PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION...

239
PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : ASIH INPRIAWATI NINGTIAS NIM : 11150170000018 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION...

Page 1: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING

QUESTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MATEMATIS SISWA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

ASIH INPRIAWATI NINGTIAS

NIM : 11150170000018

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

i

Page 3: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran
Page 4: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran
Page 5: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

i

ABSTRAK

Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran teknik

Probing Question terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Oktober 2019.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji perbedaan kemampuan berpikir

kritis matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran teknik probing

question dan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilaksanakan pada salah

satu SMP Negeri di Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2018/2019. Metode

penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian post

test only control design. Sampel penelitian sebanyak 68 siswa yang terdiri dari 34

siswa kelas eksperimen dan 34 siswa kelas kontrol dengan teknik cluster random

sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tes uraian

kemampuan berpikir kritis matematis. Teknik analisis data yang digunakan adalah

ANOVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat perbedaan

kemampuan berpikir kritis matematis siswa antara pembelajaran teknik probing

question dan pembelajaran konvensional, 2) terdapat perbedaan kemampuan

berpikir kritis matematis siswa pada kategori pengetahuan awal matematika siswa

tinggi, sedang dan rendah 3) tidak terdapat pengaruh interaksi antara teknik

probing question dan pengetahuan awal matematika siswa terhadap kemampuan

berpikir kritis matematis siswa.

Kata Kunci: Probing Question, PAM, Kemampuan Berpikir Kritis, Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis Siswa.

Page 6: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

ii

ABSTRAC

Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). ”The Effect of Learning Probing

Question Techniques towards Students’ Mathematical Critical Thinking

Ability.” Undergraduated Thesis of Mathematics Education Department,

Faculty of Tarbiyah and Educational Science, Syarif Hidayatullah University

Jakarta, October 2019.

The purpose of this research is to investigate the differences in students’

mathematical critical thinking ability taught by learning probing question

techniques and conventional learning. This research was conducted at one of the

junior high schools in the city of Tangerang Selatan in the academic year

2018/2019. The method of this research used a quasi-experimental with a post-

test only control group design. The samples are 68 students, they are 34 students

in the experimental group, and 34 students in the control group by cluster random

sampling techniques. The instrument used in this research is a test of

mathematical critical thinking skills. The data analysis technique used a two-way

ANOVA. The result of this research shows that: 1) there are differences in

students' mathematical critical thinking abilities between learning probing

question techniques and conventional learning, 2) there are differences in

students' mathematical critical thinking abilities in the high, medium and low

students' mathematical knowledge categories, 3) there is no influence of

interactions between probing question techniques and mathematical prior

knowledge students towards students’ mathematical critical thinking ability.

Keywords: Probing Question, PAM, Critical Thinking Ability, Students’

Mathematical Critical Thinking Ability.

Page 7: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan kesehatan, kenikmatan dan kemudahan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta

salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,

sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa terdapat berbagai

kendala yang dialami, namun dengan kerja keras, doa, bantuan dan semangat dari

berbagai pihak semua kendala dapat teratasi. Oleh karena itu, ucapan terimakasih

penulis ucapkan kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Gusni Satriawati, S.Ag, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sekaligus Dosen Penasihat Akademik yang telah memberikan

bimbingan, arahan serta nasihat kepada penulis dan teman-teman dalam

menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Kadir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan periode 2014-2019 dan Bapak Dr.

Abdul Muin, S.Si, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan periode 2014-2019.

5. Ibu Dr. Lia Kurniawati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dedek

Kustiawati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, nasihat, semangat dan motivasi selama penulis

mengerjakan skripsi ini

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah membantu serta memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan

Page 8: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

iv

7. Bapak Drs. H. Muslih, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP N 14 Kota

Tangerang Selatan yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian di

sekolah tersebut.

8. Ibu Putu Dessy I, M.Pd selaku Wakasek Kurikulum dan Ibu Wirdayati, S.Pd

selaku Guru Matematika SMP N 14 Kota Tangerang Selatan yang telah

memberikan arahan dan motivasi serta mengizinkan saya melakukan

penelitian di kelasnya.

9. Siswa/i kelas VIII-3 dan VIII-8 SMP N 14 Kota Tangerang Selatan tahun

ajaran 2019/2020, yang telah bersikap kooperatif selama penulis melakukan

penelitian

10. Teristimewa untuk keluarga tercinta, Ayahanda Alm. Priyadi dan Ibunda Zeti

Anekawati yang selalu mendukung baik secara materiil maupun non materiil

serta selalu mendoakan penulis selama ini. Adik-adik manis Adi Dwi

Priangga dan Sandi Jiwa Trio Gemilang yang mampu menjadi penyemangat

bagi penulis.

11. Motivator Bapak Dedi Auron, S.Pd, Kak Sendiko Janu, S.Si dan Kak

Annastya Ningrum, S.Pd yang telah memberikan banyak bantuan, bimbingan,

serta nasihat tak henti-hentinya kepada penulis

12. Ibu dan Bapak Guru SMA N 11 Kota Tangerang Selatan yang selalu

memberikan dukungan, motivasi serta doa kepada penulis

13. Sahabat tercinta selama duduk di bangku sekolah, Yolanda Ciptaningrum, SE

yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat dan motivasi yang tiada

henti-hentinya kepada penulis.

14. Sahabat tercinta selama duduk di perkuliahan, R. Nabilah Fahrani, Annisa

Sholihah, Anita Amelia, Dyah Ayu Maharani, Pudji Rahayu, Anita Mutiara

Zaki, Zharotun Nisa dan Sriyati yang selama ini selalu mendoakan,

menemani, menjadi tempat berbagi, memberikan motivasi, dan sama-sama

berjuang dalam menulis skripsi.

15. Teman seperjuangan dan seperbimbingan yaitu kak Qoo’idah Afifah, kak

Peni Meilani dan Kak Jafar yang selalu memberikan semangat dan menjadi

tempat berbagi penulis selama mengerjakan skripsi ini.

Page 9: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

v

16. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2015,

khususnya kelas A yang banyak memberikan bantuan baik langsung maupun

tidak langsung.

17. Teman-teman satu organisasi LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya Kak Bibah, Adisti, Aghnia, Nia, Moza, Enggar, Agra, Ayu, Sarah,

Alda, Pew, Nilam dan Sundari. Terimakasih atas pengalaman, doa robitoh

dan motivasinya.

18. Teman-teman seperjuangan sedari SMP, Fajrina Nur Usmani, Fitri Amalia,

Etsa Indria Prasetyo S.E, Nurullita Oktavia dan Fani Rosdiyanti yang sama-

sama sedang berjuang untuk menyelesaikan skripsinya.

19. Teman-teman KKN SEMARAK DELAPAN, khususnya Vika, Mia, Ahida,

Lela, Icey, Amal dan Rita. Terimakasih atas segala pengalaman dan

kerjasamanya.

20. Teman-teman PLP SMAN 11 Kota Tangerang Selatan, khususnya Adinda

Salsabila yang selalu sama-sama menyemangati, bekerja sama, menasihati

dan memberikan saran dalam kegiatan perkuliahan maupun PLP.

21. Adik tingkat angkatan 2016, 2017 dan 2018 Jurusan Pendidikan Matematika,

khususnya Bella, Indri, Yunita, Wahyuni, Alina, Priti, Tasya, Afra, Fitri,

Yuka dan Hani. Terima kasih telah memberikan semangat untuk penulis.

22. Kakak tingkat 2013 dan 2014 Jurusan Pendidikan Matematika, khususnya

kak Nazira, kak Alfi, kak Tasya, kak Ai, kak Hana, kak Kiki, kak Fifi, kak

Wini, kak Mae, kak Em, kak Ulfah, Teh Imah dan kak Nadia. Terimakasih

telah menjadi penyemangat bagi penulis.

Page 10: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRAC ............................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 9

D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................................... 12

A. Kajian Teoritik .......................................................................................... 12

1.Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ................................................. 12

a.Pengertian Kemampuan Berpikir....................................................... 12

b.Pengertian Berpikir Kritis .................................................................. 13

c.Pengertian Berpikir Kritis Matematis ................................................ 17

d.Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ............................................... 18

e.Pengetahuan Awal Matematika (PAM) ............................................ 18

2.Pembelajaran dengan teknik Probing Question ..................................... 21

3.Pembelajaran Konvensional ................................................................... 26

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 28

C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 30

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 32

Page 11: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 34

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 34

C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 35

D. Variabel Penelitian .................................................................................... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 36

F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 36

G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 45

H. Hipotesis Statistika .................................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 51

A. Deskripsi Data ........................................................................................... 51

1.Kemampuan Berpikir Matematis Siswa Secara Keseluruhan ................ 52

2.Kemampuan Berpikir Matematis Siswa Berdasarkan PAM .................. 53

3.Kemampuan Berpikir Matematis Siswa Per-indikator Secara

Keseluruhan ............................................................................................... 56

B. Analisis Data ............................................................................................. 58

1.Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Secara Keseluruhan ................ 59

2.Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan PAM................... 62

3.Interaksi Antara Kategori PAM dengan Teknik Pembelajaran .............. 65

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 68

1.Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ................... 68

2.Proses Pembelajaran Pembelajaran Teknik Probing Question .............. 82

3.Proses Pembelajaran Pembelajaran Konvensional ................................. 88

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 92

BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 93

A. Kesimpulan ................................................................................................ 93

B. Saran .......................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 95

Page 12: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis .................................................. 19

Tabel 2.2 Pembelajaran dengan Teknik Probing Question .................................. 25

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................... 34

Tabel 3.2 Desain Penelitian................................................................................... 35

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .......................... 37

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .............. 37

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Isi ............................................................................ 40

Tabel 3.6 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen .......................................... 41

Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Kolerasi Reliabilitas Instrumen ............................... 41

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 42

Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................... 43

Tabel 3.10 Hasil Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Instrumen ............................... 43

Tabel 3.11 Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen ................................................. 44

Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen ............................ 44

Tabel 3.13 Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Tes ........................................ 45

Tabel 3.14 Kriteria Pengelompokan Pengetahuan Awal Matematika (PAM) ...... 45

Tabel 3.15 Kriteria Pengelompokan PAM Siswa ................................................. 46

Tabel 3.16 Struktur Data Penelitian ...................................................................... 48

Tabel 4.1 Sebaran Sampel Berdasarkan Kategori PAM dan Pembelajaran.......... 52

Tabel 4.2 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Secara Keseluruhan ............... 52

Tabel 4.3 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan PAM ................. 59

Tabel 4.4 Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ................................ 56

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Normalitas berdasarkan PAM .................................... 59

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Homogenitas Varians ................................................. 59

Tabel 4.7 Uji Kesamaan Dua Rerata ..................................................................... 59

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 60

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas .......................................................................... 61

Tabel 4.10 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata ......................................................... 61

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 62

Page 13: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

ix

Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................ 63

Tabel 4.13 Hasil Uji Perbedaan Rerata ................................................................. 64

Tabel 4.14 Hasil Uji ANOVA 2 Jalur ................................................................... 66

Tabel 4.15 Hasil Uji Post Hoc Scheffe ................................................................. 67

Page 14: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perbandingan Rerata Persentase Jawaban Benar Siswa ...................... 4

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 32

Gambar 4.1 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Secara Keseluruhan ........... 53

Gambar 4.2 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ............................................ 55

Gambar 4.3 Diagram Batang Rata-Rata Skor ....................................................... 58

Gambar 4.4 Contoh Soal Indikator Menganalisis Argumen ................................. 69

Gambar 4.5 Jawaban Siswa teknik Probing Question .......................................... 70

Gambar 4.6 Jawaban Siswa Pembelajaran Konvensional..................................... 71

Gambar 4.7 Contoh Soal Indikator Menyimpulkan .............................................. 72

Gambar 4.8 Jawaban Siswa teknik Probing Question .......................................... 72

Gambar 4.9 Jawaban Siswa Pembelajaran Konvensional..................................... 73

Gambar 4.10 Contoh Soal Indikator Membangun Keterampilan Dasar ............... 74

Gambar 4.11 Jawaban Siswa teknik Probing Question ........................................ 74

Gambar 4.12 Jawaban Siswa Pembelajaran Konvensional................................... 75

Gambar 4.13 Contoh Soal Indikator Membuat Penjelasan Lebih Lanjut ............. 76

Gambar 4.14 Jawaban Siswa teknik Probing Question ........................................ 76

Gambar 4.15 Jawaban Siswa Pembelajaran Konvensional................................... 77

Gambar 4.16 Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Berdasarkan

PAM dan Teknik Pembelajaran ............................................................................ 81

Gambar 4.17 Suasana Pembelajaran Teknik Probing Question ........................... 83

Gambar 4.18 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Probing Question ...................... 84

Gambar 4.19 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Probing Reasoning and Cause .. 85

Gambar 4.20 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Probing Meaning ....................... 86

Gambar 4.21 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Probing Argument ..................... 87

Gambar 4.22 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Probing Extension and Unfocused

............................................................................................................................... 88

Gambar 4.23 Suasana Pembelajaran Pembelajaran Konvensional ....................... 88

Gambar 4.24 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Teknik Pengarahan .................... 89

Gambar 4.25 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Teknik Membimbing ................. 91

Page 15: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .................... 99

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ........................ 119

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen .......................................... 139

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ................................................. 154

Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .... 168

Lampiran 6 Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .................................... 169

Lampiran 7 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Kritis ............................ 172

Lampiran 8 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ......... 178

Lampiran 9 Indikator dan Tes Pengetahuan Awal (PAM).................................. 179

Lampiran 10 Kunci Jawaban Soal PAM ............................................................. 185

Lampiran 11 Nilai PAM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................... 193

Lampiran 12 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Berpikir Kritis Matematis ............. 194

Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Berpikir Kritis ......................... 195

Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Berpikir Kritis ..................... 197

Lampiran 15 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes KBKM ........................ 198

Lampiran 16 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes KBKM........................... 199

Lampiran 17 Hasil Tes KBKM Kelas Eksperimen ............................................. 200

Lampiran 18 Hasil Tes KBKM Kelas Kontrol ................................................... 201

Lampiran 19 Hasil Uji Normalitas, Homogenitas, Hipotesis Statistik PAM ...... 202

Lampiran 20 Hasil Uji Normalitas, Homogenitas, Hipotesis Statistik KBKM .. 203

Lampiran 21 Hasil Uji Normalitas KBKM berdasarkan PAM ........................... 204

Lampiran 22 Hasil Uji Homogenitas KBKM berdasarkan PAM ....................... 205

Lampiran 23 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata berdasarkan PAM ......................... 206

Lampiran 24 Hasil Uji ANOVA dan Post Hoc ................................................... 207

Page 16: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

xii

Lampiran 25 Hasil Pra Penelitian KBKM .......................................................... 208

Lampiran 26 Hasil Wawancara Pra Penelitian.................................................... 209

Lampiran 27 Surat Bimbingan Skripsi ................................................................ 211

Lampiran 28 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 213

Lampiran 29 Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 214

Lampiran 30 Lembar Uji Referensi .................................................................... 215

Lampiran 31 Hasil Cek Plagiarisme ................................................................... 223

Page 17: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah segala pengalaman berharga yang berlangsung sepanjang

hidup yang tumbuh dari segala lingkungan kehidupan dan mempengaruhi

pertumbuhan individu.1 Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan

pemerintah untuk mencerdaskan suatu bangsa. Melalui pendidikan diharapkan

dapat mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu bersaing

dengan negara lain. Generasi penerus bangsa yang berkualitas dapat diwujudkan

dengan pendidikan yang bermutu yaitu mampu mengembangkan potensi-potensi

positif yang terpendam dalam diri siswa.2 Hal ini ditunjukkan dengan adanya

pergantian kurikulum secara terus-menerus guna mencari kurikulum terbaik untuk

pendidikan di Indonesia, karena kurikulum mempunyai peranan penting terhadap

pendidikan. Dengan adanya penyempurnaan kurikulum dari kurun waktu ke

waktu, maka pendidikan dianggap menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan

suatu bangsa.

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pendidikan yaitu adanya proses

belajar mengajar di kelas. Dalam proses belajar kita dituntut untuk memiliki

kemampuan berpikir. Menurut Robert L. Solso berpikir adalah proses yang

dibentuk oleh representasi mental baru melalui transformasi informasi yang

mencakup penalaran, penggambaran, pemecahan masalah logis, pembentukan

konsep kreativitas, kecerdasan, pertimbangan, dan pengabstrakan.3 Dalam arti

lain, berpikir juga dapat dikatakan kemampuan untuk dapat menganalisis kembali

informasi yang pernah diterima. Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan

berpikir penting digunakan untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan.

1 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan (Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar

Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia), (Jakarta:PT Grafindo Persada, 2012) h.

3. 2 Heri Widodo, “Potret Pendidikan di Indonesia dan Kesiapannya dalam Menghadapi

Masyarakat Ekonomi Asia (MEA)”, Jurnal Cendikia, Vol.13, 2015, h. 294. 3 Kowiyah, “Kemampuan Berpikir Kritis”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 5, 2012,

h. 175.

Page 18: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

2

Salah satu mata pelajaran yang mengajarkan untuk memiliki keterampilan

berpikir adalah pelajaran matematika. Sesuai dalam lampiran peraturan menteri

pendidikan dan kebudayaan no 20 tahun 2016, dimensi keterampilan matematika

yaitu memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: (1) kreatif, (2) produktif, (3)

kritis, (4) mandiri, (5) kolaboratif, dan (6) komunikatif.1 Hal ini menunjukkan

bahwa matematika adalah mata pelajaran yang mengasah keterampilan berpikir.

Biasanya, siswa yang memiliki kemampuan yang baik dalam mata pelajaran

matematika akan memiliki kemampuan yang baik pula dalam mata pelajaran

lainnya. Hal ini disebabkan karena matematika mengajarkan proses berpikir di

dalamnya termasuk kemampuan keterampilan berpikir kritis.

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang penting yang harus

dimiliki oleh setiap siswa. Jika siswa memiliki kemampuan tersebut, siswa dapat

mengolah dan menganalisis informasi yang didapatkan dengan teliti. Tidak

semata-mata menerima tanpa berpikir secara rasional. Oleh karena itu,

kemampuan berpikir kritis ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pentingnya kemampuan berpikir kritis juga tertera dalam al-Quran surah Al-

Hujurat ayat 6 yang berbunyi:

ا بنبإ فتبينوا إن جاءكم فاسق أيها ٱلذين ءامنو

لة فتصبحوا ي ا بجه دمين على ما ف أن تصيبوا قوم علتم ن

Artinya “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik

membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak

menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya

yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6).

Dalam ayat tersebut Allah menyeru hamba-Nya untuk berpikir secara kritis

dengan cara memeriksa kembali dengan teliti mengenai informasi yang telah kita

dapatkan. Hal ini menunjukkan kemampuan berpikir kritis memang harus dimiliki

bagi setiap siswa.

Kemampuan berpikir kritis matematis menurut Ennis (1996), yaitu

kemampuan berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang

mencakup penalaran matematika, pengetahuan matematika, dan pembuktian

1 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Lampiran Permendikbud Nomor 20 Tahun

2016, (Jakarta:Kemendikbud), 2014, h.8

Page 19: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

3

matematika.2 Sejalan dengan Ennis, Glazer (2001) menyatakan berpikir kritis

dalam matematika adalah kemampuan yang melibatkan pengetahuan sebelumnya,

penalaran matematis, dan strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan,

atau mengevaluasi situasi matematik.3 Berpikir kritis tidak hanya melibatkan

logika, tetapi ada kesiapan kriteria intelektual yang luas seperti kejelasan,

kredibilitas, presisi, relevansi, akurasi, keluasan makna, kedalaman dan

keseimbangan.4 Oleh karena itu, dalam mencapai tahapan berpikir kritis,

diperlukan kemahiran berpikir tingkat tinggi.

Berdasarkan taksonomi Bloom keterampilan berpikir tingkat tinggi (high

order thinking skills) adalah kegiatan berpikir yang melibatkan level kognitif

hirarki tinggi yang kemudian dalam perkembangannya analisis dan mengevaluasi

dikategorikan dalam berpikir kritis.5 Dalam pengaplikasiannya, untuk mengasah

kemampuan berpikir tingkat tinggi biasanya guru menghadapkan siswa pada soal-

soal non rutin di sekolahnya, yang nantinya akan mengasah kemampuan berpikir

kritis matematis siswa. Menurut Saputra tujuan utama dari keterampilan berpikir

tingkat tinggi (high order thinking skills) adalah bagaimana meningkatkan

kemampuan berpikir siswa pada level yang lebih tinggi, khususnya yang berkaitan

dengan kemampuan untuk berpikir kritis dalam menerima berbagai jenis

informasi, begitupun juga berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah

menggunakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya serta membuat keputusan

dalam situasi-situasi yang kompleks.6

Namun, pada kenyataannya kemampuan berpikir kritis siswa di sekolah

masih tergolong rendah dikarenakan oleh beberapa faktor. Salah satunya soal-soal

yang diberikan oleh guru adalah soal-soal rutin, sehingga kurang dapat mengukur

2 Karunia Eka Lestari dan Mukhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan

Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), h. 89-90. 3 Reviandri Widyatiningtyas, The Impact of Problem-Based Learning Approach to Senior

High School Students’ Mathematics Critical Thinking Ability, IndoMS-JME, 2015, vol. 6, h. 31. 4 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

h. 21. 5 Sucipto, “Pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dengan Menggunakan

Strategi Metakognitif Model Pembelajaran Problem Based Learning”, Jurnal Pendidikan, Vol. 2,

No. 1, 2017, h. 64. 6 Husna Nur Dinni, “HOTS (High Order Tinking Skills) dan Kaitannya dengan

Kemampuan Literasi Matematika”, PRISMA 1 (Prosiding Seminar Nasional Matematika), h. 171

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ diakses pada Senin, 10 Oktober 2018 pukul 22.00

Page 20: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

4

kemampuan berpikir kritis siswa menurut wawancara dari seorang guru di salah

satu SMP Tangerang Selatan. Hal ini ditunjukkan pada hasil penelitian

Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2015 bahwa

Indonesia berada di posisi 9 terendah dari 70 negara yang berpartisipasi. Dalam

mengukur kecakapan matematika pada anak usia 15 tahun pada kategori science,

reading and mathematics untuk share of top performers in at least one subject

(level 5 or 6) hanya 0,8% dari standar PISA yaitu 15,3%.7 Data ini menunjukkan

bahwa kemampuan matematika pada level 5 atau 6 yang dapat mengukur tingkat

kritis matematis siswa di Indonesia masih dibawah rata-rata skor PISA.

Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud PISA pada level 5 atau 6 adalah siswa

dapat menentukan strategi penyelesaian dari pemecahan masalah, bernalar,

mengomunikasikan tindakan, merefleksikan penemuan mereka, menginterpretasi

dan dapat membuat argumentasi.8

Sejalan dengan hasil PISA, hasil TIMSS (Trend in International

Mathematics and Science Study) yaitu studi Internasional yang mengukur

kemampuan siswa di bidang matematika dan sains, kerangka penilaian TIMSS

dibagi menjadi dua domain yaitu domain konten yang berkenaan dengan materi

dan domain kognitif yang berkenaan dengan kemampuan berpikir. Presentase

perbandingan rerata jawaban benar siswa dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.1 Perbandingan Rerata Persentase

Jawaban Benar Siswa pada TIMSS

Dalam domain kognitif, perbandingan rerata persentase jawaban benar

siswa Indonesia pada bagian mengetahui (knowing) 32% dari 56%,

mengaplikasikan (applying) 24% dari 48% dan bernalar (reasoning) 20% dari

7 OECD, PISA 2015 Results in Focus, (tt.p: OECD Publishing, 2018), h. 5. 8 OECD, PISA 2012 Result: What Student Know Can Do (Volume I), (tt.p: OECD

Publishing, 2014), h. 61.

Page 21: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

5

44%.9 Dengan pencapaian hasil tersebut, laporan TIMSS 2015 negara Indonesia

terdapat di posisi urutan 45 dari 50 negara yang berpartisipasi dengan poin 397.10

Dari data tersebut, memperkuat fakta sebelumnya yaitu kemampuan berpikir kritis

siswa masih tergolong rendah termasuk pada level 5 dan 6 pada PISA. Maka dari

itu, masih banyak yang harus dievaluasi dari pendidikan Indonesia salah satunya

adalah kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah.

Rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa juga disebabkan

oleh pembelajaran yang berpusat pada guru (konvensional) seperti yang sering

diterapkan di sekolah-sekolah selama ini, dimana peran guru lebih dominan

sehingga siswa cenderung pasif.11 Hal ini sejalan dengan hasil wawancara yang

peneliti lakukan bahwa pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas mayoritas

berpusat pada guru karena ada beberapa kendala seperti media yang terbatas atau

tidak diperbolehkan membawa alat komunikasi, sehingga siswa hanya bisa

bernalar melalui buku, kemudian guru sudah memberikan LKS namun tetap saja

jika tidak dijelaskan siswa masih belum paham dan soal-soal yang diberikan guru

lebih banyak untuk kemampuan pemahaman konsep sehingga untuk kemampuan

berpikir kritis jarang diberikan.

Selain itu, rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa juga didasarkan pada

hasil nilai tes kemampuan berpikir kritis yang peneliti lakukan di SMPN 14 Kota

Tangerang Selatan. Salah satu soal yang diberikan yaitu soal berpikir kritis untuk

indikator membangun keterampilan dasar. “Pada poin b. Ayah mempunyai

aktivitas lari pagi yang dilakukan setiap hari. Lapangan yang digunakan untuk

lari pagi berbentuk seperti berikut.

9 Pusat Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Mengenai TIMSS, Diakses dari

https://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/Hasil%20Seminar%20Puspendik%202016/TI

MSS%20infographic.pdf pada 13 November 2018 pukul 10.04, h. 1. 10 Rahmawati, Hasil TIMSS 2015 Diagnosa Hasil untuk Perbaikan Mutu dan Peningkatan

Capaian, Diakses dari

http://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/RahmawatiSeminar%20Hasil%20TIMSS%2020

15.pdf pada 13 November 2018 pukul 09.45, h. 2. 11 Rifaatul Mahmuzah, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP

Melalui Pendekatan Problem Posing”, Jurnal Peluang, Vol. 4, 2015, h. 67.

Page 22: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

6

Setiap berlari sejauh 100 m, ayah membutuhkan waktu 1 menit 30 detik. Ayah

ingin berlari sebanyak 8 putaran, tetapi hari ini ayah hanya mempunyai waktu 40

menit.

a. Tentukan waktu yang dibutuhkan untuk lari pagi sebanyak 8 putaran

b. Ayah berpendapat bahwa apabila ia beristirahat selama 30 menit, maka ia

tidak akan menghabiskan waktu lebih dari 40 menit. Jelaskan apakah pendapat

tersebut benar?”

Dari 32 siswa, ada 19 siswa yang menjawab seperti di atas. Dari pertanyaan pada

poin b dijelaskan bahwa jika ayah beristirahat 30 menit, apakah benar ayah tidak

akan menghabiskan waktu lebih dari 40 menit? Sebagian siswa menjawab “tidak

benar karena ayah akan menghabiskan waktu 24 menit” dan siswa mengabaikan

informasi jika ayah beristirahat 30 menit. Padahal, jika siswa memiliki

keterampilan dasar yang baik, siswa dapat menjelaskan dalam 8 putaran ayah

akan menghabiskan waktu 24 menit dan jika ayah beristirahat selama 30 menit,

maka ayah akan menghabiskan 54 menit sehingga pernyataan pada poin b salah.

Hal itu menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator

membangun keterampilan dasar hanya 9,38%. Secara keseluruhan, nilai

kemampuan berpikir kritis siswa hanya mencapai rata-rata 34,53 dari skala 0-100.

Page 23: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

7

Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam pembelajaran

matematika perlu mendapat perhatian serius dari semua kalangan terutama guru

matematika dengan menggunakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dapat

membuat siswa aktif serta dapat meng-explore pengetahuannya sendiri.

Kemudian selain permasalahan tersebut, pengetahuan awal matematika

menjadi salah satu faktor mendukungnya pencapaian. Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian Hailikari yang berjudul “Assesing University Students’ Prior

Knowlegde” menyimpulkan bahwa pengetahuan prosedural (pengetahuan awal

matematika) yang memerlukan keterampilan kognitif tingkat tinggi memprediksi

pencapaian akhir dengan baik dan juga terkait erat dengan kesuksesan

pembelajaran sebelumnya.12 Dengan kata lain, siswa dengan pengetahuan awal

yang baik akan memperoleh pencapaian yang baik pula.

Menurut Penner salah satu pembelajaran terbaik untuk mengembangkan

keterampilan berpikir, salah satunya berpikir kritis adalah dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan dalam membimbing siswa yaitu mengaitkan dengan

konsep yang telah dimilikinya.13 Menurut Bonnie dan Potts beberapa “ciri khas”

mengajar untuk berpikir kritis meliputi: (1) meningkatkan interaksi di antara para

siswa sebagai pebelajar, (2) dengan mengajukan pertanyaan open-ended, (3)

memberikan waktu yang memadai kepada para siswa untuk memberikan refleksi

terhadap pertanyaan yang diajukan atau masalah-masalah yang diberikan dan (4)

teaching for transfer (mengajar untuk dapat menggunakan kemampuan yang baru

saja diperoleh terhadap situasi-situasi lain dan terhadap pengalaman sendiri yang

para siswa miliki).14

Berdasarkan hal tersebut, untuk mengembangkan berpikir kritis matematis

siswa diperlukan penerapan pembelajaran yang tepat. Salah satu pembelajaran

yang dianggap tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah

pembelajaran dengan teknik Probing Question. Probing Question adalah

pertanyaan menyelidik yang mempertimbangkan tiga jenis pertanyaan yaitu

12 Kadir dan La Masi. “Penggunaan Konteks dan Pengetahuan Awal Matematikadalam

Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa”, KREANO 8, Vol.5, No.1, h. 63. 13 Kowiyah, op.cit., h. 178. 14 Ibid., h. 179.

Page 24: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

8

faktual, membimbing dan menyelidik. Pertanyaan menyelidik memiliki peran di

dalamnya agar memberikan stimulus untuk cara berpikir siswa. Sahin dan Kulm

mengatakan “Criteria for identifying probing questions: (1) ask student to explain

or elaborate their thinking, (2) ask students to use prior knowlegde and apply it to

current problem or idea, (3) ask student to justify or prove their ideas”15. Dalam

penjelasan tersebut, pembelajaran dengan teknik Probing Question dapat

memberikan stimulus pada siswa untuk menjelaskan cara berpikir siswa, meminta

siswa untuk memakai pengetahuan yang mereka ketahui dan membuktikan suatu

ide mereka yang akan menggali kemampuan berpikir kritis siswa tersebut. Melihat

dari permasalahan rendahnya berpikir kritis siswa pada indikator membangun

keterampilan dasar, teknik Probing Question merupakan salah satu solusi untuk

dapat meningkatkan hal tersebut. Teknik Probing Question berasal dari teknik

probing yang sekarang sudah berkembang menjadi tujuh kategori pertanyaan,

yaitu probing method atau metode penyelidik, probing reasoning atau penyelidik

penalaran, probing cause atau penyelidik penyebab, probing meaning atau

penyelidikan berarti, probing argument atau menyelidiki argumen, probing

extension atau penyelidikan ekstensi, unfocused probing atau tidak fokus

menyelidik.

Oleh karena itu, peneliti tertarik menggunakan pembelajaran teknik

Probing Question untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa supaya

siswa dapat meng-explore kemampuannya melalui pertanyaan menyelidik dan

siswa dapat membangun pemahamannya sendiri. Penelitian ini berjudul

”Pengaruh Pembelajaran teknik Probing Question terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis Siswa”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis siswa masih tergolong rendah.

2. Soal yang diberikan guru kurang menuntut siswa untuk berpikir kritis.

15 Markus Hahkioniemi, Student teacher’s types of probing questions in inquiry-based

mathematics teaching with and without Geogebra, (Finland:International Journal of Mathematical

Education in Science and Technology, Departement of Teacher Education), 2017, h. 4.

Page 25: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

9

3. Pembelajaran monoton yang berpusat pada guru sehingga siswa cenderung

pasif.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk memperjelas masalah dan mengurangi

perluasan masalah pada penelitian ini. Pembatasan masalah dari masalah yang

teridentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan pembelajaran teknik Probing Question yang

dikembangkan oleh Sahin dan Kulm dan dikembangkan kembali dalam

penelitian Markus Hahkioniemi menjadi tujuh kategori pertanyaan yaitu

probing method, probing reasoning, probing cause, probing meaning,

probing argument, probing extension, unfocused probing.

2. Kemampuan yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir

kritis matematis yang dibatasi dengan indikator: menganalisis argumen,

membangun keterampilan dasar, membuat kesimpulan dan membuat

penjelasan lebih lanjut.

3. Materi yang diajarkan selama proses penelitian ini adalah materi pola

bilangan pada kelas VIII semester ganjil.

4. Penelitian ini ditinjau dari Pengetahuan Awal Matematika (PAM).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti

dan dikaji lebih lanjut adalah sesuai dengan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan pencapaian kemampuan berpikir kritis antara

siswa yang memperoleh pembelajaran teknik Probing Question dengan

pembelajaran konvensional secara keseluruhan?

2. Apakah terdapat perbedaan pencapaian kemampuan berpikir kritis antara

siswa yang memperoleh pembelajaran teknik Probing Question dengan

pembelajaran konvensional berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis (tinggi,

sedang, rendah)?

3. Apakah terdapat pencapaian pengaruh interaksi antara faktor pembelajaran

teknik Probing Question dan pembelajaran konvensional dengan kategori

Page 26: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

10

Pengetahuan Awal Matematika terhadap kemampuan berpikir kritis matematis

siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian sebagai

berikut:

1. Mengkaji secara komprehensif perbedaan pencapaian antara siswa yang

memperoleh pembelajaran teknik Probing Question dengan pembelajaran

konvensional secara keseluruhan.

2. Mengkaji secara komprehensif perbedaan pencapaian antara siswa yang

memperoleh pembelajaran teknik Probing Question dengan pembelajaran

konvensional berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis (tinggi, sedang,

rendah).

3. Mengkaji secara komprehensif pencapaian pengaruh interaksi antara faktor

pembelajaran teknik Probing Question dan pembelajaran konvensional

berdasarkan kategori Pengetahuan Awal Matematis terhadap kemampuan

berpikir kritis matematis siswa.

F. Manfaat Penelitian

Kontribusi yang dapat diberikan dari penelitian pengaruh pembelajaran

teknik Probing Question terhadap kemampuan berpikir kritis matematis adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan informasi mengenai relasi pembelajaran menggunakan teknik

Probing Question dengan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

b. Sebagai referensi untuk penelitian lain yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Dapat menjadi alternatif pembelajaran di kelas dengan menggunakan

pembelajaran teknik Probing Question untuk meningkatkan berpikir kritis

matematis siswa.

Page 27: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

11

b. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini menambah referensi model pembelajaran yang dapat

digunakan sekolah dan diharapkan mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran matematika di sekolah.

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk mengembangkan

pembelajaran tersebut dan mengaplikasikan pada siswa.

Page 28: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

12

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Kajian Teoritik

Berikut ini akan dibahas mengenai deskripsi teoritis dari kemampuan

berpikir kritis matematis dan Teknik Probing Question. Selain itu, akan dibahas

pula mengenai keterkaitan secara teoritis antara kemampuan berpikir kritis

matematis dan Teknik Probing Question. Untuk memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam tentang toeri-teori tersebut, berikut merupakan penjelasannya.

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

a. Pengertian Kemampuan Berpikir

Kemampuan berpikir merupakan kemampuan yang pasti dimiliki oleh

setiap manusia, karena manusia diberi akal oleh Allah SWT yang berguna untuk

berpikir. Manusia memiliki potensi berpikir yang dapat berkembang secara

dinamis, Jika kita dapat mengoptimalkan potensi berpikir tersebut maka manusia

tidak hanya meningkatkan derajatnya namun juga meningkatkan kemampuannya.1

Hal tersebut yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Dalam

kehidupan sehari-hari manusia pasti menemukan permasalahan-permasalahan

dikehidupannya yang menuntut manusia untuk menggunakan akalnya untuk

berpikir. Maka dari itu, kemampuan berpikir ini sangat penting untuk

mengembangkan potensi siswa dalam memperkaya ilmunya yang akan digunakan

di kehidupan sehari-hari.

Menurut Ros dalam Wowo berpikir merupakan aktvitas mental yang

berdasar pada objek psikologis.2 Costa dalam Kowiyah menyatakan bahwa

berpikir terdiri atas beberapa kegiatan yaitu menemukan sebab akibat,

memberikan makna terhadap sesuatu yang baru, mengidentifikasi keteraturan di

antara fenomena, penentuan kualitas bersama (klasifikasi) dan

1 Kadir, “Integrasi Nilai-Nilai Ulul-Albab, Berpikir Dan Disposisi Matematik Serta

Alternatif Pembelajarannya dengan Model KADIR”, Proceeding Seminar dan Bedah Buku

“ISLAM DAN SAINS:Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia”,

(Ciputat: FITK Press), h. 29. 2 Wowo Sunaryo Kuswana, op. cit., h. 2.

Page 29: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

13

menemukan ciri khas suatu fenomena.3 Hal senada tentang berpikir diungkapkan

oleh Dina mendefinisikan berpikir sebagai sesuatu yang dilakukan oleh

seseeorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.4 Dengan proses berpikir,

aktivitas mental tidak dapat dipisahkan karena berpikir terjadi ketika sadar

maupun tidak sadar yang nantinya akan memperoleh sesuatu hasil dari proses

berpikir tersebut.

Menurut Kowiyah berpikir adalah suatu kegiatan atau proses kognitif,

aktivitas mental untuk mendapatkan ilmu pemahaman, pengetahuan dan

keterampilan supaya dapat menemukan jalan keluar dan juga keputusan baik

secara induktif, deduktif dan evaluatif sesuai dengan langkahnya.5 Menurut Wowo

dari hasil berpikirnya melalui gagasan dan ide, dalam proses berpikir dan

pemecahan masalah yang dilakukan serta keputusan yang dibuat, hal tersebut

kemudian diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk mencapai tujuan kehidupan

yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari maupun untuk mencapai tujuan

keilmuan tertentu.6 Begitupun dalam hasil berpikir siswa, siswa dapat mengerti

dan memahami suatu materi yang telah diajarkan karena dari aktivitas yang siswa

bentuk yaitu dengan menggunakan proses berpikirnya.

Berdasarkan ide dan gagasan dari beberapa ahli mengenai definisi berpikir

maka dapat disintesiskan bahwa berpikir merupakan kegiatan yang dibentuk oleh

seseorang secara sadar maupun tidak sadar yang dalam prosesnya menggunakan

logika dan fakta-fakta untuk membuat suatu keputusan yang berupa ide atau

gagasan.

b. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis

Dalam mempelajari ilmu matematika diperlukan kemampuan berpikir

kritis. Untuk menyelesaikan persoalan matematika mulai dari bagaimana

merencanakan penyelesaian, merumuskan masalah, menentukan langkah-langkah

3 Kowiyah, op. cit., h. 175. 4 Dina Mayadiaya Suwarma, Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009), h. 3. 5 Kowiyah, op. cit., h. 176. 6 Wowo Sunaryo Kuswana, op. cit., h. 3.

Page 30: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

14

penyelesaian, membuat dugaan ketika data yang diketahui kurang lengkap maka

dibutuhkan berpikir kritis.7 Siswa dengan kemampuan berpikir kritis yang baik

akan menanyakan sesuatu dengan alasan, menjawab pertanyaan yang diberikan

secara orisinil, mengumpulkan informasi yang tepat dan kreatif.8

Menurut Ennis, berpikir kritis adalah proses berpikir yang dilakukan

secara beralasan dan reflektif yang dipusatkan pada keputusan terhadap hal yang

dipercayai dan tindakan yang dilakukan.9 Menurut Joe Y. F Lau berpikir kritis

yaitu berpikir dengan jelas dan rasional yang melibatkan berpikir dengan tepat dan

sistematis mengikuti aturan logika dan penalaran sains.10 Definisi berpikir kritis

menurut Mansoor dan Samaneh ialah merupakan jalan untuk bernalar, metode

saintifik dan analitik dalam menganalisis isu, kumpulan bukti, memperkirakan

bukti, argumentasi, dan pengetahuan dengan seimbang, serta mampu untuk

menyimpulkan.11 Berdasarkan pendapat tersebut, berpikir kritis merupakan

berpikir secara bernalar dengan mengikuti metode saintifik dan rasional dalam

mengumpulkan bukti supaya dapat berargumen dengan jelas.

Richard Paul dalam Fisher mengungkapkan berpikir kritis merupakan

mode berpikir mengenai substansi, hal atau permasalahan apa saja dimana si

pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dan menerapkan standar intelektual

padanya.12 Adapun menurut Alec Fisher bahwa berpikir kritis adalah kegiatan

berpikir yang dilakukan dengan memenuhi beragam standar intelektual, seperti

kecukupan, relevansi, kejelasan, koheransi, dan lain-lain.13 Menurut Eny dan

Masrukan berpikir kritis adalah berpikir secara rasional yaitu ketika mengambil

7 Kowiyah, op. cit., h. 176. 8 Ibid., 9 Robert H. Ennis, “The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking

Dispositions and Disabilities”, Makalah dipresentasikan pada Sixth International Conference on

Thinking at MIT, Cambridge: Mei 2011,

(http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCriticalThinking_51711_000.

pdf), h. 1. 10 Joe Y. F. Lau, An Introduction to critical Thinking and Creativity (Think More, Think

Better), (Hoboken: John Wiley & Sons, 2011), h. 1. 11 Mansoor Fahim dan Samaneh Eslamdoost, “Critical Thinking: Frameworks and Models

for Teaching”, English Language Teaching, Vol. 7, No. 7, 2014, h. 141. 12 Alec Fisher, Buku Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar Alec Fisher, Terj. Dari Critical

Thinking: An Introduction Alec Fisher oleh Benyamin Hadinata, (Jakarta: Penerbit Erlangga,

2009), h. 4. 13 Ibid., h. 13.

Page 31: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

15

keputusan atau melakukan sesuatu dengan mengumpulkan bukti informasi

sebanyak mungkin meliputi metode-metode pemeriksaan atau penalaran yang

akan digunakan.14 Dapat dikatakan bahwa berpikir kritis merupakan kegiatan

berpikir rasional mengenai sesuatu yang memenuhi standar intelektual.

Feldman mengatakan bahwa berpikir kritis mencakup tindakan untuk

masalah, situasi atau argumen dan memilih pola investigasi untuk mendapatkan

hasil jawaban terbaik.15 Sejalan dengan Dina, kemampuan berpikir kritis menurut

Dina merupakan kemampuan yang didalamnya meliputi kegiatan, proses atau

prosedur umum untuk menyelesaikan sesuatu dengan benar dan tepat.16 Menurut

Gerhand dalam Dina berpikir kritis adalah suatu proses yang melibatkan

penerimaan dan penguasaan data, evaluasi data, analisis data dan

mempertimbangkan aspek kuantitatif dan kualitatif serta membuat keputusan

berdasarkan evaluasi.17

Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kemampuan berpikir kritis yaitu: (1)

mampu berpikir secara rasional; (2) mampu membuat keputusan dalam menyikapi

masalah; (3) mampu melakukan analisis terhadap bukti-bukti yang ada; (4)

mampu menarik kesimpulan dan menyusun argumen dengan benar.18 Siswa yang

memiliki kemampuan berpikir kritis akan memiliki ciri-ciri seperti yang telah

disebutkan dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Selain itu, siswa

tersebut juga akan menggunakan algoritma pengerjaan dengan benar.

Menurut Petters dan Kimberly untuk bisa mencapai kemampuan berpikir

kritis yaitu dengan memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi atau berpikir

kompleks diantaranya problem solving dan reasoning, karena itu merupakan suatu

pondasi untuk berpikir kritis.19 Dapat dikatakan bahwa berpikir kritis tidak

ekuivalen dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi, karena dalam berpikir kritis

14 Eny Sulistiani dan Masrukan, “Pentingnya Berpikir Kritis dalam Pembelajaran

Matematika untuk Menghadapi Tandangan MEA”, Seminar Nasional Matematika X Universitas

Negeri Semarang, 2016, h. 608. 15 Daniel A. Feldman, Berpikir Kritis Strategi untuk Pengambilan Keputusan,

(Jakarta:Indeks, 2010), h. 4. 16 Dina Mayadiaya Suwarma, op. cit., h. 39. 17 Ibid., h. 11. 18 Eny Sulistiani dan Masrukan , op. cit., h. 608. 19 Michael J. Peeters and Kimberly, “Development of Critical Thinking in Pharmacy

Education”, Innovations in pharmacy, Vol.7, No.1, 2016, h. 4.

Page 32: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

16

termuat semua komponen berpikir tingat tinggi.20 Untuk itu, siswa harus dilatih

dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi supaya siswa dapat memiliki

kemampuan berpikir kritis.

Joe Y. F. Lau dalam bukunya mengatakan bahwa berpikir kritis yang baik

adalah sebuah kemampuan kognitif, dalam mengembangkan sebuah kemampuan

dibutuhkan tiga keadaan yaitu belajar dari teori, praktik dengan sengaja dan

mengadopsi cara berpikir yang benar.21 Hal ini sejalan dengan Feldman pada

bukunya bahwa melatih kemampuan berpikir kritis yaitu dengan menggunakan

strategi analisis secara cermat dan hati-hati untuk mendapatkan hasil yang

dipercaya.22 Oleh karena itu, untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis

siswa perlu diadakannya latihan-latihan soal yang mengandung kriteria berpikir

kritis sebab kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang harus dilatih.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat didefinisikan bahwa

berpikir kritis merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi yang didalamnya

terdapat serangkaian prosedur dan didasari oleh analisa-analisa serta pembuktian

guna untuk mendapatkan suatu argumentasi dan jawaban terbaik. Dengan kata

lain berpikir kritis dapat mengkonstruk sendiri pengetahuan baru dari

pengetahuan-pengetahuan dasar yang dimiliki. Membiasakan aktivitas berpikir

kritis dapat mengurangi pemikiran yang berubah-ubah, parsial, tidak informatif

bahkan bias.23 Dengan kata lain, berpikir kritis menjadikan seseorang berpikir

secara rasional, berargumen dengan adanya fakta, konsisten, penuh tanggung

jawab dan yakin. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis harus dimiliki oleh

siswa untuk menyelesaikan berbagai permasalahan terutama dalam bidang

matematika.

20 Utari Sumarmo, dkk, “Kemampuan dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis, dan Kreatif

Matematik”, Jurnal Pengajaran MIPA, Vol.17, No.1, 2012, h. 22. 21 Joe Y. F. Lau, op. cit., h. 3. 22 Daniel A. Feldman, op. cit., h. 7. 23 Dina Mayadiaya Suwarma, op. cit., h. 3..

Page 33: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

17

c. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Kemampuan berpikir kritis dalam matematika disebut juga dengan

kemampuan berpikir kritis matematis. Menurut Ennis, berpikir kritis matematika

yaitu kemampuan berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang

melibatkan pengetahuan matematika, penalaran matematika dan pembuktian

matematika.24 Menurut Glazer dalam Dina merumuskan bahwa berpikir kritis

dalam matematika sebagai kemampuan dan disposisi dengan menyertakan

kembali pengetahuan yang telah dimilikinya, penalaran matematika dan strategi

kognitif untuk membuktikan, menggeneralisasi atau mengevaluasi secara

reflektif.25 Berdasarkan definisi tersebut, maka kondisi untuk berpikir kritis dalam

matematika harus memuat:26

1. Situasi yang tidak seperti biasanya, yaitu dimana individu tidak dengan cepat

memahami konsep matematika atau mengetahui bagaimana menentukan

solusi dari permasalahan matematika.

2. Menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya, menggunakan penalaran

dan strategi kognitif.

3. Melakukan generalisasi, juga pembuktian dan atau evaluasi dalam proses

berpikir.

4. Berpikir reflektif dengan melibatkan pengomunikasikan solusi dengan penuh

pertimbangan, membuat argumentasi yang masuk akal, menentukan alternatif

untuk memecahkan persoalan dan atau memperluas keilmuan selanjutnya.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis

matematis yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan berpikir yang

mengkonstruksi pemikirannya sendiri dengan melakukan generalisasi serta

pembuktian dan evaluasi yang kemudian mendapatkan solusi untuk

menyelesaikan permasalahan matematika.

24 Karunia Eka Lestari dan Mukhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., h. 90. 25 Dina Mayadiaya Suwarma, op. cit., h. 16. 26 Ibid., h.16-17

Page 34: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

18

d. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Kompetensi dalam berpikir kritis bisa dilihat dari kecakapan-kecakapan

tertentu. Kecakapan dalam berpikir kritis meliputi: (1) inference, yaitu kecakapan

untuk membedakan tingkat kepalsuan dengan membuat simpulan berdasarkan

fakta, (2) pengenalan asumsi atau sesuatu yang dianggap benar, (3) deduksi, yaitu

kecakapan dalam menentukan kesimpulan-kesimpulan dalam pertanyaan yang

diberikan, (4) interpretasi, yaitu kecakapan menimbang fakta, (5) evaluasi, yaitu

dapat membedakan argumen yang kuat dan lemah.27 Beyer megungkapkan ada

sekurang-kurangnya terdapat 10 kecakapan berpikir kritis yang digunakan siswa

dalam mengajukan pendapat atau membuat pertimbangan yang valid, yaitu

keterampilan untuk mengetahui perbedaan antara fakta yang dapat di verifikasi

dan sulit diverifikasi, mengetahui perbedaan antara ia dapatkan baik yang relevan

dan tidak relevan, dapat menentukan fakta dari suatu pernyataan, menentukan

kredibilitas dari suatu sumber, mengidentifikasi argumen yang lebih dari satu,

mengidentifikasi suatu penyimpangan, kesalahan-kesalahan logika, mengetahui

ketidakkonsistenan logika dalam suatu alur penalaran, dan menentukan kekuatan

dari suatu argumen.28

Indikator kemampuan berpikir kritis menurut Ennis (1985) dalam Dina,

terdapat dua belas indikator berpikir kritis yang dikelompokkan dalam lima

kemampuan berpikir, kelima indikator tersebut ditunjukkan pada tabel berikut:29

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

No Kemampuan Berpikir

Kritis

Indikator

1 Elementary clarification

(memberi penjelasan

sederhana)

a. Memfokuskan pertanyaan

b. Menganalisis argumen

c. Bertanya dan menjawab pertanyaan

klarifikasi dan pertanyaan yang

menantang

27 Kowiyah, op. cit., h. 177. 28 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2010), h. 155 29 Dina, op. cit., h. 13-16.

Page 35: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

19

No Kemampuan Berpikir

Kritis

Indikator

2 Basic support

(membangun

keterampilan dasar)

a. Mempertimbangkan kredibilitas

(kriteria) suatu sumber

b. Mengobservasi dan mempertimbangkan

hasil observasi

3 Inference

(menyimpulkan)

a. Membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi

b. Membuat induksi dan

mempertimbangkan induksi

c. Membuat dan mempertimbangkan nilai

4 Advanced clarification

(membuat penjelasan

lebih lanjut)

a. Mendefinisikan istilah,

mempertimbangkan definisi

b. Mengidentifikasi asumsi

5 Strategies and tactic

(strategi dan taktik)

a. Memutuskan suatu tindakan

Selain kelima kemampuan berpikir kritis diatas, Ennis juga menjelaskan

enam elemen dasar dalam berpikir kritis yaitu FRISCO (Focus, Reason, Inference,

Situation, Clarity dan Overview) berikut penjelasannya:30

1. Focus (Fokus), yaitu fokus pada pertanyaan, mengidentifikasi atau

merumuskan pertanyaan dan mempertimbangkan jawaban.

2. Reason (Alasan), yaitu dapat memberikan alasan pada sebuah jawaban.

3. Inference (Menarik kesimpulan), yaitu menilai kualitas simpulan dengan

asumsi alasan untuk diterima.

4. Situation (Situasi), yaitu memperhatikan situasi yang ada dengan seksama.

5. Clarity (Kejelasan), yaitu memeriksa dan memastikan kejelasannya agar tidak

membuat interpretasi ganda.

6. Overview (Tinjauan ulang), yaitu melihat kembali suatu tindakan

Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan indikator kemampuan

berpikir kritis sebagai berikut:

1) Menganalisis argumen

Kemampuan menganalisis argumentasi dengan memberikan alasan yang tepat.

30 Robert Ennis, “Critical thinking:A streamlined conception. Teaching Philosophy, Vol.

14, No. 1, 1991, h. 20.

Page 36: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

20

2) Membangun keterampilan dasar

Kemampuan keterampilan dasar siswa yaitu dengan mengkonstruksi sendiri

pemahaman konsep matematika untuk materi yang dipelajari.

3) Menyimpulkan

Kemampuan membuat kesimpulan secara generalisasi dengan

mempertimbangkan fakta, konsekuensi, penerapan prinsip dan memikirkan

alternatif.

4) Membuat penjelasan lebih lanjut

Kemampuan siswa untuk membuat penjelasan lebih lanjut terkait

mendefinisikan istilah dan mengidentifikasi asumsi. Kegiatan ini dengan

mengungkapkan penjelasan terkait hubungan beberapa konsep dalam

matematika.

e. Pengetahuan Awal Matematika (PAM)

Pengetahuan awal merupakan kemampuan yang sudah ada dalam diri

siswa sebelum dimulainya kegiatan belajar mengajar. Menurut Aan dan Yani,

siswa dengan pengetahuan awal yang baik akan memperoleh pengetahuan yang

baik pula karena pengalaman dan pengetahuan sebelumnya yang memang sudah

ada, siswa yang sudah memiliki pengalaman mengenai materi yang akan

disampaikan akan mengalami proses berpikir yang cepat dibandingkan dengan

individu yang sebelumnya tidak mempunyai pengalaman tersebut.31 Kemampuan

berpikir kritis siswa juga dipengaruhi oleh pengetahuan awal matematika (PAM).

Hal ini dibuktikan pada penelitian Ali Syababa bahwa terdapat perbedaan

signifikan dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa

pada level pengetahuan awal matematika tinggi, sedang dan rendah. 32 Menurut

Kadir dan La Masi dalam penelitiannya bahwa siswa yang memiliki pengetahuan

awal matematika yang tinggi mampu mengikuti semua proses pembelajaran

31Aan Subhan P dan Yani Setiani, “Peranan Pengetahuan Awal dan Self Esteem Matematis

Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Mahasiswa”, Indonesian Journal of Economics

Education, Vol. 1, 2017, h. 67. 32 Ali Syahbaba, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP melalui

Pendekatan Contextual Teaching and Learning”, Edumatica, Vol. 02, No. 01, 2012, hal. 45

Page 37: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

21

dengan baik serta mampu memecahkan masalah matematik yang diberikan,

sebaliknya siswa dengan pengetahuan awal rendah dalam proses pembelajarannya

kurang begitu nampak bahkan lebih condong menunggu guru atau menelaah

kembali contoh yang diberikan guru.33

Ali Syahbaba juga menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh pengetahuan

awal matematika siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dalam

penelitiannya, yaitu pengetahuan awal matematika memiliki cukup pengaruh dan

juga peran didalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa

walaupun pada PAM rendah perbedaannya tidak terlalu signifikan.34 Maka dari

itu, pengetahuan awal matematika siswa sangat penting untuk mengantarkan

siswa pada pengetahuan lanjutan. Hal ini didukung oleh Richard yang

mengungkapkan “....the importance of prior knowledge for learning new

information and new skills”.35

Pengetahuan Awal Matematika siswa yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya, mencakup materi-

materi yang sudah siswa pelajari. Pada penelitian ini materi soal tes PAM diambil

dari jenjang sebelumnya.

2. Pembelajaran dengan teknik Probing Question

Teknik Probing Question adalah teknik pembelajaran yaitu dengan

melalui pertanyaan menyelidik yang mempertimbangkan tiga jenis pertanyaan

yaitu faktual, membimbing dan menyelidik.36 Menurut Boaler dan Brodie

perbedaan Probing Question dengan yang lainnya yaitu memberikan pertanyaan

kepada siswa untuk pandai mengeluarkan pikirannya, menguraikan atau

memperjelas ide.37 Dengan pemberian pertanyaan-pertanyaan, siswa dapat

mengkonstruk sendiri ide dan pemikirannya.

33 Kadir dan La Masi. “Penggunaan Konteks dan Pengetahuan Awal Matematikadalam

Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa”, KREANO 8, Vol.5, No.1, h. 63. 34 Ali Syahbaba, op.cit., hal. 50-55 35 Richard I. Arends, Learning to Teach, (New York: Mc Graw-Hill, 2007), h. 262 36 Markus Hahkioniemi, op.cit., h. 4. 37 Karl W. Kosko, “Primary Teachers` Choice Of Probing Question: Effect Of MKT and

Supporting Student Autonomy” Mathematics Education, Vol. 11, No. 4, 2016, h. 992.

Page 38: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

22

Menurut Jacobsen dalam Fadilah, “The former involves increased

numbers of student, and the latter deals with incorrect reesponsess. An additional

situation arises when the student’s reply is correct but insufficient because it lacks

depth. In such a case, it is important for the teacher to have the student supply

additional information in order to have better, more inclusive answer. This

techniques is called probing.”38 Dalam pernyataan tersebut, teknik probing

merupakan pembelajaran yang akan melibatkan guru dan siswa, setiap

pembelajaran akan mengaktifkan siswa dengan beberapa pertanyaan kemudian

siswa menjawab dengan pernyataan yang kurang tepat. Situasi tersebut akan terus

berlangsung sampai konsep jawaban benar menjadi simpulan dari pertanyaan

yang diajukan oleh guru. Namun jawaban tersebut tidak cukup, sehingga guru

wajib untuk tetap meluruskan. Dalam kasus tersebut, penting untuk guru memiliki

pengetahuan yang lebih sehingga terciptanya jawaban terbaik.

Menurut Suherman dalam Fadilah, pertanyaan yang bersifat menggali

(probing question) digunakan untuk mendapatkan jawaban yang lebih dalam dari

siswa untuk mengembangkan kualitas jawaban siswa, sehingga jawaban

berikutnya lebih jelas, akurat serta beralasan.39 Sejalan dengan pernyataan Marno

dalam Fadilah, pertanyaan menggali (probing question) yaitu pertanyaan lanjutan

yang diberikan guru pada siswa bertujuan supaya siswa lebih mendalami

jawabannya terhadap pertanyaan sebelumnya.40 Dengan pertanyaan-pertanyaan

yang ditanyakan oleh guru, siswa dapat meningkatkan kualitas dan kuantitias

jawaban menjadi lebih jelas dan terperinci sesuai dengan pengetahuan yang siswa

miliki.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa teknik Probing Question

adalah teknik pembelajaran melalui pertanyaan-pertanyaan dari pertanyaan

mendasar sampai dengan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai stimulus siswa

untuk mengkonstruksi sendiri pemikirannya. Teknik Probing Question telah

38 Fadilah Neyarasmi, “Keefektifan Penggunaan Teknik Probing Prompting Dalam

Pembelajaran Menemukan Pokok-Pokok Berita yang Ditonton Melalui Media Elektronik Siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Watampone”, Artikel Jurnal Program Pasca Sarjana UNM, 2017, h.4 39 Ibid., 40 Ibid.,

Page 39: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

23

dikembangkan melalui teknik probing menjadi beberapa kategori pertanyaan.

Menurut Markus dalam penelitiannya, Markus mengembangkan Probing

Question dalam tujuh kategori pertanyaan. Berikut jenis pertanyaan dan acuan

pertanyaan teknik Probing Question:41

1. Probing method (metode menyelidik)

Pada pertanyaan ini, siswa dapat menjelaskan langkah-langkah penyelesaian

solusi. Tipe pertanyaan yang guru ajukan bertujuan agar siswa menjelaskan

bagaimana mereka menyelesaikan suatu masalah atau apa yang mereka akan

lakukan. Pertanyaan pada langkah ini adalah pertanyaan yang mengundang

respon siswa. Acuan pertanyaan yang dapat diajukan pada siswa:

a. Jelaskan apa saja yang sudah kamu lakukan?

b. Apa saja langkah-langkah yang kamu lakukan dalam menyelesaikan

masalah ini?

2. Probing reasoning (menyelidik penalaran)

Pada langkah ini, guru menanyakan secara eksplisit pada siswa untuk

menjelaskan penalaran atau cara berpikir siswa. Dalam pertanyaan ini guru

termasuk menanyakan bagaimana mereka bernalar mengenai sesuatu itu dapat

diciptakan atau disimpulkan. Pertanyaan yang diajukan tidak meminta siswa

menjelaskan secara spesifik, namun guru meminta siswa menjawab secara

umum. Pertanyaan tersebut jugaa merupakan pertanyaan yang membimbing

siswa untuk berpikir bagaimana untuk mengaplikasikan suatu konsep. Selain

itu, dalam pertanyaan ini juga meminta siswa untuk menjelaskan apa saja

kesulitan siswa dalam berpikir tentang masalah yang disediakan oleh guru.

Tipe pertanyaan ini merupakan pertanyaan penutup untuk pertanyaan

membimbing namun masih mengundang siswa untuk menjelaskan pikiran

mereka. Acuan pertanyaan yang dapat diajukan pada siswa:

a. Mengapa kamu menyimpulkan seperti itu?

b. Apa yang kamu pikirkan mengenai tugas ini? Atau langkah apa yang akan

kamu mulai dalam menyelesaikan masalah ini?

c. Dimana kesulitanmu?

41 Markus Hahkioniemi, op. cit., h. .10

Page 40: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

24

3. Probing cause (menyelidiki penyebab)

Pada langkah ini guru meminta siswa untuk menjelaskan alasan dari pekerjaan

siswa atau alasan mengapa siswa lakukan sesuatu. Dalam langkah ini, guru

berulang kali meminta siswa untuk menjelaskan suatu alasan. Pada awalnya

tampak siswa belum memahami alasan yang dinginkan guru, namun akhirnya

dengan pertanyaan yang terus diajukan oleh guru siswa dapat merumuskan

penjelasan secara matematis. Acuan pertanyaan yang dapat diajukan pada

siswa:

a. Dapatkah kamu menjelaskan alasan mengapa seperti ini?

4. Probing meaning (penyelidikan berarti)

Pada langkah ini tipe pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah pertanyaan

dengan makna menemukan. Guru meminta siswa untuk menjelaskan apa

makna dari sesuatu. Ada juga pertanyaan tidak secara eksplisit bertanya

mengenai arti tetapi mendorong siswa untuk menjelaskan lebih. Biasanya guru

ingin mengetahui seberapa rinci jawaban siswa tersebut. Acuan pertanyaan

yang dapat diajukan pada siswa:

a. Jelaskan tentang ini. Apa maksud dari formula ℎ. 5 + 2 ?

5. Probing argument (menyelidiki pendapat)

Pertanyakan yang diajukan meminta siswa untuk memberikan argumen.

Beberapa pertanyaan yang ditanyakan secara eksplisit meminta pembenaran

atau bukti ide matematika. Ada juga pertanyaan yang meminta siswa untuk

menjelaskan bagaimana mereka tahu bahwa ide matematika itu benar? Atau

apa yang mereka kerjakan itu benar. Sehingga dari pertanyaan guru dapat

mengungkapkan bahwa jawaban siswa telah diuji secara empiris. Acuan

pertanyaan yang dapat diajukan pada siswa:

a. Apa yang menjadi dasar kamu menjawab seperti itu?

b. Bagaimana kamu tahu bahwa hal ini adalah benar?

6. Probing extension (menyelidiki perluasan)

Pada langkah ini, jenis pertanyaan yang diajukan guru meminta siswa untuk

menjelaskan solusi mereka jika masalah yang ditanyakan sedikit berbeda.

Pertanyaan yang diajukan mengarahkan siswa untuk memperluas solusi dan

Page 41: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

25

siswa diajari untuk memeriksa solusi mereka. Acuan pertanyaan yang dapat

diajukan pada siswa:

a. Jika soalnya seperti ini, bagaimana kamu menyelesaikan?

b. Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan masalah ini?

7. Unfocus probing (tidak fokus menyelidik)

Pada tahap ini, pertanyaan yang diajukan mengundang siswa untuk

menjelaskan namun tidak mengungkapkan apa yang seharusnya dijelaskan.

Acuan pertanyaan yang dapat diajukan pada siswa:

a. Apakah kamu ingin mengatakan sesuatu?

b. Jelaskan

Kegiatan pembelajaran matematika menggunakan teknik probing question

dalam penelitian ini dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 2.2 Pembelajaran dengan Teknik Probing Question

No Tipe Probing Questions Penjelasan

1 Metode Menyelidik

(Probing method)

Guru mengarahkan siswa untuk dapat

menjelaskan langkah-langkah penyelesaiannya.

2 Penyelidik Penalaran

(Probing reasoning)

Guru mengarahkan siswa untuk dapat

menjelaskan alasan dari sesuatu yang mereka

putuskan secara umum.

3 Menyelidiki penyebab

(Probing cause)

Guru mengarahkan siswa untuk dapat

menjelaskan sesuatu atau alasan mengapa siswa

lakukan itu?

4 Penyelidikan berarti

(Probing meaning)

Guru mengarahkan siswa untuk dapat

menemukan makna dan menjelaskan lebih jelas

mengenai masalah yang diberikan.

5 Menyelidiki pendapat

(Probing argument)

Guru mengarahkan siswa untuk dapat

memberikan pembenaran atau bukti ide

matematika (membuktikan kebenarannya)

6 Menyelidiki perluasan

(Probing extension)

Guru mengarahkan siswa untuk dapat

menentukan metode yang berbeda dan

memperluas jawaban atau solusi mereka.

7 Tidak fokus menyelidiki

(Unfocused probing)

Pertanyaan ini tidak fokus yaitu mengundang

siswa untuk menjelaskan tapi tidak

mengungkapkan apa yang seharusnya

dijelaskan.

Page 42: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

26

Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan kategori Probing

Question sebagai berikut:

1. Probing method

Pada kategori pertanyaan ini, siswa dapat menjelaskan langkah-langkah

penyelesaian solusi yang bertujuan agar siswa menjelaskan bagaimana mereka

menyelesaikan suatu masalah atau apa yang mereka akan lakukan.

2. Probing reasoning and cause

Pada kategori pertanyaan ini, siswa diminta untuk menjelaskan cara berpikir

siswa termasuk menanyakan bagaimana mereka bernalar dan alasan mengapa

siswa lakukan itu.

3. Probing meaning

Pada kategori pertanyaan ini, siswa diminta untuk menemukan makna atau

meminta siswa untuk menjelaskan lebih, supaya guru mengetahui seberapa

rinci jawaban siswa.

4. Probing argument

Pada kategori pertanyaan ini, siswa diminta untuk memberikan argumen yaitu

dengan pembenaran atau bukti ide matematika agar pertanyaan dari guru dapat

mengungkapkan bahwa jawaban siswa telah diuji secara empiris.

5. Probing extension and unfocused

Pada kategori pertanyaan ini, siswa dapat menjelaskan suatu masalah dan dapat

menemukan solusinya jika masalah yang ditanyakan sedikit berbeda. Pada

kategori ini juga dapat mengarahkan siswa untuk memperluas solusi dan

memeriksa solusi siswa.

3. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang digunakan

dalam proses belajar mengajar. Menurut Ibrahim, pembelajaran konvensional

merupakan pembelajaran yang terpusat pada guru yang mementingkan hasil

Page 43: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

27

bukan proses.42 Dalam pembelajaran konvensional, siswa sebagai penerima

informasi secara pasif, sehingga siswa sulit untuk mengeluarkan pendapatnya.

Pada pembelajaran konvensional, ada yang dinamakan teknik bertanya.

Teknik ini cukup membantu guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar,

karena melalui teknik ini guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di

kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses

pembelajaran.43 Tanya jawab merupakan salah satu langkah awal dalam

melibatkan suatu kelas dalam pengajaran satu arah, karena dari teknik bertanya

kita mendapatkan interaksi secara verbal.44 Dengan menggunakan teknik bertanya

dalam pembelajaran konvensional dapat menghidupkan kelas dan memberikan

kesempatan pada setiap siswa dalam berpendapat.

Dalam melakukan teknik bertanya, guru diharapkan mempunyai

keterampilan bertanya. Adapun komponen dalam keterampilan bertanya terdiri

dari keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.45 Keterampilan

bertanya dasar seperti pengajuan pertanyaan secara jelas, pemusatan, pemindahan

giliran, pemberian tuntutan, penyebaran dan mengulang pertanyaan dengan

memparsialkan pertanyaan atau menjadikan pertanyaan tersebut lebih sederhana.46

Keterampilan bertanya lanjut dibentuk dari keterampilan bertanya dasar seperti

mengembangkan kemampuan menemukan, mengorganisasi, kemampuan

membentuk, mengungkapkan pertanyaan berdasarkan informasi, mengembangkan

ide-ide siswa dan mengemukakan kepada kelompok siswa lainnya.47

Dalam teknik ini, pertanyaan yang diajukan guru berupa pertanyaan lisan

karena itu bermunculan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spontan dan pada

umumnya meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran supaya

42 Ibrahim, “Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional (Ceramah) dengan

Cooperatif (Make-A Match) untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan,

Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, Sains dan Humaniora, Vol. 3, No. 2, 2017, h. 202. 43 Sunardi, “Menganalisis Jenis Pertanyaan Kognitif Guru dan Siswa dalam Proses

Pembelajaran Fisika pada kelas X di SMA Negeri Kota Palu”, e-Jurnal Mitra Sains, Vol. 4, No. 4,

2016, h. 49. 44 H. M Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran

Matematika, (Jakarta:Rajawali Pres, 2014), h. 263 45 Ibid., h. 207. 46 Ibid., 47 Ibid.,

Page 44: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

28

siswa tidak merasa bosan.48 Menurut Sunardi dalam penelitiannya, hasil analisis

pertanyaan guru dalam proses pembelajaran masih pada kognitif rendah atau

pertanyaan dasar.49 Dengan itulah kelemahan dari pembelajaran konvensional ini.

Dalam pembelajaran konvensional dengan teknik bertanya ini, hendaknya

berusaha melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Ada dua

teknik bertanya yang diajukan oleh guru, yaitu:50

1. Teknik pengarahan ulang

Pada tahap ini guru dapat mengajukan pertanyaan pada siswa yang ditujukan

untuk beberapa siswa bertujuan supaya dalam pembelajaran banyak siswa yang

terlibat aktif

2. Teknik membimbing

Pertanyaan yang bersifat membimbing untuk menggali jawaban siswa agar

lebih jelas supaya siswa dapat menjelaskan secara lengkap.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pembelajaran konvensional

teknik bertanya dengan dua tahapan yaitu:

1. Teknik pengarahan ulang dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang

ditujukan oleh semua siswa

2. Teknik membimbing dengan memberikan pertanyaan lanjutan ketika sudah

menjawab pertanyaan sebelumnya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Artikel yang ditulis dalam jurnal internasional berjudul “Student teacher’s

types of probing questions in inquiry based mathematics teaching with and

without GeoGebra” oleh Hahkioniemi Markus pada tahun 2017. Dalam artikel

tersebut adalah kajian mengenai teknik probing question dengan model inquiry

based mathematics terhadap kemampuan pemecahan masalah pada siswa.

Dalam artikel tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada

48 Sunardi, Loc. cit., 49 Ibid., h. 54. 50 Dra Indrawati, M.Pd, Modul Teknik Bertanya, (Bandung: Departemen Pendidikan

Nasional, 2005), h. 16.

Page 45: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

29

perbedaan antara pembelajaran inkuiri dengan pertanyaan menyelidik berbantu

teknologi geogebra dan tanpa berbantu geogebra. Setelah dilakukan penelitian,

ternyata keduanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan, hanya saja ketika

menggunakan teknologi geogebra pertanyaan menyelidik lebih ke arah

konseptual bukan prosedural.51

2. Artikel yang ditulis dalam jurnal internasional berjudul “Premary teachers`

choice of probing question: Effects of MKT and supporting student autonomy”

oleh Karl W. Kosko pada tahun 2016. Dalam artikel ini membahas kajian

mengenai penilaian utama guru dalam menyelidik pertanyaan dengan diberikan

dua hipotesis skenario pelajaran matematika yaitu dengan mendukung otonomi

siswa dan pengetahuan matematika untuk mengajar. Hasil dari kajian ini,

pilihan pertanyaan menyelidik akan bertindak sebagai dorongan awal untuk

mendeskripsikan dan hal ini menunjukkan pilihan ini lebih dipengaruhi kuat

oleh skor pengetahuan matematika untuk mengajar.52

3. Skripsi yang ditulis oleh Elke Annisa Octaria dengan judul “Pengaruh Model

Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) Terhadap Kemampuan

Bepikir Kritis Matematis” pada tahun 2018. Penelitian tersebut dilaksanakan di

SMP Negeri 87 Jakarta pada semester ganjil tahun 2017/2018. Dalam

penelitian yang dilakukan penulis memiliki persamaan yaitu masalah yang

berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa namun solusi yang

digunakan dalam permasalahan penelitian ini berbeda, yaitu teknik Probing

Question. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa bahwa kemampuan

berpikir kritis matematis siswa dengan menggunakan Model Process Oriented

Guided Inquiry Learning (POGIL) lebih tinggi dibandingkan siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional.53

51 Markus Hahkioniemi, op. cit., h. 1-24. 52 Karl W. Kosko, op. cit., h. 1009. 53 Elke Annisa Octaria, Pengaruh Model Process Oriented Guided Inquiry Learning

(POGIL) Terhadap Kemampuan Bepikir Kritis Matematis, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2018), h. 65.

Page 46: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

30

4. Skripsi yang ditulis oleh Aminatuzuhriah Rizki dengan judul “Pengaruh Model

Concept-Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”

pada tahun 2018. Penelitian tersebut dilaksanakan di MTsN 12 Jakarta Barat

pada semester genap tahun 2017/2018. Dalam penelitian yang dilakukan

penulis memiliki persamaan yaitu masalah yang berkaitan dengan kemampuan

berpikir kritis siswa namun solusi yang digunakan dalam permasalahan

penelitian ini berbeda, yaitu teknik Probing Question. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa

dengan menggunakan Model Concept-Based Learning lebih tinggi

dibandingkan siswa yang mengggunakan pembelajaran konvensional.54

C. Kerangka Berpikir

Kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika yaitu

kemampuan berpikir dengan mengkonstruksi pemikirannya secara mandiri

melalui pengetahuan yang telah dimilikinya, penalaran matematika, melakukan

generalisasi serta melakukan pembuktian dan evaluasi dalam proses berpikir yang

kemudian menjadi sebuah ide, gagasan juga landasan yang baik sebagai pengantar

dalam memahami konsep matematika atau dalam mencari solusi matematika.

Indikator kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini menganalisis argumen,

membangun keterampilan dasar, membuat kesimpulan dan membuat penjelasan

lebih lanjut.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, yaitu dengan adanya

pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing. Dari pertanyaan yang akan

diberikan oleh guru, siswa dapat mengkonstruksi pemikirannya secara mandiri.

Teknik Probing Question dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan

pertanyaan-pertanyaan dengan kategori metode menyelidik, menyelidik penalaran

dan penyebab, penyelidikan berarti, menyelidiki pendapat, serta menyelidiki

perluasan dan tidak fokus.

54 Aminatuzuhriah Rizki, Pengaruh Model Concept-Based Learning Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 78.

Page 47: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

31

Pertama pertanyaan dengan kategori metode menyelidik yaitu dengan

pertanyaan yang dapat menjelaskan langkah-langkah penyelesaiannya sehingga

siswa dapat menyelesaikan masalah dengan menganalisis argumen yang siswa

bangun. Kedua pertanyaan dengan kategori menyelidik penalaran dan penyebab

dengan meminta siswa menjelaskan bagaimana mereka beralasan atau

menjelaskan sesuatu yang siswa putuskan dan mengarahkan siswa untuk dapat

menjelaskan lebih rinci dalam menjawab pertanyaan dari guru, ketika dalam

situasi ini siswa belum mengerti maka guru terus memberikan pertanyaan yang

berupa arahan sehingga siswa dapat merumuskan argumen dengan penjelasan

sederhana secara matematis. Ketiga penyelidikan berarti dengan memberikan

pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk menemukan makna dalam

pembelajaran matematika sehingga siswa dapat membuat penjelasan lebih lanjut

dari argumen yang siswa dapat. Keempat menyelidiki pendapat dengan

memberikan pertanyaan yang meminta pembenaran atau pembuktian supaya

siswa dapat membuat kesimpulan melalui argumen yang dan keterampilan dasar

yang siswa bangun. Kelima menyelidiki perluasan dan tidak fokus dengan

memunculkan pertanyaan yang menanyakan perbedaan cara atau memperluas

solusi sehingga siswa membuat penjelasan lebih lanjut sehingga siswa dapat

menyimpulkan secara keseluruhan.

Melalui pembelajaran teknik Probing Question, kemampuan berpikir kritis

matematis siswa dapat berpengaruh positif yang diidentifikasi dengan indikator

berpikir kritis yang dapat dicapai melalui pembelajaran dengan teknik Probing

Question seperti ditujukkan oleh Gambar 2.1.

Page 48: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

32

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teoritik yang telah dipaparkan, maka peneliti

mengajukan hipotesis penelitian yaitu:

1. Terdapat perbedaan pencapaian kemampuan berpikir kritis antara siswa yang

memperoleh pembelajaran teknik Probing Question dengan pembelajaran

konvensional secara keseluruhan.

2. Terdapat perbedaan pencapaian kemampuan berpikir kritis antara siswa yang

memperoleh pembelajaran teknik Probing Question dengan pembelajaran

konvensional berdasarkan Pengetahuan Awal Matematis (tinggi, sedang,

rendah).

Pem

bel

ajar

an d

engan

tek

nik

Pro

bin

g Q

ues

tion

Probing

Method

Pem

belajaran

konv

ensio

nal d

engan

teknik

bertan

ya

Probing

reasoning

and cause

Probing

meaning

Probing

argument

Probing

extension

and

unfocus

Teknik

pengarahan

ulang

Teknik

membimbing

Menganalisis

argumen

Membangun

keterampilan

dasar

Membuat

kesimpulan

Membuat

penjelasan

lebih lanjut

Kemampuan berpikir

kritis

Page 49: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

33

3. Terdapat pencapaian pengaruh interaksi antara faktor pembelajaran teknik

Probing Question dan pembelajaran konvensional berdasarkan kategori

Pengetahuan Awal Matematis (tinggi, sedang, rendah) terhadap kemampuan

berpikir kritis matematis siswa.

Page 50: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 14 Kota Tangerang. Penelitian ini

dilaksanakan pada siswa kelas VIII tahun ajaran 2019/2020. Waktu pelaksanaan

dilakukan pada semester ganjil yaitu mulai bulan Juli-Agustus 2019.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan Mei Juni Juli Agust Sept

1 Persiapan dan Perencanaan √ √ √

2 Observasi Sekolah √

3 Pelaksanaan di Lapangan √ √

4 Analisis Data √

5 Laporan Penelitian √

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimen.

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti

membagi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen adalah kelompok yang akan diberi perlakuan pembelajaran

saintifik menggunakan teknik Probing Question sementara kelompok kontrol

diberi pembelajaran konvensional yaitu dengan pembelajaran saintifik

menggunakan teknik bertanya.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Randomized Post

Test Only Control Group Design, yaitu dengan memberikan tes akhir pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian ini seperti pada Tabel 3.1

berikut.1

1 John W. Creswell, Educational Research Planning,Conducting, and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch, (Boston: Pearson Education Inc., 2012), Edisi 4, h. 310.

Page 51: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

35

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

K C O

E X O

Keterangan:

K : Kelompok kontrol

E : Kelompok eksperimen

C : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol yaitu dengan

pembelajaran konvensional

X : Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu dengan

pembelajaran teknik Probing Question

O : Hasil Post-test

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMPN 14

Kota Tangerang Selatan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. Sampel

diambil sebanyak dua kelas menggunakan teknik pengambilan sampel dari

delapan kelas dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling yaitu

pengambilan kelas secara acak untuk menjadi kelas kontrol dan kelas eksperimen

di SMPN 14 Kota Tangerang Selatan. Pengambilan dengan teknik ini dikarenakan

dari delapan kelas tersebut diasumsikan pembagian kelas dari kelas VIII-1 sampai

dengan VIII-8 disamaratakan, baik siswa dengan kemampuan tinggi atau rendah

dengan kata lain tidak ada kelas unggulan.

Dari kedua kelas yang terpilih tersebut, diundi untuk menetapkan satu kelas

sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol. Setelah

dilakukan pengundian terhadap dua kelas tersebut, maka terpilih kelas VIII-3

dengan jumlah siswa 34 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-8 dengan

jumlah siswa 34 orang sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang

diberi perlakuan teknik probing question, sedangkan kelas kontrol adalah kelas

dengan diberi perlakuan konvensional yaitu teknik bertanya.

Page 52: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

36

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis matematis

sebagai variabel terikat, teknik probing question sebagai variabel bebas, dan

Pengetahuan Awal Matematika (PAM) sebagai variabel moderator.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa hasil tes. Tes tersebut

dilakukan pada kelompok probing question dan kelompok konvensional pada

pertemuan akhir. Peneliti memberikan tes berupa soal uraian dengan materi pola

bilangan sebanyak 7 butir soal. Hasil dari post-test tersebut akan diperoleh data

skor kemampuan berpikir kritis matematis siswa dari kelompok probing question

dan skor kemampuan berpikir kritis matematis siswa dari kelompok konvensional.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat untuk

mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam bentuk post-test. Tes

tersebut terdiri dari 7 butir soal uraian pada materi pola bilangan. Instrumen

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibuat untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Dua kelompok tersebut diberikan instrumen yang sama.

Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang

akan dicapai yaitu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan,

membuat simpulan, dan membuat penjelasan lebih lanjut. Kisi-kisi tes yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

Page 53: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

37

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Indikator

Kemampuan Berpikir

Kritis

Indikator Soal No Soal

Menganalisis argumen Menganalisis dengan memberikan

sebuah pendapat berdasarkan

pernyataan mengenai permasalahan

pola bilangan.

1, 3b, 7

Menyimpulkan Menyimpulkan berdasarkan proses

generalisasi dari suatu permasalahan

pola bilangan.

3a dan 6

Membangun

keterampilan dasar

Menyelesaikan masalah kontekstual

berdasarkan konsep pola bilangan.

4 dan 5

Membuat penjelasan

lebih lanjut

Membuat penjelasan lebih lanjut

dengan mengidentifikasi asumsi

berdasarkan pernyataan yang berkaitan

dengan pola bilangan.

2 dan 3c

Kriteria penskoran yang dijadikan pedoman untuk menilai kemampuan

berpikir kritis matematis siswa ini, peneliti adaptasi dari Facione2 yang kemudian

disesuaikan dengan indikator kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini.

Adapun kriteria penskoran kemampuan berpikir kritis matematis dapat dilihat

pada Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Indikator Kriteria Skor

Menganalisis

argumen

Mengidentifikasi dan menyelesaikan

permasalahan dengan memberikan alasan tepat

dan logis.

4

Mengidentifikasi dan menyelesaikan

permasalahan dengan memberikan alasan yang

kurang logis.

3

Mengidentifikasi dan menyelesaikan

permasalahan dengan memberikan alasan tetapi

tidak logis.

2

2 Peter A. Facione and Noren C. Facione, The Holistic Critical Thinking Scoring Rubric –

HCTSR, Insight Assessment, Hemosa Beach, CA USA, 2014.

Page 54: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

38

Indikator Kriteria Skor

Menganalisis

argumen

Mengidentifikasi dan menyelesaikan

permasalahan dengan tidak memberikan alasan.

1

Tidak memberi jawaban. 0

Menyimpulkan Menyelesaikan permasalalahan dengan

memberikan generalisasi yang tepat.

4

Menyelesaikan permasalalahan dengan

memberikan generalisasi yang kurang tepat.

3

Menyelesaikan permasalahan dengan memberikan

generalisasi yang tidak tepat.

2

Menyelesaikan permasalahan tanpa memberikan

generalisasi.

1

Tidak memberi jawaban. 0

Membangun

keterampilan dasar

Mengidentifikasi masalah dengan benar dan

menyelesaikan masalah dengan algoritma yang

sesuai sesuai dengan materi.

4

Mengidentifikasi masalah dengan benar dan

menyelesaikan masalah dengan algoritma yang

kurang sesuai dengan materi.

3

Mengidentifikasi masalah dengan benar dan

menyelesaikan masalah dengan algoritma yang

tidak sesuai dengan materi.

2

Mengidentifikasi masalah dengan benar saja. 1

Tidak memberikan jawaban. 0

Membuat penjelasan

lebih lanjut

Mengidentifikasi masalah dengan benar dan

memberikan penjelasan yang tepat.

4

Mengidentifikasi masalah dengan benar dan

memberikan penjelasan yang kurang tepat.

3

Mengidentifikasi masalah dengan benar dan

memberikan penjelasan yang tidak tepat.

2

Mengidentifikasi masalah dengan benar saja. 1

Tidak memberikan jawaban. 0

Sebelum instrumen penelitian ini digunakan, dilakukan pengujian terlebih dahulu

terhadap instrumen tes berupa uji validitas, reliabilitas, serta uji untuk mengetahui

daya beda dan tingkat kesukaran soal.

1. Uji Validitas

Uji validitas ini dilakukan agar dapat diketahui apakah instrumen ini

mampu mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Uji validitas

dilakukan dengan menggunakan uji validitas isi dan uji validitas empiris.

Page 55: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

39

a. Uji Validitas isi

Validasi isi digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan

terhadap isi suatu materi tertentu yang seharusnya dikuasai sesuai dengan

tujuan pembelajaran.3 Uji validitas isi dilakukan dengan memberikan

lembar soal instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis kepada

validator yang terdiri dari 4 dosen pendidikan matematika dan 5 guru

matematika untuk diberikan penilaian. Dalam form penilaian instrumen

terdapat 2 pilihan penilaian yaitu esensial dan tidak esensial serta kolom

komentar. Hal ini berdasarkan kriteria yang dibuat oleh Lawshe dalam

artikelnya terkait content validity (validitas isi).

Metode perhitungan validitas isi menggunakan CVR (Content Validity

Ratio) dengan rumus sebagai berikut.4

𝐶𝑉𝑅 =(𝑛𝑒 − (

𝑁2))

(𝑁2)

Keterangan:

𝑛𝑒 = Jumlah penilai yang menyatakan butir soal esensial

N = Jumlah penilai

Validitas isi dengan metode CVR dilakukan pada tiap butir soal.

Jika nilai CVR tidak memenuhi signifikansi statistik yang ditentukan dari

tabel nilai minimum CVR yang disajikan Lawshe maka butir soal tersebut

tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan CVR atas 7 butir soal, diperoleh

5 soal valid dan 2 soal tidak valid. Berikut disajikan hasil uji validitas isi

dari 9 orang ahli.

3 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2014), h. 216. 4 C. H Lawshe, A Quantitative Approach to Content Validity, Personel Psychology, INC,

1975, h. 567-568.

Page 56: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

40

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Isi

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No

Soal Esensial

Tidak

Esensial N CVR

Min

Skor Kesimpulan

1 9 0 9 1 0.78 VALID

2 5 4 9 0.111 0.78 TIDAK VALID

3a 9 0 9 1 0.78 VALID

3b 9 0 9 1 0.78 VALID

3c 8 1 9 0.778 0.78 VALID

4 8 1 9 0.778 0.78 VALID

5 9 0 9 1 0.78 VALID

6 9 0 9 1 0.78 VALID

7 7 2 9 0.556 0.78 TIDAK VALID

Berdasarkan Tabel 3.5, untuk butir soal nomor 2 tidak valid

dikarenakan dari 9 ahli hanya 5 ahli yang menilai bahwa soal tersebut

esensial. Untuk butir soal nomor 7 tidak valid dikarenakan dari 9 ahli ada

2 ahli yang menilai tidak esensial. Dengan penilaian dari para ahli, untuk

butir soal nomor 2 dan butir soal nomor 7 diperbaiki sesuai saran ahli.

b. Uji Validitas Empiris

Uji validitas empiris dilakukan pada siswa kelas IX-8 SMPN 14 Kota

Tangerang Selatan dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang. Hasil perhitungan

Pearson Correlation (𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) akan dibandingan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf

signifikansi 5%. Soal dikatakan valid apabila nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan soal

dikatakan tidak valid apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Berdasarkan hasil perhitungan

validitas dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service

Solution), dari 7 butir soal dinyatakan semua butir soal valid. Hasil

Rekapitulasi uji validitas instrumen kemampuan berpikir kritis matematis pada

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Page 57: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

41

Tabel 3.6 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No Validitas

r hitung r tabel Kriteria

1 0,351

0,349

Valid

2 0,631 Valid

3a 0,799 Valid

3b 0,803 Valid

3c 0,922 Valid

4 0,429 Valid

5 0,642 Valid

6 0,813 Valid

7 0,624 Valid

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan uji instrumen untuk mengetahui tingkat

keajekan atau kekonsistenan instrumen yang apabila diberikan pada subjek

yang sama walaupun dengan orang dan waktu yang berbeda akan tetap

menghasilkan hasil yang relatif sama.5 Uji reliabilitas merupakan uji tingkat

kepercayaan suatu instrumen. Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian

ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan menggunakan SPSS. Untuk

mengetahui tinggi rendahnya derajat reabilitas suatu instrumen ditentukan oleh

nilai koefisien kolerasi antara butir soal dalam instrumen tersebut dinotasikan

dengan 𝑟. Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas

instrumen berdasarkan kriteria Guilford sebagai berikut.6

Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Kolerasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Reliabilitas

0,90 ≤ 𝑟 ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat tetap/sangat baik

0,70 ≤ 𝑟 < 0,90 Tinggi Tetap/baik

0,40 ≤ 𝑟 < 0,70 Sedang Cukup tetap/cukup baik

0,20 ≤ 𝑟 < 0,40 Rendah Tidak tetap/buruk

𝑟 < 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tetap/sangat buruk

5 Karunia Eka Lestari dan Mukhammad Yudhanegara, op.cit., h. 206. 6 Ibid.,

Page 58: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

42

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis

siswa dapat dilihat pada Tabel 3.8

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Variabel Hasil Uji Interpretasi

Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis 0,847 Reliabilitas Tinggi

3. Daya Pembeda

Daya pembeda pada butir soal bertujuan untuk dapat membedakan

kemampuan individu peserta didik.7 Uji ini dapat membedakan peserta didik

yang memiliki kemampuan tinggi dan peserta didik yang memiliki kemampuan

yang rendah. Sampel pada daya pembeda ini (𝑛 > 30) sehingga

pengelompokan untuk mendapatkan nilai daya pembeda, peneliti menggunakan

teknik non belah dua, yaitu dengan ketentuan 25% siswa berkemampuan

tinggi, 50% siswa berkemampuan sedang, dan 25% siswa berkemampuan

rendah.8 Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda dari setiap

butir tes adalah:9

𝐷 =𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵

Keterangan:

𝐷 = Daya pembeda butir

𝐵𝐴 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab betul

𝐵𝐵 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab betul

𝐽𝐴 = Banyaknya subjek kelompok atas

𝐽𝐵 = Banyaknya subjek kelompok bawah

Setelah menemukan nilai 𝐷, maka digunakan tabel berikut untuk

mengklasifikasi daya pembeda tiap butir tes.10

7 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT RajaGarafindo Persada,

2014), h. 240. 8 Karunia Eka Lestari dan Mukhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., hal. 219. 9 Ali Hamzah, op.it, h.241 10 Karunia Eka Lestari dan Mukhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., hal. 217.

Page 59: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

43

Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

0,70 < 𝐷 ≤ 1,00 Sangat Baik

0,40 < 𝐷 ≤ 0,70 Baik

0,20 < 𝐷 ≤ 0,40 Cukup

0,00 < 𝐷 ≤ 0,20 Buruk

𝐷 ≤ 0,00 Sangat Buruk

Hasil rekapitulasi uji daya pembeda instrumen tes kemampuan berpikir kritis

matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Hasil Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Instrumen

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No Soal Hasil Daya Beda Keterangan

1 0,219 Cukup

2 0,656 Baik

3a 0,281 Cukup

3b 0,594 Baik

3c 0,438 Baik

4 0,344 Cukup

5 0,438 Baik

6 0,375 Cukup

7 0,250 Cukup

4. Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui kualitas butir soal tersebut

apakah sulit, sedang ataupun mudah. Taraf kesukaran bisa dilihat dari

presentase berapa banyak siswa yang dapat menjawab soal tersebut. Semakin

banyak siswa yang menjawab, maka soal tersebut dikatakan mudah. Rumus

yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran yaitu:11

𝐼𝐾 =𝐵

𝐽𝑆

Keterangan:

𝐼𝐾 = Indeks kesukaran soal yang dicari

11 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, op.cit, h. 244.

Page 60: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

44

𝐵 = Jumlah jawaban yang benar

𝐽𝑆 = Jumlah semua lembar jawaban

Setelah menemukan 𝐼𝐾 gunakan tabel berikut untuk menginterpretasikan

tingkat kesukaran tersebut:12

Tabel 3.11 Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen

𝑰𝑲 Interpretasi Indeks Kesukaran

𝐼𝐾 = 0,00 Terlalu sukar

0,00 < 𝐼𝐾 ≤ 0,30 Sukar

0,30 < 𝐼𝐾 ≤ 0,70 Sedang

0,70 < 𝐼𝐾 < 1,00 Mudah

𝐼𝐾 ≤ 1,00 Terlalu mudah

Hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran instrumen tes kemampuan berpikir kritis

matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No Soal Indeks Kesukaran Keterangan

1 0,250 Sukar

2 0,164 Sukar

3a 0,141 Sukar

3b 0,234 Sukar

3c 0,109 Sukar

4 0,492 Sedang

5 0,445 Sedang

6 0,164 Sukar

7 0,102 Sukar

12 Karunia Eka Lestari dan Mukhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., hal. 224.

Page 61: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

45

Tabel 3.13 Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Tes

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No

Soal Validitas Reiabilitas

Taraf

Kesukaran

Daya

Pembeda Keterangan

1 Valid

Tinggi

Sukar Cukup Digunakan

2 Valid Sukar Baik Digunakan

3a Valid Sukar Cukup Digunakan

3b Valid Sukar Baik Digunakan

3c Valid Sukar Baik Digunakan

4 Valid Sedang Cukup Digunakan

5 Valid Sedang Baik Digunakan

6 Valid Sukar Cukup Digunakan

7 Valid Sukar Cukup Digunakan

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis. Pengolahan dan

analisis statistik inferensial dimaksudkan untuk membuat suatu generalisasi

supaya data sampel dapat diberlakukan pada populasi.13 Analisis inferensial

meliputi uji statistik yang hasilnya akan dibandingkan antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Peneliti melakukan analisis dengan melihat pengaruh teknik

pembelajaran Probing Question dan PAM terhadap kemampuan berpikir kritis

matematis siswa. Data yang diperoleh untuk menentukan pengelompokkan PAM

adalah tes awal kemampuan dengan materi yang telah dipelajari oleh siswa

sebelumnya, sedangkan data yang diperoleh untuk kemampuan berpikir kritis

matematis siswa aadalah hasil post-test pada materi pola bilangan. Adapun kriteria

untuk pengelompokkan PAM yang berdasarkan skor rata-rata (��) dan simpangan

baku (SB) sebagai berikut:14

Tabel 3.14 Kriteria Pengelompokan Pengetahuan Awal Matematika

Nilai PAM Kategori PAM

PAM ≥ �� + SD Tinggi

�� − SB ≤ PAM < �� + SD Sedang

PAM < �� − SD Rendah

13 Ibid., h. 242. 14 Viviana Muplihah, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”, Seminar Nasional Matematika

dan Pendidikan Matematika UNY 2016, hal. 175.

Page 62: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

46

Tabel 3.15 Kriteria Pengelompokan PAM

Kriteria Interpretasi

PAM ≥ 17,87 + 9,82 Tinggi

17,87 − 9,82 ≤ PAM < 17,87 + 9,82 Sedang

PAM < 17,87 − 9,82 Rendah

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak

SPSS. Analisis inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat

terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah melakukan

kedua uji tersebut data yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian hipotesis.

Uji prasyarat yang dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis sebagai

berikut:

1. Uji normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat untuk mengetahui

apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak.15 Berikut langkah-langkah

uji normalitas dengan Saphiro-Wilk menggunakan perangkat lunak SPSS

dengan rumusan hipotesis sebagai berkut:16

𝐻𝑜: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

𝐻1: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% untuk menentukan hipotesis

yang diterima. Apabila nilai Sig. > 0,05 maka 𝐻0 diterima yaitu sampel

berasal dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig. ≤ 0,05 maka

𝐻0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan setelah uji normalitas. Uji homogenitas

merupakan salah satu uji prasyarat analisis data statistik yang dilakukan untuk

mengetahui variansi data dari sampel yang dianalisis homogen atau tidak. Uji

15 Karunia Eka Lestari dan Mukhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., hal. 243. 16 Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), h. 156-157.

Page 63: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

47

homogenitas pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS dengan

rumusan hipotesis sebagai berikut.17

𝐻𝑜: 𝜎12 = 𝜎2

2 (varians kedua data adalah sama atau homogen)

𝐻1: 𝜎12 ≠ 𝜎2

2 (varians kedua data adalah tidak sama atau tidak homogen)

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% untuk menentukan hipotesis

yang diterima. Apabila nilai Sig.> 0,05 maka 𝐻0 diterima yaitu sampel

berasal dari populasi berdistribusi homogen dan apabila nilai Sig. ≤ 0,05

maka 𝐻0 ditolak yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak

homogen.

3. Uji hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan tiga uji.

a. Uji-t`

Setelah melaukan uji prasyarat dan hasilnya data berdistribusi normal dan

memiliki varians berbeda atau tidak homogen, maka analisis pertama yang

dilakukan adalah dengan uji-t`.

Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut.18

t` = 𝑌1 −𝑌2

√𝑆12

𝑛1+

𝑆22

𝑛2

Dimana:

𝑆12 = Varians kelompok ke-1, 𝑆2

2 = Varians kelompok ke-2

𝑛1 = ukuran sampel kelompok ke-1, 𝑛2 = ukuran sampel kelompok ke-2

𝑡1 = 𝑡(𝛼,𝑛1−1) dan 𝑡1 = 𝑡(𝛼,𝑛2−1)

𝑌1 = rata-rata kelompok ke-1, 𝑌2 = rata-rata kelompok ke-2

b. ANOVA 2 Jalur

Setelah melakukan uji prasyarat analisis, data penelitian ini berdistribusi

normal dan homogen maka diuji dengan Analisis Varians-2 Jalan (Two

Way Analysis of Variance).

17 Ibid., h. 167-168. 18 Ibid., h. 306.

Page 64: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

48

Tabel 3.16 Struktur Data Penelitian

PAM (A) Teknik Pembelajaran (B)

Teknik Probing Question (B1) Bertanya (B2)

Tinggi (A1) Kemampuan berpikir kritis

(A1B1)

Kemampuan berpikir

kritis (A1B2)

Sedang (A2) Kemampuan berpikir kritis

(A2B1)

Kemampuan berpikir

kritis (A2B2)

Rendah (A3) Kemampuan berpikir kritis

(A3B1)

Kemampuan berpikir

kritis (A3B2)

Keterangan:

A1B1 = Kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau dari PAM

yang tinggi dengan pembelajaran teknik Probing Question

A2B1 = Kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau dari PAM

yang sedang dengan pembelajaran teknik Probing Question

A3B1 = Kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau dari PAM

yang rendah dengan pembelajaran teknik Probing Question

A1B2 = Kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau dari PAM

yang tinggi dengan teknik bertanya

A2B2 = Kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau dari PAM

yang sedang dengan teknik bertanya

A3B2 = Kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau dari PAM

yang rendah dengan teknik bertanya

Pada penelitian ini, ANOVA-2 jalur menggunakan perangkat lunak

SPSS. Adapun kriteria untuk menentukan hipotesis yang akan dipilih,

mengacu pada nilai signifikasi dengan ketentuan jika signifikansi > 0,05

maka H0 diterima, jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak.

c. Uji-t

Setelah melaukan uji prasyarat dan hasilnya data berdistribusi normal dan

memiliki varians homogen, maka analisis ketiga yang dilakukan adalah

Page 65: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

49

dengan uji-t. Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai

berikut.19

a. Merumuskan hipotesis

b. Menghitung harga “t” observasi ditulis “t0 atau thitung” dengan rumus

𝑡0 =𝑌1 −𝑌2

𝑆𝑒, dimana

𝑆𝑒 = √(𝑛1+𝑛2)(∑ 𝑦1

2+∑ 𝑦22)

(𝑛1)(𝑛2)(𝑛1+𝑛2−2)

∑ 𝑦12 = ∑ 𝑌1

2 −(∑ 𝑌1)2

𝑛1 dan ∑ 𝑦2

2 = ∑ 𝑌22 −

(∑ 𝑌2)2

𝑛2

c. Menentukan harga “ttabel” berdasarkan derajat bebas (db), yaitu db =

𝑛1 + 𝑛2 − 2 (𝑛1 dan 𝑛2 jumlah data kelompok 1 dan 2)

d. Membandingkan harga t0 dan ttabel dengan 2 kriteria:

Jika t0 ≤ ttabel maka hipotesis nihil (H0) diterima

Jika t0 > ttabel maka hipotesis nihil (H0) ditolak

d. Uji Mann-Whitney

Jika ukuran sampel lebih besar dari 20, maka distribusi sampling U

menurut Mann dan Whitney (1974), akan mendekati distribusi normal

dengan rata-rata dan standar error. Langkah-langkah dalam pengujian

mann-whitney sebagai berikut:20

𝜇𝑈 = 𝑛1𝑛2

2 dan 𝜎𝑈 = √

𝑛1𝑛2(𝑛1+𝑛2)+1

12

Sehingga variabel normal standarnya dirumuskan:

Z = 𝑈−𝜇𝑈

𝜎𝑈 (adalah transformasi ke uji-Z)

Semua uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 23.

19 Ibid., h. 296. 20 Ibid., h. 491

Page 66: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

50

H. Hipotesis Statistika

Hipotesis statistika yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Masalah 1

Kolom (Model Pembelajaran)

H0: 𝛼1 = 𝛼2 = 0

H1: 𝛼1 ≠ 𝛼2

b. Masalah 2

Kolom (tingkat PAM)

H0: 𝛽1 = 𝛽2 = 𝛽1 = 0

H1: setidaknya ada satu 𝛽𝑗 ≠ 0

c. Masalah 3

Interaksi antara kolom dan baris (teknik pembelajaran dan PAM)

H0: (𝛼𝛽)𝑖𝑗 = 0; 𝑖 = 1,2 & 𝑗 = 1,2,3

H1: setidaknya ada satu (𝛼𝛽)𝑖𝑗 ≠ 0

Keterangan:

𝛼1= Pengaruh pembelajaran teknik pembelajaran probing question terhadap

kemampuan berpikir kritis matematis

𝛼1= Pengaruh pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis

matematis

𝛽1 = Pengaruh PAM rendah terhadap kemampuan berpikir kritis matematis

𝛽2 = Pengaruh PAM sedang terhadap kemampuan berpikir kritis matematis

𝛽3 = Pengaruh PAM tinggi terhadap kemampuan berpikir kritis matematis

(𝛼𝛽)𝑖𝑗 = Pengaruh interaksi antara teknik pembelajaran dan PAM terhadap

kemampuan berpikir kritis matematis

Page 67: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data ini adalah untuk mengkaji pengaruh pembelajaran dengan teknik

probing question dan Pengetahuan Awal Matematika (PAM) terhadap

kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Siswa dari kelas probing question

dan kelas konvensional dikelompokkan menjadi 3 tingkat Pengetahuan Awal

Matematika siswa. Pengelompokkan ini berdasarkan hasil tes yang diberikan

peneliti sebelum penelitian dilaksanakan. Tes yang diberikan untuk

pengelompokkan nilai Pengetahuan Awal Matematika (PAM) merupakan tes yang

diambil dari soal-soal UN dengan materi yang telah diajarkan pada kelas VII,

yaitu materi pecahan, bilangan bulat, satuan panjang, perbandingan, himpunan,

aljabar, SPL, aritmatika sosial, segitiga dan segi empat. Hasil yang diperoleh dari

tes tersebut menjadi penentu pengelompokkan Pengetahuan Awal Matematika

(PAM) setiap siswa.

Data yang diambil dalam penelitian ini yaitu data tes Pengetahuan Awal

Matematika (PAM) dan data tes kemampuan berpikir kritis siswa yang akan

dianalisis dengan uji statistik deskripsi, uji normalitas, uji homogenitas, uji t, uji

t`, uji mann-whitney dan uji Anova 2 jalur. Penelitian ini dilakukan sebanyak 8

kali pertemuan pada masing-masing kelas, yang terdiri 1 kali pertemuan untuk tes

PAM, 6 kali pertemuan untuk materi dan 1 kali pertemuan untuk post-test yang

berisi tes kemampuan berpikir kritis matematis. Instrumen tes tersebut telah diuji

coba pada salah satu kelas di SMPN 14 Kota Tangerang Selatan dan telah

dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Sebaran

sampel berdasarkan kategori PAM dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

Page 68: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

52

Tabel 4.1 Sebaran Sampel Berdasarkan Kategori PAM dan Pembelajaran

PAM Pembelajaran

Teknik Probing Question Kelas Konvensional

Tinggi 8 6

Sedang 21 23

Rendah 5 5

Jumlah 34 34

1. Kemampuan Berpikir Matematis Siswa Secara Keseluruhan

Kemampuan berpikir kritis matematis siswa secara keseluruhan dapat

dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Secara Keseluruhan

Statistik Pembelajaran Teknik Probing

Question

Pembelajaran Konvensional

𝑋 max 83 64

𝑋 min 22 14

�� 52,21 37,17

𝑠 17,42 12,90

𝑛 34 34

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai rata-rata kemampuan berpikir

kritis matematis siswa dengan pembelajaran teknik probing question yaitu

52,21 yang berarti lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa yang memperoleh

pembelajaran konvensional yaitu 37,17. Dari nilai standar deviasi siswa

probing question 17,42 sedangkan dibanding dengan siswa konvensional yaitu

12,90. Dari data standar deviasi terlihat keanekaragaman jawaban siswa

terdapat pada kelas yang mendapatkan pembelajaran probing question. Selisih

nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan adalah 15,04.

Perolehan nilai terbesar yaitu 83 terdapat di kelas yang menggunakan

pembelajaran teknik probing question dan terendah 14 terdapat pada siswa

yang memperoleh pembelajaran konvensional. Nilai tertinggi pada kelas yang

mendapatkan pembelajaran konvensional adalah 64 dan nilai terendah pada

kelas teknik probing question adalah 22. Kemampuan berpikir matematis siswa

secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut.

Page 69: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

53

Gambar 4.1 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Secara Keseluruhan

Dari diagram batang di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir

kritis matematis siswa pada kelas yang memperoleh pembelajaran teknik

probing question lebih tinggi daripada kelas yang memperoleh pembelajaran

konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kemampuan berpikir kritis

matematis siswa dengan pembelajaran teknik probing question lebih baik

daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

2. Kemampuan Berpikir Matematis Siswa Berdasarkan PAM

Kemampuan berpikir kritis matematis siswa berdasarkan kategori PAM

yang mendapatkan pembelajaran teknik probing question lebih tinggi daripada

siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat pada

Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan PAM

PAM Kelas teknik Probing Question Kelas Konvensional

�� 𝑠 𝑛 �� 𝑠 𝑛

Tinggi 74,63 7,78 8 52,33 12,87 6

Sedang 48,52 12,18 21 36,95 8,94 22

Rendah 31,6 8,08 5 21,2 6,46 5

KS 52,21 17,42 34 37,17 12,90 34

0

10

20

30

40

50

60

Kelas ProbingQuestion

Kelas Konvensional

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Nilai Rata-rataKemampuanBerpikir KritisMatematis

Page 70: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

54

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa kemampuan berpikir kritis

matematis siswa dengan PAM tinggi pada kelas yang memperoleh

pembelajaran teknik probing question memiliki rata-rata 74,63 dengan

simpangan baku 7,78 dan siswa dengan PAM tinggi pada kelas konvensional

memiliki rata-rata 52,33 dengan simpangan baku 12,87. Selisih rata-rata dari

kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada PAM tinggi 22,3. Dari data

tersebut, didapatkan bahwa keragaman jawaban siswa pada PAM tinggi

terletak pada siswa pembelajaran konvensional. Dari Tabel 4.3 tersebut

menunjukkan bahwa siswa dengan PAM tinggi pada kelas yang memperoleh

pembelajaran teknik probing question memiliki rata-rata lebih tinggi daripada

kelas konvensional, walaupun keragaman jawaban siswa terdapat di siswa yang

mendapatkan pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan siswa dengan

pembelajaran teknik probing question pada PAM tinggi hampir memiliki

jawaban yang seragam.

Dapat dilihat pada Tabel 4.3 rata-rata kelas PAM sedang yang

memperoleh pembelajaran teknik probing question yaitu 48,52 dengan

simpangan baku 12,18 yang berarti lebih tinggi daripada kelas yang

memperoleh pembelajaran konvensional dengan rata-rata 36,95 dan simpangan

baku 8,94. Selisih rata-rata dari kemampuan berpkir kritis matematis siswa

pada PAM sedang 11,57. Dari data tersebut, keragaman jawaban siswa pada

PAM sedang terletak pada siswa pembelajaran teknik probing question. Hal ini

menunjukkan pembelajaran dengan teknik probing question memiliki

kontribusi yang lebih besar daripada kelas yang memperoleh pembelajaran

konvensional.

Pada Tabel 4.3, rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis dari kedua

kelas PAM rendah tersebut yaitu kelas yang memperoleh pembelajaran teknik

probing question dan kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional

berturut-turut 31,6 dengan simpangan baku 8,08 dan 21,2 dengan simpangan

baku 6,46. Selisih rata-rata dari kemampuan berpikir kritis matematis siswa

pada PAM rendah 10,4. Dari data tersebut, keragaman jawaban siswa pada

PAM rendah terletak pada siswa pembelajaran teknik probing question. Hal ini

Page 71: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

55

menunjukkan pada PAM kategori rendah, pembelajaran dengan probing

question mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada pembelajaran

konvensional.

Kemampuan berpikir kritis matematis siswa berdasarkan kategori PAM

mendapatkan kesimpulan bahwa baik PAM kategori tinggi, sedang maupun

rendah mendapatkan nilai yang lebih tinggi terdapat pada kelas yang

memperoleh pembelajaran teknik probing question. Dari simpangan baku,

keragaman jawaban siswa pada PAM sedang dan rendah terdapat pada siswa

yang mendapatkan pembelajaran teknik probing question, sedangkan

keragaman jawaban siswa pada PAM tinggi terdapat pada kelas konvensional

dikarenakan jawaban yang siswa pada pembelajaran ini berbeda-beda. Siswa

yang mendapatkan pembelajaran teknik probing question menjawab hampir

seragam dan hal ini menyebabkan simpangan baku siswa pada pembelajaran

teknik probing question lebih rendah daripada siswa yang mendapatkan

pembelajaran konvensional. Dari penjabaran di atas menunjukkan bahwa

kategori PAM mempengaruhi kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Berikut rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa disajikan dalam

bentuk diagram batang.

Gambar 4.2 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Berdasarkan Tingkatan PAM

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Kelas PembelajaranTeknik Probing

Question

Kelas Konvensional

Nilai Rata-rata PAMTinggi

Nilai Rata-rata PAMSedang

Nilai Rata-rata PAMRendah

Page 72: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

56

3. Kemampuan Berpikir Matematis Siswa Per-indikator Secara

Keseluruhan

Ditinjau berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang

peneliti gunakan, perbandingan skor rata-rata kemampuan berpikir kritis

matematis siswa yang memperoleh pembelajaran teknik probing question dan

siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional disajikan pada Tabel 4.4

berikut.

Tabel 4.4 Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Berdasarkan Indikator

Indikator KBKM Pembelajaran teknik

Probing Question

Kelas Konvensional

Menganalisis argumen 54,17 32,60

Menyimpulkan 38,24 20,96

Membangun

keterampilan dasar

84,93 80,00

Membuat penjelasan

lebih lanjut

30,52 17,65

Berdasarkan Tabel 4.4, terlihat bahwa skor rata-rata per-indikator kelas

yang memperoleh pembelajaran teknik probing question mendapatkan skor

yang lebih unggul dibandingkan kelas yang memperoleh pembelajaran

konvensional. Pada indikator menganalisis argumen pada kelas yang

memperoleh pembelajaran teknik probing question lebih tinggi yaitu 54,17

dibandingkan kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional yaitu 32,60

dengan selisih 21,57. Pada indikator menyimpulkan pada kelas yang

memperoleh pembelajaran teknik probing question mendapatkan hasil yang

lebih tinggi yaitu 38,24 daripada kelas yang memperoleh pembelajaran

konvensional yaitu 20,96 dengan selisih 17,28.

Pada indikator membangun keterampilan dasar baik kelas yang

memperoleh pembelajaran teknik probing question maupun pembelajaran

konvensional mendapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan selisih 4,93.

Kelas dengan pembelajaran teknik probing question tetap lebih unggul dengan

skor 84,93 sementara kelas dengan pembelajaran konvensional skor pada

Page 73: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

57

indikator ini 80,00. Terakhir, pada indikator membuat penjelasan lebih lanjut

memiliki skor terendah dari kedua pembelajaran. Pada pembelajaran yang

memperoleh teknik probing question skornya 30,52 sedangkan pada kelas yang

memperoleh pembelajaran konvensional 17,65.

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa indikator kemampuan berpikir kritis

matematis siswa yang paling baik terdapat pada indikator membangun

keterampilan dasar. Pada indikator ini, baik pembelajaran teknik probing

question maupun pembelajaran konvensional mendapatkan hasil yang tidak

jauh berbeda atau sama-sama mendapatkan hasil yang baik. Hal ini

dikarenakan pada teknik probing question dan pembelajaran konvensional

merupakan pembelajaran yang sama-sama bertanya sehingga pada indikator

membangun keterampilan dasar ini baik siswa yang memperoleh pembelajaran

teknik probing question maupun konvensional mendapatkan hasil yang baik.

Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang paling tinggi setelah indikator

membangun keterampilan dasar yaitu ada pada indikator menganalisis

argumen. Selanjutnya, rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa dengan dua

indikator terbawah terdapat pada indikator menyimpulkan dan membuat

penjelasan lebih lanjut. Kemampuan berpikir kritis matematis pada indikator

menganalisis argumen, menyimpulkan dan membuat penjelasan lebih lanjut

jika dilihat dari nilai ketuntasan masih sangat jauh, berbeda dengan indikator

membangun keterampilan dasar, walaupun pada ketiga indikator tersebut skor

rata-rata tertinggi terdapat pada siswa yang mendapatkan pembelajaran teknik

probing question. Hal ini kemungkinan karena pembelajaran teknik probing

question hanya dilakukan dalam 6x pertemuan saja sehingga belum

mendapatkan hasil yang maksimal.

Secara visual, skor rata-rata siswa berdasarkan indikator kemampuan

berpikir kritis pada kelas yang memperoleh pembelajaran teknik probing

question dan kelas konvensional disajikan dalam diagram batang berikut.

Page 74: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

58

Gambar 4.3 Diagram Batang Rata-Rata Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Dari diagram batang pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa secara

keseluruhan rata-rata pencapaian pada setiap indikator kelas yang memperoleh

pembelajaran teknik probing question lebih tinggi dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional. Selisih yang paling besar dari indikator

kemampuan berpikir kritis matematis terdapat pada indikator menganalisis

argumen, menyimpulkan dan membuat penjelasan lebih lanjut.

B. Analisis Data

Analisis yang dilakukan adalah dengan uji mann-whitney, uji t, uji t` dan

ANOVA 2 jalur untuk mengetahui kesamaan rata-rata antar kedua kelas,

menganalisis pengaruh pembelajaran teknik probing question terhadap

kemampuan berpikir matematis siswa, untuk menganalisis pengaruh kategori

PAM terhadap kemampuan berpikir matematis siswa, dan untuk menganalisis

pengaruh interaksi antara pembelajaran teknik pembelajaran dan PAM

terhadap kemampuan berpikir matematis siswa. Data yang dianalisis adalah

hasil post-test kemampuan berpikir matematis siswa yang memperoleh

pembelajaran teknik probing question dan siswa yang memperoleh

pembelajaran konvensional.

0102030405060708090

Kelas Probing Question

Kelas Konvensional

Page 75: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

59

1. Tes Pengetahuan Awal Matematika Siswa

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Uji Normalitas berdasarkan PAM

Pembelajaran Shapiro Wilk

Statistika Df Sig. Interpretasi

Teknik Probing Question 0,943 34 0,074 Berdistribusi normal

Konvensional 0,901 34 0,004 Berdistribusi tidak

normal

Pada Tabel 4.2 terdapat nilai sig pembelajaran teknik probing question

0,074 yaitu lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut

berdistribusi normal, sedangkan nilai sig pada pembelajaran konvensional

0,004 atau kurang dari 0,05 menunjukkan data tersebut tidak berdistribusi

normal. Maka, digunakan uji mann-whitney.

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Uji Homogenitas Varians

Levene Statistic df 1 df 2 Sig. Interpretasi

1,087 1 66 0,363 Homogen

Pada Tabel 4.4 hasil uji homogenitas pada taraf signifikansi α = 0,05

menunjukkan bahwa data skor hasil PAM siswa pembelajaran teknik probing

question dan pembelajaran konvensional adalah homogen. Hal ini diketahui

berdasarkan nilai signifikansi dari hasil pengujian homogenitas 0,363 lebih

besar dari taraf signifikansi α = 0,05.

Tabel 4.7 Uji Kesamaan Dua Rerata PAM

Z Sig. H0 Interpretasi

544 0,695 Diterima Tidak ada perbedaan parameter rata-rata populasi

H0 = Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai PAM siswa

H1 = Terdapat perbedaan rata-rata nilai PAM siswa

Pada Tabel 4.4 didapat hasil sig 0,695/2 = 0,347 < 0,05, atau H0 diterima.

Maka, pengetahuan awal matematika siswa pembelajaran teknik probing

question sama dengan siswa pembelajaran konvensional.

Page 76: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

60

2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Secara Keseluruhan

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji prasyarat yang bertujuan untuk

mengetahui apakah data termasuk distribusi normal atau tidak. Uji

normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji ShapiroWilk

yang ada pada perangkat lunak SPSS. Hasil perhitungan uji normalitas

yang diperoleh pada penelitian ini disajikan pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dan Pembelajaran

Pembelajaran Shapiro Wilk

Statistika df Sig. Interpretasi

Teknik Probing

Question

0,944 34 0,081 Berdistribusi normal

Konvensional 0,988 34 0,407 Berdistribusi normal

Berdasarkan Tabel 4.8, hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk

pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan bahwa data skor hasil tes

kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas probing question

maupun pembelajaran konvensional konvensional normal. Ini terlihat dari

nilai signifikansi pembelajaran teknik probing question sebesar 0,81 dan

nilai signifikansi pembelajaran konvensional sebesar 0,407 dimana nilai

keduanya lebih besar daripada signifikansi α = 0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji prasyarat kedua adalah uji homogenitas varians data. Uji

homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari

populasi homogen (varians sama) atau heterogen (varians berbeda). Hasil

perhitungan uji homogenitas menggunakan perangkat lunak SPSS

disajikan pada tabel berikut.

Page 77: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

61

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Levene Statistic df 1 df 2 Sig. Interpretasi

4,107 1 66 0,047 Tidak Homogen

Berdasarkan Tabel 4.9 hasil uji homogenitas pada taraf signifikansi

α = 0,05 menunjukkan bahwa data skor hasil tes kemampuan berpikir

kritis matematis siswa pembelajaran teknik probing question dan

pembelajaran konvensional adalah tidak homogen. Hal ini diketahui

berdasarkan nilai signifikansi dari hasil pengujian homogenitas 0,047 lebih

kecil dari taraf signifikansi α = 0,05.

c. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis yang menghasilkan bahwa

data kelas teknik probing question dengan kelas konvensional berdistribusi

normal dan tidak homogen, maka uji hipotesis yang dilakukan

menggunakan uji t` yaitu uji perbedaan dua rata-rata untuk sampel tak

homogen. Berikut disajikan hasil uji hipotesis mengenai pengaruh

pembelajaran teknik probing question terhadap kemampuan berpikir kritis

matematis siswa.

Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan Pembelajaran

Skor Statistik KBKM

t` Df Sig. (2-

tailed)

H0 Interpretasi

3,989 60,499 0,000 Ditolak Terdapat perbedaan

H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan KBKM antara siswa yang

mendapatkan pembelajaran teknik probing question dengan siswa

yang mendapatkan pembelajaran konvensional

H1 = Terdapat perbedaan signifikan KBKM antara siswa yang mendapatkan

pembelajaran teknik probing question dengan siswa yang

mendapatkan pembelajaran konvensional

Page 78: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

62

Pada Tabel 4.10 didapat hasil sig 0,000/2 = 0,000 < 0,05, atau H0

ditolak. Maka, kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan

diberikan pembelajaran teknik probing question lebih tinggi daripada

siswa yang diberi pembelajaran konvensional.

3. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan PAM

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji prasyarat yang bertujuan untuk

mengetahui apakah data termasuk distribusi normal atau tidak. Uji

normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji ShapiroWilk

yang ada pada perangkat lunak SPSS. Hasil perhitungan uji normalitas

yang diperoleh pada penelitian ini disajikan pada Tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas

Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Berdasarkan Kategori PAM

Kategori Pembelajaran N Shapiro

Wilk

Sig. H0 Interpre

-tasi

PAM Tinggi Teknik Probing

Question

8 0,869 0,148 diterima

Ber

dis

trib

usi

No

rmal

Konvensional 6 0,897 0,356 diterima

Sedang Teknik Probing

Question

21 0,942 0,242 diterima

Konvensional 23 0,955 0,372 Diterima

Rendah Teknik Probing

Question

5 0,959 0,803 Diterima

Konvensional 5 0,938 0,649 Diterima

Berdasarkan Tabel 4.11, hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk

pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan bahwa data skor hasil tes

kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan kategori PAM tinggi,

PAM sedang dan PAM rendah berdistribusi normal. Ini terlihat dari nilai

signifikansi siswa dengan kategori PAM tinggi pada pembelajaran teknik

probing question 0,148 dan pembelajaran konvensional 0,356. Nilai

signifikansi siswa dengan kategori PAM sedang pada pembelajaran teknik

probing question sebesar 0,242 dan pembelajaran konvensional 0,372.

Page 79: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

63

Terakhir, nilai signifikansi siswa dengan kategori PAM rendah pada

pembelajaran teknik probing question sebesar 0,803 dan pembelajaran

konvensional 0,649 dimana nilai ketiganya lebih besar daripada

signifikansi α = 0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji prasyarat kedua adalah uji homogenitas varians data. Uji

homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari

populasi homogen (varians sama) atau heterogen (varians berbeda). Hasil

perhitungan uji homogenitas menggunakan perangkat lunak SPSS

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Berdasarkan PAM

Kategori PAM n Statistic

Leave

Sig. H0 Interpretasi

Tinggi 14 1,882 0,195 Diterima Homogen

Sedang 44 0,625 0,434 Diterima

Rendah 10 0,107 0,752 Diterima

Berdasarkan Tabel 4.12, hasil uji normalitas dengan Leave pada

taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan bahwa data skor hasil tes

kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan kategori PAM tinggi,

PAM sedang dan PAM rendah homogen. Ini terlihat dari nilai signifikansi

siswa dengan kategori PAM tinggi sebesar 0,195, kategori PAM sedang

sebesar 0,434 dan nilai signifikansi pada kategori PAM rendah pada

sebesar 0,752 dimana nilai ketiganya lebih besar daripada signifikansi α =

0,05.

c. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis yang menghasilkan bahwa

data PAM pembelajaran teknik probing question dengan pembelajaran

Page 80: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

64

konvensional berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang

dilakukan menggunakan uji t yaitu uji perbedaan dua rata-rata. Berikut

disajikan hasil uji hipotesis mengenai pengaruh PAM terhadap

kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan PAM

Kategori Pembelajaran N T Sig. (2-

tailed) H0

Interpreta

si

PAM

Tinggi

Teknik Probing

Question 8 4,039

0,002 Ditolak

Ada

perbedaan

parameter

rata-rata

populasi

Konvensional 6

Sedang

Teknik Probing

Question 21

3,613 0,001 Ditolak

Konvensional 23

Rendah

Teknik Probing

Question 5

2,248 0,055 Ditolak

Konvensional 5

H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan KBKM antara siswa PAM tinggi

yang mendapatkan pembelajaran teknik probing question dengan

siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional

H1 = Terdapat perbedaan signifikan KBKM antara siswa PAM tinggi yang

mendapatkan pembelajaran teknik probing question dengan siswa

yang mendapatkan pembelajaran konvensional

H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan KBKM antara siswa PAM sedang

yang mendapatkan pembelajaran teknik probing question dengan

siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional

H1 = Terdapat perbedaan signifikan KBKM antara siswa PAM sedang yang

mendapatkan pembelajaran teknik probing question dengan siswa

yang mendapatkan pembelajaran konvensional

H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan KBKM antara siswa PAM rendah

yang mendapatkan pembelajaran teknik probing question dengan

siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional

Page 81: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

65

H1 = Terdapat perbedaan signifikan KBKM antara siswa PAM rendah yang

mendapatkan pembelajaran teknik probing question dengan siswa

yang mendapatkan pembelajaran konvensional

Berdasarkan Tabel 4.13 didapat hasil sig. pada PAM tinggi 0,002/2 =

0,001 < 0,05, atau H0 ditolak. Maka, kemampuan berpikir kritis matematis

siswa dengan diberikan pembelajaran teknik probing question pada kategori

PAM tinggi lebih tinggi daripada siswa kategori PAM tinggi yang diberi

pembelajaran konvensional.

Pada Tabel 4.13 didapat hasil sig. pada PAM sedang 0,001/2 = 0,0005 <

0,05, atau H0 ditolak. Maka, kemampuan berpikir kritis matematis siswa

dengan diberikan pembelajaran teknik probing question pada kategori PAM

sedang lebih tinggi daripada siswa kategori PAM sedang yang diberi

pembelajaran konvensional.

Pada Tabel 4.13 didapat hasil sig. pada PAM rendah 0,055/2 = 0,0275 <

0,05, atau H0 ditolak. Maka, kemampuan berpikir kritis matematis siswa

dengan diberikan pembelajaran teknik probing question pada kategori PAM

rendah lebih tinggi daripada siswa kategori PAM rendah yang diberi

pembelajaran konvensional.

4. Interaksi Antara Kategori PAM dengan Teknik Pembelajaran

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis yang menghasilkan bahwa data

PAM pembelajaran teknik probing question dengan pembelajaran

konvensional berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang

dilakukan untuk mengetahui interaksi antara kategori PAM dengan teknik

pembelajaran menggunakan uji ANOVA 2 jalur. Berikut disajikan hasil uji

hipotesis mengenai pengaruh kategori PAM dan teknik pembelajaran.

Page 82: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

66

Tabel 4.8 Hasil Uji ANOVA 2 Jalur

Hasil F Sig. H0 Interpretasi

Teknik Probing

Question

24,215 0,000 Ditolak Terdapat perbedaan rata-rata

PAM 40,408 0,000 ditolak Terdapat perbedaan rata-rata

Teknik*PAM 1,596 0,211 Diterima Tidak terdapat pengaruh

interaksi

H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan KBKM antara siswa yang

mendapatkan pembelajaran teknik probing question dengan siswa yang

mendapatkan pembelajaran konvensional

H1 = Terdapat perbedaan signifikan KBKM antara siswa yang mendapatkan

pembelajaran teknik probing question dengan siswa yang mendapatkan

pembelajaran konvensional

H0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan KBKM antara siswa PAM (tinggi,

sedang, rendah) yang mendapatkan pembelajaran teknik probing

question dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional

H1 = Terdapat perbedaan signifikan KBKM antara siswa PAM (tinggi, sedang,

rendah) yang mendapatkan pembelajaran teknik probing question dengan

siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional

H0 = Tidak terdapat pengaruh interaksi antara PAM dan teknik pembelajaran

terhadap KBKM siswa

H1 = Terdapat pengaruh interaksi antara PAM dan teknik pembelajaran

terhadap KBKM siswa

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat untuk teknik pembelajaran

memperoleh hasil signifikansi = 0,000 ≤ 0,05 atau H0 ditolak, yang berarti

terdapat pengaruh yang signifikan mengenai penggunaan pembelajaran teknik

probing question terhadap berpikir kritis matematis. Kemudian, apabila dilihat

kembali pada tabel 4.14 untuk pengetahuan awal matematika (PAM) siswa,

memperoleh nilai signifikansi = 0,000 ≤ 0,05 atau H0 ditolak, yang berarti

Page 83: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

67

terdapat pengaruh dari kategori PAM siswa secara keseluruhan terhadap

kemampuan berpikir kritis matematis.

Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat juga bahwa interaksi teknik pembelajaran

dan PAM memperoleh nilai signifikansi 0,211 > 0,05 atau H0 diterima, yang

berarti tidak terdapat pengaruh interaksi teknik pembelajaran dan PAM

terhadap kemampuan berpikir kritis matematis.

Tabel 4.9 Hasil Uji Post Hoc Scheffe

(I) PAM (J) PAM Sig. H0 Interpretasi

Tinggi Rendah 0,000 ditolak Terdapat Perbedaan rata-rata

kemampuan berpikir kritis

matematis Sedang 0,000 ditolak

Sedang Rendah 0,000 ditolak

Tinggi 0,000 ditolak

Rendah Sedang 0,000 ditolak

Tinggi 0,000 ditolak

Berdasarkan Tabel 4.15, menyajikan nilai signifikansi yang menunjukkan

ada atau tidaknya perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis

untuk setiap tingkat PAM pada kedua kelas. Adapun nilai signifikansi antara

kelompok PAM tinggi dan PAM rendah adalah sebesar 0,000 ≤ 0,05 atau H0

ditolak, yang berarti terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis

matematis pada kedua kelas antara kelompok PAM tinggi dan PAM rendah.

Kemudian nilai signifikansi antara kelompok PAM tinggi dan PAM sedang

adalah sebesar 0,000 ≤ 0,05 atau H0 ditolak, yang berarti terdapat perbedaan

rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis pada kedua kelas antara

kelompok PAM tinggi dan PAM sedang. Dilihat dari Tabel 4.15, maka dengan

sig 0,000 yang berarti semua kategori PAM terdapat perbedaan rata-rata

kemampuan berpikir kritis matematis.

Page 84: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

68

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan

berpikir kritis matematis yang signifikan antara kelompok siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran teknik probing question dan kelompok siswa yang

diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Begitupun dengan siswa dengan

kategori PAM rendah, sedang dan tinggi, siswa dengan kategori PAM yang

tinggi memiliki hasil post-test yang lebih tinggi daripada siswa kategori PAM

sedang dan PAM rendah, kemudian siswa dengan kategori PAM sedang

memiliki nilai post-test yang lebih tinggi daripada siswa kategori PAM rendah.

Siswa dengan kategori PAM rendah, sedang dan tinggi yang mendapatkan

pembelajaran teknik probing question juga mendapatkan hasil yang lebih

tinggi dibandingkan siswa dengan kategori PAM rendah, sedang dan tinggi

yang mendapatkan permbelajaran konvensional. Dengan hal tersebut, dapat

dikatakan bahwa terdapat pengaruh kategori PAM siswa terhadap berpikir

kritis matematis siswa. Hal ini diperkuat oleh uji statistik yaitu dengan

ANOVA 2 jalur dengan signifikansi 0,000. Jika dilihat dari perolehan nilai

pada tiap indikator, kelas teknik probing question unggul daripada kelas

konvensional dalam setiap indikator kemampuan berpikir kritis matematis.

1. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Uraian yang telah peneliti jabarkan pada pembahasan sebelumnya

menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan dari sisi pembelajaran yang

diberikan kepada kelas teknik probing question dan kelas konvensional

menyebabkan terjadinya perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis

siswa. pada pembelajaran teknik probing question diterapkan pembelajaran

teknik probing question yang di setiap kategori pertanyaan teknik tersebut

membuat kemampuan berpikir kritis matematis berkembang lebih baik

daripada pembelajaran konvensional yang diterapkan pembelajaran

konvensional yaitu teknik bertanya. Hasil rata-rata tes kemampuan berpikir

kritis matematis pada pembelajaran teknik probing question adalah 52,21

sedangkan rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis pada pembelajaran

Page 85: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

69

konvensional adalah 37,17. Setelah dilakukan uji hipotesis, diperoleh nilai

signifikan sebesar 0,000. Maka dari itu, dapat dikatakan kemampuan berpikir

kritis matematis kelas teknik probing question lebih tinggi daripada kelas

konvensional. Kemampuan berpikir kritis matematis dalam penelitian ini

terdiri dari empat indikator yaitu menganalisis argumen, menyimpulkan,

membangun keterampilan dasar dan membuat penjelasan lebih lanjut. Di

antara empat indikator, pembelajaran teknik probing question lebih unggul

daripada pembelajaran konvensional. Agar lebih rinci, peneliti memaparkan

kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada setiap indikator dari hasil

post-test siswa kelas teknik probing question dan kelas konvensional. Berikut

adalah pemaparan tentang kemampuan berpikir kritis matematis siswa ditinjau

dari tiap indikator.

a. Indikator Menganalisis Argumen

Indikator menganalisis argumen pada penelitian ini adalah menganalisis

argumentasi dengan memberikan alasan yang tepat. Butir soal yang mewakili

indikator menganalisis argumen adalah butir soal nomor 1, 3b dan 7. Di nomor

soal 1, siswa diberikan ilustrasi mengenai keadaan di suatu kelas yang sedang

dilakukan kuis dan guru menunjuk tiga orang untuk memberikan jawaban.

Berikut disajikan soal nomor 1 yang mewakili indikator menganalisis argumen.

Gambar 4.4 Contoh Soal Indikator Menganalisis Argumen

Page 86: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

70

Berikut ini merupakan contoh jawaban siswa dari kelas teknik probing

question dan kelas konvensional pada indikator menganalisis argumen yang

disajikan pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6.

Gambar 4.5 Jawaban Siswa teknik Probing Question

Soal Indikator Menganalisis Argumen

Pada Gambar 4.5 siswa kelas kelas teknik probing question menjawab

dengan benar dan tepat. Tepat di sini karena siswa tersebut benar-benar

menganalisis dengan membuktikan satu persatu pernyataan yang ada pada

ilustrasi soal. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran teknik probing question

dilatih dengan pertanyaan-pertanyaan probing method yaitu dengan

Page 87: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

71

menjelaskan langkah-langkah penyelesaian, probing reasoning and cause yaitu

pertanyaan menalar, probing meaning yaitu pertanyaan yang bertujuan dengan

menemukan makna dan probing argumen, yang dimana siswa diminta dalam

pembelajaran ini menjawab dengan menggunakan alasan dan dapat

berargumen. Siswa pada pembelajaran teknik probing quesion pun lebih

banyak menjawab secara benar dibanding kelas konvensional, walaupun masih

ada siswa pembelajaran probing question yang menjawab seperti kelas

konvensional yaitu tanpa menganalisis satu-persatu.

Gambar 4.6 Jawaban Siswa Pembelajaran Konvensional

Soal Indikator Menganalisis Argumen

Pada Gambar 4.6 terlihat jawaban siswa pada kelas konvensional

menjawab dengan tepat dan tidak bertele-tele namun dari jawaban siswa

tersebut tidak menganalisis secara satu-persatu pernyataan pada soal indikator

menganalisis argumen ini. Siswa pada pembelajaran konvensional masih

banyak yang masih belum bisa menjawab soal tersebut dan dari lembar

jawabannya, siswa pada pembelajaran konvensional masih bingung dalam

memulai langkah-langkah penyelesaian soal tersebut. Siswa yang menjawab

dengan benar pada pembelajaran konvensional hanya fokus pada jawaban saja.

Page 88: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

72

b. Indikator Menyimpulkan

Indikator menyimpulkan pada penelitian ini yaitu membuat kesimpulan

secara deduksi ataupun induksi dengan mempertimbangkan fakta, konsekuensi,

penerapan prinsip dan memikirkan alternatif. Butir soal yang mewakili

indikator menyimpulkan adalah butir soal nomor 3a dan 6. Di butir soal nomor

3a ini siswa diberikan ilustrasi mengenai dua tarif taxi, kemudian siswa diminta

untuk menentukan rumus umum kedua tarif taxi untuk jarak ke-n. Berikut

disajikan soal nomor 3a yang mewakili indikator menyimpulkan.

Gambar 4.7 Contoh Soal Indikator Menyimpulkan

Berikut ini merupakan contoh jawaban siswa dari kelas probing question dan

kelas konvensional pada indikator menyimpulkan yang disajikan pada Gambar

4.8 dan Gambar 4.9

Gambar 4.8 Jawaban Siswa teknik Probing Question

Soal Indikator Menyimpulkan

Page 89: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

73

Berdasarkan Gambar 4.8 jawaban dari siswa pembelajaran teknik

probing question dapat menyimpulkan dari pernyataan yang diketahui yaitu

tarif taxi dari 2 km, 4 km, dan 6 km, sehingga didapatkan rumus tarif taxi pada

jarak ke-n. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran teknik probing question

siswa dilatih dengan pertanyaan probing meaning yaitu pertayaan dengan

menuntut siswa dapat menemukan makna dan probing argument yaitu

pertanyaan yang menuntut siswa untuk berargumen.

Gambar 4.9 Jawaban Siswa Pembelajaran Konvensional

Soal Indikator Menyimpulkan

Berdasarkan Gambar 4.9 siswa pada pembelajaran konvensional masih

belum menguasai penyelesaian soal dengan indikator menyimpulkan melalui

generalisasi. Pada soal diminta tentukan masing-masing rumus jarak taxi ke-n,

namun pada penyelesaiannya siswa tersebut menyelesaikannya dengan

langsung menggunakan rumus bukan melalui generalisasi sesuai dengan arahan

peneliti. Jawaban siswa dari pembelajaran konvensional pun masih belum tepat

karena untuk rumus tarif taxi pada jarak ke-n untuk taxi II masih belum bisa

terjawab.

c. Indikator Membangun Keterampilan Dasar

Indikator membangun keterampilan dasar pada penelitian ini yaitu dengan

mengkonstruksi sendiri pemahaman konsep matematika untuk materi yang

dipelajari. Butir soal yang mewakili indikator membangun keterampilan dasar

Page 90: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

74

adalah butir soal nomor 4 dan 5. Di butir soal nomor 5 ini siswa diberikan

ilustrasi mengenai sebuah kalung yang dibuat dari manik-manik dengan warna

yang berulang. Berikut disajikan soal nomor 5 yang mewakili indikator

membangun keterampilan dasar.

Gambar 4.10 Contoh Soal Indikator Membangun Keterampilan Dasar

Berikut ini merupakan contoh jawaban siswa kelas teknik probing question dan

kelas konvensional pada indikator membangun keterampilan dasar yang

disajikan pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12

Gambar 4.11 Jawaban Siswa teknik Probing Question

Soal Indikator Membangun Keterampilan Dasar

Page 91: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

75

Berdasarkan Gambar 4.11 siswa dengan pembelajaran teknik probing

question mengerjakan butir soal nomor 5 ada yang menggunakan cara manual,

ada juga yang menggunakan hasil bagi sisa. Maka, hal ini menyatakan bahwa

kelas teknik probing question memahami maksud pola tersebut dengan

menggunakan hasil bagi sisa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran teknik

probing question siswa dilatih dengan pertanyaan probing reasoning and cause

yaitu pertanyaan menalar, probing meaning yaitu pertanyaan yang menuntut

siswa menemukan makna dan probing argumen yaitu pertanyaan yang

menuntut siswa dapat berargumen.

Gambar 4.12 Jawaban Siswa Pembelajaran Konvensional

Soal Indikator Membangun Keterampilan Dasar

Terlihat pada Gambar 4.12 semua siswa dengan pembelajaran

konvensional mengerjakan butir soal nomor 5 dengan cara manual yaitu

menghitung satu-persatu manik-manik sampai bertemu dengan manik-manik

nomor 27, 38 dan 43. Walaupun jawaban benar, namun siswa dengan

pembelajaran konvensional masih belum paham bahwa soal tersebut bisa

diselesaikan menggunakan hasil bagi sisa karena dalam pembelajaran

konvensional siswa tidak dilatih pertanyaan-pertanyaan mendalam seperti pada

pembelajaran teknik probing question.

d. Indikator Membuat Penjelasan Lebih Lanjut

Indikator membuat penjelasan lebih lanjut pada penelitian ini yaitu

membuat penjelasan lebih lanjut terkait mendefinisikan istilah dan

mengidentifikasi asumsi. Butir soal yang mewakili indikator membuat

Page 92: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

76

penjelasan lebih lanjut adalah butir soal nomor 2 dan 3c. Di butir soal nomor 2

ini siswa diberikan ilustrasi mengenai kolam renang dengan dua ubin dasar.

Berikut disajikan soal nomor 2 yang mewakili indikator membangun

keterampilan dasar.

Gambar 4.13 Contoh Soal Indikator Membuat Penjelasan Lebih Lanjut

Berikut ini merupakan contoh jawaban siswa dari teknik probing question dan

kelas konvensional pada indikator membuat penjelasan lebih lanjut yang

disajikan pada Gambar 4.14 dan Gambar 4.15.

Gambar 4.14 Jawaban Siswa teknik Probing Question

Soal Indikator Membuat Penjelasan Lebih Lanjut

Page 93: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

77

Berdasarkan Gambar 4.14 siswa kelas teknik probing question dapat

menjelaskan dengan tepat dan sesuai, sehingga pendapatnya benar dengan

alasan yang benar pula. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran teknik

probing question siswa dilatih dengan kategori pertanyaan probing meaning

yaitu pertanyaan menemukan makna, probing argument yaitu pertanyaan yang

menuntut siswa berargumen dan probing extension and unfocus yaitu siswa

dapat menjelaskan suatu masalah sehingga pada pembelajaran teknik probing

question mendapatkan hasil yang lebih tinggi.

Gambar 4.15 Jawaban Siswa Pembelajaran Konvensional

Soal Indikator Membuat Penjelasan Lebih Lanjut

Pada Gambar 4.15 siswa dengan pembelajaran konvensional menjawab

dengan benar yaitu “Pendapat Dwi salah” namun, alasan siswa tersebut masih

kurang tepat. Siswa dengan pembelajaran konvensional ini masih sangat

banyak yang menjawab kurang tepat, bahkan siswa dari pembelajaran

konvensional tidak ada yang menjawab dengan sempurna dikarenakan pada

pembelajaran konvensional siswa tidak dilatih dengan pertanyaan-pertanyaan

yang membangun argumen siswa.

Hasil post-test diperoleh bahwa rata-rata tiap indikator kemampuan

berpikir kritis matematis siswa kelas teknik probing question adalah 52,21,

sedangkan kelas konvensional sebesar 37,17. Berdasarkan uraian di atas

menunjukkan bahwa nilai siswa dengan kelas probing question lebih tinggi

daripada kelas konvensional. Hal ini diperkuat oleh uji statistik yang sudah

dilakukan yaitu uji t’ antara pembelajaran teknik probing question dan

Page 94: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

78

pembelajaran konvensional dengan hasil sig 0,000 < 0,05, atau H0 ditolak.

Maka, kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberikan

pembelajaran teknik probing question lebih tinggi daripada siswa yang diberi

pembelajaran konvensional.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa pembelajaran dengan teknik

probing question memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan

kemampuan berpikir kritis matematis. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.7

bahwa capaian rata-rata per-indikator kemampuan berpikir kritis matematis

siswa kelas teknik probing question lebih tinggi daripada kelas konvensional.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan teknik probing question memiliki kontribusi terhadap

kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian

Hahkioniemi Markus pada tahun 2017 “Student teacher’s types of probing

questions in inquiry based mathematics teaching with and without GeoGebra”

yang menyatakan dengan teknik probing question, kemampuan siswa dalam

beralasan, berargumen dan meng-explore akan lebih baik.1 Salah satu indikator

dalam penelitian ini yaitu menganalisis argumen yang dimana dalam

menganalisis argumen dibutuhkan alasan yang jelas dan tepat. Terlihat pula

dalam Gambar 4.5 jawaban siswa yang memperoleh pembelajaran teknik

probing question memiliki jawaban yang tepat dan benar dalam beralasan,

sedangkan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional tidak

menganalisis dengan tepat, walaupun jawabannya benar.

Selanjutnya, pada indikator yang lain seperti menyimpulkan berdasarkan

generalisasi, beberapa siswa yang memperoleh pembelajaran teknik probing

question dapat menyimpulkan secara sempurna, sedangkan siswa yang

memperoleh pembelajaran konvensional menurut hasil post-test untuk

melakukan kesimpulan dengan menggeneralisasi masih belum benar. Pada

indikator membangun keterampilan dasar baik pembelajaran dengan teknik

probing question maupun pembelajaran konvensional sama-sama baik, banyak

1 Markus Hahkioniemi, Student teacher’s types of probing questions in inquiry-based

mathematics teaching with and without Geogebra, (Finland:International Journal of Mathematical

Education in Science and Technology, Departement of Teacher Education), 2017, h. 4.

Page 95: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

79

siswa yang menjawab benar. Perbedaannya, siswa dengan pembelajaran teknik

probing question dapat menjelaskan cara yang sudah dibangun saat

pembelajaran yaitu menggunakan teorema sisa, sementara kelas konvensional

hampir seluruhnya menggunakan cara manual yaitu dihitung satu-persatu.

Begitupun dengan indikator membuat penjelasan lebih lanjut, pada kelas yang

memperoleh pembelajaran teknik probing question memiliki rata-rata nilai

yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh kelas

konvensional. Hal ini juga sejalan dengan Suherman dalam Fadilah, pertanyaan

yang bersifat menggali (probing question) digunakan untuk mendapatkan

jawaban lebih lanjut dari siswa yang bermaksud untuk mengembangkan

kualitas jawaban, sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat serta

beralasan.2

Uji selanjutnya, yaitu uji ANOVA 2 jalur, diperoleh bahwa pengetahuan

awal matematika (PAM) siswa, memperoleh nilai signifikansi = 0,000 ≤ 0,05

atau H0 ditolak, yang berarti terdapat pengaruh dari kategori PAM siswa secara

keseluruhan terhadap kemampuan berpikir kritis matematis. Untuk

memperkuat hasil tersebut, dilakukan uji t terhadap kategori PAM rendah

pembelajaran teknik probing question dan pembelajaran konvensional, PAM

sedang pembelajaran teknik probing question dan pembelajaran konvensional,

dan PAM tinggi pembelajaran teknik probing question dan pembelajaran

konvensional, kemudian didapatkan bahwa seluruh sig < 0,05 yang berarti

seluruh pembelajaran dengan kategori PAM masing-masing pada pembelajaran

teknik probing question lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional.

Berdasarkan pemaparan di atas, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis untuk setiap tingkat PAM siswa

pada kedua pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat PAM siswa

dapat mempengaruhi hasil kemampuan berpikir kritis matematis. Hasil

penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Ali Syahbaba yang menyimpulkan

bahwa terdapat pengaruh pengetahuan awal matematika siswa terhadap

2 Fadilah Neyarasmi, “Keefektifan Penggunaan Teknik Probing Prompting Dalam

Pembelajaran Menemukan Pokok-Pokok Berita yang Ditonton Melalui Media Elektronik Siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Watampone”, Artikel Jurnal Program Pasca Sarjana UNM, 2017.

Page 96: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

80

kemampuan berpikir kritis matematis.3 Jadi, pada penelitian ini dan juga pada

penelitian Ali Syahbaba menunjukkan bahwa pengetahuan awal matematika

memiliki cukup pengaruh dan juga peran didalam meningkatkan kemampuan

berpikir kritis matematis siswa, walaupun pada siswa PAM rendah

perbedaannya tidak terlalu signifikan dan meskipun pembelajaran yang

dilakukan peneliti berbeda dengan penelitian Ali Syahbaba.

Kemudian, pengaruh interaksi antara teknik pembelajaran dengan PAM.

Untuk menganalisisnya, dilakukan uji ANOVA 2 jalur. Berdasarkan Tabel 4.14

terlihat juga bahwa interaksi teknik pembelajaran dan PAM memperoleh nilai

signifikansi 0,211 > 0,05 atau H0 diterima, yang berarti tidak terdapat

pengaruh interaksi teknik pembelajaran dan PAM terhadap kemampuan

berpikir kritis matematis. Untuk memperkuat hasil tersebut, sudah dijelaskan

bahwa uji t terhadap kategori PAM rendah pembelajaran teknik probing

question dan pembelajaran konvensional, PAM sedang pembelajaran teknik

probing question dan pembelajaran konvensional, dan PAM tinggi

pembelajaran teknik probing question dan pembelajaran konvensional,

mendapatkan sig < 0,05 yang berarti seluruh pembelajaran dengan kategori

PAM masing-masing pada pembelajaran teknik probing question lebih tinggi

daripada pembelajaran konvensional.

Hasil dari penelitian ini, kedua variabel yaitu teknik pembelajaran dan

PAM tidak saling mempengaruhi satu sama lainnya atau tidak ada interaksi

secara bersamaan antara teknik pembelajaran dan PAM. Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor, pertama kegiatan pembelajaran khususnya pada kelas

probing question yang diberi perlakuan dengan pertanyaan bernalar dan

dituntut untuk beralasan, sementara pada pembelajaran konvensional hanya

diberikan pertanyaan-pertanyaan biasa yang kurang menuntut siswa untuk

menjelaskan secara lebih. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang didapatkan oleh

pembelajaran probing question lebih unggul baik pada PAM tinggi, PAM

sedang atau PAM rendah. Pengaruh pembelajaran tersebut diduga lebih besar

3 Ali Syahbaba, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP melalui

Pendekatan Contextual Teaching and Learning”, Edumatica, Vol. 02, No. 01, 2012, hal. 2

Page 97: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

81

daripada pengaruh pengetahuan awal matematika. Kedua, pembelajaran yang

terus menggunakan LKS dalam setiap pertemuan mengakibatkan siswa jenuh

dan bosan, baik pada pembelajaran probing question ataupun pembelajaran

konvensional, sehingga semangat siswa semakin lama terlihat berkurang.

Ketiga, kondisi fisik, motivasi dan kecemasan juga merupakan faktor-faktor

yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis.4 Namun pada penelitian ini,

peneliti hanya mengukur kemampuan berpikir kritis pada aspek kognitif saja

sedangkan aspek afektif dan psikomotorik tidak diukur. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dikemukakan Ali Syahbaba menyimpulkan

bahwa tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan PAM terhadap

peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis.5 Untuk lebih jelas, grafik

keterkaitan antara model pembelajaran dan PAM dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 4.16 Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Berdasarkan PAM dan Teknik Pembelajaran

4 Salvina Wahyu, dkk. “Inculcate Critical Thinking Skills in Primary School”. National

Seminar on Elementary Education. No. 1, 2018, h.746. 5 Ibid.,

Page 98: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

82

Hal ini berarti untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis

matematis, pembelajaran teknik probing question efektif digunakan pada

kelompok siswa baik yang memiliki PAM tinggi, PAM sedang maupun PAM

rendah. Pembelajaran teknik probing question dapat digunakan pada berbagai

tingkatan PAM, diduga karena pembelajaran dengan teknik probing question

ini termasuk pembelajaran yang berawal dari kategori pertanyaan-pertanyaan

yang menggali pengetahuan siswa yaitu probing method, probing reasoning

and cause, probing meaning, probing argument dan probing extension and

unfocused sehingga dapat diterima baik dari tingkatan PAM tinggi, sedang dan

rendah.

2. Proses Pembelajaran Teknik Probing Question

Pembelajaran eksperimen yang dilakukan peneliti yaitu pembelajaran

pendekatan saintifik dengan teknik probing question. Penelitian ini dilakukan

dengan berbantuan LKS yang berisi mengenai kategori pertanyaan probing

question. Teknik probing question ini menuntut siswa menemukan konsep

secara mandiri serta dapat berpikir bernalar atas pertanyaan yang diberikan.

Teknik ini juga mendorong siswa dapat beralasan dan berargumen dengan

jelas. Di sini guru menjadi fasilitator bagi siswa, yaitu mengarahkan dan

menstimulus siswa jika ada siswa yang masih belum paham dengan maksud

pertanyaan pada LKS probing question tersebut.

Pada pertemuan pertama, saat siswa diberikan LKS siswa masih belum

mengerti bagaimana cara mengisinya, dan siswa masih banyak bertanya tanpa

memahami perintah LKS tersebut. Pada pertemuan-pertemuan selanjutnya

siswa mulai terbiasa dengan teknik ini dan siswa kemudian semakin lama

siswa semakin lancar berargumen dalam mengerjakan permasalahan yang ada

pada LKS teknik probing question

Page 99: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

83

(a)

(b)

Gambar 4.17 Suasana Pembelajaran Teknik Probing Question

Gambar 4.17 (a) menunjukkan guru sedang memberikan arahan pada

kelompok yang masih belum mengerti perintah pada LKS dan Gambar 4.17 (b)

menunjukkan siswa sedang berdiskusi mengenai permasalahan secara

berkelompok.

Berikut deskripsi kategori pertanyaan pada LKS probing question.

1) Kegiatan Probing Method

Pada kategori pertanyaan ini, siswa diarahkan supaya dapat

mengidentifikasi masalah pada LKS atau menjelaskan langkah-langkah

Page 100: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

84

penyelesaian. Pada pertanyaan ini, siswa diminta untuk menulis apa saja

yang diketahui atas permasalahan di atas, sehingga siswa dapat

menyelesaikan soal-soal berikutnya dengan mudah.

Gambar 4.18 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Probing Question

2) Kegiatan Probing Reasoning and Cause

Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk beralasan, terlihat pada LKS

siswa yang menstimulus siswa untuk berpikir dan beralasan. Pada

pertanyaan berikut, siswa diminta untuk memberikan jawaban atas

pernyataaan berikut. Apakah jawaban anak pertama ibu yang benar atau

jawaban anak kelima ibu? serta siswa diminta untuk membuktikannya.

Page 101: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

85

(a)

(b)

Gambar 4.19 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Probing Reasoning and

Cause

Pada gambar 4.19 (a) siswa diminta berpikir untuk menggunakan cara

manualnya, kemudian pada gambar 4.19 (b) siswa diminta untuk mencari

rumus serta pembuktian dari jawaban siswa sebelumnya.

Page 102: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

86

3) Kegiatan Probing Meaning

Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk menemukan makna atau

menjelaskan lebih dalam lagi mengenai konsep yang telah siswa bangun.

Pada pertanyaan ini, dapat dilihat siswa diminta untuk membuat rumus

dari hasil generalisasi mereka.

Gambar 4.20 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Probing Meaning

4) Kegiatan Probing Argument

Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk memberikan argumen yaitu

dengan pembenaran atau bukti ide matematika agar pertanyaan dari guru

dapat mengungkapkan bahwa jawaban siswa telah diuji secara empiris.

Terlihat pada pertanyaan berikut “Seandainya anak ibu ada 25 orang dan

yang paling besar mendapatkan 7 buah permen. Bagaimana menurutmu,

untuk mencari berapa banyak permen yang diterima anak ke-25?

Jelaskan!” maksud dari pertanyaan ini, siswa diminta untuk menjawab

menggunakan rumus yang telah didapatkan, sehingga tidak perlu

menggunakan cara manual.

(a)

Page 103: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

87

(b)

Gambar 4.21 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Probing Argument

5) Kegiatan Probing Extension and Unfocused

Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk menjelaskan suatu masalah

dan dapat menemukan solusinya jika masalah yang ditanyakan sedikit

berbeda. Pada kategori ini juga dapat mengarahkan siswa untuk

memperluas solusi dan memeriksa solusi siswa. Terlihat pada pertanyaan

di LKS, dimana siswa dapat menggeneralisasi atau mencari rumus jika

soal yang ditanyakan berbeda dari soal sebelumnya guna untuk

memperdalam konsep yang sudah dibangun siswa.

(a)

Page 104: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

88

(b)

Gambar 4.22 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Probing Extension and

Unfocused

3. Proses Pembelajaran Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional yang dilakukan peneliti yaitu pembelajaran

pendekatan saitifik dengan teknik bertanya. Penelitian ini dilakukan dengan

berbantuan LKS yang berisi pertanyaan-pertanyaan sederhana bertujuan

supaya siswa dapat membangun sendiri konsep dengan bantuan pertanyaan-

pertanyaan sederhana dalam LKS ini. Di sini guru menjadi fasilitator bagi

siswa, yaitu mengarahkan dan menstimulus siswa jika ada siswa yang masih

belum paham dengan maksud pertanyaan pada LKS tersebut.

Pada pertemuan pertama, saat siswa diberikan LKS dengan teknik

bertanya, siswa dengan lancar mengerjakannya, karena dalam LKS ini hanya

pertanyaan-pertanyaan sederhana untuk membangun konsep pola bilangan.

Setelah siswa selesai mengerjakan, siswa dengan percaya diri dapat

menjelaskan kepada teman-temannya atas jawaban yang sudah mereka jawab.

Gambar 4.23 Suasana Pembelajaran Pembelajaran Konvensional

Page 105: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

89

Berikut deskripsi kategori pertanyaan pada LKS teknik bertanya:

1) Kegiatan teknik pengarahan

Pada kegiatan ini, guru memberikan pertanyaan sederhana yang ditujukan

oleh seluruh siswa. Pertanyaan pada kegiatan ini, pertanyaan-pertanyaan

kecil yang menuntun siswa untuk memahami pertanyaan lanjutan.

(a)

(b)

Gambar 4.24 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Teknik Pengarahan

Page 106: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

90

Pada Gambar 4.24 (a) terlihat bahwa siswa dapat menulis apa saja

yang diketahui dalam soal tersebut. Gambar 4.24 (b) siswa diminta untuk

menentukan selisih tiap-tiap orang yang memakan mie instan, dan

kemudian menjawab jika diketahui banyaknya mie instan kemudian

berapa orang yang bisa memakannya? Siswa menjawab dengan cara

manual.

2) Kegiatan teknik membimbing

Pada kegiatan ini, siswa diberkan pertanyaan lanjutan dari

pertanyaan sebelumnya. Pertanyaan ni juga membimbing siswa untuk

menemukan konsep yang terdapat pada pola bilangan.

(a)

(b)

Page 107: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

91

(c)

Gambar 4.25 Hasil Kerja Siswa pada Kegiatan Teknik Membimbing

Pada Gambar 4.25 (a) terlihat bahwa siswa dibimbing untuk

mencari sebuah rumus dengan cara menggeneralisasi. Gambar 4.25 (b)

siswa diminta untuk mencari banyaknya orang yang dapat memakan mie

instan jika Anita memasak 100 mie instan dan siswa menjawab

menggunakan rumus yang telah siswa dapatkan. Gambar 4.25 (c) siswa

dibimbing untuk menentukan ngka satuan dari hasil pengamatan tabel.

Page 108: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

92

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti telah melakukan berbagai upaya agar penelitian ini dapat

memperoleh hasil yang optimal, namun demikian peneliti menyadari bahwa

penelitian ini belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, berbagai faktor

kendala yang peneliti hadapi di antaranya:

1. Peneliti hanya melakukan kontrol terhadap subjek penelitian yang meliputi

variabel Pembelajaran Teknik Probing Question dan kemampuan berpikir

kritis matematis. Variabel lain seperti minat, bakat, motivasi, lingkungan

belajar dan lainnya di luar dari kontrol peneliti. Hasil dari penelitian ini

mungkin dapat dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang telah

ditetapkan dalam penelitian ini.

2. Penelitian hanya berlangsung enam kali pembelajaran dengan waktu yang

relatif singkat sehingga peneliti menyadari bahwa pembelajaran dengan

teknik probing question terhadap kemampuan berpikir kritis matematis

masih belum maksimal.

3. Penelitian teknik probing question yang dilakukan ini sebatas menggunakan

instrumen tes saja, sehingga belum bisa menilai perilaku siswa yang dapat

dilihat melaui intrumen non tes

4. Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan pola bilangan, sehingga hasil

dari penelitian ini belum biasa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.

Page 109: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

93

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian mengenai

pengaruh pembelajaran teknik probing question terhadap berpikir kritis

matematis siswa, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis

matematis siswa antara pembelajaran teknik probing question dengan

pembelajaran konvensional. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa

yang menggunakan pembelajaran teknik probing question lebih tinggi

daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

2. Secara keseluruhan terdapat perbedaan dari pengetahuan awal matematika

siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis. Terdapat perbedaan

rata-rata pada setiap tingkat PAM siswa pada kedua pembelajaran.

Kemampuan berpikir kritis matematis kelompok siswa dengan kategori

PAM tinggi lebih tinggi dari siswa dengan kategori PAM sedang, dan

kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan kategori PAM sedang

lebih tinggi dari siswa dengan kategori PAM rendah.

3. Secara keseluruhan tidak terdapat pengaruh interaksi antara teknik probing

question dan PAM siswa terhadap kemampuan bepikir kritis matematis.

Pembelajaran dengan teknik probing question bisa diterapkan pada siswa

dengan kategori PAM tinggi, PAM sedang maupun PAM rendah, karena

dari masing-masing kategori PAM memberikan hasil yang lebih tinggi

pada siswa yang memperoleh pembelajaran teknik probing question.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada

beberapa saran penulis terkait penelitian ini, diantaranya:

1. Bagi peneliti, penelitian ini hanya melihat pengaruh pembelajaran teknik

probing question terhadap berpikir kritis matematis pada pokok bahasan

Page 110: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

94

pola bilangan. Oleh sebab itu, sebaiknya penelitian juga dilakukan pada

pokok bahasan materi matematika yang lain dan juga mengukur

kemampuan matematika yang lain.

2. Bagi guru, pembelajaran teknik probing question dapat menjadi salah satu

alternatif yang disarankan dalam pembelajaran matematika, yang dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis pada siswa dengan

kategori PAM tinggi, PAM sedang maupun PAM rendah. Para guru yang

hendak menggunakan pembelajaran teknik probing question sebaiknya

lebih dulu mendesain Lembar Kerja Siswa (LKS) semaksimal mungkin

sehingga akan memberikan hasil yang optimal, kemudian dalam

penyusunan LKS disesuaikan dengan alokasi waktu sehingga

pembelajaran dapat berjalan efektif dan selesai tepat waktu.

3. Bagi sekolah, dalam melaksanakan pembelajaran teknik probing question

ini, sekolah dapat memberikan pelatihan untuk guru-guru dan memberikan

fasilitas yang sesuai dengan pembelajaran.

Page 111: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. Learning to Teach. New York: Mc Graw-Hill. 2007.

Creswell, John W. Educational Research Planning,Conducting, and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reasearch. Boston: Pearson Education Inc.

2012. Edisi 4.

Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2010.

Ennis, Robert. Critical thinking:A streamlined conception. Teaching Philosophy.

14(1). 1991.

Ennis, Robert H. “The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Disabilities”, Makalah dipresentasikan pada

Sixth International Conference on Thinking at MIT, Cambridge: Mei 2011

(http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCritic

alThinking_51711_000.pdf).

Facione, Peter A., and Facione, Noren C. The Holistic Critical Thinking Scoring

Rubric–HCTSR. AS: California Academic Press. 1994.

Fahim, Mansoor dan Samaneh Eslamdoost. Critical Thinking: Frameworks and

Models for Teaching, English Language Teaching. 7 (7). 2014.

Feldman, Daniel A. Berpikir Kritis Strategi untuk Mengambil Kepputusan.

Jakarta: PT Indeks. 2010.

Fisher, Alec. Buku Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar Alec Fisher, Terj. Dari

Critical Thinking: An Introduction Alec Fisher oleh Benyamin Hadinata.

Jakarta: Erlangga. 2009.

Hahkioniemi, Markus. Student teacher’s types of probing questions in inquiry-

based mathematics teaching with and without Geogebra.

Finland:International Journal of Mathematical Education in Science and

Technology, Departement of Teacher Education. 2017.

Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT RajaGarafindo

Persada. 2014.

Hamzah, H. M. Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran

Matematika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2014.

Page 112: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

Ibrahim. Perpaduan Model Pembelajaran Aktif Konvensional (Ceramah) dengan

Cooperatif (Make-A Match) untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan

Kewarganegaraan. Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, Sains dan Humaniora.

3(2). 2017.

Indrawati. Modul Teknik Bertanya. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

2005.

Johnson, Elaine B. Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC. 2009.

Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2015.

Kadir. Integrasi Nilai-Nilai Ulul-Albab, Berpikir Dan Disposisi Matematik Serta

Alternatif Pembelajarannya dengan Model KADIR. Proceeding Seminar

dan Bedah Buku “ISLAM DAN SAINS:Upaya Pengintegrasian Islam dan

Ilmu Pengetahuan di Indonesia”. Ciputat: FITK Press. 2016.

Kadir dan La Masi. Penggunaan Konteks dan Pengetahuan Awal Matematika

dalam Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa. KREANO 8. 5

(1). 2014.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Lampiran Permendikbud Nomor 20

Tahun 2016. Jakarta:Kemendikbud. 2014.

Kosko, Karl W. Primary Teachers` Choice Of Probing Question: Effect Of MKT

and Supporting Student Autonomy. Mathematics Education. 11(4). 2016.

Kowiyah. Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 3(5). 2012.

Lau, Joey Y. F. An Introduction to critical Thinking and Creativity (Think More,

Think Better). Hoboken: John Wiley & Sons. 2011.

Lawshe C. H. A Quantitative Approach to Content Validity. Personel Psychology.

INC. 1975.

Lestari, Karunia Eka & Mukhammad Ridwan Yudhanegara. Penelitian

Pendidikan Matematika. Bandung : PT Refika Aditama. 2017.

Mahmuzah, Rifaatul. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

SMP Melalui Pendekatan Problem Posing. Jurnal Peluang. Vol. 4. 2015.

Mayadiaya Suwarma, Dina. Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan Berpikir

Kritis Matematika. Jakarta: Cakrawala Maha Karya. 2009.

Page 113: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan (Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-

dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia). Jakarta:PT

Grafindo Persada. 2012.

Muplihah, Viviana. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis. Seminar

Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY 2016.

Neyarasmi, Fadilah. Keefektifan Penggunaan Teknik Probing Prompting Dalam

Pembelajaran Menemukan Pokok-Pokok Berita yang Ditonton Melalui

Media Elektronik Siswa pembelajaran VIII SMP Negeri 1 Watampone.

Artikel Jurnal Program Pasca Sarjana UNM, 2017.

Nur Dinni, Husna. HOTS (High Order Tinking Skills) dan Kaitannya dengan

Kemampuan Literasi Matematika. PRISMA 1 (Prosiding Seminar Nasional

Matematika). 2018. (https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/)

Octaria, Elke Annisa. Pengaruh Model Process Oriented Guided Inquiry Learning

(POGIL) Terhadap Kemampuan Bepikir Kritis Matematis. Jakarta: Skripsi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018. Tidak dipublikasikan.

OECD. PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do – Student

Performance in Mathematics, Reading and Science (Volume I, Revised

edition, February 2014). OECD Publishing, 2014.

OECD. PISA 2015 Results in Focus. OECD Publishing, 2018.

Peeters, Michael J. and Kimberly. Development of Critical Thinking in Pharmacy

Education. Innovations in pharmac. 7(1). 2016.

Pusat Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Mengenai TIMSS.

(https://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/Hasil%20Seminar%20P

uspendik%202016/TIMSS%20infographic.pdf)

Rahmawati, Hasil TIMSS 2015 Diagnosa Hasil untuk Perbaikan Mutu dan

Peningkatan Capaian.

(http://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/RahmawatiSeminar%20

Hasil%20TIMSS%202015.pdf )

Rizki, Aminatuzuhriah. Pengaruh Model Concept-Based Learning Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis. Jakarta: Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2018. Tidak dipublikasikan.

Subhan, Aan dan Yani Setiani. Peranan Pengetahuan Awal dan Self Esteem

Matematis Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Mahasiswa. Indonesian

Journal of Economics Education. (1). 2017.

Page 114: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

Sucipto. Pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dengan

Menggunakan Strategi Metakognitif Model Pembelajaran Problem Based

Learning. Jurnal Pendidikan. Vol. 2(1). 2017.

Sulistiani, Eny dan Masrukan. Pentingnya Berpikir Kritis dalam Pembelajaran

Matematika untuk Menghadapi Tandangan MEA. Seminar Nasional

Matematika X Universitas Negeri Semarang. 2016.

Sumarmo, Utari dkk. Kemampuan dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis, dan

Kreatif Matematik. Jurnal Pengajaran MIPA. 17(1). 2012.

Sunardi. Menganalisis Jenis Pertanyaan Kognitif Guru dan Siswa dalam Proses

Pembelajaran Fisika pada pembelajaran X di SMA Negeri Kota Palu. e-

Jurnal Mitra Sains. 4(4). 2016.

Sunaryo Kuswana, Wowo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2011.

Syahbaba, Ali. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP

melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning. Edumatica. 2 (1).

2012.

Widodo, Heri. Potret Pendidikan di Indonesia dan Kesiapannya dalam

Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA). Jurnal Cendikia. Vol.13.

2015.

Widyatiningtyas, Reviandri. The Impact of Problem-Based Learning Approach to

Senior High School Students’ Mathematics Critical Thinking Ability.

IndoMS-JME. Vol. 6( 31). 2015.

Page 115: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

99

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP Negeri 14 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/I

Materi : Pola Bilangan

Submateri : Konsep Pola Bilangan

Pertemuan ke- : 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

A. Komptensi Inti:

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten, dan teliti, bertanggung

jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.

3.1 Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan

konfigurasi objek.

LAMPIRAN 1

Page 116: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

100

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan

dan barisan konfigurasi objek.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1.1 Menentukan bilangan selanjutnya dari suatu pola bilangan.

4.1.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola bilangan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat bilangan selanjutnya

dari suatu pola bilangan.

2. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan pola bilangan.

E. Materi Pembelajaran

Materi Pokok : Pola Bilangan

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific Approach

Teknik : Probing Question

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Siswa

I. PENDAHULUAN

Persiapan Pra Pembelajaran

Guru mengkondisikan kelas

dalam suasana kondusif untuk

berlangsungnya pembelajaran.

Guru memulai pembelajaran

dengan berdoa yang dipimpin

oleh siswa, mengecek

kehadiran, dan menyiapkan

siswa untuk mengikuti

pembelajaran.

Guru memberikan motivasi

Siswa memimpin doa

Siswa termotivasi

untuk mempelajari pola

bilangan

Siswa memperhatikan

penjelasan guru sebelum

masuk ke dalam

pembelajaran

Siswa duduk sesuai

kelompoknya

5 menit

Page 117: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

101

tentang pentingnya memahami

pola bilangan dan

mengaitkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin

dicapai.

Guru menginformasikan tentang

proses pembelajaran yang akan

dilakukan termasuk aspek-aspek

yang dinilai selama proses

pembelajaran berlangsung.

Guru membagi siswa dalam

beberapa kelompok

II. KEGIATAN INTI

Mengamati Guru memberikan sebuah video

dan gambar-gambar yang

berkaitan dengan pola.

Guru memberikan LKS

mengenai pengenalan pola

bilangan pada siswa

Siswa mengamati

video yang disajikan

oleh guru.

7 menit

Menanya

(Probing

method)

Guru memberikan kesempatan

pada siswa yang ingin bertanya

mengenai pengamatan video dan

gambar.

Guru menanggapi pertanyaan

dari siswa bahwa pola akan

selalu ditemukan dalam

kehidupan kita

Guru mengarahkan siswa untuk

Siswa memberikan

pertanyaan yang

berkaitan dengan pola

“Berarti pola tidak

selalu berhubungan

dengan angka?

Namun dalam

kehidupan sehari-hari

selalu kita temukan

5 menit

Page 118: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

102

mengamati kembali soal pertama

pada LKS I “Menurutmu,

mengapa bisa dikatakan sebuah

pola?”

bu?”

Siswa memberikan

sebuah simpulan

mengenai pola

Menggali

informasi

(Probing

reasoning

and cause)

Guru mencoba menggali

pengetahuan siswa mengenai

pola

Guru memberikan pertanyaan

pada LKS I “Perhatikan gambar

yang di LKS I, ada sebuah

perumahan, menurut kalian ada

berapa pola yang terbentuk di

sana?”

Siswa mencari

informasi mengenai

pola bilangan melalui

buku paket, diskusi

bersama kelompok,

pengamatan atau

referensi lainnya.

Siswa dapat

menjelaskan pola

yang terbentuk.

10 menit

Mengasosiasi

(Probing

meaning,

Probing

argument,

Probing

extension

and

unfocused)

Guru berkeliling mengamati,

mengawasi, dan membimbing

kelompok yang mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan

permasalahan dalam bahan

diskusi.

Guru menghampiri beberapa

kelompok “Pola yang terbentuk

ini ada dua kan? Nah kalau

misalkan yang ditanyakan

adalah nomor rumah 195, ada di

sebelah Utara atau Selatan

rumah tersebut?”

Guru menanyakan kembali atas

jawaban yang telah siswa jawab

Siswa bersama

kelompok

melanjutkan pekerjaan

ke pertanyaan

selanjutnya dari pola

yang terbentuk

Siswa dapat

menjawab bahwa

nomor rumah 195 ada

di sebelah Utara

Siswa dapat

memberikan argumen

atas jawaban yang

telah siswa jawab

Siswa dapat

30 menit

Page 119: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

103

dengan pertanyaan lanjutan

“Kalau misalkan nomer

rumahnya 218, berarti ada di

sebelah mana?”

Guru melanjutkan pertanyaan

yang berbeda seperti

“Annisa melewati no rumah dari

no 195 sampai dengan 218. Lalu

nomor rumah berapa saja yang

telah ia lewati?”

“No rumah berapa saja yang

rumahnya terletak pada arah

Utara?”

“No rumah berapa saja yang

rumahnya terletak pada arah

Selatan?”

“Berapa selisih dari antar nomor

rumah baik yang terletak di

Utara dan Selatan?

menyelesaikan soal

yang berbeda terkait

pola bilangan dan

dapat memperluas

solusi

Mengomuni-

kasikan

Guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil

diskusinya.

Guru mempersilahkan siswa lain

untuk menanggapi hasil diskusi

siswa tersebut.

Guru memandu dan

memfasilitasi terbentuknya

sebuah forum di dalam kelas.

Siswa menanggapi

presentasi dari teman

sekelasnya

Siswa antusia dalam

berdiskusi

15 menit

III. PENUTUP

Guru melakukan refleksi tentang Siswa bertanya dan 8 menit

Page 120: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

104

kegiatan pembelajaran yang

dilakukan pada hari ini dengan

tanya jawab.

Guru bersama siswa bersama-

sama membuat kesimpulan

mengenai sebuah pola

Guru meminta siswa untuk

mempelajari materi untuk

pertemuan selanjutnya yaitu

mengenai mengeneralisasi

rumus dari sebuah pola

Guru dan siswa bersama-sama

mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapkan hamdalah

dan doa.

Guru menutup pembelajaran

dengan salam

menjawab hal-hal

yang telah dipelajari

hari ini

H. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Tayangan LCD, Lembar Kerja Siswa

2. Alat dan Bahan : Laptop , LCD, power point.

3. Sumber belajar :

a. As’ari Abdul Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester

1 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Balitbang Permendikbud. 2017. Cetakan ke-2.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Penilaian Aspek Kognitif

No Indikator Instrumen

1. Menentukan bilangan selanjutnya dari suatu

pola bilangan.

LKS, butir soal no 1 dan

no 2

Page 121: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

105

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

pola bilangan

LKS, butir soal no 3

Latihan Soal:

1.Perhatikan pola segitiga di atas. Lanjutkan pola di atas sampai suku ke-10,

kemudian dinamakan pola bilangan apakah soal di atas?

2. Jelaskan dan tentukan 3 bilangan selanjutnya dari pola 4, 12, 336, 108 ......

3. Ivon ingin membuat pita dengan panjang 40 cm. Pita tersebut merupakan

sambungan dari persegi tiga warna yaitu merah, putih dan biru. Setiap persegi

berukuran 2cm x 2cm. Jika keterangannya seperti gambar berikut, maka warna

apa dan nomor berapakah persegi terakhir?

No Jawaban Skor

1. Dik: 1,3,5,7

Dit:

Lanjutkan sampai suku ke-10?

Dinamakan pola apakah soal tersebut?

5

1,3,5,7

Lanjutannya adalah 1,3,5,7,9,11,13,15,17,19, selisih dari setiap suku

adalah 2.

Pola tersebut disebut pola bilangan ganjil.

15

2. Dik: 4, 12, 36, 108

Dit: 3 bilangan selanjutnya?

5

Page 122: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

106

4, 12, 36, 108.

Setiap berganti suku dikali dengan 3.

Maka:

setelah 108 adalah 108 x 3 = 324

setelah 324 adalah 324 x 3 = 972

setelah 972 adalah 972 x 3 = 2.916

25

3. Dik:

- Ivon ingin membuat pita dengan panjang 40 cm.

- Pita terdiri dari persegi ukuran 2cm x 2cm tiga warna yaitu merah,

putih dan biru.

Dit: warna apa dan nomor berapakah persegi terakhir?

10

Jika panjang pita 2cm, maka 40cm : 2cm = 20 suku

Suku Warna Nomor

1 Merah 0

2 Putih 1

3 Biru 2

4 Merah 3

Merah 0,3,6,9,12,15,18

Putih 1,4,7,10,13,16,19

Biru 2,5,8,11,14,17,20

Karena nomornya dimulai dari 0, maka suku terakhir adalah suku

ke-20 pada nomor 19 berwarna putih

30

Jadi, suku terakhir adalah suku ke-20 pada nomor 19 berwarna putih 10

Page 123: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

107

2. Penilaian Aspek Afektif

Rubik Penilaian Sikap (Kritis)

Skor Indikator

4 Bertanya pada teman atau guru, menanggapi pertanyaan dan

memberikan alasan dari argumen yang diberikan.

3 Bertanya pada teman atau guru dan menanggapi pertanyaan

2 Bertanya pada teman atau guru namun tidak menanggapi pertanyaan

dan tidak memberikan alasan

1 Tidak bertanya, menanggapi pertanyaan maupun memberikan alasan

Rubik Penilaian Sikap (Bertanggungjawab)

Skor Indikator

4 Membantu dalam pengerjaan tugas kelompok dan melaksanakan

tugas individu dengan baik.

3 Melaksanakan tugas individu dengan baik namun kurang membantu

dalam pengerjaan tugas kelompok.

2 Melaksanakan tugas individu dan kelompok kurang baik.

1 Tidak melaksanakan tugas individu maupun kelompok.

Berilah nilai sikap (1/2/3/4) pada kolom yang disediakan sesuai hasil pengamatan.

No Nama Sikap Jumlah skor Predikat

Kritis Bertanggungjawab

Keterangan:

a. Nilai Sikap: jumlah skor perolehan x 100 : 8

b. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut:

SB = Sangat Baik : 80 – 100

B = Baik : 70 – 79

C = Cukup : 60 – 69

K = Kurang : < 69

Page 124: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

108

Tangerang Selatan, 7 Juli 2019

Peneliti

Asih Inpriawati N

11150170000018

Page 125: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

109

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP Negeri 14 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/I

Materi : Pola Bilangan

Submateri : Menggeneralisasi rumus dari sebuah pola

Pertemuan ke- : 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

A. Komptensi Inti:

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten, dan teliti, bertanggung

jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.

3.1 Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan

konfigurasi objek.

Page 126: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

110

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan

dan barisan konfigurasi objek.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menentukan angka satuan melalui sebuah pola.

2. Menggeneralisasi pola barisan bilangan menjadi suatu persamaan

menggunakan tabel

3. Menganalisis dengan memberikan sebuah pendapat pada suatu permasalahan

yang berkaitan dengan pola bilangan

4. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan pola bilangan

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menentukan angka

satuan melalui sebuah pola.

2. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menggeneralisasi

pola barisan bilangan menjadi suatu persamaan menggunakan tabel

3. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menganalisis dengan

memberikan sebuah pendapat pada suatu permasalahan yang berkaitan dengan

pola bilangan

4. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menyelesaikan

masalah kontekstual yang berkaitan dengan pola bilangan.

E. Materi Pembelajaran

Materi Pokok : Pola Bilangan

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific Approach

Teknik : Probing Question

Page 127: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

111

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Siswa

I. PENDAHULUAN

Persiapan Pra Pembelajaran

Guru mengkondisikan kelas

dalam suasana kondusif untuk

berlangsungnya pembelajaran.

Guru memulai pembelajaran

dengan berdoa yang dipimpin

oleh siswa, mengecek

kehadiran, dan menyiapkan

siswa untuk mengikuti

pembelajaran.

Guru memberikan motivasi

tentang pentingnya memahami

pola bilangan dan

mengaitkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin

dicapai.

Guru menginformasikan tentang

proses pembelajaran yang akan

dilakukan termasuk aspek-aspek

yang dinilai selama proses

pembelajaran berlangsung.

Guru membagi siswa dalam

beberapa kelompok

Siswa memimpin doa

Siswa termotivasi

untuk mempelajari pola

bilangan

Siswa memperhatikan

penjelasan guru sebelum

masuk ke dalam

pembelajaran

Siswa duduk sesuai

kelompoknya

5 menit

II. KEGIATAN INTI

Page 128: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

112

Mengamati Guru merefleksikan

pembelajaran sebelumnya

mengenai perkenalan pola

bilangan

Guru menanggapi pertanyaan

siswa

Guru memberikan LKS

mengenai cara

menggeneralisasi sebuah pola

pada siswa

Siswa menyimak dan

menanyakan yang

masih belum

dimengerti

Siswa mengamati

permasalahan yang

ada di LKS II

7 menit

Menanya

(Probing

method)

Guru memberikan kesempatan

pada siswa yang ingin bertanya

mengenai permasalahan pola di

LKS II

Guru memandu siswa untuk

menjawab pertanyaan di LKS II

“Tuliskan apa saja yang kamu

ketahui dari informasi di atas!”

Siswa memberikan

pertanyaan yang

berkaitan dengan

permasalahan di LKS

II

Siswa menjawab

sesuai dengan apa

yang diketahui

5 menit

Menggali

informasi

(Probing

reasoning

and cause)

Guru memberikan pertanyaan

pada siswa “Menurut anak

pertama ibu, anak ketiga akan

mendapatkan permen sebanyak

15 buah. Namun, menurut anak

kelima ibu, sang kakak nomor 3

hanya mendapatkan permen

sebanyak 10 buah. Menurutmu,

pendapat siapakah yang benar?

Guru mencoba menggali

pengetahuan siswa mengenai

Siswa menjawab

dengan alasan yang

tepat dan dapat

menyebutkan masing-

masing permen yang

diterima oleh anak

ibu.

Siswa dapat

membuktikan

jawabannya melalui

generalisasi rumus

10 menit

Page 129: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

113

cara menggeneralisasi rumus

dari sebuah pola yang diketahui

yang siswa dapatkan

Mengasosiasi

(Probing

meaning,

Probing

argument,

Probing

extension

and

unfocused)

Guru berkeliling mengamati,

mengawasi, dan membimbing

kelompok yang mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan

permasalahan dalam bahan

diskusi.

Guru menghampiri beberapa

kelompok “Kamu kan sudah

menggeneralisasi rumus di

pertanyaan sebelumnya,

sekarang coba kamu buat rumus

umum dari generalisasi tadi”

Guru menanyakan kembali atas

jawaban yang telah siswa jawab

dengan pertanyaan lanjutan

“Jika anak ibu ada 25 orang,

bagaimana cara kamu mencari

permen yang didapatkan pada

anak ke 25?”

Guru melanjutkan pertanyaan

yang berbeda pada soal

selanjutnya dan menuntun siswa

untuk menggeneralisasi rumus

𝑎𝑛 untuk menentukan angka

satuan

Siswa bersama

kelompok

melanjutkan pekerjaan

ke pertanyaan

selanjutnya dari

generalisasi yang telah

didapatkan

Siswa dapat

menemukan rumus

pada suku ke-n

Siswa dapat

memberikan argumen

atas jawaban yang

telah siswa jawab dan

mengerti mengapa

harus

menggeneralisasi

rumus dari suatu pola.

Siswa dapat

menyelesaikan soal

yang berbeda terkait

generalisasi rumus

dan dapat memperluas

solusi

30 menit

Mengomuni-

kasikan

Guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil

diskusinya.

Siswa menanggapi

presentasi dari teman

sekelasnya

15 menit

Page 130: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

114

Guru mempersilahkan siswa lain

untuk menanggapi hasil diskusi

siswa tersebut.

Guru memandu dan

memfasilitasi terbentuknya

sebuah forum di dalam kelas.

Siswa antusia dalam

berdiskusi

III. PENUTUP

Guru melakukan refleksi tentang

kegiatan pembelajaran yang

dilakukan pada hari ini dengan

tanya jawab.

Guru bersama siswa bersama-

sama membuat kesimpulan

mengenai “Mengapa kita harus

melakukan generalisasi rumus?”

Guru meminta siswa untuk

mempelajari materi untuk

pertemuan selanjutnya yaitu

mengenai macam-macam pola

bilangan

Guru dan siswa bersama-sama

mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapkan hamdalah

dan doa.

Guru menutup pembelajaran

dengan salam

Siswa bertanya dan

menjawab hal-hal

yang telah dipelajari

hari ini

8 menit

H. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Tayangan LCD, Lembar Kerja Siswa

2. Alat dan Bahan : Laptop , LCD, power point.

Page 131: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

115

3. Sumber belajar :

b. As’ari Abdul Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester

1 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Balitbang Permendikbud. 2017. Cetakan ke-2.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Penilaian Aspek Kognitif

No Indikator Instrumen

1. Menentukan angka satuan melalui sebuah pola. LKS, butir soal no 2

2. Menggeneralisasi pola barisan bilangan menjadi

suatu persamaan menggunakan tabel

LKS, butir soal no 1b

3. Menganalisis dengan memberikan sebuah

pendapat pada suatu permasalahan yang

berkaitan dengan pola bilangan

LKS, butir soal no 3

4. Menyelesaikan masalah kontekstual yang

berkaitan dengan pola bilangan

LKS, butir soal no 1a

dan 1c

Latihan Soal:

1. Febri adalah anak kesayangan ibunya. Setiap naik kelas, ibunya menaikkan

uang jajan Febri. Saat kelas 1 SD uang jajan Febri Rp3000, saat kelas 2 SD

Rp4000, saat kelas 3 SD Rp5000 dan begitu seterusnya. Saat ini, Febri sudah

kelas 3 SMA.

a. Berapa kenaikan uang jajan Febri tiap tahunnya?

b. Buatlah rumus umum dari uang jajan Febri

c. Berapa selisih uang jajan Febri pada waktu kelas 3 SMA dan 1 SD?

2. Carilah angka satuan dari 29201

3. Jika kata “SMPN14” ditulis secara berulang-ulang tanpa menggunakan spasi

menjadi SMPN14SMPN14SMPN14.... Menurut pendapat Intan, huruf pada

urutan ke-999 adalah huruf M. Apakah pendapat Intan benar? Jelaskan.

Page 132: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

116

No Jawaban Skor

1. Dik:

- Uang jajan Febri tiap tahun naik

- Saat kelas 1 SD uang jajan Febri Rp3000, saat kelas 2 SD Rp4000,

saat kelas 3 SD Rp5000 dan begitu seterusnya

Dit:

a. Berapa kenaikan uang jajan Febri tiap tahunnya?

b. Buatlah rumus umum dari uang jajan Febri

c. Berapa selisih uang jajan Febri pada waktu kelas 3 SMA dan 1

SD?

5

a. Rp4000-Rp3000 = Rp1000

Selisihnya Rp1000 tiap tahun

b.

Kelas Uang jajan

1 SD Rp3000

2 SD Rp3000+(1) Rp1000 = Rp4000

3 SD Rp3000+(2) Rp1000 = Rp5000

4 SD Rp3000+(3) Rp1000 = Rp6000

N Rp3000+(n-1) Rp1000

c. Selisih uang Febri waktu kelas 3 SMA dan 1 SD

1 SD = Rp3000

3 SMA = kelas 12

Rp3000+(11) Rp1000 = Rp14000

Selisihnya Rp14000-Rp3000= Rp11000

15

2. Dik: 29201

Dit: Carilah angka satuan dari 29201

5

Page 133: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

117

29201 kalau dilihat dari soal, satuan dari 29201adalah 9.

Mencari bilangan berpangkat dari 9

91 = 9 angka satuannya 9

92 = 81 angka satuannya 1

93 = 729 angka satuannya 9

94 = 6561 angka satuannya 1

95 = 59049 angka satuannya 9

96 = 531441 angka satuannya 1

Maka, misalkan mencari satuan dari 9𝑛.

Jika 𝑛 dibagi 2 sisa 1, satuan = 9

Jika 𝑛 dibagi 2 sisa 0, satuan = 1

Untuk mencari 29201, 201: 2= 100 sisa 1 yaitu 9.

35

3. Dik:

Jika kata “SMPN14” ditulis secara berulang-ulang tanpa

menggunakan spasi menjadi SMPN14SMPN14SMPN14....

Menurut pendapat Intan, huruf pada urutan ke-999 adalah huruf M

Dit:

Apakah pendapat Intan benar? Jelaskan.

5

SMPN14 terdiri dari 6 huruf.

Urutan ke-999 berarti 999:6 = 96 sisa 3

Maka urutan huruf ke-3 yaitu huruf “P”

35

2. Penilaian Aspek Afektif

Rubik Penilaian Sikap (Kritis)

Skor Indikator

4 Bertanya pada teman atau guru, menanggapi pertanyaan dan

memberikan alasan dari argumen yang diberikan.

3 Bertanya pada teman atau guru dan menanggapi pertanyaan

2 Bertanya pada teman atau guru namun tidak menanggapi pertanyaan

dan tidak memberikan alas an

Page 134: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

118

1 Tidak bertanya, menanggapi pertanyaan maupun memberikan alasan

Rubik Penilaian Sikap (Bertanggungjawab)

Skor Indikator

4 Membantu dalam pengerjaan tugas kelompok dan melaksanakan

tugas individu dengan baik.

3 Melaksanakan tugas individu dengan baik namun kurang membantu

dalam pengerjaan tugas kelompok.

2 Melaksanakan tugas individu dan kelompok kurang baik.

1 Tidak melaksanakan tugas individu maupun kelompok.

Berilah nilai sikap (1/2/3/4) pada kolom yang disediakan sesuai hasil pengamatan.

No Nama Sikap Jumlah skor Predikat

Kritis Bertanggungjawab

Keterangan:

a. Nilai Sikap: jumlah skor perolehan x 100 : 8

b. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut:

SB = Sangat Baik : 80 – 100

B = Baik : 70 – 79

C = Cukup : 60 – 69

K = Kurang : < 69

Tangerang Selatan, 11 Juli 2019

Peneliti

Asih Inpriawati N

11150170000018

Page 135: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

119

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMP Negeri 14 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/I

Materi : Pola Bilangan

Submateri : Konsep Pola Bilangan

Pertemuan ke- : 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

A. Komptensi Inti:

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata..

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten, dan teliti, bertanggung

jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.

3.1 Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan

konfigurasi objek.

LAMPIRAN 2

Page 136: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

120

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan

dan barisan konfigurasi objek.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1.1 Menentukan bilangan selanjutnya dari suatu pola bilangan.

4.1.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola bilangan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat bilangan selanjutnya

dari suatu pola bilangan.

2. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan pola bilangan.

E. Materi Pembelajaran

Materi Pokok : Pola Bilangan

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific Approach

Teknik : Bertanya

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Siswa

I. PENDAHULUAN

Persiapan Pra Pembelajaran

Guru mengkondisikan kelas

dalam suasana kondusif untuk

berlangsungnya pembelajaran.

Guru memulai pembelajaran

dengan berdoa yang dipimpin

oleh siswa, mengecek

kehadiran, dan menyiapkan

siswa untuk mengikuti

pembelajaran.

Guru memberikan motivasi

Siswa memimpin doa

Siswa termotivasi

untuk mempelajari pola

bilangan

Siswa memperhatikan

penjelasan guru sebelum

masuk ke dalam

pembelajaran

Siswa duduk sesuai

kelompoknya

5 menit

Page 137: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

121

tentang pentingnya memahami

pola bilangan dan

mengaitkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin

dicapai.

Guru menginformasikan tentang

proses pembelajaran yang akan

dilakukan termasuk aspek-aspek

yang dinilai selama proses

pembelajaran berlangsung.

Guru membagi siswa dalam

beberapa kelompok

II. KEGIATAN INTI

Mengamati Guru memberikan sebuah

video dan gambar-gambar

yang berkaitan dengan pola.

Guru memberikan LKS

mengenai pengenalan pola

bilangan pada siswa

Siswa mengamati

video yang disajikan

oleh guru.

7 menit

Menanya

(Teknik

Pengarahan

Ulang)

Guru memberikan kesempatan

pada siswa yang ingin bertanya

mengenai pengamatan video

dan gambar.

Guru menanggapi pertanyaan

dari siswa bahwa pola akan

selalu ditemukan dalam

kehidupan kita

Guru mengarahkan siswa untuk

Siswa memberikan

pertanyaan yang

berkaitan dengan pola

“Berarti pola tidak

selalu berhubungan

dengan angka?

Namun dalam

kehidupan sehari-hari

selalu kita temukan

5 menit

Page 138: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

122

mengamati kembali soal

pertama pada LKS I “Apakah

gambar pada LKS I tersebut

termasuk ke dalam sebuah

pola?”

bu?”

Siswa memberikan

sebuah simpulan

mengenai pola

mengenai apa yang

siswa lihat dan pahami

Menggali

informasi

(Teknik

Membimbing)

Guru mencoba menggali

pengetahuan siswa mengenai

pola

Guru memberikan pertanyaan

pada LKS I “Perhatikan

gambar pola di LKS I, kalau

mula-mula tahun 2000 jumlah

komputer disekolahmu ada 25

buah, dan setiap tahun

bertambah 10 buah. Maka,

berapa komputer pada tahun

2001?”

“Berapa selisih komputer

antara tahun 2005 dan 2006?”

“Berapa selisih komputer pada

tahun 2006 dan 2007?”

Siswa mencari

informasi mengenai

pola bilangan melalui

buku paket, diskusi

bersama kelompok,

pengamatan atau

referensi lainnya.

Siswa dapat

menyebutkan selisih

antar komputer dari

tahun ke tahun

20 menit

Mengasosiasi

(Teknik

Membimbing)

Guru berkeliling mengamati,

mengawasi, dan membimbing

kelompok yang mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan

permasalahan dalam bahan

diskusi.

Guru menghampiri beberapa

kelompok “Jika kamu ingin

Siswa dapat

menjawab bahwa

nomor komputer 54

ada di sebelah kiri.

Siswa dapat

menjawab pertanyaan-

pertanyaan

20 menit

Page 139: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

123

mencari komputer nomer 54,

dimana letak komputer itu?”

“Tuliskan pola apa saja yang

terbentuk dari informasi di

atas!”

“Apakah selisih dari tiap pola

sama?”

selanjutnya

Mengomuni-

kasikan

Guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil

diskusinya.

Guru mempersilahkan siswa

lain untuk menanggapi hasil

diskusi siswa tersebut.

Guru memandu dan

memfasilitasi terbentuknya

sebuah forum di dalam kelas.

Siswa menanggapi

presentasi dari teman

sekelasnya

Siswa antusia dalam

berdiskusi

15 menit

III. PENUTUP

Guru melakukan refleksi tentang

kegiatan pembelajaran yang

dilakukan pada hari ini yaitu

pengenalan pola bilangan

Guru bersama siswa bersama-

sama membuat kesimpulan

mengenai sebuah pola

Guru meminta siswa untuk

mempelajari materi untuk

pertemuan selanjutnya yaitu

mengenai mengeneralisasi

rumus dari sebuah pola

Guru dan siswa bersama-sama

Siswa bertanya dan

menjawab hal-hal

yang telah dipelajari

hari ini

8 menit

Page 140: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

124

mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapkan hamdalah

dan doa.

Guru menutup pembelajaran

dengan salam

H. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Tayangan LCD, Lembar Kerja Sisw

2. Alat dan Bahan : Laptop , LCD, power point.

3. Sumber belajar :

As’ari Abdul Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 1

Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Balitbang Permendikbud. 2017. Cetakan ke-2.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Penilaian Aspek Kognitif

No Indikator Instrumen

1. Menentukan bilangan selanjutnya dari suatu

pola bilangan.

Butir soal no 1 dan no 2

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

pola bilangan

Butir soal no 3

Latihan Soal:

.

1.Perhatikan pola segitiga di atas. Lanjutkan pola di atas sampai suku ke-10,

kemudian dinamakan pola bilangan apakah soal di atas?

2. Tentukan 3 bilangan selanjutnya dari pola 4, 12, 336, 108 ......

Page 141: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

125

3. Ivon ingin membuat pita dengan panjang 40 cm. Pita tersebut merupakan

sambungan dari persegi tiga warna yaitu merah, putih dan biru. Setiap persegi

berukuran 2cm x 2cm. Jika keterangannya seperti gambar berikut, maka warna

apa dan nomor berapakah persegi terakhir?

No Jawaban Skor

1. Dik: 1,3,5,7

Dit:

Lanjutkan sampai suku ke-10?

Dinamakan pola apakah soal tersebut?

5

1,3,5,7

Lanjutannya adalah 1,3,5,7,9,11,13,15,17,19, selisih dari setiap suku

adalah 2.

Pola tersebut disebut pola bilangan ganjil.

15

2. Dik: 4, 12, 36, 108

Dit: 3 bilangan selanjutnya?

5

4, 12, 36, 108.

Setiap berganti suku dikali dengan 3.

Maka:

setelah 108 adalah 108 x 3 = 324

setelah 324 adalah 324 x 3 = 972

setelah 972 adalah 972 x 3 = 2.916

25

3. Dik:

- Ivon ingin membuat pita dengan panjang 40 cm.

10

Page 142: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

126

- Pita terdiri dari persegi ukuran 2cm x 2cm tiga warna yaitu merah,

putih dan biru.

Dit: warna apa dan nomor berapakah persegi terakhir?

Jika panjang pita 2cm, maka 40cm : 2cm = 20 suku

Suku Warna Nomor

1 Merah 0

2 Putih 1

3 Biru 2

4 Merah 3

Merah 0,3,6,9,12,15,18

Putih 1,4,7,10,13,16,19

Biru 2,5,8,11,14,17,20

Karena nomornya dimulai dari 0, maka suku terakhir adalah suku

ke-20 pada nomor 19 berwarna putih

30

Jadi, suku terakhir adalah suku ke-20 pada nomor 19 berwarna putih 10

Page 143: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

127

2. Penilaian Aspek Afektif

Rubik Penilaian Sikap (Kritis)

Skor Indikator

4 Bertanya pada teman atau guru, menanggapi pertanyaan dan

memberikan alasan dari argumen yang diberikan.

3 Bertanya pada teman atau guru dan menanggapi pertanyaan

2 Bertanya pada teman atau guru namun tidak menanggapi pertanyaan

dan tidak memberikan alas an

1 Tidak bertanya, menanggapi pertanyaan maupun memberikan alasan

Rubik Penilaian Sikap (Bertanggungjawab)

Skor Indikator

4 Membantu dalam pengerjaan tugas kelompok dan melaksanakan

tugas individu dengan baik.

3 Melaksanakan tugas individu dengan baik namun kurang membantu

dalam pengerjaan tugas kelompok.

2 Melaksanakan tugas individu dan kelompok kurang baik.

1 Tidak melaksanakan tugas individu maupun kelompok.

Berilah nilai sikap (1/2/3/4) pada kolom yang disediakan sesuai hasil pengamatan.

No Nama Sikap Jumlah skor Predikat

Kritis Bertanggungjawab

Keterangan:

a. Nilai Sikap: jumlah skor perolehan x 100 : 8

b. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut:

Page 144: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

128

SB = Sangat Baik : 80 – 100

B = Baik : 70 – 79

C = Cukup : 60 – 69

K = Kurang : < 69

Tangeramg Selatan, 19 Juni 2019

Peneliti

Asih Inpriawati N

11150170000018

Page 145: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

129

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMP Negeri 14 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/I

Materi : Pola Bilangan

Submateri : Menggeneralisasi rumus dari sebuah pola

Pertemuan ke- : 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

A. Komptensi Inti:

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata..

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten, dan teliti, bertanggung

jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.

3.1 Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan

konfigurasi objek.

Page 146: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

130

4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan

dan barisan konfigurasi objek.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan pola bilangan.

2. Menentukan angka satuan melalui sebuah pola.

3. Menggeneralisasi pola barisan bilangan menjadi suatu persamaan

menggunakan tabel

4. Menganalisis dengan memberikan sebuah pendapat pada suatu permasalahan

yang berkaitan dengan pola bilangan

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menyelesaikan

masalah kontekstual yang berkaitan dengan pola bilangan.

2. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menentukan angka

satuan melalui sebuah pola.

3. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menggeneralisasi

pola barisan bilangan menjadi suatu persamaan menggunakan tabel

4. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menganalisis dengan

memberikan sebuah pendapat pada suatu permasalahan yang berkaitan dengan

pola bilangan

E. Materi Pembelajaran

Materi Pokok : Pola Bilangan

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific Approach

Teknik : Bertanya

Page 147: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

131

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Siswa

I. PENDAHULUAN

Persiapan Pra Pembelajaran

Guru mengkondisikan kelas

dalam suasana kondusif untuk

berlangsungnya pembelajaran.

Guru memulai pembelajaran

dengan berdoa yang dipimpin

oleh siswa, mengecek

kehadiran, dan menyiapkan

siswa untuk mengikuti

pembelajaran.

Guru memberikan motivasi

tentang pentingnya memahami

pola bilangan dan

mengaitkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin

dicapai.

Guru menginformasikan tentang

proses pembelajaran yang akan

dilakukan termasuk aspek-aspek

yang dinilai selama proses

pembelajaran berlangsung.

Guru membagi siswa dalam

beberapa kelompok

Siswa memimpin doa

Siswa termotivasi

untuk mempelajari pola

bilangan

Siswa memperhatikan

penjelasan guru sebelum

masuk ke dalam

pembelajaran

Siswa duduk sesuai

kelompoknya

5 menit

Page 148: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

132

II. KEGIATAN INTI

Mengamati Guru merefleksikan

pembelajaran sebelumnya

mengenai pengenalan pola

bilangan

Guru menanggapi pertanyaan

siswa

Guru memberikan LKS

mengenai cara

menggeneralisasi rumus dari

sebuah pola pada siswa

Siswa menyimak dan

menanyakan yang

masih belum

dimengerti

Siswa mengamati

permasalahan yang

ada di LKS II

7 menit

Menanya

(Teknik

Pengarahan

Ulang)

Guru memberikan kesempatan

pada siswa yang ingin bertanya

mengenai pengamatan LKS II

Guru mengarahkan siswa untuk

mengamati kembali soal

pertama pada LKS II “Tuliskan

apa saja yang diketahui dalam

cerita di atas!”

Siswa memberikan

pertanyaan yang

berkaitan dengan

permasalahan di LKS

II

Siswa menjawab

sesuai dengan apa

yang diketahui

5 menit

Menggali

informasi

(Teknik

Membimbing)

Guru mencoba menggali

pengetahuan siswa mengenai

cara menggeneralisasi rumus

Guru memberikan pertanyaan

pada LKS II “Berapa selisih

dari tiap-tiap orang yang

memakan mie instan?”

“Nah, kira-kira kalau Anita

memasak enam mie instan.

Berapa orang yang akan

Siswa dapat

menjawab selisih tiap

orang yang memakan

mie instan

Siswa dapat

menjawab tanpa harus

menggunakan rumus

untuk pertanyaan

enam mie instan.

Siswa mencari

20 menit

Page 149: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

133

memakannya?”

“Bagaimana jika Anita

memasak 60 mie instan?

Apakah kita perlu mencarinya

satu-persatu?”

Guru membimbing siswa

untuk menggeneralisasi rumus

agar dapat mencari jika Anita

memasak 60 mie instan.

informasi mengenai

cara menggeneralisasi

melalui buku paket,

diskusi bersama

kelompok,

pengamatan atau

referensi lainnya.

Mengasosiasi

(Teknik

Membimbing)

Guru berkeliling mengamati,

mengawasi, dan membimbing

kelompok yang mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan

permasalahan dalam bahan

diskusi.

Guru menghampiri beberapa

kelompok “Berapa banyak

orang yang dapat memakan

mie instan jika Anita memasak

100 mie instan?”

Guru melanjutkan pertanyaan

yang berbeda pada soal

selanjutnya dan menuntun

siswa untuk menggeneralisasi

rumus 𝑎𝑛 untuk menentukan

angka satuan

Siswa dapat

menjawab banyaknya

orang yang dapat

memakan mie instan

jika Anita memasak

100 mie instan.

Siswa dapat

menjawab pertanyaan-

pertanyaan

selanjutnya

20 menit

Mengomuni-

kasikan

Guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil

diskusinya.

Guru mempersilahkan siswa

Siswa menanggapi

presentasi dari teman

sekelasnya

Siswa antusia dalam

15 menit

Page 150: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

134

lain untuk menanggapi hasil

diskusi siswa tersebut.

Guru memandu dan

memfasilitasi terbentuknya

sebuah forum di dalam kelas.

berdiskusi

III. PENUTUP

Guru melakukan refleksi tentang

kegiatan pembelajaran yang

dilakukan pada hari yaitu cara

menggeneralisasi rumus dari

sebuah pola bilangan

Guru bersama siswa bersama-

sama membuat kesimpulan

mengenai tujuan “Mengapa kita

harus menggenealisasi rumus

dari sebuah pola?”

Guru meminta siswa untuk

mempelajari materi untuk

pertemuan selanjutnya yaitu

mengenai macam-macam pola

bilangan

Guru dan siswa bersama-sama

mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapkan hamdalah

dan doa.

Guru menutup pembelajaran

dengan salam

Siswa bertanya dan

menjawab hal-hal

yang telah dipelajari

hari ini

8 menit

Page 151: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

135

H. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Tayangan LCD, Lembar Kerja Siswa

2. Alat dan Bahan : Laptop , LCD, power point.

3. Sumber belajar :

As’ari Abdul Rahman, dkk. Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 1

Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Balitbang Permendikbud. 2017. Cetakan ke-2.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Penilaian Aspek Kognitif

No Indikator Instrumen

1. Menentukan angka satuan melalui sebuah pola. LKS, butir soal no 2

2. Menggeneralisasi pola barisan bilangan menjadi

suatu persamaan menggunakan tabel

LKS, butir soal no 1b

3. Menganalisis dengan memberikan sebuah

pendapat pada suatu permasalahan yang

berkaitan dengan pola bilangan

LKS, butir soal no 3

4. Menyelesaikan masalah kontekstual yang

berkaitan dengan pola bilangan

LKS, butir soal no 1a

dan 1c

Latihan Soal:

1. Febri adalah anak kesayangan ibunya. Setiap naik kelas, ibunya menaikkan

uang jajan Febri. Saat kelas 1 SD uang jajan Febri Rp3000, saat kelas 2 SD

Rp4000, saat kelas 3 SD Rp5000 dan begitu seterusnya. Saat ini, Febri sudah

kelas 3 SMA.

a. Berapa kenaikan uang jajan Febri tiap tahunnya?

b. Buatlah rumus umum dari uang jajan Febri

c. Berapa selisih uang jajan Febri pada waktu kelas 3 SMA dan 1 SD?

2. Carilah angka satuan dari 29201

Page 152: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

136

3. Jika kata “SMPN14” ditulis secara berulang-ulang tanpa menggunakan spasi

menjadi SMPN14SMPN14SMPN14.... Menurut pendapat Intan, huruf pada

urutan ke-999 adalah huruf M. Apakah pendapat Intan benar? Jelaskan.

No Jawaban Skor

1. Dik:

- Uang jajan Febri tiap tahun naik

- Saat kelas 1 SD uang jajan Febri Rp3000, saat kelas 2 SD Rp4000,

saat kelas 3 SD Rp5000 dan begitu seterusnya

Dit:

a. Berapa kenaikan uang jajan Febri tiap tahunnya?

b. Buatlah rumus umum dari uang jajan Febri

c. Berapa selisih uang jajan Febri pada waktu kelas 3 SMA dan 1

SD?

5

a. Rp4000-Rp3000 = Rp1000

Selisihnya Rp1000 tiap tahun

b.

Kelas Uang jajan

1 SD Rp3000

2 SD Rp3000+(1) Rp1000 = Rp4000

3 SD Rp3000+(2) Rp1000 = Rp5000

4 SD Rp3000+(3) Rp1000 = Rp6000

N Rp3000+(n-1) Rp1000

c. Selisih uang Febri waktu kelas 3 SMA dan 1 SD

1 SD = Rp3000

3 SMA = kelas 12

Rp3000+(11) Rp1000 = Rp14000

Selisihnya Rp14000-Rp3000= Rp11000

15

2. Dik: 29201 5

Page 153: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

137

Dit: Carilah angka satuan dari 29201

29201 kalau dilihat dari soal, satuan dari 29201adalah 9.

Mencari bilangan berpangkat dari 9

91 = 9 angka satuannya 9

92 = 81 angka satuannya 1

93 = 729 angka satuannya 9

94 = 6561 angka satuannya 1

95 = 59049 angka satuannya 9

96 = 531441 angka satuannya 1

Maka, misalkan mencari satuan dari 9𝑛.

Jika 𝑛 dibagi 2 sisa 1, satuan = 9

Jika 𝑛 dibagi 2 sisa 0, satuan = 1

Untuk mencari 29201, 201: 2= 100 sisa 1 yaitu 9.

35

3. Dik:

Jika kata “SMPN14” ditulis secara berulang-ulang tanpa

menggunakan spasi menjadi SMPN14SMPN14SMPN14....

Menurut pendapat Intan, huruf pada urutan ke-999 adalah huruf M

Dik:

Apakah pendapat Intan benar? Jelaskan.

5

SMPN14 terdiri dari 6 huruf.

Urutan ke-999 berarti 999:6 = 96 sisa 3

Maka urutan huruf ke-3 yaitu huruf “P”

35

2. Penilaian Aspek Afektif

Rubik Penilaian Sikap (Kritis)

Skor Indikator

4 Bertanya pada teman atau guru, menanggapi pertanyaan dan

memberikan alasan dari argumen yang diberikan.

3 Bertanya pada teman atau guru dan menanggapi pertanyaan

Page 154: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

138

2 Bertanya pada teman atau guru namun tidak menanggapi pertanyaan

dan tidak memberikan alas an

1 Tidak bertanya, menanggapi pertanyaan maupun memberikan alasan

Rubik Penilaian Sikap (Bertanggungjawab)

Skor Indikator

4 Membantu dalam pengerjaan tugas kelompok dan melaksanakan

tugas individu dengan baik.

3 Melaksanakan tugas individu dengan baik namun kurang membantu

dalam pengerjaan tugas kelompok.

2 Melaksanakan tugas individu dan kelompok kurang baik.

1 Tidak melaksanakan tugas individu maupun kelompok.

Berilah nilai sikap (1/2/3/4) pada kolom yang disediakan sesuai hasil pengamatan.

No Nama Sikap Jumlah skor Predikat

Kritis Bertanggungjawab

Keterangan:

a. Nilai Sikap: jumlah skor perolehan x 100 : 8

b. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut:

SB = Sangat Baik : 80 – 100

B = Baik : 70 – 79

C = Cukup : 60 – 69

K = Kurang : < 69

Tangerang Selatan, 15 Juli 2019

Peneliti

Asih Inpriawati N

1115017000001

Page 155: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

139

LEMBAR KERJA SISWA-1

Kelompok :

Nama Anggota :

POLA BILANGAN

Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menentukan

bilangan selanjutnya dari suatu pola bilangan.

2. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan pola bilangan.

Page 156: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

140

Ayo diingat!

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu

akan menemukan banyak pola.

Begitupun dalam belajar

matematika, setiap pola tersebut

memiliki karakteristik rumus

msaing-masing.

Contoh berbagai bentuk

pola

Probing Method

Gambar di atas merupakan penataan nomor rumah di Komplek Graha Raya. Gambar

tersebut disebut pola. Tuliskan informasi yang diketahui di atas dan menurutmu mengapa

bisa dikatakan sebuah pola? Jelaskan!

Page 157: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

141

Jawabanku...

Probing Reasoning and cause

Ada berapa pola dari penomoran Komplek Graha Raya tersebut? Sebutkan pula pola apa

saja yang terbentuk!

Jawabanku...

Pola 1 :

Pola 2 :

Pola 3 :

Probing Meaning

Jika Annisa ingin mencari rumah di Komplek Graha Raya dengan nomor rumah 195.

Apakah berada di arah Utara atau di arah Selatan? Jelaskan mengapa kamu menjawab itu?

Jawabanku...

Page 158: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

142

Kemudian, Annisa ingin mengunjungi rumah neneknya yang berada di komplek yang

sama, nomor rumah neneknya adalah no. 211. Menurut Annisa, rumah neneknya berada

pada barisan arah selatan. Menurutmu, apakah pendapat Annisa benar? Jelaskan.

Jawabanku...

Probing Argument

Dari kasus di atas,

1. Annisa melewati nomor rumah berapa saja? Sebutkan!

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

Probing extension and unfocused

2. Nomor rumah berapa saja yang terletak di arah Utara?

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

3. Nomor rumah berapa saja yang terletak di arah Selatan?

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

4. Berapa selisih dari masing-masing antar nomor rumah?

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

Page 159: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

143

LATIHAN

1.Perhatikan pola segitiga di atas. Lanjutkan pola di atas sampai bilangan ke-10 dalam pola

tersebut, kemudian pola apakah yang terbentuk dari gambar tersebut?

2. Tentukan 3 bilangan selanjutnya dari pola 4, 12, 336, 108 ......

3. Ivon ingin membuat pita dengan panjang 40 cm. Pita tersebut merupakan sambungan dari

persegi tiga warna yaitu merah, putih dan biru. Setiap persegi berukuran 2cm x 2cm. Jika

keterangannya seperti gambar berikut, maka warna apa dan nomor berapakah persegi

terakhir?

“Sebelum menjadi kupu-kupu yang indah, betapa banyak waktu yang harus

dilaluinya dalam kepompong.”

-Aiman Bagea-

Page 160: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

144

LEMBAR KERJA SISWA-2

Kelompok :

Nama Anggota :

POLA BILANGAN

Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menyelesaikan

masalah kontekstual yang berkaitan dengan pola bilangan.

2. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat mencari angka satuan

melalui sebuah pola.

3. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menggeneralisasi

pola barisan bilangan menjadi suatu persamaan menggunakan tabel

4. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menganalisis dengan

memberikan sebuah pendapat pada suatu permasalahan yang berkaitan dengan

pola bilangan

Page 161: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

145

Probing Method

Tuliskan apa saja yang diketahui dalam cerita di atas!

Jawabanku...

Probing Reasoning and cause

Menurut anak pertama ibu, anak ketiga akan mendapatkan permen sebanyak 15 buah.

Namun, menurut anak kelima ibu, sang kakak nomor 3 hanya mendapatkan permen

sebanyak 10 buah. Menurutmu, pendapat siapakah yang benar? Jelaskan!

Perhatikanlah cerita di bawah ini!

Seorang ibu membagikan permen kepada 8 orang anaknya. Semakin

muda usia anak semakin banyak permen yang diperolehnya. Permen

yang diterima pertama adalah 7 buah dan anak kelima adalah 23 buah

kemudian selisih permen yang diterima setiap anak adalah 4 buah.

PERMEN

Jawabanku...

Page 162: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

146

Mari buktikan dengan menggunakan rumus!

Anak ke Permen

1 7

2 7 + ⋯ 𝑥 4 = 14

3 7 + ⋯ 𝑥 4 = ⋯

4 7 + ⋯ 𝑥 4 = ⋯

5 7 + ⋯ 𝑥 4 = 23

6

7

8

Sesuai dengan pola rumusnya terbukti bahwa jawaban yang benar adalah jawaban .......,

karena..........................................................................................

Probing Meaning

Dari pola di atas, buatlah rumus umumnya!

Jawabanku...

Seandainya anak ibu ada 25 orang dan yang paling besar mendapatkan 7 buah permen.

Bagaimana menurutmu, untuk mencari berapa banyak permen yang diterima anak ke-25?

Jelaskan!

Probing Argument

Page 163: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

147

Jawabanku...

Perhatikan tabel dan pola berikut.

Angka satuan

31 = 3 3

32 = 9 9

33 = 27 7

34=81 1

35 = 243 3

36 = 729 9

37 = 2.187 7

38 = 6.561 1

39 = 19.683 3

3𝑛 ?

Dari tabel pola di atas, dapat disimpulkan bahwa:

Misalkan mencari satuan dari 3𝑛.

Jika 𝑛 dibagi 4 sisa 1 maka angka satuan ......

Jika 𝑛 dibagi ... sisa ... maka angka satuan ......

Jika 𝑛 dibagi ... sisa ... maka angka satuan ......

Jika 𝑛 dibagi ... sisa ... maka angka satuan ......

Probing extension and unfocused

Maka rumus untuk

menentukan 3𝑛 adalah 𝑛

4= ............... + ..........

1). Jadi, yang menentukan angka satuan adalah..................

2). 3𝑛 memiliki rumus 𝑛

4, mengapa dibagi 4? Jelaskan!

Page 164: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

148

Jawabanku...

Setelah kamu melihat dan mengamati pola di atas, tentukan 399

LATIHAN

1. Febri adalah anak kesayangan ibunya. Setiap naik kelas, ibunya menaikkan uang jajan

Febri. Saat kelas 1 SD uang jajan Febri Rp3000, saat kelas 2 SD Rp4000, saat kelas 3 SD

Rp5000 dan begitu seterusnya. Saat ini, Febri sudah kelas 3 SMA.

a. Berapa kenaikan uang jajan Febri tiap tahunnya?

b. Buatlah rumus umum dari uang jajan Febri

c. Berapa selisih uang jajan Febri pada waktu kelas 3 SMA dan 1 SD?

2. Carilah angka satuan dari 29201

3. Jika kata “SMPN14” ditulis secara berulang-ulang tanpa menggunakan spasi menjadi

SMPN14SMPN14SMPN14.... Menurut pendapat Intan, huruf pada urutan ke-999 adalah

huruf M. Apakah pendapat Intan benar? Jelaskan.

“Barang siapa tidak mau merasakan pahitnya belajar, ia akan merasakan hinanya

kebodohan sepanjang hidupnya.”

-Imam Syafi’i-

Page 165: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

149

LEMBAR KERJA SISWA-3

Kelompok :

Nama Anggota :

POLA BILANGAN

Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menentukan

persamaan dari suatu konfigurasi objek

2. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menyelesaikan

masalah yang berkaitan suatu konfigurasi objek

3. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat membuat penjelasan

lebih lanjut dari masalah yang berkaitan suatu konfigurasi objek

Page 166: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

150

Macam-macam Pola

Bilangan

Kamu akan mengetahui

macam-macam Pola

Bilangan

1. Pola Bilangan Genap

2. Pola Bilangan Ganjil

3. Pola Bilangan Persegi

4. Pola Bilangan Persegi

Panjang

5. Pola Blangan Segitiga

Probing Method, Reasoning and cause

Perhatikan gambar di

samping.

Gambar tersebut

adalah denah BUS

AC Rosalia Indah.

1). Jelaskan langkah-langkah untuk menggeneralisasi rumus dari suatu pola yang kamu

ketahui!

Perhatikan gambar denah bus di atas. Ada 4 kolom bangku, masing-masing 2 kolom

bangku terletak di belakang kernet sopir. Jika nomor-nomor bangku sebelah kiri kernet

dan sopir membentuk sebuah pola....

Page 167: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

151

Perhatikanlah gambar berikut!

Pola di atas merupakan pola persegi panjang. Menurutmu, apakah ada hubungannya antara

pola persegi panjang dan pola segitiga? Jelaskan.

2). Sebutkan seluruh nomornya serta carilah rumus umumnya!

Probing Meaning

Jelaskan menurut pendapatmu, apa keuntungan menentukan rumus ke-n dari sebuah pola?

Probing Argument

Jawabanku...

3). Jika nomor-nomor bangku sebelah kanan kernet dan sopir membentuk sebuah pola

pula, sebutkan seluruh nomornya serta carilah rumus umumnya!

Page 168: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

152

Carilah rumus pola di samping

sesuai dengan yang diketahui!

Dari pola rumus yang kamu dapatkan, tuliskan rumus jika

yang ditanyakan hanya pola berwarna biru! (pola tersebut

adalah pola segitiga)

Jawabanku...

Jawabanku...

Jawabanku...

Page 169: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

153

LATIHAN

1.

a. Apakah gambar di atas membentuk pola? Jelaskan.

b. Tentukan rumus persamaan pola tersebut.

c. Menurut Dijah, pola ke 13 adalah 25. Apakah pendapat Dijah benar? Jelaskan!

2. Sebuah cacing pita setiap 15 menit membelah diri menjadi 2. Jika jumlah cacing pita mula

mula ada 40. Tentukan:

a. Rumus umum pola tersebut.

b. Jumlah cacing pita selama 2 jam menjadi.....

“Jangan pernah berhenti belajar, karena hidup tak pernah berhenti

mengajarkan.”

-Anonim-

Jawabanku...

Probing extension and unfocused

Perhatikan kembali gambar pola persegi panjang. Jika setiap baris bagian atas pola

tersebut ditiadakan, pola apakah yang terbentuk dan tentukan rumus umumnya!

Page 170: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

154

LEMBAR KERJA SISWA-1

Kelompok :

Nama Anggota :

POLA BILANGAN

Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menentukan

bilangan selanjutnya dari suatu pola bilangan.

2. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan pola bilangan.

LAMPIRAN 4

Page 171: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

155

Teknik Pengarahan

1. Gambarlah jika ujung kanan diperpanjang dan berilah nomor-nomornya!

2. Apakah gambar diatas termasuk sebuah pola?

3. Menurutmu, apakah pola itu?

Perhatikanlah gambar di bawah ini.

Berikut adalah gambar sketsa komputer di ruang laboraturium sekolahmu.

Page 172: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

156

Perhatikanlah gambar jaringan di atas!

Berikut adalah gambar sketsa komputer di ruang laboraturium sekolahmu. Mula-mula

sejak sekolahmu berdiri tahun 2000, komputer di dalamnya berjumlah 25 komputer.

Kemudian, setiap tahun bertambah 10 komputer. Komputer bernomor ganjil ada di sebelah

kanan dan komputer bernomor genap berada di sebelah kiri.

Teknik Membimbing

4. Berapakah komputer pada tahun 2001?

5. Berapakah selisih komputer antara tahun 2005 dan 2006?

6. Berapakah selisih komputer antara tahun 2006 dan 2007?

7. Kamu ingin mencari komputer nomor 54. Dimanakah letak komputer itu?

8. Tuliskan pola apa saja yang terbentuk dari informasi di atas!

Page 173: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

157

LATIHAN

1.Perhatikan pola segitiga di atas. Lanjutkan pola di atas sampai bilangan ke-10 dalam pola

tersebut, kemudian pola apakah yang terbentuk dari gambar tersebut?

2. Tentukan 3 bilangan selanjutnya dari pola 4, 12, 336, 108 ......

3. Ivon ingin membuat pita dengan panjang 40 cm. Pita tersebut merupakan sambungan dari

persegi tiga warna yaitu merah, putih dan biru. Setiap persegi berukuran 2cm x 2cm. Jika

keterangannya seperti gambar berikut, maka warna apa dan nomor berapakah persegi

terakhir?

“Sebelum menjadi kupu-kupu yang indah, betapa banyak waktu yang harus

dilaluinya dalam kepompong.”

-Aiman Bagea-

9. Apakah selisih dari pola di atas sama? Menurutmu, apakah selisih dari setiap pola itu

harus sama? Mengapa?

Page 174: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

158

LEMBAR KERJA SISWA-2

Kelompok :

Nama Anggota :

POLA BILANGAN

Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menyelesaikan

masalah kontekstual yang berkaitan dengan pola bilangan.

2. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat mencari angka satuan

melalui sebuah pola.

3. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menggeneralisasi

pola barisan bilangan menjadi suatu persamaan menggunakan tabel

4. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menganalisis dengan

memberikan sebuah pendapat pada suatu permasalahan yang berkaitan dengan

pola bilangan

Page 175: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

159

Teknik Pengarahan

1. Tuliskan apa saja yang diketahui dalam cerita di atas!

2. Berapa selisih dari tiap-tiap orang yang memakan mie instan?

3. Jika Anita memasak enam mie instan, berapa banyak orang yang dapat memakannya?

Anita dan teman-teman sangat menyukai mie instan. Ketika bermain bersama teman-

teman, kebiasaannya adalah memasak mie instan bersama. Biasanya tiga mie instan bisa

untuk 7 orang, empat mie instan bisa untuk 10 orang, lima mie instan bisa untuk 13 orang.

MIE INSTAN

Lalu, jika Anita memasak 60

mie instan, kira-kira berapa

banyak orang yang dapat

memakannya?

Page 176: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

160

Mie instan Banyaknya orang

3 7

4 7 + ⋯ 𝑥 3

5 7 + ⋯ 𝑥 3

6 7 + ⋯ 𝑥 3

7

8

9

Teknik Membimbing

4. Tuliskan rumus yang kamu dapatkan!

5. Berapa banyak orang yang dapat memakan mie instan jika Anita memasak 100 mie

instan?

Yuk Ikuti langkahnya!

Page 177: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

161

6. Apakah angka satuan tersebut berbentuk sebuah pola?

7. Tentukan angka satuan dari 827

Perhatikan tabel dan pola berikut.

Angka satuan

31 = 3 3

32 = 9 9

33 = 27 7

34=81 1

35 = 243 3

36 = 729 9

37 = 2.187 7

38 = 6.561 1

39 = 19.683 3

3𝑛 ?

Dari tabel pola di atas, dapat disimpulkan bahwa:

Misalkan mencari satuan dari 3𝑛.

Jika 𝑛 dibagi 4 sisa 1 maka angka satuan ......

Jika 𝑛 dibagi ... sisa ... maka angka satuan ......

Jika 𝑛 dibagi ... sisa ... maka angka satuan ......

Jika 𝑛 dibagi ... sisa ... maka angka satuan ......

Maka rumus untuk menentukan

3𝑛 adalah... 𝑛

4= hasil bagi + sisa

Page 178: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

162

LATIHAN

1. Febri adalah anak kesayangan ibunya. Setiap naik kelas, ibunya menaikkan uang jajan

Febri. Saat kelas 1 SD uang jajan Febri Rp3000, saat kelas 2 SD Rp4000, saat kelas 3 SD

Rp5000 dan begitu seterusnya. Saat ini, Febri sudah kelas 3 SMA.

a. Berapa kenaikan uang jajan Febri tiap tahunnya?

b. Buatlah rumus umum dari uang jajan Febri

c. Berapa selisih uang jajan Febri pada waktu kelas 3 SMA dan 1 SD?

2. Carilah angka satuan dari 29201

3. Jika kata “SMPN14” ditulis secara berulang-ulang tanpa menggunakan spasi menjadi

SMPN14SMPN14SMPN14.... Menurut pendapat Intan, huruf pada urutan ke-999 adalah

huruf M. Apakah pendapat Intan benar? Jelaskan.

“Barang siapa tidak mau merasakan pahitnya belajar, ia akan merasakan

hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.”

-Imam Syafi’i-

Page 179: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

163

LEMBAR KERJA SISWA-3

Kelompok :

Nama Anggota :

POLA BILANGAN

Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menentukan

persamaan dari suatu konfigurasi objek

2. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat menyelesaikan

masalah yang berkaitan suatu konfigurasi objek

3. Melalui diskusi, penugasan dan tanya jawab siswa dapat membuat penjelasan

lebih lanjut dari masalah yang berkaitan suatu konfigurasi objek

Page 180: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

164

Teknik Pengarahan

2. Dengan menggeneralisasi, tuliskan rumus yang kamu dapatkan dari kedua pola di atas!

1. Sebutkan angka-angka bilangan genap dan ganjil!

Bilangan genap:

Bilangan ganjil:

Macam-macam Pola Bilangan

Kamu akan mengetahui macam-

macam Pola Bilangan

1. Pola Bilangan Genap

2. Pola Bilangan Ganjil

3. Pola Bilangan Persegi

4. Pola Bilangan Persegi Panjang

5. Pola Blangan Segitiga

Page 181: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

165

Perhatikan gambar berikut!

Teknik Membimbing

3. Bangun datar apakah yang terbentuk pada pola di atas?

4. Tentukan rumus umum dari pola tersebut!

Sekarang kamu sudah mengetahui pola bilangan ganjil dan pola

bilangan genap. Pola bilangan ganjil 𝟐𝒏 − 𝟏 dan pola bilangan genap

𝟐𝒏. Sekarang, kamu akan mengetahui pola bilangan persegi, persegi

panjang dan segitiga

Perhatikan gambar berikut!

5. Bangun datar apakah yang terbentuk pada pola di atas?

Page 182: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

166

6. Tentukan rumus umum dari pola tersebut!

Perhatikan gambar berikut!

7. Bangun datar apakah yang terbentuk pada pola di atas?

8. Tentukan rumus umum dari pola tersebut!

Page 183: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

167

LATIHAN

1.

a. Apakah gambar di atas membentuk pola? Jelaskan.

b. Tentukan rumus persamaan pola tersebut.

c. Menurut Dijah, pola ke 13 adalah 25. Apakah pendapat Dijah benar? Jelaskan!

2. Sebuah cacing pita setiap 15 menit membelah diri menjadi 2. Jika jumlah cacing pita mula

mula ada 40. Tentukan:

a. Rumus umum pola tersebut.

b. Jumlah cacing pita selama 2 jam menjadi.....

“Jangan pernah berhenti belajar, karena hidup tak pernah berhenti

mengajarkan.”

-Anonim-

Page 184: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

168

KISI-KISI INSTRUMEN TES

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

KD 3: Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan

konfigurasi objek.

KD 4: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan

bilangan dan barisan konfigurasi objek.

Indikator Kemampuan

Berpikir Kritis Indikator Soal No Soal

Menganalisis argumen Menganalisis dengan memberikan sebuah

pendapat berdasarkan pernyataan

mengenai permasalahan pola bilangan.

1, 3b, 7

Menyimpulkan Menyimpulkan berdasarkan proses

generalisasi dari suatu permasalahan pola

bilangan.

3a dan 6

Membangun

keterampilan dasar

Menyelesaikan masalah kontekstual

berdasarkan konsep pola bilangan.

4 dan 5

Membuat penjelasan

lebih lanjut

Membuat penjelasan lebih lanjut dengan

mengidentifikasi asumsi berdasarkan

pernyataan yang berkaitan dengan pola

bilangan.

2 dan 3c

LAMPIRAN 5

Page 185: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

169

TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

1. Guru matematika di kelas VIII terbiasa memberikan kuis di awal pembelajaran

mengenai materi sebelumnya. Guru tersebut memberikan kesempatan pertama

pada ketiga siswa yang ingin menjawab secara lisan. Soal pertama yang

diberikan oleh guru tersebut “angka satuan dari 2.3132019 adalah...”

Ada tiga anak yang mengangkat tangannya untuk menjawab.

Pertama, guru tersebut mempersilahkan Intan untuk menjawab. Intan

menjawab angka satuan dari 2.3132019 adalah salah satu angka bilangan

genap.

Kedua, guru tersebut mempersilahkan Milea untuk menjawab. Milea menjawab

angka satuan dari 2.3132019 adalah salah satu angka bilangan prima yang

kurang dari 5.

Ketiga, guru tersebut mempersilahkan Wati untuk menjawab. Wati menjawab

angka satuan dari 2.3132019 adalah salah satu angka bilangan ganjil.

Dari ketiga siswa tersebut, jawaban siswa manakah yang benar? Jelaskan

pendapatmu!

2. Dwi mempunyai sebuah kolam renang, lantai dasar kolam tersebut berbentuk

persegi. Dwi ingin lantai dasar kolam tersebut dipasang oleh ubin dua warna,

yaitu warna biru dan warna putih. Setelah dipikir-pikir, Dwi ingin memasang

ubin dengan pola seperti dibawah ini.

Jika lantai dasar kolam renang Dwi akan dipasang ubin berwarna biru

sebanyak 729 buah. Menurut Dwi, ketika ubin biru terpasang sebanyak 729

buah, maka ubin berwarna putih terpasang sebanyak 110 buah. Apakah

pendapat Dwi benar? Jelaskan!

LAMPIRAN 6

Page 186: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

170

3. Anita ingin ke rumah sakit Husada Insani, jarak rumah sakit dengan rumah

Anita adalah 19 km. Anita mempunyai dua pilihan untuk menaiki taxi. Tarif

kedua taxi sebagai berikut:

Jarak Tarif

Taxi 1 Taxi 2

2 km Rp5500,00 Rp4000,00

4 km Rp8500,00 Rp7500,00

6 km Rp11500,00 Rp11000,00

a. Tentukan masing-masing rumus tarif taxi untuk jarak ke-n

b. Menurutmu, untuk jarak 19 km, taxi manakah yang lebih murah? Jelaskan

pendapatmu!

c. Jika Anita menaiki taxi yang paling murah dan hanya memiliki uang

Rp50.000 untuk perjalanan pulang dan pergi dengan tarif taxi yang sama, maka

berapa rupiahkah kekurangan uang Anita?

4. Film “Aladdin” adalah film yang paling banyak diminati saat ini. Pengunjung

suatu bioskop pun semakin lama semakin bertambah. Film tersebut tayang

perdana pada hari Senin dan ditonton oleh 179 orang, kemudian pada hari

Selasa ditonton oleh 199 orang, dan pada hari Rabu ditonton oleh 219 orang.

Jika kenaikan penonton tersebut setiap hari sama, pada hari apakah penonton

film “Aladdin” sebanyak 259 orang? dan berapakah jumlah penonton dalam

seminggu?

5. Egi membuat sebuah kalung dari manik-manik berwarna merah, hijau dan biru.

Egi memasukkan manik pertama berwarna merah, manik kedua berwarna

hijau, manik ketiga berwarna biru, manik keempat berwarna merah, manik

kelima berwarna hijau dan seterusnya secara berulang sampai menjadi sebuah

kalung, maka warna apa saja pada manik ke 27, 38 dan 43 secara berturut-

turut?

Page 187: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

171

6. Dyah Ayu ingin membuat gambar seperti dibawah ini.

Jika Ayu ingin memperbesar gambar dengan pola yang sama, tentukanlah

rumus suku ke-n dari gambar tersebut!

7. Di suatu ruangan, Nabilah menaruh dua kapur barus menyerupai bentuk bola

dengan diameter yang berbeda.

Kapur barus I

Kapur barus II

Masing-masing diameter kapur barus I dan kapur barus II hari pertama adalah

42 mm dan 30 mm. Pada hari kedua, kapur barus yang berukuran 42 mm

mengecil menjadi 39 mm dan kapur barus yang berukuran 30 mm mengecil

menjadi 27 mm. Pada hari ketiga, kapur barus tersebut mengecil lagi menjadi

35 mm dan 24 mm, begitu seterusnya. Kapur barus yang berdiameter awal

berapakah yang bertahan lama di suatu ruangan? Jelaskan pendapatmu!

Page 188: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

172

KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

1. Diketahui:

Guru memberikan soal pertama dan memberikan kesempatan pada ketiga siswa

untuk menjawab. “angka satuan dari 2.3132019 adalah...”

Masing-masing siswa diberikan kesempatan untuk menjawab.

Intan menjawab salah satu angka bilangan genap yaitu diantara 2,4,6,8,10 dst.

Milea menjawab salah satu angka bilangan prima yang kurang dari 5 yaitu 2 dan

3.

Wati menjawab salah satu angka bilangan ganjil yaitu 1,3,5,7,9 dst.

Ditanya: Dari ketiga siswa tersebut, jawaban siswa manakah yang paling benar?

Jelaskan.

Jawab:

2.3132019 kalau dilihat dari soal, satuan dari 2.313 adalah 3.

Mencari bilangan berpangkat dari 3

31 = 3 angka satuannya 3

32 = 9 angka satuannya 9

33 = 27 angka satuannya 7

34 = 81 angka satuannya 1

35 = 243 angka satuannya 3

36 = 729 angka satuannya 9

37 = 2187 angka satuannya 7

38 = 6561 angka satuannya 1

Maka, misalkan mencari satuan dari 3𝑛.

Jika 𝑛 dibagi 4 sisa 1, satuan = 3

Jika 𝑛 dibagi 4 sisa 2, satuan = 9

Jika 𝑛 dibagi 4 sisa 3, satuan = 7

Jika 𝑛 dibagi 4 sisa 0, satuan = 1

Untuk mencari 𝟐. 𝟑𝟏𝟑𝟐𝟎𝟏𝟗, 𝟐𝟎𝟏𝟗: 𝟒 = 𝟐𝟎𝟏𝟔 sisa 3 yaitu 7 dan 7 merupakan

salah satu bilangan ganjil. Jadi, jawaban yang benar adalah Wati.

2. Diketahui:

LAMPIRAN 7

Page 189: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

173

Ketika ubin biru terpasang sebanyak 729 buah, maka ubin berwarna putih

terpasang sebanyak 110 buah

Ditanya: Apakah pernyataan itu benar? Jelaskan.

Jawab:

Pola Ubin biru Ubin putih

1 12 = 1 8

2 22 = 4 12 = 8 + (1 𝑥 4)

3 32 = 9 16 = 8 + (2 𝑥 4)

N 𝑛2 8 + ([𝑛 − 1] 𝑥 4)

27 729 = 𝑛2

𝑛 = 27

112 = 8 + (26 𝑥 4)

Berdasarkan perhitungan, ketika ubin berwarna biru sebanyak 𝟕𝟐𝟗 buah,

maka ubin berwarna putih sebanyak 𝟏𝟏𝟐 buah. Maka, jawaban Dwi salah.

3. Diketahui:

Jarak rumah Anita ke Rumah Sakit Husada Insani = 19 km.

Jarak Tarif

Taxi 1 Taxi 2

2 km Rp5500,00 Rp4000,00

4 km Rp8500,00 Rp7500,00

6 km Rp11500,00 Rp11000,00

Ditanya: a. Rumus jarak ke-n untuk kedua taxi

b. Untuk jarak 19 km, taxi mana yang lebih murah?

c. Jika Anita hanya memiliki uang Rp50.000 dan Ia menaiki taxi yang

paling murah, berapa rupiahkah kekurangan ongkos Anita?

Jawab:

a. Rumus jarak ke-n

Untuk taxi-1

Pola Jarak Tarif

1 2 km Rp5500

2 4 km Rp8500 = Rp5500 + 1 x Rp3000

Page 190: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

174

3 6 km Rp11500 = Rp5500 + 2 x Rp3000

4 8 km Rp14500 = Rp5500 + 3 x Rp3000

N n x 2 km 𝑼𝒏 = 𝟓𝟓𝟎𝟎 + (𝒏 − 𝟏) 𝒙 𝟑𝟎𝟎𝟎

9 18 km Rp29500 = Rp5500 + 8 x Rp3000

Untuk taxi-2

Pola Jarak Tarif

1 2 km Rp4000

2 4 km Rp7500 = Rp4000 + 1 x Rp3500

3 6 km Rp11000 = Rp4000 + 2 x Rp3500

4 8 km Rp14500 = Rp4000 + 3 x Rp3500

N n x 2 km 𝑼𝒏 = 𝟒𝟎𝟎𝟎 + (𝒏 − 𝟏) 𝒙 𝟑𝟓𝟎𝟎

9 18 km Rp32000 = Rp4000 + 8 x Rp3500

b. Jika jarak rumah Anita ke RS adalah 19 km. Maka, untuk mendapatkan polanya

19: 2 = 9 sisa 1. Jadi pola ke-9 ditambah biaya 1 km.

Karena jaraknya 19 km, maka masih kurang 1 km lagi. Jika setiap 2 km ditambah

Rp3000, maka 1 km = Rp1500.

Untuk taxi 1, perjalanan 19 km = Rp29500+Rp15000 = Rp31000

Karena jaraknya 19 km, maka masih kurang 1 km lagi. Jika setiap 2 km ditambah

Rp3500, maka 1 km = Rp1750.

Untuk taxi 2, perjalanan 19 km = Rp32000+Rp1750 = Rp33750

Jadi, taxi 1 lebih murah daripada taxi 2 untuk jarak 19 km.

c. Anita akan pulang pergi dengan taxi yang lebih murah, maka ongkos Anita

adalah Rp31000 x 2 = Rp62000. Jadi jika Anita hanya memiliki uang sebesar

Rp50000, kekurangan ongkosnya adalah Rp62000 – Rp50000 = Rp12000.

4. Diketahui:

Hari Senin dan ditonton oleh 179 orang

Hari Selasa ditonton oleh 199 orang

Hari Rabu ditonton oleh 219 orang.

Ditanya: Jika kenaikan penonton tersebut setiap hari sama, pada hari apakah

penonton film “Aladdin” sebanyak 259 orang? dan berapakah jumlah penonton

dalam seminggu?

Jawab:

Page 191: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

175

Hari Banyaknya penonton

Senin 179

Selasa 199

Rabu 219

Kamis 239

Jumat 𝟐𝟓𝟗

Sabtu 279

Minggu 299

Selisih antar hari adalah 20 orang, karena setiap hari bertambah 20 orang

maka penonton sebanyak 259 orang ada pada hari.

Total penonton dalam seminggu adalah 𝟏𝟕𝟗 + 𝟏𝟗𝟗 + 𝟐𝟏𝟗 + 𝟐𝟑𝟗 + 𝟐𝟓𝟗 +

𝟐𝟕𝟗 + 𝟐𝟗𝟗 = 𝟏. 𝟔𝟕𝟑 penonton.

5. Diketahui:

Manik ke-1 = warna merah

Manik ke-2 = warna hijau

Manik ke-3 = warna biru

Ditanya: warna manik ke−27, 38 dan 43?

Jawab:

Warna merah 1,4,7,10

Warna hijau 2,5,8,11

Warna biru 3,6,9,12

Misalkan mencari satuan dari 𝑛

Jika 𝑛 dibagi 3 sisa 1, satuan = warna merah

Jika 𝑛 dibagi 3 sisa 2, satuan = warna hijau

Jika 𝑛 dibagi 3 sisa 0, satuan = warna biru

Jadi, untuk pola ke-27 = 27 ∶ 3 = 9 sisa 0 yaitu warna biru

untuk pola ke-38 = 38 ∶ 3 = 12 sisa 2 yaitu warna hijau

untuk pola ke-43 = 43 ∶ 3 = 42 sisa 1 yaitu warna merah.

Jadi, warna manik secara berturut-turut adalah biru, hijau dan merah.

Page 192: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

176

6. Diketahui:

Ditanya: Tentukan rumus suku ke-n?

Pola ke-𝑛 Banyaknya lingkaran

1 3 = 3 𝑥 20

2 6 = 3 𝑥 21

3 12 = 3 𝑥 22

4 24 = 3 𝑥 23

𝑛 3 𝑥 2𝑛−1

Jadi, setelah digeneralisasi, rumus suku ke-n adalah 𝟑 𝒙 𝟐𝒏−𝟏.

7. Diketahui:

Kapur barus warna putih Kapur barus warna-warni

Hari ke-1 42 mm 30 mm

Hari ke-2 39 mm 27 mm

Hari ke-3 35 mm 24 mm

Ditanya: Kapur barus yang berdiameter awal berapakah yang bertahan paling

lama di suatu ruangan?

Jawab:

Kapur barus warna putih Kapur barus warna-warni

Hari ke-1 42 mm 30 mm

Hari ke-2 39 mm 27 mm

Hari ke-3 35 mm 24 mm

Hari ke-4 30 mm 21 mm

Hari ke-5 24 mm 18 mm

Hari ke-6 17 mm 15 mm

Hari ke-7 9 mm 12 mm

Hari ke-8 0 mm 9 mm

Hari ke-9 6 mm

Hari ke-10 3 mm

Hari ke-11 0 mm

Page 193: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

177

Jadi, kapur barus yang bertahan lebih lama adalah kapur barus yang

berdiameter 30 mm karena perubahan diameter perharinya tetap yaitu

berkurang 3 mm. Sedangkan, kapur barus yang berdiameter 42 mm

perubahan diameter di hari pertama 3 mm kemudian setiap harinya

bertambah 1 mm, sehingga lebih cepat habisnya.

Page 194: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

178

PEDOMAN PENSKORAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MATEMATIS SISWA

Indikator Kriteria Skor

Menganalisis

argumen

Mengidentifikasi dan menyelesaikan

permasalahan dengan memberikan alasan tepat

dan logis.

4

Mengidentifikasi dan menyelesaikan

permasalahan dengan memberikan alasan yang

kurang logis.

3

Mengidentifikasi dan menyelesaikan

permasalahan dengan memberikan alasan tetapi

tidak logis.

2

Mengidentifikasi dan menyelesaikan

permasalahan dengan tidak memberikan alasan.

1

Tidak memberi jawaban. 0

Menyimpulkan Menyelesaikan permasalalahan dengan

memberikan generalisasi yang tepat.

4

Menyelesaikan permasalalahan dengan

memberikan generalisasi yang kurang tepat.

3

Menyelesaikan permasalahan dengan memberikan

generalisasi yang tidak tepat.

2

Menyelesaikan permasalahan tanpa memberikan

generalisasi.

1

Tidak memberi jawaban. 0

Membangun

keterampilan dasar

Mengidentifikasi masalah dengan benar dan

menyelesaikan masalah dengan algoritma yang

sesuai sesuai dengan materi.

4

Mengidentifikasi masalah dengan benar dan

menyelesaikan masalah dengan algoritma yang

kurang sesuai dengan materi.

3

Mengidentifikasi masalah dengan benar dan

menyelesaikan masalah dengan algoritma yang

tidak sesuai dengan materi.

2

Mengidentifikasi masalah dengan benar saja. 1

Tidak memberikan jawaban. 0

Membuat penjelasan

lebih lanjut

Mengidentifikasi masalah dengan benar dan

memberikan penjelasan yang tepat.

4

Mengidentifikasi masalah dengan benar dan

memberikan penjelasan yang kurang tepat.

3

Mengidentifikasi masalah dengan benar dan

memberikan penjelasan yang tidak tepat.

2

Mengidentifikasi masalah dengan benar saja. 1

Tidak memberikan jawaban. 0

LAMPIRAN 8

Page 195: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

179

INDIKATOR DAN TES PENGETAHUAN AWAL MATEMATIKA (PAM)

No Indikator soal Soal PAM (Pengetahuan Awal Matematika)

1 Menentukan

urutan operasi

pecahan (biasa,

campuran,

desimal dan

persen) .

Diketahui berbagai bentuk pecahan berikut:

34%; 0,26; 7

25; 1,4; 1

1

4. Urutan pecahan dari yang

terkecil adalah...

2 Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

bilangan bulat.

Suhu di dalam kulkas sebelum dihidupkan 24°C.

Setelah dihidupkan suhu dalam kulkas menjadi −7°C.

Selisih suhu antara sebelum dan sesudah dihidupkan

adalah.....

3 Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

operasi hitung

bilangan pecahan

Ibu akan membuat minuman yang terdiri dari sirup 21

2

liter, air mineral 223

4 liter dan cairan pewarna

1

4 liter.

Minuman tersebut dimasukkan ke dalam botol kemasan

1

4 liter. Banyak botol yang diperlukan adalah....

4 Menyelesaikan

masalah

kontekstual yang

berkaitan dengan

satuan panjang.

Lisa mencampurkan beberapa bahan untuk membuat

kue. Ia menggunakan 0,75 kg tepung terigu, 65 dag

mentega, dan beberapa gram cokelat bubuk. Jika semua

bahan yang ia gunakan sebanyak 1.402,5 g. Berapakah

berat cokelat bubuk yang digunakan Lisa?

5 Menganalisis

alasan

perbandingan

ukuran

sebenarnya dari

perbandingan

senilai pada peta

Reno akan membuat desain cluster ‘Mekar Residence’,

cluster tersebut akan dibangun di atas sebidang tanah

dengan ukuran rumah yang sama. Desain cluster telah

dibuat oleh Reno diatas sebuah kertas dengan ukuran

lebar 12 cm dan panjang 17,5cm menggunakan skala

1:200 seperti gambar

LAMPIRAN 9

Page 196: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

180

dan model disertai

alasan

Jika Reno ingin membandingkan rumahnya yang

berukuran 6,5m 8m dengan rumah cluster tersebut. Dia

mengatakan bahwa ukuran rumahnya lebih besar

daripada ukuran rumah cluster dikarenakan lebar dan

panjang rumah cluster masing-masing lebih kecil 0,5 m

dari rumahnya, analisislah alasan Reno tentang

rumahnya tersebut!

6 Menentukan

banyaknya

himpunan bagian

dari suatu masalah

kontekstual

Diketahui himpunan A = {𝑥| 2 < 𝑥 ≤ 12, 𝑥 ∈

𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝}. Banyaknya himpunan bagian A yang

memiliki 3 anggota adalah....

7 Menyelesaikan

masalah

kontekstual yang

berkaitan dengan

himpunan

Hasil pendataan 30 balita di suatu puskesmas terdapat 6

balita pernah diberi vaksin imunisasi penyakit campak

dan polio, 3 balita belum pernah diberi vaksin

imunisasi kedua penyakit tersebut. Banyak balita yang

diberi vaksin campak 2 kali lipat dari vaksin polio.

Banyak balita yang diberi vaksin imunisasi campak

adalah..

8 Menyelesaikan

operasi dalam

bentuk aljabar

Bentuk sederhana 4𝑥 + 12𝑦 − 10𝑧 − 8𝑥 + 5𝑦 − 7𝑧

adalah .......

Page 197: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

181

9 Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

bilangan dalam

bentuk bilangan

berpangkat bulat

positif

Hasil dari (−3)2 + (−3)2 + (−3)1 + (−3)0 adalah....

10 Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

bilangan dalam

bentuk bilangan

berpangkat bulat

negatif

Tentukanlah hasil dari 1

2−2 + 2−3....

11 Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

persamaan dan

pertidaksamaan

linear satu

variabel

Jika 2(3𝑥 − 1) + 5 = 4(6𝑥 + 7) − 7 mempunyai

penyelesaian 𝑥 = 𝑛, berapakah nilai 10𝑛 + 12?

12 Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan

perbandingan

berbalik nilai

Suatu rumah dikerjakan oleh 8 pekerja, dan

diselesaikan selama 15 hari. Apabila dikerjakan oleh 10

pekerja, berapa hari yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan pekerjaan tersebut?

13 Menjelaskan

berbagai sifat

operasi bilangan

Apa yang dimaksud dengan komutatif, asosiatif dan

distributif? Sebutkan contohnya!

Page 198: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

182

14 Menentukan rata-

rata nilai siswa

dari sebuah tabel

Perhatikan tabel berikut.

Nilai Banyaknya Siswa

6

7

8

9

10

3

5

8

3

1

Rata-rata nilai ulangan Matematika adalah...

15 Memberikan

penjelasan lebih

lanjut dari suatu

pernyataan yang

berkaitan dengan

masalah

segiempat dan

segitiga.

Dua buah origami dibentuk menjadi jajargenjang dan

persegi. Dua buah bangun datar tersebut ditumpuk

dengan posisi persegi berada di atas seperti gambar

Luas daerah setelah ditumpuk yaitu 226 cm2. Jelaskan

apakah luas bangun datar setelah ditumpuk akan sama

dengan jumlah luas jajargenjang dan persegi sebelum

ditumpuk!

16 Menentukan

presentase untung

rugi

Pak Yono membeli 40 buah pepaya dengan harga

seluruhnya Rop 600.000,00. Pepaya tersebut kemudian

dijual dengan harga Rp 27.000,00 setiap dua buah.

Berapakah presentase untung atau ruginya?

17 Memeriksa

kebenaran suatu

sumber pada

masalah

Ima mempunyai sebuah kolam renang berbentuk

persegi panjang dengan panjang 15 m dan lebar 10 m.

Kolam renang tersebut akan dipasang keramik ukuran

10 cm x 10 cm dengan harga Rp10.000,00/buah.

Page 199: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

183

segiempat dan

segitiga.

Kolam tersebut akan dibuat pijakan disekeliling kolam

yang diberi jarak 1 meter dari tepi kolam!

Ima harus mengeluarkan uang sebesar Rp.

54.000.000,00 untuk membeli keramik tersebut yang

akan dipasang pada sekeliling kolam renang. Jelaskan

apakah pendapat tersebut benar?

18 Menganalisis

hubungan antara

data dalam

diagram batang

Berikut ini data pengunjung kolam berenang pada

minggu pertama bulan Juli.

Jumlah pengunjung seluruhnya 1.182 orang. Jumlah

pengunjung pada hari Sabtu adalah ......

19 Menentukan luas

gabungan bangun

datar

Perhatikan gambar berikut!

Luas bangun tersebut adalah .....

Page 200: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

184

20 Menyelesaikan

masalah

kontekstual yang

berkaitan dengan

keliling segiempat

Perhatikan gambar di bawah ini.

Keliling karton huruf kapital H tersebut adalah ......

Page 201: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

185

KUNCI JAWABAN SOAL PAM

1. 34%; 0,26; 7

25; 1,4; 1

1

4

Urutan pecahan dari yang terkecil

34

100;

26

100;

7

25;14

10;5

4

Jadikan semua penyebutnya = 100

34

100;

26

100;

28

100;140

100;125

100

Jadi, urutan pecahan dari yang terkecil adalah 0,26;7

25; 34%; 1

1

4; 1,4

2. Diketahui:

-Suhu di dalam kulkas sebelum dihidupkan 24°C.

-Setelah dihidupkan suhu dalam kulkas menjadi −7°C.

Dit: Selisih suhu antara sebelum dan sesudah dihidupkan?

Jawaban: 24°C−(−7°)C = 31°C

3. Diketahui:

-Ibu akan membuat minuman yang terdiri dari sirup 21

2 liter, air mineral 22

3

4 liter dan

cairan pewarna 1

4 liter.

-Minuman tersebut dimasukkan ke dalam botol kemasan 1

4 liter.

Ditanya: Banyak botol yang diperlukan?

Jawab: (21

2 liter + 22

3

4 liter +

1

4 liter) :

1

4 liter

= (5

2+

91

4+

1

4):

1

4

= (10 + 91 + 1

4) :

1

4

= 102

4 𝑥

4

1

= 102 kemasan

4. Diketahui:

- Lisa mencampurkan 0,75 kg tepung terigu, 65 dag mentega, dan beberapa gram cokelat

bubuk. - semua bahan yang ia gunakan sebanyak 1.402,5 g.

Ditanya: Berapakah berat cokelat bubuk yang digunakan Lisa?

Jawab:

LAMPIRAN 10

Page 202: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

186

Misal bubuk cokelat = n

0,75 kg + 65 dag + n = 1.402,5 g

Maka semua satuan harus diubah ke gram.

750 g + 650 g + n = 1.402,5 g

1.400 g + n = 1.402,5 g

n = 1.402,5 g - 1.400 g

n = 2,5 g

Jadi, bubuk cokelat yang Lisa pakai sebanyak 2,5 g.

5. Diketahui:

Ukuran tanah pada desain lebar = 12 cm dan panjang 17,5 cm Skala 1:200

Ukuran rumah Reno 6,5𝑚 𝑥 8𝑚

Ditanya : Pernyataan yang tepat dari soal tersebut.

Jawab:

Ya rumah Reno lebih besar daripada rumah cluster.

Lebar rumah sebenarnya = 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ

Lebar tanah sebenarnya = 12 cm x 200 = 2400 cm

Lebar rumah sebenarnya = 2400 𝑐𝑚

4= 600 𝑐𝑚 = 6 𝑚

Panjang rumah desain = (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ−𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛)

2

Panjang rumah sebenarnya = panjang rumah desain x perbandingan rumah

Panjang rumah desain = (17,5 𝑐𝑚−10 𝑐𝑚 )

2=

7,5 𝑐𝑚

2= 3,75 𝑐𝑚

Panjang rumah sebenarnya = 3,75 cm x 200 = 750 cm = 7,5 m

Karena ukuran rumah sebenarnya cluster yaitu 6m x 7,5m dan rumah milik Reno

berukuran 6,5m x 8m maka pernyataan yang tepat adalah Rumah Reno lebih besar

daripada ukuran sebenarnya rumah cluster

6. Diketahui:

Himpunan A = {𝑥| 2 < 𝑥 ≤ 12, 𝑥 ∈ 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝}.

Ditanya: Banyaknya himpunan bagian A yang memiliki 3 anggota?

Menggunakan segitiga pascal akan didapatkan bahwa banyaknya himpunan A yang

memiliki 3 anggota adalah 15.

7. Diketahui:

Disebuah puskesmas 30 balita, 6 balita diberi vaksin imunisasi campak dan polio

3 balita belum pernah diberi vaksin keduanya

Page 203: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

187

Balita yang diberi vaksin campak = 2 x vaksin polio

Ditanya: Banyak balita yang diberi vaksin imunisasi campak?

Jawab:

Misal banyak balita yang diimunisasi

polio adalah x dan banyak balita yang

diimunisasi campak adalah 2x, maka:

(2𝑥 − 6) + 6 + (𝑥 − 6) + 3 = 30

3𝑥 − 3 = 30

3𝑥 = 33

𝑥 = 11

Banyak balita yang diimunisasi campak

adalah 2(11) = 22 balita

8. Bentuk sederhana 4𝑥 + 12𝑦 − 10𝑧 − 8𝑥 + 5𝑦 − 7𝑧

4𝑥 − 8𝑥 + 12𝑦 + 5𝑦 − 10𝑧 − 7𝑧 = −4𝑥 + 17𝑦 − 17𝑧

9. Hasil dari (−3)2 + (−3)2 + (−3)1 + (−3)0

9 + 9 + (−3) + 1 = 16

10. Tentukanlah hasil dari 1

2−2 + 2−3....

= 22 +1

23

= 4 +1

8

=32 + 1

8

=33

8

11. Diketahui:

2(3𝑥 − 1) + 5 = 4(6𝑥 + 7) mempunyai penyelesaian 𝑥 = 𝑛

Ditanya: berapakah nilai 10𝑛 + 12?

Jawab:

2(3𝑥 − 1) + 5 = 4(6𝑥 + 7) − 7

6𝑥 − 2 + 5 = 24𝑥 + 28 − 7

6𝑥 − 24𝑥 = 21 − 3

−18𝑥 = 18

Page 204: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

188

𝑥 = −1

Jika 𝑥 = 𝑛, maka 𝑛 = −1, sehingga nilai 10(−1) + 12 = 2

12. Diketahui:

8 orang = 15 hari.

Apabila dikerjakan oleh 10 pekerja

Ditanya: berapa hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut?

Jawab: 8

15=

10

𝑥, karena berbanding terbalik maka;

8

15=

𝑥

10

15 𝑥 = 80

𝑥 =80

15

𝑥 = 6 pekerja

13. Diketahui:

2 𝑥 (3 + 6) = (2𝑥3) + (2𝑥6) = 6 + 12 = 18

Ditanya: Termasuk sifat apakah pernyataan di atas?

Jawab: Distributif

- Komutatif adalah hukum yang artinya ketika menukar angka, jawabannya akan tetap dan

berlaku hanya untuk perkalian dan penjumlahan. Contohnya: 2 + 3 = 3 + 2 = 5

- Asosiatif adalah hukum pengelompokkan operasi bilangan dengan urutan yang berbeda.

Contohnya: (2 + 4) + 3 = 2 + (4 + 3)

6 + 3 = 2 + 7

9 = 9

- Distributif adalah hukum operasi hitung perkalian suatu ilangan dengan jumlah atau

selisih. Contohnya: 2 𝑥 (3 + 6) = (2𝑥3) + (2𝑥6) = 6 + 12 = 18

14. Diketahui:

Nilai Banyaknya Siswa

6

7

8

9

10

3

5

8

3

1

Page 205: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

189

Ditanya: Nilai rata-rata ulangan matematika?

Jawab:

�� =Σfx

𝑓

�� =(6𝑥3) + (7𝑥5) + (8𝑥8) + (9𝑥3) + (10𝑥1)

20

�� =18 + 35 + 64 + 27 + 10

20

�� =154

20

�� = 7,7

15. Diketahui:

Alas jajargenjang = 12 cm

Tinggi jajargenjang = 10 cm

Sisi persegi = 15 cm

Luas daerah yang ditumpuk = 226 cm2

Ditanya: Pernyataan yang tepat dengan soal tersebut?

Jawab:

Luas jajargenjang = alas x tinggi

= 12 cm x 10 cm = 120 cm2

Luas persegi = sisi x sisi

= 15 cm x 15 cm = 225 cm2

Jumlah luas jajargenjang dan persegi sebelum ditumpuk = 120 cm2 + 225 cm2 = 345 cm.

Luas bangun datar setelah ditumpuk berbeda dengan jumlah luas jajargenjang dan

persegi sebelum ditumpuk, karena luas setelah ditumpuk sebesar 226 cm2, sedangkan

luas jajargenjang dan persegi sebelum ditumpuk yaitu sebesar 345 cm2.

Jadi, luas bangun datar yang ditumpuk lebih kecil daripada jumlah luas jajargenjang dan

persegi sebelum ditumpuk.

16. Diketahui:

Page 206: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

190

40 pepaya = Rp600.000

Harga jual = Rp27.000 setiap 2 buah.

Ditanyakan: Berapakah presentase untung ruginya?

Jawab:

Harga beli = Rp600.0000

Harga jual = 40

2 𝑥 𝑅𝑝27.000 = 𝑅𝑝540.000

Mengalami kerugian karena harga pembelian lebih besar daripada harga penjualan.

Rugi = harga beli – harga jual

= Rp600.000 – Rp540.000

= Rp60.000

Presentase rugi = 𝑟𝑢𝑔𝑖

ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑖 𝑥 100%

= 60.000

600.000 𝑥 100%

= 10%

Jadi, presentase kerugian yang dialami Pak Yono adalah 10%

17. Diketahui:

Kolam renang dengan ukuran 15 m dan lebar 10 m.

Dipasang keramik ukuran 10 cm x 10 cm dengan harga Rp10.000,00/buah.

Ditanya: Pernyataan yang tepat untuk soal tersebut?

Jawab:

Luas persegi panjang 1 = Panjang x lebar = 15 m x 1 m = 15 m2

Luas persegi panjang 2 = Panjang x lebar = 15 m x 1 m = 15 m2

Luas persegi panjang 3 = Panjang x lebar = (10 m + 1 m + 1 m) x 1 m = 12 m2

Luas persegi panjang 3 = Panjang x lebar = (10 m + 1 m + 1 m) x 1 m = 12 m2

Luas pijakan di sekitar kolam = 15 m2 + 15 m2 + 12 m2 + 12 m2 = 54 m2

Luas pijakan di sekitar kolam renang = 54 m2 = 540.000 cm2

Luas keramik = 10 cm x 10 cm = 100 cm2

Page 207: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

191

Banyak keramik yang dibutuhkan = 540.000 cm2 : 100 cm2 = 5.400 buah

Uang yang diperlukan = 5.400 buah x Rp.10.000,00 = Rp.54.000.000,00

Pernyataan yang tepat Ima harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 54.000.000,00 untuk

membeli keramik tersebut yang akan dipasang pada sekeliling kolam renang

18. Diketahui:

Jumlah pengunjung seluruhnya 1.182 orang

Ditanya: Jumlah pengunjung pada hari Sabtu?

Jawab:

Misal jumlah pengunjung hari Sabtu = 𝑛

120 + 132 + 130 + 145 + 130 + 𝑛 + 300 = 1.182

957 + 𝑛 = 1.182

𝑛 = 1.182 − 957

𝑛 = 225 orang

19. Diketahui:

Ditanya: Luas gabungan bangun datar?

Jawab:

Ltrapesium= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑢𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑥 𝑡

2

= (17𝑐𝑚+25𝑐𝑚)𝑥 15𝑐𝑚

2

Page 208: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

192

= 630 𝑐𝑚2

2

= 315 𝑐𝑚2

Lpersegi panjang = 𝑝 𝑥 𝑙

= 13 𝑐𝑚 𝑥 6 𝑐𝑚

= 78 𝑐𝑚2

Jadi, luas Ltrapesium + Lpersegi panjang = 315 𝑐𝑚2 + 78 𝑐𝑚2

= 393 𝑐𝑚2

20. Diketahui:

Ditanya: Keliling karton huruf kapital H?

Jawab:

K = 7𝑐𝑚 + 1 𝑐𝑚 + 3𝑐𝑚 + 3𝑐𝑚 + 1𝑐𝑚 + 2𝑐𝑚 + 2𝑐𝑚 + 3𝑐𝑚 + 3𝑐𝑚 + 1𝑐𝑚 + 1𝑐𝑚 +

7𝑐𝑚 = 34𝑐𝑚

Page 209: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

193

NILAI PAM KELAS EKSPERIMEN

NILAI PAM KELAS KONTROL

Siswa

Soal

Nilai Kategori

PAM Benar

Tidak

dijawab

/Salah

K01 1 19 5 R

K02 3 17 15 S

K03 4 16 20 S

K04 4 16 20 S

K05 2 18 10 S

K06 3 17 15 S

K07 7 13 35 T

K08 6 14 30 T

K09 3 17 15 S

K10 3 17 15 S

K11 3 17 15 S

K12 7 13 35 T

K13 4 16 20 S

K14 1 19 5 R

K15 5 15 25 S

K16 3 17 15 S

K17 7 13 35 T

K18 1 19 5 R

K19 4 16 20 S

K20 1 19 5 R

K21 2 18 10 S

K22 2 18 10 S

K23 7 13 35 T

K24 4 16 20 S

K25 3 17 15 S

K26 4 16 20 S

K27 1 19 5 R

K28 6 14 30 T

K29 2 18 10 S

K30 4 16 20 S

K31 3 17 15 S

K32 2 18 10 S

K33 3 17 15 S

K34 3 17 15 S

Siswa

Soal

Nilai Kategori

PAM Benar

Tidak

dijawab

/Salah

E01 6 14 30 T

E02 6 14 30 T

E03 2 18 10 S

E04 8 12 40 T

E05 1 19 5 R

E06 4 16 20 S

E07 4 16 20 S

E08 6 14 30 T

E09 4 16 20 S

E10 3 17 15 S

E11 6 14 30 T

E12 2 18 10 S

E13 2 18 10 S

E14 3 17 15 S

E15 4 16 20 S

E16 7 13 35 T

E17 5 15 25 S

E18 1 19 5 R

E19 2 18 10 S

E20 2 18 10 S

E21 4 16 20 S

E22 1 19 5 R

E23 0 20 0 R

E24 7 13 35 T

E25 4 16 20 S

E26 2 18 10 S

E27 4 16 20 S

E28 1 19 5 R

E29 3 17 15 S

E30 4 16 20 S

E31 3 17 15 S

E32 2 18 10 S

E33 8 12 40 T

E34 4 16 20 S

LAMPIRAN 11

Page 210: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

194

HASIL UJI COBA INSTRUMEN TES

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

Nama Butir Soal

1 2 3a 3b 3c 4 5 6 7

A01 1 0 0 0 0 2 2 0 0

A02 1 0 0 0 0 2 2 0 0

A03 1 0 0 0 0 2 2 0 0

A04 1 0 0 0 0 2 2 0 0

A05 1 0 0 0 0 2 2 0 0

A06 2 3 1 3 1 2 2 1 0

A07 1 0 0 0 0 3 4 0 0

A08 1 0 2 2 0 3 2 0 0

A09 1 0 0 0 0 2 2 0 0

A10 1 0 0 0 0 4 2 0 0

A11 1 0 1 2 0 2 2 1 0

A12 0 0 0 1 0 2 0 3 2

A13 1 0 0 0 0 2 2 0 0

A14 0 0 0 0 0 2 1 0 3

A15 0 0 0 0 0 3 2 0 0

A16 0 0 0 0 0 3 2 0 0

A17 0 0 0 0 0 3 2 0 0

A18 0 0 0 0 0 2 2 1 0

A19 0 0 0 0 0 2 2 1 0

A20 1 3 1 3 1 2 2 1 0

A21 2 0 0 0 0 2 2 1 0

A22 2 4 1 3 1 2 2 1 0

A23 2 4 1 3 1 2 2 1 0

A24 1 0 1 0 0 0 0 0 0

A25 2 2 1 1 1 2 2 1 0

A26 1 0 1 0 0 0 0 0 0

A27 1 0 1 0 0 0 0 0 0

A28 2 0 0 3 0 0 0 0 0

A29 1 0 0 0 0 0 0 0 0

A30 2 3 1 3 1 2 2 1 0

A31 1 1 3 3 4 3 4 4 4

A32 1 1 3 3 4 3 4 4 4

LAMPIRAN 12

Page 211: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

195

HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN TES

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

Correlations

Soal_1 Soal_2 Soal_3a Soal_3b Soal_3c Soal_4 Soal_5 Soal_6 Soal_7 Total_skor

Soal_1 Pearson Correlation 1 .598** .286 .546** .237 -.240 .045 .044 -.212 .351*

Sig. (2-tailed) .000 .113 .001 .192 .186 .807 .812 .244 .049

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal_2 Pearson Correlation .598** 1 .394* .748** .441* .067 .202 .303 -.012 .631**

Sig. (2-tailed) .000 .026 .000 .012 .717 .268 .092 .949 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal_3a Pearson Correlation .286 .394* 1 .674** .838** .098 .357* .672** .566** .799**

Sig. (2-tailed) .113 .026 .000 .000 .592 .045 .000 .001 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal_3b Pearson Correlation .546** .748** .674** 1 .649** .072 .242 .565** .299 .803**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .696 .183 .001 .097 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal_3c Pearson Correlation .237 .441* .838** .649** 1 .269 .567** .837** .740** .922**

Sig. (2-tailed) .192 .012 .000 .000 .137 .001 .000 .000 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal_4 Pearson Correlation -.240 .067 .098 .072 .269 1 .778** .255 .240 .429*

Sig. (2-tailed) .186 .717 .592 .696 .137 .000 .159 .186 .014

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal_5 Pearson Correlation .045 .202 .357* .242 .567** .778** 1 .402* .316 .642**

Sig. (2-tailed) .807 .268 .045 .183 .001 .000 .023 .079 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal_6 Pearson Correlation .044 .303 .672** .565** .837** .255 .402* 1 .766** .813**

LAMPIRAN 13

Page 212: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

196

Sig. (2-tailed) .812 .092 .000 .001 .000 .159 .023 .000 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal_7 Pearson Correlation -.212 -.012 .566** .299 .740** .240 .316 .766** 1 .624**

Sig. (2-tailed) .244 .949 .001 .097 .000 .186 .079 .000 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Total_skor Pearson Correlation .351* .631** .799** .803** .922** .429* .642** .813** .624** 1

Sig. (2-tailed) .049 .000 .000 .000 .000 .014 .000 .000 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 213: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

197

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN TES

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.847 9

Berikut adalah klasifikasi koefisien reliabilitas:

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Reliabilitas

0,90 ≤ 𝑟 ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat tetap/sangat baik

0,70 ≤ 𝑟 < 0,90 Tinggi Tetap/baik

0,40 ≤ 𝑟 < 0,70 Sedang Cukup tetap/cukup baik

0,20 ≤ 𝑟 < 0,40 Rendah Tidak tetap/buruk

𝑟 < 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tetap/sangat buruk

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil yang diperoleh, interpretasinya adalah derajat reliabilitas tinggi

(baik).

LAMPIRAN 14

Page 214: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

198

HASIL UJI TARAF KESUKARAN INSTRUMEN TES

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

Nama Soal

Jumlah 1 2 3a 3b 3c 4 5 6 7

A01 1 0 0 0 0 2 2 0 0 5

A02 1 0 0 0 0 2 2 0 0 5

A03 1 0 0 0 0 2 2 0 0 5

A04 1 0 0 0 0 2 2 0 0 5

A05 1 0 0 0 0 2 2 0 0 5

A06 2 3 1 3 1 2 2 1 0 15

A07 1 0 0 0 0 3 4 0 0 8

A08 1 0 2 2 0 3 2 0 0 10

A09 1 0 0 0 0 2 2 0 0 5

A10 1 0 0 0 0 4 2 0 0 7

A11 1 0 1 2 0 2 2 1 0 9

A12 0 0 0 1 0 2 0 3 2 8

A13 1 0 0 0 0 2 2 0 0 5

A14 0 0 0 0 0 2 1 0 3 6

A15 0 0 0 0 0 3 2 0 0 5

A16 0 0 0 0 0 3 2 0 0 5

A17 0 0 0 0 0 3 2 0 0 5

A18 0 0 0 0 0 2 2 1 0 5

A19 0 0 0 0 0 2 2 1 0 5

A20 1 3 1 3 1 2 2 1 0 14

A21 2 0 0 0 0 2 2 1 0 7

A22 2 4 1 3 1 2 2 1 0 16

A23 2 4 1 3 1 2 2 1 0 16

A24 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2

A25 2 2 1 1 1 2 2 1 0 12

A26 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2

A27 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2

A28 2 0 0 3 0 0 0 0 0 5

A29 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

A30 2 3 1 3 1 2 2 1 0 15

A31 1 1 3 3 4 3 4 4 4 27

A32 1 1 3 3 4 3 4 4 4 27

B 32 21 18 30 14 63 57 21 13

Js 128 128 128 128 128 128 128 128 128

TK 0.250 0.164 0.141 0.234 0.109 0.492 0.445 0.164 0.102

Kriteria Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang Sukar Sukar

LAMPIRAN 15

Page 215: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

199

HASIL UJI DAYA PEMBEDA INSTRUMEN TES

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

Nama Soal

Jumlah 1 2 3a 3b 3c 4 5 6 7

A31 1 1 3 3 4 3 4 4 4 27

A32 1 1 3 3 4 3 4 4 4 27

A22 2 4 1 3 1 2 2 1 0 16

A23 2 4 1 3 1 2 2 1 0 16

A06 2 3 1 3 1 2 2 1 0 15

A30 2 3 1 3 1 2 2 1 0 15

A20 1 3 1 3 1 2 2 1 0 14

A25 2 2 1 1 1 2 2 1 0 12

BA 13 21 12 22 14 18 20 14 8

JA 32 32 32 32 32 32 32 32 32

BA/JA 0.406 0.656 0.375 0.688 0.438 0.563 0.625 0.438 0.250

A17 0 0 0 0 0 3 2 0 0 5

A18 0 0 0 0 0 2 2 1 0 5

A19 0 0 0 0 0 2 2 1 0 5

A28 2 0 0 3 0 0 0 0 0 5

A24 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2

A26 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2

A27 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2

A29 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

BB 6 0 3 3 0 7 6 2 0

JB 32 32 32 32 32 32 32 32 32

BB/JB 0.188 0.000 0.094 0.094 0.000 0.219 0.188 0.063 0.000

Daya

Beda 0.219 0.656 0.281 0.594 0.438 0.344 0.438 0.375 0.250

Kriteria CUKUP BAIK CUKUP BAIK BAIK CUKUP BAIK CUKUP CUKUP

LAMPIRAN 16

Page 216: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

200

HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS KELAS

EKSPERIMEN

Siswa

Soal

Skor Nilai PAM 1 2 3a 3b 3c 4 5 6 7

E01 4 3 2 3 3 4 4 3 4 30 83 30

E02 3 0 4 3 3 4 4 2 3 26 72 30

E03 2 2 2 0 0 2 4 2 2 16 44 10

E04 2 2 3 3 3 2 4 1 1 21 58 40

E05 2 0 1 2 0 2 4 0 0 11 31 5

E06 3 2 1 2 0 4 4 2 4 22 61 20

E07 4 0 0 0 0 4 4 1 2 15 42 20

E08 4 3 4 3 2 4 4 2 2 28 78 30

E09 3 4 2 2 0 2 4 2 4 23 64 20

E10 2 0 3 3 0 2 1 1 0 12 33 15

E11 4 3 4 3 3 4 4 2 0 27 75 30

E12 3 0 3 3 0 2 4 2 1 18 50 10

E13 0 1 0 0 0 4 3 1 4 13 36 10

E14 2 0 1 2 0 4 3 0 4 16 44 15

E15 2 2 1 1 0 4 4 2 2 18 50 20

E16 4 4 1 3 3 2 4 1 4 26 72 35

E17 1 2 0 0 0 4 4 2 2 15 42 25

E18 2 0 0 3 3 2 1 2 3 16 44 5

E19 3 1 1 2 0 2 4 4 2 19 53 10

E20 3 2 0 0 0 4 4 2 2 17 47 10

E21 2 0 1 3 0 4 1 2 4 17 47 20

E22 1 2 0 0 0 2 4 1 0 10 28 5

E23 2 0 2 1 0 2 1 0 0 8 22 0

E24 4 4 1 3 3 4 4 1 4 28 78 35

E25 2 3 4 3 3 4 4 1 0 24 67 20

E26 2 0 0 0 0 4 4 2 4 16 44 10

E27 1 2 0 0 0 4 4 2 4 17 47 20

E28 2 0 0 0 0 4 4 1 1 12 33 5

E29 4 3 4 3 3 4 4 1 3 29 81 15

E30 4 2 1 1 0 2 4 2 2 18 50 20

E31 0 0 0 0 0 4 4 1 4 13 36 15

E32 2 0 0 0 0 4 1 1 2 10 28 10

E33 4 4 2 3 3 4 4 1 4 29 81 40

E34 2 0 2 1 0 4 4 4 2 19 53 20

LAMPIRAN 17

Page 217: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

201

HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS KELAS KONTROL

Siswa

Soal

Skor Nilai PAM 1 2 3a 3b 3c 4 5 6 7

K01 0 1 1 2 0 0 4 1 2 11 31 5

K02 2 0 1 1 0 4 4 0 3 15 42 15

K03 3 0 2 2 0 4 4 1 2 18 50 20

K04 2 1 1 2 0 4 4 0 2 16 44 20

K05 2 3 1 1 0 2 3 0 0 12 33 10

K06 0 0 1 2 0 2 4 0 2 11 31 15

K07 3 0 3 3 3 4 4 2 4 26 64 35

K08 1 1 1 1 1 2 4 1 4 16 44 30

K09 1 3 0 0 0 4 4 1 2 15 42 20

K10 0 0 0 1 0 4 4 1 2 12 33 15

K11 1 1 1 1 0 2 4 1 1 12 33 15

K12 2 3 1 3 3 2 4 1 4 23 64 35

K13 2 0 1 3 3 2 4 0 0 15 42 20

K14 0 0 0 2 0 1 1 2 0 6 17 5

K15 4 1 1 3 3 2 4 1 0 19 53 25

K16 0 0 1 2 0 4 4 1 0 12 33 15

K17 2 2 1 3 0 4 4 1 2 19 53 35

K18 0 0 0 2 0 1 1 1 0 5 14 5

K19 0 0 3 1 1 4 4 0 1 14 39 15

K20 0 0 1 1 0 2 2 2 0 8 22 5

K21 0 0 0 0 0 4 4 0 0 8 22 10

K22 0 1 1 1 0 2 1 1 1 8 22 10

K23 0 1 1 3 3 4 4 1 4 21 58 35

K24 1 0 0 0 0 4 4 2 4 15 42 20

K25 1 0 0 0 0 4 4 2 4 15 42 15

K26 0 0 0 3 3 4 4 0 0 14 39 20

K27 1 3 0 0 0 2 2 0 0 8 22 5

K28 1 1 1 1 0 0 2 4 1 11 31 30

K29 0 0 0 0 0 2 4 0 0 6 17 10

K30 1 1 2 3 0 4 4 1 1 17 47 20

K31 2 2 1 0 0 4 4 0 0 13 36 15

K32 0 0 1 0 0 4 4 1 2 12 33 10

K33 2 2 0 0 0 4 4 1 3 16 44 15

K34 0 1 1 2 1 4 1 1 0 11 31 15

LAMPIRAN 18

Page 218: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

202

Hasil Uji Normalitas Tes PAM Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Tests of Normality

KELAS

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

HASIL EKSPERIMEN .174 34 .010 .943 34 .074

KONTROL .190 34 .003 .898 34 .004

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil Uji Homogenitas Tes PAM Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

HASIL

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.839 1 66 .363

Hasil Uji Kesamaan Dua Rerata PAM

Test Statisticsa

HASIL

Mann-Whitney U 546.500

Wilcoxon W 1141.500

Z -.392

Asymp. Sig. (2-tailed) .695

a. Grouping Variable: KELAS

LAMPIRAN 19

Page 219: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

203

Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tests of Normality

KELAS

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

TEST KBKM EKSPERIMEN .138 34 .101 .944 34 .081

KONTROL .104 34 .200* .968 34 .407

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

TEST KBKM

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.107 1 66 .047

Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test Statisticsa

TEST KBKM

Mann-Whitney U 292.500

Wilcoxon W 887.500

Z -3.510

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: KELAS

LAMPIRAN 20

Page 220: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

204

Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Berdasarkan Kategori PAM

a. PAM Tinggi

Tests of Normality

KELAS

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PAM TINGGI EKSPERIMEN .243 8 .182 .869 8 .148

KONTROL .187 6 .200* .897 6 .356

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

b. PAM Sedang

Tests of Normality

KELAS

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

PAM SEDANG EKSPERIMEN .166 21 .134 .942 21 .242

KONTROL .148 23 .200* .955 23 .372

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

c. PAM Rendah

Tests of Normality

KELAS

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

HASIL eksperimen .231 5 .200* .959 5 .803

kontrol .251 5 .200* .938 5 .649

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

LAMPIRAN 21

Page 221: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

205

Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Berdasarkan Kategori PAM

a. PAM Tinggi

Test of Homogeneity of Variances

PAM TINGGI

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.882 1 12 .195

b. PAM Sedang

Test of Homogeneity of Variances

PAM SEDANG

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.625 1 42 .434

c. PAM Rendah

Test of Homogeneity of Variances

HASIL

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.107 1 8 .752

LAMPIRAN 22

Page 222: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

206

Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan

Kategori PAM

a. PAM Tinggi

b. PAM Sedang

c. PAM Rendah

LAMPIRAN 23

Page 223: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

207

Hasil Uji ANOVA 2 Jalur

Hasil Uji Post Hoc Scheffe

LAMPIRAN 24

Page 224: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

208

HASIL PRA PENELITIAN

SMPN 14 KOTA TANGERANG SELATAN

No Nama Butir Soal

Jumlah Nilai Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5

1 A1 3 4 3 4 1 15 75

2 A2 2 0 0 0 0 2 10

3 A3 2 0 0 0 0 2 10

4 A4 2 0 0 0 0 2 10

5 A5 3 0 3 4 0 10 50

6 A6 3 0 0 0 0 3 15

7 A7 3 0 0 0 0 3 15

8 A8 3 0 0 0 0 3 15

9 A9 3 0 0 0 0 3 15

10 A10 3 0 0 0 0 3 15

11 A11 3 0 0 0 0 3 15

12 A12 2 0 0 0 1 3 15

13 A13 3 0 3 4 1 11 55

14 A14 3 0 2 4 1 10 50

15 A15 3 4 2 3 1 13 65

16 A16 3 4 2 3 0 12 60

17 A17 3 0 2 4 1 10 50

18 A18 3 0 2 4 1 10 50

19 A19 2 0 0 0 0 2 10

20 A20 2 0 0 0 0 2 10

21 A21 2 0 0 1 0 3 15

22 A22 2 0 0 0 0 2 10

23 A23 2 0 2 1 0 5 25

24 A24 3 0 2 4 1 10 50

25 A25 3 0 2 4 1 10 50

26 A26 3 0 1 4 1 9 45

27 A27 3 0 1 4 1 9 45

28 A28 2 0 2 4 1 9 45

29 A29 2 0 2 4 1 9 45

30 A30 2 0 2 4 1 9 45

31 A31 3 0 3 4 3 13 65

32 A32 3 0 3 4 1 11 55

Jumlah 84 12 39 68 18 221 1105

Rata-Rata 2.625 0.375 1.21875 2.125 0.5625 6.90625 34.53125

LAMPIRAN 25

Page 225: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

209

HASIL WAWANCARA PRA PENELITIAN

Nama Guru : Siska Wullandari, S.Pd

Tempat : SMPN 14 Kota Tangerang Selatan

Hari, tanggal : Senin, 1 April 2019

1. Apakah di SMP ini terdapat kelas unggulan atau semua tersebar rata?

Jawab: Tidak ada kelas unggulan, kemampuan siswa dari kelas VII-IX

tersebar rata.

2. Model, pendekatan dan strategi seperti apa yang biasa ibu gunakan pada

saat pembelajaran matematika di kelas?

Jawab: scientific, namun ikut situasi di kelas. Terkadang hanya diskusi,

tanya jawab, atau menjelaskan ketika siswa kurang paham.

3. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran yang telah ibu ajarkan

dengan model, pendekatan dan strategi pembelajaran tersebut?

Jawab: inginnya ada feedback, dan Alhamdulillah kalau diskusi murid di

sini selalu nanya dan juga menggunakan strategi jika menanya dan

menjawab pertanyaan teman mendapatkan nilai tambahan.

4. Kesulitan apa yang biasa ibu hadapi dalam permbelajaran matematika?

Jawab: Walaupun guru sudah membuatkan LKS tetap saja mayoritas

pembelajaran berpusat pada guru karena ada beberapa kendala seperti

media yang terbatas, tidak diperbolehkan menggunakan alat komunikasi,

sehingga siswa hanya bernalar melalui buku, kemudian jika siswa tidak

dijelaskan banyak siswa yang masih belum paham.

5. Solusi apa yang ibu gunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut?

Jawab: dengan cara pembagian kelompok yang sesuai, jadi guru yang

membagi kelompoknya. Siswa yang memang memiliki kemampuan yang

tinggi bisa dijadikan tutor dalam kelompoknya karena biasanya jika belajar

dengan teman sebaya lebih mudah dimengerti.

LAMPIRAN 26

Page 226: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

210

6. Apakah dalam pembelajaran matematika ibu biasa memberikan soal-soal

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis?

Jawab: kalau soal kebanyakan pemahaman konsep, kalau kritis paling bisa

dijadikan kuis. Jadi melihat kondisi siswa.

7. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran

matematika?

Jawab: ada yang baik, namun siswa itu terkadang kurang paham soalnya

karena kan biasanya soal berpikir kritis identik dengan soal cerita.

8. Menurut ibu, apa yang menjembatani siswa agar memiliki kemampuan

berpikir kritis yang baik?

Jawab: harus paham konsep, harus bisa nalar, dan harus dilatih juga.

9. Apa upaya yang ibu lakukan untuk membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir kritisnya?

Jawab: paling memberikan soal-soal yang agak sulit, memberikan stimulus

dengan pertanyaan-pertanyaan dasar.

Page 227: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

211

LAMPIRAN 27

Page 228: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

212

Page 229: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

213

LAMPIRAN 28

Page 230: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

214

LAMPIRAN 29

Page 231: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

215

LAMPIRAN 30

Page 232: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

216

Page 233: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

217

Page 234: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

218

Page 235: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

219

Page 236: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

220

Page 237: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

221

Page 238: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

222

Page 239: PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING QUESTION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i ABSTRAK Asih Inpriawati Ningtias (11150170000018). Pengaruh Pembelajaran

223

HASIL CEK PLAGIARISME

LAMPIRAN 31