PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN...
Transcript of PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN...
i
PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN TERHADAP
SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR INTERNAL DENGAN KOMITMEN
PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
MULYANA SARI
NIM. 109082000012
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2015
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi:
Nama : Mulyana Sari
Tempat, Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 7 Juni 1991
Alamat : Jl. Bulak wangi 2 No. 60 RT. 009/03 Ciputat
Email : [email protected]
II. Riwayat Pendidikan:
TK Budi Asri Mampang 1996-1997
SD Negeri 1 Ciputat 1997-2003
SMP Negeri 2 Ciputat 2003-2006
SMA Negeri 1 Ciputat 2006-2009
III. Pendidikan Non-Formal;
Kursus Bahasa Inggris di PEC Ciputat 2007-2010
Kursus Brevet A & B di IAI Daan Mogot 2014
IV. Pengalaman Kerja:
Freelance Accounting Support di PT Agrakom Para Relatika
V. Seminar:
1. Seminar Nasional “Pengembangan Wirausaha Untuk Memperkuat
Kemandirian Bangsa”
2. Sekolah Pasar Modal-Basic Training of Findamental & Technical Analysis
3. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK
VI. Data Orang Tua:
Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara, yaitu pasangan dari:
Nama Ayah : Mohammad Yahya Daud, SE
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Nama Ibu : Hanifah Ali Bali, SE
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orangtua : Jl. Bulak Wangi 2 No.60 RT.009/03 Ciputat
vii
THE EFFECT OF ETHICS ORIENTATION AND EXPERIENCES TO
SENSITIVITY ETHIC OF INTERNAL AUDITOR WITH PROFFESIONAL
COMMITMENT AS INTERVENING VARIABLE
ABSTRACT
This research purposewas to examine the effect of ethics orientation and
experiences to sensitivity of internal auditor with professional commitment as
intervening variable. Respondent in this research were internal auditors who
work at Manufacture Oil and Gas Company in DKI Jakarta. Total sample in this
research was 50 respondents. Hypothesis in this research used path analysis.
The result of this research indicated that ethic orientation had positive and
significant effect to sensitivity ethic of internal auditor with score 43.5%,
experiences had not positive and significant effect to sensitivity ethic of internal
auditor with score 15.5%, ethics orientation and experiences had a positive and
significant effect to professional commitment with score 64.7%, professional
commitment had not significant effect to sensitivity ethic of internal auditor with
score -79.5%, ethic orientation and experiences had positive and significant effect
to sensitivity ethic of internal auditor with professional commitment as
intervening variable with score 13% and 87% effected by others effects like
ablelity, auditing situation and gender.
Keywords: Ethics Orientation, Experiences, Sensitivity Ethic of Internal Auditor,
Proffesional Commitment.
viii
PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN TERHADAP
SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR INTERNAL DENGAN KOMITMEN
PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI
EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OIL AND GAS
SWASTA DI DKI JAKARTA)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh orientasi etika dan
pengalaman terhadap sensitivitas etika auditor internal dengan komitmen
professional sebagai variable intervening. Responden dalam penelitian ini adalah
auditor internal yang bekerja di Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di
DKI Jakarta. Total sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden. Hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi etika berpengaruh positif
dan signifikan terhadap sensitivitas etika auditor internal sebesar 43.5%,
pengalaman tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap sensitivitas etika
auditor internal sebesar 15.5%, orientasi etika dan pengalaman berpengaruh
positif dan signifikan terhadap komitmen profesional sebesar 64.7%, komitmen
profesional tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap sensitivitas etika
auditor internal sebesar -79.5%, orientasi etika dan pengalaman berpengaruh
positif dan signifikan terhadap sensitivitas etika auditor internal melalui komitmen
profesional sebagai variable intervening sebesar 13% dan sisanya sebesar 87%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti keahlian, situasi audit dan gender.
Kata Kunci: Orientasi Etika, Pengalaman, Sensitivitas Etika Auditor Internal,
Komitmen Profesional.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas barokah yang selalu
diberikan-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
syarat dalam menempuh studi S1 untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
jurusan Akuntansi di Universitas Islam Neheri Syarifhidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari karya ini tidak terlepas dari bantuan dan do’a, dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-
besarnya atas bantuan dan do’a kepada:
1. Ayahku Mohammad Yahya Daud SE, mamaku Hanifah Ali Bali SE,
abangku Hendri Ady ST, abangku Musliadi SH., MM dan anakku tercinta
Alisha McCullough yang senantiasa memberikan kasih sayang, semangat
dan do’a.
2. Bapak Arief Mufraini, Le., M.si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta.
3. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM, selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta.
4. Bapak Dr. Amilin, M.si., Ak., BKP., CA., QIA, selaku Dosen Pembimbing
1 yang dengan sabar memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat
membantu bagi penulis.
5. Ibu Reskino, SE., M.si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing 2 yang
dengan sabar memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat membantu
bagi penulis.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Jurusan
Akuntansi, terimakasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada saya.
7. Teman-temanku Ranti, Rani, Juwita, Novem dan Titah terimakasih untuk
support dan semangatnya.
8. Teman-teman Akuntansi kelas A 2009 terimakasih untuk do’a dan
semangat dari kalian semua.
x
9. Seluruh pihak Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta
yang telah menjadi responden pada skripsi saya sehingga dapat
melaksanakan penelitian dengan baik.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu selesainya skripsi ini.
Selanjutnya dengan senang hati penulis menerima segala kritik dan saran-
saran yang sifatnya membangun dalam hubungannya dengan penulisan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 23 Maret 2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………. i
Lembar Pengesahan Skripsi……………………………………….... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif…………………………. iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi………………………………….. iv
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat………………………………….. v
Daftar Riwayar Hidup……………………………………………….. vi
Abstract……………………………………………………………….. vii
Abstrak………………………………………………………………... viii
Kata Pengantar……………………………………………………….. ix
Daftar Isi………………………………………………………………. xi
Daftar Tabel…………………………………………………………... xiii
Daftar Gambar……………………………………………………….. xiv
Daftar Lampiran……………………………………………………… xvi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………..……… 1
A. Latar Belakang…………………………………………..……... 1
B. Perumusan Masalah………………………………………….…. 8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………….…. 8
D. Manfaat Penelitian……………………………………………… 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………….… 11
A. Telaah Litelatur…………………………………………………. 11
1. Akuntansi Perilaku (Behavioral Accounting)…………....... 11
2. Teori Keperilakuan…………………………………………. 11
3. Definisi Auditor Internal…………………………………… 12
4. Etika………………………………………………........… 15
5. Komitmen Profesional………………………………….…. 21
6. Pengalaman……………………………………………….. 23
B. Penelitian Terdahulu…………………………………………… 25
C. Dasar Perumusan Hipotesis………………………………...….. 29
D. Kerangka Penelitian……………………………………………. 42
xii
BAB III METODE PENELITIAN…………………………...…....... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………... 44
B. Motode Pengumpulan Sampel……………………………….... 44
C. Metode Pengumpulan Data…………………………………… 44
D. Metode Analisis Data…………………………………………. 45
E. Devinisi Operasional Variabel dan Pengukurannya…………… 52
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN……………………… 56
A. Profil Umum Perusahaan………………………………………. 56
B. Hasil Instrumen Penelitian………………………………..……. 61
BAB V PENUTUP……………………………………………………. 90
A. Kesimpulan………………………………………….…………. 90
B. Implikasi…………………………………………….…………… 91
C. Saran…………………………………………………..………… 93
Daftar Pustaka……………………………………………….………… 94
Lampiran-Lampiran…………………………………………………... 99
xiii
Daftar Tabel
No Keterangan Halaman
1.1 Kasus Pelanggaran Etika................................................... 4
2.1 Perbedaan Antara Auditor Internal Dengan Auditor
Eksternal............................................................................ 13
2.2 Klasifikasi Orientasi Etika................................................ 18
2.3 Proses Psikologi................................................................ 21
2.4 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu....................................... 26
3.1 Daftar Nama Perusahaan............................................... .... 40
3.2 Operasional Tabel.............................................................. 64
4.1 Profil Umum Perusahaan.................................................. 56
4.2 Pegawai Pada Keempat Perusahaan................................. 57
4.3 Karakteristik Data Kuesioner............................................ 58
4.4 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan
Fungsional.................................................................... 59
4.5 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir........................................................................... 59
4.6 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jurusan..... 60
4.7 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman
Kerja.................................................................................. 61
4.8 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Etika......................... 62
4.9 Hasil Validitas Item Pertanyaan Pengalaman.................... 63
4.10 Hasil Validitas Item Pertanyaan Sensitivitas Etika........ 63
4.11 Hasil Validitas Item Pertanyaan Komitmen Profesional... 64
4.12 Hasil Uji Reabilitas Konstruk........................................... 64
4.13 Koefisien Jalur Persamaan 1............................................. 66
4.14 Koefisien Determinasi (R²) 1............................................ 66
4.15 Korelasi Orientasi Etika, Pengalaman, Komitmen Profesional..68
4.16 Pengujian Hubungan Antar Variabel...................................... 69
xiv
4.17 Hasil Uji Statistik t........................................................... 69
4.18 Hasil Uji Statistik F............................................................ 73
4.19 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung,
Kontribusi Total, Kontribusi Orientasi Etika (X1) dan
Pengalaman (X2) Secara Simultan Dan Signifikan Terhadap
Komitmen Profesional (Y).................................................. 74
4.20 Koefisien Jalur Persamaan 2............................................... 75
4.21 Koefisien Determinasi (R²) 2.............................................. 75
4.22 KorelasiOrientasi Etika, Pengalaman, Komitmen Profesional,
Sensitivitas Etika................................................................ 78
4.23 Pengujian Hubungan Antar Variabel................................ 79
4.24 Hasil Uji Statistik t........................................................... 80
4.25 Hasil Uji Statistik F.......................................................... 86
4.26 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung,
Kontribusi Total, Kontribusi Orientasi Etika (X1),
Pengalaman (X2) dan Komitmen Profesional (Y)
Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Sensitivitas
Etika (Z)............................................................................. 87
xv
Daftar Gambar
No Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Penelitian........................................... 42
3.1 Diagram Jalur................................................................ 48
4.1 Hasil Penelitian Persamaan Analisis Jalur 1................. 73
4.2 Hasil Penelitian Analisis Jalur 2................................... 87
4.3 Diagram Jalur................................................................ 89
xvi
Daftar Lampiran
No Keterangan Halaman
1 Lampiran Kuesioner Penelitian................................... 100
2 Lampiran Jawaban Kuesioner..................................... 108
3 Lampiran Tabel SPSS................................................ 117
4 Surat Izin Penelitian................................................... 124
5 Surat Keterangan Penelitian....................................... 129
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sensitivitas etika (ethical sensitivity) merupakan kemampuan untuk
mengetahui sifat dasar etika dari sebuah keputusan (Shaub et al., 1993).
Menurut komite Anderson (1986) dalam Irawati (2012), sensitivitas etika
merupakan tanggung jawab professional. AICPA (American Institute of
Certified Public Accountant) mensyaratkan auditor untuk melatih
sensitivitas profesional dan pertimbangan moral dalam semua aktivitasnya.
Hunt dan Vitell (1986) memaparkan bahwa kemampuan seorang
professional untuk dapat mengerti dan sensitiv akan adanya masalah-
masalah etika dalam profesinya dipengaruhi oleh lingkungan budaya atau
masyarakat dimana profesi itu berada, lingkungan profesi, lingkungan
organisasi dan pengalaman pribadi. Dalam penelitian yang dilakukan Falah
(2006), Shaub et al. (1993), Khomsiyah dan Indriyantoro (1999)
mengembangkan persepsi komponen etika pada penelitian Hunt dan Vitell
dimana faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas etika adalah
lingkungan budaya dan pengalaman pribadi yang membentuk orientasi
etika, lingkungan organisasi yang membentuk komitmen pada organisasi
dan lingkungan profesi merupakan pembentuk komitmen pada profesinya.
Menurut Michelia (2012), di Indonesia sendiri pada tahun 2004 kode
etik auditor internal telah diatur di dalam Konsorsium Organisasi Profesi
Auditor Internal. Sedangkan di lingkup Internasional The Institute Of
2
Internal Auditorscode Of Ethcis (IIA) telah menetapkan 4 (empat) prinsip
yang harus dipegang teguh dan diterapkan oleh auditor internal, yaitu
:Integrity, Objectivity, Confidentiality dan Competency. Sehubungan dengan
kode etik tersebut, auditor sebenarnya sering dihadapkan dengan masalah
etis yaitu seputar permasalahan melibatkan pilihan nilai-nilai yang
bertentangan dengan aturan etika dimana aturan tersebut telah tertuang pada
kode etik auditor internal seperti Konsorsium Organisasi Profesi Auditor
Internal, The Institute Of Internal Auditorscode Of Ethcis (IIA) ataupun
aturan-aturan lainnya yang telah ditetapkan oleh lembaga-lembaga terkait
lainnya. Hidayat dan Handayani(2010) mengungkapkan bahwa auditor
mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka
kepada profesi mereka, masyarakat, diri mereka sendiri dan organisasi
dimana mereka bernaung.
Schlenker dan Forsyth (1997) dalam Barnet et.al (1994) menyatakan
bahwa perbedaan dalam ideologi etika digambarkan oleh dua dimensi yaitu
relativisme dan idealisme. Relativisme mengukur suatu sikap seseorang
yang mengarah ke prinsip moral dan aturan universal sedangkan idealisme
mengukur sikap atau perilaku seseorang yang mengarah kejahatan terhadap
orang lain. Idealis merasa bahwa kejahatan terhadap orang lain selalu dapat
dihindarkan dan menghindari pemilihan dua hal yang membawa kejahatan
jika mungkin mengakibatkan kejahatan yang dating dari orang lain.
Selain orientasi etika, profesionalisme dan sensitivitas etika pengalaman
merupakan satu elemen penting dalam tugas audit disamping pengetahuan
yang juga harus dimiliki seorang auditor. Kematangan auditor dalam
3
melakukan audit tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan yang diperoleh
selama pendidikan namun juga tidak kalah pentingnya adalah pengalaman
yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan. Auditor yang
berpengalaman diyakini dapat mendeteksi kecurangan karena
pengalamannya dalam menghadapi berbagai peristiwa yang wajar maupun
tidak wajar. Demikian halnya dalam memberikan kesimpulan audit terhadap
obyek yang diperiksa. Pengalaman yang lebih akan menghasilkan
pengetahuan yang lebih. Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai
dengan pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik
daripada mereka yang kurang memiliki pengetahuan yang cukup dalam
tugasnya (Sumardi, 2001).
Permasalahan yang dialami oleh Raden Motor, PT Kereta Api
Indonesia, Anggota Komisi Pemilihan Umum, IM3 dan Akuntan Publik
dibawah ini merupakan salah satu contoh pelanggaran etika.
4
Tabel 1.1
Kasus Pelanggaran Etika
No Kasus Tahun Pelanggaran
1. Kredit Macet
Raden Motor
2009 Semestinya data laporan keuangan
Raden Motor yang diajukan ke BRI
saat itu harus lengkap, namun dalam
laporan keuangan yang diberikan
tersangka Zein Muhammad sebagai
pimpinan Raden Motor terdapat data
yang diduga tidak dibuat
seemestinya dan tidak lengkap oleh
akuntan public.
2. Manipulasi
Laporan
Keuangan PT
Kereta Api
Indonesia
2005 Komisaris PT Kereta Api Indonesia
mengungkapkan adanya manipulasi
laporan keuangan BUMN tersebut
dimana seharusnya perusahaan
merugi namun dilaporkan
memperoleh keuntungan.
3. Anggota KPU,
yakni Mulyana W
Kusuma yang
Menyuap
Anggota BPK
yakni Salman
Khairiansyah
2004 Dalam penangkapan terhadap
Mulyana W Kusuma, tim intelijen
KPK bekerja sama dengan auditor
BPK. Penangkapan ini
menimbulkan pro dan kontra. Salah
satu pihak berpendapat auditor yang
bersangkutan yakni Salman telah
berjasa mengungkapkan kasus ini,
sedangkan pihak lain berpendapat
bahwa Salman tidak seharusnya
melakukan perbuatan tersebut
karena telah melanggar kode etik
akuntan,
4. Pelanggaran
Terhadap Standar
Profesional
Akuntan Publik
2004 Pelanggaran ini berkaitan dengan
pelaksanaan audit atas laporan
keuangan PT Muzatek Jaya tahun
buku berakhir 31 Desember 2004
yang dilakukan oleh Akuntan Publik
Petrus. Selain itu Petrus juga telah
melakukan pelanggaran atas
pembatasan penugasan audit umum
dengan melakukan audit umum atas
laporan keuangan PT Muzatek Jaya,
PT Luhur Artha Kencana dan
Apartemen Nuansa Hijau sejak
tahun buku 2001 sampai dengan
2004.
Bersambung ke halaman berikutnya...
5
Tabel 1.1 (lanjutan)
No Kasus Tahun Pelanggaran
5. Penggelapan
Pajak
Pertambahan
Nilai IM3
2002 Dalam kasus ini terungkap bahwa
pihak manajemen IM3 berkonspirasi
dengan para pejabat tinggi Negara
danotoritas terkait dalam melakukan
penipuan akuntansi. Manajemen
juga melakukan konspirasi dengan
auditor dari kantor akuntan publik
dalam melakukan manipulasi laba
yang menguntungkan dirinya dan
korporasi.
Sumber: Data primer yang dikelola
Pelanggaran etika seperti ini seharusnya tidak terjadi apabila setiap
auditor mempunyai pengetahuan, pemahaman, dan penerapan etika secara
memadai dalam pelaksanaan kerja profesionalnya. Pekerjaan seorang
profesional harus dilakukan dengan sikap profesional dan penuh tanggung
jawab yang berlandaskan pada standar moral dan etika. Dengan sikap
profesionalisme, seorang auditor akan mampu berbagai tekanan yang
muncul dari dirinya sendiri atau pihak luar (Ajis, 2012).Sensitivitas etika
juga dapat dipengaruhi oleh orientasi etika. Agar dapat melatih sensitivitas
etika dalam hal pertimbangan etika, auditor dapat harus mengakui ada
masalah etika yang sedang terjadi dalam pekerjaannya. Dan sensitivitas
tersebut merupakan langkah awal dalam proses pengambilan keputusan
etika.
Untuk membuktikan keahlian atau profesionalisme seorang auditor juga
harus memiliki pengalaman dalam praktek audit, karena auditor yang tidak
berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan
auditor yang berpengalaman. Oleh karena itu seorang auditor yang baik
6
dituntut untuk memiliki profesionalisme dalam melaksanakan
tugasnya,yang dimaksud adalah professional yang telah dididik untuk
menjalankan tugas-tugasnya yang kompleks secara independen dan
memecahkan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas-tugas
tersebut dengan menggunakan keahlian dan pengalaman mereka (Derber,
1991 dalam Widiyanto, 2005).
Orientasi etika auditor tidak hanya berpengaruh pada sensitivitas etika
tetapi juga pada komitmen organisasional dan komitmen profesional
mereka. Auditor yang sensitif terhadap permasalahan etika akan lebih
profesional.Agar dapat melatih sensitivitasnya dalam hal pertimbangan
etika, auditor harus dapat menyadari ada masalah etika dalam pekerjaannya,
dan sensitivitas tersebut merupakan tahap awal dalam proses pengambilan
keputusan etika (Aziza, 2008). Integritas juga menjadi sangat penting bagi
profesi auditor karena profesi ini mempertaruhkan integritasnya untuk
memeriksa kesaksian tentang integritas pihak lain (manajemen). Kesaksian
tentang integritas pihak lain itu hanya dapat dipercaya jika auditor itu
sendiri integritasnya memang baik (Wirnaningsih,2010).
Penelitian ini merupakan studi lanjutan dari penelitian Kurniawan
(2013). Hasil penelitian Kurniawan adalah orientasi etika berpengaruh
terhadap komitmen profesi, komitmen organisasi, dan sesitivitas etika.
Komitmen organisasi berpengaruh terhadap sensitivitas etika. Relativisme
tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi, komitmen profesi tidak
berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi, dan komitmen
7
profesi tidak berpengaruh terhadap sensitivitas etika. Adapun perbedaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai berikut:
1. Perbedaan lainnya adalah penambahan variabel independen yaitu
pengalaman dan variabel dependen auditor internal, yang mana
disarankan dalam penelitian terdahulu untuk menggali faktor-faktor lain
yang berpengaruh terhadap sensitivitas etika.
2. Objek penelitian, penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sampel
yang terdiri dari internal auditor yang berada pada beberapa Perusahaan
Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta, sedangkan penelitian
Kurniawan pada Auditor KAP di Kota Semarang.
3. Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis jalur (path analysis) untuk menguji korelasi dan hubungan
langsung maupun tidak langsung antara variabel independen terhadap
variabel intervening dan variabel dependen. Sedangkan penelitian
sebelumnya menggunakan metode Partial Least Square (PLS).
4. Perbedaan lainnya adalah pada waktu penelitian, jika penelitian
Kurniawan dilakukan pada tahun 2013 sedangkan penelitian sekarang
pada tahun 2015.
Studi ini menguji apakah orientasi etika dan pengalaman berpengaruh
terhadap sensitivitas auditor internal dengan komitmen profesional sebagai
variabel intervening yang dilakukan oleh auditor perusahaan swasta.
Berdasarkan pemaparan diatas, oleh sebab itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian di Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI
Jakarta. Dan berdasarkan literatur yang ada sebelumnya, masih sangat
8
sedikit penelitian yang menjadikan auditor internal perusahaan swasta
dijadikan objek dalam penelitian-penelitian ilmiah sebelumnya. Dengan
demikian, judul skripsi ini ialah ”Pengaruh Orientasi Etika Dan
Pengalaman Terhadap Sensitivitas Etika Auditor Internal Dengan
Komitmen Profesional Sebagai Variabel Intervening”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis akan mengemukakan
permasalahan yang dijadikan sebagai dasar penelitian, yaitu:
1. Apakah orientasi etika berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas
auditor internal?
2. Apakah pengalaman berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas auditor
internal?
3. Apakah orientasi etika dan pengalaman berpengaruh secara signifikan
terhadap komitmen profesional?
4. Apakah komitmen profesional berpengaruh signifikan terhadap
sensitivitas auditor internal?
5. Apakah orientasi etika dan pengalaman berpengaruh secara signifikan
terhadap sensitivitas auditor internal dengan komitmen profesional
sebagai variabel intervening?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini terbagi menjadi enam poin, yaitu:
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh orientasi etika terhadap
sensitivitas etika auditor internal.
9
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman terhadap
sensitivitas etika auditor internal.
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh orientasi etika dan
pengalaman terhadap komitmen profesional.
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh komitmen profesional
terhadap sensitivitas etika auditor internal.
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh orientasi etika dan
pengalaman terhadap sensitivitas etika auditor internal dengan
komitmen profesional sebagai variabel intervening.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis berharap agar hasil
daripenelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan juga bagi
penulis. Adapun manfaat-manfaat yang diharapkan tersebut antara lain:
1. Bagi Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta untuk memahami
apakah penerapan orientasi etika, pengalaman dan komitmen profesional
di Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta berjalan dengan baik
sehingga dapat meningkatkan sensitivitas auditor internal.
2. Bagi Auditor Internal
Sebagai suatu sumber yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk
meningkatkan kinerja auditor internal Perusahaan Manufaktur Oil and
Gas Swasta serta menjalankan fungsi pengawasan dengan baik.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan
penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
10
4. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
penulistentang pentingnya keahlian auditor internal, serta terutama
tentang komponen-komponen yang mempengaruhi sensitivitas etika
auditor internal sehingga dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang
akan datang.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Literatur
1. Akuntansi Perilaku (Behavioral Accounting)
Konsep perilaku (behaviour concept) pada awalnya merupakan
kajian bidang utama dalam psikologi dan sosial psikologi, tetapi faktor-
faktor psikologi dan sosial psikologi seperti motivasi, persepsi, sikap
dan personalitas sangat relevan dengan bidang akuntansi. Para akuntan,
peneliti operasional dan ahli manajemen telah mengembangkan faktor-
faktor psikologis dan sosial psikologi termasuk masalah pengendalian
seperti halnya sosial dan fenomena personal (Cahyasumirat, 2006).
Penelitian ini mengkaji tentang aspek perilaku manusia seperti etika
(sikap), sensitivitas etika auditor internal dan komitmen profesional.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan konstribusi bagi
pengembangan akuntansi di Indonesia.
2. Teori Keperilakuan
Teori keperilakuan adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku
manusia. Dalam ilmu keperilakuan terdapat tiga kontributor utama,
yaitu psikologi, sosiologi, dan psikologi sosial. Ketiganya dapat
menjelaskan dan menggambarkan perilaku manusia. Perilaku manusia
sendiri dipengaruhi oleh: 1) Struktur Karakter (character structure)
seperti kepribadian, kebiasaan, dan tingkah laku; 2) Struktur Sosial
(social structure) seperti ekonomi, politik, dan agama; 3) Dinamika
12
Kelompok (dynamic group) yang merupakan kombinasi dan struktur
karakter dengan struktur sosial. Psikologi dan psikologi sosial
memberikan kontribusi banyak dalam perkembangan keperilakuan
yaitu kepribadian, sikap, motivasi, persepsi, nilai, dan pengalaman
(Setyorini, 2011).
Sehubungan dengan penjelasan diatas, teori ini berusaha
menjelaskan mengenai aspek perilaku manusia dalam organisasi,
khususnya auditor. Teori keperilakuan menjelaskan hubungan antar
variabel orientasi etika dan pengalaman dengan sensitivitas etika
auditor internal. Auditor yang tidak mempunyai orientasi etika yang
tinggi dan tidak berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan
lebih besar dibandingkan dengan auditor yang orientasi etika yang
tinggi dan yang berpengalaman. Jadi orientasi etika dan pengalaman
mempengaruhi perilaku auditor yang kemudian akan mempengaruhi
sensitivitas etika auditor.
3. Definisi Audit Internal
Pengertian Audit Internal menurut Sawyer’s et. Al., (2005) adalah
sebagai berikut:
“Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif
yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang
berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi
keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang
dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3)
peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah
dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis;
(6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan
dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu
13
anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara
efektif”.
Pada dasarnya fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah
untuk mengawasi pelaksanaan sistem pengawasan intern dan
memberikan saran perbaikan kepada manajemen bila ditemukan
kelemahan dan penyimpangan baik yang terdapat dalam sistem tersebut
maupun dalam pelaksanaannya dalam perusahaan
(http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/11). Audit internal telah
berkembang dari profesi yang hanya memfokuskan diri pada masalah-
masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi
memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen. Pada awalnya, audit
internal berfungsi sebagai adik dari profesi audit eksternal, dengan
pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan
(Sawyer’s et. al., 2005).
Perbedaan utama antara auditor internal dan eksternal disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Perbedaan Antara Auditor Internal Dengan Auditor Eksternal
Auditor Internal Auditor Eksternal
Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas
independen.
Merupakan orang yang independen di luar perusahaan.
Melayani kebutuhan organisasi meskipun fungsinya harus dikelola
oleh perusahaan.
Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan
yang dapat diandalkan.
Bersambung kehalaman berikutnya..
14
Tabel 2.1 (lanjutan)
Auditor Internal Auditor Eksternal
Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan mengevaluasi
kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan
organisasi.
Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari
kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan
keuangan.
Langsung berkaitan dengan
pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan
dalam setiap aktivitas yang ditelaah.
Memerhatikan pencegahan dan
pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi
laporan keuangan secara material.
Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap untuk
menanggapi kebutuhan dan keinginan semua tingkatan
Independen terhadap manajemen
dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun secara mental.
Sumber: Sawyer’s et. al., (2005)
Dari penjelasan diatas terlihat apa saja perbedaan antara auditor
internal dengan auditor eksternal. Auditor internal merupakan karyawan
perusahaan yang independen dan objektif, serta melakukan fungsi
pengawasan yang berkelanjutan dengan menilai sistem internal control,
menilai efesiensi dan efektivitas prosedur operasional keuangan serta
semua kegiatan perusahaan, pencegahan kecurangan dalam semua
aktivitas perusahaan, dan membantu semua tingkatan manajemen agar
tanggung jawab yang diberikan dapat dijalankan dengan baik, serta
memberikan suatu laporan hasil audit berupa rekomendasi atas
penilaiannya untuk perbaikan. Sedangkan auditor eksternal merupakan
pihak luar perusahaan yang independen, yang melakukan pemeriksaan
secara periodik/tahunan terhadap laporan keuangan perusahaan serta
mencegah dan mendeteksi bila terjadi kecurangan dalam laporan
15
keuangan yang material, serta memberikan opini atau pendapat atas
penilaian terhadap laporan keuangan tersebut.
4. Etika
1. Definisi etika
Menurut Rismawaty (2008), kata etika, sering disebut dengan
istilah etik, atau ethics (bahasa Inggris), mengandung banyak
pengertian. Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata
Latin “ethicus” dan dalam bahasa Yunani disebut “ethicos” yang
berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang
dikatakan baik itu apabila sesuai dengan masyarakat. Kemudian lambat
laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang
membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia. Mana
yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.
Etika juga disebut ilmu normatif, yang dengan sendirinya berisi
ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etika merupakan cabang
filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-
persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusialaan, dan kadang-
kadang orang memakai istilah filsafat etika, filsafat moral, atau filsafat
asusila. Dengan demikian dapat dikatakan etika ialah penyelidikan
filosofi mengenai kewajiban-kewajiban manusia, dan hal-hal baik dan
buruk. Etika adalah penyelidikan filsafat dibidang moral. Etika tidak
membahas keadaan manusia, melaikan membahas bagaimana manusia
itu bertingkah laku benar. Etika juga merupakan filsafat praktis
16
manusia. Etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai,
yang menitikberatkan pada pencarian salah dan benar atau dalam
pengertian lain tentang moral dan immoral.
2. Sistematika Etika
Secara umum, menurut Keraf (1993) dalam Rismawaty (2008),
bahwa etika dapat dibagi dua bagian, yaitu :
1. Etika Umum
Membahas kondisi dasar bagaimana manusia bertindak etis, dalam
mengambil keputusan etis, dan teori etika serta mengacu pada
prinsip moral dasar yang menjadi pegangan dalam bertindak dan
tolak ukur atau pedoman untuk menilai “baik atau buruknya” suatu
tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.
2. Etika Khusus
Penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang khusus, yaitu
bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupan
sehari-hari pada proses dan fungsional dari suatu organisasi, atau
dapat juga sebagai seseorang profesional untuk bertindak etis yang
berlandaskan teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar.
Etika khusus dibagi menjadi dua bagian, yaitu antara lain:
1. Etika individual menyangkut kewajiban dan perilaku manusia
terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian kehidupan
pribadi, kebersihan hati nurani dan berakhlak luhur (akhlakul
kharimah).
17
2. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap dan perilaku
sebagai anggota masyarakat yang berkaitan dengan nilai-nilai
sopan santun, tata krama dan saling menghormati yaitu
bagaimana saling berinteraksi yang menyangkut hubungan
manusia dengan manusia, baik secara perorangan dan
langsung, maupun secara bersama-sama atau kelompok dalam
bentuk kelembagaan masyarakat dan organisasi formal lainnya.
3. Orientasi Etika
Hal yang perlu diperhatikan dalam etika adalah konsep diri dari
sistem nilai yang ada pada auditor sebagai pribadi yang tidak lepas dari
sistem nilai diluar dirinya. Tiap-tiap pribadi memiliki konsep diri
sendiri yang turut menentukan perilaku etikanya, sesuai dengan peran
yang disandangnya (Khomsiayah, 1998 dalam Falah, 2006).
Menurut Forsyth (1980) bahwa orientasi etika dikendalikan oleh
dua karakteristik, yaitu idealisme dan realitivisme. Idealisme mengacu
pada pemahaman seorang individu yang percaya bahwa keinginan dari
konsekuensi dapat dihasilkan tanpa melanggar petunjuk moral. Sikap
idealis juga diartikan sebagai sikap tidak memihak dan terhindar dari
berbagai kepentingan. Seorang akuntan yang tidak bersikap idealis
hanya mementingkan dirinya sendiri agar dapat mendapat fee yang
tinggi dengan meninggalkan sikap independensi.
Di sisi lain, sikap realitivisme secara implisit menolak moral
absolut pada perilakunya. Kedua konsep tersebut bukan merupakan dua
hal yang berlawanan tetapi lebih merupakan skala yang terpisah, yang
18
dapat dikategorikan menjadi empat klasifikasi sikap orientasi etika: (1)
Situasionisme, (2) Absolutisme, (3) Subyektif, (4) Eksepsionis.
Penjelasan mengenai empat klasifikasi sikap dalam orientasi tersebut
dijelaskan dalam tabel 2.2 sebagai berikut (Forsyth, 1980):
Tabel 2.2 Klasifikasi Orientasi Etika
Relativisme Tinggi Relativisme Rendah
Idealisme Tinggi
Situasionis menolak aturan moral, membela analisis individual atas setiap tindakan dalam setiap situasi
Absolutisme Mengasumsikan bahwa hasil yang terbaik hanya dicapai dengan mengikuti aturan moral secara universal.
Idealisme Rendah
Subyektif Penghargaan lebih didasarkan pada nilai personal dibandingkan prinsip moral secara universal
Eksepsionis Moral secara mutlak digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan namun secara pragmatis terbuka untuk melakukan pengecualian terhadap standar yang berlaku.
Sumber: Forsyth (1980)
Penelitian Hunt dan Vitell yang dilakukan pada manajemen
pemasaran mendukung adanya hubungan orientasi etika dengan faktor
eksternal seperti lingkungan budaya, lingkungan industri atau
perusahaan, lingkungan organisasi dan pribadi yang merupakan faktor
internal individu tersebut (Falah, 2006).
Idealisme menunjukkan keyakinan bahwa konsekuensi sebuah
keputusan yang diinginkan dapat diperoleh tanpa melanggar nilai-nilai
luhur moralitas. Sedangkan konsep relativisme menunjukkan perilaku
penolakan terhadap kemutlakan aturan-aturan moral yang mengatur
perilaku individu yang ada. Kebalikannya, orientasi etika non-
19
relativisme (atau absoulutisme) menunjukkan pengakuan adanya
prinsip-prinsip moral dengan kewajiban-kewajiban yang mutlak (Ajis,
2012).
4. Sensitivitas Etika Auditor
Penelitian dalam akuntansi difokuskan pada etika dalam hal
kemampuan pengambilan keputusan dan perilaku etis. Kemampuan
untuk mengakui sifat dasar etika dari sebuah keputusan merupakan
sensitivitas etika (Aziza, 2008). Jika auditor tidak mengakui sifat dasar
etika dalam keputusan, skema moralnya tidak akan mengarah pada
masalah etika tersebut. Jadi kemampuan untuk mengatahui sifat dasar
etika dari sebuah keputusan merupakan sensitivitas etika (ethical
sensitivity) (Jones, 1991 dalam Kurniawan, 2013).
Hunt dan Vitell (1986) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi sensitivitas etika akuntan berdasarkan teori yang
ditemukannya. Secara khusus, lingkungan budaya akuntan (CPA),
pengalaman personal, lingkungan industri dan lingkungan
organisasional dihipotesiskan untuk mempengaruhi mereka dalam
mengenal situasi yang memuat etika. Lingkungan budaya dan
pengalaman personal diasumsikan sebagai bentuk orientasi etika
akuntan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala
Forsyth (1980) yaitu idealisme dan relativisme.
Kemampuan seorang profesional untuk berperilaku etis sangat
diperngaruhi oleh sensitivitas penilaian individu tersebut. Faktor yang
penting dalam menilai perilaku etis adalah adanya kesadaran para
20
individu bahwa mereka adalah agen moral. Kesadaran individu tersebut
dapat dinilai melalui kemampuan untuk menyadari adanya nilai-nilai
etis dalam suatu keputusan yang disebutkan sebagai sensitivitas etika
(Falah, 2007). Kemampuan seorang individu untuk berperilaku
profesional sangat dipengaruhi oleh sensitivitas individu tersebut.
Menurut Falah (2007) faktor yang terpenting dalam menilai sensitivitas
etis adalah kesadaran individu bahwa mereka sebagai agen moral. Oleh
sebab itu kesadaran etis dapat dinilai melalui kemampuannya untuk
menyadari adanya nilai-nilai etis dalam lingkungan dimana dia bekerja.
Rest (1983) dalam Richmond (2001) mengajukan model atau
kerangka analisis empat komponen kerangka kerja untuk meneliti
pengembangan proses berpikir moral individual dan perilaku individu
dalam mengambil keputusan dimana tiap komponen tersebut
mempengaruhi perilaku moral dan kegagalan pada komponen dapat
menyebabkan perilaku tidak etis.
Menurut Rest (1983) komponen tersebut dicirikan sebagai berikut:
1. Pengenalan individu akan keberadaan masalah etis dan
pengevaluasian pengaruh pilihan perilaku potensial pada
kesejahteraan pihak yang terimbas.
2. Penentuan perilaku moral secara ideal yang sesuai untuk sebuah
situasi.
3. Keputusan pada tindakan yang dimaksud berkaitan dengan
berbagai hasil yang dinilai dan diimplikasi moralnya.
4. Pelaksanaan perilaku yang dimaksud tersebut.
21
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
sensitivitas etika berasal dari diri kita sebagai seseorang yang bermoral.
Sensitivitas etika berasal dari kesadaran kita untuk menyadari
lingkungan dimana kita bekerja sebagai individual atau agen.
Tabel 2.3
Proses Psikologi
Proses Psikologi Hasil
I. Sensitivitas Moral Identifikasi dilema moral
II. Penentuan Pertimbangan Pertimbangan moral untuk
solusi yang ideal dengan
dilemanya
III. Pertimbangan
Yang Mendalam
Niat untuk patuh atau tidak
patuh dengan solusi yang ideal
IV. Karakter Moral Tindakan moral atau perilaku
Sumber: Rest (1983)
5. Komitmen Profesional
Komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada
profesinya. Komitmen profesional yang didasari oleh pemahaman
perilaku, sikap dan orientasi profesional seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas merupakan cerminan dari norma-norma, aturan dan kode
etik profesinya. Norma, aturan dan kode etik profesin ini berfungsi
sebagai suatu mekanisme pengendalian yang akan menentukan kualitas
pekerjaannya. Ini berarti dalam diri seorang profesional terdapat suatu
sistem nilai atau norma yang akan mengatur perilaku mereka didalam
proses pelaksanaan tugas atau pekerjaan mereka. Tingkat keinginan
untuk mempertahankan sikap profesional tersebut dapat berbeda-beda
antara pekerja dengan pekerja lainnya, tergantung persepsi individu
22
masing-masing. Karena itulah suatu asosiasi profesi ditekankan akan
adanya tingkat komitmen profesional yang tinggi yang diwujudkan
dalam kinerja yang berkualitas sekaligus sebagai jaminan keberhasilan
dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan yang dihadapinya (Trianingsih,
2003).
Komitmen profesional menurut Allen dan Meyer (1984) dalam
Istiqomah (2008) dapat dilihat melalui:
a. Bagaimana seseorang yang berdedikasi terhadap profesinya seperti
meningkatkan keterampilan dalam pekerjaannya, menjunjung
tinggi profesi dan memaknai nilai-nilai dalam profesi.
b. Komitmen profesi dilihat dari segi kewajiban sosial, bagaimana
seorang membawa pekerjaannya di masyarakat, seperti kebanggan
atas profesi yang dijalani.
c. Otonomi, berkaitan dengan penerapan standar-standar khusus dan
umum dalam pekerjaan, jaringan komunikasi aktif, dan ikut dalam
kegiatan yang diadakan berkaitan dengan profesi.
Komitmen profesional dapat didefinisikan sebagai (1) Sebuah
kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari
profesi, (2) sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-
sungguh guna kepentingan profesi, (3) sebuah keinginan untuk
memelihara keanggotaan dalam profesi (Araya et. al., 1982 dalam
Restuningdiah, 2009). Komitmen profesi diartikan sebagai intensitas
identifikasi dan keterlibatan kerja individu dengan profesi tertentu.
Identifikasi ini membutuhkan beberapa tingkat kesepakatan dengan
23
tujuan dan nilai profesi termasuk nilai moral dan etika. Komitmen pada
profesi dikembangkan selama mengikuti kuliah di perguruan tinggi dan
semala permulaan masuk karir. Selama periode itu afiliasi dengan nilai
profesional dikembangkan dengan kuat. (Araya et. al., 1996 dalam
Alfianto, 2002).
Pemahaman komitmen profesional sangatlah penting agar tercipta
suasana penghargaan terhadap profesi yang baik sehingga operasi
perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif serta bisa
menumbuhkan motivasi untuk mencapai kepuasan kerja yang tinggi.
Komitmen yang kuat biasanya terdapat pada pegawai yang masa
kerjanya sudah lama, mereka yang bekerja dalam kelompok yang
mempunyai komitmen tinggi terhadap pekerjaan maupun terhadap
organisasi kerja sebagai akibat logisnya. Komitmen kerja diperusahaan
tidak terlepas dari bentuk hubungan antara pegawai dengan pekerjaan
atau profesinya (Ajis, 2012).
Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan
bahwa komitmen profesional adalah keyakinan dan penerimaan tujuan
serta nilai profesi, mempertahankan keanggotaan dalam profesi,
keinginan untuk berusaha sekuatnya dalam profesi dan perilaku sesuai
dengan kepentingan publik serta menjauhkan diri dari perilaku yang
membahayakan profesi.
6. Pengalaman
Menurut Widiyanto (2005), pengalaman adalah keseluruhan
pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang
24
dialami dalam perjalanan hidupnya. Marinus (1997) dalam Sukriah
(2011) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur
dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan
atau tugas (job). Seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja
yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya:
1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari
penyebab munculnya kesalahan.
Fazio & Zanna (1978) serta Regan & Fazio (1977) dalam
Wardoyo(2011) merumuskan bahwa auditor yang kurang
berpengalaman memiliki tingkat kepercayaan diri lebih rendah
dibandingkan dengan auditor yang sudah berpengalaman. Fazio &
Zanna (1978) menyebutkan dua alasan mengapa pengalaman
menghasilkan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi. Pertama,
pengalaman menghasilkan banyak simpanan informasi dalam memori
jangka panjang auditor. Bila auditor menghadapi tugas yang sama
selain mereka dapat dengan mudah mengakses lebih banyak informasi.
Dengan dukungan banyak informasi, auditor dapat mengerjakan
tugasnya dengan lebih percaya diri. Kedua, saat auditor menjalankan
suatu tugas, maka perilakunya akan terfokus pada tugas tersebut.
Dengan memfokuskan perilaku pada tugas tersebut dan mereka juga
akan memperoleh lebih banyak pengetahuan yang berkaitan dengan
tugas tersebut.
Peningkatan pengetahuan yang muncul dari penambahan pelatihan
formal sama bagusnya dengan yang didapat dari pengalaman khusus
25
dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional.
Auditor harus menjalanai pelatihan yang cukup. Pelatihan disni dapat
berupa kegiatan-kegiatan seperti seminar, simposium, lokakarya dan
kegiatan penunjang keterampilan lainnya. Selain kegiatan-kegiatan
tersebut, pengarahan yang diberikan oleh auditor senior kepada auditor
pemula (yunior) juga bisa dianggap sebagai salah satu bentuk pelatihan
karena kegiatan ini dapat meningkatkan kerja auditor, melalui program
pelatihan dan praktek-praktek audit yang dilakukan para auditor juga
mengalami proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan situasi yang akan ia temui, struktur pengetahuan auditor
yang berkenaan dengan kekeliruan mungkin akan berkembang dengan
adanya program pelatihan auditor ataupun dengan bertambahnya
pengalaman auditor (Asih, 2006)
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel.
26
Tabel 2.4
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Gusti Ayu,
Nyoman Trisna,
Ni Kadek
(2014)
Pengaruh Budaya Etis
Organisasi, Idealisme,
Dan Relativisme
Terhadap Sensitivitas
Etika Auditor
Orientasi Etika
Idealisme
Relativisme,
Sensitivitas Etika
Metode Uji
Hipotesis SPSS 19
Budaya Etis
Organisasi
Populasi seluruh
Aparatur
Inspektorat
Pemerintah
Kabupaten
Buleleng
Budaya Etis Organisasi,
Orientasi etika
Idealisme Relativisme
berpengaruh secara
signifikan terhadap
sensitivitas etika
auditor.
2. Dani Adi
Kurniawan
(2013)
Pengaruh Orientasi
Etika Teehadap
Sensitivitas Etika
Auditor Dengan
Komitmen Profesional
Dan Komitmen
Organisasi Sebagai
Variabel Intervening
Variabel
Komitmen
Profesional sebagai
variabel
Intervening
Tidak terdapat
variabel
independen dan
variabel dependen.
Metode penelitian:
Partial Least
Square (PLS)
Populasi: 6 KAP di
Semarang.
Idealisme berpengaruh
terhadap komitmen
profesi, komitmen
organisasi, dan
sesitivitas etika.
Relativisme
berpengaruh terhadap
komitmen profesional,
dan sensitivitas etika.
Komitmen
organisasi berpengaruh
terhadap sensitivitas
etika.
Bersambung kehalaman berikutnya
26
27
Tabel 2.3 (lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Indira Juniarti
(2011)
Analisis Pengaruh
Pengalaman Auditor,
Komitmen Profesional,
Orientasi Etika Dan
Nilai Etika Organisasi
Terhadap Presepsi Dan
Pertimbangan Etis
(Auditor Badan
Pemeriksa Keuangan
Indonesia)
Variabel
Pengalaman,
komitmen
profesional,
orientasi etika
Nilai etika,
persepsi dan
pertimbangan etis
Populasi: Auditor
BPK se Jawa.
Orientasi berpengaruh
signifikan terhadap
persepsi dan
pertimbangan etis.
Namun pengalaman,
komitmen profesional,
dan nilai etika
organisasi tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
persepsi dan
pertimbangan etis
4. Widi Hidayat
dan Sari
Handayani
(2010)
Peran Faktor-Faktor
Individual Dan
Pertimbangan Etis
Terhadap Perilaku
Auditor Dalam Situasi
Konflik Audit Pada
Lingkungan Inspektorat
Sulawesi Tenggara
Variabel
Pengalaman kerja
Locus of control,
self efficacy,
tingkat pendidikan,
gender,
pertimbangan etis
dan perilaku
auditor dalam
situasi konflik audit
Populasi: Auditor
Inspektorat
Sulawesi Tenggara.
Interaksi antara locus of
control, self efficacy,
dan tingkat pendidikan
dengan pertimbangan
etis berpengaruh
signifikan terhadap
perilaku auditor dalam
situasi konflik audit.
Sedangkan interaksi
antara pengalaman
kerja, jenis kelamin
dengan pertimbangan
etis tidak berpengaruh
signifikan
Bersambung kehalaman berikutnya
27
28
Tabel 2.3 (lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5. Aziza dan Salim
(2008)
Pengaruh Orientasi
Etika Pada Komitmen
Dan Sensitivitas Etika
Auditor
Variabel Idealisme,
relatisme,
komitmen
profesional dan
sensitivitas etika
Komitmen
organisasional.
Metode penelitian
menggunakan path
analysis AMOS
Populasi: 11 KAP
di Bengkulu dan
Sumatra Selatan.
Orientasi etika auditor
berpengaruh pada
komitmen.
6.. Wijayanti
(2008)
Pengaruh Komitmen
Terhadap Kepuasan
Kerja Auditor
Internal:Motivasi
Sebagai Variabel
Moderating
Variabel komitmen
profesional
Variabel Auditor,
kepuasan kerja,
motivasi
Komitmen
organisasional dan
profesional tidak
memiliki pengaruh
secara signifikan
terhadap kepuasan kerja
auditor internal.
Sumber: Data primer yang diolah
28
29
C. Dasar Perumusan Hipotesis
a. Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Komitmen Profesional
Auditor Internal sering menghadapi situasi yang dilematis dalam
menjalankan tugasnya. Konflik audit muncul ketika auditor diharuskan
membuat keputusan yang bertentangan dengan independensi dan
integritas dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi atau tekanan
di sisi lainnya (Windsor, 1995 dalam Sutiarsi, 2014). Hal ini
menyebabkan auditor dihadapkan pada pilihan keputusan etis ataupun
tidak etis. Etika seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah lingkungan kerja.
Hunt dan Vitell (1986) menyebutkan kemampuan seseorang
profesional untuk dapat mengerti dan sensitif akan adanya masalah-
masalah etika dalam profesinya dipengaruhi oleh lingkungan budaya
atau masyarakat dimana profesi itu berada, lingkungan profesi,
lingkungan organisasi dan pengalaman pribadi. Sedangkan komitmen
profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti
yang dipersepsikan oleh individu tersebut (Larkin, 1990 dalam
Kurniawan, 2013).
Agar auditor dapat menerapkan etika secara nyata dalam
menjalankan tugasnya, tentu dibutuhkan komitmen professionalisme
yang mendalam dari diri mereka sendiri untuk mengetahui dan
memahami keterkaitannya atas etika. Jeffry (1996) mengatakan
komitmen profesional adalah (1) suatu keyakinan dan penerimaan
tujuan dan nilai-nilai dalam organisasi profesi, (2) kemauan untuk
30
memainkan peran tertentu atas nama organisasi profesi, keinginan untuk
mempertahankan keanggotaan pada organisasi profesi.
Hogan dalam Kurniawan (2013) dalam hasil penelitiannya
menyatakan bahwa orientasi etika yang dikendalikan oleh dua
karakteristik idealisme dan relativisme berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap komitmen profesi. Begitu pula dengan penelitian
yang dilakukan oleh Minanda (2013) mengenai pengaruh etika terhadap
pertimbangan tingkat materialitas, menunjukkan hubungan yang
signifikan dan positif.
Penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2012) mengenai orientasi
etika terhadap komitmen profesional, hasilnya juga menunjukkan
hubungan yang yang signifikan dan positif. Agar dapat melatih
sensitivitasnya dalam hal pertimbangan etika, auditor harus dapat
menyadari ada masalah etika dalam pekerjaannya, dan sensitivitas
tersebut merupakan tahap awal dalam proses pengambilan keputusan
etika. Penelitian yang dilakukan oleh Indira (2011) mengenai pengaruh
orientasi etika terhadap persepsi dan pertimbangan etis, menunjukkan
hubungan yang positif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hogan dalam
Kurniawan (2013), Miranda (2013), Irawati (2012), serta Indira (2011),
maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha1: Orientasi Etika berpengaruh secara signifikan terhadap
komitmen profesional.
31
b. Pengaruh Pengalaman Terhadap Komitmen Profesional
Pengalaman merupakan atribut yang penting yang dimiliki oleh
audit, hal ini terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat oleh auditor
yang tidak berpengalaman lebih banyak daripada auditor yang
berpengalaman. Seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja
yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya:
1)mendeteksi kesalahan, 2)memahami kesalahan dan 3)mencari
penyebab munculnya kesalahan (Purnamasari, 2005 dalam Salim,
2012).
Kompetensi seseorang (pendidikan, keahlian dan pengalaman)
berpengaruh terhadap komitmen profesional seseorang dalam bekerja.
Menurut Nor (2012) untuk dapat melaksanakan tugas audit dengan
baik, maka seorang auditor dalam melaksanakan pemeriksaan selain
memiliki pengetahuan juga harus memiliki keahlian. Keahlian audit
dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu: keahlian teknis dan
keahlian non teknis. Keahlian teknis adalah kemampuan mendasar
seorang auditor berupa pengetahuan prosedural dan kemampuan
klerikal lainnya dalam lingkup akuntansi dan auditing secara umum.
Sedangkan keahlian non teknis merupakan kemampuan dari dalam diri
seseorang auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor personal
dan pengalaman.
Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2012) mengenai
pengaruh etika, keahlian dan pengalaman audit terhadap skeptisme
profesional auditor, menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan.
32
Dalam penelitiannya auditor harus menunjukkan sikap yang ahli dan
berpengalaman dalam bidang akuntansi dan auditing. Hal ini
mengharuskan auditor agar terus meningkatkan keahlian dan
pengalaman secara berkesinambungan dengan cara mengikuti pelatihan,
seminar dan simposium.
Begitupula penelitian yang dilakukan Hudiwinarsih (2010)
mengenai pengalaman terhadap sikap professional auditor yang
hasilnya menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh signifikan
terhadap sikap professional auditor. Penelitian yang dilakukan oleh
Suraida (2005) mengenai pengaruh etika, kompetensi, pengalaman
audit dan risiko audit teradap skeptisme profesional auditor
menunjukkan hubungan yang positif baik secara parsial maupun secara
simultan. Secara parsial pengaruh pengalaman audit dan risiko audit
terhadap skeptisisme profesional auditor kecil, namun secara simultan
pengaruhnya cukup besar yaitu 61%.
Penelitian yang dilakukan oleh Sumardi (2001) bahwa pengalaman
memiliki pengaruh positif terhadap professionalisme auditor. Lamanya
bekerja sebagai auditor (ukuran pengalaman) menjadi bagian penting
yang mempengaruhi sikap profesionalisme. Dimana pengalaman yang
diperoleh auditor akan bisa meningkatkan audit expertise dan
professional judgment dalam pemeriksaan. Hal-hal tersebut tentu
berkaitan dengan pembentuk sikap profesionalisme.
33
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nor (2012), Anggraini
(2012), Hudiwinarsih (2010), Suraida (2005), Sumardi (2001) maka
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha2: Pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap
komitmen profesional.
c. Pengaruh Orientasi Etika dan Pengalaman Terhadap Komitmen
Profesional
Komitmen merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kerja,
dan komitmen memiliki hunbungan yang sangat positif dengan kinerja.
Komitmen profesional merupakan tingkat loyalitas seseorang terhadap
pekerjaan yang dilakukannya untuk dapat mencapai tingkat
keberhasilan yang tinggi. Untuk tetap mempertahankan sikap
profesionalismenya kesadaran etis dan sikap profesional menjadi hal
yang sangat penting bagi seseorang akuntan (Louwers, et al 1997).
Penelitian yang dilakukan oleh Adi (2004) mengenai pengaruh
pendidikan dan pelatihan terhadap komitmen profesionalisme,
menunjukkan hubungan positif dan signifikan.
Libby (1990) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman
auditor semakin dapat menghasilkan temuan audit. Dalam kutipan
Jeffrey (1996) pada penelitian-penelitian mengenai pengalaman
dibidang psikologi memperlihatkan bahwa seseorang yang lebih banyak
pengalaman dalam suatu bidang substantif memiliki lebih banyak hal
yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu
pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa.
34
Sama halnya dalam penerapan dan pengembangan panelitian
masalah pengalaman dalam bidang auditing. Butt J.L (1988)
memaparkan dalam penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman
akan membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas
profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman.
Sedangkan dalam hubungannya dengan skeptisisme profesional auditor
Rita et. al. (2011) menemukan bahwa pengalaman audit memiliki
hubungan yang positif dan signifikan terhadap skeptisisme profesional
auditor. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman mempengaruhi
komitmen profesionalisme.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Louwers, et all (1997), Adi
(2004), Libby (1990), Butt (1988), dan Rita et. al. (2011), maka
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha3: Orientasi Etika dan pengalaman berpengaruh secara
signifikan terhadap komitmen profesional.
d. Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Sensitivitas Auditor Internal
Etika sebagai seperangkat aturan atau pedoman yang mengatur
perilaku manusia, bak yang harus dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia
atau masyarakat atau profesi (Alim, 2007). Penelitian yang dilakukan
oleh Ajis (2012) mengenai pengaruh pengalaman auditor, komitmen
profesional, orientasi etis, dan komitmen organisasi terhadap
sensitivitas etika auditor, menujukkan hubungan yang signifikan dan
positif. Orientasi etika bisa disandarkan pada pola-pola etika yang
35
diakui masyarakat secara umum dan dapat dijakadikan pedoman bahwa
prinsip moral adalah salah satu aspek terpenting bagi seseorang di
lingkungan tempat ia bekerja sekaligus bersosialisasi agar timbul
persepsi yang bisa menyadarkan bahwa tindakan yang tidak sepatutnya
dilakukan bisa dihindari demi menjaga akuntabilitas profesi dalam
masyarakat luas.
Januarti (2011) dalam penelitiannya menyatakan hasil yang sama
bahwa orientasi etis berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi
dan penilaian etika sehingga pemahaman etis yang baik oleh seorang
auditor akan semakin baik terhadap sensitivitas yang dimilikinya.
Begitupula penelitian yang dilakukan Aziza (2008) mengenai pengaruh
orientasi etika terhadap sensitifitas menunjukkan hasil yang positif dan
signifikan. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa seorang auditor
yang absolutis (relativisme rendah, idealisme tinggi) akan taat pada
standar moral dan akan menunjukkan tingkat sensitivitas etika yang
tinggi. Sedangkan relativisme rendah lebih sensitif terhadap situasi
yang melanggar norma atau peraturan.
Penelitian yang dilakukan Falah (2007) menyatakan relativisme
kurang sensitif terhadap situasi yang melanggar norma atau aturan. Hal
ini berbeda dengan idealisme lebih sensitif terhadap situasiyang
melanggar norma atau aturan, dimana seseorang idealisme akan peka
pada kerugian yang menimpa prang lain sehingga orientasi etis
seseorang bisa mempengaruhi sensitivitas etika yang dimilikinya.
36
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ajis (2012), Januarti
(2011), Aziza (2008) dan Falah (2007), maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Ha4: Orientasi etika berpengaruh secara signifikan terhadap
sensitivitas auditor internal.
e. Pengaruh Pengalaman Terhadap Sensitivitas Auditor Internal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengalaman
adalah sesuatu yang pernah dialami, dijalani, dirasai, ditanggung dan
sebagainya. Jika didefinisikan, pengalaman merupakan gabungan dari
semua yang diperoleh dari hasil interaksi atas semua yang pernah
dialami.
Penelitian yang dilakukan oleh Ajis (2012) bahwa pengalaman
auditor internal memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
sensitivitas auditor internal. Pengalaman bekerja yang cukup memadai
dapat membantu menjaga nilai-nilai etika dalam bersikap di dunia kerja
bagi seseorang auditor, sedangkan hal positif yang diterima dari
perusahaan klien pun berdampak pada meningkatnya citra baik bagi
auditor itu sendiri sehingga kerja sama yang baik dapat terbina.
Butt (1988) dalam Gusti (2008) dalam penelitiannya
memperlihatkan bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat
judgement yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya
dibanding auditor yang kurang berpengalaman. Purnamasari (2005)
dalam penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa seseorang
karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki
37
keunggulan dalam beberapa hal diantaranya; mendeteksi kesalahan,
memahami kesalahan, mencari penyebab munculnya kesalahan.
Keunggulan tersebut bermanfaat bagi pengembangan keahlian.
Berbagai macam pengalaman yang dimiliki individu akan
mempengaruhi pelaksanaan suatu tugas. Dapat disimpulkan bahwa
seseorang yang memiliki pengalaman akan lebih mudah dan peka
dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang auditor.
Penelitian yang dilakukan oleh Sumardi (2001) bahwa pengalaman
memiliki pengaruh positif terhadap professionalisme auditor. Lamanya
bekerja sebagai auditor (ukuran pengalaman) menjadi bagian penting
yang mempengaruhi sikap professionalisme. Dimana pengalaman yang
diperoleh auditor akan bisa meningkatkan audit expertise dan
professional judgment dalam pemeriksaan. Hal-hal tersebut tentu
berkaitan dengan pembentuk sikap professionalisme.
Penelitian yang dilakukan Hudiwinarsih (2010) mengenai
pengalaman terhadap sikap professional auditor yang hasilnya
menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh signifikan terhadap
sikap professional auditor.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ajis (2012), Butt
dalam Gusti (2008), Purnamasari (2005), Sumardi (2001) dan
Hudiwinarsih (2010), maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha5: Pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap
sensitivitas auditor internal.
38
f. Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Auditor Internal
Komitmen profesional dikatakan debagai tingkat loyalitas individu
pada professinya seperti yang telah dipersepsikan oleh individu
tersebut. Komitmen professional mendasari perilaku, sikap, dan
orientasi seseorang dalam menjalankan tugasnya atau pekerjaannya
(Tranggono dan Kartika, 2008).
Ajis (2012) dalam penelitiannya mengenai pengaruh profesional
terhadap sensitivitas auditor internal menunjukkan hasil yang positif
dan signifikan. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa pentingnya
menghargai profesi dalam bentuk komitmen yang jelas, kemudian
diimplementasikan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai etika
menjadikan seorang auditor sebagai pekerja profesional lebih dinilai
positif oleh lingkungan kerja mereka, serta yang terpenting adalah
kemungkinan besar terhindar dari tindakan-tindakan melanggar aturan
profesi karena pada umumnya tindakan bermoral itu akan terus sejalan
dengan aturan-aturan kerja yang ada pada tiap institusi.
Hasil penelitian yang dilakukan Jeffrey (1996) menyimpulkan
bahwa akuntan dengan komitmen profesional yang kuat perilakunya
akan mengarah pada ketaatan terhadap aturan dibandingkan dengan
akuntan yang komitmen profesionalnya rendah. Penelitian yang
dilakukan Sutikno (1997) juga menyatakan bahwa komitmen auditor
pada profesi secara positif berpengaruh pada kepekaan etika profesi.
Dewi (2013) dalam penelitiannya terhadap auditor internal
menyatakan bahwa dalam menjalankan tugasnya seorang auditor
39
internal harus memiliki rasa komitmen profesional, karena dengan
memiliki jiwa yang berkomitmen secara profesional dapat menjalin
suatu hubungan dengan sesama profesi, dan juga dengan berkomitmen
secara profesional seorang auditor dituntut untuk dapat bekerja secara
mandiri dan juga taat dalam melaksanakan peraturan-peraturan yang
berlaku.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ajis (2012), Jeffrey
(1966), Sutikno (1977), dan Dewi (2013), maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Ha6: Komitmen Profesional berpengaruh secara signifikan
terhadap sensitivitas auditor internal.
g. Pengaruh Orientasi Etika dan Pengalaman Terhadap Sensitivitas
Auditor Internal Melalui Komitmen Profesional Sebagai Variabel
Intervening
Profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting
tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau
tidak. Seorang auditor internal yang professional harus memenuhi
tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan
seprofesinya untuk berperilaku semestinya.
Hapsari (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
pengalaman auditor dan orientasi etika adalah dua hal penting yang
berhubungan dengan komitmen profesional dan pengambilan keputusan
etis. Dalam jangka panjang pengalaman auditor yang lama dan orientasi
40
etika yang tinggi bisa memperbaiki komitmen profesional dengan baik
sehingga bisa meningkatkan keputusan etis.
Penelitian yang dilakukan oleh Lenny (2010) mengenai pengaruh
etika kerja islam dan etika bisnis terhadap komitmen organisasi dan
komitmen profesi sebagai variabel intervening, menunjukka bahwa
eksternal auditor yang semakin memahami nama atau aturan yang
berlaku dalam hal ini kode etik dalam etika kerja islam yang bersumber
pada syariah dan etika bisnis, akan benar-benar melakukan tugas dan
fungsinya sebagai seseorang eksternal auditor, dan selanjutnya
mempengaruhi komitmennya terhadap profesi sebagai seorang
eksternal auditor dan komitmenya terhadap organisasi. Dengan kata lain
semakin tinggi pelaksanaan kode etik dalam etika kerja islam secara
menyeluruh dan menerapkan etika bisnis mencerminkan semakin tinggi
pula adanya komitmen profesi eksternal auditor dan juga komitmen
terhadap organisasi.
Begitupula penelitian yang dilakukan Poerwati (2003) mengenai
pengaruh pengalaman terhadap kinerja dan kepuasan kerja melalui
profesionalisme sebagai variabel intervening menunjukkan hasil yang
positif dan signifikan. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa auditor
internal yang mempunyai pengalaman lebih banyak akan mempunyai
profesionalisme yang lebih tinggi, akan lebih diterima.
Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2011) mengenai pengaruh
aturan etika dan independensi terhadap kinerja auditor dengan
profesionalisme sebagai variabel intervening, menunjukka pengaruh
41
positif dan signifikan. Dalam hipotesisnya menyatakan bahwa aturan
etika mempunyai pengaruh positif terhadap terbentuknya
profesionalisme internal auditor.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2011), Lenny
(2010), Poerwati (2003), Putri (2011) maka hipotesis yang dirumuskan
sebagai berikut:
Ha7: Orientasi etika dan pengalaman berpengaruh secara
signifikan terhadap sensitivitas auditor internal melalui
komitmen profesional sebagai variabel intervening.
42
D. Kerangka Penelitian
Model kerangka penelitian pada penelitian saat ini dapat digambarkan
pada gambar 2.1 berikut ini.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Penelitian
Sumber: Data Primer yang diolah
Pengaruh Orientasi Etika (Fenomena dan Kasus Pelanggaran Kode Etik)
Pentingnya Audit Internal (Basis Teori: Teori Keperilakuan)
Etika (X1)
Pengalaman
(X2)
Komitmen Profesional (Y)
Sensitivitas
Auditor Internal
(Z)
Metode Analisis Jalur Path Analysis)
Hasil Pembahasan
Kesimpulan Dan Saran
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis
penelitian kausalitas, dimana tipe penelitian dengan karakteristik masalah
berupa hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih (Indriantoro,
1999). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen
yaitu orientasi etika dan pengalaman, variabel dependen yaitu sensitivitas
etika auditor internal dan variabel intervening yaitu komitmen profesional.
Yang akan menjadi objek studi penelitian adalah auditor internal Perusahaan
Manufaktur Oil and Gas Swasta dengan populasi seluruh auditor internal
yang ada di wilayah DKI Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah auditor internal Perusahaan
Manufaktur Oil and Gas Swasta yang terdapat di wilayah DKI Jakarta.
Penentuan sample menggunakan teknik Convenience Sampling, yaitu suatu
metode pemilihan sampel non probabilitas. Menurut Indriantoro (1999),
pertimbangan menggunakan sampel ini adalah kemudahan untuk memilih
sampel dari elemen populasi yang ada. Sampel diambil secara proporsional
berdasarkan jumlah masing-masing karyawan diperusahaannya. Penelitian
menggunakan teknik tersebut karena subjek kurang dari 100 dan ditentukan
pula oleh berbagai pertimbangan berikut:
44
1) Kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena
halini menyangkut banyak sedikitnya dana.
3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk
penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar
hasilnya akan lebih baik.
Tabel 3.1
Daftar Nama Perusahaan
No Nama Perusahaan Alamat
1. PT Eptco Dian Persada Multika Building 4th Floor,
Mampang
2. PT Jetek Indonesia-
Actemium Indonesia
Wisma Mampang Building, 1st
Floor, Mampang Prapatan.
3. PT Mitra Galperti Gedung Sovreign Plaza, 6th Floor,
Cilandak.
4. PT Grama Bazita Alamanda Tower 30th Floor,
Cilandak.
Sumber: Data primer yang diolah
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan
dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet dan perangkat lain yang
berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian diperoleh melalui penelitian lapangan, penelitian
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Data primer
45
merupakan sumber penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (Indrianto, 1999).
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode survey yaitu peneliti
mengirimkan secara langsung atau melalui perantara kuesioner kepada
auditor internal yang bekerja pada perusahaan manufaktur oil and gas
swasta di DKI Jakarta, agar dapat diterima langsung oleh subjek penelitian
tersebut. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari
auditor internal yang bekerja di perusahaan manufaktur oil and gas swasta
di DKI Jakarta sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam
penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh
dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor internal yang
bekerja pada perusahaan manufaktur oil and gas swasta di DKI Jakarta
sebagai responden.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS
22. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel
orientasi etika (X1), pengalaman (X2) terhadap sensitivitas auditor internal
(Z) dengan komitmen profesional (Y) sebagai variabel intervening.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik daftar demografi responden. Statistik deskriptif
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata
46
(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis
dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji Validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel
yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji
validitas ini digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam
daftar pertanyaan. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan membandingkan nilai Corrected item-Total Correlation dengan
nilai r tabel, untuk degree of fredom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah
jumlah sample dan alpha = 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan
nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan
valid (Ghozali, 2011).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang
digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil
yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Hasil uji reabilitas dengan
bantuan SPSS akan menghasilkan Cronbach Alpha. Suatu instrumen
dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih
dari 0.70 (Nunnaly, 1994 dalam Ghozali 2011).
47
3. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji
hipotesisnya. Analisis jalur (path analysis) digunakan untuk menganalisis
pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
hubungan langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel eksogen
terhadap variabel endogen (Ridwan dan Kuncoro, 2007). Seluruh pengujian
dan analisis data menggunakan bantuan SPSS 22.
Setiap analisis yang dipilih untuk memecahkan permasalahan statistik
tidak lepas dari asumsi yang harus ditaati, agar kesimpulan yang diperoleh
dapat dipertanggungjawabkan. Adapun alngkah-langkah pengujian analisis
jalur (path analysis) menurut Ridwan dan Kuncoro (2007) adalah sebagai
berikut:
a. Menggambarkan diagram jalur lengkap;
b. Merumuskan persamaan struktual;
c. Menghitung koefisien regresi untuk setiap sub struktur yang telah
dirumuskan;
d. Menghitung koefisien jalur secara individual maupun secara
simultan (keseluruhan);
e. Merangkum ke dalam tabel, kemudian memaknai dan
menyimpulkan hasil analisis jalur.
Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar
variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas
hubungan kasual variabel yang dekat kesebelah kiri. Setiap nilai
menggambarkan jalur dan koefisien jalur (Ghozali, 2011).
48
Teknis analisis jalur (path analysis) ini akan digunakan dalam
pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada
setiap diagram jalur dari hubungan kasual antar variabel orientasi etika
(x=X1), pengalaman (X2) dan komitmen profesionalisme (Y) terhadap
sensitivitas auditor internal (Z).
ρzxI
ρyx1 ρzy
ρyx2
ρZX2
Gambar 3.1
Diagram Jalur
Keterangan :
ρyx1: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1
terhadapY.
ρyx2: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2
terhadap Y.
ρzx1: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1
terhadap Z.
ρzx2: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2
terhadap Z.
ρyЄ1: Besarnya pengaruh variable lain
ρzЄ2: Besarnya pengaruh variable lain
Orientasi
Etika (X1)
Pengalaman
(X2)
Komitmen Profesional (Y)
Sensitivitas Etika
(Z)
49
X1 : Varibel eksogenorientasi etika
X2 : Variabel eksogen pengalaman
Y : Variebel intervening komitmen profesional
Z : Variabel endogen sensitivitas etika
Berdasarkan gambar model jalur diajukan hubungan bahwa orientasi
etika dan pengalaman mempunyai pengaruh langsung terhadap sensitivitas
etika. Namun demikian orientasi etika, dan pengalaman juga mempunyai
hubungan tidak langsung terhadap sensitivitas etika yaitu dari orientasi etika
dan pengalaman terhadap komitmen profesional baru kemudian ke
sensitivitas etika.
Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel
lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi (intervening) hubungan
kedua variabel tadi. Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel
ketiga yang memediasi hubungan kedua variabel ini. Kemudian pada setiap
variabel dependen (endogen variabel) akan ada anak panah yang menuju ke
variabel ini dan ini berfungsi untuk menjelaskan jumlah varians yang tak
dapat dijelaskan (unexplained variance) oleh variabel itu (Ghozali, 2011).
Berdasarkan diagram jalur di atas dibuat dua persamaan struktual:
a. Persamaan 1
Y=ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyЄ1
b. Persamaan 2
Z= ρzx1 X1 + ρzx2 X2 +ρzy Y+ ρzЄ2
Pengujian dalam analisis jalur yang dapat dilakukan antara lain:
50
1) Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinasi (R²) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen terhadap variabel dependen serta
seberapa besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian. Nilai koefisien determinasi (R²) adalah antara nol dan satu.
Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang hampir
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2011).Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian
secara keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan variabel
eksogen terhadap variabel endogen. Koefisien jalur adalah koefisien
regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis
data yang telah diset dalam angka baku.
Koefisien jalur yang distandarkan (standardized path coefficient) ini
digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas (eksogen)
terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat
(endogen) (Riduwan dan Kuncoro, 2007).
2) Uji Korelasi
Dalam metode analisis jalur untuk mencari hubungan kasual atau
pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung matrriks
korelasi dari variabel etika dan pengalaman. Untuk menafsirkan angka,
digunakan kriteria korelasi menurut Riduwan dan Kuncoro (2007):
51
1) 0.00-0.199 : korelasi sangat rendah
2) 0.20-0.399 : korelasi rendah
3) 0.40-0.599 : korelasi cukup kuat
4) 0.60-0.799 : korelasi kuat
5) 0.80-1.00 : korelasi sangat kuat
3) Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik t
dengan kriteria pengambilan keputusan menurut Riduwan dan Kuncoro
(2007) adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengannilai
probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
4) Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian secara
keseluruhan dapat dilihat dari Tabel Anova yang nantinya akan diperoleh
nilai F dan didapat nilai probabilitas (sig). Jika nilai sig <0.05, maka
52
keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan
(Ghazali, 2011).
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberikan berbagai macam
nilai (Indriantoro, 1999). Tipe-tipe variabel dalam penelitian ini
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu variabel independen, variabel
intervening dan variabel dependen.Seluruh variabel dalam penelitian ini
akan diukur dengan tiga hingga sembilan indikator dan masing-masing
indikator berupa pertanyaan yang akan mengukur keahlian internal auditor.
Selanjutnya variabel yang ada akan dijabarkan dalam beberapa pertanyaan
dimana masing-masing pertanyaan mempunyai skor jawaban mulai 1
sampai dengan 5.
Maka operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain(Indriantoro 1999). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Orientasi Etika
Etika profesional terdiri dari empat dimensi prinsip etis yaitu
integritas, objektifitas, kerahasiaan, dan kompetensi. Instrumen
pengukuran variabel ini menggunakan isntrument variabel yang
digunakan oleh Krisnawati (2012). Variabel ini digali dengan 4
indikator. Respon dari responden direkam dengan skala interval
(likert) 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai
53
(1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5)
sangat setuju. Apabila terdapat pernyataan negatif maka skor untuk
jawaban tersebut dibalik menjadi (5) sangat tidak setuju, (4) tidak
setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju.
b. Pengalaman
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan
pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu, maupun
banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Instrumen pengukuran
variabel ini menggunakan instrumen variabel yang digunakan oleh
Sukriah (2010). Variabel ini digali dengan 2 indikator. Respon dari
responden direkam dengan skala interval (likert) 1 sampai 5.
2. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah tipe variabel yang mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen,
menjadi hubungan tidak langsung (Indriantoro, 1999). Variabel
intervening dalam penelitian ini adalah komitmen profesional. Variabel
ini digali dengan 4 indikator. Respon dari responden direkam dengan
skala interval (likert) 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat
skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4)
setuju, dan (5) sangat setuju. Apabila terdapat pernyataan negatif maka
skor untuk jawaban tersebut dibalik menjadi (5) sangat tidak setuju, (4)
tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju.
54
3. Variabel Terikat (Dependen variabel)
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro, 1999). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah sensitivitasetika. Variabel ini
digali dengan 2 indikator. Respon dari responden direkam dengan skala
interval (likert) 1 sampai 5.
Tabel 3.2
Operasional Tabel
Variabel Indikator No Butir
Pernyataan Pengukuran
Orientasi Eika
(X1)
Gde Herry
(2013)
1. Prinsip Etika
2. Aturan-aturan
Etika
3. Prinsip-prinsip
Moral
4. Penilaian
Individu
5. Kepastian
Hasil Audit
6. Toleransi
7. Tindakan
8. Menyakiti dan
merugikan
9. Tindakan
Pengancaman
1, 3
2
4
5
6
7
8
9
10
Skala
Interval
Pengalaman
(X2)
Ika Sukriah
(2010)
1. Lamanya
bekerja
2. Banyaknya
penugasan
11, 12, 13
14,15
Skala
Interval
Bersambung kehalaman berikutnya
55
Tabel 3.2 (Lanjutan)
Sumber: Data primer yang diolah
Variabel Indikator No Butir
Pernyataan Pengukuran
Komitmen
Profesional
(Y1)
Gde Herry
(2013)
1. Kesuksesan
2. Kebanggaan
3. Inspirasi
16
17
18
Skala Interval
Sensitivitas
Etika (Y2)
Gde Herry
(2013)
1. Estimasi
Waktu
2. Pengendalian
Internal
Kasus 1
Kasus 2
Skala interval
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Profil Umum Perusahaan Manufaktur Oil And Gas di DKI Jakarta
Indonesia
Berikut merupakan sekilas profil umum responden dari 4 (empat)
Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta.
Tabel 4.1
Profil Umum Perusahaan Manufaktur Oil and Gas
No. Nama Perusahaan Profil Umum
1. PT Eptco Dian Persada PT Eptco Dian Persada didirikan pada
14 Februari, 1986. Merupakan
perusahaan lokal swasta yang berasal
dari Indonesia dibawah naungan Eptco
Group. PT Eptco Dian Persada
memfokuskan diri sebagai kontraktor
bagi perusahaan Oil and Gas yang
berada di Indonesia.
2. PT Jetec Indonesia-
Actemium Indonesia
PT Jetec Indonesia-Actemium
Indonesia merupakan anak perusahaan
dari Vinci Energies yang berasal dari
Perancis. Berkembang di Indonesia
sejak 2003 PT Jetec Indonesia
berpengalaman pada kontraktor Oil
and Gas dengan fokus pada telcom
and control system dan electrical
engineering and integration services.
3. PT Grama Bazita PT Grama Bazita merupakan
perusahaan yang berasal dari India
dibawah naungan Grama Bazita
Group. Grama Bazita telah berkarir
selama 30 tahun di berbagai negara.
Grama Bazita mempunyai pengalaman
yang bertahun-tahun pada industri Oil
and Gas.
Bersambung kehalaman berikutnya
57
Tabel 4.1 (Lanjutan)
No. Nama Perusahaan Profil Umum
Dimana berfokus pada pengerjaan
Engineering, Procurement and
Construction dan Project
Development and Management.
4. PT Mitra Galperti Mitra Galperti merupakan perusahaan
yang berasal dari Italia dibawah
naungan Galperti Group dimana
didirikan di Jakarta pada April 1995.
Mitra Galperti merupakan vendor dari
pipa, flens, perabot dan klep yang
berfokus pada konstruksi oil and gas
diseluruh negara. Klien utamanya
adalah Oil and Gas Project
Companies, Oil and Gas Project
Contractors, Fertilizer Plant dan
Vessel Fabricators.
Sumber: Data primer yang dikelola
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di 4 (empat) Perusahaan Manufaktur Oil
and Gas Swasta yang berada di DKI Jakarta. Penelitian ini menganalisis
tentang pengaruh orientasi etika dan pengalaman terhadap sensitivitas
auditor internal dengan komitmen profesional sebagai variabel intervening
pada auditor internal yang terdapat dalam wilayah kerja perusahaan
manufaktur oil and gas swasta. Adapun jumlah auditor internal dalam 4
(keempat) Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta berjumlah 50 orang.
Tabel 4.2
Pegawai pada Keempat Perusahaan
No. Nama Perusahaan Jumlah Pegawai
1. PT Eptco Dian Persada 15 orang pegawai
2. PT Jetec Indonesia-Actemium Indonesia 15 orang pegawai
3. PT Grama Bazita 10 orang pegawai
4. PT Mitra Galperti 10 orang pegawai
Sumber: Data primer yang diolah
58
Jumlah keseluruhan pegawai pada 4 (keempat) Perusahaan
Manufaktur Oil and Gas Swasta yang berjumlah 110 orang tidak dijadikan
responden dalam penelitian ini karena beberapa diantaranya tidak
memenuhi kriteria sebagai auditor. Pengumpulan data dilakukan melalui
penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Penyebaran
kuesioner dimulai dari 11 Desember 2014 sampai 19 Desember 2014.
Kuesioner diberikan dan diterima kembali oleh peneliti dengan waktu yang
sudah ditentukan serta menyesuaikan dengan jadwal kerja keempat
perusahaan manufaktur oil and gas swasta tersebut.
a) Karakteristik Responden Penelitian
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini,
kuesioner yang dibagikan berjumlah 50 eksemplar berdasarkan jumlah
auditor di 4 (keempat) Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI
Jakarta.
Tabel 4.3
Karakteristik Data Kuesioner
No Keterangan Jumlah Presentase
1. Kuesioner yang disebar 50 100%
a. PT Eptco Dian Persada 15 30%
b. PT Jetec Indo
c. nesia-Actemium Indonesia
15 30%
d. PT Grama Bazita 10 20%
e. PT Mitra Galperti 10 20%
2. Kuesioner yang tidak kembali - -
a. PT Eptco Dian Persada - -
b. PT Jetec Indonesia-
Actemium Indonesia
- -
c. PT Grama Bazita - -
d. PT Mitra Galperti - -
3. Kuesioner yang tidak dapat diolah - -
4. Kuesioner yang dapat diolah 50 100%
Sumber: Data primer yang diolah
59
Total kuesioner yang direspon dan dapat digunakan untuk mengolah
data sebanyak 50 kuesioner yaitu 50 dari total kuesioner yang disebar.
Sedangkan deskriptif responden dalam penelitian ini dapat dilihat berikut
ini:
a. Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional
Tabel 4.4 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden
berdasarkan jabatan fungsional.
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional
Sumber: Data primer yang diolah
Pada tabel 4.4 diatas dapat diketahui responden yang menjabat sebagai
auditor internal berjumlah 50 orang (100%).
b. Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.5 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden berdasarkan
pendidikan terakhir.
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terkahir
Frequen
cy Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Dibawah
Strata
2 4.0 4.0 4.0
s1 44 88.0 88.0 92.0
s2 4 8.0 8.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Jabatan Fungsional
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Auditor Internal 50 100.0 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
60
Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa responden yang berada pada
jenjang pendidikan Dibawah Strata berjumlah 2 orang (4%), jenjang
pendidikan S1 berjumlah 44 orang (88%), dan untuk responden pada
jenjang S2 berjumlah 4 orang (4%). Hal ini dikarenakan di Indonesia pada
umumnya standar pendidikan untuk direkrut menjadi auditor minimal Strata
Satu (S1).
c. Deskriptif Responden Berdasarkan Jurusan Dalam Jenjang Pendidikan
Tabel 4.6 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden berdasarkan
jurusan.
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jurusan Jurusan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Akuntansi 43 86.0 86.0 86.0
Hukum 3 6.0 6.0 92.0
Lainnya 1 2.0 2.0 94.0
Manajemen 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Untuk responden berdasarkan jurusan pada pendidikan terakhir, didapat
bahwa responden yang berasal dari jurusan akuntansi berjumlah 43 orang
(86%), responden yang berasal dari jurusan hukum berjumlah 3 orang (6%),
untuk responden yang berasal dari lainnya 1 orang (2%), dan yang berasal
dari jurusan manajemen berjumlah 3 orang (6%). Hal ini dikarenakan untuk
menjadi seorang auditor internal tidak harus memiliki latar belakang
pendidikan formal dibidang akuntansi saja, tetapi bias dari berbagai jurusan
lainnya.
61
d. Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Tabel 4.7 berikut menyajikan hasil uji deskriptif responden berdasarkan
pengalaman kerja.
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
S
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan pengalaman bekerja didapatkan bahwa responden yang
lama bekerja 1-3 tahun berjumlah 43 orang (86%), dan untuk responden
yang lama bekerja 4-7 tahun berjumlah 7 orang (14%).
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Kualiditas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
(Corrected Item-Total Correlation) dengan r table. Jika r hitung lebih besar
dari nilai r table maka item valid dan sebaliknya r hitung lebih kecil dari
nilai r table maka item tidak valid. Dalam penelitian ini jumlah sampel (n) =
50 , maka besarnya df= 50-2 = 48. Dengan alpha = 0,05, maka didapat r
tabel = 0.278.
Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1-3 thn 43 86.0 86.0 86.0
4-7 thn 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
62
Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel orientasi etika dalam
tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Etika
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan etika, semua nilai
r hitung lebih besar dari nilai r table sebesar 0.278, maka dapat disimpulkan
bahwa semua butir pertanyaan etika adalah valid.
Berikut adalah hasil pengujian validitas variable pengalaman dalam
table 4.9.
No. Corrected Item- Total Correlation
(r hitung)
r table Kriteria
OE1 0.462 0.278 Valid
OE2 0.541 0.278 Valid
OE3 0.427 0.278 Valid
OE4 0.529 0.278 Valid
OE5 0.684 0.278 Valid
OE6 0.588 0.278 Valid
OE7 0.811 0.278 Valid
OE8 0.526 0.278 Valid
OE9 0.455 0.278 Valid
OE10 0.642 0.278 Valid
63
Tabel 4.9
Hasil Validitas Item Pertanyaan Pengalaman
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan pengalaman,
semua nilai r hitung lebih besar dari r table sebesar 0.278, maka dapat
disimpulkan butir pertanyaan pengalaman adalah valid.
Berikut adalah hasil pengujian validitas variable sensitivitas etika dalam
table 4.10
Tabel 4.10
Hasil Validitas Item Pertanyaan Sensitivitas Etika
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan sensitivitas etika,
semua nilai r hitung lebih besar dari r table sebesar 0.278, maka dapat
disimpulkan butir pertanyaan pendidikan adalah valid.
Berikut adalah hasil pengujian validitas variable komitmen professional
dalam table 4.11.
No. Corrected Item- Total Correlation (r hitung)
r table Kriteria
PE1 0.596 0.278 Valid
PE2 0.815 0.278 Valid
PE3 0.707 0.278 Valid
PE4 0.543 0.278 Valid
PE5 0.398 0.278 Valid
No. Corrected Item- Total Correlation
(r hitung)
r table Kriteria
SE1 0.693 0.278 Valid
SE2 0.693 0.278 Valid
64
Tabel 4.11
Hasil Validitas Item Pertanyaan Komitmen Profesional
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan pengalaman,
semua nilai r hitung lebih besar dari r table sebesar 0.278, maka dapat
disimpulkan butir pertanyaan pengalaman adalah valid.
b. Hasil Uji Reabilitas
Uji reabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrument
penelitian. Suatu instrument penelitian dapat dikatakan reliable jika nilai
Cronbach Alpha berada diatas 0.70. berikut adalah hasil pengujian reabilitas
variable orientasi etika, pengalaman, sensitivitas etika dan komitmen
professional dalam table 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Uji Reabilitas Konstruk
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel orientasi
etika sebesar 0.861, pengalaman sebesar 0.811, sensitivitas etika sebesar
0.818 dan komitmen profesional sebesar 0.726. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena
No. Corrected Item- Total Correlation
(r hitung)
r table Kriteria
PR1 0.616 0.278 Valid
PR2 0.422 0.278 Valid
PR3 0.547 0.278 Valid
Variabel Cronbach's
Alpha
Jumlah
Item
Keterangan
Orientasi Etika 0.861 10 Reliabel
Pengalaman 0.811 5 Reliabel
Sensitivitas Etika 0.818 2 Reliabel
Komitmen Profesional 0.726 3 Reliabel
65
mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.70. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan yang digunakan akan mampu
memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan
kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban
sebelumnya.
2. Hasil Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji
hipotesisnya. Adapun dalam pengujian hipotesis ini terdiri dari dua
persamaan, yaitu persamaan 1 dan persamaan 2. Seluruh pengujian dan
analisis data menggunakan bantuan SPSS 22 sebagai berikut:
a. Menguji Persamaan Analisis Jalur 1
Persamaan analisis jalur 1 (satu) adalah jalur yang diaplikasikan untuk
menganalisis pengaruh variable orientasi etika dan pengalaman terhadap
variable komitmen professional.
1) Hasil Uji Koefisien Jalur Persamaan 1
Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan
didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan variabel eksogen terhadap
variabel endogen. Berikut hasil pengolahan koefisien jalur tabel 4.13.
66
Tabel 4.13
Koefisien Jalur Persamaan 1
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 dibawah ini merupakan besarnya angka koefisien
determinasi pada persamaan analisis jalur 1.
Tabel 4.14
Koefisien Determinasi (R²) 1
Sumber: Data primer yang diolah
Untuk melihat besarnya pengaruh orientasi etika dan pengalaman
terhadap komitmen profesional dapat dilihat dari hasil perhitungan
Koefisien Determinasi dalam tabel 4.14, khususnya angka Adjusted R
Square. Koefisien Determinasi dengan simbol r² secara umum digunakan
sebagai informasi kecocokan suatu model.Besarnya angka Adjusted R
Square (r²) adalah 0.353. Perhitungan Koefisien Determinasi (KD) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100%
KD = 0.353 x 100%
KD = 35.3%
Keterangan:
Model
Standardized Coefficients
Beta
1 (Constant)
Orintasi Etika .626
Pengalaman -.102
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .616a .379 .353 .642
67
KD : Koefisien Determinasi r² : R Square
Kerangka hubungan kausal Persamaan 1 dapat dibuat melalui persamaan
struktural sebagai berikut:
Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyЄ1
Diketahui:
R² = 0.353
ρyЄ1 =√(1-R² ) = √ (1-0.353 = 0.804 = 80.4%
Keterangan:
ρyx1: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X1 terhadap Y.
ρyx2: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X2 terhadap Y.
ρyx3: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X3 terhadap Y.
ρyЄ1: Besarnya pengaruh variabel lain
X1 : Varibel eksogen orientasi etika
X2 : Variabel eksogen pengalaman
Y : Variebel intervening komitmen profesional
Jadi ρyЄ1 menunjukkan jumlah varians variabel komitmen profesional
yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel oreientasi etika, pengalaman,
sensitivitas etika dan komitmen profesional atau dengan kata lain
68
dipengaruhi variabel lain sebesar 80.4%. Maka dari itu, persamaan analisis
jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y = 0.626 X1 + - 0.102 X2+ 0.804 Є1
2) Hasil Uji Korelasi Hubungan Korelasi Antara Orientasi Etika (X1) dan
Pengalaman (X2)
Dalam metode analisis jalur untuk mencari hubungan kausal atau
pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung matriks
korelasi dari variabel orientasi etika dan pengalaman dalam tabel 4.15.
Tabel 4.15
Korelasi Orientasi Etika, Pengalaman, Komitmen Profesional
Berdasarkan uraian diatas, maka hasil pengujian tersebut dapat
disimpulkan dengan table 4.16.
Orientasi
Etika Pengalaman
Komitmen
Profesional
Orientasi Etika Pearson Correlation 1 ,174 ,608**
Sig. (2-tailed) ,227 ,000
N 50 50 50
Pengalaman Pearson Correlation ,174 1 ,007
Sig. (2-tailed) ,227 ,964
N 50 50 50
Komitmen
Profesional
Pearson Correlation ,608** ,007 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,964
N 50 50 50
Sumber: Data primer yang diolah
69
Tabel 4.16
Pengujian Hubungan Antar Variabel
Hubungan Koefisien
Korelasi
Kategori Probabilitas Kesimpulan
Orientasi
Etika (X1) dengan Pengalaman
(X2)
0.174 Sangat
Rendah 0.227 Tidak
Signifikan
Sumber: Data primer yang diolah
Korelasi sebesar 0.174 mempunyai maksud hubungan antara variabel
orientasi etika dan pengalaman rendah dan searah (karena hasilnya positif).
Korelasi antar dua variabel bersifat tidak signifikan karena angka
signifikansinya sebesar 0.227<0.05.
3) Hasil Uji Statistik Secara Individual (t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05.
Tabel 4.17
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 11.825 1.467 8.060 .000
Orientasi Etika .096 .018 .626 5.361 .000
Pengalaman -.053 .060 -.102 -.875 .386
a. Dependent Variable: Komitmen Profesionalisme
Sumber: Data primer yang diolah
70
a. Orientasi Etika (X1) Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap
Komitmen Profesionalisme (Y)
Hasil Uji statistic t dapat terlihat pada kolom Sig pada table 4.17
Coefficient diperoleh variable oreintasi etika dengan nilai sig 0.000.
dibandingkan dengan probabilitas sig atau (0.05>0.000), maka
Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, artinya signifikan pengaruh orientasi etika
terhadap komitmen profesional. Koefisien lintasan parsial (path coefficient)
menunjukkan hubungan positif antara variabel orientasi etika terhadap
komitmen profesional sebesar 0.626 atau 62.6%. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2013), Miranda
(2013), Irawati (2012) dan Indira (2011).
Kurniawan (2013) menyatakan akuntan yang memiliki idealisme
orientasi yang tinggi akan berusaha untuk menghindari kesalahan pada
penggunaan laporan keuangan. Dengan demikian seseorang yang memiliki
tipe tersebut akan lebih menerima dan percaya akan tujuan dan nilai profesi,
taat pada standar profesi dan memberikan opini secara moral serta berusaha
untuk tetap menjadi bagian dari sebuah profesi.
Selain itu Hunt dan Vitell (1986) menjelaskan bahwa kemampuan
seorang yang profesional untuk dapat mengerti dan peka terhadap masalah-
masalah etika dalam profesinya dipengaruhi oleh lingkungan dimana
masyarakat itu berada. Sedangkan komitmen profesional merupakan
tingkatan sebuah loyalitas individu pada profesinya sebagaimana telah
dipersepsikan oleh individu tersebut (Larkin, 1990 dalam Kurniawan, 2013).
71
Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang
diajukan. Penelitian menujukkan bahwa seorang internal auditor yang
memiliki orientasi etika yang tinggi maka cenderung akan memiliki
komitmen yang tinggi pula terhadap profesionalisme dalam bekerja. Dan hal
ini terbukti melalui tanya jawab langsung bahwa semua responden pada
penelitian ini telah berstatus sebagai pegawai tetap dan mereka menjunjung
tinggi terapan etika dalam komitmen bekerja sebagai seseorang yang
profesional. Dimana orientasi etika akan membentuk keyakinan, kemauan
dan keinginan untuk menjalankan dan mempertahankan status sebagai
seseorang yang profesional pada bidangnya demi kelangsungan hidup baik
terhadap perusahaan ataupun individual tersebut.
b. Pengalaman (X2) Tidak Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap
Komitmen Profesional (Y)
Hasil uji statistik t terlihat pada kolom Sig pada tabel 4.17 Coefficients
diperoleh variabel pengalaman dengan nilai sig 0.386. Dibandingkan
dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih kecil dari
nilai probabilitas sig atau (0.05<0.386), maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak,
artinya tidak signifikan pengaruh pengalaman terhadap komitmen
profesional. Koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan
hubungan negatif antara variabel pengalaman terhadap komitmen
profesional sebesar -0.102 atau -10.2%. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Nor (2012), Anggraini (2012),
Hudiwirnasih (2010), Suraida (2005) dan Sumardi (2001).
72
Sumardi (2001) mengatakan lamanya bekerja sebagai auditor (ukuran
pengalaman) menjadi bagian penting yang mempengaruhi sikap komitmen
profesionalisme. Dengan pengalaman yang didapat oleh seorang auditor
akan meningkatkan keahlian seperti audit expertise dan profesional
judgment dimana berkaitan erat dengan pembentuk sebuah sikap
profesionalisme.
Menurut Nor (2012) selain memiliki pengetahuan seorang auditor harus
memiliki keahlian audit. Keahlian tersebut dibagi menjadi dua kelompok
yaitu keahlian teknis dan non teknis. Dan salah satunya kelahlian non teknis
diperoleh oleh faktor-faktor personal dan salah satunya yaitu pengalaman.
Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang
diajukan. Penelitian menunjukkan bahwaseorang internal auditor yang
memiliki pengalaman yang tinggi tidak selalu memiliki komitmen yang
tinggi pula terhadap komitmen profesionalisme dalam bekerja. Pengalaman
merupakan pelajaran non teknis yang didapatkan dari masa lalu melalui
kegiatan yang telah didapati sebelumnya dan dapat digunakan untuk
mengukur sejauh mana perkembangan seorang individual. Hal ini terlihat
pula bahwa pada perusahaan manufaktur oil and gas sebesar 84% karyawan
hanya memiliki pengalaman 1-3 tahun sedangkan pengalamankerja 4-7
tahun hanya 16%.
4) Hasil Uji Statistik Secara Simultan (F)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara bersama-sama atau serentak
terhadap variabel dependen.
73
Tabel 4.18
Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 11.848 2 5.924 14.373 .000a
Residual 19.372 47 .412
Total 31.220 49
a. Predictors: (Constant), PET, EOT
b. Dependent Variable: PRT
Sumber: Data primer yang diolah
Uji secara simultan ditunjukkan oleh table 4.20 hasil uji F (ANOVA).
Dari tabel 4.18 diperoleh nilai F sebesar 14.373 dengan nilai probabilitas
(sig) sebesar 0.000 karena nilai sig <0.05, maka keputusannya adalah Ho4
ditolak dan Ha4 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan.
Gambar hasil penelitian persamaan analisis jalur 1 ditujukkan pada gambar
4.1.
ρyЄ1= 0.804
ρyx1= 0.626
r12= 0.174
ρyx2 = -0.102
Gambar 4.1
Hasil Penelitian Persamaan Analisis Jalur 1
Hasil Pengujian persamaan 1 dapat diringkas seperti pada tabel 4.19
sebagai berikut:
Orientasi
Etika (X1)
Pengalaman
(X2)
Komitmen
Profesional (Y)
74
Tabel 4.19
Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total,
Kontribusi Orientasi Etika (X1) dan Pengalaman (X2) Secara Simultan
Dan Signifikan Terhadap Komitmen Profesional (Y)
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur persamaan 1 tersebut, maka
memberikan informasi secara objektif sebagai berikut:
1. Besarnya kontribusi orientasi etika (X1) yang secara langsung
mempengaruhi komitmen profesional (Y) adalah 0.626 atau 62.6%.
2. Besarnya kontribusi pengalaman (X2) yang secara langsung tidak
mempengaruhi komitmen profesional (Y) adalah -0.102 atau -10.2%.
3. Besarnya kontribusi orientasi etika (X1) dan pengalaman (X2) secara
simultan yang secara langsung mempengaruhi komitmen professional
(Y) adalah 0.353 = 35.3%. sisanya sebesar 0.647 atau 64.7%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti (Nor, 2012) pengaruh fee
audit, kompetensi auditor dan perubahan kewenangan.
Variabel Koefisien Jalur
Kontribusi Kontribusi Bersama Langsung Tidak
Langsung
Total
X1 0.626 0.626 - 0.626
X2 -0.102 -0.102 - -0.102
Є1 0.865 0.647 - -
X1 dan
X2
- - - - 0.353
75
b. Menguji Persamaan Analisis Jalur 2
Persamaan analisis jalur 2 (dua) adalah jalur yang diaplikasikan untuk
menganalisis pengaruh variable orientasi etika dan pengalaman terhadap
variable sensitivitas etika melalui variable komitmen professional.
1) Hasil Uji Koefisien Jalur Persamaan 2
Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan
didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan variabel eksogen terhadap
variabel endogen. Berikut hasil pengolahan koefisien jalur pada tabel 4.20.
Tabel 4.20
Koefisien Jalur Persamaan 2 Coefficients a
Model Standardized Coefficients
Beta
1 (Constant)
Orientasi Etika
Pengalaman
Komitmen Profesional
,435
,155
-,135
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.21 dibawah ini merupakan besarnya angka koefisien
determinasi pada persamaan analisis jalur 2.
Tabel 4.21
Koefisien Determinasi (R²) 2
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,428a ,183 ,130 ,760
a. Predictors: (Constant), Komitmen Prefesional, Pengalaman, Orientasi
Etika
b. Dependent Variable: Sensitivitas Etika
Sumber: Data primer yang diolah
76
Untuk melihat besarnya pengaruh orientasi etika dan pengalaman
terhadap sensitivitas etika auditor internal melalui komitmen profesional
sebagai variabel intervening dilihat dari hasil perhitungan dalam tabel 4.22,
khususnya angka Adujusted Rsquare. Koefisien Determinasi dengan simbol
r² secara umum digunakan sebagai informasi kecocokan suatu model.
Besarnya angka Adjusted Rsquare (r²) adalah 0.130.Perhitungan Koefisien
Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100%
KD = 0.130 x 100%
KD = 13.0%
Keterangan:
KD : Koefisien Determinasi r² : Rsquare
Kerangka hubungan kausal persamaan 2 dapat dibuat melalui
persamaan struktural sebagai berikut:
Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzx3 X3+ ρzy Y+ ρzЄ2
Diketahui:
R² = 0.130
ρyЄ2=√(1-R² ) = √1-0.130= 0.932 = 93.2%
Keterangan:
ρzx1: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X1 terhadap Z.
ρzx2: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
77
langsung X2 terhadap Z.
ρzx3: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X3 terhadap Z.
ρzЄ2: Besarnya pengaruh variabel lain
X1 : Varibel eksogen orienatsi etika
X2 : Variabel eksogen pengalaman Y : Variebel intervening komitmen profesional
Z : Variabel endogen sensitivitas etika
Jadi ρzЄ2 menunjukkan jumlah varians variabel sensitivitas etika yang
tidak dapat dijelaskan oleh variabel orientasi etika, pengalaman dan
komitmen profesional atau dengan kata lain dipengaruhi variabel lain
sebesar 93.2%. Maka dari itu, persamaan analisis jalur yang terbentuk
adalah sebagai berikut:
Z = 0.435 X1 + 0.155 X2 + -0.135 Y + 0.932 Є2
2) Hasil Uji Korelasi Hubungan Korelasi Antara Orientasi Etika (X1),
Pengalaman (X2) dan Komitmen Profesional (Y)
Berikut hasil uji korelasi hubungan variabel orientasi etika dan
pengalaman dalam tabel 4.22
78
Tabel 4.22
Korelasi Orientasi Etika, Pengalaman, Komitmen Profesional,
Sensitivitas Etika
Berdasarkan uraian diatas, maka hasil pengujian tersebut dapat
disimpulkan dengan tabel 4.23 yang terdapat dibawah ini:
Orientasi
Etika
Pengalama
n
Komitmen
Profesional
Sensitivitas
Etika
Orientasi Etika Pearson
Correlation
1 ,174 ,608** ,380
**
Sig. (2-tailed) ,227 ,000 ,007
N 50 50 50 50
Pengalaman Pearson
Correlation
,174 1 ,007 ,229
Sig. (2-tailed) ,227 ,964 ,109
N 50 50 50 50
Komitmen
Profesional
Pearson
Correlation
,608** ,007 1 ,131
Sig. (2-tailed) ,000 ,964 ,366
N 50 50 50 50
Sensitivitas
Etika
Pearson
Correlation
,380** ,229 ,131 1
Sig. (2-tailed) ,007 ,109 ,366
N 50 50 50 50
Sumber: Data primer yang diolah
79
Tabel 4.23
Pengujian Hubungan Antar Variabel
Hubungan Koefisien
Korelasi
Kategori Probabilitas Kesimpulan
Orientasi
Etika (X1) dengan Pengalaman
(X2)
0.174 Rendah 0.227 Tidak
Signifikan
Orientasi Etika (X1) dengan Komitmen
Profesional
(Y)
(X3)
0.608 Kuat 0.000 Signifikan
Pengalaman
(X2) dengan
Komitmen
Profesional
(Y)
0.007 Sangat
Rendah
0.964 Signifikan
Sumber: Data primer yang diolah
Korelasi sebesar 0.174 mempunyai maksud hubungan antara
variabel orientasi etika dan pengalaman rendah dan searah (karena hasilnya
positif). Korelasi antar dua variabel bersifat tidak siginifikan karena angka
siginifikansinya sebesar 0.227>0.05.
Korelasi sebesar 0.608 mempunyai maksud hubungan antara variabel
orientasi etika dengan komitmen profesional cukup kuat dan searah (karena
hasilnya positif). Korelasi antar dua variabel bersifat signifikan karena
angka signifikansinya sebesar 0.000<0.05.
Korelasi sebesar 0.007 mempunyai maksud hubungan antara variabel
pengalaman dengan komitmen profesional rendah dan searah (karena
hasilnya positif). Korelasi antar dua variabel bersifat tidak signifikan karena
angka signifikansinya sebesar 0.964>0.05.
80
3) Hasil Uji Statistik Secara Individual (t)
Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05.
Tabel 4.24
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,736 2,679 2,514 ,015
Orientasi Etika ,068 ,027 ,435 2,530 ,015
Pengalaman ,081 ,072 ,155 1,134 ,263
Komitmen
Profesional
-,137 ,173 -,135 -,795 ,430
a. Dependent Variable: Sensitivitas Etika
Sumber: Data primer yang diolah
a. Orientasi Etika (X1) Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap
Sensitivitas Etika Auditor Internal (Z)
Hasil uji statistik t dapat terlihat bahwa pada kolom Sig pada tabel
4.24 Coefficients diperoleh variabel orientasi etika dengan nilai sig 0.015.
Dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05
lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0.05>0.015), maka Ho3 ditolak
dan Ha3 diterima, artinya orientasi etika berpengaruh signifikan terhadap
sensitivitas etika. Dan koefisien lintasan parsial (path coefficient)
menunjukkan hubungan positif antara variabel orientasi etika terhadap
sensitivitas etika sebesar 0.435 atau 43.5%. Hasil penelitian ini mendukung
81
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Ajis (2012), Januarti (2011),
Aziza (2008) dan Falah (2007).
Ajis (2012) menyatakan bahwa orientasi etika dapat dijadikan sebagai
pedoman prinsip moral sebagai salah satu aspek terpenting bagi seseorang
dalam suatu lingkungan. Sehingga seorang perkeja dapat sadar bahwa
tindakan yang tidak sepatutnya dilakukan bisa dihindari demi menjaga
akuntabilitas profesi dalam masyarakat yang luas.
Menurut Januarti (2011) pemahaman etis yang baik oleh seorang
auditor akan berpengaruh baik terhadap sensitivitas etika yang dimilikinya.
Begitupula terhadap Aziza (2008) yang menyatakan bahwa seseorang yang
absolutis akan taat pada standar moral dan akan menunjukkan tingkat yang
tinggi terhadap sensitivitas etika. Selain itu Falah (2007) membuktikan
bahwa relativisme kurang sensitif terhadap situasi yang melanggar norma
atau aturan. Hal ini berbeda dengan idealisme dengan idealisme orientasi
etika yang lebih peka terhadap sebuah situasi yang melanggar norma atau
aturan, dimana seseorang yang idealisme dalam etika akan peka terhadap
sebuah kerugian yang menimpa orang lain sehingga dapat mempengaruhi
sensitivitas etika yang dimilikinya.
Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang
diajukan. Hal ini mengartikan bahwa semakin tinggi orientasi etika yang
dimiliki oleh seorang auditor internal maka sensitivitas etika dalam sebuah
lingkungan akan meningkat, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini terbukti
bahwa etika dapat mengukur sejauh mana kepekaan dan rasa sadar didalam
jiwa seseorang terhadap lingkungan dalam sebuah organisasi. Selain itu
82
dengan adanya orientasi etika karyawan dapat menempatkan diri saat
berinteraksi sesama karyawan sebagai sekelompok teman ataupun sebagai
seorang yang profesional dalam bekerja.
Disamping itu kemampuan dalam melakukan analisis tugas juga dapat
dipengaruhi oleh tingginya tingkat orientasi etika yang dimiliki. Seseorang
yang memiliki etika yang tinggi akan lebih sadar dan peka terhadap lebih
banyak kecurangan dibandingkan dengan auditor yang memiliki etika
rendah.
b. Pengalaman (X2) Tidak Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap
Sensitivitas Etika (Z)
Hasil uji statistik t dapat terlihat bahwa pada kolom Sig pada tabel
4.24 Coefficients diperoleh variabel pengalaman dengan nilai sig 0.263.
Dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05
lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0.05>0.263), maka Ho4 diterima
dan Ha4 ditolak, artinya tidak signifikan pengaruh orientasi etika terhadap
sensitivitas etika. Dan koefisien lintasan parsial (path coefficient)
menunjukkan hubungan positif antara variabel orientasi etika terhadap
sensitivitas etika sebesar 0.155 atau 15.5%. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ajis (2012), Butt dalam Gusti
(2008), Purnamasari (2005), Sumardi (2001) dan Hudiwinarsih (2010).
Ajis (2012) memaparkan bahwa pengalaman yang cukup memadai
dapa membantu menjaga nilia-nilai etika dalam bersikap di dunia kerja bagi
seorang auditor. Sedangkan hal positif yang diterima dari perusahaan atau
klien pun berdampak pada meningkatnya citra baik bagi auditor itu sendiri
83
sehingga kerja sama yang baik dapat terbina dengan baik. Sejalan dengan
pemaparan tersebut Butt (1988) dalam Gusti (2008) telah membuktikan
bahwa auditor yang mempunyai pengalaman akan membuat sebuah
judgement yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas yang dijalani sebagai
seorang auditor profesional dibandingkan yang kurang berpengalaman.
Purnamasari (2005) menyatakan seseorang yang memiliki pengalaman
kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal seperti
mendeteksi kesalahan, memahaminya dan dapat mencari penyebab
munculnya sebuah kesalahan. Dan keunggulan tersebut sangat bermanfaat
bagi pengembangan keahlian dimana pengalaman yang dimiliki individu
akan mempengaruhi pelaksanaan suatu tugas. Dapat disimpulkan bahwa
seseorang yang memiliki pengalaman akan lebih sensitif dalam menjalankan
tugasnya sebagai seorang auditor.
Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang
diajukan. Bahwa pada perusahaan manufaktur oil and gas swasta
pengalaman tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika.
Lamanya bekerja sebagai seorang auditor (ukuran pengalaman) tidak
mempengaruhi kepekaan terhadap perilaku etis dikarenakan kesadaran akan
berperilaku etis tersebut akan muncul dari masing-masing individu bukan
dari pengalaman kerja yang semakin tinggi.
Pengalaman itu sendiri merupakan kejadian yang pernah dialami
sebelumnya. Sedangkan kepekaan terhadap aturan etika tidak selalu
berdasarkan dengan apa yang telah dialami dimasa lalu tetapi bagaimana
84
seorang individual menempatkan kesadaran dalam berkomitmen agar selalu
bersikap patuh kepada aturan-aturan yang berlaku didalam sebuah organisasi.
Selain itu dapat diketahui bahwa munculnya kepekaan terhadap
lingkungan, standar-standar tertentu ataupun aturan dalam sebuah organisasi
akan tumbuh dari jiwa secara individual dan bagaimana pengendalian dan
kesadaran jika kita berada dalam suatu kelompok itu sendiri. Faktor lainnya
disebabkan juga oleh mayoritas auditor internal pada perusahaan
manufaktur oil and gas swasta hanya memiliki masa kerja antara satu
hingga tiga tahun.
c. Komitmen Profesional (Y) Tidak Berpengaruh Secara Signifikan
Terhadap Sensitivitas Etika (Z)
Hasil uji statistik t dapat terlihat bahwa pada kolom Sig pada tabel
4.24 Coefficients diperoleh variabel pengalaman dengan nilai sig 0.430.
Dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05
lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0.05<0.430), maka Ho diterima
dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan pengaruh orientasi etika terhadap
sensitivitas etika. Dan koefisien lintasan parsial (path coefficient)
menunjukkan hubungan negatif antara variabel komitmen profesional
terhadap sensitivitas etika sebesar -0.795 atau -79.5%. Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2013), Ajiz
(2012), Jeffrey (1966) dan Sutikno (1977).
Menurut Dewi (2013) dalam menjalankan tugasnya seorang auditor
internal harus memiliki rasa komitmen profesional, karena dengan memiliki
jiwa yang berkomitmen secara profesional dapat menjalin suatu hubungan
85
dengan sesama profesi. Dan juga dengan berkomitmen secara profesional
seorang auditor dituntut untuk dapat bekerja secara mandiri dan juga taat
dalam melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku. Sejalan dengan
pernyataan tersebut Jeffrey (1996) telah membuktikan bahwa seorang
akuntan dengan berlandaskan komitmen profesional yang kuat perilakunya
akan lebih taat terhadap aturan dibandingkan dengan akuntan komitmen
profesionalnya rendah.
Dalam pernyataannya Ajis (2012) menjelaskan bahwa sebuah profesi
harus dihargai dengan sebuah komitmen yang jelas, dan kemudian
komitmen tersebut dapat dijalankan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
etika. Dan yang terpenting adalah kemungkinan besar dapat terhindar dari
tindakan-tindakan yang melanggar aturan profesi. Hal tersebut sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutikno (1997) yang menyatakan
bahwa komitmen auditor pada sebuah profesi akan berpengaruh secara
positive pada kepekaan etika profesi.
Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang
diajukan hal ini dikarenakan auditor pada perusahaan manufaktur oil and
gas swasta masih menganggap tidak perlu untuk menjunjung tinggi nilai-
nilai etika dalam bekerja. Dapat diketahui bahwa komitmen profesional
merupakan sebuah janji dan pengabdian pada diri seorang individu untuk
menjadi seseorang yang ahli dibidangnya demi memajukan kelangsungan
sebuah organisasi.
Faktor lainnya disebabkan pula oleh latar belakang pendidikan
karyawan yang bervariasi pada perusahaan manufaktur oil and gas swasta.
86
Sehingga kesadaran akan pentingnya aturan pada profesi auditor yang
diberlakukan oleh perusahaan dan manajemen khusus rendah. Selain itu
pula pendidikan terkahir yang ditempuh oleh karyawan bervariasi. Dapat
diketahui semakin tinggi pendidikan akan semakin pula jiwa bekerja sebagai
seorang yang profesional dan akan memberikan nilai yang tinggi dalam
mendeteksi kesalahan-kesalahan ketika penyimpangan terjadi.
4) Hasil Uji Statistik Secara Simultan (F)
Hasil pengujian secara simultan variable orientasi etika dan pengalaman
ditunjukkan pada tabel 4.25 berikut.
Tabel 4.25
Hasil Uji Statistik F
Dari tabel 4.25 diperoleh nilai F sebesar 3.434 dengan nilai probabilitas
(sig) sebesar 0.024 karena nilai sig < 0.05, maka keputusannya adalah Ho9
dan Ha9 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Gambar
hasil penelitian persamaan analisis jalur 2 ditujukkan pada gambar 4.2.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5,944 3 1,981 3,434 ,024a
Residual 26,536 46 ,577
Total 32,480 49
a. Predictors: (Constant), Komitmen Profesional, Pengalaman, Orientasi Etika
b. Dependent Variable: Sensitivitas Etika
Sumber: Data primer yang diolah
87
Є2= 0.932
ρzx1= 0.435
ρzy=-0.135
r12= 0.174
ρzx2= 0.155
Gambar 4.2
Hasil Penelitian Persamaan Analisis Jalur 2
Hasil pengujian persamaan 2 dapat diringkas seperti pada tabel 4.26
sebagai berikut
Tabel 4.26
Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total,
Kontribusi Orientasi Etika (X1), Pengalaman (X2) dan Komitmen Profesional
(Y) Secara Simultan dan Signifikan Terhadap
Sensitivitas Etika (Z)
Sumber: Data primer yang diolah
Pengaruh Variabel
Koefisien Jalur
Kontribusi Kontribusi
Bersama Langsung Tidak Langsung
Melalui Komitmen
Profesional (Y)
Total
X1
terhadap Y 0.626 0.626 - 0.626
X1 terhadap Z
0.435 0.435 -0.084 0.351
X2 terhadap
Y -0.102 -0.102 - -0.102
X2
terhadapZ 0.155 0.155 0.013 0.168
Y terhadap Z -0.135 -0.135 - -0.135
Є2 0.932 0.87 - -
X1, X2 dan Y
- - - 0.130
Orientasi
Etika (X1)
Pengalaman (X2)
Komitmen Proefesional
(Y)
Sensitivitas Etika (Z)
88
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur persamaan 2 tersebut, maka
pemberian informasi secara objektif sebagai berikut:
1. Besarnya kontribusi orientasi etika (X1) yang secara langsung
mempengaruhi sensitivitas etika (Z) adalah 0.435 atau 43.5%.
Sedangkan besarnya kontribusi orientasi etika (X1) secara tidak
langsung mempengaruhi sensitivitas etika (Z) melalui komitmen
profesional (Y) X1→Z→Y= 0.626x(-0.135)= -0.084.
2. Besarnya kontribusi pengalaman (X2) secara langsung mempengaruhi
sensitivitas etika (Z) adalah 0.155 atau 15.5%. sedangkan besarnya
kontribusi pengalaman (X2) secara tidak langsung mempengaruhi
sensitivitas etika (Z) melalui komitmen profesional adalah
X2→Z→Y=-0.102x(-0.135)= -0.013.
3. Besarnya kontribusi komitmen profesional (Y) yang secara langsung
mempengaruhi sensitivitas etika (Z) adalah -0.135 atau -13.5%.
4. Besarnya kontribusi orientasi etika (X1) dan pengalaman (X2) yang
mempengaruhi sensitivitas etika (Z) melalui komitmen profesional
(Y) sebagai variabel intervening secara simultan adalah 0.130 atau
13%. Sisanya sebesar 0.87 atau 87% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain seperti keahlian, situasi audit dan gender (Sabrina dan Januarti,
2012).
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
bahwa orientasi etika dan pengalaman yang mempengaruhi sensitivitas
etika auditor internal melalui komitmen profesional hanya 13% lebih
rendah dibandingkan pengaruh dari faktor-faktor lain sebesar 87%.
89
C. Diagram Analisi Jalur
Diagram jalur yang dapat digambarkan dari hasil pengaruh langsung
dan tidak langsung dalam gambar 4.3 berikut:
Є2= 0.932
ρzx1= 0.435
ρzy=-0.135
ρyx1 = 0.626
r12= 0.174 ρyx2 = -0.102
ρzx2= 0.155 ρyЄ1= 0.804
Gambar 4.3
Diagram Jalur
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar diagram jalur diatas merupakan hasil dari keseluran yang
berawal pada jalur satu dan berakhir pada jalur dua yang menjelaskan bahwa
orientasi etika (X1) terhadap sensitivitas etika (Z) mempunyai nilai
signifikan positif koefisien jalur sebesar 0.435 atau 43.5%. Pengalaman (X2)
terhadap sensitivitas etika (Z) mempunyai nilai signifikan positif koefisien
jalur sebesar 0.155 atau 15.5%. Dan secara keseluruhan besarnya kontribusi
orientasi etika (X1) dan pengalaman (X2) yang mempengaruhi sensitivitas
etika (Z) melalui komitmen profesional (Y) sebagai variabel intervening
adalah 0.130 atau 13%. Sisanya sebesar 0.87 atau 87% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain seperti (Nor, 2012) pengaruh fee audit, kompetensi auditor
dan perubahan kewenangan.
Orientasi
Etika (X1)
Pengalaman (X2)
Komitmen Proefesional
(Y)
Sensitivitas Etika (Z)
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi etika dan
pengalaman terhadap sensitivitas etika dengan komitmen profesional sebagai
variabel intervening. Responden penelitian ini berjumlah 50 auditor yang
bekerja di empat (4) perusahaan manufaktor oil and gas swasta di DKI
Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian
yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan metode
analisis jalur (path analysis), maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Orientasi etika berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika auditor
internal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Ajis (2012), Januarti (2011), Aziza (2008) dan Falah (2007).
2. Pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika
auditor internal. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Ajis (2012), Butt dalam Gusti (2008), Purnamasari
(2005), Sumardi (2001) dan Hudiwinarsih (2010).
3. Orientasi etika dan pengalaman secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap komitmen profesional. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rita et. al. (2011), Adi dan
Indrawati (2004), Louwers, et all (1997), Libby (1990), Butt (1988).
91
4. Komitmen profesional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
sensitivitas etika auditor internal. Hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Ajis (2012), Jeffrey (1966), Sutikno
(1977) dan Dewi (2013).
5. Orientasi etika dan pengalaman memiliki pengaruh signifikan terhadap
sensitivitas etika auditor internal melalui komitmen profesional sebagai
variabel intervening. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Hapsari (2011), Lenny (2010), Poerwati (2003), Putri
(2011).
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
pertimbangan bagi empat (4) Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di
DKI Jakarta untuk lebih meningkatkan orientasi etika, pengalaman serta
komitmen profesional. Hal ini bertujuan agar sikap sensitivitas etika auditor
internal di Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta
semakin meningkat demi terciptanya kinerja dan hasil audit yang lebih baik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan orientasi etika
dan pengalaman berpengaruh signifikan terhadap komitmen profesional
auditor internal perusahaan manufaktur oil and gas swasta di DKI Jakarta,
terutama orientasi etika yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap
komitmen profesional. Hasil tersebut berimplikasi dengan adanya orientasi
etika dan kode etik akan menimbulkan sebuah komitmen untuk bekerja
secara profesional dan sebaik-baiknya pada suatu organisasi sebagai upaya
92
mewujudkan tujuan bersama. Selain itu, dengan adanya pengalaman akan
meningkatkan komitmen profesional auditor untuk bekerja.
Orientasi etika berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika auditor
internal di perusahaan manufaktur oil and gas swasta di DKI Jakarta. Hasil
tersebut berimplikasi pada auditor internal di perusahaan manufaktur oil and
gas swasta di DKI Jakarta bahwa orientasi etika memegang peranan
signifikan dalam peningkatan sensitivitas etika auditor internal. Orientasi
etika auditor internal di perusahaan manufaktur oil and gas swasta di DKI
Jakarta sudah diterapkan dengan baik, tetapi tetap harus ditingkatkan sebagai
salah satu upaya dari suatu asosiasi profesi untuk menjaga integritas profesi
tersebut agar mampu menghadapi berbagai tekanan yang muncul.
Pengalaman tidak berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor
internal di perusahaan manufaktur oil and gas swasta. Hasil tersebut
berimplikasi pada auditor internal di perusahaan manufaktur oil and gas
swasta harus meningkatkan pengalaman kerja dalam melaksanakan audit,
pengalaman yang diperoleh auditor akan bisa meningkatkan kepekaan dalam
pemeriksaan.
Komitmen profesional tidak berpengaruh terhadap sensitivitas etika
auditor internal di Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta. Hasil
tersebut berimplikasi pada auditor internal di Perusahaan Manufaktur Oil and
Gas Swasta bahwa komitmen profesional tidak memegang peranan
signifikan dalam peningkatan sensitivitas etika auditor internal. Akan tetapi,
dengan orientasi etika auditor akan memperoleh pengetahuan dan
93
pemahaman tersebut. Auditor internal akan semakin sensitiv atau peka dalam
menyelesaikan tugas pengawasan yang dibebankan.
C. Saran
Atas dasar kesimpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas ruang lingkup
area penelitian, tidak hanya pada perusahaan manufaktur saja, sehingga
lebih dapat digeneralisasikan.
2. Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta hendaknya lebih
meningkatkan perhatiannya dan lebih sadar lagi terhadap orientasi etika,
pengalaman dan komitmen profesional para auditornya sehingga mampu
untuk menjaga dan meningkatkan sensitivitas etika auditornya untuk
dapat melaksanakan tugas pengawasan dalam rangka menciptakan
efisiensi perusahaan.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode penelitian
yang berbeda seperti melakukan metode wawancara langsung kepada
responden agar lebih mencerminkan jawaban atas kondisi sebenarnya.
4. Penelitian lebih lanjut diharapkan akan dapat memperluas daerah survey
seperti melakukan penelitian di area manufaktur oil and gas pemerintah
sehingga hasil penelitian dalat disimpulkan secara umum.
5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melengkapi kekurangan-
kekurangan dalam keterbatasan penelitian ini, dengan meneliti faktor-
faktor lain seperti lingkungan, usia, dan jenis kelamin yang dapat
meningkatkan sensitivitas etika auditor internal.
94
DAFTAR PUSTAKA
Ajis, Arpandi, “Pengaruh Pengalaman Auditor, Komitmen Profesional, Orientasi
Etis dan Komitmen Organisasi Terhadap Sensitivitas Etika Auditor”,
Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
Alim, M. Nizarul., Trisna Hapsari., dan Liliek Purwanti, “Pengaruh Kompetensi
dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebaga
iVariabel Moderasi”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar 2007.
Amrizal, 2004. “Auditor Internal”, Jakarta
Alfianto, Nasron. “ Pengaruh Etika Kerja Akuntan terhadap Komitmen Profesi
dan Komitmen Organisasi”, Tesis, Semarang, 2002.
Asih, Dwi Ananing Tyas, “Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan
Keahlian Auditor Dalam Bidang Audit,” Yogyakarta: Skripsi Mahasiswa
Universitas Islam Indonesia.
Aziza, Nurma dan Agus Salim, “Pengaruh Orientasi Etika pada Komitmen
Sensitivitas Etika Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak
2008.
Barnett, T, Bass, K, Brown, G, “Ethical Ideologi And Ethical Judgements
Regarding Ethical Issues In Business”, Journal Of Business Ethics. Vol 13,
pp 469-480, 1994.
Cahayu, Dwi Ranti, “Pengaruh Etika, Pendidikan Dan Pengalaman Terhadap
Profesional Auditor Internal dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening
(Studi Pada Inspektorat Jendral Kementerian Perdagangan Republik
Indonesia)”, Skripsi, Jakarta, 2013.
Cahyasumirat, Gunawan, “Pengaruh Profesionalisme dan Komitmen Organisasi
Terhadap Kinerja Internal Auditor Dengan Kepuasan Kerja Sebagai
Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Internal Auditor PT. Bank
ABC)”, Tesis, Universitas Diponegoro, 2006.
Effendi, Arif Muhammad,“Perkembangan Profesi Internal Audit Abad 21”.
Jakarta, 2007.
Falah, Syaikul,“Pengaruh Budaya Organisasi dan Orientasi Etika terhadap
Sensitivitas Etika”, SNA X Makasar. 2006.
Forsyth, Donelson. R. 1980. “A Taxonomi of Ethical Ideologis, Journal of
Personality and Social Psychology”. Januari. Pp. 175 – 184. 1980.
95
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.
Gustati, “Hubungan Antara Komponen Standar Umum Aparat Pengawasan
Interen Pemerintah (APIP), Motivasi, dan Komitmen Organisasi dengan
Kinerja Auditor BPKP”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 6 No. 2,
Desember 2011.
Gusti, Maghfirah Dan Syahril Alis, “Hubungan Skeptisme Profesional Auditor
dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman Serta Keahlian Audit Dengan
Ketepatan Pemberian Opini Auditor Oleh Akuntan Publik”, Simposium
Nasional Akuntansi XII, Pontianak, 2008.
Hidayat, Widi dan Sari Handayani. “Peran Faktor-Faktor Individual dan
Pertimbangan Etis terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit
pada Lingkungan Inspektorat Sulawesi Tenggara”, Jurnal Mitra Ekonomi
dan Manajemen Bisnis, Vol. 1 No. 1, April, 2010.
Hudiwinarsih, Gunasti, “Auditor’s Experience, Cpmpetency, And Their
Independency As The Influencal Factors In Profesioanlism”, Journal of
Economics, Business and Accountancy Ventura, Volume 13 No. 3, Pages 2
53-264, December, 2010.
Hunt, Shelby D dan Scott J. Vitell, “The General Theory of Marketing Ethics: A
Revision and Three Questions”, Desember 2006.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Peneltian Bisnis”, Edisi
Pertama, Yogyakarta: BPFE, 1999.
Irawati, Anik dan Supriyadi, “Pengaruh Orientasi Etika Pada Komitmen
Profesional, Komitmen Organisasional dan Sensitivitas Etika Pemeriksa
dengan Gender sebagai Variabel Pemoderasi”, Simposium Nasional
Akuntansi XV, Banjarmasin 2012.
Istiqomah, “Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional dan Komitmen
Profesional terhadap Keinginan Berpindah Auditor Pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) Di Jawa Timur”, 2008.
Januarti, Indira, “Analisis Pengaruh Pengalaman Auditor, Komitmen Profesional,
Orientasi Etis dan Nilai Etika Organisasi Terhadap Persepsi Dan
Pertimbangan Etis (Auditor Badan Pemeriksa Keuangan Indonesia),” SNA
XIV Aceh, 2011.
Krisnawati, Baiq, “Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Etika Profesi
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Inspektorat Kabupaten dan
96
Kota Se-Pulau Lombok)”, Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 8, No. 3,
Hal. 158-169, November 2012.
Kurniawan, Dani Adi, “Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Sensitivitas Etika
Auditor Dengan Komitmen Profesional Dan Komitmen Organisasi Sebagai
Variabel Intervening”, Jurnal Akuntansi Diponogoro, Vol. 2 No. 2, 2013.
Louwers, Timothy J. Lawrence A Poneman and Robin R. Radike, “Examining
Accountant Ethical Behaviour: A Review and Implementation For Future
Research” Behavioural Accounting ResearchFoundation and Frontiers.
Edited by Vicky Arnold & Steve G Sutton, American Accounting
Association, 1997.
Miranda, Reza dan Dul Muid, “Analisis Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan
Mendeteksi Kekeliruan, Pengelaman Bekerja Auditor dan Etika Profesi
terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik (Studi Empiris
pada Auditor KAP di Semarang)”, Diponogoro Journal Of Accounting Vol
1, No 1, Halaman 1-8, 2013.
Mulyadi, Agus, “BPK Minta Itjen Kementerian Laporkan Tiket Palsu”, Diakses
melalui:http://nasional.kompas.com/read/2012/05/17/21461584/BPK.Minta.
Itjen.Kementerian.Laporkan.Tiket.Palsu, Pada tanggal: 30 September 2012.
Nor, Wahyudin, “Pengaruh Fee Audit, Kompetensi Auditor dan Perubahan
Kewenangan terhadap Motivasi Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi
XV, Banjarmasin 2012.
Novianti, Lenny dan Hendra Gunawan, “Pengaruh Etika Kerja Islam dan Etika
Bisnis Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Komitmen Profesi Sebagai
Variabel Intervening”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, No. 2, Agustus
2010.
Nugraha, A Basit Fauzi, “Pengaruh Pengalaman, Due Profesional Care, dan
Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey pada Auditor
Inspektorat dan BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)”, Tesis Universita
sKomputer Indonesia, 2012.
Poerwati, Srini, “Pengaruh Pengalaman Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja:
Profesionalisme Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris: Auditor
Internal Bawasda Jateng)”, Tesis, Universitas Diponegoro, 2013.
Purnamasari, St. Vera, “Sifat Machiavelian dan Pertimbangan Etis Anteseden
Independensi & Perilaku Etis Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi IX,
Padang, 2006.
97
Restuningdiah, Nurika. “Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Kepuasan
Kerja Akuntan Pendidik Melalui Komitmen Organisasional”. Jurnal
Ekonomi Bisnis, Tahun 14 Nomor 3, November 2009.
Richmond, Kelly Ann. “Ethical Reasoning, Machiavellian Behavior, and Gender:
The impact on Accounting Students’ Ethical Decision Making”,
Dissertation, Virginia, 2001.
Riduwan dan Kuncoro Engkos Ahmad, “Cara Menggunakan Dan Memaknai
Analisis Jalur (Path Analysis)”, Alfabeta, Jakarta, 2007.
Rismawaty, “Kepribadian & Etika Profesi”, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.
Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhofer, James H Sceiner, ”Internal
Auditing”, Jakarta: Salemba Empat, 2005.
Salim, Anisa Rahmatika,” Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,
Kompetensi, dan Integritas terhadap Kualitas Audit”, Diakses melalui:
repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1728/1/jurnal.pdf, Pada tanggal
1-5 Oktober 2012.
Saripudin, Netty Herawaty, Rahayu, “Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due
Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit (Survei terha
dap Auditor KAP di Jambi dan Palembang)”, E-Jurnal Binar Akuntansi,
Vol. 1, No. 1, Hal. 5-13, September 2012.
Saryanti, Endang, “Pengaruh Motivasi Kerja dan Etika Profesi terhadap
Pengambilang Keputusan Auditor”, Diakses melalui: e-journal.stie-
aub.ac.id/e-journal/index.php/probank/article/…/107/89, Pada tanggal: 28
Spetember 2012.
Setyorini, Andini Ika, “Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu
Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Variabel
Moderating Pemahaman Terhadap Sistem Informasi”, Tesis, Universitas
Diponegoro, 2011.
Shaub, Michael K., and Don W. Finn. “The Effect of Auditor’s Ethical
Orientation on Commitment and Ethical Sensititivity”. Behavioral Research
in Accounting. Voul. 5 pp 146 – 166. 1993.
Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Buwono, “Pengaruh Independensi,
Pengalaman, Due Professional Care, dan Akuntabilitas terhadap KualitasAudit”, Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, 2010.
98
Soetikno et. al., “Pengaruh Orientasi Etika Oleh Auditor Terhadap Komitmen
Dan Kepekaannya Pada Etika Profesi Akuntan”, Universitas Diponegoro,
1998.
Sumardi, “Pengaruh Pengalaman Terhadap Profesionalisme Serta Pengaruh
Profesionalisme Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja”, Tesis Program StudiMagister Akuntansi, Universitas Diponegoro, 2001.
Sukriah, Ika, “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas
dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”, Diakses melalui:
http://blog.umy,ac,id/ervin/files/2012/06/aspsia13.pdf. Pada tanggal: 4
November 2012.
Sutiarsih, Gusti Ayu, “Pengaruh Budaya Etis Organisasi, Idealisme, Dan
Relativisme Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi pada Aparatur
Inspektorat Pemerintah Kabupaten Buleleng)”, Jurnal Akuntansi, Vol. 2,
No. 1, 2014.
Suraidah, Ida, “Uji Model Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko
Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor”, Jurnal Akuntansi/
Th.IX,Mei, 2005.
Tranggono, Rahadyan Pobo dan Andi Kartika, “Pengaruh Komitmen Organisasio
naldan Profesional terhadap Kepuasan Kerja Auditor dengan Motivasi
sebagaiVariabel Intervening”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 15,
No. 1, Hal. 80-90,Maret 2008.
Trianingsih, Sri. “Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja Auditor:
Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan
Publik Di Jawa Timur)”. Program Studi Magister Sains Akuntansi
Universitas Diponogoro, Semarang, 2003.
Wardoyo, Trimanto Setyo dan Putri Ayu Seruni, “Pengaruh Pengalaman dan
Pertimbangan Profesional Auditor terhadap Kualitas Bahan Bukti Audit
yang Dikumpulkan”, Jurnal Ilmiah Akuntansi, Nomor 6, Tahun ke-2,
September-Desember, 2011.
Widiyanto, Adi Kurniawan Dwi dan Indrawati Yuhertian, “Pengaruh Pendidikan,
Pengalaman dan Pelatihan terhadap Profesionalisme Auditor Pemerintah
yang Bekerja Pada Badan Pengawas Kota Surabaya”, Konferensi Nasional
Akuntansi, Jakarta, 2005.
Wirnaningsih, Srihadi http://www.unpad.ac.id/archives/14315.
http:/referensiakuntansi.blogspot.com/2012/11
http://michelia.blogspot.com/2012/7
99
LAMPIRAN-LAMPIRAN
100
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
101
PENGARUH ORIENTASIETIKA DAN PENGALAMAN TERHADAP
SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR INTERNAL DENGANKOMITMEN
PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL TERVENING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Oil and Gas Swasta di DKI Jakarta)
KUESIONER
Nama : Mulyana Sari
Nim : 109082000012
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected]
102
No (Diisi oleh peneliti):.............................
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Saudara
Auditor Internal/Manajer/Supervisor
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya adalah mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi (SE), dengan ini saya:
Nama : Mulyana Sari
Nim : 109082000012
Jurusan : Akuntansi
Mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap.
Kuesioner ini akan dijadikan data penelitian saya. Oleh karena itu,
Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk membacanya dengan teliti dan menjawabnya
dengan lengkap. Segala informasi yang diperoleh dari kuesioner ini akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis.
Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, saya ucapkan terimakasih.
Mohon maaf atas waktu Bapak/Ibu/Saudara yang telah saya gunakan.
Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected]
103
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ..............................................
2. Jabatan Fungsional : ..............................................
3. Pendidikan Terakhir : 1. Dibawah strata
2. Strata 1 (Sarjana)
3. Strata 2 (Master)
4. Strata 3 (Doktoral)
4. Jurusan : 1. Akuntansi
2. Manajemen
3. Hukum
4. Lainnya.........................
5. Berapa lamakah Anda telah menjadi Auditor ditempat Anda bekerja sekarang:
1. 1-3 Tahun
2. 4-7 Tahun
3. 8-11Tahun
4. >11 Tahun
Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected]
104
1. Variabel Orientasi Etika (X1)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana:
STS= Sangat Tidak Setuju N= Netral SS= Sangat Setuju
TS= Tidak Setuju S= Setuju
No Pertanyaan
STS TS N S SS Relativisme
1. Tidak ada prinsip-prinsip etika yang begitu
penting untuk dijadikan bagian dari kode etik
auditor.
2. Aturan-aturan etika berbeda antara tim audit satu
dengan yang lain, demikian juga dengan
penerapannya, berbeda antara situasi satu dengan
yang lainnya.
3. Prinsip-prinsip harus dipandang sebagai sesuatu
yang sifatnya subjektif. Apa yang dianggap
seseorang bermoral, mungkin saja dianggap tidak
bermoral bagi orang lain.
4. Adanya perbedaan dalam sistem atau sikap moral
tidak dapat dianggap sebagai suatu perbedaan
yang telah menjadi sifat atau karakteristik dari
prinsip-prinsip moral.
5. Pertanyaan-pertanyaan tentang apakah sesuatu
itu bersifat etis atau tidak bagi setiap orang tidak
akan pernah bisa diselesaikan karena apa yang
dianggap bermoral atau tidak bermoral
tergantung pada penilaian individu.
No Pertanyaan
STS TS N S SS Idealisme
6. Auditor harus memastikan terlebih dahulu bahwa
hasil audit mereka tidak pernah secara sengaja
merugikan orang lain, dalam tingkat sekecil
apapun.
7. Auditor tidak dapat memberikan toleransi pada
perbuatan yang merugikan orang lain.
8. Melakukan tindakan yang dapat merugikan orang
lain adalah tindakan yang salah, walaupun
tindakan tersebut menguntungkan auditor.
9. Auditor tidak boleh menyakiti dan merugikan
orang lain secara fisik maupun psikologis.
10. Auditor tidak boleh melakukan tindakan
pengancaman.
Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected]
105
2. Variabel Pengalaman (X2)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana:
STS= Sangat Tidak Setuju N= Netral SS= Sangat Setuju
TS= Tidak Setuju S= Setuju
No Pertanyaan STS TS N S SS
11. Semakin lama menjadi auditor, semakin
mengerti bagaimana menghadapi
entitas/obyek pemeriksaan dalam
memperoleh data dan informasi yang
dibutuhkan.
12. Semakin lama bekerja sebagai auditor,
semakin dapat mengetahui informasi yang
relevan untuk mengambil pertimbangan
dalam membuat keputusan.
13. Semakin lama bekerja sebagai seorang
auditor, semakin dapat mendeteksi
kesalahan yang dilakukan obyek
pemeriksaan.
14. Banyaknya tugas yang dihadapi memberikan
kesempatan untuk belajar dari kegagalan
dan keberhasilan yang pernah dialami.
15. Banyaknya tugas yang diterima dapat
memacu auditor untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan cepat dan tanpa terjadi
penumpukan tugas.
Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected]
106
3. Variabel Komitmen Profesional (X3)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
STS= Sangat Tidak Setuju N= Netral SS= Sangat Setuju
TS= Tidak Setuju S= Setuju
4. Variabel Sensitivitas Etika (Y)
Dalam membaca skenario di bawah ini Bapak?Ibu ditempatkan sebagai
auditor. Kemudian indikasi tingkat pentingnya kasus tersebut menurut
Bapak/Ibu dengan memberikan tanda silang (X) sebagai berikut:
STP (1) = Sangat tidak penting P (3) = Penting
TP (2) = Tidak penting SP(4) = Sangat penting
Kasus 1
Surya adalah auditor senior KAP ABC yang bertanggung jawab atas audit PT
XYZ. Selama dua jam di pagi hari Surya mempersiapkan rapat dengan partner
dan manajer guna membahas temuan audit awal. Di sisi lain, pekerjaan
menumpuk dan diharapkan selesai di akhir tahun karena beberapa staf ditugaskan
menghadiri public offering klien dan pertimbangan bahwa ada beberapa staf yang
mengundurkan diri. Sebenarnya audit ini telah sesuai dengan anggaran, tapi Surya
mengetahui bahwa beberapa junior auditor gagal memenuhi estimasi waktu audit.
Padahal jam kerja audit tahun ini 3% dibawah tahun lalu.
No Pertanyaan STS TS N S SS
16.
Saya ingin melakukan usaha luar biasa
melebihiyang diharapkan demi kesuksesan
profesi auditor.
17. Saya bangga memberitahukan orang lain
bahwa saya adalah bagian dari profesi auditor.
18. Profesi auditor menginpirasi saya untuk
bekerja dengan sebaik-baiknya.
STP (1) TP (2) N(3) P (4) SP (5)
Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected]
107
Kasus 2
Surya menemukan kelemahan dalam struktur pengendalian internal PT XYZ dari
bendel kertas pemeriksaan interim yang dilakukan oleh auditor senior KAP ABC.
Kelemahan tersebut utamanya disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada
kuartal sebelumnya. Dokumentasi ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan
tingkat keyakinan terhadap pengendalian internal dan luasnya pengujian pada
akhir tahun.
*Terimakasih*
STP (1) TP (2) N(3) P (4) SP (5)
Mulyana Sari, Kritik dan Saran : [email protected]
108
LAMPIRAN 2
JAWABAN KUESIONER
109
Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Orientasi Etika (X1)
No EO1 EO2 EO3 EO4 EO5 EO6 EO7 EO8 EO9 EO10
1 1 5 5 5 1 1 4 5 5 1
2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5
4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 1 5 5 5 5 4 4 5 5 5
6 1 5 4 5 4 5 5 5 5 5
7 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5
8 1 5 5 5 4 4 5 5 5 5
9 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5
10 2 4 5 5 5 5 4 5 5 4
11 1 5 5 5 4 5 5 5 5 5
12 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5
13 1 4 5 5 4 1 4 5 5 5
14 2 5 4 4 5 5 5 5 5 5
15 2 5 4 4 4 5 5 5 5 4
16 2 5 5 5 5 5 4 5 5 4
17 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
18 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5
19 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
20 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
21 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
22 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
23 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
24 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
25 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
26 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
27 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
28 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
29 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
30 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
31 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
32 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
33 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
34 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
35 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
36 2 5 5 4 5 5 4 5 1 5
37 2 5 5 5 5 5 4 5 4 5
38 1 5 5 4 5 5 5 4 1 5
39 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5
40 1 5 5 5 5 4 5 4 5 5
41 1 5 5 5 5 4 5 5 5 5
42 1 5 1 5 5 5 4 5 4 5
110
Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Orientasi Etika (X1) (Lanjutan)
43 1 5 1 5 5 5 4 5 5 5
44 1 5 1 5 5 5 5 5 5 4
45 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4
46 2 5 5 4 4 5 4 5 1 5
47 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5
48 1 4 5 4 5 1 1 4 5 1
49 1 4 1 4 1 1 1 4 1 1
50 1 5 1 4 1 5 1 5 1 5
111
Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Pengalaman (X2)
No PE1 PE2 PE3 PE4 PE5
1 4 4 4 5 4
2 4 4 4 5 4
3 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 5
5 5 5 5 5 5
6 5 5 5 5 5
7 5 5 5 5 5
8 5 5 5 4 5
9 5 5 5 5 5
10 5 4 5 5 5
11 4 4 5 5 5
12 4 5 5 5 5
13 5 5 5 5 4
14 5 5 5 5 5
15 5 5 5 5 5
16 5 5 5 5 5
17 5 5 5 5 5
18 5 5 5 5 5
19 5 5 5 5 5
20 5 4 4 5 4
21 5 5 5 5 5
22 5 5 5 5 5
23 5 5 5 5 5
24 5 5 5 5 5
25 5 5 5 5 5
26 5 5 5 5 5
27 5 5 5 5 5
28 5 5 5 5 5
29 5 5 5 5 5
30 5 5 5 5 5
31 5 5 5 5 5
32 5 5 5 5 5
33 5 5 5 5 5
34 5 5 5 5 5
35 5 5 5 5 5
36 5 4 4 4 5
37 5 5 5 5 5
38 5 5 5 5 5
39 5 5 5 5 5
40 5 5 5 5 5
41 5 5 5 5 5
42 5 5 5 5 5
112
Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Pengalaman (X2) (Lanjutan)
43 5 5 5 5 5
44 5 5 5 5 5
45 5 4 5 5 5
46 5 4 5 4 5
47 5 4 4 4 5
48 4 4 4 4 5
49 4 4 5 4 4
50 5 4 5 4 4
113
Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Sensitivitas Etika (Z)
No SE1 SE2
1 4 4
2 4 4
3 4 4
4 4 4
5 4 4
6 5 4
7 4 4
8 4 4
9 4 4
10 4 5
11 4 5
12 5 5
13 5 5
14 5 5
15 5 5
16 5 5
17 5 5
18 5 5
19 5 5
20 5 5
21 5 5
22 5 5
23 5 5
24 5 5
25 5 5
26 5 5
27 5 5
28 5 5
29 5 5
30 5 5
31 5 5
32 5 5
33 5 5
34 5 5
35 5 5
36 5 5
37 5 5
38 5 5
39 5 5
40 5 5
41 5 5
42 5 5
114
Daftar Jawaban Kuesioner Variabel Sensitivitas Etika (Z) (Lanjutan)
43 5 5
44 5 5
45 5 5
46 4 5
47 4 5
48 4 4
49 4 4
50 5 4
115
Daftar Jawaban Kuesioner Komitmen Profesional (Y)
No PR1 PR2 PR3
1 5 5 5
2 5 5 5
3 5 5 5
4 5 5 5
5 5 5 5
6 5 5 5
7 5 5 5
8 5 5 5
9 5 5 5
10 5 5 5
11 5 5 5
12 5 5 5
13 5 5 5
14 5 5 5
15 5 3 5
16 5 5 5
17 5 4 5
18 5 5 5
19 5 5 5
20 5 5 5
21 5 5 5
22 5 5 5
23 5 5 5
24 5 5 5
25 5 5 5
26 5 5 5
27 5 5 5
28 5 5 5
29 5 5 5
30 5 5 5
31 5 5 5
32 5 5 5
33 5 5 5
34 5 5 5
35 5 5 5
36 5 5 4
37 4 4 4
38 4 5 5
39 5 5 5
40 5 4 5
41 5 5 5
42 5 5 5
116
Daftar Jawaban Kuesioner Komitmen Profesional (Y) (Lanjutan)
43 5 5 5
44 5 5 5
45 5 5 4
46 5 5 5
47 5 5 5
48 4 4 4
49 4 4 4
50 5 4 5
117
LAMPIRAN 3
TABEL SPSS
118
A. Hasil Uji Deskriptif Responden
J
j
Pendidikan Terkahir
Frequen
cy Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Dibawah
Strata
2 4.0 4.0 4.0
s1 44 88.0 88.0 92.0
s2 4 8.0 8.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Jurusan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Akuntansi 43 86.0 86.0 86.0
Hukum 3 6.0 6.0 92.0
Lainnya 1 2.0 2.0 94.0
Manajemen 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Jabatan Fungsional
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Auditor Internal 50 100.0 100.0 100.0
Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1-3 thn 43 86.0 86.0 86.0
4-7 thn 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
119
B. Hasil Uji Validitas
1. Orientasi Etika (X1)
2. Pengalaman (X2)
3. Sensitivitas Etika (Z)
No. Corrected Item- Total Correlation
(r hitung)
r table Kriteria
OE1 0.462 0.278 Valid
OE2 0.541 0.278 Valid
OE3 0.427 0.278 Valid
OE4 0.529 0.278 Valid
OE5 0.684 0.278 Valid
OE6 0.588 0.278 Valid
OE7 0.811 0.278 Valid
OE8 0.526 0.278 Valid
OE9 0.455 0.278 Valid
OE10 0.642 0.278 Valid
No. Corrected Item- Total Correlation
(r hitung)
r table Kriteria
PE1 0.596 0.278 Valid
PE2 0.815 0.278 Valid
PE3 0.707 0.278 Valid
PE4 0.543 0.278 Valid
PE5 0.398 0.278 Valid
No. Corrected Item- Total Correlation
(r hitung)
r table Kriteria
SE1 0.693 0.278 Valid
SE2 0.693 0.278 Valid
120
4. Komitmen Profesional (Y)
C. Hasil Uji Reabilitas
D. Hasil Uji Hipotesis Persamaan 1
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 11.848 2 5.924 14.373 .000a
Residual 19.372 47 .412
Total 31.220 49
No. Corrected Item- Total Correlation
(r hitung)
r table Kriteria
PR1 0.616 0.278 Valid
PR2 0.422 0.278 Valid
PR3 0.547 0.278 Valid
Variabel Cronbach's
Alpha
Jumlah
Item
Keterangan
Orientasi Etika 0.861 10 Reliabel
Pengalaman 0.811 5 Reliabel
Sensitivitas Etika 0.818 2 Reliabel
Komitmen Profesional 0.726 3 Reliabel
Model
Standardized Coefficients
Beta
1 (Constant)
Orintasi Etika .626
Pengalaman -.102
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .616a .379 .353 .642
121
E. Hasil Uji Korelasi Persamaan 1
F. Hasil Uji Hipotesis Persamaan 2
Model Standardized Coefficients
Beta
1 (Constant)
Orientasi Etika
Pengalaman
Komitmen Profesional
,435
,155
-,135
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 11.825 1.467 8.060 .000
Orientasi Etika .096 .018 .626 5.361 .000
Pengalaman -.053 .060 -.102 -.875 .386
Orientasi
Etika Pengalaman
Komitmen
Profesional
Orientasi Etika Pearson Correlation 1 ,174 ,608**
Sig. (2-tailed) ,227 ,000
N 50 50 50
Pengalaman Pearson Correlation ,174 1 ,007
Sig. (2-tailed) ,227 ,964
N 50 50 50
Komitmen
Profesional
Pearson Correlation ,608** ,007 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,964
N 50 50 50
122
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,736 2,679 2,514 ,015
Orientasi Etika ,068 ,027 ,435 2,530 ,015
Pengalaman ,081 ,072 ,155 1,134 ,263
Komitmen
Profesional
-,137 ,173 -,135 -,795 ,430
a. Dependent Variable: Sensitivitas Etika
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,428a ,183 ,130 ,760
c. Predictors: (Constant), Komitmen Prefesional, Pengalaman, Orientasi
Etika
d. Dependent Variable: Sensitivitas Etika
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5,944 3 1,981 3,434 ,024a
Residual 26,536 46 ,577
Total 32,480 49
a. Predictors: (Constant), Komitmen Profesional, Pengalaman, Orientasi Etika
b. Dependent Variable: Sensitivitas Etika
123
G. Hasil Uji Korelasi Persamaan 2
Orientasi
Etika
Pengalama
n
Komitmen
Profesional
Sensitivitas
Etika
Orientasi Etika Pearson
Correlation
1 ,174 ,608** ,380
**
Sig. (2-tailed) ,227 ,000 ,007
N 50 50 50 50
Pengalaman Pearson
Correlation
,174 1 ,007 ,229
Sig. (2-tailed) ,227 ,964 ,109
N 50 50 50 50
Komitmen
Profesional
Pearson
Correlation
,608** ,007 1 ,131
Sig. (2-tailed) ,000 ,964 ,366
N 50 50 50 50
Sensitivitas
Etika
Pearson
Correlation
,380** ,229 ,131 1
Sig. (2-tailed) ,007 ,109 ,366
N 50 50 50 50
124
LAMPIRAN 4
SURAT IZIN PENELITIAN
125
126
127
128
129
LAMPIRAN 5
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
130
131
132
133