PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS...

115
i PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU CYBERBULLYING PADA REMAJA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Disusun oleh: Bestari Rizki NIM :1111070000122 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2015 M

Transcript of PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS...

Page 1: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

i

PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN

JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU

CYBERBULLYING PADA REMAJA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Disusun oleh:

Bestari Rizki

NIM :1111070000122

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2015 M

Page 2: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
Page 3: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
Page 4: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
Page 5: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

iv

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Oktober 2015

C) Bestari Rizki

D) Pengaruh Kontrol Diri, Iklim Sekolah, dan Jenis Kelamin Terhadap Perilaku

Cyberbullying Pada Remaja

E) xiv + 82 halaman + 25 lampiran

F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kontrol diri

(behavioral control, cognitive control, dan decisional control), iklim sekolah

(safety, interpersonal relationship, institutional environment dan leadership

atau staff relation) dan jenis kelamin terhadap perilaku cyberbullying pada

remaja. Kedelapan variabel tersebut digunakan untuk menguji pengaruh dari

setiap variabel dan seberapa besar variabel tersebut berpengaruh terhadap

perilaku cyberbullying pada remaja.

Sampel berjumlah 185 remaja yang merupakan siswa bersekolah aktif di

daerah Jakarta Timur yang diambil dengan teknik nonprobability sampling.

Penulis membuat alat ukur yang terdiri dari teori Willard, teori Averill dan

teori Durham. Uji validitas alat ukur menggunakan teknik analisis regresi

berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada

variabel kontrol diri, iklim sekolah dan jenis kelamin terhadap perilaku

cyberbullying pada remaja sebesar 40,7%. Hasil uji hipotesis minor

menunjukkan tiga variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan antara

lain, behavioral control, safety dan jenis kelamin. Sementara cognitive

control, decisional control, interpersonal relationship, institutional

environment dan leadership dan staff relation tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap perilaku cyberbullying. Penulis berharap penelitian

selanjutnya dapat lebih memperhatikan alat ukur yang digunakan dalam

mengukur sebuah variabel. Selain itu, untuk penelitian selanjutnya dapat

menambah variabel lain yang terkait dengan variabel perilaku cyberbullying

yang dapat dianalisis sebagai IV yang mungkin mempunyai pengaruh besar

terhadap perilaku cyberbullying agar semakin terlihat dengan jelas motif dari

perilaku cyberbullying yang kemudian dapat diantisipasi oleh pihak yang

terkait

G) Bahan bacaan: 47; buku: 2 + jurnal: 43 + artikel: 2

Page 6: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

v

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) October 2015

C) Bestari Rizki

D) The Effect of Self Control, School Climate and Gender on Cyberbullying

Behavior in adolescent

E) xiv + 82 page + 25 attachment

F) This study aims to determine the effect of variable self control (behavioral

control, cognitive control, and decisional control), school climate (safety,

interpersonal relationship, institutional environment and leadership or staff

relation) and gender on cyberbullying in adolescent. Eighth variables are

used to test the effect of each variable and how much these variables affect

the cyberbullying behavior in adolescent.

The total sample was 185 students who are active in school in east Jakarta

wich were taken with nonprobability sampling techniques. The reasearchers

modify scales consists of Willard theory, Averill theory and Durham theory.

This study examined the validity of measurement tools by using

confirmatory factor analysis (CFA) technique, while data analysis used

multiple regression analysis techniques.

The results showed that there was a significant influence variable of self

control, school climate and gender in adolescent at 40,7%. Minor hyphothesis

test results showed three variables that have significant behavioral control,

safety and gender. While cognitive control, decisional control, interpersonal

relationship, institutional environment dan leadership dan staff relation do

not have a significant effect cyberbullying behavior in adolescent. The

researcher hopes the implications of the findings of this study can be

reviewed and developed in subsequent studies. Giving more attention to

measuring instruments used in measuring variables, for instance. Then, for

further research can add another variable that can be analyzed as an IV that

may have a major influence on cyberbullying behavior. So, that has become

increasingly apparent motive of cyberbullying behavior and can be

anticipated by the parties who concerned about it.

G) Reading 47; books: 2+ journals: 43 + article: 2

Page 7: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., berkat segala kekuasaan

dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, walaupun masih jauh

dari kesempurnaan. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi besar

Muhammad SAW beserta pengikutnya.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak luput dari bantuan berbagai

pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.

2. Luh Putu S. Haryanti M.Si. T. Psikolog yang telah memberikan bimbingan,

arahan, serta ide dalam proses penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas

waktu yang diberikan kepada penulis.

3. Liany Luzvinda, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi pada penlulis selama masa

perkuliahan.

4. Seluruh dosen di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu dan wawasan bagi penulis. Para staff Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan

kemudahan bagi penulis dalam proses administrasi.

Page 8: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

vii

5. Kedua orang tua penulis, yang selalu memberikan motivasi, dukungan (baik

moral maupun materiil) serta doa tulus yang tidak pernah berhenti kepada

penulis. Adik-adik penulis yang selalu memberikan semangat untuk penulis.

6. Responden Sekolah Jakarta Timur yang telah membantu peneliti dalam

proses penelitian dan selama perkuliahan.

7. Mahasiswa/i Fakultas Psikologi angkatan 2011 khususnya kelas C yang

telah menemani penulis selama empat tahun menuntut ilmu di Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih atas cinta, kasih

sayang, persahabatan, dukungan, bantuan dan motivasi yang telah diberikan

kepada penulis.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut

berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk dapat

menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, sangat besar harapan penulis semoga

skripsi ini meberikan manfaat yang besar, khususnya bagi penulis dan umumnya

bagi siapa saja yang membaca dan berkeinginan untuk mengeksplorasi lebih

lanjut.

Jakarta, 13 Oktober 2015

Penulis

Page 9: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN ORISINALITAS ........................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

ABSTRACT ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah .................................. 8

1.2.1 Pembatasan masalah .................................................................. 8

1.2.2 Perumusan masalah .................................................................. 9

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 10

1.4.1 Manfaat teoritis ......................................................................... 11

1.4.2 Manfaat praktis .......................................................................... 11

BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................. 12

2.1 Cyberbullying ..................................................................................... 12

2.1.1 Definisi cyberbullying ................................................................ 12

2.1.2 Bentuk aktivitas cyberbullying ................................................... 16

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi cyberbullying ................................ 17

2.1.4 Pengukuran cyberbullying .......................................................... 20

2.2 Kontrol diri .......................................................................................... 21

2.2.1 Definisi kontrol diri .................................................................... 21

2.2.2 Aspek- aspek kontrol diri ........................................................... 21

2.2.3 Pengukuran kontrol diri ............................................................. 24

2.3 Iklim sekolah ....................................................................................... 25

2.3.1 Definisi iklim sekolah ................................................................ 25

2.3.2 Aspek-aspek iklim sekolah ........................................................ 27

2.3.3 Pengukuran iklim sekolah .......................................................... 28

2.4 Kerangka Berpikir .............................................................................. 29

2.5 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 36

Page 10: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

ix

BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 38

3.1 Subjek penelitian ................................................................................. 38

3.1.1 Populasi dan sampel .................................................................. 38

3.2 Variabel Penelitian ............................................................................. 39

3.2.1 Identifikasi variabel penelitian .................................................. 39

3.2.2 Definisi Operasional Variabel .................................................. 39

3.3 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 41

3.3.1 Perilaku cyberbullying .............................................................. 41

3.3.2 Kontrol diri ................................................................................ 42

3.3.3 Iklim sekolah ............................................................................. 43

3.4 Uji Validitas alat ukur ......................................................................... 44

3.4.1 Uji validitas konstruk perilaku cyberbullying ............................ 46

3.4.2 Uji validitas konstruk kontrol diri .............................................. 47

3.4.3 Uji validitas konstruk iklim sekolah .......................................... 50

3.5 Teknik Analisis Data .......................................................................... 55

3.6 Prosedur Penelitian .............................................................................. 57

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................ 59

4.1 Gambaran Subjek Penelitian .............................................................. 59

4.2 Hasil Analisis Deskriptif .................................................................... 59

4.3 Kategorisasi skor ................................................................................. 61

4.3.1 Kategorisasi skor perilaku cyberbullying.................................. 62

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................................. 62

4.5 Analisis Proporsi Varians pada Masing-masing IV ........................... 66

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN .......................................... 69

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 69

5.2 Diskusi ................................................................................................ 69

5.3 Saran ................................................................................................... 73

5.3.1 Saran teoritis ............................................................................. 73

5.3.2 Saran praktis ............................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 76

LAMPIRAN . ....................................................................................................... 80

Page 11: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1Skor pernyataan ...................................................................................... 41

Tabel 3.2 Blue Print Skala Cyberbullying ............................................................ 42

Tabel 3.3 Blue Print Skala Kontrol diri ................................................................ 43

Tabel 3.4 Blue Print Skala Iklim sekolah ............................................................. 43

Tabel 3.5 Muatan Faktor Cyberbullying ............................................................... 47

Tabel 3.6 Muatan Faktor Behavioral Control ....................................................... 48

Tabel 3.7 Muatan Faktor Cognitive Control ......................................................... 49

Tabel 3.8 Muatan Faktor Decisional Control ....................................................... 50

Tabel 3.9 Muatan Faktor Safety ............................................................................ 51

Tabel 3.10 Muatan Faktor Interpersonal Relationship ......................................... 52

Tabel 3.11 Muatan Faktor Institutional Environtment ......................................... 53

Tabel 3.12 Muatan Faktor Leadership/ Staff Relation .......................................... 55

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian ................................................................ 59

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ................................................................................ 60

Tabel 4.3 Rumus Kategorisasi .............................................................................. 61

Tabel 4.4 Kategorisasi Cyberbullying .................................................................. 62

Tabel 4.5 Table R Square ...................................................................................... 62

Tabel 4.6 Anova .................................................................................................... 63

Tabel 4.7 Koefesien Regresi ................................................................................. 64

Tabel 4.8 Proporsi Varian Sumbangan Masing-Masing IV .................................. 67

Page 12: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

xii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Pengaruh Kontrol diri, Iklim Sekolah, dan Jenis Kelamin terhadap Perilaku

Cyberbullying pada Remaja ........................................................................... 35

Page 13: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Skala. ................................................................................................ 80

2. Lampiran Hasil Lisrel. ...................................................................................... 89

3. Lampiran Hasil Uji Hipotesis. .......................................................................... 97

4. Lampiran Surat Izin Penelitian.......................................................................... 101

Page 14: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam bab satu ini akan dipaparkan beberapa hal yaitu, latar belakang masalah,

pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Di zaman yang modern ini, teknologi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk

mencari informasi apapun. Menurut Willard (dalam Akbar, Huang & Anwar, 2014),

penggunaan jaringan internet (Interconnected Network) merupakan salah satu cara

untuk mengetahui berbagai informasi. Perkembangan teknologi dan komunikasi

tersebut ditunjang oleh alat dan media yang memudahkan untuk penyebaran

informasi, seperti telepon genggam (handphone). Teknologi tersebut mencakup

telepon selular (termasuk smartphone), website pribadi, blog, dan situs jaringan

sosial. Pemanfaatan media seperti ini sangat populer di kalangan mahasiswa

Amerika, terdapat sekitar 93% dari orang dewasa muda berusia 18-29 menggunakan

internet, dan terdapat sekitar 72% menggunakan situs media sosial (Lenhart dalam

Carter, 2011)

Penggunaan internet bagi remaja adalah untuk mencari bahan pelajaran dan

sosial media. Teks atau pesan instan melalui perangkat handphone merupakan cara

yang cepat dan populer untuk berkomunikasi dengan orang lain. Terdapat banyak

situs yang menawarkan layanan email yang menyediakan instant messaging dan

Page 15: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

2

kemampuan jejaring sosial lainnya. Situs-situs sosial media seperti Facebook,

MySpace, WhatsApp, Line, Twitter, dan YouTube memiliki jutaan pengguna dan terus

meningkat layanannya.

Terdapat kesamaan berbagai jenis situs media sosial yang memiliki

karakteristik unik pada masing-masing fungsinya. Media sosial tersebut menyediakan

tempat untuk berhubungan dengan teman, rekan kerja, keluarga, dan orang lain untuk

berbagi minat dan pengalaman yang sama. Menurut penelitian Lenhart (dalam Carter,

2011), orang dewasa muda yang berusia 18-29 menggunakan situs jaringan sosial,

sekitar 71% memiliki profil di Facebook dan 66% memiliki profil di MySpace.

Persentase ini menunjukkan bahwa popularitas situs jaringan sosial ini begitu luas. Di

kalangan orang dewasa muda yang berusia 18-24, terdapat sekitar 37% memiliki

akun Twitter dan 15% yang mempertahankan blog. Dari survei terdapat sekitar 43%

menggunakan Twitter dan 28% dari mereka mengalami cyberbullying (Lenhart dalam

Carter, 2011).

Media online mempunyai dampak positif terutama dalam penyediaan

informasi dan komunikasi. Selain dampak positif, terdapat dampak negatif yaitu salah

satunya adalah perilaku cyberbullying. Cyberbullying muncul sebagai bentuk baru

dari intimidasi dan pelecehan yang dilakukan melalui sarana elektronik (misalnya,

komputer, handphone, PDA). Ada beberapa perilaku online yang dikategorikan

sebagai bentuk perilaku cyberbullying, misalnya, pelecehan. Cyberbullying ditandain

dengan penyebar luasan pesan yang tidak sopan dari pelaku ke penerima (korban),

pertukaran penghinaan di depan umum, seperti melalui papan buletin atau chat room.

Page 16: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

3

Perilaku ini dapat terjadi pada beberapa media online. Sebagai contohnya, pengguna

internet dapat memposting rumor yang tidak benar dan kejam tentang orang lain dan

rekan-rekannya di situs jejaring sosial, yang dapat dilihat oleh ratusan teman-teman

online. Pelaku cyberbullying meluapkan kekesalannya dan memberikan pesan yang

jahat terhadap korban, sehingga korban merasa bahwa pelaku telah melukai dirinya.

Karakteristik korban digambarkan sebagai anak yang pemalu, takut, murung, merasa

bersalah, kesepian dan tidak memiliki banyak masalah interpersonal.

Penelitian Wolak, Mitchell, dan Finkelhor (dalam Dilmac, 2011)

mempaparkan dengan sebuah panel online remaja usia 13 hingga 17 tahun, terdapat

sekitar 43% telah mengalami cyberbullying pada tahun lalu. Indonesia sebagai negara

dengan jumlah populasi terbanyak keempat di dunia memiliki jumlah pengguna

facebook terbesar ketiga di dunia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun

2006, angka cyberbullying mencapai angka 25 juta dimulai dari kasus skala ringan

sampai dengan skala berat. Facebook dan twitter adalah situs jejaring sosial yang saat

ini cukup marak diminati dan digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Di

Indonesia, jumlah pengguna facebook yang tercatat pada Januari 2010 sebanyak

15.301.280 orang (kompasiana dalam Satalina, 2013). Menurut perkembangannya,

Indonesia berada pada urutan ke dua di dunia setelah Amerika. Terdapat sekitar 50

juta orang pengguna situs twitter di Indonesia pada bulan Desember 2014 dan

semakin terus bertambah setiap harinya (http://tekno.kompas.com).

Peneliti melakukan studi pendahuluan pada bulan Oktober 2014 terhadap

remaja berusia 15-17 tahun yang menjadi pelaku cyberbullying. Peneliti mengamati

Page 17: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

4

adanya perilaku cyberbullying di kalangan remaja dalam konteks sosial media. Studi

pendahuluan tersebut dilakukan dengan mencari informasi tentang responden yang

suka melakukan cyberbullying. Kemudian melakukan wawancara terhadap responden

tersebut sesuai kode etik psikologi mengenai alasan, tujuan dan faktor melakukan

cyberbullying.

Berdasarkan hasil studi tersebut, peneliti memperoleh alasan bahwa mereka

menggunakan media online untuk melakukan cyberbullying. Pertama, ingin

mengungkapkan perasaan tidak suka atau meluapkan kekesalannya. Kedua, karena

ada yang memulai terlebih dahulu. Kemudian, dari 15 responden yang mengenai

tujuan responden melakukan cyberbullying, terdapat sekitar 13 responden atau 86,6%

dari mereka bahwa pertama, agar korban dapat menyadari kesalahannya dan tidak

mengulanginya kembali. Kedua, ingin mempunyai banyak teman di sosial media.

Dua responden atau 14,4% sisanya bahwa mereka ingin eksis di dunia maya. Peneliti

juga memperoleh apa saja faktor yang membuat reponden melakukan cyberbullying.

Terdapat 13 responden atau 86,6% dari mereka menjawab bahwa sebagai humor saja

dan pelampiasan kekesalan terhadap seseorang. Dua responden atau 14,4% sisanya

bahwa mengikuti perintah temannya.

Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap cyberbullying yaitu

kontrol diri, iklim sekolah dan jenis kelamin. Kontrol diri merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi individu melakukan perilaku cyberbullying. Kontrol diri

bisa muncul karena adanya peredaan dalam mengelola emosi, cara mengatasi

masalah, tinggi rendahnya motivasi dan kemampuan mengelola segala potensi dan

Page 18: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

5

pengembangan potensinya. Rosenbaum (dalam Ronen et al., 2007) menjelaskan

bahwa pengendalian diri merupakan keterampilan yang memungkinkan manusia

bertindak atas tujuan mereka, mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan pikiran,

emosi, dan perilaku dan untuk menunda gratifikasi. Selain itu penelitian lain

mengatakan bahwa kontrol diri yang rendah juga menjadi mediator dalam agresi dan

kekerasan (DeWall et al., ;dalam Li et al., 2014).

Menurut penelitian Anderson dan Bushman (dalam Li et al., 2014)

penggunaan internet dalam jangka waktu yang lama dan digunakan untuk aktivitas

online, dapat menyebabkan gangguan karakteristik kontrol diri. Individu yang

impulsif sulit untuk memenuhi keinginan mereka sehingga memiliki kontrol perilaku

(behavioral control) yang rendah, sehingga dapat memunculkan agresivitas. Kognitif

kontrol (cognitive control) berpotensi sebagai pengolah informasi untuk mengurangi

stres jangka panjang dan agresivitas. Kontrol diri sangat penting bagi setiap individu

terutama bagi remaja karena remaja masih memiliki emosi yang labil. Dengan adanya

kontrol diri, remaja mampu mengendalikan keputusan (decisional control) terutama

terhadap hal-hal yang berhubungan dengan tindakan melanggar hukum dan anti

sosial.

Selain faktor kontrol diri, faktor lain yang mempengaruhi cyberbullying

adalah iklim sekolah. Sekolah sebagai lingkungan luar terdekat, dapat menjadi

jembatan untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi pada perkembangan remaja.

Cohen 2009 (dalam Petrie, 2014) mempaparkan, iklim sekolah umumnya mengacu

pada kualitas dan karakter interaksi sosial di sekolah yang dibentuk oleh norma-

Page 19: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

6

norma, nilai-nilai, aturan, struktur organisasi, dan hubungan unik untuk pola setiap

sekolah. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa iklim sekolah yang positif

merupakan faktor protektif terkait dengan keterlibatan penurunan perilaku resiko

seperti penyalahan zat dan agresivitas (Aspy, dalam Petrie, 2012).

Peneliti juga melakukan observasi terhadap sekolah X dan Y. Tampak suasana

kelas yang tidak rapi, pengap, dan kecil. Sebagian besar siswa dan sisiwi berkumpul

dengan anggota kelompok bermainnya masing-masing pada saat jam istirahat. Pada

beberapa siswa yang diamati peneliti, tampa mereka mengungkapkan kata-kata kotor

dan kalimat yang tidak sopan. Sekolah X dan Y memiliki jadwal harian yang padat,

seperti pulang sekolah hingga sampai jam 4 sore. Peneliti juga melakukan observasi

di ruang guru sekolah X, bahwa terlihat guru-guru tidak saling bercengkrama dan

saling diam saja pada saat jam istirahat. Ruangannya pun terlihat sederhana. Bilaman

dengan sekolah Y, bahwa terlihat guru-guru saling membangun hubungan yang akrab

satu dengan lainnya.

Beberapa penelitian terbaru yang menyoroti bagaimana siswa melakukan

perilaku cyberbullying memiliki sikap yang lebih negatif terhadap sekolah daripada

mereka yang tidak terlibat dalam fenomena tersebut. Persepsi yang baik dari

lingkungan sekolah digambarkan sebagai faktor protektif, karena siswa yang sangat

tidak puas dengan lingkungan sekolah tiga kali peluangnya lebih besar menjadi

pelaku bullying, dibandingkan dengan siswa yang memiliki kepuasan sedang atau

tinggi dengan sekolah (Guarini, 2012). Iklim sekolah yang produktif mempunyai

delapan komponen. Menurut Orpinas dan Horne (2006) dalam menciptakan iklim

Page 20: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

7

sekolah yang positif, yaitu 1) memiliki keunggulan dalam mengajar, 2) nilai-nilai

yang ditanamkan di sekolah, 3) sikap saling peduli dan menghormati, 4) kebijakan

dan tanggung jawab, 5) Ekspektasi positif, 6) Dukungan untuk guru, dan 7) kondisi

lingkungan sekolah.

Guarini (2012) dalam studinya menjelaskan bahwa persepsi hubungan negatif

dengan guru meningkatkan risiko menjadi agresor dalam dua bentuk bullying, baik

itu tradisional maupun cyberbullying. Penelitian ini juga mempaparkan pentingnya

peran orang dewasa untuk mencegah perilaku agresif disfungsional ini baik dalam

konteks online dan offline. Persepsi negatif tentang keselamatan di sekolah (school

safety) adalah indeks risiko untuk perilaku cyberbullying. Sementara dukungan

negatif yang dirasakan dari sekolah adalah prediktor perilaku agresif baik secara

online maupun secara langsung.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa laki-laki lebih sering melakukan

tindakan cyberbullying dibandingkan perempuan (Li, 2007). Menurut Owens et al.,

(dalam Smith, 2012) perempuan cenderung untuk berpartisipasi dalam bentuk

bullying tidak langsung, seperti pelecehan psikologis dan emosional dan agresi

melalui aktivitas bergosip. Menurut Hinduja dan Patchin 2008 (dalam Marcum et al.,

2012) cyberbullying melibatkan bentuk yang lebih menekankan pada pelecehan

langsung, sehingga wajar untuk mengasumsikan bahwa perempuan kemungkinan

untuk terlibat dalam perilaku cyberbullying.

Dari sekian banyaknya penelitian mengenai cyberbullying, masih sedikit

penelitian mengenai cyberbullying di Indonesia terutama tentang berbagai macam

Page 21: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

8

sosial media terbaru saat ini. Sosial media yang bermunculan merupakan salah satu

wadah untuk melakukan cyberbullying dibandingkan sosial media terdahulu seperti

facebook dan twitter. Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti

memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh kontrol diri,

iklim sekolah dan jenis kelamin terhadap perilaku cyberbullying pada remaja”

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Untuk menghindari pengertian yang terlalu luas terhadap pokok masalah yang

dibahas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah perilaku

cyberbullying pada remaja yang dipengaruhi oleh kontrol diri, iklim sekolah dan jenis

kelamin. Pengertian-pengertiannya sebagai berikut:

1. Perilaku cyberbullying dalam penelitian adalah perilaku menggunakan media

elektronik untuk mengirim pesan teks mengancam, mengejek dengan kata

kasar, dan mengirim gambar yang mempermalukan orang lain.

2. Kontrol diri adalah kemampuan kontrol individu untuk mengubah kognisi,

mengubah perilaku dan mengubah keputusan dalam perilaku cyberbullying.

3. Iklim sekolah adalah aspek fisik dan psikologis yang mencerminkan norma-

norma, tujuan, nilai-nilai, hubungan interpersonal, dan struktur organisasi di

sekolah.

4. Subjek penelitian adalah remaja yang berusia 15-17 tahun.

Page 22: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

9

1.2.2 Rumusan masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti merumuskan pertanyaan-

pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh kontrol diri, iklim sekolah dan faktor demografis jenis

kelamin terhadap perilaku cyberbullying pada remaja?

2. Apakah ada pengaruh behavioral control terhadap perilaku cyberbullying pada

remaja?

3. Apakah ada pengaruh cognitive control terhadap perilaku cyberbullying pada

remaja?

4. Apakah ada pengaruh decisional control terhadap perilaku cyberbullying pada

remaja?

5. Apakah ada pengaruh safety terhadap perilaku cyberbullying pada remaja?

6. Apakah ada pengaruh interpersonal relationship terhadap perilaku cyberbullying

pada remaja?

7. Apakah ada pengaruh institutional environtment terhadap perilaku cyberbullying

pada remaja?

8. Apakah ada pengaruh leadership/staff relation terhadap perilaku cyberbullying

pada remaja?

9. Apakah ada pengaruh faktor demografis jenis kelamin terhadap perilaku

cyberbullying pada remaja?

Page 23: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

a. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variabel kontrol diri

(behavioral control, cognitive contrrol, dan decisional control), iklim sekolah

(safety, interpersonal relationship, institutional environntment dan

leadership/staff relation) dan faktor demografis yaitu jenis kelamin terhadap

perilaku cyberbullying pada remaja.

b. Mengetahui seberapa besar konstribusi yang diberikan oleh masing-masing

variabel terhadap cyberbullying pada remaja.

1.3.2 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik teoritis maupun praktis yaitu sebagai

berikut:

1.3.2.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini memiliki manfaat untuk memperkaya khazanah kajian

psikologi, terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan dan psikologi

klinis.

1.3.2.2 Manfaat praktis

1. Sebagai masukan terhadap para guru dan instansi sekolah untuk

mengawasi penggunaan akses sosial media terhadap anak didiknya.

2. Sebagai masukan terhadap orang tua, agar lebih mengawasi dan

mengarahkan anak dalam penggunaan sosial media.

Page 24: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

11

3. Sebagai bahan masukan terhadap para remaja untuk lebih berhati-hati

dalam bertindak dan menuliskan kata-kata dalam sosial media.

4. Secara umum dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para peneliti

untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

Page 25: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

12

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti akan mempaparkan mengenai teori dan konsep dari variabel-

variabel penelitian. Berisi definisi-definisi, aspek-aspek dan faktor-faktor yang

mempengaruhi variabel.

2.1 Cyberbullying

2.1.1 Definisi Cyberbullying

Menurut Bulton dan Underwood (dalam Lindenberg, Oldehinkel, & Winter, 2005)

bullying adalah perilaku agresi yang dilakukan oleh satu orang atau lebih dengan niat

menyakiti atau mengganggu orang lain secara fisik, verbal maupun psikologis.

Menurut Li (2005) cyberbullying adalah perilaku bullying yang dilakukan melalui

alat komunikasi seperti e-mail, telepon seluler, personal digital assistant (PDA),

instant messaging atau jaringan world wide.

Olweus dan Pepler (dalam Shariff, 2007) membedakan bullying menjadi dua

bentuk yaitu overt dan covert. Overt bullying melibatkan agresi fisik, seperti

memukul, menendang, mendorong, dan menyentuh seksual. Hal ini dapat disertai

dengan covert bullying, yaitu korban dikeluarkan dari kelompok sebaya,

digunjingkan, diancam dan diganggu. Covert bullying bersifat random atau

diskriminatif. Perilaku mencakup pelecehan verbal yang menggabungkan rasial,

penghinaan seksual, atau homophobic. Menurut Harmon dan Leishman (dalam

Shariff, 2007) cyberbullying merupakan bentuk covert bullying baik berupa verbal

Page 26: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

13

dan tertulis. Hal ini biasanya dilakukan oleh remaja melalui media elektronik seperti

telepon selular, website, web-cam, chat, dan e-mail. Definisi lain mengenai

cyberbullying menurut Willard (2007) adalah perilaku yang ditunjukan orang lain

dengan mengirim pesan yang berbahaya atau terlibat dalam bentuk lain dari

kekejaman sosial dengan menggunakan internet atau teknologi digital lainnya.

Bentuk kegiatan tersebut berupa pelecehan secara langsung dan tidak langsung yang

memiliki tujuan untuk merusak reputasi atau mengganggu hubungan dari yang

ditargetkan, seperti mengirim bahan berbahaya, meniru orang, menyebarkan

informasi pribadi atau gambar.

Menurut Belsey, Berson dan Feron (dalam Dilmac, 2009) mendefinisikan

cyberbullying sebagai individu atau kelompok yang menggunakan teknologi

elektronik dengan tujuan untuk melakukan pelecehan atau mengirimkan pesan kejam

dengan sengaja.

Kowalski dan Limber (2012) menyatakan cyberbullying merupakan perilaku

bullying yang dilakukan melalui e-mail, instant messaging, dalam sebuah chat room,

website, atau melalui pesan digital atau gambar yang dikirim dari telepon seluler.

Hinduja dan Patchin (dalam Akbar et al., 2014) mendefinisikan cyberbullying sebagai

bahaya yang disengaja dan berulang melalui media elektronik.

Dari beberapa pengertian diatas, peneliti menggunakan definisi cyberbullying

menurut Willard (2007) bahwa cyberbullying merupakan bentuk perilaku membully

ang dilakukan melalui media elektronik seperti komputer ataupun telepon seluler,

Page 27: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

14

berupa pesan singkat berisi hal yang menghina perasaan orang lain dalam sebuah chat

room , atau melalui media online.

Menurut Heirman dan Walrave (2008) memaparkan beberapa karakteristik

dari cyberbullying adalah:

1. Anonimitas dalam komunikasi online

2. Penyebaran yang cepat dari pesan elektronik ke audiens yang tidak terbatas

3. Komunikasi online yang sangat rutin hampir dalam seminggu

4. Sifat dasar komunikasi online yang tersembunyi

5. Tidak ada isyarat non-verbal dalam komunikasi online.

Karakteristik diatas ada karena efek yang dihasilkan dari komunikasi online, yaitu

online disinhibition effect. Menurut Suler (2004) disinhibition melingkupi perilaku

yang tidak sopan hingga penggunaan huruf kapital dan tanda seru, serta ekspresi

perasaan pribadi kepada orang lain. Berdasarkan elemen cyberbullying juga dapat

dibedakan menjadi sebagai berikut:

1. Pelaku (Cyberbullies)

Karakteristik anak yang menjadi pelaku dijelaskan oleh Olweus 1993 (dalam

Kowalski, 2008) adalah memiliki kepribadian dominan dan senang melakukan

kekerasan, cenderung temperamental, impulsif, dan mudah frustasi. Selain itu, pelaku

memiliki sikap positif terhadap kekerasan dibandingkan anak lainnya, kesulitan

mengikuti peraturan, terlihat kuat dan menunjukkan hubungan yang kurang baik

terhadap orang lain atau kurang memiliki belas kasihan kepada korban. Pelaku juga

sering bersikap agresif terhadap orang dewasa, pandai berkelit pada situasi sulit,

Page 28: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

15

terlibat dalam agresi proaktif, seperti agresi yang disengaja untuk meraih tujuan

tertentu dan agresi reaktif, seperti reaksi defensif ketika diprovokasi.

2. Korban (Cyber victims)

Kowalski (2008) menjelaskan seorang anak biasanya menjadi target jika mereka

berbeda dalam pendidikan, ras, berat badan, cacat, agama, dan lain-lain, dan mereka

cenderung sensitif, pasif, dan biasanya mereka yang jarang keluar rumah. Selain itu,

korban adalah mereka yang dianggap lemah dan mudah menjadi sasaran.

Pendapat lain disampaikan oleh Mishna dan McLuckie (dalam Belgium,

2012) ada beberapa karakteristik anak-anak yang menjadi korban adalah anak yang

pemalu, takut, murung, merasa bersalah, kesepian dan tidak memiliki banyak masalah

interpersonal. Karakteristik lainnya adalah biasanya anak yang sedang mengalami

masalah dengan kesehatan mental dan hubungan tidak baik pada lingkungan sekitar,

sensitif, menarik diri dari sosial, berpikir buruk akan dirinya sendiri, pasif, sering

membiarkan orang lain mengendalikan dirinya, dan cenderung depresi.

3. Saksi peristiwa (Bystander)

Bystander adalah penonton yang menjadi “saksi” perilaku bully, dengan bergabung

dalam web dan meninggalkan komentar yang menyakitkan, atau tanpa melakukan

apapun kecuali mengamati perilaku bullying (Marden, 2010). Sedangkan menurut

Willard (2007) bahwa bystander terbagi menjadi dua, yaitu harmful bystander dan

helpful bystander. Harmful bystander adalah pengamat atau saksi peristiwa yang

mendukung peristiwa bullying dan tidak memberikan bantuan apapun kepada korban.

Helpful bystander adalah pengamat atau saksi peristiwa yang berusaha menghentikan

Page 29: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

16

bullying dengan cara memberikan dukungan kepada korban atau memberi tahu

kepada orang dewasa.

2.1.2 Bentuk Aktivitas Cyberbullying

Ada beberapa bentuk aktivitas cyberbullying menurut Willard (dalam Akbar et al.,

2014) yaitu:

a. Flaming, perkelahian secara online menggunakan pesan elektronik dengan

bahasa kasar dan vulgar.

b. Harassment, perilaku yang berulangkali mengirimkan pesan jahat dan

menghina.

c. Denigration, mengirimkan pesan fitnah tentang seseorang yang bertujuan

untuk merusak reputasi atau persahabatan.

d. Impersonation, berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan

untuk merusak reputasi atau persahabatan orang tersebut.

e. Outing, menebarkan gambar pribadi secara online.

f. Trickery, mengungkapkan informasi yang memalukan secar online.

g. Exclusion, sengaja berbuat kejam terhadap seseorang dalam kelompok online.

