PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG...

71
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS GOT/GPT HEPAR PADA TIKUS Sprague dawley Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: SHIELLA FAUZIA KRISNADI 11151030000057 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2018

Transcript of PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG...

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG

BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP

AKTIVITAS GOT/GPT HEPAR PADA TIKUS Sprague

dawley

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

SHIELLA FAUZIA KRISNADI

11151030000057

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2018

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

ii

LEMBAR JUDUL

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET

(Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS GOT/GPT HEPAR PADA

TIKUS Sprague dawley

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

SHIELLA FAUZIA KRISNADI

11151030000057

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2018 M

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

LEMBAR PERFIYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasii karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatul lah Jakarta.

2. Sernua $umber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang beriaku di UIN Svarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasit jiplakao dmi karya orang lain, maka saya hersedia menerima

satuksi yang bcrlaku di UIN Sl.arif Hidayatulla.h .Takarta.

l

30 Novetuber 2018

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

LtrMBAR PERSE,T'TJJUAN PE,MBIMBING

PENGARUH PEMBERTAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET

lCat I ocal ia F* clp hqa) TF.RH ADAP AKTIVITAS COT/cpT HEPA R PADA

TIKUS Spragae dawley

Laporal Penelitian

Daiukan kqoada ProEam Studi Kedokteran. Fakultas Kedokterer unruk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjala Kedokteran (S. Ked)

()leh

SHIELLA FAUZIA KRISNADI

I11510300000s7

Dr. Endah

NIP. IS.Si, M. Biomed

97t 1009 200501 2 005 NlP. 1972 0406 200312 2 00s

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVf, RSITA$ ISLAM NIGrRISYARIF HIDA}'ATLIL L.4FI

JAKARTA

1440 H/2018 M

M. BiomedRr Ay,u Fitri

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

LT.MBAIT PI,NGESAT{AN

Laporan Perelitian berjudul PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAKSARANG BURUNG WALAT (Colloeatia Faciphrya) TERHADAPAKTMTAS GOTIGPT HITPAR PADd TII{IS Sprngw dawl.ry yang

diajukan oleh Shiella Fauzia Krisnadi OIIM 111510300000j?), telah diujikan

dalam sidang di Fakultas Kedokteran pada 30 November 20i8. Laporan penelitian

irf teiah diterima sebagai salah safii q.?i at mempercleh gelar.Sarjarr6 Kedokteran

(S.Ked) pada Program Studi Kedokteran.

Ciputat, 30 November ?01 8

^nE I

.J,

;,1; ","_*

Dr. Endah

NIP, 1

,AIilRIA

Penguji I

t*Dr. Zeti Han'iyati, M. Biomed

NIP. 197r 1009 200501 2 005

S.Si, M. Biomed1009 200501 2 005

Kcdokteran

Ph.D, Sp.PD-KEMD.

NIP. 1972 0406 200312 3 005

I'enguj i II

dr. Nouval

PIMPINAN FAKULTAS

Ketua Program Studi Kedokteran

dr. Achmad Zaki, M.Epid., Sp.OT.

NiP. lE78 0J07 20050r i 005

Sp. U, FICS, FACS, Ph.D.1i03 200604 1001

Ntr, tv0) r ll,1 luu.Jtl I uu-J

Pcmbinf bing II

Rr. Ayu Fitri , S.Si.. M. Biomed

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat serta

salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad beserta keluarga, para

sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillahirabbil’alamin, selesainya laporan penelitian yang berjudul

―Pengaruh Pemberian Ekstrak Sarang Burung Walet (Collocalia Fuciphaga)

Terhadap Aktivitas GOT/GPT Hepar Pada Tikus Sprague Dawley‖ tentunya

tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang senantiasa memberi bimbingan,

petunjuk, serta motivasi kepada saya. Oleh sebab itu saya menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD selaku Dekan Fakultas Kedokteran,

dr. Achmad Zaki, M.Epid., Sp.OT selaku ketua Program Studi Kedokteran,

serta seluruh dosen Program Studi Kedokteran yang senantiasa memberikan

ilmu dan pengalamannya kepada saya selama menempuh masa pendidikan di

Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Endah Wulandari, S.Si, M. Biomed dan Rr. Ayu Fitri Hapsari, S.Si.,

M.Biomed selaku dosen pembimbing penelitian saya yang selalu memberi

bimbingan, ilmu, dan arahan kepada saya selama penelitian dan penyusunan

laporan penelitian ini.

3. Dr. Zeti Harriyati, M. Biomed dan Dr. Nouval Shahab, Sp. U, FICS, FACS,

Ph.D. selaku dewan penguji untuk waktu dan ilmunya dalam memperbaiki

laporan penelitian ini.

4. Dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dan drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku

penanggung jawab modul riset Program Studi Kedokteran angkatan 2015, Dr.

Endah Wulandari, S.Si, M. Biomed selaku penangung jawab laboratorium

Biokimia, Rr. Ayu Fitri Hapsari, S.Si, M. Biomed selaku penanggung jawab

laboratorium Histologi, Dr. Zeti Harriyati, M.Biomed selaku penanggung

jawab laboratorium Biologi, dan dr. Nurul Hiedayati, Ph.D selaku

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

vii

penanggung jawab laboratorium Farmakologi yang telah memberikan izin

untuk penggunaan laboratorium selama penelitian.

5. Kedua orang tua tercinta, Eko Isnaydi dan Siti Nurhidayati yang senantiasa

mendoakan, membimbing, memberi semangat, kasih sayang, dan dukungan

sepanjang hidup saya.

6. Kedua adik saya Farham Majid Ibrahim dan Zidane Najib Ibrahim yang

selalu mendoakan, menyayangi, dan memotivasi saya.

7. Kak Muhammad Huda Ardo Program Studi Farmasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah mengizinkan saya menggunakan

jaringan hepar tikus penelitiannya serta bimbingannya.

8. Afdalia Rani Nasution, Ikrima Wulanuri, Kharisna Afrida Aini, dan Latifa

Syifa Safitri teman-teman sepenelitian yang selalu menemani, memberi

semangat, dan masukan selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian.

9. Teman-teman Official CIMSA FK UIN SH, terutama Intan Aziz, Afdalia

Rani Nasution, Ahmad Fairuz, Shofa Samiroh, dan Reyfal Khaidar yang

selalu memberikan bantuan, motivasi, dan arahannya selama penelitian dan

penyusunan laporan penelitian.

10. Teman-teman CIMSA Indonesia, terutama Executive Board yang selalu

memberikan semangat dan doanya.

11. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Program Studi Kedokteran 2015 yang

saya sayangi.

12. Semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan penyusunan laporan

penelitian yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu.

Laporan penelitian ini tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan,

untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat saya

harapkan. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membaca.

Ciputat, 30 November 2018

Shiella Fauzia Krisnadi

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

viii

ABSTRAK

Shiella Fauzia Krisnadi, Program Studi Kedokteran, Pengaruh Pemberian

Ekstrak Sarang Burung Walet (Collocalia Fuciphaga) Terhadap Aktivitas

GOT/GPT Pada Hepar Tikus Sprague dawley. 2018

Latar belakang: Sarang burung walet mengandung gizi yang lengkap

diantaranya protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin, dan mineral.

Asam amino yang terkandung terdiri dari amino esensial dan non esensial.

Kandungan ini sebagai antioksidan eksogen yang mencegah kerusakan sel hepar

akibat radikal bebas, sehingga dapat menurunkan aktivitas GOT/GPT hepar.

Metode: Tikus diberi dosis ekstrak sarang burung walet putih (10, 20, dan 40

mg/KgBB) selama 32 hari. Kemudian masing-masing kelompok diinduksi H2O2

pada hari ke 31 dan hari ke 32. Sebagai parameter kerusakan hepar dilakukan

pemeriksaan GOT/GPT jaringan hepar. Hasil: Terjadi penurunan aktivitas

GOT/GPT pada kelompok perlakuan dengan dosis 10 mg/KgBB dibandingkan

kelompok normal dan kelompok positif. Simpulan: Pemberian ekstrak dengan

dosis 10 mg/KgBB memperlihatkan penurunan aktivitas GOT/GPT.

Kata kunci: GOT, GPT, Collacalia Fuciphaga, Antioksidan, Radikal bebas

ABSTRACT

Backgrounds: Edible Bird’s Nests contain complete nutrition such as protein, fat,

carbohydrates, calcium, phosphorus, vitamins, and minerals. The amino acids

contained, starting from essential and non-essential. This content is an exogenous

antioxidant that prevents free radical damage to the liver, so it can reduce the

levels of GOT/GPT. Method: Mice were given a dose of edible bird's nest extract

(10, 20, and 40 mg/KgBB) for 32 days. Then each group induced H2O2 on the 31st

and 32nd

days. As a parameter of liver damage, GOT/GPT of the liver tissue was

tested. Result: There was a decrease in GOT/GPT activity in the treatment group

with a dose of 10 mg/KgBB compared to the normal group and the positive group.

Conclusion: Giving extracts at a dose of 10 mg/KgBB showed a decrease in

GOT/GPT activity.

Keywords: GOT, GPT, Collacalia Fuciphaga, Antioxidants, Free radicals

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

LEMBAR JUDUL ..................................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv

DAFTAR ISTILAH ................................................................................................... xv

BAB 1 : PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

1.3 Hipotesis ............................................................................................................... 2

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2

1.4.1.Tujuan Umum ............................................................................................. 2

1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 3

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

2.1 Burung Walet Putih ............................................................................................. 4

2.2 Kandungan Sarang Burung Walet ...................................................................... 6

2.3 Anatomi Hepar .................................................................................................... 8

2.4 Histologi Hepar ................................................................................................... 9

2.4.1 Lobulus Hepar .......................................................................................... 9

2.4.2 Hepatosit ................................................................................................... 11

2.4.2.1 Bagian Apikal ......................................................................................... 11

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

x

2.4.2.2 Bagian Basolateral .................................................................................. 12

2.5 Fungsi Hepar ....................................................................................................... 12

2.6 Glutamic Oxaloacetic Transaminase dan Glutamic Pyruvic Transaminase ...... 13

2.7 Hidrogen Peroksida ............................................................................................. 14

2.8 Kerusakan Hepar ................................................................................................. 15

2.9 Kerangka Teori ................................................................................................... 18

2.10 Kerangka Konsep ................................................................................................ 19

2.11 Definisi Operasional ........................................................................................... 20

BAB 3 : METODE PENELITIAN ......................................................................... 21

3.1 Desain Penelitian .................................................................................................. 21

3.2 Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian ............................................................. 21

3.2.1 Tempat Penelitian ...................................................................................... 21

3.2.2 Waktu Penelitian ........................................................................................ 21

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................................... 21

3.4 Variabel Penelitian ............................................................................................... 23

3.4.1 Variabel Bebas ........................................................................................... 23

3.4.2 Variabel Terikat ......................................................................................... 23

3.5 Alat dan Bahan Penelitian .................................................................................... 24

3.5.1 Alat Penelitian ............................................................................................ 24

3.5.2 Bahan Penelitian ........................................................................................ 24

3.6 Cara Kerja Penelitian ........................................................................................... 24

3.6.1 Pembuatan Ekstrak Sarang Burung Walet dan Perhitungan Dosis ............ 24

3.6.2 Proses Terminasi dan Eksisi Tikus ............................................................ 25

3.6.3 Penimbangan Organ dan Pembuatan Homogenat ...................................... 25

3.6.4 Kadar Protein ............................................................................................. 26

3.6.5 Uji GOT ..................................................................................................... 26

3.6.6 Uji GPT ...................................................................................................... 27

3.6.7 Pembuatan Preparat Histologi dan Pewarnaan dengan HE ....................... 27

3.6.7.1 Dehidrasi ........................................................................................ 27

3.6.7.2 Clearing ......................................................................................... 28

3.6.7.3 Embedding ..................................................................................... 28

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

xi

3.6.7.4 Blocking ......................................................................................... 28

3.6.7.5 Pemotongan Jaringan ..................................................................... 29

3.6.7.6 Pewarnaan HE ............................................................................... 29

3.6.7.7 Foto Preparat ................................................................................. 31

3.6.8 Analisis Data .............................................................................................. 31

3.7 Alur Penelitian ..................................................................................................... 32

BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 33

4.1 Hasil Pengukuran Aktivitas GPT ........................................................................ 33

4.2 Hasil Pengukuran Aktivitas GOT ........................................................................ 34

4.3 Hasil Perbandingan Aktivitas GOT/GPT ............................................................. 35

BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 40

5.1 Simpulan .............................................................................................................. 40

5.2 Saran ..................................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 41

LAMPIRAN ............................................................................................................... 45

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kandungan Asam Amino dari Sarang Burung Walet Putih 6

2.2 Kandungan Vitamin dari Sarang Burung Walet Putih ..7

3.1 Proses Pewarnaan Preparat 30

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Walet putih (Collocalia Fuciphaga) 5

2.2 Sarang walet putih (Collocalia Fuciphaga) . 5

2.3 Anatomi Hepar 9

2.4 Lobulus Hepar . 10

2.5 Struktur pada Lobulus Hepar 11

2.6 Struktur Hepatosit 12

2.7 Lokasi Enzim Transaminase 14

2.8 Cedera Sel yang Diperantai oleh Radikal Bebas 17

4.1 Grafik Aktivitas GPT Jaringan Hepar Tikus 33

4.2 Grafik Aktivitas GOT Jaringan Hepar Tikus 34

4.3 Grafik Perbandingan Aktivitas GOT/GPT 35

4.4 Hasil Pemeriksaan Mikroskopik Preparat Hepar 39

6.1 Penimbangan sampel 49

6.2 Pembuatan homogenat 49

6.3 Uji Kadar Protein 49

6.4 Alat dan bahan uji GOT/GPT 49

6.5 Uji GOT/GPT 49

6.6 Pembuatan preparat histologi 49

6.7 Blocking 50

6.8 Pewarnaan HE 50

6.9 Foto Preparat 50

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Determinasi 45

2 Hasil Perhitungan Rendemen Ekstrak Sarang Burung Walet 46

3 Perhitungan Volume Administrasi (VAO) 47

4 Proses Penelitian 49

5 Analisis Statistik Kadar GOT dan GPT Menggunakan SPSS 51

6 Identitas Penulis 54

7 Tabel hasil pengukuran kadar protein dan GOT/GPT 55

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

xv

DAFTAR SINGKATAN

ALT Alanine Transferase

ANOVA Analysisof Variance

ASH` Alcoholic Steato Hepatitis

AST Aspartate Transferase

CAT Katalase

DNA Deoxyribonucleate Acid

GOT Glutamate Oksaloasetat Transaminase

GPT Glutamate Piruvat Transaminase

GSH Glutathion

H2O2 Hidrogen Peroksida

HAD Hexadecenoic Acid

i.m. Intramuskular

Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI

MDA Malondialdehid

NaCMC Natrium Carboxy Methyl Cellulose

NASH Non Alcoholic Steato Hepatitis

O2 Oksigen

O2-

Superoksida

ODA 9-Octadecenoic Acid

OH- Hidroksil

PBS Phospate Buffered Saline

Riskesdas Riset Kesehatan Dasar

ROS Reactive Oxygen Species

SOD Superoksida Dismutase

WHO World Health Organization

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hepar merupakan kelenjar terbesar dan organ terpenting dalam tubuh untuk

homeostasis metabolisme dan detokfikasi zat toksik. Detokfikasi yang dilakukan

hepar yaitu dengan cara menetralisir dan mengeluarkan sisa metabolisme serta zat

xenobiotik. Kerja hepar sangat berat, oleh karena itu hepar rentan terhadap

kerusakan serta mudah mengalami gangguan. Gangguan ini biasanya disebabkan

oleh gangguan sistem metabolisme, zat-zat toksik, infeksi, ganguan sirkulasi, dan

neoplasma. Hepar akan mengeluarkan enzim GOT dan GPT sebagai parameter

kerusakan hepatoseluler, Oleh karena itu didapatkan peningkatan aktivitas enzim

tersebut pada kerusakan hepar. Zat-zat toksik yang sering menyebabkan

kerusakan hepar diantaranya zat yang masuk ke dalam tubuh seperti obat-obatan,

etanol, dan bahan kimia dari lingkungan, serta senyawa yang dihasilkan oleh

tubuh secara fisiologis hasil dari proses metabolisme. Salah satu hasil dari

metabolisme enzimatik yaitu hidrogen peroksida, dalam hepar dihasilkan melalui

reaksi oksidase. Hidrogen peroksida merupakan senyawa radikal bebas sehingga

tubuh secara normal akan mengatasi senyawa tersebut dengan antioksidan

endogen berupa enzim katalase dan glutathion.1

Selain antioksidan endogen yang terdapat dalam tubuh, diperlukan

antioksidan eksogen dari luar tubuh sebagai tambahan. Salah satu antioksidan

eksogen adalah vitamin, yang banyak terdapat pada bahan alami. Pemanfaatan

bahan-bahan alam sebagai obat tradisional saat ini sedang dikembangkan di

Indonesia. Obat tradisional dipercaya memiliki efek samping yang rendah

terhadap tubuh dan mudah diperoleh di lingkungan. Salah satu bahan alam yang

banyak dikonsumsi adalah sarang burung walet. Sarang walet terbentuk dari air

liur burung walet. Penduduk Cina selama ini sudah mengkonsumsi sarang burung

walet sebagai bahan makanan karena memiliki kandungan gizi tinggi dan

dipercaya sebagai obat. 1

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

2

Kandungan gizi sarang burung walet berupa protein, lemak, karbohidrat,

kalsium, fosfor, vitamin, dan mineral. Asam amino yang terkandung dalam sarang

walet meliputi asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino

dan vitamin dalam sarang burung walet dapat berfungsi sebagai stimulasi

pembentukan antioksidan endogen yang dapat menangkal radikal bebas serta

memiliki efek anti-inflamasi. Sarang burung walet memiliki kandungan 9-

octadecenoic acid (ODA) dan hexadecenoic acid (HAD). Zat ini digunakan oleh

tubuh untuk meningkatkan stamina.1

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian dilakukan untuk

mengetahui kemampuan sarang burung walet yang dapat melindungi hepar dari

kerusakan. Parameter kerusakan hepar dapat diukur melalui pengukuran aktivitas

enzim transaminase yaitu Glutamate Piruvat Transaminase (GPT) dan Glutamate

Oksaloasetat Transaminase (GOT).

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak sarang burung walet putih

(Collocalia Fuciphaga) terhadap aktivitas GOT/GPT hepar tikus Sprague dawley?

1.3. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah pemberian ekstrak sarang burung walet

(Collocalia Fuciphaga) dapat menurunkan aktivitas GOT/GPT hepar tikus

Sprague dawley.

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak

sarang burung walet (Collocalia Fuciphaga) terhadap aktivitas GOT/GPT hepar

tikus Sprague dawley.

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

3

1.4.1 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui aktivitas GOT/GPT hepar tikus Sprague dawley pada

pemberian dosis ekstrak sarang burung walet (Collocalia Fuciphaga)

yang berbeda-beda (10, 20, 40 mg/KgBB).

2. Mengetahui gambaran histologi hepar tikus Sprague dawley setelah

pemberian ekstrak sarang burung walet (Collocalia Fuciphaga).

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini yaitu:

1. Mendapatkan informasi ilmiah mengenai pengaruh ekstrak burung walet

terhadap aktivitas GOT/GPT

2. Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai rujukan

penelitian selanjutnya.

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Burung Walet Putih

Burung walet merupakan salah satu jenis burung pemakan serangga.

Populasi burung walet di Indonesia tersebar di berbagai daerah, bahkan, di pulau

terpencil pun terdapat burung walet. Semakin lama, populasi burung walet terus

berkembang terutama di daerah-daerah yang subur. Indonesia termasuk salah satu

negara penghasil dan pengekspor sarang walet yang terbanyak, yaitu mencapai

lebih dari 75% dari kebutuhan dunia.1

Sarang walet terbentuk dari air liur burung walet. Sarang walet sudah sejak

ratusan tahun yang lalu dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat, terutama etnis

Tionghoa. Sarang walet memiliki keunggulan, yaitu sebagai bahan makanan yang

memiliki kandungan gizi tinggi dan berkhasiat sebagai obat. Di Indonesia sarang

walet mulai dikenal pada tahun 1720. Gua Karang Bolong tercatat sebagai

penghasil sarang burung walet pertama yang sangat produktif.1

Spesies burung walet umumnya dibedakan berdasarkan ukuran tubuh, warna

bulu, dan bahan yang dipakai untuk membuat sarang. Burung walet putih

(Collocalia Fuciphaga) disebut demikian karena burung ini menghasilkan sarang

berwarna putih. Bulu burung walet ini berwarna cokelat kehitam-hitaman dengan

bulu bagian bawah berwarna keabuan atau cokelat dan bulu pada bagian ekor

sedikit memiliki celah. Burung walet putih berukuran sedang dengan panjang

tubuh sekitar 12 cm. Mata berwarna cokelat gelap, paruh hitam, dan kaki hitam.1

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

5

Gambar 2.1 Walet putih (Collocalia Fuciphaga)

Sumber: Johm M., dan Karen P., 2009.

Berdasarkan ilmu taksonomi, klasifikasi burung walet penghasil sarang

walet putih adalah sebagai berikut:1

Kingdom: Animal

Filum : Chordata

Subfilum : Vetebrata

Kelas : Aves

Ordo : Aodiformes

Famili : Apodidae

Genus : Aerodramus

Species : Collocalia fuciphaga

Gambar 2.2 Sarang walet putih (Collocalia fuciphaga)

Sumber: Panduan Lengkap Walet, 2009.

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

6

2.2 Kandungan Sarang Burung Walet

Hasil studi oleh Zainab H, et al (2013) yang telah dilakukan untuk

menganalisis nilai gizi dari sarang burung walet dari berbagai wilayah yaitu

Malaysia (Perlis dan Langkawi), Indonesia (Jawa dan Kalimantan), Thailand, dan

Filipina menunjukan salah satu komponen nutrisi utama dalam sarang burung

walet adalah protein. Kandungan protein dalam sarang burung walet dari lokasi

geografis yang berbeda memiliki nilai yang tidak berbeda secara signifikan yaitu

berkisar antara 59,8%-65,8%.15

Tabel 2.1 Kandungan Asam Amino dari Sarang Burung Walet Putih

(Collocalia fuciphaga)

Jenis Asam Amino Kadar (%)

L-Asam Aspartat 4,480

L-Serin 4,556

L-Asam Glutamat 3,647

Glisin 1,868

L-Histidin 2,309

L-Arginin 3,929

L-Treonin 3,819

L-Alanin 1,309

L-Prolin 3,637

L-Sistin Tidak Terdeteksi

L-Tirosin 3,918

L-Valin 3,931

L-Metionin 0,482

L-Lysin 2,343

L-Isoleusin 1,796

L-Leusin 3,839

L-Phenil Alanin 4,486

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

7

Sarang walet mengandung gizi yang lengkap dan tinggi. Walet mengandung

kalori, protein (42-63%), lemak (0,14-1,28%), karbohidrat (10,63-27,26%),

vitamin, dan mineral. Asam amino yang terkandung dalam sarang walet terbilang

lengkap, mulai dari asam amino esensial dan asam amino non esensial.1,16

Berdasarkan penelitian oleh Lina Elfita (2014), dalam analisa protein dan asama

amino yang terkandung dalam sarang burung walet asal Painan didapatkan asam

amino yang cukup lengkap yaitu 16 asam amino seperti yang tampak pada Tabel

2.1, diantaranya terdapat 7 asam amino esensial yaitu histidin, leusin, treonin,

valin, metionin, isoleusin, fenil alanine dan ada 9 asam amino non esensial yaitu

asam serin, aspartate, arginin, lisin, prolin, asam glutamat, glisin, alanin, tirosin.5

Selain itu, burung walet juga memiliki kandungan vitamin.16

Seperti yang

tampak pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Kandungan Vitamin dari Sarang Burung Walet Putih (Collocalia

fuciphaga)

Jenis Vitamin Kadar

Vitamin A 2,57-30,40 IU/mg

Vitamin D 60-1280 IU/mg

Vitamin C 0,12-29.30 mg/100 g

Berdasarkan kandungan tersebut, sarang burung walet terbukti memiliki

kandungan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda,

memperlambat, dan mencegah proses oksidasi molekul dengan cara mendonorkan

satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas

senyawa tersebut dapat dihambat. Secara alami sistem antioksidan tubuh sebagai

mekanisme perlindungan terhadap serangan radikal bebas, telah ada didalam

tubuh. Ada dua macam antioksidan yaitu antioksidan endogen dan eksogen.

Antioksidan endogen adalah antioksidan yang diproduksi oleh tubuh sendiri

secara alami, tetapi kemampuan dan jumlah terbatas. Kerusakan akibat radikal

bebas dalam tubuh pada dasarnya bisa diatasi oleh antioksidan endogen seperti

enzim catalase, glutathione peroxidase, superoxide dismutase, dan glutathione S-

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

8

transferase. Tetapi jika senyawa radikal bebas berlebih dalam tubuh atau melebihi

batas kemampuan proteksi antioksidan seluler, maka dibutuhkan antioksidan

tambahan dari luar atau antioksidan eksogen untuk menetralkan radikal yang

terbentuk.39

Penelitian yang telah dilakukan untuk membuktikan antioksidan yang

terkandung dalam sarang burung walet telah banyak dilakukan, diantaranya

adalah penelitian oleh Zhang Yida, et al (2014), dalam penelitian in vitro ini

sampel sarang burung walet yang telah dicerna melalui usus simulasi terjadi

peningkatan aktivitas antioksidan bahkan saat diinduksi H2O2. Hal ini

menunjukkan bahwa antioksidan yang terkandung akan dikeluarkan dari ikatan

matriks setelah dicerna.43

Penelitian lain oleh Hu Q, et al (2012) ekstrak sarang

burung walet dapat meningkatkan aktivitas enzim SOD dan katalase secara

signifikan dan menurunkan kadar MDA (P <0.01).44

2.3 Anatomi Hepar

Hepar adalah kelenjar terbesar dengan berat sekitar 1,5 kg atau sekitar 2%

berat tubuh orang dewasa, berwarna merah kecokelatan yang terletak di inferior

diafragma, memenuhi hampir seluruh region hipokondria dan epigastrium. Hepar

dilapisi oleh kapsul fibrosa dan lapisan peritoneum visceral, terdiri dari empat

lobus yang dipisahkan oleh ligament yaitu lobus dextra, lobus sinistra, lobus

quadratus dan lobus caudatum.12

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

9

Gambar 2.3 Anatomi Hepar

Sumber: Netter, Frank H, 2014.

2.4 Histologi Hepar

2.4.1 Lobulus Hepar

Hepar tersusun atas unit-unit fungsional yang dikenal sebagai lobulus, yaitu

susunan jaringan berbentuk heksagonal mengelilingi satu vena sentral. Di setiap

enam sudut luar lobulus terdapat tiga pembuluh: cabang arteri hepatika, cabang

vena porta hepar, dan duktus biliaris. Darah dari cabang arteri hepatika dan vena

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

10

porta mengalir dari perifer lobulus ke ruang kapiler luas yang disebut sinusoid

yang berjalan di antara jejeran sel hepar ke vena sentral. 12, 27

Gambar 2.4 Lobulus Hepar

Sumber: Robbert B. T., dan Ronald S. G., 2009.

Sel kupffer melapisi bagian dalam sinusoid untuk menangkap dan

menghancurkan sel darah merah dan bakteri yang melewatinya. Hepatosit-

hepatosit tersusun atas sinusoid dalam lempengan-lempengan yang tebalnya dua

sel, sehingga masing-masing tepi lateral ke sinusoid hepar. Vena sentral di semua

lobulus hepar menyatu untuk membentuk vena hepatika, yang mengalirkan darah

keluar dari hepar. Saluran tipis pengangkut empedu, kanalikulus biliaris, berjalan

di antara sel-sel didalam setiap lempeng hepar. Hepatosit secara terus-menerus

mengeluarkan empedu kedalam saluran tipis ini dan mengangkut empedu ke

duktus biliaris di tepi lobulus. 12, 13

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

11

Gambar 2.5 Struktur pada Lobulus Hepar

Sumber: Robbert B. T., dan Ronald S. G., 2009.

2.4.2 Hepatosit

Hepatosit adalah sel polihedral besar, diameternya sekitar 20-30 µm, dan

tersusun rapat membentuk lempeng yang saling beranastomosis, dengan ketebalan

satu sel. Hepatosit tersusun sedemikian sehingga tiap sel tidak hanya berkontak

dengan hepatosit lain, tetapi juga membatasi celah disse. Jadi, hepatosit

mempunyai bagian basolateral dan bagian apikal. 12, 13

2.4.2.1 Bagian Apikal

Bagian apikal membran sel hepatosit melapisi ruang antar sel yang

disebut kanakuli biliaris. Kanakuli biliaris diameternya 1 sampai 2 µm, bentuknya

rumit seperti labirin, dan merupakan saluran tempat mengalirnya empedu dari

hepatosit ke bagian perifer lobulus klasik hepar. Kebocoran empedu dari kanakuli

dicegah oleh taut kedap (tight junction) diantara sel hati yang berdempetan. 27

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

12

2.4.2.2 Bagian Basolateral

Bagian basolateral hepatosit mempunyai mikrovili yang menjulur ke

dalam celah disse, diperkirakan bahwa mikrovili meningkatkan luas permukaan

sebanyak 6 kali, sehingga memudahkan pertukaran bahan antara hepatosit dan

plasma dalam ruang perisinusoidal. Membran plasma disini kaya akan reseptor

manosa-6-fosfat, Na+,

K+-ATPase, dan adenilat siklase, karena disinilah sekresi

endrokrin hepatosit dikeluarkan ke dalam sinusoid, dan bahan dalam darah

diangkut ke dalam sitoplasma hepatosit. 27

2.5 Fungsi Hepar

Hepar memiliki fungsi sebagai penyaring antara darah yang datang dari

tubuh. Darah dari saluran pencernaan, limpa, dan pankreas mencapai hepar

melalui vena porta. Darah ini mengalir di dalam sinusoid-sinusoid di antara

lempeng-lempeng hepatosit dan akhirnya mengalir ke vena-vena hepar, yang

masuk ke vena kava inferior. Sewaktu melalui lempeng hepatosit, darah

mengalami modifikasi kimiawi yang ekstensif. Terbentuk empedu di sisi lain dari

tiap-tiap lempeng. Empedu mengalir ke saluran pencernaan melalui duktus

hepatikus.27

Gambar 2.6 Sktruktur Hepatosit

Sumber: Robbert B. T., dan Ronald S. G., 2009.

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

13

Hepar juga melakukan berbagai fungsi yang tidak berkaitan dengan sistem

pencernaan, diantaranya memetabolisme senyawa utama nutrient (karbohidrat,

protein, dan lemak) setelah senyawa ini diserap dari saluran pencernaan;

mendetokfikasi atau menguraikan zat sisa tubuh, hormon, obat, dan senyawa lain;

membentuk protein plasma, temasuk protein yang mengangkut hormon steroid

dan tiroid serta kolesterol dalam darah; menyimpan glikogen, lemak, besi,

tembaga, dan banyak vitamin; serta mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan

hepar bersama dengan ginjal.25

2.6 Glutamic Oxaloacetic Transaminase dan Glutamic Pyruvic Transaminase

GOT dan GPT merupakan enzim yang mengkatalis, mentransfer α-amino

dari grup aspartate atau alanine ke α-keto dari grup asam ketoglutarat untuk

menghasilkan oksaloasetat dan asam piruvat yang berkelanjutan, yang mana

sangat penting pada siklus asam sitrat di dalam pembentukan ATP. Cara kerja

enzim GOT :10

Aspartat + α ketoglutarat Oksaloasetat + Glutamat

GPT juga merupakan suatu enzim hepar yang berperan penting dalam

metabolism asam amino dan glukoneogenesis. Kerja enzim GPT:

Alanin + α ketoglutarat Piruvat + Glutamat

GOT dan GPT merupakan enzim yang terdapat dalam jaringan tubuh,

keberadaan enzim ini adalah didalam seluler walaupun berbeda tempat, namun

ketika terjadi cedera pada tingkat seluler baik akut maupun kronik maka kedua

enzim ini akan dikeluarkan. Hepar merupakan organ penting untuk detoksifikasi

dan metabolisme, dan semua obat-obatan menuju hepar. Oleh karena itu, hepar

lebih rentan terhadap kerusakan akibat stres oksidatif. Pada kerusakan hepar akut

maupun kronis akan menyebabkan peningkatan kadar aminotransferase. AST

(Aspartat transaminase) atau yang biasa disebut GOT (Glutamic Oxaloacetic

Transaminase) dapat ditemukan pada jantung, otot skelet, ginjal, otak, dan sel

darah merah selain terdapat di hepar. Sedangkan ALT (Alanine transferase) atau

yang biasa disebut GPT (Glutamic Pyruvic Transaminase) memiliki konsentrasi

yang rendah di otot rangka dan ginjal, peningkatan kadar GPT oleh karena itu,

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

14

lebih spesifik untuk kerusakan hepar.41

Pada konsentrasinya di sel hepar GPT

berada pada membrane plasma dimana aktivitasnya di hepar lebih tinggi daripada

di serum. Sedangkan GOT bisa terdapat pada sitosol dan mitokondria (80% total

aktivitas).41

Gambar 2.7 Lokasi Enzim Transaminase

Sumber: Richaard A. M., dan Matthew R. P, 2011

2.7 Hidrogen Peroksida

Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 merupakan senyawa kimia

anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. Hidrogen peroksida sebenarnya

bukan suatu radikal tetapi merupakan zat pengoksidasi.28

ROS dibentuk dalam jumlah kecil pada semua sel selama reaksi reduksi-

oksidasi yang terjadi selama proses respirasi mitokondria dan pembentukan

energi. Pada proses ini molekul oksigen akan berkurang di mitokondria karena

terjadinya penambahan empat electron untuk menghasilkan air. Namun, reaksi ini

tidak lengkap, dan sejumlah kecil toksin yang sangat reaktif akan dibentuk ketika

oksigen menurun secara parsial. Hasil sementara ini termasuk superoksida, yang

akan diubah menjadi hydrogen peroksida secara spontan dengan pengaruh enzim

superoksida dismutase. Hidrogen peroksida lebih stabil dari superoksida dan dapat

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

15

melalui membran biologis. Adanya unsur logam, misalnya Fe2+

, maka H2O2

diubah menjadi hidroksil radikal yang amat reaktif melalui reaksi fenton.28

Apabila produksi ROS ini meningkat atau sistem yang menetralisir tidak

efektif, akibatnya ialah terjadi penumpukan radikal bebas, sehingga terjadi

keadaan yang disebut stres oksidatif. Namun, sel juga berusaha untuk membentuk

berbagai mekanisme untuk menghilangkan radikal bebas dan dengan demikian

akan mengurangi kerusakan sel. Radikal bebas tidak stabil akan rusak dengan

sendirinya. Selain itu, terdapat sistem enzim dan nonenzim yang berperan

sehingga radikal bebas menjadi nonaktif, diantaranya ialah:2

Peroksidase glutathione (GSH) merupakan kelompok enzim yang

mempunyai tugas utama melindung sel dari kerusakan oksidatif dengan

melakukan katabolisme H2O2 melalui reaksi:

2 GSH + H2O2 GS-SG + 2 H2O

Katalase ditemukan pada peroksisom, melakukan katabolisme hydrogen

peroksida melalui reaksi:

H2O2 O2 + 2 H2O

Antioksidan endogen dan eksogen misalnya Vitamin E, A, dan C dapat

menghalangi pembentukan radikal bebas.

2.8 Kerusakan Hepar

Kerusakan hepar umumnya terjadi karena iskemia akibat ganguan sirkulasi;

peningkatan jumlah beberapa zat kimia yang dapat menggangu permeabilitas

membran sel; infeksi; reaksi imunologi (autoimun); faktor genetik; agen fisis

seperti trauma, radiasi; dan proses penuaan.2

Kerusakan tersering akibat akumulasi dari zat kimia. Mekanisme kerusakan

hepar dapat terjadi secara langsung oleh sifat toksik dari zat tersebut, melalui

konversi xenobiotik menjadi toksin yang aktif, atau melalui mekanisme reaksi

imun, seperti aktivitas obat atau metabolit obat yang berperan sebagai hapten

yang akan mengubah protein dalam sel menjadi zat imunogen. Reaksi yang terjadi

dipengaruhi oleh dosis dan cara pemberian. 2

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

16

Selain itu, kerusakan juga dapat diakibatkan oleh pembentukan Reactive

Oxygen Species (ROS) yang terjadi selama proses respirasi mitokondria dan

pembentukan energi. Reactive Oxygen Species (ROS) ialah radikal bebas yang

berasal dari oksigen. Radikal bebas adalah suatu atom yang memiliki sebuah

elektron tidak berpasangan di orbital sebelah luar. Zat ini sangat reaktif, dan dapat

menyebabkan reaksi berantai dengan mengambil sebuah elektron dari molekul di

dekatnya untuk melengkapi orbitalnya sendiri.39

ROS menyebabkan kerusakan

sel melalui tiga reaksi utama, yaitu melalui ikatan rangkap pada membran lemak

polyunsaturated menyebabkan peroksidasi lemak, reaksi silang pada protein

sehingga terjadi peningkatan degradasi atau hilangnya aktivitas enzim, dan

bersama tin min pada DNA inti sel dan mitokondria menyebabkan kerusakan

DNA. 2

Kerusakan sel yang diperantai oleh ROS seperti superoksida dan hidroksil

menyebabkan peroksidasi lemak di membran sel, mitokondria, inti, dan retikulum

endoplasma. Peningkatan permeabilitas sel menyebabkan masuknya Ca2+

, yang

menyebabkan kerusakan mitokondria lebih lanjut. Gugus sulfihidril sistein dan

residu asam amino pada protein mengalami oksidasi dan degradasi. DNA inti dan

mitokondria mengalami oksidasi, sehingga terjadi pemutusan rantai dan oleh

karena itu bertindak sebagai inisiator atau promotor karsinogenesis.40

(Gambar

2.8).28

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

17

Gambar 2.8 Kerusakan Sel yang diperantai oleh Radikal Bebas

Sumber: Robert K. M, et al, 2009

Sebagai pertahanan garis pertama antioksidan enzimatik dan non-

enzimatik sangat penting untuk respon seluler dalam menghadapi stress oksidatif

dalam kondisi fisiologis. Oleh karena itu, enzim antioksidan seperti CAT, SOD,

dan GSH digunakan sebagai parameter untuk mengevaluasi tingkat stress

oksidatif. Konsumsi antioksidan yang sesuai dari sumber alami dapat bermanfaat

dalam melawan radikal bebas. 40

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

18

2.9 Kerangka Teori

Parameter kerusakan:

Aktivitas GOT dan

GPT pada hepar

Radikal superoksida

O2- mengalami

dismutase oleh SOD

menjadi H2O2

Radikal Bebas

Eksogen

Apabila terjadi

ketidak seimbangan

antara antioksidan

dan radikal bebas,

akan menimbulkan

stress oksidatif

Hepar sebagai pusat

metabolisme dan

detoksifikasi zat

Radikal Bebas

Endogen

Rantai transport

elektron mitokondria

membentuk radikal

superoksida O2-

H2O2 diubah oleh

antioksidan enzimatis

menjadi menjadi H2O

memperbaiki

kerusakan

biomolekul dan

menangkap

(scavenger free

radical) sehingga

radikal bebas tidak

beraksi dengan

komponen seluler

Rentan terhadap

kerusakan dan

gangguan fungsi

Ekstrak sarang

burung wallet

Sisa hasil

metabolisme selular

Zat-zat toksik seperti

obat-obatan, etanol

Agen infeksi

seperti virus,

bakteri

Asam amino esensial

lengkap

Vitamin A, D, dan C

Stimulasi

pembentukan

antioksidan endogen

Penyusun protein

enzim

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

19

2.10 Kerangka Konsep

↓ kadar GOT dan

GPT pada hepar

Ekstrak sarang

burung walet putih Radikal Bebas

Eksogen berupa

induksi H2O2 pada

tikus

Radikal bebas tidak

beraksi dengan komponen

seluler

Antioksidan

eksogen

vitamin A, C,

dan D

Asam amino

esensial

Kerusakan jaringan

berkurang

Stimulasi

antioksidan

endogen

Penyusun

protein enzim

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

20

2.11 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat ukur Cara Pengukuran Skala

Pengukuran

1. Glutamic

Oxaloacetic

Transaminase

(GOT)

Enzim yang ada

pada sitosol dan

mitokondria

hepar, yang juga

banyak terdapat

pada jantung dan

otot rangka.

Enzim ini bekerja

dengan

mengkatalis

perpindahan satu

gugus amino dari

aspartat ke alfa

ketoglutarat untuk

menghasilkan

oksaloasetat dan

glutamat.

Alat

spektro-

fotometer

Homogenat

dicampurkan dengan

reagen 1 dan reagen

2 GOT yang terdapat

pada KIT lalu dibaca

absorbannya pada

panjang gelombang

340 nm pada menit

ke 1, 2, dan 3

Numerik

2. Glutamic

Pyruvic

Transaminase

(GPT)

Enzim yang ada

pada membrane

plasma hepar,

yang akan

dikeluarkan saat

terjadi kerusakan

pada jaringan

tersebut. Enzim

ini bekerja

dengan

mengkatalis

perpindahan satu

gugus amino dari

alaninaspartate ke

alfa ketoglutarat

untuk

menghasilkan

piruvat dan

glutamate.

Alat

spektro-

fotometer

Homogenat

dicampurkan dengan

reagen 1 dan reagen

2 GPT pada KIT lalu

dibaca absorbannya

pada panjang

gelombang 340 nm

pada menit ke 1, 2,

dan 3.

Numerik

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari saudara Muhammad Ardo Huda,

Mahasiswa Farmasi angkatan 2014. Tahap menentukan populai dan sampel,

pembuatan ekstrak burung walet dan perhitungan dosis, serta terminasi dan eksisi

pada tikus dilakukan oleh saudara Muhammad Ardo Huda (2016). Selanjutnya

tahap penimbangan jaringan hepar, pembuatan homogenat, pengukuran

GOT/GPT, dan pembuatan jaringan hepar saya lakukan pada penelitian ini.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembuatan homogenat hepar dan

pemeriksaan GOT/GPT dilakukan di laboratorium biokimia, pembuatan preparat

gambaran jaringan hepar dilakukan di laboratorium Histologi.

3.2.2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan selama lima bulan yaitu dari bulan Februari 2018

hingga bulan Juli 2018.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel berupa jaringan hepar tikus Sprague

dawley yang telah dibekukan. Sampel diperoleh dari penelitian sebelumnya oleh

kelompok riset Muhammad Huda Ardo tahun 2017. Penelitian tersebut

menggunakan tikus jantan galur Sprague dawley yang berusia 5-6 minggu dengan

kondisi sehat dengan berat 150-300 gram. Hewan uji diperoleh dari Animal

Facility and Modelling Provider Institut Pertanian Bogor. Jumlah hewan uji yang

digunakan sebanyak 15 ekor.

21

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

22

Hewan uji dikelompokkan dalam lima kelompok perlakuan yang masing-

masing kelompok terdiri dari tiga ekor tikus yaitu kelompok normal, kelompok

positif, kelompok dosis rendah, kelompok dosis sedang, dan kelompok dosis

tinggi. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah organ hepar dari tikus.

Untuk menentukan jumlah sampel pada setiap kelompok penelitian,

digunakan rumus MEAD sebagai berikut:

10 = (N-1) – 0 – (5-1) 20 = (N-1) – 0 – (5-1)

N = 10 + 1 + 4 N = 20 + 1 + 4

= 15 sampel = 25 sampel

Ketarangan:

E : Derajat kebebasan komponen kesalahan (10 – 20)

N : Jumlah Sampel (dikurangi 1)

B : Blocking component menggambarkan pengaruh lingkungan yang

diperbolehkan dalam penelitian (dikurangi 1)

T : Jumlah kelompok perlakuan (dikurangi 1)

Berdasarkan perhitungan rumus MEAD diatas, jumlah sampel berada di

rentang 15-25 sampel. Pada penelitian ini, menggunakan 15 sampel (hewan

percobaan) yang akan dikelompokan kedalam lima kelompok penelitian, sehingga

masing-masing kelompok perlakuan terdiri dari tiga hewan percobaan.

Kelompok penelitian yaitu:

Kelompok Normal

Pada kelompok ini diberikan NaCMC 0,5% sebanyak 10 ml/KgBB secara oral

dengan alat sonde selama 32 hari dan pada hari ke-31 dan ke-32 diberi H2O2

1% dengan dosis 1,0 mg/kgBB secara intraperitonial.

Kelompok Kontrol Positif

E = N – B - T

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

23

Pada kelompok ini diberikan vitamin E sebanyak 1000 IU, 4,08 ml/g secara

oral selama 32 hari dan pada hari ke-31 dan ke-32 diberi H2O2 1% dengan

dosis 1,0 mg/kgBB secara intraperitonial.

Kelompok Perlakuan Dosis Rendah

Pada kelompok ini diberikan ekstrak sarang burung walet dengan dosis 10

mg/KgBB dalam larutan NaCMC 0,5% secara oral selama 32 hari dan pada

hari ke-31 dan ke-32 diberi H2O2 1% dengan dosis 1,0 mg/kgBB secara

intraperitonial.

Kelompok Perlakuan Dosis Sedang

Pada kelompok ini diberikan ekstrak sarang burung walet dengan dosis 20

mg/kgBB dalam larutan NaCMC 0,5% secara oral selama 32 hari dan pada hari

ke-31 dan ke-32 diberi H2O2 1% dengan dosis 1,0 mg/kgBB secara

intraperitonial

Kelompok perlakuan dosis tinggi

Pada kelompok ini diberikan ekstrak sarang burung walet dengan dosis 40

mg/kgBB dalam larutan NaCMC 0,5% secara oral selama 32 hari dan pada hari

ke-31 dan ke-32 diberi H2O2 1% dengan dosis 1,0 mg/kgBB secara

intraperitonial.

3.4. Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian ekstrak sarang burung

walet (Collocalia fuciphaga ) secara peroral.

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar dari enzim

aminotransferase (GOT dan GPT) pada hepar tikus putih jantan galur Sprague

dawley.

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

24

3.5. Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cooler box, cutter,

timbangan analitik, microtube, beaker glass, mikropipet, disposable micropipette

tips, spatula, tabung reaksi, rak tabung reaksi, kuvet, spektofotometer, NanoDrop

spectrophotometer, sentrifuge, wadah kaca bertutup, pinset, beaker glass, gelas

ukur, embedding cassette, stopwatch, inkubator, hotplate stirrer, paraffin water

bath, rotary microtome, kuas, object glass, cover glass, staining jar, slide warmer,

dan mikroskop.

3.5.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah es batu, larutan PBS

7,4; reagen GOT dan GPT yang terdapat dalam kit pemeriksaan, alcohol swab,

sampel berupa homogenat jaringan hepar, label, aquabidest, tissue, formalin 10%

dalam PBS 7,4, alkohol 30%, alkohol 50%, alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol

90%, alkohol 95%, alkohol absolut, toluol alkohol 1:1, toluol murni, toluol

paraffin 1:1, paraffin cair, es batu, gliserin, putih telur ayam, aquadest, xylol, asam

alkohol, Hematoksilin-Eosin (HE), dan canada balsam.

3.6 Cara Kerja Penelitian

3.6.1 Pembuatan Ekstrak Sarang Burung Walet dan Perhitungan Dosis

Sampel sarang burung walet putih (Collocalia Fuciphaga) diperoleh dari

Painan, Sumatra Barat, kemudian dideterminasi di Laboratorium Omithologi,

Puslit Biologi Bidang Zoologi LIPI Kebon Raya, Bogor, Jawa Barat (Lampiran

1). Pembuatan ekstrak sarang burung walet diawali dengan penyiapan sarang

burung walet, yaitu pertama-tama sarang dibersihkan dari bulu burung walet yang

menempel dengan menggunakan pinset. Kemudian dibersihkan kembali dengan

air mengalir selama ± 5 menit dan selanjutnya dikeringkan pada suhu ruangan.

Setelah bersih dan kering, sampel ditimbang dan dihaluskan menggunakan

blender, didapatkan sebanyak 511 gram serbuk sarang burung Walet yang

kemudian sebanyak 150 gram dilarutkan dalam aqua bidestilata (1 gram dalam 30

ml). Setelah itu, dipanaskan pada suhu 60oC selama 30 menit dan dihomogenkan

dengan kecepatan 800 rpm selama 15 menit. Setelah sampel homogen,

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

25

disonifikasi selama 30 menit dan disaring untuk memisahkan ampas dengan filtrat

dengan menggunakan dua lapis kain kasa. Filtrat dikeringkan dengan metode

freeze dry, didapatkan ekstrak sarang burung walet sebanyak 26,607 gram

(Lampiran 2).

Dosis yang digunakan pada penelitian ini dibedakan dalam tiga dosis

perlakuan yaitu kelompok perlakuan dengan dosis rendah yaitu 10 mg/KgBB,

kelompok perlakuan dengan dosis sedang yaitu 20 mg/KgBB, dan kelompok

perlakuan dengan dosis tinggi yaitu 40 mg/KgBB. Selanjutnya disuspensikan

dalam Na CMC 0,5% sesuai dosis yang telah ditentukan (Lampiran 3). Ekstrak

sarang burung walet diberikan pada kelompok hewan percobaan yang telah

ditentukan secara oral selama 32 hari.

3.6.2 Proses Terminasi dan Eksisi Tikus

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan

galur Sprague dawley yang sehat. Setelah diberikan perlakuan selama 32 hari,

tikus diterminasi menggunakan pembiusan secara inhalasi dengan eter. Tikus

dimasukkan ke dalam wadah yang dilapisi kapas yang sebelumnya telah dibasahi

dengan eter, lalu dibiarkan hingga tikus mati. Tikus yang telah mati kemudian

dinekropsi dan diambil organ heparnya. Organ hepar yang telah diambil

dimasukkan ke dalam wadah dan disimpan di dalam freezer dengan suhu -70ᵒ C di

Laboratorium Farmakologi.

3.6.3 Penimbangan Organ dan Pembuatan Homogenat

Jaringan hepar yang sebelumnya disimpan dalam freezer dengan suhu -70o

C di Laboratorium Farmakologi, ditimbang berat totalnya untuk setiap sampel.

Selanjutnya dipotong kecil dan ditimbang kira-kira didapatkan 0,05 gram untuk

setiap sampel. Jaringan kemudian dimasukkan kedalam microtube dan

ditambahkan larutan PBS 7,4 perlahan-lahan sambil dilumatkan menggunakan

spatula, larutan PBS 7,4 yang ditambahkan sampai memenuhi satu microtube (1

ml). Sebagian jaringan yang tersisa dipotong sedikit bagiannya dan dilakukan

fiksasi jaringan dengan dimasukkan kedalam larutan formalin 10% dalam PBS,

jaringan harus terendam seluruhnya pada larutan. Selanjutnya dilakukan

pemeriksaan histologi hepar.

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

26

3.6.4 Kadar Protein

Masing-masing sampel yang terdapat dalam microtube dilakukan

sentrifugasi selama 1 menit dalam kecepatan 240 rpm. Setelah itu, ambil

supernatan sebanyak 5 µl menggunakan mikropipet ke dalam microtube baru yang

telah diberi label.

NanoDrop Spectrophotometer dinyalakan, pilih tipe pengukuran sampel

(protein A280). Selanjutnya, sebanyak 1 µl aquabidest dimasukakan sebagai blank

ke pedestal bagian bawah, lengan pedestal perlahan-lahan diturunkan dan klik

blank icon. Kemudian sebanyak 1 µl larutan PBS 7,4 dimasukkan ke pedestal,

sebelumnya bersihkan terlebih dahulu pedestal yang telah diberi aquabidest

dengan menggunakan tissue. Masukan sampel homogenat hepar sebanyak 1 µl

menggunakan mikropipet ke pedestal, lalu ukur nilai protein yang terkandung

dengan menekan tombol measure. Pedestal kemudian dibersihkan menggunakan

tissue. Lakukan hal yang sama untuk seluruh sampel.

3.6.5 Uji GOT

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan DiaSys Kit, terdapat dua

reagen yang digunakan. Reagen 1 berisi TRIS buffer pH 7,15, L-Alanin, dan

lactate dehydrogenase, sedangkan reagen 2 berisi 2-Oxoglutarate dan NADH.

Homogenat hepar diambil menggunakan mikropipet sebanyak 100 µl kedalam

tabung pemeriksaan yang telah diberi label. Reagen 1 diambil sebanyak 1000 µl

menggunakan mikropipet ke dalam tabung reaksi tersebut, campurkan perlahan

dan diamkan selama 5 menit pada suhu ruangan. Setelah itu, reagen 2 diambil

sebanyak 250 µl ke dalam tabung reaksi menggunakan mikropipet, campurkan

perlahan dan diamkan selama satu menit pada suhu ruangan. Masukan larutan

yang terdapat dalam tabung reaksi ke dalam kuvet dan baca absorbansi

menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 340 nm, lakukan

pembacaan lagi setelah 1 menit, 2 menit, dan 3 menit berikutnya. Masing-masing

sampel dilakukan secara duplo.

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

27

3.6.6 Uji GPT

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan DiaSys Kit, terdapat dua

reagen yang digunakan. Reagen 1 berisi TRIS buffer pH 7,5, L-Alanin, dan lactate

dehydrogenase, sedangkan reagen 2 berisi 2-Oxoglutarate dan NADH.

Homogenat hepar diambil menggunakan mikropipet sebanyak 100 µl kedalam

tabung pemeriksaan yang telah diberi label. Reagen 1 diambil sebanyak 1000 µl

menggunakan mikropipet ke dalam tabung reaksi tersebut, campurkan perlahan

dan diamkan selama 5 menit pada suhu ruangan. Setelah itu, reagen 2 diambil

sebanyak 250 µl ke dalam tabung reaksi menggunakan mikropipet, campurkan

perlahan dan diamkan selama satu menit pada suhu ruangan. Masukan larutan

yang terdapat dalam tabung reaksi ke dalam kuvet dan baca absorbansi

menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 340 nm, lakukan

pembacaan lagi setelah 1 menit, 2 menit, dan 3 menit berikutnya. Masing-masing

sampel dilakukan secara duplo.

3.6.7 Pembuatan Preparat Histologi dan Pewarnaan dengan Hematoksilin-

Eosin

3.6.7. 1 Dehidrasi

Proses dehidrasi adalah proses yang bertujuan untuk menarik molekul air

dari dalam suatu jaringan, agar paraffin yang nantinya diberikan dapat masuk

kedalam jaringan. Dalam penelitian ini dilakukan dehidrasi dengan menggunakan

etanol atau alcohol, dilakukan menggunakan alkohol dengan konsentrasi dari

rendah ke tinggi yaitu secara berurutan 30%, 50%, 70%, 80%, 90%, 95%, dan

alkohol absolut. Masing-masing alkohol dengan konsentrasi yang telah

ditentukan dimasukan kedalam tiga buah wadah kaca bertutup yang telah diberi

label perlakual I, perlakuan II, dan perlakuan III (tiga kali pengulangan

perlakuan), volumenya sebanyak 10x volume jaringan. Jaringan yang telah

difiksasi menggunakan formalin 10% dengan PBS 7,4 dikeluarkan dan dimasukan

secara bergantian kedalam wadah kaca yang telah berisi alkohol dengan

konsentrasi berbeda. Dilakukan dari konsentrasi terendah yaitu alkohol 30%

sampai dengan konsentrasi tertinggi yaitu alkohol absolut, masing-masing selama

20 menit. Dehidrasi yang terlalu lama khususnya alkohol konsentrasi tinggi dapat

memperkeras jaringan.

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

28

3.6.7. 2 Clearing

Proses clearing bertujuan untuk menghilangkan alkohol yang ada di

dalam jaringan setelah dilakukannya proses dehidrasi. Proses ini membuat

jaringan jernih dan transparan agar dapat lebih mudah teridentifikasi di

mikroskop. Bahan yang digunakan yaitu campuran toluol-alkohol dengan

perbandingan 1:1 dan toluol murni. Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam

wadah kaca bertutup. Jaringan yang telah dilakukan proses dehidrasi dimasukkan

kedalam wadah yang telah berisi toluol-alkohol selama 25 menit, selanjutnya

dimasukkan kedalam toluol murni selama 60 menit sampai jaringan transparan.

3.6.7. 3 Embedding

Proses Embedding bertujuan untuk menghilangkan cairan dalam jaringan

saat proses clearing untuk kemudian digantikan dengan paraffin. Bahan yang

digunakan adalah campuran toluol-parafin dengan perbandingan 1:1 dan paraffin

cair. Toluol-parafin dicairkan terlebih dahulu dalam inkubator, setelah itu jaringan

yang telah selesai dilakukan clearing dimasukkan kedalam wadah yang telah

berisi toluol paraffin, diamkan selama semalaman dalam suhu 60oC di dalam

inkubator. Keesokan harinya, jaringan dimasukkan kedalam wadah yang berisi

paraffin cair yang sebelumnya telah dicairkan terlebih dahulu. Parafin cair

sebanyak empat buah wadah kaca yang telah diberi label perlakuan I, perlakuan

II, perlakuan III, dan perlakuan IV (empat kali pengulangan perlakuan). Waktu

yang dibutuhkan untuk jaringan masuk kedalam masing-masing larutan paraffin

selama 15 menit dan dilakukan dalam inkubator.

3.6.7.4 Blocking

Blocking adalah proses penanaman jaringan dalam paraffin.Sebelum

melakukan proses ini, biji paraffin dicairkan dengan menggunakan wadah diatas

hotplatestirrer, sambil menunggu paraffin cair. Siapkan kotak penanaman dengan

menggunakan karto atau calendar bekas, ukuran disesuaikan dengan embedding

casette. Setelah paraffin cair, tuang paraffin cair tersebut kedalam masing-masing

wadah yang telah dibuat menggunakan karton, kemudian jaringan direndam

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

29

kedalam paraffin cair. Embedding cassette diletakkan diatasnya, paraffin cair

dituang kembali untuk merekatkan antara embedding cassette dengan jaringan

yang telah ditanam. Pastikan tidak adanya gelembung yang muncul pada blok

paraffin, karena gelembung yang ada dalam blok paraffin menyebabkan

terbentuknya lubang saat paraffin membeku, sehingga membuat pemotongan

menjadi sulit (jaringan tidak rata). Biarkan blok paraffin membeku pada suhu

ruangan. Setelah membeku, blok paraffin dilepas dari cetakan karton dan siap

untul dilakukan pemotongan jaringan.

3.6.7.5 Pemotongan Jaringan

Jika paraffin sudang mengeras dengan sempurna lakukan pemotongan

jaringan. Pemotongan ini dilkukan dengan alat khusus yang disebut mikrotom.

Alat-alat lainnya yang digunakan yaitu paraffin water bath untuk merendah

jaringan yang telah dipotong agar tidak mengkerut. Pertama-tama blok paraffin

harus dalam keadaan dingn yaitu dengan diletakkan diatas permukaan es batu agar

pemotongan lebih mudah atau tidak hancur (hasil pemotongan yang baik),

kemudian blok paraffin dipasang pada holder di mikrotom. Jaringan dipotong

dengan ketebalan 6 µm. Hasil potongan diambil dengan menggunakan object

glass dan dimasukkan kedalam water bath yang telah diisi aquadest sebanyak

garis yang telah ditentukan dalam suhu 40o-50

o C. Masukkan jaringan sampai

terlihat merenggang, kemudian diambil menggunakan object glass yang telah

diberi olesan campuran gliserin dan putih telur dengan perbandingan 1:1. Setelah

itu diletakkan diatas slide warmer dengan suhu 60o C selama 10 menit. Object

glass selanjutnya didiamkan pada suhu ruangan selama semalaman.

3.6.7.6 Pewarnaan HE

Bahan yang digunakan dalam proses pewarnaan yaitu xylol, alkohol

absolut, alkohol dengan konsentrasi 95%, 90%, 80%, 70%, dan 50%, akuades,

larutan hematoksilin, alcohol acid, dan larutan eosin 1%. Bahan-bahan tersebut

kemudian dimasukkan ke staining jar masing-masing sebanyak 200ml. Preparat

yang akan diwarnai disusun pada rak preparat kemudian dicelupkan ke staining

jar secara berurutan dengan waktu sebagai berikut:

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

30

Tabel 3.1 Proses Pewarnaan Preparat

Bahan Kimia Waktu

Xylol 1 10 menit

Xylol 2 10 menit

Alkohol absolut 5 menit

Alkohol absolut 5 menit

Alkohol 95% 1 menit

Alkohol 90% 1 menit

Alkohol 80% 1 menit

Alkohol 70% 1 menit

Akuades 4 menit

Larutan hematoksilin 75 ml 3–5 menit

Akuades 1 menit

Akuades 1 menit

Akuades 1 menit

Alcohol acid 30 detik

Air mengalir 3-5 menit

Akuades 1 menit

Eosin 1-2 menit

Akuades 1 menit

Akuades 1 menit

Akuades 1 menit

Alkohol 50% 1 menit

Alkohol 70% 1 menit

Alkohol 80% 1 menit

Alkohol 90% 1 menit

Alkohol 95% 1 menit

Alkohol absolut 1 menit

Xylol 3 menit

Xylol 3 menit

Xylol 3 menit

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

31

Preparat diangkat satu persatu dari larutan xylol, kemudian berikan satu

tetes cairan perekat canada balsam diatasnya, lalu tutup dengan coverglass. Hasil

pewarnaan dapat langsung dilihat di bawah mikroskop.

3.6.7. 7 Foto Preparat

Preparat selanjunya dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan

mikroskop. Dilakukan dari perbesaran terkecil sampai perbesaran terbesar, yaitu

dimulai pada perbesaran 4x, 10x, 20x, dan 40x.

3.6.8 Analisi Data

Data kuantitatif GOT dan GPT yang didapat diuji secara statistik

menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 (Statistical Product and Service

Solution). Uji diawali dengan melakukan uji normalitasShapiro-Wilk dan uji

homogenitas Levene. Jika hasil data uji normalitas terdistribusi normal dan

homogenitas didapatkan data homogen maka dilanjutkan dengan uji parametrik

one way ANOVA. Namun, apabila hasil data yang didapatkan tidak normal dan

tidak homogen akan dilakukan uji non parametrik Kruskal-Wallis.

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

32

3.6 Alur Penelitian

Nekropsi

Pembuatan homogenat jaringan hepar

Pengukuran aktivitas GOT dan GPT

Ekstrak sarang

burung walet

20 mg/kgBB

dalam larutan

NaCMC 0,5%

p.o selama 32

hari

Ekstrak sarang

burung walet

40 mg/kgBB

dalam larutan

NaCMC 0,5%

p.o selama 32

hari

15 ekor tikus putih jantan

galur Sprague dawley

(masing-masing kelompok

terdiri dari 3 ekor)

Kelompok

Normal

Kelompok

kontrol positif

Kelompok

dosis rendah

Kelompok dosis

sedang

Kelompok

dosis tinggi

Vit E (1000 IU

4,08 ml/g)

p.o selama 32

hari

Ekstrak sarang

burung walet

10 mg/kgBB

dalam larutan

NaCMC 0,5%

p.o selama 32

hari

NaCMC 0,5%

10 ml/kgBB

p.o selama 32

hari

H2O2 1% 1,0 mg/kgBB i.m hari ke 31 dan 32

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengukuran Aktivitas GPT

Hasil rerata pengukuran aktivitas GPT pada hewan coba dengan pemberian

berbagai dosis ekstrak sarang burung walet pada lima kelompok perlakuan yaitu

kelompok normal, kelompok positif, kelompok dosis rendah 10 mg/KgBB,

kelompok dosis sedang 20 mg/KgBB, dan kelompok dosis tinggi 40 mg/KgBB

dapat dilihat pada grafik (gambar 4.1).

Gambar 4.1 Grafik Aktivitas GPT Jaringan Hepar Tikus

Data pada grafik gambar 4.1 menunjukkan bahwa aktivitas GPT memiliki

nilai rata-rata terendah pada kelompok perlakuan dengan dosis 10 mg/KgBB.

Sedangkan aktivitas GPT tertinggi yaitu pada kelompok perlakuan dosis tinggi 40

mg/KgBB dan diikuti kelompok perlakuan dosis sedang 20 mg/KgBB. Namun,

setelah dilakukan uji One Way Anova didapatkan p=0,765 (p>0,05), yang

menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antar kelompok.

0,750

0,836

0,745

0,833 0,886

0,000

0,100

0,200

0,300

0,400

0,500

0,600

0,700

0,800

0,900

1,000

NORMAL POSITIF DOSIS 10mg/KgBB

DOSIS 20mg/KgBB

DOSIS 40mg/KgBB

Ak

tivit

as

GP

T (

IU/L

/Mg J

ari

ngan

) x 1

0-3

Dosis Ekstrak Sarang Burung Walet

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

34

4.2 Hasil Pengukuran Aktivitas GOT

Hasil rerata pengukuran aktivitas GOT pada hewan coba dengan pemberian

berbagai dosis ekstrak sarang burung walet pada lima kelompok perlakuan yaitu

kelompok normal, kelompok positif, kelompok dosis rendah 10 mg/KgBB,

kelompok dosis sedang 20 mg/KgBB, dan kelompok dosis tinggi 40 mg/KgBB

dapat dilihat pada grafik (gambar 4.2).

Gambar 4.2 Grafik Aktivitas GOT Jaringan Hepar Tikus

Data pada grafik gambar 4.2 menunjukkan bahwa aktivitas GOT memiliki

nilai rata-rata terendah pada kelompok perlakuan dengan dosis 10 mg/KgBB.

Sedangkan aktivitas GOT tertinggi yaitu pada kelompok perlakuan dosis tinggi 40

mg/KgBB dan diikuti kelompok perlakuan dosis sedang 20 mg/KgBB. Namun,

setelah dilakukan uji One Way Anova didapatkan p=0,488 (p>0,05), yang

menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antar kelompok.

0,293 0,315

0,247

0,331

0,372

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

0,45

NORMAL POSITIF DOSIS 10mg/KgBB

DOSIS 20mg/KgBB

DOSIS 40mg/KgBB

Ak

tivit

as

GO

T (

IU/L

/Mg J

ari

ngan

) x 1

0-3

Dosis Ekstrak Sarang Burung Walet

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

35

4.3 Hasil Perbandingan Aktivitas GOT/GPT

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Aktivitas GOT/GPT Jaringan Hepar Tikus

Data pada grafik gambar 4.3 menunjukkan bahwa aktivitas GOT/GPT

memiliki nilai rata-rata terendah pada kelompok perlakuan dengan dosis 10

mg/KgBB. Sedangkan aktivitas GOT/GPT tertinggi yaitu pada kelompok

perlakuan dosis tinggi 40 mg/KgBB dan diikuti kelompok perlakuan dosis sedang

20 mg/KgBB. Namun, setelah dilakukan uji One Way Anova didapatkan p=0,636

(p>0,05), yang menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antar

kelompok.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari Muhammad Huda Ardo,

mahasiswa Program Studi Farmasi FIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada

penelitian tersebut telah dilakukan uji kualitatif yaitu uji reaksi biuret untuk

melihat apakah terdapat protein, uji molish untuk melihat apakah terdapat

karbohidrat, dan uji xantoprotein untuk melihat apakah terdapat asam amino yang

bergugus benzene pada sampel. Dari hasil uji kualitatif yang dilakukan, ketiga uji

tersebut dinyatakan positif. Hasil dari uji kualitatif yang dilakukan sesuai dengan

hasil studi yang telah dilakukan oleh Fucui Ma, et al (2012), yaitu sarang burung

walet memiliki kandungan makronutrien seperti protein, lemak, dan karbohidrat,

serta kandungan mikronutrien seperti vitamin (A,C, dan D) dan mineral.16

Selain

itu, hasil studi lain Lina Elfita (2014) juga menunjukan bahwa kandungan asam

0,391 0,377 0,332

0,398 0,420

0,000

0,100

0,200

0,300

0,400

0,500

0,600

NORMAL POSITIF DOSIS 10

mg/KgBB

DOSIS 20

mg/KgBB

DOSIS 40

mg/KgBB

Ak

tiv

ita

s G

OT

/GP

T (

IU/L

/Mg

Ja

rin

ga

n)

Dosis Ekstrak Sarang Burung Walet

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

36

amino pada sarang burung walet lengkap, yaitu terdiri dari tujuh jenis asam amino

essensial dan Sembilan jenis asam amino non-essensial.5

Asam amino dan vitamin A, C, dan D yang terkandung dalam sarang

burung walet memiliki aktivitas oksidan tinggi. Asam amino berperan sebagai

antioksidan tersier yang bertugas dalam memperbaiki kerusakan biomolekul yang

disebabkan radikal bebas dan bekerja dalam meningkatkan enzim yang

menonaktifkan radikal bebas seperti glutathion peroksidase, superoksida

dismutase, dan katalase. Glutathion peroksidase dan katalase diketahui banyak

terdapat di hepar, cara kerja enzim tersebut dengan mengubah hidrogen peroksida

dan peroksida menjadi air dan vitamin sebagai antioksidan sekunder yang

berperan dalam menangkap (scavenger free radical) sehingga radikal bebas tidak

beraksi dengan komponen seluler.39

Selama terjadi keseimbangan antara oksidan

dan antioksidan pada hepar tidak akan terjadi kerusakan pada hepar. Hal ini

didukung oleh penelitian Masomeh Ghassem, et al (2017) yang menyatakan

bahwa sarang burung walet memiliki fraksi antioksidan tinggi yang memiliki sifat

antioksidan sebagai scavenger free radical. Selain itu, penelitian sebelumnya

oleh Muhammad Huda (2017) pada tikus putih jantan yang diberikan ekstrak

sarang burung walet pada dosis 20 mg/KgBB dan diinduksi H2O2 menunjukkan

peningkatan dari enzim katalase dibandingkan dengan kelompok kontrol positif.18

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat pada kelompok perlakuan dosis

rendah 10 mg/KgBB memiliki aktivitas GPT dan GOT terendah secara tidak

signifikan (p>0,05) disebabkan kemungkinana kadar antioksidan yang terkandung

pada sarang burung walet masih tinggi sehingga dapat meregulasi radikal bebas

dengan cara menginduksi enzim-enzim yang bekerja mengubah hidrogen

peroksida dan peroksida lipid menjadi air. Hal ini didukung oleh penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Ageng Hasna Fauziyah (2015) pada uji aktivitas

hepatoprotektif peemberian ekstrak air sarang burung walet putih dapat

menurunkan kadar SGOT/SGPT pada dosis 10 mg/KgBB. Hal ini terjadi karena

kandungan antioksidan endogen maupun eksogen (terutama vitamin C) yang

terdapat di sarang burung walet masih dalam batas seimbang. Menurut penelitian

Hu Q (2016) kandungan protein dan vitamin pada sarang burung walet dapat

meningkatkan aktivitas enzim SOD dan katalase secara signifikan. Oleh karena

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

37

itu, efektif untuk mencegah terjadinya reaksi oksidasi radikal bebas dan mencegah

kerusakan jaringan.

Sedangkan pada perlakuan dosis sedang 20 mg/KgBB dan dosis tinggi 40

mg/KgBB menunjukan aktivitas GPT dan GOT secara tidak signifikan (p>0,05)

yang meningkat dibandingkan kelompok normal dan kontrol positif mungkin

disebabkan karena salah satu kandungan sarang burung walet yaitu vitamin C

sebagai antioksidan dapat berubah menjadi prooksidan. Kadar vitamin C yang

lebih tinggi dapat mengakibatkan pembentukan oksidan lebih tinggi dibandingkan

sebagai antioksidan. Sehingga tidak terjadi keseimbangan antara kadar oksidan

dan prooksidan yang menybabkan peningkatan aktivitas GPT.

Hasil pada kontrol postif yaitu kelompok yang diberikan vitamin E sebagai

antioksidan dan diinduksi dengan H2O2 menunjukan aktivitas GPT dan GOT yang

lebih meningkat dari pada kelompok normal, hal ini mungkin terjadi karena

pemberian vitamin E belum mampu meregulasi radikal bebas.

Secara keseluruhan hasil pada kelompok perlakuan dosis 10, 20, 40

mg/KgBB tidak berbeda jauh dengan kelopok normal dan kontrol positif. Hal ini

menunjukan senyawa aktif yang terkandung dalam sarang burung walet mampu

menjadi senyawa hepatoprotektif yang melindungi hepar dari kerusakan dengan

mengikat senyawa radikkal berupa H2O2 yang diinduksi.

Perbandingan aktivitas GOT dan GPT yang didapat menunjukkan aktivitas

GOT yang lebih rendah dibandingkan GPT, hal ini dapat terjadi karena lokasi

GOT berada di sitosol (20% dari total aktivitas) dan mitokonndria (80% dari total

aktivitas), sedangkan GPT terletak di membran sel. Oleh Karen itu, apabila terjadi

kerusakan pada membran sel akibat induksi H2O2 sebagai oxygen-centered non

radicals yang menyebabkan peroksidasi lemak di membran sel sehingga

didapatkan pada hasil pemeriksaan nilai GPT akan lebih meningkat karena

kerusakan diawali pada membran sel dan jumlah GOT yang terletak pada sitosol

hanya 20%. Diketahui enzim GPT ini lebih efektif untuk mengetahui kerusakan

hepar. Sedangkan hasil dari rasio aktivitas GOT/GPT didapatkan rendah 10

mg/KgBB memiliki aktivitas terendah disebabkan kemungkinana kadar

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

38

antioksidan yang terkandung pada sarang burung walet masih tinggi sehingga

dapat meregulasi radikal bebas. Sedangkan pada perlakuan dosis sedang 20

mg/KgBB dan dosis tinggi 40 mg/KgBB menunjukan aktivitas yang meningkat

dibandingkan kelompok normal dan kontrol positif mungkin disebabkan karena

kandungan sarang burung walet sebagai antioksidan yang belum dapat meregulasi

radikal bebas.

Pada penelitian ini juga dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi struktur

hepar untuk mengetahui apakah terjadi kerusakan hepar atau tidak. Pengamatan

mikroskopik terhadap jaringan hepar dilakukan secara kualitatif dengan

mengamati hepatosit. Pada penelitian ini preparat yang dapat diamati yaitu

preparat jaringan hepar pada kelompok pemberian dosis rendah 10 mg/KgBB dan

dosis tinggi 40 mg/KgBB sebagai perwakilan dari gambaran mikroskopik seluruh

kelompok perlakuan.

A

h

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

39

Gambar 4.4 Hepatosit Pada Perbesaran 40x (A) Kelompok Dosis Rendah (10

mg/kgBB), (B) Kelompok Dosis Tinggi (40 mg/kgBB). Tanda panah (h) hepatosit

normal.

Hasil pengamatan secara mikroskopik pada preparat hepar pada kelompok

perlakuan dosis rendah 10 mg/KgBB dan kelompok perlakuan dosis tinggi 40

mg/KgBB menunjukan hepatosit yang normal ditunjukkan dengan sitoplasma

hepatosit yang eosinofilik pada pewarnaan hemaktosilin dan eosin karena

memiliki mitokondria yang sangat banyak sekitar 2000 per sel, inti hepatosit yang

besar ditengah, sel bulat oval, dan membran sel yang jelas. Sel-sel tersebut sering

memiliki dua atau lebih nukleolus.2

B

h

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

40

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Dari hasil penelitian pemberian ekstrak sarang burung walet (Collocalia

fuciphaga) terhadap aktivitas GOT/GPT pada tikus galur Sprague dawley,

diperoleh kesimpulan bahwa pemberian ekstrak tidak memperlihatkan aktivitas

GOT/GPT secara bermakna dari berbagai dosis pemberian (10, 20, 40 mg/kgBB).

5.2 Saran

Saran untuk penelitian lebih lanjut adalah:

Perlu dilakukan penambahan kelompok kontrol negatif untuk

membandingkan dengan kelompk normal, kelompok positif, dan kelompok

perlakuan pemberian dosis ekstrak.

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

41

DAFTAR PUSTAKA

1. Hary K. N., dan Arief B. Lebih Dekat dengan Walet, Dalam: Panduan

Lengkap Walet. Jakarta: Penebar Swadaya, 2009; 18-21.

2. Vinay Kumar, Abdul Abbas, dan Jon Aster. Buku Ajar Patologi Robbins 9th

.

Jakarta: Saunders; 2015.

3. Kementerian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan

RI.Jakarta, 2014; 1-2.

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Riset Kesehatan Dasar. Jakarta, 2013; 71.

5. Elfita, Lina. Analisis Profil Protein dan Asam Amino Sarang Burung Walet

(Collocalia Fuciphaga) Asal Painan. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014; 35-36.

6. Barry H., dan John M. C. G. Antioxidant Defences Synthesized in Vivo,

Dalam: Free Radicals in Biology and Medicine Fifth Edition. United

Kingdom: Oxford University Press, 2015; 77-78.

7. Saikat S., Raja C., C. Sridhar., Y. S. R. Reddy., dan Biplab D. Free Radicals,

Antioxidants, Disease, and Phytomedicines: Current Status and Future

Prospect. India: Regional Institue of Pharmaceutical Science and

Technology, 2010; 91-100.

8. John M., dan Karen P. A Field Guide to Birds of Borneo, Sumatra, Java, and

Bali. United Kingdom: Oxford, 2009; 42.

9. Mitchell R. McGill. The Past and Present of Serum Aminotransferases and

the Future of Liver Injury Biomarkers. United State of America: Washington

University School of Medicine; 2016.

10. B. R. Thapa, dan Anuj W. Liver Function Tests and their Interpretation.

Indian Journal of Pediatrics; 2007.

11. Zhengtao L., Shuping Q., Jing X., dan Tao P. Alanine Aminotransferase-Old

Biomarker and New Concept: A Review. China: International Journal of

Medical Sciences; 2014.

12. Mescher, Anthony L. Organ-Organ yang Berhubungan dengan Saluran Cerna,

Dalam: Histologi Dasar Junqueira Teks & Atlas Edisi 12. Jakarta: EGC,

2016; 281-90.

13. Gartner, Leslie. Textbook of Histology 4th

Edition.

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

42

14. Lee Ting H., Waseem A. W., Eddie Tan Ti T., Nur Ardawati A., Young Le

L., dan Ramlan Abdul A. Investigations into the Physicochemical,

Biochemical, and Antibacterial Properties of Edible Bird’s Nest. Malaysia:

Journal of Chemical and Pharmaceutical Research; 2015.

15. Zainab H., Nur Hulwani I., Sarojini J., Kamarudin H., Othman H., dan Boon-

Beng L. Nutritional Properties of Edible Bird Nest. Malaysia: Journal of

Asian Scientific Research; 2013.

16. Fucui M., dan Daicheng L. Sketch of the Edible Bird’s Nest and it’s

Important Bioactivities. Food Research International, 2012; 559-567.

17. Helmi., Didik Tulus S., Boedi M., Etih S., Denny Widaya L., dan I wayan

Teguh . Protein Profile of Edible Bird’s Nest Origin Kalimantan and Java

Island Indonesia. Bogor: IOSR Journal of Agriculture and Veterinary

Science; 2018.

18. Ardo, Muhammad Huda. Pengaruh Pemberin Ekstrak Air Sarang Burung

Walet Putih (Collocalia Fuciphaga Thunberg.) Terhadap Aktivitas Enzim

Katalase pada Tikus Putih Jantan Galur Spraague dawley. Jakarta: Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2017.

19. Mardliyah, Nihyatul. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Sarang Burung

Walet Putih (Collocalia Fuciphaga Thunberg.) Terhadap Aktivitas Enzim

Superoksida Dismutase (SOD) pada Tikus Putih Jantan Galur Spraague

dawley. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta; 2017.

20. Shivaraj G., Prakash B. D., Vinayak V. H., Avinash A. K. m., Sonal N. V.,

Shruthi S. K. A Review on Laboratory Liver Function Tests. India: Pan

African Medical Journal; 2009.

21. Dharma, Harvian Satya. Peran Antioksidan Endogen dan eksogen terhadap

Kesehatan. Jakarta; 2012.

22. Wong, Rebecca S. Y. Edible Bird;s nest: Food or Medicine?. Malaysia: The

Chinese Journal of Integrated Traditional and Western Medicine Press and

Springer-Verlag Berlin Heidelberg; 2013.

23. Warasri S., Narumol M., dan Nirundorn M. Nutritional Composition of the

Farmed Edible Bird’s Nest (Collocalia Fuciphaga) in Thailand. Thailand:

Elsevier; 2013.

24. Matthew R. P., Philip M. T., Maly F., Wilbur B. B., dan Martin H. B.

Evaluation of Liver Function, Dalam: Richard A. M., dan Matthew R. P.

Henry’s Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods 22nd

Edition. China: Elsevier; 2011; 296-315.

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

43

25. Gerard J. T., dan Bryan D.. The Digestive System, Dalam: Principles of

Anatomy & Physyology 14th

Edition. United State of America: Wiley, 2014;

909-913.

26. Kuehnel, Wolfgang. Digestive System, Dalam: Color Atlas of Cytology,

Histology, and Microscopic Anatomy. Thieme, 2013; 318-329.

27. Robert B. T., dan Ronald S. G. Gastrointestinal System, Dalam: Histology:

An Identification Manual. Mosby; 2009.

28. Robert K. M., David A. B., Kathleen M. B., Peter J. K., Victor W. R., dan

Anthony W. Harper’s Illustrated Biochemistry 28th

Edition. USA: Mc Graw

Hill; 2009.

29. Marinda, Ferina Dwi. Hepatoprotective Effect of Curcumin in Chronic

Hepatitis. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2014; 3(7).

30. Albano E. Alcohol, Ocidative Stress and Free Radical Damage. 2006; 65(3):

218-90.

31. James H., Servio H. R., Nicholas F., Santhi Gorantla., Brenda M., dan Yuri P.

Mechanism of Alcohol-Induced Oxidative Stress and Neuoral Injury. 2009;

45(11): 1542-50.

32. Colleen M, S., Allan D. M., dan Michael A. L. Marks’ Basic Medical

Biochemistry: A Clinical Approach 2nd

Edition. USA: Lippincott Williams &

Wilkins; 2005.

33. Zhang Y., Mustapha U. I., Maznah I., Zhiping H., Maizaton A. A., Aini I.,

dan Norharina I. Edible Bird’s Nest Attenuates High Fat Diet-Induced

Oxidative Stress and Inflamation via Regulation of Hepatic Antioxidant and

Inflamatory Genes. 2015; 15: 310.

34. Aswir A. R., dan Wan N. Effect of Edible Bird’s Nest on Cell Proliferation

and Tumor Necrosis Factor-Alpha Release in Vitro. 2011; 18 (3); 1123- 27.

35. Sael C. G., dan Pablo M. Antioxidant in Liver Health. 2015; 6(3); 59-72.

36. Ari S. N., Ninisita S. H., dan Sri U. S., Efek Hepatoprotektif Ekstrak Buah

Merah (Pandanus conoideus Lam.) pada Hati Mencit Jantan Galur Swiss

Induksi dengan CCL4. 2008; 11(1): 24-30.

37. Janie L. B., Anthony N., Bryan L., Natasha K., Kenneth J. L., dan Richard T.

R. Cellular Organization of Normal Mouse Liver: A Histological,

Quanitative Immunocytochemical. And Fine Structural Analysis. 2009;

131(6): 713-26.

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

44

38. Noraisyah Z., Kam H. N., Nur R. Z., Kamariah L. The in Vivo Hepato-

Recovery Effect of the Polyphenol Rich Fermented Food XenijiTM

Ethanol

Induced Liver Damage; 2018.

39. Kesuma S., dan Rina Y. Antioksidan Alami dan Sintetik. Padang: Andalas

University Press; 2015.

40. Sha L., Hor Y. T., Ning W., Zhang J. Z., Lixing L., Chi W. W., dan Yibin F.

The Role of Oxidative Stress and Antioxidant in Liver Disease; 2015.

41. Richaard A. M., dan Matthew R. P. Henry’s Clinical Diagnosis and

Management by Laboratory Methods 22nd

Edition. China: Elsevier; 2011

42. Netter, Frank H. Atlas of Human Anatomy 6th

Edition. USA: Elsevier, 2014;

277-92.

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

45

Lampiran 1

Hasil Determinasi

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

46

Lampiran 2

Perhitungan Rendemen Ekstrak Sarang Burung Walet Putih

Berat ekstrak = 26,607 gram

Berat simplisisa = 511,76 gram

Rendemen % =

x 100%

= 5,199%

Sumber: Ardo, MH. 2017

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

47

Lampiran 3

Perhitungan Volume Administrasi (VAO)

VAO (mL) =

a. Dosis Rendah (10 mg/kgBB)

3 ml =

Konsentrasi = 1 mg/mL

Suspensi ekstrak dibuat secara berkala setiap 50 mL maka ekstrak yang

dibutuhkan sebanyak :

Ekstrak (mg) = konsentrasi (mg/mL) x volume (mL)

Ekstrak = 1 mg/mL x 50 mL

= 50 mg

b. Dosis Sedang (20 mg/kgBB)

3 ml =

Konsentrasi = 2 mg/mL

Suspensi ekstrak dibuat secara berkala setiap 50 mL maka ekstrak yang

dibutuhkan sebanyak :

Ekstrak (mg) = konsentrasi (mg/mL) x volume (mL)

Ekstrak = 2 mg/mL x 50 mL

= 100 mg

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

48

c. Dosis Tinggi (40 mg/kgBB)

3 ml =

Konsentrasi = 4 mg/mL

Suspensi ekstrak dibuat secara berkala setiap 50 mL maka ekstrak yang

dibutuhkan sebanyak :

Ekstrak (mg) = konsentrasi (mg/mL) x volume (mL)

Ekstrak = 4 mg/mL x 50 mL

= 200 mg

Sumber: Ardo, MH. 2017.

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

49

Lampiran 4

Proses Penelitian

Gambar 6.1

Penimbangan sampel

Gambar 6.2

Pembuatan homogenat

Gambar 6.3

Uji Protein

Gambar 6.6

Pembuatan preparat

histologi

(Embedding)

Gambar 6.5

Uji GOT/GPT Gambar 6.4

Alat dan bahan uji

GOT/GPT

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

50

Gambar 6.8

Pewarnaan HE

Gambar 6.7

Blocking

Gambar 6.9

Foto preparat

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

51

Lampiran 5

Analisis Statistik Kadar GOT dan GPT Menggunakan SPSS

Analisis statistik kadar GOT menggunakan software SPSS

A. Uji Normalitas

Tests of Normality

KODE

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

GOT NORMAL .351 3 . .827 3 .181

POSITIF .284 3 . .933 3 .501

DOSIS RENDAH .175 3 . 1.000 3 1.000

DOSIS SEDANG .241 3 . .973 3 .687

DOSIS TINGGI .317 3 . .888 3 .347

a. Lilliefors Significance Correction

B. Uji Homogenitas Varian

Test of Homogeneity of Variances

GOT

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

2.969 4 10 .074

C. Uji One-Way ANOVA

ANOVA

GOT

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups .000 4 .000 .923 .488

Within Groups .000 10 .000

Total .000 14

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

52

Analisis statistik kadar GPT menggunakan software SPSS

A. Uji Normalitas

Tests of Normality

KODE

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

GPT NORMAL .231 3 . .980 3 .731

POSITIF .269 3 . .949 3 .565

DOSIS RENDAH .297 3 . .917 3 .442

DOSIS SEDANG .205 3 . .993 3 .842

DOSIS TINGGI .201 3 . .994 3 .856

a. Lilliefors Significance Correction

B. Uji Homogenitas Varian

Test of Homogeneity of Variances

GPT

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1.744 4 10 .217

C. Uji One-Way ANOVA

ANOVA

GPT

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups .000 4 .000 .458 .765

Within Groups .000 10 .000

Total .000 14

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

53

Analisis statistik kadar GOT/GPT menggunakan software SPSS

A. Uji Normalitas

Tests of Normality

KODE

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

GOTGPT NORMAL .296 3 . .918 3 .446

POSITIF .385 3 . .750 3 .000

DOSIS RENDAH .204 3 . .994 3 .847

DOSIS SEDANG .196 3 . .996 3 .878

DOSIS TINGGI .252 3 . .965 3 .640

a. Lilliefors Significance Correction

B. Uji Homogenitas Varian

Test of Homogeneity of Variances

GOTGPT

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

3.667 4 10 .043

C. Uji One-Way ANOVA

ANOVA

GOTGPT

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups .012 4 .003 .656 .636

Within Groups .044 10 .004

Total .056 14

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

54

Lampiran 6

Identitas Penulis

Nama : Shiella Fauzia Krisnadi

NIM : 11151030000057

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 26 Desember 1996

Agama : Islam

Alamat : Jalan Taman Calatea III Perumahan Taman Harapan Baru

Blok K3 no. 9 RT 09/22, Pejuang, Medan Satria, Bekasi,

17131

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

2001 — 2003 : TK Budi Harapan, Bekasi, Jawa Barat

2003 — 2009 : SDIT Gema Nurani, Bekasi, Jawa Barat

2009 — 2012 : SMP Negeri 5, Bekasi, Jawa Barat

2012 — 2015 : SMA Negeri 4, Bekasi, Jawa Barat

2015 — sekarang : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

55

Kode Protein

(mg/ml)

Sample 1 Rata-

Rata

Sample

1

Sample 2 Rata-

Rata

Sample

2

Rata-

Rata

Total

Menit ke- Menit ke-

0 1 2 3 0 1 2 3

O II 15,381 0,577 0,573 0,572 0,569 0,573 0,605 0,598 0,596 0,593 0,598 0,585

O I2 16,268 0,552 0,552 0,551 0,551 0,552 0,574 0,573 0,572 0,571 0,573 0,562

O13 16,038 0,536 0,536 0,535 0,534 0,535 0,57 0,568 0,566 0,565 0,567 0,551

P II 15,082 0,537 0,533 0,532 0,531 0,533 0,534 0,531 0,530 0,53 0,531 0,532

P I2 13,467 0,605 0,602 0,600 0,598 0,601 0,596 0,593 0,589 0,586 0,591 0,596

P I3 11,659 0,559 0,557 0,556 0,559 0,558 0,550 0,547 0,544 0,542 0,546 0,562

DR I 12,737 0,548 0,542 0,539 0,537 0,542 0,487 0,476 0,473 0,469 0,476 0,509

DR II 14,573 0,498 0,498 0,497 0,495 0,497 0,529 0,525 0,523 0,520 0,524 0,511

DR III 12,214 0,547 0,545 0,543 0,541 0,544 0,518 0,516 0,511 0,508 0,513 0,529

DS I 18,255 0,585 0,576 0,573 0,569 0,576 0,573 0,566 0,56 0,556 0,564 0,570

DS II 12,984 0,530 0,528 0,527 0,526 0,528 0,541 0,539 0,538 0,536 0,539 0,548

DS III 9,661 0,504 0,504 0,504 0,504 0,504 0,540 0,538 0,537 0,534 0,537 0,546

DT I 14,110 0,503 0,499 0,497 0,494 0,498 0,492 0,487 0,485 0,484 0,487 0,493

DT II 11,586 0,692 0,682 0,676 0,671 0,680 0,526 0,526 0,526 0,527 0,526 0,603

DT III 10,629 0,570 0,568 0,567 0,566 0,568 0,622 0,620 0,620 0,620 0,621 0,594

Lam

pir

an

7

T

abel

has

il p

enguku

ran k

adar

pro

tein

dan

GO

T/G

PT

55

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47876...PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK SARANG BURUNG WALET (Collocalia Fuciphaga) TERHADAP AKTIVITAS

56