PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG...
Transcript of PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG...
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN
PERTAMA RICE PADA SPRAIN TERHADAP PENGETAHUAN
MASYARAKAT DUKUH MORODIPAN GONILAN KARTASURA
SUKOHARJO
ARTIKEL ILMIAH
Oleh :
SUCI NURWIJAYANTI
S12.046
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
1
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pertolongan Pertama “RICE”
Pada Sprain Terhadap Pengetahuan Masyarakat Dukuh Morodipan
Gonilan Kartasura Sukoharjo
Suci Nurwijayanti 1) Anita Istiningtyas 2) Galih Priambodo 3) 1) Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2,3 ) Dosen Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Abstrak
Sprain atau keseleo dapat terjadi pada semua orang. Akibat dari sprain dapat menimbulkan
rasa nyeri. Penantalaksaaan sprain dengan non medis, belum semua masyarakat mengetahui secara
baik. Warga masyarakat dukuh Morodipan banyak yang pernah mengalami sprain dan mereka tidak
mengetahui cara pertolongan pertama RICE pada sprain. Pemberian pendidikan kesehatan tentang
pertolongan pertama RICE pada sprain diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyakarat.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang
pertolongan pertama RICE pada sprain terhadap pengetahuan masyarakat di dukuh morodipan
Gonilan Kartasura Sukoharjo. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian
adalah pre eksperimen. Desain penelitian menggunakan pre and post test one group design. Populasi
penelitian ini adalah seluruh warga Dukuh Morodipan, dengan teknik sampling menggunakan
Purposive Sampling diperoleh 30 orang sebagai sampel penelitian. Instrument penelitian kuesioner
pengetahuan. Analisis data menggunaka uji Wilcoxon. Hasil penelitian diketahui pre test pengetahuan
responden sebagian besar dalam kategori kurang (60,0%). Hasil post test menunjukkan pengetahuan
responden sebagain besar dalam kategori cukup (73,3%). Hasil uji Wilcoxon diketahui nilai p= 0,000.
Kesimpulan penelitian adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pertolongan pertama rice
pada sprain terhadap pengetahuan masyarakat di dukuh Morodipan Gonilan Kartasura Sukoharjo.
Kata kunci: pendidikan kesehatan, pengetahuan, RICE, sprain
Abstract
Sprain can occur in everyone and it may cause pain. Non-medical sprain management is not
widely and well known. Many people in Morodipan village have suffered from sprain but they do not
understand how to provide RICE first aid to sprain. It is expected that providing healthcare education
on giving RICE first aid to sprain can improve people’s knowledge. This study aims at investigating the
effect of healthcare education on RICE first aid for sprain on the knowledge level of people in
Morodipan, Gonilan, Kartasura, Sukoharjo.This study belongs to quantitative research with pre-
experimental design using one-group pretest and posttest. The populations were all residences of
Morodipan village. A total of 30 persons were taken as samples using purposive sampling technique.
The research instrument was questionnaire on knowledge. Data were later analyzed using Wilcoxon
test.The result of pretest indicates that the knowledge level of most respondents is categorized ‘poor’
(60.0%). The result of posttest shows that the knowledge level of most respondents is categorized ‘fair’
(73.3%). Wilcoxon test results in p value of 0.000. In conclusion, healthcare education on RICE first
aid for sprain puts an effect on the knowledge level of people in Morodipan, Gonilan, Kartasura,
Sukoharjo.
Keywords: healthcare education, knowledge, RICE, sprain.
2
PENDAHULUAN
Salah satu cedera yang sering
terjadi antara lain cedera pada
pergelangan kaki atau yang sering
dikenal dengan sprain atau keseleo.
Sprain pergelangan kaki sisi lateral
merupakan cedera paling umum diderita
selama kegiatan atletik, cedera ini
menyebabkan penderita mengalami
kesakitan jangka waktu yang lama.
Cedera pergelangan kaki terjadi 28.000
angka kejadian setiap harinya di
Amerika Serikat (Thomas et al, 2013).
Prevalensi terkilir di Indonesia pada
tahun 2013 sebanyak 27,5%. Prevalensi
terjadinya cedera di Jawa Tengah
berdasarkan tempat terjadinya cedera
pada tahun 2013 yaitudi rumah (36,5%),
sekolah (4,3%), olahraga (3,4%), jalan
raya (43,7%), tempat umum (2,0%),
industri (2,1%), pertanian (7,0%), lain-
lain (1,0%) (Rikesdas, 2013).
Penanganan pertama yang
dapat dilakukan semua orang di rumah
ketika mengalami cedera sprain ini
dengan prinsip RICE. Berdasarkan
penelitian tahun 2002 yang dilakukan
oleh Carl G.Mattacola dan Maureen K.
Dwyer yang berjudul Rehabilitation of
the Ankle After Acute Sprain or Choric
Instability didapatkan hasil penelitian
pada kelompok akut dan kronik yang
paling tepat diberikan terapi pemulihan
fungsi secara normal kasus sprain ankle
adalah fase kronik dimana dapat
diberikan latihan stabilisasi ataupun
latihan keseimbangan.
Warga masyarakat sering
melakukan kesalahan dimana saat terjadi
sprain tidak dilakukan prinsip RICE
melainkan dibawa ke tukang pijit untuk
dipijit, keadaan seperti ini sering terjadi
karena kurangnya pengetahuan warga
masyarakat. Pengetahuan warga
masyarakat bisa ditingkatkan dengan
beberapa cara, antara lain dengan belajar
pada seseorang, belajar dari televisi
,radio dan bisa juga dengan mengikuti
pendidikan kesehatan yang diadakan di
suatu tempat. Pendidikan kesehatan
adalah aplikasi atau penerapan
pendidikan di dalam bidang kesehatan.
(Notoatmodjo, 2005).
Pendidikan kesehatan tentang
RICE perlu dilakukan agar warga
masyarakat mengetahui cara yang benar
dalam pertolongan pertama saat terjadi
sprain, karena warga masih belum tahu
tentang RICE. Banyak warga masyarakat
yang salah persepsi dalam penanganan
sprain atau keseleo ini. Warga Dukuh
Morodipan selalu membawa ke tukang
pijit atau diurut sendiri serta
mengompres dengan air hangat jika
mengalami keseleo.
Studi pendahuluan yang
dilakukan di Dukuh Morodipan ini
3
didapatkan informasi ada 33orang yang
pernah mengalami sprain. Data
mengetahui warga yang mengalami
sprain ini didapatkan melalui wawancara
dengan warga masyarakat dan
mengatakan belum pernah medapatkan
informasi tentang pertolongan pertama
saat terjadi keseleo dari petugas
kesehatan lainya.
Tujuan umum dalam
penelitian ini adalah untuk menganalisis
Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Pertolongan Pertama “RICE”
pada sprain Terhadap Pengetahuan
Masyarakat Dukuh Morodipan Gonilan
Kartasura Sukoharjo.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini yaitu
penelitian kuantitatif. Rancangan
penelitian pre eksperiment. Desain
penelitian ini menggunakan one group
pre and post test design.
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh warga Dukuh Morodipan
yang berjumlah 475 orang. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian
ini dengan teknik Purposive
Sampling. Sampel penelitian menjadi 30
orang responden . pengambilan sampel
dengan menggunakan kriteria inklusi dan
ekslusi.
Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan
kuesioner yang berjumlah 27 soal
dengan jawaban benar dan salah yang
termasuk skala guttman.
Analisa univariat pada
penelitian ini karakteristik umur yang
menggunakan data numerik serta pada
jenis kelamin, tingkat pendidikan,
tingkat pengetahuan sebelum dan
sesudah pendidikan kesehatan
menggunakan data kategorik.
