eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI...

97
1 KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MURID SD INPRES BAWAKARAENG MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH: AGUSSALIM FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

Transcript of eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI...

Page 1: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

1

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA

PERMAINAN SEPAKBOLA MURID SD INPRES

BAWAKARAENG MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

AGUSSALIM

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2012

Page 2: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

2

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diajukan kehadapan Panitia Ujian Fakultas Ilmu Keolahragaan,

sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Jurusan

Pendidikan Olahraga PGSD S1 Dikjas Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.

Makassar, Maret 2012

Pembimbing

Pembimbing I : Drs. Kasman, M.Kes. (.........................................)

Pembimbing II : M. Adam Mappaompo, S.Pd.,M.Pd.(..........................................)

Page 3: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

3

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi diterima oleh panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri

Makassar, dengan SK. No. 1507/UN.11/KM/2012 untuk memenuhi sebagai persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Olahraga PGSD S1 Dikjas pada

hari Rabu, 04 April 2012

Disahkan oleh:

Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

Drs. H. Arifuddin Usman, M.Kes

NIP. 19650313 199003 1 003

Panitia ujian:

1. Ketua : Drs. H. Arifuddin Usman. M.Kes. (...................................)

2. Sekertaris : Drs. Andi Rizal, M.Kes. (...................................)

3. Pembimbing I : Drs. Kasman, M.Kes. (...................................)

4. Pembimbing II : M. Adam Mappaompo, S.Pd., M.Pd. (...................................)

Page 4: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

4

5. Penguji I : Drs. Masjumi Nur, M.Pd. (...................................)

6. Penguji II : Iskandar, S.Pd., M.Pd. (...................................)

Page 5: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

5

MOTTO

Hidup ini adalah setumpuk masalah, seberapa sukses hidup kita,

tercermin dari seberapa banyak kita dapat menyelesaikan masalah.

Jika kamu tidak belajar, kamu tidak akan berubah, jika kamu tidak

berubah maka kamu akan mati sia-sia.

Karya ini kupersembahkan untuk kedua orangtuaku dan saudara-saudaraku yang telah banyak memberikan dorongan dan sahabat-sahabatku yang banyak memberikan semangat sehinggga penyelesaian skripsi ini teman-teman seperjuang di PGSD Dikjas dan Almaterku tercinta,

Page 6: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

6

ABSTRAK

Agussalim, 2012, Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki dan Kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar.

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan rancangan penelitian "korelasional". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Apakah ada kontribusi koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar; (2) Apakah ada kontribusi kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar; (3) Apakah ada kontribusi koordinasi mata-kaki dan kelincahan secara bersama-sama terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

Populasinya adalah seluruh murid putra SD Inpres Bawakaraeng Makassar. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 40 orang murid. Teknik penentuan sampel adalah dengan pemilihan secara acak dengan cara undian (Simple Random Sampling). Teknik pengumpulan data melalui survey dengan tes dan pengukuran, untuk data kordinasi mata-kaki menggunakan tes wall pass test selama 30 detik, kelincahan dengan tes lari zig-zag dan menggiring bola dengan tes menggiring bola melewati 6 rintangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis koefisien korelasi, dan analisis regresi (R) pada taraf signifikan α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar, terbukti dengan nilai β sebesar = -0,723 (Pvalue < α 0,05) dan nilai koefisien determinasi 0,523 atau kontribusi sebesar 52,3%; (2) Ada kontribusi yang signifikan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar, terbukti dengan nilai β sebesar = 0,790 (Pvalue < α 0,05) dan nilai koefisien determinasi 0,625 atau kontribusi sebesar 62,5%; (3) Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki dan kelincahan secara bersama-sama terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar, terbukti dengan nilai R sebesar = 0,848 (Pvalue < α 0,05) dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,720 atau kontribusi sebesar 72% dan nilai F hitung sebesar 47,480.

Page 7: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

7

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala, rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam keadaan sangat

sederhana. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan utuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar.

Pada saat menempuh prosedur penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak

mendapat bimbingan dan motivasi yang diperoleh dari berbagai pihak sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu Melalui Karya tulis ilmiah ini penulis mengucapkan terima,

kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Arifuddin Usman, M.Kes, Dekan FIK UNM Makassar atas bantuan dan

izinnya sehigga penelitian ini dapat terlaksana sesuai rencana.

2. Bapak Drs. Kasman, M.Kes, dan Drs, Andi Rizal, M.Kes. selaku Ketua dan Sekertaris

Jurusan Pendidikan Olahraga PGSD Dikjas S1 yang telah banyak memberikan masukan serta

kemudahan dalam menjalani prosedur penelitian.

3. Bapak Drs. Kasman, M.Kes, dan Bapak M. Adam Mappaompo, S.Pd.,M.Pd. masing-masing

sebagai pembimbing I dan pembimbing II atas bimbingannya pada penulis selama

perkuliahan dan penyusunan skripsi.

4. Bapak Kepala SD Inpres Bawakaraeng Makassar yang telah memberikan kesempatan untuk

melakukan penelitian pada clubnya.

Page 8: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

8

5. Segenap keluarga tercinta khususnya, Ayahanda dan Ibunda atas segala do'a dan

pengorbanannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada program S1 Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.

6. Semua, pihak yang tidak sempat disebut namanya atas bantuannya baik secara langsung atau

tidak langsung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat berbagai kelemahan.

Sehingga sangat diharapkan adanya saran dan kritikan yang konstruktif untuk menyernpurnakan

skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya, bagi guru penjas, pemain, pembina,

pelatih sepakbola dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk kemajuan olahraga sepakbola di

Sulawesi Selatan.

Makassar, Maret 2012

Penulis

Page 9: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

MOTTO..................................................................................................................... iv

ABSTRAK................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR.............................................................................................. vi

DAFTAR ISI............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL..................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah......................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian........................................................................................... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS.......

A. Tinjauan Pustaka........................................................................................... 8

Page 10: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

10

B. Kerangka Pikir............................................................................................... 22

C. Hipotesis........................................................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................

A. Variabel dan Desain Penelitian..................................................................... 24

B. Definisi Operasional Variabel....................................................................... 25

C. Populasi dan Sampel..................................................................................... 26

D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................ 28

E. Teknik Analisis Data..................................................................................... 33

BAB:IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................

A. Penyajian Hasil Analisis Data....................................................................... 35

B. Pembahasan................................................................................................... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................................... 49

B. Saran............................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 51

LAMPIRAN.............................................................................................................. 53

Page 11: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

11

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rangkuman hasil deskriptif dan variabel-variabel penelitian.............................. 36

2. Rangkuman hasil pengujian normalitas data....................................................... 37

3. Rangkuman hasil analisis regresi koordinasi mata-kaki...................................... 39

4. Rangkuman hasil analisis regresi kelincahan...................................................... 40

5. Rangkuman hasil analisis regresi ....................................................................... 41

Page 12: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

12

DAFTAR GAMBAR

1. Desain penelitian................................................................................................. 25

2. Tes koordinasi mata-kaki..................................................................................... 29

3. Tes kelincahan..................................................................................................... 31

4. Tes menggiring bola............................................................................................ 33

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ……………………………………………………… Halaman

1. Data Deskriptif..................................................................................................... 54

2. Analisis statistik deskriptif................................................................................... 56

3. Histogram ..........................................................................................................59

4. Uji normalitas data............................................................................................... 61

5. Analisis regresi..................................................................................................... 62

6. Dokumentasi pelaksaan penelitian....................................................................... 65

7. Surat Keterangan ………………………………................................................ 67

8. Riwayat hidup...................................................................................................... 72

Page 13: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga telah menjadi gejala sosial yang telah tersebar di seluruh dunia. Olahraga

telah menjadi sarana rekreasi, pendidikan, prestasi, dan kesehatan. Olahraga sebagai

sarana rekreasi yaitu olaraga yang dilakukan hanya untuk mengisi waktu luang atau

senggang, dan dilakukan dengan penuh kegembiraan. Jadi segalanya dilakukan dengan

santai dan tidak formal, baik itu tempat, sarana, maupun peraturannya.

Sedangkan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan seperti anak-anak sekolah

yang diasuh oleh guru pendidikan jasmani. Kegiatan olahraga yang dilakukan adalah

bersifat formal, dan tujuannya sangat jelas guna memenuhi sasaran pendidikan nasional

melalui kegiatan olahraga yang telah disusun melalui kurikulum tertentu dan disampaikan

dalam proses pembelajaran penjas.

Olahraga juga dilakukan untuk tujuan mencapai tingkat kesegaran jasmani

tertentu. Dalam hal ini mulai dari berbagai bidang ilmu pengetahuan yang ada kaitannya

dengan manusia, seperti pengetahuan kedokteran, sosial, ekonomi, lingkungan hidup dan

lain-lain, diperhitungkan dan diperhatikan, dikerjakan dengan formal, baik program,

sarana maupun fasilitasnya di bawah asuhan tenaga-tenaga profesional. Yang terakhir

adalah kegiatan olahraga yang peruntukkan mencapai sasaran suatu prestasi tertentu. Di

dalam hal ini ilmu pengetahuan yang terkait mengenai manusia sebagai objek yang akan

1

Page 14: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

14

diolah prestasinya agar lebih baik, ditinjau secara lebih mendalam dan lebih terinci lagi.

Olahraga dapat digunakan dan diarahkan untuk multi tujuan, sehingga pengertian

yang tegas mengenai olahraga belum ada kesatuan yang serasi, oleh karena itu olahraga

merupakan gerak manusia yang kompleks. Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan dan

teknologi, setiap negara di dunia termasuk di Indonesia menghadapi tantangan untuk

meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani warga negaranya. Bila kesegaran

jasmani di Indonesia sudah baik, maka prestasi olahraga disemua cabang olahraga

tentunya akan lebih baik, termasuk cabang permainan sepakbola.

Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing oleh sebelas

orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Berbeda dengan permainan bolavoli

atau bolabasket dimana pemain selalu menggunakan kedua tangan pada waktu bermain,

maka sepakbola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga

gawang yang bebas menggunakan anggota badan manapun. Lapangan yang

rata berbentuk segi empat panjang diperlukan untuk bermain dimana lebar dan panjang

lapangan kurang lebih berbanding tiga dan dan empat. Sebuah bola dari kulit dibutuhkan

pula oleh kedua regu untuk main bersama sedangkan permainnn dipimpin oleh seorang

wasit, dan dibantu oleh dua orang pengawas garis.

Tujuan daripada masing-masing regu ialah hendak memasukkan bola kegawang

sebanyak mungkin dengan pengertian pula berusaha sekuat tenaga agar gawangnya

terhindar dari kebobolan penyerang lawan. Permainan dilakukan dalam dua babak, sedang

diantara dua babak itu diberi waktu istirahat. Disamping itu pada babak kedua diadakan

pertukaran tempat. Mengenai kelengkapan pemain dengan menggunakan sepatu bola serta

Page 15: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

15

kostum yang berbeda warna antara kedua regu, demikian pula untuk masing-masing

penjaga gawang menggunakan kostum yang khusus dan berbeda dengan para pemain.

Namun secara sederhana dapat pula dimainkan tanpa sepatu (kaki ayam) dan tidak pula

mengurangi gairah kegembiraan pemainya.

Demikianlah kalau sepakbola itu tersebar luas mulai dari kanak-kanak hingga

orang dewasa, penggemarnya mulai dari pelosok desa sampai kalangan mahasiswa di

perguruan tinggi. Bahkan sekarang sepakbola digemari dan dimainkan oleh kaum wanita.

Dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, sepakbola

merupakan salah satu cabang olahraga yang diprioritaskan untuk dibina. Maka untuk

meningkatkan dan mencapai prestasi, alangkah baiknya jika semenjak anak-anak telah

mendapatkan pendidikan olahraga dan khususnya olahraga sepakbola secara benar, teratur

dan terarah. Sehingga akan dapat menciptakan pemain-pemain yang potensial dan bisa

membawa nama harum bangsa. Lebih khusus pada

pelajar Sekolah Dasar di Makassar telah menunjukkan perubahan ke arah yang positif,

dalam hal beberapa faktor pendukung seperti sarana dan prasarana, kondisi tempat tinggal

anak dengan lapangan sepakbola sangat memadai untuk bermain sepakbola. Selain

tinjauan lokasi SD Inpres Bawakaraeng Makassar secara teoritis dapat pula dikemukakan

bahwa dengan adanya beberapa faktor pendukung tersebut, maka diharapkan dapat

membimbing usaha dalam pencapaian peningkatan hasil belajar dan prestasi olahrahga

khususnya cabang olahraga sepakbola diusahakan dapat lebih maju.

Teknik dasar merupakan fundasi bagi seseorang untuk bermain

sepakbola. Sedangkan pengertian teknik dasar itu sendiri adalah semua kegiatan yang

Page 16: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

16

mendasari sehingga dengan modal sedemikian itu sudah dapat bermain sepakbola (A.

Sarumpaet, 1992: 17).

Dalam permainan sepakbola bila kita amati, menggiring bola merupakan gerakan

yang sering dilakukan oleh pemain sepakbola. Menurut A. Sarumpaet (1992: 24)

menyatakan bahwa menggiring bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola

dari suatu daerah ke daerah lain pada saat pemainan. Sedangkan tujuan dari menggiring

bola adalah: 1) memindahkan permainan, 2) untuk melewati lawan, 3) untuk memancing

lawan, 4) untuk memperlambat permainan (A. Sarumpaet, 1992: 24-25).

Jadi menggiring bola tidak hanya membawa bola menyusuri tanah dan lurus ke

depan melainkan menghadapi lawan yang jaraknya cukup dekat dan rapat. Hal ini

menuntut seorang pemain untuk memiliki kemampuan menggiring bola dengan baik.

Menggiring bola adalah membawa bola dengan kaki dengan tujuan melewati lawan,

mencari kesempatan memberi umpan kepada kawan, dan untuk menahan bola tetap ada

dalam penguasaan. Menggiring bola memerlukan keterampilan yang baik dan didukung

dari unsur-unsur kondisi fisik yang baik pula seperti kekuatan yang merupakan daya

penggerak bagi setiap aktivitas fisik. Kelincahan disini memberikan kemampuan garak

lebih cepat dan lincah melewati rintangan.

Berdasarkan pengatan kami pada saat melakukan praktek pengenalan lapangan

(PPL) di SD Inpres Bawakaraeng Makassar, dalam proses pembelajaran penjas dengan

materi permainan sepakbola khususnya teknik dasar menggiring bola, terlihat ada

beberapa murid menggiring bolanya kurang tepat dan lincah saat melewati lawan atau

rintangan yang telah diberikan, tetapi sebagian lagi murid dalam menggiring bolanya

Page 17: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

17

cukup baik. Berdasarkan pengamatan tersebut diduga karena murid tersebut kurang

memiliki kodisi fisik yang memadai seperti kondisi fisik koordinasi mata-kaki dan

kelincaha.

Untuk mengetahui lebih lanjut perlu adanya suatu pembuktian secara ilmiah

dengan melakukan penelitian, agar tidak terjadi keragu-raguan atau hal yang dapat

merugikan dalam pengembangan permainan sepakbola untuk menuju ke arah yang lebih

baik dan profesional. Untuk itu peneliti mengangkat sebuah judul sebagai berikut:

“Kontribusi koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola

pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan yang dapat dirumuskan

adalah, sebagai berikut :

1. Berapa besar kontribusi koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola

pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar?

2. Berapa besar kontribusi kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada

permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar?

3. Berapa besar kontribusi koordinasi mata-kaki dan kelincahan secara bersama-sama

terhadap kecepatan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres

Bawakaraeng Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Page 18: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

18

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan

menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

2. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi kelincahan terhadap kecepatan menggiring

bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

3. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi koordinasi mata-kaki dan kelincahan

secara bersama-sama terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan

sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

Page 19: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

19

D. Manfaat Penelitian

Apabila hasil-hasil yang dicapai dalam penelitian ini positif maka diharapkan

dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Sebegai sumbangan dan bahan informasi yang dapat dijadikan pegangan dan reperensi

bagi guru olahraga, pembina, dan pelatih di dalam upaya meningkatkan prestasi pada

cabang olahraga sepakbola.

2. Sebagai bahan perbandingan untuk dijadikan permasalahan penelitian, seminar diskusi

guna peningkatan prestasi pada cabang olahraga sepakbola.

3. Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan pengajaran di Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Makassar.

Page 20: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA , KERANGKA BERFIKIR,

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam bab ini berturut–turut akan dikemukakan tinjauan pustaka, kerangka brpikir

dan hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan kerangka acuan atau sebagai landasan teori yang erat

kaitannya dengan permasalahan dalam suatu penelitian. Teori-teori yang dikemukakan

diharapkan dapat menunjang penyusunan kerangka berpikir yang merupakan dasar dalam

merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan dalam

penelitian ini.

1. Pengertian Sepakbola

Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-

masing regu terdiri dari sebelas (11) orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan.

Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya

kedalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan

(A. Sarumpaet, 1992: 5).

Agar peraturan-peraturan permainan ditaati oleh pemain pada saat permainan atau

pertandingan berlangsung maka ada wasit dan hakim garis yang memimpin atau

mengawasi pertandingan tersebut. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pemain ada

8

Page 21: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

21

sangsinya (hukumnya), oleh karena itu kedua kesebelasan diharapkan bermain sebaik

mungkin serta memelihara sportifitas (A. Sarumpaet.1992: 5).

Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau permainan

team, maka suatu kesebelasan yang baik, kuat, tangguh adalah kesebelasan yang terdiri

atas pemain-pemain yang mampu menyelenggarakan permainan yang kompak, artinya

mempunyai kerja sama team yang baik. Untuk mencapai kerja sama team yang baik

diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai semua bagian-bagian dan macam-

macam teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola, sehingga dapat memainkan bola

dalam segala posisi dan situasi dengan cepat, tepat dan cermat, artinya tidak membuang-

buang energi atau waktu (Sukatamsi, 1984: 12).

2. Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Teknik dasar merupakan salah satu fundasi bagi seseorang pemain untuk dapat

bermain sepakbola. Menurut A. Sarumpaet (1992: 17) bahwa teknik dasar adalah semua

kegiatan yang mendasari sehingga dengan modal sedemikian itu sudah dapat bermain

sepakbola.

Untuk meningkatkan mutu permainan kearah prestasi maka masalah teknik dasar

merupakan persyaratan yang menentukan. Dengan demikian seorang pemain sepakbola

yang tidak menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola tidaklah mungkin

akan menjadi pemain yang baik dan terkemuka. Semua pemain sepakbola harus

menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola karena orang akan menilai

sampai dimana teknik dan keterampilan para pemain. Oleh karena itu tanpa menguasai

Page 22: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

22

dasar-dasar teknik dan keterampilan sepakbola dengan baik untuk selanjutnya tidak akan

dapat melakukan prinsip-prinsip bermain sepakbola, tidak dapat melakukan pola-pola

permainan atau pengembangan taktik modern dan tidak akan dapat pula membaca

permainan.

Menurut Sukatamsi (1984: 34) bahwa teknik dasar bermain sepakbola terdiri dari:

1) teknik tanpa bola, diantaranya adalah: a) lari, b) melompat, c) gerak tipu tanpa bola , d)

gerakan khusus penjaga gawang. 2) teknik dengan bola, diantaranya adalah: a) menendang

bola, b) menerima bola, c) menggiring bola, d) menyundul bola, e) melempar bola, f)

gerak tipu dengan bola, g) merampas atau merebut bola, dan h) teknik-teknik khusus

penjaga gawang.

a. Keterampilan Menggiring Bola

Keterampilan menurut Rusli Lutan ( 1988 : 94 ) adalah keterampilan dipandang

sebagai satu perbuatan atau tugas yang merupakan indikator dari tingkat kemahiran

seseorang dalam melaksanakan suatu tugas. Teknik dasar bermain

sepakbola adalah semua cara pelaksanaan gerakan yang diperlukan untuk bermain

sepakbola, terlepas sama sekali dari permainannya. Artinya memerintah badan sendiri dan

memerintah bola dengan kakinya, tungkainya, dengan kepalanya, dengan badannya,

kecuali lengan. Jadi setiap pemain harus dapat memerintah bola bukan bola yang

memerintah pemain. Kualitas teknik dasar pemain lepas dari faktor taktik dan fisik akan

menentukan tingkat permainan suatu kesebelasan sepakbola. Makin baik tingkat

keterampilan teknik pemain dalam memainkan dan menguasai bola makin cepat dan

Page 23: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

23

cermat kerjasama kolektif akan tercapai. Jadi seorang pemain sepakbola yang tidak

menguasai keterampilan teknik dasar bermain tidaklah mungkin akan menjadi pemain

yang baik dan terkemuka. Adapun teknik dasar yang sering digunakan dalam permainan

sepakbola di ataranya adalah teknik dasar menggiring bola.

Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar yang cukup memiliki peranan

penting dalam permainan sepakbola, tidak heran jika para pengamat sepakbola

mengatakan khususnya seorang pemain mahir dapat dilihat dari bagaimana seorang

pemain tersebut menggiring bola. Untuk meningkatkan keterampilan menggiring bola,

teknik harus dilatih, seperti : kekuatan kecepatan, kelentukan, kelincahan dan sebagainya.

Ada 3 unsur kondisi fisik yang cukup besar peranannya dalam menggiring bola yaitu

kecepatan, kelentukan, dan kelincahan, menurut Bompa, Tudur O (1983 : 249)

mengatakan sebagai komponen biomotor. Kecepatan kontribusinya dengan cepat tidaknya

seorang pemain membawa bola kearah depan, sedangkan kelentukan kontribusinya

dengan seorang pemain mengolah bola dengan kakinya dan bagaimana melewati

rintangan, serta kelincahan kontribusinya dengan kecepatan mengubah arah untuk

mengindari rintangan. Dribbling bola dapat di artikan

sebagai suatu teknik menggiring bola. Hal itu dikatakan oleh Csanadi arpad (1972 : 145 )

bahwa menggiring bola adalah mengulirkan bola terus menerus ditanah sambil berlari.

Menurut Hughes Charles (1980 : 235 ) menggiring bola adalah kemampuan seorang

pemain penyerang menguasai bola untuk melewati lawan, dikatakan pula oleh Soedjono

( 1985 : 143 ) menggiring bola adalah membawa bola dengan kaki untuk melewati lawan.

Page 24: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

24

Dari pernyataan para ahli di atas tidak menunjukkan adanya perbedaan pengertian,

sehingga dapat di ambil suatu pengertian bahwa dribbling bola atau menggiring bola

adalah suatu kemampuan menguasai bola dengan kaki oleh pemain sambil lari untuk

melewati lawan atau membuka daerah pertahanan lawan.

Kegunaan atau kemampuan menggiring bola sangat besar untuk membantu

penyerangan untuk menembus pertahanan lawan. Menurut Engkos Kosasih ( 1985 ; 56 )

tujuan menggiring bola adalah :

1. Melewati lawan

2. Menerobos benteng pertahanan lawan

3. Mempermudah rekan kesebelasan atau diri sendiri untuk membuat serangan atau

mengukur strategi.

4. Menguasai permainan

Menggiring bola dalam permainan sepakbola, merupakan teknik yang perlu

didukung oleh kemampuan fisik pemain untuk melakukan skill, koordinasi mata-kaki,

keseimbangan dan reaksi anggota badan pada saat menggiring bola. Macam- macam

teknik menggring bola pada permainang sepakbola.

1) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam

Menggiring bola dengan kaki bagian dalam artinya menggiring bola dengan

persentuhan kaki antara bola dengan bagian kaki sebelah dalam. Bidang persentuhan ini

sangat luas sehingga bola dapat terkontrol dengan baik, tetapi dari segi koordinasi mata-

kaki kurang menguntungkan karna posisi kaki yang tidak sejalan dengan gerakan kaki

Page 25: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

25

kedepan, dengan cara demikian ini tidak dapat membawa bola dengan cepat karena posisi

kaki tidak memungkinkan, oleh sebab itu cara ini jarang dipergunakan bagi pemain yang

sudah matang, kecuali kalau terpaksa karena membawa bola dengan cara demikian mudah

sekali diketahui lawan.

Menggiring bola dengan kaki bagian sebelah dalam memberikan kemungkinang

penggunaan untuk: (1) Menggiring bola dengan penuh penguasaan ke arah yang

dikehendaki secara perlahan-lahan. (2) Dapat dengan segera merubah arah bola kekiri atau

kekanan.

2) Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam

Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam yaitu bidang-bidang

perkenaan pada ujung kaki bagian dalam. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa

bidang persentuhanya tidak seluas dengan kaki bagian dalam yang telah dijelaskan.

Sempitnya bidang persentuhan menbuat penguasaan sangat sukar dan teknik menggiring

bola jenis ini pada umumnya dipakai atau diperagakan oleh pemain bila yang sudah mahir

guna lebih menpercepat gerak bola. Menggiring bola dengan kura-kura

kaki bagian dalam memberikam kemungkinan penggunaan untuk: (1) Dapat dengan cepat

merubah arah bola kekiri maupun kekanan. (2) Dapat dengan mudah melindungi bola bila

terjadi perebutan bola dengan lawan. Menggiring bola dengan cara ini hanya

dipergunakan ketika menggiring bola membelok dan merubah arah.

3) Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian atas

Page 26: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

26

Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian atas mempunyai bidang perkenaan

dengan bola tidak seluas dengan bidang perkenaan dengan kaki bagian dalam. Bagian kaki

yang bersentuhan dengan bola ialah kura-kura kaki bagian atas. Gerakan menggiring bola

dengan kura-kura kaki bagian atas banyak dipergunakan pada saat bermain, karena lebih

praktis untuk memperoleh koordinasi mata-kaki dalam menggiring bola searah dengan

posisi kaki untuk bergerak ke depan secepat mungkin. Menggiring bola dengan kura-kura

kaki seperti bagian kaki yang bersentuhan dengan bola daerahnya, tetapi dengan cara ini

pemain dapat menggiring bola lebih cepat. Cara ini dapat dipergunakan jika didepan ada

daerah yang cukup luas / jaraknya cukup jauh.

Kegunaan teknik menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian atas

adalah : (1) Dapat dengan mudah menggiring bola secara cepat kedepan atau menuju

sasaran, (2) Dapat dengan cepat melakukan passing atau tembakan ke gawang, (3) Dapat

dengan mudah melakukan gerak tipu atau merubah arah gerak bola.

4) Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar

Pada hakekatnya gerakan teknik menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian

luar memiliki persamaan dengan teknik menggiring bola mempergunakan kaki. Hanya

disini bidang perkenaan dengan bola lebih luas sehingga memudahkan pengaturan gerak

bola sesuai dengan kehendak pemain. Cara ini adalah yang terbaik dan yang sering

dipergunakan dalam pertandingan. Kegunaan

teknik menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar adalah; (1) Dapat dengan

mudah menggiring bola secara cepat kedepan dan menuju sasaran, (2) Dapat melakukan

Page 27: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

27

passing dengan arah bola melengkung, (3) Dapat dengan mudah melakukan gerak tipu

atau merubah arah gerak bola dan juga tembakan kegawang dengan arah bola melengkung

. Kegunaan menggiring bola dengan

kura-kura kaki bagian luar antara lain; (1) dapat menggerakkan bola ke depan dengan

terarah, (2) dapat melakukan passing dengan arah bola melengkung, (3) dapat melakukan

long passing atau tembakan ke gawang dengan arah bola melengkung.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang menggiring bola, maka dapat

disimpulkan bahwa menggiring bola adalah suatu usaha mengolah bola dengan satu atau

dua kaki untuk melewati lawan dengan cepat.

Menggiring bola dengan menggunakan kura-kura kaki bagian luar memberi

kesempatan pada pemain untuk berubah arah serta dapat menghindari lawan yang

berusaha merampas bola. Merubah arah atau membelok kekiri maupun kekanan berarti

menghindarkan bola dari lawan karena dengan cara demikian tubuh pemain yang sedang

menggiring bola dapat menutup atau membatasi lawan dengan bola (A. Sarumpaet,1992 :

25 ). Menggiring bola tay dribbling tidak hanya dilatih dengan satu kaki saja, melainkan

dengan kedua-duanya kiri dan kanan. Hal itu dilakukan latihan yang begitu serius dan

berhari-hari agar dapat meningkatkan kemampuan penguasaan bola yang baik dan secara

bergantian akan memberikan tambahan keseimbangan antara kaki kiri dan kanan.

Dalam pelaksanaan menggiring bola zig-zag melewati pancang atau lawan dapat

dilakukan dengan menggunakan kedua kaki bergantian, kaki kanan saja atau

Page 28: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

28

menggunakan kaki kiri saja. Adapun cara pelaksaannya menurut Sukatamsi ( 1988 : 169 )

sebagai berikut :

1. Menggiring bola zig-zag melewati tiang pancang dengan menggunakan kaki kanan

dan kiri bergantian, bola di dorong dengan kura-kura kaki bagian dalam, waktu

melampaui di sebelah kanan tiang pancang menggunakan kura-kura kaki bagian

dalam sedangkan pada waktu melampaui sebelah kiri tiang pancang menggunakan

kura-kura kaki bagian dalam sebelah kiri.

2. Menggiring bola zig-zag melampaui tiang pancang dengan menggunakan kakisebelah

kanan saja yaitu dengan cara : waktu melampaui sebelah kanan tiang pancang

menggunakan kura-kura kaki bagian dalam dan waktu melampaui sebelah kiri tiang

pancang menggunakan kura-kura kaki sebelah luar.

3. Menggiring bola zig-zag melampaui tiang pancang dengan menggunakan kaki

sebelah kiri saja yaitu dengan cara : pada waktu melampaui disebelah kanan tiang

pancang menggunakan kura-kura kaki bagian luar dan waktu melampaui sebelah kiri

tiang pancang digunakan kaki bagian dalam.

3. Koordinasi mata-kaki

Secara umum koordinasi diartikan sebagai kerja sama dari prosedur atau seseuatu

yang berbeda, secara fisiologis koordinasi diartikan sebagai kerja sama dari sistem syaraf

pusat dengan otot untuk menghasilkan tenaga, baik inter maupun intramusculer.

Page 29: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

29

Dalam pengertian luas, koordinasi sering juga merujuk pada istilah atau nama

untuk beberapa kemampuan yang mendukung kerja sama dari proses gerak yang berbeda,

misalnya dalam belajar, koordinasi dibedakan atas koordinasi kasar (kemampuan belajar

gerak), dan koordinasi halus stabil (kemampuan merubah dan menyesuaikan gerak).

Koordinasi adalah suatu kemampuan biometrik yang sangat kompleks, koordinasi

erat kontribusinya dengan koordinasi mata-tangan, kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas,

dan semuanya menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak, oleh karena itu satu

sama lainnya memiliki kontribusi yang sangat erat. Jika salah satu unsur tidak ada atau

kurang berkembang, maka akan berpengaruh terhadap kesempurnaan koordinasi.

Koordinasi dari berbagai macam bagian tubuh, termasuk suatu kemampuan untuk

menampilkan suatu model keterampilan gerak. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk

mengendalikan bagian tubuh yang bebas dilibatkan dalam suatu model gerakan yang

kompleks, dan menggabungkan bagian-bagian tersebut dalam suatu gerakan, gerakan

yang lancar, keberhasilan usaha dalam mencapai suatu tujuan.

Dengan demikian, koordinasi merupakan kualitas otot,

tulang dan persendian, termasuk panca indra dalam menghasilkan suatu gerak.

Kemampuan koordinasi merupakan suatu aktualisasi komponen-komponen gerakan yang

dimaksud antara lain terdiri dari: sistem energi, kontraksi otot, syaraf, tulang, persendian,

dan indera mata.

Sekontribusi dengan itu, koordinasi terkait erat dengan stimulus atau ransangan

sensor visual, perasaan posisi dan keseimbangan, dan perasaan kinestetik. Komponen

Page 30: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

30

koordinasi antara lain meliputi keseimbangan (terutama berkaitan dengan otot),

kemampuan kombinasi gerak (penampilan gerak secara serentak dan berlanjut), kekuatan

otot lengan, dan kemampuan reaksi. Bompa (1969:64) yang

diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto mengatakan, bahwa koordinasi adalah suatu

kemampuan biomotor yang sangat kompleks, berkaitan dengan koordinasi mata-tangan,

kekuatan, daya tahan dan kelentukan. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk

mengendalikan bagian tubuh yang bebas dilibatkan dalam model gerakan yang kompleks

dan menggabungkan bagian-bagian tersebut dalam suatu model gerakan yang lancar.

Kemudian lebih lanjut Harsono (1988 : 65) mengemukakan,

bahwa koordinasi adalah kemampuan mengintegrasikan berbagai gerakan yang berlainan

ke dalam satu pola tunggal gerakan. Selanjutnya Sajoto (1988:53) mengemukakan bahwa

koordinasi adalah kemampuan untuk menyatukan berbagai sistem saraf gerak yang

terpisah ke dalam satu pola gerak yang efisien. Dari

berbagai pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa koordinasi adalah

kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan, dengan urutan

benar, dan melakukan gerakan yang kompleks secara lancar (mulus) tanpa pengeluaran

energi yang berlebihan. Gerak koordinasi dalam melakukan

gerakan menggiring bola adalah yang melibatkan mata untuk melihat bola yang akan

dikontrol dan dikasai, sedangkan gerakan kaki pada waktu melakukan menggiring dan

untuk menjaga keseimbangan. Oleh karena itu, kemampuan koordinasi dalam melakukan

menggiring bola tidak terbatas hanya pada kemampuan gerak saja, tetapi juga melibatkan

pancaindra mata untuk melihat arah datangnya bola.

Page 31: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

31

4. Kelincahan

Kelincahan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang banyak

dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan kemampuan seseorang mengubah posisi di area

tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan

tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik (M. Sajoto, 1995:

9). Sedangkan menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984: 8) kelincahan

adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan

pada keseimbangan.

Kelincahan sangat membantu foot work dalam permainan. Jadi kelincahan yang

dimiliki seseorang semakin baik, maka foot work-nya semakin baik pula. Tanpa gerakan

kaki yang lincah dan teratur, jangan mengharap atlet dapat bermain dengan baik. Gerakan

kaki yang lincah dan teratur berarti altet pada saat menggiring bola dapat merubah-ubah

arah dan menghindari lawan dengan cepat. kelincahan diperlukan sekali dalam melakukan

gerak tipu pada saat menggiring bola. Gerak tipu dapat kita kerjakan dengan

mengendalikan ketepatan, kecepatan, dan kecermatan.

Mengubah arah gerakan tubuh secara berulang-ulang seperti halnya lari bolak-balik

memerlukan konsentrasi secara bergantian pada kelompok otot tertentu. Sebagai contoh

saat lari bolak-balik seorang atlet harus mengurangi kecepatan pada waktu akan

mengubah arah. Untuk itu otot perentang otot lutut pinggul (knee ekstensor and hip

ekstensor) mengalami kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini memperlambat

momentum tubuh yang bergerak kedepan. Kemudian otot ini memacu tubuh kearah posisi

yang baru. Gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan kecepatan dan

Page 32: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

32

pemacuan momentum secara bergantian.

Rumus momentum adalah massa dikalikan kecepatan. Massa tubuh seorang atlet

relatif konstan tetapi kecepatan dapat ditingkatkan melalui program latihan dan

pengembangan otot. Diantara atlet yang beratnya sama (massa sama), atlet yang memiliki

otot yang lebih kuat dalam kelincahan akan lebih unggul (Baley, James A, 1986: 199).

Dari beberapa pendapat tersebut tentang kelincahan dapat ditarik pengertian bahwa

kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah atau posisi tubuh secara

cepat dan efektif diarea tertentu tanpa kehilangan keseimbangan. Seseorang dapat

meningkatkan kelincahan dengan meningkakan kekuatan otot-ototnya.

Kelincahan biasanya dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan cepat,

mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antara pemain dan kemampuan berkelit

dari pemain di lapangan. Kemampuan bergerak mengubah arah dan posisi tergantung

pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relatif singkat dan cepat.

Kelincahan yang dilakukan oleh atlet atau pemain sepakbola saat berlatih maupun

bertanding tergantung pula oleh kemampuan mengkoordinasikan sistem gerak tubuh

dengan respon terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi. Kelincahan ditentukan oleh

faktor kecepatan reaksi, kemampuan untuk menguasai situasi dan maupun mengendalikan

gerakan secara tiba-tiba.

Suharno HP (1985: 32) menyatakan kelincahan adalah kemampuan dari seseorang

untuk merubah arah dan posisi secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan

dikehendaki. Harsono (1988: 172) berpendapat kelincahan merupakan kemampuan untuk

merubah arah dan posisi tubuh dengan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa

Page 33: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

33

kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.

Dari batasan di atas menunjukkan kesamaan konseptual sehingga dapat diambil

suatu pengertian untuk menjelaskan pengertian ini. Adapun yang dimaksudkan dengan

kelincahan adalah kemampuan untuk bergerak mengubah arah dan posisi dengan cepat

dan tepat sehingga memberikan kemungkinan seseorang untuk melakukan gerakan ke

arah yang berlawanan dan mengatasi situasi yang dihadapi lebih cepat dan lebih efisien.

Kegunaan kelincahan sangat penting terutama olahraga beregu dan memerlukan

ketangkasan, khususnya sepakbola. Suharno HP (1985: 33) mengatakan kegunaan

kelincahan adalah untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan,

mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif, dan

ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.

B. Kerangka Berfikir

Sekontribusi dengan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, maka kerangka

berfikir disusun sebagai berikut :

1. Jika seorang murid memiliki koordinasi mata-kaki yang baik, maka dapat diduga

mempunyai kontribusi yang besar terhadap kemampuan menggiring bola pada

permainan sepakbola.

2. Jika seorang murid memiliki kelincahan yang baik, maka dapat diduga mempunyai

kontribusi yang besar terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan

sepakbola.

Page 34: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

34

3. Jika seorang murid memiliki koordinasi mata-kaki dan kelincahan yang baik

dikerahkan secara bersama-sama, maka dapat diduga mempunyai kontribusi yang

besar terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola.

C. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan kerangka berfikir, disusun hipotesis dalam penelitian berbagai

jawaban sementara sebagai berikut :

1. Ada kontribusi koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada

permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

2. Ada kontribusi kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan

sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

3. Ada kontribusi koordinasi mata-kaki dan kelincahan secara bersama-sama terhadap

kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres

Bawakaraeng Makassar.

Hipotesis Statistik :

Hipotesis I,

HO : βx1, y = 0

H1 : βx1, y ≠ 0

Hipotesis II,

HO : βx2, y = 0

H1 : βx2, y ≠ 0

Hipotesis III,

Page 35: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

35

HO : Rx1,2y = 0

H1 : Rx1,2y ≠ 0

Kriteria pengujian:

Jika R (P ≥ α 0, 05), maka terima H0 atau tolak H1 ( Ada Hubungan )

Jika R (P < α 0, 05), maka tolak H0 atau terima H1 ( Tidak Ada Hubungan )

Page 36: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

36

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode merupakan cara atau teknik yang dipergunakan untuk mencari pembuktian

secara ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk mengungkapkan dan memberikan

jawaban atas permasalahan yang dikemukakan dalam suatu penelitian. Arah dan tujuan

pengungkapan fakta atau kebenaran disesuaikan dengan yang ditemukan dalam penelitian

untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

A. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variable Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1992:54). Mengatakan bahwa : ”Variable

merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”

Adapun variable penelitian yang ingin yang ingin diteliti dalam penelitian ini

terdiri atas :

a) Variabel bebas

- Koordinasi mata-kaki diberi simbol X1

- Kelincahan diberi simbol X2

b) Variabel terikat

- Kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola diberi symbol Y

24

Page 37: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

37

2. Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah korelasional. Secara sederhana rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Desain penelitian Sumber : Sugiyono ( 2000 )

Keterangan : X1: Koordinasi mata-kaki X2: Kelincahan Y : Kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola

B. Defenisi Operasional variabel

Agar lebih terarah pelaksanaan latihan maupun pengumpulan data penelitian,

maka perlu diberi batasan atau definisi operasional tiap variable yang terlibat.

1. Koordinasi mata-kaki

Koordinasi mata-kaki yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

murid mengintegrasikan gerakan dari bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam

X1

Y

X2

Page 38: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

38

pola gerakan tunggal secara efektif dengan memantulkan bola ke dinding pada sasaran

dan waktu yang telah ditentukan.

2. Kelincahan

Kelincahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan fisik seseorang

pemain sepakbola atau murid di dalam berlari melewati rintangan dengan gerakan-

gerakan lincah dan cepat. Instrumen yang digunakan dalam memperoleh data kelincahan

yaitu tes lari zigzag.

3. Kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola

Batasan untuk kemampuan menggiring bola dalam penelitian adalah tingkat

penguasaan dan kemampuan pola gerak yang berupaya mengendalikan bola melalui reaksi

badan dan sentuhan-sentuhan kaki terhadap bola agar selalu dalam pengendaliannya untuk

melewati rintangan dengan cepat. Pelaksanaannya yaitu membawa bola sambil berlari

melalui sentuhan kaki ke bola secara wajar untuk melewati beberapa rintangan yang telah

ditentukan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan suatu kumpulan atau kelompok individu yang dapat diamati

oleh anggota populasi itu sendiri atau bagi oarang lain yang mempunyai perhatian

terhadapnya. Populasi menurut Sugiyono (2000:57) memberikan definisi sebagaia

berikut : Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang

Page 39: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

39

mempunyai kualitas dan kuantitas serta karakteristik tertentu yamg ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Setiap penelitian tentunya selalu menggunakan objek untuk di teliti atau

diistilahkan dengan populasi. Populasi adalah keseluruhan dari individu yang dijadikan

objek penelitian. Populasi suatu penelitian harus memiliki karakteristik yang sama atau

hampir sama. Olehnya itu yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh murid

SD Inpres Bawakaraeng Makassar berjumlah 113 orang.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka populasi dari penelitian ini adalah

seluruh murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar. Namun populasi tersebut dibatasi pada

murid laki-laki saja agar mempunyai kesamaan sifat dalam hal jenis kelamin.

2. Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi

sumber data yang sebenarnya dalam satu penelitian. Pengertian tentang sampel didasari

oleh pandangan Suharsimi Arikunto (1996:117) bahwa :” Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. Alasan dari penggunaan sampel adalah keterbatasan waktu,

tenaga dan banyak populasi. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini relatif banyak,

maka peneliti membatasi dengan melakukan pemelihan secara acak dengan

mempergunakan teknik “Simple Radom Sampling” dengan cara undian, dengan demikian

sampel yang digunakan adalah murid putra sebanyak 40 orang murid.

Page 40: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

40

D. Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilakukan untuk memporoleh data empiris sebagai bahan untuk

menguji kebenaran hipotesis. Data yang dikumpulkan dalam peneliti ini meliputi tes

koordinasi mata-kaki, kelincahan dan kemampuan menggiring bola pada permainan sepak

bola.

1. Data koordinasi mata kaki diperoleh dari Soccer Wall Volley Test

1). Tujuan : Untuk mengukur kemampuan koordinasi mata kaki dalam permainan

sepakbola.

2). Alat : Stopwatch, bola sepak, sasaran, formulir tes dan alat tulis.

3) Perlengkapan : Lapangan tes yang terdiri atas:

a. Daerah sasaran dibuat dengan garis di diding yang rata dengan ukuran panjang

2,44 Meter dan tinggi dari lantai 1,22 Meter.

b. Daerah tendangan dibuat di depan daerah sasaran berbentuk segi empat dengan

ukuran 3,65 Meter dan 4,23 Meter. Daerah tendangan berjarak 1,83 Meter dari

dinding daerah sasaran.

4). Pelaksanaan :

a. Bola sepak diletakkan di belakang garis batas yaitu 1,83 Meter di depan sasaran.

b. Testee berdiri di belakang garis batas dekat bola dan menghadap ke sasaran.

c. Pada aba-aba “ya”, testee mulai menyepak bola ke sasaran (tembok dengan

batas tertentu).

Page 41: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

41

d. Bola yang terpantul dari tembok sasaran segera disepak kembali, hal ini

dilakukan terus menerus dan secepat mungkin selama 20 detik.

e. Kesempatan melakukan tes ini sebanyak tiga kali.

f. Yang terbaik dari tiga kali kesempatan adalah kemampuan koordinasi mata kaki

dari pemain sepakbola.

5). Penilaian :

a. Kemampuan koordinasi mata kaki adalah banyaknya sepakan yang sah dapat

dilakukan testee selama 20 detik.

b. Tiap sepakan bola kaki yang dilakukan di bagian belakang garis batas 1,83

Meter di depan sasaran di beri nilai satu.

c. Sepakan yang tidak sah tidak dihitung.

2,44 M

1,22m

1,83 M

3,65 M

4,23 M

Gambar 2. Tes Koordinasi Mata-Kaki Sumber: Ismaryati (2006:53)

Page 42: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

42

2. Pengukuran tes kelincahan lari (Zigzag Run)

Tujuan : untuk mengukur kelincahan lari seseorang.

Alat :

1) Stop watch,

2) Sempritan,

3) Kapur penanda,

4) Formulir dan alat tulis,

5) Lapangan atau lintasan.

Petugas :

1) Pemandu tes,

2) Pengambil waktu

Pelaksanaan :

1) Start dilakukan dengan start berdiri

2) Pada ujung kakinya sedekat mungkin dengan garis start

3) Pada aba-aba “siap” testee siap berlari

4) Pada saat “ya” testee berlari secepat-cepatnya melewati cone dan sesuai arah

sampai garis finish,

5) Bersama-sama aba-aba “ya” stop watch dijalankan dan dihentikan pada saat testee

mencapai garis finish,

6) setiap testee diberi kesempatan melakukan 2 kali.

Page 43: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

43

Penilaian :

Hasil yang dicatat adalah waktu yang terbaik selama melakukan tes dari 2 (dua )

kali pelaksanan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut:

Gambar 3. Diagram Lapangan Tes Kelincahan Sumber: (M Sajoto, 1988: 78)

3. Tes Kemampuan menggiring bola Pada Permainan Sepakbola

a. Tujuan : Untuk mengukur keterampilan menggiring bola dengan kaki dengan cepat

disertai perubahan arah.

b. Alat dan perlengkapan :

1) Bola

2) 6 buah rintangan (tongkat/lembing)

3) Tiang bendera

4) Kapur

Page 44: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

44

5) Stopwatch

c. Pelaksanaan tes :

1. Pada aba-aba “siap” testee berdiri dibelakang garis start dengan bola dalam

penguasaan kakinya.

2. Pada aba-aba “ya” bersamaan dengan itu stopwatch dijalankan, testee mulai

menggiring bola ke arah kiri melewati rintangan pertama menuju rintangan

berikutnya sesuai dengan arah panah sampai melewati garis finish.

3. Bila salah arah menggiring bola, ia harus memperbaikinya tanpa menggunakan

anggota badan selai kaki di tempat kesalahan terjadi selama itu pula stopwatch

tetap dijalankan.

4. Bola digiring oleh kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian atau paling tidak

salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.

d. Cara menskor :

Waktu yang ditempuh oleh testee dari mulai aba-aba “ya” sampai melewati garis

finish. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:

Page 45: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

45

.

Gambar 4. Diagram Lapangan Tes Menggiring Bola

Sumber. Nurhasan (2001:160-162)

E. Teknik analisis data

Setelah seluruh kegiatan pengumpulan data variabel penelitian, yang meliputi

data variabel koordinasi mata-kaki, data variabel kelincahan maupun data variabel

kemampuan menggiring bola. Data yang terkumpul tersebut perlu dianalisis secara

statistik deskriptif maupun infrensial untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian.

Adapun gambaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis data secara deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum

tentang data yang meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, nilai minimum, dan

nilai maksimum

2. Analisis secara infrensial digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian

dengan menggunakan uji korelasi dan regresi.

Page 46: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

46

Jadi keseluruhan analisis data statistik yang digunakan pada umumnya

menggunakan analisis statistic dengan bantuan komputer pada program SPSS versi 14.00

dengan taraf signifikan 95% atau α 0.05.

Page 47: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini memuat hasil-hasil analisis data penelitian, meliputi deskriptif data dan

pengujian hipotesis. Hasil tersebut hanya merupakan rangkuman hasil analisis saja, sedangkan

perhitungan statistik secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Dalam bab ini juga dikemukakan

pembahasan hasil penelitian tersebut.

A. Penyajian hasil analisis data

Data empiris yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran yang terdiri atas: koordinasi

mata-kaki, kelincahan dan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD

Inpres Bawakaraeng Makassar terlebih dahulu diadakan tabulasi data untuk memudahkan proses

pengujian nantinya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan

teknik statistik infrensial. Adapun analisis data secara deskriptif dimaksudkan agar mendapatkan

gambaran umum data yang meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, range, data maksimum dan

minimum, tabel frekuensi dan grafik. Selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu

uji normalitas. Untuk pengujian hipotesis, jika ternyata data berdistribusi normal, maka akan

digunakan uji statistik parametrik, yaitu korelasi product-moment (uji r), tetapi jika ternyata data

tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non parametrik, yaitu uji regresi

Spearman’s (rho).

35

Page 48: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

48

a. Analisis deskriptif

Untuk mendapatkan gambaran umum data suatu penelitian maka digunakanlah analisis

data deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan terhadap koordinasi mata-kaki dan kelincahan

dengan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng

Makassar. Hal ini dimaksudkan untuk memberi makna pada hasil analisis yang telah dilakukan.

Hasil analisis deskriptif data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rangkuman hasil analisis deskriptif data koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan data kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar

Nilai Statistik koordinasi mata-kaki kelincahan Kemampuan

menggiring bolaN

MeanSD

VariansRange

MinimumMaksimum

4010,132,606,78

9716

4017,621,893,566,2015,1621,36

4020,192,616,799,8617,1727,03

Tabel 1 di atas merupakan gambaran data koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan data

kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar

Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

1) Koordinasi mata-kaki (X1), diperoleh nilai rata-rata (mean) = 10,13 kali, simpangan baku

(standar deviasi) = 2,60 kali, nilai terendah (minimum) = 7 kali, dan nilai tertinggi

(maksimum) = 16 kali.

2) Kelincahan (X2), diperoleh nilai rata-rata (mean) = 17,65 detik, simpangan baku (standar

deviasi) = 1,89 detik, nilai terendah (minimum) = 15,16 detik, dan nilai tertinggi (maksimum)

= 21,36 detik.

Page 49: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

49

3) Kemampuan menggiring bola (Y), diperoleh nilai rata-rata (mean) = 20,19 detik, simpangan

baku (standar deviasi) = 2,61 detik, nilai terendah (minimum) = 17,17 detik dan nilai tertinggi

(maksimum) = 27,03 detik.

b. Uji persyaratan analisis

Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar statistik parametrik dapat digunakan

dalam menganalisis data penelitian adalah data harus mengikuti sebaran normal (berdistribusi

normal). Untuk mengetahui apakah data koordinasi mata-kaki, kelincahan dan data kemampuan

menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar berdistribusi

normal, maka dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil

uji normalitas dapat dilihat pada tabel 2. berikut ini:

Tabel 2. Rangkuman hasil uji normalitas data koordinasi mata-kaki, kelincahan dan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar

Nilai Statistik Koordinasi mata-kaki Kelincahan Kemampuan menggiring bola

NAbsolutePositifNegatifKS-ZAs.Sig

400,1930,193-0,1151,2190,102

400,1760,176-0,0961,1110,169

400,1480,148-0,1230,9370,344

Berdasarkan tabel 2 di atas, maka pengujian normalitas data dengan menggunakan uji

Kolmogrov-Smirnov (KS-Z) menunjukkan hasil sebagai berikut:

1) Untuk data koordinasi mata-kaki, diperoleh nilai KS-Z = 1,219 (P = 0,102 > α 0,05),

sehingga dapat disimpulkan bahwa data koordinasi mata-kaki mengikuti sebaran normal atau

berdistribusi normal.

Page 50: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

50

2) Untuk data kelincahan, diperoleh nilai KS-Z = 1,111 (P = 0,169 > α 0,05), sehingga dapat

disimpulkan bahwa data kelincahan mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal.

3) Untuk data kemampuan menggiring bola permainan sepakbola, diperoleh nilai KS-Z = 0,937

(P = 0,344 > α 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan menggiring bola

pada permainan sepakbola mengikuti sebaran normal atau berdistribusi normal.

c. Analisis Data

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan melalui data

empiris yang diperoleh dilapangan melalui tes dan pengukuran terhadap seluruh variabel yang

diteliti. Karena data penelitian ini mengikuti sebaran normal, maka untuk menguji hipotesis

penelitian ini digunakan analisis statistik parametrik dengan menggunakan teknik regresi.

Page 51: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

51

1.Analisis regresi koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada

permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya kontribusi yang signifikan

koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD

Inpres Bawakaraeng Makassar, dilakukan analisis regresi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 3.

Tabel 3. Rangkuman hasil uji regresi data koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar

Variabel N β t Pvalue Keterangan

Koordinasi mata-kaki (X1)

Kemampuan menggiring bola Sepakbola (Y)

40 -0,723 -6.449 0,000 Signifikan

Berdasarkan tabel 3 di atas terlihat bahwa hasil uji analisis koefisien korelasi dengan

menggunakan uji regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai regresi diperoleh β = -0,707 (Pvalue <

α 0,05) berarti ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan

menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

2. Analisis regresi kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan

sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada tidaknya kontribusi yang signifikan

kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres

Bawakaraeng Makassar, dilakukan analisis regresi Pearson. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 5.

Page 52: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

52

Tabel 4. Rangkuman hasil uji regresi data kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar

Variabel N β t Pvalue Keterangan

Kelincahan (X2)

Kemampuan menggiring bola Sepakbola (Y)

40 0,790 7,956 0,001 Signifikan

Berdasarkan tabel 4 di atas terlihat bahwa hasil uji analisis koefisien korelasi dengan

menggunakan uji regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai β diperoleh = 0,790 (Pvalue < α

0,05) berarti ada kontribusi yang signifikan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola

pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar

3. Analisis regresi ganda koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap kemampuan

menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi secara bersama-sama antara koordinasi mata-kaki

dan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres

Bawakaraeng Makassar, maka perlu dianalisis dengan menggunakan analisis regresi ganda. Untuk

lebih jelasnya, maka rangkuman hasil analisis regresi ganda dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Rangkuman hasil uji regresi ganda data koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar

Variabel R R2 F Pvalue Keterangan

Koordinasi mata-kaki (X1), dan Kelincahan (X2)

Kemampuan menggiring bola

0,848 0,720 47,480 0,000 Signifikan

Page 53: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

53

Sepakbola (Y)

Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat bahwa hasil uji analisis koefisien korelasi ganda

dengan menggunakan uji-r regresi dikemukakan sebagai berikut; nilai r hitung (R) diperoleh

sebesar 0,848, nilai Rsquare (R2) diperoleh sebesar 0,720 (Pvalue < α 0,05) setelah dilakukan uji

signifikan atau keberartian korelasi ganda dengan menggunakan uji F korelasi diperoleh F hitung

sebesar 47,480 (Pvalue < α 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti ada kontribusi yang

signifikan koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada

permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar

d. Pengujian hipotesis

Dalam penelitian ada tiga buah hipotesis yang diuji. Pengujian hipotesis tersebut

dilakukan satu persatu sesuai dengan urutannya pada perumusan hipotesis. Disamping dilakukan

pengujian hipotesis, juga diberikan kesimpulan singkat tentang hasil pengujian tersebut.

1. Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan

menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar

Berdasarkan tabel analisis regresi bahwa besarnya kontribusi variable koordinasi mata-

kaki (X1) terhadap kemampuan menggiring bola (Y) yang dihitung dengan koefisien regresi

adalah -0,723 (Pvalue < α 0,05) atau (β x1y = -0,707). Hal ini menunjukkan ada kontribusi yang

signifikan antara koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola. Sedangkan tingkat

signifikan koefisien korelasi dua sisi (2-tailed ) dari output (diukur dari probabilitas) menghasilkan

angka 0,000 atau 0. Karena nilai probabilitas jauh di bawah α 0,05, maka kontribusi koordinasi

mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola signifikan.

Page 54: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

54

Hipotesis statistik yang akan diuji:

H0 : β r x1y = 0

H1 : β x1y ≠ 0

Kriteria pengujian:

Jika β (Pvalue.> α 0, 05), maka terima H0 atau tolak H1.

Jika β (Pvalue.< α 0, 05), maka tolak H0 atau terima H1.

Hasil pengujian:

Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji regresi, diperoleh nilai β = -0,723

(Pvalue < α 0,05) dan nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,523 atau 52,3%, maka H0

ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti, ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki

terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng

Makassar sebesar 52,3%. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila seorang pemain sepakbola

memiliki koordinasi mata-kaki yang baik, maka akan diikuti dengan peningkatan kemampuan

menggiring bola permainan sepakbola yang baik pula.

2. Ada kontribusi yang signifikan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola

pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar

Berdasarkan table analisis regresi bahwa besarnya kontribusi variable kelincahan (X2)

terhadap kemampuan menggiring bola (Y) yang dihitung dengan koefisien regresi adalah 0,790

(Pvalue < α 0,05) atau (βx2y = 0,790). Hal ini menunjukkan ada kontribusi yang signifikan antara

kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola. Sedangkan tingkat signifikan koefisien regresi

dua sisi ( 2-tailed ) dari output (diukur dari probabilitas) menghasilkan angka 0,000 atau 0. Karena

Page 55: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

55

nilai probabilitas jauh di bawah α 0,05, maka kontribusi kelincahan terhadap kemampuan

menggiring bola signifikan.

Hipotesis statistik yang akan diuji:

H0 : β x2y = 0

H1 : β x2y ≠ 0

Page 56: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

56

Kriteria pengujian:

Jika β (Pvalue.> α 0, 05), maka terima H0 atau tolak H1.

Jika β (Pvalue.< α 0, 05), maka tolak H0 atau terima H1.

Hasil pengujian:

Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji regresi, diperoleh nilai β = 0,790 (Pvalue

< α 0,05) dan nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,625 atau 62,5%, maka H0 ditolak

dan H1 diterima. Hal ini berarti, ada kontribusi yang signifikan kelincahan terhadap kemampuan

menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar 62,5%.

Sehingga diketahui bahwa, apabila seorang pemain sepakbola memiliki kelincahan yang baik,

maka akan diikuti dengan peningkatan kemampuan menggiring bola permainan sepakbola yang

baik pula.

3. Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap

kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres

Bawakaraeng Makassar

Hipotesis statistik yang akan diuji:

H0 : Rx.12 y = 0

H1 : Rx.12 y ≠ 0

Hasil pengujian:

Page 57: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

57

Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji regresi, diperoleh nilai R hitung (R) =

0,848 (Pvalue < α 0,05) nilai R square (R2) sebesar 0,720 dapat disebut koefisien determinasi yang

dalam hal ini berarti 72% kontribusi kedua variable bebas, kontribusi yang signifikan antara

variable koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada

permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar sedangkan sisanya 28% dapat

dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Hal ini mengandung makna bahwa, apabila seorang pemain sepakbola memiliki

koordinasi mata-kaki dan kelincahan yang baik, maka akan diikuti dengan peningkatan

kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola yang baik pula.

B. Pembahasan

Hasil-hasil analisis regresi dalam hipotesis perlu dikaji lebih lanjut dengan memberikan

interpretasi kontribusi antara hasil analisis yang dicapai dengan teori-teori yang mendasari

penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang

dikemukakan dengan hasil penelitian yang dicapai. Untuk mengambil kesimpulan penelitian yang

sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil analisis data yang perlu dibahas sesuai dengan teori -

teori yang mendasarinya. Adapun pembahasan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Page 58: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

58

1. Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada

kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola

permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

Hasil yang diperoleh tesebut jika dikaitkan dengan alur berpikir dan kajian teori yang telah

dilakukan maka, hasil tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Harsono (1988 :

65) mengemukakan, bahwa koordinasi adalah kemampuan mengintegrasikan berbagai

gerakan yang berlainan ke dalam satu pola tunggal gerakan. Selanjutnya Sajoto (1988:53)

mengemukakan bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk menyatukan berbagai sistem

saraf gerak yang terpisah ke dalam satu pola gerak yang efisien.

Gerak koordinasi dalam melakukan gerakan menggiring bola adalah yang melibatkan mata

untuk melihat bola yang akan dikontrol dan dikasai, sedangkan gerakan kaki pada waktu

melakukan menggiring dan untuk menjaga keseimbangan. Oleh karena itu, kemampuan

koordinasi dalam melakukan menggiring bola tidak terbatas hanya pada kemampuan gerak

saja, tetapi juga melibatkan pancaindra mata untuk melihat arah dan tujuan bola akan

dibawah.

Hal ini mengandung makna bahwa, apabila nilai koordinasi mata-kaki tergolong baik, maka

akan diikuti dengan nilai kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola yang baik

pula. Begitu pula sebaliknya, apabila nilai koordinasi mata-kaki yang kurang baik, maka akan

diikuti dengan nilai kemampuan menggiring bola permainan sepakbola yang kurang baik

pula.

Page 59: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

59

2. Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada

kontribusi yang signifikan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola permainan

sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

Hasil yang diperoleh tesebut jika dikaitkan dengan alur berpikir dan kajian teori yang telah

dilakukan maka, hasil tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Harsono

( 1988:177 ) menjelaskan dengan berdasar dari beberapa pendapat para ahli sebagai

berikut:

Bentuk-bentuk latihan mengembangkan agilitas tentunya adalah bentuk bentuk latihan yang mengharuskan orang untuk bergerak dengan cepat dan mengubah arah serta tangkas. Dalam melakukan aktivitas tersebut orang juga tidak boleh kehilangan keseimbangan dan harus pula sadar akan posisi tubuhnya.

Hal ini mengandung makna bahwa, apabila nilai kelincahan tergolong baik, maka akan

diikuti dengan nilai kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola yang baik pula.

Begitu pula sebaliknya, apabila nilai kelincahan yang kurang baik, maka akan diikuti

dengan nilai kemampuan menggiring bola permainan sepakbola yang kurang baik pula.

3. Pengujian hipotesis menunjukkan, bahwa dari hasil analisis data diperoleh bahwa ada

kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki dan kelincahan terhadap kemampuan

menggiring bola permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

Hasil yang diperoleh tesebut jika dikaitkan dengan alur berpikir dan kajian teori yang telah

dilakukan maka, hasil tersebut sejalan dengan teori yang ada. Hal ini mengandung makna

bahwa, apabila nilai koordinasi mata-kaki dan kelincahan, tergolong baik, maka akan diikuti

dengan nilai kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola yang baik pula. Begitu

pula sebaliknya, apabila nilai koordinasi mata-kaki dan kelincahan yang kurang baik, maka

Page 60: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

60

akan diikuti dengan nilai kemampuan menggiring bola permainan sepakbola yang kurang

baik pula.

Page 61: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola

pada permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

2. Ada kontribusi yang signifikan kelincahan terhadap kemampuan menggiring bola pada

permainan sepakbola murid SD Inpres Bawakaraeng Makassar.

3. Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata-kaki dan kelincahan secara bersama-sama

terhadap kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola murid SD Inpres

Bawakaraeng Makassar.

B. Saran

Adapun saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para murid atau pemain, pembina maupun pelatih olahraga permainan sepakbola,

bahwa kiranya dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola bermain

sepakbola bagi pemain atau atlet yang dibina, hendaknya perlu memperhatikan unsur

kemampuan fisik yang dapat menunjang, seperti koordinasi mata-kaki dan kelincahan.

2. Diharapkan agar dalam proses latihan olahraga sepakbola khususnya pada kemampuan

menggiring bola, diharapkan para pelatih atau pembina untuk meningkatkan unsur kondisi

49

Page 62: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

62

fisik seperti; koordinasi mata-kaki dan kelincahan secara optimal, agar hasil kemampuan

menggiring bola dapat lebih baik lagi.

3. Diharapkan pada penelitian yang akan datang, khususnya penelitian yang relevan dengan

penelitian ini disarankan melibatkan lebih banyak lagi unsur kondisi fisik lainnya dan

menggunakan sampel yang lebih besar agar hasil yang dicapai lebih sempurna lagi.

Page 63: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

63

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.1992. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek Jakarta : PT . Rineka Cipta.

A. Sarumpaet, dkk 1992. Permainan Besar. Jakarta : Depertement Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.

Dahlar, Muhammad, 1962. Dasar-Dasar Sepakbola. Cerdas Jaya Jakarta

Fox, EL.Dkk., 1988. The Psycological Basic Of Physical Education Athletics. New York, Sounders Collage Publishing.

Haddade, Ilyas dan Tola, Ismail. 1991.Penuntun Mengajar dan Melatih Sepakbola Ujung Pandang : FPOK IKIP.

Halim. Ny. H.Nur Ichsan. 1991. Tes dan Pengukuran dalam Bidang Olahraga. FPOK IKIP Ujung Pandang.

Harre. D. 1982. Principle Of Sport Training. Introducttion To Theory Of Methodes Of Training. Sportverlag. Berlin

Harsono, 1998. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti.

Ismariati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Solo. Sebelas Maret University Press.

Nurhasan, M.Pd,Drs. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani Prinsip-prinsip dan Penerapannya. Dirjen Olahraga, Diknas, Jakarta

Rahantoknam, B. E. 1988. Belajar Motorik. Debdikbud Dirjen Dikti. Jakarta.

Rani, Adib, Abd, 1992., Materi dan Evaluasi Permainan Sepakbola. FPOK IKIP Ujungpandang.

Saelan, Malwi 1970. Olahraga Sepakbola Yogyakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Sajoto, Mochammad, 1988., Pembinaan Kondisi Fisik dalam Bidang Olahraga. Depdikbud Dirjen Dikti, Jakarta.

Soedarminto. 1992. Kinesiologi.Jakarta : Depdikbuk Dirjen Dikti.

Soedjono. 1985. Pengajaran Sepak bola. Surakarta. Tiga Serangkai.

51

Page 64: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

64

Sudjana. 1992. Desain dan Analisis Experment. Bandung. Tarsito.

Sugiyono.2000. Statistika dalam Penelitian. Bandung :Penerbit CV.Alfabetha.

Suharsono HP. 1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.

Sukatamsi. 1981. Tekhnik Dasar Bermain Sepak bola. Solo. Tiga Serangkai.

Surakhmat,Winarno.1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik Bandang : PT Trasito

Page 65: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

65

Lampiran Dokumentasi Penelitian

Pemanasan Dipimpin Oleh Peneliti

Page 66: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

66

Pelaksanaan Tes Koordinasi mata-kaki

Pelaksanaan Tes Kelincahan

Page 67: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5085/1/KONTRIBUSI KOORDINASI.docx · Web viewKONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

67