PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI BAWANG PUTIHrepository.usd.ac.id/35526/2/151434007_full.pdfi...
Transcript of PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI BAWANG PUTIHrepository.usd.ac.id/35526/2/151434007_full.pdfi...
i
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI BAWANG PUTIH
(Allium sativum L.) PADA MI KELOR (Moringa oleifera L.)
TERHADAP DAYA SIMPAN DAN DAYA TERIMA KONSUMEN
SKRIPSI
HALAMAN JUDUL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Sopi Vika Aulia
NIM :151434007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI BAWANG PUTIH
(Allium sativum L.) PADA MI KELOR (Moringa oleifera L.)
TERHADAP DAYA SIMPAN DAN DAYA TERIMA KONSUMEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Sopi Vika Aulia
NIM :151434007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
WORK HARD
BE KIND
AND AMAZING THINGS WILL HAPPEN (Conan O’Brien)
IT DOES NOT MATTER HOW SLOWLY
YOU GO AS LONG AS YOU DO NOT
STOP
Kupersembahkan untuk :
Kedua Orang tuaku
Keluargaku
Orang – orang yang menyayangiku,
mendukungku dan Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,
sehingga penulis mampu untuk menjalankan skripsi “Konsentrasi Bawang Putih
(Allium sativum L.) pada Mi Kelor (Moringa oleifera L.) terhadap Daya Simpan
dan Daya Terima Konsumen”
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah melibatkan banyak pihak yang
sangat membantu. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :.
1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaan bagi penulis
sealama ini dari awal perencanaan penelitian hingga akhir penelitian
skripsi dapat berjalan dengan baik.
2. Universitas Sanata Dharma sebagai lembaga yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk mendapatkan ilmu serta berdinamika,
bersosialisasi, mengembangkan kemampuan penulis di Pendidikan
Biologi.
3. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Biologi.
4. Ibu Retno Herrani Setyati, M. Biotech selaku Wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Biologi.
5. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang telah menyetejui dan mengesahkan skripsi ini.
6. Ibu Y.M. Lauda Feroniasanti, M.Si selaku dosen pembimbing dan
Kepala Laboratorium Biologi Program Studi Pendidikan Biologi yang
telah memberi meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan selalu senantiasa
sabar dalam memberikan masukan, bimbingan, arahan, solusi atas
kendala serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
7. Dosen – dosen penguji skripsi yang telah banyak memberikan masukan
kepada penulis demi kesempurnaan skripsi ini.
8. Segenap Dosen dan Staff yang selama ini membimbing dan memberi
arahan kepada penulis agar penulis selalu semangat dalam mengerjakan
skripsi ini serta ilmu – ilmu yang sangat berguna untuk memasuki dunia
kerja.
9. Laboran Pendidikan Biologi Pak Agus dan Pak Marsono yang selalu
sabar dalam membimbing penulis.
10. Staf sekretariat Pendidikan Biologi Mas Arif yang selalu sabar dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan kegiatan administrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
11. Kedua orang tuaku , Bapak, Mama dan adikku Wawa yang selalu
memberikan mendoakan dan mendukung baik dari segi mental dan
finansial.
12. Andreas Yulianto yang selalu mendukung, membantu, mendoakan,
memberi semangat dan meluangkan waktu untuk kelancaran skripsi ini.
13. Teman – teman ku Ellia Dia, Niken Frydha, Ari Ngesti, Nadya Ratri,
Reyvinder Urat, Agustina Dini dan seluruh mahasiswa Pendidikan
Biologi angkatan 2015 yang selalu mendukung untuk membantu dan
memberi dukungan.
14. Ibu Nur selaku petani daun kelor dan Bapak Yusuf dari pihak Martani
yang memberikan banyak ilmu untuk kelancaran skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat positif
dan membangun demi kesempurnaan skripsi ini
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI BAWANG PUTIH (Allium
sativum L.) PADA MI KELOR (Moringa oleifera L.)TERHADAP DAYA
SIMPAN DAN DAYA TERIMA KONSUMEN
Sopi Vika Aulia
Universitas Sanata Dharma
2019
ABSTRAK
Salah satu pemanfaatan daun kelor adalah diolah dalam bentuk tepung
untuk dijadikan bahan pembuatan makanan karena memiliki gizi yang tinggi, di
antaranya adalah antioksidan dan protein. Tekstur dari tepung kelor ini cukup halus
sehingga dapat digunakan sebagai bahan subtitusi mi kelor basah. Karakteristik mi
kelor basah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi sehingga daya simpan mi
basah relatif pendek dan bau dari mi kelor yang cukup menyengat, sehingga perlu
adanya bahan untuk mengawetkan dan mengurangi aroma dari mi kelor. Tujuan
penelitian ini yakni untuk mengetahui daya simpan, daya terima konsumen dan
perlakuan yang memberikan pengaruh optimal terhadap daya simpan dan daya
terima konsumen pada mi kelor..
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6
perlakuan dan 4 kali ulangan. Faktor tunggal yang digunakan adalah berbagai
konsentrasi bawang putih (0g, 4g, 8g, 12g, 16g dan 20g). Untuk mengetahui daya
simpan dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri dengan metode hitung cawan
kemudian dilanjutkan dengan metode BAM (Bacteriological Analytical Manual).
Untuk mengetahui daya terima dilakukan uji kesukaan meliputi aroma, tekstur dan
rasa. Hasil perhitungan BAM dan uji organoleptik dianalisis secara statistik
menggunakan uji korelasi kemudian dilanjutkan dengan regresi linear sederhana
serta didukung dengan analisis secara deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa semakin banyak penambahan
konsentrasi bawang putih dapat memengaruhi hasil uji daya simpan dan daya
terima konsumen. Penambahan konsentrasi bawang putih sebesar 20g dapat
memberikan pengaruh dalam mengawetkan mi kelor dalam kurun waktu 24 jam
dan uji kesukaan pada aspek aroma, tekstur dan rasa.
Kata kunci : mi kelor , bawang putih, daya simpan , daya terima konsumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
THE EFFECT OF GARLIC ADDITION (Allium sativum L.) TO MORINGA
(Moringa oleifera L.) NOODLES AS PRESERVATIVE AND CONSUMER
ACCEPTANCE
Sopi Vika Aulia
Sanata Dharma University
2019
ABSTRACT
One of the benefits of moringa leaves is processed into flour and can be
used as main ingredient to make some food. Moringa flour contain some nutrition,
which are antioxidants and proteints. Smooth texture in moringa flour can be used
as substitute for wet moringa noodles. Therefore necessary ingredient is needed to
preserve and reduce smell of wet moringa noodles. The purpose of this research is
to know the impact of preservative, consumer acceptance and optimal treatment to
preservative and consumer acceptance of moringa noodles. .
This study used a completely Randomized Design (CRD) with 6 treatments
and 4 replications. Single factor was used in this research which was various
concentration of garlic (0g, 4g, 8g, 12g, 16g and 20g). Preservation analysis used
viable plate count followed by BAM (Bacteriological Analytical Manual).
Consumer acceptance for smell, texture and taste were organoleptic tested. Result
of BAM calculation and organoleptic test were statistical analyzed using
correlation test and regression and supported by descriptive analysed.
The result showed that, 20 g addition of garlic concentration could preserve
wet moringa noodles for up to 24 hours. Organoleptic test showed that 20 g
addition of garlic concentration significantly effect consumer acceptance of the
taste of wet moringa noodles.
Key words : moringa noodles, garlic, preservative, consumer acceptance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ........................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK .......................................................................................................... x
ABSTRACT........................................................................................................ xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 5
A. Tanaman Kelor ........................................................................................... 5
1. Distribusi dan Syarat Hidup Tanaman Kelor ................................................. 5
2. Klasifikasi Tanaman Kelor............................................................................ 5
3. Morfologi Tanaman kelor ............................................................................. 6
4. Pemanfaatan Tanaman Kelor ....................................................................... 7
5. Kandungan Gizi Daun Kelor ......................................................................... 8
6. Kandungan Gizi dan Pemanfaatan Tepung Daun Kelor ................................. 9
B. Mi Basah ................................................................................................... 10
1. Pengertian Mi Basah ................................................................................... 10
2. Bahan Pembuatan Mi Basah ....................................................................... 12
3. Standar Gizi Mi Basah ................................................................................ 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Bawang putih ............................................................................................ 15
1. Klasifikasi Bawang Putih ............................................................................ 15
2. Distribusi dan Syarat Hidup Bawang Putih ................................................. 15
3. Morfologi Bawang Putih ............................................................................. 16
4. Pemanfaatan Bawang Putih ......................................................................... 17
D. Daya Simpan ............................................................................................. 19
E. Daya Terima ............................................................................................. 20
F. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 23
G. Kerangka Berpikir .................................................................................... 26
H. Hipotesis Penelitian................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 29
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 29
B. Variabel Penelitian ................................................................................... 29
C. Batasan Penelitian / Definisi Operasional ................................................ 30
D. Waktu dan Tempat ................................................................................... 31
E. Alat dan Bahan ......................................................................................... 31
F. Prosedur Kerja ......................................................................................... 32
1. Tahap Persiapan Pembuatan Mi Kelor ........................................................ 32
2. Tahap Pelaksanaan Pembuatan Mi kelor ..................................................... 32
3. Tahap Persiapan Uji Daya Simpan .............................................................. 33
4. Tahap Pelaksanaan Uji Daya Simpan .......................................................... 35
5. Isolasi Bakteri dengan Teknik Spread Plate ................................................ 36
6. Pengamatan (Tahap Pengumpulan Data) ..................................................... 37
7. Analisis Data .............................................................................................. 39
G. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran ............ 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 40
A. Uji daya simpan ........................................................................................ 40
B. Daya Terima Konsumen ........................................................................... 49
1. Aroma ........................................................................................................ 49
2. Tekstur ....................................................................................................... 52
3. Rasa ............................................................................................................ 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Perbandingan Kadar zat Gizi antara Mi Kelor dengan Mi Tepung
Terigu ............................................................................................................... 56
D. Keterbatasan Penelitian............................................................................ 58
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 60
A. Kesimpulan................................................................................................. 60
B. Saran .......................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 61
LAMPIRAN ..................................................................................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Syarat Mutu Mi Basah …………………………………………..….12
Tabel 2.2 Standar gizi mi basah menurut Data Komposisi Pangan
Indonesia………………………………………………..….…,,,,,,....15
Tabel 3.1 Kode – Kode Perlakuan dan Nomor Ulangan …………...………….37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Morfologi Tanaman Kelor .............................................................. 7
Gambar 2.2 Literature map ................................................................................ 25
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................... 28
Gambar 4.1 Jumlah Koloni Bakteri Mi Kelor dengan Berbagai Konsentrasi
Bawang Putih ……………………………...................................... 40
Gambar 4.2 Jumlah Bakteri Mi Kelor dengan berbagai Konsentrasi Bawang Putih
pada Hari Ke 0…………………………..……………………..…. 41
Gambar 4.3 Jumlah Bakteri Mi Kelor dengan berbagai Konsentrasi Bawang Putih
pada Hari Ke 1 ................................................................................ 42
Gambar 4.4 Pertumbuhan Jamur pada Perlakuan Kontrol dan M5...................... 47
Gambar 4.5 Daya Terima Panelis pada Aspek Aroma…...…………...………... 48
Gambar 4.6 Daya Terima Panelis pada Apek Tekstur……………....…............. 51
Gambar 4.7 Daya Terima Panelis pada Apek Rasa ……………...………….… 53
Gambar 4.8 Perbandingan Kadar Zat Gizi Berupa Karbohidrat, Protein dan
Antioksidan Antara Mi Kelor dan Mi Tepung Terigu .………..… 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus dan RPP…………………………………………………..66
Lampiran 2 Data Pengamatan Jumlah Koloni bakteri pada Mie Kelor............123
Lampiran 3 Hasil Uji Organoleptik………………………………………......125
Lampiran 4 Analisis Statistik…………………………………..…………......128
Lampiran 5 Lembar Uji Kesukaan (Uji Hedonik)…………………………....131
Lampiran 6 Hasil Analisa Laboratorium Perbandingan Kadar Karbohidrat,Protein
dan Antioksidan ………………………………………...……..133
Lampiran 7 Dokumentasi……………………………………………...……...134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanaman kelor (Moringa oleifera L.) merupakan tanaman yang banyak
dijumpai di masyarakat karena mempunyai banyak manfaat seperti daunnya
yang kaya akan zat gizi. Daun kelor merupakan sumber dari β karoten, protein,
vitamin C, kalsium, potassium dan antioksidan alami (Sidhhuraju and Becker,
2003). Daun kelor dapat langsung diolah menjadi makanan misalnya sup daun
kelor. Selain itu daun kelor sering diolah dalam bentuk tepung daun kelor untuk
dijadikan bahan pembuatan makanan.
Tepung daun kelor mempunyai gizi yang lebih baik dibandingkan dengan
tepung terigu. Pada 100 gram tepung daun kelor mengandung 28.25 gram
protein, 35.91 mg zat besi (Fe), 2.24 g kalsium (Ca), 28.03 mg magnesium (Mg)
(Zakaria dkk, 2012) sedangkan pada 100 gram tepung terigu mengandung 9
gram protein, 1.3 mg zat besi , 0.0022 g kalsium (Ca) dan 0 mg magnesium
(Mg) (Data Komposisi Pangan Indonesia, 2018) . Selain itu, tekstur dari tepung
daun kelor cukup halus seperti tepung terigu dan dapat dijadikan sebagai bahan
pembuatan makanan sehingga tepung daun telor sudah mulai diproduksi secara
rumahan sebagai bahan substitusi dari tepung terigu untuk bahan pembuatan
makanan. Salah satu makanan yang bahan dasarnya dapat disubtitusi oleh
tepung daun kelor adalah mi basah.
Mi kelor basah mempunyai keunggulan dari unsur gizinya karena
langsung dikonsumsi. Selain itu mi basah dalam proses pembuatannya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menggunakan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan. Namun sayangnya mi
kelor basah cukup jarang ditemukan karena mi kelor basah mempunyai aroma
khas dan daya simpannya yang relatif lebih singkat yaitu 10-12 jam pada suhu
kamar sehingga kurang diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya
penambahan bumbu rempah untuk mengawetkan dan mengurangi aroma langu
dari mi kelor basah.
Bawang putih (Allium sativum L.) termasuk salah satu bumbu rempah
yang mempunyai kandungan allicin yang dapat mengurangi jumlah bakteri
aerob, Escherichia coli dan mikroorganisme lainya sehingga bahan makanan
yang ditambahkan bawang putih akan lebih awet (Sutomo, 2012). Selain itu
bawang putih mengandung methyl allyl disulfide yang pedas dan harum
(Meilani dkk, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Kawinarni (2015) menunjukkan
penambahan bawang putih pada tempura ikan rucah dari aspek gizi tidak
berpengaruh terhadap kadar protein tetapi berpengaruh terhadap kadar lemak,
dari aspek mikrobiologis berpengaruh terhadap penurunan jumlah bakteri dan
dari aspek organoleptik dalam hal ini rasa, aroma, tekstur dan kerenyahan juga
berpengaruh. Selain itu penelitian yang dilakukan Hendra (2017) menunjukkan
penambahan ekstrak bawang putih berpengaruh sangat nyata terhadap daya
simpan dan daya awet tahu putih.
Bawang putih sering digunakan untuk bahan pengawet alami dalam
makanan antara lain tahu putih dan kuning, mi basah dan ikan segar. Namun
sayangnya belum ada pemanfaatan bawang putih dalam mengawetkan mi kelor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
basah. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul ”Pengaruh Penambahan Konsentrasi Bawang Putih (Allium
sativum L.) pada Mi Kelor (Moringa oleifera L.) terhadap Daya Simpan dan
Daya Terima Konsumen”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi bawang putih pada mi kelor
terhadap daya simpan
2. Bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi bawang putih pada mi kelor
terhadap daya terima konsumen ?
3. Perlakuan mana yang memberikan pengaruh paling optimal terhadap daya
simpan pada mi kelor ?
4. Perlakuan mana yang memberikan pengaruh paling optimal terhadap daya
terima konsumen pada mi kelor ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi bawang putih pada
mi kelor terhadap daya simpan.
2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi bawang putih pada
mi kelor terhadap daya terima konsumen.
3. Untuk mengetahui perlakuan yang memberikan pengaruh paling optimal
terhadap daya simpan pada mi kelor.
4. Untuk mengetahui perlakuan yang memberikan pengaruh paling optimal
terhadap daya terima konsumen pada mi kelor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
- Menambah wawasan tentang pengaruh penambahan konsentrasi bawang
putih pada mi kelor terhadap daya simpan
- Menambah wawasan tentang pengaruh penambahan konsentrasi bawang
putih pada mi kelor terhadap daya terima konsumen.
- Menambah wawasan tentang manfaat dari tepung kelor.
2. Bagi Dunia Pendidikan
- Menambah wawasan guru, siswa dan dosen pengaruh penambahan
konsentrasi bawang putih pada mi kelor terhadap daya simpan melalui
jurnal ilmiah.
- Menambah wawasan guru, siswa dan dosen pengaruh penambahan
konsentrasi bawang putih pada mi kelor terhadap daya terima konsumen
yang dapat dipublikasikan melalui jurnal ilmiah.
- Menambah wawasan guru, siswa dan dosen tentang manfaat dari tepung
kelor.
3. Bagi masyarakat
- Menambah informasi tentang bawang putih sebagai pengawet alami
yang aman untuk dikonsumsi masyarakat.
- Menambah informasi tentang bawang putih untuk mengurangi aroma
langu pada mi kelor.
- Menambah informasi tentang manfaat dari tepung kelor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tanaman Kelor
1. Distribusi dan Syarat Hidup Tanaman Kelor
Tanaman kelor berasal dari daerah selatan pegunungan Himalaya.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai mengetahui manfaat dari tanaman
kelor sehingga dilakukan pengembangan dan persebaran ke berbagai negara di
dunia misalnya ke daerah tropis dan subtropis seperti negara India, Indonesia
dan Filipina (Radovich, 2013 and Bosch, 2004).
Tanaman kelor mempunyai beberapa faktor yang memengaruhi
pertumbuhannya. Faktor– faktor tersebut di antaranya adalah suhu dan curah
hujan. Tanaman kelor dapat tumbuh baik di suhu hangat yaitu sekitar 25 – 30
0C dengan curah hujan antara 1000 – 2000 mm /tahun (Radovich, 2013). Jika
tanaman kelor ini hidup di daerah yang kekurangan air dengan curah hujan
kurang dari 400 mm /tahun maka tanaman kelor mempunyai kemampuan untuk
bertahan hidup dengan cara mengurangi produksi jumlah daunnya sehingga
dapat mengurangi terjadinya fotosintesis terang yang prosesnya membutuhkan
air. Selain itu tanaman kelor juga dapat tumbuh di tanah dengan rentang pH 4,5
– 9 dan kandungan garam dari 3 – 9 dS/m (Radovich, 2013).
2. Klasifikasi Tanaman Kelor
Tanaman kelor merupakan suku dari Moringaceae yang sudah dikenal
dengan aroma khas dari daunnya ketika dihancurkan (Berry, 2008). Klasifikasi
tanaman kelor yakni (Anonim, 2015) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Capparale
Suku : Moringaceae
Marga : Moringa
Spesies : Moringa oleifera L.
3. Morfologi Tanaman kelor
Tanaman kelor mempunyai habitus berupa pohon yang dapat tumbuh
hingga 12 m dengan diameter batang 30 cm. Batang tanaman kelor termasuk
ke dalam jenis kayu lunak dan batang tanaman kelor berwarna abu – abu. Akar
tanaman kelor dapat menembus tanah cukup dalam sehingga kebutuhan akan
nutrisi dan air dapat terpenuhi dengan baik. Akar kelor juga mempunyai bau
yang tajam dan cukup menyengat. Bunga kelor mempunyai warna putih dan
krem yang panjangnya sekitar 7-14 mm. Selain itu bunga tanaman kelor
merupakan jenis zygomorphic yang mempunyai arti simetris atau jika dibelah
menjadi 2 bagian maka bunga tersebut akan terbagi menjadi 2 bagian yang sama
(Demas, 2016).
Buah tanaman kelor berwarna hijau ketika muda. Jika sudah matang
maka akan berubah menjadi cokelat (Radovich, 2013). Daun kelor berbentuk
bulat telur, bersirip tak sempurna, beranak daun ganjil, tersusun majemuk dalam
satu tangkai, dan hanya sebesar ujung jari. Helaian daun kelor berwarna hijau,
ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, tepi daun rata, susunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pertulangan menyirip serta memiliki ukuran 1-2 cm (Yulianti, 2008). Morfologi
tanaman kelor dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Morfologi Tanaman Kelor (Dokumentasi pribadi)
4. Pemanfaatan Tanaman Kelor
Tanaman kelor yang mempunyai banyak manfaat membuat masyarakat
melakukan banyak cara untuk pemanfaatan bagian – bagian dari tanaman kelor.
Daun, buah, dan bunga dari tanaman kelor dapat dimasak sebagai sayuran.
Bunga tanaman kelor sering dibuat teh dan sebagai tambahan bumbu.
Pemanfaatan daun kelor lebih sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
diolah menjadi bahan pangan karena daun kelor mempunyai kandungan gizi
tertinggi misalnya protein, vitamin A, vitamin B, vitamin C dan mineral (Singh
et al , 2012)
Akar dari tanaman kelor tidak dapat dikonsumsi langsung karena
mengandung racun ichthyotoxic yang dapat mengakibatkan gagal fungsi
pernapasan dan peredaran darah yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Jika
diolah dengan baik maka akar kelor akan sangat berguna pada bidang obat –
obatan. Kulit akar tanaman kelor mempunyai senyawa aglikon dari deoksi –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
niazimicin yang berperan dalam kegiatan antibakteri dan antijamur (Nikkon et
al, 2003)
5. Kandungan Gizi Daun Kelor
Daun kelor mempunyai kandungan gizi tertinggi dibandingkan bagian
tanaman kelor lainnya. Menurut Siddhuraju and Becker (2002) daun kelor
merupakan sumber dari β karoten, protein, vitamin C, kalsium, potassium dan
antioksidan alami. Selain itu menurut Singh et al (2012) 100 gram daun kelor
mengandung 6.7 mg protein, 1.7 mg lemak, 13.4 mg karbohidrat, 0.9 mg serat,
440 mg kasium (Ca), 70 mg fosfor (P), dan 7 mg zat besi (Fe). Daun kelor
yang tinggi akan sumber antioksidan alami yang baik karena kandungan
berbagai jenis senyawa antioksidan pada daun kelor seperti asam askorbat,
flavonoid, fenolik, dan karotenoid. Tingginya konsentrasi asam askorbat, zat
estrogen dan β-sitosterol, besi, kalium, fosfor, tembaga, vitamin A, B, C yang
membuat daun kelor memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Kandungan
asam amino yang terdapat pada daun kelor berbentuk asam aspartat, asam
glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, arginin, triptofan, sistein,
dan metionin (Makkar and Becker, 1996). Anwar et al (2005) juga
menyebutkan bahwa daun kelor mempunyai banyak zat antioksidan misalnya
asam askorbat, flavonoid, karotenoid dan fenol.
Banyaknya kandungan antioksidan sangat penting bagi tubuh karena peran
antioksidan dalam tubuh adalah untuk melindungi tubuh dari pengaruh
senyawa – senyawa radikal bebas yang dihasilkan dari proses oksidasi yang
terjadi pada proses transformasi energi metabolik (Azima dkk, 2004). Ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
tubuh melakukan metabolisme yang melibatkan oksigen (aerob) maka akan
mengakibatkan beberapa molekul yang tidak stabil yang dinamakan “radikal
bebas”. Radikal bebas ini akan menarik elektron dari senyawa lain (Anonim,
2012) . Hal inilah yang menyebabkan oksidasi terutama pada senyawa lipid
yang akan mengakibatkan penyakit kanker, hipertensi, Alzheimer dan
Parkinson (Azima dkk, 2004). Banyaknya gizi dan manfaat dari daun kelor
inilah yang menjadikan masyarakat banyak mengolah dalam berbagai bentuk,
salah satunya dalam bentuk tepung. Bentuk dari tepung daun kelor cukup
halus seperti tepung lainnya sehingga tepung daun kelor dapat dijadikan
sebagai bahan dasar suatu makanan.
6. Kandungan Gizi dan Pemanfaatan Tepung Daun Kelor
Pada 100 gram tepung daun kelor mengandung 28.25 gram protein, 35.91
mg zat besi (Fe), 2.2 g kalsium (Ca) dan 28.03 mg magnesium (Mg) (Zakaria
dkk, 2012). Tepung daun kelor mengandung lebih banyak vitamin A
dibandingkan dengan wortel, lebih banyak kalsium dibandingkan susu hewani,
lebih banyak besi dibandingkan bayam, lebih banyak vitamin C dibandingkan
jeruk dan kualitas protein dapat bersaing dengan protein yang ada pada susu dan
telur. Selain itu tepung daun kelor mengandung mineral yang cukup tinggi
terutama Kalsium (Ca) dan besi (Fe) (Fahey, 2005)
Tingginya kalsium dalam tepung daun kelor dapat dijadikan sebagai bahan
alternatif substitusi susu dari hewan misalnya sapi dan kambing (Winarti,
2010). Kalsium (Ca) ini sangat baik diberikan pada anak – anak karena peran
kalsium dalam pertumbuhan anak. Kandungan besi (Fe) juga dapat membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
manusia yang mengalami anemia (Siddhuraju and Becker, 2003) Tepung daun
kelor juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif substitusi mi basah
karena teksturnya hampir menyerupai tepung terigu.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zakaria dan Rauf (2017) kadar
protein mi basah dengan penambahan tepung daun kelor cenderung meningkat
seiring dengan semakin banyak penambahan konsentrasi tepung daun kelor.