Analisa bivariat pada
penelitian ini menggunakan uji
Wilcoxon yaitu untuk mengetahui
pengaruh sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan
pertolongan pertama RICE pada sprain
terhadap tingkat pengetahuan warga.
Hipotesis dalam penelitian ini
Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti
ada pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan masyarakat
tentang pertolongan pertama pada sprain.
Penelitian pendidikan kesehatan ini
dilakukan dari rumah ke rumah
responden di Dukuh Morodipan Desa
Gonilan Kecamatan Kartasura
Kabupaten Sukoharjo di mulai tanggal
10 Januari-14 Mei 2016.
4
HASIL dan PEMBAHASAN
Karakteristik responden
Tabel 1. karakteristik responden meliputi
umur
Min Maks Median SD
Umur
tahun
16 74 35.50 18.10
Tabel 1. rerata umur responden
dalam penelitian ini adalah 35,50 tahun.
Umur responden yang semakin
bertambah tua memang merupakan salah
satu faktor seseorang rentang terjadinya
cedera, hal ini bisa disebabkan karena
kekurang hati hatian seseorang dalam
melakukan aktivitas. Penelitian yang
dilakukan oleh Setiawan ( 2011 )
menyebutkan bahwa faktor internal
penyebab terjadinya cedera meliputi dari
umur, pada umur 30-40 tahun kekuatan
otot relatif menurun.
Berdasarkan hasil penelitian
peneliti dan penelitian yang dilakukan
oleh Setiawan terdapat kesamaan bahwa
diusia rentang 30-40 adalah usia dimana
seseorang sering mengalami cedera
seperti contohnya sprain. Usia tersebut
lebih banyak terjadi cedera karena
kekuatan dan elastisitas otot sudah mulai
menurun.
Tabel 2. Meliputi Jenis Kelamin dan Tingkat
Pendidikan
Karakteristik Jumlah %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 17 56,7
Perempuan 13 43,3
Pendidikan
SMP 11 36,7
SMA 17 56,7
S1 2 6,6
Tabel 2 pada karakteristik jenis
kelamin responden paling banyak dalam
penelitian ini berjenis kelamin Laki –laki
sebanyak 17 orang (56,7%). Berdasarkan
hasil observasi peneliti responden
penelitian ini mayoritas berjenis kelamin
laki laki karena aktivitas laki laki lebih
banyak dibandingkan perempuan. Hasil
penelitian Susy (2007) menyebutkan
karakteristik berdasarkan jenis kelamin
terlihat bahwa laki-laki lebih banyak
mengalami cedera daripada perempuan.
Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan peneliti dan penelitian
Susy terdapat kesamaan bahwa jenis
kelamin laki-laki lebih banyak
mengalami cedera dibandingkan
perempuan. Hal ini disebabkan karena
kebanyakan laki-laki lebih aktif dan
terkadang kurang berhati-hati dalam
melakukan aktivitas sehingga sering
terjadi kecelakaan seperti cedera
dibandingkan perempuan.
Tabel 2 karakteristik responden
berdasarkan tingkat pendidikan paling
banyak SMA yaitu sebanyak 17
5
responden (56,7%). Pendidikan
responden pada tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA) diharapkan
sudah dapat menerima informasi dalam
meningkatkan pengetahuan. Wawan dan
Dewi (2010) menyatakan pendidikan
merupakan hal yang sangat penting
dalam mempengaruhi pikiran seseorang.
Berdasarkan hasil observasi
peneliti dan teori Wawan & Dewi
terdapat kesamaan persepsi dalam
tingkat pendidikan yang mana seseorang
dapat menerima informasi dan dapat
mengingat materi yang disampaikan
dengan baik berdasarkan pendidikan
yang pernah dijalaninya dan selain itu
juga ditunjang dengan keinginan
seseorang yang ingin berubah menjadi
lebih tau dari sebelumnya tentang
segalanya termasuk mengenai informasi
tentang kesehatan.
Pengetahuan responden tentang
pertolongan pertama RICE pada
sprain sebelum pendidikan kesehatan
pada penelitian di Dukuh Morodipan
Gonilan Kartasura Sukoharjo
Tabel 3. Pengetahuan responden tentang
pertolongan pertama RICE pada sprain
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
pada penelitian di Dukuh Morodipan Desa
Gonilan Kecamatan Kartasura Sukoharjo
(n = 30)
Pengetahuan Pre test
f %
Baik 1 3,3
Cukup 11 36,7
Kurang 18 60,0
Total 30 100.0
Tabel 3 diketahui sebagian besar
pengetahuan responden sebelum
diberikan pendidikan kesehatan dalam
kategori kurang sebesar 60%.
Pengetahuan responden paling sedikit
pada kategori baik sebesar 3,3%.
Kurangnya pengetahuan responden
tentang pertolongan pertama RICE pada
sprain antara lain disebabkan karena
kurangnya informasi kesehatan yang
diterima selama ini, belum ada
penyuluhan kesehatan sebelumnya,
terlalu sibuk dengan pekerjaanya dan
jarang menonton acara televisi tentang
kesehatan.
Menurut Notoadmodjo (2012)
faktor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang adalah faktor
informasi. Penelitian yang dilakukan
Mahmud (2014) dari 60 responden
penelitian, pengetahuan tentang
pengolahan limbah rumah tangga
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
ada 43 orang dalam kategori kurang.
Hasil observasi peneliti dan penelitian
Mahmud terdapat kesamaan bahwa
informasi dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
6
Pengetahuan responden tentang
pertolongan pertama RICE pada
sprain sesudah pendidikan kesehatan
pada penelitian di Dukuh Morodipan
Gonilan Kartasura Sukoharjo
Tabel 4. Pengetahuan responden tentang
pertolongan pertama RICE pada sprain
sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada
penelitian di Dukuh Morodipan Desa
Gonilan Kecamatan Kartasura Sukoharjo
(n = 30)
Pengetahuan Post test
f %
Baik 8 26,7
Cukup 22 73,3
Kurang 0 0
Total 30 100
Tabel 4 diketahui sebagian besar
pengetahuan responden setelah diberikan
pendidikan kesehatan masuk kategori
cukup sebesar 73.3%. Pengetahuan
responden paling sedikit pada kategori
baik sebesar 26.7%. Tidak terdapat
responden dengan pengetahuan kurang
setelah diberikan pendidikan kesehatan.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan peneliti pemberian pendidikan
kesehatan kepada responden dengan
menggunakan media flipchart dan leaflet
dapat meningkatkan pengetahuan
responden dari tidak tahu menjadi tahu,
dari yang tahu menjadi lebih memahami
dari pentingnya pertolongan pertama
RICE pada sprain. Warga dapat
menjawab dengan cepat dan tidak
kebingungan, selain itu warga juga sudah
bisa mempraktikkan cara melakukan
pembalutan an kompres es. Hasil
penelitian Firman (2011) yang tentang
efektivitas penggunaan media flipchart
didapatkan hasil bahwa media flipchart
lebih efektif dibandingkan dengan media
lainnya.
Hasil observasi peneliti dan teori
terdapat kesamaan bahwa setelah
diberikan informasi pendidikan
kesehatan responden dapat mengetahui
informasi tentang kesehatan.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Pertolongan Pertama RICE
Pada Sprain Terhadap Pengetahuan
Masyarakat di Dukuh Morodipan
Desa Gonilan Kecamatan Kartasura
Sukoharjo
Tabel 5 Pengaruh pendidikan kesehatan
tentang pertolongan pertama RICE pada
sprain dengan penelitian di Dukuh
Morodipan Desa Gonilan Kecamatan
Kartasura Sukoharjo (n = 30)
Variabel Z p
Pendidikan kesehatan -4,552 0,000
Berdasarkan tabel 5 menunjukan
hasil uji Wilcoxon diketahui nilai Z = -
4,552 (-4,552 < -1,96 (nilai Z table
normalitas untuk signifikansi 5%) dan
p= 0,000. Nilai p<0,05) sehingga
disimpulkan ada pengaruh pendidikan
kesehatan tentang pertolongan pertama
RICE pada sprain terhadap pengetahuan
masyarakat di Dukuh Morodipan
Gonilan Kartasura Sukoharjo.
Berdasarkan hasil analisis statitik pada
uji Wilcoxon terdapat 3 responden
7
dengan nilai pengetahuan yang sama
pada saat pre test dan post test yang
sama.
Penelitian Firawan (2013)
menjelaskan adanya perubahan tingkat
pengetahuan masyarakat di Desa
Trosono Kabupaten Magetan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan tentang
demam berdarah dengue.
Peningkatan pengetahuan
responden ini juga tidak terlepas dari
media yang digunakan dalam proses
pendidikan kesehatan yang diberikan
yaitu media flipchart dan leaflet. Hal ini
disebabkan leaflet dapat dibaca berkali-
kali oleh responden sehingga dengan
membaca informasi kesehatan tentang
pertolongan pertama RICE akan
membantu mengingat materi yang ada
dan pada saat post test, responden masih
mengingat materi yang diterimanya.
Peneliti memberikan pendidikan
kesehatan dengan face to face secara
door to door pada responden. Peneliti
melakukan post test pada hari ke 2
setelah pendidikan kesehatan karena
menurut peneliti waktu tersebut
termasuk ingatan memori jangka waktu
panjang. Ingatan jangka panjang adalah
suatu tipe memori yang relatif tetap dan
tidak terbatas. Memori jangka panjang
melibatkan informasi yang di
pertahankan untuk interval singkat
beberapa menit atau sampai seumur
hidup (Rita, 2000).
Peningkatan pengetahuan pada
responden juga tidak lepas dari latar
belakang pendidikan responden.
Pendidikan SMA dapat dianggap mampu
untuk menerima informasi yang
diberikan pada saat dilakukan
pendidikan kesehatan.
Hasil observasi peneliti setelah
melakukan pre test sebelum pendidikan
kesehatan dan post tes setelah
pendidikan kesehatan di dapatkan hasil
bahwa ada perbedaaan perubahan lebih
baik setelah diberikan pendidikan
kesehatan. Pengetahuan responden
sebelum menerima pendidikan kesehatan
mayoritas dalam kategori kurang, hal ini
disebabkan karena responden selumnya
tidak pernah menerima informasi
mengenai RICE pada sprain melalui
penyuluhan, media handphone,televisi
dan radio sebelumnya. Setelah
mendapatkan penyuluhan kesehatan
pengetahuan responden meningkat dari
sebelumnya kurang menjadi cukup, hal
ini disebakan karena responden
menyimak informasi yang diberikan
dengan baik.
Wasyarakat yang telah diberikan
pendidikan kesehatan tentang
pertolongan pertama RICE pada sprain
diharapkan kelak dapat menerapkan
pertolongan pertama RICE apabila
8
responden atau tetangganya mengalamai
sprain. Rencana tindak lanjut apabila
sudah melakukan pertolongan pertama
RICE yaitu dengan melakukan ROM.
Latihan ROM dilakukan pelan-pelan
dimulai setelah 7-10 hari tergantung
jaringan yang sakit. Latihan ROM ini
bertujuan untuk mencegah kekakuan
sendi, misalnya dengan melakukan
peregangan dalam posisi duduk kaki
diluruskan, ROM tidak dilakukan pada
saat terjadi nyeri hebat dan perdarahan
(Novita, 2010).
SIMPULAN dan SARAN
1. Rerata usia masyarakat di dukuh
Morodipan yang mengalami sprain
adalah 35.50. Sebagian besar
responden berjenis kelamin laki-laki.
Responden berpendidikan paling
banyak pada tingkat SMA.
2. Tingkat pengetahuan masyarakat
yang mengalami sprain di dukuh
Morodipan sebelum diberikan
penkes tentang pertolongan pertama
RICE dalam kategori kurang
(60,0%).
3. Tingkat pengetahuan masyarakat
yang mengalami sprain di dukuh
Morodipan sesudah diberikan penkes
tentang pertolongan pertama RICE
dalam kategori cukup (73,3%).
4. Ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang pertolongan pertama RICE
pada sprain terhadap pengetahuan
masyarakat di Dukuh Morodipan
Gonilan Kartasura Sukoharjo.
5. Bagi Masyarakat Dukuh Morodipan
diharapkan untuk terus
meningkatkan pengetahuan tentang
pertolongan pertama RICE pada
sprain.
6. Petugas kesehatan diharapkan untuk
lebih aktif memberikan pendidikan
kesehatan seperti pada kegiatan
posyandu balita maupun posyandu
lansia, sehingga diharapkan
masyarakat lebih memahami dan
dapat bertindak dalam pertolongan
pertama RICE pada sprain dengan
baik dan benar.
7. Bagi Institusi hasil penelitian ini
dapat menjadi tambahan pustaka
dalam perpustakaan.
8. Bagi penelitian selanjutnya hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan
penelitian lebih lanjut, dengan judul
”Faktor- faktor yang mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang
pertolonga pertama tentang sprain”.
Ucapan terima kasih
Ucapkan terima kasih penulis sampaikan
kepada Ibu Anita Istiningtyas, M.Kep
dan Bapak Galih Priambodo, M.Kep
serta Bapak Aria Nurahman K. H,
M.Kep yang telah menjadi dosen
pembimbing dan meluangkan waktu
9
memberikan arahan, nasihat dalam
penelitian ini. Kedua orang, kakak dan
keponakan tercinta yang selalu
mendoakan dan memberikan dukungan
tiada henti. Hanif Miftahudin,
Ranggraita, Okta KS, Utari K. dan masih
banyak lagi yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang mana selalu
memberikan dukungan dan semangat
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Firawan, W D. (2013). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap
Perubahan Tingkat Pengetahuan
Dan Sikap Masyarakat Tentang
Demam Berdarah Dengue Di
Desa Trosono Kabupaten
Magetan. Naskah Publikasi.
Fakultas Ilmu Kesehatan.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Firman Rilwana. (2011). Efektivitas
Penggunaan Media Flipchart
Terhadap Hasil Pembelajaran
Goeografi Di SMAN 5 Cirebon
Tahun Pelajaran 2009-2010.
Fakultas Ilmu Sosial. Universitas
Negeri Semarang. Indonesia
Ismail. (2012). Hubungan tingkat
pendidikan dan pengetahuan
pasangan usia subur (pus)
terhadap pemilihan alat
kontrasepsi mantap (kontap) di
desa Karangampel Kidul
Kabupaten Indramayu. Jurnal
Kesmas. ISSN 1693-7945.
Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Wiralodra Indramayu
Mahmud, R. (2014). Pengaruh
Penyuluhan Kesehatan terhadap
Pengetahuan Masyarakat Dalam
Pengolahan Limbah Rumah
Tangga diKelurahan Sudiang
RT.05/RW.16 Makassar 2013.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014
ISSN : 2302-1721
Notoatmodjo.(2012). Promosi Kesehatan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Novita Intan Arovah. (2010). Dasar-
dasar Fisioterapi pada Cedera
Olahraga. Yogyakarta: FIK
UNY.
Thomas W. (2013).Association Position
Statement: Conservative
Management and Prevention of
Ankle Sprains in Athletes.N
ational Athletic Trainers’
Wawan, A &Dewi, M. (2010). Teori dan
Pengukuran Pengetahuan,
Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta : Nuha Medika.