PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN...
Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN...
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS(RESITASI) TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH PADA
MATERI TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKATINDONESIA MASA PRA AKSARA DI SMA ISLAM CIKAL
HARAPAN BSD
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S. Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
Yati MusnayatiNIM: 107015002009
JURUSAN PENDIDIKAN IPSFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1432 H/2011 M
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGASTERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH PADA MATERI TRADISI
SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARADI SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BSD
SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan IPS(S.Pd)
Oleh:
Yati Musnayati107015002009
Pembimbing
Drs, H. Nurochim, MM1959 0715 1984 03 1003
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1432 H/2011 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas
(Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Sejarah Pada Materi Tradisi Sejarah
Masyarakat Indonesia Masa Pra Aksara Di SMA Islam Cikal Harapan
BSD”, disusun oleh Yati Musnayati, NIM: 17015002009, diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada hari Senin, 15 Agustus
2011 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar
Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Pendidikan
IPS/Pendidikan Ekonomi).
Jakarta, 15 Agustus 2011
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Drs. H. Nurochim, MMNIP: 1959 0715 1984 03 1003
Sekretaris Sidang (Sekretaris Jurusan)
Dr. Iwan Purwanto, M.PdNIP: 19730424 200801 1 012
Penguji I
Dr. Iwan Purwanto, M.PdNIP: 19730424 200801 1 012
Penguji II
Drs. A. Banadjid, MM .................. ..................NIP:19541224 198103 1004
Mengetahui:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MANIP: 19571005 198703 1 003
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Yati Musnayati
NIM : 107015002009
Jurusan : Pendidikan IPS
Angkatan tahun : 2007
Alamat : Kp. Tuis Rt/Rw 008/004 Desa Mekar Kondang Kec.
Sukadiri Kab. Tangerang Banten 15530
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas(Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Sejarah Pada Materi Tradisi Sejarah DalamMasyarakat Indonesia Masa Praaksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD” adalahbenar hasil karya sendiri di bawah bimbingan:
Nama : Drs. H. Nurochim, MM
NIP : 1959 0715 1984 03 1003
Dosen Jurusan : Pendidikan IPS
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 06 Juni 2011
Yang menyatakan
Yati Musnayati
NIM. 107015002009
v
ABSTRAK
YATI MUSNAYATI (107015002009). “Pengaruh Penggunaan MetodePemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Sejarah pada Materi TradisiSejarah Dalam Masyarakat Indonesia Masa Pra Aksara di SMA Islam CikalHarapan BSD”. Skripsi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2011.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan siswa kelas X,mengenai penggunaan metode di SMA Islam Cikal Harapan BSD diketahuikurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran sejarah. Untuk mengatasinya,peneliti menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi). penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui begaimana penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi)terhadap hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakatIndonesia masa praaksara. Siswa kelas X.I sebagai kelompok eksperimen(menggunakan metode pemberian tugas) dan kelas X.2 sebagai kelas kontrol(tanpa menggunakan metode pemberian tugas) di SMA Islam Cikal HarapanBSD.
Perbedaan perlakuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrolmenyebabkan perbedaan hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalammasyarakat Indonesia masa praaksara, untuk kelompok eksperimen meningkatlebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Adapun indikator keberhasilannyaadalah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) Sejarah siswa kelas Xindikator keberhasilannya adalah 70% sebesar 70.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitianeksperimen. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa pretes danpostes, serta nontes berupa hasil wawancara, dan observasi.
Berdasarkan Gain, nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimensebesar 0,63 dan lebih tinggi dibanding kelompok kontrol sebesar 0,52. Selain ituberdasarkan hasil uji “t” postes pada kedua kelompok menunjukkan adanyaperbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontroldengan nilai thitung postes = 2,14 > ttabel = 2, 06 (taraf signifikan 5%). Sedangkanindikator keberhasilan nilai sejarah kedua kelompok telah mencapai KKM yangtelah ditentukan sebesar 70, nilai rata-rata untuk kelompok eksperimen sebesar81,07 lebih tinggi dari kelompok kontrol sebesar 70,36. Hal ini menunjukkanbahwa terdapat pengaruh penggunaan metode pemberian tugas terhadap hasilbelajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masapraaksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD. Ini berarti Hipotesis (Ha) diterimakarena terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok.
Setelah pembelajaran sejarah diketahui bahwa metode pemberian tugas(Resitasi) bermanfaat bagi peningkatan hasil belajar sejarah pada materi tradisisejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara. Siswa senang terhadappembelajaran menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi).
vi
ABSTRACT
YATI MUSNAYATI (107015002009). “Influence of using of TaskGiving Method (recitation) to result of Study in History on the lesson HistoricTradition in Indonesia Society in the time of Pre Literacy (Pra Aksara) in SMAIslam Cikal Harapan BSD”. Thesis of the Department of IPS Edication, Faculty ofTarbiyah and Teaching Science, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, June 2011.
Based on interviews and observations of class X, about the using of themethod in SMA Islam Cikal Harapan BSD, that the student of that class in thelesson of history was absolutely inactive. To solve the problem, the observer usethe Task Giving Method (recitation), this observation aim to know how the usingof Task Giving Method (recitation) and its effect to the result of the history studyin the material of Historic Tradition in Indonesia Society in the time of PreLiteracy (Pra Aksara). This class distributed in two classes, the first (X1) will bepositioned as the experiment class (that using Task Giving Method, and the other(X2) as the control class (without using Task Giving Method) in SMA Islam Cikalharapan BSD.
Different treatment of these two class cause different result of the historystudy on the lesson Historic Tradition in Indonesia Society in the time of PreLiteracy (Pra Aksara). The first class (experiment class) grow highest than controlclass. The indicator of this successful in the value of KKM(exhaustiveness Minimum Criteria) of the history student is 70%=70.
The method used in this research is experimental research method. Usingtest instrument, include pre-test and post-test, this observation emphasis to theresult of interviews and observations.
Based on gain, the average value of the experiment class about 0.63 andthis is higher than control class which is 0.52. Besides that, the result of “t” post-test to these two class indicate significant differences between experiment classand control class with the value of “tcount ” post-test = 2.14> ttable =2, 06(significant level at 5%). While, history study success indicator of these two reachKKM that determined in 70, the average value of the experiment class is 81.07, itshigher than control class which is 70.36. This result indicate that there areinfluence of the using of Task Giving Method of Study in History on the lessonHistoric Tradition in Indonesia Society in the time of Pre Literacy in SMA IslamCikal Harapan BSD. This means that Hypothesis (Ha) being accepted becausethere are significant differences between these two.
After teaching history, the researcher know that Task Giving Method(recitation) is useful for the improvement of learning history on the materialHistoric Tradition in Indonesia Society in the time of Pre Literacy (PraAksara). Students love to use the method of Task Giving Method (recitation).
vii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan
karunianya kepada penulis, maka selesailah skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Sejarah
pada Materi Tradisi Sejarah dalam Masyarakat Indonesia Masa Praaksara di SMA
Islam Cikal Harapan BSD”, dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga
selalu dicurahkan kepada junjungan umat manusia, pemilik akhlak mulia,
pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam, Nabi Muhammad SAW,
berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis telah dapat menyeleseikan skripsi
ini sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Adapun keberhasilan penulis dalam menyeleseikan skripsi ini telah
melibatkan banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis patut mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua Ayahanda (H. Munir) dan Ibunda tercinta (HJ. Juju
Jumiyati) yang telah mendidik, mengajar dan memberikan kepercayaan
kepada penulis untuk melangkah lebih jauh, menyeleseikan skripsi tepat
pada waktunya, yang selalu berdoa dalam setiap hela napas dan sujudnya,
yang selalu membanggakan dan mendukung penulis mempunyai
kepercayaan diri yang sangat tinggi serta optimis dalam menjalani hidup.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus
Dosen pembimbing skripsi, yang selalu meberikan bimbingan, arahan
nasihat, saran, ilmu, waktu, sabar serta motivasinya kepada penulis
sehingga dapat menyeleseikan skripsi ini dengan baik.
viii
4. Bapak Iwan Purwanto, M. Pd, Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh Dosen, staff, dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberikan pengetahuan
selama penulis menjalankan perkuliahan
6. Seluruh staff Perpustakaan UIN dan Perpustakaan FITK yang telah
mempermudah penulis dalam mencari referensi.
7. Seluruh staff SMA Islam Cikal Harapan BSD khususnya ibu Kepala
Sekolah Diana Ismail, S.Pd, dan seluruh siswa-siswi, yang telah banyak
membantu penulis dalam memperoleh data tentang skripsi ini.
8. Adik-adikku tersayang (HJ. Umun Muhimah, Ahmad Fahru Roji Hasania,
Aef Bahrul Husni Mubarok) yang selalu memberikan keceriaan kepada
penulis.
9. Sahabat-sahabat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya teman-teman Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan
sahabat kotsan, yang telah banyak memberikan pengalaman kepada
penulis tentang indahnya arti sebuah kebersamaan.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasa-
jasanya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan hanya kepada
Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis sendiri dan para pembaca pada umunya.
Jakarta, 06 Juni 2011
Penulis
Yati Musnayati
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah..................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah.................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 5
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian........................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka............................................................................. 7
1. Hasil Belajar.......................................................................... 7
a. Pengertian Belajar .......................................................... 7
b. Tipe – tipe Belajar........................................................... 8
c. Pengertian Hasil Belajar.................................................. 9
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......... 12
e. Macam-macam Pengukuran Hasil Belajar...................... 14
2. Pengertian Metode Belajar.................................................... 16
3. Metode Pemberian Tugas...................................................... 18
a. Pengertian Metode Pemberian Tugas.............................. 18
b. Langkah-langkah Pemberian Tugas................................ 21
c. Fase-fase Pemberian Tugas............................................. 22
d. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas .. 23
e. Manfaat Metode Pemberian Tugas ................................. 25
f. Saran-saran dalam menggunakan Metode Pemberian
Tugas ............................................................................... 25
4. Sejarah................................................................................... 27
a. Pengertian Sejarah.......................................................... 27
b. Kegunaan Sejarah............................................................ 28
x
c. Fungsi Sejarah................................................................. 30
d. Karakteristik dan kedudukan ilmu sejarah...................... 30
B. Kerangka Berfikir........................................................................ 32
C. Perumusan hipotesis.................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 34
1. Tempat Penelitian ................................................................. 34
2. Waktu Pelaksanaan ............................................................... 34
B. Metode dan Desain Intervensi Penelitian.................................... 34
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ................................. 36
1. Populasi ................................................................................. 36
2. Sampel................................................................................... 36
D. Operasional Variabel................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 36
F. Instrumen Penelitian.................................................................... 37
G. Validitas isi ................................................................................. 39
H. Analisa Data ................................................................................ 40
1. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................. 40
a. Uji Normalitas................................................................. 41
b. Uji Homogenitas ............................................................. 41
2. Analisis Data Aspek Kognitif ............................................... 42
3. Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................. 42
I. Hipotesis Statistik ....................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BSD....... 45
1. Profil Sekolah........................................................................ 45
2. Latar Belakang Sekolah ........................................................ 46
3. Visi dan Misi SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BSD ....... 48
4. Tujuan Sekolah...................................................................... 48
xi
5. Dana Sekolah ........................................................................ 49
6. Keadaan Guru dan Siswa ...................................................... 49
7. Sarana dan Prasarana Sekolah .............................................. 51
B. Deskripsi Data............................................................................. 52
1. Deskripsi data kelompok eksperimen ................................... 52
a. Data pretes....................................................................... 52
b. Data postes ...................................................................... 54
2. Deskripsi data kelompok kontrol .......................................... 57
a. Data pretes....................................................................... 57
b. Data postes ...................................................................... 58
C. Hasil Belajar Sejarah................................................................... 60
D. Pengujian Persyaratan Analisis Data .......................................... 62
1. Uji Normalitas....................................................................... 62
2. Uji Homogenitas ................................................................... 63
E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan......................................... 64
F. Analisis dan Interpretasi Data ..................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 67
B. Saran ........................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rancangan Penelitian ....................................................................... 35
Tabel 2 Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar ........................................... 38
Tabel 3 Daftar Nama Guru SMA Islam Cikal Harapan I BSD..................... 49
Tabel 4 Perincian Jumlah Siswa SMA Islam Cika Harapan BSD 3
(tiga) Tahun terakhir: ....................................................................... 50
Tabel 5 Ruang Penunjang Belajar Siswa SMA Islam Cikal Harapan
BSD.................................................................................................. 51
Tabel 6.1 Deskripsi Data Pretes Kelompok Eksperimen ................................. 53
Tabel 6.2 Konversi Skor .................................................................................. 53
Tabel 6.3 Distribusi Frekuensi Pretes kelompok eksperimen .......................... 54
Tabel 6.4 Deskripsi Data Postes Kelompok Eksperimen................................. 55
Tabel 6.5 Distribusi Frekuensi Postes kelompok eksperimen.......................... 56
Tabel 6.6 Deskripsi Data Pretes Kelompok Kontrol........................................ 57
Tabel 6.7 Distribusi Frekuensi Pretes kelompok Kontrol ................................ 57
Tabel 6.8 Deskripsi Data Postes Kelompok Kontrol ....................................... 59
Tabel 6.9 Distribusi Frekuensi Postes kelompok Kontrol................................ 59
Tabel 6.10 Hasil Belajar Sejarah Pada Materi Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol...................... 60
Tabel 6.11 Hasil perhitungan Rata-rata Pretest, Postest, dan Selisih, yang
menggunakan Metode Pemberian Tugas (Resitasi) dan Tidak
Menggunakan Metode Pemberian Tugas (Resitasi). ....................... 61
Tabel 6.12 Hasil Perhitungan Uji Normalitas tes Kemampuan kelas
Eksperimen....................................................................................... 62
Tabel 6.13 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan Kelas
Kontrol ............................................................................................. 63
Tabel 6.14 Perhitungan uji homogenitas............................................................ 63
Tabel 6.15 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test............................................... 64
Tabel 6.16 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test............................................... 65
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1 Histogram Frekuensi Hasil Pretes Kelompok Eksperimen........... 54
Gambar 6.2 Histogram Frekuensi Hasil Postes Kelompok Eksperimen .......... 56
Gambar 6.3 Histogram Frekuensi Hasil Pretes Kelompok Kontrol.................. 58
Gambar 6.4 Histogram Frekuensi Hasil Postes Kelompok kontrol .................. 60
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Eksperimen
Lampiran 2 RPP Kontrol
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Lampiran 4 Soal
Lampiran 5 Kunci Jawaban Uji coba Soal
Lampiran 6 Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal
Lampiran 7 Uji Normalitas dan Homogenitas
Lampiran 8 Data Hasil Belajar Siswa
Lampiran 9 Pedoman Wawancara Siswa
Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa
Lampiran 11 Lembar Obsevasi Siswa Terbuka
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk dinamis, bukan makhluk yang statis. Sebagai
makhluk yang dinamis, manusia terus-menerus berada di dalam proses
menjadi to be, manusia memerlukan kebebasan. Hanya dengan kebebasan,
manusia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk menjadi
dewasa. Tujuan pendidikan kita mengantarkan anak didik menjadi manusia
dewasa, yakni manusia yang mampu berpikir dan melakukan tindakan atas
pilihannya sendiri.
Pendidikan merupakan suatu usaha secara sengaja dan terencana yang
dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik baik dalam bentuk arahan,
bimbingan maupun motivasi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Selain itu pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan merupakan kegiatan mengajar yang berlangsung secara
terus menerus. Kegiatan pengajaran tersebut diselenggarakan pada semua
jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar sembilan
tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Pengertian pendidikan yang terdapat dalam Undang-undang nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, Ayat 1, yang
menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
2
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia sertaketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1
Pendidikan dapat dilakukan dimana saja tidak mengenal ruang, tempat
dan waktu, serta dapat dilakukan oleh siapa saja, karena pada dasarnya pendidikan
merupakan pemberian pengetahuan dan bimbingan dari orang yang lebih dewasa
kepada orang yang lebih muda. Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah
sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pembelajaran. Karena itu, inti
proses pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam
mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pembelajaran tentu saja akan dapat
tercapai jika anak didik berusaha secara atkif untuk mencapainya. Keaktifan
anak didik di sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi
keilmuan. “Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya
kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai”.2
Seiring dengan kemajuan zaman, pengetahuan semakin berkembang.
Suatu negara bisa lebih maju jika negara tersebut memiliki sumber daya
manusia yang mengetahui berbagai ilmu pengetahuan disamping itu juga studi
sosial lebih menekankan pengetahuan sejarah menjadi sangat penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada masyarakat di dunia ini yang
tidak mengenal sejarah, walaupun tidak semuanya mengetahui bagaimana
kehidupan bangsa atau masyarakatnya terdahulu. Hal ini disebabkan
kurangnya peninggalan-peninggalan tertulis yang ditinggalkan oleh
masyarakat terdahulu yang sampai kepada generasi berikutnya.
Sejarah telah menjadi suatu pengetahuan yang penting dalam
kehidupan suatu bangsa atau suatu Negara. Dengan mempelajari sejarah, kita
akan mendapat gambaran tentang kehidupan masyarakat di masa lampau atau
mengetahui peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi di masa
lampau. Peristiwa maupun kejadian yang terjadi di masa lampau itu dapat di
1 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SIKDISNAS BAB I Pasal I, (Bandung: Citra Umbara,2006), h. 72
2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PTRineka Cipta, 2006). h. 38
3
jadikan sebagai suatu pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa di masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan penguasaan
terhadap ilmu pengetahuan sejarah ini. Sedangkan perkembangan ilmu sejarah
akan terjadi bila disertai dengan peningkatan mutu pendidikan Ilmu sejarah.
Mutu pendidikan ilmu sejarah dipengaruhi oleh kualitas proses belajar-
mengajar yang mana ditentukan oleh peran guru dan partisipasi siswa dalam
proses pembelajaran tersebut. Agar kualitas belajar siswa baik, salah satu
peran guru adalah menciptakan kondisi yang mengarahkan siswa agar mau
belajar dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu
membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar.
Metode mengajar merupakan bagian dari strategi mengajar, dimana
metode mengajar berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan,
memberi contoh dan mmeberikan latihan kepada siswa unutk mencapai tujuan
tertentu, tetapi tidak setiap metode mengajar sesuai digunakan untuk mencapai
tujuan intruksional tertentu. Banyak metode intruksional yang dapat
digunakan dalam menyajikan pelajaran kepada siswa, sperti metode ceramah,
metode diskusi, metode karya wisata, metode demonstrasi, metode simulasi,
metode prakitkum, metode seminar, dan metode pemberian tugas atau resitasi
dan lain-lain. “Masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan
kekurangan”.3
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa
pada pokok bahasan sejarah diharapkan setelah mempelajari pokok bahasan
ini, siswa mampu menjelaskan perkembangan sejarah dan manfaatnya bagi
kehidupan sehari-hari dalam memenuhui kebutuhan serta penerapannya.
Untuk mempelajari sejarah ini diperlukan keterlibatan siswa secara aktif
selama kegiatan belajar mengajar dengan cara tanya jawab baik antar siswa
dan guru atau dengan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, sejarah
sulit dipahami jika hanya diberi penjelasan saja tanpa diberikan tugas. Oleh
karena itu agar siswa dapat memahami sejarah dan tercapainya tujuan
3 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung PersadaPress, 2003), h. 58
4
pembelajaran yang dilaksanakan dalam situasi kehidupan nyata. maka tidak
cukup hanya dengan metode ceramah atau teacher centered (berpusat pada
guru), tetapi harus juga dikembangkan metode pembelajaran yang membantu
siswa untuk lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang
sulit salah satunya yaitu, penyajian pelajaran sejarah dengan metode
pemberian tugas (resitasi). Tugas yang diberikan kepada siswa dapat
dikerjakan di sekolah dan di rumah, serta bisa juga dikerjakan pada waktu
luang. Dengan menggunakan metode pemberian tugas tersebut siswa
diharapkan dapat turut aktif dalam proses belajar mengajar dan dapat
memanfaatkan waktu yang tersedia secara efektif dan efisien. Bila
memanfaatkan waktu yang tersedia di sekolah saja, maka tidak akan
mencukupi tuntutan luasnya pelajaran yang harus diseleseikan seperti
tercantum dalam kurikulum. Hal ini disebabkan oleh padatnya kegiatan
pendidikan dalam usaha menigkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran.
Dengan metode pelajaran tersebut siswa dapat lebih giat belajar dan
memperdalam penguasaan materi pembelajaran serta terbiasa mengisi waktu
luang di luar jam pelajaran.
Dengan melihat latar belakang di atas, maka peneliti melihat masalah
tersebut untuk perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah untuk menemukan
sebuah alternatif pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang efektif guna meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Salah satu solusinya yaitu dengan menggunakan satu metode pembelajaran
yang membuat peserta didik lebih mudah memahami materi. Oleh karena itu
penulis tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan dengan “Pengaruh
Penggunaan Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Hasil Belajar
Sejarah Pada Materi Tradisi Sejarah Dalam Masyarakat Indonesia Masa
Praaksara di SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BSD”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka akan dapat beberapa
masalah, di antaranya yaitu:
5
1. Belum diketahui tingkat hasil belajar sejarah di SMA Islam Cikal Harapan
BSD (Bumi Serpong Damai).
2. Belum diketahui Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar
sejarah di SMA Islam Cikal Harapan BSD.
3. Metode pembelajaran di SMA Islam Cikal Harapan BSD kurang
membangkitkan keaktifan siswa dalam pelajaran Sejarah.
4. Belum diketahui metode pemberian tugas (resitasi) dapat meningkatkan
hasil belajar Sejarah di SMA Islam Cikal Harpan BSD.
C. Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan
metode Pemberian Tugas (resitasi) terhadap hasil belajar Sejarah. Batasan-
batasan masalahanya adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan metode Pemberian Tugas (resitasi) dalam meningkatkan hasil
belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia
masa praakasara di SMA Islam Cikal Harapan BSD.
2. Pengaruh penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi) dapat
meningkatkan Hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam
masyarakat Indonesia masa prakasara di SMA Islam Cikal Harapan BSD.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penggunaan metode pemberian tugas (resitasi) dalam
meningkatkan hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam
masyarakat Indonesia masa praakasara di SMA Islam Cikal Harapan
BSD?
2. Adakah pengaruh penggunaan metode pemberian tugas (resitasi) terhadap
hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat
Indonesia masa praaksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD?
6
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penggunaan metode pemberian tugas (resitasi) dalam
meningkatkan hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam
masyarakat Indonesia masa praaksara di SMA Islma Cikal Harapan BSD.
2. Untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh penggunaan metode
pemberian tugas (Resitasi) terhadap hasil belajar sejarah pada materi
tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara di SMA Islam
Cikal Harapan BSD.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan
bagi pihak-pihak yang terkait yaitu:
1. Sebagai informasi bagi pihak sekolah dalam memilih metode pembeljaran
yang tepat sesuia dengan kemampuan anak didiknya dan situasi serta pada
lingkungannya.
2. FITK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
lembaga pendidikan bagi calon guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan dalam upaya meningkatkan kualitas para lulusannya.
3. Bagi guru yang terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan
bahan pertimbangan dalam perencanaan pengajaran khususnya dalam
menentukan dan mengkombinasikan metode mengajar yang tepat untuk
pengajaran mata pelajaran sejarah.
4. Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan menjadi motivasi dalam
kegiatan belajar mengajar disekolah dan meningkatkan hasil belajar,
khususnya dalam pelajaran sejarah.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kewajiban bagi setiap manusia, karena
sebagai makhluk sosial dan berbudaya memerlukan perkembangan
yang baik antara dirinya dan lingkungannya. Sehingga dengan belajar
manusia dapat mengembangkan dirinya. Menurut Abu Ahmadi dan
Widodo “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan”4. Sedangkan menurut Zikri Neni Iska
menyebutkan “Belajar merupakan perubahan yang secara umum
berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-
pengalaman”.5
4 Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),cet. I, h. 121
5 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: KIziBrother’s, 2006), cet.I, h. 76
8
Menurut pengertian di atas, Belajar adalah suatu proses, suatu
kegiatan yang meliputi jiwa dan raga seseorang dan bukan suatu hasil.
Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan
menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Belajar bukan sekedar menghafal atau mengembangkan kemampuan
intetlektual, akan tetapi mengembangkan setiap aspek, baik
kemampuan kognitif, sikap, emosi, kebiasaan.
Hasil belajar bukan suatu penguasaan terhadap hasil latihan
atau suatu tes melainkan perubahan dalam perilaku. perubahan tingkah
laku seseorang sebagai akibat dari pengalaman yang ia dapat melalui
penglihatan, pendengaran, membaca, dan meniru. Pengalaman
haruslah fleksibel dan tidak kaku, serta perlu menekankan pada
kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan kea rah
kedewasaan
b. Tipe – tipe Belajar
Dalam buku The Condition of Learning Gagne mengemukakan
delapan tipe belajar, yang membentuk suatu hierarki dari yang paling
sederhana sampai dengan yang paling kompleks, yaitu:
1) Belajar tanda-tanda atau signal learning. Individu belajar mengenaldan memberi respon kepada tanda-tanda.
2) Belajar perangsang-jawaban atau stimulus-respons learning.Belajar ini merupakan upaya untuk membentuk hubungan antaraperangsang dengan jawaban.
3) Rantai perbuatan atau chaining. Individu belajar melakukanrentetan kegiatan yang membentuk satu kesatuan.
4) Hubungan verbal atau verbal association. Hubungan verbalberbentuk hubungan bahasa.
5) Belajar membedakan atau discrimination learning. Individu belajarmelihat perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda dengan yanglainnya.
6) Belajar konsep atau concept learning. Tipe belajar ini menyangkutpemahaman dan penguasaan konsep. Dengan menguasai konsepsiswa dapat membedakan hal-hal baru yang diperoleh dalambelajar.
9
7) Belajar aturan-aturan atau rule learning. Individu belajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, di sekolah, di rumah ataupun aturanperdagangan, pemerintahan bahkan ilmu pengetahuan.
8) Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning. Dalamkegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada masalah-masalahyang harus dipecahkan.6
Dari beberapa tipe-tipe belajar di atas, pada hakikatnya
sama bahwa belajar adalah memberikan pandangan tentang bagaimana
usaha mengaktifkan berfikir kepada tanda-tanda atau signa learning,
bereaksi, dan berbuat terhadap suatu objek yang dipelajari sehingga
timbul suatu pengalaman baru dalam diri seseorang.
c. Pengertian Hasil Belajar
Aktifitas yang dirancang dan dilakukan seseorang merupakan
proses belajar, maka sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan
tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan,
dan pengetahuan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Alisuf
Sabri, “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan
oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik (positif) atau perilaku
yang buruk (negatif)”.7
Sudjana mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah
“kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”.8 Dengan demikian hasil belajar mempunyai
pengaruh besar dalam perkembangan mental setiap siswa.
Menurut Dimyati: “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari sisi guru, tindak
mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
6 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan. (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), h.68-71.
7 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. 3, h.55
8 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, ( Bandung: Rosda Karya, 2000). h.22
10
“hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses
belajar”.9
Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie”
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.
Dalam literature, prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu,
seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne dalam setiap proses akan
selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai
hasil belajar (achievement) seseorang.
Hasil belajar menurut Bloom ada tiga ranah, yaitu ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Karakteristik manusia
meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat dan perasaan. Tipikal
berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan
dengan ranah psikomotor dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah
afektif.
Menurut Damriani, “hasil belajar bukti dari usaha yang telah
dilakukan dalam kegiatan balajar mengajar diperoleh siswa dari proses
belajarnya”.10 Dengan demikian perilaku belajar seseorang didasarkan
pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang diperoleh yang
kemudian dapat diketahui malalui tes dan pada akhirnya memunculkan
hasil belajar dalam bentuk riil.
Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan,
evaluasi atau penilaian hasil belajar merupakan usaha guru untuk
mendapatkan informasi tentang siswa, baik kemampuan penguasaan,
sikap maupun keterampilan. Hal ini dapat digunakan sebagai balikan
yang sangat diperlukan dalam menentukan strategi belajar siswa.
Adapun pengertian dari bahan evaluasi adalah suatu bahan yang
9 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009),h. 3
10 Damriani, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Balajajar Siswa melalui PendidikanContestual teaching and Learning, vol.7 01, Januari, 2006. h. 18
11
terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik
guna kepentingan ulangan.11
“Hasil belajar merupakan realisasi dari kecakapan potensial
atau kapasitas yang dimiliki seseorang”.12 Penguasaan hasil belajar
oleh seseorang dengan melakukan organisasi dalam struktur
kognitifnya sehingga orang dapat memahami dan mencapai
pemahaman dan pengetahuan konsep pembelajaran. Hasil ini sesuai
dan ditegaskan oleh Sudjana yang mengatakan bahwa kemampuan-
kemampuan yang diperoleh siswa setelah ia mengalami pengalaman
belajar ada hasil belajar.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran
yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang berciri sebagai
berikut:
1. Kepuasan dan kebanggan yang dapat menumbuhkan motivasibelajar intrinsik pada diri siswa
2. Menambah keyakinan akan kemampuan siswa3. Hasil belajar yang dicapai bermakna dengan dirinya4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh
(komprehensif)5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan
mengandalkan dirinya, terutama dalam minat hasil yangdicapainya maupun menilai dan mengandalkan proses danusaha belajarnya.13
Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Proses
belajar yang baik memungkinkan hasil belajar yang baik pula. “hasil
belajar bukanlah suatu hasil latihan, melainkan suatu perubahan
tingkah laku yang mencakup aspek kogitif, afektif dan
psikomotorik”.14
11 Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar ,….. h, 13112 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2003). h. 12013 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001). h. 56-5714 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung : Rosda karya, 2000), h. 3
12
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian
kompetensi secara operasional dari kompetensi yang harus dinilai
untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut yakni
penilaian terhadap penguasaan materi akademik (kognitif), hasil
belajar (afektif) dan aplikasi (psikomotor).
Ali Imron juga menjelaskan tentang hasil belajar, bahwa hasil
belajar relatif menetap dan tidak berubah-ubah. Perubahan tingkah
laku yang sifatnya tidak relatif menetap, bukanlah karena belajar.
Hanya perubahan-perubahan tertentu saja yang memenuhi syarat untuk
disebut hasil belajar.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan hasil belajar adalah suatu perubahan ke arah yang lebih baik
sebagai akibat dari suatu proses perubahan dalam diri, dimana
perubahan itu terjadi pada perubahan intelektual, perubahan pribadi
siswa maupun perubahan dalam pengetahuan terutama penguasaan
materi. Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka
terjadi perubahan pada salah satu atau beberapa aspeknya.
Jadi kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah
laku itu merupakan proses belajar. Sedangkan perubahan tingkah laku
merupakan hasil belajar. Dengan demikian belajar menyangkut proses
belajar dan hasil belajar.
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang
dalam mencapai hasil belajar. Menurut Zikri Neni Iska dalam bukunya
dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengantar Pemahaman Diri
dan Lingkungan secara umum menggolongkan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, yaitu:
1. Faktor internal (dalam), yakni aspek fisiologi dan aspek psikologi.
2. Faktor eksternal (luar) terdiri atas dua macam yaitu:
a. lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat.
13
b. “Instrumental yang terdiri dari kurikulum, tenaga pendidik,
sarana prasarana sekolah, dan peralatan belajar”.15
Yang dimaksud dengan faktor internal yaitu faktor yang berasal
dari dalam diri seseorang melalui aspek fisiologi dan aspek psikologi.
Yang termasuk ke dalam aspek fisiologi yaitu kesehatan jasmani,
keadaan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan
seseorang untuk dapat belajar secara aktif. Seorang murid yang sering
sakit biasanya mengalami kesulitan tertentu dalam belajar; misalnya
cepat lelah, tidak bisa berkonsentrasi, merasa malas dan sebgaianya.
Dengan demikian sehat dan tidaknya jasmani seorang murid dapat
mempengaruhi prestasi belajaranya.
Faktor internal yang kedua adalah faktor psikologi. Setiap
manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis
yang berbeda-beda, terutama dalam hal jenis, tentunya perbedaan-
perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya
masing-masing. Beberapa faktor yang menyangkut psikologi dapat di
uraikan sebagai berikut:
1) Kecerdasan, merupakan salah satu aspek penting, dan asangat
menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid
mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka
secara potensial ia dapat mencapai prestasi yang tinggi
2) Bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberi kesempatan
untuk dikembangkan melalui belajar, akan menjadi kecakapan yang
nyata. Setiap murid mempunyai bakat yang berbeda anatar yang
satu denagn yang lain.
3) Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan erat
sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu,
biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut.
Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara kontinu baik
15 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,………., h. 85
14
secara sadar maupun tidak pada obyek tertentu, biasanya dapat
membangkitkan miant pada obyek tersebut.
4) Motif merupakan dorongan yang mendaari dan mempengaruhi
setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang
di inginkan. Dalam belajar hendaknya murid mempunyai motif
belajar yang kuat. Hal ini akan memperbesar kegiatan dan usahanya
untuk mencapai prestasi yang tinggi. Bila motif tersebut makin
berkurang, maka berkurang pulalah usaha dan kegiatan serta
kemungkinan untuk mencapai prestasi yang tinggi.
Selain faktor-faktor ynag mempengaruhi hasil belajar di
atas Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono menambahkan “bahwa
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor stimuli belajar,
metode belajar, dan faktor individual”.16
Jadi menurut uraian di atas faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor eksternal yaitu adanya
stimuli belajar, metode belajar, dan faktor internal yaitu faktor
yang berada dalam diri individu seseorang yang meliputi
psikologis dan fisiologis.
e. Macam-macam Pengukuran Hasil Belajar
Hasil belajar dapat diketahui melalui proses penilaian,
penilaian merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada
objek tertentu berdasarkan kriteria tertentu. Penilaian tidak hanya pada
penguasaan materi tetapi seorang pendidik harus mampu memberikan
penilaian terhadap ranah afektif, dan psikomotorik siswa, berikut
uraian macam-macam mengukur hasil belajar:
1) Penilaian kognitif atau penguasaan materi bertujuan untuk
mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan
berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci utama. Ranah
16 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar,………., h. 131
15
kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan mental
atau otak.
2) Penilaian afektif berkaitan dengan sikap dan nilai, beorientasi pada
penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode.
3) Penilain psikomotorik yang berkaitan dengan keterampilan atau
kemampuan bertindak seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu
Berdasarkan uraian di atas macam-macam penilaian terhadap
hasil belajar ada tiga yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Untuk mengukur ketiga domain tersebut dapat dilakukan dengan
beberapa cara, diantaranya melalaui pengukuran secara tertulis,
pengukuran secara lisan, pengukuran secara observasi.
Setiap pengukuran, baik melalui prosedur tertulis, lisan,
maupun observasi memerlukan alat ukur tertentu yang tetap. Alat ukur
dapat dikelompokan ke dalam dua golongan besar yakni test dan bukan
test. Yang termasuk kedalam alat ukur tes adalah lisan, tulisan,
tindakan, sedangkan yang termasuk ke dalam bukan tes adalah
observasi, wawancara, studi kasus, skala (sikap, minat)
Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab
oleh siswa dengan menggunakan alternative jawaban dan pengetahuan-
pengetahuan serta kemampuan penalarannya.
Alat ukur yang bukan tes mencakup angket, skala sikap dan
sebagainya. Tes dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yakni tes
uraian dan tes obyektif. Perbedaannya ialah tes uraian meminta
jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang telah disediakan atau
membutuhkan satu atau beberapa kata atau simbol untuk melengkapi
pernyataan yang belum sempurna. Disamping itu tes memiliki
beberapa sifat, yaitu: sifatnya mengutamakan kecepatan tes yang
berbentuk tes objektif (menjodohkan, pilihan berganda), dan tes
mengutamakan kekuatan yang berbentuk esai (esai bebas, esai terbatas,
dan berstruktur)
16
Selain alat ukur yang digunakan dalam pengukuran hasil
belajar ada juga jenis dan sistem penilaian, yaitu sebagi berikut:
a. Penilain formatif adalah penialian yang dilakukan pada akhirproses belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasiln prosesbelajar mengajar itu sendiri, dengan harapan seorang pendidikdapat memperbaiki sistem pengajarannya.
b. Penilain sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada akhir unitpembelajaran, seperti pada ujian tengah semester, ujian akhirsemester, dan ujiana akhir sekolah.
c. Penilaian diagnosis adalah penilaian dengan tujuan untuk dapatmelihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya.
d. Penilaian penempatan adalah penilaian dengan tujuan untukmengetahui kesiapan siswa dalam menghadapi program baru dankecocokan program belajar dengan kemampuan siswa.17
Beradasarkan uraian di atas ada beberapa jenis dan sistem
penilaian yang digunakan dalam mengukur hasil belajar dengan tujuan
agar guru dapat mengetahui tingkat kemampuan dan keberhasilan
siswa dalam proses pembelajaran.
2. Pengertian Metode Belajar
Metode mengajar adalah salah satu faktor penunjang keberhasilan
proses belajar mengajar karena penggunaan metode yang tepat akan turut
menetukan efektivitas dan efisiensi pembelajara. Metode mengajar
menurut Muhibbin Syah “yaitu metode secara harfiah berarti cara”18.
“Metode mengajar adalah cara mengajar yang dilakuakn oleh guru
atau instruktur ketika menyampaikan bahan ajar atau materi pelajaran”.19
Metode pembelajaran yang dimaksudkan sebagai cara atau strategi yang
digunakan guru unutk melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama
dalam konteks transfer of knowledge dan transfer of values. “Metode
tersebut, membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran
17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1991), cet. III. h. 5
18Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendeketan Baru, (Bandung: PT.Rosdakarya, 2003), cet. VIII, h. 201
19 Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009)cet ke-1, h. 96
17
sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan
maksimal”.20 Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pengertian di atas metode mengajar adalah suatau
pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang
pengajar atau instruktur. Pengertian lain ialah teknik penyajian yang
dikuasai pengajar untuk mengajar atau mneyajikan bahan pelajaran kepada
siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok atau
klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh
siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula
pencapaian tujuan.
Dalam setiap inetraksi belajar mengajar, metode mengajar
dipandang sebagai salah satu komponen yang ada di dalamnya yang mana
komponen yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Metode
mengajar sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang hendak
dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin
berhasilah pencapian tujuan. Kiranya dapatlah dikatakan bahwa metode
yang tepat untuk salah salah satu tujuan pengajaran atau bahan pengajaran
belum tentu tepat untuk tujuan dan bahan pengajaran yang berbeda.
Sehingga pemilihan metode mengajar merupakan spesifik pada interaksi
belajar mengajar tertentu.
Setiap guru harus memiliki keterampilan dalam memilih metode
mengajar yang tepat digunakan ketika menyampaikan bahan ajar. Perlu
diingat Metode dan teknik dapat dibedakan berdasarkan kemungkinan
luasnya penggunaan cara penyajian bahan atau pengorganisasian kegiatan
belajar mengajar. Kalau cara tersebut hanya cocok untuk bidang studi atau
bagian tertentu yang spesifik, disebut teknik, sedangkan kalau dapat
dipergunakan dalam berbagai konteks bidang studi, disebut metode.
20 Zurinal Z, dan Wahyudi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar Dan Dasar-DasarPelaksanaan Pendidikan,(Jakarta:UIn Sayrif Hidayatullah), h. 122
18
Adapun untuk memilih metode yang sesuai dengan pembelajarn
siswa harus memperhatikan beberapa kriteria pemilihan metode, yaitu
sebagai berikut:
1) Tujuan pengajaran.
2) Materi pengajaran, yaitu bahan ajar yang akan disajikan dalam
pengajaran.
3) Jumlah siswa yang ada pada suatu kelas.
4) Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa untuk menangkap dan
memperkembangkan materi pelajaran yang telah diajarkan.
5) Kemampuan pendidik.
6) Fasilitas yang tersedia.
7) Waktu yang tersedia.21
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
digunakan sebagai suatu cara dalam menyampaikan suatu pesan atau
materi pelajaran kepada anak didik. Semakin baik pemilihan metode
mengajar yang sesuai denagn tujuan yang ingin dicapai semakin baik pula
hasil belajar yang akan dicapai. Hal ini menunjukan guru atau pendidik
dapat memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai maka tujuan itu akan lebih mudah dicapai.
3. Metode Pemberian Tugas
a. Pengertian Metode Pemberian Tugas
“Metode pemberian tugas adalah penyajian bahan di mana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar”.22
Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di
dalam kelas, halaman sekolah, laboraturium, perpustakaan, rumah
siswa, atau dimana saja asal itu dapat dikerjakan. Metode ini diberikan
karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu
sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang
21 Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar,….. h. 76-8122 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,…. h. 85
19
seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang
ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk
mengatasinya.
Metode pemberian tugas menurut Slameto “adalah cara
penyajian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa
untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah dalam rentangan waktu
tertentu dan hasilnya harus dipertanggung jawabkan (dilaporkan)
kepada guru atau instruktur”.23
Berdasarkan teori di atas metode pemberian tugas atau resitasi
adalah metode mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas
terstruktur pada siswa untuk dikerjakan di luar jam pelajaran sekolah.
Dalam prakteknya, siswa dapat mengerjakan tugas tersebut di
perpustakaan, laboratorium, dan tempat-tempat belajar lainnya sesuai
dengan tugas yang diberikan.
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi
jauh lebih luas dari itu. Tugas dilakukan di rumah, sekolah,
perpustakaan, dan di tempat lainnya. Metode tugas merangsang anak
aktif belajar baik secara individual, atau dapat pula secara kelompok.
Perbedaan metode resitasi dengan pekerjaan rumah biasa adalah
terletak pada perencanaan dan sistem penilaiannya, adalah sebagai
berikut:
1) Tugas pada metode resitasi sudah direncanakan sebelumnya,
sehingga terstruktur dan cara penilaiannya pun sudah di tentukan.
2) Tugas pada pekerjaan rumah biasa, seringkali bersifat spontan dan
tidak selalu ada penilaian karena hanya bersifat spontan dan tidak
selalu ada penilaian karena hanya bersifat latihan di rumah untuk
siswa.24
23 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta:Bumi Aksara, 1991), cet 1, h. 115
24 Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, ….h. 105
20
Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan
metode pemberian tugas adalah metode yang dipergunakan oleh guru
dalam mengajar dengan tujuan agar siswa lebih giat dalam belajar
karena tugas yang diberikan melalui metode pemberian tugas dapat
dilaksanakan tidak hanya disekolah tetapi juga diluar sekolah, seperti:
perpustakaan, laboraturium, rumah dan tempat lain yang dapat
mempermudah siswa dalam melaksanakan tugas tersebut.
Metode tugas belajar atau resitasi dapat dipergunakan apabila:
1) Suatu pokok bahasan tertentu yang membutuhkan latihan ataupemecahan yang lebih banyak di luar jam pelajaran yangmelibatkan beberapa sumber belajar.
2) Ruang lingkup bahan pengajaran terlalu luas, sedangkan waktuterbatas.
3) Suatu pekerjaan yang menyita waktu banyak, sehingga tidakmungkin dapat diselesaikan hanya melalui jam pelajaran disekolah.
4) Apabila guru berhalangan untuk melaksanakan pengajaran,sedangkan tugas yang harus disampaikan murid sangat banyak.Untuk itulah maka pemberian tugas patut diberikan kepada siswadengan bimbingan guru lain yang mneguasai bahan pengajaranyang dipegang oleh guru yang berhalangan tadi.25
5) “Ingin memupuk minat dan rasa tanggung jawab siswa”.26
Jadi, metode pemberian tugas dapat digunakan jika materi
pembelajaran terlalu luas dan membutuhkan pemecahan yang lebih
banyak yang memakan waktu di luar jam sekolah, dan metode
pmeberian tugas juga dapat digunakan apabila guru berhalangan
datang ke sekolah untuk melaksanakan pengajaran dengan
memberikan tugas kepada siswa melalui guru yang lain yang
menguasai materi tersebut, setelah tugas di kumpulkan pada pertemuan
beirikutnya guru harus mengevaluasi tugas tersebut dengan tujuan
untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa terhadap tugasnya.
25 Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasionla,1993), cet. I, h. 161
26 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta:Bumi Aksara, 1991), cet 1, h. 115
21
b. Langkah-langkah Pemberian Tugas
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalm pelaksanaan
metode Resitasi adalah sebagi berikut:
1) Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan.Tugas harus direncanakn jelas dan sistematis, terutama tujuanpenugasan dan cara penegrjaannya. Sebaiknya tujuan penugasandikomunikasikan kepada peserta didik agar tahu arah tugas yangdikerjakan.
2) Pertimbangkan betul-betul apakah pemilihan metode Resitasi itutelah tepat dapat mencapai tujuan yang telah anda rumuskan.
3) Tugas yang diberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapanmengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lamatugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok.Hal tersebut sangat menentukan efektivitas penggunaan metodepenugasan dalam pembelajaran.
4) Perlu menetapkan bentuk penugasan yang akan dilaksanakan,sehingga siswa pasti mengerjakannya, karena bentuknya telahpasti.
5) Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yangdikerjakan oleh peserta didik.
6) Menyiapkan alat evaluasi, sehingga setelah Resitasi seleseidilaporkan di depan kelas, atau didiskusikan atau untuk Tanyajawab, maka guru segera mengevaluasi hasil kerja siswa itu.27
Menurut Lily Budiardjo ada tiga hal yang diperhatikan dalam
pemberian tugas. Hal ini berguna bagi guru dalam menentukan tugas
yang diberikan kepada siswa, yaitu:
1) Sistematika TugasDalam pemberian tugas, penting sekali dilakukan analisis tugassehingga tiap tugas yang diberikan telah memiliki dasarketerampilan awal yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikantugas. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah siswa dari kegagalanatau frustasi.
2) Relevansi TugasTugas disebut relevansi bila bermanfaat bagi siswa dan sesuaidengan pengetahuan, pengalaman, dan daya imajinasi siswa.
3) Waktu untuk menyelesaikan TugasDalam menentukan jumlah waktu untuk menyelesaikan tugas, guruperlu mempertimbangkan kesukaran dan kemudahan tugas sertafasilitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas.28
27 Roestiyah, dan Yumiati Suharto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara,1985) cet I, h. 136
28 Lily Budiardjo, Metode Pemberian Tugas, (Jakarta: PAU-UT, 2001), Cet I , h. 9-11
22
Berdasarkan pendapat di atas, sebelum guru memberikan tugas
kepada siswa, seharusnya guru perlu memberikan bimbingan dan
arahan kepada siswa agar tugas tersebut dapat dikerjakan dengan baik
dan selesai tepat waktu
c. Fase-fase Pemberian Tugas
Metode resitasi mempunyai tiga fase:
1) Guru memberi tugas
2) Fase belajar, dalam fase belajar siswa melaksanakan tugas sesuai
dengan tujuan dan petunjuk-petunjuk guru.
3) “Siswa mempertangnggung jawabkan kepada guru apa yang telah
mereka pelajari”29.
Adapun langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan
metode tugas, yaitu:
1) Fase pemberian tugas:
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya
mempertimbangkan:
a) Tujuan yang akan dicapai.Tujuan harus dirumuskan secara spesifik agar hasil belajarsiswa memuaskan yang hendaknya dicapai oleh murid-murid.
b) Tugas-tugas yang diberikan harus jelas arahnya.Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apayang ditugaskan tersebut.
c) Sesuai dengan kemampuan siswa.Sebelum memberikan tugas guru harus mengetahuikemampuan siswa, apakah siswa mampu atau tidak dalammenyeleseikan tugas yang diberikan oleh guru.
d) Guru memberikan petunjuk-petunjuk dalam pelaksanaan tugas.Adanya petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaansiswa dan sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugastersebut.30
Tugas yang harus dilakukan oleh siswa perlu jelas. Ini
berarti bahwa guru, dalam memberikan tugas harus
29 Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: C.V. Jemmars,1961) , cet I, h. 90
30 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stategi Belajar Mengajar, ….., h. 86
23
menjelaskan aspek-aspek yang perlu dipelajari oleh para siswa,
agar para siswa tidak merasa bingung apa yang harus mereka
pelajari dan segi-segi mana yang harus diperlukan. “Jika aspek-
aspek yang diperhatikan sudah jelas, maka perhatian siswa
waktu belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek yang
diperlukan itu”.31 apabila siwa sudah merasa cukup jelas
terhadap tugas yang telah diberikan oleh guru tahap selanjutnya
adalah siswa fokus terhadap menyeleseikan tugasnya.
2) Fase pertanggung jawaban tugas.
a) Laporan siswa baik lisan maupun tertulis dari apa yang telahdikerjakannya.
b) Ada tanya jawab atau diskusi yang dilakukan siswa di dalamkelas.
c) Evaluasi dengan memberikan Penilaian hasil pekerjaan siswabaik berupa tes maupun nontes atau cara lainnya.32
Fase mempertanggung jawabkan tugas inilah yang disebut
resitasi.
d. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas
Metode tugas dan resitasi mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan, antara lain:
1) Kelebihan metode pemberian tugas adalah:
a) Dapat membangkitkan siswa untuk lebih giat belajar apalagitugas yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak.
b) Siswa menjadi aktif dan memiliki rasa tanggung jawab.c) Dapat mengembangkan pola berfikir, keterampilan, maupun
afektif anak yang berhubungan tugas yang diberikankepadanya33.
d) Menanamkan disiplin waktu pada siswa
e) Membiasakan siswa belajar dengan giat, bukan hanya di
sekolah tetapi juga di rumah.34
31 Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: C. V. Jemmars,1961) , cet I, h. 91
32 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stategi Belajar Mengajar,…….., h. 8633 Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar, h. 16134 Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, h. 105
24
f) “Pengetahuan yang pelajar peroleh dari hasil belajar, hasil
eksperimen atau penyelidikan banyak berhubungan dengan
minat mereka dan yang lebih mereka rasakan berguna untuk
hidup mereka, akan lebih lama diingat”.35
2) Kelemahan metode pemberian tugas
a) “Dapat menimbulkan keraguan, karena adanya kemungkinan
tugas yang diberikan kepada siswa tidak dikerjakan olehnya,
justru dikerjakan oleh orang lain.”36
b) Menyebabkan guru sering mengalami kesukaran dalampemberian tugas yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikisiswa karena siswa memiliki perbedaan kemampuan individu,integensi, dan kematangan mental.
c) Sering memberikan tugas yang tidak bervariasi dapatmenimbulkan kebosanan pada siswa.37
d) Terkadang siswa mengerjakan tugas secara asal atau cukup
mencontek hasil pekerjaan temannya.
e) Jika guru tidak bisa mengukur berat ringannya tugas yang
diberikan, akan membuat siswa merasa terbebani yang memicu
tekanan secara psikis.38
Berdasarkan uraian di atas bahwa metode pemberian tuags
(Resitasi) terdapat kelebihan dan kelemahannya. Adapun kelebihannya
dapat mengisi waktu senggang dengan kegiatan-kegiatan dengan yang
berguna dan konstruktif dan metode pemberian tugas ini dapat
membangkitkan keaktifan siswa karena setelah menyeleseikan tugas
siswa harus dapat mempertanggung jawab tugasnya. Sedangkan
kelemahannya siswa terkadang siswa tidak mengerjakan tugas karena
kurang mengerti terhadap tugas yang diberikan guru dan menimbulkan
kebosanan karena kurang kreatif dalam memberikan tugas.
35 Winarno Surachmad M, Metodologi Pengajaran Nasional, h. 9136 Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar, h. 16237 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 8738 Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, h. 106
25
e. Manfaat Metode Pemberian Tugas
Manfaat yang dapat diambil dalam menggunakan metode
pemberian tugas adalah sebagai berikut:
1) Tugas dapat membuat proses belajar mengajar menjadimenyenangkan, efektif, dan efesien.
2) Tugas dapat memberikan kesempatan kepada siswa untukmenerima informasi baru, mengaplikasikan, menganalisis bahkanmengevaluasi informasi tersebut.
3) Tugas dapat melatih siswa berfikir kreatif4) Menciptakan proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa.39
5) “Tugas yang diberikan guru kepada siswa dapat meningkatkan
hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan
latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman siwa
dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi”.40
6) Pemberian tugas yang diberikna secara teratur, berkala, dan ajeg
akan menanamkan kebiasaan dan sikap belajar yang positif yang
pada gilirannya dapat memotivasi anak untuk belajar sendiri.
f. Saran-saran dalam menggunakan Metode Pemberian Tugas
1) Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti bentuk
apa yang harus dikerjakan.
2) Adakah control yang sistematis sehingga mendorong anak-anak
bekerja dengan sungguh-sungguh.
3) Tugas yang diberikan anak-anak bersifat:
a) Menarik perhatian anak-anak
b) Mendorong anak untuk mencari, mengalami, dan
menyampaikan
c) Anak-anak mempunyai kemungkinan dapat menyelesaikan
d) Bersifat praktis dan ilmiah.
Dari berbagai uraian tentang metode pemberian tugas, maka
dapat disintesiskan bahwa yang dimaksud dengan metode pemberian
39 Lily Budiardjo, Metode Pemberian Tugas, (Jakarta: PAU-UT, 2001), Cet. 1, h. 140 Isjoni, dkk, Pembelajaran Visioner, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. 1, h. 162
26
tugas dalam penelitian ini adalah cara penyampaian materi pelajaran
kepada peserta didik agar peserta didik memiliki kompetensi tertentu
melalui pemberian tugas yang dapat dikerjakan di dalam kelas, di
halaman sekolah, di laboraturium, di perpustakaan, atau dimana saja
asalkan tugas tersebut dapat dikerjakan. Dalam menggunakan metode
pemberian tugas guru hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut: tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti
bentuk apa yang harus dikerjakan, adakah kontrol yang sistematis
sehingga mendorong anak-anak bekerja dengan sungguh-sungguh,
tugas yang diberikan anak-anak bersifat: menarik perhatian anak-anak,
mendorong anak untuk mencari, memgalami, dan menyampaikan,
anak-anak mempunyai kemungkinan dapat menyelesaikan, dan bersifat
praktis dan ilmiah.
Ada pun tugas yang diberikan ada berbagai macam,
diantaranya Jenis-jenis tugas yang dapat diberikan:
1) Tugas meneliti.
2) Tugas menyusun laporan secara lisan dan tulisan.
3) Tugas di laboratorium.
4) Membuat rangkuman materi pelajaran yang telah diberikan oleh
guru di dalam kelas
5) Membuat makalah yang sesuai dengan materi yang telah diberikan
oleh guru di dalam kelas.
6) Mengadakan latihan-latihan tertulis atau lisan
Cara-cara pelaksanaan metode penugasan:
1) Melakukan persiapan dengan cara:
a) Merumuskan masalah dengan jelas.
b) Mengemukakan tujuan pelaksanaan tugas
c) Menentukan jenis tugas.
d) Memberikan penjelasan atau pengarahan sebelum pengarahan
tugas
27
e) Menentukan batas waktu pelaksanaan.
2) Pelaksanaan tugas dengan cara:
a) Guru mengadakan bimbingan dalam pelaksanaan tugas kepada
siswa
b) Memberikan motivasi atau dorongan
c) Memberikan pelayanan apa yang dibutuhkan siswa
d) Pertangung jawab dari penilaian tugas:
e) Pelaporan secara lisan, tulisan, dan tindakan.
f) “Melakukan penilaian terhadap tugas berdasarkan laporan yang
telah disampaikan”.41
Jadi, tahapan pelaksanaan tugas yang terakhir adalah
memberikan penilaian terhadap hasil tugas siswa agar para siswa
merasa dihargai dalam menyeleseikan tugasnya.
4. Sejarah
a. Pengertian Sejarah
Pada penelitian ini penulis akan membahas pelajaran sejarah,
untuk mengatahui lebih jelas tentang pengertian sejarah penulis telah
mengumpulkan pendapat beberapa ahli sejarah, yang akan dipaparkan
dibawah ini.
1) Bernheim
“Dalam bukunya yang berjudul Die Geschichte Screibrs
mendefinisikan sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang perubahan manusia dalam perkembangannya sebagai
makhluk social”.42
2) Herodotus
“Ahli sejarah pertama didunia berkebangsaan yunani,
dijuluki sebagai The Father Of History atau bapak sejarah.
Menurut dia sejarah tidak berkembang kearah depan serta dengan
41 Nana Supriatna, Pendidikan IPS di SD, (Bandung: UPI PRESS, 2008), hal. 131-13242 Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah
Filsafat, Dan Iptek. ( Jakarta:Rineka Cipta 1999 ) h.10
28
tujuan yang pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang
tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia”.43
3) Moh. Hatta
“Sejarah wujudnya mengenai pengertian dari dimasa yang
lampau, ia menggambarkan dimuka kita suatu tipe bentuk rupa
dimasa itu, bukan gambaran yang sebenarnya, tapi gambaran yang
dimudahkan”.44
4) Moh. Yamin
“Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang
berhubungan cerita bertarikh, tentang kejadian dalam masyarakat
manusia pada masa lampau, sebagai susunan hasil penyelidikan
bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain”.45
Dari berbagai pendapat di atas menurut para ahli sejarah dapat
disimpulkan pengertian sejarah, yaitu suatu studi yang berusaha untuk
mendapatkan pengertian tentang segala sesuatu yang telah dialami
(termasuk yang diucapkan, dipikirkan dan dilaksanakan) oleh manusia
di masa lampau yang bukti-buktinya masih bisa ditelusuri/ditemukan
masa sekarang.
b. Kegunaan Sejarah
1) Kegunaan Edukatif
Kegunaan Sejarah yang pertama adalah edukatif atau
pelajaran. Banyak manusia yang belajar dari sejarah, belajar dari
pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman hanya terbatas
pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi
sebelumnya.
43 Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, SejarahFilsafat, Dan Iptek. h. 11
44 Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, SejarahFilsafat, Dan Iptek. h. 15
45 Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, SejarahFilsafat, Dan Iptek. h. 13-15
29
Nenek moyang bangsa Indonesia, telah mendapat pengaruh
Hindhu-Budha, hidup dalam masyarakat yang berbentuk kerajaan.
Batas antara kerajan yang satu dan yang lain tidak permanen.
Apabila kerajaan itu kuat cenderung memperluas kerajaan tersebut.
Sifat majemuk bangsa Indonesia yang terdiri berbagai-bagai suku,
agama,ras, dan golongan dimanfaatkan oleh para pihak ketiga
untuk di adu dhomba.
2) Kegunaan Inspiratif
Kegunaan Sejarah yang kedua adalah sebagai Inspiratif.
Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca
dan pendengarnya. Belajar dari kebangkitan nasional yang
dipelopori berdirinya organisasi perjuangan yang modern diawal
abad 20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha menggambarkan
kebangkitan nasional ke-2. Pada kebangkitan nasional yang
pertama, bangsa Indonesia berusaha meebut kemerdekaan yang
sekarang ini sudah dirasakan hasilnya.
3) Kegunaan Rekreatif
Kegunaan Sejarah yang ketiga adalah kegunaan Rekreatif.
Kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang
segar. Melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dan
dapat menghibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif dari
beberapa sejawan terasa mampu menghipnotis pembaca. Pembaca
merasa nyaman membaca buku tulisannya.
Melalui proses rekreasi terhadap berbagai peristiwa sejarah
dimasa lampau dapat memungkinkan orang untuk bercermin diri.
Orang yang pesimis dapat diajak menjadi optimis dengan
ditunjukan masa depan umat manusia yang masih terbuka.
“Peristiwa masa lampau memang sudah berlalu, tetapi yang lampau
itu masih berpengaruh terhadap masa sekarang sehingga seorang
30
dapat mengambil suatu kebijakan untuk kepentingan sekarang dan
masa depan”.46
Jadi manfaat sejarah masih dapat di rasakan dan dapat di
ambil pelajarannya hingga masa sekarang.
c. Fungsi Sejarah
Selain kegunaan sejarah yang dapat dipetik setelah mempelajari
sejarah ada juga fungsi sejarah, melalui pengajaran sejarah tersebut
sejarah dapat berfungsi dalam mengembangkan kepribadian peserta
didik, terutama dalam hal berikut ini:
1) Membangkitkan perhatian serta minat kepada sejarahmasyarakatnya sebagai satu kesatuan komunitas.
2) Mendapat inspirasi dari cerita sejarah.3) Memupuk kebiasaan berpikir secara kontekstual.4) Tidak mudah terjebak pda opini, karena dalam berpikir lebih
mengutamakan sikap kritis dan rasional dengan dukungan faktayang benar.
5) Menghormati dam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.47
Dengan melihat kelima aspek di atas diharapkan dapat
merangsang perkembangan kepribadian siswa untuk dapat
membangkitkan rasa semangat patriotisme, nasionalisme secara bijak
yang di dalam sejarah terlibat adanya manusia.
d. Karakteristik dan kedudukan ilmu sejarah
Ilmu sejarah memiliki karakteristik dan kedudukan yang sama
dalam ilmu-ilmu social lainnya, yang akan dipaparkan dibawah ini.
Dalam pengertian yang luas sejarah mengandung makna segala
peristiwa yang sifatnya sudah terjadi (Historia artinya Description,
Narration Complexus Faktorum), termasuk berita yang faktual yang
46 Hariyono, Mempelajari Sejarah Secara Efektif, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995)cet ke-1, h. 192-196
47 Hariyono, Mempelajari Sejarah Secara Efektif, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995)cet ke-1, h. 191
31
sudah tejadi. Dengan demikian kita bisa membedakan suatu Sejarah
bumi, atau tumbuh-tumbuhan, sejarah manusia yaitu berita atau
peristiwa, bagaimana terjadinya dan akibat apa yang timbul akan
peristiwa tersebut.
Jadi ilmu sejarah memperoleh kedudukan sebagai ilmu setelah
berbagai peristiwa sejarah itu disoroti sebagai suatu permasalahan
dengan cara menganalisis hubungan sebab akan akibatnya sedemikian
rupa, sehingga dapat ditemukan hukum-hukum sejarah tertentu yang
menjadi patokan bagi terjdinya peristiwa-peristiwa dimaksud. Sejarah
juga memiliki kriteria yang harus dipenuhi atau ciri-ciri ilmu yaitu :
1) Sejarah memiliki tujuan atau objek sasaran tertentu.2) Memiliki metode atau cara3) Sejarah bersifat sistematis4) Sejarah bersifat empiris yaitu berupa pengalaman5) Bersifat rasional dan objektif6) Dapat diberikan kritik terhadap sumber sejarah yang terkumpul,
maka sejarah adalah pengetahuan yang bersifat ilmiah.48
Oleh karena itu, hasil penelitian ilmu sejarah berupa
“histografi” atau penulisan ilmu sejarah pada akhirnya harus dapat
dipakai sebagai aturan untuk pedoman bagi keadaan masa sekarang
dan memperhitungkan segala sesuatu yang mungkin dapat terjadi pada
waktu yang akan datang.
Selain karakteristik sejarahjuga memiliki kegunaan sejarah bagi
ilmu-ilmu sosial lainnya, sebagai berikut:
1) Sejarah sebagai kritik terhadap generalisasi ilmu-ilmu sosial.2) Permaslahan sejarah dapat menjadi permasalahan ilmu-ilmu sosial3) Pendekatan sejarah yang bersifat diakronis menambah dimensi
baru pada ilmu-ilmu sosial yang sinkronis.49
Berdasarkan uraian di atas, sejarah sebagai ilmu mempunyai
keunikan tersendiri dari pada ilmu-ilmu lainnya. Konsep dalam ilmu
48 Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, SejarahFilsafat, h. 16-21
49 Saefur Rochmat, Ilmu Sejarah dalam Perspektif Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2009), cet. I, h. 31-32
32
sejarahmeliputi waktu, ruang, perubahan, akitivitas manusia, dan
kesinambungan. Meskipun berbeda dengan disiplim ilmu sosial
lainnya, perkembangan ilmu sejarah tidak dapat dilepaskan dari peran-
peran ilmu sosial. Dalam penulisan sejarah, para sejarawan banyak
meminjam teori atau konsep ilmu sosial lainnya.
B. Kerangka Berfikir
Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan
begitu pesatnya, dan itu dapat dicapai oleh manusia karena belajar terus
menerus untuk menemukan sesuatu yang baru. Belajar haruslah bermakna.
Belajar yang bermakna itu dapat berlangsung bila anak didik berperan secara
aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga anak mempunyai pengalaman
sendiri dalam menerima pelajaran. Dengan demikian kegiatan belajar
mengajar tidak lagi bersifat teacher centered (berpusat pada guru).
Materi Sejarah mempunyai cakupan yang luas terdiri dari pengertian
sejarah, kegunaan sejarah, karakteristik dan kedudukan sejarah. Dalam rangka
kualitas pengajaran Sejarah yang diberikan kepada siswa salah satu caranya
yaitu dengan meningkatkan proses interaksi belajar melalui kegiatan yang
diperlukan dalam menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran konsep
Sejarah selama ini banyak memakai berbagai macam metode, salah satunya
adalah metode pemberian tugas (resitasi). Metode pemberian tugas ini
bertujuan untuk meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa dalam proses
belajar mengajar. Tugas belajar dapat diberikan guru disekolah maupun di luar
jam pelajaran sekolah misalnya disela-sela waktu luang jam pelajaran
mengerjakan tugas di laboratorium, di perpustakaan, dan bisa juga
mengerjakan di rumah setelah selesai jam pelajaran disekolah. Pemberian
tugas dilakukan setelah siswa menerima penjelasan dari guru tentang suatu
pokok bahasan tertentu. Melalui metode pemberian tugas ini diharapkan siswa
dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan efefktif dan efisien.
Sehingga dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. Berdasarakn beberapa
teori, metode in juga mempunyai keunggulan lain seperti: dapat membiasakan
33
anak untuk giat belajar karena adanya tugas-tugas yang harus diselesaikan dan
dapat memupuk rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Metode
pemberian tugas ini juga mempunyai kelemahan dimana guru sulit unutk
mengetahui bahwa tugas-tugas yang diberikan benar-benar dikerjakan sendiri
oleh siswa.
Dengan adanya keunggulan dan kelemahan metode pemberian tugas
(resitasi) yang digunakan dalam penyampaian mata pelajaran sejarah, maka di
duga akan adanya pengaruh hasil belajar sejarah dengan bentuk metode
mengajar tersebut.
C. Perumusan Hipotesis
Dari kajian teori dan penyusunan kerangka pikir, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: terdapat hasil belajar sejarah siswa yang
di ajar dengan metode pemberian tugas (resitasi) dengan hasil belajar sejarah
yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (resitasi)
Ho : Tidak terdapat pengaruh hasil belajar sejarah dengan menggunakan
metode pemberian tugas (resitasi).
Ha : Terdapat pengaruh hasil belajar sejarah yang signifikan yang diajar
dengan metode pemberian tugas (resitasi).
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Cikal Harapan BSD
(Bumi Serpong Damai). Yang beralamat di Kencana Loka Blok B.09 No.
I Sektor XII BSD City Tangerang Selatan – Banten.
2. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada kelas X (sepuluh)
semester 1 tahun ajaran 2010-2011 pada tanggal 25 Oktober – 30
November 2010 di SMA Islam Cikal Harapan BSD Tangerang Selatan
Banten.
B. Metode dan Desain Intervensi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
Quasi Eksperimen, yaitu jenis penelitian yang mendekati percobaan
sungguhan di mana tidak memungkinkan penelitian mengadakan kontrol
semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut.
Penelitian ini dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen
atau eksperimen semu.
35
Adapun rancangan penelitian yang digunakan yaitu “Nonramdomized
Kontrol Group Pretest-Posttest Design”50, dimana rancangan ini dilibatkan
dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Tabel 1Rancangan Penelitian
Group Pretest Treatment Posttest
E
K
Keterangan :
E : kelas Eksperimen
K : kelas kontrol
: hasil Pretest
: perlakukan kelas dengan menggunakan metode pemberian tugas
(Resitasi)
: perlakukan kelas tanpa metode pemberian tugas (Resitasi)
: hasil Posttest
Setelah selesai mempelajari pokok bahasan, kedua kelompok diberi tes
yang sama. Hasil tes kemudian diolah sehingga dapat diketahui apakah
terdapat pengaruh positif terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas eksperimen
yakni kelompok yang menggunakan metode pemberian tugas lebih tinggi dari
pada hasil belajar sejarah siswa kelas kontrol (kelompok yang tidak
menggunakan metode pemberian tugas).
50 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: BumiAksara, 2005), h. 186
36
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-
sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Islam Cikal Harapan
BSD.
b. Sampel
Adapun sampel pada penelitian kali ini diambil dua kelas, yaitu
dari kelas X.1 yang berjumlah 14 siswa sebagai kelas eksperimen dan
kelas X.2 yang berjumlah 14 siswa sebagai kelas kontrol.
D. Operasional Variabel
Data yang diperoleh dari hasil tes kedua kelompok sampel dengan
pemberian tes hasil belajar yang sama, yang dilakukan pada akhir pokok
bahasa materi yang telah dipelajari dan disusun berdasarkan silabus.
Kemudian untuk variabel penelitian atau objek yang menjadi perhatian
dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Pemberian Tugas sebagai variabel bebas. Variabel ini disimbolkan
dengan huruf (X) atau variabel X.
2. Hasil Belajar Sejarah siswa (dilihat dari nilai pretes dan postes) sebagai
variabel terikat. Variabel ini disimbolkan dengan huruf (Y) atau variabel
Y.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pemgumpulan data adalah cara memperoleh data disebut juga
dengan metode pengumpulan data. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
a. Tes (pretest dan posttest)
pretest yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan
untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan
pengajaran yang akan diajarkan.
37
Sedangkan postest adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa jauh kompetensi dasar atau indikator yang disampaikan dalam
program pembelajaran yang telah dikuasai peserta didik. Soal-soal pretest
sama dengan soal-soal posttest.
Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif jenis pilihan ganda
sebanyak 20 soal. Tes ini diberikan kepada siswa kelas X.1 sebagai kelas
eksperimen dengan menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) dan
kelas X.2 sebagai kelas kontrol yang tidak menggunkan metode pemberian
tugas (Resitasi).
b. Daftar wawancara
Merupakan lembar untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode
pemberian tugas terhadap hasil belajar siswa. Adapun pihak yang menjadi
responden adalah siswa.
c. Observasi
“Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis”.51
F. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat ukur mendapatkan informasi kuantitatif
tentang variasi karakteristik secara objektif. Untuk mengetahui bahwa pada
awalnya kedua kelompok tidak ada perbedaan hasil belajar, maka dilakukan
observasi dengan pretes, sedangkan untuk mengetahui terdapat perbedaan
hasil belajar setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen. Maka
kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) diuji dengan
postes.
Instrument yang digunakan untuk menguji hasil belajar pada penelitian
ini berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan lima (5) alternatif
jawaban (a, b, c, d, dan e) yang terdiri atas 20 soal pada mata pelajaran
sejarah. Instrumen yang digunakan ini juga mengukur aspek kognitif yang
meliputi pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.
51Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), cet. IV, h. 33
38
Sebelum instrumen tes dibuat, penelitian terlebih dahulu membuat
kisi-kisi instrumen tes. Kisi-kisi disusun bertujuan untuk menjamin bahwa
soal yang dikembangkan sesuai dengan tujuan yang hendak diukur. Adapun
kisi-kisi inetrumen tes adalah sebagai berikut:
Tabel 2Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator BentukSoal
NomorSoal Jml
1. Memahami PrinsipDasar Ilmu Sejarah
1.2.MendeskripsikanTradisi SejarahdalamMasyarakatIndonesia MasaPraaksara danMasa Aksara
• Menjelaskanpengertianzamanprasejarah
• Mendeskripsikan caramasyarakatmasa prasejarahmewariskanmasa lalunya
• Mengidentifikasi kehidupantradisimasyarakatmasa prasejarah
• Mendeskripsikan peninggalansejarah
• Mngidentifikasijejak-jejaksejarah
• Menjelaskanjejak sejarah didalam foklore
• Mengidentifikasi jejak sejarahdi dalammitologi
• Mengidentifikasi jejak sejarahdi dalamlegenda
• Mengidentifikasi jejak sejarah
Pg
Pg
Pg
Pg
Pg
Pg
Pg
Pg
Pg
Pg
1,6
2,4,9
5,7,8
3,10
14
12
11
15,16
13
17,19,20
2
3
3
2
1
1
1
2
1
3
39
di dalamdongeng
• Mengidentifikasi jejak sejarahdi dalamupacara
• Mengidentifikasi jejak sejarahdi dalamnyanyianrakyat
Pg 18 1
Jumlah 20 oal
G. Validitas Isi
Sukardi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan validitas isi adalah
“derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan subtansi yang ingin di ukur.
Kadang-kadang validitas isi juga disebut face validity atau validitas wajah.
Walaupun hal tersebut masih meragukan, karena validitas wajah hanya
menggambarkan derajat dimana sebuah tes tampak mengukur, tetapi tidak di
ukur”.52 Proses ini sering digunakan sebagi awal menyaring dalam tes pilihan.
Validitas isi juga mempunyai peran yang sangat penting untuk tes
pencapaian atau achievement test. Validitas isi pada umumnya ditentukan
melalui pertimabnagan para ahli. Tidak ada formula matematis untuk
menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukkan secara pasti. Tetapi untuk
memberikan gambaran bagaimana suatu test divalidasi dengan menggunakan
validitas isi, pertimbangan hal tersebut dilakukan dengan cara seperti berikut.
Para ahli, pertama diminta untuk mengamat secara cermat semua item dalam
test yang hendak divalidasi. Kemudian mereka diminta untuk mengoreksi
semua item yang telah dibuat, dan pada akhir perbaikan, mereka juga diminta
untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana tes tersebut
menggambarkan cakupan isi yang hendak di ukur.
52Sukardi, Metodologi Penilitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 123
40
Materi yang akan dilaksankan pada penelitian ini dengan
menggunakan pembelajaran metode pemberian tugas (Resitasi) di antaranya
adalah sebagai berikut:
a. Pada pertemuan pertama tentang menjelaskan pengertian zaman
prasejarah, mendeskripsikan cara masyarakat masa prasejarah mewariskan
masa lalunya, mengidentifikasi kehidupan tradisi masyarakat masa
prasejarah, mendeskripsikan peninggalan sejarah.
b. Pada pertemuan kedua tentang mengidentifikasi jejak-jejak sejarah,
menjelaskan jejak sejarah di dalam foklore, mengidentifikasi jejak sejarah
di dalam mitologi.
c. Pertemuan ketiga tentang mengidentifikasi jejak sejarah di dalam dongeng,
mengidentifikasi jejak sejarah di dalam upacara, mengidentifikasi jejak
sejarah di dalam nyanyian rakyat.
d. Pada pertemuan keempat melaksanakan tes akhir (Posttest).
Sebelum pretest dan postest diberikan kepada siswa terlebih dahulu
soal tersebut diamati oleh ahlinya. Pada pertemuan akhir siswa diberikan post-
test sebanyak 20 soal. Untuk dilihat apakah soal tersebut sudah bisa dianggap
valid dan tidak keluar dari materi yang akan diberikan, maka peneliti meminta
para ahli untuk mengamati butir-butir soal tersebut yang sudah dibuat dengan
indikator dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, soal sudah
dianggap valid. Dan dapat digunakan untuk tes yang akan diberikan kepada
siswa kelas X SMA Islam Cikal Harapan BSD. Menggunkan validitas isi tidak
ada formula untuk menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukkan secara
pasti.
H. Analisa Data
1. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis terlebih dahulu
data dilakukan uji normalitas. Uji normalitas menggunakan uji Liliefors
serta uji homogenitas dengan menggunakan Uji Fisher dan uji-t yang
menghasilakn suatu hipotesis dalam bentuk statistik. Teknik analisis data
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
41
a. Uji Normalitas
Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik
parametris. Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data
setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh
karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih
dahulu akan dilakukan uji normalitas data. Terdapat beberapa teknik
yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara lain
dengan Liliefors.
Uji Liliefors dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau berdasarkan data sampel yang diperoleh pada
taraf signifikan α = 0, 05. Rumus yang digunakan unutk uji Liliefors
ini adalah: 53
)()( 10 iZSZFL −=
Keterangan:
Lo = Lobservasi atau harga mutlak terbesar
F (Zi) = peluang angka baku
S (Zi) = proporsi angka baku
Menguji normalitas data dengan membandingkan Lh dengan
Ltab sesuai dengan kriteria penguji pada taraf signifikan α = 0,05.
Apabila Lh > Ltab maka hipotesis ditolak. Hal ini berarti data tidak
berdistribusi normal, sebaliknya bila Lh < Ltab, maka hipotesis
diterima. Sehingga data berasal dari populasi yang berdistribusikan
normal.
b. Uji Homogenitas
Di samping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data
pada sampel, perlu kiranya peneliti melakukan pengujian terhadap
kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam
53 Nana Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2001), cet. VI, h. 466
42
tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang
sama. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher.54
terkecilVariansi
terbesarVariansiF =
Dengan kriteria untuk uji homogenitas ini adalah sebagai berikut:
Fhitung < Ftabel = maka data memiliki varians homogen
Fhitung > Ftabel = maka tidak data memiliki varians homogen
2. Analisis Data Aspek Kognitif
Dalam analisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau
penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptip dari hasil pretest dan
posttest dengan menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai
posttest dan pretest, konsep gain menunjukkan peningkatan pemahaman
atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru.
Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus
Normalized Gain.55
PretestSkorMaksimalSkor
PretestSkorPostestSkorgainN
−−=−
Dengan kategorisasi perolehan:
g-tinggi : nilai (<g>)>0,70
g-sedang : nilai 0,70-0,30
g-rendah : nilai (<g>)<0,30.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
Setelah selesai dilaksanakan eksperimen maka hasil kedua
kelompok diolah dan dilakukan pengujian hipotesis. Untuk menguji
hipotesis, rumus yang digunakan adalah uji-t sebagai berikut:
54 Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),cet. III, h. 320
55 Hilda Rizqiani, penerapan metode pembelajaran Peta konsep Untuk meningkatkanHasil Belajar Siswa, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009). h. 41
43
a. Pengujian hipotesis data Pretest kedua kelompok, dengan rumus:56
21
21
MMo SE
MMt
−
−=
Dimana:
22
2121 MMMM SESESE +=−
Keterangan:
21 MMSE − : Standar eror gabungan
M1 : Nilai rata-rata sampel pertama
M2 : Nilai rata-rata sampel kedua
b. Pengujian Hipotesis data Posttest kedua kelompok, dengan rumus:
21
21
MMo SE
MMt
−
−=
Dimana :
22
2121 MMMM SESESE +=−
Keterangan:
21 MMSE − : Standar eror gabungan
M1 : Nilai rata-rata sampel pertama
M2 : Nilai rata-rata sampel kedua
I. Hipotesis Statistik
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar sejarah
pada pokok bahasan tradisi sejarah masyarakat Indonesia masa praaksara
56 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 282-283
44
melalui metode pemberian tugas (Resitasi) dan tanpa metode pemberian tugas,
maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 > µ2
Keterangan:
H0 : Hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat
Indonesia masa praaksara yang menggunakan metode pemberian tugas
sama dengan siswa yang tidak menggunakan metode pemberian tugas
(Resitasi).
Ha : Hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat
Indonesia masa praaksara yang menggunakan metode pemberian tugas
lebih tinggi dari pada siswa yang tidak menggunakan metode pemberian
tugas (Resitasi).
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BSD
1. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMA Islam Cikal Harapan 1
Status : Swasta
Nomor NPSN : 20613625
Nomor NSS : 30 2 30 04 08 010
Izin Operasional : SK Dinas P dan K kab. Tangerang no. 421.3/560/Dis
P&K/2007
Tanggal Pendirian : 01 Mei 2006
Akreditasi : A
Waktu belajar : Pagi
Alamat : Kencana Loka Blok B.09/01 Sektor XII. 1 BSD City
Tangerang Selatan - Banten
Telepon : 021 75874647 - 0217565042
E-mail : [email protected]
Website : www.cikalharapanbsd.com
Jumlah SDM : a. Kepala Sekolah : 1 (satu) orang
b. Wakasek Kurikulum : 1 (satu) orang
c. Wakasek Kesiswaan : 1 (satu) orang
46
d. Wakasek Sarpras : 1 (satu) orang
e. Guru Tetap : 6 (enam) orang
f. Guru Honor : 7 (tujuh) orang
g. Administrasi : 2 (dua) 0rang
h. Pramubakti : 2 (dua) orang
i. Satpam : 1 (satu) orang
2. Latar Belakang Sekolah
SMA Islam Cikal Harapan didirikan oleh Yayasan Permata Sari
yang sekarang dipimpin oleh ibu Etty Mar’ie Muhammad, yang
berkeinginan untuk turut berperan serta meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dalam upaya pembangunan nasional.
“SMA Islam Cikal Harapan berdiri tanggal 01 Mei 2006
merupakan SMA berciri khas Islam dengan kurikulum Diknas yang
dipadu dengan program-program ke-Islaman”.57
a. Pembelajaran
SMA Islam Cikal Harapan menerapkan kurikulum Terpadu,
yaitu kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pengembangan
pendidikan agama Islam dan pengembangan kepribadian, antara lain:
1. Kurikulum KTSP
2. Pembiasaan dalam ibadah sehari-hari
3. Menggunakan konsep kelas kecil 20 -25 siswa dalam satu kelas.
4. Menggunakan pendekatan intelektual, kegiatan kemandirian
keteladanan dan laboratorium.
5. Program pengajaran remedial guna mencapai ketuntasan belajar.
6. Program pengayaan (Enrichment program) diadakan melalui
kegiatan bimbingan intensif dan pelaksanaan Try out.
7. Pendidikan bahasa Arab untuk semua jurusan, bahasa Jepang untuk
jurusan IPA dan jurusan IPS.
8. Pendalaman akuntansi untuk jurusan IPS
57 Sumber. Brosur Penerimaan Siswa SMA Islam Cikal Harapan, 2009.
47
9. Membina siswa mampu di terima di perguruan tinggi negeri: UI,
ITB, UNPAD, ITS, dan lain-lain.
Sistem pembelajaran yang diterapkan selain yang disebutkan di
atas, sekolah SMA Islam Cikal Harapan BSD menggunakan sistem
pembelajaran moving class (berpindah kelas) dimana setiap siswa
belajar sesuai dengan ruangan yang di tetapkan misalnya, pada jam
7.30 kelas X belajar bahasa Indonesia berarti siswa harus belajar di
ruang bahasa Indonesia, dan ketika pergantian jam mata pelajaran
berikutnya siswa harus pindah ke ruang kelas yang sesuai mata
pelajarannya dan sesuai ruangan yang di jadwalkan.
b. Ekstrakurikuler
SMA Islam Cikal Harapan memiliki kegiatan tambahan di luar
jam pelajaran yang disebut dengan ekstrakurikuler, kegiatan ini ada
dua macam, yaitu ekstrakurikuler wajib adalah siswa harus mengikuti
kegiatan yang di wajibkan oleh sekolah, dan ekstrakurikuler pilihan
dimana siswa harus memilih dan mengikuti salah satu kegiatan
sekolah di luar kegiatan ekstrakurikuler wajib.
1. Ekstrakurikuler wajib
a. Mudzakarah (pengkajian al-Quran) kegiatan ini wajib
dilaksanakan oleh siswa setiap hari rabu di luar jam sekolah
yang dipimpin oleh wali kelas masing-masing.
b. Penelitian ilmiah
2. Ekstrakurikuler pilihan
Ekstrakurikuler pilihan dimana siswa harus memilih dan
mengikuti dari salah satu kegiatan sekolah, yaitu:
a. Organisasi siswa intra sekolah (OSIS).
b. Kelompok ilmiah remaja (KIR)
c. Futsal
d. Kyudo
e. Paskibra.
f. Basket
g. Paduan suara
48
h. Tari saman
3. Visi dan Misi SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BSD
a. Visi
“Terwujudnya insan, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha
Esa serta berguna bagi keluarga, nusa, bangsa dan agama Islam”.58
b. Misi
Untuk mewujudkan cita-cita sekolah yang terdapat dalam visi tersebut
maka misi kami adalah sebagai berikut:
1. Membina insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,berakhlak mulia dan berwawasan ke-Islam-an.
2. Membentuk dan mengembangkan sikap positif peserta didik yangjujur dan kompetitif.
3. Mengembangkan pembelajaran yang optimal, efektif, efisien,kontekstual sesuai dengan kebutuhan hidup.
4. Memberikan pelayanan yang efektif dan professional dalam prosespembelajaran peserta didik untuk mencapai sekolah berstandarnasional dan internasional.
5. Menciptakan lingkungan yang kondusif unutk tumbuh danberkembang secara optimal.
6. Menjalin hubungan yang baik dan mendorong pasitipatif dengansemua pihak yang berkepentingan (stakeholder) untukperkembangan sekolah dengan merujuk manajemen berbasissekolah.59
4. Tujuan Sekolah
“Membina insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, serta berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Meningkatkan
peran serta wanita dalam setiap kegiatan untuk membentuk keluarga
sejahtera dan masyarakat yang berbudi luhur serta berbudaya tinggi”.60
58 Sumber. Brosur penerimaan siswa SMA Islam Cikal Harapan BSD, 200959 Sumber. Brosur penerimaan siswa SMA Islam Cikal Harapan BSD, 200960 Sumber. Buku Agenda Sekolahku, SMA Islam Cikal Harapan BSD, 2010
49
5. Dana Sekolah
“Dana Yayasan dihimpun dari kontribusi pendukung Yayasan, dari
sumbangan donatur serta para sponsor dalam setiap kegiatan Yayasan,
yang sifatnya tidak mengikat”.61
6. Keadaan Guru dan Siswa
a. Guru
Tentunya dalam sebuah instansi pendidikan harus ada tenaga
pengajar sebagai sebuah syarat utamanya atau yang lebih dikenal
dengan guru, yang mana beliau-beliau ini merupakan orang yang
paling berjasa di dalam sebuah jalannya proses pembelajaran di
sekolah, yang penuh kesabaran, kasih sayangserta tanggung jawab
dalam mengemban tugas mulia berbagai ilmu serta mengajarkan nilai-
nilai hidup guna mencerdaskan generasi bangsa yang berkeilmuan dan
berkarakter diri.
Keadaan guru di SMA Islam Cikal Harapan BSD, apabila dilihat
pada standar kompetensinya pendidikan tenaga pengajar pada
umumnya sesuai dengan bidangnya atau dengan kata lain sesuai
dengan disipilin keilmuan.
Di bawah ini merupakan keterangan guru dan tugas mengajarnya:
Tabel 3Daftar Nama Guru SMA Islam Cikal Harapan I BSD
No Nama L/P Pendidikan Terakhir Mata Pelajaran1 Diana Ismail, S.Pd (Kepala
Sekolah)P S.1 Ekonomi
2 Hadi Prana Abadi, S.Pdi(Wakasek kesiswaan)
L S.1.Pandidikan AgamaIslam
Pendidikan AgamaIslam
3 Nursyamsu, S.Kom L S.1.Komputer Komputer4 Nurwidiana sari, S. Si P S.1. Sains Biologi5 Gatot Kusjono, Drs P S.1. Fisika Fisika5 Masduki, S.Pd L S.1.Olahraga Olahraga6 Yulianti Leovina, S. Sos P S.1. Sosial Sosiologi7 Asri Dwi Hartati, S.Pd P S.1. Kimia Kimia8 Fitriah Nurhidayah, SE p S.1. Ekonomi Ekonomi dan
61 Sumber.buku Agenda Sekolahku, SMA Islam Cikal Harapan BSD, 2010
50
Akuntansi9 Windriyani, M, Pd P S.2.Bahasa Inggris Bahasa Inggris10 Johan Tri Efendi, S.S L S.1.Sastra Bahasa Indonesia11 Angga Rovita, S.Pd P S.1. Matematika Matematika12 Yati Musnayati P SMA, Kuliah di UIN
Syarif HidayatullahJakarta JurusanPendidikan IPS dansedang menyusunSkripsi
Sejarah
13 Ahmad Maulana, S.Pd L S.1.Geografi Geografi14 Cahyono Al Mansyur, S.Pd L S.I Seni dan Budaya Seni dan Budaya15 Dra. Dina Aida P S.1. Psikologi Bimbingan dan
Konseling
b. Siswa
Siswa meupakan setiap individu yang berada disebuah instansi
pendidikan dalam hal ini sekolah yang berhak mendapatkan
pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pelatihan.
Keadaan siswa SMA Islam Cikal Harapan BSD tahun 2007-2011
yang setiap tahunnya jumlah siswa meningkat hingga pada tahun
2010/2011 mencapai angka keseluruhan 97 siswa dengan jumlah
rombongan belajar (RB) sebanyak 7.
Di bawah ini merupakan perincian jumlah siswa SMA Islam Cikal
Harapan BSD 3 tahun terakhir:
Tabel 4Perincian Jumlah Siswa SMA Islam Cika Harapan BSD 3 (tiga)
Tahun terakhir:
Kelas
X XI IPS XI IPA XII IPS XII IPA JmlhTahun
PelajaranRB Siswa RB Siswa RB Siswa RB Siswa RB Siswa
2007/2008 1 18 1 10 1 10 38
2008/2009 2 24 1 9 1 10 1 9 1 10 62
2009/2010 2 21 1 14 1 13 1 9 1 9 66
2010/2011 3 42 1 12 1 16 1 14 1 13 97
51
7. Sarana dan Prasarana Sekolah
Pada sebuah instansi pendidikan dalam menjalankan proses
transfer knowledge tentunya tidak terlepas dari hal-hal penunjang, sebagai
mitra dalam mencerdaskan siswa dianataranya sarana dan prasarana yang
memang ini dinilai penting dalam membantu proses pembelajaran di
sekolah. Di bawah ini akan dipaparkan sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh SMA Islam Cikal Harapan BSD dalam membantu aktivitas guru dan
siswa.
Tabel 5Ruang Penunjang Belajar Siswa SMA Islam Cikal Harapan BSD
Jenis Ruang Jumlah Kondisi
Laboratoirum IPA 1 Baik
Laboratorium Komputer 1 Baik
Lapangan Olahraga 1 Baik
Ruang Bimbingan dan Konseling 1 Baik
Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
Ruang Guru 1 Baik
Ruang TU 1 Baik
Ruang Teori atau kelas 8 Baik
Ruang Ibadah 1 Baik
Ruang Bahasa 2 Baik
Ruang Toilet 3 Baik
Ruang Perpustakaan 1 Baik
Lapangan Parkir 2 Baik
Selain sarana dan prasarana yang disebutkan di atas ada juga alat
media pembelajaran seperti komputer tersedia di setiap kelas, infokus,
meja dan kursi, white board, peralatan belajar siswa dan perlatan mengajar
guru di fasilitasi oleh tata usaha (TU).
52
B. Deskripsi Data
Proses penelitian ini dilakukan selama 4 kali pertemuan atau kurang
lebih selama 4 minggu, di bulan Oktober – November. Kemudian materi yang
di ajarkan pada penelitian adalah materi Sejarah yang menekankan pada
materi Prinsip Dasar Ilmu Sejarah dengan proses pembelajaran kedua
kelompok perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen dalam pembelajaran
menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi), sedangkan pembelajaran
pada kelas kontrol tidak menggunakan metode pemberian tugas. Oleh karena
itu adanya perubahan yang terjadi selama proses perlakuan guna menentukan
pengaruhnya terhadap hasil belajar sejarah yang lebih baik dari kelas
keduanya sangatlah dinantikan oleh peneliti karena secara garis besar hasil
itulah yang akan dituangkan sebagai hasil penelitian dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan penulis selama beberapa minggu dengan
metode yang telah disebutkan telah sampai pada sebuah analisa yang diambil
dari data yang tersedia melalui wawancara yang dilakukan penulis dengan
salah satu responden. Dari penelitian dan percobaan tersebut, yang menitik
beratkan pada pemberian tugas dan penugasan sebagai elemen dasar yang
membedakan dari metode lainya responden menyatakan bahwa mereka lebih
menyukai metode penugasan ini, selain karena siswa diikut sertakan langsung
dalam proses belajar mengajar juga karena siswa mempunyai kegiatan lebih
untuk mengisi waktu dengan mengerjakan tugas. Juga adanya evaluasi atas
tugas murid tersebut yang dirasa cukup membantu.
Aktifitas yang terkontrol juga menjadi bukti bahwa terjadi
kesinambungan antara pendidik dengan murid. Terdengar sepele memang hal-
hal seperti mengumpulkan tugas tepat waktu, menghindari contekan, hadir
dikelas kelas tepat waktu, namun yang seperti itulah yang menjadikan murid
merasa bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dikemudian hari.
Berikut ini disajikan data dari dua kelompok subyek penelitian yang
diambil dari pretes dan postes.
53
1. Deskripsi data kelompok eksperimen
a. Data pretes
Berdasarkan hasil tes awal (pretest) kelompok eksperimenyang mengggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) pada materitradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara diperolehdata sebagai berikut:
Tabel 6.1Deskripsi Data Pretes Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel 6.1di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata
hasil tes awal (pretest) kelas eksperimen adalah 48,21 rata-rata pretest
pada kelompok eksperimen termasuk kategori kurang. Kategori nilai
rata-rata tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6.2Konversi Skor
Angka 100 Angka 10 Huruf Keterangan
80 – 100 8,0 – 10,0 A Baik Sekali
66 – 79 6,6 -7,9 B Baik
56 – 65 5,6 – 6,5 C Cukup
40 – 55 4,0 – 5,5 D Kurang
30 – 39 3,0 - 3,9 E Gagal
Valid 14N
Missing 0
Mean 48.21
Std. Error of Mean 3.501
Median 47.50
Mode 50
Std. Deviation 13.098
Variance 171.566
Minimum 30
Maximum 70
Sum 675
54
Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi tes awal
(pretes) kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
Tabel 6.3Distribusi Frekuensi Pretes kelompok eksperimen
D
a
r
i
Dari tabel 6.3 distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat
dibuat histogram sebagai berikut:
Gambar 6.1
Histogram Frekuensi Hasil Pretes Kelompok Eksperimen
Dari gambar histogram 6.1 di atas dapat diinterpretasikan
bahwa sebagian besar dari 14 siswa kelas eksperimen memperoleh
nilai 50 sebanyak 3 siswa atau sebesar 21.4% dan nilai tertinggi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
30 2 14.3 14.3 14.3
35 1 7.1 7.1 21.4
40 2 14.3 14.3 35.7
45 2 14.3 14.3 50.0
50 3 21.4 21.4 71.4
60 2 14.3 14.3 85.7
70 2 14.3 14.3 100
Valid
Total 14 100 100
55
terletak 70 sebanyak 2 siswa atau sebesar 14.3%, sedangkan nilai
terendah terletak 30 sebanyak 2 siswa atau sebesar 14.3%.
b. Data postes
Berdasarkan nilai postest kelompok eksperimen yang
mengggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) pada materi tradisi
sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 6.4Deskripsi Data Postes Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel 6.4 di atas, dapat diketahui bahwa rata-
rata hasil postest kelas eksperimen adalah 81.07 rata-rata postest
pada kelompok eksperimen termasuk kategori baik sekali.
Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi postes
kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
Valid 14N
Missing 0
Mean 81.07
Std. Error of Mean 3.363
Median 77.50
Mode 75
Std. Deviation 12.585
Variance 158.379
Minimum 60
Maximum 100
Sum 1135
56
Tabel 6.5
Distribusi Frekuensi Postes kelompok eksperimen
D
a
r
i
t
a
b
e
Dari tabel 6.5 distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat buta
histogram sebagai berikut:
Gambar 6.2Histogram Frekuensi Hasil Postes Kelompok Eksperimen
Dari gambar histogram 6.2 di atas dapat diinterpretasikan
bahwa sebagian besar dari 14 siswa kelas eksperimen memperoleh
nilai 75 sebanyak 4 siswa atau sebesar 28.6% nilai tertinggi
terletak 100 sebanyak 2 siswa atau sebesar 14,3%, sedangkan nilai
terendah terletak 60 sebanyak 1 siswa atau sebesar 7.1%.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
60 1 7.1 7.1 7.1
65 1 7.1 7.1 14.3
70 1 7.1 7.1 21.4
75 4 28.6 28.6 50.0
80 1 7.1 7.1 57.1
85 1 7.1 7.1 64.3
90 2 14.3 14.3 78.6
95 1 7.1 7.1 85.7
100 2 14.3 14.3 100
Valid
Total 14 100 100
57
2. Deskripsi data kelompok kontrol
a. Data pretes
Berdasarkan hasil tes awal (pretes) kelompok kontrol yang
tidak mengggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) pada materi
tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 6.6Deskripsi Data Pretes Kelompok Kontrol
Valid 14NMissing 0
Mean 45.71
Std. Error of Mean 2.716
Median 47.50
Mode 40
Std. Deviation 10.163
Variance 103.297
Minimum 30
Maximum 60
Sum 640
Berdasarkan tabel 6.6 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata
hasil tes awal (pretes) kelas kontrol adalah 45,71 rata-rata pretest pada
kelompok eksperimen termasuk kategori kurang.
Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi tes awal
(pretes) kelompok kontrol adalah sebagai berikut:
Tabel 6.7Distribusi Frekuensi Pretes kelompok Kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
30 2 14.3 14.3 14.3
35 1 7.1 7.1 21.4
40 3 21.4 21.4 42.9
45 1 7.1 7.1 50.0
50 3 21.4 21.4 71.4
55 2 14.3 14.3 85.7
Valid
60 2 14.3 14.3 100
58
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
30 2 14.3 14.3 14.3
35 1 7.1 7.1 21.4
40 3 21.4 21.4 42.9
45 1 7.1 7.1 50.0
50 3 21.4 21.4 71.4
55 2 14.3 14.3 85.7
60 2 14.3 14.3 100
Total 14 100 100
Dari tabel 6.7 distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat buat
histogram sebagai berikut:
Gambar 6.3
Histogram Frekuensi Hasil Pretes Kelompok Kontrol
Dari gambar histogram 6.3 di atas dapat diinterpretasikan
bahwa sebagian besar dari 14 siswa kelas kontrol memperoleh nilai 40
sebanyak 3 dan 50 sebanyak 3 siswa atau sebesar 21,4%% dan nilai
tertinggi terletak 60 sebanyak 2 siswa atau sebesar 14,3%, sedangkan
nilai terendah terletak 30 sebanyak 2 siswa atau sebesar 14,3%.
b. Data postes
Berdasarkan nilai postes kelompok kontrol yang tidak
mengggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) pada materi tradisi
sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara diperoleh data
sebagai berikut:
59
Tabel 6.8Deskripsi Data Postes Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel 6.8 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata
hasil postest kelas kontrol adalah 70,36 rata-rata postest pada
kelompok eksperimen termasuk kategori baik.
Tabel 6.9Distribusi Frekuensi Postes kelompok Kontrol
Valid 14N
Missing 0
Mean 70.36
Std. Error of Mean 3.723
Median 70.00
Mode 60
Std. Deviation 13.932
Variance 194.093
Minimum 50
Maximum 95
Sum 985
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
50 2 14.3 14.3 14.3
60 3 21.4 21.4 35.7
65 1 7.1 7.1 42.9
70 2 14.3 14.3 57.1
75 2 14.3 14.3 71.4
80 1 7.1 7.1 78.6
Valid
85 1 7.1 7.1 85.7
90 1 7.1 7.1 92.9
95 1 7.1 7.1 100
Total 14 100 100
60
Dari tabel 6.9 distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat buat
histogram sebagai berikut:
Gambar 6.4Histogram Frekuensi Hasil Postes Kelompok kontrol
Dari gambar histogram 6.4 di atas dapat diinterpretasikan
bahwa sebagian besar dari 14 siswa kelas eksperimen memperoleh
nilai 60 sebanyak 3 siswa atau sebesar 21,4% nilai tertinggi terletak 95
sebanyak 1 siswa atau sebesar 7,1%, sedangkan nilai terendah terletak
50 sebanyak 2 siswa atau sebesar 14,3%.
C. Hasil Belajar Sejarah
Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, data hasil belajar sejarah
siswa yang dikumpulkan penulis dalam penelitian dengan pemberian soal tes
kemampuan awal (Pretest) dan tes kemampuan akhir (Postest) siswa dari dua
kelompok dapat dilihat dengan menggunkan N-Gain, data yang diperoleh
sebagi berikut:
61
Tabel 6.10 Hasil Belajar Sejarah Pada Materi Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen Kelompok KontrolNo Siswapretest postest N-Gain pretest postest N-Gain
1. A1 30 60 0,4 Sedang 40 80 0,6 Sedang2 A2 45 70 0,4 Sedang 60 85 0,6 Sedang3. B1 60 90 0,7 Tinggi 55 75 0,4 Sedang4 B2 45 75 0,5 Sedang 50 70 0,4 Sedang5. C1 35 75 0,6 Sedang 45 60 0,3 Rendah6. C2 70 100 1 Tinggi 30 50 0,3 Rendah7. D1 60 90 0,7 Tinggi 35 50 0,2 Rendah8. D2 50 80 0,6 Sedang 40 60 0,3 Rendah9. E1 40 75 0,5 Sedang 50 90 0,8 Tinggi10. E2 50 95 0,9 Tinggi 55 60 0,1 Rendah11. F1 30 65 0,4 Sedang 60 95 0,9 Tinggi12. F2 50 85 0,7 Tinggi 50 75 0,5 Sedang13. H1 70 100 1 Tinggi 40 70 0,5 Sedang14. H2 40 75 0,5 Sedang 30 65 0,5 Sedang
675 1135 8,9 640 985 7,348,21 81,07 0,63 45,7 70,3 0,52
Tabel 6.11 Hasil perhitungan Rata-rata Pretest, Postest, dan Selisih, yangmenggunakan Metode Pemberian Tugas (Resitasi) dan Tidak
Menggunakan Metode Pemberian Tugas (Resitasi).
Kelompok Eksperimen Kelompok KontrolNilai
N ≤ _X
Nilai
N ≤ _X
Pretest 14 675 48,21 Pretest 14 640 45,71
Postest 14 1135 81,07 Postest 14 985 70,36
Selisih 14 460 32,86 Selisih 14 345 24,65
N-Gain 14 8,9 0,63 N-Gain 14 7,3 0,52
Berdasarkan tabel 6.11 di atas, dapat dilihat peningkatan tes hasil
(postest) dari hasil tes awal (pretest) baik pada kelompok eksperimen maupun
pada kelompok kontrol, yaitu dengan rata-rata tes awal (pretest) pada
kelompok eksperimen sebesar 48,21 sedangkan pada kelompok kontrol
sebesar 45,71. Nilai rata-rata tes akhir (Postest) pada kelompok eksperimen
62
81,07, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 70,36. Dari data di atas
terdapat rata-rata selisih hasil belajar mengalami peningkatan yang signifikan
antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pemberian tugas
(Resitasi) sebesar 32,86 dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan
metode pemberian tugas (Resitasi) sebesar 24,65. Data tersebut menunjukkan
bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan metode pemberian tugas
(Resitasi) mengalami perubahan yang signifikan, antara nilai pretest dan
posttest.
Nilai rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen sebesar 0,63
sedangkan nilai rata-rata N-Gain pada kelompok kontrol sebesar 0,52. Jadi
selisih rata-rata antara yang menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi)
dengan yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) sebesar
0,11.
D. Pengujian Persyaratan Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengatahui apakah sampel
berdistribusi normal atau tidak. Uiji normalitas skor hasil belajar dilakukan
dengan menggunakan statistik Kolmogorov Smirnov (KS). Perhitungan
data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS
16.00 For Windows.
Hasil pengujian normalitas data dengan rumus lilifors untuk nilai
pretest dan posttest kelompok eksperimen terlihat pada tabel berikut:
Tabel 6.12Hasil Perhitungan Uji Normalitas tes Kemampuan kelas Eksperimen
Nilai Asymp.Sig Taraf signifikan 5% Keputusan
Pretest 0,796 0,05% Normal
Postest 0,892 0,05% Normal
63
Pada tabel 6.12 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig untuk
pretest kelas eksperimen sebesar 0,796 dan nilai posttest sebesar 0,892
dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua variabel di atas (metode
pemberian tugas terhadap hasil belajar) lebih besar dari nilai probabilitas
0,05
Sedangkan hasil pengujian normalitas data dengan rumus lilifors
untu nilai pretest dan posttest kelompok kontrol terlihat pada tabel berikut:
Tabel 6.13Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan Kelas Kontrol
Nilai Asymp.sig Taraf signifika 5% Keputusan
Pretest 0,618 0,05% Normal
Posttest 0,935 0,05% Normal
Pada tabel 6.13 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig untuk
pretest kelas eksperimen sebesar 0,618 dan nilai posttest sebesar 0,935
dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua variabel di atas (metode
pemberian tugas terhadap hasil belajar) lebih besar dari nilai probabilitas
0,05.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas kedua kelompok dilakukan dengan menggunakan
uji Fisher. Uji Homogenitas skor hasil belajar dilakuakn dengan
menggunakan statistic Anova. Perhitungan data tersebut dilakukan dengan
menggunakan bantuan Software SPSS 16.00 Windows.
Hasil pengujian homogenitas data dengan rumus fisher untuk nilai
pretest dan posttest pada kedua kelompok terlihat pada tabel berikut:
Tabel 6.14Perhitungan uji homogenitas
Nilai Asymp.sig Taraf signifikan 5% Keputusan
Pretest 0,221 0,05 Homogen
Postest 0,359 0,05 Homogen
64
Pada tabel 6.14 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig untuk
nilai pretest pada kedua kelas sebesar 0,221 dan nilai dan posttest sebesar
0,359 dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua variabel di atas
(Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Sejarah) lebih
besar dari nilai taraf signifikan 0,05. Maka dapat dinyatakan bahwa kedau
kelas tersebut bersifat homogen.
E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Setelah melakukan pengujian prasyarat analisis, diperoleh bahwa
populasi kedua kelompok berdistribusi normal dan dan varians homogen,
selanjutnya melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji “t” tes.
“t” tes dilakukan bertujuan untuk mengatahui pengaruh penggunaan metode
pemberian tugas (Resitasi) terhadap hasil belajar sejarah pada materi prinsip
dasar ilmu sejarah dengan membandingkan hasil pretest dan Posttest pada
kedua kelompok. Pengujian hipotesis dilakukan melalui perumusan hipotesis
sebagai berikut:
Ho : µ1 = µ2 → Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah yang
menggunakan metode pemberian tugas (resitasi) sama
dengan siswa yang tidak menggunakan metode pemberian
tugas (Resitasi).
Ha : µ1 > µ2 → Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah yang
menggunakan metode pemberian tugas (resitasi) lebih tinggi
dari pada siswa yang tidak menggunakan metode pemberian
tugas (Resitasi).
Adapun hasil pengujian hipotesis disajikan pada tabel berikut :
65
Tabel 6.15Pengujian Hipotesis dengan “t” : test
Kelompok Jumlah Dk-X
thitung ttabel keputusan
Eksperimen 14 48,21
Kontrol 14
26
45.71
0,565 2,06 Hoditerima
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung untuk membandingkan nilai
pretest kedua kelompok sebesar 0,565 dengan dk (derajat kebebasan) sebesar
26 (14 + 14 – 2) maka diperoleh ttabel pada taraf signifikan sebesar 2,06.
Berdasarkan perhitungan di atas nilai pretest kedua kelompok sehingga
Ha ditolak dan Ho diterima jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi) terhadap hasil
belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa
praaksara.
Tabel 6.16Pengujian Hipotesis dengan “t” : test
Kelompok Jumlah Dk-
Xthitung ttabel keputusan
Eksperimen 14 81,07
Kontrol 14
26
70,36
2,14 2,06 Ha diterima
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung untuk membandingkan nilai
posttest kedua kelompok sebesar 2,14 dengan dk (derajat kebebasan) sebesar
26 (14 + 14 – 2) maka diperoleh ttabel pada taraf signifikan sebesar 2,06.
Berdasarkan perhitungan di atas nilai posttest kedua kelompok sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi) terhadap hasil belajar sejarah
pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara.
66
F. Analisis dan Interpretasi Data
Dari hasil perhitungan uji hipotesis antara nilai pretest dan nilai
posttest dengan taraf signifikan α = 0,05 maka diperoleh nilai pretest thitung =
0,565 dan ttabel = 2,06 karena thitung = ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
yang berarti tidak terdapat pengaruh hasil belajar sejarah pada materi tradisi
sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara yang menggunakan
metode pemberian tugas (Resitasi). Dan pengujian hipotesis terhadap nilai
posttest maka diperoleh nilai posttest thitung = 2,14 dan ttabel = 2,06 karena thitung
> ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti hasil belajar siswa dalam
pembelajaran sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia
masa praaksara yang menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) lebih
tinggi dari pada siswa yang tidak menggunakan metode pemberian tugas
(Resitasi).
Dari hasil perhitungan juga diperoleh nilai rata hasil belajar siswa
kelas eksperimen atau kelas yang menggunakan metode pemberian tugas lebih
tinggi dengan nilai pretest 48,21 dan nilai posttest 81,07 dibanding siswa kelas
kontrol yaitu yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi)
dengan nilai rata-rata pretest 45,71 dan nilai rata-rata posttest 70,36.
Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa terdapat pengaruh
positif atau yang signifikan atas penggunaan metode pemberian tugas
(Resitasi) terhadap hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam
masyarakat Indonesia masa praaksara. Serta dapat dikatakan bahwa perbedaan
hasil belajar dari kedua kelas tersebut merupakan pengaruh dari perlakuan
pada proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan metode
pemberian tugas (Resitasi) terhadap hasil belajar sejarah pada materi tradisi
sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praksara di SMA Islam Cikal Harapan
BSD, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Setelah dilakukan penelitian dengan melibatkan siswa-siswi SMA Islam
Cikal Harapan BSD dengan metode yang bisa diketahui falid hasilnya
didapat sebuah data yang menunjukkan bahwa penggunaan metode
pemberian tugas (Resitasi) pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat
Indonesia masa praaksara menghasilkan nilai rata-rata posttest sebesar
81,07. Sebaliknya hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam
masyarakat Indonesia masa praaksara yang tidak menggunakan metode
pemberian tugas (Resitasi) dengan nilai rata-rata posttest sebesar 70,36.
Selisih yang cukup signifikan ternominalkan dalam 10,7. Perbedaan angka
yang signifikan tersebut dirasa cukup wajar mengingat RPP untuk siswa-
siswi experiment mempunyai poin yang lebih menunjang untuk
meningkatkan kemampuan siswa. Seperti yang cukup jelas yaitu
menambahkan poin pemberian tugas dan penugasan dalam kegiatan
pendidikan siswa. Setelah dilakukan penelitian yang menghasilkan gap
68
yang signifikan diatas, respon positif juga juga didapatkan penulis ketika
mengefaluasi hasil berdasarkan data lapangan. Respon siswa menunjukan
bahwa metode ini memberikan hasil yang maksimal bagi pengembangan
kreatifitas murid. Dalam suatu wawancara responden memberikan
pengakuanya bahwa metode ini lebih efektif dari metode yang kurang
memberikan tugas. Dan mengaku bahwa hasil belajar lebih meningkat.
2. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menghasilkan kesimpulan bahwa
ada pengaruh penggunaan metode pemberian tugas (resitasi) terhadap
hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat
Indonesia masa praaksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD. Kesimpulan
ini diperkuat dengan hasil pengitungan pengujian hipotesis dengan hasil
akhir uji t, menunjukkan ditolaknya hipotesis nol (Ho), dan diterimanya
hipotesis alternatif (Ha). Karena (2,14) > (2,06), yang berarti
nilai rata-rata siswa yang menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi)
lebih tinggi dari nilai rata-rata siswa yang tidak menggunakan metode
pemberian tugas (Resitasi). maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa
praaksara lebih baik dengan menggunakan metode pemberian tugas
(Resitasi) dari pada yang tidak menggunakan metode pemberian tugas
(Resitasi).
B. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan saran bagi
peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, penulis memberikan masukan
dan saran sebagai berikut:
1. Penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi) tidak hanya dapat
digunakan pada mata pelajaran sejarah khususnya pada materi tradisi
sejarah sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara tapi dapat
digunakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial juga yang
mempunyai kesamaan rumpun denganya.
69
2. Pada awal pembelajaran guru hendaknya lebih banyak memberikan
motivasi belajar bagi siswa, hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan
semangat yang dimiliki oleh siswa.
3. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan agar diperoleh informasi yang lebih
akurat mengenai metode pemberian tugas (Resitasi).
4. Dalam proses pembelajaran berlangsung dan selesai pembelajaran, siswa
seharusnya diberi tugas yang berkaitan dengan materi sejarah. Sehingga
dapat membantu siswa untuk dapat membangun pengetahuan yang lebih
baik lagi.
5. Guru harus benar-benar bisa memanfaatkan waktu belajar dengan efisien
dan mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan optimal.
6. Untuk dapat menerapkan pembelajaran ini, guru harus benar-benar
menguasai materi pelajaran dan mampu membimbing serta mengarahkan
siswa untuk belajar.
7. Untuk meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap siswa tugas termasuk
tugas untuk dikerjakan di rumah, sebaiknya seorang guru melaksanakan
kegiatan pembahasan dan penjelasan pada tugas yang telah diberikan.
Dengan demikian para siswa akan merasa dihargai dan mengerti terhadap
tugas yang telah mereka kerjakan. Sehingga para siswa tidak lagi menilai
tugas sebagai ajang memperoleh nilai semata. Dan akhirnya akan
mendorong siswa semakin aktif dalam melaksanakan tugas yang
diberikan.
70
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana,1993.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. RinekaCipta, 1991, cet. I.
Arikunto, Suharsimi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2005, cet. III.
Budiardjo, Lily, Metode Pemberian Tugas, Jakarta: PAU-UT, 2001, Cet I.
Damriani, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Balajajar Siswa melalui PendidikanContestual teaching and Learning, vol.7 o 1, Januari, 2006.
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007, cet. IV.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta,2009.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Stategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta, 1996, Cet I.
E. Tamburaka, Rustam, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, SejarahFilsafat, Dan Iptek,. Jakarta:Rineka Cipta 1999.
Hariyono, Mempelajari Sejarah Secara Efektif, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya,1995, cet ke-1.
Isjoni, dkk, Pembelajaran Visioner, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, cet. 1.
Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta:KIzi Brother’s, 2006, cet.I.
Rochmat, Saefur, Ilmu Sejarah Dalam Perspektif Ilmu Sosial, Yogyakarta: GrahaIlmu, 2009, cet ke-1.
Roestiyah, dan Yumiati Suharto, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara,1985, cet I.
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007, cet.3.
71
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta:Bumi Aksara, 1991, cet 1.
Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar, Surabaya: Usaha Nasionla,1993, cet. I.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Rosda Karya, 2000.
Sudjana, Nana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 2001, cet. VI.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan KOmpetensi dan Praktiknya, Jakarta:Bumi Aksara, 2005.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2003.
Supriatna, Nana, Pendidikan IPS di SD, Bandung: UPI PRESS, 2008.
Surachm, Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung: C.V. Jemmars,1961, cet I.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendeketan Baru, Bandung: PT.Rosdakarya, 2003, cet. VIII.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SIKDISNAS BAB I Pasal I, Bandung: CitraUmbara, 2006.
Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: GaungPersada Press, 2003.
Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan, SPSS Complete, Jakarta: Salemba Infotek,2009.
Z., Zurinal, dan Wahyudi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar Dan Dasar-DasarPelaksanaan Pendidikan, Jakarta:UIN Sayrif Hidayatullah.
Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN,2009) cet ke-1.
72
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Islam Cikal Harapan
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : X.I (eksperimen)/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Kompetensi Dasar : 1.2. Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat
Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator : a. Menjelaskan pengertian zaman prasejarah
b. Mendeskripsikan cara masyarakat masa prasejarah
mewariskan masa lalunya
c. Mengidentifikasi kehidupan tradisi masyarakat
masa prasejarah
d. Mendeskripsikan peninggalan sejarah
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
1. Menjelaskan pengertian zaman prasejarah
2. Mendeskripsikan cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa
lalunya
3. Mengidentifikasi tradisi masyarakat masa prasejarah pada sistem
kepercayaan, mata pencaharian, kemasyarakatan, budaya dan seni, dan
pengetahuan.
4. Mendeskripsikan peninggalan sejarah.
B. Materi Pembelajaran
1. Pengertian zaman prasejarah
2. Cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya
3. Tradisi masyarakat masa prasejarah pada sistem kepercayaan, mata
pencaharian, kemasyarakatan, budaya dan seni, dan pengetahuan
73
C. Metode Pembelajaran
a. Ceramah bervariasi
b. Talking stik
c. Pemberian tugas
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi guru menanyakan pada peserta didik mengenai pengertian
masa prasejarah.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi dengan transparansi peta konsep mengenai
cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya.
b. Guru menerangkan dengan singkat mengenai unsur-unsur tradisi dan
sistem kebudayaan manusia.
c. Peserta didik diberi tugas untuk membuat soal lalu dikumpulkan
kepada guru, lalu guru melempar tongkat, dan bagi siswa yang kena
lemparan tongkat dari guru harus menjawab pertanyaan yang di ajukan
oleh guru, dan seterusnya.
d. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan
tugas membuat makalah atau kliping secara kelompok mengenai
tradisi masyarakat masa prasejarah dan dikumpulkan pada pertemuan
berikutnya.
3. Kegiatan Penutup
a. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
b. Menarik kesimpulan materi.
E. Sumber Belajar dan Media Belajar
Kurikulum KTSP dan perangkatnya, buku sumber Sejarah SMA Erlangga,
peta konsep, komputer, infokus, buku-buku penunjang yang relevan, internet.
F. Penilaian
a. Jenis Penilaian : Tes tertulis dan Penugasan
b. Bentuk Instrumen : Tes Uraian
c. Instrumen Penilaian : Terlampir
74
Soal esay:
1. Jelaskan pengertian zaman prasejarah?
2. Jelaskan bentuk-bentuk peninggalan sejarah?
3. Bagaimanakah cara masyarakat zaman prasejarah mewariskan masa
lalunya?
4. Bagaimana ciri-ciri kehidupan tradisi masyarakat prasejarah dalam bidang
ekonomi?
5. Bagaimana ciri-ciri kehidupan tradisi masyarakat prasejarah dalam sistem
kepercayaan?
Jawaban:
1. Zaman prasejarah adalah zaman dimana manusia belum mengenal tulisan
yang disebut dengan Nir-Leka artinya belum ada tulisan.
2. Bentuk-bentuk peninggalan sejarah
a. Material yaitu peninggalan sejarah yang dapat dilihat, diraba, dan
dirasakan contohnya: artefak, monument.
b. Immaterial yaitu peninggalan sejarah yang tidak dapat dilihat, diraba,
dan dirasakan, contohnya: kepercayaan seseorang terhadap sesuatu,
kepercayaan terhadpa roh nenek moyang, animism, dinamisme.
3. Melalui lisan yang berupa cerita zaman dahulu dari mulut ke mulut dari
satu generasi kegenerasi berikutnya.
4. Tradisi masyarakat prasejarah dalam bidang mata pencaharian, awalnya
adalah tatanan perekonomian masyarakat prasejarah lebih tergantung pada
aktivitas berburu dan mengumpulkan makanan. Kemudian, gaya hidup ini
lambat laun berubah menjadi aktivitas bercocok tanam dengan sitem
pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin dan umur.
5. Kehidupan zaman prasejarah bidang kepercayaan mereka percaya kepada
roh nenek moyang.
Mengetahui BSD, 02 November 2010Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd Yati Musnayati
75
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Islam Cikal Harapan
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : X.I (eksperimen)/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Kompetensi Dasar : 1.2.Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat
Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator : a. Mengidentifikasi jejak-jejak sejarah
b. Menjelaskan jejak sejarah di dalam foklore
c. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam mitologi
d. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam legenda
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
1. Mengidentifikasi jejak-jejak sejarah
2. Menjelaskan jejak sejarah di dalam foklore
3. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam mitologi
4. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam legenda
B. Materi Pembelajaran
1. Jejak sejarah
2. Jejak sejarah dalam folklore
3. Jejak sejarah dalam mitologi
4. Jejak sejarah dalam legenda
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, diskusi, Pemberian Tugas (Resitasi).
76
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi guru menanyakan pada peserta didik mengenai pengertian
zaman sejarah.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi dengan transparansi peta konsep mengenai
jejak sejarah, dan folklore dari berbagai daerah di Indonesia.
b. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari
empat orang siswa untuk mendiskusikan mengenai jejak sejarah,
folklore, mitologi, dan legenda yang ada di daerah asalnya dan fakta
sejarah apa yang terkandung di dalamnya.
3. Kegiatan Penutup
a. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
b. Menarik kesimpulan materi
E. Sumber Belajar dan Media Belajar
Kurikulum KTSP dan perangkatnya, buku sumber Sejarah SMA – ESIS,
buku sumber sejarah Erlangga, LKS, peta konsep, OHP, buku-buku
penunjang yang relevan, Internet.
F. Penilaian
B. Unjuk kerja dalam bentuk diskusi mengenai jejak sejarah, folklore,
mitologi, dan legenda yang ada di daerah asal peserta didik dan fakta
sejarah apa yang terkandung di dalamnya!
C. Siswa harus mengerjakan tugas sejarah dalam bentuk keliping dan
makalah mengenai legenda dari asal daerah masing-masing!
Mengetahui BSD, 09 November 2010
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd Yati Musnayati
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Islam Cikal Harapan
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : X.I (eksperimen)/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Kompetensi Dasar : 1.2. Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat
Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator : 1. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam dongeng
2. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam upacara
3. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam nyanyian
rakyat
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
a. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam dongeng
b. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam upacara
c. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam nyanyian rakyat
B. Materi Pembelajaran
Tradisi sejarah masyarakat masa sejarah dari berbagai daerah di Indonesia
berupa tulisan-tulisan dalam prasasti
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, Number Head Together, Pemberian tugas (Resitasi).
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ketiga
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Apersepsi guru menanyakan peserta didik mengenai perbedaan zaman
prasejarah dan zaman sejarah.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
78
b. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi tradisi sejarah masyarakat masa sejarah dari
berbagai daerah di Indonesia berupa dongeng, upacara, dan nyanyian
rakyat.
b. Bersama-sama menganalisa periodisasi perkembangan tulisan pada
masyarakat awal Indonesia.
c. Tanya jawab mengenai tradisi dongeng, upacara adat, dan nyanyian
rakyat.
d. Peserta didik secara berkelompok membuat portofolio berupa tulisan
mengenai dongeng, upacara adat, dan nyayian rakyat yang ada di
Indonesia, Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
2. Kegiatan Penutup
a. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
b. Menarik kesimpulan materi.
E. Sumber Belajar dan Media Belajar
a. Kurikulum KTSP dan perangkatnya
b. Buku sumber sejarah SMA – ESIS
c. Buku sumber sejarah Erlangga
d. LKS
e. Spidol dan white board
f. Peta konsep
g. OHP
h. Buku-buku penunjang yang relevan
i. Internet
F. Penilaian
a. Portofolio dalam bentuk karangan analisis mengenai dongeng, upacara
adat, dan nyanyian rakyat!
b. Tes tertulis: bentuk Esay
79
Soal:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dongeng?
2. jelaskan tujuan di adakan upacara adat bagi masyarakat Indonesia?
3. Jelaskan fungsi nyanyian rakyat?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan upacara adat?
Jawab:
1. Dongeng adalah cerita yang tidaka benar-benar terjadi.
2. Agar mendapat dukungan dari nenek moyang.
3. Sebagi pelipur lara, menggambarkan kehidupan masa lampau,
ungkapan perasaan panduduk setempat, sebagi protes social.
4. Rangkaian tindakan yang terikat pada aturan-aturan tertentu, baik
aturan adat istiadat, agama maupun kepercayaan.
Mengetahui BSD, 16 November 2010
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd Yati Musnayati
80
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Islam Cikal Harapan
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : X.2 (kontrol)/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Kompetensi Dasar : 1.2. Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat
Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian zaman prasejarah
2. Mendeskripsikan cara masyarakat masa prasejarah
mewariskan masa lalunya
3. Mengidentifikasi kehidupan tradisi masyarakat
masa prasejarah
4. Mendeskripsikan peninggalan sejarah
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
G. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
5. Menjelaskan pengertian zaman prasejarah
6. Mendeskripsikan cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa
lalunya
7. Mengidentifikasi tradisi masyarakat masa prasejarah pada sistem
kepercayaan, mata pencaharian, kemasyarakatan, budaya dan seni, dan
pengetahuan.
8. Mendeskripsikan peninggalan sejarah.
H. Materi Pembelajaran
a. Pengertian zaman prasejarah
b. Cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya
c. Tradisi masyarakat masa prasejarah pada sistem kepercayaan, mata
pencaharian, kemasyarakatan, budaya dan seni, dan pengetahuan
81
I. Metode Pembelajaran
e. Ceramah bervariasi
f. Talking stik
J. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan kedua
4. Kegiatan Pendahuluan
1) Apersepsi guru menanyakan pada peserta didik mengenai pengertian
masa prasejarah.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan materi dengan transparansi peta konsep mengenai
cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya.
2) Guru menerangkan dengan singkat mengenai unsur-unsur tradisi dan
sistem kebudayaan manusia.
3) Peserta didik diberi tugas untuk membuat soal lalu dikumpulkan
kepada guru, lalu guru melempar tongkat, dan bagi siswa yang kena
lemparan tongkat dari guru harus menjawab pertanyaan yang di ajukan
oleh guru, dan seterusnya.
4) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan
tugas membuat makalah atau kliping secara kelompok mengenai
tradisi masyarakat masa prasejarah dan dikumpulkan pada pertemuan
berikutnya.
6. Kegiatan Penutup
1) Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
2) Menarik kesimpulan materi.
K. Sumber Belajar dan Media Belajar
Kurikulum KTSP dan perangkatnya, buku sumber Sejarah SMA Erlangga,
peta konsep, komputer, infokus, buku-buku penunjang yang relevan, internet.
L. Penilaian
d. Jenis Penilaian : Tes tertulis
e. Bentuk Instrumen : Tes Uraian
82
f. Instrumen Penilaian : Terlampir
Soal esay:
1. Jelaskan pengertian zaman prasejarah?
2. Jelaskan bentuk-bentuk peninggalan sejarah?
3. Bagaimanakah cara masyarakat zaman prasejarah mewariskan masa
lalunya?
4. Bagaimana ciri-ciri kehidupan tradisi masyarakat prasejarah dalam bidang
ekonomi?
5. Bagaimana ciri-ciri kehidupan tradisi masyarakat prasejarah dalam sistem
kepercayaan?
Jawaban:
1. Zaman prasejarah adalah zaman dimana manusia belum mengenal tulisan
yang disebut dengan Nir-Leka artinya belum ada tulisan.
2. Bentuk-bentuk peninggalan sejarah
c. Material yaitu peninggalan sejarah yang dapat dilihat, diraba, dan
dirasakan contohnya: artefak, monument.
d. Immaterial yaitu peninggalan sejarah yang tidak dapat dilihat, diraba,
dan dirasakan, contohnya: kepercayaan seseorang terhadap sesuatu,
kepercayaan terhadpa roh nenek moyang, animism, dinamisme.
3. Melalui lisan yang berupa cerita zaman dahulu dari mulut ke mulut dari
satu generasi kegenerasi berikutnya.
4. Tradisi masyarakat prasejarah dalam bidang mata pencaharian, awalnya
adalah tatanan perekonomian masyarakat prasejarah lebih tergantung pada
aktivitas berburu dan mengumpulkan makanan. Kemudian, gaya hidup ini
lambat laun berubah menjadi aktivitas bercocok tanam dengan sitem
pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin dan umur.
5. Kehidupan zaman prasejarah bidang kepercayaan mereka percaya kepada
roh nenek moyang.
Mengetahui BSD, 02 November 2010
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd Yati musnayati
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Islam Cikal Harapan
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : X.2(Kontrol)/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Kompetensi Dasar : 1.2. Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat
Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator : a. Mengidentifikasi jejak-jejak sejarah
b. Menjelaskan jejak sejarah di dalam foklore
c. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam mitologi
d. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam legenda
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
1. Mengidentifikasi jejak-jejak sejarah
2. Menjelaskan jejak sejarah di dalam foklore
3. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam mitologi
4. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam legenda
B. Materi Pembelajaran
1. Jejak sejarah
2. Jejak sejarah dalam folklore
3. Jejak sejarah dalam mitologi
4. Jejak sejarah dalam legenda
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, diskusi.
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan
84
1) Apersepsi guru menanyakan pada peserta didik mengenai pengertian
zaman sejarah.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan materi dengan transparansi peta konsep mengenai
jejak sejarah, dan folklore dari berbagai daerah di Indonesia.
2) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari
empat orang siswa untuk mendiskusikan mengenai jejak sejarah,
folklore, mitologi, dan legenda yang ada di daerah asalnya dan fakta
sejarah apa yang terkandung di dalamnya.
3. Kegiatan Penutup
c. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
d. Menarik kesimpulan materi
E. Sumber Belajar dan Media Belajar
Kurikulum KTSP dan perangkatnya, buku sumber Sejarah SMA – ESIS,
buku sumber sejarah Erlangga, LKS, peta konsep, OHP, buku-buku
penunjang yang relevan, Internet.
F. Penilaian
Unjuk kerja dalam bentuk diskusi mengenai jejak sejarah, folklore, mitologi,
dan legenda yang ada di daerah asal peserta didik dan fakta sejarah apa yang
terkandung di dalamnya!
Mengetahui BSD, 09 November 2010
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd Yati Musnayati
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Islam Cikal Harapan
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : X.2 (Kontrol)/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Kompetensi Dasar : 1.2. Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat
Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator : a. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam dongen
b. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam upacara
c. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam nyanyian
rakyat
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
1. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam dongeng
2. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam upacara
3. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam nyanyian rakyat
B. Materi Pembelajaran
Tradisi sejarah masyarakat masa sejarah dari berbagai daerah di Indonesia
berupa tulisan-tulisan dalam prasasti
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, Number Head Together.
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan
1) Apersepsi guru menanyakan peserta didik mengenai perbedaan zaman
prasejarah dan zaman sejarah.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
86
2. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan materi tradisi sejarah masyarakat masa sejarah dari
berbagai daerah di Indonesia berupa dongeng, upacara, dan nyanyian
rakyat.
2) Bersama-sama menganalisa periodisasi perkembangan tulisan pada
masyarakat awal Indonesia.
3) Tanya jawab mengenai tradisi dongeng, upacara adat, dan nyanyian
rakyat.
4) Peserta didik secara berkelompok membuat portofolio berupa tulisan
mengenai dongeng, upacara adat, dan nyayian rakyat yang ada di
Indonesia, Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
3. Kegiatan Penutup
1) Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
2) Menarik kesimpulan materi.
E. Sumber Belajar dan Media Belajar
1. Kurikulum KTSP dan perangkatnya.
2. Buku sumber sejarah SMA – ESIS
3. Buku sumber sejarah Erlangga
4. Spidol dan white board
5. Peta konsep
6. Buku-buku penunjang yang relevan
F. Penilaian
1. Jenis Penilaian : Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen : Tes Esay
3. Instrumen Penilaian : Terlampir
Soal:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dongeng?
2. jelaskan tujuan di adakan upacara adat bagi masyarakat Indonesia?
3. Jelaskan fungsi nyanyian rakyat?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan upacara adat?
87
Jawab:
1. Dongeng adalah cerita yang tidka benar-benar terjadi.
2. Agar mendapat dukungan dari nenek moyang.
3. Sebagi pelipur lara, menggambarkan kehidupan masa
lampau,ungkapan perasaan panduduk setempat, sebagi protes sosial.
4. Rangkaian tindakan yang terikat pada aturan-aturan tertentu, baik
aturan adat istiadat, agama maupun kepercayaan.
Mengetahui BSD, 16 November 2010
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd Yati Musnayati
88
Lampiran 3
Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar
StandarKompetensi
Kompetensi Dasar Indikator BentukSoal
NomorSoal
Jml
2. MemahamiPrinsip DasarIlmu Sejarah
2.2. Mendeskripsi-kan TradisiSejarah dalamMasyarakatIndonesia MasaPraaksara danMasa Aksara
• Menjelaskan pengertianzaman prasejarah
• Mendeskripsikan caramasyarakat masaprasejarah mewariskanmasa lalunya
• Mengidentifikasikehidupan tradisimasyarakat masaprasejarah
• Mendeskripsikanpeninggalan sejarah
• Mngidentifikasi jejak-jejaksejarah
• Menjelaskan jejak sejarahdi dalam foklore
• Mengidentifikasi jejaksejarah di dalam mitologi
• Mengidentifikasi jejaksejarah di dalam legenda
• Mengidentifikasi jejaksejarah di dalam dongeng
• Mengidentifikasi jejaksejarah di dalam upacara
• Mengidentifikasi jejaksejarah di dalam nyanyianrakyat
Pg
Pg
Pg
Pg
Pg
Pg
Pg
Pg
Pg
Pg
Pg
1,6
2,4,9
5,7,8
3,10
14
12
11
15,16
13
17,19,2018
23
3
2
1
1
1
2
1
3
1
Jumlah 20 Soal
Mengetahui BSD, 28 Oktober 2010
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd Yati Musnayati
89
Lampiran 4
YAYASAN PERMATA SARI
SMA ISLAM CIKAL HARAPAN I
ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL
Bidang Studi :
Sejarah
Kelas : X
Hari/Tanggal :
Nama :
Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada huurf a, b, c, d atau e pada
jawabn yang paling tepat!
1. Zaman prasejarah juga disebut….
a. Sejarah d. Nir
b. Nirleka e. Sudah mengenal tulisan
c. Leka
2. Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan, proses pewarisan kebudayaan
dalam sejarah dilakukan melalui…
a. Tradisi non lisan d. Legenda
b. Tradisi lisan e. Dongeng
c. Kepercayaan
3. Peninggalan sejarah yang berupa benda-benda yang dapat dilihat termasuk
aspek …
a. Nonmaterial d. Immaterila
b. Material e. Sprituil
c. Material dan non material
Nilai Paraf Guru Paraf Orang Tua
90
4. Proses pewarisan masa lalu pada masyarakat yang belum mengenal tulisan
secara umum melalui …
a. Saudara d. Nenek moyang
b. Keluarga dan masyarakat e. Sosialisai
c. Kakek moyang
5. Sistem ekonomi pada masyarakat prasejarah adalah …
a. Non agraris d. Barter
b. Agraris e. Barter dan pertanian
c. Kapitalis
6. Apa yang dimaksud dengan zaman prasejarah …
a. Zaman ketika manusia belum mengenal adanya tulisan
b. Zaman ketika manusia sudah mengenal system ekonomi
c. Zaman ketika manusia sudah mengenal adanya tulisan
d. Zaman ketika manusia masa transisi
e. Zaman di mulai setelah zaman prasejarah
7. Kepercayan masyarakat pada zaman prasejarah adalah …
a. Animism dan dinamisme d. Hindu dan budha
b. Hindu e. Islam
c. Budha
8. Ciri-ciri zaman praaksara adalah sebagai berikut:
A B C
1. sudah dibukukan 1.belum dibukukan 1. secara tulisan
2. secara lisan 2. . proses pewarisan
budaya dengan
pewayangan
2. sistem kepercayaan
animisme dan
dinamisme
91
Jawaban yang benar adalah …
a. A1. B1, dan C1 d. A2, B1, dan C2
b. A2, B2, dan C2 e. A2, B2, dan C1
c. A1, B2, dan C1
9. Pewarisan sejarah melalui masyarakat pada masa prasejarah melalui …
a. Kesenian, kepercayaan, kitab
b. Adat istiadat, kesenian, kepercayaan masyarakat
c. Dokumen, adat istiadat
d. Kesenian masyarakat, prasasti
e. Adat istiadat, dokumen, kitab
10. Pada masyarakat prasejarah sudah ditemukan ilmu pengetahuan yang dikenal
dengan ilmu astronomi yang berfungsi …
a. Kepercayaan masyarakat
b. dalam bidang pelayaran dan pertanian
c. Ilmu perbintangan
d. Sarana transportasi
e. Sarana perdagangan
11. Cerita rakyat yang dipercayai oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar
terjadi dan di anggap suci adalah …
a. Dongeng d. Mitologi
b. Legenda e. Lagu daerah
c. Tahayul
12. Berikut ini yang termasuk jenis folklore lisan, kecuali …
a. Bahasa d. Pakaian
b. Teka-teki e. Cerita rakyat
c. Puisi
92
13. Suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau yang hanya sebagai pelipur lara
dan tidak benar-benar terjadi disebut …
a. Legenda d. folklore lisan
b. Mitologi e. folklore sebagian lisan
c. Dongeng
14. Para sejarawan untuk dapat mengetahui peristiwa masa lalu secara umum
dilakukan melalui …
a. Jejak-jejak sejarah d. Kerajinan tangan
b. Peristiwa masa lampau e. Cerita trdisional
c. Sebuah kisah
15. Cerita rakyat masa lampau yang berhubungan dengan peristiwa sejarah
adalah…
a. Puisi d. Legenda
b. Kitab e. Lagu daerah
c. Kesenian
16. Cerita rakyat tentang terbentuknya danau toba termasuk jenis…
a. Upacara d. Cerita rakyat
b. Folklore lisan e. Legenda
c. Folklore nonlisan
17. Rangkaian tindakan yang berisi aturan-aturan adat atau agama adalah …
a. Upacara adat d. Mitologi
b. Lagu daerah e. Teka-teki
c. Dongeng
18. Lagu daerah berfungsi sebagai,kecuali …
a. Protes social
b. Menggambarkan kehidupan masa lampau
93
c. Pelibur lara
d. Ungkapan perasaan penduduk daerah setempat
e. Terdiri dari kata-kata dan irama
19. Yang termasuk Upacara adat, kecuali …
a. Upacara Bendera d. Upacara peperangan
b. Upacara perkawinan e. Upacara keagamaan
c. Upacara penguburan
20. Sebelum terjadi peperangan pada zaman dahulu mereka melakukan pemujaan
terhadap roh nenek moyang dengan tujuan …
a. Mendapatkan kekuatan
b. Mendapatkan keberkahan
c. Mendapatkan rezeki
d. Agar mendapatkan dukungan dari nenek moyang
e. mendapatkan keberkahan dari nenek moyang
Mengetahui BSD, 28 Oktober 2010
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd Yati Musnayati
94
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN UJI COBA SOAL
1. B 6. B 11. D 16. E2. B 7. A 12. D 17. A3. B 8. D 13. C 18. E4. B 9. B 14. A 19. A5. E 10. B 15. D 20. D
95
Lampiran 6PENENTUAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN
TAHUN PELAJARAN 2010 - 2011SMA ISLAM CIKAL HARAPAN 1
Mata Pelajaran : SejarahAspek :Kelas / semester : X/ GanjilStandar Kompetensi : 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
kompleksitas Daya Dukung IntakeNo Kompetensi Dasar Indikator
Tgg(1)
Sdg(2)
Rdh(3)
Tgg(3)
Sdg(2)
Rdh(1)
Tgg(3)
Sdg(2)
Rdh(1)
Jumlah
1. Mengidentifikasikan cara masyarakat pra-sejarah mewariskan masa lalunya.
2 2 2 70
2. Menjelaskan pengertian zaman prasejarah 1 3 2 67
3. Mengidentifikasi kehidupan tradisi masyarakatmasa prasejarah
2 3 2 78
4. Mendeskripsikan peninggalan sejarah 2 2 2 70
5. Mngidentifikasi jejak-jejak sejarah 2 2 2 67
6. Menjelaskan jejak sejarah di dalam folklore. 2 2 2 67
7. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalammitologi.
2 2 2 70
2 Mendeskripsikantradisi sejarah dalammasyarakat Indonesiamasa pra-aksara dan
masa aksara
8. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam2 2 2 67
96
legenda9. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam
dongeng2 2 2 67
10. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalamupacara
2 2 2 70
11. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalamnyanyian rakyat
2 3 3 70
Jumlah KKM per KD 70
Mengetahui BSD, 28 Oktober 2010
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd Yati Musnayati
97
Lampiran 7
UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITASA. Uji Normalitas
1. Uji Normalitas eksperimena. Pretes
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai eksperimen_pretes
N 14
Mean 48.21
Std. Deviation 13.098
Absolute .173
Positive .138
NormalParametersa
Most ExtremeDifferences
Negative -.173
Kolmogorov-Smirnov Z .648
Asymp. Sig. (2-tailed) .796
a. Test distribution is Normal
Dari tabel diatas diketahui Asymp. Sig uji normalitas pretest
kelompok eksperimen adalah 0,796 > 0,05 artinya data tersebut normal.
Grafik Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen
98
b. Posttes
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai eksperiemn_postes
N 14
Mean 81.07NormalParametersa
Std. Deviation 12.585
Absolute .155
Positive .155
Most ExtremeDifferences
Negative -.105
Kolmogorov-Smirnov Z .578
Asymp. Sig. (2-tailed) .892
a. Test distribution is Normal
Dari tabel diatas diketahui Asymp. Sig uji normalitas pretest
kelompok eksperimen adalah 0,892 > 0,05 artinya data tersebut normal.
Grafik Uji Normalitas Posttes Kelompok Eksperimen
99
2. Uji Normalitas Kontrola. Pretes
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai kontrol_pretes
N 14
Mean 45.71NormalParametersa
Std.Deviation
10.163
Absolute .202
Positive .124
Most ExtremeDifferences
Negative -.202
Kolmogorov-Smirnov Z .756
Asymp. Sig. (2-tailed) .618a. Test distribution is Normal.
Dari tabel diatas diketahui Asymp. Sig uji normalitas pretest
kelompok eksperimen adalah 0,618 > 0,05 artinya data tersebut normal.
Grafik Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol
100
b. Posttes
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai kontrol_postes
N 14
Mean 70.36NormalParametersa
Std. Deviation 13.932
Absolute .144
Positive .144
Most ExtremeDifferences
Negative -.090
Kolmogorov-Smirnov Z .537
Asymp. Sig. (2-tailed) .935a. Test distribution is Normal.
Dari tabel diatas diketahui Asymp. Sig uji normalitas pretest
kelompok eksperimen adalah 0,935 > 0,05 artinya data tersebut normal.
Grafik Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol
101
B. Uji Homogenitas
1. Homogenitas Pretes
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Pretes
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.964 3 6 .221
ANOVA
Pretes
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups3091.667 7 441.667 4.855 . 306
Within Groups 545.833 6 90.972
Total 3637.500 13
2. Homogenitas Posttes
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Postes
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.294 3 6 .359
ANOVA
Postes
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups1139.881 7 162.840 1.543 .307
Within Groups 633.333 6 105.556
Total 1773.214 13
102
Lampiran 8
DATA HASIL BELAJAR SISWA
Kelompok Eksperimen Kelompok KontrolNo Siswa
pretest postest N-Gain pretest postest N-Gain
1. A1 30 60 0,4 Sedang 40 80 0,6 Sedang
2 A2 45 70 0,4 Sedang 60 85 0,6 Sedang
3. B1 60 90 0,7 Tinggi 55 75 0,4 Sedang
4 B2 45 75 0,5 Sedang 50 70 0,4 Sedang
5. C1 35 75 0,6 Sedang 45 60 0,3 Rendah
6. C2 70 100 1 Tinggi 30 50 0,3 Rendah
7. D1 60 90 0,7 Tinggi 35 50 0,2 Rendah
8. D2 50 80 0,6 Sedang 40 60 0,3 Rendah
9. E1 40 75 0,5 Sedang 50 90 0,8 Tinggi
10. E2 50 95 0,9 Tinggi 55 60 0,1 Rendah
11. F1 30 65 0,4 Sedang 60 95 0,9 Tinggi
12. F2 50 85 0,7 Tinggi 50 75 0,5 Sedang
13. H1 70 100 1 Tinggi 40 70 0,5 Sedang
14. H2 40 75 0,5 Sedang 30 65 0,5 Sedang
675 1135 8,9 640 985 7,3Jumlah
48,21 81,07 0,63 45,7 70,3 0,52
103
Dengan kategorisasi perolehan:
g-tinggi : nilai (<g>)>0,70
g-sedang : nilai 0,70-0,30
g-rendah : nilai (<g>)<0,30.
Kelompok Eksperimen Kelompok KontrolNilai
N ≤ _
X
Nilai
N ≤ _
X
Pretest 14 675 48,21 Pretest 14 640 45,71
Postest 14 1135 81,07 Postest 14 985 70,36
Selisih 14 460 32,86 Selisih 14 345 24,65
N-Gain 14 8,9 0,63 N-Gain 14 7,3 0,52
104
Lampiran 9
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
1. Bagaimana tanggapan anda tentang metode pemberian tugas yang
diterapkan dalam pembelajaran sejarah?
2. Apakah anda pernah diajarkan sebelumnya dengan guru bidang studi
sejarah dengan menggunakan metode pemberian tugas?
3. Apakah anda pernah diajarkan sebelumnya dengan guru bidang studi
sejarah dengan menggunakan metode pemberian tugas?
4. Kendala apa yang anda hadapi ketika guru sejarah menerapkan metode
pemberian tugas?
5. apakah belajar dengan metode ini kamu lebih suka?
6. Bagaimana hasil belajar yang anda peroleh ketika guru sejarah
menggunakan metode pemberian tugas?
105
BERITA WAWANCARA (SISWA)
Wawancara dilaksanakan pada:Hari / Tanggal : Selasa, 30 November 2010Responden : Siswa kelas XNama Sekolah : SMA Islam Cikal Harapan BSDTujuan wawancara : Untuk mengetahui tanggapan siswa tentang metode
pemberian tugas (resitasi) dan pengaruhnya terhadap hasilbelajar sejarah.
Peneliti : Bagaimana tanggapan anda tentang metode pemberian tugas yangditerapkan dalam pembelajaran sejarah?
Siswa : Dengan metode pemberian tugas yang digunakan guru sejarah,saya merasa lebih memahami belajar sejarah
Peneliti : Apakah anda pernah diajarkan sebelumnya dengan guru bidangstudi sejarah dengan menggunakan metode pemberian tugas?
Siswa : Sudah, tapi tugas yang diberikan hanya sekedar latihan dan tidakpernah di evaluasi dan biasanya guru bidang studi sejarah hanyamenggunakan metode ceramah.
Peneliti : Kendala apa yang anda hadapi ketika guru sejarah menerapkanmetode pemberian tugas?
Siswa : Kendala yang saya hadapi adalah sulitnya mencari sumberinformasi dikarenakan buku-buku perpustakaan sekolah masihbelum lengkap.
Peneliti : apakah belajar dengan metode ini kamu lebih suka?Siswa : ya, karena sya lebih menyukai belajar dengan metode iniPeneliti : Bagaimana hasil belajar yang anda peroleh ketika guru sejarah
menggunakan metode pemberian tugas?Siswa : Saya merasa hasil belajar yang saya peroleh mengalami kenaikan.
BSD, 30 N0vember 2010
Responden Pewawancara
………………….. Yati Musnayati
NIS. NIM. 107015002009
106
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI SISWA(checklist)
Nama sekolah : SMA Islam Cikal Harapan BSD Pertemuan Ke :Hari/Tanggal : Kelas : X
Mengetahui BSD, 28 Oktober 2010
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd Yati Musnayati
RespondenNo Aktivasi yang dilakukanAI A2 BI B2 C1 C2 D1 D2 E1 E2 F1 F2 G1 G2
1 Hadir di kelas sebelum guru masuk kelas.2 Telah mempersiapkan peralatan belajar sebelum guru masuk kelas.
3 Memperhatikan guru ketika memberikan penjelasan materi.4 Mencatat materi pelajaran.
5 Aktif bertanya kepada guru apabila ada pembahasan yag kurang dimengerti.
6 Langsung mengerjakan ketika tugas diberikan7 Tidak terlihat risau ketika mengerjakan tugas8 Tidak mengganggu teman lain ketika mengerjakan tugas.9 Mengerjakan tugas tanpa mencontek
10 Mengumpulkan tugas tepat waktu
107
Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASI SISWA TERBUKA
Nama Sekolah: SMA Islam Cikal Harapan BSD Pertemuan Ke :Hari/Tanggal : Kelas :
No Kegiatan Yang Diamati Keterangan
Mengetahui BSD, 28 OKtober 2010
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd Yati Musnayati
108
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Yati Musanayati
NIM : 107015002009
Jurusan : Pendidikan IPS
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas Terhadap Hasil
Belajar Sejarah Pada Materi Tradisi Sejarah Dalam Masyarakat
Indonesia Masa Praaksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD
(Bumi Serpong Damai).
NO Buku Paraf Dosen
Pembimbing
1. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SIKDISNAS BAB I Pasal I,(Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 72
2. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi BelajarMengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006). h. 38
3. Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,(Jakarta: Gaung Persada Press, 2003), h. 58
4. Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet. I, h. 121
5. Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri danLingkungan, (Jakarta: KIzi Brother’s, 2006), cet.I, h. 76
6. Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan. (Yogyakarta: PT.Tiara Wacana, 1993), h. 68-71.
7. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. PedomanIlmu Jaya, 2007), cet. 3, h. 55
8. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, ( Bandung:Rosda Karya, 2000). h. 22
9. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2009), h.3
10. Damriani, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Balajajar Siswamelalui Pendidikan Contestual teaching and Learning, vol.7 o1, Januari, 2006. h. 18
11. Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswin Zain, Strategi BelajarMengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h, 131
12. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologis ProsesPendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003).h.120
13. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001).h.56-57
109
14. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung :Rosda karya, 2000), h.3
15. Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri danLingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet.I, h. 85
16. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), cet. I, h. 131
17. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), cet. III. h. 5
18. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan PendeketanBaru, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2003), cet. VIII, h. 201
19. Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: LembagaPenelitian UIN, 2009) cet ke-1, hal 96
20. Zurinal Z, dan Wahyudi Sayuti, Ilmu Pendidikan PengantarDan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan,(Jakarta:UIn SayrifHidayatullah), h. 122
21. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi BelajarMengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), cet. III, h. 85
22. Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem KreditSemester (SKS), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet 1, h. 115
23. Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, ….h. 105
24. Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar,(Surabaya: Usaha Nasionla, 1993), cet. I, h. 161
25. Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem KreditSemester (SKS), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet 1, h. 115
26. Roestiyah, dan Yumiati Suharto, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: Bina Aksara, 1985) cet I, h. 136
27. Lily Budiardjo, Metode Pemberian Tugas, (Jakarta: PAU-UT,2001), Cet I , h. 9-11.
28. Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional,(Bandung: C.V. Jemmars, 1961) , cet I, h. 90.
29. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stategi BelajarMengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet I, h. 86
30. Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional,(Bandung: C. V. Jemmars, 1961) , cet I, h. 91
31. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stategi BelajarMengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet I, h. 86
32. Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar, h. 161
33. Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, h. 105
34. Winarno Surachmad M, Metodologi Pengajaran Nasional, h.91
35. Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar, h. 162
36. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi BelajarMengajar, h. 87
110
37. Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, h. 106
38. Lily Budiardjo, Metode Pemberian Tugas, (Jakarta: PAU-UT,2001), Cet. 1, h. 1.
39. Isjoni, dkk, Pembelajaran Visioner, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2007), cet. 1, h. 162.
40. Nana Supriatna, Pendidikan IPS di SD, (Bandung: UPI PRESS,2008), hal. 131-132.
41. Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori FilsafatSejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek. ( Jakarta:Rineka Cipta1999 ) h.10
42. Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori FilsafatSejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek. h. 11
43. Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori FilsafatSejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek. h.15.
44. Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori FilsafatSejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek. h.13-15
45. Hariyono, Mempelajari Sejarah Secara Efektif, (Jakarta: PTDunia Pustaka Jaya, 1995) cet ke-1, hal 192-196
46. Hariyono, Mempelajari Sejarah Secara Efektif, (Jakarta: PTDunia Pustaka Jaya, 1995) cet ke-1, hal 191
47. Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori FilsafatSejarah, Sejarah Filsafat, h.16-21.
48. Saefur Rochmat, Ilmu Sejarah dalam Perspektif Ilmu Sosial,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), cet. I, h. 31-32
49. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan KOmpetensi danPraktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 186.
50. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2007), cet. IV, h. 33.
51. sukardi, Metodologi Penilitian Pendidikan, (Jakarta: PT BumiAksara, 2003), h. 123.
52. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan..., h. 372.
53. Anas Sudjionno, Pengantar Evaluasi Pendidikan,…..h. 389
54. Nana Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2001), cet.VI, h. 466
55. Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. III, h. 320.
56. Hilda Rizqiani, penerapan metode pembelajaran Peta konsepUntuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (Jakarta: UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 2009). H. 41.
57. Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 282-283
58. Sumber. Brosur Penerimaan Siswa SMA Islam Cikal Harapan,2009.
59. Sumber. Brosur penerimaan siswa SMA Islam Cikal Harapan
111
BSD, 200960. Sumber. Brosur penerimaan siswa SMA Islam Cikal Harapan
BSD, 200961. Sumber. Buku Agenda Sekolahku, SMA Islam Cikal Harapan
BSD, 201062. Sumber.buku Agenda Sekolahku, SMA Islam Cikal Harapan
BSD, 2010
Jakarta, 06 Juni 2011
Mengetahui
Pembimbing
Drs, H. Nurochim, MM
NIP:19590 715 198403 1003
112
113
114