BAB IV Edris Probing

95
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan informasi yang didapatkan selama melaksanakan penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh mencakup temuan-temuan pada saat: 1) refleksi awal, 2) rencana tindakan, dan 3) pelaksanaan tindakan. Data hasil penelitian ini akan diolah dan dianalisis, setelah itu dilakukan pembahasan yang bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab I. 4.1 HASIL PENELITIAN 4.1.1 Refleksi Awal Sebelum saya sebagai peneliti sekaligus guru kelas VIII.E melakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan observasi awal di sekolah, pada saat proses belajar mengajar berlangsung, sehingga mengalami secara langsung proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. 41

description

bahas ptk

Transcript of BAB IV Edris Probing

BAB IV

59

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan informasi yang didapatkan selama melaksanakan penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh mencakup temuan-temuan pada saat: 1) refleksi awal, 2) rencana tindakan, dan 3) pelaksanaan tindakan. Data hasil penelitian ini akan diolah dan dianalisis, setelah itu dilakukan pembahasan yang bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab I.

4.1 HASIL PENELITIAN4.1.1 Refleksi Awal Sebelum saya sebagai peneliti sekaligus guru kelas VIII.E melakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan observasi awal di sekolah, pada saat proses belajar mengajar berlangsung, sehingga mengalami secara langsung proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Berdasarkan pengamatan selama mengajar, keadaan awal siswa kelas VIII.E adalah sebagai berikut:1. Pada saat guru menjelaskan, ada siswa yang mengajak teman sebangkunya mengobrol dan tidak memperhatikan pelajaran.2. Ada siswa yang melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran, misalnya menyanyi, melamun, dan mengerjakan tugas pelajaran lain.3. Pada saat guru memberikan pertanyaan siswa menjawab dengan serempak dan asal menjawab, tetapi apabila guru menunjuk salah seorang siswa maka siswa cenderung diam karena takut salah menjawab dan ditertawakan siswa yang lain.4. Hanya siswa tertentu saja yang mau menjawab pertanyaan dari guru, mengerjakan soal dan menuliskan hasil jawabanya di papan tulis.5. Prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil tes semester ganjil.

2. Hasil Pelaksanaan Tindakana. Siklus I1) Rencana Tindakan I1. Mempersiapkan perangkat pelaksanaan tindakan:a. Menyusun dan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.b. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk siklus I.c. Mempersiapkan materi bahan ajar yang akan diajarkan.d. Mempersiapkan alat bantu yang diperlukan.e. Membuat alat evaluasi (soal tes dan kunci jawaban) untuk siklus I 2. Mengatasi siswa yang mengobrol dan tidak memperhatikan pelajaran serta siswa yang melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran.3. Mengatasi siswa yang tidak aktif dalam kegiatan belajar mengajar.4. Meningkatkan prestasi belajar matematika siswa melalui pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran kontekstual.5. Melakukan bimbingan secara intensif pada beberapa siswa yang prestasi belajar matematika rendah.2) Pelaksanaan Tindakan IMateri yang diajarkan pada siklus I ini adalah sub pokok bahasan Luas Permukaan Bangun ruang (Kubus, Balok, Limas dan Prisma). Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:1. Melaksanakan pengajaran matematika yang menerapkan pembelajaran kontekstual.2. Melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan Rencana pelaksanaan Pembelajaran yang telah dirancang.Pada pengajaran materi pelajaran mencari Rumus Luas permukaan bangun ruang (kubus, balok, limas dan prisma) sebagai pendahuluan, guru menuliskan judul pelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menanyakan pengertian luas permukaan suatu bangun ruang dan memotivasi siswa dengan memperlihatkan alat peraga bangun ruang tersebut. Alat peraga yang berbentuk bangun ruang tersebut, satu persatu diiris sehingga terbentuk jaring-jaringnya.Sebelum memulai kegiatan untuk mencari/menemukan rumus luas permukaan bangun ruang, siswa diusahakan untuk mengerti bahwa bangun ruang terbentuk dari jaring-jaring serta siswa harus mengerti jaring-jaring tersebut berbentuk bangun apa melalui matode tanya jawab dengan seluruh siswa. Setelah Pada awal pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai guru melakukan apersepsi yaitu menggali pengetahuan prasyarat yang sudah dimiliki siswa dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Adapun pertanyaan tersebut adalah: Apa yang dimaksud dengan himpunan?Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang didefinisikan dengan jelas. Nyatakan himpunan bilangan asli kurang dari 6 dengan mendaftar anggota-anggotanya! {1, 2, 3, 4, 5} Nyatakan himpunan dengan mendaftar anggota-anggotanya! A = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,7}Untuk memulai pelajaran, guru terlebih dahulu menuliskan judul pelajaran yang akan berlangsung di papan tulis. Setelah itu guru memberi motivasi siswa, juga melalui pertanyaan yang bisa mendorong siswa untuk topik yang akan dibahas. Seperti, adakah contoh sehari-hari disekitar kita tentang Relasi? Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu menjelaskan dengan kata-kata dan menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi.Guru menjelaskan materi tentang Relasi melalui probing, yaitu sebagai berikut:a. Pengertian Relasi

Jakarta .Medan .SurabayaPontianak .Denpasar .. Jawa. Sumatera. Kalimantan. Bali. IrianABGambar 4.1Guru menampilkan media di papan tulis berupa gambar pada karton, adapun gambar tersebut adalah sebagai berikut:

Guru mengajukan pertanyaan yaitu, apa pengertian dari relasi? Ditunggu beberapa saat kemudian menunjuk salah satu siswa untuk menjawabnya. Siswa diam belum ada yang bisa menjawab, maka guru membimbingnya melalui probing sampai siswa menemukan sendiri jawaban yang benar. Misalnya diajukan beberapa pertanyaan, seperti: Apa nama himpunan pada himpunan A?Himpunan nama-nama kota besar di Indonesia. Apa nama himpunan pada himpunan B?Himpunan nama-nama pulau di Indonesia. Jadi hubungan apa yang tepat dari gambar tersebut?kota di pulauSelanjutnya guru menayakan ulang kepada siswa, kalau begitu apa yang dimaksud dengan relasi?

Jakarta .Medan .Surabaya .Pontianak .Denpasar .. Jawa. Sumatera. Kalimantan. Bali. IrianABKota di pulauLangkah berikutnya guru menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B.

Sebagai pemantapan guru menuliskan contoh di papan tulis.

Ria .Rian .Reni .Revi .. Pop. Dangdut. JazzContoh:D E

Gambar 4.2Apakah relasi yang tepat dari himpunan D ke himpunan E pada gambar?Ditunggu beberapa saat kemudian menunjuk salah satu siswa untuk menjawabnya. Siswa yang ditunjuk jawabanya salah atau mengalami kemacetan, maka guru membimbingnya melalui probing sampai siswa menemukan sendiri jawaban yang benar. Misalnya diajukan beberapa pertanyaan, seperti: Apa nama himpunan pada himpunan D?Himpunan nama siswa yang huruf pangkalnya R. Apa nama himpunan pada himpunan E?Himpunan jenis musik. Jadi, relasi apa yang tepat dari gambar tersebut?menyukaiSebagai pemantapan pengetahuan siswa, guru menunjuk salah seorang siswa untuk memberikan contoh lain yang menunjukkan suatu relasi.

b. Menyatakan RelasiGuru menginformasikan bahwa ada tiga cara menyatakan relasi yaitu:1) Diagram Panah2) Diagram Cartesius3) Himpunan Pasangan BerurutanCara yang pertama yaitu dengan diagram panah, sudah dikerjakan pada contoh sebelumnya. Selanjutnya guru mengajak siswa menyatakan relasi dengan diagram Cartesius.

Guru terlebih dahulu menggambar di papan tulis pola dasar diagram Cartesius yaitu:

Gambar 4.3Kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk melengkapi gambar diagram Cartesius tersebut. Jika jawaban siswa salah atau macet, maka guru dapat membimbingnya melalui probing sampai siswa menemukan sendiri jawaban yang benar. Misalnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Buatlah ukuran selang yang sama panjang pada sumbu mendatar dan sumbu tegak! Himpunan manakah yang terletak pada sumbu mendatar? Tuliskan pada titik selangnya! Jadi himpunan manakah yang terletak pada sumbu tegak? Juga tuliskan pada titik selangnya! JakartaMedanSrbyaPntnakDnpsrJawaSumateraKalimantanBaliIrianKLPasangkanlah setiap pasangan yang ada!

Selanjutnya guru menunjuk siswa yang lain untuk menyatakan relasi dengan himpunan pasangan berurutan. Jika siswa dapat menjawabnya, maka guru menggali alasan siswa dengan pertanyaan mengapa?. Jika jawaban siswa salah dan mengalami kemacetan, maka guru dapat membimbingnya melalui probing sampai siswa menemukan sendiri jawaban yang benar. Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Manakah unsur pertama dan unsur kedua dari pasangan Jakarta kota di pulau Jawa?Jakarta merupakan unsur pertama dan Jawa merupakan unsur kedua. Tuliskanlah masing-masing pasangan yang ada!(Jakarta, Jawa), (Medan, Sumatera), (Surabaya, Jawa), (Pontianak, Kalimantan), dan (Denpasar, Bali) Jadi, tuliskanlah dalam bentuk himpunan pasangan terurut!{(Jakarta, Jawa), (Medan, Sumatera), (Surabaya, Jawa), (Pontianak, Kalimantan), (Denpasar, Bali)}Diakhir proses belajar mengajar guru membahas ulang secara singkat hasil kegiatan yang telah dilakukan selama pembelajaran berlangsung, dan merangkumnya, yaitu: 1) Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B.2) Tiga cara menyatakan relasi yaitu: Diagram Panah Diagram Cartesius Himpunan Pasangan BerurutanMateri yang dipelajari pada siklus I berikutnya adalah Fungsi atau Pemetaan. Pertemuan kedua siklus I ini dilaksanakan pada hari rabu, 24 September 2014 selama 70 menit dari pukul 08.05 hingga pukul 09.15 WIB. Guru mengingatkan tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya, dan guru memotivasi siswa bahwa materi yang akan dipelajari berkaitan dengan materi yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Guru menuliskan judul pelajaran di papan tulis dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu menjelaskan dengan kata-kata dan menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan fungsi atau pemetaan.Guru menjelaskan materi tentang fungsi melalui probing, yaitu sebagai berikut:a. Pengertian FungsiGuru menampilkan media di papan tulis berupa gambar pada karton, adapun gambar tersebut adalah sebagai berikut:

Jakarta .Medan .Surabaya .Pontianak .Denpasar .. Jawa. Sumatera. Kalimantan. Bali. IrianAB Kota di pulau

Gambar 4.4Guru mengajukan pertanyaan yaitu, apa pengertian dari fungsi? Dinanti beberapa saat kemudian menunjuk salah satu siswa untuk menjawabnya. Siswa diam belum ada yang bisa menjawab, kemudian guru membimbing siswa melalui probing agar siswa memahami pengertian fungsi atau pemetaan, yaitu sebagai berikut: Relasi apa yang ditunjukkan pada gambar?Relasi Kota di pulau Adakah himpunan A yang tidak mempunyai pasangan dengan himpunan B?Tidak ada Adakah himpunan A yang memiliki lebih dari satu pasangan dengan himpunan B?Tidak ada Jadi setiap anggota himpunan A memiliki berapa pasangan dengan himpunan B?Hanya satu pasangan

Selanjutnya guru menanyakan kembali kepada siswa, jadi apakah yang dimaksud dengan fungsi?Langkah berikutnya guru menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang memasangkan setiap anggota himpunan A dengan tepat satu anggota himpunan B.Materi selanjutnya yaitu domain, kodomain, dan range. Dari gambar 4.4 guru menginformasikan bahwa himpunan A disebut daerah asal atau domain, himpunan B disebut daerah kawan atau kodomain, dan himpunan semua peta di B disebut daerah hasil atau range. Kemudian guru mengajukan pertanyaan, yaitu sebagai berikut: Sebutkan himpunan daerah asal atau domain dari gambar 4.4?A = {Jakarta, Medan, Surabaya, Pontianak, Denpasar} Sebutkan himpunan daerah kawan atau kodomai dari gambar 4.4?B = {Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Irian} Sebutkan himpunan daerah hasil atau range dari gambar 4.4?{Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali}Kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut dan menuliskan di papan tulis. Jika jawaban siswa salah atau macet, maka guru dapat membimbing melalui probing sampai siswa menemukan sendiri jawaban yang benar. Misalnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Manakah yang merupakan himpunan pertama dari gambar tersebut?Himpunan A Manakah yang merupakan himpunan kedua dari gambar tersebut?Himpunan B Sebutkan anggota himpunan B yang mempunyai pasangan pada himpunan A!Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali.Selanjutnya guru menanyakan ulang kepada siswa, sebutkan domain, kodomain, dan range dari gambar tersebut?Langkah berikutnya guru menyimpulkan bahwa domain merupakan semua anggota pada himpunan pertama, kodomain merupakan semua anggota himpunan kedua, sedangkan range merupakan anggota himpunan kedua yang memiliki pasangan pada himpunan pertama.Kemudian secara singkat guru menjelaskan materi tentang rumus suatu fungsi dengan memberikan sebuah contoh yaitu menempelkan gambar pada karton di papan tulis sebagai berikut:

x ..x+2ABf

Gambar 4.6

Suatu fungsi yang tampak pada gambar, bayangan dari x oleh fungsi f dapat dinyatakan dengan f(x) dapat dituliskan bentuk rumus fungsinya yaitu: b. Korespondensi Satu-satuGuru menampilkan media di papan tulis berupa gambar pada karton, adapun gambar tersebut adalah sebagai berikut:

. Jawa. Sumatera. Kalimantan. BaliJakarta .Medan .Pontianak .Denpasar .AB Kota di pulau

Gambar 4.5Kemudian guru mengajukan pertanyaan yaitu apa yang dimaksud dengan korespondensi satu-satu. Siswa diberikan waktu beberapa saat untuk memikirkan jawabannya. Kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawabnya. Jika siswa yang ditunjuk jawabannya salah dan mengalami kemacetan, maka guru membimbingnya melalui probing sampai siswa menemukan jawaban yang benar. Misalnya diajukan beberapa pertanyaan, seperti: Apakah setiap anggota himpuanan A mempunyai pasangan pada anggota himpunan B? Berapa?Ya, hanya satu. Begitu juga untuk anggota himpunan B, apakah mempunyai pasangan pada himpunan A? Berapa?Ya, hanya satu. Berapa banyak anggota himpunan A? Dan berapa banyak juga anggota himpunan B?Banyak anggota himpunan A ada 4 dan banyak anggota himpunan B ada 4 juga. Jadi, apakah setiap anggota himpunan A hanya memiliki satu pasang dengan anggota himpunan B, apakah begitu juga sebaliknya?Selanjutnya guru menanyakan ulang kepada siswa, apa yang dimaksud dengan korespondensi satu-satu?Kemudian guru menyimpulkan bahwa himpunan A dikatakan berkorespondensi satu-satu dengan himpunan B jika setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B, dan setiap anggota B dipasangkan dengan tepat satu anggota A. Serta banyak anggota himpunan A dan himpunan B haruslah sama.Langkah selanjutnya guru membagikan LKS kepada setiap siswa. Untuk memantapkan pengetahuan siswa yang dibangun melalui probing, maka siswa diminta mengerjakan soal-soal di LKS (lampiran 17). Siswa diberikan waktu untuk mengerjakan soal-soal di LKS. Setelah itu guru menunjuk siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Dan jika jawaban siswa salah atau siswa mengalami kemacetan maka guru dapat membimbingnya melalui probing sampai siswa menemukan jawaban yang benar. Satu persatu soal dikerjakan melalui probing.Diakhir proses belajar mengajar guru membahas ulang secara singkat hasil kegiatan yang telah dilakukan selama pembelajaran berlangsung, dan merangkumnya, yaitu:1) Fungsi atau pemetaan dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang memasangkan setiap anggota himpunan A dengan tepat satu anggota himpunan B.2) Himpunan A dikatakan berkorespondensi satu-satu dengan himpunan B jika setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B, dan setiap anggota B dipasangkan dengan tepat satu anggota A.Setelah itu guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya jam pertama dan kedua melanjutkan materi yaitu Menyatakan Fungsi, serta pada jam ketiga akan diadakan tes siklus I.Pertemuan ketiga siklus I ini dilaksanakan pada hari senin, 29 September 2014 selama 65 menit dari pukul 09.30 hingga pukul 10.35 WIB. Materi yang dipelajari pada pertemuan ketiga ini adalah Menyatakan Fungsi. Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya yaitu tiga cara menyatakan relasi, dan guru memotivasi siswa bahwa materi yang akan dipelajari berkaitan dengan materi yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Guru menuliskan judul pelajaran di papan tulis yaitu Menyatakan Fungsi serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa dapat menyatakan fungsi dengan tiga cara yaitu diagram panah, diagram cartesius, dan himpunan pasangan berurutan.Langkah selanjutnya guru membagikan LKS kepada setiap siswa. Untuk memantapkan pengetahuan siswa, maka siswa diminta mengerjakan soal-soal di LKS (lampiran 18). Siswa diberikan waktu untuk mengerjakan soal-soal di LKS.Diakhir proses belajar mengajar guru membahas ulang secara singkat hasil kegiatan yang telah dilakukan selama pembelajaran berlangsung, dan merangkumnya, yaitu:Ada tiga cara menyatakan fungsi yaitu: Diagram Panah Diagram Cartesius Himpunan Pasangan Berurutan3. Saat proses belajar mengajar berlangsung, ada siswa yang tindakannya tidak mengarah pada pengerjaan LKS yang diberikan. Siswa menghapal tugas pelajaran Agama yang akan dilaksanakan setelah jam pelajaran matematika. Melihat aktifitas siswa yang ini, guru mendatangi siswa tersebut kemudian memintanya untuk menghentikan aktifitasnya yang tidak berkenaan dengan proses belajar mengajar, memintanya untuk mengerjakan LKS (lampiran 17) yang diberikan.4. Pada proses belajar mengajar berlangsung, ada siswa yang perhatiannya kurang dalam proses belajar mengajar, siswa tersebut melamun. Guru mengambil alih perhatian siswa yang sedang melamun dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa tersebut, dan mengarahkan siswa tersebut pada jawaban pertanyaan yang benar dengan probing.5. Menunjuk siswa yang hasil belajar matematikanya rendah untuk mengerjakan soal di papan tulis dengan bimbingan melalui probing. 6. Memberikan teguran kepada siswa yang sedang mengobrol, dan siswa yang keluar masuk kelas.7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami.8. Meminta siswa mempelajari terlebih dahulu materi pelajaran pertemuan berikutnya di rumah.Pada pertemuan ketiga siklus I yaitu hari Senin, 29 September 2014 jam ketiga pelajaran matematika yaitu dari pukul 10.35 hingga pukul 11.15 WIB guru memberikan tes akhir siklus I. Tes ini digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran matematika dengan teknik probing pada siklus I. Siswa yang belum mencapai ketuntasan pada tes akhir siklus I diberikan remedial pada pertemuan berikutnya yaitu hari Rabu, 01 Oktober 2014. Pada jam pertama pelajaran matematika yaitu dari pukul 08.05 hingga pukul 08.35 WIB, guru membahas ulang secara singkat materi yang belum banyak dipahami. Setelah itu dilaksanakan remedial selama 40 menit dari pukul 08.35 hingga pukul 09.15 WIB.Observasi IObservasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing untuk pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan bantuan dua orang observer, yaitu Erni, S.Pd dan septina Putria Ningsih, S.Pd , mereka berdua adalah juga guru matematika SMP Negeri 10 Mukomuko.Hasil observasi yang dilakukan merupakan gambaran keaktifan siswa dalam penerapan pembelajaran matematika melalui teknik probing, diperoleh data sebagai berikut:a. Kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh beberapa orang siswa saja, sedangkan siswa yang lain hanya menunggu hasil/jawaban.b. Hanya siswa tertentu saja yang mau mengerjakan soal di papan tulis.c. Siswa yang ditunjuk masih takut untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.d. Siswa berani menjawab pertanyaan guru secara serentak.e. Siswa masih belum tepat dalam mengutarakan alasan untuk jawaban yang disampaikannya.f. Banyak siswa yang menyontek jawaban LKS temannya.g. Banyak siswa yang kurang teliti dalam penulisan jawaban LKS, misalnya kurangnya penulisan tanda kurung kurawal, membuat diagram cartesius dengan selang yang berbeda antara sumbu mendatar dengan sumbu tegak dan menggambar tanpa menggunakan mistar.Contoh:Penulisan himpunan pasangan berurutan yaitu: (a,1), (b,3), (c,1), (d,3)Seharusnya {(a,1), (b,3), (c,1), (d,3)}h. Ada 11 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan secara individu berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh sekolah.i. Nilai rata-rata siswa hanya mencapai 55,23 artinya belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu nilai rata-rata siswa minimal 70.Berikut adalah hasil observasi aktifitas siswa pada siklus I yang dirangkum oleh pengamat. Untuk rekapitulasi hasil analisis observasi aktifitas siswa pada siklus I ada pada lampiran 33 dan 34.Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus IPengamatSkorRata-rata Skor

Erni, S.Pd99,5

Septina Putria Ningsih, S.Pd10

KriteriaCukup

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa keaktifan siswa selama pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing belum mencapai kriteria baik, untuk itu peneliti harus melakukan tindakan-tindakan yang lebih dapat meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing.

Analisis Data Siklus IHasil observasi aktifitas siswa pada siklus I yang dilakukan oleh dua orang pengamat diperoleh skor 9 pada pengamat I dan skor 10 pada pengamat II. Sehingga diperoleh rata-rata skor yaitu 9,5. Berdasarkan tabel 3.3 kisaran skor penilaian, skor 9,5 berada pada kriteria cukup. Oleh sebab itu peneliti masih harus melakukan perbaikan tindakan yang lebih dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing.Setelah materi siklus I selesai maka diadakan tes akhir siklus I berupa tes essay sebanyak 5 soal yang dikerjakan secara individu. Dari tes yang dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata siswa hanya mencapai 59,78 dan siswa yang tuntas belajar atau mendapat nilai 70 hanya 8 orang siswa, jika dipersentasekan hanya sebesar 34,78% dari jumlah siswa. Oleh sebab itu diadakan remedial pada siswa yang belum mencapai ketuntasan. Remedial dilaksanakan pada hari Rabu 01 Oktober 2014. Setelah diadakan remedial, nilai rata-rata siswa meningkat yaitu sebesar 64,78 dan siswa yang tuntas menjadi 14 orang siswa dengan persentase sebesar 60,87%. Analisis nilai akhir tes siklus I ada terlampir (lampiran 26). Dengan demikian nilai rata-rata siswa pada siklus I belum sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh sekolah

RefleksiDalam penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing ini, pada siklus I sudah dicapai beberapa hal meskipun masih banyak kekurangan-kekurangan. Adapun hal-hal yang telah dicapai dan yang belum dicapai pada siklus I ini adah:Hal-hal yang telah dicapai pada siklus I adalah:1. Beberapa siswa sudah berani untuk menjawab dan memberikan alasan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.2. Guru telah memberikan bimbingan kepada siswa untuk menuju pada jawaban yang benar.Hal-hal yang belum dicapai pada siklus I adalah:1. Kegiatan pembelajaran masih didominasi beberapa orang siswa.2. Masih ada siswa yang mengobrol, tidak memperhatikan pelajaran dan keluar masuk kelas.3. Masih banyak siswa yang jika ditanya oleh guru, menjawabnya dengan asal-asalan saja.4. Ada siswa yang belum ada kesiapan dengan perlengkapan belajar, misalnya perlengkapan tulis dan buku teks.5. Siswa masih kurang serius dan mencontek jawaban temannya dalam mengerjakan LKS yang diberikan.6. Siswa masih takut salah dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru.7. Ada 11 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan secara individu berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh sekolah (lampiran 26).8. Nilai rata-rata siswa hanya mencapai 64,78 artinya belum mencapai kriteria keberhasilan (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu nilai rata-rata siswa minimal 70.

Siklus II4.1.3.1 Rencana Tindakan IIRencana tidakan pada siklus II adalah melanjutkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada siklus I dan alternatif pemecahan masalah yang belum tuntas pada siklus I dengan melakukan beberapa perbaikan pada siklus II, diantaranya yaitu :1. Mempersiapkan perangkat pelaksanaan tindakan:a. Menyusun dan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II (lampiran 3).b. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk siklus II (lampiran 19 dan 20).c. Mempersiapkan materi bahan ajar yang akan diajarkan.d. Mempersiapkan alat bantu yang diperlukan. e. Membuat alat evaluasi (soal tes) dan kunci jawaban untuk siklus II (lampiran 11 dan 12).f. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 32).2. Guru mempersiapkan diri agar lebih baik dalam membimbing siswa dengan teknik probing.3. Guru lebih memberikan motivasi, dorongan, rangsangan dan umpan balik kepada siswa.4. Guru lebih mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.5. Guru memberikan hukuman dan mempertegas sikap baik berupa teguran maupun tindakan kepada siswa yang kurang perhatian dalam proses belajar mengajar yaitu siswa yang mengobrol, melamun dan tidak memperhatikan pelajaran. Misalnya saja dengan cara mendekati siswa tersebut dan kemudian memintanya untuk menghentikan aktifitasnya yang tidak berkenaan dengan proses belajar mengajar, dan memintanya untuk memperhatikan pelajaran.6. Menegur siswa yang sedang mengobrol dengan mengajukan pertanyaan dan membimbingnya untuk menemukan sendiri jawaban yang benar.7. Siswa yang tindakannya tidak mengarah pada pengerjaan tugas yang diberikan dan siswa yang mencontek pekerjaan temannya, diberikan motivasi dan memintanya untuk percaya diri atas jawaban sendiri.8. Siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar secara individu berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh sekolah. Rencana tindakan yang diberikan yaitu dengan meminta siswa yang belum mengerti untuk bertanya kepada guru.9. Meminta siswa untuk selalu mempersiapkan perlengkapan belajar.4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan IIMateri yang diajarkan pada siklus II ini adalah menghitung nilai suatu fungsi dan menentukan bentuk fungsi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II berlangsung dari tanggal 20 Oktober 2014 sampai dengan 25 Oktober 2014. Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:1. Melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan Rencana pelaksanaan Pembelajaran yang telah dirancang.Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan hari senin, 20 Oktober 2014 selama 120 menit dari pukul 09.45 hingga pukul 11.45 WIB. Materi yang dipelajari adalah Menghitung Nilai Suatu Fungsi dan Menentukan Bentuk Fungsi.Pada awal pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai guru melakukan apersepsi yaitu menggali pengetahuan prasyarat dengan mengingatkan kembali pokok bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat dan Persamaan Linear dengan Satu Variabel yang sudah dimiliki siswa dengan memberikan soal pada siswa. Adapun soal tersebut adalah:a. Tentukan penyelesaian dari persamaan !

b. Untuk , tentukan nilai y jika x = 3!

c. Untuk , tentukan nilai x jika y = 4!

Untuk memulai pelajaran, guru terlebih dahulu menuliskan judul pelajaran yang akan berlangsung di papan tulis. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa dapat menghitung nilai fungsi dan siswa dapat menentukan bentuk fungsi jika nilai dan data fungsi diketahui.a. Menghitung Nilai Suatu FungsiGuru menjelaskan materi tentang cara menghitung nilai suatu fungsi melalui probing, yaitu sebagai berikut :

x .. 3x-1Guru menampilkan media di papan tulis berupa gambar pada karton, adapun gambar tersebut adalah sebagai berikut:fGambar 4.7Kemudian guru mengajukan pertanyaan, berapakah nilai fungsi untuk x = 2. Diberikan waktu beberapa saat kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakannya di papan tulis. Jika siswa yang ditunjuk jawabannya salah atau mengalami kemacetan, guru dapat membimbing melalui probing sampai siswa menemukan jawaban yang benar, misalnya dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Apa nama fungsi tersebut?f Kemanakah fungsi tersebut memetakan x?

Bagaimanakah bentuk notasi fungsi tersebut?

Kemudian bagaimanakah bentuk rumus fungsinya?

Subtitusikanlah nilai x pada rumus fungsi tersebut!

Jadi, berapakah nilai fungsi untuk x = 2?

Kemudian sebagai pemantapan, guru menanyakan berapa nilai fungsi jika x = -3.

Setelah itu, guru menginformasikan contoh soal berikutnya. Bahwa diketahui suatu fungsi didefinisikan dengan rumus serta menampilkan media yang kedua di papan tulis berupa gambar pada karton, adapun gambar tersebut adalah sebagai berikut:

a .. h(a)=-7h

Gambar 4.8Kemudian guru mengajukan pertanyaan, berapakah nilai a. Diberikan waktu beberapa saat kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakannya dipapan tulis. Jika siswa yang ditunjuk jawabannya salah atau mengalami kemacetan, guru dapat membimbing melalui probing sampai siswa menemukan jawaban yang benar, misalnya dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Apa nama fungsi tersebut? Tuliskan rumus fungsi yang diketahui! Berapakah nilai h(a)? Dari rumus yang sudah diketahui tersebut, jadinya bagaimanakah bentuk rumus fungsi dengan variabel a? Subtitusikanlah nilai h(a) ke dalam bentuk rumus fungsi dengan variabel a!Selanjutnya guru menanyakan ulang kepada siswa, Jadi berapakah nilai a?Langkah berikutnya guru bersama-sama siswa menyimpulkan bahwa dengan menggunakan rumus fungsi dapat dihitung nilai fungsi untuk setiap nilai x yang diberikan dengan mensubtitusikan(mengganti) nilai x pada rumus fungsi tersebut.b. Menentukan Bentuk FungsiGuru menjelaskan materi tentang cara menentukan bentuk fungsi melalui probing, yaitu sebagai berikut :

Guru menginformasikan bentuk rumus umum fungsi linear yaitu kemudian diketahui dan .Kemudian guru mengajukan pertanyaan, tentukanlah bentuk fungsinya. Diberikan waktu beberapa saat kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakannya di papan tulis. Jika siswa yang ditunjuk jawabannya salah atau mengalami kemacetan, guru dapat membimbing melalui probing sampai siswa menemukan jawaban yang benar, misalnya dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut : Bagaimanakah bentuk rumus umum fungsi linear? Untuk , gantikan nilai variabel x ke dalam bentuk rumus umum fungsi linear, jadi bagaimanakah bentuk persamaannya? Untuk , gantikan nilai variabel x ke dalam bentuk rumus umum fungsi linear, jadi bagaimanakah bentuk persamaannya? Dari persamaan yang diperoleh, lakukanlah eliminasi untuk memperoleh nilai a! Setelah diperoleh nilai a, maka subtitusikanlah kepersamaan pertama atau kedua! Jadi, berapakah nilai a dan b?Selanjutnya guru menanyakan ulang kepada siswa, Jadi bagaimanakah bentuk fungsinya.Langkah berikutnya guru bersama-sama siswa menyimpulkan bahwa jika diketahui nilai dan data fungsi maka dapat tentukan bentuk fungsinya dengan menggunakan rumus umum fungsi linear dengan cara mengganti nilai variabel x.Untuk memantapkan pengetahuan siswa yang dibangun melalui probing, maka siswa diminta untuk mengerjakan LKS (lampiran 19).Pada kegiatan penutup guru membahas ulang secara singkat hasil kegiatan yang telah dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan merangkumnya yaitu:1) Dengan menggunakan rumus fungsi dapat dihitung nilai fungsi untuk setiap nilai x yang diberikan dengan mensubtitusikan (mengganti) nilai x pada rumus fungsi tersebut.2) Jika diketahui nilai dan data fungsi maka dapat tentukan bentuk fungsinya dengan menggunakan rumus umum fungsi linear dengan cara mengganti nilai variabel x.Kemudian guru memberikan LKS (lampiran 20) pada siswa secara perorangan untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.Pada pertemuan kedua siklus II hanya mengulang materi tentang Menentukan Bentuk Fungsi dengan membahas soal LKS yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya kemudian melaksanakan tes siklus II. Pertemuan kedua siklus II ini dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Oktober 2014 selama 80 menit dari pukul 07.30 hingga pukul 08.50 WIB. 40 menit pertama digunakan untuk membahas soal LKS setelah itu diadakan tes siklus II selama 40 menit.Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan apersepsi dengan meminta siswa mengumpulkan jawaban dari soal pekerjaan rumah (PR) pada LKS (lampiran 20) yang telah dikerjakannya. Setelah itu guru memotivasi siswa untuk mempersiapkan perlengkapan pembelajaran berupa buku teks, buku catatan dan alat-alat tulis yang diperlukan.Langkah selanjutnya membahas bersama-sama soal LKS dengan teknik probing. Guru menuliskan ulang soal di papan tulis, yaitu :

Suatu fungsi dientukan dengan rumus fungsi , jika diketahui dan . Tentukan :a. Nilai a dan b,b. Bentuk fungsinya,

c. ?

Kemudian guru menunjuk seorang siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Siswa mengalami kemacetan dan guru membimbing siswa melalui probing sampai siswa menemukan sendiri jawaban yang benar. Bagaimanakah bentuk rumus umum fungsi linear?

Untuk , gantikan nilai variabel x ke dalam bentuk rumus umum fungsi linear, jadi bagaimanakah bentuk persamaannya?

Untuk , gantikan nilai variabel x ke dalam bentuk rumus umum fungsi linear, jadi bagaimanakah bentuk persamaannya?

Dari persamaan yang diperoleh, lakukanlah eliminasi untuk memperoleh nilai a!

Setelah diperoleh nilai a, maka subtitusikanlah kepersamaan pertama atau kedua!

Nilai disubtitusikan ke persamaan (1)

Jadi, berapakah nilai a dan b?

Kemudian guru menunjuk siswa yang lain lagi untuk mengerjakan soal b yaitu menentukan bentuk fungsinya. Siswa mengalami kemacetan dan guru membimbing siswa melalui probing sampai siswa menemukan sendiri jawaban yang benar. Bagaimanakah bentuk rumus umum fungsi linear?

Gantikan nilai a dan b ke dalam rumus umum fungsi linear tersebut!

Jadi, bagaimanakah bentuk fungsinya?

Dengan bentuk fungsi yang sudah didapatkan, hitunglah nilai !

Selama membimbing siswa yang mengerjakan soal di papan tulis, guru juga tetap mengawasi dan memotivasi siswa yang lainnya untuk memperhatikan proses dalam menemukan jawaban yang benar. Kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk bertanya jika ada yang belum dimengerti.Setelah itu guru memberikan kesempatan untuk siswa mempersiapkan diri melakukan tes siklus II (lampiran 11). 2. Pada proses pembelajaran, guru memilih siswa yang berkemampuan kurang untuk mengerjakan dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Agar siswa tersebut dan siswa yang lain juga benar-benar paham proses menemukan jawaban yang benar dan membangun pengetahuan barunya. Sedangkan siswa yang berkemampuan lebih tinggi juga dapat lebih memahami jawaban yang benar tersebut.3. Guru memotivasi siswa untuk mau mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru serta memberikan umpan balik berupa pujian jika jawaban siswa tepat.4. Dalam proses belajar mengajar berlangsung masih ada siswa yang melakukan kegiatan yang tidak relevan, misalnya ngobrol, keluar masuk kelas, melamun, menyanyi dan mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Melihat hal ini guru mencoba memperingatkan siswa tersebut dan memberikan teguran serta memintanya untuk memperhatikan kembali pelajaran.

4.1.3.3 Observasi IIHasil observasi yang dilakukan merupakan gambaran keaktifan siswa dalam penerapan pembelajaran matematika melalui teknik probing pada siklus II, diperoleh data sebagai berikut:a. Masih ada siswa yang belum mempersiapkan perlengkapan pembelajaran ketika pembelajaran dimulai.b. Masih ada siswa yang berkemampuan tinggi untuk mau mendomininasi kegiatan pembelajaran dan tidak mau memberikan kesempatan pada siswa lain.c. Siswa sudah mulai berkurang dalam menjawab pertanyaan secara serentak, siswa menunjuk tangan dahulu jika mau menjawab pertanyaan.d. Ada 4 orang siswa yang berkemampuan rendah, jika diminta untuk menjawab atau mengerjakan soal di papan tulis menolak karena takut salah dan takut ditertawakan teman-teman yang lain.e. Siswa yang duduk di belakang masih sering terlihat mengobrol dan tidak memperhatikan pembelajaran.f. Masih ada siswa yang hanya mau mencontek saja pekerjaan LKS temannya.g. Siswa masih kurang teliti dalam mengerjakan LKS (lampiran 19 dan 20), misalanya : Sering terjadi kesalahan dalam penghitungan penjumlahan atau pengurangan pada bilangan bulat negatif. Salah dalam menggantikan nilai variabel x ke dalam rumus fungsinya. Ada siswa yang belum bisa mengeliminasi dari persamaan (1) dan (2).Berikut adalah hasil observasi aktifitas siswa pada siklus II yang dirangkum oleh pengamat. Untuk rekapitulasi hasil analisis obserfasi aktivitas siswa pada siklus II ada pada lampiran 35 dan 36.Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus IIPengamatSkorRata-rata Skor

Erni, S.Pd1312,5

Septina Putria Ningsih, S.Pd12

KriteriaCukup

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa keaktifan siswa selama pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing masih mencapai kriteria cukup, tetapi peneliti masih harus melakukan tindakan-tindakan yang lebih dapat meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing.

4.1.3.4 Analisis Data Siklus IIHasil observasi aktifitas siswa pada siklus II yang dilakukan oleh dua orang pengamat diperoleh skor 13 pada pengamat I dan skor 12 pada pengamat II. Sehingga diperoleh rata-rata skor yaitu 12,5. Berdasarkan tabel 3.3 kisaran skor penilaian, skor 12,5 berada pada kriteria cukup. Oleh sebab itu peneliti masih harus melakukan perbaikan tindakan yang lebih dapat meningkatkan lagi keaktifan siswa selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing.Setelah materi siklus II selesai maka diadakan tes akhir siklus II berupa tes essay sebanyak 4 soal yang dikerjakan secara individu. Dari tes yang dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 70,00 dan siswa yang tuntas belajar atau mendapat nilai 70 sebanyak 12 orang siswa, jika dipersentasekan sebesar 52,17% dari jumlah siswa. Oleh sebab itu diadakan remedial pada siswa yang belum mencapai ketuntasan. Remedial dilaksanakan pada hari Sabtu 25 Oktober 2014. Setelah diadakan remedial, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 73,91 dan siswa yang tuntas menjadi 18 orang siswa dengan persentase sebesar 78,26%. Analisis nilai akhir tes siklus II ada terlampir (lampiran 29). Dengan demikian nilai rata-rata siswa pada siklus II juga sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh sekolah.

4.1.3.5 Refleksi Dalam penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing ini, pada siklus II sudah dicapai beberapa hal meskipun masih ada kekurangan-kekurangan. Adapun hal-hal yang telah dicapai dan yang belum dicapai pada siklus II ini adah:Hal-hal yang telah dicapai pada siklus II adalah:1. Beberapa siswa yang biasanya diam dan tidak mau menjawab jika ditanya oleh guru sudah mulai mau untuk menjawab dan memberikan alasan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.2. Guru telah memberikan bimbingan kepada siswa untuk menuju pada jawaban yang benar.3. Berkurangnya siswa yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan asal-asalan saja.4. Sudah banyak siswa yang bisa menghitung nilai suatu fungsi dengan benar.5. Nilai rata siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 61 (lampiran 29).Hal-hal yang belum dicapai pada siklus II adalah:1. Kegiatan pembelajaran masih didominasi beberapa orang siswa.2. Masih ada juga siswa yang mengobrol, tidak memperhatikan pelajaran dan keluar masuk kelas.3. Ada siswa yang belum ada kesiapan dengan perlengkapan belajar, misalnya perlengkapan tulis dan buku teks.4. Siswa masih kurang teliti dan mencontek jawaban temannya dalam mengerjakan LKS yang diberikan.5. Ada siswa yang masih belum bisa menghitung operasi penjumlahan atau pengurangan pada bilangan bulat negatif dan masih ada siswa yang belum bisa mensubtitusikan nilai x pada rumus fungsi.6. Masih ada 5 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan secara individu berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh sekolah (lampiran 29).

Siklus III4.1.4.1 Rencana Tindakan IIIRencana tindakan pada siklus III adalah melanjutkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada siklus II dan alternatif pemecahan masalah yang belum tuntas pada siklus II dengan melakukan beberapa perbaikan pada siklus III, diantaranya yaitu : 1. Mempersiapkan perangkat pelaksanaan tindakan:a. Menyusun dan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus III (lampiran 4).b. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk siklus III (lampiran 21 dan 22).c. Mempersiapkan materi bahan ajar yang akan diajarkan.d. Mempersiapkan alat bantu yang diperlukan.e. Membuat alat evaluasi (soal tes) dan kunci jawaban untuk siklus III (lampiran 15 dan 16).f. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 32).2. Kegiatan pembelajaran masih didominasi beberapa orang siswa. Rencana tindakan yang diberikan yaitu memberikan pengertian kepada siswa tersebut agar mau memberikan kesempatan pada siswa yang lain3. Masih ada juga siswa yang mengobrol, tidak memperhatikan pelajaran dan keluar masuk kelas. Rencana tindakan yang diberikan yaitu dengan memberikan hukuman baik berupa teguran maupun tindakan yaitu dengan mendekati siswa tersebut dan kemudian memintanya untuk menghentikan aktifitasnya yang tidak berkenaan dengan proses belajar mengajar, memintanya untuk memperhatikan pelajaran dan menjawab pertanyaan yang diajukan, serta memindahkan siswa yang suka mengobrol dipasangkan dengan siswa yang diam.4. Ada siswa yang belum ada kesiapan dengan perlengkapan belajar, misalnya perlengkapan tulis dan buku teks. Rencana tindakan yang dilakukan yaitu meminta siswa yang sebangku memiliki lebih dari satu buku teks untuk meminjamkan pada siswa yang tidak mempunyai buku teks. 5. Siswa masih kurang teliti dan mencontek jawaban temannya dalam mengerjakan LKS yang diberikan. Rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu memberikan motivasi kepada siswa untuk percaya diri dalam mengerjakan LKS dan tidak mencontek pekerjaaan temannya.6. Masih ada 5 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan secara individu berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh sekolah. Rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu lebih memprioritaskan siswa tersebut untuk mengerjakan soal di papan tulis dan menjawab pertanyaan-pertanyan yang diajukan agar siswa tersebut terbimbing untuk lebih memahami pelajaran dengan menerapkan teknik probing7. Guru lebih mempersiapkan lagi alternatif pertanyaan-pertanyan dalam membimbing siswa.

4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan IIIMateri yang diajarkan pada siklus III ini adalah Tabel Fungsi dan Nilai Perubahan Fungsi serta Grafik Fungsi. Kegiatan pembelajaran pada siklus III berlangsung dari tanggal 27 Oktober 2014 sampai dengan 29 Oktober 2014. Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:1. Melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan Rencana pelaksanaan Pembelajaran yang telah dirancang.Pertemuan pertama siklus III dilaksanakan hari Senin, 27 Oktober 2014 selama 120 menit dari pukul 09.45 hingga pukul 11.45 WIB. Materi yang dipelajari adalah Tabel Fungsi dan Nilai Perubahan Fungsi serta Grafik Fungsi.Pada awal pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai guru melakukan apersepsi yaitu menggali pengetahuan prasyarat dengan mengingatkan kembali pokok bahasan Menghitung Nilai Suatu Fungsi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan memberikan soal kepada siswa, adapun soal tersebut yaitu sebagai berikut :

Diketahui suatu fungsi , berapakah nilai ?

Diketahui rumus fungsi , berapakah nilai ?

Untuk memulai pelajaran, guru terlebih dahulu menuliskan judul pelajaran yang akan berlangsung di papan tulis. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa diharapkan dapat menyusun tabel pasangan nilai peubah dengan nilai fungsi dan siswa diharapkan dapat Menggambar grafik fungsi pada koordinat Cartesius.Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan bahwa dengan menggunakan tabel fungsi dapat lebih mudah dalam menghitung nilai fungsi dan lebih mudah mengetahui hubungan perubahan nilai fungsi jika nilai variabel bebasnya berubah. Guru menjelaskan materi tentang cara menyusun tabel fungsi dan nilai perubahan fungsi melalui probing, yaitu sebagai berikut :Guru menampilkan media di papan tulis berupa gambar tabel pada karton, kemudian guru meminta siswa untuk memperhatikan fungsi f beserta tabelnya. Adapun gambar tersebut adalah sebagai berikut:

dengan daerah asal {-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3}x-3-2-10123

3x 1

Kemudian guru menanyakan kepada siswa, berapa nilai ?Guru menunjuk salah satu siswa ke depan untuk menjawabnya. Dan jawaban siswa salah, maka guru dapat membimbingnya melalui probing sampai siswa menemukan jawaban yang benar, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : Bagaimanakah bentuk rumus fungsi yang diketahui pada soal?

Dari rumus fungsi tersebut, yang manakah suku pertamanya?

Lengkapilah baris kedua pada tabel tersebut, dengan menggantikan nilai x pada suku yang pertama!x-3-2-10123

3x1-9-6-30369

Lengkapi juga tabel pada suku yang kedua?x-3-2-10123

3x1-91-61-3101316191

Jumlahkan hasil yang diperoleh dari suku pertama dan kedua pada masing-masing nilai variabel x yang diketahui atau daerah asalnya?x-3-2-10123

3x1-91-61-3101316191

-8-5-214710

Jadi berapakah nilai ?x-3-2-10123

3x1-91-61-3101316191

-8-5-214710

Nilai Guru menampilkan media yang kedua di papan tulis juga berupa gambar tabel pada karton tapi dengan rumus fungsi yang berbeda, kemudian guru meminta siswa untuk memperhatikan fungsi f beserta tabelnya. Adapun gambar tersebut adalah sebagai berikut:

dengan daerah asal {-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3}x-3-2-10123

-2x2

Kemudian guru menanyakan kepada siswa, Lengkapilah tabel tersebut?Guru menunjuk salah satu siswa ke depan untuk menjawabnya. Dan jawaban siswa salah, maka guru dapat membimbingnya melalui probing sampai siswa menemukan jawaban yang benar.x-3-2-10123

-2x262422202-22-42-62

86420-2-4

Kemudian guru meminta siswa untuk memperhatikan lagi kedua tabel tersebut. Coba perhatikan kedua tabel tersebut :

Tabel pertama Rumus fungsinya x-3-2-10123

3x1-91-61-3101316191

-8-5-214710

Tabel kedua Rumus fungsinya x-3-2-10123

-2x262422202-22-42-62

86420-2-4

Perhatikan nilai fungsinya. Untuk rumus fungsi yang pertama bagaimanakah perubahan yang terjadi pada nilai fungsinya?Jika nilai variabel x semakin besar maka perubahan nilai fungsinya juga semakin besar. Perhatikan juga nilai fungsi untuk rumus fungsi yang kedua, bagaimanakah perubahan yang terjadi pada nilai fungsinya?Jika nilai variabel x semakin besar maka perubahan nilai fungsinya semakin kecil. Jadi, untuk rumus umum fungsi linear dan nilai a > 0, jika nilai variabel x berubah semakin besar, bagaimana perubahan nilai fungsinya?Semakin besar. Dan untuk rumus umum fungsi linear dan nilai a < 0, jika nilai variabel x berubah semakin besar, bagaimana perubahan nilai fungsinya? Semakin kecil.Dari kedua contoh tersebut guru langsung melanjutkan materi menggambar grafik fungsi dengan proses probing.

Grafik fungsi Grafik fungsi Untuk memantapkan pengetahuan siswa yang dibangun melalui probing, maka siswa diminta untuk mengerjakan LKS (lampiran 21).Pada kegiatan penutup guru membahas ulang secara singkat hasil kegiatan yang telah dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan merangkumnya yaitu:Dengan adanya tabel fungsi dan grafik fungsi dapat lebih memudahkan cara menulis dan membaca nilai fungsi dari setiap nilai variabel x.Kemudian guru memberikan LKS (lampiran 22) pada siswa secara perorangan untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.Pada pertemuan kedua siklus III hanya mengulang materi tentang Tabel Fungsi dan Nilai Perubahan Fungsi serta Grafik Fungsi, dengan membahas soal LKS tugas Pekerjaan Rumah yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya kemudian melaksanakan tes siklus III. Pertemuan kedua siklus III ini dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 selama 80 menit dari pukul 07.30 hingga pukul 08.50 WIB. 40 menit pertama digunakan untuk membahas soal LKS setelah itu diadakan tes siklus III selama 40 menit.Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan apersepsi dengan meminta siswa mengumpulkan jawaban dari soal pekerjaan rumah (PR) pada LKS (lampiran 22) yang telah dikerjakannya. Setelah itu guru memotivasi siswa untuk mempersiapkan perlengkapan pembelajaran berupa buku teks, buku catatan dan alat-alat tulis yang diperlukan.Langkah selanjutnya membahas bersama-sama soal LKS dengan teknik probing.1. Diketahui fungsi dengan daerah asal{0, 1, 2, 3,4}.Lengkapilah tabel berikut ini:x01234

2x10121

g(x)13

Pasangan berurutan(0,1)(1,3)

Kemudian buatlah grafik fungsi g!Jawab:

Tabel fungsi x01234

2x10121416181

g(x)13579

Pasangan berurutan(0,1)(1,3)(2,5)(3,7)(4,9)

Grafik fungsi dengan daerah asal {0, 1, 2, 3, 4}

2. Buatlah tabel fungsi dengan daerah asal {-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3} dan gambarlah grafik fungsi itu!Jawab:

Tabel fungsi x-3-2-10123

3x2-92-62-3202326292

-7-4-125811

Pasangan Berurutan(-3,-7)(-2,-4)(-1,-1)(0,2)(1,5)(2,8)(3,11)

Grafik fungsi dengan daerah asal {-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3}.

Selama membimbing siswa yang mengerjakan soal di papan tulis, guru juga tetap mengawasi dan memotivasi siswa yang lainnya untuk memperhatikan proses dalam menemukan jawaban yang benar. Kemudian guru memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk bertanya jika ada yang belum dimengerti.Setelah itu guru memberikan kesempatan untuk siswa mempersiapkan diri melakukan tes siklus III (lampiran 15). 2. Pada proses pembelajaran, guru memilih siswa yang berkemampuan kurang untuk mengerjakan dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Agar siswa tersebut dan siswa yang lain juga benar-benar paham proses menemukan jawaban yang benar dan membangun pengetahuan barunya. Sedangkan siswa yang berkemampuan lebih tinggi juga dapat lebih memahami jawaban yang benar tersebut.3. Guru memotivasi siswa untuk mau mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru serta memberikan umpan balik berupa pujian jika jawaban siswa tepat.4. Dalam proses belajar mengajar berlangsung siswa yang melakukan kegiatan yang tidak relevan sudah berkurang, misalnya ngobrol, kelur masuk kelas, melamun, menyanyi dan mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Dalam hal ini guru selalu mencoba memperingatkan siswa tersebut dan memberikan teguran serta memintanya untuk memperhatikan kembali pelajaran.

4.1.4.3 Observasi IIIObservasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing untuk pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan bantuan dua orang observer, yaitu Erni, S.Pd dan Septina Putria Ningsih, S.Pd , mereka berdua adalah juga guru matematika SMP Negeri 10 Mukomuko.Hasil observasi yang dilakukan merupakan gambaran keaktifan siswa dalam penerapan pembelajaran matematika melalui teknik probing pada siklus III, diperoleh data sebagai berikut:a. Kegiatan pembelajaran sudah tidak didominasi lagi oleh siswa tertentu saja.b. Siapapun siswa yang ditunjuk untuk mengerjakan soal di papan tulis atau menjawab pertanyaan guru tidak menolak.c. Siswa yang ditunjuk mulai berani untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru walaupun jawaban mereka salah karena mereka merasa terbimbing untuk menemukan jawaban yang benar.d. Terkadang siswa masih belum tepat dalam mengutarakan alasan untuk jawaban yang disampaikannya.e. Siswa mulai percaya diri mengerjakan LKS tanpa mencontek pekerjaan temannya walaupun masih ada juga beberapa siswa yang masih melakukan hal itu.f. Sebagian besar siswa sudah mulai teliti dalam mengerjakan LKS, tetapi masih ada juga beberapa siswa yang masih salah dalam melakukan operasi hitung misalnya pada penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat negatif.Berikut adalah hasil observasi aktifitas siswa pada siklus III yang dirangkum oleh pengamat. Untuk rekapitulasi hasil analisis observasi aktifitas siswa pada siklus III ada pada lampiran 37 dan 38.

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus IIIPengamatSkorRata-rata Skor

Erni, S.Pd1819

Septina Putria Ningsih, S.Pd20

KriteriaBaik

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa keaktifan siswa selama pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing sudah mencapai kriteria baik.Selain menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang dilakukan oleh dua orang pengamat, peneliti juga memberikan lembar observasi aktifitas siswa yang dilakukan oleh siswa itu sendiri. Lembar observasi diberikan pada setiap siswa pada kelas VIII.E yang berjumlah 23 orang siswa. Lembar observasi aktifitas siswa diberikan diakhir kegiatan belajar mengajar. Lembar observasi terdiri dari tujuh item pertanyaan dengan jawaban pertanyaan Iya atau Tidak. Item pertanyaan lembar observasi aktifitas siswa berhubungan dengan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan menerapkan teknik probing. Adapun item pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:1. Memperhatikan gambar, rumus, atau situasi baru lainnya yang disajika oleh guru.2. Menyimak soal/pertanyaan yang diajukan oleh guru.3. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.4. Menyimak siswa lain yang sedang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.5. Mengerjakan soal di papan tulis.6. Mengerjakan LKS yang diberikan.7. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari.Interval kategori penilaian lembar observasi tersebut yaitu:1. Jika siswa menjawab Iya sebanyak 5-7 item pertanyaan maka siswa dikategorikan Sangat Aktif.2. Jika siswa menjawab Iya sebanyak 3-4 item pertanyaan maka siswa dikategorikan Aktif.3. Jika siswa menjawab Iya sebanyak 1-2 item pertanyaan maka siswa dikategorikan Kurang Aktif.Hasil observasi dianalisis kemudian dicocokkan dengan kategori yang ditetapkan. Diperoleh data bahwa siswa yang menjawab Iya pada interval 5-7 item pertanyaan terdapat 19 orang siswa dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 23 orang siswa, sehingga jika dipersentasekan sebesar 82,61% siswa dikategorikan sebagai siswa yang sangat aktif. Siswa yang menjawab Iya pada interval 3-4 item pertanyaan terdapat 3 orang siswa, sehingga jika dipersentasekan sebesar 13,04% siswa dikategorikan sebagai siswa yang aktif. Dan siswa yang menjawab Iya pada interval 1-2 item pertanyaan terdapat 2 orang siswa, sehingga jika dipersentasekan sebesar 8,70% siswa dikategorikan sebagai siswa yang kurang aktif.Tabel 4.4 Hasil Observasi Persentase Keaktifan SiswaKategoriIntervalJumlah Siswa yang Menjawab IyaPersentase

Sangat Aktif5-71982,61%

Aktif3-4313,04%

Kurang Aktif1-228,70%

4.1.4.4 Analisis Data Siklus IIIHasil observasi aktifitas siswa pada siklus III yang dilakukan oleh dua orang pengamat diperoleh skor 18 pada pengamat I dan skor 20 pada pengamat II. Sehingga diperoleh rata-rata skor yaitu 19. Berdasarkan tabel 3.3 kisaran skor penilaian, skor 19 berada pada kriteria baik. Dengan demikian rata-rata skor lembar observasi aktifitas siswa sudah mencapai kriteria baik. Artinya keaktifan siswa selalu mengalami peningkatan pada setiap siklus selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing.Setelah materi siklus III selesai maka diadakan tes akhir siklus III berupa tes essay sebanyak 4 soal yang dikerjakan secara individu. Dari tes yang dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 77,70 dan siswa yang tuntas belajar atau mendapat nilai 70 sebanyak 21 orang siswa, jika dipersentasekan sebesar 91,30% dari jumlah siswa yaitu 23 orang siswa. Dengan demikian nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar secara klasikal sudah mencapai kriteria yang ditetapkan oleh sekolah.

4.1.4.5 Refleksi Dalam penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing ini, pada siklus III sudah dicapai beberapa hal meskipun masih banyak kekurangan-kekurangan. Adapun hal-hal yang telah dicapai dan yang belum dicapai pada siklus III ini adah:Hal-hal yang telah dicapai pada siklus III adalah:a. Kegiatan pembelajaran sudah tidak didominasi lagi oleh siswa tertentu saja.b. Beberapa siswa yang biasanya diam dan tidak mau menjawab jika ditanya oleh guru sudah mulai mau untuk menjawab dan memberikan alasan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.c. Guru selalu memberikan bimbingan kepada siswa untuk menuju pada jawaban yang benar.d. Siswa yang ditunjuk mulai berani untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru walaupun jawaban mereka salah karena mereka merasa terbimbing untuk menemukan jawaban yang benar.e. Siswa mulai percaya diri mengerjakan LKS tanpa mencontek pekerjaan temannya walaupun masih ada juga beberapa siswa yang masih melakukan hal itu.f. Sebagian besar siswa sudah mulai teliti dalam mengerjakan LKS. g. Nilai rata siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 77,70 (lampiran 30).h. Ketuntasan belajar klasikal juga sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan oleh sekolah yaitu mencapai 91,30% (lampiran 30).Hal-hal yang belum tercapai pada siklus III yaitu sebagai berikut:a. Terkadang siswa masih belum tepat dalam mengutarakan alasan untuk jawaban yang disampaikannya.b. Masih ada juga beberapa siswa yang kurang teliti dalam mengerjakan LKS misalnya terjadi kesalahan ketika menghitung pada operasi penjumlahan atau pengurangan pada bilangan bulat negatif.c. Masih ada juga beberapa siswa yang sesekali terlihat sedang mengobrol, tidak memperhatikan pelajaran dan keluar masuk kelas.d. Ada siswa yang belum ada kesiapan dengan perlengkapan belajar, misalnya perlengkapan tulis yaitu mistar.e. Masih ada 2 orang siswa lagi yang belum mencapai ketuntasan secara individu berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh sekolah (lampiran 30).4.2 PEMBAHASANBerdasarkan kondisi obyektif tentang hasil belajar matematika siswa yang masih rendah, seperti yang dipaparkan pada latar belakang masalah dan tuntutan dari tujuan pembelajaran matematika di sekolah seperti yang dipaparkan pada kajian pustaka, maka perlu adanya upaya untuk perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah melalui pemilihan metode pembelajaran dan teknik yang tepat untuk meningkatkan peran aktif siswa dalam belajar sehingga bermuara dalam peningkatan prestasi belajar siswa.Dalam upaya perbaikan tersebut di atas, teknik probing dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu alternatif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran matematika. Penggunaaan teknik probing dalam pembelajaran matematika telah dilaksanakan dalam penelitian ini, yaitu di kelas VIII.E semester ganjil SMP Negeri 10 Mukomuko tahun ajaran 2014/2015 pada pokok bahasan Fungsi selama 3 siklus.Selama pelaksanaan pembelajaran ada beberapa permasalahan yang terjadi. Permasalahan dan tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut adalah:1. Dalam proses kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh beberapa orang siswa yang berkemampuan tinggi, sedangkan siswa yang lain hanya menunggu hasil/jawaban. Tindakan yang diberikan yaitu guru memberikan pengertian kepada siswa yang mau mendominasi kegiatan pembelajaran agar mau memberikan kesempatan kepada siswa yang lain, kemudian guru meminta siswa yang berkemampuan rendah untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran dan memotivasi siswa agar tidak hanya menunggu jawaban dari temanya. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk mengerjakan soal di papan tulis atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sehingga mereka dibimbing dengan menggunakan teknik probing.2. Pada proses kegiatan pembelajaran ada siswa yang melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran, misalnya mengobrol, menyanyi, melamun, mengerjakan tugas mata pelajaran lain, tidak memperhatikan pelajaran, dan keluar masuk kelas. Tindakan yang diberikan yaitu guru memberikan hukuman dan mempertegas sikap, baik berupa teguran maupun tindakan kepada siswa yang melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran. Misalnya dengan cara mendekati siswa tersebut dan kemudian memintanya untuk menghentikan aktivitasnya yang tidak relevan dengan pembelajaran dan memintanya untuk memperhatikan pelajaran.3. Siswa merasa takut salah untuk mengerjakan soal di papan tulis atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Tindakan yang diberikan yaitu guru meyakinkan siswa bahwa guru akan membimbingnya dalam menemukan jawaban yang benar.4. Siswa masih belum tepat dalam mengutarakan alasan untuk jawaban yang disampaikannya. Tindakan yang diberikan yaitu guru lebih mempersiapkan alternatif pertanyaan-pertanyaan agar dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk dapat mengutarakan alasan jawaban yang disampaikan dengan tepat.5. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan serentak. Tindakan yang diberikan yaitu guru mengurangi pertanyaan ingatan kognitif yang jawabannya benar atau salah, dan setelah mengajukan pertanyaan guru memberikan waktu sejenak kemudian menunjuk seorang siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan tersebut.6. Dari analisis nilai tes siklus I dan siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar klasikal yang belum mencapai kriteri keberhasilan seperti yang sudah ditetapkan yaitu nilai rata-rata siswa hanya 59,78 dan kertuntasan belajar klasikalnya hanya mencapai 34,78% pada siklus I. Kemudian pada siklus II, nilai rata-rata siswa hanya mencapai 70,00 walaupun ketuntasan belajar klasikalnya sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu mencapai 52,17%. Oleh sebab itu pada siklus I dan siklus II diadakan remedial. Menurut pengamatan peneliti terhadap lembar jawaban-jawaban siswa sebagai contoh yang mewakili yaitu lampiran 39. Ada bebrapa faktor yang mengamati terjadinya hal ini. Secara umum yaitu, siswa kurang teliti dalam menulis jawaban, siswa masih belum mengerti pengertian fungsi sehingga siswa belum dapat memberikan jawaban yang tepat jika suatu relasi dapat dikatakan sebagai suatu fungsi. Tindakan yang dilakukan yaitu dalam proses pembelajaran guru mendekati siswa ketika siswa mengerjakan LKS dan melihat sekilas pekerjaannya serta menginformasikan kepada siswa untuk lebih teliti dalam mengerjakan LKS dan ketika siswa mengerjakan soal di papan tulis guru membimbing siswa tersebut dengan teknik probing melalui pertanyaan-pertanyaan yang memberi arahan kepada jawaban yang benar sambil meminta siswa yang lain untuk memperhatikan dan mengoreksi jika terjadi kesalahan pada pekerjaan teman tersebut.7. Dari analisis nilai tes siklus I, II, dan III secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa ada 10 orang siswa atau 43,48% yang selalu mengalami peningkatan nilai pada setiap siklus sedangkan 13 orang siswa lainnya mengalami ketidakstabilan nilai pada setiap siklus. Secara umum, siswa mengalami penurunan nilai pada tes siklus II. Pada siklus II ini materinya tidak terlalu terkait dengan materi sebelumnya, justru materi siklus II lebih terkait dengan materi prasyarat yaitu Operasi Hitung Bilangan Bulat dan Persamaan Linear dengan Satu Variabel. Dan menurut pengamatan peneliti terhadap lembar jawaban-jawaban siswa sebagai contoh yang mewakili yaitu lampiran 39, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini. Misalnya siswa kurang teliti dalam menuliskan jawaban soal tes, belum menguasai materi prasyarat terlihat dari kesalahan perhitungan dalam operasi penjumlahan pada bilangan bulat negatif dan belum bisa mensubtitusikan nilai x pada rumus fungsi serta mengeliminasi dari dua persamaan. Tindakan yang diberikan yaitu pada kegiatan apersepsi, guru menggali pengetahuan prasyarat yang telah dimiliki siswa dengan menggunakan teknik probing dan dalam proses pembelajaran guru lebih memprioritaskan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan untuk mengerjakan soal di papan tulis atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru agar siswa tersebut terbimbing untuk lebih memahami pelajaran dengan menerapkan teknik probing sehingga prestasi belajar siswa diharapkan meningkat. Untuk siswa yang sering mengalami kesalahan atau mengalami kesulitan dalam menghitung operasi penjumlahan pada bilangan bulat negatif, guru mengarahkan dan membimbing siswa dengan menggunakan garis bilangan atau menggunakan permisalan pada transaksi peminjaman dalam kehidupan sehari-hari.Keberhasilan tindakan yang telah dicapai pada penelitian ini yaitu:1. Keaktifan siswa meningkat. Data hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I dan II mencapai kriteria cukup dengan skor 9,5 pada siklus I dan 12,5 pada siklus II, dan pada siklus III mencapai kriteria baik dengan skor 19.2. Ketuntasan belajar secara klasikal setiap siklus tercapai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan yaitu minimal mencapai 70 %. Pada siklus I sebesar 60,87%, siklus II sebesar 78,26% dan pada siklus III sebesar 91,30%.3. Nilai rata-rata siswa mencapai kriteria yang ditetapkan 70 dan meningkat setiap siklus. Pada siklus I sebesar 64,78, pada siklus II sebesar 73,91 dan pada siklus III sebesar 77,70.Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan tabel dan gambar data keberhasilan tindakan dari lampiran 26, 29, dan 30.Tabel 4.5 Nilai Tes dan Ketuntasan Belajar Klasikal siklus I, II, dan IIISiklusJumlah SiswaNilai Rata-rataJumlah Siswa Tuntas BelajarKetuntasan Belajar KlasikalKeterangan

I2364,781460,87%Belum Tuntas

II2373,911878,26%Tuntas

III2377,702191,30%Tuntas

Berikut ini perkembangan prestasi masing-masing siswa setiap siklus yang disajikan dalam gambar nilai tes siswa pada gambar berikut ini (lampiran 31) :Gambar 4.1 Grafik nilai tes siswa siklus I, II, dan III

Secara umum berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dari tiap siklus baik nilai rata-rata maupun ketuntasan belajar secara klasikalnya. Tetapi apabila dilihat satu persatu perkembangan prestasi siswa pada gambar 4.1 tidak semua siswa mengalami peningkatan prestasi pada setiap siklus. Ada 10 orang siswa yang selalu mengalami peningkatan prestasi pada setiap siklus, sisanya yaitu 13 orang siswa mengalami perubahan naik atau turun. Hal ini disebabkan oleh bebrapa faktor, misalnya siswa kurang teliti dalam menuliskan jawaban soal tes, belum menguasai materi prasyarat terlihat dari kesalahan perhitungan dalam operasi penjumlahan pada bilangan bulat negatif dan belum bisa mensubtitusikan nilai x pada rumus fungsi serta mengeliminasi dari dua persamaan.Berikut ini disajikan indikator pencapaian observasi keaktifan siswa pada siklus I, siklus II, dan siklus III yang dilakukan oleh dua orang pengamat..Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus I, II, dan IIISiklusSkor Pengamat ISkor Pengamat IISkor Rata-rataKriteria

I9109,5Cukup

II131212,5Cukup

III182019Baik

Dan berikut ini disajikan juga hasil persentase keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang dilakukan oleh siswa sendiri selama proses kegiatan belajar mengajar matematika dengan menerapkan teknik probing.Tabel 4.7 Hasil Observasi Persentase Keaktifan SiswaKategoriIntervalJumlah Siswa yang Menjawab IyaPersentase

Sangat Aktif5-71982,61%

Aktif3-4313,04%

Kurang Aktif1-228,70%

Dari analisis tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan menerapkan teknik probing selama proses belajar mengajar matematika berlangsung.Sehingga secara umum terlihat bahwa kriteria keberhasilan yang ditetapkan telah terapai, dengan melakukan perbaikan-perbaikan tindakan dalam mengatasi masalah yang ada saat proses pembelajaran dengan menggunakan teknik probing guna meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa.