PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY...

53
PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS AUDIT ( Studi Emipiris Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2014 TESSY SEPTIANI 120462201147 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 2017 ABSTRAK Tessy Septiani, 2017: Pengaruh opini going concern, audit delay, ukuran kantor akuntan publik terhadap kualitas audit(studi empiris padaperusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014). Tim promotor : Jack Febriand Adel, SE, M.Si.,Akt,CA Dan Sri Ruwanti,SE.,M.Sc Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh opini going concern, audit delay, ukuran kantor akuntan publik terhadap kualitas audit pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2014. purposive sampling, berdasarkan kriteria yang ada maka didapat 20 perusahaan 2010-2014. Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik,yaitu uji normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda, uji f dan uji t. Hasil dari penelitian ini adalah opini going concern, audit delay, ukuran akantor akuntan publik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Secara parsial hanya opini going concern saja yang berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan audit delay dan ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Kata Kunci : Opini Going Concern, Audit Delay, Ukuran Kantor Akuntan Publik, kualitas Audit

Transcript of PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY...

Page 1: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY DAN UKURAN

KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS AUDIT

( Studi Emipiris Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2014

TESSY SEPTIANI

120462201147

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2017

ABSTRAK

Tessy Septiani, 2017: Pengaruh opini going concern, audit delay, ukuran kantor akuntan publik

terhadap kualitas audit(studi empiris padaperusahaan property dan real estate yang terdaftar di

Bursa efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014). Tim promotor : Jack Febriand Adel, SE,

M.Si.,Akt,CA Dan Sri Ruwanti,SE.,M.Sc

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh opini going concern, audit delay, ukuran

kantor akuntan publik terhadap kualitas audit pada perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2014. purposive sampling, berdasarkan

kriteria yang ada maka didapat 20 perusahaan 2010-2014. Metode analisis data menggunakan uji

asumsi klasik,yaitu uji normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda, uji f dan uji t.

Hasil dari penelitian ini adalah opini going concern, audit delay, ukuran akantor akuntan

publik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Secara parsial hanya opini

going concern saja yang berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan audit delay dan ukuran

kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Kata Kunci : Opini Going Concern, Audit Delay, Ukuran Kantor Akuntan Publik, kualitas

Audit

Page 2: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

ABSTRACT

Tessy Septiani, 2017: The effek of opinion Going Concern, audit delay, measurement public

accountant public accountant office toward the quality of audit in industry of property and real

estate that has been registered in Bursa Efek Indonesia Period Years between 2010-2014. The

prommotor : Jack Febriand Adel, SE,.,M.Si,Akt, CA and Sri Ruwanti,SE.,M.Sc

This research purpose to examine the influence of opinion going concern, audit delay,

measurement public accountant office towards the quality of audit in industry of property and

real estate that has been registered in Bursa Efek Indonesia period years between 2010-2014.

Purpossive sampling based on the criteria that has been registered, there are 20 industry 2010-

2014. Analysis methode uses classic assumption examination, there are normality examination,

multikolonieritas, heteroscedasticity and autocorrelation. Hipothesis examination uses doubled

regression analysis, f examination and t examination.

Thr result of the research are going concern opinion, audit delay, the measurement

accountant office public based on simultant influence significantly toward the quality of audit. In

partial, only going concern opinion that influence toward quality of audit, whereas audit delay

and the measurement public accountant office did not give influence to the quality of audit.

Key Words : Going Concern Opinion, Audit Delay, The measurement public accountant office.

Page 3: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas audit adalah kemampuan auditor dalam mengaudit laporan keuangan dalam

memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau kecurangan dalam laporan

keuangan. Untuk menilai kualitas audit yang baik diharapkan auditor bekerja sesuai dengan

profesionalitas mereka serta dapat menilai risiko binis dengan tujuan untuk meminimalisasi

ketidakpuasan auditee. Kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang sangat

berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan (Werastuti, 2013).

Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kemampuan entitas

dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu yang pantas tidak lebih

dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan keuangan yang sedang diaudit (selanjutnya periode tersebut

akan disebut dengan jangka waktu pantas. Dengan adanya opini going concern dapat membantu

perusahaan dalam masalah laporan keuangan.

Audit delay merupakan keterlambatan dalam penerbitan laporan keuangan auditor dengan

tanggal laporan keuangan. Audit inilah yang mempengaruhi ketepatan informasi yang akan

dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian yang berdasarkan

informasi yang dipublikasikan.

Ukuran kantor akuntan publik yang baik memiliki keberanian dan kemampuan untuk

mengungkapkan permasalahan yang ada dalam perusahaan mengenai kelangsungan hidup suatu

entitas.

Page 4: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Penelitian ini mereplikasi dari skripsi dengan judul :” Pengaruh Tenure, Ukuran KAP

dan Spesialis Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas, maka penelitian tertarik untuk melakukan

penelitian terkait dengan kualitas audit dengan judul:”Pengaruh Opini Going Concern, Audit

Delay, Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada

Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Tahun 2010-2014)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kualitas Audit

Kualitas audit adalah kemampuan auditor dalam mengaudit laporan keuangan dalam

memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau kecurangan dalam laporan

keuangan. Untuk menilai kualitas audit yang baik diharapkan auditor bekerja sesuai

profesionalitas serta nereka dapat menilai risiko bisnis dengan tujuan untuk meminimalisasi

ketidakpuasan auditee. Kualitas audit yang baik akan menghasilkan informasi yang sangat

berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam hal pengambilan keputusan (Werastuti,

2013). Tujuan dari audit atas laporan keuangan adalah untuk memastikan apakah laporan

keuangan telah bebas dari salah saji material, sehingga tidak merugikan pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap perusahaan dalam Arens (2009).

Menurut Mulyadi (2002), secara umum audit adalah suatu proses sistematik untuk

memperolah dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian

Page 5: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuia antara pernyataan tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan. Opini auditor memberikan peran penting dalam integritas dan

kredibilitas laporan keuangan.

Kualitas audit memiliki arti yang berbeda-beda. Dari sisi auditor, kualitas audit

merupakan hasil kerja mereka yang telah sesuai dengan standar-standar yang telah ditetapkan

serta kode etik profesi. Kualitas audit diharapkan dapat mengurangi ketidakpuasan para pemakai

informasi dan menjaga laporan reputasi auditor. Sedangkan kualitas audit menurut para

pengguna laporan keuangan adalah jika auditor dapat memberikan opini yang sesuai dan

bertanggung jawab serta memberikan jaminan bahwa tidak terdapat kecurangan atau salah saji

material. Baik tidaknya suatu kualitas audit bergantung pada kemampuan penyedia jasa audit

dalam memenuhi harapan klien secara konsisten.

Auditor yang berkualitas merupakan auditor yang harus memenuhi standar professional

akuntan publik (SPAP). Dalam standar umum yang pertama menyebutkan bahwa auditor harus

dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup

sebagai auditor. Kualitas audit adalah laporan keuangan yang disampaikan kepada BAPEPAM

merupakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Auditor bertanggung jawab

untuk menyediakan informasi yang mempunyai kualitas tinggi yang akan berguna untuk

pengambilan keputusan para pemakai laporan keuangan. Auditor yang mempunyai kualitas audit

yang baik akan lebih cenderung mengeluarkan opini audit going concern apabila klien terdapat

masalah mengenai going concern. Auditor skala besar yang dapat menyelesaikan kualitas audit

yang baik dibanding auditor skala kecil termasuk dalam masalah going concern. Auditor skala

besar memiliki insentif yang lebih baik untuk menghindari kritikan, auditor skala besar juga

Page 6: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat

untuk menghadapi risiko pengadilan.

Kualitas auditor menjadi hal yang penting terhadap opini auditor yang akan diberikan

untuk laporan keuangan. Kualitas auditor dapat dilihat dari segi independensi yang dimiliki serta

masa kerja yang lama juga menentukan kualitas audit yang dimiliki oleh seorang auditor.

Kualitas auditor bergantung kepada dimana auditor itu berada, meskipun tidak berada dalam

KAP besar seperti KAP Big Four, kualitas auditor juga masih tetap terjaga diberbagai KAP

kecil.

Menurut Andi Kartika (2011), kualitas auditan berpengaruh terhadap kredibilitas laporan

keuangan ketika perusahaan go public. Oleh karena itu, underwriter yang memiliki reputasi

tinggi, menginginkan emitmen yang dijaminnya, memakai auditor yang mempunyai reputasi

tinggi pula. Auditor memiliki reputasi tinggi, akan menggunakan auditor yang memiliki reputasi.

Adapun beberapa hal yang berhubungan kualitas audit:

1. Lama waktu auditor telah melaksanakan audit pada klien yang sama maka kualitas yang

akan dihasilkan akan semakin rendah.

2. Jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit semakin baik karena

auditor dengan jumlah klien yang banyak akan menjaga reputasinya.

3. Kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada

kecenderungan klien tersebut untuk menentukan auditor agar tidak mengikuti standar.

4. Review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui

bahwa hasil pekerjaaannya akan direview oleh pihak ketiga.

Menurut Putri (2014), audit yang berkualitas adalah audit yang dilaksanakan oleh orang yang

kompeten dan independen. Auditor yang berkompeten adalah auditor yang memiliki kemampuan

Page 7: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

teknologi dan pengetahuna akuntansi serta memahami dan melaksanakan prosedur audit yang

benar. Sedangkan auditor yang independen adalah auditor yang jika menemukan pelanggaran,

akan secara independen melaporkan pelanggaran tersebut. Probabilitas auditor dalam

melaporkan pelanggaran tersebut tergantungpada tingkat kompetensi mereka. Kualitas audit

yang diproksikan dengan manajeman laba, pengukuran kualitas audit diukur dengan cara

mengukur tingkat akrual diskresioner yang merupakan proksi dari kualitas laba.

Menurut Wardhani dalam Panjaitan, (2014), menyatakan laba yang berkualitas jika

memenuhi beberapa kondisi yaitu bersifat netral, mampu untuk diprediksi, disajikan tepat waktu,

disajikan secara jujur, dan mengedepankan prinsip konservatisme.

Menurut Jones dalam Panjaitan, (2014), menyatakan bahwa akrual diskresioner adalah

dikresi yang dijalankan oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu yang merupakan selisih

antara total akrual dan non akrual dikresioner, sedangkan non diskresioner adalah akrual yang

terjadi seiring berubahnya aktivitas operasional perusahaan.

2.1.2 Pengertian Opini Going Concern

Dalam SPAP 2011,SA Seksi 341” Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi

apakah terdapat kemampuan entitas dalam memperthankan kelangsungan hidupnya (going

concern) dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan keuangan

yang sedang diaudit (selanjutnya periode tersebut akan disebut dengan jangka pantas). Evaluasi

auditor berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisi dan peristiwa yang ada pada atau telah

terjadi sebelum pekerjaan lapangan selesai. Informasi tentang kondisi dan peristiwa diperoleh

auditor dari penerapan prosedur audit yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai

tujuan audit yang bersangkuatan dengan asersi manajemen yang terkandung dalam laporan

keuangan yang sedang diaudit sebagaimana dielaskan dengan SA SEKSI 326 ( PSA N0.07 )

Bukti audit.

Page 8: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2011) going concern merupakan asumsi dasar

dalam penyusunan laporan keuangan, suatu perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau

berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Going concern

menilai apakah suatu perusahaan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka

waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu panjang.

Menurut Harahap (2011) dalam menyusun atau memahami laporan harus dianggap

bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada

sama sekali asumsi perusahaan atau usaha ini yang dicantumkan dalam informasi keuangan.

Prinsip ini menjadi dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan dalam informasi keuangan.

Nilai kekayaan dari suatu perusahaan dianggap hidup terus atau going concern tidak akan sama

dengan nilai atau harga kekayaan atau kewajiban dari suatu perusahaan atau lembaga yang akan

dilikuidasi. Biasanya harga atau nilai asset dari suatu perusahaan yang sudah dinyatakan bubar

atau likuidasi akan jatuh lebih murah dibandingkan dengan harga atau nilai asset yang masih

berjalan.

Going Concern menurut Belkaoui, 2006:135 dalam Handayani (2015) adalah suatu dalil

yang menyatakan bahwa kesatuan usaha akan menjalankan terus operasinya dlam jangka waktu

yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab serta aktivitas-aktivitasnya

yang tidak berhenti. Dalil ini memberikan gambaran bahwa suatu entitas akan diharapkan untuk

beroperasi dalam jangka waktu yang tidak terbatas atau tidak diarahkan menuju kearah likuidasi.

Diperlukannya suatu operasi yang berlanjut dan berkesinambungan untuk menciptakan suatu

konsenkuensi bahwa laporan keuangan yang terbit disuatu periode mempunyai sifat sementara

sebab masih merupakan suatu rangkaian laporan keuangan yang berkelanjutan.

Page 9: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

SPAP 2011 (PSA NO.30 ) memberikan pedoman kepada auditor tentang dampak

kemampuan suatu usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini auditor

sebagai berikut:

1. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai kemampuan suatu usaha dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka wajtu yang pantas.

a. Memperoleh informasi mengenai rencaba manajemen yang ditinjukan untuk

mengurangi dampak kondisi dari peristiwa tersebut.

b. Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif

dilaksanakan.

2. Jika manajemen tidak memiliki rencana yang mengurangi dampak kondisi dan peristiwa

terhadap kemampuan suatu usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya,

auditor mempertimbangkan untuk memberikan pernyataan yang tidak memiliki

pendapat.

3. Jika manajemen memiliki rencana tersebut, langkah selanjutnya yang harus dilakukan

oleh auditor adalah menyimpulkan bahwa efektifitas rencana tersebut, diantaranya:

a. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut tidak efektif, auditor menyatakan

tidak memberkan pendapat.

b. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebur efektif dan klien mengungkapkan

dalam catatan laporan keuangan, auditor menyatakan pendapat wajar tanpa

pengecualian.

c. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif akan tetapi klien tidak

mengungkapkan dalam catatan laporan keuangan, auditor pendapat tidak wajar.

Page 10: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa yang mengarah kepada pada kesangsian

atas kelngsungan hidup perusahaan (SPAP SA Seksi 341,2011)

1. Tren negatif. Contoh : Kerugian operasi yang berulang kali terjadi, kekurangan modal

kerja, arus kas negatif dari kerugian usaha , rasio keuangan yang penting yang jelek.

2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan. Contoh : Kegagalan dalam

memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen,

penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa.

3. Masalah intern. Contoh: Pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang

lain, ketergantungan yang besar atas sukses proyek tertentu, komitmen jangka panjang

yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk signifikan memperbaiki operasi.

4. Masalah luar yang telah terjadi. Contoh: Pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya

undang-undang, atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan

kemampuan entitas untuk beroperasi.

Going Concern merupakan asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan, suatu

perusahaan diasumsukan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara

material skala usahanya (Standar Akuntansi Keuangan,2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi

going concern adalah:

a. Ketidakmampuan untuk membayar hutang.

b. Ketidakmampuan melanjutkan bisnis.

c. Ketidakmampuan mengatur harta sehingga merugikan bisnis yang sedang dijalankan.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik SA Seksi 110, tujuan audit atas laporan

keuangan oleh auditor independen pada umumya adalah untuk menyatakan pendapat tentang

Page 11: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

kewajaran dalam semua hal yang material,posisi keuangan , hasil usaha, perubahan ekuitas, dan

arus kas sesuai dengan prinsip akuntan yang berlaku diindonesia.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011 (PSA 29 SA SEKSI 508

) ada lima jenis pendapat akuntan yaitu :

1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian ()

Laporan audit ini diterbitkan oleh auditor eksternal apabila semua kondisi audit telah

terpenuhi dan tidak ada salah saji yang signifikan serta laporan keuangan secara wajar sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas ( Unqualifield opini with

explanatory laguage)

Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor

menambahkab paragraf penjelasan ( atau bahasa penjelasan lainnya) dalam laporan audit

meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor.

Keadaan tersebut meliputi :

a. Pendapat wajar sebagaian didasarkan atas laporan auditor independen lain.

b. Untuk memcegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan – keadaan

yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu standar akuntansi

yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).

c. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakni tantang

adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas namun setelah

Page 12: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

mempertimbangkan rencana manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana

manajemen tersebut.

3. Pendapat wajar dengan pegecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan secara wajar,

dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai

dengan yang dikecualikan pendapat yang dinyatakan bila mana:

1. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkungan

audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan

pendapat wajar tanppa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak

memberikan pendapat.

2. Auditor yakin atas dasar auditnya bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari

SAK/ETAP/IFRS yang berdampak material, ia berkesimpulan untuk tidak

menyatakan pendapat tidak wajar.

4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan

secara wajar, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan

SAK/ETAP/IFRS.

Apabila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam paragraf

terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya meliputi :

a. Semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar.

Page 13: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

b. Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap

posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas jika secara praktis untuk

dilaksanakan.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat

a. Suatu pernyataan tidak memberikan pedapat menyatakan bahwa auditor tidak

menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor tidak dapat menyatakan suatu

pendapat bila mana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu

pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS.

b. Pernyataan tidak dapat memberikan pendapat harus tidak diberikan karena auditor

yakin, atas dasar auditnya, bahwa terdapat penyimpangan material dari

SAK/ETAP/IFRS. Jika pernyataan tdak memberikan pendapat disebabkan

pembatasan lingkungan audit, auditor harus menunjukkan dalam paragraf terpisah

semua alasan subtantif yang mendukung pernyataan tersebut.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 201, SA seksi 341 yang

termasuk opini going concern adalah:

1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas (Unqualified with explanatonary

language)

Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor

menambahkab paragraf penjelasan ( atau bahasa penjelasan lainnya) dalam laporan audit

meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor.

Keadaan tersebut meliputi :

a. Pendapat wajar sebagaian didasarkan atas laporan auditor independen lain.

Page 14: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan – keadaan

yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu standar akuntansi

yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).

c. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakni tentang

adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas namun setelah

mempertimbangkan rencana manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana

manajemen tersebut.

2. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan secara wajar,

dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai

dengan yang dikecualikan pendapat yang dinyatakan bila mana:

a. Ketiadaan bukti yang kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap

lingkungan audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat

menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan

tidak memverikan pendapat.

b. Auditor yakin atas dasar auditnya bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari

SAK/ETAP/IFRS yang berdampak material, ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan

pendapat tidak wajar.

3. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion )

Page 15: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan

secara wajar, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan

SAK/ETAP/IFRS.

Apabila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam paragraf

terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya meliputi :

a. Semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar.

b. Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi

keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas jika secara praktis untuk

dilaksanakan.

4. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)

a. Suatu pernyataan tidak memberikan pedapat menyatakan bahwa auditor tidak

menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor tidak dapat menyatakan suatu

pendapat bila mana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat

tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS.

b. Pernyataan tidak dapat memberikan pendapat harus tidak diberikan karena auditor yakin,

atas dasar auditnya, bahwa terdapat penyimpangan material dari SAK/ETAP/IFRS. Jika

pernyataan tdak memberikan pendapat disebabkan pembatasan lingkungan audit, auditor

harus menunjukkan dalam paragraf terpisah semua alasan subtantif yang mendukung

pernyataan tersebut.

2.1.3 Audit Delay

Dalam standar profesional akuntan publik (SPAP) dijelaskan bahwa standar pekerjaan

lapangan yaitu pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya pemahaman memadai atas pengendalian ntern harus diperoleh

Page 16: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

untuk merencanakan audit dan menentukan seft, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan

seperti bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

permintaan ketenaran, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk mrnyatakan pendapat atas

laporan keuangan yang diaudit ( Ikatan Akuntan Indonesia 2011). Dengan adanya standar

tersebut, auditor membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam melaksanakan proses audit.

Konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan kuangan yang

diaudit (Ikatan Akuntan Indonesia 2011).

Setiap usaha baik badan maupun perseorangan tidak dapat terlepas dari kebutuhan

informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan

keuangan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi

keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau

laporan arus dana), catatan dan laporan lain. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi

tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industry

dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga (IAI, 2011).

Laporan keuangan memberikan informasi penting mengenai perusahaan yang dapat

dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan uang. Laporan keuangan sebagi hasil akhir dari

penyelenggaraan akuntansi dalam peusahaan hanya mampu menghasilkan informasi sesuai

dengan kemampuan akuntansi. Laporan keuangan sangat penting bagi pihak-pihak terlibat dalam

perusahaan, yaitu kreditur, pemegang saham, dan manajemen itu sendiri. Dengan pentingnya

informasi laporan keuangan tersebut, maka ketepatan waktu pelaporan sangat ditunggu oleh

pihak-pihak terkaiy tersebut (Badriyah,et,al. 2013).

Karena kreditur harus melakukan beberapa standar auditing untuk memastikan bahwa

alat bukti yang diharapkan dilapangan bener-bener relevan dan dapat mendukung pemberian

Page 17: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

opini atas laporan keuangan perusahaan. Hal ini yang mendukung munculnya audit delay, yaitu

lamanya waktu antara dikeluarkan laporan keuangan perusahaan dan laporan keuangan yang

telah diaudit.

Berdasarkan peraturan tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan diindonesia

diatur dalam Undang-Undang (UU) No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Undang-undang

(UU) menyatakan bahwa kewajiban penyampaian laporan tahunan emiten perusahaan public

diatur dalam peraturan nomor X.K.6 sebagaiman dimuat dalam lampiran keputusan ini berlaku

untuk menyusun laporan tahunan untuk tahun buku yang berakhir pada atau setelah tanggal 31

Desember 2012. Keputusan Bdan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor:

Kep-134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan

bagi emiten dan perusahaan publik. Berdasarkan keputusan BAPEPAM-LK Nomor: Kep-

431/BL/2012 tentang penyampaian laporan tahunan emiten atau perusahaan public yang

menyatakan pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepada

BAPEPAM-LK paling lambat 4 (Empat) bulan setelah tahun berakhir atau 120 hari.

Study tentang audit delay ini biasanya berhubungan dengan ketepatan penyampaian

kaporan keuangan (timelines financial reporting), karena jangka waktu antara keluarnya laporan

keuangan oleh perusahaan dan laporan audit akan mempengaruhi ketepatan waktu pengumpulan

laporan keuangan kepada BAPEPAM untuk perusahaan publik diindonesia.

Menurut Juriica (2013) jangka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses audit

akan mempengaruhi lamanya proses pengumuman laporan keuangan perusahaan. Semakin lama

jangka waktu antara penerbitan dan pengumuman laporan keuangan maka akan berkurang

manfaat dari laporan keuangan tersebut. Pada proses ini, proses audit bisa menjadi suatu

Page 18: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

penghambat dalam ketepatan waktu pengumuman dan penyampaian laporan keuangan. Salah

satu ukuran ketepatan dalam menyampaikan laporan keuangan (timesline of financial reporting)

adalah audit delay. Penelitian terkait dengan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan yang

selama ini dilakukan menitik beratkan pada faktor-faktor yang menyebabkan audit delay.

2.1.4 UKURAN KANTOR KUNTAN PUBLIK

Ukuran kantor akuntan publik yang memeriksa perusahaa yang bersangkutan. Secara

umum, bila KAP baik, seperti perusahaan big Four , tingkat independensi dari auditor mereka

akan lebih terpercaya. Tapi apabila reputasi KAP kurang baik dimata publik, kepercayaan

terhadap hasil opini audit dengan paragraf going concern pun bias saja diragukan. Reputasi

kantor akuntan publik dipertaruhkan ketika opini yang diberikan ternyata tidak sesuai dengan

kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Auditor harus memiliki keberanian untuk mengungkap

permasalahan yang ada dalam perusahaan mengenai kelangsungan hidupnya. Kualitas audit yang

akan menjadi faktor penting bagi pengguna hasil laporan keuangan, kualitas KAP yang baik akan

menjadi faktor yang cukup penting juga untuk para investor, dan juga pihak luar perusahaan.

De Angelo Sylvia, (2012), menyatakan bahwa kualitas audit dari akuntan public dapat

dilihat dari ukuran KAP yang melakukan audit. KAP besar (Big 4 accountig firms) yakni

melakukan audit lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP kecil (Non Big 4 accounting

firms). Namun pada tahun 2001, terjadi financial statement fraund di Enron dan juga beberapa

kasus lainnya. Dalam kasus-kasus tersebut akuntan public yang mengaudit termasuk kantor

akuntan publik yang berukuran besar dan memiliki reputasi baik. Kasus- kasus tersebut

menunjukkan bahwa tidak semua kantor akuntan public yang berukuran besar malakukan audit

yang berkualitas tinggi.

Page 19: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Kualitas audit yang akan berpengaruh pada laporan audit yang dikeluarkan oleh auditor.

Terdapat empat katagori laporan audit menurut Arens et.al (2009) yaitu, wajar tanpa

pengecualian, wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi kalimat,

wajar dengan pengecualian, dan tidak wajar atau menolak memberikan pendapat. Masing-masing

dari laporan audit tersebut dikeluarkan dengan kondisi yang berbeda-beda. Auditor dituntut

untuk menggunakan kompetensi dan independensinya semaksimal mungkin dalam melaporkan

poeses audit agar menghasilkan opini audit yang sesui karena reputasi auditor juga ikut

dipertaruhkan ketika opini ternyata tidak sesuai dengan kondidi perusahaan yang sesungguhnya.

Laporan keuangan menjadi sumber informasi keuangan yang penting bagi investor dan

kreditur. Salah satu unsur laporan keuangan yang sering diperhatikan adalah laporan laba rugi

yang dimana informasi mengenai laba akan dilaporkan. Namun pelaporan laba tersebut belum

tentu menunjukkan laba yang sesungguhnya, karena laba tersebut mungkin mengandung unsur

akrual yang dapat menjadi risiko informasi akibat manajemen laba yang dilakukan perusahaan.

Auditor dituntut untuk menilai kewajaran laba tersebut dalam Chairunissa, (2012).

Banyaknya kasus terkait kesalahan auditor dalam menjalankan perannya, menyebabkan

para pengguna laporan keuangan memiliki penilaian spektis terhadap auditor. Salah satunya

adalah pendapat bahwa kantor akuntan publik berukuran besar atau disebut dengan Big 4.

Auditor memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan

dan juga pengakuan internasional. Namun dalam kenyataannya terdapat beberapa kasus yang

menunjukkan sebaliknya. Salah satunya adalah kaus Enron yang membuktikan ukuran KAP

yang besar belum tentu menghasilkan kualitas audit yang tinggi. Hal ini menyebabkan makin

banyak penelitian-penelitian yang mencoba mengkaji kembali hubungan antara ukuran KAP

Page 20: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

dengan kualitas audit dengan menggunakna berbagai macam ukuran KAP maupun kualitas audit.

Menurut Arens et.al (2009) mengkategorikan ukuran kantor akuntan publik enjadi empat

ketegori yaitu:

1. Ernst and Young (EY) dengan KAP Purwantoro, Sarwoko, dan Sandjaja.

2. Pricewaterhouse (Pwc) dengan KAP Tanudiredja, Wibisana, dan Rekan.

3. Deloitte Touche Tohmatsu (DTT) dengan KAP Osman Bing Satrio dan Rekan.

4. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) dengan KAP Sidharta dan Widjaja.

Perusahaan dalam menyampaikan laporan atau informasi akan kinerja perusahaan kepada

publik dan akurat dan terpercaya diminta untuk mengunakan jasa KAP. Dan untuk meningkatkan

kredibilitas dari laporan itu, perusahaa menggunakan jasa KAP yang mempunyai reputasi atau

nama baik. Hal ini ditunjukkan dengan KAP yang berafliasi dengan KAP besar yang berlaku

universal yang dikenal dengan Big 4 accounting firms dan Non big 4 accounting firms.

Hal ini diasumsikan karena KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang besar,

dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga

memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang lebih

kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat, guna menjaga reputasinya. Maka dapat

disimpulkan bahwa perusahaan yang memakai jasa KAP cenderung tepat waktu dalam

menyampaikan laporan keuangannya.

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Going Concern Terhadap Kualitas Audit

Dalam SPAP 2011, SA Seksi 341” Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi

apakah terdapat kemampuan entitas dalam memperthankan kelangsungan hidupnya (going

concern) dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan keuangan

Page 21: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

yang sedang diaudit (selanjutnya periode tersebut akan disebut dengan jangka pantas). Evaluasi

auditor berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisi dan peristiwa yang ada pada atau telah

terjadi sebelum pekerjaan lapangan selesai.

Informasi tentang kondisi dan peristiwa diperoleh auditor dari penerapan prosedur audit

yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang bersangkuatan dengan

asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan yang sedang diaudit sebagaimana

dielaskan dengan SA SEKSI 326 ( PSA N0.07 ) Bukti audit.

Menurut Kartika (2013) Auditor skala besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih

baik dibandingkan dengan skala kecil, termasuk dalam mengungkapkan masalah going concern,

semakin besar skala auditor maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk mengeluarkan

opini going concern. Auditor skala besar memiliki kemungkinan yang lebih besar dibanding

auditor skala kecil dalam melaporkan masalah kelangsungan usaha kepada kliennya terbukti

bahwa kliennya mengalami masalah dalam kelangsungan usahanya.

2.3.2 Pengaruh Audit Delay Terhadap Kualitas audit

Dalam standar profesional akuntan publik (SPAP) dijelaskan bahwa standar pekerjaan

lapangan yaitu pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya pemahaman memadai atas pengendalian ntern harus diperoleh

untuk merencanakan audit dan menentukan seft, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan

seperti bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

permintaan ketenaran, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk mrnyatakan pendapat atas

laporan keuangan yang diaudit ( Ikatan Akuntan Indonesia, 2011). Dengan adanya standar

tersebut, auditor membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam melaksanakan proses audit.

Page 22: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan kuangan yang

diaudit (Ikatan Akuntan Indonesia, 2011).

Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiscal perusahaan

sampai tanggal laporan audit dilaporkan. Audit delay merupakan lamanya waktu atau rentang

waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal

diterbitkannya laporan audit. Audit delay ini lah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi

yang dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang

berdasarkan informasi yang dipublikasikan. Audit delay berpengaruh terhadap kualitas audit

karena semakin lama auditor mengeluarkan laporan keuangan sesuai dengan peraturan yang

telah diterapkan yaitu dengan laporan akuntan public dengan pendapat yang lazim disampaikan

kepada BAPEPAM –LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90) hari setelah tanggal

laporan keuangan tahunan, yang sebelumnya adalah 120 hari.

Menurut Herianti (2016) audit delay ialah yang menyatakan bahwa audit delay

berpengaruh negatif terhadap kualitas audit secara empiris tidak terdukung. Hasil ini disebabkan

karena perusahaan perbankan yang menyampaikan laporan keuangan telah tepat waktu yang

dapat dilihat dari rata-rata audit delay sebesar 60 hari, sehingga dapat dikatakan bahwa

perbankan lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangan auditan.

2.3.3 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit

Ukuran kantor akuntan publik harus memiliki keberanian untuk mengungkapkan

permasalahan yang ada dalam perusahaan mengenai kelangsungan hidupnya. Kualitas audit akan

menjadi faktor penting bagi pengguna hasil laporan keuangan, kualitas KAP yang baik akan

menjadi faktor yang cukup penting juga untuk para investor, dan juga pihak luar perusahaan.

Semakin besar ukuran kantor akuntan publik semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. Oleh

Page 23: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

karena itu secara tidak langsung kantor akuntan public Big 4(four) yang memiliki ukuran yang

besar dianggap memiliki kualitas audit yang baik.

Menurut Kartika (2012) auditor skala besar memiliki insentif yang lebih untuk

menghindari kritikan. Reputasi dibandingkan pada auditor skala kecil. Auditor skala besar juga

lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat

menghadapi risiko preses pengadilan. Kualitas auditor menjadi hal yang penting terhadap opini

audit untuk laporan keuangan. Kualitas auditor dapat dilihat dari segi independensi yang dimiliki

serta masa kerja yang lama juga menentukan kualitas yang dimiliki oleh seorang auditor.

Kualitas auditan berpengaruh terhadap kredibititas laporan keuangan ketika perusahaan go

public. Oleh karena itu, underwriter yang memiliki reoutasi tinggi, menginginkan emitmen yang

dijaminnya, memakai auditor yang mempunyai reputasi tinggi pula. Auditor yang memiliki

reputasi tinggi, akan menggunakan auditor yang memiliki reputasi.

Menurut Yavina (2014) semakin sering KAP melakukan pemeriksaan terhadap

perusahaan yang sejenis maka KAP tersebut merupakan KAP spesialis dalam kelompok

perusahaan tersebut serta semakin baik pula reputasi Kantor Akuntan Publik tersebut. Tidak

hanya pengetahuan mengenai audit dan akuntansi, auditor pada KAP spesialis industri memiliki

pengetahuan yang lebih baik mengenai kondisi suatu industri sehingga dapat memberikan

kualitas audit yang lebih tinggi dan dapat mendeteksi adanya kecurangan yang dilakukan oleh

manajemen perusahaan.

Perusahaan dalam menyampaikan laporan atau informasi akan kinerja perusahaan

kepada publik dan akurat dan terpercaya diminta untuk mengunakan jasa KAP. Dan untuk

meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaa menggunakan jasa KAP yang mempunyai

reputasi atau nama baik. Hal ini ditunjukkan dengan KAP yang berafliasi dengan KAP besar

Page 24: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

yang berlaku universal yang dikenal dengan Big 4 accounting firms dan Non big 4 accounting

firms.

Hal ini diasumsikan karena KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang besar,

dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga

memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang lebih

kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat, guna menjaga reputasinya. Maka dapat

disimpulkan bahwa perusahaan yang memakai jasa KAP cenderung tepat waktu dalam

menyampaikan laporan keuangannya.

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitan.

Dikatakan sementara, karena jawabab yang diberikan berdasarkan pada teori yang relevan,

didasarkan pada foktor-faktor empiris yang yang diperoleh melalui pengmoulan data (Sugiyono,

2015 :134)

Berdasrkan uraian diatas dan mengacu pada penelitian sebelumnya, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

H1 : Opini Going Concern berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

H2 : Audit Delay berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

H3 : Ukuran Kator Akuntan Publik berpengaruh terhadap Kualitas Audit.

H4 :Opini Going Concern, Audit Delay¸Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh

terhadap Kualitas Audit.

Page 25: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuantitafif dan menggunakan

data sekunder yaitu berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan Property dan Real Estate

yang terdaftar diBursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Data diperoleh dari Bursa Efek

Indonesia.

3.2 Definisi Operasional Penelitian

3.2.1 Definisi Operasional Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam

bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat, variabel terikat merupakan varibel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2006) variabel

dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Variabel ini diukur dengan proksi akrual

diskresioner menggunakan model akrual diskresioner, yaitu Kasznik (1999). Model tersebut

merupakan cara untuk mendekompesisi total akrual menjadi komponen diskresioner dan non

diskresioner.

a) Menghitung total akrual perusahaan

Menggunakan pendekatan cash flow dengan menghitung selisih antara laba bersih

sebelum pos luar biasa, diskontinyu operasional, dan akumulasi perubahan metode

akuntansi perusahaan dengan arus kas bersih dari kegiatan operasinal (CFO). Dengan

rumus sebagai berikut:

TACCit = INCBFXTit – CFOit

Keterangan :

Page 26: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

TACCit = Total akrual untuk perusahaan t

INCBXTit = Laba perusahaan sebelum pos-pos luar biasa untuk periode t

CFOit = Arus kas operasi untuk periode t

b) Menghitung Non- akrual diskresioner

Menghitung non akrual diskresionr dengan menggunakan model Kasznik (1999). Model

Kasznik (1999) mempertimbangkan cash flow operations sebagai variabel penjelas yang

tidk dipertimbangkan dalam Modified Jones (1995). Kasznik (1999) menyatakan bahwa

non diskresioner akrual merupakan fungsi dari perubahan pendapatan yang disesuaikan

dengan adanya perubahan piutang , PPE dan CFO. Persamaan model ini adalah:

TACCit/TAit ─1=αi (1/TAit─1) + α1[ΔREVit/TAit─1 ΔRECit/TAit ─1] + α2

(PPEit/TAit─1) + α3 (ΔCFOit/TAit─1) + eit

Keterangan:

TACCit/TAit = Total akrual perusahaan I dalam periode t

ΔREVit = Perubahan pendapatan dari tahun t-1 ketahun t (REVt─REVt-1)

ΔRECit = Perubahan nilai bersih piutang dari tahun 1 ketahun t ( RECt─RECt-1)

PPEit = Nilai kotor aktiva tetap perusahaan I dalam periode t

CFO = Perubahan dalam arus kas operasi dari tahun t-1 ketahun t (CFOt ─

CFOt-1)

Semua variabel diskala dengan total aktiva tahun sebelumnya.

c) Akrual diskresioner dapat dihitung setelah kita memperoleh total nilai perusahaan

(TACC) dan nilai non akrul diskresioner (NDAC). Berikut ini adalah rumus untuk

menghitung akrual diskresioner perusahaaan.

DACCit = TACCit ─ NDACit

Page 27: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

d) Kualitas audit adalah nilai negatif dari nilai diskresioner akrual (Al-Thuneibat et al.,

2011).

AQ = -DACC

3.2.2 Definisi Operasional Variabel Independen (X)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas, variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

independen antara lain sebagai berikut:

a) Going Concern

Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu opini audit yang

termasuk dalam opini going concern, diberi angka 1 apabila perusahaan menerima opini going

concern dan diberi angka 0 apabila perusahaan menerima opini going concern.

b) Audit Delay

Variabel ini diukur dengan melihat keterlambatan penyampaian atas laporan keuangan

sesuai dengan peraturan BAPEPAM-LK atas penyampaian laporan keuangan.

c) Ukuran Kantor Akuntan Publik

Variabel ini diukur dengan KAP yang dikategorikan menjadi Big Four dan Non Big

Four. kategori KAP menggunakan variabel Dummy dimana yang memiliki hubungan diberi nilai

1, dan yang tidak memiliki hubungan diberi nilai0.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Page 28: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Data yang dikumpul menggungkan studi dokumentasi yaitu menggunakan data dan data

sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan, informasi yang berkaitan dengan penelitian

ini. Data yang berkenaan dengan objek yang diteliti dan diperoleh dari data di bursa efek

Indonesia selama periode penelitian. Peneliti juga melakukan penelitian perpustakaan dengan

cara mengkaji dan mendalami literature-literature, jurnal, buku, dan laporan penelitian yang

berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan agar dapat memberikan gambaran tentang suatu data yang

dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata – rata (mean), standar deviasi, Dan memberikan

gambaran terhadap variabel – variabel yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas,

dan uji autokolerasi.

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. seperti diketahui bahwa uji F dan t

mengasumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. kalau asumsi ini dilanggar maka

uji statistik tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik histogram dan probability

plot atau p-plot dan uji statistik kolmogrov – smirnov (Ghozali, 2013). Hipotesis pengujiannya

yaitu Hipotesis nol (Ho) = > 0,05 data terdistribusi secara normal dan Hipotesis alternatif (Ha) =

< 0,05 data tidak berdistribusi secara normal.

Page 29: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen), model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen, namun jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel – variabel

ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar

sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013). Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :

1 Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi

secara individual variabel – variabel independen banyak yang tidak signifikan

mempengaruhi variabel dependen.

2 Menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen. Jika antar variabel

independen ada korelasi yang cukup tinggi, maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar varibel independen tidak

berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya

efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

3 Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance

inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan tidak terjadi

multikolonieritas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10

(Ghozali, 2013)

3.5.2.3 Uji Heterokedastisitas

Page 30: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaa

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah yang homokesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas, kebanyakan data

crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang

mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2013).

Dalam penelitian ini cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah

dengan Melihat grafit plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPERED

dengan residualnya (independen) yaitu SRESID. Untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah tejadi

heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dan menggunakan uji statistik

yaitu uji park dengan asumsi apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut

signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang estimasi

terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik

maka data dalam model empiris yang estimasi tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada kolerasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya.

Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada problem autokolerasi. Autokolerasi muncul karena

Page 31: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. masalah ini timbul

karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal

ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series). Model regresi yang baik adalah regresi

yang bebas dari autokolerasi. Untuk mendeteksi masalah autokolerasi diantaranya dengan uji

Durbin – Watson (DW) hipotesis yang akan diuji adalah jika H0 diterima = tidak ada

autokorelasi dan jika HA diterima = adanya autokorelasi (Ghozali, 2013). Adapun kriteria

pengambilan keputusan ada atau tidak adanya autokorelasi adalah sebagai berikut :

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl < d < du

Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 – dl < d <

4

Tidak ada autokorelasi negative No decision 4 – du < d

< 4 – dl

Tidak ada autokorelasi positif atau

negative

Tidak ditolak Du < < 4

– du

Sumber : (Ghozali, 2013)

3.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear

berganda. Menurut Sugiyono (2006) analisis regresi linear berganda dapat digunakan peneliti,

bila peneliti bermaksud meramalkan keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau

lebih variabel independen sebagai faktor prediktor atau teknik statistik yang digunakan untuk

meramalkan bagaimana keadaan atau pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen,

Page 32: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

baik secara parsial maupun secara simultan. Bentuk rumusan persamaan matematis dari analisi

regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = Kualitas Audit

a = konstanta atau intercept

X1 = Opini Going Concern

X2 = Audit Delay

X3 = Ukuran Kantor Akuntan Publik

b1–b5 = koefisien regeresi masing – masing variabel bebas

e = faktor gangguan pada observasi

sumber : (Sugiyono, 2006)

3.5.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial (uji t)

dan penyajian secara simultan (uji F).

3.5.4.1 Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).

Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau :

Ho : bi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif (HA) parameter suatu variabel tidak sama

dengan nol, atau HA : bi 0 Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

Page 33: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Pengambilan keputusan jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak dan jika

probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai

berikut :

1) Ho ditolak dan Ha diterima apabila thitung < ttabel, Artinya variabel bebas secara parsial

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

2) Ho diterima dan Ha ditolak apabila thitung > ttabel, Artinya variabel bebas secara parsial

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

3.5.4.2 Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap

variabel dependen / terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan

hipotesis sebagai berikut:

1) Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari

variabel bebas secara bersama-sama.

2) HA : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel

bebas secara bersama-sama.

adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Ho ditolak dan Ha diterima apabila F hitung < F tabel, Artinya variabel bebas secara

bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

2) Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung ˃ F tabel, Artinya variabel bebas secara

bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

3.5.4.3 Koefisien Determinasi

Page 34: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Menurut Ghozali (2013) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati

satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi

untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing –

masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai

koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1

Hasil Pengujian Deskrtiptif Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

GC 100 0 1 .56 .499

AD 100 35 136 77.49 15.230

UKAP 100 0 1 .35 .479

KA 100 -.76 .42 .1502 .13285

Valid N

(listwise)

100

Sumber : Data sekunder yang diolah versi SPSS 21.0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah sampel penelitian (N) adalah sebanyak

100 sampel. Hasil analisis dengan menggunakan deskrtiptif statistik variabel dependen KA

mempunyai nilai mnimum sebesar -0,76, nilai maksimum sebesar 0,42 dengan rata-rata sebesar

Page 35: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

0,1502 dan standar deviasi sebesar 0,13285. Hasil analisis dengan menggunakan deskriptif

statistik variabel independen opini going concern mempunyai nilai minimum sebesar 0, nilai

maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,56 dan standar deviasi 0,499. Hasil analisis

dengan menggunakan deskriptif statistik untuk variabel independen audit delay memiliki nilai

minimum sebesar 35, nilai maksimum 136 dengan rata-rata sebesar 77,49 dan standar deviasi

sebesar 15,230. Hasil analisis dengan menggunakan deskriptif statistik untuk variabel

independen ukuran kantor akuntan publik memiliki nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum

sebesar 1 dengan rata-rata 0,35 dan standar deviasi sebesar 0,479.

Tabel 4.1

Hasil Pengujian Deskriptif Statistik Setelah Dioutlier

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

GC 97 0 1 .55 .500

AD 97 35 136 77.46 15.414

UKAP 97 0 1 .35 .480

KA 97 -.16 .42 .1683 .07347

Valid N

(listwise)

97

Sumber : Data Sekunder Yang Diolah Versi SPSS 21.0

4.1.1 Uji Asumsi Klasik

4.1.1.1 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Ada dua cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Hasil

Page 36: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

pengujian dengan menggunakan analisis grafik histogram dan p-p plot dapat dilihat pada gambar

4.1 berikut ini :

Sumber : Data skunder diolah versi SPSS 21.0

Sumber : Data sekunder yang diolah versi SPSS 21.0

Page 37: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Grafik P-P Plot Sebelum Dioutlier

Sumber : Data sekunder yang dioleh versi SPSS 21.0

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Grafik P-P Plot Sesudah Dioutlier

Sumber : data skunder diolah versi SPSS 21.0

Berdasarkan pada hasil pengujian dengan analisis grafik histogram dan p-p plot

menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan histogramnya menunjukkan

Page 38: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

pola berdistribusi normal atau pola distribusi skewness tidak menceng kekiri. Dan p-p plot nya

sesuai dengan data normalitas yaitu data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal.

Namun untuk memperkuat pengujian normaritas, maka dapat dilakukan dengan

menggunakan uji analisis statistik yaitu uji one- sampel kolmogorov-smirnov. Dasar

pengambilan keputusan untuk penguji one-sampel kolmogorov-smirnov adalah jika nilai

perputran total aset untuk residual lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian one-sampel

kolmogorov-smirnov pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Data Sebelum Dioutlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal

Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .13175237

Most Extreme

Differences

Absolute .242

Positive .176

Negative -.242

Kolmogorov-Smirnov Z 2.416

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : data sekunder yang diolah versi SPSS 21.0

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji one-sampel kolmogorov-smirnov,

terlihat bahwa nilai kolmogorov–smirnov untuk variabel residual sebesar 2,416 dan signifikan

pada 0,000 ˂ 0,05. Hal ini menunjukan bahwa data residual berdistribusi tidak normal dan tidak

memperkuat hasil pengujian dengan menggunakan grafik histogram dan p - p plot

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Data Sesudah Dioutlier

Page 39: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 97

Normal

Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .06846357

Most Extreme

Differences

Absolute .121

Positive .121

Negative -.101

Kolmogorov-Smirnov Z 1.189

Asymp. Sig. (2-tailed) .118

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data sekunder yang diolah versi SPSS 21,0

Berdasarkan uji normalitas diatas dengan menggunakan uji one- sampel kolmogrov-

smirnov, dengan outlierkan data dengan dibuang 3 perusahaan untuk variabel residual 1,189 dan

signifikan pada 0,118 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data residual berdistribusi normal dan

memperkuat hasil pengujian dengan menggunakan grafik histogram dan p-p plot.

4.2.2.2 Hasil Uji Multikolinieritas

Untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas atau tidak dapat dilihat dari nilai VIF

dan Tolerance, apabila nilai VIF < 10 maka antara variabel independen yaitu opini going

concern, audit delay, ukuran kantor akuntan public tidak terjadi multikolinieritas dan apabila

nilai Tolerance >0,10 maka diantra variabel independen tidak terjadi multikolinieritas. Berikut

ini adalah hasil uji multikolinieritas :

Tabel 4.3

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .127 .037

3.450 .001

GC .046 .014 .314 3.215 .002 .976 1.024

Page 40: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

AD .000 .000 .024 .249 .804 .982 1.018

UKAP .020 .015 .134 1.358 .178 .964 1.037

a. Dependent Variable: KA

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 21.0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai variance inflation factor (VIF)

dari going concern sebesar 1,024, audit delay sebesar 1,018, dan ukuran kantor akuntan publik

sebesar 1,037. Nilai VIF untuk semua variabel independen lebih kecil dari 10 (VIF<10), maka

dapat dismpulkan bahwa kelima variabel independen pada penelitian ini tidak terjadi

multikolinieritas. Dan dapat dilihat juga bahwa nilai Tolerance dari going concern sebesar 0,967,

audit delay sebesar 0,982, dan ukuran kantor akuntan publik sebesar 0,964. Nilai Tolernce untuk

semua variabel independen lebih besar dari 0,10 (tolerance > 0,10), maka dapat disimpulkan

bahwa keempat variabel independen pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.

4.2.2.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2006:105), uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan dengan

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual atau pengamatan kepengamatan yang lain tetap,

maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang

baik yaitu homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Ada beberapa metode pengujian yang bias digunakan diantaranya, yaitu uji spermam’s

rho, uji gletser¸uji park dan melihat pola grafik regresi.( priyatno,2010).

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan uji heterokedastisitas dengan

menggunakan analisis grafik scatterplot, yaitu jika titik-titik yang terbatuk menyebar secara acak

baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y , maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model yang digunakan.

Page 41: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Selain itu, peneliti juga akan menggunakan uji spearman’s Rank Corellation

(Spearman’s rho ), yaitu mengkorelasikan nilai residual (Unstandardized Residual) engan

masing –masing variabel indepeden. Jika signifikan korelasi kurang dari 0,05, maka pada model

regresi terjadi masalah heteroskedastisitas (Priyatno,2006)

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Page 42: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0

Berdasarkan gambar 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa pada hasil pengujian grafik

scatterplot menunjukan bahwa data tersebut terlihat tidak terdapat pola yang jelas serta titik –

titik menyebar diatas dan dibahwa angka nol pada sumbu Y, hal ini menunjukan bahwa tidak

terjadi heteroskedasitisitas pada model regresi.

Tabel 4.4

Hasil Uji Heterokedastisitas

Correlations

Page 43: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

GC AD UKAP Unstandard

ized

Residual

Spearma

n's rho

GC

Correlation

Coefficient

1.000 .103 .149 -.092

Sig. (2-tailed) . .317 .146 .372

N 97 97 97 97

AD

Correlation

Coefficient

.103 1.000 .025 -.026

Sig. (2-tailed) .317 . .807 .798

N 97 97 97 97

UKAP

Correlation

Coefficient

.149 .025 1.000 -.047

Sig. (2-tailed) .146 .807 . .647

N 97 97 97 97

Unstandardized

Residual

Correlation

Coefficient

-.092 -.026 -.047 1.000

Sig. (2-tailed) .372 .798 .647 .

N 97 97 97 97

Sumber: data diolah SPSS 21.0

Dari output correlation diatas, dapat diketahui oleh korelasi antara opini going concern

dengan Unstandarized Residual menghasilkan nilai signifikan 0,22, korelasi antar audit delay

dengan Unstandaerized residual menghasilkan nilai signifikan 0,923 dan korelasi antara ukuran

kantor akuntan public dengan Unstandarized Residual menghasilkan nilai signifikan 0,321.

Karena nilai signifikan lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi

tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas.

4.2.2.4 Hasil Uji Autokorelasi

Penyimpangan model regresi klasik lainnya adalah Autokolerasi dalam model regresi.

Apabila dalam model regrasi terdapat autolerasi maka dalam penelitian terdapat korelasi antar

anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Pinyimpangan asumsi ini biasanya terjadi

pada observasi yang menggunakan time series. Untuk mendeteksi adanya data autokoreasi pada

Page 44: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin – Watson (DW). Hasil pengujian

sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Mo

del

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .363a .132 .104 .06956 2.025

a. Predictors: (Constant), UKAP, AD, GC

b. Dependent Variable: KA

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 21.0

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa dari hasil uji autokolelasi tersebut dapat

diketahui DW sebesar 2.025 dari jumlah sampel sebanyak 97 dengan jumlah variabel berjumlah

4 (n=97 k=4), maka batas dl= 1,6063 du=1,7335. Dapat disimpulkan bahwa DW sebesar 2.025

lebih besar dari batas atas (du) 1,7335 dan kurang dari 2.025 (4-du adalah 4-1,2.267). Nilai

tersebut memenuhi syarat Durbin-Watson yaitu du<d<4-du, maka du˂d˂4˂du adalah 1.7335 ˂

2.025 ˂ 2.267, sehingga dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini tidak terjadi autokorelasi

positif maupun negatif atau HO tidak dapat ditolak.

4.1.2 Hasil Uji Regresi Berganda

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel independen

yaitu opini going concern, audit delay dan ukuran kantor akuntan publik terhadap kualitas audit.

Dengan menggunakn program SPSS 21.0 pengolahan data dapat dilakukan untuk mengetahui

ada atau tidanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil

regresi linier berganda:

Tabel 4.6

Hasil Uji Regresi Berganda

Page 45: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .127 .037 3.450 .001

GC .046 .014 .314 3.215 .002

AD .000 .000 .024 .249 .804

UKAP .020 .015 .134 1.358 .178

a. Dependent Variable: KA

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 21.0

Berdasarkan tabel 4.6 diatas uji regresi berganda dapat diperoleh persamaan regresi

berganda sebagai berikut :

Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+e

KA = 0,127 + 0,046GC + 0,000AD – 0,020UKAP

Berdasarkan persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 0,127 artinya jika opini going

concern bernilai nol, audit delay bernilai nol, dan ukuran kantor akuntan publik bernilai nol,

maka kualitas audit pada suatu perusahaan adalah sebesar 0,127

Koefisien regresi variabel opini going concern adalah sebesar 0,046 yang menyatakan

bahwa setiap kenaikan 1 kali dengan asumsi bahwa nilai variabel lainnya tetap atau konstanta

maka akan mengakibatkan peningkatan kualitas audit (KA) sebesar 0.046. Namun sebaiknya jika

opini going concern turun 1 kali dengan asumsi bahwa nilai variabel lainnya tetap, maka akan

mengakibatkan penurunan kualitas audit (KA) sebesar 0.046.

Page 46: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Koefisien regresi variabel audit delay adalah sebesar 0,000 yang menyatakan bahwa

setiap kenaikan 1 kali dengan asumsi bahwa nilai variabel lainnya tetap konstanta maka akan

mengakibatkan penurunan kualitas audit (KA) sebesar 0,000. Namun sebaiknya jika audit delay

turun 1 kali dengan asumsi variabel lainnya tetap maka akan mengakibatkan peningkatan

kualitas audit (KA) sebesar 0,000.

Koefisien regresi variabel ukuran kantor akuntan public sebesar 0,020 yang menyatakan

bahwa setiap kenaikan 1 kali dengan asumsi bahwa nilai variabel lainnya tetap konstanta maka

akan mengakibatkan penurunan kualitas audit (KA) sebesar 0.020. Namun sebaiknya jika ukuran

kantor akuntan publik turun 1 kali dengan asumsi bahwa nilai variabel lainnya tetap maka akan

mengakibatkan peningkatan kualitas audit (KA) sebesar 0.,020.

4.2.4 Pengujian Hipoteisis

4.2.4.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (t)

Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui pengaruh

dan signifikan dari masing-masing variabel independen yaitu opini going concern,audit delay

dan ukuran kantor akuntan publik terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit. Pengujian ini

dilakuakan dengan menggunakan besarnya nilai opini going concern ( p-value ) masing-masing

koefisen regresi variabel independen dibandingkan dengan tingkat signifikan 0,05. Dengan nilai

df (n-k-1), dimana n merupakan jumlah observasi dan nilai k adalah jumlah variabel independen.

Dasar kriteria yang digunakan adalah apabila kualitas audit > 0,05 maka Ho diterima dan Ha

dapat ditolak sedangkan apabila kualitas audit < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berikut

ini adalah hasil pengujian secara parsial :

Tabel 4.7

Hasil uji statistic parsial

Page 47: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .127 .037 3.450 .001

GC .046 .014 .314 3.215 .002

AD .000 .000 .024 .249 .804

UKAP .020 .015 .134 1.358 .178

a. Dependent Variable: KA

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 21.0

Berdasarkan hasil uji stastistik t pada tabel 4.7, terlihat bahwa variabel opini going

concern memiliki nilai t hitung sebesar 3.215 dengan nilai t tabel 1,661 sebesar dengan nilai df

=(97-3-1=93) sehingga nilai thitung > ttabel dengan nilai signifikan untuk variabel opini going

concern sebesar 0,002 dimana nilai ini lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Dapat

disimpulkan bahwa opini going concern berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan nilai

tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya secara parsial opini going concern

mempengaruhi kualitas audit.

Hasil uji stastistik t menunjukan bahwa variabel audit delay memiliki nilai t hitung

sebesar 0,249 dan nilai t tabel sebesar 1,661 dengan nilai df = (97-3-1=93) sehingga nilai thitung <

ttabel dengan nilai signifikan variabel audit delay sebesar 0.804 dimana nilai ini lebih besar dari

pada tingkat signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa audit delay secara persal tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya secara parsal

audit delay tidak mempengaruhi kualitas audit. Hal ini dapat disebabkan karena korelasi audit

delay yang sangat rendah dan terbukti tidak signifikan. Hal ini dapat disebabkan ukuran sampel

yang relatif kecil sehingga tidak dapat mewakili populasi.

Page 48: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Hasil uji statistik t menunjukan bahwa variabel ukuran kantor akuntan public memiliki

nilai t hitung sebesar 1.358 dengan nilai t tabel 1,661 sebesar dengan nilai df = (97-3-1=93)

sehingga nilai thitung < ttabel dengan signifikan untuk variabel ukuran kantor akuntan public sebesar

0.178 dimana nilai lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa

ukuran kantor akuntan public tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan nilai

tersebut maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya secara parsial ukuran kantor akuntan public

tidak mempengaruhi kualitas audit.

4.2.4.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yaitu opini

going concern, audit delay, perputar, dan ukuran kantor akuntan publik yang dimasukan dalam

model mempunyai pengaruhi secara simultan terhadap variabel terikat atau dependen yaitu

kualitas audit. Dengan kriteria yang digunakan adalah apabila keseluruhan ˂ 0,05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Berikut ini adalah hasil pengujian secara simultan :

Tabel 4.8

Hasil uji secara simultan

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression .068 3 .023 4.697 .004b

Residual .450 93 .005

Total .518 96

a. Dependent Variable: KA

b. Predictors: (Constant), UKAP, AD, GC

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0

Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji ANOVA atau F test diatas nilai Fhitung sebesar 4,697 dan

nilai Ftabel sebesar 2,70 pada tingkat signifikan 0,05. Dengan nilai df = (n-k) : (k-1), jumlah

sampel (n) sebanyak 97, k =4 yaitu seluruh variabel penelitian, maka df = ( 97-4 = 93) : (4-1=4),

Page 49: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

sehingga nilai fhitung >ftabel dengan niali signifikan 0,010 nilai ini lebih kecil dengan tingkat

signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan opini going concern, audit

delay dan ukuran kantor akuntan publik memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit,

maka Ho ditolak dan Ha diterima.

4.2.4.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi berguna untuk mengetahui

seberapa besar peran variabel opini going concern audit delay dan ukuran kantor akuntan publik

bersama-sama menjelaskan perubahan yang terjadi terhadap variabel dependen yaitu kualitas

audit. Berikut hasil pengujiannya :

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .363a .132 .104 .06956

a. Predictors: (Constant), UKAP, AD, GC

b. Dependent Variable: KA

Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 21.0

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar

0,104 atau sebesar 10,4% Hal ini menunjukan bahwa persentase pengaruh variabel independen

opini going concern, audit delay dan ukuran kantor akuntan publik terhadap kualitas audit

sebagai variabel dependen sebesar 10,4%. Variasi variabel independen (kualitas audit).

Sedangkan sisanya 89% di pengaruhi oleh faktor lain diluar model penelitian ini.

Page 50: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis data yang telah ditemukan pada bab sebelumnya maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Opini going concern (GC) berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa efek Indonesia.

2. Audit delay ( AD) tidak berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa efek Indonesia.

3. Ukuran kantor akuntan publik (UKAP) tidak berpengaruh terhadap kualitas audit pada

perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa efek Indonesia.

4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen ( Opini Going concern,

Audit delay, Ukuran kantor akutan publik) terhadap variabel dependen ( Kualitas Audit)

secara simultan atau secara bersama-sama pada peusahaan property dan real estate.

1.2 Keterbatasan Penulisan

Terdapat beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian:

1. Dalam penelitian ini sampel perusahaan yang diambil yang diambil hanya terbatas pada

perusahaan – perusahaan property dan real estate saja yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014, sehingga sangat besar kemungkinan tidak

mampu mempresentasikan populasi dengan baik. Kecilnya ukuran sampel merupakan

salah satunya kelemahan dalam penelitian ini.

Page 51: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

2. Penelitian ini menjelaskan bahwa pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen sebesar 10,4 % atau variabel independen dalam penelitian ini hanya

menjelaskan sebesar 10,4 %, artinya 89% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-

variabel lainnya, yang berada diluar peneltian ini.

5.3 Saran

Dengan melihat keterbatasan yang dikemukakan diatas, penulis menyadari bahwa penelitian

ini sangat jauh dari sempurna baik dari segi faktor-faktor yang diteliti maupun junlah data yang

digunakan. Untuk itu beberapa saran dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas penelitian dengan cara memperpanjang

periode penelitian dengan menambah tahun pengamatan dan juga jumlah sampel.

2. Beberapa variabel yang tidak terbukti pada penelitian ini sebanyak pada penelitian

selanjutnya digunakan proksi yang lain dari variabel tersebut, sehingga diharapkan dapat

mencerminkan variabel yang diharapan.

3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah jumlah variabel atau menggunakan variabel

independen lain yang mempengaruhi kualitas audit seperti auditor spesialis, dankuran

perusahaan. Hal ini dikarenakan nilai dari determinasi (R2) hanya mampu dijelaskan

sebesar 10,4% atau dengan kata lain 89% kualitas audit dipengaruhi oleh variabel lain

diluar model penelitian ini.

Page 52: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S., & Hoesada, J. (2009). Bunga Rampai Auditing . Jakarta: Salemba Empat.

Arens, A. A., J.Elde, R., & Mark S, B. (2006). Auditing dan Pelayanan Verifikasi Pendekatan

Terpadu Edisi Sembilan Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks.

Badriyah, S., Raharjo, K., & Andini, R. (2013). Pengaruh Size, Solvabilitas, Kualitas Audit,

Laba, Rugi, Opini Audit dan Kepemilikan Publik Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan

Automotif di Bursa Efek Jakarta Tahun 2008-2013.Universitas Pandanaran.

Ghozali, Imam. (2013). SPSS 22. Semarang: Universitas Diponegoro.

Harianti, E. (2016, 2-3 Mei). Pengaruh Kualitas Auditor, Audit Delay, Audit Tenure Terhadap

Kualitas Audit Perbankan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2012-2014.

(IAPI), Institut Akuntan Publik Indonesia (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:

Salemba Empat.

Jurica Lucyanda, S. P. (n.d.). Pengujian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay.

Kartika, A. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Nopember

2011, 3,NO.2, 151-171.

Kartika, A. (2011). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. vol 3, No.2, ISSN:1979-4878 Hal:

152:171.

Kartika, A. (2012). Pengaruh Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Tergadap Penerimaan Opini

Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia . 1,No.1, 25-

40.ISSN :1979-4878

Marathani, Dhea. Tiza. (2013). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013). Universitas Briwijaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Nindita, C., & Siregar, S. V. (2012). Analisis Pengaruh Ukuran KAP di Indonesia Terhadap

Kualitas Audit diindonesia . 14,No.2.November

Nugrahanti, Y. (2013). Pengaruh Audit Delay, Tenure , Spesialis Kantor Akuntan Publik dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Audit . Universitas Diponegoro , Semarang.

Page 53: PENGARUH OPINI GOING CONCERN, AUDIT DELAY …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material atau

Panjaitan, Clinton. M. (2014). Pengaruh Tenure, Ukuran KAP dan Spesialisasi Auditor

Terhadap Kualitas Audit . Universitas Diponegoro , Semarang.

Putri, Tifani. M. (2014). Pengaruh Auditor Tenure, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Ukuran

Perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit (Study Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2013).

Universitas Diponegoro , Semarang.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV,Alfabeta.

Werastuti, D. N. (n.d.). Pengaruh Auditor Client Tenure, Debt Default, Reputasi Auditor, Ukuran

Klien dan Kondisi Keuangan Terhadap Kualitas Audit Melalui Opini Audit Going

Concern .

www.idx.co.