Pada penambahan 6 % tepung daun kelor, kadar protein mi basah meningkat
7,7 %, sedangkan pada penambahan 12 % kadar protein mi basah meningkat
16,4 %
Kandungan gizi yang tinggi dari tepung kelor ini sudah mulai banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat. Menurut informasi dari produk tepung kelor
yang sudah dibeli, tepung kelor sudah mulai dijadikan bumbu tambahan untuk
minuman dan makanan sehari – hari misalnya ditambahkan ke dalam jus, susu,
kopi dan teh. Untuk makanan ditambahkan ke dalam olahan sayur, bubur, nasi
dan telur. Namun sayangnya pemanfaatan tepung daun kelor sebagai bahan
alternatif atau substitusi dari bahan makanan belum banyak dilakukan.
Misalnya pembuatan mi basah yang bahan dasarnya dapat disubstitusi oleh
tepung daun kelor.
B. Mi Basah
1. Pengertian Mi Basah
Mi basah merupakan makanan yang sudah tidak asing di Indonesia. Mi
basah adalah jenis mi mentah yang mengalami proses perebusan setelah
tahap dibentuk tali–tali mi. Mi basah memiliki kadar air mencapai 52 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sehingga daya tahan simpannya relatif singkat (10-12 jam pada suhu kamar)
(Sihombing, 2007). Meskipun demikian, nilai gizi pada mi basah lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai gizi mi kering karena langsung dimakan
oleh konsumen. Mengonsumsi mi basah juga lebih sehat dibandingkan mi
kering karena tidak mengandung zat pengawet yang berbahaya bagi tubuh
konsumen.
Mi basah pada umumnya dibuat dengan bahan tepung terigu dan telur.
Namun ada beberapa mi yang dibuat dengan penambahan bahan misalnya
wortel, bayam dan bahan lain yang aman ditambahkan ke adonan mi
(Astawan, 2005). Selain itu penambahan bahan pada adonan mi bertujuan
untuk menarik perhatian konsumen dalam segi rasa, bau dan warna.
Mi basah mempunyai standar yang terdiri dari beberapa ciri – ciri yang
menunjukkan bahwa mi yang sudah dibuat sudah baik untuk di konsumsi
oleh konsumen. Ciri – cirinya dalam syarat mutu mi basah yaitu dalam
SNI 01‐2987‐1992 yang dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Syarat Mutu Mi Basah
No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan :
1.1. Bau Normal
1.2. Rasa Normal
1.3. Warna Normal
2. Air % b/b 20 – 35
3. Abu (dihitung atas dasar bahan kering) % b/b Maks. e
4. Protein (N x 6.25) (dihitung atas dasar
bahan kering)
% b/b Min .8
5. Bahan tambahan makanan
5.1. Boraks dan asam borat Tidak boleh ada
5.2. Pewarna Sesuai SNI-0222-M dan Permenkes
No. 722/Menkes/Per/IX/88
5.3.Formalin Tidak boleh ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
6. Cemaran logam
6.1. Timbal (Pb) mg/kg Maks. 1.0
6.2. Tembaga (Cu) mg/kg Mak. 10.0
6.3. Seng (Zn) mg/kg Maks. 40.0
6.4. Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0.05
7. Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks. 0.05
8. Cemaran mikroba
8.1. Angka lempeng total Koloni/g Maks. 1.0 x 106
8.2. Escherichia coli APM/g Maks.10
8.3. kapang Koloni/g Maks. 1.0 x 104
2. Bahan Pembuatan Mi Basah
a. Tepung Terigu
Menurut Astawan (2005) tepung terigu merupakan bahan yang
berperan penting untuk pembuatan mi basah. Tepung terigu dibagi
menjadi beberapa jenis yaitu :
1) Tepung terigu berprotein rendah mengandung protein 7–8,5%.
Pemanfaatannya dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan kue dan
cookies.
2) Tepung terigu berprotein sedang mengandung 9,5–11%.
Pemanfaatannya dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan roti, mi, dan
macam-macam kue.
3) Tepung terigu berprotein tinggi mengandung 12-13% Pemanfaatannya
dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan roti dan mi berkualitas
tinggi.
Tepung terigu penting dalam pembuatan mi karena dalam tepung terigu
terdapat komponen protein yang bernama gluten. Menurut Wieser (2007)
gluten dapat memberikan elastisitas pada adonan mi. Sifat elastis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dihasilkan oleh kandungan gluten dapat membuat daya putus mi menjadi
rendah pada saat pencetakan dan pemasakan dan dapat membuat mi menjadi
kenyal. Oleh karena itu untuk pembuatan mi diperlukan tepung terigu
protein tinggi karena kandungan gluten nya yang lebih tinggi dibandingkan
jenis tepung terigu lainnya.
Menurut Delcour et al (2010) gluten menghasilkan sifat elastis dan
kenyal karena pada saat penambahan oleh air maka gluten yang terdiri dari
atas komponen gliadin dan glutenin akan menghasilkan sifat
viskoelastisitas. Sifat tersebut dapat menjadikan adonan dapat dengan
mudah dibentuk, digiling dan mengembang. Selain itu menurut Ratnawati
(2003) menambahkan bahwa gliadin akan menyebabkan glutenin bersifat
elastis sedangkan glutein menyebabkan struktur adonan menjadi kuat.
Pada dasarnya gluten tidak berbahaya bagi orang normal selama fungsi
usus halus dapat bekerja dengan baik. Namun untuk orang yang memiliki
intoleransi terhadap gluten akan mengakibatkan penyakit turunan yang
bernama Seliak. Gluten di dalam sistem pencernaan manusia memiliki sifat
yang resisten terhadap enzim protease yang berperan sebagai pemecah
protein di usus halus. Hal ini dapat menyebabkan suatu kemungkinan gluten
tidak dapat tercerna dengan baik di usus halus kemudian molekul gluten
akan bergabung dengan antibodi di dalam usus halus yang menyebabkan
lapisan usus halus yang berjonjot – jonjot menjadi rata. Permukaan yang
rata ini akan kurang mampu mencerna dan menyerap makanan (Kubala,
2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Telur
Penggunaan telur dapat meningkatkan mutu gizi terutama protein.
Adonan mi juga akan lebih liat dan kenyal sehingga tidak mudah putus dan
memiliki warna kuning yang menarik. Cita rasa mi setelah ditambahkan
teluar juga akan menambah rasa gurih (Astawan, 2005)
c. Garam
Garam dapur merupakan bahan tambahan dalam pembuatan mi yang
dapat menambah cita rasa, memperkuat tekstur dan meningkatkan
fleksibilitas mi (Astawan, 2005).
3. Standar Gizi Mi Basah
Standar gizi mi basah berperan sangat penting untuk patokan kita dalam
mengonsumsi mi basah. Pada Tabel 2.2 ditunjukkan standar gizi mi basah
menurut Data Komposisi Pangan Indonesia (2018).
Tabel 2.2 standar gizi mi basah menurut Data Komposisi Pangan Indonesia
Gizi Mi Basah per 100 g
Air : 80 g Abu : 2.1 g
Protein : 0.6 g Kalsium : 14 mg
Lemak : 3.3 g Fosfor : 13 mg
Karbohidrat : 14 g Besi : 6.8 mg
Serat : 0.1 g Natrium : 63 mg
Kalium : 13.5 mg Seng : 0.4 mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
C. Bawang putih
1. Klasifikasi Bawang Putih
Bawang putih yang mempunyai nama ilmiah Allium sativum L.
merupakan suku dari Liliaceae atau bawang bawangan. Klasifikasi bawang
putih yakni (Anonim,2015) :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Spesies : Allium sativum L.
2. Distribusi dan Syarat Hidup Bawang Putih
Bawang putih sudah dikenal sejak 6000 tahun lalu. Salah satu bangsa
yang menggunakan bawang putih adalah bangsa mesir kuno (Keusgen,
2002). Bawang putih digunakan untuk mengobati penyakit tifus, kolera,
disentri, influenza dan penyakit epidemik lainnya. Oleh karena itu banyak
orang-orang yang mengembangkan penggunaan bawang putih pada bidang
farmasi sebagai obat (Petrovska and Cekovska, 2010)
Menurut Syamsiah dan Tajudin (2003), bawang putih berasal dari Asia
tengah diantaranya adalah Republik Korea, Cina dan Jepang. Seiring
berjalannya waktu para pedagang dari kawasan Asia Tengah menjual
bawang putihnya ke beberapa negara tetangga lainnya salah satunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Indonesia. Banyaknya khasiat dari bawang putih ini membuat masyarakat
Indonesia tertarik untuk melakukan budidaya bawang putih.
Menurut Arisandi dan Andriani (2008) menyatakan bahwa bawang
putih dapat tumbuh baik pada jenis tanah gromosol (ultisol). Tekstur tanah
gromosol (ultisol) adalah berlempung pasir (gembur). Selain itu faktor yang
memengaruhi pertumbuhan bawang putih adalah drainase yang cukup
dengan kedalaman air tanah 50cm-150cm dari permukaan tanah. Menurut
Stavelikova (2008) bawang putih dapat tumbuh dengan baik pada
temperatur 8.70 C dan curah hujan sekitar 570 mm/ tahun. Oleh karena itu
bawang putih banyak dibudidayakan di daerah pegunungan yang
mempunyai temperatur sejuk.
3. Morfologi Bawang Putih
Bawang putih adalah herba semusim berumpun yang mempunyai tinggi
sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah
pegunungan dengan suhu yang sejuk dan cukup mendapat sinar matahari
(Syamsiah dan Tajudin, 2003)
Akar bawang putih terletak di bagian dasar umbi ataupun pangkal umbi
yang berbentuk cakram. Akar dari bawang putih adalah akar serabut,
berjumlah banyak dan pendek. Untuk memenuhi nutrisi akarnya dapat
memanjang ke segala arah namun cukup rapuh jika terkena air sehingga
tidak resisten terhadap cekaman air (Samadi, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pada daun muda dekat batang, terdapat tunas – tunas kecil yang
nantinya akan tumbuh menjadi siung. Kumpulan dari siung sering disebut
dengan umbi bawang putih (Syamsiah dan Tajudin, 2003)
Batangnya merupakan batang semu, panjang dapat mencapai 30. Daun
berupa helai-helai seperti pita yang memanjang ke atas. Jumlah daun yang
dimiliki oleh tiap tanamannya dapat mencapai 10 buah. Bentuk daun pipih
rata, tidak berlubang, runcing di ujung atasnya dan agak melipat ke dalam
(arah panjang/membulur). Permukaan daun bagian atas berwarna hijau
muda dengan kelopak daun yang tipis, kuat, dan membungkus kelopak daun
yang yang lebih muda (Samadi, 2000)
Bunga bawang putih hanya terdapat pada beberapa varietas tertentu saja.
Bunga bawang putih berupa bunga majemuk yang berbentuk bulat seperti
bola, berwarna merah jambu, berukuran kecil, tangkainya pendek, dan
bentuknya menyerupai umbi bawang. Bunga yang tumbuh dapat
menghasilkan biji. Umumnya pada sebagian besar varietas, tangkai bunga
tidak tumbuh keluar melainkan hanya sebagian bunga saja yang tampak
keluar. Namun, bunga dari bawang putih dapat menganggu perkembangan
umbi, oleh karena itu biasanya petani langsung memotong bunga bawang
putih (Wibowo, 2007).
4. Pemanfaatan Bawang Putih
Bawang putih dimanfaatkan sebagai pengobatan untuk penyakit-
penyakit tertentu misalnya penyakit kardiovaskular dan mengurangi resiko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kanker (Gonzales et al, 2012). Selain itu menurut Aviello et al (2009)
bawang putih juga sebagai sumber antioksidan, antimikroba dan
mengeluarkan zat – zat asing dalam tubuh
Bawang putih mengandung komponen – komponen yang dapat
melawan penyakit misalnya komponen sulfur berupa (alliin, allicin, diallyl
disulfide dan lain – lain), air, selulosa, asam amino, lemak, minyak atsiri,
fruktosa kompleks, asam organik, saponosida steroid, mineral (Mg, Zn, Se,)
dan vitamin C, A, B (Kovacevic and Licno 2000). Perlawanan untuk
melawan penyakit disebabkan karena adanya aktivitas antibakteri yang
berasal dari transformasi allicin sehingga dapat mengendalikan bakteri-
bakteri patogen, baik gram negatif maupun positif (Durairaj et al, 2009).
Bawang putih memiliki komponen sulfur yang lebih tinggi dibandingkan
dengan spesies Allium lainnya. Komponen sulfur inilah yang memberikan
bau khas dan berbagai efek obat dari bawang putih (Londhe et al, 2011).
Bau yang khas menjadikan bawang putih juga sebagai penyedap alami yang
tentunya aman dikonsumsi dalam jangka panjang.
Bau yang khas dan peranannya sebagai antibakteri, menjadikan fungsi
bawang putih dapat diperluas menjadi bahan pengawetan makanan.
Menurut Sarma (2004) bawang putih dapat secara efektif membunuh,
menghambat pertumbuhan bakteri yang mengakibatkan pembusukan pada
makanan misalnya Salmonella dan Escherichia coli. Pengawetan ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menjadi nilai tambah untuk pengawetan makanan tanpa membahayakan
kesehatan manusia.
D. Daya Simpan
Daya simpan menurut Floros and Gnanasekharan (1993) adalah waktu yang
diperlukan oleh produk pangan dalam kondisi penyimpanan tertentu untuk
dapat mencapai tingkatan degradasi mutu tertentu. Daya simpan pada makanan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menyebabkan penurunan kualitas
atau rusaknya suatu makanan. Faktor – faktornya adalah massa oksigen, uap air,
cahaya, mikroorganisme, bantingan dan bahan kimia yang bersifat racun
(Arpah, 2001).
Salah satu faktor yang memengaruhi penurunan kualitas pada makanan
adalah adanya mikroorganisme yang dapat berupa bakteri dan jamur.
Pertumbuhan bakteri pada makanan dipengaruhi oleh kandungan air yang
cukup tinggi pada suatu zat makanan, sedangkan jamur dapat dipengaruhi oleh
proses pembuatan pangan yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar
(Arpah, 2001).
Mekanisme pengujian daya simpan dapat dilakukan dengan metode hitung
cawan yang merupakan salah satu metode untuk menunjukkan jumlah koloni
bakteri yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung koloni
bakteri yang ditumbuhkan pada media agar. Prinsip dari metode ini adalah jika
koloni bakteri yang masih hidup ditumbuhkan pada medium maka sel tersebut
akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tanpa menggunakan mikroskop (Fardiaz, 2004). Jika metode hitung cawan
sudah selesai maka prosedur selanjutnya adalah perhitungan Bacterological
Analytical Manual (BAM). Prosedur ini dilakukan oleh para analis di
Laboratorium Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat untuk
mendeteksi total bakteri yang terdapat pada makanan dan produk kosmetik
(Maturin and Peeler, 2001). Bacterological Analytical Manual (BAM)
mempunyai rumus perhitungan yakni :
N = ∑𝑪
[(𝟏∗𝒏𝟏)+(𝟎.𝟏∗𝒏𝟐)∗𝒅
]
Keterangan :
N = Jumlah koloni per ml / g produk
C = Jumlah seluruh koloni pada cawan yang terhitung
n1 = Jumlah cawan pada pengenceran pertama
n2 = Jumlah cawan pada pengenceran kedua
d = Pengenceran pertama yang dihitung
E. Daya Terima
Daya terima adalah respon atau tanggapan seseorang tentang tingkat kepuasan
terhadap suatu produk makanan. Daya terima makanan dapat dilihat dari
kuantitas seseorang dalam memakan makanan tersebut secara umum dapat
dilihat dari jumlah makanan yang dikonsumsi. Daya terima makanan ini juga
dapat dilihat dari penilaian seseorang terhadap makanan yang dikonsumsi
berdasarkan kualitas sensorik orang tersebut. Penilaian ini dapat dilakukan
dengan uji organoleptik (Heldman et al, 2004).
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses
penginderaan yang berarti adanya reaksi mental (sensation) jika alat indra
mengalami rangsangan (stimulus). Reaksi yang ditimbulkan dapat berupa sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
untuk menyukai atau tidak menyukai, mendekati atau menjauhi akan benda
penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah
reaksi psikologis atau reaksi subyektif (Saleh, 2004).
Untuk melaksanakan penilaian organoleptik diperlukan panel yang bertindak
sebagai instrument atau alat. Panel ini terdiri dari orang atau kelompok yang
bertugas menilai sifat atau mutu komoditi berdasarkan kesan subjektif. Orang
yang menjadi anggota panel disebut panelis. Penilaian organoleptik dikenal 7
macam panel yakni :
1. Panel perseorangan
Orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik yang sangat tinggi
yang diperoleh karena bakat atau latihan–latihan yang sangat intensif.
Panel perserorangan sangat mengenal sifat, peranan dan cara
pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai metode – metode
analisis organoleptik dengan sangat baik.
2. Panel terbatas
Panel terbatas terdiri dari 3–5 orang yang mempunyai kepekaan inggi
sehingga bias lebih dihindari. Panelis ini mengenal dengan baik faktor–
faktor dalam penilaian organoleptik dan mengetahui cara pengolahan
dan pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir.
3. Panel terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15–25 orang yang mempunyai kepekaan
cukup baik. Untuk menjadi terlatih perlu didahului dengan seleksi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
latihan–latihan. Panelis ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga
tidak terlampau spesifik.
4. Panel agak terlatih
Panel agak terlatih terdiri dari 15–25 orang yang sebelumnya dilatih
untuk mengetahui sifat–sifat tertentu. Panel agak terlatih dipilih dari
kalangan terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan
data yang menyimpang boleh tidak digunakan dalam keputusannya.
5. Panel tidak terlatih
Panel terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih berdasarkan
jenis suku–suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel tidak
terlatih hanya diperbolehkan menilai alat organoleptik yang sederhana
seperti sifat kesukaan.
6. Panel konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung
pada pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum
dan ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu.
7. Panel anak–anak
Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak–anak berusia
3–10 tahun. Biasanya anak–anak digunakan sebagai panelis dalam
penilaian produk pangan yang disukai anak–anak seperti permen, es
krim dan sebagainya. Cara penggunaan panelis anak–anak harus
bertahap yaitu dengan pemberitahuan atau dengan bermain bersama,
kemudian dipanggil untuk diminta responnya terhadap produk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka snoopy yang sedang
sedih, biasa atau tertawa (Anonim, 2013).
Salah satu bagian dari uji organoleptik adalah uji hedonik terhadap panelis.
Panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya
(ketidaksukaan). Tingkat-tingkat kesukaan disebut sebagai skala hedonik. Skala
hedonik dapat direntangkan atau dikerucutkan menurut rentangan skala yang
dikehendaki (Setyaningsih dkk, 2010).
F. Penelitian yang Relevan
Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian
sebelumnya yang relevan sebagai acuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti. Selain itu peneliti menambahkan literature map yang
terdapat pada gambar 2.2. Penelitian relevan yang digunakan oleh peneliti ada 3
yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Hendra (2017) yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.) dan Lama
Penyimpanan terhadap Daya Awet Tahu Putih” dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap. Penelitian ini menggunakan 6 perlakuan dan
4 ulangan. Hasil menunjukkan ekstrak bawang putih memberikan
pengaruh signifikan terhadap daya simpan tahu putih. Selain itu jika
dilihat dari rata – rata jumlah mikroorganisme maka perlakuan P1 (80g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
ekstrak bawang putih) dapat memperpanjang daya simpan dan daya
awet tahu putih.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Kaswinarni (2015) yang berjudul
“Aspek Gizi, Mikrobiologis dan Organoleptik Tempura Ikan Rucah
dengan Berbagai Konsentrasi Bawang Putih (Allium sativum L. )”
dengan menggunakan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil menunjukkan
bahwa setiap kenaikan konsentrasi bawang putih yang diberikan tidak
berpengaruh terhadap kadar protein, tetapi berpengaruh terhadap kadar
lemak pada tempura ikan rucah. Uji organoleptik menunjukkan adanya
pengaruh terhadap rasa, tekstur, aroma dan kerenyahan sedangkan
jumlah bakteri menurun pada setiap kenaikan konsentrasi bawang putih
pada tempura ikan rucah.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Zakaria dkk (2016) yang berjudul
“Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor terhadap Daya Terima dan
Kadar Protein Mie Basah”. Penelitian menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan menggunakan satu faktor yaitu variasi
penambahan tepung daun kelor. Hasil menunjukkan daya terima mi
basah oleh panelis umumnya pada penambahan tepung daun kelor 2%
dari aspek warna, rasa dan tekstur. Selain itu kadar protein mi basah
dengan penambahan tepung daun kelor sebanyak 2% sebesar 14.84%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 2.2 Literature map
Penelitian 1
Penambahan ekstrak bawang putih
memberikan pengaruh signifikan terhadap
daya simpan tahu putih. Selain itu jika
dilihat dari rata – rata jumlah
mikroorganisme maka perlakuan P1 (80g
ekstrak bawang putih) dapat
memperpanjang daya simpan dan daya
awet tahu putih ( Hendra, 2017).
Penelitian 2
Berdasarkan kenaikan penambahan
konsentrasi bawang putih yang
diberikan, uji organoleptik menunjukkan
adanya pengaruh terhadap rasa, tekstur,
aroma dan kerenyahan sedangkan
jumlah bakteri menurun pada setiap
kenaikan konsentrasi bawang putih pada
tempura ikan rucah (Kaswinarni, 2015).
Penelitian 3
Daya terima mi basah oleh panelis
umumnya terdapat pada penambahan
tepung daun kelor 2% dari aspek
warna, rasa dan tekstur. Selain itu
kadar protein mi basah dengan
penambahan tepung daun kelor
sebanyak 2% sebesar 14.84% (Zakaria
dkk (2016).
Penelitian Baru
Pembuatan mi kelor dengan penambahan
konsentrasi bawang putih. Variabel yang
diukur adalah daya simpan dan daya terima
konsumen meliputi aspek aroma, tekstur
dan rasa (Aulia, 2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
G. Kerangka Berpikir
Salah satu bagian dari tanaman kelor yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat adalah daun kelor. Menurut Siddhuraju and Becker (2003) daun
kelor merupakan sumber dari β karoten, protein, vitamin C, kalsium, potassium
dan antioksidan alami. Oleh karena itu daun kelor dapat diolah langsung sebagai
makanan misalnya sup daun kelor. Selain itu daun kelor juga dapat diolah
menjadi bentuk tepung.
Tepung daun kelor mempunyai kandungan gizi yang banyak, Fahey (2005)
mengatakan bahwa pada satu sendok makan tepung daun kelor mengandung 14
% protein, 40 % kalsium, 23 % zat besi. Tepung daun kelor mempunyai tekstur
yang halus seperti tepung terigu sehingga dapat menjadi bahan substitusi
makanan, salah satunya adalah mi basah.
Mi basah adalah jenis mi mentah yang mengalami proses perebusan setelah
tahap dibentuk tali-tali mi. Mi basah memiliki kadar air mencapai 52 % sehingga
daya tahan simpannya relatif singkat (10-12 jam pada suhu kamar) (Sihombing,
2007). Mi kelor basah juga cukup jarang ditemukan karena mi kelor basah
mempunyai aroma khas dan daya simpannya yang relatif lebih pendek
dibandingkan dengan mi kelor kering sehingga kurang diminati oleh masyarakat.
Oleh karena itu perlu adanya penambahan bumbu rempah untuk mengawetkan
dan mengurangi aroma langu dari mi kelor basah.
Bawang putih memiliki komponen sulfur yang lebih tinggi dibandingkan
dengan spesies Allium lainnya. Komponen sulfur inilah yang memberikan bau
khas dan berbagai efek obat dari bawang putih (Londhe et al, 2011). Bau yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
khas menjadikan bawang putih juga sebagai penyedap alami yang tentunya aman
dikonsumsi dalam jangka panjang. Oleh karena itu penelitian ini memerlukan uji
daya simpan dengan menggunakan metode BAM (Bacteriologycal Analitical
Manual ) untuk melihat jumlah koloni bakteri pada mi kelor basah yang
disimpan selama 3 hari berturut – turut . Selain itu untuk melihat tingkat
kesukaan mana yang paling memberikan pengaruh maksimal terhadap panelis
dilakukan uji organoleptik berupa uji kesukaan (hedonik) terhadap aspek aroma,
tekstur dan rasa. Gambar 2.3 menunjukkan bagan kerangka berpikir dari
penelitian ini.
H. Hipotesis Penelitian
1. Penambahan konsentrasi bawang putih pada mi kelor memengaruhi daya
simpan dan daya terima konsumen.
2. Penambahan konsentrasi bawang putih sebesar 20 g pada mi kelor
memberikan pengaruh paling maksimal terhadap daya simpan dan daya
terima konsumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
Daun kelor kaya akan zat gizi di antaranya
antioksidan dan protein
Tepung daun kelor
Bahan substitusi pembuatan mie kelor
basah
Mempunyai karakteristik
Daya simpan pendek Aroma khas
Perlu penambahan rempah
Bawang putih
Mi kelor basah dengan penambahan bawang
putih
Dilakukan uji
Daya simpan Daya terima konsumen
Mi kelor basah
Bawang putih mengandung komponen sulfur
Pemanfaatan daun kelor
Dipengaruhi oleh komponen sulfur yang dapat
memperpanjang daya simpan mi kelor basah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Penelitian
eksperimental adalah penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti
dengan cara perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian untuk melihat
bagaimana akibat dari objek yang akan diteliti (Jaedun, 2011). Pada penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu
penambahan konsentrasi bawang putih. Rancangan Acak Lengkap (RAL)
adalah rancangan yang sama atau homogen untuk memberikan pengaruh pada
hal yang diamati. Untuk rancangan penelitian ini menggunakan 6 kelompok
perlakuan yang masing–masing dilakukan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 24
unit percobaan.
