PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN...

111
PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN TANAH ABANG, TEBET DAN JAKARTA KOTA. Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: Nadya Nur Novalita NIM : 11150840000033 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019/1440

Transcript of PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN...

Page 1: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS

DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI

SEKITAR STASIUN TANAH ABANG, TEBET DAN JAKARTA KOTA.

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi (S.E)

Oleh:

Nadya Nur Novalita

NIM : 11150840000033

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019/1440

Page 2: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Nadya Nur Novalita

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 29 September 1996

3. Alamat : Jalan Cipinang Lontar 1 No 20

003/008 Kelurahan Cipinang,

Kecamatan Pulogadung

Jakarta Timur, 13240

4. Telepon : 088221900781

5. Email : [email protected]

II. Latar Belakang Keluarga

1. Nama Ayah : Asep Noval Hasyimi

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Juli 1967

3. Nama Ibu : Endah Nur Mukamah

4. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 29 November 1968

III. Pendidikan Formal

1. SDN 06 Cipinang Muara 2003 - 2009

2. SMPN 255 Jakarta 2009 - 2012

3. SMAN 21 Jakarta 2012 - 2015

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015 – 2019

Page 3: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS

DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI

SEKITAR STASIUN KERETA TANAH ABANG, TEBET DAN

JAKARTA KOTA

Page 4: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

,Jam Kerja dan Jenis

Page 5: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Page 6: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

v

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 7: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

vi

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of business location, capital,

working hours and commodity types on the income of petty trader around Tanah

Abang, Tebet and Jakarta Kota Train Station. There are three locations in this

study, namely Jakarta Kota Station, Tanah Abang Station and Tebet Station.

The sample is 64 respondents. This study used cross-tabulation and

spearman correlation as method of data analysis.

The results show: 1) the business location has no effect on income; 2)

capital has a positive effect and significant on income; 3) working hours has a

positive effect and significant on income; 4) commodity types has a positive and

significant effect on income.

Keywords: Bussiness Location, capital, working hours, commodity types, income.

Page 8: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi usaha, modal,

jam kerja dan jenis dagangan terhadap pendapatan pedagang kecil di sekitar

Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota. Terdapat tiga lokasi pada

penelitian ini yaitu Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Tebet.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 64 responden.

Metode analisis data yang digunakan adalah tabulasi silang dan korelasi

spearman.

Hasil menunjukan: 1) lokasi usaha tidak berpengaruh terhadap

pendapatan; 2) modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

pendapatan; 3) jam kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap pendapatan; 4) jenis dagangan mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap pendapatan pedagang.

Kata Kunci: Lokasi usaha, modal, jam kerja, pendapatan, jenis dagangan.

Page 9: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas

segala rahmat hidayah dan karunia-Nya, sehingg penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “ PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM

KERJA, DAN JENIS DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN

PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN TANAH ABANG, TEBET

DAN JAKARTA KOTA.“, tak lupa salawat dan salam kita haturkan Rasulallah

SAW atas syafa’atnya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini dapat terselesaikan dengan bimbingan, bantuan, saran, doa, dan

dukungan dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka

dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih untuk

pihak yang ikut andil, yaitu:

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Asep Noval Hasyimi dan Ibu Endah Nur

Mukamah yang selalu mendoakan, menyemangati, menasihati, dan

memfasilitasi semua kebutuhan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Pheni Chalid, Ph.D sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan

masukan dan arahan dengan sabar, meluangkan waktu, serta memberikan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga

akhir. Semoga bapak selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufriani, Lc, M.si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

4. Bapak Dr. M. Hartana I Putra, M.si dan Bapak Deni Pandu Nugraha, M.sc

selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan yang

telah memberikan arahan dan bantuan selama masa perkuliahan ini.

5. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si, Bapak Djaka Badranaya, dan Bapak Sofyan

Rizal, M.Si selaku dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan yang senantiasa

Page 10: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

ix

membantu, meluangkan waktu, dan memberikan masukan bagi penulis selama

masa perkuliahan.

6. Seluruh jajaran dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya dosen

Jurusan Ekonomi Pembangunan yang mana selama masa perkuliahan telah

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta staf yang selalu

melayani dan membantu selama masa perkuliahan

7. Teman-teman Panjat Sosial ( Syifa Aliani, Dena Putri, Azizha Delvine, Gera

Rahma, Kasanti, Anindya, dan Syifa Budi) yang selalu menolong,

mengingatkan, memotivasi, dan menghibur dari masa awal perkuliahan hingga

proses akhir penulisan skripsi.

8. Mohammad Afriareza selaku orang terdekat yang setiap saat membantu,

memberikan motivasi, memfasilitasi, mendengarkan keluh kesah, dan

menghibur penulis selama proses penulisan skripsi ini.

9. Areste Kirana Cita selaku saudara dan sahabat terdekat penulis yang selalu

membantu, memberikan informasi, mendengarkan keluh kesah dan menghibur

selama proses penulisan skripsi ini.

10. Teman-teman PEKA ( Pembangunan Ekonomi Kelas A) yang namanya tidak

bisa disebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan semangat dan

menghibur selama masa perkuliahan.

11. Senior- senior Jurusan Ekonomi Pembangunan ( Abang Tanu, Abang Hilmi,

Abang Azka, Abang Naufal, Abang Idham, Abang Temon, Kak Vanya, dan

Kak Wini ) yang selalu membantu dan memberikan masukan untuk penulis

ketika dalam masa sulit selama perkuliahan.

12. Intan Choirunnisa dan Indy M Boer yang selalu mendengarkan curahan hati

dan keluh kesah penulis.

13. Senior-senior dan teman-teman HMI KAFEIS yang memberikan ilmu dan

memberikan dukungan bagi penulis selama masa perkuliahan.

Page 11: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan masukan agar skripsi ini dapat berguna

dan memberikan manfaat pada bidang terkait.

Waasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tangerang Selatan

Nadya Nur Novalita

Page 12: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

xi

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8

C. Batasan Masalah........................................................................................... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11

A. Lokasi Usaha .............................................................................................. 11

B. Modal ......................................................................................................... 15

C. Jam Kerja ................................................................................................... 19

D. Pendapatan ................................................................................................. 21

E. Pedagang Kecil........................................................................................... 24

F. Jenis Dagangan........................................................................................... 27

G. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 28

H. Kerangka Berpikir Umum ......................................................................... 36

Page 13: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 38

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 38

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 38

C. Metode Pengumpulan data ......................................................................... 40

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 43

E. Skala Pengukuran ....................................................................................... 43

F. Metode Analisis Data ................................................................................. 44

1. Uji Validitas ........................................................................................... 44

2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 45

3. Crosstabulation atau Tabulasi Silang ..................................................... 45

4. Uji Korelasi Spearman ........................................................................... 45

G. Operasional Variabel .............................................................................. 46

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 49

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 49

B. Gambaran Umum Responden .................................................................... 55

C. Deskripsi Data Variabel/ Profil Umum Usaha ........................................... 58

D. Hasil Analisis Data ..................................................................................... 64

1. Uji Validitas ........................................................................................... 64

2. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 65

3. Crosstabulation atau Tabulasi Silang ..................................................... 65

4. Uji Korelasi Spearman ........................................................................... 68

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 73

A. Kesimpulan ................................................................................................ 73

B. Saran ........................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75

Page 14: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka 2013-2017 ............................................ 2

Tabel 1.2 Jumlah Usaha Non Pertanian Sensus Ekonomi 2016 ............................. 4

Tabel 1.3 Nama Stasiun dengan Jumlah Penumpang Terpadat di Jabodetabek ..... 5

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 33

Tabel 2.3 Kerangka Berpikir Umum ..................................................................... 37

Tabel 3.1 Jumlah Pedagang di Lokasi Penelitian.................................................. 39

Tabel 3.2 Kriteria Korelasi .................................................................................... 46

Tabel 3.3 Operasional Variabel............................................................................. 47

Tabel 4.1 Usia Responden..................................................................................... 56

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ..................................................................... 57

Tabel 4.3 Pendidikan terakhir responden .............................................................. 57

Tabel 4.4. Jenis Dagangan .................................................................................... 58

Tabel 4.5 Lokasi Usaha ........................................................................................ 59

Tabel 4.6 Besaran Modal ...................................................................................... 61

Tabel 4.7 Kepemilikan Modal............................................................................... 61

Tabel 4.8. Jam Kerja ............................................................................................. 62

Tabel 4.9 Pendapatan ............................................................................................ 63

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas ............................................................................... 64

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 65

Tabel 4.12 Tabulasi Silang Lokasi Usaha dengan Pendapatan ............................. 65

Tabel 4.13 Tabulasi Silang Modal dengan Pendapatan ........................................ 66

Tabel 4.14 Tabulasi Silang Jam Kerja dengan Pendapatan .................................. 67

Tabel 4.15 Tabulasi Silang Jenis Dagangan dengan Pendapatan ......................... 68

Tabel 4.16 Hasil Uji Korelasi Spearman Lokasi Usaha dengan Pendapatan ....... 68

Tabel 4.17 Hasil Uji Korelasi Spearman Modal dengan Pendapatan ................... 70

Tabel 4.18 Hasil Uji Korelasi Spearman Jam Kerja dengan Pendapatan ............. 71

Tabel 4.19 Hasil Uji Korelasi Spearman Jenis Dagangan dengan Pendapatan .... 72

Page 15: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Stasiun Tanah Abang ....................................................................... 49

Gambar 4.2 Stasiun Tebet .................................................................................... 50

Gambar 4.3 Stasiun Jakarta Kota ......................................................................... 51

Gambar 4.4 Pedagang Kaki Lima Staisun Tanah Abang ..................................... 52

Gambar 4.5 Pedagang Kaki Lima Stasiun Tebet .................................................. 53

Gambar 4.6 Pedagang Kaki Lima Stasiun Jakarta Kota ...................................... 54

Page 16: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Pedagang Kecil di Sekitar Stasiun ............................ 78

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ........................................................................ 79

Lampiran 3 Hasil Analisis Data ........................................................................... 63

Lampiran 4 Data Responden ................................................................................ 90

Lampiran 5 Data Penelitian .................................................................................. 95

Page 17: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalani kehidupannya, manusia harus memenuhi kebutuhan

hidup mereka. Terdapat tiga tingkatan kebutuhan manusia yaitu

primer,.sekunderddan tersier. Kebutuhan primer terdiri dari sandang, pangan

dan papan. Kebutuhan sekunder terdiri dari hiburan dan rekreasi, sedangkan

kebutuhan tersier terdiri alat transportasi dan barang elektronik. Dalam urutan

pemenuhannya, kebutuhan sekunder dan tersier bisa berbeda tergantung dari

kemampuan dan prioritas masing-masing individu. Untuk memenuhi berbagai

macam kebutuhan hidup, seseorang haruslah mempunyai pendapatan berupa

uang. Pheni Chalid (2016) menyebutkan uang sangat berharga karena

potensinya yang tidak terbatas sebagai alat, jumlah uang juga menjadikan

kualitas bermakna. Maka dari itu seseorang haruslah mempunyai uang yang

diperoleh dengan bekerja atau melakukan pekerjaan. Orang-orang pun saling

berkompetisi dalam mendapatkan pekerjaan agar memperoleh pendapatan

yang nantinya akan dialokasikan untuk kebutuhan hidupnya.

Menjadi white collar atau seorang yang bekerja di perkantoran dalam

sektordformal masihdmenjadifprioritasgutamahbagi para angkatan kerja.

Namun, kompetensi angkatan kerja yang seringkali tidak memenuhi standar

perusahaan membuat banyak angkatan kerja tidak tertampung pada pekerjaan

tersebut. Pekerja blue collar atau pekerja yang melakukan pekerjaan dengan

kemampuan fisik saat ini juga tergantikan karena adanya perkembangan

teknologi yang massive, dimana sudah banyak pekerjaan manusia yang

tergantikan oleh mesin, hal ini membuat lapangan pekerjaan semakin

berkurang, dan menyebabkan bertambahnya penganggguran. Selain itu

penyebab lain dari banyaknya jumlah pengangguran khususnya di Indonesia

adalah tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dimana jumlah penduduk

Page 18: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

2

tidak jauh lebih banyak dibanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang

tersedia.

Tabel 1.1

Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2013-2017 ( Dalam Persentase)

Tahun Tingkat

2013 6,17

2014 5,94

2015 6,18

2016 5,61

2017 5,5

Sumber : BadanvPusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional ( Sakernas),

diolah, 2018.

Tabelfdifatas menunjukan bahwa tingkat pengangguran mengalami

fluktuasi pada periode 2013-2017, tingkat pengangguran pernah mengalami

peningkatan pada tahun 2015 dengan angka 6,18% yang sebelumnya pada

tahun 2014 angkanya 5,94%. Walaupun tingkat pengangguran berkurang

hampir setiap tahunnya, pengangguran masih menjadi salah satu pokok

permasalahan di Indonesia karena jumlahnya yang sangat banyak, pada tahun

2017 menurut Badan Pusat Statistik pengangguran di Indonesia jumlahnya

mencapai 7,03juta orang. Persaingan yang semakin tinggi antar angkatan kerja

dan terbatasnya lapangan kerja pada akhirnya memaksa banyak orang menjadi

pekerja mandiri. Fenomena ini sering terjadi di perkotaan di Indonesia,

dimana terdapat penduduk yang tidak mendapatkan kesempatan bekerja dan

akhirnya bekerja sebagai pekerja mandiri atau mendapatkan pendapatan

dengan melakukan sendiri semua pekerjaannya. Selain itu terdapat pula

berbagai alasan mengapa seseorang lebih memilih untuk menjadi pekerja

mandiri.

Menurut Kiyosaki (2001) terdapat keuntungan yang akan didapat oleh

seorang pekerja mandiri yaitu kebebasan waktu, minimnya tekanan, dapat

Page 19: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

3

menentukan target sendiri, dan dapat mengembangkan ide dan berkarya

dengan maksimal. Dapat dikatakan bahwa dengan menjadi seorang pekerja

mandiri jam kerja yang digunakan lebih bebas dari pada jam kerja seorang

karyawan perusahaan, lalu tekanan dalam melakukan pekerjaan sangat minim

karena seorang pekerja mandiri hanya bertanggung jawab pada dirinya sendiri,

karena minimnya tekanan seorang pekerja mandiri lebih mudah untuk

mendapatkan dan mengembangkan ide terkait dengan pekerjaannya. Hal – hal

ini dapat pula menjadi pendorong mengapa seseorang lebih memilih untuk

menjadi pekerja mandiri

Jenis pekerjaan yang merupakan pekerja mandiri salah satunya adalah

dengan menjadi seorang pedagang. Berdagang merupakan solusi yang tepat

dan potensi untuk menghasilkan pendapatan dikala sulitnya mencari pekerjaan

pada bidang lain dan tidak ingin terkekang pada aturan perusahaan. Namun,

pada banyak kasus terdapat kendala-kendala tertentu yang dialami oleh

pedagang yang baru akan memulai usahanya. Kendala- kendala yang dialami

tersebut biasanya adalah modal usaha yang terbatas dan perizinan usaha yang

berbelit-belit, dikarenakan kendala ini pada akhirnya masyarakat lebih

memilih untuk menjadi pedagang kecil karena tidak membutuhkan modal

yang besar dan perizinan usaha.

Yan Pieter dalam Rachbini (1994) menyebutkan bahwa

pedagangpkecil merupakan pedagang yangpberjualan pada tempat yang tidak

resmi seperti tepi jalan, taman-taman, emper toko dan pasar yang tidak

ditujukan untuk itu. Berdasarkan pendapat tersebut maka pedagang kecil ini

juga dapat disebut dengan pedagang kaki lima, istilah tersebut didapatkan

karena lokasi jualan mereka yang menggunakan trotoar yang merupakan tepi

jalan, yang mana pada masa penjajahan Belanda dibuat aturan bahwa setiap

pembangunan jalan harus menyisakan ruang untuk pejalan kaki sepanjang 5

feet atau 5 kaki, maka dari itu pedagang yang berdagang memanfaatkan

trotoar disebut pedagang kaki lima atau bisa disingkat dengan PKL.

Page 20: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

4

Tabel 1.2

Jumlah Usaha Non Pertanian Sensus Ekonomi 2016

S

u

m

b

e

r

: Badan Pusat Statistik, Sensus Ekonomi tahun 2016.

Sensus Ekonomi ini menunjukan jumlah unit usaha non pertanian

yang ada di Indonesia, yang mana menurut Badan Pusat Statistik 71% dari

total jumlah unit usaha ini dikategorikan sebagai pedagang kecil, pedagang

kaki lima dan pedagang kelilin. Melalui data tersebut dapat dikatakan

bahwa jumlah pedagang kecil sangat banyak. Menurut Anissa (2017)

sektor ini mampu menyerap angkatan kerja yang banyak dan berperan

membentuk perekonomian dan menumbuhkan ekonomi sehingga harus

didukung oleh pemerintah. Namun terdapat polemik dimana satu sisi

pedagang kecil membawa pengaruh yang baik pada perkeonomian, tetapi

di sisi lainnya pedagang kecil membawa masalah baru dimana kebanyakan

dari pedagang ini memanfaatkan trotoar untuk lokasi berdagang, padahal

kegiatan tersebut melanggar Undang- Undang No.22 Tahun 2009 yang

menyebutkan bahwa terdapat hukuman pidana bagi seseorang yang

melakukan perbuatan menganggu fasilitas pejalan kaki. Dikarenakan

melanggar Undang-Undang, pihak berwenang pun rutin melakukan

penertiban terkait dengan pedagang yang berjualan di trotoar yang

seringkali mengganggu khalayak umum, namun hal tersebut tidak

membuat jera para pedagang ini, mereka berdalih bahwa yang mereka

Nama Pulau Jumlah Unit Usaha

Pulau Maluku dan Papua 500 Ribu

Pulau Kalimantan 1,4 Juta

Pulau Bali dan Nusa Tenggara 1,5 Juta

Pulau Sulawesi 2,2 Juta

Pulau Sumatera 5 Juta

Pulau Jawa 16,2 Juta

Page 21: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

5

lakukan adalah guna mendapatkan penghasilan dan lokasi yang mereka

tempati saat itu adalah lokasi yang ramai dan sering dilalui banyak orang,

maka dari itu mereka enggan untuk pindah ke lokasi lain walaupun telah

melanggar Undang-Undang. Lokasi yang biasa dilalui banyak orang salah

satunya adalah Stasiun Kereta. Statiun kereta selalu ramai oleh pengguna

kereta khususnya pengguna KRL.

Tabel 1.3

Nama Stasiun Kereta Commuter Line dengan Jumlah Penumpang

Terpadat di Jabodetabek Tahun 2017

Nama Stasiun Jumlah Penumpang

Depok 24.359

Jakarta Kota 25.044

Tebet 30.144

Citayam 32.953

Sudirman 35.493

Bojong Gede 35.968

Depok Baru 37.710

Bekasi 40.153

Bogor 50.119

Tanah Abang 73.413

Sumber : PT Kereta Api Indonesia,2018.

PT Kereta Api Indonesia mempunyai 72 Stasiun Kereta di Jabodetabek

yang difungsikan untuk kereta commuter line atau KRL. Dari ke 72 stasiun

tersebut, Stasiun Kereta Tanah Abang merupakan stasiun yang memiliki

jumlah kepadatan penumpang yang paling tinggi di Jabodetabek, lalu disusul

oleh Stasiun Kereta Bogor dan Stasiun Kereta Bekasi.

Banyaknya penumpang yang lalu-lalang di stasiun pun dimanfaatkan

oleh pedagang untuk menjajahkan dagangannya di sekitar stasiun. Pedagang

yang berada di sekitar stasiun menggunakan area yang sama dengan pedagang

kaki lima di lokasi lain, yaitu menggunakan trotoar untuk menjajahkan

dagangannya. Adanya pedagang di sekitar stasiun menyebabkan terjadinya

simbiosis mutualisme antara pedagang dengan pengguna kereta. Namun,

Page 22: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

6

ramainya kegiatan jual-beli yang ada di sekitar stasiun kereta dianggap

mengganggu pejalan kaki karena terjadi penyempitan ruang gerak untuk

berjalan dan juga mengganggu arus lalu lintas.

Akibatnya, beberapa stasiun kereta di Jabodetabek melarang pedagang

untuk berdagang di sekitar, stasiun tersebut diantaranya adalah Stasiun

Manggarai, Buaran, Jatinegara dan Pasar Minggu. Satuan Polisi Pamong Praja

atau Satpol PP rutin berjaga di stasiun tersebut untuk menindak tegas

pedagang yang kedapatan melanggar aturan. Namun, terdapat pula banyak

stasiun yang tidak terlalu ketat pengawasannya sehingga pedagang dengan

leluasa berkerumun di stasiun tersebut seperti pada Stasiun Tanah Abang,

Tebet dan Jakarta Kota.

Pada kasus ini, banyaknya penumpang yang ada mempunyai pengaruh

pada pedagang, karena jumlah penumpang yang ada merupakan potensi

pendapatan bagi pedagang yang lokasinya berada di sekitar stasiun. Potensi

pendapatan pedagang di sekitar stasiun pun berbeda antara satu stasiun dengan

stasiun yang lain sesuai dengan kepadatan jumlah penumpangnya.

Menurut Sundari (2017) dalam penelitiannya, sebelum seseorang

membuka bisnisnya faktor yang diperhatikan adalah lokasi usaha, dalam

berbelanja lokasi usaha akan mempengaruhi keinginan konsumen untuk

membeli barang. Maka lokasi usaha merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi pendapatan pedagang, lokasi yang kurang strategis dapat

menjadi hambatan bagi para pedagang untuk memaksimalkan keuntungannya.

Namun, menurut Rheza (2018) lokasi usaha tidak mempunyai terhadap

pendapatan pedagang, hal ini dikarenakan pada berbagai lokasi usaha

pedagang mempunyai tingkat keramaian yang sama.

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pendapatan pedagang adalah

modal. Modal adalah seluruh kekayaan yang memiliki fungsi produktif dalam

kelangsungan usaha. Modal dapat diperoleh dari pedagang itu sendiri atau

pinjaman dari bank maupun non-bank. Seringkali pedagang mendapatkan

kesulitan untuk mendapatkan modal terutama para pedagang kecil atau

pedagang kaki lima. Mereka kesulitan mendapatkan modal dari bank karena

Page 23: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

7

tidak memiliki jaminan yang sesuai dengan standar bank serta tidak dapat

membayar bunga, karena bunga pada bank cukup tinggi sementara pendapatan

yang mereka terima tidak menentu tiap harinya.

Selain itu pedagang juga harus menyiapkan modal operasional sehari-

hari. Menurut Swastha (2008) untuk meningkatkan keuntungan maka harus

ada tambahan modal untuk membeli barang dagangan. Apabila ada tambahan

modal harian, maka dapat menambah jumlah produk yang akan dijual,

semakin banyak produk yang dijual maka pendapatan pedagang akan

meningkat.

Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi pendapatan pedagang

adalah jam kerja. Jam kerja merupakan waktu yang digunakan oleh pedagang

dalam menjajahkan barang dagangannnya perhari. Jam kerja pedagang pun

beragam, seperti jam kerja pedagang di sekitaran stasiun yang menyesuaikan

jenis dagangannya dan menyesuaikan dengan perkiraan ramainya penumpang

pada jam tertentu. Berdasarkan pengamatan, biasanya pedagang minuman

kaleng dan makanan ringan mempunyai jam kerja yang lebih banyak dari pada

pedagang lainnya, biasanya mereka berjualan dari pukul jam sibuk berangkat

kerja hingga malam hari hingga stasiun dirasa sudah sepi. Pedagang makanan

ringan lainnya, perkakas, dan aksesoris handphone biasanya mulai berjualan

pukul 13.00 hingga 21.00 WIB. Sedangkan pedagang makanan berat biasanya

berjualan pukul 17.00 hingga 23.00 WIB, namun ada pula yang berjualan dari

siang hingga sore hari.

Menurut Efni (2015) dalam penelitiannyammengatakanpbahwa

semakin tinggi jam kerja yang digunakan maka akan meningkatkan

produktivitas, dan semakin rendah jam kerja yang digunakan maka akan

menurunkan produktivitas. Sedangkan menurut Efendi dan Marijono (2014)

mengatakan semakin tinggi produktivitas maka penghasilan yang didapatkan

akan bertambah. Berdasarkan penelitian tersebut apabila pedagang

menggunakan jam kerja yang panjang maka akan meningkatkan produktivitas,

dan peningkatan produktivitas dapat meningkatkan pendapatan pedagang.

Page 24: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

8

Menurut Nur Isni (2017) dalam penelitiannya mengatakan bahwa

seringkali pedagang mengganti jenis dagangannya karena hasil penjualan

dagangan sebelumnya jenis tidak maksimal. Pedagang yang berada di sekitar

stasiun juga harus memperkirakan jenis dagangan apa yang akan diminati

penumpang sesuai dengan kondisi penumpang disana, dimana biasanya

penumpang kereta tidak ingin menghabiskan waktu yang lama di stasiun

karena akan menuju suatu tempat, jadi pedagang harus tau betul jenis

dagangan apa yang akan menarik perhatian penumpang.

Berdasarkan uraian diatas peneliti memilih judul: “ Pengaruh Lokasi

Usaha, Modal, Jam Kerja dan Jenis Dagangan terhadap Pendapatan

Pedagang Kecil di sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota

“, judul ini menarik untuk diteliti karena pada penelitian-penelitian

sebelumnya banyak yang menjadikan pedagang pasar tradisonal dan pasar

sebagai subjek dan lokasi penelitiannya, masih jarang yang membahas tentang

pedagang kaki lima dan belum ada yang menggunakan stasiun kereta sebagai

lokasi penelitian. Lalu peneliti juga tertarik mengetahui apakah kesamaan

variabel yang digunakan dengan penelitian sebelumnya akan menghasilkan

hasil yang berbeda karena menggunakan lokasi penelitian yang berbeda dan

karakteristik konsumen yang berbeda.

B. Rumusan Masalah

Pedagang kecil berada di sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta

Kota sekiranya mempunyai permasalahan-permasalahan tertentu seperti

menemukan lokasi usaha yang strategis, menentukan jumlah modal hariannya,

keterbatasan jam kerja karena harus mengikuti jam operasional stasiun kereta,

serta menentukan jenis dagangan yang banyak peminatnya. Hal- hal ini akan

berpengaruh pada pendapatan yang diterima oleh pedagang. Atas dasar

tersebut, maka pertanyaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanappengaruh lokasi usaha terhadap pendapatan pedagang kecil

di sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota?

Page 25: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

9

2. Bagaimanappengaruh modal terhadap pendapatan pedagang kecil di

sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota?

3. Bagaimana pengaruh jam kerja terhadap pendapatan pedagang kecil di

sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota?

4. Bagaimana pengaruh jenis dagangan terhadap pendapatan pedagang

kecil di sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dijelaskan

sebelumnya, maka dari itu dibutuhkan adanya pembatasan permasalahan yang

akan didalami pada penelitian ini. Pembatasan masalah dibuat dikarenakan

luasnyappermasalahanpdan banyaknya faktor yang ada yang dapat

mempengaruhi permasalahan yang diteliti. Oleh sebab itu, penelitian ini

difokuskanppadapfaktor-faktor yang di batasi yaitu variabel lokasi usaha

yang merupakan tempat yang digunakan untuk pedagang untuk berjualan,

lalu variabel modal yang merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh

pedagang untuk membeli bahan barang dagangan atau biaya operasional

perhari, variabel jam kerja yakni merupakan waktu yang digunakan oleh

pedagang dalam proses berdagang mulai dari persiapan buka hingga tutup,

dan variabel jenis dagangan yaitu barang yang dijual oleh pedagang. dimana

ke empat variabel tersebut dapat mempengaruhi pendapatan pedagang, yang

mana pendapatan pedagang merupakan jumlah barang dagangan yang terjual

dikalikan dengan harga barang perunit dinyatakan dalam rupiah. Lalu

penelitian ini hanya mencakup pedagang kecil yang berada di sekitar Stasiun

Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dipaparkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

Page 26: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

10

a. Mengetahui pengaruh lokasi usaha terhadap pendapatan kecil pedagang di

sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota.

b. Mengetahui pengaruh modal terhadap pendapatan pedagang kecil di

sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota.

c. Mengetahui pengaruh jam kerja terhadap pendapatan pedagang kecil di

sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota.

d. Mengetahui pengaruh jenis dagangan terhadap pendapatan pedagang kecil

di sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang sudah dijelaskan

sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian bagi pemerintah dan

instansi terkait khususnya Dinas Koperasi dan UKM dalam membuat

kebijakan yang mendukung berkembangnya usaha pedagang-pedagang

kecil.

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan media

pembelajaran bagi masyarakat khususnya masyarakat yang akan memulai

usaha kecil dalam menentukan jenis dagangan apa yang lebih diminati.

Page 27: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lokasi Usaha

1. Definisi Lokasi Usaha

Menurut Soemarni & Soeprihanto (2000), istilah lokasi usaha dapat

disebut dengan istilah tempat kediaman usaha. Kesalahan dalam pemilihan

lokasi usaha tentunya dapat merugikan perusahaan, maka dari itu pelaku usaha

atau pedagang harus memperhatikan aspek-aspek tertentu dalam memilih

lokasi usaha, karena jika salah dalam menentukannya lokasi usaha maka

pemilik usaha harus mengeluarkan biaya lagi untuk relokasi atau

memindahkan lokasi usaha.

Persoalan lokasi usaha selalu muncul dalam permulaan mendirikan sebuah

usaha. Setiap pelaku usaha pastinya selalu berusaha menetapkan lokasi usaha

yang mana akan memberikan keuntungan maksimal, motif ekonomi pun

ditetapkan sebagai dasar dalam memilih lokasi usaha.

2. Jenis Lokasi Usaha

Dalam menentukan lokasi usaha, pelaku usaha tidak bisa memilih dengan

cara coba-coba karena hal itu adalah tindakan yang ceroboh. Dalam pemilihan

lokasi usaha harus ditetapkan dengan sangat cermat dengan melihat fakta yang

ada dengan aspek teknik dan aspek ekonominya. Soemarni & Soeprihanto

(2000) membedakan lokasi usaha menjadi empat jenis, yaitu:

a. Lokasi terikat pada alam

Lokasi usaha yang terikatppadapalam adalah lokasi yang tidak

dipengaruhi oleh manusia tetapi ditentukan dengan alam. Contohnya

adalah lokasi usaha tambang dan usaha pertanian dimana lokasi usahanya

harus dekat dengan dimana tempat mendapatkan bahan baku.

Page 28: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

12

b. Lokasi berdasar sejarah

Lokasi usaha berdasarkan sejarah ialah usaha yang aktivitasnya di

suatu daerah hanya dapat dijelaskan berdasarkan dengan sejarah. Contoh

lokasi usaha ini adalah usaha batik yang berlokasi di Pekalongan.

c. Lokasi ditetapkan pemerintah

Lokasi yang ditetapkan oleh pemerintah adalah daerah yang sengaja

dikhususkan diperuntukan bagi aktivitas usaha tertentu, misalnya adalah

pabrik senjata.. Penetapan lokasi oleh pemerintah dilakukan dengan

berbagai pertimbangan agar masyarakat terhindar dan terlindungi dari

bahaya yang mungkin terjadi disekitar lokasi yang ditetapkan.

d. Lokasi atas dasar faktor ekonomi

Kimball Sr. dan Kimball Jr. dalam M.Fuad dkk (2009) berpendapat

bahwa faktor yang terlibat dalam pemilihan lokasi usaha adalah sebagai

berikut:

1) Nearness to material / Kedekatan dengan bahan baku

Memungkinkan kesinambungan aktivitas usaha, karena tanpa

bahan baku sebuah usaha tidak dapat membuat barang yang akan

dijual ke konsumen, tanpa bahan baku aktivitas usaha tidak dapat

berjalan dengan semestinya.

2) Nearness to market / Kedekatan dengan pasar

Kedekatan dengan pasar adalah faktor yang dimaksudkan agar

memudahkan distribusi dan terserapnya produk yang dihasilkan

sebuah usaha

3) Water power / Tenaga air

Merupakan faktor yang dapat dimanfaatkan untuk keberlangsungan

usaha atau untuk pembangkit listrik tenaga air.

4) Supply of labor / Pasokan tenaga kerja

Page 29: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

13

Melimpah tenaga kerja dan murahnya upah tenaga kerja

merupakan pendukung faktor produksi variabel. Bila kelimpahan

ini diimbangi juga dengan keahlian tenaga kerja yang memadai,

maka perusahaan akan semakin mampu bersaing.

5) Favourable climate / Iklim yang menguntungkan

Iklim yang menguntungkan maksudnya adalah iklim seringkali

menjadi hal yang buruk bagi kondisi kesehatan tenaga kerja dan

juga ketahanan bahan baku, maka dari itu dalam pemilihan lokasi

usaha pelaku usaha harus mencari lokasi dimana iklimnya dapat

membawa keuntungan.

6) Capital available for investment / Tersedianya modal untuk

Investasi merupakan hal yang baik bagi perusahaan, karena dengan

masuknya investasi maka perusahaan dapat mengembangkan

usahanya.

7) Transportation / Transportasi

Transportasi berpengaruh besar terhadap pendistribusian produk.

Lancarnya pasokan bahan mentah ke lokasi perusahaan juga

dipengaruhi oleh kelancaran transportasi tersebut.

3. Memilih Lokasi Usaha

Keberhasilan serta kegalalan dalam suatu bisnis sangat ditentukan oleh

pemilihan lokasi, untuk mendapatkan keberhasilan tentunya terdapat langkah-

langkah yang harus dilakukan. Menurut Buchari (2002) terdapat dua langkah

dalam menentukan lokasi usaha yaitu:

a. Menentukan masyarakat yang akan dilayani

b. Memilih lokasi di sekitar masyarakat tertentu

Berikut ini adalah faktor-faktor untuk menetukan lokasi dalam

masyarakat tertentu menurut Buchari (2002) :

1) Karakteristik demografis konsumen, yaitu keadaan penduduk menurut

jenis kelamin, tempat tinggal, dan usia yang nantinya akan

menentukan barang seperti apa yang akan dijual.

Page 30: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

14

2) Kondisi ekonomi setempat, yaitu keadaan masyarakat yang

dicerminkan dari kesempatan kerja, pendapatan, dan daya beli.

3) Persaingan, yaitu banyaknya usaha sejenis yang terdapat dalam suatu

tempat. Semakin banyak usaha yang memiliki jenis dagangan yang

sama, maka persaingan semakin meningkat.

4) Iklim sosial, yaitu adanya fasilitas penunjang di sekitar lokasi usaha

seperti bank, angkutan umum, perusahaan jasa, fasilitas air, telfon dan

juga fasilitas lainnya seperti sekolah, rumah ibadah, tempat hiburan,

dan rumah sakit.

4. Dampak Pemilihan Lokasi Usaha

Lokasi usaha dapat mempengaruhi pendapatan yang diterima, maka dari

itu pemilihan lokasi usaha merupakan hal yang penting dan harus ditentukan

dengan bijak. Apabila lokasi usaha perusahaan strategis, maka perusahaan

akan mendapatkan pendapatan yang tinggi. Begitupun sebaliknya, apabila

perusahaan melakukan usaha di lokasi yang tidak strategis maka akan sulit

untuk meningkatkan pendapatan. Selain berkaitan dengan pendapatan,

penentuan lokasi usaha yang strategis akan membawa keuntungan. Menurut

Kasmir dan Jakfar (2006), keuntungan secara finansial dan nonfinansial akan

membawa keuntngan pada perusahaan, keuntungan-keuntungan tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan dapat memaksimalkan kualitas pelayanan

b. Mudahnya mendapatkan tenaga kerja dalam jumlah dan

kemampuan.

c. Kemudahan dalam mendapatkan bahan baku atau bahan penolong

secara bekelanjutan.

d. Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha, karena biasanya

sudah diperhitungkan untuk perluasan lokasi sewaktu-waktu.

e. Di masa yang akan datang akan memiliki nilai yang ekonomi yang

tinggi.

Page 31: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

15

f. Meminimalisir tejadinya konflik, khususnya antara masyarakat dan

pemerintah daerah setempat.

B. Modal

1. Definisi Modal

Menurut Amirullah dan Hardjanto (2005) Modal dalam pengertian dapat

dijelaskan sebagai sejumlah uang yang dipakai dalam melangsungkan

kegiatan-kegiatan bisnis. Dalam sebuah bisnis membeli faktor-faktor produksi

seperti bahan baku dan bangunan usaha tentunya diperlukan uang.

Sedangkan Suyadi dalam Nur Isni (2016) semua bentuk kekayaan yang

digunakan dalam proses produksi atau menghasilkan output disebut dengan

modal.

Apabila kita akan membuka suatu usaha atau akan mengembangkan usaha

yang telah berjalan, maka perlu memikirkan berapa jumlah modal yang

diperlukan. Pemasaran suatu produk atau iklan harus dilakukan dengan

intensif dan efisien untuk mendapatkan hasil penjualan yang maksimal,

perkiraan-perkiraan biaya yang akan membebani usaha-usaha, termasuk

segala pengeluaran yang terkait juga harus dipikirkan. Dengan demikian,

perkiraan kebutuhan dana akan dapat diprediksi (Titik Sartika, 2009).

2. Sumber Modal

Menurut Dedi (2016), dalam memulai usaha pada dasarnya membutuhkan

modal yang dapat bersumber dari:

a. Modal Sendiri

Sumber permodalan yang paling mudah adalah model yang

diperoleh sendiri. Dananya dapatpdiperolehpdariptabungan, dana

cadangan, atau memanfaatkan asset yang sebelumnya tidak produktif

milik pemilik modal itu sendiri. Menurut Kasmir dalam Satin (2017)

modal sendiri memiliki kelebihan yaitu:

1) Pemilik modal tidak akan terbebani dengan biaya lain seperti

biaya bunga dan biaya administrasi.

Page 32: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

16

2) Tidak bergantung pada pihak lain.

3) Tidak membutuhkan persyaratan yang berbelit dan memakan

waktu yang cukup lama.

4) Apabila pemilik modal ingin mengalihkan usaha ke pihak lain,

maka tidak ada keharusan untuk pengembalian modal.

Namun modal sendiri juga memiliki kelemahan diantaranya adalah

jumlah modal yang terbatas dan motivasi yang rendah, karena biasanya

usaha dengan modal sendiri akan sulit berkembang.

b. Pinjaman Bank

Apabila modal sendiri tidak dapat mencukupi pemenuhan

kebutuhan modal, maka kekurangan modal tersebut dapat diantisipasi

dengan berhutang bank. Terdapat tiga jenis kredit perbankan,

diantaranya:

1) Kredit Usaha, yaitu kredit yang ditunjukan untuk membiayai usaha

yang produktif.

2) Kredit Konsumsi, yaitu kredit yang digunakan untuk membeli

keperluan pribadi pemilik perusahaan.

3) Kredit Serbaguna, yaitu kredit yang bisa digunakan dengan tujuan

baik untuk konsumsi pribadi maupun untuk membiayai usaha.

Modal pinjaman juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang

berbanding terbalik dengan kelebihan dan kekurangan dari modal

sendiri, yang mana menurut Kasmir dalam Satin (2017) modal

pinjaman memiliki kelebihan yaitu:

1) Jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemilik usaha

selama jumlahnya layak dan aktivitas usaha mempunyai prospek

yang bagus menurut lembaga peminjam.

2) Jika pada modal sendiri motivasi usaha rendah, maka pada modal

penjaman motivasi usaha akan tinggi karena terdapat beban moral

dimana pemilik usaha harus mengembalikan pinjaman modal,

Page 33: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

17

maka dari itu pemilik usaha akan memaksimalkan dan

mengoptimalkan usahanya agar menerima pendapatan yang tinggi

dan dapat mengembalikan pinjaman.

Sedangkan kekurangannya adalah sebagai berikut:

1) Terdapat biaya bunga dan biaya administrasi yang tinggi.

2) Terdapat beban moral untuk pemilik usaha, karena sebuah usaha

belum tentu akan berhasil, namun pemilik usaha tetap harus

memikirkan dan mengembalikan modal pinjaman tersebut.

c. Modal Patungan

Selain modal sendiri dan modal pinjaman, terdapat pula modal

patungan, modal patungan ialah modal yang diperoleh dari modal

sendiri dan juga modal salah satu teman atau beberapa orang (yang

berperan sebagai partner atau mitra usaha).

3. Jenis Modal

Dalam pengelolaan dan menjalankan usaha, pada prinsipnya terdapat

tiga jenis modal yang dibutuhkan. Menurut Dedi (2016) adalah sebagai

berikut:

a. Modal Invetasi Awal

Modal investasi awal adalah modal yang diperuntukan pada

permualaan atau awal usaha yang biasanya digunakan dalam jangka

panjang.

b. Modal Operasional

Modal operasional adalah modal yang harus dikeluarkan oleh

pelaku usaha yang digunakan untuk membiayai kegiatan produksi agar

usaha dapat terus beroperasi.

c. Modal Kerja

Page 34: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

18

Modal kerja ialah jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh pelaku

usaha untuk membeli atau membuat barang dan jasa yang dihasilkan.

Sementara Brigham dan Weston dalam Okki (2016) mengartikan

modal kerja sebagai investasi yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam

bentuk aset-aset jangka pendek contohnya adalah kas, sekuritas,

piutang dan persedian. Modal kerja jenis ini disebut modal kerja bruto

sedangkan modal kerja bersih adalah aset saat ini dikurangi dengan

hutang.

Lalu Okki mengutip W.B Taylor (2016) menggolongkan modal

kerja, yaitu:

1) Modal Kerja Permanen ( Permanent Working Capital )

Terbagi menjadi dua yaitu modal kerja primer (Primary

Working Capital) dan modal kerja normal (Normal Working

Capital). Modal kerja primer adalah modal kerja minimum

yang harus dimiliki pada usaha untuk menjaga kelangsungan

usahanya. Sedangkan modal kerja normal adalah modal kerja

yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses produksi

yang normal.

2) Modal Kerja Variabel ( Varible Working Capital )

Terbagi menjadi tiga yaitu modal kerja musiman (Seasonal

working capital), modal kerja siklis (Cyclical Working

Capital), dan modal kerja darurat (Emergency Working

Capital). Modal kerja musiman adalah modal kerja yang

jumlahnya berubah-ubah disebebkan oleh flutuasi musim.

Modal kerja siklis adalah modal kerja yang jumlahnya berubah

berdasarkan fluktuasi konjungtur. Sedangkan modal kerja

darurat adalah modal kerja yang jumlahnya berubah karena

keadaan yang tidak bisa diprediksi sebelumnya.

WB Taylor dalam Okki (2016) juga memaparkan bentuk-

bentuk modal kerja bagi usaha, yaitu:

Page 35: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

19

1) Kas

Kas merupakan uang yang dapat digunakan apabila ada

kebutuhan tertentu dan biasanya dalam bentuk rekening bank

yang sewaktu-waktu dapat diambil mana kala dibutuhkan.

2) Piutang

Piutang berarti pendapatan yang tertunda. Pada saat proses

penjualan pelaku usaha memberikan kesempatan pada

konsumen untuk membayar sesuatu yang dibeli dikemudian

hari atau berhutang, pendapatan inilah yang disebut dengan

piutang.

3) Persedian

Persedian merupakan modal kerja yang selalu berfluktuasi

sesuai dengan kondisi volume produksi dan penjualan.

C. Jam Kerja

1. Definisi Jam Kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, jam kerja adalah

waktu yang dijadwalkan bagi pegawai dan sebagainya untuk bekerja.

Menurut Rifqi Khoirunnisa (2017) waktu yang digunakan oleh seseorang

untuk membuat produk atau jasa tertentu disebut dengan jam kerja.pJam Kerja

merupakan waktu untuk melaksanakan pekerjaan dan dapat dilakukan siang

hari dan/atau malam hari. Pengurusan waktu kerja dapat diperbaiki dengan

merencanakan pekerjaan yang akan dikerjakan sebelumnya. Perencanaan

pekerjaan juga harus dibuat secara teliti apabila tidak dibuat dengan

kehatihatian, maka tidak ada yang dapat dijadikan pedoman untuk

menentukan bahwa target sesuai dengan yang direncaakan. Pelaku usaha atau

Page 36: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

20

pedagang dapat menghemat waktu apabila melakukan pengurusan-pengurusan

pekerjaan yang akan dikerjakan sebelumnya (Su'ud, 2007) .

Sedangkan jam kerja pada penelitian ini adalah waktu yang digunakan

oleh pedagang untuk berdagang atau melakukan proses jual beli yang dimulai

dari persiapan hingga tutup.

2. Kriteria Pengurusan Waktu Kerja dan Penggunaan Waktu Kerja

Efektif

Kriteria-kriteria pengurusan waktu kerja yang efektif sebagai berikut:

a. Memahami sepenuhnya pekerjaan yang akan dilaksanakan.

b. Mengurutkan prioritas kerja menurut kepentingan.

c. Melimpahkan pekerjaan-pekerjaan yang banyak pada orang

yang dipercaya.

d. Mengevaluasi masalah supaya tidak terjadi lagi.

e. Menetapkan masa kapan selesainya pekerjaan.

f. Mneyingkirkan kegiatan yang tidak perlu

g. Selalu menyadari nilai waktu dalam setiap perkerjaan yang

dikerjakan.

h. Mencatat hal-hal yang perlu dikerjakan untuk nanti.

i. Membuat daftar waktu kerja yang sudah digunakan.

j. Menilai keberhasilan kerja secara objektif.

k. Memiliki sistem arsip penyimpanan informasi yang lengkap

(Su'ud, 2007).

Kriteria-kriteria penggunaan waktu kerja yang efektif sebagai berikut:

a. Membiasakan diri dengan metode penggunaan waktu yang

efektif.

b. Saat sedang dalam rapat, dapat mencoba membuat kesimpulan

tentang:

1) Masalah-masalah yang dibicarakan.

2) Keputusan-keputusan yang dibicarakan.

3) Tanggung jawab yang dilimpahkan.

Page 37: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

21

c. Yakin dalam membuat keputusan.

d. Memaksimalkan waktu senggang dengan menyiapkan

pekerjaan-pekerjaan yang belum selesai.

e. Mengaturphal-halpyang hendak dikerjakan sebelumnya

memulai suatupkunjunganpataupperjalanan.

f. Melibatkan pemimpin dalam kegiatan-kegiatan yang

dijalankan.

g. Menggunakan sumber yang tersedia untuk menjalankan

pekerjaan.

h. Mengkoordinir masa, sewaktu kegiatan dijalankan (Su'ud,

2007).

3. Lama Jam Kerja

Menurut Ananta & Hatmaji dalam Rifqi (2017) terdapat kategori lama jam

kerja yaitu:

a. Apabila jam kerja kurang dari 25 jam sehari maka dikatakan bekerja

rendah.

b. Apabila bekerja normal jam kerja yang digunakan 35-44 dan bekerja

panjang 45 jam perminggu.

Lama jam kerja yang digunakan oleh pedagang, dapat menentukan

pendapatan yang akan diterima, biasanya pedagang yang menggunakan jam

kerja panjang akan mendapatkan pendapatan yang lebih besar daripada

pedagang yang menggunakan jam kerja pendek, namun hal ini juga tidak

dapat sepenuhnya benar karena pendapatan yang diterima oleh pedagang dapat

bersumber dari faktor-faktor lain..

D. Pendapatan

1. Definisi Pendapatan

Hery (2015) pendapatan adalah arus masuk aktiva atau peningkatan

lainnya atas aktiva penyelesaian kewajiban entitas ( atau kombinasi dari

keduanya ) dari pengiriman barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya

Page 38: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

22

yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan. Total jumlah

yang ditanggung konsumen atas barang dagang yang telah dijual, yang

dalamnya termasuk tunai dan nontunai.

Terdapat definisi lain dari pendapatan, yaitu:

“Revenues are the gross increase in equity resulting from business

activities entered into for the purpose of earning income. Generally, revenues

result from selling merchandise, peforming service, renting properties and

lending money.”

Yang mempunyai arti, pendapatan adalah peningkatan modal kotor yang

diperoleh dari aktifitas bisnis yang dilaksanakan untuk mendapatkan

penghasilan. Umumnya, pendapatan dihasilkan dari penjualan barang

dagangan, layanan informasi, penyediaan property dan pinjaman uang

(Weygandth, 2013).

2. Jenis Pendapatan

Pendapatan terdapat banyak jenisnya, berikut ini adalah jenis pendapatan

menurut cara perolehannya:

a. Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang diperoleh sebelum

dikurangi dengan pengeluaran atau biaya lain.

b. Pendapatan bersih yaitu pendapatan yang diperoleh setelah

dikurangi dengan pengeluaran atau biaya lain (Adisasmita 2010).

Sedangkan untuk kepentingan manajerial pendapatan dapat

dikelompokan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1) Pendapatan total atau total revenue yaitu seluruh pendapatan

dari penjualan, pendapatan total ini didapatkan yang diperoleh

dari hasil perkalian jumlah unit produk yang dijual dengan

harga produk per unit.

2) Pendapatan rata-rata atau average revenue yaitu pendapatan

rata-rata dari setiap unit penjualan. Hasil bagi dari pendapatan

total dengan jumlah unit yang dijual juga disebut sebagai

pendapatan rata-rata

Page 39: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

23

3) Pendapatan tambahan atau marginal revenue yaitu adanya

tambahan pendapatan apabila terdapat penambahan satu unit

penjualan. (Noor, 2008:).

3. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan dari kegiatan

penjualan, diantaranya adalah:

a. Kondisi dan kemampuan pedagang

Untuk memperoleh pendapatan yang sudah ditargetkan maka

pedagang juga harus mempunyai kemampuan tertentu seperti

kemampuan dalam meyakinkan pembeli untuk membeli barang

dagangannya.

b. Kondisi pasar

Kondisi pasar berkaitan dengan kondisi suatu pasar, tipe pasar,

jenis konsumen pada pasar tesebut, lokasi berdagang, banyaknya

pembeli dan juga selera konsumen dalam suatu pasar.

c. Modal

Apabila ingin mendapatkan keuntungan maksimal maka

membutuhkan modal. Peningkatan keuntungan dapat terjadi bila dalam

kegaitan penjualan terdapat banyak produk yang dijual. Apabila

penjual berniat meningkatkan produk pada suatu usaha, maka penjual

harus membeli jumlah bahan produk dagangan dalam jumlah banyak.

Sebab itu peningkatan modal dibutuhkan untuk membeli bahan barang

dagangan dan membiayai kebutuhan operasional dengan tujuan

memaksimalkan keuntungan.

d. Kondisi Organisasi Usaha

Kapasitas pejualan akan meningkat ketika usaha sudah besar, profit

yang diterima jauh lebih besar daripada usaha kecil

e. Faktor Lain

Faktor lain yang mempengaruhi usaha yaitu periklanan dan

kemasan produk, dan juga jenis dagangan yang dijual. (Swastha, 2008)

Page 40: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

24

E. Pedagang Kecil

1. Definisi Pedagang Kecil

Menurut Winardi dalam Favian (2017) pedagang- pedagang kecil

merupakan pedagang dengan modal yang tidak banyak dan melangsungkan

kegiatan produksi yaitu produksi barang, menjual barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan tertentu dalam masyarakat yang mana

dilangsungkan pada tempat yang strategis menurut pedagang dalam

lingkungan informal. Sedangkan Yan Pieter dalam Racbini (1994)

menyebutkan bahwa pedagang kecil adalah pedagang yang menajajakan

barang dagangannya pada tempat ilegal seperti tepi jalan, emper toko, pasar

dan taman.

Secara definisi pedagang kecil sama halnya dengan pedagang kaki lima,

keduanya sama-sama menggunakan modal yang minim dan berjualan di

tempat yang tidak semestinya atau lingkungan yang informal seperti tepi jalan

atau trotoar. Maka dapat disimpulkan bahwa pedagang kecil atau pedagang

kaki lima ini adalah pedagang yang berdagang dengan modal yang relatif

sedikit dan melangsungkan kegiatan usahanya pada tempat yang tidak

seharusnnya atau tempat yang ilegal.

2. Jenis – Jenis Pedagang Kecil

Menurut Jenny, Tanjung dan Subekti dalam Favian (2017) terdapat

beberapa jenis pedagang kaki lima ditinjau dari alat atau sarana yang dipakai,

yaitu:

a. Hamparan di lantai

Pedagang kaki lima jenis ini mempergunakan instrumen seperti tikar,

plastik, meja kecil , bakul atau instrumen yang sejenis sebagai alas

hamparan untuk melakukan kegiatan berdagang..

b. Pikulan

Pedagang kaki lima jenis ini mempergunakan instrumen satu buah

atau dua buah keranjang yang dipikul atau dipanggul. Berjualan

Page 41: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

25

dengan cara seperti ini merupakan berdagang dengan cara sangat

tradisional.

.

c. Meja

Pedagang kaki lima jenis ini mempergunakan meja sebagai instrumen

penjualan barang yang diperdagangkan, pada kelompok pedagang

yang memakai meja biasanya ada yang diberi atap dan ada yang tidak

beratap. Fungsi atap tersebut adalah untuk melindungi

barang,pedagang itu sendiri, maupun konusmen dari cuaca seperti

panas, hujan atau polusi.

d. Kios

Sarana penjualan pedagang ini adalah kios. Kios dapat dikatakan

mempunyai pola kegiatan berdagang yang lebih modern dibanding

dengan bentuk sarana kegiatan berdagang yang lain. Kios dapat berupa

berupa kios permanen maupun semi permanen.

e. Kereta Dorong

Pedagang kaki lima jenis ini menggunakan sebuah kereta dorong

sebagai sarana dalam berdagang. Pedagang jenis ini ada yang

menggunakan atap ada pula yang tidak menggunakannya. Penggunaan

kereta dorong ini banyak dipakai karena mempermudah dalam

mengangkut dan memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang

lain.

3. Karakteristik Pedagang Kecil

Pedagang kaki lima atau pedagang kecil dapat dikelompokan sesuai

dengan cara melakukan kegiatannya. Menurut Jenny, Tanjung dan Subekti

dalam Favian (2017) kegiatan pedagang kaki lima dapat dikelompokkan

menjadi 3 macam, yaitu:

a. Pedagang kecil menetap

Page 42: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

26

Pedagang kecil menetap adalah pola kegiatan pedagang dalam

melaksanakan proses jual--beli dengan cara menetap pada suatu lokasi

tertentu. Kegiatan dalam kelompok ini mempunyai sifat yang mirip

dengan pola kegiatan usaha yang dijumpai pada kegiatan perdagangan

formal. Dengan kata lain setiap pelanggan yang membutuhkan suatu

produk akan datang ke lokasi penjualan.

b. Pedagang kecil berpindah

Pedagang kecil berpindah adalah pola kegiatan pedagang yang mana

dalam kegiatan usahanya dilakukan dengan cara menetap pada suatu

lokasi pada waktu tertentu saja selama lokasi yang ditempati masih

menguntungkan menurut mereka. Pedagang akan pindah apabila lokasi

yang saat itu ditempati tidak seramai biasanya.

c. Pedagang kecil berkeliling

Pedagang kecil berkeliling adalah pola kegiatan pedagang yang

melaksanakan kegaitan usahanya dengan cara berkeliling. Pedagang ini

dalam melakukan kegiatannya dengan mendatangi konsumen untuk

menawarkan produk yang mereka jual.

4. Alasan Menjadi Pedagang Kecil

Menurut Okki (2016) seseorang menjadi pedagang kecil atau pedagang

kaki lima disebabkan oleh berbagai alasan, diantaranya:

a. Menjadi pedagang kaki lima adalah salah satu usaha yang paling mudah

untuk dikerjakan. Dalam ekonomi mikro, usaha dagang kaki lima

memiliki entry - barrier atau (hambatan masuk) yang rendah sekali.

Artinya semua orang bebas masuk untuk berdagang dan bersaing

dengan pedagang lainnya.

b. Modal yang dibutuhkan secara finansial bisa dibilang kecil. Modal

lainnya yang dibutuhkan adalah tekad, niat, kemauan serta ketahanan

terhadap resiko yang ada. Maka tidak salah jika dikatakan bahwa

Page 43: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

27

pedagang kaki lima atau pedagang kecil merupakan entrepreneur dalam

skala mini.

c. Adanya kebebasan dan tidak terikat dengan rantai komando atau aturan

organisasi tertentu. Dalam menjalankan usahanya seorang pedagang

kaki lima menentukan sendiri bagaimana nasib usahanya di masa

depan. Mereka terbiasa menganalisa tren permintaan konsumen

walaupun tidak pernah mempelajari teori bisnis. Keputusan-keputusan

diambil sendiri dan resiko juga diterima sendiri. Dengan adanya

kekuasaan terhadap usaha yang dijalankan, dengan sendirinya akan

membawa kepuasan sendiri apabila para pedagang tersebut mampu

mengatasi berbagai kesulitan yang dialami.

d. Berdasarkan pembicaraan santai dengan beberapa pedagang kaki lima,

ada alasan menarik lain yang mereka kemukakan sehubungan dengan

alasan memilih untuk menjadi pedagang kaki lima. Yaitu kebebasan

dari rutinitas kerja.

F. Jenis Dagangan

Jenis barang atau dagangan yang dijual oleh pedagang disebut dengan jenis

dagangan. Jenis dagangan dapat berupa apa saja, misalnya: buah, sayur, rempah-

rempah, pakaian, daging, alat elektronik dan sebagainya. Pada penelitian ini jenis

dagangan dibagi menjadi jenis dagangan makanan dan jenis dagangan minuman.

Menurut Okki (2016) jenis dagangan harus ditentukan sebelum memulai

sebuah usaha, hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah adalah jenis

dagangan harus disesuaikan dengan lokasi tempat berjualan, dimana jenis

dagangan harus sesuai dengan kebutuhan pasar.

Page 44: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

28

G. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelusuran penelitian atau studi terdahulu yang sudah

dilakukan, penulis menemukan beberapa sumber kepustakaan yang terkait dengan

penelitian penulis, penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

.

1. Sundari (2017)

Ikatan Pedagang Bandar Lampung (IPBL) adalah kelompok pedagang

yang tidak menetap pada suatu lokasi usaha, maka diperlukan usaha dalam

pengelolaan lokasi dan jam kerja agar meningkatkan pendapatan.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pengaruh lokasi dan jam

kerja terhadap tingkat pendapatan pedagang yang tergabung dalam IPBL.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan

teknik pengumpulan data melalui kuesioner dengan 24 responden. Alat

analisis yang digunakan adalah SPSS yang meliputi uji validitas, uji

reliabilitas, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah ada pengaruh lokasi usaha terhadap pendapatan pedagang yang

tergabung dalam IPBL sebesar 84,4%. Secara parsial lokasi usaha

berpengaruh terhadap pendapatan, hal ini ditunjukan oleh t-hitung (3.015) > t-

tabel (2.086), dengan koefisien regresi sebesar 0.323 yang menyatakan bahwa

setiap penambahan satu-satuan lokasi usaha akan meningkatkan pendapatan

pedagang sebesar 0.323. Sedangkan jam kerja secara parsial juga berpengaruh

secara signifikan terhadap pendapatan. Dilihat dari t-hitung (6.154) > t-tabel

(2.086) dengan koefisien regresi sebesar 0.571 yang menyatakan bahwa setiap

penambahan satu satuan jam kerja akan meningkatkan pendapatan pedagang

sebesar 0.571.

2. Nur Isni Anun (2016)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal, lokasi, jenis

dagangan terhadap pendapatan pedagang Pasar Prambanan Kabupaten Sleman

baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini merupakan penelitian ex-

Page 45: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

29

post facto bersifat asosiatif kausal dengan pendekatan kuantitatif. Populasi

dalam penelitian ini yaitu seluruh pedagang Pasar Prambanan Kabupaten

Sleman sebanyak 2108 pedagang. Sampel yang digunakan berjumlah 95

pedagang. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, angket dan

dokumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat pengaruh positif modal terhadap

pendapatan Pedagang Pasar Prambanan Kabupaten Sleman; (2) terdapat

pengaruh positif lokasi terhadap pendapatan Pedagang Pasar Prambanan

Kabupaten Sleman; (3) terdapat pengaruh positif antara jenis dagangan

terhadap pendapatan Pedagang Pasar Prambanan Kabupaten Sleman; (4)

terdapat pengaruh positif modal, lokasi, dan jenis dagangan terhadap

pendapatan pedagang Pasar Prambanan Kabupaten Sleman. Koefisien

determinasi R² sebesar 0,942 dapat diartikan bahwa sebesar 94,2% variasi

pendapatan pedagang Pasar Prambanan dipengaruhi oleh variasi modal,

lokasi, dan jenis dagangan. Sedangkan yang sebesar 5,8% dipengaruhi oleh

variabel lain di luar penelitian ini. Sumbangan efektif variabel modal sebesar

79,67%, lokasi sebesar 9,46%, dan jenis dagangan sebesar 5,07% terhadap

pendapatan pedagang Pasar Prambanan Kabupaten Sleman.

3. Ike Wahyu Nurfiana (2018)

Persaingan di dunia bisnis semakin kompetitif. Hal ini pula yang dirasakan

oleh pedagang di Pasar Mranggen yang harus membuat perbaikan dan inovasi

untuk menarik minat konsumen yang nantinya akan meningkatkan pendapatan

yang diterima oleh pedagang

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis pengaruh modal, jam

kerja dan lokasi terhadap pendapatan pedagang. Pada penelitian ini

menggunakan metode pengambilan data random sampling yang melibatkan 89

orang pedagang yang kemudian data yang diperoleh akan dianalisis secara

kuantitatif. Analisis kuantitatif meliputi: uji validitas dan uji reliabilitas, uji

asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis melalui uji t dan

uji f, serta analisis koefisien determinasi R².

Page 46: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

30

Variabel Pendapatan (Y), Variabel Modal (X1), Variabel Jam Kerja (X2)

dan Lokasi (X3). Pengujian Hipotesis menggunakan uji t menunjukan bahwa

ketiga variabel independen terbukti secara signifikan berpengaruh secara

parsial terhadap variabel dependen pendapatan pedagang. Kemudian melalui

Uji f dapat ditemukan bahwa ketiga variabel independen yang di teliti secara

simultan berpengaruh terhadap variabel dependen pendapatan pedagang angka

adjusted R² sebesar 0,663 menunjukan bahwa 66,3% variabel pendapatan

pedagang dapat di jelaskan oleh ketiga variabel indpenden dalam persamaan

regresi.

4. Akhbar Nurseta (2015)

Pendapatan yang akan diperoleh pedagang kaki lima ditentukan oleh

berbagai faktor. Diduga faktor yang mempengaruhi pendapatan tersebut antara

lain adalah jarak antar pedagang sejenis, lama usaha, modal usaha, dan jam

kerja. Sebab itu, pada penelitian ini akan dianalisis pengaruh dari faktor jarak

antar pedagang sejenis, lama usaha, modal usaha, dan jam kerja terhadap

pendapatan pedagang kaki lima pedagang barang konveksi di Kelurahan

Purwodinatan Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang.

Pada penelitian ini menggunakan data primer melalui wawancara secara

langsung pada 62 responden pedagang kaki lima pedagang konveksi di

Kelurahan Purwodinatan. Untuk mencapai tujuan, dalam penelitian ini

menggunakan metode analisis Regresi (OLS).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lama usaha, modal, dan jam

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang kaki

lima pedagang konveksi di Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang.

Sedangkan variabel jarak antar pedagang tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap pendapatan pedagang kaki lima pedagang konveksi di Kelurahan

Purwodinatan Kecamatan Semarang Tengah Kota.

Page 47: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

31

5. Nyimas Rafita (2015)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh modal, pendapatan, dan lokasi terhadap kesejahteraan pedagang kaki

lima di depan gedung B.A.T Kota Cirebon. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh modal, pendapatan, lokasi terhadap kesejahteraan

pedagang kaki lima di Depan Gedung B.A.T Kota Cirebon secara parsial dan

simultan.

Dalam penelitian ini data diperoleh dari instrumen penelitian dengan

menggunakan kuesioner dan jumlah responden sebanyak 30 orang pedagang

kaki lima. Lalu, dianalisis dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas,

uji heteroskedastisitas, uji multikoleniaritas, uji autokorelasi, uji korelasi

ganda, transformasi data dengan method of succesive interval, regresi ganda,

nilai koefisien determinasi, uji t, uji F, dan dihitung dengan menggunakan

SPSS 21.

Hasil uji regresi menunjukkan terdapat pengaruh variabel modal (X1),

pendapatan (X2), dan lokasi (X3) terhadap kesejahteraan (Y) pedagang kaki

lima. Sedangkan besarnya pengaruh modal, pendapatan, dan lokasi secara

bersama-sama terhadap kesejahteraan pedagang kaki lima adalah sebesar

15.266. Artinya ada pengaruh secara signifikan antara modal, pendapatan, dan

lokasi secara bersama-sama terhadap kesejahteraan pedagang kaki lima.

6. Rifqi Khoirunnisa (2017)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan seberapa

besar pengaruh modal usaha, lokasi usaha, jam kerja dan jumlah karyawan

terhadap pendapatan pedagang pasar tradisional di Pasar Bendungan

Kabupaten Kulon Progo setelah mengalami kebakaran. Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey dengan

kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random

sampling. Dengan dasar pengambilan sample menggunakan rumus Slovin

diperoleh jumlah sampel sebesar 80 orang namun dalam penelitian ini total

Page 48: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

32

sampel adalah 100 pedagang. Teknik analisis data yang digunakan untuk

menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda dan uji statistik.

Hasil analisis data menggunakan regresi linear berganda menunjukan

bahwa variabel independen yaitu modal usaha, jam kerja dan jumlah

karyawan berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang. Sedangkan

variabel lokasi usaha tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pendapatan pedagang. Nilai R2

yang diperoleh yaitu sebesar 0,564 artinya

variabel independen modal awal, lokasi usaha, jam kerja dan jumlah karyawan

menjelaskan variasi variabel dependen pendapatan pedagang Pasar Bendungan

Kabupaten Kulon Progo sebanyak 54,5%.

7. Satin Misriatun (2017)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang

signifikan modal, lama jam kerja secara simultan dan parsial (studi di pasar

babalan kalirejo). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis

penelitian ini adalah field research. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini dengan cara menyebarkan koesioner dengan 85 orang responden.

Dari pembahasan dan pemaparan analisis yang telah dilakukan dapat

diketahui bahwa variabel modal (X1) mempunyai t hitung sebesar 4,241

dengan probabilitas (sig) 0,000. Nilai probabilitas (sig) ini kurang dari nilai

(0,000 < 0,05), sehingga variabel modal berpengaruh positif terhadap

pendapatan pedagang. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) diterima.

Sedangkan variabel lama jam kerja (X2) mempunyai t hitung sebesar 4,255

dengan probabilitas (sig) 0,000. Nilai probabilitas (sig) ini kurang dari nilai

(0,000 < 0,05), sehingga variabel lama jam kerja berpengaruh positif terhadap

pendapatan pedagang. Dengan demikian hipotesis dua (H2) diterima. Hasil uji

f dari nilai F hitung sebesar 31,619 mempunyai probabilitas (sig) 0,000. Nilai

probabilitas (sig) ini lebih kecil dari nilai (0,000 < 0,05), hal ini berarti bahwa

model penelitian adalah fit atau dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan

antara modal dan lama jam kerja terhadap pendapatan pedagang.

Page 49: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

33

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No Penulis dan

Tahun

Judul Variabel Alat Analisis Hasil Penelitian

1. Sundari (2017),

Skripsi, Fakultas

Ekonomi dan

Bisnis Islam

UIN Raden

Intan Lampung.

Pengaruh

Lokasi Usaha

dan Jam Kerja

terhadap

Tingkat

Pendapatan

Pedagang

Dalam

Perspektif

Ekonomi

Islam.

Variabel

Independen

(X) Lokasi

Usaha dan

Jam Kerja.

Variabel

Dependen

(Y)

Pendapatan

Pedagang .

Alat analisis

yang

digunakan

adalah SPSS

yang meliputi

uji validitas,

uji reliabilitas,

uji asumsi

klasik, dan uji

hipotesis.

Terdapat pengaruh

lokasi usaha

terhadap pendapatan

pedagang yang

tergabung dalam

IPBL sebesar 84,4%.

2. Nur Isni Atun

(2016), Skripsi,

Fakultas

Ekonomi

Universitas

Negeri

Yogyakarta.

Pengaruh

Modal,

Lokasi, dan

Jenis

Dagangan

terhadap

Pendapatan

Pedagang

Pasar

Prambanan

Kabupaten

Sleman.

Variabel

Independen

(X) Modal,

Lokasi dan

Jenis

Dagangan.

Variabel

Dependen

(Y)

Pendapatan

Pedagang

Pasar.

Teknik

analisis data

yang dalam

penelitian ini

menggunakan

metode

regresi

berganda dan

uji asumsi

klasik.

Terdapat pengaruh

positif modal, lokasi,

dan jenis dagangan

terhadap pendapatan

pedagang. Koefisien

determinasi R²

sebesar 0,942

3. Ike Wahyu

Nurfiana (2018),

Skripsi,

Fakulyas

Ekonomi dan

Bisnis Islam

UIN Walisongo

Semarang.

Analisis

Pengaruh

Modal, Jam

Kerja, dan

Lokasi

terhadap

Tingkat

Pendapatan

Pedagang

Pasar

Mranggen.

Variabel

Pendapatan

(Y), Variabel

Modal (X1),

Variabel Jam

Kerja (X2)

dan Lokasi

(X3).

Analisis

kuantitatif

meliputi: uji

validitas dan

reliabilitas, uji

asumsi klasik,

analisis

regresi

berganda, uji t

dan uji f, serta

analisis

Melalui Uji f dapat

ditemukan bahwa

ketiga variabel

independen yang di

teliti secara simultan

berpengaruh

terhadap variabel

dependen

pendapatan

pedagang angka

adjusted R² sebesar

Page 50: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

34

koefisien

determinasi

(R2).

0,663.

4. Akhbar Nurseta

Priyandika

(2015) , Skripsi ,

Fakultas

Ekonomi dan

Bisnis

Universitas

Diponegoro.

Analisis

Pengaruh

Jarak, Lama

Usaha, Modal

dan Jam Kerja

terhadap

Pendapatan

Pedagang

Kaki Lima

Konveksi (

Studi Kasus di

Kelurahan

Purwodinatan

Kota

Semarang).

Variabel

Independen

(X) Jarak,

Lama Usaha,

Modal.

Variabel

Dependen

(Y)

Pendapatan

Pedagang

Kaki Lima

Konveksi.

Penelitian ini

menggunakan

metode

analisis

Regresi

(OLS) dengan

62 responden.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

variabel lama usaha,

modal, dan jam kerja

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap pendapatan

pedagang.

Sedangkan variabel

jarak antar pedagang

tidak berpengaruh

secara signifikan

terhadap pendapatan

pedagang.

5. Nyimas Rafita

Az-Zahra (

2015), Skripsi,

Fakultas Syariah

IAIN Syekh

Nurjati Cirebon.

Pengaruh

Modal,

Pendapatan,

dan Lokasi

Terhadap

Kesejahteraan

Pedagang

Kaki Lima di

Kota Cirebon

(Pedagang

Kaki Lima di

depan Gedung

B.A.T

Cirebon).

Variabel

modal (X1),

pendapatan

(X2), lokasi

(X3) dan

kesejahteraan

pedagang

kaki lima

(Y).

Data

dianalisis

menggunakan

uji asumsi

klasik, uji t,

dan uji F.

Hasil uji regresi

menunjukkan

pengaruh modal

terhadap

kesejahteraan

pedagang sebesar

2.229, pengaruh

pendapatan terhadap

kesejahteraan

pedagang sebesar

2.946, pengaruh

lokasi terhadap

kesejahteraan

pedagang kaki lima

sebesar 2.242 , dan

sebesar 15.266

secara simultan.

6. Rifqi

Khoirunnisa

Tissa (2017),

Skripsi,

Fakultas

Pengaruh

Modal Usaha,

Lokasi Usaha,

Jam Kerja dan

Jumlah

Variabel

Independen

(X) Modal

Usaha,

Lokasi

Analisis data

menggunakan

regresi linear

berganda dan

100

Hasil analisis data

menggunakan

regresi linear

berganda

menunjukan bahwa

Page 51: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

35

Ekonomi dan

Bisnis

Universitas

Muhammadiyah

Yogyakarta.

Karyawan

Terhadap

Pendapatan

Pedagang

Pasar

Bendungan

Kabupaten

Kulon Progo.

Usaha, Jam

Kerja dan

Jumlah

Karyawan.

Variabel

Dependen

(Y)

Pendapatan

pedagang.

responden

yang

diperoleh dari

rumus slovin.

variabel independen

yaitu modal usaha,

jam kerja dan jumlah

karyawan

berpengaruh positif

terhadap pendapatan

pedagang.

Sedangkan variabel

lokasi usaha tidak

mempunyai

pengaruh yang

signifikan terhadap

pendapatan

pedagang.

7. Satin Misriatun

(2017) , Skripsi ,

Fakultas

Ekonomi

Syariah Sekolah

Tinggi Agama

Islam Negeri

Kudus.

Pengaruh

Modal dan

Lama Jam

Kerja

terhadap

Pendapatan

Pedagang di

Pasar Babalan

Desa Kalirejo.

Variabel

modal (X1),

Lama Jam

Kerja (X2),

Pendapatan

Pedagang

(Y).

Penelitian ini

menggunakan

pendekatan

kuantitatif

dan metode

analisis

regresi

berganda

serta

melibatkan 85

responden.

Variabel modal (X1)

dan Jam Kerja (X2)

mempunyai t hitung

sebesar 4,241 dan

4,255 dengan

probabilitas (sig)

0,000 sehingga

variabel modal dan

Lama jam kerja

berpengaruh positif

terhadap pendapatan

pedagang.

Page 52: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

36

H. Kerangka Berpikir Umum

Dalam penelitian diperlukan adanya kerangka berpikir agar penelitian yang

sudah dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitan yang sudah

ditetapkan yaitu mengetahui pengaruh lokasi usaha, modal, jam kerja dan jenis

dagangan terhadap pendapatan pedagang kecil di Stasiun Tanah Abang, Tebet dan

Jakarta. Kerangka berpikir secara umum menggambarkan isi penelitian secara

keseluruhan. Keterbatasan lapangan pekerjaan memaksa sejumlah masyarakat

untuk menjadi seorang pedagang, tetapi banyak masyarakat yang tidak memiliki

modal yang memadai untuk memulai usaha besar sehingga mereka hanya menjadi

pedagang kecil atau pedagang kaki lima. Dalam prakteknya terdapat sejumlah

masalah yang dihadapi oleh pedagang tersebut seperti pemilihan lokasi usaha

yang strategis, menyiapkan besaran modal, jam kerja yang terbatas dan jenis

dagangan yang akan dijual, yang mana hal ini akan berpengaruh terhadap

pendapatan pedagang. Penelitian ini dilakukan pada tiga stasiun kereta commuter

line yaitu Stasiun Tanah Abang, Stasiun Tebet, dan Stasiun Jakarta Kota.

Page 53: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

37

Tabel 2.3

Kerangka Umum

Pengaruh Lokasi Usaha, Modal, Jam Kerja dan Jenis

Dagangan Terhadap Pendapatan Pedagang Kecil di sekitar

Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota.

Latar Belakang :

Keterbatasan-keterbatasan yang dialami oleh pedagang kecil di

sekitar stasiun dalam hal lokasi usaha, modal, jam kerja, dan jenis

dagangan yang menjadi penentu berapa banyak pendapatan yang

diterima oleh pedagang.

Variabel Penlitian:

1. Lokasi Usaha

2. Modal

3. Jam Kerja

4. Jenis Dagangan

5. Pendapatan

Pertanyaan Penelitian:

1. Bagaimana pengaruh lokasi usaha terhadap pendapatan pedagang

kecil di sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota?

2. Bagaimana pengaruh modal terhadap pendapatan pedagang kecil di

sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota?

3. Bagaimana pengaruh jam kerja terhadap pendapatan pedagang kecil

di sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota?

4. Bagaimana pengaruh jenis dagangan terhadap pendapatan pedagang

kecil di sekitar Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota?

Page 54: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup merupakan batasan yang memudahkan peneliti agar lebih

efisien dan efektif. Pendekatan kuantitatif dipakai dalam penelitian ini yang mana

pendeketan kuantitaf adalah menguji hipotesis dengan menganalisis data yang

datanya berbentuk angka(Subagyo, 2011).

Penelitian ini dilakukan di tiga stasiun kereta yang berada di Jakarta yaitu

Stasiun Tebet, Stasiun Jakarta Kota, dan Stasiun Tanah Abang.

Dalam penelitian ini variabel dependen (variabel terikat) yaitu pendapatan

pedagang kecil di sekitar stasiun, sedangkan variabel independen (variabel bebas)

nya adalah lokasi usaha, modal, dan jam kerja.

Objek penelitian pada penelitian ini adalah pedagang kecil atau pedagang kaki

lima yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman yang berada di sekitar

Stasiun Tebet, Stasiun Jakarta Kota, dan Stasiun Tanah Abang. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari lokasi usaha, modal, dan jam kerja

terhadap pendapatan pedagang yang berada di Stasiun Tebet, Stasiun Jakarta

Kota, dan Stasiun Tanah Abang.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi merupakan kelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang

mempunyai karakteristik tertentu. Elemen populasi biasa disebut dengan anggota

populasi. Dalam sebuah penelitian dapat menggunakan sampel apabila tidak

mampu mengumpulkan semua elemen populasi. Sampel adalah sebagian dari

elemen-elemen populasi populasinya (Nur & Bambang, 1999). Sampel yang

mempunyai akurasi tinggi adalah tepatnya estimasi parameter dari statistic

sampel, sedangkan hasil penelitian yang mampu direfelksikan oleh populasinya

disebut dengan sampel presisi. (Nur & Bambang, 1999).

Page 55: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

39

Purposive sampling dijadikan sebagai metode untuk mengambil jumlah

sampel. Purposive sampling adalah cara mengambil sampel dengan menentukan

kriteria atau ciri-ciri tertentu terhadap sampel yang digunakan (Priyono, 2016).

Berikut adalah kriteria pengambilan sampel pada penelitian ini:

1. Lokasi pengambilan sampel merupakan stasiun kereta commuter line di

Jakarta yang di sekitarnya terdapat pedagang kecil atau pedagang kaki

lima.

2. Stasiun yang menjadi lokasi pengambilan sampel adalah stasiun yang

tidak dijaga ketat oleh Satpol PP yang membuat pedagang leluasa

berjualan di sekitar stasiun tersebut.

3. Pedagang berjualan di trotoar jalan yang berada di sekitar stasiun.

Tabel 3.1

Jumlah Pedagang di Lokasi Penelitian

No Nama Stasiun Jumlah Pedagang

1 Tebet 52

2 Jakarta Kota 78

3 Tanah Abang 49

Jumlah 179

*Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi, ditemukan 179 pedagang penjual makanan

dan minuman yang terdapat di tiga lokasi penelitian. Untuk menentukan besaran

sampel, maka digunakan rumus Slovin yaitu :

Keterangan :

n = besaran sampel

N = besaran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran

ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel) dengan nilai 10%

(Priyono, 2016).

Page 56: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

40

Hasil sampel yang didapatkan sudah cukup dapat mewakili

populasi apabila persentase kelonggaran ketidaktelitian menggunakan angka

10%. Maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah:

Berdasarkan perhitungan maka total sampel pada penelitian ini adalah 64

(setelah digenapkan).

C. Metode Pengumpulan data

Hasil informasi yang dikumpulkan adalah data, baik informasi yang

didapatkan langsung berdasarkan keterangan responden atau dokumen dalam

bentuk bagan, statistik, jurnal, buku, ebook atau bentuk lainnya. Data dan

dokumen tersebut merupakan hasil pengumpulan data dengan metode :

1. Preliminary Study

Preliminary Study adalah langkah awal dalam merancang penelitian

(John.W, 2003). Preliminary Study mempunyai tujuan untuk

mempertimbangkan strategi dan metode apa yang akan digunakan setelah

terkumpulnya informasi. Tahap ini juga dapat digunakan untuk

mengembangkan beberapa hipotesis awal, yang kemudian dapat diuji oleh

survei kuantitatif (Ian, 2004). Preliminary study juga bertujuan untuk

meninjau dan mengumpulkan informasi terkait dengan pedagang kecil atau

pedagang kaki lima yang terdapat di sekitar stasiun lokasi penelitian. Hasil

dari preliminary study penelitian ini sebagian telah dipaparkan pada latar

belakang penelitian.

Page 57: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

41

2. Studi Lapangan

Untuk mendapatkan data yang lebih detail maka dilakukan studi lapangan.

Berikut adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam studi

lapangan :

a. Observasi

Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ilmiah diantaranya

yaitu survey dan observasi. Mencatat elemen lemen yang diteliti dengan

mempertimbangkan pola perlikau subyek, obyek atau kejadian disebut

dengan oberservasi (Nur & Bambang, 1999).

Peneliti melakukan observasi di ketiga lokasi penelitian yaitu Stasiun

Tanah Abang, Stasiun Tebet, dan Stasiun Jakarta Kota.

b. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan cara pengambilan data yang

dilakukan melalui kegiatan komunikasi lisan yang terstruktur, semi

tersetruktur, maupun tak tersetruktur. Wawancara yang pertanyaannya

sudah diarahkan secara ketat merupakan wawancara yang terstruktur.

Wawancara yang tidak menutup kemungkinan munculnya pertanyaan baru

yang muncul secara spontan berhubungan dengan konteks pembicaraan

disebut wawancara semi terstruktur. Sedangkan, wawancara yang mana

peneliti hanya terfokus pada pokok-pokok permasalahan disebut dengan

wawancara tak berstruktur (Suyitno, 2018)

Objek wawancara dalam penelitian ini adalah pedagang kecil atau

pedagang kaki lima yang terdapat di Stasiun Tanah Abang, Stasiun Jakarta

Kota, dan Stasiun Tebet dengan topik mengenai permasalahan yang

dialami oleh pedagang terkait dengan lokasi usaha, modal, dan jam kerja

terhadap pendapatan yang diperoleh.

Page 58: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

42

c. Kuesioner

Pertanyaan yang diberikan kepada reponden untuk dijawab disebut

dengan keusiner. Terdapat dua jenis kuesioner yaitu kuesioner terbuka dan

kuesioner tertutup (Sugiyono, 2015). Kuesioner yang dijawab dengan

bentuk uraian merupakan kuesioner terbuka. Sedangkan, kuesioner yang

jawabannya sudah ditentukan oleh peneliti disebut dengan kuesioner

tertutup.

Bahasa yang dipakai dalam kuesioner akan disesuaikan dengan

kemampuan berbahasa responden, namun apabila responden kurang

memahami atau mengerti isi dari kuesioner, maka dapat dibantu oleh

peneliti. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner adalah pertanyaan yang

berkaitan tentang pengaruh lokasi usaha, modal, jam dan jam kerja

terhadap pendapatan yang diperoleh oleh responden serta biodata

responden sebagai pelengkap.

d. Dokumentasi

Pada penelitian ini digunakan metode dokumentasi yang mana,

menurut Arikunto (2006) metode dokumentasi merupakan metode yang

digunakan untuk menemukan data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan-catatan, buku, surat kabar, transkrip, majalah, agenda,

notulen rapat dan lainnya. Metode dokumentasi ini digunakan sebagai

pelengkap dalam memperoleh data sebagai bahan informasi tambahan

yang berkaitan dengan kegiatan pedagang kecil yang berada di lokasi

penelitian ini.

Page 59: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

43

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini mempunyai jenis dan sumber

yang berbeda. Berikut ini adalah jenis dan sumber data penelitian:

1. Data Primer

Data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui

perantara) merupakan penjelasan dari data primer. Data primer dapat berupa

opini subyek, hasil observasi dan kuesioner. Data yang sesuai dengan yang

dinginkan peneliti merupakan salah satu keuntungan sendiri dalam memilih

data primer (Nur & Bambang, 1999). Dalam penelitian ini data primer yang di

analisis adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner yang ditujukan pada

pedagang kecil di lokasi penelitian,

2. Data Sekunder

Sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung lewat perantara.

Data sekunder umunya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah

tersusun dalam arsip (dokumen) disebut dengan data sekunder (Nur &

Bambang. 1999). Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari sumber yang tercetak yaitu buku, dan juga data sekunder dalam

bentuk digital yang diperoleh melalui website, portal berita, dan e-book. Data

sekunder yang diperoleh dari website pada penelitian ini adalah data yang

bersumber dari Badan Pusat Statistik (bps.go.id) dan juga PT Kereta Api

Indonesia.

E. Skala Pengukuran

Menurut Ghozali (2016) pengukuran adalah proses yang mana suatu angka

atau simbol dilekatkan pada karakteristik atau properti suatu stimuli sesuai dengan

aturan atau prosedur yang telah ditetapkan. Menurut Stevens dalam Ghozali

(2016) skala pengukuran dibagi menjadi empat jenis yaitu skala nominal, skala

ordinal, skala interval dan skala rasio. Pada penelitian kali ini, terdapat dua jenis

skala pengukuran yang digunakan yaitu:

Page 60: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

44

1. Skala Nominal

Skala nominal adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori, atau

kelompok dari suatu subyek. Misalnya, variabel jenis kelamin dapat

dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Kedua

kelompok ini dapat diberi kode angka 1 dan 2. Angka 1 dan 2 hanya sebagai

cara untuk mengelompokan subyek ke dalam kelompok yang berbeda atau

hanya untuk menghitung berapa banyak jumlah di setiap kategori.

(Ghozali,2016).

2. Skala Ordinal

Skala ordinal adalah skala pengukuran dimana responden memberikan

nilai (rate) terhadap preferensi merek sesuai dengan skala penilaian misalnya

sangat tinggi, tinggi, moderat, rendah, sangat rendah (Ghozali,2016)

F. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2006) validitas ialah pengukuran yang

memperlihatkan kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Semakin valid

suatu instrument validitas tinggi dan berlaku sebaliknya. Sedangkan

menurut Ghozali (2016) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau

validnya sebuah kuesioner

Teknik yang digunakan pada penelitian ini untuk uji validitas adalah

menggunakan korelasi Bivariate Pearson atau Produk Momen Pearson

dengan rumus:

Keterangan:

R = Koefisien validitas item yang dicari.

X = Skor dari responden untuk setiap item.

Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan. Signifikansi

yang digunakan adalah 5%, instrument dinyatakan valid apabila rhitung

> rtabel.

Page 61: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

45

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2016) realiabilitas adalah alat ukur untuk

mengetahui ukuran kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau

konstruk. Kuesioner dapat dinyatakan reliabel jika jawaban responden

terhadap pernyataan konsisten dari waktu kewaktu. Menurut Arikunto

(2006:178) Pengujian reliabilitas biasa digunakan dengan rumus Alpha

Cronbach. Menurut Nunnally dalam Ghozali (2016) kriteria untuk menilai

reliabel tidaknya suatu instrumen adalah jika Alpha Cronbach > 0.70 maka

suatu konstruk atau variebel dinyatakan reliabel.

3. Crosstabulation atau Tabulasi Silang

Pada prinsipnya tabulasi silang menyajikan data dalam bentuk

tabulasi yang meliputi baris, kolom dan data (Ghozali, 2016). Tabulasi

silang termasuk dalam kategori stastistik deskriptif yang menampilkan

tabel kontingensi yang menunjukan suatu distribusi bersama dengan

pengujian hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisi tabulasi silang

merupakan analisis yang sederhana namun memiliki daya menerangkan

yang cukup kuat.

4. Uji Korelasi Spearman

Dalam penelitian ini uji korelasi spearman atau spearman rank

digunakan sebagai teknik analisis data. Menurut Sugiyono (1999) korelasi

spearman rank digunakan untuk mencari atau menguji signifikansi

hipotesis asosiatif dengan sumber data antar variabel tidak harus sama.

Uji korelasi sperman rank adalah uji yang dipakai untuk mengetahui

hubungan antar variabel dan mengetahui seberapa kuat atau lemah

hubunagn antar variabel tersebut. Rumus uji korelasi spearman rank

adalah sebagai berikut:

Page 62: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

46

= Koefisien korelasi Spearman Rank

d = Beda ranking antara dua pengamatan berpasangan

n = banyaknya pasangan

Dalam penelitian ini menggunakan kriteria korelasi untuk

mengetahui seberapa besar koefisien korelasi antar variabel, sebagai

berikut

Tabel 3.2

Kriteria Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

Sumber: (Sugiyono,1999)

G. Operasional Variabel

Variabel merupakan gagasan atau ide yang diukur menggunakan berbagai

jenis nilai untuk menunjukan gambaran yang sesuai dengan fenomena yang

terjadi. Sedangkan operasional mempunyai definisi yaitu penentuan gagasan atau

ide sehingga menjadi variabel yang dapat diukur (Nur & Bambang, 1999:69).

Lalu variabel yang terdapat faktor-faktor yang terdeteksi pengaruhnya dan dapat

menunjukan skala pengukuran yang digunakan. Terdapat dua jenis variabel yaitu

variabel dependen (variabel terikat) yang dilambangkan dengan (Y) dan variabel

independen (variebl bebas) yang dilambangkan dengan (X), variabel tersebut

yakni:

Page 63: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

47

Tabel 3.2

Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Pengukuran

1 Lokasi

Usaha

(X1)

Lokasi dalam penelitian

ini yaitu letak tempat

pedagang berjualan .

Dikategorikan menjadi

lokasi usaha yang

sangat strategis,

strategis dan kurang

strategis.

1. Keterjaungkauan

2. Lokasi mudah

dilihat

3. Lokasi sering di

lewati

4. Jarak antar pintu

masuk/keluar

dengan lokasi

Ordinal

2 Modal

(X2)

Modal adalah biaya

yang digelontorkan

untuk membeli barang

dagangan perhari

diukur dengan jumlah

rupiah yang

dikeluarkan tiap

harinya.

1. Jumlah produk

2. Variasi produk

3. Besaran modal

dengan

pendapatan

Ordinal

3 Jam Kerja

(X3)

Jam kerja yaitu berapa

lama waktu yang

digunakan pedagang

untuk menjalankan

usahanya.

1. Jam sibuk (rush

hour)

2. Jenis dagangan

3. Pengurangan

jam kerja

4. Penambahan

jam kerja

Ordinal

4. Jenis

Dagangan

(X4)

Jenis produk yang

dijual oleh pedagang

kecil , dikategorikan

1. Kategori produk

yang dijual

Nominal

Page 64: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

48

sebagai penjual

minuman dan makanan.

5 Pendapatan

(Y)

Pendapatan pedagang

kecil dalam penelitian

ini yaitu jumlah barang

dagangan yang laku

dikalikan dengan harga

barang perunit yang

dinyatakan dengan

satuan rupiah per hari

1. Kesesuaian

dengan modal

2. Kesesuaian

dengan jam

kerja

3. Kesesuaian

dengan lokasi

Ordinal

Page 65: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

49

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Stasiun Kereta

a. Stasiun Tanah Abang

Gambar 4.1

Stasiun Tanah Abang

Sumber : Google Images, 2019.

Stasiun Tanah Abang merupakan stasiun yang diperuntukan sebagai

stasiun kereta commuter line yang berlokasi di Kampung Bali, Tanah

Abang, Jakarta Pusat. Stasiun Tanah Abang diresmikan oleh perusahaan

kereta api Hindia Belanda yaitu Staatsspoorwegen Westerlijnen pada

tahun 1899. Stasiun Tanah Abang berada di antara Kanal Banjir Barat dan

Jembatan Layang Kalibaru. Stasiun Tanah Abang merupakan salah satu

stasiun dengan jumlah kepadatan yang tinggi. PT Kereta Api Indonesia

menyebutkan bahwa pada tahun 2017 jumlah penumpang yang menaiki

kereta dari stasiun ini adalah 73.413 orang perharinya. Kepadatan jumlah

penumpang ini dikarenakan lokasi stasiun dekat dengan Pasar Tanah

Abang yang mana merupakan pusat belanja grosir terbesar di Asia,

banyak masyarakat dari berbagai daerah yang mengunjungi pasar ini

dengan menggunakan kereta commuter line, selain dekat dengan pasar,

Page 66: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

50

stasiun ini juga dekat dengan wilayah perkantoran yang menyebabkan

tingginya kepadatan penumpang.

b. Stasiun Tebet

Gambar 4.2

Stasiun Tebet

Sumber: Google Images,2019

Stasiun Tebet merupakan stasiun kereta commuter line yang berlokasi

di Jalan Lapangan Ros Raya, Tebet, Jakarta Selatan. Stasiun Tebet juga

merupakan salah satu stasiun yang memiliki kepadatan yang tinggi,

menurut PT Kereta Api Indonesia jumlah penumpang stasiun ini

perharinya mencapai angka 30.144 orang. Kepadatan stasiun ini

disebabkan lokasi stasiun yang dekat dengan wilayah perkantoran seperti

Kuningan dan dekat dengan daerah Kampung Melayu , maka dari itu

stasiun ini selalu ramai pada saat jam pergi dan pulang kantor, selain itu

stasiun ini juga dekat dengan pusat perbelanjaan seperti Kota Kasablanka,

Lotte Shopping Avenue, Kuningan City dan Mall Ambassador. Untuk

memberikan fasilitas dan pelayanan terbaik bagi penumpang, pada bulan

Desember tahun 2017 stasiun ini melakukan penataan ulang dengan

mengubah lokasi pintu masuk dan keluar dan lokasi loket pembelian tiket.

Selain penataan ulang, pedagang kaki lima di sekitar stasiun ini juga

Page 67: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

51

diberikan lokasi khusus untuk berjualan, lokasi berjualannya yaitu dekat

dengan pintu masuk dan keluar arah timur, lokasi berjualannya pun

dilengkapi dengan tenda kecil yang didapat digunakan pedagang secara

bergantian.

c. Stasiun Jakarta Kota

Gambar 4.3

Stasiun Jakarta Kota

Sumber: Google Images,2019

Stasiun Jakarta Kota pada masa kolonial mempunyai nama lain yaitu

Batavia Zuid. Batavia Zuid dibangun pada tahun 1887, namun pada tahun

1926 stasiun ini ditutup lalu direnovasi sehingga menjadi Stasiun Jakarta

Kota yang kita lihat saat ini. Stasiun Jakarta Kota berlokasi di Taman

Sari, Jakarta Barat. Pada tahun 1993 stasiun ini ditetapkan sebagai cagar

budaya oleh Gubernur DKI Jakarta pada saat itu. Saat ini Stasiun Jakarta

Kota hanya diperuntukan sebagai stasiun kereta commuter line, yang

mana sebelumnya digunakan juga untuk stasiun kereta api jarak jauh.

Namun, saat ini sudah dialihkan ke Stasiun Pasar Senen. Selain itu stasiun

ini juga masuk ke dalam daftar stasiun dengan jumlah kepadatan yang

tinggi dengan jumlah penumpang perharinya mencapai 25.044 orang.

Kepadatan ini dikarenakan Stasiun Jakarta Kota dekat dengan wilayah

Page 68: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

52

perkantoran dan juga Wisata Kota Tua yang mana terdapat banyak

museum dan bangunan bersejarah.

2. Gambaran Umum Pedagang Kaki Lima di sekitar Stasiun Kereta

a. Stasiun Tanah Abang

Gambar 4.4

Pedagang Kaki Lima Stasiun Tanah Abang

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019.

Stasiun Tanah Abang saat ini mempunyai 2 pintu masuk dan satu

diantaranya mengarah ke Jalan Jati Baru, pintu utama stasiun ini

mengarah ke Jalan Jati Baru yang terhubung ke Skybridge Tanah Abang,

dan pintu utara yang juga mengarah ke Jalan Jati Baru Bengkel. Pada

stasiun ini lapak pedagang kaki lima berada setelah pintu utara. Terdapat

pagar yang menjadi pemisah stasiun dan Jalan Jati Baru, dan diluar pagar

itulah pedagang kaki lima berjejeran disepanjang Jalan Jati Baru Bengkel.

Pedagang kaki lima di sekitar stasiun ini ada yang menggunakan fasilitas

kursi, meja dan tenda milik sendiri, namun ada juga yang tidak

menggunakannya sama sekali. Terdapat pula aparat yang menjaga

keberlangsungan kegiatan pedagang sekaligus menjaga arus lalu lintas di

Jalan Jati Baru.

Page 69: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

53

b. Stasiun Tebet

Gambar 4.5

Pedagang Kaki Lima Stasiun Tebet

Sumber : Dokumentsi Pribadi, 2019.

Stasiun Tebet mempunyai 3 pintu masuk dan keluar setelah

melakukan penataan ulang pada tahun 2017, 2 pintu diantaranya adalah

pintu yang mengarah ke Jalan Lapangan Ros Selatan menuju Cawang dan

pintu yang mengarah ke kolong flyover Jalan KH Abdullah Syafei. Pada

stasiun ini mayoritas pedagang kaki lima berada di dekat dengan pintu

keluar yang mengarah ke kolong flyover Jalan KH Abdullah Syafei,

karena pemerintah daerah setempat menyediakan tenda-tenda untuk lapak

pedagang yang dapat digunakan secara bergantian oleh pedagang kaki

lima sesuai dengan kesepakatan yang ditetapkan antara satu pedagang

dengan pedagang lainnya. Tenda-tenda tersebut dibangun di sepanjang

trotoar yang mengarah ke kolong flyover Jalan KH Abdullah Syafei. Di

kolong flyover tersebut terdapat jalan putar balik yang mengarah ke

daerah Kampung Melayu, dan juga jalan menuju ke arah Kuningan.

Pemberian tenda-tenda oleh pemerintah daerah untuk pedagang di dekat

kolong flyover Stasiun Tebet dapat dikatakan efektif karena banyak

pekerja yang keluar-masuk melewati lapak-lapak pedagang untuk

melanjutkan perjalanan ke Kampung Melayu atau Kuningan. Hal tersebut

Page 70: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

54

dapat meningkatkan kesempatan pedagang untuk mendapatkan

konsumen.

c. Stasiun Jakarta Kota

Gambar 4.6

Pedagang Kaki Stasiun Jakarta Kota

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019.

Stasiun Jakarta Kota memiliki 2 pintu keluar dan masuk, yaitu pintu

yang mengarah ke Jalan Lada dan pintu yang mengarah ke Jalan

Jembatan Batu. Pedagang kaki lima banyak ditemukan setalah pintu

keluar yang mengarah ke Jalan Lada depan museum BNI. Pedagang kaki

lima distasiun ini sangat beragam, pedagang yang menjual makanan kecil

biasanya hanya menggunakan meja dan gerobak untuk menjajakan

dagangannya, lalu terdapat pula pedagang makanan berat yang

menyediakan meja dan kursi. Lalu, tidak seperti di stasiun lainnya,

pedagang di sekitar Stasiun Jakarta Kota ada yang menggunakan tikar

sehingga konsumen dapat menikmati hidangan dengan duduk ala lesehan,

Pedagang yang menggunakan tikar ini lokasinya berada di depan

museum BNI. Lapak pedagang yang berada di lokasi ini tidak beraturan

seperti pada pedagang yang ditemui di stasiun lainnya.

Page 71: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

55

B. Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pedagang kaki lima makanan dan

minuman yang berada di sekitar stasiun kereta commuter line Tanah Abang,

Tebet dan Jakarta Kota yang totalnya berjumlah 64 pedagang. Pada kuesioner

yang telah dijawab oleh responden, diperolehlah informasi mengenai usia, jenis

kelamin, pendidikan terakhir, dan jenis dagangan. Berikut adalah penyajian

informasi yang diperoleh :

1. Deskripsi Usia Responden

Berdasarkan informasi yang diperoleh responden usia 22-27 dan usia

52-57 keduanya sama-sama memiliki frekuensi 9 orang dengan persentase

14%. Responden pada rentang usia 22-27 ini biasanya berjualan

menggunakan gerobak-gerobak besar yang didorong dan juga booth, hal ini

mampu dilakukan karena mengingat usia responden yang terbilang masih

muda.

Responden usia 28-33 dan 34-39 berjumlah 12 orang, jumlah yang

paling banyak diantara rentang usia lainnya dengan persentase 19%. Lalu

terdapat responden usia 40-45 dan 46-51 berjumlah 11 orang dengan

persentase sebanyak 17%.

Beberapa pedagang ditemukan tidak berjualan sendiri, mereka dibantu

oleh orang lain dalam berdagang. Pedagang yang melakukan hal demikian

dapat ditemukan pada responden usia 50 tahun ke atas. Pedagang pada

rentang usia ini membutuhkan bantuan orang lain dalam berdagang

dikarenakan tenaga mereka sudah tidak seperti orang yang berusia muda. Di

bawah ini disajikan tabel mengenai usia responden:

Page 72: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

56

Tabel 4.1

Usia Responden

Usia Frekuensi Persentase

22-27 9 14%

28-33 12 19%

34-39 12 19%

40-45 11 17%

46-51 11 17%

52-57 9 14%

58-60 0 0%

Total 64 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2019.

2. Deskripsi Jenis Kelamin Responden

Sebanyak 63% responden atau 40 responden berjenis kelamin laki-

laki, sedangakan responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 24 orang

dengan persentase sebanyak 37%. Dalam penelitian ini, pedagang berjenis

kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan berjenis kelamin perempuan.

Penyebab lebih banyaknya pedagang laki-laki karena anggapan bahwa

berdagang itu merupakan pekerjaan yang berat, karena pedagang harus

memindahkan banyak barang dagangannya ke lokasi berdagang, tidak semua

perempuan mempunyai tenaga yang besar seperti laki-laki. Beberapa

pedagang berjenis kelamin laki-laki yang sudah beristri juga mengatakan

bahwa, mereka tidak mengizinkan istrinya untuk ikut berdagang karena harus

menjaga dan mengurus anak dirumah. Berikut adalah tabel yang berisikan

penjeasan tentang jenis kelamin responden:

Page 73: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

57

Tabel 4.2

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 40 63%

Perempuan 24 37%

Total 64 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2019.

3. Deskripsi Pendidikan Terakhir Responden

Berdasarkan data yang diperoleh sebanyak 36% reponden dengan

jumlah 23 merupakan lulusan SD, lalu sebanyak 47% responden dengan

jumlah 30 merupakan lulusan SMP, sedangkan responden lulusan SMA

hanya 17% dengan jumlah 11 responden. Hal ini menandakan bahwa

mayoritas pedagang mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah.

Tabel dibawah merupakan penjelasan tentang pendidikan terkahir yang

ditempuh oleh responden.

Tabel 4.3

Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

Tamat SD 23 36%

Tamat SMP 30 47%

Tamat SMA 11 17%

Total 64 100%

Sumber : Data Primer diolah, 2019.

4. Deskripsi Jenis Dagangan

Terdapat berbagai jenis dagangan yang dijual oleh pedagang. Namun

pada penelitian ini hanya mencari informasi pedagang yang menjual makanan

dan minuman. Sebanyak 64% pedagang atau 41 responden berdagang dengan

menjual makanan, makanan yang biasa dijual banyak ragamnya mulai dari

Page 74: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

58

cemilan seperti telur gulung, kripik, cimol hingga makanan besar seperti

bakso, pecel ayam, dan soto. Sedangkan sisanya yaitu 36% pedagang atau 23

responden berdagang dengan menjual minuman contohnya adalah minuman

kemasan atau kaleng. Banyaknya pedagang yang memilih menjual makanan

dikarenakan makanan lebih variatif dari pada minuman sehingga

meminimalisir saingan. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis dagangan

yang diperdagangkan responden:

Tabel 4.4

Jenis Dagangan

Sumber: Data Primer (diolah)

C. Deskripsi Data Variabel/ Profil Umum Usaha

1. Deskripsi Lokasi Usaha

Pada variabel lokasi usaha dikategorikan menjadi lokasi yang sangat

strategis, strategis dan kurang strategis. Kategori tersebut ditentukan berdasarkan

keterjangkauan, visibilitas, jarak, dan keramaian. Berdasarkan data yang telah

diperoleh dari ketiga stasiun yang menjadi tempat penelitian, terdapat 38

responden atau 59% pedagang yang menempati lokasi yang sangat strategis. Pada

Stasiun Jakarta Kota pedagang yang menempati lokasi yang sangat strategis

adalah pedagang yang berjejer persis di depan pintu keluar karena jaraknya hanya

kurang dari 10 meter dan mencolok. Pada Stasiun Tanah Abang pedagang yang

menempati lokasi yng sangat strategis adalah pedagang yang berada di sebelah

kanan setelah pintu keluar utara kurang dari 10 meter yang mengarah ke Pasar

Tanah Abang, hal ini dikarekanakan lokasi tersebut juga lokasi yang dekat

dengan pintu. Sedangkan pada Stasiun Tebet lokasi yang sangat strategis adalah

pedagang yang menempati tenda berwarna merah sebalah kanan dan kiri tepat

Jenis Dagangan Frekuensi Persentase

Makanan 41 64%

Minuman 23 36%

Total 64 100%

Page 75: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

59

setelah pintu keluar yang menuju flyover, kategori sangat strategis diberikan

karena lokasi ini paling mencolok dan paling dekat dengan pintu keluar.

Lalu terdapat 19 responden atau 30% responden yang menempati lokasi yang

strategis. Pada Stasiun Jakarta Kota pedagang yang menempati lokasi yang

strategis adalah pedagang yang berada di depan pintu masuk dan keluar Museum

BNI dikarenakan lokasi ini jaraknya lebih jauh dari pintu keluar namun masih

terlihat dari kejauhan. Pada Stasiun Tanah Abang lokasi yang strategis adalah

pedagang yang berada kurang dari 20 meter sebelah kiri setelah pintu keluar

utara, hal ini dikarenakan lokasi yang sering dilalui penumpang. Sedangkan pada

Stasiun Tebet pedagang yang menempati lokasi yang strategis adalah pedagang

yang berada di sebelah kanan mesin tap-in Transjakarta yang berada di kolong

jembatan..

Sedangkan untuk pedagang yang menempati lokasi yang kurang strategis ada

7 responden atau 11% pedagang. Pada Stasiun Jakarta Kota pedagang yang

menempati lokasi yang kurang strategis adalah pedagang yang berada di depan

gedung Museum BNI yang bersebrangan dengan halte Transjakarta, hal ini

dikarenakan lokasi pedagang yang lumayan jauh dari pintu keluar stasiun

sehingga tidak terlihat dari kejauhan. Pada Stasiun Tanah Abang pedagang yang

menempati lokasi yang kurang strategis adalah pedagang yang berada di paling

ujung sebelah kiri pintu utara, hal ini dikarenakan lokasi yang lumayan jauh dari

pintu utara dan tidak terlihat dari jarak pandang dekat karena padatnya lokasi.

Sedangkan pada Stasiun Tebet lokasi yang kurang strategis adalah pedagang

yang ditandai dengan tenda biru, karena tenda-tenda tersebut ditempatkan paling

jauh dari pintu keluar stasiun.

Tabel 4.5

Lokasi Usaha

Lokasi Frekuensi Persentase

Sangat Strategis 38 59%

Strategis 19 30%

Kurang strategis 7 11%

Total 64 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2019.

Page 76: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

60

2. Deskripsi Modal

Besaran modal pada penelitian ini merupakan modal operasional yaitu modal

yang dikeluarkan pedagang perharinya agar bisa berjualan. Dari hasil yang

peroleh sebanyak 77% pedagang berjumlah 49 pedagang mengeluarkan modal

dibawah Rp. 300.000 perharinya, pedagang yang mengeluarkan modal sebanyak

ini biasanya adalah pedagang yang menjual cemilan namun tidak terlalu

bervariasi, jadi pedagang ini hanya menjual satu jenis makanan saja seperti telur

gulung, cimol, otak-otak dan sebagainya. Selain itu juga ada pedagang minuman

kemasan (botol dan kaleng), jadi pedagang ini tidak membuat barang

dagangannya, pedagang ini hanya membeli, menyiapkan lalu dijual kembali,

sebab itu modal yang dikeluarkan pedagang perharinya tidak banyak

Lalu terdapat 11% pedagang yang berjumlah 17 pedagang mengeluarkan

modal sebanyak Rp 300.000 sampai dengan Rp 500.000. Pedagang dengan

modal sebanyak ini biasanya menjual makanan yang lebih bervariasi. Seperti

salah satu responden yang ditemui, responden ini menjual gorengan dan kue

tradisional mulai dari bakwan, tahu goreng, lontong, klepon dan onde-onde, dan

kue basah lainnya modal yang dikeluarkan pun lebih banyak karena banyaknya

variasi bahan makanan. Terdapat pula responden yang menjual makanan berat

seperti bakso dan siomay.

Terakhir, terdapat 6% responden berjumlah 4 pedagang mengeluarkan modal

sebanyak lebih dari Rp. 500.000. Kebanyakan responden ini menjual makanan

berat seperti pecel ayam, nasi bebek, dan sate ayam. Modal yang dikeluarkan pun

cukup besar karena bahan makanan yang digunakan juga tidak murah, pedagang

harus menyiapkan nasi, ayam, sambal dalam jumlah yang banyak. Berikut ini

adalah tabel yang menjelaskan bersaran modal yang dikeluarkan pedagang:

Page 77: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

61

Tabel 4.6

Besaran Modal

Jumlah Modal Frekuensi Persentase

< Rp. 300.000 49 77%

Rp. 300.000 - Rp 500.000 11 17%

> Rp. 500.000 4 6%

Total 64 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2019

Dalam kegiatan berdagang, laku atau tidaknya dagangan bisa terjadi

karena berbagai hal. Apabila dagangan sedang tidak laris, maka penjual pun

harus mengeluarkan uang yang lebih dari biasanya agar keesokan harinya

masih bisa berdagang. Sebanyak 73% responden yang berjumlah 47 orang

menjawab modal yang dipakai untuk operasional adalah modal pribadi yang

mana berasal dari keuntungan yang didapat sebelumnya atau dari tabungan,

tabungan dipakai jika penjualan menurun namun tetap harus membeli bahan

dagangan untuk keesokan harinya. Sebanyak 27% responden yang berjumlah

17 orang menjawab modal yang dikeluarkan adalah modal pinjaman, namun

modal pinjaman yang didapatkan tidak berasar dari bank atau lembaga

lainnya, melainkan dari kerabat atau orang terdekat responden. Salah satu

responden, mengatakan bahwa seringkali terdapat pengeluaran yang tak

terduga maka dari itu responden ini memilih untuk mendapatkan pinjaman

modal walaupun dagangan laris agar bisa tetap berjualan. Tabel dibawah ini

adalah tabel yang memaparkan status kepemilikan modal responden:

Tabel 4.7

Kepemilikan Modal

Jenis Modal Frekuensi Persentase

Pribadi 47 73%

Pinjaman 17 27%

Total 64 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2019.

Page 78: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

62

3. Deskripsi Jam Kerja

Terdapat beragam jam kerja yang digunakan oleh responden dalam

berdagang. Sebanyak 6% responden yang berjumlah 4 orang memiliki jam kerja

dibawah 6 jam perharinya. Penjual dengan jam kerja ini biasanya adalah penjual

makanan berat seperti pecel ayam. Penjual jenis ini mulai berdagang pada sore

hari, karena beranggapan sore hari banyak orang yang sudah beraktivitas seharian

dan kemudian mencari makanan untuk kembali mengisi energi. Namun ada pula

yang berdagang dari siang hingga sore hari.

Sebanyak 45% responden yang berjumlah 29 orang berdagang mulai dari 6

hingga 8 jam perharinya, pedagang yang menggunakan jam kerja ini biasanya

adalah pedagang makanan ringan seperti telur gulung serta makanan berat seperti

mie ayam dan somay. Responden tidak berjualan dari pagi hari karena

beranggapan bahwa masyarakat kurang minat untuk bersantap cemilan dan

makanan berat pada pagi hari.

Terakhir, terdapat 48% responden yang berjumlah 31 pedagang yang

berdagang hingga lebih dari 8jam perharinya, pedagang yang menggunakan jam

kerja jenis ini biasanya adalah pedagang yang menjual minuman kemasan,

penjual jenis ini menjajakan dagangannya mulai dari jam sibuk berangkat kerja

hingga malam hari ketika stasiun sudah sepi, pedagang beranggapan minuman

dapat dibutuhkan pada kapan saja. Berikut ini adalah tabel yang memaparkan jam

kerja yang digunakan oleh pedagang.

Tabel 4.8

Jam Kerja

Jam Kerja Frekuensi Persentase

< 6 jam 4 6%

6-8 jam 29 45%

> 8 jam 31 48%

Total 64 100%

Sumber: Data Primer diolah, 2019.

Page 79: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

63

4. Deskripsi Pendapatan

Agar pedagang mendapatkan keuntungan, maka pendapatan yang diterima

perharinya harus lebih besar dari pada modal perhari yang dikeluarkan. Sebanyak

39% responden berjumlah 25 pedagang menerima pendapatan sebanyak kurang

dari Rp 300.000 perharinya, kebanyakan jenis pedagang ini adalah pedagang

yang berjualan makanan ringan dan juga minuman kalengan, mereka juga tidak

mengeluarkan modal yang banyak sehingga pendapatan yang mereka terimapun

tidak banyak. Beberapa dari responden mengatakan keuntungan dari pendapatan

yang mereka terima hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Lalu, sebanyak 38% responden berjumlah 24 orang menerima pendapatan Rp

300.000 – Rp 500.000 perharinya, pedagang jenis ini kebanyakan merupakan

pedagang yang menjajakan makanan berat , makanan ringan yang bervariasi dan

minuman dengan berbagai variasi. Terakhir, sebanyak 23% responden berjumlah

15 pedagang menerima pendapatan lebih dari Rp 500.000 perharinya, pedagang

jenis ini adalah pedagang yang menjual makanan berat seperti bakso, soto, nasi

bebek, pecel ayam dan juga sate. Apabila dibandingkan dengan jawaban

responden terkait dengan modal operasional, banyak pedagang dengan

pendapatan yang diterima lebih banyak daripada modal, namun ada juga

beberapa pedagang yang pendapatannya tidak jauh lebih banyak dari modal yang

dikeluarkan. Berikut adalah tabel pendapatan yang diterima oleh pedagang:

Tabel 4.9

Pendapatan

Pendapatan yang

diterima Frekuensi Persentase

< Rp. 300.000 25 39%

Rp. 300.000 - Rp 500.000 24 38%

> Rp. 500.000 15 23%

Total 64 100%

Sumber: Data Primer dolah, 2019.

Page 80: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

64

D. Hasil Analisis Data

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur kevalidan atau kesahihan sebuah

instrumen. Suatu instrumen dinyatakan sahih apabila memiliki nilai validitas

yang tinggi, jadi semakin tinggi nilai validitas maka semakin sahih instrumen

yang digunakan. Uji validitas dan uji lainnya pada penelitian ini dianalisis

menggunakan SPPS versi 23.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas

Sumber: Hasil SPSS diolah, 2019.

Dapat dilihat dari tabel di atas, terdapat rtabel dengan nilai 0.2461. Nilai

rtabel tersebut didapatkan dari N=64 dengan tingkat signifikansi 0.05 untuk

uji validitas. Semua butir kuesioner terkait dengan variabel X yaitu lokasi

usaha (X1), modal (X2), jam kerja (X3) dan jenis dagangan (X4) variabel

pendapatan (Y) ditanyakan valid karena memenuhi asumsi rhitung > rtabel .

Variabel Item rhitung rtabel Keterangan

Lokasi

X1.1 0.928 0.2461 Valid

X2.1 0.784 0.2461 Valid

X3.1 0.647 0.2461 Valid

Modal

X4.1 0.613 0.2461 Valid

X1.2 0.574 0.2461 Valid

X2.2 0.789 0.2461 Valid

X3.2 0.812 0.2461 Valid

Jam Kerja

X1.3 0.907 0.2461 Valid

X2.3 0.928 0.2461 Valid

X3.3 0.631 0.2461 Valid

X4.3 0.731 0.2461 Valid

Jenis Dagangan X1.4 0.298 0,2461 Valid

Pendapatan

Y1 0.731 0.2461 Valid

Y2 0.725 0.2461 Valid

Y3 0.678 0.2461 Valid

Page 81: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

65

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur apakah jawaban responden

terhadap setiap pertanyaan yang diberikan konsisten. Uji reliabilitas pada

penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach’s

Tabel 4.11

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Nilai

Kritis

Cronbach

's Alpha

N of

Items Keterangan

Lokasi 0.7 0.857 4 Reliabel

Modal 0.7 0.869 3 Reliabel

Jam Kerja 0.7 0.907 4 Reliabel

Pendapatan 0.7 0.767 3 Reliabel

Sumber: Data Primer diolah , 2019.

Dapat dilihat dari tabel yang sudah disajikan bahawa seluruh variabel

terikat dan variabel bebas memenuhi asumsi dari uji reliabilitas, asumsi yang

digunakan adalah apabila Alpha Cronbach’s > 0.70 maka dinyatakan reliabel.

Pada penelitian ini seluruh variabel memiliki Alpha Cronbach’s > 0.70, dapat

dikatakan responden menjawab kuesioner dengan konsisten,

3. Crosstabulation atau Tabulasi Silang

a. Lokasi usaha dengan pendapatan

Tabel 4.12

Tabulasi Silang Lokasi Usaha dengan Pendapatan

S

u

m

b

er: Hasil SPSS, 2019

Pendapatan

Total <300.000

300.000-

500.000 > 500.000

Lokasi kurang strategis 4 1 2 7

strategis 6 8 5 19

sangat strategis 15 16 7 38

Total 25 25 14 64

Page 82: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

66

Dari hasil tabulasi silang diatas, dapat dilihat terdapat 14 responden

yang memiliki pendapatan lebih dari Rp 500.000 perharinya, dimana

diantaranya 2 responden menempati lokasi usaha yang kurang strategis, 5

responden menempati lokasi usaha yang strategis dan 7 responden

menempati lokasi usaha yang sangat strategis. Lalu terdapat 25 responden

yang memiliki pendapatan Rp 300.000 –Rp500.000 perharinya, dimana

diantaranya 1 responden menempati lokasi usaha yang kurang strategis, 8

responden menempati lokasi usaha yang strategis dan 16 responden

menempati usaha yang menempati lokasi usaha yang sangat strategis.

Terakhir, sama dengan sebelumnya terdapat 25 responden yang memiliki

pendapatan kurang dari Rp 300.000, dimana diantaranya 4 responden

menempati lokasi usaha yang kurang strategis, 6 respoonden menempati

lokasi usaha yang strategis dan 15 responden menempati lokasi usaha yang

sangat strategis.

b. Modal dengan pendapatan

Tabel 4.13

Tabulasi Silang Modal dengan Pendapatan

Pendapatan

Total <300.000

300.000-

500.000 > 500.000

Modal < 300.000 25 23 1 49

300.000 - 500.000 0 2 9 11

>500.000 0 0 4 4

Total 25 25 14 64

Sumber: Hasil SPSS, 2019

Dari hasil tabulasi silang diatas, dapat dilihat bahwa terdapat 14

responden yang memiliki pendapatan lebih dari Rp. 500.000 , yang mana

diantaranya 1 reponden memiliki modal awal kurang dari Rp 300.000, 9

responden memiliki modal awal Rp 300.000- 500.000 dan 4 responden

memiliki modal lebih dari Rp 500.000. Lalu, terdapat 25 responden yang

mempunyai pendapatan Rp 300.000- 500.000, yang mana diantaranya 23

Page 83: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

67

responden memiliki modal harian kurang dari Rp 300.000, 2 reponden

memiliki modal harian RP 300.000- 500.000, dan tidak ada responden yang

memiliki modal harian lebih dari Rp 500.000 karena hal tersebut akan

membuat rugi pedagang, Terakhir terdapat pula 25 responden yang memilik

pendapatann kurang dari Rp 300.000, dimana pada kategori ini seluruh

responden juga memiliki modal harian yang kurang dari Rp 300.000

c. Jam kerja dengan pendapatan

Tabel 4.14

Tabulasi Silang Jam Kerja dengan Pendapatan

Pendapatan

Total <300.000

300.000-

500.000 > 500.000

JamKerja < 6jam 0 0 4 4

6-8jam 4 18 9 31

> 8 jam 21 7 1 29

Total 25 25 14 64

Sumber: Hasil SPSS, 2019.

Dari tabulasi silang diatas, dapat dilihat bawah terdapat 14 responden

yang memiliki pendapatan lebih dari Rp 500.000, yang mana diantaranya 4

responden memiliki jam kerja kurang dari 6 jam perharinya, 9 responden

memiliki jam kerja 6-8 jam perharinya dan 1 responden memiliki jam kerja

lebih dari 8 jam. Lalu terdapat 25 responden yang menghasilkan pendapatan

Rp300.000 – Rp 500.000, yang mana diantaranya sebanyak 18 responden

mempunyai jam kerja 6-8 jam, sebanyak 7 responden mempunyai jam kerja

sebanyak lebih dari 8 jam dan tidak ada responden dengan jam kerja kurang

dari 6 jam yang masuk kategori ini. Terakhir, terdapat 25 responden yang

menghasilkan pendapatan sebanyak Rp 300.000 yang mana diantaranya

sebanyak 21 responden mempunyai jam kerja sebanyak lebih dari 8jam,

sebanyak 4 responden mempunyai jam kerja sebanyak 6-8jam, lalu tidak ada

respnden dalam kategori ini yang mempunyai jam kerja kurang dari 6 jam.

Page 84: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

68

d. Jenis dagangan dengan pendapatan

Tabel 4.15

Tabulasi Silang Jenis Dagangan dengan Pendapatan

Pendapatan

Total <300.000

300.000-

500.000 > 500.000

JenisDagangan minuman 20 3 0 23

makanan 5 22 14 41

Total 25 25 14 64

Sumber : Hasil SPSS, 2019.

Dari tabel tabulasi silang diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 14

responden memiliki pendapatan lebih dari Rp 500.000, yang mana

diantaranya sebanyak 14 responden menjual makanan, tidak ada responden

dalam kategori ini yang menjual minuman. Lalu terdapat 25 responden yang

memiliki pendapatan Rp 300.000 – 500.000 yang mana diantaranya sebanyak

3 responden menjual minuman dan 22 responden menjual makanan. Terakhir

terdapat 25 responden yang mempunyai pendapatan kurang dari Rp.300.000

yang mana diantaranya 5 responden menjual makanan dan 25 responden

menjual minuman.

4. Uji Korelasi Spearman

a. Lokasi Usaha dengan pendapatan

Tabel 4.16

UjKorelasi Spearman Lokasi Usaha dengan Pendapatan

H

a

s

i

l

Pendapatan Lokasi

Spearman's rho Pendapatan Correlation Coefficient 1,000 -,031

Sig. (2-tailed) . ,809

N 64 64

Lokasi Correlation Coefficient -,031 1,000

Sig. (2-tailed) ,809 .

N 64 64

Page 85: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

69

Hasil pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai Sig sebesar (0,809)

lebih besar dari nilai Sig (0,05) sedangkan nilai korelasinya adalah sebesar -

0,031. Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel lokasi dengan

variabel pendapatan termasuk dalam kategori korelasi negatif dan pengaruh

yang tidak signifkan. Hal ini menandakan bahwa lokasi yang strategis belum

tentu dapat meningkatkan pendapatan.

Menurut Nur Isni (2018) dalam penelitiannya mengatakan bahwa

semakin strategis lokasi usaha maka akan mempermudah para pedagang

dalam berjualan sehingga pendapatan akan meningkat. Namun kondisi yang

berbeda terjadi dalam penelitian ini dimana lapak yang mecolok, lapak yang

mudah dijangkau dan dekat dengan pintu masuk/keluar belum tentu dapat

meningkatkan pendapatan pedagang, bahkan beberapa pedagang yang

menempati lokasi usaha yang sangat strategis memiliki pendapatan yang

lebih rendah dari pada pedagang yang menempati lokasi usaha yang strategis

dan kurang strategis. Salah satu faktor yang diperkirakan menjadi penyebab

kondisi ini adalah keadaan lokasi penelitian yaitu Stasiun Tanah Abang,

Tebet dan Jakarta Kota dimana pedagang yang berada di sekitaran stasiun

tersebut jarak lapaknya sangat dekat satu sama lain. Lalu pada Stasiun Jakarta

Kota, lapak pedagang kecil berkerumun di sekitaran pintu masuk/keluar. Pada

Stasiun Tanah Abang dan Tebet lapak pedagang berada dalam satu jalur yang

dilewati oleh penumpang sehingga menyebabkan setiap pedagang

mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan konsumen dan lokasi

lapak yang ditempati tidak berpengaruh.

Faktor lain yang mungkin menyebabkan kondisi ini adalah

penumpang kereta yang ingin membeli makanan atau minuman di sekitar

stasiun memilih untuk menyusuri lapak-lapak pedagang terlebih dahulu

sembari menemukan makanan atau minuman apa yang ingin dibeli, sehingga

lapak pedagang yang berada dekat dengan pintu keluar/masuk.

Page 86: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

70

b. Modal dengan pendapatan

Tabel 4.17

Hasil Uji Spearman Modal dengan pendapatan

Correlations

Pendapatan Modal

Spearman's rho Pendapatan Correlation Coefficient 1,000 ,719**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 64 64

Modal Correlation Coefficient ,719** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 64 64

Sumber: Hasil SPSS, 2019.

Hasil pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai Sig sebesar (0,000)

lebih besar dari nilai Sig (0,05) sedangkan nilai korelasinya adalah sebesar

0,719. Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel modal dengan

variabel pendapatan mempunyai korelasi yang kuat dan signifikan.

Menurut Rifqi Khoirunnisa (2017) dalam penelitiannya mengatakan

bahwa responden yang mengeluarkan modal lebih banyak otomatis memiliki

lebih banyak barang untuk dijual sehingga dapat meningkatkan pendapatan.

Kondisi yang serupa juga terjadi dalam penelitian ini dimana semakin banyak

modal harian yang dikeluarkan oleh pedagang maka dapat meningkatkan

pendapatan. Dengan meningkatkan jumlah modal yang dikeluarkan

perharinya pedagang dapat pula meningkatkan jumlah dagangan yang dijual,

dengan begitu kesempatan pedagang untuk mamaksimalkan pendapatan

meningkat. Lalu dengan meningkatkan modal yang dikeluarkan perharinya

pedagang dapat menambah variasi produk, dengan menambah jumlah modal

perharinya pedagang yang biasanya menjual satu jenis makanan dapat

menambah jenis makanan yang lainnya, begitupun dengan pedagang

minuman, semakin bervariasi produk yang dijual maka kesempatan utnuk

memaksimalkan pendapatan akan meningkat.

Page 87: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

71

c. Jam kerja dengan pendapatan

Tabel 4.18

Hasil Uji Spearman Jam Kerja dengan Pendapatan

H

a

s

i

l

p

ada tabel di atas menunjukan bahwa nilai Sig sebesar (0,000) lebih besar dari

nilai Sig (0,05) sedangkan nilai korelasinya adalah sebesar 0,668. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa variabel jam kerja dengan variabel

pendapatan mempunyai korelasi yang kuat dan signifikan.

Menurut Sundari (2017) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

probabilitas pendapatan yang diterima oleh pedagang dapat meningkat

apabila pedagang menggunakan jam kerja yang panjang. Kondisi yang sama

terjadi dalam penelitian ini yang mana pendapatan pedagang dapat meningkat

apabila pedagang meningkatkan pula jam kerjanya .Begitupun sebaliknya,

pedagang yang mengurangi jam kerjanya, pendapatannya akan berkurang.

Pedagang yang mempunyai jam kerja yang panjang setidaknya mendapatkan

satu kesempatan untuk berjualan pada jam sibuk entah itu jam sibuk pagi hari

atau jam sibuk sore hari, bahkan pedagang yang berjualan lebih dari 8 jam

perhari dapat berjualan pada 2 periode rush hour. Pada jam sibuk atau rush

hour kepadatan penumpang di Stasiun Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota

sangat tinggi, sehingga pada jam rush hour penumpang yang melewati lapak-

lapak pedagang lebih banyak daripada saat jam normal, sehingga kesempatan

pedagang untuk memaksimalkan pendapatan meningkat.

Correlations

Pendapatan JamKerja

Spearman's rho Pendapatan Correlation Coefficient 1,000 ,668**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 64 64

JamKerja Correlation Coefficient ,668** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 64 64

Sumber: Hasil SPSS, 2019.

Page 88: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

72

d. Jenis dagangan dengan pendapatan

Tabel 4.19

Hasil Uji Spearman Jenis Dagangan dengan Pendapatan

Correlations

Pendapatan JenisDagangan

Spearman's rho Pendapatan Correlation

Coefficient 1,000 ,706

**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 64 64

JenisDagangan Correlation

Coefficient ,706

** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 64 64

Sumber: Hasil SPSS, 2019.

Hasil pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai Sig sebesar (0,000)

lebih besar dari nilai Sig (0,05) sedangkan nilai korelasinya adalah sebesar

0,706. Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel jenis dagangan

dengan variabel pendapatan mempunyai korelasi yang kuat dan signifikan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rheza (2018) jenis

dagangan berpengaruh terhadap pendapatan, dimana semakin bervariasi jenis

dagangan maka pendapatan akan meningkat. Kondisi yang serupa juga terjadi

dalam penelitian ini, mayoritas pedagang yang menjual berbagai jenis

makanan mempunyai pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

penjual minuman, salah satu faktor penyebabnya adalah karena makanan

yang dijual di sekitaran stasiun lebih bervariasi dari pada jenis minuman yang

dijual. Lalu harga makanan lebih tinggi dari pada harga minuman sehingga

mayoritas penjual makanan memiliki pendapatan yang lebih banyak dari pada

pendapatan yang diperoleh penjual minuman.

Page 89: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan telah dibahas pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan:

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa lokasi usaha tidak berpengaruh

terhadap pendapatan pedagang kecil di sekitar Stasiun Tanah Abang,

Tebet dan Jakarta Kota. Walaupun lapak pedagang berada di lokasi yang

strategis tetapi tidak mempengaruhi pendapatan yang diterima, hal itu

dikarenakan penumpang yang lebih memilih untuk berkeliling terlebih

dahulu apabila ingin membeli sesuatu.

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa modal berpengaruh positif dan

signifkan terhadap pendapatan pedagang kecil di sekitar Stasiun Tanah

Abang, Tebet dan Jakarta Kota. Semakin banyak modal harian yang

dikeluarkan maka pedagang dapat jumlah produk yang akan dijual

sehingga pendapatan akan meningkat.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa jam kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pendapatan pedagang kecil di sekitar Stasiun Tanah

Abang, Tebet, dan Jakarta Kota. Semakin panjang jam kerja yang

digunakan oleh pedagang maka kesempatan untuk memaksimalkan

pendapatan akan meningkat.

4. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis dagangan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pendapatan pedagang kecil di sekitar Stasiun

Tanah Abang, Tebet dan Jakarta Kota. Pedagang yang menjual jenis

makanan mempunyai pendapatan lebih tinggi dari pada penjual dari

minuman dikarenakan jenis makanan yang dijual lebih bervariasi dari

pada jenis minuman yang dijual.

Page 90: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

74

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasannya, maka

terdapat saran untuk pembuat kebijakan dan pedagang:

1. Bagi pembuat kebijakan atau pemerintah daerah diharapkan dapat

lebih peka terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh pedagang

kaki lima atau pedagang kecil seperti modal, pembuat kebijakan atau

pemerintah seharusnya menyediakan dan memudahkan pinjaman

modal bagi pedagang kecil dengan bunga yang rendah atau dengan

membuat kebijakan bagi hasil. Lalu, seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnnya bahwa pemerintah daerah telah menyediakan tenda yang

telah diatur posisinya untuk ditempati oleh pedagang kecil di Stasiun

Tebet, diharapkan penyediaan tenda juga diberikan pada pedagang di

stasiun lainnya, karena penyediaan dan pengaturan tenda membawa

dampak yang baik yaitu posisi lapak pedagang beraturan dan tidak

mengganggu pejalan kaki.

2. Bagi pedagang kecil yang berdagang di Stasiun Tanah Abang, Tebet

dan Jakarta Kota, terkait dengan modal diharapkan bisa mengatur

keuangan pribadi dengan baik agar tidak perlu melakukan pinjaman

modal, lalu pedagang dapat meningkatkan variasi produk bagi yang

belum menerapkannya, karena semakin bervariasi produk yang dijual

dapat meningatkan pendapatan. Terakhir, bagi pedagang kecil yang

berada di Stasiun Tanah Abang dan Jakarta Kota baiknya menempati

lapak dengan beraturan sehingga tidak mengganggu pejalan kaki dan

lalulintas.

Page 91: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

75

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. (2010). Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Alma, B. (2002). Pengantar Bisnis. Bandung, Jawa Barat: Alfabeta.

Ambadar, J. (2010). Membentuk Karakter Pengusaha. Bandung: Kaifa.

Amirullah, & Hardjanto, I. (2005). Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Brace, I. (2004). Questionnaire Design (How to plan, structure and write survey

materials for effective market research). London: Kogan Page. ISBN 0-

7494-4181-X .

Chalid, P. (2016). Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Center for Social Economic Studies

(CSES) Pres.

Efendi, A. A., & Marijono. (2014). Pengaruh Produktivitas Kerja Terhadap Tingkat

Pendapatan Usaha Kerajinan Sayangan Desa Kalibaru Wetan. Jurnal FIP

Univsitas Jember, 4.

Efni, S. (2015). Pengaruh Tingkat Upah, Jam Kerja, Usia terhadap Produktivitas

Tenaga Kerja Perusahaan Mie Kuning Lima Saudara. E-Jurnal STKIP , 9.

Febriananta, F. R. (2017). Pengaruh Modal, Lama Usaha, dan Jam Kerja terhadap

Pendapatan Pedagang Kaki Lima Pasar Lawang, Kabupaten Malang.

Malang : Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Malang.

Fuad, M., Christine, H., Nurlela, Sugiarto, & Paulus, Y. (2009). Pengantar Bisnis.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 23 Edisi 8.

Semarang: Badan Penerbit UNDIP. ISBN: 979-704015-1.

Hery. (2015). Analisis Kinerja Manajemen " The Best Financial Analisys " Menilai

Kinerja Manajemen Berdasarkan Rasio Keuangan. Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia. ISBN: 9780623750498.

Page 92: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

76

Indriantoro, N., & Supomo, B. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Universitas Gajah Mada.

Kasmir, & Jakfar. (2006). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Kencana.

Kiyosaki, R. T., & Lechter, S. L. (2001). The Cashflow Quadrant : Panduan Mencari

Kebebasan Keuangan. Jakarta: Gramedia.

Manullang. (2013). Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Indeks.

Miaz, O. T. (2016). Memulai Usaha Baru " Strategi Yang Perlu Anda Ketahui

Untuk Memulai Sebuah UKM ". Malang, Jawa Timur: NAMS.

Noor, H. F. (2008). Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Nurhayati, S. F. (2017). Analisis Kondisi Sosial Ekonomi, Kendala dan Peluang

Usaha Pedagang Kaki Lima: Studi Pada Pedagang Kaki Lima di Seputar

Alun-Alun Kabupaten Klaten. Surakarta: ISBN: 978-602-361-067-9.

Partomo, T. S. (2009). Ekonomi Koperasi. Ciawi, Bogor: Ghalia Indonesia.

Pratama, R. (2018). Pengaruh Modal, Lokasi dan Jenis Dagangan Terhadap

Pendapatan Pedagang Pasar. Jurnal Mitra Manajemen, 249.

Priyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo: ZIFATAMA

PUBLISHSING.

Rachbini, D. J., & Hamid, A. (1994). Ekonomi Informal Perkotaan: Gejala Involusi

Gelombang Kedua. Jakarta: LP3S.

Ramadhan, F. (2017). Pengaruh Modal, Lama Usaha, dan Jam Kerja terhadap

Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pasar Lawang, Kabupaten

Malang. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Subagyo, J. (2011). Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. (1999). Metode Penlitian Bisnis. Bandung: Alfabeta,CV.

Suparmoko. (2012). Ekonomi Lingkungan. Yogyakarta: BPFE.

Su'ud, A. (2007). Pengembangan Ekonomi Mikro . Jakarta: Antonio.

Suyitno. (20018). Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, Prinsip, dan

Operasionalnya. Tulungagung: Akademia Pustaka. ISBN: 978-602-6706-

34-8.

Swasta, B. (2008). Manajemen Penjualan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Page 93: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

77

Swastha, I. B. (2008). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.

Takdir, D., AS, M., & Zaid, S. (2016). Kewirausahaan. Depok,Sleman,Yogyakarta:

Wijana Mahadi Karya.

W. Creswell, J. (2003). Research Design ( Qualitative, Quantitative, and mixed

methods approaches ). California: Sage Publications, inc.

Weston, J. F., & Brigham, E. F. (1994). Dasar Managemen Keuangan. Jakarta:

Erlangga.

Weygandth, J. J., Kimmel, P. D., & Kieso, D. E. (2013). Financial Accounting IFRS

Eddition. John Wiley & Sons Inc.

Winardi. (1986). Bunga Rampai Masalah Ekonomi. Bandung: Tarsito.

Winarno, N. W. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.

Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YPKN Yogyakarta.

ISBN:979-3532-270.

Zarra, A. (2017). Perngaruh Modal Kerja, Jenis Produk, Tingkat Pendidikan dan

Lama Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang di Pasar Umum Gilimanuk

Kabupaten Jembrana. Denpasar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana.

Page 94: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

78

LAMPIRAN 1: Dokumentasi

Page 95: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

79

LAMPIRAN 2 : Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, DAN JAM KERJA TERHADAP

PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN KERETA

COMMUTER LINE

No. Kuesioner :

Hari/Tanggal Observasi :

Lokasi :

Data responden/ pemilik usaha

Nama : ……………………………………………………

Usia : ……………………………………………………

Jenis Kelamin : ……………………………………………………

Pendidikan Terakhir : …………………………………………………….

Jenis Dagangan : …………………………………………………….

Page 96: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

80

Petunjuk:

a. Jawablah pertanyaan yang tersedia dengan memilih jawaban yang sesuai

dengan kondisi usaha yang sebenarnya.

b. Jawaban dapat diberi tanda centang (✔).

A. Lokasi Usaha

1. Apakah lokasi usaha yang anda tempati mudah dijangkau oleh pembeli

(tidak terhalang tembok atau pagar) ?

a. Sangat mudah dijangkau

b. Mudah dijangkau

c. Biasa saja

2. Apakah lokasi usaha yang anda tempati saat ini terlihat mencolok ( mudah

dilihat dan tidak terhalang pedagang lain) ?

a. Sangat mencolok

b. Mencolok

c. Biasa saja

3. Apakah lokasi usaha yang anda tempati saat ini sering dilewati orang

banyak ?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Biasa saja

4. Berapakah jarak lokasi usaha yang anda tempati dengan pintu

masuk/keluar Stasiun?

a. <10 meter

b. 10 – 20 meter

c. > 20 meter.

Page 97: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

81

B. Modal

1. Berapakah modal yang digunakan untuk membeli bahan barang dagangan

perharinya ?

a. Lebih dari Rp. 500.000

b. Rp. 300.000 – Rp. 500.000

c. Kurang dari Rp. 300.000

2. Apakah modal yang anda gunakan menggunakan modal pribadi ( tidak

meminjam dari bank atau lembaga tertentu )?

a. Ya

b. Tidak

3. Visi tentang modal

Pertanyaan Sangat

Setuju

Setuju Tidak

Settuju

a. Dengan modal harian yang saya

keluarkan, saya dapat

meningkatkan jumlah produk

dagangan

b. Dengan modal harian yang saya

keluarkan, saya dapat membuat

variasi produk

c. Semakin besar modal harian

yang saya gunakan, maka

pendapatan yang saya terima

akan semakin besar

C. Jam Kerja

1. Berapakah jam kerja atau waktu berdagang yang digunakan perharinya ?

a. Lebih dari 8 jam

b. 6-8 jam

c. Kurang dari 6 jam

Page 98: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

82

2. Keyakinan pedagang dalam berdagang.

No. Pertanyaan Sangat

Setuju

Setuju Tidak

Settuju

a. Jika saya berjualan pada jam

sibuk (rush hours), maka

pendapatan yang saya terima

akan semakin besar

b. Jika saya menyesuaikan jenis

dagangan dengan jam kerja

maka pendapatan saya akan

bertambah

c. Jika saya mengurangi jam kerja

menjadi setengah dari biasanya,

maka pendapatan saya akan

berkurang setengah dari

biasanya

d. Semakin lama saya berjualan,

pendapatan yang saya terima

akan semakin besar

D. Pendapatan

1. Berapakah pendapatan yang diterima perharinya ?

a. Lebih dari Rp. 500.000

b. Rp. 300.000 – Rp. 500.000

c. Kurang dari Rp. 300.000

2. Visi terhadap pendapatan

No. Pertanyaan Sangat

Setuju

Setuju Tidak

Settuju

a. Pendapatan yang saya terima, sesuai

dengan modal yang saya keluarkan

b. Pendapatan yang saya terima, sesuai

dengan jam kerja yang saya gunakan

c. Pendapatan yang saya terima sesuai

dengan lokasi yang saya tempati

Terimakasih atas partisipasnya.

Page 99: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

83

LAMPIRAN 3 : Hasil Analisis Data

A. Uji Validitas

Correlations

skor

LOKASI1 Pearson Correlation ,928**

Sig. (2-tailed) ,000

N 64

LOKASI2 Pearson Correlation ,784**

Sig. (2-tailed) ,000

N 64

LOKASI3 Pearson Correlation ,674**

Sig. (2-tailed) ,000

N 64

LOKASI4 Pearson Correlation ,613**

Sig. (2-tailed) ,001

N 64

MODAL1 Pearson Correlation ,574**

Sig. (2-tailed) ,003

N 64

MODAL2 Pearson Correlation ,789**

Sig. (2-tailed) ,000

N 64

MODAL3 Pearson Correlation ,812**

Sig. (2-tailed) ,000

N 64

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 100: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

84

Uji Validitas

Correlations

skor

JAMKERJA1 Pearson Correlation ,907**

Sig. (2-tailed) ,000

N 64

JAMKERJA2 Pearson Correlation ,928**

Sig. (2-tailed) ,000

N 64

JAMKERJA3 Pearson Correlation ,631**

Sig. (2-tailed) ,001

N 64

JAMKERJA4 Pearson Correlation ,731**

Sig. (2-tailed) ,000

N 64

JDAGANGAN Pearson Correlation ,298*

Sig. (2-tailed) ,017

N 64

PENDAPATAN1 Pearson Correlation ,731**

Sig. (2-tailed) ,000

N 64

PENDAPATAN2 Pearson Correlation ,725**

Sig. (2-tailed) ,000

N 64

PENDAPATAN3 Pearson Correlation ,678**

Sig. (2-tailed) ,000

N 64

Skor Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 64

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 101: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

85

B. Uji Reliabilitas

1. Lokasi Usaha

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,857 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

LOKASI1 7,08 1,645 ,860 ,750

LOKASI2 7,08 1,732 ,774 ,788

LOKASI3 7,25 1,935 ,616 ,851

LOKASI4 7,46 1,824 ,580 ,873

2. Modal

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,869 3

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

MODAL1 5,00 1,391 ,797 ,797

MODAL2 5,17 ,841 ,832 ,802

MODAL3 4,92 1,471 ,743 ,842

Page 102: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

86

3. Jam Kerja

Reliability Statistics

Cronbach’s

Alpha N of Items

,907 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach’s

Alpha if Item

Deleted

JAMKERJA1 7,92 1,645 ,840 ,862

JAMKERJA2 8,00 1,565 ,888 ,844

JAMKERJA3 7,79 1,911 ,693 ,913

JAMKERJA4 7,92 1,732 ,752 ,894

4. Pendapatan

Reliability Statistics

Cronbach’s

Alpha N of Items

,767 3

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach’s

Alpha if Item

Deleted

PENDAPATAN1 5,25 1,413 ,314 ,944

PENDAPATAN2 5,29 ,737 ,768 ,472

PENDAPATAN3 5,21 ,868 ,799 ,451

Page 103: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

87

C. Hasil Tabulasi Silang

1. Lokasi Usaha terhadap Pendapatan

Lokasi * Pendapatan Crosstabulation

Count

Pendapatan

Total <300.000

300.000-

500.000 > 500.000

Lokasi kurang strategis 4 1 2 7

Strategis 6 8 5 19

sangat strategis 15 16 7 38

Total 25 25 14 64

2. Modal terhadap Pendapatan

Modal * Pendapatan Crosstabulation

Count

Pendapatan

Total <300.000

300.000-

500.000 > 500.000

Modal < 300.000 25 23 1 49

300.000 - 500.000 0 2 9 11

>500.000 0 0 4 4

Total 25 25 14 64

3. Jam Kerja terhadap Pendapatan

JamKerja * Pendapatan Crosstabulation

Count

Pendapatan

Total <300.000

300.000-

500.000 > 500.000

JamKerja < 6jam 0 0 4 4

6-8jam 4 18 9 31

> 8 jam 21 7 1 29

Total 25 25 14 64

Page 104: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

88

4. Jenis Dagangan terhadap Pendapatan

JenisDagangan * Pendapatan Crosstabulation

Count

Pendapatan

Total <300.000

300.000-

500.000 > 500.000

JenisDagangan Minuman 20 3 0 23

Makanan 5 22 14 41

Total 25 25 14 64

D. Uji Korelasi Spearman

1. Lokasi Usaha terhadap Pendapatan

Correlations

Pendapatan Lokasi

Spearman's rho Pendapatan Correlation Coefficient 1,000 -,031

Sig. (2-tailed) . ,809

N 64 64

Lokasi Correlation Coefficient -,031 1,000

Sig. (2-tailed) ,809 .

N 64 64

2. Modal terhadap Pendapatan

Correlations

Pendapatan Modal

Spearman's rho Pendapatan Correlation Coefficient 1,000 ,719**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 64 64

Modal Correlation Coefficient ,719** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 64 64

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 105: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

89

3. Jam Kerja terhadap Pendapatan

Correlations

Pendapatan JamKerja

Spearman's rho Pendapatan Correlation Coefficient 1,000 ,668**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 64 64

JamKerja Correlation Coefficient ,668** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 64 64

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4. Jenis Dagangan terhadap Pendapatan

Correlations

Pendapatan JenisDagangan

Spearman's rho Pendapatan Correlation

Coefficient 1,000 ,706

**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 64 64

JenisDagangan Correlation

Coefficient ,706

** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 64 64

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 106: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

90

LAMPIRAN 4 : Data Responden

No Nama Usia Kel Jenis

Dagangan Modal Operasional

1 Rahajeng 35 P Minuman Kurang dari Rp. 300.000

2 Ayu Puspa 27 P Makanan Kurang dari Rp. 300.000

3 Dedi 46 L Minuman Kurang dari Rp. 300.000

4 Rahmat M 41 L Makanan Rp. 300.000 – Rp. 500.000

5 Adi 24 L Makanan Rp. 300.000 – Rp. 500.000

6 Syaifullah 51 L Minuman Kurang dari Rp. 300.000

7 Mubarok Amin 45 L Makanan Kurang dari Rp. 300.000

8 Suharlan 43 L Makanan Lebih dari Rp. 500.000

9 Aminah 27 P Minuman Kurang dari Rp. 300.000

10 Icha 22 P Minuman Kurang dari Rp. 300.000

11 Riandi Ramadhan 26 L Minuman Kurang dari Rp. 300.000

12 Tri Eko 37 L Makanan Rp. 300.000 – Rp. 500.000

13 Lastianingrum 29 P Makanan Rp. 300.000 – Rp. 500.000

14 Bagus 35 L Makanan Kurang dari Rp. 300.000

15 Hermawan Hasan 34 L Minuman Kurang dari Rp. 300.000

16 Asep 55 L Makanan Rp. 300.000 – Rp. 500.000

17 Indah Nur 42 P Makanan Kurang dari Rp. 300.000

18 Dwi 33 P Makanan Lebih dari Rp. 500.000

19 Kurniawan 56 L Minuman Kurang dari Rp. 300.000

20 Agus Hakim 57 L Minuman Kurang dari Rp. 300.000

21 Bayu 44 L Makanan Lebih dari Rp. 500.000

22 Hidayat 34 L Makanan Kurang dari Rp. 300.000

23 Djaka 54 L Makanan Kurang dari Rp. 300.000

24 Gilang 33 L Makanan Kurang dari Rp. 300.000

25 Ujang 50 L Minuman Kurang dari Rp. 300.000

26 Surahman 41 L Makanan Kurang dari Rp. 300.000

27 Dessy 32 P Minuman Kurang dari Rp. 300.000

28 Pratiwi 27 P Minuman Kurang dari Rp. 300.000

29 Agan 29 L Minuman Kurang dari Rp. 300.000

30 Sasmita 36 P Minuman Kurang dari Rp. 300.000

31 Trisnojoyo 45 L Makanan Kurang dari Rp. 300.000

32 Aldi Latif 22 L Makanan Kurang dari Rp. 300.000

33 Rudi Putra 31 L Makanan Kurang dari Rp. 300.000

Page 107: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

91

Data Responden

No Pendapatan yg diterima Jam Kerja Jenis Modal

Harian

1 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

2 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

3 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

4 Lebih dari Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

5 Lebih dari Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

6 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pinjaman

7 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

8 Lebih dari Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

9 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

10 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

11 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pinjaman

12 Lebih dari Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

13 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

14 Lebih dari Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

15 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

16 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pinjaman

17 Kurang dari Rp. 300.000 6-8 jam Pribadi

18 Lebih dari Rp. 500.000 Kurang dari 6 jam Pribadi

19 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

20 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

21 Lebih dari Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

22 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pinjaman

23 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

24 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

Page 108: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

92

25 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam

Pinjaman

26 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

27 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

28 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

29 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

30 Kurang dari Rp. 300.000 6-8 jam Pribadi

31 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pinjaman

32 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pinjaman

33 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

34 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

35 Lebih dari Rp. 500.000 Kurang dari 6 jam Pinjaman

36 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

37 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

38 Kurang dari Rp. 300.000 6-8 jam Pribadi

39 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pinjaman

40 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pinjaman

41 Lebih dari Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

42 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pinjaman

43 Lebih dari Rp. 500.000 Kurang dari 6 jam Pribadi

44 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

45 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pinjaman

46 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

47 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

48 Lebih dari Rp. 500.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

49 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

50 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

51 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pinjaman

Page 109: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

93

52 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pinjaman

53 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

54 Lebih dari Rp. 500.000 Kurang dari 6 jam Pribadi

55 Lebih dari Rp. 500.000 6-8 jam Pinjaman

56 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

57 Lebih dari Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

58 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pinjaman

59 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

60 Kurang dari Rp. 300.000 6-8 jam Pinjaman

61 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

62 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

63 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

64 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

61 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

62 Rp. 300.000 – Rp. 500.000 6-8 jam Pribadi

63 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

64 Kurang dari Rp. 300.000 Lebih dari 8 jam Pribadi

Page 110: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

95

LAMPIRAN 5 : Data Penelitian

Lokasi Modal Jam Kerja Pendapatan

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2

3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3

3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3

2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2

3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3

3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3

2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3

2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2

2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3

2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2

2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2

2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3

2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3

3 3 2 1 2 1 3 2 2 3 3 3 1 2

3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2

2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2

2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3

3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2

2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3

3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2

3 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2

3 2 3 3 2 2 3 1 3 2 2 3 2 3

2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2

2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3

3 2 2 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3

3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2

Page 111: PENGARUH LOKASI USAHA, MODAL, JAM KERJA DAN JENIS DAGANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · DAGANGAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SEKITAR STASIUN

96

Data Penelitian

Lokasi Modal Jam Kerja Pendapatan

3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3

2 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3

3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3

3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3

3 3 2 1 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3

2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2

2 2 3 3 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3

2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3

2 3 3 2 1 2 3 3 1 3 1 3 3 3

2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 1 2 2 2

3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2

2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3

3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3

3 3 2 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3

2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2

3 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3

2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2

2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3

2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2

3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3

2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2