapat meninglatkan pengetahuan peneliti selanjutnya tentang model debat,

menjadi pengalaman sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan dalam

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

7

penerapan model debat terhadap keterampilan berbicara di depan umum murid

kelas V SD Negeri 22 Pandangan Kab. Pangkep.

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan studi yang dilakukan mengenai keterampilan berbicara

melalui model debat, terdapat penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

penelitian yang akan dilaksanakan. Hasil penelitian terdahulu yang dilaksanakan

adalah sebagai berikut. Hasil penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh

Muhammad Saldi (2017) dengan judul “meningkatkan keterampilan berbicara

murid melalui metode diskusi pada mrid kelas V SD Negeri Minasa Upa 1”. Hasil

penelitian yang diperoleh pada pra tindakan rata-rata nilai murid 60.32%, pada

siklus pertama I rata-rata nilai murid 66.7% dan pada siklus II rata-rata nilai murid

79.35%, dengan kata lain pada siklus II ini sudah mencapai ketuntasan belajar

yang diharapkan. Dapat disimpilkan penelitian terdahulu yang dilakukan

Muhammad Saldi dari tindakan-tindakan yang menggunakan metode diskusi

dapat dilihat di atas pembelajaran melalui dari pra tindakan sampai siklus I dan

siklus II selalu meningkat sehingga peneliti dikatakan berhasil menggunakan

metode diskusi ini.

Penelitian pada sekolah yang berbeda dilakukan oleh Nurfitriani

Mahcmud (2015) dengan judul “peningkatan keterampilan berbicara murid

melalui metode debat pada murid kelas V SD Negeri Pao-Pao Kecamatan Somba

Opu Kabupaten Gowa”. Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I rata-rata

nilai murid 63.95% dan pada siklus II dengan nilai rata-rata murid 88.37%,

8

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

9

dengan kata lain pada siklus II ini sudah mencapai ketuntasan belajar yang

diharapkan. Dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan Nurfitriani

Mahcmud keterampilan berbicara murid kelas V SD Negeri Pao-Pao Kabupaten

Gowa mengalami peningkatan.

Apson Matandatu (2013), dalam skripsinya yang berjudul “meningkatkan

keterampilan berbicara melalui metode diskusi pada murid kelas V SD Inpres

Kelapa Lima Kecamatan Papayato Timur Kabupaten Pahuato dengan mata

pelajaran bahasa Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode

diskusi dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara murid. Hal

ini nampak pada hasil pembelajaran tanpa menggunakan atau sebelum

menerapkan metode diskusi nilai rata-rata murid 68.98%, sedangkan nilai rata-rata

ang diperoleh murid dengan menggunakan metode diskusi 88.10%. Dapat

disimpulkan bahwa nepelitian yang dilakukan Apson Matandatu (2013)

meningkatkan keterampilan berbicara melalui metode diskusi pada kelas V SD

iInpres Kelapa Lima Kecamatan Papayato Timur Kabupaten Pahuato dengan mata

pelajaran bahasa Indonesia.

2. Hakikat Model Debat

a. Pengertian Model Debat

Merupakan model pembelajaran yang mengarahkan murid untuk

berbicara dengan beradu argument terhadap masalah yang diberikan. Kegiatan

belajar mengajar mengandung beberapa komponen di dalamnya di antaranya

adalah tujuan pembelajaran, materi ajar, model, alat atau media dan sumber serta

evaluasi pembelajaran. Semua hal tersebut sangat mempengaruhi proses dan hasil

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

10

belajar. Namun, hal terpenting yang paling dibutuhkan oleh guru dalam sebuah

pembelajaran adalah sebuah model atau cara guru dalam mengajar di kelas.

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga

diartikan suatu pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan belajar, strategi

atau metode pembelajaran. Sebagai seorang guru harus mampu memilih model

pembelajaran yang tepat untuk peserta didik. Karena itu dalam memilih model

pembelajaran, guru harus mampu memperhatikan situasi atau kebutuhan murid,

bahan pelajaran dan sumber yang ada agar model pembelajaran dapat digunakan

untuk mendukung dan menunjang belajar murid. Seorang guru diharapkan

memilki motivasi dan pembaharuan dalam proses pembelajaran dan salah satunya

model pembelajaran yang tepat agar dalam proses pembelajaran yang dijalaninya

dapat berjalan sesuai tujuan yang hendak dicapai.

Menurut Masitah dan Laksmi Dewi (2009: 156), guru yang kompeten

adalah guru yang mampu mengolah program proses belajar mengajar. Mengolah

disini memiliki arti yang luas yang membahas tentang bagaimana guru mengatur

tentang masalah pengajaran, seperti membuka dan menutup pembelajaran,

menjelaskan , memvariasi media, bertanya, memberi dukungan atau motivasi.

Adapun pengertian debat adalah suatu kegiatan mengadu argument antara

dua pihak atau lebih yang bersifat perorangan ataupun kelompok didalam

mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Selain itu debat juga

memiliki struktur yaitu: (1) pengenalan pada struktur setiap tim memperkenalkan

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

11

diri, (2) penyampaian argumentasi yaitu setiap tim menyampaikan argumentasi

terhadap topik yang dimulai dari tim afirman, lalu tim oposisi dan diakhiri dengan

tim netral, (3) debat yaitu masing-masing tim mengomentari setiap argumentasi

dari tim lainnya, (4) simpulan yaitu setiap tim memberikan ungkapan penutup

terhadap pernyataan topik yang sesuai dengan posisinya.

Menurut Tarigan (2008: 92) menyatakan bahwa debat adalah “suatu

argumen untuk menentukan baik tidaknya usul tertentu yang didukung oleh satu

pihak yang disebut pendukung atau afirmatif, dan ditolak, disangkal oleh pihak

lain yang disebut penyangkal atau negatif”. Proses komunikasi untuk

menyampaikan argumentasi karena harus mempertahankan pendapat disebut

debat. Pendapat lain mengenai debat menurut rahmat nutrcahyo dalam hand book

panduan debat bahasa Indonesia nya, Nurchayo, Rahman (2020: 1 februari)

menyatakan bahwa “debat merupakan pertentangan argumentasi, untuk setiap isu

pasti terdapat beberapa sudut pandang terhadap isu tersebut: alasan-alasan

mengapa seseorang dapat mendukung atau tidak mendukung suatu isu”.

Perdebatan terjadi akibat adanya perbedaan pendapat yang muncul akibat

adanya dorongan untuk bebas berpendapat. Pada dasarnya debat merupakan suatu

latihan praktik persengkataan atau kontroversi. Di dalam era globalisasi pada saat

seperti ini, debat sangat lebih penting artinya. Debat memberikan kontribusi yang

besar dari kehidupan demokrasi tak terkecuali pendidikan. Nurgiyanto, Burhan.

(2001). Menatakan bahwa “dalam dunia pendidikan debat bisa menjadi model

berharga untuk meningkatkan pemikiran atau perenungan terutama jika anak didik

diharapkan mampu mengemukakan pendapat yang pada dasarnya bertentangan

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

12

dengan mereka sendiri” dalam mengajar model debat adalah Ridwan. (2009).

Menyatakan bahwa “model ini dimana pembicara dari pihak yang prodan kontra

menyampaikan pendapat mereka, dapat diikuti oleh suatu tangkisan atau tidak

perluh dan anggota kelompok dapat juga bertanya kepada peserta debat atau

pembicara”. Dalam kata lain debat adalah model pembelajaran yang

menggerahkan anak didik untuk menyalurkan ide, gagasan, dan pendapatnya

dengan cara adu argmentasi baik perorangan maupun kelompok. Masing-masing

pembicara saling memberikan alasan yang logis dan dapat diterima. Selain itu

juga debar merupakan forum yang sangat tepat dan strategis untuk

mengembangkan kemampuan berfikir dan mengasah keterampilan berbicara

murid depan umum.

3. Tujuan Model Debat

Menurut Rahman Nurcahyo (2011: 144) “tujuan dari pelaksanaan model

debat adalah untuk berbicara secara meyakinkan dan juga mendengarkn

pendapat-pendapat yang berbeda, dan di akhir debat dapat menghargai perbedaan

tersebut”.

Secara sederhana model debat bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan

pendapat orang atau pihak lain agar mereka mau percaya dan akhirnya

melaksanakan, bertindak, mengikuti atau setdaknya mempunyai kencenderungan

sesuai apa yang diinginkan dan dikehendaki oleh pembicara atau penulis,

melihatjenis komunikasinya lisan atau tulisan.

Menurut Suryabrata, Trio dan Sudiyono (2008: 81) “bahwa sanya tujuan

dari model debat adalah untuk melatih murid agar mencari argumentasi yang kuat

Page 26: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

13

dalam memecahkan suatu masalah yang kontroveksial serta memiliki sikap

demokrasi dan saling menghormati terhadap perbedaan pendapat”. Dengan

demikian, model debat merupakan sarana yang paling fungsional untuk

menampilkan, meningkatkan dan mengembangkan komunikasi verbal dan melalui

debat pembicara dapat menunjukan sikap intelektualnya. Selain itu model debat

mengajarkan anak untuk berfikir kritis dan menghargai pendapat orang lain.

a. Langkah-langkah Model Debat

Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran debat yaitu sebagai

berikut:

1) Susunlah sebuah pertanyaan yang berisi pendapat tentang isu

kontroveksial yang terkait dengan mata pelajaran.

2) Bagilah kelas menjadi dua team debat. Tugas secara acak posisi pro pada

suatu kelompok dan posisi kontra pada satu kelompok yang lain.

3) Selanjutnya, buatlah dua atau empat sub kelompok dalam masing-masing

team debat. Misalnya, dalam sebuah berisi 24 murid anda dapat membuat

dua sub kelompok pro, dan dua kelompok sub kontra masing-masing

terdiri dari empat anggota, perintahan dalam sub kelompok untuk

menyusun argument bagi pendapat yang dipegangnya, atau menyediakan

daftar argument yang mungkin mereka diskusikan dan dipilih. Pada akhir

dari diskusi mereka, perintahkanlah dari sub kelompok untuk memilih juru

bicara.

4) Tempatkan dua atau empat kursi (tergantun dari sub kelompok yang dibuat

dari kedua pihak) dari para pembicara dari pihak yang pro dalam posisi

Page 27: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

14

terhadap dengan jumblah kursi yan sama bagi juru bicara dari pihak yang

kontra dan netral. Memulai dengan debat meminta para juru bicara

mengemukakan pendapat mereka, sebutlah proses ini sebagai argumen

pembuka.

5) Setelah semua murid mendengarkan argument pembuka. Hentikan debat

dan perintahkan mereka kembali ke sub kelompok awal mereka.

Perintahkan sub-sub kelompok untuk menyusun strategi dalam rangka

mengomentari argument pembuka dari pihak lawan. Sekali lagi

perintahkan tiap sub kelompok memilih juru bicara, akan lebih baik

menggunakan orang baru.

Bahkan menurut Zainal Aqib (2009) menyatakan bahwa “langkah-langkah

model debat adalah sebagai berikut:

1) Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang satu

kontra.

2) Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan di debatkan

oleh kedua kelompok di atas.

3) Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota

kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas dengan

kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar murid bisa

mengemukakan pendapatnya.

4) Sementara murid menyampaikan gagasannya, guru menulis gagasan inti

dan ide–ide dari setiap pembicaraan di papan tulis sampai ide yang

diharapkan guru terpenuhi.

Page 28: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

15

5) Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap

6) Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak murid membuat

kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

Untuk penelitian penulis menyederhanakan kembali langkah-langkah model

Debat menjadi sebagai berikut:

1) Siapkan beberapa pertanyaan mengenai persoalan faktual yang terjadi di

kehidupan sehari-hari.

2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5

orang kemudia setiap kelompok dibagi lagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok pro dan kontra.

3) Setiap kelompok diberikan sebuah pertanyaan tentang permasalahan

factual yang nantinya akan didebatkan oleh kelompok lain.

4) Sebelum memulai perdebatan dengan argument pembuka, setiap kelompok

mendiskusikan argument-argumen mereka mengenai persoalan tersebut..

5) Mulailah debat dengan meminta setiap kelompok memberikan argument

pembuka.

6) Setelah mendengarkan argument pembuka, saatnya kelompok kontra

mengomentari argument yang disampaikan oleh kelompok pro.

7) Ketika debat berlangsung pastikan untuk menyimak baik-baik antara

kedua belah pihak .

8) Ketika dirasakan sudah cukup, akhir perdebatan tersebut, tanpa

menyebutkan pemenangnya.

9) Ulangi kegiatan berikut sampai semua kelompok menampilkan datanya.

Page 29: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

16

10) Sementara menunggu giliran kelompok lain mencatat apa yang didebatkan

oleh kelompok yang sedang berdebat.

b. Kelebihan dan kekurangan model Debat

Dalam kegiatan pembelajaran sebuah model tentu sangat berperan penting

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu sebuah model harus

memiliki kelebihan agar model yang digunakan dapat berjalan dengan efektif

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berikut adalah kelebihan model Debat:

1) Murid menjadi lebih kritis dalam berpikir

2) Suasa kelas akan lebih bersemangat

3) Murid dapat mengungkapkan pendapatnya dan forum

4) Murid dapat memberikan pendapatnya dengan logis dan bahasa yang

menuntun

5) Murid menjadi lebih besar hati ketika pendapatnya tidak sesuai dengan

orang lain

6) Murid dapat melatih keterampilan berbicaranya di depan umum

Selain kelebihan, tentunya dalam pembelajaran sebuah model tidak luput

dari kekurangan, hal ini dikarenakan segala sesuatu itu tidak ada yang sempurna.

Berikut adalah kekurangan dari model debat sebagai berikut:

1) Biasanya murid yang aktif saja yang berbicara

2) Terkadang timbul perselisihan antar murid setelah berdebat karena tidak

terimah pendapatnya disanggah

3) Biasanya akan timbul rasa ingin saling menjatuhkan antar lawan

4) Menyita waktu yang cukup lama

Page 30: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

17

Berdasarkan uraian di atas menyebutkan bahwa di dalam model debat para

peneliti sering mendapatkan kekurangan-kekurangan yang terjadi di dalam proses

berlangsungnya sebuag penelitian, namun hal itu tidak menjadi halangan bagi

seorang peneliti.

4. Hakikat Keterampilan Berbicara

a. Pengertian Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara merupakan seni berbicara yang dimiliki seseorang

yang bertujuan untuk menyampaikan lisan secara efektif, sebagai bentuk

komunikasi kepada orang lain. Aktivitas kedua yang dilakukan manusia dalam

kehidupan bahasa setelah mendengarkan. Berbicara merupakan aktivitas

berbahasa yang kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan bahasa setelah

mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengarkan itulah kemudian

manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya dapat berbicara. Resmini dan

Dadan Juanda (2017: 51) menyatakan bahwa “bicara secara umum dapat diartikan

suatu penyampaian maksud (ide, fikiran, dan isi hari) seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh

orang lain”. Pengertian secara khusus banyak dikemukakan para pakar, menurut

Tarigan (2008) menyatakan bahwa “berbicara adalah merupakan kemampuan

menyebutkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengepresikan,

menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”.

Sejalan dengan para pendapat di atas, Evline dan Suregar (2011)“bahwa

berbicara adalah merupakan keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa

lisan”. Pendapat lain bahwa keterampilan berbicara merupakan keterampilan

Page 31: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

18

memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak.

Kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Setiap manusia dibekali

banyak keterampilan dalam hidupnya. Salah satu keterampilan yang penting

adalah keterampilan berbahasa. Keterampilan ini terdiri dari keterampilan

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa

yang perluh dilatih adalah keterampilan berbicara. Hal ini dikarenakan berbicara

adalah media seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain dalam

kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa,

keterampilan berbicara bukan hanya sekedar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-

kata saja, melainkan keterampilan seseorang untuk menyampaikan pikiran,

pendapat, dan pendapatnya secara lisan agar dapat dimengerti oleh orang lain atau

lawan bicaranya.

Keterampilan berbicara ini merupakan keterampilan memproduksi arus

sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan

keinginan kepada orang lain. Kelengkapan perlengkapan vocal seseorang (selaput

suara, lidah, bibir, dan telinga) merupakan persyaratan alamiah yang

mengizinkannya dapat memproduksi suatu ragam yang lugas dari bunyi artikulasi,

tekanan, nada bicara, kesenyapan, dan lagu bicara keterampilan ini juga didasari

kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan bertanggung

jawab dengan melenyapkan problem kejiwaan seperti rasa malu, rendah diri,

ketegangan, dan berat lidah.

Page 32: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

19

1. Tujuan Berbicara

Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai

maksud dan tujuan. Menurut Sumadi dan Suryabrata (2006) “adalah untuk

berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka

hendaknya pembicaraan memahami makna segala sesuatu yang ingin disampaikan

dan ia harus mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para pendengarnya.

Sedangkan menurut Hariyanto dan Suyono 2011 “tujuan berbicara

dibedakan atas empat golongan sebagai berikut:

1) Menghibur, berbicara untuk menghibur berarti pembicara menarik

perhatian pendengar dengan berbagai cara, seperti humor, spontanitas,

menggairahkan, kisah-kisah jenaka, petualangan, dan sebagainya untuk

menimbulkan suasana gembira pada pendengarnya.

2) Mengimformasikan, berbicara untuk tujuan menginformasikan untuk

melapor, dilaksanakan bila seseorang ingin ; 1. menjelaskan suatu proses,

2. menguraikan, menafsirkan atau menginterfasikan sesuatu hal member,

3. menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan, d. menjelaskan kaitan.

3) Menstimulasi, berbicara untuk menstimulasi pendengar jauh lebih konpeks

dari tujuan berbicara lainnya, atau meyakinkan pendengarnya. Hal ini

dapat tercapai jika pembicara benar-benar mengetahui kemauan, minat,

inspirasi, kebutuhan, dan cita-cita pendengarnya.

4) Mendengarkan, dalam berbicara untuk mengerakan dibutuhkan pembicara

yang berwibawa, panutan atau toko idola masyarakat, melalui

kepintarannya dalam berbicara, kecakapan dalam memanfaatkan situasi,

Page 33: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

20

ditambah penguasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicara dapat

mengerakkan pendengarnya.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang

melakukan kegiatan berbicara selain untuk berkomunikasi juga bertujuan juga

untuk mempengaruhi orang lain dengan maksud apa yang dibicarakan dapat

diterima oleh lawan bicaranya dengan baik. Adanya hubungan timbal balik secara

aktif akan membentuk kegiatan berkomunikasi menjadi lebih aktif dan efesien.

Tujuan akan keterampilan berbicara dalam pembelajaran yaitu untuk melatih dan

mengembangkan kompetensi murid dalam menyampaikan bahasa secara lisan

untuk mengemukakan pendapat, perasaan, menjadi komunikasi dan melakukan

interaksi sosial dengan anggota masyarakat yang lain.

c. Ragam Seni Keterampilan Berbicara

Secara garis besar ragam-ragam berbicara dibagi dalam dua jenis, yaitu

berbicara dimuka dan berbicara pada konferensi. Guntur Taringan memasukan

beberapa kegiatan berbicara dalam ketegori sebagai berikut:

1) Berbicara depan umum pada masyarakat yang mencakup empat jenis yaitu: 1.

berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau melaporkan

yang bersifat informatif, 2. berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat

kekeluargaan, persahabatan, 3. berbicara, dalam situasi-situasi yang bersifat

membujuk, mengajak, mendesak, dan meakinkan, 4. berbicara dalam situasi-

situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang dan hati-hati.

Page 34: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

21

2) Berbicara pada konferensiang meliputi:

Diskusi kelompok, yang dapat dibedakan menjadi tidak resmi, dan masih

dapat diperinci lagi atas, kelompok studi, kelompok yang membuat

kebijaksanaan, komite. Resmi mencakup: konferensi, diskusi fanel,

symposium.

Berdasarkan pembagian di atas sudah jelas bahwa berbicara mempunyai

ruang lingkup pendenganr yang berbeda-beda. Berbicara pada masyarakat luas,

yang berarti memiliki ruang lingkup yang luas. Sedangkan pada konferensi ruang

lingkupnya terbatas.

d. Faktor Penunjang dan Penghambat Keterampilan Berbicara

Berbicara atau kegiatan berkomunikasi lisan merupakan kegiatan individu

dalam usaha menyampaikan pesan secara lisankepada orang lain. Adapun tujuan

pembicara atau pesan dapat sampai kepada orang lain dengan baik, perlu

diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang keterampilan berbicara.

Menurut Andi Subari (2002) menyatakan bahwa “ada dua aspek yang

dapat menunjang keterampilan berbicara, yaitu: 1. aspek kebahasaan mencakup:

(a) lafal, (b) intonasi, tekanan, ritme, dan (c) penggunaan kata dan kalimat. 2.

aspek non-kebahasaan yang mencakup: (a) kenyaringan suara, (b) kelancara

berbicara, (c) sikap berbicara, (d) gerak dan mimic, (e) penalaran, dan (f) santun

berbicara”.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi keterampilan berbicara adalah faktor kebahasaan dan

non-kebahasaan. Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang

Page 35: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

22

mengakibatkan pesan yang diterimah oleh pendengar tidak sama dengan apa yang

dimaksudkan oleh pembicara.

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan berbicara menurut

Rusmiati adalah sebagai berikut:

1) Hambatan internal

a) Ketidak sempurnaan alat ucap, kesalahan yang diakibatkan kurang

sempurna alat ucap akan mempengaruhi keefektifan dalam berbicara.

b) Penguasaan komponen kebahasaan, komponen kebahasaan meliputi

lafal dan intonasi, pilihan kata, struktur bahasa, dan gaya bahasa.

c) Penggunaan komponen isi, komponen isi meliputi hubungan isis

dengan topik, struktur isi, kualitas isi, dan kuantitas isi.

d) Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental

2) Hambatan eksternal

Selain hambatan internal, pembaca akan menghadapi hambatan yang

datang dari luar dirinya. Hambatan ini kadang-kadang muncul dan tidak disadari

sebelumnya oleh pembicara, hambatan eksternal meliputi hal-hal di bawah ini:

a) Suara atau bunyi

b) Kondisi ruangan

c) Media

d) Pengetahuan pendengar

Tidak semua orang memiliki keterampilan dalam berbicara di muka

umum. Namun, keterampilan ini dapat kita miliki oleh semua orang melalui

proses belajar dan latihan secara berkesinambungan dan sistematis. Terkadang

Page 36: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

23

dalam proses belajar mengajar pun belum bisa mendapatkan hasil yang

memuaskan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang merupakan hambatan

dalam kegiatan pembicara. Hambatan-hambatan tersebut terdiri atas hambatan

yang datangnya dari pembicara sendiri (internal) dan hambatan yang dalang dari

luar pembicara (eksternal).

5. Model Pembelajaran Berbicara

Model berfungsi sebagai sarana mewujudkan pengalaman belajar yang

telah dirancang menjadi kenyataan dalam pelaksanaan pengajaran pokok bahasa

tertentu. Begitupun halnya dengan pengejaran pembicara. Karena tanpa latihan

tidak mungkin keterampilan berbicara dapat dikuasai.

Model keterampilan berbicara yang baik selalu memenuhi sebagai kriteri.

kriteria yang harus dipenuhi oleh pengajaran berbicara, antara lain:

1) Relevan dengan tujuan pengajaran

2) Memudahkan murid untuk memahami materi pengajaran.

3) Mengembangkan butir-butir keterampilan proses

4) Dapat mewujudkan pengalaman belajar yang telah dirancang

5) Merangsang murid untuk belajar mengembangkan murid untuk belajar

6) Mengembangkan smurid untuk belajar

7) Mengembangkan kretivitas murid

8) Tidak menuntuk peralatan yang rumit

9) Mudah dilaksanakan

10) Menciptakan suasana belajar-mengajar yang menyenangkan

Page 37: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

24

Berdasarkan pemasaran cerita di atas sebuah model pengajaran berbicara

berkaitan dengan tujuan, bahan, pembinaan keterampilan proses, dan pengalaman

belajar, pengalaman belajar sediri mewujudkan melalui pnggunaan model. Isya

Cahyani Isya Cahyani dan Hodijah (2007) berikut ini merupakan beberapa model

pengajaran berbicara yang dapat dipergunakan di antaranya adalah:

a) Berdialog

b) Menyampaikan pengumuman

c) Debat

d) Berbicara

e) Bermusyawarah

f) Diskusi

g) Pidato

B. Kerangka Pikir

Berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam

kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-

bunyi (bahasa) yang didengarkannya itulah kemudian menusia belajar

mengucapkan dan akhirnya mampu untuk berbicara. Untuk dapat berbicara dalam

suatu bahasa secara baik, pembicara harus menguasai lafal, struktur. Di sampain

itu, diperlukan juga penguasaan masalah atau gagasan yang akan disampaikan,

serta kemampuan memahami bahasa lawan bicara. Padahal di era globalisasi

seperti manusia dituntut untuk selalu berpikir kritis dan mampu menggunakan

pendapatnya. Hal ini terjadi karena katerampilan berbicara siswa masih rendah

sebagian murid masih belum berani untuk berbicara didepan umum, serta

Page 38: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

25

xpembendaharaan kata yang mereka miliki masih sangat sedikit. Kurangnya

motivasi untuk melatih keterampilan berbicara juga mempengaruhi keterampilan

berbicara seseorang. Selain itu juga disukung oleh pembelajaran yang monoton

sehingga membuat siswa kuran aktif menggunakan pendapat atau tampil di sepan

umum.

Page 39: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

26

Adapun bagan kerangka pikir sebagai berikut:

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Keterampilan Berbicara

Penggunaan Model Pembelajaran Debat (X)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Postest (O2)

Hasil

Pretest (01)

Analisis Hasil Belajar

Page 40: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

27

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat pada kerangka pikir, hipotesis dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Terdapat pengaruh terhadap keterampilan berbicara setelah menggunakan

model pembelajaran debat terhadap keterampilan berbicara di depan umum murid

kelas V SD Negeri 22 Pandangan Kel/Des Mattiro Ujung Kec. Liukan

Tupabbiring Kab. Pangkajene dan Kepulauan.

Page 41: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

kuantitatif jenis kuasai eksperimen atau bisa dikatakan model eksperimen yaitu

perilaku kelas disesuaikan dengan kondisi yang ada. Menurut Sugiyono (2010)

“tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-

akibat berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan

perilakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan

menyediakan kelompok untuk perbandingannya”. Maka dari itu model ini

dilakukan dengan membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan

dengan model debat. Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok yang tanpa

diberikan perlakuan model debat.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sadja dan

Ibrahim (2009: 116)”control grup desain (desain prest posttest kelompok kontrol

dan eksperimen) menyatakan bahwa”. Dalam desain ini subjek kelompok tidak

dilakukan secara acak, misalnya kelas eksperimen di suatu kelas tertentu dengan

siswa yang telah ada atau sebagaimana adanya. Dimana dalam desain ini

dilakukan tes sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen/tes awal (Y1) disebut

pretest, dan sesudah eksperimen/tes akhir (Y2) disebut posttest. Perbedaan antara

28

Page 42: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

29

Y1 dan Y2 diasumsikan merupakan dari treatment (eksperimen). Desain

penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Pretest (O1) → Treatment (X) → Posttest (O2)

Keterangan :

O1 : sebelum dilakukan treatment (eksperimen)

X : tindakan untuk kelas eksperimen yaitu model debat

O2 : sesudah dilakukan treatment (eksperimen)

3. Lokasi dan Sumber Penelitian

1) Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 22 Pandangan Kab. Pangkep.

Beralamatkan di Pangkajene Dan Kepulauan, Liukang Tupabbiring, Desa Mattiro

Ujung. Sulawesi Selatan 90223.

2) Waktu Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan

persiapan instrument, uji cobah instrument penelitian yang dilanjutkan dengan

pengumpulan data. Adapun tahapan-tahapan penelitiannya adalah sebagai berikut:

3) Tahapan Penelitian

Pada tahap ini yang dilakukan pengajuan judul penelitian dan pembuatan

proposal penelitian yang belangsung pada bulan februari 2020.

4) Tahapan Persiapan

Pada tahap ini dilakukan adalah pembuatan dan permohonan izin ke

sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian.

5) Tahapan Pelaksanaan

Page 43: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

30

Pada tahap ini dilakukan adalah uji cobah instrument dan pengambilan

data di lapangan yaitu pada tempat penelitian.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2018: 117) menyatakan bahwa populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumblah yang ada

pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang

dimiliki oleh obyek/subyek itu.

Popolasi penelitian ini adalah keseluruhan subjek penelitian yaitu : murid

kelas V SD Negeri 22 Pandangan Kab. Pangkep yang berjumblah keseluruhan

142 orang.

2. Sampel

Sugiyono (2018: 118) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari

jumblah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Tabel 3.1 Sampel

Kelas Jenis kelamin Jumblah

Laki-laki Perempuan

VB 12 9 21 Sumber: Absen Kelas V SD Negeri 22 Pandangan

Page 44: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

31

C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

a. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Tes hasil belajar keterampilan berbicara dengan jenis pretest dan posttest.

Pretest dilaksanakan sebelum menggunakan model Debat, sedangkan

posttest dilaksanakan pada saat penggunaan model Debat

b) Tes lisan atau tes berbicara yaitu dengan memberikan isi teks yang akan

diperdebatkan kemudian melakukan penilaian terhadap kemampuan

berbicara murid dengan menggunakan tes lisan atau tes berbicara.

Penelitian ini dilakukan dua pekan yaitu pada saat pretest untuk

mengetahui kemampuan awal murid, dan kedua yaitu posttest untuk mengetahui

hasil akhir setelah diberi perlakuan atau treatment.

Kemudian cerita penilaian selanjutnya berdasarkan penilaian keterampilan

berdebat menurut Burhan Nurgiyanto (2010), berikut adalah kriterianya

Tabel 3.2 Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek-aspek yang dinilai Tingkatan skala

1. Ketepatan struktur 1 2 3 4

2. Kelancaran 1 2 3 4

3. Kemampuan menanggapi 1 2 3 4

4. Kemampuan mempertahankan pendapat 1 2 3 4

Sumber : Burhan Nurgiyanto

Namun, dalam penelitian ini kedua rujukan tersebut dimotifikasi karena

alasan penyesuaian dengan karakteristik anak sekolah dasar. Begitupun dengan

penskoran dimotifikasi menjadi 1-4 dengan tujuan untuk memudahkan penskoran,

karena kriteria-kriteria untuk aspek yang dinilai lebih singkat dan jelas.

Page 45: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

32

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

awal dan tes akhir atau pretest dan posttest, adapun pengumpulan data yang akan

dilakukan sebagai berikut.

Suryabrata (2006: 102) menyatakan bahwa pretest adalah “tes yang

dirancang untuk mengukur kemampuan awal sebelum program pembelajaran

dilakukan. Sedangkan posttest adalah tes yang dimaksud untuk mengukur hasil

belajar setelah subjek dikenakan variabel eksperimen. Posttest juga dimaksudkan

untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antar tes yang dilakukan setelah suatu

program pembelajaran dilakukan”.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Variabel Penelitian

Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas : Model debat

b. Variabel terikat : Keterampilan berbicara murid

Tabel 3.3 Variabel Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen

(R)

Y1 X Y2

Kelas Y1 - Y2

Sumber: Buku Sugiyono (metode penelitian kombinasi)

Keterangan:

R : pretest_posttest

Y1 : sebelum dilakukan treatment (eksperimen)/pretest

Page 46: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

33

Y2 : sesudah dilakukan treatment (eksperimen)/posttest

X : tindakan untuk kelas eksperimen yaitu model debat

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah murid yang menjadi sampel

penelitian kelas V SD Negeri 22 pandangan.

D. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis

deskriftif. Melalui analisis data ini, dapat diketahui bahwa penggunaan model

pembelajaran debat dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran bahasa indinesia yang merupakan fokus dari penelitian ini.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif tersebut digunakan untuk memperoleh

gambaran tentang hasil tes belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia

sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran

orang benar debat. Dalam hal ini digunakan tabel frekuensi skor rata-rata, standar

revisi, skor minimum dan skor maksimal, dapat dianalisis dengan teknik analisis

presentase dengan rumus sebagai dan dengan bantuan SPSS versi 25 for windows

(statistical product and servise solusion):

P = x 100%

Keterangan:

P = Perentase

F = frekuensi yang dicari persentasenya

N = jumblah subjek eksperimen

Page 47: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

34

Untuk mendapatkan hasil gambaran yang jelas tentang keberhasilan

belajar murid pada mata pelajaran bahasa Indonesia maka dibutuhkan 5 (lima)

kategori penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kategori Penilaian

No Kategori Interval

1 Sangat Baik 90-100

2 Baik 80-89

3 Cukup 70-69

4 Kurang 60-69 Sumber : Data penelitian murid Kelas V SD Neheri 22 pandangan

2. Analisis Statistik Inferensial

Pada penelitian ini dilakukan juga analisis statistik inferensial yang

digunakan untuk melakukan uji normalitas, homogenitas dan T-tes.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan apakah data-data yang digunakan

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada aplikasi SPSS versi 25.

Kriteria pengujian normalitas dengan hasil olahan SPSS versi 25 yaitu:

1) Jika sig > 0,05 maka data berdistribusi normal dan

2) Jika sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan pada data hasil pretest dan posttest.

Pada taraf signifikan, α = 0,05. Adapun kriteria dalam pengujian homogenitas

yaitu:

1) Jika sig > 0,05 maka data homogen dan

2) Jika sig < 0,05 maka data tidak homogen.

Page 48: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

35

c. Uji T-Tes

Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai perbedaan kemampuan

belajar murid kelas V SD Negeri 22 pandangan dalam pelajaran bahasa Indonesia

antara sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran debat terhadap

keterampilan berbicara di depan umum murid kelas V SD Negeri 22 Pandangan

Kab. Pangkep. Zaenal arifin (2011: 245) menyatakan bahwa “uji t-tes adalah suatu

derajat ketetapan instrument (alat ukur), maksudnya apakah instrument yang

digunakan betul-betul tepat mengukur apa yang akan diukur”

Page 49: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan diuraikan secara rinci analisis data dari hasil

penelitian yang telah dilakukan dengan memaparkan bukti yang diperoleh setelah

melakukan penelitian. Pemaparan ini merujuk pada rumusan masalah yang telah

dikemukakan pada bab 1 yaitu apakah penggunaan model pembelajaran Debat

terhadap keterampilan berbicara di depan umum murid kelas V SD Negeri 22

Pandangan Kel/Des Mattiro Ujung Kec. Liukang Tupabbiring Kab. Pangkajene

dan Kepulauan. Merujuk pada permasalahan diatas maka dilakukan penelitian,

pada penelitian tersebut diperoleh nilai pretest dan posttest siswa yang dapat

dilihat pada lampiran.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan Pretest dan Posttest yang diberikan pada murid terkait

keterampilan berbicara murid, hasil dari analisis data ststistik deskriptif

menggunakan aplikasi SPSS versi 25 diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1 uji data analisis statistic deskriptif

Descriptive Statistics

N Range Minimum

Maximu

m Mean

Std.

Deviatio

n

Varianc

e

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic Statistic

PRETEST 21 28 50 78 61.81 1.909 8.750 76.562

POSTEST 21 13 71 84 75.43 1.041 4.770 22.757

36

Page 50: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

37

Valid N

(listwise)

21

Sumber: data output SPSS 25

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukan bahwa metode

pembelajaran Debat terhadap keterampilan berbicara di depan umum murid kelas

V SD Negeri 22 pandangan. Memperoleh nilai pada pretest adalah range 28,

minimum 50, maximum 78, mean (statistic 61.81) dan (std. error 1.909), std

deviation 8.750, variance 76.562. Sedangkan nilai pada posttest adalah range 13,

minimum 71, maximum 84, mean (statistic 75.43) dan (std error 1.041), std

deviation 4.770, variance 22.757. data tersebut menunjukkan tingkat keberagaman

data yang diperoleh.

2. Hasil Analisis Statistik Inferensial

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan apakah data-data yang digunakan

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan

menggunakan uji kolmogorov-smirnov pada aplikasi SPSS 25.

Kriteria pengujian normalitas dengan hasil olahan SPSS versi 25 yaitu:

1) Jika sig > 0,05 maka data berdistribusi normal dan

2) Jika sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 21

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.82555688

Most Extreme Differences Absolute .100

Page 51: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

38

Positive .100

Negative -.088

Test Statistic .100

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: data output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.3 uji normalitas menunjukkan bahwa nilai pretest dan

posttest 0,200 > 0,05. Dengan demikian data dari nilai pretest dan posttest

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan pada data hasil pretest dan posttest.

Pada taraf signifikan, α = 0,05. Adapun kriteria dalam pengujian homogenitas

yaitu:

1) Jika sig > 0,05 maka data homogen dan

2) Jika sig < 0,05 maka data tidak homogen.

Tabel 4.3 Hasil Uji Data Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

keterampilan

berbicara

Based on Mean 8.091 1 40 .007

Based on Median 8.599 1 40 .006

Based on Median and with

adjusted df

8.599 1 31.681 .006

Based on trimmed mean 8.265 1 40 .006

Sumber: data output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data

memiliki yang sama atau homogen karena nilai signifikansi lebih besar dan nilai α

= 0,05 dengan hasil uji homogenitas yakni 0,06 > 0,05

Page 52: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

39

c. Uji T-Test

Pengujian hipotesis yang digunakan yaitu uji Paired Samples Test.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau tidanya

terhadap keterampilan berbicara di depan umum murid kelas V SD Negeri 22

Pandangan. Adapun pedoman atau dasar pengambilan keputusannya adalah

sebagai berikut:

1) Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti model pembelajaran

Debat terhadap keterampilan berbicara di depan umum murid kelas V SD

Negeri 22 Pandangan.

2) Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, berarti penggunaan model

pembelajaran Debat terhadap keterampilan berbicara di depan umum murid

kelas V SD Negeri 22 pandangan.

Tabel 4.4 Hasil Uji data T-Test

Paired Samples Test

Paired Differences

T Df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

pretest -

postest

-13.619 8.003 1.746 -17.262 -9.976 -7.798 20 .000

Sumber: data output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai thitung = 7,798 dan

nilai sig. (2-tailed)= 0,00 dengan taraf signifikan α = 0,05. Dengan ttabel dilihat

pada tabel statistik dengan signifikan 0,05 : 2 = 0,025 dengan derajat kebebasan

(df) 21-1 = 20, hasil diperoleh untuk ttabel = 2,08596 (terdapat pada lampiran).

Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga telah

Page 53: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

40

diketahui bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Debatterhadap

keterampilan berbicara murid di depan umum murid kelas V SD Negeri 22

Pandangan.

Sedangkan, pengambilan keputusan uji paired sample T-Test berdasarkan

perbandingan nilai signifikansi yaitu diketahui nilai signifikansi sebesar 0,00

karena nilai signifikansi (0,00 < 0,05) sesui dasar pengambilan keputusan dalam

paired sample T-Test, maka disimpulkan pula bahwa H0 ditolak dan H1 diterima

yaitu terdapat pengaruh pada penggunaan model pembelajaran debat terhadap

keterampilan berbicara di depan umum murid kelas V SD Negeri 22 pandangan.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 22 Pandangan pada kelas V

dengan sampel 21 murid, sebelum dilakukan model pembelajaran debat terhadap

keterampilan berbicara di depan umum murid kelas V SD Negeri 22 Pandangan

murid belajar seperti biasanya yaitu tanpa menggunakan model pembelajaran

debat atau sebagai pretest untuk mengetahui nilai murid sebelum melakukan

treatment atau sebagai posttest, yang dilakukan menggunakan model

pembelajaran debat sebagai pretest dan posttest. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui penggunaan dan pengaruhnya, model pembelajaran debat terhadap

keterampilan berbicara di depan umum murid kelas V SD Negeri 22 Pandagan

berpengaruh tidaknya dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk mengetahui

murid dan instrument yang digunakan dalam penelitian iniadalah: tes hasil belajar

keterampilan berbicara dengan jenis pretest dan posttest. Pretest dilaksanakan

sebelum menggunakan model debat, sedangkan posttest dilaksanakan pada saat

Page 54: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

41

penggunaan model debat, tes lisan atau tes berbicara yaitu dengan memberikan isi

teks yang akan diperdebatkan kemudian melakukan penilaian terhadap

kemampuan berbicara murid dengan menggunakan tes lisan atau tes berbicara.

Dengan melakukan treatment atau pada akhir pembelajaran diberikan posttest,

pengaruh dari diberikannya treatment, sehingga diperoleh nilai rata-rata posttest

lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pretest.

Pada saat proses pembelajaran awal atau pertemuan pertama

melaksanakan pembelajaran murid masih banyak malu pada saat proses

pembelajaran, setelah beberapa pertuan berikutnya murid mulai lebih berani

bertanya dan berbicara, dan pada saat melakukan pembelajaran dengan

penggunaan model pembelajaran debat terhadap keterampilan berbicara di depan

umum murid kelas V SD Negeri 22 Pandangan murid telah berani bertanya dan

berbicara kepada guru pada saat proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan,

dengan menggunakan model pembelajaran debat terhadap keterampilan berbicara

di depan umum murid kelas V SD Negeri 22 Pandangan lebih berbeda dibanding

pembelajaran lain, siswa lebih berani mengemukakan pendapat dengan teman-

temannya dan melakukan perdebatan dalam pembelajaran khususnya mata

pelajaran bahasa Indonesia.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan deskripsi data diuraikan tentang

pengaruh penggunaan model pembelajaran debat terhadap keterampilan berbicara

di depan umum murid kelas V SD Negeri 22 Pandangan. Berdasarkan analisis

deskriptif dengan penggunaan program SPSS versi 25 diperoleh nilai pretest

Page 55: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

42

dengan nilai rendah dan tertinggi yaitu 50 dan 78 . Nilai rata-rata (mean) 61,81

yaitu 76,562 dengan kategori sedang.

Pengujian data T-test dilakukan dengan menggunakan program SPSS

versi 25 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Berdasarkan hasil uji T-test

menunjukkan bahwa nilai thitung = 7,798, df=20 dan nilai sig. (2-tailed)= 0,00.

Berdasarkan tabel output paired sample test, diketahui thitung = 7,798 jika thitung >

ttabe maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika thitung < ttabel maka H0

diterima dan H1 ditolak. Pada uji T-tes menggunakan paired sample test thitung =

7,798 sedangkan ttabel = 2,08596, karena thitung > ttabel, (thitung = 7,798 > ttabel =

2,08596) maka hipotesis diterima. Dengan demikian penggunaan model

pembelajaran debat terhadap keterampilan berbicara di depan umum murid kelas

V SD Negeri 22 Pandangan Kel/Desa Mattiro Ujung Kec. Liukang Tupabbiring

Kab. Pangkajene dan Kepualauan.

Page 56: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

43

BAB V

SARAN DAN SIMPULAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpilan

sebagai berikut:

Menggunakan model pembelajaran debat terhadap keterampilan berbicara di

depan umum murid kelas V SD Negeri 22 Pandangan Kab. Pangkep sebelum dan

sesudah menggunakan model pembelajaran debat mengalami peningkatan. Hal ini

terlihat rata-rata nilai keterampilan berbicara, selain itu dapat mengembangkan

kajian ilmu pengetahuan guru dan juga memudahkan guru dalam mengembangkan

keterampilan berbicara murid.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan penelitian yang dikemukakan

di atas, saran yang dapat dikemukakan bagi pihak-pihak yang terkait sebagai

berikut:

1. Guru dan murid

Guru dapat menerapkan model pembelajaran debat terhadap keterampilan

berbicara di depan umum murid kelas V SD Negeri 22 Pandangan dengan

materi pelajaran yang lain. Murid juga belajar menggunakan model

pembelajaran debat dengan materi yang ditentukan guru, karena mempunyai

banyak manfaat untuk ke depannya, salah satunya dapat melatih keterampilan

berbicara dan melatih mental anak agar tidak mengalami canggung atau kaku

pada saat berbicara di depan umum.

Page 57: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

44

2. Sekolah dan pemerintah

Diharapkan sekolah dapat lebih membina kinerja guru-guru dan membina

kerja sama dengan dinas pendidikan agar kedepannya sekolah dapat lebih

meningkat sehingga mutu pendidikan dapat tercapai dengan baik .

3. Peneliti selanjutnya

Untuk para peneliti selanjutnya diharapkan terus mengembangkan model

pembelajaran debat ini karena model pembelajaran debat bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan berbicara murid di depan umum.

Page 58: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

45

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Zainal. 2009. Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Konstektual

(Inovatif).

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya

Cahyani, Isah dan Hodijah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah

Dasar, Bandung: UPI PRESS.

http://jurnalcendekiawan,blogspot.com/2011/12.html

Masitah dan Laksmi Dewi. 2009. Strategi pembelajaran. Jakarta. Direktorat

Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.

Nurcahyo, Rahman. 01 Februari 2020, 13.30 WIB. Panduan Debat Bahasa

Indonesia http://staff.uny.co.id

Nurgiyanto, Burhan. 2010. Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra

Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA

Resmini, Novi dan Dadan Juana. 2017. Pendidikan bahasa dan sastra di kelas

tinggi. Bandung: UPI PRESS

Ridwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dalam

Penelitian Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan Kombinasi (Mixed

Methods). Bandung: Alfabeta cv.

2010. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

2018. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan Kombinasi (Mixed

Methods). Bandung: Alfabeta

Suregar, Evline dan Hartini Nata. 2011. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor.

Ghalia Indonesia

Subari, Andi. 2002. Seni Negosiasi. Jakarta Efhar.

45

Page 59: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

46

Sudjan, Nana dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan penilaian pendidkan. Bandung:

Sinar Baru Algesindo.

Suryabrata, Trio dan Sudiyono. 2008. Strategi Pembelajaran Partisipatori di

perguruan tinggi. Malang: UIN Malang Press.

Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta. PT. Raja Grafindo

persada.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan pembelajaran teori dan kondep dasar.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Pedoman Penulisan Skripsi (2017). Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar

Page 60: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

47

LAMPIRAN 1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

2. T tabel

3. Soal Pembelajaran

4. Lembar Penilaian

5. Dokumentasi

6. Riwayat Hidup

Page 61: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

48

Lampiran 2

Page 62: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

49

Lampiran 5

s s

Page 63: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

50

Page 64: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

51

Page 65: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

52

Page 66: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

53

Lampiran 7

RIWAYAT HIDUP

HARTINA, lahir di pulau balang lompo, Kabupaten

Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 06

November 1997. Anak kedua dari tiga bersaudara, yakni

pasangan Ayahanda H. Nasir dengan Ibunda Hj. Hajesia.

Penulis mulai memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar

pada tahun 2004 di SD Negeri 26 balang lompo dan tamat pada tahun 2009. Pada

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Liukang

Tupabbiring tamat pada tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Liukang Tupabbiring dan tamat pada tahun 2015.

Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan

terdaftar di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dengan

Program Strata Satu (S1).

Page 67: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 22 pandangan

Kelas / Semester : V (lima)/2

Tema 6 : Lingkungan

Sub Tema 1 : Lingkungan Rumahku

Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan

tetangga.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan

sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR

Muatan: Bahasa Indonesia

No Kompetensi Dasar Indikator

3.8

Menganalisi dan mengomentari persoalan

faktual disertai alasan yang mendukung

3.8.1 Siswa dapat

mencermati

persoalan faktual

yang diajukan.

3.8.2 siswa dapat

menanggapi

masalah yang

diajukan.

C. TUJUAN

1. Dengan menganalisis siswa dapat mencermati persoalan faktual yang di

ajukan

2. Melalui diskusi siswa dapat menanggapi masalah yang diajukan dengan

bahasa yang baik dan tepat

D. MATERI

Tentang Persoalan Faktual

E. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik

Page 68: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

Model Pembelajaran : Tanya Jawab, Penugasan, Dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokas

Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,

menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah

seorang siswa atau ketua kelas.

3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap

disiplin setiap saat dan hidup bersih sekitar

lingkungan.

4. Menyanyikan salah satu lagu wajib dan atau

nasional. Guru memberikan penguatan tentang

pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.

5. Mengulas sedikit materi yang telah disampaikan

hari sebelumnya

6. Guru mengulas tugas belajar dirumah bersama

orangtua yang telah dilakukan. (Mandiri)

7. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

10

menit

Kegiatan

Inti

1. guru memberikan penjelasan tentang persoalan

faktual

2. guru memberikan contoh tentang faktual secara

langsung dengan kehidupan sehari-hari

3. guru melibatkan murid secara langsung untuk

memberikan contoh tentang persoalan faktual

4. setelah siswa dilibatkan secara langsung untuk

memberikan contoh tentang persoalan faktual siswa

dapat lebih cepat mengerti

5. setelah dilibatkan secara langsung siswa akan

diminta untuk mengerjakan soal tentang persoalan

faktual

6. guru melakukan pengawasan pada saat siswa

mengerjakan soal tentang persoalan faktual

7. setelah mengerjakan soal, siswa diminta untuk

maju kedepan dan meceritakan tentang persoalan

faktual dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-

hari nya

8. setiap siswa dapat maju ke depan untuk

menceritakan tentang persoalan faktual, sedikitnya

yang di ceritakan

9. siswa diharapkan bisa maju ke depan untuk

menceritakan tentang persoalan faktual yang

mengaitkan dengan kehidupan sehari-harinya untuk

55

menit

Page 69: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

melati mental nya

10. guru kembali menjelaskan tentang persoalan

faktual untuk merefleksi materi yang berlangsung

11. guru memberikan hadiah kepada siswa yang telah

berani maju ke depan dan bercerita tentang

persoalan faktual yang mengaitkan kehidupan

sehari-hari nya

12. guru kembali menjelaskan tentang materi

pembelajaran yang berlangsung dan ketepatan pada

cerita siswa

13. guru dan siswa diharapkan dapat menyimpulkan

materi pembelajaran yang teklah berlangsung.

Kegiatan

Penutup

1. Siswa dan guru melakukan refleksi bersama tentang

pembelajaran yang telah berlangsung

2. Guru menyampaikan beberapa hal yang menjadi

catatan evaluasi selama kegiatan belajar

berlangsung baik catatan positif maupun negatif,

agar siswa memiliki kepedulian terhadap hal-hal

tersebut.

3. Guru juga memberikan reward kepada siswa yang

menunjukkan sikap-sikap positif menonjol agar

menjadi contoh buat siswa lain.

4. Guru menyampaikan tugas dirumah kerja sama

dengan Orang Tua, Siswa menyelesaikan tugas

rumah sendiri dengan bimbingan orang tua.

(Mandiri)

5. Memberikan nasehat dan motivadi kepada siswa

agar terdorong semangatnya untuk lebih baik

kedepannya.

6. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu

siswa atau ketua kelas. (Religius)

5 menit

G. SUMBER DAN MEDIA

1. Buku Pedoman Guru (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

2. Buku siswa tematik kelas 1-6.

H. PENILAIAN

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru

untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian

digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan

memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat

dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes

pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric

penilaian sebagai berikut.

Page 70: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

No Aspek-Aspek Yang Dinilai Tingkat Skala 1 Ketepatan struktur 1 2 3 4

2 Kelancaran 1 2 3 4

3 Kemampuan menanggapi 1 2 3 4

4 Kemampuan mempertahankan tanggapan 1 2 3 4

Catatan Guru:

Pulau Pandangan, Agustus 2020

Mahasiswa

HARTINA

NIM. 10540 1123216

Mengetahui,

Kepala SD Negeri 22 Pandangan guru kelas V

Muhammad Sakir, S.Pd. AWALIA, S.Pd

NIP.19810717 200212 1 006

Refleksi Guru:

Page 71: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SD Negeri 22 pandangan

Kelas / Semester : V (lima)/2

Tema 6 : Lingkungan

Sub Tema 1 : Lingkungan Rumahku

Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan

tetangga.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan

sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR

Muatan: Bahasa Indonesia

No Kompetensi Dasar Indikator

3.8

Menganalisi dan mengomentari persoalan

faktual disertai alasan yang mendukung

3.8.1 Siswa dapat

mencermati persoalan

factual yang

diajukan.

3.8.2 siswa dapat

menanggapi masalah

yang diajukan.

C. TUJUAN

1. Dengan menganalisis siswa dapat mencermati persoalan faktual yang di

ajukan

2. Melalui diskusi siswa dapat menanggapi masalah yang diajukan dengan

bahasa yang baik dan tepat

D. MATERI

Tentang Persoalan Faktual

E. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik

Model Pembelajaran : Tanya Jawab, Penugasan, dan Debat

Page 72: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,

menanyakan kabar dan mengecek kehadiran

siswa.

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh

salah seorang siswa atau ketua kelas.

3. Siswa diingatkan untuk selalu

mengutamakan sikap disiplin setiap saat dan

hidup bersih sekitar lingkungan.

4. Menyanyikan salah satu lagu wajib dan

atau nasional. Guru memberikan penguatan

tentang pentingnya menanamkan semangat

Nasionalisme.

5. Mengulas sedikit materi yang telah

disampaikan hari sebelumnya

6. Guru mengulas tugas belajar dirumah

bersama orangtua yang telah dilakukan.

(Mandiri)

7. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

10

menit

Kegiatan

Inti

1. Guru membentuk beberapa kelompok secara

homogen dengan 4-5 anggota

2. Guru menjelaskan peraturan pada saat

melakukan debat dan cara debar

3. Guru menjelaskan tentang persoalan faktual

atau materi pelajaran hari ini

4. Guru memberikan contoh tentang persoalan

faktul agar siswa lebih memahami materi

debat

5. Guru membagikan materi debat kepada

setiap kelompok

6. Sebelum memulai pembelajaran debat setiap

kelompok diwajibkan untuk berdiskusi

mengenai materi pembelajaran tentang

persoalan faktual

7. Guru memili ketua setiap kelompok

8. Sementara siswa menyampaikan gagasan

dan ketua kelompok wajib menulis gagasan

inti

9. Guru memantau debat dan menulis gagasan

55

menit

Page 73: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

inti yang di sampaikan anggota debat

10. Guru menambah kan ide-ide dan meluruskan

argumen yang belum tuntas

11. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan

pada materi pelajaran tentang persoalan

faktual

12. Ketua kelompok yang telah di amanahkan

menulis gagasan inti agar mengumpulkan

kepada guru

13. Guru kembali melakukan refleksi materi

pembelajaran yang telah berlangsung

Kegiatan

Penutup

1. Guru menyampaikan beberapa hal yang

menjadi catatan evaluasi selama kegiatan

belajar berlangsung baik catatan positif

maupun negatif, agar siswa memiliki

kepedulian terhadap hal-hal tersebut.

2. Guru juga memberikan reward kepada siswa

yang menunjukkan sikap-sikap positif

menonjol agar menjadi contoh buat siswa

lain.

3. Guru menyampaikan tugas dirumah kerja

sama dengan Orang Tua, Siswa

menyelesaikan tugas rumah sendiri dengan

bimbingan orang tua. (Mandiri)

4. Memberikan nasehat dan motivadi kepada

siswa agar terdorong semangatnya untuk

lebih baik kedepannya.

5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh

salah satu siswa atau ketua kelas. (Religius)

5 menit

G. SUMBER

1. Buku Pedoman Guru (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

2. Buku siswa tematik kelas 1-6.

H. PENILAIAN

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru

untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian

digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan

memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat

dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes

pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric

penilaian sebagai berikut.

Page 74: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

No Aspek-Aspek Yang Dinilai Tingkatan

Skala

1 Ketepatan struktur 1 2 3 4

2 Kelancaran 1 2 3 4

3 Kemampuan menanggapi 1 2 3 4

4 Kemampuan mempertahankan tanggapan 1 2 3 4

Pandangan, Agustus 2020

Mahasiswa

HARTINA

NIM.10540 11232 16

Mengetahui,

Kepala SD Negeri 22 Pandangan guru kelas V

Muhammad Sakir, S.Pd. AWALIA, S.Pd

NIP.19810717 200212 1 006

Refleksi Guru:

Page 75: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT … · model Debat pretest nilai tertinggi 75,3, dibandingkan nilai rata-rata murid yang diajar menggunakan Debat posttest nilai tertinggi

Lampiran 3

Berbicara

Sekarang, kamu akan belajar menanggapi masalah, dan masalah ini

seringkali terjadi pada lingkungan sekitarmu.

Perhatikan dan diskusikan permasalahan berikut:

Tono sedang kerja PR, tiba-tiba Toni datang dan melihat Tono kerja PR

dan ternyata diam-diam Toni menyontek PR Tono. Tapi Tono tidak menegur Toni

karena Toni adalah sahabat dan tetangganya juga.

Tono menghadapi masalah dengan sahabatnya apa yang seharusnya

dilakukan Tono? Dapatkah kamu membantu memecahkan masalah tersebut?

“Ayo Sampaikan Tanggapanmu”