Untuk mengetahui daya simpan peneliti menghitung jumlah koloni bakteri
yang disimpan selama 3 hari berturut–turut. Perhitungan koloni bakteri pada
masing – masing cawan petri menggunakan metode hitung cawan dan untuk
menghitung total bakteri pada masing–masing perlakuan menggunakan metode
rumus perhitungan BAM (Bacteriological Analytical Manual). Untuk
mengetahui daya terima peneliti melakukan uji organoleptik yang meliputi
kesukaan terhadap aroma, tekstur dan rasa.
B. Variabel Penelitian
Variabel – variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1. Variabel kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah mi kelor dengan perbandingan
tepung terigu dan tepung kelor (75:25). Perbandingan tersebut didasarkan
pada pra – penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa substitusi 25 gram
tepung daun kelor pada adonan mi masih dapat diterima oleh panelis.
2. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah berat bawang putih (0g, 4g,8 g,
12g, 16g dan 20g) yang ditambahkan ke dalam mi kelor.
3. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah daya simpan dan daya terima
konsumen.
C. Batasan Penelitian / Definisi Operasional
Batasan penelitian ini disusun agar penelitian ini dapat dilaksanakan secara
terarah. Batasan penelitian ini adalah :
1. Daun kelor yang digunakan sebagai tepung adalah daun yang berwarna
hijau muda–tua. Daun kelor ini didapatkan dari petani kelor di Kalasan,
Sleman, Yogyakarta.
2. Tepung daun kelor diproses di rumah petani Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
3. Tepung terigu dan telur didapatkan dari pasar Stan, Tajem, Sleman,
Yogyakarta. Merk tepung terigu yang digunakan adalah tepung terigu
bogasari dengan kadar protein 12% dan telur yang digunakan adalah telur
ayam Negeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4. Mi kelor yang akan dilakukan uji daya simpan dan daya terima konsumen
adalah jenis mi kelor basah.
5. Bawang putih yang digunakan adalah bawang putih lokal yang didapatkan
dari pasar Stan, Tajem, Sleman, Yogyakarta yang mempunyai warna putih
kekuningan.
6. Media yang digunakan sebagai pertumbuhan koloni bakteri adalah media
NA (Nutrient Agar ).
7. Jumlah koloni bakteri pada cawan petri yang masuk perhitungan adalah
cawan petri dengan jumlah maksimal 250 koloni (Maturin and Peeler,
2001).
D. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2019 hingga April 2019.
Penelitian pembuatan penambahan bawang putih pada mi kelor terhadap daya
simpan dan daya terima konsumen dilakukan di Laboratorium Pendidikan
Biologi, JPMIPA, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
E. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat – alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan,
ayakan tepung, Noodles Maker), kompor, wadah plastik, sendok, panci,
blender, cawan petri, tabung reaksi, erlenmeyer,kulkas, kertas payung,
label, vortex, spidol, kamera, alat tulis,kamera, autoklaf, rak tabung
reaksi, spatula atau sendok plastik dan batang bengkok.
2. Bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Bahan – bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tepung
terigu, tepung daun kelor, bawang putih, telur, air,garam, detergen cair,
media NA (Nutrient Agar), aquades steril, alkohol 70% dan minyak
goreng .
F. Prosedur Kerja
1. Tahap Persiapan Pembuatan Mi Kelor
a. Persiapan Tepung Daun Kelor
1) Daun kelor yang dipilih adalah daun yang baru dipetik dengan warna
daun hijau muda-hijau tua.
2) Daun kelor dicuci dengan air yang mengalir kemudian ditebar di
wadah yang berukuran lebar.
3) Daun kelor dikeringkan ± 3 hari dengan paparan sinar matahari.
4) Daun kelor yang telah kering ditepungkan dengan blender kemudian
diayak menggunakan ayakan tepung untuk memisahkan batang-
batang kecil yang tidak bisa hancur dengan blender.
b. Penghancuran bawang putih
Bawang putih dengan berat yang berbeda–beda dihancurkan dengan
menggunakan blender.
2. Tahap Pelaksanaan Pembuatan Mi kelor
1) Alat dan bahan disiapkan dan ditimbang sesuai kebutuhan.
2) 75 gram tepung terigu, 25 gram tepung kelor dimasukkan ke dalam
wadah kemudian dicampur sampai rata.
3) Lekukan dibuat di tengah – tengah tepung dalam wadah kemudian diisi
dengan bawang putih, telur dan air. Bahan–bahan tersebut dicampur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
secara perlahan–lahan dengan tangan sampai bahan tercampur
sempurna dan terbentuk adonan.
4) Adonan dikeluarkan dari wadah lalu diuleni dengan tangan sampai
terbentuk adonan yang kalis (sempurna)
5) Adonan kalis dibulatkan kemudian ditutup plastik atau lap lembab dan
didiamkan selama ±30 menit.
6) Adonan dibentuk menjadi pipih dan ditipiskan dengan Noodles Maker
dengan ketebalan no 1–4.
7) Adonan dilumuri tepung terigu agar tidak lengket di tangan.
8) Adonan dipotong dengan cetakan mi (dibentuk tali–tali mi).
9) Mi dibagi ke dalam 48 wadah untuk uji daya terima konsumen dan uji
daya simpan. Pembagian wadah adalah sebagai berikut :
a) Untuk uji daya terima konsumen disimpan dalam 24 buah wadah.
b) Untuk uji daya simpan hari ke 0 disimpan dalam 6 buah wadah.
c) Untuk uji daya simpan hari ke 1 disimpan dalam 6 buah wadah.
d) Untuk uji daya simpan hari ke 2 disimpan dalam 6 buah wadah.
e) Untuk uji daya simpan hari ke 3 disimpan dalam 6 buah wadah.
10) Mi dimasukkan ke dalam air yang sudah mendidih selama 10 menit.
11) Mi sudah siap disajikan kepada panelis.
3. Tahap Persiapan Uji Daya Simpan
a. Sterilisasi alat
1) Cawan petri , tabung reaksi dan tabung erlenmeyer didetoks dengan
dilakukan perebusan dan ditambahkan detergen cair .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2) Cawan petri, tabung reaksi dan tabung erlenmeyer yang sudah
didetoks dicuci bersih kemudian dikeringkan dengan paparan sinar
matahari.
3) Cawan petri, tabung reaksi dan tabung erlenmeyer dimasukkan ke
dalam plastik kemudian disterilisasi dengan suhu 1210 C dengan
tekanan 1,5 atm dengan autoklaf dipertahankan selama 15 menit.
b. Pembuatan media NA
1) Serbuk NA disiapkan sebanyak 40 gram / 1000 ml aquades.
2) Serbuk NA dimasukkan ke dalam erlenmeyer (100 ml) kemudian
ditambahkan aquades dan aduk sampai merata dengan batang
pengaduk.
3) Mulut Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil.
4) Larutan NA dipanaskan dengan Hotplate stirrers dengan suhu 200
0 C dan putarannya kurang lebih 300 rpm sampai media tercampur
homogen (ditunjukkan dengan larutan yang berwarna kuning
jernih).
5) Tabung Erlenmeyer yang berisi larutan NA disterilisasi pada suhu
1210 C dengan tekanan 1,5 atm dengan autoklaf dipertahankan
selama 10 menit. Tabung Erlenmeyer dibiarkan dalam autoklaf dan
ditunggu selama 24 jam hingga media memadat.
6) Media NA yang sudah memadat dibungkus dengan plastik
kemudian dimasukkan ke dalam kulkas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
7) Media NA ketika akan digunakan dipanaskan dengan hotplate
stirrer (tanpa magnet) dengan suhu 100 0 C.
8) Media NA dituang ke dalam cawan petri ± 3 ml.
c. Pembuatan aquades steril
1) Aquades dituang ke dalam tabung erlenmeyer.
2) Erlenmeyer disumbat dengan tutup sumbat kemudian di bungkus
dengan kertas payung.
3) Leher erlenmeyer dibungkus kembali dengan plastik kemudian
diikat dengan karet gelang.
4) Erlenmeyer dimasukkan ke dalam autoklaf kemudian disterilisasi
pada suhu 1210 C dengan tekanan 1,5 atm. Setelah itu dipertahankan
selama 10 menit.
d. Pembuatan larutan pengenceran
1) Rak tabung reaksi, aquades steril dan tabung reaksi disiapkan.
2) 2 tabung reaksi ditambahkan aquades steril sebanyak 9 ml.
4. Tahap Pelaksanaan Uji Daya Simpan
a. Pengambilan mi
1) Mi diambil dari wadah yang sesuai dengan hari yang telah
ditentukan pada saat pelaksanaan pembuatan mi kelor.
b. Penghancuran mi
1) Mi kelor ditimbang sebanyak 1 g
2) Mi ditambahkan dengan aquades steril sebanyak 9 ml (sudah
dilakukan pengenceran tingkat 10-1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3) Campuran tersebut dihancurkan dengan mortar dan alu.
c. Pengenceran
1) 1 ml diambil dari hasil pengenceran 10-1 dengan pipet volume
kemudian dituang ke tabung reaksi yang berisi 9 ml aquades
(Pengenceran 10-2). Setelah itu larutan dihomogenkan dengan
vortex.
2) Perlakuan pertama dilakukan kembali sampai ke pengenceran
tingkat pengenceran 10-3.
5. Isolasi Bakteri dengan Teknik Spread Plate
1) Alat – alat disiapkan dan disterilisasi.
2) Tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri dari masing –
masing pengenceran dibuka dan leher tabung dibakar.
3) 0.1 ml kultur bakteri diambil secara aseptis ke permukaan media NA
dalam cawan petri.
4) Spreader dibakar yang sebelumnya sudah dicelupkan dalam gelas
beker yang diisi dengan alkohol kemudian diangin – angin kan sampai
kering.
5) Kultur bakteri dengan spreader disebar secara merata dan dibiarkan
sampai permukaan agar mengering kemudian diinkubasi secara
terbalik selama 24 jam pada suhu kamar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
6. Pengamatan (Tahap Pengumpulan Data)
a. Daya simpan
Untuk pengamatan daya simpan dilakukan perhitungan jumlah
koloni bakteri yang terlihat dengan metode hitung cawan. Setelah itu
perhitungan menggunakan rumus BAM (Bacteriological Analytical
Manual) (Maturin and Peeler, 2001) dengan rumus sebagai berikut :
N = ∑𝑪
[(𝟏∗𝒏𝟏)+(𝟎.𝟏∗𝒏𝟐)∗𝒅
]
Keterangan :
N = Jumlah koloni per mlg⁄ produk
C = Jumlah seluruh koloni pada cawan yang terhitung
n1 = Jumlah cawan pada pengenceran pertama
n2 = Jumlah cawan pada pengenceran kedua
d = Pengenceran pertama yang dihitung
b. Daya terima
Jumlah panelis yang dibutuhkan adalah 20 orang yang terdiri
dari mahasiswa pendidikan biologi. Usia panelis sekitar 18–25 tahun
dengan jenis kelamin perempuan dan laki–laki. Masing–masing
panelis mendapatkan kuesioner kemudian mengisi kuesioner
tersebut sesuai dengan panduan skoring yang telah ditentukan.
Langkah–langkah untuk pengujian organoleptik adalah :
1) Masing–masing mi dengan berbagai perlakuan disediakan di atas
meja beserta sendok plastik dan air mineral. Air mineral
mempunyai fungsi untuk mencuci lidah panelis agar tidak
terpengaruh dengan mi sebelumnya yang telah diuji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2) Uji organoleptik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji
hedonik yaitu salah satu jenis uji organoleptik yang menilai satu
produk pangan dengan menyatakan suka / tidak suka. Pada
penelitian ini kesukaan panelis diukur dengan skala 1–4 (sangat
suka, suka, kurang suka dan tidak suka) (Susiwi, 2009)
3) Masing – masing mi yang sudah diletakkan dalam wadah,
kemudian diberi kode abjad dari A hingga X. Masing – masing
abjad ini memiliki perlakuan dan ulangan yang berbeda – beda
dan tersusun acak. Tabel 3.1 adalah rincian kode – kode yang
sudah ditentukan :
Tabel 3.1 Kode – Kode Perlakuan dan Nomor Ulangan
A = M22 E = M12 I = M5 M = M2 Q = M43 U = M51
B = M53 F = M31 J = M23 N = M01 R = M3 V = M02
C = M13 G =M0 K = M11 O = M42 S = M4 W = M21
D = M03 H = M41 L = M32 P = M1 T = M52 X = M33
Keterangan :
M0x : Penambahan bawang putih 0g, M1x : Penambahan bawang putih
4g, M2x:Penambahan bawang putih 8g, M3x : Penambahan bawang putih 12g, M4x: Penambahan bawang putih 16g, M5x: Penambahan bawang
putih 20g; X : Nomor ulangan
4) Aspek – aspek yang akan dinilai dalam uji organoleptik yang
meliputi kesukaan yakni :
a) Uji Aroma
Mi yang sudah dituang ke dalam mangkok dihirup aromanya
pada jarak 1cm dari hidung untuk mengetahui baunya.
b) Uji Rasa mi Kelor
Mi yang sudah dituang ke dalam mangkok dicicipi oleh
panelis untuk mengetahui rasa.
c) Uji Tekstur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Mi yang sudah dituang ke dalam mangkok dilihat sejenak
dan dicicipi untuk mengetahui teksturnya.
7. Analisis Data
Untuk analisis data dari uji organoleptik dan uji daya simpan
dilakukan uji korelasi Spearman kemudian regresi sederhana.
G. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan bagi peneliti yang
kelak akan menjadi pendidik. penelitian pengaruh penambahan konsentrasi
bawang putih (Allium sativum l.) pada mi kelor (Moringa oleifera l.) terhadap
daya simpan dan daya terima konsumen berhubungan dengan materi kelas XI
tentang sistem pencernaan yang membahas tentang kandungan zat makanan
dalam berbagai jenis bahan makanan yang dikaitkan teknologi pengolahan
pangan dan keamanan pangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji daya simpan
Daya simpan adalah periode waktu produk makanan yang masih layak
untuk dikonsumsi. Untuk melihat seberapa lama daya simpan suatu produk
makanan, perlu dilihat dari beberapa aspek antara lain dari aspek mikrobiologi
(Zweep, 2018).
Hasil pengamatan pada cawan petri yang ditunjukkan oleh Gambar 4.1
adalah pengenceran tingkat 10-3 yang merupakan tingkat pengenceran paling
tinggi dibandingkan tingkat pengenceran lainnya. Untuk pengamatan yang
dilakukan dengan metode hitung cawan pada hari ke 0 dan 1 yang merujuk pada
Gambar 4.1 terdapat beberapa kesamaan yaitu perlakuan kontrol merupakan
perlakuan yang paling banyak jumlah koloni bakterinya. Selain itu semakin tinggi
penambahan konsentrasi bawang putih pada mi kelor menyebabkan jumlah
koloni bakteri semakin sedikit.
Namun meskipun demikian, terdapat juga perbedaan antara jumlah
koloni bakteri pada hari ke 0 dan ke 1, yaitu pertumbuhan koloni bakteri pada hari
ke 0 lebih sedikit dibandingkan dengan hari ke 1. Hal tersebut dapat dibuktikan
yang ditunjukkan oleh Gambar 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 4.1 Jumlah Koloni Bakteri pada Mi Kelor dengan Berbagai Konsentrasi Bawang Putih
Keterangan :
Kontrol : Penambahan bawang putih 0 g; M1: Penambahan bawang putih 4 g; M2 : Penambahan
bawang putih 8 g; M3 : Penambahan bawang putih 12 g; M4 : Penambahan bawang putih 16 g; M5 :
Penambahan bawang putih 20g.
Perlakuan Hari 0 Hari 1
Kontrol
M1
M2
M3
M4
M5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Setelah dilakukan metode hitung cawan kemudian dilakukan perhitungan
BAM (Bacteriological Analytical Manual) untuk melihat jumlah bakteri pada
masing – masing perlakuan untuk hari ke 0 yang ditunjukkan pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Jumlah bakteri mi kelor dengan berbagai konsentrasi bawang putih pada hari ke 0
Keterangan :
Kontrol : Penambahan bawang putih 0 g
M1 : Penambahan bawang putih 4 g
M2 : Penambahan bawang putih 8 g
M3 : Penambahan bawang putih 12 g
M4 : Penambahan bawang putih 16 g
M5 : Penambahan bawang putih 20 g
Hasil perhitungan BAM pada hari ke 0 yang merujuk pada Gambar 4.2,
perlakuan kontrol merupakan perlakuan yang jumlah bakterinya paling banyak
sedangkan perlakuan M5 merupakan perlakuan yang jumlah bakterinya yang paling
sedikit. Terjadi penurunan total bakteri secara berturut–turut pada perlakuan
Kontrol, M1, M2, M3,M4 dan M5 yang menunjukkan adanya dugaan bahwa terdapat
hubungan negatif antara penambahan konsentrasi bawang putih dengan jumlah
koloni bakteri yang artinya semakin tinggi konsentrasi bawang putih maka jumlah
koloni bakteri pada mi semakin sedikit. Hubungan ini dibuktikan dengan uji
korelasi Spearman pada SPSS. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
siginifikan antara penambahan bawang putih terhadap jumlah koloni bakteri .
Selain itu koefisien korelasinya adalah -1 yang menunjukkan korelasi sempurna
342720
207720
121360
9318 3000 1409
0
100000
200000
300000
400000
KONTROL M1 M2 M3 M4 M5Ju
mla
h K
olo
ni
Bak
teri
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
namun tidak searah (Quadratullah, 2014) yang berarti bahwa jika semakin besar
konsentrasi bawang putih maka jumlah koloni bakteri akan semakin sedikit. Oleh
karena itu berdasarkan analisis hasil SPSS dapat disimpulkan bahwa terdapat
korelasi sempurna, signifikan dan tidak searah antara penambahan konsentrasi
bawang putih dengan jumlah koloni bakteri pada mi kelor untuk hari ke 0
Untuk melihat seberapa kuat hubungan penambahan bawang putih terhadap
total bakteri mi kelor pada hari ke 0 dilakukan uji regresi. R square menunjukkan
0.871, jika dalam bentuk persen (%) maka pengaruh penambahan bawang putih
terhadap jumlah koloni bakteri pada mi kelor sebesar 87.1 %. Untuk 12,9 % nya
terdapat faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini misalnya pengaruh tepung
kelor pada adonan mi.
Perhitungan BAM (Bacteriological Analytical Manual) untuk melihat total
bakteri pada masing – masing perlakuan untuk hari ke 1 yang ditunjukkan pada
Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Total bakteri mi kelor dengan berbagai konsentrasi bawang putih pada
hari ke 1
Keterangan :
Kontrol : Penambahan bawang putih 0 g
M1 : Penambahan bawang putih 4 g
M2 : Penambahan bawang putih 8 g
M3 : Penambahan bawang putih 12 g
M4 : Penambahan bawang putih 16 g
M5 : Penambahan bawang putih 20 g
25000000
18500000
377270 325900 263180 215450
0
10000000
20000000
30000000
KONTROL M1 M2 M3 M4 M5
Ju
mla
h K
olo
ni
Bk
ate
ri
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pada hasil pengamatan hari ke 1 yang merujuk pada Gambar 4.3, perlakuan
kontrol merupakan perlakuan yang jumlah bakterinya paling banyak sedangkan
perlakuan M5 merupakan perlakuan yang jumlah bakterinya yang paling sedikit.
Selain itu terjadi penurunan jumlah bakteri secara berturut–turut pada perlakuan
Kontrol, M1, M2, M3,M4 dan M5 yang menunjukkan adanya dugaan hubungan
negatif antara penambahan konsentrasi bawang putih dengan jumlah koloni bakteri
yang artinya semakin tinggi konsentrasi bawang putih maka jumlah koloni bakteri
pada mi semakin sedikit. Hubungan ini dibuktikan dengan uji korelasi Spearman
pada SPSS. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
penambahan bawang putih terhadap jumlah koloni bakteri . Selain itu koefisien
korelasinya adalah -1 yang menunjukkan korelasi sempurna namun tidak searah
(Quadratullah, 2014) yang berarti bahwa jika semakin besar konsentrasi bawang
putih maka jumlah koloni bakteri akan semakin sedikit. Oleh karena itu berdasarkan
analisis hasil SPSS dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi sempurna, signifikan
dan tidak searah antara penambahan konsentrasi bawang putih dengan jumlah
koloni bakteri pada mi kelor untuk hari ke 1
Untuk melihat seberapa kuat hubungan penambahan bawang putih terhadap
total bakteri mi kelor pada hari ke 1 dilakukan uji regresi. R square menunjukkan
0.718. Jika dalam bentuk persen (%) maka pengaruh penambahan bawang putih
terhadap jumlah koloni bakteri pada mi kelor sebesar 71.8 %. Untuk 28,2 % nya
terdapat faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini misalnya pengaruh tepung
kelor pada adonan mi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Uji daya simpan pada aspek mikrobiologis berupa total bakteri pada hari 0,
mi kelor masih layak untuk dikonsumsi karena masih di bawah batas angka
lempeng total yang berdasarkan standar mi basah yaitu 1.000.000 koloni bakteri /
gram. Namun untuk uji daya simpan hari ke 1 perlakuan Kontrol dan M1 sudah
tidak layak konsumsi karena sudah melebihi lempeng total dari standar mi basah.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan perhitungan BAM yang dilihat pada Gambar
4.2 dan 4.3.
Bawang putih sudah dikenal sejak jaman dahulu sebagai antimikrobia.
Bawang putih pada mi yang sudah dilakukan proses pemasakan mempunyai
beberapa komponen transformasi allicin yang dapat menghambat bakteri – bakteri
patogen baik gram positif dan negatif (Londhe et al, 2011). Komponen tersebut
adalah vinyldithiines, deoksi-alliin, dialil – disulfida (Ajoene) dan dialil-trisulfida
(Prihandani dkk, 2015). Transformasi allicin dapat merusak dinding sel bakteri
yang dapat menghambat pertumbuhan koloni bakteri. Hal ini disebabkan karena
transformasi allicin mempunyai permeabilitas yang tinggi dalam menembus
dinding sel bakteri sehingga menghancurkan gugus sulfihidril yang menyusun sel
bakteri (Syifa dkk, 2013). Transformasi allicin juga dapat menghambat sintesis
RNA dengan mekanisme membentuk ikatan yang sangat kuat pada enzim bakteri
yaitu enzim DNA Dependent RNA Polymerase. Enzim ini berperan sebagai enzim
replikasi kromosom bakteri sehingga sintesis RNA pada bakteri menjadi terhambat
(Akintobi et al, 2013). Selain transformasi allicin, bawang putih juga mempunyai
senyawa flavonoid yang dapat mendenaturasi protein yang dimiliki bakteri .
Flavonoid akan membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
akan menurunkan tegangan permukaan membran sel bakteri sehingga permeabilitas
membran sel bakteri menjadi meningkat. Hal ini menyebabkan keluarnya organela
– organela yang terdapat pada sel bakteri sehingga mengakibatkan sel rusak dan
mati (Gulfraz et al, 2014).
Selain bawang putih yang berperan dalam menekan pertumbuhan koloni
bakteri, tepung daun kelor juga mengandung komponen antibakteri yaitu flavonoid
dan alkaloid (Putra dkk, 2016). Flavonoid dikatakan sebagai komponen antibakteri
karena kerja flavonoid adalah mendenaturasi protein yang dimiliki bakteri
sedangkan alkaloid menghambat sintesis asam nukleat pada bakteri (Rao and
Venkatachalam, 2000) dengan mekanisme memasukkan molekul asing pada DNA
bakteri yang kemudian menghambat enzim topoisomerase yang berperan sebagai
replikasi DNA. Penghambatan replikasi DNA ini menyebabkan bakteri tidak dapat
melakukan pembelahan sehingga menghambat pertumbuhan bakteri (Karou et al,
2005). Oleh karena itu terdapat kemungkinan bahwa komponen antibakteri pada
tepung daun kelor dengan bawang putih saling bekerja sama untuk menekan
pertumbuhan bakteri
Penambahan berbagai konsentrasi bawang putih pada mi kelor dapat
menghambat pertumbuhan bakteri sehingga mi kelor masih layak konsumsi dalam
kurun waktu 24 jam. Pada umumnya mi basah hanya akan bertahan 10 – 12 jam
pada suhu ruang (Sihombing, 2007). Hal tersebut membuktikan bahwa bawang
putih dapat secara efektif mengawetkan mi kelor . Namun jika merujuk kembali
pada Gambar 4.3, maka pada hari ke 1 terdapat 2 perlakuan yang sudah tidak layak
konsumsi yaitu pada perlakuan kontrol dan M1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pada perlakuan kontrol hari ke 1 sudah tidak layak konsumsi karena hanya
ada komponen antibakteri tepung kelor berupa flavonoid dan alkoloid yang
menghambat pertumbuhan bakteri (Putra dkk, 2016) . Oleh karena itu pertumbuhan
bakteri lebih banyak pada perlakuan kontrol dibandingkan perlakuan M1.
Perlakuan M1 merupakan perlakuan yang paling sedikit dalam penambahan bawang
putih sehingga komponen tranformasi allicin pada M1 terlalu sedikit untuk
menekan pertumbuhan koloni bakteri. Meskipun demikian masih terdapat
penurunan jumlah koloni bakteri antara kontrol dengan M1 yang cukup signifikan
yaitu mempunyai selisih 6.5 x 106 koloni bakteri. Selain melihat peranan komponen
antibakteri pada mi kelor, perlu dilihat juga faktor lain yang memengaruhi
pertumbuhan bakteri misalnya karakteristik dari mi basah yang mempunyai
kandungan air yang cukup tinggi sehingga pertumbuhan bakteri sangat cepat. Air
sangat penting untuk pertumbuhan bakteri karena berperan sebagai reaksi
metabolik dalam sel dan merupakan pengangkut zat gizi atau bahan limbah ke luar
sel (Suardana dan Swacita, 2009)
Pada waktu pengamatan hari ke 2 dan 3 sudah mulai muncul bintik–bintik
putih yang menandakan adanya pertumbuhan jamur. Namun jika dilihat secara mata
telanjang jumlah jamur pada hari 2 dan 3 cenderung tidak bertambah. Untuk
mempermudah pembaca dalam melihat perbandingan jumlah jamur, ditunjukkan
antara perlakuan kontrol dengan M5 pada hari ke 2 dan ke 3. Hal ini dapat
dibuktikan dengan melihat Gambar 4.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 4.4 Pertumbuhan jamur pada perlakuan kontrol dan M5
Keterangan :
Kontrol : Penambahan bawang putih 0 g
M5 : Penambahan bawang putih 20g
Salah satu syarat tumbuhnya jamur adalah kandungan air yang lebih rendah
dibandingkan dengan pertumbuhan bakteri yang membutuhkan kandungan air yang
lebih tinggi. Kandungan air pada mi kelor akan mengalami penurunan karena secara
terus menerus digunakan oleh pertumbuhan bakteri. Hal tersebut mengakibatkan
kandungan air pada mi kelor menjadi lebih sedikit dibandingkan pada hari ke 0 dan
hari ke 1 sehingga jamur akan tumbuh. Kontaminasi berupa jamur ini kemungkinan
kuat berasal dari lingkungan dan proses pengolahan mi. Meskipun tempat
pengolahan bersih, tidak dapat dipungkiri bahwa proses pengolahan mi kelor
langsung berhubungan dengan lingkungan luar misalnya udara, air, debu dan tanah
sehingga mi kelor akan dicemari oleh berbagai mikroorganisme salah satunya
jamur.
Perlakuan
Hari ke
2 3
Kontrol
M5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Pertumbuhan jamur cenderung tidak bertambah pada hari ke 2 dan 3, salah
satu dugaannya adalah peranan bawang putih dan tepung daun kelor selain
antibakteri juga berpotensi menjadi antijamur. Bawang putih dan tepung daun kelor
mengandung flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan jamur. Flavonoid
dapat mengkoagulasi protein membran sel jamur yang mengakibatkan dinding sel
mengerut dan permeabilitas membran sel jamur menjadi tinggi sehingga dapat
melisiskan sel jamur (Diana, 2016)
B. Daya Terima Konsumen
Untuk mengetahui daya terima konsumen terhadap penambahan
konsentrasi bawang putih pada mi kelor, telah dilakukan uji organoleptik kepada
20 orang panelis berdasarkan tingkat kesukaan (hedonik) yang meliputi 3 aspek
yaitu aroma, tekstur dan rasa dan aroma.
1. Aroma
Aroma adalah bau dari produk suatu makanan (Kemp dkk, 2009).
Peranan aroma sangat penting untuk penentuan suka dan tidaknya konsumen
pada suatu produk makanan karena aroma dapat menentukan kelezatan suatu
produk makanan (Wellyalina dkk, 2013). Daya terima panelis pada aspek
aroma untuk penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Daya Terima Panelis pada Apek Aroma
Keterangan :
Kontrol : Penambahan bawang putih 0 g
2.075 2.1252.375 2.325 2.513 2.550
0
1
2
3
KONTROL M1 M2 M3 M4 M5
SKO
R K
ESU
JAA
N
PERLAKUAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
M1 : Penambahan bawang putih 4 g
M2 : Penambahan bawang putih 8 g
M3 : Penambahan bawang putih 12 g
M4 : Penambahan bawang putih 16 g
M5 : Penambahan bawang putih 20 g
Pada Gambar 4.5 tampak bahwa perlakuan kontrol merupakan perlakuan
yang paling tidak disukai oleh panelis dan perlakuan yang paling disukai
adalah perlakuan M5. Selain itu kesukaan panelis pada aspek aroma terjadi
peningkatan yang menunjukkan adanya hubungan positif antara penambahan
konsentrasi bawang putih terhadap daya terima konsumen pada aspek aroma,
hubungan ini dianalisis dengan uji korelasi Spearman Hasil menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penambahan bawang putih
pada mi kelor pada aspek aroma. Selain itu koefisien korelasinya adalah 0.651
yang menunjukkan bahwa korelasi antara 2 variabel merupakan korelasi kuat
searah (Quadratullah, 2014) yang berarti bahwa jika semakin besar
konsentrasi bawang putih yang diberikan pada mi kelor maka aromanya akan
semakin disukai oleh panelis. Oleh karena itu berdasarkan analisis hasil SPSS
dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang kuat, signifikan dan searah
antara penambahan konsentrasi bawang putih dengan aspek aroma pada mi
kelor.
Untuk melihat seberapa kuat hubungan penambahan bawang putih
terhadap daya terima pada aspek aroma dilakukan uji regresi. Hasil
menunjukkan R square adalah 0.419, jika dalam bentuk persen (%) maka
pengaruh penambahan bawang putih terhadap aspek aroma pada mi kelor
sebesar 41.9 %. Untuk 58,1 % nya terdapat faktor lain yang tidak diteliti oleh
penelitian ini misalnya kesehatan panelis. Meskipun demikian angka 49,1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yang berasal dari pengaruh penambahan bawang putih tergolong cukup besar
untuk memengaruhi panelis saat uji aroma pada mi kelor sehingga panelis
menjadi lebih menyukai mi kelor dengan penambahan bawang putih.
Penambahan konsentrasi bawang putih ternyata berpengaruh dalam
meningkatkan daya terima konsumen pada aspek aroma, merujuk kembali
pada Gambar 4.5 tampak bahwa kesukaan panelis pada aspek aroma terjadi
peningkatan, hal ini diduga aroma bawang putih yang khas sehingga mampu
memengaruhi aroma mi kelor. Bawang putih memiliki komponen sulfur yang
berperan cukup besar dalam memberikan aroma pada mi kelor karena
komponen sulfur dapat memberikan efek harum (Londhe et al, 2011) pada mi
kelor yang dapat menyamarkan aroma tepung daun kelor. Oleh karena itu
perlakuan M5 merupakan perlakuan yang paling disukai dalam aspek aroma,
sedangkan mi kelor pada perlakuan kontrol merupakan perlakuan yang paling
tidak disukai oleh panelis.
Penyebab perlakuan kontrol yang paling tidak disukai ini diduga aroma
mi kelor cukup menyengat yang berasal dari aroma tepung daun kelor yang
mengandung enzim lipoksidase. Enzim ini dapat menguraikan lemak menjadi
senyawa – senyawa penyebab bau langu (Santoso, 2005). Namun pada
perlakuan M3, daya terima pada aspek aroma mengalami penurunan. Hal ini
diduga terdapat kaitan dengan mekanisme kerja syaraf olfaktori panelis yang
selalu menerima rangsangan terus menerus berupa aroma bawang putih
sehingga otak akan mengalami kelelahan. Oleh karena itu reseptor bau akan
berhenti mengirim pesan ke otak tentang bau bawang putih yang membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
panelis sudah mulai beradaptasi dengan aroma bawang putih sehingga panelis
belum terlalu dapat untuk menemukan perbedaan aroma pada perlakuan M3
(Becker, 2010).
2. Tekstur
Tekstur merupakan ciri suatu bahan sebagai akibat perpaduan dari
beberapa sifat yang meliputi ukuran, bentuk, jumlah dan unsur – unsur
pembentukan bahan yang dapat dirasakan oleh indra peraba dan perasa
(Midayanto dan Yuwono, 2014). Tekstur dari mi yang enak adalah mi yang
mempunyai tekstur dengan ukuran yang panjang dan kenyal. Tekstur ini sangat
penting dalam proses pembuatan mi karena memengaruhi tingkat kesukaan
konsumen. Daya terima konsumen pada penelitian ini ditunjukkan pada
Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Daya Terima Panelis pada Apek Tekstur
Keterangan :
Kontrol : Penambahan bawang putih 0 g
M1 : Penambahan bawang putih 4 g
M2 : Penambahan bawang putih 8 g
M3 : Penambahan bawang putih 12 g
M4 : Penambahan bawang putih 16 g
M5 : Penambahan bawang putih 20 g
Pada Gambar 4.6 tampak bahwa perlakuan M1 merupakan perlakuan yang
paling tidak disukai oleh panelis dan perlakuan yang paling disukai oleh
panelis adalah M3 dan M5 . Selain itu terdapat kenaikan kesukaan aspek tekstur
2.513
2.300
2.5002.563 2.525 2.563
2.000
2.200
2.400
2.600
KONTROL M1 M2 M3 M4 M5
SK
OR
KE
SU
KA
AN
PERLAKUAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pada mi kelor setelah ditambahkan bawang putih misalnya pada perlakuan
Kontrol dengan M3 , M4 dan M5. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada
hubungan positif namun lemah antara penambahan bawang putih terhadap
aspek tekstur pada mi kelor, hubungan ini dianalisis dengan uji korelasi
Spearman. Hasil menunjukkan terdapat hubungan yang tidak siginifikan.
Koefisien korelasinya adalah 0.214 yang menunjukkan bahwa korelasi sangat
lemah searah (Quadratullah, 2014) yang berarti bahwa menunjukkan jika
semakin besar konsentrasi bawang putih yang diberikan pada mi kelor maka
aromanya akan semakin disukai oleh panelis. Oleh karena itu berdasarkan
analisis hasil SPSS dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi sangat lemah,
tidak signifikan dan searah antara penambahan konsentrasi bawang putih
dengan aspek tekstur pada mi kelor.
Penambahan konsentrasi bawang putih ternyata tidak berpengaruh dalam
mengingkatkan daya terima konsumen pada aspek tekstur. Hal ini diduga
adonan utama mi kelor terbuat dari tepung terigu, tepung kelor, telur dan air.
Tepung terigu mengandung gluten yang mana ketika dilakukan pencampuran
dengan air dan telur maka akan menghasilkan struktur yang kenyal (Delcour
et al, 2010), tetapi pada tepung daun kelor mempunyai protein yang tersusun
dari gugus hidroksil yang dapat menyerap molekul air sehingga mi kelor
mengalami jenuh air yang mengakibatkan tekstur mi kelor menjadi lembek dan
cepat hancur (Setiani dkk, 2013).
Merujuk kembali pada Gambar 4.6 tampak bahwa pada perlakuan M1
dan M2 merupakan perlakuan yang paling tidak disukai oleh panelis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dibandingkan dengan kontrol. Penyebab ini diduga tekstur dari bawang putih
sudah hancur ketika diuleni yang akhirnya menyatu dengan adonan mi
sehingga panelis belum merasakan perbedaan tekstur mi kelor. Namun
meskipun demikian, pada mi kelor perlakuan M3, M4 dan M5 mengalami
kenaikan daya terima, hal ini disebabkan pada bawang putih terdapat
kandungan minyak atsiri yang dapat meminimalisir tekstur mi menjadi cepat
hancur (Meilani dkk, 2014). Tekstur mi juga akan menjadi lebih halus dan
lembut. Namun pada bawang putih juga terdapat kandungan air yang lebih
dominan dibandingkan dengan kandungan minyak atsiri sehingga adonan mi
lama kelamaan akan menjadi lembek. Oleh karena aspek tekstur itu mi pada
perlakuan M3, M4 dan M5 tidak jauh berbeda dengan kontrol.
3. Rasa
Rasa merupakan salah satu aspek yang penting untuk menentukan
kualitas makanan. Rasa adalah persepsi biologis seperti sensasi yang
dihasilkan oleh materi yang masuk ke mulut, kemudian rasa ini akan dirasakan
oleh reseptor rasa dalam mulut (Midayanto dan Yuwono, 2014).
Salah satu rasa yang dapat membuat citarasa mi menjadi lebih lezat adalah
adanya rasa gurih (Taufik dan Rahmawati, 2017). Rasa gurih merupakan salah
satu dari lima rasa dasar yaitu manis, pahit, asam dan asin (Temussi, 2011).
Pada penelitian ini daya terima konsumen aspek rasa ditunjukkan pada Gambar
4.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 4.7 Daya Terima Panelis pada Apek Rasa
Keterangan
Kontrol : Penambahan bawang putih 0 g
M1 : Penambahan bawang putih 4 g
M2 : Penambahan bawang putih 8 g
M3 : Penambahan bawang putih 12 g
M4 : Penambahan bawang putih 16 g
M5 : Penambahan bawang putih 20 g Pada Gambar 4.7 nampak bahwa perlakuan kontrol merupakan
perlakuan yang paling tidak disukai oleh panelis dan perlakuan yang paling
disukai adalah perlakuan M5. Selain itu terjadi peningkatan yang menunjukkan
adanya hubungan positif antara penambahan konsentrasi bawang putih
terhadap daya terima konsumen pada aspek rasa, hubungan ini dianalisis
dengan uji korelasi Spearman. Hasil menunjukkan yang berarti bahwa terdapat
hubungan yang siginifikan. Selain itu korefisien korelasinya adalah 0.856
yang menunjukkan bahwa korelasi sangat kuat searah (Quadratullah,2014)
yang berarti semakin besar konsentrasi bawang putih yang diberikan pada mi
kelor maka rasanya akan semakin disukai oleh panelis. Oleh karena itu
berdasarkan analisis hasil SPSS dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi
sangat kuat, signifikan dan searah antara penambahan konsentrasi bawang
putih dengan daya terima pada aspek rasa mi kelor.
Untuk melihat seberapa besar pengaruh penambahan bawang putih
terhadap daya terima pada aspek rasa, dilakukan uji regresi pada SPSS. Hasil
1.837 1.875 1.9752.325
2.787 2.812
0
1
2
3
KONTROL M1 M2 M3 M4 M5
SK
OR
KE
SU
KA
AN
PERLAKUAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
R square menunjukkan 0.796, jika dalam bentuk persen (%) maka pengaruh
penambahan bawang putih terhadap daya terima pada aspek rasa sebesar 79.6
%. Untuk 20.4 % sisanya merupakan faktor yang tidak diteliti oleh peneliti
misalnya bahan tambahan yang digunakan pada adonan mi dan kesehatan
panelis.
Penambahan bawang putih ternyata berpengaruh dalam meningkatkan
daya terima konsumen pada aspek rasa. Jika merujuk kembali pada Gambar
4.7 perlakuan kontrol merupakan perlakuan yang paling tidak disukai oleh
panelis, hal ini diduga adanya ikatan silang antara tanin dengan protein atau
glikoprotein sehingga menimbulkan perasaan rasa sepat (Jamriati,2008).
Perlakuan M5 merupakan perlakuan yang disukai oleh panelis, hal ini diduga
bawang putih mengandung komponen sulfur yang mempunyai rasa kokumi
(Ueda et al, 1990) . Rasa kokumi memang jarang didengar karena deskripsi
dari rasanya yang cukup sulit. Kokumi mempunyai rasa yang sangat kaya dan
dapat membuat kepuasan tersendiri bagi panelis.
Faktor – faktor yang tidak diteliti untuk penelitian ini misalnya adalah
bahan tambahan yang digunakan pada adonan mi kelor , kesubyektifan dan
kesehatan panelis misalnya garam yang dapat menambah cita rasa gurih pada
mi kelor.
C. Perbandingan Kadar zat Gizi antara Mi Kelor dengan Mi Tepung Terigu
Zat gizi merupakan substansi esensial pada makanan. Berdasarkan fungsi
zat gizi dalam tubuh, zat gizi dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu sebagai
penghasil energi, zat pembangun dan zat pelindung. Zat gizi sebagai penghasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
energi diantaranya adalah karbohidrat, zat pembangun adalah protein dan zat
pelindung diantaranya adalah antioksidan (Septianing dkk, 2012). Pada
Gambar 4.8 ditunjukkan perbandingan kadar zat gizi berupa karbohidrat,
protein dan antioksidan antara mi kelor dan mi tepung terigu.
Gambar 4.8 Perbandingan Kadar Zat Gizi Berupa Karbohidrat, Protein dan Antioksidan
Antara Mi Kelor dan Mi Tepung Terigu
Mi Kelor memiliki kadar antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan mi dari tepung terigu. Daun kelor merupakan sumber antioksidan alami
yang baik karena kandungan berbagai jenis senyawa antioksidan pada daun kelor
seperti asam askorbat, flavonoid, fenolik, dan karotenoid (Anwar et al, 2005).
Tepung terigu juga memiliki kadar antioksidan meskipun lebih rendah
dibandingkan dengan tepung daun kelor karena pada tepung terigu hanya
memiliki kandungan asam fenolat (Yu et al, 2013). Peranan antioksidan sangat
penting bagi tubuh salah satunya untuk menangkal radikal bebas yang akan
menyebabkan penyakit yang berbahaya bahkan mematikan seperti penyakit
jantung, kanker, katarak, disfungsi otak dan arthritis (Miller et al, 2000).
Kadar karbohidrat pada mi kelor lebih rendah dibandingkan mi tepung
terigu. Hal ini menunjukkan bahwa daun kelor bukan sebagai pengganti
makanan pokok seperti beras, kentang atau makanan yang tinggi karbohidrat.
Kadar protein total pada mi kelor menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini
membuktikan bahwa tepung daun kelor dapat memperkaya kandungan protein
26.20%5.95%
3.30%
19.53%6.38%
29.17%
0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00%
Karbohidrat
Antioksidan
Karbohidrat
Antioksidan
Mie
Tep
un
gT
erig
uM
ieK
elor
Rata - rata Kadar Antioksidan, Protein dan Karbohidrat (%)
Jen
is M
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
mi basah. Protein merupakan zat gizi yang sangat penting bagi manusia salah
satunya adalah untuk memperbaiki struktur sel yang rusak. Oleh karena itu
tingginya kandungan protein pada tepung daun kelor ini dapat menjadi bahan
alternatif untuk pengganti daging hewani
Mi kelor mempunyai keunggulan dibandingkan dengan mi tepung terigu.
Jika merujuk kembali pada Gambar 4.8 menunjukkan bahwa mi kelor
mempunyai kadar antioksidan dan protein yang tinggi. Oleh karena itu
mengonsumsi mi kelor akan menjaga tubuh tetap sehat. Selain itu mi kelor
mempunyai karbohidrat yang lebih rendah sehingga cocok untuk orang yang
sedang menjalani diet rendah karbohidrat.
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang didapat selama penelitian ini adalah :
1. Alat pencetak mi yang tiba – tiba rusak di tengah–tengah penelitian yang
mengakibatkan pembuatan mi kelor membutuhkan lebih banyak memakan
waktu. Hal ini memengaruhi membuat tekstur mi yang sudah matang
menjadi lebih lembek.
2. Peneliti belum cukup spesifik membatasi panelis dari aspek kesehatan yang
akan memengaruhi hasil uji organoleptik misalnya perokok pasif atau aktif.
Selain itu peneliti tidak menanyakan apakah panelis sedang sakit atau tidak.
3. Peneliti tidak memberikan jeda waktu panelis dalam aspek aroma yang
dapat memengaruhi hasil uji organoleptik.
4. Peneliti tidak menguji kadar antioksidan dari bawang putih yang akan
memengaruhi hasil uji daya simpan mi kelor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
5. Peneliti tidak melakukan treatment pada panelis semi terlatih karena uji
organoleptik yang dilakukan berupa uji kesukaan (hedonik).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Penambahan berbagai konsentrasi bawang putih pada mi kelor
memengaruhi daya simpan mi kelor dalam kurun waktu 24 jam
2. Penambahan berbagai konsentrasi bawang putih pada mi kelor
memengaruhi daya terima konsumen pada aspek aroma dan rasa.
3. Perlakuan yang memberikan pengaruh paling optimal terhadap daya
simpan pada mi kelor adalah perlakuan M5 dengan penambahan
konsentrasi bawang putih sebanyak 20 g
4. Perlakuan yang memberikan pengaruh paling optimal terhadap daya daya
terima mi kelor terhadap aspek aroma, tekstur dan rasa adalah perlakuan
M5 dengan penambahan konsentrasi bawang putih sebanyak 20 g
B. Saran
1. Perlu penambahan bumbu rempah lainnya yang mampu mengurangi rasa
langu dan aroma dari tepung kelor
2. Perlu penambahan karagenan untuk meningkatkan elastisitas produk mi
agar tingkat kesukaan dapat menyerupai mi yang pada umumnya
dikonsumsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
DAFTAR PUSTAKA
Akintobi, A., Nwanze, C., Ogele, O., Idowu, A., Onianwa, O., and Okonko, O.,
2012, Antimicrobial Activity of Allium Sativum (Garlic) Extract
Against Some Selected Pathogenic Bakteria, Nigeria.
Anonim, 2012, Antioxidants, http://www.betterhealth.vic.gov.au /health
/healthyliving/antioxidants, diakses pada tanggal 07 Februari 2019.
Anonim, 2015, Classification of Moringa oleifera Lamk, https://plants.usda.
gov/java.classificationServl et?source= display&classid \=MOOL, diakses
pada tanggal 08 Februari 2019.
Anonim, 2015, Classification of garlic, https://plants.usda.gov/java/Classifications
ervlet?source=display&classid=ALLIU, diakses pada tanggal 08 Februari
2019.
Anonim, 2013, Pengujian Organoleptik, Modul Penanganan Mutu Fisis
(Organoleptik), Universitas Muhammadiyah, Semarang.
Anwar F, Ashraf M., and Bhanger M., 2005, Interprovenance variation in the
composition of Moringa oleifera oilseeds from Pakistan, J Am Oil Chem
Soc, 82(2), 45–51.
Arisandi, Y., dan Andriani, Y., 2008, Khasiat Tanaman Obat, Pustaka Buku
Murah, Jakarta.
Arpah, 2001, Penentuan Kedaluwarsa Produk Pangan, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Astawan, M., 2005, Membuat Mie dan Bihun, Penebar Swadaya, Jakarta.
Aviello , G., Abenavoli , L., Borrelli , F., Capasso, R., dan Izzo., 2009, A Garlic:
empiricism or science? Nat Prod Commun, 4(12), 1785–1796.
Ayustangwinarno, F., 2014, Teknologi Pangan Teori Praktis dan Aplikasi, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Azima, F., Muchtadi, D., Zakaria, F., dan Prisoeryanto, B., 2004, Kandungan
fitokimia dan aktivitas Antioksidan Ekstrak Cassia vera (Cinnamomum
burmanii), Stigma, 12(2), 232-236.
Badan Standardisasi Nasional, 1992, Mi Basah SNI 01-2987-1992, Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia, Jakarta.
Becker, A., 2010, why does a smell seem to fade after you get used to it ?,
https://www.howitworksdaily.com/question-of-the-day-why-does-a-smell-
seem-to-fade-after-you-get-used-to-it/, diakses pada tanggal 27 Mei 2019.
Berry, P., 2008, Brassicales, https://www. britannica.com /plant/ Brassicales
#ref99231, diakses pada tanggal 7 Februari 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Bosch, C. H., (Eds.), 2004, Moringa oleifera Lam. O A. PROTA (Plant Resourcesof
Tropical Africa / Ressources vegetales de I'Afrique tropicale), Waginegen,
Netherland.
Cushnie, T., and Lamb, J., 2011, Recent advances in understanding the antibacterial
properties of flavonoids, Int. J. Antimicrob.Agents, 38(2), 99-107.
Data Komposisi Pangan Indonesia, 2018, Komposisi Gizi Pangan dihitung per 100
gram Mi Basah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Data Komposisi Pangan Indonesia, 2018, Komposisi Gizi Pangan dihitung per 100
gram Tepung Terigu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Delcour, J., Bruneel, C., Derde, L., Goman, S., Wilderjans , E., and Lamberts, L.,
2010, Fate of starch in food processing: from raw materials to final food
products, Rev Food Sci. Technol, 1(1), 87–111.
Demas, A., 2016, Zyghomorphic, https://www. usgs.gov /news/ earthword-
%E2%80%93-zygomorphic-0 diakses pada tanggal 09 Februari 2019.
Diana, K., 2016, Uji Aktivitas Antijamur Infusa Umbi Bawang Putih (Allium
sativum L.) terhadap Candida albicans Serta Profil Kromatografinya.
GALENIKA Journal od Pharmacy, 2(1), 49-58.
Durairaj, S., Srinivasan, S., and Lakhsmansperumalsamy, L., 2009, In vitro
antibacterial activity and stability of garlic extract at diff erent pH and
temperature. Elec. J. Biol, 5(1), 5-10.
Fahey, J., 2005, Moringa oleifera: A Review of the Medical Evidence for Its
Nutritional, Therapeutic, and Prophylactic Properties, Trees for life, 1(1),
1 – 5.
Fardiaz, 2004, Analisa Mikrobiologi Pangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Floros, J., and Gnanasekharan, V., 1993, Shelf life prediction of packaged foods:
chemichal, biological, physical, and nutritional aspects. G. Chlaralambous
(Ed.), Elsevier Publ, London.
Gonzales, C., Santana, R., Silva, C., and Cha., 2012, The antioxidant mechanisms
underlying the aged garlic extract- and S-allylcysteine-induced protection,
Oxid Med Cell Longev, 2012, 1-16.
Gulfraz, M., Imran, M., and Khadam, S., 2014, A Comparative Study of
Antimicrobial and Antioxidant Activities of Garlic (Allium sativum L.)
Extracts in Various Localities in Pakistan, Afr J Plant Sci, 20(8), 298 – 306.
Heldman, D., Lund, D., and Sabliov, M., 2004, Handbook of Food Engineering,
CRC Press, Florida.
Hendra, 2017, Pengaruh Pemberian Esktrak Bawang Putih (Allium sativum L.) dan
Lama Penyimpanan terhadap Daya Awet Tahu Putih, Jurnal Biota, 3(2), 54-
59.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Jaedun, A., 2011, Metodologi Penelitian Eksperimen, Pelatihan Penulisan Artikel
Ilmiah LPMP, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jamriati, R., 2008, Pangan Tradisional, Alternatif Makanan Pokok,
http://beritaiptek.com/pilihberita.php?id=388 diakses pada tanggal 27
Maret 2019.
Karou, D., Savadogo, A., Canini, A., Saydou, Y., Montessano, C., Simpore, J., and
Traore, S., 2005, Antibacterial Activity of Alkaloids from Sida acuta,
African Journal of Biotechnology, 4(12), 1452-1457.
Kawinarni, F., 2015, Aspek gizi, Mikrobiologis dan Organoleptik Tempura Ikan
Rucah dengan Berbagai Konsentrasi Bawang Putih (Allium sativum), Pros
Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1(1), 127-130.
Kemp, S., Hollowood, T., and Hort, J., 2009, Sensory Evaluation : A Practical
Handbook, Wiley Blackwell, United Kingdom.
Keusgen, M., 2002, Health and Alliums, CAB International, Wallingford.
Kovacevic, N., and Licno, I., 2000, Osnovi farmakognozije. Military Medical and
Pharmaceutical Journal of Serbia, 12(1), 125 - 216.
Kubala, J., 2019, Is Gluten Bad For You? A Critical Look, https://www.
heathline.com /nutrition/is-gluten-bad#safety , diakses pada tanggal 06 Mey
2019.
Londhe, V., Gavasane, A., Nipate, S., and Bandawane, D., 2011, Role of Garlic
(Allium Sativum) in Various Diseases: an Overview, Journal of
Pharmaceutical Research And Opinion, 4(2011), 129 - 134.
Makkar, H., and Becker, K., 1996, Nutritonal Value and Antinutritional
Components of Whole and Ethanol Extracted Moringa oleifera Leave,
Animal Feed Science and Technology, 63(4), 211-228.
Maturin, L and Peeler, J., 2001, BAM (Bacteriological Analytical Manual),
https://www.fda.gov /Food/FoodScienceResearch /Laboratory Methods
/ucm0633 46.html, diakses pada tanggal 31 Oktober 2018.
Meilani, F., Purwanti, H., dan Suharno , B., 2014, Kandungan protein, lemak,
populasi bakteri dan sifat organoleptik pada bakso ikan rucah deangan
berbagai dosis bawang putih (Allium sativum). Prosiding Mathematics and
Sciences Forum 2014, Universitas PGRI Semarang, Semarang.\
Midayanto , D., dan Yuwono, S., 2014, Penentuan Atribut Mutu Tesktur Tahu
untuk direkomendasikan sebagai Syarat tambahan dalam standar Nasional
Indonesia. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(4), 259-267.
Miller , H., Rigelhof, F., Marquart, L., Prakash, H., and Kanter, M., 2000,
Antioxidant content of whole grain breakfast cereals, fruits and vegetables.
Journal of The American College of Nutrition, 19(3), 312-319.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Nikkon , F., Saud , Z., Rehman , M., and Haque , M., 2003, In vitro antimicrobial
activity of the compound isolated from chloroform extract of Moringa
oleifera Lam, Biol Sci, 6(22), 1888–1890.
Petrovska, B., and Cekovska, S., 2010, Extracts from the history and medical
properties of garlic, Pharmacogn Rev , 4(7), 106-110.
Prihandani, S., Poeloengan, M., Noor, S., dan Andriani., 2015, Uji Daya Antibakteri
Bawang Putih ( Allium Sativum L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus, Escherichia soli, Salmonella typhimurium dan Pseudomonas
aeruginosa dalam Meningkatkan Keamanan Pangan, Informatika
Pertanian, 24(1), 53-58.
Putra, I., Dharmayudha, A., dan Sudimartini, L., 2016, Identifikasi Senyawa Kimia
Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.) di Bali, Indonesia
Medicus Veterinus, 5(5), 464-473.
Quadratullah, M., 2014, Statistika Terapan Teori Contoh Kasus, dan Aplikasi
dengan SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Radovich, T., 2013, Farm and forestry production and marketing profile for
Moringa. In: Elevitch, C.R. (Ed.) Specialy Crops for Pacific Island
Agroforestry, Permanent Agriculture Resources (PAR), Holualoa, pp 1-10
Ratnawati, I., 2003, Pengayakan Kandungan β-karoten Mie Ubi Kayu dengan
Tepung labu Kuning (Curcubita maxima Dutchenes), Skripsi, Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta.
Rao, K., and Venkatachalam, S., 2000, Inhibition of dihydrofolate reductaseand cell
growth activity by thephenanthroindolizidine alkaloids pergularinine and
tylophoinidine the vitro cytotoxicity of these plant alkoloid and their
potential as antimicrobial and anticancer agents, Toxicol In Vitro, 14(1), 53-
59.
Saleh, E., 2004, Teknologi pengolahan susu dan hasil ikutan ternak, Skripsi,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Samadi, B., 2000, Usaha Tani Bawang Putih, Kanisius, Yogyakarta.
Santoso, B., 2005, Rumen fermentation characteristic and methagonesis in sheep
fed silage base die supplemented with Yucca schidigera or Yucca svhidigera
combined with nisin, Bulletin of Animal Science, 28(1), 13-18.
Sarma, N., 2004, Can Garlic (Allium sativum) Be Used as a Meat Preservative ?
Transactions of the Kansas Academy of Science , 107(3), 148 - 154.
Septianing, R., Anggarwal, dan Priadi A., 2012, Panduan Belajar Biologi SMA
KELAS XI, Yudhistira, Jakarta.
Setiani, W., Sudiarti, T., Rahmidar, L., 2013, Preparasi dan Karakterisasi edible
film dari Poliblend Pati Sukun- Kitosan, Valensi, 3(2), 100-109.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Setyaningsih, D., Apriyantono, A., dan Sari, M., 2010, Analisis Sensori untuk
Industri Pangan dan Agro, IPB Press, Bogor.
Siddhuraju, P., and Becker, K., 2003, Antioxidant properties of various solvent
extracts of total phenolic constituents from three different agro-climatic
origins of drumstick tree ( Moringa oleifera Lam.), J Agric Food Chem,
51(8), 2144–2155.
Sihombing, 2007, Aplikasi Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica) sebagai Bahan
Pengawet Mie Basah, Skripsi, Institut Pertanian Bogor , Bogor.
Singh, G., Garg, R., Bhardwa, S., and Sharma, S., 2012, Anti-Inflammatory
Evaluation ff Leaf Extract Of Moringa Oleifera. Journal of Pharmaceutical
and Scientific Innovation, 1(1), 22 – 24.
Soekarto, S., 1981, Penilaian Organoleptik,untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian, PUSBANGTEPA / Food Technology Development Center,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Stavelikova, H., 2008, Morphological characteristics of garlic (Allium sativum L.)
genetic resources collection – Information. Hort. Sci. (Prague), 35(3),130 -
135.
Suardana, I., dan Swacita, I., 2009, Higiene Makanan Kajian Teori dan Prinsip
Dasar, Udayana University Press : Bali.
Susiwi, S., 2009, Penilaian Organoleptik, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.
Sutomo, B., 2012, Peran Bawang Putih sebagai Antimikroba, https://Budi Sutomo
mengenal-jenisfungsibumbu-rempah-nusantara-dankontinental, diakses
pada tanggal 11 November 2018.
Syamsiah, I., dan Tajudin., 2003, Khasiat dan Manfaat Bawang Putih, Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Syifa, N., Bintari, S., dan Mustikaningtyas, D., 2013, Uji Efektivitas Ekstrak
Bawang Putih (Allium sativum Linn.) sebagai Antibakteri Ikan Bandeng
(Chanos chanos Forsk.), Unnes J Life Sci, 2(2), 71-77.
Taufik, M., dan Rahmawati, D., 2017, Fraksinasi dan Karakterisasi Komponen
Rasa Gurih pada Bumbu Penyedap, Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan,
6(1), 36-38.
Temussi, P., 2011, The Good Taste of Peptides, Journal of Peptide Science, 18(2),
73-82.
Wellyalina, A., dan Aisman, 2013, Pengaruh perbandingan tetelan merah tuna dan
tepung maizena terhadap mutu nugget, Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan,
2(10), 9-16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Wibowo, S., 2007, Budidaya bawang ; Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang
Bombay, Penebar Swadaya, Jakarta.
Wieser, H., 2007, Chemistry of Gluten Proteins, Food Microbiology, 24(2), 115
119.
Winarti, S., 2010, Makanan Fungsional, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Yu, L., Nanguet, A., and Beta, T., 2013, Comparison of Antioxidant Properties of
Refined and Whole Wheat Flour and Bread. Antioxidants (Basel), 2(4), 370-
383.
Yulianti , R., 2008, Pembuatan Minuman Jeli Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk)
sebagai Vitamin C dan beta karoten, Skripsi, Fakultas Pertanian Institut
Pertanian, Bogor.
Zakaria, Hadju V., As’ad S., dan Bahar B., 2016, Pengaruh Pemberian Ekstrak
Daun pada Ibu Menyusui terhadap Kuantitas dan Kualitas Air Susu Ibu (
ASI) serta Petumbuhan Bayi 0-6 Bulan, Jurnal MKMI, 12(3), 161-169.
Zakaria, Abdullah Tamrin, S., dan Hartono, R., 2012, Penambahan tepung daun
kelor pada menu makanan sehari-hari dalam upaya penanggulangan gizi
kurang pada anak balita, Media Gizi Pangan, 13(1), 41–47.
Zakaria, dan Rauf, S., 2017, Optimalisasi Pembuatan Mie Basah dengan
Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera L.), Mie basah dan
tepung daun kelor, 24 (2), 28-33.
Zweep, C., 2018, Determining Product Shelf life https://www.foodqualityandsaf
ety.com /article/ determining-product-shelf-life/, diakses pada tanggal 17
April 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 1
SILABUS
Sekolah : SMA X
Mata pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XI/ gasal
Kompetensi inti :
K1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
K2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli(gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
K3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
K4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kompetensi
Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
3.7. Menganalisis
hubungan antara
struktur jaringan
penyusun organ
pada sistem
pencernaan
dalam kaitannya
dengan nutrisi,
bioproses dan
gangguan fungsi
yang dapat terjadi
pada sistem
pencernaan
manusia
Nutrisi makanan
• Menu seimbang
• Komponen zat gizi
(karbohidrat,
protein, lemak,
vitamin, mineral, air
dan serat)
Pencernaan
Manusia
Proses (Telan,
Cerna, Serap,
Asimilasi,
Keluarkan)
• Organ penyusun
sistem Pencernaan
(Mulut, Faring,
Kerongkongan
• Pertemuan pertama :
kegiatan inti discovery
learning
1. Stimulation (pemberian
rangsangan) peserta
didik diberikan video
dan gambar tentang
komponen zat makanan.
2. Problem statement
(pernyataan identifikasi)
peserta didik menuliskan
rumusan masalah dan
hipotesis.
3. Data collection
(pengumpulan data)
peserta didik untuk
melakukan uji komponen
Tes dan
non tes
6jp x 45
menit
Priadi Arif Dan Yanti Herlina. 2014.
Biologi untuk SMA/MA kelas X.
Jakarta. Yudhistira.
Rasti Septianing dkk. 2012.
Panduan Belajar Biologi SMA
KELAS XI. Jakarta : Yudhistira
Artikel ilmiah
Video tentang gangguan sistem
pencernaan
https://www.pbs.org/video/digestive-
disorders-the-inside-tract-yxcjp4/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kompetensi
Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
4.7. Menyajikan
laporan hasil uji
zat makanan
yang terkandung
dalam berbagai
jenis bahan
makanan
dikaitkan dengan
kebutuhan energi
setiap individu
serta teknologi
pengolahan
pangan dan
keamanan pangan
Lambung, Usus
Halus, Usus Besar)
Gangguan
Pencernaan
Pada saluran
percernaan
Malnutrisi
Defisiensi gizi
zat gizi pada berbagai
makanan yang telah
dibawa yaitu beras
tempet, mentega, tahu
dan kacang tanah serta
mi kelor yang sudah
disediakan oleh guru.
4. Data processing
(pengolahan data)
peserta didik menuliskan
hasil sesuai dengan
pengamatan. Misalnya
perubahan warna larutan
pada masing – masing
makanan.
5. Verification
(pembuktian) peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kompetensi
Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
didik melakukan
pengamatan uji
komponen zat gizi secara
bergantian.
6. Generalization (menarik
kesimpulan) peserta
didik dibimbing untuk
enarik kesimpulan
mengenai praktikum
yang telah dilaksanakan
dan membersihkan alat
dan bahan yang telah
dipakai.
dan jigsaw
a. Mengamati :
1. Literasi (Tugas
kajian pustaka),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Kompetensi
Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
mengamati
berbagai gambar
organ – organ
pencernaan.
2. Guru
menyampaikan
materi secara garis
besar
3. Guru membagikan
LKPD kepada
peserta didik secara
berkelompok
(setiap kelompok
terdiri dari 4 orang)
b. Menanya, mencoba
dan menalar:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Kompetensi
Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
1. Guru membimbing
peserta didik
berdiskusi untuk
mengerjakan
LKPD
c. Mengkomunikasikan:
1. Peserta didik
diminta untuk
menceritakan
jawaban hasil
diskusi
Jigsaw
1. Peserta didik diminta
untuk membentuk
kelompok uang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kompetensi
Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
dijadikan sebagai
kelompok asal.
2. Guru menjelaskan tata
cara permainan jigsaw
a. Masing-masing
kelompok
mendapatkan 4 kartu
warna yang berbeda
b. Peserta didik dari
kelompok asal akan
berkumpul dengan
peserta didik dari
kelompok lain yang
memiliki warna kartu
yang sama
c. Peserta didik yang
memilki kartu warna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Kompetensi
Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
yang sama disebut
dengan kelompok ahli,
kemudian mereka
dapat mendiskusikan
pertanyaan yang
terdapat pada kartu
yang telah mereka
bawa.
d. Kelompok ahli kembali
ke kelompok asal
untuk memberikan
informasi jawaban.
3. Guru menanyakan
jawaban yang telah
didiskusikan kepada
peserta didik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kompetensi
Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
memegang warna kartu
yang lain
Pertemuan ketiga : 5M
a. Mengamati : Peserta didik
memperhatikan video dan
gambar tentang gangguan
sistem pencernaan.
b. Menanya : Peserta didik
diberi kesempatan untuk
bertanya dan
menganalisis video yang
telah disampaikan
c. Mencoba dan menalar :
peserta didik diminta
untuk mengerjakan
LKPD tenyang gangguan
pada sistem pencernaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Kompetensi
Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
d. Mengkomunikasikan:
peserta didik diminta
untuk mempresentasikan
hasil LKPD di depan
kelas kemudian
berdiskusi dengan
melakukan sesi Tanya
jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA X
Mata pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XI MIPA / Gasal
Materi Pokok : Sistem Pencernaan
Alokasi Waktu : 6 JP X (45 menit)
Tahun Ajaran : 2019/2020
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta
damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, senibudaya, dan
humaniora dengan wawasan, kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah kongkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif
dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar No Kompetensi dasar
3.7 Menganalisis hubungan antara
struktur jaringan penyusun organ
pada sistem pencernaan dalam
kaitannya dengan nutrisi, bioproses
dan gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem pencernaan
manusia
4.7 Menyajikan laporan hasil uji zat
makanan yang terkandung dalam
berbagai jenis bahan makanan
dikaitkan dengan kebutuhan energi
setiap individu serta teknologi
pengolahan pangan dan keamanan
pangan
No Indikator Pencapaian
Kompetensi
(IPK)
No Indikator Pencapaian
Kompetensi
(IPK)
3.7.1 Menyebutkan berbagai komponen
zat gizi
4.7.1 Melakukan percobaan sederhana
tentang zat gizi pada suatu
makanan
3.7.2 Mengidentifikasi komponen zat
gizi dari berbagai jenis makanan
4.7.2
Menyusun laporan sederhana
berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan dan dikaitkan dengan
teknologi pengolahan pangan dan
keamanan pangan pada saat ini
3.7.3 Mengidentifikasi manfaat dari
komponen zat gizi
3.7.4 Membandingkan bioproses dari
masing – masing organ pada sistem
pencernaan beserta fungsinya
3.7.5 Mengaitkan fungsi organ dengan
gangguan pada sistem pencernaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3.7.6 Memprediksi penyebab gangguan
pada sistem pencernaan yang
dikaitkan dengan organ sistem
pencernaan dan komponen zat gizi
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Melalui praktikum peserta didik dapat menyebutkan dan
mengidentifikasi manfaat dari berbagai komponen gizi dari makanan.
2. Melalui laporan sederhana dari hasil praktikum peserta didik mampu
mengaitkan dengan teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan
pada saat ini
Pertemuan kedua
1. Melalui penugasan peserta didik mampu untuk membandingkan dan
mengaitkan tentang organ – organ pencernaan beserta fungsinya dan
hubungan antara organ dengan gangguan pada sistem pencernaan.
Pertemuan ketiga
1. Melalui kegiatan diskusi peserta didik dapat memprediksi penyebab dari
gangguan pada sistem pencernaan
D. Materi Pembelajaran
Faktual
Komponen zat makanan
Konseptual
Penyusun organ – organ sistem pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaan
Pedoman umum gizi seimbang
Prosedural
Uji zat makanan
Mekanisme kerja dan bioproses dari sistem pencernaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Metakognitif
Mengidentifikasi dan menyajikan laporan praktikum uji zat makanan
E. Pendekatan Pembelajaran/Metode/Model Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : saintifik
2. Model pembelajaran : pembelajaran Discovery Learning pada
pertemuan ke 1 dan kooperatif tipe Jigsaw
pada pertemuan ke 2
3. Metode pembelajaran : ceramah, diskusi kelompok, presentasi. 5M
F. Alat/media pembelajaran, sumber pembelajaran
1. Alat/media pembelajaran:
- Lembar kerja peserta didik
- Proyektor
- Layar
- Laptop
- Kartu Jigsaw
2. Sumber belajar
Priadi, A dan Yanti H, 2014, Biologi untuk SMA/MA Kelas X, Yudhistira,
Jakarta.
Septianing, R., Anggarwal, Priadi A., 2012, Panduan Belajar Biologi SMA
KELAS XI, Yudhistira, Jakarta.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama (2x45 menit)
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Tahap
Pembelajaran
Alokasi
waktu
Pendahuluan 8’
1. Guru memberikan salam dan meminta salah satu peserta
didik untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan presensi
untuk mengecek kehadiran peserta didik dan mengecek
kesiapan peserta didik untuk mengikuti praktikum yang
Salam pembuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Tahap
Pembelajaran
Alokasi
waktu
mana yang peserta didik harus memakai jas lab, rambut
terikat, kuku tidak panjang dan memakai sepatu tertutup
2. Guru mengecek kesiapan mental peserta didik dengan
menanyakan materi pada pertemuan yang lalu dan
memberikan pertanyaan” adakah diantara kalian yang
bercita-cita sebagai ahli gizi ?. Guru menampilkan
gambar makanan yang berbeda – beda seperti ikan, nasi
putih, aneka olahan sayur dan buah kemudian
memberikan motivasi berupa pertanyaan“ Apa saja aneka
zat gizi yang kalian ketahui ? “
Apersepsi dan
motivasi
3. Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran
yaitu melalui praktikum peserta didik dapat menyebutkan
dan mengidentifikasi manfaat dari berbagai komponen
gizi dari makanan dan melalui laporan sederhana dari
hasil praktikum peserta didik mampu mengaitkan dengan
teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan pada
saat ini
Orientasi
4. Guru menyampaikan garis besar materi ringkas yang
akan dipelajari dan instruksi percobaan sederhana
tentang komponen zat makanan
Penataan materi
yang sistematis
dan kontekstual
Kegiatan Inti 75’
5. Guru mengarahkan Peserta didik untuk duduk bersama
dengan teman kelompoknya sesuai yang telah
ditentukan
Guru dan peserta didik melakukan pembelajaran dengan
mengintegrasikan sesuai dengan sintaks Discovery
learning :
Kegiatan
Discovery
Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Tahap
Pembelajaran
Alokasi
waktu
a. Stimulation (pemberian rangsangan) yang mana
peserta didik diberikan video dan beberapa
gambar tentang komponen zat makanan misalnya
mie kelor yang terdiri dari tepung terigu sebagai
sumber karbohidrat dan tepung daun kelor
sebagai sumber protein dan antioksidan.
b. Problem statement (pernyataan identifikasi
masalah) yang mana peserta didik diminta untuk
membuat rumusan masalah dan hipotesis.
c. Data collection (pengumpulan data)
Peserta didik melakukan uji komponen zat gizi
pada berbagai jenis makanan yang telah dibawa
yaitu tepung beras, tempe, mentega, tahu dan
kacang tanah dan mie kelor yang sudah
disediakan oleh guru dan melakukan pengamatan
dengan melihat perubahan – perubahan warna
pada larutan (dalam melakukan praktikum guru
mendampingi peserta didik)
d. Data processing (pengolahan data) peserta didik
menulis berdasarkan hasil pengamatan praktikum
yang telah didapat misalnya berupa perubahan
warna larutan
e. Verification (pembuktian )
Peserta didik melakukan pengamatan uji
komponen zat gizi secara bergantian melakukan
pengamatan secara bergantian
f. Generalization (menarik kesimpulan)
Peserta didik dibimbing untuk menarik
kesimpulan mengenai praktikum yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Tahap
Pembelajaran
Alokasi
waktu
dilaksanakan dan membersihkan alat dan bahan
yang telah dipakai.
Penutup 7’
7. Guru menindaklanjuti praktikum yang berupa
pengumpulan laporan praktikum yang disertai dengan
teknologi teknologi pengolahan pangan dan keamanan
pangan pada saat ini dan guru menginformasikan
mengenai materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan peserta didik diminta untuk membaca
materi tersebut.
Menunjukkan
sumber lain
yang dapat
dipelajari dan
tindak lanjut
8. Guru membimbing kepada peserta didik tentang
kesimpulan dan menanyakan perasaan dan manfaat yang
diperoleh selama mengikuti pembelajaran hari ini
Kesimpulan dan
refleksi
9. Guru memberikan salam penutup Salam penutup
Pertemuan kedua (2x45 menit)
Deskripsi kegiatan pembelajaran Tahap
Pembelajaran
Alokasi
waktu
Pendahuluan 8’
1 Guru memberikan salam kepada peserta didik dan
meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa,
dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek kehadiran
peserta didik
Salam pembuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Deskripsi kegiatan pembelajaran Tahap
Pembelajaran
Alokasi
waktu
2 Guru mengecek kesiapan mental peserta didik dengan
menanyakan, materi pada pertemuan yang berupa
pertanyaan” Mengapa kita memerlukan makanan ?”.
Guru menunjukkan beberapa gambar makanan dan
memberi motivasi berupa pertanyaan “Apakah
makanan dapat secara langsung diserap oleh tubuh
manusia ?
Apersepsi dan
motivasi
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dalam pembelajaran yaitu melalui penugasan
peserta didik mampu membandingkan dan mengaitkan
dapat memiliki pengetahuan tentang organ – organ
pencernaan beserta fungsinya dan hubungan antara
organ dengan gangguan pada sistem pencernaan
Orientasi
Kegiatan inti
4 Guru melakukan pembelajaran dengan kegiatan 5M:
a. Literasi (Tugas kajian pustaka), mengamati
berbagai gambar organ – organ pencernaan.
b. Guru menyampaikan materi secara garis besar
c. Guru membagikan LKPD kepada peserta didik
secara berkelompok (setiap kelompok terdiri dari 4
orang)
d. Guru membimbing peserta didik berdiskusi untuk
mengerjakan LKPD
e. Peserta didik diminta untuk menceritakan jawaban
hasil diskusi
f. Peserta didik diminta mengumpulkan LKPD
Mengamati
40’
Menanya, mencoba,
menalar dan
mengkomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Deskripsi kegiatan pembelajaran Tahap
Pembelajaran
Alokasi
waktu
Guru melakukan pembelajaran dengan kegiatan
Bermain Jigsaw
a. Kelompok yang telah terbentuk akan dijadikan
sebagai kelompok asal
b. Guru menjelaskan tata cara permainan Jigsaw
c. Masing-masing kelompok mendapatkan 4 kartu
warna yang berbeda
d. Peserta didik dari kelompok asal akan berkumpul
dengan peserta didik dari kelompok lain yang
memiliki warna kartu yang sama
e. Peserta didik yang memilki kartu warna yang sama
disebut dengan kelompok ahli, kemudian mereka
dapat mendiskusikan pertanyaan yang terdapat
pada kartu yang telah mereka bawa.
f. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk
memberikan informasi jawaban.
g. Guru menanyakan jawaban yang telah didiskusikan
kepada peserta didik yang memegang warna kartu
yang lain
h. Peserta didik kembali ke kelompok asal dan
menuliskan jawaban diskusi ke dalam LKPD yang
sudah disediakan
Kegiatan jigsaw 35’
Penutup 7’
5. Guru menindaklanjuti peserta didik membaca materi
pembelajaran pertemuan selanjutnya yaitu gangguan
pada sistem pencernaan
Tindak lanjut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Deskripsi kegiatan pembelajaran Tahap
Pembelajaran
Alokasi
waktu
6. Guru membimbing kepada peserta didik tentang
kesimpulan dan menanyakan perasaan dan manfaat
yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran hari ini
Kesimpulan dan
refleksi
7. Guru memberikan salam penutup Salam penutup
Pertemuan ketiga (2x45 menit)
Deskripsi kegiatan pembelajaran Tahap
Pembelajaran
Alokasi
waktu
Pendahuluan 8’
1 Guru memberikan salam kepada peserta didik dan
meminta salah satu peserta didik untuk memimpin
doa, dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek
kehadiran peserta didik
Salam pembuka
2 Guru mengecek kesiapan mental peserta didik
kesiapan mental peserta didik dicek (apersepsi)
dengan menanyakan, materi pada pertemuan yang
lalu dan memberikan motivasi berupa pertanyaan
“mengapa seseorang ketika jarang memakan sayur
dan serat akan mengalami sembelit?”
Apersepsi dan
motivasi
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dalam pembelajaran yaitu melalui
kegiatan diskusi peserta didik mampu memprediksi
penyebab dari gangguan pada sistem pencernaan
Orientasi
Kegiatan Inti
4 Guru melakukan pembelajaran dengan kegiatan
5M:
Peserta didik memperhatikan video dan
Mengamati 5’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Deskripsi kegiatan pembelajaran Tahap
Pembelajaran
Alokasi
waktu
gambar tentang gangguan sistem pencernaan
5 Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya dan
menganalisis video yang telah ditampilkan
Menanya 10’
6 Peserta didik diminta untuk mengerjakan LKPD
tentang gangguan pada sistem pencernaan
Mencoba dan
menalar
25’
7 Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil
LKPD di depan kelas
Mengkomunikasikan 15’
8 Peserta didik diminta untuk berdiskusi dengan
melakukan sesi tanya jawab
20’
9 Peserta didik diminta untuk mengumpulkan LKPD
Penutup 7’
10 Guru menindak lanjuti peserta didik membaca
materi pembelajaran pertemuan selanjutnya yaitu
gangguan pada sistem pencernaan
Tindak lanjut
11 Guru membimbing kepada peserta didik tentang
kesimpulan, menanyakan perasaan dan manfaat
yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran hari
ini
Kesimpulan dan
refleksi
12 Guru memberikan salam penutup Salam penutup
H. Penilaian
Asp
ek
No IPK IPK Teknik
penilaian Bentuk
Pen
ge
tahua
n
3.7.1 Menyebutkan berbagai komponen
zat gizi Tes tertulis
Pilihan Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Asp
ek
No IPK IPK Teknik
penilaian Bentuk
3.7.2 Mengidentifikasi komponen zat
gizi dari berbagai jenis makanan
Pilihan Ganda
3.7.3 Mengidentifikasi manfaat dari
komponen zat gizi
Pilihan Ganda
dan uraian
3.7.4 Membandingkan bioproses dari
masing – masing organ pada sistem
pencernaan beserta fungsinya
Pilihan Ganda
dan uraian
3.7.5 Mengaitkan fungsi organ dengan
gangguan pada sistem pencernaan
Tes tertulis Pilihan Ganda
dan uraian
3.7.6 Memprediksi penyebab gangguan
pada sistem pencernaan yang
dikaitkan dengan organ sistem
pencernaan dan komponen zat gizi
Diskusi dan tes
tertulis
LKPD dan
Pilihan Ganda
Ket
eram
pil
an
4.7.1 Melakukan percobaan sederhana
tentang zat gizi pada suatu
makanan
Tugas
kelompok
Laporan
Tertulis
4.7.2 Menyusun laporan sederhana
berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan dan dikaitkan dengan
teknologi pengolahan pangan dan
keamanan pangan pada saat ini
Tugas
Kelompok
Laporan
Tertulis
I. Lampiran
1. Bahan ajar
2. A. Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) praktikum uji zat makanan
B. Media Jigsaw dan LKPD sistem pencernaan
C. Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) gangguan pada sistem pencernaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
3. A. Rubrik penilaian laporan praktikum uji zat makanan
B. Rubrik penilaian LKPD sistem pencernaan
C. Rubrik penilaian LKPD gangguan pencernaan
D. Rubrik laporan praktikum
4. Format kisi – kisi soal tes ulangan harian dan rubrik penilaian
5. Lampiran penilaian afektif dan psikomotorik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
LAMPIRAN 1
BAHAN AJAR
Materi pertemuan 1
Komponen Zat Gizi
Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk kebutuhan aktivitasnya,
misalnya bergerak, bernapas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Energi
diperoleh dari makanan yang dimakannya. Proses mengambil dan mengonsumsi
makanan disebut nutrisi (proses penerimaan gizi). Pada dasarnya terdapat dua jenis
nutrisi yaitu autotrofik dan heterotrofik.
a. Nutrisi Autotrofik
Beberapa jenis organisme dapat membuat makanannya sendiri dari
substansi anorganik sederhana yang disebut nutrisi autotrofik. Organisme
yang menunjukkan autotrofik desebut organisme autotrof. Salah satu
proses yang dilakukan oleh organis aututrof adalah fotosintesis.
b.Nutrisi Heterotrofik
Semua jenis hewan, manusia, jamur merupakan model jenis
heterotrofik. Organisme heterotroph tidak dapat membuat makanannya
sendiri. Oleh karena itu makanan diperoleh dari organisme lain, baik dari
tumbuhan dan hewan.
Makanan sangat penting bagi kebutuhan makhluk hidup, karena pada makanan
terdapat zat gizi seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Jika zat
gizi tidak tersedia dalam jumlah cukup, maka akan mengakibatkan gangguan
kesehatan dan berkembanganya penyaki defisiensi. Oleh karena itu kita harus
memakan makanan yang baik yaitu makanan yang memenuhi beberapa persyaratan
yaitu higienis, mengandung nutrisi seimbang dan mudah dicerna oleh sistem
pencernaan. Selain itu nutrisi pada manusia dibagi menjadi dua bagian yaitu nutrisi
makro yaitu zat makanan yang diperlukan tubuh dalam jumlah banyak meliputik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
karbohidrat, protein, lemak dan air sedangkan nutrisi mikro zat makanan yang
diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit meliputi vitamin dan mineral..
Makanan yang baik mengandung berbagai macam sustansi esensial yang
disebut zat gizi. Berdasarkan fungsi zat gizi dalam tubuh, makanan dikelompokan
menjadi tiga kelompok besar, yaitu makanan penghasil energi, makanan
pembangun tubuh dan makanan pelindung.
Makanan penghasil energi utama dalam tubuh adalah karbohidrat dan lemak.
Karbohidrat tersedia dengan mudah dan merupakan sumber energi yang tidak
mahal. Lemak bertindak sebagai simpanan energi darurat dalam tubuh dan
digunakan ketika makanan yang kaya akan karbohidrat tidak tersedia. Karbohidrat
merupakan substansi penghasil sumber energi utama untuk tubuh. Sumber utama
karbohidrat pada makanan adalah sereal (gandum, beras), akar – akaran dan umbi
– umbian (kentang, singkong, ubi jalar), gula tebu, gula merah, madu , dan buah –
buahan seperti pisang dan mangga. Karbohidrat dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok berdasarkan jumlah gugusan gula penyusunnya itu monosakarida,
disakarida dan polisakarida. Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai
sumber energi dalam tubuh, mengatur metabolisme lemak, menjaga keseimbangan
asam dan basa, membentuk struktur sel, jaringan dan organ, membantu penyerapan
kalsium, memberikan rasa manis pada makanan dan membantu mengeluarkan feses
Protein merupakan makromolekul penyusun bagian terbesar tubuh setelah air
. Protein terbentuk oleh rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain
dalam ikatan peptide. Protein pada makhluk hidup terbentuk dari 20 jenis asam
amino. Dari 20 jenis asam amino, sekitar 8 asam amino tidak dapat dibuat oleh
tubuh sedangkan yang lainnya dapat dibuat oleh tubuh. Oleh karena itu asam amino
tersebut harus diperoleh dari makanan. Asam amino tersebut dinamai dengan asam
amino esensial sedangkan asam amino yang tersedia dalam tubuh disebut dengan
asam amino nonesensial. Protein dapat kita peroleh dari hewan (protein hewani)
dan tumbuhan (protein nabati). Sumber protein hewani terdapat pada daging, telur,
ikan, dan susu sedangkan protein nabati terdapat pada kacang – kacangan dan
sayuran. Protein bermanfaat bagi tubuh karena mempunyai fungsi yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
1. Zat pembangun tubuh, meliputi pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan
struktur tubuh
2. Menyintesis subtansi – subtansi penting tubuh misalnya hormon, enzim
dan antibodi
3. Menjaga keseimbangan cairan tubuh, larutan asam dan basa, tekanan di
dalam sekat rongga tubuh serta menjadi sistem buffer yang efektif
4. Menyediakan sumber energi
5. Mendetoksifikasi zat asing yang masuk dalam tubuh
Lemak merupakan senyawa yang tidak larut dalam air yang tersusun dari
gliserol dan asam lemak. Asam lemak terdiri atas dua jenis yaitu lemak jenuh dan
lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh mengantung ikatan tunggal pada molekulnya
dan memiliki jumlah atom hidrogen sebanyak jumlah atom karbon. Lemak jenuh
memiliki kecenderungan untuk berakumulasi di bawah kulit dan berubah menjadi
kolesterol. Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang tidak mengandung
ikatan rangkap yang terdapat pada lemak hewani. Lemak hewani dapat diperoleh
dari daging, telur, susu, keju, mentega, ikan dan minyak ikan. Asam lemak tak jenuh
merupakan asam lemak yang mengandung ikatan rangkap yang terdapat pada
lemak nabati. Asam lemak tak jenuh dapat diperoleh dari kacang tanah, kedelai,
wijen dan buah alpukat
Fungsi lemak adalah :
1. Lemak sebagai bantalan pelindung di sekitar organ vital seperti bola mata,
ginjal , ovarium dan jantung
2. Lemak disimpan dalam bawah kulit yang bertindak sebagai insulator dan
menjagar tubuh agar tetap hangat
3. Lemak bertindak sebagai pengangkut vitamin yang larut dalam lemak di
dalam tubuh
Vitamin adalah senyawa organik yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan,
kesehatan dan proses pertumbuhan tumbuh. Vitamin berperan dalam beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Pada
umumnya, vitamin berperan sebagai koenzim atau bagian dari enzim.
Vitamin dapat dikelompokkan menjadi vitamin larut dalam lemak (A, D, E, K)
dan vitamin larut dalam air (vitamin B kompleks dan vitamin C) . Konsumsi
vitamin larut dalam lemak tidak boleh berlebihan karena mempunyai dampak
negatif. Berbagai vitamin yang harus tersedia pada makanan adalah vitamin
A,B1,B2, B3, B10,B12,C,D, dan K.
Mineral merupakan zat anorganik tidak seperti halnya karobohidrat, protein,
lemak dan vitamin yang merupakan senyawa organik. Mineral tidak memiliki nilai
energi dan diperlukan tubuh dari jumlah sedikit. Ditemukan sekitar 29 elemen
mineral dalam tubuh yang penting untuk fungsi kesehatan tubuh kita. Anak – anak
dalam masa pertumbuhan, wanita hamil dan ibu menyusui membutuhkan lebih
banyak mineral (terutama kalsium dan besi) untuk kebutuhan sehari – hari
dibandingkan orang dewasa normal. Terdapat beberapa mineral yang harus tersedia
dalam makanan yaitu Kalsium, Natrium, Kalium, Fosfor, Besi, Yodium dan Florin.
Masing – masing makanan mengandung komponen zat gizi dan energi. Oleh
karena itu kita harus memenuhi asupan nutrisi kita dengan pedoman menu makanan
seimbang. Menu makanan harus mengandung nutrisi esensial dalam jumlah benar
dan cukup untuk menjaga kesehatan. Menu makanan didefinisikan sebagai menu
makanan yang bervariasi dengan jumlah dan proporsi tertentu sehingga kebutuhan
akan energi, pembangun tubuh dan perlindungan tubuh dapat terpenuhi untuk
menjaga kesehatan tubuh dan kulaitas hidup.
Pedoman Umum Gizi Seimbang disusun untuk menanggulangi masalah gizi
seperti kekurangan gizi, kelebihan gizi yang akan mengakibatkan penyakit –
penyakit yang merugikan masyarakat. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
adalah pedoman untuk mendapatkan pola makanan yang sehat dan seimbang. Tiap
golongan usia, jenis kelamin, kesehatan dan aktivitas fisik memerlukan gizi yang
berbeda . PUGS memuat 13 pesan dasar gizi seimbang yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
1. Mengonsumsi beraneka ragam makanan
2. Mengonsumsi makanan untuk mencukupi kebutuhan energi
3. Mengonsumsi makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan
energi
4. Membatasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari
kecukupan energi
5. Menggunakan garam beryodium
6. Mengonsumsi makanan sumber zat besi untuk mencegah anemia
7. Memberikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 6 bulan
8. Membiasakan sarapan
9. Meminum air bersih, aman dan cukup jumlahnya
10. Melakukan kegiatan fisik dan olahraga
11. Menghindari mengonsumsi minuman beralkohol
12. Mengonsumsi makanan yang aman bagi kesehatan
13. Membaca label pada makanan kemasan
Materi pertemuan 2
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari rongga mulut, faring, kerongkonga,
lambung, usus halus dan usus besar. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar air
liur, hati dan pankreas. Berikut adalah penjelasan dari organ - organ penyusun
sistem pencernaan
a. Rongga mulut
Rongga mulut terdapat gigi dan lidah. Mulut dibatasi oleh bibir atas dan
bibir bawah yang membantu pengambilan makanan ke dalam rongga mulut.
Lidah berfungsi untuk membantu mencampur makanan dengan ludah
(saliva) dan mendorong makanan ke faring. Ludah dihasilkan oleh kelenjar
ludah yang berjumlah tiga pasang. Kelenjar ludah di dekat telinga disebut
glandula parotis, mengjasilkan ludah berbentuk air dan mengandung enzim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
amilase yang akan berekasi dengan amilum kemudian akan diubah menjadi
glukosa. Di rahang bawah terdapat glandula submaksilaris dan glandula
sublingualis, keduanya menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.
Gigi manusia berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis karena mengubah
makanan dari bentuk besar menjadi kecil. Oleh karena itu pada rongga mulut
terjadi pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Gambar rongga mulut
ditunjukkan pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Rongga Mulut manusia (https://courses.lumenlearning.com/wm-
biology2/chapter/parts-of-the-digestive-system/)
b. Faring
Faring merupakan sebuah ruangan tempat makanan dan saluran udara
saling melintasi satu sama lain. Lintasan udara berlanjut ke laring atau
pangkal tenggorokan dan trakea. Bukaan faring dijaga oleh penutup berotot
yang dsiebut epiglotis. Epiglotis berfungsi mencegah masuknya makanan ke
dalam pipa udara ketika menelan. Gambar faring ditunjukkan pada Gambar
5.2
Gambar 5.2 Faring Manusia https://www.mayoclinic.org/parts-of-the-throat-pharynx/img-
20005644
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
c. Kerongkongan
Kerongkongan berupa tabung otot yang panjanganya sekita 25cm,
memanjang dari akhir rongga mulut hingga lambung. ototnya tersusun
secara memanjang dan melingkar ketika terjadi kontraksi secara bergantian
akan terjadi gerak peristaltik yang akan mengakibatkan makanan akan
terdorong menuju lambung. Gambar kerongkongan ditunjukkan pada
Gambar 5.3
Gambar 5.3 Kerongkongan Manusia https://www.mayoclinic.org/parts-of-the-throat-
pharynx/img-20005644
d. Lambung
Lambung terletak pada bagian atas kiri rongga perut. Lambung
berbentuk seperti kantong berukuran besar dan berotot. Pada dinding
lambung yang sangat tebal terdapat beberapa kelenjar getah lambung.
Kelenjar getah lambung menghasilkan sekresi asam lambung. Asam
lambung mengandung HCl, enzim – enzim pencernaan dan mukosa. HCl
berfungsi untuk membunuh kuman yang masuk ke lambung dan
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Pepsin mengubah protein menjadi pepton. Renin menggumpalkan
kasein pada susu menjadi dadih yang akan membantu dalam pencernaan
selanjutnya oleh enzim. Lipase berperan memecah sebagian lipid, ketika di
lambung makan diaduk oleh otot menjadi bentuk lembut yang disebut kim.
Proses tersebut membutuhkan waktu selama 3 jam. Gambar lambung
ditunjukkan pada Gambar 5.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Gambar 5.4 Lambung Manusia (https://www.webmd.com/digestive-
disorders/picture-of-the-stomach#1)
e. Usus Halus
Usus halus memiliki panjang 6 – 7 menter dan berdiameter 2.5 cm. Usus
halus merupakan saluran sempit dan melingkar yang memiliki 3 bagian
yaitu duodenum, jejunum dan ileum. Duodenum merupakan bagian awal
dari usus halus. Pada bagian ini merupakan tempat bermuaranya empedu
dan saluran pankreas melalui saluran empedu. Ketika kim memasuki
duodenum dan menerima dua cairan, yaitu cairan empedu dari hati dan
cairan pankreatik dari pankreas. Cairan empedu mengandung garam
natrium yang berperan mengurangi keasaman kim dan mengemulsi lemak
dan pigmen yang merupakan produk eksresi terbentuk dari pemecahan sel
darah merah
Cairan pankreatik mengandung sejumlah enzim yang bekerja pada media
basa. Enzim tripsin yang berperan untuk mengubah protein yang tersisa
menjadi pepton yang kemduia menjadi peptide dan asam amino. Amilase
yang berperan untuk mengubah tepung yang tidak dapat dicerna menjadi
matosa. Lipase yang berperan untuk mengubah lemak menjadi asam lemak
dan gliserol.
Setelah melewati duodenum makanan bergerak secara perlahan ke dalam
bagian usus selanjutnya yaitu jejunum. Namun pada bagian usus ini tidak
ada proses penyerapan gizi. Setelah melewati jejunum makanan akan
melewati ileum yang merupakan bagian terpanjang pada usus halus. Pada
ileium terjadi lebih banyak proses pencernaan, pada bagian ini terdapat
cairan instestinal yang mengandung enzim erepsin untuk memecah pepton
menjadi asam amino, maltase untuk mengubah maltose menjadi glukosa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
latakse untuk mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa dan sukrase
untuk mengubah menjadi glukosa dan fruktosa. Makana yang dicerna terdiri
atas produk yang dapat larut seperti monosakarida, asam amino, asam lekan
dan gliserol yang dapat diserap ke dalam aliran darah.
Pada usus halus memiliki sejumlah lipatan berbentuk seperti jari yang
disebut vili. Villi berfungsi untuk menambah arena permukaan penyerapan.
Di antara villi terdapat kelenjar yang memiliki lubang untuk menyekresikan
enzim pencernaan ke rongga usus. Gambar usus halus ditunjukkan pada
Gambar 5.5
f. Usus Besar
Fungsi utama dari organ ini adalah mengabsorpsi air, membentuk massa
feses, dan membentuk lendir untuk melumasi permukaan mukosa. Di dalam
usus besar terdapat bakteri yang berperan positif bagi manusia yaitu
Escherichia coli. Bakteri ini dapat mencerna selulosa kemudia diubah
menjadi biotin dan vitamin K kemudian dibawa kembali ke dalam usus
halus untuk diserap oleh tubuh Gambar usus besar pada Gambar 5.5.
Gambar 5.5 Lambung Manusia (https://www.webmd.com/digestive-
disorders/picture-of-the-stomach#1)
Materi Pertemuan ketiga
Gangguan pada sistem pencernaan
Berikut adalah beberapa contoh Gangguan sistem pencernaan yaitu :
1. Gastritis yaitu radang yang akut pada lapisan mukosa dinding lambung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
2. Hepatitis yaitu radang pada hati karena infeksi virus
3. Sembelit yaitu usus besar menyerap air secara berlebihan dari feses
sehingga feses sulit keluar
4. Diare yaitu iritasi pada selaput dinding kolon akibat adanya bakteri
disentri, diet yang tidak sehat dan stress
5. Hemoroid yaitu pembengkakan pembuluh vena di daerah anus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN 2A
PRAKTIKUM UJI ZAT MAKANAN
A. Acara Praktikum
1. Judul Praktikum : Uji zat makanan (Protein, lemak dan karbohidrat)
2. Tanggal Praktikum : ..............................
3. Tempat : Laboratorium Biologi SMA X
B. Tujuan Praktikum
1. Peserta didik mampu melakukan uji zat makanan (Protein, lemak dan
karbohidrat) dari beberapa jenis sampel makanan
2. Mampu mengamati perubahan yang terjadi pada setiap uji zat makanan
(Protein, lemak dan karbohidrat) dari beberapa jenis sampel makanan
C. Alat dan Bahan
Alat :
No Alat
1. Tabung reaksi
2. Mortar
3. Alu
4. Tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. Timbangan
7. Alat Tulis
8. Kamera
Bahan
No Bahan
1. Kentang
2. Tepung beras
3. Tahu
4. Tempe
5. Kacang tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
6. Mentega
7. Mie kelor (disediakan oleh guru)
8. Lugol
9. Biuret
10. Aquades
11. Kertas buram
D. Cara Kerja
a. Uji Karbohidrat
1. Timbang bahan makanan sebanyak 10 gram
2. Hancurkan dengan mortar dan alu
3. Tambahkan dengan akuades sebanyak 90 ml
4. Ambil larutan sebanyak 10 ml dengan pipet tetes
5. Tuang larutan ke dalam tabung reaksi
6. Teteskan lugol ke dalam larutan pada tabung reaksi
7. Amati perubahan yang terjadi
8. Jika larutan menunjukkan warna biru sampai hitam maka bahan
makanan tersebut mengandung karbohidrat
b. Uji Protein
1. Timbang bahan makanan sebanyak 10 gram
2. Hancurkan dengan mortar dan alu
3. Tambahkan dengan akuades sebanyak 90 ml
4. Ambil larutan sebanyak 10 ml dengan pipet tetes
5. Tuang larutan ke dalam tabung reaksi
6. Teteskan biuret sebanyak 4 tetes ke dalam larutan pada tabung reaksi
7. Amati perubahan yang terjadi
8. Jika larutan menunjukkan warna ungu maka bahan makanan tersebut
mengandung protein
c. Uji lemak
1. Ambil sampel makanan kemudian letakkan bahan tersebut di atas kertas
buram
2. Pegang kertas dan hadapkan ke cahaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
3. Jika kertas buram transparan maka makanan tersebut mengandung
lemak
E. Hasil Pengamatan
Tulislah hasil pengamatan dari masing – masing larutan di tabung reaksi pada
tabel yang telah disediakan.
No Bahan
makanan
Uji karbohidrat Uji protein Uji lemak
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
F. Kesimpulan
(Kesimpulan berisi tentang pernyataan yang menjawab tujuan)
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
LAMPIRAN 2B
Media Kartu Jigsaw
1.Sebutkan dan jelaskan peranan
enzim pada ileum !
2. Mengapa seseorang ketika
memakan mi kelor lebih lama
kenyang dibanding mi biasa?
5.Bagaimana kandungan gizi dari
mi kelor ? jelaskan tentang
penyerapan gizi dari mi kelor
dalam tubuh !
4. Mengapa seseorang ketika
makan tidak boleh sambil
berbicara ?
3. Antioksidan sangat penting bagi
kesehatan manusia, jelaskan
pendapatmu !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
MATERI : SISTEM PENCERNAAN
A. Tujuan
Membandingkan bioproses dari masing – masing organ pada sistem
pencernaan beserta fungsinya
B. Langkah – langkah kegiatan
1. Buatlah kelompok ‘asal ‘ dengan 1 kelompok terdiri dari 4-5 orang !
2. Masing – masing kelompok setiap anggota diberi pertanyaan dengan warna
yang berbeda – beda
3.Setelah diberi masing – masing kartu dibentuk kelompok ‘ahli ‘ sesuai
pertanyaan yang diberikan
4. Kelompok ahli berembuk untuk mencari tahu jawaban tahu selama 20 menit
5. Kelompok ahli kembali ke kelompok ‘asal’ lalu berbagi masing – masing
jawaban
6. Setiap peserta didik wajib mencatat jawabannya pada masing – masing LKS
yang telah disediakan
7. Jawablah pertanyaan diskusi yang terdapat dalam LKPD
C. Pertanyaan Diskusi
1. Sebutkan dan jelaskan peranan enzim pada ileum !
Jawaban
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Kelas: ________
Nama Kelompok:
1. ________________________
2. ________________________
3. ________________________
4. ________________________
5. ________________________
6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
2. Mengapa seseorang ketika memakan mi kelor lebih lama kenyang
dibanding mi biasa?
Jawaban
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Antioksidan sangat penting bagi kesehatan manusia, jelaskan pendapatmu!
Jawaban
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Mengapa seseorang ketika makan tidak boleh sambil berbicara ?
Jawaban
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Bagaimana kandungan gizi dari mi kelor ? jelaskan tentang penyerapan
gizi dari mi kelor dalam tubuh !!
Jawaban
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
MATERI : SISTEM PENCERNAAN
1. Tujuan
Membandingkan bioproses dari masing – masing organ pada sistem
pencernaan beserta fungsinya
2. Langkah – langkah kegiatan
a. Buatlah kelompok yang terdiri dari 2 peserta didik
b. Jawablah pertanyaan yang terdapat dalam LKPD
c. Peserta didik dapat mencari informasi jawaban dari berbagai sumber yang
dapat dipercaya misalnya https://www.verywellhealth.com/tour-the-
digestive-system-4020262
3. Pertanyaan
a. Hati dan pankreas adalah kelenjar pencernaan yang sangat penting bagi
keseimbangan kadar gula darah. Bagaimana pendapatmu mengenai
pernyataan tersebut ? Jelaskan !
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
b.Jelaskan pencernaan makanan yang terjadi pada organ lambung!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
c. Mengapa bakteri Escherichia coli sangat penting bagi sistem pencernaan ?
Apa yang terjadi jika bakter Escherichia coli tidak ada pada usus besar ?
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Kelas: ________
Nama Kelompok:
1. ________________________
2. ________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
LAMPIRAN 2 C
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
MATERI : GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN
A. Tujuan
- Mengaitkan fungsi organ dengan gangguan pada sistem pencernaan
- Mendiskusikan penyebab gangguan pada sistem pencernaan yang dikaitkan
dengan organ sistem pencernaan dan komponen zat gizi
B. Langkah – langkah kegiatan
a. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 peserta didik
b.Jawablah pertanyaan yang terdapat dalam LKPD
c. Peserta didik dapat mencari informasi jawaban dari berbagai sumber yang
dapat dipercaya
C. Pertanyaan
a. Diare merupakan salah satu penyakit pada sistem pencernaan, apa saja ciri
– ciri umum dari penyakit diare ?
………………………………………………………………………………
……………………………………………………
…………………………
b. Apa yang terjadi jika asam klorida (HCl) pada lambung mempunyai jumlah
yang berlebih ?
Kelas: ________
Nama Kelompok:
1. _________________________
2. _________________________
3. _________________________
4. _________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………........
c. Mengapa kekurangan protein dalam tubuh akan mengakibatkan seseorang
dapat mengalami busung lapar ?
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………......
d. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat mulai sudah mulai
terbiasa untuk mengonsumsi makanan cepat saji seperti pizza, mie instan,
burger, nugget dan sosis karena cara penyajiannya mudah dan cepat. Selain
itu harganya juga terjangkau. Menurut pendapatmu bagaimana dampak
yang ditimbulkan jika kita sering mengonsumsi makanan cepat saji ?
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………...............
e. Penyakit apa saja yang akan menyerang tubuh seseorang jika asam lambung
melebihi batas normal ?
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………...............
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN 3A
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM UJI ZAT
MAKANAN
No Aspek yang
dinilai Skor Keterangan
1
Acara
Praktikum
3 Menuliskan acara praktikum secara lengkap dari judul,
hari/tanggal (praktikum dan pengamatan), dan tempat
2 Hanya menyebutkan 2 komponen
1 Hanya menyebutkan 1 komponen
0 Tidak menulis acara praktikum
2 Tujuan
Praktikum
5 Menuliskan 2 tujuan praktikum secara lengkap
2.5 Menuliskan 1 tujuan praktikum
0 Tidak menuliskan tujuan praktikum
3
Dasar Teori
15 Menuliskan teori dengan jelas dan lengkap serta dilengkapi
dengan sitasi
12 Menuliskan dasar teori lengkap tetapi ada sitasi yang tidak
lengkap
8 Menuliskan dasar teori lengkap tetapi tanpa sitasi
5 Menuliskan dasar teori kurang lengkap dan tanpa sitasi
4
Alat dan
Bahan
5 Menuliskan alat dan bahan lengkap
3 Menuliskan alat dan bahan tetapi ada yang kurang lengkap
1 Menuliskan alat dan bahan tetapi sangat tidak lengkap
5
Cara Kerja 10
Menuliskan cara kerja secara urut, menggunakan kalimat
pasif dan rapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
No Aspek yang
dinilai Skor Keterangan
5 Jika hanya 2 indikator yang tampak
3 Jika hanya 1 indikator yang nampak
6
Hasil
Pengamatan
15 Data yang ditulis lengkap dan sesuai dengan ketentuan tabel
uji zat makanan
5 Data yang ditulis tidak lengkap dan tidak sesuai dengan
ketentuan tabel uji zat makanan
7
Pembahasan
35
Pembahasan meliputi :
a. Mampu menyebutkan berbagai zat gizi pada makanan
b. Mampu menjelaskan pentingnya zat gizi pada makanan
c. Mampu mengaitkan antara proses pengolahan dan
keamanan pangan terhadap pengaruh kualitas gizi pada
makanan
26 Mampu membahas 2 poin pembahasan
13 Mampu membahas 1 poin pembahasan
0 Mampu membahas 0 poin pembahasan
8
Kesimpulan
5 Menuliskan kesimpulan lengkap dan sesuai dengan tujuan
3 Menuliskan kesimpulan tetapi ada yang tidak menjawab
tujuan
0 Tidak membuat kesimpulan
9
Daftar
Pustaka
4 Menuliskan daftar pustaka yang benar sesuai dengan sitasi
minimal 3
3 Menuliskan 3 daftar pustaka, namun penulisan salah dan
tidak sesuai dengan sitasi
2 Hanya menuliskan 2 daftar pustaka yang benar dan sesuai
sitasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
No Aspek yang
dinilai Skor Keterangan
1 Hanya menuliskan 1 daftar pustaka yang kurang tepat
10
Lampiran 3 Mencantumkan lampiran data kelas atau data kelompok
Skor total 100
Nilai peserta didik = Skor yang diperoleh X 100
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LAMPIRAN 3B
RUBRIK PENILAIAN LKPD SISTEM PENCERNAAN
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
1. Hati dan pankreas adalah kelenjar
pencernaan yang sangat penting
bagi keseimbangan kadar gula
darah. Bagaimana pendapatmu
mengenai pernyataan tersebut ?
Jelaskan !
Hati dan pankreas saling bekerja sama untuk menjaga
keseimbangan gula darah. Pankreas menghasilkan
hormon berupa insulin dan glukagon. Jika kadar
glukosa tinggi dalam darah maka pankreas akan
melepaskan insulin, kemudian akan merangsang hati
untuk mengabsorpsi glukosa dan mengubahnya
menjadi glikogen (gula otot) sehingga kadar glukosa
dalam tubuh akan stabil.
Jika kadar gula dalam tubuh turun maka pankreas akan
melepaskan glukagon, kemudian merangsang hati
Peserta didik mampu
mengaitkan kelenjar hati
dan pankreas untuk
keseimbangan kadar gula
darah
10
Peserta didik belum
mampu mengaitkan
kelenjar hati dan pankreas
untuk keseimbangan
kadar gula
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
untuk mengubah glikogen hati menjadi glukosa
sehingga kadar glukosa dalam tubuh akan stabil
Peserta didik hanya
mampu menyebutkan
fungsi umum dari
kelenjar hati dan pankreas
3
Peserta didik tidak
menulis jawaban
0
2. Jelaskan pencernaan makanan
yang terjadi pada organ lambung!
- Pencernaan di lambung melibatkan pencernaan
secara kimiawi dan mekanik
- Kimiawi melibatkan enzim – enzim berupa pepsin
dan renin serta getah lambung berupa HCl
- Pencernaan di lambung melibatkan pencernaan
mekanik karena terdapat gerak peristaltik pada otot –
otot lambung yang berfungsi untuk mengaduk
makanan
Peserta didik mampu
menjawab 3 indikator
jawaban secara lengkap
10
Peserta didik mampu
menjawab 2 indikator
jawaban
7
Peserta didik mampu
menjawab 1 indikator
jawaban
3.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
Peserta didik tidak
menjawab
0
3. Mengapa bakteri Escherichia coli
sangat penting bagi sistem
pencernaan ? Apa yang terjadi jika
bakteri Escherichia coli ada selain
di usus besar ?
- Escherichia coli merupakan bakteri yang
menguntungkan bagi manusia karena dapat
menghasilkan vitamin K dan biotik
- Bakteri ini hanya menguntungkan jika di usus besar.
Jika terdapat pada organ lainnya misalnya usus halus
maka akan mengakibatkan diare
Peserta didik mampu
menjawab 2 indikator
jawaban
10
Peserta didik mampu
menjawab 1 indikator
jawaban
5
Peserta didik tidak
menulis jawaban
0
Skor Total 30
Nilai peserta didik = Skor yang diperoleh X 100
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 3 B
RUBRIK PENILAIAN LKPD SISTEM PENCERNAAN PENCERNAAN
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
1. Sebutkan dan jelaskan peranan enzim
pada ileum
1. Enterokinase : Mengubah tripsinogen menjadi
tripsin yang digunakan dalam saluran pankreas.
2. Maltase : Mengubah maltosa menjadi glukosa.
3. Lipase usus : Mengubah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol.
4. Sukrase : Mengubah sukrosa menjadi glukosa
dan fruktosa.
5. Disakarase : Mengubah disakarida menjadi
monosakarida.
6. Laktase : Mengubah laktosa menjadi glukosa.
7. Peptidase : Mengubah polipeptida menjadi
asam amino.
Peserta didik mampu
menyebutkan dan
menjelaskan 8 peranan
enzim pada ileum
10
Peserta didik mampu
menyebutkan dan
menjelaskan 7 peranan
enzim pada ileum
8.75
Peserta didik mampu
menyebutkan dan
menjelaskan 6 peranan
enzim pada ileum
7.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
8. Erepsin/Dipeptidase : Mengubah dipeptida atau
pepton menjadi asam amino
Peserta didik mampu
menyebutkan dan
menjelaskan 5 peranan
enzim pada ileum
6.25
Peserta didik mampu
menyebutkan dan
menjelaskan 4 peranan
enzim pada ileum
5
Peserta didik mampu
menyebutkan dan
menjelaskan 3 peranan
enzim pada ileum
3.75
Peserta didik mampu
menyebutkan dan
menjelaskan 2 peranan
enzim pada ileum
2.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
Peserta didik mampu
menyebutkan dan
menjelaskan 1 peranan
enzim pada ileum
1.25
Peserta didik mampu
menyebutkan dan
menjelaskan 0 peranan
enzim pada ileum
0
2. Mengapa seseorang ketika
memakan mi kelor lebih lama
kenyang dibanding mi biasa?
- Mi kelor mempunyai kandungan protein yang lebih
tinggi dibandingkan mi biasa. Protein disebut sebagai
makronutrien yang paling mengenyangkan karena
protein memiliki efek thermal yang lebih besar
dibanding karbohidrat dan lemak sebab protein harus
langsung dimetabolisme dan tidak dapat disimpan
dalam tubuh
Peserta didik mampu
mengaitkan kandungan
protein yang ada pada mi
kelor dengan
metabolisme tubuh
20
Peserta didik belum
mampu mengaitkan
kandungan protein yang
ada pada mi kelor dengan
metabolisme tubuh
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
Peserta didik hanya
menuliskan kandungan
protein yang ada pada mi
kelor
5
Peserta didik tidak
menjawab
0
3. Antioksidan sangat penting bagi
kesehatan manusia, jelaskan
pendapatmu!
- Antioksidan sangat penting untuk menangkal radikal
bebas yang didapat dari luar dan dalam tubuh.
Antioksidan akan menghalangi radikal bebas untuk
menarik elektron dari komponen penyusun molekul
misalnya protein yang membuat fungsi protein akan
berjalan dengan baik.
Peserta didik mampu
menjawab pentingnya
antioksidan bagi
kesehatan manusia
10
Peserta didik mampu
belum mampu menjawab
pentingnya antioksidan
bagi kesehatan manusia
5
Peserta didik tidak
menulis jawaban
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
4. Mengapa seseorang ketika makan
tidak boleh sambil berbicara?
Pada manusia terdapat epiglotis yang berfungsi
sebagai katup yang berada pada tenggorokan dan
kerongkongan. Ketika menelan makanan, epiglotis
akan menutup saluran pernapasan sehingga tidak ada
makanan masuk ke saluran pernapasan. Akibatnya
makanan yang seharusnya masuk ke saluran
pencernaan malah masuk ke saluran pernapasan. Hal
tersebut menyebabkan reaksi dari saluran pernapasan
yang disebut tersedak untuk mengeluarkan makanan
dari saluran pernapasan
Peserta didik mampu
menjawab keterkaitan
antara epiglotis dengan
kerongkongan dan
tenggorokan
10
Peserta didik belum
mampu menjawab
keterkaitan antara
epiglotis dengan
kerongkongan dan
tenggorokan
5
Peserta didik tidak
menulis jawaban
0
5. Bagaimana kandungan gizi dari
mi kelor ? jelaskan tentang
penyerapan gizi dari mi kelor
dalam tubuh !
Mi kelor mempunyai zat gizi karbohidrat berupa pati
yang mengalami proses pencernaan pada rongga mulut
dan usus halus. Di rongga mulut pati akan dihidrolisis
oleh enzim amilase menjadi maltosa, sedangkan pada
Peserta didik mampu
menjawab 3 zat gizi dari
mi kelor
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
usus halus maltosa akan diubah menjadi glukosa oleh
enzim maltosa.
Mi kelor mempunyai zat gizi protein yang mengalami
proses pencernaan di lambung dan usus halus. Pada
lambung terdapat asam klorida yang akan mengaktifkan
enzim protease yang terdapat beberapa macam
misalnya pepsin, tripsin dan kimotripsin. Namun pada
organ lambung hanya menghasilkan enzim pepsin yang
akan mengubah protein menjadi polipeptida dan
peptida. Pada usus halus terdapat enzim tripsin,
kimotripsin dan karboksipeptidase yang akan
menguraikan peptida menjadi asam amino.
Peserta didik mampu
menjawab 2 zat gizi dari
mi kelor
20
Mi kelor mempunyai zat gizi antioksidan yang
langsung diserap oleh tubuh tanpa mengalami proses
pencernaan terlebih dahulu.
Peserta didik mampu
menjawab 1 zat gizi dari
mi kelor
10
Skor Total 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
LAMPIRAN 3 C
RUBRIK PENILAIAN LKPD GANGGUAN PENCERNAAN
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
1. Diare merupakan salah satu
penyakit pada sistem
pencernaan, apa saja ciri – ciri
umum dari penyakit diare ?
Feses dalam bentuk encer, feses yang
bercampur dengan darah atau nanah dan perut
terasa mulas
Peserta didik mampu menjawab 3 atau
lebih ciri ciri dari penyakit diare
10
Peserta didik mampu menjawab 2 ciri
ciri dari penyakit diare
6
Peserta didik mampu menjawab 1 ciri
ciri dari penyakit diare
3
Peserta didik tidak menjawab 0
2. Apa yang terjadi jika asam
klorida (HCl) pada lambung
mempunyai volume yang
berlebih ?
Asam klorida merupakan jenis asam yang
pekat. Keberadaan asam klorida berperan
penting dalam membunuh organisme yang
merugikan manusia. Namun jika volume
asam klorida berlebih akan mengakibatkan
Peserta didik mampu mengaitkan akibat
dari volume asam lambung yang
berlebih dengan penyakit – penyakit
yang berhubungan dengan asam
lambung berlebih
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
penyakit sistem pencernaan yang serius
karena akan menimbulkan luka pada dinding
lambung. Selain itu penyakit yang
berhubungan dengan volume asam lambung
yang berlebih adalah Heart burn dan tukak
lambung
Peserta didik belum mampu
mengaitkan secara benar antara akibat
dari volume asam lambung yang
berlebih dengan penyakit – penyakit
yang berhubungan dengan asam
lambung berlebih
10
Peserta didik hanya menjawab fungsi
umum dari asam lambung atau penyakit
yang berhubungan dengan asam
lambung
5
Peserta didik tidak menjawab 0
3. Mengapa kekurangan protein
dalam tubuh akan
Ketika seseorang mengalami defisiensi gizi
maka glukosa adalah zat yang paling
sederhana untuk dirombak kemudian
dijadikan energi. Namun jika glukosa sudah
Peserta didik mampu mengaitkan
kekurangan protein dalam tubuh akan
mengakibatkan seseorang dapat
mengalami busung lapar
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
mengakibatkan seseorang dapat
mengalami busung lapar ?
habis maka lemak dalam tubuh akan
mengalami perombakan dalam tubuh
kemudian dijadikan energi. Hal yang paling
berbahaya adalah ketika glukosa dan lemak
sudah mengalami perombakan, maka
selanjutnya zat gizi yang akan dirombak
adalah protein. Ketika protein sudah
mengalami prombakan, padahal protein
sangat penting untuk struktur dan fungsi sel
tidak akan bekerja secara maksimal. Oleh
karena itu hal tersebut yang mengakibatkan
busung lapar
Peserta didik belum mampu
mengaitkan dengan benar kekurangan
protein dalam tubuh akan
mengakibatkan seseorang dapat
mengalami busung lapar
15
Peserta didik hanya menjawab fungsi
protein secara umum
5
Peserta didik tidak menjawab 0
4. Seiring dengan perkembangan
zaman, masyarakat mulai
sudah mulai terbiasa untuk
Jika seseorang terlalu sering mengonsumsi
makanan cepat saji maka akan mengakibatkan
dampak yang berbahaya bagi kesehatan.
Peserta didik mampu menjawab secara
benar mengenai dampak dari konsumsi
makanan cepat saji
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
mengonsumsi makanan cepat
saji seperti pizza, mie instan,
burger, nugget dan sosis
karena cara penyajiannya
mudah dan cepat. Selain itu
harganya juga terjangkau.
Menurut pendapatmu
bagaimana dampak yang
ditimbulkan jika kita sering
mengonsumsi makanan cepat
saji ?
Makanan cepat saji mengandung tinggi
karbohidrat, gula dan lemak sehingga akan
mengakibatkan obesitas. Tingginya
kandungan garam juga membuat ginjal
bekerja ekstra untuk menyaring garam
sehingga cukup tinggi resiko gagalnya fungsi
ginjal.
Peserta didik belum mampu menjawab
secara benar mengenai dampak dari
konsumsi makanan cepat saji
10
Peserta didik hanya menjawab definisi
makanan cepat saji
5
Peserta didik tidak menjawab 0
5. Sebutkan ciri – ciri dari
penyakit gastroenteritis !
Radang akut pada selaput dinding lambung
dan usus, diare dan kejang – kejang
Peserta didik mampu menjawab 4 ciri –
ciri dari penyakit gastroenteritis
10
Peserta didik mampu menjawab 3 ciri –
ciri dari penyakit gastroenteritis
7.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
No Soal Jawaban Kriteria Penskoran Skor
Peserta didik mampu menjawab 2 ciri –
ciri dari penyakit gastroenteritis
5
Peserta didik mampu menjawab 1 ciri –
ciri dari penyakit gastroenteritis
2.5
Peserta didik tidak menulis jawaban 0
Total 100
Nilai peserta didik = Skor yang diperoleh X 100
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
LAMPIRAN 4
FORMAT KISI – KISI SOAL TES ULANGAN HARIAN
FORMAT KISI – KISI SOAL TES
ULANGAN HARIAN
Jenjang Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/ganjil
Jumlah Soal : 15 butir soal
Alokasi Waktu : 90 menit
Bentuk soal: pilihan ganda (10 butir soal)
No. Kompetensi
Dasar
Mate
ri No
IPK
Indikator Soal Ranah
kognitif
(C1-C6)
Nomor
soal
Kunci
jawaban
1 Menganalisis
hubungan antara
struktur jaringan
penyusun organ
pada sistem
SIS
TE
M
PE
NC
ER
NA
AN
3.7.1 Menyebutkan berbagai komponen zat gizi C1 1 B
3.7.2 Mengidentifikasi komponen zat gizi dari berbagai jenis
makanan
C1 4
9 A
B
3.7.3 Mengidentifikasi manfaat dari komponen zat gizi C4 3
5
E
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
No. Kompetensi
Dasar
Mate
ri
No
IPK
Indikator Soal Ranah
kognitif
(C1-C6)
Nomor
soal
Kunci
jawaban
pencernaan dalam
kaitannya dengan
nutrisi, bioproses
dan gangguan
fungsi yang dapat
terjadi pada sistem
pencernaan
manusia
3.7.4 Membandingkan bioproses dari masing – masing organ pada
sistem pencernaan beserta fungsinya
C5 6
7
C
A
3.7.5 Mengaitkan antara organ dengan gangguan pada sistem
pencernaan
C4 8
E
3.7.6 Memprediksi penyebab gangguan pada sistem pencernaan
yang dikaitkan dengan organ sistem pencernaan dan komponen
zat gizi
C5 10
2
D
C
Bentuk soal: essay (5 butir soal)
No. Kompetensi
Dasar
Ma
teri
No
IPK
Indikator Soal Ranah
kognitif
(C1-C6)
Nomor
soal
Kunci jawaban
1 Menganalisis
hubungan antara
struktur jaringan
penyusun organ
SIS
TE
M
PE
NC
ER
NA
AN
3.7.3 Mengidentifikasi manfaat
dari komponen zat gizi
C4 2 Protein sangat penting untuk zat
pembangun tubuh meliputi pertumbuhan,
pemeliharaan dan pemrbaikan struktur
tubuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
No. Kompetensi
Dasar
Mate
ri
No
IPK
Indikator Soal Ranah
kognitif
(C1-C6)
Nomor
soal
Kunci jawaban
pada sistem
pencernaan dalam
kaitannya dengan
nutrisi, bioproses
dan gangguan
fungsi yang dapat
terjadi pada sistem
pencernaan
manusia
3 Ketika seseorang mengalami zat gizi
berlebih makan orang tersebut harus
melakukan diet. Hal pertama yang haris
dilakukan adalah mengurangi konsumsi gula
yang terdapat pada nasi, minuman berasa
dan makanan tinggi karbohidrat, karena gula
merupakan komponen yang mudah dan
cepat untuk dirombak dan akan diubah
menjadi energi dan gula otot. Sebaiknya
seseorang tersebut disarankan untuk
mengonsumsi makanan tinggi protein
karena protein merupakan zat gizi yang
paling terakhir untuk dirombak sehingga
orang tersebut akan merasa lebih cepat
kenyang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
No. Kompetensi
Dasar
Mate
ri
No
IPK
Indikator Soal Ranah
kognitif
(C1-C6)
Nomor
soal
Kunci jawaban
3.7.4 Membandingkan bioproses
dari masing – masing
organ pada sistem
pencernaan beserta
fungsinya
C5 1 Hati sangat berperan penting dalam
penyerapan lemak dalam tubuh karena hati
akan menghasilkan empedu yang
mengandung beberapa zat salah satunya
adalah garam empedu yang berfungsi
menurunkan tegangan butir lemak agar
dapat diemulsikan sehingga mudah diserap
C5
4 Esofagus merupakan tabung otot yang
panjangnya sekitar 25 cm memanjang dari
akhir rongga mulut hingga lambung.
Susunan ototnya melingkar dan memanjang
yang akan berkontraksi secara bergatian
yang dinamakan gerak ‘peristaltik’. Pada
esophagus juga tidak ada enzim yang
dihasilkan oleh esophagus oleh karena itu
tidak ada proses pencernaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
No. Kompetensi
Dasar
Mate
ri
No
IPK
Indikator Soal Ranah
kognitif
(C1-C6)
Nomor
soal
Kunci jawaban
3.7.5 Mengaitkan fungsi organ
dengan gangguan pada
sistem pencernaan
C4 5 Konstipasi merupakan sebuah gangguan
pada sistem pencernaan. Penyebabnya
adalah kurang makanan berserat, kurang air
mineral dan sering menunda buang air besar.
Hal ini berbahaya karena akan menyebabkan
mengejan terlalu keras sehingga pembuluh
darah vena disekitar anus akan meradang.
Hal tersebut akan menyebabkan ambeien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Rubrik Penilaian Ulangan Harian
Materi: Sistem Pencernaan
Kelas : XI MIPA
No Soal Jawaban Kriteria penskoran Skor
PILIHAN GANDA
1 Berikut ini adalah komponen gizi yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak yaitu ...
A. Kalsium (Ca)
B. Protein
C. Vitamin C
D. Besi (Fe)
E. Klorin (Cl)
B Benar 1
Salah 0
2 Perut buncit, tatapan sayu dan tubuh kurus kering
menandakan bahwa orang tersebut mengalami....
akibat kekurangan
A. Anemia, sel darah putih
B. Diare, gula
C. Busung lapar, protein
D. Heart bun, lemak
E. Diabetes melitus, hormon insulin
C Benar 1
Salah 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
3 Akhir – akhir ini Rilla sedang menjalani diet
karena rilla mengalami kelebihan gizi. Menurutmu
apa saja urutan zat gizi yang sebaiknya dikurangi
rilla berdasarkan kecepatan penyerapan gizi dalam
tubuh ?
A. Glukosa, protein, lemak,
B. Lemak, protein, glukosa
C. Protein, glukosa, lemak
D. Lemak, glukosa, protein
E. Glukosa, lemak protein
E Benar 1
Salah 0
4 Lemak adalah senyawa yang tidak larut dalam air
yang tersusun dari gliserol dan asam lemak. Lemak
sangat penting bagi manusia karena salah satu
manfaat dari lemak adalah …
A. Melindungi organ vital
B. Mengatur suhu tubuh
C. Menyintesis enzim dan protein
D. Mengatur keseimbangan asam – basa
E. Sebagai biokatalisator metabolisme
tubuh
A
Benar 1
Salah 0
5 Tina sedang melakukan zat uji makanan, ketika
diteteskan dengan biuret maka larutan makanan
tersebut berubah menjadi warna ungu. Hal ini
menunjukkan bahwa makanan tersebut
mengandung….
D Benar 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
A. Lemak
B. Karbohidrat
C. Air
D. Protein
E. Mineral Ca
Salah 0
6 Asam klorida (HCl) pada lambung manusia dalam
volume berlebih akan mengakibatkan rusaknya
dinding lambung yang sangat berbahaya bagi
kesehatan. Namun jika volume asam klorida masih
dalam batas normal maka akan sangat penting bagi
kesehatan karena…
A. Mengubah amilum menjadi glukosa
B. Menggumpalkan kasein dalam susu
C. Membunuh organisme asing yang masuk
pada makanan
D. Menggumpalkan lemak
E. Mengubah protein menjadi asam amino
C
Benar 1
Salah 0
7 Zat gizi yang sudah tercerna dengan sempurna
akan diserap dan dialirkan dalam darah, oleh
karena itu kita harus menjaga organ … yang
berfungsi untuk menyerap sari – sari makanan
A. Ileum
B. Usus besar
C. Mulut
D. Lambung
E. Esofagus
A
Benar 1
Salah 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
8 Penyakit maag diakibatkan oleh …
A. Kurang makanan berserat
B. Kurang minum
C. Kurang makan makanan tinggi protein
D. Kelebihan lemak
E. Pola makan yang tidak teratur
E
Benar 1
Salah 0
9 Akila sedang melakukan uji zat makanan, ketika
makanan tersebut di tempelkan di kertas buram,
warna kertas berubah menjadi transparan maka
makanna tersebut mengandung…
A. Protein
B. Lemak
C. Karbohidrat
D. Gula
E. Mineral besi
B
Benar 1
Salah 0
10 Jika seseorang kurang mengonsumsi vitamin C
maka orang tersebut akan mudah terkena…
A. Maag
B. Kanker
C. Batuk
D. Sariawan
E. Gigi berlubang
D
Benar 1
Benar 1
Salah 0
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
ESSAY
1 Mengapa hati sangat penting
dalam penyerapan lemak ?
Hati sangat berperan penting dalam
penyerapan lemak dalam tubuh karena hati
akan menghasilkan empedu yang
mengandung beberapa zat salah satunya
adalah garam empedu yang berfungsi
menurunkan tegangan butir lemak agar dapat
diemulsikan sehingga mudah diserap
Peserta didik mampu
menjelaskan peranan hati dan
mampu mengkaitkannya dengan
penyerapan lemak
15
Peserta didik mampu
menjelaskan peranan hati namun
tidak mengkaitkannya dengan
penyerapan lemak
7
Peserta didik hanya mampu
menjawab fungsi umum dari
kelenjar hati
2
Peserta didik tidak menjawab 0
2 Peserta didik mampu
menjelaskan peranan protein
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Mengapa protein sangat penting
bagi struktur dan fungsi sel
manusia ?
Protein sangat penting untuk zat pembangun
tubuh meliputi pertumbuhan, pemeliharaan
dan perbaikan struktur tubuh
Peserta didik belum mampu
menjelaskan secara benar
peranan protein dalam tubuh
5
Peserta didik tidak menjawab 0
3 Ati memiliki IMT sebesar 26 yang
berarti ati mengalami gizi yang
lebih dari normal. Menurutmu apa
yang harus dilakukan ati agar ati
memiliki gizi yang baik ?
Ketika seseorang mengalami zat gizi
berlebih makan orang tersebut harus
melakukan diet. Hal pertama yang harus
dilakukan adalah mengurangi konsumsi gula
yang terdapat pada nasi, minuman berasa dan
makanan tinggi karbohidrat, karena gula
merupakan komponen yang mudah dan cepat
untuk dirombak dan akan diubah menjadi
energi dan gula otot. Sebaiknya seseorang
tersebut disarankan untuk mengonsumsi
makanan tinggi protein karena protein
merupakan zat gizi yang paling terakhir
untuk dirombak sehingga orang tersebut
akan merasa lebih cepat kenyang.
Peserta didik mampu menuliskan
pendapat berdasarkan kecepatan
proses metabolisme komponen
zat gizi
30
Peserta didik mampu menuliskan
pendapat namun tidak
berdasarkan kecepatan proses
metabolisme zat gizi
10
Peserta didik hanya menuliskan
definisa gizi yang baik
3
Peserta didik tidak menulis
jawaban
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
4 Apakah esofagus dapat melakukan
proses pencernaan secara kimiawi
? mengapa ? (kaitkan dengan
struktur esofagus)
Esofagus merupakan tabung otot yang
panjangnya sekitar 25 cm memanjang dari
akhir rongga mulut hingga lambung.
Susunan ototnya melingkar dan memanjang
yang akan berkontraksi secara bergantian
yang dinamakan gerak ‘peristaltik’. Pada
esofagus juga tidak ada enzim yang
dihasilkan oleh esophagus oleh karena itu
tidak ada proses pencernaan secara kimiawi
Peserta didik mampu menuliskan
pendapatnya dengan benar dan
berkaitan dengan teori
20
Peserta didik mampu menuliskan
pendapatnya dengan benar
namun tidak berkaitan dengan
teori
5
Peserta didik tidak menulis
jawaban
0
5 Mengapa seseorang dapat
mengalami konstipasi ?
Bagaimana akibat seseorang jika
terus menerus mengalami
konstipasi ? jelaskan !
Konstipasi merupakan sebuah gangguan
pada sistem pencernaan. Penyebabnya
adalah kurang makanan berserat, kurang air
mineral dan sering menunda buang air besar.
Hal ini berbahaya karena akan menyebabkan
mengejan terlalu keras sehingga pembuluh
darah vena disekitar anus akan meradang.
Hal tersebut akan menyebabkan ambeien
Peserta didik mampu menuliskan
pendapatnya secara benar dan
berkaitan dengan teori
25
Peserta didik mampu menuliskan
pendapatnya dengan benar
namun tidak berkaitan dengan
teori
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Peserta didik hanya mampu
menjawab definisi dari
konstipasi
3
Peserta didik tidak menjawab 0
Total 100
Nilai Akhir Peserta Didik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
100 𝑥 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
LAMPIRAN 5
Lembar Kuesioner Penilaian Afektif Materi Sistem Pencernaan
Nama / Inisial :
Kelas/ Semester :
Petunjuk Pengisian
1. Penyusunan dalam kuesioner ini berkaitan dengan materi sistem pencernaan
2. Pilihlah satu tanggapan terhadap pernyataan yang diberikan sesuai dengan
keadaan diri kalian masing – masing dengan tanda ceklis
3. Keterangan Tanggapan
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
S = setuju
SS = Sangat Setuju
No Pernyataan Tanggapan
STS TS S SS
1. Saya aktif mencari berbagai informasi
mengenai materi sistem pencernaan
(internet, buku dan penjelasan guru)
2. saya ikut berdiskusi ketika diadakan
diskusi kelompok
3. - saya sering bolos ketika mengikuti
pembelajaran biologi
4. saya aktif menjawab jika ada guru yang
menanyakan seputar materi sistem
pencernaan
5. saya merasa jenuh jika belajar sistem
pencernaan
6. saya sibuk bermain gadget ketika
kegiatan diskusi
7. saya malas mendengarkan pertanyaan
guru
8. saya mengerjakan tugas dengan tepat
waktu
9. saya teliti dalam membaca pertanyaan
dan menuliskan jawaban.
10. saya ceroboh dalam membaca
pertanyaan dan menuliskan jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Kisi – Kisi dan Rubrik Lembar Kuesioner Penilaian Afektif Materi
Sistem Pencernaan
No. Aspek
sikap
(Afektif)
Indikator Pernyataan Nomor
Pernyataan
Jenis
pernyataan
Positif Negatif
1. Rasa
keingintahu
an
Mencari
informasi
dari
berbagai
sumber
tentang
materi
sistem
pencernaan
- Saya aktif mencari
berbagai informasi
mengenai materi
sistem pencernaan
(internet, buku dan
penjelasan guru)
- saya merasa jenuh
jika belajar sistem
pencernaan
1
5
2. Keaktifan
Aktif dalam
menjawab
pertanyaan
baik dari
sesi Tanya
jawab dan
pertanyaan
dari guru
- saya aktif menjawab
jika ada guru yang
menanyakan seputar
materi sistem
pencernaan
- saya malas
mendengarkan
pertanyaan guru
4
7-
3. Disiplin
Menaati
dalam hal
waktu dan
peraturan –
peraturan
yang dibuat
selama
kegiatan
- saya sering bolos
ketika mengikuti
pembelajaran biologi
- saya mengerjakan
tugas dengan tepat
waktu
3
8-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
pembelajara
n
4. Kerja Sama
Berpartisipa
si dalam
tugas
kelompok
dan kegiatan
diskusi
-saya ikut berdiskusi
ketika diadakan
diskusi kelompok
-saya sibuk bermain
gadget ketika
kegiatan diskusi
2
6
f
5. Teliti
Teliti dalam
mengerjaka
n tugas yang
diberikan
oleh guru
- saya teliti dalam
membaca pertanyaan
dan menuliskan
jawaban.
-saya ceroboh dalam
membaca pertanyaan
dan menuliskan
jawaban.
9
10
-
-
Keterangan :
Jenis tanggapan positif Jenis tanggapan
negative
Keterangan nilai
1: Afektif peserta didik tidak baik (D)
2 : Afektif peserta didik cukup (C)
3: Afektif peserta didik baik (B)
4 : Afektif peserta didik sangat baik (A)
SS 4 SS 1
S 3 S 2
TS 2 TS 3
STS 1 STS 4
Nilai afektif perserta didik :
skor diperoleh x 4
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lembar Observasi Penilaian Psikomotorik Praktikum Uji Zat Gizi
Makanan pada Materi Sistem Pencernaan
Nama :
Kelompok :
Kelas/ Semester :
Petunjuk : Berilah tanda ceklis pada kolom yang telah disediakan sesuai
dengan kemampuan keterampilan masing – masing temanmu !
Aspek Psikomotorik Indikator Penilaian
Skor
1 2 3 4
Persiapan Alat dan bahan
Pelaksanaan Cara kerja uji komponen zat gizi
Penggunaan alat
Pengamatan Kegiatan pengamatan
Kegiatan akhir Kebersihan dan kerapian alat serta
bahan laboratorium
Pengumpulan laporan
Skor total
Nilai psikomotorik peserta didik
Keterangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Kisi – Kisi dan Rubrik Penilaian Psikomotorik Praktikum Uji Zat
Gizi Makanan pada Materi Sistem Pencernaan
No Aspek
Psikomotorik
Indikator Penilaian Kriteria penskoran Skor
1 Persiapan Alat dan Bahan
- Mempersiapkan kebersihan
diri
- Mempersiapkan alat
pelindung diri
- Membawa bahan yang sudah
ditentukan
- Mengerjakan laporan
sementara
Peserta didik mampu
melakukan 4 indikator
dengan sangat baik
4
Peserta didik mampu
melakukan 4 indikator
dengan baik
3
Peserta didik mampu
melakukan 4 indikator
tetapi sering melakukan
kesalahan
2
Peserta didik belum
mampu melakukan
1
2 Pelaksanaan
Cara kerja uji komponen zat
gizi
-Melakukan uji komponen zat
gizi berbagai bahan makanan
sesuai dengan cara kerja
Peserta didik mampu
melakukan 1 indikator
dengan sangat baik
4
Peserta didik mampu
melakukan 1 indikator
dengan baik
3
Peserta didik mampu
melakukan 1 indikator
tetapi sering melakukan
kesalahan
2
Peserta didik belum
mampu melakukan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
No Aspek
Psikomotorik
Indikator Penilaian Kriteria penskoran Skor
Penggunaan Alat
-Menggunakan alat dan bahan
laboratorium secara hati–hati
dan sesuai prosedur
Peserta didik mampu
melakukan 1 indikator
dengan sangat baik
4
Peserta didik mampu
melakukan 1 indikator
dengan baik
3
Peserta didik mampu
melakukan 1 indikator
tetapi sering melakukan
kesalahan
2
Peserta didik belum
mampu melakukan
1
3 Pengamatan
Kegiatan pengamatan
-Melakukan pengamatan dengan
hati – hati
-Menuliskan hasil pengamatan
sesuai dengan hasil praktikum
Peserta didik mampu
melakukan 2 indikator
dengan sangat baik
4
Peserta didik mampu
melakukan 2 indikator
dengan baik
3
Peserta didik mampu
melakukan 2 indikator
tetapi sering melakukan
kesalahan
2
Peserta didik belum
mampu melakukan
1
4. Kegiatan
akhir
Kebersihan dan kerapian alat
serta bahan laboratorium
Peserta didik mampu
melakukan 3 indikator
dengan sangat baik
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
No Aspek
Psikomotorik
Indikator Penilaian Kriteria penskoran Skor
- Membersihkan alat-alat
laboratorium yang telah
digunakan selama praktikum
- Merapikan kembali alat dan
bahan laboratorium yang telah
digunakan selama praktikum
- Merapikan kembali meja dan
kursi laboratorium
Peserta didik mampu
melakukan 3 indikator
dengan baik
3
Peserta didik mampu
melakukan 3 indikator
tetapi sering melakukan
kesalahan
2
Peserta didik belum
mampu melakukan
1
Pengumpulan laporan
- Mengumpulkan laporan
praktikum tepat waktu
- Sistematika penulisan laporan
praktikum sesuai dengan
format laporan praktikum
Peserta didik mampu
melakukan 2 indikator
dengan sangat baik
4
Peserta didik mampu
melakukan 3 indikator
dengan baik
3
Peserta didik mampu
melakukan 3 indikator
tetapi sering melakukan
kesalahan
2
Peserta didik belum
mampu melakukan
1
Skor total 24
Nilai psikomotorik peserta didik = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
24 𝑥 100
Keterangan nilai :
76-100 = Amat baik (A) 51-75 = Baik (B)
26-50 = Cukup (C) 1-25 = D (Kurang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 2
Data Pengamatan Jumlah Koloni bakteri pada Mie Kelor
Hari ke 0
Per
lakuan
Tingkat Pengenceran
10-1 10-2 10-3
M0 TNTC 250 154
TNTC 247 103
M1 TNTC 150 65
TNTC 162 80
M2 TNTC 105 27
TNTC 111 24
M3 40 32 19
50 38 26
M4 12 15 10
14 8 7
M5 5 6 5
7 4 4
Hari ke 1
Per
lak
uan
Tingkat Pengenceran
10-1 10-2 10-3
M0 TNTC K 250
K TNTC TNTC
M1 TNTC K 185
K TNTC TNTC
M2 TNTC 250 172
TNTC 240 168
M3 TNTC 185 168
TNTC 207 157
M4 TNTC 134 148
TNTC 154 134
M5 TNTC 131 105
TNTC 135 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Hari ke 2
Per
lakuan
Tingkat Pengenceran
10-1 10-2 10-3
M0 K K TNTC
K K TNTC
M1 K K TNTC
K K TNTC
M2 K K TNTC
K K TNTC
M3 K K TNTC
K K TNTC
M4 K K TNTC
K K 245
M5 K K 250
K K 235
Hari ke 3
Per
lak
uan
Tingkat Pengenceran
10-1 10-2 10-3
M0 K K TNTC
K K TNTC
M1 K K TNTC
K K TNTC
M2 K K TNTC
K K TNTC
M3 K K TNTC
K K TNTC
M4 K K TNTC
K K TNTC
M5 K TNTC 250
K TNTC 250
2. Tabel Hasil Perhitungan BAM (Bacteriological Analytical Manual)
Perlakuan Hari ke (CFU/g)
0 1 2 3
M0 342.720 25.000.000
M1 207.720 18.500.000
M2 121.360 377.270
M3 9.318 325.900
M4 3.000 263.180 24.500.000
M5 1.409 215.450 24.250.000 25.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 3
Hasil Uji Organoleptik
1. Aroma
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
1 3 2 1 2 1 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 2 2 1 1 1 3 2 2 3
2 3 2 1 2 1 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 3
3 2 2 3 3 4 2 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3
4 3 2 1 2 1 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 1 1 3 2 2 3
5 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2
6 2 2 1 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1
7 1 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 3 1 3 2 3 3 3 1 2 2
8 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3
9 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3
10 3 2 1 3 1 3 3 3 1 2 3 3 3 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 3
11 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 1 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2
12 3 3 1 2 2 3 3 2 3 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 3 2
13 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 4
14 2 2 2 1 1 1 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1
15 3 3 1 1 3 1 1 4 3 2 1 4 1 1 3 2 4 4 4 3 3 2 3 4
16 2 3 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 1 2 3
17 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2
18 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
19 4 3 2 3 4 4 2 2 4 2 4 4 4 3 2 4 2 2 4 2 4 3 4 3
20 3 2 3 1 3 1 1 4 3 2 3 4 2 2 2 3 3 1 2 3 3 2 3 2
SAMPELPanelis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
2. Tekstur
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
1 2 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3
2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 3 3 2 1 2 2 1 1 1 3 3 3 2 2 3
3 2 2 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 4 4 3 4 2 4 3 4 1 2 2
4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 1 2 3 3 2 2 3
5 3 2 2 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 1 3 1 2 2
6 3 1 1 2 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3
7 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 2 3 3 2 3 3
8 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 3 2 1 1 2 2 3
9 3 4 2 3 4 2 2 1 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3
10 2 1 1 2 2 2 3 1 2 3 3 2 2 3 2 1 1 1 3 3 3 2 2 3
11 3 4 3 3 3 3 3 1 4 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1
12 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2
13 4 3 3 4 2 3 4 2 2 2 3 2 2 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 4
14 2 2 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3
15 2 2 2 1 1 3 1 2 3 2 1 2 1 1 3 1 3 3 3 4 3 1 3 2
16 1 2 2 2 2 2 2 1 3 1 1 3 2 3 3 2 2 3 3 2 1 1 3 4
17 2 3 1 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3
18 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 3 4 1 1 3 1 1 1 1 2 1
19 2 3 3 4 2 4 2 4 1 2 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3
20 4 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 2 3 2 1 2 3 3 3 4
SAMPELPanelis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
3. Rasa
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X
1 1 2 2 3 2 2 1 3 2 1 1 2 2 2 3 1 2 1 3 3 3 3 1 3
2 1 1 2 2 2 2 1 3 3 1 1 2 1 2 3 1 1 1 3 3 3 3 1 3
3 2 3 1 1 2 3 1 4 4 2 4 2 1 1 4 1 3 3 4 2 4 1 1 2
4 1 2 2 3 2 2 1 3 3 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 1 3
5 2 3 1 2 1 3 1 3 3 2 1 3 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2
6 2 1 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 3 4 2 3 2 1
7 2 3 2 1 1 2 1 2 3 1 1 2 2 1 3 1 2 2 3 3 3 1 2 2
8 3 2 2 1 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 3 1 3 3 3 2 2 1 3 3
9 2 4 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3
10 1 1 2 2 2 2 1 3 2 1 1 2 1 2 3 1 1 1 3 3 3 3 1 3
11 3 4 3 2 1 1 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3
12 3 2 1 2 2 2 3 1 2 2 3 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1
13 3 4 4 3 2 1 2 4 4 3 3 2 3 3 4 1 3 3 4 4 3 3 3 2
14 2 3 2 1 2 2 2 4 4 3 2 2 2 2 4 2 4 2 3 3 4 2 2 3
15 2 3 1 1 1 2 1 4 4 2 1 1 1 1 2 1 3 3 4 4 4 1 3 4
16 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 1 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 2 4
17 1 3 1 1 1 2 2 3 3 1 1 3 3 2 3 1 3 2 3 4 2 1 1 2
18 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 1 1 3 1 2 1 1 2 1
19 2 3 2 3 1 4 2 2 2 2 1 2 3 2 1 3 2 2 4 3 2 3 3 3
20 3 4 4 2 3 3 2 4 4 3 2 3 3 2 3 1 3 2 2 1 4 3 3 2
SAMPEL
Panelis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 4
Analisis Statistik Menggunakan Uji Korelasi Spearman dan Regresi Linear
Sederhana Data Jumlah Koloni Bakteri dan Uji Organoleptik Berupa Kesukaan
Meliputi Aroma, Tekstur dan Rasa
1. Uji Korelasi Spearman tentang Jumlah Koloni Bakteri hari ke 0
Correlations
Konsentrasi Jumlah koloni
bakteri
Spearman's rho
Konsentrasi Bawang
Putih
Correlation Coefficient 1.000 -1.000**
Sig. (2-tailed) . .
N 6 6
Jumlah Koloni Bakteri
Correlation Coefficient -1.000** 1.000
Sig. (2-tailed) . .
N 6 6
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2. Uji Regresi Linear Sederhana tentang Jumlah Koloni Bakteri hari ke 0 Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .933a .871 .838 56033.19271
3. Uji Korelasi Spearman tentang Jumlah Koloni Bakteri hari ke 1
Correlations
Konsentrasi Jumlah koloni
bakteri
Spearman's rho
Konsentrasi
Correlation Coefficient 1.000 -1.000**
Sig. (2-tailed) . .
N 6 6
Jumlah koloni bakteri
Correlation Coefficient -1.000** 1.000
Sig. (2-tailed) . .
N 6 6
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
4. Uji Regresi Linear Sederhana tentang Jumlah Koloni Bakteri hari ke 0
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .848a .718 .648 6684936.53597
5. Uji Korelasi Spearman tentang Uji Organoleptik Berupa Kesukaaan Aspek
Aroma
Correlations
KONSENTRASI AROMA
Spearman's rho
KONSENTRASI
Correlation Coefficient 1.000 .651**
Sig. (2-tailed) . .001
N 24 24
AROMA
Correlation Coefficient .651** 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .
N 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
6. Uji Regresi Linear Sederhana tentang Berupa Kesukaaan Aspek Aroma
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .647a .419 .392 .20942
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
7. Uji Korelasi Spearman tentang Uji Organoleptik Berupa Kesukaaan Aspek
Tekstur Correlations
KONSENTRASI TEKSTUR
Spearman's rho
KONSENTRASI
Correlation Coefficient 1.000 .214
Sig. (2-tailed) . .316
N 24 24
TEKSTUR
Correlation Coefficient .214 1.000
Sig. (2-tailed) .316 .
N 24 24
8. Uji Korelasi Spearman tentang Uji Organoleptik Berupa Kesukaaan Aspek
Rasa Correlations
KONSENTRASI RASA
Spearman's rho
KONSENTRASI
Correlation Coefficient 1.000 .856**
Sig. (2-tailed) . .000
N 24 24
RASA
Correlation Coefficient .856** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
9. Uji Regresi Linear Sederhana tentang Berupa Kesukaaan Aspek Rasa Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .892a .796 .786 .20573
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 5
LEMBAR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK)
Pengaruh Penambahan Konsentrasi Bawang Putih (Allium sativum
L.) pada Mie Kelor (Moringa oleifera L.) terhadap Daya Simpan dan
Daya Terima Konsumen
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : L/P
Petunjuk Pengisian
1. Lakukan pengujian sampel mie satu per satu sesuai dengan wadah yang telah
disediakan
2. Untuk uji aroma, hiruplah aroma mie sampel pada jarak 1cm dari hidung untuk
mengetahui baunya
3. Untuk uji rasa, ciciplah mie sampel untuk mengetahui rasanya
4. Untuk uji tekstur, ciciplah mie untuk mengetahui teksturnya
5. Netralkan indra pengecap anda dengan air mineral yang sudah disediakan
6. Setelah melakukan uji, berilah komentar secara umum dan penilaian dengan
memberi tanda centang sesuai dengan keterangan berikut ini :
4 = Sangat Suka 2 = Kurang Suka
3 = Suka 1 = Sangat Tidak Suka
Sampel Aroma Tekstur Rasa
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 6
Hasil Analisa Laboratorium Perbandingan Kadar Karbohidrat, Protein dan
Antioksidan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 7
Dokumentasi
1. Pembuatan Tepung Daun Kelor
b. Pemilihan Daun Kelor
b. Penjemuran Daun Kelor
c. Daun kelor kering
f. Pengayakan Tepung Daun Kelor
g. Tepung daun kelor yang sudah jadi
a. Pemblenderan daun kelor kering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
2. Penghancuran Bawang Putih
3. Pembuatan Mi Kelor
a. Penimbangan dan pengelupasan bawang putih
b. Pemblenderan bawang putih
a. Persiapan alat dan bahan
b. Pencampuran tepung terigu dengan tepung daun kelor
c. Penambahan telur dan bawang putih yang sudah hancur
d.Pengistirahatan adonan
mi
e. Pembuatan tali – tali mi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
4. Uji Organoleptik
5. Persiapan Alat
a. Pengecekan alat
b. Detox alat
c. Pengeringan alat
f. Sterilisasi dengan autoklaf
d. Pembungkusan dengan kertas
payung
e. Pembungkusan dengan plastik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
6. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) 8. Pembuatan Aquades Steril
7. Penuangan Media NA
a. Penimbangan
NA
b. Penambahan dengan aquades
c. Pemanasan NA dengan Hotplate
stirrer
d. Sterilisasi dengan autoklaf
a. Penuangan aquades
b. Sterilisasi dengan autoklaf
c. Penuangan aquades steril kedalam tabung reaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI