ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

78
ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN PRODUKTIVITAS KEDELAI DI SULAWESI SELATAN ASHABUL KAHFI HARFA 105960106811 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Transcript of ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

Page 1: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

i

ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN

PRODUKTIVITAS KEDELAI DI SULAWESI SELATAN

ASHABUL KAHFI HARFA

105960106811

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

i

ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN

PRODUKTIVITAS KEDELAI DI SULAWESI SELATAN

ASHABUL KAHFI HARFA

105960106811

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

ii

Page 4: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga Skripsi ini berhasil diselesaikan. Adapun judul Skripsi yang penulis

angkat dalam Skripsinya adalah “Analisis porecasting produksi kedelai di

sulawesi selatan”. Salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai utusanya yang terakhir, yang telah membawa umatya

pada kehidupan yang diterangi ilmu pengatahuan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akhir untuk memperoleh gelar

sarjana pada jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P.,M.P. selaku Pembimbing I dan Bapak

Firmansyah.SP.MSi. selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat

diselesaikan.

2. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 5: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

iv

3. Bapak Amruddin, S.Pt.,M.Si selaku ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kedua orangtua Ayahanda Abd Haris dan Ibunda fatmawati, dan adik-adikku

tercinta Anni mujahida, Sul khair dan segenap keluarga yang senantiasa

memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat

terselasaikan.

5. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis. Tak lupa penulis berterima kasih kepada seluruh staf TU Fakultas

Pertanian yang telah banyak membantu dan mengurusi segala administrasi.

6. Kepada pihak Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan dan yang telah

membantu melengkapi data penelitian.

7. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kakanda Asrianto.S.P.

kepada saudara-saudari di Program Studi Agribisnis angkatan 2011 terkhusus

buat sahabat-sahabat, Adham Richardy, Faisal Tawakal, Supriadi, Riswan,

Muh Akbar, Haidir Ashar, Zainuddin, serta semua angkatan 2011 yang masih

berjuang. Semangat dan canda kalian serta nasihat-nasihat selama bersama

malewati suka dan duka dibangku perkuliahan menjadi motivasi dan

dorongan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada teman – teman di kelas F dan teman-teman KKP fakultas pertanian

Jurusan Agribisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait

dalam penulisan skripsi ini. Semoga bantuan dan budi baik yang telah diberikan

Page 6: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

v

kepada penulis mendapat imbalan amal saleh yang setimpal dari Allah SWT.

Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT dan segala kesalahan dan

kekurangan datangnya dari penulis maka kritikan yang konstruktif penulis sangat

harapkan. Penulis berharap semoga karya ini bermanfaat dan dapat memberikan

sumbangan yang berarti bagi pihak yang mebutuhkan. Semoga Ridho Allah SWT

senantiasa tercurah kepadanya. Aamiin.

Makassar, 28 Juni 2015

Ashabul Kahfi Harfa

Page 7: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

vi

PERNYATAAN KEORISINALAN SKRIPSI

Saya Ashabul Kahfi Harfa

Nim 105960106811

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Forecasting

Produksi Kedelai Di Sulawesi Selatan Adalah benar merupakan hasil karya yang

belum di ajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua

sumber data dan informasi yang berasal atau di kutif dari karya yang di terbitkan

maupun yang tidak di terbitkan dari penulis lain telah di sebutkan dalam teks dan

di cantumkan dalam daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 28 September 2015

Ashabul Kahfi Harfa

105960106811

Page 8: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

vii

ABSTRAK

ASHABUL KAHFI HARFA. 105960106811. Analisis forecasting produksi

kedelai di Sulawesi selatan. Dibimbing oleh SRI MARDIYATI dan

FIRMANSYAH .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend luas panen, produktivitas

dan produksi kedelai di provinsi Sulawesi Selatan. Penentuan tempat penelitian

dilakukan secara purporsive dengan menggunakan data sekunder 20 tahun

terakhir mulai 1995 – 2014. Analisis data yang digunakan analisis trend dengan

persamaan Y = a + bX untuk melihat trend luas panen, produktivitas dan produksi

kedelai 20 tahun terakhir di provinsi sulawesi selatan.

Penelitian ini untuk mengetahui apakah peramalan luas

panen,Produktivitas, Produksi meningkat dalam 10 tahun kedepan.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa luas panen kedelai di

Sulawesi Selatan telah terbatas lahan pertanian dan dijadikannya alih fungsi lahan

yang berdampak pada luas panen yang akan dimanfaatkan petani sebagai media

untuk bercocok tanam akibatnya luas panen setiap tahun terkadang mengalami

peningkatan dan penurunan akan tetapi dari tahun 2008 hingga tahun 2014 terjadi

peningkatan sebesar 36,33 ribu/ha. Produksi kedelai mengalami peningkatan dan

penurunan yang di sebabkan oleh Hal ini disebabkan) kurangnya teknologi

usahatani sebagai penopang produktivitas kedelai, tidak adanya dukungan dari

pemerintah petani masih membakar jerami padi hasil panen, petani belum

memanfaatkan kotoran untuk pupuk dan bahan pembenah tanah (pupuk organik).

biaya benih dan pupuk mahal, serta iklim yang tidak menentu. sehingga produksi

kedelai tidak menentu dari peningkatan dan penurunan jumlah produksi kedelai di

Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 9: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................ v

PERNYATAAN KEORISINILAN ........................................................ viii

ABSTRAK .............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 4

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5

2.1. Kedelai ................................................................................. 5

2.2. Pengertian Trend .................................................................. 6

2.3. Peramalan ............................................................................. 8

2.4. Teori Produksi..... ................................................................. 10

2.5. Konsep Produktivitas ........................................................... 12

2.6. Kerangka Pikir ...................................................................... 16

Page 10: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

ix

III. METODE PENELITIAN ............................................................ 18

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 18

3.2. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 18

3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 19

3.4. Teknik Analisis Data ........................................................... 19

3.5. Definisi Operasional ............................................................. 20

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ........................ 21

4.1. Letak Geografis .................................................................... 21

4.2. Potensi Sumber Daya ........................................................... 23

4.3. Profil Sektor Pertanian ......................................................... 24

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 26

5.1 Luas Panen Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan ................ 26

5.2 Produksi Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

………………………….. ..................................................... 27

5.3 Produktivitas Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

…………………… ............................................................... 28

5.1. Analisis Trend Kedelai ......................................................... 30

5.2. Analisis Peramalan (Forecasting)…………………………... 38

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 44

5.1. Kesimpulan ........................................................................... 44

5.2. Saran ..................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

x

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Luas Panen,produktivitas,Produksi ........................................................... 3

2. Pertumbuhan Rill Pada Sektor Pertanian ................................................... 24

3. Luas Lahan Panen ...................................................................................... 30

4. Produktivitas Hasil Panen Kedelai ........................................................... 33

5. Produksi Hasil Panen ................................................................................ 36

6. Peramalan Luas Panen Kedelai ................................................................. 37

7. Data Analisis Produktivitas kedelai di Sulawesi-Selatan. ......................... 39

8. Data Analisis Produksi kedelai di Sulawesi-Selatan ................................. 41

Page 12: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 3

2. Grafik Perkembangan Luas Panen kedelai di Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 1995 – 2014 .................................................................. 25

3. Grafik Perkembangan Produksi kedelai di Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 1995 – 2014 ....................................................................... 27

4. Grafik Perkembangan Produktivitas kedelai di Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 1995 – 2014 ....................................................................... 28

5. Analisis trend Luas panen Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan.............. 29

6. Analisis trend Produktivitas kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan ........... 32

7. Analisis trend Produksi kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan .................. 35

8. Analisis Trend Luas Panen Kedelai di Provinsi Sulawesi – Selatan ......... 38

9. Analisis trend Produktivitas kedelai di Povinsi Sulawesi – Selatan .......... 40

10. Analisis trend Produksi kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan .................. 42

Page 13: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Lampiran Luas Panen Kedelai di Sulawesi Selatan .................................. 47

2. Produktivitas Kedelai di Sulawesi Selatan ................................................ 48

3. Produksi kedelai ........................................................................................ 49

4. Data Luas Panen Kedelai ........................................................................... 52

Page 14: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peramalan merupakan bagian awal dari suatu pengambilan keputusan.

Setiap pengambilan keputusan yang menyangkut keadaan di masa yang akan

datang, maka pasti ada peramalan yang melandasinya karena peramalan adalah

perkiraan apa yang akan terjadi di masa depan. Dalam kegiatan produksi,

peramalan dapat dilakukan terhadap permintaan, penawaran atau supply bahan,

penjualan, tentang kondisi ekonomi serta terhadap perkembangan teknologi. Pada

bidang perencanaan dan pengendalian produksi, peramalan difokuskan pada

peramalan permintaan. Tujuan peramalan pada kegiatan produksi adalah untuk

meminimalkan ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang

mendekati keadaan sebenarnya. Menurut Rosnani Ginting (2007). Peramalan

dapat dilakukan dengan berbagai metode.

Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan

untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa

yang akan datang. Oleh karena itu, peramalan pada dasarnya merupakan suatu

taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat lebih

daripada hanya satu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu

taksiran yang ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan

oleh adanya keterbatasan kemampuan manusia. Sebelum menjabarkan tentang

metode peramalan ini, maka terlebih dahulu diuraikan tentang definisi dari

peramalan itu sendiri. Menurut John E (1999) Peramalan adalah kegiatan

Page 15: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

2

memperkirakan tingkat permintaan produk yang diharapkan untuk suatu produk

atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang.

Kedelai merupakan salah satu jenis komoditas andalan untuk bahan

pangan utama disamping padi dan jagung. Kebutuhan terhadap hasil olahan

kedelai seperti tempe, tahu, tauco, kecap, bahan baku untuk pakan ternak dan

lainnya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 8,74% pertahun.

Karena tingginya permintaan kedelai dalam negeri yang akan menyebabkan impor

kedelai tetap berlangsung dalam jumlah yang besar, hal ini bukan saja disebabkan

karena pertambahan jumlah penduduk dan penurunan luas areal tanam, tetapi juga

karena akibat meningkatnya pendapatan masyarakat, serta semakin

berkembangnya berbagai industri makanan dan pakan yang menggunakan bahan

baku kedelai terutama untuk jenis industri peternakan ayam ras.

Sebagaimana terjadi pada semua komoditi pertanian, terutama yang

diusahakan oleh petani, persoalan pokok adalah masalah produksi dan pemasaran.

Masalah produksi berkenaan dengan sifat usahatani yang selalu tergantung pada

alam didukung faktor risiko karena penggunaan pupuk kimia yang berlebihan,

menyebabkan produktivitas lahan rendah dan tidak stabil, bahkan hal ini dapat

menyebabkan tingginya peluang-peluang untuk terjadinya kegagalan produksi

(Anwar, 1995). Hal lain diperburuk oleh belum berkembangnya penerapan teknologi

anjuran, sehingga pola pengusahaan kurang intensif. Akumulasi dari semua ini

mempengaruhi stabilitas dan kelestarian pasokan produk yang dibutuhkan pasar. Di

samping itu berakibat pula pada rendahnya pendapatan yang diperoleh petani. Pada

sisi lain, pengusahaan yang kurang intensif berdampak pada penyerapan tenaga

Page 16: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

3

kerja yang kurang memadai, terutama terhadap upaya penekanan pengangguran di

perdesaan.

Luas lahan pertanaman kedelai beberapa tahun belakangan in mengalami

fluktuasi khususnya untuk Provinsi Sulawesi Selatan yang tentunya berdampak pada

jumlah produksi dan produktivitas. Untuk mengetahui perkembangan luas lahan

produksi kedelai dapat di lihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2009-2013.

Tahun Luas Panen (ha) Produksi (Ton) Produktifitas (Ku/Ha)

2009 25,792 16,00 41,279

2010 23,641 15,11 35,711

2011 21,441 15,73 33,716

2012 19,964 15,00 29,938

2013 30,937 14,77 45,693

Sumber: BPS dan Kementerian Pertanian, Tahun 2014.

Berdasarkan Tabel 1 menggambarkan kondisi fluktuasi pada produktivitas

kedelai mengalami peningkatan dan penurunan produksi dan produktivitas, pada tahun

2009 dengan luas panen 25,792 Hektar dengan produktifitas sebesar 16 kuintal dengan

jumlah ton sebesar 41,279 ton, pada tahun 2010 dengan luas panen 23,641 Hektar

dengan produktivitas sebesar 15,11 kuintal dengan jumlah ton 35,711 Hektar, pada

tahun 2011 dengan luas lahan panen 21,441 Hektar dengan produktivitas sebesar 15,73

Ton dengan produksi sebesar 33,716 ton.

Berdasarkan fenomena produksi kedelai di Sulawesi Selatan menunjukkan trend

yang menurun dari tahun ke tahun. Meskipun sudah di akui produksi kedelai yang terus

Page 17: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

4

menurun. Oleh karena itu, perlu di lakukan suatu upaya agar produksi kedelai dapat

meningkat dan produk usahatani kedelai dapat memasuki pasar dan memiliki daya saing

yang tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimanaka trend luas panen, produksi, dan produktivitas kedelai di Provinsi Sulawesi

Selatan.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui trend luas panen, produksi,

dan produktivitas kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun kegunaan penelitian adalah :

1 Memberikan sumbangan akademis terhadap perbendaharaan ilmu

pengetahuan terutama menambah bahan bacaan bagi mahasiswa yang

ingin memperdalam pengetahuan tentang komoditas kedelai.

2 Bagi peneliti, sebagai bahan perbandingan sekaligus menambah

pengetahuan tentang fluktuasi kedelai yang terjadi di Provinsi Sulawesi

Selatan.

Page 18: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kedelai (Glycine max (L.)

Kedelai merupakan tanaman sumber protein yang murah, sehingga dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Kebutuhan terhadap

kedelai semakin meningkat dari tahun ketahun sejalan dengan bertambahnya

penduduk dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap makanan berprotein

nabati. Biji kedelai juga mengandung fosfor, besi, kalsium, vitamin B dengan

komposisi asam amino lengkap, sehingga potensial untuk pertumbuhan tubuh

manusia (Pringgohandoko dan Padmini, 1999). Kedelai juga mengandung asam-

asam tak jenuh yang dapat mencegah timbulnya arteri sclerosis yaitu terjadinya

pengerasan pembuluh nadi (Taufiq dan Novo, 2004).

Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan penting setelah padi

karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

Sebagai sumber protein nabati yang rendah kolesterol, kedelai makin diminati

sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut Tjandramukti (2000), setiap tahun

konsumsi kedelai Indonesia mencapai 2 juta ton, sedangkan produksi hanya 1,2

juta ton. Pada tahun 2010 konsumsi kedelai Indonesia diperkirakan mencapai 2,8

juta ton, padahal produksi hanya 1,3 juta ton.

Pengembangan kedelai di dalam negeri diarahkan melalui strategi

peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam. Di sisi lain masih banyak

tanah di Indonesia belum dimanfaatkan akibat keterbatasan teknik budidaya.

Page 19: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

6

Tanah salin adalah salah satu lahan yang belum dimanfaatkan secara luas untuk

kegiatan budidaya tanaman, hal ini disebabkan adanya efek peningkatan tekanan

osmotik akar yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman (Slinger

and Tenison, 2005).

Pengrajin tempe menyukai kedelai berbiji besar (kedelai impor) karena

menghasilkan tempe yang warnanya cerah, kualitas biji lebih baik dan volumenya

besar. Sedangkan industri tahu, ukuran biji tidak menjadi masalah asalkan tersedia

di pasaran. Antarlina (2002) melaporkan, ukuran biji kedelai merupakan faktor

penentu kualitas tempe karena berkorelasi positif dengan bobot.

2.1 Pengertian Trend

Trend merupakan gerakan jangka panjang yang dimiliki kecenderungan

menuju pada satu arah, yaitu arah naik dan turun (Atmaja, 2009). Sedangkan

menurut Purwanto (2011), trend adalah suatu gerakan kecenderungan naik atau

turun dalam jangka panjang yang diperoleh dari rata-rata perubahan dari waktu ke

waktu dan nilainya cukup rata atau mulus (smooth).

Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk

melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk

melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi

(data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup

panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar

Page 20: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

7

fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap

perubahan tersebut. Secara teoritis.

Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin banyak maka semakin baik

pula forecasting atau peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jika data yang

dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya akan

semakin jelek. Metode Least Square : metode yang digunakan untuk analisis time

series adalah:

- Metode kuadrat terkecil (least square method).

Metode yang digunakan untuk analisis time series dikhususkan untuk

membahas analisis time series dengan metode kuadrat terkecil yang dibagi dalam

dua kasus, yaitu kasus data genap dan kasus data ganjil. Secara umum persamaan

garis linier dari analisis time series adalah :

Y = a + b X.

Keterangan :

Y adalah variabel yang dicari trendnya dan

X adalah variabel waktu (tahun).

Sedangkan untuk mencari nilai konstanta (a) dan parameter (b) adalah :

a = ΣY / N dan

b = ΣXY / ΣX2

Page 21: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

8

Gerakan/variasi data berkala (time series) terdiri dari empat komponen

yakni :

- Gerakan/trend jangka panjang yaitu gerakan yang menunjukkan arah

perkembangan secara umum (kecenderungan menaik atau menurun).

Trend melukiskan gerak data deret waktu selama jangka waktu yang

panjang atau cukup lama. Gerak ini mencerminkan sifat kontinuitas atau keadaan

yang terus-menerus dari waktu ke waktu selama kurun waktu tertentu, karena sifat

kontinuitas inilah maka trend dianggap sebagai gerak yang stabil sehingga dalam

menginterpretasikan dapat digunakan model matematis, sesuai dengan keadaan

dan deret waktunya itu sendiri. Menurut Hakim (2001), untuk menentukan model

peramalan trend yang tepat, dapat digunakan kriteria sebagai berikut:

1. Membentuk analisis residual

2. Mengukur besar dari residual error

3. Prinsip parsimony.

2.3 Peramalan (Forecasting)

Peramalan merupakan bagian awal dari suatu pengambilan keputusan.

Setiap pengambilan keputusan yang menyangkut keadaan di masa yang akan

datang, maka pasti ada peramalan yang melandasinya karena peramalan adalah

perkiraan apa yang akan terjadi di masa depan. Dalam kegiatan produksi,

peramalan dapat dilakukan terhadap permintaan, penawaran atau supply bahan,

penjualan, tentang kondisi ekonomi serta terhadap perkembangan teknologi. Pada

Page 22: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

9

bidang perencanaan dan pengendalian produksi, peramalan difokuskan pada

peramalan permintaan. Tujuan peramalan pada kegiatan produksi adalah untuk

meminimalkan ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang

mendekati keadaan sebenarnya. Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat

permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam

periode waktu tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena itu, peramalan pada

dasarnya merupakan suatu taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu

peramalan dapat lebih daripada hanya satu taksiran. Dapat dikatakan bahwa

peramalan adalah suatu taksiran yang ilmiah meskipun akan terdapat sedikit

kesalahan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan kemampuan manusia.

Sebelum menjabarkan tentang metode peramalan ini, maka terlebih dahulu

diuraikan tentang definisi dari peramalan itu sendiri. Menurut John E, 1999.

“Peramalan adalah kegiatan memperkirakan tingkat permintaan produk yang

diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu

tertentu di masa yang akan datang”.

Dalam peramalan (forecasting) tidak jarang terjadi kesalahan misalnya

saja penjualan sering tidak sama dengan nilai eksak yang diperkirakan. Sedikit

variasi dari perkiraan sering dapat diserap oleh kapasitas tambahan, sediaan

penjadwalan permintaan. Tetapi, variasi perkiraan yang besar dapat merusak

operasi. Ada tiga cara untuk mengakomodasi perkiraan, yaitu: yang pertama

adalah mencoba mengurangi kesalahan melakukan pemerakiraan yang lebih baik.

Yang kedua adalah, membuat fleksibilitas pada operasi dan yang terakhir adalah

mengurangi waktu tunggu yang dibutuhkan dalam prakiraan. Tetapi kemungkinan

Page 23: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

10

kesalahan terkecil adalah tujuan yang konsisten dengan biaya prakiraan yang

masuk akal. Menurut Buffa: “Peramalan atau forecasting diartikan sebagai

penggunaan teknik-teknik statistic dalam bentuk gambaran masa depan

berdasarkan pengolahan angka-angka historis”. (Buffa. 1996)

Peramalan merupakan bagian dari kegiatan pengambilan keputusan.

Organisasi selalu menentukan sasaran dan tujuan, berusaha menduga faktor-faktor

lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan menghasilkan

pencapaian sasaran dan tujuan tersebut. Kebutuhan akan peramalan meningkat

sejalan dengan usaha manajemen untuk mengurangi ketergantungannya pada hal-

hal yang belum pasti. Peramalan menjadi lebih ilmiah sifatnya dalam menghadapi

lingkungan manajemen.

Karena setiap organisasi berkaitan satu sama lain, baik buruknya ramalan

dapat mempengaruhi seluruh bagian organisasi. Peramalan (forecasting) adalah

seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat

dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya

ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. Bisa juga

merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau bisa juga dengan

menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan

pertimbangan yang baik dari seorang manajer.

Page 24: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

11

2.4 Teori Produksi

Produksi adalah proses mengubah input menjadi output sehingga nilai

barang tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang atau jasa yang

digunakan dalam proses poduksi dan output adalah barang dan jasa yang

dihasilkan dalam suatu proses produksi (Sri Adiningsih, 1995). Produksi dapat

didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau menambah nilai guna

atau manfaat baru. Guna atau manfaat mengandung pengertian kemampuan

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi meliputi

semua aktifitas menciptakan barang dan jasa.

Sesuai dengan pengertian produksi diatas, maka produksi pertanian dapat

dikatakan sebagai suatu usaha pemeliharaan dan penumbuhan komoditi pertanian

untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pada proses produksi pertanian terkandung

pengertian bahwa guna dan manfaat suatu barang dapat diperbesar melalui suatu

penciptaan guna bentuk yaitu dengan menumbuhkan bibit sampai besar dan

pemeliharaan.

Faktor produksi sering disebut dengan korbanan produksi untuk

menghasilkan produksi. Faktor produksi diistilahkan dengan input. Faktor-faktor

yang mempengaruhi produksi dibedakan menjadi 2 kelompok (Soekartawi, 2003),

antara lain:

1. Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam-macam tingkat

kesuburan, benih, varitas pupuk, obat-obatan, gulma dsb.

2. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat

pendidikan, status pertanian, tersedianya kredit dan sebagainya.

Page 25: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

12

Input merupakan hal yang mutlak, karena proses produksi untuk

menghasilkan produk tertentu dibutuhkan sejumlah faktor produksi tertentu.

Proses produksi menuntut seorang pengusaha mampu menganalisa teknologi

tertentu dan mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk

menghasilkan sejumlah produk tertentu seefisien mungkin.

2.5 Konsep Produktivitas

Pengertian produktivitas sangat berbeda dengan produksi. Tetapi produksi

merupakan salah satu komponen dari usaha produktivitas, selain kualitas dan hasil

keluarannya. Produksiadalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan hasil

keluaran dan umumnya dinyatakan dengan volume produksi, sedangkan

produktivitas berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber daya masukan

dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara keluaran dan masukan

(Ravianto, 1985)

Peningkatan produktivitas dan efisiensi merupakan sumber pertumbuhan

utama untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Sebaliknya,

pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan juga merupakan unsur penting dalam

menjaga kesinambungan peningkatan produktivitas jangka panjang. Dengan

jumlah tenaga kerja dan modal yang sama, pertumbuhan output akan meningkat

lebih cepat apabila kualitas dari kedua sumber daya tersebut meningkat.

Walaupun secara teoritis faktor produksi dapat dirinci, pengukuran kontribusinya

terhadap output dari suatu proses produksi sering dihadapkan pada berbagai

kesulitan. Disamping itu, kedudukan manusia, baik sebagai tenaga kerja kasar

Page 26: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

13

maupun sebagai manajer, dari suatu aktivitas produksi tentunya juga tidak sama

dengan mesin atau alat produksi lainnya. Seperti diketahui bahwa output dari

setiap aktivitas ekonomi tergantung pada manusia yang melaksanakan aktivitas

tersebut, maka sumber daya manusia merupakan sumber daya utama dalam

pelaksanaan aktivitas perusahaan. (Ravianto, 1985)

Secara umum konsep produktivitas adalah suatu perbandingan antara

keluaran (output) dan masukan (input) persatuan waktu. Produktivitas dapat

dikatakan meningkat apabila (Ravianto, 1985)

1. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) turun, Output (O) tetap

2. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) turun, Output (O) naik

3. .Produktivitas (P) naik apabila Input (I) tetap, Output (O) naik

4. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) naik, Output (O) naik tetapi jumlah

kenaikan Output lebih besar daripada kenaikan Input.

5. Produktivitas (P) naik apabila Input (I) turun, Output (O) turun tetapi jumlah

penurunan Input lebih kecil daripada turunnya Output.

Prinsip dalam manajemen produktivitas adalah efektif dalam mencapai

tujuan dan efisien dalam menggunakan sumber daya. Unsur-unsur yang terdapat

dalam produktivitas :

1. Efisiensi.

Produktivitas sebagai rasio output/input merupakan ukuran efisiensi

pemakaian sumber daya (input). Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam

membandingkan penggunaan masukan (input) yang direncanakan dengan

Page 27: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

14

penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana. Pengertian efisiensi

berorientasi kepada masukan.

2. Efektivitas.

Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa

jauh target yang dapat tercapai baik secara kuantitas maupun waktu. Makin

besar presentase target tercapai, makin tinggi tingkat efektivitasnya.

3. Kualitas.

Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh

pemenuhan persyaratan, spesifikasi, dan harapan konsumen. Kualitas

merupakan salah satu ukuran produktivitas. Meskipun kualitas sulit diukur

secara matematis melalui rasio output/input, namun jelas bahwa kualitas input

dan kualitas proses akan meningkatkan kualitas output.

Produktivitas adalah kemampuan suatu faktor produksi, seperti luas tanah,

untuk memperoleh hasil produksi per hektar. Produksi dan produktivitas

ditentukan oleh banyak faktor seperti kesuburan tanah, varitas bibit yang ditanam,

penggunaan pupuk yang memadai baik jenis maupun dosis, tersedianya air dalam

jumlah yang cukup, teknik bercocok tananam yang tepat dan penggunaan alat-alat

produksi pertanian yang memadai dan tersedianya tenaga kerja (Partadiredja,

1980). Dalam kondisi nyata luas dan kesuburan tanah yang dimiliki petani adalah

berbeda-beda, demikian pula keadaan lingkungan kehidupan sosial ekonominya.

Menurut Blocher (2000), Produktivitas adalah hubungan antara berapa

output yang dihasilkan dan berapa input yang dibutuhkan untuk memproduksi

Page 28: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

15

output tersebut. Menurut Husien Umar (1999) produktivitas mengandung arti

sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan

sumber daya yang digunakan (input). Rumus produktivitas sebagai berikut:

Dalam buku akuntansi biaya dan akuntansi manajemen untuk teknologi

maju dan globalisasi, Supriyono (1994) mengemukakan produktivitas adalah:

Produktivitas berkaitan dengan memproduksi secara efisien dan khususnya

ditujukan pada hubungan antara keluaran dan masukan yang digunakan untuk

memproduksi keluaran tersebut.

Produktivitas adalah suatu konsep yang menggambarkan hubungan antar

hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (tenaga kerja,

bahan baku, modal, energy, dan lain-lain) yang dipakai untuk menghasilakn

barang tersebut. Menurut Sinungan (2000) produktivitas dapat diartikan sebagai

perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas

masukan selama periode terbut.

Dua aspek penting dalam produktivitas yaitu efisiensi dan efektivitas.

Efisiensi berkaitan dengan seberapa baik berbagai masukan itu dikombinasikan

atau bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan. Ini merupakan suatu kemampuan

untuk menghasilkan lebih banyak dari jumlah masukan yang paling minimum. Ini

berarti bagaimana mencapai suatu tingkat volume tertentu dengan kualitas yang

tinggi, dalam jangka waktu yang lebih pendek, dengan pengeluaran yang

Page 29: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

16

seminimal mungkin. Sedangkan efektivitas berkaitan dengan suatu kenyataan

apakah hasil-hasil yang diharapkan ini atau tingkat keluaran itu dapat dicapai atau

tidak.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan atau

organisasi harus memperhatikan bagaimana mereka mengkonversikan sumber

daya (masukan) menjadi keluaran. Keluran dapat berupa produk yang

dimanufaktur, barang yang terjual atau jasa yang diberikan. Keluaran merupakan

alat penting karena tanpa keluaran atau kumpulan hasil-hasil berarti bukan

produktivitas. Hal ini menunjukkan keefektifan di dalam mencapai suatu hasil,

sehingga produk dapat diberi batasan sebagai seberapa efisiensinya masukan

dikonversikan ke dalam keluaran – keluaran karena faktor masukan menyatakan

pemakaian sumber daya seminimal mungkin.

2.6. Kerangka Pikir

Kedelai cenderung terus meningkat sehinggah terjadi defisit kedelai yang

dari tahun ketahun makin besar, sehinggah impor kedelai juga makin meningkat.

Fluktuasi produksi kedelai ini mengindikasikan adanya faktor resiko pada

kegiatan usahatani kedelai yang berpotensi menimbulkan kerugian, seperti halnya

karakteristik produksi sektor pertanian, kegiatan produksi kedelai sangat

bergantung pada kondisi alam yang tidak bisa dikendalikan oleh manusia.

Penurunan produksi kedelai akan menyebabkan harga kedelai menjadi naik begitu

pula jika produksi kedelai meningkat maka harga akan menjadi turun.

Page 30: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

17

Keuntungan dari kegiatan usaha tani kedelai ditentukan oleh besarnya

input atau biaya produksi yang dikeluarkan maka luas lahan, produksi, dan

produktifitas harus dilihat apakah tetap naik atau bahkan turun, maka dapat dilihat

dari skema kerangka pikir di bawah ini.

Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Forecasting Produksi Kedelai Di Sulawesi

Selatan.

Kedelai

Luas Panen Produksi Produktivitas

Trend

Analisis forecasting

20 Tahun

Page 31: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

18

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purporsive dalam rangka

pengumpulan data dan informasi yang mendukung dan diperlukan dalam proses

penulisan skripsi ini, penelitian telah dilakukan di provinsi Sulawesi Selatan.

Secara khusus bertempat pada instansi yang terkait dengan judul ini yaitu

Kementrian Pertanian (Kementan) dan Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi

Selatan. Penelitian dilaksanakan mulai pada bulan Mei– Juni 2015.

3.2 Jenis Dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Data yang di gunakan adalah data kuantitatif selama 20 tahun yang

mencakup tahun 1995 sampai tahun 2014 mengenai luas panen, produksi dan

produktivitas kedelai di Sulawesi Selatan.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder

antara lain berasal dari Kementrian Pertanian dan Badan Pusat Statistik Propinsi

Sulawesi Selatan, Serta dari buku-buku dan jurnal.

Page 32: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

19

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan analisis dalam penelitian ini yaitu data sekunder

dalam bentuk time series 20 tahun terakhir. Metode yang digunakan dalam

penelitian adalah metode deskriptif dan analisis. Metode analisis data yang di

gunakan adalah analisis trend dengan metode jumlah kuadrat terkecil (Least

Square Method) dalam hal ini dikhususkan untuk membahas analisis time series

dengan persamaan garis linier Y= a+ bx dimana y adalah variabel yang dicari

trendnya dan X adalah variabel waktu ( Tahun ).

3.4 Teknik Analisis data

Metode trend yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil (least square

method), dengan formulasi sebagai berikut (Djarwanto, 2001)

Y = a + bX

Keterangan :

X = Periode waktu

Y = Variabel yang diramalkan (luas lahan, produksi, produktivitas)

a = Intersep/konstanta (nilai Y apabila X = 0)

b = Besarnya perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan satu unit

variabel X.

Page 33: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

20

3.5 Definisi Operasional

a. Kedelai merupakan tanaman sumber protein yang murah, sehingga dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

b. Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk

melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang.

c. Luas panen adalah lahan yang penopang produksi dan produktivitas.

d. Produksi adalah jumlah hasil. Dalam usahatani, guna memperoleh hasil

produksi petani melakukan usaha pengkombinasian faktor-faktor produksi

yang dimiliki seperti; luas tanah, modal seperti pupuk, obat-obatan, bibit dan

lain-lain, tenaga kerja, keahlian.

e. Produktivitas adalah kemampuan suatu faktor produksi, seperti luas tanah,

untuk memperoleh hasil produksi per hektar.

Page 34: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

21

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Sulawesi Selatan adalah salah satu provinsi dari 33 di Indonesia, berdiri

sejak tanggal 13 Desember 1960 atas dasar hokum UU No. 47 Tahun 1960.

Sulawesi Selatan terletak di antara lintang selatan dan bujur timur. Batas-batas

wilayah provinsi Sulawesi Selatan yaitu :

1. Sebelah utara : Sulawesi Barat

2. Sebelah timur : Laut Bone

3. Sebelah barat : Selat Makassar

4. Sebelah selatan : Laut Flores/Nusa Tenggara Barat

Sulawesi Selatan merupakan provinsi terluas wilayahnya diantara provinsi

yang ada di Sulawesi. Daerahnya berbentuk semenanjung yang memanjang dari

utara sekitar dengan dua pegunungan utama yaitu gunung Latimojong dan gunung

Lompobattang yang membelah secara vertikal dari utara keselatan daerah provinsi

Sulawesi Selatan.

Secara geografis Sulawesi Selatan membujur dari selatan ke utara dengan

garis pantai mencapai 2500 km yang mempunyai 72 sungai besar dan kecil

dengan panjang 3203 km. Jumlah aliran sungai terbanyal di kabupaten Luwu,

sedangkan sungai terpanjang yaitu sungai saddang, sungai ini melalui beberapa

daerah yakni kabupaten Tanah Toraja, Enrekang, Pinrang dan Polewali Mandar di

Sulawesi Barat dengan panjang kurang lebih 150 km.

Page 35: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

22

Luas wilayah provinsi Sulawesi Selatan setelah pemekaran dengan

Sulawesi Barat adalah 45.519,24 km yang meliputi 20 kabupaten dan 3 kota, 20

kabupaten yaitu meliputi: Selayar, Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto, Takalar,

Gowa, Sinjai, Maros, Pangkep, Barru, Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang,

Enrekang, Luwu, Tanah Toraja, Luwu Utara dan Luwu Timur. Sedangkan untuk

tiga kotanya meliputi : Makassar, Pare-pare, dan Palopo. Kota Pare-pare

merupakan kota terkecil yakni luasnya hanya sekitar 99,33 km² atau sekitar 0,22

persen sedangkan daerah yang terluas adalaj kabupaten luwu yaitu sekitar

14.788,96 km² atau sekitar 32,45% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Hampir 75 persen wilayah Sulawesi Selatan merupakan daerah daratan

tinggi yang memanjang di tengah daratan dari utara ke selatan melalui gunung

Rante Mario dan gunung Ganda Dewata di kabupaten Luwu dan Luwu Utara, di

wilayah bagian utara hingga gunung lompobattang di kapubaten bantaeng.

Daratan rendah/pantai membentang sepanjang pesisir pantai barat, tengah dan

timur dengan total panjang pantai yang dimiliki kurang lebih 2.500 km.

Sulawesi selatan dalam lingkup wilayah Indonesia dapat dicapai dengan

menggunakan lalu lintas darat, laut, udara. Dari jalur lalu lintas laut, Makassar

merupakan ibu koata Provinsi Sulawesi Selatan adalah pintu gerbang menuju ke

Indonesia bagian timur. Sulawesi Selatan merupakan jalur utama pelayaran

nasional dan merupakan penghubung dari berbagai kota di Indonesia bagian barat

ke Indonesia bagian timur. Sedangkan dari jalur lalu lintas udara, Sulawesi selatan

merupakan jalur utama penerbangan di Indonesia yang juga merupakan pintu

Page 36: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

23

masuk ke Indonesia timur dan juga sebagai pusat pelayanan di kawasan timur

Indonesia.

4.2.1 Potensi Sumber Daya

Sulawesi Selatan dikarunia potensi sumberdaya yang berlimpah, terutama

sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Besarnya potensi tersebut merupakan

modal yang sangat berharga bagi daerah ini dalam melaksanakan aktivitas

pembangunan.

Sulawesi Selatan juga di karuniai oleh sumberdaya alam yang berlimpah

baik sumberdaya alam darat maupun laut. Potensi sumberdaya alam tambang

antara lain berupa bahan deposit bahan galian, sumberdaya air, hutan, perikanan

dan kelautanan tersedia dalam jumlah yang sangat besar dan baru sebagian kecil

potensi tersebut yang telah dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di daerah ini

4.2.2. Potensi Sumber Daya Alam

Penduduk menurut sensus tahun 2013 berjumlah 8.032.551 jiwa dengan

pembagian 3.921.543 orang laki-laki dan 4.111.008 orang perempuan. Penduduk

tersebut terdiri atas berbagai etnis atau suku bangsa antara lain Bugis, Makassar,

Toraja dan etnis lainnya. Penduduk merupakan subjek sekaligus objek pelaku

pembangunan melalui berbagai sektor kegiatan ekonomi yang melibatkan tenaga

Page 37: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

24

kerja produktif, sebagai bagian aktifitas dalam membangun ekonomi regional atau

wilayah.

4.2 Profil Sektor Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Selatan

Sektor ini terdiri dari lima subsektor yaitu tanaman bahan makanan,

perkebunan, perikanan, kehutanan dan subsektor peternakan. Pertumbuhan riil

pada sektor pertanian selama periode 2009-2013 sebagai berikut:

Tabel 2. Pertumbuhan Riil pada Sektor Pertanian Tahun 2009-2013

(dalam persen)

Subsektor 2009 2010 2011 2012 2013

Tabama 6,50 2,09 6,78 8,21

5,83

Perkebunan 5,39 4,38 -4,00 0,53

1,27

Peternakan 5,64 4,20 6,03 6,50

5,93

Kehutanan -4,34 -0,03 0,46 -1,55

0,50

Perikanan 8,11 7,92 3,47 7,33

4,97

Sektor Pertanian 6,50 4,10 3,21 6,09

4,59

Sumber: BPS Sulawesi Selatan dalam Angka 2013

Selama periode 2009-2013 pertumbuhan riil masing-masing subsektor

terlihat berfluktuasi. Pada tahun 2013 subsektor peternakan menempati urutan

pertama sebesar 5,93%, kemudian di urutan kedua subsektor tanaman bahan

makanan (tabama) sebesar 5,83%, sementara urutan terakhir subsektor kehutanan

sebesar 0,50%.

Page 38: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

25

Dari data tersebut tampak bahwa, besarnya kontribusi sektor pertanian se

Sulawesi Selatan terhadap pembentukan PDRB jauh lebih besar bila dibandingkan

dengan kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDB Indonesia. Rata-

rata kontribusi sektor pertanian Sulawesi Selatan terhadap pembentukan PDRB

Sulawesi Selatan selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 sebesar

29.71%, sedangkan untuk rata-rata kontribusi sektor pertanian terhadap

pembentukan PDB Indonesia selama periode tahun 2009 sampai dengan 2013

adalah sebsar 13,96%. Perbandingan rata-rata kontribusi sektor pertanian terhadap

pembentukan PDRB dan PDB antara Sulawesi Selatan dengan Indonesia

menunjukkan perbandingan yang sangat besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa

rata-rata pertumbuhan sektor pertanian di Sulawesi Selatan jauh lebih cepat

daripada rata-rata pertumbuhan sektor pertanian secara nasional. Perbedaan

kontribusi PDRB sektor pertanian Sulawesi Selatan dengan kontribusi PDB sektor

pertanian Indonesia terjadi karena nilai PDRB Sulawesi Selatan didominasi oleh

sektor pertanian sehingga kontribusi cukup tinggi. Sedangkan nilai PDB Indonesia

hanya sedikit yang mendominasi oleh sektor pertanian sehingga menyebabkan

kontribusi cukup rendah.

Page 39: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

26

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Luas Panen Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

Otonomi daerah sangat berpengaruh terhadap proses pengembangan dan

pembangunan pertanian di daerah kabupaten/kota khususnya di Provinsi Sulawesi

Selatan. Terbatasnya lahan pertanian dan dijadikanya alih fungsi lahan yang

berdampak pada luas panen yang akan di manfaatkan petani sebagai media untuk

bercocok tanam, akibatnya luas panen semakin berkurang. Luas panen kedelai di

Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Grafik Perkembangan Luas Panen kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 1995 – 2014.

Berdasarkan Gambar 2. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa luas

panen kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 1995 mengalami

peningkatan dengan sebesar 60,96 ribu ha, namun pada tahun 2001 luas panen

Page 40: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

27

kedelai menurun dengan sebesar 14,47 ribu ha sampai pada tahun 2007

perkembangan luas panen kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan menurun sebesar

12,03 ribu ha, akan tetapi perkembangan luas panen kedelai pada tahun 2008

mulai meningkat dengan sebesar 19,05 ribu ha. Sampai pada tahun 2014 terjadi

peningkatan dengan sebesar 36,33 ribu ha.

5.2 Produksi Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

Perkembangan Produksi kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan tidak

terlepas dari luas panen dan produktivitas sehingga produksi kedelai mengalami

peningkatan dan penurunan yang di sebabkan oleh Hal ini disebabkan ada

beberapa hal sehingga produktivitas kedelai mengalami penurunan yaitu: (1)

kurangnya teknologi usahatani sebagai penopang produktivitas kedelai. (2) tidak

adanya dukungan dari pemerintah. (3) petani masih membakar jerami padi hasil

panen. (4) petani belum memanfaatkan kotoran untuk pupuk dan bahan pembenah

tanah (pupuk organik). (5) biaya benih dan pupuk mahal. (6) iklim tidak menentu.

(7) faktor hama dan masih banyak permasalahan yang di hadapi para petani

sehingga produksi kedelai tidak menentu dari peningkatan dan penurunan jumlah

produksi kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan, seperti pada gambar di bawah ini:

Page 41: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

28

Gambar 3.Grafik Perkembangan Produksi kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 1995 – 2014

Berdasarkan pada gambar 3 menunjukkan bahwa perkembangan Produksi

kedelai di Sulawesi Selatan cenderung mengalami penurunan dan peningkatan

meskipun pada tahun 1995 Produksi kedelai mengalami peningkatan sebesar

77,25 ribu ton, namun pada tahun 2001 produksi kedelai mengalami peurunan

sebesar 18,61 ribu ton. Namun pada tahun 2002 – 2007 produksi kedelai tidak

menentu perkembangannya, akan tetapi pada tahun 2008 pertumbuhan produksi

kedelai meningkat sebesar 29,13 ribu ton sampai pada tahun 2014 peningkatan

produksi kedalai sebesar 54,61 ribu ton.

5.3 Produktivitas Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

Pertumbuhan produktivitas kedelai di Sulawesi Selatan yang di pengaruhi

oleh teknologi dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang baik meskipun

pada tahun – tahun tertentu produktivitas kedelai mengalami penurunan seperti

pada gambar di bawah ini:

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Produksi (Ton)

Page 42: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

29

Gambar 4. Grafik Perkembangan Produktivitas kedelai di Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 1995 – 2014

Berdasarkan pada gambar 4 menunjukkan bahwa produktivitas kedelai di

Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 1995 – 2001 menunjukkan perkembangan

produktivitas kedelai tidak menentu, namun pada tahun 2002 Produktivitas

kedelai di Sulawesi Selatan kembali meningkat dengan sebesar 13,34 ribu ku/ha

sampai pada tahun 2005 dengan perkembangan sebesar 16,63 ribu ku/ha. Pada

tahun selanjutya perkembangan produktivitas kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

kembali tidak menentu dari produktivitas yang di sebabkan oleh: Hal ini

disebabkan ada beberapa hal sehingga produktivitas kedelai mengalami

penurunan yaitu: kurangnya teknologi usahatani sebagai penopang produktivitas

kedelai. Namun pada tahun 2014 Produktivitas kedelai di Sulawesi Selatan

mengalami peningkatan sebesar 15,03 ribu ku/ha.

Page 43: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

30

5.4 Analisis Trend Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

5.4.1 Analisis Tren Luas Panen Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

Perkembangan Analisis trend luas Panen Kedelai di Provinsi Sulawesi

Selatan. Persamaan garis trend Luas Panen kedelai adalah Y=859,79-41.67t.

Dimana Y itu adalah variabel yang diramalkan dengan jumlah Y= Nilai intercept

yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar 859,78 ribu ha yang berarti

bahwa rata – rata Luas panen di Sulawesi Selatan selama kurung waktu 20 tahun

terakhir sebesar 859,79 ribu ha. Persamaan diatas menunjukkan besarnya nilai

koefisien trend sebesar 41,67 ribu ha yang berarti bahwa luas panen kedelai di

Provinsi Sulawesi selatan selama kurung waktu 20 tahun terakhir adalah sebesar

sebesar 41,67 ribu ha. Persamaan diatas menunjukkan besarnya nilai koefisien

trend 41,67 ribu ha. Yang berarti bahwa luas panen kedelai di Provinsi Sulawesi

Selatan setiap tahunya mengalami penurunan yang tidak menentu. Untuk lebih

jelasnya Dapat kita lihat pada gambar di bawah ini. Dengan Analisis trend luas

panen kedelai menurung.

Page 44: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

31

Gambar 5. Analisis trend Luas panen Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan hasil analisis trend dengan menggunakan metode kuadrad

terkecil diperoleh persamaan garis trend luas panen kedelai di Provinsi Sulawesi

Selatan adalah Y=859,79-41,67t. Menunjukkan nilai F hitung pada luas panen

kedelai sebesar 1,2164 dengan tingkat signifikan sebesar 0,2854 yang artinya

bahwa luas panen sangat fluktuasi dalam luas panen kedelai kedelai dengan

tingkat kepercayaan 95% di bawah rata – rata 6,68% mengalami penurunan Luas

panen pada setiap tahunya sebesar -0,4167 ribu ha. Yang di karenakan oleh

beberapa faktor seperti iklim, cuaca, alih fungsi lahan. Kita bisa lihat pada gambar

3 dimana garis trend lebih mengarah turun.

Perkembangan Luas Panen kedelai selama kurun waktu 1995 – 2014

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Luas Panen Kedelai

dapat disajikan pada tabel 3.

Page 45: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

32

Tabel 3 : Luas Lahan Panen

Tahun Luas Panen (ha)

1995 60,96

1996 34,45

1997 37,76

1998 38,53

1999 33,09

2000 32,71

2001 14,47

2002 14,48

2003 16,99

2004 17,99

2005 16,35

2006 14,19

2007 12,03

2008 19,05

2009 25,79

2010 23,64

2011 21,44

2012 19,96

2013 30,94

2014 36,33

Sumber.Data di olah 2015

Page 46: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

33

Berdasarkan data pada tabel 3 menunjukkan bahwa pada tahun 1995 luas

panen kedelai meningkat sebesar 60,96 ribu ton dan pada tahun – tahun

berikutnya luas panen kedelai kembali menurun yang disebabkan oleh,

Terbatasnya lahan pertanian dan dijadikanya alih fungsi lahan yang berdampak

pada luas panen yang akan di manfaatkan petani sebagai media untuk bercocok

tanam. Namun pada tahun 2014 luas panen kedelai kembali meningkat sebesar

36,33 ribu ton yang di sebabkan oleh terpuruknya produksi kedelai sehingga

pemerintah membuka lahan baru dan mengeluarkan program swasembada pangan

sebagai upaya penanggulangan alih pungsi lahan.

5.4.2 Trend Produktivitas kedelai di Sulawesi selatan

Perkembangan Analisis trend Produktivitas Kedelai di Provinsi Sulawesi

Selatan. Persamaan garis trend Luas Panen kedelai adalah Y=28,404-14,89t. Nilai

intersep yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar 28,404 ribu ha yang

berarti bahwa rata – rata Luas panen di Sulawesi Selatan selama kurung waktu 20

tahun terakhir sebesar 28,404 ribu ha. Persamaan diatas menunjukkan besarnya

nilai koefisien trend sebesar 14,89 ribu ha yang berarti bahwa luas panen kedelai

di Provinsi Sulawesi selatan selama kurung waktu 20 tahun terakhir adalah

sebesar sebesar 14,89 ribu ha. Persamaan diatas menunjukkan besarnya nilai

koefisien trend 14,89 ribu ha. Yang berarti bahwa luas panen kedelai di Provinsi

Sulawesi Selatan setiap tahunya mengalami peningkatan.

Page 47: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

34

Gambar 6. Analisis trend Produktivitas kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan hasil analisis trend dengan menggunakan metode kuadrad

terkecil diperoleh persamaan garis trend Produktivitas kedelai di Provinsi

Sulawesi Selatan adalah Y=284,04-14,89t. Menunjukkan nilai F hitung pada

Produktivitas kedelai sebesar 16,892 dengan tingkat signifikan sebesar 0,0007

yang artinya bahwa Produktivitas kedelai dengan tingkat kepercayaan 99%

dengan rata – rata 49,84 % memiliki produktivitas sebesar 859,8 ribu ton yang di

pengaruhi oleh teknologi yang semakin berkembang dari tahun ketahun bahkan

setiap bulan teknologi makin berbeda – beda, jumlah penurunan produktivitas

sebesar -0,416 ribu ton.

Perkembangan Produktivitas kedelai selama kurun waktu 1995 – 2014

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Produktivitas Kedelai

dapat disajikan pada Tabel 4.

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

1990 1995 2000 2005 2010 2015

Produktivitas(ku/ha)

Page 48: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

35

Tabel 4 : Produktivitas Hasil Panen Kedelai

Tahun Produktivitas(Ku/Ha)

1995 12,67

1996 13,85

1997 13,27

1998 12,85

1999 13,28

2000 13,06

2001 12,86

2002 13,34

2003 14,21

2004 14,94

2005 16,63

2006 15,68

2007 15,77

2008 15,29

2009 16,00

2010 15,11

2011 15,73

2012 15,00

2013 14,77

2014 15,03

Sumber.Data di olah 2015.

Page 49: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

36

Berdasarkan gambar tabel 4 pada Produktivitas kedelai di Sulawesi

Selatan menunjukkan bahwa pada tahun 1995 menurung dengan sebesar 12,67

ribu ku/ha yang disebabkan oleh teknologi pertanian yang kurang mendukung

untuk bercocok tanam sehingga Produktivitas kedelai menurun namun pada tahun

2009 Produktivitas kedelai mengalami peningkatan sebasar 16,00 ribu ku/ha hal

ini menyebabkan bahwa teknologi sangat di butuhkan untuk bercocok tanam

namun pada tahun 2014 produktivitas kedelai menurun sebesar 15,03 ribu ku/ha.

5.4.3 Trend Produksi Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

Perkembangan Analisis trend Produksi Kedelai di Provinsi Sulawesi

Selatan. Persamaan garis trend Produksi kedelai adalah Y=391,70-17,8t. Nilai

intersep yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar 859,78 ribu ha yang

berarti bahwa rata – rata Produksi di Sulawesi Selatan selama kurung waktu 20

tahun terakhir sebesar 391,70 ribu ha. Persamaan diatas menunjukkan besarnya

nilai koefisien trend sebesar 17,8 ribu ha yang berarti bahwa Produksi kedelai di

Provinsi Sulawesi selatan selama kurung waktu 20 tahun terakhir adalah sebesar

sebesar 17,8 ribu ha. Persamaan diatas menunjukkan besarnya nilai koefisien

trend 17,8 ribu ha. Yang berarti bahwa Produksi kedelai di Provinsi Sulawesi

Selatan setiap tahunya mengalami penurunan 0,178.

Page 50: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

37

Gambar 7. Analisis trend Produksi kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan hasil analisis trend dengan menggunakan metode kuadrad

terkecil diperoleh persamaan garis trend Produksi kedelai di Provinsi Sulawesi

Selatan adalah Y=391,70-17,8t. Berdasarkan hasil analisis trend dengan

menggunakan metode kuadrad terkecil diperoleh persamaan garis trend

Produktivitas kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan adalah Y=28,404-14,89t.

Menunjukkan nilai f pada luas panen kedelai sebesar 0,1228 dengan tingkat

signifikan sebesar 0,7303 yang artinya bahwa Produksi kedelai dengan tingkat

kepercayaan dengan rata – rata 7,2 %

Perkembangan Produksi kedelai selama kurun waktu 1995 – 2014

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Produksi Kedelai

dapat disajikan pada tabel 5.

Tabel 5 : Produksi Hasil Panen

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

1990 1995 2000 2005 2010 2015

Produksi (Ton)

Page 51: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

38

Tahun Produksi (Ton)

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

77,25

47,70

50,11

49,52

43,95

42,71

18,61

19,32

24,14

26,87

27,19

22,24

18,97

29,13

41,28

35,71

33,72

29,94

45,69

54,61

Sumber.Data di olah 2015.

Page 52: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

39

Berdasarkan gambar tabel 5 pada Produksi kedelai di Sulawesi Selatan

menunjukkan bahwa pada tahun 1995 Produksi kedelai di Sulawesi Selatan sangat

meningkat dengan sebesar 77,25 ribu ton. Namun pada tahun 2007 Produksi

kedelai mengalami penurunan yang di sebabkan oleh segala aktivitas usaha tani

yang di pengaruhi oleh luas panen dan produktivitas. Namun pada tahun

selanjutnya sampai tahun 2014 produksi kedelai mulai meningkat sebesar 54,61

ribu ton. Yang di sebabkan oleh pengaruh Luas panen dan produktivitas.

5.5 Analisis Peramalan (Forecasting)

5.5.1 Analisis Peramalan (Forecasting) Luas Panen Kedelai di Provinsi

Sulawesi Selatan

Peramalan Luas Panen kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan selama kurun

10 tahun mendatang disajikan pada Tabel 6.

No. Tahun Luas Panen (ha)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

16,79

18,98

19,24

20,17

21,67

23,13

25,02

25,33

25,53

25,89

Sumber: Data Sekunder, Diolah Tahun 2015

Page 53: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

40

Untuk mengetahui perkembangan Luas Panen di Provinsi Sulawesi

Selatan selama 10 tahun mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Berdasarkan

peramalan luas panen kedelai cenderung mengalami peningkatan hal ini dapat di

lihat pada Gambar 8.

Gambar 8 : Analisis Trend Luas Panen Kedelai di Provinsi Sulawesi – Selatan.

Perkembangan luas Panen kedelai di Sulawesi Selatan selama kurun

waktu 2015 – 2024 pada gambar 7. Mengalami kecenderungan meningkat.

Berdasarkan hasil analisis trend dengan menggunakan metode kuadrat terkecil

diperoleh persamaan garis trend luas panen kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

Y = 1,055 –2,19t. Nilai intersep yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar

1,055 ton yang berarti 10 tahun terakhir adalah sebesar 1,055 ton. Persamaan

diatas menunjukkan besarnya nilai koefisien tren sebesar 2,19 yang berarti bahwa

luas panen kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan setiap tahunya mengalami

kenaikan sebesar 2,19 ton. Dengan rata – rata dari setiap kenaikan luas panen

kedelai dalam setiap tahunya sebesar 9,56 ton.

y = 1.0557x - 2109.7 R² = 0.9569

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

2014 2016 2018 2020 2022 2024 2026

Trend Luas Panen Kedelai

Page 54: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

41

Berdasarkan Tabel 6.dan gambar 7 dapat di ketahui bahwa peramalan luas

panen kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan selama kurung waktu 2015 – 2024

cenderung mengalami peningkatan. Peramalan luas panen kedelai mudah –

mudahan dapat memenuhi target dari swasembada pangan.

5.5.2 Analisis Peramalan (Forecasting) Produktivitas Kedelai di Provinsi

Sulawesi Selatan

Peramalan Produktivitas kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan selama

kurun 10 tahun mendatang disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 : Data Analisis Produktivitas kedelai di Sulawesi-Selatan.

No Tahun Produktivitas(ku/ha)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

16,09

16,21

16,43

16,59

16,69

16,80

16,85

16,82

16,79

16,79

Sumber: Data Sekunder, Diolah Tahun 2015.

Untuk mengetahui perkembangan produktivitas di Provinsi Sulawesi

Selatan selama 10 tahun mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Berdasarkan

peramalan luas panen kedelai cenderung mengalami peningkatan hal ini dapat di

lihat pada Gambar 9,

Page 55: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

42

Perkembangan Produktivitas kedelai di Sulawesi Selatan selama kurun

waktu 2015 – 2024 pada gambar 8. Mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil

analisis trend dengan menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan

garis trend luas panen kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan Y = 7,9 –14,7t. Nilai

intersep yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar 7,9 ton yang berarti 10

tahun terakhir adalah sebesar 7,9 ton. Persamaan diatas menunjukkan besarnya

nilai koefisien tren sebesar 14,7 yang berarti bahwa rata-rata Produktivitas kedelai

di Provinsi Sulawesi Selatan setiap tahunya mengalami kenaikan sebesar 7,85

ton.

Berdasarkan Tabel 5.dan gambar 7 dapat di ketahui bahwa peramalan luas

panen kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan selama kurung waktu 2015 – 2024

cenderung mengalami peningkatan meskipun pada Peramalan luas panen kedelai

di tahun – tahun yang akan datang mengalami produktivitas menurung seperti

pada tahun 2022 tapi mudah – mudahan dapat memenuhi target dari swasembada

pangan.

y = 0.0799x - 144.78 R² = 0.7859

16.00

16.10

16.20

16.30

16.40

16.50

16.60

16.70

16.80

16.90

17.00

17.10

2014 2016 2018 2020 2022 2024 2026

Trend Produktivitas kedelai

Page 56: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

43

5.5.3 Analisis Peramalan (Forecasting) Produksi kedelai di Provinsi

Sulawesi Selatan

Peramalan Luas Panen kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan selama kurun

10 tahun mendatang disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 : Data Analisis Produksi kedelai di Sulawesi-Selatan

No Tahun Produksi (Ton)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

28,96

32,04

33,07

34,83

37,15

39,51

42,32

42,94

43,40

44,13

Sumber: Data Sekunder, Diolah Tahun 2015.

Untuk mengetahui perkembangan produktivitas di Provinsi Sulawesi

Selatan selama 10 tahun mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Berdasarkan

peramalan luas panen kedelai cenderung mengalami peningkatan hal ini dapat di

lihat pada Gambar 8.

Page 57: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

44

Dari hasil Peramalan Produksi kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan dapat

kita lihat pada gambar 10 bahwa dalam kurun 2015 – 2024 akan mengalami

peningkatan produksi kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan. Bahwa garis trend

yang menunjukkan garis yang mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil analisis

trend dengan menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan garis

trend luas panen kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan Y = 17,58 –3,5t. Nilai

intersep yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar 17,58 ton yang berarti 10

tahun terakhir adalah sebesar 17,58 ton. Persamaan diatas menunjukkan besarnya

nilai koefisien tren sebesar 3,5 yang berarti bahwa rata-rata Produksi kedelai di

Provinsi Sulawesi Selatan setiap tahunya mengalami kenaikan sebesar 9,66 ton.

Page 58: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

45

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa luas panen kedelai di

Sulawesi Selatan telah terbatas lahan pertanian dan dijadikannya alih fungsi lahan

yang berdampak pada luas panen yang akan dimanfaatkan petani sebagai media

untuk bercocok tanam akibatnya luas panen setiap tahun terkadang mengalami

peningkatan dan penurunan akan tetapi dari tahun 2008 hingga tahun 2014 terjadi

peningkatan sebesar 36,33 ribu/ha. Produksi kedelai mengalami peningkatan dan

penurunan yang di sebabkan oleh Hal ini disebabkan ada beberapa hal yaitu: (1)

kurangnya teknologi usahatani sebagai penopang produktivitas kedelai. (2) tidak

adanya dukungan dari pemerintah. (3) petani masih membakar jerami padi hasil

panen. (4) petani belum memanfaatkan kotoran untuk pupuk dan bahan pembenah

tanah (pupuk organik). (5) biaya benih dan pupuk mahal. (6) iklim tidak menentu.

(7) faktor hama dan masih banyak permasalahan yang di hadapi para petani

sehingga produksi kedelai tidak menentu dari peningkatan dan penurunan jumlah

produksi kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan. Perkembangan Produktivitas

kedelai di Sulawesi Selatan selama kurun waktu 2015 – 2024 pada gambar 8.

Mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil analisis trend dengan menggunakan

metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan garis trend luas panen kedelai di

Provinsi Sulawesi Selatan Y = 7,9 –14,7t. Nilai intersep yang diperoleh dari hasil

analisis adalah sebesar 7,9 ton yang berarti 10 tahun terakhir adalah sebesar 7,9

ton. Persamaan diatas menunjukkan besarnya nilai koefisien tren sebesar 14,7

Page 59: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

46

yang berarti bahwa rata-rata Produktivitas kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

setiap tahunya mengalami kenaikan sebesar 7,85 ton.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat di ajukan saran yang sekiranya

dapat menjadi pertimbangan dan menjadi masukan bagi pemerintah propinsi

Sulawesi Selatan dalam rangka memajukan perekonomian di bidang pertanian

propinsi antara lain:

1. Bagi pemerintah propinsi Sulawesi Selatan dalam rangka menjadikan sub

sektor tanaman pangan sebagai sub sektor yang memiliki daya saing yang kuat

di Sulawesi Selatan, maka perlu untuk peningkatan investasi di sub sektor

tanaman pangan sehingga sub sektor ini mampu untuk meningkatkan

produktivitasnya, memperluas lapangan kerja, dan penyerapan tenaga kerja.

Pengelolahan secara tradisional perlu diarahkan menjadi pengelolahan yang

lebih modern dan professional.

2. Di harapkan kepada pemerintah propinsi dapat memperhatikan segala yang

menyangkut dengan luas panen, produktivitas dan produksi kedelai sehingga

dapat terus memperlihatkan eksistensinya sebagai tanaman kedelai yang di

gemari di sulawei selatan sebagai bahan makan (Tahu dan Tempe) Terutama

pada produktivitas yang masih belum terlalu sesuai dengan luas panen dan

produksi yang ada.

3. Di harapkan kepada pemerintah Pusat dan provinsi dapat melaksanakan

program swasembada pangan dengan baik dan adil.

Page 60: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

47

4. Program yang di keluarkan pemerintah bukan sekedar wacana yang dapat di

nikmati hanya beberapa bulan,akan tetapi program yang betul-betul petani

rasakan dengan bantuan pertanian yang baik, agar pertanian kita lebih maju dan

dapat bersaing dengan Negara lain.

Page 61: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

48

DAFTAR PUSTAKA

Antarlina, S. S., J.S. Utomo, E. Ginting, and S. Nikuni. 2002. Evaluation of

Indonesian Soybean Varieties for food Procecing. In A.A. Rahmianna

and S. Nikkuni (Eds.). Soybean Production and Postharvest Technology

for Innovation in Indonesia. Proceedings of RILET-JIRCAS Workshop

on Soybean Research. Malang

Anwar, 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Erlangga. Jakarta.

.Atmaja, Lukas Setia. 2009. Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi.Andi:

Yogyakarta

Biegel, John E. 1999, Pengendalian Produksi Suatu Pendekatan Kuantitatif,

Akademika Presindo, Jakarta.

Blocher, J. Edward, Kung H. Chen, Thomas W. Lin, 2000. Manajemen Biaya,

Terjemahan Dra. A. Susty Ambarriani, M.Si., Akt, Salemba Empat,

Jakarta.

Buffa, E. dan Sarin, R. 1996. Manajemen Operasi dan Produksi Modern, Jilid 1.

Edisi ke- 8. Jakarta:Binarupa Aksara

Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Hakim, Abdul. 2001. Statistik Deskriptif untuk Ekonomi dan Bisnis. Penerbit

Ekonisia Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.

Husein, Umar, 1999. Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Partadiredja, Ace. 1980. Beberapa Masalah Dalam Produksi Bahan Makanan.

Jakarta: Prisma Tahun IX No.9

Pringgohandoko,B dan O.S. Padmini. 1999. Pengaruh Rhizo-plus dan pemberian

cekaman air selama stadia reproduksi terhadap hasil dan kualitas biji

kedelai. Agrivet 1

.

Purwanto, 2011, Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan Manajemen. SIUP : Jakarta.

Sinungan, Muchdarsyah. (2000). Produktivitas apa dan Bagaimana. Jakarta:

Bumi Aksara

Page 62: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

49

Slinger, D. and Tenison, K. 2005. Salinity Glove Box Guide - NSW Murray and

Murrumbidgee Catchments. An initiative of the Southern Salt Action

Team, NSW Department of Primary Industries.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sri Adiningsih, 1995, Ekonomi Mikro, Edisi I, Yogyakarta, BPFE.

Supriyono, 1994, Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk teknologi

maju dan globalisasi, ed pertama, Yogyakarta: BPFE.

Taufiq, T.M.M, dan I. Novo. 2004. Kedelai, Kacang Hijau dan Kacang Panjang.

Yogyakarta: Absolut

Tjandramukti. 2000. Teknologi produksi kedelai berdasarkan kebutuhan ideal

tanaman di daerah tropis. hlm. 1-4. Dalam A. Winarno, T. Fitriyanto, dan

B.S. Kuncoro. Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Hayati pada

Tanaman Kacangkacangan dan Ubi-ubian. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Page 63: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

50

Lampiran 1. Luas Panen Kedelai di Sulawesi Selatan

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics Multiple R 0,258408336

R Square 0

,0668 Adjusted R

Square 0,011879272 Standard Error 9,021294694 Observations 19

ANOVA

df SS MS F Significance

F

Regression 1 98,9950034 98,995 1,2164 0,2854

Residual 17 1383,523885 81,38376 Total 18 1482,518889

Coefficients Standard Error t Stat P-value Intercept 859,8 757,6130372 1,134868 0,272179 1995 -0,4167 0,377860454 -1,1029 0,285438

Page 64: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

51

Lampiran 2.Produktivitas kedelai di Sulawesi Selatan

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics Multiple R 0,705983 R Square 0,4984 Adjusted R

Square 0,468907 Standard Error 0,865115 Observations 19

ANOVA

df SS MS F Significance

F

Regression 1 12,64265 12,64265 16,89238 0,0007

Residual 17 12,7232 0,748424 Total 18 25,36585

Coefficients Standard

Error t Stat P-value Intercept -284,043 72,65279 -3,90959 0,001128 Tahun 0,14893 0,036236 4,110034 0,000731

Page 65: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

52

Lampiran 3. Produksi Kedelai di Sulawesi Selatan

Regression Statistics Multiple R 0,084678 R Square 0,0072 Adjusted R

Square -0,05123 Standard Error 12,12835 Observations 19

ANOVA

df SS MS F Significance

F

Regression 1 18,06024 18,06024 0,1228 0,7303

Residual 17 2500,645 147,0968 Total 18 2518,706

Coefficients Standard

Error t Stat P-value Intercept 391,7036 1018,545 0,384572 0,705323 1995 -0,178 0,508001 -0,3504 0,730345

Page 66: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

53

LAMPIRAN

Page 67: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

54

Data Luas Panen Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun Luas Panen (ha)

1995 60,96

1996 34,45

1997 37,76

1998 38,53

1999 33,09

2000 32,71

2001 14,47

2002 14,48

2003 16,99

2004 17,99

2005 16,35

2006 14,19

2007 12,03

2008 19,05

2009 25,79

2010 23,64

2011 21,44

2012 19,96

2013 30,94

2014 36,33

Data Produktivitas Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 68: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

55

Tahun Produktivitas(ku/ha)

1995 12,67

1996 13,85

1997 13,27

1998 12,85

1999 13,28

2000 13,06

2001 12,86

2002 13,34

2003 14,21

2004 14,94

2005 16,63

2006 15,68

2007 15,77

2008 15,29

2009 16,00

2010 15,11

2011 15,73

2012 15,00

2013 14,77

2014 15,03

Data Produksi Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

Page 69: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

56

Tahun Produksi (Ton)

1995 77,25

1996 47,70

1997 50,11

1998 49,52

1999 43,95

2000 42,71

2001 18,61

2002 19,32

2003 24,14

2004 26,87

2005 27,19

2006 22,24

2007 18,97

2008 29,13

2009 41,28

2010 35,71

2011 33,72

2012 29,94

2013 45,69

2014 54,61

Page 70: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

57

LAMPIRAN

Page 71: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

58

Lampiran 1. Luas Panen Kedelai di Sulawesi Selatan

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,258408336

R Square

0

,0668

Adjusted R

Square 0,011879272

Standard Error 9,021294694

Observations 19

ANOVA

Df SS MS F

Significance

F

Regression 1 98,9950034 98,995 1,2164 0,2854

Residual 17 1383,523885 81,38376

Total 18 1482,518889

Coefficients Standard Error t Stat P-value

Intercept 859,8 757,6130372 1,134868 0,272179

1995 -0,4167 0,377860454 -1,1029 0,285438

Page 72: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

59

Lampiran 2.Produktivitas kedelai di Sulawesi Selatan

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,705983

R Square 0,4984

Adjusted R

Square 0,468907

Standard Error 0,865115

Observations 19

ANOVA

Df SS MS F

Significance

F

Regression 1 12,64265 12,64265 16,89238 0,0007

Residual 17 12,7232 0,748424

Total 18 25,36585

Coefficients

Standard

Error t Stat P-value

Intercept -284,043 72,65279 -3,90959 0,001128

Tahun 0,14893 0,036236 4,110034 0,000731

Page 73: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

60

Lampiran 3. Produksi Kedelai di Sulawesi Selatan

Regression Statistics

Multiple R 0,084678

R Square 0,0072

Adjusted R

Square -0,05123

Standard Error 12,12835

Observations 19

ANOVA

Df SS MS F

Significance

F

Regression 1 18,06024 18,06024 0,1228 0,7303

Residual 17 2500,645 147,0968

Total 18 2518,706

Coefficients

Standard

Error t Stat P-value

Intercept 391,7036 1018,545 0,384572 0,705323

1995 -0,178 0,508001 -0,3504 0,730345

Page 74: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

61

Data Luas Panen Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun Luas Panen (Ha)

1995 60,96

1996 34,45

1997 37,76

1998 38,53

1999 33,09

2000 32,71

2001 14,47

2002 14,48

2003 16,99

2004 17,99

2005 16,35

2006 14,19

2007 12,03

2008 19,05

2009 25,79

2010 23,64

2011 21,44

2012 19,96

2013 30,94

2014 36,33

Page 75: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

62

Data Produktivitas Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan.

Tahun Produktivitas (Ku/Ha)

1995 12,67

1996 13,85

1997 13,27

1998 12,85

1999 13,28

2000 13,06

2001 12,86

2002 13,34

2003 14,21

2004 14,94

2005 16,63

2006 15,68

2007 15,77

2008 15,29

2009 16,00

2010 15,11

2011 15,73

2012 15,00

2013 14,77

2014 15,03

Page 76: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

63

Data Produksi Kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun Produksi (Ton)

1995 77,25

1996 47,70

1997 50,11

1998 49,52

1999 43,95

2000 42,71

2001 18,61

2002 19,32

2003 24,14

2004 26,87

2005 27,19

2006 22,24

2007 18,97

2008 29,13

2009 41,28

2010 35,71

2011 33,72

2012 29,94

2013 45,69

2014 54,61

Page 77: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

64

LAMPIRAN

PETA SULAWESI SELATAN

Page 78: ANALISIS FORECASTING PRODUKSI LUAS PANEN DAN …

65

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bantaeng 18 Agustus 1992 dari ayah Abd

Haris dan ibu Fatmawati. Penulis merupakan anak pertama dari

tiga bersaudara.Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SD

Puro’roTamattahun 2005 Dan MTS Muhammadiyah Bantaeng Tamat 2008.

Padatahun yang sama melanjutkan Kejenjang menengah atas SMK Negeri 1

Bantaeng dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama Penulis lulus seleksi

masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar. Selama mengikuti perkuliahan, penulis sudah mengikiti prosedur

perkuliahan mulai dari smester 1 sampai semester akhir, Pernah magang di Pabrik

Pengolahan Markisa, mengikuti Kuliah Kerja Profesi (KKP), Selama dua bulan

januari - maret 2015 di Kecamatan pujanating kabupateen Barru Selain itu penulis

juga aktif menjadi pengurus lembaga Fakultas selama berstatus mahasiswa,

dikasihamanah dan kepercayaan oleh mahasiswa agribisnis untuk menjabat

Anggota himpunan mahasiswa Agribisnis (HIMAGRI) di periode 2014-

2015.Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan oleh penulis skripsi yang

berjudul “Analisis Forecasting Produksi Luas Panendan Produktivitas Kedelai Di

Sulawesi Selatan”.