PENGARUH LUAS PANEN, BENIH, PUPUK DAN TENAGA …eprints.ums.ac.id/66025/1/NASKAH PUBLIKASI .pdf ·...
-
Upload
nguyenliem -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of PENGARUH LUAS PANEN, BENIH, PUPUK DAN TENAGA …eprints.ums.ac.id/66025/1/NASKAH PUBLIKASI .pdf ·...
PENGARUH LUAS PANEN, BENIH, PUPUK DAN TENAGA
KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN PRODUKSI PADI DI
INDONESIA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
PRABAWATI NUR UTAMI
B 300 140 213
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
PENGARUH LUAS PANEN, BENIH, PUPUK DAN TENAGA KERJA
TERHADAP PERTUMBUHAN PRODUKSI PADI DI INDONESIA
Abstrak
Produksi padi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni luas panen, benih, pupuk
dan tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh input
produksi (luas panen, benih, pupuk dan tenaga kerja) terhadap produksi padi di
Indonesia. Data sekunder yang terdiri dari 34 propinsi selama lima tahun tahun
terakhir dianalisis untuk menjawab tujuan penelitian. Alat analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linear ganda dengan metode kuadrat terkecil atau Ordinary
Least Square (OLS). Analisis menunjukkan bahwa variabel bebas (Independen)
yang terdiri dari luas panen, benih, pupuk, dan tenaga kerja secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi padi di Indonesia.
Kata kunci : produksi, luas panen, benih, pupuk, tenaga kerja, OLS
Abstract
Rice production is influenced by several factors, namely thevast harvest, seed,
fertilizer, and labor. This research aims to know the influance of production inputs
(vast harvest, seed, fertilizer and labor) against rice production in Indonesia.
Secondary flat composed of 34 provinces over the past five years the last year
analyzed to answer the purpose of research. Analysis tools used are binary linear
regression analysis with the smallest squares method or the Ordinary Least
Squared (OLS). Analysis showed that the free variables (independent) that
consists of a vast harvest, seed, fertilizer, and labor together have significant
influance towards the production of rice in Indonesia.
Keywords : production, harvesting, seed, fertilizer, labor, OLS
1. PENDAHULUAN
Pangan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat universal, dan setiap
manusia di dunia akan memenuhi kebutuhan pangannya. Pangan adalah
kebutuhan dasar dari setiap mahluk hidup di dunia yang tidak dapat ditunda, oleh
karenanya masalah pangan di berbagai negara menjadi prioritas utama dalam
pembangunan bangsa. Hanya 12 tanaman dan lima spesies hewan saat ini
berkontribusi 75% dari produksi pangan dunia dan 60% kalori dan protein nabati
hanya diperoleh dari tiga tanaman:beras, jagung, dan gandum (Bhullar, 2013).
Tanaman pangan yang banyak diusahakan oleh rumah tangga petani
adalah padi sebagai penghasil beras. Di Indonesia beras merupakan bahan
2
makanan pokok dan merupakan sumber kalori bagi sebagaian besar penduduk dan
mempengaruhi konsumsi lainnya (Silvira, Hasyim, & Fauzia, 2013).
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Indonesia juga termasuk negara agraris
dimana sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani. Hingga saat
ini sektor pertanian masih memberikan peran terhadap perekonomian nasional.
Dalam mempertahankan penyediaan pangan nasional Indonesia mengalami
penigkatan produksi padi. Sebanyak 75% masukan kalori harian masyarakat
Indonesia berasal dari beras. Beras merupakan bahan makanan pokok yang
sampai saat ini masih di konsumsi oleh sekitar 90% penduduk Indonesia dan
menyumbang lebih dari 50% kebutuhan kalori protein dan sebagai bahan
makanan pokok Indonesia tingkat partisipasi konsumsi beras mencapai 95 %
(Khakim, Hastuti, & Widiyani, 2013).
Padi (beras) menjadi komoditas bahan makanan utama masyarakat
Indonesia yang tingkat konsumsinya mencapai 132,98 kg/kapita/tahun. Sehingga
produksi padi menjadi prioritas utama untuk mengatasi kekurangan supply,
dimana peningakatan produksi padi terjadi dari beberapa faktor yaitu salah
satunya luas panen di Indonesia (Heni, 2016).
Dari data kementerian pertanian selama lima tahun terakhir (2012-2016)
luas panen di Indonesia mengalami peningkatan rata-rata luas panen padi
mencapai 12.445.524 hektar pada tahun 2012 dan mencapai 15. 156.952 hektar
ditahun 2016. Selama periode waktu tesebut peningkatan luas cukup signifikan
hanya terjadi tiga kali yakni dari tahun 2012-2013 dan 2015-2016, masing masing
sebesar 12.445.524, 13.835.252, 14.116.638 dan 15.156.925 sementara pada tahun
2014 mengalami penurunan sebesar 13.797.307. Peningkatan luas panen paling
tinggi terjadi pada tahun 2016 meningkat sebesar 14.116.638 hektar. Dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen Padi Nasional Tahun 2012-2016
Tahun Luas Panen Tanaman Padi (Ha)
2012 12.445.524
3
2013 13.835.252
2014 13.797.307
2015 14.116.638
2016 15.156.952
Sumber : Kementerian Pertanian RI
Dengan adanya peningkatan luas panen padi diharapakan tingkat produksi
padi akan mengalami peningkatan. Sehingga sektor pertanian dapat menjadi salah
satu sektor unggulan yang dapat memenuhi kebutuhan msayarakat akan pangan
meningkat. Dapat dilihat pada tabel 2. bahwa produksi padi selama lima tahun
terakhir terus mangalami peningkatan tiap tahunnya.
Tabel 2. Perkembangan Produksi Padi Nasional Tahun 2012-2016
Tahun Produksi Padi (Ton)
2012 69.056.126
2013 71.279.709
2014 70.846.465
2015 75.397.841
2016 79.358.439
Sumber : Kementrian Pertanian RI
2. METODE
2.1 Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
yang di peroleh atau di kumpulkan dari pihak lain. Jenis data yang digunakan
adalah jenis data coss section yang meliputi 34 provinsi di Indonesia pada tahun
2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber,
antara lain BPS (Badan Pusat Statistik), Kementrian Pertanian Indonesia dan
sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian ini. Data tersebut meliputi data
produksi padi sebagai variabel dependen, sedangkan data tenaga kerja, luas panen,
dan pupuk sebagai variabel independen.
4
2.2 Metode Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Adapun persamaan
model ekonometrikanya adalah sebagai berikut:
Pi = α + β1LPi + β2BNi + β3PKi+ β4TKi + ei
Keterangan :
P = Produksi Padi
α =Konstanta
β = Koefisien regresi
LP = Luas Panen
BN = Benih
PK = Pupuk
TK = Tenaga Kerja
ei = Kesalahan pengganggu, berupa variabel atau faktor lain yang
tidak diamati oleh model.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh luas panen, benih, pupuk dan
tenaga kerja terhadap pertumbuhan produksi padi di Indonesia digunakan alat
analisis OLS (Ordinary Least Square) Hasil estimasi model ekonometri di atas
terangkum dalam Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Estimasi Model Ekonometri Produksi Padi Indonesia Tahun 2016
8719.185 + 4.011684 + 98.98322 + 1.163485 – 0.139960
(0,0000)*
(0,0001)* (0,0460)
** (0,0673)
***
R2 = 0.998330; DW-Stat. = 2.113605; F-Stat. = 2839.037;
Prob. F-Stat. = 0,000000
5
3.1 Uji Asumsi klasik
3.1.1 Uji Multikolineiritas
Uji Multikolineiritas dalam penelitian ini adalah Variance Inflation Model (VIF).
Apablia nilai VIF < 10 berarti tidak terdapat masalah multikolineiritas dalam
model, sebaliknya jika VIF > 10 berarti terdapat masalah multikolineiritas.
1. Variabel LP memiliki koefisien VIF sebesar 23.79185 (> 10) maka
variabel LP terdapat masalah multikolinieritas
2. Variabel BN memiliki koefisien VIF sebesar 27.17103 (>10) maka
variabel BN terdapat masalah multikolinieritas
3. Variabel PK memiliki koefisien VIF sebesar 33.69034 (> 10) maka
variabel PK terdapat masalah multikolinieritas
4. Variabel TK memiliki koefisien VIF sebesar 5.329757 (< 10) maka
variabel TK tidak terdapat masalah multikolinieritas
3.1.2 Uji Normalitas Residual
Uji Diagnosis :
1. Multikolinieritas (Uji VIF)
Lp = 23.79185; Bn = 27.17103; Pk = 33.69034; Tk = 5.329757
2. Normalitas (Uji Jarque-Bera)
2 = 0.557562; Sig
2 = 0,756706
3. Otokorelasi (Uji Breusch Godfrey)
Uji Breusch Godfrey Tidak Terpakai Karena Cross Section
4. Heteroskedastisitas (Uji White)
2 = 16.52568; Sig (
2) = 0.2823
5. Linieritas (Uji Ramsey Reset)
F(2, 17) = 1.298391; Sig (F) = 0.2987
keterangan : *Signssignifikan Pada = 0,01; **Signifikan Pada = 0,05;
***Signifikan Pada = 0,10. Angka Dalam Kurung Adalah
Probabilitas t-Statistik.
Sumber : data yang diolah
6
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
berdistribusi secara normal. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Jarque Berra. Adapun tingkat signifikansi (α) yang digunakan adalah 0,05.
Dengan demikian criteria pengujian H0 diterima jika profitabilitas ststistik JB >
α dan HA ditolak jika profitabilitas statistik JB ≤ α. Adapun hasil uji normalitas
diketahui probabilitas JB adalah sebesar 0,756706 (> 0,10), maka H0 diterima
kesimpulan ut normal.
3.1.3 Uji Heteroskesdatisitas
Dalam penelitian ini, untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas
menggunakan uji White dengan formulasi hipotesis H0: tidak terdapat masalah
heterpskedastisitas dalam model dan HA: terdapat masalah heteroskedastisitas
dalam model, dengan criteria pengujian H0 diterima apabila signifikansi 2
> α
dan H0 ditolak apabila signifikansi 2 ≤ . Adapun hasil uji heterpskedastisitas
diketahui nilai probabilitas 2
dari hasil uji heteroskedastisitas tersebut sebesar
0,2823(> 0,10), maka H0 diterima. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak
terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model.
3.1.4 Uji Otokorelasi
Uji otokorelasi tidak digunakan dalam penelitian ini karena memakai cross
section
3.1.5 Uji Spesifikasi Model (Linieritas)
Uji spesifikasi model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ramsey Riset
dengan formulasi hipotesis H0: model linier (spesifikasi model benar) dan HA:
model tidak linier (spesifikasi model salah), dengan kriteia pengujian; H0
diterima bila signifikansi F hitung atau statistik F > , dan H0 ditolak bila
signifikansi F hitung atau statistik F ≤ . Adapun hasil uji spesifikasi model
diketahui bahwa nilai signifikansi dari hasil uji Ramsey Reset sebesar 0.2987 (>
0,10). Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 diterima, sehingga spesifikasi
model benar (model lnier).
3.2 Uji Kebaikan Model
3.2.1 Eksistensi Model (Uji F)
7
Uji eksistensi dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan formulasi
hipotesis; H0 : β1 =β2 = β3= β4 = 0 ; model yang dipakai tidak eksis, dan HA: β1 ≠
β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠0 ; model yang dipakai eksis, dengan kriteria pengujian; H0ditolak
bila signifikansi statistik F ≤ α, dan H0diterima bila signifikansi statistik F > α.
Adapun hasil uji eksistensi diketahui nilai probabilitas F-statistik adalah sebesar
0.000000 (≤ 0,01), maka H0 ditolak sehingga model yang dipakai eksis.
3.2.2 Interpretasi Koefisien Determinasi (R2)
Hasil perhitungan R-squared R2
sebesar 0,998330 atau 99,9%. Artinya Variasi
variabel dependen produksi padi di Indonesia dapat dijelaskan oleh variasi
variabel independen yaitu luas panen, benih, pupuk dan tenaga kerja dalam model
statistik sebesar 99.9%. Sedangkan sisanya variasi produksi padi di Indonesia
dijelaskan oleh variasi dari faktor-faktor lain yang tidak dimasukan dalam model
statistik sebesar 0.1%.
3.3 Uji Validitas Pengaruh (Uji T)
Hasil uji validitas pengaruh untuk semua variabel dependen dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen
Variabel Prob t α Keterangan
LP 0.0000 < 0.01 LP memiliki pengaruh signifikan
BN 0.0001 < 0.01 BN memiliki pengaruh signifikan
PK
TK
0.0460
0.0673
< 0.05
< 0.10
PK memiliki pengaruh signifikan
TK memiliki pengaruh signifikan
Sumber : Hasil Analisis Data
3.4 Interpretasi Pengaruh Variabel Independen
Dari uji validitas pengaruh dimuka terlihat varibel yang memiliki pengaruh
signifikan adalah variabel luas panen, benih, pupuk, dan tenaga kerja.
Variabel luas panen memiliki koefisien regresi sebesar 4.011684. Pola
hubungan antara variabel independen luas panen dan produksi padi adalah linier-
linier sehingga apabila luas panen naik satu hektar maka produksi padi akan naik
8
sebesar 4.011684 ton. Sebaliknya apabila luas panen turun satu hektar maka
produksi padi akan turun sebesar 4.011684 ton.
Variabel benih memiliki koefisien 98.98322. Pola hubungan antara variabel
independen benih dan produksi padi adalah linier-linier sehingga apabila benih
naik satu ton maka produksi padi akan naik sebesar 98.98322 ton. Sebaliknya
apabila benih turun satu ton maka produksi padi akan turun sebesar 98.98322 ton.
Variabel pupuk memiliki koefisien 1.163485. Pola hubungan antara variabel
independen pupuk dan produksi padi adalah linier-linier sehingga apabila pupuk
naik satu ton maka produksi padi akan naik sebesar 1.163485 ton. Sebaliknya
apabila pupuk turun satu ton maka produksi padi akan turun sebesar 1.163485 ton.
Varibel tenaga kerja memiliki koefisien -0.139960. Pola hubungan antara
variabel independen tenaga kerja dan produksi padi adalah linier-linier karena itu
produksi padi akan turun sebesar 0.139960 ton apabila tenaga kerja naik satu jiwa.
Sebaliknya produksi padi akan naik sebesar 0.139960 ton apabila tenaga kerja
turun sebesar satu jiwa.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dibahas pada bab sebelumya, maka
dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pada uji kebaikan
model, variabel luas Panen (LP), benih (BN), pupuk (PK), dan tenaga kerja (TK)
yang terdapat dalam persamaan regresi secara bersama-sama berpengaruh
terhadap produksi padi di Indonesia tahun 2016. Nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0.998330, yang artinya 99.9% variasi variabel dependen produksi padi di
Indonesia dapat dijelaskan oeh variabel independen yaitu luas panen (LP), benih
(BN), pupuk (PK), dan tenaga kerja (TK) dalam model statistik sebesar 99.9%.
Sedangkan sisanya variasi produksi padi di Indonesia dijelaskan oleh faktor-faktor
lain yang tidak dimasukan dalam model statistik sebesar 0.1% . Uji Validitas
Pengaruh (uji t) menunjukkan bahwa luas panen (LP) memiliki pengaruh
signifikan terhadap produksi padi, benih (BN) memiliki pengaruh signifikan
terhadap produksi padi, pupuk (PK) memiliki pengaruh signifikan terhadap
produksi padi, dan tenaga kerja (TK) memiliki pengaruh signifikan terhadap
produksi padi.
9
Produksi padi di tiap provinsi di Indonesia memiliki jumlah yang berbeda-
beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruinya
diantaranya luas panen, benih, pupuk, dan tenaga kerja. Faktor luas panen adalah
salah satu faktor yang menentukan hasil produksi padi. Lahan pertanian dari tahun
ketahun semakin berkurang, dikarenakan banyaknya peralihan fungsi lahan
pertanian menjadi lahan non-pertania (perumahan, industri, dll). Sedangkan
kebutuhan pangan di masyarakat semakin meningkat jumlahnya sebagai akibat
dari bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia yang masih menggunakan beras
sebagai bahan makanan pokok yang dikonsumsi. Selain faktor luas panen faktor
benih juga mempengaruhi hasil produksi padi yang dihasilkan. Dengan
penggunaan benih yang sehat dan baik maka akan menghasilkan produksi padi
yang baik serta dapat meningkatkan jumlah produksi padi. Selain faktor luas
panen dan benih faktor pupuk juga berpengaruh terhadap hasil produksi padi.
Dengan penggunaan pupuk yang tepat, efisien, dan efektif maka hasil produksi
yang diperoleh juga akan optimal. Disamping tiga faktor yang disebutkan faktor
tenaga kerja menjadi faktor penentu hasil produksi padi. Di Indonesia masih
banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari usahatani dan
kebanyakan yang menggantungkan hidupnya dari usahatani adalah orang tua yang
usianya sudah tidak produktif lagi, sedangkan para generasi muda mereka lebih
tertarik untuk untuk bekerja di industri atau diluar usahatani. Bila keadaan ini
terus berlanjut maka dapat mempengaruhi tingkat produksi padi di Indonesia.
Tingginya produksi padi di Indonesia tidak lepas dari dukungan
penyediaan benih yang berkualitas baik dan sehat serta penyediaan pupuk dengan
diertai kebijakan harga dari pemerintah yang dapat meringankan para usahatani.
Sehingga akan meningkatkan daya beli masyarakat terutama pada pupuk.
Disamping itu petani dalam penggunaan pupuk akan memperhatikan dosis yang
dianjurkan maka hasil produksi padi pun akan meningkat atau optimal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Adewuyi, S. A., & Shittu, A. M. (2014). Economics Of Labour Use In Selected Food
Crop Farming In Ogun State , Nigeria.
Ahmed, T., Nath, S. C., & Sorwar, S. S. (2015). Cost-effectiveness and resource use
efficiency of sweet potato in Bangladesh.Journal of Agricultural Economics and
Rural Development, 2(2), 26–31.
Amin, R. M. (2014). Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian Di
Provinsi Sulawesi Utara. Cocos, 5(3). Retrieved From
Https://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Cocos/Article/View/5915/5447
Asnawi, R. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi
Sawah Inbrida Dan Hibrida Di Provinsi Lampung, 10(1), 11–18.
BDSP (Basisdata Statistik Petanian). 2012. Komoditas. Kementrian Pertanian
Indonesia.https://aplikasi2.pertanian.go.id/bdsp2/id/komoditas. Diakses 4 Juni
2018
BDSP (Basisdata Statistik Petanian).2013. Komoditas. Kementrian Pertanian
Indonesia. https://aplikasi2.pertanian.go.id/bdsp2/id/komoditas. Diakses 4 Juni
2018
BDSP (Basisdata Statistik Petanian).2014. Komoditas. Kementrian Pertanian
Indonesia. https://aplikasi2.pertanian.go.id/bdsp2/id/komoditas. Diakses 4 Juni
2018
BDSP (Basisdata Statistik Petanian). 2015. Komoditas. Kementrian Pertanian
Indonesia. https://aplikasi2.pertanian.go.id/bdsp2/id/komoditas. Diakses 4 Juni
2018
BDSP (Basisdata Statistik Petanian). 2016. Komoditas. Kementrian Pertanian
Indonesia. https://aplikasi2.pertanian.go.id/bdsp2/id/komoditas. Diakses 4 Juni
2018
BDSP (Basisdata Statistik Petanian). Indikator. 2016. Kementrian Pertanian
Indonesia. https://aplikasi2.pertanian.go.id/bdsp2/id/komoditas. Diakses 4 Juni
2018
BPS (Badan Pusat Statistik) Nasional. 2017. Penduduk Dan Ketenagakerja. Jakarta
Bhullar, G. S. (2013). Agricultural Sustainability. Switzerland: Academic Press Is An
Imprint Of Elsevier.
11
Ciptaningsih, A. N. I. (2010). Analisis Pengaruh Harga Saham, Volume
Perdagangan, Dan Variansi Return Saham Terhadap Bid Ask Spread Pada Masa
Sebelum Dan Sesudah Stock Split ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Listing Di Bei Pada Periode 2003-2009).
Deliarnov, 1994, Teori Ekonomi Mikro, Prinsip Dasar dan Pengembangannya
Disadur dari buku aslinya Microeconomic Theory Basic Principles and
Extention. Cetakan Ketiga, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2010). Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta Selatan:
Salemba Empat.
Gujarati, D., & Zain, S. (2004). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Ekaputri, N. (2008). Harvested Area Influence to Production of Food and Estate
Crops in East Kalimantan, 5(2), 36–43.
Endaryati dkk. 2000. Aplikasi fungsi Cobb-Douglas: studi kasus Industri Besi
dan Baja dasar Indonesia 1976-1995, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Kinerja,
Vol 4 No 2 Th 2000
Habib, A. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Jagung.
Agrium, 18(April), 79–87. Retrieved From
Http://Jurnal.Umsu.Ac.Id/Index.Php/Agrium/Article/Viewfile/347/314
Harieswantini, R. H. S. M. (2017). Analisis Produktivitas Pendpaan Tenaga Kerja
Penyadap Karet Di Kabupaten Jember, 10(1), 55–64.
Harini, R. (2012). Agricultural Land Conversion : Determinants And Impact For
Food Sufficiency In Sleman Regency, 44(2).
Hasan, F. (2010). Peran Luas Panen Dan Produktivitas Terhadap Pertumbuhan
Produksi Tanaman Pangan Di Jawa Timur, 7(1), 3–8.
Heni, T. (2016). Komoditas Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan. In Komoditas
Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan. Jakarta: Pusat Data Dan Sistem Informasi
Pertanian Kementerian Indonesia.
Irawan, B. (2005). Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya,
Dan Faktor Determinan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 23(1), 1–18.
IRRI. (2015). Steps To Successful Rice Production. Philippines: International Rice
Research Institute.
12
Islam, M.S.U. Bhuiya, A.R. Gomosta, A. R. S. D. M. M. H. (2009). Evaluation Of
Growth And Yield Of Selected Hybrid And Inbred Rice Varieties Grown In
Nethouse During Transplanted Aman Season, 34(March), 67–73.
Https://Doi.Org/258-7122
Kartikasari, D. (2011). Pengaruh Luas Lahan, Modal, Dan Tenaga Kerja Terhadap
Hasil Produksi Padi Di Kecamatan Keling Kabupaten Jepara.
Khakim, L., Hastuti, D., & Widiyani, A. (2013). Pengaruh Luas Lahan, Tenaga
Kerja, Penggunaan Benih, Dan Penggunaan Pupuk Terhadap Produksi Padi Di
Jawa Tengah, 9(1), 71–79.
Mubyarto. 1977. Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES
Mugnisyah, & Wahyu, Q. (1990). Pengantar Produksi Benih. Jakarta: CV. Rajawali.
Padmanabha, I. G., I Dewa Made Arthagama, & Dibia, I. N. (2014). Pengaruh Dosis
Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Hasil Padi ( Oriza Sativa L . ) Dan Sifat
Kimia Tanah Pada Inceptisol Kerambitan Tabanan, 3(1), 41–50.
Phahlevi, R. (2013). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi
Sawah Di Kota Padang Panjang. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 1(2). Retrieved
From Http://Ejournal.Unp.Ac.Id/Students/Index.Php/Epb/Article/View/125/112
Revavindo, Quarthano; Herawaty, R. (2016). Pengaruh Luas Panen Dan Harga
Produksi Terhadap Produksi Tanaman Jagung Kabupaten Karo, 4(1), 74–79.
Silvira, Hasyim, H., & Fauzia, L. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produksi Padi Sawah (Studi Kasus : Desa Medang, Kecamatan
Medang Deras, Kabupaten Batu Bara). Journal On Social Economic Of
Agriculture And Agribusiness, 2(4), 1140–1146. Retrieved From
Https://Jurnal.Usu.Ac.Id/Index.Php/Ceress/Article/Download/7861/3325
Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Cob- Douglas, Jakarta, Rajawali Press.
Sudarsono. 1984.Pengantar Ekonomi Mikro. Modul 1-5, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sugiartiningsih. (2012). Pengaruh Luas Lahan, terhadap Produksi Jagung di
Indonesia Periode 1990-2006.Jurnal Ekono Insentif Kopwil4, 6(1), 45–48.
Sumarsono, Sony. 2003.Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Ketenagaker- jaan. Graha Ilmu: Yogjakarta.
13
Sumodiningrat, G. (2001). Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: Bpfe-Yogyakarta.
Sutedjo, H. (2006). Uji Asumsi Klasik (Vol. 1, Pp. 2–7).
Tentoea, A. P. (2013). Analisis Produksi Padi Di Kabupaten Kendal ( Studi Kasus
Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal), 2, 1–9.
Triyanto, J. (2006). Analisis Produksi Padi Di Jawa Tengah. Miesp Fe Undip.
Semarang
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan.
Jakarta
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan. Jakarta
Utomo, Y. P. (2012). Buku Praktek Komputer Statistik Ii Eviews. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta Press.
Utomo, Y. P. (2015). Eksplorasi Data & Analisis Regresi Dengan Spss. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Purwaningsih, Y. (2017). Ekonomi Pertanian. Surakarta: Uns Press.
Putong, I. (2013). Economics Pengantar Mikro Dan Makro. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Zulmi, R. (2011). Pengaruh Luas Lahan, Tenaga Kerja, Penggunaan Benih Dan
Pupuk Terhadap Produksi Padi Di Jawa Tengah Tahun 1994-2008. Skripsi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Zuriani. (2013). Analisis Produksi Dan Produktivitas Padi Sawah Di Kabupaten
Aceh Utara, 4(1), 59–64.