STASIUN GILINGAN

28
STASIUN GILINGAN Stasiun gilingan berfungsi untuk memerah nira dari tebu semaksimal mungkin dan mencegah kehilangan nira seminimal mungkin baik secara chemist, misalnya kerusakan nira/inverse karena bakteri Leuconostoc sp. dan fisis, misalnya nira terbawa oleh ampas. Sebelum tebu masuk ke gilingan, tebu mendapat proses pendahuluan, yaitu CC I dan CC II (Cane Cutter I & II),yang berfungsi untuk memotong tebu menjadi potongan-potongan kecil dan ada juga Unigrator yang berfungsi untuk menghancurkan, menyayat tebu, sehingga membentuk serabut dan mudah untuk diperah, selain itu juga digunakan untuk membuka sel batang tebu. Sehingga alat pemerah ini dapat memisahkan nira semaksimal mungkin. Peralatan di Stasiun Gilingan dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu : 1.) Pesawat angkat/ angkat tebu Contoh : Lori, truk dan traktor 2.) Pesawat pengerjaan pendahuluan Contoh : Cane Cutter I & II dan Unigrator 3.) Pesawat pemeras/gilingan Contoh : Gilingan I-IV 4.) Pesawat penggerak Contoh : Mesin yang menggerakkan alat gilingan, Cane Cutter dan Unigrator Alat penggerak pada stasiun gilingan ada 2 bagian, yaitu : a.) Alat penggerak dari tenaga uap yang berasal dari ketel, yang digunakan pada Gilingan II & III b.) Alat penggerak dari tenaga listrik/Elektromotor, yang digunakan pada Gilingan I & IV v Spesifikasi alat pada pendahuluan : 1.) Lier tebu (Penarik lori) Fungsi : Menarik lori tebu ke landasan meja tebu Mesin Penggerak : Elektromotor Cara Kerja :

description

pka

Transcript of STASIUN GILINGAN

Page 1: STASIUN GILINGAN

STASIUN GILINGAN

Stasiun gilingan berfungsi untuk memerah nira dari tebu semaksimal mungkin dan mencegah kehilangan nira seminimal mungkin baik secara chemist, misalnya kerusakan nira/inverse karena bakteri Leuconostoc sp. dan fisis, misalnya nira terbawa oleh ampas. Sebelum tebu masuk ke gilingan, tebu mendapat proses pendahuluan, yaitu CC I dan CC II (Cane Cutter I & II),yang berfungsi untuk memotong tebu menjadi potongan-potongan kecil dan ada juga Unigrator yang berfungsi untuk menghancurkan, menyayat tebu, sehingga membentuk serabut dan mudah untuk diperah, selain itu juga digunakan untuk membuka sel batang tebu. Sehingga alat pemerah ini dapat memisahkan nira semaksimal mungkin.

Peralatan di Stasiun Gilingan dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu :

1.) Pesawat angkat/ angkat tebu

Contoh : Lori, truk dan traktor

2.) Pesawat pengerjaan pendahuluan

Contoh : Cane Cutter I & II dan Unigrator

3.) Pesawat pemeras/gilingan

Contoh : Gilingan I-IV

4.) Pesawat penggerak

Contoh : Mesin yang menggerakkan alat gilingan, Cane Cutter dan Unigrator

Alat penggerak pada stasiun gilingan ada 2 bagian, yaitu :

a.) Alat penggerak dari tenaga uap yang berasal dari ketel, yang digunakan pada Gilingan II & III

b.) Alat penggerak dari tenaga listrik/Elektromotor, yang digunakan pada Gilingan I & IV

v Spesifikasi alat pada pendahuluan :

1.) Lier tebu (Penarik lori)

Fungsi : Menarik lori tebu ke landasan meja tebu

Mesin Penggerak : Elektromotor

Cara Kerja :

a.) Alat ini dapat berputar 2 arah, yaitu maju dan mundur

b.) Alat ini digunakan untuk menggerakkan tromol, menggulung kabel agar lori tebu ditarik

2.) Hoist Crane

Fungsi : Mengangkat tebu dari lori atau truk ke meja tebu

Mesin Penggerak : Elektromotor

Cara Kerja :

a.) Tebu yang berada dalam lori ditarik kemudian dipindahkan ke meja tebu

Page 2: STASIUN GILINGAN

b.) Kapasitas ± 15 ton

Mempunyai 2 macam gerakan, yaitu :

a.) Gerakan Vertical

Untuk mengangkat tebu dari lori keatas meja tebu

b.) Gerakan Horizontal

Untuk memindahkan tebu dengan ketinggian tertentu terhadap meja tebu

3.) Meja Tebu

Fungsi :

a.) Mengatur umpan tebu ke Cane Preparation agar rata dan stabil

b.) Menampung tebu dari Hoist Crane dan masuk ke Cane Carrier dan dipotong di Cane Cutter

Mesin Penggerak : Elektromotor

Cara Kerja :

Tebu yang berada diatas meja tebu digerakkan oleh elektromotor menuju Cane Cutter melalui Cane Carrier.

Pada meja tebu terdapat Pos PMT (Premi Mutu Tebu) yang digunakan untuk mengawasi tebu apakah sudah bersih atau masih kotor.

4.) Cane Carier

Fungsi : Alat pembawa tebu ke alat pencacah (Cane Cutter dan

Unigrator)

Cara Kerja : Tebu yang jatuh dari meja tebu dibawa Cane Carier ke Cane

Cutter

5.) Cane Cutter I & II

Fungsi : Untuk memotong tebu menjadi potongan-potongan kecil

Mesin Penggerak : Elektromotor

Cara Kerja : Tebu dari Cane Carier masuk ke Cane Cutter untuk dipotong,

sehingga proses pemerasan menjadi mudah

6.) Unigrator

Fungsi : Menghancurkan, menyayat tebu sehingga membentuk serabut

dan mudah untuk diperah, proses ini tanpa merusak struktur

sel tebu

Mesin Penggerak : Elektromotor

Page 3: STASIUN GILINGAN

Cara Kerja : Tebu dari Cane Carier masuk dalam keadaan mendatar dan bersinggungan dengan hama. Alat Unigrator berputar berlawanan dengan putaran Cane Carier. Tebu dilemparkan keatas terus menerus oleh hammer kemudian diparut oleh landasan, hal ini dilakukan terus menerus sampai tebu menjadi serabut.

v Peralatan/ Mesin pada Stasiun Gilingan :

a.) Feeding Roll

Feeding Roll (Roll Pengumpan) yang terletak diatas Roll depan, roll tersebut digerakkan oleh mesin uap dengan gigi-gigi roll, sehingga 1 unit gilingan akan berputar semua. Fungsinya untuk mengatur umpan ke roll gilingan.

b.) Gilingan

Berfungsi untuk memeras tebu, untuk menghasilkan nira semaksimal mungkin. Dalam 1 unit gilingan terdiri atas :

1.) Roll atas

- Bergerak naik turun setelah adanya tekanan hidrolik, sehingga dapat memeras nira.

2.) Roll depan

- Bersama dengan roll atas memeras nira yang masuk ke gilingan.

3.) Roll belakang

- Bersama dengan roll atas memeras nira.

4.) Roll pengumpan/Feeding Roll

- Mengumpan ampas pada celah antara roll atas dan roll depan.

5.) Plat ampas

- Tempat ampas halus dari proses pemerasan nira pertama ke proses pemerasan nira kedua.

6.) Penahan plat ampas

- Tempat untuk penyetelan plat ampas.

7.) Bed Plat

- Tempat penampungan nira.

8.) Saluran nira (Talang Nira)

- Tempat pengaliran nira menuju bak penampung nira.

Proses pada Stasiun Gilingan :

Page 4: STASIUN GILINGAN

1.) Tebu diangkut dan dinaikkan diatas lori, lalu diangkat oleh Hoist Crane untuk diletakkan di meja tebu.

2.) Tebu diangkut dan masuk ke Cane Carier I untuk dipotong di Cane Cutter I, kemudian dipotong lagi di Cane Cutter II.

3.) Tebu yang telah terpotong menjadi bagian yang lebih kecil tersebut dihaluskan lagi oleh Unigrator, tujuannya untuk membuka sel-sel nira dalam tebu.

4.) Hasil ampas yang keluar kemudian jatuh ke Cane Carier II dan masuk ke Gilingan I. Dalam Gilingan I ada proses pemerasan yang mengasilkan NPP (Nira Perasan Pertama) yang mengalir ke talang getar dan NPP ini masih murni.

5.) Hasil ampas perasan Gilingan I dilanjutkan ke Gilingan II oleh IMC I (Inter Mediete Carier I). Nira hasil perasan Gilingan II mengalir menuju ke talang getar (Vibrating Screen) yang bertujuan untuk memisahkan nira dari ampasnya, sedangkan ampasnya masuk ke IMC II untuk diperah di Gilingan III.

6.) Nira hasil perasan Gilingan III diimbibisikan ke Gilingan II, sedangkan ampasnya masuk ke IMC III untuk diperas di Gilingan IV dengan penambahan imbibisi yang bersumber dari air kondens yaitu air hasil dari penguapan stasiun Proses, nira hasil dari Gilingan IV diimbibisikan ke Gilingan III dan ampasnya untuk bahan bakar di ketel.

Ampas dibedakan menjadi 2, yaitu :

a.) Ampas halus

Digunakan pada stasiun pemurnian sebagai campuran untuk memisahkan blotong

b.) Ampas kasar

Digunakan sebagai persediaan bahan bakar pada ketel.

Ditalang gilingan I-IV ditetesi Desinfektan yang bertujuan untuk menghilangkan bakteri yang merugikan dalam proses pembuatan gula, yaitu bakteri Leuconostoc Sp.

v Pada bak penampung yaitu NPP dan NPL ditambahkan susu kapur dan asam phospat.

- Fungsi dari susu kapur yaitu:

1.) Menyeimbangkan pH dalam nira mentah

2.) Membantu menyempurnakan proses reaksi selanjutnya

3.) Mengendapkan kotoran dalam nira

- Fungsi dari asam phospat yaitu:

1.) Sebagai inti endapan

Ca(OH) 2 + H3PO4 → Ca3 (PO4) 2 + H2O

2.) Memperbaiki struktur endapan

3.) Menyerap koloid/zat melayang dan warna.

Page 5: STASIUN GILINGAN

STASIUN PEMURNIAN

Proses pemurnian bertujuan untuk mengasingkan bukan gula semaksimal mungkin dengan menjaga kehilangan gula seminimal mungkin.

Cara pemurnian di stasiun pemurnian di bagi menjadi 3 yaitu:

1. Cara Defikasi, yaitu pemurnian nira dengan cara menambahkan susu kapur (Ca(OH)2)

2. Cara Sulfitasi, yaitu pemurnian nira dengan cara menambahkan susu kapur (Ca(OH)2) di netralkan dengan sulfur oksida (SO2).

3. Cara karbonatasi yaitu pemurnian nira dengan cara penambahan Ca(OH)2 dan gas CO2

Di PG. Watoetoelis menggunakan proses sulfitasi.

Bahan-bahan yang ditambahkan pada proses pemurnian:

1. Susu kapur (Ca(OH)2)

2. Gas belerang (SO2)

3. Flokulant

Proses pemurnian:

Nira mentah hasil perahan dari stasiun gilingan di alirkan menuju Boulogne untuk ditimbang. Kemudian nira mentah tersebut ditampung dalam peti tampung nira mentah tertimbang yang ada di bawah Boulogne.

Dari peti tampung nira mentah tertimbang di pompa menuju pemanas pendahuluan 1 (PP1). Disini nira mentah dipanaskan pada suhu 75oc- 80oc yang bertujuan untuk :

1. Mempercepat reaksi selanjutnya

2. Membunuh jasad renik

3. Menggumpalkan koloid

Selanjutnya nira masuk ke defecator 1 dan diberi susu kapur dengan tujuan:

1. Menetralkan pH pada nira mentah (pH netral 7,0- 7,2)

2. Membantu menyempurnakan reaksi selanjutnya

3. Mengendapkan kotoran dalam nira

Reaksi yang terjadi:

CaO+ H2O Ca(OH)2+ E

Ca(OH)2+ H3PO4 Ca3(PO4)2+ H2O

Dari defecator 1 campuran nira dan susu kapur masuk ke defecator 2 dan ditambahkan susu kapur hingga pHnya mencapai 8,2- 8,0. Luapan campuran nira dengan susu kapur dari defecator 2 masuk ke bejana sulfitasi.

Page 6: STASIUN GILINGAN

Fungsi proses sulfitasi untuk menetralkan kelebihan susu kapur dengan penambahan gas SO2 hingga pHnya mencapai 7,2.shingga membentuk inti endapan (CaSO3) yang bersifat menyerap kotoran lain.

Reaksi yang terjadi:

SO2+ H2O H2SO3

H2SO3 2H + SO3

Ca2+ + SO33- CaSO3

Setelah itu, nira dialirkan ke pemanas pendahuluan II (PP II) untuk dipanaskan lagi dengan suhu 100-105⁰C yang bertujuan untuk :

1. Menyempurnakan reaksi gas belerang

2. Mempercepat proses reaksi selanjutnnya

3. Menurunkan viscositas dan densitas nira sehingga mempercepat pross pengendapan.

Kemudian nira melewati flash tank yang berfungsi untuk melepaskan gas- gas yang masih terlarut agar tidak mengganggu proses endapan. Dari flash tank nira masuk ke snow boolling untuk diberi larutan flokulant yang berfungsi untuk mempercepat proses pengendapan dengan mengikat flok- flok pada endapan nira.

Selanjutnya nira masuk ke door clarifer (DC) dan terjadi proses pengendapan sehingga diperoleh nira jernih dan nira kotor. Nira jernih akan dialirkan menuju ke peti tampung nira jernih sedangkan nira kotor dialirkan ke rotary vacuum filter (RVF).

Sebelum nira kotor masuk ke rotary vacuum filter, nira dialirkan ke mixer bagasilo untuk dicampurkan dengan bagasilo (ampas halus) yang berfungsi untuk membantu penapisan. Setelah itu nira kotor masuk ke rotary vacuum filter, disini dipisahkan antara nira tapis dan blotong. Nira tapis dikembalikan ke peti tampung nira mentah tertimbang sedangkan blotong dibuang ke luar pabrik untuk diolah sebagai bahan kompos.

Cara kerja rotary vacum filter

Nira kotor dari door clarifier (DC) dialirkan ke RVF dengan pompa, sebelumnya nira kotor diaduk dimixer bagasilo untuk ditambahkan ampas halus sehingga mempermudah pemisahan antara nira tapis dan blotong. Nira kotor menempel pada permukaan RVF dan disiram dengan air untuk mengikat nira tapis yang ada pada nira kotor. Kemudian nira tapis dipompa menggunakan pompa filtrate menuju ke peti tampung nira mentah tertimbang. Pompa vacuum menarik blotong sehingga menempel pada permukaan RVF yang kemudian blotong dibuang ke luar pabrik.

STASIUN PENGUAPAN

A. PENDAHULUAN

Page 7: STASIUN GILINGAN

Proses penguapan adalah langkah proses pemisahan air dari nira encer dari hasil proses pemurniaan yang masih mengandung air sekitar 85 % dari setiap bagianya.

Fungsi stasiun penguapan :

Berguna untuk menguapkan sebagaian air yang masih terkandung dalam nira encer (80-85% dan mencapai kekentalan brix ±65%)

Di Pabrik Gula Watoetoelis proses penguapan dilakukan secara quadrupple effect yaitu empat penguapan dihubungkan seri maupun paralel.

TINJAUAN PROSES PENGUAPAN:

Nira encer dari stasiun pemurnian masih mengandung air yang sangat tinggi, untuk menjadi hasil gula/kristal, air yang terkandung dalam larutan harus dipisahkan.

Proses pemisahan air dalam pabrik gula ada 2 tahap ;

1. Stasiun penguapan : untuk menguapkan air

2. Stasiun kristalisasi : menguapkan lanjut yang diikuti pembentukan kristal.

Syarat – syarat didalam stasiun penguapan :

§ Waktu penguapan sangat pendek

§ Tidak terjadi kerusakan gula

§ Proses penguapan harus efektif dan efisien (dengan pemakaian biaya yang paling rendah )

B. SPESIFIKASI ALAT DI STASIUN PENGUAPAN :

1. EVAPORATOR

Fungsi: menguapkan air yang terdapat dalam nira

Di PG Watoetoelis mempunyai evaporator sebanyak 6 buah yang terdiri dari:

1. EVAPORATOR I A / BP I A

Tekanan uap bekas : 0,5 cmHg

Suhu : 110-120°C

Luas pemanas : 1500 m²

2. EVAPORATOR I B/BP IB

Tekanan uap nira : 0,5 cmHg

Suhu pemanas : 120-125°C

Luas pemanas : 900 m²

3. EVAPORATOR II / BP II

Page 8: STASIUN GILINGAN

Tekanan uap : 0,2 cmHg

Suhu pemanas : 90°C

Luas pemanas : 800 m²

4. EVAPORATOR III / BP III

Vacum : 30 – 35 cmHg

Suhu : 60 – 70 °C

Luas pemanas : 800 m²

5. EVAPORATOR IV / BP IV

Vacum : 60-62 cmHg

Suhu nira : 50°C

Luas pemanas : 800 m²

6. EVAPORATOR V / BP V

Luas pemanas : 750 m²

2. KONDENSOR EVAPORATOR

Fungsi: untuk mendinginkan uap nira dari badan akhir.

Ketinggian kondensor / kaki barometris dari permukaan tanah 10,5 – 11 m

3. POMPA VACUM

Fungsi : untuk mengeluarkan udara yang tak mengembun, dampak memperingan pembentukan vacum.

4. POMPA INJEKSI

Fungsi: memompa air injeksi ke kondensor untuk mendinginkan uap nira.

5. POMPA KONDENSAT

Fungsi: pengeluaran konden dari hasil heat transfer tiap badan.

6. POMPA NIRA KENTAL

Fungsi: untuk mengeluarkan nira kental dari badan penguap akhir, mengeluarkan nira dari kondisi vacum ke kondisi dengan tekanan atmosfer.

7. KACA PENGLIHAT

Fungsi: untuk mengamati tinggi rendanya nira dalam evaporator.

8. PIPA JIWA

Fungsi: mengalirkan nira yang telah mengalami pemanasan dan mengalir ke badan penguapan dan selanjutnya dipanaskan lagi.

Page 9: STASIUN GILINGAN

Terletak dibagian tengah dalam evaporator.

9. KONDENS SPOT

Fungsi: untuk menarik air kondens dari evaporator secara otomatis dan bekerja pada kondisi vacum.

10. PETI NIRA KENTAL

Fungsi: menampung nira yang sudah mengalami proses penguapan.

11. PETI NIRA KENTAL SULFITIUR

Fungsi: mereaksikan nira kental dengan SO₂

C. PROSES DI STASIUN PENGUAPAN

Pertama nira dari gilingan dipompa ke PP I, kemudian dipompa melalui sulfitasi ke PP II langsung masuk ke door clarifier, kemudian masuk ke badan I di dalam badan I dipanaskan dengan uap bekas. Pada badan I tekanan masih belum vacum tetapi dilengkapi dengan pipa ammonia yang berhubungan dengan udara luas sedangkan gas-gas yang tidak berembun dapat dibuang langsung tanpa melalui kondensor. Setelah dari badan I masuk ke badan II melalui pipa didalam badan II di uapkan menggunakan uap dari badan I yang disebut uap nira. Proses tersebut berjalan terus menerus sampai badan IV. Nira mengalir karena adanya perbedaan tekanan pada setiap badan. Dan proses kerja didalam badan II-IV menggunakan vacum. Semakin nira di badan akhir tekanan badannya semakin rendah, sehingga titik didih nira semakin rendah. Titik didih yang rendah diperlukan karena sukrosa tidak tahan pada suhu yang tinggi karena dapat mengalami inveksi. Nira dari badan akhir dikeluarkan menggunakan alat penggeluaran nira dan dialirkan ke peti nira kental, nira keluar dari badan akhir mempunyai brix 60- 65% dan Be 30- 32. Dari setiap evaporator menghasilkan air kondens/air embun yang akan ditampung di peti air kondens. Air kondens juga dianalisis untuk mengetahui apakah dalam air mengandung kadar gula atau tidak. Apabila didalam air kondens mengandung gula maka digunakan untuk air siraman pada puteran dan gilingan. Jika tidak mengandung gula maka akan dibawa ke ketel.

Di dalam badan penguapan terdiri dari:

1. DAM LEDENG

Fungsi: untuk mengeluarkan uap nira atau masuknya uap bekas.

2. PIPA PEMANAS

Fungsi: tempat keluanya nira yang digunakan untuk mempercepat proses penguapan atau memanaskan nira.

D. PEMBERSIHAN KERAK

Sebelum membersihkan kerak, evaporator BP di nonaktifkan terlebih dahulu. Kerak disebabkan dengan adanya pengendapan dan penempelan larutan yang apabila hasil kaitannya terlampau.

Page 10: STASIUN GILINGAN

Penempelan kerak pada dinding pemanas dapat mempengaruhi trensfer panas dan kapasitas penguapan, maka dari itu perlu diperhatikan pada kerja BP agar memperoleh hasil yang efektif :

1. Tekanan uap nira harus sesuai.

2. Pengeluaran embun, gas ammonia, dan udara harus lancar.

3. Pembersihan evaporator dilakukan dengan benar.

Kekerasan struktur kerak digolongkan sebagai berikut :

1. LUNAK / SOFT

Kerak ini terdapat pada badan I yang terdiri dari komponen organik dan phospat dan kerak ini mudah dihilangkan / dibersihkan.

2. COMPACT COHERING SCALE

Kerak ini mudah untuk dilepaskan, dan terdapat pada BP I yang mengandung kerak karbonat.

3. KOMPAK

Kerak ini sukar untuk di sekrat karena terdiri dari asam silikat.

4. KRISTALIN

Kerak ini sukar di sekrat karena terdiri CaSO4 sehingga bentuk kerak ini sangat keras.

Pelaksanaan pembersihan kerak

Kerak bersifat isolator terhadap panas sehingga perlu dilakukan pembersihan agar fungsi dari alat dapat dijalankan sesuai apa yang diinginkan.

Langkah pembersihan dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Pembersihan secara kimia

Yaitu pembersihan dengan memberikan bahan kimia seperti soda api dan soda abu (NaOH), agar kerak menjadi lunak sehingga mudah untuk dibersihkan.

2. Pembersihan secara mekanis

Dilakukan dengan menggunakan alat – alat sekrap terlebih dahulu, kemudian di lakukan pembersihan dengan air.

Cara penyekrapan :

1. Memasukkan voltabio 2219 dan soda padat ke dalam bp dan ditambahkan dengan air untuk badan penguapan I dan II terdiri dari 30 kg soda api sedangkan badan penguapan no III dan IV terdiri dari 40-50 kg soda api.

2. Membuka afsluiter pembuangan gas dan uap air kemudian dipanasi dengan uap baru selama 2 jam.

Page 11: STASIUN GILINGAN

3. Setelah soda masak afsluiter uap ditutup larutan soda di tap / dibuang sampai bersih sedangkan sisanya dibersihkan dengan air dingin.

4. Setelah itu dibiarkan sampai dingin dan dilakukan penyekrapan hingga pipa – pipa bersih dari kerak.

5. Untuk mengontrol bersih tidaknya pipa dilakukan penerangan lampu yang di sorotkan dari bawah tromol, apabila telah bersih pipa tersebut dapat memantulkan cahaya.

E. PEMBUATAN VACUM

Alat vacum terdiri dari :

1. Kondensor

2. Pompa air injeksi untuk memompa air pendingin kedalam kondensor

3. Pompa vacum untuk menarik udara dalam kondensor untuk membentuk kondisi vacum dalam evaporator.

Cara membuat vacum :

Vacum di buat didalam kondensor sebelum itu uap nira dari badan penguapan agar dapat mengalir ke kondensor diperlukan adanya perbedaan tekanan, sebelum badan penguapan dijalankan terlebih dahulu harus dibuat vacum dengan cara menghisapkan udara yang terdapat di badan penguapan dengan menggunakan pompa vacum karena tekanan pada badan penguapan lebih besar dari pada kondensor uap nira pada badan terakhir akan masuk kedalam kondensor untuk mengalami pengembunan yang akan terjadi penurunan tekanan uap (vacum).

STASIUN MASAKAN

Stasiun Masakan adalah stasiun yang beroperasi untuk memperoleh gula dengan cara kristalisasi. Kristalisasi dapat diartikan sebagai proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan nira kental.

Tujuan Stasiun Masakan :

- Mengambil kristal gula dari nira kental sebanyak-banyaknya agar diperoleh tetes dengan kadar gula rendah.

- Menguapkan sisa air yang tidak menguap di penguapan.

Bahan-bahan yang digunakan di Stasiun Masakan :

- Masakan A : Nira kental, klare SHS dan leburan gula D

HK Masakan A : 80 – 83

- Masakan D : Klare D, Stroop A dan fondan

HK Masakan D : 59 – 60

Peralatan yang digunakan di Stasiun Masakan :

Page 12: STASIUN GILINGAN

1. Vacuum Pan (VP)

Fungsi : Untuk memasak nira kental sehingga menjadi kristal

2. Palung Pendingin

Fungsi : Untuk mendinginkan hasil masakan A dan D agar terjadi proses pengkristalan berlanjut

3. Kondensor

Fungsi : Untuk mendiginkan

Proses pada Stasiun Masakan :

Ø Masakan A :

Tarik larutan nira kental ± 100 hl, kemudian tuangkan di pan A4 sampai membentuk benangan, kemudian tarik leburan gula D. Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian klare SHS sampai volume maksimal 200 hl. Panaskan dengan suhu 105º - 110º C sampai membentuk kristal kristal kecil yang berukuran 0,5 – 0,6 ml. Kemudian masakan A4 dipecah menjadi A2 da A2 yang masing-masing volumenya 100 hl. Lalu A2 ditambahkan lagi dengan nira kental sampai volume maksimal 200 hl dan dipanaskan sampai membentuk kristal-kristal gula yang berukuran 0,8 – 0,9 ml. A2 dipecah lagi menjadi A1 dan ditambahkan dengan nira kental hingga mencapai volume maksimal 200 hl, lalu A1 akan membentuk kristal-kristal gula yang berukuran 1 – 1,1 ml dan siap diturunkan ke palung pendingin. Untuk masakan A tidak perlu dilakukan pendinginan hingga 4 jam, masakan A dapat langsung diputar HGF. Masakan A yang diputar di HGF menghasilkan gula A dan stroop A, lalu diputar di SHS yang menghasilkan gula SHS dan klare SHS.

Ø Masakan D :

Tarik stroop A 60 hl dan tarik klare D 40 hl, kemudian tuangkan sampai membentuk benangan lalu masukkan fondan. Sistem ini dinamakan dengan system Bombay, yaitu memasukkan atau menarik larutan kemudian diberi bibitan (fondan). Tarik stroop A lagi sampai volume maksimal 180 hl dan dipanaskan dengan suhu 105º – 110º C sampai membentuk kristal-kristal kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Setelah membentuk kristal-kristal kecil lalu dituangkan dan turun ke palung pendingin. Kemudian didinginkan dengan suhu ± 55º - 60º C. Tujuan pendinginan sebelum diputar adalah agar proses kristalisasi lebih sempurna. Proses pendinginan ini dilakukan minimal 24 jam. Setelah didinginkan, lalu diputar di LGF. Masakan D yang diputar diputeran LGF menghasilkan gula D1 dan tetes, lalu diputar lagi pada mixer dan menghasilkan gula D2 dan klare D.

Hal-hal penting dalam proses masakan :

- Bahan yang akan dimasak

- Vacuum masakan

- Uap

- Suhu uap : 105º – 110º C

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan krisalisasi :

- Uap pemanas (0,5 kg/cm2)

Page 13: STASIUN GILINGAN

- Vacuum (Diatas 60 cmHg)

- Kualitas bahan yang akan dimasak

Cara menurunkan masakan :

- Tutup vacuum

- Tutup uap pemanas

- Buka manhole bawah, lalu gula akan turun

Syarat-syarat masakan yang akan diturunkan :

- Masakan sudah tua dan kristal rapat

- Lapisan stroop tipis

- Tidak ada kristal palsu

Kristal palsu dapat dihilangkan dengan cara dicuci dengan nira kental sebelum kristal rapat. Apabila kristal sudah rapat, maka cukup dengan cara dicuci dengan air

- Volume maksimal

Kesulitan dalam proses pemasakan :

- Kondisi bahan kurang bagus

- Vacuum kurang bagus (Dibawah 60 cmHg)

- Uap bekas kurang bagus (Dibawah 0,5 kg/cm2)

STASIUN PUTARAN

Fungsi stasiun puteran adalah untuk memisahkan Kristal gula dengan larutan induknya yang masih ada dalam Kristal gula hasil dari proses stasiun masakan. Pemisahannya dengan alat pemutar yang didalamnya dilengkapi dengan saringan. Di stasiun puteran dibagi menjadi 2 macam puteran yaitu:

Puteran discontinue (High Grade Fugal)

Di PG. Watoetoelis uteran HGF dibagi menjadi 2 bagian, yaitu puteran AB dan puteran SHS.

cara kerja puteran AB

Puteran AB digunakan untuk memutar masakan A dari pan 4-8. Masakan A dipindahkan dari palung menuju puteran AB dengan menggunakan pompa. Pada puteran AB bertujuan untuk memutar masakan A dan menghasilkan gula A dan stroop A. gula A ditambahkan air secukupnya untuk mempermudah pengangkutan ke puteran SHS. Sedangkan stroop A turun ke penampungan dan dipompa ke stasiun masakan.

Page 14: STASIUN GILINGAN

cara kerja puteran SHS

Puteran SHS merupakan puteran yang menghasilkan gula SHS dan klare SHS. gula dari puteran AB dipompa ke puteran SHS. Gula A ditampung di tromol untuk diputar menjadi gula SHS yang kemudian turun ke talang getar yang dilengkapi dengan saringan dan blower. Gula yang sudah mengering merupakan gula produksi yang akan dilakukan pengepakan pada stasiun penyelesaian. Talang getar berfungsi untuk mempercepat proses pengeringan gula dan membantu gula bergerak ke talang getar selanjutnya untuk dilakukan proses pengemasan atau packing.

Antara puteran AB dan puteran SHS memiliki perbedaan pada bagian proses yaitu, dalam puteran SHS ada waktu tertentu untuk dilakukan penyeteaman sebelum gula turun, penyeteaman dilakukan dengan uap. Sedangkan puteran AB tidak dilakukan proses penyeteaman melainkan gula masuk diputeran dengan RPM terntentu dan mencapai RPM maximal kemudian gula turun dan diskrap.

Puteran continue (Low Grade Fugal)

Puteran continue (puteran LGF) yang digunakan untuk memisahkan gula D1 dengan tetes dan gula D2 dengan klare D.

cara kerja di puteran LGF

Proses puteran masakan D:

Masakan D yang akan diputar berasal dari palung pendingin yang kemudian dipompa menuju feed mixer. Masakan D diputar diputeran D1 untuk memisahkan gula D1 dengan tetes. Gula D1 keluar ke talang dan ditampung dalam magma mingler D1 untuk diputar lagi pada puteran D2, sedangkan tetes keluar melalui saringan dan masuk ke penampungan tetes.

Diputeran D2 gula turun ke mixer dan ditambahkan dengan air lalu diputar sehingga menghasilkan gula D2 dan klare D. Gula D2 turun ke peti penampungan dan dipompa ke stasiun masakan, yang ditampung dipan 4-8 untuk dimasak menjadi bahan gula A. Sedangkan klare D dialirkan kembali menuju pan 1-3 di stasiun masakan.

STASIUN PENYELESAIAN

Pada stasiun penyelesaian dilakukan:

Pengeringan

Proses ini bertujuan untuk mengeringkan gula yang keluar dari puteran SHS untuk mengurangi kadar air dalam gula agar lebih tahan lama. Pengeringan dilakukan dengan menambah steam sehingga suhu akan naik dan air akan menguap, karena gula SHS yang jatuh ketalang getar masih dalam kondisi basah. Talang getar yang dilengkapi dengan blower yang berguna untuk menghembuskan udara kering dengan suhu 80oc.

Penyaringan

Page 15: STASIUN GILINGAN

Proses ini bertujuan untuk memisahkan antara gula produksi (gula halus dan gula krikilan) dengan melewati saringan yang dipasang pada talang getar. Gula hasil saringan di talang getar 4 dibawa ke tangga Jacob untuk menaikkan gula ke talang getar atas. Sedangkan gula krikilan (gumpalan) tertahan pada saringan di talang getar 4. Di talang getar atas gula disaring lagi untuk mendapatkan hasil gula produksi yang bagus (kering). Kemudian masuk ke sugar bin dan dikemas dalam sak innerbag dengan kapasitas 50kg.

Penimbangan

Penimbangan dilakukan dengan alat timbang yang kapasitasnya 50kg kemudian gula disimpan dalam gudang.

LIMBAH DAN PENGOLAHANNYA

1. LIMBAH PADAT

Limbah yang dihasilkan dalam bentuk padatan.

· BLOTONG

Blotong berasal dari hasil penapisan nira kotor pada RVF (Rotary Vacuum Filter), selain blotong hasil penapisan tersebut juga diperoleh nira tapis untuk diproses kembali.

Ø Pengolahan blotong

Dari RVF ( Rotary Vacuum Filter ) blotong langsung ditampung truk dan selanjutnya diangkat ke pengolahan pupuk organik yang terletak Sidayu, Gresik dan emplacement belakang PG.Watoetoelis.

Ø Pengolahan blotong di PG.Watoetoelis

Blotong dicampur dengan abu, dengan perbandingan 3:1 dibiarkan dilahan terbuka selama 1-2 minggu hingga keluar jamur, setelah keluar jamur blotong ditata rapi dalam lahan yang terlindung dari sinar matahari untuk dikasih Bio Starter yang berfungsi mematikan bakteri merugikan yang ada dalam blotong, setelah dikasih Bio Starter lalu dipadatkan dan dicampur dengan menggunakan LOTARY dan dimasukkan dalam karung, di dalam karung terdapat proses pembentukan bakteri lalu ditata didalam gudang untuk penyimpanan sampai ada yang membutuhkan.

· LIMBAH ABU

Abu berasal dari sisa pembakaran ketel yang terbawa ke gas cerobong dan ditangkap oleh DUST COLL ECTOR agar tidak terjadi polusi.

Ø Cara kerja alat :

Page 16: STASIUN GILINGAN

Abu ditangkap dan disemprotkan menggunakan air kemudian jatuh di bak pengendap abu yang secara periodik dibersihkan abunya. Sedangkan air ex abu dialirkan ke IPAL.

· SDB (Sludge Drying Bed)

Berfungsi untuk mengeringkan (secara alami) abu yang dari bak pengendap.

Ø Cara kerja :

Abu yang sudah kering (kadar air berkurang) dibersihkan ditampung dalam truck melewati conveyor dan diangkut ke penampungan.

2. LIMBAH CAIR

1. Limbah cair berasal dari : Limbah proses / pabrik + limbah air abu

Ex : - Air eks pendingin metal gilingan

- Air buangan dust collector

- Air buangan sekrap di evaporator , JH

- Air buangan pendingin palung masakan

2. Air jatuhan kondensor

Ex: air pendinginan kondensor RVF, BP dan masakan

· Proses pengolahan limbah cair :

a. Limbah air abu

Proses pengolahan limbah air abu :

* Bak penangkap abu 1/ parasendimentasi 1 / abu IPAL

Fungsinya: untuk mengendapkan abu dari ketel.

Ex: air abu/dust collecter masuk kedalam bak penangkap abu 1 IPAL melalui saluran. Juga terdapat filter yang berfungsi untuk menyaring partikel abu halus yang terlarut. Kemdian air mengalir ke bak penangkap abu 2.

* Bak penangkap abu 2 / prasedimentasi II

menangkap abu yang lolos dari penagkap abu I.

*Sludge IPAL / SDB (Sludge Drying Bed )

Abu yang sudah kering (kadar air berkurang) dibersihkan, kemudian diangkut dengan conveyor ke penampungan.

sebelum air dipompa ke colling tower air dinetralkan terlebih dahulu dengan Di dalam kolam netralisasidengan menggunakani tawas dan kapur.

Page 17: STASIUN GILINGAN

* Colling tower

Yang terbuat drai sesek dan di susun secara zig-zag untuk mendinginkan air limbah (secara alami) sebelum masuk ke kolam aerasi. Dari colling tower air dipompa masuk ke kolam aerasi.

* Kolam aerasi

Fungsi : sebagai kolam proses degradasi material organik air limbah yang dilakukan oleh bakteri aerobik yang membutuhkan suplay O₂ dari udara bebas untuk menjaga agar tumbuh dan aktif untuk mengurai limbah. suplay udara bebas diinjeksi melalui unit ROOT blower melewati 100 bh diffluser yang ada di dasar kolam. Fungsi ari microorganisme : menguraikan organik terlarut dalam air limbah

* Kolam Penampung Awal

menampung air limbah dari kolam buffer dan sebelum dibuang ke sungai kolam ini air limbah kembali didinginkan dengan bantuan spray suhu air 30°C dan pH 7,4.

Didalam bak penampung diperlukan indikator untuk mengetahui baik buruknya limbah sebagai indikatornya adalah berbagai jenis ikan.

* EFFLUENT IPAL / titik pelpasan

Yang didalamnya terdapat flowmeter / watermer untuk mengukur debit air yang keluar dari IPAL air limbah diharapkan memiliki ambang batas

3. Penanganan limbah air jatuhan kondensor di unit SPRAY POND

Limbah air jatuhan berasal dari pendingin kondensor

● Evaporator vacuum pan

● RVF ( Rotary Vacuum Filter )

« Proses pengolahan limbah cair

* Bak penampung air jatuhan kondensor

Fungsi : untuk menampung air jatuhan sebelum dipompa ke SPRAY POND

* SPRAY POND I

Fungsi : untuk menurunkan suhu air jatuhan dengan bantuan nozzle spray untuk memperluas bidang kontak air jatuhan kondensor dengan udara

* Filter

Fungsi : menyaring padatan larutan dalam air jatuhan kondensor

* Buffer

Fungsi : menampung air jatuhan kondensor setelah dipisahkan dari padatan terlarut sebelum dipompa ke spray pond 2.

Page 18: STASIUN GILINGAN

* SPRAY POND II

Fungsi : untuk menurunkan suhu air jatuhan dari SPRAY POND I dan menurunkan kandungan bahan organik terlarut. Pada SPRAY POND II ini dilengkapi dengan bio ball sebagai tempat perkembangbiakan bakteri yang di masukkan kedalam keramba.

3. LIMBAH UDARA

Macam-macam limbah udara:

1. Sisa pembakaran ketel

2. Sisa penetralan dipeti sulfitir

Pengolahan limbah udara:

1. Udara buang dari ketel dilewatkan unit penangkap abu sebelum dikeluarkan melalui cerobong pengoperasian DUST COLLECTOR yang dilengkapi dengan sprayer air dengan demikian abu dapat ditangkap, lalu abu diendapkan di bak pengendap, setengah itu airnya akan mengalir ke IPAL.

2. Diupayakan sedikit mungkin gas SO2 yang terbuang dan sebanyak mungkin gas SO2 terserap oleh nira.

4. LIMBAH B-3(Bahan Berbahaya dan Beracun)

Jenis-jenis Limbah B-3:

- Oli bekas

Cara pengolahan : Dimanfaatkan sebagai pelumasan mesin, losi dll. akan tetapi harus mendapatkan izin pemanfaatkan oli bekas dari Kementerian Lingkungan Hidup.

- ACCU Bekas

Cara pengolahan : Biasanya dimanfaatkan oleh pihak ke-3 yang mempunyai izin dari menteri Lingkungan Hidup, misalnya: IMLI yang ada di Pasuruan.

- Lampu TL bekas.

Cara pengolahan : Dikumpulkan di TPS, karena sampai saat ini masih mencari solusi terbaik untuk memanfaatkannya, dan meminta izin dari mentri Lingkungan Hidup.

Ketiga jenis Limbah B-3 tersebut diatas disimpan sementara dalam TPS (Tempat Penyimpanan Sementara). Limbah B-3 yang berizin dari KLH Jakarta sebelum dimanfaatkan atau diolah pihak III sendiri di Pabrik Gula.

UTILITY

Page 19: STASIUN GILINGAN

KETEL

Ketel (boiler) merupakan suatu pesawat uap yang menghasilkan uap untuk menggerakkan mesin uap digilingan, menggerakkan turbin alternator dan untuk proses distasiun tengah.

Jenis- jenis ketel yaitu:

1. Ketel Tekanan Rendah (KTR)

KTR memiliki kapasitas kurang dari 10ton/ jam.

Macam- macam KTR yaitu:

a. KTR no 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

b. WS 1, 2

2. Ketel Tekanan Tinggi (KTT)

KTT memiliki kapasitas lebih dari 20ton/ jam.

Macam- macam KTT yaitu:

a. Ketel Stork

Berkapasitas 20ton/ jam dengan tekanan 20kg/cm². Untuk menaikkan tekanannya menggunakan angin, sehingga menghasilkan uap kering yang digunakan untuk menjalankan mesin uap di stasiu tengah. Ketel stork merupakan jenis ketel pipa air (airnya terletak didalam pipa). Temperatur dapur stork yaitu 750oc, sedangkan temperatur pembakaran ampas(kasar) yaitu diatas 300oc. pembakaran ampas dilakukan didrum atas dan uap yang dihasilkan dialirkan ke pipa- pipa (pipa uap).

Air yang digunakan adalah air kondens yang dipompa dari stasiun tengah, dengan level air50- 70% dan dapat dipantau dari drum level.

Temperatur uap baru kurang lebih 325oc jika terlalu tinggi uap dispray sebelum dialirkan ke stasiun gilingan sehingga mencapai suhu 170oc dan stasiun tengah mencapai suhu 125- 120oc.

Alat- alat yang terdapat diketel stork yaitu:

1. IDF untuk menghisap asap yang berada didalam dapur lalu keluar melalui cerobong ketel

2. FDF untuk menghembuskan udara didalam dapur ketel maupun dari bawah atau samping.

3. Pompa pengisi air

4. Pompa turbin yaitu pengisi air drum di ketel

5. Appendages yaitu alat pengaman di stasiun ketel. Yang terdiri dari felheg, manometer, gelas penduga, steam flow dan water flow.

b. Ketel Cheng chen

Berkapasitas 30ton/ jamdengan tekanan 30kg/cm2. Untuk menaikkan tekanannya dengan udara terbuka sehingga menghasilkan uap kering yang digunakan untuk menggerakkan turbin. Ketel

Page 20: STASIUN GILINGAN

Chengchen merupakan jenis ketel pipa air, temperatur dapur ketel Chengchen yaitu 625oc. pembakaran ampas dilakukan di ruang bakar dan uap yang dihasilkan dialirkan ke pipa superhidder. Dengan temperatur uap baru 340- 370oc

Alat- alat yang terdapat diketel Chengchen yaitu:

1. IDF untuk menghisap asap yang berada didalam dapur lalu keluar melalui cerobong ketel.

2. FDF untuk menghembuskan udara didalam dapur ketel maupun dari bawah atau samping.

3. Offan untuk menghamburkan asap dari umpan/ bagas feeder.

Cara kerja ketel

1. Persiapan air

Air yang digunakan pada saat awal ketel beroperasi adalah air sumur yang melalui proses penyaringan terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengurangi TDS (Total Disolved Solid). Air sumur ini juga digunakan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan air kondens. Setelah ketel, gilingan dan mesin-mesin di stasiun tengah beroperasi secara normal maka air sumur digantikan dengan air kondens yang berasal dari stasiun tengah.

Air kondens yaitu air yang dihasilkan dari stasiun penguapan atau masakan dengan suhu 90- 110oC. air kondens memiliki kualitas yang lebih baik daripada air softener, karena air softener mengandung resin dan kation.

Jenis- jenis air kondens:

a. Air kondens negatif (tidak mengandung gula)=> digunakan untuk ketel

b. Air kondens positif (mengandung gula)=> digunakan untuk penyiraman di gilingan

2. Dapur api atau pemanasan awal

Pemanasan penggunaan bahan bakar berfungsi sebagai umpan untuk menghasilkan uap dan jika tekanan ketel sudah normal maka uap akan dialirkan kehidder yang berfungsi untuk menampung uap sementara kemudian uap baru dialirkan ke sentrla listrik (TA) yang berfungsi untuk menjalankan generator turbin.

Generator turbin menghasilkan listrik yang berfungsi untuk electromotor, temperatur dan uap baru yang suhunya kurang lebih 325- 350oC. listrik bisa dialirkan ke beberapa pesawat lainnya jika uap sudah normal yang berfungsi untuk mengurangi suhu panas. Dan apabila terjadi uap terlalu panas digunakan spray desuperheater.

Syarat- syarat pendukung ketel:

a. Level air kurang lebih 50-70% dari gelas penduga, air pengisi ketel harus 90oC

b. Pipa ketel bersih, tidak terhambat atau tersumbat oleh kerak dari air

c. Setiap 5 hari sekali pipa dibersihkan memakai blazer (uap)

Faktor- faktor yang menghambat proses kerja ketel

Page 21: STASIUN GILINGAN

a. Bahan bakar basah

b. Kedudukan air terlalu tinggi

c. Air pengisi dingin atau suhu dibawah 90oC

d. Air dalam ketel terlalu kotor

AIR

Air merupakan bagian terpenting dari utility di pabrik. Selai digunakan sebagai pelancar jalannya proses, juga digunakan untuk kebutuhan karyawan yang tinggal di dekat pabrik.

v Air di PG. Watoetoelis yang digunakan sebagai pelancar proses dikenal dengan 4 macam :

I. - Air proses

Digunakan untuk keperluan sehari-hari sebagai air imbibisi pada gilingan sebagai air siraman pada puteran, pencucian gula pada pan masakan, membantu pembuatan susu kapur, pencucian pada proses penapisan juga pendinginan untuk bejana pengembunan dan mesin-mesin.

- Air imbibisi

Kegunaan dari air imbibisi ini yaitu untuk membantu proses ekstraksi nira dari tebu pada stasiun gilingan dan dapat diperoleh dari air kondensat yang suhunya 60-70◦C.

Pendinginan ini digunakan untuk mendinginkan mesin-mesin dan peralatan lai misal : bantalan proses turbin gilinga, turbin pompa, palung pendingin, dll. Air pendingin ini juga dapat diperoleh dari air sungai tersaring yang disimpan dalam bak penampung, kelebihan air ini juga dipakai sebagai air injeksi kondensor.

- Air ketel

Digunakan untuk air pengisi ketel pada permulaan operasi giling yang disambil dari sungai tersaring dan dilakukan water treatment, selanjutnya diperoleh dari air kondensat yang ditampung dalam pure water tank, jika kurang di tambahkan air dari unit water treatment.

- Air sanitasi

Digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

· Air-air yang digunakan tersebut berasal dari

a. Air permukaan (air sungai)

Di peroleh dari sungai-sungai di sekitar pabrik. Yang diproses terlebih dahulu dengan 2 cara :

- Filtrasi : Yaitu penyaringan awal dengan kertas saring dan menyaring lumpur dengan pasir sebagai saringannya

- Sedimentasi : Yaitu proses dengan mengendapka lumpur yang terikat.

b. Air tanah :

Air tanah ini diperoleh dari pengeboran tanah yang ada disekitar pabrik.

c. Air kondent bebas gula

Page 22: STASIUN GILINGAN

Air kondent bebas gula dihasilkan dari kondentsasi yang berasal dari steam. Selain denga air sungai juga menggunakan air kondens, dimana air kondent ini terutama di dapat pada stasiun penguapan. Steam dipakai untuk pemanas pendahuluan (voor warmer), evaporator, dan pan masakan. Air kondent bebas gula ini juga digunakan untuk campuran air pengisi ketel dan air imbibisi.

d. Air kondent bergula

Air kondent ini digunakan dari uap nira pada evaporator dengan cara kondentsasi pada evaporator akhir. Agar larutan nira lebih pekat dari evaporator pertama.

II. Persyaratan Air

Didalam persyaratan air ada 2 macam :

1. Air proses

Air proses ini bergantung pada PH, alkanitas, kadar kalsium, magnesium, karbondioksida, oksigen, kekeruhan, warna dan logam lainnya.

· Hal yang diperhatikan untuk persyaratan air sebagai pendingin :

- Hardness yang memberikan efek pada pembentukan kerak.

- Besi yang menyebabkan korosi sekunder.

- Silika yang memyebabkan korosi pada lapisan inhibitor.

2. Air pengisi ketel

Air pengisi ketel ini berasal dari air sumur dan air kondent.

- Air sumur

Air ini yang sudah di regenerasi yang punya kesadahan tinggi ( + 5◦D ), maka perlu dilunakkan hingga ( + 0,1◦D ) dengan meggunakan Natrium Zeolit (resin) yang mencegah adanya kesadahan yang disebabkan oleh ion (Ca2+ dan Mg2+) selain pelunakan air sumur juga ditapis dengan menambahkan sibon yang berfungsi untuk membersihkan kotoran.

- Air kondent

Dengan persyaratan sebagai berikut :

1. Nilai kesadahan : 0,1

2. PH : 7,6 – 7,8

« Pembangkit Uap (Steam)

Merupakan suatu bagian dari instalasi listrik untuk prosukdi uap yang digunakan sebagai tenaga penggerak dalam pembuatan gula yang ada di PG. Watoetoelis. Steam ini juga digunakan sebagai pemanas pada stasiun pemurnian, penguapan dan masakan.