Forecasting Inflasi

download Forecasting Inflasi

of 12

Transcript of Forecasting Inflasi

  • 7/26/2019 Forecasting Inflasi

    1/12

    Forecasting Inflasi

    ARIMA Techniques

    Dosen pembimbing : Madona Wijaya

    Team :

    Emin Muhaemin (1113094000020)

    Fajar Nur Aulia (1113094000013)

    Fajrul Ahsan W (1113094000022)

    Putra Gema N (1113094000012)

    Sarah Harefah (1113094000030)

    Matematika Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    2015/2016

  • 7/26/2019 Forecasting Inflasi

    2/12

    Peramalan Menggunakan Teknik ARIMA Untuk Data Inflasi

    Abstrak

    Dalam penelitian ini, kami memprediksi Inflasi bulanan. Saya menemukan bahwa ada

    hubungan antara kenaikan inflasi dari tahun ke tahun. Waktu sangat signifikan dalam model pada

    tingkat 5%. Untuk data inflasi, residual dapat dimodelkan dengan model ARIMA dengan 0 (AR)

    dan 1 (MA) dan model ini memberikan perkiraan yang terbaik. ARIMA (0,0,1) Model juga memiliki

    nilai-nilai AIC dan BIC terendah. Model menunjukkan kecukupan dari Ljung-Box Q-statistik

    karena semua poin insignficant. Shapiro-wilk menunjukan kenormalan

    1.

    Deskripsi Masalah

    Secara historis, tingkat dan volatilitas inflasi Indonesia lebih tinggi dibanding negara-

    negara berkembang lain. Sementara negara-negara berkembang lain mengalami tingkat

    inflasi antara 3% sampai 5% pada periode 2005-2014, Indonesia memiliki rata-rata tingkat

    inflasi tahunan sekitar 8,5% dalam periode yang sama. Bagian ini mendiskusikan mengapa

    tingkat inflasi Indonesia tinggi, menyediakan analisis mengenai tren-tren terbaru, dan

    memberikan proyeksi untuk inflasi masa mendatang di Indonesia yang merupakan negara

    dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

    2. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memprediksi perkembangan

    ekonomi Indonesia yang memiliki inflasi tahunan yang besar di Asia Tenggara. Dengan model

    time series terbaik

    3. Analisis Data

    Secara garis besar dalam pengamatan ini digunakan data pengamatan inflasi

    Indonesia dari tahun 2005 sampai 2016 dengan jumlah pengamatan sebanyak 124 bulan.

    Dengan menggunakan teknik forecasting dapat diramalkan model yang terbaik. Ada

    beberapa tahap dalam anilisis jenis ini. Yang pertama, menentukan stasioneritas dari seri

    waktu. Ini dilakukan dengan mengidentifikasi model awal, menggunakan ACF dan PACF

  • 7/26/2019 Forecasting Inflasi

    3/12

    fungsi inflasi. Model diperkirakan dan diuji untuk menentukan apakah model tersebut fit

    kemudian model dipilih dan digunakan untuk memprediksi nilai-nilai inflasi masa depan.

    3.1.Stasioneritas

    Dalam menerapkan teknik tertentu untuk mengidentifikasi model arima untuk inflasi,

    kita harus menentukan stasionaritas dari series bentuk waktunya.

    Gambar 1

    Hal ini terlihat jelas bahwa ada kecenderungan data tidak stasioner dalam segi variansi.

    Dalam proses pembangunan model, kita akan menggunakan BoxCox untuk

    menstasionerkan variansi dengan mengtransformasi data menjadi , = -0,5

  • 7/26/2019 Forecasting Inflasi

    4/12

    Gambar 2 plot data setelah di transformasi

    Selanjutnya kita akan melakukan pendugaan pemodelan

    Gambar 3 plot ACF dan PACF data setelah ditransformasi

  • 7/26/2019 Forecasting Inflasi

    5/12

    Setelah melihat EACF data yang telah di transformasi kita mendapatkan beberapa

    kandidat model yaitu

    Model AIC

    ARIMA (0,0,1) 334.46

    ARIMA (1,0,2) 334.63

    ARIMA (2,0,3) 335.89

    Dari ketiga kandidat model, kita gunakan model ARIMA (0,0,1) untuk meforcecast data

    inflasi karena memiliki AIC terkecil. Berdasarkan auto arima juga didapatkan ARIMA

    (0,0,1)

    3.2.

    Diagnosis ModelPertama , kami mempertimbangkan residual dari model ARIMA (0,0,1). Plot time series

    dari residual model yang memungkinkan kita untuk mencari tren dan

    heteroskedastisitas dalam residual . Hal ini jelas dari plot time series ditampilkan di

    bahwa serangkaian residual adalah stasioner

  • 7/26/2019 Forecasting Inflasi

    6/12

    ACF dari residual juga digunakan sebagai alat diagnostik . Di sini kita melihat bahwa nilai-

    nilai ACF 95 % nol - terikat - menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara residual . plot

    ini digunakan sebagai indikator dari independensi istilah residual. QQ - plot dan

    histogram dari residual digunakan untuk menguji normalitas . Di sini kita dapat melihat

    bahwa QQ plot sekitar mengikuti QQ -line dan histogram menunjukan distribusi

    berbentuk lonceng . Ini adalah indikator yang baik untuk normalitas dalam residual . Tes

    KS juga dapat digunakan di sini untuk menguji distribusi normal . Untuk set residual , kita

    menggunakan uji KS untuk membandingkan residual dari model sesuai normal distribusi

    ( p - value : 0,05155 ; di mana hipotesis nol mengasumsikan bahwa sampel mengikuti

    distribusi yang normal) . Keempat plot ( dan tes terkait ) mengkonfirmasi bahwa residual

    dari ARIMA ( 0,0,1 ) normal.

  • 7/26/2019 Forecasting Inflasi

    7/12

    Autokorelasi residual ARIMA (0,0,1) menunjukan bahwa tidak ada korelasi. Hal ini

    meunjukan residual independen. Dengan menggunakan Box-Ljung test (p-value 0.984;

    dimana hipotesis nol mengasumsikan residual independen).

    3.3.Forecasting

    Perkiraan Inflasi masa depan untuk Indonesia berdasarkan data inflasi 1 tahun

    terakhir . Kita sekarang dapat menggunakan bentuk final dari model ARIMA (0,0,1) untuk

    seri waktu untuk memperkirakan nilai Inflasi masa depan . Inflasi diperkirakan untuk 1

    Tahun berikutnya akan ditampilkan pada Tabel ( di samping kesalahan standar dari

    perkiraan )

    Bulan ke Estimasi Inflasi Inflasi

    1 1.16 1.50

    2 1.43 1.54

    3 1.93 1.93

    4 1.47 1.39

    5 1.27 0.95

    6 1.47 0.92

    7 2.50 1.21

    8 3.46 1.96

    9 0.76 1.5110 0.64 0.91

    11 1.17 1.19

    12 1.36 0.55

    Hal ini juga jelas bahwa kita memiliki percaya diri dalam perkiraan inflasi ke masa

    depan.

  • 7/26/2019 Forecasting Inflasi

    8/12

    4. Kesimpulan

    Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan model ARIMA yang sesuai untuk data

    inflasi bulanan tertentu di Indonesia. Secara khusus kami tertarik dalam peramalan nilai

    inflasi masa depan menggunakan model ini . analisis menunjukkan bahwa waktu pendapatan

    series harian non - stasioner . Secara keseluruhan ditetapkan bahwa ARIMA ( 0,0,1 ) adalah

    model ARIMA yang paling tepat untuk data .Nilai inflasi masa depan untuk tahun depan

    diperkirakan dengan menggunakan model ini . Kami menemukan bahwa nilai-nilai yang

    diperkirakan mendekati data inflasi. Ini dapat digunakan sebagai indikator masa depan jangka

    pendek .

    5. Daftar Pustaka

    https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/907

    http://dokumen.tips/documents/modul-5-identifikasi-model-komplit.html

    https://atmospherekita.files.wordpress.com/2013/04/slide-presentasi-arima.pdf

    https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/907https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/907http://dokumen.tips/documents/modul-5-identifikasi-model-komplit.htmlhttp://dokumen.tips/documents/modul-5-identifikasi-model-komplit.htmlhttps://atmospherekita.files.wordpress.com/2013/04/slide-presentasi-arima.pdfhttps://atmospherekita.files.wordpress.com/2013/04/slide-presentasi-arima.pdfhttps://atmospherekita.files.wordpress.com/2013/04/slide-presentasi-arima.pdfhttp://dokumen.tips/documents/modul-5-identifikasi-model-komplit.htmlhttps://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/907
  • 7/26/2019 Forecasting Inflasi

    9/12

    Apendix

    Figure 1

  • 7/26/2019 Forecasting Inflasi

    10/12

    Figure 2

  • 7/26/2019 Forecasting Inflasi

    11/12

    Figure 3

    Tsdiag 102

    Tsdiag 203

    Tsdiag 001

  • 7/26/2019 Forecasting Inflasi

    12/12

    Figure 4