Cara Menata Produk Atau Display Barang Dagangan

59
Cara Menata Produk atau Display Barang Dagangan MENATA PRODUK Pengertian Menata Produk Penataan produk atau yang sering kita kenal dengan istilah display adalah suatu cara penataan produk terutama produk barang yang diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen. Untuk memperjelas arti dari display tersebut, William J.Shultz, “Display consist of simulating customers attention and interest in a product or a store, and desire to buy the product or patronize the store, through direct visual appeal”. Display adalah suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung ( direct visual appeal ). Pelaksanaan display yang baik merupakan salah satu cara untuk memperoleh keberhasilan self service dalam menjual barang–barang. Hal ini dapat dilihat di supermarket. Adapun tujuan display digolongkan sebagai berikut : 1. Attention dan Interest Customer Attention dan interest customer , yaitu untuk menarik perhatian pembeli dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu, dan sebagainya. 2. Desire dan Action Customer Desire dan action customer , yaitu untuk menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang dipamerkan di toko tersebut, setelah memasuki toko, kemudian melakukan pembelian. Selanjutnya, display dibagi kedalam beberapa bagian yaitu: 1. Window Display Memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, simbol-simbol, dan sebagainya dibagian depan toko yang disebut etalase. 2. Interior Display

description

cara

Transcript of Cara Menata Produk Atau Display Barang Dagangan

Cara Menata Produk atau Display Barang Dagangan

MENATA PRODUK

Pengertian Menata Produk 

Penataan produk atau yang sering kita kenal dengan istilah display adalah suatu cara

penataan produk terutama produk barang yang diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan

tujuan untuk menarik minat konsumen. Untuk memperjelas arti dari display tersebut, William

J.Shultz, “Display consist of simulating customers attention and interest in a product or a store,

and desire to buy the product or patronize the store, through direct visual appeal”. Display adalah

suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong

keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung ( direct visual appeal ).

Pelaksanaan display yang baik merupakan salah satu cara untuk memperoleh

keberhasilan self service dalam menjual barang–barang. Hal ini dapat dilihat di supermarket.

Adapun tujuan display digolongkan sebagai berikut :

1.     Attention dan Interest Customer

Attention dan interest customer , yaitu untuk menarik perhatian pembeli dilakukan dengan cara

menggunakan warna-warna, lampu-lampu, dan sebagainya.

2.     Desire dan Action Customer

Desire dan action customer , yaitu untuk menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang

dipamerkan di toko tersebut, setelah memasuki toko, kemudian melakukan pembelian.

Selanjutnya, display dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:

1.     Window Display

Memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, simbol-simbol, dan sebagainya

dibagian depan toko yang disebut etalase.

2.     Interior Display

Memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu harga, dan poster-poster di dalam

toko. Interior display dibagi dalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut:

a.     Open display

Open display, yaitu barang-barang dipajangkan pada suatun tempat terbuka sehingga dapat

dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuanpetugas pelayanan,

misalnya self display, island display (barang-barang diletakkan diatas lantai dan ditata dengan

baik sehingga menyerupai pulau-pulau).

b.     Closed display

Closed display, yaitu barang-barang dipajangkan dalam suasana tertutup. Barang-barang

tersebut tidak dihampiri tidak dipegang atau diteliti oleh calon pembeli, kecuali atas bantuan

petugas pelayanan. Hal ini bertujuan untuk melindungi barang dari kerusakan, pencurian.

c.     Architechtural Display

Architectural display, yaitu memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya, misalnya di

ruang tamu, di kamar tidur, di dapur dengan perlengkapannya. Cara ini dapat memperbesar daya

tarik karena barang-barang dipertunjukkan secara realistis.

3.     Exterior Display

Memajangkan barang-barang di luar toko, misalnya pada waktu mengadakan obral dan pasar

malam. Display ini mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

a.     Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis.

b.    Membantu para produsen yang menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan ekononomis.

c.     Membantu mengkoordinasikan Advertising dan Merchandising.

d.    Menyebabkan adanya kontinuitas skema dan tema warna dari pembungkus.

e.     Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, misalnya pada hari raya, ulang tahun.

Selain ketiga macam display yang telah diuraikan di atas, perlu juga diperhatikan beberapa

hal dalam display, yaitu sebagai berikut:

a.     Store Design dan Decoration

Store design dan decoration, yaitu tanda-tanda yang berupa diantaranya simbol-simbol, lambing-

lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, dan semboyan. Tanda-tanda ini

diletakkan di atas meja atau digantung di dalam toko. Store design tersebut digunakan untuk

membimbibing calon pembeli kearah barang dagangan dan member keterangan kepada mereka

tentang penggunaan barang-barang tersebut. “decoration” pada umumnya digunakan dalam

rangka peristiwa khusus, seperti penjualan pada saat-saat hari raya, natal, dan tahun baru.

b.    Dealer Display

Dealer display, yaitu penataan yang dilaksanakan dengan cara wholesaler yang terdiri atas

simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk. Dengan memperlihatkan

kegunaan produk dalam gambar dan petunjuk, maka display ini juga memberi peringatan kepada

para petugas penjualan agar mereka tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan

petunjuk yang ada dalam gambar tersebut.

Cara menata barang dagangan di supermarket.

Salah satu cara agar toko lebih menarik adalah dengan menata barang dagangan

dengan sedemikian rupa agar tampak lebih menarik, meyakinkan dan lebih rapi, tentunya dengan

harapan penjualan semakin meningkat. Berikut tipsnya:

1.        Isilah pada bagian depan toko terlebih dahulu. Kesan penuh harus anda tampilkan dengan

menata produk anda dengan mengutamakan mengisi bagian depan atau etalase depan terlebih

dahulu bahkan ada yang mengisi bagian teras atau trotoar toko agar lebih menarik perhatian

calon pembeli. Keamanan harus diutamakan jangan sampai produk tersebut jadi sasaran

pencurian orang yang lalu lalang di depan toko.

2.        Perhatikan warna. Tempatkan produk dengan warna warna cerah di bagian yang paling mudah

dilihat, padukan warna cerah tersebut letakkan bersebelahan dengan warna cerah lain. Misalnya

warna merah,kuning,orange, putih sehingga lebih cepat menangkap perhatian pengunjung.

3.        Disain menarik sebagai jangkar. Sering kali kita dapati produk yang tidak terkenal memiliki disain

atau model yang sangat menarik dan inovatif, anehnya produk terkenal justru disainnya malah

biasa-biasa saja,ini sering kita temukan pada produk fashion. Gunakan produk dengan disain

menarik ini sebagai jangkar atau penarik dengan cara menggandengkannya dengan produk yang

sudah punya nama, dengan harapan pengunjung akan tertarik untuk membeli keduanya dengan

dua alasan langsung, disain menarik atau merek terkenal.

4.        Produk laris di bawah. Pada toko retail, letakkan produk yang laris di rak bagian bawah, kenapa?

Karena produk yang laris bagaimanapun tetap akan di cari, pembeli sudah sangat hapal bentuk

produk tersebut, sehingga ditempatkan di bagian bawah pun tetap akan mudah ditemukan,

sedangkan untuk produk yang kurang terkenal tempatkan produknya di bagian yang sejajar

dengan mata, selain untuk membantu distributor untuk menjualkan produknya, rak yang sejajar

dengan mata harga promosi atau sewa raknya relatif tinggi, distributor biasanya rela membayar

sewa pada pemilik toko  agar produknya ditempatkan di tempat strategis.  lumayan kan buat

tambahan pemasukan toko anda.

5.        Kemasan besar di kanan. Biasakan meletakkan produk dengan kemasan besar di sebelah kanan,

misalnya produk susu merek A kemasan 1000 gram di sebelah paling kanan kemudian diikuti

dengan kemasan 800 gram demikian seterusnya sampai kemasan yang paling kecil. Kenapa?

Karena kebiasaan manusia menggunakan tangan kanan maka probabilitas terpilihnya produk

dengan kemasan besar akan semakin tinggi.

6.        Kelompokkan produk. Kelompokkan produk dengan kategori yang sama pada satu tempat yang

berdekatan, dan menempatkan produk pelengkap berdekatan misanya mi isnstan berdekatan

dengan saos atau sambal.

7.        Tempatkan produk impulsif dikasir. Sambil  antri biasanya pembeli suka comot sana sini

manfaatkan hal ini dengan menempatkan produk dengan harga murah di sekitar kasir, seperti

permen, rokok, coklat, aksesoris murah. Sehingga akan menambah jumlah belanjaan. Pilihlah

kasir yang santai agar yang sedang antri akan semakin rajin men comot produk tambahan ke

keranjang belanja.

Sebenarnya banyak lagi tips untuk menata produk di toko, untuk itu di tuntut kreatifitas

dan kejelian anda untuk terus berinovasi dan seringlah berkunjung ke toko sejenis dengan anda

untuk menambah pengetahuan dan membuka wawasan.

Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia( Beberapa waktu terakhir )

pelanggaran ham adalah sesuatu hal yang merugikan dan memandang rendah martabat seseorang manusia. pelanggaran ham berupa 3 aspek yakni:1. sadar ( aspek ini biasanya dikarenakan iri, dendam, dll)

2. tidak sadar ( contohnya berkata menyakitkan tanpa disadari)3. tidak sadar tapi tahu ( aspek ini biasanya dikarenakan dendam yang dipendam dan ia

mengkonsumsi barang yang membuat kehilangan kesadaran dirinya sendiri.contoh pelanggaran ham: segala penganiayaan, pengejekan, penindasan, ataupun sifat

yang merendahkan orang lain.

Kasus-Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.Hampir dapat dipastikan dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan pelanggaran hak asasi manusia, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain. Pelanggaran itu, bisa dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat, baik secara perorangan ataupun kelompok.Kasus pelanggaran HAM ini dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :

1. Pembunuhan masal (genisida)2. Pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan pengadilan3. Penyiksaan4. Penghilangan orang secara paksa5. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis

b. Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :1. Pemukulan2. Penganiayaan3. Pencemaran nama baik4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya5. Menghilangkan nyawa orang lain

Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan berbuat baik, dan keinginan berbuat jahat. Keinginan berbuat jahat itulah yang menimbulkan dampak

pada pelanggaran hak asasi manusia, seperti membunuh, merampas harta milik orang lain, menjarah dan lain-lain.Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi dalam interaksi antara aparat pemerintah dengan masyarakat dan antar warga masyarakat. Namun, yang sering terjadi adalah antara aparat pemerintah dengan masyarakat.Apabila dilihat dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia, ada beberapa peristiiwa besar pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dan mendapat perhatian yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat Indonesia, seperti :

a. Kasus Tanjung Priok (1984)Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang berawal dari masalah SARA dan unsur politis. Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran HAM dimana terdapat rarusan korban meninggal dunia akibat kekerasan dan penembakan.

b. Kasus terbunuhnya Marsinah, seorang pekerja wanita PT Catur Putera Surya Porong, Jatim (1994)Marsinah adalah salah satu korban pekerja dan aktivitas yang hak-hak pekerja di PT Catur Putera Surya, Porong Jawa Timur. Dia meninggal secara mengenaskan dan diduga menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan dan pembunuhan.

c. Kasus terbunuhnya wartawan Udin dari harian umum bernas (1996)Wartawan Udin (Fuad Muhammad Syafruddin) adalah seorang wartawan dari harian Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya ditemukan sudah tewas.

d. Peristiwa Aceh (1990)Peristiwa yang terjadi di Aceh sejak tahun 1990 telah banyak memakan korban, baik dari pihak aparat maupun penduduk sipil yang tidak berdosa. Peristiwa Aceh diduga dipicu oleh unsur politik dimana terdapat pihak-pihak tertentu yang menginginkan Aceh merdeka.

e. Peristiwa penculikan para aktivis politik (1998)Telah terjadi peristiwa penghilangan orang secara paksa (penculikan) terhadap para aktivis yang menurut catatan Kontras ada 23 orang (1 orang meninggal, 9 orang dilepaskan, dan 13 orang lainnya masih hilang).

f. Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998 (4 mahasiswa meninggal dan puluhan lainnya luka-luka). Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 (17 orang warga sipil meninggal) dan tragedi Semanggi II pada 24 September 1999 (1 orang mahasiswa meninggal dan 217 orang luka-luka).

g. Peristiwa kekerasan di Timor Timur pasca jejak pendapat (1999)Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia menjelang dan pasca jejak pendapat 1999 di

timor timur secara resmi ditutup setelah penyerahan laporan komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) Indonesia - Timor Leste kepada dua kepala negara terkait.

h. Kasus Ambon (1999)Peristiwa yang terjadi di Ambon ni berawal dari masalah sepele yang merambat kemasala SARA, sehingga dinamakan perang saudara dimana telah terjadi penganiayaan dan pembunuhan yang memakan banyak korban.

i. Kasus Poso (1998 – 2000)Telah terjadi bentrokan di Poso yang memakan banyak korban yang diakhiri dengan bentuknya Forum Komunikasi Umat Beragama (FKAUB) di kabupaten Dati II Poso.

j. Kasus Dayak dan Madura (2000)Terjadi bentrokan antara suku dayak dan madura (pertikaian etnis) yang juga memakan banyak korban dari kedua belah pihak.

k. Kasus TKI di Malaysia (2002)Terjadi peristiwa penganiayaan terhadap Tenaga Kerja Wanita Indonesia dari persoalan penganiayaan oleh majikan sampai gaji yang tidak dibayar.

m. Kasus-kasus lainnyaSelain kasusu-kasus besar diatas, terjadi juga pelanggaran Hak Asasi Manusia seperti dilingkungan keluarga, dilingkungan sekolah atau pun dilingkungan masyarakat.Contoh kasus pelanggaran HAM dilingkungan keluarga antara lain:

1. Orang tua yang memaksakan keinginannya kepada anaknya (tentang masuk sekolah, memilih pekerjaan, dipaksa untuk bekerja, memilih jodoh).

2. Orang tua menyiksa/menganiaya/membunuh anaknya sendiri.3. Anak melawan/menganiaya/membunuh saudaranya atau orang tuanya sendiri.4. Majikan dan atau anggota keluarga memperlakukan pembantunya sewenang-

wenang dirumah.

Contoh kasus pelanggaran HAM di sekolah antara lain :1. Guru membeda-bedakan siswanya di sekolah (berdasarkan kepintaran,

kekayaan, atau perilakunya).2. Guru memberikan sanksi atau hukuman kepada siswanya secara fisik (dijewer,

dicubit, ditendang, disetrap di depan kelas atau dijemur di tengah lapangan).3. Siswa mengejek/menghina siswa yang lain.4. Siswa memalak atau menganiaya siswa yang lain.5. Siswa melakukan tawuran pelajar dengan teman sekolahnya ataupun dengan

siswa dari sekolah yang lain.

Contoh kasus pelanggaran HAM di masyarakat antara lain :1. Pertikaian antarkelompok/antargeng, atau antarsuku(konflik sosial).2. Perbuatan main hakim sendiri terhadap seorang pencuri atau anggota

masyarakat yang tertangkap basah melakukan perbuatan asusila.

3. Merusak sarana/fasilitas umum karena kecewa atau tidak puas dengan kebijakan yang ada.

Bom Bali I ( 12 Oktober 2002 )

Bom Bali terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002 di kota kecamatan Kuta di pulau Bali, Indonesia, mengorbankan 202 orang dan mencederakan 209 yang lain, kebanyakan merupakan wisatawan asing. Peristiwa ini sering dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.

Beberapa orang Indonesia telah dijatuhi hukuman mati karena peranan mereka dalam pengeboman tersebut. Abu Bakar Baashir, yang diduga sebagai salah satu yang terlibat dalam memimpin pengeboman ini, dinyatakan tidak bersalah pada Maret 2005 atas konspirasi serangan bom ini, dan hanya divonis atas pelanggaran keimigrasian.

A. Penataan barang dagangan/merchandise

Penataan barang dagangan atau merchandise pada sebuah toko memiliki peran dan arti

yang sangat penting. Sering terjadi seorang ibu yang awalnya datang ketoko untuk

berbelanja Susu kental manis merek tertentu, ternyata pada Rak yang sama terdapat

merek lain yang lebih murah. Melihat pada rak sebelah terdapat deretan biskuit dengan

kemasan kaleng menarik serta tambahan/ hadiah kemasan karton kecil. Pada rak Sabun

cuci kondisi sama, hampir semua deterjen memberikan diskon dan hadiah. Kesemua

produk tersebut ditata dengan rapi dan baik serta memiliki daya tarik. Sehingga pada

akhirnya ibu tersebut pulang dengan menbawa berbagai barang kebutuhan yang

sebenarnya tidak ada dalam rencana belanjanya. Hal tersebut terjadi karena konsumen

tersebut melihat penampilan visual yang menarik sehingga terdorong untuk melakukan

impulse buying yakni pembelian seketika.

Departemen atau bagian yang sangat berkaitan dengan kegiatan penataan barang

dagangan adalah Merchandising. Dalam buku First step in a retail career, pengertian

merchandising dijelaskan sebagai berikut; The detailed process of making a store and its

product attractive is called merchandising. Merchandising is the way in which goods are

presented to customers. Dalam pengertian tersebut dijelaskan bahwa penataan barang

dagangan adalah suatu cara dimana barang dagangan disajikan dengan menarik

kehadapan konsumen. Proses yang secara rinci menjadikan toko dan barang dagangannya

memiliki daya tarik adalah tugas dan kegiatan Merchandising. Dengan kata lain segala

aktivitas yang berhubungan dengan arus barang mulai barang dibeli sampai terjual serta

pengembangannya adalah tugas pokok Merchandiser, yaitu orang bertanggung jawab atas

penataan barang dagangan

Secara umum kegiatan dan tanggung jawab seorang Merchandiser adalah;

1. Melakukan pembelian produk yang sesuai serta tepat dalam harga dan jumlah

Tugas pembelian ini memegang peran yang sangat penting. Melalui keterampilan

memilih barang dan menentukan dimana tempat membeli akan diperoleh barang

dagangan yang dapat dijual dengan harga bersaing. Dalam hal tertentu harus memiliki

perasaan peka dalam mengendalikan produk dengan cara mengamati kecenderungan

permintaan serta melakukan pembelian produk yang diramalkan akan laku dipasaran.

Sebaliknya dalam hal tertentu pula harus mampu menghentikan pembelian suatu produk

yang tidak direspon oleh konsumen.

Dalam melakukan pembayaran dapat dilakukan secara tunai, kredit atau konsinyasi yakni

pembayaran dilakukan setelah dilakukan perhitungan terhadap barang yang laku

2. Menentukan harga jual yang tepat, bersaing dan pantas

Apabila kegiatan pembelian yang umumnya dilakukan melalui rekanan, distributor,

penyalur atau langsung produsen telah dilakukan dengan tepat, maka dalam menentukan

harga jual akan relatif lebih mudah. Orientasi dalam menetapkan harga jual adalah

sebagai berikut;

Orientasi pada harga pokok/ pembelian

Dalam hal ini dilihat terlebih dahulu harga belinya kemudian ditambahkan dengan

keuntungan yang diinginkan misalnya 15 %. Cara menentukan harga jual ini disebut

Markup pricing

Orientasi pada permintaan pasar

Dalam menentukan harga diawali dengan melihat ke pasar untuk mengetahui

berapakah kekuatan permintaan, berapa banyaknya barang yang diperlukan serta

berapa kira- kira kemampuan untuk membayar. Jika diperkirakan permintaan akan

barang tersebut kuat maka harga ditentukan relatif tinggi. Sebaliknya jika

permintaan diperkirakan rendah maka harga ditetapkan relatif rendah dalam arti

mengambil keuntungan yang tidak terlalu besar

Orientasi pada persaingan

Dalam menentukan harga jual terlebih dahulu melihat harga yang dipasang oleh

pesaingnya untuk kemudian menentukan harga jual.Terdapat tiga alternatif yakni

menjual lebih rendah, sama dengan pesaingnya atau sedikit lebih tinggi dari pesaing.

Bila menjual lebih tinggi tentunya haraus memiliki nilai lebih misalnya dalam hal

pelayanan

Kombinasi dari ketiga hal tersebut

Dalam menentukan harga jual, strategi yang digunakan yakni mengkombinasikan

ketiga orientasi harga tersebut yakni harga pokok, permintaan pasar dan tingkat

persaingan. Dalam prakteknya cara inilah yang umum digunakan dalam menentukan

harga jual

3.Melakukan koordinasi yang terpadu dalam kegiatan promosi dan display

Kegiatan promosi tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah penjualan. Strategi

penjualan yang dilakukan untuk menarik minat pembeli antara lain;

Memberikan potongan harga

Menawarkan produk dengan harga yang lebih murah

Menawarkan produk yang berkualitas tinggi

Menawarkan produk yang eksklusive yakni tidak dijual ditempat lain

Memperluas variasi produk

Menekan biaya

Meningkatkan pelayanan

Guna lebih meningkatkan jumlah pengunjung pada event tertentu misalnya tahun baru,

hari ulang tahun kemerdekaan dan event lainnya menyelenggarakan kegiatan lomba,

kontes,peragaan dan lainnya yang biasanya dilakukan dengan berkerja sama dengan

produsen atau pemasok. Agar barang yang ditata memiliki daya jual, maka penataan

barang barang dagangan haruslah mengacu pada tehnik display yang akan diuraikan pada

bagian berikut

4. Melakukan estimasi penyediaan barang yang tepat

Pada sebuah toko persediaan barang disimpan di gudang. Fungsi gudang pada dasarnya

adalah sebagai tempat menerina barang, tempat menyimpan dan tempat mengeluarkan

barang

Dalam hal menerima barang harus diatur waktu penerimaannya untuk menjaga

kebersihan dan untuk menjaga jangan sampai terjadi percampuran barang. Seluruh

barang yang diterima harus dicek kualitas dan jumlahnya serta dikelompokkan agar

memudahkan saat mengeluarkan. Dalam hal penyimpanan harus lebih ditekankan pada

pada stock yang memadai untuk menyediakan barang yang cukup untuk waktu penjualan

yang ditentukan. Pengeluaran barang dari gudang harus menggunakan sistem FIFO,

artinya barang yang diterima lebih dulu dari suplier dikeluarkan lebih dahulu untuk

mengurangi resiko barang rusak/ daluwarsa.

B. Pengelompokan barang dagangan

Untuk memudahkan calon pembeli memilih barang yang diperlukan, serta mempermudah

dalam melakukan penataan barang maka harus dilakukan pengelompokan barang

dagangan atau grouping. Grouping adalah sitem untuk melakukan seleksi dan pemilihan

sejumlah barang yang akan dijual, dengan mengelompokkan penempatan item/ jenis

barang yang strategis guna memudahkan pembeli memilih barang. Jadi grouping sangat

erat kaitannya dengan display. Kegiatan grouping juga dimaksudkan agar barang yang

satu dengan barang lain yang memiliki sifat kimia berbeda tidak bercampur. Karena hal

ini dapat mengurangi kualitas barang. Dalam pengelompokan di toko tiap- tiap group

diberi label pada rak sesuai dengan barang yang dipajang dengan mencantumkan kode

barang, merek, jumlah barang yang ada di rak. Grouping dilakukan dalam dua kelompok

besar yaitu Food dan Non Food sebagai contoh berikut;

KELOMPOK MAKANAN/ MINUMAN ( FOOD )

Dept. Nama Departemen Nama/ Merek barang

01

SNACK

( Makanan kecil )Chiki, Taro, dll

02 BISKUIT& COOKIES Monde, Roma, Khong Guan

03

CONFECTIONERY

(Kembang gula dan cokelat )

04

MILK

( Susu )Dancow, Benbera, Indomilk

05

SOFT DRINK

(Minuman ringan )Fanta, Coca cola, Pepso cola,

06 BABY FOOD Promina, Nutricia,

07

BREAKFAST FOOD& DRINK

(Makanan dan minuman pagi/ sarapan pagi )Torabika, Kapal api,

08 NOODLE/SOUP/EXTRACT/PASTA Indomie, Supermie, Makartoni

09

SPICES&CONDIMENT

(Bumbu-bumbu dapur )Saus tomat , sambal, kecap, lada, merica

10

CANNED MEAT/FISH/VEGETABLE

(Daging, ikan,sayur dalam kaleng)Corned beef, saden

11 CANNED FRUITS& BOTTLE Buah- buahan aleng ,Delmonte

12 PRODUCE DAIRY & ICE CREAM Campina, Woody, Margarine, keju

KELOMPOK NON FOOD

Dept. Nama Departemen Nama/ Merek barang

01

HOUSEHOLD CLEANER

(Pembersih alat rumah tangga )Pembersih lantai, Molto, Baygon, Lisol

02

KITCHENWARE&HOUSEHOLD WARE

(Alat dapur dan alat rumah tangga )Timbangan kue, pisau, panci. Teko

03

TABLEWARE& GIFT

(Barang pecah belah & Kado )Piring, gelas, cangkir,

04 AUTOMOTIVE SUPPLIES&TOOL KIT Bay fresh, Ambipur, Kunci stang mobil

05

BEAUTY AID

( Alat kecantikan )Kapas, Pelembab, Shampoo, cologne

06

STATIONARY

( Alat tulis kantor )Kertas, tinta printer, pulpen, Bambi

07 KNITTING & CLOTHING Handuk, seprei, Taplak meja

08

APPAREL

( Pakaian )Pakaian bayi, Jaket, pakaian dewasa

09

ACCESSORIES

( Perhiasan )Ikat pinggang, Bando, Topi

10

TOYS & ART

( Mainan anak & barang kesenian )Boneka, Mobilan, Lilin mainan

Grouping tersebut diatas adalah untuk toko swalayan atau supermarket. Kegiatan

pengelompokan barang juga dapat didasarkan atas tingkatan umur konsumennya. Toko

yang menjual pakaian, akan mengelompokkan barangnya atas Pakaian bayi, anak- anak,

remaja, dewasa dan masih dikelompokkan lagi Pria dan wanita.

C. Display

Salah satu daya tarik pada toko adalah penataan barang dagangannya. Melalui berbagai

bentuk penyajian barang dagangan pada berbagai model rak display maka menjadikan

suasana toko menjadi semarak, dan menimbulkan daya tarik, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan volume penjualan. Uraian tersebut adalah gambaran tentang pentingnya

display

Yang dimaksud display adalah usaha yang dilakukan dalam penataan barang dagangan

ditoko, dengan memperhatikan unsur pengelompokan jenis dan kegunaan barang,

kerapihan dan keindahan dengan tujuan mengarahkan pembeli agar tertarik untuk melihat

dan memutuskan untuk membeli.

Dalam membuat display harus pula memperhatikan pengaturan tempat atau space

manajemen yaitu sistem pengaturan barang dengan mengoptimalkan pemakaian ruangan

yang tersedia sehingga menghasilkan nilai lebih antara lain;

1. Mempercepat perputaran barang

2. Menurunkan biaya gudang melalui pencegahan penumpukan persediaan barang

digudang

3. Menciptaka daya tarik bagi konsumen

Dengan demikian dalam space manajemen harus merencanakan;

1.POP ( Point of Purchase ) yakni suatu keterangan tentang nama barang,ukuran, harga

dan keterangan lain yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga menarik dan mudah

dilihat pada posisi orang berdiri

2. Pemajangan ( display )

Dalam kegiatan pemajangan perlu memperhatikan;

Pengelompokan barang/ grouping

Pengaturan jumlah barang dalam rak disesuaikan dengan daya jual barang

tersebut

Memperhatika bentuk, jenis dan komposisi warna kemasan

Memperhatikan FIFO yaitu pemajangan barang yang memperhatikan tanggal

masuk barang untuk menghindari daluwarsa/expired date

Menggunakan Price card, yang berisi data pisik barang misalnya nama barang,

kode barang, kode supllier/ pemasok, harga jual, nomor rak, jumlah minimum

stock dan lainnya

Selanjutnya secara teknis dalam melakukan penataan barang/ display terdapat beberapa

syarat penting yang harus dipenuhi yakni;

1. Rapi dan bersih

Kerapihan dan kebersihan merupakan salah satu faktor yang dapat menarik

perhatian pelanggan untuk mendekat melihat barang sehingga pada akhirnya tertarik

untuk membeli

2. Mudah dicari

Slah satu cara untuk untuk membuat pembeli nyaman dan betah berbelanja adalah

tersedianya berbagai kemudahan- kemudahan. Untuk itu barang yang dipajang di rak

haruslah menurut kelompoknya atau grouping serta petunjuk barang yang umumnya

digantung diatas ( Sign board )

3. Mudah dilihat

Dalam memajang Label barang dan label harga pada Rak pajangan haruslah

menghadap ke depan/ ke luar sehingga pembeli dengan mudah dapat melihat tanpa

menyentuh barang

4. Mudah dijangkau

Pada umumnya pengunjung toko adalah para wanita yang memiliki tinggi badan

antara 150 cm – 160 cm . Untuk itu dalam menata barang haruslah

memperhitungkan ketinggian peralatan display yang disesuaikan dengan tinggi

badan agar mudah untuk dijangkau. Demikian juga untuk barang kebutuhan sehari-

hari jangan diletakkan pada tempat yang tersembunyi

5. Aman

Dalam menata barang harus mempertimbangkan keamanan. Barang yang mudah

pecah misalnya, jangan diletakkan dipinggir karena dapat dengan mudah tersentuk

pembeli yang menyebabkan kecerlakaan dan kerusakan barang. Dalam melakukan

display jangan meletakkan makanan berdekatan dengan barang yang mengandung

racun

Kelima hal tersebut diatas adalah pertimbangan dasar dalam menata barang dagangan

pada Rak agar memiliki daya tarik bagi pengunjung.

Disamping hal tersebut diatas, dalam pelaksanaan menata barang beberapa hal harus

diperhatikan yakni;

1. Dalam meletakkan barang di rak jangan ditumpuk, karena hal ini akan

mempersulit pembeli untuk mengambil barang dan tumpukan tersebut dapat jatuh

dan membahayakan pembeli saat memilih barang

2. Harus diupayakan stock barang pada Rak display dalam keadaan penuh. Apabila

stock barang tinggal sedikit, maka letakkan sisa barang dan rapatkan pada pojok

depan rak

3. Produk dan merek untuk barang- barang yang perputarannya cepat, maka jumlah

barang yang didisplay harus lebih banyak dibanding barang yang perputarannya

kecil.

4. Apabila menata produk pada rak susun, maka ukuran kemasan yang paling kecil

diletakkan pada rak atas dan ukuran kemasan paling besar diletakkan pada rak

paling bawah. Contoh; pada rak susun 4, maka kemasan 250 gram diletakkan

paling atas, 400 gram dibawahnya, kemasan 750 gram dibawah 400 gram dan

kemasan 1 kg berada pada rak paling bawah

5. Label harga dan informasi barang (ticket) fungsinya untuk membantu penjualan.

Untuk memudahkan penglihatan maka Label harga diletakkan pada pandangan

kiri komsumen dan dibawah produk

6. Untuk menata barang- barang Fashion di rak maka cara menempatkannya mulai

dari kiri kekanan yakni dari ukuran kecil, dan ukuran besar disebelah kanan

Keenam hal tersebut diatas adalah merupakan pertimbangan dasar untuk melakukan

display agar memiliki daya jual tinggi

Dengan demikian dapat dikatakan kegiatan display merupakan upaya untuk menandani

toko, layaknya mendadani seorang gadis. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh

pemilik toko tetapi dilakukan bersama, yakni toko dan pemilik merek/ produsen, karena

keduanya memiliki kepentingan yang sama. Hasil kerjasama tersebut dapat kita lihat

ditoko antara lain;

Shelf vision yakni Iklan di rak dan di depan produk, cart vision yaitu iklan yang

diletakkan di troli/ kereta belanja, wall vision, floor vision yakni iklan dilantai. Dengan

demikian hampir semua tempat/ ruangan dipergunakan untuk berpromosi berbagai merek

produk dan dari kesemua itu Rak merupakan tempat yang sangat strategi

1. Jenis- jenis display

Teknologi display yang semakin berkembang yang ditunjang dengan berbagai model rak,

menyebabkan penataan barang menjadi semakin bervariasi dengan upaya tampilan yang

maksimal. Hal ini memacu para produsen dan pemasok untuk memperkenalkan produk

dan mereknya melalui rak- rak display.

Berdasar atas penempatan barang terdapat beberapa jenis display antara lain;

Vertikal display ( pemajangan susun tegak )

Yaitu cara display dengan posisi susunan barang tegak dalam rak. Untuk pemajangan

ini perlu memperhatikan hal- hal sebagai berikut;

o Barang yang kecil diletakkan diatas dan yang besar dibawah

o Barang yang kecil dikiri dan yang besar dikanan

o Komposisi warna produk harus diperhatikan agar tampak serasi dan enak

dipandang

o Untuk jenis Food ( makanan/ minuman ) umumnya terdapat 3 jenis

kemasan yakni plastik, karton/kotak/doos dan botol atau gelas. Jika

produk yang didisplay terdapat 3 macam kemasan tersebut maka

penyusunannya berurutan mulai dari kemasan plastik diletakkan paling

atas, kemudian karton/kotak/doos dan kemasan botol/gelas diletakkan

paling bawah

o Jarak antara Rak dalam Gondola harus sama atau semakin keatas semakin

kecil

Floor display ( pemajangan di lantai)

Adalah model display dimana penataan barang menggunakan lantai dasarnya tanpa

menggunakan rak tertentu. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam floor display

antara lain;

o Tinggi maksimun 100 cm

o Barang adalah sejenis

o Letaknya strategis

o Tidak mengganggu arus barang maupun arus pelanggan

o Menggunakan POP ( Point of Purchase ) yang menarik misalnya berupa

tulisan, atau bisa juga menggunakan SPG (Sales Promotion Girl )

o Diberi alas yang sesuai misalnya Palet

o Luas sekitar 90 cm x 90 cm

Impulse buying product display ( pajangan untuk menggerakkan hati )

Adalah display yang ditempatkan pada posisi yang strategis mudah dijangkau banyak

dilalui pengunjung dengan harapan orang yang lewat tergerak untuk membeli.

Display ini biasanya berada dekat Kasir.Produsen taupun pemasok, bila ingin

produknya didisplay pada tempat tersebut harus menyewa mahal

Wall display

Wall display adalah display dimana produk ditata/ ditempel didinding. Display ini

biasanya untuk barang- barang fashion seperti pakaian dan kelengkapannya. Salah

satu hal yang harus diperhatikan dalam wall display, yakni barang yang didisplay

didinding harus pula ada di rak. Contoh; Terdapat tiga ukuran baju, S, M dan L

dipajang didinding, maka di rak display pun harus ada ukuran tersebut

Merchandise mix display

Yaitu pemajangan untuk menawarkan produk lain yang berhubungan dengan produk

yang baru dibelinya. Pemajangannya dengan menggabungkan dua produk yang

saling berkaitan. Dengan demikian konsumen yang membeli salah satu produk

diingatkan untuk membeli produk lain sebagai pelengkapnya. Misalnya kopi dan

creamer. Juga sering ditemui pada pajangan minuman, pada rak tambahan depannya

terdapat Kacang kulit yang didisplay. Maksud display tersebut mengingatkan kita

untuk membeli minuman dan Kacang kulit sebagai pelengkapnya

Cut cases display

Adalah model display tanpa gondola, yakni menggunakan kotak/ karton kemasan

besar yang dipotong setengahnya sedemikian rupa dan disusun rapi sehingga

produknya tampak. Display ini cocok untuk makanan atau minuman kaleng

Jumble display

Jumble display adalah display campur aduk. Dalam hal ini produk diletakkan dalam

sebuah tempat terbuka dan pembeli bebas untuk mengaduk aduk barang untuk

memilih.

C. Tata letak dan arus pengunjung ( Store layout and Traffic flow )

Mengatur ruangan melalui tata letak dan mengarahkan arus pengunjung adalah sesuatu

hal yang sangat penting guna membuat daya tarik pengunjung. Melalui tata letak yang

baik maka akan sangat berpengaruh terhadap penampilan dan citra toko. Bagi konsumen

pembentukan kesan terjadi pada saat calon pembeli berada dilingkungan luar toko, masuk

ketoko, melihat lihat barang sekeliling toko dan saat menyelesaikan pembayaran dan

meninggalkan toko

Agar terbentuk citra positif terhadap toko maka dalam pengaturan Layout meliputi:

Floor Layout yaitu tata ruang/ lantai , dimana peralatan toko ditempatkan

Fixturing yaitu pemilihan dan penggunaan peralatan display dan peralatan lainnya

seperti Cash Register

Display yaitu bagaimana barang ditata dan disajikan sehingga menarik

Atmosphere yaitu penciptaan suasana sehingga konsumen menjadi nyaman

Hal yang sangat mendasar dalam tata ruang dan penempatan peralatan serta penataan

barang sehingga memudahkan arus pengunjung toko adalah bentuk Layoutnya. Pada

dasarnya terdapat dua bentuk layout toko yaitu;

1. Grid pattern

Bentuk ini umumnya digunakan pada super market, karena model Grid ini dapat

mengarahkan pengunjung berkeliling mengikuti lorong rak. Selain itu melalui

cara ini toko dapat menampilkan berbagai macam barang dagangan pada rak- rak

display tersebut

2. Free flow pattern

Bentuk ini umumnya digunakan pada Departemen store atau toko- toko fashion

lainnya. Dalam bentuk ini pengunjung bebas dan tidak diarahkan mengikuti jalur

tetapi dapat memilih dan mencari barang yang diperlukan.Untuk itu pada titik-

titik tertentu harus ditempatkan pajangan- pajangan yang berkaitan dengan produk

yang dipromosikan.

3. Combination pattern

Bentuk ini umumnya digunakan pada Departemen strore besar dan modern yang

terdiri dari beberapa area. Untuk barang- barang fashion mengacu pada Free flow

pattern sedang untuk area buku dan alat- alat tulis menggunakan Grid pattern .

Dengan model ini pengaturan ruang dan arus pengunjung menjadi lebih efektif.

Kedua bentuk tata ruang dan tata letak tersebut pada dasarnya memiliki kelebihan dan

kekurangan. Namun pertimbangan utama dalam memilih bentuk Layout adalah jenis/

kelompok barang serta harga barang dagangan. Adapun kebaikan dan kelemahan masing-

masing bentuk adalah sebagai berikut;

Kebaikan Grid pattern:

Tampilan barang dagangan dapat maksimal

Semua tempat/ lantai dapat termanfaatkan

Memudahkan pembeli untuk menelusuri setiap jalan antar rak/ gang ( aisle ) guna

mencari barang

Memudahkan pengawasan terhadap barang

Kelemahan Grid pattern:

Ruang gerak pembeli kurang bebas karena diarahkan jalurnya

Pada saat padat pengunjung, suasana menjadi kurang nyaman karena padat

pengaturan dan padat barang

Keuntungan Free flow pattern:

Suasana terbuka dan terasa santai

Memudahkan pembeli untuk berkeliling melihat dan mencari barang kebutuhan

Mudah untuk mengatur barang yang dipromosikan

Mudah untuk mengatur display dengan menggunakan tema tertentu misalnya

Lebaran, Natal, Valentine Day dan sebagainya

Kelemahan Free flow pattern:

Memerlukan banyak tenaga untuk melayani pembeli

Pembeli akan membuang banyak waktu untuk berkeliling atau menjadi binggung/

ragu dengan apa yang telah dilihat

Hal lain yang merupakan pertimbangan pokok dalam tata letak adalah pengaturan arus

pengunjung atau traffic flow. Dalam menentukan traffic flow harus melihat kebiasaan-

kebiasaan pembeli saat berbelannja, yakni arah dan bagian mana mereka banyak lewat

dan bagian mana yang umumnya kurang diminati/ dilewati. Seperti diketahui apabila

seseorang masuk kedalam suatu ruangan umumnya orang akan mengarahkan pandangan

dan memperhatikan apa- apa yang ada disebelah kiri. Berdasarkan kebiasan- kebiasan

tersebut dalam pembagian area dan pengaturan display dikenal tiga istilah yakni;

Hot spot

Area toko yang umumnya sering dan selalu dilewati pembeli, misalnya bagian depan,

area dekat kasir

Warm spot

Area toko yang banyak dilewati, seperti bagian tengah toko

Cold spot

Area toko yang agak jarang dilewati misalnya sudut- sudut belakang

Setelah mengetahui pembagian area tersebut maka berbagai barang dagangan dapat kita

display sesuai dengan kebutuhan. Dalam meletakkan dan menempatan barang dagangan

pada area- area tersebut harus memperhatikan komponen barang dagangan yang meliputi;

Bestseller

Best seller adalah kelompok barang yang perputarannya tinggi karena banyak

diperlukan oleh konsumen. Produk best seller ini bisa sepanjang tahun atau pada

saat tertentu saja misalnya; seragam sekolah pada tahun ajaran baru, baju anak-

anak pada saat menjelang lebaran

Impulse line

Impulse line adalah penempatan barang pada posisi yang strategis sehingga

mendorong orang membeli tiba- tiba tanpa direncanakan. Misalnya menempatkan

makanan kecil/ snack, permen, cokelat pada rak dekat kasir

Advertise line

Advertise line adalah penempatan barang yang sedang dipromosikan. Untuk itu

letaknya pada posisi yang strategis yakni banyak dilalui oleh pengunjung,

biasanya pada Hot spot

Problem stock

Problem stock adalah berbagai barang yang perputarannya sangat lambat. Hal ini

kemungkinan terjadi karena kesalahan dalam memperhitungkan pembelian, atau

disebabkan oleh kurang perhatian terhadap produk sehingga kelihatan lama dan

kurang bersih. Untuk barang yang masuk kategori problem stock umumnya

dilakukan obral atau diskon dengan menggunakan Jumble display ( campur aduk )

D. Label/ Kartu harga/ Tickets

Apabila kita masuk kesebuah Supermarket atau Depatemen store, kita akan melihat

berbagai tulisan tangan menarik berisi informasi barang dan harga yang diletakkan dekat

barang atau bahkan diletakkan diatas dalam posisi digantung. Kesemua itu disebut Label/

kartu harga atau ada yang menyebut Sign. Pada dasarnya fungsi Label tersebut adalah

untuk membantu penjualan dengan memberikan informasi tentang barang. Disamping itu

fungsi Ticketing adalah untuk membuat suasana sekitar toko menjadi lebih meriah dan

A. Penataan barang dagangan/merchandise

Penataan barang dagangan atau merchandise pada sebuah toko memiliki peran dan arti

yang sangat penting. Sering terjadi seorang ibu yang awalnya datang ketoko untuk

berbelanja Susu kental manis merek tertentu, ternyata pada Rak yang sama terdapat

merek lain yang lebih murah. Melihat pada rak sebelah terdapat deretan biskuit dengan

kemasan kaleng menarik serta tambahan/ hadiah kemasan karton kecil. Pada rak Sabun

cuci kondisi sama, hampir semua deterjen memberikan diskon dan hadiah. Kesemua

produk tersebut ditata dengan rapi dan baik serta memiliki daya tarik. Sehingga pada

akhirnya ibu tersebut pulang dengan menbawa berbagai barang kebutuhan yang

sebenarnya tidak ada dalam rencana belanjanya. Hal tersebut terjadi karena konsumen

tersebut melihat penampilan visual yang menarik sehingga terdorong untuk melakukan

impulse buying yakni pembelian seketika.

Departemen atau bagian yang sangat berkaitan dengan kegiatan penataan barang

dagangan adalah Merchandising. Dalam buku First step in a retail career, pengertian

merchandising dijelaskan sebagai berikut; The detailed process of making a store and its

product attractive is called merchandising. Merchandising is the way in which goods are

presented to customers. Dalam pengertian tersebut dijelaskan bahwa penataan barang

dagangan adalah suatu cara dimana barang dagangan disajikan dengan menarik

kehadapan konsumen. Proses yang secara rinci menjadikan toko dan barang dagangannya

memiliki daya tarik adalah tugas dan kegiatan Merchandising. Dengan kata lain segala

aktivitas yang berhubungan dengan arus barang mulai barang dibeli sampai terjual serta

pengembangannya adalah tugas pokok Merchandiser, yaitu orang bertanggung jawab atas

penataan barang dagangan

Secara umum kegiatan dan tanggung jawab seorang Merchandiser adalah;

1. Melakukan pembelian produk yang sesuai serta tepat dalam harga dan jumlah

Tugas pembelian ini memegang peran yang sangat penting. Melalui keterampilan

memilih barang dan menentukan dimana tempat membeli akan diperoleh barang

dagangan yang dapat dijual dengan harga bersaing. Dalam hal tertentu harus memiliki

perasaan peka dalam mengendalikan produk dengan cara mengamati kecenderungan

permintaan serta melakukan pembelian produk yang diramalkan akan laku dipasaran.

Sebaliknya dalam hal tertentu pula harus mampu menghentikan pembelian suatu produk

yang tidak direspon oleh konsumen.

Dalam melakukan pembayaran dapat dilakukan secara tunai, kredit atau konsinyasi yakni

pembayaran dilakukan setelah dilakukan perhitungan terhadap barang yang laku

2. Menentukan harga jual yang tepat, bersaing dan pantas

Apabila kegiatan pembelian yang umumnya dilakukan melalui rekanan, distributor,

penyalur atau langsung produsen telah dilakukan dengan tepat, maka dalam menentukan

harga jual akan relatif lebih mudah. Orientasi dalam menetapkan harga jual adalah

sebagai berikut;

Orientasi pada harga pokok/ pembelian

Dalam hal ini dilihat terlebih dahulu harga belinya kemudian ditambahkan dengan

keuntungan yang diinginkan misalnya 15 %. Cara menentukan harga jual ini disebut

Markup pricing

Orientasi pada permintaan pasar

Dalam menentukan harga diawali dengan melihat ke pasar untuk mengetahui

berapakah kekuatan permintaan, berapa banyaknya barang yang diperlukan serta

berapa kira- kira kemampuan untuk membayar. Jika diperkirakan permintaan akan

barang tersebut kuat maka harga ditentukan relatif tinggi. Sebaliknya jika

permintaan diperkirakan rendah maka harga ditetapkan relatif rendah dalam arti

mengambil keuntungan yang tidak terlalu besar

Orientasi pada persaingan

Dalam menentukan harga jual terlebih dahulu melihat harga yang dipasang oleh

pesaingnya untuk kemudian menentukan harga jual.Terdapat tiga alternatif yakni

menjual lebih rendah, sama dengan pesaingnya atau sedikit lebih tinggi dari pesaing.

Bila menjual lebih tinggi tentunya haraus memiliki nilai lebih misalnya dalam hal

pelayanan

Kombinasi dari ketiga hal tersebut

Dalam menentukan harga jual, strategi yang digunakan yakni mengkombinasikan

ketiga orientasi harga tersebut yakni harga pokok, permintaan pasar dan tingkat

persaingan. Dalam prakteknya cara inilah yang umum digunakan dalam menentukan

harga jual

3.Melakukan koordinasi yang terpadu dalam kegiatan promosi dan display

Kegiatan promosi tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah penjualan. Strategi

penjualan yang dilakukan untuk menarik minat pembeli antara lain;

Memberikan potongan harga

Menawarkan produk dengan harga yang lebih murah

Menawarkan produk yang berkualitas tinggi

Menawarkan produk yang eksklusive yakni tidak dijual ditempat lain

Memperluas variasi produk

Menekan biaya

Meningkatkan pelayanan

Guna lebih meningkatkan jumlah pengunjung pada event tertentu misalnya tahun baru,

hari ulang tahun kemerdekaan dan event lainnya menyelenggarakan kegiatan lomba,

kontes,peragaan dan lainnya yang biasanya dilakukan dengan berkerja sama dengan

produsen atau pemasok. Agar barang yang ditata memiliki daya jual, maka penataan

barang barang dagangan haruslah mengacu pada tehnik display yang akan diuraikan pada

bagian berikut

4. Melakukan estimasi penyediaan barang yang tepat

Pada sebuah toko persediaan barang disimpan di gudang. Fungsi gudang pada dasarnya

adalah sebagai tempat menerina barang, tempat menyimpan dan tempat mengeluarkan

barang

Dalam hal menerima barang harus diatur waktu penerimaannya untuk menjaga

kebersihan dan untuk menjaga jangan sampai terjadi percampuran barang. Seluruh

barang yang diterima harus dicek kualitas dan jumlahnya serta dikelompokkan agar

memudahkan saat mengeluarkan. Dalam hal penyimpanan harus lebih ditekankan pada

pada stock yang memadai untuk menyediakan barang yang cukup untuk waktu penjualan

yang ditentukan. Pengeluaran barang dari gudang harus menggunakan sistem FIFO,

artinya barang yang diterima lebih dulu dari suplier dikeluarkan lebih dahulu untuk

mengurangi resiko barang rusak/ daluwarsa.

B. Pengelompokan barang dagangan

Untuk memudahkan calon pembeli memilih barang yang diperlukan, serta mempermudah

dalam melakukan penataan barang maka harus dilakukan pengelompokan barang

dagangan atau grouping. Grouping adalah sitem untuk melakukan seleksi dan pemilihan

sejumlah barang yang akan dijual, dengan mengelompokkan penempatan item/ jenis

barang yang strategis guna memudahkan pembeli memilih barang. Jadi grouping sangat

erat kaitannya dengan display. Kegiatan grouping juga dimaksudkan agar barang yang

satu dengan barang lain yang memiliki sifat kimia berbeda tidak bercampur. Karena hal

ini dapat mengurangi kualitas barang. Dalam pengelompokan di toko tiap- tiap group

diberi label pada rak sesuai dengan barang yang dipajang dengan mencantumkan kode

barang, merek, jumlah barang yang ada di rak. Grouping dilakukan dalam dua kelompok

besar yaitu Food dan Non Food sebagai contoh berikut;

KELOMPOK MAKANAN/ MINUMAN ( FOOD )

Dept. Nama Departemen Nama/ Merek barang

01

SNACK

( Makanan kecil )Chiki, Taro, dll

02 BISKUIT& COOKIES Monde, Roma, Khong Guan

03

CONFECTIONERY

(Kembang gula dan cokelat )

04

MILK

( Susu )Dancow, Benbera, Indomilk

05

SOFT DRINK

(Minuman ringan )Fanta, Coca cola, Pepso cola,

06 BABY FOOD Promina, Nutricia,

07

BREAKFAST FOOD& DRINK

(Makanan dan minuman pagi/ sarapan pagi )Torabika, Kapal api,

08 NOODLE/SOUP/EXTRACT/PASTA Indomie, Supermie, Makartoni

09

SPICES&CONDIMENT

(Bumbu-bumbu dapur )Saus tomat , sambal, kecap, lada, merica

10

CANNED MEAT/FISH/VEGETABLE

(Daging, ikan,sayur dalam kaleng)Corned beef, saden

11 CANNED FRUITS& BOTTLE Buah- buahan aleng ,Delmonte

12 PRODUCE DAIRY & ICE CREAM Campina, Woody, Margarine, keju

KELOMPOK NON FOOD

Dept. Nama Departemen Nama/ Merek barang

01

HOUSEHOLD CLEANER

(Pembersih alat rumah tangga )Pembersih lantai, Molto, Baygon, Lisol

02

KITCHENWARE&HOUSEHOLD WARE

(Alat dapur dan alat rumah tangga )Timbangan kue, pisau, panci. Teko

03

TABLEWARE& GIFT

(Barang pecah belah & Kado )Piring, gelas, cangkir,

04 AUTOMOTIVE SUPPLIES&TOOL KIT Bay fresh, Ambipur, Kunci stang mobil

05

BEAUTY AID

( Alat kecantikan )Kapas, Pelembab, Shampoo, cologne

06

STATIONARY

( Alat tulis kantor )Kertas, tinta printer, pulpen, Bambi

07 KNITTING & CLOTHING Handuk, seprei, Taplak meja

08

APPAREL

( Pakaian )Pakaian bayi, Jaket, pakaian dewasa

09

ACCESSORIES

( Perhiasan )Ikat pinggang, Bando, Topi

10

TOYS & ART

( Mainan anak & barang kesenian )Boneka, Mobilan, Lilin mainan

Grouping tersebut diatas adalah untuk toko swalayan atau supermarket. Kegiatan

pengelompokan barang juga dapat didasarkan atas tingkatan umur konsumennya. Toko

yang menjual pakaian, akan mengelompokkan barangnya atas Pakaian bayi, anak- anak,

remaja, dewasa dan masih dikelompokkan lagi Pria dan wanita.

C. Display

Salah satu daya tarik pada toko adalah penataan barang dagangannya. Melalui berbagai

bentuk penyajian barang dagangan pada berbagai model rak display maka menjadikan

suasana toko menjadi semarak, dan menimbulkan daya tarik, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan volume penjualan. Uraian tersebut adalah gambaran tentang pentingnya

display

Yang dimaksud display adalah usaha yang dilakukan dalam penataan barang dagangan

ditoko, dengan memperhatikan unsur pengelompokan jenis dan kegunaan barang,

kerapihan dan keindahan dengan tujuan mengarahkan pembeli agar tertarik untuk melihat

dan memutuskan untuk membeli.

Dalam membuat display harus pula memperhatikan pengaturan tempat atau space

manajemen yaitu sistem pengaturan barang dengan mengoptimalkan pemakaian ruangan

yang tersedia sehingga menghasilkan nilai lebih antara lain;

1. Mempercepat perputaran barang

2. Menurunkan biaya gudang melalui pencegahan penumpukan persediaan barang

digudang

3. Menciptaka daya tarik bagi konsumen

Dengan demikian dalam space manajemen harus merencanakan;

1.POP ( Point of Purchase ) yakni suatu keterangan tentang nama barang,ukuran, harga

dan keterangan lain yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga menarik dan mudah

dilihat pada posisi orang berdiri

2. Pemajangan ( display )

Dalam kegiatan pemajangan perlu memperhatikan;

Pengelompokan barang/ grouping

Pengaturan jumlah barang dalam rak disesuaikan dengan daya jual barang

tersebut

Memperhatika bentuk, jenis dan komposisi warna kemasan

Memperhatikan FIFO yaitu pemajangan barang yang memperhatikan tanggal

masuk barang untuk menghindari daluwarsa/expired date

Menggunakan Price card, yang berisi data pisik barang misalnya nama barang,

kode barang, kode supllier/ pemasok, harga jual, nomor rak, jumlah minimum

stock dan lainnya

Selanjutnya secara teknis dalam melakukan penataan barang/ display terdapat beberapa

syarat penting yang harus dipenuhi yakni;

1. Rapi dan bersih

Kerapihan dan kebersihan merupakan salah satu faktor yang dapat menarik

perhatian pelanggan untuk mendekat melihat barang sehingga pada akhirnya tertarik

untuk membeli

2. Mudah dicari

Slah satu cara untuk untuk membuat pembeli nyaman dan betah berbelanja adalah

tersedianya berbagai kemudahan- kemudahan. Untuk itu barang yang dipajang di rak

haruslah menurut kelompoknya atau grouping serta petunjuk barang yang umumnya

digantung diatas ( Sign board )

3. Mudah dilihat

Dalam memajang Label barang dan label harga pada Rak pajangan haruslah

menghadap ke depan/ ke luar sehingga pembeli dengan mudah dapat melihat tanpa

menyentuh barang

4. Mudah dijangkau

Pada umumnya pengunjung toko adalah para wanita yang memiliki tinggi badan

antara 150 cm – 160 cm . Untuk itu dalam menata barang haruslah

memperhitungkan ketinggian peralatan display yang disesuaikan dengan tinggi

badan agar mudah untuk dijangkau. Demikian juga untuk barang kebutuhan sehari-

hari jangan diletakkan pada tempat yang tersembunyi

5. Aman

Dalam menata barang harus mempertimbangkan keamanan. Barang yang mudah

pecah misalnya, jangan diletakkan dipinggir karena dapat dengan mudah tersentuk

pembeli yang menyebabkan kecerlakaan dan kerusakan barang. Dalam melakukan

display jangan meletakkan makanan berdekatan dengan barang yang mengandung

racun

Kelima hal tersebut diatas adalah pertimbangan dasar dalam menata barang dagangan

pada Rak agar memiliki daya tarik bagi pengunjung.

Disamping hal tersebut diatas, dalam pelaksanaan menata barang beberapa hal harus

diperhatikan yakni;

1. Dalam meletakkan barang di rak jangan ditumpuk, karena hal ini akan

mempersulit pembeli untuk mengambil barang dan tumpukan tersebut dapat jatuh

dan membahayakan pembeli saat memilih barang

2. Harus diupayakan stock barang pada Rak display dalam keadaan penuh. Apabila

stock barang tinggal sedikit, maka letakkan sisa barang dan rapatkan pada pojok

depan rak

3. Produk dan merek untuk barang- barang yang perputarannya cepat, maka jumlah

barang yang didisplay harus lebih banyak dibanding barang yang perputarannya

kecil.

4. Apabila menata produk pada rak susun, maka ukuran kemasan yang paling kecil

diletakkan pada rak atas dan ukuran kemasan paling besar diletakkan pada rak

paling bawah. Contoh; pada rak susun 4, maka kemasan 250 gram diletakkan

paling atas, 400 gram dibawahnya, kemasan 750 gram dibawah 400 gram dan

kemasan 1 kg berada pada rak paling bawah

5. Label harga dan informasi barang (ticket) fungsinya untuk membantu penjualan.

Untuk memudahkan penglihatan maka Label harga diletakkan pada pandangan

kiri komsumen dan dibawah produk

6. Untuk menata barang- barang Fashion di rak maka cara menempatkannya mulai

dari kiri kekanan yakni dari ukuran kecil, dan ukuran besar disebelah kanan

Keenam hal tersebut diatas adalah merupakan pertimbangan dasar untuk melakukan

display agar memiliki daya jual tinggi

Dengan demikian dapat dikatakan kegiatan display merupakan upaya untuk menandani

toko, layaknya mendadani seorang gadis. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh

pemilik toko tetapi dilakukan bersama, yakni toko dan pemilik merek/ produsen, karena

keduanya memiliki kepentingan yang sama. Hasil kerjasama tersebut dapat kita lihat

ditoko antara lain;

Shelf vision yakni Iklan di rak dan di depan produk, cart vision yaitu iklan yang

diletakkan di troli/ kereta belanja, wall vision, floor vision yakni iklan dilantai. Dengan

demikian hampir semua tempat/ ruangan dipergunakan untuk berpromosi berbagai merek

produk dan dari kesemua itu Rak merupakan tempat yang sangat strategi

1. Jenis- jenis display

Teknologi display yang semakin berkembang yang ditunjang dengan berbagai model rak,

menyebabkan penataan barang menjadi semakin bervariasi dengan upaya tampilan yang

maksimal. Hal ini memacu para produsen dan pemasok untuk memperkenalkan produk

dan mereknya melalui rak- rak display.

Berdasar atas penempatan barang terdapat beberapa jenis display antara lain;

Vertikal display ( pemajangan susun tegak )

Yaitu cara display dengan posisi susunan barang tegak dalam rak. Untuk pemajangan

ini perlu memperhatikan hal- hal sebagai berikut;

o Barang yang kecil diletakkan diatas dan yang besar dibawah

o Barang yang kecil dikiri dan yang besar dikanan

o Komposisi warna produk harus diperhatikan agar tampak serasi dan enak

dipandang

o Untuk jenis Food ( makanan/ minuman ) umumnya terdapat 3 jenis

kemasan yakni plastik, karton/kotak/doos dan botol atau gelas. Jika

produk yang didisplay terdapat 3 macam kemasan tersebut maka

penyusunannya berurutan mulai dari kemasan plastik diletakkan paling

atas, kemudian karton/kotak/doos dan kemasan botol/gelas diletakkan

paling bawah

o Jarak antara Rak dalam Gondola harus sama atau semakin keatas semakin

kecil

Floor display ( pemajangan di lantai)

Adalah model display dimana penataan barang menggunakan lantai dasarnya tanpa

menggunakan rak tertentu. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam floor display

antara lain;

o Tinggi maksimun 100 cm

o Barang adalah sejenis

o Letaknya strategis

o Tidak mengganggu arus barang maupun arus pelanggan

o Menggunakan POP ( Point of Purchase ) yang menarik misalnya berupa

tulisan, atau bisa juga menggunakan SPG (Sales Promotion Girl )

o Diberi alas yang sesuai misalnya Palet

o Luas sekitar 90 cm x 90 cm

Impulse buying product display ( pajangan untuk menggerakkan hati )

Adalah display yang ditempatkan pada posisi yang strategis mudah dijangkau banyak

dilalui pengunjung dengan harapan orang yang lewat tergerak untuk membeli.

Display ini biasanya berada dekat Kasir.Produsen taupun pemasok, bila ingin

produknya didisplay pada tempat tersebut harus menyewa mahal

Wall display

Wall display adalah display dimana produk ditata/ ditempel didinding. Display ini

biasanya untuk barang- barang fashion seperti pakaian dan kelengkapannya. Salah

satu hal yang harus diperhatikan dalam wall display, yakni barang yang didisplay

didinding harus pula ada di rak. Contoh; Terdapat tiga ukuran baju, S, M dan L

dipajang didinding, maka di rak display pun harus ada ukuran tersebut

Merchandise mix display

Yaitu pemajangan untuk menawarkan produk lain yang berhubungan dengan produk

yang baru dibelinya. Pemajangannya dengan menggabungkan dua produk yang

saling berkaitan. Dengan demikian konsumen yang membeli salah satu produk

diingatkan untuk membeli produk lain sebagai pelengkapnya. Misalnya kopi dan

creamer. Juga sering ditemui pada pajangan minuman, pada rak tambahan depannya

terdapat Kacang kulit yang didisplay. Maksud display tersebut mengingatkan kita

untuk membeli minuman dan Kacang kulit sebagai pelengkapnya

Cut cases display

Adalah model display tanpa gondola, yakni menggunakan kotak/ karton kemasan

besar yang dipotong setengahnya sedemikian rupa dan disusun rapi sehingga

produknya tampak. Display ini cocok untuk makanan atau minuman kaleng

Jumble display

Jumble display adalah display campur aduk. Dalam hal ini produk diletakkan dalam

sebuah tempat terbuka dan pembeli bebas untuk mengaduk aduk barang untuk

memilih.

C. Tata letak dan arus pengunjung ( Store layout and Traffic flow )

Mengatur ruangan melalui tata letak dan mengarahkan arus pengunjung adalah sesuatu

hal yang sangat penting guna membuat daya tarik pengunjung. Melalui tata letak yang

baik maka akan sangat berpengaruh terhadap penampilan dan citra toko. Bagi konsumen

pembentukan kesan terjadi pada saat calon pembeli berada dilingkungan luar toko, masuk

ketoko, melihat lihat barang sekeliling toko dan saat menyelesaikan pembayaran dan

meninggalkan toko

Agar terbentuk citra positif terhadap toko maka dalam pengaturan Layout meliputi:

Floor Layout yaitu tata ruang/ lantai , dimana peralatan toko ditempatkan

Fixturing yaitu pemilihan dan penggunaan peralatan display dan peralatan lainnya

seperti Cash Register

Display yaitu bagaimana barang ditata dan disajikan sehingga menarik

Atmosphere yaitu penciptaan suasana sehingga konsumen menjadi nyaman

Hal yang sangat mendasar dalam tata ruang dan penempatan peralatan serta penataan

barang sehingga memudahkan arus pengunjung toko adalah bentuk Layoutnya. Pada

dasarnya terdapat dua bentuk layout toko yaitu;

1. Grid pattern

Bentuk ini umumnya digunakan pada super market, karena model Grid ini dapat

mengarahkan pengunjung berkeliling mengikuti lorong rak. Selain itu melalui

cara ini toko dapat menampilkan berbagai macam barang dagangan pada rak- rak

display tersebut

2. Free flow pattern

Bentuk ini umumnya digunakan pada Departemen store atau toko- toko fashion

lainnya. Dalam bentuk ini pengunjung bebas dan tidak diarahkan mengikuti jalur

tetapi dapat memilih dan mencari barang yang diperlukan.Untuk itu pada titik-

titik tertentu harus ditempatkan pajangan- pajangan yang berkaitan dengan produk

yang dipromosikan.

3. Combination pattern

Bentuk ini umumnya digunakan pada Departemen strore besar dan modern yang

terdiri dari beberapa area. Untuk barang- barang fashion mengacu pada Free flow

pattern sedang untuk area buku dan alat- alat tulis menggunakan Grid pattern .

Dengan model ini pengaturan ruang dan arus pengunjung menjadi lebih efektif.

Kedua bentuk tata ruang dan tata letak tersebut pada dasarnya memiliki kelebihan dan

kekurangan. Namun pertimbangan utama dalam memilih bentuk Layout adalah jenis/

kelompok barang serta harga barang dagangan. Adapun kebaikan dan kelemahan masing-

masing bentuk adalah sebagai berikut;

Kebaikan Grid pattern:

Tampilan barang dagangan dapat maksimal

Semua tempat/ lantai dapat termanfaatkan

Memudahkan pembeli untuk menelusuri setiap jalan antar rak/ gang ( aisle ) guna

mencari barang

Memudahkan pengawasan terhadap barang

Kelemahan Grid pattern:

Ruang gerak pembeli kurang bebas karena diarahkan jalurnya

Pada saat padat pengunjung, suasana menjadi kurang nyaman karena padat

pengaturan dan padat barang

Keuntungan Free flow pattern:

Suasana terbuka dan terasa santai

Memudahkan pembeli untuk berkeliling melihat dan mencari barang kebutuhan

Mudah untuk mengatur barang yang dipromosikan

Mudah untuk mengatur display dengan menggunakan tema tertentu misalnya

Lebaran, Natal, Valentine Day dan sebagainya

Kelemahan Free flow pattern:

Memerlukan banyak tenaga untuk melayani pembeli

Pembeli akan membuang banyak waktu untuk berkeliling atau menjadi binggung/

ragu dengan apa yang telah dilihat

Hal lain yang merupakan pertimbangan pokok dalam tata letak adalah pengaturan arus

pengunjung atau traffic flow. Dalam menentukan traffic flow harus melihat kebiasaan-

kebiasaan pembeli saat berbelannja, yakni arah dan bagian mana mereka banyak lewat

dan bagian mana yang umumnya kurang diminati/ dilewati. Seperti diketahui apabila

seseorang masuk kedalam suatu ruangan umumnya orang akan mengarahkan pandangan

dan memperhatikan apa- apa yang ada disebelah kiri. Berdasarkan kebiasan- kebiasan

tersebut dalam pembagian area dan pengaturan display dikenal tiga istilah yakni;

Hot spot

Area toko yang umumnya sering dan selalu dilewati pembeli, misalnya bagian depan,

area dekat kasir

Warm spot

Area toko yang banyak dilewati, seperti bagian tengah toko

Cold spot

Area toko yang agak jarang dilewati misalnya sudut- sudut belakang

Setelah mengetahui pembagian area tersebut maka berbagai barang dagangan dapat kita

display sesuai dengan kebutuhan. Dalam meletakkan dan menempatan barang dagangan

pada area- area tersebut harus memperhatikan komponen barang dagangan yang meliputi;

Bestseller

Best seller adalah kelompok barang yang perputarannya tinggi karena banyak

diperlukan oleh konsumen. Produk best seller ini bisa sepanjang tahun atau pada

saat tertentu saja misalnya; seragam sekolah pada tahun ajaran baru, baju anak-

anak pada saat menjelang lebaran

Impulse line

Impulse line adalah penempatan barang pada posisi yang strategis sehingga

mendorong orang membeli tiba- tiba tanpa direncanakan. Misalnya menempatkan

makanan kecil/ snack, permen, cokelat pada rak dekat kasir

Advertise line

Advertise line adalah penempatan barang yang sedang dipromosikan. Untuk itu

letaknya pada posisi yang strategis yakni banyak dilalui oleh pengunjung,

biasanya pada Hot spot

Problem stock

Problem stock adalah berbagai barang yang perputarannya sangat lambat. Hal ini

kemungkinan terjadi karena kesalahan dalam memperhitungkan pembelian, atau

disebabkan oleh kurang perhatian terhadap produk sehingga kelihatan lama dan

kurang bersih. Untuk barang yang masuk kategori problem stock umumnya

dilakukan obral atau diskon dengan menggunakan Jumble display ( campur aduk )

D. Label/ Kartu harga/ Tickets

Apabila kita masuk kesebuah Supermarket atau Depatemen store, kita akan melihat

berbagai tulisan tangan menarik berisi informasi barang dan harga yang diletakkan dekat

barang atau bahkan diletakkan diatas dalam posisi digantung. Kesemua itu disebut Label/

kartu harga atau ada yang menyebut Sign. Pada dasarnya fungsi Label tersebut adalah

untuk membantu penjualan dengan memberikan informasi tentang barang. Disamping itu

fungsi Ticketing adalah untuk membuat suasana sekitar toko menjadi lebih meriah dan

menyenangkan. Ticket yang baik adalah yang dapat mempengaruhi calon pembeli untuk

mengambil keputusan membeli. Agar penulisan Ticket/ label dapat mengenai sasaran

maka layout Ticket adalah sebagai gambar berikut

LEAD LINE

HEAD LINE

DESCRIPTIVE LINE

PRICE

BASE LINE

Keterangan :

LEAD LINE adalah kata- kata yang memandu pandangan untuk mengetahui/ melihat

lebih dalam. Untuk itu dalam membuat lerad line kata- kata singkat seperti; Baru tiba,

Hanya hari ini, Turun harga dan sebagainya

HEAD LINE adalah informasi tentang produk yang ditawarkan

DESCRIPTIVE LINE adalah keterangan sedikit rinci tentang barang tersebut, misalnya

keuntungan produk tersebut

PRICE adalah informasi tentang harga produk yang ditawarkan tersebut yang ditulis

dengan huruf yang lebih besar dari yang lain

BASE LINE adalah informasi tentang kualitas atau ukuran misalnya per Kg, Ons dan

sebagainya

Disamping label dan ticket, guna mempermudah administrasi usaha khususnya Kasir

digunakan tenologi baru yaitu Barcode. Barcode merupakan Label berisi garis- garis yang

mempermudah untuk mengetahui harga pada mesin pembaca . Melalui barcode dan

mesin pembacanya akan mempercepat pelayanan, karena kasir tidak perlu menekan-

nekan tombol setiap menghitung harga barang yang dibeli konsumen.