PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP...

129
PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA (Periode Januari 2013 Juni 2017) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Luthfia Fajriaty NIM: 11140850000067 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2018 M

Transcript of PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP...

Page 1: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP PEMBIAYAAN

SEKTOR UMKM PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

(Periode Januari 2013 – Juni 2017)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Luthfia Fajriaty

NIM: 11140850000067

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/ 2018 M

Page 2: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

ii

Page 3: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Page 4: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 5: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ILMIAH

Page 6: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. INFORMASI PRIBADI

Nama : Luthfia Fajriaty

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 12 Desember 1995

Alamat : Komplek Batan Indah Blok O no 46,

Kademangan, Setu, Tangerang Selatan,

Banten 15313

Telepon : 0856 9248 7195

Email : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN Batan Indah : 2002 - 2008

2. SMP N 8 Kota Tangerang Selatan : 2008 - 2011

3. SMA N 2 Kota Tangerang Selatan : 2011 - 2014

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2014 – 2018

C. PENGALAMAN KERJA

1. PT. BNI Syariah Cabang Bumi Serpong Damai

D. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Anang Syarif

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Mei 1967

3. Pekerjaan : PNS BATAN

4. Ibu : Poppy Laraswaty

5. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Januari 1970

6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Page 7: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

vii

ABSTRACT

This study aims to analyse the factors of MSME Sector Financing in Sharia

Bankiing in Indonesia. The factors analysed ini the influenced of MSME Sector

Financing are Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio

(FDR), Return On Asset (ROA) and Capital Adequacy Ratio (CAR). Data analysis

methods in this study is Multiple Linear Regression, data obtained on the basis

monthly contained in the Sharia Banking Statistics from OJK from January 2013

to June 2017.The result of research shows that partially NPF significantly influence

to channeling of financing MSME sector with sig. value 0.000 < 0.005. FDR has

significant effect on distribution of MSME sector financing with sig. value 0.021 <

0.005. ROA has significant effect on distribution of MSME sector financing with

sig. value 0.043 < 0.005. CAR has no significant effect on distribution of MSME

sector financing with sig. value 0.852 > 0.005. The result showed that NPF, FDR,

ROA and CAR variables are affecting the MSME Sector Financing with sig. value

0.000.

Keywords: NPF, FDR, ROA, CAR, MSME Financing

Page 8: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi Pembiayaan Sektor UMKM pada Perbankan Syariah di Indonesia.

Adapun beberapa factor yang dianalisis dalam mempengaruhi Pembiayaan Sekor

UMKM adalah Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio

(FDR), Return On Asset (ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Metode

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier

Berganda, data diperoleh berdasarkan data bulanan yang terdapat dalam Statistika

Perbankan Syariah OJK dari bulan Januari 2013 sampai dengan Juni 2017. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa secara parsial NPF berpengaruh secara signifikan

terhadap pembiayaan sektor UMKM dengan nilai sig. 0.000 < 0.005. FDR

berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan sektor UMKM dengan nilai

sig. 0.021 < 0.005. ROA berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan sektor

UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh signifikan

terhdap pembiayaan sektor UMKM dengan nilai sig. 0.852 > 0.005. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara simultan variabel NPF, FDR, ROA dan CAR

berpengaruh terhadap pembiayaan sektor UMKM dengan nilai sig. 0.000.

Kata kunci: NPF, FDR, ROA, CAR, Pembiayaan UMKM

Page 9: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan berkah dan nikmat-Nya kepada penulis serta menganugerahkan

kesehatan dan kemampuan berpikir sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

ini yang berjudul “Pengaruh NPF, FDR, ROA, dan CAR Terhadap

Pembiayaan Sektor UMKM Pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode

Januari 2013 – Juni 2017)”. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

program sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan

terselesaikan dengan baik tanpa bimbingan, dukungan serta bantuan dari berbagai

pihak mulai dari awal perkuliahan sampai penulisan skripsi ini. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang

berjasa dalam hidup penulis dan dalam penpyusunan skripsi ini, khususnya:

1. Kedua Orangtua penulis yang selalu memberikan doa, kasih sayang,

motivasi, nasehat, semangat dan dukungan dalam menjalani kehidupan ini.

2. Kakak penulis yang selalu mendukung dan memberikan semangatnya.

3. Bapak Dr. M.Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan, Bapak Dr. Amilin,

SE,. Ak., CA., QIA., BKP., selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak

Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H., selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, M.A., selaku

Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA. Selaku Ketua Jurusan dan Ibu

Fitri Damayanti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan wawasan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat kepada

penulis.

Page 10: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

x

5. Ibu Aini Masruroh SEI., MM selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, membimbing, memberikan arahan, memberikan

motivasi, serta memberikan banyak pengetahuan dan wawasan ilmu yang

sangat bermanfaat bagi penulis.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan kayawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan banyak bantuan kepada penulis selama masa studi.

7. Teman-teman yang selalu menemani penulis selama masa perkuliahan

yakni Lavena, Qisthi, Arin, Dewi, Vicka, Rahmi, Zulisa, Almira dan Lita

yang telah menemani dan memberikan warna, tawa, motivasi, nasihat,

dukungan, dan doa selama ini kepada penulis.

8. Teman-teman Perbankan Syariah Angkatan 2014 Perbankan Syariah

Fakutas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjuang

bersama dari awal hingga akhir.

9. Teman-teman KKN 114 2017 yang telah memberikan banyak pengalaman

dalam kehidupan sosial dan Dea sebagai tempat keluh kesah yang selalu

memberikan nasihat dan semangat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Adapun

segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung

jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 24 April 2018

Luthfia Fajriaty

Page 11: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ILMIAH ........................................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................................vi

ABSTRACT ....................................................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI...................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 11

C. Batasan Masalah ................................................................................................. 12

D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 12

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 15

A. Pembiayaan ......................................................................................................... 15

1. Definisi Pembiayaan ....................................................................................... 15

2. Pembiayaan Bank Syariah ............................................................................. 18

3. Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syariah ......................................................... 20

B. Kinerja Keuangan ............................................................................................... 22

1. Definisi Kinerja Keuangan ............................................................................. 22

2. Non Performing Financing (NPF) ................................................................. 22

3. Financing to Deposit Ratio (FDR) .................................................................. 24

4. Return On Asset (ROA) ................................................................................... 25

5. Capital Adequacy Ratio (CAR) ........................................................................ 26

C. Usaha Mikro Kecil dan Menengah .................................................................... 28

1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ........................................... 28

2. Peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah .................................................... 30

Page 12: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

xii

D. Bank Umum Syariah .......................................................................................... 30

1. Definisi Bank Umum Syariah ........................................................................ 30

2. Fungsi dan Peran Bank Syariah .................................................................... 32

3. Produk Bank Syariah ..................................................................................... 33

E. Unit Usaha Syariah ............................................................................................. 37

F. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 39

G. Keterkaitan antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen ..... 41

H. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 48

A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................. 48

B. Populasi dan Penentuan Sampel ........................................................................ 49

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 50

D. Metode Analisis Data .......................................................................................... 52

1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 52

2. Uji Hipotesis .................................................................................................... 57

3. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................................. 60

E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................................ 61

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................. 67

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian..................................................... 67

B. Deskripsi Data ..................................................................................................... 69

C. Analisis Data dan Pembahasan .......................................................................... 77

D. Interpretasi .......................................................................................................... 91

BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 96

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 96

B. Saran .................................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 99

LAMPIRAN................................................................................................................... 106

Page 13: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ....................... 3

Tabel 1.2: Tingkat NPF, FDR, ROA dan CAR Perbankan Syariah .................... 8

Tabel 2.1: Kriteria Penilaian Peringkat NPF ........................................................ 24

Tabel 2.2: Penelitian Terdahulu ........................................................................... 39

Tabel 3.1: Populas ................................................................................................ 49

Tabel 3.2: Proses Pengambilan Sampel ............................................................... 50

Tabel 3.3: Ringkasan Operasional Variabel ......................................................... 64

Tabel 4.1: Jumlah BUS dan UUS di Indonesia .................................................... 67

Tabel 4.2: Data Pembiayaan Modal Kerja dan Investasi UMKM ........................ 69

Tabel 4.3: Data Non Performing Financing (NPF) ............................................. 71

Tabel 4.4: Data Financing to Deposit Ratio (FDR) ............................................. 72

Tabel 4.5: Data Return On Asset (ROA) .............................................................. 73

Tabel 4.6: Data Capital Adequacy Ratio (CAR) .................................................. 75

Tabel 4.7: Uji Kolmogorov-Smirnov ..................................................................... 78

Tabel 4.8: Uji Multikolinearitas ........................................................................... 79

Tabel 4.9: Uji Autokorelasi .................................................................................. 81

Tabel 4.10: Uji-t ................................................................................................... 82

Tabel 4.11: Uji F .................................................................................................. 86

Tabel 4.12: Koefisien Determinasi ...................................................................... 87

Tabel 4.13: Analisis Regresi Berganda ................................................................ 88

Page 14: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1: Perkembangan Pembiayaan UMKM dan Non UMKM .................. 6

Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran ........................................................................ 47

Gambar 4.2: Uji Normalitas Histogram ............................................................... 77

Gambar 4.3: Uji Normalitas P-Plot ...................................................................... 77

Gambar 4.4: Uji Heterokedastisitas ..................................................................... 80

Page 15: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi membuat bank memiliki

posisi yang strategis dalam perekonomian. Aktifitas bank yaitu

menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang

membutuhkan akan meningkatkan arus dana untuk investasi, modal kerja

maupun konsumsi. Dengan demikian, akan dapat meningkatkan

perekonomian nasional (Kasmir, 2008).

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

menyebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat. Bank Umum Syariah adalah bank

syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

Dalam rangka melaksanakan fungsinya bank syariah dapat

menyalurkan dananya dalam bentuk pembiayaan kepada UMKM dan non

UMKM. Dalam penelitian ini fokus pada pembiayaan kepada UMKM,

sebab Bank Indonesia (BI) mencatat baru 22 persen usaha mikro, kecil dan

menengah (UMKM) yang menikmati akses pembiayaan perbankan

(Pramdia, 2016).

Page 16: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

2

Peran UMKM dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia sudah

tidak diragukan lagi. Jumlah UMKM di Indonesia mencapai 56 juta unit dan

menyumbang 60 persen dari total Gross Domestic Product (GDP) dan

menampung 97 persen dari total tenaga kerja pada tahun 2012 (Inasius,

2014).

UMKM dapat bertahan di masa krisis ekonomi pada tahun 1998

dimana banyak perusahaan-perusahaan besar yang collaps pada saat itu.

Kemampuan UKM untuk survive dengan sumber daya pribadi inilah

membuat banyak kalangan merasa optimis bahwa UKM di masa sekarang

dan di masa depan merupakan tonggak penyelamat ekonomi nasional

(Muhammad, 2007).

Pasca krisis ekonomi, jumlah UMKM justru meningkat secara terus

menerus, bahkan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja

sampai dengan tahun 2012. Pada tahun 2012, jumlah pengusaha di

Indonesia sebanayak 56.539.560. Dari jumlah tersebut, Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah (UMKM) sebanyak 56.534.592 unit atau 99,99%, dan

sisanya 4.968 unit atau 0,01% adalah usaha besar. Berdasarkan data tersebut

membuktikan bahwa UMKM merupakan pasar yang sangat potensial bagi

industri jasa keuangan karena sekitar 60-70% pelaku UMKM belum

memiliki akses pembiayaan perbankan (LPPI dan BI, 2015).

Pengalaman tersebut telah menyadarkan banyak pihak, untuk

memberikan porsi lebih besar terhadap bisnis skala mikro, kecil, dan

menengah. Pemerintah dan legislatif membuktikan perhatiannya terhadap

Page 17: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

3

UMKM dengan meluncurkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM.

Dengan adanya peraturan yang menjadi payung hukum, gerak UMKM

menjadi semakin leluasa. Persoalan klasik seperti akses permodalan kepada

lembaga keuangan pun mulai bisa teratasi. Karena di dalam peraturan itu

tercantum mengenai perluasan pendanaan dan fasilitasi oleh perbankan dan

lembaga jasa keuangan non-bank (LPPI dan BI, 2015).

Berdasarkan data UMKM 2012-2013 perkembangan UMKM terus

mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari data statistik UMKM

tentang jumlah unit yang berkembang di Indonesia. Dapat dilihat pada tabel

1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun 2011-2013

Satuan

2011 2012 2013

Jumlah Pangsa

(%) Jumlah

Pangsa

(%) Jumlah

Pangsa

(%)

Unit 55.206.444 99.99 56.534.592 99.99 57.895.721 99.99

Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM (data diolah)

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, perkembangan unit UMKM

berkembang sangat baik dan hamper dalam tiap tahunnya selalu mengalami

peningkatan dan perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa peranan UMKM dalam

perekonomian indonesia adalah sentral dalam menyediakan lapangan

pekerjaan dan menghasilkan out-put. Meskipun peranan UMKM dalam

perekonomian indonesia adalah sentral, namun kebijakan pemerintah

maupun pengaturan yang mendukungnya sampai sekarang dirasa belum

maksimal (Niode, 2009).

Page 18: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

4

Perkembangan dan pertumbuhan usaha mikro, UMKM ini telah

diakui memiliki pengaruh yang besar terhadap pembangunan ekonomi

negara Indonesia. Selain kontribusi yang besar terhadap peningkatan

perekonomian nasional, UMKM juga dianggap sebagai usaha yang

memiliki fleksibilitas dan ketangguhan dalam menghadapi krisis ekonomi

yang berkepanjangan (Kara 2013).

Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dinilai

mampu membantu penduduk yang berpendapatan rendah untuk keluar dari

lingkaran kemiskinan di beberapa negara berkembang. Namun demikian,

perkembangan UMKM ini masih banyak mengalami hambatan. Tambunan

(2012) dilihat dari jumlah unit usahanya, kelompok UMKM jauh melebihi

jumlah unit usaha dari kelompok Usaha Besar (UB), maka dapat dikatakan

bahwa kontribusi terhadap pertumbuhan PDB yang besar tersbut dari

UMKM lebih disebabkan oleh jumlah unitnya yang banyak, bukan karena

tingkat produktivitasnya (secara individu menurut faktor produksi, misalnya

produktivitas tenaga kerja atau produktivitas faktor total) yang tinggi.

Tambunan (2009) menjelaskan bahwa meskipun banyak pendapat

yang menyatakan bahwa UMKM sangat penting di Indonesia sebagai

penyerap tenaga kerja terbesar dan sebagai salah satu sumber penciptaan

PDB, Namun secara teori, UMKM memiliki pangsa PDB yang tinggi

karena jumlah unit yang sangat banyak dengan pertumbuhan output rata-

rata per unit yang rendah. Dapat dikatakan UMKM memiliki produktivitas

yang rendah dibandingkan Usaha Besar. Mengukur produktivitas yaitu

Page 19: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

5

dengan menghitung rasio nilai tambah terhadap jumlah tenaga kerja.

Khusus di industri manufaktur, periode 2001-2005, produktivitas tenaga

kerja di UB dan UM pada tahun 2005 tercatat sebesar Rp 257,58 juta per

pekerja, sedangkan UMK hanya sebanyak Rp 19,83 juta per pekerja. Pada

tahun 2001, produktivitas tenaga kerja di UB dan UM sebesar Rp 167,70

juta di bandingkan UMK hanya sebesar Rp 10,98 juta. (BPS, 2006)

Alternatif lainnya untuk mengukur tingkat kesejahteraan di UMKM

adalah dengan menghitung tingkat produktivitas per unit usaha, yakni nilai

output atau nilai tambah per unit usaha. Dalam kelompok UMKM tingkat

produktivitas unit usaha dari UMK sebesar 25,8 Juta rupiah lebih rendah

daripada Usaha Menengah sebesar 25,8 Miliar rupiah. Meskipun

produktivitas unit usaha dari UMK terus meningkat secara konsisten,

nilainya tetap kecil, terutama dibandingkan dengan Usaha Besar yang

mencapai triliun rupiah per perusahaan (Tambunan, 2009)

Diantara banyak faktor, dua penyebab utama yang membuat

rendahnya produktivitas UMKM di Indonesia adalah rendahnya tingkat

pendidikan formal baik pengusaha maupun pekerja dan keterbatasan modal,

terutama untuk membeli mesin-mesin baru/modern dan untuk melakukan

inovasi. Rendahnya produktivitas UMKM membuat pendapatan pengusaha

dan pekerja menjadi rendah sehingga baik pekerja maupun pengusaha sulit

untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. (Tambunan, 2012)

Belum optimalnya bantuan sektor perbankan terhadap masalah

UMKM ini mendorong BI merumuskan kebijakan untuk meningkatkan

Page 20: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

6

fungsi intermediasi perbankan yang bertujuan membantu akses pendanaan

bagi UMKM (BI 2011). Menurut ketentuan BI (2012), bank umum wajib

memberikan minimal 20% dari total pembiayaannya untuk UMKM. Selain

itu, kementerian keuangan mengeluarkan program penjaminan Kredit

Usaha Rakyat (KUR) dengan tujuan mengembangkan UMKM dan koperasi

secara berkesinambungan (BI 2011).

Gambar 1.1

Perkembangan Pembiayaan UMKM dan Non UMKM

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2017 (data diolah)

Berdasarkan Gambar 1.1 di atas maka dapat disimpulkan bahwa

Perbankan Syariah dalam menyalurkan dananya kepada UMKM masih

rendah dibandingkan dengan penyaluran dana kepada Non UMKM. Pada

tahun 2013 penyaluran pembiayaan modal kerja dan investasi UMKM

sebesar Rp 110.086 miliar sedangkan untuk Non UMKM sebesar Rp 74.034

miliar. Pada tahun 2014 penyaluran pembiayaan modal kerja dan investasi

UMKM sebesar Rp 59.806 miliar sedangkan untuk Non UMKM sebesar Rp

110086

5980650291 54530 57319

74034

139524

162705

193476207999

0

50000

100000

150000

200000

250000

2013 2014 2015 2016 Jun-17

UMKM

Non UMKM

Page 21: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

7

139.524 miliar. Pada tahun 2015 dalam menyalurkan dana kepada UMKM

mengalami penurunan menjadi Rp 50.291 miliar dan untuk Non UMKM Rp

162.705 miliar. Pada tahun 2016 dalam menyalurkan dana kepada UMKM

mengalami kenaikan Rp 54.530 miliar dan untuk Non UMKM sebesar Rp

193.476 miliar. Sedangkan pada Juni 2017 dalam menyalurkan dana kepada

UMKM mengalami kenaikan menjadi Rp 57.319 miliar dan untuk Non

UMKM sebesar Rp 207.999 miliar.

Selain itu, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan total pembiayaan

tidak diikuti dengan pertumbuhan untuk sektor UMKM. Perbankan syariah

masih cenderung menyalurkan pembiayaannya untuk sektor bukan UMKM.

Proporsi pembiayaan bukan UMKM pada Juni 2017 adalah sebesar 78,4%

atau 207.999 Miliar rupiah, sedangkan pembiayaan UMKM hanya 21,6%

sebesar 57.319 Miliar rupiah. Hal ini juga dapat dilihat dari tren

meningkatnya pembiayaan bukan UMKM dan menurunnya pembiayaan

pada UMKM serta perbedaan yang semakin besar di antara keduanya. Jika

berlangsung terus menerus, kondisi ini akan mendorong terjadinya

ketimpangan karena dana bank syariah hanya berputar di antara pihak-pihak

yang mampu secara finansial dan tidak tersalurkan secara optimal kepada

pihak yang membutuhkan.

Penyaluran dana ke sektor UMKM melalui perbankan syariah ini

tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya dapat dilihat dari

sisi internal Bank Umum Syariah itu sendiri, yakni dari Tingkat Non

Performing Financing (NPF), Tingkat Financing to Deposit Ratio (FDR),

Page 22: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

8

Return On Asset (ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Berdasarkan

data Statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa

Keuangan (OJK), berikut tingkat Non Performing Financing (NPF), tingkat

Financing to Deposit Ratio (FDR), tingkat Return On Asset (ROA) dan

tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) periode Januari 2013 sampai dengan

Juni 2017.

Tabel 1.2:

Tingkat Non Performing Financing (NPF), Tingkat Financing to Deposit

Ratio (FDR), Tingkat Return On Asset (ROA) dan Tingkat Capital Adequacy

Ratio (CAR) Perbankan Syariah

Januari 2013 – Juni 2017

Tahun NPF FDR ROA CAR

2013 2,62 100,32 2,00 14,42

2014 4,33 91,50 0,80 15,74

2015 4,34 92,13 0,84 15,02

2016 4,15 88,78 0,94 16,63

Juni 2017 3,98 87,84 1,48 16,42

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2017 (data diolah)

Tingkat Non Performing Financing (NPF) menjadi salah satu faktor

yang diperhitungkan oleh bank sebelum memberikan pembiayaan kepada

nasabah. Pembiayaan yang dilakukan bank besar kemungkinan akan terjadi

risiko pembiayaan yang meliputi pembiayaan dalam perhatian khusus,

kurang lancar, diragukan dan macet. Bank dengan NPF yang tinggi akan

memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya

lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank (Ihsan, 2013).

Pada Tabel 1.2 menunjukkan bahwa nilai Non Performing

Financing (NPF) dari tahun ke tahun selalu naik-turun. Pada tahun 2013,

tingkat NPF sebesar 2,62% dan pada Juni 2017, NPF bank umum syariah

Page 23: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

9

adalah 3,98%. Bank Indonesia menetapkan tingkat NPF maksimal 5%, dan

jika melebihi 5% akan mengurangi score penilaian tingkat kesehatan bank

sehingga tingkat kesehatan bank akan menurun. Semakin tinggi NPF, maka

akan menyebabkan nilai pembiayaan murabahah menjadi turun (Yasin,

2014:186).

Dalam memberikan pembiayaan, bank juga harus memperhatikan

tingka Financing to Deposit Ratio (FDR) yang dimiliki bank. FDR

berfungsi untuk mengetahui apakah bank dapat menyalurkan dananya

dengan baik atau tidak. Apabila FDR mendekati 100%, maka kinerja bank

dalam hal penyaluran dana bisa dibilang baik, namun apabila berlebih dari

100% maka hal ini dapat menggambarkan bahwa bank kurang bisa

memaksimalkan dana yang ada di bank tersebut. Semakin tinggi FDR maka

pembiayaan yang diberikan akan meningkat begitu juga sebaliknya.

Pada Tabel 1.2 menunjukkan bahwa nilai Financing to Deposit

Ratio (FDR) dari tahun ke tahun selalu naik-turun. Pada tahun 2013, tingkat

FDR sebesar 100,32% dan pada Juni 2017, FDR bank umum syariah adalah

87,84%. Dapat dilihat bahwa penyaluran dana yang dilakukan oleh

perbankan syariah masih dikategorikan baik karena mendekati 100%.

Untuk dapat memberikan pembiayaan, bank juga harus

memperhatikan keuntungan atau laba yang diperoleh. Return On Asset

(ROA) merupakan rasio laba bersih sebelum pajak dengan total asset yang

menggambarkan keuntungan yang diperoleh bank pada suatu periode

tertentu. Jika nilai ROA tinggi, maka pembiayaan yang disalurkan oleh bank

Page 24: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

10

juga akan meningkat begitupula sebaliknya jika ROA rendah maka

pembiayaan yang disalurkan oleh bank juga akan menurun.

Pada Tabel 1.2 menunjukkan bahwa nilai Return On Asset (ROA)

dari tahun ke tahun selalu naik-turun. Pada tahun 2013, tingkat ROA sebesar

2,00% dan pada Juni 2017, ROA bank umum syariah adalah 1,48%. Dapat

dilihat bahwa kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan semakin

baik, karena nilai ROA selalu naik setiap tahunnya.

Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya juga harus

memperhatikan kebijakan yang dibuat oleh Bank Indonesia selaku bank

sentral. BI menetapkan bahwa setiap bank harus menyediakan modal

minimum sebesar 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko. Capital

Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi

menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank.

Pada Tabel 1.2 menunjukkan bahwa nilai Capital Adequacy Ratio

(CAR) dari tahun ke tahun selalu naik-turun. Pada tahun 2013, tingkat CAR

sebesar 14,42% dan pada Juni 2017, CAR bank umum syariah adalah

16,42%. Dapat dilihat bahwa CAR selalu meningkat setiap tahunnya.

Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk

menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul

“Pengaruh NPF FDR ROA CAR Terhadap Pembiayaan Sektor

UMKM Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode Januari 2013 –

Juni 2017”

Page 25: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

11

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka muncul

permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Bank Indonesia menetapkan batas minimum penyaluran pembiayan

sektor UMKM minimal 20% dari total pembiayaan setiap bank.

2. Berdasarkan data OJK Juni 2017, pembiayaan yang disalurkan kepada

sektor UMKM oleh perbankan syariah di Indonesia hanya 21%.

3. Perkembangan pembiayaan yang disalurkan oleh bank tidak diikuti

pada pembiayaan di sektor UMKM.

4. Jumlah UMKM yang selalu meningkat tidak sebanding dengan

pembiayaan yang disalurkan bank kepada sektor UMKM.

5. Produktivitas UMKM yang masih rendah dibandingkan dengan Usaha

Besar.

6. NPF yang selalu meningkat menjadi salah satu faktor penyaluran

pembiayaan untuk sektor UMKM yang masih rendah

7. Variabel FDR yang menurun setiap tahunnya juga memberikan dampak

kepada penyaluran pembiayaan kepada UMKM yang masih rendah.

8. Variabel ROA yang menurun setiap tahunnya juga memberikan

dampak kepada penyaluran pembiayaan kepada UMKM yang masih

rendah.

Page 26: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

12

C. Batasan Masalah

Agar bahasan penelitian ini tidak menyimpang dari yang

diharapkan, maka peneliti memberikan batasan permasalahan. Adapun

batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Objek penelitian ini hanya difokuskan pada Perbankan Syariah (Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah) di Indonesia.

2. Periode yang diambil dalam penelitian ini selama 54 bulan dimulai dari

Januari 2013 sampai dengan Juni 2017.

3. Variabel yang difokuskan dalam penelitian ini adalah Non Performing

Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return On Asset

(ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk menganalisis

pengaruhnya terhadap Pembiayaan Sektor UMKM pada Perbankan

Syariah di Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Apakah Non-Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio

(FDR), Return On Asset (ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR)

berpengaruh secara parsial terhadap pembiayaan sektor UMKM Pada

Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2013-2017?

2. Apakah Non-Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio

(FDR), Return On Asset (ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR)

Page 27: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

13

berpengaruh secara simultan terhadap pembiayaan sektor UMKM Pada

Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2013-2017?

3. Variabel manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap

pembiayaan sektor UMKM Pada Perbankan Syariah di Indonesia

Periode 2013-2017?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut.

a. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial Non-Performing

Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return On

Asset (ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

pembiayaan sektor UMKM Pada Perbankan Syariah di Indonesia

Periode 2013-2017.

b. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan Non-Performing

Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return On

Asset (ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

pembiayaan sektor UMKM Pada Perbankan Syariah di Indonesia

Periode 2013-2017.

c. Untuk mengetahui variabel yang paling besar berpengaruh terhadap

pembiayaan UMKM Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode

2013-2017.

Page 28: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

14

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagi Akademisi

Memberikan wawasan atau pengetahuan mengenai pengaruh

Non-Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio

(FDR), Return On Asset (ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR)

terhadap pembiayaan sektor UMKM Bank Umum Syariah di

Indonesia.

b. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menambah pengetahuna mengenai bank

syariah terutama Non-Performing Financing (NPF), Financing to

Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA), Capital Adequacy

Ratio (CAR) dan pembiayaan sektor UMKM. Penelitian ini juga

dapat digunakan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang

selama ini didapat secara teoritis dikatikan dengan kondisi

sebenarnya di lapangan.

c. Bagi Perbankan Syariah

Diharapkan dapat membantu dengan informasi yang ada

dalam penelitian ini untuk pembuatan kebijakan yang berkaitan

dengan pembiayaan untuk sektor UMKM.

Page 29: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembiayaan

1. Definisi Pembiayaan

Pembiayaan dalam Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak

lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang

atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau

bagi hasil. (Kasmir, 2015)

Dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berupa: transaksi bagi hasil dalam bentuk

mudharabah dan musyarakah; transaksi sewa-menyewa dalam bentuk

ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; transaksi

jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’;

transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan transaksi

sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau

UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau

diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.

Page 30: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

16

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh

suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan, baik ddaftar isi

ilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan

adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang

telah direncanakan (Muhammad, 2005).

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu

pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memnuhi kebutuhan pihak-

pihak yang merupakan defisit unit (Antonio, 2001)

a. Prinsip Pembiayaan

1) Prinsip Keadilan

Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi

hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati

bersama antara bank dengan nasabah.

2) Prinsip Kesederajatan

Bank syariah menempatkan nasabah penyimpan dana,

nasabah pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang

sama dan sederajat. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban,

risiko dan keuntungan yang berimbang antara nasabah

penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank.

3) Prinsip Ketentraman

Produk-produk bank syariah telah sesuai dengan prinsip dan

kaidah muamalah Islam, antara lain tidak adanya unsur riba serta

Page 31: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

17

penerapan zakat harta. Dengan demikian, nasabah akan

merasakan ketentraman lahir maupun batin (Muhammad, 2005).

b. Tujuan Pembiayaan

Menurut Rivai (2008:5) pada dasarnya terdapat dua fungsi yang

saling berkaitan dari pembiayaan, yaitu:

1) Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari

pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang

diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena

itu, bank hanya akan menyalurkan pembiayaan kepada nasabah-

nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan

pembiayaan yang telah diterimanya. Dalam faktor kemampuan

dan kemauan ini tersimpul unsur keamanan (safety) dan sekaligus

juga keuntungan (profitability) dari suatu pembiayaan sehingga

kedua unsur tersebut saling berkaitan. Dengan demikian,

keuntungan merupakan tujuan dari pemberi pembiayaan yang

terjelma dalam bentuk hasil yang diterima.

2) Safety, keamanan dan prestasi atau fasilitas yang diberikan harus

benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-

benar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu,

dengan keamanan ini dimaksudkan agar prestasi yang diberikan

dalam bentuk modal, barang atau jasa itu betul-betul terjamin

pengembaliannya sehingga keuntungan (profitability) yang

diharapkan dapat menjadi kenyataan.

Page 32: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

18

2. Pembiayaan Bank Syariah

Dalam menyalurkan dana nasabah, produk-produk pembiayaan

bank syariah dapat menggunakan empat pola yang berbeda, yaitu pola

bagi hasil (syirkah), pola jual beli (ba’i), pola sewa (ijarah) dan pola

pinjaman (qardh) (Ascarya, 2008).

1) Pembiayaan dengan pola jual beli (ba’i)

a) Pembiayaan ba’i al-Murabahah

Pembiayaan Murabahah adalah pernjanjian pembiayaan

suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli

dan pembeli membayarnya dengan yang lebih sebagai

keuntungan yang disepakati (Soemitra, 2009).

b) Pembiayaan ba’i as-Salam

Pembiayaan salam adalah pembiayaan suatu barang

dengan cara pemesanan dan pembayaran harga dilakukan terlebih

dahulu dengan syarat yang telah disepakati. (Soemitra, 2009)

c) Pembiayaan ba’i al-Istishna

Pembiayaan istishna adalah pembiayaan barang dalam

bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan

persyaratan tertentu yang disepakati anatar pemesan atau pembeli

(mustashni’) dan penjual atau pembuat (shani’). Perbedaan

dengan pembiayaan salam adalah pembayara pembiyaan istishna

dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin)

pembayaran. (Soemitra, 2009)

Page 33: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

19

2) Pembiayaan dengan pola bagi hasil (syirkah)

a) Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan sebagian kebutuhan

modal pada suatu usaha utnuk jangka waktu terbatas sesuai

kesepakatn. Hasik usaha bersih dibagi antara bank sebgai

penyandang dana (shahibul maal) dengan pengelola usaha

(mudharib) sesuai kesepakata. Umumnya porsi bagi hasil

ditetapkan sesuai dengan persentase kontribusi modal masing-

masing. Pada akhir jangka waktu pembiayaan, dana pembiayaan

dikempalikan kepada pihak bank. Bank boleh ikut serta dalam

manajemen proyek yang dibiayai (Pertawataatmadja &Tanjung,

2007)

b) Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha

antara pihak pertama yang menyediakan seluruh modal (shahibul

maal/bank) dan pihak kedua (mudharib/nasabah) yang bertindak

sebagai pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha

sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad,

kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank kecuali jika nasabah

melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi

perjanjian (Soemitra, 2009).

3) Pembiayaan dengan pola sewa (ijarah)

a) Ijarah berarti menyewakan sesuattu, sewa menyewa untuk

mendapatkan manfaat barang atau upah-mengupah tenaga kerja

Page 34: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

20

tanpa ada perubahan kepemilikan terhadap objek yang

diperjanjikan (IBI, 2014)

b) Ijarah Muntahiya Bit Tamlik adalah akad sewa menyewa barang

antara pemilik barang (muajir) dengan penyewa (mustajir) yang

diikuti janji, bahwa pada saat yang ditentukan kepemilikan

barang sewaan akan berpindah kepada mustajir (Wirdyaningsih,

et al., 2007)

4) Pembiayaan dengan pola pinjaman (qardh)

Pembiayaan qardh adalah akad pinjaman dana kepada nasabah

dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan pokok

pinjaman yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati baik

secara sekaligus maupun cicilan (Soemitra, 2009).

3. Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syariah

Jenis-jenis pembiayaan pada bank syariah:

1) Pembiayaan Modal Kerja Syariah

Secara umum yang dimaksud dengan pembiayaan modal

kerja syariah adalah pembiyaan jangka pendek yang diberikan

kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja

usahanya berdasarkan prinsip syariah. Jangka waktu pembiayaan

modal kerja maksimum satu tahun dan dapat diperpanjang sesuai

dengan kebutuhan. (Karim, 2007)

Kebutuhan pembiayaan modal kerja syariah daoat dipenuhi

dengan berbagai cara, antara lain dengan pembiayaan bagi hasil

Page 35: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

21

(mudharabah dan musyarakah) dan pembiayaan jual-beli

(murabahah dan salam) (Ascarya, 2008)

2) Pembiayaan Investasi Syariah

Pembiayaan investasi syariah adalah pembiayaan jangka

menengah atau jangka panjang untuk pembelian barang-barang

modal yang diperlukan untuk pendirian proyek baru, rehabilitasi

mesin dan peralatan, modernisasi mesin dan peralatn, ekspansi serta

relokasi proyek yang sudah ada (Karim (2007).

3) Pembiayaan Konsumtif Syariah

Pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan yang diberikan

untuk tujuan di luar usaha dan umumnya bersifat perorangan

(Karim, 2007)

4) Pembiayaan Sindikasi

Pembiayaan sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan

oleh lebih dari satu lembaga keuangan bank untuk satu objek

pembiayaan tertentu. Pada umumnya, pembiyaan ini diberikan bank

kepada nasabah korporasi yang memiliki nilai transaksi yang sangat

besar (Karim, 2007).

5) Pembiayaan Berdasarkan Take Over

Pembiayaan berdasarkan takeover adalah pembiayaan yang

timbul sebagai akibat dari takeover terhadap transaksi non syariah

yang telah berjalan yang dilakukan oleh bank syariah atas

permintaan nasbah (Karim, 2007)

Page 36: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

22

6) Pembiayaan Letter Of Credit (L/C)

Pembiayaan Letter of Credit (L/C) adalah pembiayaan yang

diberikan dalam rangka memfasilitasi transaksi impor atau ekspor

nasabah (Karim, 2007)

B. Kinerja Keuangan

1. Definisi Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan

pada suatu periode baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun

penyaluran dana, yang biasa diukur dengan indicator kecukupan modal,

likuiditas dan profitabilitas (Jumingan, 2006)

Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai

perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat

kesehatan perusahaan tersebut (Sutrisno, 2009)

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi

keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis

keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan

keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam

periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan

secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan (Fahmi, 2011)

2. Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan

yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank

syariah. Dalam kegiatan sehari-hari, pembiayaaan bermasalah adalah

Page 37: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

23

pembiayaan-pembiayaan yang kategori kolektabilitasnya masuk dalam

kriteria pembiayaan kurang lancar, pembiayaan diragukan, dan

pembiayaan macet. (Dendawijaya, 2005)

NPF mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi

oleh bank syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas

pembiayaan bank syariah semakin buruk (Ihsan, 2013). Non Performing

Financing (NPF) merupakan jumlah pembiayaan yang tergolong non

lancar dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet, berdasarkan

ketentuan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif

(Muhammad, 2005).

Besaran rasio Non Performing Financing (NPF) /Non Performing

Loan (NPL) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berdasarkan Peraturan

BI Nomor 15/2/PBI/2013 adalah maksimal 5%. Jika melebihi 5% maka

akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Berikut

merupakan rumus untuk mengukur tingkat Non Performing Financing

(Djamil, 2012)

NPF = Pembiayaan Bermasalah

Total Pembiayaan × 100%

Adapun menurut Surat Edaran Bank Indonesia No 9/24/DPbS

tanggal 30 Oktober 2007, kriteria penilaian peringkat Non Performing

Financing (NPF) adalah sebagai berikut:

Page 38: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

24

Tabel 2.1

Kriterian Penilaian Peringkat NPF

Peringkat Nilai NPF Predikat

1 NPF <2% Sangat Sehat

2 2% < NPF< 5% Sehat

3 5% < NPF< 8% Cukup Sehat

4 8% < NPF< 12% Kurang Sehat

5 NPF > 12% Tidak Sehat Sumber: SE BI No. 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007

Ketidaklancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi

hasil atau profit margin pembiayaan menyebabkan adanya

kolektabilitas pembiayaan. Secara umum kolektibilitas pembiayaan

dikategorikan menjadi lima macam, yaitu (Veithzal, 2008):

a. Lancar atau kolektibilitas 1

b. Dalam Perhatian Khusus atau kolektabilitas 2

c. Kurang Lancar atau kolektabilitas 3

d. Diragukan atau kolektabilitas 4

e. Macet atau kolektabilitas 5

3. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara

pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang

berhasil dikerahkan oleh bank (Muhammad, 2005). Seberapa besar

pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat atau nasabah, bank

harus mampu mengimbanginya dengan segera memenuhi kebutuhan

akan penarikan kembali dana sewaktu-waktu oleh deposan. FDR

diartikan sebagai perbandingan antara pembiayaan yang diberikan

Page 39: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

25

dengan dana yang diterima bank. FDR ini menjadi salah satu rasio

likuiditas bank yang berjangka waku agak panjang. (Wibowo, 2007).

Indikator untuk mengetahui likuid atau tidaknya sebuah bank dapat

dilihat dari rasio FDR bank tersebut. Bank dikatakan likuid ketika

mampu memenuhi semua kewajiban hutangnya dan memenuhi

permintaan kebutuhan dana yang diajukan nasabah tanpa adanya

penangguhan dalam pemberian dana melalui pembiayaan tersebut.

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, bahwa rasio FDR minimal

75% dan tidak boleh melebihi 110%. Dengan rasio FDR diantara

tingkatan tersebut, menandakan bahwa bank syariah menjalankan fungsi

intermediasi dengan baik. Semakin tinggi rasio FDR mempengaruhi

likuiditas bank karena nantinya bank tidak memiliki cadangan dana

untuk memenuhi permintaan kebutuhan dana masyarakat.

Semakin tinggi FDR, maka pembiayaan yang disalurkan juga

semakin meningkat. Begitujuga sebalinya, jika terjadi penurunan FDR,

maka pembiayaan yang disalurkan juga mengalami penurunan. Rumus

untuk mengetahui FDR adalah sebagai berikut.

FDR =Jumlah Pembiayaan yang Disalurkan

Dana yang Diterima Bank × 100%

4. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara saldo laba bersih

sebelum pajak dengan jumlah asset perusahaan secara keseluruhan.

ROA juga menggambarkan sejauh mana tingkat pengembalian dari

Page 40: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

26

seluruh asset yang dimiliki perusahaan. ROA menunjukkan kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Besarnya

perhitungan pengembalian atas aktiva menunjukkan seberapa besar

kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para

pemegang saham biasa dengan seluruh aktiva yang dimilikinya

(Syahyunan, 2004)

Semakin besar nilai ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula

posisi bank tersebut dari penggunaan asset. Return On Asset (ROA)

merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas

sumber daya keuangan yang ditanamkan pada perusahaan (Munawir,

2000)

Return On Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh

keuntungan (laba) secara keseluruhan dengan membandingkan laba

sebelum pajak dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Indikator

yang digunakan untuk mengukur return on assets adalah laba sebelum

pajak dari seluruh asset (Dendawijaya, 2005). Rumus ROA adalah:

ROA = Laba Sebelum Pajak

Total Asset × 100%

5. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal merupakan faktor penting bagi perkembangan dan kemajuan

bank sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat. Selain menjaga

Page 41: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

27

kemungkinan terjadinya risiko kerugian investasi khususnya dari dana

pihak ketiga, modal juga digunakan oleh bank untuk memperoleh sarana

fisik dan kebutuhan dasar lainnya serta untuk perluasan usaha

(Muhammad, 2005).

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang

berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh

bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank

tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif

yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi, maka bank tersebut mampu

membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang

cukup bagi profitabilitas.

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari

dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari

sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman dan

lain-lain (Dendawijaya, 2000).

𝐶𝐴𝑅 =𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐵𝑎𝑛𝑘

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 (𝐴𝑇𝑀𝑅) × 100%

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/18/PBI/2006, bank

wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aktiva tertimbang

menurut risiko. Cara untuk mengetahui apakah bank yang bersangkutan

telah memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal) atau tidak adalah

Page 42: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

28

dengan membandingkan hasil perhitungan rasio modal dengan

kewajiban penyediaan modal minimum (sebesar 8%). Jika hasil

perbandingan sama dengan 100% atau lebih, modal bank yang

bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal),

begitu juga sebaliknya (Dendawijaya 2005).

C. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah unit usaha produktif

yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha di semua sektor ekonomi (Tambunan, 2012).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun

2008 UMKM adalah sebagai berikut:

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Kriteria Usaha Mikro:

i. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha; atau

ii. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

Page 43: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

29

bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang

memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang.

Kriteria Usaha Kecil:

i. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha; atau

ii. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan

jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini.

Kriteria Usaha Menengah:

i. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

Page 44: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

30

10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

ii. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar

rupiah).

2. Peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Peran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam

perekonomian Indonesia paling tidak, dapat dilihat dari (Tambunan,

2009):

a. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi

diberbagai sektor.

b. Penyedia lapangan kerja yang terbesar.

c. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan

pemberdayaan masyarakat.

d. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta

e. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui

kegiatan ekspor.

D. Bank Umum Syariah

1. Definisi Bank Umum Syariah

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Page 45: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

31

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup orang rakyat banyak. Undang-undang ini

hanya mengatakan bahwa bank boleh beroperasi berdasarkan prinsip

pembagian hasil keuntungan atay prinsip bagi hasil (profit sharing).

Berbeda dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 yang tidak

mengatur secara pasti perbankan syariah, hasil amandemen Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1992 dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 memiliki ketentuan-ketentuan mengenai perbankan syariah

dan membantu perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Undang-

Undang ini secara tegas menggunakan kata bank syariah dan mengatur

jelas bahwa bank, baik bank umum dan BPR dapat beroperasi dan

melakukan pembiayaan berdasarkan pada prinsip syariah.

Namun Undang-Undang tersebut belumlah cukup untuk

mendukung operasional perbankan syariah di Indonesia, maka dari itu

disahkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah. Dengan disahkannya Undang-Undang terbaru tentang

perbankan diharapkan meningkatkan eksistensi perbankan syariah serta

semakin dilirik oleh para investor untuk melakukan bisnis di bank

syariah.

Pengertian Bank Syariah dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun

2008 tentang Perbankan Syariah adalah bank yang menjalankan

kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya

Page 46: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

32

terdiri atas Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah. BUS adalah bank syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan

BPRS tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Selain

BUS dan BPRS, terdapat juga Unit Usaha Syariah (UUS) yaitu unit

kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi

sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan

usaha berdasarkan prinsip syariah.

Bank syariah berarti juga bank yang tata cara dan

pengoperasiannya berdasarkan tata cara bermuamalah secara Islami,

yakni mengacu kepada ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadits

(Muhammad, 2004)

2. Fungsi dan Peran Bank Syariah

Fungsi dan peran bank syariah diantaranya tercantum dalam

pembukaan standar akuntansi yang di keluarkan oleh AAOIFI

(Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial

Institution) adalah sebagai berikut.

a. Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana

nasabah.

b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang

dimilikinya maupun nasabah yang dipercayakan padanya.

c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran.

Page 47: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

33

d. Pelaksanaan kegiatan sosial, contoh: kewajiban mengeluarkan dan

mengelola (menghimpun, mengadministrasikan,

mendistribusikan) zakat serta dana sosial lainnya.

Fungsi bank syariah terbagi menjadi dua (Ascarya &

Yumanita, 2005), yaitu:

a. Sebagai badan usaha yang bertugas menghimpun dana,

menyalurkan dana dan menyediakan jasa keuangan atau non

keuangan.

b. Sebagai badan sosial, yang bertugas untuk penghimpunan dan

penyaluran zakat serta menyalurkan dana pinjaman kebajikan.

3. Produk Bank Syariah

Secara garis besar produk yang ditawarkan oleh bank syariah

menjadi tiga bagian besar, yaitu (Arif, 2010):

a. Produk Penghimpunan Dana (Funding)

1) Tabungan

Menurut UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008,

tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau

investasi dana berdasarkan mudharabah atau akada lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya

dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang

disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,

dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Page 48: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

34

2) Deposito

Menurut UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008,

deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah

atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dana bank

syariah dan/atau Unit Usaha Syariah (UUS).

3) Giro

Menurut UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008, Giro

adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain

yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran

lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.

b. Produk Penyaluran Dana (Financing)

1) Pembiaayaan dengan Prinsip Jual Beli

Pembiayaan dengan prinsip jual beli ini dilaksanakan

sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau

benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan

di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual

(Karim, 2014).

Page 49: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

35

Pembiayaan dengan pola jual beli ini dapat dibedakan

menjadi tiga bagian akad yaitu Murabahah, Salam, dan Isthisna’

(Soemitra, 2009).

2) Pembiayaan dengan Prinsip Sewa

Pembiayaan dengan prinsip sewa ini dilandasi dengan

adanya perpindahan manfaat. Jadi, pada dasarnya prinsip sewa

sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak

pada objek transaksinya. Bila pada prinsip jual beli objek

transaksinya adalah barang, maka pada prinsip sewa objek

transaksinya adalah jasa. Tingkat keuntungan bank ditentukan di

depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual (Karim,

2014).

Pembiayaan dengan pola sewa ini dapat dibedakan menjadi

dua bagian akad yaitu Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik

(Soemitra, 2009).

3) Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil

Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil ini dilaksanakan

sehubungan dengan adanya kerja sama yang ditujukan guna

mendapatkan barang dan jasa sekaligus. Tingkat keuntungan

bank ditentukan dan besarnya keuntungan usaha sesuai dengan

prinsip bagi hasil. Pada pembiayaan dengan prinsip bagi hasil,

keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati di

muka (Karim, 2014).

Page 50: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

36

Pembiayaan dengan pola bagi hasil ini dapat dibedakan

menjadi dua bagian akad yaitu Mudharabah dan Musyarakah

(Soemitra, 2009).

4) Pembiayaan dengan Akad Pelengkap

Dalam rangka mempermudah pelaksanaan pembiayaan,

biasanya diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini

tidak ditujukan untuk mencari keuntungan tapi ditujukan untuk

mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Meskipun tidak

ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini

dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya pengganti

biaya ini sekedar untuk menutupi biaya yang benar-benar timbul

(Karim, 2014).

Pembiayaan dengan akad pelengkap ini dapat dibedakan

menjadi beberapa bagian yaitu Qardh, Hawalah, dan Multijasa

(Soemitra, 2009).

c. Produk Jasa (Service)

Selain menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediari

(penghubung) antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit)

dengan pihak yang kelebihan dana surplus unit), bank syariah dapat

pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah

dengan imbalan berupa sewa atau keuntungan. (Karim, 2014:112).

Page 51: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

37

Beberapa produk jasa keuangan di perbankan syariah adalah

penukaran valuta asing (sharf), penyewaan kotak simpanan (safe

deposit box) dan jasa tatalaksana administrasi dokumen (custodian),

pembukuan L/C, inkaso, dan transfer uang (Soemitra, 2009).

E. Unit Usaha Syariah

Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja

dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor

induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan

Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang

berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang

pembantu syariah dan/atau unit syariah.

Kegiatan usaha UUS meliputi:

a. menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah

atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

b. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan,

atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad

mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip

Syariah;

c. menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah,

Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan

Prinsip Syariah;

Page 52: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

38

d. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam,

Akad istishna’, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip

Syariah;

e. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang

tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

f. menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak

bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad Ijarah dan/atau sewa beli

dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak

bertentangan dengan Prinsip Syariah;

g. melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad

lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

h. melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan

Prinsip Syariah; membeli dan menjual surat berharga pihak ketiga yang

diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara

lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah,

atau hawalah;

i. membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan

oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia;

j. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan

Prinsip Syariah;

k. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

berdasarkan Prinsip Syariah;

Page 53: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

39

l. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah;

m. memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan

Prinsip Syariah; dan melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di

bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan

dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian seperti ini merupakan pembaharuan dan penelitian ulang

mengenai pembiayaan UMKM pada bank syariah secara nasional dari tahun

2014 – 2017. Berikut ini adalah penelitian-penelitian pembiayaan yang

dilakukan bank umum syariah di Indonesia.

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Devki

Prasasti dan

Prasetiono

(2014)

Analisis

Pengaruh

Financing to

Deposit Ratio,

Non Performing

Financing,

Spread Bagi

Hasil dan

Tingkat Bagi

Hasil Terhadap

Pembiayaan Bagi

Hasil (Studi Pada

BUS di Indonesia

periode 2008 –

2013)

-Variabel FDR

dan NPF

-Metode

penelitian regresi

berganda

-Variabel

dependen adalah

Pembiayaan Bagi

Hasil

Page 54: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

40

No Peneliti Judul Penelitian Penelitian

Persamaan Perbedaan

2 Jaenal

Effendi dan

Nurkholis

Yasmin

(2017)

The Effect of

Internal and

External Factors

of Banking to the

SMEs Financing

for BPRS in

Indonesia

Variabel FDR -Variabel

Penelitian DPK,

Inflasi, IPI, BOPO,

ERP dan BSBIS

-Metode Penelitian

VECM

-Periode Penelitian

2011 – 2016

3 Muhammad

Luthfi

Qolby

(2013)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Pembiayaan pada

Perbankan

Syariah di

Indonesia

Periode Tahun

2007 – 2013

Variabel

Penelitian ROA

-Variabel

Penelitian DPK

dan SWBI

-Metode Penelitian

VECM

-Periode Penelitian

Tahun 2007 – 2013

4 Wida

Purwidianti

dan Arini

Hidayah

(2014)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Alokasi

Pembiayaan

Perbankan

Syariah Untuk

Usaha Mikro

Kecil dan

Menengah di

Indonesia

-Variabel

Penelitian NPF

dan ROA

-Metode

Penelitian

Regresi Linier

Berganda

-Variabel

Penelitian DPK,

CAR dan Inflasi

Periode Penelitian

2010 – 2013

5 Gina

Rhamdina

Akbar

(2013)

Analisis Faktor-

Faktor yang

Mempengaruhi

Porsi

Pembiayaan

Usaha Mikro

Kecil dan

Menengah yang

Disalurkan oleh

Bank Umum

Syariah di

Indonesia

Variabel

Penelitian ROA

dan NPF

-Variabel

Penelitian Size dan

PDB

-Metode penelitian

yang digunakan

adalah data panel

-Periode Penelitian

2009 – 2012

6 Imoisi

Anthony

Aillegbinosa

dan

Small and

Medium Scale

Enterprises and

Economic

Menggunakan

Metode OLS.

Variabel dependen:

Suku Bunga, GDP

dan Inflasi.

Page 55: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

41

No Peneliti Judul Penelitian Penelitian

Persamaan Perbedaan

Ephraim

Jumbo

(2005)

Growth in

Nigeria: 1975 –

2012

G. Keterkaitan antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen

1. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan

Sektor UMKM

Non Performing Financing (NPF) merupakan suatu keadaan dimana

nasabah sudah tidak sanggup membayar atau seluruh kewajibannya

kepada bank seperti yang telah dijanjikan (Mudrajat dan Suharjono,

2002). Peningkatan non performing financing akan berpengaruh

terhadap peningkatan jumlah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP) yang harus dibentuk oleh pihak bank syariah sesuai ketentuan

dari Bank Indonesia. Bila hal ini berlangsung terus-menerus, maka akan

mengurangi modal bank syariah sehingga akan berpengaruh terhadap

kemampuan bank dalam menyalurkan pembiayaan, termasuk di

dalamnya pembiayaan untuk sector UMKM.

Seperti penelitian Annisa (2015), Rahmi (2016) dan Farida (2017)

mengungkapkan bahwa Non Performing Financing (NPF) berpengaruh

positif terhadap pembiayaan yang disalurkan olhe bank. Semakin rendah

tingkat NPF maka akan semakin tinggi jumlah pembiayaan yang akan

disalurkan oleh bank. Dan juga sebaliknya, semakin tinggi tingkat NPF

menunjukkan semakin rendahnya kemampuan bank dalam

mengumpulkan kembali kredit yang telah dikeluarkannya. Semakin

Page 56: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

42

sedikit dana pinjaman yang kembali ke bank, akan menyebabkan dana

yang tersedia untuk disalurkan semakin berkurang.

Berdasarkan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H01 : Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap

Pembiayaan sector UMKM pada Perbankan Syariah.

Ha1 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan

Pembiayaan sector UMKM pada Perbankan Syariah.

2. Pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap Pembiayaan Sektor

UMKM

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara

pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang

berhasil dikerahkan oleh bank (Muhammad, 2005). Seberapa besar

pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat atau nasabah, bank harus

mampu mengimbanginya dengan segera memenuhi kebutuhan akan

penarikan kembali dana sewaktu-waktu oleh deposan. FDR diartikan

sebagai perbandingan antara pembiayaan yang diberikan dengan dana

yang diterima bank. FDR ini menjadi salah satu rasio likuiditas bank

yang berjangka waku agak panjang. (Wibowo, 2007).

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Ayu dan Tamara (2017) yang

mengatakan bahwa FDR memiliki pengaruh positif terhadap pembiayaan

yang disalurkan oleh bank untuk sector UMKM. Berdasarkan penelitian

Page 57: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

43

terdahulu, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

H02 : Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap

Pembiayaan sector UMKM pada Perbankan Syariah.

Ha2 : Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap

Pembiayaan sector UMKM pada Perbankan Syariah.

3. Pengaruh Return On Asset terhadap Pembiayaan Sektor UMKM

Laba merupakan tujuan utama yang ingin dicapai dalam sebuah

usaha, termasuk juga bagi usaha perbankan. Alasan dari pencapaian laba

perbankan tersebut dapat berupa kecukupan dalam pemenuhan dalam

memenuhi kewajiban terhadap pemegang saham, penilaian atas kinerja

pimpinan dan meningkatkan daya Tarik investor untuk menanamkan

modalnya. Laba yang tinggi membuat bank mendapat kepercayaan dari

masyarakat yang memungkinkan bank untuk menghimpun modal yang

lebih banyak sehingga bank memperoleh kesempatan meminjamkan

dengan lebih luas (Simorangkir, 2014).

Menurut Himaniar Triasdini (2010), ROA berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kredit UMKM pada perbankan. Berdasarkan

penelitian terdahulu, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

H03 : Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan

sektor UMKM pada Perbankan Syariah.

Ha3 : Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Pembiayaan sektor

Page 58: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

44

UMKM pada Perbankan Syariah.

4. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Pembiayaan

Sektor UMKM

Modal merupakan faktor penting bagi perkembangan dan kemajuan

bank sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat. Selain menjaga

kemungkinan terjadinya risiko kerugian investasi khususnya dari dana

pihak ketiga, modal juga digunakan oleh bank untuk memperoleh sarana

fisik dan kebutuhan dasar lainnya serta untuk perluasan usaha

(Muhammad, 2005).

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang

berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh

bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank

tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif

yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi, maka bank tersebut mampu

membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup

bagi profitabilitas.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Mahda Afsari (2018) yang

menyatakan bahwa CAR berpengaruh terhadap pembiayaan UMKM.

Berdasarkan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

H04 : Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap

Pembiayaan sektor UMKM pada Perbankan Syariah.

Ha4 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Pembiayaan

Page 59: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

45

sektor UMKM pada Perbankan Syariah.

5. Pengaruh NPF, FDR, ROA dan CAR terhadap Pembiayaan Sektor

UMKM

Suatu pengukuran tingkat kesehatan bank dalam kemampuan kerja

dan produktifitasnya adalah dengan menilai tingkat kinerja dari lembaga

yang bersangkutan. Untuk menilai tingkat kesehatan tersebut dapat

dilakukan dari berbagai segi yang diantaranya adalah dengan melakukan

analisis rasio keuangan bank, yaitu Non Performing Financing (NPF),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA) dan Capital

Adequacy Ratio (CAR).

Menurut penelitian Purwidianti (2014) menunjukkan bahwa NPF

memiliki pengaruh terhadap pembiayaan perbankan syariah sektor

UMKM. Penelitian Mardani (2017) menunjukkan bahwa FDR memiliki

pengaruh terhadap pembiayaan perbankan syariah sektor UMKM.

Penelitian yang dilakukan Raden (2016) menunjukkan bahwa ROA

memiliki pengaruh terhadap pembiayaan perbankan syariah sektor

UMKM. Barus (2013) menyebutkan bahwa CAR memiliki pengaruh

terhadap pembiayaan perbankan syariah sektor UMKM.

Berdasarkane penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H05 : NPF, FDR, ROA dan CAR tidak berpengaruh terhadap

Pembiayaan sektor UMKM pada Perbankan Syariah.

Ha5 : NPF, FDR, ROA dan CAR berpengaruh terhadap

Page 60: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

46

Pembiayaan sektor UMKM pada Perbankan Syariah.

H. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen

babas, yaitu Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio

(FDR), Return On Asset (ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR)

terhadap variabel dependen, yaitu Pembiayaan Sektor UMKM.

Gambar berikut menunjukkan kerangka pemikiran dalam model

penelitian mengenai pengaruh Non Performing Financing (NPF),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA) dan Capital

Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan Sektor UMKM pada

Perbankan Syariah.

Page 61: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

47

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Laporan data keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang

diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam memperlihatkan bahwa

penyaluran pembiayaan untuk sektor UMKM masih rendah dibandingkan

dengan penyaluran pembiayaannya untuk sektor non UMKM. Pada Juni

2017 pembiayaan untuk sektor UMKM sebesar Rp 57.319 Miliar dan untuk

non UMKM sebesar Rp 207.999 Miliar. Padahal UMKM telah mampu

bertahan pada krisis ekonomo yang terjadi pada tahun 1998. Kemampuan

UMKM untuk survive dengan sumber daya pribadi membuat banyak

kalangan merasa optimis bahwa UKM di masa sekarang dan di masa depan

merupakan tonggak penyelamat ekonomi nasional.

Uji Asumsi Klasik: 1. Uji Autokorelasi

2. Uji Multikolinearitas

3. Uji Heterokedastisitas

4. Uji Normalitas

Uji Statistik: 1. Uji Simultas (Uji F)

2. Uji Parsial (Uji t)

3. Uji Adjusted R Square

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

NPF CAR FDR

Pembiayaan Sektor UMKM

ROA

Basis Teori: Pembiayaan

Page 62: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian

dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan (Sugiyono, 2016). Ruang lingkup penelitian ini difokuskan

pada Pembiayaan Sektor UMKM sebagai variabel dependen, sedangkan

Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),

Return On Asset (ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai

variabel independen.

Berdasarkan tingkat eksplanasinya, jenis penelitian ini termasuk

penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua

variabel atau lebih (Sugiyono, 2016). Metode yang digunakan adalah

metode kausal-asosiatif yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan

setelah terjadinya suatu peristiwa. Identifikasi terhadap peristiwa tersebut

berkenaan dengan variabel independen, yaitu Non Performing Financing

(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA) dan

Capital Adequacy Ratio (CAR), dengan variabel dependen yaitu

Pembiayaan Sektor UMKM.

Tempat penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yaitu

semua BUS dan UUS yang ada di Indonesia. Waktu penelitian ini adalah

Januari 2013 sampai dengan Juni 2017.

Page 63: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

49

B. Populasi dan Penentuan Sampel

Populasi adalah Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2011:119). Populasi dalam penelitian ini adalah

Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang beroperasi

di Indonesia yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan sebanyak 13 BUS dan

21 UUS, adapun gambaran lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini:.

Tabel 3.1

Populasi

No Bank Umum Syariah (BUS) Unit Usaha Syariah (UUS)

1 PT. Bank Muamalat Indonesia PT. Bank Danamon Indonesia

2 PT. Bank Victoria Syariah PT. Bank Permata

3 PT. Bank BRI Syariah PT. Bank Maybank Indonesia

4 PT. Bank Jabar Banten Syariah PT. Bank CIMB Niaga

5 PT. Bank BNI Syariah PT. Bank OCBC NISP

6 PT. Bank Syariah Mandiri PT. Bank Sinarmas

7 PT. Bank Mega Syariah PT. Bank Tabungan Negara

8 PT. Bank Panin Syariah PT. BPD DKI

9 PT. Bank Syariah Bukopin PT. BPD Daerah Istimewa

Yogyakarta

10 PT. BCA Syariah PT. BPD Jawa Tengah

11 PT. Maybank Syariah Indonesia PT. BPD Jawa Timur

12 PT. Bank Tabungan Pensiunan

Nasional Syariah

PT. BPD Sumatera Utara

13 PT. Bank Aceh Syariah PT. BPD Jambi

14 PT. BPD Sumatera Barat

15 PT. BPD Riau dan Kepulauan Riau

16 PT. BPD Sumatera Selatan dan

Bangka Belitung

17 PT. BPD Kalimantan Selatan

18 PT. BPD Kalimantan Barat

19 PT. BPD Kalimantan Timur

20 PT. BPD Sulawesi Selatan dan

Sulawesi Barat

Page 64: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

50

21 PT. BPD Nusa Tenggara Barat

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2017

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik sampling Jenuh/Sensus/Total Sampling, yang merupakan

teknik pengambilan sampel di mana semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel (Sugiyono, 2011). Teknik sampling ini sering digunakan

untuk penelitian dibawah 30 orang atau untuk penelitian yang ingin

membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau kecil.

Tabel 3.2

Proses Pengambilan Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah Sampel

1. Data keuangan BUS memiliki data yang

dibutuhkan terkait variabel-variabel

yang digunakan untuk penelitian selama

periode Januari 2013 – Juni 2017

1 laporan keuangan yang

diterbitkan oleh OJK untuk 13

Bank Umum Syariah

2. Data keuangan UUS memiliki data yang

dibutuhkan terkait variabel-variabel

yang digunakan untuk penelitian selama

periode Januari 2013 – Juni 2017

1 laporan keuangan yang

diterbitkan oleh OJK untuk 21

Unit Usaha Syariah

3. Jumlah Data yang di Observasi 54 bulan

Berdasarkan tabel diatas, maka diambil seluruh anggota populasi

untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan penelitian ini merupakan sekunder, data

sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek

penelitian, peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan

Page 65: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

51

oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode, misalnya adalah pada

peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau

majalah (Musyafak, 2015). Data penelitian ini diperoleh langsung dari

laporan situs resmi Otoritas Jasa Keuangan, seperti Laporan Bulanan

Statistik Perbankan Syariah untuk Bank Umum Syariah. Penelitian ini

menggunakan data time series (berkala), data time series adalah data yang

datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara

historis (Zulfikar & Antara, 2014).

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Field Research

Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtut waktu (time

series) dengan skala bulanan yang diambil dari data publikasi laporan

keuangan berupa kinerja keuangan Non Performing Financing (NPF),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA) dan Capital

Adequacy Ratio (CAR) dengan rentang waktu dari Januari 2013 sampai

dengan Juni 2017,

2. Library Research

Library Research merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi

dengan membaca, mempelajari dan menganalisis literatur yang

bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan

penelitian ini untuk mendapatkan konsep yang terususun dan

memperoleh data yang valid.

Page 66: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

52

3. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam dari

perpustakaan merupakan literatur lama atau kadaluarsa, karena ilmu

selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, untuk

mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan tekonologi yang juga berkembang yaitu internet,

sehingga data yang diperoleh merupakan data sesuai dengan

perkembangan zaman.

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini,untuk mengetahui analisis pengaruh Non

Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return

On Asset (ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan

Sektor UMKM dengan menggunakan metode data kuantitatif, yaitu data

yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dengan menggunakan

metode analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program

software Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 24 dan

Microsoft Office Excel 2013. Berikut ini adalah metode yang digunakan

dalam menganalisis data pada penelitian ini:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat

multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji asumsi

klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator linier tidak bisa

dengan varian yang minimum (Best Linier Unbiased Estimator =

Page 67: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

53

BLUE), yang berarti model regresi tidak mengandung masalah

(Gujarati, 2006:97), teorama Gauss-Markow memperkirakan bahwa

OLS harus memenuhi criteria BLUE yaitu:

a. Best, yang terbaik. Hasil regresi dikatakan Best apabila garis regresi

yang dihasilkan guna melakukan estimasi atau peramalan dari

sebaran data, menghasilkan error yang terkecil.

b. Linier, merupakan kombinasi dari data sampel. Linier dalam model

artinya model yang digunakan dalam analisis regresi telah sesuai

dengan kaidah model OLS dimana variabel-variabel penduganya

hanya berpangku satu.

c. Unbiased, rata-rata nilai harapan (E/b) harus sama dengan nilai

sebenarnya (b1).

d. Estimator, memiliki varians yang minimal diantara pemerkira lain

yang tidak bias.

Untuk itu diperlukan pendeteksian lebih lanjut diantaranya:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel

kecil (Ghozali,2016). Nilai residual dikatakan berdistribusi normal

Page 68: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

54

jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati

nilai rata-ratanya. Untuk mendeteksi apakah nilai residual

terstandarisasi berdistribusi normal atau tidak, maka dapat

digunakan metode analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali,

2016:154):

1) Analisis Grafik. Salah satu cara termudah untuk melihat

normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang

membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang

mendekati distribusi normal. Pengujian normalitas dalam

penelitian ini menggunakan diagram histogram dan grafik p-p

plot untuk memprediksi apakah data berdistribusi normal atau

tidak.

2) Analisis Statistik. Uji Normalitas dengan grafik dapat

menyesatkan jika tidak hati-hati secara visual kelihatan normal,

padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu

dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik.

Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji

normalitas residual adalah uji statistik non-parametik

Kolmogorov-Smirnov (K-S) pada alpha sebesar 5%. Jika nilai

signifikan dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari

0,05 berarti data normal, jika tidak maka data tidak berdistribusi

normal.

Page 69: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

55

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heteroskedastisitas

(Ghozali, 2016:134).

Berikut beberapa cara dalam mendeteksi adanya

heterokedastisitas (Hengky, 2013:66):

1) Metode Grafik Scatterplot

Jika terdapat pola tertentu pada grafik scatterplot seperti

titik- titik yang membentuk pola teratur (bergelombang) maka

terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-

titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka

tidak terjadi heterokedastisitas.

2) Uji Glejser

Pada uji glejser ini suatu variabel mengalami

heterokedastisitas jika nilai signifikannya <0.05 dan jika

variabel itu tidak mengalami heterokedastisitas nilai

signifikannya >0.05.

Page 70: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

56

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna

diantara variabel atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk

terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas

maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala

multikolonier (Suliyanto, 2011:81). Cara untuk menentukan apakah

model memiliki gejala multikolonieritas atau tidak, salah satunya

dengan melihat nilai VIF dan Tolerance (Hengky, 2013:63) :

1) Jika nilai VIF < 10.00 dan nilai Tolerance > 0.1, maka tidak

terjadi multikolonieritas.

2) Jika nilai VIF > 10.00 dan nilai Tolerance < 0.1, maka terjadi

multikolonieritas.

a. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari

residual untuk pengamatan satu dengan yang lain disusun menurut

runtut waktu. Model regresi yang baik mengisyaratkan tidak adanya

masalah autokorelasi. Panduan mengenai pengujian ini dapat dinilai

dalam besaran nilai Durbin Watson atau D-W (Santoso, 2012:242).

Pedoman pengujiannya adalah sebagai berikut :

1) Angka D – W dibawah -2 berarti terdapat gejala autokorelasi

positif.

Page 71: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

57

2) Angka D – W diantara -2 dan +2 berati tidak terdapat gejala

autokorelasi.

3) Angka D – W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

masing-masing variabel independen secara parsial (individual)

terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05

(5%). Apabila tingkat signifikansi setiap variabel berada dibawah

0.05 maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Widarjono, 2009:46).

Pengujian dilakukan dengan uji t atau t-test yaitu

membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Uji ini dilakukan

dengan:

1) Jika t tabel > t hitung, maka variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Jika t tabel < t hitung, maka variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Pengujian juga dapat dilakukan dengan melalui pengamatan

nilai signifikansi t pada tingkat ɑ yang digunakan (penelitian ini

menggunakam tingkat ɑ sebesar 0.05 atau 5%). Analisis ini

Page 72: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

58

didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi t dengan nilai

signifikansi 0.05, dimana syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :

1) Jika signifikansi t < 0.05 maka variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen (Ho ditolak, Ha

diterima).

2) Jika signifikansi t > 0.05 maka variabel independen tidak

berpengaruh signifikasi terhadap variabel dependen (Ho

diterima, Ha ditolak).

b. Uji F (Simultan)

Uji statistik F bertujuan menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2016:96).

Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung

dengan F-tabel dengan tingkat signifikansi 0.05 (Widarjono,

2010:23). Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan

membandingkan F hitung dengan F tabel. Uji ini dilakukan dengan

cara :

1) Jika F hitung < F tabel, maka variabel-variabel independen

secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen

2) Jika F hitung > F tabel, maka variabel-variabel independen

secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen

Page 73: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

59

Adapun cara pengujian dalam uji F ini, yaitu dengan

menggunakan suatu variabel yang disebut dengan tabel ANOVA

(Analysis of Variance) dengan melihat nilai signifikan (Sig < 0.05

atau 5%). Jika nilai signifikan > 0.05 maka H1 ditolak sebaliknya

jika nilai nilai F hitung digunakan formula berikut (Ghozali,

2016:160) :

F =R2/ k

1−R2/ (n−k−1)

Keterangan :

F = Nilai F hitung

R2 = Koefisien Determinasi

K = Jumlah Variabel

n = Jumlah pengamatan (ukuran sampel)

c. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2016:95) Koefisien determinasi pada

intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R² yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2016:95). Kelemahan mendasar penggunaan

koefisien determinasi adalah bi terhadap jumlah variabel

Page 74: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

60

independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu

variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah

variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk

menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model

regresi terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau

turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model

(Ghozali, 2016: 95).

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda bermaksud meramalkan bagaimana

keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel

independen sebagai faktor prediator dimanupalasi (Sugiyono,

2009:275). Metode ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi

linier berganda dapat ditulis sebagai berikut (Sugiyono, 2009:275):

Y = α + β1X1 + β2X2 + ……. + βnXn + е

Keterangan:

Y = Variabel tergantung atau terikat (nilai yang diproyeksikan)

α = Intercept (Konstanta)

β1 = Koefisien regresi untuk X1

β2 = Koefisien regresi untuk X2

βn = Koefisien regresi untuk Xn

Page 75: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

61

X1 = Variabel bebas pertama

X2 = Variabel bebas kedua

Xn = Variabel bebas ke-n

е = Nilai residu

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan

penelitian dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut

menunjukkan indikator dari variabel peneliti yang diperoleh melalui

pengamatan dan penelitian terdahulu.

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016).

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah pembiayaan UMKM.

Pembiayaan merupakan fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi

kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit (Antonio, 2001).

Pembiayaan sektor usaha mikro, kecil dan menengah adalah

pembiayaan yang dialokasikan oleh perbankan syariah untuk sektor

usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dapat juga dikatakan

adanya perjanjian yang dilakukan oleh bank syariah dengan para pelaku

usaha untuk melaksanakan akad pemberian modal usaha dan investasi.

Akad yang digunakan adalah akad murabahah, mudharabah, dan

musyarakah. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Page 76: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

62

(PSAK) nomor 59, murabahah adalah akad jual beli barang dengan

harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang

disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang

tersebut kepada kembali.

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal

(pemilik dana) dengan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi

hasil menurut kesepakatan diawal transaksi.

Sedangakan musyarakah adalah akad kerjasama diantara pemilik

modal yang mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari

keuntungan.

Akad musyarakah, mitra usaha dan bank sama-sama menyediakan

modal untuk membiayai suatu usaha yang baru saja dijalankan.

Selanjutnya mitra usaha dapat mengembalikan modal dari pihak bank

serta bagi hasil yang telah disepakati. Pembiayaan bagi hasil yang dapat

disalurkan oleh bank syariah.

2. Variabel Independen (X)

Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable terikat (Sugiyono,

20016). Variabel independen (X) dalam penelitian adalah sebagai

berikut.

a. Non-Performing Financing (NPF) (X1)

Non-performing financing (NPF) adalah pembiayaan bermasalah

yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi lancar, dalam perhatian

Page 77: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

63

khusus, kurang lancar, diragukan dan macet (Dendawijaya, 2005).

NPF mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi

oleh bank syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas

pembiayaan bank syariah semakin buruk (Ihsan, 2013).

b. Financing to Deposit Ratio (FDR) (X2)

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah

perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan

dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank (Muhammad,

2005). Seberapa besar pembiayaan yang diberikan kepada

masyarakat atau nasabah, bank harus mampu mengimbanginya

dengan segera memenuhi kebutuhan akan penarikan kembali dana

sewaktu-waktu oleh deposan.

FDR diartikan sebagai perbandingan antara pembiayaan

yang diberikan dengan dana yang diterima bank. FDR ini menjadi

salah satu rasio likuiditas bank yang berjangka waku agak panjang.

(Wibowo, 2007).

c. Return On Asset (ROA) (X3)

ROA adalah kemampuan bank untuk memperoleh laba atas

sejumlah asset yang dimiliki oleh bank (Azis, 2015). Semakin besar

nilai ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang

dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut

dari penggunaan asset. Return On Asset (ROA) merefleksikan seberapa

Page 78: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

64

banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas sumber daya keuangan

yang ditanamkan pada perusahaan (Munawir, 2000)

d. Capital Adequacy Ratio (CAR) (X4)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari

dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari

sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman

dan lain-lain (Dendawijaya, 2000). Capital Adequacy Ratio (CAR)

adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko

kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR

maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung

risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko.

Berikut adalah tabel 3.3 yang berisi ringkasan definisi variabel:

Tabel 3.3

Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Pengukuran

Variabel

Skala

Ukur

Sumbe

r

1 Pembiayaan

Sektro

UMKM

Pembiayaan

sector

UMKM

adalah

pembiayaan

yang

dialokasikan

perbankan

syariah untuk

sektor

UMKM

Pembiayaan Modal

Kerja + Pembiayaan

Investasi

Nominal OJK

Page 79: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

65

No Variabel Definisi Pengukuran

Variabel

Skala

Ukur

Sumbe

r

2 Non

Performing

Financing

(NPF)

NPF adalah

pembiayaan

bermasalah

yang terdiri

dari kredit

yang

berklasifikasi

lancar, dalam

perhatian

khusus,

kurang

lancar,

diragukan

dan macet.

Jumlah Pembiayaan Bermasalah

Total Pembiayaan

× 100%

Rasio Denda

wijaya

(2002)

3 Financing

to Deposit

Ratio (FDR)

FDR adalah

perbandingan

antara

pembiayaan

yang

diberikan

oleh bank

dengan dana

pihak ketiga

yang berhasil

dikerahkan

oleh bank

Jumlah Pembiayaan

yang DisalurkanDana

yang diterima bank

× 100%

Rasio Muham

mad

(2005)

4 Return On

Asset

(ROA)

ROA adalah

kemampuan

bank untuk

memperoleh

laba atas

sejumlah

asset yang

dimiliki oleh

bank

Laba Sebelum Pajak

Total Asset

× 100%

Rasio Azis

(2015)

5 Capital

Adequacy

CAR adalah

rasio

perbandingan

Modal

ATMR × 100%

Rasio Mandas

ari

(2015)

Page 80: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

66

No Variabel Definisi Pengukuran

Variabel

Skala

Ukur

Sumbe

r

Ratio

(CAR)

modal

terhadap

aktiva

tertimbang

menurut

risiko

Page 81: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

67

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Bank Muamalat Indonesia (BMI) adalah bank syariah pertama yang

didirikan pada tahun 1992. Walaupun perkembangannya agak terlambat bila

dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya, perbank Indonesia

terus berkembang (Karim, 2011). Perkembangan ini terlihat sejak

dikeluarkannya ketentuan Bank Indonesia yang memberi izin untuk

pembukaan bank syariah yang baru maupun izin pendirian Unit Usaha

Syariah (UUS) untuk bank-bank konvensional.

Perkembangan bank syariah yang pesat terasa semenjak era

reformasi pada akhir 1990-an, setelah pemerintah dan Bank Indonesia

memberikan komitmen besar dan menempuh berbagai kebijakan untuk

mengembangkan bank syariah, khususnya sejak perubahan undang-undang

perbankan dengan UU No. 10 Tahun 1998. Berbagai kebijakan tersebut

tidak hanya menyangkut perluasan jumlah kantor dan operasi bank-bank

syariah untuk meningkatkan sisi penawaran, tetapi juga menyangkut

pengembangan pemahamamn dan kesadaran masyarakat untuk

meningkatkan sisi permintaan (Hasan, 2014).

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

telah mengatur secara khusus eksistensi bank syariah di Indonesia. UU

tersebut melengkapi dan menyempurnakan UU no. 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU no. 10 Tahun 1998 yang

Page 82: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

68

belum spesifik sehingga perlu diatur khusus dalam undang-undnag

tersendiri.

Pasal 1 dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,

bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip syariah dan menurut jenis usahanya terdiri atas Bank Umum

Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Perbedaan operasi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah

(UUS) hampir tidak ada, kecuali dalam hal kebebasan kebijakan

manajemen. UUS merupakan bagian dari bank konvensional sebagai

induknya sehingga kurang memiliki kebebasan dalam menentukan

kebijakan manajemen, sedangkan BUS merupakan badan usaha sendiri

yang memiliki indepedensi kebijakan sehingga memiliki otonomi dalam

memilih strategi bisnis dan pengembangannya (Ascarya, 2011).

Pada awal periode, bank syariah hanya memiliki satu kantor, namun

perkembangan bank syariah mulai ada kemajuan di periode selanjutnya, di

mana sampai saat ini total bank syariah di Indonesia berjumlah 13 Bank

Umum Syariah (BUS) dan 21 Unit Usaha Syariah (UUS).

Tabel 4.1

Jumlah Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) di

Indoneisa tahun 2013-2017

Indikator 2013 2014 2015 2016 2017

Bank Umum Syariah (BUS)

Jumlah Bank 11 12 12 13 13

Jumlah Kantor 1.745 2.163 1.990 1.869 1.825

Unit Usaha Syariah (UUS)

Jumlah Bank Umum

Konvensional yang memiliki

UUS

24 22 22 21 21

Page 83: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

69

Indikator 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kantor 336 320 311 332 285

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2017

Kondisi perbankan syariah pada tahun mendatang diperkirakan akan

terus membaik. Ini terbukti dengan masih tingginya minat masyarakat

terhadap perbankan syariah. Dalam rangka peningkatan jangkauan melalui

kemudahan untuk membuka kantor pelayanan, diharapkan dapat

memberikan pengaruh pada minat masyarakat (Hasan, 2014)

B. Deskripsi Data

1. Variabel Pembiayaan UMKM

Kegiatan bank adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali

kepada masyarakat yang membutuhkan akan meningkatkan arus dana

untuk investasi, modal kerja maupun konsumsi. Dengan demikian dapat

meningkatkan perekonomian nasional (Kasmir, 2008)

Pembiayaan modal kerja syariah adalah pembiayaan jangka pendek

yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal

kerja usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan

pembiayaan investasi syariah adalah pembiayaan jangka menengah

atau jangka panjang untuk pembelian barang-barang modal yang

diperlukan untuk pendirian proyek baru, rehabilitasi dan modernisasi

mesin dan peralatan, ekspansi serta relokasi proyek yang sudah ada

(Karim, 2007).

Pembiayaan sektor usaha mikro, kecil dan menengah adalah

pembiayaan yang dialokasikan oleh perbankan syariah untuk sektor

Page 84: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

70

usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dapat juga dikatakan

adanya perjanjian yang dilakukan oleh bank syariah dengan para pelaku

usaha untuk melaksanakan akad pemberian modal usaha dan investasi.

Kebutuhan pembiayaan modal kerja syariah dapat dipenuhi dengan

berbagai pola pembiayaan, antara lain (Ascarya, 2008):

1. Bagi Hasil: mudharabah, musyarakah

2. Jual Beli: murabahah dan salam.

Kebutuhan pembiayaan investasi syariah dapat dipenuhi dengan

berbagai pola pembiayaan, antara lain (Ascarya, 2008):

1. Bagi Bagi Hasil: mudharabah, dan musyarakah

2. Jual Beli: murabahah dan salam.

3. Sewa: Ijarah dan IMBT

Berikut adalah data pembiayaa sektor UMKM pada perbankan

syariah yang digunakan peneliti periode Januari 2013 – Juni 2017.

Tabel 4.2

Data Pembiayaan Modal Kerja dan Investasi UMKM Januari 2013 –

Juni 2017 (Dalam Miliar Rupiah)

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Januari 92.672 108.138 58.142 49.119 53.497

Februari 96.493 107.080 57.780 48.718 53.416

Maret 100.793 108.327 57.203 49.410 54.555

April 102.206 109.506 54.812 49.508 55.497

Mei 103.489 63.747 51.602 49.883 55.552

Juni 103.816 63.835 52.792 51.952 57.319

Juli 108.932 62.747 50.073 51.325

Agustus 104.727 65.862 41.738 50.862

September 106.577 53.606 46.425 52.932

Oktober 107.500 64.980 46.057 53.051

November 108.311 59.148 46.798 53.795

Page 85: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

71

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Desember 110.086 59.806 50.291 54.530 Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2017 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, jumlah pembiayaan UMKM terendah

tahun 2013 terdapat pada bulan Januari sebesar Rp. 92.672 Miliar dan

tertinggi pada bulan Desember sebesar Rp. 110.086 Miliar. Pada tahun

2014, jumlah pembiayaan UMKM terendah terdapat pada bulan

September sebesar Rp. 53.606 Miliar dan tertinggi pada bulan April

sebesar Rp. 109.506 Miliar. Tahun 2015 jumlah pembiayaan UMKM

terendah terdapat pada bulan Agustus sebesar Rp. 41.738 Miliar dan

tertinggi pada bulan Januari sebesar Rp. 58.142 Miliar.

Tahun 2016, jumlah pembiayaan UMKM terendah terdapat pada

bulan Februari sebesar Rp. 48.718 Miliar dan tertinggi pada bulan

Desember sebesar Rp. 54.530 Miliar. Pada tahun 2017, jumlah

pembiayaan UMKM terendah terdapat pada bulan Februari sebesar Rp.

53.416 Miliar dan tertinggi pada bulan Juni sebesar Rp. 57.319 Miliar.

Berdasarkan tabel 4.2 pembiayaan modal kerja dan investasi

UMKM yang disalurkan oleh perbankan syariah masih rendah

dibandingkan dengan penyalurannya kepada sektor non UMKM yang

mencapai 207.999 Miliar rupiah pada Juni 2017. Dan juga masih rendah

jika dilihat dari jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh

perbankan syariah yang pada Juni 2017 berhasil menghimpun dana

mencapai 302.013 Miliar rupiah.

Page 86: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

72

2) Variabel Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) merupakan suatu keadaan dimana

nasabah sudah tidak sanggup membayar atau seluruh kewajibannya

kepada bank seperti yang telah dijanjikan (Mudrajat dan Suharjono,

2002).

Tabel 4.3

Data Non Performing Financing (NPF) Januari 2013 – Juni 2017

(Dalam Persen)

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Januari 2,49 3,01 4,87 4,85 4,41

Februari 2,72 3,53 5,10 4,95 4,42

Maret 2,75 3,22 4,81 4,88 4,29

April 2,85 3,48 4,62 4,94 4,42

Mei 2,92 4,02 4,76 5,54 4,35

Juni 2,64 3,90 4,73 5,05 3,98

Juli 2,75 4,31 4,88 4,80

Agustus 3,01 4,58 4,86 4,94

September 2,80 4,67 4,73 4,31

Oktober 2,96 4,58 4,74 4,39

November 3,08 4,86 4,66 4,28

Desember 2,62 4,33 4,34 4,15

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2017 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, nilai NPF terendah pada tahun 2013

berada pada bulan Januari sebesar 2,49% dan tertinggi pada bulan

November sebesar 3,08%. Pada tahun 2014 NPF terendah terdapat pada

bulan Januari yaitu sebesar 3,01% dan tertinggi pada bulan November

sebesar 4,86%. Tahun 2015, nilai NPF terendah tercatat pada bulan

Desember sebesar 4,33% dan nilai NPF tertinggi pada bulan Februari

sebesar 5,10%.

Page 87: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

73

Pada tahun 2016, nilai NPF terendah terjadi pada bulan Desember

yaitu sebesar 4,15% dan tertinggi sebesar 5,54% pada bulan Mei. Tahun

2017, nilai NPF terendah terjadi pada bulan Juni sebesar 3,98% dan

tertinggi pada bulan Februari dan April yaitu sebesar 4,42%. Dilihat

dari tabel 4.3 di atas bahwa nilai NPF setiap tahunnya selalu mengalami

peningkatan yang berarti bahwa pembiayaan bermasalah masih

menjadi masalah perbankan dalam penyaluran pembiayaanya.

3) Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbanding antara

pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang

berhasil dikerahkan oleh bank (Muhammad, 2005).

Tabel 4.2

Data Financing to Deposit Ratio (FDR) Januari 2013 – Juni 2017

(Dalam Persen)

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Januari 100,63 100,07 93,60 92,19 88,02

Februari 102,17 102,03 93,94 91,26 87,45

Maret 102,62 102,22 94,24 91,75 87,54

April 103,08 95,50 94,18 91,66 86,43

Mei 102,08 99,43 94,69 91,39 86,88

Juni 104,43 100,80 96,25 92,06 87,84

Juli 104,83 99,89 94,79 90,52

Agustus 102,53 98,99 95,15 90,03

September 103,27 99,71 94,79 89,17

Oktober 103,03 98,99 94,66 89,55

November 102,58 94,62 94,78 88,87

Desember 100,32 91,50 92,13 88,78

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2017 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, nilai FDR terendah pada tahun 2013

berada pada bulan Desember sebesar 100.32% dan tertinggi pada bulan

Page 88: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

74

Juli sebesar 104,83%. Tahun 2014, nilai FDR terendah berada pada bulan

Desember sebesar 91,50% dan tertinggi pada bulan Maret sebesr

102,22%. pada tahun 2015, nilai FDR terendah ada pada bulan Desember

sebesar 92,13% dan tertinggi pada bulan Agustus sebesar 95,15%.

Pada tahun 2016, nilai FDR terendah terdapat pada bulan

Desember sebesar 88,78% dan tertinggi pada bulan Januari sebesar

92,19%. Tahun 2017, nilai FDR terendah terdapat pada bulan Mei

sebesar 86,88% dan tertinggi pada bulan Januari sebesar 88,02%. Nilai

FDR yang selalu menurun setiap bulannya berarti bank belum

maksimal dalam menyalurkan dananya kepada pihak yang

membutuhkan.

4) Variabel Return On Asset (ROA)

Menurut Syahyunan (2004), Return On Asset (ROA) menunjukkan

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang

dipergunakan. ROA merupakan rasio antara saldo laba bersih setelah

pajak dengan jumlah asset perusahaan secara keseluruhan.

Tabel 4.3

Data Return On Asset (ROA) Januari 2013 – Juni 2017

(Dalam Persen)

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Januari 2,52 0,08 1,14 1,30 1,47

Februari 2,29 0,13 1,07 1,23 1,46

Maret 2,39 1,16 1,12 1,26 1,53

April 2,29 1,09 1,08 1,10 1,50

Mei 2,07 1,13 1,08 0,70 1,52

Juni 2,10 1,12 0,88 1,11 1,48

Juli 2,02 1,05 0,90 1,06

Page 89: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

75

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Agustus 2,01 0,93 0,90 0,98

September 2,04 0,97 0,93 1,04

Oktober 1,94 0,92 0,95 0,98

November 2,96 0,87 0,95 1,13

Desember 2,00 0,80 0,84 0,94 Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2017 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, nilai ROA terendah pada tahun 2013

terdapat pada bulan Oktober yaitu sebesr 1.94% dan tertinggi pada bulan

November sebesar 2,96%. Tahun 2014, nilai ROA terendah terdapat

pada bulan Januari sebesar 0,08% dan tertinggi pada bulan Maret

sebesar 1,16%. Pada tahun 2015, nilai ROA terendah terdapat pada

bulan Desember sebesar 0,84% dan tertinggi pada bulan Januari sebesar

1.14%.

Pada tahun 2016, nilai ROA terendah terdapat pada bulan Mei

sebesar 0,70% dan tertinggi pada bulan Januari sebesar 1,30%. tahun

2017, nilai ROA terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,46%

dan tertinggi pada bulan Maret sebesar 1,53%. Dilihat dari nilai ROA

yang selalu menurun setiap tahunnya menandakan bahwa bank belum

optimal dalam menggunakan asset yang dimiliki sehingga laba atau

keuntungan yang diperoleh masih rendah.

5) Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari

Page 90: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

76

dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari

sumber-sumber diluar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman dan

lain-lain (Dendawijaya, 2005)

Tabel 4.4

Data Capital Adequacy Ratio (CAR) Januari 2013 – Juni 2017

(Dalam Persen)

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Januari 15,29 16,76 14,16 15,11 16,99

Februari 15,20 16,71 14,38 15,44 17,04

Maret 14,30 16,20 14,43 14,90 16,98

April 14,72 16,68 14,06 15,43 16,91

Mei 14,28 16,85 14,29 14,78 16,88

Juni 14,30 16,21 14,09 14,72 16,42

Juli 15,28 14,76 14,47 14,86

Agustus 14,71 14,73 15,05 14,87

September 14,19 14,60 15,15 15,43

Oktober 14,19 15,25 14,96 15,27

November 12,23 15,66 15,31 15,78

Desember 14,42 15,74 15,02 16,63

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2017 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, nilai CAR terendah pada tahun 2013

terdapat pada bulan November yaitu sebesr 12,23% dan tertinggi pada

bulan Januari sebesar 15,29%. Tahun 2014, nilai CAR terendah terdapat

pada bulan September sebesar 14,60% dan tertinggi pada bulan Mei

sebesar 16,85%. Pada tahun 2015, nilai CAR terendah terdapat pada

bulan April sebesar 14,06% dan tertinggi pada bulan November sebesar

15,31%.

Pada tahun 2016, nilai CAR terendah terdapat pada bulan Juni

sebesar 14,72% dan tertinggi pada bulan Desember sebesar 16,63%.

tahun 2017, nilai CAR terendah terdapat pada bulan Juni sebesar

Page 91: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

77

16,42% dan tertinggi pada bulan Februari sebesar 17,04%. Dilihat dari

peningkatan CAR yang selalu terjadi setiap tahunnya berarti bank sudah

mampu untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif

yang berisiko.

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dimaksudkan utnuk menguji apakah nilai

residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi

normal atau tidak. Data berdistribusi normal jika data akan

mengikuti arah garis diagonal dan menyebar di sekitar garis

diagonal. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai

residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-

ratanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas

dengan analisis grafik dan uji Kolmogorov-Smirnov. Berikut adalah

hasil dari uji normalitas.

Page 92: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

78

Gambar 4.1

Uji Normalitas Histogram

Sumber: hasil output SPSS 24

Berdasarkan Gambar 4.1 di atas, historgram membentuk

kurva seperti lonceng, maka nilai residual dinyatakan normal atau

berdistribusi normal

Gambar 4.2

Uji Normalitas P-Plot

Sumber: hasil output SPSS 24

Page 93: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

79

Berdasarkan Gambar 4.2 d atas, terlihat bahwa penyebaran

data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal yang berarti data berdistribusi normal atau model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

Tabel 4.5:

Uji Kolmogorov-Smirnov

Sumber: hasil output SPSS 24

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, terlihat bahwa nilai signifikan

(Asymptotic Significance (2-tailed)) adalah kisaran 0,200. Karena

nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi

normal. Dengan demikian, data variable independen (NPF, FDR,

ROA dan CAR) dan variabel dependen (Pembiayaan UMKM)

merupakan data yang terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi adanya problem multikolinearitas, maka

dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 54

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .10689534

Most Extreme Differences Absolute .069

Positive .069

Negative -.067

Test Statistic .069

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 94: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

80

Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variable

independen. Tabel berikut menunjukkan hasil uji multikolinearitas

pada penelitian ini.

Tabel 4.6:

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7.591 2.937 2.584 .013

NPF -1.153 .118 -.812 -9.791 .000 .330 3.033

FDR 1.156 .486 .207 2.381 .021 .301 3.321

CAR -.058 .309 -.012 -.187 .852 .553 1.807

ROA -.066 .032 -.122 -2.080 .043 .655 1.527

a. Dependent Variable: UMKM

Sumber: hasil output SPSS 24

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, terlihat bahwa nilai Tolerance

NPF sebesar 0,330 (0,330>0,10), nilai Tolerance FDR sebesar 0,301

(0,301>0,10), nilai Tolerance ROA sebesar 0,655 (0,655>0,10), dan

nilai Tolerance CAR sebesar 0,553 (0,553>0,10). Berdasarkan tabel

4.8 untuk nilai VIF NPF sebesar 3,033 (3,033<10,00), nilai VIF

FDR sebesar 3,321 (3,321<10,00), nilai VIF ROA sebesar 1,527

(1,527<10,00) dan nilai VIF CAR sebesar 1,807 (1,807>10,00).

Kesimpulan dari hasil nilai Tolerance menunujkkan >0,10

dan VIF <10,00 berarti menunjukkan bahwa variable NPF, FDR,

ROA dan CAR tidak terdapat multikolinearitas.

Page 95: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

81

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterkodestisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model

regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas.

Gambar 4.3:

Uji Heterokedastisitas

Sumber: hasil output SPSS 24

Berdasarkan gambar 4.3 di atas, terlihat bahwa pada grafik

Scatterplot di atas menunjukkan titik-titik menyebar secara acak.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas

pada model regresi.

Page 96: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

82

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelai bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode

t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelas, maka dinamakan ada problem autokrelasi. Untuk

mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan melihat nilai D-W

(Durbin-Watson) yang hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat

satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model

regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen

(Ghozali, 2016). Berikut adalah hasil uji autokorelasi.

Tabel 4.8:

Uji Autokorelasi

Sumber: hasil output SPSS 24

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, terlihat bahwa nilai Durbin

Watson sebesar 0,967. Nilai Durbin Watson berada di antara -

2<x>2, maka dapat disimpulkan tidak terdapat masalah

autokorelasi.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .943a .889 .880 .11117 .967

a. Predictors: (Constant), ROA, FDR, CAR, NPF

b. Dependent Variable: UMKM

Page 97: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

83

2. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji t)

Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji pengaruh

variabel independen terhada variabel dependen. Jika probabilitas

<0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga disimpulkan

bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Sedangkan apabila probabilitas >0,05 maka H0

diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel

dependen. Uji hipotesis secara parsial dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4.9:

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7.591 2.937 2.584 .013

NPF -1.153 .118 -.812 -9.791 .000 .330 3.033

FDR 1.156 .486 .207 2.381 .021 .301 3.321

CAR -.058 .309 -.012 -.187 .852 .553 1.807

ROA -.066 .032 -.122 -2.080 .043 .655 1.527

a. Dependent Variable: UMKM

Sumber: hasil output SPSS 24

1) Hubungan Non Performing Financing (NPF) terhadap

Pembiayaan Sektor UMKM

Hipotesis:

Page 98: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

84

H0 : βX1 Y1 = 0 (Tidak ada pengaruh signifikan antara Non

Performing Financing NPF dengan Pembiayaan Sektor

UMKM)

Ha : βX1 Y1 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan antara Non

Performing Financing (NPF) dengan Pembiayaan Sektor

UMKM

Hasil pengujian regresi diatas menunjukkan bahwa variabel

Non Performing Financing (NPF) memperoleh hasil yang

signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,000 < 0,05). Sedangkan

nilai t hitung X1 = -9,791 dan tabel t sebesar 2,009 (df (n-k) -1)

54-4-1 = 49, α/2 = 0,025), sehingga t hitung berada di daerah

penolakan H0. Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa Non Performing Financing (NPF) memiliki

pengaruh signifikan terhadap pembiayaan sektor UMKM.

2) Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap

Pembiayaan Sektor UMKM

Hipotesis:

H0 : βX2 Y1 = 0 (Tidak ada pengaruh signifikan antara Financing

to Deposit Ratio (FDR) dengan Pembiayaan Sektor UMKM)

Ha : βX2 Y1 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan antara Financing

to Deposit Ratio (FDR) dengan Pembiayaan Sektor UMKM

Hasil pengujian dengan analisis regresi di atas menunjukkan

ahwa variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memperoleh

Page 99: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

85

hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,021 < 0,05).

Sedangkan nilai t hitung X2 = 2,381 dan tabel t sebesar 2,009 (df

(n-k) -1) 54-4-1 = 49, α/2 = 0,025), sehinga t hitung > t tabel

(2,381 > 2,008) dan berada di daerah penolakan H0. Maka H0

ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa

Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki pengaruh signifikan

terhadap pembiayaan sektor UMKM.

3) Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Pembiayaan Sektor

UMKM

Hipotesis:

H0 : βX3 Y1 = 0 (Tidak ada pengaruh signifikan antara Return

On Asset (ROA) dengan Pembiayaan Sektor UMKM)

Ha : βX3 Y1 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan antara Return On

Asset (ROA) dengan Pembiayaan Sektor UMKM

Hasil pengujian dengan analisis regresi diatas menunjukkan

bahwa variabel Return On Asset (ROA) memperoleh hasil yang

signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,043 < 0,05), sedangkan

nilai t hitung X3 = -2,080 dan tabel t sebesar = 2,009 (df (n-k) -

1) 54-4-1 = 49, α/2 = 0,025), sehingga t hitung berada di daerah

penolakan H0. Maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat

disimpulkan bahwa Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh

signifikan terhadap pembiayaan sektor UMKM.

Page 100: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

86

4) Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan

Sektor UMKM

Hipotesis:

H0 : βX4 Y1 = 0 (Tidak ada pengaruh signifikan antara Capital

Adequacy Ratio (CAR) dengan Pembiayaan Sektor UMKM)

Ha : βX4 Y1 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan antara Capital

Adequacy Ratio (CAR) dengan Pembiayaan Sektor UMKM

Hasil pengujian dengan analisis regresi diatas menunjukkan

bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memperoleh

hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,852 > 0,05),

sedangkan nilai t hitung X3 = -0,187 dan tabel t sebesar = 2,009

(df (n-k) -1) 54-4-1 = 49, α/2 = 0,025), sehingga t hitung berada

di daerah penerimaan H0. Maka H0 diterima dan menolak Ha.

Dapat disimpulkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR)

memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pembiayaan sektor

UMKM.

b. Uji Simultan (Uji F)

Pengujian secara simultan atau uji F digunakan untuk

menguji variabel independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependen. Apabila probabilitas <0,05 maka H0 ditolak dan

Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen

berpengaruh signifikan cara simultan terhadap variabel dependen.

Sedangkan jika nilai probabilitas >0,05 maka H0 diterima dan Ha

Page 101: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

87

ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen

secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel

dependen. Uji hipotesis secara simultan dapat dilihat dari tabel

berikut.

Tabel 4.10:

Uji F

Sumber: hasil output SPSS 24

Dengan Hipotesis:

H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen

(NPF, FDR, ROA dan CAR) terhadap pembiayaan sektor

UMKM secara simultan.

Ha : terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen (NPF,

FDR, ROA dan CAR) terhadap pembiayaan sektor UMKM

secara simultan.

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, nilai probabilitas F-statistik

sebesar 97,912 dengan nilai tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) dan nilai F-hitung >

F-tabel (97,912> 2,79) dengan nilai F tabel df:α, (k-1) (n-k) atau

0,05, (3-1) (54-3) = 2,79. Maka Ho ditolak atau Ha diterima dan

dapat disimpulkan bahwa Non Performing Financing (NPF),

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.841 4 1.210 97.912 .000b

Residual .606 49 .012

Total 5.446 53

a. Dependent Variable: UMKM

b. Predictors: (Constant), ROA, FDR, CAR, NPF

Page 102: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

88

Financing to Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA) dan

Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara simultan

(bersama-sama) terhadap Pembiayaan Sektor UMKM.

c. Koefisien Determinansi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan model dalam penelitian menerangkan

variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.11:

Koefisien Determinasi

Sumber: hasil output SPSS 24

Berdasarkan tabel di atas, besarnya nilai Adjusted R Square

adalah 0,880. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pembiayaan

sektor UMKM dapat dijelakan oleh variabel independen (NPF,

FDR, CAR dan ROA) sebesar 88%, sedangkan sisanya (100% - 88%

= 12%) dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi penelitian.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan data-data yang disajikan pada tabel diatas, selanjutnya

akan dianalisis dengan bantuan Statistical Package for the Social

Sciences 24 (SPSS 24) untuk mengetahui besarnya pengaruh Non

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .943a .889 .880 .11117 .967

a. Predictors: (Constant), ROA, FDR, CAR, NPF

b. Dependent Variable: UMKM

Page 103: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

89

Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan

Return On Asset (ROA) terhadap Pembiayaan Sektor UMKM. Hasil

Pengelolaan dengan Aplikasi SPSS 24 dapat dilihat pada tabel 4.13

dibawah ini:

Tabel 4.12:

Analisis Regresi Liner Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7.591 2.937 2.584 .013

NPF -1.153 .118 -.812 -9.791 .000 .330 3.033

FDR 1.156 .486 .207 2.381 .021 .301 3.321

CAR -.058 .309 -.012 -.187 .852 .553 1.807

ROA -.066 .032 -.122 -2.080 .043 .655 1.527

a. Dependent Variable: UMKM

Sumber: Hasil Output SPSS 24

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, diperoleh model persamaan regresi

sebagai berikut:

Y = 7,591 -1,153NPF + 1,156FDR -0,066ROA -0,058CAR

Keterangan:

Y = Nilai Pembiayaan UMKM

NPF = Non Performing Financing

FDR = Financing to Deposit Ratio

ROA = Return On Asset

CAR = Capital Adequacy Ratio

Page 104: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

90

Adapun interpretasi statistic penulis pada model persamaan regresi

diatas adalah sebagai berikut:

a. Apabila Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit

Ratio (FDR), Return On Asset (ROA) dan Capital Adequacy Ratio

(CAR) bernilai 0, maka nilai Pembiayaan UMKM adalah 7,591%.

Artinya jika Non Performing Financing (NPF), Financing to

Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA) dan Capital Adequacy

Ratio (CAR) tidak melakukan kegiatan operasional dapat dikatakan

bahwa dalam periode Januari 2013 – Juni 2017 jumlah Pembiayaan

UMKM sebesar 7,591%.

b. Jika variabel Non Performing Financing (NPF) sebesar -1,153,

artinya jika setiap kenaikan 1% Non Performing Financing (NPF)

menyebabkan menurunnya Pembiayaan UMKM sebesar -1,153%

dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

c. Jika variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 1,156%,

artinya jika setiap kenaikan 1% Financing to Deposit Ratio (FDR)

akan menyebabkan meningkatnya Pembiayaan UMKM sebesar

1,156% dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

d. Jika variabel Return On Asset (ROA) sebesar -0,066%, artinya setiap

kenaikan 1% Return On Asset (ROA) akan menyebabkan

menurunnya Pembiayaan UMKM sebesar -0,066% dengan catatan

variabel lain dianggap konstan.

Page 105: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

91

e. Jika variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar -0,058%,

artinya setiap kenaikan 1% Capital Adequacy Ratio (CAR) akan

menyebabkan menurunnya Pembiayaan UMKM sebesar -0,058%

dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

D. Interpretasi

Adapun interpretasi penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan

Sektor UMKM

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel Non

Perforiming Financing (NPF) memiliki nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal

ini berarti menerima Ha dan menolak H0. Sehingga dapat disimpiulkan

bahwa variabel Non Perforiming Financing (NPF) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Sektor UMKM.

Hal ini sesuai dengan penelitian Barus (2013) dan Effendi (2017)

yang mengemukakan bahwa secara parsial variabel Non Perforiming

Financing (NPF) berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan sektor

UMKM. Akan tetapi bertolak belakang dengan penelitian yang

dilakukan oleh Purwidianti (2014) yang menyatakan bahwa variabel Non

Perforiming Financing (NPF) tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap pembiayaan sektor UMKM.

Non Perforiming Financing (NPF) mencerminkan risiko

pembiayaan bermasalah, semakin tinggi ringkat NPF maka semakain

Page 106: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

92

besar risiko pembiayaan yang ditanggung oleh pihak bank. Bank dengan

NPF yang tinggi akan melakukan penyeleksian pembiayaan dengan lebih

hati-hati. Bank dengan nilai tingkat NPF yang tinggi akan lebih berhati-

hati dalam memberikan pembiayaan sehingga menyebabkan terjadinya

penurunan pembiayaan termasuk pembiayaan pada sektor UMKM.

2. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Pembiayaan

Sektor UMKM

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel Financing to

Deposit Ratio (FDR) memiliki nilai signifikan 0,021 < 0,05. Hal ini

berarti menerima Ha dan menolak H0. Sehingga dapat disimpiulkan

bahwa variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Sektor UMKM.

Hal ini sesuai dengan penelitian Nurhidayah dan Any Isvandiari

(2016) yang mengemukakan bahwa secara parsial variabel Financing to

Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan sektor

UMKM. Sesuai dengan teori, FDR merupakan perbandingan

pembiayaan terhadap total DPK, sehingga FDR dan pembiayaan

memiliki hubungan yang positif. Jika FDR rendah, maka pembiayaan

mengalami penurunan dan juga sebaliknya jika FDR tinggi, maka

pembiayaan juga mengalami peningkatan termasuk di dalamnya untuk

sektor UMKM.

Page 107: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

93

3. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Pembiayaan Sektor

UMKM

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel Return On Asset

(ROA) memiliki nilai signifikan 0,043 < 0,05. Hal ini berarti menerima

Ha dan menolak H0. Sehingga dapat disimpiulkan bahwa variabel Return

On Asset (ROA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

Pembiayaan Sektor UMKM.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2016)

dan Nurlestari (2015) yang mengemukakan bahwa variabel ROA

berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan sektor UMKM. ROA

menunjukkan perbandingan atara laba sebelum pajak yang diperoleh

dengan total asset, yang artinya bahwa semakin besar tingkat

pengembalian atau laba yang diperoleh bank, maka akan semakin besar

jumlah dana yang dimiliki oleh bank sehingga bank akan terus

meningkatkan laba dengan lebih banyak menyalurkan pembiayaan

terutama pada sektor UMKM.

4. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan

Sektor UMKM

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel Capital

Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai signifikan 0,852 > 0,05. Hal ini

berarti menolak Ha dan menerima H0. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap alokasi pembiayaan UMKM.

Page 108: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

94

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwidianti

dan Putra (2014) yang mengemukakan bahwa variabel CAR tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada sektor UMKM.

Menurut Supiatno, dkk , hal ini dimungkinkan karena CAR merupakan

indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan

aktivanya sebagai akibat dari kerugian – kerugian bank yang di sebabkan

oleh aktiva yang berisiko. Namun demikian, perbankan tidak dapat

menentukan sendiri nilai CAR perusahaan, karena pemerintah telah

mewajibkan batas minimum CAR sebesar 8%. Perhitungan Capital

Adequacy Ratio didasarkan pada prinsip bahwa setiap penanaman yang

mengandung risiko harus disediakan jumlah modal sebesar persentase

tertentu terhadap jumlah penanamannya. Penetapan standar minimum ini

menyebabkan perusahaan perbankan akan berusaha untuk membuat

CAR bernilai minimum 8%, tanpa memperhatikan perubahan pada

penyaluran kreditnya. Dengan kata lain, tinggi ataupun rendahnya

penyaluran kredit suatu perusahaan perbankan, perusahaan tetap harus

mengikuti standar minimum CAR 8%. Hal ini menyebabkan tidak

adanya pengaruh peningkatan ataupun penurunan CAR terhadap

penyaluran kredit perbankan.

Page 109: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

95

5. Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit

Ratio (FDR), Return On Asset (ROA) dan Capital Adequcy Ratio

(CAR) terhadap pembiayaan sektor UMKM.

Hasil penelitian menujukkan bahwa variabel NPF, FDR, ROA dan

CAR secara simultan memiliki pengaruh terhadap pembiayaan sektor

UMKM. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai

signifikansi yang lebih kecil dari nilai α (0,000 < 0,05). Maka, keputusan

yang diambil adalah menolak H0 karena terdapat pengaruh yang

signifikan antara NPF, FDR, ROA dan CAR secara simultan terhadap

pembiayaan sektor UMKM.

Pembiayaan yang tinggi akan menyebabkan adanya risiko

pembiayaan yang bermasalah tercermin dalam rasio NPF. Semakin

ringgi rasio NPF, maka bank akan semakin berhati-hati dalam

memberikan pembiayaan karena takut mengalami kerugian. Fungsi

intermediari bank diukur dengan rasio FDR, semakin tinggi FDR maka

bank akan semakin baik dalam menjalankan fungsinya. Perbankan

syariah dalam menjalankan usahanya juga berorientasi pada keuntungan

yang diperoleh, apabila bank mendapatkan keuntungan yang tinggi

maka pembiayaan yang disalurkan oleh bank juga akan bertambah.

Kecukupan modal sebagai salah satu syarat oleh BI untuk setiap

perbankan yang akan menunjang kegiatan operasional dan membentuk

cadangan untuk menyerap kerugian yang mungkin terjadi dari

pembiayaan untuk sektor UMKM ini.

Page 110: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

96

Dengan demikian variabel Non Performing Financing (NPF),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA) dan Capital

Adequcy Ratio (CAR) tersebut secara simultan atau bersama-sama

mempengaruhi variabel Pembiayaan Sektor UMKM.

Page 111: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

96

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan

pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi menyatakan bahwa variabel independen Non

Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),

Return On Asset (ROA) secara parsial berpengaruh terhadap

Pembiayaan Sektor UMKM pada Perbankan Syariah di Indonesia.

Sedangkan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Pembiayaan Sektor UMKM pada Perbankan

Syariah di Indonesia.

2. Hasil uji regresi menyatakan bahwa variabel independen Non

Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),

Return On Asset (ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) secara

simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap Pembiayaan Sektor

UMKM pada Perbankan Syariah di Indonesia.

3. Hasil uji regresi menyatakan bahwa variabel yang paling dominan

terhadap Pembiayaan Sektor UMKM adalah variabel Non Performing

Financing (NPF) .

Page 112: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

97

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba

mengemukakan implikasi yang mungkin dapat bermanfaat diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perbankan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Non Performing

Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return On

Asset (ROA) berpengaruh terhadap Pembiayaan Sektor UMKM. Oleh

karena itu, pihak bank dapat menjadikan pertimbangan dalam

mengambil keputusan yang akan diambil dalam memberikan

pembiayaan terutama pembiayaan di sektor UMKM. Bank harus

menjaga tingkat NPFnya tidak melebihi 5% yang dapat mempengaruhi

kesehatan bank itu sendiri. FDR juga harus diperhatikan agar sesuai

dengan ketentuan BI yaitu berada pada batas minimum 85% sampai

dengan 110%, karena FDR berperan untuk melakukan control

penyaluran pembiayaan atas ketersediaan dana yang dimiliki bank,

sehingga pembiayaan yang disalurkan kepada masayarakat dapat

meningkat. Bank juga harus lebih memperhatikan tingkat ROA agar

lebih meningkatkan keuntungan sehingga lebih meningkatkan

penyaluran pada pembiayaan. CAR bank juga harus dijaga diatas 8%

agar bank mampu menanggung risiko dari setiap pembiayaan/aktiva

produktif yang berisiko.

Page 113: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

98

Bank juga bisa memberikan pelatihan kepada sektor UMKM dalam

membantu untuk pembuatan laporan keuangan yang benar agar sektor

UMKM menjadi bankable dengan mengadakan pelatihan serta

menjelaskan prosedur-prosedur yang harus dipenuhi oleh sektor

UMKM jika ingin mengajukan pembiayaan. Pelatihan yang diberikan

bank juga bisa dalam hal pemasaran untuk manajemen usaha tersebut

dengan menjelaskan bagaimana mengembangkan dan memperluas

pasar mereka sehingga keuntungan yang didapat juga akan meningkat.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi tambahan bagi

kepustakaan pihak kampus. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya

memperbanyak jumlah variabel seperti: Dana Pihak Ketiga (DPK),

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Margin Bagi

Hasil, Produk Domestik Bruto dan lainnya. Periode penelitian dapat

diperpanjang atau diperbaharui agar hasil yang didapat lebih dapat

menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi berkaitan dengan

penelitian ini.

Page 114: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

99

DAFTAR PUSTAKA

Afsari, Mahda, “Pengaruh CAR, ROA, NPF dan FDR Terhadap Penyaluran

Pembiayaan UMKM Pada BPRS Di Indonesia Periode 2012 – 2016”,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2018.

Akbar, Gina Rhamdina, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

PorsiPembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Yang Disalurkan

Oleh Bank Umum Syariah Di Indonesia”, Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, Depok, 2013.

Al Arif, Nur Rianto, “Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah”, Alfabeta, Bandung,

2012.

Anindita, Irma, “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, CAR, NPL Dan LDR

Terhadap Penyaluran Kredit UMKM (Studi Pada Bank Umum Swasta

Nasional Periode 2003 – 2010”, Fakultas Ekonomi, Universitas

Diponegoro, Semarang, 2011.

Antonio, Muhammad Syafi’i, “Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktek”, Cetakan

Pertama, Gema Insani Press, Jakarta, 2001.

Ascarya, “Akad Dan Produk Bank Syariah”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2008.

Azis, Azlina. Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Devisa dan Bank Non

Devisa di Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Riau: Jom FEKOM

Vol. 2 No. 1, 2015.

Page 115: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

100

Barus, Andreani Caroline, “Pengaruh Spread Tingkat Suku Bunga dan Rasio

Keuangan Terhadap Penyaluran Kredit UMKM Pada Bank Umum Di

Indonesia”, Vol. 3 No. 01 Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, STIE

Mikroskil, 2013.

Dendawijaya, Lukman, “Manajemen Perbankan, Edisi Kedua”, Cetakan Kedua,

Ghalia Indonesia, Bogor, 2009.

Dendawijaya, Lukman, “Manajemen Perbankan”, Cetakan Kedua, Bogor, Ghalia

Indonesia, 2005.

Effendi, Jaenal, ”The Effect of Internal and External Factors of Banking to the

SMEs Financing for BPRS in Indonesia”, Vol. 21 No. 3 Jurnal Keuangan

dan Perbankan, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2017.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21”,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2016.

Gujarati, Damodar,“Dasar Dasar Ekonometrika”. Erlangga, Jakarta, 2008.

Hanafi, Mamduh M, “Analisis Laporan Keuangan”, Stim Ykpn, Yogyakarta, 2012

Hasan, Nurul Ichsan, “Perbankan Syariah (Sebuah Pengantar”, Referensi, Jakarta,

2014.

Hidayat, Raden Al Lutfi, “Pengaruh Variabel Rasio Keuangan Dan Makroekonomi

Terhadap Pemberian Kredit Sektor UMKM Oleh Perbankan di Indonesia”,

Vol. 9 No. 2 Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa, PT. Bank Syariah

Mandiri, 2016.

IBI, “Memahami Bisinsis Bank Syariah”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

2014.

Page 116: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

101

Jumingan, “Analisis Laporan Keuangan”, Cetakan Pertama, PT Bumi Aksara,

Jakarta, 2006.

Kara, Muslimin, “Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”, Ahkam: Vol. XIII

No. 2, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Makassar, 2013.

Karim, Adiwarman, “Bank Islam : Analisis Fiqih Dan Keuangan”, Edisi Kelima,

Pt Raja Grafindo, Jakarta, 2010.

Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”, Pt Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012.

Kasmir, “Bank Dan Lembaga Keuangan Lain”. Edisi Revisi, Pt Raja Grafindo,

Jakarta, 2008.

Kasmir, “Manajemen Perbankan” Edisi Revisi, Pt Raja Grafindo, Jakarta, 2008.

Kusnandar, Engkus, ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian

Kredit UMKM Oleh Perbankan Di Indonesia”, Tesis Fakultas Ekonomi

Program Master Perencanaan Dan Kebijakan Publik, Universitas

Indonesia, Depok, 2012.

Laporan Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan 2013 – 2017

Mandasari, Jayanti. Analisis Kinerja Keuangan dan Pendekatan Metode RGEC

pada BUMN Periode 2012-2013. E-Journal Ilmu Administrasi Bisnis

Universitas Mulawarman. Vol. 3 No.2, 2015.

Mardani, Tamara Yunita Muji, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pembiayaan Bank Umum Syariah Untuk Sektor UMKM Di Indonesia”,

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2016.

Page 117: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

102

Mufraini, Arief, “Modul Perbankan Syariah, Landasan Teori Dan Praktek”,

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Jakarta, 2008

Muhammad “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”. Manajemen Perusahaan

YKPN, Yogyakarta, 2005.

Muhammad, “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”, UPP. AMM, YKPN,

Yogyakarta, 2002.

Niode, Idris Yanto, “Sektor UMKM di Indonesia: Profil, Masalah, dan Strategi

Pemberdayaan”, Vol. 2 No. 1 Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis OIKOS-

NOMOS, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo, 2009.

Nurhidayah dan Any Isvandiari. Faktor Internal dan Faktor Eksternal Yang

Mempengaruhi Alokasi Pembiayaan Usaha Kecil Menengah (Studi Pada

Bank Syariah Indonesia). Vol. 10 No. 1 Jurnal JIBEKA, STIE ASIA

Malang, 2016.

Nurlestari, Annisa, “Analisis Faktor-Faktor Ynag Mempengaruhi Penyaluran

Kredit UMKM (Studi Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2009 – 2013)”, Vol. 4, No. 4 Diponegoro Journal Of

Management, Universitas Diponegoro, Semarang, 2015.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012 Tentang Pemberian Kredit atau

Pembiayaan Oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam Rangka

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/18/PBI/2016

Perwataatmadja, K. A, & Tanjung, H, “Bank Syariah: Teori, Praktik Dan

Peranannya”, PT. Senayan Abadi, Jakarta, 2007.

Page 118: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

103

Prasasti, Devki, “Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio, Non Performing

Financing, Spread Bagi Hasil Dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap

Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia

Periode Tahun 2008 – 2013)”, Vol. 4 No. 4 Diponegoro Journal Of

Management, Universitas Diponegoro, 2014.

Purwidianti, Wida, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alokasi Pembiayaan

Perbankan Syariah Untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Di

Indonesia”, Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP, Universitas

Muhammadiyah Purwokerto, 2014.

Putra, Bagus Grahadika, “Pengaruh LDR, BI Rate, CAR dan NPL Terhadap

Penyaluran Kredit UMKM di Bank Umum Provinsi Bali Periode 2004.I –

2013.IV”, Vol. 3 No. 12 E-Journal Ekonomi Pembagunan, Universitas

Udayana, Bali, 2014.

Qolby, Muhammad Luthfi, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada

Perbankan Syariah Di Indonesia Periode Tahun 2007 – 2013”, EDAJ 2 (4)

(2013) Economics Development Analysis Journal, Universitas Negeri

Semarang, Semarang, 2013.

Rahmawan, Ayu Shita, “Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Pembiayaan Bank

Umum Syariah Untuk Sektor UMKM Di Indonesia”, Fakultas Ekonomi

Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2017

Rivai, Veithzal “Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep, Dan Aplikasi”, Bumi

Aksara, Jakarta, 2007.

Page 119: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

104

Rivai, Veithzal Dan Andria Permata Veithzal, “Credit Management Handbook:

Teori, Konsep, Prosedur Dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa,

Bankir, Dan Nasabah”, Pt Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

Rivai, Veithzal Dan Arviyan Arifin, “Islamic Banking System Bank Islam Bukan

Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi Dalam Menghadapi

Berbagai Persoalan Perbankan Dan Ekonomi Global”, Bumi Aksara,

Jakarta, 2010.

Rivai, Veithzal, Andria Permata Veithzal Dan Ferry N. Indroes, “Bank And

Financial Institution Management: Conventional & Sharia System”, Pt

Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007

Santoso, Singgih, “Aplikasi Spss Pada Statistik Parametrik”, Elex Media

Komputindo, Jakarta, 2012.

Sarwono, Jonathan, “Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif”, Edisi Pertama,

Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.

Soemitra, Andri, “Bank & Lembaga Keuangan Syariah”, Prenadamedia Group,

Jakarta, 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 8.

Alfabeta. Bandung, 2009.

Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs

Sutrisno, “Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi”. Ekonisia,

Yogyakarta, 2009.

Tambunan, TTH, “UMKM di Indonesia”, Ghalia Indonesia, Bogor, 2009.

Page 120: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

105

Tambunan, Tulus, “Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Indonesia: Isu-Isu

Penting”, LP3ES, Jakarta, 2012

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

Wirdyaningsih, Perwataatmadja, K, Dewi G, “Bank Dan Asuransi Islam Di

Indonesia”, Kencana, Jakarta, 2007.

https://ekonomi.kompas.com/read/2016/08/26/160000726/Baru.22.Persen.UMKM.yang.

Nikmati.Fasilitas.Perbankan

Page 121: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

106

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

a. Non Performing Financing (NPF)

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Januari 2,49 3,01 4,87 4,85 4,41

Februari 2,72 3,53 5,10 4,95 4,42

Maret 2,75 3,22 4,81 4,88 4,29

April 2,85 3,48 4,62 4,94 4,42

Mei 2,92 4,02 4,76 5,54 4,35

Juni 2,64 3,90 4,73 5,05 3,98

Juli 2,75 4,31 4,88 4,80

Agustus 3,01 4,58 4,86 4,94

September 2,80 4,67 4,73 4,31

Oktober 2,96 4,58 4,74 4,39

November 3,08 4,86 4,66 4,28

Desember 2,62 4,33 4,34 4,15

Sumber: Statistika Perbankan Syariah OJK (dalam Persentase)

b. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Januari 100,63 100,07 93,60 92,19 88,02

Februari 102,17 102,03 93,94 91,26 87,45

Maret 102,62 102,22 94,24 91,75 87,54

April 103,08 95,50 94,18 91,66 86,43

Mei 102,08 99,43 94,69 91,39 86,88

Juni 104,43 100,80 96,25 92,06 87,84

Juli 104,83 99,89 94,79 90,52

Agustus 102,53 98,99 95,15 90,03

September 103,27 99,71 94,79 89,17

Oktober 103,03 98,99 94,66 89,55

November 102,58 94,62 94,78 88,87

Desember 100,32 91,50 92,13 88,78

Sumber: Statistika Perbankan Syariah OJK (dalam Persentase)

Page 122: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

107

c. Return On Asset (ROA)

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Januari 2,52 0,08 1,14 1,30 1,47

Februari 2,29 0,13 1,07 1,23 1,46

Maret 2,39 1,16 1,12 1,26 1,53

April 2,29 1,09 1,08 1,10 1,50

Mei 2,07 1,13 1,08 0,70 1,52

Juni 2,10 1,12 0,88 1,11 1,48

Juli 2,02 1,05 0,90 1,06

Agustus 2,01 0,93 0,90 0,98

September 2,04 0,97 0,93 1,04

Oktober 1,94 0,92 0,95 0,98

November 2,96 0,87 0,95 1,13

Desember 2,00 0,80 0,84 0,94 Sumber: Statistika Perbankan Syariah OJK (dalam Persentase)

d. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Januari 15,29 16,76 14,16 15,11 16,99

Februari 15,20 16,71 14,38 15,44 17,04

Maret 14,30 16,20 14,43 14,90 16,98

April 14,72 16,68 14,06 15,43 16,91

Mei 14,28 16,85 14,29 14,78 16,88

Juni 14,30 16,21 14,09 14,72 16,42

Juli 15,28 14,76 14,47 14,86

Agustus 14,71 14,73 15,05 14,87

September 14,19 14,60 15,15 15,43

Oktober 14,19 15,25 14,96 15,27

November 12,23 15,66 15,31 15,78

Desember 14,42 15,74 15,02 16,63

Sumber: Statistika Perbankan Syariah OJK (dalam Persentase)

Page 123: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

108

2. Variabel Dependen

a. Pembiayaan Modal Kerja dan Investasi Sektor UMKM

- Data sebelum di Ln

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Januari 92.672 108.138 58.142 49.119 53.497

Februari 96.493 107.080 57.780 48.718 53.416

Maret 100.793 108.327 57.203 49.410 54.555

April 102.206 109.506 54.812 49.508 55.497

Mei 103.489 63.747 51.602 49.883 55.552

Juni 103.816 63.835 52.792 51.952 57.319

Juli 108.932 62.747 50.073 51.325

Agustus 104.727 65.862 41.738 50.862

September 106.577 53.606 46.425 52.932

Oktober 107.500 64.980 46.057 53.051

November 108.311 59.148 46.798 53.795

Desember 110.086 59.806 50.291 54.530 Sumber: Statistika Perbankan Syariah OJK (dalam Milyar Rupiah)

- Data setelah di Ln

Bulan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Januari 11,44 11,59 10,97 10,80 10,89

Februari 11,48 11,58 10,96 10,79 10,89

Maret 11,52 11,59 10,95 10,81 10,91

April 11,53 11,60 10,91 10,81 10,92

Mei 11,55 11,06 10,85 10,82 10,93

Juni 11,55 11,06 10,87 10,86 10,96

Juli 11,60 11,05 10,82 10,85

Agustus 11,56 11,10 10,64 10,84

September 11,58 10,89 10,75 10,88

Oktober 11,59 11,08 10,74 10,88

November 11,59 10,99 10,75 10,89

Desember 11,61 11,00 10,83 10,91

Page 124: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

109

Lampiran 2: Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 54

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .10689534

Most Extreme Differences Absolute .069

Positive .069

Negative -.067

Test Statistic .069

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 125: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

110

2. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7.591 2.937 2.584 .013

NPF -1.153 .118 -.812 -9.791 .000 .330 3.033

FDR 1.156 .486 .207 2.381 .021 .301 3.321

CAR -.058 .309 -.012 -.187 .852 .553 1.807

ROA -.066 .032 -.122 -2.080 .043 .655 1.527

a. Dependent Variable: UMKM

3. Uji Heterokedastisitas

Page 126: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

111

4. Uji Autokorelasi

Lampiran 3: Uji Hipotesis

1. Uji Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7.591 2.937 2.584 .013

NPF -1.153 .118 -.812 -9.791 .000 .330 3.033

FDR 1.156 .486 .207 2.381 .021 .301 3.321

CAR -.058 .309 -.012 -.187 .852 .553 1.807

ROA -.066 .032 -.122 -2.080 .043 .655 1.527

a. Dependent Variable: UMKM

2. Uji Simultan (Uji F)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .943a .889 .880 .11117 .967

a. Predictors: (Constant), ROA, FDR, CAR, NPF

b. Dependent Variable: UMKM

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.841 4 1.210 97.912 .000b

Residual .606 49 .012

Total 5.446 53

a. Dependent Variable: UMKM

b. Predictors: (Constant), ROA, FDR, CAR, NPF

Page 127: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

112

Lampiran 4: Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .943a .889 .880 .11117 .967

a. Predictors: (Constant), ROA, FDR, CAR, NPF

b. Dependent Variable: UMKM

Page 128: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

113

Lampiran 5: Tabel t

Page 129: PENGARUH NPF, FDR, ROA, DAN CAR TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39816/1/LUTHFIA... · UMKM dengan nilai sig. 0.043 < 0.005. CAR tidak memiliki pengaruh

114

Lampiran 6: Tabel F