Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

37
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas (11) orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya kedalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri tidak kemasukan (A. Sarumpaet, 1992: 5). Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin menjadi seorang pemain sepakbola yang baik, bahkan kalau mungkin menjadi bintang sepakbola. Dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang diprioritaskan untuk dibina. Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi alangkah baiknya jika semenjak anak- anak telah mendapatkan pelatihan olahraga khususnya olahraga sepakbola secara benar, teratur dan terarah. Dalam pelatihan olahraga, untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi harus memperhatikan beberapa 1

Transcript of Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

Page 1: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-

masing regu terdiri dari sebelas (11) orang pemain, yang lazim disebut

kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukan bola

sebanyak-banyaknya kedalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya

sendiri tidak kemasukan (A. Sarumpaet, 1992: 5).

Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang

tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

menjadi seorang pemain sepakbola yang baik, bahkan kalau mungkin menjadi

bintang sepakbola. Dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

masyarakat, permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang

diprioritaskan untuk dibina. Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi alangkah

baiknya jika semenjak anak-anak telah mendapatkan pelatihan olahraga

khususnya olahraga sepakbola secara benar, teratur dan terarah. Dalam pelatihan

olahraga, untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi harus memperhatikan

beberapa faktor. Salah satunya adalah teknik dasar dari olahraga tersebut. Begitu

juga dalam olahraga sepakbola, apabila kita menguasai teknik dasar dengan baik,

maka kita dapat bermain dengan baik.

Adapun teknik dasar permainan sepakbola yang perlu dikuasai oleh para

pemain pada umumnya adalah: menendang bola, menggiring bola, menahan dan

menghentikan bola, menyundul bola, melempar bola, merampas atau merebut

bola.

Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan

kondisi fisik secara keseluruhan. Oleh karena itu kekuatan mutlak harus dimiliki

seorang atlet sebelum ia berlatih mengembangkan unsur-unsur yang lain.

1

Page 2: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

Kekuatan merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik.

Disamping membutuhkan kekuatan otot tungkai untuk mencapai keterampilan

menggiring bola diperlukan juga unsur fisik yang berupa kelentukan, kelentukan

merupakan kemampuan untuk bergerak dalam ruang gerak sendi.

B.         Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis merumuskan

masalah makalahnya, yakni :

1. Bagaimana hubungan kekuatan otot tungkai dengan keterampilan

menggiring bola pada permainan sepakbola?

2. Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan kelentukan pergelangan

kaki terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola?

C.         Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis menulis makalah ini

bertujuan diantaranya :  

1. Mengetahui hubungan kekuatan otot tungkai dengan keterampilan

menggiring bola pada permainan sepakbola.

2. Mengetahui hubungan kekuatan otot tungkai dengan kelentukan

pergelangan kaki terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan

sepakbola.

2

Page 3: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teknik Keterampilan Menggiring Bola

Pengertian keterampilan sesuai dengan perkataan Poerwadarminta (2002 :

935) yaitu cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan. Menurut

Sukatamsi (1988 : 158) menggiring bola diartikan dengan gerakan lari

menggunakan kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus di atas tanah.

Adapun pendapat Engkos Kosasih (1994 : 95) menggiring bola yaitu berlari

membawa bola atau membawa bola dengan kaki.

Dari pendapat-pedapat di atas, keterampilan menggiring bola dapat

diartikan kemampuan seseorang untuk meggunakan kakinya, mendorong bola

agar bergulir terus menerus di atas tanah dengan waktu yang sesingkat-

singkatnya. Luxbacher (1998 : 47) mengatakan bahwa menggiring bola dalam

sepak bola memiliki fungsi yang sama dengan bolabasket yaitu memungkinkan

pemain untuk mempertahankan bola saat berlari melintasi lawan atau maju ke

ruang yang terbuka. Pemain dapat menggunakan berbagai bagian kaki (inside,

outside, instep, telapak kaki) untuk mengontrol bola sambil terus menggiring

bola. Beberapa orang menanggap penggiringan bola lebih sebagai seni daripada

keterampilan. Pemain dapat mengembangkan gayanya sendiri atau berimprovisasi

dalam menggiringbola selama tetap mencapai sasaran utama yaitu mengalahkan

lawan sambil tetap menguasai bola. Sehingga dapat diambil suatu pengertian

bahwa menggiring bola adalah suatu kemampuan menguasai bola dengan kaki

oleh pemain sambil lari untuk melewati lawan atau membuka daerah pertahanan

lawan. Adapun tujuan menggiring bola menurut Sukatamsi (1988 : 158) adalah:

1. Melewati lawan.

2. Mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat.

3

Page 4: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

3. Menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak

terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengan segera memberikan

operan kepada teman.

Untuk dapat menggiring bola dengan baik perlu dilakukan latihan-latihan

yang terus menerus sehingga akhirnya akan menjadi gerakan yang otomatis.

Selain itu juga harus memperhatikan prinsip-prinsip menggiring bola. Menurut

Sukatamsi (1988 : 158) beberapa prinsip-prinsip menggiring bola yaitu:

1. Bola di dalam penguasaan pemain, tidak mudah direbut lawan dan bola

selalu terkontrol.

2. Di depan pemain terdapat daerah kosong artinya bebas dari lawan.

3. Bola digiring dengan kaki kanan atau kaki kiri, tiap langkah kaki kanan

atau kaki kiri mendorong bola ke depan, jadi bola didorong bukan

ditendang. Irama sentuhan pada bola tidak mengubah irama langkah kaki.

4. Pada waktu menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu pada bola

saja, akan tetapi harus pula memperhatikan atau mengamati situasi sekitar

dan lapangan atau posisi lawan maupun posisi kawan.

5. Badan agak condong kedepan, gerakan tangan bebas seperti pada waktu lari

biasa.

Adapun kesalahan di dalam menggiring bola adalah sebagai berikut:

1. Bukan mendorong tetapi memukul bola sehingga jalannya bola terlalu cepat

dan tidak terkontrol.

2. Jarak antara pemain dengan bola terlalu jauh, sehingga direbut lawan.

3. Irama langkah lari rusak akibat dari irama kaki menyentuh bola tidak

teratur.

4. Mata hanya selalu tertuju pada bola saja sehingga dalam permainan

sesungguhnya pemain tidak dapat melihat situasi lapangan seluruhnya.

Cara menggiring bola menurut pendapat Sukatamsi (1988 : 161-162) yaitu

untuk melakukan teknik menggiring bola berputar kearah kiri digunakan kura-

4

Page 5: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

kura kaki sebelah dalam kaki kanan, sedangkan untuk melakukan teknik

menggiring bola ke arah kanan digunakan kura-kura kaki sebelah luar kaki kanan.

Adapun cara menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam

menurut Sukatamsi (1988 : 159) adalah sebagai berikut:

1. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang

bola dengan kura-kura kaki sebelah dalam.

2. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik

menendang, akan tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh atau

mendorong bola bergulir kedepan dan bola harus selalu dekat dengan kaki.

Dengan demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut oleh lawan.

3. Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus sedikit ditekuk dan pada

waktu kaki menyentuh bola mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi

lapangan.

Menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam akan

mempermudah melindungi bola dari lawan atau bola tetap berada dalam

penguasaan pemain, hal ini menyebabkan lawan menemui kesulitan untuk

merampas bola. Hal ini sesuai dengan pendapat A. Sarumpaet (1992 : 25) yaitu

jika pemain yang menggiring bola selalu diikuti atau dibayangi oleh lawan maka

cara menggiring bola seperti inilah yang lebih baik dilakukan karena bola selalu

berada di antara kedua kaki dengan lain perkataan bola selalu dapat dilindungi.

Disamping itu kalau menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam

pemain dapat mudah merubah arah bila dihadang oleh lawannya.

Sedangkan menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian luar

menurut Sukatamsi (1988 : 161) adalah :

1. Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki menendang bola

dengan kura-kura kaki sebelah luar.

2. Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan

atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat

dengan kaki.

5

Page 6: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

3. Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus sedikit ditekuk dan pada

waktu kaki menyentuh bola mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi

lapangan.

A. Sarumpaet (1992 : 25) mengatakan bahwa mengiring bola dengan

menggunakan kura-kura bagian luar memberi kesempatan bagi pemain untuk

merubah-ubah arah serta dapat menghindari lawan yang berusaha merampas bola.

Merubah arah atau membelok ke kiri maupun ke kanan berarti menghindarkan

bola dari lawan karena dengan cara demikian tubuh pemain yang sedang

menggiring bola dapat menutup atau membatasi antara lawan dengan bola.

·         Dalam pelaksanaan menggiring bola zig-zag melewati pancang atau lawan

dapat dilakukan dengan menggunakan kedua kaki bergantian, kaki kanan saja

atau kaki kiri saja, adapun cara pelaksanaannya menurut Sukatamsi (1988 : 169)

adalah sebagai berikut: Menggiring bola zig-zag melampaui pancang atau lawan

dengan menggunakan kaki kanan dan kaki kiri bergantian, bola didorong

menggunakan kura-kura kaki bagian dalam. Waktu melampaui di sebelah kanan

tiang pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian dalam kaki kanan

sedangkan pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang pancang/lawan digunakan

kura-kura kaki bagian dalam kaki kiri.

1. Menggiring bola zig-zag melampaui pancang atau lawan dengan

menggunakan kaki sebelah kanan saja, yaitu dengan cara: waktu melampaui

di sebelah kanan tiang pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian dalam

dan pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang pancang/lawan digunakan

kura-kura kaki bagian luar.

2. Menggiring bola zig-zag melampaui pancang atau lawan dengan

menggunakan kaki sebelah kiri saja, yaitu dengan cara: waktu melampaui di

sebelah kanan tiang pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian luar dan

pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang pancang/lawan digunakan kura-

kura kaki bagian dalam.cara: waktu melampaui di sebelah kanan tiang

pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian dalam dan pada waktu

6

Page 7: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

melampaui di sebelah kiri tiang pancang/lawan digunakan kura-kura kaki

bagian luar.

3. Menggiring bola zig-zag melampaui pancang atau lawan dengan

menggunakan kaki sebelah kiri saja, yaitu dengan cara: waktu melampaui di

sebelah kanan tiang pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian luar dan

pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang pancang/lawan digunakan kura-

kura kaki bagian dalam.

Beberapa prinsip yang perlu diketahui untuk dapat menggiring bola

dengan baik menurut A. Sarumpaet (1992 : 24) antara lain:

1. Bola harus dikuasai sepenuhnya, berarti tidak mungkin dirampas lawan.

2. Dapat menggunakan seluruh bagian kaki sesuai dengan tujuan apa yang

ingin dicapai.

3. Dapat menguasai situasi pemain pada waktu menggiring bola.

Penguasaan bola merupakan bagian yang penting dalam setiap permainan.

Setiap pemain atau tim berusaha untuk dapat menguasai bola, karena dengan

menguasai bola menciptakan gol akan lebih mudah. Setelah bola dapat dikuasai,

pemain atau tim akan berusaha supaya bola tidak mudah hilang atau direbut

lawan. Oleh karena itu pemain harus dituntut untuk memiliki penguasaan bola.

Penguasaan bola dapat ditunjukkan salah satunya dengan kemampuan seorang

pemain dalam menggiring bola.

B. Analisis Gerak

1. Keterlibatan Otot dalam Menggiring Bola

Kekuatan otot tungkai menggunakan kekuatan maksimum. Menurut

KONI (2000: 12) kekuatan adalah kekuatan otot yang membangkitkan

tenaga/ kekuatan/ force terhadap suatu tahanan.

M. Sajoto (1988 : 58) mengatakan bahwa kekuatan atau strenght

adalah komponen kondisi fisik, yang menyangkut masalah kemampuan

7

Page 8: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

seseorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban

dalam waktu kerja tertentu.

Kekuatan otot tungkai yang dimaksud di sini adalah kemampuan otot

untuk menerima beban dalam waktu bekerja di mana kemampuan itu

dihasilkan oleh adanya kontraksi otot yang terdapat pada tungkai, kontraksi

ini timbul untuk melakukan gerakan yang mendukung.

A. Hamidsyah Noer (1995 : 135) mengatakan salah satu unsur

kondisi fisik yang perlu dilatih terlebih dahulu adalah unsur kondisi fisik

kekuatan, karena kekuatan memiliki peranan yang penting dalam melindungi

atlet dari cedera serta membantu stabilitas sendi-sendi.

Menurut Harsono (1988 : 179) kontraksi otot dapat digolongkan

dalam tiga kategori yaitu:

1. Kontraksi isometris, dalam kontraksi isometris otot-otot tidak

memanjang atau memendek sehingga tidak nampak suatu gerakan

yang nyata, atau dengan perkataan lain tidak ada jarak yang

ditempuh. Kontraksi ini disebut juga kontraksi statis.

2. Kontraksi isotenis,dalam kontraksi akan nampak bahwaterjadi

suatu gerakan dari anggota-anggota tubuh yang disebabkan

memanjang dan memendeknya otot-otot sehingga terdapat

perubahan dalam panjang otot. Kontraksi ini disebut juga kontraksi

dinamis.

3. Kontraksi isokinetis yaitu kontraksi dari kedua kontraksi tersebut.

Dari pengertian kekuatan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

kekuatan adalah kemampuan otot-otot atau sekelompok otot untuk mengatasi

suatu beban atau tahanan dalam menjalankan aktivitas latihan. Kekuatan

harus mutlak diperlukan pada setiap atlet untuk semua cabang olahraga.

Kekuatan otot merupakan komponen penting dari kesegaran jasmani,

karena tingkat penyesuaian kemampuan terjadi sesuai dengan proporsi dari

8

Page 9: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

kualitas dan jumlah serabut otot. Ateng (1992 : 66) berpendapat bahwa

kesegaran jasmani dalam kaitan dengan kekuatan otot memerlukan:

1. Kualitas dan jumlah serabut otot yang memadai.

2. Kemampuan menginervasi (mengerahkan) sejumlah serabut otot

yang diperlukan.

3. Irama gerak sesuai dengan beban kerja otot.

4. Tahanan internal yang rendah.

5. Pola koordinasi yang efisien.

6. Efektivitas pengungkit.

Harsono (1988 : 77) mengatakan bahwa kekuatan otot adalah

komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara

keseluruhan. Karena, pertama kekuatan merupakan daya penggerak setiap

aktivitas fisik, kedua kekuatan memegang peranan penting dalam

melindungi atlet atau orang dari cedera, ketiga dengan kekuatan atlet akan

dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan efisien,

memukul lebih keras, demikian juga dapat membantu memperkuat sendi-

sendi.

Dari beberapa pengertian tersebut, kekuatan dapat diartikan sebagai

kualitas tenaga otot atau sekelompok otot dalam membangun kontraksi

secara maksimal untuk mengatasi beban yang datang baik dari dalam

maupun dari luar. Jadi gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tungkai akan

menghasilkan gerakan aktivitas seperti menendang, berjalan, melompat dan

lain sebagainya. Dimana garakan tersebut dibutuhkan dalam melakukan

gerakan olahraga, terutama cabang olahraga yang dominan menggunakan

kaki separti: sepakbola, pencaksilat, bersepada dan masih banyak lainnya.

Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh

dapat bergerak. Sebagian otot tubuh ini melekat pada kerangka otot yang

dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakan bagian-bagian

kerangka dalam suatu letak tertentu. Otot dapat mengadakan kontraksi

9

Page 10: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

dengan cepat, apabila ia mendapatkan rangsangan dari luar berupa

rangsangan arus listrik, rangsangan mekanis, dingin dan lain-lain. Syaifuddin

(1997 : 41) mengatakan bahwa dalam keadaan sehari-hari otot ini bekerja

atau berkontraksi menurut pengaruh atau perintah yang datang dari susunan

saraf motoris.

Di dalam peningkatan latihan kekuatan, kita harus selalu ingat akan

prinsip peningkatan/penambahan beban. Hamidsyah Noer (1995 : 136)

mengatakan bahwa disamping faktor latihan masih ada faktor lain yang turut

menentukan baik tidaknya kekuatan seorang atlet, diantaranya yaitu:

1. Tergantung dari besarnya fibril otot dan tergantung pula atas

banyaknya yang ikut serta dalam melawan beban, serta tonus otot.

2. Tergantung dari bentuk kerangka tubuh, makin besar kerangka

tubuh makin baik.

3. Faktor umur juga sangat menentukan, bagi atlet yang berusia tua

tentu saja faktor kekuatannya akan berubah.

4. Pengaruh psikis dari dalam maupun dari luar.

Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka kita dapat menjaga

bahkan meningkatkan unsur kekuatan, sehingga dapat menunjang dalam

meningkatkan prestasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan/strength

adalah kemampuan otot membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.

Oleh karena itu latihan-latihan yang cocok untuk dapat membantu

mengembangkan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan (resistance

exercise) dimana kita harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu

beban, beban itu bisa beban anggota tubuh kita sendiri ataupun beban bobot

dari luar (extance resistance). Beban tersebut harus sedikit demi sedikit

bertambah berat agar perkembangan otot terjamin.

Oleh karena itu, pada latihan tahanan haruslah selalu merupakan

latihan-latihan tahanan yang progresif dan tidak berhenti pada satu berat,

beban atau bobot tertentu. Sehingga otot memiliki kemampuan menerima

10

Page 11: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

beban maksimal. Apabila diterapkan pada pelaksanaan aktivitas menggiring

bola adanya kekuatan yang baik diharapkan keterampilan menggiring

bolanya lebih memadai.

2. Keterlibatan Tulang dan Persendian yang Dominan Bekerja dalam

Keterampilan Menggiring Bola

M. sajoto (1988 : 58) menyatakan bahwa kelentukan adalah efektifitas

seseorang dalam penyesuaian dirinya, untuk melakukan segala aktivitas tubuh

dengan penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen di

sekitar persendian.

Kelentukan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan gerak

olahraga, apabila seseorang mengalami gerak yang kurang luas pada

persendiannya dapat mengganggu gerakan atau menimbulkan cedera pada

otot.

Macam-macam kelentukan menurut Suharno (1986 : 50) antara lain:

(1) Kelentukan umum, ialah kemampuan seseorang dalam gerak dengan

amplitudo yang luas dimana sangat berguna dalam gerakan olahraga pada

umumnya dan menghadapi hidup sehari-hari. Kelentukan sendi-sendi tidak

mengganggu/menghambat gerakan dalam olahraga apa saja dan pekerjaan

umum sesuai dengan situasi, (2) Kelentukan khusus, ialah kemampuan

seseorang dalam gerak dengan amplitudo yang luas dan berseni dalam satu

cabang olahraga. Tuntutan masing-masing cabang olahraga terhadap

kelentukan sangat berbeda-beda. Perbedaan tersebut biasanya atas dasar

perbedaan teknik masing-masing cabang olahraga dan teknik bertanding yang

digunakan.

Menurut Pate yang diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto (1993 :

173) Pergelangan kaki dan telapak kaki adalah komponen penting dari sistem

pengantar kekuatan yang memungkinkan olahragawan untuk menampilkan

gerakan berlari. Tulang persendian tibia, fibula dan talus membentuk sendi

engsel pergelangan kaki.

11

Page 12: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

Luxbacher (1998 : 49) berpendapat bahwa dalam beberapa situasi

pemain tidak perlu melakukan dribble dengan kontrol yang rapat, misalkan

dalam situasi yang menguntungkan di pertahanan lawan. Dalam situasi

tersebut pemain harus mampu menggiring bola dengan kecepatan penuh,

jangan biarkan bola rapat dengan kaki, tapi sebaliknya dorong bola beberapa

kaki ke depan ke arah ruang yang terbuka, berlari dengan cepat dan kemudian

mendorongnya kembali menggunakan seluruh permukaan instep atau outside-

of-the-foot. Sebelum impac dengan bola. Kaki dalam menggerakkan instep

atau outside-of-the-foot memerlukan kelentukan pergelangan kaki.

Tidak semua orang memiliki pergelangan kaki yang lentuk, sehingga

dalam melakukan gerakan tungkaipun kurang sempurna. Dengan seorang

pemain memiliki kelentukan pergelangan kaki diharapkan akan menambah

keterampilannya dalm menggiring bola.

Menurut Harsono (1988 : 164) kelentukan dapat dikembangkan

melalui latihan-latihan peregangan otot dan latihan-latihan memperluas ruang

gerak sendi-sendi. Adapun beberapa metode latihan yang dapat dipakai untuk

mengembangkan kelentukan:

1. Peregangan dinamis biasanya dilakukan dengan menggerak-

gerakkan tubuh atau anggota-anggota tubuh secara ritmis (berirama)

sehingga otot-otot terasa teregangkan.

2. Peregangan statis, dalam peregangan ini perlu mengambil sikap

sedemikian sehingga meregangkan suatu kelompok otot tertentu dan

sikap ini dipertahankan secara statis untuk beberapa detik.

3. Peregangan pasif, dalam metode ini, pelaku merelax-kan kelompok

tertentu, kemudian temannya membantu meregangkan otot tersebut

secara berlahan-lahan sampai titik fleksibilitas maksimum tercapai,

tanpa keikut sertaan secara aktif dari pelaku.

12

Page 13: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

4. peregangan kontraksi-rileksasi, otot diregangkan dulu secara

isometrik 6 sampai 10 detik, lalu otot diregangkan dengan metode

pasif selama 20 sampai 30 detik.

Pendapat lain dari Suharno (1986 : 51) masalah-masalah yang perlu

diperhatikan dalam kaitannya melatih kelentukan adalah:

1. Pemanasan sebelum inti latihan harus cukup panas.

2. Gerakan-gerakan jangan dipaksakan, sehingga mengakibatkan

robek/putusnya jaringan-jaringan.

3. Latihan harus sistematis, teratur dan peningkatan latihan sedikit

demi sedikit.

4. mulailah latihan sejak anak-anak.

5. Latihan harus diulang-ulang, jika merasa sakit segera latihan

dihentikan.

6. Selesai latihan kelentukan perlu diimbangi dengan latihan

penguatan.

7. Jangan memaksa atlet yang sedang muram, takut, susah untuk

berlatih kelentukan.

8. Latihan kelentukan sebaiknya dimulai dari kanak-kanak dan pada

siang hari.

Kegunaan kelentukan menurut Suharno (1986 : 49) di dalam

olahraga adalah:

1. Mempermudah atlet dalam penguasaan-penguasaan teknik-teknik

tinggi.

2. Mengurangi terjadinya cedera atlet

3. Seni gerak tercermin dalam kelentukan yang tinggi.

4. Meningkatkan kecepatan dan kelincahan gerak.

Keuntungan bagi seorang pemain sepakbola apabila memiliki

kelentuka yang baik yaitu:

13

Page 14: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

1. Cepat menguasai gerakan-gerakan untuk melakukan teknik atau

taktik.

2. Tidak mudah mendapatkan kecelakaan atau cedera pada otot.

3. Gerakan-gerakan akan dilaksanakan dengan mudah sehingga tidak

lekas lelah.

4. Membantu daya tahan, kecepatan dan kelincahan.

Dari pendapat di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa dalam

melakukan drible/menggiring bola seorang pemain harus dapat merubah

arah dan menghindari lawan dengan cepat serta harus dapat menggunakan

seluruh bagian kakinya sesuai dengan yang ingin dicapai. Untuk dapat

melakukan semuanya itu sangat dibutuhkan unsur fisik diamtaranya

berupa kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki.

3. Sistem Energi Dominan Saat Menggiring Bola

Sistem energi yang diperlukan didalam sepak bola diantaranya adalah

system energi daya tahan Aerobik dan Anaerobik. Rincian sistem Aerobik dan

Anaerobik menujukan bagaimana atau betapa besar keterlibatan kedua system

ini dalam melekukan aktifitas tertentu yang berhubungan dengan aktifitas olah

raga. Rincian kedua system ini di tentukan dengan mengidentifikasikan

berapa lama dan berapa berat seorang atlet bekerja tanpa istirahat.

Sistem energi Aerobik berarti dengan oksigen artinya kerja otot

dan gerak otot yang dilakukan mengunakan oksigen guna melepas

energi dari bahan-bahan otot (PB. PASI 1993 : 22). Beban kerja

latihan aerobik dapat secara terus-menerus atau dirinci menjadi

interval-interval antara lari kencang dan lari pelan. Latihan aerobik

yang betul akan memperbaiki produksi energi aerobik dalam otot dan

juga dapat menunjang meningkatkan kinerja jantung dan paru-paru.

Sedangkan sistem energi Anaerobik berarti tanpa oksigen

artinya mampu bekerja dengan intensitas tingkat tinggi (PB. PASI

14

Page 15: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

1993:23). Latihan ringan seperti jogging dapat digunakan untuk dapat

meningkatkan dan melatih daya tahan anaerobic.

Dalam keterkaitannya dengan cabang olah raga sepak bola

kedua system energi ini sama-sama memberi peranan yang penting

dalam menunjang melakukan gerak olah raga ini. Sistem aerobik

dalam sepak bola digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan dalam

intensitas yang cepat seperti sprint dalam perebutan bola, memberi

umpan atau dalam mencetak gool. Sedang system anaerobik untuk

melakukan gerakan dalam intensitas sedang atau lambat seperti lari

jogging.

 Selain menguasai teknik dasar yang benar pemain sepakbola

juga harus mempunyai kondisi fisik dan energi yang baik, dalam

meningkatkan kondisi fisik maka perlu dilatihkan beberapa kondisi

fisik atau energi, sedangkan unsur kondisi fisik umum meliputi

kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan dan kelentukan.

Sedangkan unsur kondisi fisik khusus mencakup stamina, daya ledak,

reaksi, koordinasi, ketepatan, dan keseimbangan (Suharno HP, 1985:

24).

Kekuatan atau energi merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dalam unjuk kerja dan sangat menentukan kualitas kondisi

fisik seseorang dan sangat dibutuhkan dihampir semua cabang

olahraga, kekuatan adalah kemampuan dari otot atau sekelompok otot

untuk mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitasnya

( Suharno HP, 1985: 24).

Harsono (1988: 176) menyatakan bahwa kekuatan adalah

komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik

secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena:

1. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas.

15

Page 16: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

2. Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi

atlet/orang dari kemungkinan cidera.

3. Kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang

lebih efisien, meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih

memerlukan kelincahan, kelentukan, kecepatan, daya ledak

dan sebagainya. Namun faktor-faktor tersebut tetap

dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar memperoleh

hasil yang baik.

Menurut Suharno HP (1985: 25) kekuatan ada 3 macam yaitu:

kekuatan maksimal, kekuatan daya ledak, dan power endurance (kuat

dan tahan lama).

1. Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot dalam konsentrasi

maksimal serta dapat melawan/menahan beban yang maksimal

pula.

2. Kekuatan daya ledak adalah kemampuan sebuah otot atau

segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan

kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.

3. Power endurance (kuat dan tahan lama) adalah kemampuan

tahan lamanya kekuatan otot untuk melawan tahanan beban

yang tinggi intensitasnya.

Salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian kecepatan

menggiring bola adalah faktor kondisi fisik kekuatan energi otot

tungkai. Dengan kata lain untuk mencapai kecepatan menggiring bola

harus ada unsur kondisi fisik terutama kekuatan otot tungkai yang

digunakan untuk mengangkat paha dan menolak pada saat lari

menggiring bola.

Kekuatan otot tungkai seseorang berperan penting dalam

meningkatkan frekuensi langkah lari seseorang, karena frekuensi

langkah adalah perkalian antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan

16

Page 17: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

otot dalam melangkah. Kekuatan otot tungkai ini digunakan saat lari

menggiring bola. Seorang pemain sepakbola harus memiliki kaki yang

kuat, pergelangan kaki yang kuat, lutut yang kuat dan tungkai yang

kuat agar dapat memikul badan yang berat.

Dalam pencapaian kecepatan menggiring bola kelincahan dan

kekuatan otot tungkai sangat berpengaruh. Karena otot merupakan

faktor pendukung kemampuan seseorang untuk melangkahkan kaki.

Besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap

kekuatan otot. Para ahli fisiologi berpendapat bahwa pembesaran otot

itu disebabkan oleh bertambah luasnya serabut otot akibat suatu

latihan. Makin besar serabut-serabut otot seseorang, makin kuat pula

otot tersebut. (M.Sajoto, 1988: 111).

Kekuatan atau strength komponen kondisi fisik yang

menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat

mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja

tertentu (M. Sajoto, 1988: 58). Menurut Harsono (1988: 176) kekuatan

adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap

suatu tahanan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 973) tungkai

adalah “kaki (seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah)”. Kekuatan

otot yang dimaksud penulis yaitu kemampuan otot tungkai untuk

mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja

tertentu. Kekuatan otot tungkai disini yaitu kemampuan seseorang

dalam menggunakan sekelompok otot untuk melakukan gerakan

menggiring bola.

Untuk meningkatkan kekuatan otot, latihan yang sering

digunakan pelatih adalah weight training, circuit training, dan interval

training, disamping bentuk-bentuk latihan yang lain. Weight training

adalah bentuk latihan yang bertujuan mengembangkan dan

17

Page 18: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

memperkuat. Ini berarti otot yang mempunyai volume besar

kekuatannya juga besar. “umumnya diketahui suatu otot dipengaruhi

oleh unsur struktural otot itu, khususnya volume. Telah diketahui

bahwa kekuatan otot meningkat sesuai dengan volume otot” (Straoss,

1988: 7).

Berkat latihan dan pembinaan secara teratur dan terus menerus

akan diperoleh kekuatan, yang berarti seseorang akan dapat

memanfaatkan sesuai dengan gerakan teknik yang dikehendaki.

4. Analisis Kinetik

Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Keterampilan Menggiring

Bola

Keterampilan menggiring bola adalah kemampuan seseorang untuk

menggerakan kakinya, mendorong bola agar bergulir terus menerus di

atas tanah dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.

Melihat dari pernyataan tersebut di atas diasumsikan bahwa untuk

mendapatkan keterampilan menggiring bola diperlukan latihan yang

terus menerus selain itu juga dibutuhkan unsur fisik berupa kekuatan otot

tungkai, karena dalam menggiring bola otot tungkai berperan utama yaitu

sebagai tumpuan dan stabilisator. Dengan seorang pesepakbola memiliki

kekuatan otot tungkai yang baik diharapkan keterampilan menggiring

bolanya lebih memadai.

Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Kelentukan Pergelangan

Kaki Terhadap Keterampilan Menggiring Bola

Pada cabang olahraga sepakbola, khususnya teknik dasar

menggiring bola anggota tubuh yang berperan utama adalah tungkai,

karena tungkai berfungsi sebagai tumpuan dan stabilisator. Dengan

seorang pesepakbola memiliki kekuatan otot tungkai yang baik

diharapkan keterampilan menggiring bolanyapun akan menjadi lebih

baik.

18

Page 19: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan pembahasan di atas, penulis makalah ini

menyimpulkan makalahnya ini, diantaranya :

1. Kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot untuk menerima beban

dalam waktu bekerja di mana kemampuan itu dihasilkan oleh adanya

kontraksi otot yang terdapat pada tungkai, kontraksi ini timbul untuk

melakukan gerakan yang mendukung.

2. Menggiring bola diperlukan latihan yang terus menerus selain itu juga

dibutuhkan unsur fisik berupa kekuatan otot tungkai, karena dalam

menggiring bola otot tungkai berperan utama yaitu sebagai tumpuan dan

stabilisator. Dengan seorang pesepakbola memiliki kekuatan otot tungkai

yang baik diharapkan keterampilan menggiring bolanya lebih memadai.

3. kelentukan pergelangan kaki dibutuhkan untuk melakukan gerakan-

gerakan lari sehingga dalam menggiring bola bisa lebih cepat. Oleh karena

itu timbul dugaan bahwa kelentukan pergelangan kaki mempunyai

hubungan dengan keterampilan menggiring bola, artinya seorang pemain

yang memiliki kelentukan baik diharapkan dapat menambah keterampilan

menggiring bola dengan lebih baik.

4. Kelentukan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan gerak

olahraga, apabila seseorang mengalami gerak yang kurang luas pada

persendiannya dapat mengganggu gerakan atau menimbulkan cedera pada

otot.

5. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang

tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun

pemeliharaannya (M. Sajoto, 1995: 8), sedangkan menurut Sugiyanto

19

Page 20: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

(1993: 221), kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan organ-

organ tubuh didalam melakukan aktivitas fisik.

6. Komponen kondisi fisik (Bompa, 1990: 29) sebagai komponen kesegaran

biometrik dimana komponen kesegaran motorik terdiri dari dua kelompok

komponen, masing-masing adalah kelompok kesegaran jasmani yaitu: 1)

kesegaran otot, 2) kesegaran kardiovaskuler, 3) kesegaran keseimbangan

jumlah dalam tubuh dan 4) kesegaran kelentukan. Kelompok komponen

lain dikatakan sebagai kelompok komponen kesegaran motorik yang

terdiri dari: 1) koordinasi gerak, 2) keseimbangan, 3) kecepatan, 4)

kelincahan, 5) daya ledak otot.

B. Saran-Saran

· Untuk mendapatkan keterampilan menggiring bola, maka perlu

memperhatikan kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki

dengan jalan memberikan latihan kekuatan dam kelentukan secara

terprogram.

· Kondisi fisik para pemain sepak bola harus lebih didahulukan melalui

program-program latihan teknik, taktik dan fisik yang terencana dan

terprogram dengan baik supaya dapat meningkatkan kondisi fisik para

pemainnya secara keseluruhan agar yang kurang baik menjadi lebih baik

dan dapat berprestasi dalam cabang olahraga Sepak Bola.

20

Page 21: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

DAFTAR PUSTAKA

P Soekamtasi, 1984. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Solo: Tiga SErangkai.

Oerwadarminta, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01ab/5f83b52e.dir/

doc.pdf

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH1da5/c8b6618a.dir/

doc.pdf

http://tegartia.wordpress.com/2009/12/16/sepak-bola/

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01d9/0437d05a.dir/

doc.pdf

21

Page 22: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya untuk Allah SWT. Yang telah memberikan taufik

dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan

salam senantiasa dicurahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan segenap

keluarganya serta orang-orang yang meneruskan risalahnya sampai akhir zaman.

Makalah yang berjudul “ Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap

Bola Kaki” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen

pembimbing. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan makalah ini

sangat diharapkan dari para pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis sederhana ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Maret 2013

Penulis

i

22

Page 23: Pengaruh Latihan Kekuatan Spesifik Terhadap Bola Kaki

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................................. 2

C. Tujuan.................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................ 20

B. Kritik dan Saran..................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

ii

23