DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN...

29
DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN JASA (Studi Empiris pada Perusahaan Perdagangan, Jasa, dan Investasi yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2016) RINGKASAN SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Studi Akuntansi Disusun oleh: Meydia Dinta Ayu Nawang Wulan 31 15 28711 PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YKPN YOGYAKARTA 2018

Transcript of DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN...

Page 1: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA

PERUSAHAAN JASA

(Studi Empiris pada Perusahaan Perdagangan, Jasa, dan Investasi yang Terdaftar

di BEI tahun 2012-2016)

RINGKASAN SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Program Studi Akuntansi

Disusun oleh:

Meydia Dinta Ayu Nawang Wulan

31 15 28711

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YKPN

YOGYAKARTA

2018

Page 2: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

DETERMINAN PENERl MAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN JASA

(Studi Empiris pada Perusahaan Perdagangan , Jasa, dan Investasi yang Terdaftar di BEl Tahun 2012-2016)

Dipersiapkan dan disusun oleh :

MEYDIA DINT A A YU NA WANG WULAN

No Mahasiswa: 311528711

klah dipresentasikan d i depan Tim Dasen pada tanggal8 Februari 2018 dan dinyatakan tdah mcmclluhi syarat untuk diterima sebagai salah salu persyaratan untuk mcncapai gclar Sarjana

Ekonomi Jurusan Akuntansi.

( SUSUNAN TIM DOSEN

, f' J Pcnguji, bing,

~ Atika lauharia 1- Ua.Dr., M.Si.. Ak. Deden Iwan Kusuma,Drs. ,M.si .. Ak .

Yogyakarta, 8 Februari 2018 Sckolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Kelua,

Haryono Subiyakto, Dr.. M.Si.

Page 3: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

v

DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA

PERUSAHAAN JASA

ABSTRAK

Tidak hanya mengungkapkan informasi keuangan perusahaan, auditor juga

memiliki peran penting lainnya yaitu mengungkapkan kelangsungan hidup (going

concern) perusahaan. Pemberian opini oleh auditor mengenai kelangsungan hidup

perusahaan dilakukan apabila auditor memiliki kesangsian terhadap kemampuan

perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di masa yang akan

datang. Pengungkapan mengenai going concern suatu perusahaan ini sangat

dibutuhkan oleh investor dan kreditor yang akan memberikan dana kepada

perusahaan yang bersangkutan. Untuk itu, auditor harus berhati-hati dalam

mengungkapkan opininya.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran

perusahaan, kualitas audit, opinion shopping, debt default, rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, dan financial distress terhadap penerimaan opini audit going concern

pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun periode

2012-2016. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 127 perusahaan

jasa (subsektor perdagangan, jasa, dan investasi) yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Namun setelah digunakan metode purposive sampling, didapatkan

sampel sebanyak 66 perusahaan sehingga populasi pada penelitian ini sebanyak 330

sampel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

logistik.

Hasil penelitian menggunakan tingkat signifikasi 5% menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit

going concern dan debt default, rasio likuiditas, dan rasio solvabilitas mempunyai

pengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan

kualitas audit, opinion shopping, dan financial distress tidak memiliki pengaruh

terhadap opini audit going concern.

Kata kunci : opini audit going concern, ukuran perusahaan, kualitas audit,

opinion shopping, debt default, likuiditas, solvabilitas, financial distress

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 4: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

vi

DETERMINAN ACCEPTANCE OF GOING CONCERN AUDIT

OPINION IN SERVICE COMPANIES

ABSTRACT

Not only reveal the company’s financial information, auditor also has

another important role to reveal going concern of the company. The opinion that

gives by auditor about the survival of the company is done if auditor has doubts

about the company’s ability to maintain its survival in the future. Disclosure of the

going concern of the company is needed by investors and creditors who will provide

funds to the company concerned. So, auditor must be careful in expressing his/her

opinion.

This research aims to find out the effect of company size, audit quality,

opinion shopping, debt default, liquidity ratio, solvency ratio, and financial distress

towards the the acceptance of going concern audit opinion in service companies

listed in Indonesia Stock Exchange during 5 (five) years period 2012-2016.

Population of data which used in this research are 127 service companies (trading,

service, and investation subsector) listed in Indonesia Stock Exchange. But after

using purposive sampling method, 66 companies qualified so this research

population as much as 330 samples. Hypothesis examining using logistic regression

analysis.

The results of the research using 5% level of significance shows that

company size negatively affect the acceptance of going concern audit opinion and

debt default, liquidity ratio, and solvency ratio positively affect the acceptance of

going concern audit opinion. Meanwhile audit quality, opinion shopping, and

financial distress did not have effect on the going concern audit opinion.

Keywords : going concern audit opinion, company size, audit quality, opinion

shopping, debt default, liquidity, solvency, financial distress

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 5: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

1

RINGKASAN SKRIPSI

A. Latar Belakang

Going concern (kelangsungan hidup usaha) perusahaan merupakan tujuan

utama dari awal berdirinya suatu perusahaan yang berkaitan erat dengan

manajemen perusahaan karena dapat digunakan untuk menilai dan mengetahui

bagaimana manajemen perusahaan mengelola perusahaan tersebut baik secara

finansial maupun non finansial. Perusahaan yang memiliki kelangsungan hidup

usaha jangka panjang akan lebih menarik perhatian investor untuk

menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut. Dan sebaliknya, apabila

perusahaan tidak memiliki kelangsungan hidup usaha jangka panjang maka para

investor akan berpikir ulang untuk menginvestasikan dananya. Untuk itu,

manajemen perusahaan berusaha sebaik mungkin untuk mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan agar auditor tidak mengeluarkan opini going

concern. Opini going concern ini merupakan pernyataan auditor terhadap penilaian

kelangsungan hidup perusahaan dimana auditor memiliki keraguan terhadap suatu

perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga dinilai tidak

mampu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam setahun kedepan.

Opini audit going concern biasanya diterima oleh perusahaan yang mengalami

masalah pendapatan seperti pendapatan operasi negatif, perusahaan tidak mampu

membayar bunga maupun utang, mendapat opini audit going concern di tahun

sebelumnya, arus kas negatif, modal kerja negatif, laba ditahan negatif, reorganisasi,

mengalami kerugian 2-3 tahun secara berturut-turut, dan juga perkiraan mengalami

kebangkrutan dimasa mendatang. Perusahaan biasanya melakukan berbagai cara

agar auditor tidak mengeluarkan opini going concern agar image perusahaan tetap

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 6: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

2

baik di mata pasar. Apabila perusahaan mendapat opini audit going concern dari

auditor, maka perusahaan tersebut akan mengalami krisis kepercayaan oleh investor

sehingga mengalami kesulitan pendanaan yang menyebabkan terancamnya

kelangsungan hidup perusahaan.

Manajemen perusahaan mempunyai dua metode untuk menghindari opini

going concern. Pertama, perusahaan mengancam akan melakukan pergantian

auditor sehingga auditor yang bertugas saat itu terpaksa mengeluarkan opini audit

bersih. Opini tersebut jelas tidak dilandasi independensi auditor. Kedua, perusahaan

mungkin secara strategis memberhentikan auditor yang kemungkinan besar

memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

memberikan opini going concern. Auditor baru kemungkinan tidak mempunyai

pemahaman sebaik auditor lama tentang kondisi going concern perusahaan,

sehingga mengeluarkan opini audit bersih dan tidak memberikan opini going

concern. Pada saat inilah auditor mengalami dilema moral. Auditor dituntut untuk

mengeluarkan opini audit bersih sedangkan perusahaan tidak dalam kondisi yang

baik (Teoh, 1992). Auditor dapat melakukan kesalahan dengan menerbitkan opini

going concern pada perusahaan yang tidak mengalami kebangkrutan pada tahun

selanjutnya dan auditor dapat melakukan kesalahan dengan tidak menerbitkan opini

going concern pada perusahaan yang mengalami kebangkrutan pada tahun

selanjutnya.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji beberapa variabel yaitu ukuran

perusahaan, kualitas audit, opinion shopping, debt default, rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, dan financial distress terhadap variabel opini going concern. Objek

penelitian yaitu perusahaan sektor jasa dengan sub sektor perdagangan, jasa, dan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 7: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

3

investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016 sebagai objek

penelitian. Peneliti memilih sektor jasa karena sektor jasa dinilai memiliki peran

yang relatif besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia seperti yang telah

dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan prediksi dari Mentri Keuangan Ibu Sri

Mulyani bahwa sektor jasa memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia

dan memiliki tingkat kompetisi yang kuat pada beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

PADA PERUSAHAAN JASA”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap opini going concern

pada perusahaan jasa di Indonesia yang terdaftar di BEI?

2. Apakah kualitas audit berpengaruh positif terhadap opini going concern pada

perusahaan jasa di Indonesia yang terdaftar di BEI?

3. Apakah opinion shopping berpengaruh negatif terhadap opini going concern

pada perusahaan jasa di Indonesia yang terdaftar di BEI?

4. Apakah debt default berpengaruh positif terhadap opini going concern pada

perusahaan jasa di Indonesia yang terdaftar di BEI?

5. Apakah rasio likuiditas berpengaruh negatif terhadap opini going concern pada

perusahaan jasa di Indonesia yang terdaftar di BEI?

6. Apakah rasio solvabilitas berpengaruh positif terhadap opini going concern pada

perusahaan jasa di Indonesia yang terdaftar di BEI?

7. Apakah financial distress berpengaruh positif terhadap opini going concern pada

perusahaan jasa di Indonesia yang terdaftar di BEI?

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 8: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

4

C. Tinjauan Teoritis

1. Teori Agensi

Dasar teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori agensi.

Teori keagenan merupakan suatu hubungan kontrak antara prinsipal yaitu pihak

yang memiliki mandat untuk dikerjakan oleh agen dan agen merupakan pihak yang

bertanggungjawab untuk melaksanakan mandat dari prinsipal karena agen memiliki

lebih banyak informasi mengenai perusahaan dibandingkan dengan prinsipal.

Manajer cenderung mengutamakan sifat kepentingan pribadi dibandingkan

mengikuti keputusan yang telah dibuat oleh prinsipal. Hal ini menyebabkan

timbulnya suatu konflik antara prinsipal dan agen yang biasa disebut konflik

keagenan. Untuk menghindari konflik tersebut maka diperlukan pihak ketiga yaitu

auditor independen. Auditor independen diharapkan dapat membantu mengevaluasi

kinerja manajemen melalui pertanggungjawaban keuangan manajemen dan

memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh

manajemen.

2. Opini Audit Going Concern

Opini audit going concern merupakan pernyataan pendapat yang dikeluarkan

oleh auditor mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Tugas auditor dalam hal ini

adalah menilai kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dengan tidak diberikannya

opini audit going concern maka suatu entitas dianggap mampu untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang yaitu lebih dari

satu tahun, dan tidak dilikuidasi dalam jangka pendek. Sebaliknya, apabila terdapat

ketidakpastian yang signifikan terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut

dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dalam kurun waktu yang pendek

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 9: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

5

(biasanya tidak lebih dari satu tahun), maka auditor akan memberikan pernyataan

opini mengenai going concern perusahaan tersebut. Menurut SPAP seksi 341 (IAI,

2001), opini going concern (GC) adalah unqualified with explanatory language/

emphasis of matter paragraph, qualified opinion, adverse opinion dan disclaimer

opinion yang berarti perusahaan yang bersangkutan memiliki masalah going

concern, sedangkan unqualified opinion mengindikasikan bahwa perusahaan yang

bersangkutan tidak memiliki masalah going concern.

3. Ukuran Perusahan

Ukuran perusahaan merupakan gambaran dari besar kecilnya perusahaan

dengan total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total aktiva dan rata-rata total

penjualan sebagai tolok ukurnya. Auditor dianggap cenderung tidak mengeluarkan

opini going concern terhadap perusahaan dengan ukuran yang besar. Hal itu

disebabkan karena perusahaan dengan ukuran yang besar dipercaya dapat

menyelesaikan masalah keuangan yang mereka hadapi. Sebaliknya, perusahaan

dengan ukuran yang kecil dianggap akan kesulitan dalam menyelesaikan masalah

keuangannya sehingga auditor lebih sering mengeluarkan opini going concen

kepada perusahaan dengan ukuran kecil.

4. Kualitas Audit

Secara garis besar, kualitas auditor merupakan suatu penilaian mengenai akurat

tidaknya informasi yang diberikan oleh auditor, jaminan tidak adanya salah saji

secara material dan kecurangan dalam laporan keuangan audit dan juga menilai

sejauh mana auditor dapat memahami bisnis klien. Menurut Widyastuti dan

Febrianto (2010) audit dapat dikatakan berkualitas apabila audit tersebut ditangani

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 10: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

6

oleh auditor yang memiliki sifat independen dan dapat dinilai kompeten dalam

melaksanakan tugasnya.

Kualitas audit kerap dikaitkan dengan besar kecilnya ukuran Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang bertugas. KAP yang besar dianggap memiliki kualitas audit

yang lebih baik dari KAP kecil. KAP yang besar tersebut merupakan KAP yang

tergabung dalam KAP Big 4. Kantor akuntan Big Four merupakan empat kelompok

firma yang memiliki jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar di dunia

dan menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan go-public maupun

perusahaan non go-public. Big Four yang terdiri dari Ernst & Young, Deloitte

Touche Tohmatsu, Price Waterhouse Coopers, dan KPMG.

5. Opinion Shopping

Perusahaan-perusahaan yang tidak ingin mendapatkan opini going concern

dari auditor menghindarinya dengan berbagai cara. Salah satunya adalah mengganti

auditor lama dengan yang baru. Biasanya pergantian auditor ini dilakukan karena

auditor lama tidak mau “bekerjasama” dengan manajemen.

Definisi dari opinion shopping itu sendiri menurut Security Exchange

Commission (SEC) bahwa opinion shopping adalah sebagai aktivitas mencari

auditor yang mau mendukung perlakuan akuntansi yang diajukan oleh manajemen

untuk mencapai tujuan pelaporan perusahaan, walaupun menyebabkan laporan

tersebut menjadi tidak reliable. Laporan keuangan yang dimanipulasi akan

memberikan dampak kepada para pengguna laporan, perusahaan dan auditor itu

sendiri. Semakin lama perusahaan melakukan manipulasi data maka perusahaan

akan mengalami kebangkrutan yang akan disusul dengan hancurnya reputasi dari

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 11: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

7

auditor tersebut karena dinilai tidak independen dan akan dipandang negatif oleh

masyarakat.

6. Debt Default

Debt default merupakan kegagalan perusahaan dalam membayarkan hutangnya

pada saat jatuh tempo, baik hutang pokok dan/ atau bunganya. Kondisi perusahaan

yang terikat banyak hutang menyebabkan kegiatan operasinya cenderung terganggu.

Karena terganggunya kegiatan operasi ini maka perusahaan juga akan semakin

mengalami kesulitan dalam pembayaran kewajibannya baik pokok maupun bunga.

Selain itu, kondisi debt default ini dapat menyebabkan tuntutan hukum terhadap

perusahaan apabila nominal hutang material. Keadaan seperti yang dijelaskan

diatas akan menyebabkan auditor merasa ragu akan kelangsungan hidup perusahaan

tersebut dan perusahaan akan mendapatkan opini going concern dari auditor.

7. Rasio Likuiditas

Likuiditas merupakan salah satu rasio keuangan yang termasuk dalam faktor

penerimaan opini going concern. Ini dikarenakan tingkat likuiditas mengukur

kemampuan sumber kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

Rasio likuiditas secara umum diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva

lancar yang dimiliki perusahaan pada saat waktu yang sudah ditentukan.

Perusahaan dikatakan kurang likuid apabila semakin kecil kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya,

perusahaan dapat dikatakan likuid apabila kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya semakin besar.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 12: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

8

8. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun

jangka panjang. Solvabilitas mengacu pada jumlah pendanaan yang berasal dari

utang perusahaan kepada kreditor. Apabila rasio solvabilitas semakin tinggi maka

menandakan bahwa perusahaan memiliki tingkat kegagalan yang tinggi dalam

membayar hutang terhadap kreditor. Semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin

buruk kinerja keuangan perusahaan sehingga kelangsungan hidup usaha semakin

diragukan. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini

audit going concern.

9. Financial Distress

Financial distress menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sedang mengalami

kesulitan keuangan. Financial distress terjadi karena adanya beberapa faktor dari

dalam perusahaan, antara lain adalah kesalahan manajer dalam pengambilan

keputusan dan kurangnya pengawasan terhadap penggunaan dana perusahaan

sehingga penggunaan tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Masalah

financial distress ini tidak akan lepas dari perusahaan baik perusahaan besar

ataupun kecil karena tiap perusahaan pasti akan berurusan dengan kondisi keuangan

untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

D. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

Menurut Sujoko dan Soebianto (2007) ukuran perusahaan merupakan suatu

gambaran mengenai besar kecilnya perusahaan yang diukur dengan total asset yang

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 13: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

9

dimiliki suatu perusahaan. Apabila perusahaan tersebut memiliki total asset yang

besar maka dapat disimpulkan pula bahwa perusahaan telah mencapai tahap

kedewasaan (maturity). Perusahaan yang telah mencapai tahap ini dianggap sudah

memiliki ukuran perusahaan yang besar sehingga dianggap relatif stabil dalam

menghasilkan dan mengelola laba. Perusahaan dengan ukuran besar juga relatif

memiliki kemampuan manajemen yang lebih baik dalam menerbitkan laporan

keuangan sehingga kualitas dari laporan keuangan tersebut dianggap baik dan

auditor cenderung menyatakan opini wajar.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H1 = Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini

audit going concern

2. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Auditor dinilai berdasarkan kompetensi dan independensinya. Semakin banyak

pengalaman, pengetahuan dan akademik yang dimiliki oleh auditor dianggap

semakin berkualitas pula auditor tersebut. Klien akan menentukan Kantor Akuntan

Publik mana yang akan mengaudit laporan keuangannya dengan melihat reputasi

dan kualitas dari auditor Kantor Akuntan Publik tersebut.

Fanny dan Saputra (2005) menemukan bukti bahwa KAP yang memiliki

reputasi bagus, mereka akan lebih memperhatikan dan mempertahankan

reputasinya. Auditor skala besar lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-

masalah going concern yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko

proses pengadilan sehingga auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk

mendeteksi dan melaporkan masalah going concern suatu perusahaan dibandingkan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 14: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

10

auditor skala kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa auditor skala besar memiliki

kualitas audit yang lebih baik daripada auditor skala kecil.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H2 = Kualitas Audit berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit

going concern

3. Pengaruh Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

Apabila perusahaan mendapatkan opini going concern dari auditor maka akan

menimbulkan konsekuensi negatif bagi perusahaan. Konsekuensi yang negatif

tersebut akan mendorong manajemen untuk menghindari penerimaan opini audit

going concern.

Lennox (2000) melakukan penelitian dan menemukan kesimpulan bahwa

perusahaan-perusahaan di Inggris melakukan praktik opinion shopping. Perusahaan

melakukan opinion shopping karena pada tahun sebelumnya mendapatkan opini

going concern dari auditor sehingga perusahaan berupaya untuk mendapatkan opini

yang lebih baik dengan mengganti auditor lama dengan auditor yang baru.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H3 = Opinion shopping berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini

audit going concern.

4. Pengaruh Debt Default terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Perusahaan yang memiliki status kegagalan dalam melakukan pembayaran

hutan atau debt default dapat meningkatkan kemungkinan auditor mengeluarkan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 15: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

11

opini going concern. Perusahaan yang memiliki status default rata-rata disebabkan

oleh lemahnya manajemen modal kerja dan penjualan yang tidak mencapai target

sehingga kas yang dihasilkan oleh perusahaan akan dianggarkan untuk melunasi

hutang-hutangnya (Amin, 2011). Hal ini menyebabkan terhambatnya operasional

perusahaan dan meningkatkan keraguan auditor mengenai kelangsungan usaha

perusahaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H4 = Debt default berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit

going concern.

5. Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

Semakin besar likuiditas perusahaan berarti semakin likuid atau semakin

mampu perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

pendeknya dengan tepat waktu. Sebaliknya, semakin kecil likuiditas, perusahaan

kurang likuid sehingga tidak dapat membayar para krediturnya dan menyebabkan

kredit macet. Kredit macet dapat memengaruhi kreadibilitas perusahaan dan dapat

dianggap sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan sedang menghadapi suatu masalah.

Maka auditor akan memberikan opini audit dengan going concern pada perusahaan

tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H5 = Rasio likuiditas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit

going concern.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 16: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

12

6. Pengaruh Rasio Solvabilitas terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

Menurut Rudyawan dan Badera (2008), perusahaan yang memiliki rasio

solvabilitas tinggi cenderung memiliki hutang yang tinggi pula, sehingga

mengakibatkan semakin tinggi pula risiko yang dihadapi oleh perusahaan, terutama

dalam hal pembayaran hutang dan bunga tepat waktu, jika perusahaan memiliki

hutang tinggi, biasanya mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan yang

mengalami kesulitan keuangan tentu saja kegiatan operasionalnya akan tersendat

atau tidak lancer maka auditor akan meragukan kelangsungan hidup perusahaan

tersebut dan memberikan opini audit going concern.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H6 = Rasio solvabilitas berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit

going concern.

7. Pengaruh Financial Distress terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern

Financial distress merupakan gambaran dari tidak lancarnya keuangan suatu

perusahaan yang berarti bahwa perusahaan sedang tidak sehat atau sakit.

Perusahaan yang mengalami financial distress menyebabkan tingkat pemberian

opini going concern oleh auditor lebih tinggi, karena perusahaan dianggap tidak

memiliki kepastian terhadap kelangsungan hidup perusahaan diperiode selanjutnya.

Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan biasanya banyak terdapat

indikator masalah kelangsungan hidup didalamnya yang mengarah pada

kebangkrutan atau likuidasi.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 17: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

13

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H7 = Financial distress berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit

going concern.

E. Populasi, Sampel, Jenis, Sumber dan Variabel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa sub sektor perdagangan,

jasa, dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2016.

Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling atau sampel bertujuan.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui website BEI

www.idx.co.id, berupa laporan keuangan. Variabel dependen pada penelitian ini

adalah opini audit going concern, sedangkan variabel independennya adalah ukuran

perusahaan, kualitas audit, opinion shopping, debt default, rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, dan financial distress.

F. Metode Analisis

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai tertinggi, nilai

terendah, rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing variable yang akan

diteliti dalam bentuk tabulasi sehingga mudah untuk dipahami dan diintepretasikan.

2. Analisis Regresi Logistik

Tahap-tahap dalam pengujian regresi logistik dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 18: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

14

Goodness of Fit lebih besar daripada 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak

dan berarti model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya.

Sebaliknya, jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama

dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan

signifikan antara model dengan datanya sehingga Goodness fit model tidak baik

karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya (Ghozali, 2011).

b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau

tidak dengan data. Hipotesis untuk menilai metode fit adalah:

Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

H₁ : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini, agar model fit dengan data maka Ho harus diterima. Statistik

yang digunakan berdasarkan Likelihood. Likelihood L dari model adalah

probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Adanya

penurunan nilai antara nilai awal -2LogL dengan nilai -2LogL pada langkah

berikutnya menunjukan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data.

Penurunan likelihood (-2LogL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau

dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2011).

c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square)

Nagelkerke’s R Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan dan

mempengaruhi variabel dependen. Nilai Nagelkerke R Square bervariasi antara 1

(satu) sampai dengan 0 (nol). Jika nilai semakin mendekati 1 maka model dianggap

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 19: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

15

semakin goodness of fit, sementara jika semakin mendekati 0 maka model dianggap

tidak goodness of fit (Ghozali, 2011).

d. Intepretasi Hasil

Pengaruh antara variabel independen dengan dependen dapat dilihat pada table

variables in the equation. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1) Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikasnsi 5%

(α = 0,05)

2) Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada signifikansi p-

value adalah:

1) Jika taraf signifikansi > 0,05 Ho diterima, HA ditolak

2) Jika taraf signifikansi < 0,05 Ho ditolak, HA diterima

G. Hasil Pemilihan Sampel

Perusahaan jasa subsektor perdagangan, jasa, dan investasi yang terdaftar di

BEI periode 2012-2016 sebanyak 127 perusahaan. Berdasarkan purposive sampling,

diperoleh 66 perusahaan yang telah diseleksi dari kriteria-kriteria yang telah

ditentukan. Sehingga total sampel selama 5 tahun adalah sebanyak 330 sampel.

H. Hasil Analisis

1. Analisis Statistik Deskriptif

Hasil perhitungan statistik deskriptif menggunakan SPSS 24 disajikan dalam

table 4.2 untuk menggambarkan karakteristik variable sebagai berikut:

Tabel 1

Analisis Statistik Deskriptif

Frequency Percent

Non Going Concern 312 94,5

Going Concern 18 5,5

Non KAP Big Four 199 60,3

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 20: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

16

KAP Big Four 131 39,7

Non Opinion Shopping 290 87,9

Opoinion Shopping 40 12,1

Non Debt Default 325 98,5

Debt Default 5 1,5

N Minimum Maximum Mean

Ukuran Perusahaan 330 23,56 31,79 27,89

Likuiditas 330 0,19 72,22 3,10

Solvabilitas 330 1,95 99,96 46,05

Financial Distress 330 -1,18 26,64 2,57

Sumber: Output SPSS 24 (Hasil pengolahan data)

Going Concern

Perusahaan sampel yang memperoleh opini going concern sebanyak 18 atau

5,5% dari total perusahaan sampel yang diteliti. Perusahaan sampel sebagian besar

dinyatakan memiliki keberlangsungan usaha yang baik.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan (company size) menunjukkan nilai minimum 23,56 dan

nilai maksimum 31,79 dengan rata-rata 27,89. Nilai rata-rata cenderung mendekati

nilai maksimum dibandingkan nilai minimum. Perusahaan sampel yang tergolong

memiliki ukuran berskala besar dalam penelitian ini lebih banyak daripada

perusahaan sampel yang tergolong memiliki ukuran berskala kecil.

Kualitas Audit

Perusahaan sampel yang diaudit oleh KAP big four sebanyak 131 atau 39,7%

dari total perusahaan sampel yang diteliti. Hampir sebagian perusahaan sampel

memilih KAP big four sebagai KAP yang melakukan audit diperusahaannya.

Opinion Shopping

Berdasarkan hasil analisis, perusahaan sampel yang melakukan opinion

shopping sebanyak 40 atau 12,1% dari total perusahaan sampel yang diteliti. Hanya

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 21: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

17

sebagian kecil perusahaan sampel yang melakukan opinion shopping atau

pergantian auditor.

Debt Default

Berdasarkan hasil analisis, perusahaan sampel yang memiliki status debt

default sebanyak 5 atau 1,5% dari total perusahaan sampel yang diteliti. Hanya

sebagian kecil perusahaan sampel yang memiliki status debt default atau gagal

dalam membayar hutang.

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas (liquidity) menunjukkan nilai minimum 0,19 dan nilai

maksimum 72,22 dengan rata-rata 3,10. Rata-rata rasio diatas 1 yaitu 3,10 maka

rata-rata perusahaan sampel mampu membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva

lancar yang dimiliki sebesar 3,10x.

Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas (solvency) menunjukkan nilai minimum 1,95% dan nilai

maksimum 99,96% dengan rata-rata 46,05% yang berarti bahwa rata-rata

perusahaan sampel mampu menutup segala kewajibannya dari total aktiva yang

dimiliki.

Financial Distress

Financial distress dalam penelitian ini telah dihitung dengan analisis prediksi

kebangkrutan Altman Z-Score. Hasil menunjukkan nilai minimum -1,18 dan nilai

maksimum 26,64 dengan rata-rata 2,57. Rata-rata perusahaan sampel lebih

mendekati angka minimum -1,18 yang berarti perusahaan sampel lebih banyak

tergolong perusahaan yang memiliki masalah keuangan menurut Altman Z-Score.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 22: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

18

2. Analisis Regresi Logistik

Pengujian Kelayakan Model Regresi

Tabel 2

Hosmer and Lemeshow Test

Chi-square df Sig.

5,751 8 0,675

Sumber: Output SPSS 24 (Hasil pengolahan data)

Berdasarkan table diatas, nilai probabilitas signifikan yang dihasilkan adalah

0,675 dan nilainya melebihi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian ini

hipotesis nol terdukung, artinya model penelitian dapat diterima karena sesuai

dengan data observasinya dan penelitian dapat dilanjutkan.

Pengujian Keseluruhan Model

Tabel 3

Overall Model Fit

Sumber: Output SPSS 24 (Hasil pengolahan data)

Dapat dilihat dalam table diatas terdapat penurunan nilai -2LogL dari 139,714

menjadi 96,604 yang berarti model dalam penelitian ini fit dengan data.

Pengujian Koefisien Determinasi

Tabel 4

Model Summary

-2LogLikelihood Cox&Snell R Square Nagelkerke R Square

96,604 0,122 0,355

Sumber: Output SPSS 24 (Hasil pengolahan data)

Hasil model summary pada table diatas menunjukkan nilai dari nagelkerke r

square sebesar 0,355 atau 35,5%. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen

mampu mempengaruhi variabel dependen sebesar 35,5% dan sebesar 64,5%

dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian.

-2LogL awal (Block Number = 0) 139,714

-2LogL akhir (Block Number = 1) 96,604

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 23: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

19

Interpretasi Hasil

Tabel 5

Variables in the Equation

B df Sig.

Ukuran Perusahaan -0,517 1 0,019

Kualitas Audit -1,174 1 0,146

Opinion Shopping -1,741 1 0,174

Debt Default 3,228 1 0,005

Likuiditas 0,101 1 0,013

Solvabilitas 0,037 1 0,018

Financial Distress -0,271 1 0,154

Sumber: Output SPSS 24 (Hasil pengolahan data)

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik

pada tingkat signifikansi 5% sehingga diperoleh model regresi logistik sebagai

berikut:

OAGC = 9,783 – 0,517𝑋1 – 1,174𝑋2 – 1,741𝑋3 + 3,228𝑋4 + 0,101𝑋5 + 0,037X6

- 0,271X7 + 𝑒

a. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penerimaan opini audit Going

Concern

Hasil pengujian pada penelitian ini menyatakan bahwa hipotesis penelitian

pertama. Variabel ukuran perusahaan menunjukkan nilai asymptotics significance

(sig) 0,019 lebih kecil dari α (0,05) dengan koefisien regresi -0,517, maka dapat

disimpulkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern dengan koefisien regresi yang menunjukkan arah negatif

berarti semakin kecil ukuran perusahaan akan semakin besar probabilitas

penerimaan opini audit going concern.

b. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Penerimaan opini audit Going Concern

Hasil pengujian pada penelitian ini menyatakan bahwa hipotesis penelitian

kedua tidak terdukung. Hal ini dibuktikan dengan variabel kualitas audit yang

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 24: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

20

memiliki asymptotics significance (sig) sebesar 0,146 lebih besar dari α (0,05) dan

koefisien regresi bernilai negatif yaitu -1,174, maka dapat disimpulkan bahwa

kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern

dengan koefisien regresi menunjukkan arah negatif yang berarti semakin baik

kualitas audit akan semakin kecil probabilitas penerimaan opini audit going

concern.

c. Pengaruh Opinion Shopping terhadap Penerimaan opini audit Going

Concern

Hasil pengujian pada penelitian ini menyatakan bahwa hipotesis penelitian

ketiga tidak terdukung. Variabel opinion shopping memiliki asymptotics

significance (sig) sebesar 0,174 lebih besar dari α (0,05) dan koefisien regresi

bernilai negatif yaitu -1,741. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

variabel opinion shopping tidak berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini

audit going concern.

d. Pengaruh Debt Default terhadap Penerimaan opini audit Going Concern

Hasil pengujian pada penelitian ini menyatakan bahwa hipotesis penelitian

keempat terdukung. Variabel debt default memiliki asymptotics significance (sig)

sebesar 0,005 lebih kecil dari α (0,05) dan koefisien regresi bernilai positif yaitu

3,228, maka variabel debt default berpengaruh terhadap penerimaan opini audit

going concern dengan koefisien regresi yang menunjukkan arah positif yang artinya

semakin perusahaan mendapatkan status debt default akan semakin besar

probabilitas penerimaan opini audit going concern.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 25: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

21

e. Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Penerimaan opini audit Going

Concern

Hasil pengujian pada penelitian ini menyatakan bahwa hipotesis penelitian

kelima tidak terdukung. Variabel rasio likuiditas memiliki asymptotics significance

(sig) sebesar 0,013 lebih kecil dari α (0,05) dan koefisien regresi bernilai positif

yaitu 0,101, maka variabel rasio likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini

audit going concern dengan koefisien regresi yang menunjukkan arah positif.

f. Pengaruh Rasio Solvabilitas terhadap Penerimaan opini audit Going

Concern

Hasil pengujian pada penelitian ini menyatakan bahwa hipotesis penelitian

keenam terdukung. Variabel rasio solvabilitas memiliki asymptotics significance

(sig) sebesar 0,18 lebih kecil dari α (0,05) dan koefisien regresi bernilai positif yaitu

0,025, maka variabel rasio solvabilitas berpengaruh terhadap penerimaan opini

audit going concern dengan koefisien regresi menunjukkan arah positif sesuai

dengan yang dihipotesiskan. Arah positif ini berarti bahwa semakin besar rasio

solvabilitas maka semakin besar probabilitas penerimaan opini audit going concern.

g. Pengaruh Financial Distress terhadap Penerimaan opini audit Going

Concern

Hasil pengujian pada penelitian ini menyatakan bahwa hipotesis penelitian

ketujuh tidak terdukung. Variabel financial distress memiliki asymptotics

significance (sig) sebesar 0,154 lebih besar dari α (0,05) dan koefisien regresi

bernilai negatif yaitu -0,271, maka variabel financial distress tidak berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern dengan koefisien regresi

menunjukkan arah negatif yang berarti bahwa semakin kecil financial distress (nilai

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 26: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

22

z-score semakin tinggi) maka semakin besar probabilitas penerimaan opini audit

going concern.

I. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian analisis regresi

logistik menggunakan SPSS 24 pada bab 4, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

hipotesis yang terdukung adalah hipotesis 1 yang menyatakan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern,

hipotesis 4 yang menyatakan bahwa debt default berpengaruh positif terhadap

penerimaan opini audit going concern, dan hipotesis 6 yang menyatakan bahwa

rasio solvabilitas berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going

concern. Sedangkan 4 hipotesis lainnya tidak terdukung dikarenakan 3 variabel

independen yang diajukan (kualitas audit, opinion shopping, dan financial distress)

tidak memiliki pengaruh terhadap dependen dan 1 variabel independen yang lain

(rasio likuiditas) berpengaruh terhadap variabel dependen namun menunjukkan

arah yang berbeda dengan yang dihipotesiskan.

J. Keterbatasan Penelitian

1. Ketujuh variabel independen hanya memiliki pengaruh sebesar 35,5% saja

terhadap variabel dependennya dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

2. Proksi yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas audit, opinion

shopping, rasio likuiditas, dan financial distress diduga menjadi penyebab

tidak terdukungnya hipotesis-hipotesis peneliti.

3. Pengamatan penelitian ini adalah 5 tahun (2012-2016).

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 27: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

23

4. Sampel penelitian yang dijadikan objek hanya pada perusahaan jasa subsektor

jasa, perdagangan, dan investasi saja sehingga hasil penelitian tidak

menggambarkan keadaan perusahaan jasa secara keseluruhan.

K. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas variabel independen yang

digunakan dengan menambah variabel-variabel diluar penelitian ini untuk

meningkatkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya.

2. Menggunakan proksi lain untuk mengukur variabel

3. Melakukan penelitian dengan periode yang berbeda atau menambahkan

periode penelitian menjadi lebih panjang.

4. Memperluas objek penelitian misalnya menggunakan objek penelitian

perusahaan jasa secara keseluruhan yang terdaftar di BEI.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 28: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

24

DAFTAR PUSTAKA

Altman, E. 1982. Accounting Implications of Failure Predictions Models. Journal

of Accounting, Auditing and Finance, 4-19.

Altman, E. & McGough, T. 1974. Evaluation of a Company as A Going Concern.

Journal of Accountancy, 50-57.

Amin, Muztahid. 2011. Pengaruh Debt Default, Opini Audit Tahun Sebelumnya,

Keberadaan Komite Audit, dan Kepemilikan Manajerial terhadap

Kemungkinan Penerimaan Opini Going Concern. Skripsi. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Barlian, R. N., Yona Perwitasari & Agung Nur Probohudono. 2014. Pendapat

Going Concern: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pada

Perusahaan yang Mengalami Financial Distress. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan.

DeAngelo, L. 1981. Auditor Independence, “low balling” and Disclosure

Regulation. Journal of accounting and Economics, 113-127.

Fanny, Margaretta & S. Saputra. 2005. Opini Audit Going Concern: Kajian

Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan

Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta).

Simposium Nasional Akuntansi VIII, 966-978.

Ghozali, L. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, L. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, D. N. 2003. Basic Econometrics (4th ed.). New York: McGraw-Hill.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:

Salemba Empat.

Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.

Januarti, Indira & Ella Fitrianasari. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt

Default Dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 8(1), 78-93.

Jensen, M. C. & Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior,

Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3

(4), 305-360.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 29: DETERMINAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN …repository.stieykpn.ac.id/116/1/RINGKASAN SKRIPSI... · memberikan opini going concern dan menunjuk auditor baru yang tidak akan

25

Kompasiana. 2017. Refleksi Perekonomian Indonesia 2016 dan Tantangan 2017.

Diambil dari: www.kompasiana.com/pringadiasurya/refleksi perekonomian-

indonesia-2016-dan-tantangan 2017_589c3027137f618607b60628. (25

September 2017)

Lennox, C. 2000. Do Companies Successfully Engage in Opinion Shopping:

Evidence from The UK?. Journal of Accounting and Economics, 29 (3), 321-

337.

McKeown, J. R., J. F. Mutchler & W Hopwood. 1991. Toward an Explanation

of Auditor Failure to Modify the Audit Reports of Bankrupt Companies.

Auditing: A Journal of Practice an Theory. Supplement, 1-13.

Mutchler, J. 1985. A Multivariate Analysis of The Auditors Going Concern Opinion

Decision. Journal of Accounting Research.

Praptorini, Mirna Dyah & Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit,

Debt Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going

Concern.

Ramadhanty, R. & Sri Rahayu. 2015. Analisis Pengaruh Financial Distress,

Strategi Emisi Saham, Size Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap

Penerimaan Opini Audit Modifikasi Going Concern. E-Proceeding of

Management, 2 (1), 381.

Rudyawan, Arry Pratama & I Dewa Nyoman Badera. 2008. Opini Audit Going

Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan

Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan

Bisnis, 4 (2), 1-17.

Solikah, Badingatus. 2007. Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan,

Pertumbuhan Perusahaan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap

Opini Audit Going Concern. Jurnal Dinamika Akuntansi, 2 (1).

Suharjono, M. A. 2014. Pengaruh Opinion Shopping Terhadap Going Concern

Opinion pada Perusahaan yang Mengalami Financial Distress. Skripsi.

Universitas Diponegoro Semarang.

Teoh, S. 1992. Auditor Independence, Dismissal Threats, and The Market Reaction

to Auditor Switches. Journal of Accounting Research, 30, 1-23.

Ulfah, Amalia Resti. 2013. Analisis Penggunaan Altman Z-Score untuk Mengetahui

Potensi Kebangkrutan PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan.

www.sahamok.com

www.idx.co.id

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id