PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR...

154
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2015 DIREKTORAT BUDIDAYA ANEKA KACANG DAN UMBI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Transcript of PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR...

Page 1: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

PEDOMAN TEKNIS

PENGELOLAAN PRODUKSI

KEDELAI TAHUN 2015

DIREKTORAT BUDIDAYA ANEKA KACANG DAN UMBI

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

Page 2: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian i

KATA PENGANTAR

Kebutuhan kedelai Nasional meningkat setiap tahunnya, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk serta berkembangnya industri pangan berbahan baku kedelai dan industri pakan ternak. Rata-rata kebutuhan kedelai setiap tahunnya sebesar ± 2,2 juta ton biji kering, belum dibarengi dengan kemampuan produksi kedelai di dalam negeri. Diperlukan kerja keras dan dukungan instansi terkait guna mencapai produksi kedelai tahun 2015 sebesar 1.500.000 ton. Untuk itu diperlukan strategi peningkatan produksi kedelai untuk pemenuhan kebutuhan kedelai dalam negeri tahun 2015 yang akan dilakukan melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam. Peluang peningkatan produksi dalam negeri masih cukup luas, dengan di dukung iklim yang sesuai, ketersediaan teknologi tepat guna, besarnya permintaan dalam negeri serta dukungan program Pemerintah. Dalam rangka tercapainya produksi kedelai tahun 2015, maka disusun Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015 sebagai acuan bagi daerah. Diharapkan untuk kelancaran pelaksanaan di daerah agar pedoman teknis ini dijabarkan ke dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di tingkat Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) di tingkat Kabupaten/Kota. Dengan diterbitkannya Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015 ini, diharapkan semua pihak dapat saling berkoordinasi dan bersinergi sehingga kegiatan pengelolaan produksi kedelai dapat berjalan sesuai yang diharapkan sehingga sasaran produksi kedelai dapat tercapai.

Jakarta, Januari 2015

Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc NIP 196002101988031001

Page 3: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian ii

DAFTAR ISI

I.

II.

III.

IV.

PENDAHULUAN ................................................................................

A. Latar Belakang ............................................................................

B. Dasar Hukum ..............................................................................

C. Tujuan .........................................................................................

D. Sasaran Indikator Keberhasilan..................................................

E. Ruang Lingkup............................................................................

F. Pengertian……............................................................................

SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ......................................

A. Sasaran ........................................................................................

B. Strategi .........................................................................................

C. Kebijakan .....................................................................................

PROGRAM, KEGIATAN DAN OUTPUT PENGELOLAAN

PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI….………….

A. Program dan Kegiatan..................................................................

B. Pelaksanaan Rencana Aksi Pencapaian Produksi Kedelai 2015

C. Sasaran Strategis dan Indikator Keluaran (Output) Kegiatan.......

D. Penilaian Resiko Indikator Kinerja Keberhasilan….......................

PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL KEGIATAN

PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TA. 2015….........................

A. Indikator Keberhasilan..................................................................

B. Tujuan Penggunaan Bantuan Sosial….........................................

C. Pemberi Bantuan Sosial…………………………….......................

D. Penerima Bantuan Sosial……………………………......................

E. Alokasi Bantuan Sosial…………………………….........................

1

1

2

8

9

9

10

16

16

17

18

20

20

34

36

37

40

40

41

43

44

46

KATA PENGANTAR ………………………………………………….………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………..…….. iv

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… v

Page 4: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian iii

V.

VI.

VII.

VIII.

MEKANISME BELANJA BANTUAN SOSIAL MELALUI TRANSFER

UANG……………………………………………………........................

A. Mekanisme Penetapan Penerima Belanja Bantuan Sosial

Melalui Transfer Uang………………............................................

B. Prosedur Pengajuan dan Penyaluran Dana ….............................

C. Prosedur Pencairan dan Pemanfaatan Dana…………...............

PEMBINAAN……………….................................................................

PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN….........................

A. Pengendalian………………...........................................................

B. Monitoring…….………………........................................................

C. Evaluasi…...……………….............................................................

D. Pelaporan…………………………………………………………….. PENUTUP ..........................................................................................

47

47

55

60

63

68

68

69

71

71

75

Page 5: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi

Kedelai Tahun 2015.........................................................................

16

Tabel 2 Skenario Pengingkatan Produksi Kedelai Tahun 2015.................... 22

Tabel 3 Pagu Satuan Biaya GP-PTT Non Kawasan Kedelai Tahun 2015 .. 24

Tabel 4 Pagu Satuan Biaya GP-PTT Kawasan Kedelai Tahun 2015 Pada

Lahan Kering …………………………………………………………..

25

Tabel 5 Pagu Satuan Biaya GP-PTT Kawasan Kedelai Tahun 2015 Pada

Lahan Sawah ……………………………………………… ................

25

Tabel 6 Pagu Satuan Biaya GP-PTT Kawasan Kedelai Tahun 2015 Pada

Lahan Pasang Surut ………………………………............................

26

Tabel 7 Pagu Satuan Biaya Optimasi Perluasan Areal Tanam melalui

Peningkatan Indeks Pertanaman Kedelai Tahun 2015...................

29

Tabel 8 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja (Output) Kegiatan dan Target

Kegiatan Pengelolaan Produksi Kedelai TA. 2015 …………………

37

Tabel 9 Faktor Resiko Yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap

Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan ………………........................

38

Tabel 10 Indikator Keberhasilan Penyaluran Bansos Kedelai …................. 41

Tabel 11 Bentuk Belanja Sosial Dan Kode Akun Belanja Bantuan Sosial

Kegiatan Pengeloaan Produksi Kedelai Tahun 2015......................

43

Tabel 12 Penerima Bantuan Sosial Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun

2015 …………………………………………………………………….

45

Tabel 13 Alokasi Bantuan Sosial Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun

2015 ………………………………………………………....................

46

Tabel 14

Tabel 15

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan GP-PTT Kedelai Tahun 2015 ….....

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Optimasi Perluasan Areal Tanam

(PAT) Kedelai Tahun 2015 …………………………………………..

47

48

Page 6: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan

Produksi Kedelai Tahun 2015.....................................................

77

Lampiran 2 Teknologi Budidaya Kedelai Spesifik Lokasi ………………........ 78

Lampiran 3 RIncian Lokasi Kegiatan GP-PTT Kedelai Tahun 2015 …..….... 95

Lampiran 4 Rincian Lokasi Kegiatan PAT-PIP Kedelai Tahun 2015 ……..... 101

Lampiran 5 Rincian Lokasi Kegiatan PAT-PIP Kedelai Tahun 2015 Melalui

APBN-P ……...............................................................................

103

Lampiran 6 Data Calon Petani dan Calon Lokasi (CP/CL) Pelaksana

Kegiatan GP-PTT/PAT Kedelai Tahun 2015..............................

108

Lampiran 7 Contoh Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota...........................................................................

109

Lampiran 8 Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Kabupaten/Kota

Penetapan Kelompok Tani Penerima Dana Bantuan Sosial

untuk LL dan Dana Pertemuan Kelompok GP-PTT/PAT Tahun

2015............................................................................................

112

Lampiran 9 Rencana Usaha Kelompok (RUK) Pelaksana SL-PTT Tahun

2014............................................................................................

113

Lampiran 10 Surat Pernyataan........................................................................ 114

Lampiran 11 Mekanisme Pencairan Bantuan Sosial GP-PTT/PAT Kedelai

Pola Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) TA. 2015................

115

Lampiran 12 Berita Acara Penerimaan Dana Bantuan Sosial GP-PTT/PAT

Tahun 2015.................................................................................

116

Lampiran 13 Laporan Kelompok Tani Pelaksana GP-PTT/PAT Kedelai

Tahun 2015.................................................................................

117

Lampiran 14 Blanko Laporan Bulanan Kecamatan Realisasi GP-PTT/PAT

Kedelai Tahun 2015....................................................................

118

Lampiran 15 Blanko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi GP-PTT Kedelai

Tahun 2015.................................................................................

119

Page 7: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian vi

Lampiran 16 Blanko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi PAT Kedelai

Tahun 2015.................................................................................

120

Lampiran 17 Blanko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi GP-PTT Kedelai

Tahun 2015.................................................................................

121

Lampiran 18 Blanko Laporan Akhir Provinsi Realisasi GP-PTT Kedelai

Tahun 2015.................................................................................

122

Lampiran 19 Blanko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi PAT Kedelai

Tahun 2015.................................................................................

123

Lampiran 20 Blanko Laporan Akhir PAT Kedelai Tahun 2015......................... 124

Lampiran 21 Blanko Laporan Awal Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun

2015............................................................................................

125

Lampiran 22 Blanko Laporan Bulanan Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun

2015............................................................................................

126

Lampiran 23 Blanko Laporan Akhir Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun

2015............................................................................................

127

Lampiran 24 Sasaran Kegiatan Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015 128

Lampiran 25 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi

Kedelai tahun 2015 Per Kabupaten ………………………………

138

Page 8: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedelai merupakan sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan

oleh masyarakat Indonesia, sehingga dengan meningkatnya jumlah

penduduk dan kesadaran akan kebutuhan protein berdampak pada

kebutuhan akan kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun . Rata-

rata kebutuhan kedelai setiap tahunnya sebesar ± 2,2 juta ton biji

kering, akan tetapi kemampuan produksi dalam negeri saat ini baru

mampu memenuhi sebanyak 779.992 ton (ATAP Tahun 2013, BPS)

atau 33,91 % dari kebutuhan sedangkan berdasarkan ARAM II

tahun 2014 baru mencapai 921.336 ton atau 40,06 %.

Untuk memenuhi kekurangan tersebut harus dipenuhi dari impor

yang menyebabkan berbagai kerugian bagi Indonesia antara lain :

hilangnya devisa negara yang cukup besar, mengurangi

kesempatan kerja bagi rakyat Indonesia dan meningkatnya

ketergantungan jangka panjang. Sehingga dengan adanya

fenomena ini akan mempengaruhi sistem ketahanan pangan

nasional.

Dalam upaya mencapai swasembada kedelai yang di targetkan

pada tahun 2017, perlu disiapkan rencana strategis dalam

mengembangkan budidaya kedelai sejak tahun 2015. Berbagai

kendala yang dihadapi dilapangan adalah selain masih rendahnya

produktivitas, kepemilikan lahan yang sempit dan semakin

menurunnya luas panen adalah rendahnya harga jual ditingkat

Page 9: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 2

petani yang sangat signifikan menurunkan gairah minat petani

membudidayakan kedelai.

Untuk meningkatkan gairah dan semangat petani mengembangkan

kedelai, pada tahun 2015 pemerintah akan memberikan bantuan

paket sarana produksi melalui BANSOS dengan program/kegiatan

Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) dan

Optimasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indek

Pertanaman (PAT-PIP).

B. Dasar Hukum

Dasar hukum penyusunan Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi

Kedelai 2015 berdasarkan kepada :

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara;

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara;

5. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2014 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Page 10: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 3

Pemerintahan Daerah.

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 128 tahun 2012, tentang Pangan

9. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran

Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang

Rencana Kerja Pemerintah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2004 tentang Tata

cara Penyampaian Rencana dan Laporan Realisasi

Penerimaan Bukan Pajak.

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang

Usaha Budidaya Tanaman;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Page 11: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 4

Standar Akuntansi Pemerintah

17. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang tata

cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara

18. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.

19. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;

20. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara;

21. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas

Perubahan Presiden Nomor 54 Tahun 2010;

22. Peraturan Presiden Nomor 172 tahun 2014, tentang

Perubahan ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun

2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

23. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015

24. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang

Page 12: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 5

Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri

Kabinet Kerja Periode 2014-2019.

25. Peraturan Presiden Nomor 162 Tahun 2014 tentang Rincian

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun

Anggaran 2015

26. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007

tentang Bagan Akun Standar;

27. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007,

tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan,

Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan

Barang Milik Negara

28. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 171/KMK.05/2007

tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Pusat.

29. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan

Dana Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan;

30. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011

tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan

Lembaga

31. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2012

tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian/

Page 13: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 6

Lembaga;

32. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012

tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka pelaksanaan

APBN;

33. Peraturan Menteri keuangan Nomor 214/PMK.05/2013

tentang Bagan Akun Standar

34. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/

10/2006 tentang Pedoman Budidaya Tanaman Pangan

Yang Baik dan Benar (Good Agriculture Practises);

35. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.140/

3/2013 tentang Pedoman Administrasi Keuangan

kementerian Pertanian.

36. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/Pd.310/

9/2006 tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat

Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura

37. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/OT.140/

6/2010 tentang Pedoman Perizinan Usaha Budidaya

Tanaman Pangan;

38. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/ Permentan/OT.140/

10/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;

Page 14: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 7

39. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 45/ Permentan/

OT.140/ 8/ 2011 tentang Tata Hubungan Kerja Antar

Kelembagaan Teknis, Penelitian dan Pengembangan, dan

Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung Peningkatan

Produksi Beras Nasional (P2BN);

40. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 124/Permentan/OT.140

/11/2014 tentang Pelimpahan Wewenang Kepada Gubernur

Dalam Pelaksanaan Kegiatan dan Tanggung Jawab

Pengelolaan Dana Dekosentrasi Kementerian Pertanian

Tahun Anggaran 2015;

41. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 125/Permentan/OT.140

/11/2014 tentang Penugasan Kepada Gubernur Dalam

Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Tugas

Pembantuan Provinsi Tahun Anggaran 2015;

42. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 126/Permentan/OT.140

/11/2014 tentang Penugasan Kepada Bupati/Walikota

Dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana

Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2015;

43. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135/Permentan/OT.140

/11/ 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Pertanian nomor 125/Permentan/OT.140/11/2014 tentang

Penugasan Kepada Gubernur Dalam Pengelolaan Kegiatan

dan Tanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan Provinsi

Tahun Anggaran 2015;

44. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 136/Permentan/

OT.140/11/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Page 15: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 8

Pertanian nomor 126/Permentan/OT.140/11/2014 tentang

Penugasan Kepada Bupati/Walikota Dalam Pengelolaan

Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Tugas Pembantuan

Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2015;

45. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 137/Permentan/

OT.140/12/2014 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja

Bantuan Sosial Kementerian Pertanian Tahun Anggaran

2015.

C. Tujuan

Pedoman teknis pengelolaan produksi kedelai disusun bertujuan

untuk :

1. Menyediakan acuan bagi pelaksanaan pengembangan budidaya

kedelai untuk mendukung kegiatan peningkatan produksi

kedelai tahun 2015 di Provinsi dan Kabupaten/Kota;

2. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan

peningkatan produksi kedelai melalui kegiatan pengembangan

budidaya kedelai antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota;

3. Mempercepat penerapan komponen teknologi PTT/spesifik

lokasi kedelai oleh petani sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya

untuk mendukung peningkatan produksi nasional;

4. Memfasilitasi dan memediasi stakeholders terkait dalam rangka

mendukung peningkatan produksi dan pengembangan

komoditas kedelai dari hulu hingga hilir;

Page 16: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 9

5. Meningkatkan produktivitas dan produksi kedelai.

D. Sasaran Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pengelolaan produksi kedelai tahun 2015

mencakup indikator output, indikator outcome, dan indikator impact

antara lain :

1. Sasaran indikator output

Tersalurkannya dana Bantuan Sosial (Bansos) untuk kegiatan

Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT)

dan Optimasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan

Indeks Pertanaman (PAT-PIP) kedelai tahun 2015 kepada

kelompok tani/Gapoktan sebagai modal untuk membeli sarana

produksi;

2. Indikator keberhasilan outcome

a. Meningkatnya produktivitas

b. Meningkatnya areal tanam kedelai

3. Indikator Impact

Meningkatnya produksi.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pedoman Teknis meliputi 1) Tujuan Penggunaan

Belanja Bantuan Sosial; 2) Program, Kegiatan dan Output

Pengelolaan Produksi Kedelai; 3) Mekanisme Belanja Bantuan

Page 17: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 10

Sosial Melalui Transfer Uang; 4) Pembinaan; serta 5) Pengendalian,

Evaluasi dan Pelaporan.

F. Pengertian

1. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai, adalah

pendekatan dalam pengelolaan lahan, air, tanaman kedelai,

organisme pengganggu tanaman, dan iklim secara terpadu dan

berkelanjutan dalam upaya peningkatan produktivitas,

pendapatan petani, dan kelestarian lingkungan. Prinsip PTT

mencakup empat unsur yaitu integrasi, interaksi, dinamis, dan

partisipatif. PTT mengintegrasikan sumber daya lahan, air,

tanaman, OPT dan iklim untuk mampu meningkatkan

produktivitas lahan dan tanaman sehingga dapat memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi petani. PTT berlandaskan

pada hubungan sinergis atau interaksi antara dua atau lebih

komponen teknologi produksi. PTT bersifat dinamis karena

selalu mengikuti perkembangan teknologi dan penerapannya

disesuaikan dengan keinginan dan pilihan petani. PTT bersifat

parsitifatif yang membuka ruang bagi petani untuk memilih,

mempraktekan, dan bahkan memberikan saran kepada

penyuluh dan peneliti untuk menyempurnakan PTT, serta

menyampaikan pengetahuan yang dimiliki kepada petani lain.

2. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-

PTT) Kedelai, adalah program nasional untuk meningkatkan

produksi kedelai, melalui pendekatan gerakan atau anjuran

secara massal kepada Petani/kelompok Tani untuk

melaksanaan teknologi Pengelolaan Tanaman terpadu (PTT)

dalam mengelola usaha tani kedelai, dengan tujuan

Page 18: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 11

meningkatkan produktivitas, pendapatan petani, dan kelestarian

lingkungan.

3. Kawasan kedelai adalah kawasan usahatani kedelai yang

disatukan oleh factor alamiah, social budaya dan infrastruktur

fisik buatan, serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama

sedemikian rupa sehingga mencapai skala ekonomi dan efektif

menjadi usahatani kedelai. Kawasan kedelai dapat berupa

kawasan yang telah eksis atau calon lokasi baru dan lokasinya

dapat berupa hamparan atau spot parsial namun terhubung

dengan aksesbilitas memadai.

4. GP-PTT Kawasan adalah program dan kegiatan GP-PTT pada

kawasan kedelai yang baru dibentuk, dapat berupa hamparan

atau spot parsial yang terhubung dengan aksesbilitas memadai,

dengan luas agregat kawasan seluas 1.500 hektar dengan

tujuan untuk mengoptimalkan produktivitas sesuai potensinya.

5. GP-PTT Non Kawasan, adalah pelaksanaan program dan

kegiatan GP-PTT pada areal kedelai yang telah eksis atau

calon lokasi baru yang bersifat spot parsial maupun hamparan

dengan luas agregat areal sesuai potensi daerah dengan tujuan

untuk mengoptimalkan prduktivitas sesuai potensinya.

6. Petugas/Pemandu Lapangan (PL) adalah Penyuluh

Pertanian, Pengamat Organisme Pengganggu Tana man

(POPT), Pengawas Benih Tanaman (PBT) yang telah mengikuti

pelatihan GP-PTT atau petani.

Page 19: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 12

7. Optimasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan

Indeks Pertanaman (PAT-PIP) kedelai adalah kegiatan

penambahan areal tanam kedelai melalui peningkatan Indeks

pertanaman baik di lahan sawah maupun lahan kering.

8. POSKO I-V adalah Pos Simpul Koordinasi sebagai tempat

melaksanakan koordinasi dalam rangka mendukung kelancaran

pelaksanaan GP-PTT. POSKO yang dimaksud adalah POSKO

yang telah ada misalnya POSKO P2BN/PJK.

9. Rencana Usahatani Kelompok (RUK) adalah rencana kerja

usahatani dari kelompok tani untuk satu periode musim tanam

yang disusun melalui musyawarah dan kesepakatan bersama

dalam pengelolaan usahatani sehamparan wilayah kelompok

tani yang memuat uraian kebutuhan, jenis, volume, harga

satuan dan jumlah uang yang diajukan untuk pembelian saprodi

sesuai kebutuhan di lapangan (spesifik lokasi).

10. Pengawalan dan Pendampingan oleh Peneliti adalah

kegiatan yang dilakukan oleh peneliti Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) didukung oleh peneliti Unit

Kerja/Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Litbang Pertanian

guna meningkatkan pemahaman dan akselerasi adopsi PTT

dengan menjadi narasumber pada pelatihan, penyebaran

informasi, melakukan uji adaptasi varietas unggul baru,

demplot, dan supervisi penerapan teknologi.

11. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah

kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan

penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi BPTP

dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam rangka

Page 20: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 13

pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan bimbingan

kepada kelompok dalam penerapan teknologi.

12. Pengawalan dan Pendampingan oleh TNI-AD/Babinsa

adalah kegiatan yang dilakukan oleh Babinsa guna mengawal,

mendampingi dan membantu pelaksanaan pencapaian target

tanam (produksi) kedelai di lapangan, dalam pelaksanaannya

Babinsa secara berkala hadir di lokasi kegiatan. Dalam rangka

pemberdayaan kelompok tani, Babinsa bersama penyuluh

lapangan melaporkan pelaksanaan tanam sampai produksi di

wilayahnya masing-masing.

13. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengawas

Organisme Pengganggu Tanaman) adalah kegiatan

pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka

pengendalian hama terpadu.

14. Pengawalan dan Pendampingan oleh Pengawas Benih

Tanaman adalah kegiatan pendampingan oleh Pengawas

Benih dalam rangka pengawasan benih.

15. Kelompok tani adalah sejumlah petani yang tergabung dalam

satu hamparan / wilayah yang dibentuk atas dasar kesamaan

kepentingan untuk meningkatkan usaha agribisnis dan

memudahkan pengelolaan dalam proses distribusi, baik benih,

pestisida, sarana produksi dan lain-lain. Kelompok tani meliputi

kelompok tani tanaman pangan yang berusaha tani pada lahan

tanaman pangan dan atau petani perkebunan yang berusaha

tani tanaman pangan pada lahan perkebunan dan/pekerja

kehutanan yang berusaha tani tanaman pangan pada lahan

perhutani atau lahan kehutanan.

Page 21: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 14

16. Swadaya adalah semua upaya yang berasal dari modal petani

sendiri.

17. Varietas unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh

Pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal

yang mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-

sifat lainnya.

18. Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih bina yang

telah disertifikasi.

19. Belanja Bantuan Sosial adalah pengeluaran berupa transfer

uang, barang atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah

Pusat/Daerah kepada masyarakat guna melindungi masyarakat

dari kemungkinan terjadinya resiko sosial, meningkatnya

kemampuan ekonomi dan /atau kesejahteraan masyarakat.

20. Penerima Bantauan Sosial, adalah kelompok, dan/atau

masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai

akibat dari situasi krisis social, ekonomi, politik, bencana, dan

fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup

minimum, termasuk lembaga non pemerintah bidang

pendidikan, kesehatan, keagamaan dan bidang lain yang

berperan untuk melindungi kelompok dan/atau masyarakat dari

kemungkinan terjadi resiko sisial, meningkatkan kemampuan

ekonomi, dan/atau kesejakteraan masyarakat.

21. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA, adalah

Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas

penggunaan anggaran pada kementerian Negara/Lembaga

yang bersangkutan.

Page 22: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 15

22. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA

adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk

melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab

penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/lembaga

yang bersangkutan

23. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK

adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA

untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat

mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN

Page 23: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 16

BAB II

SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Sasaran

Dalam upaya pencapaian swasembada kedelai tahun 2017, sesuai

dengan alokasi anggaran APBN tahun 2015 sasaran produksi tahun

2015 sebesar 1.500.000 ton. Rincian Sasaran produksi kedelai

tahun 2015 seperti Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan

Produksi Kedelai Tahun 2015 sesuai alokasi anggaran

No UraianSasaran

2015

1 Luas Tanam (Ha) 1,004,000

2 Luas Panen (Ha) 953,800

3 Produktivitas (Ku/Ha) 15.73

4 Produksi (Ton) 1,500,000

Page 24: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 17

B. Strategi

Strategi pencapaian produksi kedelai, tahun 2015 dilakukan melalui:

1. Peningkatan Produktivitas

Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui Gerakan

Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) yaitu ; a)

perakitan, diseminasi dan penerapan paket teknologi tepat guna

spesifik, b) penerapan dan pengembangan teknologi, c) disertai

pengawalan, sosialisasi, pemantauan, pendampingan dan

koordinasi.

2. Perluasan Areal Tanam

Perluasan Areal tanam dilakukan dengan Optimasi Perluasan

Areal Tanam (PAT) melalui Peningkatan Indeks Pertanaman

(PIP) dilaksanakan pada : a) lahan sawah maupun lahan Kering;

b) pembukaan lahan baru; c) Kerjasama Pemanfaatan Lahan

Perhutani, Hutan Rakyat, Perkebunan, Lahan Transmigrasi; dan

d) di lahan komoditi lain yang dapat dilaksanakan dengan

tumpangsari.

3. Pengamanan Produksi

Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi dampak

perubahan iklim seperti kabanjiran dan kekeringan serta

pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) dan

pengamanan kualitas produksi serta mengurangi kehilangan hasil

pada saat penanganan panen dan pasca panen yang masih

cukup besar.

Page 25: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 18

4. Peningkatan Manajemen.

Memperbaiki pengelolaan peningkatan produksi kedelai nasional

melalui koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam

kegiatan antara lain a) perbaikan sistem perbenihan; b) peraturan

penetapan harga pembelian kedelai petani; c) peraturan jaminan

pasar kedelai petani; d) peraturan pengendalian impor kedelai; e)

peraturan penerapan tarif bea masuk impor kedelai; f) perbaikan

sistem pembiayaan kedelai; g) perbaikan pengelolaan mekanisasi

pertanian; h) penguatan sistem data, i) penumbuhan investasi

bidang budidaya kedelai skala luas; j) penguatan petugas

lapangan; k) pembangunan sistem informasi agribisnis secara

terpadu dari hulu on-farm dan hilir dalam meningkatkan

pengawasan dan pelayanan pada masyarakat; l) pengembangan

teknologi agribisnis kedelai; m) kegiatan pendukung lainnya yang

mendorong pencapaian swasembada kedelai nasional.

C. Kebijakan

Kebijakan Kementerian Pertanian dalam pengelolaan produksi

kedelai, adalah tercapainya swasembada kedelai 3 (tiga) tahun

kedepan tahun tahun 2017 atau lebih cepat. Dalam upaya

pencapaian swasembada kedelai tersebut ditempuh melalui

pengelolaan sub-sistem Hulu, on-Farm, dan Hilir. Kebijakan dalam

peningkatan produksi dilakukan melalui upaya peningkatan

produktivitas pada areal tanam kedelai yang sudah ada dan

memperluas areal tanam dengan cara melakukan optimasi

perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman, dan

pemerintah menfasilitasi bantuan sarana produksi dan alsin

pertanian untuk PAT-PIP secara gratis kepada kelompok tani.

Page 26: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 19

Sedangkan kebijakan pada subsistem hulu dan hilir, diperlukan

dukungan seluruh pemangku kepentingan dalam kebijakan

pengelolaan pasca panen, jaminan pemasaran hasil, menjaga

stabilitas harga kedelai ditingkat petani, serta pengendalian

importasi kedelai.

Page 27: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 20

BAB III

PROGRAM, KEGIATAN DAN OUTPUT PENGELOLAAN

PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI

A. Program dan Kegiatan

Dalam upaya meningkatkan produksi kedelai nasional pada tahun

2015, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menetapkan

program yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan

Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada Kedelai dan

Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung. Program ini

merupakan salah satu program Kementerian Pertanian untuk

mewujudkan pemenuhan kebutuhan di sub sektor tanaman pangan.

Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan

upaya pencapaian produksi dengan optimasi perluasan areal tanam

melalui Peningkatan Indeks Pertanaman, peningkatan produktivitas

dan mutu sehingga tercapai swasembada.

Dalam mewujudkan pencapaian kinerja program tersebut, pening-

katan produktivitas kedelai nasional dan optimasi perluasan areal

tanam melalui peningkatan indeks pertanaman (PAT-PIP) menjadi

faktor penentu utama disamping program lainnya. Oleh karena itu,

keberhasilan pencapaian produksi kedelai memerlukan integrasi dari

berbagai unit kerja lingkup Kementerian Pertanian dan instansi lain.

Program dan kegiatan yang melekat pada Direktorat Budidaya

Aneka Kacang dan Umbi salah satunya adalah Pengelolaan

Produksi Tanaman Kedelai. Indikator output kinerja Kegiatan

Pengelolaan Produksi kedelai adalah tercapainya peningkatan

Page 28: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 21

produktivitas, penambahan luas areal tanam kedelai dan

peningkatan produksi.

Dalam upaya peningkatan produksi kedelai, maka berdasarkan

alokasi dukungan anggaran APBN dan APBN-P tahun anggaran

2015 ditetapkan sasaran produksi kedelai tahun 2015 sebesar

1.500.000 ton.

Untuk mencapai sasaran produksi tersebut ditempuh melalui upaya

Peningkatan Produktivitas dengan kegiatan Gerakan Penerapan

Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) pada areal tanam yang

selama ini telah terbiasa melakukan budidaya kedelai dan Optimasi

Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman

(PAT-PIP) pada lahan sawah maupun lahan kering termasuk

pemanfaatan lahan terlantar (bera), lahan bukaan baru, kerjasama

pemanfaatan lahan perhutani, Hutan tanaman Rakyat, perkebunan,

lahan transmigrasi, dan lahan potensial lainnya dengan sistem

monokultur maupun tumpangsari. Skenario peningkatan sasaran

produksi seperti pada Tabel 2 , berikut:

Page 29: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 22

Tabel 2. Skenario Kedua Peningkatan Produksi Kedelai Tahun 2015 dengan dukungan anggaran APBN – P 2015

No. Kegiatan

Luas

Tanam

(Ha)

Luas

Panen (Ha)

Provitas

Ku/Ha

Produksi

(Ton)

Sumber

Anggaran

(Rp.000)

I PENINGKATAN PRODUKTIVITAS 502,185 477,076 16.09 767,442

1. GP-PTT 350,000 332,500 17.00 565,250 637,230,500

2. Carry over SL-PTT 2014 20,940 19,893 15.00 29,840

3. Pembinaan Swadaya Petani 131,245 124,683 13.82 172,351

II Perluasan Areal Tanam (PAT) 501,815 476,724 15.37 732,559

1. Carry over PAT 2014 70,315 66,799 13.32 88,979

2. PAT-PIP) dana Refocusing 131,500 124,925 15.70 196,130 255,323,750

2. PAT-PIP dana APBN-P 300,000 285,000 15.70 447,450 606,200,000

1,004,000 953,800 15.73 1,500,000 1,498,754,250 Jumah I+II

Skenario peningkatan produksi 2015 dapat terealisasi apabila

seluruh faktor kunci dan pendukung peningkatan produksi berikut ini

dapat dipenuhi:

a. Fasilitasi pemerintah dalam penyediaan bantuan sarana

produksi

b. Penetapan kebijakan harga beli kedelai petani dan jaminan

Pasar

c. Pengaturan importasi kedelai dan penerapan tarif bea masuk

impor kedelai

d. Kondisi iklim yang mendukung pertanaman kedelai

e. Dukungan nyata pemerintah daerah dan seluruh pemangku

kepentingan

Page 30: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 23

Penjelasan pelaksanaan kegiatan dalam program pengelolaan

produksi kedelai tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT)

Kedelai

Sasaran pelaksanaan gerakan penerapan pengelolaan tanaman

terpadu (GP-PTT) kedelai tahun 2015 seluas 350.000 ha (29

provinsi, 212 kabupaten). Luas satu unit GP-PTT kedelai sebesar

10 ha. Untuk memfasilitasi pelaksanaan GP-PTT kedelai,

pemerintah memberikan bantuan berupa sarana produksi, biaya

pertemuan kelompok dan pendampingan Petugas penyuluh/

Mantri tani maupun pendamping lainnya.

Sarana produksi yang diberikan yaitu pupuk an organik NPK dan

SP-36 bersubsidi yang pembeliannya melalui Rencana Definitif

Kebutuhan Kelompok (RDKK) sesuai peraturan yang berlaku,

pupuk organik, pupuk hayati (Rhizobium), pestisida

organik/anorganik. Jenis dan dosis bantuan sarana produksi

disesuaikan dengan rekomendasi setempat (spesifikasi lokasi).

Untuk areal pasang surut di luar pulau Jawa, diberikan juga

sarana produksi berupa kapur pertanian.

Bantuan sarana produksi kegiatan GP-PTT, diberikan langsung

kepada kelompok tani peserta GP-PTT dalam bentuk transfer

uang, dengan nilai uang sebesar Rp. 1.804.000,- per hektar untuk

GP-PTT Non kawasan dan sebesar antara Rp. 1.646.000 sampai

Rp. 3.271.000,-, untuk GP-PTT kawasan sesuai agroklimat.

Selain saprodi diberikan juga uang untuk biaya pertemuan

kelompok untuk setiap unit GP-PTT. Frekuensi pengunaannya

disesuaikan dengan kebutuhan kelompok tani.

Page 31: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 24

Komponen sarana produksi yang diberikan dapat disesuaikan

dengan kebutuhan dimasing masing daerah berdasarkan

rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi). Apabila salah satu

komponen dalam paket berlebih, dapat digunakan untuk

komponen lain yang lebih dibutuhkan, dan apabila dana saprodi

tidak tercukupi dapat dipenuhi melalui APBD atau sumber-sumber

lainnya.

Tabel 3. Pagu Satuan Biaya GP-PTT Non Kawasan Kedelai Tahun 2015

No. SaprodiTotal Biaya

Per 1 Ha (Rp.)

1 Benih 50 Kg 15,200 /Kg 760,000

2 Pupuk NPK 100 Kg 2,300 /Kg 230,000

3 Pupuk SP-36 50 Kg 2,000 /Kg 100,000

4 Pupuk Organik 1 paket 250,000 paket 250,000

5 Pupuk Hayati Rhizobium 1 pkt 120,000 /Paket 120,000

6 Pestisida organik/an organik 2 Ltr 120,000 /Ltr 240,000

7 Pertemuan Kelompok 2 Kali 52,000 /Paket 104,000

1,804,000

VolumeHarga Satuan

(Rp)

Total Biaya Per Hektar

Keterangan : a. Volume benih sesuai rekomendasi Kepala Badan Litbang Pertanian No. 586/LB.130/I/7/2013 tanggal 23 Juli

2013 b. Pupuk NPK dan SP-36 di utamakan pupuk bersubsidi c. Pupuk Hayati (Rhizobium) 200 – 250 gram/ha.

Page 32: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 25

Tabel 4. Pagu Satuan Biaya GP-PTT Kawasan Kedelai Tahun 2015 Pada Lahan Kering

Harga Satuan

(Rp) Jumlah Biaya (Rp)

1. Benih 50 Kg 15,200 760,000

2. Pupuk

- NPK 100 Kg 2,300 230,000

- SP-36 50 Kg 2,000 100,000

3. Rhizobium 1 Pkt 120,000 120,000

4. Pestisida Organik/an organik 2 lt 140,000 280,000

5. Pupuk Organik 1 Paket 500,000 500,000

6. Pertemuan Kelompok 3 Kali 52,000 156,000

Biaya per hektar 2,146,000

No. Komponen Paket TeknologiPAKET PER HEKTAR LAHAN KERING

Valume

Keterangan : a. Volume benih sesuai rekomendasi Kepala Badan Litbang Pertanian No. 586/LB.130/I/7/2013 tanggal 23 Juli

2013 b. Pupuk NPK dan SP-36 di utamakan pupuk bersubsidi c. Pupuk Hayati (Rhizobium) 200 – 250 gram/ha

Tabel 5. Pagu Satuan Biaya GP-PTT Kawasan Kedelai Tahun 2015 Pada Lahan sawah

Harga Satuan

(Rp) Jumlah Biaya (Rp)

1. Benih 50 Kg 15,200 760,000

2. Pupuk

- NPK 100 Kg 2,300 230,000

- SP-36 50 Kg 2,000 100,000

3. Rhizobium 1 Pkt 120,000 120,000

4. Pestisida Organik/an organik 2 lt 140,000 280,000

5. Pertemuan Kelompok 3 Kali 52,000 156,000

Biaya per hektar 1,646,000

No. Komponen Paket Teknologi

PAKET PER HEKTAR LAHAN SAWAH

Valume

Keterangan : a. Volume benih sesuai rekomendasi Kepala Badan Litbang Pertanian No. 586/LB.130/I/7/2013 tanggal 23 Juli

2013 b. Pupuk NPK dan SP-36 di utamakan pupuk bersubsidi c. Pupuk Hayati (Rhizobium) 200 – 250 gram/ha

Page 33: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 26

Tabel 6. Pagu Satuan Biaya GP-PTT Kawasan Kedelai Tahun 2015 Pada lahan Pasang Surut

Harga Satuan

(Rp) Jumlah Biaya (Rp)

1. Benih 50 Kg 15,200 760,000

2. Pupuk

- NPK 100 Kg 2,300 230,000

- SP-36 50 Kg 2,000 100,000

3. Rhizobium 1 Pkt 120,000 120,000

4. Pupuk Organik 1 Pkt 500,000 500,000

5. Pestisida Organik/an organik 2 lt 140,000 280,000

6. Herbisida Cair (Sistemik) 4 lt 75,000 300,000

7. kapur pertanian 1 Pkt 825,000 825,000

8. Pertemuan Kelompok 3 Kali 52,000 156,000

Biaya per hektar 3,271,000

No. Komponen Paket Teknologi

PAKET (LAHAN PASANG SURUT) PER HEKTAR

Valume

Keterangan : a. Volume benih sesuai rekomendasi Kepala Badan Litbang Pertanian No. 586/LB.130/I/7/2013 tanggal 23 Juli

2013 b. Pupuk NPK dan SP-36 di utamakan pupuk bersubsidi c. Pupuk Hayati (Rhizobium) 200 – 250 gram/ha

2. Optimasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks

Pertanaman (PAT-PIP).

Kegiatan optimasi perluasan areal tanam melalui peningkatan

Indeks pertanaman kedelai diarahkan untuk menambah luas

tanam kedelai pada tahun berjalan sehingga terjadi peningkatan

luas tanam, luas panen dan produksi. Kegiatan PAT-PIP

dilaksanakan pada lahan sawah maupun lahan kering dengan

memanfaatkan lahan terlantar (bera), lahan bukaan baru,

kerjasama pemanfaatan lahan perhutani, Hutan tanaman Rakyat,

perkebunan, lahan transmigrasi, dan lahan potensial lainnya

dengan sistem monokultur maupun tumpangsari.

Page 34: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 27

Kegiatan optimasi perluasan areal tanam melalui peningkatan

indeks pertanaman (PAT-PIP) kedelai tahun 2015, direncanakan

seluas 131.500 hektar dengan sumber anggaran APBN

Refocusing tahun 2015 dilaksanakan di 9 provinsi 63 kabupaten,

dan akan ditambah kegiatan PAT-PIP seluas 300.000 hektar,

dengan sumber anggaran dari APBN-P dilaksanakan kurang lebih

di 20 provinsi 131 kabupaten. Untuk memfasilitasi pelaksanaan

kegiatan PAT-PIP dengan total areal PAT-PIP seluas 431.500

hektar, pemerintah memberikan bantuan kepada kelompok tani

secara gratis, berupa paket sarana produksi lengkap meliputi

benih kedelai bersertifikat, pupuk NPK dan pupuk SP-36

bersubsidi yang pembeliannya melalui RDKK (sesuai peraturan

yang berlaku), pupuk hayati (Rhizobium), pupuk organik,

pestisida organik/anorganik, dan komponen saprodi lainnya

sesuai spesifikasi lokasi. Dalam upaya memenuhi penyediaan

benih kedelai bersertifikat dimasing-masing wilayah, agar dalam

lokasi PAT-PIP sebagian pertanamannya dapat diarahkan untuk

memproduksi sumber benih, yang diperuntukan bagi pertanaman

berikutnya.

Bantuan sarana produksi kegiatan PAT-PIP, diberikan langsung

kepada Kelompok tani peserta PAT-PIP dalam bentuk transfer

uang, dengan nilai uang untuk setiap satu hektar PAT-PIP

sebesar Rp. 1.934.000,-. Selain saprodi diberikan juga uang

untuk biaya pertemuan kelompok untuk setiap unit PAT-PIP.

Frekuensi pengunaannya disesuaikan dengan kebutuhan

kelompok tani.

Page 35: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 28

Komponen sarana produksi dapat disesuaikan dengan

kebutuhan dimasing masing daerah sesuai rekomendasi

teknis setempat (spesifik lokasi). Apabila salah satu

komponen dalam paket tidak sesuai dengan spesifik lokasi

atau berlebih dapat digunakan untuk komponen saprodi lain

yang dibutuhkan, dan apabila dana saprodi tidak mencukupi

dapat dipenuhi melalui APBD atau sumber lainnya.

Khusus untuk kegiatan optimasi perluasan areal tanam kedelai

melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP), ada

beberapa hal tambahan sebagai berikut:

1. Selain bantuan paket sarana produksi berupa benih, pupuk,

pestisida, direncanakan akan dibantu juga peralatan mesin

pertanian pra panen berupa traktor, pompa air,dan alsin

pasca panen berupa power threser. Sumber pembiayaan

untuk alsin pra panen, dialokasikan pada DIPA Direktorat

Jenderal Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian, dan

untuk alsin Pasca panen, dialokasikan pada DIPA Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Pasca panen.

2. Pembiayaan kegiatan PAT-PIP bersumber dari APBN hasil

Refocusing seluas 131.500 hektar, dan rencana APBN-P

2015 seluas 300.000 hektar.

3. Apabila dalam lokasi kegiatan PAT-PIP diperlukan kapur

pertanian, karena keterbatasan anggaran yang tersedia,

agar diupayakan dari sumber pembiayaan lainnya, atau

dengan mengoptimalkan dana bantuan yang tersedia melalui

pergeseran dalam paket bantuan yang tersedia.

Page 36: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 29

Tabel 7. Pagu Satuan Biaya Optimasi Perluasan Areal Tanam Melalui Peningkatan Indeks Pertanaman Kedelai Tahun 2015

No. SaprodiTotal Biaya

Per 1 Ha (Rp.)

1 Benih 50 Kg 15,200 /Kg 760,000

2 Pupuk NPK 100 Kg 2,300 /Kg 230,000

3 Pupuk SP-36 50 Kg 2,000 /Kg 100,000

4 Pupuk Organik 1 paket 250,000 paket 250,000

5 Pupuk Hayati Rhizobium 1 pkt 120,000 /Paket 120,000

6 Herbisida 2 Liter 65,000 /Ltr 130,000

7 Pestisida organik/an organik 2 Ltr 120,000 /Ltr 240,000

8 Pertemuan Kelompok 2 Kali 52,000 /Paket 104,000

1,934,000

VolumeHarga Satuan

(Rp)

Total Biaya Per Hektar

Keterangan : a. Volume benih sesuai rekomendasi Kepala Badan Litbang Pertanian No. 586/LB.130/I/7/2013 tanggal 23 Juli

2013 b. Pupuk NPK dan SP-36 di utamakan pupuk bersubsidi c. Pupuk Hayati (Rhizobium) 200 – 250 gram/ha

3. Pembinaan Peningkatan Produktivitas Areal Tanam Kedelai

Swadaya

Hamparan lahan yang biasa ditanami kedelai saat ini (eksisting)

yang tidak mendapat bantuan GP-PTT diharapkan dapat dikelola

secara swadaya. Dalam areal swadaya ini dilakukan pengawalan

dan pendampingan oleh petugas lapangan (PPL/POPT/Petugas

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota). Luas areal tanam

pengembangan kedelai secara swadaya yang direncanakan

dilakukan pengawalan dan pendampingan seluas 222.500 hektar.

Dukungan pemerintah yang dapat diakses oleh petani berupa

benih dan pupuk bersubsidi, pembiayaan kredit dan sumber

permodalan lainnya.

Page 37: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 30

4. Gerakan Tanam/Panen Kedelai Bersama TNI-AD di Provinsi

Untuk mendukung percepatan peningkatan produksi kedelai

dalam rangka pencapaian swasembada kedelai tahun 2017, pada

tahun 2015 dilakukan kerjasama dengan TNI-AD yang

merupakan kelanjutan dari program serupa tahun 2014, kegiatan

ini berupa pendampingan oleh TNI AD khususnya Bintara

Pembina Desa (Babinsa) pada kegiatan PAT-PIP dan GP-PTT

kedelai dimana anggarannya dialokasikan melalui dana tugas

pembantuan kabupaten dan gerakan tanam/panen kedelai

bersama TNI-AD di 6 provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah,

Jawa Barat, NTB, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan yang

dananya dialokasikan melalui dana dekonsentrasi provinsi. Untuk

melaksanakan kegiatan gerakan tanam/panen kedelai bersama

TNI-AD di provinsi sebagaimana disebut di atas, pelaksana di

daerah wajib melibatkan Kodam di wilayah masing-masing,

Markas Besar Angkatan Darat/Staf Teritorial Angkatan Darat dan

Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan Jakarta. Dalam pelaksanaan tanam/panen

bersama TNI, anggaran perjalanan TNI yang tersedia digunakan

untuk operasional Kodam hingga Kodim secara selektif dan

efisien, sedangkan petugas Mabesad akan dibiayai secara

selektif dan efisien melalui dana Direktorat Budidaya Aneka

Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun

anggaran 2015. Secara rinci ketentuan yang berkaitan dengan

kerjasama ini dijabarkan melalui Petunjuk Pelaksanaan dan

Petunjuk Teknis.

Page 38: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 31

5. Pendampingan Peningkatan Produksi Kerjasama dengan

Perguruan Tinggi

Untuk mendukung percepatan peningkatan produksi kedelai

dalam rangka pencapaian swasembada kedelai tahun 2017, pada

tahun 2015 dilaksanakan pendampingan pada beberapa lokasi

GP-PTT dan atau PAT-PIP dengan perguruan tinggi di Provinsi

Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan

Jawa Timur sebagai uji coba. Dalam melaksanakan

pendampingan dengan perguruan tinggi Dinas Pertanian Provinsi

bekerjasama dengan tenaga dosen dan mahasiswa yang ditunjuk

oleh perguruan tinggi tersebut. Dinas Pertanian bersama sama

dengan perguruan tinggi setempat menetapkan salah satu

kabupaten di provinsinya sebagai lokasi pendampingan. Secara

rinci ketentuan yang berkaitan dengan kerjasama ini dijabarkan

melalui Petunjuk Pelaksanaan di provinsi.

6. Bantuan Teknologi Penyimpanan Kedelai (Plastik Hermetik)

Salah satu permasalahan peningkatan produksi kedelai nasional

adalah keterbatasan ketersediaan benih kedelai bermutu tepat

waktu di tingkat lapangan. Penyimpanan benih kedelai di daerah

tropis lembab seperti di indonesia dihadapkan pada masalah

daya simpan yang rendah. Benih kedelai cepat mengalami

kemunduran di dalam penyimpanan disebabkan kandungan

lemak dan proteinnya relatif lebih tinggi sehingga perlu ditangani

secara serius sebelum disimpan karena kadar air benih akan

meningkat jika suhu dan kelembaban ruang simpan cukup tinggi.

Untuk mencegah peningkatan kadar air selama penyimpanan

benih, diperlukan kemasan yang kedap udara dan uap air. Jenis

Page 39: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 32

kemasan yang sudah umum digunakan untuk benih kedelai

adalah kemasan plastik polyetheline (PE) dan high density

polyethylene (HDPE), jenis yang terbaru adalah kemasan plastik

khusus kedap udara/teknik hermetik yang telah di manfaatkan

oleh IRRI (International Rice Reseach Institute).

6.1. Penerima kemasan plastik hermetik adalah :

a. Kelompok Tani yang melaksanakan penangkaran benih

kedelai pada Kegiatan (PAT-PIP), GP-PTT maupun

Swadaya sesuai dengan kemampuan produksi.

b. Instansi pemerintah penghasil benih kedelai seperti Balai

Benih, BPSB dan BPTP diberikan sesuai kapasitas

produksi yang dihasilkan.

c. Produsen benih yang bekerjasama dengan kelompoktani

penangkar/memiliki petani penangkar binaan dan sanggup

mendukung program pemerintah dalam penyediaan benih

unggul kedelai.

6.2. Spesifikasi Teknis

a. Alternatif Ukuran :

L : panjang x lebar mulut minimal : 130 x 75 cm atau

(cukup untuk 50 kg. Biji kedelai)

M : panjang x lebar mulut minimal : 70 x 55 cm atau

(cukup untuk 25 kg biji kedelai)

S : panjang x lebar mulut : 45 x 35 cm atau (cukup untuk

5 kg. Benih kedelai)

Page 40: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 33

b. Bahan :

- LDPE Dan HDPE atau bahan lainnya,

- Laminatet doble layer atau lebih,

- Kedap udara,

- Ketebalan minimal 0,08 mm.

c. Sifat penting :

- Oxygen permeability (perembesan oksigen) pada 23°C

maksimum 10 cc /m2/hari,

- Water Vapor Transfer Rate (perembesan kelembaban)

pada 38°C, 90% kelembaban relatif maksimum 5

g/m2/hari. Secara rinci ketentuan yang berkaitan

dengan kerjasama ini dijabarkan melalui Petunjuk

Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis.

7. Penyiapan Kebijakan dan Regulasi, Penyusunan Pedoman,

Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis, Sosialisasi,

Pengelolaan Data dan Informasi.

Kegiatan penyiapan kebijakan yang mendorong peningkatan

produksi kedelai, dilaksanakan melalui pertemuan dan koordinasi

dengan instansi terkait, penyusunan pedoman meliputi pedoman

pelaksanaan dan pedoman teknis yang disiapkan oleh Direktorat

Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan. Penyusunan petunjuk pelaksanaan dilakukan oleh Dinas

Pertanian Provinsi sedangkan petunjuk teknis dibuat oleh Dinas

Pertanian Kabupaten. Sosialisasi perencanaan dan pelaksanaan

Page 41: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 34

program dan kegiatan, serta Pengelolaan Data dan Informasi

dilakukan secara berjenjang oleh Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan, Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan,

dan tingkat lapangan.

8. Sarana Penunjang Kelancaran Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengadaan sarana penunjang kelancaran tugas kantor

berupa peralatan, bahan maupun honor yang dialokasikan

dipusat maupun di daerah, agar dilaksanakan secara efisien,

efektif dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

B. Pelaksanaan Rencana Aksi Pencapaian Produksi Kedelai 2015

Untuk mencapai sasaran produksi kedelai tahun 2015 perlu

dilaksanakan program dan kegiatan secara terpadu melibatkan

instansi terkait, meliputi :

1. Perbenihan

Penyediaan benih berkoordinasi dengan Direktorat Perbenihan

Tanaman Pangan, Balitkabi, BPSB, BBI, BUMN, BUMD dan

Penangkar. Untuk penggunaan benih sebar selain BR1 dan BR2

sedang disiapkan peraturan Menteri Pertanian khususnya

mengatur penggunaan benih sebar kedelai kelas BR3 dan BR4.

Untuk kegiatan pengelolaan pengembangan kedelai secara

swadaya pemerintah telah menyediakan benih bersubsidi.

Page 42: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 35

2. Infrastruktur, Prasarana dan Sarana Pertanian

Dukungan infrastruktur, prasarana dan sarana pertanian,

berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan

Sarana Pertanian dalam pengalokasian pupuk bersubsidi dan

bantuan alat mesin pertanian berupa traktor, pompa air dan

sprayer serta bantuan peralatan pasca panen, dengan

Direktorat Pasca Panen Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk mendukung peningkatan SDM pertanian, berkoordinasi

dengan Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) Provinsi dan

Kabupaten dalam: a). pengawalan dan pendampingan kegiatan

pengelolaan produksi kedelai, b). peningkatan kompetensi

melalui pelatihan aparatur dan non aparatur pertanian serta c).

pemberian materi bagi penyuluh pertanian yang dimaksudkan

sebagai bahan dan alat bantu penyuluhan dalam rangka

pelaksanaan penyuluhan pertanian.

4. Pembiayaan

Dalam mendukung kegiatan pengembangan kedelai secara

swadaya pemerintah telah menyediakan pembiayaan dalam

bentuk skim Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) yang

dikeluarkan oleh Direktorat Pembiayaan Direktorat Jenderal

Prasarana dan Sarana Pertanian. Selain itu perlu juga

kerjasama dengan Swasta/Investor/sumber lainnya dalam

bantuan modal.

Page 43: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 36

5. Teknologi

Dalam penerapan teknologi (penggunaan varietas unggul,

inovasi teknologi budidaya, sosialisasi penggunaan kalender

tanam terpadu) di lapangan berkoordinasi dengan Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP setempat).

6. Industri Hilir

Guna mendukung mutu hasil dan fasilitasi pengolahan kedelai

diperlukan pelatihan dan pendampingan pengelolaan pasca

panen berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Pertanian.

7. Regulasi Pendukung

Regulasi sistem perbenihan kedelai tanaman pangan,

berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

Direktorat Perbenihan. Regulalsi tata niaga kedelai meliputi

harga, jaminan pasar, dan tarif bea masuk berkoordinasi

dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan,

Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, BULOG,

Gakoptindo, Kopti, dan pemangku kepentingan lainnya.

C. Sasaran Strategis dan Indikator Keluaran (Output) Kegiatan

Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

merupakan kegiatan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi.

Sasaran strategis kinerja kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman

Aneka Kacang dan Umbi khususnya untuk komoditas kedelai adalah

mendorong peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan Gerakan

Page 44: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 37

Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu. Indikator kinerja

kegiatan (output) GP-PTT seluas 350.000 hektar dan Optimalisasi

Perluasan Areal Tanam Kedelai melalui Peningkatan Indeks

Pertanaman (PAT-PIP seluas 431.500 hektar

Sasaran Strategis, Indikator Keluaran (Output) Kegiatan dan Target

Kegiatan Pengelolaan Produksi kedelai TA. 2015, seperti Tabel 9

berikut:

Tabel 8. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja (Output) Kegiatan

dan Target Kegiatan Pengelolaan Produksi kedelai TA. 2015

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(Ha)

Mendorong peningkatan produktivitas dan produksi melalui pelaksanaan Gerakan Pemanfaatan Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Optimasi Perluasaan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman

1

Produktivitas GP-PTT Kedelai meningkat 1 - 2 ku/ha

350,000

2.

Tambahan Areal Tanam Kedelai 431.500

D. Penilaian Resiko Indikator Kinerja Keberhasilan

Luas areal penerapan budidaya tanaman kedelai yang tepat dan

berkelanjutan diprioritaskan pada kegiatan GP-PTT dan PAT-PIP.

Sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengelolaan

produksi kedelai, ditetapkan penilaian secara berjenjang dari pusat,

provinsi dan kabupaten yaitu realisasi serapan anggaran yang telah

dialokasikan, realisasi tanam, panen dan produksi. Jika hal tersebut

tidak berjalan sesuai yang diharapkan maka kinerja Direktorat

Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Provinsi dan Kabupaten

pelaksana kegiatan dianggap kurang berhasil. Untuk mengantisipasi

Page 45: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 38

hal tersebut maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan.

Beberapa faktor resiko yang kemungkinan berpengaruh terhadap

keberhasilan pelaksanaan kegiatan seperti Tabel 10 berikut :

Tabel 9. Faktor Resiko yang Kemungkinan Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Kegiatan

No Uraian Kegiatan Resiko

1 GP-PTT Kedelai a. Ketepatan Pedoman Pelaksanaan,

Pedoman Teknis, dan Petunjuk Teknis

b. Ketepatan penetapan CPCL

c. Ketepatan penyediaan benih

d. Ketepatan alokasi anggaran terhadap

dukungan teknis

e. Ketepatan penyelesaian dokumen kinerja

dan anggran

f. Ketepatan penetapan SKPD

g. Iklim yang mendukung

h. Serangan OPT yang eksplosif

2 Pengembangan

Optimasi PAT-PIP

Kedelai

a. Ketepatan Pedoman Pelaksanaan,

Pedoman Teknis, dan Petunjuk Teknis

b. Ketepatan penetapan CPCL

c. Ketersediaan benih

d. Ketepatan alokasi anggaran terhadap

dukungan teknis

e. Ketepatan penyelesaian dokumen kinerja

dan anggaran

f. Ketepatan penetapan SKPD

i. Iklim yang mendukung

g. Serangan OPT yang eksplosif

Page 46: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 39

3 Pembinaan,

pengawalan dan

Pendampingan

Monev

a. Ketersediaan anggaran

b. Kontinuitas dan ketepatan sosialisasi dan

pelaksanaan

c. Ketersediaan data yang akurat

d. Ketersediaan SDM

e. Koordinasi antar instansi terkait

4 Penyusun

Kebijakan,

Pedoman, Juklak,

Juknis,

Sosialisasi, Data

dan Informasi

a. Komitmen seluruh stakeholder dalam

mengeluarkan kebijakan

b. Ketersediaan SDM yang handal dalam

penyajian data dan informasi

c. Ketersediaan sarana teknologi data dan

informasi

d. Ketersediaan anggaran

e. Kemudahan akses terhadap data

5 Sarana dan

Prasarana

penunjang

a. Ketepatan pelaksanaan pengadaan

b. Ketersediaan SDM

c. Efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan

d. Ketersediaan suku cadang alsintan

Page 47: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 40

BAB IV

PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL KEGIATAN

PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI

TA. 2015

A. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penyaluran bantuan sosial Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan sesuai yang tertuang pada Rencana Strategis

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu mendorong peningkatan

produktivitas, mendorong penggunaan benih unggul bermutu,

mendorong pengamanan potensi kehilangan hasil produksi, dan

mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanaman

pangan. Indikator ini sangat penting sebagai jiwa program

pembangunan tanaman secara keseluruhan.

Page 48: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 41

Tabel 10. Indikator Keberhasilan penyaluran Bansos Kedelai

NoLuas areal

tanam (ha)

Tujuan Bansos

dan Anggaran

(Rp.000)

Indikator Keberhasilan

Pemberdayaan

Sosial

Mendorong peningkatan

produktivitas, produksi

melalui pelaksanaan GP-

PTT dan PAT-PIP

1 781,500 1,498,754,250

a. GP-PTT Kedelai 350,000 637,230,500 Tersalurnya bantuan uang

dan barang

b.

Perluasan Areal Tanam Melalui

Peningkatan Indeks Pertanaman

(PAT-PIP) Kedelai

pembiayaan APBN-Refocusing

2015

131,500 255,323,750 Tersalurnya bantuan uang

dan barang

c

Perluasan Areal Tanam Melalui

Peningkatan Indeks Pertanaman

(PAT-PIP) Kedelai

pembiayaan APBN-P 2015

300,000 606,200,000 Tersalurnya bantuan uang

dan barang

Budidaya Kedelai

Kegiatan

Pengelolaan Produksi Tanaman

Aneka Kacang dan Umbi

(Kegiatan Prioritas Nasional &

Bidang)

B. Tujuan Penggunaan Bantuan Sosial

Merujuk Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 81/PMK.05/2012

tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian

Negara/Lembaga, terdapat 6 (enam) tujuan penggunaan bantuan

sosial yaitu: 1) Rehabilitasi sosial; 2) Perlindungan sosial; 3)

Pemberdayaan sosial; 4) Jaminan sosial; 5) Penanggulangan

kemiskinan; serta 6) Penanggulangan Bencana.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.06/2007

tanggal 30 Agustus 2007 Tentang Bagan Akun S1tandar (BAS) dan

Perdirjen Perbendaharaan No.PER-80/PB/2011 Tanggal 30

November 2011 Tentang Perubahan dan Penambahan Akun

Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada Bagan Akun Standar, yang

digunakan untuk penyaluran dana bantuan sosial lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan adalah Belanja Bantuan Sosial untuk

Pemberdayaan Sosial dalam Bentuk Uang (kode akun 573111),

Page 49: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 42

Pemberdayaan Sosial dalam Bentuk Barang (kode akun 573112)

dan Belanja Penganggulangan Bencana dalam Bentuk Barang/Jasa

(kode akun 576112).

Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 81/PMK.05/2012 tanggal 1

Juni 2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian

Negara/Lembaga mengamanatkan agar pengalokasian dan

pengelolaan dana belanja bantuan sosial dapat dilaksanakan secara

tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab

dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Mengacu pada peraturan-peraturan tersebut maka seluruh kegiatan

bantuan sosial pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

bertujuan untuk pemberdayaan sosial, kecuali kegiatan bantuan

bencana alam yang bertujuan untuk penanggulangan bencana.

Belanja pemberdayaan sosial digunakan untuk usaha ekonomi

produktif kelompok sasaran dengan besarnya penggunaan

disesuaikan dengan tahapan kebutuhan pengembangan usaha

kegiatan kelompok, yang dituangkan dalam proposal RUK.

Page 50: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 43

Tabel 11. Bentuk Belanja Sosia l dan Kode Akun Belanja Bantuan Sosial Kegiatan Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

C. Pemberi Bantuan Sosial

Pemberi bantuan sosial adalah Kementerian Negara/Lembaga yang

tugas dan fungsinya terkait dengan penanganan kemungkinan

terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi,

dan/atau kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman

Pangan maka Direktorat Jenderal Tanaman memiliki andil yang

sangat penting dalam mencapai Swasembada dan Swasembada

Berkelanjutan.

Salah satu kegiatan untuk mewujudkan swasembada kedelai maka

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah dengan melakukan

kegiatan belanja bantuan sosial kepada petani tanaman pangan di

Indonesia. Dalam rangka belanja bantuan sosial, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan memiliki komponen prioritas yang terus

ditumbuhkembangkan yaitu dengan mengoptimalkan bantuan

Transfer

Barang

Transfer

Uang

Kegiatan : Pengelolaan

Produksi Tanaman Aneka

573111

Nama bansos:

1. GP-PTT Kedelai v

2.Optimasi PAT-PIP

Kedelaiv

Kegiatan /Nama Bansos

Bentuk Belanja Bansos

Kode Akun

Belanja Bantuan

Sosial untuk

pemberdayaan

sosial dalam bentuk

uang

Page 51: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 44

kepada petani, penangkar benih, pelaku usaha pasca panen, dan

lembaga yang mengakar di masyarakat, serta memperkuat

cadangan bantuan saprodi dalam mengatasi dampak bencana yang

timbul.

D. Penerima Bantuan Sosial

Penerima bantuan sosial dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

terdiri dari perorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat

yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat dari

situasi krisis sosial, ekonomi, politik, bencana, dan fenomena alam

agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum. Penerima bantuan

sosial termasuk juga lembaga non pemerintah bidang pendidikan,

keagamaan dan bidang lain yang berperan untuk melindungi

individu, kelompok dan/atau masyarakat dari kemungkinan

terjadinya resiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi,

dan/atau kesejahteraan masyarakat.

Kriteria calon penerima dana kegiatan pengelolaan produksi kedelai

tahun 2015 pada kegiatan GP-PTT merupakan kelompok tani yang

penerapan teknologi usaha taninya masih belum optimal sehingga

produktivitasnya rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil dari

varietas yang ditanam, namun masih berpeluang untuk ditingkatkan

dengan penerapan teknologi usahataninya yang lebih baik.

Sedangkan kriteria calon penerima dana kegiatan Perluasan Areal

Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) kedelai,

merupakan kelompok tani yang dapat meningkatkan Indeks

Pertanaman (IP) di lahannya dengan komoditi kedelai karena

penggunaan lahan tersebut masih belum optimal dan berpeluang

untuk dapat ditingkatkan. Kelompok tani pelaksana GP-PTT dan

Page 52: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 45

Optimasi PAT-PIP ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas

Pertanian Kab/Kota.

Tabel 12. Penerima Bantuan Sosial Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun

2015

KRITERIA PENERIMASATU

ANBIAYA/SATUAN LOKASI

MANFAAT BARANG UANG (RP.000)

Program peningkatan

produksi tanam

pangan melalui

produktivitas dan

mutu hasil tanaman

pangan

1761. Kegiatan

Pengelolaan Produksi

Tanaman Aneka

Kacang dan Umbi

Mendorong

peningkatan

produktivitas dan

produksi melalui

pelaksanaan GP-

PTT, PAT-PIP

a. Bantuan

Kawasan Budidaya

Kedelai meliputi:

GP-PTT Kedelai Kelompoktani yang

penerapan teknologi

usahatani belum optimal,

namun peluang penerapan

teknologi usahatani yang

lebih baik masih besar.

v Ha Kawasan

1.646,

2.146,

3.271.

Kab/Kota

Kelompoktani yang

menghasilkan produktivitas

kedelai di bawah rata2

wilayahnya dan berpeluang

untuk ditingkatkan.

Non Kawasan

1.804

PAT-PIP KedelaiKelompoktani yang mau

melaksanakan perluasan

areal tanam, melalui

peningkatan IP,

Pemanfaatan lahan terlantar,

lahan perhutani, perkebunan,

dan lahan transmigrasi

v Ha 1.934, Kab/Kota

PROGRAM DAN

KEGIATAN

OUTPUT

KEGIATANNAMA BANSOS

BENTUK

BELANJA

Page 53: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 46

E. Alokasi Bantuan Sosial

Alokasi anggaran bantuan sosial Direktorat Budidaya Aneka Kacang

dan Umbi terbagi dalam tiga lokasi yaitu Pusat, Provinsi, dan

Kabupaten/Kota.Penempatan lokasi bantuan sosial ini

memperhatikan karakteristik bantuan sosial, fleksibilitas dalam

pelaksanaan, serta efisiensi dan efektivitas sasaran yang

ditetapkan.

Tabel 13. Alokasi Bantuan Sosial Direktorat Budidaya Aneka

Kacang dan Umbi Tahun 2015

Pusat Provinsi Kab/Kota

1761

1,498,754,250 781,500

a GP-PTT Kedelai 637,230,500 350,000 √

b Optimasi PAT-PIP dana

Refocusing 2015 255,323,750 131,500 √

c Optimasi PAT-PIP dana

APBN-P 2015 606,200,000 300,000 √

Budidaya Kedelai

Uraian Kode Anggaran

Bansos (Rp.000)

Volume

(ha)

Lokasi

Pengelolaan Produksi

Tanaman Aneka Kacang dan

Umbi

Page 54: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 47

BAB V

MEKANISME BELANJA BANTUAN SOSIAL MELALUI

TRANSFER UANG

A. Mekanisme Penetapan Penerima Belanja Bantuan Sosial Melalui

Transfer Uang

1. Perencanaan dan Sosialisasi

a. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-

PTT) Kedelai.

Pelaksanaan GP-PTT kedelai mulai dari penyusunan

Pedoman Teknis sampai dengan laporan akhir pelaksanaan

kegiatan, pemantauan dan pengendalian yang dilaksanakan

sejak bulan Oktober 2014 sampai dengan Desember 2015

dapat dilihat pada Tabel 15 dibawah ini.

Tabel 14. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan GP-PTT Kedelai Tahun 2015

Keterangan: Pelaksanaan pertanaman diupayakan sampai akhir September 2015, kecuali lokasi yang disebabkan tidak sesuainya jadwal pola tanam dapat dilakukan pertanaman sampai dengan akhir Desember 2015.

2014

Okt-Des Jan Feb Mart Aprl Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des

1 Pedoman Teknis GP-PTT

2 Penetapan CPCL

3 Penyusunan RUK

4 Melakukan sosialisasi dan koordinasi

5 Menyusun Juklak dan Juknis

6 Transfer dana ke kelompok

7 Melakukan pengawasan pengadaan

8 Pelaksanaan pertanaman

9 Pembinaan/bimbingan kpd Kelompoktani

10 Pertemuan Kelompoktani (6 kali)

11 Monitoring dan evaluasi

12Menyusun laporan pelaksanaan,

pemantauan dan pengendalian

No Uraian2015

Page 55: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 48

b. Optimasi Perluasan Areal Tanam-melalui Peningkatan

Indeks Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai

Pelaksanaan PAT-PIP kedelai mulai dari penyusunan

pedoman teknis sampai dengan laporan akhir pelaksanaan

kegiatan, pemantauan dan pengendalian yang dilaksanakan

sejak bulan Oktober 2014 sampai dengan Desember 2015

dapat dilihat pada Tabel 16 dibawah ini.

Tabel 15. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Optimasi Perluasan

Areal Tanam (PAT) Kedelai Tahun 2015

Keterangan: Pelaksanaan pertanaman diupayakan sampai akhir September 2015, kecuali lokasi yang disebabkan tidak sesuainya jadwal pola tanam dapat dilakukan pertanaman sampai dengan akhir Desember 2015.

2014

Okt-Des Jan Feb Mart Aprl Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des

1 Pedoman Teknis PAT-PIP

2 Penetapan CPCL

3 Penyusunan RUK

4 Melakukan sosialisasi dan koordinasi

5 Menyusun Juklak dan Juknis

6 Transfer dana ke kelompoktani

7 Melakukan pengawasan pengadaan

8 Pelaksanaan pertanaman

9 Pembinaan/bimbingan kpd kelompoktani

10 Monitoring dan evaluasi

11Menyusun laporan pelaksanaan,

pemantauan dan pengendalian

No Uraian2015

Page 56: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 49

2. Kriteria Calon Penerima Dana

a. Gerakkan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT)

Kedelai

1) Penentuan Calon Lokasi

a) Lokasi pelaksanaan GP-PTT kedelai, diprioritaskan pada

areal dengan luasan memenuhi syarat, tipe, kriteria dan

mempunyai potensi untuk dapat ditingkatkan

produktivitasnya serta petaninya responsif terhadap

teknologi

b) Lokasi dapat berupa lahan sawah irigasi, sawah tadah

hujan, lahan kering dan sawah pasang surut

c) Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan

penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran

dan sengketa

d) Jenis dan volume dana yang akan disalurkan

disesuaikan dengan kondisi agro-ekosistem dan

kebutuhan kelompok.

2) Penentuan Calon Petani/Kelompok tani

a) Petani yang dipilih adalah petani yang aktif yang

mempunyai lahan ataupun penggarap/penyewa dan mau

menerima teknologi baru

b) Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan GP-PTT

c) Wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan

mengaplikasikan kombinasi komponen teknologi spesifik

lokasi

Page 57: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 50

d) Kelompok tani masih aktif dan mempunyai

kepengurusan yang lengkap yaitu Ketua, Sekretaris dan

Bendahara, diusahakan lahan usaha taninya berada

dalam satu hamparan

e) Kelompok tani GP-PTT ditetapkan dengan Surat

Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan /

yang membidangi tanaman pangan Kabupaten / Kota,

sebagaimana contoh pada lampiran

f) Memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di

Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/ Bank Daerah)

yang terdekat dan bagi kelompok tani yang belum

memiliki, harus/wajib membuka rekening di bank

g) Rekening bank dapat berupa rekening kelompok tani

ataupun rekening gabungan kelompok tani (gapoktan).

Jika menggunakan rekening gapoktan mekanisme

pengaturan antar kelompok tani diatur lebih lanjut oleh

Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang bersangkutan

h) Membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup

menggunakan dana bantuan GP-PTT sesuai

peruntukannya

i) Bersedia menambah biaya pembelian benih varietas

unggul bilamana bantuan benih yang tersedia tidak

mencukupi.

Page 58: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 51

b. Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks

Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai

1) Penentuan Calon Lokasi

a) Lokasi untuk PAT-PIP kedelai adalah semua lahan

sawah tadah hujan atau lahan tegalan (kering) yang

sesuai untuk pengembangan kedelai dengan kriteria :

- Lahan-lahan potensial yang sama sekali belum

pernah ditanami kedelai (IP 0 menjadi 100)

- Semua Lahan yang sudah ada pertanamannya baik

padi/jagung/kedelai/komoditi lainnya dengan upaya

tertentu ditanami lagi dengan kedelai (IP 100 menjadi

IP 150, 200 atau 300)

- Lahan Pertanaman Jagung/Ubi kayu/Kacang tanah

dll ditanam dengan pola tumpang sari.

- Lahan-Lahan Perhutani/Inhutani, Lahan Transmi-

grasi, Lahan lebak, Lahan peremajaan perkebunan.

- Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan

penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran

dan sengketa.

b) Lokasi PAT-PIP kedelai diusahakan berada pada satu

kawasan dalam satu kabupaten minimal 100 ha dan

yang berlokasi dalam satu kecamatan, namun apabila

tidak memungkinkan dapat menambah pada wilayah

kecamatan yang berdampingan sehingga mencapai

luasan yang ditentukan, mempunyai potensi untuk

pengembangan kedelai dan anggota kelompok taninya

Page 59: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 52

responsif terhadap penerapan teknologi. Luasan terkecil

untuk kegiatan PAT-PIP kedelai minimal 5 ha.

2) Penetapan Calon Petani/Kelompok tani

a) Kelompok tani yang sudah terbentuk, masih aktif,

mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu ketua,

sekretaris dan bendahara;

b) Petani/kelompok tani yang responsif terhadap teknologi

dan bersedia berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan

kegiatan PAT-PIP kedelai;

c. Kelompok tani/kelompok tani hutan (LMDH), kelompok

tani perkebunan.

d. Wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan

mengaplikasikan teknologi budidaya spesifik lokasi;

e. Memiliki rekening yang masih berlaku / masih aktif di

Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/ Bank Daerah)

yang terdekat dan bagi kelompok tani yang belum

memiliki, harus membuka rekening di bank.

f. Rekening bank dapat berupa rekening kelompok tani

ataupun rekening gabungan kelompok tani (gapoktan).

Jika menggunakan rekening gapoktan mekanisme

pengaturan antar kelompok tani diatur lebih lanjut oleh

Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

g. Kelompok tani peserta PAT-PIP kedelai ditetapkan

dengan surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian

Tanaman Pangan/yang membidangi tanaman pangan

Kabupaten/Kota

Page 60: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 53

h. Membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup

menggunakan dana bantuan PAT-PIP Kedelai sesuai

peruntukannya.

i. Bersedia menyelesaikan administrasi yang terkait

dengan bantuan benih, pupuk NPK, organik, pupuk

hayati, dan pestisida.

j. Peserta tiap unit PAT-PIP Kedelai dapat disesuaikan

dengan luas pemilikan lahan serta situasi dan kondisi

setempat.

k. Kelompok tani pelaksana program peningkatan produksi

kedelai dapat menerima dana bantuan social dua kali

dalam satu tahun anggaran untuk kegiatan berbeda

(GP-PTT dan PAT-PIP) sepanjang memenuhi

persyaratan yang ditentukan dalam Pedoman Teknis.

3. Penetapan Penerima Dana

a. Seleksi CP/CL

Seleksi CP/CL secara umum meliputi seleksi administrasi dan

seleksi aspek teknis dengan dengan syarat yang sudah

ditetapkan dan tahapan meliputi seleksi daftar panjang (long-

list), daftar sedang (medium-list) dan daftar seleksi pendek

(short-list). Adapun tahap seleksi CP/CL adalah seluruh

usulan/proposal yang masuk direkapitulasi menjadi daftar long-

list calon petani/calon lokasi penerima dana Belanja Bantuan

Sosial Kementerian Pertanian. Selanjutnya dari daftar panjang

(long-list) dilakukan proses seleksi administrasi. Seleksi

administrasi meliputi verifikasi nama kelompok, nama ketua

Page 61: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 54

kelompok, alamat kelompok, jenis usaha kelompok, besarnya

usulan dana Belanja Bantuan Sosial, sesuai dengan data yang

terdapat di dalam usulan/proposal. Bagi CP/CL yang lulus

seleksi administrasi direkapitulasi ke dalam daftar sedang

(medium-list). Berdasarkan daftar sedang (medium-list), Tim

Teknis melakukan seleksi aspek teknis dengan cara

verifikasi/membandingkan kesesuaian antara kondisi di

lapangan dengan data usulan/proposal. Bagi CP/CL yang lulus

seleksi teknis direkapitulasi ke dalam daftar pendek (short-list).

b. Penerima Dana

Berdasarkan daftar pendek (Short-list) CP/CL, untuk kegiatan

Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota, maka Tim Teknis

mengusulkan kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

untuk ditetapkan menjadi calon penerima dana Belanja Bantuan

Sosial. Kelompok sasaran yang telah ditetapkan dengan

Keputusan berhak menerima dana Belanja Bantuan Sosial.

Selanjutnya kelompok sasaran penerima dana Belanja Bantuan

Sosial harus menyusun Rencana Usaha Kelompok (RUK)

sebagai dasar penyaluran dana Belanja Bantuan Sosial. RUK

yang disusun harus mendapatkan rekomendasi dari tim

teknis kabupaten sebelum petani dapat membelanjakan

dananya.

Page 62: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 55

B. Prosedur Pengajuan dan Penyaluran Dana

1. Pengajuan Dana

a. Kelompok tani membuat Rencana Usaha Kelompok (RUK)

b. Kelompok tani membuka rekening tabungan pada Bank

Pemerintah terdekat dan memberitahukan kepada Pejabat

Pembuat Komitmen (PPK) Kabupaten/Kota.

c. Ketua Kelompok tani mengusulkan RUK kepada PPK

Kabupaten/Kota, setelah diverifikasi oleh Penyuluh

Pertanian/petugas lapang lainnya dan disetujui oleh Ketua Tim

Teknis; dan

d. PPK meneliti RUK dari masing-masing yang akan dibiayai dan

selanjutnya mengajukan RUK kepada Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA).

2. Penyaluran Dana

a. GP-PTT

1) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi

Tanaman Pangan, menerbitkan Surat Keputusan tentang

penetapan Kelompok tani yang akan menerima dana

bantuan kegiatan GP-PTT, termasuk di dalamnya dilengkapi

data-data nama kelompok, jumlah anggota, nama ketua

kelompok, luas lahan, alamat kelompok, nomor rekening

dan nama bank atas nama kelompok tani sasaran, jumlah

bantuan yang akan diberikan serta data lainnya yang

diperlukan

Page 63: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 56

2) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja setempat,

mengajukan usulan pencairan dana atas dasar Surat

Keputusan Kepala Dinas tentang penetapan kelompok tani

penerima dana GP-PTT, melalui penerbitan Surat

Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) kepada

Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (SPM)

dengan dilampiri dokumen-dokumen sebagai berikut :

Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

tentang penetapan Kelompok tani penerima bantuan

Rencana Usaha Kelompok (RUK)

Surat Pernyataan Kelompok tani tentang kesediaan

mengikuti seluruh rangkaian kegiatan GP-PTT

3) Pejabat Penanda Tangan SPM melakukan pengujian SPP-

LS meliputi pemeriksaan rinci dokumen pendukung SPP

sesuai peraturan perundang-undangan; ketersediaan pagu

anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa

tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran; memeriksa

hak tagih yang terkait meliputi pihak yang ditunjuk untuk

menerima pembayaran bantuan (nama penerima bantuan

GP-PTT, alamat, nomor rekening dan nama bank) dan nilai

bantuan yang harus dibayar

4) Berdasarkan hasil pengujian SPP, Pejabat Penanda Tangan

SPM menerbitkan SPM-LS secara penuh/tanpa pemotongan

pajak

Page 64: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 57

5) Pejabat Penanda Tangan SPM mengajukan SPM-LS

kepada KPPN setempat dengan melampirkan :

- Surat Pertanggung Jawaban Belanja (SPTB);

- Surat Pernyataan Kuasa Pengguna Anggaran bahwa

semua dokumen pendukung sebagaimana

dipersyaratkan dalam pedoman pelaksanaan bantuan

dana GP-PTT telah diteliti kebenarannya dan berada

pada Kuasa Pengguna Anggaran

6) KPPN setempat melakukan pengujian atas SPM-LS dan

menerbitkan SP2D serta menstransfer dana ke rekening

kelompok tani sasaran pada Bank Pemerintah yang ditunjuk;

7) Penggunaan dana langsung oleh kelompok tani dengan

berpedoman pada pedoman pelaksanaan kegiatan GP-PTT.

8) Jika ada pertanaman yang dilaksanakan pada awal tahun

sementara anggaran belum bisa dicairkan karena terkendala

administrasi, petani diperbolehkan minta bantuan pihak

ketiga untuk menyediakan komponen yang diperlukan

sesuai RUK atas sepengetahuan Tim teknis dan PPK

(sesuai surat Inspektur II Itjen Kementan nomor:

50/TU120/H.3/01/2015 tanggal 6 Januari 2015 terlampir).

b. Optimasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks

Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai

1) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi

Tanaman Pangan, menerbitkan Surat Keputusan tentang

penetapan Kelompok tani yang akan menerima dana

bantuan kegiatan PAT-PIP, termasuk di dalamnya

Page 65: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 58

dilengkapi data-data nama kelompok, jumlah anggota, nama

ketua kelompok, luas lahan, alamat kelompok, nomor

rekening dan nama bank atas nama kelompok tani sasaran,

jumlah bantuan yang akan diberikan serta data lainnya yang

diperlukan

2) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja setempat,

mengajukan usulan pencairan dana atas dasar Surat

Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota tentang

penetapan kelompok tani penerima dana PAT-PIP melalui

penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-

LS) kepada Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah

Membayar (SPM) dengan dilampiri dokumen-dokumen

sebagai berikut :

Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

tentang penetapan Kelompok tani penerima bantuan

Rencana Usaha Kelompok (RUK)

Surat Pernyataan Kelompok tani tentang kesediaan

mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Perluasan Areal

Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-

PIP)

3) Pejabat Penanda Tangan SPM melakukan pengujian SPP-

LS meliputi pemeriksaan rinci dokumen pendukung SPP

sesuai peraturan perundang-undangan; ketersediaan pagu

anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa

tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran; memeriksa

hak tagih yang terkait meliputi pihak yang ditunjuk untuk

menerima pembayaran bantuan (nama penerima bantuan

Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks

Page 66: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 59

Pertanaman (PAT-PIP), alamat, nomor rekening dan nama

bank) dan nilai bantuan yang harus dibayar;

4) Berdasarkan hasil pengujian SPP, Pejabat Penanda Tangan

SPM menerbitkan SPM-LS secara penuh/tanpa pemotongan

pajak;

5) Pejabat Penanda Tangan SPM mengajukan SPM-LS

kepada KPPN setempat dengan melampirkan :

- Surat Pertanggung Jawaban Belanja (SPTB);

- Surat Pernyataan Kuasa Pengguna Anggaran bahwa

semua dokumen pendukung sebagaimana

dipersyaratkan dalam pedoman pelaksanaan bantuan

dana Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks

Pertanaman (PAT-PIP) telah diteliti kebenarannya dan

berada pada Kuasa Pengguna Anggaran;

6) KPPN setempat melakukan pengujian atas SPM-LS dan

menerbitkan SP2D serta menstransfer dana ke rekening

kelompok tani sasaran pada bank yang ditunjuk.

7) Jika ada pertanaman yang dilaksanakan pada awal tahun

sementara anggaran belum bisa dicairkan karena

terkendala administrasi, petani diperbolehkan minta bantuan

pihak ketiga untuk menyediakan komponen yang diperlukan

sesuai RUK atas sepengetahuan Tim teknis dan PPK

(sesuai surat Inspektur II Itjen Kementan nomor:

50/TU.120/H.3/01/2015 tanggal 6 Januari 2015 terlampir).

Page 67: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 60

C. Prosedur Pencairan dan Pemanfaatan Dana

1. Prosedur Pencairan Dana

Prosedur pencairan dana bantuan sosial kegiatan pengelolaan

produksi kedelai meliputi GP-PTT dan Optimasi Perluasan Areal

Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai

Tahun Anggaran 2015 antara lain :

a. Kelompok tani penerima kegiatan GP-PTT dan PAT-PIP berhak

menerima dana Bantuan Sosial melalui transfer ke rekening

kelompok dari Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/ Bank

Daerah);

b. Kelompok tani penerima kegiatan GP-PTT dan PAT-PIP Kedelai

berhak menggunakan dana Bantuan Sosial tersebut sesuai

dengan RUK yang disetujui oleh PPK Satuan Kerja setempat;

c. Kelompok tani penerima kegiatan GP-PTT dan Perluasan Areal

Tanam Kedelai berhak menarik uang yang ada di rekening

bank secara bertahap sesuai dengan tahapan pengadaan yang

akan dilakukan kelompok dan jadwal kegiatan;

d. Besarnya uang pada setiap penarikan rekening bank

disesuaikan dengan besarnya kebutuhan belanja yang

bersangkutan;

e. Pengadaan dana bantuan sosial yang telah dicairkan oleh

Kelompok tani dipergunakan untuk pengadaan paket sarana

produksi yang telah ditetapkan dalam pedoman teknis dan

disesuaikan dengan kebutuhan kelompok tani sebagaimana

yang telah tertuang pada RUK;

Page 68: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 61

f. Proses pengadaan paket sarana produksi oleh kelompok tani

dilakukan sesuai peraturan yang berlaku. Apabila ada kelebihan

dana dari dana yang disediakan akibat dari penghematan, maka

sisa dana tersebut dipergunakan untuk membeli keperluan

sarana produksi lain yang mendukung peningkatan

produktivitas;

g. Dalam rangka pengawasan pelaksanaan bantuan GP-PTT dan

PAT-PIP Kedelai, kelompok tani penerima bantuan agar

melakukan pengadministrasian dokumen pengadaan dan daftar

barang yang dibeli dan digunakan sesuai peraturan yang

berlaku;

h. Sarana produksi yang belum digunakan agar disimpan dengan

baik untuk menjaga mutu;

i. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bertanggung jawab

mengawasi penyaluran dana bantuan dan pelaksanaan program

dan kegiatan GP-PTT dan PAT-PIP sesuai target.

j. Kelompok tani penerima bantuan bertanggung jawab penuh

terhadap pemanfaatan dana bantuan dan penggunaan sarana

produksi untuk pelaksanaan kegiatan GP-PTT dan PAT-PIP

sesuai volume yang telah ditetapkan.

k. Ketua kelompok tani terpilih wajib membuat laporan rutin

penggunaan Dana Belanja Bantuan Sosial kepada PPK satuan

kerja setempat (sesuai surat Kepala Biro keuangan dan

perlengkapan nomor: 3145/TU.210/A4/12/2014 tanggal 31

Desember 2014).

Page 69: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 62

2. Prosedur Pemanfaatan Dana

Prosedur pemanfaatan dana belanja Bantuan Sosial sebagai

berikut :

a. Seluruh transaksi kelompok dibukukan secara sederhana;

b. Bukti/kuitansi pembelian disimpan;

c. Bukti serah terima hasil pembelian kepada anggota kelompok

tani dibukukan;

d. Seluruh aset kelompok dirawat dan dikelola dengan baik;

e. Dana belanja Bantuan Sosial digunakan untuk usaha produktif

sehingga diperoleh keuntungan yang memadai;

f. Sebagian dari keuntungan kelompok diharapkan disisihkan

untuk pemupukan modal, memperluas dan memperbesar skala

usaha, mengembangkan unit usaha pertanian yang potensial

serta memperkuat kelembagaan yang ada.

g. Jenis, volume, dan harga, atau komponen arana produksi dalam

pedoman teknis ini tidak mengikat merupakan acuan umum,

dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik lokasi dimasing

masing daerah sesuai peraturan yang berlaku.

h. Apabila dana bansos sudah terlanjur di transfer ke rekening

kelompoktani, namun karena alasan teknis petani tidak bisa

tanam pada tahun anggaran berjalan atau melampaui tahun

anggaran, maka dana bansos agar segera disetorkan ke kas

negara .

Page 70: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 63

BAB VI

PEMBINAAN

Pembinaan kelompok tani dilakukan secara berkelanjutan sehingga

kelompok tani mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk

itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

1. Struktur Organisasi

Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan

sesuai prinsip pelaksanaan Pemerintah yang baik (good

governance) dan pemerintah yang bersih (clean goverment), maka

pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi kedelai harus

memenuhi prinsip-prinsip:

a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan;

b. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme

(KKN);

c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan

demokratisasi;

d. Memenuhi asas akuntabilitas.

Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan

produksi kedelai berada pada Dinas Pertanian yang membidangi

tanaman pangan Kabupaten/Kota, sedangkan tanggung jawab

koordinasi pembinaan program berada pada Dinas Pertanian

yang membidangi tanaman pangan Provinsi atas nama Gubernur.

Page 71: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 64

Tanggung jawab atas program dan kegiatan berada pada

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan memberikan

fasilitasi program dan kegiatan kepada Provinsi dan

Kabupaten/Kota. Kegiatan koordinasi pembinaan lintas

Kabupaten/Kota difasilitasi oleh Provinsi, sedangkan kegiatan

koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional difasilitasi oleh

Kabupaten/Kota. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan

pengelolaan produksi kedelai di tingkat Provinsi dibentuk Tim

Pembina Provinsi dan pada tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Tim

Teknis Kabupaten/Kota.

2. Penanggung Jawab Program

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memfasilitasi koordinasi

persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan Belanja

Bantuan Sosial antara lain :

a. Menyusun pedoman teknis dan pola pemberdayaan yang

berkelanjutan untuk mengarahkan kegiatan dalam mencapai

tujuan dan sasaran sesuai Renstra yang ditetapkan;

b. Menggalang kemitraan dan melaksanakan koordinasi dengan

Provinsi dan Kabupaten/Kota, Instansi terkait serta seluruh

pemangku kepentingan, dalam pelaksanaan, pemantauan/

pengendalian dan evaluasi kegiatan;

c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Belanja Bantuan Sosial

dari pelaksanaan program dan anggaran.

Page 72: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 65

3. Tim Pembina Pusat

Dalam rangka peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai,

dibentuk Kelompok Kerja Upaya Khusus Peningkatan produksi Padi,

Jagung, dan Kedelai di tingkat Pusat, melalui Surat keputusan

Menteri Pertanian, dengan uraian tugas sebagai berikut:

- Merencanakan operasional kegiatan peningkatan produksi padi,

jagung dan kedelai dan sarana pendukungnya.

- Melaksanakan validasi calon petani dan calon lokasi

- Melaksanakan supervisi dan pendampingan Satuan kerja

Perangkat daerah pelaksana program.

- Menyusun laporan secara periodik setiap bulan atas pelaksanaan

program dan kegiatan peningkatan produksi padi, jagung dan

kedelai, dan sarana pendukungnya.

4. Tim Pembina Provinsi

Tim Pembina Provinsi yang terdiri dari unsur Dinas Pertanian,

Bakorluh Provinsi dan Kodam/Korem ditunjuk dan ditetapkan oleh

Gubernur atau Kepala Dinas Pertanian yang membidangi tanaman

pangan, dengan tugas :

a. Menyusun petunjuk pelaksanaan yang mengacu pada pedoman

yang disusun oleh Pusat;

b. Melakukan koordinasi lintas sektoral antara-instansi di tingkat

Provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas

pelaksanaan;

Page 73: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 66

c. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota dalam

pemantauan dan pengendalian serta membantu mengatasi

permasalahan di lapangan;

d. Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian serta

menyampaikan laporan ke tingkat Pusat.

5. Tim Teknis Kabupaten/Kota

Tim Teknis Kabupaten/Kota yang terdiri dari unsur Dinas Pertanan,

Bakorluh Kabupaten dan Kodim ditunjuk dan ditetapkan oleh

Bupati/Walikota setempat atau Kepala Dinas Pertanian yang

membidangi tanaman pangan, dengan tugas :

a. Menyusun petunjuk teknis (Juknis) dengan mengacu pada

Pedoman yang disusun oleh Pusat dan Petunjuk Pelaksanaan

(Juklak) yang disusun oleh Provinsi disesuaikan dengan kondisi

sosial budaya setempat dan usaha yang dikembangkan;

b. Mengesahkan Rencana Usaha Kelompok (RUK) sesuai dengan

rekomendasi setempat.

c. Melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok sasaran;

d. Melakukan bimbingan teknis, pemantauan/pengendalian dan

evaluasi;

e. Membuat laporan hasil pemantauan/pengendalian dan evaluasi.

Tim pembina tingkat Provinsi dan tim teknis tingkat Kabupaten/Kota

melakukan koordinasi pelaksanaan GP-PTT, PAT-PIP Kedelai di

Pos Simpul Koordinasi (POSKO) mulai dari tingkat Desa,

Kecamatan, Kabupaten/Kota sampai tingkat Provinsi.

Page 74: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 67

Frekuensi pelaksanaan pembinaan oleh Provinsi dan

Kabupaten/Kota dilakukan sebagai berikut:

1. Pembinaan dilakukan secara periodik mulai dari persiapan

sampai dengan panen secara berjenjang mulai dari Pusat,

Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta Desa.

2. Provinsi melakukan pembinaan pelaksanaan GP-PTT dan PAT-

PIP Kedelai di Kabupaten/Kota 2 kali per musim tanam atau

disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada.

3. Kabupaten/Kota melakukan pembinaan pelaksanaan GP-PTT

dan PAT-PIP Kedelai di tingkat lapangan/kelompok tani

pelaksana GP-PTT dan PAT-PIP Kedelai 3 kali per musim

tanam atau disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada.

Page 75: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 68

BAB VII

PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN

PELAPORAN

A. Pengendalian

Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran

dan Pejabat Pembuat Komitmen. Proses pengendalian di setiap

wilayah direncanakan dan diatur oleh masing-masing instansi.

Pengendalian dilaksanakan secara berjenjang oleh Pusat, Dinas

Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Pertanian Kabupaten/Kota

bersama pihak ketiga pengadaan dan penyaluran sarana produksi

(benih, pupuk, dan lain-lain). Pengendalian dilaksanakan secara

periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen. Pengendalian

meliputi perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan

pencapaian produksi kedelai tahun 2015.

Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas

fungsional (Inspektorat Jenderal, Inspektorat Daerah, maupun

lembaga atau instansi pengawas lainnya) dan pengawasan oleh

masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi kepada

pihak yang terkait (penyuluh pertanian, pengurus kelompok, anggota

kelompok, tokoh masyarakat, organisasi petani, LSM, aparat

instansi di daerah, perangkat pemerintahan mulai dari desa sampai

kecamatan, anggota lembaga legislatif dan lembaga lainnya).

Page 76: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 69

Ada 7 (tujuh) tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pengarah/Pembina

dii Pusat/Provinsi dan Tim Teknis di Kabupaten/Kota;

2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon kelompok sasaran

dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis di

Kabupaten/Kota;

3. Tahap transfer/penyaluran dana bantuan sosial ke rekening

kelompok;

4. Tahap pencairan dana bantuan sosial yang dilakukan oleh

kelompok;

5. Tahap kebenaran serta ketepatan pemanfaatan dana bantuan

sosial yang dilakukan oleh kelompok;

6. Tahap pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh

kelompok;

7. Tahap evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output,

outcome, benefit dan impact.

B. Monitoring

Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawalan program dan

kegiatan peningkatan produksi kedelai tahun 2015, maka dilakukan

pelaksanaan monitoring perkembangan penyaluran bansos kepada

kelompok tani penerima bantuan oleh Pejabat Pembuat Komitmen

(PPK), dan realisasi tanam dan panen kedelai oleh ketua kelompok

Page 77: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 70

tani atau petugas lapangan. Proses pelaksanaan monitoring sebagai

berikut :

1. Perkembangan Penyaluran bantuan Sosial

a. PPK Satker Tugas pembantuan, mengirimkan data transfer

Bansos meliputi data kelompok tani dan nilai bantuan.

b. Waktu pengiriman sesuai dengan pengajuan SPPD, yang

diajukan oleh PPK kepada penerbit SPM.

c. Data dikirim ke Direktorat Budidaya Aneka kacang dan

Umbi, Direktorat jenderal tanaman Pangan, melalui email

[email protected] atau [email protected]

2. Realisasi tanam dan panen Program GP-PTT dan PAT-PIP

kedelai

a. Ketua kelompok tani atau petugas pendamping/lapangan,

mengirimkan data tanggal realisasi tanam dan realisasi

panen beserta luasannya ke pusat, melalui SMS Gateway

b. Waktu penyampaian data dilakukan pada saat akan tanam

dan panen

c. Cara pengiriman data melalui sms adalah sebagai berikut:

1) Ketik : MONEVKD<spasi>KodeKecamatan# BulanTahun

#KodeProgram#LuasTanam(Ha)#Luas Panen(Ha)

2) Kirim sms ke nomor 081381232425

Page 78: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 71

C. Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai

permasalahan yang mungkin timbul maupun tingkat keberhasilan

yang dapat dicapai dalam pelaksanaan program dan kegiatan

sehingga dapat dilakukan tindakan korektif sedini mungkin.

Pemantauan dan Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang oleh

Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota.

Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara periodik

dan berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan pengembangan

usaha kelompok yang dilakukan dari awal kegiatan sampai dengan

akhir kegiatan. Evaluasi meliputi: 1) komponen kegiatan dalam

mendukung pencapaian produksi kedelai tahun 2015, 2) tingkat

pencapaian sasaran areal dan produksi, 3) kenaikan tingkat

produktivitas dan produksi, 4) permasalahan yang timbul di tingkat

lapang, 5) kegiatan pendukung lainnya.

D. Pelaporan

Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi,

Kabupaten/Kota, Kecamatan dan ketua kelompoktani secara

periodik setiap bulan. Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu

dari Ketua kelompoktani ke penyuluh lapangan ke Kabupaten/Kota,

Provinsi dan pusat.

Page 79: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 72

1. Laporan Kegiatan

Pelaporan kegiatan meliputi laporan pelaksanaan program,

pelaksanaan kegiatan, penyampaian data dan informasi dan

laporan akhir pelaksanaan program dan kegiatan yang memuat

evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung lainnya

sebagaimana dalam format laporan pada lampiran 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22 dan 23.

2. Laporan Program

a. Sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan

3) Pusat, Provinsi dan Kab/Kota merencanakan dan membuat

laporan blanko sasaran tanam, panen, produktivitas dan

produksi kedelai tahun 2015

4) Laporan sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi

kedelai tahun 2015 Kab/Kota di laporkan ke Provinsi

5) Provinsi mengirim laporan sasaran tanam, panen,

produktivitas dan produksi kedelai tahun 2015 ke Pusat

b. Realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan

1) Petugas Penyuluh dan Babinsa meminta laporan realisasi

tanam atau panen kepada ketua Kelompok Tani, selanjutnya

dikompilasi dan dilaporkan ke atasan masing-masing di

Kabupaten. Babinsa ke Dandim c.q. Pasiter di Kodim dan

Dinas Pertanian kabupaten.

Page 80: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 73

2) Kabupaten/Kota mengirimkan laporan blanko realisasi

tanam, panen, produktivitas dan produksi kedelai bulanan

tahun 2015 ke Provinsi. Kodim ke Korem/Kodam dan Dinas

Pertanian Kab ke Dinas Pertanian Provinsi.

3) Selanjutnya Provinsi mengirimkan laporan blanko realisasi

tanam, panen, produktivitas dan produksi kedelai bulanan

tahun 2015 ke Pusat. Korem/Kodam ke Aster Kasad c.q.

Paban III/wanwil dan Dinas Pertanian Provinsi ke Direktur

Jenderal Tanama Pangan c.q. Direktur Budidaya Aneka

Kacang dan Umbi.

4) Penyampaian laporan realisasi tanam, panen, produktivitas

dan produksi kedelai tahun 2015 Kab/Kota di laporkan ke

Provinsi dan Pusat setiap bulannya.

c. Kendala dan permasalahan yang dihadapi ditingkat lapangan

1) Dinas Kab/Kota memberikan laporan kendala dan

permasalahan kegiatan pengelolaan produksi kedelai di

lapangan antara lain meliputi bagaimana ketersediaan

benih, tanaman yang terkena OPT, banjir maupun

kekeringan

2) Dari laporan Kab/Kota yang disampaikan ke dinas Provinsi

dan akan di laporkan ke Pusat

3) Laporan kendala dan permasalahan di tingkat lapangan

disampaikan ke Pusat setiap bulan

4) Perkembangan serangan OPT dilakukan bulanan, triwulan

dan tahunan

Page 81: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 74

5) Dari hasil laporan perkembangan tersebut akan dievaluasi

oleh Pusat dan Daerah.

Laporan ke pusat disampaikan ke Direktorat Budidaya Aneka

Kacang dan Umbi Jl. Raya Ragunan No 15 Pasar Minggu, Jakarta

Selatan 12520; no. telepon (021) 7805342; faksimili (021) 7805179 ;

email: [email protected]. Kinerja penyampaian laporan

akan dijadikan salah satu dasar penentuan anggaran tahun 2016

sebagai penerapan azas reward dan punishment.

Page 82: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 75

BAB VIII

P E N U T U P

Pedoman teknis pengelolaan produksi tanaman kedelai tahun 2015 ini

merupakan acuan bagi Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota dan pemangku kepentingan lainnya dalam pelaksanaan

GP-PTT, Perluasan Areal Tanam (PAT) Kedelai dan kegiatan pendukung

lainnya tahun anggaran 2015 di Tingkat lapangan. Dengan adanya

pedoman teknis ini diharapkan tujuan dan sasaran peningkatan produksi

kedelai dapat dicapai secara optimal.

Pedoman teknis pengelolaan produksi tanaman kedelai ini, hendaknya

dapat ditindaklanjuti menjadi Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) oleh Dinas

Pertanian Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota.

Apabila terdapat kekeliruan atau perubahan kebijakan dalam peraturan

yang lebih tinggi, pedoman teknis ini akan disesuaikan lebih lanjut.

Page 83: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 76

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 84: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 77

Lampiran 1

SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN

PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2015 DUKUNGAN ANGGARAN APBN-P 2015

Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi

(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)

1 Aceh 53,000 50,350 16.61 83,646

2 Sumatera Utara 11,700 11,115 11.58 12,868

3 Sumatera Barat 680 646 13.16 850

4 R i a u 4,480 4,256 11.94 5,082

5 J a m b i 14,853 14,110 13.50 19,046

6 Sumatera Selatan 40,250 38,238 17.13 65,509

7 Bengkulu 8,068 7,665 11.16 8,555

8 Lampung 55,464 52,691 12.98 68,386

9 Kep. Bangka Belitung - - - -

10 Kep. Riau 18 17 10.59 18

11 DKI Jakarta - - - -

12 Jawa Barat 100,016 95,015 16.85 160,101

13 Jawa Tengah 81,673 77,589 17.89 138,807

14 DI Yogyakarta 15,826 15,035 15.11 22,724

15 Jawa Timur 216,993 206,143 18.15 374,150

16 Banten 9,923 9,427 14.54 13,703

17 B a l i 6,050 5,748 15.70 9,023

18 Nusa Tenggara Barat 101,750 96,663 13.76 132,994

19 Nusa Tenggara Timur 9,415 8,944 10.33 9,240

20 Kalimantan Barat 24,765 23,527 16.28 38,303

21 Kalimantan Tengah 8,650 8,218 12.44 10,222

22 Kalimantan Selatan 14,500 13,775 13.91 19,166

23 Kalimantan Timur 3,500 3,325 15.12 5,027

24 Kalimantan Utara 5,000 4,750 10.00 4,750

25 Sulawesi Utara 18,170 17,262 14.18 24,482

26 Sulawesi Tengah 5,000 4,750 18.41 8,745

27 Sulawesi Selatan 138,350 131,433 15.34 201,562

28 Sulawesi Tenggara 31,295 29,730 10.90 32,413

29 Gorontalo 3,570 3,392 15.84 5,372

30 Sulawesi Barat 11,000 10,450 13.04 13,628

31 Maluku 1,643 1,561 12.99 2,027

32 Maluku Utara 1,500 1,425 12.68 1,807

33 Papua Barat 2,750 2,613 11.26 2,942

34 Papua 4,148 3,941 12.32 4,853

1,004,000 953,800 15.73 1,500,000

No Provinsi

INDONESIA

Page 85: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 78

Lampiran 2

TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI SPESIFIK LOKASI

Peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam budidaya kedelai dapat

dicapai dengan penerapan teknologi yang bersifat spesifik lokasi pada

masing-masing agroekologi. Permasalahan yang bersifat spesifik lokasi

pada setiap agroekologi diatasi untuk mendapatkan persyaratan tumbuh

optimal untuk tanaman kedelai. Terdapat empat tipe agroekologi utama

antara lain agroekologi sawah (irigasi dan tadah hujan), lahan kering

(bukan masam dan masam), lahan pasang surut dan lahan rawa lebak.

A. Agroekologi Lahan Sawah

Pada lahan sawah, kedelai biasa ditanam pada musim kemarau

pertama (MK I) yang ditanam setelah panen padi pertama atau pada

musim kemarau kedua (MK II) yang ditanam setelah panen padi

kedua. Disamping itu, budidaya kedelai dapat dilakukan pada awal

musim hujan ditanam sebelum tanam padi. Kedelai pada MK I masa

tanamnya antara Februari – Juni, kedelai MK II antara Juni –

September dan kedelai awal musim hujan antara Oktober – Januari.

Teknik Budidaya Kedelai pada agroekologi lahan sawah untuk MK I

(Februari – Juni) dan MK II (Juni – Agustus) sebagai berikut :

1. Penyiapan lahan tanpa olah lahan. Setelah panen padi, jerami

padi dipotong dekat dengan permukaan tanah. Sesuai dengan

prioritas pemanfaatannya, jerami padi digunakan untuk pakan

ternak atau ditinggal di lahan untuk mulsa kedelai atau dibakar.

Jerami padi yang dibakar merupakan salah satu sumber hara K.

Page 86: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 79

2. Pembuatan saluran drainase dengan jarak antar saluran 1,5 – 5

m, bervariasi tergantung pada kemiringan lereng lahan dan

tekstur tanah, makin datar dan/atau halus tekstur tanah semakin

sempit antar saluran drainase. Saluran drainase berukuran lebar

sekitar 30 cm dan kedalaman sekitar 25 cm.

3. Untuk kedelai yang ditanam pada awal musim hujan,

penanaman dilaksanakan setelah hujan cukup membahasai

tanah untuk mendukung perkecambahan benih kedelai.

4. Bagi kedelai yang ditanam setelah padi (kedelai MK I dan MK II),

kedelai hendaknya segera ditanam, 2 – 4 hari setelah padi

dipanen, hal ini ditujukan untuk memanfaatkan air/lengas tanah

dan mengurangi gangguan gulma, hama dan penyakit.

5. Varietas yang dianjurkan ialah :

a. Kedelai awal musim hujan (Oktober – Januari) sebagai

contoh di Kabupaten Grobogan, varietas yang berumur

genjah (80 hari atau kurang) :

- Varietas berbiji besar : Agromulyo, Baluran, Grobogan,

Lokal

- Varietas berbiji sedang : Malabar, Gepak Ijo, Gepak

Kuning

b. Kedelai MK I, biasanya ketersediaan air (air hujan) lebih

terjamin daripada pertanaman kedelai pada MK II :

- Varietas berbiji besar : Anjasmoro, Argopuro, Gumitir,

Detam 1 dan Detam 2

Page 87: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 80

- Varietas berbiji sedang : Wilis, Kaba, Ijen, Sinabung,

Arjasari dan Malika

c. Musim tanam MK II, umumnya ketersediaan air (air hujan)

terbatas :

- Varietas berbiji besar : Argomulyo, Burangrang dan

Baluran

- Varietas berbiji sedang : Malabar, Ijen, Arjasari dan

Malika

6. Benih berkualitas yakni bernas dengan daya tumbuh >85%,

murni, sehat dan bersih dengan total kebutuhan benih antara 40

– 60 kg/ha, tergantung pada ukuran biji, makin besar ukuran biji

makin banyak benih yang digunakan.

7. Perlakuan benih dengan carbosulfan atau fipronil untuk

mengendalikan lalat bibit dan hama lain.

8. Perlakuan benih dengan pupuk hayati sumber rhizobium bagi

lahan yang sebelumnya tidak pernah ditanami kedelai, 20 gr

sumber rhizobium/kg benih.

9. Populasi tanaman 350.000 – 500.000 per hektarr, dengan

pengaturan jarak tanam berturut-turut 40 x 15 cm dan 40 x 10

cm dan ditanam dua biji/lubang.

10. Jenis dan takaran pupuk dapat berbeda tergantung pada konsidi

atau tingkat kesuburan tanah berdasarkan hasil analisis tanah.

Jika tersedia pupuk organik atau pupuk kandang, dianjurkan

pemberian sekitar 2 ton/ha.

Page 88: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 81

11. Pemberian air diperlukan jika kelembaban tanah tidak

mencukupi terutama pada stadium awal pertumbuhan, saat

berbunga dan saat pengisian polong.

12. Pengendalian gulma berdasarkan pemantauan baik secara

mekanis-konvensional atau manual (penyiangan menggunakan

cangkul atau dicabut) secara mekanis maupun secara kimia

menggunakan herbisida pra dan/atau pasca tumbuh. Pada

tanah yang ringan dan di daerah langka tenaga kerja cara

mekanisasi dapat meringankan biaya pengendalian gulma.

Penyemprotan herbisida pra tumbuh sebaiknya dilakukan satu

minggu sebelum tanam, sedang penyemprotan herbisida pasca

tumbuh dilakukan secara hati-hati menggunakan tudung nozzle

agar tidak mengenai daun tanaman kedelai.

13. Pengendalian hama dan penyakit berdasarkan pemantauan

populasi atau kerusakan tanaman.

14. Tanaman siap dipanen apabila daun sudah luruh dan 95%

polong sudah berwarna kuning kecoklatan atau coklat

kehitaman (tergantung varietas), panen dilakukan secara

konvensional (dengan disabit atau dicabut).

15. Pembijian kedelai dilakukan secara manual (sistem geblok)

ataupun secara mekanis yakni dengan mesin perontok.

Page 89: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 82

B. Agroekologi Lahan Kering

Agroekologi lahan kering dipilakan menjadi dua kelompok besar,

yaitu lahan kering tidak masam dan lahan kering masam. Pola

tanam di lahan kering diantaranya adalah : (1) Kedelai – Kedelai –

Bera, (2) Padi gogo – Kedelai, (3) Jagung – Kedelai – Tembakau,

(4) Kedelai – Kedelai – Kacang-kacangan lain. Pada Pertanaman

masa musim hujan pertama MH I (Oktober - Januari) dianjurkan

menggunakan varietas umur sedang, dan pertanaman pada musim

marengan atau MH II (Februari – Mei) dapat dipilih umur sedang

atau genjah. Paket teknologi budidaya terdiri atas komponen

sebagai berikut:

1. Lahan disiapkan dengan pengolahan tanah sampai gembur

menjelang musim hujan, yakni dengan dibajak 1-2 kali

kemudian digaruk 1 kali dan diratakan.

2. Pembuatan saluran drainase dengan jarak antar saluran 3-5 m

dengan ukuran lebar sekitar 30 cm dan kedalaman sekitar 25

cm. Interval antar saluran drainase dapat diperapat sesuai

dengan jenis tanahnya dan kemiringan lahan. Tanah bertekstur

halus (tanah berat) dan lahan yang bertopografi datar, jarak

antar saluran perlu lebih diperapat menjadi 2-3 m.

3. Varietas yang dianjurkan sebagai berikut:

a. Lahan Kering Masam

Kedelai pertanaman MH I (Oktober - Januari) :

- Varietas berbiji besar : Anjasmoro dan Rajabasa.

Page 90: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 83

- Varietas berbiji sedang : Slamet, Tanggamus, Nanti,

Sibayak, Ratai dan Sinabung.

Kedelai Pertanaman MH II (Februari – Mei) :

- Varietas berbiji besar : Anjasmoro dan Rajabasa

- Varietas berbiji sedang : Slamet, Tanggamus, Nanti,

Sibayak, Ratai dan Sinabung.

b. Lahan Kering Tidak Masam

Kedelai pertanaman MH I (Oktober – Januari)

- Varietas berbiji besar : Anjasmoro, Baluran, Argopuro,

Cumitir, Detam 1, dan Detam 2.

- Varietas berbiji sedang : Willis, Kaba, Sinabung, Arjasari,

dan Malika

Kedelai pertanaman MH II (Februari – Mei) :

- Varietas berbiji besar : Argomulyo, Burangrang, dan

Baluran.

- Varietas berbiji sedang : Malabar dan Ijen.

4. Penggunaan benih berkualitas, bernas memiliki daya tumbuh

>85%, murni, sehat, dan bersih, dengan total kebutuhan benih

antara 40-60 kg/ha, tergantung pada ukuran biji, makin besar

ukuran biji makin banyak benih yang dibutuhkan.

5. Perlakuan benih dengan carbosulfan atau fipronil untuk

mengendalikan lalat bibit dan insektalain.

Page 91: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 84

6. Perlakuan benih dengan pupuk hayati rhizobium bagi lahan

yang sebelumnya tidak pernah ditanami kedelai, 20 g sumber

rhizobium/kg benih.

7. Populasi tanaman 350.000 – 500.000 per hektar, pengaturan

jarak tanam berturut-turut 40 x 15 cm, 40 x 10 cm, dua

tanaman/lubang. Pada tanah yang subur dan hujan/air cukup

jarak tanam 40 x 15, sedang pada tanah yang kurang subur dan

hujan/air terbatas, jarak tanam 40 x 10 cm.

8. Pada lahan kering masam perlu digunakan ameliorant.

Penggunaan amelioran secara teknis ditetapkan berdasarkan

tingkat kejenuhan aluminium (Al) dan hal ini memiliki hubungan

kuat dengan tingkat kemasaman tanah (pH tanah)

9. Jenis dan takaran pupuk dapat berbeda tergantung pada kondisi

atau tingkat kesuburan tanah berdasar analisis tanah. Jika

tersedia pupuk organik atau pupuk kandang, dianjurkan

pemberian sekitar 2 t/ha.

10. Pemberian air jika kelembaban tanah tidak mencukupi terutama

pada stadium awal pertumbuhan, saat berbunga, dan saat

pengisian polong, menggunakan sumur atau dari sungai kalau

memungkinkan dengan pompanisasi atau irigasi.

11. Gulma dikendalikan berdasarkan pemantauan secara baik

mekanis-konvensional atau manual (penyiangan dengan

cangkul atau sistem cabut), secara mekanisasi, maupun secara

kimia dengan menggunakan herbisida pra maupun pasca

tumbuh; penyemprotan herbisida pra-tumbuh dilakukan

seminggu sebelum tanam sedang penyemprotan herbisida

Page 92: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 85

pasca tumbuh perlu hati-hati dengan menggunakan tudung

nozzle supaya tidak meracuni daun tanaman kedelai.

12. Pengendalian hama dan penyakit berdasarkan petunjuk teknis

PHT (Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu).

13. Tanaman siap dipanen apabila daun sudah luruh dan 95%

polong sudah berwarna kuning-kecoklatan, coklat-kehitaman

(tergantung varietas) dilakukan secara konvensional (disabit

atau dicabut).

14. Pembijian kedelai dapat dilakukan secara manual (sistem

geblok, pemukul kayu) maupun secara mekanis yakni dengan

mesin perontok.

C. Agroekologi Lahan Rawa Lebak

Lahan rawa lebak dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1) lebak

dangkal/ pematang, (2) lebak tengahan, dan (3) lebak dalam.

Pembagian ini memiliki arti penting karena masing-masing tipologi

lahan dan tipe luapan air memiliki kendala spesifik sehingga

memerlukan pendekatan pengelolaan tersendiri. Lahan rawa lebak

dangkal dan tengahan dapat ditanami dengan pola tanam padi –

padi atau padi – palawija, sedang pada lahan lebak dalam hanya

dengan padi – padi. Paket teknologi kedelai pada lebak dangkal dan

tengahan adalah sebagai berikut :

1. Lahan disiapkan secara tanpa olah tanah. Setelah padi dipanen,

jerami dipotong dekat dengan permukaan tanah, jerami

digunakan untuk pakan atau ditinggal di lahan dimanfaatkan

untuk mulsa ata dibakar. Jerami yang dibakar sesuai untuk

sumber hara kalium.

Page 93: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 86

2. Varietas kedelai yang dianjurkan :

a) Varietas biji besar : Anjasmoro, Baluran, Rajabasa,

Burangrang, Argomulyo.

b) Varietas biji sedang : Tanggamus, Sibayak, Nanti, Ratai,

Seulawah, Slamet, Sinabung, Wilis, Ijen.

3. Benih berkualitas, bernas memiliki daya tumbuh >85%, murni,

sehat dan bersih, dengan total kebutuhan benih antara 40-60

kg/ha, tergantung pada ukuran biji; makin besar ukuran biji

makin banyak benih yang dibutuhkan.

4. Perlakuan benih dengan carbosulfan atau fipronil untuk

mengendalikan lalat bibit dan insekta lain.

5. Perlakuan benih dengan pupuk hayati sumber rhizobium 20 g/kg

benih, diberikan pada lahan yang sebelumnya tidak pernah

ditanami kedelai.

6. Populasi tanaman kedelai 350.000 – 500.000 per hektar,

berturut-turut diperoleh dengan pengaturan jarak tanam 40 x 15

cm dan 40 x 10 cm, dua tanaman/lubang.

7. Dibuat saluran drainase dengan jarak antar saluran 5-6 m

dengan ukuran lebar sekitar 40 cm dan kedalaman sekitar 60

cm.

8. Ameliorasi tanah diperlukan untuk memperbaiki lingkungan

tumbuh tanaman kedelai menggunakan kapur pertanian.

Page 94: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 87

9. Jenis dan takaran pupuk dapat berbeda tergantung pada kondisi

atau tingkat kesuburan tanah berdasarkan hasil analisis tanah.

Jika tersedia pupuk organik atau pupuk kandang, dianjurkan

pemberian sekitar 2 t/ha.

10. Gulma dikendalikan berdasarkan pemantauan baik mekanis-

konvensional atau manual (penyiangan dengan cangkul atau

system cabut), dengan mekanisasi , maupun secara kimia

dengan menggunakan herbisida pra maupun pasca tumbuh;

penyemprotan herbisida pra tumbuh dilakukan seminggu

sebelum tanam sedang penyemprotan herbisida pasca tumbuh

perlu hati-hati dengan menggunakan tudung nozzle sprayer

supaya tidak membakar daun tanaman kedelai.

11. Pengendaliam OPT mengikuti cara pengendalian hama terpadu

(PHT).

12. Tanaman siap dipanen apabila daun sudah luruh dan 95%

polong sudah berwarna kuning-coklat atau coklat-kehitaman

(tergantung varietas), dilakukan secara konvensional (disabit

atau dicabut).

13. Pembijian kedelai dapat dilakukan secara manual (sistem

geblok, pemukul kayu) maupun secara mekanis yakni dengan

mesin perontok.

D. Agroekologi Lahan Pasang Surut

Lahan pasang surut dapat dibedakan menurut jenis tanah, yakni

tanah mineral dan tanah gambut (organik). Tanah gambut juga

dirinci menjadi dua, yaitu gambut dangkal dengan tebal solum < 1,

dan tanah gambut dalam tebal dengan tebal solum > 1 m. lahan

Page 95: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 88

pasang surut juga dapat dibedakan menurut tipe luapan dan

kedalaman permukaan air tanahnya, yaitu tipe luapan A, B, C dan

D. lahan pasang surut tipe luapan A selalu terluapi air pasang, baik

pasang besar maupun kecil, memiliki kedalaman genangan lebih

dari 1 m dan waktu genangan cukup lama lebih dari 6 bulan,

biasanya ditemui didaerah pantai atau sepanjang aliran sungai.

Lahan pasang surut tipe luapan B hanya terluapi oleh pasang besar

dan terdrainase harian. Pada tipe luapan B, menanam kedelai dapat

dilakukan dengan membuat surjan, kedelai ditempatkan pada

bagian lahan yang ditinggikan. Lahan pasang surut tipe luapan C

merupakan lahan yang tidak pernah terluapi walaupun pasang

besar, namun permukaan air tanah lebih dangkal dari 50 cm,

drainase permanen dan air pasang mempengaruhi secara tidak

langsung. Lahan pasang surut tipe luapan D merupakan lahan yang

tidak pernah terluapi dan permukaan air tanah lebih dalam dari 50

cm, drainase terbatas, penurunan air tanah terjadi selam musim

kemarau pada saat evaporasi melebihi jumlah curah hujan.

Lahan pasang surut jenis tanah mineral dan gambut dangkal

dengan tipe luapan B, C, dan D potensial untuk pengembangan

kedelai. Pola tanam pada lahan pasang surut tipe luapan B perlu

dikaitkan dengan tipe iklim yaitu : padi – padi untuk wilayah tipe iklim

A1 (10-12 bulan basah dan 0 – 1 dan bulan kering), B1 (7-9 bulan

basah dan 0 – 1 bulan kering ) dan B2 (7-9 bulan basah dan 2 – 3

bulan kering), sedangkan utuk tipe iklim C1 (5-6 bulan bulan basah

dan 0-1 bulan kering, dan C2 (5-6 bulan basah, 2-3 bulan kering)

adalah padi – padi atau padi – palawija. Pada lahan lahan rawa

pasang surut tipe C, sumber air utama adalah air hujan sehingga

pola tanamnya adalah padi – palawija. Lahan pasang surut tipe D

Page 96: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 89

lebih bersifat seperti lahan kering dengan sumber air utama dari

curah hujan sehingga pola tanam untuk daerah tipe ini adalah padi –

palawija/ sayuran atau palawija – palawija/ sayuran. Padi ditanam

pada bulan Oktober/ November (MH) sedangkan palawija/kedelai

pada bulan Maret. Waktu tanam optimal adalah pertengahan bulan

Maret.

Kendala utama produktivitas kedelai dilahan pasang surut adalah

kemasaman tinggi (PH rendah), keracunan Al, Fe atau S. gangguan

OPT perlu mendapat perhatian yang serius demi keberhasilan

tanaman kedelai. Rakitan paket teknologi budidaya kedelai dilahan

pasang surut adalah sebagai berikut :

1. Penyiapan lahan dengan pengolahan tanah sempurna.

Pengolahan tanah dan pembuatan saluran drainase perlu

memperhatikan posisi kedalaman pirit (FeS2) untuk menghindari

oksidasi pirit yang berlebihan sehingga menghasilkan asam

sulfat (SO4) berlebihan dan akan meningkatkan kemasaman

dan meracuni tanaman. Pengolahan tanah yang terpaksa

membalik lapisan pirit perlu diikuti dengan pencucian agar tidak

meracuni tanaman, yaitu dengan penggelontoran air irigasi.

2. Dibuat saluran drainase. Bagi lahan tipe luapan B, kedelai yang

ditanam pada bagian lahan yang ditinggikan, saluran drainase

dibuat berjarak 2 – 3 m antar saluran, dengan ukuran lebar

sekitar 30 cm dengan kedalaman 25 cm. Untuk tipe luapan C,

jarak antar saluran drainase adalah 6 – 8 m, lebar sekitar 50 cm

dan dalam saluran sekitar 70 cm, kemudian dibuat saluran

kemalir (saluran cacing) berjarak 2 – 3 m antar saluran kemalir

dengan lebar sekitar 30 cm dan dalam sekitar 25 cm menuju ke

Page 97: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 90

saluran drainase yang berfungsi membuang air pencucian yang

bersifat toksik. Sedang bagi tipe luapan D, jarak antar saluran

drainase 2 – 3 m, lebar sekitar 30 cm dan dalam saluran sekitar

25 cm.

3. Varietas yang dianjurkan adalah :

a) Kedelai pertanaman MH I

- Varietas berbiji besar : Anjasmoro dan Rajabasa

- Varietas berbiji sedang : Lawit, Menyapa, Slamet,

Tanggamus, Ratai, Nanti, Seulawah, Wilis dan Ijen

b) Kedelai pertanaman MH II

- Varietas yang dianjurkan sama dengan MH I

4. Perlakuan benih dengan carbosulfan atau fipronil untuk

mengendalikan lalat bibit dan insekta lain.

5. Perlakuan benih dengan pupuk hayati rhizobium 20 gr/kg benih,

diberikan pada lahan yang belum pernah ditanami kedelai.

6. Populasi tanaman 350.000 – 500.000 per hektar, berturut-turut

dengan pengaturan jarak tanam 40 x 15 cm atau 40 x 10 cm,

dua biji/lubang.

7. Ameliorasi tanah diperlukan untuk memperbaiki lingkungan

tumbuh tanaman kedelai menggunakan kapur pertanian. Pada

lahan rawa pasang surut jenis tanah gambut dangkal

memerlukan kapur sekitar 1 ton/ha.

Page 98: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 91

8. Pada lahan pasangsurut jenis gambut dangkal memerlukan

pupuk dengan takaran 50 kg Urea + 100 kg SP36 + 50 kg

KCI/ha + 2,5 kg Cu + 1,25 kg Mn, dan 5,0 kg fe/ha. Untuk lahan

pasangsurut sulfat masam panduan pemupukan dapat lilihat

pada lampiran 1.

9. Gulma dikendalikan berdasarkan pemantauan baik secara

mekani-konvensional atau manual (penyiangan dengan cangkul

atau sistem cabut) maupun secara kimia dengan menggunakan

herbisida pra maupun pasca tumbuh. Penyemprotan herbisida

pra tumbuh dilakukan seminggu sebelum tanam sedangkan

sedang penyemprotan herbisida pasca tumbuh perlu hati-hati

dengan menggunakan tudung nozzle supaya tidak

meracun/membakar daun tanaman kedelai.

10. Pengendalian OPT mengikuti cara pengendalian hamadan

penyaktterpadu (PHT).

11. Tanaman siap di panen apabila daun sudah luruh dan 95%

polong sudah berwarna kuning coklat atau coklat kehitaman

(tergantung varietas), dilakukan secara konvensional (disabit

atau dicabut).

12. Pembijian kedelai dapat dilakukan secara manual (sistem

geblok, pemukul kayu) maupun secara mekanis yakni dengan

mesin perontok.

Page 99: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 92

Varietas Unggul Kedelai yang Dapat Dianjurkan

Tabel 14. Deskripsi dan Karakter Unggul Varietas Kedelai yang Dilepas 10

Tahun Terakhir (1995 – 2005).

Umur Bobot Hasil warna

(hari) 100 biji biji biji

(g) (t/ha)

Umur genjah ( <80 hari); biji kecil (<10 g/100 biji)

Tidar 75 7,0 1,40 Kuning Agak tahan lama

Kehijauan bibit dan karat

daun

Dieng 76 7,5 1,7 Kuning Agak tahan

Kehijauan rebah dan karet

daun

Gepak Kuning 73 8,3 2,2 Hijau Sesuai untuk

Kekuningan tahu dan tauge

Gepak ijo 76 6,8 2,2 Kuning Sesuai untuk

Kehijauan tahu dan tauge

Umur genjah (<80 hari); biji sedang (10-14 g/100 biji)

Malabar 70 12,0 1,3 Kuning Agak tahan karat

Meratus 75 10,0 1,4 Kuning Agak tahan karat

Umur genjah (<80 hari); biji besar (>14 g /10 biji)

Argomulyo 79 16,0 2,0 Kuning tahan rebah

agak tahan karat

Burangrang 79 17,0 2,0 Kuning Tahan rebah

agak tahan karat

Baluran 79 16,0 2,5 Kuning

Lokal Grobogan 75 18 2,8 Kuning

Varietas Keunggulan lain

Page 100: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 93

Umur Bobot Hasil warna

(hari) 100 biji biji biji

(g) (t/ha)

Umur sedang (80-85 hari); biji sedang (>10-14 g/100 biji)

Wilis 85 10,0 1,6 Kuning Agak tahan karat

dan virus daun

Manglayang 86 11,0 1,9 Kuning Agak tahan karat

dan genangan

Kaba 85 10,4 2,1 Kuning Agak tahan karat

daun; polong

tidak mudah

pecah

Sinabung 88 10,7 2,2 Kuning Agak Tahan Karat

Polong tidak

mudah pecah

Ijen 8,3 11,2 2,5 Kuning agak Agak tahan ulat

mengkilap grayak

Umur sedang (80-85 hari); biji besar (> 14 g/100 biji)

Panderman 85 18-19 2,4 Kuning Muda Tahan rebah

Anjasmoro 82 14,8 2 Kuning Agak tahan karat,

polong tidak

mudah pecah

tahan rebah

Gumitir 81 15,8 2,1 Kuning Sesuai untuk

Kehijauan tahu dan tempe;

Argopuro 84 17,8 2,3 Kuning Sesuai untuk

tahu dan tempe;

kandungan

lemak tinggi

Varietas Keunggulan lain

Lanjutan

Page 101: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 94

Lanjutan

Umur Bobot Hasil warna

(hari) 100 biji biji biji

(g) (t/ha)

Adaftif lahan masam

Slamet 87 12,5 2,3 Kuning Tahan karat

daun

Tanggamus 88 11,0 1,2 Kuning Agak Tahan Karat

dan Tahan rebah

seulawah 93 9,5 1,6 Kuning Tahan Karat dan

agak tahan rebah

Ratai 90 10,5 1,6 Kuning Tahan karat dan

Kehijauan agak tahan rebah

Rajabasa 85 15,0 2,1 Kuning Tahan karat dan

agak tahan rebah

Adaftif lahan pasang surut

Lawit 85 10,5 1,9 Kuning

Menyapa 85 9,1 2,0 Kuning

kehijauan

Kedelai hitam

Cikuray 83 11,5 1,7 Hitam Agak tahan karat

tahan rebah,

polong tdk mudah

pecah

Malika 85 10,0 2,3 Hitam -

Detam-1 84 10,0 2,3 Hitam Biji besar, protein

tinggi (45%)

Detam-2 82 13,5 2,5 Hitam Protein sangat

tinggi (46%)

toleran kekeringan

Varietas Keunggulan lain

Page 102: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 95

Lampiran 3

RINCIAN KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI

TAHUN 2015

GP-PTT Non

Kawasan

GP-PTT

Kawasan

Keterangan Lahan di

Lokasi Kawasan

(Ha) (Ha)

1 ACEH 43,500 1,500

1 Kab. Aceh Besar 500

2 Kab. Aceh Selatan 1,500

3 Kab. Aceh Tengah 500

4 Kab. Aceh Timur 8,000

5 Kab. Aceh Utara 12,000 1,500 L. Kering

6 Kab. Bireuen 6,000

7 Kab. Aceh Pidie 3,000

8 Kab. Aceh Barat Daya 500

9 Kab. Aceh Jaya 2,000

10 Kab. Aceh Tamiang 6,000

11 Kab. Pidie Jaya 3,500

2 SUMUT 1,700 -

1 Kab. Deli Serdang 250

2 Kab. Langkat 250

3 Kab. Tapanuli Selatan 200

4 Kab. Padang lawas 500

5 Kab Padang Lawas Utara 500

3 RIAU 2,200 -

1 Kab. Kampar 500

2 Kab. Rokan Hilir 1,500

3 Kab. Rokan Hulu 200

4 JAMBI 3,500 1,500

1 Kab. Batanghari 250

2 Kab. Bungo 500

3 Kab. Kerinci 500

4 Kab. Merangin 500

5 Kab. Muaro Jambi 250

6 Kab. Sarolangun 500

7 Kab. Tj. Jabung Timur 500

8 Kab. Tebo 500 1,500 L. Kering

5 SUMSEL 8,750 1,500

1 Kab. Lahat 1,000

2 Kab. Musi Banyuasin 1,500

3 Kab. Musi Rawas 1,000

4 Kab. Muara Enim 500

5 Kab. Ogan Komering Ilir 2,000

6 Kab. Ogan Komering Ulu 1,000

7 Kab. Banyuasin 1,500 L. Pasang Surut

8 Kab. OKU Timur 1,000

9 Kab. Ogan Ilir 250

10 Kab. Empat lawang 400

11 Kota Pagar Alam 100

NO.PROVINSI &

KABUPATEN/KOTA

Page 103: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 96

Lanjutan

GP-PTT Non

Kawasan

GP-PTT

Kawasan

Keterangan Lahan di

Lokasi Kawasan

(Ha) (Ha)

6 BENGKULU 8,000 -

1 Kab. Bengkulu Selatan 1,000

2 Kab. Bengkulu Utara 1,500

3 Kab. Rejang Lebong 1,000

4 Kab. Kaur 500

5 Kab. Seluma 1,000

6 Kab. Muko-muko 1,000

7 Kab. Kepahiang 500

8 Kab Bengkulu Tengah 500

9 Kab. Lebong 1,000

7 LAMPUNG 8,050 1,500

1 Kab. Lampung Barat 350

2 Kab. Lampung Selatan 1,000

3 Kab. Lampung Tengah 1,500

4 Kab. Lampung Utara 500

5 Kab. Lampung Timur 1,000

6 Kab. Tanggamus 1,000

7 Kab. Tulang Bawang 1,000 1,500 L. Kering

8 Kab. Waykanan 500

9 Kab. Mesuji 250

10 Kab. Pringsewu 700

11 Kab. Pesisir Barat 250

8 JABAR 42,250 1,500

1 Kab. Ciamis 5,000

2 Kab. Cianjur 10,000

3 Kab. Cirebon 500

4 Kab. Garut 2,000

5 Kab. Indramayu 10,000 1,500 L. Sawah

6 Kab. Karawang 1,000

7 Kab. Kuningan 500

8 Kab. Majalengka 2,500

9 Kab. Subang 1,000

10 Kab. Sumedang 1,000

11 Kab. Tasikmalaya 3,000

12 Kab. Bandung Barat 1,750

13 Kab. Sukabumi 4,000

9 JATENG 37,750 1,500

1 Kab. Banyumas 3,000

2 Kab. Blora 4,000

3 Kab. Boyolali 1,000

4 Kab. Brebes 500

5 Kab. Cilacap 1,000

6 Kab. Grobogan 8,000

7 Kab. Kebumen 7,250

8 Kab. Kendal 500

9 Kab. Kelaten 1,000

10 Kab. Pati 500 1,500 L. Kering

11 Kab. Purworejo 4,000

12 Kab. Rembang 2,000

13 Kab. Sragen 1,000

14 Kab. Sukoharjo 1,000

15 Kab. Wonogiri 3,000

NO.PROVINSI &

KABUPATEN/KOTA

Page 104: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 97

Lanjutan

GP-PTT Non

Kawasan

GP-PTT

Kawasan

Keterangan Lahan di

Lokasi Kawasan

(Ha) (Ha)

10 DI YOGYAKARTA 4,000 -

1 Kab. Bantul 1,000

2 Kab. Gunung Kidul 2,000

3 Kab. Kulon Progo 1,000

11 JATIM 54,250 -

1 Kab. Bangkalan 2,500

2 Kab. Banyuwangi 7,000

3 Kab. Blitar 3,500

4 Kab. Bojonegoro 2,000

5 Kab. Gresik 500

6 Kab. Jember 3,000

7 Kab. Jombang 2,000

8 Kab. Kediri 250

9 Kab. Lamongan 2,000

10 Kab. Lumajang 500

11 Kab. Madiun 2,500

12 Kab. Magetan 2,000

13 Kab. Mojokerto 1,000

14 Kab. Nganjuk 3,000

15 Kab. Ngawi 2,000

16 Kab. Pacitan 4,000

17 Kab. Pasuruan 3,000

18 Kab. Ponorogo 5,000

19 Kab. Probolinggo 500

20 Kab. Sumenep 1,000

21 Kab. Sidoarjo 1,000

22 Kab. Trenggalek 4,000

23 Kab. Tulungagung 2,000

12 KALBAR 1,050 -

1 Kab. Bengkayang 250

2 Kab. Ketapang 100

3 Kab. Sambas 500

4 Kab. Sekadau 200

13 KALTENG 1,650 -

1 Kab. Barito Utara 250

2 Kab. Kapuas 250

3 Kab. Kotawaringin Barat 150

4 Kab. Lamandau 250

5 Kab. Pulang Pisau 500

6 Kab. Barito Timur 250

NO.PROVINSI &

KABUPATEN/KOTA

Page 105: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 98

Lanjutan

GP-PTT Non

Kawasan

GP-PTT

Kawasan

Keterangan Lahan di

Lokasi Kawasan

(Ha) (Ha)

14 KALSEL 7,500 1,500

1 Kab. Banjar 2,500

2 Kab. Kota Baru 500 1,500 L. Kering

3 Kab. Tabalong 2,000

4 Kab. Tanah Laut 1,000

5 Kab. Balangan 1,000

6 Kab. Tanah Bumbu 500

15 KALTIM 500 -

1 Kab. Berau 250

2 Kab. Kutai Barat 150

3 Kab. Penajem Paser Utr 100

16 SULUT 6,000 1,500

1 Kab. Bolaang Mangondow 500 1,500 L. Kering

2 Kab. Minahasa 1,000

3 Kab. Kep. Talaud 250

4 Kab. Minahasa Selatan 500

5 Kota Tomohon 250

6 Kab. Minahasa Utara 500

7 Kab. Minahasa Tenggara 1,000

8 Kab. Bolmong Utara 250

9 Kab. Sangihe 250

10 Kab. Bolmang Selatan 500

11 Kab. Bolmang Timur 250

12 Kota Bitung 250

13 Kota Manado 250

14 Kota Kotamobagu 250

17 SULTENG 5,000 -

1 Kab. Banggai 2,000

2 Kab. Poso 500

3 Kab. Tojo Una-Una 2,000

4 Kab. Morowali Utara 500

18 SULSEL 20,750 1,500

1 Kab. Bone 5,000

2 Kab. Maros 3,000

3 Kab. Pangkep 500

4 Kab. Pinrang 750

5 Kab. Sidenreng Rappang 2,000

6 Kab. Sinjai 1,000

7 Kab. Soppeng 4,500 1,500 L. Sawah

8 Kab. Wajo 4,000

NO.PROVINSI &

KABUPATEN/KOTA

Page 106: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 99

Lanjutan

GP-PTT NON

KAWASAN

GP-PTT

KAWASAN

Keterangan Lahan di

Lokasi Kawasan

Luasan (Ha) Luasan (Ha)

19 SULTRA 5,795 -

1 Kab. Buton 500

2 Kab. Konawe 1,295

3 Kab. Kolaka 1,000

4 Kab. Muna 1,000

5 Kab. Konawe Selatan 1,000

6 Kab. Buton Utara 1,000

20 BALI 2,000 -

1 Kab. Badung 500

2 Kab. Gianyar 500

3 Kab. Klungkung 500

4 Kab. Tabanan 500

21 NTB 51,000 1,500

1 Kab. Bima 11,500 1,500 L. Kering

2 Kab. Dompu 12,000

3 Kab. Lombok Barat 3,000

4 Kab. Lombok Tengah 12,000

5 Kab. Lombok Timur 3,500

6 Kab. Sumbawa 6,000

7 Kab. Sumbawa Barat 2,000

8 Kota Mataram * 500

9 Kota Bima 500

22 NTT 1,505 -

1 Kab. Ende 50

2 Kab. Flores Timur 50

3 Kab. Lembata 100

4 Kab. Manggarai 500

5 Kab. Ngada 500

6 Kab. Manggarai Barat 250

7 Kab. Alor 30

8 Kab. Nagekeo 25

23 MALUKU 1,000 -

1 Kab. MTB 500

2 Kab. Maluku Tengah 200

3 Kab. Seram Bag Timur 300

24 PAPUA 2,000 -

1 Kab. Jayapura 500

2 Kab. Merauke 500

3 Kab. Mimika 100

4 Kab. Nabire 500

5 Kab. Sarmi 100

6 Kab. Keerom 200

7 Kab. Puncak Jaya 100

NO.PROVINSI &

KABUPATEN/KOTA

Page 107: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 100

Lanjutan

GP-PTT Non

Kawasan

GP-PTT

Kawasan

Keterangan Lahan di

Lokasi Kawasan

(Ha) (Ha)

25 MALUT 500 -

1 Kab. Halmahera Timur 300

2 Kab. Halmahera Selatan 200

26 BANTEN 4,250 1,500

1 Kab. Lebak 1,500

2 Kab. Pandeglang 1,500 1,500 L. Kering

3 Kab. Serang 1,000

4 Kota Cilegon 250

27 GORONTALO 2,300 -

1 Kab. Boalemo 300

2 Kab. Gorontalo 1,000

3 Kab. Pohuwato 1,000

28 PAPUA BARAT 750 -

1 Kab. Sorong 50

2 Kab. Manokwari 500

3 Kab. Teluk Bintuni 50

4 Kab. Teluk Wondama 50

5 Kab. Kaimana 50

6 Kab Manokwari Selatan 50

29 SULBAR 6,000 -

1 Kab. Mamuju 2,000

2 Kab. Mamuju Utara 2,000

3 Kab. Mamuju Tengah 2,000

333,500 16,500

PROVINSI &

KABUPATEN/KOTA

Total

NO.

Page 108: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 101

Lampiran 4

RINCIAN LOKASI PERLUASAN AREAL TANAM MELALUI PENINGKATAN

INDEKS PERTANAMAN (PAT-PIP) KEDELAI APBN

TAHUN 2015

1 Sulawesi Tenggara 12,500

1 Konawe 2,500

2 Kolaka 2,500

3 Muna 2,000

4 Kolaka Timur 500

5 Konawe selatan 2,500

6 Buton Utara 1,500

7 Buton 1,000

2 5,000

1 Ogan Komering Ilir 2,000

2 OKU Selatan 500

3 Musi Rawas 500

4 Banyuasin 2,000

3 2,750

1 Mesuji 1,750

2 Tulang Bawang 500

3 Way Kanan 500

4 Jawa Barat 35,500

1 Garut 2,500

2 Bandung 1,000

3 Indramayu 21,500

4 Karawang 500

5 Bandung Barat 1,000

6 Kota Tasikmalaya 500

7 Pangandaran 4,000

8 Kota Banjar 500

9 Subang 2,000

10 Tasikmalaya 1,500

11 Purwakarta 500

5 Jawa Timur 16,500

1 Bangkalan 3,000

2 Banyuwangi 2,000

3 Blitar 500

4 Bojonegoro 500

5 Jember 2,000

6 Jombang 500

7 Nganjuk 1,000

8 Ngawi 500

9 Pasuruan 1,000

10 Ponorogo 4,500

11 Trenggalek 500

12 Tulung Agung -

13 Mojokerto 500

Sumsel

Lampung

Provinsi & Kabupaten/KotaNo Luas (Ha)

Page 109: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 102

Lanjutan

6 Jawa Tengah 4,500

1 Banjarnegara 200

2 Banyumas 500

3 Boyolali 1,300

4 Cilacap 500

5 Grobogan 500

6 Klaten 100

7 Pati 300

8 Pemalang 300

9 Rembang 500

10 Kudus 300

7 24,250

1 Lombok Tengah 8,000

2 Lombok Timur 1,000

3 Sumbawa 2,000

4 Kota Bima 750

5 Dompu 5,000

6 Bima 4,500

7 Sumbawa Barat 3,000

8 Kal. Selatan 5,500

1 Tanah Laut 1,000

2 Banjar 1,000

3 HST 1,000

4 Kota Baru 1,500

5 Tapin 1,000

9 Sul. Selatan 25,000

1 Wajo 500

2 Bone 16,500

3 Soppeng 5,000

4 Gowa 3,000

131,500

NTB

Provinsi & Kabupaten/Kota

Jumlah Nasional

No Luas (Ha)

Page 110: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 103

Lampiran 5

RINCIAN LOKASI PERLUASAN AREAL TANAM MELALUI PENINGKATAN

INDEKS PERTANAMAN (PAT-PIP) KEDELAI APBN-P

TAHUN 2015

1 Aceh 8,000

Kab. Aceh Timur 8,000

2 Sumut 10,000

Kab. Deli Serdang 1,000

Kab. Langkat 500

Kab. Tapanuli Selatan 500

Kab. Padang lawas 2,000

Kab Padang Lawas Utara 500

Nias Selatan 1,000

Batubara 500

Labuan Batu 500

Asahan 200

Binjai 100

Simalungun 500

Mandailing Natal 500

Serdang Bedagai 2,200

3 Riau 1,700

Kab. Kampar 500

Kab. Rokan Hulu 400

Kab Bengkalis 250

Kab. Indragiri hulu 50

Kab. Meranti 100

Kab. Indragiri hilir 400

4 J a m b i 8,500

Kab. Merangin 1,370

Kab. Soralangun 260

Kab. Bungo 1,750

Kab. Tebo 2,000

Kab. Batanghari 500

Kab. Muaro Jambi 1,250

Kab. Tanjab Barat 250

Kab. Tanjab Timur 870

Kab. Kerinci 250

NO PROVINSI / KABUPATEN LUAS TANAM

(HA)

Page 111: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 104

Lanjutan

5 Sumsel 25,000

Kab. Ogan Komering Ulu 15,000

Kab. Banyuasin 10,000

6 Lampung 41,000

Kab. Lampung Barat 3,000

Kab. Lampung Tengah 5,000

Kab. Lampung Utara 3,000

Kab. Lampung Timur 5,000

Kab. Tanggamus 3,000

Kab. Tulang Bawang 5,000

Kab. Waykanan 5,000

Kab. Mesuji 10,000

Kab. Pesisir Barat 2,000

7 Jabar 5,500

Kab. Indramayu 4,000

Kab. Subang 500

Kab. Tasikmalaya 500

Kab. Purwakarta 500

8 Jatim 8,300

Kab. Blitar 300

Kab. Kediri 5,000

Kab. Ponorogo 3,000

9 Banten 1,750

Kab. Pandeglang 1,500

Kab. Tangerang Selatan 250

NO PROVINSI / KABUPATEN LUAS TANAM

(HA)

Page 112: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 105

Lanjutan

10 NTB 25,000

Kab. Bima 2,500

Kab. Dompu 5,000

Kab. Lombok Barat 1,500

Kab. Lombok Tengah 6,250

Kab. Lombok Timur 1,000

Kab. Sumbawa 7,000

Kab. Sumbawa Barat 1,000

Kota Bima 750

11 NTT 5,185

Kab. Sumba Timur 1,000

Kab. Sumba Tengah 1,000

Kab. Lembata 1,000

Kab. Sumba Barat Daya 1,000

Kab. Manggarai Barat 300

Kab. Sikka 250

Kab. Ngada 500

Kab. Flores Timur 50

Kab. Alor 85

12 Kalbar 23,715

Kab. Bengkayang 100

Kab. Ketapang 250

Kab. Sambas 300

Kab Kubu Raya 12,300

Kab Melawi 150

Kab Sintang 50

Kab Landak 300

Kab. Kapuas Hulu 100

Kab. Sanggau 140

Kota Singkawang 25

Kab. Ayong Utara 10,000

NO PROVINSI / KABUPATEN LUAS TANAM

(HA)

Page 113: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 106

Lanjutan

13 Sulut 10,000

Kab. Bolaang Mangondow 2,000

Kab. Minahasa 2,000

Kab. Minahasa Selatan 1,500

Kab. Minahasa Utara 2,000

Kab. Minahasa Tenggara 1,500

Kab. Bolmang Selatan 500

Kab. Bolmang Timur 500

14 Sulsel 91,100

Kab. Bone 35,000

Kab. Maros 6,000

Kab. Pangkep 1,000

Kab. Bantaeng 1,000

Kab. Sidenreng Rappang 3,000

Kab. Sinjai 2,000

Kab. Soppeng 15,000

Kab. Wajo 12,000

Kab. Jeneponto 7,000

Kab. Bulukumba 3,000

Kab. Takalar 3,000

Kab. Gowa 3,000

Kota Makasar 100

15 Sultra 13,000

Kab. Buton 1,500

Kab. Konawe 3,000

Kab. Kolaka 2,000

Kab. Muna 2,000

Kab. Konawe Selatan 2,000

Kab. Bombana 500

Kab. Kolaka Timur 1,500

Kota Kendari 250

Kota Bau Bau 250

16 Sulbar 5,000

Kab. Mamuju 1,500

Kab. Mamuju Utara 1,500

Kab. Mamuju Tengah 2,000

NO PROVINSI / KABUPATEN LUAS TANAM

(HA)

Page 114: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 107

Lanjutan

17 Papua Barat 1,250

Kab. Sorong 75

Kab. Manokwari 500

Kab. Teluk Bintuni 100

Kab. Teluk Wondama 75

Kab. Kaimana 50

Kab Manokwari Selatan 100

Kab. Sorong Selatan 100

Kab Raja Ampat 50

Kab. Maybrat 100

Kab. Tambraw 50

Kab. Pegunungan Arfat 50

18 Kalimantan Utara 5,000

Kab. Bulungan 5,000

19 Maluku Utara 1,000

Kab Morotai 100

Kab. Halmahera Barat 50

Kab. Kep. Sula 350

Kab. Halmahera Timur 200

Kab. Halmahera Timur 300

20 Kalimantan Tengah 10,000

Kab. Kutai Timur 3,000

Kab. Kapuas 5,000

Kab. Pulang Pisau 2,000

300,000

NO PROVINSI / KABUPATEN LUAS TANAM

(HA)

INDONESIA

Page 115: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 108

Lampiran 6

DATA CALON PETANI DAN CALON LOKASI (CP/CL)

PELAKSANA KEGIATAN GP-PTT/PIP KEDELAI

TAHUN 2015

(Sesuai format field BPS)

Kabupaten :

Kegiatan : GP-PTT/PIP Kedelai

Kode_Prov Nama_ProvKode_Kab/ko

taNama_Kab/kota

Kode_Keca

matanNama_Kecamatan

Kode_Keluraha

n/DesaNama_Kelurahan/Desa

Nama Kelompok

Tani

Nama Ketua Kelompok

Tani

Nomor HP Ketua

Kelompok TaniNama Petani

Alamat per-Petani

(Desa, RT, RW)

11 ACEH 1101 KABUPATEN SIMEULUE 1101010 TEUPAH SELATAN 1101010001 LATIUNG

11 ACEH 1101 KABUPATEN SIMEULUE 1101010 TEUPAH SELATAN 1101010002 LABUHAN BAJAU

11 ACEH 1101 KABUPATEN SIMEULUE 1101010 TEUPAH SELATAN 1101010003 SUAK LAMATAN

11 ACEH 1101 KABUPATEN SIMEULUE 1101010 TEUPAH SELATAN 1101010004 ANA AO

Diteruskan ke kolom sebelahnya

Jenis

TanamanVarietas

Rencana

Tanam

Bln Jan

(Ha)

Rencana

Tanam

Bln Feb

(Ha)

Rencana

Tanam

Bln Mar

(Ha)

Rencana

Tanam

Bln Apr

(Ha)

Rencana

Tanam

Bln Mei

(Ha)

Rencana

Tanam

Bln Juni

(Ha)

Rencana

Tanam

Bln Juli

(Ha)

Rencana

Tanam

Bln Ags

(Ha)

Rencana

Tanam

Bln Sep

(Ha)

Rencana

Tanam

Bln Okt

(Ha)

Rencana

Tanam

Bln Nov

(Ha)

Rencana

Tanam

Bln Des

(Ha)

Ditetapkan, Tgl .... Bln ...Tahun 2015

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten......

(..........................................)

NIP

Page 116: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 109

Lampiran 7

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA

NOMOR : .............................................2015

TENTANG

PENETAPAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA BANTUAN SOSIAL

(BANSOS) GP-PTT/PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN *) KEDELAI

TAHUN ANGGARAN 2015

KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA

Menimbang : a. Bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus

diupayakan melalui peningkatan produksi untuk

menjamin kecukupan pangan yang semakin meningkat

seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.

b. Bahwa Peningkatan produksi kedelai tahun 2015

difokuskan pada peningkatan produktivitas melalui

penerapan teknologi dalam GP-PTT/Peningkatan Indeks

Pertanaman (PIP) Kedelai *).

c. Bahwa pelaksanaan GP-PTT/ Peningkatan Indeks

Pertanaman (PIP) kedelai *) untuk peningkatan

produksi, produktivitas dan pendapatan petani perlu

ditetapkan kelompok tani penerima Bansos.

d. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c

perlu ditetapkan Kelompok tani Penerima Bantuan GP-

Page 117: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 110

PTT/ Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP)) Kedelai *)

Tahun Anggaran 2015.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor .............. Tahun .............

tentang ................;

2. Surat Keputusan .......... Nomor .............. Tahun

............. tentang ................;

3. Peraturan Daerah Kabupaten / Kota Nomor ..............

Tahun ............. tentang ................;

4. dst

Memperhatikan : 1. DIPA Dinas Pertanian Kabupaten / Kota Nomor

.................. Tanggal ............. Bulan .........................

Tahun ..................

2. Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun

2015.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : Penetapan Kelompok tani penerima bantuan GP-PTT/

Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) *) kedelai tahun

anggaran 2015 sebagaimana tercantum dalam lampiran

Keputusan ini.

KEDUA : Kelompok tani sebagaimana dimaksud pada Diktum

PERTAMA berhak menerima dana bantuan benih

bersubsidi GP-PTT .....................................................**)

yang dibiayai dari dana APBN Kementerian Pertanian

melalui anggaran tugas pembantuan pada DIPA***)

Dinas pertanian Kabupaten / Kota Nomor .....................

Tanggal.................. bulan .............. tahun..............

Page 118: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 111

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan

apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam

penetapan ini maka akan diadakan perbaikan

sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :............................

Pada Tanggal : ...........................

Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota

.................................................

NIP............................................

Tembusan :

1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI di Jakarta

2. Bupati / Walikota di ..............

3. Kepala Dinas Pertanian Provinsi di ................

4. dst.

*) Coret yang tidak perlu

**) Bantuan benih subsidi untuk GP-PTT dan Peningkatan Indeks

Pertanaman bantuan berupa saprodi

***) Disesuaikan dengan sumber bantuan

Page 119: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 112

Lampiran 8

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KABUPATEN/KOTA

PENETAPAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA BANTUAN SOSIAL

UNTUK LL DAN DANA PERTEMUAN KELOMPOK GP-PTT/

PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (PIP) *) KEDELAI TAHUN 2015

Nama Nomor Jumlah Alamat Bank

Poktan/Gapoktan Desa Kec Rekening (Rp) Cabang, Unit

1

2

3

4

5

dst

No. Nama Ketua

Jumlah

Alamat

Ditetapkan, ........ Bulan ......... 2015

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota

(........................................................)

NIP

Ket : *) Pilih salah satu

Page 120: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 113

Lampiran 9

RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)

PELAKSANA GP-PTT/PIP TAHUN 2015

Nama Kelompok Tani :

Alamat Kelompok Tani :

Luas Lahan :

Jumlah Anggota Poktan :

Rincian Kebutuhan Kel. :

Komoditi :

Varietas :

Uraian Volume Harga Satuan Jumlah

Kebutuhan (Kg) (Rp) (Rp)

1

2

3

dst

No Jenis

Mengetahui,

Penyuluh/Petugas

Pertanian

(.....................................)

Bendahara Kelompok,

(................................)

.................,...........2015

Ketua Kelompok Tani

(...............................)

Page 121: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 114

Lampiran 10

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini adalah nama : …………………..

selaku Ketua Kelompok Tani ......................... Desa …….…………….

Kecamatan ………………. Kabupaten ………………… dengan ini

menyatakan bahwa dana bantuan sosial yang kami terima sebesar Rp

…………… akan kami gunakan :

a. Untuk pembelian saprodi GP-PTT/ Peningkatan Indeks Pertanaman

(PIP)*) kedelai

b. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan penanaman,

pemeliharaan sampai panen di areal GP-PTT/ Peningkatan Indeks

Pertanaman (PIP) *) kedelai dan sanggup mengembalikan dana

bantuan sosial apabila tidak sesuai peruntukannya.

Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya .

Mengetahui

Petugas Lapangan

(......................................)

...............,...................... 2015

Ketua Kelompok tani

Materai 6.000

(.....................................)

Ket : *) Coret yang tidak perlu

Page 122: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 115

Pembentukan Tim Teknis Kab/Kota

Menyusun Juknis dan Kriteria Seleksi CP/CL

Seleksi Tahap-I Administrasi

Seleksi Tahap-II Penilaian Proposal/Usulan Kelompok

Tani

Forum Musyawarah & Berita Acara CP/CL

Penetapan Kelompok tani

Kelompok Sasaran

KPA/PPK

SPP-LS

KPPN

Bank Terdekat

SPM-LS

SP2D

Menyusun RUK didampingi PPL

& diverifikasi dan disahkan

Tim Teknis Kab/Kota

Membuka Rekening di Bank

Pencairan dana dari Rekening

Lampiran 11

MEKANISME PENCAIRAN DANA BANTUAN SOSIAL

GP-PTT/PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (PIP) KEDELAI

POLA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) TA. 2015

Page 123: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 116

Lampiran 12

BERITA ACARA

PENERIMAAN DANA BANTUAN SOSIAL GP-PTT/

PERLUASAN AREAL TANAM MELALUI PENINGKATAN INDEKS

PERTANAMAN (PAT- PIP) TAHUN 2015

Nama Kelompok :

Alamat :

Kecamatan :

Desa :

Jumlah Dana

Yang Diterima

(Rp)

1

2

3

4

5

6

dst

Nama AnggotaNo. Tanda Tangan

Mengetahui,

PPL/KCD/Petugas Pertanian

Kabupaten/Kota

(…………………………………)

NIP

....………., ………………2015

Ketua Kelompok Tani

(……………………….)

Page 124: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 117

Lampiran 13

LAPORAN KELOMPOK TANI PELAKSANA GP-PTT/

PERLUASAN AREAL TANAM (PAT) *) KEDELAI

TAHUN 2015

I. Lokasi

1. Nama Kelompok Tani

2. Jumlah Anggota

3. Luas Areal

4. Desa

5. Kecamatan

6. Kabupaten

:

:

:

:

:

:

II. Teknologi

1. Komoditi

2. Varietas

3. Komp. Teknologi PTT

a. Benih Varietas Unggul

b. Perlakuan Benih

c. dst

:

:

:

: ……………………. Kg

: ……………………. Kg

III. Hasil

Pemandu Lapangan/Penyuluh/KCD

(..................................................)

Page 125: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 118

Lampiran 14

BLANKO LAPORAN BULANAN KECAMATAN

REALISASI GP-PTT/PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (PIP) *)

KEDELAI TAHUN 2015

Kecamatan :

Bulan :

Unit (Ha) Unit (Ha) (%)Panen

(Ha)

Provitas

(Ku/Ha)

Produksi

(ton)

1

2

3

4

5 dst

Jumlah

Sasaran

No.

Jumlah

SL-PTT

(Unit)

Dilaksanakan

MH 13/14 (Ha)Keterangan

Realisasi Tanam Realisasi

Desa PoktanBulan

Tanam

Keterangan :

*) Coret yang tidak perlu

...................., .................... 2015

Petugas penyuluh Pertanian/

Kepala Cabang Dinas Pertanian

(..................................................)

NIP

Page 126: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 119

Lampiran 15

BLANKO LAPORAN BULANAN KABUPATEN

REALISASI GP-PTT KEDELAI

TAHUN 2015

Kabupaten :

Bulan :

Desa Poktan Unit HaProses

(Ha)

Cair

(Ha)Unit Ha %

Panen

(Ha)

Provitas

(Ku/Ha)

Produksi

(Ton)

1

2

3

4

5 dst

Jumlah

Jumlah

No. Kecamatan

Luas Areal SK

Penetapan

CPCL (Ha)

Pengajuan ke

BankRealisasi Tanam Realisasi

Dilaksanakan

MH 13/14 (Ha)Keterangan

Bulan

Tanam

...................., .................... 2015

Tim Teknis Tingkat Kabupaten/Kota

Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota

(..................................................)

NIP

Page 127: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 120

Lampiran 16

BLANKO LAPORAN BULANAN KABUPATEN

REALISASI PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (PIP) KEDELAI

TAHUN 2015

Kabupaten :

Bulan :

Desa Poktan Unit HaProses

(Ha)

Cair

(Ha)Unit Ha %

Panen

(Ha)

Provitas

(Ku/Ha)

Produksi

(Ton)

1

2

3

4

5 dst

Jumlah

Jumlah

No. Kecamatan

Luas Areal SK

Penetapan

CPCL (Ha)

Pengajuan ke

BankRealisasi Tanam Realisasi

Dilaksanakan

MH 13/14 (Ha)Keterangan

Bulan

Tanam

...................., .................... 2015

Tim Teknis Tingkat Kabupaten/Kota

Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota

(..................................................)

NIP

Page 128: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 121

Lampiran 17

BLANKO LAPORAN BULANAN PROVINSI

REALISASI GP-PTT KEDELAI

TAHUN 2015

Provinsi :

Bulan :

Kec. Desa Poktan Unit HaProses

(Ha)

Cair

(Ha)Unit Ha %

Panen

(Ha)

Provitas

(Ku/Ha)

Produksi

(Ton)

1

2

3

4

5 dst

Jumlah

Jumlah

No. Kab/Kota

Luas Areal SK

Penetapan

CPCL (Ha)

Pengajuan ke Realisasi Tanam Realisasi Dilaksanakan

MH 13/14

(Ha)

Keterangan

...................., .................... 2015

Tim Teknis Tingkat Provinsi/

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

(..................................................)

NIP

Page 129: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 122

Lampiran 18

BLANKO LAPORAN AKHIR PROVINSI

REALISASI GP-PTT KEDELAI

TAHUN 2015

Provinsi :

Bulan :

UnitLuas Areal

(Ha)Unit Ha %

Panen

(Ha)

Provitas

(Ku/Ha)

Produksi

(Ton)

1

2

3

4

5 dst

Jumlah

Bulan

Tanam

Provitas

dalam LL

(Ku/Ha)

Provitas

sebelum

SL (Ku/Ha)

Provitas Non

SL pada MT

yang sama

(Ku/Ha)

No. Kab/Kota

Target SK

Penetapan

CPCL (Ha)

Realisasi Tanam Realisasi Tidak

Dilaksanakan

(Ha)

Keterangan

...................., .................... 2015

Tim Teknis Tingkat Provinsi/

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

(..................................................)

NIP

Page 130: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 123

Lampiran 19

BLANKO LAPORAN BULANAN PROVINSI

REALISASI PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN KEDELAI

TAHUN 2015

Provinsi :

Bulan :

Kec. Desa Poktan Unit Ha %Panen

(Ha)

Provitas

(Ku/Ha)

Produksi

(Ton)

1

2

3

4

5 dst

Jumlah

Jumlah Luas

Areal

(Ha)

No. Kab/Kota

SK

Penetapan

CPCL (Ha)

Realisasi Tanam RealisasiDilaksanakan

MH 13/14 (Ha)Keterangan

Bulan

Tanam

...................., .................... 2015

Tim Teknis Tingkat Provinsi/

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

(..................................................)

NIP

Page 131: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 124

Lampiran 20

BLANKO LAPORAN AKHIR

PERLUASAN PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN KEDELAI

TAHUN 2015

Provinsi :

Bulan :

Unit

Luas

Areal

(Ha)

Unit Ha %

Luas

Panen

(Ha)

Provitas

(Ku/Ha)

Produksi

(Ton)

1

2

3

4

5 dst

Jumlah

Bulan

TanamNo. Kab/Kota

TargetSK

Penetapan

CPCL (Ha)

Realisasi Tanam RealisasiTidak

Dilaksanakan

(Ha)

Keterangan

...................., .................... 2015

Tim Teknis Tingkat Provinsi/

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

(..................................................)

NIP

Page 132: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 125

Lampiran 21

BLANKO LAPORAN AWAL

PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI

TAHUN 2015

Provinsi :

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

No.Kabupaten/K

ota

Kegiatan

Pengembangan

Budidaya KedelaiGP3K IP Lahan Perkebunan Lahan Tidur/Rawa

Pengembangan

TumpangsariSwadayaLahan Transmigrasi

Jumlah

...................., .................... 2015

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

(..................................................)

NIP

Page 133: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 126

Lampiran 22

BLANKO LAPORAN BULANAN

PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI

TAHUN 2015

Provinsi :

Bulan :

Sasaran

(Ha)

Realisasi

Tanam (Ha)

Sasaran

(Ha)

Realisasi

Tanam (Ha)

Sasaran

(Ha)

Realisasi

Tanam (Ha)

Sasaran

(Ha)

Realisasi

Tanam (Ha)

Sasaran

(Ha)

Realisasi

Tanam (Ha)

Sasaran

(Ha)

Realisasi

Tanam (Ha)

Sasaran

(Ha)

Realisasi

Tanam (Ha)

Sasaran

(Ha)

Realisasi

Tanam (Ha)

GP3K IP Lahan Perkebunan Lahan Tidur/RawaPengembangan

TumpangsariSwadaya

No.Lahan TrasmigrasiKabupaten/K

ota

Kegiatan

Jumlah

Pengembangan Budidaya

Kedelai

...................., .................... 2015

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

(..................................................)

NIP

Page 134: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 127

Lampiran 23

BLANKO LAPORAN AKHIR

PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI

TAHUN 2015

Provinsi :

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

Sasaran

(Ha)

Jadwal

Tanam

JumlahNo.Kabupaten/K

ota

Kegiatan

Pengembangan

Budidaya KedelaiGP3K IP Lahan TransmigrasiLahan Perkebunan Lahan Tidur/Rawa

Pengembangan

TumpangsariSwadaya

...................., .................... 2015

Kepala Dinas Pertanian Provinsi

(..................................................)

NIP

Page 135: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 128

Lampiran 24

SASARAN KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI

TAHUN 2015

AREAL KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA

(Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-)

ACEH 45.000 2.250.000 81.180.000 - - 8.000 400.000 15.472.000 -

1 Aceh Aceh Barat - - - - - - -

2 Aceh Aceh Barat Daya 500 25.000 902.000 - - - - -

3 Aceh Aceh Besar 500 25.000 902.000 - - - - -

4 Aceh Aceh Jaya 2.000 100.000 3.608.000 - - - - -

5 Aceh Aceh Selatan 1.500 75.000 2.706.000 - - - - -

6 Aceh Aceh Singkil - - - - - - -

7 Aceh Aceh Tamiang 6.000 300.000 10.824.000 - - - - -

8 Aceh Aceh Tengah 500 25.000 902.000 - - - - -

9 Aceh Aceh Tenggara - - - - - - -

10 Aceh Aceh Timur 8.000 400.000 14.432.000 - - 8.000 400.000 15.472.000 -

11 Aceh Aceh Utara 13.500 675.000 24.354.000 - - - - -

12 Aceh Bener Meriah - - - - - - -

13 Aceh Bireuen 6.000 300.000 10.824.000 - - - - - -

14 Aceh Gayolues - - - - - - -

15 Aceh Kota Banda Aceh - - - - - - -

16 Aceh Kota Langsa - - - - - - -

17 Aceh Lhokseumawe - - - - - - -

18 Aceh Nagan Raya - - - - - - -

19 Aceh Pidie 3.000 150.000 5.412.000 - - - - -

20 Aceh Pidie Jaya 3.500 175.000 6.314.000 - - - - -

21 Aceh Sabang - - - - - - -

22 Aceh Simeulue - - - - - - -

23 Aceh Subulussalam - - - - - - -

SUMUT 1.700 85.000 3.066.800 - - 10.000 500.000 19.340.000 -

1 Sumatera Utara Asahan - - - - 200 10.000 386.800 -

2 Sumatera Utara Batu Bara - - - - 500 25.000 967.000 -

3 Sumatera Utara Binjai - - - - 100 5.000 193.400 -

4 Sumatera Utara Dairi - - - - - - -

5 Sumatera Utara Deli Serdang 250 12.500 451.000 - - 1.000 50.000 1.934.000 -

6 Sumatera Utara Gunungsitoli - - - - - - -

7 Sumatera Utara Humbang Hasundutan - - - - - - -

8 Sumatera Utara Karo - - - - - - -

9 Sumatera Utara Labuhan Batu - - - - - - -

10 Sumatera Utara Labuhanbatu Selatan - - - - - - -

11 Sumatera Utara Labuhanbatu Utara - - - - - - -

12 Sumatera Utara Langkat - - - - 500 25.000 967.000 -

13 Sumatera Utara Mandailing Natal - - - - - - -

14 Sumatera Utara Medan - - - - - - -

15 Sumatera Utara Nias 250 12.500 451.000 - - 500 25.000 967.000 -

16 Sumatera Utara Nias Barat - - - - 500 25.000 967.000 -

17 Sumatera Utara Nias Selatan - - - - - - -

18 Sumatera Utara Nias Utara - - - - - - -

19 Sumatera Utara Padang Lawas - - - - - - -

20 Sumatera Utara Padang Lawas Utara - - - - 1.000 50.000 1.934.000 -

21 Sumatera Utara Padang Sidempuan - - - - - - -

22 Sumatera Utara Pematang Siantar 500 25.000 902.000 - - 2.000 100.000 3.868.000 -

23 Sumatera Utara Phak-Phak Barat 500 25.000 902.000 - - 500 25.000 967.000 -

24 Sumatera Utara Samosir - - - - - - -

25 Sumatera Utara Serdang Bedagai - - - - - - -

26 Sumatera Utara Sibolga - - - - - - -

27 Sumatera Utara Simalungun - - - - 2.200 110.000 4.254.800 -

28 Sumatera Utara Tanjung Balai - - - - 500 25.000 967.000 -

29 Sumatera Utara Tapanuli Selatan 200 10.000 360.800 - - 500 25.000 967.000 -

30 Sumatera Utara Tapanuli Tengah - - - - - - -

31 Sumatera Utara Tapanuli Utara - - - - - - -

32 Sumatera Utara Tebing Tinggi - - - - - - -

33 Sumatera Utara Toba Samosir - - - - - - -

KABUPATEN/KOTA

GP-PTT KEDELAI PIP-Refokusing KEDELAI PIP-APBNP KEDELAI KEDELAI SWADAYA

NO PROVINSI

Page 136: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 129

AREAL KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA

(Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-)

SUMATERA BARAT - - - - - - 680 34.000 -

1 Sumatera Barat Agam - - - - - - 52 2.600

2 Sumatera Barat Bukittinggi - - - - - - -

3 Sumatera Barat Dharmasraya - - - - - - -

4 Sumatera Barat Kepulauan Mentawai - - - - - - -

5 Sumatera Barat Kota Padang - - - - - - -

6 Sumatera Barat Kota Solok - - - - - - -

7 Sumatera Barat Lima Puluh Koto - - - - - - -

8 Sumatera Barat Padang Panjang - - - - - - -

9 Sumatera Barat Padang Pariaman - - - - - - -

10 Sumatera Barat Pariaman - - - - - - -

11 Sumatera Barat Pasaman - - - - - - 68 3.400

12 Sumatera Barat Pasaman Barat - - - - - - 301 15.050

13 Sumatera Barat Payakumbuh - - - - - - -

14 Sumatera Barat Pesisir Selatan - - - - - - 118 5.900

15 Sumatera Barat Sawah Lunto - - - - - - -

16 Sumatera Barat Sijunjung - - - - - - -

17 Sumatera Barat Solok - - - - - - 55 2.750

18 Sumatera Barat Solok Selatan - - - - - - 86 4.300

19 Sumatera Barat Tanah Datar - - - - - - -

20 Sumatera Barat Sawah Lunto Sijunjung - - - - - - -

RIAU 2.200 110.000 3.968.800 - - 1.700 85.000 3.287.800 580 29.000

1 Riau Bengkalis - - - - 250 12.500 483.500 -

2 Riau Dumai - - - - - - -

3 Riau Indragiri Hilir - - - - 400 20.000 773.600 -

4 Riau Indragiri Hulu - - - - 50 2.500 96.700 -

5 Riau Kampar 500 25.000 902.000 - - 500 25.000 967.000 -

6 Riau Kepulauan Meranti - - - - 100 5.000 193.400 -

7 Riau Kota Pekan Baru - - - - - - -

8 Riau Kuantan Singingi - - - - - - -

9 Riau Pelalawan - - - - - - -

10 Riau Rokan Hilir 1.500 75.000 2.706.000 - - - - 462 23.100

11 Riau Rokan Hulu 200 10.000 360.800 - - 400 20.000 773.600 118 5.900

12 Riau Siak - - - - - - -

JAMBI 5.000 250.000 9.020.000 - - 8.500 425.000 16.439.000 1.353 67.650

1 Jambi Batang Hari 250 12.500 451.000 - - 500 25.000 967.000 -

2 Jambi Bungo 500 25.000 902.000 - - 1.750 87.500 3.384.500 348 17.400

3 Jambi Jambi - - - - - - -

4 Jambi Kerinci 500 25.000 902.000 - - 250 12.500 483.500 -

5 Jambi Merangin 500 25.000 902.000 - - 1.370 68.500 2.649.580 409 20.450

6 Jambi Muaro Jambi 250 12.500 451.000 - - 1.250 62.500 2.417.500 -

7 Jambi Sarolangun 500 25.000 902.000 - - 260 13.000 502.840 177 8.850

8 Jambi Sungai Penuh - - - - - - -

9 Jambi Tanjung Jabung Barat - - - - 250 12.500 483.500 -

10 Jambi Tanjung Jabung Timur 500 25.000 902.000 - - 870 43.500 1.682.580 -

11 Jambi Tebo 2.000 100.000 3.608.000 - - 2.000 100.000 3.868.000 419 20.950

12 Jambi Muaro Bungo

KABUPATEN/KOTA

GP-PTT KEDELAI PIP-Refokusing KEDELAI PIP-APBNP KEDELAI KEDELAI SWADAYA

NO PROVINSI

Lanjutan

Page 137: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 130

AREAL KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA

(Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-)

SUMATERA SELATAN 10.250 512.500 18.491.000 5.000 250.000 9.670.000 25.000 1.250.000 48.350.000 -

1 Sumatera Selatan Banyuasin 1.500 75.000 2.706.000 2.000 100.000 3.868.000 10.000 500.000 19.340.000 -

2 Sumatera Selatan Empat Lawang 400 20.000 721.600 - - - - -

3 Sumatera Selatan Lahat 1.000 50.000 1.804.000 - - - - -

4 Sumatera Selatan Lubuk Linggau - - - - - - -

5 Sumatera Selatan Muara Enim 500 25.000 902.000 500 25.000 967.000 - - -

6 Sumatera Selatan Musi Banyuasin 1.500 75.000 2.706.000 - - - - -

7 Sumatera Selatan Musi Rawas 1.000 50.000 1.804.000 - - - - -

8 Sumatera Selatan Ogan Ilir 250 12.500 451.000 - - - - -

9 Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir 2.000 100.000 3.608.000 2.000 100.000 3.868.000 - - -

10 Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu 1.000 50.000 1.804.000 - - 15.000 750.000 29.010.000 -

11 Sumatera Selatan Oku Selatan - - 500 25.000 967.000 - - -

12 Sumatera Selatan Oku Timur 1.000 50.000 1.804.000 - - - - -

13 Sumatera Selatan Pagaralam 100 5.000 180.400 - - - - -

14 Sumatera Selatan Palembang - - - - - - -

15 Sumatera Selatan Penukal Abab Lematang Ilir - - - - - - -

16 Sumatera Selatan Prabumulih - - - - - - -

BENGKULU 8.000 400.000 14.432.000 - - - - - 68 3.400

1 Bengkulu Bengkulu - - - - - - -

2 Bengkulu Bengkulu Selatan 1.000 50.000 1.804.000 - - - - -

3 Bengkulu Bengkulu Tengah 500 25.000 902.000 - - - - -

4 Bengkulu Bengkulu Utara 1.500 75.000 2.706.000 - - - - -

5 Bengkulu Kaur 500 25.000 902.000 - - - - -

6 Bengkulu Kepahiang 500 25.000 902.000 - - - - -

7 Bengkulu Lebong 1.000 50.000 1.804.000 - - - - -

8 Bengkulu Muko Muko 1.000 50.000 1.804.000 - - - - -

9 Bengkulu Rejang Lebong 1.000 50.000 1.804.000 - - - - 68 3.400

10 Bengkulu Seluma 1.000 50.000 1.804.000 - - - - -

LAMPUNG 9.550 477.500 17.228.200 2.750 137.500 5.318.500 41.000 2.050.000 79.294.000 2.164 108.200

1 Lampung Bandar Lampung - - - - - - -

2 Lampung Lampung Barat 350 17.500 631.400 - - 3.000 150.000 5.802.000 -

3 Lampung Lampung Selatan 1.000 50.000 1.804.000 - - - - 364 18.200

4 Lampung Lampung Tengah 1.500 75.000 2.706.000 - - 5.000 250.000 9.670.000 500 25.000

5 Lampung Lampung Timur 1.000 50.000 1.804.000 - - 5.000 250.000 9.670.000 500 25.000

6 Lampung Lampung Utara 500 25.000 902.000 - - 3.000 150.000 5.802.000 -

7 Lampung Mesuji 250 12.500 451.000 1.750 87.500 3.384.500 10.000 500.000 19.340.000 -

8 Lampung Metro - - - - - - -

9 Lampung Pesawaran - - - - - - -

10 Lampung Pesisir Barat 250 12.500 451.000 - - 2.000 100.000 3.868.000 -

11 Lampung Pringsewu 700 35.000 1.262.800 - - - - -

12 Lampung Tanggamus 1.000 50.000 1.804.000 - - 3.000 150.000 5.802.000 500 25.000

13 Lampung Tulang Bawang 2.500 125.000 4.510.000 500 25.000 967.000 5.000 250.000 9.670.000 -

14 Lampung Tulang Bawang Barat - - - - - - -

15 Lampung Way Kanan 500 25.000 902.000 500 25.000 967.000 5.000 250.000 9.670.000 300 15.000

BANGKA BELITUNG

1 Bangka Belitung Bangka - - - - - - - - - - - -

2 Bangka Belitung Bangka Barat - - - - - - - - - - - -

3 Bangka Belitung Bangka Selatan - - - - - - - - - - - -

4 Bangka Belitung Bangka Tengah - - - - - - - - - - - -

5 Bangka Belitung Belitung - - - - - - - - - - - -

6 Bangka Belitung Belitung Timur - - - - - - - - - - - -

7 Bangka Belitung Pangkalpinang - - - - - - - - - - - -

KABUPATEN/KOTA

GP-PTT KEDELAI PIP-Refokusing KEDELAI PIP-APBNP KEDELAI KEDELAI SWADAYA

NO PROVINSI

Lanjutan

Page 138: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 131

Lanjutan

AREAL KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA

(Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-)

KEPULAUAN RIAU - - - - - - 18 900

1 Kep. Riau B A T A M - - - - - - - 5 250

2 Kep. Riau Bintan - - - - - - - 3 150

3 Kep. Riau Karimun - - - - - - - -

4 Kep. Riau Kepulauan Anambas - - - - - - - -

5 Kep. Riau Lingga - - - - - - - -

6 Kep. Riau Natuna - - - - - - - 10 500

7 Kep. Riau Tanjung Pinang - - - - - - - -

DKI JAKARTA

1 DKI Jakarta Jakarta Barat - - - - - - - - - - - -

2 DKI Jakarta Jakarta Pusat - - - - - - - - - - - -

3 DKI Jakarta Jakarta Selatan - - - - - - - - - - - -

4 DKI Jakarta Jakarta Timur - - - - - - - - - - - -

5 DKI Jakarta Jakarta Utara - - - - - - - - - - - -

6 DKI Jakarta Kepulauan Seribu - - - - - - - - - - - -

JAWA BARAT 43.750 2.187.500 78.925.000 35.500 1.775.000 68.657.000 5.500 275.000 10.637.000 15.266 763.300

1 Jawa Barat Bandung - 1.000 50.000 1.934.000 - - -

2 Jawa Barat Bandungbarat 1.750 87.500 3.157.000 1.000 50.000 1.934.000 - - 500 25.000

3 Jawa Barat Bekasi - - - - - -

4 Jawa Barat Bogor - - - - - - -

5 Jawa Barat Ciamis 5.000 250.000 9.020.000 - - - - -

6 Jawa Barat Cianjur 10.000 500.000 18.040.000 - - - - 1.000 50.000

7 Jawa Barat Cirebon 500 25.000 902.000 - - - - -

8 Jawa Barat Garut 2.000 100.000 3.608.000 2.500 125.000 4.835.000 - - 5.000 250.000

9 Jawa Barat Indramayu 11.500 575.000 20.746.000 21.500 1.075.000 41.581.000 4.000 200.000 7.736.000 1.266 63.300

10 Jawa Barat Karawang 1.000 50.000 1.804.000 500 25.000 967.000 - - -

11 Jawa Barat Kota Bandung - - - - - - -

12 Jawa Barat Kota Banjar - - 500 25.000 967.000 - - -

13 Jawa Barat Kota Bekasi - - - - - - -

14 Jawa Barat Kota Bogor - - - - - - -

15 Jawa Barat Kota Cimahi - - - - - - -

16 Jawa Barat Kota Cirebon - - - - - - -

17 Jawa Barat Kota Depok - - - - - - -

18 Jawa Barat Kota Sukabumi - - - - - - -

19 Jawa Barat Kota Tasikmalaya - - 500 25.000 967.000 - - -

20 Jawa Barat Kuningan 500 25.000 902.000 - - - - -

21 Jawa Barat Majalengka 2.500 125.000 4.510.000 - - - - -

22 Jawa Barat Pangandaran - - 4.000 200.000 7.736.000 - - -

23 Jawa Barat Purwakarta - - 500 25.000 967.000 500 25.000 967.000 -

24 Jawa Barat Subang 1.000 50.000 1.804.000 2.000 100.000 3.868.000 500 25.000 967.000 1.500 75.000

25 Jawa Barat Sukabumi 4.000 200.000 7.216.000 - - - - 2.000 100.000

26 Jawa Barat Sumedang 1.000 50.000 1.804.000 - - - - 1.000 50.000

27 Jawa Barat Tasikmalaya 3.000 150.000 5.412.000 1.500 75.000 2.901.000 500 25.000 967.000 3.000 150.000

KABUPATEN/KOTA

GP-PTT KEDELAI PIP-Refokusing KEDELAI PIP-APBNP KEDELAI KEDELAI SWADAYA

NO PROVINSI

Page 139: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 132

Lanjutan

AREAL KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA

(Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-)

JAWA TENGAH 39.250 1.962.500 70.807.000 4.500 225.000 8.703.000 - - - 37.923 1.896.150

1 Jawa Tengah Banjarnegara - - 200 10.000 386.800 - - -

2 Jawa Tengah Banyumas 3.000 150.000 5.412.000 500 25.000 967.000 - - 500 25.000

3 Jawa Tengah Batang - - - - - - -

4 Jawa Tengah Blora 4.000 200.000 7.216.000 - - - - 1.600 80.000

5 Jawa Tengah Boyolali 1.000 50.000 1.804.000 1.300 65.000 2.514.200 - - 500 25.000

6 Jawa Tengah Brebes 500 25.000 902.000 - - - - 2.500 125.000

7 Jawa Tengah Cilacap 1.000 50.000 1.804.000 500 25.000 967.000 - - 2.000 100.000

8 Jawa Tengah Demak - - - - - - 1.000 50.000

9 Jawa Tengah Grobogan 8.000 400.000 14.432.000 500 25.000 967.000 - - 8.756 437.800

10 Jawa Tengah Jepara - - - - - - 200 10.000

11 Jawa Tengah Karanganyar - - - - - - -

12 Jawa Tengah Kebumen 7.250 362.500 13.079.000 - - - - 3.100 155.000

13 Jawa Tengah Kendal 500 25.000 902.000 - - - - 500 25.000

14 Jawa Tengah Klaten 1.000 50.000 1.804.000 100 5.000 193.400 - - 1.000 50.000

15 Jawa Tengah Kota Magelang - - - - - - -

16 Jawa Tengah Kota Pekalongan - - - - - - -

17 Jawa Tengah Kota Salatiga - - - - - - -

18 Jawa Tengah Kota Semarang - - - - - - -

19 Jawa Tengah Kota Surakarta - - - - - - -

20 Jawa Tengah Kota Tegal - - - - - - -

21 Jawa Tengah Kudus - - 300 15.000 580.200 - - 67 3.350

22 Jawa Tengah Magelang - - - - - - -

23 Jawa Tengah Pati 2.000 100.000 3.608.000 300 15.000 580.200 - - 2.500 125.000

24 Jawa Tengah Pekalongan - - - - - - 200 10.000

25 Jawa Tengah Pemalang - - 300 15.000 580.200 - - -

26 Jawa Tengah Purbalingga - - - - - - -

27 Jawa Tengah Purworejo 4.000 200.000 7.216.000 - - - - 3.000 150.000

28 Jawa Tengah Rembang 2.000 100.000 3.608.000 500 25.000 967.000 - - 3.500 175.000

29 Jawa Tengah Semarang - - - - - - -

30 Jawa Tengah Sragen 1.000 50.000 1.804.000 - - - - 1.500 75.000

31 Jawa Tengah Sukoharjo 1.000 50.000 1.804.000 - - - - 500 25.000

32 Jawa Tengah Tegal - - - - - - -

33 Jawa Tengah Temanggung - - - - - - -

34 Jawa Tengah Wonogiri 3.000 150.000 5.412.000 - - - - 5.000 250.000

35 Jawa Tengah Wonosobo - - - - - - -

DIY 4.000 200.000 7.216.000 - - - - - 11.826 591.300

1 DIY Bantul 1.000 50.000 1.804.000 - - - - 500 25.000

2 DIY Gunung Kidul 2.000 100.000 3.608.000 - - - - 9.626 481.300

3 DIY Kota Yogyakarta - - - - - - -

4 DIY Kulon Progo 1.000 50.000 1.804.000 - - - - 1.500 75.000

5 DIY Sleman - - - - - - 200 10.000

JAWA TIMUR 54.250 2.712.500 97.867.000 16.500 825.000 31.911.000 8.300 415.000 16.052.200 137.943 6.897.150

1 Jawa Timur Bangkalan 2.500 125.000 4.510.000 3.000 150.000 5.802.000 - - 3.000 150.000

2 Jawa Timur Banyuwangi 7.000 350.000 12.628.000 2.000 100.000 3.868.000 - - 28.228 1.411.400

3 Jawa Timur Blitar 3.500 175.000 6.314.000 500 25.000 967.000 300 15.000 580.200 10.000 500.000

4 Jawa Timur Bojonegoro 2.000 100.000 3.608.000 500 25.000 967.000 - - -

5 Jawa Timur Bondowoso - - - - - - -

6 Jawa Timur Gresik 500 25.000 902.000 - - - - 1.000 50.000

7 Jawa Timur Jember 3.000 150.000 5.412.000 2.000 100.000 3.868.000 - - 9.000 450.000

8 Jawa Timur Jombang 2.000 100.000 3.608.000 500 25.000 967.000 - - -

9 Jawa Timur Kediri 250 12.500 451.000 - - 5.000 250.000 9.670.000 -

10 Jawa Timur Kota Batu - - - - - - -

11 Jawa Timur Kota Blitar - - - - - - -

12 Jawa Timur Kota Kediri - - - - - - -

13 Jawa Timur Kota Madiun - - - - - - -

14 Jawa Timur Kota Malang - - - - - - -

15 Jawa Timur Kota Mojokerto - - - - - - -

16 Jawa Timur Kota Pasuruan - - - - - - -

17 Jawa Timur Kota Probolinggo - - - - - - -

18 Jawa Timur Kota Surabaya - - - - - - -

19 Jawa Timur Lamongan 2.000 100.000 3.608.000 - - - - 18.000 900.000

20 Jawa Timur Lumajang 500 25.000 902.000 - - - - -

21 Jawa Timur Madiun 2.500 125.000 4.510.000 - - - - -

22 Jawa Timur Magetan 2.000 100.000 3.608.000 - - - - -

23 Jawa Timur Malang - - - - - - 400 20.000

24 Jawa Timur Mojokerto 1.000 50.000 1.804.000 500 25.000 967.000 - - 2.500 125.000

25 Jawa Timur Nganjuk 3.000 150.000 5.412.000 1.000 50.000 1.934.000 - - -

26 Jawa Timur Ngawi 2.000 100.000 3.608.000 500 25.000 967.000 - - 10.000 500.000

27 Jawa Timur Pacitan 4.000 200.000 7.216.000 - - - - -

28 Jawa Timur Pamekasan - - - - - - 400 20.000

29 Jawa Timur Pasuruan 3.000 150.000 5.412.000 1.000 50.000 1.934.000 - - 15.000 750.000

30 Jawa Timur Ponorogo 5.000 250.000 9.020.000 4.500 225.000 8.703.000 3.000 150.000 5.802.000 5.000 250.000

31 Jawa Timur Probolinggo 500 25.000 902.000 - - - - -

32 Jawa Timur Sampang - - - - - - - - - 24.000 1.200.000

33 Jawa Timur Sidoarjo 1.000 50.000 1.804.000 - - - - 500 25.000

34 Jawa Timur Situbondo - - - - - - -

35 Jawa Timur Sumenep 1.000 50.000 1.804.000 - - - - 6.000 300.000

36 Jawa Timur Trenggalek 4.000 200.000 7.216.000 500 25.000 967.000 - - -

37 Jawa Timur Tuban - - - - - - 415 20.750

38 Jawa Timur Tulungagung 2.000 100.000 3.608.000 - - - - 4.500 225.000

KABUPATEN/KOTA

GP-PTT KEDELAI PIP-Refokusing KEDELAI PIP-APBNP KEDELAI KEDELAI SWADAYA

NO PROVINSI

Page 140: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 133

AREAL KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA

(Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-)

BANTEN 5.750 287.500 10.373.000 - - 1.750 87.500 3.384.500 2.423 121.150

1 Banten Kota Cilegon 250 12.500 451.000 - - - - -

2 Banten Kota Serang - - - - - - -

3 Banten Kota Tangerang - - - - - - -

4 Banten Kota Tangerang Selatan - - - - 250 12.500 483.500 -

5 Banten Lebak 1.500 75.000 2.706.000 - - - - 1.423 71.150

6 Banten Pandeglang 3.000 150.000 5.412.000 - - 1.500 75.000 2.901.000 1.000 50.000

7 Banten Serang 1.000 50.000 1.804.000 - - - - -

8 Banten Tangerang - - - - - - -

BALI 2.000 100.000 3.608.000 - - - - 4.050 202.500

1 Bali Badung 500 25.000 902.000 - - - - 500 25.000

2 Bali Bangli - - - - - - 17 850

3 Bali Buleleng - - - - - - 100 5.000

4 Bali Gianyar 500 25.000 902.000 - - - - 537 26.850

5 Bali Jembrana - - - - - - 1.700 85.000

6 Bali Karang Asem - - - - - - 42 2.100

7 Bali Klungkung 500 25.000 902.000 - - - - 500 25.000

8 Bali Kota Denpasar - - - - - - 180 9.000

9 Bali Tabanan 500 25.000 902.000 - - - - 474 23.700

NTB 52.500 2.625.000 94.710.000 24.250 1.212.500 46.899.500 25.000 1.250.000 48.350.000 -

1 Nusa Tenggara Barat Bima 13.000 650.000 23.452.000 4.500 225.000 8.703.000 2.500 125.000 4.835.000 -

2 Nusa Tenggara Barat Dompu 12.000 600.000 21.648.000 5.000 250.000 9.670.000 5.000 250.000 9.670.000 -

3 Nusa Tenggara Barat Kota Bima 500 25.000 902.000 750 37.500 1.450.500 750 37.500 1.450.500 -

4 Nusa Tenggara Barat Kota Mataram 500 25.000 902.000 - - 1.000 50.000 1.934.000 -

5 Nusa Tenggara Barat Lombok Barat 3.000 150.000 5.412.000 - - 1.500 75.000 2.901.000 -

6 Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah 12.000 600.000 21.648.000 8.000 400.000 15.472.000 6.250 312.500 12.087.500 -

7 Nusa Tenggara Barat Lombok Timur 3.500 175.000 6.314.000 1.000 50.000 1.934.000 1.000 50.000 1.934.000 -

8 Nusa Tenggara Barat Lombok Utara - - - - - - -

9 Nusa Tenggara Barat Sumbawa 6.000 300.000 10.824.000 2.000 100.000 3.868.000 7.000 350.000 13.538.000 -

10 Nusa Tenggara Barat Sumbawa Barat 2.000 100.000 3.608.000 3.000 150.000 5.802.000 - - -

NTT 1.505 75.250 2.715.020 - - - 5.185 259.250 10.027.790 2.725 136.250

1 Nusa Tenggara Timur Alor 30 1.500 54.120 - - 85 4.250 164.390 45 2.250

2 Nusa Tenggara Timur Belu - - - - - - -

3 Nusa Tenggara Timur Ende 50 2.500 90.200 - - - - 23 1.150

4 Nusa Tenggara Timur Flores Timur 50 2.500 90.200 - - 50 2.500 96.700 -

5 Nusa Tenggara Timur Kota Kupang - - - - - - -

6 Nusa Tenggara Timur Kupang - - - - - - 20 1.000

7 Nusa Tenggara Timur Lembata 100 5.000 180.400 - - 1.000 50.000 1.934.000 -

8 Nusa Tenggara Timur Manggarai 500 25.000 902.000 - - - - 150 7.500

9 Nusa Tenggara Timur Manggarai Barat 250 12.500 451.000 - - 300 15.000 580.200 852 42.600

10 Nusa Tenggara Timur Manggarai Timur - - - - - - 750 37.500

11 Nusa Tenggara Timur Nagekeo 25 1.250 45.100 - - - - 59 2.950

12 Nusa Tenggara Timur Ngada 500 25.000 902.000 - - 500 25.000 967.000 95 4.750

13 Nusa Tenggara Timur Rote Ndao - - - - - - -

14 Nusa Tenggara Timur Sabu Raijua - - - - - - -

15 Nusa Tenggara Timur Sikka - - - - 250 12.500 483.500 -

16 Nusa Tenggara Timur Sumba Barat - - - - - - 13 650

17 Nusa Tenggara Timur Sumba Barat Daya - - - - 1.000 50.000 1.934.000 153 7.650

18 Nusa Tenggara Timur Sumba Tengah - - - - 1.000 50.000 1.934.000 115 5.750

19 Nusa Tenggara Timur Sumba Timur - - - - 1.000 50.000 1.934.000 34 1.700

20 Nusa Tenggara Timur Timor Tengah Selatan - - - - - - 416 20.800

21 Nusa Tenggara Timur Timor Tengah Utara - - - - - - -

22 Nusa Tenggara Timur Malaka - - - - - - -

KABUPATEN/KOTA

GP-PTT KEDELAI PIP-Refokusing KEDELAI PIP-APBNP KEDELAI KEDELAI SWADAYA

NO PROVINSI

Lanjutan

Page 141: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 134

Lanjutan

AREAL KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA

(Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-)

KALIMANTAN BARAT 1.050 52.500 1.894.200 - - 23.715 1.185.750 45.864.810 -

1 Kalimantan Barat Bengkayang 250 12.500 451.000 - - 100 5.000 193.400 -

2 Kalimantan Barat Kapuas Hulu - - - - 100 5.000 193.400 -

3 Kalimantan Barat Kayong Utara - - - - 10.000 500.000 19.340.000 -

4 Kalimantan Barat Ketapang 100 5.000 180.400 - - 250 12.500 483.500 -

5 Kalimantan Barat Kota Pontianak - - - - - - -

6 Kalimantan Barat Kota Singkawang - - - - 25 1.250 48.350 -

7 Kalimantan Barat Kubu Raya - - - - 12.300 615.000 23.788.200 -

8 Kalimantan Barat Landak - - - - 300 15.000 580.200 -

9 Kalimantan Barat Melawi - - - - 150 7.500 290.100 -

10 Kalimantan Barat Pontianak - - - - - - -

11 Kalimantan Barat Sambas 500 25.000 902.000 - - 300 15.000 580.200 -

12 Kalimantan Barat Sanggau - - - - 140 7.000 270.760 -

13 Kalimantan Barat Sekadau 200 10.000 360.800 - - - - -

14 Kalimantan Barat Sintang - - - - 50 2.500 96.700 -

KALIMANTAN TENGAH 1.650 82.500 2.976.600 - - 7.000 350.000 13.538.000 -

1 Kalimantan Tengah Barito Selatan - - - - - - - -

2 Kalimantan Tengah Barito Timur 250 12.500 451.000 - - - - -

3 Kalimantan Tengah Barito Utara 250 12.500 451.000 - - - - -

4 Kalimantan Tengah Gunung Mas - - - - - - -

5 Kalimantan Tengah Kapuas 250 12.500 451.000 - - 5.000 250.000 9.670.000 -

6 Kalimantan Tengah Katingan - - - - - - -

7 Kalimantan Tengah Kota Palangka Raya - - - - - - -

8 Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat 150 7.500 270.600 - - - - -

9 Kalimantan Tengah Kotawaringin Timur - - - - - - -

10 Kalimantan Tengah Lamandau 250 12.500 451.000 - - - - -

11 Kalimantan Tengah Murung Raya - - - - - - -

12 Kalimantan Tengah Pulang Pisau 500 25.000 902.000 - - 2.000 100.000 3.868.000 -

13 Kalimantan Tengah Seruyan - - - - - - -

14 Kalimantan Tengah Sukamara - - - - - - -

KALIMANTAN SELATAN 9.000 450.000 16.236.000 5.500 275.000 10.637.000 - - - -

1 Kalimantan Selatan Balangan 1.000 50.000 1.804.000 - - - - -

2 Kalimantan Selatan Banjar 2.500 125.000 4.510.000 1.000 50.000 1.934.000 - - -

3 Kalimantan Selatan Banjarbaru - - - - - - -

4 Kalimantan Selatan Banjarmasin - - - - - - -

5 Kalimantan Selatan Barito Kuala - - - - - - -

6 Kalimantan Selatan Hulu Sungai Selatan - - - - -

7 Kalimantan Selatan Hulu Sungai Tengah - - 1.000 50.000 1.934.000 - - -

8 Kalimantan Selatan Hulu Sungai Utara - - - - - - -

9 Kalimantan Selatan Kota Baru - - 1.500 75.000 2.901.000 - - -

10 Kalimantan Selatan Tabalong 2.000 100.000 3.608.000 - - -

11 Kalimantan Selatan Tanah Bumbu 2.000 100.000 3.608.000 - - - - -

12 Kalimantan Selatan Tanah Laut 500 25.000 902.000 1.000 50.000 - - - -

13 Kalimantan Selatan Tapin 1.000 50.000 1.804.000 1.000 50.000 1.934.000 - - -

KALIMANTAN TIMUR 500 25.000 902.000 - - 3.000 150.000 5.802.000 -

1 Kalimantan Timur Balikpapan - - - - - - -

2 Kalimantan Timur Berau 250 12.500 451.000 - - - - -

3 Kalimantan Timur Bontang - - - - - - -

5 Kalimantan Timur Kutai Barat 150 7.500 270.600 - - - - -

6 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara - - - - - - -

7 Kalimantan Timur Kutai Timur - - - - 3.000 150.000 5.802.000 -

8 Kalimantan Timur Mahakam Hulu - - - - - - -

11 Kalimantan Timur Pasir - - - - - - -

12 Kalimantan Timur Penajam Paser Utara 100 5.000 180.400 - - - - -

13 Kalimantan Timur Samarinda - - - - - - -

KALIMANTAN UTARA - - - 5.000 250.000 9.670.000 -

1 Kalimantan Utara Bulongan - - - - 5.000 250.000 9.670.000 -

2 Kalimantan Utara Malinau - - - - - - -

3 Kalimantan Utara Nunukan - - - - - - -

4 Kalimantan Utara Tana Tidung - - - - - - -

5 Kalimantan Utara Tarakan - - - - - - -

KABUPATEN/KOTA

GP-PTT KEDELAI PIP-Refokusing KEDELAI PIP-APBNP KEDELAI KEDELAI SWADAYA

NO PROVINSI

Page 142: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 135

AREAL KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA

(Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-)

SULAWESI UTARA 7.500 375.000 13.530.000 - - 10.000 500.000 19.340.000 670 33.500

1 Sulawesi Utara Bitung 250 12.500 451.000 - - - - -

2 Sulawesi Utara Bolaang Mongondow 2.000 100.000 3.608.000 - - 2.000 100.000 3.868.000 670 33.500

3 Sulawesi Utara Bolaang Mongondow Selatan 500 25.000 902.000 - - 500 25.000 967.000 -

4 Sulawesi Utara Bolaang Mongondow Timur 250 12.500 451.000 - - 500 25.000 967.000 -

5 Sulawesi Utara Bolaang Mongondow Utara 250 12.500 451.000 - - - - -

6 Sulawesi Utara Kepulauan Sangihe 250 12.500 451.000 - - - - -

7 Sulawesi Utara Kepulauan Talaud 250 12.500 451.000 - - - - -

8 Sulawesi Utara Kotamobagu 250 12.500 451.000 - - - - -

9 Sulawesi Utara Manado 250 12.500 451.000 - - - - -

10 Sulawesi Utara Minahasa 1.000 50.000 1.804.000 - - 2.000 100.000 3.868.000 -

11 Sulawesi Utara Minahasa Selatan 500 25.000 902.000 - - 1.500 75.000 2.901.000 -

12 Sulawesi Utara Minahasa Tenggara 1.000 50.000 1.804.000 - - 1.500 75.000 2.901.000 -

13 Sulawesi Utara Minahasa Utara 500 25.000 902.000 - - 2.000 100.000 3.868.000 -

14 Sulawesi Utara Siau Tagulandang Biaro - - - - - - -

15 Sulawesi Utara Tomohon 250 12.500 451.000 - - - - -

SULAWESI TENGAH 5.000 250.000 9.020.000 - - - - - -

1 Sulawesi Tengah Banggai 2.000 100.000 3.608.000 - - - - - -

2 Sulawesi Tengah Banggai Kepulauan - - - - - - - -

3 Sulawesi Tengah Banggai Laut - - - - - - - -

4 Sulawesi Tengah Buol - - - - - - - -

5 Sulawesi Tengah Donggala - - - - - - - -

6 Sulawesi Tengah Kota Palu - - - - - - - -

7 Sulawesi Tengah Morowali - - - - - - - -

8 Sulawesi Tengah Morowali Utara 500 25.000 902.000 - - - - - -

9 Sulawesi Tengah Parigi Moutong - - - - - - - -

10 Sulawesi Tengah Poso 500 25.000 902.000 - - - - - -

11 Sulawesi Tengah Sigi - - - - - - - -

12 Sulawesi Tengah Tojo Una-una 2.000 100.000 3.608.000 - - - - - -

13 Sulawesi Tengah Tolitoli - - - - - - - -

SULAWESI SELATAN 22.250 1.112.500 40.139.000 25.000 1.250.000 48.350.000 91.100 4.555.000 176.187.400 -

1 Sulawesi Selatan Bantaeng - - - - 1.000 50.000 1.934.000 - -

2 Sulawesi Selatan Barru - - - - - - - -

3 Sulawesi Selatan Bone 5.000 250.000 9.020.000 16.500 825.000 31.911.000 35.000 1.750.000 67.690.000 - -

4 Sulawesi Selatan Bulukumba - - - - 3.000 150.000 5.802.000 - -

5 Sulawesi Selatan Enrekang - - - - - - - -

6 Sulawesi Selatan Gowa - - 3.000 150.000 5.802.000 3.000 150.000 5.802.000 - -

7 Sulawesi Selatan Jeneponto - - - - 7.000 350.000 13.538.000 - -

8 Sulawesi Selatan Kepulauan Selayar - - - - - - - -

9 Sulawesi Selatan Kota Makassar - - - - 100 5.000 193.400 - -

10 Sulawesi Selatan Kota Palopo - - - - - - - -

11 Sulawesi Selatan Kota Pare-pare - - - - - - - -

12 Sulawesi Selatan Luwu - - - - - - - -

13 Sulawesi Selatan Luwu Timur - - - - - - - -

14 Sulawesi Selatan Luwu Utara - - - - - - - -

15 Sulawesi Selatan Maros 3.000 150.000 5.412.000 - - 6.000 300.000 11.604.000 - -

16 Sulawesi Selatan Pangkajene Kepulauan 500 25.000 902.000 - - 1.000 50.000 1.934.000 - -

17 Sulawesi Selatan Pinrang 750 37.500 1.353.000 - - - - - -

18 Sulawesi Selatan Sidenreng Rappang 2.000 100.000 3.608.000 - - 3.000 150.000 5.802.000 - -

19 Sulawesi Selatan Sinjai 1.000 50.000 1.804.000 - - 2.000 100.000 3.868.000 - -

20 Sulawesi Selatan Soppeng 6.000 300.000 10.824.000 5.000 250.000 9.670.000 15.000 750.000 29.010.000 - -

21 Sulawesi Selatan Takalar - - - - 3.000 150.000 5.802.000 - -

22 Sulawesi Selatan Tana Toraja - - - - - - - -

23 Sulawesi Selatan Toraja Utara - - - - - - - -

24 Sulawesi Selatan Wajo 4.000 200.000 7.216.000 500 25.000 967.000 12.000 600.000 23.208.000 - -

KABUPATEN/KOTA

GP-PTT KEDELAI PIP-Refokusing KEDELAI PIP-APBNP KEDELAI KEDELAI SWADAYA

NO PROVINSI

Lanjutan

Page 143: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 136

AREAL KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA

(Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-)

SULAWESI TENGGARA 5.795 289.750 10.454.180 12.500 625.000 24.175.000 13.000 650.000 25.142.000 -

1 Sulawesi Tenggara Bombana - - - - 500 25.000 967.000 -

2 Sulawesi Tenggara Buton 500 25.000 902.000 1.000 50.000 1.934.000 1.500 75.000 2.901.000 -

3 Sulawesi Tenggara Buton Utara 1.000 50.000 1.804.000 1.500 75.000 2.901.000 - - -

4 Sulawesi Tenggara Kolaka 1.000 50.000 1.804.000 2.500 125.000 4.835.000 2.000 100.000 3.868.000 -

5 Sulawesi Tenggara Kolaka Timur - - 500 25.000 967.000 1.500 75.000 2.901.000 -

6 Sulawesi Tenggara Kolaka Utara - - - - - - -

7 Sulawesi Tenggara Konawe 1.295 64.750 2.336.180 2.500 125.000 4.835.000 3.000 150.000 5.802.000 -

8 Sulawesi Tenggara Konawe Kepulauan - - - - - - -

9 Sulawesi Tenggara Konawe Selatan 1.000 50.000 1.804.000 2.500 125.000 4.835.000 2.000 100.000 3.868.000 -

10 Sulawesi Tenggara Konawe Utara - - - - - - -

11 Sulawesi Tenggara Kota Bau-bau - - - - 250 12.500 483.500 -

12 Sulawesi Tenggara Kota Kendari - - - - 250 12.500 483.500 -

13 Sulawesi Tenggara Muna 1.000 50.000 1.804.000 2.000 100.000 3.868.000 2.000 100.000 3.868.000 -

14 Sulawesi Tenggara Wakatobi - - - - - - -

GORONTALO 2.300 115.000 4.149.200 - - - - - 1.270 63.500

1 Gorontalo Boalemo 300 15.000 541.200 - - - - -

2 Gorontalo Bone Bolango - - - - - - -

3 Gorontalo Gorontalo 1.000 50.000 1.804.000 - - - - -

4 Gorontalo Gorontalo Utara - - - - - - -

5 Gorontalo Kota Gorontalo - - - - - - -

6 Gorontalo Pohuwato 1.000 50.000 1.804.000 - - - - 1.270 63.500

SULAWESI BARAT 6.000 300.000 10.824.000 - - 5.000 250.000 9.670.000 -

1 Sulawesi Barat Majene - - - - - - -

2 Sulawesi Barat Mamasa - - - - - - -

3 Sulawesi Barat Mamuju 2.000 100.000 3.608.000 - - 1.500 75.000 2.901.000 -

4 Sulawesi Barat Mamuju Tengah 2.000 100.000 3.608.000 - - 2.000 100.000 3.868.000 -

5 Sulawesi Barat Mamuju Utara 2.000 100.000 3.608.000 - - 1.500 75.000 2.901.000 -

6 Sulawesi Barat Polewali Mandar - - - - - - -

MALUKU 1.000 50.000 1.804.000 - - - - 643 32.150

1 Maluku Ambon - - - - - - -

2 Maluku Buru - - - - - - -

3 Maluku Buru Selatan - - - - - - -

4 Maluku Kepulauan Aru - - - - - - -

5 Maluku Kota Tual - - - - - - -

6 Maluku Maluku Barat Daya - - - - - - -

7 Maluku Maluku Tengah 200 10.000 360.800 - - - - 250 12.500

8 Maluku Maluku Tenggara - - - - - - -

9 Maluku Maluku Tenggara Barat 500 25.000 902.000 - - - - 143 7.150

10 Maluku Seram Bagian Barat - - - - - - -

11 Maluku Seram Bagian Timur 300 15.000 541.200 - - - - 250 12.500

KABUPATEN/KOTA

GP-PTT KEDELAI PIP-Refokusing KEDELAI PIP-APBNP KEDELAI KEDELAI SWADAYA

NO PROVINSI

Lanjutan

Page 144: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 137

AREAL KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA AREAL

KEBUTUHAN

BENIH

KEBUTUHAN

BIAYA

(Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-) (Kab) (Kg) (Rp.000,-)

MALUKU UTARA 500 25.000 902.000 - - 1.000 50.000 1.934.000 - -

1 Maluku Utara Halmahera Barat - - - - 50 2.500 96.700 -

2 Maluku Utara Halmahera Selatan 200 10.000 360.800 - - - - -

3 Maluku Utara Halmahera Tengah - - - - - - -

4 Maluku Utara Halmahera Timur 300 15.000 541.200 - - 500 25.000 967.000 -

5 Maluku Utara Halmahera Utara - - - - - - -

6 Maluku Utara Kepulauan Sula - - - - 350 17.500 676.900 -

7 Maluku Utara Pulau Morotai - - - - 100 5.000 193.400 -

8 Maluku Utara Pulau Taliabu - - - - - - -

9 Maluku Utara Ternate - - - - - - -

10 Maluku Utara Tidore Kepulauan - - - - - - -

PAPUA BARAT 750 37.500 1.353.000 - - 1.250 62.500 2.417.500 750 37.500

1 Papua Barat Fak-fak - - - - - - 300 15.000

2 Papua Barat Kaimana 50 2.500 90.200 - - 50 2.500 96.700 -

3 Papua Barat Kota Sorong - - - - - - -

4 Papua Barat Manokwari 500 25.000 902.000 - - 500 25.000 967.000 250 12.500

5 Papua Barat Manokwari Selatan 50 2.500 90.200 - - 100 5.000 193.400 -

6 Papua Barat Maybrat - - - - 100 5.000 193.400 -

7 Papua Barat Pegunungan Arfak - - - - 50 2.500 96.700 -

8 Papua Barat Raja Ampat - - - - 50 2.500 96.700 100 5.000

9 Papua Barat Sorong 50 2.500 90.200 - - 75 3.750 145.050 -

10 Papua Barat Sorong Selatan - - - - 100 5.000 193.400 -

11 Papua Barat Tambrauw - - - - 50 2.500 96.700 -

12 Papua Barat Teluk Bintuni 50 2.500 90.200 - - 100 5.000 193.400 100 5.000

13 Papua Barat Teluk Wondama 50 2.500 90.200 - - 75 3.750 145.050 -

PAPUA 2.000 100.000 3.608.000 - - - - - 2.148 107.400

1 Papua Asmat - - - - - - -

2 Papua Biak Numfor - - - - - - -

3 Papua Boven Digoel - - - - - - -

4 Papua Deiyai - - - - - - -

5 Papua Dogiyai - - - - - - -

6 Papua Intan Jaya - - - - - - -

7 Papua Jayapura 500 25.000 902.000 - - - - 148 7.400

8 Papua Jayawijaya - - - - - - -

9 Papua Keerom 200 10.000 360.800 - - - - 1.000 50.000

10 Papua Kota Jayapura - - - - - - -

11 Papua Lanny Jaya - - - - - - -

12 Papua Mamberamo Raya - - - - - - -

13 Papua Mamberamo Tengah - - - - - - -

14 Papua Mappi - - - - - - -

15 Papua Merauke 500 25.000 902.000 - - - - 1.000 50.000

16 Papua Mimika 100 5.000 180.400 - - - - -

17 Papua Nabire 500 25.000 902.000 - - - - -

18 Papua Nduga - - - - - - -

19 Papua Paniai - - - - - - -

20 Papua Pegunungan Bintang - - - - - - -

21 Papua Puncak - - - - - - -

22 Papua Puncak Jaya 100 5.000 180.400 - - - - -

23 Papua Sarmi 100 5.000 180.400 - - - - -

24 Papua Supiori - - - - - - -

25 Papua Tolikara - - - - - - -

26 Papua Waropen - - - - - - -

27 Papua Yahukimo - - - - - - -

28 Papua Yalimo - - - - - - -

29 Papua Yapen Waropen - - - - - - -

30 Papua Wamena - - - - - - -

350.000 17.500.000 631.400.000 131.500 6.575.000 254.321.000 300.000 15.000.000 580.200.000 222.500 11.125.000 -

KABUPATEN/KOTA

Total

GP-PTT KEDELAI PIP-Refokusing KEDELAI PIP-APBNP KEDELAI KEDELAI SWADAYA

NO PROVINSI

Lanjutan

Page 145: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 138

ACEH 53.000 2.650.000 50.350 16,61 83.646

1 Aceh Aceh Barat - - - - -

2 Aceh Aceh Barat Daya 500 25.000 475 16,35 777

3 Aceh Aceh Besar 500 25.000 475 15,06 715

4 Aceh Aceh Jaya 2.000 100.000 1.900 15,45 2.935

5 Aceh Aceh Selatan 1.500 75.000 1.425 15,07 2.148

6 Aceh Aceh Singkil - - - - -

7 Aceh Aceh Tamiang 6.000 300.000 5.700 16,26 9.270

8 Aceh Aceh Tengah 500 25.000 475 15,37 730

9 Aceh Aceh Tenggara - - - - -

10 Aceh Aceh Timur 16.000 800.000 15.200 16,15 24.553

11 Aceh Aceh Utara 13.500 675.000 12.825 16,57 21.256

12 Aceh Bener Meriah - - - - -

13 Aceh Bireuen 6.000 300.000 5.700 18,55 10.576

14 Aceh Gayolues - - - - -

15 Aceh Kota Banda Aceh - - - - -

16 Aceh Kota Langsa - - - - -

17 Aceh Lhokseumawe - - - - -

18 Aceh Nagan Raya - - - - -

19 Aceh Pidie 3.000 150.000 2.850 17,53 4.996

20 Aceh Pidie Jaya 3.500 175.000 3.325 17,11 5.690

21 Aceh Sabang - - - - -

22 Aceh Simeulue - - - - -

23 Aceh Subulussalam - - - - -

SUMUT 11.700 585.000 11.115 11,58 12.868

1 Sumatera Utara Asahan 200 10.000 190 - -

2 Sumatera Utara Batu Bara 500 25.000 475 11,90 565

3 Sumatera Utara Binjai 100 5.000 95 11,41 108

4 Sumatera Utara Dairi - - - - -

5 Sumatera Utara Deli Serdang 1.250 62.500 1.188 12,40 1.472

6 Sumatera Utara Gunungsitoli - - - - -

7 Sumatera Utara Humbang Hasundutan - - - - -

8 Sumatera Utara Karo - - - - -

9 Sumatera Utara Labuhan Batu - - - - -

10 Sumatera Utara Labuhanbatu Selatan - - - - -

11 Sumatera Utara Labuhanbatu Utara - - - - -

12 Sumatera Utara Langkat 500 25.000 475 12,08 574

13 Sumatera Utara Mandailing Natal - - - - -

14 Sumatera Utara Medan - - - - -

15 Sumatera Utara Nias 750 37.500 713 10,24 729

16 Sumatera Utara Nias Barat 500 25.000 475 10,04 477

17 Sumatera Utara Nias Selatan - - - - -

18 Sumatera Utara Nias Utara - - - - -

19 Sumatera Utara Padang Lawas - - - - -

20 Sumatera Utara Padang Lawas Utara 1.000 50.000 950 11,66 1.107

21 Sumatera Utara Padang Sidempuan - - - - -

22 Sumatera Utara Pematang Siantar 2.500 125.000 2.375 11,74 2.789

23 Sumatera Utara Phak-Phak Barat 1.000 50.000 950 11,79 1.121

24 Sumatera Utara Samosir - - - - -

25 Sumatera Utara Serdang Bedagai - - - - -

26 Sumatera Utara Sibolga - - - - -

27 Sumatera Utara Simalungun 2.200 110.000 2.090 12,16 2.542

28 Sumatera Utara Tanjung Balai 500 25.000 475 12,41 590

29 Sumatera Utara Tapanuli Selatan 700 35.000 665 11,94 794

30 Sumatera Utara Tapanuli Tengah - - - - -

31 Sumatera Utara Tapanuli Utara - - - - -

32 Sumatera Utara Tebing Tinggi - - - - -

33 Sumatera Utara Toba Samosir - - - - -

LUAS

PANEN (Ha)

PRODUKTIVITAS

(Ku/Ha)

PRODUKSI

(Ton)

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LUAS TANAM

(Ha)

KEBUTUHAN

BENIH

(Kg)

SASARAN KEDELAI 2015

Lampiran 25

SASARAN LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN

PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2015 PER KABUPATEN

Page 146: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 139

SUMATERA BARAT 680 34.000 646 13,16 850

1 Sumatera Barat Agam 52 2.600 49 14,53 72

2 Sumatera Barat Bukittinggi - - - - -

3 Sumatera Barat Dharmasraya - - - - -

4 Sumatera Barat Kepulauan Mentawai - - - - -

5 Sumatera Barat Kota Padang - - - - -

6 Sumatera Barat Kota Solok - - - - -

7 Sumatera Barat Lima Puluh Koto - - - - -

8 Sumatera Barat Padang Panjang - - - - -

9 Sumatera Barat Padang Pariaman - - - - -

10 Sumatera Barat Pariaman - - - - -

11 Sumatera Barat Pasaman 68 3.400 65 14,95 97

12 Sumatera Barat Pasaman Barat 301 15.050 286 10,83 310

13 Sumatera Barat Payakumbuh - - - - -

14 Sumatera Barat Pesisir Selatan 118 5.900 112 13,08 147

15 Sumatera Barat Sawah Lunto - - - - -

16 Sumatera Barat Sijunjung - - - - -

17 Sumatera Barat Solok 55 2.750 52 16,51 86

18 Sumatera Barat Solok Selatan 86 4.300 82 17,00 139

19 Sumatera Barat Tanah Datar - - - - -

20 Sumatera Barat Sawah Lunto Sijunjung - - - - -

RIAU 4.480 224.000 4.256 11,94 5.082

1 Riau Bengkalis 250 12.500 238 11,30 268

2 Riau Dumai - - - - -

3 Riau Indragiri Hilir 400 20.000 380 12,06 458

4 Riau Indragiri Hulu 50 2.500 48 12,31 58

5 Riau Kampar 1.000 50.000 950 12,34 1.172

6 Riau Kepulauan Meranti 100 5.000 95 - -

7 Riau Kota Pekan Baru - - - - -

8 Riau Kuantan Singingi - - - - -

9 Riau Pelalawan - - - - -

10 Riau Rokan Hilir 1.962 98.100 1.864 12,28 2.288

11 Riau Rokan Hulu 718 35.900 682 12,26 837

12 Riau Siak - - - - -

JAMBI 14.853 742.650 14.110 13,50 19.046

1 Jambi Batang Hari 750 37.500 713 12,36 881

2 Jambi Bungo 2.598 129.900 2.468 13,71 3.383

3 Jambi Jambi - - - - -

4 Jambi Kerinci 750 37.500 713 11,82 842

5 Jambi Merangin 2.279 113.950 2.165 13,71 2.968

6 Jambi Muaro Jambi 1.500 75.000 1.425 12,73 1.814

7 Jambi Sarolangun 937 46.850 890 13,44 1.196

8 Jambi Sungai Penuh - - - - -

9 Jambi Tanjung Jabung Barat 250 12.500 238 13,84 329

10 Jambi Tanjung Jabung Timur 1.370 68.500 1.302 13,92 1.812

11 Jambi Tebo 4.419 220.950 4.198 13,87 5.822

12 Jambi Muaro Bungo - - - - -

LUAS

PANEN (Ha)

PRODUKTIVITAS

(Ku/Ha)

PRODUKSI

(Ton)

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LUAS TANAM

(Ha)

KEBUTUHAN

BENIH

(Kg)

SASARAN KEDELAI 2015

Lanjutan

Page 147: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 140

Lanjutan

SUMATERA SELATAN 40.250 2.012.500 38.238 17,13 65.509

1 Sumatera Selatan Banyuasin 13.500 675.000 12.825 17,87 22.923

2 Sumatera Selatan Empat Lawang 400 20.000 380 19,08 725

3 Sumatera Selatan Lahat 1.000 50.000 950 20,90 1.986

4 Sumatera Selatan Lubuk Linggau - - - - -

5 Sumatera Selatan Muara Enim 1.000 50.000 950 18,57 1.764

6 Sumatera Selatan Musi Banyuasin 1.500 75.000 1.425 17,59 2.507

7 Sumatera Selatan Musi Rawas 1.000 50.000 950 18,85 1.790

8 Sumatera Selatan Ogan Ilir 250 12.500 238 17,65 419

9 Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir 4.000 200.000 3.800 18,04 6.856

10 Sumatera Selatan Ogan Komering Ulu 16.000 800.000 15.200 16,07 24.427

11 Sumatera Selatan Oku Selatan 500 25.000 475 18,76 891

12 Sumatera Selatan Oku Timur 1.000 50.000 950 11,84 1.125

13 Sumatera Selatan Pagaralam 100 5.000 95 10,04 95

14 Sumatera Selatan Palembang - - - - -

15 Sumatera Selatan Penukal Abab Lematang Ilir - - - - -

16 Sumatera Selatan Prabumulih - - - - -

BENGKULU 8.068 403.400 7.665 11,16 8.555

1 Bengkulu Bengkulu - - - - -

2 Bengkulu Bengkulu Selatan 1.000 50.000 950 10,88 1.033

3 Bengkulu Bengkulu Tengah 500 25.000 475 11,09 527

4 Bengkulu Bengkulu Utara 1.500 75.000 1.425 11,37 1.620

5 Bengkulu Kaur 500 25.000 475 10,97 521

6 Bengkulu Kepahiang 500 25.000 475 11,44 544

7 Bengkulu Lebong 1.000 50.000 950 10,74 1.021

8 Bengkulu Muko Muko 1.000 50.000 950 11,25 1.069

9 Bengkulu Rejang Lebong 1.068 53.400 1.015 11,33 1.150

10 Bengkulu Seluma 1.000 50.000 950 11,28 1.071

LAMPUNG 55.464 2.773.200 52.691 12,98 68.386

1 Lampung Bandar Lampung - - - - -

2 Lampung Lampung Barat 3.350 167.500 3.183 13,40 4.264

3 Lampung Lampung Selatan 1.364 68.200 1.296 13,57 1.759

4 Lampung Lampung Tengah 7.000 350.000 6.650 14,52 9.654

5 Lampung Lampung Timur 6.500 325.000 6.175 14,02 8.660

6 Lampung Lampung Utara 3.500 175.000 3.325 13,77 4.579

7 Lampung Mesuji 12.000 600.000 11.400 14,21 16.201

8 Lampung Metro - - - - -

9 Lampung Pesawaran - - - - -

10 Lampung Pesisir Barat 2.250 112.500 2.138 13,47 2.880

11 Lampung Pringsewu 700 35.000 665 13,71 912

12 Lampung Tanggamus 4.500 225.000 4.275 - -

13 Lampung Tulang Bawang 8.000 400.000 7.600 14,21 10.801

14 Lampung Tulang Bawang Barat - - - - -

15 Lampung Way Kanan 6.300 315.000 5.985 14,50 8.677

BANGKA BELITUNG - - - - -

1 Bangka Belitung Bangka - - - - -

2 Bangka Belitung Bangka Barat - - - - -

3 Bangka Belitung Bangka Selatan - - - - -

4 Bangka Belitung Bangka Tengah - - - - -

5 Bangka Belitung Belitung - - - - -

6 Bangka Belitung Belitung Timur - - - - -

7 Bangka Belitung Pangkalpinang - - - - -

KEPULAUAN RIAU 18 900 17 10,59 18

1 Kep. Riau B A T A M 5 250 5 10,48 5

2 Kep. Riau Bintan 3 150 3 10,00 3

3 Kep. Riau Karimun - - - - -

4 Kep. Riau Kepulauan Anambas - - - - -

5 Kep. Riau Lingga - - - - -

6 Kep. Riau Natuna 10 500 10 10,71 10

7 Kep. Riau Tanjung Pinang - - - - -

LUAS

PANEN (Ha)

PRODUKTIVITAS

(Ku/Ha)

PRODUKSI

(Ton)

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LUAS TANAM

(Ha)

KEBUTUHAN

BENIH

(Kg)

SASARAN KEDELAI 2015

Page 148: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 141

JAWA BARAT 100.016 5.000.800 95.015 16,85 160.101

1 Jawa Barat Bandung 1.000 50.000 950 15,28 1.452

2 Jawa Barat Bandungbarat 3.250 162.500 3.088 16,04 4.954

3 Jawa Barat Bekasi - - - - -

4 Jawa Barat Bogor - - - - -

5 Jawa Barat Ciamis 5.000 250.000 4.750 11,49 5.456

6 Jawa Barat Cianjur 11.000 550.000 10.450 9,18 9.594

7 Jawa Barat Cirebon 500 25.000 475 16,04 762

8 Jawa Barat Garut 9.500 475.000 9.025 16,34 14.746

9 Jawa Barat Indramayu 38.266 1.913.300 36.353 22,60 82.149

10 Jawa Barat Karawang 1.500 75.000 1.425 18,82 2.682

11 Jawa Barat Kota Bandung - - - - -

12 Jawa Barat Kota Banjar 500 25.000 475 15,91 756

13 Jawa Barat Kota Bekasi - - - - -

14 Jawa Barat Kota Bogor - - - - -

15 Jawa Barat Kota Cimahi - - - - -

16 Jawa Barat Kota Cirebon - - - - -

17 Jawa Barat Kota Depok - - - - -

18 Jawa Barat Kota Sukabumi - - - - -

19 Jawa Barat Kota Tasikmalaya 500 25.000 475 10,89 517

20 Jawa Barat Kuningan 500 25.000 475 14,98 711

21 Jawa Barat Majalengka 2.500 125.000 2.375 12,30 2.921

22 Jawa Barat Pangandaran 4.000 200.000 3.800 11,49 4.365

23 Jawa Barat Purwakarta 1.000 50.000 950 16,43 1.560

24 Jawa Barat Subang 5.000 250.000 4.750 13,33 6.334

25 Jawa Barat Sukabumi 6.000 300.000 5.700 13,62 7.762

26 Jawa Barat Sumedang 2.000 100.000 1.900 17,99 3.419

27 Jawa Barat Tasikmalaya 8.000 400.000 7.600 13,11 9.960

JAWA TENGAH 81.673 4.083.650 77.589 17,89 138.807

1 Jawa Tengah Banjarnegara 200 10.000 190 14,02 266

2 Jawa Tengah Banyumas 4.000 200.000 3.800 14,02 5.328

3 Jawa Tengah Batang - - - - -

4 Jawa Tengah Blora 5.600 280.000 5.320 22,43 11.934

5 Jawa Tengah Boyolali 2.800 140.000 2.660 14,40 3.830

6 Jawa Tengah Brebes 3.000 150.000 2.850 17,09 4.871

7 Jawa Tengah Cilacap 3.500 175.000 3.325 16,38 5.448

8 Jawa Tengah Demak 1.000 50.000 950 27,56 2.618

9 Jawa Tengah Grobogan 17.256 862.800 16.393 22,59 37.035

10 Jawa Tengah Jepara 200 10.000 190 12,18 232

11 Jawa Tengah Karanganyar - - - - -

12 Jawa Tengah Kebumen 10.350 517.500 9.833 17,17 16.887

13 Jawa Tengah Kendal 1.000 50.000 950 17,64 1.676

14 Jawa Tengah Klaten 2.100 105.000 1.995 14,92 2.977

15 Jawa Tengah Kota Magelang - - - - -

16 Jawa Tengah Kota Pekalongan - - - - -

17 Jawa Tengah Kota Salatiga - - - - -

18 Jawa Tengah Kota Semarang - - - - -

19 Jawa Tengah Kota Surakarta - - - - -

20 Jawa Tengah Kota Tegal - - - - -

21 Jawa Tengah Kudus 367 18.350 349 26,05 908

22 Jawa Tengah Magelang - - - - -

23 Jawa Tengah Pati 4.800 240.000 4.560 15,20 6.933

24 Jawa Tengah Pekalongan 200 10.000 190 11,83 225

25 Jawa Tengah Pemalang 300 15.000 285 - -

26 Jawa Tengah Purbalingga - - - - -

27 Jawa Tengah Purworejo 7.000 350.000 6.650 16,75 11.138

28 Jawa Tengah Rembang 6.000 300.000 5.700 10,88 6.203

29 Jawa Tengah Semarang - - - - -

30 Jawa Tengah Sragen 2.500 125.000 2.375 15,90 3.775

31 Jawa Tengah Sukoharjo 1.500 75.000 1.425 23,58 3.360

32 Jawa Tengah Tegal - - - - -

33 Jawa Tengah Temanggung - - - - -

34 Jawa Tengah Wonogiri 8.000 400.000 7.600 17,32 13.164

35 Jawa Tengah Wonosobo - - - - -

LUAS

PANEN (Ha)

PRODUKTIVITAS

(Ku/Ha)

PRODUKSI

(Ton)

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LUAS TANAM

(Ha)

KEBUTUHAN

BENIH

(Kg)

SASARAN KEDELAI 2015

Lanjutan

Page 149: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 142

Lanjutan

DIY 15.826 791.300 15.035 15,11 22.724

1 DIY Bantul 1.500 75.000 1.425 17,15 2.443

2 DIY Gunung Kidul 11.626 581.300 11.045 14,67 16.206

3 DIY Kota Yogyakarta - - - - -

4 DIY Kulon Progo 2.500 125.000 2.375 15,76 3.743

5 DIY Sleman 200 10.000 190 17,45 332

JAWA TIMUR 216.993 10.849.650 206.143 18,15 374.150

1 Jawa Timur Bangkalan 8.500 425.000 8.075 12,43 10.037

2 Jawa Timur Banyuwangi 37.228 1.861.400 35.367 19,34 68.387

3 Jawa Timur Blitar 14.300 715.000 13.585 16,69 22.669

4 Jawa Timur Bojonegoro 2.500 125.000 2.375 14,12 3.354

5 Jawa Timur Bondowoso - - - - -

6 Jawa Timur Gresik 1.500 75.000 1.425 15,48 2.206

7 Jawa Timur Jember 14.000 700.000 13.300 25,83 34.350

8 Jawa Timur Jombang 2.500 125.000 2.375 18,70 4.441

9 Jawa Timur Kediri 5.250 262.500 4.988 12,84 6.406

10 Jawa Timur Kota Batu - - - - -

11 Jawa Timur Kota Blitar - - - - -

12 Jawa Timur Kota Kediri - - - - -

13 Jawa Timur Kota Madiun - - - - -

14 Jawa Timur Kota Malang - - - - -

15 Jawa Timur Kota Mojokerto - - - - -

16 Jawa Timur Kota Pasuruan - - - - -

17 Jawa Timur Kota Probolinggo - - - - -

18 Jawa Timur Kota Surabaya - - - - -

19 Jawa Timur Lamongan 20.000 1.000.000 19.000 18,02 34.240

20 Jawa Timur Lumajang 500 25.000 475 19,71 936

21 Jawa Timur Madiun 2.500 125.000 2.375 17,57 4.173

22 Jawa Timur Magetan 2.000 100.000 1.900 23,68 4.498

23 Jawa Timur Malang 400 20.000 380 18,62 707

24 Jawa Timur Mojokerto 4.000 200.000 3.800 18,38 6.986

25 Jawa Timur Nganjuk 4.000 200.000 3.800 23,15 8.798

26 Jawa Timur Ngawi 12.500 625.000 11.875 17,02 20.216

27 Jawa Timur Pacitan 4.000 200.000 3.800 14,20 5.396

28 Jawa Timur Pamekasan 400 20.000 380 10,38 395

29 Jawa Timur Pasuruan 19.000 950.000 18.050 19,52 35.242

30 Jawa Timur Ponorogo 17.500 875.000 16.625 19,62 32.626

31 Jawa Timur Probolinggo 500 25.000 475 14,99 712

32 Jawa Timur Sampang 24.000 1.200.000 22.800 19,40 44.231

33 Jawa Timur Sidoarjo 1.500 75.000 1.425 14,61 2.081

34 Jawa Timur Situbondo - - - - -

35 Jawa Timur Sumenep 7.000 350.000 6.650 11,44 7.608

36 Jawa Timur Trenggalek 4.500 225.000 4.275 19,12 8.172

37 Jawa Timur Tuban 415 20.750 394 14,46 570

38 Jawa Timur Tulungagung 6.500 325.000 6.175 7,63 4.709

BANTEN 9.923 496.150 9.427 14,54 13.703

1 Banten Kota Cilegon 250 12.500 238 12,52 297

2 Banten Kota Serang - - - - -

3 Banten Kota Tangerang - - - - -

4 Banten Kota Tangerang Selatan 250 12.500 238 16,20 385

5 Banten Lebak 2.923 146.150 2.777 14,50 4.027

6 Banten Pandeglang 5.500 275.000 5.225 14,57 7.614

7 Banten Serang 1.000 50.000 950 14,52 1.380

8 Banten Tangerang - - - - -

LUAS

PANEN (Ha)

PRODUKTIVITAS

(Ku/Ha)

PRODUKSI

(Ton)

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LUAS TANAM

(Ha)

KEBUTUHAN

BENIH

(Kg)

SASARAN KEDELAI 2015

Page 150: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 143

Lanjutan

BALI 6.050 302.500 5.748 15,70 9.023

1 Bali Badung 1.000 50.000 950 16,10 1.529

2 Bali Bangli 17 850 16 11,71 19

3 Bali Buleleng 100 5.000 95 17,18 163

4 Bali Gianyar 1.037 51.850 985 15,79 1.556

5 Bali Jembrana 1.700 85.000 1.615 11,64 1.880

6 Bali Karang Asem 42 2.100 40 14,98 60

7 Bali Klungkung 1.000 50.000 950 18,67 1.774

8 Bali Kota Denpasar 180 9.000 171 20,66 353

9 Bali Tabanan 974 48.700 925 18,26 1.689

NTB 101.750 5.087.500 96.663 13,76 132.994

1 Nusa Tenggara Barat Bima 20.000 1.000.000 19.000 14,10 26.790

2 Nusa Tenggara Barat Dompu 22.000 1.100.000 20.900 12,58 26.292

3 Nusa Tenggara Barat Kota Bima 2.000 100.000 1.900 15,00 2.850

4 Nusa Tenggara Barat Kota Mataram 1.500 75.000 1.425 12,41 1.768

5 Nusa Tenggara Barat Lombok Barat 4.500 225.000 4.275 13,21 5.647

6 Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah 26.250 1.312.500 24.938 13,63 33.989

7 Nusa Tenggara Barat Lombok Timur 5.500 275.000 5.225 14,87 7.770

8 Nusa Tenggara Barat Lombok Utara - - - -

9 Nusa Tenggara Barat Sumbawa 15.000 750.000 14.250 15,42 21.974

10 Nusa Tenggara Barat Sumbawa Barat 5.000 250.000 4.750 12,45 5.914

NTT 9.415 470.750 8.944 10,33 9.240

1 Nusa Tenggara Timur Alor 160 8.000 152 9,56 145

2 Nusa Tenggara Timur Belu - - - -

3 Nusa Tenggara Timur Ende 73 3.650 69 8,00 55

4 Nusa Tenggara Timur Flores Timur 100 5.000 95 9,54 91

5 Nusa Tenggara Timur Kota Kupang - - - -

6 Nusa Tenggara Timur Kupang 20 1.000 19 8,70 17

7 Nusa Tenggara Timur Lembata 1.100 55.000 1.045 8,00 836

8 Nusa Tenggara Timur Manggarai 650 32.500 618 10,00 618

9 Nusa Tenggara Timur Manggarai Barat 1.402 70.100 1.332 9,15 1.219

10 Nusa Tenggara Timur Manggarai Timur 750 37.500 713 8,75 623

11 Nusa Tenggara Timur Nagekeo 84 4.200 80 10,20 81

12 Nusa Tenggara Timur Ngada 1.095 54.750 1.040 10,45 1.087

13 Nusa Tenggara Timur Rote Ndao - - - -

14 Nusa Tenggara Timur Sabu Raijua - - - -

15 Nusa Tenggara Timur Sikka 250 12.500 238 8,50 202

16 Nusa Tenggara Timur Sumba Barat 13 650 12 8,00 10

17 Nusa Tenggara Timur Sumba Barat Daya 1.153 57.650 1.095 12,00 1.314

18 Nusa Tenggara Timur Sumba Tengah 1.115 55.750 1.059 12,10 1.282

19 Nusa Tenggara Timur Sumba Timur 1.034 51.700 982 11,50 1.127

20 Nusa Tenggara Timur Timor Tengah Selatan 416 20.800 395 13,50 534

21 Nusa Tenggara Timur Timor Tengah Utara - - -

22 Nusa Tenggara Timur Malaka - - -

LUAS

PANEN (Ha)

PRODUKTIVITAS

(Ku/Ha)

PRODUKSI

(Ton)

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LUAS TANAM

(Ha)

KEBUTUHAN

BENIH

(Kg)

SASARAN KEDELAI 2015

Page 151: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 144

KALIMANTAN BARAT 24.765 1.238.250 23.527 16,28 38.303

1 Kalimantan Barat Bengkayang 350 17.500 333 14,33 476

2 Kalimantan Barat Kapuas Hulu 100 5.000 95 10,00 95

3 Kalimantan Barat Kayong Utara 10.000 500.000 9.500 16,44 15.616

4 Kalimantan Barat Ketapang 350 17.500 333 15,00 499

5 Kalimantan Barat Kota Pontianak - - - -

6 Kalimantan Barat Kota Singkawang 25 1.250 24 10,00 24

7 Kalimantan Barat Kubu Raya 12.300 615.000 11.685 16,50 19.280

8 Kalimantan Barat Landak 300 15.000 285 11,83 337

9 Kalimantan Barat Melawi 150 7.500 143 12,00 171

10 Kalimantan Barat Pontianak - - - -

11 Kalimantan Barat Sambas 800 40.000 760 17,11 1.300

12 Kalimantan Barat Sanggau 140 7.000 133 13,00 173

13 Kalimantan Barat Sekadau 200 10.000 190 14,00 266

14 Kalimantan Barat Sintang 50 2.500 48 13,79 66

KALIMANTAN TENGAH 8.650 432.500 8.218 12,44 10.222

1 Kalimantan Tengah Barito Selatan - - -

2 Kalimantan Tengah Barito Timur 250 12.500 238 12,00 285

3 Kalimantan Tengah Barito Utara 250 12.500 238 12,15 289

4 Kalimantan Tengah Gunung Mas - - - -

5 Kalimantan Tengah Kapuas 5.250 262.500 4.988 12,70 6.328

6 Kalimantan Tengah Katingan - - - -

7 Kalimantan Tengah Kota Palangka Raya - - - -

8 Kalimantan Tengah Kotawaringin Barat 150 7.500 143 11,60 165

9 Kalimantan Tengah Kotawaringin Timur - - - -

10 Kalimantan Tengah Lamandau 250 12.500 238 12,34 293

11 Kalimantan Tengah Murung Raya - - - -

12 Kalimantan Tengah Pulang Pisau 2.500 125.000 2.375 12,05 2.862

13 Kalimantan Tengah Seruyan - - -

14 Kalimantan Tengah Sukamara - - -

KALIMANTAN SELATAN 14.500 725.000 13.775 13,91 19.166

1 Kalimantan Selatan Balangan 1.000 50.000 950 12,51 1.188

2 Kalimantan Selatan Banjar 3.500 175.000 3.325 12,28 4.084

3 Kalimantan Selatan Banjarbaru - - - -

4 Kalimantan Selatan Banjarmasin - - - -

5 Kalimantan Selatan Barito Kuala - - - -

6 Kalimantan Selatan Hulu Sungai Selatan - - - -

7 Kalimantan Selatan Hulu Sungai Tengah 1.000 50.000 950 13,00 1.235

8 Kalimantan Selatan Hulu Sungai Utara - - - -

9 Kalimantan Selatan Kota Baru 1.500 75.000 1.425 15,61 2.224

10 Kalimantan Selatan Tabalong 2.000 100.000 1.900 14,35 2.727

11 Kalimantan Selatan Tanah Bumbu 2.000 100.000 1.900 14,50 2.755

12 Kalimantan Selatan Tanah Laut 1.500 75.000 1.425 14,75 2.102

13 Kalimantan Selatan Tapin 2.000 100.000 1.900 15,00 2.850

KALIMANTAN TIMUR 3.500 175.000 3.325 15,12 5.027

1 Kalimantan Timur Balikpapan - - -

2 Kalimantan Timur Berau 250 12.500 238 17,28 410

3 Kalimantan Timur Bontang - - - -

5 Kalimantan Timur Kutai Barat 150 7.500 143 14,75 210

6 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara - - - -

7 Kalimantan Timur Kutai Timur 3.000 150.000 2.850 15,00 4.276

8 Kalimantan Timur Mahakam Hulu - - - -

11 Kalimantan Timur Pasir - - - -

12 Kalimantan Timur Penajam Paser Utara 100 5.000 95 13,75 131

13 Kalimantan Timur Samarinda - - -

LUAS

PANEN (Ha)

PRODUKTIVITAS

(Ku/Ha)

PRODUKSI

(Ton)

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LUAS TANAM

(Ha)

KEBUTUHAN

BENIH

(Kg)

SASARAN KEDELAI 2015

Lanjutan

Page 152: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 145

Lanjutan

KALIMANTAN UTARA 5.000 250.000 4.750 10,00 4.750

1 Kalimantan Utara Bulongan 5.000 250.000 4.750 10 4.750

2 Kalimantan Utara Malinau - - -

3 Kalimantan Utara Nunukan - - -

4 Kalimantan Utara Tana Tidung - - -

5 Kalimantan Utara Tarakan - - -

SULAWESI UTARA 18.170 908.500 17.262 14,18 24.482

1 Sulawesi Utara Bitung 250 12.500 238 13,00 309

2 Sulawesi Utara Bolaang Mongondow 4.670 233.500 4.437 14,95 6.635

3 Sulawesi Utara Bolaang Mongondow Selatan 1.000 50.000 950 13,94 1.324

4 Sulawesi Utara Bolaang Mongondow Timur 750 37.500 713 14,29 1.018

5 Sulawesi Utara Bolaang Mongondow Utara 250 12.500 238 14,00 333

6 Sulawesi Utara Kepulauan Sangihe 250 12.500 238 10,00 238

7 Sulawesi Utara Kepulauan Talaud 250 12.500 238 13,00 309

8 Sulawesi Utara Kotamobagu 250 12.500 238 13,50 321

9 Sulawesi Utara Manado 250 12.500 238 10,00 238

10 Sulawesi Utara Minahasa 3.000 150.000 2.850 14,00 3.990

11 Sulawesi Utara Minahasa Selatan 2.000 100.000 1.900 14,23 2.704

12 Sulawesi Utara Minahasa Tenggara 2.500 125.000 2.375 14,26 3.387

13 Sulawesi Utara Minahasa Utara 2.500 125.000 2.375 14,29 3.394

14 Sulawesi Utara Siau Tagulandang Biaro - - - -

15 Sulawesi Utara Tomohon 250 12.500 238 12,00 285

SULAWESI TENGAH 5.000 250.000 4.750 18,41 8.745

1 Sulawesi Tengah Banggai 2.000 100.000 1.900 17,71 3.366

2 Sulawesi Tengah Banggai Kepulauan - - - -

3 Sulawesi Tengah Banggai Laut - - - -

4 Sulawesi Tengah Buol - - - -

5 Sulawesi Tengah Donggala - - - -

6 Sulawesi Tengah Kota Palu - - - -

7 Sulawesi Tengah Morowali - - - -

8 Sulawesi Tengah Morowali Utara 500 25.000 475 17,50 831

9 Sulawesi Tengah Parigi Moutong - - - -

10 Sulawesi Tengah Poso 500 25.000 475 17,75 843

11 Sulawesi Tengah Sigi - - - -

12 Sulawesi Tengah Tojo Una-una 2.000 100.000 1.900 19,50 3.705

13 Sulawesi Tengah Tolitoli - - -

SULAWESI SELATAN 138.350 6.917.500 131.433 15,34 201.562

1 Sulawesi Selatan Bantaeng 1.000 50.000 950 12,15 1.154

2 Sulawesi Selatan Barru - - - -

3 Sulawesi Selatan Bone 56.500 2.825.000 53.675 15,79 84.747

4 Sulawesi Selatan Bulukumba 3.000 150.000 2.850 13,68 3.899

5 Sulawesi Selatan Enrekang - - - -

6 Sulawesi Selatan Gowa 6.000 300.000 5.700 15,67 8.932

7 Sulawesi Selatan Jeneponto 7.000 350.000 6.650 12,63 8.399

8 Sulawesi Selatan Kepulauan Selayar - - - -

9 Sulawesi Selatan Kota Makassar 100 5.000 95 10,00 95

10 Sulawesi Selatan Kota Palopo - - - -

11 Sulawesi Selatan Kota Pare-pare - - - -

12 Sulawesi Selatan Luwu - - - -

13 Sulawesi Selatan Luwu Timur - - - -

14 Sulawesi Selatan Luwu Utara - - - -

15 Sulawesi Selatan Maros 9.000 450.000 8.550 14,47 12.372

16 Sulawesi Selatan Pangkajene Kepulauan 1.500 75.000 1.425 11,15 1.589

17 Sulawesi Selatan Pinrang 750 37.500 713 17,00 1.211

18 Sulawesi Selatan Sidenreng Rappang 5.000 250.000 4.750 12,75 6.056

19 Sulawesi Selatan Sinjai 3.000 150.000 2.850 11,00 3.135

20 Sulawesi Selatan Soppeng 26.000 1.300.000 24.700 17,39 42.953

21 Sulawesi Selatan Takalar 3.000 150.000 2.850 13,90 3.962

22 Sulawesi Selatan Tana Toraja - - - -

23 Sulawesi Selatan Toraja Utara - - - -

24 Sulawesi Selatan Wajo 16.500 825.000 15.675 14,71 23.058

LUAS

PANEN (Ha)

PRODUKTIVITAS

(Ku/Ha)

PRODUKSI

(Ton)

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LUAS TANAM

(Ha)

KEBUTUHAN

BENIH

(Kg)

SASARAN KEDELAI 2015

Page 153: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 146

SULAWESI TENGGARA 31.295 1.564.750 29.730 10,90 32.413

1 Sulawesi Tenggara Bombana 500 25.000 475 10,11 480

2 Sulawesi Tenggara Buton 3.000 150.000 2.850 11,21 3.195

3 Sulawesi Tenggara Buton Utara 2.500 125.000 2.375 11,12 2.640

4 Sulawesi Tenggara Kolaka 5.500 275.000 5.225 11,77 6.150

5 Sulawesi Tenggara Kolaka Timur 2.000 100.000 1.900 10,66 2.025

6 Sulawesi Tenggara Kolaka Utara - - - -

7 Sulawesi Tenggara Konawe 6.795 339.750 6.455 10,71 6.914

8 Sulawesi Tenggara Konawe Kepulauan - - - -

9 Sulawesi Tenggara Konawe Selatan 5.500 275.000 5.225 10,48 5.476

10 Sulawesi Tenggara Konawe Utara - - - -

11 Sulawesi Tenggara Kota Bau-bau 250 12.500 238 8,50 202

12 Sulawesi Tenggara Kota Kendari 250 12.500 238 10,10 240

13 Sulawesi Tenggara Muna 5.000 250.000 4.750 10,72 5.092

14 Sulawesi Tenggara Wakatobi - - -

GORONTALO 3.570 178.500 3.392 15,84 5.372

1 Gorontalo Boalemo 300 15.000 285 13,00 371

2 Gorontalo Bone Bolango - - - - -

3 Gorontalo Gorontalo 1.000 50.000 950 15,20 1.444

4 Gorontalo Gorontalo Utara - - - - -

5 Gorontalo Kota Gorontalo - - - - -

6 Gorontalo Pohuwato 2.270 113.500 2.157 16,50 3.557

SULAWESI BARAT 11.000 550.000 10.450 13,04 13.628

1 Sulawesi Barat Majene - - - - -

2 Sulawesi Barat Mamasa - - - - -

3 Sulawesi Barat Mamuju 3.500 175.000 3.325 13,00 4.323

4 Sulawesi Barat Mamuju Tengah 4.000 200.000 3.800 13,00 4.940

5 Sulawesi Barat Mamuju Utara 3.500 175.000 3.325 13,12 4.365

6 Sulawesi Barat Polewali Mandar - - - - -

MALUKU 1.643 82.150 1.561 12,99 2.027

1 Maluku Ambon - - - - -

2 Maluku Buru - - - - -

3 Maluku Buru Selatan - - - - -

4 Maluku Kepulauan Aru - - - - -

5 Maluku Kota Tual - - - - -

6 Maluku Maluku Barat Daya - - - - -

7 Maluku Maluku Tengah 450 22.500 428 13,50 581

8 Maluku Maluku Tenggara - - - - -

9 Maluku Maluku Tenggara Barat 643 32.150 611 12,48 765

10 Maluku Seram Bagian Barat - - - - -

11 Maluku Seram Bagian Timur 550 27.500 523 13,00 681

MALUKU UTARA 1.500 75.000 1.425 12,68 1.807

1 Maluku Utara Halmahera Barat 50 2.500 48 14,00 67

2 Maluku Utara Halmahera Selatan 200 10.000 190

3 Maluku Utara Halmahera Tengah - - - -

4 Maluku Utara Halmahera Timur 800 40.000 760 14,80 1.126

5 Maluku Utara Halmahera Utara - - - -

6 Maluku Utara Kepulauan Sula 350 17.500 333 14,50 482

7 Maluku Utara Pulau Morotai 100 5.000 95 14,00 133

8 Maluku Utara Pulau Taliabu - - -

9 Maluku Utara Ternate - - -

10 Maluku Utara Tidore Kepulauan - - - -

LUAS

PANEN (Ha)

PRODUKTIVITAS

(Ku/Ha)

PRODUKSI

(Ton)

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LUAS TANAM

(Ha)

KEBUTUHAN

BENIH

(Kg)

SASARAN KEDELAI 2015

Lanjutan

Page 154: PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 201 5ntb.litbang.pertanian.go.id/pu/ptt/_mentekkd.pdf · DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tana m, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian 147

PAPUA BARAT 2.750 137.500 2.613 11,26 2.942

1 Papua Barat Fak-fak 300 15.000 285 10,50 299

2 Papua Barat Kaimana 100 5.000 95 11,50 109

3 Papua Barat Kota Sorong - - - -

4 Papua Barat Manokwari 1.250 62.500 1.188 11,00 1.309

5 Papua Barat Manokwari Selatan 150 7.500 143 11,95 170

6 Papua Barat Maybrat 100 5.000 95 11,50 109

7 Papua Barat Pegunungan Arfak 50 2.500 48 10,00 48

8 Papua Barat Raja Ampat 150 7.500 143 11,00 157

9 Papua Barat Sorong 125 6.250 119 13,09 155

10 Papua Barat Sorong Selatan 100 5.000 95 12,95 123

11 Papua Barat Tambrauw 50 2.500 48 10,00 48

12 Papua Barat Teluk Bintuni 250 12.500 238 11,00 261

13 Papua Barat Teluk Wondama 125 6.250 119 12,91 153

PAPUA 4.148 207.400 3.941 12,31 4.852

1 Papua Asmat - - -

2 Papua Biak Numfor - - -

3 Papua Boven Digoel - - -

4 Papua Deiyai - - -

5 Papua Dogiyai - - -

6 Papua Intan Jaya - - - -

7 Papua Jayapura 648 32.400 616 13,05 804

8 Papua Jayawijaya - - - -

9 Papua Keerom 1.200 60.000 1.140 12,20 1.391

10 Papua Kota Jayapura - - - -

11 Papua Lanny Jaya - - - -

12 Papua Mamberamo Raya - - - -

13 Papua Mamberamo Tengah - - - -

14 Papua Mappi - - - -

15 Papua Merauke 1.500 75.000 1.425 11,99 1.709

16 Papua Mimika 100 5.000 95 11,92 113

17 Papua Nabire 500 25.000 475 13,03 619

18 Papua Nduga - - - -

19 Papua Paniai - - - -

20 Papua Pegunungan Bintang - - - -

21 Papua Puncak - - - -

22 Papua Puncak Jaya 100 5.000 95 11,49 109

23 Papua Sarmi 100 5.000 95 11,36 107

24 Papua Supiori - - - -

25 Papua Tolikara - - -

26 Papua Waropen - - -

27 Papua Yahukimo - - -

28 Papua Yalimo - - -

29 Papua Yapen Waropen - - -

30 Papua Wamena - - -

1.004.000 50.200.000 953.800 15,73 1.500.000

LUAS

PANEN (Ha)

PRODUKTIVITAS

(Ku/Ha)

PRODUKSI

(Ton)

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA

Total

LUAS TANAM

(Ha)

KEBUTUHAN

BENIH

(Kg)

SASARAN KEDELAI 2015

Lanjutan