Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cipayung II, kelas IV pada semester genap tahun pelajaran 2011-2012. B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Penggunaan metode quasi-eksperimen dalam penelitian ini dipandang tepat karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar IPA siswa. Desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Randomize Control Group Pretest and Posttest Design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelas diberikan pretest. Selanjutnya kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teachung and Learning, sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran menggunakan pembelajaran konfensional. Setelah perlakuan kedua kelas diberikan posttest untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1 Nonrandomized Control Group Pretest and Posttest Design Kelompok Tes Awal Perlakuan (x) Tes akhir Eksperimen TX M TKontrol T 1 X m T 2 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), cet.14, h.77 31

Transcript of Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

Page 1: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cipayung II, kelas IV pada semester

genap tahun pelajaran 2011-2012.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperimen. “Penelitian

kuasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen”.1Penggunaan metode quasi-eksperimen dalam penelitian ini

dipandang tepat karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi

tentang pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap hasil

belajar IPA siswa.

Desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Randomize Control Group

Pretest and Posttest Design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada

kedua kelas diberikan pretest. Selanjutnya kelompok eksperimen diberikan

perlakuan dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teachung and Learning,

sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran menggunakan pembelajaran

konfensional. Setelah perlakuan kedua kelas diberikan posttest untuk lebih

jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Nonrandomized Control Group Pretest and Posttest Design

Kelompok Tes Awal Perlakuan (x) Tes akhir

Eksperimen T₁ XM T₂

Kontrol T1 Xm T2

1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2011), cet.14, h.77

31

Page 2: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

32

dimana:

T1 : Pretest (tes awal sebelum proses belajar mengajar dimulai dan belum

diberikan perlakuan)

T2 : Posttest (tes akhir setelah proses belajar mengajar berlangsung dan

diberikan perlakuan)

XM : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok eksperimen yang

dikenai perlakuan pembelajaran CTL

Xm : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok kontrol dengan

pembelajaran konvensional

C. Populasi dan Sampel

“Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian”.2 Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Cipayung II Tangerang Selatan.

Sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa SDN Cipayung II

Tangerang Selatan kelas IV semester genap Tahun pelajaran 2011-2012, yang

terdiri dari tiga kelas yaitu kelas IVA - IVC.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu:

a. Kelompok eksperimen

Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat pembelajaran

IPA secara CTL. Sampel yang terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah

siswa kelas IV B yang berjumlah 45 siswa.

b. Kelompok kontrol

Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran

IPA secara konvensional. Sampel yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah

siswa kelas IV A yang berjumlah 45 siswa.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan dari

guru dan kepala sekolah. Penentuan sampel dilakukan dengan melakukan

observasi terhadap setiap kelas kemudian, memilih dua kelas yang memiliki

kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya.

2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), ed. Revisi IV, cet. 13, h. 130

Page 3: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

33

Pembelajaran menggunakan

pendekatan CTL

Pembelajaran menggunakan

pendekatan konvensional

1. Analisis data

2. Hasil penelitian

3. Kesimpulan

Posttest

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah pada setiap tahap prosedur penelitian dapat dilihat lebih

jelas pada gambar dibawah:

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

Tahap Pelaksanaan

1. Mengurus surat izin penelitian

2. Survei tempat uji coba instrumen dan penelitian

3. Membuat instrumen penelitian, RPP, LKS, dll

4. Uji coba instrumen, analisis hasil uji coba

instrumen, dan perbaikan instrumen

Tahap Persiapan

Posttest

Tahap Akhir

Pretest Pretest

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Page 4: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

34

E. Variabel Penelitian

Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

peneliti.3 Maksudnya adalah hal yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang

akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

Variabel Bebas (X) : Pendekatan Contexstual Teaching and Learning

Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar IPA siswa pada konsep gaya

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-

cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang dipergunakan untuk

penelitian. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data,

kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan

secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data Jenis Data Teknik

Pengumpulan Data Instrumen

Kelas

eksperimen dan

kelas kontrol

Hasil belajar siswa

sebelum diterapkan

pendekatan CTL dan

konvensional

Melaksanakan tes

awal (pretest)

Butir

Pilihan

ganda &

uraian

Kelas

eksperimen dan

kelas kontrol

Hasil belajar siswa

setelah diterapkan

pendekatan CTL dan

konvensional

Melaksanakan tes

akhir (posttest)

Butir

Pilihan

ganda &

uraian

Guru Lembar observasi

aktivitas guru yang diisi

oleh observer

Observer mengisi

lembar observasi

aktivitas guru

Butir

pertanyaan

3 Sumadi, Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1998), h.

72

Page 5: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

35

G. Instrumen Penelitian

Ada dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen

tes dan nontes. Instrumen berbentuk tes tertulis berupa soal pilihan ganda dan soal

uraian. Sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi aktifitas guru.

1. Tes Hasil Belajar (pilihan ganda)

Tes disusun berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan KTSP, tes

dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest).

Skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban

yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah.

2. Tes Hasil Belajar (soal uraian)

Tes hasil belajar soal uraian disusun berdasarkan indikator yang

disesuaikan dengan KTSP, tes dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan

sesudah pembelajaran (posttest). Skor yang digunakan pada soal uraian adalah

skor maksimal tiga (3) untuk setiap soalnya dan skor minimum satu (1) untuk

jawaban yang diisi namun salah.

3. Observasi Aktifitas Guru

Lembar observasi aktifitas guru ini memuat daftar cek keterlaksanaan

pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan guru. Dalam lembar ini juga

terdapat kolom keterangan untuk memuat saran-saran observer terhadap

kekurangan-kekurangan akrivitas guru selama pembelajaran. Lembar obserbasi

dikoordinasikan kepada observer agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap isi

dari lembar observasi tersebut. Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran

A.12.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Menentukan konsep dan sub konsep berdadarkan KTSP

b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian

c. Membuat soal berdasarkan instrumen penelitian

d. Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing

e. Melakukan uji coba instrumen

Page 6: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

36

Disain kisi-kisi instrumen penelitian Pendekatan Contexstual Teaching

and Learning dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar

Kompetensi

Dasar Konsep Uraian Materi Indikator

Tingkat Pengetahuan dan

Nomor Soal ∑

Soal

%

Soal C1 C2 C3

7.1

Menyimpul-

kan hasil

percobaan

bahwa gaya

(dorongan

dan tarikan)

dapat

mengubah

gerak

suatu benda

Penger-

tian dan

alat ukur

gaya

Gaya, alat ukur

gaya, dan

satuan gaya

Menyebutkan

pengertian gaya,

alat ukur gaya, dan

satuan gaya

1, 3* 2, 4* 1es*

5 10%

Hal-hal

yang

mempe-

ngaruhi

gaya

Hubungan

tarikan,

dorongan, dan

gaya gravitasi

terhadap gaya

Menentukan

bentuk-bentuk

gaya yang

digunakan pada

suatu kejadian

9*, 10,

19

6* 5*, 7,

8*, 2es 8 16%

Macam-

macam

gaya

Pengelompokan

macam-macam

gaya (otot,

gesek, pegas,

magnet, listrik,

gravitasi)

Menentukan

macam-macam

gaya yang

digunakan pada

suatu kejadian

17*,18 11*,

14,

15*,

4es*,

8es

12*,

13*,

16*, 3es 11 22%

Sifat-

sifat

gaya

Pengaruh gaya

terhadap gerak

benda

Menunjukan

pengaruh gaya

terhadap gerak

benda

5es,

24*,

31*

6es*,

25, 32,

33*

20*, 21*,

22*, 23 11 22%

7.2

Menyimpul-

kan hasil

percobaan

bahwa gaya

(dorongan

dan tarikan)

dapat

mengubah

bentuk

suatu benda

Pengaruh gaya

terhadap bentuk

benda

Menunjukan

pengaruh gaya

terhadap bentuk

benda

29* 26,

27*,

7es*,

28*

5 10%

Pengaruh gaya

terhadap benda

di dalam air

Menunjukan

pengaruh gaya

terhadap benda di

dalam air

34, 37,

38,

39*,

40*,

10es*

30,

35*,

8es

36*, 9es

10 20%

∑ Soal 17 17 16 50 100%

% Soal 34% 36% 30% 100%

Ket.

*Soal yang dipakai sebagai instrumen tes

Page 7: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

37

H. Uji Coba Instrumen Tes

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas

instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini

uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol,

yaitu kelas VB yang terdiri dari 42 siswa. Setelah melakukan uji coba instrumen,

langkah selanjutnya adalah mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

1. Instrumen Tes Pilihan Ganda

a. Validitas Instrumen Pilihan Ganda

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu

instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes

yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor

siswa untuk tiap butir soal dengan skor total. Perhitungan validitas butir soal

dengan korelasi point biserial sebagai berikut: 4

𝑟𝑝𝑏𝑖 =M𝑝 − M𝑡

𝑆𝐷𝑡

𝑝

𝑞

dimana:

𝑟𝑝𝑏𝑖 : koefisiensi korelasi biserial

M𝑝 : realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari

validitasnya

M𝑡 : realita skor total

𝑆𝐷𝑡 : standar deviasi dari skor total

𝑝 : populasi siswa yang menjawab benar

𝑝 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑕 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑞 : populasi siswa yang menjawab salah

𝑞 = 1 − 𝑝

Jika harga rhitung > rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil uji validitas pada N = 42 siswa dan α = 5%, dari 40

soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 30 soal valid yakni nomor 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 35, 36,

4 Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evamuasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2011), cet.12, h.79

Page 8: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

38

37, 39, dan 40. Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas butir soal instrumen tes

hasil belajar bentuk pilihan ganda dapat dilihat pada lampiran A.4.a.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi.

Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel jika, tes tersebut dapat dipercaya,

konsisten, atau stabil produktif. Teknik yang digunakan untuk menentukan

reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R 20

(kuder-Rochardson 20) karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan

ganda, dengan rumus sebagai berikut:5

𝑟𝐼𝐼 = 𝑛

𝑛 − 1

𝑆2 − 𝑝𝑞

𝑆2

dimana:

rII : reliabilitas tes secara keseluruhan

𝑝 : proporsi siswa yang menjawab benar

𝑞 : proporsi siswa yang menjawab salah

𝑞 = 1 − 𝑝

∑pq : jumlah hasil perkalian antara 𝑝 dan 𝑞

n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes

dengan, 𝑆2 = X2−

( X )2

𝑛

𝑛

Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Interprestasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,91-1,00 sangat tinggi

0,71-0,90 tinggi

0,41-0,70 cukup

0,21-0,40 rendah

<0,20 sangat rendah

5 Ibid. h.100

Page 9: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

39

Adapun hasil keseluruhan reabilitas seluruh butir soal yang sudah

dinyatakan valid sebesar 0,88 dan termasuk kedalam kriteria reliabilitas tinggi.

Untuk lebih jelasnya, perhitungan dapat dilihat pada lampiran A.4.a.

c. Taraf Kesukaran

Suharsimi Arikonto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak

terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.6 Menurutnya, hal tersebut perlu

diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk

berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan

membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk

mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar

sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk

mengetahui taraf kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus

melakukan perhitungan taraf kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu,

dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan taraf kesukaran soal dengan

menggunakan rumus:

P = B

JS

dimana:

P = indeks tingkat kesukaran

B = jumlah siswa yang menjawab soal benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel

klasifikasi dibawah ini:

Tabel 3.5

Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal

Taraf Kesukaran Klasifikasi

0.00 - 0.30 soal sukar

0.30 - 0.70 soal sedang

0.70 - 1.00 soal mudah

6 Ibid. h. 207.

Page 10: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

40

Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 40 soal tes hasil

belajar yang diujikan, 5 % atau sebanyak 2 soal termasuk dalam kriterta sukar,

sebayak 15 soal atau 37,5 % soal termasuk dalam kritertia sedang, dan 57,5%

atau 23 soal termasuk kedalam kriterta mudah. Untuk lebih jelasnya, hasil

perhitungan tingkat kesukaran tes hasil belajar dapat dilihat pada lampiran A.6.

d. Daya Pembeda

Suharsimi Arikunto mendefinisikan daya pembeda soal sebagai

kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan

tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus yang

digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah:

𝐷 =BA

JA−

BB

JB = PA − PB

dimana:

D = daya pembeda

BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = jumlah peserta kelompok atas

JB = jumlah peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

Tabel 3.6

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi

0.00 – 0.20 Jelek

0.20 – 0.40 Cukup

0.40 – 0.70 Baik

0.70 – 1.00 Baik sekali

Page 11: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

41

Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 40 soal tes hasil belajar yang

diujikan, sebanyak 2 soal atau 5 % soal termasuk dalam kriteria jelek, 62,5 % atau

sebanyak 25 soal termasuk dalam kritertia cukup, 30 % atau sebanyak 12 soal

termasuk dalam kritertia baik, dan 2,5 % atau sebanyak 1 soal termasuk kedalam

kriterta baik sekali. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan tingkat kesukaran tes

hasil belajar dapat dilihat pada lampiran A.8.

Hasil uji coba instrumen tes hasil belajar pilihan ganda terdapat 25 soal

yang sesuai kriteria dari 40 soal. Soal yang sesuai kriteria dapat dilihat pada

lampiran A.9.

2. Instrumen Tes Uraian

a. Validitas Instrumen Uraian

Rumus yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal uraian adalah

rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukanan oleh

Pearson, yaitu:

rXY =N( XY) − ( X)( Y)

{N X2 − ( X)2

}{N Y2 − ( Y)2}

dimana:

RXY = koefisiensi korelasi antara variabel X dan Y

N = jumlah butir soal

X = skor tiap item

Y = skor total

∑XY = jumlah perkalian XY

Jika harga rhitung > rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil uji validitas pada N= 42 siswa dan α = 5%, dari 10

soal uraian yang diujikan terdapat 8 soal valid yakni nomor 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

dan 10. Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas butir soal instrumen tes hasil

belajar dapat dilihat pada lampiran A.4.c.

Page 12: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

42

b. Reliabilitas Instrumen Uraian

Rumus yang digunakan untuk mencari realiabilitas instrumen soal uraian

ialah rumus Alpha, karena terdapat perbedaan tes bentuk objektif dengan tes

bentuk uraian. Menurut Sugarsini, butir soal uraian menghendaki gradasi

penilaian.7 Rumus Alpha yang digunakan ialah sebagai berikut:

𝑟11 = 𝑛

𝑛 − 1 1 −

𝜎𝑖2

𝜎𝑡2

dimana:

R11 : reliabilitas yang dicari

∑σi2

: jumlah varians skor tiap-tiap item

σt2

: varians total

dengan: 𝜎2 = 𝑋2 −

𝑋 2

𝑁

𝑁

Dengan kualifikasi koefisien reabilitas sama seperti reliabilitas instrumen

tes uraian pada Tabel 3.4. Adapun hasil keseluruhan reabilitas seluruh butir soal

yang sudah dinyatakan valid sebesar 0,95 dan termasuk kedalam kriteria

reliabilitas tinggi. Untuk lebih jelasnya, perhitungan manual dapat dilihat pada

lampiran A.4.c.

I. Uji Coba Instrumen Non Tes

Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas konstruk, yaitu uji

validitas dengan menggunakan pendapat dari ahli. Para ahli diminta pendapatnya

tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli meberikan masukan apa saja yang

dapat digunakan untuk instrumen dan apa saja yang tidak layak digunakan. Ahli

yang dimaksud dalam validitas ini adalah dosen pembimbing.