Menurut Office for Safety (2008), aktivitas yang sering dilakukan oleh pelaku

cyberbullying adalah:

a. Personal intimidation, terrmasuk dalam perilaku ini adalah mengirimkan

pesan singkat berisi ancaman, menulis komentar yang kasar dan mengancam

pada profil online korban atau website lain.

Page 30: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

17

b. Impersonation, perilaku ini melibatkan membuat akun profil dan website

palsu yang mengarah pada korban. Perilaku ini juga melibatkan mendapatkan

akses pada akun profil dan menggunakannya untuk berpura-pura menjadi

pemiliki akun tersebut.

c. Exclusion, perilaku ini melibatkan mem-block seseorang dari komunitas

dalam situs tertentu seperti facebook atau twitter.

d. Personal humiliation, perilaku ini melibatkan posting gambar atau video

mempermalukan secara offline.

e. False reporting, perilaku ini melibatkan membuat laporan palsu kepada

penyedia layanan agar website atau pengguna tersebut dihapus.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi perilaku cyberbullying

Menurut pendapat peneliti adalah:

a. Kontrol diri

Menurut penelitian Rosenbaum 1993 (dalam Ronen, Rahav & Modalvsky, 2007)

menjelaskan pengendalian diri sebagai keterampilan yang memungkinkan

manusia untuk bertindak atas tujuan mereka; untuk mengatasi kesulitan yang

berkaitan dengan pikiran, emosi, dan perilaku; untuk menunda gratifikasi; dan

untuk mengatasi kesulitan. Selain itu penelitian lain mengatakan bahwa kontrol

diri yang rendah juga sebagai mediator dalam memprediksi agresi dan kekerasan

(DeWall, dalam Li et al., 2014).

Page 31: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

18

b. Iklim sekolah

Dalam penelitian yang dilakukan Cohen (dalam Petrie, 2012) dikemukakan

bahwa, iklim sekolah umumnya mengacu pada kualitas dan karakter interaksi

sosial di sekolah yang dibentuk oleh norma-norma, nilai-nilai, aturan, struktur

organisasi, dan hubungan unik untuk pola setiap sekolah Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa iklim sekolah positif menjadi faktor protektif penurunan

perilaku resiko seperti penyalahan zat dan agresif (Aspy, Pusat untuk

Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dalam Petrie, 2012)

c. Bullying traditional

Riebel, Jager, dan Fischer (2009) menunjukkan adanya hubungan antara bullying

dalam kehidupan nyata dengan dunia maya (cyberspace). Maka dimungkinkan

bahwa bullying yang dimulai di dunia nyata menjalar ke dunia maya. Hal ini

berarti dunia maya memberikan lahan bagi para bullies untuk menghina orang

lain.

d. Penggunaan Internet

Pew Internet dan American Life Project (Kowalski, 2012) adalah organisasi yang

melakukan upaya penelitian pada tahun 2002-2003 untuk memastikan

karakteristik demografi dan perilaku remaja yang menggunakan internet. Sebuah

survei diberikan kepada 6369 sampel usia antara 15-65 tahun. Pada bulan April

2003 penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa 63% dari sampel yang

menggunakan internet adalah remaja usia 15-38 tahun. Jumlah 63% ini mewakili

lebih dari setengah jumlah sampel yang ditentukan dalam penelitian tersebut. Di

Page 32: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

19

Indonesia survei menyatakan peningkatan pengguna internet pada 2007 jumlah

pengguna internet 20 juta orang, lalu meningkat menjadi 25 juta pada 2008, 30

juta pada 2009, 42 juta pada 2010, 55 juta pada 2011, hingga mencapai 63 juta

tahun 2012 (APJII, 2012).

Peningkatan frekuensi penggunaan teknologi dari tahun ke tahun,

seharusnya dapat memprediksi perilaku cyberbullying. Faktor yang berkaitan

dengan penggunaan internet pada remaja ini dijelaskan oleh Subrahmanyan &

Greenfield (dalam Belgium, 2012) berasal dari pemantauan dari orang tua dan

penggunaan komunikasi online.

e. Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan Cross et al., (dalam Campbell, 2009) menunjukkan

bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama besar dalam

melakukan cyberbullying. Menurut Hinduja dan Patchin (2008), cyberbullying

melibatkan bentuk yang lebih menekankan pada pelecehan langsung, sehingga

wajar untuk mengasumsikan bahwa perempuan kemungkinan untuk terlibat

dalam cyberbullying. Sedangkan penelitian Li (2007) menyatakan bahwa laki-

laki lebih sering melakukan tindakan cyberbullying dibandingkan perempuan.

f. Budaya

Penelitian yang dilakukan oleh Li (2007) mengindikasikan bahwa budaya

merupakan prediktor yang paling kuat dalam cyberbullying. Hasil penelitian

tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Baker (2010) mengenai

Page 33: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

20

bullying yang mengindikasikan bahwa budaya memainkan peran penting dalam

bullying dan cyberbullying.

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku cyberbullying, peneliti

menggunakan kontrol diri, iklim sekolah dan faktor demografis jenis kelamin

untuk diuji pengaruhnya terhadap perilaku cyberbullying.

2.1.4 Pengukuran Cyberbullying

Beberapa alat ukur dalam penelitian terdahulu cyberbullying adalah A Questionare of

Cyberbullying (QoCB) dan Cyberbullying and CybervictimizationScale. A

Questionare of Cyberbullying (QoCB) terdiri atas 21 multiple-choice. Alat ukur ini

dikembangkan oleh Smith, Mahdavi, dan Carvalho (2008) dalam penelitiannya yang

dilakukan untuk korban anak usia 11-16 tahun.

Menesini, Nocentini, dan Calussi (2011) mengevaluasi sekaligus merevisi alat

ukur cyberbullying yaitu Cyberbullying and Cybervictimization Scale sehingga

membuat dua skala cyberbullying. Setiap skala terdiri atas 18 item yang mengukur

frekuensi cyberbullying, dan memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,72- 0,84.

Di Indonesia, bebeberapa tahun terakhir juga ikut menyumbang dalam

pengembangan alat ukur cyberbullying melalui penelitian-penelitian. Pratiwi (2011)

mengukur perilaku cyberbullying dengan alat ukur yang dibuat sendiri mengacu pada

teori Willard (2007) berupa aktivitas-aktivitas cyberbullying. Alat ukur ini dapat

digunakan untuk melihat frekuensi aktivitas pelaku, korban, maupun pengamat. Skala

tersebut terdiri atas 32 item untuk melihat aktivitas pelaku, 24 item untuk korban dan

17 item untuk pengamat.

Page 34: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

21

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur yang merujuk pada teori

Willard (2003), dengan menyesuaikan sampel yang digunakan yaitu pelaku. Terdiri

atas 26 item yang mengacu pada aktivitas-aktivitas dalam cyberbullying sesuai

dengan teori Wilard (2007) yaitu perkelahian secara online menggunakan bahasa

kasar (flaming), berulangkali mengirimkan pesan menghina (harrassment),

mengirimkan rumor atau fitnah (denigration), mengirimkan gambar pribadi secara

online (outing), mengungkapkan informasi yang memalukan secara online (trickery),

mengeluarkan seseorang dari online (exclusion).

2.2 Kontrol diri

2.2.1 Definisi Kontrol diri

Averill (1973) mendefinisikan kontrol diri sebagai kemampuan membimbing tingkah

laku sendiri, mengontrol kognisi dan mengontrol keputusan. Sedangkan pengertian

kontrol diri pada remaja awal dalam perilaku cyberbullying, menurut Miscel (1987)

mendefinisikan kontrol diri pada remaja adalah remaja memiliki kekuatan ego, yaitu

sesuatu kemampuan untuk menahan diri dari tindakan luapan emosi dalam faktor

eksternal. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kontrol diri seseorang

adalah kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan

kelompok teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut cukup kondusif, dalam arti

kondisinya diwarnai dengan hubungan yang harmonis, saling mempercayai, saling

menghargai, dan penuh tanggung jawab, maka remaja cenderung memiliki kontrol

diri yang baik. Hal ini dikarenakan remaja mencapai kematangan emosi oleh faktor-

faktor pendukung tersebut.

Page 35: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

22

Hurlock (1990) bahwa remaja mempelajari apa yang diharapkan oleh

kelompok darinya dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan

harapan sosial tanpa harus dibimbing, diawasi, didorong dan diancam seperti

hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak.

Baumeister (2002) mendefinisikan kontrol diri sebagai suatu kapasitas untuk

memberikan alternatif kondisi dan respon tertentu. Kontrol diri merupakan pola

respon yang baru yang dimulai untuk menggantikan sesuatu dengan yang lain,

misalnya respon yang berkaitan dengan mengalihkan perhatian dari sesuatu yang

diinginkan, mengubah emosi, menahan dorongan tertentu untuk memperbaiki kinerja.

Kontrol diri di definisikan sebagai kemampuan individu untuk menahan diri

atau mengarahkan diri ke arah yang lebih baik ketika di hadapkan dengan godaan-

godaan (Baumeister et al., 2012).

Berdasarkan paparan definisi dari beberapa tokoh diatas, penulis

menggunakan teori Averill (1973), yaitu kontrol diri merupakan kemampuan individu

untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan benttuk perilaku yang

membawa individu ke arah yang positif sehingga tingkah lakunya sesuai dengan

aturan atau norma sosial.

2.2.2 Aspek- Aspek Kontrol diri

Berdasarkan konsep Averill (1973) terdapat tiga kemampuan mengontrol diri, yaitu:

1. Kemampuan mengontrol perilaku (Behavioral Control)

Kemampuan dalam memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan.

Aspek ini diperinci menjadi dua komponen, yaitu:

Page 36: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

23

a. Kemampuan mengatur pelaksanaan (regulated administration), merupakan

kemampuan individu menentukan siapa yang mengendalikan situasi keadaan

dirinya sendiri atau sesuatu diluar dirinya. Individu yang memiliki

kemampuan mengontrol diri yang baik akan mampu mengatur perilakunya

dengan menggunakan kemampuannya namun bila ia tidak mampu, individu

tersebut akan menggunakan sumber eksternal.

b. Kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modification), adalah

kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang

tidak dikehendaki akan dihadapi.

2. Kemampuan mengontrol kognisi (Cogniive Control)

Kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan

cara menginterpretasi, menilai, atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu

kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan.

Kemampuan ini diperinci lagi menjadi dua komponen, yaitu:

a. Kemampuan mengolah informasi (information gain), dengan informasi yang

dimiliki, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai

pertimbangan secara relatif objektif

b. Kemampuan melakukan penilaian (appraisal), yaitu melakukan penilaian

yang berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau

peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara objektif.

Page 37: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

24

3. Kemampuan mengontrol keputusan (Decisional control)

Kemampuan mengontrol keputusan merupakan kemampuan seseorang untuk

memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau

disetujuinya. Kemampuan mengontrol diri (Decisional control) dalam

menentukan pilihan atau keputusan akan berfungsi baik dengan adanya suatu

kesempatan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.

2.2.3 Pengukuran Kontrol diri

Ada beberapa pengukuran kontrol diri, diantaranya:

1. Self Control Behavior Inventory Fagen (dalam Tangney, 2004). Skala ini

berbentuk checklist terkait peringkat pengamatan perilaku dengan reliabilitas

sebesar 0,89.

2. Self Control Questionare oleh Brandon et.al., (dalam Tangney, 2004) skala ini

mencakup upaya mengontrol diri yang berkaitan dengan perilaku sehat. Skala ini

terdiri atas 40 item berbentuk likert dengan nilai reliabilitas sebesar 0,82.

3. Self Control Schedule oleh Rosenbaum (dalam Tangney, 2004). Skala ini

ditujukan khusus untuk sampel klinis dan berfokus pada penggunaan strategi

seperti gangguan diri dan kognitif. Skala ini terdiri atas 50 item dengan nilai

reliabilitas sebesar 0,78 - 0,91.

Peneliti menggunakan skala pengukuran teori dari Averill (1973) yang mencakup

aspek pengontrolan perilaku, kognisi, dan keputusan.

Page 38: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

25

2.3 Iklim Sekolah

2.3.1 Definisi Iklim Sekolah

Menurut Edwards (2006) perilaku cyberbullying paling sering terjadi pada masa-masa

sekolah menengah atas (SMA), dikarenakan pada masa ini remaja memiliki

egosentrisme yang tinggi dan pengaruh iklim sekolah yang tidak produktif. Remaja

melakukan perilaku cyberbulying memiliki iklim sekolah yang tidak produktif

diantaranya yaitu pengaruh teman sebaya. Menurut Benitez dan Justicia (2006)

kelompok teman sebaya yang memiliki masalah di sekolah akan memberikan dampak

yang negatif bagi sekolah seperti kekerasan, perilaku membolos, rendahnya sikap

menghormati kepada sesama teman dan guru. Teman di lingkungan sekolah idealnya

berperan sebagai “partner” siswa dalam proses pencapaian program-program

pendidikan.

Menurut Novianti (2008) tingkat pengawasan di sekolah menentukan

seberapa banyak dan seringnya terjadi peristiwa cyberbullying. Sebagaimana

rendahnya tingkat pengawasan di rumah, rendahnya pengawasan di sekolah berkaitan

erat dengan berkembangnya perilaku cyberbullying di kalangan siswa.

Lieras (2008) mendefinisikan iklim sekolah secara luas, ada iklim sekolah

yang menegangkan ketika siswa mengalami situasi tidak baik, mengancam atau

melecehkan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi efektifitas

proses belajar mengajar dari lingkungan belajar tersebut.

Mitchell, Shaw & Leaf (2010) mendefinisikan iklim sekolah sebagai

keyakinan bersama, nilai-nilai, dan bentuk sikap interaksi antara para siswa, guru, dan

Page 39: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

26

administrator. Cohen (2010) menjelaskan bahwa iklim sekolah yang menekankan

pada kualitas dan karakter dari kehidupan sekolah. Iklim sekolah yang berdasarkan

pola pengalaman sekolah masyarakat dan mencerminkan norma, tujuan, nilai-nilai,

hubungan interpersonal belajar mengajar, praktik kepemimpinan, dan struktur

organisasi.

Tableman (dalam WCSD Climate Survey Implementation Plan, 2012)

mendeskripsikan bahwa iklim sekolah didefinisikan sebagai aspek fisik dan

psikologis dari sekolah yang lebih rentan terhadap perubahan dan yang memberikan

prasyarat yang diperlukan untuk berlangsungnya belajar mengajar. Dewan Iklim

Sekolah Nasional Amerika Serikat (dalam National School Climate Center 2012)

mendefinisikan iklim sekolah sebagai pengalaman dalam konteks sekolah yang

dilandasi norma-norma, tujuan, nilai-nilai, hubungan interpersonal, praktik

pengajaran dan pembelajaran atau struktur organisasi.

Penelitian yang dilakukan Anderson et al., (dalam Klein et al., 2012)

mendefinisikan iklim sekolah umumnya mengacu pada kualitas dan karakter interaksi

sosial sebagai sesuatu yang dibentuk oleh norma-norma, nilai-nilai, aturan, struktur

organisasi, dan hubungan unik untuk pola setiap sekolah.

Berdasarkan definisi tersebut, peneliti menggunakan definisi menurut Dewan

Iklim Sekolah Nasional Amerika Serikat (dalam Durham et al., 2014), yaitu iklim

sekolah adalah aspek fisik dan psikologis yang didasarkan pada pola pengalaman

kehidupan sekolah masyarakat dan mencerminkan norma-norma, tujuan, nilai-nilai,

hubungan interpersonal, dan struktur organisasi.

Page 40: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

27

2.3.2 Aspek Iklim Sekolah

Menurut oleh Durham, Bettencourt, Connolly (2014) iklim sekolah terdiri atas empat

dimensi:

1. Safety

Keselamatan harus menjadi perhatian yang utama bagi setiap sekolah. Cohen

(2010) menunjukkan bahwa cara yang terbaik untuk mengatasi masalah

keamanan adalah dengan membangun komunitas sekolah yang kuat, dengan

menunjukan rasa hormat dan percaya dalam hubungan antara guru dan siswa

dengan orang tua, staf sekolah, dan masyarakat sekitarnya. Kebutuhan akan rasa

aman secara sosial, emosional, intelektual, dan fisik adalah kebutuhan dasar

manusia (Maslow, dalam Thapa et al., 2012). Perasaan aman di sekolah

berdampak signifikan untuk meningkatkan belajar siswa dan perkembangan

sekolah yang sehat (Devine& Cohen, dalam Thapa et al., 2012)

2. Interpersonal Relationship

Terdapat penelitian yang menjelaskan sekolah sebagai prediktor yang kuat dan

berkorelasi dengan kesehatan remaja dan hasil akademik, kepuasan siswa dan

masalah perilaku (Loukas et al., dalam Thapa et al., 2012).

3. Institutional environtment

Ruang sekolah adalah suatu dimensi yang memiliki pengaruh terhadap perasaan

siswa terkait keselamatan. Astor (dalam Thapa et al., 2012) menunjukan bahwa

siswa yang merasa tidak aman di lingkungan sekolah, bilamana tanpa disertai

pengawasan lingkungan seperti tata letak ruang kelas, jadwal kegiatan dan

Page 41: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

28

interaksi siswa-guru dapat mempengaruhi perilaku siswa dan perasaan akan

keselamatan tersebut. Hal tersebut menggambarkan bahwa kualitas fasilitas

sekolah dapat mempengaruhi prestasi siswa dan merupakan mediator dari iklim

sekolah (Uline& Tschannen-Moran, dalam Thapa et al., 2012).

4. Leadership/staff relation

Pelaksana pendidikan seperti guru dan staf di sekolah sebaiknya dilibatkan dalam

penyusunan kurikulum sekolah dan dikembangkan dalam komunitas sekolah

secara holistik (Kerr et al., 2004). Sekolah yang memilki kepercayaan yang

tinggi ditandai dengan adanya hubungan sosial yang baik antara anggota sekolah,

dapat meningkatkan prestasi siswa (Bryk & Schneider, 2002).

2.3.3 Pengukuran Iklim Sekolah

Ada beberapa pengukuran iklim sekolah, diantaranya:

1. Skala pengukuran Hatboro-Horsham high school CSCI (comprehensive school

climate inventory) yang dibuat oleh Cohen 2008 (dalam D’Alessandro et al, 2011).

Skala ini terdiri dari 73 item dengan reliabilitas berkisar antara 0,70- 0,98.

2. Measuring School Climate oleh Durham, Bettencourt, Connolly (2014) memuat

empat aspek dengan 12 sub skala.

3. School Social Climate Scale (Hanif & Smith dalam Bayar, 2012) berisi tiga sub

skala dengan 33 item. Reliabilitas skala ini sebesar 0,96.

4. The School Climate Bullying Survey oleh Cornell. Skala ini terdiri dari 55 item

yang di desain untuk anak usia 6-12 tahun. Skala ini bertujuan mengukur perilaku

bullying dan aturan iklim sekolah.

Page 42: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

29

Peneliti menggunakan alat ukur iklim sekolah yaitu Measuring School Climate oleh

Durham, Bettencourt, Connolly (2014) yang terdiri dari empat aspek yaitu safety,

interpersonal relationship, institutional environtment, dan leadership atau staff

relation.

2.4 Kerangka Berpikir

Kehidupan manusia di era digital seperti sekarang ini tidak lepas dari penggunaan

internet. Ketersediaan internet menjadi suatu bagian penting dalam kehidupan

seseorang. Berbicara mengenai karakteristik internet, ada hal yang menarik dalam

sifat internet yang membuat para penggunanya merasa nyaman dan semakin lekat

menggunakan internet. Selama berinteraksi di Internet, seseorang menjadi lebih

terbuka untuk mengekspresikan dirinya tanpa harus terbentur norma-norma social

yang biasa ditemukan pada interaksi langsung. Online user bisa lebih terbuka

terhadap orang yang tidak dikenalnya dan tidak menutup kemungkinan bagi mereka

untuk berbincang pada sesama online user mengenai topik yang tidak akan ia

perbincangkan dengan seseorang yang dikenalnya secara personal. Di samping itu,

banyak pula terdapat online user yang menggunakan kata-kata kasar, kritik yang

kejam, kemarahan, kebencian, bahkan ancaman terhadap orang lain. Pada cakupan

inilah orang menjadi lebih mudah untuk melakukan tindakan cyberbullying. Faktor

internet sebagai dunia maya memungkinkan seseorang untuk menjadi lebih tidak

mempedulikan apa yang ia tulis atau ia ucapkan di dunia maya karena ia tidak

bertemu langsung dengan lawan bicaranya.

Page 43: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

30

Cyberbullying merupakan rangkaian komunikasi dimana pelaku tindakannya

tidak hanya sekali melakukan aksi mereka. Para pelaku cyberbullying yaitu remaja

berusia 15-17 tahun ini biasanya termotivasi karena marah, perasaan ingin membalas

dendam, atau merasa frustrasi akan sesuatu. Beberapa dari mereka melakukan

tindakan cyberbullying semata-mata hanya untuk mendapatkan reaksi dari orang

tertentu. Remaja yang sering menjadi korban bullying di dunia nyata membalaskan

dendam mereka dengan menjadi pelaku cyberbullying dan akhirnya menikmati

rasanya menjadi orang yang kuat. Motif mereka dalam melakukan perilaku

cyberbullying berbeda-beda.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku cyberbullying adalah kontrol

diri, iklim sekolah dan jenis kelamin. Kontrol diri adalah bagaimana individu dapat

merubah perilakunya dengan mengontrol stimulus yang datang menjadi perilaku yang

sesuai dengan aturan dan norma sosial. Remaja memiliki kontrol diri yang tidak

stabil. Kontrol diri yang rendah berakibat pada perilaku yang tidak diinginkan.

Menurut Elkind, bentuk egosentrisme khusus ini mendasari perilaku yang beresiko

dan menghancurkan diri sendiri. Hal ini terkait dengan beberapa dimensi dari kontrol

diri. Averill (1973) membagi menjadi tiga dimensi yaitu, behavioral control,

cognitive control dan decisional control.

Penggunaan internet dalam jangka waktu yang lama untuk online dapat

menyebabkan gangguan kontrol diri, yaitu gangguan kontrol impuls (behavioral

control). Behavioral control yaitu kemampuan dalam modifikasi suatu keadaan yang

tidak menyenangkan. Remaja yang memiliki kemampuan dalam memodifikasi suatu

Page 44: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

31

keadaan dengan baik artinya memiliki behavioral control yang baik. Remaja yang

memiliki gangguan impulsif, mengalami kesulitan untuk mengontrol pemenuhan dan

akibatnya, mereka menunjukan perilaku yang agresif. Terkadang sifat remaja adalah

selalu meluapkan amarah tanpa berfikir terlebih dahulu. Mereka selalu

mengedepankan emosionalnya terlebih dahulu akibatnya dapat merubah perilakunya.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh DeWall et al., (dalam Li et al.,

2014) bahwa kontrol diri yang rendah memiliki korelasi positif dan berpengaruh

terhadap agresivitas.

Kognitif kontrol (cognitive control) berperan dalam memproses informasi

yang bertujuan untuk mengurangi stres jangka panjang dan agresivitas. Cognitive

control yaitu kemampuan dalam mengolah informasi dengan cara menginterpretasi,

menilai atau menghubungkan suatu kejadian. Kemampuan cognitive control penting

bagi remaja karena sifat dasar remaja yaitu memiliki sifat argumentatif. Mereka terus

menerus mencari kesempatan untuk mencoba dan memamerkan kemampuan

penalaran mereka. Mereka menjadi sering berdebat seiring dengan penguasaan fakta

dan logika. Oleh karena itu semakin rendah cognitive control yang dimilikinya maka

munculnya perilaku cyberbullying semakin tinggi.

Menurut Anderson & Bushman, kemampuan mengontrol keputusan

(decisional control) terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan tindakan

melanggar hukum dan anti sosial merupakan hal yang penting (dalam Li et al., 2004).

Hal ini terkait dengan sifat remaja yaitu sulit untuk memutuskan sesuatu. Remaja

dapat memikirkan banyak alternatif di pikirannya dalam waktu yang sama, tetapi

Page 45: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

32

kurang memiliki strategi yang efektif untuk memilih. Hal ini berpengaruh positif

terhadap tingginya perilaku cyberbullying. Setiap keputusan yang diambil pada masa

remaja belum tentu matang. Oleh karena itu apabila Remaja yang memiliki decisional

control yang rendah berakibat munculnya perilaku cyberbullying. Menurut Calhoun

dan Acocella (1990) bahwa upaya pengontrolan diri dalam proses pencapaian standar

bertujuan agar individu tidak melakukan hal-hal yang menyimpang.

Faktor lain yang berpengaruh adalah iklim sekolah. Sekolah sebagai

lingkungan luar terdekat dalam kehidupan perkembangan remaja idealnya dapat

menjadi jembatan untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi pada masa remaja. Masa

perkembangan remaja sebagian besar dihabiskan di sekolah selain di rumah. Apabila

remaja memilki kenyamanan terhadap iklim sekolahnya, perilaku negatif seperti

cyberbullying tidak terjadi. Hal ini diperkuat dengan penelitian terdahulu bahwa iklim

sekolah yang positif mungkin menjadi faktor protektif terkait dengan keterlibatan

penurunan perilaku risiko seperti penyalahan zat dan agresi. Siswa yang sangat tidak

puas dengan lingkungan sekolah memiliki potensi tiga kali lebih tinggi peluangnya

menjadi pelaku cyberbullying. Durham et al., (2014) membagi menjadi empat

dimensi yaitu safety, interpersonal relationship, institutional environtment dan

leadership atau staff relation.

Dimensi Safety adalah merasa aman secara sosial, emosional, intelektual, dan

fisik adalah kebutuhan dasar manusia (Maslow, dalam Thapa et al., 2012). Iklim

sekolah yang produktif adalah siswa yang merasa aman di sekolahnya baik dengan

sesama teman, guru maupun dengan bangunan sekolah tersebut. Apabila siswa tidak

Page 46: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

33

merasa aman dengan iklim sekolahnya, siswa tersebut akan melakukan pelampiasan.

Perilaku cyberbullying bisa terjadi pada remaja dalam melampiaskan rasa tidak

amannya di sekolah. Oleh karena itu siswa yang merasa aman lebih mungkin tidak

melakukan perilaku cyberbullying.

Dimensi interpersonal relationship adalah hubungan akrab dengan teman atau

orang dekat di sekolah. Menurut perkembangannya, pengaruh teman sebaya lebih

besar terhadap remaja. Hal ini berkaitan dengan sifat remaja yaitu berhubungan

dengan penyesuaian sosial. Remaja menghabiskan waktu yang makin banyak dengan

teman sebaya, tetapi hubungan dengan orang tua terus berpengaruh. Pengaruh dari

kelompok teman sebaya paling kuat terdapat di masa remaja awal. Struktur dari

teman sebaya menjadi lebih rumit, melibatkan kawanan dan kerumunan serta

persahabatan (Papalia et al., 2009). Oleh karena itu, siswa yang memilki hubungan

interpersonal yang baik dimanapun lebih mungkin tidak melakukan perilaku

cyberbullying. Hal ini diperkuat dengan penelitian menurut Loukas et al., (dalam

Thapa et al., 2012), siswa yang memiliki hubungan interpersonal di sekolah

berkorelasi positif dengan kesehatan remaja, hasil akademik, kepuasan siswa dan

masalah perilaku (agresivitas).

Dimensi Institutional environment menurut Astor (dalam Thapa et al., 2012)

mendeskripsikan bahwa kualitas fasilitas sekolah mempengaruhi prestasi siswa.

Sekolah yang produktif memilki tata ruang yang baik, aturan tata tertib yang

sistematis, lingkungan sekolah yang strategis serta guru-guru yang kompeten di

dalamnya. Persepsi yang baik dari lingkungan sekolah merupakan faktor protektif

Page 47: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

34

bagi siswa. Siswa yang merasa nyaman dengan kualitas fasilitas sekolah memiliki

potensi untuk tidak melakukan perilaku cyberbullying. Menurut Lleras (2008) bahwa

ketika siswa mengalami situasi tidak baik atau mengancam mempengaruhi efektifitas

proses belajar dari lingkungan sekolah tersebut. Oleh karena itu bisa saja siswa akan

mengalami pelampiasan ke media sosial sehingga siswa yang merasa puas dengan

sekolahnya lebih mungkin melakukan perilaku cyberbullying.

Dimensi leadership atau staff relation adalah pelaksana pendidikan seperti

guru dan staf yang sebaiknya dilibatkan dalam penyusunan sekolah dan

dikembangkan dalam komunitas sekolah (Kerr et al., 2004 dalam Thapa et al.,

2012). Iklim sekolah yang produktif memilki guru yang kompeten bagaimana

mengatur sekolahnya dan mengatur muridnya menjadi baik. Guru juga memiliki

hubungan yang baik dengan sesama guru dan muridnya merupakan iklim sekolah

yang produktif. Apabila siswa menilai bahwa guru dan staf memiliki hubungan baik

otomatis guru dapat mempengaruhi perilakunya. Artinya, perilaku cyberbullying akan

berkurang atau siswa tidak akan melakukan perilaku cyberbullying untuk melakukan

pelampiasan apabila siswa tersebut memiliki hubungan yang baik dengan gurunya.

Beberapa penelitian terdahulu masih memiliki kontroversi, karena di setiap

negara memiliki hasil yang berbeda dalam penelitian gender dan cyberbullying.

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Li (2007) bahwa laki-laki lebih sering

melakukan tindakan cyberbullying dibandingkan perempuan. Penelitian yang

dilakukan Campbell (2005) menunjukan bahwa laki-laki dan perempuan

kemungkinan yang sama besar dalam melakukan cyberbullying. Tidak menutup

Page 48: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

35

kemungkinan masing-masing faktor yang telah dipaparkan saling berkontribusi satu

sama lain dan memberikan pengaruh bagi kecenderungan remaja untuk melakukan

cyberbullying.

Berdasarkan paparan diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

Kontrol diri

Iklim sekolah

Gambar 2.1 Pengaruh Kontrol Diri, Iklim Sekolah terhadap perilaku Cyberbullying

pada Remaja.

Behavioral control

Cognitive control

Decisional control

Interpersonal relationship

Institutional environtment

Leadership/ staff relation

Jenis Kelamin

Perilaku Cyberbullying

pada remaja

Safety

Page 49: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

36

2.5 Hipotesis Penelitian

Karena penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan diuji

adalah hipotesis alternatif yang terdiri dari hipotesis mayor dan minor, yaitu:

: Ada pengaruh yang signifikan dimensi ontrol diri, iklim sekolah dan faktor

demografis jenis kelamin terhadap perilaku cyberbullying pada remaja.

: Ada pengaruh yang signifikan dimensi behavioral control pada variabel kontrol

diri terhadap perilaku cyberbullying pada remaja.

: Ada pengaruh yang signifikan dimensi cognitive control pada variabel konrol diri

terhadap perilaku cyberbullying pada remaja.

: Ada pengaruh yang signifikan dimensi decisional control pada variabel iklim

sekolah terhadap perilaku cyberbullying pada remaja

: Ada pengaruh yang signifikan dimensi safety pada variabel iklim sekolah

terhadap perilaku cyberbullying pada remaja

: Ada pengaruh yang signifikan dimensi interpersonal relationship pada variabel

iklim sekolah terhadap perilaku cyberbullying pada remaja

: Ada pengaruh yang signifikan dimensi institutional environtment pada variabel

iklim sekolah terhadap perilaku cyberbullying pada remaja

: Ada pengaruh yang signifikan dimensi leadership atau staff relation pada

variabel iklim sekolah terhadap perilaku cyberbullying pada remaja

: Ada pengaruh yang signifikan faktor demografis jenis kelamin terhadap perilaku

cyberbullying pada remaja

Page 50: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

37

Peneliti juga melakukan uji hipotesis (H0) untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap perilaku cyberbullying pada remaja. Apabila hipotesis statistik

tidak ditolak, maka tidak ada pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap

perilaku cyberbullying pada remaja.

Page 51: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

38

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini, peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yaitu subyek

penelitian, variabel penelitian, definisi operasional setiap variabel, teknik

pengumpulan data yang digunakan sebagai acuan untuk instrumen penelitian.

3.1 Subyek penelitian

3.1.1 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah remaja yang berusia 15 tahun sampai dengan 17 tahun

(remaja akhir) yang menjadi pelaku cyberbullying di Sekolah X dan Y Jakarta Timur.

Sampel berjumlah sebanyak 185 siswa. Alasan peneliti dalam pengambilan sampel

adalah adanya kemudahan aksesibilitas dan banyaknya kasus tindak kekerasan di

Jakarta Timur.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini termasuk ke dalam non

probability sampling dimana sampel yang diambil adalah sampel yang telah

memenuhi kriteria atau tujuan yang telah ditentukan peneliti.

Penetapan jumlah sampel tersebut disesuaikan dengan kemampuan peneliti

berdasarkan pertimbangan waktu dan dana sampel dalam penelitian ini. Karakteristik

sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Responden merupakan siswa kelas X, XI dan XII di beberapa sekolah Jakarta

Timur.

Page 52: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

39

2. Responden merupakan pengguna internet aktif yang sangat rutin, atau hampir

dalam seminggu menggunakan komputer maupun alat lainnya yang menyediakan

akses internet seperti smartphone, laptop, ataupun telepon genggam.

3. Dalam sehari melakukan tindakan cyberbullying seperti membajak, mengirimkan

kata-kata kasar atau mengirimkan gambar yang membuat malu orang lain

sekurang-kurangnya dalam enam bulan terakhir.

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas.

Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti yaitu:

1. Dependent variable (DV): Perilaku Cyberbullying

2. Independent variable (IV): kontrol diri (behavioral control, cognitive control,

dan decisional control), iklim sekolah (safety, interpersonal relationship,

institutional environment dan leadership atau staff relation) dan jenis kelamin.

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari setiap variable dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Perilaku Cyberbullying

Cyberbullying adalah perilaku membully melalui media elektronik seperti

komputer ataupun telepon seluler, berupa pesan singkat berisi hal yang menghina

perasaan orang lain, membajak, mengirimkan kata-kata kasar serta mengirimkan

gambar yang membuat malu dalam sebuah chat room, atau melalui media online.

Page 53: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

40

2) Behavioral Control

Behavioral control adalah kemampuan memodifikasi keadaan yang tidak

menyenangkan dengan mengatur pelaksaan dan memodifikasi stimulus.

3) Cognitive Control

Cognitive control adalah mampu menginterpretasi informasi yang dimiliki,

individu dapat mengantisipasi secara segi positif secara objektif.

4) Decisional Control

Decional control adalah mampu mengontrol keputusan dengan memilih hasil

berdasarkan pada sesuatu yang diyakininya.

5) Safety

Safety adalah kebutuhan akan rasa aman secara sosial, emosional, intelektual, dan

fisik.

6) Interpersonal relationship

Interpersonal relationship adalah hubungan antara murid di sekolah.

7) Institutional environtment

Institutional environtment yaitu ruang sekolah seperti tata letak ruang kelas,

jadwal kegiatan dan interaksi siswa-guru yang merupakan kualitas sekolah.

8) Leadership atau staff relation

Leadership atau staff relation yaitu pelaksanaan pendidikan seperti guru dan staf

yang memiliki hubungan sosial yang baik.

Page 54: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

41

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data berupa skala yaitu skala cyberbullying, kontrol diri dan

iklim sekolah. Untuk model skala, peneliti menggunakan model skala likert, dimana

variabel penelitian dijadikan sebagai titik tolak penyusunan item-item instrumen.

Jawaban dari setiap instrumen ini terdiri dari empat kategori jawaban, yaitu “Sangat

Sering” (SS), “Sering” (S), “Jarang” (J), “Tidak Pernah” (TP).

Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemusatan (central tendency)

atau menghindari jumlah respon yang bersifat netral. Model ini terdiri dari pernyataan

yang mendukung aspek (favourable) dan pernyataan yang tidak mendukung

(unfavourable). Adapun penskoran dapat dilihat di tabel 3.1

Tabel 3.1 Proporsi Nilai Skala Cyberbullying

Pilihan Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Sering 4 1

Sering 3 2

Jarang 2 3

Tidak Pernah 1 4

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga alat ukur, yaitu: alat

ukur perilaku cyberbullying, alat ukur kontrol diri dan alat ukur iklim sekolah.

3.3.1 Perilaku Cyberbullying

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala perilaku cyberbullying

yang dibuat sendiri mengacu pada teori Willard (2007). Skala ini disusun berdasarkan

aktivitas-aktivitas dalam cyberbullying. Adapun pembagian item-item tiap aspek

dapat dilihat pada tabel 3.2

Page 55: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

42

Tabel 3.2

Blue Print skala Cyberbullying

No. Dimensi Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

1. Flaming Mengirimkan kata-kata kasar sehingga

menimbulkan pertengkaran 1,2,3 4 4

2. Harrasment Mengirimkan pesan berulangkali

menggunakan bahasa kasar, kejam, dan

mengolok-olok

5,6 7,8 4

3. Denigration Mengirimkan atau memposting rumor

mengenai seseorang untuk merusak

pertemanan atau reputasi orang tersebut

9,10,11 - 3

4. Impersonation

Memposing perkataan kasar dengan

mengatas namakan orang lain 12, 13 -

4 Memposting tulisan yang memalukan

menggunakan akun orang lain 14, 15 -

5. Outing Menyebar gambar, rahasia atau

informasi memalukan mengenai orang

lain secara online

16, 17,

18 19 4

6. Exclusion Secara sengaja mengeluarkan seseorang

dari kelompok online dengan kasar

20, 21,

22 23 4

Total 23

3.3.2 Kontrol Diri

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala kontrol diri yang dibuat

sendiri mengacu pada teori Averill (1973) dengan tiga aspek yaitu behavioral control,

cognitive control dan decisional control. Dari ketiga aspek tersebut, peneliti membuat

kalimat yang sesuai dengan ketiga aspek. Setelah itu, peneliti mencoba menguji item

terrsebut agar responden mudah memahami kalimat pada tiap item. Skala ini terdiri

dari 10 item favorable dan 5 item unfavorable. Adapun blueprint skala kontrol diri

sebagai berikut. Adapun pembagian item-item tiap aspek dapat dilihat pada tabel 3.3

Page 56: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

43

Tabel 3.3

Blue print kontrol diri

No Dimensi Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

1. Behavioral

control

Mampu mengontrol perilaku 1,2 3 6

Mampu mengontrol stimulus 4,5 6

2. Cognitive control Dapat menafsirkan perisiwa dan

kejadian 7,8, 9 10, 11 8

3. Decisional

control

Mampu mengambil keputusan 12, 13, 15

1 Mampu menjalankan keputusan yang

diyakini 14

Total 15

3.3.3 Iklim Sekolah

Iklim sekolah diukur dengan menggunakan Measuring School Climate oleh Durham

R.E, Bettencourt A, Connolly F berisi 4 aspek dengan 12 sub skala. Adapun blue

print alat ukur iklim sekolah dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.

Table 3.4

Blue print iklim sekolah

No Dimensi Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

1. Safety

Menegakan norma-norma untuk

intervensi orang dewasa supaya siswa

merasa aman dari bahaya verbal dan

non verbal

1,2,3,

4 5,6 6

2. Interpersonal

relationship Saling menghormati perbedaan

individu dan hubungan kolaboratif

7,8,9,

10 11 5

3. Institutional

environtment Kondisi dan fasilitas sekolah yang

memadai

12,

13

14,15,1

6 5

4. Leadership

/staff relation Hubungan sosial antara pelaksana

sekolah

17,

18 19,20 4

Jumlah Item 20

Page 57: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

44

3.4 Uji Validitas Alat Ukur

Untuk menguji keadaan instrumen yang digunakan pada penelitian ini, dilakukan uji

validitas CFA (Confirmatory Factor Analysis) dengan menggunakan software Lisrel

8.70. Pada instrumen 1) perilaku cyberbullying, 2) kontrol diri, dan 3) lklim sekolah.

Peneliti menggunakan CFA untuk pengujian validitas instrumen. Logika dari CFA

menurut Thompson (2011) adalah sebagai berikut:

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan secara

operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap

faktor ini digunakan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur salah satu faktor saja, begitupun juga tiap

subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes bersifat

unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasional antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional.

Matriks korelasi ini disebut sigma (), kemudian dibandingkan dengan matriks

dari data empiris, yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar

(unidimensional) maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks - matriks S

atau bisa juga dinyatakan dengan - S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi

square. Jika hasil chi square tidak signifikan p>0,05, maka hipotesis nihil tersebut

Page 58: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

45

“tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat diterima bahwa

item ataupun sub tes instrumen hanya mengukur satu faktor saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan atau

tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test. Jika hasil t-

test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam mengukur apa

yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian didrop dan sebaliknya.

6. Selanjutnya, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus didrop. Sebab hal ini tidak sesuai

dengan sifat item, yang bersifat positif (favorable).

7. Seluruh item penerimaan diridihitung skor faktornya. Skor faktor dihitung untuk

menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi penghitungan skor

faktor ini tidak menjumlahkan item-item variabel seperti pada umumnya, tetapi

dihitung true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis adalah skor faktor

yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun rumus T Score yaitu (Umar,

2011):

Tskor = (10 x faktor skor) + 50

Keterangan: 10 adalah nilai standar deviasi dan 50 adalah nilai mean.

8. Langkah terakhir setelah didapatkan faktor skor yang telah dirubah menjadi T skor,

nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi.

Page 59: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

46

3.4.1 Uji validitas konstruk perilaku Cyberbullying

Pada skala ini terdapat 23 item. Peneliti melakukan uji validitas terhadap skala ini.

Peneliti menguji apakah 23 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur perilaku cyberbullying. Hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square= 963,14 df= 230, P-

value= 0.00000, RMSEA= 0.132. Namun, setelah dilakukan modifiksi terhadap

model dimana kessalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi

satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square= 266,68, df=

184, P-value= 0.00006, RMSEA= 0.049. Nilai ini menyatakan bahwa p-value > 0.05

(tidak signifikan), yang artinya model dapat diterima, bahwa tidak ada perbedaan

antara data dengan teori dan seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu perilaku

cyberbullying.

Peneliti selanjutnya melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur diujikan hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari tiap

item.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor.Jika nilai t>1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya, hasilnya

terdapat dalam tabel 3.5.

Berdasarkan tabel 3.5 dapat dilihat bahwa terdapat item yang signifikan dan

tidak signifikan. Item yang signifikan tidak akan di drop dan diikut sertakan dalam

analisis uji hipotesis. Sementara item nomor 7, 8, dan 23 terbukti tidak signifikan dan

harus di drop. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari alat ukur perilaku cyberbullying

terdapat 20 item yang signifikan dan 3 item yang tidak signifikan.

Page 60: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

47

Tabel 3.5

Muatan Faktor Item untuk Cyberbullying No Item Lambda Eror Nilai t Signifikan

1 0.49 0.76 7.43 √

2 0.48 0.77 7.23 √

3 0.57 0.67 9.04 √

4 0.30 0.91 4.27 √

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

0.42

0.39

0.08

-0.14

0.57

0.89

0.83

0.83

0.42

0.75

0.46

0.65

0.72

0.77

0.22

0.41

0.26

0.48

0.02

0.82

0.05

0.99

0.98

0.67

0.21

0.32

0.30

0.82

0.44

0.79

0.58

0.49

0.41

0.95

0.83

0.93

0.77

1.00

6.23

5.97

1.01

-2.01

8.92

15.39

13.98

14.14

6.28

11.75

7.14

9.67

11.26

12.59

3.03

5.72

3.52

7.21

0.30

X

X

X

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1,96), X = tidak signifikan

3.4.2 Uji validitas alat ukur Kontrol Diri

Pada pengujian validitas alat ukur kontrol diri, peneliti menguji apakah 15 item yang

bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur kontrol diri. Item-item ini

digunakan untuk mengukur kontrol diri melalui tiga dimensi, yaitu behavioral

control, cognitive control, decisional control secara terpisah satu persatu.

1. Behavioral control

Dari hasil uji CFA yang dilakukan pertama kali didapatkan chi-square=9,46, df=9, P-

value=0.39581, RMSEA=0.017, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini

menyatakan bahwa p-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat

Page 61: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

48

diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dengan teori dan seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu behavioral control.

Peneliti selanjutnya melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur diujikan hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari tiap

item.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor. Jika nilai t>1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya, hasilnya

terdapat dalam tabel 3.6

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item untuk Behavior control Dimensi Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Behavior control 1 0.75 0.43 9.32 √

2 0.48 0.77 5.88 √

3 0.16 0.97 1.89 X

4 0.63 0.60 7.87 √

5

6

0.55

0.26

0.70

0.93

6,79

3.05

Keterangan : tanda √ = signifikan(t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.6 dapat dilihat bahwa terdapat item yang signifikan dan tidak

signifikan. Item yang signifikan tidak akan di drop dan diikut sertakan dalam analisis

uji hipotesis. Sementara item nomor 3 terbukti tidak signifikan dan harus di drop.Jadi,

dapat disimpulkan bahwa dari alat ukur behavioral control terdapat 5 item yang

signifikan dan 1 item yang tidak signifikan

2. Cogniive Control

Dari hasil uji CFA yang dilakukan pertama kali didapatkan chi-square=8,28, df=4, P-

value=0.08171, RMSEA=0.076, yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini

menyatakan bahwa p-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat

Page 62: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

49

diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dengan teori dan seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu cognitive control.

Peneliti selanjutnya melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur diujikan hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari tiap

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor.Jika nilai t>1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya, hasilnya

terdapat dalam tabel 3.7.

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item untuk cognitive control No Item Lambda Std.eror Nilai t Significant

7 0.57 0.68 5.65 √

8 0.41 0.83 4.56 √

9 0.75 0.43 6.49 √

10 0.15 0.98 1.70 X

11 0.12 0.99 1.29 X

Keterangan: tanda V = Signifikan (t >1,96)

Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat bahwa terdapat item yang signifikan dan tidak

signifikan. Item yang signifikan tidak akan di drop dan diikut sertakan dalam analisis

uji hipotesis. Sementara item nomor 10, 11 terbukti tidak signifikan dan harus di

drop.Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari alat ukur behavioral control terdapat 3 item

yang signifikan dan 2 item yang tidak signifikan

3. Decisional control

Dari hasil uji CFA yang dilakukan pertama kali didapatkan chi-square= 3,44, df=2, P-

value=0.17880, RMSEA=0.063 yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini

menyatakan bahwa p-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat

Page 63: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

50

diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dengan teori dan seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu decisional control.

Peneliti selanjutnya melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur diujikan hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari tiap

item.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor.Jika nilai t>1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya, hasilnya

terdapat dalam tabel 3.8.

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item untuk decional control No Item Lambda Std.eror Nilai t Significant

12 0.65 0.57 6.76 √

13 0.76 0.43 7.33 √

14 0.46 0.79 5.30 √

15 0.09 0.99 1.07 X

Keterangan: tanda V = Signifikan (t >1,96)

Berdasarkan tabel 3.8 dapat dilihat bahwa terdapat item yang signifikan dan

tidak signifikan. Item yang signifikan tidak akan di drop dan diikut sertakan dalam

analisis uji hipotesis. Sementara item nomor 15 terbukti tidak signifikan dan harus di

drop.Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari alat ukur behavioral control terdapat 3 item

yang signifikan dan 1 item yang tidak signifikan.

3.4.3 Uji validitas konstruk iklim sekolah

Pada pengujian validitas alat ukur iklim sekolah, peneliti menguji apakah 20 item

yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur iklim sekolah. Item-item

ini digunakan untukmengukuriklim sekolah melalui empat dimensi, yaitu safety,

Page 64: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

51

interpersonal relationship, institutional environment, leadership atau staff relation

secara terpisah satu persatu.

1. Safety

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor diperoleh model

tidak fit dengan Chi-Square= 43,79 df= 9, P-value= 0.00000, RMSEA= 0.145.

Namun, setelah dilakukan modifiksi terhadap model dimana kessalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model

fit dengan nilai Chi-Square= 4,71 , df= 5, P-value= 0.45167, RMSEA= 0.060. Nilai

ini menyatakan bahwa p-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat

diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dengan teori dan seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu safety.

Peneliti selanjutnya melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur diujikan hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari tiap

item.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor.Jika nilai t >1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya, hasilnya

terdapat dalam tabel 3.9.

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item untuk Safety No Item Lambda Std.eror Nilai t Significant

1 0.39 0.85 4.25 √

2 0.67 0.55 7.56 √

3 0.61 0.63 6.96 √

4 0.63 0.61 7.20 √

5

6

0.06

0.20

0.00

0.96

0.67

2.10

X

Keterangan: tanda V = Signifikan (t >1,96)

Page 65: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

52

Berdasarkan tabel 3.9 dapat dilihat bahwa terdapat item yang signifikan dan

tidak signifikan. Item yang signifikan tidak akan di drop dan diikut sertakan dalam

analisis uji hipotesis. Sementara item nomor 5 terbukti tidak signifikan dan harus di

drop. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari alat ukur behavioral control terdapat 5 item

yang signifikan dan 1 item yang tidak signifikan.

2. Interpersonal Relationship

Dari hasil uji CFA yang dilakukan pertama kali didapatkan chi-square=9,61, df=5, P-

value=0.08711, RMSEA=0.071 yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini

menyatakan bahwa p-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat

diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dengan teori dan seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu interpersonal relationship.

Peneliti selanjutnya melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur diujikan hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari tiap

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor. Jika nilai t>1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya, hasilnya

terdapat dalam tabel 3.10

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item untuk Interpersonal Relationship No Item Lambda Std.eror Nilai t Significant

7 0.79 0.38 9.42 √

8 0.70 0.52 8.50 √

9 0.33 0.89 4.03 √

10 0.09 0.99 1.07 X

11

0.52 0.73

6.52

Keterangan: tanda V = Signifikan (t >1,96)

Page 66: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

53

Berdasarkan tabel 3.10 dapat dilihat bahwa terdapat item yang signifikan dan tidak

signifikan. Item yang signifikan tidak akan di drop dan diikut sertakan dalam analisis

uji hipotesis. Sementara item nomor 11 terbukti tidak signifikan dan harus di drop.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari alat ukur interpersonal relationship terdapat 4

item yang signifikan dan 1 item yang tidak signifikan.

3. Institutional Environment

Dari hasil uji CFA yang dilakukan pertama kali didapatkan chi-square= 5,57, df=5, P-

value=0.36159, RMSEA=0.023 yang mana artinya model tersebut fit. Nilai ini

menyatakan bahwa p-value >0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dapat

diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dengan teori dan seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu institutional rnvironment.

Peneliti selanjutnya melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur diujikan hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari tiap

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor. Jika nilai t>1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya, hasilnya

terdapat dalam tabel 3.11

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item untuk Institutional environment No Item Lambda Std.eror Nilai t Significant

12 0.80 0.36 4.14 √

13 0.54 0.71 3.18 √

14 0.05 1.00 0.61 X

15 0.24 0.94 2.54 √

16

-0.13 0.98

-1.40

X

Keterangan: tanda V = Signifikan (t >1,96)

Page 67: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

54

Berdasarkan tabel 3.11 dapat dilihat bahwa terdapat item yang signifikan dan tidak

signifikan. Item yang signifikan tidak akan di drop dan diikut sertakan dalam analisis

uji hipotesis. Sementara item nomor 14,16 terbukti tidak signifikan dan harus di drop.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari alat ukur institutional environment terdapat 4 item

yang signifikan dan 2 item yang tidak signifikan.

4. Leadership atau Staff relation

Dari hasil uji CFA yang dilakukan pertama kali didapatkan chi-square=10,85, df=2,

P-value=0.00440, RMSEA=0.155 yang mana artinya model tersebut tidak fit.

Berdasarkan hasil tersebut, maka peneliti melakukan modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, sampai didapatkan model fit. Berdasarkan hasil uji CFA selanjutnya,

didapatkan model fit dengan nilai chi-square=0.89, df=1, P-value=0,34573,

RMSEA=0.000. Nilai ini menyatakan bahwa p-value >0.05 (tidak signifikan), yang

artinya model dapat diterima, bahwa tidak ada perbedaan antara data dengan teori dan

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu Leadership atau Staff relation.

Peneliti selanjutnya melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur diujikan hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari tiap

item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor. Jika nilai t>1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya, hasilnya

terdapat dalam tabel 3.12

Page 68: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

55

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item untuk leadership/ staff relation No Item Lambda Std.eror Nilai t Significant

17 0.88 0.23 4.96 √

18 0.55 0.69 4.42 √

19 0.23 0,95 2,56 √

20 -0.15 0.98 -1,74 X

Keterangan: tanda V = Signifikan (t >1,96)

Berdasarkan tabel 3.12 dapat dilihat bahwa terdapat item yang signifikan dan tidak

signifikan. Item yang signifikan tidak akan di drop dan diikut sertakan dalam analisis

uji hipotesis. Sementara item nomor 20 terbukti tidak signifikan dan harus di

drop.Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari alat ukur leadership/ staff relation terdapat 3

item yang signifikan dan 1 item yang tidak signifikan.

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk melihat pengaruh independent variable terhadap dependent variable, peneliti

akan menggunakan analisis regresi berganda. Regresi berganda merupakan metode

statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara DV dengan lebih

dari satu IV. Persamaan regresi berganda penelitian ini adalah :

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+b9X9+b10X10+ e

Keterangan :

Y = perilakuCyberbullying

a = intersep atau konstan

b = koefisien regresi

X1 = behavioral control

X2 = cognitive control

X3 = decisional control

X4 = safety

X5 = interpersonal relationship

X6 = institutional environment

Page 69: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

56

X7 = leadership atau staff relation

=jenis kelamin

e = error

Selanjutnya, untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model

yang paling sesuai (memiliki error terkecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan

analisis sebagai berikut.

1. R2

(koefisien determinasi berganda)

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu melalui regresi

berganda antara kontrol diri, iklim sekolah, dan jenis kelaminterhadap

psychological well being. Besarnya cyberbullying yang disebabkan oleh faktor-

faktor yang telah disebutkan sebelumnya, ditunjukkan oleh koefisien determinasi

berganda atau R2. R

2 menunjukkan variasi oleh perubahan variabel dependen (Y)

yang disebabkan variabel independen (X) atau digunakan untuk mengetahui

besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) atau

merupakan proporsi varians dari kontrol diri, iklim sekolahdan jenis kelamin.

Untuk mendapat nilai R2 digunakan rumus sebagai berikut:

R2

=

2. Uji F

Selanjutnya R2 diuji untuk membuktikan apakah regresi Y pada X signifikan atau

tidak maka digunakanlah uji F. Untuk membuktikan hal tersebut menggunakan

rumus :

F= ⁄

( ) ( )

Page 70: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

57

K adalah jumlah IV dan N adalah jumlah sampel.Dari uji F yang dilakukan

nantinya, dapat dilihat apakah IV yang diuji memiliki pengaruh terhadap DV.

3. Uji t

Kemudian dilanjutkan dengan uji t dimana ini digunakan untuk melihat apakah

pengaruh yang diberikan IV (X) signifikan dengan DV (Y). Oleh karena itu,

sebelum didapat nilai t dari setiap IV harus didapat dahulu nilai standar error

estimate dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar mean square

dibagi SS. Setelah didapat nilai Sb barulah bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi

dari b (koefisien regresi) dengan Sb itu sendiri. Uji t dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

R2

=

dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standar eror dari b. Hasil uji t ini

akan diperoleh dan hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti nantinya.

3.6 Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Pada tahap awal, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti kemudian

mengadakan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut pandang

teori. Selain itu, peneliti juga melakukan studi pendahuluan di lapangan, guna

membuktikan adanya fenomena terkait masalah yang diangkat dalam penelitian.

Peneliti mengadakan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara terhadap

pelaku cyberbullying. Peneliti juga melakukan observasi terhadap dua sekolah di

Page 71: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

58

Jakarta Timur. Setelah mendapatkan teori-teori secara lengkap, kemudian

peneliti menyiapkan, membuat dan menyusun alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala yang peneliti adaptasi item-item

tersebut, yaitu skala cyberbullying, kontrol diri dan iklim sekolah. Ketiga skala

tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan responden yang mengacu

pada dasar teori yang telah dikemukakan.

2. Pengambilan sampel

Dalam penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan non probability

sampling yaitu kemungkinan terpilihnya setiap responden anggota populasi tidak

dapat dihitung. Dalam pencarian responden, peneliti melalui proses permintaan

izin secara resmi kepada sekolah X dan Y di Jakarta Timur.

3. Penyebaran data

Peneliti melaksanakan pengambilan data dengan cara menyebarkan kuesioner

skala kepada responden sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan,

yaitu kepada remaja SMA X dan Y di Jakarta Timur.

4. Pengolahan data

Setelah melakukan penyebaran data atau kuesioner, peneliti melakukan scoring

terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden, menghitung dan mencatat

tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel. Peneliti selanjutnya

melakukan analisis data. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi

berganda dengan software SPSS.

Page 72: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

59

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Dalam bab hasil akan dipaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan

tersebut meliputi tiga bagian yaitu, gambaran subyek penelitian, hasil analisis

deskriptif dan terakhir hasil uji hipotesis.

4.1 Gambaran Subyek Penelitian

Pada pembahasan yang pertama akan dideskripsikan mengenai subjek penelitian yang

berjumlah 185 orang. Gambaran subjek penelitian dijelaskan berdasarkan jenis

kelamin dan kelas. Gambaran subjek penelitian pada tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1

Gambaran Subjek Penelitian

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 74 40%

Perempuan 111 60%

Total 185 100%

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa subjek penelitian perempuan jumlahnya

lebih banyak daripada laki-laki yaitu 111 orang atau 60%. Sedangkan subjek

penelitian laki-laki berjumlah 74 orang atau 40%.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Perlu diingat bahwa pada penelitian ini skor yang digunakan dalam analisis statistik

adalah skor faktor yang dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan

pengukuran. Jadi, perhitungan skor faktor pada tiap variabel tidak menjumlahkan

Page 73: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

60

item-item seperti pada umumnya, tetapi dihitung dengan maximum likelihood,

skorini disebut truescore. Item-item yang dianalisis oleh maximum likelihood adalah

item yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun true score yang dihasilkan oleh

maximum likelihood satuannya berbentuk Zscore. Untuk menghilangkan bilangan

negatif dari Zscore, semua skor ditransformasikan ke skala T yang semuanya positif

dengan menetapkan nilai mean= 50 dan standar deviasi= 10. Pada tabel 4.2

digambarkan hasil deskriptif statistic dari seluruh variabel kontinum yang berisi nilai

mean, standar deviasi(SD), nilai maksimum dan minimum dari masing-masing

variabel.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif No Variabel N Min Maks Mean St. Dev

1 Cyberbullying 185 41.94 99.03 50 94.96

2 Behavior control 185 28.97 66.64 50 81.89

3 Cognitive control 185 23.86 65.13 50 76.77

4 Decisional control 185 22.92 63.22 50 78.80

5 Safety 185 28.46 62.64 50 75.43

6 Interpersonal relationship 185 25.24 64.86 50 85.36

7 Institutional environment 185 22.68 63.99 50 99.49

8 Leadership/staff relation 185 19.67 64.09 50 87.37

9 Jenis kelamin 185 0 1 50 0.55

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui deskripsi statistic pada seluruh variabel

independen maupun variabel dependen dengan masing-masing nilai mean 50 dan SD

10, terkecuali variabel demografi (jenis kelamin) namun karena terdapat distribusi

yang tidak simetri maka tidak semua SD memiliki nilai yang sama persis. Nilai

minimum untuk variabel cyberbullying yaitu 41.94 dan nilai maksimumnya yaitu

9 9 . 0 3 . Untuk variabel behavior control memiliki nilai minimum 28.97 dan nilai

Page 74: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

61

maksimum 66.64. Selanjutnya variabel cognitive control memiliki nilai minimum

23.86 dan nilai maksimum 65.13. Kemudian variabel decisional control memiliki

nilai minimum 22.92 dan nilai maksimum 63.22. Variabel safety memiliki nilai

minimum 28.46 dan variabel maksimum 62.64. Untuk variabel interpersonal

relationship memiliki nilai minimum 25.24 dan nilai maksimum 64.86. Selanjutnya

variabel institutional environment memiliki nilai minimum 22.68 dan nilai

maksimum 63.99. Berikutnya variabel leadership atau staff relation memiliki nilai

minimum 19.67 dan nilai maksimum 64.09. Selanjutnya, untuk variabel demografi

yaitu jenis kelamin memiliki nilai minimum 0 yaitu untuk kode laki-laki dan nilai

maksimum 1 yaitu untuk kode perempuan.

4.3 Kategorisasi Skor

Pada penelitian ini, penulis membagi klasifikasi cyberbullying, behavioral control,

cognitive control, decisional control, safety, interpersonal relationship, institutional

environment dan leadership atau staff relation menjadi dua skor, yaitu skor rendah

dan tinggi. Kategorisasi berdasarkan rumus pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3

Rumus Kategorisasi Kategorisasi Rumus

Rendah X < ̅

Tinggi X ≥ ̅

Adapun kategorisasi skor masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

Page 75: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

62

4.3.1 Kategorisasi skor perilaku cyberbullying

Kategorisasi skor perilaku cyberbullying akan dijelaskan pada tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4

Kategorisasi cyberbullying Frequency Persentase

Rendah 126 68.11%

Tinggi 59 31.89%

Total 185 100%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 185 jumlah subjek penelitian,

terlihat bahwa subjek penelitian dengan skor cyberbullying rendah sebanyak 126

orang atau 68.11%. Sedangkan subjek penelitian dengan skor cyberbullying tinggi

sebanyak 59 orang atau 31.89%.

4.4 Hasil Uji Hipotesis

Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda

dengan menggunakan software SPSS. Seperti yang sudah disebutkan pada bab 3,

dalam regresi ada 3 hal yang dilihat yaitu besaran R square untuk mengetahui berapa

persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah secara keseluruhan IV

berpengaruh signifikan terhadap DV dan siginifikan atau tidaknya koefisien regresi

dari masing-masing IV.

Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui berapa

persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV. Selanjutnya untuk tabel R square

dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5

Tabel R square Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .407 .166 .128 8.86794823

a. Predictors: (Constant), LEAD, JK, COG, INREL, INENV, BEHAV, SAFETY, DESC

Page 76: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

63

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0.166

atau 16.6% artinya proporsi varians dari cyberbullying yang dijelaskan oleh

behavioral control, cognitive control, decisional control, safety, interpersonal

relationship, institutional environtmet dan leadership atau staff relation dalam

penelitian adalah sebesar 16.6% sedangkan 83,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel

lain diluar penelitian.

Langkah kedua penulis menganilisis dampak dari seluruh independen variabel

terhadap cyberbullying. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.6

Tabel Anova

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 2753.679 8 344.210 4.377 .000a

Residual 13840.729 176 78.641

Total 16594.408 184

a. Predictors: (Constant), LEAD, JK, COG, INREL, INENV, BEHAV, SAFETY, DESC

b. Dependent Variable: CBL

Jika dilihat dari kolom Sig. pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai

signifikan lebih kecil (p<0.05). Maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan behavioral control, cognitive control, decisional control,

safety, interpersonal relationship, institutional environtmet dan leadership atau staff

relation terhadap dependent variable, yaitu cyberbullying ditolak. Artinya adalah ada

pengaruh yang signifikan kontrol diri (behavioral control, cognitive control, dan

decisional control) dan iklim sekolah (safety, interpersonal relationship, institutional

environment dan leadership atau staff relation) terhadap perilaku cyberbullying.

Page 77: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

64

Pada tahap selanjutnya peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing

independent variable. Jika sig<0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang

berarti variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

dependen variabel. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficient Nilai t Sig.

B Beta

(Constant) 75.196 11.058 .000

Behavior control -.214 -.185 -2.206 .029

Cognitive control .085 .068 .814 .417

Decisional control -.116 -.097 -1.061 .290

Safety -.219 -174 -2.095 .030

Interpersonal relationship .125 .112 1.437 .152

Institutional environment .050 .052 .683 .495

Leadership/staff relation -.137 -.126 -1.590 .114

Jenis kelamin -2.940 -.171 -2.433 .016

a. Dependent Variabel: Cyberbullying

Berdasarkan pada tabel 4.7 dapat disimpulkan persamaan regresinya sebagai berikut:

Cyberbullying = 75.196 – 214 behavior control* + 0.085 cognitive control* – 116

decisional control* – 0.219 safety* + 125 interpersonal relationship + 0.050

institutional environment – 137 leadership atau staff relation – 2.940 Jenis Kelamin*

Keterangan:

Tanda (*) = Variabel Signifikan

Berdasarkan tabel 4.7 uji hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 78: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

65

1. Variabel behavior control memiliki nilai signifikan sebesar 0.029. Karena nilai

sig.<0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil diterima. Jadi, dapat

dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan behavior control terhadap

perilaku cyberbullying. Nilai koefisien regresi pada variabel ini bernilai negatif.

Artinya semakin tinggi behavior control maka semakin rendah perilaku

cyberbulying.

2. Variabel cognitive control memiliki nilai signifikan sebesar 0.417. Karena nilai

sig.>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil diterima. Jadi, dapat

dikatakan bahwa terdapat pengaruh cognitive control terhadap perilaku

cyberbullying tetapi tidak secara signifikan.

3. Variabel decisional control memiliki nilai signifikan sebesar 0.290. Karena nilai

sig.>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil diterima. Jadi, dapat

dikatakan bahwa terdapat pengaruh decisional control terhadap perilaku

cyberbullying tetapi tidak secara signifikan.

4. Variabel safety memiliki nilai signifikan sebesar 0.030. Karena nilai sig.<0.05

maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil diterima. Jadi, dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan safety terhadap cyberbullying. Nilai

koefisien regresi pada variabel ini bernilai negatif. Artinya semakin tinggi safety

maka semakin rendah perilaku cyberbulying.

5. Variabel interpersonal relationship memiliki nilai signifikan sebesar 0.152.

Karena nilai sig.>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil diterima.

Page 79: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

66

Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh interpersonal relationship

terhadap perilaku cyberbullying tetapi tidak secara signifikan.

6. Variabel institutional environment memiliki nilai signifikan sebesar 0.495.

Karena nilai sig.>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil diterima.

Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh institutional environment terhadap

perilaku cyberbullying tetapi tidak secara signifikan.

7. Variabel leadership/staff relation memiliki nilai signifikan sebesar 0.114. Karena

nilai sig.>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil diterima. Jadi, dapat

dikatakan bahwa terdapat pengaruh leadership/staff relation terhadap perilaku

cyberbullying tetapi tidak secara signifikan.

8. Variabel jenis kelamin memiliki nilai signifikan sebesar 0.016. Karena nilai

sig.<0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil diterima. Jadi, dapat

dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap

perilaku cyberbullying.

Prediktor dengan pengaruh paling besar terhadap perilaku cyberbullying pada

penelitian ini adalah behavioral control dengan nilai uji beta sebesar 0.185.

4.5. Analisis Proporsi Varians pada Masing-masing Independen Variabel

Pengujian pada tahap ini bertujuan untuk melihat signifikan tidaknya penambahan

(incremented) proporsi varian dari tiap independent variable. Independent variable

tersebut dianalisis secara satu per satu. Pada tabel 4.8 akan dipaparkan besarnya

proporsi varians pada perilaku cyberbullying.

Page 80: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

67

Tabel 4.8

Proporsi Varian Sumbangan Masing-Masing Independen Variabel

Model R Square Change Statistics Sumbangan R Square Change

1 .084 .084 8,4%

2 .085 .000 0%

3 .098 .014 1,4%

4 .110 .012 1,1%

5 .119 .009 0,9%

6 .120 .001 0,1%

7 .138 .018 1,8%

8 .166 .028 2,8%

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan informasi sebagai berikut:

1. Sumbangan variabel behavioral control terhadap perilaku cyberbullying sbesar

8.4%. Artinya, variabel behavioral control memberikan sumbangan bagi

bervariasinya perilaku cyberbullying.

2. Sumbangan variabel cognitive control terhadap perilaku cyberbullying sebesar

0%. Artinya, variabel cognitive control tidak memberikan sumbangan bagi

bervariasinya perilaku cyberbullying.

3. Sumbangan variabel decisional control terhadap perilaku cyberbullying sebesar

1.4%. Artinya, variabel decisional control memberikan sumbangan bagi

bervariasinya perilaku cyberbullying.

4. Sumbangan variabel safety terhadap perilaku cyberbullying sebesar 1,1%. Artinya

variabel safety memberikan sumbangan bagi bervariasinya perilaku

cyberbullying.

5. Sumbangan variabel interpersonal relationship terhadap perilaku cyberbullying

sebesar 1,1%. Artinya variabel interpersonal relationship memberikan

sumbangan bagi bervariasinya perilaku cyberbullying.

Page 81: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

68

6. Sumbangan variabel institutional environtment terhadap perilaku cyberbullying

sebesar 0,9%. Artinya variabel institutional environtment memberikan

sumbangan bagi bervariasinya perilaku cyberbullying.

7. Sumbangan variabel leadership atau staff relation terhadap perilaku

cyberbullying sebesar 1,8%. Artinya variabel leadership atau staff relation

memberikan sumbangan bagi bervariasinya perilaku cyberbullying.

8. Sumbangan variabel jenis kelamin terhadap perilaku cyberbullying sebesar 2,8%.

Artinya variabel jenis kelamin memberikan sumbangan bagi bervariasinya

perilaku cyberbullying.

Page 82: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

69

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Dalam bab ini akan dipaparkan tentang kesimpulan, diskusi dan saran, sebagai

berikut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji multiple

regression, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang kontrol diri, iklim

sekolah dan jenis kelamin terhadap perilaku cyberbullying pada remaja. Berdasarkan

uji hipotesis, terdapat tiga variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan antara

lain behavior control, safety dan jenis kelamin. Sementara cognitive control,

decisional control, interpersonal relationship, institutional environment dan

leadership atau staff relation tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

perilaku cyberbullying pada remaja.

5.2 Diskusi

Cyberbullying dikalangan remaja sangat populer, baik laki-laki maupun perempuan

pun melakukannya. Pada penelitian ini ditemukan bahwa laki-laki lebih melakukan

cyberbullying dibanding wanita. Hal ini dapat diperkuat dengan karakteristik remaja

laki-laki yaitu mereka biasanya selalu meluapkan segala emosinya dimanapun dan

kapanpun. Sedangkan remaja wanita yaitu biasanya lebih mengungkapkan

emosionalnya dengan tenang, seperti menulis diary atau cerita dengan temannya.

Karakteristik remaja pada umumnya melakukan cyberbullying yaitu memiliki

Page 83: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

70

hubungan yang kurang baik dengan orang lain yang tidak disukainya, memiliki

masalah dalam keluarganya dan selalu mencari pelampiasan terhadap sosial media.

Hasil penelitian pada kontrol diri, iklim sekolah dan jenis kelamin memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku cyberbullying. Dimensi behavioral

control memilki pengaruh negatif terhadap perilaku cyberbullying. Artinya semakin

rendah behavioral control semakin tinggi perilaku cyberbullying, sebaliknya semakin

tinggi behavioral control semakin rendah perilaku cyberbullying. Behavioral control

adalah kemampuan dalam memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan.

Menurut penelitian Aricak et al., (dalam Heiman W & Walrave M, 2012) menyatakan

bahwa kemampuan untuk berinteraksi secara anonim di internet menyebabkan

behavioral control pada individu lebih rendah dan yang ditandai dengan impulsif dan

agresif secara online. Hasil penelitian memperkuat temuan diatas bahwa responden

yang menggunakan nama yang disamarkan dan tanpa nama atau anonimitas dalam

komunikasi online sebesar 72.43%. Sosial media yang khusus untuk komunikasi

anonim adalah secret dan ask.fm.

Dimensi cognitive control tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap

perilaku cyberbullying. Cognitive control adalah kemampuan individu dalam

mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai,

atau menghubungkan suatu kejadian. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Anderson dan Bushman (dalam Li et al., 2014) bahwa adanya kontrol kognisi

(cognitive control) sebagai pengolah informasi untuk mengurangi stres jangka

panjang dan agresivitas. Penelitian ini menunjukan hasil yang berbeda. Peneliti

Page 84: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

71

menduga tidak signifikannya dimensi cognitive control terhadap perilaku

cyberbullying, karena remaja memiliki kontrol diri yang belum stabil. Mereka belum

dapat berfikir secara rasional.

Dimensi decisional control tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap

cyberbullying. Decisional control adalah kemampuan seseorang untuk memutuskan

suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini. Anderson dan Bushman

(dalam Li et al., 2014) mempaparkan bahwa dengan adanya kontrol diri, remaja

mampu mengendalikan keputusan (decisional control) terutama terhadap hal-hal

yang berhubungan dengan tindakan melanggar hukum dan anti sosial. Namun,

penelitian ini memiliki perbedaan hasil. Peneliti menduga tidak signifikannya dimensi

decisional control terhadap perilaku cyberbullying karena responden menggunakan

smartphone dan gadget unuk mengakses sosial media dengan mudah dan cepat.

Menurut David Elkind, 1984 (dalam Papalia, et al., 2009), bahwa remaja dapat

memikirkan banyak alternative di pikirannya dalam waktu yang sama, tetapi kurang

memiliki strategi yang efektif untuk memilih. Remaja tidak memikirkan untuk

memposting pesan di sosial media, bilamana ia membajak akun orang lain termasuk

pelanggaran hukum atau tidak.

Dimensi safety dari iklim sekolah memiliki pengaruh yang negatif dan

signifikan terhadap perilaku cyberbullying. Artinya, semakin rendah safety maka

semakin tinggi perilaku cyberbullying. Safety adalah merasa aman secara sosial,

emosional, intelektual, dan fisik adalah kebutuhan dasar manusia (Maslow; dalam

Thapa et al., 2012). Menurut penelitian sebelumnya oleh Cohen (2010) menunjukan

Page 85: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

72

cara yang terbaik untuk mengatasi masalah keamanan adalah dengan membangun

komunitas sekolah yang kuat, dengan menunjukan rasa hormat dan percaya dalam

hubungan antara guru dan siswa dengan orang tua, staf sekolah, dan masyarakat

sekitar. Penelitian ini memperkuat hasil penelitian bahwa responden merasa nyaman

dengan pilihan sekolahnya yang diinginkannya. Kebutuhan dasar manusia adalah

merasa aman secara sosial, emosional, intelektual, dan fisik (Maslow; dalam Thapa et

al., 2012). Perasaan aman di sekolah cukup kuat untuk meningkatkan belajar siswa

dan perkembangan di sekolah (Devine& Cohen; dalam Thapa et al., 2012). Peneliti

juga melihat dari observasi di sekolah X Jakarta Timur yaitu suasana sekolah yang

tidak nyaman membuat murid mengeluh dan melontarkan keluhannya mengenai

ketidaknyamanan peraturan sekolah dan ketidakamanan sekolahnya dengan

temannya.

Dimensi interpersonal relationship, institutional environment, dan leadership

atau staff relation tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

cyberbullying. Loukas et al., (dalam Thapa et al., 2012) menunjukan bahwa siswa

yang memiliki hubungan interpersonal di sekolah berkorelasi dengan kesehatan

remaja, hasil akademik, kepuasan siswa dan masalah perilaku. Peneliti menduga tidak

signifikannya interpersonal relationship institutional environment, dan leadership

atau staff relation terhadap perilaku cyberbullying karena masa perkembangan

remaja, mereka menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sebayanya, dan

merasa memiliki kedekatan lebih dengan temannya. Oleh karena itu pengaruh teman

sebaya sangat mempengaruhi dalam hubungan interpersonal.

Page 86: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

73

Variabel terakhir dalam penelitian ini yaitu jenis kelamin yang memberikan

pengaruh yang signifikan pada perilaku cyberbullying. Hal ini sesuai dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Li (2007) bahwa laki-laki lebih sering

melakukan tindakan cyberbullying dibandingkan perempuan. Dari hasil uji t juga

didapat skor yang tinggi pada laki-laki. Penelitian Li (2007) mengindikasikan bahwa

budaya memainkan peranan yang cukup besar dalam cyberbullying.

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kurangnya jumlah sampel terutama

pada laki-laki, tidak adanya data responden secara online dan disertai metode lain

dalam pengumpulan data, seperti wawancara secara mendalam terhadap pelaku

cyberbullying, dan hanya menunjukan jenis kelamin untuk faktor demografisnya

sehingga minimnya data yang didapat.

5.3 Saran

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat keterbatasan yang ada dalam penelitian

yang telah dilakukan. Namun peneliti berharap hal tersebut dapat menjadi bahan

pembelajaran dan bahan evaluasi bagi peneliti sendiri maupun peneliti di masa

mendatang untuk melengakapi keterbatasan tersebut menjadi lebih baik. Berdasarkan

hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti membagi dua saran, yaitu saran teoritis

dan saran praktis.

5.3.1 Saran teoritis

1. Penelitian ini merupakan penelitian yang mengukur tentang perilaku

cyberbullying dan bersifat negatif. Karena penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif, untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memilih alat ukur yang

Page 87: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

74

memiliki tingkat validitas yang lebih tinggi dan memiliki tingkat bias serta social

desirability yang rendah dengan jumlah item yang lebih banyak dan mampu

mengukur perilaku cyberbullying dengan tepat sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kontrol diri, iklim sekolah dan jenis

kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku cyberbullying

sebesar 40.7% sedangkan sekitar 59.3% dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar

penelitian ini. Sehingga saran bagi penelitian selanjutnya, agar menambahkan

variabel lain yang memiliki pengaruh terhadap perilaku cyberbullying seperti

social support, self-esteem, kepribadian, dan lain sebagainya.

3. Disarankan juga agar penelitian sebelumnya melakukan pengkajian lebih dalam

pada variabel yang tidak signifikan dalam penelitian ini, antara lain variabel

kontrol diri (cognitive control dan decisional control) dan iklim sekolah

(interpersonal relationship, institutional environment dan leadership atau staff

relation.

5.3.2 Saran Praktis

1. Bagi remaja pengguna sosial media dan internet diharapkan agar membatasi

penggunaan internet dalam kesehariannya. Remaja laki-laki lebih rentan menjadi

pelaku cyberbullying dibanding perempuan untuk lebih berhati-hati dalam

berinteraksi menggunakan internet. Segala hal yang kita tulis atau ucapkan dalam

media online dapat memberikan dampak negative baik bagi diri sendiri maupun

orang lain, terutama dapat memicu terjadinya cyberbullying yang tentu saja akan

merugikan semua pihak.

Page 88: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

75

2. Bagi orang tua agar lebih mengajari cara untuk menahan diri dari gadget pada

saat di rumah yaitu dengan membuat kegiatan dengan anak tanpa menggunakan

gadget agar anak tidak selalu terpaku dengan gadget atau smartphone.

3. Bagi guru agar memberi peraturan di sekolah untuk siswa tidak membawa gadget

atau smartphone agar siswa tidak selalu bergantung dengan gadget atau

smartphone tersebut.

Page 89: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

76

Daftar Pustaka

Akbar, J., Huang, T. W., Anwar, F. (2014). The development of cyberbullying scale

to investigate bullies among adolescents. Journal of Educational Science &

Psychology. 1(1), 1-9.

Averill, J.R (1973). Personal control over aversive stimuli and its relationship to

stress. Psychological bulletin universitas of Massachusetts, 80(4), 286-303.

Bayar, Y., Ucanok, Z. (2012). School social climate and generalized peer perception

in traditional and cyberbullying status. Educational science: Theory &

Practice. 12(4), 2352- 2358

Baumister, R. F. (2012). Self control failure, impulsive purchasing, and consumer

behavior. Journal of Consumer Research. 28(4), 670-676.

Baumister, R. F., Hofmann W., Vohs K. D. (2012). What people desire, feel conflict

about, and try to resist in everyday life. Psychological science. 23(6), 582-

588.

Belgium, B. (2012). Cyberbullying. Journal of Cybertherapy & Rehabiltation. 5(1),

1-89

Cankaya, I & Tan, C. (2010). Effect of cyberbullying on the distrust levels of pre-

service teacher: considering internet of addiction as a mediations variable.

Procedia Social and Behavior Science. 5(1), 1634-1640

Campbell, M. A, Courtney, Wilton. (2011). An exploration of the reasons why

adolescents engage in traditional and cyberbullying. Journal of Educational

Science & Psychology. 1(2), 101-109.

Carter, J. (2010). Examining the relationship among physical and psychological

health, parent and peer attachment, and cyberbullying in adolescents in urban

and suburban environment. Journal of Educational Science & Psychology. 1,

3-29.

Cohen, J. (2015). School climate: research, policy, practice and teacher education.

Teacher Collage Record. 111(1), 180-213.

Cornell, D. (2012). The school climate bullying survey: description and research

summary. Journal of Educational Science & Psychology. 25(3), 156-167.

Page 90: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

77

Davidson, L. (2013). Climate survey plan. WCSD Climate Survey. Journal of

Educational Science & Psychology. 10(1), 1-15.

D’Allesandro, H. A., Choe J., Guo P. (2012). Report of construct validity and internal

concistency findings for the comprehensive school climate inventory.

Fordham University. Journal of Educational Science & Psychology. 1, 1-50.

Dilmac, B. (2009). Psychological needs as predictor of cyberbullying: a preliminary

report on collage students. Educational Science. 9(3), 1307-1325.

Durham, R. E., Bettencourt, Z., Conolly, F. (2014). Measuring school climate.

Baltimore Educational Research Consortium. 2, 2-9.

Guarini, A. (2012). Risk and protective factors and perpetration of bullying and

cyberbullying. Studia Edukeyjne. 20, 23-55.

Heirman, W., & Walrave, M. (2008). Assessing concerns and issues about the

mediation of technology in cyberbullying. Cyberpsychology: Journal of

Psychosocial Research on Cyberspace. 2(2), 10-11.

Heirman, W., & Walrave, M. (2012). Predicting adolescent perpetration in

cyberbullying: an application of the theory of planned behavior. Psychoterma

educational. 24(4),614-620.

Klein, J., Cornell, D., &Konold, T. (2012). Relationship between bullying, school

climate, and student risk behaviors. School Psychology Quarterly. 3, 154-169.

Kowalski, R. M., Limber (2012). Cyberbullying: bullying in he digial age. Blacknell

Publishy Ltd. 5, 201-210.

Li, Q. (2005). Cyberbullying in school: nature and extent of Canadian adolescents

experience. Educational Science. 10(1), 115-122.

Li, Q. (2006). Cyberbullying in school: a research of gender differences. School

Psychology International. 27, 70-157.

Li, Q. (2007). Bullying in the new playground: research into cyberbullying and cyber

victimization. Australian Journal Educational Technology. 23(4),435-454

Lidenberg, S., Oldehinkel A. J., Winter A. F. D., & Verhulst F.C. (2005). Bullying

and victimization in elementary schools: a comparison of bullies, victims,

bully/ victims, and uninvolved preadolescents. 41(4),672-682.

Llras, C. (2008). Do skills and behaviors in high school matter? The contribution of

non cognitive factors in explanning differences in educational attainment and

earnings. Social Science Research. 2(1),888-902

Page 91: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

78

Marcum C. D., Higgins G. E., Freiburger T. L., & Ricketts M. L. (2012). Battle of

sexes: An examination of male and female cyberbullying. International

Journal of Cyber Criminology. 6, 904-911.

Marden, M. E. (2010). Exposing the cyberbullying. WRT 465/ Thesis advisor: Prof,

John Briggs. Educational Science. 1, 70-114.

Marshall, M. L. (2004). Examining school climate:defining factors and educational

influences. Educational Science. 2(1), 5-10.

Mithcell, M. M, Bradshaw C. P., Leaf P. J. (2009). Student and teacher perceptions of

school climate: a multilevel exploration of patterns of discrepancy. Journal of

School Health. 80(6), 201-203.

Menessini, E. & Nocentini, A. (2011). The measurement of cyberbullying:

dimensional structure and relative item severity and discrimination.

Cyberpsychology, behavior, and social networking. 14(5), 1111-1112.

Patchin, J. W., Hinduja, S. (2006). Bullies more beyond the schoolyard: A

preliminary look at cyberbullying. Youth Violence and Journal Justice. 4, 69-

148.

Petrie, K. (2014). The relationship between school climate & student bullying.

TEACH Journal of Christian Education. 8(1), 26-31.

Riebel, J., Jager R. S., & Fisher U. C. (2009). Cyberbullying in germany- an

exploration of prevalence, overlapping with real life bullying and coping

strategies. Psychology Science Quarterly. 51(3), 298-314.

Ronen, T., Rahav, G., Moldavsky, A. (2007). Aggressive behavior among Israeli

elementary school students and associated emotional/behavior problem and

self control. School Psychology Quartelly. 22, 407-431.

Satalina, D. (2012). Kecenderungan perilaku Cyberbullying ditinjau dari tipe

kepribadian ekstrovert & introvert. Jurnal Psikologi. 4(2),1-16

Shariff, S. & Hoff, D. L. (2007). Cyberbullying: clarifying legal boundaries for

school supervision in cyberspace. International Journal of Cyber

Criminology. 1(1), 5-10.

Smith (2005). An investigation into cyberbullying, its forms, awareness and impact,

and the relationship between age and gender in cyberbullying. Educational

Science. 5(1), 1-69.

Smith. (2008). Bullying and Cyberbullying Questionare. School Psychology

Quartelly. 15, 66-68.

Page 92: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

79

Suler, J. (2005). Cotemporary media forum. International Journal of Applied

Psychoanalytic Studies. 2(2),184-188.

Tangney, J. P., Baumister, R. F., Boone, A. L. (2004). High self control predicts good

adjustment, less pathology, better grades, and interpersonal success. Journal

of Personality. 72(2),520-557.

Thapa, A., Cohen, J., D’Allesandro. (2012). National School Climate Center. School

Climate Brief. 10, 13-47.

Willard, N. (2007). Educators guide to cyberbullying and cyberthreats. Journal of

Educational Science & Psychology. 21(2), 1-16

Zimmer-Gimbeck, M. J, Lees D., Skinner E. A. (2011). Children emotions and

coping with interpersonal stress as correlates of social competence. Australian

Journal of Psychology. 63, 131-141.

Web:

Pengguna twitter di Indonesia capai 50 juta. Diunduh tanggal 26 Maret 2015, pukul

20.00 WIB. http://tekno.kompas.com/read//pengguna.twitter.di.indonesia.capai.50.juta.

www.kompas.com.

Page 93: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

80

1. Lampiran Skala

INFORMED CONSENT

Responden yang terhormat,

Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

sedang mengadakan penelitian untuk tugas akhir perkuliahan (skripsi). saya mohon

kesediaan anda untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Data diri dari semua jawaban Anda akan diolah secara kelompok, bukan

perorangan juga diperlakukan secara RAHASIA (tidak perlu mencantumkan nama)

dan hanya untuk KEPENTINGAN PENELITIAN. Atas perhatian dan bantuannya

peneliti ucapkan terimakasih.

Jakarta, …, ……, 2015

Hormat Peneliti

Bestari Rizki Baihaki

DATA DIRI RESPONDEN

Nama/Inisial : ____________________________

Usia : ____________________________

Jenis Kelamin : perempuan/laki-laki*(coret yang tidak perlu)

Nama Sekolah : ___________________________

Kelas : ____________________________

Page 94: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

81

Beri tanda √ pada kotak dan jawablah sesuai dengan yang anda ketahui, jawaban

boleh lebih dari 1 (satu).

1. Berapa sering anda menggunakan internet dalam sehari?

1-2 jam per hari

2-3 jam per hari

3-4 jam per hari

4-5 jam per hari

Lebih dari 5 jam

2. Dari akun-akun di bawah ini, manakah yang anda miliki dan masih aktif?

Yahoo

Gmail

Facebook

Twitter

Youtube

Line

WhatsApp

Path

Lainnya, sebutkan …………………………….

3. Di antara perilaku di bawah ini, yang mana pernah anda lakukan dalam 6

bulan terakhir ?

Membajak akun orang lain

Memblokir akun orang lain

Menghina seseorang di media sosial

Mengupload foto teman yang memalukan

Menyindir sesorang di timeline media sosial

Page 95: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

82

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiap

pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan

tersebut sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberi tanda (X) pada salah satu dari

empat pilihan yang tersedia, pada kolom dibagian kanan.

Contoh :

No Pernyataan Tidak

pernah

Jarang Sering Sangat

Sering

1 Sebelum beraktivitas saya Sangat Sering meminta

doa pada orang tua

Jika jawaban yang sesuai adalah jarang, maka

No Pernyataan Tidak

pernah

Jarang Sering Sangat

Sering

1 Sebelum beraktivitas saya Sangat Sering meminta

doa pada orang tua

X

SKALA 1

Isilah pernyataan yang sesuai dengn diri anda, karena tidak ada jawaban yang

BENAR atau SALAH. Jawaban semua pernyataan adalah benar selama

menggambarkan diri anda. Pastikan semua pernyataan TERISI.

No Pernyataan Tidak

pernah

Jarang Sering Sangat

Sering

1 Saya mengirimkan kata-kata kasar di situs

jejaring sosial, forum atau chat room

2 Saya meng-update status dalam akun

jejaring sosial menggunakan kata-kata yang

Page 96: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

83

kasar

3 Status update saya yang kasar dikomentari

oleh orang-orang di situs jejaring sosial

atau chat room

4 Saya menjaga perkataan saya ketika saya

online di jejaring sosial, forum, ataupun

chat room

5 Saya meng-update status yang mengolok-

olok seseorang karena kesal terhadap orang

tersebut

6 Saya berulangkali mengirimkan SMS atau

pesan melalui situs jejaring sosial tentang

kebencian saya terhadap seseorang secara

online

7 Saya sopan kepada siapapun dalam dunia

maya

8 Saya membiarkan ketika orang lain

menghina saya di situs jejaring sosial,

forum atau chat room

9 Saya menyebarkan gosip mengenai

seseorang melalui media online

10 Saya ikut serta dalam grup Facebook yang

menunjukkan kebencian saya terhadap

seseorang

11 Saya mengirimkan pesan melalui situs

jejaring sosial yang merusak reputasi

sesorang

12 Saya menggunakan akun milik teman untuk

menuliskan kata-kata yang senonoh

Page 97: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

84

13 Saya tidak meminta izin terlebih dahulu

sebelum menggunakan akun milik orang

lain

14 Saya memposisikan diri sebagai orang lain

dan mengirimkan atau menuliskan hal yang

memalukan

15 Saya sign in menggunakan akun orang lain

untuk mengumpulkan informasi tertentu

16 Saya menyebarkan foto/video yang

memalukan mengenai seseorang dalam

situs jejaring sosial, forum, atau chat room

17 Saya menggunakan informasi yang saya

dapatkan secara online untuk mengikuti,

mengejek, mempermalukan, atau menghina

seseorang secara langsung

18 Saya menyebar percakapan pribadi dari IM

(Insant Messenger) atau email tanpa

persetujuan dari lawan bicara

19 Saya tidak membuka foto pribadi di akun

orang lain

20 Saya menandai seseorang sebagai spam

agar orang tersebut tidak bisa mengakses

akunnya

21 Saya dan teman sebaya saya mem-block

akun seseorang agar orang tersebut tidak

dapat mengakses informasi mengenai kami

22 Saya ikut ambil bagian dalam

mengeluarkan seseorang dari suatu grup

online

Page 98: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

85

23 Saya tidak pernah mem-block akun orang

lain

SKALA II

Isilah pernyataan yang sesuai dengn diri anda, karena tidak ada jawaban yang

BENAR atau SALAH. Jawaban semua pernyataan adalah benar selama

menggambarkan diri anda. Pastikan semua pernyataan TERISI.

No Pernyataan Sangat

tidak

setuju

Tidak

seetuju

setuju Sangat

Setuju

1 Saya mampu menahan untuk tidak

membalas apabila ada teman yang

menghina di media sosial

2 Saya mampu menahan untuk tidak

mengajak teman ikut campur dalam

membully di jejaring sosial, forum

ataupun chat room

3 Saya langsung mengajak teman untuk ikut

membully orang lain apabila ada

pernyataan yang membuat saya kesal di

jejaring sosial, forum ataupun chat room

4 Saya tidak menanggapi pendapat negatif

di chat room kepada saya

5 Saya dapat mengontrol untuk membalas

fitnahan yang tidak sopan di media sosial

6 Saya akan memblok akun orang lain yang

membuat saya kesal di di jejaring sosial,

forum, ataupun chat room untuk tidak

Page 99: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

86

berteman lagi

7 Saya berpikir positif kepada teman yang

membuat pernyataan tidak sopan terhadap

saya

8 Saya menilai bahwa diri saya lebih positif

dibandingkan dengan penilaian negatif

pada diri saya

9 Saya percaya bahwa teman yang

menghina saya adalah bentuk kepedulian

atau niat baiknya kepada saya

10 Saya meyakini bahwa diri saya dikucilkan

di chat room saat teman-teman

11 Saya percaya bahwa membuat pernyataan

yang tidak sopan ataupun menghina

oranglain merupakan perbuatan dosa

12 Saya memutuskan unuk tetap dapat

berkomunikasi dengan baik dengan orang

yang mencetuskan pernyataan yang

negative terhadap saya

13 Saya memilih untuk tidak membalas

pernyataan yang negatif unuk menghindari

pertengkaran

14 Saya memilih untuk bersikap baik

terhadap siapapun di jejaring sosial, forum

ataupun chat room

15 Saya tidak konsisten dalam menanggapi

pernyataan orang yang negatif tentang

saya

Page 100: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

87

SKALA III

Isilah pernyataan yang sesuai dengn diri anda, karena tidak ada jawaban yang

BENAR atau SALAH. Jawaban semua pernyataan adalah benar selama

menggambarkan diri anda. Pastikan semua pernyataan TERISI.

No Pernyataan Sangat

tidak

seuju

Tidak

setuju

Setuju Sangat

Setuju

1 Guru menunjukan perilaku yang konsisen

dalam menerapkan aturan bagi siswa yang

menyakiti orang lain secara fisik atau lisan

2 Saya merasa aman secara fisik dalam

perjalanan berangkat dan pulang dari

sekolah

3 Terdapat aturan yang jelas bagi siswa

entang konsekuensi terhadap orang yang

menyakiti orang lain secara fisik dan lisan

di sekolah saya.

4 Saya merasa aman secara fisik di

lingkungan sekolah

5 Terdapat kejadian kekerasan fisik dan lisan

terhadap siswa secara berulang di sekolah

saya

6 Ada di daerah bagian sekolah yang

membuat saya tidak merasa aman secara

fisik

7 Saya menunjukan perilaku perbedaan satu

sama lain (jenis kelamin, ras, agama, cacat

fisik)

8 Guru saya memperhatikan saya saat saya

Page 101: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

88

mengalami masalah

9 Orang tua saya/wali saling berkomunikasi

dengan guru tenang aktivitas saya di

sekolah.

10 Saya merasa menjadi bagian komunitas

sekolah

11 Saat membandingkan dengan yang lain,

saya merasa mendapatkan perlakuan yang

tidak adil dari pihak sekolah

12 Saya memiliki cukup ruang di sekolah

unttuk berekspresi maupun olahraga

13 Kelas saya sangat nyaman

14 Saya memerlukan lebih banyak waktu

istirahat yang lebih panjang dari jadwal di

sekolah

15 Kelas saya penuh dan sesak

16 Jadwal harian saya di sekolah terlalu padat

17 Guru dan staf di sekolah saling menyapa

setiap bertemu

18 Guru-guru di sekolah saya saling

membantu satu sama lain jika ada kesulian

19 Ada guru yang menggunjing guru lain saat

di kelas

20 Hubungan guru dan staff kurang hangat

*TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA DAN MOHON PASTIKAN LAGI SEMUA

PERNYATAAN TERISI LENGKAP!*

Page 102: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

89

2. Lampiran Hasil Lisrel

2.1 Output CFA Cyberbullying

UJI VALIDITAS CBL

DA NI=23 NO= 185 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 14 X15 X16 X17 X18

X19 X20

X21 X22 X23

PM SY FI=CBL.COR

MO NX=23 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

CBL

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX

10 1

FR LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 LX 17 1 LX 18 1

LX 19 1 LX 20 1 LX 21 1 LX 22 1 LX 23 1

VA 0.07 TD 1 1

FR TD 3 2 TD 21 10 TD 11 1 TD 18 11 TD 17 10 TD 17 9 TD 16 10 TD 18

14 TD 19 10 TD 23 11 TD 10 7 TD 13 11

FR TD 17 5 TD 20 18 TD 11 2 TD 22 19 TD 6 2 TD 14 10 TD 20 6 TD 2 1

TD 3 1 TD 9 6 TD 21 20 TD 20 10 TD 15 13 TD 22 18 TD 13 12 TD 23 1

TD 9 1 TD 9 7 TD 11 7 TD 5 4 TD 12 2 TD 23 10 TD 22 1 TD 22 6

FR TD 21 11 TD 8 3 TD 14 8 TD 7 4

PD

OU SS TV MI

Page 103: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

90

2.2 Output CFA Behavioral Control

UJI VALIDITAS BEHAV

DA NI=6 NO= 185 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6

PM SY FI=BEHAV.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST

LK

CYBERBULLYING

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

PD

OU SS TV MI

Page 104: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

91

2.3 Output CFA Cognitive Control

UJI VALIDITAS COG

DA NI=5 NO= 185 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5

PM SY FI=COG.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

COGNITIVE

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

FR TD 5 4

PD

OU SS TV

Page 105: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

92

2.4 Ouput CFA Decisional Control

UJI VALIDITAS DECS

DA NI=4 NO= 185 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=DECS.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST

LK

DECS

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1

PD

OU SS TV

Page 106: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

93

2.5 Output CFA Safety

UJI VALIDITAS SAFE

DA NI=6 NO= 185 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6

PM SY FI=SAFE.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST

LK

SAFE

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

PD

OU SS TV MI

Page 107: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

94

2.6 Ouput CFA Interpersonal Relationship

UJI VALIDITAS INTERPERSONAL RELATIONSHIP

DA NI=5 NO=185 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5

PM SY FI=INREL.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST

LK

INREL

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

FR

PD

OU AD=OFF SS TV MI

Page 108: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

95

2.7 Ouput CFA Institutional Environtment

UJI VALIDITAS INTERPERSONAL ENVIRONMENT

DA NI=5 NO=185 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5

PM SY FI=INENV.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST

LK

INREL

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

FR

PD

OU AD=OFF SS TV MI

Page 109: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

96

2.8 Output CFA Leadership/Staff Relation

UJI VALIDITAS LEAD

DA NI=4 NO= 185 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=LEAD.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST

LK

LEAD

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1

PD

OU SS TV MI

Page 110: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

97

3. Lampiran Hasil Uji Hipotesis

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .407a .166 .128 8.86794823

a. Predictors: (Constant), JK, DECS, INENV, INREL, LEAD, SAFETY, COG, BEHAV

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2753.679 8 344.210 4.377 .000a

Residual 13840.729 176 78.641

Total 16594.408 184

a. Predictors: (Constant), JK, DECS, INENV, INREL, LEAD, SAFETY, COG, BEHAV

b. Dependent Variable: CBL

Page 111: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

98

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 73.196 6.619 11.058 .000

BEHAV -.214 .097 -.185 -2.206 .029

COG .085 .104 .068 .814 .417

DECS -.116 .110 -.097 -1.061 .290

SAFETY -.219 .104 -.174 -2.095 .038

INREL .125 .087 .112 1.437 .152

INENV .050 .073 .052 .683 .495

LEAD -.137 .086 -.126 -1.590 .114

JK -2.940 1.209 -.171 -2.433 .016

a. Dependent Variable: CBL

Page 112: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

99

Hasil Regresi Sumbangan Varians Tiap Variabel

a. Predictors: (Constant), BEHAV

b. Predictors: (Constant), BEHAV, COG

c. Predictors: (Constant), BEHAV, COG, DECS

d. Predictors: (Constant), BEHAV, COG, DECS,

SAFETY

e. Predictors: (Constant), BEHAV, COG, DECS, SAFETY, INREL

f. Predictors: (Constant), BEHAV, COG, DECS, SAFETY, INREL,

INENV

g. Predictors: (Constant), BEHAV, COG, DECS, SAFETY, INREL,

INENV, LEAD

Page 113: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

100

Hasil Uji Beda Kelamin

Report

CBL

JK Mean N Std. Deviation

PRIA 5.2495959

E1 74 12.56909281

WANITA 4.8336027

E1 111 6.24745180

Total 5.0000000

E1 185 9.49668366

Page 114: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
Page 115: PENGARUH KONTROL DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN JENIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41474/1/BESTARI... · Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat