PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum....

61
PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK METANOL 95% AKAR PASAK BUMI TERHADAP KADAR ALBUMIN TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Elni Meilianti NIM : 148114017 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum....

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK METANOL

95% AKAR PASAK BUMI TERHADAP KADAR ALBUMIN TIKUS

JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Elni Meilianti

NIM : 148114017

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

i

PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK METANOL

95% AKAR PASAK BUMI TERHADAP KADAR ALBUMIN TIKUS

JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Elni Meilianti

NIM : 148114017

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Orang bijak bukanlah orang yang tak pernah berbuat kesalahan, tetapi mereka

yang memaafkan diri mereka dan belajar dari kesalahan mereka.

-Ajahn Brahm-

Aku tidak mengatakan bahwa pencapaian pengetahuan yang mendalam datang

dengan segera; sebaliknya, hal itu datang melalui suatu latihan yang bertahap,

suatu pelaksanaan yang bertahap, suatu jalan yang bertahap.

-Majihima-nikaya 1;479-

Engkau sendirilah yang harus berusaha, sang Tathagata hanya penunjuk jalan.

-Dhammapada 276-

Karya ini saya persembahkan untuk:

Buddha dan Dewi Kwan Im yang selama ini senantiasa melindungi, menjaga,

memberikan kekuatan serta menuntunku;

Orang tua, Abang dan adikku tercinta yang selalu mendukungku dalam bentuk

apapun;

Sahabat yang selalu memberikan semangat dan dukungan;

Teman-teman yang telah membantuku;

Dosen pembimbing dan penguji yang senantiasa membantu dan mengajarkan ku

banyak hal.

serta Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang ku banggakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh

Pemberian Jangka Panjang Ekstrak Metanol 95% Akar Pasak Bumi terhadap Kadar

Albumin Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida” dengan baik

dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.). Skripsi ini merupakan bagian dari

penelitian Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. yang berjudul “Aktivitas

Hepatoprotektif Pasak Bumi” berdasarkan SK No. 014b/LPPM USD/III/2017.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dan dukungan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing Utama yang

telah membimbing, mendampingi, memberikan motivasi dan saran serta selalu

meluangkan waktu selama proses penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing

Pendamping yang telah membimbing, mendampingi, memberikan motivasi

dan saran selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Yunita Linawati, S.Si., M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran, bantuan dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji yang

telah memberikan saran dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas

Farmasi yang telah memberikan izin dalam penggunaan semua fasilitas

laboratorium selama melakukan penelitian untuk skripsi ini.

7. Bapak Heru Purwanto, Bapak Kayatno, Bapak Parjiman, Bapak Markus

Suparlan, Bapak Yohanes Wagiran, Bapak A. Agung Sinto Nugroho selaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

viii

Laboran Laboratorium Fakultas Farmasi atas segala bantuan dan dukungnya

kepada penulis selama melakukan penelitian untuk skripsi ini.

8. Ibu Christofori Maria Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt., Bapak Yohanes

Dwiatmaka, M.Si., Ibu Putu Dyana Christasani M.Sc., Apt. selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran, motivasi dan dukungan.

9. Keluarga tercinta papa, mama, ahia dan atie atas segala dukungan, perhatian,

nasihat dan doa yang diberikan.

10. Rekan-rekan Tim EMAPB atas segala kerja sama dan bantuannya dalam

pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat tercinta yang selalu memberikan dukungan dan nasihat selama

penyusunan skripsi ini.

12. Teman-teman FSM A 2014 serta teman-teman Fakultas Farmasi USD atas

kebersamaan dan dukungannya.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Yogyakarta, 5 September 2017

Penulis

Elni Meilianti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................................... vi

PRAKATA .................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

ABSTRACT .................................................................................................. xiv

ABSTRAK .................................................................................................. xv

PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ............................................................................ 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 5

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 16

LAMPIRAN ................................................................................................ 19

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................ 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Nilai purata aktivitas serum ALT ± SE setelah pemberian CCl4

2 mL/KgBB pada selang waktu jam ke-0, 24, dan 48 ................ 6

Tabel II. Nilai purata aktivitas serum AST ± SE setelah pemberian CCl4

2 mL/KgBB pada selang waktu jam ke-0, 24, dan 48 ................ 7

Tabel III. Perbedaan kenaikkan aktivitas serum ALT setelah pemberian

CCl4 2 mL/KgBB pada selang waktu jam ke-0, 24, dan 48 ....... 7

Tabel IV. Perbedaan kenaikkan aktivitas serum AST setelah pemberian

CCl4 2 mL/KgBB pada selang waktu jam ke-0, 24, dan 48 ....... 8

Tabel V. Efek pengaruh pemberian jangka panjang EMAPB terhadap

kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon

tetraklorida .................................................................................. 9

Tabel VI. Hasil uji Mann-Whitney kadar albumin tikus antar kelompok ... 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Proses pengayakan serbuk akar pasak bumi menggunakan

mesin pengayak dengan nomor ayakan 40 dan 50 .............. 18

Gambar 2. Proses maserasi dan remaserasi serbuk akar pasak bumi

dengan bantuan shaker ........................................................ 19

Gambar 3. Proses vacuum ..................................................................... 19

Gambar 4. Proses penguapan metanol menggunakan rotary

evaporator ........................................................................... 20

Gambar 5. Proses penguapan metanol di waterbath ............................. 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Foto akar pasak bumi........................................................... 18

Lampiran 2. Foto serbuk akar pasak bumi ............................................... 18

Lampiran 3. Foto alat yang digunakan dalam proses pengayakan akar

pasak bumi ........................................................................... 18

Lampiran 4. Foto ekstrak kental metanol 95% akar pasak bumi ............. 19

Lampiran 5. Foto alat yang digunakan dalam proses ekstraksi akar

pasak bumi ........................................................................... 19

Lampiran 6. Foto suspensi EMAPB ........................................................ 20

Lampiran 7. Surat keterangan tanaman akar pasak bumi dari Merapi

Farma ................................................................................... 21

Lampiran 8. Surat identifikasi serbuk akar pasak bumi ........................... 22

Lampiran 9. Surat penetapan kadar air serbuk akar pasak bumi ............. 23

Lampiran 10. Perhitungan persen rendemen ekstrak metanol akar

pasak bumi ........................................................................... 24

Lampiran 11. Perhitungan konsentrasi suspensi EMAPB ......................... 24

Lampiran 12. Perhitungan konversi dosis untuk manusia ......................... 24

Lampiran 13. Perhitungan konversi waktu tikus ke manusia .................... 24

Lampiran 14. Surat ethical clearence penelitian akar pasak bumi ............ 25

Lampiran 15. Foto kandang tikus .............................................................. 26

Lampiran 16. Foto penyuntikan p.o ........................................................... 26

Lampiran 17. Foto penyuntikan i.p ............................................................ 26

Lampiran 18. Foto proses pengambilan darah ........................................... 26

Lampiran 19. Surat legalitas analisis data oleh Pusat Kajian CE&BU

Fakultas Kedokteran UGM.................................................. 27

Lampiran 20. Analisis statistik kadar serum ALT pada uji penentuan

waktu pencuplikan darah tikus terinduksi karbon

tetraklorida dosis 2 mL/KgBB............................................. 28

Lampiran 21. Analisis statistik kadar serum AST pada uji penentuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

xiii

waktu pencuplikan darah tikus terinduksi karbon

tetraklorida dosis 2 mL/KgBB............................................. 29

Lampiran 22. Analisis statistik kadar serum albumin kelompok

perlakuan EMAPB setelah terinduksi karbon tetraklorida

dosis 2 mL/KgBB ................................................................ 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

xiv

ABSTRACT

Liver damage is one of the serious health problems so it need

hepatoprotector to prevent it. One of the plants that can be used as a

hepatoprotector is akar pasak bumi. The study investigated the long-term influence

of the 95% methanol extract of akar pasak bumi (EMAPB) against carbon

tetrachloride (CCl4) induced hepatotoxicity in rats with measured the albumin level

in serum. The study also determined the relationship between the dose

administration of EMAPB on the use of long-term with increased level of albumin

serum in rat induced by CCl4.

This research was a pure experimental with single factor completely

randomized design. The study use 30 male rats that divided into six group. Group

I was control negative given CMC-Na 1% orally; group II was CCl4 hepatotoxin

control by giving as much as 2 mL/KgBW intraperitoneally; group III was control

treatment given EMAPB 300 mg/KgBW orally; group IV-VI were the treatment

group for EMAPB with doses 75; 150; dan 300 mg/KgBW orally once daily for six

days respectively, then in the seventh day all treatment group were given CCl4 at a

dose of 2 mL/KgBW intraperitoneally. At the 24 hours after administration of CCl4,

all group’s blood got taken through sinus orbitalis to measure the albumin level.

The albumin level data were analyzed using Shapiro-Wilk test and proved to have

not normal distribution, so was continue by Kruskal Wallis test and followed by

post hoc test that is Mann-Whitney test.

Based of the research’s result, the long-term administration of EMAPB

has no effect for increasing albumin levels in male rats which induced by CCl4 and

there was no relationship between the three doses of EMAPB with increased of

albumin level in male rats which induced by CCl4.

Kata kunci: methanol, pasak bumi, hepatoprotective, carbon tetrachloride,

albumin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

xv

ABSTRAK

Kerusakan hati merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius

sehingga diperlukan hepatoprotektor untuk mencegahnya. Salah satu tanaman yang

dapat digunakan sebagai hepatoprotektor adalah akar pasak bumi. Penelitian ini

bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak metanol

95% akar pasak bumi (EMAPB) terhadap tikus galur Wistar terinduksi karbon

tetraklorida (CCl4) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini

juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

albumin pada tikus galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida (CCl4).

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus

jantan yang dibagi ke dalam enam kelompok. Kelompok I kontrol negatif diberikan

CMC-Na 1% secara peroral; kelompok II kontrol hepatoksin diberikan CCl4 2

mL/KgBB secara intraperitonial; kelompok III kontrol perlakuan diberikan

EMAPB 300 mg/KgBB secara peroral; kelompok IV-VI kelompok perlakuan

secara berurutan diberikan EMAPB 75; 150; dan 300 mg/KgBB sekali sehari

selama enam hari, kemudian pada hari ketujuh semua kelompok perlakuan

diberikan CCl4 secara intraperitonial. Pada 24 jam setelah pemberian CCl4, semua

kelompok diambil darah lewat sinus orbitalis untuk mengukur kadar albumin. Data

kadar albumin dianalisis menggunakan uji Shapiro-Wilk dan terbukti data tidak

terdistribusi normal, sehingga dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis dan diikuti uji

post hoc yaitu uji Mann-Whitney.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pemberian jangka

panjang EMAPB tidak memberikan efek peningkatan kadar albumin pada tikus

jantan terinduksi CCl4 dan tidak ada kekerabatan antara dosis EMAPB dengan

peningkatan kadar albumin pada tikus terinduksi CCl4.

Kata kunci: metanol, akar, pasak bumi, hepatoprotektif, karbon tetraklorida,

albumin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

1

PENDAHULUAN

Pada era ini kerusakan hati termasuk salah satu masalah kesehatan yang serius.

Salah satu jenis kerusakan hati adalah perlemakan hati (steatosis) yaitu keadaan ketika

terjadi penumpukan lemak di hati. Perlemakan hati dapat menyebabkan penurunan kadar

albumin, padahal albumin berperan dalam proses penyembuhan penyakit dan pemulihan

setelah tindakan operasi (Supriyanta, 2012). Selain itu, albumin memiliki fungsi penting

seperti menghantarkan banyak molekul kecil dalam darah (contohnya obat-obatan, bilirubin,

kalsium), serta menentukan tekanan onkotik plasma agar cairan tidak dapat secara bebas

melintasi ruang intravaskular dan ekstravaskular (Bangun, 2008) maupun sebagai parameter

penetapan dosis obat (Serlemitsos et al., 2017). Apabila kadar albumin rendah maka dapat

menyebabkan malnutrisi, dan mengakibatkan keluarnya cairan vaskular menuju jaringan

sehingga terjadi edema (Sutedjo, 2006).

Dalam penelitian hepatoprotektif ini peneliti menggunakan karbon tetraklorida

(CCl4) sebagai senyawa model hepatotoksin dengan tipe kerusakan perlemakan hati.

Senyawa ini akan menghasilkan radikal bebas triklorometil dengan katalis enzim sitokrom

P-450 yang dapat menimbulkan peroksidasi lipid sehingga menyebabkan kerusakan sel

berupa perlemakan hati (Timbrel, 2009). Kerusakan dengan CCl4 dapat menyebabkan

peningkatan kadar serum aspartat aminotransferase (AST), alanin aminotransferase (ALT),

laktat dehidrogenase (LDH), bilirubin, dan alkali fosfatase serta menurunkan kadar albumin

(Hendra et al, 2017a). Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah kadar albumin.

Menurut penelitian Hendra et al. (2017a), kerusakan hati berupa perlemakan hati dapat

diakibatkan oleh pemberian CCl4 terhadap tikus jantan yang ditunjukkan dengan

menurunkan kadar albumin sebesar 17,96% dari nilai normal.

Pada zaman ini, banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan pengobatan

alternatif (herbal tradisional) dibandingkan pengobatan modern (obat sintetik). Hal ini

dikarenakan dari segi biaya dan ketakutan masyarakat akan efek samping dari obat

pengobatan modern. Selain itu, dalam pikiran masyarakat pengobatan alternatif tidak

memiliki efek samping (Adikusuma and Bachri, 2014). Oleh karena itu, peneliti meneliti

tanaman yang digunakan masyarakat sebagai obat tradisional, salah satunya akar pasak bumi

(Eurycoma longifolia Jack).

Akar pasak bumi kaya akan kandungan kuasinoid. Kuasinoid yang terkandung

dalam pasak bumi yaitu eurikomalakton, eurikomanon, dan eurikomanol yang memiliki

aktivitas sebagai antioksidan (Adikusuma and Bachri, 2014). Ekstrak metanol 95% akar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

2

pasak bumi memiliki kandungan yang dapat berperan sebagai antiinflamasi, analgesik, dan

antihiperlipidemik (Hendra et al., 2017b). Kandungan yang terdapat di ekstrak metanol akar

pasak bumi yaitu senyawa fenolik, flavonoid, dan terpenoid (Khanam et al., 2015). Fenol

dan flavonoid dapat berperan sebagai antioksidan (Seyoum et al., 2006). Dengan adanya

aktivitas dari antioksidan diharapkan dapat menghambat terjadinya oksidasi sehingga dapat

mencegah hepatotoksisitas karbon tetraklorida.

Berdasarkan penelitian Panjaitan et al. (2011), ekstrak metanol 80% akar pasak

bumi dengan dosis 500 mg/KgBB pada tikus jantan terinduksi CCl4 tidak menunjukkan daya

perlindungan terhadap sel hati. Menurut penelitian Adikusuma and Bachri (2014), serbuk

akar pasak bumi pada dosis 200 mg/KgBB terhadap tikus jantan terinduksi CCl4 memiliki

efek hepatoprotektif. Menurut penelitian Hendra et al. (2017b), ekstrak metanol 95% akar

pasak bumi memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi maupun analgesik dengan dosis 105;

210; dan 420 mg/KgBB pada mencit, serta memiliki aktivitas antihiperlipidemik pada tikus

jantan dengan dosis 75 dan 150 mg/KgBB. Berdasarkan penelitian yang sudah pernah

dilakukan, maka peneliti ingin mengembangkan penelitian sebelumnya menjadi uji

hepatoprotektif menggunakan ekstrak metanol 95% akar pasak bumi dengan dosis yang

dimodifikasi dari penelitian Hendra et al. (2017b). Melalui penelitian ini diharapkan akar

pasak bumi dapat digunakan untuk salah satu alternatif pencegahan kerusakan hati, berupa

peningkatan albumin.

Metode Penelitian

Jenis dan Rancangan Penelitian

Eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.

Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah akar pasak bumi yang diperoleh dari CV. Merapi

Farma Herbal, Desa Hargobinangun, Pakem Yogyakarta; CCl4; Natrium-Carboxymethyl

Cellulosa 1% (CMC-Na 1%); Metanol (E. Merck); Aquades; dan reagen Albumin

(Abbott®). Subjek uji yang digunakan adalah tikus jantan galur Wistar dengan umur 2-3

bulan, berat badan 150-250 gram yang diperoleh dari Fakultas Kedokteran Umum

Universitas Gadjah Mada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

3

Alat Penelitian

1. Alat Pembuatan EMAPB

Timbangan analitik (Mettler Toledo®); Platform shaker (innova 2100®); oven

(Memmert®); rotary vacuum evaporator (Buchi®); labu rotary vacuum evaporator

(Buchi®); waterbath, kertas saring; thermometer; cawan porselin; Electric Sieve

Shaker Indotest Multi Lab®; ayakan no 40 dan 50 (Electric Sieve Shaker Indotest Multi

Lab®); corong Buchner; pompa vakum; erlenmeyer Buchner; pipet tetes; serta alat-alat

gelas (gelas ukur, gelas beker, batang pengaduk, corong, labu erlenmeyer).

2. Alat Perlakuan Hewan Uji

Timbangan analitik (Mettler Toledo®); spuit injeksi p.o; spuit injeksi i.p;

syringe 1, 3, 5 cc Terumo®; pipa kapiler; sendok; alat-alat gelas (labu ukur, batang

pengaduk, gelas beker, gelas ukur, pipet tetes, pipet gondok 25 mL) mortir, stamper,

tabung darah, Chemical auto analyzer®.

Tata Cara Penelitian

1. Determinasi Tanaman Akar Pasak Bumi

Determinasi tanaman pasak bumi dilakukan di Laboratorium Farmakognosi

Bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

2. Pengumpulan Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan adalah akar pasak bumi yang diperoleh dari CV.

Merapi Farma Herbal, Desa Hargobinangun, Pakem, Yogyakarta.

3. Pembuatan Ekstrak Metanol 95% Akar Pasak Bumi

Serbuk akar pasak bumi kering ditimbang masing-masing sebanyak 100 g

dimasukkan ke dalam 12 labu erlenmeyer dan direndam dengan 400 mL pelarut

metanol 95% selama 48 jam pada suhu kamar. Maserasi dilakukan dengan bantuan

shaker dan kecepatan pengadukan 140 rpm. Remaserasi dilakukan dua kali. Hasil

maserasi dan remaserasi disaring menggunakan kertas saring dengan bantuan corong

Buchner dan pompa vakum maka diperoleh ekstrak metanol 95% akar pasak bumi

untuk mempercepat proses penyaringan. Ekstrak hasil penyaringan dievaporasi pada

suhu 60oC untuk menguapkan metanol, kemudian ekstrak kental dituang ke dalam

cawan porselin dan diletakkan di waterbath. Selanjutnya cawan berisi ekstrak

dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 50oC selama 96 jam dan diperoleh bobot tetap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

4

penyusutan 0%. Kemudian ekstrak kental sebanyak 12,5 g dilarutkan dalam 500 mL

CMC-Na 1%.

4. Pembuatan Larutan Karbon Tetraklorida (CCl4)

Karbon tetraklorida dibuat dalam konsentrasi 50% dengan perbandingan

karbon tetraklorida dan olive oil sebagai pelarut 1:1 (Janakat dan Al-Merie, 2002).

5. Penetapan Dosis Larutan Karbon Tetraklorida (CCl4)

Dosis CCl4 sebagai hepatotoksik yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada penelitian Janakat dan Al-Merie (2002) dan Dongare et al. (2013), yaitu

2 mL/kgBB. Dari hasil penelitian Rajendran et al. (2009) dan Hendra et al. (2017a),

terbukti dengan dosis 2 mL/kgBB mampu meningkatkan kadar ALT dan AST serta

menurunkan kadar albumin pada tikus apabila diberikan secara intraperitonial.

6. Uji Pendahuluan (Penetapan Waktu Pencuplikan Darah)

Tujuan dilakukan uji pendahuluan adalah untuk menetapkan waktu

pencuplikan darah. Pada uji pendahuluan digunakan 3 ekor tikus jantan galur Wistar.

Masing-masing dari ketiga ekor tikus tersebut diambil darah pada jam ke-0 (sebelum

pemberian CCl4) kemudian diambil darah pada jam ke-24 dan 48 setelah pemberian

CCl4 dengan dosis 2 mL/KgBB untuk dilakukan pengukuran aktivitas serum ALT dan

AST. Pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbitalis pada mata.

7. Penetapan Dosis EMAPB

Penelitian ini menggunakan tiga peringkat dosis ekstrak metanol 95% akar

pasak bumi yang diberikan secara p.o. Dosis yang digunakan mengacu dari penelitian

Hendra et al. (2017b) yaitu 75 dan 150 mg/KgBB yang dimodifikasi menjadi 3

peringkat dosis. Dosis yang digunakan yaitu 75; 150; dan 300 mg/KgBB.

8. Pengelompokkan dan Perlakuan Hewan Uji

Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari The Medical and Health

Research Ethics Committe (MHREC) Faculty of Medicine Gadjah Mada University

dengan nomor ref. KE/FK/0794/EC/2017. Pada penelitian ini digunakan sebanyak 30

ekor tikus yang dibagi acak ke dalam enam kelompok perlakuan dan masing-masing

kelompok perlakuan terdiri dari lima ekor tikus. Enam kelompok tersebut yaitu:

kelompok I diberikan CMC-Na 1% secara peroral (p.o) selama enam hari berturut-

turut dan pada hari ke-7 diambil darah; kelompok II diberikan CCl4 dengan dosis 2

mL/KgBB secara intraperitonial (i.p) kemudian pengambilan darahnya pada jam ke-

24; Kelompok III diberikan ekstrak metanol 95% akar pasak bumi dosis tertinggi yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

5

300 mg/KgBB satu kali sehari selama enam hari berturut-turut secara p.o kemudian

diambil darah pada hari ke-7; kelompok IV-VI berturut-turut diberikan ekstrak

metanol 95% akar pasak bumi dengan dosis 75; 150; dan 300 mg/KgBB satu kali

sehari selama enam hari berturut-turut pada waktu yang sama secara p.o kemudian

pada hari ke-7 diberikan CCl4 dengan dosis 2 mL/KgBB secara i.p kemudian pada hari

ke-8 pengambilan darah melalui sinus orbitalis untuk pengukuran albumin.

9. Pengukuran Kadar Albumin

Pengukuran kadar albumin dilakukan di Laboratorium Rumah Sakit

Bethesda, Yogyakarta.

10. Analisis Hasil

Uji pendahuluan dianalisis secara statistik menggunakan program “IBM

SPSS Statistic 22 Lisensi UGM”. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t-

berpasangan untuk mengetahui perbedaaan antar kelompok.

Data hasil pengukuran kadar albumin dianalisis secara statistik menggunakan

program “IBM SPSS Statistic 22 Lisensi UGM” untuk membandingkan data antara

kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol positif dan negatif. Pertama-tama

dilakukan uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui data pada masing-masing kelompok

perlakuan terdistribusi normal atau tidak. Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka

data terdistribusi normal dan bila nilai p < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

Pada data kadar albumin diperoleh hasil p<0,05 (tidak terdistribusi normal), maka

dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan antar kelompok

perlakuan. kemudian dilakukan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan antar

kelompok perlakuan bermakna (p<0,05) atau tidak bermakna (p>0,05) (Dahlan, 2014).

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini adalah penelitian eksploratif bahan alam dan merupakan penelitian

lanjutan dari Hendra et al. (2017b) untuk mengetahui lebih lanjut manfaat dari ekstrak

metanol 95% akar pasak bumi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh pemberian ekstrak metanol 95% akar pasak bumi secara jangka

panjang (6 hari) terhadap kadar albumin dan ada tidaknya hubungan antara kenaikan dosis

pemberian ekstrak metanol 95% akar pasak bumi dengan peningkatan kadar albumin pada

tikus galur Wistar terinduksi CCl4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

6

1. Determinasi, Penetapan Kadar Air, dan Rendemen Ekstrak

1.1 Determinasi Akar Pasak Bumi

Tanaman yang diteliti manfaatnya adalah akar pasak bumi yang

diperoleh dari CV. Merapi Farma Herbal, Desa Hargobinangun, Pakem,

Yogyakarta. Determinasi serbuk akar pasak bumi dilakukan di Laboratorium

Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan

nomor surat keterangan UGM/FA/3084/M/03/02. Proses determinasi dilakukan

sampai ke tingkat spesies dengan hasil determinasi yaitu bahan yang digunakan

benar tanaman jenis Eurycoma longifolia Jack. dari suku Simaroubaceae.

1.2 Penetapan Kadar Air Serbuk Akar Pasak Bumi

Penetapan kadar air dari serbuk bertujuan untuk mengetahui % kadar

air yang terkandung dalam serbuk telah memenuhi persyaratan serbuk yang baik

atau belum, yaitu kurang dari 10% (Anonim, 2014). Penetapan kadar air

dilakukan menggunakan metode Gravitimetri oleh LPPT Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta dengan nomor sertifikat 00858/01/LPPT/V/2017. Pengujian

ini direplikasi sebanyak tiga kali dan diperoleh hasil kadar air serbuk akar pasak

bumi sebesar 7,19%. Dilihat dari hasil kadar air, maka dapat dikatakan bahwa

serbuk akar pasak bumi yang digunakan pada penelitian ini memenuhi

persyaratan serbuk yang baik.

1.3 Rendemen Ekstrak Metanol 95% Akar Pasak Bumi

Dalam penelitian ini dari 1,2 Kg serbuk akar pasak bumi di ekstraksi

dengan metode maserasi dan dilakukan dua kali remaserasi menghasilkan

ekstrak kental sebesar 22,68 g, sehingga diperoleh rendemen sebesar 1,89%.

2. Uji Pendahuluan (Penetapan Waktu Pencuplikan Darah)

Penetapan waktu pencuplikan darah bertujuan untuk mengetahui waktu yang

diperlukan sehingga menyebabkan kenaikkan tertinggi serum ALT dan AST setelah

terpapar CCl4. Uji pendahuluan menggunakan parameter serum ALT dan AST hal ini

dikarenakan ketika terjadinya kerusakan hati tipe steatosis, menyebabkan peningkatan

serum ALT dan AST yang disertai penurunan kadar albumin (Sivakrishnan dan

Kottaimuthu, 2014). Oleh karena itu, terdapat keterkaitan antara kenaikan aktivitas

serum ALT dan AST dengan penurunan kadar albumin. Tikus diinjeksikan CCl4 secara

i.p kemudian darah diambil melalui pembuluh sinus orbitalis pada jam ke-0, 24, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

7

48. Diperoleh data purata aktivitas serum ALT dan AST pada selang waktu

pencuplikan darah yang disajikan dalam tabel (tabel I dan II).

Tabel I. Nilai purata aktivitas serum ALT ± SE setelah pemberian CCl4 2 mL/KgBB pada selang

waktu jam ke-0, 24, dan 48

Selang waktu (Jam) Purata aktivitas serum ALT ± SE (U/I)

0 49,63 ± 10,35

24 226,20 ± 4,01

48 51,30 ± 4,90

Keterangan : SE = Standar Error

Tabel II. Nilai purata aktivitas serum AST ± SE setelah pemberian CCl4 2 mL/KgBB pada selang

waktu jam ke-0, 24, dan 48

Selang waktu (Jam) Purata aktivitas serum AST ± SE (U/I)

0 170,70 ± 16,38

24 859,33 ± 49,33

48 235,60 ± 18,01

Keterangan : SE = Standar Error

Dari tabel I dan II, menunjukkan bahwa pada selang waktu ke-24 aktivitas serum ALT

maupun AST paling tinggi dibandingkan jam ke-0 dan 48. Kenaikan aktivitas serum

ALT pada selang waktu ke-24 sebesar 4,93 kali sedangkan AST sebesar 5,17 kali.

Menurut Zimmerman (1999) untuk menandakan terjadinya kerusakan hati khususnya

steatosis (perlemakan hati) yaitu adanya peningkatan aktivitas serum ALT lebih dari

sama dengan tiga kali dan AST lebih dari sama dengan empat kali. Pada jam ke-48

aktivitas serum ALT maupun AST telah menurun (kembali normal).

Aktivitas serum ALT dilakukan uji t-berpasangan untuk melihat perbedaan

rerata antar kelompok. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil aktivitas serum ALT

pada jam ke-24 berbeda bermakna dengan jam ke-0 dan 48. Akan tetapi, pada jam ke-

0 dan 48 berbeda tidak bermakna, yang artinya aktivitas serum ALT pada jam ke-48

sudah kembali normal seperti pada jam ke-0. Hal ini dapat disebabkan metabolit

karbon tetraklorida sudah mulai diekskresikan sehingga kerusakan hati sudah mulai

terhenti (Amacher, 1998). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa pemberian karbon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

8

tetraklorida dosis 2 mL/KgBB akan menimbulkan kerusakan hati paling parah pada

jam ke-24. Hasil uji t-berpasangan aktivitas serum ALT dapat dilihat pada tabel III.

Tabel III. Perbedaan kenaikkan aktivitas serum ALT setelah pemberian CCl4 2 mL/KgBB pada

selang waktu jam ke-0, 24, dan 48

Jam ke- 0 24 48

0 BB BTB

24 BB BB

48 BTB BB

Keterangan: BB = Berbeda Bermakna (p<0,05)

BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)

Aktivitas serum AST dilakukan uji t-berpasangan untuk melihat perbedaan

rerata antar kelompok. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil aktivitas serum AST

pada jam ke-24 berbeda bermakna dengan jam ke-0 dan 48. Akan tetapi, pada jam ke-

0 dan 48 berbeda tidak bermakna, yang artinya aktivitas serum AST pada jam ke-48

sudah kembali normal seperti pada jam ke-0. Hal ini dapat disebabkan metabolit

karbon tetraklorida sudah mulai diekskresikan oleh hati maupun organ lain seperti otot

rangka dan otot jantung (Fancher et al., 2007). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa

pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB akan menimbulkan kerusakan hati

paling parah pada jam ke-24. Hasil uji t-berpasangan aktivitas serum AST dapat dilihat

pada tabel IV.

Tabel IV. Perbedaan kenaikkan aktivitas serum AST setelah pemberian CCl4 2 mL/KgBB pada

selang waktu jam ke-0, 24, dan 48

Jam ke- 0 24 48

0 BB BTB

24 BB BB

48 BTB BB

Keterangan: BB = Berbeda Bermakna (p<0,05)

BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05).

Dari data diatas, menunjukkan bahwa aktivitas serum ALT dan AST yang memiliki

efek hepatotoksik yang paling tinggi yaitu pada jam ke-24. Oleh karena itu, waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

9

pencuplikan darah yang digunakan dalam penelitian efek hepatoprotektif ekstrak

metanol 95% akar pasak bumi adalah jam ke-24 setelah pemejanan karbon tetraklorida

dengan dosis 2 mL/KgBB secara i.p.. Hasil ini juga sama dengan penelitian yang

dilakukan Janakat dan Al-Merie (2002), yaitu waktu pencuplikan dilakukan pada jam

ke-24 dikarenakan mampu meningkatkan aktivitas serum ALT dan AST yang

menggambarkan terjadinya perlemakan hati pada tikus.

3. Pengaruh Pemberian Jangka Panjang Ekstrak Metanol 95% Akar Pasak Bumi

(EMAPB) terhadap Kadar Albumin pada Tikus terinduksi Karbon Tetraklorida

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian

jangka panjang EMAPB terhadap peningkatan kadar albumin dan hubungan antara

kenaikkan dosis pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar albumin pada tikus

terinduksi CCl4. Pada penelitian ini menggunakan enam kelompok, yaitu kelompok I

kontrol negatif (CMC-Na 1%) dosis 200 mg/KgBB; Kelompok II kontrol hepatotoksin

(CCl4) dosis 2 mL/KgBB; Kelompok III kontrol dosis EMAPB 300 mg/KgBB;

Kelompok IV, V, dan VI kelompok perlakuan yang diberikan EMAPB secara p.o

selama enam hari berturut-turut dengan peringkat dosis rendah 75 mg/KgBB, dosis

tengah 150 mg/KgBB, dan dosis tinggi 300 mg/KgBB. Kemudian pada hari ketujuh

dilakukan pemejanan hepatotoksin CCl4 dosis 2 mL/KgBB secara i.p. Setelah itu, pada

hari kedelapan dilakukan pengambilan darah dari sinus orbitalis.

Dari penelitian ini diperoleh data purata kadar albumin keenam kelompok

dapat dilihat pada tabel V.

Tabel V. Efek pengaruh pemberian jangka panjang EMAPB terhadap kadar albumin pada

tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida

Kelompok Purata Kadar Albumin ± SE (mg/dL)

Kontrol CMC-Na 1% 3,49 ± 0,06

Kontrol CCl4 3,15 ± 0,05

Kontrol EMAPB Dosis 300 mg/KgBB 3,42 ± 0,06

Perlakuan EMAPB Dosis 75 mg/KgBB+CCl4 3,01 ± 0,05

Perlakuan EMAPB Dosis 150 mg/KgBB+CCl4 3,05 ± 0,06

Perlakuan EMAPB Dosis 300 mg/KgBB+CCl4 3,12 ± 0,08

Keterangan : SE = Standar Error

EMAPB = Ekstrak Metanol 95% Akar Pasak Bumi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

10

Dari penelitian ini diperoleh data kadar albumin yang akan dianalisis dengan

menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data.

Hasil yang diperoleh menunjukkan data tidak terdistribusi normal, tetapi pada uji

Levene’s test diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,790 sehingga dapat disimpulkan bahwa

variansi data homogen. Selanjutnya data dianalisis menggunakan Kruskal Wallis untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan antar kelompok perlakuan. Nilai signifikansi yang

diperoleh yaitu 0,001 menunjukkan bahwa adanya perbedaan antar kelompok.

Selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney untuk melihat kebermaknaan perbedaan antar

kelompok. Hasil uji Mann-Whitney dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Hasil uji Mann-Whitney kadar albumin tikus antar kelompok

Kontrol

CMC-Na

1%

Kontrol

CCl4

Kontrol

EMAPB

Dosis 300

mg/KgBB

Perlakuan

EMAPB

Dosis 75

mg/KgBB

Perlakuan

EMAPB

Dosis 150

mg/KgBB

Perlakuan

EMAPB

Dosis 300

mg/KgBB

Kontrol CMC-

Na 1% BB BTB BB BB BB

Kontrol CCl4 BB BB BTB BTB BTB

Kontrol

EMAPB Dosis

300 mg/KgBB

BTB BB BB BB BB

Perlakuan

EMAPB Dosis

75 mg/KgBB

BB BTB BB BTB BTB

Perlakuan

EMAPB Dosis

150 mg/KgBB

BB BTB BB BTB BTB

Perlakuan

EMAPB Dosis

300 mg/KgBB

BB BTB BB BTB BTB

Keterangan: BB = Berbeda Bermakna (p<0,05)

BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

11

3.1 Kontrol negatif (CMC-Na 1%)

Penelitian ini menggunakan kontrol negatif yaitu larutan CMC-Na 1%

yang bertujuan untuk mengetahui kadar albumin tikus tanpa ada pengaruh dari

EMAPB dan CCl4 sehingga dapat menggambarkan keadaan normal dari tikus

yang digunakan. Kelompok ini diberikan CMC-Na 1% satu kali sehari selama

enam hari secara p.o dan pada hari ketujuh diambil darahnya melalui sinus

orbitalis untuk mengukur kadar albumin. Waktu pengambilan pencuplikan

darah disamakan dengan hasil uji pendahuluan.

Hasil purata pengukuran kadar albumin (Tabel V) kontrol CMC-Na 1%

yaitu 3,49 ± 0,06 mg/dL. Berdasarkan penelitian Haryoto et al., (2015), CMC-

Na tidak menurunkan kadar albumin pada tikus dalam penelitian toksisitas

subkronik. Selain itu, menurut penelitian Rao and Kumar (2013) kelompok

kontrol CMC-Na 1% yang diberikan selama delapan hari menunjukkan hasil

histopatologi sel hati normal.

3.2 Kontrol hepatotoksin (CCl4)

Penelitian ini menggunakan kontrol hepatotoksin yaitu CCl4 yang

bertujuan untuk mengetahui penurunan kadar albumin pada tikus yang

terinduksi CCl4. Kelompok ini diberikan CCl4 dosis 2 mL/KgBB (Janakat and

Al-Merie, 2002) secara i.p dan 24 jam setelah pemberian dilakukan pengambilan

darah untuk mengukur kadar albumin. Waktu pengambilan pencuplikan darah

disamakan dengan hasil uji pendahuluan.

Hasil purata pengukuran kadar albumin (Tabel V) kontrol CCl4 yaitu

3,15 ± 0,05 mg/dL. Secara statistik (Tabel VI), jika dibandingkan kadar albumin

kontrol CCl4 dengan kadar albumin kontrol CMC-Na 1% diperoleh hasil berbeda

bermakna (p=0,009). Hal ini menunjukkan bahwa CCl4 dapat menurunkan kadar

albumin pada tikus. Pada penelitian ini penurunan kadar albumin yang

disebabkan CCl4 sebesar 9,86%. Penurunan kadar albumin memiliki kaitan

dengan kejadian kerusakan pada hati (Hendra et al., 2017a).

3.3 Kontrol EMAPB Dosis 300 mg/KgBB

Kontrol EMAPB dosis 300 mg/KgBB digunakan untuk mengetahui

pengaruh pemberian EMAPB jangka panjang selama enam hari terhadap kadar

albumin tikus. Dipilihnya dosis III (300 mg/KgBB), hal ini diasumsikan bahwa

pada dosis tertinggi apabila memberikan efek proteksi akan terjadi peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

12

kadar albumin paling tinggi sedangkan jika memberikan efek toksik akan terjadi

penurunan kadar albumin paling rendah sehingga mampu mewakili dosis I (75

mg/KgBB) dan dosis II (150 mg/KgBB). Jika EMAPB dapat meningkatkan atau

menurunkan kadar albumin pada dosis I dan II, diduga peningkatan atau

penurunannya akan lebih besar pada dosis III, sehingga pengamatan efek

peningkatan kadar albumin cukup dilakukan dengan menggunakan dosis III.

Kelompok ini diberikan EMAPB 300 mg/KgBB selama enam hari secara p.o

dan pada hari ketujuh dilakukan pengambilan darah untuk pengukuran kadar

albumin.

Hasil purata pengukuran kadar albumin (Tabel V) kontrol EMAPB

dosis 300 mg/KgBB yaitu 3,42 ± 0,06 mg/dL. Secara statistik (Tabel VI), jika

dibandingkan kadar albumin kontrol EMAPB dosis 300 mg/KgBB dengan kadar

albumin kontrol CMC-Na 1% diperoleh hasil berbeda tidak bermakna (p=0,465)

yang menunjukkan bahwa pemberian EMAPB dosis 300 mg/KgBB tidak

menyebabkan penurunan kadar albumin pada tikus.

3.4 Kelompok Perlakuan EMAPB Dosis 75; 150; dan 300 mg/KgBB

Kelompok perlakuan digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan

jangka panjang EMAPB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi CCl4 terhadap

peningkatan kadar albumin. Tiap kelompok perlakuan (dosis I = 75 mg/KgBB;

dosis II = 150 mg/KgBB; dan dosis III = 300 mg/KgBB) diberikan EMAPB satu

kali sehari selama enam hari berurut-turut secara p.o lalu pada hari ketujuh

diinjeksikan CCl4 dosis 2 mPL/KgBB dan pengambilan darah melalui sinus

orbitalis pada jam ke-24 setelah injeksi CCl4. Hasil pengukuran kadar albumin

kelompok perlakuan dibandingkan secara statistik dengan kontrol CCl4 dan

kontrol CMC-Na bertujuan untuk melihat efek pencegahan penurunan kadar

albumin pada tikus jantan yang terinduksi CCl4. Sedangkan perbandingan antara

masing-masing kelompok pelakuan dilakukan bertujuan untuk melihat ada

tidaknya kekerabatan dosis EMAPB dengan peningkatan kadar albumin tikus

jantan terinduksi CCl4.

Hasil purata pengukuran kadar albumin (Tabel V) pada kelompok

perlakuan EMAPB dosis I (75 mg/KgBB) yaitu 3,01 ± 0,05 mg/dL. Berdasarkan

hasil uji statistik (Tabel VI), kadar albumin kelompok perlakukan EMAPB dosis

I ketika dibandingkan dengan kadar albumin kontrol CCl4 berbeda tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

13

bermakna (p=0,076). Hal ini berarti pemberian jangka panjang EMAPB dosis I

tidak dapat meningkatkan kadar albumin, yang ditunjukkan dengan penurunan

kadar albumin relatif sama seperti kadar albumin kontrol CCl4. Sedangkan jika

kadar albumin kelompok perlakukan EMAPB dosis I dibandingkan dengan

kadar albumin kontrol CMC-Na berbeda bermakna (p=0,009). Hal ini berarti

pemberian jangka panjang EMAPB dosis I belum mampu meningkatkan kadar

albumin sama seperti kadar albumin pada kelompok kontrol CMC-Na.

Purata kadar albumin (Tabel V) pada kelompok perlakukan dosis II

(150 mg/KgBB) yaitu 3,05 ± 0,06 mg/dL. Berdasarkan hasil uji statistik (Tabel

VI), kadar albumin kelompok perlakukan EMAPB dosis II ketika dibandingkan

dengan kadar albumin kontrol CMC-Na berbeda bermakna (p=0,009). Hal ini

berarti pemberian jangka panjang EMAPB dosis II belum mampu meningkatkan

kadar albumin sama seperti kadar albumin pada kelompok kontrol CMC-Na.

Sedangkan jika kadar albumin kelompok perlakukan EMAPB dosis II

dibandingkan kadar albumin kontrol CCl4 berbeda tidak bermakna (p=0,295).

Hal ini berarti pemberian jangka panjang EMAPB dosis II tidak dapat

meningkatkan kadar albumin, yang ditunjukkan dengan penurunan kadar

albumin relatif sama seperti kadar albumin kontrol CCl4.

Hasil purata pengukuran kadar albumin (Tabel V) pada kelompok

perlakuan EMAPB dosis III (300 mg/KgBB) yaitu 3,12 ± 0,08 mg/dL.

Berdasarkan hasil uji statistik (Tabel VI), kadar albumin kelompok perlakukan

EMAPB dosis III ketika dibandingkan dengan kadar albumin kontrol CCl4

berbeda tidak bermakna (p=0,834). Hal ini berarti pemberian jangka panjang

EMAPB dosis III tidak dapat meningkatkan kadar albumin, yang ditunjukkan

dengan penurunan kadar albumin relatif sama seperti kadar albumin kontrol

CCl4. Sedangkan jika kadar albumin kelompok perlakukan EMAPB dosis III

dibandingkan dengan kadar albumin kontrol CMC-Na berbeda bermakna

(p=0,016). Hal ini berarti pemberian jangka panjang EMAPB dosis III belum

mampu meningkatkan kadar albumin sama seperti kadar albumin pada

kelompok kontrol CMC-Na.

Berdasarkan hasil uji statistik (Tabel VI) kadar albumin ketiga

kelompok perlakuan (dosis I = 75 mg/KgBB; dosis II = 150 mg/KgBB; dan dosis

III = 300 mg/KgBB) ketika dibandingkan dengan kadar albumin kontrol CCl4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

14

berbeda tidak bermakna dan jika dibandingkan dengan kadar albumin kontrol

CMC-Na berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa dosis EMAPB pada

kelompok perlakuan belum mampu meningkatkan kadar albumin setara dengan

normal. Hal itu diduga disebabkan kurangnya kandungan antioksidan dari

EMAPB. Oleh karena itu, antioksidan yang ada belum mampu mengimbangi

jumlah radikal bebas triklorometil di dalam tikus yang menyebabkan

serangkaian peristiwa perlemakkan hati sehingga belum dapat berhenti.

Perlemakan hati yang terjadi dikarenakan CCl4 mempengaruhi permeabilitas

dari mitokondria, retikulum endoplasma, dan plasma membran (Weber et al.,

2003). Selain itu, stres oksidatif dapat mempengaruhi protein, lipid dan DNA

(Amer et al. 2015). Terjadinya kerusakan retikulum endoplasma dapat

berkontribusi menyebabkan hilangnya kemampuan dalam mensintesis protein

sehingga terjadi penurunan kadar albumin. Dugaan lainnya, hal itu disebabkan

albumin yang memiliki waktu paruh dalam plasma 8-20 hari sehingga

diperlukan waktu sekitar 7-10 hari untuk mencapai kadar albumin plasma

kembali normal (Syamsiatun and Siswati, 2015) yang mana pada penelitian ini

pengukuran kadar albumin dilakukan sehari setelah pemberian karbon

tetraklorida. Oleh karena itu, diduga masih dalam tahap perbaikan sehingga

albumin masih membutuhkan waktu untuk mencapai kadar normalnya.

Berdasarkan uji statistik (Tabel VI) kadar albumin kelompok perlakuan

EMAPB dosis I dibandingkan dengan kadar albumin kelompok perlakuan

EMAPB dosis II, menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna

(p=0,530), berarti adanya perbedaan yang tidak signifikan antara dosis I dan II.

Begitu juga kadar albumin kelompok perlakuan EMAPB dosis I dibandingkan

dengan kadar albumin kelompok perlakuan EMAPB dosis III, menunjukkan

adanya perbedaan yang tidak bermakna (p=0,402), artinya adanya perbedaan

yang tidak signifikan antara dosis I dan III. Demikian pula kadar albumin

kelompok perlakuan EMAPB dosis II dibandingkan dengan kadar albumin

kelompok perlakuan EMAPB dosis III, menunjukkan adanya perbedaan yang

tidak bermakna (p=0,530), berarti adanya perbedaan yang tidak signifikan antara

dosis II dan III. Ketiga kelompok perlakuan menunjukkan hasil adanya

perbedaan yang tidak bermakna satu sama lain, artinya adanya perbedaan yang

tidak signifikan antara ketiga dosis, sehingga dapat disimpulkan tidak ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

15

kekerabatan dosis pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar albumin.

Selain itu, ketiga peringkat dosis EMAPB memiliki aktivitas yang sama.

Hasil ini dapat dipertegas dengan pengukuran terhadap kadar bilirubin.

Hal ini dikarenakan peningkatan kadar albumin berpengaruh terhadap kadar

bilirubin yang ada dihepar yang mana albumin merupakan protein yang

berfungsi untuk mengikat bilirubin, sehingga jika kadar albumin dihepar

mengalami penurunan maka jumlah bilirubin yang diikat akan lebih sedikit maka

akan menyebabkan penumpukan bilirubin dihepar.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dipenelitian ini dan analisis statistik yang

dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pemberian jangka panjang enam hari EMAPB tidak mampu meningkatkan kadar

albumin tikus jantan galur Wistar terinduksi CCl4

2. Tidak ada kekerabatan antara dosis EMAPB dengan kenaikkan kadar albumin pada

tikus galur Wistar terinduksi CCl4.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai:

1. Pengujian kadar bilirubin,

2. Pengujian kadar antioksidan pada EMAPB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

16

Daftar Pustaka

Adikusuma, W., dan Bachri, M. S., 2014. Efek Hepatoprotektif Serbuk Akar Pasak Bumi

(Eurycoma longifolia Jack) dilihat dari Aktivitas SGPT-SGOT Tikus Jantan Yang

Diinduksi CCl4. Pharmaciana, 4(2):165-170.

Amacher, D. E., 1998. Serum Transaminase Elevation as Indicators of Hepatic Injury

Following the Administration of Drug, Regulatory Toxicologi and Pharmacology,

21, 119.

Amer, M. A., EL-missiry, M. A., dan EL-nabi, A.A., 2015. Role of Ficus carica Leaf Extract

in Modulation of the experimentally induced Hepatotoxic Damage in Male Rats,

International Journal of Advanced Research, 3(12):572-585.

Anonim, 2014. Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat

dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2014.

Bangun, R., 2008. Hubungan Kadar Albumin Serum dan Outcome Fungsional Penderita

Stroke Iskemik dengan Diabetes. Jurnal Penelitian, Bagian ilmu Penyakit Syaraf

FK USU/RSUP H. Adam Malik, Medan, 8-12.

Dahlan, M. S., 2014. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan

Multivariat.

Dongare, P. P., Dhande, S. R., dan Kadam, V. J., Standardization of Carbon Tetrachloride-

Induced Hepatotoxicity In the Rat, American Journal of Pharmtech Research,

3(5):438-445.

Fancher, T. L., Kamboj, A., dan Onate, J., 2007. Interpreting Liver Function Tests, Current

Psychiatry, 6(5):61-68.

Haryoto, Suhendi, A., Prasnaparamita, E., Sujono, T. A., dan Muhtadi, 2015. Uji Toksisitas

Subkronik Ekstrak Etanol Daun Tumbuhan Sala (Cynometra ramiflora Linn.)

dengan Parameter Kimia Urin dan Histopatologi Organ Ginjal pada Tikus Galur

Wistar. The 2nd University Research Coloquium, 536-547.

Hendra, P., Jamil, O. A., Maharani, D. A., Suhadi, M. A., Putri, C. Y., Fenty, dan Julianus

J., 2017a. Antihyperlipidemic and Hepatoprotective Studies on Leaves of

Macaranga Tanarius. Asian J. Pharm Clin Res, 10(1):239-241.

Hendra, P., Fenty, Andreani, P. R., Pangestuti, B. M. E., dan Julianus, J., 2017b. Evaluation

of Antihyperlipidemic, Anti-Inflammatory, and Analgesic Activities of Eurycoma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

17

Longifolia in Animal Models. Internation Journal of Pharmacy and

Pharmaceutical Sciences, 9(3):166-169.

Janakat, S., dan Al-Merie, H., 2002. Optimization of the dose and route of injection and

characterization of the time course of carbon tetrachloride induced hepatotoxicity

in the rat. J. Pharm, Tox. Methods, 48:41-44.

Khanam, Z., Wen, C. S., dan Bhat, I. U. H., 2015. Phytochemical Screening and

Antimicrobial Activity of Root and Stem Extracts of Wild Eurycoma longifolia

Jack (Tongkat Ali). Journal of King Saud University-Science, 27: 23-30.

Panjaitan, R. G. P., Manalu, W., Handharyani, E., dan Chairul, 2011. Aktivitas

Hepatoprotektor Ekstrak Metanol Akar Pasak Bumi dan Fraksi-fraksi turunannya.

Jurnal Veteriner, 12(4):319-325.

Rajendra, R., Hemalatha, S., Akasakalai, K., MadhuKrishna, C.H., Sohil, B., Vittal dan

Sundaram, R. M., Hepatoprotective Activity of Mimosa pudica Leaves Against

Carbon Tetrachloride Induced Toxicity, Journal of Natural Product, 2:116-122.

Rao, R., dan Kumar, V., 2013. A Study to Evaluate Prophylactic Hepatoprotective Effect of

Phyllantus Niruri Againts The Paracetamol Induced Liver Toxicity in Albino Rats,

Int. Journal of Basic and Applied Medical Science, 5(1):4-7.

Serlemitsos, D. M., Ellington, K., Akalu, A., dan Uweh, K. 2017. Should Medication be

Coadministered with Albumin in Hypoalbuminemic Patient. J Pharma Care

Health, 4(1):1-4.

Seyoum, A., Asres, K., dan El-Ficky, F.K., 2006. Structure-radical scavenging activity

relationships of flavonoids. Phytochemistry, 67:2058-2070.

Sivakrishnan, S., dan Kottaimuthu, A., 2014. Hepatoprotective Activity Of Ethanolic Extract

Of Aerial Parts Of Albizia Procera Roxb (Benth.) Against Paracetamol Induced

Liver Toxicity On Wistar Rats. International Journal of Pharmacy and

Pharmaceutical Sciences, 6:233-238.

Supriyanta, 2012. Pengaruh Suplementasi Modisco Putih Telur terhadap Perubahan Kadar

Albumin dalam Darah Pasien Bedah dengan Hipoalbumin di IRNA Bedah RSUP

Rd Kariadi Semarang. Jurnal Ilmiah, 1(2):130-133.

Sutedjo, A. Y., 2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan

Laboratorium. Edisi Revisi. Amara Books.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

18

Syamsiatun, N. H., dan Siswati, T., 2015. Pemberian Ekstrak Jus Putih telur Terhadap Kadar

Albumin dan Hb pada Penderita Hipoalbuminemia, Jurnal Gizi Klinik Indonesia,

12(02):54-61.

Timbrell, J. A., 2009. Principles of Biochemical Toxicologi, Informa Healthcare.

Weber, L.W., Boll, M., dan Stampfl, A., 2003, Hepatotoxicity and Mechanism of Action of

Haloalkanes: Carbon Tetrachloride as a Toxicological Model, Critical Reviews in

Toxicology, 33(2):105-136.

Zimmerman, H. J., 1999. Hepatotoxicity.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

19

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

20

Lampiran 1. Foto akar pasak bumi

Lampiran 2. Foto serbuk akar pasak bumi

Lampiran 3. Foto alat yang digunakan dalam proses pengayakan akar pasak

bumi

Gambar 1. Proses pengayakan serbuk akar pasak bumi menggunakan mesin

pengayak dengan nomor ayakan 40 dan 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

21

Lampiran 4. Foto ekstrak kental metanol 95% akar pasak bumi

Lampiran 5. Foto alat yang digunakan dalam proses ekstraksi akar pasak

bumi

Gambar 2. Proses maserasi dan remaserasi serbuk akar pasak bumi dengan

bantuan shaker

Gambar 3. Proses vacuum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

22

Gambar 4. Proses penguapan metanol menggunakan rotary evaporator

Gambar 5. Proses penguapan metanol di waterbath

Lampiran 6. Foto suspensi EMAPB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

23

Lampiran 7. Surat keterangan tanaman akar pasak bumi dari Merapi

Farma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

24

Lampiran 8. Surat identifikasi serbuk akar pasak bumi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

25

Lampiran 9. Surat penetapan kadar air serbuk akar pasak bumi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

26

Lampiran 10. Perhitungan persen rendemen ekstrak metanol akar pasak

bumi

Ekstrak kental EMAPB ditimbang dan dibandingkan dengan bobot serbuk akar

pasak bumi yang digunakan untuk pembuatan ekstrak kemudian perbandingan

tersebut dinyatakan dalam persen.

% rendemen = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝐸𝑀𝐴𝑃𝐵

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝐸𝑀𝐴𝑃𝐵 =

22,68 𝑔

1200 𝑔 x 100% = 1,89%

Lampiran 11. Perhitungan konsentrasi suspensi EMAPB

D x BB = C x V

300 mg/KgBB x 0,250 Kg = C x 3 mL

75 mg = C x 3 mL

C = 75 𝑚𝑔

3 𝑚𝐿

C = 25 mg/mL

Lampiran 12. Perhitungan konversi dosis untuk manusia

Angka konversi tikus 200gBB ke manusia 70 KgBB = 56,0

Dosis untuk manusia = dosis tikus 200gBB x angka konversi ke manusia

Dosis EMAPB untuk manusia, yaitu:

1. Dosis I EMAPB (75 mg/KgBB) tikus

75 mg/KgBB = 0,075g/1000gBB = 0,015g/200gBB

Dosis untuk manusia = 0,015g/200gBB x 56,0 = 0,84g/70KgBB manusia

2. Dosis II EMAPB (150 mg/KgBB) tikus

150 mg/KgBB = 0,150g/1000gBB = 0,030g/200gBB

Dosis untuk manusia = 0,030g/200gBB x 56,0 = 1,68g/70KgBB manusia

3. Dosis III EMAPB (300 mg/KgBB) tikus

300 mg/KgBB = 0,300g/1000gBB = 0,060g/200gBB

Dosis untuk manusia = 0,060g/200gBB x 56,0 = 3,36g/70KgBB manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

27

Lampiran 13. Perhitungan konversi waktu tikus ke manusia

1 hari tikus = 1,2 bulan manusia

6 hari tikus = 6 x 1,2 bulan

= 7,2 bulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

28

Lampiran 14. Surat ethical clearence penelitian akar pasak bumi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

29

Lampiran 15. Foto kandang tikus

Lampiran 16. Foto penyuntikan p.o

Lampiran 17. Foto penyuntikan i.p

Lampiran 18. Foto proses pengambilan darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

30

Lampiran 19. Surat legalitas analisis data oleh Pusat Kajian CE&BU

Fakultas Kedokteran UGM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

31

Lampiran 20. Analisis statistik kadar serum ALT pada uji penentuan waktu

pencuplikan darah tikus terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 ALT Jam ke-0 49,6333 3 17,93498 10,35476

ALT Jam ke-24 226,2000 3 6,94190 4,00791

Pair 2 ALT Jam ke-0 49,6333 3 17,93498 10,35476

ALT Jam ke-48 51,3000 3 8,49294 4,90340

Pair 3 ALT Jam ke-24 226,2000 3 6,94190 4,00791

ALT Jam ke-48 51,3000 3 8,49294 4,90340

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

ALT Jam ke-0 & ALT Jam ke-24 3 ,788 ,422

ALT Jam ke-0 & ALT Jam ke-48 3 ,360 ,765

ALT Jam ke-24 & ALT Jam ke-48 3 ,858 ,343

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

ALT Jam ke-0 -

ALT Jam ke-24 -176,56667 13,17928 7,60906 -209,30580 -143,82753 -23,205 2 ,002

ALT Jam ke-0 -

ALT Jam ke-48 -1,66667 16,85477 9,73111 -43,53624 40,20291 -,171 2 ,880

ALT Jam ke-24 -

ALT Jam ke-48 174,90000 4,37150 2,52389 164,04060 185,75940 69,298 2 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

32

Lampiran 21. Analisis statistik kadar serum AST pada uji penentuan waktu

pencuplikan darah tikus terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 AST Jam ke-0 170,700 3 28,3635 16,3757

AST Jam ke-24 859,3333 3 85,45071 49,33499

Pair 2 AST Jam ke-0 170,700 3 28,3635 16,3757

AST Jam ke-48 235,6000 3 31,19760 18,01194

Pair 3 AST Jam ke-24 859,3333 3 85,45071 49,33499

AST Jam ke-48 235,6000 3 31,19760 18,01194

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 AST Jam ke-0 & AST Jam ke-24 3 -,658 ,543

Pair 2 AST Jam ke-0 & AST Jam ke-48 3 -,992 ,081

Pair 3 AST Jam ke-24 & AST Jam ke-48 3 ,748 ,462

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

AST Jam ke-0 -

AST Jam ke-24 -688,63333 106,28063 61,36115 -952,64907 -424,61760 -11,223 2 ,008

AST Jam ke-0 -

AST Jam ke-48 -64,90000 59,44047 34,31797 -212,55832 82,75832 -1,891 2 ,199

AST Jam ke-24 -

AST Jam ke-48 623,73333 65,46162 37,79428 461,11766 786,34901 16,503 2 ,004

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

33

Lampiran 22. Analisis statistik kadar serum albumin kelompok perlakuan

EMAPB setelah terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/KgBB

Uji Shapiro Wilk

Case Processing Summary

Albumin

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

CMC-Na 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%

Kontrol CCl4 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%

Kontrol EMAPB 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%

Perlakuan Dosis 75 mg/Kg BB 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%

Perlakuan Dosis 150 mg/Kg BB 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%

Perlakuan Dosis 300 mg/Kg BB 5 100,0% 0 0,0% 5 100,0%

Descriptives

Nama Statistic Std. Error

Albumin CMC-Na Mean 3,4940 ,05793

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3,3332

Upper Bound 3,6548

5% Trimmed Mean 3,4978

Median 3,5400

Variance ,017

Std. Deviation ,12954

Minimum 3,30

Maximum 3,62

Range ,32

Interquartile Range ,23

Skewness -,926 ,913

Kurtosis -,256 2,000

Kontrol CCl4 Mean 3,1460 ,05288

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2,9992

Upper Bound 3,2928

5% Trimmed Mean 3,1522

Median 3,1800

Variance ,014

Std. Deviation ,11824

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

34

Minimum 2,94

Maximum 3,24

Range ,30

Interquartile Range ,17

Skewness -1,941 ,913

Kurtosis 4,082 2,000

Kontrol EMAPB Mean 3,4200 ,05559

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3,2657

Upper Bound 3,5743

5% Trimmed Mean 3,4156

Median 3,3500

Variance ,015

Std. Deviation ,12430

Minimum 3,32

Maximum 3,60

Range ,28

Interquartile Range ,22

Skewness ,927 ,913

Kurtosis -1,295 2,000

Perlakuan Dosis 75 mg/Kg

BB

Mean 3,0140 ,05269

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2,8677

Upper Bound 3,1603

5% Trimmed Mean 3,0144

Median 2,9800

Variance ,014

Std. Deviation ,11781

Minimum 2,86

Maximum 3,16

Range ,30

Interquartile Range ,21

Skewness -,007 ,913

Kurtosis -1,015 2,000

Perlakuan Dosis 150 mg/Kg

BB

Mean 3,0540 ,06063

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2,8857

Upper Bound 3,2223

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

35

5% Trimmed Mean 3,0533

Median 3,0600

Variance ,018

Std. Deviation ,13557

Minimum 2,88

Maximum 3,24

Range ,36

Interquartile Range ,25

Skewness ,157 ,913

Kurtosis -,032 2,000

Perlakuan Dosis 300 mg/Kg

BB

Mean 3,1200 ,07543

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2,9106

Upper Bound 3,3294

5% Trimmed Mean 3,1200

Median 3,1600

Variance ,028

Std. Deviation ,16867

Minimum 2,93

Maximum 3,31

Range ,38

Interquartile Range ,33

Skewness -,200 ,913

Kurtosis -2,638 2,000

Tests of Normality

Albumin

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

CMC-Na ,239 5 ,200* ,923 5 ,549

Kontrol CCl4 ,380 5 ,017 ,764 5 ,040

Kontrol EMAPB ,313 5 ,122 ,835 5 ,151

Perlakuan Dosis 75 mg/Kg BB ,214 5 ,200* ,959 5 ,802

Perlakuan Dosis 150 mg/Kg BB ,140 5 ,200* ,996 5 ,996

Perlakuan Dosis 300 mg/Kg BB ,229 5 ,200* ,901 5 ,413

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

36

Tests of Normality

Nama

Shapiro-Wilka

Sig.

Albumin CMC-Na ,549

Kontrol CCl4 ,040

Kontrol EMAPB ,151

Perlakuan Dosis 75 mg/Kg BB ,802

Perlakuan Dosis 150 mg/Kg BB ,996

Perlakuan Dosis 300 mg/Kg BB ,413

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Diperoleh hasil data tidak terdistribusi normal

Uji Kruskal Wallis

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Albumin 30 3,2080 ,22175 2,86 3,62

Kelompok 30 3,50 1,737 1 6

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank

Albumin CMC-Na 5 26,00

Kontrol CCl4 5 13,40

Kontrol EMAPB 5 24,80

Perlakuan Dosis 75 mg/Kg BB 5 7,40

Perlakuan Dosis 150 mg/Kg BB 5 9,50

Perlakuan Dosis 300 mg/Kg BB 5 11,90

Total 30

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Kelompok

Test Statisticsa,b

Albumin

Chi-Square 20,396

Df 5

Asymp. Sig. ,001

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

37

Uji Mann-Whitney

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin CMC-Na 5 8,00 40,00

Kontrol CCl4 5 3,00 15,00

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 15,000

Z -2,611

Asymp. Sig. (2-tailed) ,009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin CMC-Na 5 6,20 31,00

Kontrol EMAPB 5 4,80 24,00

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U 9,000

Wilcoxon W 24,000

Z -,731

Asymp. Sig. (2-tailed) ,465

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,548b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

38

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin CMC-Na 5 8,00 40,00

Perlakuan Dosis 75 mg/Kg BB 5 3,00 15,00

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 15,000

Z -2,611

Asymp. Sig. (2-tailed) ,009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin CMC-Na 5 8,00 40,00

Perlakuan Dosis 150 mg/Kg BB 5 3,00 15,00

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 15,000

Z -2,611

Asymp. Sig. (2-tailed) ,009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

39

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin CMC-Na 5 7,80 39,00

Perlakuan Dosis 300 mg/Kg BB 5 3,20 16,00

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U 1,000

Wilcoxon W 16,000

Z -2,402

Asymp. Sig. (2-tailed) ,016

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,016b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin Kontrol CCl4 5 3,00 15,00

Kontrol EMAPB 5 8,00 40,00

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 15,000

Z -2,611

Asymp. Sig. (2-tailed) ,009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

40

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin Kontrol CCl4 5 7,20 36,00

Perlakuan Dosis 75 mg/Kg BB 5 3,80 19,00

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U 4,000

Wilcoxon W 19,000

Z -1,776

Asymp. Sig. (2-tailed) ,076

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,095b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin Kontrol CCl4 5 6,50 32,50

Perlakuan Dosis 150 mg/Kg BB 5 4,50 22,50

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U 7,500

Wilcoxon W 22,500

Z -1,048

Asymp. Sig. (2-tailed) ,295

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,310b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

41

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin Kontrol CCl4 5 5,70 28,50

Perlakuan Dosis 300 mg/Kg

BB 5 5,30 26,50

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U 11,500

Wilcoxon W 26,500

Z -,210

Asymp. Sig. (2-tailed) ,834

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,841b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin Kontrol EMAPB 5 8,00 40,00

Perlakuan Dosis 75 mg/Kg BB 5 3,00 15,00

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 15,000

Z -2,611

Asymp. Sig. (2-tailed) ,009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

42

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin Kontrol EMAPB 5 8,00 40,00

Perlakuan Dosis 150 mg/Kg BB 5 3,00 15,00

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 15,000

Z -2,611

Asymp. Sig. (2-tailed) ,009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin Kontrol EMAPB 5 8,00 40,00

Perlakuan Dosis 300 mg/Kg BB 5 3,00 15,00

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 15,000

Z -2,611

Asymp. Sig. (2-tailed) ,009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,008b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

43

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin Perlakuan Dosis 75 mg/Kg BB 5 4,90 24,50

Perlakuan Dosis 150 mg/Kg BB 5 6,10 30,50

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U 9,500

Wilcoxon W 24,500

Z -,629

Asymp. Sig. (2-tailed) ,530

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,548b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin Perlakuan Dosis 75 mg/Kg BB 5 4,70 23,50

Perlakuan Dosis 300 mg/Kg BB 5 6,30 31,50

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U 8,500

Wilcoxon W 23,500

Z -,838

Asymp. Sig. (2-tailed) ,402

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,421b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

44

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Albumin Perlakuan Dosis 150 mg/Kg BB 5 4,90 24,50

Perlakuan Dosis 300 mg/Kg BB 5 6,10 30,50

Total 10

Test Statisticsa

Albumin

Mann-Whitney U 9,500

Wilcoxon W 24,500

Z -,629

Asymp. Sig. (2-tailed) ,530

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,548b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK … · ) dengan mengukur kadar albumin dalam serum. Penelitian ini juga menentukan hubungan antara pemberian EMAPB dengan peningkatan kadar

45

BIOGRAFI PENULIS

Penulis Skripsi berjudul “Pengaruh Pemberian

Jangka Panjang Ekstrak Metanol 95% Akar Pasak Bumi

terhadap Kadar Albumin Tikus Jantan Galur Wistar

Terinduksi Karbon Tetraklorida” dengan nama lengkap

Elni Meilianti, merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara pasangan Adidjaja Nursiana dan Susilawati

Ho. Penulis dilahirkan di Pontianak, pada tanggal 1 Mei

1996. Pendidikan formal yang telah di tempuh penulis,

yakni TK Santa Maria Pontianak (2000-2002), tingkat

Sekolah Dasar di SD Pangudi Luhur Santo Yosef Ketapang (2002-2008), tingkat

Sekolah Menegah Pertama di SMP Pangudi Luhur Santo Albertus Ketapang (2008-

2011), dan tingkat Sekolah Menegah Atas di SMA Pangudi Luhur Santo Yohanes

Ketapang (2011-2014). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2014.

Selama menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma, penulis aktif berorganisasi, yakni menjadi Staff Divisi Sosial

KMBK-DV (2014/2015), Wakil Ketua KMBK-DV (2015/2016) dan Bendahara

DPMF Farmasi (2016/2017). Selain organisasi, penulis aktif berperan dalam

berbagai kepanitiaan, yaitu menjadi Sie Publikasi “Desa Mitra II” (2014); Sie

Publikasi “Desa Mitra III & IV (2014); Sekretaris dan Bendahara “ SIGMA

KMBK-DV” (2015); Sekretaris dan Bendahara “MAKRAB KMBK-DV” (2015);

dan Ketua Panitia “SEMNAS KMBK-DV” (2015). Selain itu, penulis juga berperan

aktif sebagai asisten praktikum, yakni asisten praktikum Botani Farmasi

(2015/2016; 2016/2017; 2017/2018), asisten praktikum Farmakologi-Toksikologi

(2016/2017; 2017/2018); asisten praktikum Farmakokinetika-Biofarmasetika

(2016/2017); asisten praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi

(2017/2018), dan asisten praktikum Ilmu-ilmu Dasar Kimia di prodi Pendidikan

Kimia (2017/2018). Penulis pernah terlibat dalam Program Kreativitas Mahasiswa

yang didanai Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI