31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cipayung II, kelas IV pada semester
genap tahun pelajaran 2011-2012.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperimen. “Penelitian
kuasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen”.1Penggunaan metode quasi-eksperimen dalam penelitian ini
dipandang tepat karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap hasil
belajar IPA siswa.
Desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Randomize Control Group
Pretest and Posttest Design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada
kedua kelas diberikan pretest. Selanjutnya kelompok eksperimen diberikan
perlakuan dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teachung and Learning,
sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran menggunakan pembelajaran
konfensional. Setelah perlakuan kedua kelas diberikan posttest untuk lebih
jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Nonrandomized Control Group Pretest and Posttest Design
Kelompok Tes Awal Perlakuan (x) Tes akhir
Eksperimen T₁ XM T₂
Kontrol T1 Xm T2
1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2011), cet.14, h.77
31
32
dimana:
T1 : Pretest (tes awal sebelum proses belajar mengajar dimulai dan belum
diberikan perlakuan)
T2 : Posttest (tes akhir setelah proses belajar mengajar berlangsung dan
diberikan perlakuan)
XM : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok eksperimen yang
dikenai perlakuan pembelajaran CTL
Xm : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok kontrol dengan
pembelajaran konvensional
C. Populasi dan Sampel
“Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian”.2 Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Cipayung II Tangerang Selatan.
Sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa SDN Cipayung II
Tangerang Selatan kelas IV semester genap Tahun pelajaran 2011-2012, yang
terdiri dari tiga kelas yaitu kelas IVA - IVC.
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu:
a. Kelompok eksperimen
Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat pembelajaran
IPA secara CTL. Sampel yang terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah
siswa kelas IV B yang berjumlah 45 siswa.
b. Kelompok kontrol
Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran
IPA secara konvensional. Sampel yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah
siswa kelas IV A yang berjumlah 45 siswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan dari
guru dan kepala sekolah. Penentuan sampel dilakukan dengan melakukan
observasi terhadap setiap kelas kemudian, memilih dua kelas yang memiliki
kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya.
2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), ed. Revisi IV, cet. 13, h. 130
33
Pembelajaran menggunakan
pendekatan CTL
Pembelajaran menggunakan
pendekatan konvensional
1. Analisis data
2. Hasil penelitian
3. Kesimpulan
Posttest
D. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah pada setiap tahap prosedur penelitian dapat dilihat lebih
jelas pada gambar dibawah:
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Tahap Pelaksanaan
1. Mengurus surat izin penelitian
2. Survei tempat uji coba instrumen dan penelitian
3. Membuat instrumen penelitian, RPP, LKS, dll
4. Uji coba instrumen, analisis hasil uji coba
instrumen, dan perbaikan instrumen
Tahap Persiapan
Posttest
Tahap Akhir
Pretest Pretest
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
34
E. Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
peneliti.3 Maksudnya adalah hal yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
Variabel Bebas (X) : Pendekatan Contexstual Teaching and Learning
Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar IPA siswa pada konsep gaya
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-
cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang dipergunakan untuk
penelitian. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data,
kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan
secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Teknik Pengumpulan Data
Sumber Data Jenis Data Teknik
Pengumpulan Data Instrumen
Kelas
eksperimen dan
kelas kontrol
Hasil belajar siswa
sebelum diterapkan
pendekatan CTL dan
konvensional
Melaksanakan tes
awal (pretest)
Butir
Pilihan
ganda &
uraian
Kelas
eksperimen dan
kelas kontrol
Hasil belajar siswa
setelah diterapkan
pendekatan CTL dan
konvensional
Melaksanakan tes
akhir (posttest)
Butir
Pilihan
ganda &
uraian
Guru Lembar observasi
aktivitas guru yang diisi
oleh observer
Observer mengisi
lembar observasi
aktivitas guru
Butir
pertanyaan
3 Sumadi, Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1998), h.
72
35
G. Instrumen Penelitian
Ada dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen
tes dan nontes. Instrumen berbentuk tes tertulis berupa soal pilihan ganda dan soal
uraian. Sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi aktifitas guru.
1. Tes Hasil Belajar (pilihan ganda)
Tes disusun berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan KTSP, tes
dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest).
Skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban
yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah.
2. Tes Hasil Belajar (soal uraian)
Tes hasil belajar soal uraian disusun berdasarkan indikator yang
disesuaikan dengan KTSP, tes dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan
sesudah pembelajaran (posttest). Skor yang digunakan pada soal uraian adalah
skor maksimal tiga (3) untuk setiap soalnya dan skor minimum satu (1) untuk
jawaban yang diisi namun salah.
3. Observasi Aktifitas Guru
Lembar observasi aktifitas guru ini memuat daftar cek keterlaksanaan
pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan guru. Dalam lembar ini juga
terdapat kolom keterangan untuk memuat saran-saran observer terhadap
kekurangan-kekurangan akrivitas guru selama pembelajaran. Lembar obserbasi
dikoordinasikan kepada observer agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap isi
dari lembar observasi tersebut. Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran
A.12.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Menentukan konsep dan sub konsep berdadarkan KTSP
b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian
c. Membuat soal berdasarkan instrumen penelitian
d. Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing
e. Melakukan uji coba instrumen
36
Disain kisi-kisi instrumen penelitian Pendekatan Contexstual Teaching
and Learning dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar
Kompetensi
Dasar Konsep Uraian Materi Indikator
Tingkat Pengetahuan dan
Nomor Soal ∑
Soal
%
Soal C1 C2 C3
7.1
Menyimpul-
kan hasil
percobaan
bahwa gaya
(dorongan
dan tarikan)
dapat
mengubah
gerak
suatu benda
Penger-
tian dan
alat ukur
gaya
Gaya, alat ukur
gaya, dan
satuan gaya
Menyebutkan
pengertian gaya,
alat ukur gaya, dan
satuan gaya
1, 3* 2, 4* 1es*
5 10%
Hal-hal
yang
mempe-
ngaruhi
gaya
Hubungan
tarikan,
dorongan, dan
gaya gravitasi
terhadap gaya
Menentukan
bentuk-bentuk
gaya yang
digunakan pada
suatu kejadian
9*, 10,
19
6* 5*, 7,
8*, 2es 8 16%
Macam-
macam
gaya
Pengelompokan
macam-macam
gaya (otot,
gesek, pegas,
magnet, listrik,
gravitasi)
Menentukan
macam-macam
gaya yang
digunakan pada
suatu kejadian
17*,18 11*,
14,
15*,
4es*,
8es
12*,
13*,
16*, 3es 11 22%
Sifat-
sifat
gaya
Pengaruh gaya
terhadap gerak
benda
Menunjukan
pengaruh gaya
terhadap gerak
benda
5es,
24*,
31*
6es*,
25, 32,
33*
20*, 21*,
22*, 23 11 22%
7.2
Menyimpul-
kan hasil
percobaan
bahwa gaya
(dorongan
dan tarikan)
dapat
mengubah
bentuk
suatu benda
Pengaruh gaya
terhadap bentuk
benda
Menunjukan
pengaruh gaya
terhadap bentuk
benda
29* 26,
27*,
7es*,
28*
5 10%
Pengaruh gaya
terhadap benda
di dalam air
Menunjukan
pengaruh gaya
terhadap benda di
dalam air
34, 37,
38,
39*,
40*,
10es*
30,
35*,
8es
36*, 9es
10 20%
∑ Soal 17 17 16 50 100%
% Soal 34% 36% 30% 100%
Ket.
*Soal yang dipakai sebagai instrumen tes
37
H. Uji Coba Instrumen Tes
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas
instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini
uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol,
yaitu kelas VB yang terdiri dari 42 siswa. Setelah melakukan uji coba instrumen,
langkah selanjutnya adalah mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
1. Instrumen Tes Pilihan Ganda
a. Validitas Instrumen Pilihan Ganda
Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu
instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes
yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor
siswa untuk tiap butir soal dengan skor total. Perhitungan validitas butir soal
dengan korelasi point biserial sebagai berikut: 4
𝑟𝑝𝑏𝑖 =M𝑝 − M𝑡
𝑆𝐷𝑡
𝑝
𝑞
dimana:
𝑟𝑝𝑏𝑖 : koefisiensi korelasi biserial
M𝑝 : realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
M𝑡 : realita skor total
𝑆𝐷𝑡 : standar deviasi dari skor total
𝑝 : populasi siswa yang menjawab benar
𝑝 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑞 : populasi siswa yang menjawab salah
𝑞 = 1 − 𝑝
Jika harga rhitung > rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid.
Berdasarkan hasil uji validitas pada N = 42 siswa dan α = 5%, dari 40
soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 30 soal valid yakni nomor 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 35, 36,
4 Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evamuasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), cet.12, h.79
38
37, 39, dan 40. Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas butir soal instrumen tes
hasil belajar bentuk pilihan ganda dapat dilihat pada lampiran A.4.a.
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi.
Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel jika, tes tersebut dapat dipercaya,
konsisten, atau stabil produktif. Teknik yang digunakan untuk menentukan
reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R 20
(kuder-Rochardson 20) karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan
ganda, dengan rumus sebagai berikut:5
𝑟𝐼𝐼 = 𝑛
𝑛 − 1
𝑆2 − 𝑝𝑞
𝑆2
dimana:
rII : reliabilitas tes secara keseluruhan
𝑝 : proporsi siswa yang menjawab benar
𝑞 : proporsi siswa yang menjawab salah
𝑞 = 1 − 𝑝
∑pq : jumlah hasil perkalian antara 𝑝 dan 𝑞
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes
dengan, 𝑆2 = X2−
( X )2
𝑛
𝑛
Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Interprestasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,91-1,00 sangat tinggi
0,71-0,90 tinggi
0,41-0,70 cukup
0,21-0,40 rendah
<0,20 sangat rendah
5 Ibid. h.100
39
Adapun hasil keseluruhan reabilitas seluruh butir soal yang sudah
dinyatakan valid sebesar 0,88 dan termasuk kedalam kriteria reliabilitas tinggi.
Untuk lebih jelasnya, perhitungan dapat dilihat pada lampiran A.4.a.
c. Taraf Kesukaran
Suharsimi Arikonto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.6 Menurutnya, hal tersebut perlu
diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk
berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan
membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk
mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar
sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk
mengetahui taraf kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus
melakukan perhitungan taraf kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu,
dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan taraf kesukaran soal dengan
menggunakan rumus:
P = B
JS
dimana:
P = indeks tingkat kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab soal benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel
klasifikasi dibawah ini:
Tabel 3.5
Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
Taraf Kesukaran Klasifikasi
0.00 - 0.30 soal sukar
0.30 - 0.70 soal sedang
0.70 - 1.00 soal mudah
6 Ibid. h. 207.
40
Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 40 soal tes hasil
belajar yang diujikan, 5 % atau sebanyak 2 soal termasuk dalam kriterta sukar,
sebayak 15 soal atau 37,5 % soal termasuk dalam kritertia sedang, dan 57,5%
atau 23 soal termasuk kedalam kriterta mudah. Untuk lebih jelasnya, hasil
perhitungan tingkat kesukaran tes hasil belajar dapat dilihat pada lampiran A.6.
d. Daya Pembeda
Suharsimi Arikunto mendefinisikan daya pembeda soal sebagai
kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan
tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus yang
digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah:
𝐷 =BA
JA−
BB
JB = PA − PB
dimana:
D = daya pembeda
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
0.00 – 0.20 Jelek
0.20 – 0.40 Cukup
0.40 – 0.70 Baik
0.70 – 1.00 Baik sekali
41
Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 40 soal tes hasil belajar yang
diujikan, sebanyak 2 soal atau 5 % soal termasuk dalam kriteria jelek, 62,5 % atau
sebanyak 25 soal termasuk dalam kritertia cukup, 30 % atau sebanyak 12 soal
termasuk dalam kritertia baik, dan 2,5 % atau sebanyak 1 soal termasuk kedalam
kriterta baik sekali. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan tingkat kesukaran tes
hasil belajar dapat dilihat pada lampiran A.8.
Hasil uji coba instrumen tes hasil belajar pilihan ganda terdapat 25 soal
yang sesuai kriteria dari 40 soal. Soal yang sesuai kriteria dapat dilihat pada
lampiran A.9.
2. Instrumen Tes Uraian
a. Validitas Instrumen Uraian
Rumus yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal uraian adalah
rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukanan oleh
Pearson, yaitu:
rXY =N( XY) − ( X)( Y)
{N X2 − ( X)2
}{N Y2 − ( Y)2}
dimana:
RXY = koefisiensi korelasi antara variabel X dan Y
N = jumlah butir soal
X = skor tiap item
Y = skor total
∑XY = jumlah perkalian XY
Jika harga rhitung > rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid.
Berdasarkan hasil uji validitas pada N= 42 siswa dan α = 5%, dari 10
soal uraian yang diujikan terdapat 8 soal valid yakni nomor 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
dan 10. Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas butir soal instrumen tes hasil
belajar dapat dilihat pada lampiran A.4.c.
42
b. Reliabilitas Instrumen Uraian
Rumus yang digunakan untuk mencari realiabilitas instrumen soal uraian
ialah rumus Alpha, karena terdapat perbedaan tes bentuk objektif dengan tes
bentuk uraian. Menurut Sugarsini, butir soal uraian menghendaki gradasi
penilaian.7 Rumus Alpha yang digunakan ialah sebagai berikut:
𝑟11 = 𝑛
𝑛 − 1 1 −
𝜎𝑖2
𝜎𝑡2
dimana:
R11 : reliabilitas yang dicari
∑σi2
: jumlah varians skor tiap-tiap item
σt2
: varians total
dengan: 𝜎2 = 𝑋2 −
𝑋 2
𝑁
𝑁
Dengan kualifikasi koefisien reabilitas sama seperti reliabilitas instrumen
tes uraian pada Tabel 3.4. Adapun hasil keseluruhan reabilitas seluruh butir soal
yang sudah dinyatakan valid sebesar 0,95 dan termasuk kedalam kriteria
reliabilitas tinggi. Untuk lebih jelasnya, perhitungan manual dapat dilihat pada
lampiran A.4.c.
I. Uji Coba Instrumen Non Tes
Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas konstruk, yaitu uji
validitas dengan menggunakan pendapat dari ahli. Para ahli diminta pendapatnya
tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli meberikan masukan apa saja yang
dapat digunakan untuk instrumen dan apa saja yang tidak layak digunakan. Ahli
yang dimaksud dalam validitas ini adalah dosen pembimbing.
7 Ibid. h. 109
43
J. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah
melakukan penelitian. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan
menggunakan instrumen yang telah diuji coba akan dianalisis untuk menjawab
permasalahan dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Karena didalam teknik
pengumpulan data terdapat dua buah data yang berbeda yaitu data yang diperoleh
dari instrumen tes dan non tes, maka terdapat dua buah teknik analisis data. Data
yang dihasilkan dari instrumen tes akan dianalisis dengan menggunakan analisis
uji-t, sedangkan data yang dihasilkan dari instrumen non tes akan dianalisis
dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.
1. Teknik Analisis Data Tes
Data tes yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah dan
dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji
hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui
apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang
homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data
sebagai berikut:
a. Uji Prasyarat Analisis Data Kuantitatif
1) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal
tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Teknik uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi kuadrat ( X2) dengan persamaan:
X2 = 𝑓0− 𝑓𝑒
𝑓𝑒
dimana:
fo = frekuensi dari hasil penelitian
fe = frekuensi yang diharapkan
Sementara itu, kriteria tes yang digunakan adalah apabila 𝑋2hitung < 𝑋2
tabel,
dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Sedangkan bila 𝑋2hitung >
𝑋2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari sampel tidak
44
berdistribusi normal. Langkah-langkah yang harus dilewati untuk melakukan
pengujian normalitas dengan menggunakan teknik chi kadrat, menurut Sudjana,
dapat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:8
a) Menentukan skor terbesar dan skor terkecil
b) Menentukan rentangan (R) dengan cara:
R = skor terbesar – skor terkecil
c) Menentukan banyaknya kelas (K) dengan cara:
K = 1 + 3,3 log n
d) Menentukan panjang kelas (i) dengan cara:
i = 𝑅
𝐾
e) Menentukan proporsi.
f) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel.
Tabel 3.7
Tabel Bantu Perhitungan Distribusi Frekuensi
No. Interval 𝒇𝟎 𝑿𝒊 p 𝑿𝒊𝟐 𝒇𝑿𝒊 𝒇𝑿𝒊
𝟐
1.
2.
Jumlah 𝒇𝟎 - - - 𝒇𝑿𝒊 𝒇𝑿𝒊𝟐
g) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara:
𝑥 = 𝑓𝑋𝑖
𝑛
h) Menentukan simpangan baku (s) dengan cara:
𝑠 = 𝑛 𝑓𝑥𝑖
2 − 𝑓𝑥𝑖 ²
𝑛 𝑛 − 1
i) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
1) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0,5 pada kelas bawah
interval dan menambah 0,5 pada kelas atas interval.
8 Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT.Grafindo Persada, 2008),
h.298
45
2) Mencari nilai Z-score dengan bantuan rumus:
𝑍 = 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑥
𝑠
3) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas.
4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-
angka 0-Z, untuk angka baris pertama dicari dengan mengurangkan
baris pertama dengan baris kedua, untuk angka baris kedua, dicari
dengan mengurangkan angka baris kedua dengan baris ketiga, dan
begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling
tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas
tiap interval dengan jumlah responden.
j) Membuat tabel bantu chi-kuadrat (X2
hitung)dalam bentuk:
Tabel 3.8
Tabel Bantu Perhitungan Chi-kuadrat (X2)
No
Batas
Kelas Z–Score Luas 0–Z
Luas Tiap
Kelas fe f0
Chi-kuadrat
(X2)
1.
2.
Setelah melakukan serangkaian tahapan di atas, langkah selanjutnya
adalah menentukan harga X2tabel dengan taraf signifikan 0,05, pada derajat
kebebasa (dk) = k-1. Setelah itu, menentukan kriteria pengujian, yaitu: tolak H0
jika X2hitung > X2tabel atau terima H0 jika X2hitung < X2tabel. Langkah akhir dari uji
normalitas adalah penarikan kesimpulan.
46
2) Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah
selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai
homogenitas diperoleh dengan melakukan uji Fisher. Teknik yang digunakan
untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah uji Fisher, dengan rumus:9
𝐹 = 𝑆1
2
𝑆22 =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
dengan:
𝑆2 = 𝑛 𝑓𝑥𝑖
2 − 𝑓𝑥𝑖 ²
𝑛 𝑛 − 1
kriteria pengujian:
a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi
yang homogen.
b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, kedua kelompok dapat dikatakan
berasal dari populasi yang tidak homogen.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji Fishes adalah:
a) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk:
H0: 𝜎12 = 𝜎2
2
H0: 𝜎12 ≠ 𝜎2
2
b) Membagi data menjadi dua kelompok.
c) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok.
d) Menentukan Fhitung dengan rumus:
𝐹 = 𝑆1
2
𝑆22 =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
e) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk:
9Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula
(Bandung: ALFABETA, 2009) h. 120.
47
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari
populasi yang homogen.
Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan
berasal dari populasi yang tidak homogen.
f) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil),
dengan rumus:
dk1 = n-1
dk2 = n-2
g) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil Fhitung dan
Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
b. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah
melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan untuk
melakukan uji t adalah:10
𝑡 = 𝑋 1 − 𝑋 2
𝑆𝑔 1𝑛1
+ 1𝑛2
dengan:
𝑆𝑔 = 𝑛 − 1 𝑆1
2 + 𝑛 − 1 𝑆22
𝑛1 + 𝑛2 − 2
dimana:
𝑋 1 = rata-rata skor kelompok eksperimen
𝑋 2 = rata-rata skor kelompok kontrol
𝑆𝑔 = varians gabungan
𝑆12 = varians kelompok ksperimen
𝑆22 = varians kelompok kontrol
n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Langkah mengajukan hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest, dalam bentuk:
10
Sudjana, Metode Statistik,(Bandung: Tarsito, 2005).cet.3, h.238-239
48
H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Ha: X ≠ Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
score pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
b. Uji kesamaan dua rata-rata posttest
H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
skor postest kelas kontrol dengan kelompok eskperimen.
Ha: X ≠ Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
score postest kelas ekpserimen dengan kelas kontrol.
Setelah selesai melakukan hipotesis uji kesamaan dua rata-rata pretest dan
postest kedua sampel, langkah selanjutnya adalah:
a. Menghitung nilai thitung dengan menggunakan rumus uji-t
b. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
dk = (n1 – 1) + ( n2 – 1)
c. Menetukan nilai ttabel dengan 𝛼 = 0,05
d. Menguji hipotesis dengan ketentuan:
Jika -ttabel < thitung < ttabel maka H0 diterima dan
jika thitung ≤ -ttabel atau thitung ≥ ttabel, maka Ha diterima
c. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : 𝜇1 = 𝜇2
Ha : 𝜇1 ≠ 𝜇2
keterangan:
Ho = tidak terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual
Teaching and Learning terhadap hasil belajar siswa SDN Cipayung II
Tangerang Selatan pada konsep gaya.
Ha = terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Contextual Teaching
and Learning terhadap hasil belajar siswa SDN Cipayung II
Tangerang Selatan pada konsep gaya.
49
𝜇1 = rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diberikan pendekatan Contextual
Teaching and Learning
𝜇1 = rata-rata hasil belajar IPA siswa yang diberikan secara konvensional
2. Teknik Analisis Data Kualitatif
Data hasil observasi aktifitas guru terhadap keterampilan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning, akan dianalisis dengan
menggunakan analisis statistik deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran umum setiap tahapan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning selama pembelajaran berlangsung.
Dari hasil format observasi keterlaksanaan pembelajaran, kemudian diolah
secara kualitatif dengan memberikan skor satu jika indikator pada tahapan
pendekatan pembelajaran muncul dan nol jika tidak muncul. Kemudian untuk
mengetahui data observasi tersebut, rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑥 100%
Data persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan ke dalam
kategori sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kategori Hasil Observasi
Keterangan Presentase
sangat baik 81% - 100%
baik 61% - 80%
cukup baik 41% - 60%
kurang baik 21% - 40%
sangat kurang baik 0% - 20%
Top Related