7 Ibid. h. 109

Page 13: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

43

J. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah

melakukan penelitian. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan

menggunakan instrumen yang telah diuji coba akan dianalisis untuk menjawab

permasalahan dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Karena didalam teknik

pengumpulan data terdapat dua buah data yang berbeda yaitu data yang diperoleh

dari instrumen tes dan non tes, maka terdapat dua buah teknik analisis data. Data

yang dihasilkan dari instrumen tes akan dianalisis dengan menggunakan analisis

uji-t, sedangkan data yang dihasilkan dari instrumen non tes akan dianalisis

dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.

1. Teknik Analisis Data Tes

Data tes yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan

dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji

hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian

prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui

apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang

homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data

sebagai berikut:

a. Uji Prasyarat Analisis Data Kuantitatif

1) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal

tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Teknik uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi kuadrat ( X2) dengan persamaan:

X2 = 𝑓0− 𝑓𝑒

𝑓𝑒

dimana:

fo = frekuensi dari hasil penelitian

fe = frekuensi yang diharapkan

Sementara itu, kriteria tes yang digunakan adalah apabila 𝑋2hitung < 𝑋2

tabel,

dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Sedangkan bila 𝑋2hitung >

𝑋2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari sampel tidak

Page 14: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

44

berdistribusi normal. Langkah-langkah yang harus dilewati untuk melakukan

pengujian normalitas dengan menggunakan teknik chi kadrat, menurut Sudjana,

dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:8

a) Menentukan skor terbesar dan skor terkecil

b) Menentukan rentangan (R) dengan cara:

R = skor terbesar – skor terkecil

c) Menentukan banyaknya kelas (K) dengan cara:

K = 1 + 3,3 log n

d) Menentukan panjang kelas (i) dengan cara:

i = 𝑅

𝐾

e) Menentukan proporsi.

f) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel.

Tabel 3.7

Tabel Bantu Perhitungan Distribusi Frekuensi

No. Interval 𝒇𝟎 𝑿𝒊 p 𝑿𝒊𝟐 𝒇𝑿𝒊 𝒇𝑿𝒊

𝟐

1.

2.

Jumlah 𝒇𝟎 - - - 𝒇𝑿𝒊 𝒇𝑿𝒊𝟐

g) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara:

𝑥 = 𝑓𝑋𝑖

𝑛

h) Menentukan simpangan baku (s) dengan cara:

𝑠 = 𝑛 𝑓𝑥𝑖

2 − 𝑓𝑥𝑖 ²

𝑛 𝑛 − 1

i) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0,5 pada kelas bawah

interval dan menambah 0,5 pada kelas atas interval.

8 Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT.Grafindo Persada, 2008),

h.298

Page 15: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

45

2) Mencari nilai Z-score dengan bantuan rumus:

𝑍 = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑥

𝑠

3) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-

angka 0-Z, untuk angka baris pertama dicari dengan mengurangkan

baris pertama dengan baris kedua, untuk angka baris kedua, dicari

dengan mengurangkan angka baris kedua dengan baris ketiga, dan

begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling

tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas

tiap interval dengan jumlah responden.

j) Membuat tabel bantu chi-kuadrat (X2

hitung)dalam bentuk:

Tabel 3.8

Tabel Bantu Perhitungan Chi-kuadrat (X2)

No

Batas

Kelas Z–Score Luas 0–Z

Luas Tiap

Kelas fe f0

Chi-kuadrat

(X2)

1.

2.

Setelah melakukan serangkaian tahapan di atas, langkah selanjutnya

adalah menentukan harga X2tabel dengan taraf signifikan 0,05, pada derajat

kebebasa (dk) = k-1. Setelah itu, menentukan kriteria pengujian, yaitu: tolak H0

jika X2hitung > X2tabel atau terima H0 jika X2hitung < X2tabel. Langkah akhir dari uji

normalitas adalah penarikan kesimpulan.

Page 16: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

46

2) Uji Homogenitas

Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah

selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai

homogenitas diperoleh dengan melakukan uji Fisher. Teknik yang digunakan

untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah uji Fisher, dengan rumus:9

𝐹 = 𝑆1

2

𝑆22 =

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

dengan:

𝑆2 = 𝑛 𝑓𝑥𝑖

2 − 𝑓𝑥𝑖 ²

𝑛 𝑛 − 1

kriteria pengujian:

a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi

yang homogen.

b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, kedua kelompok dapat dikatakan

berasal dari populasi yang tidak homogen.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah:

a) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk:

H0: 𝜎12 = 𝜎2

2

H0: 𝜎12 ≠ 𝜎2

2

b) Membagi data menjadi dua kelompok.

c) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok.

d) Menentukan Fhitung dengan rumus:

𝐹 = 𝑆1

2

𝑆22 =

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

e) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk:

9Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula

(Bandung: ALFABETA, 2009) h. 120.

Page 17: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

47

Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari

populasi yang homogen.

Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan

berasal dari populasi yang tidak homogen.

f) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil),

dengan rumus:

dk1 = n-1

dk2 = n-2

g) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan

Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

b. Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah

melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan untuk

melakukan uji t adalah:10

𝑡 = 𝑋 1 − 𝑋 2

𝑆𝑔 1𝑛1

+ 1𝑛2

dengan:

𝑆𝑔 = 𝑛 − 1 𝑆1

2 + 𝑛 − 1 𝑆22

𝑛1 + 𝑛2 − 2

dimana:

𝑋 1 = rata-rata skor kelompok eksperimen

𝑋 2 = rata-rata skor kelompok kontrol

𝑆𝑔 = varians gabungan

𝑆12 = varians kelompok ksperimen

𝑆22 = varians kelompok kontrol

n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol

Langkah mengajukan hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest, dalam bentuk:

10

Sudjana, Metode Statistik,(Bandung: Tarsito, 2005).cet.3, h.238-239

Page 18: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

48

H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata

skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen.

Ha: X ≠ Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata

score pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

b. Uji kesamaan dua rata-rata posttest

H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata

skor postest kelas kontrol dengan kelompok eskperimen.

Ha: X ≠ Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata

score postest kelas ekpserimen dengan kelas kontrol.

Setelah selesai melakukan hipotesis uji kesamaan dua rata-rata pretest dan

postest kedua sampel, langkah selanjutnya adalah:

a. Menghitung nilai thitung dengan menggunakan rumus uji-t

b. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:

dk = (n1 – 1) + ( n2 – 1)

c. Menetukan nilai ttabel dengan 𝛼 = 0,05

d. Menguji hipotesis dengan ketentuan:

Jika -ttabel < thitung < ttabel maka H0 diterima dan

jika thitung ≤ -ttabel atau thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima

c. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0 : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : 𝜇1 ≠ 𝜇2

keterangan:

Ho = tidak terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual

Teaching and Learning terhadap hasil belajar siswa SDN Cipayung II

Tangerang Selatan pada konsep gaya.

Ha = terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual Teaching

and Learning terhadap hasil belajar siswa SDN Cipayung II

Tangerang Selatan pada konsep gaya.

Page 19: Pengaruh Pendekatan CTL Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa BAB III

49

𝜇1 = rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diberikan pendekatan Contextual

Teaching and Learning

𝜇1 = rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diberikan secara konvensional

2. Teknik Analisis Data Kualitatif

Data hasil observasi aktifitas guru terhadap keterampilan menggunakan

pendekatan Contextual Teaching and Learning, akan dianalisis dengan

menggunakan analisis statistik deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan gambaran umum setiap tahapan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan Contextual Teaching and Learning selama pembelajaran berlangsung.

Dari hasil format observasi keterlaksanaan pembelajaran, kemudian diolah

secara kualitatif dengan memberikan skor satu jika indikator pada tahapan

pendekatan pembelajaran muncul dan nol jika tidak muncul. Kemudian untuk

mengetahui data observasi tersebut, rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut:

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒𝑕

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑕𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑥 100%

Data persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan ke dalam

kategori sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kategori Hasil Observasi

Keterangan Presentase

sangat baik 81% - 100%

baik 61% - 80%

cukup baik 41% - 60%

kurang baik 21% - 40%

sangat kurang baik 0% - 20%